BAB 3 METODE PENELITIAN. penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi dan sampel, metode

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 METODE PENELITIAN. penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi dan sampel, metode"

Transkripsi

1 BAB 3 METODE PENELITIAN Bab ini menguraikan tentang metodologi penelitian yang terdiri dari: Jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi dan sampel, metode pengumpulan data, variabel dan defenisi operasional, metode pengukuran, metode analisis data, dan pertimbangan etik Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah Quasi Eksperimen dalam kelompok pra eksperimen tanpa pembanding menggunakan teknik one group pre test dan post test. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh aplikasi protokol Caring pada penerimaan pasien baru terhadap perilaku Caring perawat di ruang rawat inap. Rancangan penelitian yaitu mengambil sampel pasien yang baru pertama kali di rawat inap, kemudian dilakukan pre test kepada sampel yaitu pasien tentang perilakucaring perawat saat menerima pasien di ruang rawat inap. Setelah mendapat hasil pre test, dilakukan intervensi kepada responden yaitu perawat Intervensi yang dilakukan berupa sosialisasi dan roleplay protokol Caring saat penerimaan pasien baru. Setelah intervensi selama dua minggu dilakukan post test kepada responden pada saat penerimaan pasien baru untuk mengetahui pengaruh aplikasi protokol Caring pada penerimaan pasien baru. 23

2 24 O1 X O2 Skema 3.1. Rancangan Penelitian Keterangan : O1 : Pengukuran Kemampuan Awal Kelompok Experimen dengan memberikan kuesioner kepada pasien baru di ruang rawat inap dan mengukur perilaku Caring perawat saat menerima pasien baru O2 : Pengukuran Kemampuan Akhir Kelompok Experimen dengan memberikan kuesioner kepada pasien yang baru pertama kali di rawat inap dan melakukan observasi perilaku Caring perawat saat menerima pasien baru X : IntervensiProtokol Caring pada penerimaan pasien baru dilakukan sosialisasi dan roleplay protokol penerimaan pasienbaru 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin Medan, dengan pertimbangan karena di usianya yang ke lima Rumah sakit ini sudah terakreditasi dalam lima pelayanan dasar dan sudah mampu menjadi sebuah Rumah Sakit yang diperhitungkan di kota Medan serta terbuka menerima perubahan yang dapat meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan. Selain itu RSU Bunda Thamrin Medan belum pernah ada penelitian tentang

3 25 aplikasi protokol Caring perawat pada penerimaan pasien baru. Penelitian ini akan dilakukan mulai dari tanggal 4 Juli 2016 hingga 3 Agustus Populasi dan Sampel Populasi adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan kasus atau masalah yang akan diteliti (Polit & Beck,2012). Populasi pada penelitian ini adalah perawat yang bertugas di ruang rawat inap RSU Bunda Thamrin saat dilakukan survey awal berjumlah 150 orang juga pasien yang di rawat inap. Metode pengambilan sampel yang dipergunakan adalah probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang memberi peluang atau kesempatan bagi setiap unsure atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel dengan cara simple random sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Adapun kriteria sampelnya adalah perawat dengan latar belakang pendidikan minimal Diploma Tiga Keperawatan mempunyai masa kerja lebih dari empat bulan di ruang rawat inap.kriteria sampel untuk pasien adalah minimal berusia 17 tahun dan baru pertama kali di rawat inap di RSU Bunda Thamrin Medan. Untuk membuat estimasi jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan power analysis. Menurut Polit dan Hungler (1999) power analysis ini bertujuan untuk menetapkan ukuran sampel, sehingga menunjukkan hasil yang lebih signifikan selain itu dapat juga menentukan kekuatan uji statistik. Pada penelitian ini peneliti menetapkan nilai α sebesar 0,05, γ sebesar 0.80, dan 1-β sebesar 0.30.Maka sampel penelitian ini sesuai dengan tabel power analysis adalah berjumlah 44 orang.

4 Metode dan Alat Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti sendiri, dengan menggunakanmetode dan alat sebagai berikut : Metode Pengumpulan Data Metode yang di pakai dalam pengumpulan data adalah pasien report dan observasi. Pasien Report yaitu kuesioner yang dibagikan kepada pasien baru yang bersedia menjadi responden sebelum dilakukan intervensi dan kemudian kuesioner ini akan diberikan lagi kepada pasien baru setelah dilakukan intervensi Alat Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan alat: kuesioner dan lembar checklist observasi. 1. Kuesioner Terdiri dari 2 buah kuesioner yaitu kuesiner data demografi dan kuesioner pengukuran perilaku Caring perawat.kuesioner ini disusun peneliti berdasarkan Sepuluh Carative Faktor Perilaku Caring menurut Swanson yang juga telah diaplikasikan ke protocol Caring penerimaan pasien baru. 2. Checklist observasi tentang perilaku Caring perawat Format checklist observasi untuk mengukur perilaku Caring perawat diadopsi dari Caring Behavior Inventory terdiri dari 24 item. Instrumen ini menggunakan 6 poin skala likert yaitu: tidak pernah (1), Hampir Tidak Pernah (2), Kadang-Kadang (3), Sering (4), Hampir Selalu (5), Selalu (6)

