BAB I PENDAHULUAN. Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau supervisi.
|
|
- Sucianty Chandra
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau supervisi. Supervisi sebagai fungsi administrasi pendidikan berarti aktivitas-aktivitas untuk menentukan kondisi atau syarat-syarat esensial yang akan menjamin tercapainya tujuan pendidikan. Supervisi sebagai salah satu fungsi pokok dalam administrasi pendidikan menuntut keterlibatan berbagai pihak. Selain pengawas sekolah dari Dinas Pendidikan dan Pengawas Pendidikan Agama Islam dari Kementerian Agama, kepala sekolah/madrasah juga merupakan supervisor bagi para guru dan pegawai lain yang ada di sekolahnya. Kepala sekolah/madrasah dalam menjalankan fungsinya sebagai supervisor dituntut dari dirinya suatu kompetensi yang memungkinkannya dapat atau mampu meneliti, mencari dan menentukan syarat-syarat yang diperlukan dalam upaya mencapai kemajuan sekolahnya. Kepala sekolah/madrasah disamping harus bertanggung jawab dalam kelancaran proses belajar mengajar dan kegiatan administrasi sekolah sehari-hari sebagai wujud perannya selaku administrator, juga bertanggung jawab mengawasi, membina dan memotivasi kinerja para guru dan tenaga kependidikan lainya selaku supervisor. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 13 Tahun 2007 Kepala Sekolah/Madrasah harus memiliki 5 kompetensi sebagai berikut : (1) kompetensi kepribadian (2) kompetensi supervisi (3) kompetensi manajerial (4) kompetensi kewirausahaan (5) kompetensi sosial. Kepala sekolah/madrasah sebagai supervisor harus memiliki kompetensi supervisi akademik, sebagai upaya meningkatkan kompetensi guru dan meningkatkan kualitas pembelajaran yang pada akhirnya diharapkan dapat berdampak pada peningkatan mutu
2 pendidikan. Seorang supervisor dalam bidang akademik harus merencanakan program supervisi akademik, melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat, dan menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme. Hubungan supervisor dengan peningkatan kualitas profesionalisme guru berkaitan erat antara kegiatan supervisi dengan kemampuan kompetensi guru. Menurut pandangan Sagala dalam Banun (2009:185) supervisi yang dilaksanakan secara kontruktif dan kreatif yaitu mendorong inisiatif guru untuk aktif menciptakan suasana kondosif yang dapat membangkitkan suasana kreativitas dalam memberikan layanan belajar kepada peserta didik. Kemampuan profesional sebagai supervisor bagi kepala sekolah/madrasah dan berperan sebagai pemimpin maupun guru sebagai pendidik yang profesional saling memberi kontribusi. Sebagai supervisor kepala sekolah haruslah selalu berusaha memperbaiki cara guru mengajar, cara siswa belajar, meningkatkan mutu pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar. Semua itu bertujuan untuk memperbaiki dan mengembangkan situasi belajar dan mengajar yang lebih baik sehingga mampu meningkatkan kualitas pembelajaran, dan dapat tercapai tujuan pendidikan di sekolah/madrasah. Kemampuan yang dimiliki supervisor tentunya berkaitan juga dengan pelaksanaan supervisi yang dilakukan yang meliputi tiga dimensi yaitu: 1) Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru. 2). Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat. 3). Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme (Diknas, 2007:14). Tugas pokok kepala sekolah/madrasah selaku supervisor meliputi tiga aspek yaitu: pembinaan, pemantauan dan penilaian. Masing-masing aspek terinci sebagai berikut : (1)
3 Pembinaan, meliputi : persiapan dan pelaksanaan pembelajaran, pelaksanaan penilaian hasil belajar siswa, guru dalam melakukan PTK, guru dalam peningkatan kompetensi kepribadian, sosial dan paedagogik. (2). Pemantauan, meliputi : kegiatan KKG (Kelompok Kerja Guru), disiplin/tanggung jawab, pelaksanaan kurikulum mata pelajaran, pemanfaatan sumber belajar dan guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa. (3). Penilaian, meliputi : kinerja guru dalam persiapan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan guru dalam mengevaluasi belajar siswa dan menggunakannya untuk mengembangkan pembelajaran. Pelaksanaan ideal supervisi akademik oleh kepala sekolah/madrasah pada sekolah dasar di Kota Malang masih kurang maksimal. Hal ini dapat diindikasikan pada kenyataan bahwa supervisi belum mampu dilakukan secara berkala dan belum ada tindak lanjut dari hasil supervisi sebagai upaya perbaikan atau peningkatan kualitas pembelajaran yang selama ini masih jauh dari harapan. Kendala pelaksanaan supervisi baik yang disebabkan oleh aspek struktur birokrasi yang rancu, maupun kultur kerja dan interaksi supervisor dengan guru yang kurang mendukung, telah mendistorsi nilai ideal supervisi pembelajaran di sekolah/madrasah. Kepala sekolah/madrasah mayoritas belum melaksanakan supervisi secara berkala dan ada program tindak lanjut dalam rangka perbaikan kualitas pembelajaran. Hal ini diantaranya karena terlalu banyaknya tugas kepala sekolah, masih membudayanya tradisi ewuh pakewuh dalam melaksanakan supervisi klinis, pandangan guru bahwa supervisi adalah mencari kelemahan/ kesalahan dari guru, juga kurangnya kompetensi dari supervisor dalam memilih metode dan teknik yang tepat dalam pelaksanaan supervisi. Menurut pandangan Banun (2009 : 29), pelaksanaan supervisi di sekolah/madrasah masih terlalu ditekankan pada aspek administratif dan kurang pada aspek profesional. Seharusnya
4 dalam pelaksanaannya pembinaan yang bersifat akademik profesional atau teknis edukatif harus mendapat perhatian yang lebih besar dari supervisor, karena pembinaan inilah yang berhubungan langsung dengan perbaikan pengajaran. Sedangkan supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah/madrasah belum sampai pada taraf perbaikan pembelajaran, tetapi masih pada pemantauan dan penilaian bagi guru. Pembinaan masih bersifat umum yang diberikan pada awal tahun pelajaran maupun awal semester, belum sampai pada pembinaan terhadap individu guru yang mengalami kendala dalam menyusun rencana persiapan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran maupun penilaian yang merupakan tugas pokok seorang guru. Supervisi akademik tujuan akhirnya tidak hanya pada kinerja guru, namun harus sampai pada meningkatkan hasil pembelajaran peserta didik. Seperti ditegaskan oleh Glickman dalam Bahan Belajar Mandiri Dimensi Kompetensi Supervisi (Depdiknas, 2009a ; 16) bahwa supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses belajar mengajar demi pencapaian tujuan pengajaran. Inilah tujuan ideal dari supervisi akademik. Apabila konsep-konsep ideal tersebut dilaksanakan, maka dapat diharapkan kualitas pendidikan di Indonesia akan meningkat secara signifikan. Realitas secara umum di lapangan menunjukkan bahwa pembelajaran tidak bisa berjalan baik tanpa adanya sumberdaya guru profesional dengan indikator cakap dalam pengajaran, terampil, inovatif dan mempunyai semangat kerja yang tinggi. Oleh karena itu pentingnya supervisi akademik dalam rangka pembinaan dan peningkatan kualitas guru harus dilaksanakan secara maksimal. Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen disebutkan bahwa yang dimaksud dengan Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
