PENINGKATAN KINERJA GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI AKADEMIK DI SMK MUHAMMADIYAH 2 YOGYAKARTA
|
|
- Widya Kusuma
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENINGKATAN KINERJA GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI AKADEMIK DI SMK MUHAMMADIYAH 2 YOGYAKARTA Dwikoranto SMK Muhammadiyah 2 Yogyakarta dwi.koran7@gmail.com Abstrak Kinerja guru dalam proses pembelajaran di SMK Muhammadiyah 2 Yogyakarta masih belum sesuai dengan yang diharapkan dalam hal persiapan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja guru dalam melaksanakan proses pembelajaran melalui supervisi akademik di SMK Muhammadiyah 2 Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) dengan 2 siklus. Masing-masing siklus terdiri dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Subyek penelitian ini adalah 29 orang guru SMK Muhammadiyah 2 Yogyakarta. Adapun metode pengumpulan data menggunakan observasi dengan bantuan instrumen observasi tentang supervisi akademik dan penilaian kinerja guru. Analisis yang digunakan adalah analisis statistik sederhana (deskriptif). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa supervisi akademik dengan teknik supervisi individual (kunjungan kelas, observasi kelas dan pertemuan individu) dapat meningkatkan kinerja guru dalam proses pembelajaran di SMK Muhammadiyah 2 Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja guru pada siklus I rata-rata 78 kategori Cukup dan siklus II rata-rata 83 kategori Baik, dalam prosentase pada siklus I ada peningkatan 14,7% dan pada siklus II meningkat 6,41%. Kata kunci: kinerja guru,supervisi akademik dan SMK Muhammadiyah 2 Yogyakarta 127
2 Tajdidukasi, Volume VII, No. 2 Juli 2017 PENDAHULUAN Guru merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab di atas, seorang guru dituntut memiliki beberapa kemampuan dan ketrampilan tertentu. Kemampuan dan ketrampilan tersebut sebagai bagian dari kompetensi profesionalisme guru. Kompetensi merupakan suatu kemampuan yang mutlak dimiliki oleh guru agar tugasnya sebagai pendidik dapat terlaksana dengan baik. Tugas guru erat kaitannya dengan peningkatan sumber daya manusia melalui sektor pendidikan, oleh karena itu perlu upaya-upaya untuk meningkatkan mutu guru untuk menjadi tenaga profesional. Agar peningkatan mutu pendidikan dapat berhasil. Sebagaimana dikemukakan oleh Tilaar (1999:104) peningkatan kualitas pendidikan tergantung banyak hal, terutama mutu gurunya. Untuk menjadikan guru sebagai tenaga professional maka perlu diadakan pembinaan secara terus menerus dan berkesinambungan, dan menjadikan guru sebagai tenaga kerja perlu diperhatikan, dihargai dan diakui keprofesionalannya. Untuk membuat mereka menjadi profesional tidak semata-mata hanya meningkatkan kompetensinya baik melalui pemberian penataran, pelatihan maupun memperoleh kesempatan untuk belajar lagi namun perlu juga memperhatikan guru dari segi yang lain seperti peningkatan disiplin, pemberian motivasi, pemberian bimbingan melalui supervisi, pemberian insentif, gaji yang layak dengan keprofesionalnya sehingga memungkinkan guru menjadi puas dalam bekerja sebagai pendidik. Kinerja guru akan baik jika guru telah melakukan unsur-unsur yang terdiri dari kesetiaan dan komitmen yang tinggi pada tugas mengajar, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran, kedisiplinan dalam mengajar dan tugas lainnya, kreativitas dalam pelaksanaan pengajaran, kerjasama dengan semua warga sekolah, kepemimpinan yang menjadi panutan siswa, kepribadian yang baik, jujur dan objektif dalam membimbing siswa, serta tanggung jawab terhadap tugasnya. Oleh karena itu tugas kepala sekolah sebagai supervisor adalah memberikan bantuan teknis profesional pada guru-guru dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pengajaran agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara maksimal. Dalam menjalankan tugas sebagai supervisor, kepala sekolah dapat memilih pendekatan yang tepat sesuai dengan masalah yang dihadapi guru dan perlu memper-hatikan tingkat kematangan guru. Supervisi tidak didefinisikan secara sempit sebagai satu cara terbaik untuk diterapkan disegala situasi melainkan perlu memperhatikan kemampuan individu, kebutuhan, minat, tingkat kematangan individu, karakteristik personal guru, semua itu dipertimbangkan untuk menerapkan supervisi. Sebagaimana disarankan oleh Sergiovanni (1991: 3 282) sebagai 128
3 Dwikoranto - Peningkatan Kinerja Guru Dalam Proses Pembelajaran Melalui Supervisi Akademik... berikut: Appropriate supervisory strategies are viewed in light of teacher needs and dispositions, time available to the principal, the task at hand or purpose intended for supervision, and professional com-petency level of teachers,teaching modes and instructional strategies are additional concerns. Maknanya,strategi supervisi yang tepat dilihat dari sudut pandang dan faktor kebutuhan guru, waktu yang tersedia bagi kepala sekolah, tugas atau tujuan su-pervisi dan tingkat kompetensi guru, sedangkan model pengajaran dan strategi pengajaran merupakan fokus tambahan. Jika faktor-faktor tersebut berubah, maka pendekatan supervisi juga harus berubah sesuai dengan situasi kondisinya. Dalam praktek kegiatan supervisi terdapat bermacam-macam pendekatan antara lain, supervisi kolaboratif, supervisi klinis, supervisi kolegial, supervisi kunjungan kelas (supervisory visits to classroom), supervisi informal (Oliva, 1984; Sergiovanni, 1991; Lovell & Wiles, 1988). Tidak ada strategi, model, atau prosedur yang paling baik dalam kegiatan supervisi, masing-masing pendekatan mempunyai kelebihan disamping kekurangannya. Dari beberapa pendekatan supervisi, peneliti memilih supervisi kunjungan kelas, observasi kelas dan pertemuan individual. Pendekatan dalam supervisi kunjungan kelas, observasi kelas dan pertemuan individual, kepala sekolah dapat langsung mengetahui proses pembelajaran di kelas dan dilakukan dialog antara guru dan kepala sekolah untuk mengetahui keberhasilan dan kekurangannya (Sahertian, 1989). Kinerja guru dalam proses pembelajaran di SMK Muhammadiyah 2 Yogyakarta masing belum sesuai dengan yang diharapkan, ini terlihat persiapan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran belum maksimal. Dalam persiapan pelaksanaan pembelajaran (RPP), baik materi ajar, langkang-langkah kegiatan pembelajaran, strategi/metode pembelajaran belum rinci. Sedangkan dalam pelaksanaannya memberikan apresiasi ke siswa, penguasaan materi pembelajaran, penguasaan kelas dan penggunaan media belum maksimal, begitu juga pada evaluasi pembelajaran, penilaian belum relevan dengan tujuan yang ditetapkan, bentuk dan jenis evaluasi, alokasi waktu belum sesuai dengan waktu yang disediakan sehingga penilaian kinerja guru (PKG) belum semua baik, untuk itu perlu peningkatan hasil kinerja guru khususnya di SMK Muhammadiyah 2 Yogyakarta. Kinerja guru adalah perilaku nyata guru yang dapat diamati dalam tugasnya sebagai guru bidang studi. Perilaku guru bidang studi sebagaimana dimaksud berkaitan dengan pelaksanaan tugas pengelolaan pengajaran dan pengembangan profesi meliputi kegiatan-kegiatan: (1) mampu menyusun program atau praktek, (2) mampu menyajikan program pengajaran, (3) mampu melaksanakan evaluasi belajar, (4) mam-pu melaksanakan analisis hasil evaluasi belajar atau praktek, (5) mampu menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan, (6) mampu membuat karya tu-lis/karya ilmiah di bidang pendidikan, (7) mampu mengembangkan kurikulum. Kegiatan- 129
