Judul : Analisis Pengaruh Store Atmosphere dan Sales Promotion Terhadap Emotional Shopping dan Impulse Buying Behavior (Studi pada
|
|
- Irwan Darmadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Judul : Analisis Pengaruh Store Atmosphere dan Sales Promotion Terhadap Emotional Shopping dan Impulse Buying Behavior (Studi pada Konsumen Indomaret di Kota Denpasar) Nama : Ni Made Intan Agustina Ariani Darmayasa NIM : Abstrak Pembelian impulsif (impulse buying behavior) merupakan perilaku belanja seseorang yang dilakukan secara spontan, tanpa penundaan, tanpa evaluasi tambahan dan bertindak berdasarkan keinginan tersebut. Pembelian impulsif ini terjadi karena dipengaruhi oleh berbagai hal, diantaranya adalah store atmosphere, sales promotion, dan emotional shopping. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh store atmospehere dan sales promotion terhadap emotional shopping dan impulse buying behavior. Penelitian ini dilakukan di salah satu jenis ritel yang sedang berkembang pesat di Indonesia, yaitu minimarket Indomaret dengan mengambil ukuran sampel sebanyak 108 orang di Kota Denpasar. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling method. Teknik analisis yang digunakan adalah Structural Equation Model (SEM). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa seluruh hipotesis diterima. Store atmosphere dan sales promotion memiliki pengaruh secara langsung terhadap impulse buying behavior dan konstruk-konstruk ini memiliki hubungan yang positif dan signifikan berdasarkan dari nilai standardized estimate dan nilai p yang dihasilkan. Store atmosphere dan sales promotion memiliki pengaruh secara langsung terhadap emotional shopping, konstruk-konstruk ini memiliki hubungan yang positif dan signifikan. Emotional shopping memiliki pengaruh secara langsung terhadap impulse buying behavior dan kedua konstruk ini juga memiliki hubungan yang positif dan signifikan. Penerapan store atmosphere yang baik dan sales promotion yang bervariasi diterapkan oleh Indomaret mampu menciptakan suasana nyaman dan menimbulkan emosi yang positif saat berbelanja, jadi dapat meningkatkan perilaku pembelian impulsif konsumen saat berkunjung ke Indomaret. Minimarket Indomaret disarankan selalu memberikan inovasi yang berkelanjutan dan stimulus lainnya untuk memberikan pengalaman konsumsi kepada konsumen mengenai konsep pelayanan yang unik dan kuat. Selain itu, pihak Indomaret disarankan untuk memastikan penerapan store atmosphere dan sales promotion telah dilakukan dengan baik sehingga kedepannya mampu menciptakan emotional shopping secara konsisten dan dapat membuat konsumen melakukan pembelian impulsif ketika mengunjungi minimarket Indomaret. Kata kunci: store atmosphere, sales promotion, emotional shopping, impulse buying behavior.
2 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I BAB II PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Penelitian Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Sistematika Penulisan KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Perilaku belanja pelanggan dalam bisnis ritel Store atmosphere Sales promotion Emotional shopping Impulse buying behavior Rumusan Hipotesis Penelitian Model Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Lokasi dan Ruang Lingkup Wilayah Penelitian Subjek dan Objek Penelitian Indentifikasi Variabel Definisi Operasional Variabel Jenis dan Sumber Data Jenis data Sumber data Populasi, Sampel, dan Metode Penentuan Sampel Metode Pengumpulan Data Teknik Analisis Data BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Minimarket Indomaret Sejarah perusahaan Visi dan budaya perusahaan Karakteristik Responden... 59
3 BAB V 4.3 Hasil Pengujian Instrumen Penelitian Uji validitas Uji reliabilitas Deskripsi Variabel Penelitian Store atmosphere Sales promotion Emotional shopping Impulse buying behavior Analisis Data dengan Structural Equation Modelling (SEM) Hasil pengujian asumsi SEM Uji measurement model Uji structural model Pengujian hipotesis Pembahasan Hasil Penelitian Pengaruh store atmosphere terhadap impulse buying behavior Pengaruh sales promotion terhadap impulse buying behavior Pengaruh store atmosphere terhadap emotional shopping Pengaruh sales promotion terhadap emotional shopping Pengaruh emotional shopping terhadap impulse buying behavior Implikasi Penelitian Keterbatasan Penelitian SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Saran DAFTAR RUJUKAN LAMPIRAN-LAMPIRAN... 98
4 DAFTAR TABEL No. Tabel Halaman 3.1 Variabel dan Indikator Penentuan Skor Karakteristik Responden Hasil Uji Validasi Instrumen Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Deskripsi Jawaban Responden Variabel Store Atmosphere Deskripsi Jawaban Responden Variabel Sales Promotion Deskripsi Jawaban Responden Variabel Emotional Shopping Deskripsi Jawaban Responden Variabel Impulse Buying Behavior Evaluasi Normalitas Data Indeks Goodness of Fit Univariate Analisis Faktor Konfirmatori Uji Validitas Konvergen Nilai Construct Reliability dan Variance Extract Hasil Uji Goodness of Fit Multivariate Estimasi Parameter Direct Effect, Indirect Effect, dan Total Effect... 80
