1.1. Pengertian Hormon

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "1.1. Pengertian Hormon"

Transkripsi

1 BAB I Hormon Sebagai Sinyal Transduser 1.1. Pengertian Hormon Istilah endokrin berasal dari bahasa Yunani yaitu endo yang berarti di dalam, dan krino yang berarti memisahkan. Kata ini berarti sinyal kimia diproduksi oleh kelenjar, namun sinyal kimia tersebut mempunyai efek pada lokasi yang jauh (terpisah) dari tempat produksinya (Seeley et al. 2007: 275). Kelenjar endokrin berbeda dari kelenjar eksokrin. Kelenjar endokrin tidak mempunyai duktus (saluran keluar). Kelenjar endokrin terkadang disebut kelenjar tanpa duktus karena mensekresi hormon yang dicurahkan ke pembuluh darah. Kelenjar endokrin tersusun atas kelompokan sel sekretori yang berasal dari jaringan epitel, ditunjang oleh jaringan ikat yang kaya akan pembuluh darah dan pembuluh limf. Sel-sel sekretori melepaskan produk hormonnya ke dalam ruang interstitial yang kemudian akan diabsorbsi ke dalam pembuluh darah di sekitarnya (Patton & Thibodeau, 2010 : 546; Young, et al. 2006: 328). Walaupun kebanyakan kelenjar endokrin berasal dari jaringan epitel kelenjar, terdapat kelenjar endokrin yang dibentuk oleh jaringan neurosekretori. Sel-sel neurosekretori merupakan sel saraf yang bermodifikasi sehingga mampu mensekresi messenger kimia. Messenger 1 H o r m o n s e b a g a i s i n g n a l t r a n s d u c er

2 kima tersebut tidak melewati sinaps, namun akan berdifusi ke pembuluh darah. Pada kasus ini, messenger kimia ini lebih sering disebut hormon daripada neurotransmitter. Contohnya adalah ketika norepinefrin dilepaskan oleh neuron dan berdifusi melalui sinaps. Norepinefrin akan terikat ke reseptor andrenergik pada neuron post sinaps. Pada kasus ini, norepinefrin disebut neurotransmitter. Pada kasus lain, kita menyebut norepinefrin sebagai hormon ketika norepinefrin berdifusi ke dalam pembuluh darah (karena tidak adanya sel postsinaps) yang akan berikatan dengan reseptor andrenergik pada sel target ( Patton & Thibodeau, 2010: 546). Ciri khas dari sel-sel sekretori endokrin adalah intinya yang terlihat jelas dan banyaknya mitokondria, retikulum endoplasma, badan Golgi, dan vesikel sekretori. Vesikel sekretori bervariasi tergantung hormon yang disekresi oleh masing-masing sel. Sel-sel endokrin yang mensekresi hormon berbahan dasar asam amino, peptida, dan protein sering kali memiliki vakuola sekretori terikat membran dengan pusat padat elektron (granula pusat memadat) (Young, et al. 2006: 328). Jaringan sistem endokrin dapat dibagi menjadi 3 bagian : a. Organ endokrin utama Organ dengan fungsi utama mensintesis, menyimpan dan mensekresi hormon. Contoh organnya adalah tiroid, hipotalamus, paratiroid. 2 H o r m o n s e b a g a i s i n g n a l t r a n s d u c er

3 b. Komponen endokrin di dalam organ lain Komponen endokrin ini contohnya terdapat pada pankreas, ovarium, testis, dan ginjal. Komponen endokrin ini membentuk kelompokan sel-sel endokrin di dalam jaringan yang lain. c. Sistem endokrin difus (tersebar) Sel-sel endokrin tersebar secara individu atau berkelompok. Sel- sel ini biasanya terdapat diantara epitel, misalnya pada saluran respirasi dan saluran pencernaan. Sel-sel endokrin ini umumnya berfungsi parakrin. Hormon yang disekresi lebih akan bekerja pada sel-sel nonendokrin yang ada di sekitarnya, bukan masuk ke pembuluh maupun memproduksi efek sistemik (Young, et al. 2006: 328) 1.2. Struktur dan Sifat hormon Hormon digolongkan dalam 3 golongan yaitu polipeptida (protein), steroid dan golongan amin. Golongan polipeptida (protein) memiliki sifat larut dalam darah, umumnya tidak perlu transporter, waktu paruh (half life) lebih pendek, tidak dapat masuk ke dalam sel dan resptornya terdapat pada membran sel target. Golongan steroid memiliki sifat larut dalam lemak, sehingga perlu pengangkut, waktu paruh (half life) lebih lama, dapat masuk ke dalam sel dan reseptor berada di dalam sel target. Golongan amin terdiri atas derivat asam amino (yang 3 H o r m o n s e b a g a i s i n g n a l t r a n s d u c er

4 memiliki sifat non-polar dan mirip steroid) dan katekolamin (sifat polar dan mirip polipeptida) (Murry at al, 2006:449) Klasifikasi Hormon Hormon diklasifikasikan berdasarkan reseptor dikelompokkan dalam kompleks hormon-reseptor intrasel (hormon golongan I) dan hormon-reseptor membra sel hormon golongan II. Kompleks hormon-reseptor intrasel meliputi hormon steroid dan hormon tiroid. Kelompok kompleks hormon-reseptor membran sel dikelompokkan berdasarkan second messenger. Hormon yang bekerja dengan second messenger AMP- siklik adalah CRH, ADH, ACTH, MSH, FSH, LH, TSH, hcg, kalsitonin, PTH, katekolamin dan Somatostatin. Hormon yang bekerja dengan second messenger kalsium dan fosfatidil-inositol bisfosfat (PIP2) adalah TRH, GnRH, Vasopresin, oksitosin, kolesitokinin, gastrin, katekolamin, angiotensin II dan PDGF. Hormon yang bekerja dengan second messenger GMP Siklik adalah ANF (factor atrial natriuretik). Hormon yang bekerja dengan second messenger tirosin kinase adalah insulin, IGF-I, EGF, GH, prolaktin, FGF, NGF dan PDGF(Harper at al, 1979:528) Mekanisme transduksi sinyal hormon Kerja hormon di sel target diawali dengan penerimaan hormon oleh reseptor yang merupakan protein 4 H o r m o n s e b a g a i s i n g n a l t r a n s d u c er

5 spesifik. Setelah hormon terikat pada resptor maka terjadi perubahan pada reseptor sedemikian rupa sehingga terjadi proses 2 yaitu dengan pembentukan senyawa lain yang meneruskan sinyal hormon yang disebut second messenger, kompleks hormon-reseptor merupakan mediator aktif sebagai penerus sinyal dan reseptor setelah terikat pada hormon akan berubah dan bertindak sebagai enzim. Senyawa second messenger dalam sel meliputi AMP-siklik, kalsium dan fosfatidil inosida, GMP-siklik dan kinase/fosfatase (Murray at al, 1999:521). Pada gambar 1, hormon terikat pada reseptor membran sel, selanjutnya mengaktifkan protein G yang memerlukan fosforilasi dari ATP/ADP menjadi protein G aktif. Protein G aktif aktif akan mengaktifkan Adenilat siklase yang akan menkatalisis ATP menjadi AMP selanjutnya camp yang akan menempati protein kina sesebagai regulator sehingga melepaskan bagian katalitiknya merubah protein kinase menjadi aktif. Protein kinase aktif ini yang akan mengaktifkan enzim sehingga timbul respon seluler. Dalam hal ini adanya protein G sebagai perantara atau penerus/perantara sinyal dan mekanisme pengaktifannya melalui mekanisme kaskade. 5 H o r m o n s e b a g a i s i n g n a l t r a n s d u c er

6 Gambar 1. Skema transduksi sinyal hormon melelui AMP siklik 6 H o r m o n s e b a g a i s i n g n a l t r a n s d u c er