4 Tajdidukasi, Volume VII, No. 2 Juli 2017 kegiatan tersebut akan diukur dengan angket yang dikerjakan oleh guru atau kepala sekolah. Kinerja guru mempunyai spesifikasi tertentu. Kinerja guru dapat dilihat dan diukur berdasarkan spesifikasi/kriteria kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru. Berkaitan dengan kinerja guru, wujud perilaku yang dimaksud adalah kegiatan guru dalam proses pembelajaran yaitu bagaimana seorang guru merencanakan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran, dan menilai hasil belajar. Menurut Isjoni (2004) bahwa ukuran kinerja guru terlihat dari rasa tanggung jawabnya menjalankan amanah, profesi yang diembannya dan rasa tanggung jawab moral di pundaknya. Semua itu akan terlihat kepada kepatuhan dan loyalitasnya di dalam menjalankan tugas keguruannya di dalam kelas dan tugas kependidikannya di luar kelas. Sikap ini akan dibarengi pula dengan rasa tanggung jawabnya mempersiapkan segala perlengkapan pengajaran sebelum melaksanakan proses pembelajaran. Selain itu, guru juga sudah mempertimbangkan metode yang akan digunakan, termasuk alat/ media pembelajaran yang akan dipakai, serta alat penilaian apa yang digunakan di dalam pelaksanaan evaluasi. Lebih lanjut dinyatakan bahwa kinerja guru menjadi optimal, bilamana diintegrasikan dengan komponen persekolahan, apakah itu kepala sekolah, guru, karyawan maupun anak didik. Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran (Daresh, 1989, Glickman, et al; 2007). Supervisi akademik tidak terlepas dari penilaian kinerja guru dalam mengelola pembelajaran. Sergiovanni (1987) menegaskan bahwa refleksi praktis penilaian kinerja guru dalam supervise akademik adalah melihat kondisi nyata kinerja guru untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan, misalnya apa yang sebenarnya terjadi di dalam kelas?, apa yang sebenarnya dilakukan oleh guru dan siswa di dalam kelas?, aktivitasaktivitas mana dari keseluruhan aktivitas di dalam kelas itu yang bermakna bagi guru dan murid?, apa yang telah dilakukan oleh guru dalam mencapai tujuan akademik?, apa kelebihan dan kekurangan guru dan bagaimana cara mengembangkannya?. Berdasarkan jawaban terhadap pertanyaanpertanyaan ini akan diperoleh informasi mengenai kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran. Namun satu hal yang perlu ditegaskan di sini, bahwa setelah melakukan penilaian kinerja berarti selesailah pelaksanaan supervisi akademik, melainkan harus dilanjutkan dengan tindak lanjutnya berupa pembuatan program supervisi akademik dan melaksanakannya dengan sebaik-baiknya. Teknik supervisi akademik ada dua, yaitu teknik supervisi individual dan teknik supervisi kelompok. Teknik supervisi individual adalah pelaksanaan supervisi perseorangan terhadap guru. Supervisor di sini hanya berhadapan dengan seorang guru sehingga dari hasil supervisi ini akan diketahui kualitas pembelajarannya. Sedangkan teknik supervisi kelompok adalah satu cara 130
5 Dwikoranto - Peningkatan Kinerja Guru Dalam Proses Pembelajaran Melalui Supervisi Akademik... melaksanakan program supervisi yang ditujukan pada dua orang atau lebih. Guru-guru yang diduga, sesuai dengan analisis kebutuhan, memiliki masalah atau kebutuhan atau kelemahankelemahan yang sama dikelompokkan atau dikumpulkan menjadi satu/ bersama-sama. Kemudian kepada mereka diberikan layanan supervisi sesuai dengan permasalahan atau kebutuhan yang mereka hadapi. Adapun teknik supervisi yang akan diteliti atau dilaksanakan dalam Penelitian Tindakan Sekolah ini adalah teknik supervisi individual berupa a) kunjungan kelas, b) observasi kelas, dan c) pertemuan individual. a) Teknik Kunjungan Kelas Kunjungan kelas adalah teknik pembinaan guru oleh kepala sekolah untuk mengamati proses pembelajaran di kelas. Tujuannya adalah untuk menolong guru dalam mengatasi masalah di dalam kelas. Cara melaksanakan kunjungan kelas: a) Dengan atau tanpa pemberitahuan terlebih dahulu tergantung sifat tujuan dan masalahnya, b) Atas permintaan guru bersangkutan, c) Sudah memiliki instrumen atau catatan-catatan, dan d) Tujuan kunjungan harus jelas. Adapun kriteria kunjungan kelas, adalah : a) Memiliki tujuan-tujuan tertentu; b) Mengungkapkan aspek-aspek yang dapat memperbaiki kemampuan guru; c) Menggunakan instrumen observasi untuk mendapatkan data yang obyektif; d) Terjadi interaksi antara pembina dan yang dibina sehingga menimbulkan sikap saling pengertian; e) Pelaksanaan kunjungan kelas tidak menganggu proses pembelajaran; dan f) Pelaksanaannya diikuti dengan program tindak lanjut. b) Teknik Observasi Kelas Observasi kelas adalah mengamati proses pembelajaran secara teliti di kelas. Tujuannya adalah untuk memperoleh data obyektif aspek-aspek situasi pembelajaran, kesulitan-kesulitan guru dalam usaha memperbaiki proses pembelajaran. Aspek-aspek yang diobservasi adalah: a) Usaha-usaha dan aktivitas gurusiswa dalam proses pembelajaran, b) Cara menggunakan media pengajaran c) Variasi metode, d) Ketepatan penggunaan media dengan materi e) Ketepatan penggunaan metode dengan materi, dan f) Reaksi mental para siswa dalam proses belajar mengajar. Pelaksanaan observasi kelas ini melalui tahap: a) persiapan, b) pelaksanaan, c) penutupan, d) penilaian hasil observasi; dan e) tindak lanjut. Supervisor: 1) sudah siap dengan instrumen observasi, 2) menguasai masalah dan tujuan supervisi, dan 3) observasi tidak mengganggu proses pembelajaran. 131
6 Tajdidukasi, Volume VII, No. 2 Juli 2017 c). Pertemuan Individual Pertemuan individual adalah satu pertemuan, percakapan, dialog, dan tukar pikiran antara supervisor guru. Tujuannya adalah: a. Memberikan kemungkinan pertumbuhan jabatan guru melalui pemecahan kesulitan yang dihadapi; b. Mengembangkan hal mengajar yang lebih baik c. Memperbaiki segala kelemahan dan kekurangan pada diri guru; dan e. Menghilangkan atau menghindari segala prasangka. Jenis-jenis pertemuan individual mengacu pada pendapat Swearingen (1961) yang mengklasifikasi empat jenis pertemuan (percakapan) individual sebagai berikut a) classroom-conference, yaitu percakapan individual yang dilaksanakan di dalam kelas ketika murid-murid sedang meninggalkan kelas (istirahat). b) office-conference. Yaitu percakapan individual yang dilaksanakan di ruang kepala sekolah atau ruang guru, di mana sudah dilengkapi dengan alat-alat bantu yang dapat digunakan untuk memberikan penjelasan pada guru. c) causal-conference. Yaitu percakapan individual yang bersifat informal, yang dilaksanakan secara kebetulan bertemu dengan guru d) observational visitation. Yaitu percakapan individual yang dilaksanakan setelah supervisor melakukan kunjungan kelas atau observasi kelas. Pelaksanaan pertemuan individual Supervisor harus