5 jalur pendidikan formal, serta pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah, termasuk pendidikan anak usia dini. Guru wajib memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi profesional pendidik sebagai agen pembelajaran. Kualifikasi akademik diperoleh melalui pendidikan program sarjana (S1) atau program diploma empat (D-IV) yang sesuai dengan tugas sebagai guru. Kompetensi profesi pendidik meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, serta pengembangan peserta didik untuk mengaktuali-sasikan berbagai potensi yang dimiliki. Kompetensi kepribadian adalah kemampuan pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, berwibawa, berakhlak mulia yang menjadi teladan bagi peserta didik. Kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Kompetensi profesional adalah kemampuan menguasai materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan guru dapat membimbing peserta didik untuk memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan. Guru menempati peranan kunci dalam mengelola kegiatan Proses Belajar Mengajar (PBM). Peranan kunci itu dapat diemban dengan baik apabila ia memiliki tingkat kompetensi dan kualifikasi yang memenuhi standar, serta memiliki ketrampilan (skill) dalam kegiatan PBM mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai dengan evaluasi pembelajaran. Secara umum peranan guru sebagai tenaga pendidik diantaranya, sebagai: (1) komunikator, yaitu mengajarkan ilmu dan ketrampilan pada peserta didik; (2) fasilitator, yaitu sebagai pemandu proses belajar mengajar; (3) motivator, yaitu berperan untuk menumbuhkembangkan
6 minat dan semangat belajar peserta didik secara terus menerus; (4) administrator, yaitu melaksanakan tugas-tugas yang bersifat administratif, misalnya melaksanakan adminstrasi kelas; (5) konselor, yaitu membimbing peserta didik yang mengalami kesulitan khususnya dalam masalah belajar. Melihat peran dan tanggung jawab yang begitu besar dari para guru, timbul pertanyaan apakah guru-guru pada pendidikan dasar di Kota Malang memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi yang standar sesuai dengan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005? Adakah upaya dari supervisor dalam peningkatan profesionalisme guru? Apakah guru-guru pendidikan dasar di Kota Malang memiliki kemauan dan komitmen yang tinggi dalam peningkatan profesionalisme sebagai upaya dalam perbaikan pembelajaran dan peningkatan mutu pendidikan? Kondisi secara umum guru pada sekolah dasar di Kota Malang, kompetensi dan kualifikasi akademik masih perlu ditingkatkan. Hal ini dapat dilihat dari kualifikasi akademik, masih ada guru yang belum S1 atau D4, dari segi kompetensi guru, banyak guru yang belum mampu menyusun perangkat pembelajaran dengan sempurna secara mandiri, sehingga masih mengandalkan produk dari Kelompok Kerja Guru (KKG), guru belum menguasai teknologi dan informatika, serta masih banyak guru yang mengajar tidak sesuai dengan latar belakang keilmuanya, guru tidak berlatar kependidikan dan bahkan masih ditemukan guru yang kurang dalam kemampuan sosialnya sehingga di sekolah selalu menyendiri. Sehingga diperlukan berbagai upaya untuk meningkatkan kompetensinya. Orang lain yang paling diharapkan dapat membantu meningkatkan kualitas guru, adalah kepala sekolah/madrasah. Hal ini sesuai dengan fungsi kepala sekolah/madrasah yaitu disamping sebagai pemimpin kepala sekolah juga sebagai edukator, motivator, administrator, dan supervisor (Depdikbud) dalam modul dan model pelatihan dan pengawas pendais (Depag,
7 2002:74). Supervisi bukan kegiatan kepala sekolah/madrasah untuk memata-matai atau mencari kesalahan guru, melainkan diartikan sebagai bantuan yang diberikan untuk memperbaiki situasi belajar mengajar. Subyek supervisi untuk memperbaiki situasi belajar mengajar tersebut seharusnya diartikan secara luas. Berdasarkan peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 16 tahun 2007 Standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru minimal harus memiliki kualifikasi akademik S1 atau D4 dan harus menguasai empat kompetensi yaitu: kompetensi paedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Kompetensi paedagogik, meliputi : a) menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional dan intelektual, b) menguasai teori dan prinsip-prinsip belajar, c) mengembangkan kurikulum mata pelajaran, d) pemanfaatan teknologi informasi untuk penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan, e) pengembangan potensi peserta didik, f) komunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan peserta didik, g) melaksanakan penilaian dan menggunakannya untuk pengembangan pembelajaran. Kompetensi kepribadian, meliputi : a) tindakan yang sesuai dengan norma agama, hukum, sosial dan kebugayaan nasional Indonesia, b) penampilan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhaq mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat, c) penampilan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, d) memiliki etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri, e) penghormatan terhadap kode etik profesi guru. Kompetensi sosial, meliputi : a) sikap inklusif, bertindak obyektif, serta tidak diskriminatif berdasarkan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga dan status sosial