5 Variabel dan Definisi Operasional Penelitian ini melibatkan variabel bebas dan variabel terikat, dengan identifikasi sebagai berikut yaitu variabel bebas adalah protokol Caring perawat, dan variabel terikat adalah perilaku Caring perawat. Perilaku Caring perawat adalah perilaku perawat saat menerima pasien baru di ruang rawat inap dengan menyambut pasien dengan ramah dan mengerti akan kebutuhan pasien. Perilaku Caring perawat diukur dengan menggunakan 2 instrumen yaitu dengan menggunakan instrument kuesioner dab lembar observasi. Instumrn kuesioner perilaku Caring terdiri dari 15 item dengan dua pilihan jawaban yaitu dilakukan (2) dan tidak dilakukan (1).Instrumen mempunyai skala rasio. Perilaku Caring diukur menjadi beberapa kategori yang diantaranya Perilaku Caring baik (26-30), Perilaku Caring cukup (21-25), dan Perilaku Caring kurang (15-20). Lembar observasi terdiri dari 5 item dengan dua pilihan jawaban yaitu dilakukan (2) dan tidak dilakukan (1). Lembar observasi memiliki skala rasio. Perilaku Caring diukur menjadi beberapa kategori yang diantaranya Perilaku Caringbaik (9-10), Perilaku Caring Cukup (7-8), dan Perilaku Caringkurang (5-6). Data akan ditunjukkan dalam disribusi Mean,Standar Deviasi,Frekwensi dan Persentase Protokol Caring Panduan praktik Protokol Caring: panduan praktik protokol Caring akan dikembangkan oleh peneliti berdasarkan beberapa referensi buku dan jurnal penelitian. Panduan ini berisi tentang pengertian Caring, keuntungan berperilaku Caring, panduan protokol model Caring berdasarkan 10 faktor carative Watson

6 28 meliputi: 1) Pembentukan sistem nilai humanistik, 2) Kepercayaan harapan, 3) Pengembangan sensitivitas pada diri sendiri dan orang lain, 4) Pengembangan rasa saling percaya, hubungan Caring, 5) Promosi dan penerimaan ekspresi pada perasaan positif dan negatif, 6) Menggunakan suatu pemecahan masalah yang kreatif, 7) Melakukan pengajaran transpersonal, 8) Memberikan suatu lingkungan yang mendukung, melindungi, dan perbaikan mental, fisik, sosial, dan spiritual, 9) Membantu memenuhi kebutuhan dasar dengan kepuasan, dan 10) Mengizinkan kekuatan eksistensial-fenomenologi-spiritual Validitas dan Reliabilitas Validitas Uji validitas terlebih dahulu dilakukan sebelum pengumpulan data, dengan tujuan kuesioner dan lembar checklist observasi yang dipersiapkan layak untuk digunakan sebagai alat ukur mewakili variabel yang ada dalam penelitian. Uji validitas instrumen penelitian ini menggunakan validitas constract (construct validity). Uji validitas akan dilakukan oleh tiga orang ahli Reliabilitas Uji reliabilitas dilakukan setelah semua data dinyatakan valid, analisis dilanjutkan dengan uji reliabilitas. Reliabilitas data merupakan indeks yang menunjukkan sejauhmana suatu alat ukur dapat dipercaya dengan tepat dengan menggunakan methode Cronbach s Alpha dengan ketentuan jika nilai r alpha > 0,60 maka pernyataan dinyatakan reliabel (Polit & Beck, 2012).

7 Metode Analisis Data Setelah semua data dikumpul, maka peneliti melakukan analisa data dan melalui beberapa tahap. Pertama, memeriksa kelengkapan identitas dan data responden dan memastikan bahwa semua jawaban telah terisi. Setelah itu, mengklarifikasi dan mentabulasikan data yang telah dikumpulkan serta dilakukan pengolahan data dengan menggunakan teknik komputerisasi Analisa data univariat Analisa statistik univariat akan menguji frekuensi atau rata-rata nilai dari variabel-variabel (Polit & Beck, 2012). Pengolahan data dilakukan dengan cara univariat, dimana data untuk menampilkan data demografi, dalam bentuk tabel frekuensi, persentase, mean, dan standar deviasi (SD), rentang Analisa data bivariat Analisa statistik bivariat digunakan dalam menggambarkan hubungan diantara dua variabel (Polit & Beck, 2012). Uji hipotesis menggunakan Independent t-test. Uji tersebut untuk menguji efektivitas protokol Caringpada kelompok intervensi, dengan nilai yang signifikan (p). Untuk menginterpretasikan nilai signifikan (p), jika nilai p kurang dari atau sama dengan nilai α (0.05) berarti perbedaan yang signifikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesa alternatif (Ha) diterima dan dapat diinterpretasikan sebagai adanya perbedaan perilaku Caring pada kelompok intervensi dan jika nilai p lebih dari nilai α (0.05) berarti perbedaan yang tidak signifikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesa

8 30 alternatif (Ha) ditolak dan dapat diinterpretasikan sebagai tidak terdapatnya perbedaan perilaku Caring pada kelompok intervensi Asumsi uji statistik pada penelitian quasi-eksperimen Dalam statistik parametrik, diperlukan asumsi tentang distribusi variabelvariabel dan estimasi sebuah parameter. Misalnya distribusi variabel yang normal. Data yang digunakan bersifat rasio atau interval. Distribusi frekuensi, Scatter plots juga dapat memberikan informasi apakah asumsi terpenuhi atau tidak (Polit & Beck, 2012). Asumsi pada uji perbedaan akan dilakukan terlebih dahulu sebelum dilakukan tes parametrik, berada pada distribusi yang normal dengan menampilkan kurva normal dan linear serta homogen. Dalam menguji kenormalan data dapat dilakukan dengan tiga cara meliputi: melihat grafik histogram dan kurva normal, menggunakan nilai Skewness dan standar errornya, dan uji Kolmogorov-Smirnov dengan nilai kemaknaan (p) > Dalam menguji homogenitas dan varians dilakukan dengan Levene test dengan kemaknaan (p) > Pertimbangan Etik Proposal yang telah dibuat dan disetujui oleh Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Keperawatan, (etical clearance). Izin dalam pengumpulan data akan didapatkan dari direktur Rumah Sakit Bunda Thamrin Medan. Tujuan dan prosedur dalam penelitian ini akan dijelaskan pada staf perawat rumah sakit.

9 31 Setelah terdata dan ditetapkan sebagai kelompok intervensi dan kontrol, sampel diinformasikan tentang tujuan dan prosedur penelitian. Pada kelompok intervensi, waktu yang digunakan dan aktivitas akan didiskusikan secara individu. Untuk memastikan pemahaman penuh pada sampel. Sampel akan diyakinkan tentang kerahasiaan hasilnya. Data akan dijaga dan dihapus setelah penelitian ini selesai. Data akan ditulis tanpa nama (anonymity). Di samping itu, responden diinformasikan tidak ada risiko fisik ketika berpartisipasi dalam penelitian ini (maleficience). Responden bebas untuk menolak dalam berpartisipasi setiap saat selama dalam penelitian ini (autonomy). Selain itu juga, mereka diinformasikan tidak ada dikenakan biaya selama berpartisipasi dan akan diberikan penghargaan (beneficience)

10 BAB 4 HASIL PENELITIAN Tujuan dalam penelitian adalah untuk menguji aplikasi protokol Caring terhadap perilaku Caring perawat. Bab ini menunjukkan hasil penelitian. Hasil tersebut berdasarkan 44 pasien baru masuk dan perawat di ruang rawat Inap RSU Bunda Thamrin Medan.Hasil menunjukkan tiga bagian meliputi: deskripsi lokasi penelitian, data demografi responden, perilakucaringperawat, dan hasil analisis Deskripsi Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di ruang rawat inap RSU Bunda Thamrin Medan.Lokasi penelitian ini dipilih karena diusianya yang ke lima RSU Bunda Thamrin sudah terakreditasi dalam lima pelayanan dasar dan sudah mampu menjadi sebuah Rumah Sakit yang diperhitungkan di kota Medan serta terbuka menerima perubahan yang dapat meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan.selain itu RSU Bunda Thamrin belum pernah ada penelitian tentang Aplikasi Protocol Caring Perawat pada Penerimaan Pasien baru. Jumlahpasien yang masukuntukrawatinapmulaidari bulan april adalah 2428 pasien dengan rata rataperbulansebanyak 809 pasien.pasien yang datang terdiridaripasienbarudanadajuga yang sebelumnyasudahpernah di rawatinap di RSU BundaThamrin Medan. 32

11 33 Ruang rawat inap sebanyak 137 kamar yang terdiri dari 6 kamar kelas 3, 11 kamar kelas 2, 43 kamar kelas 1,40 kamar VIP, 24 kamar SVIP dan 13 kamar Executive.Ruang rawat inap tersebar di lantai 3,lantai 5,lantai 6 dan lantai 7 untuk gedung 1 dan lantai 5,lantai 6 dan lantai 7 untuk gedung Data Demografi Responden Data yang berhubungan dengan karakteristik demografi pada responden (pasien baru) ditunjukkan oleh Tabel 4.1 dan Tabel 4.2. Hasil menunjukkan bahwa pasien pada kedua kelompok adalah perempuan (52.72%) pada pre aplikasi dan (63.64%) pada post aplikasi. Pada kategori umur responden pada kelompok pre aplikasi adalah tahun (29.55%) dan > 50 tahun (36.36%) pada kelompok post aplikasi. Responden dari kedua kelompok mempunyai suku batak (54.55% pada kelompok pre aplikasi dan 50.00% pada kelompok post aplikasi). Pada kedua kelompok tersebut, responden mempunyai pendidikan SMP/SMA (54.55% pada kelompok pre aplikasi dan 63.64% pada kelompok post aplikasi. Kebanyakan status pernikahan pada kedua kelompok adalah belum menikah (70.54% pada kelompok pre aplikasi dan 77.27% pada kelompok post aplikasi). Pada kedua kelompok, status pekerjaaannya adalah bekerja (56.82 pada kelompok pre aplikasi dan pada kelompok post aplikasi). Data yang berhubungan dengan karakteristik demografi perawat ditunjukkan pada Tabel 4.3 dan Tabel 4.4. lebih dari 80% menunjukkan responden perawat adalah perempuan. Sebagian besar umur responden perawat berada pada kategori tahun, dimana pada pre aplikasi dan post aplikasi sebesar 61.36%. Mayoritas responden dari kedua kelompok mempunyai