berusaha mengembangkan segi segi positif guru, mendorong guru mengatasi kesulitankesulitannya, memberikan pengarahan, dan melakukan kesepakatan terhadap hal-hal yang masih meragukan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian tindakan sekolah. Peneliti senantiasa berupaya memperoleh hasil yang optimal melalui cara dan prosedur yang dinilai paling efektif, sehingga dimungkinkan adanya tindakan yang berulang-ulang untuk meningkatkan kinerja guru dalam proses pembelajaran. Sebelum penelitian tindakan dilakukan peneliti melihat kondisi awal kinerja guru dalam pembelajaran disekolah baik dari persiapan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran. Bersama kolaborator peneliti merekap hasil kondisi awal kinerja guru di SMK Muhammadiyah 2 Yogakarta. Penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus. Dimulai siklus I sejak: 1) perencanaan tindakan, 2) pelaksanaan tindakan, 3) Pengamatan, dan 4) Refleksi hingga siklus II 1. Siklus I a. Perencanaan Tindakan Menyerahkan lembar/instrumen penilaian kinerja guru kepada kolaborator. Instrumen ini diadopsi dari Lampiran Penilaian Kinerja Guru. Instrumen ini berisi 40 (empat puluh) deskriptor, yaitu deskriptor 1-8 berkaitan dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), deskriptor 9-32 berkaitan dengan Pelaksanaan Pembelajaran, dan deskriptor berkaitan dengan Evaluasi Pembelajaran. 132
7 Dwikoranto - Peningkatan Kinerja Guru Dalam Proses Pembelajaran Melalui Supervisi Akademik... Instrumen ini digunakan oleh kepala sekolah (supervisor) sebagai daftar penilaian terhadap kinerja guru. Skala nilai adalah 1 5 dengan ketentuan sebagai berikut: Nilai 5 jika semua deskriptor tampak, nilai 4 jika sebagian besar deskriptor yang tampak, nilai 3 jika hanya sebagian deskriptor yang tampak, nilai 2 jika hanya sebagian kecil deskriptor yang tampak, dan nilai 1 jika tidak ada deskriptor yang tampak. Mengingat jadwal pelaksanaan supervisi yang begitu padat, maka kepala sekolah dibantu oleh tiga supervisor. Kepala sekolah melaksanakan supervisi akademik kepada guru yang mempunyai sertifikat asesor PKG, sedangkan guru yang belum mempunyai sertifikat asesor PKG disupervisi oleh supervisor yang ditunjuk. Mengadakan Workshop Administrasi guru termasuk RPP dan sekaligus pembagian jadwal pelaksanaan supervisi untuk guru. b. Pelaksanaan Tindakan (action) Peneliti melaksanakan tindakan supervisi akademik secara individu dengan kunjungan kelas melihat proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru. Supervisi dilaksanakan di dalam ruang kelas selama 2 x 40 menit/ guru. Pelaksanaan tindakan dimulai minggu pertama September 2016 dan berakhir minggu kedua September Sebelum masuk ruang kelas, kepala sekolah sebagai supervisor menginformasikan kepada seluruh guru tentang jadwal pelaksanaan supervisi. Supervisor dan guru bersama-sama masuk ruang kelas. Guru melaksanakan pembelajaran di depan ruang kelas sedangkan supervisor duduk di deret paling belakang tempat duduk siswa. Pada saat guru melaksanakan proses pembelajaran, supervisor mengamati proses pembelajaran dan sekaligus mengisi angket yang telah disediakan. Supervisor mengikuti semua kegiatan guru dan siswa, mulai dari pembukaan, pelaksanaan, sampai dengan penutup. c. Pengamatan (observation) Peneliti/Kolaborator mengamati pelaksanaan tindakan didalam kelas dengan mengisi instrumen penilaian kineja guru sesuai dengan hasil pengamatan d. Refleksi ( reflection ) Pada akhir siklus I ini diadakan refleksi berdasarkan data / hasil pengamatan peneliti/kolaborator agar peneliti dapat melihat bahwa supervisi akademik yang dilakukan dalam penelitian ini dapat meningkatkan kinerja guru 2. Siklus II a. Perencanaan Tindakan (planning) Peneliti menyampaikan hasil penilai kinerja guru pada siklus I kepada kolaborator dan menginformasikan rencana pelaksanaan tindakan pada siklus II. Rapat pembekalan untuk siklus II dilanjutkan dengan pendampingan dan pertemuan individu serta pembagian jadwal pelaksanaan supervisi untuk guru awal minggu 133
8 Tajdidukasi, Volume VII, No. 2 Juli 2017 ketiga September b. Pelaksanaan tindakan ( action ) Sama halnya dengan pelaksanaan pada siklus 1, pada siklus 2 ini supervisor melaksanakan supervisi di dalam ruang kelas selama 2 x 40 menit/ guru. Pelaksanaan tindakan berlangsung selama dua minggu yaitu minggu ketiga dan keempat bulan September Sebelum masuk ruang kelas, kepala sekolah sebagai supervisor menginformasikan kepada seluruh guru tentang jadwal pelaksanaan supervisi. Supervisor dan guru bersama-sama masuk ruang kelas. Guru melaksanakan pembelajaran di depan ruang kelas sedangkan supervisor duduk di deret paling belakang tempat duduk siswa. Pada saat guru melaksanakan proses pembelajaran, supervisor mengamati proses pembelajaran dan sekaligus mengisi instrumen yang telah disediakan. Supervisor mengikuti semua kegiatan guru dan siswa, mulai dari pembukaan, pelaksanaan, sampai dengan penutup. c. Pengamatan (observation) Peneliti dan kolaborator melaksanakan pengamatan dengan mengisi lembar instrumen penilaian kinerja guru dan menilai proses pembelajaran yang dilaksanakan guru di kelas d. Refleksi (reflection) Pada akhir tiap siklus diadakan refleksi berdasarkan data instrumen penilaian kinerja guru agar peneliti dapat melihat apakah tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini dapat meningkatkan kualitas kinerja guru dalam proses pembelajaran di SMK Muhammadiyah 2 Yogyakarta. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini merupakan penelitian tindakan sekolah (PTS) berupa supervisi akademik melalui dua siklus. Dalam siklus I dan siklus II pemberian tindakan berupa supervisi akademik (Teknik Supervisi Individual) terhadap guru-guru SMK Muhammadiyah 2 Yogyakarta 1. Deskripsi Kondisi Awal Temuan di lapangan kondisi awal hasil kinerja guru-guru SMK Muhammadiyah 2 dalam proses pembelajaran masih kurang baik terbukti dengan hasil yang ada. Hasil rata-rata kondisi awal kinerja guru 68. Sehingga rata-rata hasilnya termasuk kategori cukup artinya masih kurang dari baik. Tujuan pembelajaran yang tercantum dalam RPP tidak semuanya tercapai oleh guru, Secara umum guru hanya menggunakan paket sebagai media pembelajaran/penggunaan media belum variatif. Gambar-gambar yang ada dalam buku paket pada umumnya dijadikan sebagai media dan tidak semua guru menyediakan instrumen penilaian untuk materi pembelajaran yang diajarkannya. Hasil yang masih cukup tersebut karena belum ada supervisi akademik dari kepala sekolah atau kolaborator (asesor PKG) secara terprogram atau terjadwal untuk masing-masing guru. Kondisi Awal kinerja guru SMK Muhammadiyah 2 Yogyakarta dapat diamati pada Grafik di bawah ini: 134
