BAB IV BAHASAN UTAMA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV BAHASAN UTAMA"

Transkripsi

1 BAB IV BAHASAN UTAMA 4.1. Analisa Cara Kerja Ketel Uap Pengapian Operator yang mengoperasikan ketel uap harus terlatih untuk memahami pengontrolan ruang pembakaran dan juga mamahami akibatakibat atau efek yang di timbulkan oleh operasi pabrik yang bermacammacam. Pada saat terjadi perubahan kebutuhan uap, operator harus mampu mengantisipasinya dan mempersiapkan agar keadaan ini dapat diatasi. Pengapian yang benar mencakup : Pemasukan bahan bakar dalam jumlah yang cukup, mempertahankan persedian uap yang mencukupi, mengantisipasi kebutuhan uap dan mengatur kondisi pembakaran yang benar diruang bakar, konsisten terhadap pengoperasian yang benar agar kerusakan pada Fire grade dan dinding dapat di cegah. Ketebalan bahan bakar yang paling bagus adalah yang sedang dengan permukaan yang merata dan tidak ada bagian yang kosong atau sangat tipis. Lapisan yang tebal cenderung membentuk kerak dan asap, dan juga bahan bakar banyak yang tidak terbakar sehingga terbuang. Dengan tarikan udara dan kondisi pengapian yang rendah diperlukan bahan bakar yang tipis. Jika Fibre dan Shell dipergunakan sebagai bahan bakar. Keduanya harus bercampur agar tidak terbakar secara terpisah dalam jumlah yang besar. Hal ini akan mengurangi terbentuknya kerak dan bahan bakar tersebar merata. Dalam pembakaran bahan bakar mungkin seluruh area Fire Grate dilapisi sehingga menghambat pengaliran udara untuk pembakaran. Hal ini suatu kasus yang ekstrim oleh karena itu kondisi optimum harus terjadi di dalam ruang pembakaran dan pengisian bahan bakar harus benar-benar diperhatikan. Pembakaran yang benar memberikan utilitas 55

2 bahan bakar yang terbesar dan sangat erat kaitannya dengan pengontrolan draft dan pembentukan kerak. Dengan dapur pada temperatur operasi yang tepat sekitar 1090/12000 C, Fibre kebanyakan terbakar lebih dulu dan shell turun ke Fire Grate yang membentuk suatu lapisan. Lapisan ini tidak boleh lebih dari 4-6 inchi. Pada saat pemasukan bahan bakar melalui pintu untuk mulai menghidupkan ketel uap, temperature di ruang bakar masih rendah dan bahan bakar akan lebih tebal di Fire Grate, ketebalan bahan bakar harus tidak boleh melebihi 18 inci ( 45.7 cm ). Bahan bakar harus tetap rata dan tidak menumpuk di depan pintu serta hindarkan terjadi pembakaran di sana. Warna asap yang keluar dari Chimney jika pengapian ketel uap benar adalah hampa transparan agak kecoklatan. Jika asap bewarna hitam, hal ini menunjukkan pengapian tidak menentu atau kurang udara dari Secondary Fan, dan jika warna putih menunjukkan kelebihan udara dari Secondary Fan. Asap yang keluar dari Chimney harus terus di monitor oleh operator Pembentukan kerak dan pembuangan abu Kerak terbentuk diruang bakar karena menyatunya abu akibat menerima temperature yang tinggi dan jumlahnya tergantung pada bagaimana pengaturan bahan bakar dan pembakaran diruang bakar. Di PT. Polychem Indonesia, Shell sangat besar pengaruhnya dalam pembentukan kerak dibandingkan dengan Fibre. Oleh karena itu pencampuran Shell dan Fibre lebih baik dari pada masing-masing terbakar sendiri karena akan mengurangi terbentuknya kerak yang besar. Kerak terbentuk karena abu terpisah dari karbon dan diproduksi sedikit demi sedikit. Akibat dari temperature tinggi, kerak meleleh dan menjadi saling melekat satu sama lain sehingga menjadi potongan besar yang melekat di fire bar yang panas atau dinding ruang bakar. Pengorekan api dengan pengaruk mengakibatkan potongan potongan abu yang kecil saling bergerak dan menyatu satu sama lainnya dan cendrung turun ke fire grade. Jika Fire Grate panas, kerak melekat dan perlahan-lahan menjadi dingin karena udara dari Ash Pit. Dan jika Fire Grate sangat panas, abu yang 56

3 meleleh akan menyebabkan penyumbatan di Fire Grate sehingga udara tertahan. Kerak yang berlebihan akan mengakibatkan kerusakan pada dinding karena kerak cenderung menempel di dinding ruang bakar. Dengan api yang tipis, abu dilepaskan dari bahan bakar yang terbakar dan jatuh ke zona yang lebih dingin di daerah Fire Grate yang akhirnya menemukan jalan keluar melalui rongga udara antara Fire Grade denga Ash Pit. Hal ini mengakibatkan kerak yang terbentuk sedikit atau tidak ada. Api yang tebal merupakan sumber pembentukan kerak yang paling subur dan factor penghambat aliran udara yang paling besar, udara yang masuk dari Ash Pit ke bahan bakar kurang. Hal ini mengakibatkan sebagian Fire Grate menjadi lebih panas yang merupakan kondisi ideal terbentuknya kerak. Selanjutnya abu yang terbentuk juga tidak dapat menemukan jalan ke luar ke Ash Pit dan akan membentuk kerak. Lebih jauh lagi, sumber terbentukya kerak adalah terlalu banyak gangguan pada pengapian. Seorang operator yang cermat dalam pemakaian pengaruk akan mengangkat banyak abu dan memberikan hasil yang memuaskan untuk mengurangi terbentuknya kerak, aturan umum yang harus diikuti adalah : - Api harus tipis - Bahan bakar harus terbakar pada selang yang pendek - Pemakaian penggaruk harus secara cermat - Pengendalian Tarikan Udara Udara sangat diperlukan, udara tersebut harus melalui bahan bakar yang berasal dari bawah Fire Grate. Jumlah udara yang dihasilkan oleh Forced Draft Fan harus seimbang dengan jumlah yang harus ditarik oleh Induced Draft Fan, Sehingga kondisi tarikan udara didalam ruangan bakar menjadi seimbang. Pada saat pengorekan abu Dumper Controller harus dalam posisi manual. Pintu dibuka hanya pada saat pengorekan abu / kerak atau pegerukan bahan bakar agar merata. Selama Operasi, Kondisi tarikan udara harus dipertahankan agar menghasilkan tekanan negatif didalam ruang bakar. Dengan pengendalian tarikan udara yang otomatis tekanan dipertahankan pada -5 s/d -10 mm H2O 57

4 Jika tekanan FD Fan lebih besar dari IDF maka akan terjadi tekanan positif didalam ruang bakar. Hal ini akan menghasilkan overheating yang serius pada Fire Grate dan juga bahaya penyemburan keluar api dalam ruang bakar. Pembakaran yang efisien hanya dapat dihasilkan, jika kondisi tarikan udara benar Level Air Level air harus dipertahankan pada pertengahan gelas duga pada saat ketel uap beroperasi. Gelas duga sangat penting untuk diperiksa apakah kondisinya baik dan menunjukkan level air yang benar. Pengujian dilakukan sebagai berikut : - Tutup kran uap, tutup kran air, buka kran drain untuk mengosongkan gelas. - Buka kran drain, buka kran uap dan lihat gelas apakah ada uap, tutup kran uap. - Buka kran drain, buka kran air dan lihat gelas apakah ada air, tutup kran air. - Tutup kran drain, buka kran uap dan air. Periksa apakah air digelas terlihat naik untuk menunjukkan level air. Pengujian ini bertujuan memastikan gelas duga bekerja dengan baik. Low water Penyebab utama kecelakaan ketel uap dan juga biaya perbaikan yang mahal adalah akibat dari ketel uap beroperasi dengan air yang kurang. Oleh karena itu, seluruh personil di ruang ketel uap harus sudah terbiasa melakukan tindakan yang harus dilakukan. Dalam kondisi kerja normal, lampu yang harus menyala adalah bewarna hijau. Jika suatu saat tiba-tiba terjadi kebutuhan uap yang mendadak, level air mungkin mengalami gejolak hebat dan menunjukkan 1st low (lampu menyala). Jika hal ini terjadi, pastikan pompa air umpan, kontrol dan check valve bekerja dengan normal dan baik. 58

