PENGARUH KETERAMPILAN VARIASI MENGAJAR GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 4 BATUDAA PANTAI KABUPATEN GORONTALO
|
|
- Farida Hermanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1
2 PENGARUH KETERAMPILAN VARIASI MENGAJAR GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 4 BATUDAA PANTAI KABUPATEN GORONTALO Nuryani arsyad Jurusan Pendidikan Ekonomi Telah di setujui oleh Dosen pembimbing ABSTRAK Nuryani Arsyad, Nim , Pengaruh Ketrampilan Variasi Mengajar Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa Di SMP Negeri 4 Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo. Skripsi. Dibawah ini Bimbingan Bapak Prof.dr. Yulianto Kadji. M.Si dan Bapak Herwin Mopangga SE.M.Si. Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri gorontalo Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh keterampilan variasi mengajar terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS terpadu di SMP negeri 4 Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo. Berdasarkan hasil penelitian berupa pengujian dan analisis statistik maupun pembahasan data yang diperolah dari lapangan penelitian tentang Pengaruh Keterampilan Variasi Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa di SMP Negeri 4 Gorontalo. Nilai hasil koefisien regresi veriabel keterampilan variasi mengajar guru sebesar 0,59 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa untuk koefisien regresi untuk variabel keterampilan variasi mengajar guru telah signifikan. Sehingga peneliti menyimpulkan bahwa keterampilan variasi mengajar guru di SMP negeri 4 Batudaa Pantai berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa. Data tersebut didukung dengan nilai koefisien determinasi diperoleh nilai R-Square (r 2 ) 0,3481. Nilai berarti bahwa sebesar 34,81% variabilitas mengenai keterampilan variasi mengajar guru di SMP negeri 4 Batudaa Pantai dipengaruhi oleh motivasi belajar siswa, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain Kata Kunci :Keterampilan Variasi Mengajar Guru, Motivasi belajar Siswa 1 Nuryani Arsyad. Jurusan Pendidikan Ekonomi. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis. Universitas Negeri Gorontalo. 2 Prof.Dr. Yulianto Kadji, M.Si Dosen. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis. Universitas Negeri Gorontalo. 3 Herwin Mopangga., SE,M.Si Dosen. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis. Universitas Negeri Gorontalo 2
3 Pembelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru sebagai tantangan dalam proses yang efektif dan efisien. Sebahagian masyarakat berpendapat bahwa pekerjaan guru adalah sangat mudah. Sebagaian orang memandang bahwa tugas guru sekedar mengajar dan menjelaskan materi kepada siswa. Namun pandangan itu sangat keliru, karena untuk menjadi guru yang baik harus profesional dan sebagaimana pandangan yang sesederhana itu. Hakekat untuk menjadi guru seharusnya didasari oleh tuntutan hati nurani. Maksudnya dalam berperan, Guru membutuhkan pengabdian yang tidak kecil. Guru rela berkorban dalam mendidik, melatih, bahkan membina siswa untuk menjadi manusia yang bermoral, berguna bagi agama, bangsa, masyarakat, keluarga, dan yang terpenting untuk dirinya sendiri dan lingkungannya. Jika seseorang telah memutuskan untuk berprofesi sebagai guru, maka yang bersangkutan sudah harus siap untuk menjadi pengayom, pembimbing, pembina, pelatih, sekaligus mengerti akan psikilogi dalam waktu yang bersamaan dalam proses pembelajaran. Guru harus siap menghargai dan memahami permasalahan yang dihadapi siswa. Disisi lain siswa yang dihadapi memiliki berbagai macam karakter. Olehnya, guru diharapkan dapat membangun hubungan yang harmonis dengan siswa, didasari oleh percaya dan penghargaan se cara,manusiawi (Yustisia,2012:12)Guru memandang terhadap siswa sebagai mahluk sosial, cukup signifikan mempengaruhi hasil pembelajaran. Hal tersebut dapat terjadi, oleh pendekatan yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Hasil pembelajaran akan berbeda jika dipengaruhi oleh keadaan siswa yang bervariasi, misalnya periang, suka bicara, kreatif, keras kepala manja, minta perhatian dan berbagai karakter lainnya. Dan semua aspek tersebut akan berpengaruh terhadap hasil pengajaran guru. Untuk itu, guru dalam perannya perlu menggunakan strategi yang tepat dalam proses pengajaran. Bertolak dari uraian diatas, timbul pertanyaan, apa yang perlu dilakukan oleh guru dalam mengajar?. Guru perlu merubah paradigma pengajar, menjadi pendidik, setiap tatap muka guru perlu menunjukkan salah satu nilai kehidupan dibalik materi yang dipelajari, untuk diketahui dipikirkan direnungi dan diyakini sebagai hal yang baik dan benar, dapat diyakini sebagai motivasi dalam kehidupan 3
4 siswa. Selain itu Guru perlu manawarkan nilai-nilai yang elementer relevan dan konstektual, (Adisusilo, 2012:82). Pendapat diatas adalah masalah yang diharapkan tercapai dalam proses belajar mengajar yang dilaksanakan oleh guru sesuai kurikulum Bagaimana guru dapat mencapai tujuan pembelajaran yang disesuaikan dengan karakter siswa yang ada dan dibentuk. Shaw (dalam Yustisia, 2012:35) menyatakan bahwa aku bukan seorang guru, yang hanya sesama musyafir untuk kau tanyai arah, dan aku hanya menunjuk kearah depan - kedepan diriku sendiri dan kedepan dirimu tapi aku adalah guru yang berperan sebagai pendidik, model dan teladan, disamping sebagai pengajar dan pembimbing. Ungkapan tersebut memberikan ilustrasi bahwa guru sangat penting sebagai manusia yang bisa membuat anak merubah hidupnya. Tugas utama Guru dalam mengawali proses pengajaran adalah membangun motivasi yang tinggi dari diri siswa, sehingga siswa dalam proses pembelajaran menjadi