PELAKSANAAN SISTEM PENYIMPANAN DOKUMEN REKAM MEDIS INAKTIF UNTUK PERSIAPAN NILAI GUNA RS BHAYANGKARA SEMARANG TAHUN 2016

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PELAKSANAAN SISTEM PENYIMPANAN DOKUMEN REKAM MEDIS INAKTIF UNTUK PERSIAPAN NILAI GUNA RS BHAYANGKARA SEMARANG TAHUN 2016"

Transkripsi

1 PELAKSANAAN SISTEM PENYIMPANAN DOKUMEN REKAM MEDIS INAKTIF UNTUK PERSIAPAN NILAI GUNA RS BHAYANGKARA SEMARANG TAHUN 2016 Karya Tulis Ilmiah Disusun untuk memenuhi syarat dalam mencapai gelar diploma III (Amd. RMIK) pada program studi DIII Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Oleh : EUIS AMALIAH PUTRIANI D PROGRAM STUDI DIII REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG 2016 i

2 HALAMAN HAK CIPTA 2016 Hak Cipta Karya Tulis Ilmiah ada pada Penulis ii

3 iii

4 iv

5 v

6 vi

7 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya Tulis Ilmiah ini secara khusus kupersembahkan kepada : Terima kasih kepada Allah SWT, Segala puji syukur kupanjatkan kepada Allah SWT karena atas idho, ahmat, serta Karunia dan kehendak- N A alhamdulillah tugas akhir ini bisa diselesaikan dengan baik... Untuk kedua orang tuaku.. Ibu terimakasih atas doa-doa mu selama ini, tanpa doa serta restu dan dukungan mu.. mba tidak akan bisa sampai seperti ini.. Terimakasih ibu.. apak terimakasih atas kerja keras mu selama ini yang telah membiayai dari sekolah hingga kuliah sekarang.. Terimakasih pak, Terimakasih banyak.. Semoga Allah SWT selalu memberi kesehatan selalu.. Amin.. Untuk Dede kamsia.. walaupun suka nggak jelas, terimakasih juga doa dan dukungan nya selama ini.. Untuk ude dan Pakde ku.. Terimakasih sudah memberikan izin tinggal, dan memberikan fasilitas, merawat, dan menjagaku selama kuliah seperti anak sendiri.. Terimakasih.. Semoga Allah membalas semua kebaikan yang telah ude dan Pakde berikan kepadaku.. vii

8 Untuk Pembimbingku apak Arif Kurniadi, M.Kom, terimakasih banyak atas bimbingannya... Semua teman teman ku, seperjuangan kelas 62 terimakasih, nggak terasa udah mau lulus ajz.. hahaha.. Semangats buat kita semua.. Teman-teman dekat ku Vika, Ayu, Tus, hanik, Siti Kamsiaa o.. temen selama 3 tahun kuliah, temen terhebat kalian luar biasa, temen segalanya. Kita sering berantem, beda pendapat, dengerin curhatan ku, dengerin nangis ku, dengerin marah-marah ku.. maafkan aku yang suka marah-marah ya.. Semoga kelak kita bertemu kembali sudah menjadi orang-orang yang sukses ya amiinnn... Untuk orang yang sangat spesial. Terimaksih atas cinta, kasih dan dukungan nya selama ini, terimaksih sudah dengerin ocehan, keluh kesah adek selama ini.. viii

9 DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : Euis Amaliah Putriani Tempat, tanggal lahir : Pontianak, 19 Mei 1994 Jenis Kelamin Agama Alamat : Perempuan : Islam : BTN Bumi Sirnagalih Permai, Jl. Asmarandana No.59 RT 01/ RW 12 Cilaku Cianjur Jawa Barat Riwayat Pendidikan : 1. SDS Mujahidin Pontianak SMP Negeri 3 Pontianak 2007 SMP Negeri 4 Cianjur SMA Negeri Cilaku Cianjur Diterima di Progdi DIII Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang, 2013 ix

10 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat serta Ridho-Nya, Sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Dengan Judul Pelaksanaan Sistem Penyimpanan Dokumen Rekam Medis Inaktif Untuk Persiapan Nilai Guna RS Bhayangkara Semarang Tahun Karya tulis ilmiah ini disusun guna sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang. Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini tidak akan berjalan dengan lancar tanpa adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, maka perkenankanlah penulis menyampaikan terima kasih kepada : 1. Dr. Ir. Edi Noersasongko M.Kom, selaku Rektor Universitas Dian Nuswantoro Semarang. 2. Dr. dr. Sri Andarini Indreswari, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang. 3. Dr. Didiet Setioboedi, SpTHT-KL,DFM, selaku Direktur Rumah Sakit Bhayangkara Semarang. 4. Arif Kurniadi, M.Kom, selaku Ka Progdi DIII RMIK Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro dan selaku Pembimbing yang telah berkenan membimbing dan mengarahkan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. 5. Jaka Prasetya, S.Kep, M.Kes, selaku Reviwer Karya Tulis Ilmiah ini. x

11 6. Prapti Handayani, Amd. PK, selaku Ka Instalasi Rekam Medis RS Bhayangkara Semarang. 7. Seluruh Staf Unit Rekam Medis RSUD Majenang Kabupaten Cilacap. 8. Semua pihak yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu, terima kasih atas segala bantuan dan dukungannya. Peneliti menyadari dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna, maka peneliti mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Semarang, Juni 2016 Euis Amaliah Putriani xi

12 Program Studi DIII Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Fakultas Kesehatan Unversitas Dian Nuswantoro Semarang 2016 EUIS AMALIAH PUTRIANI ABSTRAK PELAKSANAAN SISTEM PENYIMPANAN DOKUMEN REKAM MEDIS INAKTIF UNTUK PERSIAPAN NILAI GUNA RS BHAYANGKARA SEMARANG TAHUN 2016 xx + 51 hal + 3 tabel + 3 gambar + 8 lampiran Berdasarkan hasil wawancara dan observasi kepada 8 petugas filing dan kepala rekam medis, Rumah Sakit Bhayangkara Semarang telah melakukan retensi secara berkala. Pelaksanaan nya dilakukan ketika rak file dianggap penuh. Kegiatan ini dilakukan dengan cara memisahkan dokumen rekam medis aktif dan inaktif. Dokumen rekam medis inaktif disimpan dengan urutan tahun terakhir pasien berobat. RS Bhayangkara belum pernah melaksanakan nilai guna hingga sekarang, sehingga terjadi penumpukan dokumen rekam medis inaktif di ruang penyimpanan dan menyebabkan banyak dokumen yang rusak dimakan rayap karena ditumpuk terlalu lama dan kurangnya perawatan dari petugas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan sistem penyimpanan dimakan rayap karena ditumpuk terlalu lama dan kurangnya perawatan dari petugas dokumen rekam medis inaktif untuk persiapan nilai guna dokumen. Jenis penelitian adalah deskriptif dan pendekatan cross sectional. Pengumpulan data adalah observasi pelaksanaan sistem penyimpanan dokumen inaktif dan wawancara kepada kepala rekam medis dan petugas filing. Berdasarkan penelitian di RS Bhayangkara Semarang petugas filing telah melaksanakan fungsinya sebagai petugas filing, tetapi masih ada beberapa fungsi yang belum dilaksanakan seperti penentuan nilai guna dokumen serta menyimpan dokumen yang dilestarikan dan pemusnahan dokumen inaktif. Penyimpanan dokumen inaktif lebih dari 2 tahun, ditumpuk dan diikat berdasarkan dua angka akhir no rekam medis. Belum ada kebijakan pengelolaan dokumen inaktif. Belum adanya prosedur tetap nilai guna dan belum pernah melaksanakan kegiatan nilai guna. Peneliti menyarankan melakukan sosialisasi dengan memberikan surat edaran kepada petugas filing tentang tugas pokok dan fungsinya secara benar. Melakukan sosialisasi dengan cara rapat atau diskusi dan pengkajian ulang terhadap prosedur penyimpanan dokumen rekam medis inaktif. Membuat kebijakan tentang pengelolaan dokumen inaktif dan prosedur tetap yang mengatur penentuan nilai guna. Kata kunci : Retensi,Dokumen Rekam Medis Inaktif, Filing, Nilai Guna Kepustakaan : 18 ( ) xii

13 The Diploma Program on Medical Records and Health Information Faculty of Health Dian Nuswantoro University Semarang 2016 EUIS AMALIAH PUTRIANI ABSTRACT IMPLEMENTATION STORAGE SYSTEM OF INACTIVE MEDICAL RECORD DOCUMENT FOR PREPARATION THE VALUE OF USEFULNESS IN BHAYANGKARA HOSPITAL SEMARANG YEAR 2016 xx + 51 pages + 3 tables + 3 pictures + 8 appendix Based on interviews and observations to 8 filing officer and chief of medical record, Bhayangkara Hospital has conducted periodic retention. Its implementation was done when a file was considered a full rack. This activity was done by separating active and inactive medical records document. Inactive medical records document stored by the last visit of patient treatment. Bhayangkara Hospital have never carried out the value of usefulness until today, therefore resulting accumulation of inactive medical record documents in storage room and caused a lot of the damaged caused by termites due to stacked too long and because lack of care from the officer. This study aimed to investigate the implementation storage system of inactive medical record document for the preparation the value of document. This type of research was descriptive and cross sectional approach. The collection of data were observation the implementation of inactive document storage systems and interviews to the chief of the medical records unit and filing officer. Based on research in RS Bhayangkara Semarang, filing officer has been carrying out its function as a filing officer, but there were some functions that have not been implemented such as determining value of document and save the conserved document and destruction inactive document. Inactivated document storage more than 2 years, stacked and fastened by two final digits of medical records number. There were no policy of inactive document management. There was no procedure the usefulness of value and they have not been conducting the usefulness of value. Researchers suggested socialization by providing a circular letter to filing officer about their duties and functions properly. Socializing by meetings or discussions and reexamining the retention procedures of inactive medical record document. Make policies on inactive document management and procedures determination of usefulness value. Keywords : Retention, inactive Medical Record Document, Filing, usefulness value Bibliography : 18 ( ) xiii

14 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.... i HALAMAN HAK CIPTA... ii HALAMAN PERSETUJUAN... iii HALAMAN KEASLIAN PENELITIAN... v HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KTI... vi HALAMAN PERSEMBAHAN... vii DAFTAR RIWAYAT HIDUP... ix KATA PENGANTAR... x ABSTRAK... xii ABSTRACT... xiii DAFTAR ISI...xiv DAFTAR TABEL.... xviii DAFTAR GAMBAR... xix DAFTAR SINGKATAN... xx DAFTAR LAMPIRAN... xxi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah... 3 C. Tujuan Penelitian... 4 D. Manfaat Penelitian... 4 E. Ruang Lingkup... 5 F. Keaslian Penelitian... 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dokumen Rekam Medis B. Alur Pengelolaan Dokumen Rekam Medis C. Sistem Tata Kerja D. Retensi Dokumen Rekam Medis E. Penyimpanan DRM Inaktif F. Nilai Guna Dokumen Rekam Medis xiv

15 G. Mutu Pelayanan Kesehatan H. Kerangka Teori BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep B. Jenis Penelitian C. Variabel Penelitian D. Devinisi Operasional E. Populasi dan Sampel F. Pengumpulan Data G. Analisis Data BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Rumah Sakit B. Gambaran Umum Unit Rekam Medis C. Gambaran Tugas Pokok dan Fungsi Petugas Filing D. Gambaran Penyimpanan DRM Inaktif E. Gambaran Kebijakan Pengelolaan DRM Inaktif F. Gambaran Protap Nilai Guna G. Gambaran Pelaksanaan Nilai Guna BAB V PEMBAHASAN A. Gambaran Tugas Pokok dan Fungsi Petugas Filing B. Gambaran Penyimpanan DRM Inaktif C. Gambaran Kebijakan Pengelolaan DRM Inaktif D. Gambaran Protap Nilai Guna E. Gambaran Pelaksanaan Nilai Guna xv

16 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan...50 B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xvi

17 DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Keaslian Penelitian Tabel 2.1 Jadwal Retensi Arsip Tabel 3.1 Definisi Operasional xvii

18 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Kerangka Teori Gambar 3.1 Kerangka Konsep Gambar 4.1 Struktur Organisasi URM xviii

19 1. DRM : Dokumen Rekam Medis DAFTAR SINGKATAN 2. SOP : Standar Operasional Prosedur 3. Protap : Prosedur tetap 4. TDF : Terminal Digit Filing xix

20 1. Struktur Organisasi Rumah Sakit DAFTAR LAMPIRAN 2. Pedoman Observasi 3. Pedoman Wawancara 4. Surat Ijin Penelitian 5. Hasil Observasi 6. Hasil Wawancara 7. Usulan Protap Nilai Guna 8. Dokumentasi xx

21 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik. Berdasarkan Undang-Undang No.44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, yang di maksud dengan rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. (1) Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 tentang rekam medis pada pasal 1, rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas, pemeriksaan, pengobatan, tindakan serta pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. (2) Di semua pelayanan kesehatan wajib mengadakan pelayanan rekam medis,adapun manfaat rekam medis yaitu salah satunya berguna sebagai bukti tertulis atas tindakan-tindakan pelayanan terhadap seorang pasien, juga mampu melindungi kepentingan hukum bagi pasien yang bersangkutan, rumah sakit maupun dokter dan tenaga kesehatan lainnya, Hal ini bertujuan apabila di kemudian hari terjadi suatu hal yang tidak diinginkan menyangkut rekam medis itu sendiri. Rekam Medis rumah sakit di simpan sekurangkurangnya 5 tahun, dihitung dari tanggal terakhir pasien berobat. (3) 1

22 2 Dokumen Rekam Medis yang di simpan di rak penyimpanan tidak selamanya disimpan dalam waktu yang lama, dikarenakan dalam waktu dan periode tertentu rak penyimpanan tidak akan mencukupi lagi untuk penyimpanan DRM karena setiap waktu DRM akan bertambah dengan DRM yang baru. Hal ini upaya yang dilakukan oleh rumah sakit adalah dengan melakukan Retensi atau penyusutan yaitu untuk mengurangi beban rak penyimpanan DRM dan menyiapkan kegiatan nilai guna rekam medis untuk kemudian diabadikan atau dimusnahkan. Retensi atau penyusutan dokumen rekam medis yaitu suatu kegiatan memisahkan antara dokumen rekam medis yang masih aktif dan yang non aktif atau inaktif. Dokumen yang sudah di retensi harus disimpan pada ruang terpisah dari dokumen rekam medis aktif dengan mengurutkan sesuai tanggal terakhir berobat, Tujuannnya adalah mengurangi beban penyimpanan dokumen rekam medis dan menyiapkan kegiatan nilai guna rekam medis untuk kemudian diabadikan atau dimusnahkan. (2) Nilai guna merupakan dasar penentu jadwal retensi bagi masing-masing dokumen berdasarkan nomer serinya. Ditinjau dari kepentingan organisasi, nilai guna dibagi menjadi 2 yaitu nilai guna primer dan nilai guna sekunder. Pelaksanaan memilah DRM yang memiliki nilai guna seperti Resume, Informed Consent, Lembar operasi, Identifikasi bayi lahir, Lembar Kematian akan disimpan atau diabadikan sedangkan dokumen rekam medis yang tidak memiliki nilai guna bisa dilakukan pemusnahan. (4) Berdasarkan pengalaman magang semester 5 dan hasil wawancara awal di RS Bhayangkara Semarang, sistem penyimpanan yang digunakan adalah sistem Desentralisasi yaitu Penyimpanan yang berbeda antara Rawat Jalan

23 3 dan Rawat Inap. Sedangkan untuk Sistem Penjajaran di RS Bhayangkara menggunakan Sistem TDF (Terminal Digit Filing) Yaitu penyusunan di lihat dari angka terakhir No Rekam Medis. Sistem penomoran di awali dengan Tahun-bulan-No Rekam Medis. RS Bhayangkara Semarang telah melakukan retensi secara berkala dimana pelaksanaanya dilakukan ketika rak file dianggap penuh. Kegiatan ini dilakukan dengan cara memisahkan dokumen rekam medis aktif dan inaktif, kemudian dokumen yang inaktif dipisahkan di ruang penyimpanan dokumen rekam medis inaktif dengan urutan tahun terakhir pasien berobat yang tertera pada dokumen rekam medis tersebut. Dari kegiatan tersebut RS Bhayangkara Semarang belum pernah melaksanakan nilai guna dari tahun pertama kali berdiri hingga sekarang, sehingga terjadi penumpukan DRM inaktif di ruang penyimpanan sehingga menyebabkan banyak dokumen yang rusak di makan rayap, akibat penumpukan yang terlalu lama dan kurangnya perawatan dari petugas. Di sisi lain juga tidak adanya petugas tetap filing serta Tim untuk merawat dan melaksanakan nilai guna pada DRM inaktif tersebut karena setiap 3 bulan sekali petugas filing melakukan pergantian job. Berdasarkan latar belakang diatas peneliti ingin mengetahui tentang Pelaksanaan Sistem Penyimpanan DRM Inaktif untuk Persiapan Nilai Guna di RS Bhayangkara Semarang Tahun B. Rumusan Masalah Bagaimana pelaksanaan sistem penyimpanan DRM Inaktif untuk persiapan nilai guna di Rs.Bhayangkara Semarang Tahun 2016?