5 High Water Kondisi High Water di ketel uap ditunjukkan oleh bunyi sirene dan lampu warna putih di panel, meskipun hal ini tidak berbahaya tetapi merupakan faktor pendorong yang kuat terhadap terikutnya air dan bahan kimia ke mesin produksi. Kondisi ini dapat menjadi sementara tergantung pada fluktuasi beban ketel uap, tetapi jika tetap berlaku dan level air di gelas duga menunjukkan kenaikkan, maka harus dilakukan Blow Down hingga kondisi normal dapat dicapai dan hentikan pompa bila perlu. Level air yang benar di ketel uap tidak dapat hanya berdasarkan sirene dan tampilan dilayar kontrol meskipun alat ini penting di ketel uap, akan tetapi tidak dapat menggantikan gelas duga karena hanya alat ini yang secara akurat menunjukkan level air yang benar. Air umpan ketel uap harus diisi dengan air yang murni, akan tetapi hal ini tidak mungkin diperoleh oleh karena itu ditambah bahan kimia agar dapat dipakai sebagai air umpan ketel uap. Tujuan pengolahan air ketel uap adalah : - Mencegah terjadinya karat pada keel uap maupun pipa uap kondensat. - Mencegah terbentuknya kerak dan lumpur karena hal ini akan dapat menyebabkan terjadinya penyumbatan pada pipa dan overheating Air terikut dengan uap Air terikut dengan uap terjadi antara lain disebabkan oleh faktor mekanikal seperti fluktuasi beban mendadak dan besar. Operasi diatas kapasitas, permukaan air ketel uap terlalu tinggi, alat pemisah uap yang kurang baik sedangkan kimiawi seperti kandungan zat padat tersuspensi terlalu tinggi, zat padat terlalu tinggi, alkalinity terlalu tinggi, silica terlalu tinggi dan adanya bahan organik seperti minyak dan lain-lain. 59

6 Menyempurnakan efisiensi ketel uap secara maksimal dan menghemat bahan bakar. Salah satu factor yang harus di perhatikan adalah terjadinya korosi di bagian-bagian pipa atau drum ketel uap. Dimana gas terlarut terutama oksigen mempunyai factor yang dominan. Untuk menghilangkan oksigen, air umpan harus dipanaskan sepanas mungkin, tetapi harus disesuaikan dengan kemampuan pompa. Air umpan yang direkomendasikan harus mempunyai temperature sedikitnya 950 C selain itu, hal ini agar mengurangi kejutan panas jika dipompakan ke ketel uap. Air di dalam tanki air umpan harus selalu penuh dan mencukupi untuk 90 menit kapasitas operasi ketel uap Shoot Blower Shoot Blower diperlukan untuk membersihkan bagian luar pipa-pipa ketel uap, untuk operasi yang efisien, Shoot Blower harus dioperasikan sedikitnya satu kali dalam setiap giliran dan harus secara berurutan mulai dari depan kebelakang (mulai ruang bakar hingga bagian belakang) masingmasing selama 25 detik. Sebelum melakukan Shoot Blowing kondensat harus dibuang dan tekanan pada Superheater kg/cm 2. Jika mungkin dilakukan sebelum beban ketel uap penuh Blow Down Air umpan untuk ketel uap masih banyak mengandung zat-zat yang menyebabkan ketidak murnian. Dengan pengolahan air yang tetap, padatan (terlarut atau tak terlarut) didalam air ketel uap akan segera mengendap di pipa atau ketel uap dan akan mengumpul secara alami, sedangkan sisanya tersuspensi didalam air. Tujuan Blow down adalah mencegah padatan terlarut mengendap dengan cara melengket pada permukaan Drum ketel uap yang panas, yang kemudian membentuk kerak. Dengan perlakukan yang tepat dan penambah bahan kimia yang tepat, air ketel uap akan berisi padatan halus tersuspensi yang akan mengendap dan membentuk suatu endapan yang mudah bergerak dan bukan suatu lapisan yang mudah melengket. Blow down adalah metode 60

7 normal yang digunakan untuk membuang akumulasi padatan tersebut dari ketel uap. Jika proporsi padatan (terlarut dan tak terlarut) yang diperbolehkan terakumulasi melebihi padatan yang diizinkan, akan terjadi pembentukan kerak yang berlebihan dibagian dalam permukaan drum dan kemungkinan terikut dengan uap. Ikut sertanya padatan didalam uap dapat menyebabkan kerusakan terhadap peralatan mesin uap dan alat pindah panas lainnya. Tujuan Blow down adalah tetap mempertahankan proporsi padatan terlarut dan tak terlarut di dalam ketel uap sesuai dengan batas yang telah direkomendasikan. Pengendalian Blow Down dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu : - Blow down yang kontinyu - Blow down otomatis, biasanya mempergunakan suatu timer dan katup solenoid. - Blow down secara manual dan berselang, biasanya 4 atau 8 jam. Konsentrasi padatan di dalam ketel uap harus secara teratur dimonitor dan tidak boleh melakukan blow down hingga kondisi kosong pada saat dinding masih panas atau sedang terjadi pembakaran Kipas dan Dinding Seluruh kipas harus secara teratur diperiksa dan dibersihkan. Permukaan dan sudu-sudu kipas selalu bersih, termasuk juga elektromotornya. Perbaikan yang teratur jika terjadi kerusakan pada dinding ketel uap akan memperpanjang umur ketel uap dan secara ekonomis lebih baik dari pada menunggu perbaikan besar Prosedur Pemeliharaan Ketel Uap Pemeriksaan Sebelum sistem ketel uap di operasikan, maka harus dilakukan pemeriksaan dan persiapan peralatan terlebih dahulu. Kegiatan yang perlu dilakukan diantaranya : 61

8 a. Memeriksa seluruh katup (Valve) di ketel uap dalam keadaan tertutup, kecuali katup untuk Superheater drain dan katup air umpan. b. Memeriksa IDF dan FDF seperti Casing, Rotor, Bearing, Van Belt, baut longgar atau tidak dan sebagainya. c. Memeriksa level air digelas duga (Gauge Glass) dan pastikan level air sekitar separuh gelas. Bersihkan gelas duga dan kerangkanya. d. Memeriksa manometer (Pressure Gauge) dan mencatat, apakah ada tekanan atau tidak. e. Memeriksa bagian dalam dapur (Furnance) untuk memastikan telah dibersihkan dan seluruh Fire Grade dan dinding dalam kondisi baik. f. Memeriksa katup pembuangan (Blow Down) tertutup. g. Memeriksa air di Feed Water Tank dan isi jika kurang. h. Memeriksa seluruh katup pompa dan air umpan (Feed Pump), Deaerator dan Demin Water. Hanya katup ke Demin Water saja yang harus terbuka untuk pangisian air ke tanki Menjalankan (Menaikkan Uap) Memastikan terlebih dahulu api diruangan bakar telah ditarik keluar dan ketel uap dihentikan pada malam sebelumnya dan tekanan masih ada di manometer. Katup pada drain Superheater harus terbuka untuk mencegah Overheating. Berikut langkah-langkah yang perlu dilakukan : a. Membuka kran Blow Down dan lakukan Blow Down 2 atau 3 kali selama kurang lebih 15 detik. b. Memeriksa level air di gelas duga, dan harus sekitar 1/2. c. Menyalakan api. d. Setelah api menyala, membuka dumper kira-kira ¼. e. Menaikkan secara perlahan tekanan uap hingga tekenan kerja ketel uap. Perhatikan level air tidak boleh melebihi batas yang terlihat pada gelas duga. Jika level air melebihi batas, tutup kran air umpan. Blow down dilakukan jika level air masih tetap tinggi. f. Atur pemasukan bahan bakar secara merata. 62

9 g. Jika tidak ada uap pada Manometer ketel uap, maka bahan bakar harus dikurangi agar panas merata diseluruh ketel uap. Pada saat ini kipas harus dimatikan sampai ada tekanan. Waktu yang diperlukan menaikan uap tergantung temperatur yang ada di ketel uap. h. Jika ketel uap dihentikan selama 24 jam dan boiler masih dalam keadaan hangat diperlukan waktu sedikitnya 6 jam pengapian tanpa Fan dengan Damper IDF terbuka 1/4 sampai tekanan terlihat pada manometer. i. Jika ketel uap dalam keadaan dingin waktu pengapian tanpa kipas sekitar 8 jam Pengaliran Steam dari Boiler a. Pompa Uap - Buka kran By-pass pada steam trap dari pipa uap ke pompa - Buka kran Drain pada Exhaust dari steam Feed Pump - Buka sedikit kran uap di ketel uap agar uap mengalir - Setelah 3 atau 4 menit, buka secara perlahan kran uap hingga penuh - Tutup kran by-pass serta periksa kerja steam trap - Buka kran section pada pompa air umpan - Panaskan Feed water pump dengan membuka sedikit kran uap, pada saat uap sudah mulai keluar, tutup kran drain perlahan sampai air tidak ada lagi - Setelah air tidak ada, buka kran pompa ke ketel uap - Jalankan pompa dan periksa level air di ketel uap b. Pipa Induk Steam - Buka seluruh kran by-pass pada steam trap. - Buka sedikit kran induk ketel uap agar uap mengalir beberapa menit. - Ketika uap telah keluar dari kran by-pass, tutup kran tersebut tetapi tidak rapat. 63

