BAB II TINJAUAN PUSTAKA. : 25 ton (10 2,5 ton TBS)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. : 25 ton (10 2,5 ton TBS)"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 STATION STERILIZER Stasiun Strilizer adalah stasiun untuk merebus Tandan Buah Segar (TBS) yang akan diproses untuk mendapatkan minyak sawit. Peralatan yang utama pada stasiun ini adalah Ketel rebusan TBS. Disamping itu juga peralatan Bantu, untuk membantu proses perebusan TBS dan peralatan kontrol untuk mengontrol jalannya proses agar selama proses berlangsung dengan baik (sempurna). Adapun peralatan Sterilizer di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dapat dituliskan data teknisnya sebagai berikut : Bentuk/model : Silinder memanjang horizontal Diameter Silinder bagian dalam : mm (210 cm) Panjang Sterilizer : cm Kapasitas : 25 ton (10 2,5 ton TBS) Tekanan kerja : 2,5 s/d 3 kg/cm Temperatur uap : 125 C C Waktu perebusan : menit 2 Peralatan Sterilizer ini dilengkapi dengan : 1. Panel Sterilizer Untuk pengoperasian, pengontrolan dan pemograman Sterilizer. Pengoperasian dimaksudkan untuk menjalankan/pengoperasian Sterilizer sesuai dengan step-step yang ada selama proses berlangsung. Pengontrolan, untuk mengetahui unjuk kerja peralatan dapat bekerja sesuai dengan system yang diprogram atau tidak dengan cara melihat indicator baik berupa lampu atau grafik. Pemograman, untuk menentukan lamanya (waktu yang digunakan) proses untuk setiap stepnya. Pemograman ini didasarkan dengan mutu TBS yang akan direbus.

2 2. Peralatan Kontrol Peralatan ini dipasangkan untuk tujuan pengontrolan kerja system macam-macam antara lain : Inlet Valve Untuk pengontrolan/pengaturan masuknya uap ruang Sterilizer. Exhaust Valve Untuk pengaturan keluaran steam dari ruang Sterilizer Daerate Valve Untuk pengaturan keluaran kondensat dan ruang Sterilizer Safety Device Untuk mengontrol posisi pintu Sterilizer pada saat tertutup Manometer untuk mengontrol terhadap tekanan didalam ruang Sterilizer Kontrol uap pada saat akan membuka pintu Sterilizer 3. Pintu Sterilizer, Packing dan Pengguna Pada Pintu Sterilizer dilengkapi dengan packing dan pengunci pada saat menutup ruang Sterilizer. Pintu untuk jalan masuk dan keluarnya Lori yang berisi TBS kedalam/keluar Sterilizer Packing untuk menutup celah-celah pada sambungan body Sterilizer dengan pintunya pada saat tertutup agar rapat tidak terjadi kebocoran uap lewat pintu (sambungan) Pengunci untuk mengunci pintu pada keadaan tertutup selama proses perebusan berlangsung 4. Linier Plate (Plate Aus) Plate aus ini dipasang pada sisi bawah dan dinding Sterilizer bagian dalam. Fungsinya untuk melindungi sebagian shell (dinding) dan Sterlizer terhadap aktivitas zat asam tersebut menyebabkan dinding Sterilizer cepat korosi. Plate ini dapat dilakukan penggantian apabila rusak, bocor (habis). 5. Onfice Plate Onfice plate (plate onfice) ini dipasang pada bahagian atas dari dinding Sterilizer. Bentuknya segi empat memanjang dengan lubang-lubang kecil berbentuk lingkaran

3 pada sisi bawah onfice plate dan lubang berbentuk segi empat (persegi panjang) pada sisi kanan kiri dari onfice plate. Fungsi onfice plate untuk mengatur penyebaran uap agar dapat merata kesuluruh permukaan dari TBS. 6. Roller (Batang Silinder Pejal) Roller ini dipasang bebas dibawah kaki Sterilizer dan diatas landasan (pondasi). Bentuk Roller adalah batang baja silinder pejal dan panjang. Fungsi dari Roller adalah untuk mengimbangi proses ekspansi pada stemiuser agar konstruksi Sterilizer stabil dan proses ekspansi dapat berjalan sempurna. Proses ekspansi ini timbul karena pemanasan di dalam ruang Sterilizer. Bahan yang kena panas akan mengalami muai panjang dan penyusutan pada saat kembali menuju keadaan (dingin). Disamping itu karena ruang Sterilizer keadaannya tertutup rapat, maka mungkin terjadi pula muai ruang, sehingga konstruksi Sterilizer akan terangkat (mengembang) karena hal tersebut maka Roll ini dipasang bebas diantara Sterilizer dan landasan (pondasi). 7. Pompa kompresor Pompa kompresor ini digunakan untuk proses-proses Sterilizer dan mengendalikan proses kerja panel Sterilizer. Kompresor dijalankan secara otomatik dengan sebuah relay yang dikontrol berdasarkan tekanan. Apabila tekanan udara didalam silinder kompresor kurang dari 6 kg/cm 2, maka relay ON, arus masuk dan motor beroperasi menggerakkan torak, sehingga tekanan naik (dalam silinder tangki) mencapai 8 kg/cm 2, maka relay OFF dan motor mati. 8. Saluran kontrol kebocoran Saluran ini dimasukkan untuk mengetahui adanya kebocoran/kerusakan (aus) dan plate aus didalam ruang Sterilizer. Bocoran ini ditandai dengan adanya kondensate keluar Sterilizer lewat saluran kontrol kebocoran. 9. Peredam Suara Alat ini dignakan untuk mengurangi suara (meredam) pada saat pembuangan uap (steam ke udara). Agar tidak terlalau berisi/keras suaranya. 10. Blow Down Chamber

4 Alat ini untuk memisahkan campuran uap dan air (kondensate) yang keluar dari Sterilizer. Uapnya dibuang keudara dan air kondensasinya dialirkan ke recovery tank. 2.2 FUNGSI STERILIZER Pada dasarnya, keberhasilan dalam proses perebusan ini akan mendukung kemudahan-kemudahan dalam proses selanjutnya, baik di stasiun Thressing, Press, Digester dan lain-lain. Adapun fungsi dari Sterilizer adalah untuk melakukan proses Sterilisasi buah TBS sebelum di proses menjadi minyak. Proses sterilisasi TBS bertujuan diantaranya untuk : Menghentikan Aktivitas Enzim Bauh yang dipanen mengandung enzim upase oksidase yang tetap bekerja di dalam buah sebelum enzim tersebut dihentikan. Enzim Lipase bertindak sebagai katalisator dalam pembentukan asam lemak bebas (ALB) sedangkan enzim oksidasi berperan dalam pembentukan peroksida yang kemudian berubah menjadi gugus aldehide dan kation. Senyawa tersebut bila teroksidasi akan terbentuk asam lemak bebas. Jadi asam lemak bebas yang terdapat dalam minyak sawit merupakan hasil kerja enzim lipase dan oksidase. Aktifitas enzim semakin tinggi apabila buah TBS mengalami kememaran (luka). Enzim umumnya tidak aktif lagi bila dipanaskan sampai suhu >50 0 C. Maka perebusan dengan suhu >120 0 C sekaligus menghentikan kegiatan enzim Melepaskan Buah dari Tandannya Minyak dari inti sawit terdapat dalam buah, maka untuk mempermudah prosesnya ekstraksi minyak, buah perlu dipisahkan dari tandannya. Pelepasan buah dan Spikht karena adanya hidrolisa pectin yang terjadi dipangkal buah. Jadi Hidrolisa pectin ini telah terjadi secara alam dilapangan yang menyebabkan buah membrondol. Hidrolisa pectin dapat terjadi pula didalam ketel rebusan, dengan adanya reaksi yang dipercepat oleh pemanasan. Panas dan uap didalam ketel akan meresap ke dalam buah karena adanya tekanan Hidrolisa pectin dalam tangkai tidak seluruhnya menyebabkan pelepasan buah, oleh karena itu perlu dilakukan proses perontokan buah didalam mesin Tressing.

