SUPERVISI INDIVIDUAL DENGAN PENDEKATAN KOLABORATIF SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RPP. Ena Suprapti

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SUPERVISI INDIVIDUAL DENGAN PENDEKATAN KOLABORATIF SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RPP. Ena Suprapti"

Transkripsi

1 Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas ISSN SUPERVISI INDIVIDUAL DENGAN PENDEKATAN KOLABORATIF SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RPP SD Negeri Kaliwadas 01 Adiwerna Tegal Abstrak Banyak guru yang tidak mengembangkan silabus yang berasal dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), banyak guru yang hanya meng-copy/menyalin RPP dari guru lain atau mengunduh dari internet, banyak guru yang tidak melaksanakan pembuatan RPP dengan baik, dan guru kurang kreatif dan kurang inovatif dalam pembuatan RPP. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun RPP melalui supervisi individual dengan pendekatan kolaboratif di SD Negeri Kaliwadas 01 dan mendeskripsikan pelaksanaan supervisi individual dengan pendekatan kolaboratif. Metode pengumpulan data menggunakan observasi dan dokumentasi yang dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Pada kondisi awal guru yang mampu menyusun dokumen RPP dengan kriteria baik hanya 1 orang (11%), pada siklus I guru yang mampu menyusun dokumen RPP dengan kriteria baik menjadi 2 orang atau 22%, pada siklus II guru yang mampu menyusun dokumen RPP dengan kriteria layak menjadi 9 orang atau 10. Disimpulkan bahwa melalui supervisi individual dengan pendekatan kolaboratif dapat meningkatkan kemampuan guru Didaktikum Kata Kunci: Pendekatan Kolaboratif.; Rencana Pelaksanaan Pembelajaran; Supervisi Individual. PENDAHULUAN Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan disebutkan bahwa perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar dan penilaian hasil belajar. Dengan demikian setelah silabus dibuat, maka guru harus menjabarkannya secara lebih teknis ke dalam RPP. Pada Permendiknas nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses dimuat komponen dan prinsip penyusunan RPP. Oleh karena itu pembuatan RPP harus sesuai dengan Standar Proses (Depdiknas, 2007b). Dalam pelaksanaannya, pengembangan silabus dan RPP dapat dilakukan oleh guru secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah, Kelompok Kerja Guru (KKG) dan Dinas Pendidikan. Kenyataan yang terjadi di SDN Kaliwadas 01 ternyata banyak guru yang tidak mengembangkan silabus yang berasal dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), banyak guru yang hanya meng-copy/menyalin RPP dari guru lain atau mengunduh dari internet, banyak guru yang tidak melaksanakan pembuatan RPP dengan baik, dan guru kurang kreatif dan kurang inovatif dalam pembuatan RPP. Dari pengamatan peneliti, hal tersebut tidak lain disebabkan karena:1) guru kurang mendapat pelatihan kurikulum atau pelatihan membuat RPP, 2) guru kurang mengembangkan pengetahuannya melalui seminar atau workshop, 3) rendahnya kemampuan guru 1

2 dalam menerima pelatihan yang sudah dilaksanakan di tingkat KKG dan 4) komitmen guru terhadap tugasnya masih rendah. Pada kondisi awal, peneliti telah melakukan wawancara dan pengamatan terhadap 9 orang guru. Ternyata, rata-rata indikator pencapaian hasil guru membuat semua komponen RPP hanya sebesar 44%. Adapun hasil pengamatan pada kondisi awal terhadap 9 guru tersebut dalam penyusunan RPP adalah sebagai berikut: 1) Pada aspek mencantumkan identitas mata pelajaran ada 9 guru (10); 2) Pada aspek mencantumkan Standar Kompetensi ada 9 guru (10); 3) Pada aspek mencantumkan Kompetensi Dasar ada 5 guru (56%); 4) Pada aspek mengembangkan indikator pencapaian ada 0 guru (); 5) Pada aspek mencantumkan tujuan pembelajaran ada 6 guru (67%); 6) Pada aspek mencantumkan materi ajar ada 3 guru (33%); 7) Pada aspek mencantumkan alokasi waktu ada 0 guru (); 8) Pada aspek mencantumkan metode pembelajaran ada 3 guru (33%); 9) Pada aspek mencantumkan langkah-langkah pembelajaran ada 4 guru (44%); 10) Pada aspek menuliskan sumber belajar secara terinci ada 2 guru (22%); dan 11) Pada aspek mencantumkan penilaian hasil belajar ada 0 guru (). Dalam lingkungan pendidikan, peran guru sangat dibutuhkan dalam meningkatkan prestasi belajar siswa (Riani, Nina, Eko Supraptono, dan Mulyadi, 2016). Dari masalah tersebut, karena guru tidak mempersiapkan perencanaan pembelajaran dengan baik, maka berakibat pembelajaran di kelas kurang berhasil, salah satunya menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa. Oleh karena itu, dirasa perlu adanya tindakan di SDN Kaliwadas 01 untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun RPP sehingga kualitas pendidikan meningkat. Upaya peneliti selaku Kepala Sekolah untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun RPP telah dilakukan melalui berbagai kegiatan dan pelatihan, antara lain melalui pelatihan pada kegiatan KKG tingkat Kecamatan, melalui pendampingan dan menyediakan berbagai panduan. Namun hal tersebut belum menunjukkan adanya peningkatan kemampuan mereka yang memadai khususnya dalam menyusun RPP. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, peneliti melakukan upaya alternatif melalui supervisi individual dengan pendekatan kolaboratif bagi guru dalam menyusun RPP. Kegiatan tersebut dilakukan agar kemampuan guru dalam menyusun RPP meningkat. Bentuk kegiatan supervisi individual dengan pendekatan kolaboratif layak untuk dilakukan mengingat keterbatasan waktu dan biaya yang dikeluarkan. Supervisi individual adalah pelaksanaan supervisi yang diberikan kepada guru tertentu yang mempunyai masalah khusus dan bersifat perorangan (Depdiknas, 2008:22-23). Pendekatan kolaboratif adalah cara pendekatan yang memadukan cara pendekatan direktif dan non-direktif menjadi pendekatan baru. Pada pendekatan ini baik supervisor maupun guru bersama-sama, bersepakat untuk menetapkan struktur, proses percakapan terhadap masalah yang dihadapi guru. (Sahertian dalam Kemdikbud, 2012:13-14) Secara garis besar, langkah-langkah pelaksanaan supervisi individual dengan pendekatan kolaboratif yaitu: mengadakan pengamatan terhadap RPP yang telah dibuat guru; menjelaskan kepada guru tentang menyusun RPP yang lengkap; memberi kesempatan kepada guru untuk mengemukakan kesulitan dalam menyusun RPP dan memberikan jalan keluarnya; melakukan revisi atau perbaikan terhadap RPP yang yang dibuat guru; memberikan bimbingan dengan cara menyajikan, menjelaskan, mendengarkan, memecahkan masalah, dan negosiasi dalam pengembangan RPP yang lengkap; mengisi instrumen penilaian RPP buatan guru; dan membuat rekapitulasi hasil penyusunan RPP buatan guru. Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun RPP melalui supervisi individual dengan pendekatan kolaboratif; 2) Mendeskripsikan pelaksanaan supervisi individual dengan pendekatan kolaboratif untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun RPP. 2 Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas

3 METODE PENELITIAN 1. Subyek Penelitian Lokasi Penelitian Tindakan Sekolah adalah di SDN Kaliwadas 01 Kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal. Penelitian Tindakan Sekolah dilaksanakan pada semester II Tahun Pelajaran 2013/2014, dimulai sejak Januari 2014 s.d. Mei Subjek penelitian ini adalah 9 guru di SDN Kaliwadas 01 dengan 6 guru kelas dan 3 guru mapel. Terdapat dua sumber data dalam Penelitian Tindakan Sekolah ini, yaitu: 1) Sumber data primer yaitu sumber data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumber datanya atau dari 9 sebagai subjek penelitian. Dari sumber data ini diperoleh data primer antara lain: dokumen RPP yang disusun, data hasil pengamatan kemampuan guru menyusun RPP; 2) Sumber data sekunder yaitu sumber data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah ada. Dari sumber data ini diperoleh data sekunder antara lain surat izin penelitian, dokumen kepegawaian guru sebagai subjek penelitian dan dokumen pengumpulan perangkat pembelajaran pada awal semester II Tahun Pelajaran 2013/2014. Untuk memperoleh data-data Penelitian Tindakan Sekolah ini disusun metode pengumpulan data yaitu observasi dan dokumentasi. Observasi dilakukan peneliti dan dibantu oleh teman sejawat atau kolaborator dengan menggunakan alat pengumpulan data berupa instrumen lembar pengamatan untuk mengukur kriteria RPP yang telah dibuat guru sebagai subjek penelitian. Kisi-kisi lembar pengamatan berisi komponen-komponen yang tertera pada format RPP dan harus dibuat guru secara benar dan lengkap. Dalam penelitian ini, dokumentasi digunakan untuk memperoleh data dan dokumen RPP yang telah disusun guru-guru dan foto-foto kegiatan penelitian. Konsep validitas dan reliabilitas instrumen maupun data dalam Penelitian Tindakan Sekolah ini menggunakan jenis validasi practicalvalidity/reliability, artinya sepanjang anggota kelompok penelitian tindakan ini memutuskan bahwa instrumen dinyatakan valid dan reliabel maka dapat digunakan. Untuk meningkatkan validasi, peneliti menggunakan acuan strategi peningkatan validasi yang dikemukakan oleh Lather (dalam Arikunto, 2008:128) yaitu sebagai berikut : 1) Face Validity (validitas muka) Dilakukan dengan cara setiap anggota kelompok penelitian saling mengecek, menilai dan memutuskan validitas instrumen atau data dalam proses kolaborasi; 2) Triangulation (triangulasi). Triangulasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah triangulasi sumber yaitu dengan cara mengecek instrumen/data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber antara lain dari peneliti dan kolaborator. Data dari kedua sumber selanjutnya dideskripsikan dan dikategorikan secara bersama-sama sehingga menghasilkan suatu simpulan bersama; 3) Critical Reflection (refleksi kritis). Dilakukan dengan cara tetap mempertahankan mutu pada setiap siklus penelitian. Mutu refleksi ini berkaitan dengan analisis terhadap pelaksanaan tindakan yang menyangkut kelebihan dan kekurangan yang ditemukan selama siklus penelitian; 4) Catalitcy Validity (validitas pengetahuan). Dilakukan dengan cara meningkatkan pemahaman pengetahuan peneliti sehingga peneliti mampu mendorong adanya perubahan (improvement). Data kuantitatif berupa hasil skor lembar pengamatan terhadap RPP yang dibuat guru. Lembar hasil pengamatan pada setiap indikator pengamatan dihitung jumlah skor perolehan dan dipersentasekan. Hasil skor perolehan lembar pengamatan setiap guru kemudian ditentukan kriterianya. Hasil data kuantitatif selanjutnya dibandingkan untuk setiap siklus penelitian tindakan disesuaikan dengan indikator keberhasilan tindakan yang telah ditetapkan peneliti. Semua hasil analisis data kuantitatif kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan grafik sehingga lebih menarik dan mudah dibaca. Data kualitatif berupa data informasi berbentuk kalimat yang memberi gambaran tentang langkah-langkah yang dilakukan peneliti selama melaksanakan supervisi individu dengan pendekatan kolaboratif. Informasi juga dilakukan untuk memotret aktivitas guru dalam pelaksanaan supervisi. 3