9 Dwikoranto - Peningkatan Kinerja Guru Dalam Proses Pembelajaran Melalui Supervisi Akademik... Kondisi Awal Guru Gambar. 1 Grafik Kondisi Awal Kinerja Guru Grafik di atas menunjukkan bahwa rata-rata kinerja guru-guru SMK Muhammadiyah 2 Yogyakarta dalam proses pembelajaran belum baik dengan hasil rata-rata 68 (cukup) maka mereka perlu disupervisi akademik secara individual dengan kunjungan kelas agar hasilnya bisa meningkat. 2. Deskripsi Siklus I a. Perencanaan Tindakan Tindakan peneliti diawali dengan pertemuan dengan guru-guru bersama WKS Kurikulum, penulis merencanakan pembimbingan untuk guru dalam pembuatan persiapan pembelajaran (RPP) melalui kegiatan Workshop.serta pembuatan administrasi guru secara lengkap. yang terdiri dari: 1. Jadwal Mengajar, 2. Daftar Perangkat Administrasi, 3. Kalender Pendidikan, 4. Program Tahunan, 5. Program Semester, 6.Silabus, 7. Rencana Pelaksnan Pembelajaran (RPP), 8.Analisis Kebutuhan Media, 9. Daftar buku Pegangan/Modul/Materi Pembelajaran, 10. Daftar Hadir Siswa, 11. Daftar Nilai Siswa, 12. Daya Serap Siswa, 13. Analisis hasil ulangan, 14. Program Perbaikan dan Pengayaan, 15. Agenda Guru. Dilanjutkan dengan membimbing membuat RPP yang terdiri dari: 1. Data sekolah, Mata Pelajaran, Kelas/Semester,, Materi Pokok dan Alokasi waktu, 2. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian, 3. Tujuan Pembelajaran, 4. Materi Pembelajaran, 5. Metode Pembelajaran, 6. Media, Alat dan Sumber Belajar, 7. Langkahlangkah Kegiatan Pembelajaran; a. Pendahuluan, b. Kegiatan Inti, apresiasi, explorasi dan 8. Kegiatan Penutup, 9. Penilaian Hasil Pembelajaran b. Pelaksanaan Tindakan a. Melalui worshop peneliti menyampaikan cara-cara pembuatan administrasi guru dan RPP. Bagaimana menghitung jumlah jam minggu efektif/ hari efektif yang benar dalam satu tahun pembelajaran (semester gasal dan semester genap), 135
10 Tajdidukasi, Volume VII, No. 2 Juli 2017 Pembuatan Program Tahunan (Prota), Program Semester (Prosem), disesuaikan jumlah jam efektif yang ada, begitu pula jumlah jam pelajaran yang di sulabus. Dilengkapi daftar hadir siswa, daftar nilai siswa, analisis hasil ulangan sampai dengan pengayaan dan perbaikan serta cara memilih media pembelajaran yang tepat.. b. Peneliti menjelaskan aspek-aspek yang akan dinilai melalui instrumen penilaian kinerja guru dalam pembelajaran yang terdiri dari rencana persiapan pembelajaran ada 8 indikator penilaian, pelaksanaan pembelajaran ada 24 indikator penilaian dan evaluasi pembelajaran 8 indikator penilaian c. Waktu supervisi dilaksanakan sesuai jadwal supervisi yang telah ditentukan, selama 2x40 menit atau 2 jam pelajaran pada masingmasing guru yang disupervisi. c. Hasil Pengamatan Pada tahap ini dilaksanakan proses observasi pelaksanaan tindakan pada siklus I adalah sebagai berikut : Saat kunjungan kelas peneliti/ kolaborator sudah siap dengan instrumen penilaian kinerja guru. Hasil pengamatan guru dituangkan ke instrumen penilaian kinerja guru. Hasil supervisi dari kolaborator diserahkan kepada kepala sekolah. Hasil tindakan pada siklus I ada kenaikan, pada saat kondisi awal rata-rata 68 sedangkan pada siklus I rata-rata hasil kinerja guru 78 naik sebesar 14,7%. Hasil tindakan pada siklus I dapat dilihat pada Gambar 2 di bawah ini Kondisi Awal Siklus I Guru Gambar. 2 Grafik Kondisi awal dan siklus I d. Refleksi: Pada Grafik di atas menunjukkan tindakan pada siklus I melalui workshop pembuatan bersama administrasi guru. kinerja guru dalam proses pembelajaran ada 136
11 Dwikoranto - Peningkatan Kinerja Guru Dalam Proses Pembelajaran Melalui Supervisi Akademik... peningkatan 14,7%. Namun demikian hasil yang dicapai masih dalam kategori cukup (C). Hasil siklus I masih perlu supervisi akademik lagi karena pada kegiatan PBM ada beberapa hal yang masih kurang seperti : tujuan pembelajarannya belum semua tercapai, penggunaan kreasi media belum maksimal, instrumen penilaiannya belum semua membuat. Maka perlu tindakan lanjutan yaitu supervisi akademik kunjungan kelas secara individual pada siklus II. 3. Deskripsi Siklus II a. Perencanaan Tindakan Menyampaikan hasil siklus I kepada guru dan kolaborator. Kekurangan hasil pada siklus I ini ditindaklanjuti peneliti dengan mengadakan diskusi dan memberi pedampingan kepada Bapak/Ibu guru, bagaimana cara membuat RPP/Administrasi guru yang lengkap dan benar, supaya guru-guru mengetahui kekurangsempurnaannya dalam melaksanakan proses pembelajaran jika dilihat dengan juknis instrumen penilaian yang ada. Dengan pendampingan akan dapat menyelesaikan kesulitan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. hasil kinerja guru pada siklus I supaya disesuaikan dengan instrumen penilaian kinerja yang ada. Bapak/Ibu guru diberi kesempatan untuk menanyakan sampai sejelas-jelasnya dengan harapan kinerja guru dalam proses pembelajaran pada siklus II nanti hasilnya lebih optimal. Dalam siklus II ini setelah diadakan perbaikan-perbaikan sesuai dengan kekurangan pada siklus I, para guru lebih siap ketika supervisi kunjungan kelas siklus II yang dilaksanakan oleh peneliti dan kolaborator. c. Hasil Pengamatan Melakukan pemantauan selama kegiatan belajar berlangsung dengan lembar observasi/instrumen yang telah tersedia. Hasil kinerja guruguru dalam proses pembelajaran setelah mendapat pembekalan dan pertemuan individu hasilnya meningkat. Kinerja guru pada siklus II ini sudah menunjukkan peningkatan dibanding siklus I. Rata-rata siklus 1 78 pada siklus 2 naik menjadi 83, ada kenaikan sebesar 6,41%. Sebagian besar tujuan pembelajarannya semua bisa tercapai, materi ajar sudah dijabarkan dan media pembelajaran sudah variatif begitu pula dengan instrumen penilaiannya. Hasil yang diperoleh dapat dilihat pada Gambar 3 di bawah ini: b. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan supervisi akademik siklus II ini dilaksanakan dengan memberi pendampingan dan pertemuan individu oleh peneliti dan kolaborator (Guru yang mempunyai sertifikat Asesor PKG) untuk membantu guruguru dalam meningkatkan kekurangan 137
12 Tajdidukasi, Volume VII, No. 2 Juli Siklus I Siklus II Guru Gambar. 3 Grafik Hasil Siklus I dan Siklus II Grafik di atas menunjukkan bahwa pendampingan dan pertemuan individu untuk guru-guru dapat lebih meningkatkan kualitas kinerja guru dalam pembelajaran. d. Refleksi Pembekalan dan pertemuan individu untuk guru-guru dapat lebih meningkatkan kualitas kinerja guru dalam pemberlajaran.. Rata-rata hasil kemampuan/kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus II kategori baik (83) sedangkan hasil siklus I rata-rata 78, meningkat 6,41% dibanding siklus I. Pada kegiatan inti sudah menunjukkan kegiatan tujuan pembelajaran semua bisa tecapai, penggunaan media yang variatif, penguasaan materi yang bagus dan kelengkapan instrumen evaluasi. 4. Pembahasan Tiap Siklus dan Antar Siklus a. Siklus I Pelaksanaan siklus I dilaksanakan setelah melihat kondisi awal, kemudian dimulai dengan memberikan bimbingan dan materi menyusun RPP/administrasi guru untuk satu hari, hasilnya dinilai peneliti dan kolaborator dengan menggunakan instrumen supervisi yang disiapkan peneliti. Kemudian kolaborator menyerahkan kepada peneliti beserta hasilnya. Hasil pada siklus I rata-rata 78 naik 14,7% dibanding kondisi awal sehingga masih belum maksimal maka perlu pembekalan kepada guru-guru pada tindakan siklus II. b. Siklus II Setelah mengetahui kekurangan kemampuan/kinerja guru pada siklus I peneliti memberikan pembekalan tentang kekurang sempurnaan yang 138