5 2.2.3 Menurunkan Kadar Air Proses Sterilisasi buah dpat menyebabkan penurunan kadar air buah dan inti, yaitu dengan cara penguapan baik dari dalam saat direbus maupun saat sebelum dimasukkan ke Tressing. Interaksi penurunan kadar air dan panas dalam buah akan menyebabkan minyak sawitdari antara sell dapat bersatu dan mempunyai viskositas yang rendah sehingga mudah dikeluarkan dalam proses pengempaan (proses ekstraksi minyak) Melunakkan Buah Sawit Pericarp (kulit buah) yang mendapatkan perlakuan panas dan tekanan akan menunjukkan sifat, serat yang mudah lepas antara serat yang satu dengan yang lain. Hal ini akan mempermudah proses didalam Digester dan Depericarper/Polishing. Karena adanya panas dan tekanan tersebut maka air yang terkandung dalam inti akan menguap lewat mata biji sehingga proses pemecahan biji lebih mudah (dalam Rippel Mill). 2.3 JENIS STERILIZER Pengelompokkan jenis Sterilizer ini didasarkan menurut system dan perebusannya. Pemilihan system perebusan selalu dengan kemempuan Boiler memproduksi uap, untuk sasaran bahwa tujuan perebusan dapat tercapai. Berdasarkan system perebusan tersebut, Sterilizer dapat dikelompokkan kedalam 3 jenis yaitu : Single peak, Double peak dan Tripple peak Sterilizer Single peak Yaitu Sterilizer dengan proses perebusan yang hanya satu tahap proses perebusan. Uap masuk sesuai dengan waktu yang ditentukan, sampai mencapai tekanan konstannya dan kemudian turun, pembuangan uap dari ruang perebusan. Tekanan uap (kg/cm 2 ) Waktu (dt)

6 Sistem Perebusan Single Peak (SPSP) Sterilizer Double Peak Yaitu Sterilizer dengan system perebusan dua tahap pemasukan uap dan tahap pembuangan kondensat (uap air) dapat digambarkan sebagai berikut. Tekanan uap (kg/cm 2 ) Waktu (dt) Sistem perebusan Double Peak (SPDP) Sterilizer Triple Peak Yaitu Sterilizer dengan tiga tahap perebusan/pemasukan uap ke dalam ruang Sterilizer sebanyak 3 kali (tiga tahap). Dapat dibedakan dalam 3 bentuk siklus yakni : Sistem perebusan Triple Peak (SPTP) Sistem perebusan Tripple Peak Datar (SPTPD) Sistem perebusan Tripple Peak bertahap (SPTPB) Sistem perebusan triple peak ini banyak digunakan, karena disamping adanya tindakan fisika juga dapat terjadi proses mekanik, yaitu adanya goncangan yang disebabkan oleh perubahan tekananyang cepat. Keberhasilan system perebusan triple peak ini dipengaruhi oleh Kapasitas Ketel rebusan Bahan Baku Lamanya Perebusan.

7 Tekanan uap (kg/cm 2 ) Waktu (dt) Sistem Perebusan Tripple Peak (SPTP) Tekanan uap (kg/cm 2 ) Waktu (dt) Sistem Perebusan Tripple Peak bertahap (SPTPB) Dari uraian diatas, terlihat bahwa system perebusan Sterilizer PKS adalah system perebusan triple peak (SPTP). Dimana di PKS untuk satu cycle penuh terbagi dalam 9 step. 2.4 Operasi Sterilizer Programer Berdasarkan system perebusannya Sterlizer di PKS yang sering digunakan Tripple Peak. Untuk mengoperasikan dpat dilakukan dengan cara manual dan cara automatic. Dari mulai perebusan sampai selesai mengalami tiga tahapan perebusan yang terbagi dalam satu step (tahap), dimana waktu yang diperlukan untuk masing-masing step dapat diprogram sebelumnya sesuai kondisi (mutu) TBS operasi Sterilizer programmer dapat diuraikan sebagai berikut :

8 Inlet Valve Exchaus Valve Door switch Condensate /Dearation valve Step Of Sterilizer Cycle 3 Steam Pressure In kg/cm STEPS Timer at each step indicates time in minutes

9 Run/IP Cycle compote Power on Door shut Inlet Valve on Exhaust Valve on Condensat valve on Riset Emergency stop Stop Manual Inlet Manual Exhaust Manual Condensat OFF OFF ON AUTO MAN Sebelum kita menjalankan/mengoperasikan Sterilizer langkah persiapan yang dilakukan adalah memasukkan Lori-lori TBS kedalam Sterilizer kemudian penutupan pintu Sterilizer dengan pelaksanaannya sebagai berikut: a. Persiapan Operasi Sterilizer 1.Pintu Sterilizer dalam keadaan terbuka,power kita ON kan, kompressor kita start ± 2 menit baru kemudian power pada panel Sterilizer kita hidupkan dengan cara memutar regulator power keposisi ON pada keadaan ini lampu Door Swite menyala. 2.Lori yang telah berisi TBS kita masukkan kedalam ruang Sterilizer sebanyak 10 Lori, kemudian pintu ditutup rapat. 3.Cara kita menutup pintu Sterilizer Tekan kunci pengikat (tuas pengunci) kebawah, maka pengunci pintu akan berputar keatas dan berhenti bila riing pengunci sudah sejajar dengan riing pintu (berhimpit).

10 Bersamaan dengan itu 100 step savity device turun kebawah secara gravity menahan riing pengunci supaya tidak terbuka. Gerakan tuas (handle lever) ke samping dinding Sterilizer melintang di bawah thoust plate sehingga steam device dalam keadaan bebas. Tutup steam injector device sehingga riing pengunci sudah tidak dapat digerakkan lagi. Kita check kembali apakah posisi pintu telah terkunci dengan benar. 4. Kemudian kita pasangkan kertas grafik penunjuk tekanan dan suhu steam pada panel dan mengatur posisi jarum pada kedudukan skala nol. b. Pengoperasiaan Programer Sterilizer 1. Kita set terlebih dahulu waktu yang diperlukan untuk masing-masing step disesuaikan dengan kondisi mutu TBS yang kita rebus. 2. Setelah semua dalam keadaan siap maka program kita jalankan dengan memutar regulator operasi automatik baru kita start dengan menekan tombol Run/LP Wait pada panel. 3. Program akan bekerja secara automatik dari step sampai sebagai berikut : Step Pertama/Pembuangan Udara Pada tahap ini merupakan tahap pembuangan udara dingin yang terdapat didalam ruang Sterilizer. Berlangsung 5 menit Inlet valve terbuka, condensat/daeration valve terbuka dan exchaust valve tertutup. Apablia udara dingin tidak dibuang maka akan terjadi campuran antara udara dingin dan steam sehingga akan mengakibatkan temperatur steam turun dan timbul kondensasi yang banyak maka TBS akan menjadi basah sehingga waktu perebusan semakin bertambah dan pemanasan uap menjadi tidak efektif. Tekanan didalam ruang Sterilizer 0,7 kg/cm 2. Step Kedua/Pengisian Steam Pertama Inlet valve tetap terbuka, exhaust valve dan condensat/daeration valve tertutup. Berlangsung selama 10 menit, tekanan 0,7-22 kg/cm 2 karena exchaust valve dan

11 condensat valve tertutup maka kondensat yang timbul tertampung dibagian bawah Sterilizer dan tekanan uap semakin bertambah 0,7-22 kg/cm 2. Step Ketiga/Pembuangan Kondensat Pertama Inlet valve dan exchaust valve tertutup sedangkan condensat/daeration valve terbuka. Proses ini berlangsung selama 5 menit, tekanan turun dari 2,2 kg/cm 2 menjadi 0,25 kg/cm 2. Tahap ini bertujuan untuk membuang kondensat yang terjadi selama berlangsungnya step kedua. Step Keempat/Pengisian Steam Kedua Inlet valve terbuka, exhaust valve tetap terbuka dan condensat/daeration valve tertutup. Proses ini berlangsung selama 12 menit, tekanan steam didalam Sterilizer naik dari 0,25-25 kg/cm 2. Adapun penurunan pada step ketiga maka suhu uap turun sehingga timbul rongga diantara buah pada tandanan. Dengan pemasukan steam dapat menembus ke bagian tengah tandan akibatnya buah yang berada dibagian tengah ini bias mendapatkan pemanasan dari steam. Step Kelima/Pembuangan Kondensat Kedua Inlet valve, exhaust valve tertutup dan condensat/daeration valve terbuka. Proses ini berlangsung selama 5 menit, tekanan steam didalam ruang Sterilizer turun dari 2,5 kg/cm 2 menjadi tekanan 0,5 kg/cm 2. Tujuan tahap ini adalah untuk membuang kondensat yang terjadi selama step keempat dan untuk memberi kesempatan TBS yang memuai (mengembang) akibat perebusan mengalami penyusutan dengan adanya penurunan tekanan (penurunan temperatur) Pada tahap ini akan terjadi ruang sela diantara TBS yang menyusut tersebut sehingga uap diharapkan lebih mudah untuk melakukan pemanasan TBS dibagian paling dalam dan tandan Step Keenam/Pengisian Steam Ketiga Inlet valve terbuka, exhaust valve dan condensat/daeration valve tertutup. Proses ini berlangsung selama 12 menit, tekanan uap di dalam ruang sterilizer naik dari 0,5 kg/cm 2 menjadi 2,8 kg/cm 2.