senang, aktif, kreatif, sehingga tujuan utama dalam proses pembelajaran akan tercapai. Tugas ini dapat di laksanakan dalam situasi dan suasana belajar yang menyenangkan, menarik minat dan antusias siswa menjadi baik dan bersemangat. Guru sebagai sosok yang menjadi panutan bagi siswanya dituntut memiliki ilmu pengetahuan yang mengikuti perkembangan zaman, disamping guru merupakan orang tua kedua bagi siswa yang meneladaninya. Olehnya guru harus memperlakukan siswa secara manusiawi, lembut, halus dengan penuh kasih dan sayang, dan inilah yang oleh Djamarah (dalam Yustisia, 2012:19) penyebutan siswa, di rubah menjadi anak didik. Guru bukan hanya terbatas pada mengajarkan keilmuannya, akan tetapi guru perlu mendidik dan membimbing hal-hal yang berhubungan dengan spiritualitas dan keterampilan pisik. Ward (dalam Yustisia, 2012:19) mengatakan bahwa, guru biasa memberitahu, guru baik menjelaskan, guru ulung meragakan, guru hebat dapat mengilhami. Selanjutnya Djamarah (dalam Yustisia, 2012:21) mengemukakan bahwa guru dan siswa adalah satu kesatuan meskipun raga terpisah, namun jiwa harus satu dan kokoh yang disebut dwi tunggal. Beberapa aspek diatas inilah yang 4
5 mewajibkan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar perlu menggunakan dan menerapkan strategi pembelajaran berupa, metode, model, dan pendekatan, yang disesuikan dengan pokok bahasan dan karakter siswa yang diharapkan sebagaimana yang telah dirumuskan dalam tujuan pembelajaran Penentuan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi yang diajarkan, diharapkan akan memudahkan siswa dalam memahami materi yang ada, bahkan akan berdampak positif terhadap siswa dalam mengikuti proses. Kadang-kadang jika hal tersebut tidak diperhatikan oleh guru, maka siswa terkondisikan untuk menerima informasi apa adanya, siswa cenderung pasif menunggu diberi informasi tanpa berusaha menemukan informasi, melalui penggunaan metode pembelajaran. Semua hal yang diuraikan tersebut terkandung harapan untuk menumbuh kembangkan motivasi ekstrinsik yang sangat berpengaruh dalam keberhasilan pengajaran, karena motivasi interinsik sudah ada pada diri siswa. Metode pembelajaran merupakan salah satu teknik umpan balik dalam membangun aspirasi di lingkungan antar siswa, karena siswa memiliki motivasi dan karakter yang berbeda. Permen Diknas Nomor 19 tahun 2005 menyatakan bahwa proses pembelajaran pendidikan diselenggarakan secara interaktif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan peluang yang cukup untuk prakrsa, kreatif, dan kemandirian sesuai dengan motivasi instrinsik dan perkembangan pisik serta psikoligi anak didik. Permen tersebut mengisyarakatkan bahwasanya upaya dalam pencapaian tujuan pembelajaran yang dilaksanakan dalam proses pembelajaran, perlu memperhatikan prinsip mengajar dan belajar. Olehnya dalam pelaksanaan proses pembelajaran, guru wajib menerapkan strategi, yang salah satunya adalah metode pembelajaran. Penggunaan metode pembelajaran, perlu, karena pengetahauan bukanlah suatu tirian dari kenyataan. Pengetahuan adalah akibat dari konstruksi kognitif kenyataan melalui seseorang, yang dibentuk melalui skema, konsep, nilai dan struktur. Selain itu pula, (dalam Adisusilo, 2012:162), mengemukakan bahwa pengetahuan dibentuk dari interaksi seseorang dengan orang lain. 5
6 Dewasa ini telah banyak yang melakukkan penelitian tentang penggunaan metode dan model pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar siswa maupun motivasi belajar bagi siswa. Namun hal lain yang luput dari perhatian serius adalah keterampilan menggunakan variasi mengajar, dalam memberikan materi pembelajaran di kelas. Kenyataan bahwa fenomena pembelajaran secara umum, keterampilan variasi mengajar guru sangat menentukan kebehasilan guru dalam memberikan materi pembelajaran. Djamarah dan Zain (2010:167) mengemukakan bahwa keterampilan variasi mengajar meliputi variasi suara, gerakan anggota badan, dan perpindahan posisi guru dalam kelas. Ini menunjukkan bahwa suara, gerak dan aktivitas guru dalam lingkungan kelas, berdampak positif terhadap motivasi belajar siswa. Dalam mata pelajaran IPS Terpadu terdapat pokok bahasan yang memerlukan pemahaman yang cukup baik dari peserta didik, di samping itu diperlukan pendekatan yang baik oleh guru untuk menarik minat siswa dalam belajar serta melakukan aktivitas yang lebih baik. Namun kenyataan dalam pembelajaran, khususnya mata pelajaran IPS Terpadu di SMP Negeri 4 Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo untuk kelas VII peserta didik dalam menerima materi yang disampaikan oleh guru kurang termotivasi. Kenyataan dilapangan, sebagai hasil survey peneliti, bahwa guru dalam perannya mengajar, strategi pembelajaran konvensional menjadi pilihan utama. Dan ini berdampak negatif terhadap kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran IPS Terpadu yang dilaksanakan pada proses pembelajaran. Pada gilirannya Guru menjadi sukar menciptakan suasana kelas yang kondusif dalam waktu yang relatif lama. Guru dapat mempertahankan situasi yang kondusif dalam beberapa saat saja. Jika ada perubahan suasana kelas, sulit bagi guru untuk menormalkannya kembali. Pada gilirannya pembelajaran menjadi kurang efektif, sehingga efisiensi dan efektivitas pencapaian tujuan tidak tercapai. Selain itu konsentrasi siswa menjadi terganggu dan situasi belajar tidak kondusif. Strategi pembelajaran digunakan harus didasari pada konsep, bahwasanya karakter siswa berbeda, sehingga strategi yang digunakan perlu bervariasi. Kasus seperti ini, masih terjadi di lapangan, karena guru melakasanakan pembelajaran, tidak 6
