Siberut Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai. guru mata pelajaran IPS, beberapa orang siswa kelas VIII, serta kepala sekolah.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Siberut Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai. guru mata pelajaran IPS, beberapa orang siswa kelas VIII, serta kepala sekolah."

Transkripsi

1

2 PENDAHULUAN Peranan guru sangat penting dalam proses peningkatan mutu pendidikan, maka pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan kualitas guru. Hal ini ditegaskan dalam Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru menyatakan bahwa: Setiap guru memiliki empat kompetensi, yang meliputi kompetensi pedagogik, professional, kepribadian dan sosial. Kompetensi pendagogik merupakan kompetensi yang harus dikuasai oleh seorang guru dalam proses pembelajaran, salah satunya menguasai strategi pembelajaran (Permendiknas, 2007: 1) Pencapaian tujuan di atas sangat sulit, sehingga membuat mutu pendidikan masih rendah. Maka dalam proses belajar mengajar, menurut Slameto (2010: 97) guru mempunyai tugas mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas bagi siswa untuk mencapai tujuan. Menurut Sardiman (2012: 125) guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan. Oleh karena itu, guru yang merupakan salah satu unsur di bidang kependidikan harus berperan serta secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga professional, sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang. Sehingga tujuan pendidikan yang diharapkan dapat terwujud dengan baik. Upaya yang dilakukan dalam melaksanakan proses pembelajaran yang lebih baik, maka banyak hal yang harus diperhatikan oleh seorang guru. Pelaksanaan pengajaran yang dilakukan oleh guru selain menguasai materi yang akan diajarkan, juga harus mengetahui dan menerapkan sejumlah keterampilan dasar dalam mengajar. Menurut Bustamam (2012:48) keterampilan dasar dalam mengajar meliputi: keterampilan bertanya dasar dan lanjutan, keterampilan memberikan penguatan, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan menjelaskan, keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan memimpin diskusi kelompok kecil, keterampilan mengelola kelas dan keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan. Penggunaan variasi diartikan sebagai perbuatan guru dalam konteks proses belajar mengajar yang bertujuan mengatasi kebosanan siswa, sehingga dalam proses belajarnya siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, keantusiasan serta berperan secara aktif. Agar proses belajar mengajar lebih baik dan menyenangkan, maka guru dapat menggunakan keterampilan mengajar seperti variasi gaya mengajar, variasi media, dan bahan ajar, serta variasi pola interaksi. Cara mengajar ini perlu dikuasai oleh guru untuk mendorong keinginan belajar peserta didik dalam waktu yang relatif lama dalam suatu pertemuan kelas. Apabila ketiga komponen tersebut dikombinasikan dalam penggunaannya atau secara integrasi, maka akan meningkatkan perhatian siswa, membangkitkan keinginan dan kemampuan belajar. Berdasarkan observasi awal yang penulis lakukan pada 29 Januari 2015 di SMPN 1 Siberut Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai, banyak ditemui bahwa guru masih banyak yang belum menerapkan keterampilan variasi gaya mengajar dalam proses belajar mengajar IPS. Seperti dalam menerapkan keterampilan variasi suara, guru belum sepenuhnya melakukan variasi suara pada saat menjelaskan materi essensial, guru belum sepenuhnya melakukan pemusatan perhatian, guru juga belum mengadakan kesenyapan dalam proses belajar mengajar, guru hanya sebagian yang melakukan kontak pandang sedang pada gerakan badan dan mimik serta perpindahan posisi guru hanya sesekali melakukannya, sehingga menimbulkan kebosanan dan kejenuhan siswa dalam proses belajar mengajar. Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan ini adalah: untuk Mendeskripsikan kemampuan guru mata pelajaran IPS dalam menerapkan variasi gaya mengajar dan mendeskripsikan hambatanhambatan yang dialami oleh guru dalam menerapkan variasi gaya mengajar selama proses belajar mengajar IPS di SMPN 1 2

3 Siberut Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai. METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian Sesuai dengan masalah yang diteliti, maka jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi evaluasi dengan analisis kualitatif, karena penelitian ini berusaha mendeskripsikan dan memberikan gambaran mengenai kemampuan guru menerapkan variasi gaya mengajar pada proses belajar mengajar IPS di SMPN 1 Siberut Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai. Data yang didapat disajikan dalam bentuk penelitian ini adalah melukiskan keadaan yang sedang terjadi pada saat penelitian berlangsung. Hal ini sejalan dengan pendapat Bogdan dan Tylor dalam Moleong (2009: 84) yang menyatakan bahwa studi evaluasi dengan analisis kualitatif merupakan proses yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau prilaku yang diamati. A. Subjek Penelitian Subjek penelitian yang diteliti dalam kajian ini adalah guru yang mengajar mata pelajaran IPS di SMPN 1 Siberut Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai. Berdasarkan keperluan penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah, semua guru IPS yang mengajar di kelas VIII SMPN 1 Siberut Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai yang berjumlah 2 orang. Serta sebagai narasumber beberapa orang siswa kelas VIII, serta kepala sekolah di SMPN 1 Siberut Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai. B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMPN 1 Siberut Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai, pada tanggal 10 September - 31 September semester ganjil tahun ajaran 2015/2016 yang beralamat di jalan Raya Muara Siberut Kabupaten Kepulauan Mentawai, Provinsi Sumatera Barat. C. Sumber Data Data yang diambil dalam penelitian ini bersumber dari responden, yaitu terdiri dari guru mata pelajaran IPS, beberapa orang siswa kelas VIII, serta kepala sekolah. D. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang relevan dan lengkap yang sesuai dengan sumber data yang digunakan, maka penelitian ini menggunakan observasi, studi dokumentasi, dan wawancara. a. Observasi Observasi dilakukan pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar. Observasi meliputi pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan alat indra. Mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan, pendengaran, peraba, dan pengecap. Alasan penulis melakukan observasi dapat mengoptimalkan pengamatan peneliti dalam memperoleh data yang diperlukan. Observasi ini bertujun untuk mengumpulkan data tentang kegiatan yang dilakukan oleh guru-guru IPS kelas VIII dalam mengadakan keterampilan variasi gaya mengajar pada proses belajar mengajar yang meliputi: Penggunaan variasi suara, pemusatan perhatian, pemberian kesenyapan, kontak pandang, gerakan badan dan mimik serta perpindahan posisi guru. b. Studi dokumentasi Studi dokumentasi merupakan pengumpulan data dan pengembalian data yang diperoleh melalui dokumen, data yang dikumpulkan dengan teknik dokumentasi cenderung merupakan data sekunder melalui RPP yang dibuat oleh guru-guru IPS kelas VIII di SMPN 1 Siberut Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai. c. Wawancara Wawancara yaitu mengadakan komunikasi secara langsung dengan pihakpihak yang dijadikan sumber data yang diperlukan dan dilakukan secara terbuka. Peneliti melakukan wawancara dengan guruguru mata pelajaran IPS kelas VIII, Kepala sekolah dan siswa kelas VIII SMPN 1 Siberut Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai. Cara yang digunakan ini akan dapat diperoleh informasi secara lengkap dan mendalam. Karena mampu mengorek informasi 3

