SUPERVISI AKADEMIK DAPAT MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU MELAKSANAKAN PROSES PEMBELAJARAN. Oleh Zainuddin*

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SUPERVISI AKADEMIK DAPAT MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU MELAKSANAKAN PROSES PEMBELAJARAN. Oleh Zainuddin*"

Transkripsi

1 212 SUPERVISI AKADEMIK DAPAT MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU MELAKSANAKAN PROSES PEMBELAJARAN Oleh Zainuddin* Abstrak Supervisi akademik berpengaruh kepada kegiatan membantu guru dalam mengembangkan pembelajaran baik dalam menyusun perencanaan, melaksanakan dan melakukan penilaian pembelajaran serta melakukan tindak lanjut hasil penilaian berupa pembimbingan siswa, baik dilakukan melalui kunjungan kelas, bimbingan individu dan kelompok guru sebagai sebuah tanggung jawab dalam mencapai keberhasilan pembelajaran di sekolah. Pelaksanaan supervisi akademik yang baik akan menghasilkan output yang baik pula. Pembelajaran yang dilaksanakan dengan baik akan berdampak pada peningkatan prestasi peserta didik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui upaya meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran kelas dan untuk mengetahui Supervisi Akademik yang dilakukan kepala sekolah kepada guru dapat meningkatkan kualitas pembelajaran kelas pada SD Negeri 28 Peusangan Kabupaten Bireuen. Adapun tehnik dalam penelitian ini adalah melaksanakan kunjungan kelas, memberikan saran perbaikan baik dalam merencanakan, melakanakan, dan mengevaluasi pembelajaran dengan pendekatan persuasif, kemampuan guru di sekolah dapat ditingkatkan dan memperoleh hasil yang sangat memuaskan. Penelitian Tindakan ini dilaksanakan di SD Negeri 28 Peusangan terhadap 10 orang guru SD Negeri 28 Peusangan Kabupaten Bireuen dengan merencanakan, melaksanakan, observasi dan refleksi terhadap kemampuan guru dalam pembelajaran diperoleh hasil yaitu: yaitu (Pra Siklus) ; tidak ada guru dengan katagori Sangat Baik, 1 orang Baik, 7 orang Cukup, dan 2 orang Kurang baik. (Siklus 1) ; 5 guru berada pada kagori Baik, dan 5 orang Cukup, (Siklus 2) ; 3 orang guru Sangat Baik, 6 orang guru Baik, 1 orang Cukup dan tidak ada lagi guru yang berada pada katagori Kurang Baik. Kata Kunci : Supervisi Akademik, Meningkatkan, Kompetensi Guru. PENDAHULUAN Supervisi Akademik merupakan salah satu dimensi kompetensi Kepala Sekolah sesuai dengan Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah, dimensi kompetensi supervisi. Supervisi yang harus dilakukan Kepala Sekolah adalah supervisi akademik, yaitu serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi pencapaian tujuan pembelajaran. Supervisi akademik berpengaruh kepada kegiatan membantu guru dalam mengembangkan pembelajaran baik dalam hal membuat perencanaan, melaksanakan dan melakukan penilaian pembelajaran serta melakukan tindak lanjut hasil penilaian berupa pembimbingan siswa, baik dilakukan melalui kunjungan kelas, bimbingan individu dan kelompok guru sebagai sebuah bertanggung jawab dalam mencapai keberhasilan pembelajaran di sekolah. Pelaksanaan supervisi akademik yang baik akan menghasilkan output yang baik pula. Pembelajaran yang dilaksanakan dengan baik akan berdampak pada peningkatan prestasi siswa. Di SD Negeri 28 Peusangan Kabupaten Bireuen yang memiliki sasaran supervisi sebanyak 10 orang guru, kenyataan menunjukkan bahwa berbagai kekurangan guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan evaluasi pembelajaran, dari 10 orang guru yang sudah disupervisi ternyata 85 % diantaranya, guru-guru memiliki kelemahan dan kekurangannya, guru-guru merasa takut, segan, gundah dan merasa tidak nyaman

2 213 mengajar ketika pertama kali dilaksanakan supervisi oleh kepala sekolah, bahkan ketika program ini disosialisasi, para guru ini terkejut mendengar akan ada supervisi akademik dilakukan. Sebagai Kepala Sekolah dengan tanggung jawab tertentu dapat merobah kesan takut, segan, gundah dan merasa tidak nyaman mengajar secara perlahan-lahan dapat berobah menjadi butuh kepada supervisi akademik yang dilakukan secara berkelanjutan serta melakukan berbagai perbaikan dalam merencanakan, melaksanakan pembelajaran, dan melaksanakan evaluasi pembelajaran di kelas, serta melaksanakan tindak lanjut hasil evaluasi berupa upaya peningkatakan hasil pembelajaran baik dalam hal perbaikan dan pengayaan. Supervisi akademik telah memperoleh hasil yang memuaskan guru, aktifitas belajar menjadi hidup dan berkembang, peran serta siswa meningkat, proses pembelajaran menjadi lebih menarik, terjadi perbaikan yang signifikan dalam meningkatkan aktifitas siswa, pengembangan pembelajaran dalam hal ekplorasi, elaborasi dan komfirmasi belajar siswa dapat lebih meningkat. Dari 10 orang guru yang disupervisi selama semester terakhir aktifitas pembelajaran yang dilaksanakan guru di kelas dapat meningkat hanya 6 s/d 7 orang guru dengan perkembangan sedikit lambat, 3 s/d 4 orang lainnya dapat meningkatkan proses pembelajaran yang sesuai harapan. Program supervisi ini telah menumbuhkan kepercayaan diri guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas, sehingga ditentukan sebagai suatu pembinaan yang terus menerus, dengan tindakan Supervisi Akademik Dapat Meningkatkan Kompetensi Guru Melaksanakan Proses Pembelajaran. Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana meningkatkan kompetensi guru dalam melaksanakan pembelajaran kelas pada SD Negeri 28 Peusangan Kabupaten Bireuen. 2. Apakah melalui Supervisi Akademik yang dilakukan kepala sekolah dapat meningkatkan kompetensi guru dalam melaksanakan pembelajaran kelas di SD Negeri 28 Peusangan Kabupaten Bireuen. Sesuai dengan permasalahan yang dijabarkan di atas, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah: 1. Untuk mengetahui upaya meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran kelas pada SD Negeri 28 Peusangan Kabupaten Bireuen. 2. Untuk mengetahui Supervisi Akademik yang dilakukan kepala sekolah dapat meningkatkan kompetensi guru dalam melaksanakan pembelajaran kelas pada SD Negeri 28 Peusangan Kabupaten Bireuen. TINJAUAN PUSTAKA Supervisi Akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. (Daresh,1989,Glickman,et al;2007). Untuk melaksanakan supervisi akademik secara efektif diperlukan ketrampilan Konjanual, interpersonal dan teknikal (Glickman, at al; 2007). oleh sebab itu, setiap kepala sekolah harus memiliki dan menguasai konsep supervisi akademik yang meliputi: - Pengertian; - Tujuan dan fungsi; - Prinsip-prinsip; dan - Dimesi-dimensi substansi supervisi Dengan demikian berarti esensi supervisi akademik itu bukan menilai kinerja guru dalam mengelola proses pembelajaran, melainkan membantu guru mengembangkan kemampuan profesionalismenya. Namun demikian, supervisi akademik tidak terlepas dari penilaian unjuk kerja guru dalam mengelola pembelajaran. Sergiovanni (1987) menegaskan bahwa : Refleksi praktis penilaian kinerja guru dalam supervisi akademik adalah melihat kondisi nyata kinerja guru dalam mengelola proses pembelajaran sebagai suatu proses pemberian estimasi mutu kerja guru, yang merupakan bagian integral dari serangkaian kegiatan supervisi akademik. Agar supervisi akademik dapat membantu guru mengembangkan kemampuannya, maka untuk pelaksanaannya terlebih dahulu perlu diadakan penilaian kemampuan guru, sehingga bisa ditetapkan

3 Zainuddin, Supervisi Akademik dapat Meningkatkan Kompetensi Guru 214 aspek yg perlu dikembangkan dan cara mengembangkannya. Kompetensi supervisi akademik intinya adalah membina guru dalam meningkatkan mutu proses pembelajaran. Sasaran supervisi akademik adalah guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, yang terdiri dari materi pokok dalam proses pembelajaran, penyusunan silabus dan RPP, pemilihan strategi/metode/teknik pembelajaran, penggunaan media dan teknologi informasi dalam pembelajaran. Jadi supervisi Akademik merupakan upaya seorang kepala sekolah dalam pembinaan guru agar dapat meningkatkan kualitas mengajarnya dengan langkah-langkah perencanaan, ketrampilan dan penampilan mengajar yang nyata serta mengadakan perubahan dengan cara yang rasional dalam usaha meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam konteks profesi pendidikan, khususnya profesi mengajar, mutu pembelajaran merupakan refleksi dari kemampuan profesional guru. Karena itu, supervisi Akademik berhubungan langsung dengan peningkatan kemampuan profesional guru yang berdampak terhadap peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran. Pembelajaran dimaksud adalah dimulai dari perencanaan, melaksanakan proses pembelajaran di kelas, melaksanakan evaluasi, dan tindak lanjut hasil evaluasi, serta melakukan pembinaan/pembimbingan siswa dalam kegiatan perbaikan dan pengayaan, perbaikan bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar dan pengayaan bagi siswa yang mengalami kemajuan dalam belajar. A. Sasaran Supervisi Akademik Proses pembelajaran siswa mempunyai tujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran. Proses pembelajaran dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti: guru, peserta didik, kurikulum, alat dan buku-buku pelajaran, serta kondisi lingkungan sosial dan fisik sekolah. Dalam konteks ini, guru merupakan faktor yang paling dominan. Karena itu, supervisi akademik menaruh perhatian utama pada upaya-upaya yang bersifat memberikan kesempatan kepada guruguru untuk berkembang secara profesional, sehingga mereka lebih mampu dalam melaksanakan tugas pokoknya, yaitu melaksanakan dan meningkatkan proses dan hasil pembelajaran yang direfleksikan dalam kemampuan-kemampuan, antara lain: (1) Kemampuan merencanakan kegiatan pembelajaran; (2) Kemampuan melaksanakan kegiatan pembelajaran; (3) Kemampuan menilai proses dan hasil pembelajaran; (4) Kemampuan memanfaatkan hasil penilaian bagi peningkatan layanan pembelajaran; (5) Kemampuan memberikan umpan balik secara tepat, teratur, dan terus-menerus kepada peserta didik; (6) Kemampuan melayani peserta didik yang mengalami kesulitan belajar; (7) Kemampuan menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan; (8) Kemampuan mengembangkan dan memanfaatkan alat bantu dan media pembelajaran; (9) Kemampuan memanfaatkan sumber-sumber belajar yang tersedia; (10) Kemampuan mengembangkan interaksi pembelajaran (strategi, metode, dan teknik) yang tepat; dan (11) Kemampuan melakukan penelitian praktis bagi perbaikan pembelajaran. a. Menjadikan kepala sekolah dan guru sebagai professional learners. Sasaran lain dari supervisi akademik adalah menjadikan kepala sekolah dan guru sebagai professional learners, yaitu para profesional yang menciptakan budaya belajar dan mereka mau belajar terus menyempurnakan pekerjaannya. Budaya ini memungkinkan terjadinya peluang imarasi dari bawah (bottom-up in Maration) dalam proses pembelajaran. Pemberdayaan akuntabilitas profesional guru hanya akan berkembang apabila didukung oleh penciptaan budaya sekolah sebagai organisasi belajar. Istilah organisasi belajar dimaksudkan sebagai suatu organisasi di mana para anggotanya menunjukkan kepekaan terhadap masalah-masalah yang dihadapi dan berupaya untuk mengatasi masalah tersebut tanpa desakan atau perintah dari pihak luar. Kepala sekolah dan guru tidak hanya bekerja menunaikan tugas dan kewajiban yang dibebankan kepadanya, melainkan pula memiliki sikap untuk selalu meningkatkan mutu pekerjaannya, dan oleh karenanya mereka terus belajar untuk mempelajari cara-cara yang paling baik. Mereka dapat dikelompokkan sebagai professional learners.

4 215 b. Membina kepala sekolah dan guru-guru untuk memiliki kemampuan manajemen sumber daya pendidikan. Kemampuan manajemen sumber daya pendidikan meliputi kemampuan dalam pengadaan, penggunaan/pemanfaatan, dan merawat/memelihara. Hal ini disebabkan karena aspek yang akan mendukung pemberdayaan akuntabilitas profesional guru adalah tersedianya sumber daya pendidikan untuk mendukung produktivitas sekolah, khususnya mendukung proses pembelajaran yang bermutu. Alat peraga, alat pelajaran, fasilitas laboratorium, perpustakaan, dan sejenisnya sangat diperlukan bagi terwujudnya proses pembelajaran yang bermutu. Sumber daya pendidikan seperti itu memungkinkan peserta didik terlibat secara aktif melalui bervariasinya kegiatan pembelajaran yang lebih kaya. C. Tehnik Tehnik Supervisi Akademik Satu di antara tugas kepala sekolah adalah melaksanakan supervisi Untuk melaksanakan supervisi akademik secara efektif diperlukan ketrampilan konjanual, interpersonal dan tehnical (Glick Man.at al : 2007). Teknik supervisi ada dua macam: 1. Teknik individual adalah adalah pelaksanaan supervisi perseorangan terhadap guru. 2. Teknik supervisi kelompok adalah satu cara melaksanakan program supervisi yang ditunjukkan pada dua orang atau lebih. Supervisi kelas dilaksanakan atas dasar keyakinan sebagai berikut: Teknik supervisi individual ada lima macam: a. Kunjungan kelas. b. Observasi kelas. c. Pertemuan individual. d. Kunjungan antar kelas. e. Menilai diri sendiri. Teknik supervisi kelompok menurut Gwynn (1961) ada 13 macam: a. Kepanitiaan-kepanitiaan. b. Kerja kelompok. c. Laboratorium dan kurikulum. d. Membaca terpimpin. e. Demonstrasi pembelajaran. f. darmawisata. g. Kuliah/studi. h. Diskusi panel. i. Perpustakaan. j. Organisasi professional. k. Bulletin supervisi. l. Pertemuan guru D. Peran dan Perilaku Supervisor Peran Supervisor Pembinaan profesional dilakukan karena satu alasan, yaitu memberdayakan akuntabilitas profesional guru yang pada gilirannya meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran. Untuk maksud tersebut, para supervisor hendaknya melakukan peranan sebagai berikut: 1) Peneliti. Seorang supervisor dituntut untuk mengenal dan memahami masalahmasalah pengajaran. Karena itu ia perlu mengidentifikasi masalah-masalah pengajaran dan mempelajari faktor-faktor atau sebab-sebab yang mempengaruhinya. 2) Konsultan atau Penasihat. Seorang supervisor hendaknya dapat membantu guru untuk melakukan cara-cara yang lebih baik dalam mengelola proses pembelajaran. Oleh sebab itu, para pengawas hendaknya selalu mengikuti perkembangan masalah-masalah dan gagasan-gagasan pendidikan dan pengajaran mutakhir. Ia dituntut untuk banyak membaca dan menghadiri pertemuan-pertemuan profesional, sehingga ia memiliki kesempatan untuk saling tukar informasi tentang masalahmasalah pendidikan dan pengajaran yang relevan, yaitu gagasan-gagasan baru mengenai teori dan praktik pengajaran. 3) Fasilitator. Seorang supervisor harus mengusahakan agar sumber-sumber profesional, baik materi seperti buku dan alat pelajaran maupun sumber manusia yaitu narasumber mudah diperoleh guruguru. Dengan perkataan lain, hendaknya supervisor dapat menyediakan kemudahan-kemudahan bagi guru dalam melaksanakan tugas profesionalnya. 4) Motivator. Seorang supervisor hendaknya membangkitkan dan memelihara kegairahan kerja guru untuk mencapai prestasi kerja yang semakin baik. Guruguru didorong untuk mempraktikkan gagasan-gagasan baru yang dianggap baik bagi penyempurnaan proses pembelajaran, bekerjasama dengan guru (individu atau kelompok) untuk mewujudkan perubahan

5 Zainuddin, Supervisi Akademik dapat Meningkatkan Kompetensi Guru 216 yang dikehendaki, merangsang lahirnya ide baru, dan menyediakan rangsangan yang memungkinkan usaha-usaha pembaruan dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. 5) Pelopor Pembaharuan. Para supervisor jangan merasa puas dengan cara-cara dan hasil yang sudah dicapai. Pengawas harus memiliki prakarsa untuk melakukan perbaikan, agar guru pun melakukan hal serupa. Ia tidak boleh membiarkan guru mengalami kejenuhan dalam pekerjaannya, karena mengajar adalah pekerjaan dinamis. Guru-guru perlu dibantu untuk menguasai kecakapan baru, untuk itu para supervisor harus menyusun program latihan dan pengembangan dengan cara merencanakan pertemuan atau penataran sesuai dengan kebutuhan setempat. Supervisi sebagai pembinaan profesional guru diwujudkan dalam perilaku para supervisor sebagai pembina. Perilaku Supervisor Perilaku supervisor tergantung pada pemahamannya mengenai tujuan pembinaan profesional. Jika dianalisis, tingkat kualitas perilaku pembinaan berwujud: (1) memperhatikan, (2) mengerti atau memahami, (3) membantu dan membimbing, (4) memupuk evaluasi diri bagi perbaikan dan pengembangan. (5) memupuk kepercayaan diri, dan (6) memupuk, mendorong bagi pengembangan inisiatif, kreativitas, dan pertumbuhan diri secara profesional. Supervisor diharapkan memiliki perilaku pembinaan profesionalnya pada tingkat tertinggi. Secara rinci ciri supervisor yang baik adalah (1) Baik hati, (2) Murah hati, (3) Mendengarkan Anda, (4) Menyemangati Anda, (5) Mempercayai Anda, (6) Menjaga kepercayaan diri, (7) Memberi kesempatan untuk memahami, (8) Membantu Anda, (9) Mendengar dan memperhatikan pendapat guru, (10) Menyampaikan hasil kerja guru, (11) Tidak gampang menyerah, (12) Membuat guru merasa pintar, (13) Mengganggap mitra, (14) Menyatakan kebenaran, (15) Memaafkan. E. Hipotesis Tindakan Sesuai dengan permasalahan yang telah diangkat untuk penelitian tindakan sekolah ini, dalam judul penelitian ini sebagaimana telah disebutkan yaitu Melalui Supervisi Akademik Dapat Meningkatkan Kemampuan Melaksanakan Pembelajaran Kelas di SD Negeri 28 Peusangan Kabupaten Bireuen. Maka rumusan hipotesis tindakan yaitu Melalui Supervisi Akademik dapat meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran di SD Negeri 28 Peusangan Kabupaten Bireuen. METODE PENELITIAN Untuk memudahkan dan memperoleh hasil penelitian, maka perlu dirancang dengan tindakan siklus secara berulang sebanyak dua kali (siklus 1 dan 2), siklus ini dengan prosedure perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Siklus : 1. Perencanaan a. Dialog dengan guru tentang rencana supervisi b. Membuat tahapan kegiatan supervisi c. Menentukan subjek yang akan menjadi sasaran supervisi d. Menentukan jadwal supervisi e. Diskusi dan pertemuan awal menyangkut rencana supervisi f. Merencanakan tehnik supervisi g. Menyusun instrumen dalam kegiatan supervisi h. Menentukan pelaksanaan supervisi 2. Pelaksanaan. a. Melaksanakan dan memeriksa RPP guru. b. Guru melaksanakan PBM. c. Guru melaksanakan evaluasi d. Guru melaksanakan pembimbingan siswa. e. Melaksanakan tindak lanjut hasil evaluasi. f. Mengadakan kunjungan kelas dan melihat pembelajaran guru di kelas g. Melaksanakan kunjungan kelas. h. Mengisi format dan instrumen supervisi akademik di kelas.. i. Pengamatan/Observasi j. Mengamati pembelajaran guru di kelas. k. Melakukan supervisi akademikdi kelas.

6 217 l. Mengisi format dan instrumen supervisi akademik di kelas.. m. Mengobservasi guru dalam pembelajaran di kelas. n. Mengamati kegiatan pembelajaran di kelas. o. Menilai hasil pembelajaran (PBM) di kelas. 4. Refleksi a. Menilai hasil pembelajaran yang dilaksanakan guru di kelas. b. Mencatat hasil pelaksanaan pembelajaran guru di kelas. c. Memberikan masukan dari hasil pelaksanaan pembelajaran. d. Memperbaiki dengan saran perbaikan kepada guru. HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Hasil Siklus I Dalam melaksanakan proses supervisi akademik, terdapat empat tahap kegiatan agar dapat berjalan lancar, yaitu: (1) Tahap Perencanaan, (2) Tahap Tindakan, (3) Tahap observasi dan (4) Tahap Refleksi. a. Tahap Perencanaan Pada tahap perencanaan peneliti menyiapkan dan menentukan metode serta pendekatan yang akan digunakan dalam kegiatan supervisi Beberapa kriteria dan teknik perencanaan supervisi akademik antara lain: (1) Mengadakan pertemuan dengan guru dalam suasana yang menyenangkan, tidak mengancam dan menakut-nakuti; (2) Memberitahukan bahwa apa yang harus dan diamati selama pelajaran berlangsung dan bagaimana mencatat hasil observasi sesuai dengan instrument yang sebelumnya sudah dibagikan kepada guru. (3) Peneliti (Supervisor) menjelaskan pengalaman penampilan guru untuk melihat indikator atau aspek-aspek keterampilan yang akan diperbaiki atau disempurnakan, sesuai dengan lembar penilaian pelaksanaan pembelajaran. b. Tahap Tindakan Tindakan yang dilakukan oleh peneliti, adalah mengamati kegiatan proses pembelajaran di dalam kelas yang meliputi : kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup, dengan mempedomani aspek-aspek yang diamati pada instrumen penilaian pelaksanaan pembelajaran. Hasil dari pelaksanaan proses pembelajaran, hasil pengamatan sesudah supervisi dari siklus I, yaitu dari guru yang berjumlah 10 orang yang di amati didapatkan hasil seperti berikut: a. Guru yang telah dapat dikategorikan baik dalam proses pembelajaran berjumlah orang 5 orang atau 50%. b. Guru yang belum berhasil dengan baik atau masih pada posisi cukup dalam melaksanakan proses pembelajaran berjumlah 5 orang atau 50%. c. Tahap Observasi Pada pelaksanaan observasi, menemukan 5 orang guru yang sudah memiliki rata-rata 50% yang dikatagorikan baik dalam kegiatan proses pembelajaran. Sedangkan jumlah guru yang belum dapat mengajar dengan baik berjumlah 5 orang dan memiliki rata-rata nilai 50% termasuk dalam katagori cukup. Tahap pelaksanaan merupakan kegiatan lapangan supervisor dengan mengadakan kunjungan/observasi tentang apa yang akan disupervisi sesuai dengan rencana program. Fungsi utama observasi adalah berusaha menangkap apa yang terjadi selama pembelajaran berlangsung secara lengkap, agar supervisor dan guru dapat secara tepat mengingat kembali pembelajaran atau bagian dari pembelajaran. Tujuan tahapan ini mengadakan analisis secara objektif terhadap situasi nyata pembelajaran yang berlangsung. Untuk mencatat atau merekam kemampuan mengajar guru dan atau situasi pembelajaran yang akan diobservasi, dapat digunakan berbagai format atau instrumen penilaian pelaksanaan pembelajaran. Skor/dari indicator-indikator yang sudah diamati dan sudah diberikan skor masing-masing disimpan dengan baik akan sangat bermanfaat untuk dijadikan data dalam analisis dan komentar kemudian. Kepala sekolah dan sebagai peneliti perlu melatih diri agar memiliki kepekaan terhadap indikator-indikator yang menunjukkan sikap, perilaku dan proses yang produktif sesuai dengan tuntutan situasi kegiatan tertentu. Hal-hal yang harus diperhatikan pada tahap observasi ini adalah: 1. Kelengkapan Catatan

7 Zainuddin, Supervisi Akademik dapat Meningkatkan Kompetensi Guru 218 Peneliti mencatat sebanyak mungkin kejadian-kejadian selama pembelajaran berlangsung. Hasil pencatatan merupakan bukti-bukti bagi guru dan supervisor untuk dikemukakan pada waktu menganalisis apa yang telah terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Semakin spesifik yang digambarkan, semakin berarti analisis peneliti. 2. Fokus Karena tidak mungkin untuk mencatat segala sesuatu yang terjadi dalam kelas, maka supervisor harus memiliki aspek-aspek keterampilan yang akan dicatat. Hal ini sebaiknya dilakukan dengan persetujuan guru sebelumnya yaitu di dalam pertemuan pendahuluan, yang sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya diwujudkan dalam bentuk semacam kontrak. Misalnya dalam suatu pelajaran tertentu adalah baik untuk memfokuskan observasi tersebut pada reaksi siswa terhadap pernyataan guru, atau pada penyebaran pertanyaan, dan sebagainya. 3. Menyesuaikan Observasi dengan Periode Perkembangan Mengajar Guru Observasi mungkin harus menjadi lebih selektif bila praktik atau latihan mengajar guru berkembang. Jika perhatian lebih terfokus pada aspek-aspek yang guru inginkan untuk lebih diperhatikan misalnya guru mempunyai kesulitan mengadakan model dalam pelajaran maka hal tersebut merupakan sesuatu yang perlu difokuskan dalam observasi. 4. Mencatat Komentar Walaupun proses mencatat harus seobjektif mungkin, peneliti mencatat komentar-komentarnya agar tidak terlupakan. Cara terbaik untuk melakukan hal ini adalah dengan memisahkan komentar dari catatan tentang proses pengajaran. Catatan ini ditempatkan pada tepi format observasi atau dengan menggunakan tanda kurung. d. Tahab Refleksi Pada kegiatan refleksi yang dilakukan peneliti adalah: setelah kegiatan proses pembelajaran selesai, maka guru diberi kesempatan untuk mengungkapkan hambatanhambatan yang dihadapi dalam proses pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru. Peneliti medengarkan hambatan-hambatan guru tersebut dan peneliti melakukan refleksi dengan kemudian memberikan saran-saran yang harus dilaksanakan berupa rencana tindakan yang harus dilaksanakan oleh guru pada proses pemantauan atau observasi berikutnya. Rencana tindakan tersebut adalah: a. Guru yang belum membuat atau belum menyelesaikan perangkat mengajarnya hendaknya dapat menyusun RPP yang sesuai dengan kegiatan proses pembelajaran yang akan dilakukan. Guru menggunakan perangkat pengajaran dalam menyampaikan materi di kelas dengan sungguh-sungguh selama proses pembelajaran berlangsung. b. Peneliti memberi bimbingan langsung kepada guru yang bersangkutan untuk memecahkan masalah yang ditemukan pada saat supervisi kelas. c. Mengadakan bimbingan kelompok dalam kesempatan pertemuan dalam MGMP sekolah atau sejenisnya. d. Memberikan kesempatan kepada guru untuk mencobakan alternatif pemecahan yang terpilih. e. Berkunjung ke kelas lain (pembelajaran guru lain) untuk mengambil pengalamanpengalaman pembelajaran yang bermanfaat untuk dirinya. Deskripsi Hasil Siklus 2 1. Pada perencanaan tindakan, peneliti melakukan kegiatan persiapan yaitu : 1. Mereview RPP yang telah dibuat oleh guru untuk kegiatan proses pembelajaran di kelas.selanjutnya. 2. Memperlihatkan instrumen hasil penilaian pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus pertama, agar guru tersebut dapat memperhatikan kelemahan/ indikator aspek yang perlu ditingkatkan lagi dalam pelaksanaan proses pembelajaran selanjutnya pada siklus yang ke dua. 3. Mempersiapkan instrumen baru dalam pelaksanaan pengamatan pada siklus ke dua. 2. Tahap Tindakan Tindakan yang dilakukan oleh peneliti, adalah mengamati kegiatan proses pembelajaran di dalam kelas yang meliputi: kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup, hingga aspek kepribadian rasa percaya diri, penampilan dan pakaian. Pada siklus 2 dari jumlah guru yang berjumlah 5 orang yang belum berhasil dengan

8 219 baik masih katagori cukup sudah dapat meningkatkan kemampuannya: ada peningkatan kemampuan guru dengan nilai Amat Baik 30%, Baik 60%, dan hanya 10% guru berada pada katagori cukup. 3. Tahap Observasi Pada pelaksanaan observasi yang dilakukan oleh peneliti, didapat hal-hal sebagai berikut: a. Guru telah melakukan kegiatan seperti yang diharuskan, antara lain menyusun RPP yang sesuai yang akan dilaksanakan di dalam proses pembelajaran. b. Guru telah memiliki kemampuan yang baik dadlam melaksanakan PMB di kelas. c. Peneliti telah memberi bimbingan langsung kepada guru yang bersangkutan untuk memecahkan masalah yang ditemukan pada saat supervisi d. Beberapa guru telah mencobakan alternatif pemecahan masalah dalam prose pembelajaran. e. Beberapa guru telah berkunjung ke kelas lain (pembelajaran guru lain) untuk mengambil pengalaman-pengalaman pembelajaran yang bermanfaat untuk dirinya. 4. Tahap Refleksi Pada kegiatan refleksi yang dilakukan adalah: pengamatan sesudah proses pembelajaran selesai, guru diberi kesempatan untuk mengungkapkan pengalaman perbaikan proses pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru. Kemudian peneliti mendengarkan pengalaman tersebut dan peneliti melakukan refleksi, kemudian memberikan saran masukan dan konfirmasi serta tindakan yang harus dilaksanakan oleh guru pada proses pembelajaran berikutnya. HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah dilakukan bimbingan yang intensif disertai dengan supervisi akademik kepada guru, maka terjadi kenaikan jumlah guru yang dapat dikategorikan baik, hal ini menunjukkan bahwa pelaksanaan supervisi akademik dan bimbingan intensif terhadap proses pembelajaran sangat berpengaruh positif pada hasil peningkatan proses pembelajaran. Hal tersebut dapat terjadi karena guru dalam melaksanakan tugas pokoknya ketika melaksanakan proses pembelajaran tetap berpedoman pada perangkat yang telah dipersiapkan. Untuk memudahkan para guru menguasai penyusunan perangkat pembelajaran sesuai dengan jadwal yang ditentukan yakni begitu dimulainya pelaksanaan proses belajar mengajar, maka perangkat pembelajarannya harus sudah siap. KESIMPULAN 1. Berdasarkan hasil Suprevisi Akademik yang dilaksanakan dalam pembelajaran terjadinya peningkatan kemampuan guru dalam proses pembelajaran yaitu (Pra Siklus) ; tidak ada guru dengan katagori Sangat Baik, 1 orang Baik, 7 orang Cukup, dan 2 orang Kurang. (Siklus 1) ; 5 guru berada pada kagori Baik, dan 5 orang Cukup, (Siklus 2) ; 3 orang guru Sangat Baik, 6 orang guru Baik, 1 orang Cukup dan tidak ada lagi guru yang berada pada katagori Kurang. 2. Supervisi Akademik yang dilakukan kepala sekolah kepada guru dapat meningkatkan kualitas pembelajaran kelas pada SD Negeri 28 Peusangan Kabupaten Bireuen. DAFTAR PUSTAKA Ali, Muhammad Metode Penelitian Kependidikan. Jakarta : Rineka Cipta. Hasibuan, Malayu SP Organisasi dan Motivasi. Jakarta : Bumi Aksara. Mulyasa, E Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya. Pidarta, Made Pemikiran tentang Supervisi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. Purwanto, M. Ngalim Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sahertian, Piet A. dan Ida Aleida Sahertian, Supervisi pendidikan dalam rangka inservice Education. Jakarta : Rineka Cipta. Tim Pelatih Proyek PGSM Classroom Action Research. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Guru Sekolah Menengah, Jakarta.

Pelaksanaan Supervisi Akademik Untuk. Menerapkan Metode Pembelajaran di SD Negeri Neuhen Kabupaten Aceh Besar Tahun Pelajaran 2014/2015

Pelaksanaan Supervisi Akademik Untuk. Menerapkan Metode Pembelajaran di SD Negeri Neuhen Kabupaten Aceh Besar Tahun Pelajaran 2014/2015 Pelaksanaan Supervisi Akademik Untuk Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Menerapkan Metode Pembelajaran di SD Negeri Neuhen Kabupaten Aceh Besar Tahun Pelajaran 2014/2015 Oleh: Drs. Amiruddin. A 9 Abstrak

Lebih terperinci

Variasi : Majalah Ilmiah Universitas Almuslim, Volume 9, Nomor 3, September 2017 ISSN :

Variasi : Majalah Ilmiah Universitas Almuslim, Volume 9, Nomor 3, September 2017 ISSN : 9-14 UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU KELAS V DALAM PEMBELAJARAN BERPUSAT KOOPERATIF MELALUI SUPERVISI KLINIS DI SD NEGERI 13 LANGSA TAHUN PELAJARAN 2015-2016 Jasimah Sekolah Dasar Negeri 13 Langsa Diterima

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL Artikel yang berjudul Implementasi Kompetensi Supervisi Akademik Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri Kabupaten Banggai Kepulauan Oleh Ida Roswita R. Sapukal Pembimbing I Pembimbing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Khoerudin, 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Khoerudin, 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan suatu usaha menciptakan manusia yang mampu berinovasi dengan mengembangkan potensi dalam dirinya. Selain itu, pendidikan juga meningkatkan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 51 B. TUJUAN 51 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 52 D. UNSUR YANG TERLIBAT 52 E. REFERENSI 52 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 53

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 51 B. TUJUAN 51 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 52 D. UNSUR YANG TERLIBAT 52 E. REFERENSI 52 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 53 DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 51 B. TUJUAN 51 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 52 D. UNSUR YANG TERLIBAT 52 E. REFERENSI 52 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 53 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 54 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA. Salah satu unsur penting yang paling menentukan dalam meningkatkan kualitas

II. KAJIAN PUSTAKA. Salah satu unsur penting yang paling menentukan dalam meningkatkan kualitas II. KAJIAN PUSTAKA A. Supervisi Salah satu unsur penting yang paling menentukan dalam meningkatkan kualitas pendidikan adalah tenaga pendidik. Tenaga pendidik (guru) dituntut untuk mampu melaksanakan tugas

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI SD YAYASAN MUTIARA GAMBUT

MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI SD YAYASAN MUTIARA GAMBUT MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI SD YAYASAN MUTIARA GAMBUT Anifa Alfia Nur Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP Abstract Tugas akhir ini bertujuan untuk mendapat gambaran tentang tingkat kompetensi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Supervisi Akademik Kepala Sekolah Menurut UU No 13 tahun 2007 tentang standar kepala sekolah bahwa kepala sekolah harus memiliki kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pendidikan, supervisi mengandung arti yang luas namun intinya sama

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pendidikan, supervisi mengandung arti yang luas namun intinya sama BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Supervisi Akademik 1. Hakekat Supervisi Akademik Supervisi merupakan suatu bagian yang penting dalam pendidikan, supervisi mengandung arti yang luas namun intinya sama

Lebih terperinci

PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU (PENYUSUNAN RPP) MELALUI SUPERVISI AKADEMIK

PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU (PENYUSUNAN RPP) MELALUI SUPERVISI AKADEMIK PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU (PENYUSUNAN RPP) MELALUI SUPERVISI AKADEMIK Endah Yanuarti SMK Muhammadiyah Tepus e-mail: endahyanuarti22@yahoo.co.id Abstrak Penelitian Tindakan Sekolah ini merupakan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR MELALUI SUPERVISI AKADEMIK. Elly Indriati

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR MELALUI SUPERVISI AKADEMIK. Elly Indriati Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR SD Negeri Pesarean 01 Adiwerna Tegal Abstrak Penelitian tindakan kelas ini di latarbelakangi

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU MELALUI SUPERVISI AKADEMIK TEKNIK INDIVIDUAL CONFERENCE

PENINGKATAN KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU MELALUI SUPERVISI AKADEMIK TEKNIK INDIVIDUAL CONFERENCE PENINGKATAN KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU MELALUI SUPERVISI AKADEMIK TEKNIK INDIVIDUAL CONFERENCE (IC) OLEH PENGAWAS SEKOLAH DI SMK KOSGORO 2 NGANTANG KABUPATEN MALANG Mochamad Mudjiono Cabang Dinas Pendidikan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 51 B. TUJUAN 51 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 52 D. UNSUR YANG TERLIBAT 52 E. REFERENSI 52 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 52

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 51 B. TUJUAN 51 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 52 D. UNSUR YANG TERLIBAT 52 E. REFERENSI 52 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 52 ` DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 51 B. TUJUAN 51 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 52 D. UNSUR YANG TERLIBAT 52 E. REFERENSI 52 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 52 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 54 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR

Lebih terperinci

Kata Kunci = kompetensi pedagogik, perencanaan pembelajaran, dan supervisi akademik

Kata Kunci = kompetensi pedagogik, perencanaan pembelajaran, dan supervisi akademik PENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU NON PNS DALAM PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DI SD NEGERI CABEAN 2 SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Al Munawar

Lebih terperinci

TEKNIK SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN DAN PROFESIONALISME GURU SD 3 DAN 10 KESIMAN DENPASAR Oleh Ni Nengah Widyani 1

TEKNIK SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN DAN PROFESIONALISME GURU SD 3 DAN 10 KESIMAN DENPASAR Oleh Ni Nengah Widyani 1 TEKNIK SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN DAN PROFESIONALISME GURU SD 3 DAN 10 KESIMAN DENPASAR Oleh Ni Nengah Widyani 1 Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah

Lebih terperinci

e-issn: p-issn: Upaya Meningkatkan Kompetensi Guru Kelas dalam Proses Pembelajaran Melalui Supervisi Akademik di SDN 9 Cakranegara

e-issn: p-issn: Upaya Meningkatkan Kompetensi Guru Kelas dalam Proses Pembelajaran Melalui Supervisi Akademik di SDN 9 Cakranegara e-issn: 2442-7667 p-issn: 1412-6087 Upaya Meningkatkan Kompetensi Guru Kelas dalam Proses Pembelajaran Melalui Supervisi Akademik di SDN 9 Cakranegara Desak Putu Sudiarti Kepala SD Negeri 9 Cakranegara

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUALITAS RPP TEMATIK MELALUI SUPERVISI AKADEMIK GURU KELAS SMPLB/C PADA SEKOLAH BINAAN DI KOTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KUALITAS RPP TEMATIK MELALUI SUPERVISI AKADEMIK GURU KELAS SMPLB/C PADA SEKOLAH BINAAN DI KOTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 JRR Tahun 2, No. 2, Desember 214 6979 PENINGKATAN KUALITAS RPP TEMATIK MELALUI SUPERVISI AKADEMIK GURU KELAS SMPLB/C PADA SEKOLAH BINAAN DI KOTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 21/214 Oleh: Abdullah Abdullahsiraj96@yahoo.co.id

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) MELALUI SUPERVISI AKADEMIK

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) MELALUI SUPERVISI AKADEMIK PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) MELALUI SUPERVISI AKADEMIK Muhammad Ali Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Pinang Sori Kabupaten Tapanuli Tengah Abstrak Berdasarkan

Lebih terperinci

Supervisi Administrasi Untuk Meningkatkan Kinerja Guru Dalam Menyusun Perangkat Pembelajaran. Sri Winarni

Supervisi Administrasi Untuk Meningkatkan Kinerja Guru Dalam Menyusun Perangkat Pembelajaran. Sri Winarni Supervisi Administrasi Untuk Meningkatkan Kinerja Guru Dalam Menyusun Perangkat Pembelajaran Sri Winarni Guru SDN 1 Pandean Email: sri.winarni@gmail.com Tersedia Online di http://www.jurnal.unublitar.ac.id/

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Supervisi Akademik Supervisi berasal dari kata super, artinya lebih atau di atas, dan vision artinya melihat atau meninjau (Iskandar & Mukhtar, 2009). Secara etimologis

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU SD NEGERI 49 CAKRANEGARA

OPTIMALISASI PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU SD NEGERI 49 CAKRANEGARA ABSTRAK OPTIMALISASI PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU SD NEGERI 49 CAKRANEGARA HARUN Kepala SD Negeri 49 Cakranegara Supervisi akademik adalah merupakan salah satu cara

Lebih terperinci

Penerapan Pendekatan Supervisi Kolaboratif..Hj. Baiq Harwini 74

Penerapan Pendekatan Supervisi Kolaboratif..Hj. Baiq Harwini 74 PENERAPAN PENDEKATAN SUPERVISI KOLABORATIF DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PROSES PEMBELAJARAN GURU-GURU SMP NEGERI 6 MATARAM ABSTRAK HJ. BAIQ HARWINI Kepala SMP Negeri 6 Mataram Yang melatarbelakangi penelitian

Lebih terperinci

mengganggu situasi pembelajaran. Perekaman

mengganggu situasi pembelajaran. Perekaman di kelas. Dengan demikian jelas bahwa tujuan supervisi adalah untuk meningkatkan kualitas mengajar guru di kelas dan pada gilirannya untuk meningkatkan kualitas belajar siswa. Dalam upaya mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Efektivitas sebuah sekolah untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Efektivitas sebuah sekolah untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Efektivitas sebuah sekolah untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas sangat ditentukan oleh kinerja dari semua unsur yang terlibat dalam proses pelaksanaan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 14 B. TUJUAN 14 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 14 D. UNSUR YANG TERLIBAT 14 E. REFERENSI 15 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 15

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 14 B. TUJUAN 14 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 14 D. UNSUR YANG TERLIBAT 14 E. REFERENSI 15 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 15 DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 14 B. TUJUAN 14 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 14 D. UNSUR YANG TERLIBAT 14 E. REFERENSI 15 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 15 G. URAIAN PROSEDUR KEGIATAN 18 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam proses pendidikan, pengawasan atau supervisi merupakan bagian tidak terpisahkan dalam upaya peningkatan prestasi belajar dan mutu sekolah. Sahertian

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SUPERVISI AKADEMIK DI SMP

IMPLEMENTASI SUPERVISI AKADEMIK DI SMP IMPLEMENTASI SUPERVISI AKADEMIK DI SMP Erlina Indrawati (SMPN 14 Kabupaten Bengkulu Selatan), Manap Somantri (Prodi MAP FKIP Unib), dan Osa Juarsa (Prodi MAP FKIP Unib) e-mail: erlinaindrawathie@gmail.com

Lebih terperinci

Kemampuan Guru dalam Menyusun Tes Hasil Belajar melalui Workshop di SD Negeri Lamteubee

Kemampuan Guru dalam Menyusun Tes Hasil Belajar melalui Workshop di SD Negeri Lamteubee Kemampuan Guru dalam Menyusun Tes Hasil Belajar melalui Workshop di SD Negeri Lamteubee Nazaruddin SD Negeri Lamteubee nazaruddinsd@gmail.com ABSTRAK Upaya Meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun tes

Lebih terperinci

PERSEPSI GURU TENTANG PROSES PELAKSANAAN SUPERVISI PEMBELAJARAN OLEH KEPALA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI KELOMPOK BISNIS MANAJEMEN DI KOTA PADANG

PERSEPSI GURU TENTANG PROSES PELAKSANAAN SUPERVISI PEMBELAJARAN OLEH KEPALA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI KELOMPOK BISNIS MANAJEMEN DI KOTA PADANG PERSEPSI GURU TENTANG PROSES PELAKSANAAN SUPERVISI PEMBELAJARAN OLEH KEPALA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI KELOMPOK BISNIS MANAJEMEN DI KOTA PADANG Rezy Marsellina Jurusan Administrasi Pendidikan FIP

Lebih terperinci

DIDAKTIKA PGRI, 1, (2), 2015, 109

DIDAKTIKA PGRI, 1, (2), 2015, 109 DIDAKTIKA PGRI, 1, (2), 2015, 109 MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN TEMATIK MELALUI SUPERVISI KLINIS BAGI GURU KELAS I, DAN I SD NEGERI KARANGTURI KECAMATAN LASEM Teguh Riyanto

Lebih terperinci

Kata Kunci: Pelaksanaan supervisi akademik pengawas, perencanaan,pemantauan, penilaian, dan pembinaan dan pembimbingan Pengawas.

Kata Kunci: Pelaksanaan supervisi akademik pengawas, perencanaan,pemantauan, penilaian, dan pembinaan dan pembimbingan Pengawas. ANALISIS PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS PADA SMA NEGERI 1 WATAMPONE Muhammad Subaer SMA Negeri 1 Watampone Kabupaten Bone subaermuhammad@yahoo.com Abstrak MUHAMMAD SUBAER. 2015. Analisis Pelaksanaan

Lebih terperinci

Penerapan Supevisi Akademik Model Kunjungan Kelas untuk Meningkatkan Kinerja Guru dalam Proses Belajar Mengajar

Penerapan Supevisi Akademik Model Kunjungan Kelas untuk Meningkatkan Kinerja Guru dalam Proses Belajar Mengajar Penerapan Supevisi Akademik Model Kunjungan Kelas untuk Meningkatkan Kinerja Guru dalam Proses Belajar Mengajar Ninik Utami () SDN Sanankulon, Kabupaten Blitar, Email: ninikutami7@gmail.com ABSTRAK Kinerja

Lebih terperinci

DIDAKTIKA PGRI, 2, (2), 2016, 309

DIDAKTIKA PGRI, 2, (2), 2016, 309 DIDAKTIKA PGRI, 2, (2), 2016, 309 PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN IPS DENGAN METODE JIGSAW MELALUI SUPERVISI AKADEMIK BERKELANJUTAN BAGI GURU KELAS TINGGI SD BINAAN 04 KECAMATAN PANCUR

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. tiga sub bab pokok bahasa, yaitu kesimpulan, Implikasi dan saran.

BAB VI KESIMPULAN. tiga sub bab pokok bahasa, yaitu kesimpulan, Implikasi dan saran. 175 BAB VI KESIMPULAN Bab ini merupakan bab terakhir atau bab penutup. Pada bab ini memuat tiga sub bab pokok bahasa, yaitu kesimpulan, Implikasi dan saran. A. Kesimpulan Berdasarkan fokus penelitian,

Lebih terperinci

Kata Kunci : Supervisi Akademik, Kompetensi Guru Dalam Mengelola KBM, PAIKEM

Kata Kunci : Supervisi Akademik, Kompetensi Guru Dalam Mengelola KBM, PAIKEM PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DALAM MENGELOLA KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR BERBASIS PAIKEM DI SD NEGERI 2 GROBOGAN, KECAMATAN GROBOGAN, KABUPATEN GROBOGAN SEMESTER I TAHUN

Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu Opi Pradita, Mestawaty, As, dan Sarjan N. Husain Mahasiswa

Lebih terperinci

Osnal 20. Kata Kunci: Supervisi Bersahabat, Kualitas Pembelajaran. Pengawas SD Kabupaten Situbondo

Osnal 20. Kata Kunci: Supervisi Bersahabat, Kualitas Pembelajaran. Pengawas SD Kabupaten Situbondo MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN GURU KELAS 6 MELALUI SUPERVISI KELAS BERSAHABAT DI GUGUS I KECAMATAN SUMBERMALANG KABUPATEN SITUBONDO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Osnal 20 Abstrak. Upaya meningkatkan kualitas

Lebih terperinci

PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS KEPALA SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN KINERJA GURU DALAM MENGELOLA PEMBELAJARAN PADA SMA NEGERI 2 SAMBAS

PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS KEPALA SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN KINERJA GURU DALAM MENGELOLA PEMBELAJARAN PADA SMA NEGERI 2 SAMBAS Jurnal Visi Ilmu Pendidikan halaman 711 PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS KEPALA SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN KINERJA GURU DALAM MENGELOLA PEMBELAJARAN PADA SMA NEGERI 2 SAMBAS Oleh Lili Ng Chui Mi 1 Abstrak

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Mata Pelajaran PAI, terhadap

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Mata Pelajaran PAI, terhadap BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Mata Pelajaran PAI, terhadap Prestasi Siswa di SMPN se Kabupaten Tulungagung. Temuan dari penelitian menunjukkan bahwa terdapat

Lebih terperinci

SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Berdasarkan Permendiknas 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses)

SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Berdasarkan Permendiknas 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses) SILABUS DAN (Berdasarkan Permendiknas 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses) Disunting dan dikembangkan oleh Pirdaus Widyaiswara LPMP Sumsel Perencanaan Proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Supervisi Kepala Sekolah 2.1.1 Pengertian Supervisi Kepala Sekolah Supervisi adalah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah

Lebih terperinci

ISSN No Media Bina Ilmiah 1

ISSN No Media Bina Ilmiah 1 ISSN No. 1978-3787 Media Bina Ilmiah 1 PENERAPAN PENDEKATAN SUPERVISI KOLABORATIF DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU BK DALAM MELAKSANAKAN KONSELING INDIVIDU DI SMP BINAAN MATARAM Oleh : Hj. Baiq Sumiati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kepala Sekolah mempunyai peran dan fungsi yang menjamin mutu

BAB I PENDAHULUAN. Kepala Sekolah mempunyai peran dan fungsi yang menjamin mutu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepala Sekolah mempunyai peran dan fungsi yang menjamin mutu satuan pendidikan. Peran kepala sekolah dalam jabatan strategis di dunia pendidikan adalah sebagai

Lebih terperinci

SITI ARFAH, S.Pd 1 ABSTRAK

SITI ARFAH, S.Pd 1 ABSTRAK 131 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI PESAWAT SEDERHANA DENGAN MENERAPKAN METODE DEMONTRASI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 5 SIMEULU TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SITI ARFAH, S.Pd 1 Oleh: ABSTRAK

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KINERJA GURU BAHASA INDONESIA DALAM PEMBELAJARAN MELALUI LESSON STUDY PADA SMA. Oleh Basyiruddin*

MENINGKATKAN KINERJA GURU BAHASA INDONESIA DALAM PEMBELAJARAN MELALUI LESSON STUDY PADA SMA. Oleh Basyiruddin* Jurnal Serambi Ilmu, Edisi September 2017 Volume 29 Nomor 2 112 MENINGKATKAN KINERJA GURU BAHASA INDONESIA DALAM PEMBELAJARAN MELALUI LESSON STUDY PADA SMA Oleh Basyiruddin* Email: zainuddinpayacut@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Terdahulu, (g) Kerangka Pemikiran, dan (h) Sistematika Pembahasan.

BAB I PENDAHULUAN. Terdahulu, (g) Kerangka Pemikiran, dan (h) Sistematika Pembahasan. BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi (a) Latar Belakang Masalah, (b) Fokus Penelitian, (c) Tujuan Penelitian, (d) Kegunaan Penelitian, (e) Definisi Operasional, (f) Penelitian Terdahulu, (g) Kerangka Pemikiran,

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGAJAR GURU MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK

IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGAJAR GURU MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGAJAR GURU MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK Slamet Riyadi Madrasah Aliyah Negeri, Rejotangan Kabupaten Tulungagung email: man_ta_1@yahoo.co.id

Lebih terperinci

PENENTUAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR OLEH: ANNISA RATNA SARI, M.S.ED

PENENTUAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR OLEH: ANNISA RATNA SARI, M.S.ED PENENTUAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR OLEH: ANNISA RATNA SARI, M.S.ED PENGEMBANGAN KBM Menurut BSNP: Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan

Lebih terperinci

BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol. 4 No 2 September 2017 ISSN (p) (e)

BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol. 4 No 2 September 2017 ISSN (p) (e) PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM MENYUSUN RPP SDN KALAPADUA KECAMATAN CIBOGO KABUPATEN SUBANG TAHUN 2017 UJEN JAENUDIN, S.Pd.SD NIP. 196302021984101004 ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul merupakan aset yang paling berharga

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul merupakan aset yang paling berharga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul merupakan aset yang paling berharga bagi setiap Negara. Indonesia yang memiliki jumlah penduduk terbanyak ke-3 di dunia, memiliki

Lebih terperinci

pelatihan, bantuan teknis dan lain-lain sesuai apa yang dilaporkan BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

pelatihan, bantuan teknis dan lain-lain sesuai apa yang dilaporkan BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA pelatihan, bantuan teknis dan lain-lain sesuai apa yang dilaporkan BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA C. Keterbatasan Penelitian Adapun keterbatasan pada waktu penelitian yang dirasakan oleh peneliti dalam

Lebih terperinci

MINDAMORA SITUMORANG Guru SD Negeri Muliorejo

MINDAMORA SITUMORANG Guru SD Negeri Muliorejo UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DI KELAS V SD NEGERI 106146 MULIOREJO MINDAMORA SITUMORANG Guru SD Negeri 106146 Muliorejo

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research memiliki

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research memiliki 31 BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research memiliki

Lebih terperinci

PELAKSANAAN SUPERVISI AKEDEMIK OLEH KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN PROFESIONAL GURU PADA SMP NEGERI 1 SIMEULUE TIMUR KABUPATEN SIMEULUE

PELAKSANAAN SUPERVISI AKEDEMIK OLEH KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN PROFESIONAL GURU PADA SMP NEGERI 1 SIMEULUE TIMUR KABUPATEN SIMEULUE 1 PELAKSANAAN SUPERVISI AKEDEMIK OLEH KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN PROFESIONAL GURU PADA SMP NEGERI 1 SIMEULUE TIMUR KABUPATEN SIMEULUE Oleh *Abusmar, **Cut Zahri Harun, ***Nasir Usman *Abusma, M.Pd,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengawasan proses pembelajaran merupakan salah satu bentuk penjaminan mutu pada satuan pendidikan yang dilakukan secara internal dan eksternal. Pengawasan internal

Lebih terperinci

Samsuar SDN 001 Bintan Kecamatan Dumai Timur

Samsuar SDN 001 Bintan Kecamatan Dumai Timur 125 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN METODE ALTERNATIF KOOPERATIF SKRIP PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS II SDN 025 DUMAI TIMUR samsuar025@yahoo.co.id SDN 001 Bintan Kecamatan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MAPEl PAI. Oleh Dr. Marzuki FIS -UNY

PENGEMBANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MAPEl PAI. Oleh Dr. Marzuki FIS -UNY PENGEMBANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MAPEl PAI Oleh Dr. Marzuki FIS -UNY KEGIATAN PEMBELAJARAN Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik

Lebih terperinci

STANDAR PROSES. PERMENDIKNAS Nomor 41 Tahun 2007

STANDAR PROSES. PERMENDIKNAS Nomor 41 Tahun 2007 STANDAR PROSES PERMENDIKNAS Nomor 41 Tahun 2007 berisi kriteria minimal proses pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan menengah di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. adalah

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS III SDN CAWANG 07 PAGI JAKARTA TIMUR

UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS III SDN CAWANG 07 PAGI JAKARTA TIMUR UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS III SDN CAWANG 07 PAGI JAKARTA TIMUR LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( CLASSROOM ACTION RESEARCH

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bagian Tinjauan Pustaka akan didiskripsikan tentang teori peningkatan kinerjaruru, teori supervisi kunjungan kelas, PTS melalui supervisi kunjungan kelas, kajian penelitian

Lebih terperinci

HJ. BAIQ SUMIATI. Pengawas SD Dinas Pendidikan Kota Mataram

HJ. BAIQ SUMIATI. Pengawas SD Dinas Pendidikan Kota Mataram UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU-GURU SEKOLAH DASAR DALAM MELAKSANAKAN PROSES PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SUPERVISI KOLABORATIF DI SEKOLAH BINAAN HJ. BAIQ SUMIATI Pengawas SD Dinas Pendidikan Kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam meningkatkan pengetahuan siswa. Selain sebagai pengajar, guru juga

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam meningkatkan pengetahuan siswa. Selain sebagai pengajar, guru juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru merupakan sosok yang sangat memegang peranan penting dalam proses pembelajaran siswa di sekolah, yang harus dapat membawa perubahan besar dalam meningkatkan

Lebih terperinci

JUPENDAS, Vol. 3, No. 1, Maret 2016 ISSN:

JUPENDAS, Vol. 3, No. 1, Maret 2016 ISSN: PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI MENGUBAH PECAHAN BIASA KE BENTUK DESIMAL DAN PERSEN DENGAN METODE DISCOVERY DI KELAS V SD NEGERI 1 PEUSANGAN email: raudhatuljannah183@yahoo.com email: asrulkarim@ymail.com

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU MELALUI SUPERVISI KLINIS DI SMP NEGERI 5 SUBANG. Drs. Us Us Ridwan Kusmayadi SMP Negeri 5 Subang

MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU MELALUI SUPERVISI KLINIS DI SMP NEGERI 5 SUBANG. Drs. Us Us Ridwan Kusmayadi SMP Negeri 5 Subang MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU MELALUI SUPERVISI KLINIS DI SMP NEGERI 5 SUBANG Drs. Us Us Ridwan Kusmayadi SMP Negeri 5 Subang ABSTRAK Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian tindakan sekolah (PTS).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengawas PAI sebagai seorang supervisor harus memiliki keterampilan. meningkatkan kinerja guru PAI.

BAB I PENDAHULUAN. Pengawas PAI sebagai seorang supervisor harus memiliki keterampilan. meningkatkan kinerja guru PAI. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Supervisi akademik pendidikan agama Islam sangat penting dilakukan untuk menjamin berjalannya proses pembelajaran pendidikan agama Islam sesuai dengan standar

Lebih terperinci

PELAKSANAAN SUPERVISI OLEH KEPALA TK di KECAMATAN PADANG TIMUR KOTA PADANG

PELAKSANAAN SUPERVISI OLEH KEPALA TK di KECAMATAN PADANG TIMUR KOTA PADANG PELAKSANAAN SUPERVISI OLEH KEPALA TK di KECAMATAN PADANG TIMUR KOTA PADANG Yusnani Jurusan/Program Studi Administrasi Pendidikan FIP UNP Abstract This study aims to determine teachers' Supervise the implementation

Lebih terperinci

PENGARUH SUPERVISI, MOTIVASI DAN BIMBINGAN TERHADAP KINERJA GURU

PENGARUH SUPERVISI, MOTIVASI DAN BIMBINGAN TERHADAP KINERJA GURU PENGARUH SUPERVISI, MOTIVASI DAN BIMBINGAN TERHADAP KINERJA GURU Dalam sebuah lembaga pendidikan atau organisasi tidak lepas dari peran sumber daya manusia, karena ini merupakan salah satu faktor penentu

Lebih terperinci

BAHAN BELAJAR MANDIRI Musyawarah Kerja Kepala Sekolah. Dimensi Kompetensi Supervisi

BAHAN BELAJAR MANDIRI Musyawarah Kerja Kepala Sekolah. Dimensi Kompetensi Supervisi TUT WURI HANDAYANI BAHAN BELAJAR MANDIRI Musyawarah Kerja Kepala Sekolah Dimensi Kompetensi Supervisi DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan sekolah (School Action Research),

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan sekolah (School Action Research), BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan sekolah (School Action Research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah proses di sekolah.

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA MATERI BESARAN DAN SATUAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGASI KELAS X-1 SMAN 6 CIREBON TAHUN AJARAN

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA MATERI BESARAN DAN SATUAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGASI KELAS X-1 SMAN 6 CIREBON TAHUN AJARAN UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA MATERI BESARAN DAN SATUAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGASI KELAS X-1 SMAN 6 CIREBON TAHUN AJARAN 2015/2016 Oleh: Dwiyani Hegarwati Guru SMAN 6 Cirebon

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Definisi Pengawas Pengawas sekolah merupakan bagian dari pendidikan yang bertugas untuk membantu kinerja guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan ditentukan oleh kesiapan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan ditentukan oleh kesiapan sumber daya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu pendidikan ditentukan oleh kesiapan sumber daya manusia yang terlibat dalam proses pendidikan. Guru salah satu faktor penentu kualitas pendidikan,

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Standar Isi BSNP yang diterapkan di SD Kreatif The naff

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Standar Isi BSNP yang diterapkan di SD Kreatif The naff BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Standar Isi BSNP yang diterapkan di SD Kreatif The naff Deskripsi dan analisis data penelitian ini menggambarkan data yang diperoleh di lapangan melalui instrumen

Lebih terperinci

Tri Hartanti UPTD Dinas Dikpora Kecamatan Laweyan

Tri Hartanti UPTD Dinas Dikpora Kecamatan Laweyan PENINGKATKAN KEMAMPUAN PENYELENGGARAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING BAGI GURU KELAS DI GUGUS IX DHANDHANGGULA UPTD DIKPORA JEBRES SURAKARTA MELALUI SUPERVISI KELOMPOK Tri Hartanti UPTD Dinas Dikpora

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DALAM MENYUSUN SILABUS DAN RPP MELALUI SUPERVISI AKADEMIK YANG BERKELANJUTAN DI SD NEGERI 0102 BARUMUN

UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DALAM MENYUSUN SILABUS DAN RPP MELALUI SUPERVISI AKADEMIK YANG BERKELANJUTAN DI SD NEGERI 0102 BARUMUN Volume 3 Nomor 1, Halaman 56-60, Januari-Juni 2017 RISTEKDIK Jurnal Bimbingan dan Konseling P-ISSN: 2527-4244, E-ISSN : 2541-206X UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DALAM MENYUSUN SILABUS DAN RPP MELALUI

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PROFESIONAL GURU. Oleh : WISNU WARDHONO. Abstrak

PENGEMBANGAN PROFESIONAL GURU. Oleh : WISNU WARDHONO. Abstrak PENGEMBANGAN PROFESIONAL GURU Oleh : WISNU WARDHONO Abstrak Guru memegang tugas ganda yaitu sebagai pengajar dan pendidik. Guru dituntut memiliki persiapan yang matang, perencanaan pembelajaran yang sistematis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Guru merupakan faktor penentu pertama yang menentukan keberhasilan pembelajaran di dalam kurikulum 2013 yaitu kesesuaian kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan

Lebih terperinci

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK BERKELANJUTAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU-GURU SD PADA SEKOLAH BINAAN DI KOTA MATARAM

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK BERKELANJUTAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU-GURU SD PADA SEKOLAH BINAAN DI KOTA MATARAM PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK BERKELANJUTAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU-GURU SD PADA SEKOLAH BINAAN DI KOTA MATARAM HJ. BAIQ MIMI MARIANI Pengawas SD Dinas Pendidikan Kota Mataram e-mail: mimimaryani@gmail.com

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Dalam bab ini membahas hasil penelitian Peran dan Fungsi Komite Sekolah Dalam Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan di Sekolah (Studi Kasus di SMK Negeri 1 Terbanggi Besar

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE DISKUSI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 349 TANJUNG KAPA MANDAILING NATAL

PENGGUNAAN METODE DISKUSI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 349 TANJUNG KAPA MANDAILING NATAL PENGGUNAAN METODE DISKUSI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 349 TANJUNG KAPA MANDAILING NATAL Heddi Dongoran Guru di SD Negeri 349 Tanjung Kapa Mandailing Natal Surel

Lebih terperinci

Jurnal Visi Ilmu Pendidikan Halaman 269

Jurnal Visi Ilmu Pendidikan Halaman 269 Jurnal Visi Ilmu Pendidikan Halaman 269 MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU YANG TELAH DISERTIFIKASI DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MELALUI BIMBINGAN BERKELANJUTAN PADA SEKOLAH BINAAN DI SAMBAS

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK ) atau Classroom Action Reseach (CAR). Menurut wijaya (2009:9)

Lebih terperinci

Nur Isnaini Taufik Pengawas SMA/SMK Dinas Pendidikan Kab. Ogan Komering Ulu Prov. Sumatera Selatan

Nur Isnaini Taufik Pengawas SMA/SMK Dinas Pendidikan Kab. Ogan Komering Ulu Prov. Sumatera Selatan PENGGUNAAN SUPERVISI INDIVIDUAL PENDEKATAN KOLABORATIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU MATEMATIKA DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SMA Nur Isnaini Taufik Pengawas SMA/SMK Dinas Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri sendiri dan alam sekitar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan terhadap sumberdaya manusia yang ada, materi, dan sumberdaya

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan terhadap sumberdaya manusia yang ada, materi, dan sumberdaya 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Supervisi merupakan tahapan proses yang sangat penting bagi suatu organisasi dalam mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan program yang telah direncanakan demi tercapainya

Lebih terperinci

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN : WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN : 2089-8592 PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP CAHAYA DALAM PEMBELAJARAN IPA TERPADU MELALUI MODEL QUANTUM TEACHING PADA SISWA KELAS VIII-D SMP NEGERI 1 BILAH

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Kelas (PTK). Istilah bahasa Inggrisnya adalah Classroom Action Research.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Kelas (PTK). Istilah bahasa Inggrisnya adalah Classroom Action Research. BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Istilah bahasa Inggrisnya adalah Classroom Action Research.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tugasnya melalui manajemen pendidikan yang diterapkan. Sebagai pelaksana

BAB I PENDAHULUAN. tugasnya melalui manajemen pendidikan yang diterapkan. Sebagai pelaksana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah sebagai organisasi yang menjalankan proses pendidikan dengan segala fungsi dan hasilnya, mempunyai perangkat yang mewujudkan fungsi dan tugasnya melalui manajemen

Lebih terperinci

PENINGKATAN KINERJA GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI AKADEMIK DI SMK MUHAMMADIYAH 2 YOGYAKARTA

PENINGKATAN KINERJA GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI AKADEMIK DI SMK MUHAMMADIYAH 2 YOGYAKARTA PENINGKATAN KINERJA GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI AKADEMIK DI SMK MUHAMMADIYAH 2 YOGYAKARTA Dwikoranto SMK Muhammadiyah 2 Yogyakarta e-mail: dwi.koran7@gmail.com Abstrak Kinerja guru

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Research. Alasan peneliti memilih menggunakan penelitian Tindakan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. 1. Analisis Data Mengenai Perencanaan Supervisi Kepala Madrasah dalam. Meningkatkan Kinerja Guru Di MAN 2 Tulungagung

BAB V PEMBAHASAN. 1. Analisis Data Mengenai Perencanaan Supervisi Kepala Madrasah dalam. Meningkatkan Kinerja Guru Di MAN 2 Tulungagung BAB V PEMBAHASAN A. Analisis Data 1. Analisis Data Mengenai Perencanaan Supervisi Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kinerja Guru Di MAN 2 Tulungagung Perencanaan yang biasa dibuat diawal sebelum pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kebutuhan berprestasinya menjadi melemah. Fenomena lain. menunjukkan bahwa guru kurang komit dalam menjalankan tugas

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kebutuhan berprestasinya menjadi melemah. Fenomena lain. menunjukkan bahwa guru kurang komit dalam menjalankan tugas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kemampuan yang dimiliki guru harus senantiasa dikembangkan agar kinerjanya semakin meningkat. Kenyataan yang terjadi hingga saat ini, bahwa kesadaran guru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. siswa. Di dalam penilaian tersebut guru merancang jenis penilaian yang seperti

BAB I PENDAHULUAN. siswa. Di dalam penilaian tersebut guru merancang jenis penilaian yang seperti 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru profesional merupakan guru yang mempunyai kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan dan mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai pendidik.

Lebih terperinci

LAPORAN LOGO SAKOLA SMP... GARUT. HASIL PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK SMP...GARUT Tahun Pelajaran 2014/2015 Semester 1 (Satu)

LAPORAN LOGO SAKOLA SMP... GARUT. HASIL PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK SMP...GARUT Tahun Pelajaran 2014/2015 Semester 1 (Satu) LAPORAN HASIL PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK SMP...GARUT Tahun Pelajaran 2014/2015 Semester 1 (Satu) LOGO SAKOLA Disusun Oleh : N a m a : NIP : Jabatan : Kepala SMP... Garut DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi September 2016 Volume 27 Nomor 2

Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi September 2016 Volume 27 Nomor 2 287 UPAYA INTENSITAS SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DALAM KELOMPOK KERJA GURU (KKG) UNTUK MENINGKATKAN KINERJA GURU TAMAN KANAK-KANAK BINAAN WILAYAH IV WOYLA RAYA KABUPATEN ACEH BARAT Syamsidar Pengawas

Lebih terperinci

Sarina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Sarina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Pokok Bahasan Energi di Kelas IIIB SD Integral Rahmatullah Tolitoli Sarina Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Lebih terperinci

Oleh: Gunawan SD N 1 Wonoanti, Trenggalek

Oleh: Gunawan SD N 1 Wonoanti, Trenggalek JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 016 51 UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SDN 1 WONOANTI TRENGGALEK PADA BIDANG STUDI IPS TENTANG KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA INDONESIA

Lebih terperinci

Arun Haryanto, Siti Nuryanti, dan Minarni R.J. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Arun Haryanto, Siti Nuryanti, dan Minarni R.J. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SDN Pembina Toli-Toli Pada Pokok Bahasan Fungsi Organ Pencernaan Manusia Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif dan Edutainment Arun Haryanto, Siti Nuryanti, dan Minarni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dosen diatur dalam Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan. pembelajaran yang digunakan sebagai perangkat dasar kemudian

BAB I PENDAHULUAN. dosen diatur dalam Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan. pembelajaran yang digunakan sebagai perangkat dasar kemudian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah pekerjaan dapat dikatakan sebuah profesi apabila salah satu syaratnya dilandasi oleh suatu disiplin ilmu. Keilmuan yang melandasi sebuah profesi seiring

Lebih terperinci