4.1. Kelenjar Paratiroid (PTH)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "4.1. Kelenjar Paratiroid (PTH)"

Transkripsi

1 BAB IV Hormon Pengatur Kadar Mineral Tubuh 4.1. Kelenjar Paratiroid (PTH) Kelenjar paratiroid merupakan kelenjar endokrin kecil berbentuk oval. Pada mamalia kelenjar ini biasanya dijumpai berjumlah dua pasang, walaupun terkadang ada yang mempunyai 5 6 paratiroid. Kelenjar ini secara embriologi berasal dari kantung brakial (faringeal) ketiga dan keempat. Kelenjar paratiroid yang berkembang di dalam kantung faringeal ketiga akan berkembang menjadi kelenjar paratiroid inferior. Sedangkan kelenjar paratiroid yang berkembang di dalam kantung faringel ke-empat akan bekembang menjadi kelenjar paratiroid superior. Kelenjar ini berkembang lambat, dan mencapai ukuran dewasa ketika menginjak usia sekitar 20 tahun (Gartner & Hiatt 2001: 315). Kelenjar paratiroid terletak menempel pada bagian posterior kelenjar tiroid. Normalnya tiap kelenjar paratiroid terletak pada kedua kutub (superior dan inferior) di kiri dan kanan lobus kelenjar tiroid. Kelenjar paratiroid mungkin juga dapat ditemukan di daerah bawah leher, bahkan sampai ke dada (Gartner & Hiatt 2001: 314). Masing-masing kelenjar paratiroid dibungkus kapsul jaringan ikat kolagen tipis. Kelenjar ini berbentuk bulat oval dengan panjang sekitar 5 mm, lebar 4 mm, dan tebal sekitar 2 mm. Berat 75 H o r m o n p e n g a t u r k a d a r m i n e r a l t u b u h

2 kelenjar ini berkisar antara mg. Kapsul jaringan ikat akan melebar masuk ke dalam parenkim kelenjar untuk membentuk septa bersamaan dengan masuknya pembuluh darah, limf, dan saraf. Septa ini berfungsi untuk memyokong parenkim kelenjar. Parenkim kelenjar tersusun dari korda atau kelompokan sel epitel yang dikelilingi jaringan ikat reticular. Stroma jaringan ikat pada individu yang sudah tua sering mengandung sel lemak, yang bisa mencapai diatas 60% dari keseluruhan kelenjar. Parenkim kelenjar paratiroid tersusun dari dua tipe sel: A. Sel utama (chief cell) Sel parenkim fungsional utama dari kelenjar paratiroid adalah chief cell. Chief cell berdiameter sekitar 5-8 µm, dan terwarna sedikit eosinofilik. Sel ini mempunyai granula pigmen lipofuchsin yang terletak tersebar di sepanjang sitoplasma. Sel ini juga mengandung granula sekretori berisi PTH. Mikroskop electron menunjukkan satu kompleks Golgi juxtanuklear, mitokondria yang panjang dan reticulum endoplasma kasar dalam jumlah yang melimpah. Beberapa chief cell memiliki kompleks Golgi yang lebih kecil, granula sekretori halus, dan sejumlah besar glikogen. Sel ini diduga dalam kondisi tidak aktif. B. Sel oksifil Sel oksifil merupakan sel berdiameter besar (6-10 µm), jumlahnya sedikit, dan lebih terwarna eosin dibandingkan chief cell. Sel oksifil tampak terisolasi dalam 76 H o r m o n p e n g a t u r k a d a r m i n e r a l t u b u h

3 suatu kelompok. Sel ini memiliki mitokondria lebih banyak dibandingkan chief cell, tapi apparatus Golginya lebih kecil dan reticulum endoplasma kasarnya lebih sedikit. Glikogen tampak dijumpai dalam sitosol dan dikelilingi mitokondria. Fungsi sel oksifil sampai sekarang belum jelas, namun diduga sel ini bersama-sama dengan sel intermedia merupakan chief cell yang sedang tidak aktif. C. Sel intermedia Kelenjar paratiroid berfungsi mensekresikan hormon paratiroid (PTH/Paratiroid Hormone). PTH berfungsi mengatur serum kalsium dan kadar fosfat. PTH dapat meningkatkan kadar serum kalsium melalui 3 cara yaitu (1) bekerja langsung pada tulang, dengan cara menaikkan tingkat resorbsi osteoklastik dan memicu pemecahan matriks tulang (2) bekerja langsung pada ginjal, dengan meningkatkan reabsorbsi ion kalsium di tubulus ginjal dan menghambat reabsopsi ion fosfat dari filtrat glomerular (3) memicu absorbsi kalsium dari usus halus, hal ini melibatkan vitamin D. Sekresi kelenjar paratiroid dirangsang oleh turunnya kadar kalsium darah. Bersamaan dengan disekresikannya kalsitonin oleh sel C kelenjar tiroid, kadar kalsium darah dipertahankan dalam jumlah yang sangat sedikit. Hormon paratiroid adalah regulator yang paling penting dalam mempertahankan kadar kalsium darah, dan sangat penting dalam kehidupan. Sedangkan kalsitonin tampaknya 77 H o r m o n p e n g a t u r k a d a r m i n e r a l t u b u h

4 berperan membentuk mekanisme komplementer untuk keseimbangannya. (Young et al. 2006: 336) Mekanisme pembentukan hormone paratiroid adalah ribosom retikulum endoplasma kasar akan mensintesis precursor (preproparathyroid hormone). Prekursor ini akan membelah dengan cepat ketika ditransport ke lumen retikukulum endoplasma kasar untuk membentuk proparathyroid hormone dan suatu polipeptida. Ketika mencapai kompleks Golgi, proparathyroid hormone akan membelah lagi membentuk PTH dan polipeptida kecil. PTH dikemas dalam bentuk granula sekretori kecil padat. Granula sekretori ini berdiameter nm, muncul dari kompleks apparatus Golgi dan bergerak ke pinggir sel. PTH akan dikeluarkan dari permukaan sel dengan cara eksositosis (Gartner & Hiatt 2001: 315). Hormon paratiroid memiliki berat molekul 9500, yang disintesis dan disekresikan oleh chief cell dari kelenjar paratiroid melalui perangsangan kadar Ca 2+ sistemik. Reseptor kalsium dari kelenjar paratiroid menjadi aktif karena pengaruh kadar PKC intrasel, ion Ca 2+ dan IP3, sehingga produksi dan sekresi PTH meningkat. Peran dari PTH untuk mengatur kadar kalsium di cairan ekstrasel. Mekanisme kerja PTH melalui pengaktifan camp dan PKA yang berakhir dengan reseptor biologis yang dikehendaki. PTH secara struktural merupakan rantai polipeptida tunggal yang terdiri dari 84 asam amino, 34 asam amino pertama, memiliki aktivitas spesifik. PTH awalnya 78 H o r m o n p e n g a t u r k a d a r m i n e r a l t u b u h

5 disintesis sebagai prohormon dengan berat molekul , yang disintesis dalam RE dan selnjutnya menuju ke aparatus golgi dan membentuk PTH. PTH disimpan dalam granula dan setelah mengalami proses pematangan, akan disekresikan. PTH aktif bila terjadi pelepasan asam amino dan menunju ke darah atau jaringan. Jumlah Ca 2+ pd orang dewasa normal berkisar g, dan sekitar 99% terdapat dalam tulang sbg hidroksiapatit. Dari sejumlah 1 g Ca yang terdapat dalam cairan ekstrasel kira-kira 54% dalam bentuk terionisasi dan sisanya berikatan dengan albumin, membentuka anion dengan fosfat dan sitrat dan ion Ca bebas yang diperlukan dalam proses pembekuan darah, kontraksi otot skelet dan melaksanakan fungsi saraf. Fungsi PTH adalah mempertahankan kadar Ca 2+ cairan ekstrasel, melalui absorpsi Ca 2+ melalui saluran cern;, penyimpanan dalam serta mengaktivasi kerja tulang ; serta ekskresi Ca 2+ melalui urin, feses, keringat dan ASI. Sekresi PTH terutama dipengaruhi oleh kadar Ca 2+ darah atau sel kelenjar paratiroid. Bila kadar Ca 2+ rendah, sekresi PTH meningkat, dan bila terjadi hipokalsemia dalam waktu lama, akan terjadi hipertrofi dan hiperplasi kelenjar paratiroid. Sebaliknya pada keadaan hiperkalsemia selain dipengaruhi oleh PTH, keseimbangan Ca 2+ tubuh juga dipengaruhi kadar vitamin D, dan kalsitonin; dipengaruhi berbagai hormon (hormon pertumbuhan, hormon reproduksi, tiroksin, glukokortikoid dan hormon pankreas) dan asupan mineral (fosfat anorganik dan sitrat). 79 H o r m o n p e n g a t u r k a d a r m i n e r a l t u b u h