8 ekonomi, b) sikap adaptif dengan lingkungan sosial budaya tempat bertugas, c) komunikatif dengan komunitas guru, warga sekolah dan warga masyarakat. Kompetensi profesional, meliputi : a) penguasaan materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu, b) menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu, c) pengembangan materi pelajaran secara kreatif, d) pengembangan profesionalitas secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif, e) pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri. Syah (2000:229) dalam penilaian kinerja guru (Depdiknas: 2008) mengemukakan pengertian dasar kompetensi adalah kemampuan atau kecakapan. Usman (1994:1) mengemukakan kompetensi berarti suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik yang kualitatif maupun yang kuantitatif. Kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya. (Diknas, 2008:45) Kompetensi tidak hanya mengandung pengetahuan, keterampilan dan sikap, namun yang penting adalah penerapan dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan tersebut dalam pekerjaan. Robbins (2001:37) dalam Rasto menyebut kompetensi sebagai ability, yaitu kapasitas seseorang individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan. Muhaimin (2004:151) masih dalam Rasto menjelaskan kompetensi adalah seperangkat tindakan intelegen penuh tanggung jawab yang harus dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu melaksankan tugas-tugas dalam bidang pekerjaan tertentu. Depdiknas (2004:7) merumuskan definisi kompetensi sebagai
9 pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Majid (2005:6) menjelaskan kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas guru dalam mengajar. Kompetensi tersebut akan terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan profesional dalam menjalankan fungsinya sebagai guru. Kompetensi yang diperlukan oleh seseorang dapat diperoleh baik melalui pendidikan formal maupun pengalaman, sehingga dapat diupayakan untuk selalu ditingkatkan dan dikembangkan baik secara internal dari dalam dirinya maupun secara eksternal melalui bantuan orang lain. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melalui optimalisasi peran kepala sekolah. Akhmad Sudrajad (2008: 212) mengemukakan bahwa kepala sekolah sebagai pengelola memiliki tugas mengembangkan kinerja personel, terutama meningkatkan kompetensi profesional guru. Perlu digaris bawahi bahwa yang dimaksud dengan kompetensi profesional di sini, tidak hanya berkaitan dengan penguasaan materi semata, tetapi mencakup seluruh jenis dan isi kandungan kompetensi. Kemampuan guru dalam pelaksanaan pembelajaran, dapat diketahui dengan supervisi secara berkala dari kepala sekolah sebagai supervisor dengan kunjungan kelas mengamati proses pembelajaran secara langsung, terutama dalam pemilihan dan penggunaan metode, media dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran (Mulyasa, 2004: 87 ). Supervisi, dapat mengetahui kelemahan sekaligus keunggulan guru dalam melaksanakan pembelajaran, tingkat penguasaan kompetensi guru yang bersangkutan, selanjutnya diupayakan solusi, pembinaan dan tindak lanjut tertentu sehingga guru dapat memperbaiki kekurangan yang ada sekaligus mempertahankan keunggulannya dalam menyusun persiapan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran dan melakukan penilaian serta menggunakannya untuk pengembangan dan perbaikan pendidikan.
10 Kompetensi guru dapat ditingkatkan dari faktor internal maupun eksternal. Faktor internal dari dalam guru sendiri misalnya mengikuti seminar, workshop, MGMP/KKG, menempuh kuliah pada jenjang yang lebih tinggi dan sebagainya. Faktor eksternal diantaranya adalah dari kepala sekolah melalui program supervisi, yang bertujuan untuk membantu guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan mencari solusi dalam permasalahan pembelajaran yang berdampak pada meningkatnya hasil belajar siswa. Secara umum supervisor pada sekolah dasar di Kota Malang belum melaksanakan supervisi secara berkala dan terjadwal untuk setiap guru, sedangkan sebagian yang sudah melaksanakan supervisi belum ada program tindak lanjut sehingga tujuan supervisi untuk meningkatkan kompetensi guru masih belum tercapai. B. Rumusan Masalah : Permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Adakah hubungan antara kinerja supervisor dengan tingkat kompetensi paedagogik pada guru Sekolah Dasar di Kota Malang? 2. Adakah hubungan antara kinerja supervisor dengan tingkat kompetensi kepribadian pada guru Sekolah Dasar di Kota Malang? 3. Adakah hubungan antara kinerja supervisor dengan tingkat kompetensi sosial pada guru Sekolah Dasar di Kota Malang? 4. Adakah hubungan antara kinerja supervisor dengan tingkat kompetensi profesional pada guru Sekolah Dasar di Kota Malang? 5. Seberapa besar hubungan kinerja supervisor terhadap empat kompetensi guru secara bersama-sama dalam peningkatan kompetensi guru pada Sekolah Dasar di Kota Malang? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:
11 1. Menemukan hubungan antara kinerja supervisor dengan tingkat kompetensi paedagogik pada guru Sekolah Dasar di Kota Malang. 2. Menemukan hubungan antara kinerja supervisor dengan tingkat kompetensi kepribadian pada guru Sekolah Dasar di Kota Malang. 3. Menemukan hubungan antara kinerja supervisor dengan tingkat kompetensi sosial pada guru Sekolah Dasar di Kota Malang. 4. Menemukan hubungan antara kinerja supervisor dengan tingkat kompetensi profesional pada guru Sekolah Dasar di Kota Malang. 5. Menemukan seberapa besar hubungan kinerja supervisor terhadap empat kompetensi secara bersama-sama dengan peningkatan kompetensi guru Sekolah Dasar di Kota Malang. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis : a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah kajian ilmiah, khususnya sebagai upaya peningkatan kinerja supervisor dan dapat dijadikan referensi atau masukan dalam mencapai standar kompetensi guru pada sekolah dasar di Kota Malang. b. Sebagai referensi pengembangan penelitian yang sejenis, dalam upaya mengoptimalkan kinerja supervisor untuk meningkatkan kompetensi guru pada sekolah dasar khususnya di Kota Malang. 2. Manfaat Praktis : a. Bagi Kementerian Agama (Kemenag) dan Dinas Pendidikan (Diknas) dapat dijadikan informasi dalam merumuskan kebijakan dan pengambilan keputusan sebagai upaya meningkatkan kinerja supervisor dan kompetensi guru sekolah dasar di Kota Malang.
