STASIUN REBUSAN (STERILIZER)
|
|
- Herman Yuwono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 TAIUN REBUAN (TERILIZER) 1
2 TUJUAN : etelah mempelajari materi tentang stasiun perebusan, peserta akan mampu: Memahami tujuan dan fungsi stasiun Perebusan Memahami tahapan kerja / proses kerja di stasin perebusan FlowProses distasiun Perebusan Memahami perangkat pengendalian dan sistem pengawasan di stasiun perebusan Memahami Parameter tandart di stasiun Perebusan Menjalankan Proses Perebusan TB/Opersaional Perebusan TB Mampu melaksanakan pengawasan titik Kritis distasiun Perebusan Memahami aspek-aspek perebusan Memahami dan mengisi logsheet serta pengarsipan dan dokumentasi Menjelaskan dan melaksanakan keselamatan dan kesehatan kerja Mampu menerapkan program 5 di lingkungan kerja 2
3 Konten Materi : 1. Penjelasan Funsi dan Tujuan Perebusan TB 2. Peralatan pendukung stasiun Perebusan 3. Operasional Perebusan 4. ystem Perebusan 5. Pengawasan titik kritis distasiun Perebusan 6. Aspek-aspek perebusan 7. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam operasional perebusan 8. Pengendalian Proses perebusan 9. Administrasi,arsip dan dokumentasi 3
4 Fungsi Menghentikan perkembangan ALB (FFA) dengan menonaktifkan enzim lipase Memudahkan pelepasan berondolan pada threshing Melunakkan buah terutama mesocarp Mengkondisikan mesocarp untuk lebih efektif dalam pemecahan sel-sel minyak Memudahkan proses pemisahan kernel dengan cangkang pada Ripple mill 4
5 Pola terilisasi 1. ingle Peak * Perebusan dengan satu puncak * Kebutuhan steam 107 kg/ton TB 2. Double Peak * Perebusan dengan dua puncak * Kebutuhan steam 207 kg/ton TB 3. Tripple Peak * Perebusan dengan tiga puncak: pemasukan dan pembuangan steam dilakukan dengan 3 tahap. * Peak pertama tekanan steam: 1,5 kg/cm 2 * Peak kedua tekanan steam: 2,5 kg/cm 2 * Peak ketiga tekanan steam: 3,0 kg/cm 2 * Kebutuhan steam : 276 kg/ton TB 5
6 *Perebusan dilakukan dengan sistem tripple peak dan dioperasikan dengan automatic programmer *Fungsi keselamatan kerja harus diutamakan dengan safety lock berfungsi dengan baik dan pintu harus tertutup kondisi ring pengunci pintu minimal 75 % terkunci *Pressure gauge dan alat pengaman lainnya berfungsi dengan baik *Record chart harus bekerja dengan baik 6
7 1. Pembuangan Udara * Udara adalah penghantar panas yang jelek sehingga menghambat proses perpindahan panas ke dalam TB * team sweeping: mendesak udara keluar ke bawah melalui pipa aerasi atau dikenal dengan kondensat 2. iklus terilisasi * Menaikkan tekanan steam * Mempertahankan tekanan steam * Blow off (pelepasan steam) 3. Pembuangan kondensat * Timbulnya korosi dan erosi pada logam * Tidak berfungsinya grease pada bearing atau bushing roda lori * Kehilangan minyak yang tinggi * Menurunkan temperatur 7
8 INLET VALVE EXHAUT VALVE DOOR WITCH BEJANA TERILIZER KONDENAT 8
9 A. BEJANA TERILIZER Bejana tekan dengan tipe horizontal, dua pintu. Body bejana dari plat baja ketebalan 15 mm, liner plat BM tebal 9 mm. Dilengkapi dua nozzel steam inlet diameter 150 mm, lima nozzel exhaust dan kondensat diameter 100 mm dengan pengaman sebuah safety valve. B. KERANGAN TEAM Kerangan dilengkapi dengan actuator yang berfungsi untuk menggerakkan valve dengan bantuan tekanan angin secara automatic 9
10 C. PROGRAMABLE TERILIZER Programable sterilizer dilengkapi PLC dalam pengoperasian, pengontrolan dan pemrogramannya. Pengoperasian: menjalankan sterilizer sesuai dengan step-step yang ada selama proses. Pengontrolan: mengetahui kesesuaian kerja peralatan dengan sistem yang diprogramkan dengan cara melihat indikator lampu atau grafik. Pemrograman: menentukan waktu yang diperlukan untuk setiap langkah perebusan. 10
11 Kebutuhan Rebusan = kap PMK x siklus perebusan menit Isi rebusan x 60 menit Contoh: Kapasitas PMK iklus perebusan Isi rebusan = 45 ton TB/jam = 95 menit = 6 lori x 4.5 ton per lori maka, Kebutuhan rebusan = 2,6 unit rebusan (dibulatkan 3 unit) 11
12 *Tekanan steam perebusan mencapai 2.80 kg/cm *aat beroperasi pintu harus tertutup minimal 75% dari lock ring *aluran pembuangan kondensat harus lancar *Bila dalam keadaan emergency kerangan inlet dan outlet harus dapat dioperasikan secara manual 12
13 A. TART OPERAIONAL a. Pastikan kompressor berfungsi dengan baik b. Pastikan grafik sterilizer sesuai dengan waktu perebusan dimulai c. Pastikan switch program setting pada posisi automatis d. etting waktu untuk perebusan sesuai dengan kebutuhan/kondisi buah 13
14 B. PEMBUKAAN PINTU TERILIZER a. Usahakan pintu sterilizer bagian belakang terbuka lebih dahulu agar tidak terjadi salah pengertian b. Perhatikan pressure gauge tekanan nol sebelum membuka pintu sterilizer c. Untuk memastikan tekanan sterilizer nol dengan membuka valve kontrol steam d. Angkat tuas safety bar posisikan duduk diatas stopper Dorong trolly pastikan posisi rel trolly tepat sejajar dengan rel sterilizer, kunci trolly dengan engsel. e. Jika dua pintu telah terbuka tercantol pada pengaman dan trolly berada pd posisinya, maka beri aba-aba pada operator loading ramp untuk memasukkan lori ke rebusan. f. Tutup pintu streilizer bagian depan terlebih dahulu kemudian yang belakang. g. Pastikan packing pintu rebusan terpasang dan tidak ada yang bocor. 14