10 - Buka perlahan lahan kran induk hingga terbuka penuh. - Tutup kran by-pass pada pipa induk dan pastikan steam trap bekerja. - Pastikan tekanan ketel uap tetap stabil 17 s.d 17.5 kg/cm 2 Catatan : Jika pipa induk dihubungkan dengan dua, tiga atau empat ketel uap prosedur yang harus dilakukan : - Tekanan dari ketel uap yang mau masuk harus sama dengan tekanan yang telah ada. - Buka seluruh kran by-pass pada pipa induk. Buka sedikit kran induk ketel uap, Setelah beberapa menit buka perlahan-lahan kran induk hingga penuh, kemudian tutup kran drain dan periksa steam trap. - Tidak boleh membuka kran ketel uap ke pipa induk uap, jika tekanan tidak sama Penghentian a. Hentikan pemasukan bahan bakar ke ketel uap. b. Biarkan level air di gelas duga sampai menacapai 1/2. c. Tutup seluruh kran di Engine Room. Buka kran Soot Blower dan bersihkan pipa bagian dalam ketel uap. d. Tutup kran induk ketel uap dan pendukungnya dan juga seluruh kran di Feed Water Pump. e. Buka seluruh kran drain pada pipa induk dari ruang ketel uap hingga ruang mesin. f. Isi air di feed tank dan tutup seluruh kran air yang keluar. g. Drain pada superheater perlu dibuka setelah ketel uap dimatikan tetapi sebelum kran induk ditutup. Tujuannya agar terjadi sirkulasi didalam pipa Superheater. Kran terbuka hingga terdengar suara uap. 64

11 Operasi Seluruh peralatan ruang di ketel harus selalu diperhatikan selama proses operasi : a. Pastikan pasokan air bersih cukup selama proses tanki air selalu penuh. b. Pastikaan air selalu melawati Demin Water dan bukan melalui bypass. Air yang sadah harus diturunkan hingga tingkat yang paling mungkin (Kesadahan/Hardness < 5 ppm ). c. Pastikan air umpan ketel uap mendekati 1000 C dan tidak kurang dari 900 C. d. Pastikan daerah deaerator berfungsi dengan baik sepanjang waktu dan jangan sampai di by-pass. Pertahankan level air pada separuh gelas duga dan pastikan kebocoran pada pompa hanya sedikit saja. e. Pertahankan aliran air yang stabil dari pompa ke ketel uap. Jangan menjalankan dan mematikan pompa tetapi pertahankan pengendalian dengan menggunakan otomatis Regulator/mengatur pembukaan kran. Kran harus terbuka agar tekanan yang stabil dijalur discharge dapat dipertahankan. f. Pertahankan selalu level air ketel uap pada posisi gelas duga. g. Jangan biarkan ketel uap mengepul ( mengeluarkan asap hitam ) h. Atur pembakaran terus berkelanjutan dan semerata mungkin. i. Jangan biarkan bahan bakar menumpuk didalam ketel uap. Pertahankan ketebalan bahan bakar sekitar 6 inci. j. Pada saat bahan bakar ketel uap dimasukkan dengan tangan, tutup pintu setelah selesai memasukkan bahan bakar. k. Bersihkan lantai (Fire Grate) secara teratur sepanjang operasi. l. Kendalikan dumper dan pengapian agar tekanan uap dapat dipertahankan. m. Pertahankan kestabilan tekanan uap setiap saat sesuai kebutuhan Operasi Rutin Sehari- hari a. Blowing Down 65

12 Jumlah air yang harus di Blow Down harus dilakukan sesuai dengan instruksi harian kepala bagian utility. b. Gelas Duga - Gelas duga harus diuji setiap giliran sebanyak 2 kali dengan prosedur yang benar. - Jangan pernah level air hilang dari gelas duga Operasi Umum a. Ruang ketel uap dan peralatan harus diuji secara lengkap pada saat pertukaran giliran dan selama operasi. b. Seluruh gelas duga harus diuji oleh assisten/mandor dan dicatat sedikitnya satu kali dalam tiap giliran. c. Manometer ketel uap harus selalu diamati (jika terjadi kesalahan harus dicatat) Manometer yang rusak harus segera diganti. d. Kondisi batu api dan batu bata harus diperiksa dan kondisi ruang bakar harus selalu diperiksa dan dilaporkan. e. Pompa air umpan ketel uap harus selalu diperiksa dan pompa cadangan harus selalu siap sedia untuk beroperasi. f. Tekanan dan temperatur air umpan ketel uap harus selalu diperiksa dan dicatat. g. Deaerator harus selalu diuji apakah berfungsi dengan baik dan pompa deaerator harus diperiksa. h. Seluruh bagian pompa harus diperiksa agar tidak tejadi kebocoran seperti dari gland packing, Flange, dsb. i. Setiap gangguan operasi yang dilaporkan operator ketel uap harus dicatat dan di tindak-lanjuti Pencatatan buku harian Pencatan buku harian harus selalu diisi oleh operator ketel uap dan dipastikan terus dilaksanakan. Buku tersebut berisi antara lain : a. Waktu/saat ketel uap di hidupkan b. Waktu dibebani dan tidak dibebani 66

13 c. Waktu penghentian d. Rincian Blow Down e. Temperatur air umpan dan tekanan ketel uap f. Penambahan bahan kimia (oleh bagian ketel uap berkoordinasi dengan bagian laboratorium) g. Beban pada seluruh kipas, Feeder, dsb h. Pembersihan pipa i. Pengorekan Abu/kerak Tugas Anggota di Ruang Boiler a. Operator ketel uap - Bertanggung jawab terhadap seluruh instalasi dan kepada assistan/mandor. - Mengoperasikan ketel uap secara efisien dan aman setiap saat dan mempertahankan level air dan tekanan uap serta prosedur operasi yang benar. - Memastikan pengapian dan tugas pambersihan dilaksanakan oleh Fireman. b. Tugas Secara Umum : - Memelihara kebersihan peralatan dan lingkungan kerja. - Memastikan mesin beroperasi secara benar dan mutu terus dipertahankan. - Mempertahankan pencatatan operasi mesin seperti jam mulai, jam berhenti serta sebab jika berhenti dsb. - Memberitahukan assisten/mandor yang bertugas jika terjadi gangguan atau kerusakan mesin. - Mencatat temperatur air umpan dan tekanan ketel uap dan memastikan hal ini terus dilaksanakan. - Melaksanakan setiap prosedur operasi yang telah di gariskan oleh pimpinan atau instruksi yang diberikan oleh assisten/mandor yang bertugas. 67

14 - Karyawan bagian stasiun ketel uap harus tetap berada di stasiun ketel uap pada saat jam kerja kecuali ada keperluan/tugas lain demi kelancaran proses produksi - Keutuhan peralatan/perlengkapan kerja di stasiun ketel uap harus dijaga Evaluasi Solusi a. Jika Level air hilang di gelas duga. - Menguji gelas duga untuk mengetahui penuh atau kosong, jika penuh hentikan pompa dan lakukan Blow Down. Jika kosong dan air tidak terlihat pada saat diuji, segera matikan api. - Mematikan seluruh IDF dan FDF - Api ditarik keluar. - Jangan memompa air ( memasukkan air ) kedalam ketel uap. - Tutup kran induk dan kran untuk steam Pump dan Shoot Blower. - Segera informasi kepala bagian utility untuk tindakan selanjutnya. b. Pipa bocor tetapi level air di gelas duga masih terlihat. - Matikan pengapian (hentikan bahan bakar) - Matikan IDF dan FDF. - Tarik api keluar. - Pompa air agar level air dapat dipertahankan. - Angkat tuas untuk Safety Valve agar tekanan ketel uap berkurang. - Informasikan kepada manager untuk tindakan selanjutnya. c. Pembentukan kerak - Mengurangi jumlah mineral dengan unit softener - Melakukan blowdown secara teratur jumlahnya - Memberikan bahan kimia anti kerak d. Kerak yang sudah terbentuk 68

15 - Pelunakan kerak-kerak lama dengan bahan kimia selama ketel uap beroperasi normal. - Melarutkan kerak-kerak lama dengan asam-asam khusus tetapi ketel uap harus berhenti beroperasi. - Mechanical cleaning : dengan sikat, pahat, scrub, dan lain-lain. e. Korosi - Mengurangi gas-gas yang bersifat korosif - Mencegah terbentuknya kerak dan deposit dalam boiler - Mencegah korosi galvanis - Menggunakan zat yang dapat menghambat peristiwa korosif - Mengatur ph dan alkalinitas air boiler dan lain-lain f. Peristiwa deposit - Meminimalisasi masuknya mineral-mineral yang dapat menyebabkan deposit seperti oksida besi, oksida tembaga dan lain-lain. - Mencegah korosi pada sistem kondensat dengan proses netralisasi (mengatur ph 8,2 9,2) dapat juga dilakukan dengan mencegah terjadinya kebocoran udara pada sistem kondensat. - Mencegah kontaminasi uap selanjutnya menggunakan bahan kimia untuk mendispersikan mineral-mineral penyebab deposit. g. Deposit yang sudah terbentuk - acid cleaning - online cleaning - mechanical cleaning h. Batubara tidak terbakar sempurna - Chack pintu masuk batubara pada ketel uap - Chack ketebalan batubara yang melalui fire grate - Chack kondisi pembakaran di furnace 69