5 DAFTAR GAMBAR No. Gambar Halaman 2.1 Model Penelitian Diagram Alur Validasi Diagram Alur Akhir... 77
6 DAFTAR LAMPIRAN No Lampiran Halaman 1 Kuesioner Penelitian Tabulasi Data Responden Uji Validitas Instrumen Penelitian Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian Deskripsi Data Penelitian Uji Validitas Konvergen Uji Reliabilitas Konstruk dan Variance Extract Hasil Output Program Amos
7 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fenomena perkembangan usaha atau bisnis di Indonesia dewasa ini telah mengalami peningkatan yang cukup pesat. Jika diperhatikan, hampir tidak ada sebuah merek yang dapat berjalan sendiri tanpa mengalami persaingan. Bahkan, pada beberapa bidang bisnis, terjadi persaingan yang sangat pesat, sehingga sering terjadi pergantian market leader setiap tahunnya pada industri tersebut. Bisnis ritel juga mengalami hal yang serupa. Berbagai format ritel dan jenisnya terus mengalami perkembangan. Mulai dari Hypermarket, Supermarket, Minimarket, hingga toko kelontong yang tergolong dalam traditional market. Hal ini sebagai akibat dari upaya pemerintah dalam mendorong perkembangan bisnis ritel, selain itu juga karena adanya peluang yang cukup besar dan perkembangan yang pesat di dalam bisnis ini, dan peluang pasar yang cukup terbuka (Silaban dan Arifin, 2012). Di Indonesia bisnis ritel merupakan salah satu sektor yang sangat prospektif. Dalam Global Retail Development Index (GRDI) yang dirilis oleh AT Kearny, Indonesia menempati peringkat 12 di dunia. Ini merupakan tingkat pertumbuhan ritel tertinggi yang pernah dicapai Indonesia dalam indeks sejak tahun 2001 ( 1 Maret 2016). Salah satu format ritel yang sedang mengalami pertumbuhan pesat adalah minimarket. Dalam dunia perdagangan saat ini, toko barang kebutuhan sehari-hari dengan ruangan yang tidak terlalu luas (minimarket) bukan lagi merupakan istilah
8 asing bagi masyarakat umum, terutama bagi masyarakat yang tinggal di perkotaan. Minimarket merupakan perantara pemasar antara produsen dengan konsumen akhir yang tugasnya adalah untuk melaksanakan penjualan eceran. Menurut Ma ruf (2005:84) pengertian minimarket adalah toko yang mengisi kebutuhan masyarakat akan warung yang berformat moderen yang lokasinya dekat dengan pemukiman penduduk sehingga dapat mengungguli toko atau warung. Tujuan dari adanya minimarket ini adalah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan pasar moderen yang lokasinya sangat mudah dijangkau oleh masyarakat itu sendiri, tanpa perlu pergi ke pusat kota. Biasanya pasar moderen yang formatnya besar berlokasi di pusat kota, namun kini dengan adanya minimarket yang tersebar luas di daerah-daerah pemukiman penduduk, kegiatan pemenuhan kebutuhan pun menjadi sangat mudah dan cepat dilakukan oleh masyarakat dewasa ini (Ma ruf, 2005:84). Perkembangan minimarket dewasa ini sangatlah pesat, Konsultan Ritel Yongky Susilo memprediksi puncak pertumbuhan omset ritel pada tahun ini terjadi pada kuartal II/2016 sebesar 12%- 13%, didorong oleh momen Ramadan dan Idulfitri ( 4 Maret 2016). Jika membicarakan bisnis minimarket terdapat beberapa pemain besar di dalamnya, diantaranya Alfamart, Indomaret, 7-eleven, Circle-K, dan Yomart. Maraknya perkembangan minimarket terkadang menimbulkan dampak negatif yang dibarengi dengan persaingan tidak sehat antar minimarket itu sendiri. Persaingan terlihat makin sengit ketika banyak dijumpai gerai minimarket yang
9 saling berdekatan atau bahkan berdampingan. Terutama pada minimarket Alfamart dan Indomaret. Sebagian besar gerai kedua minimarket ini selalu berdekatan, dimana ada Indomaret, di sana juga terdapat Alfamart. Kondisi ini terjadi karena tidak adanya regulasi dan pedoman yang khusus mengatur keberadaan minimarket tersebut, baik dari segi lokasi, jumlah dalam satu wilayah, jarak, dan jangkauan pelayanan. Keadaan ini tentunya akan menimbulkan persaingan yang sangat sengit dalam bisnis, terutama di bidang pemasaran. Menurut Top Brand Index 2015 fase 2, yang menjadi Top Brand untuk kategori retail berformat minimarket adalah Alfamart dan Indomaret. Alfamart menempati peringkat pertama dengan Top Brand Index sebesar 52.9% sedangkan Indomaret menempati peringkat kedua dengan Top Brand Index sebesar 40.6% ( 4 Maret 2016). Kedua minimarket ini mendapat predikat sebagai top brand dalam Top Brand Award berdasarkan hasil survei yang dilakukan pada konsumen dengan melihat tiga parameter yaitu top of mind share, top of market share, dan top of commitment share. Predikat ini telah dipegang oleh kedua minimarket ini berturut-turut dari tahun ke tahun, sampai tahun 2015 Indomaret dan Alfamart masih menjadi top brand untuk kategori retail berformat minimarket. Berdasarkan data yang ada, PT Indomarco Prismatama yang mengoperasikan Indomaret tercatat berhasil mencetak laba senilai Rp 471,124 miliar sepanjang tahun 2013 ( 13 Maret 2016). Pada Maret 2014 Indomaret telah berhasil mengoperasikan gerai yang tersebar di berbagai penjuru Indonesia. Sebanyak 60% dimiliki oleh perusahaan dan sisanya