12 34 pendidikan D3 Keperawatan (75.00% pada kelompok pre aplikasi dan 86.36% pada kelompok post aplikasi). Pada kategori suku, kebanyakan dari mereka mempunyai suku batak (77.27% pada pre aplikasi dan pada post aplikasi). Mayoritas pada kedua kelompok belum menikah, dimana pada kelompok pre aplikasi 75% dan pada kelompok post aplikasi sebesar 81.82%. pada kategori lama bekerja perawat, kelompok pre aplikasi dan post aplikasi perawat berada pada 2-5 tahun (72.73% dan 77.27%). Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi dan Persentase Data Demografi Pasien Pre Aplikasi Protokol Caring Pada Penerimaan Pasien Baru Tahun 2016 (N=44) Karakteristik f % Umur < > Jenis kelamin Laki-laki Perempuan Suku Batak Jawa Melayu Lain-lain Tingkat pendidikan SMP/SMA D S S Status pernikahan Menikah Belum menikah Duda Status pekerjaan Bekerja Tidak bekerja Mahasiswa Pensiun

13 35 Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi dan Persentase Data Demografi Pasien Post Aplikasi Protokol Caring Pada Penerimaan Pasien Baru Tahun 2016 (N=44) Karakteristik f % Umur < > Jenis kelamin Laki-laki Perempuan Suku Batak Jawa Melayu Lain-lain Tingkat pendidikan SMP/SMA D S Status pernikahan Menikah Belum menikah Status pekerjaan Bekerja Tidak bekerja Mahasiswa Pensiun

14 36 Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi dan Persentase Data Demografi Perawat Pre Aplikasi Protokol Caring Pada Penerimaan Pasien Baru Tahun 2016 (N=44) Karakteristik f % Umur < > Jenis kelamin Laki-laki Perempuan Suku Batak Jawa Aceh Lain-lain Tingkat pendidikan D S Status pernikahan Menikah Belum menikah Lama bekerja < 2 Tahun Tahun > 5 Tahun

15 37 Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi dan Persentase Data Demografi Perawat Post Aplikasi Protokol Caring Pada Penerimaan Pasien Baru Tahun 2016 (N=44) Karakteristik f % Umur < > Jenis kelamin Laki-laki Perempuan Suku Batak Jawa Minang Tingkat pendidikan D S Status pernikahan Menikah Belum menikah Lama bekerja < 2 Tahun Tahun > 5 Tahun PerilakuCaring perawat Pre aplikasi protokolcaring PerilakuCaring perawat pada penerimaan pasien baru di ruang rawat inap pre aplikasi protocol Caring didapatkan hasil untuk perilakucaring yang baik berdasarkan kuesioner sebanyak 37 responden (84 %) sedangkan berdasarkan observasi didapatkan sebanyak 41 responden (93 %). Nilai mean perilaku Caring berdasarkan kuesioner pada pre aplikasi protokol Caring adalah (SD= 2.08) dan 1.98 (SD=1.38) pada perilaku Caring berdasarkan observasi. Nilai minimum perilaku Caring perawat pada penerimaan

16 38 pasien baru berdasarkan kuesioner berada pada nilai 21 (1 orang) sedangkan pada observasi berada pada nilai 5 (9 orang). Data perilakucaring perawat yang berdasarkan kuesioner dan observasi ditunjukkan pada Tabel 4.1. Tabel 4.5. Distribusi Mean dan Standar Deviasi Perilaku Caring Berdasarkan Kuesioner dan Observasi Sebelum Aplikasi Protokol Caring Tahun 2016 (n=44) Variabel M SD Pre Aplikasi Perilaku Caring berdasarkan kuesioner Perilaku Caring berdasarkan observasi Post aplikasi protokol Caring PerilakuCaring perawat pada penerimaan pasien baru di ruang rawat inap post aplikasi protocol Caring didapatkan hasil untuk perilakucaring yang baik berdasarkan kuesioner sebanyak 43 responden (97,7 %) sedangkan berdasarkan observasi didapatkan sebanyak 41 responden (93 %). Nilai mean perilaku Caring berdasarkan kuesioner pada post aplikasi protokol Caring adalah (SD= 4.75) dan 1.10 (SD=0.70) pada perilaku Caring berdasarkan observasi. Data perilaku Caring perawat yang berdasarkan kuesioner dan observasi ditunjukkan pada Tabel 4.2. Tabel 4.6. Distribusi Mean dan Standar Deviasi Perilaku Caring Berdasarkan Kuesioner dan Observasi Sesudah Aplikasi Protokol Caring Tahun 2016 Variabel M SD Pre Aplikasi Perilaku Caring berdasarkan kuesioner Perilaku Caring berdasarkan observasi