15 C. PENUTUPAN PINTU TERILIZER a. Dorong pintu rebusan lalu putar tuas kunci pintu rebusan keatas sampai posisi lock ring 75% terkunci b. Pastikan posisi lock ring harus menutup disc flange c/w tapered wedge minimal 75% dan safety bar disamping stopper c. esudah pintu sterilizer tertutup dengan baik maka tekan tombol start yang ada pada panel sterilizer d. Program sterilizer harus dioperasikan full automatic/semi automatic dan yakinkan door limit switch, safety interlock, safety valve berfungsi dengan baik * e. Periksa secara berkala bearing engsel pintu dan lock ring (dari keretakan dari seringnya lori anjlok) 15
16 tep Inl. Valve Exh. Valve Con. Valve Aux. Valve Time Laps (Menit) Accumulate Time tatus Min (Menit) Maks (Menit) tand by 1 O O Deaeration 2 O st peak 3 O st peak proporsional 4 O O Blow of 5 O O O nd peak rise 6 O nd peak 7 O nd peak proporsional 8 O Cond. Open * 9 O O Blow of 10 O O O rd peakrise 11 O rd peak 12 O rd Proporsional 13 O O Cond. Open 14 O/ O/ Maintain 15 O O 2 67 Cond. Open 16 O O Blow of 16
17 1. Membuka pintu sterilizer. 2. Menarik lori berisi TB ke dalam sterilizer dengan capstan. 3. Menutup pintu sterilizer. 4. Penguncian pengaman sterilizer. 5. Memasukkan dan mengeluarkan steam dengan membuka dan menutup kerangan sesuai program automatic. 6. etelah step ke 16 selesai TB telah masak dan setelah tekanan sterilizer turun mencapai nol, keluarkan lori. 7. Menarik lori dari dalam sterilizer dengan capstan. 8. terilizer siap diisi lori kembali. 17
18 * TEKANAN UAP Tekanan uap mencapai 1,5 kg/cm² peak satu, peak dua 2,5 kg/cm² dan peak tiga 3 kg/cm². * PEMBUANGAN UDARA DARI TERILIZER Udara adalah penghantar panas yang lambat dan dapat menurunkan tekanan di dalam sterilizer. * PEMBUANGAN KONDENAT Air kondensat bersifat korosif, mengabsorbsi panas dari steam dan menggenangi TB. 18
19 *KEBUTUHAN UAP Jumlah uap harus terpenuhi untuk setiap perebusan ± kg/ton TB. Pemanasan bejana : kg Proses perebusan : kg team untuk deaerasi : kg 19
20 * WAKTU PEREBUAN Waktu perebusan harus disesuaikan dengan kondisi TB dan harus dipastikan waktu perebusan cukup untuk penetrasi panas sampai tandan bagian dalam Hubungan waktu perebusan dengan effisiensi ekstraktsi minyak sawit sebagai berikut: * emakin lama waktu perebusan jumlah buah yang terpipil semakin tinggi * emakin lama perebusan kehilangan minyak di kondensat dan di tandan kosong semakin banyak * emakin lama perebusan mutu minyak sawit akan semakin menurun akan terjadi penurunan nilai DOBI 20
21 *Pengecekan dilakukan teratur seminggu sekali pada Liner, Rail track, trainer Condensate dan team valve. *Kebocoran Liner body harus langsung diperbaiki dengan dilas kembali. Batas penggantian plat jika ketebalan telah 4 mm. *Pipa steam dan pipa kondensat jika terjadi kebocoran harus segera diganti atau diperbaiki. *Kerangan Butterfly pada buangan kondensat harus diperhatikan pada eal Teflon jika terjadi kerusakan harus diganti. 21
22 ebelum dioperasikan harus dicek: * Packing Pintu: Harus dicek apakah ada kebocoran * trainer kondensat: Apakah tersumbat * Trolly: Apakah dudukan rail masih selevel dengan rail di sterilizer * Manometer: Manometer sebagai alat indikator tekanan perlu diperiksa masih berfungsi atau tidak 22
23 Kebocoran Liner Body pintu harus diperbaiki atau dilas Pipa uap dan pipa kondensat Pintu pada bagian bawah sering aus karena tergenang air kondensat. Jika packing pintu tidak dapat didudukkan pada Groove maka pintu harus diperbaiki atau di rebuilt kembali. Kerangan/Valve: Kerangan butterfly pada buangan kondensat yang paling sering mengalami kebocoran Inspeksi bejana terilizer dilakukan setiap 4 tahun sekali dilakukan oleh Instansi DINAKER dan PERDA 2 tahun sekali. Untuk inspeksi internal dilakukan sebelum inspeksi oleh DINAKER dan setiap 1 tahun sekali dilakukan secara menyeluruh disetiap bagian terilizer. 23
24 *Waktu untuk pemasukan dan pengeluaran lori buah ke/dari sterilizer serta waktu membuka dan menutup pintu harus diminimalkan *Pemeriksaan/monitoring tekanan dari grafik chart setiap hari *Lamanya perebusan dapat bervariasi * TB lewat matang/restan direbus dengan waktu yang lebih pendek * TB yang kurang masak dan buah mentah memerlukan extra penambahan waktu * Jika ada roda lori anjlok segera dilakukan proses pengeluaran *Bila ada packing yang terlepas agar segera diganti 24
25 No Masalah Penyebab Tindakan 1 Oil Loses kondensate tinggi a. TB memar b. Dalam rebusan banyak janjangan/berondolan jatuh c. Waktu perebusan terlalu lama tidak sesuai denagn kondisi buah yang ada d. Pipa kondensate rebusan tersumbat e. TB yang diolah sudah busuk a. Minimalkan bongkar TB di lantai b. Pengisian TB ke lori jangan terlalu penuh c. esuaikan tekanan pada rebusan sesuai yang ditentukan d. Mencuci rebusan secara teratur minimum 1 x seminggu e. Koordinat dgn kebun/supplier agar pengiriman TB ke pamk paling lambat 1 x 24 jam 25