16 i. Ketel uap mengeluarkan banyak asap - Menaikkan kecepatan kipas ID dan mengurangi kecepatan kipas FD - Chack kondisi furnace j. Terdapat buih pada air umpan - Pemberian asam organik dan minyak jarak - Garam barium - Polyamida, poly alkilene glicol - Kontrol adanya lumpur dan kerak - Kontrol alkalinitas dari air tersebut k. Adanya pengendapan pada pipa-pipa uap - Perlu diperhatikan keadaan dan jumlah zat padat yang ada di dalam air ketel upa l. Jika sirene terus berbunyi dan lampu di panel menunjukkan warna merah, maka level air sudah mancapai batas low. Periksa level air di gelas duga dan jika air masih terlihat dan segera ambil tindakan : - Hidupkan pompa air umpan cadangan dan buka kran by-pass. Jalankan pompa maksimum hingga level air normal. - Selidiki penyebab kekurangan air dan atasi segara. - Jangan menghentikan pompa cadangan sampai pompa air utama dan kontroler bekerja dengan normal. m. Jika air tidak terlihat sampai ke ketel uap, ketel uap harus segera dihentikan dan penghentian dalam keadaan darurat harus dilakukan sebagai berikut : - Matikan api dan tarik keluar. Hentikan semua kipas dan tutup dumpernya. - Tutup kran uap induk dan turunkan tekanan dengan cara naikkan tuas safety valve dengan tangan dan buka drain untuk superheater. 70

17 - Setelah api dikeluarkan dan tidak ada lagi pembakaran buka pintu, pintu Ash pit dan Dumper, biarkan ketel uap dingin secara alami. n. Terjadi ledakan pada pipa Ledakan pipa terjadi akibat gangguan pada pipa sehubungan dengan overheating setempat yang di sebabkan oleh pembentukkan kerak atau akibat mekanikal, tindakan segera yang harus diambil adalah : - Hentikan api dan tarik keluar dan jalankan pompa air cadangan hingga keluaran yang maksimum sehingga mencukupi untuk mempertahankan level kerja. - Isolasi ketel uap dengan menutup kran induk dan turunkan tekenan uap melalui safety valve dan buka seluruh kran drain untuk Shoot Blower. - Setelah api ditarik, seluruh kipas harus tetap beroperasi dan dumper harus terbuka agar ruang bakar dapat didinginkan. Untuk mencegah kerusakan, level air harus dipertahankan hingga ruang bakar menjadi dingin dan harus diingat bahwa dinding masih menahan panas dalam periode waktu tersebut. Untuk meminimalisir masalah-masalah yang ada dianjurkan untuk memeriksakan ketel uap oleh teknisi yang sudah bersertifikat dan teruji. setidaknya setiap setahun sekali. 71

18 4.4. Analisa Hasil Penelitian Perawatan menentukan kinerja ketel uap, semakin sering dilakukan perawatan pada ketel uap maka kinerja ketel uap akan tetap baik sehingga efisiensi ketel uap juga tidak menurun. Perawatan yang baik pada ketel uap dapat memperpanjang umur pemakaian. Kerusakan pada ketel uap saat beroperasi, karena ketel uap tersebut tidak dirawat dengan baik, sehingga akan berakibat kerugian yang sangat besar dan dapat menjatuhkan performan unit ketel uap itu. Dengan perawatan yang baik, maka efisiensi produksi di PT. Polychem Indonesia akan meningkat, serta komponen-komponen ketel uap menjadi awet. 72

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI NO. ISK/PKS-PRS/08 Status Dokumen No. Distribusi DISAHKAN Pada tanggal 15 Februari 2013 Dimpos Giarto Valentino Tampubolon Direktur Utama Dilarang memperbanyak dokumen ini tanpa izin Wakil Manajemen /Pengendali

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Boiler. Pada bab ini dijelaskan mengenai gambaran tentang boiler secara umum serta fungsi komponen - komponen utama dan fungsi komponen - komponen pendukung bahan boiler.boiler

Lebih terperinci

Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia - www.energyefficiencyasia.org

Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia - www.energyefficiencyasia.org DAFTAR PERIKSA OPSI NO. 8 : BOILER & PEMANAS FLUIDA TERMIS Tugas dan pemeriksaan berkala pada bagian luar boiler Seluruh pintu akses dan bidang kerja harus dirawat kedap udara dengan menggunakan paking

Lebih terperinci

1. Bagian Utama Boiler

1. Bagian Utama Boiler 1. Bagian Utama Boiler Boiler atau ketel uap terdiri dari berbagai komponen yang membentuk satu kesatuan sehingga dapat menjalankan operasinya, diantaranya: 1. Furnace Komponen ini merupakan tempat pembakaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. uap dengan kapasitas dan tekanan tertentu dan terjadi pembakaran di

BAB I PENDAHULUAN. uap dengan kapasitas dan tekanan tertentu dan terjadi pembakaran di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Umum Ketel Uap Ketel uap adalah pesawat energi yang mengubah air menjadi uap dengan kapasitas dan tekanan tertentu dan terjadi pembakaran di dapur ketel uap. Komponen-komponen

Lebih terperinci

PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER

PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER Oleh Denni Alfiansyah 1031210146-3A JURUSAN TEKNIK MESIN POLITEKNIK NEGERI MALANG MALANG 2012 PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER Air yang digunakan pada proses pengolahan

Lebih terperinci

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena itu sangat di butuhkan pasokan energi listrik yang selalu dapat diandalkan.

BAB I PENDAHULUAN. karena itu sangat di butuhkan pasokan energi listrik yang selalu dapat diandalkan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini, energi listrik telah menjadi kebutuhan dasar bagi umat manusia. Hampir semua aktivitas kehidupan sangat bergantung pada energi listrik. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Boiler Longchuan Boiler Longchuan adalah boiler jenis thermal yang dihasilkan dari air, dengan sirkulasi untuk menyalurkan panasnya ke mesin-mesin produksi. Boiler Longchuan mempunyai

Lebih terperinci

II. LATAR BELAKANG PENGOLAHAN AIR

II. LATAR BELAKANG PENGOLAHAN AIR II. LATAR BELAKANG PENGOLAHAN AIR Air baku yang digunakan umumnya mengandung bermacam-macam senyawa pengotor seperti padatan tersuspensi, padatan terlarut, dan gas-gas. Penggunaan air tersebut secara langsung

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. panas. Karena panas yang diperlukan untuk membuat uap air ini didapat dari hasil

BAB II LANDASAN TEORI. panas. Karena panas yang diperlukan untuk membuat uap air ini didapat dari hasil BAB II LANDASAN TEORI II.1 Teori Dasar Ketel Uap Ketel uap adalah pesawat atau bejana yang disusun untuk mengubah air menjadi uap dengan jalan pemanasan, dimana energi kimia diubah menjadi energi panas.

Lebih terperinci

KETEL UAP ANALISA EFISIENSI WATER TUBE BOILER BERBAHAN BAKAR FIBER DAN CANGKANG DI PALM OIL MILL DENGAN KAPASITAS 45 TON TBS/JAM

KETEL UAP ANALISA EFISIENSI WATER TUBE BOILER BERBAHAN BAKAR FIBER DAN CANGKANG DI PALM OIL MILL DENGAN KAPASITAS 45 TON TBS/JAM KETEL UAP ANALISA EFISIENSI WATER TUBE BOILER BERBAHAN BAKAR FIBER DAN CANGKANG DI PALM OIL MILL DENGAN KAPASITAS 45 TON TBS/JAM SKRIPSI Skripsi Ini Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES Adapun kegiatan yang dilakukan pada proses perawatan dan pemeliharaan cooling tower pada kerja praktik ini dapat diuraikan pada diagram alir berikut. Gambar

Lebih terperinci

PENGOPERASIAN BOILER SEBAGAI PENYEDIA ENERGI PENGUAPAN PADA PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DALAM EVAPORATOR TAHUN 2012

PENGOPERASIAN BOILER SEBAGAI PENYEDIA ENERGI PENGUAPAN PADA PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DALAM EVAPORATOR TAHUN 2012 Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 202 ISSN 0852-2979 PENGOPERASIAN BOILER SEBAGAI PENYEDIA ENERGI PENGUAPAN PADA PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DALAM EVAPORATOR TAHUN 202 Heri Witono, Ahmad Nurjana