10 dikelola pemilik usaha waralaba. Sejauh ini lebih dari sembilan ribu gerai Indomaret tersebut telah berdiri di Pulau Jawa, Bali, Madura, Kalimantan, Sulawesi, dan Lombok ( 13 Maret 2016). Pencapaian jumlah gerai Indomaret pada tahun tersebut mengantarkan minimarket ini memperoleh pendapatan sebesar Rp 32,7 triliun. Lalu, pendapatan tersebut meningkat sebesar 30% di tahun 2015 di mana Indomaret meraih pendapatan sebesar Rp 42 triliun dengan jumlah gerai sebanyak unit yang tersebar di Pulau Jawa, Bali, Madura, Kalimantan, Sulawesi, dan Lombok ( 21 Nopember 2016). Menurut data yang ada, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), pemilik jaringan toko Alfamart mencatatkan laba bersih mencapai Rp 538,35 miliar sepanjang tahun Laba perseroan naik 11.9% dari pencapaian tahun 2012 sebesar Rp 480,95 miliar ( 13 Maret 2016). Sementara itu, hingga akhir Desember 2014, gerai Alfamart di seluruh Indonesia tercatat baru berjumlah unit ( 13 Maret 2016). Pencapaian jumlah gerai yang dimiliki Alfamart pada tahun 2014 mampu mengantarkan Alfamart mencapai pendapatan sebesar Rp 41,50 triliun. Di tahun 2015 pendapatan tersebut meningkat sebesar 16,31% di mana Alfamart memperoleh pendapatan sebesar Rp 48,27 triliun dengan jumlah gerainya yang mencapai gerai ( 21 Nopember 2016). Berdasarkan data ini, Indomaret yang memiliki gerai lebih banyak justru memiliki laba bersih yang lebih sedikit dibandingkan dengan Alfamart. Dewasa ini, para peritel berlomba-lomba untuk meningkatkan omset
11 penjualan setiap tahunnya. Omset penjualan ini bisa didapat dari kegiatan pembelian yang dilakukan oleh konsumen maupun pelanggan dari toko tersebut. Salah satu kegiatan pembelian yang dilakukan adalah pembelian tidak terencana atau impulse buying. Impulse Buying merupakan fenomena yang mendominasi kegiatan pembelian di industri ritel ini. Hal ini dapat diketahui dari survey yang ada bahwa rata-rata 65% konsumen terkadang atau selalu membeli sesuatu tanpa direncanakan sebelumnya, sedangkan sebanyak 15% adalah jumlah konsumen yang melakukan pembelian sesuai dengan yang sudah direncanakan sebelumnya (Temaja,dkk. 2015). Barang-barang yang dibeli tanpa perencanaan sebelumnya ini biasanya adalah barang-barang yang memiliki daya tawar yang kuat bagi pelanggan untuk membelinya pada saat periode tertentu. Pembelian impulsif terjadi setiap kali pelanggan memiliki pengalaman sebagai insentif yang tak terduga untuk membeli sesuatu tanpa penundaan, tanpa evaluasi tambahan dan bertindak berdasarkan keinginan tersebut. Terdapat bukti yang menunjukkan bahwa pembelian impulsif dapat mengurangi keadaan psikologis yang tidak menyenangkan dan juga terdapat unsur kesenangan di dalamnya saat melakukan impulse buying (Gumilang dan Nurcahya, 2016). Dikatakan bahwa kebutuhan atau keinginan yang tidak terpenuhi, biasanya akan terbentuk menjadi emosi yang negatif. Rentang emosi yang relevan terhadap perilaku konsumtif akibat emosi negatif adalah perasaan bosan, benci, ragu, marah, dan sedih. Lalu jika kebutuhan atau keinginan seseorang telah terpenuhi secara keseluruhan maka dalam diri seseorang tersebut akan terbentuk emosi yang positif (Kurniawan dan Kunto, 2013). Emosi positif yang telah terbentuk ini akan
12 membuat tingkat kepuasan seseorang meningkat dan tentu akan berdampak pada meningkatnya loyalitas seseorang terhadap toko yang bersangkutan. Emosi merupakan suatu perasaan yang dapat mempengaruhi kebiasaan atau perilaku seseorang. Emosi seseorang berperan penting dalam keputusan pembelian. Emotional shopping biasanya terjadi secara positif maupun negatif. Emotional shopping ini dapat terbentuk karena seorang pembeli mendapat pengaruh ketika melihat suasana toko dari luar dan ketika masuk ke dalam toko tersebut. Pelanggan yang merasa nyaman dengan suasana toko ditambah dengan motivasi emosional maka akan memungkinkan dapat meningkatkan pembelian secara impulsif (Yistiani,dkk. 2012). Pembelian secara impulsif juga dapat meningkat jika suasana toko dari minimarket tersebut memberikan kemudahan dalam melakukan pembelian. Kemudahan dalam membeli bisa diraih oleh konsumen jika toko yang bersangkutan memiliki suasana toko yang nyaman dan strategis bagi diri konsumen untuk melakukan pembelian. Pelanggan yang merasa nyaman dengan suasana toko yang dikunjungi maka akan memungkinkan meningkatnya pembelian secara tidak terencana. Faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya impulse buying dari sebuah minimarket adalah suasana toko atau store atmosphere. Atmosfer dalam sebuah toko dapat dibagi menjadi dua, yaitu in-store atmosphere dan out-store atmosphere (Levi dalam Sulek, 2004). In-store atmosphere di sini meliputi internal layout, suara, bau, tekstur, dan desain interior. External layout, tekstur, dan desain eksterior termasuk ke dalam out-store atmosphere (Kurniawan dan Kunto, 2013).