24 4 C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui Pelaksanaan sistem penyimpanan DRM Inaktif untuk persiapan nilai guna di RS Bhayangkara Semarang Tahun Tujuan Khusus a. Mengetahui tugas pokok dan fungsi petugas filing di RS Bhayangkara Semarang. b. Mengetahui pelaksanaan penyimpanan DRM Inaktif di RS Bhayangkara Semarang. c. Mengetahui kebijakan pengelolaan DRM inaktif di RS Bhayangkara Semarang. d. Mengetahui protap nilai guna di RS Bhayangkara Semarang. e. Mengetahui persiapan nilai guna di RS Bhayangkara Semarang. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti a. Memberikan pengetahuan peneliti tentang pengelolahan DRM di bagian filing dalam pelaksanaan penyimpanan, dan penyusutan DRM.

25 5 b. Memberikan pengalaman nyata bagi peneliti dan dapat mengaplikasikan ilmu yang di peroleh di bangku kuliah sebagai bahan perbandingan dengan kenyataan yang ada. 2. Bagi Akademik a. Sebagai data awal untuk penelitian di bidang kearsipan dan alur prosedur rekam medis. b. Sebagai bahan referensi di perpustakaan dalam pengembangan ilmu di bidang kearsipan dan alur prosedur rekam medis. 3. Bagi Rumah Sakit Sebagai bahan masukan dan evaluasi dalam pelaksanaan nilai guna bagi pihak manajemen RS.Bhayangkara Semarang. E. Lingkup Penelitian 1. Lingkup Keilmuan Ilmu yang digunakan dalam penelitian adalah ilmu Rekam Medis dan informasi Kesehatan. 2. Lingkup Materi Materi yang digunakan dalam penelitian adalah Manajemen Informasi Kesehatan. 3. Lingkup Lokasi

26 6 Lokasi yang digunakan peneliti adalah Filing Inaktif RS.Bhayangkara Semarang. 4. Lingkup Objek Objek penelitian ini adalah pelaksanaan nilai guna DRM di Filing Inaktif rawat inap RS.Bhayangkara Semarang. 5. Lingkup Metode Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi dan pedoman wawancara. 6. Lingkup Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni Tahun 2016

27 7 F. Keaslian Penelitian No Nama Judul 1. Alika Fauziyah Analisis Faktor-Faktor D Kendala Pelaksanaan Nilai Guna DRM di Filing Inaktif Rawat Inap RSUD DR.M.ASHARI Pemalang Tahun 2015 Metode Penelitian Deskriptif Variabel Hasil Perbedaan 1. Dokumen 1. a. lokasi peneliti: Pendukung Mengetahui RS.Bhayangkar retensi. fungsi a Semarang petugas 2. jadwal filing b: Judul : retensi Pelaksanaan 2. penyimpanan DRM 3. Mengetahui inaktif untuk pelaksanaan protap nilai persiapan nilai retensi guna guna di RS.Bhayngkara 4. tata cara 3. Semarang retensi DRM menganilisi inaktif kelengkapan c.variabel: DRM abadi Mengetahui 5. cara pelaksanaan penyimpanan penyimpanan DRM inaktif DRM Inaktif, Mengetahui fungsi petugas filing, Mengetahui protap nilai guna, Mengetahui pelaksanaan nilai guna

28 8 2. Mirah Dwi Tinjuan Deskriptif 1. dokumen a. meninjau a. lokasi peneliti: Pujianti Pelaksanaan pendukung pelaksanaan RS.Bhayangkara D Retensi Dokumen Rekam Medis Aktif di RSUD Sunan Kalijaga Demak retensi 2. drm yang siap diretensi 3. jadwal pelaksanaan retensi DRM aktif 4 jadwal retensi b. mengetahui tahap-tahap retensi c.mengetahui jadwal retensi d. mengetahui tata cara Semarang b: Judul : Pelaksanaan penyimpanan DRM inaktif untuk persiapan nilai guna di RS.Bhayngkara Semarang retensi DRM 5. pelaksanaan retensi DRM aktif pelaksanaan retensi DRM aktif c.variabel: Mengetahui pelaksanaan penyimpanan DRM Inaktif, Mengetahui 6. Tata cara pelaksanaan retensi fungsi petugas filing, Mengetahui protap nilai 7. DRM inaktif guna, 8. prosedure pemindahan DRM ke rak Mengetahui pelaksanaan nilai guna file inaktif 9. cara penyimpanan DRM inaktif

29 9 3. Istiqomah Tinjuan Deskriptif a. lokasi peneliti: D Pengelolaan DRM Rawat Pemindahan dokumen mendiskripsik an kebijakan RS.Bhayangkara Semarang Inap Nonaktif di RSUD DR. M Ashari Kabupaten Pemalang Tahun 2014 rekam medis 2. pelaksanaan retensi DRM aktif 3. Kebijakan rumah sakit 4.jadwal retensi arsip 5. dokumen pendukung kegiatan retensi 6. tata cara retensi rumah sakit RSUD dr. M Ashari Pemalang 2. Mendiskripsik an jadwal retensi arsip RSUD dr. M Ashari Pemalang 3. mendiskripsik an dokumen b: Judul : Pelaksanaan penyimpanan DRM inaktif untuk persiapan nilai guna di RS.Bhayngkara Semarang c.variabel: Mengetahui pelaksanaan penyimpanan DRM Inaktif, Mengetahui pendukung fungsi petugas kegiatan filing, retensi RSUD Mengetahui dr. M Ashari protap nilai pemalang guna, 4. mendiskripsik an tata cara Mengetahui pelaksanaan nilai guna retensi 5. mendiskripsik an pelaksanaan

30 10 retensi DRM aktif RSUD dr. M Ashari Pemalang 4. Deta Sectio Prihatna D Tinjauan Pelaksanaan Retensi DRM Non Aktif Di filing Rumah Sakit Permata Bunda Purwodadi Tahun 2015 Deskriptif 1. dokumen non aktif yang siap diretensi 2. jadwal pelaksanaan retensi arsip 3. prosedur retensi 4. kebijakan retensi DRM 5. Pengetahuan petugas filing terhadap retensi 6. karakteristik petugas filing 7 sarana 8. anggaran 9. pelaksanaan retensi DRM 10. Penataan DRM inaktif 1. menganalisis dokumen non aktif yang siap diretensi 2. mengetahui penataan DRM inaktif di rumah sakit permata bunda purwodadi 3. menganalisis jadwal pelaksanaan retensi DRM 4. Menganalisis prosedur retensi 5. mengetahui a. lokasi peneliti: RS.Bhayangkara Semarang b: Judul : Pelaksanaan penyimpanan DRM inaktif untuk persiapan nilai guna di RS.Bhayngkara Semarang c.variabel: Mengetahui pelaksanaan penyimpanan DRM Inaktif, Mengetahui fungsi petugas filing, Mengetahui protap nilai guna, Mengetahui kebijakan pelaksanaan retensi DRM nilai guna

31 11 5. Atika Nur Wahyuningtyas D Tinjauan Pelaksanaan Pengelolaan Dokumen Rekam Medis (DRM) di filing rawat Inap Inaktif RSUD kota Semarang Tahun 2015 Deskriptif 1. fungsi petugas filing 2. sarana pengelolaan DRM Inaktif 3. Kebijakan pengelolaan DRM Inaktif 4. SOP pengelolaan DRM Inaktif 5. Pelaksanaan pengelolaan DRM Inaktif 1. menganalisis fungsi petugas filing 2. menganalisis sarana pengelolaan DRM Inaktif 3. mengetahui kebijakan pengelolaan DRM Inaktif 4. mengetahui SPO pengelolaan DRM Inaktif a. lokasi peneliti: RS.Bhayangkara Semarang b: Judul : Pelaksanaan penyimpanan DRM inaktif untuk persiapan nilai guna di RS.Bhayngkara Semarang c.variabel: Mengetahui pelaksanaan penyimpanan DRM Inaktif, Mengetahui fungsi petugas 5. menganalisis pelaksanaan pengelolaan DRM Inaktif filing, Mengetahui protap nilai guna, Mengetahui pelaksanaan nilai guna

32 12

33 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dokumen Rekam Medis 1. Pengertian Dokumen a. Dokumen adalah berkas yang berisikan data-data identitas, data sosial maupun data medis yang sewaktu-waktu bisa digunakan lagi dalam suatu pelayanan kesehatan. b. Dokumen adalah suatu kumpulan dokumen yang disimpan secara sistematis karena mempunyai suatu kegunaan agar setiap kali di perlukan dapat secara tepat ditemukan kembali. (9) 2. Rekam Medis a. Definisi Rekam Medis Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Repubik Indonesia Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis pada pasal 1, Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pmeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang telah di berikan kepada pasien. (2) b. Tujuan Rekam Medis Sebagai penunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan di rumah sakit. (2) 12

34 13 c. Kegunaan Rekam Medis Aspek-aspek kegunaan rekam medis, biasa disingkat dengan kata ALFRED adalah sebagai berikut : 1) Aspek Administrasi (Administrasion) Dokumen rekam medis mempunyai nilai administrasi, karena isinya menyangkut tentang pelaksanaan pengelolaan sumber daya dan tanggung jawab sebagai tenaga medis untuk mencapai suatu tujuan. 2) Aspek Hukum (Legal) Dokumen rekam medis yang mempunyai nilai hukum, dan bisa digunakan sebagai alat bukti hukum, karena isinya menyangkut masalah adanya jaminan kepastian yang berkaitan dengan pelayanan pasien. 3) Aspek Keuangan (Financial) Suatu berkas rekam medis yang mempunyai nilai guna financial karena isinya yang mengandung data atau informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek keuangan. 4) Aspek Penelitian (Research) Suatu berkas rekam medis yang mempunyai nilai guna sebagai penelitian karena isinya yang menyangkut data atau informasi yang dapat di pergunakan sebagai penelitian serta pengembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan. 5) Aspek Pendidikan (Education) Berkas rekam medis yang mempunyai nilai dalam aspek pendidikan, karena isinya yang menyangkut data atau

35 14 informasi tentang perkembangan kronologis dan kegiatan pelayanan medis yang diberikan kepada pasien, informasi tersebut dapat di pergunakan sebagai bahan referensi pengajaran di bidang profesi pendidikan kesehatan. 6) Aspek Dokumentasi (Documentasion) Suatu berkas rekam medis yang mempunyai nilai dokumentasi, karena isinya menyangkut sumber ingatan yang harus di di dokumentasikan dan dipakai sebagai bahan pertanggung jawaban laporan rumah sakit. (2) 2. Kewajiban Pengelolaan dan wajib simpan rahasia DRM Rekam Medis a. Unit yang Mengelola Dokumen Rekam Medis 1) Assembling BagianAssemblingyaitusalahsatubagian di unit rekammedis yang berfungsisebagaipenelitikelengkapanisidanperakitandokumenrekammed issebelumdisimpan.dokumen-dokumenrekammedis yang telahdiisioleh unit pencatatan data rekammedisyaitu Unit RawatJalan (URJ), Unit GawatDarurat (UGD), Unit RawatInap (URI) daninstalasipemeriksaanpenunjang (IPP) akandikirimkefungsiassemblingbersama-samasensushariansetiaphari. Lembarformulirdalamdokumenrekammedisdiaturkembalisesuaiurutanriw ayatpenyakitpasiendanditelitikelengkapanisidokumenrekammedis.bilabe lumlengkapakandikembalikanke unit yang bertanggungjawab. Untukmengendalikandokumenrekammedis yang belumlengkap, digunakanformulirlembarkekuranganbiasadisebutkartukendali

36 15 (KK).FungsidanperananAssemblingdalampelayananrekammedisadalahs ebagiperakitformulirrekammedis, penelitiisi data rekammedis, pengendalidokumenrekammedistidaklengkap, pengendalipenggunaannomorrekammedisdanformulirrekammedis. 2) Koding Koding adalahpemberianpenetapankodedenganmenggunakanh urufatauangkaataukombinasihurufdalamangka yang mewakilikomponen data.fungsipengkoderekammedisbertanggungjawabterhadappenemuan danpenulisankodepenyakit, danoperasi yang tertulispadadokumenrekammedisberdasarkankode yang telahditetapkanpada ICD-X dan ICD 9 CM. 3) Indeks Indexing adalahmembuattabulasisesuaidengankode yang sudahdibuatkedalamindeks-indeks (dapatmenggunakankartuindeksataukomputerisasi).didalamkartuindekst idakbolehmencantumkannamapasien. 4) Filing Filing merupakansuaturuangan di unit rekammedis yang bertanggungjawabterhadappenyimpananretensidanpemusnahandokume nrekammedis.selainitu filing jugamenyediakandokumenrekammedis yang telahlengkapisinyasehinggadapatmemudahkanpenggunaanmencariinfor masisewaktu-waktu.

37 16 5) Analisingdan Reporting Analisingdan Reportingmerupakan Unit RekamMedis (URM) yang berfungsisebagaipenganalisisdanpelapordalamsistempelayananrekamm edis, sebagaipenganalisissemua data rekammedis yang masukke Unit RekamMedis (URM) untukdiolahmenjadiinformasi yang disajikandalamlaporangunapengambilankeputusanmanajemendirumah. SistemInformasiRumahSakit (SIRS) diaturolehdepartemenkesehatan RI meliputi: a) RL 1 = Data Dasar RS (1) 1.1 = Data DasarRumahSakit (2) 1.2 = IndikatorPelayananRumahSakit (3) 1.3 = FasilitasTempatTidurRawatInap b) RL 2 = Data Ketenagaan c) RL 3 = Data Kegiatan Pelayanan d) RL 4 = Data Morbiditas / Mortalitas (1) RL 4a = MorbiditasPasienRawatInap (2) RL 4b = MorbiditasPasienRawatJalan 5) RL 5 = Data Bulanan Berisi Data Kunjungan Dan Data 10 besar Penyakit (1) 5.1 = PengunjungRumahSakit (2) 5.2 = KunjunganRawatJalan (3) 5.3 = 10 BesarPenyakitRawatInap (4) 5.4 = 10 BesarPenyakitRawatjalan.

38 17 B. Alur Pengelolaan Dokumen Rekam Medis DRM pasien yang sudah pulang dari bangsal di berikan kebagian Assembling untuk di teliti kelengkapannya, adapun deskripsi tugas pokok Assembling adalah sebagai berikut : a. Assembling 1) Menyiapkandokumenrekammedis yang barudankelengkapanformulirdidalamnyauntukkeperluan unit yang membutuhkan. 2) Mencatatsegalapenggunaandokumenrekammediskedalambukuke ndali. 3) Mengalokasikan No. RM danmemberitahuke TPPRJ dan UGD. 4) Mengendalikanpenggunaannomorrekammedis agar tidakterjadiduplikasidalampenggunaannomorrekammedis. 5) Mencatatpenggunaannomorrekammediskedalambukupenggunaan rekammedis. 6) Menerimapengembaliandokumenrekammedisdansensushariandari unit pelayananrekammedis. 7) Mencocokkanjumlahdokumendenganjumlahpasien. 8) Menelitikelengkapanisidokumen. b. Tugas pokok Koding dan Indexing

39 18 1) Menerimadokumenrekammedisdanfungsiassembling denganbukuekspedisi. 2) Menuliskode diagnosis ataupenyakit, tindakanatauoperasi, dokter yang merawatdankematian di dokumenrekammedisdankartukendali. 3) Memisahkandokumenrekammedisdengankartukendalidanmenyera hkandokumenrekammediskefilingmenggunakanbukuekspedisi, sementarakartukendalidigunakanuntukindeks. 4) Mencatatindekspenyakit, indeksoperasi, indeksdokterdankematian di kartuindeksmasing-masingjenispenyakit, jenisoperasi, namadokterdansebab-sebabkematian. 5) Menyusunindekspenyakit, operasi, kematiandandokter, padarakpenyimpananindekssecaraalfabetis. c. Tugas pokok Filing 1) Menerimadokumenrekammedisdariurusancoding indeksingdenganbukuekspedisi. 2) Simpanberdasarkanmetodeangkasecaraberurutan. 3) Apabiladokumen lama diambil, makacarapengembaliannyamenggunakantracerdanmencatatsetiapp enggunaandokumenrekammedis. 4) Menyiapkandokumenrekammedisbagipasiendenganperjanjian yang diperolehinformasinyadari TPPRJ dan TPPRI. 5) Mengekspedisipeminjamandokumenrekammedis.

40 19 6) Melakukanretensidokumenrekammedissecaraperiodikdanmemisahk andokumenaktifdan non aktif. 7) MengusulkanpemusnahandokumenrekammediskepadaKomitereka mmedis. d. Tugas pokok Analising dan Reporting 1) Menganalisis dan melaksanakan kegiatan membuat laporan Rumah Sakit. C. Sistem Tata Kerja Sistem tata kerja (STK) adalah sebuah perangkat yang mengatur penyelenggaraan kegiatan manajemen dan operasional organisasi dengan memanfaatkan sumber daya dan waktu yang tersedia dengan tujuan untuk mencapai visi dan misi organisasi. STK diimplementasikan dalam organisasi sebagai sarana pengendalian dan pemantauan aktivitas organisasi, untuk memastikan agar aktivitas dalam organisasi dilaksanakan secara efektif dan efisien sesuai standart yang telah di tetapkan organisasi. Berdasakan standar ISO (International Standar Organization), dokumen STK terdiri atas : 1. Kebijakan Dokumen level tertinggi berupa pernyataan organisasi mengenai tujuan organisasi, mengapa mereka melakukan hal itu dan komitmen apa yang akan dilakukan organisasi untuk mencapai tujuan tersebut. 2. Pedoman

41 20 Dokumen ini pertama yang menyatakan apa yang dilakukan organisasi untuk mencapai kebijakan yang telah dinyatakan sebelumnya, mengapa harus dilakukan dan penjabaran mengenai cara melakukannya. Dalam beberapa STK, kebijakan organisasi biasanya tertuang di dalam dokumen yang sama dengan pedoman. 3. Prosedur Dokumen ini kedua yang menjabarkan aktivitas, metode atau proses yang digunakan untuk mengimplementasikan hal hal yang telah ditetapkan dalam pedoman serta fungsi organisasi atau jabatan apa yang bertanggung jawab terhadap aktivitas atau metode atau proses tersebut. Prosedur dapat digunakan untuk mengatur aktivitas yang bersifat administratif karena melibatkan pelaksana yang berasal lebih dari satu jabatan atau unit kerja. 4. Instruksi kerja Instruksi kerja bersifat lebih detail dari pada prosedur dan bersifat lokal pada satu orang, satu kelompok atau unit kerja, peralatan atau instalasi atau aktivitas tertentu yang spesifik. Instruksi kerja umumnya digunakan untuk mengatur aktivitas yang bersifat teknis. Instruksi kerja juga dapat merupakan penjabaran dari langkah pada prosedur terkait. 5. Rekaman Dokumen yang menjadi bukti bahwa STK yang dituangkan dalam dokumen pedoman, prosedur dan instruksi kerja telah dilaksanakan. Rekaman dapat berupa formulir yang telah diisi,

42 21 lembar kerja yang telah ditandatangani, dokumen persetujuan produk yang telah di stempel atau berupa foto kejadian. Rekaman juga berfungsi sebagai alat telusur berbagai tindakan yang dilakukan dalam pelaksanaan STK, baik apakah sebuah aktivitas atau proses dilaksanakan dengan benar maupun apabila terjadi kesalahan atau pelanggaran. (12) D. Retensi Dokumen Rekam Medis 1) Pengertian Retensi Dalam setiap pelayanan suatu instansi kesehatan, khususnya dalam hal ini setiap pasien yang datang berobat akan dibuatkan dokumen rekam medis. Ruangan filing adalah tempat dimana dokumen rekam medis disimpan semakin lama akan semakin penuh dan sesak dengan adanya pelayanan kesehatan baik bagi pasien baru maupun pasien lama setiap harinya. Maka harus diadakan penyisiran dan penyusutan dokumen rekam medis aktif dan inaktif yang dilakukan oleh petugas filing. Bersamaan dengan kegiatan ini, dilakukan pula kegiatan pencatatan dokumen yang sudah saatnya diretensi. Retensi adalah suatu kegiatan memisahkan antara dokumen rekam medis yang masih aktif dengan dokumen rekam medis yang dinyatakan non aktif. Dokumen rekam medis aktif adalah dokumen rekam medis yang masih digunakan untuk pelayanan pasien di rumah

43 22 sakit. Dokumen rekam medis inaktif adalah dokumen rekam medis yang sudah digunakan terhitung setelah lima tahun terakhir pasien berobat dan sekurang-kurangnya dua tahun disimpan dalam ruang filing inaktif. Tujuannya adalah mengurangi beban penyimpanan dan menyiapkan kegiatan penilaian nilai guna rekam medis untuk kemudian di abadikan atau dimusnahkan. Kegiatan retensi dilakukan oleh petugas filing secara periodik, dokumen rekam medis yang telah di retensi harus disimpan pada ruang terpisah dari dokumen rekam medis aktif dengan cara mengurutkan sesuai urut tanggal terakhir berobat. Selanjutnya di kelompokkan berdasarkan kelompok penyakitnya. Sebelum mengadakan retensi perlu disusun jadwal retensi. Berdasarkan Surat Edaran Dirjen Pelayanan Medik tentang pemusnahan Rekam Medis, Jadwal retensi tersebut adalah sebagai berikut. (5) 2. Jadwal Retensi DRM Menurut surat edaran Dirjen Pelayanan Medik Nomer HK tertanggal 21 Maret 1995 tentang Petunjuk Teknik Pengadaan Formulir Rekam Medis di rumah sakit. Untuk pertama kalinya sebelum melakukan proses retensi harus terlebih dahulu ditetapkan jadwal retensi arsip rekam medis dengan rincian sebagai berikut : Tabel 2.1 Jadwal Retensi Arsip Aktif Inaktif No Keluhan Penyakit Rawat Rawat Rawat Rawat Jalan Inap Jalan Inap

44 23 1. Umum 5th 5th 2th 2th 2. Mata 5th 10th 2th 2th 3. Jiwa 10th 5th 5th 2th 4. Orthopedi 10th 10th 2th 5th 5. Kusta 15th 15th 2th 2th 6. Ketergantungan obat 15th 15th 2th 2th 7. Jantung 10th 10th 2th 2th 8. Paru 5th 10th 2th 2th 9. Anak Menurut Kebutuhan 2th 2th Sumber : Data Sekunder Dalam pelaksanaan retensi yang perlu dipertimbangkan adalah : a. Ketersediaan ruang penyimpanan (filing) biasanya selama masih mencukupi maka pihak rumah sakit masih belum minat untuk melakukan penyusutan berkas rekam medis. b. Tingkat penggunaan reka medis, mialnya kalau di Rumah Sakit tersebut sering dilakukan penelitian atau sebagaimana sarana pendidikan maka umumnya rumah sakit akan menyimpan lebih lama. c. Kasus-kasus yang terkait masalah hukum (medico-legal) biasanya juga disimpan lebih lama sampai 20 tahun misalnya kasus pembunuhan, penganiayaan, pemerkosaan, pengguguran, dan sebagainya. (5) Menurut Hatta, selain hukum dan peraturan standar akreditasi, retensi rekam medis bergantung juga pada penggunaanya dalam suatu institusi kesehatan. Sebagai contoh sebuah fasilitas yang menyediakan layanan khusus untuk anak-anak mungkin memiliki kebijakan retensi yang beda dengan sebuah klinik dokter keluarga.

45 24 Demikian pula sebuah fasilitas perawatan akut mungkin memiliki kebijakan retensi yang berbeda dengan sebuah fasilitas perawatan jangka panjang yang merawat lansia atau geriatri. Komite medis dari setiap fasilitas layanan kesehatan harus menganalisis kebutuhan medis dan administrasi untuk memastikan bahwa rekam medis pasienpasiennya selalu siap untuk dilihat kembali, dinilai kualitasnya, dan lain-lain. Maka pada banyak kasus, institusi layanan kesehatan meretensi rekam medis lebih lama dari yang ditetapkan oleh hukum. (11) E. Penyimpanan DRM Inaktif Berdasarkan permenkes no. 269 tahun 2008 tentang rekam medis, dokumen rekam medis harus disimpan oleh sarana pelayanan kesehatan. Dokumen rekam medis tersebut terkait dengan kepemilikan terhadap rekam medis pasien sebagai dokumen. Hal tersebut sebagai alat bukti bila dikemudian hari terjadi tuntutan hukum, Maka sarana pelayanan kesehatan dapat menunjukkan proses pelayanan nya dengan dokumen rekam medis. Selain itu dokumen rekam medis harus dijaga kerahasiaan nya, karena sifat dokumen rekam medis adalah rahasia pasien. (2) Tujuan penyimpanan Dokumen Rekam Medis adalah : a. Mempermudah dan mempercepat ditemukan kembali dokumen rekam medis yang disimpan dalam rak filing. b. Mudah mengambil dari tempat penyimpanan. c. Mudah pengembaliannya. d. Melindungi dokumen rekam medis dari bahaya pencurian. (6)

46 25 Prosedur Penyimpanan adalah suatu kegiatan yang dilakukan sehubungan dengan akan disimpannya suatu dokumen. Ada dua macam penyimpanan yaitu : 1. Penyimpanan Sentralisasi Penyimpanan rekam medis seorang pasien dalam satu kesatuan misalnya, dokumen rekam medis rawat jalan dan rawat inap menjadi dalam satu folder. 2. Penyimpanan Desentralisasi Penyimpanan dokumen rekam medis yang terjadi pemisahan antara dokumen rekam medis rawat jalan dengan dokumen rekam medis rawat inap. (6) F. Nilai Guna Dokumen Rekam Medis Jika dokumen rekam medis telah dipisahkan antara dokumen rekam medis yang masih aktif dengan yang inaktif, maka dilakukan kegiatan penilaian nilai guna. Penilaian nilai guna rekam medis yaitu suatu kegiatan penilaian terhadap formulir-formulir rekam medis yang masih perlu diabadikan atau sudah boleh dimusnahkan. Penilaian nilai guna dilaksanakan oleh Direktur Rumah Sakit. Tim pemusnah dokumen rekam medis mempunyai tugas membantu Direktur Rumah Sakit dalam penyelenggaraan pemusnahan rekam medis dengan memperhatikan nilai guna sesuai peraturan yang berlaku. Tim pemusnah dokumen rekam medis terdiri dari : a. Direktur Rumah Sakit sebagai ketua b. Kepala Rekam Medis sebagai sekretaris

47 26 c. Anggota lain (petugas filing dengan saksi-saksi yang ditunjuk oleh Direktur Rumah Sakit) Indikator yang digunakan untuk menilai berkas rekam medis in aktif : a. Berkas rekam medis sering digunakan untuk pendidikan dan penelitian b. Mempunyai nilai guna : 1) Nilai Guna Primer Yaitu berkas rekam medis didasarkan pada kegunaan berkas rekam medis bagi kepentingan rumah sakit meliputi : a) Nilai guna administrasi b) Nilai guna hukum c) Nilai guna keuangan d) Nilai guna iptek 2) Nilai Guna Sekunder Yaitu nilai guna berkas rekam medis didasarkan bagi kepentingan instansi di luar rumah sakit yaitu sebagai bahan pertanggung jawaban nasional, meliputi : a) Pembuktiaan b) Sejarah. (7) G. Mutu Pelayanan Kesehatan Mutu pelayanan kesehatan menurut Azrul Azwar adalah yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan, yang disatu pihak dapat menimbulkan kepuasan pada setiap pasien sesuai dengan tingkat kepuasan

48 27 rata-rata penduduk serta di pihak lain tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan profesi yang telah ditetapkan. (13) Berbagai jenis tenaga kesehatan dengan perangkat keilmuan yang beragam, berinteraksi satu sama lain disertai ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran yang berkembang sangat pesat yang perlu diikuti oleh tenaga kesehatan dalam rangka pemberian pelayanan yang bermutu standar sehingga dibutuhkan standar pelayanan minimal. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 129/Menkes/SK/II/2008 disebutkan bahwa standar pelayanan minimal adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak di peroleh setiap warga secara minimal, juga merupakan spesifikasi teknis tentang tolak ukur pelayanan minimum yang diberikan oleh Badan Layanan Umum kepada masyarakat. (14) Dalam mengevaluasi kepuasan terhadap produk jasa yang bersifat intangible, konsumen umumnya menggunakan faktor berikut : 1. Berwujud (tangible) Penampilan fasilitas fisik, peralatan, personil dan media komunikasi. 2. Kehandalan (reliability) Kemampuan untuk melaksanakan jasa yang dijanjikan dengan tepat dan terpercaya. 3. Daya tanggap (responsiveness) Kemauan untuk membantu pelanggan dan memberikan jasa dengan cepat. 4. Kepastian (assurance)

49 28 Pengetahuan dan keramah tamahan karyawan dan kemampuan karyawan untuk menciptakan opini yang dapat dipercaya pelanggan. 5. Empati (emphaty) Syarat untuk peduli, memberi perhatian pribadi bagi pelanggan. (15) G. Kerangka Teori TPPRI Bangsal Assembling Tugas pokok dan Fungsi Petugas Filing Kebijakan pengelolaan DRM Inaktif Filing Koding Dan Indeksing Protap nilai guna Mutu Pelayanan RM

50 29

51 BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Tugas pokok dan Fungsi petugas Filing Pelaksanaan Penyimpanan DRM Inaktif PersiapanNilai Guna DRM Inaktif Sesuai Tidak sesuai Kebijakan Pengelolaan DRM Inaktif Protap nilai guna 29

52 30 B. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan ini adalah Deskriptif, yaitu mendiskripsikan atau menguraikan kejadian masalah secara obyektif dalam tempat penelitian. Dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional yaitu suatu penelitian dimana variabel-variabel yang termasuk di observasi sekaligus pada waktu yang bersamaan. (9) C. Variabel Penelitian 1. Tugas pokok dan fungsi petugas Filing 2. Pelaksanaan penyimpanan DRM Inaktif 3. Kebijakan Pengelolaan DRM Inaktif 4. Protap nilai guna 5. Persiapan nilai guna D. Definisi Operasional No Variabel Definisi Operasional 1. Petugas Filing Orang yang bertanggung jawab atas kegiatan dan pekerjaan di bagian Filing 2. Pelaksanaan penyimpanan DRM Tahapan pelaksanaan kegiatan penyimpanan Inaktif DRM inaktif 3. Kebijakan Pengelolaan DRM Suatu standar atau pedoman atau aturan Inaktif tertulis terkait dengan pengelolaan DRM Inaktif 4. Protap nilai guna Prosedur tetap yang di gunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan nilai guna 5. Persiapan Nilai Guna Suatu proses pelaksanaan kegiatan nilai guna

53 31 E. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek 1 orang Kepala Rekam Medis dan 8 orang petugas Filing RS.Bhayangkara Semarang. 2. Objek Pelaksanaan sistem penyimpanan DRM Inaktif RS.Bhayangkara Semarang F. Pengumpulan Data 1. Jenis dan Sumber data a. Sumber Data Primer Melakukan wawancara langsung kepada petugas filing tentang sistem penyimpanana DRM Inaktif. b. Sumber Data Sekunder Protap dan kebijakan mengenai persiapan nilai guna DRM Inaktif. 2. Metode Pengumpulan data Metode yang di gunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah observasi dan wawancara, Dimana pengumpulan data dilakukan dengan cara mengamati langsung objek yang diteliti. Selain itu pengumpulan data dilakukan juga dengan cara wawancara dengan petugas filing di RS.Bhayangkara Semarang.

54 32 3. Instrumen penelitian Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan pedoman observasi dan pedoman wawancara, yaitu : a. Pedoman observasi yaitu mengamati sistem penyimpanan DRM Inaktif, kondisi dokumen rekam medis inaktif, dan dokumen yang seharusnya sudah di nilai guna, mengamati SOP tentang Tugas pokok dan fungsi petugas filing dan Protap nilai guna. b. Pedoman wawancara dengan petugas filing RS.Bhayangkara Semarang tentang protap dan kebijakan persiapan nilai guna DRM Inaktif. G. Pengolahan Data a.editing adalah pengecekan atau pengoreksian data yang telah terkumpul, tujuannya untuk menghilangkan kesalahan-kesalahan yang terdapat pada pencatatan dilapangan dan bersifat koreksi. (10) b. Penyajian data yaitu berupa deskripsi tentang sistem penyimpanan DRM Inaktif dan persiapan nilai guna DRM Inaktif RS. Bhayangkara Semarang. H. Analisis Data Data yang terkumpul dari observasi dan wawancara akan diolah dan dianalisa secara deskriptif yaitu untuk menggambarkan keadaan yang sebenarnya setelah dilakukan pengamatan.

55 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum RS Bhayangkara Semarang 1. Sejarah singkat Rumah Sakit Rumah Sakit Bhayangkara merupakan salah satu pusat pelayanan kesehatan di kota Semarang yang menyediakan fasilitas dengan peralatan lengkap dan profesional. Selain itu, Rumah Sakit Bhayangkara siap melayani para pasien dengan handal dan maksimal. Pada tahun 1972 berdiri sebuah poliklinik yang terletak di Jl. MH. Thamrin No 5 semarang, yang waktu itu diberi nama poliklinik Bhayangkara polda Jawa Tengah. Pada tahun 1999 untuk mengembangkan poliklinik Bhayangkara tersebut maka dicari tempat yang lebih luas dan strategis yaitu di Jl. Majapahit No. 140 Semarang, dan status poliklinik ini meningkat menjadi poliklinik induk polda Jawa Tengah. Dan pada tahun 2001 dengan Surat Keputusan Kapolri menjadi Rumah Sakit Bhayangkara tingkat IV Polda Jawa tengah. Melihat potensi yang ada dan prospek serta tantangan di kota Semarang ke depan maka pada tahun 2002 oleh Kapolda Jateng diusulkan untuk membangun dan meningkatkan status Rumah Sakit Bhayangkara Semarang menjadi Rumah Sakit Bhayangkara tingkat III polda Jateng. Pada tahun 14 Oktober 2003, Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia menyetujui untuk pengembangan dan pembangunan Rumah Sakit Bhayangkara Semarang, sehingga pada tahun 2007 status 33

56 34 Rumah Sakit Bhayangkara menjadi Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat III polda jawa Tengah. Tahun 2009 Rumah Sakit Bhayangkara terakreditasi 5 pelayanan dasar. Status sebagai Rumah Sakit Polri membuat rumah sakit ini kerap menjadi rujukan dalam penanganan kasus kriminal. RS Bhayangkara juga menjadi tempat medical check up calon bintara Polri yang akan mendaftar menjadi anggota. Namun, mengusung motto kerja Sahabat Terdekat Menuju Sehat, RS Bhayangkara berusaha memberikan pelayanan yang ramah pada masyarakat. Rumah Sakit akan menjadi sahabat yang memberi rasa sejuk menuju kesembuhan. 2. Visi, Misi dan Motto Rekam Medis RS. Bhayangkara Semarang a. Visi : MENJADI RUMAH SAKIT YANG TERPERCAYA DAN PILIHAN MASYARAKAT. b. Misi : 1. Memberikan pelayanan kesehatan yang professional, bermutu, dan ramah. 2. Memberikan dukungan kesehatan yang professional dan bermutu dalam pelaksanaan tugas-tugas operasional kepolisian. 3. Mengembangkan pelayanan trauma center. c. Motto : SAHABAT TERDEKAT MENUJU SEHAT. 3. Struktur Organisasi RS. Bhayangkara Semarang (terlampir)

57 35 4. Jenis Pelayanan Kesehatan di RS Bhayangkara Semarang a. IGD (Instalasi gawat Darurat) b. ICU c. Rawat Jalan : 1. Poli Umum 2. Poli THT 3. Poli Saraf 4. Poli jiwa 5. Poli Anak 6. Poli Kulit 7. Poli Mata 8. Poli Gigi & mulut 9. Poli Kebidanan & Kandungan 10. Poli Penyakit Dalam 11. Poli Bedah Umum d. Laborat e. Radiologi f. Kamar operasi g. PPT ( Pusat Pelayanan Terpadu ) : Kasus visum-visum h. Apotik i. Instalasi DokPol ( Kedokteran dan Kepolisian ) j. Rawat Inap

58 36 Terdapat 4 Ruang untuk Rawat Inap di RS. Bhayangkara yaitu : 1. Seruni ( Khusus Ruang Inap Bagi Anak) 2. Flamboyan Mawar (F/M) adalah ruang rawat inap khusus pasien dewasa, tetapi di ruang ini yang membedakannya yaitu flamboyan khusus pasien dewasa laki-laki sedangkan Mawar adalah khusus pasien dewasa perempuan, dan untuk kelas II dan III. 3. Melati (khusus ruang inap ibu hamil) 4. Cendana merupakan ruang rawat inap khusus dewasa laki-laki dan perempuan untuk kelas VIP dan kelas I.

59 37 B. Gambaran Umum Unit Rekam Medis RS Bhayangkara Semarang 1. Struktur Organisasi Rekam Medis KARUMKIT KBP.dr.DIDIET SETIOBOEDI,spTHT-KL,DFM WAKARUMKIT AKBP Drs.DJOKO RIJANTO,Apt KA SUBBAG BINFUNG KOMPOL KUSMIYATI,Spd KAUR SIM REKAM MEDIS dr. ARIS JATI M,SPOT KA UNIT REKAM MEDIS PRAPTI HANDAYANI PENDAFTARAN PRIHATIN CATUR ASSEMBLING TITIK TRI MINARSIH CODING & INDEKSING ATIKA RIZKY PELAPORAN DAN ANALISA EKA SETYA FILING HASANAH Gambar 1.1 Struktur Organisasi Unit Rekam Medis Sumber : Protap RS Bhayangkara Semarang

60 38 2. Tugas Pokok dan Fungsi Unit Rekam Medis a) Tugas Pokok dan Fungsi TPPRJ 1) Menerima pendaftaran pasien yang akan berobat dirawat jalan. 2) Melakukan pencatatan pendaftaran (registrasi). 3) Menyediakan formulir-formulir rekam medis dalam folder DRM bagi pasien yang baru pertama kali berobat (pasien baru) dan pasien yang datang pada kunjungan berikutnya (pasien lama). 4) Mengarahkan pasien ke unit rawat jalan atau poliklinik yang sesuai dengan keluhannya. 5) Memberi informasi tentang pelayanan di rumah sakit atau puskesmas yang bersangkutan. b) Tugas Pokok dan Fungsi URJ Mencatat data-data hasil pelayanan klinis kedalam formulir rekam medis rawat jalan meliputi : 1) Anamnesa. 2) Pemeriksaan fisik. 3) Pemeriksaan penunjang (laboratorium,rontgen,dll). 4) Diagnosis. 5) Terapi. 6) Tindakan (bila ada). 7) Hasil akhir pelayanan. c) Tugas Pokok dan Fungsi UGD 1) Melakukan pencatatan

61 39 2) Identitas pasien. 3) Hasil-hasil pelayanan UGD. 4) Hasil-hasil kegiatan pelayanan d) Tugas Pokok dan Fungsi TPPRI Yaitu mencatat mutasi pasien rawat inap yaitu keluar masuknya pasien di bangsal rawat rawat inap sehingga dapat diperoleh informasi yang akurat tentang tempat tidur (TT) yang kosong dan nama-nama pasien yang sedang dirawat inap. e) Tugas Pokok dan Fungsi URI 1) Mencatat semua hasil-hasil pelayanan ke dalam formulir rawat inap yang sesuai. 2) Mencatat mutasi pasien pada formulir SHRI pada waktu yang telah ditentukan yang disebut cut off time (batas waktu pencatatan). 3) Mencatat kegiatan rawat inap pada register pasien rawat inap. 4) Membuat laporan kegiatan rawat inap. f) Tugas Pokok dan Fungsi IPP 1) Mencatat hasil-hasil pemeriksaan atau pengobatan penunjang berdasar permintaan dokter. 2) Menyampaikan hasil-hasil tersebut kepada dokter yang meminta atau ke unit rawat jalan, gawat darurat, dan rawat inap. 3) Mencatat kegiatan pelayanan penunjang.

62 40 4) Melaporkan hasil-hasil kegiatan pelayanan penunjang. e) Tugas Pokok dan Fungsi Asembling 1) Merakit kembali formulir-formulir dalam DRM dari rawat jalan, gawat darurat, dan rawat inap menjadi urut atau runtut sesuai dengan kronologi penyakit pasien yang bersangkutan. 2) Meneliti kelengkapan data yang tercatat di dalam formulir rekam medis sesuai dengan kasus penyakitnya. 3) Mengendalikan DRM yang dikembalikan ke unit pencatat data karena isinya tidak lengkap. 4) Mengendalikan penggunaan nomor rekam medis.mendistribusikan dan mengendalikan penggunaan nomor rekam medis. g) Tugas Pokok dan Fungsi Koding dan Indeksing (K / I) 1) Mencatat dan meneliti serta menetapkan kode penyakit dari diagnosis yang ditulis dokter, kode penyakit dari tindakan medis yang ditulis dokter atau petugas medis lainnya dan kode sebab kematian dari sebab kematian yang ditetapkan dokter. 2) Mencatat hasil pelayanan ke dalam formulir indeks penyakit, indeks operasi atau tindakan medis, indeks sebab kematian dan indeks dokter sesuai dengan ketentuan mencatat indeks. 3) Menyimpan indeks tersebut sesuai dengan ketentuan menyimpan indeks.

63 41 4) Membuat laporan penyakit (morbiditas) dan laporan kematian (mortalitas) berdasarkan indeks penyakit, indeks operasi dan indeks sebab kematian. h) Tugas Pokok dan Fungsi Filing 1) Menyimpan DRM dengan metode tertentu sesuai dengan kebijakan penyimpanan DRM. 2) Mengambil kembali (retrief) DRM untuk berbagai keperluan. 3) Menyusutkan (meretensi) DRM sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan sarana pelayanan kesehatan. 4) Memisahkan penyimpanan DRM in-aktif dari DRM aktif Membantu dalam penilaian nilai guna rekam medis. 5) Menyimpan DRM yang dilestarikan ( diabadikan). 6) Membantu dalam pelaksanaan pemusnahan formulir rekam medis. i) Tugas Pokok dan Fungsi Analising dan Reporting (A / R) 1) Mengumpulkan data kegiatan rumah sakit dari sensus harian yang dicatat oleh petugas unit pelayanan pencatatan data kegiatan rumah sakit. 2) Merekap sensus harian sebagai dasar laporan kegiatan rumah sakit. 3) Mengumpulkan dan mengolah data penyakit rawat jalan dan rawat inap sebagai dasar laporan morbiditas.

64 42 4) Mengumpulkan dan mengolah data penyakit khusus rawat inap dan status imunisasi sebagai dasar laporan surveilans terpadu. 5) Mengumpulkan dan mengolah data dasar rumah sakit sebagai dasar laporan keadaan rumah sakit. 6) Mengumpulkan dan mengolah data keadaan ketenagaan sebagai dasar laporan keadaan ketenagaan. 7) Mengumpulkan dan mengolah data peralatan medis dan data kegiatan kesehatan lingkungan. 8) Mengumpulkan dan mengolah data infeksi nosokomial untuk laporan kegiatan pengendalian infeksi nosokomial. C. Hasil Penelitian 1. Tugas Pokok dan Fungsi Petugas Filing Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di RS Bhayangkara Semarang terdapat 8 orang petugas filing, adapun fungsi petugas filing adalah sebagai berikut : a. Mencari DRM untuk berbagai keperluan. b. Menerima DRM yang sudah lengkap dan sudah diberi kode penyakit oleh koding. c. Menyimpan DRM dengan sistem penyimpanan Desentralisasi, menata DRM dengan sistem penjajaran yang digunakan adalah TDF (Terminal Digit Filing). d. Memelihara DRM dan Mencegah Kerusakan DRM e. Memisahkan penyimpanan DRM Aktif ke Inaktif f. Melakukan Retensi

65 43 2. Penyimpanan DRM Inaktif Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di RS Bhayangkara Semarang pelaksanaan sistem penyimpanan DRM Inaktif tersebut ditumpuk berdasarkan dua angka akhir no rekam medis di ruang tempat penyimpanan inaktif. Dokumen yang sudah di retensi dari aktif ke inaktif. Diretensi berdasarkan tanggal terakhir berobat yaitu dengan jangka waktu 5 tahun terakhir. Setelah di urutkan DRM lalu diikat dan ditumpuk di ruang tempat penyimpanan DRM Inaktif, tanpa adanya perawatan khusus dari petugas. DRM tersebut di catat di buku retensi. 3. Kebijakan pengelolaan DRM Inaktif Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di RS Bhayangkara Semarang belum ada kebijakan yang mengatur tentang pengelolaan DRM Inaktif. Setelah DRM dipisahkan dari aktif ke inaktif dokumen diurutkan berdasarkan dua angka terakhir no rekam medis. Dokumen diikat dan ditumpuk di tempat penyimpanan DRM Inaktif. DRM Inaktif tersebut hanya di biarkan menumpuk di ruang penyimpanan dan belum di lakukan nilai guna, selain itu tidak adanya pemeliharaan khusus oleh petugas, sehingga banyak terdapat dokumen yang sudah rusak dan rapuh karena penumpukan yang terlalu lama dan sebagian di makan rayap. Bahkan isi dari DRM tersebut sulit untuk di baca. 4. Protap nilai guna Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di RS Bhayangkara Semarang tidak ada protap yang mengatur tentang pelaksanaan nilai guna. Dengan tidak adanya protap atau pun kebijakan yang tertulis tentang pelaksanaan nilai guna DRM, maka tidak ada tindak

66 44 lanjut terhadap DRM yang sudah Inaktif, DRM hanya diikat dan dibiarkan menumpuk begitu saja di ruang penyimpanan. 5. Persiapan Nilai Guna Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di RS Bhayangkara Semarang belum pernah melakukan kegiatan nilai guna terhadap DRM yang sudah Inaktif, dari pertama kali rumah sakit berdiri hingga sekarang. Berdasarkan hasil wawancara terhadap Kepala Rekam Medis dan petugas filing penyebab belum di lakukan kegiatan nilai guna adalah karena belum adanya tenaga khusus untuk melaksanakan kegiatan nilai guna tersebut. Selain itu karena tidak adanya sarana dan prasarana serta tempat penyimpanan permanen untuk menyimpan DRM tersebut.

67 BAB V PEMBAHASAN 1. Tugas Pokok dan Fungsi Petugas Filing Berdasarkan hasil penelitian di RS Bhayangkara Semarang tentang tugas pokok dan fungsi petugas filing, Sebagian fungsi maupun tugas pokok filing sudah dilaksanakan sesuai dengan fungsinya seperti : a. Mencari DRM untuk berbagai keperluan b. Menerima DRM yang sudah lengkap dan sudah diberi kode penyakit oleh koding c. Menyimpan DRM dengan sistem penyimpanan Desentralisasi, menata DRM dengan sistem penjajaran yang digunakan adalah TDF (Terminal Digit Filing). d. Memelihara DRM dan mencegah kerusakan DRM e. Memisahkan penyimpanan DRM aktif ke inaktif f. Melakukan retensi Dari tugas pokok dan fungsi filing yang sudah dilaksanakan masih ada yang belum sesuai dengan teori menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia adalah sebagai berikut : a. Menyimpan dokumen rekam medis dengan metode tertentu sesuai dengan kebijakan penyimpanan dokumen rekam medis. 45

68 46 b. Mengambil kembali (retriv dokumen rekam medis untuk berbagai keperluan). c. Menyusutkan (meretensi) dokumen rekam medis sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan sarana pelayanan kesehatan. d. Memisahkan penyimpanan dokumen inaktif dan dokumen aktif e. Membantu dalam penilaian nilai guna rekam medis f. Menyimpan dokumen rekam medis yang dilestarikan (diabadikan). g. Membantu dalam pelaksanaan pemusnahan formulir rekam medis. (16) Berdasarkan fungsi petugas filing menurut teori bagian e, f, dan g, bahwa petugas filing RS Bhayangkara Semarang belum melaksanakan tugasnya yaitu membantu dalam pelaksanaan nilai guna DRM inaktif. Menurut teori bahwa kegiatan nilai guna DRM inaktif dilakukan oleh tim nilai guna, kegiatan nilai guna bukan kegiatan yang bisa dijalankan sendiri oleh petugas filing, Tetapi harus dilaksanakan oleh tim khusu yang dibentuk oleh Direktur Rumah Sakit atau pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan. Nilai guna terdiri atas nilai guna primer yaitu berkas rekam medis didasarkan pada kegunaan berkas rekam medis bagi rumah sakit. Nilai guna sekunder yaitu sebagai

69 47 pembuktian, sejarah (abadi) yang harus melibatkan dokter, ahli forensik, perawat senior dan lain-lain. (17) 2. Penyimpanan DRM Inaktif DRM inaktif adalah DRM yang sudah dinyatakan tidak digunakan lagi. Cara mengetahui DRM tersebut inaktif dengan cara melihat tanggal terakhir berobat dihitung minimal 5 tahun. Cara penyimpanan DRM inaktif disimpan berdasarkan tanggal terakhir berobat pasien serta dikelompokkan per jenis penyakit. Batas waktu penyimpanan DRM inaktif yaitu 2 tahun. (2) Di RS Bhayangkara Semarang penyimpanan DRM inaktif lebih dari 2 tahun. DRM inaktif di RS Bhayangkara Semarang disimpan dengan ditumpuk dan diikat berdasarkan dua angka terakhir no rekam medis. 3. Kebijakan Pengelolaan DRM Inaktif Kebijakan adalah suatu standart atau pedoman tertulis yang dipergunakan untuk mendorong dan menggerakkan suatu kelompok untuk mencapai tujuan organisasi. Kebijakan merupakan dokumen level tertinggi berupa pernyataan organisasi mengenai tujuan organisasi, mengapa mereka melakukan hal itu dan komitmen apa yang akan dilakukan organisasi untuk mencapai tujuan tersebut. (12) Di RS Bhayangkara Semarang belum ada kebijakan untuk pengelolaan DRM inaktif, dan hal ini tidak sesuai dengan teori. Dengan tidak adanya kebijakan pengelolaan DRM inaktif untuk selanjutnya, maka para petugas tidak melakukan pelaksanaan nilai guna DRM inaktif, hal tersebut mengakibatkan terjadinya penumpukan serta kerusakan DRM

70 48 inaktif yang seharusnya di nilai guna serta hilangnya nilai guna pada sebuah DRM pasien tersebut. Selain itu tidak adanya tempat permanen bagi DRM inaktif dikarenakan gedung Rumah Sakit sedang dilakukan renovasi. Dan untuk penyimpanan DRM inaktif hanya diletakkan dan ditumpuk di lantai 2 gedung Rumah Sakit yang belum jadi sepenuhnya. 4. Protap (Prosedur Tetap) Nilai Guna Prosedur adalah suatu rangkaian tugas-tugas yang saling berhubungan yang merupakan urutan-urutan tugas menurut waktu dan tata cara tertentu untuk melaksanakan suatu pekerjaan yang dilaksanakan berulang-ulang yang berarti prosedur adalah suatu tata kerja atau kegiatan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan urutan waktu dan memiliki pola kerja yang tetap dan telah ditentukan. (18) Dari hasil penelitian di RS Bhayangkara Semarang belum ada protap yang mengatur tentang pelaksaan nilai guna sehingga proses nilai guna tidak dapat dilakukan, selain itu tidak adanya tim khusus untuk melakukannya. Dengan tidak adanya protap tertulis yang mengatur tentang pelaksanaan nilai guna menyebabkan penumpukan serta kerusakan DRM inaktif yang seharusnya di nilai guna. Hal ini seharusnya dapat menjadi pertimbangan rumah sakit untuk memperbaiki dan membuat protap serta kebijakan yang mengatur tentang pelaksanaan nilai guna. Agar pelaksanaan nilai guna segera dilakukan melihat sudah banyaknya dokumen yang menumpuk serta mengalami kerusakan pada ruang penyimpanan, sehingga nilai guna dari DRM inaktif tersebut tidak akan hilang.

71 49 5. Persiapan Nilai Guna Jika dokumen rekam medis telah dipisahkan antara dokumen rekam medis yang masih aktif dengan yang inaktif, maka dilakukan kegiatan penilaian nilai guna. Penilaian nilai guna rekam medis yaitu suatu kegiatan penilaian terhadap formulir-formulir rekam medis yang masih perlu diabadikan atau sudah boleh dimusnahkan. Penilaian nilai guna dilaksanakan oleh Direktur Rumah Sakit. Tim pemusnah dokumen rekam medis mempunyai tugas membantu Direktur Rumah Sakit dalam penyelenggaraan pemusnahan rekam medis dengan memperhatikan nilai guna sesuai peraturan yang berlaku. (7) Berdasarkan hasil penelitian di RS Bahayangkara Semarang belum pernah melaksanakan kegiatan nilai guna. Menurut hasil wawancara dengan Kepala Rekam Medis kegiatan tersebut tidak dilakukan karena tidak adanya tim khusus yang akan melaksanakan kegiatan nilai guna tersebut dan belum adanya protap serta kebijakan dari rumah sakit yang mengatur tentang pelaksanaan nilai guna DRM inaktif tersebut. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang mengatur pelaksanaan penilaian nilai guna yaitu setelah DRM inaktif di simpan selama 2 tahun, setelah itu harus segera dilakukan penilaian nilai guna untuk mencegah penumpukan dan kerusakn serta hilangnya nilai guna suatu dokumen pasien tersebut.

72 50

73 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Petugas filing di RS Bhayangkara Semarang sudah melaksanakan fungsinya sebagai petugas filing namun masih ada beberapa fungsi yang belum dilaksanakan seperti membantu dalam pelaksanaan penilaian nilai guna DRM serta menyimpan dokumen yang dilestarikan dan pemusnahan DRM inaktif. 2. Di RS bhayangkara Semarang penyimpanan DRM inaktif lebih dari 2 tahun disimpan. Di tumpuk dan di ikat berdasarkan dua angka terakhir no rekam medis. 3. Di RS Bhayangkara Semarang tidak ada kebijakan tentang pengelolaan DRM inaktif. 4. Di RS Bhayangkara Semarang tidak terdapat protap yang mengatur tentang pelaksanaan penilaian nilai guna DRM inaktif. 5. Di RS Bhayangkara Semarang belum pernah melaksanakan kegiatan penilaian nilai guna DRM inaktif dari pertama kali Rumah sakit berdiri hingga Sekarang. B. Saran 1. Sebaiknya melakukan sosialisasi dengan cara memberikan surat edaran terhadap petugas filing tentang tugas pokok dan fungsinya serta memperbaiki protap yang ada. 50

74 51 2. Sebaiknya melakukan sosialisasi dengan cara rapat atau diskusi dan pengkajian ulang terhadap prosedur penyimpanan DRM inaktif supaya penyimpanan DRM inaktif bisa lebih baik, untuk menghindari kerusakan yang lebih parah. 3. Membuat surat kebijakan yang mengatur tentang pengelolaan DRM inaktif. 4. Membuat protap yang mengatur tentang pelaksanaan penilaian nilai guna. 5. Sebaiknya melaksanakan proses nilai guna DRM inaktif untuk mengurangi penumpukan DRM pada ruang penyimpanan dan mengurangi kerusakan pada DRM inaktif.

75 DAFTAR PUSTAKA 1. Amsyah, Zulkifli. Manajemen Kearsipan, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, Menkes RI Permenkes RI.Nomor 269/MENKES/PER/III/2008. Jakarta: Menkes RI. 3. PORMIKI-DPD Jateng. Dasar Hukum Penyelenggaraan Rekam Medis Perka Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) No. 25 Tentang Pedoman Pemusnahan Arsip, Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Surat Edaran Dirjen Yanmed No. Hk Tentang Petunjuk Teknik Pengadaan Formulir Rekam Medis dan Pemusnahan Arsip Rekaam Medis di Rumah Sakit. Jakarta, Departemen Kesehatan RI, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Pedoman Penyelenggaraan dan Prosedur Rekam Medis Rumah Sakit di Indonesia. Jakarta : Direktorat Jendral Bina Pelayanan Medik, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Pedoman Pengelolaan Rekam Medis Rumah Sakit di Indonesia. Revisi I, Jakarta Sugiarto, Agus. Manajemen Kearsipan Elektronik, Gava Media, Yogyakarta, Notoatmodjo, S. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta, Hasan, Iqbal. (2006). Analisis Data Penelitian Dengan Statistik. PT Bumi Askara, Jakarta 11. Hatta, G, Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan Di Sarana Pelayanan Kesehatan, Universitas Indonesia, Press, Jakarta Soemohadiwidjojo, Arini T. Mudah menyusun SOP, standar operating prosedure. Penebar Plus. Jakarta Azwar, Azrul. Pengantar administrasi kesehatan. Binarupa Aksara Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 129/Menkes/SK/II/2008 Tentang Standar pelayanan minimal Rumah Sakit. 15. Supranto, J. Pengukuran tingkat kepuasan pelanggan untuk menaikkan pangsa pasar. Rineka Cipta. Jakarta.2006

76 16. Mentri Kesehatan Republik Indonesia. Nomor.269/Menkes/per/III Tentang Rekam Medis, pasal 1, Jakarta: Menkes RI Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Pedoman Pengelolahan Rekam Medis Rumah Sakit Indonesia, Refisi I,Jakarta Hasibuan, M.S.P Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : Bumi Aksara 2000

77 Lampiran 3 Pedoman Wawancara Kepada Kepala Rekam Medis Nama : Jenis kelamin : Jabatan : Pendidikan : Hari, tgl : Lama Kerja : 1. Apakah di RS Bhayangkara Semarang sudah melakukan retensi? Jawab : 2. Kapan pelaksanaan retensi dilakukan? Berapa kali dalam 1 tahun? Jawab : 3. Bagaimana prosedure penyimpanan DRM Inaktif? Ditumpuk berdasarkan apa? Jawab : 4. Apakah ada protap yang mengatur tentang penyimpanan DRM? Jika ada, sudah sesuai apa tidak? Jawab :

78 5. Apakah ada kebijakan yang mengatur untuk menindak lanjuti DRM Inaktif? Jawab : 6. Apakah sudah melaksanakan nilai guna terhadap DRM Inaktif? Jawab : 7. Jika belum dilaksanakannya nilai guna, a. Apa yang anda ketahui kendala apa sehingga belum dilaksanakan nya nilai guna? b. Bagaimana kondisi DRM Inaktif yang belum di lakukan nilai guna hingga saat ini? Jawab : 8. Apakah anda sebagai Kepal Rekam Medis sudah mensosialisasikan tentang kegiatan nilai guna terhadap petugas filing? Jawab :

79 Pedoman Wawancara Kepada Kepala Rekam Medis Nama : Bu Prapti Jenis kelamin : Perempuan Jabatan : Kepala Rekam Medis Pendidikan : D3 Rekam Medis Hari, tgl : Senin, 20 Juni 2016 Lama Kerja : 7 Tahun 1. Apakah di RS Bhayangkara Semarang sudah melakukan retensi? Jawab : Sudah 2. Kapan pelaksanaan retensi dilakukan? Berapa kali dalam 1 tahun? Jawab :1 Tahun sekali, sejak tahun Bagaimana prosedure penyimpanan DRM Inaktif? Ditumpuk berdasarkan apa? Jawab : Sementara di tumpuk berdasarkan dua angka akhir no rekam medis 4. Apakah ada protap yang mengatur tentang penyimpanan DRM? Jika ada, sudah sesuai apa tidak? Jawab : ada, sudah sesuai, di simpan menurut angka akhir no rekam medis

80 5. Apakah ada kebijakan yang mengatur untuk menindak lanjuti DRM Inaktif? Jawab : belum ada 6. Apakah sudah melaksanakan nilai guna terhadap DRM Inaktif? Jawab : belum 7. Jika belum dilaksanakannya nilai guna, a. Apa yang anda ketahui kendala apa sehingga belum dilaksanakan nya nilai guna? Jawab : Karena belum adanya tenaga khusus untuk melaksanakan nilai guna. b. Bagaimana kondisi DRM Inaktif yang belum di lakukan nilai guna hingga saat ini? Jawab : ada beberapa dokumen yang rusak dan beberapa rusak karena dimakan rayap. 8. Apakah anda sebagai Kepal Rekam Medis sudah mensosialisasikan tentang kegiatan nilai guna terhadap petugas filing? Jawab : belum.

81 Lampiran 3 Pedoman Wawancara Kepada Petugas Filing Nama : Jenis kelamin : Jabatan : Pendidikan : Hari, tgl : Lama Kerja : 1. Ada berapa petugas yang bekerja di bagian Filing RS.Bhayangkara Semarang? Jawab : 2. Sistem penyimpanan apa yang di gunakan di bagian Filing RS.Bhayangkara Semarang? Jawab : 3. Sebagai seorang petugas filing, apa yang anda ketahui tentang fungsi seorang petugas filing? Jawab : 4. Apakah sudah melakukan retensi?

82 Jawab : 5. Kapan pelaksanaan retensi dilakukan? Jawab : 6. Bagaimana penyimpanan DRM Inaktif? Di tumpuk berdasarkan ap? Jawab : 7. Apakah ada kebijakan yang mengatur untuk menindak lanjuti DRM Inaktif? Jawab : 8. Apakah sudah melaksanakan nilai guna terhadap DRM Inaktif? Jawab : 9. Jika belum dilaksanakannya nilai guna, a. Apa yang anda ketahui kendala apa sehingga belum dilaksanakan nya nilai guna? b. Bagaimana kondisi DRM Inaktif yang belum di lakukan nilai guna hingga saat ini? Jawab : 10. Apakah ada SOP atau Protap yang mengatur pelaksanaan nilai guna DRM? Jawab : 11. Apa yang anda ketahui tentang nilai guna? Jawab :

83 Pedoman Wawancara Kepada Petugas Filing Nama : A Jenis kelamin : Perempuan Jabatan : Petugas filing Pendidikan : D3 Rekam Medis Hari, tgl : Senin, 20 Juni 2016 Lama Kerja : 1 tahun 1. Ada berapa petugas yang bekerja di bagian Filing RS.Bhayangkara Semarang? Jawab : 3 orang 2. Sistem penyimpanan apa yang di gunakan di bagian Filing RS.Bhayangkara Semarang? Jawab : Desentralisasi 3. Sebagai seorang petugas filing, apa yang anda ketahui tentang fungsi seorang petugas filing? Jawab : Meretensi, menjaga rahasia isi DRM, mencegah kerusakan DRM 4. Apakah sudah melakukan retensi? Jawab : Sudah 5. Kapan pelaksanaan retensi dilakukan? Jawab : 5 tahun sekali

84 6. Bagaimana penyimpanan DRM Inaktif? Di tumpuk berdasarkan ap? Jawab : dua angka akhir no rekam medis 7. Apakah ada kebijakan yang mengatur untuk menindak lanjuti DRM Inaktif? Jawab : tidak 8. Apakah sudah melaksanakan nilai guna terhadap DRM Inaktif? Jawab : belum 9. Jika belum dilaksanakannya nilai guna, a. Apa yang anda ketahui kendala apa sehingga belum dilaksanakan nya nilai guna? Jawab : tidak ada saran dan prasarana b. Bagaimana kondisi DRM Inaktif yang belum di lakukan nilai guna hingga saat ini? Jawab : rusak karena penumpukan yang lama dan di makan rayap. 10. Apakah ada SOP atau Protap yang mengatur pelaksanaan nilai guna DRM? Jawab : tidak ada 11. Apa yang anda ketahui tentang nilai guna? Jawab : pengabadian dokumen

85 Pedoman Wawancara Kepada Petugas Filing Nama : B Jenis kelamin : perempuan Jabatan : petugas filing Pendidikan : D3 Rekam Medis Hari, tgl : Senin, 20 Juni 2016 Lama Kerja : 1 ½ Tahun 1. Ada berapa petugas yang bekerja di bagian Filing RS.Bhayangkara Semarang? Jawab : 8 orang 2. Sistem penyimpanan apa yang di gunakan di bagian Filing RS.Bhayangkara Semarang? Jawab : Desentralisasi 3. Sebagai seorang petugas filing, apa yang anda ketahui tentang fungsi seorang petugas filing? Jawab : menjaga dan memelihara DRM, meretensi DRM 4. Apakah sudah melakukan retensi? Jawab : Sudah 5. Kapan pelaksanaan retensi dilakukan? Jawab : jika rak sudah penuh

86 6. Bagaimana penyimpanan DRM Inaktif? Di tumpuk berdasarkan ap? Jawab : dua angka akhir no rekam medis 7. Apakah ada kebijakan yang mengatur untuk menindak lanjuti DRM Inaktif? Jawab : tidak ada 8. Apakah sudah melaksanakan nilai guna terhadap DRM Inaktif? Jawab : belum 9. Jika belum dilaksanakannya nilai guna, a. Apa yang anda ketahui kendala apa sehingga belum dilaksanakan nya nilai guna? Jawab : tidak ada pegawai dan tempat penyimpanan serta sarana dan prasarana nya tidak ada. b. Bagaimana kondisi DRM Inaktif yang belum di lakukan nilai guna hingga saat ini? Jawab : sebagian rusak 10. Apakah ada SOP atau Protap yang mengatur pelaksanaan nilai guna DRM? Jawab : tidak ada 11. Apa yang anda ketahui tentang nilai guna? Jawab : tidak tahu

87 Pedoman Wawancara Kepada Petugas Filing Nama : C Jenis kelamin : perempuan Jabatan : petugas filing Pendidikan : D3 Rekam Medis Hari, tgl : Senin, 20 Juni 2016 Lama Kerja : 4 bulan 1. Ada berapa petugas yang bekerja di bagian Filing RS.Bhayangkara Semarang? Jawab : 8 orang, di roling setiap 3 bulan 3 orang. 2. Sistem penyimpanan apa yang di gunakan di bagian Filing RS.Bhayangkara Semarang? Jawab : desentralisasi 3. Sebagai seorang petugas filing, apa yang anda ketahui tentang fungsi seorang petugas filing? Jawab : menjaga DRM, memelihara DRM, menata DRM, menjaga kerahasiaan dan keamanan DRM 4. Apakah sudah melakukan retensi? Jawab : Sudah 5. Kapan pelaksanaan retensi dilakukan?

88 Jawab : 5 tahun sekali 6. Bagaimana penyimpanan DRM Inaktif? Di tumpuk berdasarkan ap? Jawab : dua angka akhir no rekam medis 7. Apakah ada kebijakan yang mengatur untuk menindak lanjuti DRM Inaktif? Jawab : tidak ada 8. Apakah sudah melaksanakan nilai guna terhadap DRM Inaktif? Jawab : belum 9. Jika belum dilaksanakannya nilai guna, a. Apa yang anda ketahui kendala apa sehingga belum dilaksanakan nya nilai guna? Jawab : tidak tahu b. Bagaimana kondisi DRM Inaktif yang belum di lakukan nilai guna hingga saat ini? Jawab : tidak tahu 10. Apakah ada SOP atau Protap yang mengatur pelaksanaan nilai guna DRM? Jawab : tidak ada 11. Apa yang anda ketahui tentang nilai guna? Jawab : penilaian formulir rekam medis untuk diabadikan

89 Pedoman Wawancara Kepada Petugas Filing Nama : D Jenis kelamin : perempuan Jabatan : petugas filing Pendidikan : D3 Rekam Medis Hari, tgl :Senin, 20 juni 2016 Lama Kerja : 4 bulan 1. Ada berapa petugas yang bekerja di bagian Filing RS.Bhayangkara Semarang? Jawab : 8 orang, setiap 3 bulan sekali di roling 3 orang 2. Sistem penyimpanan apa yang di gunakan di bagian Filing RS.Bhayangkara Semarang? Jawab : desentralisasi 3. Sebagai seorang petugas filing, apa yang anda ketahui tentang fungsi seorang petugas filing? Jawab : meretensi, menyimpan DRM, Menata DRM, memelihara DRM, bertanggung jawab akan kerahasiaan DRM. 4. Apakah sudah melakukan retensi? Jawab : Sudah 5. Kapan pelaksanaan retensi dilakukan?

90 Jawab : 5 tahun sekali atau rak sudah penuh 6. Bagaimana penyimpanan DRM Inaktif? Di tumpuk berdasarkan ap? Jawab : dua angka akhir no rekam medis 7. Apakah ada kebijakan yang mengatur untuk menindak lanjuti DRM Inaktif? Jawab : tidak ada 8. Apakah sudah melaksanakan nilai guna terhadap DRM Inaktif? Jawab : belum 9. Jika belum dilaksanakannya nilai guna, a. Apa yang anda ketahui kendala apa sehingga belum dilaksanakan nya nilai guna? Jawab : tidak tahu b. Bagaimana kondisi DRM Inaktif yang belum di lakukan nilai guna hingga saat ini? Jawab : ada yang rusak 10. Apakah ada SOP atau Protap yang mengatur pelaksanaan nilai guna DRM? Jawab : tidak tahu 11. Apa yang anda ketahui tentang nilai guna? Jawab : tidak tahu

91 Pedoman Wawancara Kepada Petugas Filing Nama : E Jenis kelamin : perempuan Jabatan : Petugas filing Pendidikan : D3 Rekam Medis Hari, tgl : Senin, 20 Juni 2016 Lama Kerja : 2 tahun 1. Ada berapa petugas yang bekerja di bagian Filing RS.Bhayangkara Semarang? Jawab : 8 orang. 3 orang setiap 3 bulan sekali roling bergantian dengan petugas yang lain 2. Sistem penyimpanan apa yang di gunakan di bagian Filing RS.Bhayangkara Semarang? Jawab : desentralisasi 3. Sebagai seorang petugas filing, apa yang anda ketahui tentang fungsi seorang petugas filing? Jawab : mencari DRM, menyimpan dan memelihara DRM dari kerusakan, meretensi, menyusun DRM berdasarkan urutan yang dipakai. 4. Apakah sudah melakukan retensi? Jawab : sudah

92 5. Kapan pelaksanaan retensi dilakukan? Jawab : 5 tahun sekali atau rak sudah penuh 6. Bagaimana penyimpanan DRM Inaktif? Di tumpuk berdasarkan ap? Jawab : di tumpuk berdasarkan dua angka terakhir no rekam medis lalu di ikat memakai rafia. 7. Apakah ada kebijakan yang mengatur untuk menindak lanjuti DRM Inaktif? Jawab : belum ada 8. Apakah sudah melaksanakan nilai guna terhadap DRM Inaktif? Jawab : belum 9. Jika belum dilaksanakannya nilai guna, a. Apa yang anda ketahui kendala apa sehingga belum dilaksanakan nya nilai guna? Jawab : pegawai nya tidak ada, sarana dan prasarana juga tidak ada b. Bagaimana kondisi DRM Inaktif yang belum di lakukan nilai guna hingga saat ini? Jawab : beberapa DRM rusak karena ditumpuk dan sebagian dimakan rayap 10. Apakah ada SOP atau Protap yang mengatur pelaksanaan nilai guna DRM? Jawab : tidak ada 11. Apa yang anda ketahui tentang nilai guna? Jawab : suatu penilaian formulir yang akan diabadikan.

93 Pedoman Wawancara Kepada Petugas Filing Nama : F Jenis kelamin : perempuan Jabatan : petugas filing Pendidikan : D3 Rekam Medis Hari, tgl : Senin, 20 Junin 2016 Lama Kerja : 2 tahun 1. Ada berapa petugas yang bekerja di bagian Filing RS.Bhayangkara Semarang? Jawab : 3 orang 2. Sistem penyimpanan apa yang di gunakan di bagian Filing RS.Bhayangkara Semarang? Jawab : desentralisasi 3. Sebagai seorang petugas filing, apa yang anda ketahui tentang fungsi seorang petugas filing? Jawab : mencari DRM, Memelihara DRM, memisahkan DRM aktif dan Inaktif, Pemusnahan DRM 4. Apakah sudah melakukan retensi? Jawab : Sudah 5. Kapan pelaksanaan retensi dilakukan?

94 Jawab : 5 tahun sekali, sejak tgl kunjungan terakhir 6. Bagaimana penyimpanan DRM Inaktif? Di tumpuk berdasarkan ap? Jawab : ditumpuk berdasarkan dua angka terakhir no rekam medis dan diikat 7. Apakah ada kebijakan yang mengatur untuk menindak lanjuti DRM Inaktif? Jawab : belum ada 8. Apakah sudah melaksanakan nilai guna terhadap DRM Inaktif? Jawab : belum 9. Jika belum dilaksanakannya nilai guna, a. Apa yang anda ketahui kendala apa sehingga belum dilaksanakan nya nilai guna? Jawab : pegawai nya tidak ada, tidak ada tempat penyimpanan yang permanen b. Bagaimana kondisi DRM Inaktif yang belum di lakukan nilai guna hingga saat ini? Jawab : di tumpuk, ada beberapa yang rusak karena penumpukan yang terlalu lama dan ada yang dimakan rayap 10. Apakah ada SOP atau Protap yang mengatur pelaksanaan nilai guna DRM? Jawab : tidak ada 11. Apa yang anda ketahui tentang nilai guna? Jawab : nilai guna adalah suatu pengabadian formulir DRM

95 Pedoman Wawancara Kepada Petugas Filing Nama : G Jenis kelamin : perempuan Jabatan : petugas filing Pendidikan : D3 Rekam Medis Hari, tgl : Senin, 20 Juni 2016 Lama Kerja : 6 bulan 1. Ada berapa petugas yang bekerja di bagian Filing RS.Bhayangkara Semarang? Jawab : kalau bulan ini ada 3 orang, jumlah petugas ada 8 orang. Setiap bulan di roling 3 orang. 2. Sistem penyimpanan apa yang di gunakan di bagian Filing RS.Bhayangkara Semarang? Jawab : desentralisasi 3. Sebagai seorang petugas filing, apa yang anda ketahui tentang fungsi seorang petugas filing? Jawab : mencari DRM, menata DRM, mencegah kerusakan DRM, bertanggung jawab dalam kehilangan DRM 4. Apakah sudah melakukan retensi? Jawab : Kalau setiap 5 tahun sekali sudah, tahun ini belum, lagi proses

96 5. Kapan pelaksanaan retensi dilakukan? Jawab : 5 tahun sekali 6. Bagaimana penyimpanan DRM Inaktif? Di tumpuk berdasarkan ap? Jawab : berdasarkan tahun terakhir berobat 7. Apakah ada kebijakan yang mengatur untuk menindak lanjuti DRM Inaktif? Jawab : ada 8. Apakah sudah melaksanakan nilai guna terhadap DRM Inaktif? Jawab : belum 9. Jika belum dilaksanakannya nilai guna, a. Apa yang anda ketahui kendala apa sehingga belum dilaksanakan nya nilai guna? Jawab : sarana dan prasarana dan petugas nya tidak ada b. Bagaimana kondisi DRM Inaktif yang belum di lakukan nilai guna hingga saat ini? Jawab : sebagian rusak karena rayap, dan proses pembangunan gedung, akibatnya tempat penyimpanan tidak layak 10. Apakah ada SOP atau Protap yang mengatur pelaksanaan nilai guna DRM? Jawab : ada 11. Apa yang anda ketahui tentang nilai guna? Jawab : tidak tahu

97 Pedoman Wawancara Kepada Petugas Filing Nama : H Jenis kelamin : perempuan Jabatan : petugas filing Pendidikan : D3 rekam medis Hari, tgl : senin, 20 Juni 2016 Lama Kerja : 6 bulan 1. Ada berapa petugas yang bekerja di bagian Filing RS.Bhayangkara Semarang? Jawab : kalau bulan ini ada 3 orang, kalau jumlah ada 8 orang 2. Sistem penyimpanan apa yang di gunakan di bagian Filing RS.Bhayangkara Semarang? Jawab : desentralisasi 3. Sebagai seorang petugas filing, apa yang anda ketahui tentang fungsi seorang petugas filing? Jawab : bertanggung jawab mencari DRM, mencegah kerusakan DRM, Menata DRM 4. Apakah sudah melakukan retensi? Jawab : Sudah 5. Kapan pelaksanaan retensi dilakukan?

98 Jawab : 5 tahun sekali 6. Bagaimana penyimpanan DRM Inaktif? Di tumpuk berdasarkan ap? Jawab : berdasarkan tahun terakhir berobat dan riwayat penyakit 7. Apakah ada kebijakan yang mengatur untuk menindak lanjuti DRM Inaktif? Jawab : ada 8. Apakah sudah melaksanakan nilai guna terhadap DRM Inaktif? Jawab : belum 9. Jika belum dilaksanakannya nilai guna, a. Apa yang anda ketahui kendala apa sehingga belum dilaksanakan nya nilai guna? Jawab : pegawai nya tidak ada b. Bagaimana kondisi DRM Inaktif yang belum di lakukan nilai guna hingga saat ini? Jawab : rusak dimakan rayap 10. Apakah ada SOP atau Protap yang mengatur pelaksanaan nilai guna DRM? Jawab : tidak ada 11. Apa yang anda ketahui tentang nilai guna? Jawab : penilaian terhadap formulir untuk diabadikan.

99 Lampiran 2 Tabel Pedoman Observasi No Objek Observasi Hasil Observasi 1. SOP tentang tugas pokok dan fungsi petugas filing 2. Mengamati sistem penyimpanan DRM Inaktif 3 Mengamati kondisi DRM Inak 4. Protap tentang nilai guna

100

101 Tabel Pedoman Observasi No Objek Observasi Hasil Observasi 1. SOP tentang tugas pokok dan fungsi petugas Ada, SOP tentang tugas filing pokok dan fungsi petugas filing. Tetapi berdasarkan hasil wawancara terhadap petugas filing, ada beberapa tupoksi yang tidak dilaksanakan oleh petugas filing yaitu membantu dalam penilaian nilai guna rekam medis, menyimpan dokumen yang (diabadikan), dilestarikan membantu dalam pemusnahan DRM. 2. Mengamati sistem penyimpanan DRM Inaktif Cara penyimpanan DRM inaktif ditumpuk dan diikat berdasarkan dua angka terakhir no rekam medis pasien. 3. Mengamati kondisi DRM Inaktif Kondisi DRM inaktif di

102 tumpuk dan di ikat perbendel, ada beberapa DRM yang ditumpukan akhir terlihat lembab, dan ada juga yang dimasukan kedalam kantong plastik hitam karena rusak dimakan rayap dan tidak bisa terbaca. 4. Protap tentang nilai guna Tidak ada

103 PENILAIAN NILAI GUNA DOKUMEN REKAM MEDIS No. Dokumen No. Revisi Halaman Tanggal terbit: 1-2 PROSEDUR TETAP PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN Penilaian nilai guna rekam medis adalah suatu kegiatan penilaian terhadap formulir-formulir rekam medis yang masih perlu diabadikan atau sudah boleh dimusnahkan. Formulir-formulir yang tidak bernilai guna akan dimusnahkan. 1. Mengurangi beban tempat penyimpanan berkas rekam medis. 2. Memelihara formulir-formulir rekam medis yang bernilai guna. a. Undang-undang Nomor 43 tahun 2009 tentang Kearsipan. b. Undang-undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit. c. Peraturan Pemerintah No.10 tahun 1966 tentang Wajib Simpan Rahasia Kedokteran. d. Peraturan Menkes RI Nomor : 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis. e. Surat Keputusan Direktorat Jenderal Pelayanan Medis Nomor : 78/Yan.Med/RS.Um.Dik/YMU/I/91 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan Rekam Medis/Medical Record di Rumah Sakit. f. Surat Edaran Dirjen Yanmed nomor HK tanggal 21 Maret 1995 tentang Petunjuk Teknis Pemusnahan Arsip rekam Medis di Rumah sakit.

104 PENILAIAN NILAI GUNA DOKUMEN REKAM MEDIS No. Dokumen No. Revisi Halaman 2-2 PROSEDUR 1. Ada Tim khusus penyelenggara pemusnahan rekam medis dengan dengan melakukan kegiatan penialaian nilai guna, Tim terdiri dari : a. Direktur Rumah Sakit sebagai ketua b. Kepala Rekam Medis sebagai sekretaris c. Saksi-saksi (perawat senior, ahli forensik, petugas filing) d. Berkas rekam medis yang sering digunakan sebagai pendidikan dan penelitian e. Mempunyai nilai guna 2. Melakukan penilaian nilai guna dengan memisahkan formulir rekam medis yang akan diabadikan yaitu : a. Ringkasan masuk dan keluar b. Resume penyakit c. Lembar operasi (termasuk laporan persalinan) d. Identifikasi bayi lahir e. Lembar persetujuan tindakan medis (Informed consent) f. Lembar kematian (laporan sebab kematian) g. Berkas rekam medis tertentu, sesuai dengan kepentingan pelayanan meliputi : a) Index b) Register c) Formulir rekam medis tertentu yang ditetapkan oleh direktur rumah sakit 3. Mengumpulkan formulir-formulir rekam medis sisanya termasuk rekam medis rusak yang tidak bisa terbaca. 4. Tim pemusnah kemudian mengabadikan formulir rekam medis yang diabadikan sesuai dengan nilai gunanya. UNIT TERKAIT 1. Direktur Rumah Sakit 2. Instalasi Rekam Medis 3. Saksi-Saksi (perawat senior, ahli forensik, petugas filing)

105

106 Lampiran I Struktur Organisasi RS Bhayangkara Semarang

107

108

109

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Dokumen adalah berkas yang berisikan data-data identitas, data. dalam suatu pelayanan kesehatan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Dokumen adalah berkas yang berisikan data-data identitas, data. dalam suatu pelayanan kesehatan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dokumen Rekam Medis 1. Pengertian Dokumen a. Dokumen adalah berkas yang berisikan data-data identitas, data sosial maupun data medis yang sewaktu-waktu bisa digunakan lagi dalam

Lebih terperinci

PELAKSANAAN SISTEM PENYIMPANAN DOKUMEN REKAM MEDIS INAKTIF UNTUK PERSIAPAN NILAI GUNA RS BHAYANGKARA SEMARANG TAHUN 2016

PELAKSANAAN SISTEM PENYIMPANAN DOKUMEN REKAM MEDIS INAKTIF UNTUK PERSIAPAN NILAI GUNA RS BHAYANGKARA SEMARANG TAHUN 2016 PELAKSANAAN SISTEM PENYIMPANAN DOKUMEN REKAM MEDIS INAKTIF UNTUK PERSIAPAN NILAI GUNA RS BHAYANGKARA SEMARANG TAHUN 2016 Euis Amaliah Putriani *), Arif Kurniadi **) *) Alumni Fakultas Kesehatan Universitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit Bhayangkara Semarang

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit Bhayangkara Semarang BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Rumah Sakit Bhayangkara Semarang 1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Bhayangkara Semarang Rumah Sakit Bhayangkara merupakan salah satu pelayanan kesehatan di kota semarang

Lebih terperinci

ANALISIS PELAKSANAAN RETENSI DAN PENYIMPANAN DOKUMEN REKAM MEDIS INAKTIF FILING RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SEMARANG TAHUN 2016

ANALISIS PELAKSANAAN RETENSI DAN PENYIMPANAN DOKUMEN REKAM MEDIS INAKTIF FILING RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SEMARANG TAHUN 2016 ANALISIS PELAKSANAAN RETENSI DAN PENYIMPANAN DOKUMEN REKAM MEDIS INAKTIF FILING RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SEMARANG TAHUN 2016 Fadhila Rizka Amalia *), Maryani Setyowati **) *)Alumni Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum RSUD Sunan Kalijaga Demak. RSUD Sunan Kalijaga Demak berada di Jl. Sultan Fatah Nomor

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum RSUD Sunan Kalijaga Demak. RSUD Sunan Kalijaga Demak berada di Jl. Sultan Fatah Nomor BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum RSUD Sunan Kalijaga Demak 1. Profil RSUD Sunan Kalijaga Demak RSUD Sunan Kalijaga Demak berada di Jl. Sultan Fatah Nomor 669/50 Demak dengan luas + 4 hektar. RSUD

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengapa dan bagaimana pelayanan yang diberikan kepada pasien selama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengapa dan bagaimana pelayanan yang diberikan kepada pasien selama BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rekam Medis 1. Pengertian Rekam Medis Menurut Huffman E.K, 1992 menyatakan bahwa rekam medis ialah catatan atau rekaman yang berisi mengenai siapa, bilamana, apa, mengapa dan

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG MASALAH

A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan semakin meningkat. Hal itu terbukti dengan tidak pernah kosongnya rumah sakit yang ada di Indonesia. Rumah sakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit bagian integral dari suatu organisasi sosial kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) pencegahan

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERSETUJUAN

PERNYATAAN PERSETUJUAN 1 PERNYATAAN PERSETUJUAN Senin, 2 Maret 2015 saya, Nama NIM Judul KTI : WAHYU SOFYAN HIDAYAT : D22.2011.01128 : TINJAUAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI BKPM SEMARANG GUNA PENINGKATAN PELAYANAN KESEHATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, tindakan dan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, tindakan dan pelayanan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai dengan Permenkes No. 269/Menkes/PER/III/2008 tentang rekam medis. Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rekam Medis 1. Pengertian Rekam Medis a. Menurut Ery Rustiyanto Rekam medis adalah keterangan baik yang tertulis maupun yang terekam tentang identitas, anamnesis penentuan fisik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. (1)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. (1) 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Rekam Medis Dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No.269 tahun 2008 tentang rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diolah sebagai bahan pembuat laporan pelayanan rumah sakit. Rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. diolah sebagai bahan pembuat laporan pelayanan rumah sakit. Rumah sakit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang berfungsi memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien. Pelayanan untuk pasien di rumah sakit umumnya meliputi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Di dalam membahas pengertian rekam medis terlebih dahulu akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Di dalam membahas pengertian rekam medis terlebih dahulu akan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. REKAM MEDIS Di dalam membahas pengertian rekam medis terlebih dahulu akan dikemukakan arti dari rekam medis itu sendiri. Rekam medis disini di artikan sebagai keterangan baik

Lebih terperinci

TINJAUAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN DOKUMEN REKAM MEDIS (DRM) DI FILING RAWAT INAP INAKTIF RSUD KOTA SEMARANG TAHUN 2015.

TINJAUAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN DOKUMEN REKAM MEDIS (DRM) DI FILING RAWAT INAP INAKTIF RSUD KOTA SEMARANG TAHUN 2015. TINJAUAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN DOKUMEN REKAM MEDIS (DRM) DI FILING RAWAT INAP INAKTIF RSUD KOTA SEMARANG TAHUN 2015 Atika Nur W*), Retno Astuti Setijaningsih, SS, MM**) *) Alumni Fakultas Kesehatan Universitas

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan. 1. Karakteristik Petugas. Berdasarkan teori yang ada pekerja dengan usia tahun

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan. 1. Karakteristik Petugas. Berdasarkan teori yang ada pekerja dengan usia tahun BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan 1. Karakteristik Petugas Berdasarkan teori yang ada pekerja dengan usia 20-30 tahun relative memiliki motivasi kerja yang lebih rendah dibandingkan dengan pekerja yang usianya

Lebih terperinci

Evaluasi Pengelolaan Filing Dalam Rangka Meningkatkan Mutu Pelayanan di Rumah Sakit Islam Kendal Tahun 2016

Evaluasi Pengelolaan Filing Dalam Rangka Meningkatkan Mutu Pelayanan di Rumah Sakit Islam Kendal Tahun 2016 Evaluasi Pengelolaan Filing Dalam Rangka Meningkatkan Mutu Pelayanan di Rumah Sakit Islam Kendal Tahun 2016 Ganda Sakinata Amirul Uma 1, Supriyono Asfawi 2 1 Alumni Fakultas Kesehatan Universitas Dian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, disebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, disebutkan bahwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, disebutkan bahwa puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

Lebih terperinci

EVALUASI PENGELOLAAN FILING REKAM MEDIS RAWAT JALAN UNTUK PENCEGAHAN MISSFILE DI RSUD MAJENANG KABUPATEN CILACAP TAHUN 2016

EVALUASI PENGELOLAAN FILING REKAM MEDIS RAWAT JALAN UNTUK PENCEGAHAN MISSFILE DI RSUD MAJENANG KABUPATEN CILACAP TAHUN 2016 EVALUASI PENGELOLAAN FILING REKAM MEDIS RAWAT JALAN UNTUK PENCEGAHAN MISSFILE DI RSUD MAJENANG KABUPATEN CILACAP TAHUN 2016 Hera Cahyaningtias *) Jaka Prasetya **) *) Alumni Fakultas Kesehatan Universitas

Lebih terperinci

JENIS FORMULIR REKAM MEDIS

JENIS FORMULIR REKAM MEDIS JENIS FORMULIR REKAM MEDIS Formulir kertas Formulir elektronik Formulir elektronik merupakan ruang yang ditayangkan dalam layar komputer yang digunakan untuk mencatat data yang akan diolah dalam pengolahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rekam Medis 1. Definisi Rekam Medis Menurut Edna K.Huffman (Health information Managemen, physician Recod Co) Rekam Medis adalah kumpulan data dari faktafakta atau bukti keadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Setiap

Lebih terperinci

EVALUASI PENGELOLAAN FILING REKAM MEDIS RAWAT JALAN UNTUK PENCEGAHAN MISSFILE DI RSUD MAJENANG KABUPATEN CILACAP TAHUN Karya Tulis Ilmiah

EVALUASI PENGELOLAAN FILING REKAM MEDIS RAWAT JALAN UNTUK PENCEGAHAN MISSFILE DI RSUD MAJENANG KABUPATEN CILACAP TAHUN Karya Tulis Ilmiah EVALUASI PENGELOLAAN FILING REKAM MEDIS RAWAT JALAN UNTUK PENCEGAHAN MISSFILE DI RSUD MAJENANG KABUPATEN CILACAP TAHUN 2016 Karya Tulis Ilmiah Disusun untuk memenuhi syarat dalam mencapai gelar diploma

Lebih terperinci

Halaman Pengesahan Artikel Ilmiah TINJAUAN PELAKSANAAN RETENSI DOKUMEN REKAM MEDIS NONAKTIF MENURUT KEBIJAKAN AKREDITASI DI RSUD AMBARAWA TAHUN 2016

Halaman Pengesahan Artikel Ilmiah TINJAUAN PELAKSANAAN RETENSI DOKUMEN REKAM MEDIS NONAKTIF MENURUT KEBIJAKAN AKREDITASI DI RSUD AMBARAWA TAHUN 2016 Halaman Pengesahan Artikel Ilmiah TINJAUAN PELAKSANAAN RETENSI DOKUMEN REKAM MEDIS NONAKTIF MENURUT KEBIJAKAN AKREDITASI DI RSUD AMBARAWA TAHUN 2016 Disusun Oleh : ITA MEIMONIESHA D22.2013.01352 Telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seseorang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Hal ini sesuai

BAB I PENDAHULUAN. seseorang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Hal ini sesuai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan manusia dimana keadaan dari badan dan jiwa tidak mengalami gangguan sehingga memungkinkan seseorang untuk hidup produktif secara

Lebih terperinci

TINJAUAN PELAKSANAAN RETENSI DENGAN STANDAR AKREDITASI KARS MKI 12 DI FILING RSJD DR. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG TAHUN 2016

TINJAUAN PELAKSANAAN RETENSI DENGAN STANDAR AKREDITASI KARS MKI 12 DI FILING RSJD DR. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG TAHUN 2016 TINJAUAN PELAKSANAAN RETENSI DENGAN STANDAR AKREDITASI KARS MKI 12 DI FILING RSJD DR. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG TAHUN 2016 IDM Ayu Oktavika Sari *), Retno Astuti S **) *) Alumni Fakultas Kesehatan Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan. pelayanan kesehatan secara merata, dengan mengutamakan upaya

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan. pelayanan kesehatan secara merata, dengan mengutamakan upaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara merata, dengan mengutamakan upaya peyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan, yang

Lebih terperinci

PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK

PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK RSUD KOTA DEPOK 1 BAB I PENDAHULUAN Meningkatkan derajat kesehatan bagi semua lapisan masyarakat Kota Depok melalui pelayanan

Lebih terperinci

: Delay Repayment, Of Medical Record Documents, Assembling

: Delay Repayment, Of Medical Record Documents, Assembling Aspek Pengendalian Tingkat Keterlambatan Pengembalian Dokumen Rekam Medis Dari Rawat Inap Ke Assembling Di Rumah Sakit Bhayangkara Semarang Periode Februari Tahun 2013 Avita Fardaningrum*), Jaka Prasetya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat komplek dalam berbagai jenis pelayanan kesehatan dalam mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. sangat komplek dalam berbagai jenis pelayanan kesehatan dalam mewujudkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit adalah suatu pelayanan kesehatan yang pelayanannya sangat komplek dalam berbagai jenis pelayanan kesehatan dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat

Lebih terperinci

TINJAUAN PELAKSANAAN RETENSI DOKUMEN REKAM MEDIS AKTIF KE IN AKTIF DI RUANG FILING RSUD DR.MOEWARDI

TINJAUAN PELAKSANAAN RETENSI DOKUMEN REKAM MEDIS AKTIF KE IN AKTIF DI RUANG FILING RSUD DR.MOEWARDI TINJAUAN PELAKSANAAN RETENSI DOKUMEN REKAM MEDIS AKTIF KE IN AKTIF DI RUANG FILING RSUD DR.MOEWARDI Lutfia Dewi Istiana¹, Antik Pujihastuti² STIKes Mitra Husada Karanganyar lutfia.istiana@yahoo.co.id 1,

Lebih terperinci

ANALISA KEBUTUHAN TENAGA KERJA BERDASARKAN WISN DI BAGIAN KODING INDEKSING RSUD KOTA SEMARANG TAHUN 2013

ANALISA KEBUTUHAN TENAGA KERJA BERDASARKAN WISN DI BAGIAN KODING INDEKSING RSUD KOTA SEMARANG TAHUN 2013 ANALISA KEBUTUHAN TENAGA KERJA BERDASARKAN WISN DI BAGIAN KODING INDEKSING RSUD KOTA SEMARANG TAHUN 2013 Putri Erisda Amalia *), Eni Mahawati, SKM, M.Kes **) *) Alumni Fakultas Kesehatan Universitas Dian

Lebih terperinci

TINJAUAN KEBUTUHAN RAK FILE DOKUMEN REKAM MEDIS (DRM) RAWAT INAP DI RSUD DR. H. SOEWONDO KENDAL TAHUN 2016

TINJAUAN KEBUTUHAN RAK FILE DOKUMEN REKAM MEDIS (DRM) RAWAT INAP DI RSUD DR. H. SOEWONDO KENDAL TAHUN 2016 TINJAUAN KEBUTUHAN RAK FILE DOKUMEN REKAM MEDIS (DRM) RAWAT INAP DI RSUD DR. H. SOEWONDO KENDAL TAHUN 2016 Yulia Indah Setyaningrum*), Maryani Setyowati **) *) Alumni Fakultas Kesehatan Universitas Dian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pusat latihan tenaga kesehatan, serta untuk penelitian biososial.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pusat latihan tenaga kesehatan, serta untuk penelitian biososial. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut WHO, rumah sakit adalah suatu bagian menyeluruh dari organisasi sosial dan medis berfungsi memberikan pelayanan kesehatan yang lengkap kepada masyarakat, baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang fungsi utamanya memberikan pelayanan, perawatan, dan pengobatan kepada seluruh pasien, baik rawat inap, rawat jalan,

Lebih terperinci

ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SEMARANG PADA PERIODE BULAN MEI 2013 ARTIKEL

ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SEMARANG PADA PERIODE BULAN MEI 2013 ARTIKEL ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SEMARANG PADA PERIODE BULAN MEI 2013 ARTIKEL Disusun Oleh: Mhammad Chairul Ulum NIM : D22.2010.00986 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung penyelenggaraan upaya

Lebih terperinci

URAIAN TUGAS INSTALASI REKAM MEDIK

URAIAN TUGAS INSTALASI REKAM MEDIK URAIAN TUGAS INSTALASI REKAM MEDIK A. Kepala Instalasi Rekam Medik 1. Membuat dan mengevaluasi sistem registrasi (pendaftaran pasien) 2. Membuat dan mengevaluasi prosedur pencatatan rekam medis 3. Merencanakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PELAKSANAAN SISTEM PENGELOLAAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI FILLING PUSKESMAS GUNUNGPATI SEMARANG. Rizqi Amalia *), Arif Kurniadi**)

TINJAUAN PELAKSANAAN SISTEM PENGELOLAAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI FILLING PUSKESMAS GUNUNGPATI SEMARANG. Rizqi Amalia *), Arif Kurniadi**) TINJAUAN PELAKSANAAN SISTEM PENGELOLAAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI FILLING PUSKESMAS GUNUNGPATI SEMARANG Rizqi Amalia *), Arif Kurniadi**) *)Alumni Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang **)Staf

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Permenkes No : 269/Menkes/PER/III/2008 yang dimaksud rekam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Permenkes No : 269/Menkes/PER/III/2008 yang dimaksud rekam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Permenkes No : 269/Menkes/PER/III/2008 yang dimaksud rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dokumen antara lain identitas pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA ASSEMBLING DALAM PENGENDALIAN KETIDAKLENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI ASSEMBLING RSUD UNGARAN TAHUN Devi Ayu Kumalasari*),

EVALUASI KINERJA ASSEMBLING DALAM PENGENDALIAN KETIDAKLENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI ASSEMBLING RSUD UNGARAN TAHUN Devi Ayu Kumalasari*), EVALUASI KINERJA ASSEMBLING DALAM PENGENDALIAN KETIDAKLENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI ASSEMBLING RSUD UNGARAN TAHUN 2015 Devi Ayu Kumalasari*), Kriswiharsi Kun Saptorini, M.Kes **) *) Alumni Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk meningkatkan mutu. pelayanan kesehatan demi kepuasan masyarakat yang menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk meningkatkan mutu. pelayanan kesehatan demi kepuasan masyarakat yang menggunakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu institusi pelayanan kesehatan, oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan demi kepuasan masyarakat

Lebih terperinci

S U R A T E D A R A N No. : HK

S U R A T E D A R A N No. : HK S U R A T E D A R A N No. : HK.00.06.1.5.01160 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGADAAN FORMULIR REKAM MEDIS DASAR DAN PEMUSNAHAN ARSIP REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT 1. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor : 749a/Menkes/Per/XII/1989

Lebih terperinci

LAELA MIFTAHUL JANNAH

LAELA MIFTAHUL JANNAH QUANTITATIVE AND QUALITATIVE ANALYSIS INCOMPLETENESS CHARGING DOCUMENT PATIENTMEDICAL RECORD IN THE CASE OF DISEASE WARDTYPHOID IN 1 ST QUARTER 2014 HOSPITAL SUNAN KALIJAGA DEMAK ABSTRACT LAELA MIFTAHUL

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGAMATAN. terwujudnya masyarakat sehat baik jasmani maupun rohani. Untuk itu

BAB IV HASIL PENGAMATAN. terwujudnya masyarakat sehat baik jasmani maupun rohani. Untuk itu BAB IV HASIL PENGAMATAN A. Gambaran Umum Rumah Sakit 1. Sejarah Rumah Sakit Fasilitas kesehatan / Rumah Sakit memiliki peran strategis untuk terwujudnya masyarakat sehat baik jasmani maupun rohani. Untuk

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: hospital's internal report. xvi

ABSTRACT. Keywords: hospital's internal report. xvi ABSTRACT Backgrounds: The hospital is a health care institution that organizes personal health services in the plenary. One of the hospitals in an effort to provide good service to patients is by doing

Lebih terperinci

TINJAUAN PELAKSANAAN RETENSI DRM NON AKTIF DI FILING RUMAH SAKIT PERMATA BUNDA PURWODADI TAHUN

TINJAUAN PELAKSANAAN RETENSI DRM NON AKTIF DI FILING RUMAH SAKIT PERMATA BUNDA PURWODADI TAHUN TINJAUAN PELAKSANAAN RETENSI DRM NON AKTIF DI FILING RUMAH SAKIT PERMATA BUNDA PURWODADI TAHUN 2015 Deta Sectio Prihatna*), Arif Kurniadi, M.Kom**) *) Alumni Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Nomor : 240/MENKES/PER/III/2010 merupakan intitusi. rawat jalan pasien lama dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Nomor : 240/MENKES/PER/III/2010 merupakan intitusi. rawat jalan pasien lama dan gawat darurat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 240/MENKES/PER/III/2010 merupakan intitusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rekam Medis 1. Pengertian Rekam Medis Rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen mengenai identitas pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan

Lebih terperinci

ANALISA KELENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN BEDAH NON ASURANSI DI RSU AISYIYAH KUDUS PADA TRIWULAN I TAHUN 2015

ANALISA KELENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN BEDAH NON ASURANSI DI RSU AISYIYAH KUDUS PADA TRIWULAN I TAHUN 2015 ANALISA KELENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN BEDAH NON ASURANSI DI RSU AISYIYAH KUDUS PADA TRIWULAN I TAHUN 2015 Dita Ningias*), Arif Kurniadi*) *) *) Alumni Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

Lebih terperinci

TUGAS ONLINE 2 MANAJEMEN REKAM MEDIS

TUGAS ONLINE 2 MANAJEMEN REKAM MEDIS TUGAS ONLINE 2 MANAJEMEN REKAM MEDIS Makalah Sistem Pemusnahan Dokumen Rekam Medis Disusun Oleh : Kelompok 14 Adelina Romaito (2013-31-173) UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN KESEHATAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rumah Sakit 1. Pengertian Rumah Sakit Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords : Accreditation, KARS, APK 3.2, APK, APK 3.3 Bibliography : 19 ( ) ABSTRAK

ABSTRACT. Keywords : Accreditation, KARS, APK 3.2, APK, APK 3.3 Bibliography : 19 ( ) ABSTRAK REVIEW PREPAREDNESS OF ACCREDITATION KARS 2012 BASE ON STANDARDS OF APK 3.2, APK 3.2.1, AND APK 3.3 IN PERMATA BUNDA HOSPITAL PURWODADI Siti Margiana *), Eti Rimawati**) *) Alumni Fakultas Kesehatan Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara merata, dengan mengutamakan upaya penyembuhan penyakit dan pemuliahan kesehatan,

Lebih terperinci

ANALISA PELAKSANAAN INDEKS PENYAKIT PADA BAGIAN KODING/INDEKSING DI RSI KENDAL TAHUN 2016

ANALISA PELAKSANAAN INDEKS PENYAKIT PADA BAGIAN KODING/INDEKSING DI RSI KENDAL TAHUN 2016 Abstract ANALISA PELAKSANAAN INDEKS PENYAKIT PADA BAGIAN KODING/INDEKSING DI RSI KENDAL TAHUN 2016 Arvina Cici Dewanti *), Arif Kurniadi *) *) *) Alumni FakultasKesehatanUniversitas Dian Nuswantoro *)

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI RSUD TARAKAN

STRUKTUR ORGANISASI RSUD TARAKAN Lampiran 1 STRUKTUR ORGANISASI RSUD TARAKAN DIREKTUR KOMITE RUMAH SAKIT SATUAN PENGAWASAN INTERN WAKIL DIREKTUR KEUANGAN DAN UMUM WAKIL DIREKTUR PELAYANAN MEDIK BAGIAN BAGIAN BAGIAN BIDANG BIDANG BIDANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan sarana pelayan kesehatan yang dapat meng-cover. berbagai masalah kesehatan. Pembangunan kesehatan bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan sarana pelayan kesehatan yang dapat meng-cover. berbagai masalah kesehatan. Pembangunan kesehatan bertujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam upaya pembangunan kesehatan masyarakat saat ini, diperlukan sarana pelayan kesehatan yang dapat meng-cover berbagai masalah kesehatan. Pembangunan kesehatan bertujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelayanan lain yang telah diberikan pada pasien. (3) peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit. (4)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelayanan lain yang telah diberikan pada pasien. (3) peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit. (4) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rekam Medis 1. Pengertian Rekam Medis Rekam Medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain

Lebih terperinci

Tinjauan Prosedur Penentuan Kode Tindakan Berbasis ICD-9-CM untuk INA CBG di RSUD Dr. Soeroto Ngawi

Tinjauan Prosedur Penentuan Kode Tindakan Berbasis ICD-9-CM untuk INA CBG di RSUD Dr. Soeroto Ngawi Tinjauan Prosedur Penentuan Kode Tindakan Berbasis ICD-9-CM untuk INA CBG di RSUD Dr. Soeroto Ngawi Atik Dwi Noviyanti 1, Dewi Lena Suryani K 2, Sri Mulyono 2 Mahasiswa Apikes Mitra Husada Karanganyar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kepmenkes RI Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 Puskesmas. adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kepmenkes RI Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 Puskesmas. adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Kepmenkes RI Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan

Lebih terperinci

TINJAUAN PELAKSANAAN PENYIMPANAN DAN PENJAJARAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI RUANG FILING RSUD dr. MOEWARDI ABSTRAK

TINJAUAN PELAKSANAAN PENYIMPANAN DAN PENJAJARAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI RUANG FILING RSUD dr. MOEWARDI ABSTRAK TINJAUAN PELAKSANAAN PENYIMPANAN DAN PENJAJARAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI RUANG FILING RSUD dr. MOEWARDI Oniek Mustika Wati 1, Antik Pujihastuti 2, Riyoko 2 Mahasiswa APIKES Mitra Husada Karanganyar 1, Dosen

Lebih terperinci

ANALISA KEBUTUHAN RAK FILING AKTIF DI BAGIAN FILING BKPM WILAYAH SEMARANG TAHUN Mohamad Daeroby Abi Yusya

ANALISA KEBUTUHAN RAK FILING AKTIF DI BAGIAN FILING BKPM WILAYAH SEMARANG TAHUN Mohamad Daeroby Abi Yusya ANALISA KEBUTUHAN RAK FILING AKTIF DI BAGIAN FILING BKPM WILAYAH SEMARANG TAHUN 2014 2018 Abstract Mohamad Daeroby Abi Yusya The number of new patient visits each year BKPM semarang region has increased,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasien yang berisi tentang keterangan kesehatan pasien. (2) Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/Per/2008,

BAB I PENDAHULUAN. pasien yang berisi tentang keterangan kesehatan pasien. (2) Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/Per/2008, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,

Lebih terperinci

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 2, Juni 2017 ISSN

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 2, Juni 2017 ISSN MANAJEMEN ORGANISASI SUMBER DAYA MANUSIA DI UNIT KERJA REKAM MEDIK RUMAH SAKIT UMUM MUHAMMADIYAH PONOROGO Khasyyati Setya Wardani (STIkes Buana Husada Ponorogo) Rumpiati (STIkes Buana Husada Ponorogo)

Lebih terperinci

TINJAUAN PELAKSANAAN SISTEM PENJAJARAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI RUANG FILLING RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. R. SOEDJATI SOEMODIHARJO KABUPATEN GROBOGAN

TINJAUAN PELAKSANAAN SISTEM PENJAJARAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI RUANG FILLING RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. R. SOEDJATI SOEMODIHARJO KABUPATEN GROBOGAN TINJAUAN PELAKSANAAN SISTEM PENJAJARAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI RUANG FILLING RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. R. SOEDJATI SOEMODIHARJO KABUPATEN GROBOGAN Rully mirna septria, Tri lestari, Sri mulyono Mahasiswa

Lebih terperinci

DASAR HUKUM PENYELENGGARAAN REKAM MEDIS

DASAR HUKUM PENYELENGGARAAN REKAM MEDIS DASAR HUKUM PENYELENGGARAAN REKAM MEDIS Landasan hukum yang mendasari penyelenggaraan rekam medis di Indonesia: a. UU Kesehatan No. 23 tahun 1992 pada pasal 53, disebutkan bahwa setiap tenaga kesehatan

Lebih terperinci

Tinjauan Pelaksanaan Standar MKI 11 dan MKI 12 Dalam Rangka Persiapan Akreditasi Kars 2012 di Bagian Filing Rawat Inap RSUD Majenang Kabupaten

Tinjauan Pelaksanaan Standar MKI 11 dan MKI 12 Dalam Rangka Persiapan Akreditasi Kars 2012 di Bagian Filing Rawat Inap RSUD Majenang Kabupaten Tinjauan Pelaksanaan Standar MKI 11 dan MKI 12 Dalam Rangka Persiapan Akreditasi Kars 2012 di Bagian Filing Rawat Inap RSUD Majenang Kabupaten Cilacap Tahun 2016 Wiwit Pangesti 1, Eti Rimawati 2 1 Alumni

Lebih terperinci

Tinjauan Pelaksanaan Prosedur Pengembalian DRM dari Assembling ke Filing di RS Panti Wilasa Citarum Semarang Tahun 2016

Tinjauan Pelaksanaan Prosedur Pengembalian DRM dari Assembling ke Filing di RS Panti Wilasa Citarum Semarang Tahun 2016 Tinjauan Pelaksanaan Prosedur Pengembalian DRM dari Assembling ke Filing di RS Panti Wilasa Citarum Semarang Tahun 2016 HENING PUSPASARI*) Retno Astuti Setijaningsih, SS, MM**) *( Alumni Fakultas Kesehatan

Lebih terperinci

JURNAL VISIKES - Vol. 10 / No. 1 / April 2011

JURNAL VISIKES - Vol. 10 / No. 1 / April 2011 AKURASI KODE DIAGNOSIS UTAMA PADA RM 1 DOKUMEN REKAM MEDIS RUANG KARMEL DAN KARAKTERISTIK PETUGAS KODING RAWAT INAP RUMAH SAKIT MARDI RAHAYU KUDUS PERIODE DESEMBER 2009 Hetty Rahayu*), Dyah Ernawati**),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus direkam dan didokumentasikan ke dalam bentuk catatan medis. yang disebut rekam medis atau rekam kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. harus direkam dan didokumentasikan ke dalam bentuk catatan medis. yang disebut rekam medis atau rekam kesehatan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap pelaksanaan praktik kedokteran seperti rumah sakit, harus direkam dan didokumentasikan ke dalam bentuk catatan medis yang disebut rekam medis atau rekam kesehatan.

Lebih terperinci

TINJAUAN PENGGUNAAN SISTEM PENJAJARAN DRM DENGAN METODE SNF (STRAIGHT NUMERICAL FILLING) DI FILLING RUMAH SAKIT ISLAM MUHAMMADIYAH KENDAL

TINJAUAN PENGGUNAAN SISTEM PENJAJARAN DRM DENGAN METODE SNF (STRAIGHT NUMERICAL FILLING) DI FILLING RUMAH SAKIT ISLAM MUHAMMADIYAH KENDAL TINJAUAN PENGGUNAAN SISTEM PENJAJARAN DRM DENGAN METODE SNF (STRAIGHT NUMERICAL FILLING) DI FILLING RUMAH SAKIT ISLAM MUHAMMADIYAH KENDAL Satriyo Hananto P *), Kriswiharsi Kun S, M.Kes **) *) Alumni Fakultas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Rekam Medis 1. Pengertian Rekam Medis menurut Permenkes 269 tahun 2008 Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang pasien, pemeriksaan, pengobatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Medis, pengertian sarana pelayanan kesehatan adalah tempat. untuk praktik kedokteran atau kedokteran gigi. Rumah sakit merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Medis, pengertian sarana pelayanan kesehatan adalah tempat. untuk praktik kedokteran atau kedokteran gigi. Rumah sakit merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Permenkes Nomor 269 Tahun 2008 tentang Rekam Medis, pengertian sarana pelayanan kesehatan adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan yang dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan pesatnya laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi mengakibatkan terjadinya perubahan dalam pola hidup masyarakat. Dengan adanya kemudahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Rumah Sakit. Ken Saras dibangun pada tahun 2007 dengan ijin. Bupati Semarang nomor 648/049761/2009. Terletak di Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN. Rumah Sakit. Ken Saras dibangun pada tahun 2007 dengan ijin. Bupati Semarang nomor 648/049761/2009. Terletak di Kecamatan BAB IV HASIL PENELITIAN A. GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT KEN SARAS Rumah Sakit. Ken Saras dibangun pada tahun 2007 dengan ijin Bupati Semarang nomor 648/049761/2009. Terletak di Kecamatan Bergas, Ungaran,

Lebih terperinci

TINJAUAN PELAKSANAAN PELEPASAN INFORMASI MEDIS UNTUK KEPERLUAN VISUM ET REPERTUM DARI ASPEK HUKUM KESEHATAN DI RSUD KABUPATEN BATANG TAHUN 2016

TINJAUAN PELAKSANAAN PELEPASAN INFORMASI MEDIS UNTUK KEPERLUAN VISUM ET REPERTUM DARI ASPEK HUKUM KESEHATAN DI RSUD KABUPATEN BATANG TAHUN 2016 TINJAUAN PELAKSANAAN PELEPASAN INFORMASI MEDIS UNTUK KEPERLUAN VISUM ET REPERTUM DARI ASPEK HUKUM KESEHATAN DI RSUD KABUPATEN BATANG TAHUN 2016 Syahda Zakiatul Af al *), Jaka Prasetya, S.Kep, M.Kes**)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut berbagai fungsi pelayanan, pendidikan, dan penelitian. [1] Untuk

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut berbagai fungsi pelayanan, pendidikan, dan penelitian. [1] Untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan yang kompleks, padat pakar dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena pelayanan rumah sakit menyangkut berbagai fungsi pelayanan,

Lebih terperinci

FAKTOR PENYEBAB KETIDAKLENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP DALAM BATAS WAKTU PELENGKAPAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA

FAKTOR PENYEBAB KETIDAKLENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP DALAM BATAS WAKTU PELENGKAPAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA FAKTOR PENYEBAB KETIDAKLENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP DALAM BATAS WAKTU PELENGKAPAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA Izha Sukma Rahmadhani 1, Sri Sugiarsi 2, Antik Pujihastuti

Lebih terperinci

penyimpanan yang dipakai kurang baik, maka akan timbul masalah-masalah yang mengganggu proses ketersediaan berkas rekam medis. Menurut Budi (2011),

penyimpanan yang dipakai kurang baik, maka akan timbul masalah-masalah yang mengganggu proses ketersediaan berkas rekam medis. Menurut Budi (2011), BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut UU Nomor 44 Tahun 2009, rumah sakit umum adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rekam medis merupakan berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lainnya yang diberikan kepada

Lebih terperinci

ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA KERJA BERDASAKAN BEBAN KERJA UNIT REKAM MEDIS RUMAH SAKIT ISLAM KENDAL TAHUN 2015

ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA KERJA BERDASAKAN BEBAN KERJA UNIT REKAM MEDIS RUMAH SAKIT ISLAM KENDAL TAHUN 2015 ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA KERJA BERDASAKAN BEBAN KERJA UNIT REKAM MEDIS RUMAH SAKIT ISLAM KENDAL TAHUN 2015 Muthomimah Imanti *), Maryani Setyowati **) *) Alumni Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Rumah sakit merupakan salah satu institusi kesehatan yang ada pada bidang pelayanan kesehatan yang memiliki peran yang sangat penting bagi masyarakat yang membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain kepada pasien di sarana

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE KEPERAWATAN

PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE KEPERAWATAN PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE KEPERAWATAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG SURAT KEPUTUSAN No.../.../.../.../2015 TENTANG PEDOMAN PENGORGANISASIAN DAN PELAYANAN KOMITE KEPERAWATAN DIREKTUR RUMAH

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah Singkat Rumah Sakit

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah Singkat Rumah Sakit BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Rumah Sakit 1. Sejarah Singkat Rumah Sakit RSUD RAA Soewondo Pati dibangun mulai tahun 1932, sumber dana pembangunan berasal dari Bupati Pati (RAA Soewondo), Sekretaris

Lebih terperinci

ANALYSIS THE EFFICIENCY OF INPATIENT WARD ACCORDING TO STANDARD OF BARBER JOHNSON IN BHAYANGKARA HOSPITAL SEMARANG IN 2015

ANALYSIS THE EFFICIENCY OF INPATIENT WARD ACCORDING TO STANDARD OF BARBER JOHNSON IN BHAYANGKARA HOSPITAL SEMARANG IN 2015 1 2 ANALYSIS THE EFFICIENCY OF INPATIENT WARD ACCORDING TO STANDARD OF BARBER JOHNSON IN BHAYANGKARA HOSPITAL SEMARANG IN 2015 Indri Mita Kusuma.*), Kriswiharsi Kun Saptorini **) *) Alumni Fakultas Kesehatan

Lebih terperinci

*) Alumni Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro. **) Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

*) Alumni Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro. **) Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro TINJAUAN SPESIFISITAS PENULISAN DIAGNOSIS PADA SURAT ELIGIBILITAS PESERTA (SEP) PASIEN BPJS RAWAT INAP BULAN AGUSTUS DI RUMAH SAKIT PANTI WILASA CITARUM SEMARANG PERIODE 2015 Molek Dua na Ahlulia*), Dyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, memiliki peran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting yang tidak dapat dipisahkan dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. penting yang tidak dapat dipisahkan dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Rekam medis di suatu instansi pelayanan kesehatan merupakan bagian penting yang tidak dapat dipisahkan dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan. Rekam medis

Lebih terperinci

Keywords: Quality assurance, qualitative and quantitative analysis, filling

Keywords: Quality assurance, qualitative and quantitative analysis, filling ANALISA KUANTITATIF DAN KUALITATIF KETIDAKLENGKAPAN PENGISIAN DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP PADA PENYAKIT DIARE DI RS. PERMATA MEDIKA SEMARANG PERIODE TRIWULAN I TAHUN 2014 Satiya Puspa Pertiwi,

Lebih terperinci

ANALISIS PENGELOLAAN DATA REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT ANGKATAN UDARA (RSAU) LANUD ISWAHYUDI ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

ANALISIS PENGELOLAAN DATA REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT ANGKATAN UDARA (RSAU) LANUD ISWAHYUDI ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH ANALISIS PENGELOLAAN DATA REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT ANGKATAN UDARA (RSAU) LANUD ISWAHYUDI ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 KesehatanMasyarakat Disusun Oleh : Maya

Lebih terperinci

Halaman Pengesahan. Artikel Ilmiah

Halaman Pengesahan. Artikel Ilmiah Halaman Pengesahan Artikel Ilmiah Tinjauan Pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Penyediaan Dokumen Rawat Jalan di TPPRJ RSUD KRT Setjonegoro Wonosobo TH 2016 Disusun Oleh : ANNISA ISTIQOMAH D22.2013.01360

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan usahanya tidak semata-mata mencari keuntungan. Rumah

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan usahanya tidak semata-mata mencari keuntungan. Rumah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan jumlah institusi pelayanan kesehatan khususnya rumah sakit akan membuat persaingan semakin ketat. Pada saat ini rumah sakit dikenal sebagai institusi non

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH. Disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Diploma (Amd, PK) dari Program Studi DIII RMIK

KARYA TULIS ILMIAH. Disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Diploma (Amd, PK) dari Program Studi DIII RMIK ASPEK PENGENDALIAN TINGKAT KETERLAMBATAN PENGEMBALIAN DOKUMEN REKAM MEDIS DARI UNIT RAWAT INAP KE ASSEMBLING DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SEMARANG PERIODE FEBRUARI TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH Disusun guna

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Rekam medis a. Pengertian rekam medis Menurut permenkes No.269/MENKES/PER/III/2008 rekam medis adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Rekam medis a. Pengertian rekam medis Menurut permenkes No.269/MENKES/PER/III/2008 rekam medis adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Rekam medis a. Pengertian rekam medis Menurut permenkes No.269/MENKES/PER/III/2008 rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dokumen tentang identitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilingkungan Badan Usaha Milik Negara. Pelayanan publik berbentuk

BAB I PENDAHULUAN. dilingkungan Badan Usaha Milik Negara. Pelayanan publik berbentuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pelayanan publik merupakan tanggungjawab pemerintah dan dilaksanakan oleh instansi pemerintah, baik itu di pusat, di Daerah, dan dilingkungan Badan Usaha Milik Negara.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan

Lebih terperinci

PROSEDUR KEARSIPAN REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT ORTOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA TUGAS AKHIR

PROSEDUR KEARSIPAN REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT ORTOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA TUGAS AKHIR PROSEDUR KEARSIPAN REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT ORTOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA TUGAS AKHIR Diajukan Untuk memenuhi Sebagai Persyaratan Dalam Memperoleh Sebutan Vokasi Ahli Madya ( A.Md. ) Dalam

Lebih terperinci