4 Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan (action research) dengan fokus pada upaya mengubah kondisi kenyataan (riil) sekarang ke arah kondisi yang diharapkan (improvement oriented) yaitu dengan mengacu pada model siklus dari Kemmis and Taggart (1991:32) This research is classroom action research carried out by using Kemmis and Taggart cyclical model in four steps, namely: (1) planning, (2) action, (3) observation, and (4) reflection. 2. Prosedur Penelitian Berdasarkan pendapat di atas, maka dalam Penelitian Tindakan Sekolah ini ada empat tahapan pada setiap siklusnya, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi (pengamatan), (4) refleksi. Langkah-langkah Penelitian Tindakan Sekolah mengacu pada teori dari Badan PSDMP dan PMP Kemendiknas (2011:11). Pelaksanaan penelitian tindakan sekolah ini dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus memuat empat tahapan penelitian yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Secara garis besar deskripsi kegiatan Penelitian Tindakan Sekolah ini pada setiap siklus adalah sebagai berikut : a. Siklus I Perencanaan Pada tahap perencanaan, kegiatan yang dilakukan meliputi: 1) Menginformasikan kepada pengawas TK/SDUPTD Dikpora Kec. Adiwerna; 2) Menginventarisir kebutuhan atau masalah yang dihadapi guru sebagai subjek penelitian dalam menyusun RPP; 3) Menentukan materi tentang konsep dasar RPP; 4) Membuat kesepakatan bersama guru-guru mengenai tempat, waktu dan jadwal pelaksanaan kegiatan; 5) Menyusun format lembar pengamatan beserta kisi-kisinya untuk mengukur kriteria RPP yang telah dibuat setiap guru; 6) Mempersiapkan RPP yang dibuat para guru pada kondisi awal. Pelaksanaan Tindakan Tindakan penelitian melalui supervisi individu dengan pendekatan kolaboratif pelaksanaannya dilakukan dalam dua kali pertemuan dengan kegiatan antara lain: 1) Mengumpulkan 9 orang guru selaku subjek penelitian di SDN Kaliwadas 01; 2) Memberikan penjelasan pada para guru mengenai penyusunan RPP yang baik dan lengkap; 3) Memberi contoh menganalisis Standar Isi, SKL, dan SK- KD salah satu mata pelajaran; 4) Menelaah hasil RPP yang dibuat guru pada kondisi awal; 5) Menentukan jadwal pelaksanaan bimbingan intensif secara individu kepada para guru sebagai subjek penelitian; 6) Memberikan tugas kepada guru untuk menyusun RPP untuk dikumpulkan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan; 7) Melakukan diskusi kepada guru atas RPP yang telah dibuat; 8) Melakukan observasi terhadap RPP yang telah dibuat; 9) Menjelaskan kekurangan RPP yang telah dibuat oleh para guru; 10) Memberi kesempatan kepada guru untuk mengemukakan kesulitan dalam menyusun RPP; 11) Memberikan beberapa jalan keluar/ memecahkan masalah yang dihadapi oleh setiap guru; 12) Mengisi instrumen penilaian RPP buatan guru; 13) Membuat rekapitulasi hasil penyusunan RPP buatan guru. Observasi Dibantu teman sejawat, peneliti melakukan observasi terhadap dokumen RPP yang telah dibuat guru dengan menggunakan instrumen lembar observasi serta melakukan terhadap dokumen RPP yang telah dibuat guru. Refleksi Peneliti melakukan analisis hasil tindakan siklus I. Analisis digunakan untuk memperoleh gambaran dan evaluasi yang berkaitan dengan kelebihan dan kekurangan pada tindakan yang telah dilakukan pada siklus I. Melakukan analisis terhadap kelebihan pada siklus I akan tetap dipertahankan sedangkan kekurangan yang dijumpai pada siklus I akan diperbaiki dengan cara merencanakan ulang tindakan pada siklus berikutnya. 4 Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas

5 b. Siklus II Perencanaan Pada tahap perencanaan, kegiatan yang dilakukan meliputi: 1) Menentukan materi berdasarkan pertimbangan hasil analisis dan refleksi dokumen RPP yang telah selesai disusun guru pada Siklus I; 2) Membuat jadwal pelaksanaan supervisi individual dengan pendekatan kolaboratif; 3) Menyusun format lembar pengamatan beserta kisi-kisinya untuk mengukur kriteria RPP yang telah dibuat setiap guru; 4) Menyiapkan contoh RPP yang baik dan benar. Pelaksanaan Pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada siklus II juga dilaksanakan dalam dua kali pertemuan sebagaimana pada siklus I, kegiatan yang dilakukan antara lain: 1) Mengumpulkan 9 orang guru selaku subjek penelitian; 2) Peneliti memberikan apersepsi pemahaman materi tentang penyusunan RPP dan menyampaikan hasil analisis serta refleksi siklus I berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan yang telah dicapai dalam menyusun RPP pada siklus I; 3) Memberikan contoh RPP yang baik dan lengkap; 4) Menentukan jadwal pelaksanaan bimbingan intensif secara individu kepada para guru sebagai subjek penelitian; 5) Memberikan tugas kepada guru untuk memperbaiki RPP yang dihasilkan pada siklus I untuk dikumpulkan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan; 6) Menunjukkan data yang telah dianalisis pada guru yang diobservasi; 7) Melakukan diskusi kepada guru atas RPP yang telah diperbaiki; 8) Melakukan observasi terhadap RPP yang telah dibuat; 9) Menjelaskan kekurangan RPP yang telah dibuat oleh para guru; 10) Memberi kesempatan kepada guru untuk mengemukakan kesulitan dalam menyusun RPP; 11) Memberikan beberapa jalan keluar/ memecahkan masalah yang dihadapi oleh setiap guru; 12) Mengisi instrumen penilaian RPP buatan guru; 13) Membuat rekapitulasi hasil penyusunan RPP buatan guru. Observasi Dibantu teman sejawat, peneliti melakukan observasi terhadap dokumen RPP yang telah dibuat guru dengan menggunakan instrumen lembar observasi serta melakukan terhadap dokumen RPP yang telah dibuat guru. Refleksi Peneliti melakukan analisis hasil tindakan siklus II. Analisis digunakan untuk memperoleh gambaran dan evaluasi yang berkaitan dengan kelebihan dan kekurangan pada tindakan yang telah dilakukan pada siklus I. Hasil analisis siklus II berupa hasil analisis dokumen RPP ternyata telah dapat mencapai semua indikator kinerja penelitian yang telah ditetapkan peneliti. Oleh karena itu, Penelitian Tindakan Sekolah tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian Hasil observasi kemampuan guru dalam menyusun RPP pada setiap siklus penelitian diperoleh data seperti tabel di bawah ini: Tabel 1. Hasil Pengamatan Kemampuan Guru Menyusun RPP Antar Siklus No Indikator Pengamatan Keg. Awal Siklus I Siklus II 1 Mencantumkan identitas mata pelajaran Mencantumkan Standar Kompetensi Mencantumkan Kompetensi Dasar 56% 67% 89% 4 Mengembangkan indikator pencapaian 67% 78% 5 Mencantumkan tujuan pembelajaran 67% 78% 89% 6 Mencantumkan materi ajar 33% 56% 89% 7 Mencantumkan alokasi waktu 56% 89% 8 Mencantumkan metode pembelajaran 33% 44% 78% 5