13 Faktor lain yang dapat memunculkan emotional shopping yang berdampak pada tindakan impulse buying, salah satu yang dilakukan oleh Indomaret adalah sales promotion. Salah satu promosi penjualan yang dilakukan Indomaret adalah memberikan potongan harga pada produk-produk tertentu, seperti memberikan potongan harga pada produk Marjan Syrup saat bulan Ramadhan. Indomaret juga melakukan promosi penjualan berupa kontes untuk para pelanggannya, yang nantinya bagi pemenang kontes akan mendapatkan hadiah yang telah disiapkan sebelumnya. Penyelenggaraan kontes ini biasanya bekerja sama dengan pihak pemasok barang atau produsen ( 13 Maret 2016). Konsep bisnis waralaba Indomaret adalah yang pertama dan merupakan pelopor di bidang minimarket di Indonesia. Selain itu konsep bisnis waralaba Indomaret juga diakui oleh pemerintah melalui penghargaan yang diberikan kepada Indomaret selaku Perusahaan Waralaba Unggul Penghargaan ini adalah yang pertama kali diberikan kepada perusahaan minimarket di Indonesia dan sampai saat ini hanya Indomaret yang menerimanya ( 13 Maret 2016). Jika dilihat dari segi store atmosphere, kedua minimarket ini memiliki kemiripan dalam suasana toko di dalam dan di luar toko. Lalu promosi yang dilakukan pun hampir memiliki kesamaan di antara keduanya. Namun menurut sumber yang ada, Indomaret masih memiliki pendapatan yang lebih rendah dibandingkan dengan Alfamart, sementara Indomaret sendiri memiliki gerai lebih banyak dibandingkan dengan Alfamart yang tersebar di seluruh Indonesia. Berdasarkan uraian di atas maka Indomaret menjadi objek penelitian untuk
14 mengetahui, apakah terdapat pengaruh yang dihasilkan oleh store atmosphere dan sales promotion sehingga dapat menciptakan emotional shopping yang positif dari konsumen. Maka dengan emosi positif yang dihasilkan tersebut mampu meningkatkan impulse buying yang terjadi di Indomaret sehingga mampu meningkatkan pendapatan dari Indomaret itu sendiri. 1.2 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Bagaimanakah pengaruh Store Atmosphere terhadap Impulse Buying Behavior di minimarket Indomaret? 2) Bagaimanakah pengaruh Sales Promotion terhadap Impulse Buying Behavior di minimarket Indomaret? 3) Bagaimanakah pengaruh Store Atmosphere terhadap Emotional Shopping di minimarket Indomaret? 4) Bagaimanakah pengaruh Sales Promotion terhadap Emotional Shopping di minimarket Indomaret? 5) Bagaimanakah pengaruh Emotional Shopping terhadap Impulse Buying Behavior di minimarket Indomaret? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan pokok permasalahan tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
15 1) Untuk menjelaskan pengaruh Store Atmosphere terhadap Impulse Buying Behavior di minimarket Indomaret. 2) Untuk menjelaskan pengaruh Sales Promotion terhadap Impulse Buying Behavior di minimarket Indomaret. 3) Untuk menjelaskan pengaruh Store Atmosphere terhadap Emotional Shopping di minimarket Indomaret. 4) Untuk menjelaskan pengaruh Sales Promotion terhadap Emotional Shopping di minimarket Indomaret. 5) Untuk menjelaskan pengaruh Emotional Shopping terhadap Impulse Buying Behavior di minimarket Indomaret. 1.4 Kegunaan Penelitian Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan penelitian yang telah diuraikan, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat atau kegunaan antara lain sebagai berikut: Kegunaan Teoritis 1) Bagi Khasanah Ilmu Pengetahuan Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk memperkaya bidang ilmu manajemen pemasaran secara empirik, khususnya mengenai pengaruh terhadap impulse buying behavior, dan bagaimana pengaruh store atmosphere dan sales promotion terhadap emotional shopping dan impulse buying behavior. 2) Bagi Mahasiswa
16 Mahasiswa diharapkan dapat mengaplikasikan teori yang diperoleh dari proses perkuliahan serta memperoleh tambahan pengetahuan dan informasi dari penelitian ini Kegunaan Praktis Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan masukan berkaitan dengan pengaruh terhadap impulse buying behavior, dan bagaimana pengaruh store atmosphere dan sales promotion terhadap emotional shopping dan impulse buying behavior, sehingga diharapkan dapat menjadi masukan bagi manajemen PT Indomarco Pristama dalam menjaga dan meningkatkan minat belanja impulsif konsumennya terhadap minimarket Indomaret. 1.5 Sistematika Penulisan Skripsi ini ditulis dengan menggunakan sistematika sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Bab ini mencakup konsep atau teori yang relevan mengenai store atmosphere, sales promotion, emotional shopping, dan impulse buying behavior serta perumusan hipotesis penelitian yang didukung dengan penelitian sebelumnya.
17 BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menguraikan metode penelitian yang meliputi desain penelitian, ruang lingkup penelitian, objek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi, sampel, metode penentuan sampel, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data yang digunakan. BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Bab ini menguraikan gambaran umum minimarket Indomaret, deskripsi data hasil penelitian, dan pembahasan hasil penelitian. BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab ini menguraikan simpulan dari hasil analisis data dan saran untuk pengembangan bagi peneliti selanjutnya.
BAB 1 PENDAHULUAN. kompleksitas dan berbagai tekanan yang dihadapi perusahaan meningkat. Globalisasi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi telah menimbulkan persaingan pada bisnis global sehingga kompleksitas dan berbagai tekanan yang dihadapi perusahaan meningkat. Globalisasi ini diharapkan
Lebih terperinciPENGARUH PRICE DISCOUNT DAN STORE ATMOSPHERE TERHADAP EMOTIONAL SHOPPING DAN IMPULSE BUYING DI MATAHARI DEPARTMENT STORE CABANG DENPASAR SKRIPSI
PENGARUH PRICE DISCOUNT DAN STORE ATMOSPHERE TERHADAP EMOTIONAL SHOPPING DAN IMPULSE BUYING DI MATAHARI DEPARTMENT STORE CABANG DENPASAR SKRIPSI Oleh: WAYAN ARIS GUMILANG NIM: 1206205009 Skripsi ini ditulis
Lebih terperinciJudul : Pengaruh Retail Marketing Mix
Judul : Pengaruh Retail Marketing Mix Terhadap Kepuasan dan Loyalitas Pelanggan (Studi pada Indomaret Denpasar Barat) Nama : Made Arly Dwi Cahyana Nim : 1215251165 ABSTRAK Loyalitas pelanggan merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi modern memberikan dampak kehidupan yang menjadi semakin lebih praktis, cepat, dan ekonomis. Seiring dengan perkembangan teknologi tersebut,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berupa pusat-pusat pertokoan, plaza, minimarket baru bermunculan di berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi ini persaingan terjadi cukup ketat pada berbagai sektor industri. Namun hal ini tidak menyurutkan pertumbuhan pembangunan sektor industri di Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tiap tahun naik sekitar 14%-15%, dalam rentang waktu tahun 2004 sampai dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perdagangan pada pasar modern di Indonesia mengalami perkembangan dan persaingan yang sangat ketat. Pada saat ini perkembangannya diperkirakan tiap tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disebut dengan pasar. Sejak zaman prasejarah pasar diawali dengan sistem
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sudah dari dulu kota tidak pernah lepas dari kegiatan komersil yang disebut dengan pasar. Sejak zaman prasejarah pasar diawali dengan sistem barter yang dilakukan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (JBE), hlm Dani Mohamad Dahwilani, Pertumbuhan Ritel Indonesia Peringkat 12 Dunia,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri ritel di Indonesia cukup menarik bagi pendatang baru dimana pasar yang ada saat ini cukup potensial melihat peningkatan ekonomi dan peningkatan jumlah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Bisnis waralaba telah berkembang dengan pesat pada saat ini. Hal tersebut memberikan pengaruh besar bagi perekonomian negara dan terlebih lagi dengan semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Ritel Global (GRDI) 2015 yang dirilis AT Kearney. Ini adalah tingkat
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Perkembangan industri ritel saat ini sangat diminati oleh masyarakat karena sifatnya yang dinamis. Bisnis ritel di Indonesia mengalami perkembanganan yang cukup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya produk yang ditawarkan oleh pihak pemasar kepada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia pemasaran dewasa ini sangat pesat, yang ditunjukkan dengan banyaknya produk yang ditawarkan oleh pihak pemasar kepada konsumen. Kemudahan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 250 juta jiwa pada tahun 2014,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 250 juta jiwa pada tahun 2014, Indonesia menjadi daya tarik yang luar biasa bagi pebisnis ritel, baik lokal maupun asing.