7 Pada gambar 2, hormon menempel pada reseptor, mengaktifkan protein G serta selanjutnya mengaktifkan enzim fosfolipase C (Fc). Fc mengkatalisis fosfotidil inositol bisfosfat (PIP2) menjadi diaselgliserol (DAG) dan fosfatidil Inositol Difosfat (IP3). IP3 merangsang organel retikulum endoplasma atau mitokondria yang akan mereaksikan pengeluaran ion kalsium (Ca 2+ ) ke sitoplasma. DAG mereaksikan protein kinase C yang akan merangsang pengaktifan enzim sehingga timbul respon seluler. Ion Ca 2+ dapat meningkatkan protein kinase dan juga dapat mengaktivasi K-Kinase yang mengaktivasi protein sehingga timbul respon seluler. Pada gambar 3, transduksi sinyal tidak memerlukan peran protein G karena guanilat siklase (GS) terikat pada protein resptor membran. Setelah hormon terikat apa reseptor, otomatis akan mengaktifkan GS. Pada gambar 4, reseptor mengikat hormon yang selanjutnya menstimulasi aktivitas enzim tirosin kinase (TK) yang merupakan bagian protein hormon. Tirosin kinase mengkatalisis fosforilasi dari residu tirosin yang terdapat pada protein reseptor sendiri (disebut juga proses autofosforilasi) menjadi tirosin fosfat yang bersal dari ATP atau ADP. Tirosin fosfat ini akan meneruskan sinyal hormon. Tirosin fosfat dapat mempengaruhi : (1) pada tingkat membran, merangsang pengikatan dengan molekul (misalnya glukosa, asam amino) (2) pada tingkat sitoplasma, berperan dalam pengkatifan mekanisme tranduksi sinyal yang ada di sitoplasma (3) pada tingkat nukleus, berperan dalam mensintesis protein mrna melalui proses translasi dan sintesis DNA melalui proses replikasi untuk mekanisme mitosis. 7 H o r m o n s e b a g a i s i n g n a l t r a n s d u c er

8 Gambar 2. Transduksi sinyal hormon melelui Ca dan Fosfotidil Inositol-Bisfosfat (PIP2) 8 H o r m o n s e b a g a i s i n g n a l t r a n s d u c er

9 Gambar 3. Transduksi sinyal hormon melelui GMP Siklik Hormon golongan I, seperti hormon steroid dan tiroid akan berikatan dengan reseptor di sitoplasma atau nukleus membentuk kompleks hormon-reseptor yang aktif. Terjadi perubahan di sitoplasma menuju ke nukleus, yang di nukleus akan langsung menjadi aktif dan mempengaruhi pada tingkatan DNA (aseptor gen), merangsang atau menghambat sintesis protein atau enzim spesifik. 9 H o r m o n s e b a g a i s i n g n a l t r a n s d u c er

10 Gambar 4. Transduksi sinyal hormon melelui tirosin kinase Hormon secara trivial sebagai suatu senyawa kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin, di alirkan ke pembuluh darah ke jaringan sasaran. Di jaringan sasaran harus ada penerimanya yaitu reseptor. Ikatan hormonreseptor akan melaksanakan fungsinya baik di permukaan sel atau di dalam sel, serta dapat pula terikat hormon dengan reseptor dalam sel. Hal ini tergantung sifat hormon tersebut apakah bersifat lipofilik sehingga dapat masuk dalam sel atau bersifat lipofobik (polar) yang berada di permukaan sel. 10 H o r m o n s e b a g a i s i n g n a l t r a n s d u c er

11 Gambar 5. Mekanisme kerja hormon golongan I Hormon bukan hanya disekresi melalui sistem endokrin, dapat pula melalui mekanisme parakrin dan otokrin. Parakrin mengeluarkan sekret tidak langsung melalui pembuluh, tetapi melalui ruang antar sel yang berdekatan dengan kelenjar sekresinya. Otokrin dihasilkan 11 H o r m o n s e b a g a i s i n g n a l t r a n s d u c er

12 oleh kelenjar itu sendiri dan digunakan lagi oleh jaringan yang sama dalam kelenjar tersebut. Hasil sistem endokrin adalah faktor yang membawa informasi yang disebut hormon transfer transformasi pada sel sasaran, mengikat hormon secara spesifik oleh reseptor. Reseptor terikat pada sel sasaran di permukaan yang merupakan protein integral yang terdapat di membran. Protein intrgral terdiri atas bagian membran dalam, membran luar dan bagian sitosol. hormon yang dapat menembus membran disebut hormon lipofilik (steroid). Hormon yang bersifat lipofobik yang merupakan hormon jenis protein, polipeptida dan epinefrin-norepinefrin. Mekanisme bioritme hormon antara lain, sebagian hormon ada yang melepaskan kelenjar secara beritme. Dalam ritme ini disekresi dalam hitungan menit atau jam, misal sekresi menurun pulsatif LH menjelang ovulasi. Dalam hotungan harian disebut sirkadian ritme, misal sekresi hormon glukokortikoid (kortisol) malam terjadi peningkatan dan siang menurun. Dalam hitungan bulan, misal sekresi LH selama 28 hari. Ritme sekresi hormon dipengaruhi atau diatur oleh susunan saraf pusat, secara neurogenik seperti sekresi prolaktin terjadi selama menyusui dan secara lingkungan misal kortisol akan muncul pada saat istirahat dan bila terjadi gangguan psikis sekresi LH dan ovulasi tidak teraktur. Hormon-hormon reproduksi bersifat bioritme (pada LH/FSH), bekerja setelah melewati pubertas, kemampuan bipnoistasis yaitu melaksanakan fungsinya setelah organ-organ tubuh sudah sempurna dan juga dipengaruhi oleh makanan asam lemak yang dikonsumsi. 12 H o r m o n s e b a g a i s i n g n a l t r a n s d u c er

13 Cara mengontrol kerja hormon dapat dilakukan melalui (1) pengaturan aktivitas reseptor, karena perubahan konsentrasi reseptor dalam sel sasaran (down dan up regulation) (2) defisiensi reseptor, down regulator karena terjadi kelainan pada reseptor, sehingga pengikatan dengan hormon menurun (3) Feedback inhibitor, umpan balik dapat bersifat positif dan negatif Biosintesis Hormon Hormon yang merupakan molekul polipeptida disintesis melalui suatu proses translasi mrna yang berasal dari gen hormon itu. Untuk efisiensi diketahui bahwa dengan 1 gen dapat diperoleh lebih dari satu macam hormone, misal pre-pro-opio melanokortin (prekusor) dimana hasil fragmennya menghasilkan beberapa hormon antara lain Enkafalin, Endorfin, β-lipoprotein, β-msh dan ACTH. Namun dewasa ini diketahui bahwa hormon disintesis tidak hanya pada kelenjar endokrin tetapi dapat pula disintesis di jaringan lain, meskipun tidak dalam jumlah besar(murry at al, 2006:449).. Glukagon juga disintesis pada mukosa usus bagian dalam selain di pancreas. Estrogen juga disintesis di hipotalamus (berperan pada proses umpan balik), dan dan sel adiposity selain diovarium. Sintesis vitamin D3 dari ergosterol (dari tumbuhan) dimulai di kulit (bantuan sinar matahari) menjadi 7-dehidrokolekalsiferol masuk sirkulasi darah (diubah menjadi 25-OH kolekalsiferol dan terakhir di ginjal diubah menjadi 1,25-bis(OH) kolekalsiferol. 13 H o r m o n s e b a g a i s i n g n a l t r a n s d u c er

14 Vasopresin di sintesis di hipotalamus, disimpan di hipofise posterior dalam bentuk terikat dengan protein neurofisin II, dan baru dibebaskan bila diperlukan. Meskipun ada sintesis di luar kelenjar endokrin, tetapi kelenjar endokrin tetap berperan pada pengaturan sintesis, penyimpanan dan pembebasan ke sirkuler(murry at al, 2006:449).. Hormon golongan steroid disintesis dari kolesterol di korteks adrenal. Hormon yang disekresi terdiri atas 3 golongan yaitu glukokortikoid disekresi sel fasikulata, mineralkortikoid disekresi sel glomerulosa dan androgenesterogen disekresi sel retikularis dan fasikulata sifat seks sekunder (gambar 1)(Murry at al, 2006:449). Bagian proses sintesis hormon, dari satu macam gen dapat diperoleh lebih dari 1 macam hormon. Contohnya prekusor hormon prolitium melano hormon akan menghasilkan hormon enkavalin, endorfin,β-lipoprotein, MSH dan ACTH. Hormon tidak hanya disintesis oleh kelenjar endokrin tetapi disintesis oleh jaringan tertentu, dan dapat dalam jumlah besar misal insulin selain di sekresi di pankreas juga di jaringan hepatik. Glukagon juga di hsilkan oleh mukosa usus selain disekresi oleh pankreas. Estrogen disintesis hipotalamusm berperan dalam proses umpan balik, juga terdapat di sel adiposit dan ovarium Reseptor hormon Sel mahluk hidup sangat responsif terhadap sinyalsinyal yang berasal dari lingkungannya. Rangsanganrangsangan ini diperantarai oleh suatu mekanisme yang 14 H o r m o n s e b a g a i s i n g n a l t r a n s d u c er

