TEKNIK SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN DAN PROFESIONALISME GURU SD 3 DAN 10 KESIMAN DENPASAR Oleh Ni Nengah Widyani 1

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TEKNIK SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN DAN PROFESIONALISME GURU SD 3 DAN 10 KESIMAN DENPASAR Oleh Ni Nengah Widyani 1"

Transkripsi

1 TEKNIK SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN DAN PROFESIONALISME GURU SD 3 DAN 10 KESIMAN DENPASAR Oleh Ni Nengah Widyani 1 Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah teknik Supervisi kunjungan kelas yang dilaksanakan dapat meningkatkan kemampuan dan profesionalisme guru dalam melaksanakan pembelajaran. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah wacana dan observasi. Metode analisis datanya adalah metode deskriptif. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah: 1) untuk SD No 3 Kesiman kemampuan guru awal 58,33, pada siklus I naik menjadi 73,33, dan pada siklus II naik menjadi 95,00. Profesionalisme guru awal masih pada kategori D, pada siklus I naik menjadi C, dan pada siklus II naik menjadi A; 2) untuk SD No 10, kemampuan guru awal 56,66, pada siklus I naik menjadi 71,66, dan pada siklus II naik menjadi 90,00. Sedangkan profesionalisme guru awal masih kategori D, pada siklus I naik menjadi C, dan pada siklus II naik menjadi A. Simpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah supervisi kunjungan kelas dapat meningkatkan keterampilan dan profesionalisme guru SD No 3 dan 10 Kesiman, Kecamatan Denpasar Timur, Kota Denpasar, Provinsi Bali. Kata kunci: Kemampuan, profesionalisme, pembelajaran, dan teknik supervisi. I. PENDAHULUAN Kemampuan dan profesionalisme guru sangat penting untuk ditingkatkan mengingat kedua hal tersebut apabila belum mencukupi akan mempengaruhi proses pembelajaran. Guru yang tidak profesional sama saja dengan guru yang masih konvensional dan mereka akan mengajar sesuai kemauannya sendiri, tidak sesuai dengan aturan yang ditentukan seperti Permen No. 41 tahun 2007 tentang Standar Proses. Tuntutan-tuntutan yang ada pada peraturan-peraturan yang dikeluarkan Pemerintah, baik Permen No. 41, Permen No. 16, Permen No. 19, Permen No. 20, Permen No. 22, 1 Ni Nengah Widyani adalah Pengawas Sekolah Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Denpasar. 109

2 23, 24 yang berhubungan erat dengan kemampuan dan profesionalisme guru mengupayakan adanya peningkatan kemampuan bagi guru-guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Tuntutan demi tuntutan, harapan demi harapan yang berisi penekanan-penekanan agar pendidikan di Indonesia terus meningkat ternyata belum sesuai dengan harapan. Kenyataannya kemampuan guru SD No 3 dan SD No 10 Kesiman melaksanakan pembelajaran baru mencapai angka 58,33 dan 56,66, sedangkan profesionalisme mereka baru mencapai kategori D. Hasil ini patut menjadi pertanyaan besar apakah dengan kemampuan dan profesionalisme guru serendah itu akan dapat mencapai tingkat keberhasilan yang tinggi bagi para siswa yang mereka ajar? Jawabannya tentu tidak. Hal inilah yang menyebabkan penelitian ini perlu dilakukan demi mengupayakan peningkatan kemampuan dan profesionalisme mereka dalam melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan supervisi kunjungan kelas. Rumusan masalah penelitian ini adalah Apakah supervisi kunjungan kelas dapat meningkatkan kemampuan dan profesionalisme guru SD No 3 dan No 10 Kesiman? Sedangkan tujuannya adalah untuk mengetahui seberapa tinggi peningkatan kemampuan dan profesionalisme mereka. Supervisi kunjungan kelas adalah salah satu bentuk supervisi yang bisa dilakukan seorang pengawas sekolah dalam upaya untuk dapat meningkatkan kemampuan dan profesionalisme guru. Dalam upaya pencapaian target yang direncanakan, para pengawas sekolah perlu merencanakan pelaksanaan supervisi kunjungan kelas dengan baik diikuti oleh teknik-teknik operasional agar segala bentuk tindakannya bisa berlangsung dengan efektif dan efisien. Salah satu teknik yang bisa dilakukan dalam supervisi kunjungan kelas adalah teknik tanya jawab awal. Yang dimaksud dengan tanya jawab awal adalah peneliti menemui guru sebelum mereka melaksanakan pembelajaran di kelas. Pada saat itu guru diajak bertanya jawab terlebih dahulu agar mereka betul-betul paham bagaimana semestinya melaksanakan pembelajaran di kelas. Sahertian dan Mataheru (2000) menyatakan ada beberapa teknik supervisi yang bersifat individual seperti kunjungan kelas, observasi kelas, percakapan individu. Teknik yang penulis gunakan merupakan inovasi gabungan antara percakapan individu dengan observasi kelas. Dalam percakapan individu digunakan tanya jawab sebelum guru masuk ke kelas untuk memperdalam pengertian-pengertian tentang proses pembelajaran dalam pelaksanaannya di kelas. Sedangkan observasi kelas dilaksanakan di kelas dengan cara mengamati proses pembelajaran yang dilakukan guru dengan sekaligus menilai kemampuan mereka melaksanakan pembelajaran. Pada saat observasi kelas tidak dilakukan pembinaan, tidak dilakungan bimbingan, tidak dilakukan isyarat atau jenis penguatan yang lain mengingat apabila hal-hal tersebut dilakukan akan dapat mengganggu proses pembelajaran. 110

3 Purwanto (2005) memberi penjelasan bahwa teknik supervisi perseorangan ada beberapa seperti: 1) mengadakan kunjungan kelas, 2) mengadakan kunjungan observasi, 3) membimbing guru dalam mempelajari pribadi siswa dan atau mengatasi problem yang dialami siswa, 4) membimbing guru dalam hubungan dengan kurikulum. Sebagai inovasi dari teknik yang disampaikan tersebut, penulis memilih bentuk yang pertama dan kedua di atas. Purwanto (2005), selanjutnya menyatakan bahwa teknik kunjungan kelas (classroom visitation) yaitu kunjungan sewaktu-waktu yang dilakukan oleh seorang supervisor (kepala sekolah, penilik atau pengawas) untuk melihat atau mengamati seorang guru yang sedang mengajar. Tujuannya untuk mengobservasi bagaimana guru mengajar apakah sudah memenuhi syarat-syarat didaktis atau metodik yang sesuai. Ringkasnya bahwa supervisi kunjungan kelas dilakukan kepala sekolah dan pengawas sebagai supervisor berkunjung ke kelas mengadakan peninjauan suasana belajar untuk melihat atau mengamati guru yang sedang mengajar serta mengamati kelemahan atau kendala yang dihadapi guru yang nantinya supervisor dapat menolong guru dalam memecahkan kesulitan atau kendala yang dihadapi guru di dalam melaksanakan proses pembelajaran, yang fungsinya untuk memajukan cara mengajar dan membantu meningkatkan kemampuan serta profesionalisme guru di dalam pelaksanaan tugasnya. Dengan kata lain, melalui teknik supervisi kunjungan kelas akan diperoleh data yang objektif mengenai kesulitan guru di dalam melaksanakan proses pembelajaran. Berdasarkan kesulitan itu, guru akan dibantu mencari solusi dari permasalahan-permasalahan yang dihadapi guru. Teknik kunjungan kelas ini sering dilakukan oleh pengawas sebagai supervisor pada saat melakukan kegiatan supervisi terhadap guru-guru. Penerapan prinsip dan fungsi teknik kunjungan kelas tidaklah merupakan hal yang sulit untuk dilakukan oleh pengawas karena tujuannya untuk memperoleh data mengenai keadaan sebenarnya selama guru terlibat dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Dengan adanya data yang objektif itulah, pengawas sebagai supervisor dapat melakukan pembinaan terhadap guru melalui diskusi atau percakapan pribadi tentang hasil pengamatan supervisi dengan teknik kunjungan kelas sehingga upaya perbaikan dan peningkatan kualitas kemampuan dan profesionalisme guru dalam proses pembelajaran dapat tercapai dengan baik. 111