4 disamping yang bersifat faktual juga berkaitan dengan sikap, pandangan mengenai keterampilan dalam mengadakan variasi gaya mengajar pada pembelajran IPS di kelas VIII SMPN 1 Siberut Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai. E. Validitas Data Agar data dapat dipercaya atau mengukur sesuai dengan yang dibutuhkan dalam penelitian ini digunakan triangulasi data. Pertanyaan yang sama diajukan kepada orang yang berbeda, seperti guru, siswa dan kepala sekolah. Dalam hal ini data yang sejenis dikumpulkan dari sumber yang berbeda dan dilakukan pembuatan kesimpulan dari sumber yang berbeda tersebut.(muri yusuf, 2005: 58) F. Teknik Analisa Data Beberapa jumlah data di lapangan yang berhasil dikumpulkan, kemudian diklasifikasikan atas unit-unit analisis dan ditetapkan berdasarkan rumusan yang dikemukakan pada Bab I. Dalam penelitian ini teknik yang digunakan memakai model analisis interaktif yang terdiri dari empat komponen yaitu, pengumpulan data, reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan. (Moleong, 2005: 103) HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian penulis menemukan bahwa: 1. Variasi Gaya Mengajar a. Variasi Suara Penggunaan variasi suara seperti suara tinggi ketika menjelaskan materi essensial (fakta, konsep dan contoh) dalam pelajaran IPS pada observasi pertama, kedua, ketiga dan keempat dengan guru yang mengajar HM dan WDP hampir sama cara mengajarnya bahwa variasi gaya mengajar belum sepenuhnya terlaksana. Hal ini dikarenakan guru kurang paham dengan materi essensial (fakta, konsep dan contoh) dalam menentukan bagian-bagian mana materi yang harus ditinggikan suaranya dan diberi penekanan agar siswa paham dengan materi yang dijelaskan oleh guru. b. Pemusatan Perhatian (Penekanan) Bahwa pelaksanaan pemusatan perhatian/pemberian penekanan yang dilakukan oleh WDP dan HM, dimana guru hanya sesekali memberikan pemusatan perhatian. Menurut keterangan yang didapat, guru kurang paham menentukan materi pelajaran yang harus dilakukan pemusatan perhatian dan materinya terlalu banyak sehingga sulit melakukan penekanan atau pemusatan perhatian. c. Pemberian Kesenyapan Bahwa pelaksanaan pemberian kesenyapan yang dilakukan oleh HM dan WPD. Dimana guru hanya sesekali memberikan kesenyapan. Menurut keterangan yang didapat, bahwa guru tidak memiliki waktu yang banyak untuk melakukan kesenyapan dan bila dilakukan hanya akan menyita waktu, membuat siswa menjadi ribut di kelas dan materi yang dakan diberikan guru kepada siswa terlalu banyak sehingga menyebabkan tujuan pembelajaranpun tidak tercapai sebagaimana mestinya. d. Kontak Pandang Kontak pandang yang dilakukan oleh WDP dan HM belum sepenuhnya terlaksana karena guru terkadang hanya memperhatikan siswa yang nakal dan yang aktif saja. Dalam kenyataannya dilapangan guru dalam observasi pertama, kedua, ketiga dan keempat. Kontak pandang dilakukan oleh guru pada saat proses belajar mengajar hanya sesekali dilakukan karena guru lebih fokus pada siswa yang suka ribut. Hal ini dilakukan guru karena apabila siswa yang ribut tidak ditegur maka siswa yang lain akan ikut ribut sehingga proses belajar mengajar tidak kondusif dan tujuan pembelajaranpun tidak tercapai sebagaimana mestinya. Bahwa kontak pandang yang dilakukan oleh guru untuk membuat siswa lebih fokus dalam belajar dan perhatian siswa tertuju pada materi yang dijelaskan oleh guru. e. Gerakan Badan dan Mimik Gerakan badan dan mimik yang dilakukan oleh WDP dan HM sudah terlaksana dengan baik, hal ini terlihat ketika guru-guru tersebut menjelaskan materi pembelajaran. Dalam menjelaskan materi pelajaran guru selalu melakukan gerakan badan dan mimik. Ada 4

5 kalanya guru tersenyum dan jika ada jawaban murid yang kurang jelas dan lari dari materi yang diajarkann atau guru menggelangkan kepala. Menurut keterangan guru-guru tersebut dalam gerak badan dan mimik tidak ada masalah, gerak badan dan mimik juga dilakukan sesuai dengan materi yang diajarkan. Hal tersebut dilakukan untuk menyampaikan arti pesan lisan yang dimaksudkan oleh guru pada saat menjelaskan materi pelajaran. f. Perpindahan Posisi Guru Perpindahan posisi yang dilakukan HM dan WDP selama mengajar sudah terlaksana dengan baik. Dalam proses belajar mengajar guru tidak mengalami masalah dalam perpindahan posisi. Perpindahan posisi sudah dilakukan dan sudah terlihat ketika guru-guru menjelaskan materi pelajaran, guru-guru melakukan perpindahan posisi dari depan kebelakang atau sebaliknya serta perpindahan posisi dari samping kiri ke samping kanan. Hal ini dijelaskan oleh guru-guru dalam menerangkan materi pelajaran pergantian posisi atau perpindahan posisi perlu digunakan karena itu untuk manarik perhatian siswa agar tidak bosan dalam proses belajar mengajar. 2. Hambatan-Hambatan Yang Dihadapi Guru Dalam Menerapkan Variasi Gaya Mengajar Pada Proses Belajar Mengajar Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hambatan-hambatan yang dialami oleh guru-guru IPS pada saat proses belajar mengajar adalah siswa banyak yang kurang fokus dan konsentrasi dalam belajar, materi yang diajarkan terlalu banyak dan variasi suara agak kecil, serta kurang mendukungnya sarana dan prasarana sekolah. Keterampilan mengadakan variasi dalam proses belajar mengajar merupakan salah satu bagian dari kompetensi pedagogik yang harus dimiliki oleh seorang guru. Hal ini dijelaskan dalam permendiknas nomor 16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru dituntut untuk mampu menguasai strategi dalam proses pembelajaran yang membosankan bagi siswa, tentu dengan adanya variasi dalam mengajar dapat mengatasi kebosanan siswa sehingga dalam situasi belajar mengajar siswa senantiasa menunjukkan ketekunan serta penuh partisipasi. Dari hasil penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya jelas terlihat bahwa pelaksanaan keterampilan mengadakan variasi khususnya variasi gaya mengajar dalam pembelajaran IPS di SMPN 1 Siberut Selatan belum sepenuhnya terlaksana. Dimana dalam pelaksanaan variasi gaya mengajar ini terdiri dari 6 cara yaitu penggunaan variasi suara, pemusatan perhatian, kesenyapan, kontak pandang, gerakan badan dan mimik serta perpindahan posisi. Dari keenam komponen tersebut belum semua komponen berjalan dengan baik, dimana dalam pelaksanaan variasi gaya mengajar yang dilakukan oleh guru-guru IPS yang terdiri dari enam cara yaitu penggunaan variasi suara, pemusatan perhatian, kesenyapan, kontak pandang, gerakan badan dan mimik serta perpindahan posisi. Diantara enam cara gaya mengajar yang dilakukan oleh guru ternyata gerakan badan dan mimik serta perpindahan posisi telah terlaksana sebagaimana mestinya. Hal ini terlaksana karena guru-guru telah terbiasa melakukannya ketika mengajar dan hal tersebut dilakukan sesuai dengan materi yang diajarkan. Sedangkan empat cara lainnya belum berjalan dengan baik, dimana dalam penggunaan variasi suara seperti suara tinggi ketika menjelaskan materi essensial (fakta, konsep, dan contoh) belum sepenuhnya terlihat dilaksanakan oleh guru-guru IPS yang mengajar di SMPN 1 Siberut Selatan, hal ini disebabkan karena materi yang akan disampaikan terlalu banyak sehingga guruguru kurang paham dalam menentukan materi essensial (fakta, konsep, dan contoh). Dari segi pemusatan perhatian siswa (pemberian penekanan) yang dilaksanakan guru juga belum sepenuhnya terlihat, hal ini disebabkan karena guru kurang paham dalam menentukan materi yang akan ditekankan. Dari segi kesenyapan yang dilaksanakan guru juga belum sepenuhnya terlihat dilaksanakan, hal ini disebabkan karena materi yang terlalu banyak dan apabila dilakukan akan membuat siswa menjadi ribut di kelas serta hanya akan 5