12 b. Bagi Pengawas Sekolah dan Pengawas Pendidikan Agama Islam (PPAI) Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi dalam melaksanakan tugasnya sebagai supervisor di sekolah/madrasah wilayah binaan, sehingga dapat dijadikan suatu formula dalam pelaksanaan supervisi sebagai upaya dalam peningkatan kompetensi guru. c. Bagi Kepala Sekolah/Madrasah Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dan panduan dalam pelaksanaan supervisi klinis untuk setiap guru dalam rangka membina, dan memantau pelaksanaan tugas guru di sekolah yang dipimpinnya, agar hasil belajar siswa lebih maksimal. d. Bagi Guru Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan bagi guru sekolah dasar di Kota Malang tentang pelaksanaan supervisi, sehingga guru dapat menerima bahwa supervisi merupakan bantuan yang diberikan kepada guru dalam kegiatan pembelajaran, sebagai upaya dalam meningkatkan kompetensi guru. E. Definisi Operasional Variabel 1. Kinerja adalah performance atau unjuk kerja. Kinerja dapat pula diartikan prestasi kerja atau pelaksanaan kerja atau hasil unjuk kerja. (LAN, 1992). Menurut August W. Smith, Kinerja adalah performance is output derives from processes, human otherwise, artinya kinerja adalah hasil dari suatu proses yang dilakukan manusia. (Dirjen PMPTK Dinas Pendidikan Nasional, 2008: 74). Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan suatu wujud perilaku seseorang atau organisasi dengan orientasi prestasi. Kinerja, dalam penelitian ini merupakan wujud dari hasil kerja yang berupa pembinaan, pemantauan dan penilaian.
13 2. Supervisor : adalah seseorang yang profesional dalam menjalankan tugasnya ia bertindak atas dasar kaidah ilmiah untuk meningkatkaan mutu pendidikan. (Kompetensi supervisi. Direktorat Tenaga Kependidikan Dinas Pendidikan Nasional, 2008 : 102). Supervisor dalam penelitian ini adalah kepala sekolah/madrasah pada sekolah dasar yang ada di Kota Malang. 3. Kompetensi Guru: berdasarkan Undang-Undang No 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen BAB IV pasal 8 : Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, dan sertifikat pendidik serta sehat jasmani dan rohani untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Pasal 10 Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Kompetensi guru yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bentuk penguasaan pengetahuan dan ketrampilan dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai guru, yang meliputi kompetensi paedagogik, kepribadian sosial dan professional. 4. Sekolah Dasar : Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2007, jenjang pendidikan yang melandasi pendidikan menengah, bentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat. Sekolah Dasar yang dimaksudkan adalah SD dan MI di Kota Malang.
14
PENGEMBANGAN PROFESI GURU SD/MI. Udin S. Sa ud, Ph.D
PENGEMBANGAN PROFESI GURU SD/MI Oleh: Udin S. Sa ud, Ph.D UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA PENGERTIAN PROFESI Suatu pekerjaan tertentu (a particular business) yang menuntut persyaratan khusus dan istimewa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kerangka dan tujuan organisasi.masalah kompetensi itu menjadi penting,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Kompetensi atau competency adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu tugas/pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dilakukan berdasarkan rancangan yang terencana dan terarah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dilakukan berdasarkan rancangan yang terencana dan terarah berdasarkan kurikulum yang disusun oleh lembaga pendidikan. Menurut undang-undang sistem pendidikan
Lebih terperinciSasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar
Sasaran dan Pengembangan Sikap Kompetensi Dasar Mahasiswa mampu memahami Sasaran dan Pengembangan Sikap Indikator: Pengertian Sikap Guru Pengertian Kinerja Guru Sasaran Sikap Guru Pengembangan Sikap Kinerja
Lebih terperinciStandard Guru Penjas Nasional (Rumusan BSNP)
Standar Guru Penjas Standard Guru Penjas Nasional (Rumusan BSNP) 1. Kompetensi Pedagogik 2. Kompetensi Kepribadian 3. Kompetensi Sosial 4. Kompetensi Profesional Kompetensi Pedagogik Menguasai karakteristik
Lebih terperinciKOMPETENSI PROFESIONAL GURU TK
KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TK Oleh : Rita Mariyana, M.Pd UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2010 APA ITU KOMPETENSI? Istilah kompetensi (competence) dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai kecakapan atau
Lebih terperinciPermendiknas No.16 Tahun 2007 Standar Kualifikasi Akademik Dan Kopetensi Guru
Permendiknas No.16 Tahun 2007 Standar Kualifikasi Akademik Dan Kopetensi Guru DIREKTORAT PEMBINAAN SMA DITJEN MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL KUALIFIKASI AKADEMIK
Lebih terperinciHubungan Kinerja Supervisor dengan Tingkat Kompetensi Guru Sekolah Dasar di Kota Malang
Hubungan Kinerja Supervisor dengan Tingkat Kompetensi Guru Sekolah Dasar di Kota Malang Siti Nurhayati Pengawas TK/RA SD/MI Kota Malang Email:sutantoadi@yahoo.com Abstract: This correlational study aimed
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kompetensi Guru Guru memiliki peran penting dalam mencapai tujuan pendidikan. Pendapat Slameto (2012) bahwa kualitas pendidikan, terutama ditentukan oleh proses belajar mengajar
Lebih terperinciNo. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU TK/ PAUD Kompetensi Pedagodik
STANDAR KOMPETENSI GURU PAUD/TK/RA No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU TK/ PAUD Kompetensi Pedagodik Menguasai karakteristik peserta 1. Memahami karakteristik peserta didik usia didik dari aspek fisik,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan Permendiknas No. 16 Tahun 2007, guru harus memiliki