15 disebut transduksi sinyal secara jeram (Signal transduction cascade). Susunan molekul yang melaksanakan proses-proses ini terdiri atas reseptor, enzim, channels protein dan regulatory protein. Perangkat sel inilah yang melakukan proses-proses deteksi, penguatan sinyal dan mengintegrasikan berbagai sinyal-sinyal external yang berbeda-beda, yang berasal dari regulasi proses-proses regulasi proses metabolik, mengendalikan pertumbuhan dan diferensiasi sel dan komunikasi multiseluler. Faktor terpenting dalam menentukan reaksi sinyal itu pada sel sasaran tergantung pada adanya protein penerima di sel sasaran yang disebut reseptor. Reseptor mempunyai dua fungsi antara lain mengenal hormon secara spesifik dan transformasi dari terjadinya ikatan hormone reseptor menjadi sinyal kedua yang akan memodifikasi metabolism seluler atau pertumbuhan dari sel itu Mekanisme regulasi reseptor-hormon, konsentrasinya dapat bersifat down regulation atau up regulation.. Berdasarkan letak reseptor dimana hormon peptida, qrowth factor, neurotransmitter dan prostaglandin dan katekolamin reseptornya terdapat pada plasma membaran sel sasaran. Hormon steroid, triiodotironin, tiroksin reseptornya terdapat pada sitoplasma atau nucleus dari sel sasaran.ikatan reseptor-hormon terjadi cepat dan reversible, serta ikatannya sangat tinggi afinitasnya. Jumlah dan afinitas reseptor terhadap hormon di atur oleh berbagai factor fisiologis yang berguna untuk koordinasi aktivitas hormone dengan keadaan metabolism keseluruhan dan membatasi kerja hormon setelah dicapai 15 H o r m o n s e b a g a i s i n g n a l t r a n s d u c er

16 hasil yang diinginkan. Keadaan patologis dapat diakibatkan oleh : a. pengendalian kerja reseptor yang berlebihan/berkurang. Contoh dalam hal ini adalah berkurangnya afinitas terhadap hormone atau resistensi reseptor, ganngguan pada respon yang diperantarai protein G dan adanya analog hormone yang dikenali reseptor. b. Gangguan pada kwantitas dan kwalitas reseptor disebabkan mutasi gen. Akibat yang ditimbulkan pengurangan konsentrasi reseptor insulin pada obesitas dan tidak berjalannya sinyal karena mutasi protein reseptor. c. Adanya antibodi terhadap reseptor hormon tertentu, contoh : penyakit Grave s (LATS-antibodi terhadap reseptor tiroid), sindroma acanthosis nigrans type B (antibody terhadap reseptor insulin), ataxia teleangiektasi (antibody IgG terhadap reseptor insulin), myasthenia gravis (antibody terhadap reseptor asetilkolin), hashimototiroiditis (antibody terhadap reseptor tiroid) dan asthma bronchiale (antibody terhadap katekolamin). Fungsi reseptor hormon berdasarkan stimulasi second messenger adalah yang berfungsi mengaktifkan protein G yang mengaktifkan enzim adenilat siklase, mengaktifkan protein G yang mengaktifkan hidrolisis fosfotidil inositol menjadi IP3 dan DAG oleh PLP-ϒ (epinefrin, reseptor, growth hormone), reseptor dengan enzim intrinsic (RTK-insulin, IGF-1) dan berkopel dengan kanal ion atau gated ion channels (GABA, asetilkolin) (Harper at al, 1979:528). 16 H o r m o n s e b a g a i s i n g n a l t r a n s d u c er

17 1.7.Fungsi hormon Hormon merupakan suatu senyawa dalam tubuh yang membawa sinyal untuk menghasilkan suatu perubahan pada tingkat seluler, yang saling bekerja sama satu dengan lainnya secara simbang. Fungsi umum hormon antara lain melakukan koordinasi metabolisme (mengaktifkan dan menghambat) dalam tubuh, berperan dalam homeostasis tubuh, integrasi fungsi-fungsi jaringan tubuh, melindungi tubuh terhadap tekanan lingkungan dan berperan pada proses reproduksi, pertumbuhan dan diferensiasi sel (Harper at al, 1979:528). Satu hormon dapat mempunyai pengaruh yang berlainan pada macam-macam jaringan atau pada jaringan yang sama tetapi pada waktu kehidupan yang berbeda. Dapat pula terjadi satu proses yang kompleks memerlukan interaksi berbagai hormon (proses multihormonal) misal : pengaturan kadar gula darah memerlukan kerjasama hormon insulin, glukagon dan epinefrin(harper at al, 1979:528). Fungsi hormon sebagai transduksi sinyal yaitu berperan dalam komunikasi antar dan intra sel. Peran hormon dalam pengaturan biologis (pertumbuhan, proses metabolisme dan diferensiasi sel). Transduksi sinyal dilaksanakan oleh sistem endokrin melalui sekresi berupa hormon neurotransmitten/growth factor, sistem saraf dan sistem imun. 17 H o r m o n s e b a g a i s i n g n a l t r a n s d u c er

18 1.8.Poros Hipotalmus-Hipofisis Banyak sistem hormonal yang mempunyai alur sinyal dimulai di otak dan berakhir di sel target. Suatu stimulus dapat berasal dari lingkungan (luar) atau dari dalam tubuh yang disalurkan oleh neuron spesifik. Sinyal dapat sebagai pulsa listrik atau kimia atau keduanya. Sinyal disalurkan ke hipotalamus, diteruskan ke hipofisis dan kemudian di sel target yang mengekskresikan hormon akhir yang selanjutnya mempengaruhi sel target sesuai dengan reseptornya. Poros ini bersifat sistem jeram yang berguna memperbesar sinyal spesifik serta regulasi melalui lengkung umpan balik (Harper at al, 1979:528). Gambar 6. Sinyal eksternal dan internal 18 H o r m o n s e b a g a i s i n g n a l t r a n s d u c er

19 1.9.Degradasi Hormon Hormon-hormon protein/polipeptida mudah larut, pada reseptor terdapat banyak protease yang terikat, mengalami endomitosis selanjutnya dihancurkan oleh lisosom. Hormon steroid bersifat hidrofobik, susah dihancurkan oleh protease dan sifatnya tahan panas. Cara tubuh agar hormon steroid larut, melalui detoksikasi di ginjal melalui ikatan dengan senyawa glukoronat yang larut dalam air, selanjutnya dikeluarkan melalui sekresi urin. 19 H o r m o n s e b a g a i s i n g n a l t r a n s d u c er

Dr. HAKIMI, SpAK. Dr. MELDA DELIANA, SpAK. Dr. SISKA MAYASARI LUBIS, SpA

Dr. HAKIMI, SpAK. Dr. MELDA DELIANA, SpAK. Dr. SISKA MAYASARI LUBIS, SpA Dr. HAKIMI, SpAK Dr. MELDA DELIANA, SpAK Dr. SISKA MAYASARI LUBIS, SpA 1 Dilepas ke sirkulasi seluruh tubuh Mengatur fungsi jaringan tertentu Menjaga homeostasis Berada dalam plasma, jaringan interstitial

Lebih terperinci

Rijalul Fikri FISIOLOGI ENDOKRIN

Rijalul Fikri FISIOLOGI ENDOKRIN Rijalul Fikri FISIOLOGI ENDOKRIN Kemampuan suatu sel atau jaringan untuk berkomunikasi satu sama lainnya dimungkinkan oleh adanya 2 (dua) sistem yang berfungsi untuk mengkoordinasi semua aktifitas sel

Lebih terperinci

Sel melakukan kontak dengan lingkungannya menggunakan permukaan sel, meliputi: 1. Membran plasma, yakni protein dan lipid 2. Molekul-molekul membran

Sel melakukan kontak dengan lingkungannya menggunakan permukaan sel, meliputi: 1. Membran plasma, yakni protein dan lipid 2. Molekul-molekul membran Sel melakukan kontak dengan lingkungannya menggunakan permukaan sel, meliputi: 1. Membran plasma, yakni protein dan lipid 2. Molekul-molekul membran yang menonjol ke luar sel Melalui permukaan sel ini,

Lebih terperinci

FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN

FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN STRUKTUR KELENJAR ENDOKRIN Sistem endokrin terdiri dari kelenjar-kelenjar Endokrin Kelenjar endokrin merupakan sekelompok susunan sel yang mempunyai susunan mikroskopis sangat

Lebih terperinci

PERISTIWA KIMIAWI (SISTEM HORMON)

PERISTIWA KIMIAWI (SISTEM HORMON) Bio Psikologi Modul ke: PERISTIWA KIMIAWI (SISTEM HORMON) 1. Penemuan Transmisi Kimiawi pada Sinapsis 2. Urutan Peristiwa Kimiawi pada Sinaps 3. Hormon Fakultas Psikologi Firman Alamsyah, MA Program Studi