Lebih terperinciPENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu karakter konsumen Indonesia dalam melakukan pembelian adalah tidak terencana (unplanned buying). Berdasarkan hasil riset AC Nielsen dalam majalah MARKETING edisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semakin modern perkembangan zaman menyebabkan timbulnya berbagai. usaha bisnis yang tentu mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin modern perkembangan zaman menyebabkan timbulnya berbagai usaha bisnis yang tentu mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Salah satu bisnis yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian Profil Perusahaan PT Trans Retail Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian 1.1.1 Profil Perusahaan PT Trans Retail Indonesia PT Trans Retail Indonesia atau Carrefour adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang jasa retail/bergerak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. inovasi desainer muda yang semakin potensial, tingkat perekonomian yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia fashion di Indonesia bisa dikatakan berkembang sangat pesat dalam beberapa dekade terakhir. Hal ini didukung berbagai segi baik kreativitas dan inovasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara langsung ke konsumen akhir untuk keperluan konsumsi pribadi dan/atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perdagangan eceran (retailing) adalah perpenjualan barang atau jasa secara langsung ke konsumen akhir untuk keperluan konsumsi pribadi dan/atau keluarga. Salah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri ritel merupakan salah satu industri yang cukup kuat untuk bisa bertahan dalam segala situasi dan kondisi ekonomi apapun, dalam krisis ataupun keadaan yang
Lebih terperinciKata Kunci: Orientasi Pasar, Inovasi Produk, Keunggulan Bersaing, Kinerja Pemasaran
Judul : Peran Inovasi Produk dan Keunggulan Bersaing Memediasi Pengaruh Orientasi Pasar Terhadap Kinerja Pemasaran (Studi pada IKM Mebel di Kota Denpasar) Nama : A.A. Rai Narastika NIM : 1306205182 ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis ritel di Indonesia pada saat ini semakin cepat salah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan bisnis ritel di Indonesia pada saat ini semakin cepat salah satunya disebabkan oleh kebutuhan masyarakat yang jumlahnya terus meningkat. Salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahun naik sekitar 14%-15%, dalam rentang waktu tahun 2004 sampai dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perdagangan pada pasar modern di Indonesia mengalami perkembangan dan persaingan yang sangat ketat. Pada saat ini perkembangannya diperkirakan tiap tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peritel tetap agresif melakukan ekspansi yang memperbaiki distribusi dan juga
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan industri modern ritel dewasa ini semakin pesat, baik pemain lokal maupun asing semakin agresif bermain dalam pasar yang empuk tersebut. Prospek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan mendapatkan poin saat berbelanja di ritel tersebut. tahun 1990-an. Perkembangan bisnis Hypermarket merek luar negeri
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbicara mengenai ritel di Indonesia, industri ini telah dimulai di Indonesia sejak era 1970-an yang masih merupakan era peritel tradisional. Pada era ini masyarakat
Lebih terperinciPENGARUH IN STORE STIMULI
PENGARUH IN STORE STIMULI DALAM MELAKUKAN IMPULSE BUYING DI MINIMARKET PERDANA SURABAYA SKRIPSI Diajukan Oleh : Novin Arisa 0612010072/FE/EM FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA
Lebih terperinciPENGARUH KUALITAS LAYANAN, KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP MINAT BELI ULANG PADA ALFAMART BUDURAN SIDOARJO
PENGARUH KUALITAS LAYANAN, KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP MINAT BELI ULANG PADA ALFAMART BUDURAN SIDOARJO SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur Untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi semakin meningkat dan beragam seiring dengan perkembangan tersebut.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan usaha bisnis dalam era globalisasi telah membawa dampak perkembangan di berbagai aspek kehidupan manusia. Kebutuhan manusia menjadi semakin meningkat dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membuat sebagian besar rakyat Indonesia terjun ke bisnis ritel. Bisnis ritel
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri ritel merupakan industri yang strategis bagi perkembangan ekonomi Indonesia. Karakteristik industri ritel yang tidak begitu rumit membuat sebagian besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diantaranya perlu untuk berupaya menciptakan laba (Fuad dkk 2001). Tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Masalah Secara umum, tujuan pendirian perusahaan dapat dibedakan menjadi tujuan ekonomis dan tujuan sosial. Tujuan ekonomis berkenaan dengan upaya perusahaan untuk mempertahankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam dunia usaha mengharuskan
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Perubahan-perubahan yang terjadi dalam dunia usaha mengharuskan perusahaan untuk merespon segala perubahan yang terjadi. Masalah utama yang dihadapi perusahaan-perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus mampu memenuhi permintaan konsumen yang semakin hari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, kebutuhan masyarakat mengikuti perkembangan zaman, dimana perusahaan harus mampu memenuhi permintaan konsumen yang semakin hari menjadi semakin beragam.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Beberapa contoh bentuk pusat perbelanjaan modern seperti minimarket,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan bisnis ritel di Indonesia sudah semakin pesat. Hal ini ditandai dengan keberadaan pasar tradisional yang mulai tergeser oleh munculnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Sejarah PT Carrefour di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Gambaran Umum Objek Penelitian Kecenderungan impulse buying merupakan fenomena yang sering terjadi di masyarakat. Menurut Ma ruf dalam penelitian Divianto (2013 : 4) menyatakan bahwa
Lebih terperinciFAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI PENGARUH PRICE DISCOUNT, BONUS PACK, DAN IN-STORE DISPLAY TERHADAP KEPUTUSAN IMPULSE BUYING PADA SUPERMARKET ROBINSON DI KOTA PADANG Oleh : DESRAYUDI 06 952
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembelian dan mengkonsumsi. Untuk memenuhi ketiga aktivitas tersebut, terjangkau terutama bagi masyarakat berpenghasilan sedang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Aktivitas konsumen terdiri dari tiga kegiatan, yaitu: berbelanja, melakukan pembelian dan mengkonsumsi. Untuk memenuhi ketiga aktivitas tersebut, konsumen