26 Pintu Rebusan 26
27 Liner * 27
28 Bearing Engsel 28
29 Orifice Plate 29
30 trainer 30
31 afety device 31
32 Pipa safety device 32
33 Mekanisme Kunci Pintu terilizer 33
34 Trolly 34
35 Box ampah 35
36 Exhaust 36
37 Actuator/ olenoid 37
38 Pipa Kondensat 38
39 ilincer Chamber * 39
40 40
41 afety Valve 41
42 Main Inlet * 42
43 Pneumatic 43
44 44 *
45 Kertas Indikator 45
46 Panel 46
47 47
48 Pipa Kompresssor 48
49 49
50 50
51 51
52 52
53 53
54 54
55 55
56 56
57 57
58 58
59 59
60 60
61 ITEM TRIPPLE PEAK P kg/cm T 61 Menit
62 TEP PROE DI REBUAN tep Inl. Valve Exh. Valve Con. Valve Aux. Valve 0 Time Laps (Menit) 0 Accumulate Time Mini (Menit) Maks (Menit) 0 0 tatus tand by 1 O O Deaeration 2 O st peak 3 O st peak proporsional 4 O O Blow of 5 O O O nd peak rise 6 O nd peak 7 O nd peak proporsional 8 O Cond. Open 9 O O Blow of 10 O O O rd peakrise 11 O rd peak 12 O rd Proporsional 13 O O Cond. Open 14 O/ O/ Maintain O O O O Cond. Open Blow of
63 1. Peralatan dan Instalasi terilizer 2. Pengaturan kerja Perebusan a. Langkah-langkah Perebusan b. Waktu pengaturan terilizer c. Parameter Kerja terilizer 3. Prosedur Keselamatan Kerja * 63
II.TINJAUAN PUSTAKA. Proses ini sangat penting karena akan berpengaruh pada proses-proses selanjutnya. Proses
II.TINJAUAN PUSTAKA A. Perebusan Proses pertama yang dilakukan di Pabrik Kelapa Sawit adalah proses perebusan. Proses ini sangat penting karena akan berpengaruh pada proses-proses selanjutnya. Proses perebusan
Lebih terperinciANALISA KEBUTUHAN UAP PADA STERILIZER PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN LAMA PEREBUSAN 90 MENIT
ANALISA KEBUTUHAN UAP PADA STERILIZER PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN LAMA PEREBUSAN 90 MENIT Tekad Sitepu Staf Pengajar Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Abstrak Sterilizer
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. : 25 ton (10 2,5 ton TBS)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 STATION STERILIZER Stasiun Strilizer adalah stasiun untuk merebus Tandan Buah Segar (TBS) yang akan diproses untuk mendapatkan minyak sawit. Peralatan yang utama pada stasiun
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PROSES PEMBUANGAN UDARA MELALUI PIPA CONDENSATE PADA STASIUN REBUSAN (STYLIZER) DI PABRIK KELAPA SAWIT
EFEKTIVITAS PROSES PEMBUANGAN UDARA MELALUI PIPA CONDENSATE PADA STASIUN REBUSAN (STYLIZER) DI PABRIK KELAPA SAWIT Istianto Budhi Rahardja Muhammad Sopyan Abstrak Pabrik pengolahan kelapa sawit dalam memperoleh
Lebih terperinciRANCANGAN SISTEM PENANGANAN LORI OTOMATIS BERBASIS PROGRAMABLE LOGIC CONTROLLER. Ahmad Mahfud ABSTRAK
RANCANGAN SISTEM PENANGANAN LORI OTOMATIS BERBASIS PROGRAMABLE LOGIC CONTROLLER Ahmad Mahfud ABSTRAK Teknologi pengolahan minyak kelapa sawit terus berkembang, seiring dengan kebutuhan industri akan kemajuan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Proses pengolahan kelapa sawit menjadi crude palm oil (CPO) di PKS,
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Proses Pengolahan Kelapa Sawit Proses pengolahan kelapa sawit menjadi crude palm oil (CPO) di PKS, terdiri dari beberapa stasiun yang menjadi alur proses dalam pemurnian kelapa
Lebih terperinciBAB IV PERAWATAN KOMPRESOR SENTRAL DI PT.PLN APP DURIKOSAMBI
BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR SENTRAL DI PT.PLN APP DURIKOSAMBI 4.1 In Service / Visual Inspection 4.1.1 Pengertian Merupakan kegiatan inspeksi atau pengecekan yang dilakukan dengan menggunakan 5 sense (panca
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Peroses Pengolahan Di Pabrik Kelapa Sawit
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peroses Pengolahan Di Pabrik Kelapa Sawit Pabrik Kelapa Sawit (PKS) pada umumnya mengolah bahan baku berupa Tandan Buah Segar (TBS) menjadi minyak kelapa sawit Crude Palm Oil
Lebih terperinci2.3.1.PERBAIKAN BAGIAN ATAS MESIN. (TOP OVERHAUL)
BAB VII 2.3.1.PERBAIKAN BAGIAN ATAS MESIN. (TOP OVERHAUL) Perbaikan bagian atas adalah yang meliputi bagian. atas dari motor Diesel, yaitu seluruh bagian pada kepala silinder (Cylinder head) atau seluruh
Lebih terperinciPT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI
NO. ISK/PKS-PRS/08 Status Dokumen No. Distribusi DISAHKAN Pada tanggal 15 Februari 2013 Dimpos Giarto Valentino Tampubolon Direktur Utama Dilarang memperbanyak dokumen ini tanpa izin Wakil Manajemen /Pengendali
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 PERALATAN PENELITIAN 3.1.1 Bunsen Burner Alat utama yang digunakan pada penelitian ini yaitu Bunsen burner Flame Propagation and Stability Unit P.A. Hilton Ltd C551, yang
Lebih terperinciBAB2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proses Pengolahan Kelapa Sawit Secara umum pengolahan kelapa sawit terbagi menjadi dua hasil akhir, yaitu pengolahan minyak kelapa sawit (CPO) dan pengolahan inti sawit (kernel).