Lebih terperinci

FISIOLOGI HORMON STRUKTUR KELENJAR ENDOKRIN STRUKTUR KELENJAR ENDOKRIN

FISIOLOGI HORMON STRUKTUR KELENJAR ENDOKRIN STRUKTUR KELENJAR ENDOKRIN FISIOLOGI HORMON Fisiologi hormon By@Ismail,S.Kep, Ns, M.Kes 1 STRUKTUR KELENJAR ENDOKRIN Sistem endokrin terdiri dari kelenjarkelenjar endokrin Kelenjar endokrin merupakan sekelompok susunan sel yang

Lebih terperinci

BAB V ENDOKRINOLOGI A. PENDAHULUAN

BAB V ENDOKRINOLOGI A. PENDAHULUAN BAB V ENDOKRINOLOGI A. PENDAHULUAN Pokok bahasan endokrinologi memberikan penjelasan mengenai sistem pengaturan tubuh yang diatur oleh hormon. Dalam endokrinologi telah dibahas berbagai macam aspek tentang

Lebih terperinci

Jenis hormon berdasarkan pembentuknya 1. Hormon steroid; struktur kimianya mirip dengan kolesterol. Contoh : kortisol, aldosteron, estrogen,

Jenis hormon berdasarkan pembentuknya 1. Hormon steroid; struktur kimianya mirip dengan kolesterol. Contoh : kortisol, aldosteron, estrogen, SISTEM ENDOKRIN Hormon adalah bahan kimia yang dihasilkan oleh sebuah sel atau sekelompok sel dan disekresikan ke dalam pembuluh darah serta dapat mempengaruhi pengaturan fisiologi sel-sel tubuh lain.

Lebih terperinci

HIPOTALAMUS DAN KELENJAR HIPOFISIS

HIPOTALAMUS DAN KELENJAR HIPOFISIS HIPOTALAMUS DAN KELENJAR HIPOFISIS Hipotalamus merupakan bagian kecil otak yang menerima input baik langsung maupun tidak dari semua bagian otak. Hipofisis adalah kelenjar endokrin kecil yang terletak

Lebih terperinci

(G Protein-coupled receptor) sebagai target aksi obat

(G Protein-coupled receptor) sebagai target aksi obat Reseptor terhubung protein G (G Protein-coupled receptor) sebagai target aksi obat merupakan keluarga terbesar reseptor permukaan sel menjadi mediator dari respon seluler berbagai molekul, seperti: hormon,

Lebih terperinci

TRANSDUKSI SINYAL PADA TINGKAT SEL

TRANSDUKSI SINYAL PADA TINGKAT SEL TRANSDUKSI SINYAL PADA TINGKAT SEL Tranduksi sinyal Adalah proses perubahan bentuk sinyal yang berurutan, dari sinyal ekstraseluler sampai respon dalam komunikasi antar sel Tujuan: Untuk berlangsungnya

Lebih terperinci

Peristiwa Kimiawi (Sistem Hormon)

Peristiwa Kimiawi (Sistem Hormon) Modul ke: Peristiwa Kimiawi (Sistem Hormon) Fakultas PSIKOLOGI Ellen Prima, S.Psi., M.A. Program Studi PSIKOLOGI http://www.mercubuana.ac.id Pengertian Hormon Hormon berasal dari kata hormaein yang berarti

Lebih terperinci

Fungsi tubuh diatur oleh dua sistem pengatur utama: Sistem hormonal/sistem endokrin Sistem saraf

Fungsi tubuh diatur oleh dua sistem pengatur utama: Sistem hormonal/sistem endokrin Sistem saraf H O R M O N Fungsi tubuh diatur oleh dua sistem pengatur utama: Sistem hormonal/sistem endokrin Sistem saraf Pada umumnya, sistem hormonal terutama berhubungan dengan pengaturan berbagai fungsi metabolisme

Lebih terperinci

HORMON. OLEH dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO

HORMON. OLEH dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO HORMON OLEH dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO Hormon Pembawa pesan kimiawi. Bersama saraf memadukan berbagai sistem organ (sistem koordinasi). Zat - zat dengan aktivitas hormonal (protein, asam amino, asam

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR BIOKIMIA1. tentang HORMON. Disusun oleh ; NIM/BP : 17514/2010. : Pendidikan Kimia ISTE. : Fitri Amelia M.Si

TUGAS AKHIR BIOKIMIA1. tentang HORMON. Disusun oleh ; NIM/BP : 17514/2010. : Pendidikan Kimia ISTE. : Fitri Amelia M.Si TUGAS AKHIR BIOKIMIA1 tentang HORMON Disusun oleh ; Nama : Zettry NIM/BP : 17514/2010 Prodi Dosen : Pendidikan Kimia ISTE : Fitri Amelia M.Si PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

Lebih terperinci

Endocrinology. dr. Prasetio Kirmawanto, M. Kes

Endocrinology. dr. Prasetio Kirmawanto, M. Kes Endocrinology dr. Prasetio Kirmawanto, M. Kes Definisi endo- dalam; -crino: untuk mensekresi ; -logy: ilmu adalah ilmu dan specialisasi medis yang berkaitan dengan sekresi hormon dan diagnosis dan pengobatan

Lebih terperinci

1. Struktur dan mekanisme kerja hormon

1. Struktur dan mekanisme kerja hormon Hormon adalah bahan kimia pembawa sinyal. Hormon dibentuk dalam sel-sel khusus yang terdapat dalam kelenjar endokrin. Hormon disekresikan ke dalam darah dan kemudian oleh darah disalurkan ke organ-organ

Lebih terperinci

PENGATURAN JANGKA PENDEK. perannya sebagian besar dilakukan oleh pembuluh darah itu sendiri dan hanya berpengaruh di daerah sekitarnya

PENGATURAN JANGKA PENDEK. perannya sebagian besar dilakukan oleh pembuluh darah itu sendiri dan hanya berpengaruh di daerah sekitarnya MAPPING CONCEPT PENGATURAN SIRKULASI Salah satu prinsip paling mendasar dari sirkulasi adalah kemampuan setiap jaringan untuk mengatur alirannya sesuai dengan kebutuhan metaboliknya. Terbagi ke dalam pengaturan

Lebih terperinci

SEL OLEH: NINING WIDYAH KUSNANIK

SEL OLEH: NINING WIDYAH KUSNANIK SEL OLEH: NINING WIDYAH KUSNANIK DEFINISI Sel adalah unit kehidupan struktural dan fungsional terkecil dari tubuh. Sebagian besar reaksi kimia untuk mempertahankan kehidupan berlangsung dalam sel. Sel

Lebih terperinci

METABOLISME HORMONE. Disusun oleh: Ramdaniar Nurdiana 11/311941/KG/08821

METABOLISME HORMONE. Disusun oleh: Ramdaniar Nurdiana 11/311941/KG/08821 METABOLISME HORMONE Disusun oleh: Amiga Rusyida H. 09/280171/KG/08385 Nani Agustiani 11/311774/KG/08813 Nimas Irene Anjani 11/311810/KG/08815 Rizky Syaputra 11/311861/KG/08817 Yohana Setianing 11/311936/KG/08819

Lebih terperinci

Konsep Sel, Jaringan, Organ dan Sistem Organ

Konsep Sel, Jaringan, Organ dan Sistem Organ Konsep Sel, Jaringan, Organ dan Sistem Organ STRUKTUR TUBUH MANUSIA SEL (UNSUR DASAR JARINGAN TUBUH YANG TERDIRI ATAS INTI SEL/ NUCLEUS DAN PROTOPLASMA) JARINGAN (KUMPULAN SEL KHUSUS DENGAN BENTUK & FUNGSI

Lebih terperinci

BAB II SINKRONISASI ALAMI A. PENDAHULUAN

BAB II SINKRONISASI ALAMI A. PENDAHULUAN BAB II SINKRONISASI ALAMI A. PENDAHULUAN Pokok bahasan kuliah sinkronisasi alami ini meliputi pengertian hormon reproduksi mulai dari definisi, jenis, macam, sumber, cara kerja, fungsi dan pengaruhnya

Lebih terperinci

Anatomi sistem endokrin. Kerja hipotalamus dan hubungannya dengan kelenjar hormon Mekanisme umpan balik hormon Hormon yang

Anatomi sistem endokrin. Kerja hipotalamus dan hubungannya dengan kelenjar hormon Mekanisme umpan balik hormon Hormon yang Anatomi sistem endokrin Kelenjar hipofisis Kelenjar tiroid dan paratiroid Kelenjar pankreas Testis dan ovum Kelenjar endokrin dan hormon yang berhubungan dengan sistem reproduksi wanita Kerja hipotalamus

Lebih terperinci

Retikulum Endoplasma dan Aparatus Golgi. Oleh : Dara Soaraya Octavia B

Retikulum Endoplasma dan Aparatus Golgi. Oleh : Dara Soaraya Octavia B Retikulum Endoplasma dan Aparatus Golgi Oleh : Dara Soaraya Octavia 1513024068 B Pada sintesis protein yang terjadi di RE kasar akan dijelaskan pada uraian berikut ini. 1. mrna menginisiasi sintesis protein

Lebih terperinci

Untuk soal Tulislah B jika pernyataan yang diberikan Benar dan S jika salah

Untuk soal Tulislah B jika pernyataan yang diberikan Benar dan S jika salah Bidang Studi Kode Berkas : Biologi : BI-L01 (Soal) Petunjuk: Untuk soal 1-14 pilihlah satu jawaban yang paling tepat Untuk soal 15-20. Tulislah B jika pernyataan yang diberikan Benar dan S jika salah 1.