7 memperhatikan hal-hal penting dalam kegiatan pembelajaran. Misalnya Guru yang lebih banyak diam, duduk ditempat. Pada saat mengajar seperti suara, sikap, tehnik, kurang diperhatikan, sehingga yang terjadi adalah kekakuan, kegelisahan, bahkan kejenuhan. Akibatnya, semangat dan motivasi siswa dalam belajar tidak nampak dalam proses. Guru semestinya menyadari hal ini, karena waktu yang digunakan menjadi tidak tidak bermakna dan tidak bernilai belajar. Untuk itu, dalam penelitian ini peneliti melihat keterampilan Guru, dalam memvariasikan tehnik mengajar, yang selama ini belum diperhatikan secara serius, dan dievaluasi oleh guru dalam penggunaannya. Adapun penelitian ini dapat dirumaskan dalam judul: Pengaruh Keterampilan Variasi Mengajar Guru terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Negeri 4 Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo. KAJIAN TEORI Eksistensi Keterampilan Guru dalam Variasi Mengajar (Syaifuful Bahri Djamarah (2011; 124) Keterampilan mengadakan variasi mengejar dalam proses belajar mengajar meliputi 3 (tiga) aspek yakni: 1. Variasi dalam gaya mengajar, 2. Dalam menggunakan media dan bahan pengajaran, dan ke 3, adalah variasi dalam intereaksi antara guru dan siswa. Syaifuful Bahri Djamarah ( 2011; 124) mengemukakan bahwa apabila ketiga komponen tersebut dikombinasikan penggunaannya atau secara integrated, maka akan meningkatkan motivasi belajar siswa, membangkitkajkn keinginan, kemauan belajar. Kesatuan dari ketiga variasi tersebut misalnya; variasi dalam meberikan penguatan, pertanyaan, dan variasi dalam tingkat kognitif. Dalam hubungannya dengan penelitian ini, peneliti lebih memfokuskan pada aspek Variasi gaya mengajar guru. Karena variasi ini meliputi variasi suara gerakan, anggota badan, dan variasi perpindahan tempat duduk. Kelebihan dari variasi tersebut adalah siswa melihatnya sebagai sesuatu yang energik, antusias, bersemangat, yang memiliki relevansi dengan hasil belajar. Perilaku guru akan menjadi dinamis dan mempertinggi komunikasi antara Guru dan siswa, menjadi dinamis dan menarik perhatian siswa dalam proses pembelajaran. 7
8 Adapun variasi dalam gaya mengajar ini adalah: 1. Variasi suara: misalnya dalam intonasi, nada, volume, dan kecepatan. Pada kegiatan ini Guru dapat mendramatisasi suatu peristiwa dengan menunjukkan hal-hal yang dianggap penting, berbicara secara pelan dengan siswa atau berbicara secara tajam dengan siswa yang kurang perhatian. 2. Penekanan (focusing), Guru dapat menggunakan aspek penekanan secara verbal, jika ada sesuatu yang di anggap penting, misalnya ; perhatikan baik-baik materi ini karena ini merupkan bagian yang penting, yang biasanya penekanan seperti ini dilakukan dengan gerakkan badan. 3. Pemberian waktu, Untuk menrika perhatian siswa dilakukan peruhan suasana menjadi sepi, dari sesuatu kegiatan menjadi tidak ada kegiatan atau sepi, dan suasana menjadi diam. 4. Kontak pandang, jika guru berintereaksi dengan siswa, maka sebaiknya guru mengarahkan pandangannya keseluruh siswa dengan pandangan mata, yang membentuk hubungan positif dengan menghindari hilangnya kepribadian. 5. Gerak anggota Badan ( gesturing), maksudnya adalah dengan mimik gerakan kepala dan badan merupakan bagian penting dalam berkomunikasi. Bukan hanya menarik perhatian tetapi juga menolong menyampaikan maksud atau arti dari pembecaraan. 6. Pindah posisi, artinya, guru perlu berpindah posisi dalam melakukan proses pembelajaran, serangkaian dengan menarik perhatian dan meningkatkan kepribadian guru. Motivasi belajar siswa Motivasi merupakan daya penggerak seseorang untuk melakukan suatu kegiatan dimana ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang relatif menetap pada individu sebagai hasil pengalaman melalui interaksi dengan lingkungannya. Perubahan itu dapat berupa kebiasaan (habit), kecakapan-kecakapan (skills) atau 8
9 pengetahuan (kognitif), sikap (affektif), dan ketrampilan (psikomotor). IPS adalah ilmu tentang konsep fenomena, interaksi social, budaya bahkan sampai persoalan ilmu penetahuan. Utuk itu motivasi belajar dapat diartikan sebagai daya penggerak individu untuk melakukan suatu proses mengembangkan cara berfikir yang berhubungan dengan bentuk aktivitas social serta kehidupan social yang ditandai dengan perubahan tingkah laku yang relatif menetap pada individu sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut Donald dalam Sardiman (2011:73) Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang di tandai dan munculnya felling dan di dahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Motivasi juga dapat di katakana serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu sehingga seseorang itu mau dan ingin melakukan sesuatu danbila ia tidak suka makaakan berusaha untuk menyediakan atau mengelakan perasaan tidak suka. METODE PENELITIAN Berdasarkan permasalahan yang telah ditetapkan sebelumnya, maka yang menjadi objek penelitian dari penulis yaitu SMP Negeri 4 Batudaa Pantai. Dan di dalam penelitian ini penulis menggunakan dua variabel,dimana Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007:2). Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu : a. Variabel Independen Variabel independent adalah variabel yang menjadi pusat perhatian utama peneliti. Hakekat sebuah masalah mudah terlihat dengan mengenali berbagai variabel independent yang digunakan dalam sebuah model. Variabilitas dari atau atas faktor inilah yang berusaha untuk dijelaskan oleh seorang peneliti (Ferdinand, 2006:26). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah : keterampilan Variasi mengajar guru (X) 9