12 Tujuan tahap ini adalah untuk proses pemanasan/perebusan TBS yang berada di bagian dalam dari tandan agar kadar air turun. Pada step kelima, timbul lubang (sela-sela) antara TBS, maka steam yang dialirkan masuk keruang Sterilizer akan memanasi TBS yang terdapat dibagian dalam dari tandan. Step Ketujuh/Pemasakan Perebusan TBS Inlet valve terbuka, exhaust valve dan condensat/daeration valve tertutup. Proses ini berlangsung 30 menit, tekanan berkisar antara 2,8 kg/cm 2. Tujuan tahap ini adalah agar proses masaknya TBS didalam Sterilizer benar-benar sempurna, yakni bagian luar, daging dan cangkang/inti dari buah bias mendapatkan panas secara uniform. Pada proses ini perebusan sebelumnya diharapkan sudah ada TBS yang matang sempurna. Namun untuk meyakinkan dilakukan proses perebusan yang waktunya relatif lama (30 menit) dibandingkan waktu untuk step yang lain dan berlangsung pada tekanan maksimal (konstan). Pada tahap ketujuh ini terjadi proses pembuangan kondensat selama 1 menit. Hal ini dikarenakan TBS sudah dua kali mengalami pemanasan (perebusan) distep kedua, keempat dan keenam sehingga total kondensat yang terjadi pada step ketujuh tidak terlalu banyak, maka waktu buangannya singkat. Step Kedelapan/Pembuangan Kondensat Terakhir Inlet valve tertutup, exhaust valve tertutup dan condensat/daeration valve terbuka. Proses ini berlangsung selama 3 menit, tekanan steam turun dari 2,8 kg/cm 2 menjadi 1,7 kg/cm 2. Tujuan untuk membuang kondensat yang masih terjadi pada proses ditahap/step ketujuh dan sekaligus membuang kondensat yang ada didalam ruang Sterilizer. Step Kesembilan/Pembuangan Steam Inlet valve tertutup, exhaust valve dan condensat/daeration valve terbuka. Proses ini berlangsung selama 2 menit, tekanan uap beranggusr turun dari 1,7 kg/cm 2.

13 Tujuan tahap ini adalah untuk pembuangan uap dan penurunan tekanan agar pada waktu pembukaan pintu untuk mengeluarkan Lori tidak terjadi pancaran steam lewat pintu Sterilizer. 4. Setelah siklus/step perebusan selesai, mka sirine dan lampu cycle comple pada panel akan menyala, hal ini menandakan bahwa proses perebusan telah komplet dari Lori TBS dapat dikeluarkan untuk dilakukan proses selanjutnya. 5. Membuka pintu Sterilizer, dengan cara sebagai berikut : Bila tekanan telah turun sampai nol maka Steam enjector device dibuka dengan menggerakkan tuasnya ke atas tanpa menyentuh two step safety catch lever. Angkat lever handle keatas dan luas pengunci digerakkan keatas secara terus menerus sampai riing pengunci terlepas kebawah dan terhenti pada posisi semula. Two step safety divice dinaikkan keatas bahu riing kemudian jepitan dilepas dengan menggerakkan tuas pengunci (main lever) dan pintu terbuka. Pintu jangan dibuka bila masih ada enjecting steam pada safety device ini akan berbahaya. 2.5 OPERASI PROSEDUR PEMBUANGAN TEKANAN STEAM Prosedur Pembuangan Udara Tahap ini berlangsung pada awal dari proses perebusan (step pertama) Cara operasinya adalah sebagai berikut : Inlet valve terbuka, aliran steam masuk keruang Serelizer, dimana masih terdapat udara dingin. Karena berat jenis udara dingin lebih berat dibandingkan uap kering maka udara tersebut berada dibagian bawah dari sterilizer. Sementara itu condensat valve dalam keadaan terbuka, karena uap yang dialirkan kedalam ruang Sterelizer adalah uap yang bertekanan maka adanya tekanan uap tersebut udara dingin terdorong keluar ruang Sterilizer melalui pipa condensat.

14 Proses pembuangan ini jangan terlalu lama sehingga tidak banyak steam yang ikut terbuang. Mekanisme Pembukaan Valve pada Inlet Steam Pembukaan valve dilakukan secara automatik yang sesuai dengan program pada panel. Kontrol pembukaan dan penutupan valve ini digunakan peralatan pneumatic yang kerjanya berdasarkan perbedaan tekanan. Pada saat awal inlet valve pada posisi tertutup. Peralatan kontrol peunmatic tersebut dialiri udara yang bertekanan dari kompressor yang dimonitor didalam panel. Sedemikian rupa sehingga tekanan didalam tabung as dan valve. As dan valve akan berputar sebesar 90 0 maka kedudukan valve akan sejajar dengan dinding pipa inlet sehingga aliran terbuka dan steam dapat mengalir masuk. Untuk mempertahankan posisi ini maka tekanan pada tabung diafragma tetap dipertahankan agar diafragma tetap mengembang. Mekanisme Pembukaan Valve pada Condensat/Daeration Valve Pada saat awal kondensat valve dalam keadaan tertutup. Posisi ini dipertahankan adanya udara didalam tabung diafragma sehingga diafragma tetap dalam keadaan mengembang. Untuk pembukaan valve, udara yang bertekanan didalam ruang Seterilizer lebih besar maka valve akan tertekan dan berputar Diafragma akan terdorong batang penghubung, juga terhisap udara didalam tabung akibat kevacuman tersebut sedemikian rupa sehingga katup pada pipa kondensat terbuka Prosedur Pembuangan Kondensat Tahap ini dimaksudkan untuk membuang steam yang telah menjadi kondensat agar tidak terjadi genangan kondensat didalam ruang sterilizer. Air yang terdapat di sterilizer ini akan mengasobasi panas yang diberikan oleh uap sehingga akan menurunkan temperatur perebusan. Selama proses perebusan jumlah kondensat yang terjadi tidak diimbangi spin (pengeluaran air kondensat) akan memperlambat usaha mencapai tekanan puncak. Dengan adanya pembuangan kondensat ini akan terjadi penurunan tekanan kerja Sterilizer dan pada saat pemasukan steam terjadi kenaikan tekanan kerja

15 Sterilizer. Proses penurunan ini untuk memberikan kejutan-kejutan pada saat inlet steam sehingga TBS mudah membrondol Prosedur Pembuangan Uap Tahapan pembuangan uap terjadi pada step kesembilan dari system perebusan. Disamping pada saat pembuangan kondensat mungkin ada sebagian uap yang terbawa keluar bersama kondensat. Proses pembuangan uap ini terjadi berdasarkan perbedaan tekanan antara tekanan didalam Sterilizer dengan tekanan udara luar. Pada step ketujuh tekanan kerja diruang Sterilizer berkisar 2,8 kg/cm 2 sedangkan tekanan udara luar kg/cm 2, sehingga timbul aliran uap dari dalam ruang Sterilizer ke udara. Akibat aliran tersebut maka tekanan didalam Sterilizer turun sampai mendekati sama dengan tekanan udara luar. Akan tetapi gas yang berada didalam ruang Sterilizer berupa uap kering yang mempunyai berat jenis yang lebih ringan dibandingkan dengan udara maka uap tersebut tetap keluar lewat cerobong sampai uap didalam Sterilizer habis. Pembuangan uap ini dimasudkan untuk menurunkan tekanan uap sehingga tidak terjadi semburan sewaktu pembukaan pintu Sterilizer. Pada akhir perebusan system triple peak pembuangan uap bersama dengan pembuangan air kondensat, dimana kondensat dibuang terlebih dahulu sehingga buah yang direbus kering dan mudah untuk dirontokkan pada proses distasiun Thressing. 2.6 PERAWATAN DAN PEMBERSIHAN Perawatan Sterilizer Macam perawatan pada Sterilizer antara lain : 1. Checking dan penggantian packing pintu (door packing) Apabila packing pintu rusak tidak segera diganti akan menimbulkan kerugiankerugian misalnya : Pemakaian uap yang boros, karena tekanan dalam ketel lambat kenaikannya, sehingga proses perebusannya membutuhkan waktu yang lama.

16 Material pada bibir dan pintu lama-kelamaan jadi aus, akibat dari singgungan/gesekan yang bertekanan tinggi. Membahayakan lingkungan kerja dan keselamatan kerja. 2. Pemeriksaan adanya kebocoran-kebocoran las-lasan pada plat aus (sambungan las antara plat ketel dengan plat aus). Pengecekannya dapat dilakukan dengan pemompaan air dengan memakai pompa tangan keruang antar plat aus dengan plat badan ketel. Jika terjadi kebocoran pada las-lasan maka yang bocor tersebut dilas dengan setelah bekas las yang lama dibuka dengan cara digrinda/dipahat terlebih dahulu. 3. Pemeriksaan dan penguatan Bolt dan Nut dari pintu ketel. 4. Penguatan mur-mur pondasi, kemungkinan renggang akibat expansi ketel. 5. Pemeriksaan sambungan-sambungan pipa pada exhaust valve, inlet valve, Pipa kondensat. 6. Checking dan penggantian packing, membran (diafragma) pada peralatan kontrol dan checking katup-katup (valve) kemungkinan aus atau bocor. 7. Pemeriksaan alat-alat ukur antara lain : thermometer, pressure gauge, combined pressure/temperature recording. 8. Control/checking system kerja panel, kompressor dan lain-lain. 9. Pemeriksaan alat-alat pengaman, safety valve, expansion joint, blow over valve dan lain-lain. 10. Checing keadaan rel didalam ruang Sterilizer kemungkinan pecah atau retak laslasan. 11. Pelumasan bearing/roll dan gigi-gigi pada pengunci pintu dan ring pintu Pembersihan Sterilizer Pembersihan yang perlu dilaksanakan antara lain 1. Pembersihan akibat korosi air kondensat pada plat aus, dinding sterilizer, pintu, rell, pipa-pipa dan lain-lain. 2. Pembersihan lubang-lubang keluaran air kondensat yang tumpet akibat berondolan yang jatuh didalam Sterilizer. 3. Pembersihan Blow Down Chamber dan Lumpur (tanah) atau berondolan yang terikut kondensat.

17 4. Pembersihan lantai disekitar pintu sterilizer, akibat adanya tumpukan atau kotoran kondensat agar tidak licin dan keselamatan kerja terjamin. 5. Pembersihan dinding Sterilizer bagian luar tampak bersih. 2.7 Saran-saran 1. Safety divice pintu Sterilizer harus tetap pada posisi sempurna pada saat Sterilizer beroperasi. 2. Katup pengaman harus dapat berfungsi dengan baik, sebab bila tekanan steam melebihi batas maksimum (maks 3 kg/cm 2 ) katup harus dapat bekerja secara automatis. 3. Posisi Lori didalam Sterilizer usahakan tepat dibawah orifice plate, agar distribusi uap sempurna. 4. Perlu penambhan lubang keluaran kondensat, agar pembuangannya lebih cepat dan sedikitnya menanggulangi kemungkinan tumpet. 5. Semua valve harus dapat beroperasi dengan baik, tidak bocor pada saat Sterilizer beroperasi. 6. Perlu diadakan analisis pada kondensat untuk bias menentukan lamanya proses perebusan yang sesuai dengan keadaan mutu buah. Kandungan minyak dalam kondensat pada keadaan kosong (on dry matter ± 15%). Bila lebih kecil dari 15%, ada beberapa yang perlu diperhatikan: Mungkin TBS banyak yang mentah atau waktu perebusannya kurang. Untuk buah dalam keadaan normal (masak) berarti perebusannya telah selesai. 7. Penyusutan berat TBS setelah proses sterilizer ± 14,29%, jika lebih berarti kalau kering mungkin suhu uap terlalu tinggi atau perebusan terlalu lama banyak minyak yang terbuang dalam kondensat. 8. Perlu sekali pengontrolan suhu uap Selama sterilisasi beroperasi supaya dapat dibandingkan pengaruh suhu dan tekanan kerja dari Sterilizer, sehingga selama ini yang dipantau dalam grafik recorder hanya bertekenan steam. 9. Perhitungan sequencing time sbb : Example :

18 Cage weight = 3,7 Tons No. of Cages/Sterilizer = 7 units Sequencing Time = Cage weight x No.of cage/sterilizer x 60 minutes MillThroughput = 3,7 tons x 7units x 60min 60ton/time = 25,9 minutes 10. Waktu buka pintu dan tutup pintu rebusan harus seminimal mungkin. Biasanya dibawah 15 menit. 11. Program pengoperasian Sterilizer harus otomatis atau minimal semi otomatis. 12. Sebelum membuka pintu Sterilizer operator harus memastikan : Kelistrikan panel sudah dimatikan Kondisi tabung Sterilizer sudah tidak bertekanan lagi. Pembacaan Pressure gaige pada angka nol. 13. Sterilizer recorder charts harus dikumpulkan diakhiri Processing dan dianalisa oleh Assisten Processing dan diketahui Factory Manager.

ANALISA KEBUTUHAN UAP PADA STERILIZER PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN LAMA PEREBUSAN 90 MENIT

ANALISA KEBUTUHAN UAP PADA STERILIZER PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN LAMA PEREBUSAN 90 MENIT ANALISA KEBUTUHAN UAP PADA STERILIZER PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN LAMA PEREBUSAN 90 MENIT Tekad Sitepu Staf Pengajar Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Abstrak Sterilizer

Lebih terperinci

II.TINJAUAN PUSTAKA. Proses ini sangat penting karena akan berpengaruh pada proses-proses selanjutnya. Proses

II.TINJAUAN PUSTAKA. Proses ini sangat penting karena akan berpengaruh pada proses-proses selanjutnya. Proses II.TINJAUAN PUSTAKA A. Perebusan Proses pertama yang dilakukan di Pabrik Kelapa Sawit adalah proses perebusan. Proses ini sangat penting karena akan berpengaruh pada proses-proses selanjutnya. Proses perebusan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Proses pengolahan kelapa sawit menjadi crude palm oil (CPO) di PKS,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Proses pengolahan kelapa sawit menjadi crude palm oil (CPO) di PKS, II. TINJAUAN PUSTAKA A. Proses Pengolahan Kelapa Sawit Proses pengolahan kelapa sawit menjadi crude palm oil (CPO) di PKS, terdiri dari beberapa stasiun yang menjadi alur proses dalam pemurnian kelapa

Lebih terperinci

STASIUN REBUSAN (STERILIZER)

STASIUN REBUSAN (STERILIZER) TAIUN REBUAN (TERILIZER) 1 TUJUAN : etelah mempelajari materi tentang stasiun perebusan, peserta akan mampu: Memahami tujuan dan fungsi stasiun Perebusan Memahami tahapan kerja / proses kerja di stasin

Lebih terperinci

1. Bagian Utama Boiler

1. Bagian Utama Boiler 1. Bagian Utama Boiler Boiler atau ketel uap terdiri dari berbagai komponen yang membentuk satu kesatuan sehingga dapat menjalankan operasinya, diantaranya: 1. Furnace Komponen ini merupakan tempat pembakaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengolahan tandan buah segar (TBS) di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dimaksudkan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengolahan tandan buah segar (TBS) di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dimaksudkan untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengolahan tandan buah segar (TBS) di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dimaksudkan untuk memperoleh minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil) dari daging buah dan inti sawit (kernel)

Lebih terperinci

PRA RANCANGAN UNIT STERILIZER PADA PABRIK KELAPA SAWIT UNTUK KAPASITAS PENGOLAHAN 30 TON/JAM

PRA RANCANGAN UNIT STERILIZER PADA PABRIK KELAPA SAWIT UNTUK KAPASITAS PENGOLAHAN 30 TON/JAM PRA RANCANGAN UNIT STERILIZER PADA PABRIK KELAPA SAWIT UNTUK KAPASITAS PENGOLAHAN 30 TON/JAM KARYA AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Sains Terapan O L E H RAHMADSYAH NIM: 005201040

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Digester Digester sering disebut ketel adukan yang terdiri dari bejana yang dilengkapi dengan alat perajang dan pemanas untuk mempersiapkan bahan agar lebih mudah dikempa di screw

Lebih terperinci

BAB III PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN PADA MESIN KOMPRESOR

BAB III PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN PADA MESIN KOMPRESOR BAB III PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN PADA MESIN KOMPRESOR 3.1 Pemeriksaan Pada Operasi Harian Operasional kompresor memerlukan adanya perawatan tiap harinya, perawatan tersebut antara lain: a. Sediakan

Lebih terperinci

BAB II MESIN PENDINGIN. temperaturnya lebih tinggi. Didalan sistem pendinginan dalam menjaga temperatur

BAB II MESIN PENDINGIN. temperaturnya lebih tinggi. Didalan sistem pendinginan dalam menjaga temperatur BAB II MESIN PENDINGIN 2.1. Pengertian Mesin Pendingin Mesin Pendingin adalah suatu peralatan yang digunakan untuk mendinginkan air, atau peralatan yang berfungsi untuk memindahkan panas dari suatu tempat

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PROSES PEMBUANGAN UDARA MELALUI PIPA CONDENSATE PADA STASIUN REBUSAN (STYLIZER) DI PABRIK KELAPA SAWIT

EFEKTIVITAS PROSES PEMBUANGAN UDARA MELALUI PIPA CONDENSATE PADA STASIUN REBUSAN (STYLIZER) DI PABRIK KELAPA SAWIT EFEKTIVITAS PROSES PEMBUANGAN UDARA MELALUI PIPA CONDENSATE PADA STASIUN REBUSAN (STYLIZER) DI PABRIK KELAPA SAWIT Istianto Budhi Rahardja Muhammad Sopyan Abstrak Pabrik pengolahan kelapa sawit dalam memperoleh

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR A. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI CPO. 1 B. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI PKO...6 KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR A. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI CPO. 1 B. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI PKO...6 KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii A. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI CPO. 1 B. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI PKO...6 KESIMPULAN 8 DAFTAR PUSTAKA...9 PROSES PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI CPO

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER Di susun oleh : Cahya Hurip B.W 11504244016 Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta 2012 Dasar

Lebih terperinci

BAB2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB2 TINJAUAN PUSTAKA BAB2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proses Pengolahan Kelapa Sawit Secara umum pengolahan kelapa sawit terbagi menjadi dua hasil akhir, yaitu pengolahan minyak kelapa sawit (CPO) dan pengolahan inti sawit (kernel).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu penghasil minyak. Kebutuhan akan minyak nabati didalam negeri

BAB I PENDAHULUAN. salah satu penghasil minyak. Kebutuhan akan minyak nabati didalam negeri BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Sejalan dengan berkembangnya Ilmu Pengetahuan Teknologi (IPTEK) di Indonesia, sector industri merupakan salah satu usaha yang didukung pemerintah. Sesuai dengan keadaan

Lebih terperinci

VII. FAKTOR-FAKTOR DOMINAN BERPENGARUH TERHADAP MUTU

VII. FAKTOR-FAKTOR DOMINAN BERPENGARUH TERHADAP MUTU VII. FAKTOR-FAKTOR DOMINAN BERPENGARUH TERHADAP MUTU Faktor-faktor dominan yang mempengaruhi mutu komoditas dan produk sawit ditentukan berdasarkan urutan rantai pasok dan produk yang dihasilkan. Faktor-faktor

Lebih terperinci

AC (AIR CONDITIONER)

AC (AIR CONDITIONER) AC (AIR CONDITIONER) AC adalah suatu jenis mesin pendingin yang berfungsi sebagai penyejuk ruangan. Ditinjau dari konstruksi, AC bias dibagi menjadi dua bagian, yakni sisi luar dan sisi dalam. Sisi luar

Lebih terperinci

Komponen mesin pendingin

Komponen mesin pendingin Komponen mesin pendingin Berdasarkan fungsi atau kegunaannya komponen mesin pendingin sistem kompresi dibedakan menjadi 2 bagian yaitu : A. Komponen pokok Yang dimaksud dengan komponen pokok adalah komponen

Lebih terperinci

Prinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG

Prinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG 1. SIKLUS PLTGU 1.1. Siklus PLTG Prinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG Proses yang terjadi pada PLTG adalah sebagai berikut : Pertama, turbin gas berfungsi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Mesin Pendingin Untuk pertama kali siklus refrigerasi dikembangkan oleh N.L.S. Carnot pada tahun 1824. Sebelumnya pada tahun 1823, Cagniard de la Tour (Perancis),

Lebih terperinci

KONVERSI ENERGI PANAS BUMI HASBULLAH, MT

KONVERSI ENERGI PANAS BUMI HASBULLAH, MT KONVERSI ENERGI PANAS BUMI HASBULLAH, MT TEKNIK ELEKTRO FPTK UPI, 2009 POTENSI ENERGI PANAS BUMI Indonesia dilewati 20% panjang dari sabuk api "ring of fire 50.000 MW potensi panas bumi dunia, 27.000 MW

Lebih terperinci

BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR SENTRAL DI PT.PLN APP DURIKOSAMBI

BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR SENTRAL DI PT.PLN APP DURIKOSAMBI BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR SENTRAL DI PT.PLN APP DURIKOSAMBI 4.1 In Service / Visual Inspection 4.1.1 Pengertian Merupakan kegiatan inspeksi atau pengecekan yang dilakukan dengan menggunakan 5 sense (panca

Lebih terperinci

BAB III DASAR TEORI SISTEM PLTU

BAB III DASAR TEORI SISTEM PLTU BAB III DASAR TEORI SISTEM PLTU Sistem pembangkit listrik tenaga uap (Steam Power Plant) memakai siklus Rankine. PLTU Suralaya menggunakan siklus tertutup (closed cycle) dengan dasar siklus rankine dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Visualisasi Proses Pembuatan Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih dahulu harus mengetahui masalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Lebih terperinci

PENGENALAN TEKNIK PENGENDALI ALAT LISTRIK INDUSTRI

PENGENALAN TEKNIK PENGENDALI ALAT LISTRIK INDUSTRI PENGENALAN TEKNIK PENGENDALI ALAT LISTRIK INDUSTRI 1. Saklar magnet (Kontaktor) Kontaktor adalah sejenis saklar atau kontak yang bekerja dengan bantuan daya magnet listrik dan mampu melayani arus beban

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tandan Buah Rebus (TBR) yang keluar dari Sterilizer lalu masuk ke bagian

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tandan Buah Rebus (TBR) yang keluar dari Sterilizer lalu masuk ke bagian II. TINJAUAN PUSTAKA A. Stasiun Kempa Tandan Buah Rebus (TBR) yang keluar dari Sterilizer lalu masuk ke bagian Thresher kemudian terjadi pemisahan antara buah dengan tandan. Buah yang keluar dari Thresher

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) di pabrik bertujuan untuk memperoleh minyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) di pabrik bertujuan untuk memperoleh minyak BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengolahan Hasil Panen Pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) di pabrik bertujuan untuk memperoleh minyak sawit yang berkualitas baik.pada dasarnya ada dua macam hasil olahan utama

Lebih terperinci

Program pemeliharaan. Laporan pemeliharaan

Program pemeliharaan. Laporan pemeliharaan 17 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 PROSES KERJA PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN Berikut diagram alir proses perawatan dan pemeliharaan Jadwal pemeliharaan Program pemeliharaan Pemeliharaan Mingguan

Lebih terperinci

BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR

BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR 3.1 Mesin Perakit Radiator Mesin perakit radiator adalah mesin yang di gunakan untuk merakit radiator, yang terdiri dari tube, fin, end plate, dan side plate.

Lebih terperinci

PERAWATAN DAN PERBAIKAN AC MOBIL

PERAWATAN DAN PERBAIKAN AC MOBIL M O D U L PERAWATAN DAN PERBAIKAN AC MOBIL Oleh: Drs. Ricky Gunawan, MT. Ega T. Berman, S.Pd., M.Eng. BIDANG KEAHLIAN TEKNIK REFRIGERASI DAN TATA UDARA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

2.3.1.PERBAIKAN BAGIAN ATAS MESIN. (TOP OVERHAUL)

2.3.1.PERBAIKAN BAGIAN ATAS MESIN. (TOP OVERHAUL) BAB VII 2.3.1.PERBAIKAN BAGIAN ATAS MESIN. (TOP OVERHAUL) Perbaikan bagian atas adalah yang meliputi bagian. atas dari motor Diesel, yaitu seluruh bagian pada kepala silinder (Cylinder head) atau seluruh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) Dalam proses pembuatan mesin pengupas kulit kentang perlu memperhatikan masalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3). Adapun maksud

Lebih terperinci

AAS ( Atomic Absorption Spektrophotometry) Gambar 1. Alat AAS

AAS ( Atomic Absorption Spektrophotometry) Gambar 1. Alat AAS AAS ( Atomic Absorption Spektrophotometry) Spektrofotometer Serapan Atom (AAS) adalah suatu alat yang digunakan pada metode analisis untuk penentuan unsur-unsur logam dan metaloid yang berdasarkan pada

Lebih terperinci

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II PENDAHULUAN BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Bensin Motor bakar bensin adalah mesin untuk membangkitkan tenaga. Motor bakar bensin berfungsi untuk mengubah energi kimia yang diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. minyak inti kelapa sawit (palm karnel oil) dan bungkil inti kelapa sawit (palm karnel

BAB II LANDASAN TEORI. minyak inti kelapa sawit (palm karnel oil) dan bungkil inti kelapa sawit (palm karnel BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Minyak kelapa sawit Minyak kelapa sawit dapat dihasilkan dari inti kelapa sawit yang dinamakan minyak inti kelapa sawit (palm karnel oil) dan bungkil inti kelapa sawit (palm karnel

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini akan dibahas tentang perancangan dan realisasi sistem yang dibuat. Blok alat yang dirancang ditunjukan oleh Gambar 3.1. Jahe Retort ( Ketel Uap ) Kondensor

Lebih terperinci

BAB III TURBIN UAP PADA PLTU

BAB III TURBIN UAP PADA PLTU BAB III TURBIN UAP PADA PLTU 3.1 Turbin Uap Siklus Renkine setelah diciptakan langsung diterima sebagai standar untuk pembangkit daya yang menggunakan uap (steam ). Siklus Renkine nyata yang digunakan

Lebih terperinci

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut : SISTEM PNEUMATIK SISTEM PNEUMATIK Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan Digester adalah suatu mesin yang digunakan untuk mengaduk atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan Digester adalah suatu mesin yang digunakan untuk mengaduk atau BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Digester Digester berasal dari kata Digest yang berarti aduk, jadi yang dimaksud dengan Digester adalah suatu mesin yang digunakan untuk mengaduk atau melumatkan

Lebih terperinci

BAB IV SISTEM BAHAN BAKAR MESIN DIESEL LOKOMOTIF

BAB IV SISTEM BAHAN BAKAR MESIN DIESEL LOKOMOTIF BAB IV SISTEM BAHAN BAKAR MESIN DIESEL LOKOMOTIF 4.1 Pengetahuan Dasar Tentang Bahan Bakar Bahan bakar adalah suatu pesawat tenaga yang dapat mengubah energi panas menjadi tenaga mekanik dengan jalan pembakaran

Lebih terperinci

UJI GESER LANGSUNG (DIRECT SHEAR TEST) ASTM D

UJI GESER LANGSUNG (DIRECT SHEAR TEST) ASTM D 1. LINGKUP Pedoman ini mencakup metode pengukuran kuat geser tanah menggunakan uji geser langsung UU. Interpretasi kuat geser dengan cara ini bersifat langsung sehingga tidak dibahas secara rinci. 2. DEFINISI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Peroses Pengolahan Di Pabrik Kelapa Sawit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Peroses Pengolahan Di Pabrik Kelapa Sawit BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peroses Pengolahan Di Pabrik Kelapa Sawit Pabrik Kelapa Sawit (PKS) pada umumnya mengolah bahan baku berupa Tandan Buah Segar (TBS) menjadi minyak kelapa sawit Crude Palm Oil

Lebih terperinci

BAB V Aliran bahan bakar II. Pompa bahan bakar BOSCH

BAB V Aliran bahan bakar II. Pompa bahan bakar BOSCH BAB V I. Aliran bahan bakar Bahan bakar yang dipergunakan untuk pembakaran dalam silinder motor dialirkan dari tanki harian bahan bakar yang ditempatkan diatas dari motor tersebut, diteruskan ke feed pump,

Lebih terperinci

SESSION 12 POWER PLANT OPERATION

SESSION 12 POWER PLANT OPERATION SESSION 12 POWER PLANT OPERATION OUTLINE 1. Perencanaan Operasi Pembangkit 2. Manajemen Operasi Pembangkit 3. Tanggung Jawab Operator 4. Proses Operasi Pembangkit 1. PERENCANAAN OPERASI PEMBANGKIT Perkiraan

Lebih terperinci

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump)

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) Diklat Teknis Kedelai Bagi Penyuluh Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Kedelai Pertanian dan BABINSA KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN

Lebih terperinci

OPERASIONAL DAN PERAWATAN MESIN CARTONING C2404 DI PT. KALBE FARMA Tbk

OPERASIONAL DAN PERAWATAN MESIN CARTONING C2404 DI PT. KALBE FARMA Tbk OPERASIONAL DAN PERAWATAN MESIN CARTONING C2404 DI PT. KALBE FARMA Tbk Nama : Rifqi Anggriawan NPM : 26412349 Jurusan : Teknik Mesin Pembimbing : Doddi Yuniardi, ST., MT LATAR BELAKANG MASALAH Mesin Cartoning

Lebih terperinci

MEMBUAT TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS DAN ALAT EVALUASI PEMBELAJARAN JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

MEMBUAT TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS DAN ALAT EVALUASI PEMBELAJARAN JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN MEMBUAT TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS DAN ALAT EVALUASI PEMBELAJARAN diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Media Pembelajaran yang dibimbing oleh Bapak Drs. Ganti Depari, ST.M.Pd Disusun oleh

Lebih terperinci

Gbr. 2.1 Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)

Gbr. 2.1 Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian HRSG HRSG (Heat Recovery Steam Generator) adalah ketel uap atau boiler yang memanfaatkan energi panas sisa gas buang satu unit turbin gas untuk memanaskan air dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. uap dengan kapasitas dan tekanan tertentu dan terjadi pembakaran di

BAB I PENDAHULUAN. uap dengan kapasitas dan tekanan tertentu dan terjadi pembakaran di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Umum Ketel Uap Ketel uap adalah pesawat energi yang mengubah air menjadi uap dengan kapasitas dan tekanan tertentu dan terjadi pembakaran di dapur ketel uap. Komponen-komponen

Lebih terperinci

BAB V MENGENAL KOMPONEN SISTEM PENDINGIN

BAB V MENGENAL KOMPONEN SISTEM PENDINGIN BAB V MENGENAL KOMPONEN SISTEM PENDINGIN Pada bab ini, sistem pendingin dibagi dalam dua kategori yaitu sistem pemipaan dan sistem kelistrikan. Komponen dalam sistem pemipaan terdiri dari; kompresor, kondenser,

Lebih terperinci

BAB IV SISTEM PENGEREMAN LOKOMOTIF

BAB IV SISTEM PENGEREMAN LOKOMOTIF BAB IV SISTEM PENGEREMAN LOKOMOTIF 4.1 Penjelasan Tentang Sistem Pengereman Tipe pengereman lokomotif digunakan pada lokomotif diesel hidrolik dan kereta.serta gerbong. Pada system ini mempunyai beberapa

Lebih terperinci

Gambar struktur fungsi solenoid valve pneumatic

Gambar struktur fungsi solenoid valve pneumatic A. PNEUMATIK 1. Prinsip Kerja Peralatan Pneumatik Prinsip kerja dari solenoid valve/katup (valve) solenoida yaitu katup listrik yang mempunyai koil sebagai penggeraknya dimana ketika koil mendapat supply

Lebih terperinci

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA ANALISA SISTEM KONTROL LEVEL DAN INSTRUMENTASI PADA HIGH PRESSURE HEATER PADA UNIT 1 4 DI PLTU UBP SURALAYA. Disusun Oleh : ANDREAS HAMONANGAN S (10411790) JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA

Lebih terperinci

"CAP COMBI 2600 CL" (10,000 L tangki lumpur L air, total 15,250 L)

CAP COMBI 2600 CL (10,000 L tangki lumpur L air, total 15,250 L) "CAP COMBI 2600 CL" (10,000 L tangki lumpur + 5250 L air, total 15,250 L) Peralatan kombinasi yang diperuntukkan untuk menyedot & membersihkan saluran dan cairan apapun (tidak termasuk limbah berbahaya),

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan untuk mengetahui fenomena yang terjadi pada mesin Otto dengan penggunaan bahan bakar yang ditambahkan aditif dengan variasi komposisi

Lebih terperinci

PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS

PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS 1. Dongkrak Hidrolik Dongkrak hidrolik merupakan salah satu aplikasi sederhana dari Hukum Pascal. Berikut ini prinsip kerja dongkrak hidrolik. Saat pengisap

Lebih terperinci

BAB III TEORI DASAR KONDENSOR

BAB III TEORI DASAR KONDENSOR BAB III TEORI DASAR KONDENSOR 3.1. Kondensor PT. Krakatau Daya Listrik merupakan salah satu anak perusahaan dari PT. Krakatau Steel yang berfungsi sebagai penyuplai aliran listrik bagi PT. Krakatau Steel

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Air Conditioner Air Conditioner (AC) digunakan untuk mengatur temperatur, sirkulasi, kelembaban, dan kebersihan udara didalam ruangan. Selain itu, air conditioner juga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Motor Bakar Motor bakar adalah mesin atau peswat tenaga yang merupakan mesin kalor dengan menggunakan energi thermal dan potensial untuk melakukan kerja mekanik dengan

Lebih terperinci

BAB III 2.1. Prosedur sebelum dan sesudah melakukan "overhaul" Mesin Induk di kapal, ialah: Sebelum overhaul:

BAB III 2.1. Prosedur sebelum dan sesudah melakukan overhaul Mesin Induk di kapal, ialah: Sebelum overhaul: BAB III 2.1. Prosedur sebelum dan sesudah melakukan "overhaul" Mesin Induk di kapal, ialah: Sebelum overhaul: Melapor kepada Nakhoda bahwa Mesin Induk akan diperbaiki dan kapal akan delay untuk jangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu peralatan yang dapat mempermudah pekerjaan teknik pengontrolan besaran.

BAB I PENDAHULUAN. suatu peralatan yang dapat mempermudah pekerjaan teknik pengontrolan besaran. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan kemajuan dan perkembangan teknologi yang semakin pesat, pada saat ini manusia selalu berusaha untuk menemukan atau menciptakan suatu peralatan

Lebih terperinci

Sistem Hidrolik. Trainer Agri Group Tier-2

Sistem Hidrolik. Trainer Agri Group Tier-2 Sistem Hidrolik No HP : 082183802878 Tujuan Training Peserta dapat : Mengerti komponen utama dari sistem hidrolik Menguji system hidrolik Melakukan perawatan pada sistem hidrolik Hidrolik hydro = air &

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bahan Penelitian Pada penelitian ini refrigeran yang digunakan adalah Yescool TM R-134a.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bahan Penelitian Pada penelitian ini refrigeran yang digunakan adalah Yescool TM R-134a. 3.1. Lokasi Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Motor Bakar Jurusan Teknik Mesin Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3.2. Bahan Penelitian Pada penelitian

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Refrigerant Refrigeran adalah zat yang mengalir dalam mesin pendingin (refrigerasi) atau mesin pengkondisian udara

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Refrigerant Refrigeran adalah zat yang mengalir dalam mesin pendingin (refrigerasi) atau mesin pengkondisian udara BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Refrigerant Refrigeran adalah zat yang mengalir dalam mesin pendingin (refrigerasi) atau mesin pengkondisian udara (AC). Zat ini berfungsi untuk menyerap panas dari benda/media

Lebih terperinci

Instalasi hydrant kebakaran adalah suatu sistem pemadam kebakaran tetap yang menggunakan media pemadam air bertekanan yang dialirkan melalui

Instalasi hydrant kebakaran adalah suatu sistem pemadam kebakaran tetap yang menggunakan media pemadam air bertekanan yang dialirkan melalui Teknik Perpipaan Instalasi hydrant kebakaran adalah suatu sistem pemadam kebakaran tetap yang menggunakan media pemadam air bertekanan yang dialirkan melalui pipa-pipa dan slang kebakaran. Sistem ini terdiri

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Pengolahan Kelapa Sawit Secara umum pengolahan kelapa sawit dibagi menjadi dua jenis akhir, yaitu pengolahan minyak sawit dan pengolahan inti. Pengolahan minyak sawit

Lebih terperinci

2. STIRRED TANK REAKTOR (REAKSI TANGKI BERPENGADUK) Cara mengoperasikan : 1. Masukkan bahan yang akan diproses kedalam reactor. 2.

2. STIRRED TANK REAKTOR (REAKSI TANGKI BERPENGADUK) Cara mengoperasikan : 1. Masukkan bahan yang akan diproses kedalam reactor. 2. PILOT PLANT 1. LEACHING Cara Mengoperasikan : 1. Memasukkan padatan yang akan di ekstrak ke dalam kantung, dan tempatkan dalam basket yang terletak di bagian atas. 2. Tutup kembali basket ( kencangkan

Lebih terperinci

BAB I PESAWAT PESAWAT BANTU DI KAPAL

BAB I PESAWAT PESAWAT BANTU DI KAPAL BAB I PESAWAT PESAWAT BANTU DI KAPAL Pesawat bantu terdiri dari dan berbagai peralatan yang secara garis besar dapat dibagi menjadi mesin bantu di kamar mesin dan mesin bantu, di geladak (dek) atau di

Lebih terperinci

TES TERTULIS. 1. Terkait Undang-Undang RI No 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan Bab XI Pasal 2 apa kepanjangan dari K2 dan berikut tujuannya?

TES TERTULIS. 1. Terkait Undang-Undang RI No 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan Bab XI Pasal 2 apa kepanjangan dari K2 dan berikut tujuannya? TES TERTULIS KODE UNIT : KTL.PO.20.111.02 JUDUL UNIT : Mengoperasikan Peralatan Air Condensate (1) NAMA : JABATAN : UNIT KERJA : TANDA TANGAN : Tes tertulis ini berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan pemahaman

Lebih terperinci

BAB III PERBAIKAN ALAT

BAB III PERBAIKAN ALAT L e = Kapasitas kalor spesifik laten[j/kg] m = Massa zat [kg] [3] 2.7.3 Kalor Sensibel Tingkat panas atau intensitas panas dapat diukur ketika panas tersebut merubah temperatur dari suatu subtansi. Perubahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Tanaman kelapa sawit adalah jenis tanaman palma yang berasal dari benua

BAB II LANDASAN TEORI. Tanaman kelapa sawit adalah jenis tanaman palma yang berasal dari benua BAB II LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum Tentang Kelapa Sawit. Tanaman kelapa sawit adalah jenis tanaman palma yang berasal dari benua Afrika dan cocok ditanam di daerah tropis, seperti halnya dinegara

Lebih terperinci

1.1 ISOLASI Gagal Mengisolasi

1.1 ISOLASI Gagal Mengisolasi 1.1 ISOLASI 1.1.1 Gagal Mengisolasi Sebuah pompa sedang dipreteli untuk perbaikan. Ketika tutupnya dibuka, minyak panas di atas temperatur nyala-otomatis, menyembur dan terbakar. Tiga orang terbunuh, dan

Lebih terperinci

BAB VII PENDINGINAN MOTOR

BAB VII PENDINGINAN MOTOR BAB VII PENDINGINAN MOTOR Pendinginan adalah suatu media (zat) yang berfungsi untuk menurunkan panas. Panas tersebut didapat dari hasil pembakaran bahan bakar didalam silinder. Sebagaimana diketahui bahwa

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaesis Guineses Jacq) merupakan tumbuhan tropis golongan palma yang termasuk dalam family Palawija. Kelapa sawit biasanya mulai berbuah

Lebih terperinci

MESIN PENDINGIN. Gambar 1. Skema cara kerja mesin pendingin.

MESIN PENDINGIN. Gambar 1. Skema cara kerja mesin pendingin. Mengenal Cara Kerja Mesin Pendingin MESIN PENDINGIN Mesin pendingin adalah suatu rangkaian rangkaian yang mampu bekerja untuk menghasilkan suhu atau temperature dingin. Mesin pendingin bisanya berupa kulkas,

Lebih terperinci

BUKU PETUNJUK DWP 375A - 1 -

BUKU PETUNJUK DWP 375A - 1 - BUKU PETUNJUK UNTUK TIPE: SP 127, SP 129A, SP 130A, SWP 100, SWP 250A, DWP 255A,DWP DWP 375A DWP 505A, DPC 260A - 1 - Pembukaan Sebelum menyalakan pompa harap membaca buku petunjuk ini terlebih dahulu

Lebih terperinci

STEAM TURBINE. POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai

STEAM TURBINE. POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai STEAM TURBINE POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai PENDAHULUAN Asal kata turbin: turbinis (bahasa Latin) : vortex, whirling Claude Burdin, 1828, dalam kompetisi teknik tentang sumber daya air

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 31 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES PELAKSANAAN Mulai perawatan Pemeriksaan dan penyetelan pada mesin oil sealed rotary vacuum pump model P450 Membongkar dan memperbaiki komponen tersebut

Lebih terperinci

STEERING. Komponen Sistem Kemudi/ Steering

STEERING. Komponen Sistem Kemudi/ Steering STEERING Fungsi sistem kemudi adalah untuk mengatur arah kendaraan dengan cara membelokkan roda-roda depan. Bila roda kemudi diputar, steering column akan meneruskan tenaga putarnya ke steering gear. Steering

Lebih terperinci

Proses Pengolahan CPO (Crude Palm Oil) Minyak Kelapa Sawit

Proses Pengolahan CPO (Crude Palm Oil) Minyak Kelapa Sawit Proses Pengolahan CPO (Crude Palm Oil) Minyak Kelapa Sawit 1. LOADING RAMP Setelah buah disortir pihak sortasi, buah dimasukkan kedalam ramp cage yang berada diatas rel lori. Ramp cage mempunyai 30 pintu

Lebih terperinci

DA V Series BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DAN KARTU GARANSI DAFTAR ISI

DA V Series BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DAN KARTU GARANSI DAFTAR ISI NOMOR : P.20.INDO3.00201.0212 DA V Series BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DAN KARTU GARANSI DAFTAR ISI HAL. Kata Pengantar Bagian 1 Bagian 2 Bagian 3 Bagian 4 Bagian 5 Bagian 6 Bagian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Motor Bensin Motor bensin adalah suatu motor yang menggunakan bahan bakar bensin. Sebelum bahan bakar ini masuk ke dalam ruang silinder terlebih dahulu terjadi percampuran bahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori PLTGU atau combine cycle power plant (CCPP) adalah suatu unit pembangkit yang memanfaatkan siklus gabungan antara turbin uap dan turbin gas. Gagasan awal untuk

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 32 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 1.1 PERAWATAN MESIN DOUBLE FACER 1.1.1 Tahapan-Tahapan Perawatan Pada perawatan mesin double facer kali ini hanya akan dijelaskan perawatan terhadap mesin double facer

Lebih terperinci

SISTEM REFRIGERASI. Gambar 1. Freezer

SISTEM REFRIGERASI. Gambar 1. Freezer SISTEM REFRIGERASI Sistem refrigerasi sangat menunjang peningkatan kualitas hidup manusia. Kemajuan dalam bidang refrigerasi akhir-akhir ini adalah akibat dari perkembangan sistem kontrol yang menunjang

Lebih terperinci

OVH SUSPENSION I.STRUCTURE & FUNCTION. 1.Rear suspension cylinder

OVH SUSPENSION I.STRUCTURE & FUNCTION. 1.Rear suspension cylinder OVH SUSPENSION I.STRUCTURE & FUNCTION 1.Rear suspension cylinder Hydro-pneumatic cylinder yang dipasang tegak pada bagian belakang unit, dimana bagian bawah cylinder dipasang dengan pin dan spherical bearing

Lebih terperinci

BAB III PENGOLAHAN DAN PENGUJIAN MINYAK BIJI JARAK

BAB III PENGOLAHAN DAN PENGUJIAN MINYAK BIJI JARAK BAB III PENGOLAHAN DAN PENGUJIAN MINYAK BIJI JARAK 3.1. Flowchart Pengolahan dan Pengujian Minyak Biji Jarak 3.2. Proses Pengolahan Minyak Biji Jarak Proses pengolahan minyak biji jarak dari biji buah

Lebih terperinci

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI NO. ISK/PKS-PRS/08 Status Dokumen No. Distribusi DISAHKAN Pada tanggal 15 Februari 2013 Dimpos Giarto Valentino Tampubolon Direktur Utama Dilarang memperbanyak dokumen ini tanpa izin Wakil Manajemen /Pengendali

Lebih terperinci

BAB XVII PENGISIAN TEKAN

BAB XVII PENGISIAN TEKAN BAB XVII PENGISIAN TEKAN Pengisian adalah pemasukan udara kedalam silinder motor. Udara tersebut diperlukan untuk proses kompresi sekali gas untuk proses pembakaran bahan bakar. 1. Pada dasarnya pengisian

Lebih terperinci

BAB II MOTOR BENSIN DAN MOTOR DIESEL

BAB II MOTOR BENSIN DAN MOTOR DIESEL BAB II MOTOR BENSIN DAN MOTOR DIESEL I. Motor Bensin dan Motor Diesel a. Persamaan motor bensin dan motor diesel Motor bensin dan motor diesel sama sama mempergunakan jenis bahan bakar cair untuk pembakaran.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Steam merupakan bagian penting dan tidak terpisahkan dari teknologi modern. Tanpa steam, maka industri makanan kita, tekstil, bahan kimia, bahan kedokteran,daya, pemanasan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Boiler. Pada bab ini dijelaskan mengenai gambaran tentang boiler secara umum serta fungsi komponen - komponen utama dan fungsi komponen - komponen pendukung bahan boiler.boiler

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Boiler Longchuan Boiler Longchuan adalah boiler jenis thermal yang dihasilkan dari air, dengan sirkulasi untuk menyalurkan panasnya ke mesin-mesin produksi. Boiler Longchuan mempunyai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. panas. Karena panas yang diperlukan untuk membuat uap air ini didapat dari hasil

BAB II LANDASAN TEORI. panas. Karena panas yang diperlukan untuk membuat uap air ini didapat dari hasil BAB II LANDASAN TEORI II.1 Teori Dasar Ketel Uap Ketel uap adalah pesawat atau bejana yang disusun untuk mengubah air menjadi uap dengan jalan pemanasan, dimana energi kimia diubah menjadi energi panas.

Lebih terperinci

BAB III METOLOGI PENELITIAN

BAB III METOLOGI PENELITIAN BAB III METOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Metode yang digunakan adalah untuk mendekatkan permasalahan yang diteliti sehingga menjelaskan dan membahas permasalahan secara tepat. Skripsi ini menggunakan

Lebih terperinci

Pengolahan lada putih secara tradisional yang biasa

Pengolahan lada putih secara tradisional yang biasa Buletin 70 Teknik Pertanian Vol. 15, No. 2, 2010: 70-74 R. Bambang Djajasukmana: Teknik pembuatan alat pengupas kulit lada tipe piringan TEKNIK PEMBUATAN ALAT PENGUPAS KULIT LADA TIPE PIRINGAN R. Bambang

Lebih terperinci

Efisiensi Suhu Kerja Mesin Antara Pemakaian Water Pump Dan Tanpa Water Pump Pada Mesin Diesel Satu Silinder Merk Dong Feng S195

Efisiensi Suhu Kerja Mesin Antara Pemakaian Water Pump Dan Tanpa Water Pump Pada Mesin Diesel Satu Silinder Merk Dong Feng S195 Efisiensi Suhu Kerja Mesin Antara Pemakaian Water Pump Dan Tanpa Water Pump Pada Mesin Diesel Satu Silinder Merk Dong Feng S95 Atmaja Kurniadi (083004) Mahasiswa PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang Abstrak

Lebih terperinci

COOLING SYSTEM ( Sistim Pendinginan )

COOLING SYSTEM ( Sistim Pendinginan ) COOLING SYSTEM ( Sistim Pendinginan ) Adalah sistim dalam engine diesel yang berfungsi: 1. Mendinginkan engine untuk mencegah Over Heating.. 2. Memelihara suhu kerja engine. 3. Mempercepat dan meratakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pabrik kelapa sawit merupakan pabrik yang mengolah tandan buah segar (TBS) untuk menghasilkan Crude Palm Oil (CPO) dan juga menghasilkan Kernel (inti). Pada dasarnya

Lebih terperinci