17 Pengaruh Aplikasi Protokol Caring Pada Penerimaan Pasien Baru di Ruang RawatInap Terhadap Perilaku Caring Perawat PerilakuCaring perawat berdasarkan kuesioner dengan menggunakan Paired t-test menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang signifikanperilakucaringantara kelompok pre test dan post test (t=-4.81, p= 0.00) (Tabel 4.3.) Tabel 4.7. Pengaruh Aplikasi Protokol Caring Berdasarkan Kuesioner Pada Kelompok Pre Test dan Post Test(n=44) Kelompok Perilaku Caring berdasarkan kuesioner Mean min-max t p (1-tailed) (SD) Pre test * (2.08) Post test (1.10) *p<0.05 Perilaku Caring perawat berdasarkan observasi dengan menggunakan Paired t- test menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang signifikanperilakucaringantara kelompok pre test dan post test (t=-11.01, p= 0.00) (Tabel 4.4.) Tabel 4.8. Pengaruh Aplikasi Protokol CaringBerdasarkan Observasi pada Kelompok Pre Test dan Post Test Kelompok Perilaku Caring berdasarkan observasi Mean min-max t p (1-tailed) (SD) Pre test * (1.38) Post test (0.70) *p<0.05

18 BAB 5 PEMBAHASAN Pada bab ini peneliti akan membahas hasil penelitian tentang perilakucaring perawat,pengaruh aplikasi protocol Caring pada penerimaan pasien baru di ruang rawat inap dan keterbatasan peneliti dalam melakukan penelitian yang akan diuraikan dibawah ini. Data Demografi Responden Data yang berhubungan dengan karakteristik demografi perawat ditunjukkan pada Tabel 4.3 dan Tabel 4.4. lebih dari 80% menunjukkan responden perawat adalah perempuan. Sebagian besar umur responden perawat berada pada kategori tahun, dimana pada pre aplikasi dan post aplikasi sebesar 61.36%. Mayoritas kedua kelompok mempunyai pendidikan D3 Keperawatan 75.00% pada kelompok pre aplikasi dan 86.36% pada kelompok post aplikasi. Pada kategori suku, kebanyakan dari mereka mempunyai suku batak (77.27% pada pre aplikasi dan pada post aplikasi). Mayoritas pada kedua kelompok belum menikah, dimana pada kelompok pre aplikasi 75% dan pada kelompok post aplikasi sebesar 81.82%. pada kategori lama bekerja perawat, kelompok pre aplikasi dan post aplikasi perawat berada pada 2-5 tahun (72.73% dan 77.27%). Hal ini juga didukung oleh penelitian Prompahakul et al. (2011), yang menunjukkan bahwa pengalaman, pengetahuan dan tingkat pendidikan perawat mempengaruhi perilaku Caring perawat (91,6%). Valizadeh et al. (2012) menemukan bahwa pengalaman perawat sangat berpengaruh terhadap perilaku 40

19 41 Caringnya kepada pasien. Artinya semakin tinggi pendidikan perawat dan lamanya bekerja membuat perawat memiliki perilakucaring yang baik Demografi Perawat Hasil penelitian menunjukan umur perawat berada pada kategori tahun (61.36) hal ini menunjukkan usia tenaga perawat pada usia produktif dan telah memasuki tahap pemantapan pilihan karir, hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan Dessler (2008). Tenaga perawat pada usia ini merupakan aset bagi rumah sakit karena mempunyai kinerja dan produktifitas yang baik bagi pelayanan keperawatan, pada usia ini tenaga perawat mempunyai kematangan jiwa, lebih bijaksana dan berfikir lebih rasional hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Siagian (2010), sehingga diharapkan tenaga perawat pada usia ini memiliki perilakucaring karena Caring membutuhkan interaksi, kasih sayang, empati, perilaku menolong secara langsung, koping, pengurangan stres yang spesifik, sentuhan, pengasuhan, bantuan, pengawasan dan perlindungan, Leininger (1977) dalam Morrison dan Burnard (2009) Hasil penelitian menunjukan 80% perawat adalah perempuanhal ini menunjukan bahwa profesi perawat identik dengan profesi yang membutuhkan insting mengasihi dan ketulusan dalam merawat yang tercermin dalam naluri seorang ibu (mother instinct). Profesi perawat lebih diminati oleh perempuan dibandingkan laki-laki karena perempuan lebih memiliki naluri untuk merawat diri sendiri dan secara kodrati perempuan memiliki kepekaan dan secara tabiat perempuan lebih intuitif.