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Permendiknas No. 16 Tahun 2007, guru harus memiliki empat kompetensi yaitu pertama kompetensi paedagogik yaitu menguasai karakteristik peserta didik
Lebih terperinciPERAN PENDIDIK DALAM SISTEM PENDIDIKAN
PERAN PENDIDIK DALAM SISTEM PENDIDIKAN Fahmawati Isnita Rahma dan Ma arif Jamuin Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta, Jl. Ahmad Yani, Tromol Pos I, Pabelan Kartasura, Surakarta 57102
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PENDIDIKAN AGAMA PADA SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PENDIDIKAN AGAMA PADA SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam
Lebih terperinciSTANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI INSTRUKTUR
SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 90 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI DAN KOMPETENSI INSTRUKTUR PADA KURSUS DAN PELATIHAN STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI
Lebih terperinciKata Kunci : Supervisi Akademik, Kompetensi Guru Dalam Mengelola KBM, PAIKEM
PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DALAM MENGELOLA KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR BERBASIS PAIKEM DI SD NEGERI 2 GROBOGAN, KECAMATAN GROBOGAN, KABUPATEN GROBOGAN SEMESTER I TAHUN
Lebih terperincikompetensi profesional, dan kompetensi sosial.
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Kompetensi Guru Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI GURU KELAS SD/MI
STANDAR KOMPETENSI GURU KELAS SD/MI Disajikan pada kegiatan PPM Di UPTD BALEENDAH KAB BANDUNG Oleh BABANG ROBANDI JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Makna Kompetensi
Lebih terperinciMATA KULIAH PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU. Dr. Ali Mustadi, M. Pd NIP
MATA KULIAH PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU Dr. Ali Mustadi, M. Pd NIP 19780710 200801 1 012 CAKUPAN KAJIAN Pengertian dan cakupan kompetensi guru Kebijakan pemerintah tentang kompetensi guru Analisis berbagai
Lebih terperinci2 Menetapkan : Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas P
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1314, 2014 KEMENDIKBUD. Instruktur. Kursus Dan Pelatihan. Kompetensi. Kualifikasi. Standar. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN
Lebih terperinciSasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar
Sasaran dan Pengembangan Sikap Kompetensi Dasar Mahasiswa mampu memahami Sasaran dan Pengembangan Sikap Indikator: Pengertian Sikap Guru Pengertian Kinerja Guru Sasaran Sikap Guru Pengembangan Sikap Kinerja
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. unggul dalam suatu pekerjaan dan situasi tertentu.menurut (Farida
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Guru 2.1.1. Pengertian Guru (Rastodio, 2009, h. 40) adalah karakteristik dasar seseorang yang berkaitan dengan kinerja berkriteria efektif dan atau unggul
Lebih terperinciBAB IV STANDAR KOMPETENSI GURU. Setelah membaca materi ini mahasiswa diharapkan memahami standar
Profesi Keguruan Rulam Ahmadi BAB IV STANDAR KOMPETENSI GURU A. Kompetensi Dasar Setelah membaca materi ini mahasiswa diharapkan memahami standar kompetensi guru yang meliputi guru PAUD/TK/RA, guru SD/MI,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan di bidang pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia dalam mewujudkan masyarakat
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sumberdaya manusia Indonesia masih sangat lemah untuk mendukung perkembangan industri dan ekonomi. Penyebabnya karena pemerintah selama ini tidak pernah menempatkan pendidikan
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI GURU (Permendiknas No. 16 Tahun 2007)
STANDAR KOMPETENSI (Permendiknas No. 16 Tahun 2007) Standar Kompetensi Guru Mata Pelajaran di SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK* KOMPETENSI INTI Kompetensi Pedagodik 1. Menguasai karakteristik peserta
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional yang diamanatkan dalam pembukaan undangundangdasar
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional yang diamanatkan dalam pembukaan undangundangdasar tahun 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mewujudakan tujuan tersebut,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan perkembangan tuntutan dunia kerja yang tidak hanya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan kebutuhan masyarakat atas sumber daya manusia yang berkualitas, perlahan namun pasti semakin meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini sejalan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dihadapi kedepan adalah globalisasi dengan dominasi teknologi dan informasi
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Memasuki abad-21, tugas guru tidak akan semakin ringan. Tantangan yang dihadapi kedepan adalah globalisasi dengan dominasi teknologi dan informasi yang sangat
Lebih terperinciBAB l PENDAHULUAN. kinerja guru. Dengan adanya setifikasi guru, kinerja guru menjadi lebih baik
BAB l PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sertifikasi guru banyak dibicarakan oleh masyarakat Indonesia saat ini, banyak yang menulis tentang bagaimana pengaruh sertifikasi guru terhadap kinerja guru.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakikatnya merupakan sebuah upaya untuk. meningkatkan kualitas manusia. Sekolah merupakan salah satu organisasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan pada hakikatnya merupakan sebuah upaya untuk meningkatkan kualitas manusia. Sekolah merupakan salah satu organisasi untuk mencapai tujuan pembangunan nasional.