6 menyita waktu sehingga tujuan pembelajaran tidak akan tercapai sebagaimana mestinya Dilihat dari cara kontak pandang yang dilakukan oleh guru ketika mengajar juga belum sepenuhnya terlaksana hal ini disebabkan karena perhatian guru lebih banyak tertuju pada siswa yang aktif dan siswa yang nakal. Sedangkan hambatan-hambatan yang dihadapi oleh guru dalam menerapkan variasi gaya mengajar yaitu dalam penggunaan variasi suara sulitnya guru dalam menentukan materi essensial (fakta, konsep, dan contoh) yang harus meninggikan suara dan materi terlalu banyak serta salah satu guru memiliki variasi suara yang agak kecil. Pada variasi pemusatan perhatian, dimana guru sulit untuk memusatkan perhatian siswa karena guru susah untuk menentukan bagian-bagaian mana saja yang harus diberikan pemusatan perhatian, masih banyak siswa yang meribut serta materinya terlalu banyak. Sedangkan pada variasi kesenyapan yaitu bahwa guru sulit melakukan kesenyapan karena materi terlalu banyak dan apabila dilakukan kesenyapan maka guru takut materi yang disampaikan tidak akan maksimal dan kesenyapan hanya akan menyita waktu saja. Pada variasi kontak pandang yang mana pada variasi ini guru juga belum sepenuhnya melakukannya karena guru hanya terfokus pada siswa yang aktif dan siswa yang ribut. KESIMPULAN Dari hasil penelitian yang diperoleh, maka peneliti dapat memberikan beberapa kesimpulan tentang kemampuan guru dalam menerapkan variasi gaya mengajar pada proses belajar mengajar IPS di SMPN 1 Siberut Selatan hambatan-hambatan yang dihadapi guru dalam proses belajar mengajar IPS yaitu sebagai berikut: 1. Komponen variasi gaya mengajar yaitu : a. Variasi suara seperti suara tinggi ketika menjelaskan materi essensial (fakta, konsep dan contoh) belum sepenuhnya telaksana sebagaimana mestinya karena materi yang akan disampaikan terlalu banyak sehingga guru-guru kurang paham dalam menentukan materi yang harus meninggikan suara. b. Pemusatan perhatian sudah dilaksanakan akan tetapi belum sepenuhnya dilakukan karena guru kurang paham dalam menentukan materi yang memerlukan pemusatan perhatian. c. Pemberian kesenyapan belum sepenuhnya terlaksana karena guruguru kurang paham dalam menentukan materi essensial (fakta, konsep dan contoh) menyita waktu belajar, dan siswa menjadi ribut. d. Pada variasi kontak pandang, guru sudah melaksanakannya akan tetapi belum sepenuhnya terlaksana dengan baik karena perhatian guru hanya tertuju pada siswa yang nakal dan siswa yang aktif. e. Gerakan badan dan mimik sudah terlaksana sebagaimana mestinya karena guru-guru telah terbiasa melakukannya dan sesuai dengan materi yang diajarkan. Karena dengan adanya gerakan badan dan mimik membuat pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. f. Pada variasi yang terakhir yaitu perpindahan posisi guru pada saat menerangkan pelajaran sudah terlaksana dengan baik. Karena guru sudah biasa melakukannya. 2. Hambatan-hambatan yang dihadapi guru dalam mengadakan variasi gaya mengajar dalam proses belajar mengajar IPS sebagai berikut: a. Pada variasi suara yang dilakukan oleh WDP dan HM dimana guru menyatakan bahwa hambatan yang dialami saat proses belajar mengajar adalah volume suara guru tersebut agak kecil dan materi terlalu banyak. b. Pada pemusatan perhatian materi essensial (fakta, konsep, dan contoh) 6

7 di kelas VIII belum terlaksana dengan baik karena tidak semua siswa mempunyai buku panduan dan materi belajar sangat banyak. c. Pada kontak pandang berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti di kelas VIII bahwa hambatan yang dialami karena masih banyak siswa yang meribut saat guru menjelaskan materi. d. Pada pemberian kesenyapan, berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti bahwa hambatan yang dialami guru adalah materi terlalu banyak, dan siswa banyak yang kurang fokus dalam belajar. DAFTAR PUSTAKA A. Buku Bustamam Perencanaan Pengajaran Sejarah. Padang: UNP Press Dimyati & Mudjiono Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta. J.J.Hasibuan dan Moedjiono Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. JJ. Hasibuan Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Karya. Lufri, dkk Strategi Pembelajaran Biologi. Padang: UNP Moh. Uzer, Usman Menjadi Guru Professional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Moleong Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta : Bina Ilmu Yusuf, Muri Metodologi penelitian. Padang : UNP Pres. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16 Tentang Standar Kualifikasi Akademik Dan Kompetensi Guru. Sardiman Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Slameto Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruinya. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Sinar Grafika. Wina, Sanjaya Kurikulum Pembelajaran : Teori Dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Group. B. Skripsi Niki Astri Keterampilan Variasi Gaya Mengajar Guru Dalam Proses Belajar Mengajar Sejarah di SMAN 1 Koto Baru Kabupaten Dhamasraya. Skripsi STKIP PGRI. Padang. Nurtina Kemampuan Guru Mata Pelajaran Sejarah Dalam Melaksanakan Keterampilan Mengadakan Variasi Mengajar Di SMAN 1 Siberut Selatan Kepulauan Mentawai. Skripsi STKIP PGRI. Padang. Rita Gustina Kemampuan Guru Dalam Menerapkan Keterampilan Membuka Dan Menutup Pelajaran Pada Pembelajaran IPS Materi Sejarah Di SMPN 1 Tapan Kabupaten Pesisir Selatan. Skripsi STKIP PGRI. Padang. Rozi Gumala Sari Kemampuan Guru IPS dalam Menerapkan Keterampilan Mengadakan Variasi dalam Proses Pembelajaran Pada Kelas VIII di SMPN 1 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan. Skripsi STKIP PGRI. Padang. 7

dengan baik dan tujuan pembelajaran tidak tercapai.