20 42 Hasil penelitian ditemukan pendidikan lama bekerja perawat pada kelompok pre aplikasi dan post aplikasi perawat berada mayoritas dari kedua kelompok mempunyai pendidikan D3 Keperawatan (75.00% dan 86.36%), dan lama bekerja pada 2-5 tahun (72.73% dan 77.27%), hal ini menunjukan bahwa pendidikan dan pengalaman kerja perawat menentukan perilakucaringcaring dalam melaksanakan tugasnya dalam memberikan pelayanan kepada pasien. Penelitian ini sejalan dengan Mizuno et al (2005) yang menemukan bahwa ada perbedaan yang signifikan terhadap perilakucaring perawat dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja. Perawat yang memiliki pendidikan dan pengalaman kerja memiliki Caring pada pasien.hal ini juga didukung oleh penelitian Prompahakul et al (2011), menyatakan pengalaman, pengetahuan dan tingkat pendidikan perawat mempengaruhi perilaku Caring perawat (91,6%). Hal yang serupa juga dinyatakan Valizadeh et al (2012) menemukan bahwa pengalaman perawat sangat berpengaruh terhadap perilaku Caringnya kepada pasien.pengalaman bekerja dapat membentuk seorang perawat berperilaku Caring yang baik sesuai dengan persepsi pasien, terutama kemampuan perawat dalam berkomunikasi dengan pasien. Komunikasi perawat dapat menjadi salah satu kunci sukses dalam melakukan asuhan keperawatan. Perawat yang bersifat Caring dalam membina hubungan dengan orang lain juga harus menunjukkan sikap empati dan mudah didekati serta mau mendengarkan orang lain. Perawat tersebut lebih peka, mudah bergaul, sopan dan mampu berkomunikasi dengan baik dengan orang lain (Morison & Burnard,2009)

21 43 Nasir & Muhith (2011) menyatakan Caring dalam asuhan keperawatan merupakan bagian dari bentuk kinerja perawat yang sangat dipengaruhi oleh variabel individu, organisasi, dan psikologis.perilaku Caring tidak dapat terbentukdalam waktu yang singkat karena perilaku merupakan interaksi dari pengetahuan, persepsi dan motivasi dari individu tersebut dalam melakukan Caring, sehingga pembelajaran pada berbagai unsur Caring hendaknya telah dibangun sejak perawat dalam masa pendidikan PerilakuCaring perawat PerilakuCaring perawat pre aplikasi Protocol Caring. Penilaian perilakucaring perawat pada penerimaan pasien baru di ruang rawat inap dari kuesioner didapatkan data sebanyak 84% responden (pasien) mengatakan bahwa perawat sudah berperilakucaring sedangkan dari data observasi sebanyak 20,45 % responden (perawat) belum memperlihatkan perilakucaring pada penerimaan pasien baru. Tabel 5.1. Distribusi Mean dan Standar Deviasi Perilaku Caring Berdasarkan Kuesioner dan Observasi Sebelum Aplikasi Protokol Caring Tahun 2016 (n=44) Variabel M SD Pre Aplikasi Perilaku Caring berdasarkan kuesioner Perilaku Caring berdasarkan observasi

22 44 Penerapan perilaku Caring perawat yang belum optimal ini terlihat dari hasil observasi yang dilakukan peneliti yang dibantu kepala ruang Rumah Sakit Bunda Thamrin Medan. Hasil observasi menunjukkan bahwa dalam memberikan asuhan keperawatan sebagian besar perawat tida memperkenalkan diri pada pasien, tidak menjelaskan perannya pada pasien, jarang menyediakan waktu khusus untuk mengkaji secara mendalam masalah yang dialami pasien, terutama terkait dengan masalah psikologis, jarang membantu pasien untuk kegiatan ibadah dan kurang memberikan motivasi terhadap masalah yang dihadapi pasien. Sebagian kecil perawat masih ada yang kurang memberikan perhatian penuh pada pasien, kurang ramah, tidak menjelaskan prosedur tindakan keperawatan yang akan dilakukan. Perilaku Caring perawat yang belum optimal ini dapat disebabkan oleh beberapa kemungkinan diantaranya kurang maksimalnya motivasi dan kesadaran perawat untuk menerapkan perilaku Caring, kurangnya pemahaman perawat akan karatif Caring serta rutinitas pekerjaan perawat. Ketidakoptimalan perilaku Caring perawat ini, merupakan hal yang kurang positif bagi pelayanan keperawatan dirumah sakit, karena Caring merupakan etik dan ideal moral dari keperawatan yang memerlukan kualitas interpersonal dan humanistik (Watson 2005, dalam Tomey & Alligood, 2006). Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien seharusnya lebih meningkatkan kepeduliannya pada pasien dengan cara memberi perhatian, rasa nyaman, dukungan, kepercayaan, yang ditunjukkan dengan kehadiran, sentuhan kasih sayang, selalu mendengarkan dan memahami klien (Potter & Perry, 2009). Belum optimalnya perilaku Caring perawat ini juga dapat mempengaruhi kualitas