Lebih terperinci

BAB III DASAR TEORI SISTEM PLTU

BAB III DASAR TEORI SISTEM PLTU BAB III DASAR TEORI SISTEM PLTU Sistem pembangkit listrik tenaga uap (Steam Power Plant) memakai siklus Rankine. PLTU Suralaya menggunakan siklus tertutup (closed cycle) dengan dasar siklus rankine dengan

Lebih terperinci

PERENCANAAN KETEL UAP PIPA API DENGAN KAPASITAS UAP HASIL 21 TON/JAM TEKANAN KERJA 1,45 N/mm 2 BAHAN BAKAR BATUBARA

PERENCANAAN KETEL UAP PIPA API DENGAN KAPASITAS UAP HASIL 21 TON/JAM TEKANAN KERJA 1,45 N/mm 2 BAHAN BAKAR BATUBARA 1 TUGAS AKHIR PERENCANAAN KETEL UAP PIPA API DENGAN KAPASITAS UAP HASIL 21 TON/JAM TEKANAN KERJA 1,45 N/mm 2 BAHAN BAKAR BATUBARA Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Steam merupakan bagian penting dan tidak terpisahkan dari teknologi modern. Tanpa steam, maka industri makanan kita, tekstil, bahan kimia, bahan kedokteran,daya, pemanasan

Lebih terperinci

MAKALAH. SMK Negeri 5 Balikpapan SISTEM PENDINGIN PADA SUATU ENGINE. Disusun Oleh : 1. ADITYA YUSTI P. 2.AGUG SETYAWAN 3.AHMAD FAKHRUDDIN N.

MAKALAH. SMK Negeri 5 Balikpapan SISTEM PENDINGIN PADA SUATU ENGINE. Disusun Oleh : 1. ADITYA YUSTI P. 2.AGUG SETYAWAN 3.AHMAD FAKHRUDDIN N. MAKALAH SISTEM PENDINGIN PADA SUATU ENGINE Disusun Oleh : 1. ADITYA YUSTI P. 2.AGUG SETYAWAN 3.AHMAD FAKHRUDDIN N. Kelas : XI. OTOMOTIF Tahun Ajaran : 2013/2014 SMK Negeri 5 Balikpapan Pendahuluan Kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga dapat digunakan untuk pemanas. menghasilkan uap. Dimana bahan bakar yang digunakan berupa

BAB I PENDAHULUAN. juga dapat digunakan untuk pemanas. menghasilkan uap. Dimana bahan bakar yang digunakan berupa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketel uap merupakan suatu pesawat tenaga yang banyak digunakan dan dianggap layak dalam dunia industri di negara indonesia. Dimana ketel biasanya digunakan untuk penggerak

Lebih terperinci

TINJAUAN TEKNIS PENGOPERASIAN DAN PEMELIHARAAN BOILER

TINJAUAN TEKNIS PENGOPERASIAN DAN PEMELIHARAAN BOILER TINJAUAN TEKNIS PENGOPERASIAN DAN PEMELIHARAAN BOILER Oleh : *)Agus Sugiharto ABSTRAK Boiler merupakan bejana tertutup yang terbuat dari baja yang berfungsi memindahkan panas yang dihasilkan pembakaran

Lebih terperinci

Dapat juga digunakan sebuah metode yang lebih sederhana: Persentase kehilangan panas yang disebabkan oleh gas kering cerobong

Dapat juga digunakan sebuah metode yang lebih sederhana: Persentase kehilangan panas yang disebabkan oleh gas kering cerobong MODUL 4 Dapat juga digunakan sebuah metode yang lebih sederhana: Persentase kehilangan panas yang disebabkan oleh gas kering cerobong Tahap 5: Menghitung efisiensi boiler dan rasio penguapan boiler 1 Efisiensi

Lebih terperinci

1.1 ISOLASI Gagal Mengisolasi

1.1 ISOLASI Gagal Mengisolasi 1.1 ISOLASI 1.1.1 Gagal Mengisolasi Sebuah pompa sedang dipreteli untuk perbaikan. Ketika tutupnya dibuka, minyak panas di atas temperatur nyala-otomatis, menyembur dan terbakar. Tiga orang terbunuh, dan

Lebih terperinci

ANALISA PERFORMANSI BOILER DENGAN TYPE DG693/ PADA PLTU PANGKALAN SUSU LAPORAN TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI TEKNIK KONVERSI ENERGI MEKANIK

ANALISA PERFORMANSI BOILER DENGAN TYPE DG693/ PADA PLTU PANGKALAN SUSU LAPORAN TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI TEKNIK KONVERSI ENERGI MEKANIK ANALISA PERFORMANSI BOILER DENGAN TYPE DG693/13.43-22 PADA PLTU PANGKALAN SUSU LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III PROGRAM

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Refrigerant Refrigeran adalah zat yang mengalir dalam mesin pendingin (refrigerasi) atau mesin pengkondisian udara

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Refrigerant Refrigeran adalah zat yang mengalir dalam mesin pendingin (refrigerasi) atau mesin pengkondisian udara BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Refrigerant Refrigeran adalah zat yang mengalir dalam mesin pendingin (refrigerasi) atau mesin pengkondisian udara (AC). Zat ini berfungsi untuk menyerap panas dari benda/media

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENGUJIAN

BAB 3 METODOLOGI PENGUJIAN BAB 3 METODOLOGI PENGUJIAN Setiap melakukan penelitian dan pengujian harus melalui beberapa tahapan-tahapan yang ditujukan agar hasil penelitian dan pengujian tersebut sesuai dengan standar yang ada. Caranya

Lebih terperinci

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

PERAWATAN BOILER WATER TUBE BOILER

PERAWATAN BOILER WATER TUBE BOILER PERAWATAN BOILER WATER TUBE BOILER KELOMPOK 1 ABDUL ROZAK KODARIF DEDE DINI RAHMAN KHARISMA PUTRI ADILA NENG SRI WIDIANTI SISKA FIZRI YULIANTIKA Panas PENGERTIAN BEJANA Fluida Uap/Steam PRINSIP KERJA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Boiler Menurut Djokosetyardjo (2003), boiler atau ketel uap adalah bejana tertutup dimana panas pembakaran dialirkan ke air sampai terbentuk air panas atau steam.

Lebih terperinci

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA ANALISA SISTEM KONTROL LEVEL DAN INSTRUMENTASI PADA HIGH PRESSURE HEATER PADA UNIT 1 4 DI PLTU UBP SURALAYA. Disusun Oleh : ANDREAS HAMONANGAN S (10411790) JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA

Lebih terperinci

PENGOPERASIAN PESAWAT UAP

PENGOPERASIAN PESAWAT UAP 0.1. 01 BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Ketel uap atau pesawat uap adalah suatu pesawat pembangkit uap, yang pemakaian uap sebagai tenaga penggerak, telah dilakukan pada tahun 1960 oleh seorang bangsa

Lebih terperinci

BOILER FEED PUMP. b. Pompa air pengisi yang menggunakan turbin yaitu : - Tenaga turbin :

BOILER FEED PUMP. b. Pompa air pengisi yang menggunakan turbin yaitu : - Tenaga turbin : BOILER FEED PUMP A. PENGERTIAN BOILER FEED PUMP Pompa adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan dari suatu tempat ke tempat yang lain melalui suatu media perpipaan dengan cara

Lebih terperinci

BAB III PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN PADA MESIN KOMPRESOR

BAB III PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN PADA MESIN KOMPRESOR BAB III PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN PADA MESIN KOMPRESOR 3.1 Pemeriksaan Pada Operasi Harian Operasional kompresor memerlukan adanya perawatan tiap harinya, perawatan tersebut antara lain: a. Sediakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN DASAR TEORI

BAB II LANDASAN DASAR TEORI BAB II LANDASAN DASAR TEORI 2.1 Pengertian Boiler Boiler adalah bejana tertutup dimana panas pembakaran dialirkan ke air sampai terbentuk air panas atau steam. Air panas atau steam pada tekanan tertentu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA

BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA 3.1 Metode Pengujian 3.1.1 Pengujian Dual Fuel Proses pembakaran di dalam ruang silinder pada motor diesel menggunakan sistem injeksi langsung.