dengan baik dan tujuan pembelajaran tidak tercapai. 1 PENDAHULUAN Peningkatan mutu pendidikan mutlak dilakukan di setiap jenjang pendidikan dan mengacu kepada peningkatan kecerdasan dan pengembangan manusia seutuhnya, hal ini sesuai dengan undang-undang

Lebih terperinci

KEMAMPUAN GURU IPS DALAM MENGADAKAN VARIASI MENGAJAR DI KELAS VII SMPN 14 PADANG. Oleh: Miko Windra Putra 1. Ranti Nazmi 2 Kaksim 3

KEMAMPUAN GURU IPS DALAM MENGADAKAN VARIASI MENGAJAR DI KELAS VII SMPN 14 PADANG. Oleh: Miko Windra Putra 1. Ranti Nazmi 2 Kaksim 3 KEMAMPUAN GURU IPS DALAM MENGADAKAN VARIASI MENGAJAR DI KELAS VII SMPN 14 PADANG Oleh: Miko Windra Putra 1 Ranti Nazmi 2 Kaksim 3 Prodi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumbar ABSTRACT This research represent

Lebih terperinci

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG KETERAMPILAN VARIASI MENGAJAR DOSEN

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG KETERAMPILAN VARIASI MENGAJAR DOSEN ISSN 2407-5299 PERSEPSI MAHASISWA TENTANG KETERAMPILAN VARIASI MENGAJAR DOSEN Loli Setriani Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat Jl. Gn. Pangilun, Gn. Pangilun, Padang Utara, Kota

Lebih terperinci

PENERAPAN KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI STIMULUS PADA PROSES MENGAJAR DI KELAS 4 DAN 5 SEKOLAH DASAR NEGERI LAMPAGEU ACEH BESAR

PENERAPAN KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI STIMULUS PADA PROSES MENGAJAR DI KELAS 4 DAN 5 SEKOLAH DASAR NEGERI LAMPAGEU ACEH BESAR PENERAPAN KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI STIMULUS PADA PROSES MENGAJAR DI KELAS 4 DAN 5 SEKOLAH DASAR NEGERI LAMPAGEU ACEH BESAR T Syarifah Farahdiba Al-Idrus, Mahmud HR, Linda Vitoria. Universitas Syiah

Lebih terperinci

PELAKSANAAN GURU DALAM MENERAPKAN KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI PADA PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 3 PANTAI CERMIN KABUPATEN SOLOK

PELAKSANAAN GURU DALAM MENERAPKAN KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI PADA PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 3 PANTAI CERMIN KABUPATEN SOLOK PELAKSANAAN GURU DALAM MENERAPKAN KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI PADA PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 3 PANTAI CERMIN KABUPATEN SOLOK Novma Rengga 1 Zafri 2 Kaksim 3 Program Studi Pendidikan Sejarah Sekolah

Lebih terperinci

bertanya lanjut pada mata pelajaran sejarah di SMA Negeri 9 Merangin Kabupaten Merangin.

bertanya lanjut pada mata pelajaran sejarah di SMA Negeri 9 Merangin Kabupaten Merangin. 1 2 PENDAHULUAN Guru merupakan salah satu komponen utama dalam proses belajar-mengajar dan ikut berperan dalam usaha pembentukan Sumber Daya Manusia yang potensial di bidang pembangunan. Guru harus memperhatikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 1 Mengajar merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 1 Mengajar merupakan suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses mengajar bukan hanya kegiatan memindahkan pengetahuan dari guru kepada subjek belajar atau siswa, melainkan memungkinkan subjek belajar merekonsrtruksi sendiri

Lebih terperinci

JURNAL ASIA NPM

JURNAL ASIA NPM 0 PENGARUH PENGGUNAAN LEMBAR KERJA SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA BIDANG STUDI PENDIDIKAN IPS SEJARAH DI SMP NEGERI 1 KOTO SALAK KABUPATEN DHARMASRAYA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 JURNAL ASIA NPM. 07020133

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. efektif dan menyenangkan (PAKEM) pada pelajaran PAI kelas VII. di SMPN 1 Kanigoro Blitar tahun ajaran 2015/2016

BAB V PEMBAHASAN. efektif dan menyenangkan (PAKEM) pada pelajaran PAI kelas VII. di SMPN 1 Kanigoro Blitar tahun ajaran 2015/2016 BAB V PEMBAHASAN 1. Bagaimana proses pelaksanaan model pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM) pada pelajaran PAI kelas VII di SMPN 1 Kanigoro Blitar tahun ajaran 2015/2016 Di dalam

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA FITRA YULIA ROZI Guru IPS SMP Negeri 6 Pekanbaru fitria@gmail.com ABSTRAK Tujuan penelitian

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH DASAR PENERAPAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH DASAR Nursinar Guru SD Negeri 010 Ratu Sima Dumai Selatan nursinar613@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan karena

Lebih terperinci

PENDAPAT GURU PAMONG TENTANG KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR PRAKTIKAN PPL PRODI PENDIDIKAN TATA BOGA

PENDAPAT GURU PAMONG TENTANG KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR PRAKTIKAN PPL PRODI PENDIDIKAN TATA BOGA 91 PENDAPAT GURU PAMONG TENTANG KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR PRAKTIKAN PPL PRODI PENDIDIKAN TATA BOGA Tia Kusmiati 1, Elly Lasmanawati 2, Rita Partiasih 2 Abstrak : Keterampilan dasar mengajar merupakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. a. Pengertian variasi dalam mengajar. serta berperan secara aktif. 1 Dengan demikian, variasi dalam

BAB II KAJIAN TEORI. a. Pengertian variasi dalam mengajar. serta berperan secara aktif. 1 Dengan demikian, variasi dalam BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Teoretis 1. Variasi dalam Mengajar a. Pengertian variasi dalam mengajar Menggunakan variasi dalam mengajar diartikan sebagai perbuatan guru dalam konteks proses belajar mengajar

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN:

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN: Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN: 978-602-60401-3-8 PROBLEMATIKA CALON GURU DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SMK NEGERI I DARUL KAMAL ACEH BESAR Nurasiah Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas

Lebih terperinci

KINERJA GURU DITINJAU DARI ASPEK PROSES PEMBELAJARAN EKONOMI DI SMAN 5 PADANG ARTIKEL ILMIAH

KINERJA GURU DITINJAU DARI ASPEK PROSES PEMBELAJARAN EKONOMI DI SMAN 5 PADANG ARTIKEL ILMIAH KINERJA GURU DITINJAU DARI ASPEK PROSES PEMBELAJARAN EKONOMI DI SMAN 5 PADANG ARTIKEL ILMIAH Oleh: ADE IRMAYUNI SYAH 08 / 05688 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI PADANG

Lebih terperinci

Strategi Guru Sejarah Dalam Penguasaan Kompetensi Pedagogik Di SMA N 4 Kerinci Kabupaten Kerinci JURNAL GEFFI DEDE CANDRA NIM.