4 II. METODE PENELITIAN Penelitian ini termasuk penelitian tindakan. Jenis dari penelitian tindakan yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa (Arikunto, Suhardjono, Supardi, 2006). Subjek penelitian yang dituju adalah guru-guru SD No. 3 dan 10 Kesiman Denpasar dengan upaya yang dilakukan adalah untuk peningkatan kemampuan dan profesionalisme mereka dalam melakukan proses pembelajaran. Penelitian ini dilakukan selama 5 bulan, mulai dari bulan Juni dan berakhir pada bulan Oktober Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini diadopsi dari Arikunto (2006), arah penelitian dimulai dengan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi yang merupakan langkah-langkah siklus dari sebuah penelitian tindakan. Metode penelitiannya menggunakan wawancara dan observasi. Wawancara dilakukan pada saat guru-guru belum memasuki ruangan kelas untuk melakukan aktivitas pembelajaran dan observasi digunakan pada saat guru telah melakukan pembelajaran di kelas. Variabel yang ada hanya dua yaitu variabel bebas yang dipilih oleh peneliti berupa teknik supervisi kunjungan kelas dan variabel terikatnya adalah kemampuan dan profesionalisme guru. Untuk menganalisis data penelitian ini digunakan analisis deskriptif. Sedangkan untuk menguji hipotesisnya dicocokkan dengan indikator keberhasilan penelitian. Apabila indikator keberhasilan penelitian belum tercapai berarti penelitian belum berhasil dan akan dilanjutkan pada siklus berikutnya, namun apabila hasil yang didapat sudah memenuhi kriteria keberhasilan penelitian maka penelitian tidak dilanjutkan ke siklus berikutnya. III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil yang Diperoleh dari Siklus I Hasil observasi kemampuan guru-guru SD No. 3 dan SD No 10 Kesiman dapat disampaikan sebagai berikut: a) Untuk SD No. 3 Kesiman, skor yang diperoleh mencapai 88 dari total skor yang mesti diperoleh sebanyak 120. Dari klasifikasi kemampuan ketetapan yang berisi empat butir soal dua diantaranya mendapat kategori penilaian 4. Dari klasifikasi penguasaan yang terdiri dari 8 soal ada 6 soal yang mendapat nilai 4 sedangkan 2 mendapat nilai 3. Sedangkan dari klasifikasi ketiga yang berisi kategori kemampuan dalam bentuk keterampilan empat di antaranya mendapat nilai 3 dan 8 kategori yang lain mendapat nilai 4. Keseluruhan nilai yang didapat adalah 77,33 112

5 dengan rata-rata yang diperoleh adalah 3,66 dari rentangan nilai 1 sampai 5. Dengan semua perolehan angka di atas dapat diambil simpulan refleksi bahwa kemampuan guru dalam melaksanakan tugas pembelajaran belum mencapai kriteria nilai yang diusulkan, yaitu 75 sampai 84 sehingga penelitian ini perlu dilanjutkan. b) Untuk SD No.10 Kesiman skor yang diperoleh adalah 86 dari total skor yang mesti diupayakan sejumlah 120. Ini berarti baru 71,66% tercapai. Jadi kemampuan guru dalam melaksanakan tugas pembelajaran nilainya adalah 71,66. Rentang penilaian 1-5 dengan jumlah soal 24, nilai yang tertinggi semestinya didapat adalah 120 sedang rentang nilai yang paling rendah adalah 24 sudah diperoleh sebanyak 86. Rata-rata perolehan nilai sudah 3,58. Simpulan hasil refleksi terhadap kemampuan guru melaksanakan tugas pembelajaran pada siklus I ini belum memadai karena usulan penelitian mengharap nilai 75 pada akhir siklus I namun pencapaian skor guru baru 71,66. Oleh karenanya penelitian ini masih perlu untuk dilanjutkan. Hasil penilaian profesionalisme guru dapat disampaikan: a) Untuk SD No. 3 Kesiman Denpasar dapat disampaikan bahwa skor yang diperoleh adalah 95 dari total skor yang mesti diupayakan yaitu 135. Dengan rentangan skor antara 1-5, hasil minimal yang didapat menurut perhitungan adalah 1 x jumlah soal yaitu 1 x 27 = 27 dan total skornya adalah 5 x jumlah soal yaitu 5 x 27 = 135. Dari rentangan skor tersebut, baru 95 hasil yang didapat dan bila dicari nilainya adalah 95/135 x 100 = 70,37. Jadi nilai yang didapat adalah 70,37 atau sama dengan tingkat pencapaian 70,37%. Rentang skor 1-5 baru tercapai dengan ratarata 3,52. Semua hasil yang didapat pada paparan di atas yang dapat diambil sebagai simpulan refleksi mengatakan bahwa profesionalisme guru baru mencapai tingkat rata-rata dengan perolehan nilai 70,37. Hasil ini masih di bawah kriteria usulan penelitian yang diinginkan yaitu mencapai nilai 75 pada akhir siklus I. Oleh karenanya penelitian ini perlu untuk dilanjutkan. b) Untuk profesionalisme guru SD No. 10 Kesiman dapat dilihat seperti perolehan berikut: Pencapaian skor adalah 80 dari total skor 135 yang mesti diperoleh. Nilai yang dicapai adalah 59,26 agak jauh dari kategori pencapaian yang diharapkan sesuai usulan kriteria yaitu mencapai nilai minimal 75 pada siklus I. Dari rentang skor 1-5 dengan skor minimal 1 x 27 dan skor maksimal 5 x 27, persentasenya baru mencapai 59,26% dengan rata-rata 2,96. Dengan hasil ini berarti profesionalisme guru belum mencapai kriteria usulan penelitian yang diharapkan sehingga penelitian ini masih perlu dilanjutkan. 113