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan sehari-hari adalah kebutuhan yang krusial dan harus dipenuhi setiap harinya. Kebutuhan sehari-hari atau yang biasa disebut FMCG (Fast Moving Consumer Goods)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Circle K
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Pengambilan objek studi dalam penelitian ini adalah minimarket yang memiliki konsep convenience store di Kota Bandung. Menurut data dari Dinas KUKM
Lebih terperinciDAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... ABSTRAKSI... ABSTRACT...
viii DAFTAR ISI HALAMAN HALAMAN JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... ABSTRAKSI... ABSTRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sektor yang memiliki prospektif peluang besar dimasa sekarang maupun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan dunia bisnis yang terjadi seperti saat ini, para pelaku bisnis dituntut untuk memiliki strategi agar tetap dapat bertahan dalam menghadapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ritel yang telah mengglobalisasi pada operasi-operasi ritel. Pengertian ritel secara
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu cara atau bentuk bisnis yang saat ini sedang berkembang pesat adalah dengan mendirikan ritel. Sejak dekade yang lalu, terdapat perubahan pada bisnis ritel
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan bisnis ritel, terutama bisnis ritel modern, saat ini semakin berkembang dengan pesat di Indonesia. Bisnis ritel memainkan peranan penting dalam perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membuat para pelaku bisnis harus mampu bersaing. Persaingan yang terjadi tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dan persaingan dalam bisnis yang semakin lama semakin ketat membuat para pelaku bisnis harus mampu bersaing. Persaingan yang terjadi tidak hanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. retail, terutama yang berbasis toko (store based retailing), harus mampu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai salah satu industri yang paling dinamis saat ini, pemilik bisnis retail, terutama yang berbasis toko (store based retailing), harus mampu mengantisipasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan keuntungan dan menghidupi banyak orang. Pada saat krisis UKDW
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bisnis ritel, merupakan bisnis yang menjanjikan karena dapat memberikan keuntungan dan menghidupi banyak orang. Pada saat krisis ekonomi melanda Indonesia di akhir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemasaran secara mudahnya adalah kegiatan memasarkan barang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemasaran secara mudahnya adalah kegiatan memasarkan barang atau jasa umumnya kepada masyarakat dan khususnya kepada pembeli potensial. (Ma ruf 2005). Pemasaran dikembangkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pemasaran adalah sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang berhubungan
BAB I PENDAHULUAN 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pemasaran adalah sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang berhubungan dengan tujuan untuk merencanakan dan menentukan harga sampai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik daripada pesaingnya. Hal ini dilakukan dalam upaya untuk memberikan kepuasan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam era modernisasi saat ini persaingan bisnis baik di pasar domestik maupun pasar internasional sangat ketat. Perusahaan yang ingin berkembang dan bertahan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1-1
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia terlahir tidak lepas dari kebutuhan, sejak pertama manusia lahir sudah memerlukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhannya guna melanjutkan hidup. Seiring
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tinjauan Terhadap Objek Studi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Objek Studi Minimarket adalah sebuah jenis usaha yang menggabungkan antara konsep swalayan dalam skala kecil dengan target pasar yang sama dengan target pasar pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang bergerak dibidang perdagangan eceran (retail) yang berbentuk toko,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan dibidang ekonomi selama ini telah banyak membawa perkembangan yang pesat dalam bidang usaha. Dengan banyaknya perkembangan di bidang usaha banyak bermunculan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari aktifitas keseharian, interst, kebutuhan hidup, dan lain sebagainya, yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berkembangnya kehidupan masyarkat sekarang ini memberikan warna tersendiri bagi pembisnis ritel. Gaya hidup modern masyarakat kota dapat dilihat dari aktifitas keseharian,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada banyak negara termasuk negara-negara industri terkemuka seperti Perancis, Inggris dan Amerika Serikat, bisnis eceran merupakan salah satu sektor utama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis ritel dewasa ini semakin meningkat. Peningkatan persaingan bisnis ritel dipicu oleh semakin menjamurnya bisnis ritel modern yang sekarang banyak
Lebih terperinciPENGARUH KUALITAS LAYANAN DAN APLIKASI BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUASAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN DI ALFAMART BUDURAN - SIDOARJO
PENGARUH KUALITAS LAYANAN DAN APLIKASI BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUASAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN DI ALFAMART BUDURAN - SIDOARJO SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Berkembangnya bisnis ritel modern/besar sebagai perwujudan perubahan gaya hidup masyarakat, khususnya di kota kota besar sudah mulai tampak pertumbuhannya. Kehadiran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. ritel modern seperti minimarket daripada pasar tradisional. strategis serta promosi yang menarik minat beli.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin modern saat ini membuat kebutuhan dan keinginan manusia semakin bermacam - macam. Era yang modern ini memberikan dampak kehidupan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dalam keadaan pembuatan keputusan secara cepat tanpa memikirkan akibat
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Impulse Buying Impulse Buying adalah perilaku berbelanja yang terjadi secara tidak terencana dalam keadaan pembuatan keputusan secara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tingkat persaingan di dunia bisnis saat ini semakin ketat dan meningkat. Segala macam sektor industri dalam dunia bisnis, tidak dapat menghindari persaingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar ritel di Indonesia merupakan pasar yang memiliki potensi besar