Lebih terperinciBAB 3 BAHAN DAN METODE
BAB 3 BAHAN DAN METODE 3.1. Alat-alat - Cawan penguap - Neraca analitik 4 desimal - Oven - Stopwawatch - Desikator - Extraction thimble - Kapas putik - Soxhlet apparatus - Selang - Kondensor - Heating
Lebih terperinciNorma Pemeliharaan + (B)
Norma Pemeliharaan No. Nama Mesin/ Peralatan Harian (A) + (B) MIngguan (A) + (B) Bulanan (B) Tahunan (B) STANDAR PEMELIHARAAN (General & Preventive Maintenance) INSTALASI PABRIK 1. STASIUN PENERIMAAN BUAH
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 PERALATAN PENELITIAN 3.1.1 Bunsen Burner Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu Bunsen burner Flame Propagation and Stability Unit P.A. Hilton Ltd C551, yang dilengkapi
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prospek agroindustri perkebunan kelapa sawit di Indonesia sangat bagus, hal ini bisa dilihat dari semakin luasnya lahan tanam yang ada. Luas lahan yang sudah ditanami
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN. Forklift sedang mengangkat beban, kemudian forklift tidak mampu
29 BAB III PEMBAHASAN 3.1. Permasalahan 3.1.1. Flow yang Dihasilkan Kurang 3.1.1.1. Gambaran Masalah Forklift sedang mengangkat beban, kemudian forklift tidak mampu mengangkat beban pada ketinggian yang
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Peralatan Penelitian Alat percobaan yang digunakan pada percobaan ini bertujuan untuk mengukur temperatur ring pada saat terjadi fenomena flame lift-up maupun blow off, yaitu
Lebih terperinciProses Pengolahan CPO (Crude Palm Oil) Minyak Kelapa Sawit
Proses Pengolahan CPO (Crude Palm Oil) Minyak Kelapa Sawit 1. LOADING RAMP Setelah buah disortir pihak sortasi, buah dimasukkan kedalam ramp cage yang berada diatas rel lori. Ramp cage mempunyai 30 pintu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu peralatan yang dapat mempermudah pekerjaan teknik pengontrolan besaran.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan kemajuan dan perkembangan teknologi yang semakin pesat, pada saat ini manusia selalu berusaha untuk menemukan atau menciptakan suatu peralatan
Lebih terperinciSTUDI TENTANG KONDISI PEREBUSAN DI PT. SASANA YUDHA BHAKTI SATRIA OIL MILL DESA GUNUNG SARI KEC. TABANG KAB
STUDI TENTANG KONDISI PEREBUSAN DI PT. SASANA YUDHA BHAKTI SATRIA OIL MILL DESA GUNUNG SARI KEC. TABANG KAB. KUTAI KARTANEGARA, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh : EVA NUR JANNNAH NIM. 130 500 123 PROGRAM
Lebih terperinciTEST KEMAMPUAN AUTOMATIC TRANSMISSION
TEST KEMAMPUAN AUTOMATIC TRANSMISSION Tes Jalan Berfungsi untuk memeriksa tingkat kecepatan yang digunakan pada posisi L, 2 atau D saat sistem pengontrolan perpindahkan gigi tidak berfungsi. Lakukan tes
Lebih terperinciGambar struktur fungsi solenoid valve pneumatic
A. PNEUMATIK 1. Prinsip Kerja Peralatan Pneumatik Prinsip kerja dari solenoid valve/katup (valve) solenoida yaitu katup listrik yang mempunyai koil sebagai penggeraknya dimana ketika koil mendapat supply
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Losis Minyak Pabrik minyak kelapa sawit (PMKS) dioperasikan dalam suatu rangkaian proses yang kontiniu, dimana hasil proses dari satu instalasi akan dilanjutkan oleh instalasi
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI ALAT UJI DAN PROSEDUR PENGUJIAN
BAB III DESKRIPSI ALAT UJI DAN PROSEDUR PENGUJIAN 3.1. Rancangan Alat Uji Pada penelitian ini alat uji dirancang sendiri berdasarkan dasar teori dan pengalaman dari penulis. Alat uji ini dirancang sebagai
Lebih terperinciBAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR
BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR 3.1 Mesin Perakit Radiator Mesin perakit radiator adalah mesin yang di gunakan untuk merakit radiator, yang terdiri dari tube, fin, end plate, dan side plate.