6 3.2 Hasil yang Diperoleh dari Siklus II Hasil observasi kemampuan guru-guru SD No. 3 dan SD No. 10 Kesiman dapat disampaikan sebagai berikut. a) Untuk SD No. 3 Kesiman skor yang diperoleh adalah dari total yang mesti diperoleh sebanyak 120. Dari klasifikasi kemampuan yang berkategori sangat baik empat butir soal dua di antaranya mendapat kategori penilaian 5. Dari klasifikasi penguasaan yang terdiri dari 8 soal ada 1 soal yang mendapat nilai 5 sedangkan 7 mendapat nilai 4. Sedangkan dari klasifikasi ketiga yang berisi kategori kemampuan dalam bentuk keterampilan lima di antaranya mendapat nilai 5 dan 6 kategori yang lain mendapat nilai 4. Keseluruhan nilai yang didapat adalah 95 dengan rata-rata yang diperoleh adalah 4,75 dari rentangan nilai 1 sampai 5. Dengan semua perolehan angka di atas dapat diambil simpulan refleksi bahwa kemampuan guru dalam melaksanakan tugas pembelajaran sudah memadai sesuai dengan kriteria nilai yang diusulkan, yaitu 85 sampai 100 sehingga penelitian ini tidak perlu dilanjutkan. b) Untuk SD No. 10 Kesiman, skor yang diperoleh adalah 109 dari total skor yang mesti diupayakan sejumlah 120. Ini berarti sudah 90,00% tercapai. Jadi kemampuan guru dalam melaksanakan tugas pembelajaran nilainya adalah 90. Rentang penilaian 1-5 dengan jumlah soal 24, nilai yang tertinggi semestinya didapat adalah 120 sedang rentang nilai yang paling rendah adalah 24 sudah diperoleh sebanyak 109. Rata-rata perolehan nilai adalah 4,50. Simpulan hasil refleksi terhadap kemampuan guru melaksanakan tugas pembelajaran pada siklus II ini sudah memadai karena usulan penelitian mengharap perolehan skor 85, sedangkan pencapaian skor guru sudah mencapai 109 dari total skor yang harus dicapai yaitu 120 dengan nilai 90. Oleh karenanya penelitian ini tidak perlu lagi dilanjutkan ke siklus berikutnya. Hasil penilaian profesionalisme guru dapat disampaikan sebagai berikut. a) Hasil penilaian profesionalisme guru-guru SD No. 3 Kesiman, skornya diperoleh adalah 116 dari total skor yang mesti didapat yaitu 135. Dengan rentangan skor antara 1-5, hasil minimal yang didapat menurut perhitungan adalah 1 x jumlah soal, yaitu 1 x 27 = 27 dari total skornya adalah 5 x jumlah soal yaitu 5 x 27 = 135. Dari rentangan skor tersebut, sudah 86 hasil yang didapat dan bila dicari nilainya adalah 116/135 x 100 = 86,3%. Jadi nilai yang didapat adalah sama dengan tingkat pencapaian 86%. Rentang skor 1-5 sudah tercapai dengan rata-rata 4,3. Semua hasil yang didapat pada paparan di atas, dapat diambil simpulan refleksi bahwa profesionalisme guru sudah mencapai tingkat sangat baik dengan perolehan nilai 86. Hasil ini sudah di atas kriteria usulan penelitian yang diinginkan yaitu 114

7 mencapai nilai 85 pada akhir siklus II. Oleh karenanya maka penelitian ini tidak perlu dilanjutkan. b) Hasil penilaian profesionalisme guru SD No. 10 Kesiman adalah perolehan skor sudah mencapai 115 dari skor total yang mesti diraih adalah 135. Nilai yang didapat adalah 85,19 sesuai skala penilaian 100. Rata-rata yang diperoleh dari rentangan skor 1-5 adalah 4,26, persentase pencapaian profesionalisme adalah 85,19%. Dengan hasil refleksi seperti ini maka pencapaian profesionaisme guru sudah memenuhi kriteria usulan penelitian yang diharapkan yaitu pada siklus II mencapai nilai antara Oleh karena sudah memenuhi usulan kriteria yang diharapkan, maka penelitian ini tidak perlu lagi dilanjutkan Tabel 1. Rekapitulasi hasil penelitian. Variabel Sekolah Kemampuan SD 3 Menyampaikan Kesiman Pelajaran SD 10 Kesiman SD 3 Profesionalisme Kesiman SD 10 Kesiman Perolehan Skor Awal Siklus I Siklus II Rata- Perolehan Rata- Perolehan Rata- % % rata Skor rata Skor rata 70 2,91 58, ,66 73, ,75 95, ,83 56, ,58 71, ,50 90, ,93 58, ,52 70, ,30 86, ,89 57, ,96 59, ,26 85,19 % 115

8 Gambar 1. Grafik peningkatan kemampuan guru menyampaikan proses pembelajaran. Peningkatan nilai kemampuan menyampaikan pelajaran SD No. 3 Kesiman dari awal ke siklus I sebesar 0,75 dan dari siklus I ke siklus II sebesar 1,09 yaitu dari 2,91 menjadi 3,66 dan dari 3,66 menjadi 4,75; sedangkan peningkatan kemampuan menyampaikan pelajaran SD No. 10 Kesiman dari awal ke siklus I sebesar 0,75 dan dari Siklus I ke siklus II sebesar 0,92 yaitu dari 2,83 menjadi 3,58 dan dari 3,58 menjadi 4,

9 Gambar 2. Grafik peningkatan profesionalisme guru menyampaikan proses pembelajaran. Peningkatan nilai profesionalisme SD No. 3 Kesiman dari awal ke siklus I sebesar 0,59 dan dari siklus I ke siklus II sebesar 0,78 yaitu dari 2,93 menjadi 3,52 dan dari 3,52 menjadi 4,30; sedangkan peningkatan nilai profesionalisme SD No. 10 Kesiman dari awal ke siklus I sebesar 0,07 dan dari siklus I ke siklus II sebesar 1,30 yaitu dari 2,98 menjadi 2,96 dan dari 2,96 menjadi 4, Pembahasan Untuk kemampuan guru melaksanakan proses pembelajaran di SD No. 3 Kesiman, pada awalnya memperoleh skor 70 (dengan nilai 58,33), pada siklus I mencapai 88 (nilai 73,33) dan pada siklus II sudah mencapai 114 (nilai 95). Untuk profesionalismenya, pada awalnya baru memperoleh nilai 70, pada siklus I naik menjadi 88 dan pasa siklus II naik menjadi 95. SD No. 10 Kesiman pada awalnya memperoleh nilai 78, naik menjadi 80 pada siklus I dan naik menjadi 85,19 pada siklus II. Untuk kemampuan SD No. 10 Kesiman perolehan awalnya adalah 78 dengan nilai 57,78, pada siklus I naik menjadi 80 dengan nilai 59,26 dan pada akhir siklus II pencapaian skornya adalah 115 dengan nilai 85,19. Demikian upaya-upaya yang telah penulis lakukan dalam upaya menjawab rumusan penelitian yang telah disampaikan. Dari hasil awal yang didapat oleh guru-guru, baik guru-guru SD No. 3 maupun guru-guru SD No. 10, kemampuan pada awalnya hasil mereka masih cukup rendah. SD 117