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar ritel di Indonesia merupakan pasar yang memiliki potensi besar dikarenakan banyaknya jumlah penduduk di Indonesia. Di era globalisasi sekarang ini, pasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ritel merupakan mata rantai yang penting dalam proses distribusi barang dan merupakan mata rantai terakhir dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ritel merupakan mata rantai yang penting dalam proses distribusi barang dan merupakan mata rantai terakhir dalam suatu proses distribusi. Melalui bisnis ritel, suatu
Lebih terperinciBAB I Pendahuluan. Perubahan preferensi tempat belanja yang berawal dari seringnya
BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Perubahan preferensi tempat belanja yang berawal dari seringnya berbelanja di pasar tradisional menjadi memilih untuk berbelanja di toko swalayan atau supermarket yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang signifikan serta memberikan konstribusi positif dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi di Indonesia mengalami perkembangan dan kemajuan yang cukup pesat. Sektor ritel dan perbelanjaan menunjukkan perkembangan yang signifikan serta memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis eceran (retailer business) yang ada di Indonesia
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis eceran (retailer business) yang ada di Indonesia dewasa ini meningkat begitu tinggi. Puluhan arena belanja berupa pusat-pusat pertokoan,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pada bab sebelumnya, tentang pengaruh sales promotion, hedonic shopping value
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil pengolahan data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, tentang pengaruh sales promotion, hedonic shopping value dan positive
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. persaingan bisnisnya menunjukan perkembangan yang cukup pesat, namun tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bisnis Ritel di Indonesia makin hari dirasakan semakin berkembang dan persaingan bisnisnya menunjukan perkembangan yang cukup pesat, namun tidak menjadi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode pengambilan sampel yang digunakan adalah non-probability sampling dan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Objek Penelitian Data diambil menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada konsumen Indomaret Point Pandanaran di kota Semarang. Populasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bersaing ketat di dalam industri ritel. Banyak pemain yang mencoba menjalankan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini di Indonesia terdapat berbagai macam perusahaan yang tengah bersaing ketat di dalam industri ritel. Banyak pemain yang mencoba menjalankan bisnisnya untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan bisnis ritel di Indonesia saat ini mengalami perkembangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan bisnis ritel di Indonesia saat ini mengalami perkembangan yang menjanjikan. Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 yang mencapai 237.641.326 jiwa menjadikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ini adalah tingkat pertumbuhan ritel tertinggi yang pernah dicapai Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan era globalisasi saat ini membawa kemajuan diberbagai bidang, salah satunya bidang perdagangan. Perdagangan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. produk dan jasa yang tersedia. Didukung dengan daya beli masyarakat yang terus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan jaman, masyarakat kini lebih selektif dalam berbelanja. Terlihat dari masyarakat yang semakin memiliki banyak pilihan dalam produk dan jasa yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan ini, manusia dihadapkan pada berbagai macam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan ini, manusia dihadapkan pada berbagai macam kebutuhan dan keinginan dengan adanya perkembangan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, sosial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dijual dengan cara penataan produk (product display). Penataan yang menarik akan. merangsang keinginan konsumen untuk membeli.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Produk merupakan barang-barang yang ada dan disediakan di toko untuk dijual. Produk yang disediakan di toko harus ditata dengan baik agar dapat menarik perhatian konsumen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi bisnis modern maupun munculnya bisnis ritel modern yang baru seperti
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Sekarang ini perkembangan bisnis ritel semakin diminati oleh masyarakat, hal ini ditandai semakin banyaknya bisnis ritel tradisional yang membenahi diri menjadi bisnis
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis semakin pesat, ditandai dengan makin
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan dunia bisnis semakin pesat, ditandai dengan makin besarnya antusiasme dan agresifitas para pelaku bisnis baik di sektor industri, jasa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. usaha ritel yang sangat sulit untuk melakukan diferensiasi dan entry barrier
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Evolusi dalam perkembangan usaha ritel di Indonesia secara faktual didorong oleh semakin pesatnya persaingan dalam pasar konsumen akhir. Ketatnya persaingan menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk mengetahui image dari suatu produk dipasar, termasuk preferensi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengaruh kemajuan di bidang ekonomi dalam beberapa tahun terakhir di kotakota besar di Indonesia, menyebabkan usaha ritel khususnya berskala besar (modern)
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH STORE ATMOSPHERE DAN SALES PROMOTION TERHADAP EMOTIONAL SHOPPING DAN IMPULSE BUYING BEHAVIOR
E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 6, No. 11, 2017: 6061-6089 ISSN : 2302-8912 ANALISIS PENGARUH STORE ATMOSPHERE DAN SALES PROMOTION TERHADAP EMOTIONAL SHOPPING DAN IMPULSE BUYING BEHAVIOR Ni Made Intan Agustina
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. minimarket Indomaret, Alfamart, dan toko-toko tidak berjejaring lainnya.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan di Indonesia yang semakin berkembang dan pertumbuhan ekonomi serta industri telah banyak mengalami kemajuan yang sangat pesat. Seiring dengan perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekunder dan tersier. Semua kebutuhan tersebut dipenuhi melalui aktivitas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap individu memiliki kebutuhan yang terdiri dari kebutuhan primer, sekunder dan tersier. Semua kebutuhan tersebut dipenuhi melalui aktivitas ekonomi berupa konsumsi.