Strategi Guru Sejarah Dalam Penguasaan Kompetensi Pedagogik Di SMA N 4 Kerinci Kabupaten Kerinci JURNAL GEFFI DEDE CANDRA NIM. Strategi Guru Sejarah Dalam Penguasaan Kompetensi Pedagogik Di SMA N 4 Kerinci Kabupaten Kerinci JURNAL GEFFI DEDE CANDRA NIM. 11020022 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

The Study of Attitude Students of Attended Learning Geography in XI Social Studies Class of Senior High School Bunda Padang. By:

The Study of Attitude Students of Attended Learning Geography in XI Social Studies Class of Senior High School Bunda Padang. By: 0 The Study of Attitude Students of Attended Learning Geography in XI Social Studies Class of Senior High School Bunda Padang By: Nik Arya Finuriha*Edi Suarto**Momon Dt. Tanamir** *Geography Education

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilaksanakan dengan menggunakan penelitian kualitatif. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. dilaksanakan dengan menggunakan penelitian kualitatif. Penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian, maka penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan penelitian kualitatif. Penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

ABSTRAK. sungguh-sungguh dari pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan. Pemerintah telah

ABSTRAK. sungguh-sungguh dari pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan. Pemerintah telah ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN EKONOMI (STUDI KASUS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 10 KOTA JAMBI) ABSTRAK Ahmad Firdaus, 2017. Analisis Kesulitan Belajar Siswa Pada Pembelajaran Ips

Lebih terperinci

ANALISIS TENTANG PENGGUNAAN KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR BERVARIASI DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR

ANALISIS TENTANG PENGGUNAAN KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR BERVARIASI DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR ANALISIS TENTANG PENGGUNAAN KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR BERVARIASI DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR (Penelitian Deskriptif di SDN Sirnasari Kecamatan Sariwangi Kabupaten Tasikmalaya) Itan Tanjilurohmah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Pendidikan adalah usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif (Qualitative Research) adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekolah serta sarana dan prasarana sekolah. mencapai tujuan pembelajaran. Motivasi dalam kegiatan belajar memegang

BAB I PENDAHULUAN. sekolah serta sarana dan prasarana sekolah. mencapai tujuan pembelajaran. Motivasi dalam kegiatan belajar memegang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan kegiatan belajar mengajar dipengaruhi oleh banyak faktor yang dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII PELAJARAN IPS TERPADU DI SMP N 10 PADANG JURNAL

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII PELAJARAN IPS TERPADU DI SMP N 10 PADANG JURNAL PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII PELAJARAN IPS TERPADU DI SMP N 10 PADANG JURNAL Oleh : ANCE EFRIDA NPM. 09020122 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

Lebih terperinci

CIVED ISSN Vol. 2, Nomor 2, Juni

CIVED ISSN Vol. 2, Nomor 2, Juni CIVED ISSN 2302-3341 Vol. 2, Nomor 2, Juni 2014 435 PENGUASAAN KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR MAHASISWA SELAMA MENGIKUTI PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN KEPENDIDIKAN (PPLK) MENURUT PERSEPSI GURU PAMONG MAHASISWA

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Oleh: AYIK OKTAFIA A PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

NASKAH PUBLIKASI. Oleh: AYIK OKTAFIA A PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN LEARNING CONTRACT PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI NGEMBATPADAS 1 TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

PENDAPAT GURU PAMONG TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU PRAKTIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA BOGA DI SMK PARIWISATA

PENDAPAT GURU PAMONG TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU PRAKTIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA BOGA DI SMK PARIWISATA 70 PENDAPAT GURU PAMONG TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU PRAKTIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA BOGA DI SMK PARIWISATA Tresawati 1, Elly Lasmanawati 2, Ai Nurhayati 2 Abstrak: Guru profesional dituntut

Lebih terperinci

Kinerja Guru Bahasa Indonesia di SMK Negeri 2 Painan

Kinerja Guru Bahasa Indonesia di SMK Negeri 2 Painan Kinerja Guru Bahasa Indonesia di SMK Negeri 2 Painan Afnita Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Padang Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan kinerja guru bahasa

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Penelitian yang Relevan Jenis Penelitian Batasan Masalah

PENDAHULUAN Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Penelitian yang Relevan Jenis Penelitian Batasan Masalah ABSTRAK Indah Permata Sari. (10020034). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Tipe Inside- Outside-Circle (Lingkaran Kecil-Lingkaran Besar) Terhadap Hasil Belajar Sejarah Siswa Kelas XI SMAN I PAINAN,

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DI KELAS VII.1 SMP NEGERI 1 PAINAN

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DI KELAS VII.1 SMP NEGERI 1 PAINAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DI KELAS VII.1 SMP NEGERI 1 PAINAN 1 Windy Kurniawan 1, Liza Husnita 2, Jaenam 2 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DI GUGUS MANGGA KECAMATAN JAYA BARU KOTA BANDA ACEH. Sri Risky Ramadani, Nurhaidah, Soedirman Z.

PELAKSANAAN KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DI GUGUS MANGGA KECAMATAN JAYA BARU KOTA BANDA ACEH. Sri Risky Ramadani, Nurhaidah, Soedirman Z. PELAKSANAAN KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DI GUGUS MANGGA KECAMATAN JAYA BARU KOTA BANDA ACEH Sri Risky Ramadani, Nurhaidah, Soedirman Z. Universitas Syiah Kuala Ramadaniriskysri@gmail.com ABSTRAK Salah satu

Lebih terperinci

FAKTOR SOSIOLOGIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI KELAS X SMA PGRI 1 PADANG

FAKTOR SOSIOLOGIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI KELAS X SMA PGRI 1 PADANG FAKTOR SOSIOLOGIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI KELAS X SMA PGRI 1 PADANG Desi Kurnia Ningsih 1 Erianjoni, M.Si 2 Erningsih, S.Sos 3 Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 97 Jadi,

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 97 Jadi, BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 97 Jadi, metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang dapat diartikan sebagai proses

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN METODE QUANTUM TEACHING

PENGARUH PENGGUNAAN METODE QUANTUM TEACHING PENGARUH PENGGUNAAN METODE QUANTUM TEACHING PADA MATA PELAJARAN SEJARAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI DI SMA N LUHAK NAN DUO KABUPATEN PASAMAN BARAT JURNAL Oleh : ADE TRIO LESMANA NPM. 00200 PROGRAM

Lebih terperinci

Negeri 2 Teupah Barat Kabupaten Simeulue Tahun Pelajaran 2014/2015. Oleh: PARIOTO, S.Pd 1 ABSTRAK

Negeri 2 Teupah Barat Kabupaten Simeulue Tahun Pelajaran 2014/2015. Oleh: PARIOTO, S.Pd 1 ABSTRAK 145 Upaya Meningkatkan Kualitas Guru Melalui Konsep Pembelajaran Learning Together Di Sma Negeri 2 Teupah Barat Kabupaten Simeulue Tahun Ajaran 2014/ /2015 Oleh: PARIOTO, S.Pd 1 ABSTRAK Pembelajaran learning

Lebih terperinci

sampai dengan 03 Mei 2013, dengan rincian sebagai berikut: Tabel 1. Kegiatan Penelitian 1. Menyusun proposal penelitian. X X

sampai dengan 03 Mei 2013, dengan rincian sebagai berikut: Tabel 1. Kegiatan Penelitian 1. Menyusun proposal penelitian. X X 46 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan sejak tanggal 01 Januari sampai dengan 03 Mei 2013, dengan rincian sebagai berikut:

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN PEMANFAATAN MEDIA KARTU KUIS WHO AM I PADA PEMBELAJARAN PKn SISWA KELAS IV SD NEGERI 03 NGADIREJO KECAMATAN MOJOGEDANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Untuk

Lebih terperinci

KOMPETENSI GURU DALAM PERENCANAAN PEMBELAJARAN DI SDN 2 BANDA ACEH. Febi Febrina, Hajidin, Mahmud

KOMPETENSI GURU DALAM PERENCANAAN PEMBELAJARAN DI SDN 2 BANDA ACEH. Febi Febrina, Hajidin, Mahmud Jurnal Ilmiah Mahasiswa Prodi PGSD FKIP Unsyiah Volume 1 Nomor 1, 40-50 Agustus 2016 KOMPETENSI GURU DALAM PERENCANAAN PEMBELAJARAN DI SDN 2 BANDA ACEH Febi Febrina, Hajidin, Mahmud Prodi Pendidikan Guru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1 Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1 Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik dapat secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

STRATEGI SISWA MENGHADAPI UAS PADA MATA PELAJARAN IPS DI SMPN 2 LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK JURNAL

STRATEGI SISWA MENGHADAPI UAS PADA MATA PELAJARAN IPS DI SMPN 2 LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK JURNAL STRATEGI SISWA MENGHADAPI UAS PADA MATA PELAJARAN IPS DI SMPN 2 LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK JURNAL ASTITAL NPM. 11020079 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPETENSI GURU, PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS IX DI MTsN LUBUK BUAYA PADANG

PENGARUH KOMPETENSI GURU, PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS IX DI MTsN LUBUK BUAYA PADANG PENGARUH KOMPETENSI GURU, PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS IX DI MTsN LUBUK BUAYA PADANG JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Sebuah penelitian sosial, baik dalam masalah penelitian, tema, topik, dan judul penelitian berbeda secara kualitatif maupun kuantitatif. Baik substansial maupun materiil, kedua

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan penelitian kualitatif adalah bersifat penemuan. Bukan sekedar

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan penelitian kualitatif adalah bersifat penemuan. Bukan sekedar BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Menurut Sugiyono dalam bukunya Metode Penelitian Pendidikan pada umumnya jangka waktu penelitian kualitatif cukup lama, karena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan 21 November Dalam jangka waktu tersebut dirasa cukup. menggali data untuk mendapatkan data yang lebih lengkap.

BAB III METODE PENELITIAN. dengan 21 November Dalam jangka waktu tersebut dirasa cukup. menggali data untuk mendapatkan data yang lebih lengkap. 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Waktu yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah kurang lebih 2 (dua) bulan terhitung dari tanggal 21 September

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Oleh: ERICA ADI PURWALAGA A PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

NASKAH PUBLIKASI. Oleh: ERICA ADI PURWALAGA A PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN LEARNING CONTRACT UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA TEMA INDAHNYA NEGERIKU PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 2 JATINOM TAHUN AJARAN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data di lapangan tentang penerapan model pembelajaran role playing

BAB III METODE PENELITIAN. data di lapangan tentang penerapan model pembelajaran role playing 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Alokasi waktu yang diperlukan peneliti pada saat pengumpulan data di lapangan tentang penerapan model pembelajaran role playing

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menyajikan tentang jenis dan metode penelitian, unit analisis, unit pengamatan, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian dan prosedur analisis data dan metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Palangka Raya yaitu tanggal 4 Januari sampai tanggal 4 Maret 2016.

BAB III METODE PENELITIAN. Palangka Raya yaitu tanggal 4 Januari sampai tanggal 4 Maret 2016. 46 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Waktu yang digunakan dalam menggali data di lapangan adalah 2 (dua) bulan terhitung dari keluarnya surat rekomendasi penelitian

Lebih terperinci

Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI Tulungagung

Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI Tulungagung PENERAPAN MODEL KOOPERATIF THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VI SDN KENDALREJO 01 KECAMATAN TALUN KABUPATEN BLITAR Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI

Lebih terperinci

MINDAMORA SITUMORANG Guru SD Negeri Muliorejo

MINDAMORA SITUMORANG Guru SD Negeri Muliorejo UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DI KELAS V SD NEGERI 106146 MULIOREJO MINDAMORA SITUMORANG Guru SD Negeri 106146 Muliorejo

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan field research, yaitu penelitian yang dilakukan dalam kehidupan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan field research, yaitu penelitian yang dilakukan dalam kehidupan yang 74 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Setting Penelitian Penelitian ini dilakukan di lapangan, sehingga jenis penelitian ini disebut dengan field research, yaitu penelitian yang dilakukan dalam kehidupan

Lebih terperinci

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MELALUI STRATEGI INDEX CARD MATCH

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MELALUI STRATEGI INDEX CARD MATCH PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MELALUI STRATEGI INDEX CARD MATCH PADA TEMA ORGAN TUBUH MANUSIA DAN HEWAN SISWA KELAS V SD NEGERI 01 GEBYOG MOJOGEDANG KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

PENINGKATAN MINAT BELAJAR IPS MELALUI PEMANFAATAN MEDIA KARTU KUIS WHO AM I

PENINGKATAN MINAT BELAJAR IPS MELALUI PEMANFAATAN MEDIA KARTU KUIS WHO AM I PENINGKATAN MINAT BELAJAR IPS MELALUI PEMANFAATAN MEDIA KARTU KUIS WHO AM I PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI NGADIREJO KECAMATAN ANDONG KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Oleh:

Lebih terperinci

METODE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

METODE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA METODE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KORMIANA MS Guru SMP Negeri 3 Tapung kormiiana342@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

JURNAL. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata 1) PUTRI INSANI HARAHAP NPM

JURNAL. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata 1) PUTRI INSANI HARAHAP NPM PELAKSANAAN KETERAMPILAN PENGELOLAAN KELAS DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH OLEH MAHASISIWA PPLK PADA SEMESTER GENAP DI SMAN 1 V KOTO KAMPUNG DALAM TAHUN AJARAN 2015/2016 JURNAL Diajukan sebagai salah satu syarat

Lebih terperinci

Jurnal Swarnadwipa Volume 1, Nomor 2, Tahun 2017, E-ISSN PERAN GURU SEBAGAI MOTIVATOR DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH KELAS X SMA N 6 METRO

Jurnal Swarnadwipa Volume 1, Nomor 2, Tahun 2017, E-ISSN PERAN GURU SEBAGAI MOTIVATOR DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH KELAS X SMA N 6 METRO PERAN GURU SEBAGAI MOTIVATOR DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH KELAS X SMA N 6 METRO Deni Eko Setiawan Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Muhammadiyah Metro Email: Denny_r.madrid@yahoo.com Kian Amboro Pendidikan

Lebih terperinci

JURNAL PENELITIAN. Oleh : SOTRIADI NPM:

