MATERI PELAJARAN NO. 5 PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MATERI PELAJARAN NO. 5 PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN"

Transkripsi

1 MATERI PELAJARAN NO. 5 PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal -75/218

2 5. PERTOLONGAN PERTAMA 5.1. Beberapa pengertian/definisi Pengertian Pertolongan Pertama Pemberian pertolongan segera kepada penderita sakit atau cedera/kecelakaan yang memerlukan penanganan medis dasar. Pengertian Dasar Medis. Tindakan perawatan berdasarkan ilmu kedokteran yang dimiliki oleh orang awam atau orang awam yang terlatih secara khusus. Batasannya adalah sesuai dengan sertifikat yang dimiliki oleh Pelaku Pertolongan Pertama. Pelaku Pertolongan Pertama Pelaku Pertolongan Pertama adalah penolong yang pertama kali tiba di tempat kejadian yang memiliki kemampuan dan terlatih dalam penanganan medis dasar Tujuan Pertolongan Pertama a. Menyelamatkan jiwa penderita b. Mencegah cacat c. Memberikan rasa aman dan menunjang proses penyembuhan 5.3. Dasar Hukum Diatur dalam KUHAP (Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana) yaitu mengenai Pelanggaran tentang orang yang perlu ditolong, diatur dalam Pasal 531 KUHAP yang berbunyi : Barang siapa menyaksikan sendiri ada orang di dalam keadaan bahaya maut, lalai memberikan atau mengadakan pertolongan kepadanya, sedang pertolongan itu dapat diberikan atau diadakannya dengan tidak akan mengkhawatirkan, bahwa ia sendiri atau orang lain akan kena bahaya dihukum kurungan selama-lamanya tiga bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp 4.500,- Jika orang perlu ditolong itu mati, diancam dengan KUHAP 45, 165, 187, 304, 478, 525, 566 Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal -76/218

3 Catatan Implementasi di Lapangan : Pasal ini berlaku, apabila Pelaku Pertolongan Pertama dapat melakukan tanpa membahayakan keselamatan dirinya dan orang lain. Kerahasiaan Medis Penderita Diatur dalam Pasal 322 KUHAP yang berbunyi : 1. Barang siapa dengan sengaja membuka sesuatu rahasia yang wajib menyimpannya oleh karena jabatan atau pekerjaannya baik yang sekarang maupun yang dahulu, dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya sembilan bulan atau dengan denda sebanyak-banyaknya Rp ,- 2. Jika kejahatan itu dilakukan dengan cara tertentu, maka perbuatan itu hanya dapat dituntut atas pengaduan orang itu. Persetujuan Tindakan Pertolongan Ada 2 (dua) bentuk persetujuan antara lain : a. Persetujuan yang dianggap diberikan, tersirat (Implied Consent) b. Persetujuan yang dinyatakan (Expressed Consent) Persetujuan diberikan : penderita dalam keadaan sadar memberikan isyarat yang mengizinkan tindakan pertolongan dilakukan atas dirinya. Dan dalam keadaan gawat darurat (emergency) yaitu penderita dalam keadaan tidak sadar. Persetujuan yang dinyatakan : Persetujuan dinyatakan dalam secara lisan atau secara tertulis oleh penderita (tertulis). Dasar Hukum PMI PMI dapat menyelenggarakan Pertolongan Pertama, pelatihan dan Pos Pertolongan Pertama diatur dalam peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 023/Birhub/1972 Kewajiban Pelaku Pertolongan Pertama : a. Menjaga keselamatan diri, anggota tim, penderita dan orang sekitarnya b. Dapat menjangkau penderita c. Dapat mengenali masalah d. Meminta bantuan/rujukan e. Memberikan pertolongan dengan cepat dan tepat f. Membantu Pelaku Pertolongan Pertama g. Ikut menjaga kerahasiaan medis penderita Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal -77/218

4 Kualifikasi Pelaku Pertolongan Pertama a. Jujur dan bertanggung jawab b. Berlaku professional c. Kematangan emosi d. Kemampuan bersosialisasi e. Kondisi fisik baik f. Mempunyai rasa bangga Peralatan Dasar Pelaku Pertolongan Pertama (PP) Peralatan Dasar yang dipergunakan oleh pelaku PP disebut Alat Perlindungan Diri (APD). Prinsip menghadapi darah dan cairan tubuh antara lain darah dan semua cairan tubuh sebagai media penularan penyakit (Hepatitis, TBC, HIV/AIDS) Beberapa APD yang digunakan antara lain : 1. Sarung tangan karet 2. Kacamata pelindung 3. Masker penolong 4. Masker Resusitasi 5. Helm 6. Rompi pelindung Peralatan Pertolongan Pertama a. Penutup muka (kassa steril, bantalan kasa) b. Pembalut (verban, mitella, plester) c. Cairan antiseptic (Alkohol 70 %, Betadine) d. Cairan pembersih (Boorwater) e. Peralatan Stabilitasi (bidai, spinal panjang) f. Gunting pembalut g. Pinset h. Senter i. Stateskop Tensimeter, Neck Collar, tandu Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal -78/218

5 5.4. Penilaian Penilaian keadaan a. Bagaimana kondisi sesuatu? b. Kemungkinan apa saja yang akan terjadi? c. Bagaimana mengatasinya? Penilaian dini a. Kesan Umum (penentuan kasus Trauma dan Medis) b. Pemeriksaan respon (Awas Suara Nyeri Tidak respon) c. Memastikan jalan nafas terbuka - Teknik angkat dagu tekan dahi (pasien respon) - Teknik pendorongan rahang bawah (pasien tidak respon) d. Menilai pernafasan (Lihat Dengar Rasakan selama 3-5 detik) e. Menilai sirkulasi selama 5 10 detik dan menghentikan pendarahan hebat - Memeriksa nadi radial / pergelangan tangan (dewasa ada respon) - Memeriksa nadi brakial / bagian dalam lengan atas (bayi ada respon) - Memeriksa nadi karotis / leher (dewasa tidak ada respon) - Memeriksa nadi brakial (bayi tidak ada respon) f. Menghubungi bantuan Mintalah bantuan kepada orang lain untuk melakukannya atau lakukan sendiri Pemeriksaan fisik a. Penilaian Terarah Tujuan : agar penolong dapat melaksanakan penatalaksanaan yang terbaik sesuai dengan keadaan yang dihadapi (sikap profesional) Kasus trauma : Tanda pada umumnya terlihat dengan jelas dan teraba kecuali penderita mengalami cidera bagian tubuh Teliti kasusnya dengan signifikan atau tidak signifikan Kasus medis : Berupa gejala yang dirasakan oleh penderita dengan wawancara untuk menentukan riwayat penderita. Teliti kasusnya berdasarkan ada tidaknya respon perderita dan pemeriksaan vital. Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal -79/218

6 b. Prinsip pemeriksaan fisik ada dua hal, yaitu : 1. Pemeriksaan yang meliputi seluruh tubuh penderita dengan tujuan menemukan berbagai tanda. 2. Pemeriksaan fisik dilakukan sistematis dan berurutan dari ujung kepala sampai ujung kaki. Teknik pemeriksaan fisik : LIHAT, BANDINGKAN, DAN RABA Tindakan yang melibatkan panca indera kita berupa : a. Penglihatan (inspeksi) b. Perabaan (palpasi) c. Pendengaran (auskultasi) Pada penderita cedera, harus dicari adanya : 1. Perubahan bentuk (P) 2. Luka terbuka (L) 3. Nyeri tekan (N) 4. Bengkak (B) Urutan pemeriksaan fisik antara lain : Kepala (kulit kepala, tulang tengkorak, tulang wajah, telinga, hidung, mata, mulut), leher, dada, perut, punggung, anggota gerak atas dan bawah. Periksa tanda vital pada penderita. Tanda Vital Parameter yang digunakan dalam dua tanda vital adalah : 1. Denyut Nadi Normal (Jam tangan selama 15 detik) - Bayi : kali/menit - Anak : kali/menit - Dewasa : kali/menit 2. Frekuensi Pernafasan Normal (Jam tangan selama 30 detik) - Bayi : kali/menit - Anak : kali/menit - Dewasa : kali/menit 3. Suhu Tubuh Normal : 37 derajat celcius (Thermometer dan perabaaan dengan punggung tangan) Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal -80/218

7 4. Tekanan Darah Normal (Tensimeter dan Stetoskop) - Sistolik : mmhg - Diastolik : mmhg 5. Kulit (lembab, kering, berkeringat) Riwayat penderita Wawancara dengan penderita, keluarga atau saksi mata terutama kasus medis Untuk memudahkan, dikenal dengan akronim K O M P A K K : Keluhan Utama (Gejala dan tanda) O : Obat-obatan yang diminum M : Makanan / minuman terakhir P : Penyakit yang diderita A : Alergi yang dialami K : Kejadian Pemeriksan bekala atau lanjut Penanggulangan pemeriksaan dari awal sebelum petugas medis datang ke lokasi kejadian. Secara umum lakukan pemeriksaan berkala meliputi : - Keadaan respon - Nilai kembali jalan nafas, perbaiki jika perlu - Nilai kembali pernafasan, frekuensi dan kualitasnya - Periksa kembali nadi penderita - Nilai kembali keadaan kulit : suhu, kelembaban dan kondisinya dari ujung kepala sampai kaki - Periksa kembali secara seksama - Periksa kembali ketatalaksanaan penderita (pembalutan, pendarahan, dan pembidaian) Periksa selalu tanda vital, cacat setiap perubahan yang terjadi. Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal -81/218

8 Pelaporan Setiap tindakan dan pemeriksaan harus dicatat secara singkat dan jelas dan sebagai bahan rujukan. Dalam laporan sebaiknya dicatat antara lain : - Umur dan jenis kelamin penderita - Keluhan utama - Tingkat respon - Keadaan jalan nafas - Pernafasan - Sirkulasi - Pemeriksaan fisik yang penting - KOMPAK yang penting - Pentatalaksanaan pertolongan - Perkembangan lain yang penting 5.5. Luka bakar Penyebab - Thermal (suhu > 60 derajat Celcius) - Kimia (asam/basa kuat) - Radiasi Pertolongan luka bakar 1. Luka bakar derajat satu (permukaan) Ciri-cirinya : - Warna kemerahan, nyeri dan bengkak - Lapisan kulit paling atas (kulit ari) 2. Luka bakar derajat dua (sedikit lebih kedalam) Ciri-cirinya : - Lapisan kulit yang rusak dan lapisan dibawahnya terganggu - Adanya gelembung berisi cairan, bengkak, kulit kemerahan, lembab dan rusak Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal -82/218