6 9 Mencantumkan langkah-langkah pembelajaran 44% 78% 89% 10 Menuliskan sumber belajar secara terinci 22% 44% 78% 11 Mencantumkan penilaian hasil belajar 67% 89% Menurut tabel di atas, indikator pengamatan mencantumkan identitas mata pelajaran pada kondisi awal diperoleh skor 9 atau 10 dan pada siklus I dan siklus II memperoleh skor 9 atau 10; indikator pengamatan mencantumkan standar kompetensi pada kondisi awal diperoleh skor 9 atau 10 dan pada siklus I dan siklus II memperoleh skor 9 atau 10; indikator pengamatan mencantumkan Kompetensi Dasar pada kondisi awal diperoleh skor 5 atau 56% dan pada siklus I memperoleh skor 6 atau 67% dan pada siklus II memperoleh skor 8 atau 89%; indikator pengamatan mengembangkan indikator pencapaian pada kondisi awal diperoleh skor 0 atau dan pada siklus I memperoleh skor 6 atau 67% dan pada siklus II memperoleh skor 7 atau 78%; indikator pengamatan mencantumkan tujuan pembelajaran pada kondisi awal diperoleh skor 6 atau 67% dan pada siklus I memperoleh skor 7 atau 78% dan pada siklus II memperoleh skor 8 atau 89%; indikator pengamatan mencantumkan materi ajar pada kondisi awal diperoleh skor 3 atau 33% dan pada siklus I memperoleh skor 5 atau 56% dan pada siklus II memperoleh skor 8 atau 89%; indikator pengamatan mencantumkan alokasi waktu pada kondisi awal diperoleh skor 0 atau dan pada siklus I memperoleh skor 5 atau 56% dan pada siklus II memperoleh skor 8 atau 89%; indikator pengamatan mencantumkan metode pembelajaran pada kondisi awal diperoleh skor 3 atau 33% dan pada siklus I memperoleh skor 4 atau 44% dan pada siklus II memperoleh skor 7 atau 78%; indikator pengamatan mencantumkan langkah-langkah pembelajaran pada kondisi awal diperoleh skor 4 atau 44% dan pada siklus I memperoleh skor 7 atau 78% dan pada siklus II memperoleh skor 8 atau 89%; indikator pengamatan menuliskan sumber belajar secara terinci pada kondisi awal diperoleh skor 2 atau 22% dan pada siklus I memperoleh skor 4 atau 44% dan pada siklus II memperoleh skor 7 atau 78%; indikator pengamatan mencantumkan penilaian hasil belajar pada kondisi awal diperoleh skor 0 atau dan pada siklus I memperoleh skor 6 atau 67% dan pada siklus II memperoleh skor 8 atau 89%. Selanjutnya berdasarkan tabel dan uraian di atas semakin jelas besarnya peningkatan keberhasilan tindakan pada setiap siklusnya seperti gambar pada grafik berikut. 12 H a s i l P e n g a ma t a n K e ma m p u a n G u r u M e n y u s u n R P P A n t a r S i k l u s % 89% 89% 89% 78% 78% 78% 67% 67% 67% 56% 56% 56% 33% 89% 78% 78% 44% 44% 44% 33% 22% 67% 89% Keg. Awal Siklus I Siklus II Grafik 1 Hasil Pengamatan Kemampuan Guru Menyusun RPP Setiap Indikator Tiap Siklus 6 Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas

7 Hasil kelayakan RPP setiap siklus penelitian diperoleh perbandingan seperti tabel di bawah ini: Tabel 2 Hasil Pengamatan Kemampuan Guru Menyusun RPP Antar Siklus No Indikator Nilai Kondisi Awal Siklus I Siklus II 1 Baik 2 Cukup 3 Kurang 1 Orang (11%) 3 Orang (33%) 5 Orang (56%) 2 Orang (22%) 7 Orang (78%) 0 Orang () 9 Orang (10) 0 Orang () 0 Orang () Hasil penelitian berupa pengamatan untuk mengukur kelayakan RPP yang disusun guru dalam kegiatan supervisi individual dengan pendekatan kolaboratif sebagaimana dipaparkan pada tabel di atas, dapat disampaikan bahwa terdapat peningkatan kriteria dokumen RPP yang cukup signifikan. Jika pada kondisi awal, guru yang mampu menyusun RPP masuk kriteria baik hanya 1 orang (11%), pada siklus I guru yang mampu menyusun RPP masuk kriteria baik meningkat menjadi 2 orang (22%). Hal ini berarti kriteria baik dalam menyusun RPP meningkat sebanyak 1 orang (11%) dari kondisi awal ke siklus I. Pada siklus II kriteria baik menjadi 9 orang (10) berarti ada peningkatan sebanyak 7 orang (78%) dari siklus I ke siklus II, dan terdapat peningkatan 8 orang (89%) dari kondisi awal ke siklus II. RPP yang masuk kriteria cukup pada kondisi awal sebanyak 3 orang (33%), pada siklus I menjadi7 orang (78%) dan pada siklus II 0 orang () yang RPP nya cukup. RPP pada kondisi awal yang kriterianya kurang ada 5 orang (56%), pada siklus I, guru yang kriterianya kurang layak ada 0 guru yang RPP nya kurang () dan pada siklus II tidak terdapat orang yang RPP nya kurang. Besarnya peningkatan kualitas dokumen RPP setiap siklusnya sebagaimana diuraikan di atas, dapat digambarkan grafik perbandingan hasil kriteria RPP sebagai berikut: % 10 78% 56% 33% 22% Baik Cukup Kurang Kondisi Awal Siklus I Siklus II Grafik 2 Hasil Kriteria RPP Tiap Siklus 2. Pembahasan Hasil penelitian berupa pengamatan untuk mengukur kualitas RPP yang disusun guru dalam pelaksanaan supervisi individual dengan pendekatan kolaboratif mengalami peningkatan cukup signifikan sejalan dengan meningkatnya kemampuan guru terhadap pemahaman RPP. Jika pada kondisi awal guru yang mampu menyusun dokumen RPP dengan kriteria baik hanya 1 orang (11%), pada siklus I guru yang mampu menyusun dokumen RPP dengan kriteria baik menjadi 2 orang atau 22%, pada siklus II guru yang mampu menyusun dokumen RPP dengan kriteria layak menjadi 9 orang atau 10 sehingga terjadi peningkatan sebanyak 1 orang guru atau 11% guru yang mampu menyusun RPP dengan kriteria baik pada kondisi awal ke siklus I, pada siklus I ke siklus II terjadi peningkatan 7 orang atau 78%guru yang mampu menyusun dokumen RPP dengan kriteria baik, dan 7

8 pada kondisi awal ke siklus II terjadi peningkatan 8 orang atau 89% guru yang mampu menyusun RPP dengan kriteria baik. Sebaliknya, dokumen RPP pada kondisi awal diperoleh data sebanyak 3 orang guru (33%) pada kriteria cukup, pada siklus I diperoleh data sebanyak 7 orang guru (78%) pada kriteria cukup, pada siklus II ada 0 guru atau yang berada pada kriteria cukup dalam penyusunan RPP. Penurunan juga terdapat jumlah dokumen RPP yang berada pada kriteria kurang. Pada kondisi awal terdapat 5 orang guru (56%) yang berada pada kriteria kurang, pada siklus I terdapat 0 orang guru () yang berada pada kriteria kurang, pada siklus II tidak ada guru yang berada pada kriteria kurang. Dengan melihat hasil pengamatan di atas, maka dapat disampaikan bahwa kondisi akhir dari pelaksanaan supervisi individual dengan pendekatan kolaboratif untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun RPP semester II tahun pelajaran 2013/2014 menunjukkan hasil yang melampaui indikator kinerja penelitian yang telah ditetapkan. Peningkatan kemampuan guru dalam menyusun RPP tersebut dipengaruhi dengan meningkatnya pemahaman guru dalam menyusun RPP. Dengan merujuk hasil penelitian di atas, maka hipotesis tindakan yang diajukan pada penelitian ini telah terbukti. Hasil penelitian terkait tindakan peneliti dalam menerapkan supervisi individual dengan pendekatan kolaboratif dalam upaya meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun RPP bagi guru di SDN Kaliwadas 01 ini dapat disampaikan bahwa langkah-langkah pelaksanaan supervisi individual dengan pendekatan kolaboratif yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain: memberikan penjelasan pada para guru mengenai penyusunan RPP yang baik dan lengkap, memberi contoh menganalisis Standar Isi, SKL, dan SK-KD salah satu mata pelajaran, menelaah hasil RPP yang dibuat guru pada kondisi awal, memberikan tugas kepada guru untuk menyusun RPP, melakukan diskusi, menjelaskan kekurangan RPP yang telah dibuat oleh para guru, memberi kesempatan kepada guru untuk mengemukakan kesulitan dalam menyusun RPP, memberikan beberapa jalan keluar/ memecahkan masalah yang dihadapi oleh setiap guru, dan memberikan contoh-contoh RPP yang sudah baik dan benar kepada guru. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Berdasarkan hasil pengamatan yang digunakan untuk mengukur kualitas RPP yang telah disusun guru dalam kegiatan supervisi individual dengan pendekatan kolaboratif penyusunan RPP mengalami peningkatan yang cukup signifikan pada setiap siklus. Pada kondisi awal guru yang mampu menyusun dokumen RPP dengan kriteria baik hanya 1 orang (11%), pada siklus I guru yang mampu menyusun dokumen RPP dengan kriteria baik menjadi 2 orang atau 22%, pada siklus II guru yang mampu menyusun dokumen RPP dengan kriteria layak menjadi 9 orang atau 10 sehingga terjadi peningkatan sebanyak 1 orang guru atau 11% guru yang mampu menyusun RPP dengan kriteria baik pada kondisi awal ke siklus I, pada siklus I ke siklus II terjadi peningkatan 7 orang atau 78%guru yang mampu menyusun dokumen RPP dengan kriteria baik, dan pada kondisi awal ke siklus II terjadi peningkatan 8 orang atau 89% guru yang mampu menyusun RPP dengan kriteria baik. Sebaliknya, dokumen RPP pada kondisi awal diperoleh data sebanyak 3 orang guru (33%) pada kriteria cukup, pada siklus I diperoleh data sebanyak 7 orang guru (78%) pada kriteria cukup, pada siklus II ada 0 guru atau yang berada pada kriteria cukup dalam penyusunan RPP. Sehingga disimpulkan bahwa melalui supervisi individual dengan pendekatan kolaboratif dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun RPP di SDN Kaliwadas 01. Langkah-langkah pelaksanaan supervisi individual dengan pendekatan kolaboratif pada setiap siklusnya secara garis besar yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain: memberikan penjelasan pada para guru mengenai penyusunan RPP yang baik dan lengkap, memberi contoh menganalisis 8 Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas

9 Standar Isi, SKL, dan SK-KD salah satu mata pelajaran, menelaah hasil RPP yang dibuat guru pada kondisi awal, memberikan tugas kepada guru untuk menyusun RPP, melakukan diskusi, menjelaskan kekurangan RPP yang telah dibuat oleh para guru, memberi kesempatan kepada guru untuk mengemukakan kesulitan dalam menyusun RPP, memberikan beberapa jalan keluar/ memecahkan masalah yang dihadapi oleh setiap guru, dan memberikan contoh-contoh RPP yang sudah baik dan benar kepada guru. DAFTAR PUSTAKA Badan PSDMP dan PMP, Kementerian Pendidikan Nasional, 2011, Penelitian Tindakan Sekolah, Materi Pelatihan Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah, Jakarta, Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan diakses 4 Maret 2014 Kemdikbud Supervisi Akademik. Jakarta: Pusbangtendik Badan PSDMP dan PMP. Kemmis S & Mc. Taggart R, 1991, The Action Rearch Reader, Deakin University Press, Australia Peraturan Pemerintah No.74 Tahun 2008 tentang Guru, Jakarta, Depdiknas Permendiknas RI No.41 Tahun 2007 tentang Standar Proses, Jakarta, Depdiknas Riani, Nina, Eko Supraptono, dan Mulyadi. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TAKE AND GIVE DALAM MATERI AJAR MEDIA KOMUNIKASI DATA JARINGAN. Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Volume 6(1):

Nur Isnaini Taufik Pengawas SMA/SMK Dinas Pendidikan Kab. Ogan Komering Ulu Prov. Sumatera Selatan

Nur Isnaini Taufik Pengawas SMA/SMK Dinas Pendidikan Kab. Ogan Komering Ulu Prov. Sumatera Selatan PENGGUNAAN SUPERVISI INDIVIDUAL PENDEKATAN KOLABORATIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU MATEMATIKA DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SMA Nur Isnaini Taufik Pengawas SMA/SMK Dinas Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian dengan menggunakan teknik dan alat tertentu. Metode penelitian adalah suatu cara untuk

Lebih terperinci

12 Media Bina Ilmiah ISSN No

12 Media Bina Ilmiah ISSN No 12 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MATEMATIKA DALAM MENYUSUN RPP BERBASIS PAIKEM MELALUI WORKSHOP PADA SMP BINAAN KOTA MATARAM SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Panjang Selatan Kecamatan Panjang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Panjang Selatan Kecamatan Panjang 14 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Panjang Selatan Kecamatan Panjang Bandar Lampung. Alasan menggunakan lokasi atau tempat ini yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pengertian Metode dan Penelitian Metode adalah cara atau prosedur yang digunakan untuk menganalisa suatu masalah dalam penelitian (Ratna, 2004:34). Kualitas penelitian tergantung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Pelaksanaan penelitian ini adalah di SDN Sadangsari, yang berlokasi di Dusun Ranjeng Desa Ranjeng Kecamatan Cisitu Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN Candiwulan, UPT Kecamatan Adimulyo, Kabupaten Kebumen, tepatnya di jalan

Lebih terperinci

HJ. BAIQ SUMIATI. Pengawas SD Dinas Pendidikan Kota Mataram

HJ. BAIQ SUMIATI. Pengawas SD Dinas Pendidikan Kota Mataram UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU-GURU SEKOLAH DASAR DALAM MELAKSANAKAN PROSES PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SUPERVISI KOLABORATIF DI SEKOLAH BINAAN HJ. BAIQ SUMIATI Pengawas SD Dinas Pendidikan Kota

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Pesawahan kecamatan Teluk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Pesawahan kecamatan Teluk 1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Pesawahan kecamatan Teluk Betung Selatan Bandar Lampung. Alasan menggunakan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR MELALUI SUPERVISI AKADEMIK. Elly Indriati

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR MELALUI SUPERVISI AKADEMIK. Elly Indriati Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR SD Negeri Pesarean 01 Adiwerna Tegal Abstrak Penelitian tindakan kelas ini di latarbelakangi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau classroom action research. PTK adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian secara umum diartikan sebagai cara ilmiah untuk memperoleh data dengan tujuan tertentu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

10 Media Bina Ilmiah ISSN No

10 Media Bina Ilmiah ISSN No 10 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENETAPKAN KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) MELALUI WORKSHOP DI SD NEGERI 31 AMPENAN Oleh: Sri Banun Kepala SD Negeri 31 Ampenan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berupa kegiatan bersiklus yang terdiri dari perencanaan, tindakan &

BAB III METODE PENELITIAN. berupa kegiatan bersiklus yang terdiri dari perencanaan, tindakan & BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). Di dalam penelitian ini dilakukan tindakan berupa kegiatan bersiklus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting dan Karakteristik Subjek Penelitian Pada bagian ini akan diuraikan mengenai seting tempat, seting waktu, dan karakteristik subjek penelitian. Seting tempat akan membahas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD N Jenengan 3 Sawit Boyolali. Penelitian ini dilaksanakan khususnya di kelas IV SD N Jenengan 3 Sawit

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Mangkuyudan No.2. Lokasi sekolah berada di jalan Samanhudi No.32 Kelurahan Purwosari,