JURNAL PENELITIAN. Oleh : SOTRIADI NPM: LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MEMINIMALISIR PESERTA DIDIK YANG KURANG BERMINAT DALAM BELAJAR DI KELAS XI SMA NEGERI 2 BAYANG KECAMATAN BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL PENELITIAN Oleh : SOTRIADI

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di SMPN 1 Pamotan Rembang yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di SMPN 1 Pamotan Rembang yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di SMPN 1 Pamotan Rembang yang beralamat di Jalan Lasem No. 17, Kecamatan Pamotan Rembang, Kabupaten Rembang, Propinsi

Lebih terperinci

PERAN GURU SEBAGAI MOTIVATOR PADA PEMBELAJARAN PKn DI SMA NEGERI 1 TORUE KABUPATEN PARIGI MOUTONG. ABSTRAK

PERAN GURU SEBAGAI MOTIVATOR PADA PEMBELAJARAN PKn DI SMA NEGERI 1 TORUE KABUPATEN PARIGI MOUTONG. ABSTRAK 1 PERAN GURU SEBAGAI MOTIVATOR PADA PEMBELAJARAN PKn DI SMA NEGERI 1 TORUE KABUPATEN PARIGI MOUTONG. Niluh Dewi Arina 1 Bonifasius Saneba 2 Asep Mahfudz 3 Program Studi PPKn, Jurusan Pendidikan IPS Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pola dan Jenis Penelitian 1. Pola penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode kualitatif yaitu pengamatan, wawancara, atau penelaahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan data deskriptif, berupa kata-kata atau tulisan dari perilaku orangorang

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan data deskriptif, berupa kata-kata atau tulisan dari perilaku orangorang BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE GUIDED INQUIRY MENGGUNAKAN HANDOUT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PENERAPAN METODE GUIDED INQUIRY MENGGUNAKAN HANDOUT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PENERAPAN METODE GUIDED INQUIRY MENGGUNAKAN HANDOUT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA YANTI REFITA Guru SMP Negeri 3 Dumai yantirefita3@gmail.com ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

PENINGKATAN PARTISIPASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN WORD SQUARE PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 2 BANTENGAN

PENINGKATAN PARTISIPASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN WORD SQUARE PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 2 BANTENGAN PENINGKATAN PARTISIPASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN WORD SQUARE PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 2 BANTENGAN TAHUN AJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya. maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya. maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Penerapan metode diskusi dan permainan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pada penelitian ini ingin mengetahui kreativitas siswa dalam memahami bangun datar kelas VII MTs Al Ghozali Panjerejo. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif, maksudnya data yang dikumpulkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dilihat dari aplikasinya dilapangan, jenis penelitian ini merupakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dilihat dari aplikasinya dilapangan, jenis penelitian ini merupakan 59 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dilihat dari aplikasinya dilapangan, jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan (Field research) yaitu penelitian yang dilakukan terhadap sesuatu

Lebih terperinci

STUDI TENTANG PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SMA NEGERI 11 MAKASSAR

STUDI TENTANG PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SMA NEGERI 11 MAKASSAR 9 STUDI TENTANG PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SMA NEGERI 11 MAKASSAR Oleh: HUSNIA ARFAN Mahasiswa Jurusan PPKn FIS Universitas Negeri Makassar MUSTARI Mahasiswa Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengkaji kondisi ril objek penelitian berdasarkan data-data otentik yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengkaji kondisi ril objek penelitian berdasarkan data-data otentik yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis Penelitian ini adalah kualitatif yang menggambarkan sekaligus mengkaji kondisi ril objek penelitian berdasarkan data-data otentik yang dikumpulkan.

Lebih terperinci

PERSEPSI SISWA KELAS XI IPA TENTANG KREATIVITAS GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA NEGERI 5 KOTA JAMBI.

PERSEPSI SISWA KELAS XI IPA TENTANG KREATIVITAS GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA NEGERI 5 KOTA JAMBI. PERSEPSI SISWA KELAS XI IPA TENTANG KREATIVITAS GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA NEGERI 5 KOTA JAMBI Leni MAYASARI 1), Jodion SIBURIAN 1), Retni S. BUDIARTI 1) 1) Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENGGUNAAN STRATEGI MODELING THE WAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 03 KARANGMOJO KECAMATAN TASIKMADU KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Untuk

Lebih terperinci

Diajukan oleh: DESI KUSUMA NURDINI A

Diajukan oleh: DESI KUSUMA NURDINI A PENERAPAN STRATEGI PEMBELJARAN WORD SQUARE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA TEMA 6 SUBTEMA 2 KELAS IV SD NEGERI 2 TRUCUK KLATEN TAHUN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamis dalam diri (inner drive) yang mendorong seseorang. arti tidak memerlukan rangsangan (stimulus) dari luar dirinya,

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamis dalam diri (inner drive) yang mendorong seseorang. arti tidak memerlukan rangsangan (stimulus) dari luar dirinya, 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Motivasi berasal dari kata motif. Motif artinya keadaan dinamis dalam diri (inner drive) yang mendorong seseorang berbuat sesuatu untuk memenuhi kebutuhannya.

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 2 BANJARMASIN TAHUN AJARAN 2015/2016

PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 2 BANJARMASIN TAHUN AJARAN 2015/2016 ISSN 2442-3041 Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 2, No. 3, September - Desember 2016 STKIP PGRI Banjarmasin PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Research), yaitu penelitian yang dilakukan disuatu lokasi ditengah-tengah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Research), yaitu penelitian yang dilakukan disuatu lokasi ditengah-tengah 49 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian lapangan (field Research), yaitu penelitian yang dilakukan disuatu lokasi ditengah-tengah masyarakat

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, ANALISIS HASIL A. Persiapan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan mata kuliah yang diprogramkan dalam rangka mempersiapkan mahasiswa sebagai calon pendidik untuk menjadi

Lebih terperinci

Keywords: Constraints Teacher, Media, Learning History PENDAHULUAN

Keywords: Constraints Teacher, Media, Learning History PENDAHULUAN 1 KENDALA GURU DALAM PENGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH DI KELAS XI IPS SMA N 1 BASA AMPEK BALAI TAPAN Pitriani D 1, Ranti Nazmi 2, Meldawati 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam proposal ini adalah pendekatan kualitatif. Yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam proposal ini adalah pendekatan kualitatif. Yaitu suatu BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Ditinjau dari jenis datanya pendekatan penelitian yang digunakan dalam proposal ini adalah pendekatan kualitatif. Yaitu suatu prosedur penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan pendekatan penelitian Pada hakekatnya, penelitian dilakukan untuk mendapatkan penemuan baru atau mencari suatu kebenaran. Dalam penelitian, kita mengenal dua bentu

Lebih terperinci

PENERAPAN PAKEM DENGAN MEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS I SEMESTER 1 SDN TANGGUL KULON 01 TAHUN PELAJARAN 2009/2010

PENERAPAN PAKEM DENGAN MEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS I SEMESTER 1 SDN TANGGUL KULON 01 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 PENERAPAN PAKEM DENGAN MEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS I SEMESTER 1 SDN TANGGUL KULON 01 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 Tutik Yuliarni 7 Abstrak. Proses pembelajaran masih

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metodologi kualitatif adalah segala prosedur penelitian yang menghasilkan

BAB III METODE PENELITIAN. metodologi kualitatif adalah segala prosedur penelitian yang menghasilkan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian merupakan usaha dalam merencanakan dan menentukan segala kemungkinan dan perlengkapan yang diperlukan dalam penelitian kualitatif.