Lebih terperinci

REGULASI EKSPRESI GEN PADA ORGANISME EUKARYOT

REGULASI EKSPRESI GEN PADA ORGANISME EUKARYOT REGULASI EKSPRESI GEN PADA ORGANISME EUKARYOT Morfologi dan fungsi berbagai tipe sel organisme tingkat tinggi berbeda, misalnya: neuron mamalia berbeda dengan limfosit, tetapi genomnya sama Difenrensiasi

Lebih terperinci

Glikogen dalam hepar mengalami deplesi setelah jam puasa Glikogen dalam otot hanya akan mengalami deplesi setelah seseorang melakukan olah raga

Glikogen dalam hepar mengalami deplesi setelah jam puasa Glikogen dalam otot hanya akan mengalami deplesi setelah seseorang melakukan olah raga METABOLIME GLIKOGEN Glikogen Bentuk simpanan karbohidrat yang utama dalam tubuh mahluk hidup Dalam hepar mencapai 6% Dalam otot 1% Fungsi glikogen otot : sebagai sumber bahan bakar yg dibutuh oleh otot

Lebih terperinci

SISTEMA ENDOKRINUM (= SISTEM ENDOKRIN)

SISTEMA ENDOKRINUM (= SISTEM ENDOKRIN) SISTEMA ENDOKRINUM (= SISTEM ENDOKRIN) Sistem endokrin terdiri dari kelenjar-kelenjar endokrin. kelenjar endokrin ialah suatu kelompok sel-sel khusus yang menghasilkan suatu produk kimia organik khas yang

Lebih terperinci

Signal Transduction. Dr. Sri Mulyaningsih, Apt

Signal Transduction. Dr. Sri Mulyaningsih, Apt Signal Transduction Dr. Sri Mulyaningsih, Apt Konsep umum signal transduction Komunikasi sel Tipe-tipe reseptor Molecular signaling Komunikasi antar sel Umumnya diperantarai oleh molekul sinyal ekstraseluler

Lebih terperinci

BIOSINTESIS HORMON TIROID DAN PARATIROID

BIOSINTESIS HORMON TIROID DAN PARATIROID MAKALAH TENTANG BIOSINTESIS HORMON TIROID DAN PARATIROID Disusun oleh: Sohibul Himam Haqiqi 0710510087 FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2008 PENDAHULUAN 1.1 Sistem endokrin Sistem endokrin,

Lebih terperinci

B. SISTEM HORMON / ENDOKRIN

B. SISTEM HORMON / ENDOKRIN B. SISTEM HORMON / ENDOKRIN HORMON SENYAWA KIMIA YANG DIHASILKAN OLEH KELENJAR ENDOKRIN ATAU KELENJAR BUNTU, YANG MENYEBABKAN TERJADINYA KOORDINASI PADA SEMUA BAGIAN TUBUH Transportasi hormon dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Rumusan masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Rumusan masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sel merupakan unit terkecil dari organisme. Sel tidak akan mampu bekerja dan membentuk sebuah jaringan bila tidak ada koordinasi antara satu dengan yang lain. Miliaran

Lebih terperinci

E N D O K R I N. Hormon Pankreas. Ikbal Gentar Alam

E N D O K R I N. Hormon Pankreas. Ikbal Gentar Alam E N D O K R I N Hormon Pankreas Ikbal Gentar Alam Pankreas Pancreas Pankreas Fungsi utama : Sistem pencernaan Menghasilkan 2 hormon utama yaitu : Insulin Glukagon Hormon lain tapi belum jelas fungsinya

Lebih terperinci

PATOFISIOLOGI DAN IDK DM, TIROID,PARATIROID

PATOFISIOLOGI DAN IDK DM, TIROID,PARATIROID PATOFISIOLOGI DAN IDK DM, TIROID,PARATIROID Glukosa Ada dalam makanan, sbg energi dalam sel tubuh. Dicerna dalam usus, diserap sel usus ke pembuluh darah, diedarkan ke sel tubuh. Untuk masuk ke sel dibutuhkan

Lebih terperinci

Tugas Endrokinologi Kontrol Umpan Balik Positif Dan Negatif

Tugas Endrokinologi Kontrol Umpan Balik Positif Dan Negatif Tugas Endrokinologi Kontrol Umpan Balik Positif Dan Negatif Kelompok 3 Aswar Anas 111810401036 Antin Siti Anisa 121810401006 Nenny Aulia Rochman 121810401036 Selvi Okta Yusidha 121810401037 Qurrotul Qomariyah

Lebih terperinci

10/17/2009 KONSEP DASAR. Kelenjar dalam sistem endokrin

10/17/2009 KONSEP DASAR. Kelenjar dalam sistem endokrin KONSEP DASAR Sistem Endokrin : berfungsi sebagai regulator berbagai macam proses yg terjadi dalam tubuh melalui hormon Hormon : suatu senyawa kimia yg disintesa didalam kelenjar dg pengontrolan genetik

Lebih terperinci

Second Messenger camp CAMP. Dr. MUTIARA INDAH SARI NIP:

Second Messenger camp CAMP. Dr. MUTIARA INDAH SARI NIP: CAMP Dr. MUTIARA INDAH SARI NIP: 132 296 973 2007 DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN...1 II. KATABOLISME KARBOHIDRAT DALAM SALURAN PENCERNAAN....1 III. IV. PENGAKTIFAN PROTEIN KINASE OLEH camp...8 VASOPRESSIN/

Lebih terperinci

Retikulum Endoplasma (Mader, 2000) Tuti N. dan Sri S. (FIK-UI)

Retikulum Endoplasma (Mader, 2000) Tuti N. dan Sri S. (FIK-UI) Retikulum Endoplasma (Mader, 2000) RETIKULUM ENDOPLASMA Ada dua jenis retikum endoplasma (ER) yang melakukan fungsi yang berbeda di dalam sel: Retikulum Endoplasma kasar (rough ER), yang ditutupi oleh

Lebih terperinci

Retikulum Endoplasma (Mader, 2000) Tuti N. dan Sri S., FIK 2009

Retikulum Endoplasma (Mader, 2000) Tuti N. dan Sri S., FIK 2009 Retikulum Endoplasma (Mader, 2000) 1 RETIKULUM ENDOPLASMA Ada dua jenis retikum endoplasma (ER) yang melakukan fungsi yang berbeda di dalam sel: Retikulum Endoplasma kasar (rough ER), yang ditutupi oleh

Lebih terperinci

Sistem Endokrin. Herlihy

Sistem Endokrin. Herlihy Sistem Endokrin Herlihy Kelenjar dan Hormon Kelenjar endokrin mengeluarkan hormon ke kapiler (karena tidak memiliki duktus) Sistem endokrin dan hormon membantu : Mengatur proses metabolisme karbohidrat,

Lebih terperinci

Rangkuman P-I. dr. Parwati Abadi Departemen biokimia dan biologi molekuler 2009

Rangkuman P-I. dr. Parwati Abadi Departemen biokimia dan biologi molekuler 2009 Rangkuman P-I dr. Parwati Abadi Departemen biokimia dan biologi molekuler 2009 Untuk tumbuh dan berkembang perlu energi dan prekursor untuk proses biosintesis berubah-ubah pd berbagai keadaan Utk memenuhi

Lebih terperinci

BIOKIMIA NUTRISI. : PENDAHULUAN (Haryati)

BIOKIMIA NUTRISI. : PENDAHULUAN (Haryati) BIOKIMIA NUTRISI Minggu I : PENDAHULUAN (Haryati) - Informasi kontrak dan rencana pembelajaran - Pengertian ilmu biokimia dan biokimia nutrisi -Tujuan mempelajari ilmu biokimia - Keterkaitan tentang mata

Lebih terperinci

D. Uraian Pembahasan. Sistem Regulasi Hormonal 1. Tempat produksinya hormone

D. Uraian Pembahasan. Sistem Regulasi Hormonal 1. Tempat produksinya hormone SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP) IX A. 1. Pokok Bahasan : Sistem Regulasi Hormonal A.2. Pertemuan minggu ke : 12 (2 jam) B. Sub Pokok Bahasan: 1. Tempat produksi hormone 2. Kelenjar indokrin dan produksi

Lebih terperinci

Definisi: keadaan yang terjadi apabila perbandingan kuantitas jaringan lemak

Definisi: keadaan yang terjadi apabila perbandingan kuantitas jaringan lemak Definisi: keadaan yang terjadi apabila perbandingan kuantitas jaringan lemak tubuh dengan berat badan total lebih besar daripada normal, atau terjadi peningkatan energi akibat ambilan makanan yang berlebihan

Lebih terperinci

SISTEM ENDOKRIN. Oleh Dr. KATRIN ROOSITA, SP.MSi. DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT, FEMA, IPB

SISTEM ENDOKRIN. Oleh Dr. KATRIN ROOSITA, SP.MSi. DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT, FEMA, IPB SISTEM ENDOKRIN Oleh Dr. KATRIN ROOSITA, SP.MSi. DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT, FEMA, IPB Source: http://users.rcn.com/jki mball.ma.ultranet/biolo gypages/h/hormones.ht ml. KELENJAR-KELENJAR ENDOKRIN HYPOTHALAMUS

Lebih terperinci

b. Badan pankreas Merupakan bagian utama dan letaknya di belakang lambung dan vertebra lumbalis pertama. c. Ekor pankreas Merupakan bagian yang

b. Badan pankreas Merupakan bagian utama dan letaknya di belakang lambung dan vertebra lumbalis pertama. c. Ekor pankreas Merupakan bagian yang PANKREAS Pankreas merupakan suatu organ berupa kelenjar dengan panjang 12,5 cm dan tebal + 2,5 cm Pankreas terdiri dari: a. Kepala pankreas Merupakan bagian yang paling lebar, terletak disebelah kanan

Lebih terperinci

A. Pengertian Sel. B. Bagian-bagian Penyusun sel

A. Pengertian Sel. B. Bagian-bagian Penyusun sel A. Pengertian Sel Sel adalah unit strukural dan fungsional terkecil dari mahluk hidup. Sel berasal dari bahasa latin yaitu cella yang berarti ruangan kecil. Seluruh reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh

Lebih terperinci

BAB 2 ANATOMI DAN FUNGSI KELENJAR TIROID. Tiroid berarti organ berbentuk perisai segi empat. Kelenjar tiroid merupakan

BAB 2 ANATOMI DAN FUNGSI KELENJAR TIROID. Tiroid berarti organ berbentuk perisai segi empat. Kelenjar tiroid merupakan BAB 2 ANATOMI DAN FUNGSI KELENJAR TIROID 2.1 Anatomi Tiroid berarti organ berbentuk perisai segi empat. Kelenjar tiroid merupakan organ yang bentuknya seperti kupu-kupu dan terletak pada leher bagian bawah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit kritis merupakan suatu keadaan sakit yang membutuhkan dukungan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit kritis merupakan suatu keadaan sakit yang membutuhkan dukungan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anak sakit kritis Penyakit kritis merupakan suatu keadaan sakit yang membutuhkan dukungan terhadap kegagalan fungsi organ vital yang dapat menyebabkan kematian, dapat berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengeluarkan hormon. Di dalam setiap ovarium terjadi perkembangan sel telur

BAB I PENDAHULUAN. mengeluarkan hormon. Di dalam setiap ovarium terjadi perkembangan sel telur BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Manusia mempunyai dua ovarium yang berfungsi memproduksi sel telur dan mengeluarkan hormon. Di dalam setiap ovarium terjadi perkembangan sel telur (oogenesis). Pada

Lebih terperinci

4.1. Kelenjar Paratiroid (PTH)

4.1. Kelenjar Paratiroid (PTH) BAB IV Hormon Pengatur Kadar Mineral Tubuh 4.1. Kelenjar Paratiroid (PTH) Kelenjar paratiroid merupakan kelenjar endokrin kecil berbentuk oval. Pada mamalia kelenjar ini biasanya dijumpai berjumlah dua

Lebih terperinci

1. Kelenjar Hipofi sis (Pituitari)

1. Kelenjar Hipofi sis (Pituitari) Sehabis berolahraga, tenggorokan kita akan terasa kering dan kehausan. Ini terjadi karena tubuh banyak mengeluarkan keringat, sehingga air dalam tubuh juga banyak yang keluar. Keadaan demikian membuattubuh

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Pemberian Minyak Buah Makasar terhadap Kadar Asam Urat Darah Itik Cihateup Fase Grower

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Pemberian Minyak Buah Makasar terhadap Kadar Asam Urat Darah Itik Cihateup Fase Grower IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Pemberian Minyak Buah Makasar terhadap Kadar Asam Urat Darah Itik Cihateup Fase Grower Hasil pengamatan kadar asam urat darah itik Cihateup fase grower yang diberi

Lebih terperinci

6. PENGENDALIAN KADAR GLUKOSE DARAH

6. PENGENDALIAN KADAR GLUKOSE DARAH 6. PENGENDALIAN KADAR GLUKOSE DARAH GLUKOSE DARAH BERASAL DARI DIET, GLUKONEOGENESIS DAN GLIKOGENOLI S I S Sebagian besar karbohidrat diet yang dapat dicerna akhirnya membentuk glukose. Karbohidrat yang

Lebih terperinci

TUGAS 3 SISTEM PORTAL

TUGAS 3 SISTEM PORTAL TUGAS 3 SISTEM PORTAL Fasilitator : Drg. Agnes Frethernety, M.Biomed Nama : Ni Made Yogaswari NIM : FAA 113 032 Kelompok : III Modul Ginjal dan Cairan Tubuh Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya

Lebih terperinci

Pengertian Mitokondria

Pengertian Mitokondria Home» Pelajaran» Pengertian Mitokondria, Struktur, dan Fungsi Mitokondria Pengertian Mitokondria, Struktur, dan Fungsi Mitokondria Pengertian Mitokondria Mitokondria adalah salah satu organel sel dan berfungsi

Lebih terperinci

1. Gambar berikut ini menunjukan pengaruh dua buah sinaps terhadap potensial membran neuron post (pasca) sinaptik.

1. Gambar berikut ini menunjukan pengaruh dua buah sinaps terhadap potensial membran neuron post (pasca) sinaptik. Bidang Studi Kode Berkas : Biologi : BI-L01 (solusi) 1. Gambar berikut ini menunjukan pengaruh dua buah sinaps terhadap potensial membran neuron post (pasca) sinaptik. Tentukan pernyataan berikut ini yang

Lebih terperinci

FISIOLOGI SEL. TIM PENGAJAR FISIOLOGI MANUSIA Departemen Gizi Masyarakat,FEMA, IPB 2015 Dr. Katrin Roosita_sel 2015

FISIOLOGI SEL. TIM PENGAJAR FISIOLOGI MANUSIA Departemen Gizi Masyarakat,FEMA, IPB 2015 Dr. Katrin Roosita_sel 2015 FISIOLOGI SEL TIM PENGAJAR FISIOLOGI MANUSIA Departemen Gizi Masyarakat,FEMA, IPB 2015 Dr. Katrin Roosita_sel 2015 Sel: unit dasar struktur dan fungsi tubuh. Fungsi organ dan sistem tubuh ditentukan oleh

Lebih terperinci

Karena glikolisis dan glukoneogenesis mempunyai jalur yang same tetapi arahnya berbeda, maka keduanya hams dikendalikan secara timbal balik.

Karena glikolisis dan glukoneogenesis mempunyai jalur yang same tetapi arahnya berbeda, maka keduanya hams dikendalikan secara timbal balik. 5. GLUKONEOGENESIS Glukoneogenesis merupakan mekanisme dan reaksi-reaksi yang merubah senyawa non karbohidrat menjadi glukosa atau glikogen. Substrat utama glukoneogenesis adalah asam amino glukogenik,

Lebih terperinci

Sistem Komunikasi dan Tranduksi Sinyal pada Sel. Oleh Trisia Lusiana Amir, S.Pd., M. Biomed Fakultas Fisioterapi, Universitas Esa Unggul 2016

Sistem Komunikasi dan Tranduksi Sinyal pada Sel. Oleh Trisia Lusiana Amir, S.Pd., M. Biomed Fakultas Fisioterapi, Universitas Esa Unggul 2016 Sistem Komunikasi dan Tranduksi Sinyal pada Sel Oleh Trisia Lusiana Amir, S.Pd., M. Biomed Fakultas Fisioterapi, Universitas Esa Unggul 2016 Organisme komplek Organ Sel Komunikasi antar Sel Hidup Terintegrasi

Lebih terperinci

Sistem Hormon BIO 3 A. PENDAHULUAN B. KELENJAR ENDOKRIN C. KELENJAR HIPOFISIS SISTEM HORMON. materi78.co.nr

Sistem Hormon BIO 3 A. PENDAHULUAN B. KELENJAR ENDOKRIN C. KELENJAR HIPOFISIS SISTEM HORMON. materi78.co.nr Sistem Hormon A. PENDAHULUAN Sistem hormon adalah salah satu bagian dari sistem koordinasi yang aktivitas tubuh melalui hormon secara lambat. Komponen sistem hormon terdiri atas kelenjar, hormon, dan organ

Lebih terperinci

BIOTEKNOLOGI. Struktur dan Komponen Sel

BIOTEKNOLOGI. Struktur dan Komponen Sel BIOTEKNOLOGI Struktur dan Gambar Apakah Ini dan Apakah Perbedaannya? Perbedaan dari gambar diatas organisme Hidup ular organisme Hidup Non ular Memiliki satuan (unit) dasar berupa sel Contoh : bakteri,

Lebih terperinci

BAB XII. Kelenjar Pankreas

BAB XII. Kelenjar Pankreas BAB XII Kelenjar Pankreas A. Struktur Kelenjar Pankreas Kelenjar pankreas adalah kelenjar lonjong berwarna keputihan terletak dalam simpul yang terbentuk dari duodenom dan permukaan bawah lambung. Panjangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Makanan adalah sumber kehidupan. Di era modern ini, sangat banyak berkembang berbagai macam bentuk makanan untuk menunjang kelangsungan hidup setiap individu. Kebanyakan

Lebih terperinci

HOMON PANKREAS & TRAKTUS GASTROINTESTINAL

HOMON PANKREAS & TRAKTUS GASTROINTESTINAL HOMON PANKREAS & TRAKTUS GASTROINTESTINAL HORMON PANKREAS Pankreas memiliki 2 fungsi yaitu : Eksokrin, mensekresi enzim-enzim dan ion-ion yang digunakan untuk proses pencernaan ke dalam duodenum Endokrin,

Lebih terperinci

S E L. Suhardi, S.Pt.,MP

S E L. Suhardi, S.Pt.,MP S E L Suhardi, S.Pt.,MP Foreword Struktur sel, jaringan, organ, tubuh Bagian terkecil dan terbesar didalam sel Aktivitas metabolisme sel Perbedaan sel hewan dan tumbuhan Metabolisme sel Fisiologi Ternak.

Lebih terperinci

THE TOUR CYTOL CYT OGY OGY T : he Study of Cells V sualisasi sualisasi sel sel : :mikroskop meningkatkan n resolusi (jarak (jarak an tar obyek

THE TOUR CYTOL CYT OGY OGY T : he Study of Cells V sualisasi sualisasi sel sel : :mikroskop meningkatkan n resolusi (jarak (jarak an tar obyek THE TOUR Pendahuluan Tubuh manusia 100 trilyun sel 70% berat sel = air 2/3 dari seluruh air tubuh terdapat dalam sel 1/3 di rongga antar sel 67% berat tubuh = air manusia = air yang hidup CYTOLOGY : The

Lebih terperinci

ORGANISASI KEHIDUPAN. Sel

ORGANISASI KEHIDUPAN. Sel ORGANISASI KEHIDUPAN Sel Sel adalah unit terkecil dari makhluk hidup. Ukuran sangat kecil untuk melihat harus dibantu dengan mikroskop. Kata sel berasal dari bahasa latin cellulae, yang berarti bilik kecil.

Lebih terperinci

BAB XIV. Kelenjar Hipofisis

BAB XIV. Kelenjar Hipofisis BAB XIV Kelenjar Hipofisis A. Struktur Kelenjar Hipofisis Kelenjar hipofisis atau kelenjar pituitary adalah suatu struktur kecil sebesar kacang ercis yang terletak di dasar otak. Kelenjar ini berada dalam

Lebih terperinci

ENDOKRINOLOGI Sudarno, dr., M.Kes. Departemen Biokimia Kedokteran UNAIR

ENDOKRINOLOGI Sudarno, dr., M.Kes. Departemen Biokimia Kedokteran UNAIR ENDOKRINOLOGI Sudarno, dr., M.Kes. Departemen Biokimia Kedokteran UNAIR CIRI UMUM HORMON DUA SISTEM KELENJAR 1. KEL. EKSOKRIN Mengeluarkan sekresi melalui saluran Kel. Keringat Kel. Lemak Kel. Sistem Pencernaan

Lebih terperinci

Proses fisiologis dan biokimiawi yang meregulasi proses persalinan

Proses fisiologis dan biokimiawi yang meregulasi proses persalinan Proses fisiologis dan biokimiawi yang meregulasi proses persalinan Terdiri dari beberapa proses seperti: 1. Perubahan anatomis dan fisiologis miometrium Pertama, terjadi pemendekan otot polos miometrium

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dari kegiatan belajar, mengingat dan mengenal sesuatu. Belajar merupakan proses mendapatkan informasi yang memungkinkan

Lebih terperinci

BIOSINTESIS PROTEIN RE Pada retikulum endoplasma kasar, partikel-partikel ribosom melangsungkan sintesis protein. Sebagain dari protein tersebut akan

BIOSINTESIS PROTEIN RE Pada retikulum endoplasma kasar, partikel-partikel ribosom melangsungkan sintesis protein. Sebagain dari protein tersebut akan Tia Paramitha 1513024014 Biologi Sel BIOSINTESIS PROTEIN RE Pada retikulum endoplasma kasar, partikel-partikel ribosom melangsungkan sintesis protein. Sebagain dari protein tersebut akan menjadi protein

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan 16 Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1. Kadar Glukosa Darah Berdasarkan hasil pengukuran kadar glukosa darah mencit sebelum dan setelah pemberian alloxan, rata-rata kadar glukosa darah mencit sebelum pemberian

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Sektor peternakan merupakan sektor yang strategis, mengingat dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan dan mencerdaskan bangsa, sektor peternakan berperan penting melalui penyediaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Glukosa Glukosa merupakan sumber energi utama bagi seluruh manusia. Glukosa terbentuk dari hasil hidrolisis karbohidrat. 1 Karbohidrat

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLatihan Soal 11.1

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLatihan Soal 11.1 1. Perhatikan nama-nama bagian sel berikut ini! dinding sel inti sel kloroplas Lisosom sentriol Bagian sel yang tidak dimiliki oleh sel hewan adalah... SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLatihan

Lebih terperinci

Pencernaan, penyerapan dan transpot lemak -oksidasi asam lemak

Pencernaan, penyerapan dan transpot lemak -oksidasi asam lemak Metabolisme Lipid Metabolisme LIPID Metabolisme LIPID Degradasi Lipid Oksidasi asam lemak Pencernaan, penyerapan dan transpot lemak -oksidasi asam lemak Biosintesis Lipid Biosintesis asam lemak Biosintesis

Lebih terperinci

Proses pencernaan makanan yang terjadi pada organ 3, 4 dan 5 adalah...

Proses pencernaan makanan yang terjadi pada organ 3, 4 dan 5 adalah... Formasi UKK semester genap 2011/2012 Jawablah Pertanyaan di bawah ini dengan benar! Sistem Pencernaan 1. Proses penguraian yang terjadi pada organ pencernaan lambung oleh beberapa enzim adalah... 2. Perhatikan

Lebih terperinci

Komunikasi di Sepanjang dan Antar Neuron. Gamaliel Septian Airlanda

Komunikasi di Sepanjang dan Antar Neuron. Gamaliel Septian Airlanda Komunikasi di Sepanjang dan Antar Neuron Gamaliel Septian Airlanda Prinsip Dasar Jalannya Rangsang a) Resting Membrane Potensial b) Potensial Membrane c) Potensial aksi d) Sifat elektrik pasif membrane

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian. Gambaran mikroskopik folikel ovarium tikus putih betina ((Rattus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian. Gambaran mikroskopik folikel ovarium tikus putih betina ((Rattus BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Gambaran mikroskopik folikel ovarium tikus putih betina ((Rattus norvegicus, L) dengan perbesaran 4x10 menggunakan teknik pewarnaan Hematoxilin-eosin

Lebih terperinci

Pertumbuhan dan Perkembangan

Pertumbuhan dan Perkembangan Pertumbuhan dan Perkembangan Afid Burhanuddin Kompetensi Dasar Mahasiswa mampu mendeskripsikan pertumbuhan dan perkembangan. Indikator Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian pertumbuhan dan perkembangan.

Lebih terperinci

Oksidasi Asam Piruvat

Oksidasi Asam Piruvat Oksidasi Asam Piruvat Apabila ada oksigen, asam piruvat masuk kedalam mitokhondria. Asam piruvat akan mengalami oksidasi dekarboksilasi menjadi asetil-koa Dalam reaksi ini : o o o o o Menghasilkan NADH

Lebih terperinci

Obat-obat Hormon Hipofisis anterior

Obat-obat Hormon Hipofisis anterior Obat-obat Hormon Hipofisis anterior Gonadotropin korionik (Chorex) Menstimulasi produksi testosteron dan progesteron untuk mengobati hipogonadisme pada pria. Menginduksi ovulasi pada wanita dengan ovarium

Lebih terperinci

Dasar-dasar Farmakoterapi Sistem Saraf

Dasar-dasar Farmakoterapi Sistem Saraf Dasar-dasar Farmakoterapi Sistem Saraf Pendahuluan Dasarnya : neurofarmakologi studi ttg obat yang berpengaruh terhadap jaringan saraf Ruang lingkup obat-obat SSP: analgetik, sedatif, antikonvulsan, antidepresan,

Lebih terperinci

4. GLIKOGENOLISIS PROTEIN FOSFATASE-1 MENJADI ION FOSFORILASE TIDAK AKTIF

4. GLIKOGENOLISIS PROTEIN FOSFATASE-1 MENJADI ION FOSFORILASE TIDAK AKTIF 4. GLIKOGENOLISIS GLIKOGENOLISIS DI HEPAR DAPAT TIDAK TERGANTUNG camp Kerja utama glukagon memacu pembentukan camp dan aktivasi fosforilase di hepar, reseptor α 1 merupakan mediator utama untuk pacuan

Lebih terperinci

PROFIL HORMON TESTOSTERON DAN ESTROGEN WALET LINCHI SELAMA PERIODE 12 BULAN

PROFIL HORMON TESTOSTERON DAN ESTROGEN WALET LINCHI SELAMA PERIODE 12 BULAN Pendahuluan 5. PROFIL HORMON TESTOSTERON DAN ESTROGEN WALET LINCHI SELAMA PERIODE 12 BULAN Hormon steroid merupakan derivat dari kolesterol, molekulnya kecil bersifat lipofilik (larut dalam lemak) dan

Lebih terperinci

METABOLISME KARBOHIDRAT

METABOLISME KARBOHIDRAT METABOLISME KARBOHIDRAT METABOLISME KARBOHIDRAT DIET BERVARIASI P.U. KARBOHIDRAT > FUNGSI KARBOHIDRAT TERUTAMA SEBAGAI SUMBER ENERGI ( DR. GLUKOSA ) MONOSAKARIDA ( HEKSOSA ) HASIL PENCERNA- AN KARBOHIDRAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau berlebih yang dapat mengganggu kesehatan. Dahulu obesitas identik dengan

BAB I PENDAHULUAN. atau berlebih yang dapat mengganggu kesehatan. Dahulu obesitas identik dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Overweight dan obesitas didefinisikan sebagai akumulasi lemak abnormal atau berlebih yang dapat mengganggu kesehatan. Dahulu obesitas identik dengan kemakmuran, akan

Lebih terperinci

II. LOKASI UTAMA PEMILAHAN DAN DISTRIBUSI PROTEIN

II. LOKASI UTAMA PEMILAHAN DAN DISTRIBUSI PROTEIN II. LOKASI UTAMA PEMILAHAN DAN DISTRIBUSI PROTEIN Banyak sitem pemilahan dan distribusi protein berlangsung di dalam RE dan kompleks Golgi. Berbagai macam molekul protein memulai perjalanan dengan masuk

Lebih terperinci

Dasar-dasar Farmakoterapi Sistem Saraf

Dasar-dasar Farmakoterapi Sistem Saraf Dasar-dasar Farmakoterapi Sistem Saraf Pendahuluan Dasarnya : neurofarmakologi studi ttg obat yang berpengaruh terhadap jaringan saraf Ruang lingkup obat-obat SSP: analgetik, sedatif, antikonvulsan, antidepresan,

Lebih terperinci

1. Bagian sel saraf yang membungkus akson dan berfungsi sebagai isolator adalah

1. Bagian sel saraf yang membungkus akson dan berfungsi sebagai isolator adalah 1. Bagian sel saraf yang membungkus akson dan berfungsi sebagai isolator adalah A. Selaput mielin B. Sel schwann C. Nodus ranvier D. Inti sel Schwann E. Tidak ada jawaban yang benar Jawaban : A Selaput

Lebih terperinci

Proses-proses reproduksi berlangsung di bawah pengaturan NEURO-ENDOKRIN melalui mekanisme HORMONAL. HORMON : Substansi kimia yang disintesa oleh

Proses-proses reproduksi berlangsung di bawah pengaturan NEURO-ENDOKRIN melalui mekanisme HORMONAL. HORMON : Substansi kimia yang disintesa oleh Proses-proses reproduksi berlangsung di bawah pengaturan NEURO-ENDOKRIN melalui mekanisme HORMONAL. HORMON : Substansi kimia yang disintesa oleh kelenjar endokrin dan disekresikan ke dalam aliran darah

Lebih terperinci

BAGIAN 1 PENGANTAR ENDOKRINOLOGI UMUM

BAGIAN 1 PENGANTAR ENDOKRINOLOGI UMUM BAGIAN 1 PENGANTAR ENDOKRINOLOGI UMUM Pada bagian ini, sesudah dipelajari diharapkan mahasiswa mampu mendiskripsikan dan menjelaskan tentang a. Sejarah Perkembangan Endokrinologi b. Pengertian dan fungsi

Lebih terperinci

HORMON DAN ANTAGONIS HORMON

HORMON DAN ANTAGONIS HORMON HORMON DAN ANTAGONIS HORMON TIU Agar mahasiswa memahami berbagai golongan, kimia hormon, pelepasan, mekanisme kerja (interaksi dengan reseptor), efek farmakologi, efek samping, kegunaan dan penggunaan

Lebih terperinci

Hormon-Hormon Dan Kelenjar-Kelenjar Hormon

Hormon-Hormon Dan Kelenjar-Kelenjar Hormon Hormon-Hormon Dan Kelenjar-Kelenjar Hormon Hormon-Hormon sebagai Koordinator-Koordinator Kimia Meskipun suatu organisme bersel tunggal dapat mengatur metabolisme internalnya sendiri, pada suatu organisme

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan timbulnya sifat-sifat kelamin sekunder, mempertahankan sistem

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan timbulnya sifat-sifat kelamin sekunder, mempertahankan sistem BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Estrogen merupakan hormon steroid yang dihasilkan oleh sel granulosa dan sel teka dari folikel de Graaf pada ovarium (Hardjopranjoto, 1995). Estrogen berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari dataran tinggi atau pegunungan. Gangguan Akibat. jangka waktu cukup lama (Hetzel, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari dataran tinggi atau pegunungan. Gangguan Akibat. jangka waktu cukup lama (Hetzel, 2005). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gondok Endemik merupakan masalah gizi yang dijumpai hampir diseluruh negara di dunia, baik di negara berkembang termasuk di Indonesia maupun negara maju. Terlebih

Lebih terperinci

Tujuan Instruksional. Umum. Khusus

Tujuan Instruksional. Umum. Khusus MEMBRAN SEL Tujuan Instruksional Umum Mahasiswa FK USU semester 1 akan dapat menjelaskan struktur dan fungsi membran serta protein membran dan hubungannya dengan reseptor. Khusus Mahasiswa akan dapat :

Lebih terperinci

SISTEM ENDOMEMBRAN. Sistem endomembran

SISTEM ENDOMEMBRAN. Sistem endomembran SISTEM ENDOMEMBRAN Sistem endomembran Organel pada sistem endomembran dinamik membentuk suatu jejaring yang terintegrasi Berbagai organel dalam sistem endomembran saling terkait baik secara struktural

Lebih terperinci