13 Dwikoranto - Peningkatan Kinerja Guru Dalam Proses Pembelajaran Melalui Supervisi Akademik... telah dilaksanakan oleh guru agar lebih baik pada siklus II, terbukti hasilnya meningkat 6,41% dibanding hasil siklus I. Untuk lebih jelasnya dapat diamati pada Gambar. 4 dan Gambar. 5 di bawah ini Kondisi Awal Siklus I Siklus II Guru Gambar. 4 Grafik Hasil Penelitiaan Kondisi Awal Siklus I Siklus II Hasil Rata-rata Gambar. 5 Grafik Hasil Rata-rata 139
14 Tajdidukasi, Volume VII, No. 2 Juli 2017 PENUTUP Berdasarkan rumusan masalah dan hasil penelitian, peneliti menyimpulkan bahwa supervisi akademik dapat meningkatkan kinerja para guru dalam proses pembelajaran di SMK Muhammadiyah 2 Yogyakarta tahun pelajaran 2016/2017, pada siklus 1 ratarata 78 ada peningkatan 14,7% dan pada siklus II rata-rata 83 meningkat 6,41%. DAFTAR PUSTAKA Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Alat Penilaian Kemampuan Guru. Jakarta: Dirjen Pendidikan dasar dan Menengah. Direktorat Pendidikan Menengah Umum Petunjuk Pelaksanaan Supervisi di Sekolah. Jakarta: Depdikbud Gay, L.R Education Research: Competences for Analysis and Application. New Jersey: Prentice- Hall, Inc. H.A.R. Tilaar. (1999), Manajemen Pendidikan Nasional, P.T. Remaja Rosdakarya Mulyasa, E Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya Oliva, P.F Supervision for Todays School. New York: Tomas J. Crowell Company. Purwanto, M. Ngalim Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Republik Indonesia Undang- Undang Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas. Sahertian, Piet Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam rangka Pengembangan Sumberdaya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta. Segiovanni, T. J The Principals: A Reflective Practice Perspective. (2rd Ed) Boston Allyn and Bacon. Sergiovani, T. J Emerging Paterns Of Supervision: Human Perspective. New York: Mc Graw Hill Book Company 140
PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU (PENYUSUNAN RPP) MELALUI SUPERVISI AKADEMIK
PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU (PENYUSUNAN RPP) MELALUI SUPERVISI AKADEMIK Endah Yanuarti SMK Muhammadiyah Tepus e-mail: endahyanuarti22@yahoo.co.id Abstrak Penelitian Tindakan Sekolah ini merupakan
Lebih terperinciSUPERVISI AKADEMIK DAPAT MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU MELAKSANAKAN PROSES PEMBELAJARAN. Oleh Zainuddin*
212 SUPERVISI AKADEMIK DAPAT MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU MELAKSANAKAN PROSES PEMBELAJARAN Oleh Zainuddin* Abstrak Supervisi akademik berpengaruh kepada kegiatan membantu guru dalam mengembangkan pembelajaran
Lebih terperinciL. Marwan Kepala SMP Negeri 8 Mataram -
MENGEFEKTIFKAN PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK BAGI GURU IPA SMP NEGERI 8 MATARAM SEMESTER SATU TAHUN 2015/2018 UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI KELAS L. Marwan Kepala SMP
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU MELALUI SUPERVISI AKADEMIK TEKNIK INDIVIDUAL CONFERENCE
PENINGKATAN KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU MELALUI SUPERVISI AKADEMIK TEKNIK INDIVIDUAL CONFERENCE (IC) OLEH PENGAWAS SEKOLAH DI SMK KOSGORO 2 NGANTANG KABUPATEN MALANG Mochamad Mudjiono Cabang Dinas Pendidikan
Lebih terperinciPENINGKATAN KUALITAS MENGAJAR GURU MELALUI SUPERVISI KLINIS OLEH PENGAWAS SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR
PENINGKATAN KUALITAS MENGAJAR GURU MELALUI SUPERVISI KLINIS OLEH PENGAWAS SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR Hadi UPTD Dikpora Kecamatan Palang Kabupaten Tuban E-mail: rswjyhadi@gmail.com Abstract: The purpose of
Lebih terperinciSupervisi Pengajaran: Pendekatan & Program Pelaksanaannya
Supervisi Pengajaran: Pendekatan & Program Pelaksanaannya Maisyaroh Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan FIP Universitas Negeri Malang Jl. Semarang 5 Malang Abstrak. Kualitas peserta didik ditentukan
Lebih terperinciPENINGKATAN KUALITAS MENGAJAR GURU MELALUI SUPERVISI KLINIS OLEH PENGAWAS SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR
PENINGKATAN KUALITAS MENGAJAR GURU MELALUI SUPERVISI KLINIS OLEH PENGAWAS SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR Hadi UPTD Dikpora Kecamatan Palang Kabupaten Tuban E-mail: rswjyhadi@gmail.com Abstract: The purpose of
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Efektivitas sebuah sekolah untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Efektivitas sebuah sekolah untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas sangat ditentukan oleh kinerja dari semua unsur yang terlibat dalam proses pelaksanaan
Lebih terperinciTEKNIK SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN DAN PROFESIONALISME GURU SD 3 DAN 10 KESIMAN DENPASAR Oleh Ni Nengah Widyani 1
TEKNIK SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN DAN PROFESIONALISME GURU SD 3 DAN 10 KESIMAN DENPASAR Oleh Ni Nengah Widyani 1 Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan terhadap sumberdaya manusia yang ada, materi, dan sumberdaya
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Supervisi merupakan tahapan proses yang sangat penting bagi suatu organisasi dalam mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan program yang telah direncanakan demi tercapainya
Lebih terperinciKata Kunci = kompetensi pedagogik, perencanaan pembelajaran, dan supervisi akademik
PENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU NON PNS DALAM PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DI SD NEGERI CABEAN 2 SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Al Munawar
Lebih terperinciTri Hartanti UPTD Dinas Dikpora Kecamatan Laweyan
PENINGKATKAN KEMAMPUAN PENYELENGGARAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING BAGI GURU KELAS DI GUGUS IX DHANDHANGGULA UPTD DIKPORA JEBRES SURAKARTA MELALUI SUPERVISI KELOMPOK Tri Hartanti UPTD Dinas Dikpora
Lebih terperinciII. KAJIAN PUSTAKA. Salah satu unsur penting yang paling menentukan dalam meningkatkan kualitas
II. KAJIAN PUSTAKA A. Supervisi Salah satu unsur penting yang paling menentukan dalam meningkatkan kualitas pendidikan adalah tenaga pendidik. Tenaga pendidik (guru) dituntut untuk mampu melaksanakan tugas
Lebih terperinciOPTIMALISASI PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU SD NEGERI 49 CAKRANEGARA
ABSTRAK OPTIMALISASI PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU SD NEGERI 49 CAKRANEGARA HARUN Kepala SD Negeri 49 Cakranegara Supervisi akademik adalah merupakan salah satu cara
Lebih terperinciBIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol. 4 No 2 September 2017 ISSN (p) (e)
PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM MENYUSUN RPP SDN KALAPADUA KECAMATAN CIBOGO KABUPATEN SUBANG TAHUN 2017 UJEN JAENUDIN, S.Pd.SD NIP. 196302021984101004 ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan ditentukan oleh kesiapan sumber daya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu pendidikan ditentukan oleh kesiapan sumber daya manusia yang terlibat dalam proses pendidikan. Guru salah satu faktor penentu kualitas pendidikan,