Lebih terperinci

12 Media Bina Ilmiah ISSN No

12 Media Bina Ilmiah ISSN No 12 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) BERBASIS PAIKEM MELALUI WORKSHOP PADA SD BINAAN KOTA MATARAM Oleh: I Nyoman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Ngurensiti 02 Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati pada semester I Tahun 2011/2012. Subyek

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN 57 BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian yang dilaksanakan merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang mengacu kepada tindakan guru ketika melaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan kuantitatif. Hal ini dikarenakan dalam penelitian, peneliti membuat deskripsi

BAB III METODE PENELITIAN. dan kuantitatif. Hal ini dikarenakan dalam penelitian, peneliti membuat deskripsi BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Hal ini dikarenakan dalam penelitian, peneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat dan waktu penelitian mencakup kondisi sekolah dan kondisi kelas secara khusus yang digunakan untuk penelitian serta jangka waktu pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian pada upaya

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian pada upaya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian pada upaya pemecahan masalah atau perbaikan yang dirancang menggunakan metode penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri Sondakan No. 11 Surakarta tahun ajaran 2015/2016 yang beralamatkan di Jl.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tahap-tahap

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tahap-tahap 16 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tahap-tahap penelitian mengikuti yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart (dalam Riyanto,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini termasuk dalam jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang mengacu pada tindakan-tindakan yang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Penelitian...

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENJAGA KEUTUHAN NKRI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW. Parjimin

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENJAGA KEUTUHAN NKRI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW. Parjimin Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 2, April 2016 ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENJAGA KEUTUHAN NKRI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW SD Negeri 01 Kebonsari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kelas(classroom Action Research) yaitu suatu bentuk penelitian yang dilakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kelas(classroom Action Research) yaitu suatu bentuk penelitian yang dilakukan 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas(classroom Action Research) yaitu suatu bentuk penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. empat komponen, yaitu perencanaan (plan), tindakan (action), observasi, terkait. Siklus PTK dapat digambarkan sebagai berikut;

III. METODE PENELITIAN. empat komponen, yaitu perencanaan (plan), tindakan (action), observasi, terkait. Siklus PTK dapat digambarkan sebagai berikut; III. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Dan Prosedur Penelitian. Dalam penelitian ini akan digunakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Robin Mc Taggart yang terdiri

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. evaluasi dan refleksi (Aqip, 2006) seperti gambar berikut.

BAB III METODE PENELITIAN. evaluasi dan refleksi (Aqip, 2006) seperti gambar berikut. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari 2 siklus, dimana setiap siklus dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas dapat didefinisikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tindakan kelas (classroom action research), yang dilakukan dengan tujuan

BAB III METODE PENELITIAN. tindakan kelas (classroom action research), yang dilakukan dengan tujuan 17 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research), yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Tamanwinangun yang beralamat di Jalan Bocor Nomor 54, Kelurahan Tamanwinangun,

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Setono No.95 Kecamatan Laweyan Kota Surakarta pada kelas II tahun ajaran 2015/2016 dengan

Lebih terperinci

Penerapan Pendekatan Supervisi Kolaboratif..Hj. Baiq Harwini 74

Penerapan Pendekatan Supervisi Kolaboratif..Hj. Baiq Harwini 74 PENERAPAN PENDEKATAN SUPERVISI KOLABORATIF DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PROSES PEMBELAJARAN GURU-GURU SMP NEGERI 6 MATARAM ABSTRAK HJ. BAIQ HARWINI Kepala SMP Negeri 6 Mataram Yang melatarbelakangi penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research),

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research), BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas.

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Sebagaimana halnya penelitian yang lain, banyak metode yang digunakan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode Penelitian Tindakan Sekolah (PTS).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN Langgenharjo 02 Kecamatan Juwana Kabupaten Pati pada semester I (gasal) tahun pelajaran 2013/2014.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terkendali untuk menemukan dan memecahkan masalah pembelajaran di kelas.

BAB III METODE PENELITIAN. terkendali untuk menemukan dan memecahkan masalah pembelajaran di kelas. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan dan menggunakan desain penilitian tindakan kelas (classroom action research),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SD Negeri 04 Ngringo. SD Negeri 04 Ngringo ini berlokasi di jalan Cempaka

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang berusaha menerapkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). PTK dilakukan berdasar

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). PTK dilakukan berdasar 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang akan dilaksanakan merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). PTK dilakukan berdasar dari adanya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah PTK kolaborasi. Yaitu penerapan penelitian tindakan di dalam dunia pendidikan terutama di kelas yang memposisikan guru sebagai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) dengan penekanan terhadap perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas tentang metode penelitian, pendekatan penelitian, desain penelitian, lokasi penelitian, waktu penelitian, subjek penelitian, prosedur penelitian, analisis

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Seting Penelitian 1. Tempat Penelitian Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada Sekolah Dasar Negeri 3 Jatibaru Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

64 Media Bina Ilmiah ISSN No

64 Media Bina Ilmiah ISSN No 64 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU SMA NEGERI 3 MATARAM DALAM MENGANALISIS KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) MELALUI BIMBINGAN INDIVIDU Oleh: H. Muhammad Jauhari Kepala

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di SMA Negeri 7 Surakarta, yang terdiri dari 30 kelas, yakni kelas X MIPA berjumlah 5 dan X IPS berjumlah 5 kelas, kelas XI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis Penelitian yang dilaksanakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR) yang dilakukan secara kolaboratif, artinya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 52 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Kutosari yang terletak di tengah pusat Kota Kebumen, tepatnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 44 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 4 Tamanwinangun, Kelurahan Tamanwinangun, Kecamatan Kebumen, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang memfokuskan pada proses belajar di kelas. Peserta didik menjadi subjek