Lebih terperinciBAB II STUDI LITERATUR
BAB II STUDI LITERATUR 2.1 Pengertian Filter Secara umum filter adalah alat yang digunakan untuk memisahkan kotoran dari oli. Kotoran yang disaring dalam filter timbul akibat debu yang masuk dari lubang
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Pengolahan Kelapa Sawit Secara umum pengolahan kelapa sawit dibagi menjadi dua jenis akhir, yaitu pengolahan minyak sawit dan pengolahan inti. Pengolahan minyak sawit
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. cutting turbocharger. Berikut adalah beberapa langkah yang dilakukan : Proses pengerjaan cutting Turbocharger
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses cutting Turbocharger Dalam pengerjaan media pembelajaran dalam sistim Turbocharger, adapun langkah yang dilakukan dalam pengerjaan proses cutting turbocharger. Berikut
Lebih terperinciBAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN
32 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 1.1 PERAWATAN MESIN DOUBLE FACER 1.1.1 Tahapan-Tahapan Perawatan Pada perawatan mesin double facer kali ini hanya akan dijelaskan perawatan terhadap mesin double facer
Lebih terperinciBAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Refrigerant Refrigeran adalah zat yang mengalir dalam mesin pendingin (refrigerasi) atau mesin pengkondisian udara
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Refrigerant Refrigeran adalah zat yang mengalir dalam mesin pendingin (refrigerasi) atau mesin pengkondisian udara (AC). Zat ini berfungsi untuk menyerap panas dari benda/media
Lebih terperinciMODEL F67C/F75A AUTOMATIC DIGITAL VALVE FILTER
MODEL F67C/F75A AUTOMATIC DIGITAL VALVE FILTER 1. SEKILAS PRODUK 1.1 Aplikasi Utama dan Penerapan Digunakan untuk Sistem Penyaringan Perawatan Air (Filter). Sangat cocok untuk Sistem Penyaringan Perumahan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Tanaman kelapa sawit adalah jenis tanaman palma yang berasal dari benua
BAB II LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum Tentang Kelapa Sawit. Tanaman kelapa sawit adalah jenis tanaman palma yang berasal dari benua Afrika dan cocok ditanam di daerah tropis, seperti halnya dinegara
Lebih terperinciTURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA
TURBOCHARGER URAIAN Dalam merancang suatu mesin, harus diperhatikan keseimbangan antara besarnya tenaga dengan ukuran berat mesin, salah satu caranya adalah melengkapi mesin dengan turbocharger yang memungkinkan
Lebih terperinciMETODE JACKING BOX TUNNEL UNDERPASS CIBUBUR
METODE JACKING BOX TUNNEL UNDERPASS CIBUBUR PT DELTA SYSTECH INDONESIA Metode Jacking Tunnel Underpass Cibubur 1. Persiapan Jacking Hal hal yang perlu diperhatikan sebelum pelaksanaan Jacking Box adalah
Lebih terperinciBAB III PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN PADA MESIN KOMPRESOR
BAB III PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN PADA MESIN KOMPRESOR 3.1 Pemeriksaan Pada Operasi Harian Operasional kompresor memerlukan adanya perawatan tiap harinya, perawatan tersebut antara lain: a. Sediakan
Lebih terperinciBAB III 2.1. Prosedur sebelum dan sesudah melakukan "overhaul" Mesin Induk di kapal, ialah: Sebelum overhaul:
BAB III 2.1. Prosedur sebelum dan sesudah melakukan "overhaul" Mesin Induk di kapal, ialah: Sebelum overhaul: Melapor kepada Nakhoda bahwa Mesin Induk akan diperbaiki dan kapal akan delay untuk jangka
Lebih terperinciMODEL F56A/F56F/F56D MANUAL VALVE FILTER
SEKILAS PRODUK MODEL F56A/F56F/F56D MANUAL VALVE FILTER 1.1. Aplikasi Utama & Penerapan Digunakan untuk sistem penyaringan perawatan air. Sangat cocok untuk: Sistem Penyaringan Perumahan Perlengkapan Penyaringan
Lebih terperinciCara uji viskositas aspal pada temperatur tinggi dengan alat saybolt furol
Standar Nasional Indonesia SNI 7729:2011 Cara uji viskositas aspal pada temperatur tinggi dengan alat saybolt furol ICS 93.080.20; 19.060 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata...
Lebih terperinciOVH SUSPENSION I.STRUCTURE & FUNCTION. 1.Rear suspension cylinder
OVH SUSPENSION I.STRUCTURE & FUNCTION 1.Rear suspension cylinder Hydro-pneumatic cylinder yang dipasang tegak pada bagian belakang unit, dimana bagian bawah cylinder dipasang dengan pin dan spherical bearing
Lebih terperinciPT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI
NO. ISK/PKS-PRS/03 Status Dokumen No. Distribusi DISAHKAN Pada tanggal 15 Februari 2013 Dimpos Giarto Valentino Tampubolon Direktur Utama Hal. 1 dari 5 FRM/JKO-WKM/15-00 07 Mei 2012 SEJARAH PERUBAHAN DOKUMEN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) di pabrik bertujuan untuk memperoleh minyak
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengolahan Hasil Panen Pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) di pabrik bertujuan untuk memperoleh minyak sawit yang berkualitas baik.pada dasarnya ada dua macam hasil olahan utama
Lebih terperinciMANUAL BOOK COMPRESSOR INSTALLATION, PREVENTIF MAINTENANCE AND TROUBLE-SHOOTING
MANUAL BOOK COMPRESSOR INSTALLATION, PREVENTIF MAINTENANCE AND TROUBLE-SHOOTING A. INSTALLATION 1. Pemilihan Lokasi a. Lokasi Harus bersih dan kering dengan lantai yang kuat untuk menyangga beban kompresor
Lebih terperinciSession 13 STEAM TURBINE OPERATION
Session 13 STEAM TURBINE OPERATION SISTEM OPERASI Operasi plant yang baik harus didukung oleh hal-hal berikut: Kelengkapan buku manual dari pabrikan Prosedur operasi standar yang meliputi instruksi untuk
Lebih terperinciPROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N
PENENTUAN FAKTOR-FAKTOR YANG PALING BERPENGARUH DALAM PEROLEHAN PERSENTASE RENDEMEN CRUDE PALM OIL (CPO) DENGAN METODE ANALISA VARIANS (ANAVA) PADA STASIUN REBUSAN DI PABRIK KELAPA SAWIT PT. PERKEBUNAN
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN ANALISA KESESUAIAN DIMENSI LIGHT TENERA DRY SEPARATOR (LTDS) TERHADAP KAPASITAS ALIRAN ANGIN YANG DIHASILKAN OLEH BLOWER (Studi Kasus di PT. Cisadane Sawit Raya) Oleh: ANGGI
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
Lampiran II : Mesin-mesin dan Peralatan yang digunakan PTPN III PKS Rambutan A. Mesin Produksi Adapun jenis dari mesin- mesin produksi yang digunakan oleh PTPN III PKS Rambutan dapat dilihat pada tabel
Lebih terperinciNama : Nur Arifin NPM : Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : DR. C. Prapti Mahandari, ST.