10 No. 3 Kesiman baru mencapai nilai 58,33; sedangkan SD No. 10 Kesiman baru mencapai 57,78. Hasil ini tentu sangat rendah. Rendahnya kemampuan guru-guru tentu disebabkan banyak hal, seperti kesibukan guru di rumahnya, keadaan lingkungan yang sudah tidak terbiasa membuat persiapan yang baik sebelum mengajar, kemampuan membaca aturan dan buku-buku pegangan rendah, dan lain-lain. Walaupun kemampuan mereka sangat rendah, namun peneliti tidak berdiam diri melihat keadaan yang sudah sedemikian rupa. Peneliti giat mengambil langkah-langkah untuk dapat memecahkan masalah yang ada, salah satunya adalah dengan giat melakukan supervisi kunjungan kelas. Kegiatan yang dilakukan tanpa henti dan tanpa mengenal lelah akhirnya juga membuahkan hasil yaitu pada siklus II kemampuan mereka naik cukup berarti, yaitu SD No. 3 Kesiman mampu mencapai 95, namun SD No. 10 Kesiman hanya mampu mencapai nilai 90. Untuk profesionalisme mereka, setelah peneliti sangat gencar datang ke sekolah mengamati proses yang mereka lakukan akhirnya dapat meningkat mencapai nilai 86 untuk SD No. 3 dan 85,19 untuk SD No. 10 Kesiman. Upaya ini tentu bukan upaya yang sia-sia untuk dilakukan sehingga untuk hari-hari mendatang peneliti mesti melakukannya dengan lebih giat lagi. IV. SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan, dapat ditarik simpulan sebagai berikut. Pelaksanaan supervisi kunjungan kelas yang dilaksanakan peneliti yang sekaligus sebagai supervisor di SD No. 3 dan SD No. 10 Kesiman Denpasar sudah sesuai dengan prinsip supervisi kunjungan kelas, sehingga upaya-upaya yang mengarah pada perbaikan dan peningkatan kemampuan dan keterampilan supervisor berdampak positif pada perbaikan dan peningkatan kemampuan dan keterampilan guru dalam melaksanakan tugas pembelajaran di kelas. Teknik supervisi kunjungan kelas yang telah dilakukan terhadap guru di SD No. 3 dan SD No. 10 Kesiman Denpasar ternyata sudah sesuai dengan prinsip-prinsip supervisi yang benar dan dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan guru dalam melaksanakan tugas pembelajaran di kelas, baik yang menyangkut penyusunan perencanaan pembelajaran maupun penerapannya di dalam kelas. 4.2 Saran Berdasarkan temuan dari penelitian tindakan di atas, maka saran yang ingin disampaikan adalah sebagai berikut: 118

11 1) Pengawas atau supervisor hendaknya betul-betul mengerti, memahami, dan mampu menerapkan kegiatan supervisi sesuai dengan tujuan, fungsi, prinsip, dan teknik supervisi khususnya dengan teknik kunjungan kelas. 2) Semua pihak yang terkait dengan pelaksanaan pendidikan hendaknya memberikan masukan tentang bagaimana melaksanakan kegiatan supervisi agar pelaksanaan pembelajaran berlangsung sesuai dengan tujuan yang diharapkan dengan meneliti bagian-bagian yang belum sempat diteliti. 3) Bagi peneliti lain diharapkan untuk melakukan penelitian yang sama untuk dapat memverifikasi data hasil penelitian ini. Daftar Pustaka Arikunto Suharsimi, Suhardjono, Supardi Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Gronlund, Norman E dan Robert L. Linn Measurement and Evaluation in Teaching. New York: Mc. Millan Publishing Company. Pidarta, Made Landasan Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Purwanto, Ngalim Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Sahertian Piet A dan Mataheru Frans Prinsip Teknik Supervisi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional. Sahertian Piet A Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan Surabaya: Usaha Nasional. 119

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Ini menunjukkan bahwa agar

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Ini menunjukkan bahwa agar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru merupakan salah satu komponen yang berpengaruh dalam peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Ini menunjukkan bahwa agar proses pendidikan di sekolah berjalan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD NEGERI MEDAN ESTATE

PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD NEGERI MEDAN ESTATE PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD NEGERI MEDAN ESTATE RAMLI SITORUS Dosen Jurusan PPSD Prodi PGSD Email: ramlisitorus105@ymail.com

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU MELALUI SUPERVISI AKADEMIK TEKNIK INDIVIDUAL CONFERENCE

PENINGKATAN KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU MELALUI SUPERVISI AKADEMIK TEKNIK INDIVIDUAL CONFERENCE PENINGKATAN KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU MELALUI SUPERVISI AKADEMIK TEKNIK INDIVIDUAL CONFERENCE (IC) OLEH PENGAWAS SEKOLAH DI SMK KOSGORO 2 NGANTANG KABUPATEN MALANG Mochamad Mudjiono Cabang Dinas Pendidikan

Lebih terperinci

Sagacious Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Sosial Vol. 4 No. 1 Juli-Desember 2017

Sagacious Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Sosial Vol. 4 No. 1 Juli-Desember 2017 MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI DENGAN TEKNIK KUNJUNGAN ANTAR KELAS DI SDN HABAU KECAMATAN BANUA LAWAS Muryadi Sekolah Dasar Negeri Habau Banua Lawas

Lebih terperinci

PELAKSANAAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH UNTUK PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DI SD NEGERI 10 BANDA ACEH ABSTRAK

PELAKSANAAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH UNTUK PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DI SD NEGERI 10 BANDA ACEH ABSTRAK Jurnal Ilmiah Mahasiswa Prodi PGSD FKIP Unsyiah Volume 1 Nomor 1, 11-20 Agustus 2016 PELAKSANAAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH UNTUK PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DI SD NEGERI 10 BANDA ACEH Ayu 1) Nurhaidah

Lebih terperinci

HJ. BAIQ SUMIATI. Pengawas SD Dinas Pendidikan Kota Mataram

HJ. BAIQ SUMIATI. Pengawas SD Dinas Pendidikan Kota Mataram UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU-GURU SEKOLAH DASAR DALAM MELAKSANAKAN PROSES PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SUPERVISI KOLABORATIF DI SEKOLAH BINAAN HJ. BAIQ SUMIATI Pengawas SD Dinas Pendidikan Kota

Lebih terperinci

ISSN No Media Bina Ilmiah 1

ISSN No Media Bina Ilmiah 1 ISSN No. 1978-3787 Media Bina Ilmiah 1 PENERAPAN PENDEKATAN SUPERVISI KOLABORATIF DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU BK DALAM MELAKSANAKAN KONSELING INDIVIDU DI SMP BINAAN MATARAM Oleh : Hj. Baiq Sumiati

Lebih terperinci

DIDAKTIKA PGRI, 1, (2), 2015, 109

DIDAKTIKA PGRI, 1, (2), 2015, 109 DIDAKTIKA PGRI, 1, (2), 2015, 109 MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN TEMATIK MELALUI SUPERVISI KLINIS BAGI GURU KELAS I, DAN I SD NEGERI KARANGTURI KECAMATAN LASEM Teguh Riyanto

Lebih terperinci

Pelaksanaan Supervisi Akademik Untuk. Menerapkan Metode Pembelajaran di SD Negeri Neuhen Kabupaten Aceh Besar Tahun Pelajaran 2014/2015

Pelaksanaan Supervisi Akademik Untuk. Menerapkan Metode Pembelajaran di SD Negeri Neuhen Kabupaten Aceh Besar Tahun Pelajaran 2014/2015 Pelaksanaan Supervisi Akademik Untuk Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Menerapkan Metode Pembelajaran di SD Negeri Neuhen Kabupaten Aceh Besar Tahun Pelajaran 2014/2015 Oleh: Drs. Amiruddin. A 9 Abstrak