Lebih terperinci

ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PENGELOLAAN PROSES DI SD NEGERI 10 MANDONGA JURNAL PENELITIAN OLEH: DEWI HERNIA NENGSIH G2G

ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PENGELOLAAN PROSES DI SD NEGERI 10 MANDONGA JURNAL PENELITIAN OLEH: DEWI HERNIA NENGSIH G2G ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PENGELOLAAN PROSES JURNAL PENELITIAN OLEH: DEWI HERNIA NENGSIH G2G1 15 148 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HALUOLEO KENDARI 2017 1 ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan 46 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik apabila ada faktor pendorongnya yaitu motivasi belajar. Peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. baik apabila ada faktor pendorongnya yaitu motivasi belajar. Peserta didik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Motivasi belajar merupakan salah satu faktor yang turut menentukan keefektifan dalam pembelajaran. Seorang peserta didik akan belajar dengan baik apabila ada

Lebih terperinci

ANALISIS KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR GURU KIMIA SMA DI PONTIANAK BERDASARKAN KURIKULUM 2013

ANALISIS KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR GURU KIMIA SMA DI PONTIANAK BERDASARKAN KURIKULUM 2013 ANALISIS KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR GURU KIMIA SMA DI PONTIANAK BERDASARKAN KURIKULUM 2013 Dea Alita, Eny Enawaty, Husna Amalya Melati Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Untan Email : thea1403@yahoo.co.id

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) BERDASARKAN KURIKULUM 2013 KELAS VIII DI SMP NEGERI 31 PADANG JURNAL EFRIJONI

PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) BERDASARKAN KURIKULUM 2013 KELAS VIII DI SMP NEGERI 31 PADANG JURNAL EFRIJONI PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) BERDASARKAN KURIKULUM 2013 KELAS VIII DI SMP NEGERI 31 PADANG JURNAL EFRIJONI 10020021 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 103 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian merupakan alat yang sangat penting dalam mengembangkan pengetahuan, untuk meningkatkan kemajuan, dan untuk memungkinkan manusia berhubungan secara efektif dengan

Lebih terperinci

KOLABORASI MEDIA GAMBAR DAN MODEL PEMBELAJARAN BOTLE DANCE PADA MATERI PENINGGALAN SEJARAH

KOLABORASI MEDIA GAMBAR DAN MODEL PEMBELAJARAN BOTLE DANCE PADA MATERI PENINGGALAN SEJARAH KOLABORASI MEDIA GAMBAR DAN MODEL PEMBELAJARAN BOTLE DANCE PADA MATERI PENINGGALAN SEJARAH Siti Halimatus Sakdiyah dan Kurnia Tri Yuli Prodi PGSD-FIP Universitas Kanjuruhan Malang E-mail: halimatus@unikama.ac.id

Lebih terperinci

KETERAMPILAN GURU MEMBIMBING DISKUSI KELOMPOK KECIL DI SD NEGERI GAROT ACEH BESAR. Zulfanidar, Alfiati Syafrina, M. Yamin,

KETERAMPILAN GURU MEMBIMBING DISKUSI KELOMPOK KECIL DI SD NEGERI GAROT ACEH BESAR. Zulfanidar, Alfiati Syafrina, M. Yamin, KETERAMPILAN GURU MEMBIMBING DISKUSI KELOMPOK KECIL DI SD NEGERI GAROT ACEH BESAR Zulfanidar, Alfiati Syafrina, M. Yamin, Zulfa_@yahoo.com ABSTRAK Penelitian Ini Berjudul Keterampilan guru membimbing diskusi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Guru dalam perannya sangat menentukan, dilihat dari serangkaian. upaya pemerintah dalam peningkatan mutu pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Guru dalam perannya sangat menentukan, dilihat dari serangkaian. upaya pemerintah dalam peningkatan mutu pendidikan. 1.1 Latarbelakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Guru dalam perannya sangat menentukan, dilihat dari serangkaian upaya pemerintah dalam peningkatan mutu pendidikan. Olehnya guru sebagai agen utama dalam pembelajaran,

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS HANDOUT BERGAMBAR DISERTAI PETA KONSEP PADA MATERI INVERTEBRATA UNTUK SMA/MA JURNAL EMI YULIA NIM

EFEKTIVITAS HANDOUT BERGAMBAR DISERTAI PETA KONSEP PADA MATERI INVERTEBRATA UNTUK SMA/MA JURNAL EMI YULIA NIM EFEKTIVITAS HANDOUT BERGAMBAR DISERTAI PETA KONSEP PADA MATERI INVERTEBRATA UNTUK SMA/MA JURNAL EMI YULIA NIM. 11010151 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. disebut dengan field research, yaitu penelitian yang dilakukan di MTI Jaho,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. disebut dengan field research, yaitu penelitian yang dilakukan di MTI Jaho, 73 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Setting Penelitian Penelitian ini dilakukan di lapangan, sehingga jenis penelitian ini disebut dengan field research, yaitu penelitian yang dilakukan di MTI Jaho, untuk

Lebih terperinci

PERAN KELOMPOK KERJA GURU (KKG) DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR DI GUGUS 1 BARUGA KOTA KENDARI

PERAN KELOMPOK KERJA GURU (KKG) DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR DI GUGUS 1 BARUGA KOTA KENDARI PERAN KELOMPOK KERJA GURU (KKG) DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR JURNAL HASIL PENELITIAN SITI MURNI NUR G2G1 015 116 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2017 1 PERAN KELOMPOK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai permasalahan dalam kegiatan pembelajaran di kelas dan akan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai permasalahan dalam kegiatan pembelajaran di kelas dan akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kompetensi merupakan salahsatu kualifikasi pendidikan yang terpenting. Diantara kompetensi yang harus dimiliki oleh pendidik adalah menguasai bidang studi yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 47 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Pendekatan Penelitian Fokus penelitian adalah manajemen kepemimpinan kepala madrasah dalam meningkatkan mutu pendidikan. Metode penelitian menggambarkan tentang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, tahapan-tahapan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, tahapan-tahapan BAB III METODE PENELITIAN Dalam metode penelitian ini akan dibahas tentang jenis dan pendekatan penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, tahapan-tahapan penelitian, dan teknik analisa

Lebih terperinci

Keterampilan Dasar Memberikan Variasi Mengajar

Keterampilan Dasar Memberikan Variasi Mengajar Keterampilan Dasar Memberikan Variasi Mengajar Afid Burhanuddin 1 Kompetensi Dasar: Memahami keterampilan dasar memberikan variasi saat kegiatan pembelajaran Indikator: Memahami keterampilan dasar memberikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Untuk mencapai tujuan penelitian maka diperlukan suatu metode, sehingga dapat diperoleh gambaran yang jelas mengenai permasalahan yang akan

Lebih terperinci