Lebih terperinci2 2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Le
No.1685, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDIKBUD. Kualifikasi Akademik. Pamong Belajar. Kompetensi. Standar. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 152 TAHUN 2014
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG KRITERIA DAN PERANGKAT AKREDITASI TAMAN KANAK-KANAK/RAUDHATUL ATHFAL (TK/RA)
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 009 TENTANG KRITERIA DAN PERANGKAT AKREDITASI TAMAN KANAK-KANAK/RAUDHATUL ATHFAL (TK/RA) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
Lebih terperinciDEVELOPPING OF TEACHERS HP
DEVELOPPING OF TEACHERS PROFESSIONALLITY By R. Gunawan S. Drs., S.E., M.M. M HP 08127922967 Tujuan Pembelajaran 1. Mengetahui pengertian guru, profesional, kualifikasi akademik, kompetensi, dan sertifikasi
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang : a. bahwa tujuan pendidikan keagamaan
Lebih terperinciSaiful Bahri, Supervisi Akademik...
SUPERVISI AKADEMIK DALAM PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU Saiful Bahri 11 Abstrak Profesi guru diselenggarakan melalui pengembangan diri yang dilakukan secara demokratis, berkeadilan, tidak diskriminatif,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelaksanaan pendidikan di Indonesia belum bisa dikatakan berhasil. Hal ini dikarenakan masih banyaknya lembaga pendidikan yang tenaga pengajarnya masih belum
Lebih terperinciPEDOMAN PENILAIAN PROFIL KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR
MAKALAH PEDOMAN PENILAIAN PROFIL KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR OLEH: MUHAMMAD NURSA BAN FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 13-17 OKTOBER, 2011 Makalah disampaikan dalam Bimbingan Teknis
Lebih terperinciSUPERVISI AKADEMIK DALAM PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU
4 SUPERVISI AKADEMIK DALAM PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU Saiful Bahri, M,Pd Pembantu Ketua Bidang Akademik STKIP Bina Bangsa Meulaboh ABSTRAK Profesi guru diselenggarakan melalui pengembangan diri yang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Guru Profesional a. Pengertian Guru Definisi guru menurut Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 1 ayat (1) bahwa Guru adalah pendidik profesional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang. semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan sampai sekarang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesionalisme berkembang sesuai dengan kemajuan masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kontekstual dan relevan. Peran baru guru ini harus ditemukan karena
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Abad ke-21 yang ditandai dengan globalisasi teknologi dan informasi, telah membawa dampak yang luar biasa bagi peran guru dalam proses pendidikan dan pembelajaran.
Lebih terperinciAnalisis Kebutuhan Pelatihan Kompetensi Guru Sekolah Dasar di Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang
Analisis Kebutuhan Pelatihan Kompetensi Guru Sekolah Dasar di Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang Aah Ahmad Syahid, M.Pd. Universitas Pendidikan Indonesia Email: syahid@upi.edu ABSTRAK Analisis kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis paparan data dan temuan penelitian dapat disimpulkan hasil penelitian Implementasi Profesionalisme guru di SD Negeri Sukatani Kecamatan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 152 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI PAMONG BELAJAR
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 152 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI PAMONG BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. kependidikan kompetensi merupakan pengetahuan, sikap-perilaku dan
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Kompetensi Guru Istilah kompetensi merupakan istilah turunan dari bahasa inggris competence yang berarti kecakapan, kemampuan dan wewenang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan dalam lapangan kerja menuntut lembaga pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketatnya persaingan dalam lapangan kerja menuntut lembaga pendidikan meningkatkan pelayanan untuk menghasilkan lulusan yang bermutu. Apalagi dengan adanya deregulasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan eksistensi pendidikan. Jika pendidikan memiliki kualitas tinggi, maka
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Perkembangan dan kemajuan suatu bangsa salah satunya ditentukan dengan eksistensi pendidikan. Jika pendidikan memiliki kualitas tinggi, maka akan memberikan output
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dalam pengembangan pendidikan di Indonesia pihak
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Majunya suatu negara ditentukan oleh peran pendidikan yang dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam negara tersebut. Begitu pula negara indonesia
Lebih terperinciKOMPETENSI PENDIDIK (GURU PAUD, GURU PENDAMPING, GURU PENDAMPING MUDA) 1 KOMPETENSI GURU PAUD
LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 137 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI KOMPETENSI PENDIDIK (GURU PAUD, GURU PENDAMPING, GURU
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memenuhi kriteria administratif, yaitu memiliki ijazah yang sesuai dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Guru yang profesional, secara ideal, adalah seorang guru yang telah memenuhi kriteria administratif, yaitu memiliki ijazah yang sesuai dengan ketentuan Undang-undang
Lebih terperinciKRITERIA PENILAIAN KINERJA GURU PEMULA PADA PROGRAM INDUKSI GURU PEMULA (PIGP)
KRITERIA PENILAIAN KINERJA GURU PEMULA PADA PROGRAM INDUKSI GURU PEMULA (PIGP) Kompetensi Elemen Kompetensi Deskripsi Kompetensi. Pedagogik. Memahami latar belakang siswa Guru memahami karakteristik siswa
Lebih terperinciKOMPETENSI GURU DAN PERANAN KEPALA SEKOLAH. Inom Nasution 1 ABSTRAK
KOMPETENSI GURU DAN PERANAN KEPALA SEKOLAH Inom Nasution 1 ABSTRAK Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan, kompetensi guru merupakan salah satu faktor yang sangat penting. Kompetensi guru tersebut meliputi