BAB III METODE PENELITIAN. yang memfokuskan pada proses belajar di kelas. Peserta didik menjadi subjek BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Penelitian Tindakan Kelas Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang memfokuskan pada proses belajar di kelas. Peserta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau CAR (Classroom Action Research) yaitu penelitian yang pada hakikatnya merupakan rangkaian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Berdasarkan permasalahan yang dijelaskan sebelumnya, maka metode penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian mencakup kondisi sekolah dan kondisi kelas secara khusus yang digunakan sebagai tempat penelitian, sedangkan waktu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 16 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Subjek, Tempat Dan Waktu Penelitian 3.1.1. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas 6 semester genap SD Negeri Jolosekti UPT Disdikpora Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan guru di kelasnya sendiri dengan cara merencanakan, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri Bendar Kabupaten Pati. Letak desa Bendar berada di pesisir

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (classroom action BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Tindakan Kelas Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang bersifat reflektif dan kolaboratif. Prosedur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas 5 SD Negeri Banioro, Unit Pelaksana Teknis Dinas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian di SMA Batik 1 Surakarta, berlokasi di Jl. Slamet Riyadi 445 Surakarta. Penelitian dilaksanakan pada semester genap kelas X IPS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1. Tempat Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Kedungwaru yang beralamat di Desa Kedungwaru, Kecamatan Karangsambung,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Gunungkuning Kecamatan Sindang Kabupaten Majalengka. Adapun alasan

BAB III METODE PENELITIAN. Gunungkuning Kecamatan Sindang Kabupaten Majalengka. Adapun alasan 37 BAB III METODE PENELITIAN A Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SDN Gunungkuning Desa Gunungkuning Kecamatan Sindang Kabupaten Majalengka. Adapun

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN 35 BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yaitu sebuah kegiatan penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan pada kegiatan pembelajaran matematika untuk meningkatkan mutu

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan pada kegiatan pembelajaran matematika untuk meningkatkan mutu BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan yang bertujuan menekankan pada kegiatan pembelajaran matematika untuk meningkatkan mutu proses

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis Penelitian yang dilaksanakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK adalah suatu bentuk penelitian yang dilaksanakan oleh guru untuk memecahkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Penelitian ini dilakukan di SDN Rongga Kecamatan Cihampelas Kabupaten Bandung Barat. SD ini memiliki kondisi kelas cukup baik dengan lingkungan sekolah berada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan oleh peneliti secara langsung. Adapun pendapat yang dikemukakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Giling Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang. Adapun faktor penghambat

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 2, Mei 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN SD Negeri 02 Kebonsari, Karangdadap, Kabupaten

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR SD Negeri Purbasana

Lebih terperinci

B. Disain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja: 2008)

B. Disain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja: 2008) BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang dilakukan oleh peneliti secara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Pendekatan Penelitian ini dimaksudkan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran yang sudah dilakukan dan dilaksanakan oleh guru serta mengatasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penilitian Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) Suharsimi Arikunto (2012: 3) mengatakan bahwa penelitian tindakan kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan penulis adalah menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar (2008)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan ini termasuk Penelitian Tindakan Kelas, yang dapat dilakukan oleh guru atau pengajar sebagai pengelola program pendidikan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas berjudul Penerapan Pendekatan Kontekstual dengan Media Konkret dalam Peningkatan Pembelajaran Bangun

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang berusaha menerapkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dimaksudkan sebagai suatu kajian, refleksi diri, serta tindakan terhadap proses pembelajaran IPA untuk meningkatkan hasil belajar siswa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang memiliki peran sangat penting dalam meningkatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) kolaborasi. Kasihani Kasbolah E. S (1998: 15) menyatakan bahwa penelitian

Lebih terperinci

PENGESAHAN LEMBAR PERSEMBAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK..

PENGESAHAN LEMBAR PERSEMBAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK.. DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSEMBAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK.. i KATA PENGANTAR ii UCAPAN TERIMA KASIH.. iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL.. ix DAFTAR GAMBAR.. x DAFTAR DIAGRAM xi DAFTAR LAMPIRAN..

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas atau yang lebih dikenal dengan classroom action

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas atau yang lebih dikenal dengan classroom action 74 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian tindakan kelas atau yang lebih dikenal dengan classroom action research merupakan suatu bentuk kegiatan refleksi diri yang dilakukan oleh para

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Menurut Kemmis (1988) Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (classroom action research). Menurut Kemmis. pengalaman mereka dapat diakses oleh orang lain.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (classroom action research). Menurut Kemmis. pengalaman mereka dapat diakses oleh orang lain. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah yang diungkapkan dalam penelitian ini, maka jenis penelitian yang cocok dan relevan adalah penelitian tindakan kelas (classroom

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Juni 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Juni 2012. BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Negeri Depok yang beralamat di Jalan Babarsari, Depok, Sleman, Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) adalah 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) adalah metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Penelitian Tindakan Kelas merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan kuantitatif (statistic). Pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action research). PTK adalah sebuah penelitian yang dilakukan oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian yang akan dilaksanakan dengan mempergunakan tindakan kelas (PTK) dalam mengambangkan green behavior melalui kegiatan farming and gardening di Sekolah Dasar pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Penelitian 3.3.1 Setting Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SDN Banaran, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Batang. Dipilihnya kelas tersebut sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 48 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Bentuk Penelitian 1. Metode Penelitian Metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan. Dalam penelitian ini peneliti mengharapkan gambaran kondisi

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan metode penelitian, disain penelitian, lokasi penelitian, subjek penelitian, waktu penelitian, instrumen penelitian, prosedur penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas atau PTK.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas atau PTK. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas atau PTK. Menurut Arikunto (2008 : 58), penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving untuk Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tindakan kelas (PTK), artinya penelitian ini berbasis pada masalah di kelas

BAB III METODE PENELITIAN. Tindakan kelas (PTK), artinya penelitian ini berbasis pada masalah di kelas BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penilitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan kelas (PTK), artinya penelitian ini berbasis pada masalah di kelas tersebut. Penelitian

Lebih terperinci