Lebih terperinciSupervisi Administrasi Untuk Meningkatkan Kinerja Guru Dalam Menyusun Perangkat Pembelajaran. Sri Winarni
Supervisi Administrasi Untuk Meningkatkan Kinerja Guru Dalam Menyusun Perangkat Pembelajaran Sri Winarni Guru SDN 1 Pandean Email: sri.winarni@gmail.com Tersedia Online di http://www.jurnal.unublitar.ac.id/
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bagian Tinjauan Pustaka akan didiskripsikan tentang teori peningkatan kinerjaruru, teori supervisi kunjungan kelas, PTS melalui supervisi kunjungan kelas, kajian penelitian
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR MELALUI SUPERVISI AKADEMIK. Elly Indriati
Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR SD Negeri Pesarean 01 Adiwerna Tegal Abstrak Penelitian tindakan kelas ini di latarbelakangi
Lebih terperinciSUPERVISI INDIVIDUAL DENGAN PENDEKATAN KOLABORATIF SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RPP. Ena Suprapti
Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas ISSN 2087-3557 SUPERVISI INDIVIDUAL DENGAN PENDEKATAN KOLABORATIF SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RPP SD Negeri Kaliwadas 01 Adiwerna
Lebih terperinciHO-3D-02 SUPERVISI AKADEMIK. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
HO-3D-02 SUPERVISI AKADEMIK I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Implementasi kurikulum 2013 sebagaimana diatur dalam Permendikbud no. 81.A memerlukan perhatian dan usaha yang serius untuk memastikan implementasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan
BAB I PENDAHULUHUAN A. Latar Belakang Masalah UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
Lebih terperinciPENINGKATAN KOMPETENSI SUPERVISI KEPALA SEKOLAH MELALUI SUPERVISI KELOMPOK DI SEKOLAH DASAR
PENINGKATAN KOMPETENSI SUPERVISI KEPALA SEKOLAH MELALUI SUPERVISI KELOMPOK DI SEKOLAH DASAR Suryantini UPTD Dikpora Kecamatan Banjarsari Surakarta Suryantini1958@gmail.com ABSTRACT The research is aimed
Lebih terperinciOsnal 20. Kata Kunci: Supervisi Bersahabat, Kualitas Pembelajaran. Pengawas SD Kabupaten Situbondo
MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN GURU KELAS 6 MELALUI SUPERVISI KELAS BERSAHABAT DI GUGUS I KECAMATAN SUMBERMALANG KABUPATEN SITUBONDO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Osnal 20 Abstrak. Upaya meningkatkan kualitas
Lebih terperinciPERSEPSI GURU TENTANG PROSES PELAKSANAAN SUPERVISI PEMBELAJARAN OLEH KEPALA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI KELOMPOK BISNIS MANAJEMEN DI KOTA PADANG
PERSEPSI GURU TENTANG PROSES PELAKSANAAN SUPERVISI PEMBELAJARAN OLEH KEPALA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI KELOMPOK BISNIS MANAJEMEN DI KOTA PADANG Rezy Marsellina Jurusan Administrasi Pendidikan FIP
Lebih terperinciPENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH
27-32 PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH Nazmah Khairani Sekolah Menengah Pertama Swasta Cut Nyak Dhien Langsa Diterima
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Supervisi Akademik Supervisi berasal dari kata super, artinya lebih atau di atas, dan vision artinya melihat atau meninjau (Iskandar & Mukhtar, 2009). Secara etimologis
Lebih terperinciMENINGKATKAN KINERJA GURU MELALUI SUPERVISI AKADEMIS DENGAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN MODELING TERHADAP GURU MATA PELAJARAN KIMIA PADA SEKOLAH BINAAN
QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.5, No.1, April 2014, hlm. 13-24 13 MENINGKATKAN KINERJA GURU MELALUI SUPERVISI AKADEMIS DENGAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN MODELING TERHADAP GURU MATA PELAJARAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau supervisi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau supervisi. Supervisi sebagai fungsi administrasi pendidikan berarti aktivitas-aktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu pengalaman belajar yang terprogram dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu pengalaman belajar yang terprogram dalam bentuk pendidikan formal, non formal maupun informal di sekolah dan luar sekolah yang berlangsung
Lebih terperinciKata Kunci : Supervisi Akademik, Kompetensi Guru Dalam Mengelola KBM, PAIKEM
PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DALAM MENGELOLA KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR BERBASIS PAIKEM DI SD NEGERI 2 GROBOGAN, KECAMATAN GROBOGAN, KABUPATEN GROBOGAN SEMESTER I TAHUN
Lebih terperinciMENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI SD YAYASAN MUTIARA GAMBUT
MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI SD YAYASAN MUTIARA GAMBUT Anifa Alfia Nur Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP Abstract Tugas akhir ini bertujuan untuk mendapat gambaran tentang tingkat kompetensi
Lebih terperinciSELAMI IPS Edisi Nomor 40 Volume 2 Tahun XIX Agustus 2014 ISSN
PERANAN PENGAWAS PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN GURU DI KOTA KENDARI Syahri Nehru Husain Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo, Kendari Sulawesi
Lebih terperinciHJ. BAIQ SUMIATI. Pengawas SD Dinas Pendidikan Kota Mataram
UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU-GURU SEKOLAH DASAR DALAM MELAKSANAKAN PROSES PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SUPERVISI KOLABORATIF DI SEKOLAH BINAAN HJ. BAIQ SUMIATI Pengawas SD Dinas Pendidikan Kota
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang buruk dan tidak berkembang akan berpengaruh juga terhadap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki makna yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Makna penting pendidikan ini telah menjadi kesepakatan yang luas dari setiap elemen masyarakat.
Lebih terperinciSupervisi-Pendidikan Page 1
SUPERVISI PENDIDIKAN Oleh: Lantip Diat Prasojo A. Pendahuluan Untuk melaksanakan supervisi akademik secara efektif diperlukan keterampilan konseptual, interpersonal dan teknikal (Glickman, at al; 2007).
Lebih terperinciBAHAN BELAJAR MANDIRI Musyawarah Kerja Kepala Sekolah. Dimensi Kompetensi Supervisi
TUT WURI HANDAYANI BAHAN BELAJAR MANDIRI Musyawarah Kerja Kepala Sekolah Dimensi Kompetensi Supervisi DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
Lebih terperinciSagacious Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Sosial Vol. 4 No. 1 Juli-Desember 2017
MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI DENGAN TEKNIK KUNJUNGAN ANTAR KELAS DI SDN HABAU KECAMATAN BANUA LAWAS Muryadi Sekolah Dasar Negeri Habau Banua Lawas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. UU No.20 tahun 2003 dalam pasal 39 (1) dan (2) dinyatakan. bahwa tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah UU No.20 tahun 2003 dalam pasal 39 (1) dan (2) dinyatakan bahwa tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di hampir semua aspek kehidupan manusia. Di satu sisi perubahan itu bermanfaat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan di hampir semua aspek kehidupan manusia. Di satu sisi perubahan itu bermanfaat bagi
Lebih terperinciKata Kunci: Pelaksanaan supervisi akademik pengawas, perencanaan,pemantauan, penilaian, dan pembinaan dan pembimbingan Pengawas.