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PEMBIMBING PADA KURSUS DAN PELATIHAN
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PEMBIMBING PADA KURSUS DAN PELATIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,
Lebih terperinciKOMPETENSI PROFESIONAL GURU
KOMPETENSI PROFESIONAL GURU Makalah ini disusun sebagai tugas Mata Kuliah : Pengembangan Profesi Dosen Pengampu : Dr. Tasman Hamami, M.A DISUSUN OLEH: Heri Susanto (10411044) Mir atun Nur Arifah (10411057)
Lebih terperinciKEGIATAN BELAJAR 1 KOMPETENSI GURU
KEGIATAN BELAJAR 1 KOMPETENSI GURU Capaian Pembelajaran Setelah mempelajari kegiatan belajar ini diharapkan anda memiliki pemahaman kompetensi guru secara utuh, membedakan kompetensi pedogogik, kepribadian,
Lebih terperinciDAFTAR EVALUASI DIRI KERJA GURU
DAFTAR EVALUASI DIRI KERJA GURU Nama Sekolah : SDN 1 Tandebura Nomor Statistik Sekolah : - Alamat : Jl Tandebura - Wowoli Kabupaten : Kolaka Nama Guru :I Nengah Muliastra, SPdSD Tahun Pelajaran :2017/2018
Lebih terperinciKOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR. Oleh: Anik Ghufron FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2008
KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR Oleh: Anik Ghufron FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2008 RASIONAL 1. Jabatan guru sebagai jabatan yang berkaitan dengan pengembangan SDM 2. Era informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah komponen yang berperan penting sebagai modal utama
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah komponen yang berperan penting sebagai modal utama seorang manusia untuk mencapai masa depan yang cerah. Pendidikan mempunyai peran strategis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tugas yang mudah, karena sumber daya manusia yang berkualitas bukan hanya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia bukan merupakan tugas yang mudah, karena sumber daya manusia yang berkualitas bukan hanya dilihat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu agenda utama pemerintah Indonesia dalam pembangunan nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
Lebih terperinciA. KUALIFIKASI PEMBIMBING
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 41 TAHUN 2009 TANGGAL 30 JULI 2009 A. KUALIFIKASI PEMBIMBING STANDAR PEMBIMBING PADA KURSUS DAN PELATIHAN Standar kualifikasi pembimbing pada kursus
Lebih terperinciBUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG
BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Mutu pendidikan sangat bergantung pada kompetensi dan kualifikasi yang
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kompetensi Guru Mutu pendidikan sangat bergantung pada kompetensi dan kualifikasi yang dimiliki oleh guru sebagai pendidik. Musfah (2011: 27) mengatakan bahwa kompetensi diperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mutu pendidikan di Indonesia saat ini belum tercapai seperti yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mutu pendidikan di Indonesia saat ini belum tercapai seperti yang diharapkan, hal ini dikarenakan oleh banyak komponen yang mempengaruhi mutu tersebut. Komponen-komponen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu pengalaman belajar yang terprogram dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu pengalaman belajar yang terprogram dalam bentuk pendidikan formal, non formal maupun informal di sekolah dan luar sekolah yang berlangsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kepala sekolah selaku pemimpin secara langsung merupakan contoh nyata
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kepala sekolah selaku pemimpin secara langsung merupakan contoh nyata dalam aktivitas kerja bawahannya. Kepala sekolah yang rajin, cermat, peduli terhadap
Lebih terperinciIDEALISME KUALIFIKASI PENDIDIK DAN TANTANGANNYA
IDEALISME KUALIFIKASI PENDIDIK DAN TANTANGANNYA (disampaikan dalam seminar diselenggarakan oleh Program Studi PGSD UAD, tgl 15 Feb 2013) Oleh Agus wasisto Dwi Doso Warso Widyaiswara LPMP DIY =====================================================================
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS
BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Sertifikasi Guru 2.1.1 Pengertian Sertifikasi Sertifikasi berasal dari kata certification yang berarti diploma atau pengakuan secara resmi kompetensi seseorang untuk memangku
Lebih terperinciKISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH
Manajerial Menyusun perencanaan untuk berbagai tingkatan perencanaan Memimpin dalam rangka pendayagunaan sumber daya secara optimal Menciptakan budaya dan iklim yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran. Agar proses
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia maka upaya yang paling strategis adalah melalui pendidikan. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perubahan tersebut menuntut setiap guru untuk terus berupaya melakukan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan mengalami perubahan yang sangat cepat yang memberikan dampak sangat signifikan terhadap kehidupan masyarakat. Perubahan tersebut menuntut
Lebih terperinciPROSEDUR DAN MEKANISME SERTIFIKASI GURU
5 PROSEDUR DAN MEKANISME SERTIFIKASI GURU 1. Bagaimana mekanisme pelaksanaan sertifikasi guru? Ada dua macam pelaksanaan sertifikasi guru, yaitu: a. melalui penilaian portofolio bagi guru dalam jabatan,
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PENGUJI PADA KURSUS DAN PELATIHAN
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PENGUJI PADA KURSUS DAN PELATIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PENGUJI PADA KURSUS DAN PELATIHAN
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PENGUJI PADA KURSUS DAN PELATIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Guru memiliki peran dan tanggung jawab yang besar dalam proses pendidikan, di mana tugas seorang guru bukan hanya memberikan transfer ilmu dan seperangkat
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1301, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAG. Pendidikan. Agama. Madrasah. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG KEPALA MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciMENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI SD YAYASAN MUTIARA GAMBUT
MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI SD YAYASAN MUTIARA GAMBUT Anifa Alfia Nur Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP Abstract Tugas akhir ini bertujuan untuk mendapat gambaran tentang tingkat kompetensi
Lebih terperinciDIREKTORAT PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN NONFORMAL DIREKTORAL JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
Standar Kompetensi PENGELOLA PAUD DIREKTORAT PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN NONFORMAL DIREKTORAL JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2007 A. LATAR
Lebih terperinciPEMILIHAN KEPALA SEKOLAH BERPRESTASI TINGKAT PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2007
PEMILIHAN KEPALA SEKOLAH BERPRESTASI TINGKAT PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2007 Materi : WAWASAN KEPENDIDIKAN Hari/Tanggal : - Waktu : Pukul : - Tingkat/Jenjang : KEPALA SMA/SMK/MA Petunjuk pengerjaan: - Berilah
Lebih terperinciUNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DASAR & FUNGSI Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pendidikan Nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan dan menyesuaikan kompetensinya agar mampu. mengembangkan dan menyajikan materi pelajaran yang aktual dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi baik sebagai substansi materi ajar maupun penyelenggaraan proses pembelajaran menuntut guru untuk dapat meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan eksistensi guru itu sendiri. meningkatkan pendidikan nasional ternyata masih banyak yang harus di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada ranah dunia pendidikan, keberadaan peran dan fungsi guru merupakan salah satu faktor yang sangat signifikan. Guru merupakan bagian terpenting dalam proses
Lebih terperinciBAB II TIJAUAN PUSTAKA
BAB II TIJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Sertifikasi Guru a. Pengertian Sertifikasi Sertifikasi guru merupakan proses uji kompetensi bagi calon guru atau guru yang ingin memperoleh pengakuan dan atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dibuktikan dengan sertifikat pendidik yang kemudian disebut dengan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengakuan dan penghargaan kedudukan guru sebagai tenaga pendidik profesional dibuktikan dengan sertifikat pendidik yang kemudian disebut dengan guru sertifikasi. Untuk
Lebih terperinciPERSEPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FISE UNY TERHADAP PROFESIONALITAS GURU BERDASARKAN UNDANG- UNDANG GURU DAN DOSEN NO 14 TAHUN
1 PERSEPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FISE UNY TERHADAP PROFESIONALITAS GURU BERDASARKAN UNDANG- UNDANG GURU DAN DOSEN NO 14 TAHUN 2005 Abstraks Oleh Sukanti, Sumarsih, Siswanto, Ani
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia kompetensi berarti kewenangan. kuantitatif. Johnson (dalam Usman 2006: 14) menyatakan bahwa
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kompetensi Guru 1. Pengertian Kompetensi Guru Sebagai pendidik seorang guru harus dibekali kompetensi. Kompetensi dapat diartikan sebagai kemampuan melaksanakan tugas. Menurut
Lebih terperinciJURNAL PENDIDIKAN AKUNTANSI INDONESIA Vol. VI. No. 2 Tahun 2008 Hal
JURNAL PENDIDIKAN AKUNTANSI INDONESIA Vol. VI. No. 2 Tahun 2008 Hal. 70-81 PERSEPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FISE UNY TERHADAP PROFESIONALITAS GURU BERDASARKAN UNDANG- UNDANG GURU DAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. profesional, pemegangnya harus memenuhi kualifikasi tertentu. Kriteria jabatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jabatan guru merupakan jabatan profesional, dan sebagai jabatan profesional, pemegangnya harus memenuhi kualifikasi tertentu. Kriteria jabatan profesional antara
Lebih terperinciA. KUALIFIKASI PENGUJI PADA KURSUS DAN PELATIHAN
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 40 TAHUN 2009 TANGGAL 30 JULI 2009 STANDAR PENGUJI PADA KURSUS DAN PELATIHAN A. KUALIFIKASI PENGUJI PADA KURSUS DAN PELATIHAN 1. Kualifikasi Penguji
Lebih terperinciKISI- KISI UJI KOMPETENSI GURU (UKG)
KISI- KISI UJI KOMPETENSI GURU (UKG) MATA PELAJARAN JENJANG PENDIDIKAN : BIOLOGI : SMK Standar Guru Standar Isi Indikator Esensial Inti Guru Mapel Standar Pedagodik 1. Menguasai karakteristik peserta didik
Lebih terperinciUPAYA PENGEMBANGAN BAHASA CIREBON MELALUI PENYIAPAN GURU PROFESIONAL
UPAYA PENGEMBANGAN BAHASA CIREBON MELALUI PENYIAPAN GURU PROFESIONAL H. ABDUL ROZAK GURU BESAR UNSWAGATI CIREBON Disampaikan pada Saresehan Prakongres Basa Cirebon, 3-4 Desember 2012 1. PENGANTAR Pelestarian
Lebih terperinci1. Skripsi karyahanifah Lubis ( ) Jurusan Pendidikan
BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka Dari hasil survai yang telah dilaksanakan, terdapat beberapa penelitian dan karya ilmiah yang memiliki keterkaitan dengan penelitian yang berjudul Kompetensi Pedagogik
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. masyarakat yang diserahi kewajiban memberi pendidikan. Sekolah merupakan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal dapat diartikan sebagai perangkat masyarakat yang diserahi kewajiban memberi pendidikan. Sekolah merupakan lembaga yang
Lebih terperinciKisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah, UKKS
Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah, UKKS Berikut Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah (UKKS) DIMENSI KOMPETENSI INDIKATOR Manajerial Menyusun perencanaan untuk berbagai tingkatan perencanaan Merumuskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang diselenggarakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Guru merupakan komponen yang paling menentukan dalam sistem pendidikan secara keseluruhan, yang harus mendapat perhatian sentral, pertama dan utama. Figur
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian peranan menurut Soejono Soekanto (2002;234) adalah sebagai berikut:
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peranan Pengertian peranan menurut Soejono Soekanto (2002;234) adalah sebagai berikut: Peranan merupakan aspek dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan
Lebih terperinci