Lebih terperinci

JUPENDAS, Vol. 3, No. 1, Maret 2016 ISSN:

JUPENDAS, Vol. 3, No. 1, Maret 2016 ISSN: PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI MENGUBAH PECAHAN BIASA KE BENTUK DESIMAL DAN PERSEN DENGAN METODE DISCOVERY DI KELAS V SD NEGERI 1 PEUSANGAN email: raudhatuljannah183@yahoo.com email: asrulkarim@ymail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MAN 1 Blora yang beralamat di jalan Gatot Subruto Km.04 Telp. (0296) 533453 Blora, Jawa Tengah. Dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pendidikan, supervisi mengandung arti yang luas namun intinya sama

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pendidikan, supervisi mengandung arti yang luas namun intinya sama BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Supervisi Akademik 1. Hakekat Supervisi Akademik Supervisi merupakan suatu bagian yang penting dalam pendidikan, supervisi mengandung arti yang luas namun intinya sama

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT WIRAUSAHAWAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT WIRAUSAHAWAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT WIRAUSAHAWAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING Jaka Nugraha & Choirul Nikmah Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya jaka.unesa@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Adapun penjelasan PTK adalah sebagai berikut : 1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA TERPADU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL Fahmiati SMP Negeri 33 Makassar Abstrak

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA TERPADU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL Fahmiati SMP Negeri 33 Makassar Abstrak PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA TERPADU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL Fahmiati SMP Negeri 33 Makassar Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan hasil belajar IPA Terpadu

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KINERJA GURU MELALUI SUPERVISI AKADEMIS DENGAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN MODELING TERHADAP GURU MATA PELAJARAN KIMIA PADA SEKOLAH BINAAN

MENINGKATKAN KINERJA GURU MELALUI SUPERVISI AKADEMIS DENGAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN MODELING TERHADAP GURU MATA PELAJARAN KIMIA PADA SEKOLAH BINAAN QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.5, No.1, April 2014, hlm. 13-24 13 MENINGKATKAN KINERJA GURU MELALUI SUPERVISI AKADEMIS DENGAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN MODELING TERHADAP GURU MATA PELAJARAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1) WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada tanggal 24 Nopember sampai 3 Desember tahun 2009 Penentuan waktu penelitian mengacu pada

Lebih terperinci

SUPERVISI AKADEMIK DAPAT MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU MELAKSANAKAN PROSES PEMBELAJARAN. Oleh Zainuddin*

SUPERVISI AKADEMIK DAPAT MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU MELAKSANAKAN PROSES PEMBELAJARAN. Oleh Zainuddin* 212 SUPERVISI AKADEMIK DAPAT MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU MELAKSANAKAN PROSES PEMBELAJARAN Oleh Zainuddin* Abstrak Supervisi akademik berpengaruh kepada kegiatan membantu guru dalam mengembangkan pembelajaran

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VI-B SD NEGERI 38 AMPENAN FLORA. Guru SD Negeri 38 Ampenan

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VI-B SD NEGERI 38 AMPENAN FLORA. Guru SD Negeri 38 Ampenan PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VI-B SD NEGERI 38 AMPENAN ABSTRAK FLORA Guru SD Negeri 38 Ampenan e-mail: flora.60@yahoo.com Untuk mengatasi masalah rendahnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI IPA MA Manbaul Ulum Karangawen Demak Tahun Pelajaran 2009-2010 dengan jumlah 38 peserta didik, terdiri dari 12 laki-laki

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI INJEKSI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PADA PESERTA DIDIK SMA NEGERI 1 NGUNUT TULUNGAGUNG

PENERAPAN STRATEGI INJEKSI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PADA PESERTA DIDIK SMA NEGERI 1 NGUNUT TULUNGAGUNG PENERAPAN STRATEGI INJEKSI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PADA PESERTA DIDIK SMA NEGERI 1 NGUNUT TULUNGAGUNG SISWANTO SMA Negeri 1 Ngunut Tulungagung Abstrak: Penelitian

Lebih terperinci

PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MEMBUAT PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) MELALUI WORKSHOP MODEL P2FR DI SMP NEGERI 43 MEDAN

PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MEMBUAT PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) MELALUI WORKSHOP MODEL P2FR DI SMP NEGERI 43 MEDAN ISSN 0852-0151 Jurnal Bidang Pendidikan Volume 20(2): 129-138, 2014 PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MEMBUAT PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) MELALUI WORKSHOP MODEL P2FR DI SMP NEGERI 43 MEDAN Rasmin Simbolon

Lebih terperinci

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK BERKELANJUTAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU-GURU SD PADA SEKOLAH BINAAN DI KOTA MATARAM

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK BERKELANJUTAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU-GURU SD PADA SEKOLAH BINAAN DI KOTA MATARAM PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK BERKELANJUTAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU-GURU SD PADA SEKOLAH BINAAN DI KOTA MATARAM HJ. BAIQ MIMI MARIANI Pengawas SD Dinas Pendidikan Kota Mataram e-mail: mimimaryani@gmail.com

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi ISSN Vol. 4, No.1, Hal , Januari 2018

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi ISSN Vol. 4, No.1, Hal , Januari 2018 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN DENGAN MODEL RESIPROKAL PADA SISWA KELAS VIII A SEMESTER I SMP PGRI 1 DENPASAR TAHUN PELAJARAN 2017/2018 Dr. I Nengah Sukama, S.Pd.,

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Volume 01, Nomor 1

Prosiding Seminar Nasional Volume 01, Nomor 1 Prosiding Seminar Nasional Volume 01, Nomor 1 PENINGKATAN MOTIVASI, AKTIVITAS, DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI EKOSISTEM MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING KELAS VIIF SMP NEGERI

Lebih terperinci

LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan ISSN : Vol. 13 No. 1 (2018) 1 10

LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan ISSN : Vol. 13 No. 1 (2018) 1 10 LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan ISSN : 0216-7433 Vol. 13 No. 1 (2018) 1 10 PENERAPAN COACHING UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH DALAM SUPERVISI AKADEMIK PADA SMP BINAAN DINAS PENDIDIKAN KOTA

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN METODE KARYA WISATA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN METODE KARYA WISATA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN METODE KARYA WISATA Agustian SDN 02 Curup Timur Kabupaten Rejang Lebong Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan siswa dalam

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENILIAN KINERJA MELALUI KEGIATAN KERJA KELOMPOK DI UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH BANYUWANGI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENILIAN KINERJA MELALUI KEGIATAN KERJA KELOMPOK DI UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH BANYUWANGI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENILIAN KINERJA MELALUI KEGIATAN KERJA KELOMPOK DI UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH BANYUWANGI Rini Hastuti Pengawas TK/SD pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten

Lebih terperinci

Oleh: Bakim SDN 2 Ngembel Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

Oleh: Bakim SDN 2 Ngembel Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek 52 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 2, AGUSTUS 2016 MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER BAGI SISWA KELAS VI SEMESTER I TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA Prosiding Seminar Nasional 9 Mei 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA Finisica Dwijayati Patrikha Universitas Negeri Surabaya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. bagian tumbuhan. Dalam pembelajaran IPA siswa belajar dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. bagian tumbuhan. Dalam pembelajaran IPA siswa belajar dengan 60 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Per Siklus Sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu melakukan kegiatan survey awal dengan tujuan mengetahui keadaan nyata yang ada di lapangan.