ANALISIS PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS PADA SMA NEGERI 1 WATAMPONE Muhammad Subaer SMA Negeri 1 Watampone Kabupaten Bone subaermuhammad@yahoo.com Abstrak MUHAMMAD SUBAER. 2015. Analisis Pelaksanaan
Lebih terperinciPELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS KEPALA SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN KINERJA GURU DALAM MENGELOLA PEMBELAJARAN PADA SMA NEGERI 2 SAMBAS
Jurnal Visi Ilmu Pendidikan halaman 711 PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS KEPALA SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN KINERJA GURU DALAM MENGELOLA PEMBELAJARAN PADA SMA NEGERI 2 SAMBAS Oleh Lili Ng Chui Mi 1 Abstrak
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Supervisi Kepala Sekolah 2.1.1 Pengertian Supervisi Kepala Sekolah Supervisi adalah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL BELAJAR GROUP INVESTIGATION
Rahayu Dwi Palupi, Penerapan Model Belajar Group Investigation... 85 PENERAPAN MODEL BELAJAR GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS TENTANG DAYA TARIK, MOTIVASI, DAN AMBISI BANGSA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Oleh sebab itu,
Lebih terperinciSupervisi Pengajaran: Pendekatan & Program Pelaksanaannya
Supervisi Pengajaran: Pendekatan & Program Pelaksanaannya Maisyaroh Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan FIP Universitas Negeri Malang JI. Semarang 5 Malang maisyaroh@yahoo.com Abstrak: Kualitas peserta
Lebih terperinciLENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan ISSN : Vol. 13 No. 1 (2018) 1 10
LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan ISSN : 0216-7433 Vol. 13 No. 1 (2018) 1 10 PENERAPAN COACHING UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH DALAM SUPERVISI AKADEMIK PADA SMP BINAAN DINAS PENDIDIKAN KOTA
Lebih terperinci(Seminar Nasional Lembaga Kebudayaan) Edisi 1 Tahun 2017 Halaman E-ISSN
Prosiding SENASGABUD http://research-report.umm.ac.id/index.php/senasgabud (Seminar Nasional Lembaga Kebudayaan) Edisi 1 Tahun 2017 Halaman 95-106 E-ISSN 2599-8406 MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DALAM MENYUSUN
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN KINERJA GURU MELALUI PEMBINAAN INDIVINDU
UPAYA PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN KINERJA GURU MELALUI PEMBINAAN INDIVINDU Desi Anggraini SMK PGRI Lubuklinggau, Jl Kalianda No 74 Keluruhan Kaliserayu Lubuklinggau e-mail: A_desi89@yahoo.com Abstract:
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
135 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang merujuk kepada hipotesis penelitian, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. 1. Pelaksanaan Supervisi Kepala Sekolah
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN KEDISIPLINAN MENGAJAR GURU MELALUI SUPERVISI AKADEMIK DENGAN TEKNIK INDIVIDUAL DI SD NEGERI CANDIREJO 01 TAHUN
UPAYA MENINGKATKAN KEDISIPLINAN MENGAJAR GURU MELALUI SUPERVISI AKADEMIK DENGAN TEKNIK INDIVIDUAL DI SD NEGERI CANDIREJO 01 TAHUN 2014-2015 Kunthi Arifah kunthiarifah@gmail.com SD Negeri Candirejo 01 Tuntang,
Lebih terperinciPENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH, MOTIVASI KERJA DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA GURU SD MUHAMMADIYAH SE KECAMATAN NGAMPILAN KOTA YOGYAKARTA
PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH, MOTIVASI KERJA DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA GURU SD MUHAMMADIYAH SE KECAMATAN NGAMPILAN KOTA YOGYAKARTA Oleh : Sukiyah Salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja
Lebih terperinciPengaruh Supervisi Akademik Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Botupingge Kabupaten Bone Bolango
Pengaruh Supervisi Akademik Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Botupingge Kabupaten Bone Bolango Windrawati Timumu *Asrin **Besse Marhawati Abstrak Tujuan penelitian
Lebih terperinciLEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL
LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL Artikel yang berjudul Implementasi Kompetensi Supervisi Akademik Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri Kabupaten Banggai Kepulauan Oleh Ida Roswita R. Sapukal Pembimbing I Pembimbing
Lebih terperinciSUPERVISI AKADEMIK. Materi Pelatihan Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah
TUT WURI HANDAYANI SUPERVISI AKADEMIK Materi Pelatihan Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah DIREKTORAT TENAGA KEPENDIDIKAN DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN
Lebih terperinciPELAKSANAAN SUPERVISI OLEH KEPALA SEKOLAH DI SMK DAN SMP INSAN CENDEKIA YOGYAKARTA. Artikel Jurnal
Pelaksanaan Supervisi Oleh... (Dume Rosi Wijaya) 1 PELAKSANAAN SUPERVISI OLEH KEPALA SEKOLAH DI SMK DAN SMP INSAN CENDEKIA YOGYAKARTA Artikel Jurnal Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Lebih terperinciEFEKTIFITAS MEDIA PEMBELAJARAN MIPA UNTUK MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI AKADEMIK DI SMP N 3 TALAMAU. Yasman 1) 1 SMP N 3 Talamau
EFEKTIFITAS MEDIA PEMBELAJARAN MIPA UNTUK MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI AKADEMIK DI SMP N 3 TALAMAU Yasman 1) 1 SMP N 3 Talamau Email: yazman@gmail.com Abstract Based on the observations
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi berbagai krisis yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi berbagai krisis yang ditemui setiap individu dalam kehidupannya. Ketidakmampuan mereka sebagai sumber
Lebih terperinciSUPERVISI AKADEMIK BERKELANJUTAN DALAM PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Jurnal Penelitian Tindakan Sekolah dan Kepengawasan Vol. 1, No. 1, Juni 2014 ISSN 2355-9683 SUPERVISI AKADEMIK BERKELANJUTAN DALAM PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Lebih terperinciKONTRIBUSI SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU SMP DI KOTA PADANG
KONTRIBUSI SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU SMP DI KOTA PADANG Dr. Enjoni, SP, MP Dosen Akademi Pembangunan Pertanian (APPERTA) Sumbar Abstrak Berdasarkan pengamatan
Lebih terperincie-issn: p-issn: Upaya Meningkatkan Kompetensi Guru Kelas dalam Proses Pembelajaran Melalui Supervisi Akademik di SDN 9 Cakranegara
e-issn: 2442-7667 p-issn: 1412-6087 Upaya Meningkatkan Kompetensi Guru Kelas dalam Proses Pembelajaran Melalui Supervisi Akademik di SDN 9 Cakranegara Desak Putu Sudiarti Kepala SD Negeri 9 Cakranegara
Lebih terperinciPEMBINAAN PROFESIONALISME GURU MELALUI SUPERVISI PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR
1 PEMBINAAN PROFESIONALISME GURU MELALUI SUPERVISI PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR Andi Nur Alam 1, Maisyaroh 2, Ahmad Yusuf Sobri 3 Pascasarjana Program Studi Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Malang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Supervisi Pendidikan. 2.1.1 Definisi Supervisi Pendidikan. Menurut Purwanto (2008:76) supervisi adalah membantu para guru dan pegawai sekolah dalam melakukan pekerjaan secara
Lebih terperinciYunisra .
PENINGKATAN KEMAMPUAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENYUSUN PROGRAM SUPERVISI PENDIDIKAN MELALUI KELOMPOK KERJA KEPALA SEKOLAH (KKKS) BERBASIS PENDAMPINGAN DI SEKOLAH BINAAN Yunisra Email. Yunisra876@gmail.com
Lebih terperincipelatihan, bantuan teknis dan lain-lain sesuai apa yang dilaporkan BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA
pelatihan, bantuan teknis dan lain-lain sesuai apa yang dilaporkan BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA C. Keterbatasan Penelitian Adapun keterbatasan pada waktu penelitian yang dirasakan oleh peneliti dalam
Lebih terperinciPENINGKATAN KOMPETENSI GURU MEMBUAT PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) MELALUI WORKSHOP MODEL P2FR DI SMP NEGERI 43 MEDAN
ISSN 0852-0151 Jurnal Bidang Pendidikan Volume 20(2): 129-138, 2014 PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MEMBUAT PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) MELALUI WORKSHOP MODEL P2FR DI SMP NEGERI 43 MEDAN Rasmin Simbolon
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masih rendahnya mutu atau kualitas pendidikan, hal ini dapat dilihat dari hasil
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu permasalahan pendidikan di Indonesia sekarang ini adalah masih rendahnya mutu atau kualitas pendidikan, hal ini dapat dilihat dari hasil perolehan
Lebih terperinciPENERAPAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGAJAR GURU-GURU DI SEKOLAH BINAAN SUB RAYON SMP NEGERI 15 MEDAN
ISSN 0852-0151 Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 21(1): 29-35, 2015 PENERAPAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGAJAR GURU-GURU DI SEKOLAH BINAAN SUB RAYON SMP NEGERI 15 MEDAN
Lebih terperinciS u r a t n o. Dikpora Kab. Lombok Timur ABSTRAK