Lebih terperinci

Analisa Pemeliharaan Ketel Uap di PT. Polychem Indonesia, Tbk. Tangerang

Analisa Pemeliharaan Ketel Uap di PT. Polychem Indonesia, Tbk. Tangerang Laporan Kerja Praktek Analisa Pemeliharaan Ketel Uap di PT. Polychem Indonesia, Tbk. Tangerang Disusun Oleh : Dedik Romahadi 41311010049 Disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Strata 1 Teknik

Lebih terperinci

BAB III 2.1. Prosedur sebelum dan sesudah melakukan "overhaul" Mesin Induk di kapal, ialah: Sebelum overhaul:

BAB III 2.1. Prosedur sebelum dan sesudah melakukan overhaul Mesin Induk di kapal, ialah: Sebelum overhaul: BAB III 2.1. Prosedur sebelum dan sesudah melakukan "overhaul" Mesin Induk di kapal, ialah: Sebelum overhaul: Melapor kepada Nakhoda bahwa Mesin Induk akan diperbaiki dan kapal akan delay untuk jangka

Lebih terperinci

DA V Series BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DAN KARTU GARANSI DAFTAR ISI

DA V Series BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DAN KARTU GARANSI DAFTAR ISI NOMOR : P.20.INDO3.00201.0212 DA V Series BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DAN KARTU GARANSI DAFTAR ISI HAL. Kata Pengantar Bagian 1 Bagian 2 Bagian 3 Bagian 4 Bagian 5 Bagian 6 Bagian

Lebih terperinci

Gambar struktur fungsi solenoid valve pneumatic

Gambar struktur fungsi solenoid valve pneumatic A. PNEUMATIK 1. Prinsip Kerja Peralatan Pneumatik Prinsip kerja dari solenoid valve/katup (valve) solenoida yaitu katup listrik yang mempunyai koil sebagai penggeraknya dimana ketika koil mendapat supply

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT KESELAMATAN KEBAKARAN GEDUNG PT. X JAKARTA

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT KESELAMATAN KEBAKARAN GEDUNG PT. X JAKARTA Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Audit Keselamatan Kebakaran Gedung PT. X Jakarta Tahun 2009 DAFTAR PERTANYAAN AUDIT KESELAMATAN KEBAKARAN GEDUNG PT. X JAKARTA Data Umum Gedung a. Nama bangunan : b. Alamat

Lebih terperinci

BAB VII PETUNJUK OPERASI DAN PEMELIHARAAN

BAB VII PETUNJUK OPERASI DAN PEMELIHARAAN BAB VII PETUNJUK OPERASI DAN PEMELIHARAAN VII.1 Umum Operasi dan pemeliharaan dilakukan dengan tujuan agar unit-unit pengolahan dapat berfungsi optimal dan mempunyai efisiensi pengolahan seperti yang diharapkan

Lebih terperinci

SISTEM DETEKSI DAN PEMADAMAN KEBAKARAN

SISTEM DETEKSI DAN PEMADAMAN KEBAKARAN LAMPIRAN II PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG KETENTUAN DESAIN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN DAN LEDAKAN INTERNAL PADA REAKTOR DAYA SISTEM DETEKSI DAN PEMADAMAN KEBAKARAN

Lebih terperinci

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA TURBOCHARGER URAIAN Dalam merancang suatu mesin, harus diperhatikan keseimbangan antara besarnya tenaga dengan ukuran berat mesin, salah satu caranya adalah melengkapi mesin dengan turbocharger yang memungkinkan

Lebih terperinci

STEAM TURBINE. POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai

STEAM TURBINE. POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai STEAM TURBINE POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai PENDAHULUAN Asal kata turbin: turbinis (bahasa Latin) : vortex, whirling Claude Burdin, 1828, dalam kompetisi teknik tentang sumber daya air

Lebih terperinci

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump)

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) Diklat Teknis Kedelai Bagi Penyuluh Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Kedelai Pertanian dan BABINSA KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN

Lebih terperinci

PEMANAS AIR GAS INSTAN

PEMANAS AIR GAS INSTAN BAHASA INDONESIA PEMANAS AIR GAS INSTAN PETUNJUK PEMASANGAN DAN PENGGUNAAN MODEL: REU-5CFC REU-8CFB REU-10CFB SARAN KHUSUS Gunakan regulator gas serta selang gas yang berkualitas baik. Pemanas air tidak

Lebih terperinci

PERENCANAAN KETEL UAP PIPA AIR DENGAN KAPASITAS UAP HASIL 10 TON/JAM TEKANAN KERJA 10 KG/CM 2 TEMPERATUR 173,75 C BAHAN BAKAR BATUBARA

PERENCANAAN KETEL UAP PIPA AIR DENGAN KAPASITAS UAP HASIL 10 TON/JAM TEKANAN KERJA 10 KG/CM 2 TEMPERATUR 173,75 C BAHAN BAKAR BATUBARA TUGAS AKHIR PERENCANAAN KETEL UAP PIPA AIR DENGAN KAPASITAS UAP HASIL 10 TON/JAM TEKANAN KERJA 10 KG/CM 2 TEMPERATUR 173,75 C BAHAN BAKAR BATUBARA Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR SENTRAL DI PT.PLN APP DURIKOSAMBI

BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR SENTRAL DI PT.PLN APP DURIKOSAMBI BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR SENTRAL DI PT.PLN APP DURIKOSAMBI 4.1 In Service / Visual Inspection 4.1.1 Pengertian Merupakan kegiatan inspeksi atau pengecekan yang dilakukan dengan menggunakan 5 sense (panca

Lebih terperinci

Steam Power Plant. Siklus Uap Proses Pada PLTU Komponen PLTU Kelebihan dan Kekurangan PLTU

Steam Power Plant. Siklus Uap Proses Pada PLTU Komponen PLTU Kelebihan dan Kekurangan PLTU Steam Power Plant Siklus Uap Proses Pada PLTU Komponen PLTU Kelebihan dan Kekurangan PLTU Siklus dasar yang digunakan pada Steam Power Plant adalah siklus Rankine, dengan komponen utama boiler, turbin

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN BAB III METODOLOGI PENGUJIAN Dalam melakukan penelitian dan pengujian, maka dibutuhkan tahapantahapan yang harus dijalani agar percobaan dan pengujian yang dilakukan sesuai dengan standar yang ada. Dengan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN PERAWATAN 4.1 TUJUAN PERAWATAN WATER PUMP a) Menyediakan informasi pada pembaca dan penulis untuk mengenali gejala-gejala yang terjadi pada water pump apabila akan mengalami kerusakan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan untuk mengetahui fenomena yang terjadi pada mesin Otto dengan penggunaan bahan bakar yang ditambahkan aditif dengan variasi komposisi

Lebih terperinci

Perancangan Instalasi Unit Utilitas Kebutuhan Air pada Industri dengan Bahan Baku Air Sungai

Perancangan Instalasi Unit Utilitas Kebutuhan Air pada Industri dengan Bahan Baku Air Sungai Perancangan Instalasi Unit Utilitas Kebutuhan Air pada Industri dengan Bahan Baku Air Sungai Air yang digunakan meliputi : 1. Air pendingin, digunakan untuk mendinginkan alat penukar panas. 2. Air Proses,

Lebih terperinci

BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian

BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian Penelitian biofiltrasi ini targetnya adalah dapat meningkatkan kualitas air baku IPA Taman Kota Sehingga masuk baku mutu Pergub 582 tahun 1995 golongan B yakni

Lebih terperinci

PERAWATAN DAN PERBAIKAN AC MOBIL

PERAWATAN DAN PERBAIKAN AC MOBIL M O D U L PERAWATAN DAN PERBAIKAN AC MOBIL Oleh: Drs. Ricky Gunawan, MT. Ega T. Berman, S.Pd., M.Eng. BIDANG KEAHLIAN TEKNIK REFRIGERASI DAN TATA UDARA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

LABORATORIUM PILOT PLAN SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2014/2015

LABORATORIUM PILOT PLAN SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2014/2015 LABORATORIUM PILOT PLAN SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2014/2015 MODUL PEMBIMBING : Cooling Tower : Ir. Nurcahyo, MT. Praktikum : 29 September 2014 Penyerahan : 6 Oktober 2014 (Laporan) Oleh : Kelompok :

Lebih terperinci

ANALISA KETEL UAP PIPA AIR BERBAHAN BAKAR CANGKANG DAN FIBER PADA PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS 30 TON TBS/JAM

ANALISA KETEL UAP PIPA AIR BERBAHAN BAKAR CANGKANG DAN FIBER PADA PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS 30 TON TBS/JAM ANALISA KETEL UAP PIPA AIR BERBAHAN BAKAR CANGKANG DAN FIBER PADAA PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS 30 TON TBS/JAM LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Menyelesaikan

Lebih terperinci

PENERAPAN PENGELOLAAN (TREATMENT) AIR UNTUK PENCEGAHAN KOROSI PADA PIPA ALIRAN SISTEM PENDINGIN DI INSTALASI RADIOMETALURGI

PENERAPAN PENGELOLAAN (TREATMENT) AIR UNTUK PENCEGAHAN KOROSI PADA PIPA ALIRAN SISTEM PENDINGIN DI INSTALASI RADIOMETALURGI ISSN 1979-2409 Penerapan Pengelolaan (Treatment) AirUntuk Pencegahan Korosi Pada Pipa AliranSistem Pendingin Di Instalasi Radiometalurgi (Eric Johneri) PENERAPAN PENGELOLAAN (TREATMENT) AIR UNTUK PENCEGAHAN