Lebih terperinci

JURNAL WAHANA PENDIDIKAN

JURNAL WAHANA PENDIDIKAN PENERAPAN BIMBINGAN TERSTRUKTUR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU MATEMATIKA DALAM MELAKSANAKAN PTK (Penelitian Tindakan Sekolah di SMP Negeri 2 Tasikmalaya) Oleh: Dadah Nahidah 1) 1) Kepala Sekolah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah tahapan-tahapan atau cara dalam melakukan penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dalam

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SAPAAN FORMAL BAHASA JERMAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ROLE PLAY

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SAPAAN FORMAL BAHASA JERMAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ROLE PLAY ISSN 085205 Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 20(): 7, 20 PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SAPAAN FORMAL BAHASA JERMAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ROLE PLAY Resti Saragih Guru Bahasa Jerman SMA

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE COURSE REVIEW HORAY (CRH) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE COURSE REVIEW HORAY (CRH) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE COURSE REVIEW HORAY (CRH) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA Atik Dwi Kurniati Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo e-mail: atikdwi_kurniati@gmail.com

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD KELAS VI DI SDN 153 PEKANBARU

UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD KELAS VI DI SDN 153 PEKANBARU UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD KELAS VI DI SDN 153 PEKANBARU Dra. Hj. INDRAWANI indrawani153pku@gmail.com Guru dan Kepala Sekolah SDN 153 Pekanbaru

Lebih terperinci

40 Media Bina Ilmiah ISSN No

40 Media Bina Ilmiah ISSN No 40 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR BAHASA INDONESIA MATERI BAGIAN-BAGIAN TUBUH DAN KEGUNAANNYA MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DI KELAS 1 SEMESTER I SDN 1 CAKRANEGARA TAHUN

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian ini adalah kualitatif karena penelitian ini bermaksud memahami berubahan yang dialami oleh subjek penelitian, Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Supervisi Kepala Sekolah 2.1.1 Pengertian Supervisi Kepala Sekolah Supervisi adalah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah

Lebih terperinci

MINDAMORA SITUMORANG Guru SD Negeri Muliorejo

MINDAMORA SITUMORANG Guru SD Negeri Muliorejo UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DI KELAS V SD NEGERI 106146 MULIOREJO MINDAMORA SITUMORANG Guru SD Negeri 106146 Muliorejo

Lebih terperinci

Jurnal Lensa Kependidikan Fisika Vol. 1 Nomor 1, Juni 2013 ISSN:

Jurnal Lensa Kependidikan Fisika Vol. 1 Nomor 1, Juni 2013 ISSN: MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 01/013 Ifan Sofian Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PROBLEM SOLVING LEARNING BERBASIS DISCOVERY PADA KELAS VII

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PROBLEM SOLVING LEARNING BERBASIS DISCOVERY PADA KELAS VII MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PROBLEM SOLVING LEARNING BERBASIS DISCOVERY PADA KELAS VII Puji Sumiati Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo Email:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan interprestasi terhadap data yang ditemukan dilapangan yang menekankan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan interprestasi terhadap data yang ditemukan dilapangan yang menekankan 44 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian PTK ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif deskriptif disini adalah penelitian yang hasil datanya lebih berkenaan

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU SD NEGERI 49 CAKRANEGARA

OPTIMALISASI PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU SD NEGERI 49 CAKRANEGARA ABSTRAK OPTIMALISASI PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU SD NEGERI 49 CAKRANEGARA HARUN Kepala SD Negeri 49 Cakranegara Supervisi akademik adalah merupakan salah satu cara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. didik pada pembelajaran IPA. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. didik pada pembelajaran IPA. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bertujuan meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik pada pembelajaran IPA. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP MUHAMMAD IDRIS Guru SMP Negeri 3 Tapung iidris.mhd@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

Penerapan Pendekatan Supervisi Kolaboratif..Hj. Baiq Harwini 74

Penerapan Pendekatan Supervisi Kolaboratif..Hj. Baiq Harwini 74 PENERAPAN PENDEKATAN SUPERVISI KOLABORATIF DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PROSES PEMBELAJARAN GURU-GURU SMP NEGERI 6 MATARAM ABSTRAK HJ. BAIQ HARWINI Kepala SMP Negeri 6 Mataram Yang melatarbelakangi penelitian

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS MEDIA PEMBELAJARAN MIPA UNTUK MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI AKADEMIK DI SMP N 3 TALAMAU. Yasman 1) 1 SMP N 3 Talamau

EFEKTIFITAS MEDIA PEMBELAJARAN MIPA UNTUK MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI AKADEMIK DI SMP N 3 TALAMAU. Yasman 1) 1 SMP N 3 Talamau EFEKTIFITAS MEDIA PEMBELAJARAN MIPA UNTUK MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI AKADEMIK DI SMP N 3 TALAMAU Yasman 1) 1 SMP N 3 Talamau Email: yazman@gmail.com Abstract Based on the observations

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, model yang digunakan yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas. Menurut Kasihani (1998: 13), penelitian tindakan kelas merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kepala Sekolah mempunyai peran dan fungsi yang menjamin mutu

BAB I PENDAHULUAN. Kepala Sekolah mempunyai peran dan fungsi yang menjamin mutu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepala Sekolah mempunyai peran dan fungsi yang menjamin mutu satuan pendidikan. Peran kepala sekolah dalam jabatan strategis di dunia pendidikan adalah sebagai

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Inggris dikenal dengan Clasroom Action Research (ARC). Penelitian tindakan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Inggris dikenal dengan Clasroom Action Research (ARC). Penelitian tindakan 35 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Motode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK). Metode penelitian tindakan kelas dalam bahasa Inggris

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. temuan penelitian dengan cara membandingkan atau mengkonfirmasikan nya. sesuai fokus penelitian dirumuskan sebagai berikut:

BAB V PEMBAHASAN. temuan penelitian dengan cara membandingkan atau mengkonfirmasikan nya. sesuai fokus penelitian dirumuskan sebagai berikut: 89 BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Temuan Hasil Penelitian Pada uraian ini peneliti akan melakukan interpretasi mengenai hasil temuan penelitian dengan cara membandingkan atau mengkonfirmasikan nya sesuai

Lebih terperinci

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS I.A SD NEGERI 9 KABANGKA TAHUN AJARAN 2014/2015 Nur

Lebih terperinci

PERSEPSI GURU TENTANG PROSES PELAKSANAAN SUPERVISI PEMBELAJARAN OLEH KEPALA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI KELOMPOK BISNIS MANAJEMEN DI KOTA PADANG

PERSEPSI GURU TENTANG PROSES PELAKSANAAN SUPERVISI PEMBELAJARAN OLEH KEPALA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI KELOMPOK BISNIS MANAJEMEN DI KOTA PADANG PERSEPSI GURU TENTANG PROSES PELAKSANAAN SUPERVISI PEMBELAJARAN OLEH KEPALA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI KELOMPOK BISNIS MANAJEMEN DI KOTA PADANG Rezy Marsellina Jurusan Administrasi Pendidikan FIP

Lebih terperinci

Supervisi Administrasi Untuk Meningkatkan Kinerja Guru Dalam Menyusun Perangkat Pembelajaran. Sri Winarni