Lebih terperinciJudul : Peran Brand Equity Memediasi Strategi Private Brand dan Brand Personality dengan Brand Preference
Judul : Peran Brand Equity Memediasi Strategi Private Brand dan Brand Personality dengan Brand Preference Nevada di Bali Nama : Ni Kadek Dwi Suputri Duryana NIM : 1306205074 Abstrak Produk private brand
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap orang memerlukan barang untuk kebutuhan pribadi dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya setiap orang memerlukan barang untuk kebutuhan pribadi dan kebutuhan rumah tangga yang mereka beli di tempat berbelanja yang dikenal dengan nama pasar,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
DAFTAR ISI Halaman Judul... Halaman Nota Persetujuan Pembimbing... Halaman Pengesahan... Halaman Pernyataan... Halaman Motto... Halaman Persembahan... Halaman Kata Pengantar... Abstrak... Halaman Daftar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tertentu. Keberadaan perusahaan ritel yang bermunculan di dalam negeri
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bisnis Ritel di Indonesia makin hari dirasakan semakin ramai dan persaingan bisnisnya menunjukan perkembangan yang cukup pesat, namun tidak menjadi halangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangannya, namun perekonomian Indonesia mampu tumbuh dalam tingkat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Ekonomi global menunjukkan adanya ketidakpastian dalam perkembangannya, namun perekonomian Indonesia mampu tumbuh dalam tingkat yang mengesankan. Badan Pusat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian kali ini objek yang diteliti adalah Departement Store Mirota Kampus
BAB III METODE PENELITIAN A. Objek/Subjek Penelitian Menurut Sugiyono (2015) objek penelitian adalah suatu atribut atau penilaian orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii iv vi vii x
Lebih terperinciBAB I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang
BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Perkembangan bisnis ritel pada saat ini berkembang sangat pesat. Hal ini ditandai dengan masuk dan semakin berkembangnya ritel global seperti munculnya Hypermarket,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konsumen itu tidak terlibat dalam hal merencanakan pembelian produk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mempelajari perilaku konsumen pada hakikatnya melibatkan studi perilaku manusia. Istilah perilaku pada umumnya memusatkan perhatian pada perilaku individu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penjual. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 53/M-DAG/PER/12/2008
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar merupakan tempat berlangsungnya transaksi antara pembeli dan penjual. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 53/M-DAG/PER/12/2008 tentang Pedoman Penataan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lebih cenderung berbelanja ditempat ritel modern. Semua ini tidak lepas dari pengaruh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pergeseran minat belanja dari ritel tradisional ke ritel modern semakin berkembang dari tahun ketahun. Hal ini bisa dilihat dari peningkatan jumlah konsumen
Lebih terperinciJudul : Analisis Pendapatan Usaha Warung Tradisional Dengan Munculnya Minimarket Di Kota Denpasar Nama : Ida Ayu Sima Ratika Dewi NIM :
Judul : Analisis Pendapatan Usaha Warung Tradisional Dengan Munculnya Minimarket Di Kota Denpasar Nama : Ida Ayu Sima Ratika Dewi NIM : 1215151034 ABSTRAK Akibat dari munculnya minimarket yang kian lama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan keberadaan industri dagang khususnya pada sektor ritel
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dan keberadaan industri dagang khususnya pada sektor ritel atau eceran di Indonesia telah memperlihatkan bahwa industri pada sektor ini memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk tetap menggunakan produk yang dihasilkan perusahaan tersebut. berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan/atau
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pemasaran merupakan suatu proses dan manajerial yang membuat individu atau kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan
Lebih terperinciPENGARUH PESAN IKLAN DI TELEVISI TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN PRODUK POND S DI DAERAH RUNGKUT, SURABAYA SKRIPSI
PENGARUH PESAN IKLAN DI TELEVISI TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN PRODUK POND S DI DAERAH RUNGKUT, SURABAYA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur Untuk
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan akademik Guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Strata Satu
TUGAS AKHIR ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK, PROMOSI, CITRA TOKO, DAN KUALITAS LAYANAN KEPADA LOYALITAS PELANGGAN MELALUI KEPUASAN PELANGGAN (STUDI KASUS PADA TOKO SUBUR DAN INDOMARET CABANG KARANG PILANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang semakin meningkat diikuti dengan. berkembangnya kebutuhan masyarakat menyebabkan perubahan gaya hidup pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi yang semakin meningkat diikuti dengan berkembangnya kebutuhan masyarakat menyebabkan perubahan gaya hidup pada polabelanja. Perubahan pola
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. rumah tangga (Ma ruf, 2006:7). Bisnis ritel saat ini perkembangannya sangat
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perdagangan eceran atau sekarang sering disebut perdagangan ritel, bahkan disingkat menjadi bisnis ritel, adalah kegiatan usaha menjual barang atau jasa kepada perorangan
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen. Diajukan Oleh :
77 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN YANG TIDAK DIRENCANAKAN ( IMPULSE BUYING ) DI GIANT HYPERMART PONDOK CANDRA SIDOARJO SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN KEASLIAN DISERTASI... KATA PENGANTAR... ABSTRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN KEASLIAN DISERTASI... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... ABSTRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR DAN BAGAN... DAFTAR LAMPIRAN... i
Lebih terperinciBAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Niat pembelian untuk produk sehari-hari jadi di toko ritel telah mendapat perhatian dalam dekade terakhir sejak
BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Niat pembelian untuk produk sehari-hari jadi di toko ritel telah mendapat perhatian dalam dekade terakhir sejak sektor ini berkembang cepat. Niat beli penting bagi
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: Orientasi Pasar, Inovasi Produk, Kinerja Pemasaran
Judul : Peran Inovasi Produk Memediasi Orientasi Pasar Terhadap Kinerja Pemasaran (Studi pada industri rumah makan di Kota Denpasar) Nama : Gst.Ag.Ayu Widyaningsih NIM : 1306205023 ABSTRAK Tujuan penelitian
Lebih terperinci