Lebih terperinci

PERENCANAAN KETEL UAP PIPA API DENGAN KAPASITAS UAP HASIL 4500 Kg/JAM TEKANAN KERJA 9 kg/cm 2 BAHAN BAKAR AMPAS TEBU

PERENCANAAN KETEL UAP PIPA API DENGAN KAPASITAS UAP HASIL 4500 Kg/JAM TEKANAN KERJA 9 kg/cm 2 BAHAN BAKAR AMPAS TEBU TUGAS AKHIR PERENCANAAN KETEL UAP PIPA API DENGAN KAPASITAS UAP HASIL 4500 Kg/JAM TEKANAN KERJA 9 kg/cm 2 BAHAN BAKAR AMPAS TEBU Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh derajat

Lebih terperinci

Secara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban

Secara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban HOUSEKEEPING Secara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban Penerapan housekeeping yang baik dapat mendukung terciptanya lingkungan kerja yang aman, sehat dan nyaman. Housekeeping

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Teori Umum Uap Uap atau steam merupakan gas yang dihasilkan dari proses yang disebut penguapan. Bahan baku yang digunakan untuk menghasilkan steam adalah air bersih. Air dari

Lebih terperinci

BAB 3 STUDI KASUS 3.1 DEFINISI BOILER

BAB 3 STUDI KASUS 3.1 DEFINISI BOILER BAB 3 STUDI KASUS 3.1 DEFINISI BOILER Boiler atau ketel uap adalah suatu perangkat mesin yang berfungsi untuk merubah fasa air menjadi uap. Proses perubahan air menjadi uap terjadi dengan memanaskan air

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 31 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES PELAKSANAAN Mulai perawatan Pemeriksaan dan penyetelan pada mesin oil sealed rotary vacuum pump model P450 Membongkar dan memperbaiki komponen tersebut

Lebih terperinci

Nama : Nur Arifin NPM : Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : DR. C. Prapti Mahandari, ST.

Nama : Nur Arifin NPM : Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : DR. C. Prapti Mahandari, ST. KESEIMBANGAN ENERGI KALOR PADA ALAT PENYULINGAN DAUN CENGKEH MENGGUNAKAN METODE AIR DAN UAP KAPASITAS 1 Kg Nama : Nur Arifin NPM : 25411289 Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing

Lebih terperinci

BAB VII PENDINGINAN MOTOR

BAB VII PENDINGINAN MOTOR BAB VII PENDINGINAN MOTOR Pendinginan adalah suatu media (zat) yang berfungsi untuk menurunkan panas. Panas tersebut didapat dari hasil pembakaran bahan bakar didalam silinder. Sebagaimana diketahui bahwa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic field) yang dihasilkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic field) yang dihasilkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Motor Induksi 3 Fasa Motor induksi 3 fasa adalah mesin yang mengubah energi listrik arus bolak-balik (AC) 3 fasa menjadi energi mekanis berupa putaran. Motor induksi merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Boiler Boiler/ketel uap merupakan bejana tertutup dimana panas pembakaran dialirkan ke air sampai terbentuk air panas atau steam berupa energi kerja. Air adalah media

Lebih terperinci

OLEH Ir. PARLINDUNGAN MARPAUNG HIMPUNAN AHLI KONSERVASI ENERGI (HAKE)

OLEH Ir. PARLINDUNGAN MARPAUNG HIMPUNAN AHLI KONSERVASI ENERGI (HAKE) OLEH Ir. PARLINDUNGAN MARPAUNG HIMPUNAN AHLI KONSERVASI ENERGI (HAKE) 1 1. BOILER 2. PRINSIP KONSERVASI PADA BOILER 3 KASUS Boiler telah dikenal sejak jaman revolusi industri. Boiler merupakan peralatan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PENULISAN ILMIAH

UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PENULISAN ILMIAH UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PENULISAN ILMIAH ANALISA PROSES KERJA SOOT BLOWER TIPE FIXED ROTARY PADA PROTOTYPE MINI STEAM POWER PLANT DI PT. NW INDUSTRIES Nama : Rachmat Shaleh NPM

Lebih terperinci

TES TERTULIS. 1. Terkait Undang-Undang RI No 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan Bab XI Pasal 2 apa kepanjangan dari K2 dan berikut tujuannya?

TES TERTULIS. 1. Terkait Undang-Undang RI No 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan Bab XI Pasal 2 apa kepanjangan dari K2 dan berikut tujuannya? TES TERTULIS KODE UNIT : KTL.PO.20.111.02 JUDUL UNIT : Mengoperasikan Peralatan Air Condensate (1) NAMA : JABATAN : UNIT KERJA : TANDA TANGAN : Tes tertulis ini berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan pemahaman

Lebih terperinci

Sambungan pada pengering. Daftar Isi. Catatan saat pemasangan

Sambungan pada pengering. Daftar Isi. Catatan saat pemasangan Daftar Isi Sambungan pada pengering Catatan saat pemasangan Opsi pemasangan Petunjuk keselamatan... 1 Sambungan pada pengering... 2 Catatan saat pemasangan... 3 Opsi pemasangan... 4 Catatan saat pemasangan...

Lebih terperinci

TUGAS I MENGHITUNG KAPASITAS BOILER

TUGAS I MENGHITUNG KAPASITAS BOILER TUGAS I MENGHITUNG KAPASITAS BOILER Oleh : Mohammad Choirul Anam 4213 105 021 Jurusan Teknik Sistem Perkapalan Fakultas Teknologi Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember 2014 BOILER 1. Dasar Teori

Lebih terperinci

MAKALAH UTILITAS FIRE TUBE BOILER. Disusun oleh : Irfan Arfian Maulana ( ) Sintani Nursabila ( )

MAKALAH UTILITAS FIRE TUBE BOILER. Disusun oleh : Irfan Arfian Maulana ( ) Sintani Nursabila ( ) MAKALAH UTILITAS FIRE TUBE BOILER Disusun oleh : Irfan Arfian Maulana (2014710450002) Sintani Nursabila (2013710450009) Kevin Andreas (2013710450010) JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III PENGOLAHAN DAN PENGUJIAN MINYAK BIJI JARAK

BAB III PENGOLAHAN DAN PENGUJIAN MINYAK BIJI JARAK BAB III PENGOLAHAN DAN PENGUJIAN MINYAK BIJI JARAK 3.1. Flowchart Pengolahan dan Pengujian Minyak Biji Jarak 3.2. Proses Pengolahan Minyak Biji Jarak Proses pengolahan minyak biji jarak dari biji buah

Lebih terperinci

PERENCANAAN KETEL UAP TEKANAN 6 ATM DENGAN BAHAN BAKAR KAYU UNTUK INDUSTRI SEDERHANA RUSNOTO

PERENCANAAN KETEL UAP TEKANAN 6 ATM DENGAN BAHAN BAKAR KAYU UNTUK INDUSTRI SEDERHANA RUSNOTO PERENCANAAN KETEL UAP TEKANAN 6 ATM DENGAN BAHAN BAKAR KAYU UNTUK INDUSTRI SEDERHANA RUSNOTO ABSTRAK Ketel uap/boiler adalah suatu pesawat yang mengubah air menjadi uap dengan jalan pemanasan dan uap tersebut

Lebih terperinci

Pengoperasian pltu. Simple, Inspiring, Performing,

Pengoperasian pltu. Simple, Inspiring, Performing, Pengoperasian pltu PERSIAPAN COLD START PLTU 1. SISTEM AUXILIARY STEAM (UAP BANTU) FUNGSI : a. Menyuplai uap ke sistem bahan bakar minyak pada igniter untuk mengabutkan bahan bakar minyak (Atomizing sistem).