Jurnal EducatiO Vol. 6 No. 1, Juni 2011, hal. 1-15 HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PERENCANAAN DAN KINERJA GURU FISIKA SMA KABUPATEN LOMBOK TIMUR PADA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. temuan penelitian dengan cara membandingkan atau mengkonfirmasikan nya. sesuai fokus penelitian dirumuskan sebagai berikut:
89 BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Temuan Hasil Penelitian Pada uraian ini peneliti akan melakukan interpretasi mengenai hasil temuan penelitian dengan cara membandingkan atau mengkonfirmasikan nya sesuai
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. A. Pelaksanaan Pengawasan Kepala Sekolah Dalam Kegiatan Pembelajaran
59 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Pelaksanaan Pengawasan Kepala Sekolah Dalam Kegiatan Pembelajaran Kepala sekolah memiliki kedudukan yang sangat penting dalam suatu lembaga pendidikan, karena berjalan atau
Lebih terperinciIMPLEMENTASI SUPERVISI AKADEMIK DI SMP
IMPLEMENTASI SUPERVISI AKADEMIK DI SMP Erlina Indrawati (SMPN 14 Kabupaten Bengkulu Selatan), Manap Somantri (Prodi MAP FKIP Unib), dan Osa Juarsa (Prodi MAP FKIP Unib) e-mail: erlinaindrawathie@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Khoerudin, 2016
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan suatu usaha menciptakan manusia yang mampu berinovasi dengan mengembangkan potensi dalam dirinya. Selain itu, pendidikan juga meningkatkan
Lebih terperinciPENINGKATAN KOMPETENSI GURU DALAM MENYUSUN RPP MELALUI KEGIATAN IHT (IN HOUSE TRAINING)
Didaktikum : Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 1, Januari 2016 ISSN 2087-3557 SMP Negeri 3 Tirto, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan dilakukan analisis pembahasan tentang kinerja pengawas sekolah dalam pelaksanaan supervisi akademik di SMK
Lebih terperinciISSN No Media Bina Ilmiah 1
ISSN No. 1978-3787 Media Bina Ilmiah 1 PENERAPAN PENDEKATAN SUPERVISI KOLABORATIF DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU BK DALAM MELAKSANAKAN KONSELING INDIVIDU DI SMP BINAAN MATARAM Oleh : Hj. Baiq Sumiati
Lebih terperinciMEMBINA KEDISIPLINAN GURU DALAM MELAKSANAKAN TUGASNYASEBAGAI AGEN PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI AKADEMIKDI MA MAARIF KABUPATEN GARUT
Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : 2541 0849 e-issn : 2548-1398 Vol. 2, No 6Juni 2017 MEMBINA KEDISIPLINAN GURU DALAM MELAKSANAKAN TUGASNYASEBAGAI AGEN PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI AKADEMIKDI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perguruan tinggi. Azzra (Ambarita, 2010:37) mengatakan seorang guru yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru adalah salah satu unsur terpenting pada komponen pendidikan. Sebab guru merupakan ujung tombak yang berhubungan langsung dengan siswa. Keberhasilan pendidikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan dan kelangsungan hidup bangsa. Personil yang berhubungan. yang menyandang persyaratan tertentu
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan dan kelangsungan hidup bangsa. Personil yang berhubungan langsung dengan tugas penyelenggaraan
Lebih terperinciDIDAKTIKA PGRI, 1, (2), 2015, 109
DIDAKTIKA PGRI, 1, (2), 2015, 109 MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN TEMATIK MELALUI SUPERVISI KLINIS BAGI GURU KELAS I, DAN I SD NEGERI KARANGTURI KECAMATAN LASEM Teguh Riyanto
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap unit usaha atau organisasi merupakan sebuah sistem, yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap unit usaha atau organisasi merupakan sebuah sistem, yang terdiri dari berbagai macam komponen yang saling mendukung dalam rangka mencapai tujuannya.
Lebih terperinciIMPLIKASI KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH DALAM PENINGKATAN KINERJA GURU Oleh: Fidya Nova Frismayanti
IMPLIKASI KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH DALAM PENINGKATAN KINERJA GURU Oleh: Fidya Nova Frismayanti Abstrak Peran kepemimpinan kepala madrasah dalam meningkatkan kinerja guru memberikan pengaruh cukup baik.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah pendidikan. Guru memegang peran utama dalam pembangunan pendidikan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Guru merupakan komponen yang palingmenentukan dalam sistem pendidikan secara keseluruhan yang harus mendapat perhatian yang sentral, pertama dan utama. Figur
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN. tiga sub bab pokok bahasa, yaitu kesimpulan, Implikasi dan saran.
175 BAB VI KESIMPULAN Bab ini merupakan bab terakhir atau bab penutup. Pada bab ini memuat tiga sub bab pokok bahasa, yaitu kesimpulan, Implikasi dan saran. A. Kesimpulan Berdasarkan fokus penelitian,
Lebih terperinciMENINGKATKAN KOMPETENSI GURU MELALUI SUPERVISI KLINIS DI SMP NEGERI 5 SUBANG. Drs. Us Us Ridwan Kusmayadi SMP Negeri 5 Subang
MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU MELALUI SUPERVISI KLINIS DI SMP NEGERI 5 SUBANG Drs. Us Us Ridwan Kusmayadi SMP Negeri 5 Subang ABSTRAK Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian tindakan sekolah (PTS).
Lebih terperinciKTSP DAN IMPLEMENTASINYA
KTSP DAN IMPLEMENTASINYA Disampaikan pada WORKSHOP KURIKULUM KTSP SMA MUHAMMADIYAH PAKEM, SLEMAN, YOGYAKARTA Tanggal 4-5 Agustus 2006 Oleh : Drs. Marsigit MA FMIPA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA KTSP DAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Panjang Selatan Kecamatan Panjang
14 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Panjang Selatan Kecamatan Panjang Bandar Lampung. Alasan menggunakan lokasi atau tempat ini yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salis Edward, Total quality Manajement in Educational, Terj. Ali Riyadi dan Fahrurrazi, IRCiSoD, Yogyakarta, 2012, hlm.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengembangan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas menjadi tanggung jawab pendidikan nasional, terutama dalam mempersiapkan peserta didik untuk menjadi
Lebih terperinciJurnal Visi Ilmu Pendidikan Halaman 269
Jurnal Visi Ilmu Pendidikan Halaman 269 MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU YANG TELAH DISERTIFIKASI DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MELALUI BIMBINGAN BERKELANJUTAN PADA SEKOLAH BINAAN DI SAMBAS
Lebih terperinciBAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL
BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL A. PERSIAPAN PPL Pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) akan berjalan dengan baik maka diperlukan berbagai hal yang harus dipersiapkan, baik berupa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembelajaran. Guru memiliki kedudukan sebagai figur sentral dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
Lebih terperinciA. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan dan kegagalan suatu proses belajar mengajar secara umum dapat dinilai dari outputnya, yakni orang-orang sebagai produk pendidikan. Bila pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidik merupakan tenaga profesional sesuai dengan bidangnya, hal ini sejalan dengan Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan proses yang berkesinambungan mencakup
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan merupakan proses yang berkesinambungan mencakup keseluruhan aspek kehidupan masyarakat dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. besar dalam meningkatkan pengetahuan siswa. Selain sebagai pengajar, guru juga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru merupakan sosok yang sangat memegang peranan penting dalam proses pembelajaran siswa di sekolah, yang harus dapat membawa perubahan besar dalam meningkatkan
Lebih terperinciSUPERVISI AKADEMIK OLEH KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU
SUPERVISI AKADEMIK OLEH KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU Nurohiman SMKN 1 Ketahun, Jl. Poros Pasar Ketahun, Kab. Bengkulu Utara e-mail: rohimannur@gmail.com Abstract: The objective of the
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Gambaran Umum MTs Negeri Kendal MTs Negeri Kendal merupakan salah satu lembaga pendidikan formal setingkat pendidikan menengah yang berada di Kendal. Berdirinya MTs
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) MELALUI SUPERVISI AKADEMIK
PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) MELALUI SUPERVISI AKADEMIK Muhammad Ali Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Pinang Sori Kabupaten Tapanuli Tengah Abstrak Berdasarkan
Lebih terperinciOleh: Sri Isminah SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek
Sri Isminah, Membantu Siswa Mengingat Kembali Pelajaran... 161 MEMBANTU SISWA MENGINGAT KEMBALI PELAJARAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN LEWAT METODE DISKUSI KELOMPOK PADA SISWA KELAS I TAHUN 2014/2015
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Pesawahan kecamatan Teluk
1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Pesawahan kecamatan Teluk Betung Selatan Bandar Lampung. Alasan menggunakan
Lebih terperinci