9 3. Luka bakar derajat tiga (ke dalam jaringan tulang) Ciri-cirinya : - Lapisan yang kena tidak terbatas, bahkan dapat sampai ke tulang dan organ - Warna kulit hitam dan gosong, kulit tampak kering, pucat - Mati rasa karena kerusakan syaraf - Tidak menimbulkan rasa nyeri Luas permukaan tubuh Penanganan dan penentuan derajat luka bakar luas permukaan tubuh yang mengalami luka bakar sangat berperan. Pedoman untuk mengetahui luas daerah yang terbakar dilakukan dengan Hukum Sembilan yaitu membagi daerah tubuh dengan prosentase 9 (sembilan) perdaerah tubuh. Hukum Sembilan Pada Dewasa DAERAH TUBUH 1. Kepala 9 % 2. Badan bagian depan atas 9 % 3. Badan bagian depan bawah 9 % 4. Badan bagian belakang atas 9 % 5. Badan bagian belakang bawah 9 % 6. Lengan kiri 9 % 7. Lengan kanan 9 % 8. Tungkai kanan bagian depan 9 % 9. Tungkai kanan bagian belakang 9 % 10. Tungkai kiri bagian depan 9 % 11. Tungkai kiri bagian belakang 9 % 12. Kemaluan 9 % Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal -83/218

10 Hukum Sembilan Pada Anak-anak DAERAH TUBUH 1. Kepala 18 % 2. Badan bagian depan atas 9 % 3. Badan bagian depan bawah 9 % 4. Badan bagian belakang atas 9 % 5. Badan bagian belakang bawah 9 % 6. Lengan kanan depan 4,5 % 7. Lengan kanan belakang 4,5 % 8. Lengan kiri depan 4,5 % 9. Lengan kiri belakang 4,5 % 10. Tungkai kanan bagian depan 7 % 11. Tungkai kanan bagian belakang 7 % 12. Tungkai kiri bagian depan 7 % 13. Kemaluan 7 % Kategori luka bakar 1. Luka bakar ringan - Tidak mengenai wajah, tangan, kaki, sendi, kemaluan, atau saluran nafas - Luka bakar derajat tiga < dari 2 % luas permukaan tubuh - Luka bakar derajat dua < dari 15 % luas permukaan tubuh - Luka bakar derajat satu < dari 50 % luas permukaan tubuh - Luka bakar derajat dua < dari 10 % luas permukaan tubuh 2. Luka bakar sedang - Tidak mengenai wajah, tangan, sendi, kemaluan, dan saluran nafas - Luka bakar derajat tiga antara 2 % - 10 % luas permukaan tubuh - Luka bakar derajat dua antara 15 % - 30 % luas permukaan tubuh - Luka bakar derajat satu > dari 50 % luas permukaan tubuh Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal -84/218

11 3. Luka bakar berat - Luka bakar disertai cedera saluran nafas - Luka bakar derajat tiga pada wajah, tangan, kaki, sendi, kemaluan dan saluran nafas - Luka bakar derajat tiga diatas 10 % luas permukaan tubuh - Luka bakar derajat dua lebih dari 30 % luas permukaan tubuh - Luka bakar disertai nyeri, bengkak serta perubahan bentuk alat gerak - Luka bakar meliputi satu bagian tubuh seperti lengan, tungkai dan dada - Semua luka derajat tiga > 20 % pada anak-anak dapat mengakibatkan syok Luka bakar dua seluas 20 % pada luka bakar pada orang dewasa dapat mengakibatkan syok Luka bakar derajat dua seluas 10 % pada anak-anak dapat mengakibatkan syok Beberapa hal yang harus diperhatikan!!! 1. Luka bakar yang disebabkan listrik dan kimia 2. Daerah wajah yang terkena : wajah, tangan dan kaki, kemaluan, bokong, paha bagian dalam, sendi (cacat tubuh) 3. Usia kurang dari lima tahun atau lebih dari 55 tahun, dianggap berat Penanganan luka bakar Nilai keamanan tempat kejadian dan keselamatan penolong * Hentikan proses luka bakarnya (alirkan air dingin) Lepaskan pakaian dan perhiasan kecuali melekat pada tubuh Tentukan derajat berat luka bakar selama pemeriksaan fisik Hitung derajat luka bakar selama pemeriksaan fisik Hitung derajat luka, luas permukaan tubuh, lokasi luka dan faktor komplikasi dan kemungkinan cedera lain. Tutup luka bakar (kasa steril), jangan gunakan lemak, salep cairan antiseptik dan es Jagalah kehangatan tubuh pasien Rujuk ke rumah sakit Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal -85/218

12 Penanganan luka bakar serius 1. Luka Bakar Kimia Nilai keamanan tempat kejadian dan keselamatan diri penolong * Segera siram dengan air sebanyak-banyaknya > 20 menit Jangan menyirami bahan kimia yang beraksi kuat dengan air misalnya kaustik soda Bila mengenai mata, siram dengan air mengalir dan lepaskan lensa kontak Minimalkan kontaminasi lanjut dengan aliran air 2. Luka Bakar Listrik Luka bakar listrik yang harus diwaspadai adalah terjadinya henti nafas dan henti jantung, serta kerusakan jaringan syaraf dan organ dalam. Gejala dan tanda syok listrik antara lain : a. Perubahan status mental dan respon b. Tampak luka bakar berat c. Pernafasan dangkal, tidak teratur atau tidak ada d. Denyut nadi lemah e. Patah tulang majemuk karena kontraksi otot Penanganan luka bakar listrik a. Nilai keamanan tempat kejadian dan keselamatan diri penolong b. Lakukan penilaian dini c. Periksa dan cari luka bakar di daerah listrik masuk dan keluar d. Atasi syok, bila ada e. Lakukan RJP jika diperlukan f. Rujuk ke RS terdekat 3. Luka bakar Inhalasi Luka bakar yang terjadi karena menghirup udara panas, asap atau bahan racun yang masuk ke ruangan nafas. Gejala dan tanda antara lain : a. Bulu hidung hangus terbakar b. Luka bakar pada wajah c. Butir arang karbon dalam cairan ludah d. Bau asap pada pernafasan Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal -86/218

13 e. Kesukaran bernafas f. Pernafasan berbunyi g. Serak,batuk dan sukar bicara h. Kulit kebiruan i. Gerakan dada terbatas Penanganan luka bakar inhalasi Nilai keamanan tempat dan keselamatan penolong. Pindahkan penderita ke tempat yang aman. Berikan oksigen, oksigen yang dilembabkan. Penilaian dini terutama jalan nafas. Lakukan pernafasan buatan. Hati-hati pemberian oksigen di daerah kebakaran, pastikan penderita sudah aman untuk mencegah reaksi antara api dan oksigen Balut- membalut (verbandleer) I. Balut membalut 1. Macam pembalut - Kain segitiga (mitella) - Plester (Kleefpleister) - Pembalut pita biasa (Zwachtel) 2. Guna pembalut Untuk penutup : - Supaya jangan kena cahaya - Supaya jangan kena debu atau kotoran II. Macam-macam Pembalut 1. Kain segitiga Kain segitiga dibuat dari kain putih yang tidak berkapur (mori), kelihatannya tipis, sifatnya lemas, dan keadaanya kuat. Cara menggunakan kain segitiga : Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal -87/218

14 - Dilebarkan : Untuk membalut anggota badan yang berbentuk tangan, untuk pembalut atau pembungkus : dada, panggul, punggung, perut, kaki, dan tangan. - Cara dilipat-lipat menyerupai dasi panjang Dipergunakan untuk pembalut anggota yang bundar (circle) bulat panjang (cylinder, bulat panjang lonjong (kegel) dan persendian. - Cara yang dibelah setengah dari tingginya. Kain segitiga yang dinamakan Plantenga. Digunakan istimewa untuk membalut mammae, selain itu untuk membalut punggung dan pinggul. - Cara dilipat-lipat dari alas sampai setengah tingginya. Digunakan untuk membalut persendian - Cara dibelah kiri-kanan sejajar dengan alas. Digunakan untuk bermacam-macam Funda. Cara menyimpulkan kain segitiga ada 2 macam : 1. Simpul laki-laki Simpul ini mempunyai bentuk rata dan ceper, akibatnya tidak menekan pada kulit. 2. Simpul perempuan Simpul macam ini berbentuk bulat sehingga menekan pada kulit. 2. Plester (Kleefpleister) Pembalut pita bergetah ini digunakan untuk : - Perekatan kain kassa yang dilipat pada kulit Kalau ada luka-luka kecil yang tidak banyak mengeluarkan darah, atau ulcus dan bisul. Sesudah dipakaikan obat lalu ditutup dengan kassa yang dilipat, lalu direkatkan pada kulit dengan plester. Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal -88/218

15 - Balutan penarik Kalau ada tulang yang patah, kadang dipasang balutan penarik. Selain untuk patah dipakai untuk sendi yang menderita coccitis (radang sendi paha) dan gonitis (radang sendi lutut). - Untuk fiksasi Untuk patah tulang costa yang menembus kulit, biasanya direkatkan plester mulai dari tulang punggung melalui costa yang patah sampai sernum. - Untuk Beunton. Apabila ada luka lama atau ulcus yang lebar jarak antara kedua pinggirnya, dipasang beunton. Maksudnya supaya kedua belah pinggir luka itu, lekas menjadi rapat atau lekas tertutup. Cara demikian dipakai juga bila ada hernia di pusar anak kecil. 3. Pembalut pita biasa (Zwachtel) Pembalut pita biasa terdiri atas bermacam-macam bahan. Tiap bahan dipergunakan untuk keperluan yang berbeda. a. Pembalut kain kassa Tipis dan jarang : untuk luka sederhana, pembalut basah, pembalut ulcus, bahan pembuat pembalut gips. b. Pembalut Cambrics Serupa dengan pembalut kain kassa, bedanya benangnya lebih kasar dan tebal. Penggunaannya sama dengan kain kassa. c. Pembalut kain kassa bertajin (stiifsel-verband) Dibuat dari kain kassa tapi mengandung tajin, oleh sebab itu jadi kaku. Kalau hendak dipakai pembalut ini direndam dulu dalam air hangat, sesudah basah lalu diperas, gunanya supaya tajin jadi lengket. Dipakai untuk memperbaiki curcular gips yang sudah mulai rusak. d. Pembalut katun. Dipakai untuk. Juga dapat digunakan untuk pembalut, penekan, dan balutan penarik, tetapi hasilnya kurang memuaskan. Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal -89/218

