BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM
|
|
- Erlin Kusnadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN Sesuai amanat Pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah bahwa kepala daerah mempunyai kewajiban menyampaikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada Pemerintah, dan memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban kepada DPRD, serta menginformasikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada masyarakat. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Akhir Masa Jabatan Kepala Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 merupakan ringkasan laporan tahun-tahun sebelumnya ditambah dengan LKPJ sisa masa jabatan yang belum dilaporkan. Dengan demikian data yang disajikan dalam LKPJ Akhir Masa Jabatan ini adalah merupakan ringkasan laporan mulai tahun anggaran 2005 sampai dengan tahun 2009, sedangkan laporan sisa masa jabatan sampai dengan bulan Agustus 2010 akan dimuat dalam Memori Serah Terima Jabatan. Disamping LKPJ Akhir Masa Jabatan akan disampaikan pula LKPJ Akhir Tahun Anggaran 2009 yang disajikan dalam dokumen tersendiri. Adapun waktu penyampaian LKPJ Akhir Masa Jabatan dan LKPJ Akhir Tahun Anggaran 2009 dilaksanakan secara bersamaan, sesuai ketentuan pasal 17 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun Penyampaian LKPJ Akhir Masa Jabatan Kepala Daerah dimaksudkan untuk memberikan informasi penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah yang memuat keterangan mengenai realisasi program dan kegiatan sebagaimana telah ditetapkan dalam RPJMD Provinsi Kalimantan Selatan , sebagai bahan evaluasi dan atau koreksi serta bahan masukan dalam rangka meningkatkan efisiensi, efektivitas dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan pada periode lima tahun berikutnya. A. DASAR HUKUM 1. Undang Undang Nomor 25 Tahun 1956 Jo Undang Undang Nomor 21 Tahun 1958 tentang Penetapan Undang Undang Darurat Nomor 10 Tahun 1957 antara lain mengenai Pembentukan Daerah Swatantra Tingkat I Kalimantan Selatan. 2. Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. 3. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan, Pengangakatan dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. 4. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat. 5. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 15 Tahun 2006 tentang RPJMD Provinsi Kalimantan Selatan tahun Akhir Masa Jabatan Tahun
2 6. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 5 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang menjadi Kewenangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan. 7. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan. B. GAMBARAN UMUM DAERAH 1. Kondisi Geografis Daerah Secara geografis Provinsi Kalimantan Selatan terletak antara 114º º Bujur Timur dan 1º º Lintang Selatan, secara administratif terletak di bagian Selatan Pulau Kalimantan, dengan batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut : Sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Timur. Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Jawa. Sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Tengah. Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Makasar. Provinsi Kalimantan Selatan mencakup 11 kabupaten dan 2 kota, yaitu Kabupaten Barito Kuala, Banjar, Tapin, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Utara, Balangan (pemekaran dari Kabupaten Hulu Sungai Utara), Tabalong, Tanah Laut, Kotabaru, Tanah Bumbu (pemekaran dari Kabupaten Kotabaru), Kota Banjarbaru dan Kota Banjarmasin. Kota Banjarmasin sekaligus berfungsi sebagai Ibukota Provinsi Kalimantan Selatan. Luas wilayah Provinsi Kalimantan Selatan ,52 km2 atau hanya 6,98 % dari luas Pulau Kalimantan secara keseluruhan, Prosentase luas tertinggi kabupaten/kota di Kalimantan Selatan adalah Kabupaten Kotabaru (25,11%), Kabupaten Tanah Bumbu (13,50%) dan terendah adalah Kota Banjarmasin (0,19%). Kondisi alam Provinsi Kalimantan Selatan terdiri atas daerah pantai, dataran rendah dan perbukitan/pegunungan. Kemiringan tanah dengan 4 klasifikasi menunjukkan bahwa sebagian besar meliputi lahan datar (0-2%) seluas Ha atau 43,31%, lahan bergelombang (>2-15%) seluas Ha atau 31,50%, lahan curam (>15-40%) seluas Ha atau 19,02 % dan lahan sangat curam seluas Ha atau 6,16%. Menurut jenis tanahnya, meliputi Podsolik Merah Kuning (PMK), Latosol, Litosol, PMK Litosol, Komplek PMK Organosol Gley Humus, PMK Dataran Tinggi, PMK Pegunungan dan Alluvial. Wilayah Kalimantan Selatan juga banyak memiliki sungai sekitar 68 buah sungai, antara lain Sungai Barito, Sungai Riam Kanan, Sungai Riam Kiwa, Sungai Balangan, Sungai Batang Alai, Sungai Amandit, Sungai Tapin, Sungai Kintap, Sungai Batulicin, Sungai Sampanahan. Sungai-sungai ini berpangkal pada pegunungan Meratus dan bermuara di Laut Jawa dan Selat Makasar. Akhir Masa Jabatan Tahun
3 Penggunaan tanah berdasarkan data BPS tahun 2008 sebagian besar berupa hutan (43%) atau mencapai Ha dari luas wilayah Provinsi Ha, masih berupa padang (semak,alang-alang,rumput) seluas Ha, perkebunan Ha, persawahan seluas Ha, pertanian semusim Ha dan pemukiman seluas Ha. Temperatur udara disuatu tempat antara lain ditentukan oleh tinggi rendahnya tempat tersebut terhadap permukaan laut dan jaraknya dari pantai. Temperatur rata-rata di Kalimantan Selatan pada tahun 2008 berkisar antara 21,6ºC sampai 34,3ºC, kelembaban udara rata - rata berkisar antara 51,2% - 99,1% tiap bulan. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan November yaitu 1641,9mm, sedangkan terendah pada bulan September yaitu 30,1mm. 2. Kondisi Demografis Jumlah penduduk Kalimantan Selatan dalam periode terus mengalami peningkatan walaupun laju pertumbuhan penduduk mengalami penurunan. Berdasarkan data BPS, penduduk Kalimantan Selatan tahun 2005 berjumlah jiwa, hingga tahun 2009 meningkat menjadi jiwa berdasarkan Data Agregat Kependudukan (DAK) yang dihimpun oleh Bagian Kependudukan Biro Pemerintahan per 30 Desember 2009, terdiri atas laki-laki jiwa dan perempuan jiwa. Jumlah penduduk ini jika dilihat menurut daerah Kabupaten/Kota, maka yang terbanyak penduduknya adalah Kota Banjarmasin yaitu jiwa, disusul Kabupaten Banjar jiwa dan Kotabaru jiwa. Sedangkan penduduk terendah berada di Kabupaten Balangan jiwa. Jika dikaitkan dengan luas wilayah (tingkat kepadatan penduduk), maka kepadatan tertinggi di Kota Banjarmasin yaitu orang per km² dan terendah di Kabupaten Kotabaru yaitu 39 orang per km² karena Kabupaten Kotabaru memiliki wilayah terluas di Provinsi Kalimantan Selatan. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut : Kabupaten/Kota Laki-laki Perempuan Jumlah Luas Wilayah Penduduk (km²) Banjarmasin ,67 Banjarbaru ,83 Barito Kuala ,22 Banjar ,97 Tapin ,95 Hulu Sungai Selatan ,94 Hulu Sungai Tengah ,00 Hulu Sungai Utara ,25 Balangan ,75 Tabalong ,95 Tabah Laut ,30 Tanah Bumbu ,96 Kotabaru ,73 Kalimantan Selatan ,52 Sumber : Biro Pemerintahan, DAK 2009 Akhir Masa Jabatan Tahun
4 Ditinjau dari jumlah rumah tangga, berdasarkan data BPS pada tahun 2008 tercatat sebanyak rumah tangga. Laju pertumbuhan penduduk secara alami dipengaruhi oleh banyaknya penduduk lahir, mati dan migrasi. Berdasarkan data BPS hasil Sensus, laju pertumbuhan penduduk Kalimantan Selatan mengalami penurunan. Tercatat laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,91 persen dan turun menjadi 1,51 persen pada periode , sedangkan untuk periode yaitu 1,49 persen. Hasil SAKERNAS 2008 mencatat bahwa penduduk Kalimantan Selatan yang berusia 15 tahun keatas sebanyak Dari Jumlah tersebut sebanyak jiwa (66,93%) sudah bekerja sedangkan yang mencari kerja sebanyak jiwa (4,41%), sedangkan penduduk yang bukan angkatan kerja terdiri dari penduduk yang masih sekolah, mengurus rumah tangga dan kegiatan lainnya berjumlah jiwa (23,76%) dari total penduduk yang berusia 15 tahun keatas. 3. Kondisi Ekonomi a. Potensi Unggulan Daerah Kalimantan Selatan memiliki posisi strategis, yang secara Geografis terletak di tengah-tengah kepulauan Nusantara dan diapit dua Alur Laut Kepulauan Indonesia serta memiliki potensi Sumber Daya Alam yang besar untuk dipromosikan dan dijual ke pasar berskala Regional maupun Internasional khususnya pada sektor pertanian, pertambangan, kehutanan, perkebunan, peternakan, perikanan laut dan darat serta ecocultural tourism yang didasarkan atas keunikan aneka ragam budaya-budaya lokal dan keanekaragaman hayati. a.1 Potensi Pertanian Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Kalimantan Selatan tahun menunjukkan angka yang cukup stabil, pada tahun 2005 sektor ini menyumbang 22,57%, khusus tanaman bahan makanan (tabama) menyumbang 9,89%, pada tahun 2009 kontribusi sektor pertanian meningkat menjadi 22,77% sedangkan khusus tabama 10,85%. Sektor pertanian khususnyan tanaman pangan, subsektor tanaman pangan yang menjadi unggulan Kalimantan Selatan adalah padi dan jagung yang dapat dikembangkan di seluruh kabupaten/kota se Kalimantan Selatan kecuali Kota Banjarmasin. Produksi padi secara kuantitatif telah terjadi peningkatan yang dapat dilihat dari peningkatan luasan panen yang pada tahun 2005 seluas ha dan berkembang menjadi ha pada tahun 2009 berdasarkan angka sementara Total produksi padi pada tahun 2005 sebanyak ton yang kemudian pada tahun 2009 menjadi ton (angka ramalan III 2009), peningkatan Akhir Masa Jabatan Tahun
5 produksi tahun 2005 sampai 2009 rata-rata sebanyak ton per tahun. Peningkatan produksi tersebut sebagian karena bertambahnya luasan lahan, sebagian lagi karena meningkatnya produktivitas. Sebagai gambaran pada tahun 2005 setiap hektar hanya mampu menghasilkan 34,79 kuintal yang mengalami peningkatan produktivitas sehingga pada akhir 2009 (berdasarkan angka sementara 2009) setiap hektar menghasilkan 39,93 kuintal. Produksi jagung secara kuantitatif juga terjadi peningkatan yang dapat dilihat dari peningkatan luasan panen yang pada tahun 2005 seluas ha dan berkembang menjadi ha pada tahun 2009 (angka sementara 2009) naik sebanyak ha. Total produksi jagung pada tahun 2005 sebanyak ton yang kemudian pada tahun 2009 menjadi ton (angka sementara 2009), peningkatan produksi tahun 2005 sampai 2009 sebanyak ton dengan ratarata kenaikan sebanyak ton atau 28,96 % pertahun. Peningkatan produksi tersebut sebagian karena bertambahnya luasan lahan, sebagian lagi karena meningkatnya produktivitas. Sebagai gambaran pada tahun 2005 setiap hektar hanya mampu menghasilkan 30,83 kuintal yang mengalami peningkatan produktivitas sehingga pada akhir 2009 (berdasarkan angka sementara 2009) setiap hektar menghasilkan 49,54 kuintal dengan rata-rata kenaikan ton per tahun atau 28,96%. Kontribusi produksi padi Kalsel terhadap produksi padi Nasional, dimana pada tahun 2005 dari total produksi padi Nasional yang berjumlah ton, kontribusi produksi padi Kalsel ton (2,95%) atau menempati peringkat 10, sedangkan pada tahun 2009 dari total produksi Nasional ton, produksi padi Kalsel mencapai ton (3,14%) atau menempati peringkat 9. a.2 Potensi Perikanan Provinsi Kalimantan Selatan memiliki garis pantai ± km termasuk 134 buah pulau yang sudah memiliki nama, berdasarkan data Dinas Perikanan Provinsi Kalimantan Selatan, potensi sumber daya perikanan yang dapat dimanfaatkan saat ini yaitu: perairan laut Ha, perairan umum Ha, air payau Ha dan kolam Ha serta mina padi Ha. Total Produksi perikanan tahun 2008 mencapai ,6 ton, sedangkan angka sementara produksi tahun 2009 mencapai ton. Berdasarkan data Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Realisasi ekspor produk perikanan tahun 2005 mencapai US$ ,13 meningkat pada tahun 2009 menjadi US$ ,24. Peningkatan tertinggi pada tahun 2007 yang mencapai US$ ,56 Akhir Masa Jabatan Tahun
6 a.3 Potensi Peternakan Meningkatnya Populasi ternak di masyarakat merupakan salah satu sasaran yang dikembangkan dalam pembangunan peternakan. Perkembangan populasi selama lima tahun terakhir ( ) mengalami pertumbuhan rata-rata 4,62%. Pertumbuhan yang paling tinggi terjadi pada ternak ayam ras pedaging yaitu 60,19%. Hal ini akibat mulai bergairahnya usaha peternakan swasta yang rata-rata bergerak di perunggasan dan meningkatnya permintaan konsumsi masyarakat. Sedangkan rata-rata pertumbuhan terkecil adalah ternak kuda -5,75%, hal ini karena fungsi kuda telah digantikan oleh mesin sebagai alat pengangkut. Untuk ternak sapi perah yang populasinya masih kecil akan dikembangkan pada lima tahun mendatang dalam rangka pemenuhan permintaan susu oleh masyarakat. Selain daging, komoditas produk sektor peternakan yang dihasilkan adalah produk susu dan telur. a.4 Potensi Perkebunan Berdasarkan RTRWP Kalimantan Selatan tahun 2000 kawasan yang dialokasikan untuk pengembangan perkebunan seluas ± Ha, dari luasan yang dicadangkan tersebut sampai akhir Tahun 2009 baru termanfaatkan seluas ± Ha (53,55%), secara kumulatif luas perkebunan mencapai Ha, meliputi Perkebunan Rakyat (PR) Ha (53,08%), Perkebunan Besar Negara (PBN) Ha (3,34%), dan Perkebunan Besar Swasta (PBS) Ha (43,58%). Komoditas unggulan di Kalimantan Selatan yaitu Karet dan Kelapa Sawit. Pertumbuhan luas perkebunan selama 5 tahun terakhir rata-rata 8,63%, dari luas Ha di tahun 2005, menjadi Ha pada tahun 2009, pertumbuhan ini didominasi oleh komoditas karet 5,60% dari luas Ha menjadi Ha, kelapa sawit 15,88% dari Ha menjadi Ha, sedangkan luas tanaman perkebunan lainnya rata-rata mengalami penurunan 0,89% dari Ha menjadi Ha. Pertumbuhan produksi perkebunan selama 5 tahun terakhir rata-rata pertahun 20,32%, dari produksi ton/thn di tahun 2005, menjadi ton/thn pada tahun 2009, Pertumbuhan ini didominasi oleh pertumbuhan produksi kelapa sawit sebesar 30,58% dari produksi ton/cpo/thn menjadi ton/cpo/thn. Karet 2,93% dari produksi ton/sheet/thn menjadi ton/sheet/thn, sedangkan produksi tanaman perkebunan lainnya mengalami penurun hingga ratarata 3,19% dari produksi ton/thn menjadi ton/thn. Berdasarkan data Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Realisasi ekspor komoditas karet alam tahun 2005 mencapai US$ ,35 sampai tahun 2008 ekspor karet semakin meningkat namun pada tahun 2009 terjadi penurunan permintaan karet dunia, sehingga nilai ekpor menurun menjadi US$ ,12 Akhir Masa Jabatan Tahun
7 sedangkan nilai ekspor Minyak Sawit (CPO) mencapai US$ ,00 tahun 2005 dan terus meningkat hingga tahun 2009 tercatat senilai US$ ,07. a.5 Potensi Kehutanan Luas kawasan hutan di Kalimantan Selatan berdasarkan Perda No.9 Tahun 2000 tentang RTRWP seluas Ha yang terdiri dari kawasan lindung Ha, kawasan hutan produksi terbatas Ha, kawasan hutan produksi tetap Ha dan kawasan hutan produksi konversi Ha. Penggunaan kawasan hutan di tahun 2008 terdiri dari empat jenis penggunaan, yakni untuk pertambangan seluas ,88 Ha disusul penggunaan HTI seluas ,46 Ha, HPH seluas ,67 Ha dan HGU seluas ,61 Ha. Produksi hasil hutan berupa rotan dan kayu olahan rata-rata mengalami penurunan produksi terkait dengan ketersediaan bahan baku yang semakin terbatas. Produk kayu olahan ini dipasarkan di dalam negeri dan luar negeri antara lain ke China, Australia, Timur Tengah, Eropa dan Kanada. Hasil ekspor kedua produk ini berdasarkan data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalsel, ekspor produk kayu pada tahun 2005 adalah US$ ,16 hingga tahun 2007 meningkat menjadi US$ ,87 selanjutnya menurun hingga pada tahun 2009 hanya mencapai US$ ,02. Sedangkan produk rotan, pada tahun 2005 tercatat ekspor produk rotan senilai US$ ,94 sedangkan pada tahun 2009 senilai US$ ,93. a.6 Potensi Sektor Pertambangan Potensi sumber daya mineral Kalimantan Selatan memiliki cukup banyak ragam komoditas, namun hanya sebagian kecil yang telah dieksploitasi sedangkan sisanya masih merupakan bahan tambang potensial. Berdasarkan catatan pada Biro Perekonomian, cadangan batubara ± 5,6 milyar ton, dengan kalori antara cal/gr, biji besi ± metrik ton dengan kadar 2,2-2,3 gr/ton, emas ± metrik ton dengan kadar 1,72 gr/ton, serta bahan galian lainnya seperti nikel, granit, gamping dan lain-lain. Produksi batubara pada tahun 2008 berjumlah ± ,98 metrik ton yang berasal dari PKP2B sebesar ,24 metrik ton dan KP sebanyak ,74 metrik ton. Realisasi nilai ekspor produk tambang tahun 2005 mencapai US$ ,12 sedangkan tahun 2008 tercatat mencapai US$ ,26 sedangkan tahun 2009 sampai bulan Desember tercatat nilai ekspor produk tambang mencapai US$ ,76 sebagian besar berasal dari tambang batubara dan batu besi/biji besi. Akhir Masa Jabatan Tahun
8 a.7 Potensi Pariwisata Provinsi Kalimantan Selatan memiliki obyek dan daya tarik kepariwisataan yang cukup potensial terutama wisata alam (96 buah) dan wisata religius (60 buah) serta obyek wisata lainnya seperti wisata sejarah, wisata budaya, wisata agro dan perlu terus dikembangkan. Kebanyakan wisatawan baik domestik/ nusantara maupun mancanegara berasal dari negara-negara di benua Asia dan Eropa. Berdasarkan data Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Selatan tercatat jumlah kunjungan wisatawan nusantara tahun 2005 sebanyak kunjungan dengan perolehan devisa Rp , terus meningkat hingga tahun 2009 tercatat sebanyak kunjungan dengan perolehan devisa Rp Kunjungan wisatawan mancanegara pada tahun 2005 sebanyak kunjungan dengan perolehan devisa US$ hingga tahun 2009 meningkat menjadi kunjungan dengan perolehan devisa mencapai US$ Kondisi ini didukung oleh tersedianya sarana dan prasarana penunjang wisata yang cukup memadai antara lain bidang transportasi darat, laut dan udara serta peningkatan jumlah fasilitas lainnya yang tercatat hingga tahun 2009 berupa hotel bintang 20 buah, hotel melati 178 buah, restoran/rumah makan 316 buah, toko cindera mata 198 buan dan biro perjalanan wisata 162 buah. b. Pertumbuhan Ekonomi / PDRB Kondisi perekonomian Kalimantan Selatan secara makro dapat dilihat antara lain dari perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), PDRB per Kapita dan Pertumbuhan Ekonomi yang pada 5 tahun terakhir terus mengalami pertumbuhan yang cukup menggembirakan, meskipun kinerja perekonomian daerah ini juga sangat tergantung dengan dinamika perkembangan ekonomi regional, nasional maupun internasional. Pada periode tahun Total PDRB Provinsi Kalimantan Selatan menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan tahun 2000 terus menunjukkan peningkatan, hal tersebut disajikan sebagaimana tabel berikut : Tahun Nilai PDRB (Jutaan Rupiah) Atas Dasar Harga Berlaku Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Dengan Migas Tanpa Migas Dengan Migas Tanpa Migas , , , , , , , , , , , , , , , , *) , , , ,28 Sumber : BPS Prov. Kalsel *) Angka Sementara Akhir Masa Jabatan Tahun
9 Struktur perekonomian Kalimantan Selatan masih bertumpu pada sektor pertanian disamping sektor lainnya, dimana kontribusi sektor pertanian masih memberikan andil terbesar dalam pembentukan total PDRB Kalimantan Selatan, disusul sektor pertambangan dan penggalian serta sektor perdagangan, hotel dan restoran, hal ini dapat disajikan pada tabel berikut : Sektor/Lapangan Usaha Tahun *) 1. Pertanian 22,57 22,43 22,46 22,56 22,77 2. Pertambangan dan Penggalian 21,19 21,86 21,70 21,84 20,70 3. Industri pengolahan 12,83 11,68 11,07 10,36 10,13 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 0,57 0,56 0,56 0,57 0,54 5. Konstruksi 6,36 6,56 6,48 6,29 6,45 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 14,94 14,86 15,04 15,03 15,14 7. Angkutan dan Komunikasi 8,09 8,45 8,99 9,22 9,04 8. Keuangan, Persewaan dan 4,09 4,10 4,46 4,82 4,84 Jasa Perusahaan 9. Jasa-jasa 9,40 9,53 9,26 9,30 10,38 PDRB Dengan MIGAS 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 PDRB Tanpa Migas 98,39 98,48 98,51 98,63 98,71 Sumber : BPS Prov. Kalsel *) Angka Sementara Sedangkan PDRB per kapita Kalimantan Selatan periode juga menunjukkan peningkatan, baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan tahun Atas dasar harga berlaku pada tahun 2005 sebesar rupiah, naik menjadi rupiah pada tahun Sedangkan PDRB per kapita atas dasar harga konstan tahun 2000, pada tahun 2005 sebesar rupiah meningkat menjadi rupiah pada tahun Hal tersebut dapat kita lihat perkembangan data pada tabel berikut : Tahun PDRB Per Kapita ADH Berlaku (Rupiah) ADH Konstan (Rupiah) *) Sumber : BPS Prov. Kalsel *) Angka Sementara Laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan menurut lapangan usaha selama tahun tercatat pada tahun 2005 dengan migas sebesar 5,06% dan 5,29% tanpa migas, tahun 2008 tercatat laju pertumbuhan ekonomi sebesar 6,23% dengan migas dan 6,37% tanpa migas, sedangkan angka sementara pada tahun 2009 pertumbuhan ekonomi 5,01% dengan migas dan 5,11% tanpa migas. Lapangan usaha sektor pertanian mengalami pertumbuhan yang cukup stabil, yaitu 5,11% tahun 2005 menjadi 6,90% pada tahun Hal ini ditopang pertumbuhan pada sub sektor pertanian yaitu tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan, peternakan dan perikanan serta kehutanan. Sedangkan sektor pertambangan dan penggalian Akhir Masa Jabatan Tahun
10 mengalami pertumbuhan tertinggi yaitu 7,37% pada tahun 2008 namun pada tahun 2009 pertumbuhan hanya mencapai 2,13%. Hal ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Sektor/Lapangan Usaha Tahun *) 1 Pertanian 5,11 4,70 5,72 6,48 6,90 2 Pertambangan dan Penggalian 8,09 7,47 5,05 7,37 2,13 3 Industri pengolahan -1,98-1,70 2,94 2,59 2,89 4 Listrik, Gas dan Air Minum 3,30 3,83 4,14 4,23 5,33 5 Konstruksi 8,26 7,02 6,90 5,60 6,06 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 4,68 5,56 6,18 7,07 5,85 7 Angkutan dan Komunikasi 7,62 6,06 8,23 6,43 5,83 8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 1,49 3,24 15,36 5,73 5,86 9 Jasa-jasa 6,69 6,89 6,65 6,63 5,10 PDRB DENGAN MIGAS KALSEL 5,06 4,98 6,01 6,23 5,01 PDRB TANPA MIGAS KALSEL 5,29 5,05 6,08 6,37 5,11 NASIONAL 5,69 5,50 6,28 6,06 4,30 Sumber : BPS Prov. Kalsel *) Angka Sementara Akibat terpaan badai krisis global, tahun 2009 telah menjadi tahun yang berat bagi perekonomian nasional maupun daerah. Sungguhpun demikian, pencapaian kinerja ekonomi nasional maupun Kalimantan Selatan masih terbilang bagus. Dampak krisis global dirasakan di awal tahun 2009, antara lain ditandai oleh turunnya kinerja ekspor, melambatnya konsumsi masyarakat dan tersendatnya ekspansi kredit perbankan. Memasuki paruh kedua tahun 2009, kondisi ekonomi global mulai membaik sejalan dengan berlangsungnya proses pemulihan ekonomi di negara maju. Dengan perkembangan tersebut, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2009 diperkirakan berada pada kisaran 4,00% - 4,5% (analisis Bank Indonesia). Pertumbuhan tersebut lebih tinggi dibandingkan perkiraan semula sebesar 3%-4%. Sementara pertumbuhan Kalimantan Selatan pada tahun 2009 mencapai angka 5,01%. Pencapaian pertumbuhan tahun 2009 tersebut patut disyukuri, mengingat kondisi global maupun nasional yang pada umumnya masih dalam proses pemulihan. Namun demikian selama kurun waktu 5 tahun terakhir, perekonomian Kalimantan Selatan menunjukkan perkembangan yang cukup baik dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 5%. Akhir Masa Jabatan Tahun
BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM
BAB I PENDAHULUAN Sebagaimana dimaksud Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Pasal 27 ayat (2) tentang Pemerintahan Daerah bahwa kepala daerah mempunyai kewajiban menyampaikan laporan penyelenggaraan pemerintahan
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU
IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah
35 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah Provinsi Lampung adalah 3,46 juta km 2 (1,81 persen dari
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi
BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Kabupaten Malinau
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi
69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.
Lebih terperinciNepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12
BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Konsekuensi logis sebagai negara kesatuan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN III-2011
No. 059/11/63/Th.XV, 7 November 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN III-2011 Pertumbuhan ekonomi triwulan III-2011 triwulan II-2011 (q-to-q) mencapai angka 8,13 persen. Pertumbuhan tertinggi
Lebih terperinciIII. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 3.1. Letak Geografis dan Administrasi Pemerintahan Propinsi Kalimantan Selatan memiliki luas 37.530,52 km 2 atau hampir 7 % dari luas seluruh pulau Kalimantan. Wilayah
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2012 DAN TAHUN 2012
No. 06/02/62/Th. VII, 5 Februari 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2012 DAN TAHUN 2012 Perekonomian Kalimantan Tengah triwulan IV-2012 terhadap triwulan III-2012 (Q to Q) secara siklikal
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II-2011
No. 43/08/63/Th XV, 05 Agustus 20 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II-20 Ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan II-20 tumbuh sebesar 5,74 persen jika dibandingkan triwulan I-20 (q to q)
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2012
No.11/02/63/Th XVII, 5 Februari 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2012 Perekonomian Kalimantan Selatan tahun 2012 tumbuh sebesar 5,73 persen, dengan pertumbuhan tertinggi di sektor konstruksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyampaian laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada DPRD merupakan amanah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
63 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2011) Provinsi Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 km 2 termasuk pulau-pulau yang
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN I-2011
No. 06/05/62/Th.V, 5 Mei 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN I-2011 PDRB Kalimantan Tengah Triwulan I-2011 dibanding Triwulan yang sama tahun 2010 (year on year) mengalami pertumbuhan sebesar
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Geografi Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi Lampung. Kabupaten Lampung Selatan terletak di ujung selatan Pulau Sumatera
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN II-2011
No. 06/08/62/Th. V, 5 Agustus 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN II-2011 Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah triwulan I-II 2011 (cum to cum) sebesar 6,22%. Pertumbuhan tertinggi pada
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK
34 IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 4.1 Gambaran Umum Provinsi Lampung Lintang Selatan. Disebelah utara berbatasan dengann Provinsi Sumatera Selatan dan Bengkulu, sebelah Selatan
Lebih terperinciPRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 Nomor Katalog : 9302001.9416 Ukuran Buku : 14,80 cm x 21,00 cm Jumlah Halaman
Lebih terperinciKEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Situasi Wilayah Letak Geografi Secara geografis Kabupaten Tapin terletak antara 2 o 11 40 LS 3 o 11 50 LS dan 114 o 4 27 BT 115 o 3 20 BT. Dengan tinggi dari permukaan laut
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak
IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI 4.1 Keadaan Umum Provinsi Jambi secara resmi dibentuk pada tahun 1958 berdasarkan Undang-Undang No. 61 tahun 1958. Secara geografis Provinsi Jambi terletak antara 0º 45
Lebih terperinciAnalisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /
BAB IV TINJAUAN EKONOMI 2.1 STRUKTUR EKONOMI Produk domestik regional bruto atas dasar berlaku mencerminkan kemampuan sumber daya ekonomi yang dihasilkan oleh suatu daerah. Pada tahun 2013, kabupaten Lamandau
Lebih terperinciKONDISI UMUM WILAYAH STUDI
16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2014
No. 048/08/63/Th XVIII, 5Agustus PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- Ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan II- tumbuh sebesar 12,95% dibanding triwulan sebelumnya (q to q) dan apabila
Lebih terperinci2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah
2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah Provinsi Kalimantan Timur dengan ibukota Samarinda berdiri pada tanggal 7 Desember 1956, dengan dasar hukum Undang-Undang
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -
IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2013
No. 046/08/63/Th XVII, 2 Agustus 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2013 Ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan II-2013 tumbuh sebesar 13,92% (q to q) dan apabila dibandingkan dengan
Lebih terperinciKinerja ekspor mengalami pertumbuhan negatif dibanding triwulan sebelumnya terutama pada komoditas batubara
No. 063/11/63/Th.XVII, 6 November 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN III-2013 Secara umum pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan triwulan III-2013 terjadi perlambatan. Kontribusi terbesar
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan yang dititikberatkan pada pertumbuhan ekonomi berimplikasi pada pemusatan perhatian pembangunan pada sektor-sektor pembangunan yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR. 119º00 Bujur Timur serta diantara 4º24 Lintang Utara dan 2º25 Lintang
IV. GAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR Propinsi Kalimantan Timur dengan luas wilayah daratan 198.441,17 km 2 dan luas pengelolaan laut 10.216,57 km 2 terletak antara 113º44 Bujur Timur dan 119º00
Lebih terperinci28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec
BAB III KONDISI UMUM LOKASI Lokasi penelitian bertempat di Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Kota Banjarbaru, Kabupaten Kota Banjarmasin, dan Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
31 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Geografis Wilayah Secara astronomis, wilayah Provinsi Banten terletak pada 507 50-701 1 Lintang Selatan dan 10501 11-10607 12 Bujur Timur, dengan luas wilayah
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian memiliki peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Selain berperan penting dalam pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat, sektor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 69 mengamanatkan Kepala Daerah untuk menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat
51 IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat Sumatera Barat adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di pesisir barat Pulau Sumatera dengan ibukota
Lebih terperinciV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 5.1 Geografis dan Administratif Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 0 50 7 0 50 Lintang Selatan dan 104 0 48 108 0 48 Bujur Timur, dengan batas-batas
Lebih terperinciNo.11/02/63/Th XVII. 5 Februari 2014
No.11/02/63/Th XVII. 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2013 Secara triwulanan, PDRB Kalimantan Selatan triwulan IV-2013 menurun dibandingkan dengan triwulan III-2013 (q-to-q)
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN III TAHUN 2014
No. 68/11/33/Th.VIII, 5 November 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN III TAHUN 2014 Perekonomian Jawa Tengah yang diukur berdasarkan besaran PDRB atas dasar harga berlaku pada triwulan III tahun
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua
BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA 4.1. Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua Provinsi Papua terletak antara 2 25-9 Lintang Selatan dan 130-141 Bujur Timur. Provinsi Papua yang memiliki luas
Lebih terperinci4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR
4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Blitar yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografis, kondisi topografi, dan iklim.
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 20
No. 10/02/63/Th XIV, 7 Februari 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 20 010 Perekonomian Kalimantan Selatan tahun 2010 tumbuh sebesar 5,58 persen, dengan n pertumbuhan tertinggi di sektor
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM
BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang ada di pulau Jawa, letaknya diapit oleh dua provinsi besar
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH
No. 06/02/72/Th. XIV. 7 Februari 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH Ekonomi Sulawesi Tengah tahun 2010 yang diukur dari kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan 2000
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi
BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Perkembangan Sejarah menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Barat merupakan Provinsi yang pertama dibentuk di wilayah Indonesia (staatblad Nomor : 378). Provinsi Jawa Barat dibentuk
Lebih terperinciBPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2013
BPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH No. 1/8/124/Th. XIII, 25 Agustus 214 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 213 Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tapanuli Tengah tahun 213 sebesar 6,85 persen mengalami
Lebih terperinci4.1. Letak dan Luas Wilayah
4.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Lamandau merupakan salah satu Kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Kotawaringin Barat. Secara geografis Kabupaten Lamandau terletak pada 1 9-3 36 Lintang Selatan dan
Lebih terperinciKONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
39 KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN Letak Geografis dan Administrasi Kabupaten Deli Serdang merupakan bagian dari wilayah Propinsi Sumatera Utara dan secara geografis Kabupaten ini terletak pada 2º 57-3º
Lebih terperinciBPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2012
BPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH No. 01/07/1204/Th. XII, 5 Juli 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2012 Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tapanuli Tengah tahun 2012 sebesar 6,35 persen mengalami
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN III-2013
No. 06/11/62/Th.VII, 6 Nopember 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN III-2013 Perekonomian Kalimantan Tengah triwulan III-2013 terhadap triwulan II-2013 (Q to Q) secara siklikal mengalami
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan dititikberatkan pada pertumbuhan sektor-sektor yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Tujuan pembangunan pada dasarnya mencakup beberapa
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. Provinsi Jawa Timur membentang antara BT BT dan
BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR 4. 1 Kondisi Geografis Provinsi Jawa Timur membentang antara 111 0 BT - 114 4 BT dan 7 12 LS - 8 48 LS, dengan ibukota yang terletak di Kota Surabaya. Bagian utara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum Dasar hukum penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2016, adalah sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan
77 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada 104 552-105 102 BT dan 4 102-4 422 LS. Batas-batas wilayah Kabupaten Tulang Bawang Barat secara geografis
Lebih terperinciBAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007
BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007 4.1. Gambaran Umum awa Barat adalah provinsi dengan wilayah yang sangat luas dengan jumlah penduduk sangat besar yakni sekitar 40 Juta orang. Dengan posisi
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta. Bujur Timur. Luas wilayah Provinsi DKI Jakarta, berdasarkan SK Gubernur
57 IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta Provinsi DKI Jakarta merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 7 meter diatas permukaan laut dan terletak antara
Lebih terperinciKONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Lokasi penelitian ini meliputi wilayah Kota Palangkaraya, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kabupaten Katingan, Kabupaten
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu dari delapan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara geografis terletak antara 116-117
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur Provinsi Kalimantan Timur terletak pada 113 0 44-119 0 00 BT dan 4 0 24 LU-2 0 25 LS. Kalimantan Timur merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara agraris dengan kekayaan hayati yang melimpah, hal ini memberikan keuntungan bagi Indonesia terhadap pembangunan perekonomian melalui
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang
70 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Tanggamus 1. Keadaan Geografis Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten
Lebih terperinciDAFTAR TABEL. Jumlah Desa/Kelurahan Swasembada Menurut Kabupaten/Kota Tahun
Tabel 2.1 DAFTAR TABEL Banyaknya Kecamatan, Desa/Kelurahan dan Luas Wilayah Menurut Kabupaten Kota Tahun 14... Halaman 6 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8 2.9 2.10 2.11 2.12 2.13 2.14 2.15 2.16 2. Banyaknya
Lebih terperinci4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Kondisi Geografis Kota Makassar secara geografi terletak pada koordinat 119 o 24 17,38 BT dan 5 o 8 6,19 LS dengan ketinggian yang bervariasi antara 1-25 meter dari
Lebih terperinciKEADAAN UMUM KABUPATEN SINTANG
KEADAAN UMUM KABUPATEN SINTANG Geografis dan Administrasi Kabupaten Sintang mempunyai luas 21.635 Km 2 dan di bagi menjadi 14 kecamatan, cakupan wilayah administrasi Kabupaten Sintang disajikan pada Tabel
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2012
BPS KABUPATEN SIMALUNGUN No. 01/08/1209/Th. XII, 1 Agustus 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2012 Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Simalungun tahun 2012 sebesar 6,06 persen mengalami percepatan
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
53 IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Selat Rupat merupakan salah satu selat kecil yang terdapat di Selat Malaka dan secara geografis terletak di antara pesisir Kota Dumai dengan
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN
IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Administrasi Kabupaten Bangka Tengah secara administratif terdiri atas Kecamatan Koba, Kecamatan Lubuk Besar, Kecamatan Namang, Kecamatan Pangkalan Baru, Kecamatan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2011
No.43/08/33/Th.V, 5 Agustus 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2011 PDRB Jawa Tengah pada triwulan II tahun 2011 meningkat sebesar 1,8 persen dibandingkan triwulan I tahun 2011 (q-to-q).
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. itu pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan pendapatan perkapita serta. yang kuat bagi bangsa Indonesia untuk maju dan berkembang atas
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi adalah meningkatnya produksi total suatu daerah. Selain itu pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan pendapatan perkapita serta meningkatnya kesejahteraan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH
No. 11/02/72/Th. XVII. 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH Ekonomi Sulawesi Tengah pada tahun 2013 yang diukur dari persentase kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR
20 BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 3.1. SITUASI GEOGRAFIS Secara geografis, Kota Bogor berada pada posisi diantara 106 derajat 43 30 BT-106 derajat 51 00 BT dan 30 30 LS-6 derajat 41 00 LS, atau kurang
Lebih terperinciPRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan indikator ekonomi makro yang dapat digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan pembangunan ekonomi suatu daerah. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Majalengka
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN II 2013
No. 45/08/72/Th. XVI, 02 Agustus 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN II 2013 Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM
BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Secara geografis Provinsi Sumatera Selatan terletak antara 1 0 4 0 Lintang Selatan dan 102 0-106 0 Bujur Timur dengan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAMBI TAHUN 2009
No. 09/02/15/Th. IV, 10 Februari 2010 PERTUMBUHAN EKONOMI JAMBI TAHUN Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Jambi pada tahun meningkat sebesar 6,4 persen dibanding tahun 2008. Peningkatan
Lebih terperinciKINERJA PEREKONOMIAN SULAWESI SELATAN TRIWULAN II 2014
BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 46/08/73/Th. VIII, 5 Agustus 2014 KINERJA PEREKONOMIAN SULAWESI SELATAN TRIWULAN II 2014 Perekonomian Sulawesi Selatan pada triwulan II tahun 2014 yang dihitung berdasarkan
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2014
No.51/08/33/Th.VIII, 5 Agustus 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2014 Perekonomian Jawa Tengah yang diukur berdasarkan besaran PDRB atas dasar harga berlaku pada triwulan II tahun
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN I-2012
No. 06/05/62/Th.VI, 7 Mei 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN I-2012 PDRB Kalimantan Tengah Triwulan I-2012 dibanding Triwulan yang sama tahun 2011 (year on year) mengalami sebesar 6,26
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat melalui beberapa proses dan salah satunya adalah dengan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2011
No. 11/02/63/Th XV, 6 Februari 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2011 Perekonomian Kalimantan Selatan tahun 2011 tumbuh sebesar 6,12%, dengan pertumbuhan tertinggi di sektor jasajasa sebesar
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara
BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Daerah Istimewa Yogyakarta 1. Kondisi Fisik Daerah Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara 7.33-8.12 Lintang Selatan dan antara 110.00-110.50 Bujur
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Kondisi Wilayah Letak Geografis dan Wilayah Administrasi Wilayah Joglosemar terdiri dari kota Kota Yogyakarta, Kota Surakarta dan Kota Semarang. Secara geografis ketiga
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan Berdasarkaan uraian sebelumnya, maka kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut: 1. Topografinya, Kabupaten Subang dapat dibagi ke dalam 3 (tiga) zona/klasifikasi
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2007 SEBESAR -0,03 PERSEN
BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 25/11/34/Th. IX, 15 November 2007 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2007 SEBESAR -0,03 PERSEN Pertumbuhan ekonomi Provinsi Daerah Istimewa
Lebih terperinciKEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA
31 KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA Administrasi Secara administratif pemerintahan Kabupaten Katingan dibagi ke dalam 11 kecamatan dengan ibukota kabupaten terletak di Kecamatan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN I-2014
BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 26/05/73/Th. VIII, 5 Mei 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN I-2014 PEREKONOMIAN SULAWESI SELATAN TRIWULAN I 2014 BERTUMBUH SEBESAR 8,03 PERSEN Perekonomian
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI (SNSE) KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
GAMBARAN UMUM SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI (SNSE) KABUPATEN INDRAGIRI HILIR Pada bab ini dijelaskan mengenai gambaran umum SNSE Kabupaten Indragiri Hilir yang meliputi klasifikasi SNSE Kabupaten Indragiri
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN PEREKONOMIAN KABUPATEN BUNGO
BAB IV TINJAUAN PEREKONOMIAN KABUPATEN BUNGO 1. PERKEMBANGAN KABUPATEN BUNGO merupakan penghitungan atas nilai tambah yang timbul akibat adanya berbagai aktifitas ekonomi dalam suatu daerah/wilayah. Data
Lebih terperinciBADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016 PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DALAM MENGAKSELERASI PROGRAM PANGAN BERKELANJUTAN DAN PENINGKATAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor agribisnis merupakan sektor ekonomi terbesar dan terpenting dalam perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah kemampuannya dalam menyerap
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN I- 2013
No. 027/05/63/Th XVII, 6 Mei 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN I- 2013 Perekonomian Kalimantan Selatan triwulan 1-2013 dibandingkan triwulan 1- (yoy) tumbuh sebesar 5,56 persen, dengan
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04" ' 27"
IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Geografis Kabupaten Bantul merupakan salah satu dari lima kabupaten di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kabupaten Bantul terletak di sebelah selatan
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2014 No. 32/05/35/Th. XIV, 5 Mei 2014 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Triwulan I Tahun 2014 (y-on-y) mencapai 6,40
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI NTT. 4.1 Keadaan Geografis dan Administratif Provinsi NTT
BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI NTT 4.1 Keadaan Geografis dan Administratif Provinsi NTT Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) terdiri dari pulau-pulau yang memiliki penduduk yang beraneka ragam, dengan latar
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKONOMI RIAU
No. 19/05/14/Th.XI, 10 Mei PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU Ekonomi Riau Tanpa Migas y-on-y Triwulan I Tahun sebesar 5,93 persen Ekonomi Riau dengan migas pada triwulan I tahun mengalami kontraksi sebesar 1,19
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TAHUN 2008 SEBESAR 5,02 PERSEN
BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 08/02/34/Th. XI, 16 Februari 2009 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TAHUN 2008 SEBESAR 5,02 PERSEN ekonomi Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada tahun
Lebih terperinciGrafik 1 Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Timur q-to-q Triwulan IV (persen)
BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 13/02/35/Th. XII, 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR I. PERTUMBUHAN DAN STRUKTUR EKONOMI MENURUT LAPANGAN USAHA Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM
BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tentang Pemerintahan Daerah, Pemerintahan Daerah telah diberikan kewenangan untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH
BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Umum Provinsi Kalimantan Barat Setelah era reformasi yang menghasilkan adanya otonomi daerah, maka daerah administrasi di Provinsi Kalimantan Barat yang telah mengalami
Lebih terperinci