6 Kelainan yang diakibatkan oleh asupan Ca antara lain bila terjadi penurunan kadar ion Ca darah dapat menyebabkan tetani, akibat absorpsi Ca pada saluran pencernaan sangat sedikit. Pada penderita nefritis atau defisiensi paratiroid menyebabkan ekskresi Ca meningkat melalui urin. Gangguan tubuli ginjal yang menyebabkan bertambahnya retensi fosfat, akan mempermudah penurunan Ca plasma. Pada tulang sebagian Ca mudah dapat diganti, dan sebagian besar merupakan cadangan yg stabil. PTH dapat menambah kecepatan resorpsi ion Ca dan fosfat dari bagian tulang yang stabil. Pengaruh PTH pada mobilisasi ion Ca dari tulang ke plasma hanya terjadi bila kadar ion Ca plasma lebih dari 7 mg %. Hormon paratiroid akan mempercepat resorpsi tulang melalui peningkatan kecepatan diferensiasi sel-sel mesenkim menjadi osteoklas, dan memperpanjang masa paruh sel pada tulang Kelenjar Tiroid Kelenjar tiroid merupakan kelenjar endokrin yang cukup besar, dengan berat sekitar 1 ons pada orang dewasa ( Patton, 2010: 579). Secara embriologi, sebagian besar kelenjar ini berasal dari pertumbuhan ke bawah epitel lidah fetal. Sementara sel-sel yang berfungsi mensekresi kalsitonin berasal dari elemen ultimobrachial dari kantong brachial ke-empat (Young, 2006: 333). Kelenjar tiroid terletak di leher, pada bagian depan dari trakhea bagian atas, di bawah laring (Young, 2006: 333). 80 H o r m o n p e n g a t u r k a d a r m i n e r a l t u b u h

7 Sajian: Kelenjar Tiroid & Paratiroid Pewarnaan: Hematoxylin Eosin Perbesaran: 40 x 10 Keterangan gambar: P : Paratiroid V: Vaskular F : Folikel kelenjar tiroid L : Lemak univakuolar 81 H o r m o n p e n g a t u r k a d a r m i n e r a l t u b u h

8 Sajian : Kelenjar Paratiroid Pewarnaan: Hematoxylin Eosin Perbesaran: 40 X 10 Keterangan gambar: P : Paratiroid V : Vaskular L : Lemak univakuolar 82 H o r m o n p e n g a t u r k a d a r m i n e r a l t u b u h

9 Kelenjar tiroid adalah kelenjar endokrin yang berbentuk seperti seperti kupu-kupu. Kelenjar ini terdiri dari dua lobus yang dihubungkan oleh daerah yang sempit yang disebut istmus. Pada kebanyakan kelenjar endokrin, sejumlah kecil hormon disimpan dalam granula sekretori intraselular. Namun kelenjar tiroid, mempunyai struktur yang khas yang memungkinnya menyimpan produk diluar sel, yaitu pada lumen folikel. Pada manusia, jumlah folikel tiroid berjumlah sekitar 2-3 puluh juta, yang mampu menampung persediaan hormone untuk beberapa minggu (Fawcett, 1994: 490). Folikel tiroid berbentuk bulat berdiameter 0,2 0,9 mm yang tersusun atas epitel selapis kubus mengelilingi ruang folikel. Folikel tiroid mengandung cairan koloid kental yang mengandung protein. Di sekitar folikel terdapat jaringan kapiler yang mengelilingi masing-masing folikel. Kapiler-kapiler tersebut berfungsi memberi nutrisi dan hormon regulator ke sel-sel kelenjar. Kapiler tersebut juga berfungsi menampung produk sekretori dan sampah metabolisme (Young, et al. 2006: 333 ; Martini, 2001: 594). Epitel folikel tiroid mamalia mengandung 2 tipe sel: (1) Sel principal (sel folikular), sel principal merupakan sel yang paling mendominasi epitel folikel tiroid. Sel ini mempunyai mikrovili pendek. Sel principal berfungsi membentuk T3 dan T4 (2) Sel parafolikular (sel C), sel parafolikular bisa ditemukan soliter, maupun berkelompok. Besarnya 2-3 kali ukuran sel principal. Pada manusia sel ini hanya mencapai 0,1 % berat epitel kelenjar. Sel ini berfungsi mensekresi kalsitonin ( Fawcett, 1994: 492 ; Young, et al. 2006: 334). 83 H o r m o n p e n g a t u r k a d a r m i n e r a l t u b u h

10 Kelenjar tiroid berfungsi mensekresi hormon: (1) tiroksin (T4 atau tetraiodotironin) dan T3 (triiodotironin), T4 dalam sistem sirkulasi akan dikonversi menjadi T3 dengan melepaskan satu unit iodotironin. T3 lebih potensial dibandingkan T4 dan merupakan bentuk metabolik aktif dari hormon (2) Kalsitonin berfungsi mengatur tingkat kalsium darah bersama-sama dengan hormon paratiroid. Kalsitonin berfungsi menurunkan kadar kalsium darah dengan cara menghambat dekalsifikasi tulang pada proses reabsorbsi osteoklastik dan merangsang aktivitas osteoblas. Kontrol sekresi kalsitonin hanya tergantung dari kadar kalsium darah dan tidak dipengaruhi oleh tingkat hormon pituitary maupun hormon paratiroid (Young 2006: 333). Mekanisme pembentukan hormone tiroid melalui selsel folikel kelenjar tiroid mensintesis protein globular yang disebut tiroglobulin dan mensekresikannya ke dalam koloid folikel tiroid. Masing-masing molekul tiroglobulin mengandung asam amino tirosinase yang merupakan komponen pembentuk hormon tiroid. Pembentukan hormon tiroid melibatkan tiga langkah utama: 1. Ion iodide diabsorbsi dari makanan di saluran pencernaan dan dibawa ke kelenjar tiroid melalui aliran darah. Protein carrier di membran basal sel-sel folikel mentransport ion Iodide (I - ) ke dalam sitoplasma. Sel-sel folikel secara normal mempertahankan konsentrasi Iodide intraseluler beberapa kali lebih tinggi daripada konsentrasinya di cairan ruang ekstraseluler. 2. Ion-ion Iodide berdifusi ke permukaan apikal masingmasing sel folikel. Ion tersebut dengan bantuan enzim 84 H o r m o n p e n g a t u r k a d a r m i n e r a l t u b u h

11 tiroid peroksidase akan dikonversi menjadi bentuk aktif Iodine ( I + ). Rangkaian reaksi ini juga akan mengikat satu atau dua molekul Iodide menjadi molekul tirosin dari tiroglobulin. 3. Molekul tirosin yang mengandung ion Iodide kemudian berpasangan membentuk molekul hormon tiroid yang tetap terikat ke tiroglobulin. Proses pembentukan pasangan ini kemungkinan terjadi karena adanya tiroid peroksidase. Hormon tiroksin juga dikenal dengan nama Tetraiodotironin (T4) yang mengandung empat ion iodide. Triiodotironin (T3) adalah molekul serupa yang mengandung tiga ion iodide. Terkadang, masing-masing molekul tiroglobulin mengandung 4 sampai 8 molekul dari T3 atau T4 atau keduanya (Martini, 2001: 595). Faktor pengendali utama tingkat pelepasan hormone tiroid adalah konsentrasi hormone TSH (Tiroid Stimulating Hormone) dalam darah. TSH akan merangsang transport iodide ke dalam sel folikel dan merangsang produksi tiroglobulin dan tiroid peroksidase. TSH juga berfungsi merangsang lepasnya hormon tiroid. Tahapan yang terjadi dengan dilepaskannya TSH: 1. Sel-sel folikel melepaskan tiroglobulin dari folikel secara endositosis. 2. Enzim lisosom kemudian akan memecah protein sehingga asam amino dan hormon tiroid masuk ke dalam sitoplasma sel. Asam amino akan di daur ulang dan akan dipakai untuk mensintesis tiroglobulin. 3. Molekul T3 dan T4 yang lepas kemudian akan berdifusi melalui membrane basal dan masuk ke dalam peredaran 85 H o r m o n p e n g a t u r k a d a r m i n e r a l t u b u h