Supervisi Administrasi Untuk Meningkatkan Kinerja Guru Dalam Menyusun Perangkat Pembelajaran. Sri Winarni Supervisi Administrasi Untuk Meningkatkan Kinerja Guru Dalam Menyusun Perangkat Pembelajaran Sri Winarni Guru SDN 1 Pandean Email: sri.winarni@gmail.com Tersedia Online di http://www.jurnal.unublitar.ac.id/

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUALITAS RPP TEMATIK MELALUI SUPERVISI AKADEMIK GURU KELAS SMPLB/C PADA SEKOLAH BINAAN DI KOTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KUALITAS RPP TEMATIK MELALUI SUPERVISI AKADEMIK GURU KELAS SMPLB/C PADA SEKOLAH BINAAN DI KOTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 JRR Tahun 2, No. 2, Desember 214 6979 PENINGKATAN KUALITAS RPP TEMATIK MELALUI SUPERVISI AKADEMIK GURU KELAS SMPLB/C PADA SEKOLAH BINAAN DI KOTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 21/214 Oleh: Abdullah Abdullahsiraj96@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian tindakan kelas merupakan ragam penelitian

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian tindakan kelas merupakan ragam penelitian BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas atau yang lebih sering disebut dengan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Deskripsi Hasil Penelitian Pra Siklus Penelitian pra siklus ini dilakukan tanpa menggunakan metode Jigsaw, tindakan dilakukan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research memiliki

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research memiliki 31 BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research memiliki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Suharsimi Arikunto menyatakan penelitian tindakan kelas adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan sengaja dimunculkan dan terjadi

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN WACANA NONSASTRA BERBAHASA JAWA DENGAN METODE PQRST

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN WACANA NONSASTRA BERBAHASA JAWA DENGAN METODE PQRST PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN WACANA NONSASTRA BERBAHASA JAWA DENGAN METODE PQRST Oleh: Sri Sukaesih program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa sri.sukaesih@gmail.com Abstrak : Tujuan penelitian

Lebih terperinci

MENINGKATKAN PERAN GURU MELALUI SUPERVISI

MENINGKATKAN PERAN GURU MELALUI SUPERVISI MENINGKATKAN PERAN GURU MELALUI SUPERVISI Oleh Anang Nazaruddin, S.Pd.I. ABSTRAK Guru yang merupakan ujung tombak keberhasilan pendidikan di Indonesia. Oleh sebab itu guru dituntut berkerja secara profesional,

Lebih terperinci

PENINGKATAN KOMPETENSI SUPERVISI KEPALA SEKOLAH MELALUI SUPERVISI KELOMPOK DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KOMPETENSI SUPERVISI KEPALA SEKOLAH MELALUI SUPERVISI KELOMPOK DI SEKOLAH DASAR PENINGKATAN KOMPETENSI SUPERVISI KEPALA SEKOLAH MELALUI SUPERVISI KELOMPOK DI SEKOLAH DASAR Suryantini UPTD Dikpora Kecamatan Banjarsari Surakarta Suryantini1958@gmail.com ABSTRACT The research is aimed

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian juga sering disebut metodologi yaitu cara-cara untuk mengumpulkan dan menganalisa data-data yang dikembangkan untuk memperoleh pengetahuan dengan menggunakan

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi ISSN Vol. 3, No.1, Hal. 1 8, Juni 2017

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi ISSN Vol. 3, No.1, Hal. 1 8, Juni 2017 MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DENGAN BIMBINGAN INDIVIDUAL SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENJASORKES SISWA KELAS IV SEMESTER I SD NEGERI 1PELIATAN TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Cok Agung Suryajaya*,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Taktakan Kabupaten Serang. Adapun alasan pemilhan lokasi PTK ini dikarenakan:

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Taktakan Kabupaten Serang. Adapun alasan pemilhan lokasi PTK ini dikarenakan: BAB III METODE PENELITIAN A. Alokasi Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian tindakan kelas ini diadakan di Sekolah Dasar Negeri Gedeg, Kecamatan Taktakan Kabupaten Serang. Adapun alasan pemilhan

Lebih terperinci

Penerapan Pembelajaran Berbasis Portofolio Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SD Inpres 1 Slametharjo Kabupaten Banggai

Penerapan Pembelajaran Berbasis Portofolio Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SD Inpres 1 Slametharjo Kabupaten Banggai Penerapan Pembelajaran Berbasis Portofolio Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SD Inpres 1 Slametharjo Kabupaten Banggai Aswan Natalia, Bonifasius Saneba, dan Hasdin Mahasiswa Program Guru

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah siswa kelas IV A Sekolah Dasar Negeri 181 Pekanbaru tahun ajaran. 2013/2014 yang terdiri dari 46 orang siswa.

BAB III METODE PENELITIAN. adalah siswa kelas IV A Sekolah Dasar Negeri 181 Pekanbaru tahun ajaran. 2013/2014 yang terdiri dari 46 orang siswa. BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Dalam penelitian tindakan kelas ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas IV A Sekolah Dasar Negeri 181 Pekanbaru

Lebih terperinci

SUPERVISI INDIVIDUAL DENGAN PENDEKATAN KOLABORATIF SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RPP. Ena Suprapti

SUPERVISI INDIVIDUAL DENGAN PENDEKATAN KOLABORATIF SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RPP. Ena Suprapti Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas ISSN 2087-3557 SUPERVISI INDIVIDUAL DENGAN PENDEKATAN KOLABORATIF SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RPP SD Negeri Kaliwadas 01 Adiwerna

Lebih terperinci

Penerapan Model Pembelajaran Creative Problem Solving Untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Siswa Kelas X MIPA4 SMA Negeri 5 Palu

Penerapan Model Pembelajaran Creative Problem Solving Untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Siswa Kelas X MIPA4 SMA Negeri 5 Palu Penerapan Model Pembelajaran Creative Problem Solving Untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Siswa Kelas X MIPA4 SMA Negeri 5 Palu Nur Cahyani, H. Fihrin dan Amiruddin Kade nurlahako@yahoo.co.id Program

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode, Desain, dan Alur Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan teknik penelitian tindakan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KINERJA GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI AKADEMIK DI SMK MUHAMMADIYAH 2 YOGYAKARTA

PENINGKATAN KINERJA GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI AKADEMIK DI SMK MUHAMMADIYAH 2 YOGYAKARTA PENINGKATAN KINERJA GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI AKADEMIK DI SMK MUHAMMADIYAH 2 YOGYAKARTA Dwikoranto SMK Muhammadiyah 2 Yogyakarta e-mail: dwi.koran7@gmail.com Abstrak Kinerja guru

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. istilah Inggrisnya Classroom Action Research (CAR). Nama CAR atau PTK

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. istilah Inggrisnya Classroom Action Research (CAR). Nama CAR atau PTK BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Jenis penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang istilah Inggrisnya Classroom Action Research (CAR). Nama CAR atau PTK sudah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas untuk mendeskripsikan tentang upaya guru meningkatkan hasil belajar dan keaktifan

Lebih terperinci

Kata Kunci: Model Kooperatif Tipe STAD, PowerPoint 2007, Hasil Belajar.