KESEIMBANGAN ENERGI KALOR PADA ALAT PENYULINGAN DAUN CENGKEH MENGGUNAKAN METODE AIR DAN UAP KAPASITAS 1 Kg Nama : Nur Arifin NPM : 25411289 Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tandan Buah Rebus (TBR) yang keluar dari Sterilizer lalu masuk ke bagian
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Stasiun Kempa Tandan Buah Rebus (TBR) yang keluar dari Sterilizer lalu masuk ke bagian Thresher kemudian terjadi pemisahan antara buah dengan tandan. Buah yang keluar dari Thresher
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. salah satu penghasil minyak. Kebutuhan akan minyak nabati didalam negeri
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Sejalan dengan berkembangnya Ilmu Pengetahuan Teknologi (IPTEK) di Indonesia, sector industri merupakan salah satu usaha yang didukung pemerintah. Sesuai dengan keadaan
Lebih terperinciDAFTAR ISI KATA PENGANTAR A. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI CPO. 1 B. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI PKO...6 KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA...
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii A. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI CPO. 1 B. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI PKO...6 KESIMPULAN 8 DAFTAR PUSTAKA...9 PROSES PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI CPO
Lebih terperinciPROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
ANALISA TINGKAT KEANDALAN SUKU CADANG MESIN PEREBUSAN (STERILIZER) PADA PABRIK KELAPA SAWIT TANJUNG SEUMANTOH DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA I TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat
Lebih terperinciBAB IV CARA PERAWATAN REM TROMOL PADA BUS HINO RK1J DI PT. SAFARI DHARMA SAKTI. Perawatan rem yang dilakukan. Memeriksa Drum Tromol
BAB IV CARA PERAWATAN REM TROMOL PADA BUS HINO RK1J DI PT. SAFARI DHARMA SAKTI Perawatan rem yang dilakukan Memeriksa Drum Tromol Memeriksa Ketebalan Kanvas Memeriksa Pegas Pengembali Memeriksa Penahan
Lebih terperinciPERAWATAN DAN PERBAIKAN AC MOBIL
M O D U L PERAWATAN DAN PERBAIKAN AC MOBIL Oleh: Drs. Ricky Gunawan, MT. Ega T. Berman, S.Pd., M.Eng. BIDANG KEAHLIAN TEKNIK REFRIGERASI DAN TATA UDARA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS PENDIDIKAN
Lebih terperinciPERANCANGAN TATA LETAK PABRIK KELAPA SAWIT SEI BARUHUR PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI
PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK KELAPA SAWIT SEI BARHR PT. PERKEBNAN NSANTARA III NTK MENINGKATKAN KAPASITAS PRODKSI Krismas Aditya Harjanto Sinaga 1, Baju Bawono 2 Program Studi Teknik Industri, Fakultas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Peralatan 3.1.1 Instalasi Alat Uji Alat uji head statis pompa terdiri 1 buah pompa, tangki bertekanan, katup katup beserta alat ukur seperti skema pada gambar 3.1 : Gambar
Lebih terperinciUJI GESER LANGSUNG (DIRECT SHEAR TEST) ASTM D
1. LINGKUP Pedoman ini mencakup metode pengukuran kuat geser tanah menggunakan uji geser langsung UU. Interpretasi kuat geser dengan cara ini bersifat langsung sehingga tidak dibahas secara rinci. 2. DEFINISI
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. kelapa sawit dan lazim disebut Tandan Buah Segar (TBS). Tanaman kelapa sawit
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Mengenai Kelapa Sawit. (3)(6) Didalam Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang disebut bahan mentah adalah kelapa sawit dan lazim disebut Tandan Buah Segar (TBS). Tanaman
Lebih terperinciDengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.
SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian
Lebih terperinciTES TERTULIS. 1. Terkait Undang-Undang RI No 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan Bab XI Pasal 2 apa kepanjangan dari K2 dan berikut tujuannya?
TES TERTULIS KODE UNIT : KTL.PO.20.111.02 JUDUL UNIT : Mengoperasikan Peralatan Air Condensate (1) NAMA : JABATAN : UNIT KERJA : TANDA TANGAN : Tes tertulis ini berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan pemahaman
Lebih terperinci1. Bagian Utama Boiler
1. Bagian Utama Boiler Boiler atau ketel uap terdiri dari berbagai komponen yang membentuk satu kesatuan sehingga dapat menjalankan operasinya, diantaranya: 1. Furnace Komponen ini merupakan tempat pembakaran
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 PERALATAN PENELITIAN 3.1.1 Peralatan Utama Peralatan utama dalam penelitian ini terdiri dari : 1. Bunsen Burner Flame Propagation and Stability Unit P.A Hilton LTD C551. Dilengkapi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. DIAGRAM ALIR METODOLOGI PENELITIAN Pada suatu penelitian tidak lepas dari metodologi yang digunakan. Oleh sebab itu agar prosedur penelitian tertata dan terarah sesuai
Lebih terperinciProgram pemeliharaan. Laporan pemeliharaan
17 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 PROSES KERJA PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN Berikut diagram alir proses perawatan dan pemeliharaan Jadwal pemeliharaan Program pemeliharaan Pemeliharaan Mingguan
Lebih terperinciCORRECTIVE MAINTENANCE BANTALAN LUNCUR LORI PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS ANGKUT 2,5 TON TBS MENGGUNAKAN ANALISA KEGAGALAN
CORRECTIVE MAINTENANCE BANTALAN LUNCUR LORI PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS ANGKUT 2,5 TON TBS MENGGUNAKAN ANALISA KEGAGALAN SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
54 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada perancangan modifikasi sistem kontrol panel mesin boiler ini, selain menggunakan metodologi studi pustaka dan eksperimen, metodologi penelitian yang dominan digunakan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Taufik Hidayat
KATA PENGANTAR D alam rangka peningkatan kualitas maintenance, khususnya operator PH, maka perlu kiranya dibuatkan buku panduan yang berisi tentang peralatan yang menjadi tanggung jawabnya - dalam hal
Lebih terperinciLampiran 6. Jobsheet Kopling
Lampiran 6. Jobsheet Kopling TEKNIK KENDARAAN RINGAN SMK MUHAMMADIYAH PAKEM JOB SHEET KOPLING Semester Gasal PENYETELAN KOPLING 225 Menit No. JST/XI/TKR/PCPT/01 Tgl : 30 Agustus 2016 Jumlah Halaman : 6
Lebih terperinciPEMBAHASAN. Gambar 1.1 Guilitene Hidrolis
PEMBAHASAN A. Konstruksi Gunting Pemotong Plat Mesin pemotong plat mempunyai beberapa jenis, manual dengan menggunakan tuas maupun dengan tenaga hidrolis (gambar 1.1), pada mesin pemotong plat hidrolis
Lebih terperinciTUGAS AKHIR ASTIA BUDI PERDANA PUTRI
PENGARUH TEKANAN DAN WAKTU PEREBUSAN TERHADAP KEHILANGAN MINYAK (LOSSES) PADA AIR KONDENSAT DI STASIUN STERILIZER DENGAN SISTEM TIGA PUNCAK (TRIPLE PEAK) DI PABRIK KELAPA SAWIT PTPN IV (Persero) PULU RAJA
Lebih terperinciDengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.
SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian
Lebih terperinciANALISA KEBOCORAN PIPA PADA HYDRAULIC GATE BEAM SHEARING MACHINE di PT. INKA
ANALISA KEBOCORAN PIPA PADA HYDRAULIC GATE BEAM SHEARING MACHINE di PT. INKA Oleh : MOHAMMAD ILHAM NRP : 6308.030.018 Jurusan : Teknik Permesinan Kapal Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya Institut Teknologi
Lebih terperinciJURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA
ANALISA SISTEM KONTROL LEVEL DAN INSTRUMENTASI PADA HIGH PRESSURE HEATER PADA UNIT 1 4 DI PLTU UBP SURALAYA. Disusun Oleh : ANDREAS HAMONANGAN S (10411790) JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pertama menyatakan bahwa kelapa sawit berasal dari Afrika,sedangkan pendapat
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Asal Usul Kelapa Sawit Mengenal daerah asal kelapa sawit terdapat beberapa pendapat.pendapat pertama menyatakan bahwa kelapa sawit berasal dari Afrika,sedangkan pendapat kedua
Lebih terperinciAyrton Humardhani P Pembimbing Dr.Bambang Lelono Widjiantoro, ST, MT.
Ayrton Humardhani P 2411 105 024 Pembimbing Dr.Bambang Lelono Widjiantoro, ST, MT. Belum dilakukanya penentuan nilai safety integrity level di PLTU unit 1. Pentingnya evaluasi dalam sistem keamanan komponen
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI BIAYA POKOK UNTUK MEMPRODUKSI CPO DI PKS TANAH PUTIH. Oleh AHMAD FAUZI LUBIS 07 118 039
SISTEM INFORMASI BIAYA POKOK UNTUK MEMPRODUKSI CPO DI PKS TANAH PUTIH Oleh AHMAD FAUZI LUBIS 07 118 039 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2011 SISTEM INFORMASI BIAYA POKOK UNTUK MEMPRODUKSI
Lebih terperinciSistem Hidrolik. Trainer Agri Group Tier-2
Sistem Hidrolik No HP : 082183802878 Tujuan Training Peserta dapat : Mengerti komponen utama dari sistem hidrolik Menguji system hidrolik Melakukan perawatan pada sistem hidrolik Hidrolik hydro = air &
Lebih terperinciBAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 TAHAP-TAHAP PERAWATAN MESIN SINGLE FACER
27 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 TAHAP-TAHAP PERAWATAN MESIN SINGLE FACER Pada perawatan mesin single facer kali ini hanya akan dijelaskan perawatan terhadap mesin single facer SF-20Q yang digunakan
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah PT. Perkebunan Sumatera Utara PT. Perkebunan Sumatera Utara diperoleh dari perusahaan Inggris pada awal tahun 1962-1967. PT. Perkebunan Sumatera Utara pada
Lebih terperinci1. EMISI GAS BUANG EURO2
1. EMISI GAS BUANG EURO2 b c a Kendaraan Anda menggunakan mesin spesifikasi Euro2, didukung oleh: a. Turbocharger 4J 4H Turbocharger mensuplai udara dalam jumlah yang besar ke dalam cylinder sehingga output
Lebih terperinciPetunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 4 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SISTEM IPAL DOMESTIK
BAB 4 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SISTEM IPAL DOMESTIK 29 4.1 Prosedur Start-Up IPAL Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC Start-up IPAL dilakukan pada saat IPAL baru selesai dibangun atau pada saat
Lebih terperinciMENGGUNAKAN LPG - SECARA AMAN
MENGGUNAKAN LPG - SECARA AMAN APAKAH ELPIJI ITU ELPIJI adalah merek dagang dari produk Liquefied Petroleum Gas (LPG) PERTAMINA, merupakan gas hasil produksi dari kilang minyak (Kilang BBM) dan Kilang gas,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Digester Digester sering disebut ketel adukan yang terdiri dari bejana yang dilengkapi dengan alat perajang dan pemanas untuk mempersiapkan bahan agar lebih mudah dikempa di screw
Lebih terperinciBAB III TEORI PENUNJANG. penggerak frekuensi variable. KONE Minispace TM
BAB III TEORI PENUNJANG 3.1. KONE MiniSpace TM KONE Minispace TM adalah lift dengan pengimbang menggunakan EcoDisc, motor sinkronisasi tanpa perseneling yang digerakkan oleh suatu penggerak frekuensi variable.
Lebih terperinciPELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. Alur Proses Pada Perawatan Automatic Brake Handle
44 BAB IV 4.1 ALUR PROSES PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN Alur Proses Pada Perawatan Handle start Pemeriksaan awal per-periodik Pengecheckan kebocoran Haandle Indeks Kerusakan Perbaikan Handle Test Ulang Kebocoran
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pabrik kelapa sawit merupakan pabrik yang mengolah tandan buah segar (TBS) untuk menghasilkan Crude Palm Oil (CPO) dan juga menghasilkan Kernel (inti). Pada dasarnya
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER Di susun oleh : Cahya Hurip B.W 11504244016 Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta 2012 Dasar
Lebih terperinciBAB IV BAHASAN UTAMA
BAB IV BAHASAN UTAMA 4.1. Analisa Cara Kerja Ketel Uap 4.1.1. Pengapian Operator yang mengoperasikan ketel uap harus terlatih untuk memahami pengontrolan ruang pembakaran dan juga mamahami akibatakibat
Lebih terperinci1.1 ISOLASI Gagal Mengisolasi
1.1 ISOLASI 1.1.1 Gagal Mengisolasi Sebuah pompa sedang dipreteli untuk perbaikan. Ketika tutupnya dibuka, minyak panas di atas temperatur nyala-otomatis, menyembur dan terbakar. Tiga orang terbunuh, dan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Dalam perancangan alat pembuka ball bearing dengan memanfaatkan hidrolik jack (dongkrak hidrolik) ini diuraikan teori-teori dasar yang diperlukan dalam membantu proses perhitungan
Lebih terperinciPedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia - www.energyefficiencyasia.org
DAFTAR PERIKSA OPSI NO. 8 : BOILER & PEMANAS FLUIDA TERMIS Tugas dan pemeriksaan berkala pada bagian luar boiler Seluruh pintu akses dan bidang kerja harus dirawat kedap udara dengan menggunakan paking
Lebih terperinciMEMBUAT STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PADA UNIT WATER TRUCK
BAB III MEMBUAT STANDAR OPERA SIONA L PR OSEDUR PADA UNIT WA TER TRUC K MEMBUAT STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PADA UNIT WATER TRUCK 1.1 Bagian-Bagian Utama water truck. Pada bagian ini dijelaskan nama-nama
Lebih terperinciBAB IV SISTEM BAHAN BAKAR MESIN DIESEL LOKOMOTIF
BAB IV SISTEM BAHAN BAKAR MESIN DIESEL LOKOMOTIF 4.1 Pengetahuan Dasar Tentang Bahan Bakar Bahan bakar adalah suatu pesawat tenaga yang dapat mengubah energi panas menjadi tenaga mekanik dengan jalan pembakaran
Lebih terperinciKata Kunci : PLC, ZEN OMRON, HP Bypass Turbine System, pompa hidrolik
Makalah Seminar Kerja Praktek SIMULASI PLC SEDERHANA SEBAGAI RESPRESENTASI KONTROL POMPA HIDROLIK PADA HIGH PRESSURE BYPASS TURBINE SYSTEM Fatimah Avtur Alifia (L2F008036) Jurusan Teknik Elektro Fakultas
Lebih terperinciPROSEDUR PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN BOILER. No Lingkup Pekerjaan Baru ( Sertifikasi ) Lama ( Re-Sertifikasi )
PROSEDUR PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN BOILER. Pedoman Pemeriksaan / Referensi - Undang-Undang Uap Tahun 930 - Peraturan Uap Tahun 930 - Undang-Undang Nomor 0 Tahun 970 - ASME I Power Boiler 2. Pemeriksaan
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Perbaikan Dan Uji Kebocoran Mesin Pendingin Absorpsi
V. HASIL DAN PEMBAHASAN Perbaikan Dan Uji Kebocoran Mesin Pendingin Absorpsi Mesin pendingin icyball beroperasi pada tekanan tinggi dan rawan korosi karena menggunakan ammonia sebagai fluida kerja. Penelitian
Lebih terperinciBAB IV PERAWATAN KOMPRESOR AC PADA TOYOTA FORTUNER
Laporan Kerja Praktek 34 BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR AC PADA TOYOTA FORTUNER 4.1 Tahapan-Tahapan Perawatan Sebelum mobil diberikan perawatan, mobil tersebut terlebih dahulu harus diperiksa di WO ( Working
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. terbuka, dengan penjelasannya sebagai berikut: Test section dirancang dengan ukuran penampang 400 mm x 400 mm, dengan
III METODOLOGI PENELITIAN A Peralatan dan Bahan Penelitian 1 Alat Untuk melakukan penelitian ini maka dirancang sebuah terowongan angin sistem terbuka, dengan penjelasannya sebagai berikut: a Test section
Lebih terperinciBAB III METOLOGI PENELITIAN
BAB III METOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Metode yang digunakan adalah untuk mendekatkan permasalahan yang diteliti sehingga menjelaskan dan membahas permasalahan secara tepat. Skripsi ini menggunakan
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENGUJIAN
BAB 3 METODOLOGI PENGUJIAN Setiap melakukan penelitian dan pengujian harus melalui beberapa tahapan-tahapan yang ditujukan agar hasil penelitian dan pengujian tersebut sesuai dengan standar yang ada. Caranya
Lebih terperinci