12 darah. Kurang lebih 90 % sekresi tiroid adalah T4. T3 hanya disekresikan dalam jumlah kecil. 4. Kurang lebih 75% molekul T4 dan 70% molekul T3 yang masuk ke pembuluh darah akan berikatan dengan protein transport yang disebut thyroid binding globulin (TBGs). Kebanyakan sisa T3 dan T4 yang terdapat dalam peredaran darah terikat ke transtiretin atau yang biasa dikenal sebagai tiroid binding prealbumin (TBPA). Bisa juga sisa tersebut terikat ke salah satu plasma protein yaitu albumin. Hanya sebagian kecil hormon tiroid yang tidak berikatan (kurang lebih sekitar 0,3 % T3 dan 0,03% T4 yang bersirkulasi akan berdifusi secara bebas ke dalam jaringan perifer (Martini, 2001: 596). Terdapat keseimbangan antara hormon tiroid yang terikat dan hormon tiroid yang tidak terikat. Pada saat tertentu hormon tiroid bebas terikat ke carrier, pada tingkat yang sama dimana ikatan hormon dilepaskan. Ketika hormon tiroid yang tidak terikat berdifusi ke dalam pembuluh darah dan jaringan lain, keseimbangan akan terganggu. Protein carrier kemudian akan melepaskan hormon tiroid tambahan sampai keseimbangan baru tercapai. Ikatan hormon tiroid menunjukkan suatu cadangan yang cukup besar. Aliran darah secara normal megandung lebih dari suplai hormon tiroid yang dibutuhkan selama seminggu (Martini, 2010: 596). TSH memegang peranan penting dalam sintesis dan pengeluaran hormon tiroid. Tanpa adanya TSH folikel tiroid akan menjadi tidak aktif, sehingga tidak terjadi sintesis 86 H o r m o n p e n g a t u r k a d a r m i n e r a l t u b u h

13 ataupun sekresi. TSH akan berikatan ke reseptor membran, dengan menstimulasi adenilat siklase akan mengaktifkan enzim-enzim yang memegang peranan dalam sintesis hormon (Martini, 2001: 596). Sajian : Kelenjar Tiroid & Paratiroid Pewarnaan: Hematoxylin Eosin Perbesaran: 4 x 10 Keterangan gambar: A : Kelenjar Tiroid B : Kelenjar Paratiroid 87 H o r m o n p e n g a t u r k a d a r m i n e r a l t u b u h

14 Sajian : Kelenjar Tiroid Pewarnaan: Hematoxylin Eosin Perbesaran: 40 x 10 Keterangan gambar: F : Sel folikular (sel principal) P : Sel parafolikular (sel C) 88 H o r m o n p e n g a t u r k a d a r m i n e r a l t u b u h

15 Sajian : Kelenjar Tiroid Pewarnaan: Hematoxylin Eosin Perbesaran: 40 x 10 Keterangan gambar: V : Vaskular L : Lemak univakuolar Hormon tiroid terdiri atas T3 triiodotironin) dan T4 (tetraiodotironin), merupakan glikoprotein dan merupakan derivat dari asam amino tirosin. T3 lebih berperan banyak dalam metabolism disebut triiodotironin, T4 umumnya 89 H o r m o n p e n g a t u r k a d a r m i n e r a l t u b u h

16 sebagai prohormon. Hormon tiroid yang sintesis distimulasi oleh TSH. TSH dari sirkulasi terikat pada reseptor membran basal kelnjar tiroid, melalui pengaktifan adenilat siklase oleh protein G. Stimulasi yang lama oleh reseptor tiroid mengakibatkan peningkatan sintesis prekusor hormon tiroid yaitu tiroglobulin. Tiroglobulin di hasilkan pada retikulum endoplasmik kasar dan mempunyai berat molekul yang mengalami glikosilasi dan 100 residu tirosin yang mengalami iodinasi serta digunakan untuk sintesisi hormon tiroid T3 dan T4. Di dalam plasma T3 dan T4 terikat pada suatu carrier glikoprotein yang disebut Thyroksin-binding globulin dan kemudian disebar keseluruh tubuh. Mekanisme pembentukan hormon tiroid antara lain iodida inorganik (iodium) masuk dalam aliran darah, selanjutnya masuk ke kelanjar tiroid melalui transport aktif yang dikombinasi dengan pompa Na +. Pompa Na + berhubungan dengan suplai energi untuk tranpor aktif. Iodida terikat oleh protein tiroglobulin yang mengandung asam amino tirosin. Dalam satu buah tiroglobulin dapat menampung lebih dari 100 iodida. Sebelum masuk dalam tiroglobulin iodida akan diaktifkan terlebih dahulu menjadi iodida aktif melalui enzim peroksidase, O2, dan konsentrasi NADPH melalui reaksi oksidasi menjadi iodida aktif. Pada saat berikatan dengan tiroglobulin terjadi reaksi iodinasi dimana iodida berikatan dengan tirosin. Terdapat 2 tempat aktif pada tirosin yang dapat ditempati oleh iodida sehingga membentuk DIT dan MIT. Setelah iodinasi akan terjadi Coupling antara DIT dan MIT, jika coupling DIT-MIT disebut T3 dan DIT-DIT disebut T4. Pada kondisi ini masih 90 H o r m o n p e n g a t u r k a d a r m i n e r a l t u b u h

17 terikat dengan tiroglobulin, lalu masuk dalam granula melalui pinositosis dan akan disimpan. Jika tubuh membutuhkan maka terjadi sekresi T3 dan T4 melalui reaksi hidrolisis melepaskan hormon dari ikatan tiroglobulin. DIT dan MIT kembali dimetabolisme untuk selanjutnya mengadakan iodinasi lagi, sedangkan T3 dan T4 akan dipakai masuk dalam sirkulasi darah. Reaksi ini diatur oleh TSH, sifatnya meningkatkan aktifitas tahapan reaksi ini. Peranan hormon tiroid yaitu meningkatkan fungsi pompa natrium melalui meningkatkan kebutuhan ATP, meningkatkan konsumsi oksigen pada rantai pernafasan dan meningkatkan mekanisme transkripsi gen melalui peningkatan sintesis protein shingga balans nitrogen positif yang diperlukan untuk perkembangan normal. Regulasi kelenjar tiroid, jika T3 dan T4 meningkat dalam darah sehingga menghambat hipofisis untuk mengeluarkan TSH, maka stimulasi terhadap kelenjar tiroid menurun dan akibatnya T3 dan T4 menurun. T3 dan T4 yang meningkat dalam darah ini akan menghambat hipotalamus untuk mengeluarkan TRH, selanjutnya hipofisis dihambat dalam menghasilkan TSH, stimulasi terhadap kelenjar tiroid menurun dan produski T3-T4 juga menurun. Hormon tiroid bekerja melalui reseptor intrasel (seperti steroid). Pada penyakit grave s (tirotoksikosis) terbentuk suatu antibodi yang disebut thyroid stimulating antibodies, karena dapat berperan seperti TSH. TSHAb terikat pada reseptor TSH. Regulasi terjadi melalui down 91 H o r m o n p e n g a t u r k a d a r m i n e r a l t u b u h

18 regulation sekresi TSH oleh T3 dan T4 melalui negative feedback control. Pompa Na ini dapat saja terganggu akibatnya maka pemasukan iodida terganggu, pembentukan hormon tiroid menurun dan metabolisme tubuh juga menurun. Zat-zat yang mempunyai sifat kompetitif dengan iodida juga dapat mengganggu mekanisme pembentukan hormon tiroid. Pada wanita hamil mengalami eutiroid, dimana terjadi peningkatan tiroglobulin dan peningkatan T3- T4. Pada penderita yang memiliki kolesterol meningkat, sebaiknya terjadi penambahan hormon tiroid, karena dalam hal ini dapat mempengaruhi penurunan jumlah kolesterol dengan meningkatkan metabolisme. Namun pemberian hormon ini harus di kontrol jangan sampai terjadi hipertiroid, tetapi hanya untuk penurunan kadar kolesterol. 92 H o r m o n p e n g a t u r k a d a r m i n e r a l t u b u h

BAB 2 ANATOMI DAN FUNGSI KELENJAR TIROID. Tiroid berarti organ berbentuk perisai segi empat. Kelenjar tiroid merupakan

BAB 2 ANATOMI DAN FUNGSI KELENJAR TIROID. Tiroid berarti organ berbentuk perisai segi empat. Kelenjar tiroid merupakan BAB 2 ANATOMI DAN FUNGSI KELENJAR TIROID 2.1 Anatomi Tiroid berarti organ berbentuk perisai segi empat. Kelenjar tiroid merupakan organ yang bentuknya seperti kupu-kupu dan terletak pada leher bagian bawah

Lebih terperinci

BIOSINTESIS HORMON TIROID

BIOSINTESIS HORMON TIROID HORMON TIROID Kelenjar Tiroid menghasilkan 2 jenis hormone: Triiodotironin (T3) Tetraiodotironin (T4) Hormon tiroid berperan dalam metabolism umum (sintesis protein), perkembangan umum (pembentukan hormone

Lebih terperinci

SEL OLEH: NINING WIDYAH KUSNANIK

SEL OLEH: NINING WIDYAH KUSNANIK SEL OLEH: NINING WIDYAH KUSNANIK DEFINISI Sel adalah unit kehidupan struktural dan fungsional terkecil dari tubuh. Sebagian besar reaksi kimia untuk mempertahankan kehidupan berlangsung dalam sel. Sel

Lebih terperinci

Rijalul Fikri FISIOLOGI ENDOKRIN

Rijalul Fikri FISIOLOGI ENDOKRIN Rijalul Fikri FISIOLOGI ENDOKRIN Kemampuan suatu sel atau jaringan untuk berkomunikasi satu sama lainnya dimungkinkan oleh adanya 2 (dua) sistem yang berfungsi untuk mengkoordinasi semua aktifitas sel

Lebih terperinci

A. Pengertian Sel. B. Bagian-bagian Penyusun sel

A. Pengertian Sel. B. Bagian-bagian Penyusun sel A. Pengertian Sel Sel adalah unit strukural dan fungsional terkecil dari mahluk hidup. Sel berasal dari bahasa latin yaitu cella yang berarti ruangan kecil. Seluruh reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh

Lebih terperinci

PATOFISIOLOGI DAN IDK DM, TIROID,PARATIROID

PATOFISIOLOGI DAN IDK DM, TIROID,PARATIROID PATOFISIOLOGI DAN IDK DM, TIROID,PARATIROID Glukosa Ada dalam makanan, sbg energi dalam sel tubuh. Dicerna dalam usus, diserap sel usus ke pembuluh darah, diedarkan ke sel tubuh. Untuk masuk ke sel dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai bahan dasar dalam pembentukan hormon tiroid. Apabila tubuh

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai bahan dasar dalam pembentukan hormon tiroid. Apabila tubuh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Yodium merupakan trace elements yang dibutuhkan tubuh sebagai bahan dasar dalam pembentukan hormon tiroid. Apabila tubuh kekurangan yodium, pembentukan hormon

Lebih terperinci

Sel melakukan kontak dengan lingkungannya menggunakan permukaan sel, meliputi: 1. Membran plasma, yakni protein dan lipid 2. Molekul-molekul membran

Sel melakukan kontak dengan lingkungannya menggunakan permukaan sel, meliputi: 1. Membran plasma, yakni protein dan lipid 2. Molekul-molekul membran Sel melakukan kontak dengan lingkungannya menggunakan permukaan sel, meliputi: 1. Membran plasma, yakni protein dan lipid 2. Molekul-molekul membran yang menonjol ke luar sel Melalui permukaan sel ini,

Lebih terperinci

MUTIARA INDAH SARI NIP:

MUTIARA INDAH SARI NIP: HORMON TIROID Dr. MUTIARA INDAH SARI NIP: 132 296 973 2007 DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN............ 1 II. ANATOMI KELENJAR TIROID............... 1 III. STRUKTUR KELENJAR TIROID.......... 4 IV. METABOLISME

Lebih terperinci

(G Protein-coupled receptor) sebagai target aksi obat

(G Protein-coupled receptor) sebagai target aksi obat Reseptor terhubung protein G (G Protein-coupled receptor) sebagai target aksi obat merupakan keluarga terbesar reseptor permukaan sel menjadi mediator dari respon seluler berbagai molekul, seperti: hormon,

Lebih terperinci

Konsep Sel, Jaringan, Organ dan Sistem Organ

Konsep Sel, Jaringan, Organ dan Sistem Organ Konsep Sel, Jaringan, Organ dan Sistem Organ STRUKTUR TUBUH MANUSIA SEL (UNSUR DASAR JARINGAN TUBUH YANG TERDIRI ATAS INTI SEL/ NUCLEUS DAN PROTOPLASMA) JARINGAN (KUMPULAN SEL KHUSUS DENGAN BENTUK & FUNGSI

Lebih terperinci

BIOSINTESIS HORMON TIROID DAN PARATIROID

BIOSINTESIS HORMON TIROID DAN PARATIROID MAKALAH TENTANG BIOSINTESIS HORMON TIROID DAN PARATIROID Disusun oleh: Sohibul Himam Haqiqi 0710510087 FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2008 PENDAHULUAN 1.1 Sistem endokrin Sistem endokrin,

Lebih terperinci

S E L. Suhardi, S.Pt.,MP

S E L. Suhardi, S.Pt.,MP S E L Suhardi, S.Pt.,MP Foreword Struktur sel, jaringan, organ, tubuh Bagian terkecil dan terbesar didalam sel Aktivitas metabolisme sel Perbedaan sel hewan dan tumbuhan Metabolisme sel Fisiologi Ternak.

Lebih terperinci

Retikulum Endoplasma (Mader, 2000) Tuti N. dan Sri S. (FIK-UI)

Retikulum Endoplasma (Mader, 2000) Tuti N. dan Sri S. (FIK-UI) Retikulum Endoplasma (Mader, 2000) RETIKULUM ENDOPLASMA Ada dua jenis retikum endoplasma (ER) yang melakukan fungsi yang berbeda di dalam sel: Retikulum Endoplasma kasar (rough ER), yang ditutupi oleh

Lebih terperinci

BAB V ENDOKRINOLOGI A. PENDAHULUAN

BAB V ENDOKRINOLOGI A. PENDAHULUAN BAB V ENDOKRINOLOGI A. PENDAHULUAN Pokok bahasan endokrinologi memberikan penjelasan mengenai sistem pengaturan tubuh yang diatur oleh hormon. Dalam endokrinologi telah dibahas berbagai macam aspek tentang

Lebih terperinci

Peristiwa Kimiawi (Sistem Hormon)

Peristiwa Kimiawi (Sistem Hormon) Modul ke: Peristiwa Kimiawi (Sistem Hormon) Fakultas PSIKOLOGI Ellen Prima, S.Psi., M.A. Program Studi PSIKOLOGI http://www.mercubuana.ac.id Pengertian Hormon Hormon berasal dari kata hormaein yang berarti

Lebih terperinci

ORGANISASI KEHIDUPAN. Sel

ORGANISASI KEHIDUPAN. Sel ORGANISASI KEHIDUPAN Sel Sel adalah unit terkecil dari makhluk hidup. Ukuran sangat kecil untuk melihat harus dibantu dengan mikroskop. Kata sel berasal dari bahasa latin cellulae, yang berarti bilik kecil.

Lebih terperinci

HIPOTALAMUS DAN KELENJAR HIPOFISIS

HIPOTALAMUS DAN KELENJAR HIPOFISIS HIPOTALAMUS DAN KELENJAR HIPOFISIS Hipotalamus merupakan bagian kecil otak yang menerima input baik langsung maupun tidak dari semua bagian otak. Hipofisis adalah kelenjar endokrin kecil yang terletak

Lebih terperinci

FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN

FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN STRUKTUR KELENJAR ENDOKRIN Sistem endokrin terdiri dari kelenjar-kelenjar Endokrin Kelenjar endokrin merupakan sekelompok susunan sel yang mempunyai susunan mikroskopis sangat

Lebih terperinci

SISTEMA ENDOKRINUM (= SISTEM ENDOKRIN)

SISTEMA ENDOKRINUM (= SISTEM ENDOKRIN) SISTEMA ENDOKRINUM (= SISTEM ENDOKRIN) Sistem endokrin terdiri dari kelenjar-kelenjar endokrin. kelenjar endokrin ialah suatu kelompok sel-sel khusus yang menghasilkan suatu produk kimia organik khas yang

Lebih terperinci

METABOLISME KALSIUM DAN TULANG Diposkan oleh -UkhtiLina- on Selasa, 03 Maret 2009

METABOLISME KALSIUM DAN TULANG Diposkan oleh -UkhtiLina- on Selasa, 03 Maret 2009 METABOLISME KALSIUM DAN TULANG Diposkan oleh -UkhtiLina- on Selasa, 03 Maret 2009 REFERAD 3 METABOLISME KALSIUM DAN TULANG Anggota Kelompok : Marlina Waty G1A 107013 Fenny Aliska L G1A 107014 Ika Aninda

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit kritis merupakan suatu keadaan sakit yang membutuhkan dukungan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit kritis merupakan suatu keadaan sakit yang membutuhkan dukungan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anak sakit kritis Penyakit kritis merupakan suatu keadaan sakit yang membutuhkan dukungan terhadap kegagalan fungsi organ vital yang dapat menyebabkan kematian, dapat berupa

Lebih terperinci

BIOLOGI SEL RETIKULUM ENDOPLASMA DAN APARATUS GOLGI MAKALAH

BIOLOGI SEL RETIKULUM ENDOPLASMA DAN APARATUS GOLGI MAKALAH BIOLOGI SEL RETIKULUM ENDOPLASMA DAN APARATUS GOLGI MAKALAH Disusun untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Matakuliah Biologi Sel yang Dibina oleh Dr. Umie Lestari, M.Si Oleh: Zeni Qurotu A yuni NIM 109341417213

Lebih terperinci

PERISTIWA KIMIAWI (SISTEM HORMON)

PERISTIWA KIMIAWI (SISTEM HORMON) Bio Psikologi Modul ke: PERISTIWA KIMIAWI (SISTEM HORMON) 1. Penemuan Transmisi Kimiawi pada Sinapsis 2. Urutan Peristiwa Kimiawi pada Sinaps 3. Hormon Fakultas Psikologi Firman Alamsyah, MA Program Studi

Lebih terperinci

Fungsi tubuh diatur oleh dua sistem pengatur utama: Sistem hormonal/sistem endokrin Sistem saraf

Fungsi tubuh diatur oleh dua sistem pengatur utama: Sistem hormonal/sistem endokrin Sistem saraf H O R M O N Fungsi tubuh diatur oleh dua sistem pengatur utama: Sistem hormonal/sistem endokrin Sistem saraf Pada umumnya, sistem hormonal terutama berhubungan dengan pengaturan berbagai fungsi metabolisme

Lebih terperinci

dr. AL-MUQSITH, M.Si

dr. AL-MUQSITH, M.Si SEL dr. AL-MUQSITH, M.Si Ultra Struktur MULAI DIPELAJARI DENGAN DITEMUKANNYA MIKROSKOP ELEKTRON. PEMBESARAN YANG DIPEROLEH MENCAPAI PULUHAN RIBU KALI. GAMBAR YANG DIPELAJARI UMUMNYA DARI: - MIKROSKOP ELEKTRON

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. komponen utama adalah hemoglobin A dengan struktur molekul α 2 β 2.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. komponen utama adalah hemoglobin A dengan struktur molekul α 2 β 2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hemoglobin Darah orang dewasa normal memiliki tiga jenis hemoglobin, dengan komponen utama adalah hemoglobin A dengan struktur molekul α 2 β 2. Hemoglobin minor yang memiliki

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLatihan Soal 11.1

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLatihan Soal 11.1 1. Perhatikan nama-nama bagian sel berikut ini! dinding sel inti sel kloroplas Lisosom sentriol Bagian sel yang tidak dimiliki oleh sel hewan adalah... SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLatihan

Lebih terperinci

BAB 6 PEMBAHASAN. tingkat waktu kematian terhadap kemampuan pergerakan silia cavitas nasi hewan

BAB 6 PEMBAHASAN. tingkat waktu kematian terhadap kemampuan pergerakan silia cavitas nasi hewan 42 BAB 6 PEMBAHASAN Penelitian ini mempunyai tujuan untuk melihat pengaruh perbedaan suhu dan tingkat waktu kematian terhadap kemampuan pergerakan silia cavitas nasi hewan coba post mortem. Penelitian

Lebih terperinci

b. Badan pankreas Merupakan bagian utama dan letaknya di belakang lambung dan vertebra lumbalis pertama. c. Ekor pankreas Merupakan bagian yang

b. Badan pankreas Merupakan bagian utama dan letaknya di belakang lambung dan vertebra lumbalis pertama. c. Ekor pankreas Merupakan bagian yang PANKREAS Pankreas merupakan suatu organ berupa kelenjar dengan panjang 12,5 cm dan tebal + 2,5 cm Pankreas terdiri dari: a. Kepala pankreas Merupakan bagian yang paling lebar, terletak disebelah kanan

Lebih terperinci

Jenis hormon berdasarkan pembentuknya 1. Hormon steroid; struktur kimianya mirip dengan kolesterol. Contoh : kortisol, aldosteron, estrogen,

Jenis hormon berdasarkan pembentuknya 1. Hormon steroid; struktur kimianya mirip dengan kolesterol. Contoh : kortisol, aldosteron, estrogen, SISTEM ENDOKRIN Hormon adalah bahan kimia yang dihasilkan oleh sebuah sel atau sekelompok sel dan disekresikan ke dalam pembuluh darah serta dapat mempengaruhi pengaturan fisiologi sel-sel tubuh lain.

Lebih terperinci

MODIFIKASI PROTEIN PADA RE SORTASI PROTEIN SEKRESI PADA APARATUS GOLGI ZAHRA FATHYA CHAERUNISA KELAS B

MODIFIKASI PROTEIN PADA RE SORTASI PROTEIN SEKRESI PADA APARATUS GOLGI ZAHRA FATHYA CHAERUNISA KELAS B MODIFIKASI PROTEIN PADA RE SORTASI PROTEIN SEKRESI PADA APARATUS GOLGI ZAHRA FATHYA CHAERUNISA 1513024058 KELAS B Retikulum Endoplasma (RE, atau endoplasmic reticula) adalah organel yang dapat ditemukan

Lebih terperinci

BAB III SISTEM SELAPUT SITOPLASMIK

BAB III SISTEM SELAPUT SITOPLASMIK BAB III SISTEM SELAPUT SITOPLASMIK I. PENDAHULUAN Bab ini menerangkan kompartemen dalam sel khususnya retikulum endoplasma, kompleks Golgi, lisosom dan peroksisom, struktur dan fungsinya dalam sel. Hubungan

Lebih terperinci

BAB XIV. Kelenjar Hipofisis

BAB XIV. Kelenjar Hipofisis BAB XIV Kelenjar Hipofisis A. Struktur Kelenjar Hipofisis Kelenjar hipofisis atau kelenjar pituitary adalah suatu struktur kecil sebesar kacang ercis yang terletak di dasar otak. Kelenjar ini berada dalam

Lebih terperinci

SISTEM ENDOMEMBRAN. Sistem endomembran

SISTEM ENDOMEMBRAN. Sistem endomembran SISTEM ENDOMEMBRAN Sistem endomembran Organel pada sistem endomembran dinamik membentuk suatu jejaring yang terintegrasi Berbagai organel dalam sistem endomembran saling terkait baik secara struktural

Lebih terperinci

BIOLOGI SEL. Pokok Bahasan. 1. Teori sel 2. Alat bantu mempelajari sel 3. Sel prokariot dan eukariot 4. Ultrastruktur Sel

BIOLOGI SEL. Pokok Bahasan. 1. Teori sel 2. Alat bantu mempelajari sel 3. Sel prokariot dan eukariot 4. Ultrastruktur Sel BIOLOGI SEL Pokok Bahasan 1. Teori sel 2. Alat bantu mempelajari sel 3. Sel prokariot dan eukariot 4. Ultrastruktur Sel Disusun oleh Achmad Farajallah berdasarkan Campbell et al. 2000 dan diedit oleh D.

Lebih terperinci

Retikulum Endoplasma (Mader, 2000) Tuti N. dan Sri S., FIK 2009

Retikulum Endoplasma (Mader, 2000) Tuti N. dan Sri S., FIK 2009 Retikulum Endoplasma (Mader, 2000) 1 RETIKULUM ENDOPLASMA Ada dua jenis retikum endoplasma (ER) yang melakukan fungsi yang berbeda di dalam sel: Retikulum Endoplasma kasar (rough ER), yang ditutupi oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beragam. Masalah gizi di Indonesia dan di Negara berkembang pada

BAB I PENDAHULUAN. beragam. Masalah gizi di Indonesia dan di Negara berkembang pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia saat ini menghadapi masalah kesehatan yang kompleks dan beragam. Masalah gizi di Indonesia dan di Negara berkembang pada umumnya masih didominasi oleh

Lebih terperinci

Kompartemen cairan di dalam tubuh

Kompartemen cairan di dalam tubuh MINERAL definisi Mineral merupakan bagian dari tubuh yang memegang peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh secara keseluruhan. fungsi

Lebih terperinci

Tujuan Instruksional. Umum. Khusus

Tujuan Instruksional. Umum. Khusus MEMBRAN SEL Tujuan Instruksional Umum Mahasiswa FK USU semester 1 akan dapat menjelaskan struktur dan fungsi membran serta protein membran dan hubungannya dengan reseptor. Khusus Mahasiswa akan dapat :

Lebih terperinci

Definisi fisiologi / ilmu faal Manusia sistem organ organ sel Sistem organ

Definisi fisiologi / ilmu faal Manusia sistem organ organ sel Sistem organ Definisi fisiologi / ilmu faal Manusia sistem organ organ sel Sistem organ Membran sel Membran nukleus Retikulum endoplasma Aparatus golgi Mitokondria lisosom Kurnia Eka Wijayanti 60 % dari berat tubuh

Lebih terperinci

Dr. Halinda Sari Lubis, MKKK Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Dr. Halinda Sari Lubis, MKKK Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Dr. Halinda Sari Lubis, MKKK Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Suatu massa protoplasma yan dibatasi oleh sel membran serta mempunyai nukleus Mempunyai membran plasma Mengandung bahan-bahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG Struma adalah perbesaran kelenjar tiroid yang menyebabkan pembengkakan di bagian depan leher (Dorland, 2002). Kelenjar tiroid terletak tepat dibawah laring pada kedua

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Kelenjar tiroid fetus berasal dari endodermal foregut. Perkembangannya

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Kelenjar tiroid fetus berasal dari endodermal foregut. Perkembangannya BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Patofisiologi Kelenjar Tiroid Kelenjar tiroid fetus berasal dari endodermal foregut. Perkembangannya mulai dari dasar faring yang mengadakan profilasi dan invaginasi, kemudian

Lebih terperinci

PENGATURAN JANGKA PENDEK. perannya sebagian besar dilakukan oleh pembuluh darah itu sendiri dan hanya berpengaruh di daerah sekitarnya

PENGATURAN JANGKA PENDEK. perannya sebagian besar dilakukan oleh pembuluh darah itu sendiri dan hanya berpengaruh di daerah sekitarnya MAPPING CONCEPT PENGATURAN SIRKULASI Salah satu prinsip paling mendasar dari sirkulasi adalah kemampuan setiap jaringan untuk mengatur alirannya sesuai dengan kebutuhan metaboliknya. Terbagi ke dalam pengaturan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 21 HASIL DAN PEMBAHASAN Pada setiap sediaan otot gastrocnemius dilakukan tiga kali perekaman mekanomiogram. Perekaman yang pertama adalah ketika otot direndam dalam ringer laktat, kemudian dilanjutkan

Lebih terperinci

PATOFISIOLOGI SINDROM NEFROTIK

PATOFISIOLOGI SINDROM NEFROTIK PATOFISIOLOGI SINDROM NEFROTIK Reaksi antara antigen-antibodi menyebabkan permeabilitas membran basalis glomerulus meningkat dan diiukti kebocoran protein, khususnya akbumin. Akibatnya tubuh kehilangan

Lebih terperinci

:

: KBMENTERIAI\ RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS UDAYANA UPT PERPUSTAKAAN Alamat : Kampus Unud Bukit Jimbaran Badung, Bali - 80364 Telepon (0361) 702772, Fax (0361) 701907 E-mail : perpr-rstakaanudayana@)rahoo.co.id

Lebih terperinci

Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.

Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. JARINGAN HEWAN Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. A. JARINGAN EPITEL Jaringan epitel merupakan jaringan penutup yang melapisi

Lebih terperinci

Pendahuluan kebutuhan energi basal bertahan hidup Lemak sumber energi tertinggi asam lemak esensial Makanan mengandung lemak Pencernaan

Pendahuluan kebutuhan energi basal bertahan hidup Lemak sumber energi tertinggi asam lemak esensial Makanan mengandung lemak Pencernaan Metabolisme lemak Dr. Syazili Mustofa, M.Biomed Lektor mata kuliah ilmu biomedik Departemen Biokimia, Biologi Molekuler, dan Fisiologi Fakultas Kedokteran Unila Pendahuluan Manusia memiliki kebutuhan energi

Lebih terperinci

Gejala Klinis. Umum. Gejala

Gejala Klinis. Umum. Gejala Hormon tiroid tiroksin (T4) dan triiodothyronine (T3) yang dibentuk pada tiroglobulin, glikoprotein besar disintesis dalam sel tiroid. Karena struktur tersier yang unik dari glikoprotein ini, residu tirosin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berkembang seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuannya. Pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berkembang seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuannya. Pertumbuhan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak yang berkualitas merupakan tulang punggung keberhasilan suatu negara. Kualitas anak masa kini merupakan penentu kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di masa yang

Lebih terperinci

1. Struktur dan mekanisme kerja hormon

1. Struktur dan mekanisme kerja hormon Hormon adalah bahan kimia pembawa sinyal. Hormon dibentuk dalam sel-sel khusus yang terdapat dalam kelenjar endokrin. Hormon disekresikan ke dalam darah dan kemudian oleh darah disalurkan ke organ-organ

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyusun jaringan tumbuhan dan hewan. Lipid merupakan golongan senyawa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyusun jaringan tumbuhan dan hewan. Lipid merupakan golongan senyawa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lipid 2.1.1 Pengertian lipid Lipid adalah golongan senyawa organik yang sangat heterogen yang menyusun jaringan tumbuhan dan hewan. Lipid merupakan golongan senyawa organik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah terdiri atas 2 komponen utama yaitu plasma darah dan sel-sel darah.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah terdiri atas 2 komponen utama yaitu plasma darah dan sel-sel darah. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Darah Darah merupakan komponen esensial makhluk hidup, mulai dari binatang hingga manusia. Dalam keadaan fisiologik, darah selalu berada dalam pembuluh darah sehingga

Lebih terperinci

PROSES SINTESIS ASAM LEMAK (LIPOGENESIS)

PROSES SINTESIS ASAM LEMAK (LIPOGENESIS) PROSES SINTESIS ASAM LEMAK (LIPOGENESIS) Lipogenesis adalah pembentukan asam lemak yang terjadi di dalam hati. Glukosa atau protein yang tidak segera digunakan tubuh sebagian besar tersimpan sebagai trigliserida.

Lebih terperinci

Retikulum Endoplasma dan Aparatus Golgi. Oleh : Dara Soaraya Octavia B

Retikulum Endoplasma dan Aparatus Golgi. Oleh : Dara Soaraya Octavia B Retikulum Endoplasma dan Aparatus Golgi Oleh : Dara Soaraya Octavia 1513024068 B Pada sintesis protein yang terjadi di RE kasar akan dijelaskan pada uraian berikut ini. 1. mrna menginisiasi sintesis protein

Lebih terperinci

STRUKTUR DAN FUNGSI SEL

STRUKTUR DAN FUNGSI SEL STRUKTUR DAN FUNGSI SEL 1. Pengertian Sel: Sel kata latinnya yaitu cella, yang berarti ruangan kecil atau unit kehidupan terkecil. Ditemukan pertama kali oleh Robert Hooke pada tahun 1665, yaitu tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada beberapa wanita masa menstruasi merupakan masa-masa yang sangat menyiksa. Itu terjadi akibat adanya gangguan-gangguan pada siklus menstruasi. Gangguan menstruasi

Lebih terperinci

Toksikokinetik racun

Toksikokinetik racun Toksikokinetik racun Mekanisme kerja suatu racun zat terhadap suatu organ sasaran pada umumnya melewati suatu rantai reaksi yang dapat dibedakan menjadi 3 fase utama : Fase Toksikokinetik Fase Eksposisi

Lebih terperinci

II. LOKASI UTAMA PEMILAHAN DAN DISTRIBUSI PROTEIN

II. LOKASI UTAMA PEMILAHAN DAN DISTRIBUSI PROTEIN II. LOKASI UTAMA PEMILAHAN DAN DISTRIBUSI PROTEIN Banyak sitem pemilahan dan distribusi protein berlangsung di dalam RE dan kompleks Golgi. Berbagai macam molekul protein memulai perjalanan dengan masuk

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Kelenjar tiroid berasal dari jaringan mesodermal pada masa embrio yang

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Kelenjar tiroid berasal dari jaringan mesodermal pada masa embrio yang BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelenjar Tiroid Kelenjar tiroid berasal dari jaringan mesodermal pada masa embrio yang berada pada dasar faring di foramen cecum, kemudian melingkar ke arah anterior trakea

Lebih terperinci

SISTEM ENDOKRIN. Oleh Dr. KATRIN ROOSITA, SP.MSi. DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT, FEMA, IPB

SISTEM ENDOKRIN. Oleh Dr. KATRIN ROOSITA, SP.MSi. DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT, FEMA, IPB SISTEM ENDOKRIN Oleh Dr. KATRIN ROOSITA, SP.MSi. DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT, FEMA, IPB Source: http://users.rcn.com/jki mball.ma.ultranet/biolo gypages/h/hormones.ht ml. KELENJAR-KELENJAR ENDOKRIN HYPOTHALAMUS

Lebih terperinci

FISIOLOGI SEL & OTOT OLEH: NINING WIDYAH KUSNANIK

FISIOLOGI SEL & OTOT OLEH: NINING WIDYAH KUSNANIK FISIOLOGI SEL & OTOT OLEH: NINING WIDYAH KUSNANIK SEL-SEL SEBAGAI SATUAN HIDUP TUBUH Dasar satuan hidup tubuh adalah sel, dan tiap-tiap organ sebenarnya merupakan kumpulan banyak sel yang tidak sama, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari dataran tinggi atau pegunungan. Gangguan Akibat. jangka waktu cukup lama (Hetzel, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari dataran tinggi atau pegunungan. Gangguan Akibat. jangka waktu cukup lama (Hetzel, 2005). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gondok Endemik merupakan masalah gizi yang dijumpai hampir diseluruh negara di dunia, baik di negara berkembang termasuk di Indonesia maupun negara maju. Terlebih

Lebih terperinci

MEKANISME TRANSPOR PADA MEMBRAN SEL

MEKANISME TRANSPOR PADA MEMBRAN SEL MEKANISME TRANSPOR PADA MEMBRAN SEL Berbagai organel yang terdapat di dalam sitoplasma memiliki membran yang strukturnya sama dengan membran plasma. Walaupun tebal membran plasma hanya ± 0,1 μm, membran

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Sektor peternakan merupakan sektor yang strategis, mengingat dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan dan mencerdaskan bangsa, sektor peternakan berperan penting melalui penyediaan

Lebih terperinci

OBAT DAN NASIB OBAT DALAM TUBUH

OBAT DAN NASIB OBAT DALAM TUBUH OBAT DAN NASIB OBAT DALAM TUBUH OBAT : setiap molekul yang bisa merubah fungsi tubuh secara molekuler. NASIB OBAT DALAM TUBUH Obat Absorbsi (1) Distribusi (2) Respon farmakologis Interaksi dg reseptor

Lebih terperinci

A. Bagian-bagian dalam sel tersusun atas sebagai berikut:

A. Bagian-bagian dalam sel tersusun atas sebagai berikut: A. Bagian-bagian dalam sel tersusun atas sebagai berikut: 1. Membran sel Membran sel sering disebut juga membran plasma yang bersifat semipermeabel. Artinya, membran sel hanya dpat dilewati oleh zat tertentu,

Lebih terperinci

BIOLOGI SEL OLEH : CRISTIN NATALIA. P ILMU KELAUTAN B UNIVERSITAS DIPONEGORO. cristinnatalia.hol.es

BIOLOGI SEL OLEH : CRISTIN NATALIA. P ILMU KELAUTAN B UNIVERSITAS DIPONEGORO. cristinnatalia.hol.es BIOLOGI SEL OLEH : CRISTIN NATALIA. P ILMU KELAUTAN B 26020113120041 UNIVERSITAS DIPONEGORO SEL Apa itu SEL??.. Sel merupakan unit struktural dan fungsional, yang menyusun tubuh organisme KARAKTERISTIK

Lebih terperinci

Mineral. Pandangan Nutrisi : bahan inorganik yang dibutuhkan. untuk proses kehidupan baik dalam bentuk ion atau

Mineral. Pandangan Nutrisi : bahan inorganik yang dibutuhkan. untuk proses kehidupan baik dalam bentuk ion atau Mineral Mineral Pandangan Nutrisi : bahan inorganik yang dibutuhkan untuk proses kehidupan baik dalam bentuk ion atau elemen bebas. Diperoleh dari makanan (tubuh tidak dpt memproduksi) Fungsi Sebagai katalisator

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA DENGAN OSTEOPOROSIS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA DENGAN OSTEOPOROSIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA DENGAN OSTEOPOROSIS TINJAUAN TEORI 1. Definisi Osteoporosis adalah penyakit metabolisme tulang yang cirinya adalah pengurangan massa tulang dan kemunduran mikroarsitektur tulang

Lebih terperinci

PS-S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNEJ (2017) JARINGAN DASAR SYUBBANUL WATHON, S.SI., M.SI.

PS-S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNEJ (2017) JARINGAN DASAR SYUBBANUL WATHON, S.SI., M.SI. PS-S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNEJ (2017) JARINGAN DASAR SYUBBANUL WATHON, S.SI., M.SI. Kompetensi Dasar 1. Struktur dan fungsi umum jaringan epitel 2. Klasifikasi jaringan epitel (epitel penutup dan epitel

Lebih terperinci

FISIOLOGI HORMON STRUKTUR KELENJAR ENDOKRIN STRUKTUR KELENJAR ENDOKRIN

FISIOLOGI HORMON STRUKTUR KELENJAR ENDOKRIN STRUKTUR KELENJAR ENDOKRIN FISIOLOGI HORMON Fisiologi hormon By@Ismail,S.Kep, Ns, M.Kes 1 STRUKTUR KELENJAR ENDOKRIN Sistem endokrin terdiri dari kelenjarkelenjar endokrin Kelenjar endokrin merupakan sekelompok susunan sel yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Metabolisme Energi Otot Rangka Kreatin fosfat merupakan sumber energi pertama yang digunakan pada awal aktivitas kontraktil. Suatu karakteristik khusus dari energi yang dihantarkan

Lebih terperinci

Created by Mr. E. D, S.Pd, S.Si LOGO

Created by Mr. E. D, S.Pd, S.Si LOGO Created by Mr. E. D, S.Pd, S.Si darma_erick77@yahoo.com LOGO Proses Pengeluaran Berdasarkan zat yang dibuang, proses pengeluaran pada manusia dibedakan menjadi: Defekasi: pengeluaran zat sisa hasil ( feses

Lebih terperinci

dan mengeluarkan CO 2 Sistem kemih (urinari) untuk membuang zat sisa Sistem kardiovaskular untuk mendistribusikan makanan, O 2

dan mengeluarkan CO 2 Sistem kemih (urinari) untuk membuang zat sisa Sistem kardiovaskular untuk mendistribusikan makanan, O 2 Organisme bersel tunggal :semua proses vital berlangsung dalam satu sel. Organisme bersel banyak (multisel), fungsi-fungsi tertentu diambil alih oleh kelompok-kelompok sel. Pada manusia dan hewan bertulang

Lebih terperinci

Otot rangka tersusun dari serat-serat otot yang merupakan unit. penyusun ( building blocks ) sistem otot dalam arti yang sama dengan

Otot rangka tersusun dari serat-serat otot yang merupakan unit. penyusun ( building blocks ) sistem otot dalam arti yang sama dengan MORFOLOGI Organisasi Otot rangka tersusun dari serat-serat otot yang merupakan unit penyusun ( building blocks ) sistem otot dalam arti yang sama dengan neuron yang merupakan unit penyusun sistem saraf.

Lebih terperinci

BIOKIMIA NUTRISI. : PENDAHULUAN (Haryati)

BIOKIMIA NUTRISI. : PENDAHULUAN (Haryati) BIOKIMIA NUTRISI Minggu I : PENDAHULUAN (Haryati) - Informasi kontrak dan rencana pembelajaran - Pengertian ilmu biokimia dan biokimia nutrisi -Tujuan mempelajari ilmu biokimia - Keterkaitan tentang mata

Lebih terperinci

SEL DAN JARINGAN MATERI BAHAN PELATIHAN UNTUK GURU-GURU SMA / MA OLEH: DRS. TAUFIK RAHMAN, MPD UPI BANDUNG

SEL DAN JARINGAN MATERI BAHAN PELATIHAN UNTUK GURU-GURU SMA / MA OLEH: DRS. TAUFIK RAHMAN, MPD UPI BANDUNG SEL DAN JARINGAN MATERI BAHAN PELATIHAN UNTUK GURU-GURU SMA / MA OLEH: DRS. TAUFIK RAHMAN, MPD UPI BANDUNG NANGRO ACEH DARUSSALAM 5-10 JULI 2007 1 SOAL TES SEL DAN JARINGAN Petunjuk: 1. Jawablah pertanyaan

Lebih terperinci

BIOLOGI UMUM (MIP612112) Priyambodo, M.Sc. staff.unila.ac.id/priyambodo

BIOLOGI UMUM (MIP612112) Priyambodo, M.Sc. staff.unila.ac.id/priyambodo BIOLOGI UMUM (MIP612112) Priyambodo, M.Sc. Overview Penemuan sel Sel dan homeostasis Ukuran sel Kategori sel Bagian sel Tokoh penemu sel Robert Hooke A. v. Leeuwenhoek M. Schleiden T. Schwann R. Virchow

Lebih terperinci

FISIOLOGI SEL. TIM PENGAJAR FISIOLOGI MANUSIA Departemen Gizi Masyarakat,FEMA, IPB 2015 Dr. Katrin Roosita_sel 2015

FISIOLOGI SEL. TIM PENGAJAR FISIOLOGI MANUSIA Departemen Gizi Masyarakat,FEMA, IPB 2015 Dr. Katrin Roosita_sel 2015 FISIOLOGI SEL TIM PENGAJAR FISIOLOGI MANUSIA Departemen Gizi Masyarakat,FEMA, IPB 2015 Dr. Katrin Roosita_sel 2015 Sel: unit dasar struktur dan fungsi tubuh. Fungsi organ dan sistem tubuh ditentukan oleh

Lebih terperinci

Jaringan adalah struktur yang dibentuk oleh kumpulan sel yang mempunyai sifat-sifat morfologi dan fungsi yang sama. Jaringan Dasar pada hewan

Jaringan adalah struktur yang dibentuk oleh kumpulan sel yang mempunyai sifat-sifat morfologi dan fungsi yang sama. Jaringan Dasar pada hewan Jaringan adalah struktur yang dibentuk oleh kumpulan sel yang mempunyai sifat-sifat morfologi dan fungsi yang sama. Jaringan Dasar pada hewan vertebrata ada 4,yaitu: 1. Jaringan epitel 2. Jaringan ikat

Lebih terperinci

Komponen Kimia penyusun Sel (Biologi) Ditulis pada September 27, 2012

Komponen Kimia penyusun Sel (Biologi) Ditulis pada September 27, 2012 Komponen Kimia penyusun Sel (Biologi) Ditulis pada September 27, 2012 Sel disusun oleh berbagai senyawa kimia, seperti karbohidrat, protein,lemak, asam nukleat dan berbagai senyawa atau unsur anorganik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran, baik panjang maupun berat. Pertumbuhan dipengaruhi faktor genetik, hormon, dan lingkungan. Meskipun secara umum, faktor lingkungan

Lebih terperinci

HORMON. OLEH dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO

HORMON. OLEH dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO HORMON OLEH dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO Hormon Pembawa pesan kimiawi. Bersama saraf memadukan berbagai sistem organ (sistem koordinasi). Zat - zat dengan aktivitas hormonal (protein, asam amino, asam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia adalah upaya peningkatan status gizi. Gangguan Akibat

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia adalah upaya peningkatan status gizi. Gangguan Akibat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya yang memiliki dampak positif terhadap peningkatan sumber daya manusia adalah upaya peningkatan status gizi. Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) menjadi salah

Lebih terperinci

Untuk soal Tulislah B jika pernyataan yang diberikan Benar dan S jika salah

Untuk soal Tulislah B jika pernyataan yang diberikan Benar dan S jika salah Bidang Studi Kode Berkas : Biologi : BI-L01 (Soal) Petunjuk: Untuk soal 1-14 pilihlah satu jawaban yang paling tepat Untuk soal 15-20. Tulislah B jika pernyataan yang diberikan Benar dan S jika salah 1.

Lebih terperinci

BAB VI PEMBAHASAN. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa kadar NO serum awal penelitian dari

BAB VI PEMBAHASAN. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa kadar NO serum awal penelitian dari BAB VI PEMBAHASAN VI.1. Pembahasan Hasil uji statistik menunjukkan bahwa kadar NO serum awal penelitian dari kedua kelompok tak berbeda bermakna. Kadar NO serum antar kelompok berbeda bermakna. Kadar NO

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. aktif dari hormon tiroksin memegang peranan penting dalam fungsi fisiologis

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. aktif dari hormon tiroksin memegang peranan penting dalam fungsi fisiologis I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hormon Triiodotironin (T3) dan Tetraiodotironin (T4) adalah bentuk aktif dari hormon tiroksin memegang peranan penting dalam fungsi fisiologis tubuh dan pengaturan metabolisme

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan ekstraksi biji tanaman kopi. Kopi dapat digolongkan sebagai minuman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan ekstraksi biji tanaman kopi. Kopi dapat digolongkan sebagai minuman BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kopi 1. Pengertian kopi Kopi merupakan salah satu minuman yang berasal dari proses pengolahan dan ekstraksi biji tanaman kopi. Kopi dapat digolongkan sebagai minuman psikostimulant

Lebih terperinci

Ilmu Pengetahuan Alam

Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Alam Sistem Peredaran Darah SEKOLAH DASAR TETUM BUNAYA Kelas Yupiter Nama Pengajar: Kak Winni Ilmu Pengetahuan Alam Sistem Peredaran Darah A. Bagian-Bagian Darah Terdiri atas apakah darah

Lebih terperinci

UPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan Copyright 2009

UPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan Copyright 2009 BAB IV Darah Darah berfungsi sebagai : 1. Alat transport O 2 dari paruparu diangkut keseluruh tubuh. CO 2 diangkut dari seluruh tubuh ke paruparu. Sari makanan diangkut dari jonjot usus ke seluruh jaringan

Lebih terperinci

Sistem Eksresi> Kelas XI IPA 3 SMA Santa Maria Pekanbaru

Sistem Eksresi> Kelas XI IPA 3 SMA Santa Maria Pekanbaru Sistem Eksresi> Kelas XI IPA 3 SMA Santa Maria Pekanbaru O R G A N P E N Y U S U N S I S T E M E K S K R E S I K U L I T G I N J A L H A T I P A R U - P A R U kulit K ULIT K U L I T A D A L A H O R G A

Lebih terperinci

Metabolisme karbohidrat

Metabolisme karbohidrat Metabolisme karbohidrat Dr. Syazili Mustofa, M.Biomed Lektor mata kuliah ilmu biomedik Departemen Biokimia, Biologi Molekuler, dan Fisiologi Fakultas Kedokteran Unila PENCERNAAN KARBOHIDRAT Rongga mulut

Lebih terperinci

Jaringan tulang keras di bagi menjadi... a.1 b.2 = c.3 d.4 e.5

Jaringan tulang keras di bagi menjadi... a.1 b.2 = c.3 d.4 e.5 Jaringan tulang keras di bagi menjadi... a.1 b.2 = c.3 d.4 e.5 Dengan lingkaran tahun dapat diketahui. A. Besar pohon B. Tinggi pohon C. Umur pohon = D. Banyaknya hujan di tempat tumbuh E. Lamanya musin

Lebih terperinci

Gb. 5.12. STRUKTUR FOSPOLIPID (Campbell, 1999:72)

Gb. 5.12. STRUKTUR FOSPOLIPID (Campbell, 1999:72) Gb. 5.12. STRUKTUR FOSPOLIPID (Campbell, 1999:72) Rumus Umum Asam Amino (Campbell, 1999: 73) H H O N C C H R OH GUGUS AMINO GUGUS KARBOKSIL Tabel 5.1 Gambaran Umum Fungsi Protein (Campbell, 1999: 74) JENIS

Lebih terperinci

HIPOKALSEMIA DAN HIPERKALSEMIA. PENYEBAB Konsentrasi kalsium darah bisa menurun sebagai akibat dari berbagai masalah.

HIPOKALSEMIA DAN HIPERKALSEMIA. PENYEBAB Konsentrasi kalsium darah bisa menurun sebagai akibat dari berbagai masalah. 1. Hipokalsemia HIPOKALSEMIA DAN HIPERKALSEMIA Hipokalsemia (kadar kalsium darah yang rendah) adalah suatu keadaan dimana konsentrasi kalsium di dalam darah kurang dari 8,8 mgr/dl darah. PENYEBAB Konsentrasi

Lebih terperinci

6. PENGENDALIAN KADAR GLUKOSE DARAH

6. PENGENDALIAN KADAR GLUKOSE DARAH 6. PENGENDALIAN KADAR GLUKOSE DARAH GLUKOSE DARAH BERASAL DARI DIET, GLUKONEOGENESIS DAN GLIKOGENOLI S I S Sebagian besar karbohidrat diet yang dapat dicerna akhirnya membentuk glukose. Karbohidrat yang

Lebih terperinci