Kata Kunci: Model Kooperatif Tipe STAD, PowerPoint 2007, Hasil Belajar. PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN MICROSOFT POWERPOINT PADA KONSEP GETARAN DAN GELOMBANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 5 KOTA BENGKULU Dedy Hamdani Program Studi

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN MICROSOFT POWERPOINT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 5 KOTA BENGKULU

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN MICROSOFT POWERPOINT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 5 KOTA BENGKULU PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN MICROSOFT POWERPOINT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 5 KOTA BENGKULU Dedy Hamdani Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

64 Media Bina Ilmiah ISSN No

64 Media Bina Ilmiah ISSN No 64 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU SMA NEGERI 3 MATARAM DALAM MENGANALISIS KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) MELALUI BIMBINGAN INDIVIDU Oleh: H. Muhammad Jauhari Kepala

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM TENTANG CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP MELALUI METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM TENTANG CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP MELALUI METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM TENTANG CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP MELALUI METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING Darmanto Priyoutomo SDN I Ngilo-ilo Kecamatan Slahung Kabupaten Ponorogo e-mail:

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas dengan pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas dengan pendekatan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian yang Digunakan Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas dengan pendekatan deskriptif yaitu metode melukiskan atau menggambarkan sistematika,

Lebih terperinci

Peningkatan Kompetensi Mahasiswa dalam Pemecahan Masalah Anuitas Umum dengan Menerapkan Model Quantum Teaching. Budi Halomoan Siregar

Peningkatan Kompetensi Mahasiswa dalam Pemecahan Masalah Anuitas Umum dengan Menerapkan Model Quantum Teaching. Budi Halomoan Siregar Peningkatan Kompetensi Mahasiswa dalam Pemecahan Masalah Anuitas Umum dengan Menerapkan Model Quantum Teaching Budi Halomoan Siregar Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan model

Lebih terperinci

Kata kunci: Model Pembelajaran Kooperatif Tipe mind mapping, pemecahan masalah

Kata kunci: Model Pembelajaran Kooperatif Tipe mind mapping, pemecahan masalah UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MIND MAPPING PADA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 16 YOGYAKARTA Windri Suci Setiawati Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah Classroom Action Research atau Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan secara kolaboratif dengan guru matematika

Lebih terperinci

PROSIDING ISBN :

PROSIDING ISBN : P 5 MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII C SMP ANGGREK BANJARMASIN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN SCRAMBLE Agisna

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SEARCH SOLVE CREATE SHARE (SSCS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII-2 SMP NEGERI 13 PEKANBARU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SEARCH SOLVE CREATE SHARE (SSCS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII-2 SMP NEGERI 13 PEKANBARU 71 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SEARCH SOLVE CREATE SHARE (SSCS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII-2 SMP NEGERI 13 PEKANBARU maidadeli@yahoo.co.id SMP Negeri 13 Pekanbaru,

Lebih terperinci

Disusun Oleh : Yanti Jasni, S.Pd Guru SDN 34 Gantung Ciri ABSTRAK

Disusun Oleh : Yanti Jasni, S.Pd Guru SDN 34 Gantung Ciri ABSTRAK Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Melalui Pendekatan Saintifik Di Kelas VI SD Negeri 34 Gantung Ciri Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Melalui Pendekatan Saintifik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada tanggal 06 November sampai 28 November 2009. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan penulis yaitu penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas adalah sebagai suatu bentuk kajian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Secara harfiah PTK adalah riset yang dapat dilakukan oleh orang yang sedang melakukan suatu

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DALAM MENYUSUN SILABUS DAN RPP MELALUI SUPERVISI AKADEMIK YANG BERKELANJUTAN DI SD NEGERI 0102 BARUMUN

UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DALAM MENYUSUN SILABUS DAN RPP MELALUI SUPERVISI AKADEMIK YANG BERKELANJUTAN DI SD NEGERI 0102 BARUMUN Volume 3 Nomor 1, Halaman 56-60, Januari-Juni 2017 RISTEKDIK Jurnal Bimbingan dan Konseling P-ISSN: 2527-4244, E-ISSN : 2541-206X UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DALAM MENYUSUN SILABUS DAN RPP MELALUI

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS I.A SDN 9 KABAWO MATERI AJAR SUMBER ENERGI GERAK Wa Ndolawa Guru SD negeri 9 Kabawo Kabupaten Muna

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SUPERVISI AKADEMIK DI SMP

IMPLEMENTASI SUPERVISI AKADEMIK DI SMP IMPLEMENTASI SUPERVISI AKADEMIK DI SMP Erlina Indrawati (SMPN 14 Kabupaten Bengkulu Selatan), Manap Somantri (Prodi MAP FKIP Unib), dan Osa Juarsa (Prodi MAP FKIP Unib) e-mail: erlinaindrawathie@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan 24 BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Penelitian ini dirancang dengan penelitian tindakan kelas yang merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan

Lebih terperinci

PENINGKTAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH SISWA KELAS V SD KARTIKA XX-1 KOTA MAKASSAR

PENINGKTAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH SISWA KELAS V SD KARTIKA XX-1 KOTA MAKASSAR PENINGKTAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH SISWA KELAS V SD KARTIKA XX-1 KOTA MAKASSAR Syahrun Kepala SD Kartika XX-1 Abstrak:. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan

Lebih terperinci

Oleh: Wahdaniah, S.Pd.,M.Pd.

Oleh: Wahdaniah, S.Pd.,M.Pd. KORELASI BELAJAR KOOPERATIF MODEL GROUP INVESTIGATION TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PENULISAN KARYA ILMIAH PADA MAHASISWA JURUSAN TEKNIK MESIN POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE Oleh: Wahdaniah, S.Pd.,M.Pd.

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PEMBERIAN TUGAS TERSTRUKTUR DAN KUIS PADA SISWA SMK TKM TAMAN SISWA PURWOREJO

OPTIMALISASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PEMBERIAN TUGAS TERSTRUKTUR DAN KUIS PADA SISWA SMK TKM TAMAN SISWA PURWOREJO OPTIMALISASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PEMBERIAN TUGAS TERSTRUKTUR DAN KUIS PADA SISWA SMK TKM TAMAN SISWA PURWOREJO Nuraini Antas, Bambang Priyo Darminto, Nila Kurniasih Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berlangsung diseputar kelas, maka pada akhirnya keberhasilan atau

BAB I PENDAHULUAN. yang berlangsung diseputar kelas, maka pada akhirnya keberhasilan atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kreativitas bagi seorang guru betul-betul dibutuhkan guna menemukan cara-cara baru dalam proses belajar mengajar dan memperbaiki hasil prestasi belajar anak didik. Guru

Lebih terperinci

Keperluan korespondensi, HP : ,

Keperluan korespondensi, HP : , Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 3 No. 3 Tahun 2014 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE TALKING STICK BERBANTUAN

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. and Satisfaction) ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas (classroom

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. and Satisfaction) ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas (classroom BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian yang berjudul; Peningkatan Motivasi Belajar Mata Pelajaran Matematika pada Siswa Kelas V MI H. Achmad Ali Benowo - Surabaya melalui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang layak untuk melakukan PTK adalah guru di kelasnya sendiri. Lebih rinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang layak untuk melakukan PTK adalah guru di kelasnya sendiri. Lebih rinci BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Tahapan Penelitian Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas, yaitu penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki mutu praktik

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA YULISMA Guru SMP Negeri 3 Tapung yulissma880@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci