MURUNG RAYA DAN BERBAGAI POTENSI YANG DIMILIKINYA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MURUNG RAYA DAN BERBAGAI POTENSI YANG DIMILIKINYA"

Transkripsi

1 TIGA MURUNG RAYA DAN BERBAGAI POTENSI YANG DIMILIKINYA Batas Wilayah Administrasi Kabupaten Murung Raya sebagai Kabupaten yang secara definitif otonom dan mandiri lepas dari Kabupaten Induknya Barito Utara baru diresmikan pada tanggal 2 Juli 2002 berdasarkan Undang Undang No. 05 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Katingan, Kabupaten Seruyan, kabupaten Sukamara, Kabupaten Lamandau, Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Pulang Pisau, Kabupaten murung Raya dan Kabupaten Barito Timur di Provinsi Kalimantan Tengah. Selanjutnya berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri No Tahun 2002 tanggal 16 Mei 2002 tetang diangkatnya dan dilantiknya Drs. H Romansyah Bagan sebagai Pejabat Bupati Murung Raya pada tanggal 8 Juli 2002 dengan tugas antara lain adalah mempersiapkan lembaga legislatif dan membentuk Dinas, Badan dan Kantor Pemerintah di Puruk Cahu. Setelah terbentuknya anggota Legislatif Kabupaten Murung Raya maka anggota dewan pada tanggal 18 Juni 2003 menyelenggarakan pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Murung Raya serta terpilihnya Ir. Willy M Yoseph dan Drs. Abdul Thalib sebagai Bupati dan Wakil Bupati Murung Raya untuk Periode yang pelantikannya pada tanggal 21 Juli 2003 oleh Gubernur Propinsi Kalimantan Tengah 49

2 ORANG DAYAK MELAWAN TAMBANG Studi Gerakan Sosial Baru dalam Ruang Publik Virtual di Palangkaraya bersamaan dengan dilantiknya 7 (tujuh) Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Pemekaran lainnya. Sementara itu, batas-batas wilayah Kabupaten Murung Raya secara administratif adalah sebagai berikut: Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat dan Kabupaten Kutai Barat Provinsi Kalimantan Timur; Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Kutai Barat Provinsi Kalimantan Timur dan Kecamatan Lahei Kabupaten Barito Utara; Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Teweh Tengah Kabupaten Barito Utara dan Kecamatan Kapuas Hulu Kabupaten Kapuas; dan Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Kahayan Hulu Utara Kabupaten Gunung Mas dan Kabupaten Kapuas Hulu Kalimantan Barat. Lebih jelasnya lihat peta 3.1. di bawah ini. Sumber : Murung Raya Dalam Angka, 2016 Gambar 3.1. Peta Administrasi Kabupaten Murung Raya Jarak tempuh dari Palangka Raya, Ibukota Provinsi Kalimantan Tengah ke Kabupaten Murung Raya adalah 702 km (tujuh ratus dua kilometer) dengan waktu kurang lebih 10 (sepuluh) jam perjalanan dengan menggunakan kendaraan roda empat. 50

3 Murung Raya dan Berbagai Potensi yang Dimilikinya Secara administrasi pemerintahan Kabupaten Murung Raya terdiri dari 10 kecamatan, 115 desa dan 9 kelurahan definitif, seperti yang diperlihatkan pada tabel 3.1. di bawah ini. Tabel 3.1. Pembagian Kelurahan dan Desa Kabupaten Murung Raya No. Kecamatan Luas Jumlah Desa Jumlah Kelurahan Total Desa+ Kelurahan 1. Laung Tuhup 1, Murung Permata Intan Sumber Barito 2, Tanah Siang 1, Barito Tuhup Raya 1, Tanah Siang Selatan Sungai Babuat Seribu Riam 7, U'ut Murung 7, Jumlah 23, Sumber : Biro Pusat Statistik, 2012 Tata Letak dan Fisiografi Letak geografis Kabupaten Murung Raya adalah berada di ujung utara wilayah administratif Kalimantan Tengah dengan Ibukota Kabupaten Puruk Cahu. Secara astronomis, Kabupaten Murung Raya terletak pada garis Lintang ,87 Lintang selatan dan ,24 Lintang Utara serta garis Bujur ,98 Bujur Timur dan ,52 Bujur Timur, sehingga merupakan satu-satunya wilayah di Provinsi Kalimantan Tengah yang berada dalam garis lintas Khatulistiwa. Karakteristik alam Kabupaten Murung Raya dengan luas wilayah ± Km² (dua puluh tiga ribu tujuh ratus kilo meter persegi), didominasi oleh pegunungan dan perbukitan, hulu sungai, dan riamriam menyebabkan udaranya terasa dingin dan agak lembab dengan ketinggian tempat meter dari permukaan laut, curah hujan rata-rata sekitar mm per tahun, temperatur udara rata-rata berkisar 22º-35ºC dan kelembaban nisbi rata-rata 85%. Bagian Selatan 51

4 ORANG DAYAK MELAWAN TAMBANG Studi Gerakan Sosial Baru dalam Ruang Publik Virtual berupa hamparan dataran rendah dengan derajat keasaman tanah kurang dari 7. Bagian utara berupa dataran tinggi Pegunungan Muller Schwaner menjadi wilayah yang sangat penting, terutama sebagai hamparan emas hijau hutan hujan tropis yang masih asli dengan keanekaragaman hayati yang tinggi, juga sebagai menara air (water reservoir) bagi sungai-sungai utama di wilayah Kalimantan, khususnya Sungai Barito yang memiliki panjang mencapai 900 km. Dengan kondisi ini wilayah Kabupaten Murung Raya dikategorikan sebagai wilayah dengan tingkat kesulitan geografis relatif tinggi. Kabupaten Murung Raya adalah Kabupaten terluas di provinsi Kalimantan Tengah, dengan potensi sumber daya alam yang besar terdiri atas perkebunan dan kehutanan, dengan luas wilayah kawasan hutan mencapai 94,36% serta pertambangan dan penggalian, terutama batubara dan emas. Untuk hutan luasnya mencapai Ha dengan rincian seperti yang diperlihatkan tabel 3.2. di bawah ini: Tabel 3.2. Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsinya No Fungsi Hutan Luas (Ha) Persentase 1. Hutan Produksi ,44 14,03 2. Hutan Lindung ,38 19,27 3. Hutan Suaka/Wisata/Cagar Alam ,60 9,65 4. Hutan Cadangan/Hutan Produksi yang ,43 0,92 dapat dikonversikan (KPP) 5. Hutan Produksi Terbatas ,60 47,81 6. Kawasan Pemukiman dan Penggunaan ,15 7,56 Lainnya 7. Daerah Sempadan ,40 0,77 Jumlah , Sumber : Biro Pusat Statistik, 2012 Potensi Demografi Penyebaran penduduk di Kabupaten Murung Raya cenderung tidak merata dan kebanyakan terpusat di Kecamatan Murung (32.08%) disusul Kecamatan Laung Tuhup (18,77%), Kecamatan Tanah Siang (13,01%) dan Kecamatan Permata Intan (11,00%). Jelasnya lihat tabel 3.3. di bawah ini. 52

5 Murung Raya dan Berbagai Potensi yang Dimilikinya Terkait dengan tidak meratanya persebaran penduduk Murung Raya, dikarenakan beberapa hal: (1) kondisi sarana jalan darat yang menghubungkan antar kecamatan atau desa kadang-kadang tidak memungkinkan untuk dilalui bahkan belum ada; (2) sarana transportasi yang kurang memadai termasuk sarana transportasi air yang jumlahnya masih sangat terbatas, padahal jumlah desa yang terdapat di pinggiran sungai lumayan cukup banyak; dan (3) keempat kecamatan adalah pusat pertumbuhan ekonomi terutama di sektor pertambangan dan sektor pariwisata. Tabel 3.3. Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dirinci menurut Jenis Kelamin per Kecamatan di Kabupaten Murung Raya Tahun Luas Laki-laki (orang) Perempuan (orang) No. Kecamatan Wilayah (Km 2 ) Permata Intan Sungai Babuat Murung Laung Tuhup B. Tuhup Raya Tanah Siang T. Siang Selatan Sumber Barito Seribu Riam Uut Murung Jumlah Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Murung Raya, 2014 Kepadatan penduduk dapat dinyatakan dalam 2 (dua) bentuk kepadatan, yaitu; kepadatan secara geografis dan secara agraris. Kepadatan geografis membandingkan jumlah penduduk terhadap luas wilayah keseluruhan, sedangkan kepadatan agraris merupakan perbandingan antara jumlah penduduk dengan luas tanah atau lahan yang diusahakan baik oleh pemerintah, swasta/perusahaan dan masyarakat sendiri termasuk pemukiman penduduk. Lahan yang diusahakan bisa berupa perkampungan, sawah, ladang/tegal, perkebunan, rawa/tambak serta semak belukar. Kepadatan penduduk Kabupaten Murung Raya semenjak mengalami pemekaran kabupaten sampai dengan tahun 2013 belum mengalami perubahan, yaitu 4 orang 53

6 ORANG DAYAK MELAWAN TAMBANG Studi Gerakan Sosial Baru dalam Ruang Publik Virtual penduduk per 1 (satu) Km 2 wilayahnya. Paling sedikit di antara semua kabupaten di Provinsi Kalimantan Tengah. Penduduk yang masih jarang ini merupakan salah satu peningkatan usaha pengembangan daerah. Oleh karena itu program penambahan penduduk pada wilayah-wilayah yang sesuai peruntukannya seperti program transmigrasi perlu digalakkan. Lebih jelasnya lihat tabel 3.4. di bawah ini. Tabel 3.4. Kepadatan Penduduk Dirinci Menurut Geografis per Kecamatan di Kabupaten Murung Raya Tahun No. Kecamataan Luas Wil. (Km 2 ) Kepadatan Penduduk (orang/km 2 ) Permata Intan Sungai Babuat Murung Laung Tuhup Barito Tuhup Raya Tanah Siang Tanah Siang Selatan Sumber Barito Seribu Riam Uut Murung Jumlah Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Murung Raya, 2014 Rasio ketergantungan atau dependency ratio adalah banyaknya penduduk 0-14 tahun dan penduduk usia 65 tahun ke atas (yang merupakan penduduk yang ditanggung) dibandingkan dengan penduduk usia produktif (usia tahun, sebagai penanggung). Tabel 3.5. memperlihatkan bahwa di Murung Raya pada tahun 2011 s/d 2013, rasio ketergantungan secara berturut-turut adalah sebesar 62, 61, dan 61. Sebagai contoh di angka 57, artinya bahwa setiap 100 penduduk usia tahun menanggung 57 orang penduduk usia 0-14 dan 65 tahun ke atas. Semakin rendah nilai rasio ketergantungan maka akan semakin baik, sebaliknya jika semakin tinggi maka akan semakin buruk. Jelasnya lihat tabel 3.5. di bawah ini. 54

7 Murung Raya dan Berbagai Potensi yang Dimilikinya Tabel 3.5. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Rasio Ketergantungan Murung Raya Tahun Tahun Kelompok Umur (orang) Rasio Ketergantungan Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Murung Raya, 2014 Penduduk yang termasuk angkatan kerja merupakan penduduk yang berusia kerja (15 tahun dan lebih) yang bekerja, atau punya pekerjaan namun sementara tidak bekerja dan pengangguran. Sebaliknya di luar itu penduduk bukan angkatan kerja; seperti penduduk yang masih sekolah, mengurus rumah tangga atau melaksanakan kegiatan lainnya selain kegiatan pribadi. Bekerja merupakan bagian dari angkatan kerja dimana kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh seseorang dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan, paling sedikit 1 jam (tidak terputus) dalam seminggu yang lalu. Kegiatan tersebut termasuk pula kegiatan pekerja tak dibayar yang membantu dalam suatu usaha/kegiatan ekonomi. Jelasnya lihat tabel 3.6. dan tabel 3.7. di bawah ini. Tabel 3.6. Jumlah Penduduk Bekerja Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Murung Raya Tahun Tahun Bekerja (orang) Laki-laki Perempuan Laki-Laki + Peremp Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Murung Raya, 2014 Tabel 3.7. Jumlah Penduduk Bekerja Menurut Perdesaan/Perkotaan di Kabupaten Murung Raya Tahun Tahun Bekerja (orang) Perdesaan Perkotaan Perdesaan+Perkotaan Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Murung Raya,

8 ORANG DAYAK MELAWAN TAMBANG Studi Gerakan Sosial Baru dalam Ruang Publik Virtual Pengangguran terbuka terdiri dari mereka yang tidak punya pekerjaan dan mencari pekerjaan, mereka yang tidak punya pekerjaan dan mempersiapkan usaha, mereka yang tidak punya pekerjaan dan tidak mencari pekerjaan, karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan serta mereka yang sudah punya pekerjaan, tetapi belum mulai bekerja. Jelasnya lihat tabel 3.8., tabel 3.9., tabel 3.10., dan tabel di bawah ini. Tabel 3.8. Jumlah Pengangguran Terbuka Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Murung Raya Tahun Tahun Pengangguran Terbuka (orang) Laki-laki Perempuan Laki-Laki + Peremp Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Murung Raya, 2014 Tabel 3.9. Jumlah Pengangguran Terbuka Menurut Pedesaan/Perkotaan di Kabupaten Murung Raya Tahun Tahun Pengangguran Terbuka (orang) Perdesaan Perkotaan Perdesaan+Perkotaan Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Murung Raya, 2014 Tabel Prosentase Tingkat Pengangguran Terbuka Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Murung Raya Tahun Tahun Tingkat Pengangguran Terbuka (%) Laki-laki Perempuan Laki-Laki + Peremp ,44 3,47 3, ,62 3,39 7,01 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Murung Raya, 2014 Tabel Prosentase Pengangguran Terbuka Menurut Pedesaan/Perkotaan di Kabupaten Murung Raya Tahun Tahun Tingkat Pengangguran Terbuka (%) Perdesaan Perkotaan Perdesaan+Perkotaan ,64 0,77 3, ,02 3,99 7,01 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Murung Raya,

9 Murung Raya dan Berbagai Potensi yang Dimilikinya Potensi Ekonomi Ciri perekonomian suatu daerah ditunjukkan oleh sumbangan masing-masing sektor ekonomi atau lapangan usaha yang menggambarkan struktur ekonomi daerah. Secara kuantitatif dapat diukur dengan indikator PDRB menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku. Struktur perekonomian nasional telah mengalami pergeseran yang semula dimotori oleh sektor pertanian, maka mulai tahun 1992 yang menjadi motor penggerak utama perekonomian nasional adalah sektor industri pengolahan. Namun tidak demikian halnya untuk umumnya daerah Kalimantan Tengah dan Khususnya Kabupaten Murung Raya. Sampai tahun 2007 sektor pertanianlah yang menjadi motor utama. Tercatat 33,34 persen kontribusinya terhadap PDRB tahun 2007 dan merupakan kontribusi terbesar jika dibandingkan dengan sektor lainnya. Akan tetapi mulai tahun 2008 sampai dengan tahun 2013 konribusi sektor pertanian terus menurun dan perekonomian utama kini dimotori oleh sektor pertambangan dan penggalian sebagai leading sector. Perekonomian Murung Raya tahun 2011 selain dimotori oleh sektor pertambangan dan penggalian di urutan pertama, dan sektor pertanian di posisi kedua, di posisi ketiga adalah sektor jasa, yang terdiri dari sub sektor pemerintahan umum dan swasta. Kontribusi sektor pertambangan dan penggalian pada tahun 2013 mencapai 36,26 persen, sedangkan kontribusi sektor pertanian sebesar 23,75 persen. Sektor jasa dimana termasuk jasa pemerintah selaku pemegang kendali memiliki peran sebesar 11,36 persen terhadap perekonomian Murung Raya. Di posisi keempat diduduki sektor perdagangan, hotel dan restoran, yaitu dengan kontribusi sebesar 10,92 persen pada tahun Di peringkat selanjutnya ada sektor bangunan di posisi kelima dengan kontribusi terhadap total perekonomian sebesar 6,42 persen. Peringkat enam diduduki oleh kontribusi sektor pengangkutan dan komunikasi yang pada tahun 2013 kontribusinya sebesar 5,18 persen. 57

10 ORANG DAYAK MELAWAN TAMBANG Studi Gerakan Sosial Baru dalam Ruang Publik Virtual Berturut-turut di posisi tujuh dan delapan adalah sektor industri pengolahan dan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Pada tahun 2013 kontribusinya berturut-turut adalah sebesar 3,05 persen dan 2,54 persen. Posisi juru kunci kontributor perekonomian Murung Raya tahun 2012 adalah sektor listrik dan air bersih. Pada tahun 2012 kontribusi sektor ini sebesar 0,52 persen saja. Jelasnya lihat tabel di bawah ini. 58 Tabel Distribusi Persentase PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku (%) Kabupaten Murung Raya Tahun No. Lapangan Usaha Pertanian (Tanaman Pangan, Perkebunan, Perikanan, Peternakan dan Kehutanan) 25,72 24,49 23,75 2. Pertambangan dan Penggalian 37,14 36,84 36,26 3. Industri Pengolahan 2,97 3,00 3,05 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 0,43 0,45 0,52 5. Bangunan dan Konstruksi 5,57 6,06 6,42 6. Perdagangan, Hotel dan Restauran 9,86 10,42 10,92 7. Angkutan dan Komunikasi 5,49 5,42 5,18 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 2,28 2,41 2,54 9. Jasa-Jasa 10,54 10,91 11,36 Sumber : Biro Pusat Stastistik Kabupaten Murung Raya, 2014 Dengan demikian jelas bahwa sektor-sektor yang menempati urutan atas merupakan sektor-sektor yang sangat mempengaruhi naikturunnya laju PDRB Kabupaten Murung Raya. Sedangkan kedua sektor urutan terakhir kurang berpengaruh terhadap perkembangan PDRB Murung Raya secara keseluruhan, karena peranannya yang relatif kecil. Namun demikian secara total, Pendapatan Domestik Regional Bruto Kabupaten Murung Raya mengalami kenaikan pada tahun 2013 ini dibandingkan tahun sebelumnya. Perekonomian Kabupten Murung Raya sejak Tahun 2009 hingga tahun 2011 selalu bergerak naik semenjak lepas dari dampak krisis global di penghujung tahun Pada tahun 2013, laju pertumbuhan ekonominya sebesar 6,67 persen dengan PDRB atas dasar harga konstan lebih dari satu trilyun rupiah. Jelasnya lihat tabel di bawah ini.

11 Murung Raya dan Berbagai Potensi yang Dimilikinya Tahun Tabel PDRB dan Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Murung Raya Tahun Atas Dasar Harga Berlaku (Jutaan Rp) Pertumbuhan Nyata (%) Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Jutaan Rp) Pertumbuhan Nyata (%) , , , , , ,67 Sumber : Biro Pusat Stastistik Kabupaten Murung Raya, 2014 PDRB perkapita Kabupaten Murung Raya tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 selalu mengalami peningkatan, baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan tahun Untuk tahun 2010, PDRB perkapita atas dasar harga konstan mencapai9,8 juta rupiah sedangkan tahun 2011 meningkat menjadi 10,2juta rupiah. Begitu juga untuk tahun 2012 kembali mengalami peningkatan menjadi 10,5juta rupiah. Sedangkan berdasar harga berlaku, PDRB perkapita masyarakat Murung Raya tahun 2010 mencapai 21,7 juta rupiah. Dua tahun berikutnya, berturut-turut meningkat menjadi 24,9 juta rupiah pada tahun 2011 dan sebesar 27,2 pada tahun Jelasnya lihat tabel di bawah ini Tabel PDRB Perkapita Kabupaten Murung Raya Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 Tahun Tahun Atas Dasar Harga Berlaku (Jutaan Rp) Pertumbuhan Nyata (%) Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Jutaan Rp) Pertumbuhan Nyata (%) ,93 15, ,74 4, ,50 8, ,72 4, ,14 4, ,92 1,60 Sumber : BPS Kabupaten Murung Raya Perekonomian Murung Raya sampai dengan saat ini masih sangat tergantung pada sektor primer, yaitu sektor pertanian dan sektor pertambangan dan penggalian. Dengan kontribusi yang tinggi dari dua sektor ini bukan berarti tidak dibutuhkan perhatian khusus. Sektor pertambangan dan penggalian sebagian besar dikuasai oleh penduduk non residen Murung Raya, sehingga sebenarnya terjadi capital flight terhadap sebagian besar hasil nilai tambah dari sektor ini. Di sini 59

12 ORANG DAYAK MELAWAN TAMBANG Studi Gerakan Sosial Baru dalam Ruang Publik Virtual diperlukan peran pemerintah untuk memberikan kontrol dan evaluasi seberapa besar nilai tambah sektor ini dapat meningkatkan kesejahteraan terhadap masyarakat Murung Raya itu sendiri, baik secara langsung maupun tidak. Sektor pertanian merupakan mata pencaharian utama sebagian besar penduduk Murung Raya, khususnya perkebunan karet. Karena karet merupakan komoditi ekspor, maka harga karet turut berfluktuasi sesuai mekanisme pasar global. Suatu saat harga karet dapat meroket tinggi, namun tak jarang juga harganya terjungkal. Pemerintah perlu memikirkan strategi khusus untuk melindungi petani agar tidak merasakan dampak yang teramat dalam akibat fluktuasi tersebut, mengingat Indonesia merupakan salah satu produsen karet terbesar di dunia di samping Malaysia dan Thailand. Sektor jasa terutama jasa pemerintahan umum memegang peran cukup signifikan terhadap perekonomian Murung Raya, sehingga ke depan perlu terus ditingkatkan melalui berbagai ragam kebijakan yang lebih pro rakyat. Agar besarnya peran tersebut, secara ekonomis benarbenar dapat dirasakan langsung oleh masyarakat. Sektor industri pengolahan tampaknya sangat perlu pembinaan dan bantuan. Selama ini kebutuhan masyarakat akan barang sekunder sebagian besar didatangkan dari luar wilayah, sehingga harganya cukup tinggi. Hal ini terjadi salah satunya karena sulitnya memperoleh bahan baku penolong dan tingginya biaya antara yang harus dikeluarkan untuk menghasilkan sendiri suatu barang, sehingga masyarakat lebih memilih untuk membelinya secara langsung, meski harus didatangkan dari luar daerah dengan harga yang relaif tinggi. Ke depan, sektor ini perlu terus dibina dan dimodali agar lebih bergairah. Sektor Produksi Potensi Pertanian Kegiatan pertanian sampai saat ini masih memberikan peran yang besar terhadap perekonomian Kabupaten Murung Raya. Kegiatan 60

13 Murung Raya dan Berbagai Potensi yang Dimilikinya pertanian masih didominasi oleh sektor tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, perikanan dan peternakan. Berikut disajikan data hasil produksi dari kegiatan pertanian Murung Raya selama tahun 2013 pada tabel 3.15., tabel dan tabel Tabel Luas Panen dan Produksi Tanaman Padi per Kecamatan di Kabupaten Murung Raya Tahun 2013 Padi Sawah Padi Ladang Kecamatan Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) 1. Permata Intan , Sungai Babuat ,89 3. Murung ,62 4. Laung Tuhup ,14 5. B.Tuhup Raya ,20 6. Tanah Siang ,98 7. T. Siang Selatan 1 3, ,04 8. Sumber Barito ,18 9. Seribu Riam , Uut Murung ,03 Jumlah , ,00 Sumber : Dinas Pertanian Peternakan dan Perikanan Kab. Murung Raya, 2014 Tabel Luas Panen dan Produksi Jagung, Ubi Kayu dan Ubi Jalar Menurut Kecamatan Tahun 2013 Jagung Ubi Kayu Ubi Jalar Luas Produksi Luas Produksi Luas Produksi Kecamatan (Ha) (Ton) (Ha) (Ton) (Ha) (Ton) 1. Permata Intan 14 31, , ,38 2. Sungai Babuat 7 15, , ,09 3. Murung 24 54, , ,13 4. Laung Tuhup 25 57, , B.Tuhup Raya 11 25, , Tanah Siang 6 13, , ,22 7. T. Siang Selatan 7 15, , ,04 8. Sumber Barito 0 0, , ,04 9. Seribu Riam 1 2, , , Uut Murung 4 9, ,91 1 7,02 Jumlah , , ,00 Sumber : Dinas Pertanian Peternakan dan Perikanan Murung Raya,

14 ORANG DAYAK MELAWAN TAMBANG Studi Gerakan Sosial Baru dalam Ruang Publik Virtual 62 Tabel Luas Panen dan Produksi Kacang Tanah, Kacang Kedelai dan Kacang Hijau menurut Kecamatan Tahun 2013 Kacang Tanah Kacang Kedelai Kacang Hijau Kecamatan Luas (Ha) Produksi (Ton) Luas (Ha) Produksi (Ton) Luas (Ha) Produksi (Ton) 1. Permata Intan 10 10, , Sungai Babuat Murung 3 3, Laung Tuhup B.Tuhup Raya Tanah Siang 6 6,3 2 2, T.Siang Selatan 1 1,05 4 4, Sumber Barito Seribu Riam Uut Murung Jumlah Sumber : Dinas Pertanian Peternakan dan Perikanan Murung Raya Potensi pengembangan tanaman pangan di Kabupaten Murung Raya sangat sedikit dibandingkan dengan luas wilayahnya. Lahan yang sesuai untuk tanaman pangan terletak di sebagian kecil Kecamatan Permata Intan, Kecamatan Murung, dan Kecamatan Laung Tuhup. Komoditi potensial di Laung Tuhup antara lain padi ladang, kacang tanah, tanaman kopi, lada dan kelapa. Kecamatan Murung memiliki komoditi potensial antara lain padi ladang, jagung, ubi jalar, kacang tanah, kacang kedelai, tanaman karet, tanaman kopi, jambu mete. Areal kawasan hutan relatif makin terbatas sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk di Kabupaten Murung Raya. Oleh karena itu pelepasan kawasan hutan yang bersifat mengubah fungsi hutan perlu dibatasi. Pengembangan perkebunan dengan menggunakan tanaman tahunan yang berupa pohon, merupakan teknologi yang kompatibel dengan persyaratan ekologis, dapat memberikan fungsi hutan yang berbeda dengan hutan produksi. Redesign perkebunan pada dasarnya berupa membangun suasana harmonis antara unsur-unsur ekologi, ekonomi dan sosial budaya,

15 Murung Raya dan Berbagai Potensi yang Dimilikinya sehingga nantinya bisa menjadi kawasan industri masyarakat perkebunan (Kimbun). Sebagian penduduk di Kabupaten Murung Raya hidup dari hasil perkebunan. Dengan mengandalkan teknologi tradisional ternyata penduduk tidak bisa meningkatkan taraf hidupnya. Sehubungan hal tersebut di atas, dalam rangka mendorong pengembangan perkebunan, pemerintah dalam hal ini instansi teknis (perkebunan) akan memberikan kemudahan kepada investor untuk menanamkan modalnya. Pemerintah akan memberikan Hak Penguasaan Hutan Tanaman Perkebunan (HPHTP) yang setara dengan HGU, dimana tahapan untuk mendapatkan HGU melalui tahapan-tahapan yang panjang sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama. Pertumbuhan agronomis tanaman perkebunan relatif baik. Kendala yang dihadapi oleh petani adalah terutama berkaitan dengan sumberdaya petani yang relatif rendah, masalah sosial ekonomi. Program Perkebunan Inti Rakyat (PIR) belum menyentuh pada hal-hal yang mendasar berupa teknologi tepat guna, permodalan dan pemasaran. Hal ini menyebabkan petani mengalami hambatan dalam hal meningkatkan mutu produksi perkebunan dan pemasaran. Pemanfaatan potensi hutan yang melimpah di Kabupaten Murung Raya cukup menjanjikan bagi perekonomian di daerah ini. Tanaman perkebunan dengan nilai ekonomi tinggi seperti karet, kelapa, kopi, lada dan jambu mete telah dikembangkan di daerah ini yang tersebar diseluruh kecamatan dan diharapkan dapat mendorong meningkatnya ekonomi masyarakat. Sampai saat ini tanaman karet masih menjadi produk unggulan di sektor perkebunan dan masih menjadi tanaman idola bagi masyarakat khususnya di pedesaan. Hal ini diperlihatkan pada tabel di bawah ini. Hampir semua kecamatan di Kabupaten Murung Raya memiliki potensi untuk pengembangan karet dan kelapa, akan tetapi bagian tengah sampai ke Utara Kabupaten Murung Raya lebih berpotensi karena didukung oleh kondisi wilayah yang relatif lebih tinggi. Komoditi perkebunan seperti kopi, lada, dan sawit relatif masih dalam 63

16 ORANG DAYAK MELAWAN TAMBANG Studi Gerakan Sosial Baru dalam Ruang Publik Virtual skala kecil diusahakan oleh masyarakat. Komoditi ini terbatas pada lahan sekitar pemukiman atau lahan pekarangan dan lahan usaha untuk daerah transmigrasi. 64 Tabel Luas Areal (Ha) dan Produksi Tanaman Perkebunan (ton) Menurut Kecamatan di Kabupaten Murung Raya Tahun 2013 Kecamatan Karet Kopi Cengkeh Lada Kelapa 1. Permata Intan 4396,70 51,54-2,46 91,20 2. Sungai Babuat 1 510,55 15,50-0,71 22,52 3. Murung 3479,68 58,08 0,02 3,33 111,38 4. Laung Tuhup 9297,21 65,29 0,04 3,91 117,50 5. Barito Tuhup Raya 2 020,91 20,15-1,04 28,03 6. Tanah Siang 7061,47 53,17 0,09 3,76 66,86 7. T. Siang Selatan 2069,48 19,19-0,68 25,83 8. Sumber Barito 3412,97 27,63-2,90 43,12 9. Seribu Riam 174,23 18,52-0,63 22, Uut Murung 43,82 13,34-0,61 14,58 Jumlah ,02 342,41 0,15 20,03 543,54 Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Murung Raya, 2014 Sejalan dengan pengakuan petani setempat hanya dengan membudidayakan karet dan kelapa di lahan usaha mereka, pendapatan dalam jangka panjang akan stabil, sedangkan jika pun ada tanaman pangan yang diusahakan oleh petani hanya sebatas untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kelebihan dari budidaya komoditi karet dan kelapa dalam adalah karena masyarakat sudah terbiasa membudidayakan komoditi tersebut dan lebih toleran terhadap kondisi lingkungan sehingga resiko kegagalan budidaya oleh petani relatif kecil. Sedangkan budidaya tanaman pangan umumnya hanya berupa komoditas lokal yang produksinya masih relatif rendah. Usaha yang perlu dilakukan untuk meningkatkan produksi tanaman adalah dengan membudidayakan varietas yang unggul yaitu dari segi produksinya dan tahan terhadap kondisi lingkungan di Kabupaten Murung Raya. Pemenuhan kebutuhan ikan di daerah Kabupaten Murung Raya selama ini, masih bertumpu pada hasil perikanan dari daerah lain.

17 Murung Raya dan Berbagai Potensi yang Dimilikinya Namun demikian, pemerintah tidak tinggal diam, penggalakan program budidaya ikan sepertinya sudah mulai membuahkan hasil. Dengan pemberian bantuan benih ikan, diharapkan produksi budidaya ikan kian meningkat dari tahun ke tahun. Untuk lebih jelas perkembangan produksi perikanan Kabupaten Murung Raya menurut kecamatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Kecamatan yang mempunyai jumlah produksi terbesar adalah Kecamatan Murung dan Tanah Siang. Tabel Produksi Perikanan Penangkapan di Sungai dan Budi Daya Tahun 2013 (Dalam Ton) Kecamatan Jenis Perairan Penangkapan Budi Daya Jumlah 1. Permata Intan 9,5 150,22 159,72 2. Sungai Babuat 9,5-9,5 3. Murung 42,5 268,22 310,72 4. Laung Tuhup 28,8 53,54 82,34 5. Barito Tuhup Raya 16,6 118,13 134,73 6. Tanah Siang - 188,58 188,58 7. Tanah Siang Selatan - 102,37 102,37 8. Sumber Barito 8,7 107,26 115,96 9. Seribu Riam 7,8 53,88 61, Uut Murung 7,8-7,8 Jumlah 131, , ,4 Sumber : Dinas Pertanian Peternakan dan Perikanan Murung Raya, 2014 Kegiatan peternakan di Kabupaten Murung Raya setiap tahun menunjukkan peningkatan perkembangan populasinya untuk semua jenis ternak. Hampir di semua kecamatan terutama kecamatan Murung dan Tanah Siang kegiatan peternakan dikembangkan. Hal ini tentu sangat berkaitan dengan usaha kegiatan pertanian tanaman pangan khususnya sawah, yang memberikan keuntungan subsitusi dari dua kegiatan tersebut. Untuk lebih jelasnya mengenai perkembangan sektor perternakan yang ada di Kabupaten Murung Raya dapat dilihat pada tabel di bawah ini. 65

18 ORANG DAYAK MELAWAN TAMBANG Studi Gerakan Sosial Baru dalam Ruang Publik Virtual Tabel Banyaknya Populasi Ternak dan Unggas menurut Jenisnya Tahun 2013 (ekor) No Jenis Ternak 2013 Ternak 1. Sapi Perah - 2. Sapi Potong Kerbau 9 4. Kambing Babi Kuda - Unggas 1. Ayam Buras/ Ayam Kampung Ayam Ras/ Petelur Ayam Ras Broiler Itik Kelinci - Sumber : Dinas Pertanian Peternakan dan Perikanan Murung Raya, 2014 Potensi Pertambangan dan Penggalian Potensi bahan galian di Kabupaten Murung Raya digolongkan menjadi 3 (tiga) golongan bagian yaitu : Golongan A yaitu bahan galian golongan strategis antara lain minyak, gas bumi, dan batu bara. Golongan B, yaitu bahan galian vital antara lain emas, intan dan antiminit. Golongan C, yaitu bahan galian golongan yang tidak termasuk strategis dan vital antara lain batu kapur, bentonit, basal, phosphat, mika, andesit, granit, gabro dan lain - lain. Dari beberapa potensi yang terdapat di Kabupaten Murung Raya yang sudah dimanfaatkan adalah batubara, emas, intan dan sebagian kecil bahan galian C, baik yang sudah mempunyai izin maupun belum, serta yang dilaksanakan secara tradisional. 66

19 Murung Raya dan Berbagai Potensi yang Dimilikinya Berdasarkan sumber daya alam yang dimilikinya, Kabupaten Murung Raya merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Kalimantan Tengah yang memiliki potensi bahan galian strategis (golongan B) seperti emas di Kecamatan Sumber Barito, Permata Intan, Murung dan Tanah Siang. Selain itu Kabupaten Murung Raya memiliki bahan galian Intan di Kecamatan Murung dan Permata Intan. Sedang bahan Galian golongan A, batu bara, terdapat di kecamatan Permata Intan, Laung Tuhup, Sumber Barito dan Tanah Siang.Untuk bahan galian golongan C terdapat di Kecamatan Permata Intan, Murung dan Sumber Barito. Hingga tahun tahun 2012, sebanyak 55 perusahaan baik multinasional, Nasional dan Lokal menginvestasikan dananya untuk mengeksploitasi sumber daya mineral yang ada di Kabupaten Murung Raya dengan status perusahaan sudah melakukan eksploitasi. Jelasnya lihat tabel dan gambar 3.2. di bawah ini. Tabel Banyaknya Perusahaan (Ijin Usaha Pertambangan) Yang Beroperasi Menurut Tingkat Kegiatandi Kabupaten Murung Raya, Tahun Penyelidikan Umum Eksploitasi Eksplorasi Jumlah NA NA NA NA Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Murung Raya,

20 ORANG DAYAK MELAWAN TAMBANG Studi Gerakan Sosial Baru dalam Ruang Publik Virtual Sumber : Kabupaten Murung Raya Dalam Angka, 2014 Gambar 3.2. Peta Perusahaan Pertambangan di Wilayah Kabupaten Murung Raya Dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2013, jumlah terbesar dari sektor pertambangan adalah Batubara, seperti pada tabel Potensi Kelembagaan Adat Pemimpin di kalangan orang Dayak yang masih diakui hingga saat ini adalah Damang Kepala Adat, oleh Riwut (2003) dikatakan hanya kepala adat. Di Kudangan (Dayak Tomon) dikenal sebutan Mas, Patih, Jajaran, dan Kepala Dukuh. Sebutan-sebutan ini sekarang ini hanya 68

21 Murung Raya dan Berbagai Potensi yang Dimilikinya sebagai penghormatan kepada tamu-tamu, sedangkan yang masih bertahan adalah jabatan Mantir Adat, Damang, dan kepala Dukuh. Tabel Produksi Pertambangan dan Penggalian Menurut Jenisnya di Kabupaten Murung Raya, 2012 dan 2013 No. Jenis Pertambangan Satuan Batubara MT , ,59 2. Emas Kg ,03 3. Perak Kg ,05 4. Batu Belah M ,75 5. Sirtu M ,00 6. Pasir M , Awkes M Tanah Urug M Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Murung Raya, 2014 Ilon (1987: ) dengan menggunakan legenda Bandar yang hidup sekitar abab 16 Masehi menyebutkan bahwa riwayat pelembagaan adat Dayak Kedamangan mulai muncul seiring dengan bertambahnya manusia sehingga banyak urusan yang menuntut pembagian tugas, membentuk struktur pemerintahan adat. Dalam konteks Dayak, struktur pemerintahan dan kepemimpinan kelompok yang pernah ada terdiri dari : (1) Temanggung atau Dambung yang hakekatnya sama dengan raja (penanggungjawab) untuk melindungi, mensejahterakan dan memakmurkan seluruh rakyatnya; (2) Pangkalima bertanggungjawab dalam bidang pertahanan dan keamanan; (3) Patih bertanggungjawab dalam bidang pemerintahan dan kesejahteraan; dan (4) Demang bertanggungjawab dalam bidang pengawasan, penuntutan dan peradilan serta pelestarian. Setelah masuknya pemerintahan Kolonial Belanda, sebutan yang tadinya Damang menjadi Demang dengan pedoman kerjanya mengacu 96 pasal hukum adat yang dilahirkan dari Rapat Besar Perdamaian di Tumbang Anoi pada tahun 1894 (Tumbang Anoi masuk dalam wilayah Kabupaten Gunung Mas). Secara umum tugas Damang Kepala Adat disamping berperan sebagai Hakim Perdata Adat menyelesaikan dan 69

22 ORANG DAYAK MELAWAN TAMBANG Studi Gerakan Sosial Baru dalam Ruang Publik Virtual memutuskan perkara yang terjadi dalam wilayahnya 8, juga membantu pemerintah untuk melancarkan roda pemerintahan umum, terutama untuk menjembatani kehendak masyarakat disampaikan ke pemerintahan dan sebaliknya. Mengenai posisi Damang secara formal dalam struktur masyarakat Dayak tidak mudah menjelaskannya dengan mengacu kepada berbagai hasil penelitian Kedamangan tentang apa dan bagaimana lembaga ini berperan di tengah masyarakat (Kurniawan, 2007). J Mallincrodi ( ) dalam Het Adatrecht van Borneo (1928) ketika menguraikan bagaimana hukum adat di Kalimantan Tengah sama sekali tidak membicarakan lembaga Kedamangan. Thomas Linblad mengartikan Damang sebagai village head. Arti ini sama dengan Pembakal dan Kyai yang disebut Linblad sebagai indigeneous district officer (Linblad, 1988:271). Scharer ( ), seorang misionaris yang banyak meneliti kepercayaan Dayak menyatakan Damang adalah the present-day damangnya (adat chief) dan bukan orang yang diberikan kepercayaan oleh masyarakat setempat untuk turut mengatur kehidupan mereka (Scharer, 1963:103). Scharer meyakini Damang hanyalah sebuah jabatan dan status yang diberikan pemerintah untuk kepentingan mereka sendiri Menindak-lanjuti peran Damang, Kepala Adat maka pada tanggal 03 September 1923 di Kuala Kapuas (sekarang menjadi Kabupaten Kapuas) diadakan Rapat Damang Kepala Adat, dihadiri oleh para Damang dari seluruh Kapuas, Kahayan, Rungan, dan Manuhing dengan unsur pemerintah Hindia Belanda untuk menetapkan: (1) Hak Ulayat Adat Kampung seukuran 5 km (sejangkauan bunyi gong dari pinggir 8 Jelasnya lihat buku Adat Bana Tipoe Goma yang memuat aturan-aturan dan sanksi terhadap pelanggaran adat atau kebiasaan yang berlaku dalam kehidupan orang Dayak di Kecamatan Dalang, Kabupaten Katingan, Provinsi Kalimantan Tengah. Buku ini merupakan peninggalan sehingga tidak ada penulis dan penerbit serta tahun penulisannya tidak diketahui. Adat dan hukum adat sendiri merupakan produk budaya orang Dayak yang berasal dari akumulasi pengalaman dari adaptive strategy kehidupan terhadap lingkungan hidup agar tetap seimbang dan bisa diwariskan secara turun temurun pada generasi berikutnya dan menjadi pedoman hidup dalam suatu bentuk sistem kehidupan ditengah masyarakat (Odop dan Lakon, 2009:6) 70

23 Murung Raya dan Berbagai Potensi yang Dimilikinya kiri kanan sepanjang sungai tempat pemukiman penduduk sebagai tempat masyarakat berusaha); (2) Hak tata-batas antara kampung dengan kampung, berkenaan dengan kewajiban pembersihan sungai atau jalan lalu-lintas umum, dan hak perladangan warga kampung masing-masing. Dimufakatkan oleh Kepala Kampung bersangkutan diketahui Damang Kepala Adat setempat dan dikokohkan pemerintah; dan (3) Hak tanggitan, hak rintis patung, hak anak sungai, hak danau, hak beja, hak handel, tatas parit, hak panggul, sapinang, hak bahu talinjam, hak bahu rimba, hak petak rutas, dan hak pahewan. Jabatan Damang masih memiliki penghargaan yang tinggi dalam masyarakat, terutama menangani kasus persengketaan atau perselihan antara masyarakat untuk diselesaikan secara adat. Namun sering juga terjadi kasus-kasus di wilayah kecamatan langsung diajukan ke pengadilan negeri. Seorang tokoh Dayak: keberadaan para Damang sangat membantu negara dalam menyelesaikan ribuan perkara yang tidak dapat dipecahkan dengan institusi hukum. Lebih lanjut dikatakan: keadaan ini dikatakan teman dari Mahkamah Konstitusi, jadi saya kira Damang harusnya diperankan kembali. 9 Kasus-kasus yang dimaksud berkaitan dengan semakin maraknya sengkata tanah dengan masuknya para investor untuk mengelola dan mengeksploitasi hutan bagi kepentingan HPH, HTI, KP dan HGU. 10 Tanpa mengembalikan fungsi Damang tentunya hukum adat yang diakui masyarakat akan semakin tenggelam dan digantikan dengan hukum formal yang dalam penyelesaian kasusnya selalu ada yang kalah dan menang. Sementara prinsip hukum adat adalah perdamaian dan keaslian sehingga tidak ada yang menang dan yang dikalahkan. Meskipun hanya dilakukan melalui musyawarah atau mufakat tetapi memiliki kekuatan yang mengikat tidak hanya dari materinya tetapi juga sanksi moral (Elmiyah, 2004) atau dalam bahasa Dayak Ngaju disebut sebagai jipen atau singer (Ilon, 1987). 9 Wawancara dilakukan pada tanggal 05 Oktober 2010 di Palangkaraya. 10 Mengenai kasus tidak diakuinya hukum adat dalam tataran hukum formal (UU Pokok Agraria) dapat dibaca dalam Elmiah (2008). 71

24 ORANG DAYAK MELAWAN TAMBANG Studi Gerakan Sosial Baru dalam Ruang Publik Virtual Menindak lanjuti upaya untuk memerankan kembali fungsi Damang sebagai hakim adat, pemerintah daerah Propinsi Kalimantan Tengah menetapkan Peraturan Daerah (Perda) No. 16 Tahun 2008 tentang Kelembagaan Adat Dayak di Kalimantan Tengah. Perda No. 16 Tahun 2008 pasal 9, ayat (1) selanjutnya menrumuskan fungsi Damang Kepala Adat adalah; Mengurus, melestarikan, memberdayakan dan mengembangkan adat istiadat, kebiasaan-kebiasaan, hukum adat dan lembaga kedamangan yang dipimpinnya; Menegakkan hukum adat dengan menangani kasus dan atau sengketa berdasarkan hukum adat dan merupakan peradilan adat tingkat terakhir, dan Sebagai penengah dan pendamai atas sengketa yang timbul dalam masyarakat berdasarkan hukum adat. Selanjutnya dalam pasal (2) Selain fungsi sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1), Damang Kepala Adat juga mempunyai fungsi selaku inisiator untuk membawa penyelesaian terakhir sengketa antara para Damang terkait tugas dan fungsinya kepada Dewan Adat Dayak Kabupaten/Kota. Upaya lain juga dilakukan oleh anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) utusan Kalimantan periode tahun dengan mengajukan Rancangan Undang- Undang (RUU) tentang Perlindungan Masyarakat Adat kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) (Usop, 2008). 11 Sayangnya RUU ini belum menjadi agenda DPR RI untuk dibahas dan ditetapkan. Perjalanan mengupayakan peran dan fungsi Damang sebagai hakim adat agar memperoleh pengakuan dari negara melalui pembentukan lembaga ke Damangan tidaklah mudah karena dalam banyak hal di lapangan justru membawa kontraversi. Menurut seorang pemuda Dayak para Damang sekarang ini sudah tidak lagi seperti dulu yang berjuang untuk mempertahankan norma-norma adat, malahan memihak dan mendukung perusahaan menjual tanah adat kami. Damang sekarang kebanyakan karbitan tidak berakar dari masyarakat tetapi diangkat dan ditunjuk untuk kepentingan politik 11 Dalam kegiatan Uji Sahih RUU tentang Perlindungan Hak-hak Masyarakat yang dihadiri oleh para akademisi, Organisasi Kemasyarakat/Lembaga Swadaya Masyarakat, Pemerintah Daerah dan pihak terkait lainnya tanggal 22 Juni 2009 di Universiats Palangkaraya, Palangkaraya. Pada prinsipnya mereka menerima RUU untuk disampaikan ke DPR RI. 72

25 Murung Raya dan Berbagai Potensi yang Dimilikinya penguasa. 12 Hal ini dibenarnya oleh Kusni (2010). Jika mau jujur pada diri sendiri, para Damang kita, apalagi Damang-Damang sekarang, berada jauh dari tingkat yang diharapkan untuk menjalankan fungsinya terutama dikaitkan dengan tuntutan zaman. Salah satunya terkait dengan proses pemilihan dari Damang yang didasarkan pada penguasaan terhadap adat-istiadat dan hukum adat terutama dari segi substansi dan filosofinya. Gaung peran dan fungsi Damang yang diharapkan masyarakat kalah jauh dibandingkan dengan peran dan kepopuleran lembagalembaga adat yang dibentuk pemerintah, seperti Majelis Adat Dayak (MAD); dan Dewan Adat Dayak (DAD) sudah merasuki ke seluruhan elemen kehidupan sosial kemasyarakatan. Disamping itu, pembentukan lembaga-lembaga adat ini sebagai wadah untuk memaksa orang Dayak terlibat dalam kegiatan politik, seperti yang pernah terjadi di Malaysia (Salleh, 1993: ). Kondisi ini oleh Odop dan Lakon (2010:92-99) sebagai penghancuran otoritas kedamangan. Damang kemudian diangkat oleh pemerintah untuk mendapatkan tunjangan tahunan dan harus menghadiri rapat-rapat MAD dan DAD baik di tingkat kelurahan, kecamatan hingga provinsi secara periodik. Dalam memilih Damang juga tidak lagi mengutamakan prinsip-prinsip dipilih langsung dari setiap komunitas Dayak tetapi ditentukan secara sepihak oleh Pemerintah tanpa terlebih dahulu berkonsultasi dengan warga kampung sesuai mekanisme pemilihannya. Muncullah kemudian istilah Dayak makan Dayak karena jabatan Damang bukan jabatan adat seperti yang diharapkan tetapi lebih jabatan administasi karena masih ada jabatan tertinggi yang justru dipegang oleh Presiden MADN. 13 Artinya ada perbedaan kepentingan 12 Wawancara dilakukan pada tanggal 10 Oktober 2010 di Sampit. Kusni (2010). 13 Perda No. 1 Tahun 2010 tentang perubahan terhadap Perda No. 16 Tahun 2008, dimana jabatan Damang yang seharusnya adalah jabatan adat dijadikan sebagai jabatan administrasi sehingga memperoleh tunjangan jabatan setara dengan tunjangan jabatan esolon III b. dan memberi batasan waktu jabatan selama 06 (enam) tahun untuk dipilih kembali secara langsung. Kelembagaan Damang di bawah Langsung Pemerintah dengan dikeluarkannya SK oleh Bupati/Walikota dan bertanggungjawab kepada Majelis Adat Dayak Nasional (Lampiran Perda No. 16 Tahun 2006). 73

26 ORANG DAYAK MELAWAN TAMBANG Studi Gerakan Sosial Baru dalam Ruang Publik Virtual antara pihak penguasa dan masyarakat adat karena seorang Damang kini hampir-hampir tidak ada perannya lagi (Odop dan Lakon, 2009:93), dimana hak-hak untuk mengambil keputusan langsung dikendalikan oleh Presiden MADN. Kemudian aspek yang berkaitan dengan kebijakan penggabungan beberapa kampung menjadi satu Desa juga sangat membatasi gerak dan peran Damang Kepala Adat. Setelah wilayah kekuasaan dipersempit, dimunculkanlah beberapa organisasi tandingan oleh pemerintah tanpa melibatkan masyarakat komunitas, seperti DAD Desa, DAD Kecamatan, DAD Kabupaten. Tidak mengherankan apabila terjadi tumpang tindih kekuasaan, kebingungan, dan saling menunggu dalam menerapkan hukum adat. Hal ini sangat berpengaruh terhadap otoritas dan eksistensi Damang selaku Kepala Adat. Damang juga dilibatkan dalam kegiatan politik agar pilihan orang Dayak dapat diarahkan selama masa Pemilihan Umum Legislatif (Pileg) maupun Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada). Hal ini dinyatakan seorang tokoh Dayak bahwa MAD dan DAD dibentuk hanyalah untuk kepentingan penguasa karena banyak Damang yang menjadi anggota MAD dan DAD tidak mengakar dari masyarakat. Damang kemudian hanya sebagai alat bagi kepentingan penguasa untuk memperoleh suara hingga di pedalaman. Terlepas dari berbagai persoaloan di atas, mengacu Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 16 Tahun 2008 tentang Kelembagaan Adat Dayak di Kalimantan Tengah. Kelembagaan Adat Dayak dibentuk secara berjenjang, yakni: 1) Tingkat Nasional. Majelis Adat Dayak Nasional, yakni Lembaga Adat Dayak tertinggi pada tingkat nasional. Sebagai lembaga koordinasi, sinkronisasi, komunikasi, pelayanan, pengkajian dan tindak lanjut aspirasi masyarakat untuk semua tingkat Lembaga Adat Dayak. 74 2) Tingkat Provinsi. Dewan Adat Dayak Provinsi, yakni Lembaga Adat Dayak tingkat provinsi yang mengemban tugas dari Majelis Adat dayak Nasional. Tugas Pokok, menindaklanjuti program kerja dari Majelis Adat Dayak Nasional serta

27 Murung Raya dan Berbagai Potensi yang Dimilikinya menjalankan fungsi koordinasi dan supervisi terhadap seluruh Dewan Adat Dayak Kabupaten/Kota, dan membantu tugas Damang Kepala Adat. 3) Tingkat Kabupaten/Kota. Dewan Adat Dayak Kabupaten/Kota, yakni Lembaga Adat Dayak tingkat Kabupaten/Kota. Mengemban tugas dari Majelis Adat dayak Nasional dan Dewan Adat Dayak Provinsi. 4) Tingkat Kecamatan terdiri atas: Dewan Adat Kecamatan dan Kedamangan 5) Tingkat Desa/Kelurahan terdiri atas: Dewan Adat Desa/Kelurahan dan Kerapatan Mantir/Let Perdamaian Adat Desa/Kelurahan. Hak Ulayat Masyarakat Hukum Adat Suku Dayak Siang Murung Dari hasil wawancara dengan tokoh masyarakat setempat diperoleh keterangan bahwa, masyarakat hukum adat yang hidup di sekitar Gunung Puruk Kambang adalah Suku Dayak Siang Murung. Masyarakat hukum adat Suku Dayak Siang Murung dipimpin oleh seorang Damang Ketua Adat yang dibantu oleh Mantir. Kerapatan Mantir Adat merupakan Pengadilan Adat. Pengadilan Adat berada di Puruk Cahu. Suku Dayak Siang Murung hingga saat ini masih melakukan pemungutan hasil hutan untuk pemenuhan kebutuhan hidupnya sehari-hari. Hasil hutan tersebut berupa buah-buahan, kayu, tanaman obat, karet dan hasil hutan lainnya termasuk hasil dari sungai yang berada di dalam wilayah adatnya, kecuali emas dan batubara. Hutan tersebut merupakan hutan adat yang diwariskan turun temurun oleh nenek moyang kepada keturunan mereka. Matapencaharian utama masyarakat hukum adat Suku Dayak Siang Murung adalah berkebun/berladang karet. Hak masyarakat hukum adat terhadap sumber daya alam berupa bahan tambang emas dan batu bara adalah terlarang. Larangan berasal 75

28 ORANG DAYAK MELAWAN TAMBANG Studi Gerakan Sosial Baru dalam Ruang Publik Virtual dari pihak Pemerintah Daerah dan perusahaan tambang (PT. Indo Muro Kencana) yang beroperasi di daerah tersebut. Kawasan Cagar Budaya Gunung Puruk Kambang Hasil penelitian mengenai hak ulayat masyarakat hukum adat yang dilakukan di Gunung Puruk Kambang, Kecamatan Tanah Siang Selatan, Kabupaten Murung Raya, Provinsi Kalimantan Tengah menunjukkan bahwa di Kawasan Cagar Budaya Gunung Puruk Kambang tersebut terdapat: 76 a. Masyarakat hukum adat Suku Dayak Siang Murung, yang dipimpin oleh seorang Damang Kepala Adat dibantu oleh Mantir Perdamaian Adat dalam suatu Wilayah Kedamangan. Kerapatan Mantir merupakan Pengadilan Adat Suku Dayak Siang Murung. b. Hak ulayat masyarakat hukum adat adalah hak masyarakat hukum adat Suku Dayak Siang Murung untuk melakukan pemungutan hasil hutan maupun bercocok tanam (berkebun) di atas Tanah Adat yang berada dalam Wilayah Adat, sebagai sumber mata pencaharian utama. c. Obyek hak ulayat adalah hasil hutan yang diambil dan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari berupa buah-buahan, kayu, tanaman obat, karet (getah) termasuk air dan hasil sungai. d. Wilayah adat, berupa hutan di atas Tanah adat yang berada di dalam Wilayah Kedamangan. e. Tanah adat, dimiliki secara komunal maupun perseorangan. Batas kepemilikan berupa Patok Adat dengan Bukti kepemilikan berupa Surat keterangan Tanah Adat (SKTA) yang dikeluarkan oleh Damang. Pengertian hak ulayat masyarakat hukum adat Suku Dayak Siang Murung dan pengertian masyarakat hukum adat Suku Dayak Siang

29 Murung Raya dan Berbagai Potensi yang Dimilikinya Murung yang diperoleh penulis dari hasil penelitian memenuhi unsurunsur pengertian lexical Pasal 1 ayat (1) dan Pasal 2 ayat (2) huruf a, huruf b dan huruf c PMNA/KBPN Nomor 5 Tahun 1999 tentang Pedoman Penyelesaian Hak Ulayat Masyarakat Hukum Adat, sehingga dapat ditegaskan bahwa hak yang ada pada masyarakat hukum adat Suku Dayak Siang Murung atas Tanah Adatnya adalah merupakan hak ulayat dan hak ulayat tersebut masih ada. Kawasan Cagar Budaya berupa Gunung Puruk Kambang terletak di Kecamatan Tanah Siang Selatan yang berjarak lebih kurang lebih 17 km dari Puruk Cahu, ibukota Kabupaten Murung Raya. Hasil penelitian yang dilakukan melalui wawancara dengan tokoh masyarakat setempat menunjukkan bahwa, masyarakat tidak mengetahui keberadaan benda keramat yang diduga situs peninggalan sejarah di Kawasan Gunung Puruk Kambang. Masyarakat setempat menyatakan bahwa Gunung Puruk Kambang merupakan daerah keramat berdasarkan cerita turun temurun bahwa nenek moyang Suku Dayak Siang Murung diturunkan di Gunung Puruk Kambang. Gunung Puruk Kambang mengandung emas dengan kualitas terbaik dan dalam jumlah sangat besar yang disebut sebagai urat emas. Keterangan yang diperoleh dari Kepala Seksi Kebudayaan Dinas Kebudayaan Kabupaten Murung Raya adalah bahwa Penetapan Kawasan Cagar Budaya Gunung Puruk Kambang didasarkan pada cerita rakyat mengenai asal usul nenek moyang Suku Dayak Siang Murung yang berasal dari keturunan Purti Sikam. Putri Sikam berasal dari Khayangan, turun di atas Gunung Puruk Kambang dengan menggunakan Palangka Bulau. Palangka Bulau adalah benda serupa timbangan emas terbuat dari emas murni sebesar drum. Putri Sikam membawa tanah dan daun sawang, kemudian hidup menikah dengan pemuda setempat dan menetap di Gunung Puruk Kambang. Pada akhir cerita, suami Putri Sikam meninggal dan dimakamkan di Gunung Puruk Kambang, Putri Sikam kembali ke Khayangan dan meninggalkan Palangka Bulau kepada keturunannya. Keberadaan Palangka Bulau hingga saat ini diperkirakan masih ada dan di simpan oleh keturunan Putri Sikam, tetapi tidak diketahui 77

Perekonomian Daerah. 1. KEGIATAN PRODUKSI 1.1. Pertanian

Perekonomian Daerah. 1. KEGIATAN PRODUKSI 1.1. Pertanian 1. KEGIATAN PRODUKSI 1.1. Pertanian Perekonomian Daerah Kegiatan pertanian sampai saat ini masih memberikan peran yang besar terhadap perekonomian Kabupaten Murung Raya. Kegiatan pertanian masih didominasi

Lebih terperinci

Kependudukan dan Ketenagakerjaan

Kependudukan dan Ketenagakerjaan Kependudukan dan Ketenagakerjaan 1. PENYEBARAN DAN PERTUMBUHAN PENDUDUK Tabel 4.1. Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dirinci menurut Jenis Kelamin per Kecamatan di Kabupaten Murung Raya 2012-2014 Luas Kecamatan

Lebih terperinci

4.1. Letak dan Luas Wilayah

4.1. Letak dan Luas Wilayah 4.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Lamandau merupakan salah satu Kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Kotawaringin Barat. Secara geografis Kabupaten Lamandau terletak pada 1 9-3 36 Lintang Selatan dan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Geografi Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi Lampung. Kabupaten Lampung Selatan terletak di ujung selatan Pulau Sumatera

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar Bupati Murung Raya Kata Pengantar Perkembangan daerah yang begitu cepat yang disebabkan oleh semakin meningkatnya kegiatan pambangunan daerah dan perkembangan wilayah serta dinamisasi masyarakat, senantiasa

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah 35 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah Provinsi Lampung adalah 3,46 juta km 2 (1,81 persen dari

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Lokasi penelitian ini meliputi wilayah Kota Palangkaraya, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kabupaten Katingan, Kabupaten

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT.

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT. STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Statistik Daerah Kecamatan Air Dikit 214 Halaman ii STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Nomor ISSN : - Nomor Publikasi

Lebih terperinci

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 27 Secara rinci indikator-indikator penilaian pada penetapan sentra pengembangan komoditas unggulan dapat dijelaskan sebagai berikut: Lokasi/jarak ekonomi: Jarak yang dimaksud disini adalah jarak produksi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 34 IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 4.1 Gambaran Umum Provinsi Lampung Lintang Selatan. Disebelah utara berbatasan dengann Provinsi Sumatera Selatan dan Bengkulu, sebelah Selatan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan yang dititikberatkan pada pertumbuhan ekonomi berimplikasi pada pemusatan perhatian pembangunan pada sektor-sektor pembangunan yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan

Lebih terperinci

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS Kecamatan Tomoni memiliki luas wilayah 230,09 km2 atau sekitar 3,31 persen dari total luas wilayah Kabupaten Luwu Timur. Kecamatan yang terletak di sebelah

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 06 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN / PEMEKARAN, PENGGABUNGAN DAN PENGHAPUSAN KECAMATAN DI KABUPATEN MURUNG RAYA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA 31 KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA Administrasi Secara administratif pemerintahan Kabupaten Katingan dibagi ke dalam 11 kecamatan dengan ibukota kabupaten terletak di Kecamatan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Secara geografis Provinsi Sumatera Selatan terletak antara 1 0 4 0 Lintang Selatan dan 102 0-106 0 Bujur Timur dengan

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Blitar yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografis, kondisi topografi, dan iklim.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 63 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2011) Provinsi Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 km 2 termasuk pulau-pulau yang

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Kabupaten Malinau

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur Provinsi Kalimantan Timur terletak pada 113 0 44-119 0 00 BT dan 4 0 24 LU-2 0 25 LS. Kalimantan Timur merupakan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 4 TAHUN 2007 T E N T A N G PEMBENTUKAN KECAMATAN BARITO TUHUP RAYA, KECAMATAN TANAH SIANG SELATAN, KECAMATAN SUNGAI BABUAT,

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO 2014 Statistik Daerah Kecamatan Air Manjunto 2014 Halaman i STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO 2014 Statistik Daerah Kecamatan Air Manjunto 2014 Halaman i

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04" ' 27"

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04 ' 27 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Geografis Kabupaten Bantul merupakan salah satu dari lima kabupaten di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kabupaten Bantul terletak di sebelah selatan

Lebih terperinci

Puruk Cahu, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Murung Raya. Drs. Agust Bernaldus

Puruk Cahu, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Murung Raya. Drs. Agust Bernaldus Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan salah satu sensus yang diselenggarakan oleh Badan Pusat Statistik selain dari Sensus Penduduk dan Sensus Ekonomi. Sensus Pertanian 2013 (ST2013) dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Perkembangan Sejarah menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Barat merupakan Provinsi yang pertama dibentuk di wilayah Indonesia (staatblad Nomor : 378). Provinsi Jawa Barat dibentuk

Lebih terperinci

Selayang Pandang Kabupaten Musi Rawas Utara 1

Selayang Pandang Kabupaten Musi Rawas Utara 1 MAKMUR AMAN CERDAS DAN BERMARTABAT 1 Sambutan BUPATI Musi Rawas Utara Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas Berkat Rahmat dan Karunia-Nya jualah, buku dapat diselesaikan. Buku ini

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang 70 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Tanggamus 1. Keadaan Geografis Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat. Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat. Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi pada hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat diperlukan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pemerintahan di Indonesia telah dilalui sejak kemerdekaannya 70

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pemerintahan di Indonesia telah dilalui sejak kemerdekaannya 70 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem pemerintahan di Indonesia telah dilalui sejak kemerdekaannya 70 tahun yang lalu. Pada tahun 1945 1960, ada dibentuk Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1948 tentang

Lebih terperinci

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec BAB III KONDISI UMUM LOKASI Lokasi penelitian bertempat di Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Kota Banjarbaru, Kabupaten Kota Banjarmasin, dan Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN A. Letak Geografis Kabupaten Sleman Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang mulai 110⁰ 13' 00" sampai dengan 110⁰ 33' 00" Bujur Timur, dan

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN UTARA 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN UTARA 2015 ISSN : - Katalog BPS : 1101002.2103.041 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 10 halaman Naskah :

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian 1. Geografis Secara astronomis Kabupaten Bolaang Mongondow terletak antara Lintang Utara dan antara Bujur Timur. Berdasarkan posisi geografisnya,

Lebih terperinci

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP) No. 13/12/Th. VII, 2 Desember 2013 HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP) RUMAH TANGGA PETANI GUREM TAHUN 2013 SEBANYAK 29.083 RUMAH TANGGA, TURUN 36,17 PERSEN DARI TAHUN 2003 Jumlah rumah tangga usaha

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan oleh: LIDYA FRANCISKA NPM : Program Studi : Ilmu Hukum Program Kekhususan : Hukum Pertanahan dan Lingkungan

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan oleh: LIDYA FRANCISKA NPM : Program Studi : Ilmu Hukum Program Kekhususan : Hukum Pertanahan dan Lingkungan NASKAH PUBLIKASI PEMANFAATAN KAWASAN CAGAR BUDAYA YANG BERADA DALAM HAK ULAYAT MASYARAKAT HUKUM ADAT DI KABUPATEN MURUNG RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SETELAH PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 35/PUU-X/2012

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Lokasi dan Topografi Kabupaten Donggala memiliki 21 kecamatan dan 278 desa, dengan luas wilayah 10 471.71 kilometerpersegi. Wilayah ini

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 Nomor Katalog : 9302001.9416 Ukuran Buku : 14,80 cm x 21,00 cm Jumlah Halaman

Lebih terperinci

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis 3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Penelitian dilakukan di dua kabupaten di Provinsi Jambi yaitu Kabupaten Batanghari dan Muaro Jambi. Fokus area penelitian adalah ekosistem transisi meliputi

Lebih terperinci

BAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar 389

BAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar 389 BAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN 1988 2.1. Kondisi Geografis Desa Namo Rambe merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar

Lebih terperinci

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 36 BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Keadaan Geografi Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Ngawi secara geografis terletak pada koordinat 7º 21 7º 31 LS dan 110º 10 111º 40 BT. Batas wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49

Lebih terperinci

MEMERANGI KETIMPANGAN UNTUK PERTUMBUHAN INDONESIA YANG LEBIH BAIK

MEMERANGI KETIMPANGAN UNTUK PERTUMBUHAN INDONESIA YANG LEBIH BAIK MEMERANGI KETIMPANGAN UNTUK PERTUMBUHAN INDONESIA YANG LEBIH BAIK POINTER GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH INDONESIA DEVELOPMENT FORUM ( IDF ) 2017 Jakarta,10 AGUSTUS 2017 TEMA UTAMA : MEMERANGI KETIMPANGAN

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang 43 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Keadaan Umum Kecamatan Sragi a. Letak Geografis Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang ada di

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat Menurut Lampung Barat Dalam Angka (213), diketahui bahwa Kabupaten Lampung Barat

Lebih terperinci

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah 2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah Provinsi Kalimantan Timur dengan ibukota Samarinda berdiri pada tanggal 7 Desember 1956, dengan dasar hukum Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fasilitas kehidupan. Perkembangan yang terjadi di perkotaan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. fasilitas kehidupan. Perkembangan yang terjadi di perkotaan diikuti dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kota-kota di Indonesia pada umumnya bermuara pada meningkatnya jumlah penduduk, dan meningkatnya berbagai kebutuhan akan fasilitas kehidupan. Perkembangan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 13 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 13 TAHUN 2004 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 13 TAHUN 2004 TENTANG IJIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN BUKAN KAYU DAN HASIL PERKEBUNAN DI KABUPATEN MURUNG RAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MURUNG

Lebih terperinci

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian Curah hujan Kecamatan Babulu rata-rata 242,25 mm pada tahun 2010 Kecamatan Babulu memiliki luas 399,46 km 2. Secara geografis berbatasan

Lebih terperinci

ppbab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ppbab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ppbab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lahan merupakan sumber daya alam yang memiliki fungsi yang sangat luas dalam memenuhi berbagai kebutuhan manusia. Di lihat dari sisi ekonomi, lahan merupakan input

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Jumlah petani di Indonesia menurut data BPS mencapai 45% dari total angkatan kerja di Indonesia, atau sekitar 42,47 juta jiwa. Sebagai negara dengan sebagian besar penduduk

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 31 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Geografis Wilayah Secara astronomis, wilayah Provinsi Banten terletak pada 507 50-701 1 Lintang Selatan dan 10501 11-10607 12 Bujur Timur, dengan luas wilayah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN

BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN 24 BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN 3.1. Gambaran Umum Kabupaten Serdang Bedagai Kabupaten Serdang Bedagai merupakan salah satu Kabupaten yang berada di kawasan Pantai Timur Sumatera Utara. Secara geografis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan regional memiliki peran utama dalam menangani secara langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional. Peranan perencanaan

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN PERKEBUNAN BERKELANJUTAN DI KALIMANTAN TENGAH

PEMBANGUNAN PERKEBUNAN BERKELANJUTAN DI KALIMANTAN TENGAH PEMBANGUNAN PERKEBUNAN BERKELANJUTAN DI KALIMANTAN TENGAH Disampaikan pada FIELD TRIP THE FOREST DIALOGUE KE PT. WINDU NABATINDO LESTARI PUNDU, 17 MARET 2014 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DINAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan mempunyai tujuan yaitu berusaha mewujudkan kehidupan masyarakat adil dan makmur. Pembangunan adalah suatu proses dinamis untuk mencapai kesejahteraan masyarakat

Lebih terperinci

Magrobis Journal 41 EVALUASI PEMBANGUNAN BIDANG PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2013 ABSTRAK BAB I. PENDAHULUAN

Magrobis Journal 41 EVALUASI PEMBANGUNAN BIDANG PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2013 ABSTRAK BAB I. PENDAHULUAN Magrobis Journal 41 EVALUASI PEMBANGUNAN BIDANG PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2013 Oleh : Thamrin 1), Sabran 2) dan Ince Raden 3) ABSTRAK Kegiatan pembangunan bidang pertanian di Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor non pertanian merupakan suatu proses perubahan struktur ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. sektor non pertanian merupakan suatu proses perubahan struktur ekonomi. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dengan basis perekonomiannya berasal dari sektor pertanian. Hal ini disadari karena perkembangan pertanian merupakan prasyarat

Lebih terperinci

BAB IV KONTEKS LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONTEKS LOKASI PENELITIAN 27 BAB IV KONTEKS LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Kabupaten Kuningan 4.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kuningan terletak di ujung Timur Laut Provinsi Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makin maraknya alih fungsi lahan tanaman padi ke tanaman lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. makin maraknya alih fungsi lahan tanaman padi ke tanaman lainnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lahan sawah memiliki arti penting, yakni sebagai media aktivitas bercocok tanam guna menghasilkan bahan pangan pokok (khususnya padi) bagi kebutuhan umat manusia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM BAB I PENDAHULUAN Sesuai amanat Pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah bahwa kepala daerah mempunyai kewajiban menyampaikan laporan penyelenggaraan pemerintahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan pembangunan daerah di Indonesia pada dasarnya didasari oleh kebijaksanaan pembangunan nasional dengan mempertimbangkan karakteristik dan kebutuhan daerah. Kebijaksanaan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI 4.1 Keadaan Umum Provinsi Jambi secara resmi dibentuk pada tahun 1958 berdasarkan Undang-Undang No. 61 tahun 1958. Secara geografis Provinsi Jambi terletak antara 0º 45

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. bujur timur. Wilayahnya sangat strategis karena dilewati Jalur Pantai Utara yang

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. bujur timur. Wilayahnya sangat strategis karena dilewati Jalur Pantai Utara yang IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Geografis Kabupaten Batang adalah salah satu kabupaten yang tercatat pada wilayah administrasi Provinsi Jawa Tengah. Letak wilayah berada diantara koordinat

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA 4.1. Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua Provinsi Papua terletak antara 2 25-9 Lintang Selatan dan 130-141 Bujur Timur. Provinsi Papua yang memiliki luas

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7/DPD RI/I/ TENTANG PANDANGAN DAN PENDAPAT

KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7/DPD RI/I/ TENTANG PANDANGAN DAN PENDAPAT DEWAN PERWAKILAN DAERAH KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH NOMOR 7/DPD RI/I/2013-2014 PANDANGAN DAN PENDAPAT DEWAN PERWAKILAN DAERAH TERHADAP ASPIRASI MASYARAKAT DAN DAERAH PEMBENTUKAN KABUPATEN TAYAN SEBAGAI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat melalui beberapa proses dan salah satunya adalah dengan

Lebih terperinci

Katalog BPS :

Katalog BPS : Katalog BPS : 1101002.6409010 Statistik Daerah Kecamatan Babulu 2015 Statistik Daerah Kecamatan Babulu No. Publikasi : 6409.550.1511 Katalog BPS : 1101002.6409010 Naskah : Seksi Statistik Neraca Wilayah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU - ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU - ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU - ISU STRATEGIS Perencanaan pembangunan antara lain dimaksudkan agar Pemerintah Daerah senantiasa mampu menyelaraskan diri dengan lingkungan. Oleh karena itu, perhatian kepada mandat

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Posisi wilayah Kota Metro berada di tengah Provinsi Lampung, secara

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Posisi wilayah Kota Metro berada di tengah Provinsi Lampung, secara IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis Kota Metro Posisi wilayah Kota Metro berada di tengah Provinsi Lampung, secara geografis terletak pada 5,6 0 5,8 0 lintang selatan dan 105,17 0-105,19

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menjadi cakupan Provinsi Kalimantan Selatan. Provinsi Kalimantan Tengah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menjadi cakupan Provinsi Kalimantan Selatan. Provinsi Kalimantan Tengah BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Umum Provinsi Administratif Kalimantan Tengah terbentuk pada tahun 1950, sejak saat itu munculah berbagi aspirasi kalangan masyarakat di Kalimantan Tengah untuk mendirikan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

Statistik Daerah. Kecamatan Andam Dewi. Katalog BPS : Sopo Godang Raja U

Statistik Daerah. Kecamatan Andam Dewi. Katalog BPS : Sopo Godang Raja U Katalog BPS : 1101002.1204.072 Statistik Daerah Kecamatan Andam Dewi Sopo Godang Raja U Badan Pusat Statistik Kabupaten Tapanuli Tengah Jalan N. Daulay No. Pandan, Telp. 371082 Email : bps1204@bps.go.id

Lebih terperinci

Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON

Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON No. Potensi Data Tahun 2009 Data Tahun 2010*) 1. Luas lahan pertanian (Ha) 327 327

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 29 TAHUN 2004 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 29 TAHUN 2004 T E N T A N G PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 29 TAHUN 2004 T E N T A N G PELESTARIAN DAN PENGEMBANGAN ADAT ISTIADAT DI TINGKAT DESA DAN KELURAHAN DI KABUPATEN MURUNG RAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara agraris dengan kekayaan hayati yang melimpah, hal ini memberikan keuntungan bagi Indonesia terhadap pembangunan perekonomian melalui

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Geografi Kabupaten Bone Bolango secara geografis memiliki batas batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara : Kabupaten Bolaang Mongondow

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Jumlah Desa/Kelurahan Swasembada Menurut Kabupaten/Kota Tahun

DAFTAR TABEL. Jumlah Desa/Kelurahan Swasembada Menurut Kabupaten/Kota Tahun Tabel 2.1 DAFTAR TABEL Banyaknya Kecamatan, Desa/Kelurahan dan Luas Wilayah Menurut Kabupaten Kota Tahun 14... Halaman 6 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8 2.9 2.10 2.11 2.12 2.13 2.14 2.15 2.16 2. Banyaknya

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota 66 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Bandarlampung 1. Letak Geografis Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota Bandarlampung memiliki luas wilayah

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2002 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2002 TENTANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN KATINGAN, KABUPATEN SERUYAN, KABUPATEN SUKAMARA, KABUPATEN LAMANDAU, KABUPATEN GUNUNG MAS, KABUPATEN PULANG PISAU, KABUPATEN

Lebih terperinci

Data Penduduk Kabupaten Murung Raya 2014

Data Penduduk Kabupaten Murung Raya 2014 KATA PENGANTAR Alhamdulillah puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas pertolongan-nya lah kami dapat menyelesaikan Publikasi dengan judul Data Penduduk Kabupaten Murung Raya 2014. Publikasi

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Umum Provinsi Kalimantan Barat Setelah era reformasi yang menghasilkan adanya otonomi daerah, maka daerah administrasi di Provinsi Kalimantan Barat yang telah mengalami

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya melimpah

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya melimpah 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya melimpah yang dimanfaatkan sebagian besar penduduk dengan mata pencaharian di bidang pertanian. Sektor pertanian

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara sampai

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara sampai 49 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Penelitian Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara 4 0 14 sampai 4 0 55 Lintang Selatan dan diantara 103 0 22 sampai 104

Lebih terperinci

RINGKASAN. Murung Raya STRATEGI PERTUMBUHAN EKONOMI HIJAU. Sektor terpilih untuk pertumbuhan. ekonomi hijau

RINGKASAN. Murung Raya STRATEGI PERTUMBUHAN EKONOMI HIJAU. Sektor terpilih untuk pertumbuhan. ekonomi hijau Kalimantan Tengah, Indonesia Publikasi Mei 2015 RINGKASAN STRATEGI EKONOMI HIJAU Gambaran umum kabupaten adalah salah satu kabupaten di Provinsi Kalimantan Tengah yang terletak tepat di tengah Pulau Kalimantan.

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2002 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2002 TENTANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN KATINGAN, KABUPATEN SERUYAN, KABUPATEN SUKAMARA, KABUPATEN LAMANDAU, KABUPATEN GUNUNG MAS, KABUPATEN PULANG PISAU, KABUPATEN

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN, PEMEKARAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN KECAMATAN

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN, PEMEKARAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN KECAMATAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN, PEMEKARAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERUYAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu dari delapan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara geografis terletak antara 116-117

Lebih terperinci

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12 BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Konsekuensi logis sebagai negara kesatuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan usaha yang meliputi perubahan pada berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan usaha yang meliputi perubahan pada berbagai aspek BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan merupakan usaha yang meliputi perubahan pada berbagai aspek termasuk di dalamnya struktur sosial, sikap masyarakat, serta institusi nasional dan mengutamakan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN OBYEK PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN OBYEK PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM DAN OBYEK PENELITIAN A. Kondisi Umum Provinsi Kalimantan Barat Provinsi Kalimantan Barat terletak di bagian barat pulau Kalimantan atau di antara garis 2 0 08 LU serta 3 0 02 LS serta

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUKIT BATU 2013

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUKIT BATU 2013 Katalog BPS : 1101002.6271020 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUKIT BATU 2013 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUKIT BATU 2013 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUKIT BATU 2013

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. A. Capaian Kinerja Pemerintah Kabupaten Tanggamus B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja C. Realisasi anggaran...

DAFTAR ISI. A. Capaian Kinerja Pemerintah Kabupaten Tanggamus B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja C. Realisasi anggaran... DAFTAR ISI HALAMAN BAB 1 A. Latar Belakang... 1 B. Maksud dan Tujuan... 2 C. Sejarah Singkat Kabupaten Tanggamus... 3 D. Gambaran Umum Daerah... 4 E. Sistematika Penyajian... 20 BAB 2 A. Instrumen Pendukung

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Kabupaten Kulonprogo Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di propinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan

I. PENDAHULUAN. Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan trend ke arah zona ekonomi sebagai kota metropolitan, kondisi ini adalah sebagai wujud dari

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Profil Kabupaten Ngawi 1. Tinjauan Grafis a. Letak Geografis Kabupaten Ngawi terletak di wilayah barat Provinsi Jawa Timur yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Tengah.

Lebih terperinci