10 b. Variabel Dependen Variabel dependen yang dilambangkan dengan (Y) adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen, baik yang pengaruhnya positif maupun yang pengaruhnya negatif (Ferdinand, 2006:26). Variabel independen dalam penelitian ini adalah:motivasi belajar siswa (Y) HASIL DAN PEMBAHASAN Variasi adalah keanekaan yang membuat sesuatu tidak monoton. Variasi di dalam kegiatan pembelajaran dapat menghilangkan kebosanan, meningkatkan minat dan keingintahuan siswa,melayani gaya belajar siswa yang beragam, serta meningkatkan kadar keaktifan siswa. Keterampilan Variasi gaya mengajar adalah pengubahan tingkah laku, sikap dan perbuatan guru dalam kontek belajar mengajar yang bertujuan untuk mengatasi kebosanan siswa, sehingga siswa memiliki minat belajar yang tinggi terhadap pelajarannya. Dan ini bisa dibuktikan melalui ketekunan,antusiasme, keaktifan mereka dalam belajar dan mengikuti pelajarannya di kelas.untuk mengatasi kebosanan siswa tersebut perlu adanya variasi, dalam keterampilan mengadakan variasi dalam proses belajar mengajar ada tiga aspek, seperti variasi dalam gaya mengajar yang meliputi variasi suara, pemusatan perhatian,kesenyapan, Variasi pola interaksi dan Variasi penggunaan alat bantu pengajaran yang meliputi alat/bahan yang dapat didengar,dilihat, dan dimanipulasi. Di SMP Negeri 4 Batudaa Pantai, tempat penelitian peneliti, bahwa dimana siswa dengan adanya keterampilan variasi mengajar guru yang tepat mereka lebih mudah untuk memahami apa yang akan di jelaskan oleh guru sehinngga merekapun lebih bersemangat, bahkan dapat membangkitkan motivasi mereka dalam belajar. Berdasarkan hasil analisis regresi sederhana diperoleh nilai a = 26,31 dan b = 0,60 yang berarti bahwa koefisien regresi keterampian mengadakan variasi bernilai positif. Hal ini menunjukkan bahwa setiap terjadi perubahan satu unit pada variabel keterampilan variasi mengajar guru, maka akan berpengaruh 10
11 terhadap perubahan rata-rata variabel motivasi belajar sebesar 0,60 unit, sehingga adanya keterampilan mengadakan variasi akan meningkatkan motivasi belajar siswa. Selanjutnya berdasarkan hasil perhitungan korelasi (r) diperoleh niai r = 0,59. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang sangat kuat variabel keterampilan variasi mengajar guru terhadap variabel motivasi belajar siswa. Untuk koefisien determinasi (r 2 ) adalah 0,3481 dan mendekati angka 1, dengan demikian berarti kontribusi variabel keterampilan mengadakan variasi dapat menerangkan variabilitas sebesar 34,81 % dari variabel motivasi belajar siswa, sedangkan sisanya diterangkan oleh variabel lain. Selanjutnya berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SMP negeri 4 Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo bahwa keterampilan mengadakan variasi dapat mempengaruhi motivasil belajar siswa karena dengan keterampilan mengadakan variasi guru dapat melakukan hal-hal yang akan menimbulkan motivasi belajar siswa seperti variasi suara, gerakan badan mimik, penggunaan media, serta interaksi dengan siswa.sehingga akan mengakibatkan hasil belajar mereka pun akan meningkat. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian berupa pengujian dan analisis statistik maupun pembahasan data yang diperoleh dari lapangan penelitian tentang Pengaruh Keterampilan Variasi mengajar guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa si SMP Negeri 4 Batudaa Pantai 1. Nilai hasil uji koefisien regresi Keterampilan Variasi Mengajar guru sebesar 0,59. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa koefisien regresi untuk variabel keterampilan variasi mengajar guru telah signifikan. 2. Keterampilan Variasi Mengajar guru di SMP negeri 4 Batudaa Pante dapat berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa. 3.. Data tersebut didukung dengan nilai koefisien determinasi diperoleh nilai R-Square. Nilai berarti bahwa sebesar 34,81% variabilitas 11
12 mengenai Keterampilan Variasi mengajar guru dipengaruhi oleh motivasi belajar siswa. Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, berikut ini akan diuraikan beberapa saran yang dianggap relevan dengan penelitian. Saran tersebut antara lain dapat menambah variable lain yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, sehingga dapat menambah wawasan lebih luas. 12
13 DAFTAR PUSTAKA Anggraini, Regina., Pengaruh Keterampilan Mengajar Guru Ekonomi dalam Mengadakan Variasi terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas XI Program IPS di SMA Negeri 2 Pekanbaru. SKRIPSI. bitstream/ Dimyati dan Mudjiono Belajar dan Pembelajran. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Ferdinand, Augusty Structural Equation Modelling Dalam Penelitian Manajemen Aplikasi Model Model Rumit Dalam Penelitian untuk Tesis Magister dan Disertasi Doktor. Semarang : BP UNDIP Mulyasa, E Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung : Remaja Rosdakarya Offset. Murni, Wahid, dkk. (2010). Keterampilan Dasar Mengajar. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media.. Sadirman Interaksi dan Motivasi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Sudjana, Nana Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Sugiyono, 2007, Metode Penelitian Bisnis, CV Alfabeta, Bandung Wardani, IGAK., Dasar Dasar munikasi dan Keterampilan Dasar Mengajar. Jakarta : Pusat Antar Universitas Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas Instruksional Universitas Terbuka (PAU- PPAI-UT) 13
BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru sebagai tantangan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru sebagai tantangan dan dalam proses yang efektif danan efisien. Sebahagian masyarakat berpendapat bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Guru dalam perannya sangat menentukan, dilihat dari serangkaian. upaya pemerintah dalam peningkatan mutu pendidikan.
1.1 Latarbelakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Guru dalam perannya sangat menentukan, dilihat dari serangkaian upaya pemerintah dalam peningkatan mutu pendidikan. Olehnya guru sebagai agen utama dalam pembelajaran,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Konsep Motivasi Belajar 2.1.1.1Pengertian Motivasi Belajar Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan
Lebih terperinciAPRIANI. MANGASOK Dra. Hj. Salma Bowtha. M.Pd (Pembimbing I) Agil Bachsoan. S.Ag, M.Ag (Pembimbing II)
PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TINANGKUNG KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN PROVINSI SULAWESI TENGAH APRIANI. MANGASOK Dra. Hj. Salma Bowtha. M.Pd
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. a. Pengertian variasi dalam mengajar. serta berperan secara aktif. 1 Dengan demikian, variasi dalam
BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Teoretis 1. Variasi dalam Mengajar a. Pengertian variasi dalam mengajar Menggunakan variasi dalam mengajar diartikan sebagai perbuatan guru dalam konteks proses belajar mengajar
Lebih terperinciBAB II VARIASI PEMBELAJARAN DAN HASIL BELAJAR SISWA
BAB II VARIASI PEMBELAJARAN DAN HASIL BELAJAR SISWA A. Variasi Pembelajaran 1. Pengertian Variasi Pembelajaran Membuat variasi adalah suatu hal yang sangat penting dalam mengajar. Yang dimaksud dengan
Lebih terperinciBAB I PEBDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PEBDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Bosan merupakan masalah yang selalu terjadi dimana-mana dan orang selalu berusaha menghilangkannya, bosan terjadi jika seseorang selalu melihat, merasakan, mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Guru menjadi unsur utama dan menempati posisi penting dalam. dalam pendidikan formal. Fenomena di lapangan, tidak bisa dipungkiri,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Guru menjadi unsur utama dan menempati posisi penting dalam dalam pendidikan formal. Fenomena di lapangan, tidak bisa dipungkiri, tentang klaim atau persepsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru memegang peranan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Guru memegang peranan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Dalam proses pembelajaran seorang guru haruslah memiliki kemampuan untuk melakukan
Lebih terperinciPERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA MUHAMMADIYAH 2
PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/ 2012 JURNAL PUBLIKASI Untuk Memenuhi
Lebih terperinciPENERAPAN KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI STIMULUS PADA PROSES MENGAJAR DI KELAS 4 DAN 5 SEKOLAH DASAR NEGERI LAMPAGEU ACEH BESAR
PENERAPAN KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI STIMULUS PADA PROSES MENGAJAR DI KELAS 4 DAN 5 SEKOLAH DASAR NEGERI LAMPAGEU ACEH BESAR T Syarifah Farahdiba Al-Idrus, Mahmud HR, Linda Vitoria. Universitas Syiah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakekat pendidikan adalah suatu usaha untuk mencerdaskan dan membudayakan manusia serta mengembangkannya menjadi sumber daya yang berkualitas. Berdasarkan UU
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk mengembangkan potensi yang ada pada diri seseorang agar mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya.
Lebih terperinciAndi H. Tegelon 1, Muh. Amir Arham 2, Ivan R. Santoso 3 Jurusan Pendidikan Ekonomi ABSTRAK
PENGARUH KETERAMPILAN MEMBERI PENGUATAN GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 SANGTOMBOLANG KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW Andi H. Tegelon 1, Muh. Amir
Lebih terperinciAbstract. Keywords: Keterampilan Mengajar Guru, Fasilitas Belajar, Prestasi Belajar. p-issn : e-issn : JURNAL NIAGAWAN
PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN FASILITAS BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BATANG KUIS TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Ainul Mardhiyah 1), Susanto
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian kuantitatif, kevalidan data menjadi sangat penting, karena bila
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.1 Pengujian Instrumen Penelitian Dalam penelitian kuantitatif, kevalidan data menjadi sangat penting, karena bila data tidak valid
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum telah diakui bahwa pendidikan merupakan penggerak utama bagi pembangunan. Pendidikan (pengajaran) prosesnya diwujudkan dalam proses belajar mengajar. Proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia, yaitu berupa standar nilai kelulusan siswa SMP (Sekolah Menengah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintah telah menetapkan sebuah aturan dalam dunia pendidikan di Indonesia, yaitu berupa standar nilai kelulusan siswa SMP (Sekolah Menengah Pertama) dan
Lebih terperinciPENGARUH PENGELOLAAN KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 1 TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO
PENGARUH PENGELOLAAN KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 1 TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO Artikel Untuk memenuhi salah satu syarat Ujian guna memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa dan Negara (UUSPN No.20 tahun 2003).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII PELAJARAN IPS TERPADU DI SMP N 10 PADANG JURNAL
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII PELAJARAN IPS TERPADU DI SMP N 10 PADANG JURNAL Oleh : ANCE EFRIDA NPM. 09020122 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membentuk sikap serta ketrampilan yang berguna baginya dalam menyikapi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan pendidikan tidak lepas dari proses belajar mengajar, yang di dalamnya meliputi beberapa komponen yang saling terkait, antara lain; guru (pendidik),
Lebih terperinciFAKROR YANG MENYEBABKAN TURUNNYA PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI 1 TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO ARTIKEL. Oleh DESI RAHMAWATY LOKO NIM.
FAKROR YANG MENYEBABKAN TURUNNYA PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI 1 TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO ARTIKEL Oleh DESI RAHMAWATY LOKO NIM. 911 411 125 UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Departemen Pendidikan Nasional RI, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kasus-kasus pembelajaran di kelas mata pelajaran Agama Islam lebih dekat dengan pembentukan perilaku daripada pengetahuan. Seorang muslim tidak dilihat dari ilmunya
Lebih terperinciPENGARUH METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA (PEER TEACHING) TERHADAP MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SISWA
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA (PEER TEACHING) TERHADAP MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SISWA oleh: Yopi Nisa Febianti, S.Pd., M.Pd. Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon
Lebih terperinciPENGARUH KETERAMPILAN MENGAJAR GURU EKONOMI DALAM MENGADAKAN VARIASI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI PROGRAM IPS DI SMA NEGERI 2 PEKANBARU
PENGARUH KETERAMPILAN MENGAJAR GURU EKONOMI DALAM MENGADAKAN VARIASI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI PROGRAM IPS DI SMA NEGERI 2 PEKANBARU REGINA ANGGRAINI Dibawah Bimbingan: Gani Haryana dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari tuntutan kehidupan manusia. Kebutuhan memperoleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari tuntutan kehidupan manusia. Kebutuhan memperoleh pendidikan sangat dirasakan penting bagi
Lebih terperinciPengaruh Keterampilan Mengajar Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Kelas IX MTs Negeri Bolangitang Timur
1 Pengaruh Keterampilan Mengajar Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Kelas IX MTs Negeri Bolangitang Timur Sasmita Hairia Lauma 1, Salma Bowtha 2, Badriyyah Djula 3
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan SD adalah bagian dari sistem pendidikan nasional yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan SD adalah bagian dari sistem pendidikan nasional yang mempunyai peranan penting dalam meningkatkan sumber daya manusia ( SDM ). Sumber daya manusia
Lebih terperinciPENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERVARIATIF UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MENGAJAR GURU DI SDN 113 PEKANBARU
PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERVARIATIF UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MENGAJAR GURU DI SDN 113 PEKANBARU ARNIS Guru SD Negeri 113 Pekanbaru arrnis6@gmail.com ABSTRAK Hasil observasi penulis di SDN 113
Lebih terperinciANALISIS TENTANG PENGGUNAAN KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR BERVARIASI DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR
ANALISIS TENTANG PENGGUNAAN KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR BERVARIASI DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR (Penelitian Deskriptif di SDN Sirnasari Kecamatan Sariwangi Kabupaten Tasikmalaya) Itan Tanjilurohmah
Lebih terperinciadalah proses diterimanya rangsang (objek, kualitas, hubungan antar gejala, maupun
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi Persepsi menurut Irwanto, et al (dalam Rangkuti & Anggaraeni, 2005), adalah proses diterimanya rangsang (objek, kualitas, hubungan antar gejala, maupun peristiwa) sampai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha yang disengaja dan terencana untuk membantu perkembangan manusia menuju kedewasaan (KH. Dewantara dalam Djumali dkk, 2011: 2). Perkembangan
Lebih terperinciPembelajaran merupakan proses interaksi dan komunikasi
Pembelajaran merupakan proses interaksi dan komunikasi Kompetensi guru : a. kompetensi profesional b. kompetensi kepribadian c. Kompetensi pedagogis d. kompetensi sosial Menerapkan dasar-dasar komunikasi
Lebih terperincibertanya lanjut pada mata pelajaran sejarah di SMA Negeri 9 Merangin Kabupaten Merangin.
1 2 PENDAHULUAN Guru merupakan salah satu komponen utama dalam proses belajar-mengajar dan ikut berperan dalam usaha pembentukan Sumber Daya Manusia yang potensial di bidang pembangunan. Guru harus memperhatikan
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata 1 (S1) Program Studi Pendidikan Akuntansi
ANALISIS LINGKUNGAN PERGAULAN DAN GAYA BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 TERAS BOYOLALI TAHUN AJARAN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan proses interaksi yang mendorong terjadinya belajar. Peran serta pendidikan mempunyai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan proses interaksi yang mendorong terjadinya belajar. Peran serta pendidikan mempunyai prioritas penting dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia telah memasuki fase baru: yakni suatu tatanan baru dimana masing-masing orang harus memikul tanggung jawab atas hidupnya sendiri. Setiap individu harus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Aksara, 2001), hlm Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Bumi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah investasi jangka panjang, karena hasil dari proses pendidikan akan dirasakan baik untuk saat ini maupun untuk waktu yang akan datang. Kondisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
Lebih terperincidengan baik dan tujuan pembelajaran tidak tercapai.
1 PENDAHULUAN Peningkatan mutu pendidikan mutlak dilakukan di setiap jenjang pendidikan dan mengacu kepada peningkatan kecerdasan dan pengembangan manusia seutuhnya, hal ini sesuai dengan undang-undang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita setiap bangsa di dunia. Salah satu faktor pendukung utama bagi kemajuan suatu negara adalah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya yang profesional adalah aspek yang saling berkaitan. dapat meningkat sesuai dengan yang diharapkan.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah proses pembudayaan karakter nilai kehidupan manusia. Karena sampai saat ini dunia pendidikan dipandang sebagai sarana yang efektif dalam berusaha
Lebih terperinciPENGARUH PENGELOLAAN KELAS TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI KELAS XI SMA.N.1. TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO ARTIKEL
PENGARUH PENGELOLAAN KELAS TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI KELAS XI SMA.N.1. TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO ARTIKEL Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam mengikuti
Lebih terperinciSiberut Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai. guru mata pelajaran IPS, beberapa orang siswa kelas VIII, serta kepala sekolah.
PENDAHULUAN Peranan guru sangat penting dalam proses peningkatan mutu pendidikan, maka pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan kualitas guru. Hal ini ditegaskan dalam Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007
Lebih terperinciPRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI DITINJAU DARI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN DAN FASILITAS
PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI DITINJAU DARI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN DAN FASILITAS BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 KARTASURA TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Diajukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peran pemerintah dalam mencapai tujuan pendidikan Nasional adalah. diharapkan dapat memberikan perhatian secara langsung terhadap
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peran pemerintah dalam mencapai tujuan pendidikan Nasional adalah diharapkan dapat memberikan perhatian secara langsung terhadap peningkatan kualitas lembaga
Lebih terperinciARTIKEL. Diajukan Sebagai Persyaratan Untuk Mengikuti Ujian Sarjana Pada Fakulats Ekonomi Dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF TIPE PROBLEM-BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI SMK NEGERI 1 BOALEMO DI KAB.BOALEMO ARTIKEL Diajukan Sebagai
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS. 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Prediction Guide. bersama adalah cooperative learning, dalam hal ini belajar bersama
9 BAB II KAJIAN TEORITIS A. Konsep Teoritis 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Prediction Guide Cooperative berarti bekerja sama dan learning yang berarti belajar, jadi belajar melalui kegiatan bersama.
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Mata Pelajaran PAI, terhadap
BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Mata Pelajaran PAI, terhadap Prestasi Siswa di SMPN se Kabupaten Tulungagung. Temuan dari penelitian menunjukkan bahwa terdapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang No.20 tahun 2003 pasal 1 disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: Hasil Belajar Siswa, Metode Pembelajaran Inkuiri
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Pembelajaran Inkuiri Pada Mata Pelajaran Ips Dikelas Viib Smp Negeri 11 Kota Gorontalo Delpita Naus 1, Dra. Hj. Salma Bowtha, M.Pd 2, Roy Hasiru, S.Pd.,M.Pd
Lebih terperinciPENTINGNYA PENGELOLAAN KELAS DALAM PEMBELAJARAN
Edu-Bio; Vol. 3, Tahun 2012 PENTINGNYA PENGELOLAAN KELAS DALAM PEMBELAJARAN HUSNI EL HILALI Abstrak Kemampuan mengelola kelas menjadi salah satu ciri guru yang profesional. Pengelolaan kelas diperlukan
Lebih terperinciPENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI. Mulya Sari 1) Sumadi 2) Zulkarnain 3)
PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI Mulya Sari 1) Sumadi 2) Zulkarnain 3) This study aims to find out (1) the effect of learning media on learning outcomes
Lebih terperinciIMPLEMENTASI TEKNIK-TEKNIK MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS IV DI SD NEGERI 33 BANDA ACEH. ImraatusShalihah, Mahmud, M.
IMPLEMENTASI TEKNIK-TEKNIK MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS IV DI SD NEGERI 33 BANDA ACEH ImraatusShalihah, Mahmud, M.NasirYusuf Miraatus201@gmail.com ABSTRAK Dalam konteks pembelajaran dikelas,
Lebih terperinciSANTI BBERLIANA SIMATUPANG,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menjalani kehidupannya setiap individu wajib menempuh pendidikan di lembaga formal maupun lembaga non formal. Sesuai dengan yang diperintahkan oleh pemerintah
Lebih terperinciARTIKEL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIVITAS MENGAJAR GURU MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA NEGERI 1 BOLAANG UKI
ARTIKEL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIVITAS MENGAJAR GURU MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA NEGERI 1 BOLAANG UKI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN Oleh RANTI HASAN NIM: 911 410 162 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ade Liana, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses perubahan tingkah laku peserta didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan
Lebih terperincicommit to user BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cara menjelaskan dan mendefinisikan makna belajar (learning). Di antaranya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks, sebagai tindakan belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Dimyati dan Mudjiono (1996: 7) mengemukakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hlm. 4. 2
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Proses pembelajaran mengandung serangkaian perbuatan
Lebih terperinciOleh : Ria Anggita Potabuga : S1. Pendidikan Ekonomi ABSTRAK
Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif 1 Studi Kasus Di Kelas X Ak SMK Negeri 1 Kota Gorontalo Oleh Nama Jurusan Program Studi : Ria Anggita Potabuga
Lebih terperinciOleh: Sri Arita dan Susi Evanita ABSTRACT
PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN VARIASI GURU MENGAJAR, LINGKUNGAN KELUARGA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI KOTA BATAM Oleh: ABSTRACT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah kunci sukses tidaknya suatu bangsa dalam pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya melakukan pembangunan di segala
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa. Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan nasional di Indonesia telah ditetapkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat bagi manusia. Pendidikan sangat penting, sebab dengan proses pendidikan manusia dapat mengembangkan semua potensi
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. dikarenakan sasaran dari pendidikan adalah peningkatan kualitas sumber daya
1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan peranan penting dalam membangun sebuah negara, hal ini dikarenakan sasaran dari pendidikan adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nuryani Y Rustama, dkk, Strategi Belajar Mengajar Biologi, (tt.p: Universitas Pendidikan Indonesia, 2003), hlm. 4.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu faktor penting bagi kemajuan suatu bangsa adalah pendidikan. Melalui pendidikan bangsa ini membebaskan masyarakat dari kebodohan dan keterpurukan serta dapat
Lebih terperinciSoraya Wendi Merdeka Sari
HUBUNGAN PERSEPSI BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014. Soraya Wendi Merdeka
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN:
Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN: 978-602-60401-3-8 PROBLEMATIKA CALON GURU DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SMK NEGERI I DARUL KAMAL ACEH BESAR Nurasiah Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan menurut udang-undang No 20 tahun 2003 pasal 1 tentang sistem
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan menurut udang-undang No 20 tahun 2003 pasal 1 tentang sistem pendidikan nasional adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Pembahasan pada Bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka, hasil penelitian yang
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS Pembahasan pada Bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka, hasil penelitian yang relevan, kerangka pikir, dan hipotesis penelitian. Sebelum membuat analisis
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran, masing- masing dengan tujuan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran, masing- masing dengan tujuan tersendiri, namun memberi sumbangannya agar tercapai tujuan lembaga pendidikan yang
Lebih terperinciSKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI METODE SNOWBALL THROWING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA (PTK Pada Siswa Kelas X SMA PGRI 1 Karangmalang Sragen) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian
Lebih terperinciPENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1
PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 PURWANTORO TAHUN AJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk
Lebih terperinciRamlah, dan Dani Firmansyah Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Singaperbangsa Karawang
Jurnal Ilmiah Solusi Vol. 1 No.1 Januari Maret 2014: 22-30 PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERORIENTASI AKTIVITAS MAHAMAHASISWA (PBAM) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR STATISTIKA DASAR MAHASISWA PROGRAM
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA DISIPILIN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 4 GORONTALO
HUBUNGAN ANTARA DISIPILIN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 4 GORONTALO Zamaludin Suleman 1, Yulianto Kadji 2, Erman I Rahim 3 Jurusan Pendidikan
Lebih terperinciEconomic Education Analysis Journal
EEAJ 2 (3) (2014) Economic Education Analysis Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/eeaj PENGARUH KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS DAN GAYA MENGAJAR GURU TERHADAP KEAKTIFAN BELAJAR SISWA KELAS XI
Lebih terperinciFAKULTAS EKONOMI UNNES
FAKULTAS EKONOMI UNNES PENGARUH KOMPETENSI GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI KELAS DAN FASILITAS GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA Andaru Werdayanti 1 Abstrak Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh
Lebih terperinciSuwardi kei1, Salma Bowtha2, Melizubaida Mahmud3 Jurusan Pendidikan Ekonomi. Abstrak
Meningkatkan hasil belajar siswa melalui penggunaan Model pembelajaran Aktif Tipe Guided Teaching pada Mata pelajaran IPS Terpadu Di Kelas VIII-1 SMP Negeri 2 Botumoito Suwardi kei1, Salma Bowtha2, Melizubaida
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ruzz Media Group, 2009), hlm Wiji Suwarno, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi secara tidak langsung memberikan dampak pada perubahan sistem pendidikan, seperti halnya terjadinya perubahan kurikulum.
Lebih terperinciJurusan Pendidikan Ekonomi Prodi S1 Pendidikan Ekonomi
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE KERJA KELOMPOK PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI KELAS X AK 1 SMK NEGERI 1 BATUDAA KABUPATEN GORONTALO Sofyawati Usman Jurusan Pendidikan Ekonomi
Lebih terperinciII. KERANGKA TEORETIS. kebiasaan yang rutin dilakukan. Oleh karena itu diperlukan adanya sesuatu
6 II. KERANGKA TEORETIS A. Tinjauan Pustaka 1. Motivasi belajar Melakukan perbuatan belajar secara relatif tidak semudah melakukan kebiasaan yang rutin dilakukan. Oleh karena itu diperlukan adanya sesuatu
Lebih terperinciPENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA SEKOLAH DASAR
PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA SEKOLAH DASAR Ruslan Siregar Guru SD Negeri 010 Ratu Sima Dumai Selatan siregarruslan972@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diri siswa supaya dapat meningkatkan prestasi belajarnya. 1. dan menyukainya. Dengan kreatifitas guru dalam mengajar itulah yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kreativitas adalah sebuah karya yang harmonis dalam pembelajaran yang berdasarkan tiga aspek cipta, rasa dan karsa yang akan menghasilkan sesuatu yang baru agar dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 (1) pendidikan adalah : usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. efektif dan menyenangkan (PAKEM) pada pelajaran PAI kelas VII. di SMPN 1 Kanigoro Blitar tahun ajaran 2015/2016
BAB V PEMBAHASAN 1. Bagaimana proses pelaksanaan model pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM) pada pelajaran PAI kelas VII di SMPN 1 Kanigoro Blitar tahun ajaran 2015/2016 Di dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ciputat Press, 2005), h Syafaruddin, dkk, Manajemen Pembelajaran, Cet.1 (Jakarta: Quantum Teaching, PT.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Madrasah atau sekolah merupakan sebagai salah satu wahana transformasi sosial budaya dalam lingkungan masyarakat yang eksistensinya tak dapat dipungkiri lagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam hidup, karena pendidikan mempunyai peranan penting guna kelangsungan hidup manusia. Dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia hidup tidak lepas dari pendidikan. Untuk menghadapi tantangan IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara global. Oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup Negara, juga merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Akuntansi. Oleh:
PENGARUH PEMBERIAN TUGAS DAN KREATIVITAS GURU DALAM MENGAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 BANYUDONO BOYOLALI TAHUN AJARAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan khusus. Dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan proses interaksi antara pengajar dan peserta didik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan khusus. Dalam proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu kegiatan yang produktif, maka suatu keberhasilan dari proses pendidikan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah pendidik
Lebih terperinciKETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU MELALUI MOTIVASI BELAJAR
KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU MELALUI MOTIVASI BELAJAR Hardian Kurniawan Yon Rizal dan Tedi Rusman Pendidikan Ekonomi P. IPS FKIP Unila
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
10 BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Pengertian Belajar Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
Lebih terperinciOikonomia Volume 2 Nomor 1
PENGARUH CARA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XII JURUSAN PEMASARAN PADA MATA DIKLAT MELAKSANAKAN PROSES ADMINISTRASI TRANSAKSI DI SMK TAMAN SISWA SUMPIUH TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Yuli Hidayati
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
PENGARUH MOTIVASI DAN KEDISIPLINAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD NEGERI 04 ALASTUWO KECAMATAN KEBAKKRAMAT KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI Diajukan
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Derajat Sarjana S-I Program Studi Pendidikan. Pancasila dan Kewarganegaraan
IMPLEMENTASI METODE DISCOVERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus Pelaksanaan Kurikulum 2013 di SMP Negeri 2 Boyolali Tahun Pelajaran 2013/2014) NASKAH PUBLIKASI
Lebih terperinci