Lebih terperinci

BAB IV MENGOPRASIKANKAN GENERATOR SET

BAB IV MENGOPRASIKANKAN GENERATOR SET BAB IV MENGOPRASIKANKAN GENERATOR SET 4.1 Menjalankan Mesin Baru Persiapan yang perlu diperhatikan sebelum menjalankan GENSET baru ada beberapa tahapan, sebagai berikut: 1. Periksalah semua skrup dan baut;

Lebih terperinci

APA YANG SALAH? Kasus Sejarah Malapetaka Pabrik Proses EDISI KEEMPAT

APA YANG SALAH? Kasus Sejarah Malapetaka Pabrik Proses EDISI KEEMPAT Untuk Denise, Yang selalu menunggu ketika saya menikmati kesendirian dan tinggal di laboratorium berhari-hari namun kamu tidak pernah melihat hasilnya. APA YANG SALAH? Kasus Sejarah Malapetaka Pabrik Proses

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pirolisator merupakan sarana pengolah limbah plastik menjadi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pirolisator merupakan sarana pengolah limbah plastik menjadi BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Perencanaan Alat Alat pirolisator merupakan sarana pengolah limbah plastik menjadi bahan bakar minyak sebagai pengganti minyak bumi. Pada dasarnya sebelum melakukan penelitian

Lebih terperinci

Pada banyak kasus pekerjaan dilakukan pada pipa atau alat yang salah. Contoh:

Pada banyak kasus pekerjaan dilakukan pada pipa atau alat yang salah. Contoh: 1.2 IDENTIFIKASI 1.2.1 Perlunya Label Pada banyak kasus pekerjaan dilakukan pada pipa atau alat yang salah. Contoh: (a) Sambungan yang harus dipotong ditandai dengan kapur. Mekanik memotong sambungan lain

Lebih terperinci

COOLING SYSTEM ( Sistim Pendinginan )

COOLING SYSTEM ( Sistim Pendinginan ) COOLING SYSTEM ( Sistim Pendinginan ) Adalah sistim dalam engine diesel yang berfungsi: 1. Mendinginkan engine untuk mencegah Over Heating.. 2. Memelihara suhu kerja engine. 3. Mempercepat dan meratakan

Lebih terperinci

Buku Petunjuk Nokia Wireless Plug-in Car Handsfree (HF-6W) Edisi 1 ID

Buku Petunjuk Nokia Wireless Plug-in Car Handsfree (HF-6W) Edisi 1 ID 9239331_HF6W_2_id.fm Page 1 Thursday, April 28, 2005 9:41 AM Buku Petunjuk Nokia Wireless Plug-in Car Handsfree (HF-6W) Edisi 1 ID 9239331_HF6W_2_id.fm Page 2 Thursday, April 28, 2005 9:41 AM PERNYATAAN

Lebih terperinci

PENCEGAHAN KEBAKARAN. Pencegahan Kebakaran dilakukan melalui upaya dalam mendesain gedung dan upaya Desain untuk pencegahan Kebakaran.

PENCEGAHAN KEBAKARAN. Pencegahan Kebakaran dilakukan melalui upaya dalam mendesain gedung dan upaya Desain untuk pencegahan Kebakaran. LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG KETENTUAN DESAIN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN DAN LEDAKAN INTERNAL PADA REAKTOR DAYA PENCEGAHAN KEBAKARAN Pencegahan Kebakaran

Lebih terperinci

BAB III PROSES PEMBAKARAN

BAB III PROSES PEMBAKARAN 37 BAB III PROSES PEMBAKARAN Dalam pengoperasian boiler, prestasi yang diharapkan adalah efesiensi boiler tersebut yang dinyatakan dengan perbandingan antara kalor yang diterima air / uap air terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia industri dewasa ini mengalami perkembangan pesat. akhirnya akan mengakibatkan bertambahnya persaingan khususnya

BAB I PENDAHULUAN. Dunia industri dewasa ini mengalami perkembangan pesat. akhirnya akan mengakibatkan bertambahnya persaingan khususnya BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Dunia industri dewasa ini mengalami perkembangan pesat. Perkembangan itu ditandai dengan berkembangnya ilmu dan teknologi yang akhirnya akan mengakibatkan

Lebih terperinci

PENGHEMATAN ENERGI PADA SISTEM BOILER

PENGHEMATAN ENERGI PADA SISTEM BOILER PENGHEMATAN ENERGI PADA SISTEM BOILER Oleh : Sonden Winarto ABSTRAK Uap digunakan sebagai media pembawa energi pada pusat pembangkit daya maupun untuk keperluan pemanasan di industri merupakan alasan utama

Lebih terperinci

PENCEGAHAN KERAK DAN KOROSI PADA AIR ISIAN KETEL UAP. Rusnoto. Abstrak

PENCEGAHAN KERAK DAN KOROSI PADA AIR ISIAN KETEL UAP. Rusnoto. Abstrak PENCEGAHAN KERAK DAN KOROSI PADA AIR ISIAN KETEL UAP Rusnoto Abstrak Ketel uap adalah suatu pesawat yang fungsinya mengubah air menjadi uap dengan proses pemanasan melalui pembakaran bahan bakar di dalam

Lebih terperinci

PENANGGULANGAN KONTAMINASI DAN DEGRADASI MINYAK PELUMAS PADA MESIN ABSTRAK

PENANGGULANGAN KONTAMINASI DAN DEGRADASI MINYAK PELUMAS PADA MESIN ABSTRAK PENANGGULANGAN KONTAMINASI DAN DEGRADASI MINYAK PELUMAS PADA MESIN Sailon Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya Jl.Srijaya Negara Bukit Besar Palembang 30139 Telp: 0711-353414, Fax: 0711-453211

Lebih terperinci

RESUME PENGAWASAN K3 PESAWAT UAP DAN BEJANA TEKAN

RESUME PENGAWASAN K3 PESAWAT UAP DAN BEJANA TEKAN RESUME PENGAWASAN K3 PESAWAT UAP DAN BEJANA TEKAN MATA KULIAH: STANDAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Ditulis oleh: Yudy Surya Irawan Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER Di susun oleh : Cahya Hurip B.W 11504244016 Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta 2012 Dasar

Lebih terperinci

PETUNJUK PENGOPERASIAN

PETUNJUK PENGOPERASIAN PETUNJUK PENGOPERASIAN UNIT PENGOLAHAN LIMBAH CHEMICAL WASTEWATER TREATMENT (CWWTP) FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI PROYEK PENGEMBANGAN UNIVERSITAS GADJAH MADA OECF LOAN IP - 494 PT. BESTINDO PUTRA MANDIRI 2003

Lebih terperinci

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON Air merupakan salah satu bahan pokok dalam proses pembuatan beton, peranan air sebagai bahan untuk membuat beton dapat menentukan mutu campuran beton. 4.1 Persyaratan

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Bagian-bagian Boiler

Gambar 2.1 Bagian-bagian Boiler BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ketel Uap Dalam Undang-undang (stoom ordonnantie) verordening stoom ordonnantie 1930 yang dimaksud dengan pesawat uap ialah ketel uap dan alat-alat lainnya yang dengan peraturan

Lebih terperinci

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). Pertemuan ke Capaian Pembelajaran Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu) Teks Presentasi Media Ajar Gambar Audio/Video Soal-tugas Web Metode Evaluasi

Lebih terperinci

BOILER / KETEL UAP. 1. Pengertian Ketel Uap

BOILER / KETEL UAP. 1. Pengertian Ketel Uap BOILER / KETEL UAP 1. Pengertian Ketel Uap Ketel uap merupakan gabungan yang kompleks dari pipa-pipa penguapan (evaporator), pemanas lanjut (superheater), pemanas air (ekonomiser) dan pemanas udara (air

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN FABRIKASI

BAB III DESAIN DAN FABRIKASI BAB III DESAIN DAN FABRIKASI III. 1 DESAIN Objektifitas dari perancangan ini adalah: 1) modifikasi sistim feeding bahan bakar yang lebih optimal. Sebelumnya, setiap kali penambahan bahan bakar solid (batubara),

Lebih terperinci

Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 4 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SISTEM IPAL DOMESTIK

Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 4 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SISTEM IPAL DOMESTIK BAB 4 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SISTEM IPAL DOMESTIK 29 4.1 Prosedur Start-Up IPAL Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC Start-up IPAL dilakukan pada saat IPAL baru selesai dibangun atau pada saat

Lebih terperinci

Ash/sisa abu yang menempel pada permukaan pipa pipa boiler di bagian evaporator.

Ash/sisa abu yang menempel pada permukaan pipa pipa boiler di bagian evaporator. Ash/sisa abu yang menempel pada permukaan pipa pipa boiler di bagian evaporator. Komponen Utama Sootblower Tipe Fixed Rotary Motor Elektrik Berfungsi untuk menggerakkan gear yang terhubung dengan lance

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Boiler merupakan suatu peralatan yang digunakan untuk menghasilkan steam (uap) dalam berbagai keperluan. Boiler juga bisa disebut mesin konversi energi yang mengubah

Lebih terperinci

2. STIRRED TANK REAKTOR (REAKSI TANGKI BERPENGADUK) Cara mengoperasikan : 1. Masukkan bahan yang akan diproses kedalam reactor. 2.

2. STIRRED TANK REAKTOR (REAKSI TANGKI BERPENGADUK) Cara mengoperasikan : 1. Masukkan bahan yang akan diproses kedalam reactor. 2. PILOT PLANT 1. LEACHING Cara Mengoperasikan : 1. Memasukkan padatan yang akan di ekstrak ke dalam kantung, dan tempatkan dalam basket yang terletak di bagian atas. 2. Tutup kembali basket ( kencangkan

Lebih terperinci

BAB III TEORI DASAR KONDENSOR

BAB III TEORI DASAR KONDENSOR BAB III TEORI DASAR KONDENSOR 3.1. Kondensor PT. Krakatau Daya Listrik merupakan salah satu anak perusahaan dari PT. Krakatau Steel yang berfungsi sebagai penyuplai aliran listrik bagi PT. Krakatau Steel

Lebih terperinci