16 e. Pembalut flanel Untuk balutan penekan, balutan penarik dan. f. Pembalut ideal Rupanya seperti kaus, sifatnya elastis. Dipakai untuk balutan penekan, teristimewa kalau ada haematom juga dipakai untuk pembalut amputatie dan trepanatie. g. Pembalut Tricot Rupanya seperti kaus, agak elastis ditengahnya terbuka. Dipakai untuk pembalut amputatie, trepanatie, dan untuk membuat ranselverband. h. Pembalut cepat (snelverband) Pembalut cepat dari pabrik sudah dibuat steril. Biasanya dipakai untuk i. Pembalut Gips Dibuat untuk pembalut kain kassa yang telah dibubuhi tepung gips diatasnya, lalu digulung. Menggulung pembalut gips harus agak longgar supaya air mudah masuk dalam gulungan, waktu direndam dalam air hangat bila hendak dipakai. Pembalut gips dipakai untuk pengobatan lebih lanjut, jika ada tulang yang patah terutama tangan dan kaki. Tujuannya untuk fiksasi tulang yang patah atau sendi yang meradang. j. Pembalut Martine Terbuat dari karet, oleh sebab itu sangat elastis. Dipakai untuk balutan keras (afbinding) dan balutan setengah keras (stuwing). Dinamakan menurut nama dokter yang pertama membuatnya. III. Cara menggunakan kain segitiga. 1. Membalut kepala cara capitum parvum triangulare Letakkan kain segitiga di atas kepala dengan sudut puncak menutupi hidung. Pinggir alas dilipat-lipat, sampai lipatan itu terletak rapat di belakang kepala. Ujung kiri dan kanan ditarik ke muka melalui pangkal kuping sebelah atas, kemudian disimpulkan di atas dahi, mendidih ujung puncak tadi. Pinggir kiri dan kanan ditarik-tarik supaya licin dan rata. Kemudian ujung sudut puncak yang menutupi hidung tadi ditarik ke atas kepala lalu dipeniti. Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal -90/218

17 Guna balutan ini adalah untuk pembungkus kepala bila ada luka kecil, juga untuk membungkus kepala bagian wanita, bila akan dioperasi. 2. Membalut kepala cara Fascia Nadosa (pospakket) Guna balutan ini adalah untuk pertolongan pertama bila di bagian pelipis terdapat luka yang mengeluarkan darah. Luka ditutup dengan bahan steril lalu ditutup dengan kapas. Di atas tersebut diletakkan sepotong kayu gabus, setelah itu kain segitiga yang telah dilipat diletakkan di bawah dagu kemudian kedua ujungnya ditarik ke atas melalui muka kuping. Ujung yang satu melalui daerah tulang pelipis yang tidak sakit, terus ke atas kepala, turun ke bagian tulang pelipis yang sakit di atas kayu gabus tadi. Kemudian kedua ujung kain segitiga disilangkan sehingga satu dari ujung kain segitiga tadi menuju ke dahi dan satu lagi menuju ke belakang kepala. Kedua ujungnya dipertemukan di bagian tulang pelipis yang tidak sakit lalu disimpulkan tepat di atas kain balutan yang pertama. Perlunya disilangkan lagi di atas kayu gabus tadi supaya kayu tadi lebih keras menekan pada luka itu sehingga darah tidak keluar lagi. Fascia Nadosa ini dapat dipakai pula untuk fiksasi sendi rahang, untuk membalut kuping, atau untuk membalut kompres basah dari luar pada orang sakit gigi. 3. Funda Funda terdiri dari kain segitiga, sisi kaki kiri dan kanannya dibelah kira-kira 6-10 cm, lebarnya dari sisi alas di sebelah masing-masing 1/3 dari panjang sisi alas. Pengunaan funda : - Membalut dagu secara funda maxillae - Membalut hidung secara funda nasi - Membalut dahi secara funda frontis - Membalut belakang kepala (funda occipitis) - Membalut tumit (funda calcenei) 4. Membalut dada Kain segitiga yang dipakai untuk pembalut dada biasanya dilebarkan saja. Gunanya untuk menutup luka atau ulcus yang sudah diobati. Ujung puncak kain segitiga harus terletak di atas bahu, sisi alas dari kain segitiga dirapatkan pada bagian antara perut dengan dada. Sedangkan Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal -91/218

18 kedua ujung sudut alas masing-masing ditarik ke punggung lalu disimpulkan. Ujung puncak tadi dari atas bahu ditarik ke punggung lalu disimpulkan dengan salah satu sudut alas. 5. Membalut punggung Sama caranya dengan untuk dada, hanya memasangnya terbalik. 6. Membalut secara plantenga Plantenga biasanya dipakai untuk membalut dada wanita yang mengalami mastitis. Biasanya keadaan ini terdapat pada wanita yang baru melahirkan. Wanita dengan mastitis bila buah dadanya tergantung saja biasanya terasa sangat sakit. Oleh sebab itu dibalut dengan cara plantenga. - Penunjang mammae cara plantenga Bagian mammae yang sakit dipakaikan kompres basah. Setelah itu plantenga diletakkan di atas dada pasien tersebut. Ujung yang telah dibelah dihadapkan ke atas, disilangkan di leher, lalu diikatkan di samping bawah leher. Sisi alas plantenga itu diletakkan di pangkal mammae dan kedua ujung sudut plantenga masing-masing ditarik ke punggung, lalu disimpulkan. Fungsi dari balutan ini adalah untuk mengurangi rasa sakit. - Penekan buah dada cara Plantenga Plantenga ini dilebarkan di punggung, ujung puncak yang terbelah masing-masing diletakkan melewati bahu, sehingga pangkalnya yang dibelah terletak di pangkal leher. Ujung sudut alas ditarik ke dalam melalui ketiak lalu disimpulkan dengan ujung puncak di bagian bahu sebelah depan, sehingga mammae tertarik dan tertekan. Ujung sudut kiri disimpulkan dengan belahan ujung puncak kanan, ujung sudut kanan disimpulkan dengan belahan ujung puncak kiri, sehingga terjadi silang. Gunanya untuk penutup atau penekan mammae yang sakit. - Membungkus perut cara Plantenga Ujung puncak dihadapkan ke bawah. Kedua ujung dari sudut alas, masing-masing ditarik ke pinggang, lalu disimpulkan. Ujung puncak yang sudah dibelah masing-masing ditarik ke bawah terus ke belakang melalui sela paha, setelah itu kedua ujung puncak masing-masing disimpulkan pada ujung sudut alas di pinggang tadi. Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal -92/218

19 7. Membalut sendi siku Kain segitiga dilipat-lipat, bagian tengahnya diletakkan di tengah-tengah siku, kedua ujung diarahkan ke perlipatan siku. Di perlipatan siku kedua ujung kain segitiga itu bertemu, ujung dari atas terus menuju ke bawah, ke daerah siku agak ke atas sedikit. Ujung yang dari bawah terus ke atas, menuju daerah siku agak ke bawah siku sedikit. Dari sana, masing-masing menuju kembali ke tengah-tengah perlipatan siku, lalu di sana disimpulkan. Guna dari balutan ini untuk penekan dan penutup daerah siku yang sakit. 8. Membalut sendi pergelangan tangan Kain segitiga dilipat terlebih dahulu. Setelah itu bagian tengah kain segitiga diletakkan di telapak tangan. Ujung yang satu melewati sela ibu jari dan telunjuk, terus ke punggung tangan, menuju pergelangan tangan sebelah luar. Ujung yang lain, dari pinggir telapak tangan sebelah luar naik ke punggung. Terus menuju ke pergelangan tangan sebelah dalam. Masingmasing mengitari daerah pergelangan tangan, kemudian disimpulkan. Guna balutan ini untuk penutup-penekan luka di daerah pergelangan tangan. 9. Membalut tangan seluruhnya Kain segitiga dilipat mulai dari alas sampai 2-3 kali. Di atasnya diletakkan tangan yang akan dibalut. Pinggir alas tadi letaknya kira-kira di bagian pergelangan tangan. Setelah itu puncaknya dilipatkan ke punggung tangan. Kemudian sisi kanan dan sisi kiri kain dilipat, dibelitkan beberapa kali pada pergelangan tangan, kemudian disimpulkan di sana. Guna balutan ini sebagai penutup pada luka yang telah diobati. 10. Kain segitiga untuk menggendong tangan Gunanya untuk menggendong atau penahan tangan yang sakit. Apabila tangan tersebut patah, maka letak tangan dalam gendongan itu harus rata dari ujung siku sampai ke ujung tangan. Kalau disebabkan luka, maka letak tangan dalam gendongan itu agak lebih tinggi ke ujung tangan, gunanya untuk mengurangi pendarahan. Sebelum digendong, lukanya terlebih dahulu diobati dan dibalut. Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal -93/218

20 Pembungkus Kepala (Capitum pervum triangulare) Membalut kepala (secara Fascia Nadosa) Membalut dahi (Funda Frontis) Membalut dahi Membalut dagu(funda maxillae) Membalut hidung (Funda Nasi) (Funda Frontis) Membalut belakang kepala (Funda Occipitis) Membalut tumit secara Funda A. Membalut dada B. Membungkus dada A. Membungkus punggung B. Membungkus punggung Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal -94/218

21 B. Mitella = Penggendong tangan A. Permulaan pengerjaan Penggendongan C. Mitella = Penggendongan tangan selesai Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal -95/218

22 Membalut sendi Membalut sendi pergelangan tangan Membalut tangan seluruhnya Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal -96/218

23 A B C A. Pembalut berkepala Satu B. Pembalut berkepala dua C. Pembalut berkepala tiga A. Pembalut berkepala satu B. Pembalut berkepala dua Fascia Uniens Fascia Uniens A. Membalut kepala B. Membalut kepala C. Membalut kepala secara Fascia D. Membalut kepala cara Fascia Sagitalis cara Fascia Sagittalis Sagittalis dilakukan secara cara Sagittalis berturut-turut 2 atau 3 kali (selesai) Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal -97/218

24 IV. Pembalut Pita Biasa (Zwachtel) Macam-macam pembalut pita : - Berkepala Satu - Berkepala dua - Berkepala tiga Cara membalut : - Biasanya jalannya pembalut dari kiri ke kanan - Balutannya harus menutup dan pinggirnya harus rapat - Balutan tidak boleh kendor, akibatnya merosot atau terlepas - Balutan tidak boleh terlalu kencan, akibatnya adalah stuwing Zwachtel untuk pembalut kepala ada bebarapa macam : - Pembalut cara Fascia Uniens, memakai pembalut berkepala satu/dua - Pembalut cara Fascia Sagitalis, memakai pembalut berkepala tiga - Cara Mitra Hyppokratis (Fascia Capitalis), memakai satu/dua pembalut - Cara Capistrum, memakai pembalut berkepala satu - Cara Fascia Nadosa (Pospakket), harus memakai pembalut berkepala dua - Mata satu (Monoculus) atau mata dua (Bonaculus) - Membalut telinga cara korner Macam-macam pembalut untuk bentuk anggota : - Bentuk bulat panjang (cylinder)dengan cara : a. Balut Biasa (dolabra currens) b. Balut pucuk rebung (dolabra reversa) - Bentuk bulat panjang lonjong (kegel), dengan cara : a. balut pucuk rebung (dolabra reversa) b. Balut belit ular (dolabra repens) - Untuk persendian dipakai cara : a. Balut silang (spica) b. Balut penyu (testudo) Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal -98/218

25 A. Membalut kepala cara Mitra B. Membalut kepala cara Mitra Hyppokratis Hyppokratis (Fuscia Capitalis) (Fascia Capitalis) satu pembalut A. Membalut kepala cara Mitra Hyppokratis (Fascia Capitalis) dua pembalut B. Membalut kepala cara Mitra Hyppokratis (Fascia Capitalis) dua pembalut Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal -99/218

26 A. Lingkaran Pertama B. Ke dagu C. Ke belakang leher D. Ke belakang leher dan naik E. Memindahkan lingkaran ke-2 yaitu dari haluan belakang kepala dagu ke melanjutkan belakang kepala lingkaranlingkaran pendahulu F. Membalu selesai G. Membalut kepala cara Capistrum A. Membalut mata Satu B. Membalut mata satu (Monoculus) selesai Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal -100/218

27 Membalut telinga cara Korner B C A (2 X) Membalut betis secara pucuk rebung menaik Membalut lengan atas 1. A.. (2 X) (Dolabra Currents Humeri 2. B. (naik) Ascendens) 3. C. (dilipat ke bawah) Membalut betis secara pucuk rebung 4. B. lagi dan seterusnya menurut Dolabra reversa crutis descendent 5. D. (2 X) penutup C A (2 X) B. Membalut betis secara belit ular (Dolabra Currens) Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal -101/218

28 C Pembalut sendi pergelangan kaki = Spica Pedis Ascendens 1. A. (2 X) A. Siku tertutup B. Berganti-ganti C. Membalut sendi siku cara 2. (naik) atas-bawah (siku) Testudo Cubiti Resersa (selesai) 3. (turun) 4. lagi dan seterusnya Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal -102/218

29 5.7. Fraktur (patah tulang) Pendahuluan Terjadi pada tulang yang mengalami tekanan. Pada dasarnya seseorang yang mengalami fraktur akan mengalami kesulitan untuk menggerakkan bagian yang cedera, rasa sakit yang luar biasa, bisa disertai pendarahan atau tidak. Ada bebarapa jenis fraktur, fraktur terbuka, fraktur tertutup, fraktur sederhana, Comminuted Fracture, fraktur stabil, fraktur tidak stabil. Fraktur terbuka sangat mudah mendiagnosisnya, yaitu terdapat tulang yang menembus keluar. Sedangkan untuk mendiagnosis fraktur tertutup agak sukar, karena tulang yang patah tidak menonjol keluar. Fraktur sederhana apabila tulang yang patah hanya pada satu garis, lain lagi dengan comminuted fraktur, disini terjadi patah tulang dengan bagian yang patah terdapat tulang yang terpecah-pecah. Fraktur stabil terjadi apabila terdapat tulang yang patah, tetapi antara tulang tersebut tertekan oleh tekanan yang kuat dan bertemu pada bagian yang tepat sehingga sepertinya tulang tidak patah. Hal ini dapat menyebabkan penderita tetap dapat berjalan meskipun dengan rasa sakit yang luar biasa. Fraktur yang tidak stabil adalah tulang dimana bagian tulang yang patah tidak bertemu dengan tepat. Diagnosa fraktur 1. Perhatikan bagian yang cedera apakah ada benjolan/tulang keluar/normal. 2. Raba pada bagian yang cedera, sakit atau tidak. Penderita patah tulang biasanya merasa sakit. 3. Bila patah tulang biasanya penderita tidak bisa menggerakkan bagian bawah dari tulang tersebut. 4. Apabila terjadi fraktur, perhatikan vital sign, karena pada tulang, patahan tulang, dapat merusak pembuluh darah disekitarnya dan syaraf. Sehingga biasanya bagian tulang bawah akan menjadi pucat/biru. Lakukan sensation test, yaitu menguji bagian bawah cedera masih dapat merasakan atau tidak. Kalau tidak, berarti patah tulang. 5. Apabila terjadi fraktur tertutup, biasanya hanya terdapat benjolan (bedakan dengan benjolan yang bukan patah tulang), rasakan konturnya dan perhatikan bentuknya, bandingkan dengan bagian yang sama dengan yang tidak cedera. Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal -103/218

30 6. Jangan lupa tanyakan riwayat kejadian pada penderita. Pertolongan fraktur 1. Bila ada luka bersihkan dahulu lukanya 2. Jangan mobilisasi bagian cedera 3. Bila kurang mampu, jangan mencoba-coba untuk mengembalikan tulang yang patah pada tempatnya 4. Imobilisasi dengan teknik bidai yang benar 5. Bawa ke Rumah Sakit Pertolongan penderita dislokasi (tulang bergeser dari mangkuk sendi) sama dengan pertolongan penderita fraktur. Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal -104/218

31 Gbr Jenis Fraktur A B C Simple Fracture Greenstick Fracture Comminuted Fracture Closed Fracture Open Fracture D E Gbr Menghentikan pendarahan Bleeding from the arm (A) is bandaged with Should blood seep though another pad (C + D) the knot away from the bleeding site (B) is bandaged into place (E + F) over the stop A D B C E Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal -105/218

32 Gbr Dislokasi sendi bahu Gbr Bidai untuk Dislokasi Sendi Bahu Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal -106/218

33 Gbr Tanda Patah Tulang Normal Closed Fracture Open Fracture Gbr Bidai Pergelangan Tangan Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal -107/218

34 Gbr Bidai Lengan dan Kaki Gbr Imobilisasi Kaki untuk pertolongan Cedera Pelvis Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal -108/218

35 Gbr Teknik Bidai Kaki Gbr Penyangga untuk patah tulang lengan bawah A B C Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal -109/218

36 Gbr Membalut luka terbuka B A C D Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal -110/218

37 Gbr Penyangga untuk Fraktur Collarbone A B Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal -111/218

38 Gbr Stabilisasi leher A Place of rolled up blanket (or piece of clothing) ander neck it self (A), while walking boots can be arranged to stop sideways movement (B). B Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal -112/218

39 Gbr Bidai Leher A B C Roll up blanket (A), wrap it around the casualty s troat (B) (without impairing breathing) and then tie it at the front (C) Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal -113/218

40 Gbr Imobilisasi Benda AsinG Kram / Cramp Terjadi apabila banyak penumpukan asam laktat, kekurangan asam mineral karena habis terpakai. Biasanya bagian yang paling sering terkena adalah ekstreminitas bawah. Cara pertolongannya adalah mengusahakan otot yang kram tersebut untuk berhenti berkontraksi. Penderita diberikan cairan pengganti ion tubuh yang hilang, istirahat. Jangan memijat bagian yang kram, cukup diusap dengan balsem, atau yang memberi rasa panas atau dingin sehingga rasa sakit tersamarkan misalkan Conterpain. Kalau diperlukan penanganan yang cepat dapat digunakan klor ethyl. Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal -114/218

41 Gbr Membalut luka tertusuk A B C Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal -115/218

42 Gbr Penanganan Kram A B C Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal -116/218

43 5.8. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Karena Terkena Arus Listrik 1. Bebaskan penderita dari arus listrik tersebut 2. Tempatkan penderita pada ruangan yang mempunyai cukup udara segar 3. Apabila penderita masih bernafas, baringkan telentang, buka semua pakaian yang mengikat. 4. Rangsanglah kesadaran penderita dengan minyak wangi, cuka, dan sebagainya, bila ia pingsan. 5. Apabila penderita tidak bernafas (seolah-olah mati), lakukanlah pernafasan buatan hingga penderita mulai bernafas lagi dan timbul tanda-tanda mati yang nyata (adanya lebam mayat dan kuku mayat) ditemukan mati oleh dokter. 6. Bila penderita mulai bernafas lagi, rangsanglah kesadarannya dengan cara seperti pada item 4. Cara pembebasan korban yang terkena aliran listrik Pemutusan hubungan antara korban dan penghantar, harus dilakukan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Hantaran harus sedapat mungkin dibuat bebas tegangan dengan mempergunakan saklar-saklar atau dengan melepaskan alat-alat pengaman atau dengan menarik hantaran itu sampai putus menggunakan benda yang bukan logam (seperti sebilah kayu atau tali yang dililitkan pada penghantar itu). 2. Dengan menarik korban dari tempat kecelakaan 3. Menarik hantaran dari tubuh korban dengan menggunakan pakaian kering yang dipintalkan / diikatkan pada tali 4. Dengan menghubung singkatkan atau mentanahkan hantaran Untuk menghindarkan atau mengurangi pengaruh arus listrik, para penolong harus menempatkan diri dari atas papan yang kering, diatas kain, pakaian kering, atau landasan-landasan serupa yang bukan logam. Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal -117/218

44 5.9. Pertolongan pertama pada kecelakaan karena tenggelam - Dalam menolong orang yang akan tenggelam, peganglah dari belakang untuk menjaga keamanan diri sendiri - Peganglah dibawah ketiak atau di bawah dagunya dan lutut penolong ditekan pada badan yang ditolong - Jika perlu tutup hidung korban secara paksa dengan dua jari - Setelah sampai di darat, kendorkan semua pakaian yang menyesakkan, bersihkan mulut penderita dari pasir atau lumpur - Lepaskan gigi palsu penderita (jika ada) - Telungkupkan badan penderita, berdirilah dengan kaki terbuka di tengah badan penderita, sehingga penderita ada di posisi antara kedua tungkainya - Pegang dengan kedua tangan dekat rusuk yang paling bawah dan angkatlah badan penderita, sehingga badan atau kepala menelungkup ke lantai untuk mengeluarkan air yang masuk ke badan penderita - Apabila pernafasan berhenti, segera lakukan pernafasan buatan Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal -118/218

PMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita

PMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita Saat menemukan penderita ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk menentukan tindakan selanjutnya, baik itu untuk mengatasi situasi maupun untuk mengatasi korbannya. Langkah langkah penilaian pada penderita

Lebih terperinci

13. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Pesawat Udara SUBSTANSI MATERI

13. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Pesawat Udara SUBSTANSI MATERI 13. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Pesawat Udara Modul Diklat Basic PKP-PK 13.1 Kecelakaan pesawat udara 13.1.1 Terjadinya kecelakaan pesawat udara a. Kecelakaan pesawat udara diketahui sebelumnya;

Lebih terperinci

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K)

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) PENGERTIAN : Pemberian pertolongan segera kepada penderita sakit atau cidera / kecelakaan yang memerlukan penanganan medis dasar B. MEDIS DASAR: Tindakan perawatan

Lebih terperinci

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN Tujuan 1. Menyelamatkan jiwa korban 2. Meringankan penderitaan korban serta mencegah bahaya lanjut akibat kecelakaan 3. Mempertahankan daya tahan korban sampai pertolongan

Lebih terperinci

Pusat Hiperked dan KK

Pusat Hiperked dan KK Pusat Hiperked dan KK 1. Gangguan pernafasan (sumbatan jalan nafas, menghisap asap/gas beracun, kelemahan atau kekejangan otot pernafasan). 2. Gangguan kesadaran (gegar/memar otak, sengatan matahari langsung,

Lebih terperinci

PEMBALUTAN DAN PEMBIDAIAN

PEMBALUTAN DAN PEMBIDAIAN PEMBALUTAN DAN PEMBIDAIAN Tugas Mata Kuliah Sistem Muskuluskeletal Disusun Oleh: Widha Widyaningrum 2010 03 0274 PROGRAM S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HUSADA JOMBANG 2012 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)

BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP) BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP) Artikel ini merupakan sebuah pengetahuan praktis yang dilengkapi dengan gambar-gambar sehingga memudahkan anda dalam memberikan pertolongan untuk

Lebih terperinci

PEMBALUTAN DAN PEMBIDAIAN. Disampaikan Oleh; Ns, Mei Fitria K, S.Kep

PEMBALUTAN DAN PEMBIDAIAN. Disampaikan Oleh; Ns, Mei Fitria K, S.Kep PEMBALUTAN DAN PEMBIDAIAN Disampaikan Oleh; Ns, Mei Fitria K, S.Kep Pembalutan Pembalutan adalah penutupan suatu bagian tubuh yang cedera dengan bahan tertentu dan dengan tujuan tertentu Pembalut adalah

Lebih terperinci

Dilakukan. Komponen STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI

Dilakukan. Komponen STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI Komponen Ya Dilakukan Tidak Pengertian Gerakan/sentuhan yang diberikan pada bayi setiap hari selama 15 menit, untuk memacu sistem sirkulasi bayi dan denyut

Lebih terperinci

LUKA BAKAR Halaman 1

LUKA BAKAR Halaman 1 LUKA BAKAR Halaman 1 1. LEPASKAN: Lepaskan pakaian/ perhiasan dari daerah yang terbakar. Pakaian yang masih panas dapat memperburuk luka bakar 2. BASUH: Letakkan daerah yang terbakar di bawah aliran air

Lebih terperinci

KEDARURATAN LINGKUNGAN

KEDARURATAN LINGKUNGAN Materi 14 KEDARURATAN LINGKUNGAN Oleh : Agus Triyono, M.Kes a. Paparan Panas Panas dapat mengakibatkan gangguan pada tubuh. Umumnya ada 3 macam gangguan yang terjadi td&penc. kebakaran/agust.doc 2 a. 1.

Lebih terperinci

KEDARURATAN LAIN DIABETES HIPOGLIKEMIA

KEDARURATAN LAIN DIABETES HIPOGLIKEMIA DIABETES HIPOGLIKEMIA GEJALA TANDA : Pusing Lemah dan gemetar Lapar Jari dan bibir kebas Pucat Berkeringat Nadi cepat Mental bingung Tak sadar DIABETES HIPOGLIKEMIA PERTOLONGAN PERTAMA ; Bila tak sadar

Lebih terperinci

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN Pengertian P3K Pertolongan sementara yang diberikan kepada seseorang yang menderita sakit atau kecelakaan sebelum mendapat pertolongan dari dokter. Sifat dari P3K :

Lebih terperinci

PERTOLONGAN PERTAMA GAWAT DARURAT. Klinik Pratama 24 Jam Firdaus

PERTOLONGAN PERTAMA GAWAT DARURAT. Klinik Pratama 24 Jam Firdaus PERTOLONGAN PERTAMA GAWAT DARURAT Klinik Pratama 24 Jam Firdaus Pendahuluan serangkaian usaha pertama yang dapat dilakukan pada kondisi gawat darurat dalam rangka menyelamatkan seseorang dari kematian

Lebih terperinci

Medical First Responder. Cedera musculoskeletal (Cedera pada tulang & otot)

Medical First Responder. Cedera musculoskeletal (Cedera pada tulang & otot) Medical First Responder Cedera musculoskeletal (Cedera pada tulang & otot) SASARAN Selesai mengikuti pelajaran, peserta mampu: 1. Menjelaskan patah tulang terbuka & tertutup, serta menyebutkan 4 tanda

Lebih terperinci

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN PERTOLONGAN PERTAMA Jika anda orang yang pertama menemukan kejadian kecelakaan yang serius, jangan menjadikan diri anda sebagai korban. Tetap tenang Ikuti prosedur gawat darurat Pertolongan pertama harus

Lebih terperinci

P3K Posted by faedil Dec :48

P3K Posted by faedil Dec :48 P3K Posted by faedil011-06 Dec 2009 20:48 PENDAHULUAN 1. Ketrampilan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) merupakan salah satu kegiatan kepramukaan yang memberikan bekal peserta didik dalam hal pengalaman:

Lebih terperinci

Bantuan Hidup Dasar. (Basic Life Support)

Bantuan Hidup Dasar. (Basic Life Support) Bantuan Hidup Dasar (Basic Life Support) Sistem utama tubuh manusia Sistem Pernapasan Sistem Peredaran Darah Mati Mati klinis Pada saat pemeriksaan penderita tidak menemukan adanya fungsi sistem perdarahan

Lebih terperinci

Oleh : Saryono, SKp.,MKes. Mem TINJAUAN PUSTAKA

Oleh : Saryono, SKp.,MKes. Mem TINJAUAN PUSTAKA PEMBALUTAN Oleh : Saryono, SKp.,MKes Learning Outcome 1. Students are expected to master put many bandages on wound at several parts of body. 2. Students are expected to master place in splints on broken

Lebih terperinci

PANDUAN TENTANG BANTUAN HIDUP DASAR

PANDUAN TENTANG BANTUAN HIDUP DASAR PANDUAN TENTANG BANTUAN HIDUP DASAR Apa yang akan Anda lakukan jika Anda menemukan seseorang yang mengalami kecelakaan atau seseorang yang terbaring di suatu tempat tanpa bernafas spontan? Apakah Anda

Lebih terperinci

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN KARYA TULIS PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN Disusun Oleh: Tito Sucipto, S.Hut., M.Si. NIP. 19790221 200312 1 001 DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2009 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

CEDERA OLAHRAGA PADA SENAM DAN UPAYA P3K. Oleh: Dr. Sugeng Purwanto Dosen PJKR FIK UNY

CEDERA OLAHRAGA PADA SENAM DAN UPAYA P3K. Oleh: Dr. Sugeng Purwanto Dosen PJKR FIK UNY CEDERA OLAHRAGA PADA SENAM DAN UPAYA P3K Oleh: Dr. Sugeng Purwanto Dosen PJKR FIK UNY Pendahuluan Or senam dimasyarakat sdh banyak dikenal, bhw OR senam terdiri dari senam ritmis, gymnastic, dan sport

Lebih terperinci

CEDERA KEPALA, LEHER, TULANG BELAKANG DAN DADA

CEDERA KEPALA, LEHER, TULANG BELAKANG DAN DADA Materi 12 CEDERA KEPALA, LEHER, TULANG BELAKANG DAN DADA Oleh : Agus Triyono, M.Kes A. CEDERA KEPALA Pengertian : Semua kejadian pada daerah kepala yang dapat mengakibatkan terganggunya fungsi otak baik

Lebih terperinci

Lampiran 1. A. Kuesioner Nordic Body Map Nama : Umur : Pendidikan terakhir : Masa kerja :...tahun

Lampiran 1. A. Kuesioner Nordic Body Map Nama : Umur : Pendidikan terakhir : Masa kerja :...tahun Lampiran 1 KUESIONER GAMBARAN KELUHAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PEKERJA PANDAI BESI DITINJAU DARI SIKAP KERJA DAN ALAT PELINDUNG DIRI DI KUALA BEGUMIT KECAMATAN BINJAI KABUPATEN LANGKAT TAHUN

Lebih terperinci

BTCLS BANTUAN HIDUP DASAR (BHD)

BTCLS BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) BTCLS BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) Tahapan-tahapan BHD tindakan BHD dilakukan secara berurutan dimulai dengan penilaian dan dilanjutkan dengan tindakan. urutan tahapan BHD adalah

Lebih terperinci

BAB VI PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

BAB VI PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN BAB VI PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN A. Pengertian Pertolongan pertama adalah pertolongan sementara yang diberikan kepada seseorang yang sakit mendadak atau yang mendapat kecelakaan sebelum mendapat

Lebih terperinci

NEONATUS BERESIKO TINGGI

NEONATUS BERESIKO TINGGI NEONATUS BERESIKO TINGGI Asfiksia dan Resusitasi BBL Mengenali dan mengatasi penyebab utama kematian pada bayi baru lahir Asfiksia Asfiksia adalah kesulitan atau kegagalan untuk memulai dan melanjutkan

Lebih terperinci

Materi 13 KEDARURATAN MEDIS

Materi 13 KEDARURATAN MEDIS Materi 13 KEDARURATAN MEDIS Oleh : Agus Triyono, M.Kes Pengertian Kedaruratan medis adalah keadaan non trauma atau disebut juga kasus medis. Seseorang dengan kedarutan medis dapat juga terjadi cedera.

Lebih terperinci

TOKSIKOLOGI BEBERAPA ISTILAH. Toksikologi Toksisitas Toksin / racun Dosis toksik. Alfi Yasmina. Sola dosis facit venenum

TOKSIKOLOGI BEBERAPA ISTILAH. Toksikologi Toksisitas Toksin / racun Dosis toksik. Alfi Yasmina. Sola dosis facit venenum TOKSIKOLOGI Alfi Yasmina BEBERAPA ISTILAH Toksikologi Toksisitas Toksin / racun Dosis toksik Sola dosis facit venenum 1 KLASIFIKASI Berdasarkan cara: Self-poisoning Attempted poisoning Accidental poisoning

Lebih terperinci

Jenis Bahaya Dan Cara Penanganan Kecelakaan Yang Terjadi Laboratorium Biologi

Jenis Bahaya Dan Cara Penanganan Kecelakaan Yang Terjadi Laboratorium Biologi Jenis Bahaya Dan Cara Penanganan Kecelakaan Yang Terjadi Laboratorium Biologi Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan. Biasanya kecelakaan menyebabkan, kerugian material

Lebih terperinci

P3K pramuka dan pembalutan

P3K pramuka dan pembalutan P3K pramuka dan pembalutan P3K merupakan sebuah pengetahuan dan keterampilan karena jika kita hanya mengetahui teorinya saja tanpa melakukan latihan atau praktek, maka mental kita tidak terlatih ketika

Lebih terperinci

Petir : Volt Volt = Kvolt PLN : Sumber 1 KVolt Gardu 1000 Volt Rumah 220 Volt Baterei : 9 Volt, 1,5 Volt

Petir : Volt Volt = Kvolt PLN : Sumber 1 KVolt Gardu 1000 Volt Rumah 220 Volt Baterei : 9 Volt, 1,5 Volt Petir : 30.000 Volt 60.000 Volt = 30-60 Kvolt PLN : Sumber 1 KVolt Gardu 1000 Volt Rumah 220 Volt Baterei : 9 Volt, 1,5 Volt Tubuh Manusia: 70 milivolt = 0,07 Volt Biolistrik_02 Listrik Eksternal. Yang

Lebih terperinci

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN DI TEMPAT KERJA

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN DI TEMPAT KERJA PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN DI TEMPAT KERJA Latar belakang: Sumber bahaya di tempat kerja Disadari tapi tidak dimengerti Dapat mengakibatkan cedera terhadap pekerja (manusianya) Adanya kecelakaan

Lebih terperinci

ASKEP KEGAWATAN AKIBAT TENGGELAM. By Yoani Maria V.B.Aty

ASKEP KEGAWATAN AKIBAT TENGGELAM. By Yoani Maria V.B.Aty ASKEP KEGAWATAN AKIBAT TENGGELAM By Yoani Maria V.B.Aty Tenggelam (drowning) merupakan cedera oleh karena perendaman (submersion/immersion) yang dapat mengakibatkan kematian dalam waktu kurang dari 24

Lebih terperinci

Nomer Station 1 Judul Station Perawatan Jenazah di RS Waktu yang

Nomer Station 1 Judul Station Perawatan Jenazah di RS Waktu yang Nomer Station 1 Judul Station Perawatan Jenazah di RS Waktu yang 7 menit dibutuhkan Tujuan station Menilai kemampuan prosedur perawatan jenazah HIV/AIDS di RS Area kompetensi 1. Komunikasi efektif pada

Lebih terperinci

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN A. UMUM P3K merupakan sebuah pengetahuan dan keterampilan karena jika kita hanya mengetahui teorinya saja tanpa melakukan latihan atau praktek, maka mental kita tidak

Lebih terperinci

1. Berikut ini yang bukan merupakan fungsi rangka adalah. a. membentuk tubuh c. tempat melekatnya otot b. membentuk daging d.

1. Berikut ini yang bukan merupakan fungsi rangka adalah. a. membentuk tubuh c. tempat melekatnya otot b. membentuk daging d. 1. Berikut ini yang bukan merupakan fungsi rangka adalah. a. membentuk tubuh c. tempat melekatnya otot b. membentuk daging d. menegakkan tubuh 2. Tulang anggota gerak tubuh bagian atas dan bawah disebut.

Lebih terperinci

PEDOMAN MEMIJAT PADA BAYI DAN ANAK. ppkc

PEDOMAN MEMIJAT PADA BAYI DAN ANAK. ppkc PEDOMAN MEMIJAT PADA BAYI DAN ANAK ppkc Terapi Sentuh (Touch Therapy) Metode sentuh untuk sehat adalah pendekatan atau terobosan baru dalam pemeliharaan kesehatan. Metode inipun bisa digabungkan dengan

Lebih terperinci

Buku Petunjuk Pemakaian Pengeriting Rambut Berpelindung Ion

Buku Petunjuk Pemakaian Pengeriting Rambut Berpelindung Ion Buku Petunjuk Pemakaian Pengeriting Rambut Berpelindung Ion NACC10 Untuk Penggunaan Rumah Tangga Mohon agar Buku Petunjuk Pemakaian ini dibaca dengan baik sebelum pemakaian, dan pakailah peralatan dengan

Lebih terperinci

Disaster Management. Transkrip Minggu 4: Tindakan Pertolongan Pertama dan Penyelamatan Korban Bencana

Disaster Management. Transkrip Minggu 4: Tindakan Pertolongan Pertama dan Penyelamatan Korban Bencana Disaster Management Transkrip Minggu 4: Tindakan Pertolongan Pertama dan Penyelamatan Korban Bencana Video 1: Pertolongan Pertama Pada Korban Bencana Video 2: Bantuan Hidup Dasar Video 3: Penyelamatan

Lebih terperinci

Tindakan keperawatan (Implementasi)

Tindakan keperawatan (Implementasi) LAMPIRAN CATATAN PERKEMBANGAN No. Dx Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Hari/ Pukul tanggal 1 Senin / 02-06- 14.45 15.00 15.25 15.55 16.00 17.00 Tindakan keperawatan (Implementasi) Mengkaji kemampuan

Lebih terperinci

Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif

Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif NBID42 Untuk Penggunaan Rumah Tangga Mohon agar Buku Petunjuk Pemakaian ini dibaca dengan baik sebelum pemakaian, dan pakailah peralatan dengan benar.

Lebih terperinci

BAB I DEFINISI. APD adalah Alat Pelindung Diri.

BAB I DEFINISI. APD adalah Alat Pelindung Diri. BAB I DEFINISI APD adalah Alat Pelindung Diri. Pelindung yang baik adalah yang terbuat dari bahan yang telah diolah atau bahan sintetik yang tidak tembus air atau cairan lain (darah atau cairan tubuh).

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN 162 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH KOMPETENSI TERHADAP KINERJA PERAWAT DALAM KESIAPSIAGAAN TRIASE DAN KEGAWATDARURATAN PADA KORBAN BENCANA MASSAL DI PUSKESMAS LANGSA BARO TAHUN 2013 NO. RESPONDEN : I. PETUNJUK

Lebih terperinci

1. ASUHAN IBU SELAMA MASA NIFAS

1. ASUHAN IBU SELAMA MASA NIFAS 1. ASUHAN IBU SELAMA MASA NIFAS Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, berlangsung kirakira 6 minggu. Anjurkan

Lebih terperinci

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Kekuatan otot adalah tenaga, gaya, atau tegangan yang dapat dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot pada suatu kontraksi dengan beban maksimal. Otot-otot tubuh

Lebih terperinci

Panduan kecil Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD)

Panduan kecil Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD) Panduan kecil Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD) Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat (PBBM) D i b u a t o l e h Y a y a s a n I D E P i n f o @ i d e p f o u n d a t i o n. o r g Untuk keterangan

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN BAB I KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA

Lebih terperinci

PELATIHAN PERTOLONGAN PERTAMA BAGI PEMBINA PMR PMI SE- KABUPAATEN TEGAL

PELATIHAN PERTOLONGAN PERTAMA BAGI PEMBINA PMR PMI SE- KABUPAATEN TEGAL PELATIHAN PERTOLONGAN PERTAMA BAGI PEMBINA PMR PMI SE- KABUPAATEN TEGAL Tegal, 19 s/d 20 Mei 2004 PELATIHAN PERTOLONGAN PERTAMA BAGI PEMBINA PMR PMI SE-KABUPAATEN TEGAL TANGGAL 19 S/D 20 MEI 2004 1. Darah

Lebih terperinci

SOP Tanda Tanda Vital

SOP Tanda Tanda Vital SOP Tanda Tanda Vital N o I II III Aspek yang Dinilai Ya Tidak PERSIAPAN ALAT 1. Termometer dalam tempatnya (axila, oral, rektal) 2. Tiga buah botol berisi larutan sabun, desinfektan, dan air bersih 3.

Lebih terperinci

Soal UKK Penjasorkes Kurikulum 2013 Kelas VII SMP

Soal UKK Penjasorkes Kurikulum 2013 Kelas VII SMP Soal UKK Penjasorkes Kurikulum 2013 Kelas VII SMP Latihan Soal UKK (Ulangan Kenaikan Kelas) Mapel Penjasorkes (Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan) Kurikulum 2013 Kelas VII SMP 1. Kemampuan tubuh

Lebih terperinci

Pertolongan Pertama pada kondisi Gawat Darurat

Pertolongan Pertama pada kondisi Gawat Darurat Pertolongan Pertama pada kondisi Gawat Darurat I Prosedur Pertolongan Pertama pada kondisi Gawat Darurat (CPR dan penggunaan AED) Periksa respon korban tidak ada respon Panggil bantuan (Hubungi 119 dan

Lebih terperinci

PENGURUTAN (MASSAGE)

PENGURUTAN (MASSAGE) PENGURUTAN (MASSAGE) Massage merupakan salah satu cara perawatan tubuh paling tua dan paling bermanfaat dalam perawatan fisik (badan) Massage mengarahkan penerapan manipulasi (penanganan) perawatan dari

Lebih terperinci

Buku Panduan Pendidikan Keterampilan Klinik 1 Keterampilan Sanitasi Tangan dan Penggunaan Sarung tangan

Buku Panduan Pendidikan Keterampilan Klinik 1 Keterampilan Sanitasi Tangan dan Penggunaan Sarung tangan Buku Panduan Pendidikan Keterampilan Klinik 1 Keterampilan Sanitasi Tangan dan Penggunaan Sarung tangan Rahmawati Minhajat Dimas Bayu Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin 2014 KETERAMPILAN SANITASI

Lebih terperinci

LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT KEGIATAN PENYULUHAN TENTANG REMATIK PADA LANSIA. TIM PENGABMAS Yenni, M.kep, Ns, Sp, Kep kom. Ns. Emira Apriyeni, S.

LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT KEGIATAN PENYULUHAN TENTANG REMATIK PADA LANSIA. TIM PENGABMAS Yenni, M.kep, Ns, Sp, Kep kom. Ns. Emira Apriyeni, S. LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT KEGIATAN PENYULUHAN TENTANG REMATIK PADA LANSIA KETUA: TIM PENGABMAS Yenni, M.kep, Ns, Sp, Kep kom Ns. Emira Apriyeni, S.kep PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

PENANGGULANGAN KECELAKAAN KERJA

PENANGGULANGAN KECELAKAAN KERJA PENANGGULANGAN KECELAKAAN KERJA Sebuah perusahaan hendaknya memiliki ruangan khusus (ruang P3K) untuk berjaga-jaga jika ada pegawai yang mengalami kecelakaan kerja. Letak ruang Pertolongan Pertama (P3K)

Lebih terperinci

Cara Mudah Mengencangkan. dan Memperindah Payudara

Cara Mudah Mengencangkan. dan Memperindah Payudara Cara Mudah Mengencangkan dan Memperindah Payudara Banyak wanita yang merasa minder apabila payudaranya kecil dan mundur atau mengendur. Tetapi, banyak juga yang tidak terlalu peduli dengan organ tubuhnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan perekonomian. Setiap pembangunan mall dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan perekonomian. Setiap pembangunan mall dapat meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pusat pertokoan (mall) di Indonesia semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan perekonomian. Setiap pembangunan mall dapat meningkatkan pendapatan negara

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA BAB I. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Rizka Novi Sesanti KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

Angkat kedua dumbbell ke depan dengan memutar pergelangan tangan (twist) hingga bertemu satu sama lain.

Angkat kedua dumbbell ke depan dengan memutar pergelangan tangan (twist) hingga bertemu satu sama lain. DADA 1. Breast Twist Fly 1. Posisikan tubuh bersandar incline pada bench dengan kedua tangan terbuka lebar memegang dumbbell. Busungkan dada untuk gerakan yang optimal. Angkat kedua dumbbell ke depan dengan

Lebih terperinci

1. Sklera Berfungsi untuk mempertahankan mata agar tetap lembab. 2. Kornea (selaput bening) Pada bagian depan sklera terdapat selaput yang transparan

1. Sklera Berfungsi untuk mempertahankan mata agar tetap lembab. 2. Kornea (selaput bening) Pada bagian depan sklera terdapat selaput yang transparan PANCA INDERA Pengelihatan 1. Sklera Berfungsi untuk mempertahankan mata agar tetap lembab. 2. Kornea (selaput bening) Pada bagian depan sklera terdapat selaput yang transparan (tembus cahaya) yang disebut

Lebih terperinci

Masalah Kulit Umum pada Bayi. Kulit bayi sangatlah lembut dan membutuhkan perawatan ekstra.

Masalah Kulit Umum pada Bayi. Kulit bayi sangatlah lembut dan membutuhkan perawatan ekstra. Masalah Kulit Umum pada Bayi Kulit bayi sangatlah lembut dan membutuhkan perawatan ekstra. Brosur ini memberikan informasi mendasar tentang permasalahan kulit yang lazimnya dijumpai pada usia dini sebagai

Lebih terperinci

BAHAN AJAR : c. Pigmentasi: terjadinya perubahan warna kulit akibat terganggunya melanin pada sel melanosit.

BAHAN AJAR : c. Pigmentasi: terjadinya perubahan warna kulit akibat terganggunya melanin pada sel melanosit. BAHAN AJAR : 1. Tujuan dan manfaat Perawatan Kulit Wajah : a. Mempertahankan kondisi kulit dari keriput dan noda-noda pada kulit b. Meremajakan jaringan otot dan sel-sel kulit c. Menanggulangi kelainan

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERAWATAN JENAZAH

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERAWATAN JENAZAH STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERAWATAN JENAZAH 1. Pengertian Perawatan jenazah adalah perawatan pasien setelah meninggal, perawatan termasuk menyiapkan jenazah untuk diperlihatkan pada keluarga, transportasi

Lebih terperinci

III. RIWAYAT KESEHATANSEKARANG A.

III. RIWAYAT KESEHATANSEKARANG A. Asuhan Keperawatan kasus I. PENGKAJIAN Nama/Inisial : Tn. S Jenis kelamin : Laki-laki Umur : 28 tahun Status perkawinan : Belum menikah Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan : - Alamat :Jl. Dusun I

Lebih terperinci

PROTAP DAN SOP TRIASE DI UNIT GAWAT DARURAT/UGD RUMAH SAKIT

PROTAP DAN SOP TRIASE DI UNIT GAWAT DARURAT/UGD RUMAH SAKIT PROTAP DAN SOP TRIASE DI UNIT GAWAT DARURAT/UGD RUMAH SAKIT I. PENGERTIAN Triase (Triage) adalah tindakan untuk memilah/mengelompokkan korban berdasar beratnya cidera, kemungkinan untuk hidup, dan keberhasilan

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET (GROOMING KECANTIKAN) 1.Kompentensi: Perawatan Wajah untuk diri sendiri.

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET (GROOMING KECANTIKAN) 1.Kompentensi: Perawatan Wajah untuk diri sendiri. Hal 1 dari 5 1.Kompentensi: Perawatan Wajah untuk diri sendiri Mahasiswa dapat : a. Mendiagnosa jenis-jenis kulit wajah b. Melakukan pembersihan wajah c. Melakukan pengangkatan sel kulit mati/ peeling

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PERAWATAN JENASAH

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PERAWATAN JENASAH STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PERAWATAN JENASAH Oleh: MEITY MASITHA ANGGRAINI KESUMA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PERAWATAN

Lebih terperinci

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN I. UMUM P3K merupakan sebuah pengetahuan dan keterampilan karena jika kita hanya mengetahui teorinya saja tanpa melakukan latihan atau praktek, maka mental kita tidak

Lebih terperinci

A. Etika, Moral, dan Hukum dalam Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi

A. Etika, Moral, dan Hukum dalam Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi BAB 3 Etika dan Moral dalam Teknologi Informasi dan Komunikasi A. Etika, Moral, dan Hukum dalam Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi B. Menerapkan Kesehatan dan Keselamatan Kerja C. Undang-Undang

Lebih terperinci

Aspirasi Vakum Manual (AVM)

Aspirasi Vakum Manual (AVM) Aspirasi Vakum Manual (AVM) Aspirasi Vakum Manual (AVM) merupakan salah satu cara efektif evakuasi sisa konsepsi pada abortus inkomplit. Evakuasi dilakukan dengan mengisap sisa konsepsi dari kavum uteri

Lebih terperinci

Obat Luka Diabetes Pada Penanganan Komplikasi Diabetes

Obat Luka Diabetes Pada Penanganan Komplikasi Diabetes Obat Luka Diabetes Pada Penanganan Komplikasi Diabetes Obat Luka Diabetes Untuk Komplikasi Diabetes Pada Kulit Diabetes dapat mempengaruhi setiap bagian tubuh Anda, termasuk juga kulit. Sebenarnya, permasalahan

Lebih terperinci

SOP PERTOLONGAN PERSALINAN NORMAL

SOP PERTOLONGAN PERSALINAN NORMAL Status Revisi : 00 Halaman : 1 dari 11 Disiapkan Oleh: Diperiksa Oleh: Disetujui Oleh: Ka. Laboratorium Gugus Kendali Mutu Ka. Prodi Pengertian : Suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri)

Lebih terperinci

VISUM ET REPERTUM No : 15/VRJ/06/2016

VISUM ET REPERTUM No : 15/VRJ/06/2016 INSTALASI KEDOKTERAN FORENSIK DAN PEMULASARAN JENAZAH RUMAH SAKIT DR. KARIADI Jl. Dr. Sutomo No. 16 Semarang. Telp. (024) 8413993 PRO JUSTITIA VISUM ET REPERTUM No : 15/VRJ/06/2016 Atas permintaan tertulis

Lebih terperinci

APA ITU REMATIK...??? Rematik adalah penyakit peradangan. pada sendi yang bersifat menahun. atau kronis yang menyebabkan. perubahan dari bentuk sendi

APA ITU REMATIK...??? Rematik adalah penyakit peradangan. pada sendi yang bersifat menahun. atau kronis yang menyebabkan. perubahan dari bentuk sendi KELOMPOK G AKLIMA, S.Kep ISMARDI, S.Kep MAYLINDA, S.Kep MILA YUSNA, S.Kep ANDRIE FAUZY, S.Kep AZRIYANI NURMAN, S.Kep FITRIANTI NURDIN, S.Kep PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI BETIK HATI. Jl. Pajajaran No. 109 Jagabaya II Bandar Lampung Telp. (0721) , Fax (0721)

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI BETIK HATI. Jl. Pajajaran No. 109 Jagabaya II Bandar Lampung Telp. (0721) , Fax (0721) PANDUAN CUCI TANGAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI BETIK HATI Jl. Pajajaran No. 109 Jagabaya II Bandar Lampung Telp. (0721) 787799, Fax (0721) 787799 Email : rsia_pbh2@yahoo.co.id BAB I DEFINISI Kebersihan

Lebih terperinci

LINDUNGILAH KELUARGA ANDA DARI PENULARAN BATUK DAN FLU DENGAN ETIKA BATUK YANG BAIK DAN BENAR

LINDUNGILAH KELUARGA ANDA DARI PENULARAN BATUK DAN FLU DENGAN ETIKA BATUK YANG BAIK DAN BENAR LINDUNGILAH KELUARGA ANDA DARI PENULARAN BATUK DAN FLU DENGAN ETIKA BATUK YANG BAIK DAN BENAR Di musim hujan seperti sekarang ini, membuat daya tahan tubuh menjadi menurun bila kita tidak menjaganya, berbagai

Lebih terperinci

NARASI KEGIATAN TIM KESEHATAN DALAM RANGKA KEJUARAAN TERBUKA TAE KWON DO PRA YUNIOR TAHUN 1999

NARASI KEGIATAN TIM KESEHATAN DALAM RANGKA KEJUARAAN TERBUKA TAE KWON DO PRA YUNIOR TAHUN 1999 NARASI KEGIATAN TIM KESEHATAN DALAM RANGKA KEJUARAAN TERBUKA TAE KWON DO PRA YUNIOR TAHUN 1999 Oleh: dr. Prijo Sudibjo A. LANDASAN KEGIATAN: Berdasarkan surat penugasan / Ijin Pembantu Dekan No. 746/K06.16/KP/99

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI A. PENGERTIAN Chikungunya berasal dari bahasa Shawill artinya berubah bentuk atau bungkuk, postur penderita memang kebanyakan membungkuk

Lebih terperinci

SOP RESUSITASI BAYI BARU LAHIR

SOP RESUSITASI BAYI BARU LAHIR Status Revisi : 00 Halaman : 1 dari 6 Disiapkan Oleh: Diperiksa Oleh: Disetujui Oleh: Ka. Laboratorium Gugus Kendali Mutu Ka. Prodi Pengertian : Usaha dalam memberikan ventilasi yang adekuat, pemberian

Lebih terperinci

Prosedur Pengukuran Tekanan Darah

Prosedur Pengukuran Tekanan Darah Prosedur Pengukuran Tekanan Darah A. Alat dan Bahan: 1. Tensimeter Digital atau Tensimeter manual (Air Raksa) 2. Mancet besar B. Cara Pengukuran menggunakan Tensi Meter Digital: 1. Tekan tombol START/STOP

Lebih terperinci

ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS

ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS Asuhan segera pada bayi baru lahir Adalah asuhan yang diberikan pada bayi tersebut selama jam pertama setelah persalinan. Aspek-aspek penting yang harus dilakukan pada

Lebih terperinci

Untuk mengurangi dan mencegah timbulnya gejala-gejala yang mengganggu selama kehamilan berlangsung, seperti : sakit pinggang, bengkak kaki dll

Untuk mengurangi dan mencegah timbulnya gejala-gejala yang mengganggu selama kehamilan berlangsung, seperti : sakit pinggang, bengkak kaki dll NAMA PEKERJAAN MATA KULIAH : Senam Hamil : ASKEB I (Kehamilan) UNIT : Antenatal Care REFERENSI : Dikes Prop. Sumatera Barat-JICA, 2003, Pedoman Kelas Ibu. Dikes Prop. Sumareta Barat-JICA, Padang Dikes

Lebih terperinci

Mitos Sixpack Orang menghabiskan uang jutaan setiap tahun untuk mendapatkan tubuh ideal. Sekarang ini terdapat sekitar 200 lebih alat-alat latihan untuk perut. Sebagian alat-alat ini tidak berguna sama

Lebih terperinci

SENAM HAMIL BANTU MELAHIRKAN TANPA KECEMASAN Oleh : Sulastri, S.Kep., Ns. Dosen Akper PKU Muhammadiyah Surakarta. Abstrak :

SENAM HAMIL BANTU MELAHIRKAN TANPA KECEMASAN Oleh : Sulastri, S.Kep., Ns. Dosen Akper PKU Muhammadiyah Surakarta. Abstrak : SENAM HAMIL BANTU MELAHIRKAN TANPA KECEMASAN Oleh : Sulastri, S.Kep., Ns. Dosen Akper PKU Muhammadiyah Surakarta Abstrak : Saat ini, wanita yang tengah hamil tidak menjadi halangan untuk tetap berolahraga

Lebih terperinci

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR STANDART OPERASIONAL PROSEDUR ILMU DASAR KEPERAWATAN II Disusun Oleh Kelompok SDL 1 S1 / 1B 1. Ardiana Nungki A 101.0008 2. Desi Artika R 101.0018 3. Diah Rustanti 101.0022 4. Diyan Maulid 101.0026 5.

Lebih terperinci

KOMPLIKASI PHLEBOTOMY

KOMPLIKASI PHLEBOTOMY NAMA NIM/SMT : HALUMMA FADHILAH : P17434113014/ IVA ANALIS KOMPLIKASI PHLEBOTOMY A. Pendarahan Komplikasi pendarahan lebih sering terjadi pada pengambilan darah alteri. Pengambilan darah kapiler lebih

Lebih terperinci

LAMPIRAN I INSTRUMEN PENELITIAN

LAMPIRAN I INSTRUMEN PENELITIAN LAMPIRAN I INSTRUMEN PENELITIAN PENJELASAN TENTANG PENELITIAN Judul Penelitian : Pengaruh Progressive Muscle Relaxation terhadap Kecemasan Pasien Penyakit Ginjal Kronis yang Menjalani Hemodialisa Peneliti

Lebih terperinci

1. PEMERIKSAAN VITAL SIGN

1. PEMERIKSAAN VITAL SIGN 1. PEMERIKSAAN VITAL SIGN DASAR TEORI Vital sign atau tanda-tanda vital adalah ukuran statistik berbagai fisiologis yang digunakan untuk membantu menentukan status kesehatan seseorang, terutama pada pasien

Lebih terperinci

OLEH MEYRIA SINTANI NIM : C. 04a. 0314

OLEH MEYRIA SINTANI NIM : C. 04a. 0314 LAPORAN PENDAHULUAN Prosedur Tindakan Pengkajian Sistem Integumen, Prosedur Tindakan Wound Care, dan Penatalaksanaan Klien Luka Bakar Laporan pendahuluan ini disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah

Lebih terperinci

ANATOMI PERSENDIAN. 2) Sendi engsel

ANATOMI PERSENDIAN. 2) Sendi engsel ANATOMI PERSENDIAN rangka tubuh manusia tersusun dari tulang-tulang yang saling berhubungan. Hubungan antartulang disebut sendi. Dengan adanya sendi, kaki dan tanganmu dapat dilipat, diputar dan sebagainya.

Lebih terperinci

untuk Mencegah Sakit Punggung

untuk Mencegah Sakit Punggung 5 Hal yang Bisa Anda Lakukan untuk Mencegah Sakit Punggung WISNUBRATA Kompas.com - 25/09/2017, 07:45 WIB Ilustrasi sakit punggung dan pinggang(grinvalds) KOMPAS.com - Sakit punggung adalah penyakit yang

Lebih terperinci

PENGELOLAAN OPERASI K3 PERTEMUAN #6 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

PENGELOLAAN OPERASI K3 PERTEMUAN #6 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI PENGELOLAAN OPERASI K3 PERTEMUAN #6 TKT302 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Produktivitas Kerja 1. Pengertian Produktivitas kerja adalah jumlah barang atau jasa yang dihasilkan oleh tenaga kerja yang bersangkutan dalam suatu periode tertentu. (15) Umumnya

Lebih terperinci

LAMPIRAN SUKHASANA SHAVASANA

LAMPIRAN SUKHASANA SHAVASANA 55 LAMPIRAN TEKNIK PELAKSANAAN LATIHAN HATHA YOGA PERSIAPAN LATIHAN Partisipan menggunakan pakaian yang bersih dan longgar. Partisipan tidak memakai alas kaki selama latihan. Karena latihan yoga harus

Lebih terperinci

PRAKTIKUM 7 PERAWATAN PASIEN YANG MENGGUNAKAN TRAKSI DAN ELASTIS BANDAGE

PRAKTIKUM 7 PERAWATAN PASIEN YANG MENGGUNAKAN TRAKSI DAN ELASTIS BANDAGE PRAKTIKUM 7 PERAWATAN PASIEN YANG MENGGUNAKAN TRAKSI DAN ELASTIS BANDAGE Station 1: Perawatan Pasien yang Menggunakan Traksi Gambaran Umum Traksi merupakan alat immobilisasi yang menggunakan kekuatan tarikan

Lebih terperinci

DAFTAR TILIK UJIAN LABORATORIUM KEPERAWATAN MATERNITAS

DAFTAR TILIK UJIAN LABORATORIUM KEPERAWATAN MATERNITAS DAFTAR TILIK UJIAN LABORATORIUM KEPERAWATAN MATERNITAS I. PEMERIKSAAN KEHAMILAN 1. Melakukan validasi klien 2. Melakukan kontrak 3. Menyiapkan alat 4. Mencuci tangan 5. Mengkaji keadaan umum klien 6. Melakukan

Lebih terperinci

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN. Efektivitas Olahraga Pernafasan Satria Nusantara terhadap Penurunan

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN. Efektivitas Olahraga Pernafasan Satria Nusantara terhadap Penurunan Lampiran 1 FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN Efektivitas Olahraga Pernafasan Satria Nusantara terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi di Lembaga Seni Pernapasan Satria

Lebih terperinci

DAFTAR RIWAYAT HIDUP. : Jl Dame No.59 SM Raja Km 10 Medan-Amplas : TK Panglima Angkasturi, Medan : SD Negeri , Medan

DAFTAR RIWAYAT HIDUP. : Jl Dame No.59 SM Raja Km 10 Medan-Amplas : TK Panglima Angkasturi, Medan : SD Negeri , Medan LAMPIRAN 1 DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama Lengkap : Chintya Pratiwi Putri Tempat/ Tanggal Lahir : Medan/ 23 Juli 1992 Jenis Kelamin Agama Alamat : Perempuan : Islam : Jl Dame No.59 SM Raja Km 10 Medan-Amplas

Lebih terperinci