23 45 pelayanan keperawatan yang diberikan pada pasien, serta dapat berdampak terhadap kepuasan pasien. Perilaku perawat yang baik akan meningkatkan penilaian pasien terhadap kualitas pelayanan yang diberikan (Wijono, 1999). Perilaku perawat yang diharapkan pasien adalah perilaku yang Caring, yaitu perhatian dan perlakuan perawat terhadap pasien dengan baik. Pendekatan dan perilaku Caring perawat juga merupakan dasar dari proses interpersonal perawat pasien (Sitorus, 2009). Oleh karena itu, penerapan perilaku Caring perawat ini perlu mendapatkan perhatian khusus dan pengelolaan yang lebih baik dari rumah sakit. Perilaku Caring dapat diterapkan dengan baik, bila perawat memiliki pemahaman yang baik tentang perilaku Caring tersebut. Pemahaman perawat tentang perilaku Caring dapat diperoleh salah satunya melalui pelatihan, karena pelatihan merupakan metode terorganisasi yang memastikan bahwa seseorang mempunyai pengetahuan dan ketrampilan untuk tujuan khusus yaitu mereka mendapatkan pengetahuan yang dibutuhkan untuk melakukan tugas kerja (Marquis & Huston, 2010) PerilakuCaring perawat post aplikasi Protokol Caring PerilakuCaring perawat pada penerimaan pasien baru di ruang rawat inap terjadi peningkatan post aplikasi protocol Caring. Peningkatan ini dapat dilihat berdasarkan penilaian baik dari kuesioner maupun berdasarkan observasi. PerilakuCaring perawat pada penerimaan pasien baru di ruang rawat inap post aplikasi protocol Caring didapatkan hasil untuk perilakucaring yang baik berdasarkan kuesioner sebanyak 43 responden (97,7 %) sedangkan berdasarkan observasi didapatkan sebanyak 41 responden (93 %).

24 46 Nilai mean perilaku Caring berdasarkan kuesioner pada post aplikasi protokol Caring adalah (SD= 4.75) dan 1.10 (SD=0.70) pada perilaku Caring berdasarkan observasi. Data perilaku Caring perawat yang berdasarkan kuesioner dan observasi ditunjukkan pada Tabel 4.2. Tabel 5.2. Distribusi Mean dan Standar Deviasi Perilaku Caring Berdasarkan Kuesioner dan Observasi Sesudah Aplikasi Protokol Caring Tahun 2016 Variabel M SD Pre Aplikasi Perilaku Caring berdasarkan kuesioner Perilaku Caring berdasarkan observasi Hasil penelitian tentang penerapan perilaku Caring perawat di Rumah Sakit Bunda Thamrin Medan ini, menunjukkan bahwa pelatihan dan bimbingan perilaku Caring dapat meningkatkan penerapan perilaku Caring perawat pelaksana dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien. Peningkatan ini dapat terlihat dari perilaku perawat dalam penerapan sepuluh karatif Caring Watson, terutama pada karatif empat tentang membina hubungan saling percaya, karatif lima tentang pengekspresian perasaan positif dan negatif, karatif tujuh tentang belajar mengajar, serta karatif delapan tentang menyediakan lingkungan yang mendukung. Beberapa item pernyataan dari ke empat karatif ini sebagian besar tidak diterapkan oleh perawat pelaksana di sebelum mendapatkan pelatihan dan bimbingan perilaku Caring, tetapi sesudah perawat mendapatkan pelatihan dan bimbingan perilaku Caring, ke empat karatif ini sudah diterapkan oleh sebagian besar perawat. Empat karatif diatas sangat penting dalam membina hubungan interpersonal perawat dengan pasien, dimana hubungan saling percaya

25 47 antara perawat dan pasien akan meningkatkan penerimaan terhadap perasaan positif dan negatif antara perawat pasien serta perawat harus menerima perasaan pasien serta memahami perilaku mereka. Perawat juga harus menyediakan waktu untuk pasien mengekspresikan perasaannya, memberikan informasi pada pasien tentang kesehatannya serta perawat harus menciptakan lingkungan internal dan eksternal yang berpengaruh terhadap kesehatan dan penyakit pasien (Tomey & Alligood, 2006; Asmadi, 2008). Penerapan karatif Caring perawat pada pasien dilakukan secara interpersonal dimana perawat memulai dengan menjalin hubungan yang lebih familiar dengan pasien diantaranya seperti memanggil nama pasien sesuai dengan nama kesenangannya, perawat memperkenalkan diri dan menjelaskan perannya, merespon panggilan pasien dengan cepat, membantu pasien untuk menjalankan ibadah, lebih perhatian dan peduli terhadap masalah yang dihadapi pasien baik secara bio, psiko, sosio spiritual. Hal ini sesuai dengan pendapat Watson (1979, dalam Tomey & Alligood, 2006) yang menyatakan bahwa seorang perawat dalam memberikan asuhan keperawatan diantaranya harus berdasarkan pada nilainilai kemanusiaan, mampu meningkatkan sensitivitas terhadap diri pribadi dan orang lain, membina hubungan saling percaya, memahami ekspansi klien secara emosional maupun intelektual, menciptakan lingkungan internal dan eksternal yang berpengaruh terhadap kesehatan dan penyakit individu. Oleh karena itu perilaku Caring harus tumbuh dari dalam diri perawat dan berasal dari hati perawat yang terdalam, dan Caring bukan hanya memperlihatkan apa yang dikerjakan perawat yang bersifat tindakan fisik, tetapi juga mencerminkan ketulusan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan

26 48 pada pasien. Berdasarkan hasil penelitian diatas, perawat dapat menerapkan karatif Caring dengan optimal diperlukan bimbingan yang maksimal dan supervisi yang rutin supaya perawat terbiasa dan menjadikan Caring sebagai budaya dalam pemberian asuhan keperawatan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Glembocki & Dunn (2010) tentang membangun budaya Caring melalui pelatihan, menginformasikan adanya peningkatan pengetahuan perawat tentang perilaku Caring sebelum dan sesudah pelatihan. Hal ini juga sejalan dengan penelitian Sutriyanti (2009), Muttaqin (2008) yang menyatakan bahwa ada peningkatan yang bermakana antara perilaku Caring perawat sebelum dan sesudah dilakukan pelatihan dan bimbingan perilaku Caring. Hal ini sesuai dengan pendapat Siagian (2009) yang menyatakan bahwa pelatihan dapat membantu pegawai/ perawat untuk bekerja dan berperilaku lebih baik, membuat keputusan lebih baik, serta meningkatkan kemampuan dan percaya diri dalam menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi dalam pekerjaan. Hal ini juga sejalan dengan pendapat Watson (1985 dalam George, 1990) yang menyatakan bahwa Caring merupakan karakteristik interpersonal yang tidak diturunkan melalui genetik tetapi dipelajari melalui suatu pendidikan sebagai budaya profesi. Watson (1979, dalam Tomey & Alligood, 2006) menyatakan bahwa struktur ilmu Caring dibangun dari sepuluh faktor karatif yang dikenal dengan Watson s Ten Carative Factors yang merupakan panduan dalam pemberian asuhan keperawatan dan dapat mendukung proses penyembuhan klien. Perilaku Caring harus ditanamkan dan menjadi budaya yang melekat disetiap diri perawat, karena Caring merupakan inti dalam praktek keperawatan (Dwidiyanti, 2007). Penerapan perilaku Caring pada klien

27 49 memerlukan pengembangan pengetahuan, ketrampilan, keahlian, empati, komunikasi, kompetensi klinik, keahlian teknik dan ketrampilan interpersonal perawat, serta adanya rasa tanggung jawab perawat untuk menerapkannya pada klien. Hal ini juga sesuai dengan teori yang dijelaskan dalam Morrison & Burnard (2009) yang menyatakan bahwa Caring merupakan sebuah proses interpersonal esensial yang mengharuskan perawat melakukan aktivitas peran yang spesifik dalam sebuah cara dengan menyampaikan ekspresi emosi tertentu pada klien. Aktivitas peran ini diterapkan perawat dalam pemberian asuhan keperawatan berupa kehadiran, sentuhan kasih sayang, selalu mendengarkan dan memahami klien (Potter & Perry, 2009) Pengaruh AplikasiProtokol Caring padapenerimaan Pasien Baru terhadap PerilakuCaring Perawat di Ruang Rawat Inap. Hasil penelitian didapatkan bahwa ada pengaruh aplikasi protocol Caring pada penerimaan pasien baru terhadap perilakucaring perawat di ruang rawat inap sebelum (pre aplikasi) dengan sesudah aplikasi (post aplikasi) protocol Caring dengan penilaian kuesioner pre test dan post test (t=-4.81, p= 0.00) dan penilaian observasi pre test dan post test (t=-11.01, p= 0.00), sehingga dengan hasil p= 0.00 dapat disimpulkan Ho ditolak dan Ha diterima. Hasil pengaruh aplikasi protokol Caring terhadap perilakucaring perawat pada penerimaan pasien baru di ruang rawat inap mengalami peningkatan berdasarkan kuesioner maupun observasi. PerilakuCaring perawat pada penerimaan pasien baru menjadi Baik di karenakan kepatuhan perawat dalam melaksanakan protocol Caring yang dibangun/dilakukan sebagai panduan atau pedoman dalam membangun dan

28 50 membentuk kultur Caring pada rumah sakit (Luk,2009). Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa ada pengaruh Aplikasi Penerimaaan Pasien baru berbasis perilaku Caring perawat mempunyai hubungan dengan tingkat kepuasan pasien diruang rawat inap rumah sakit. Pernyataan ini didukung teori yang dikemukan oleh Potter dkk., (2009) bahwa sikap perawat yang berhubungan dengan Caring adalah kehadiran, sentuhan kasih sayang dan selalu mendengarkan klien. Sentuhan Caring suatu bentuk komunikasi non verbal yang dapatmempengaruhi kenyamanan klien, meningkatkan harga diri klien, memperbaiki orientasi tentang kenyataan (Watson, 1994) dalam Potter dkk.,(2009). Semakin baik perilaku Caring perawat dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan, pasien atau keluarga semakin senang dalam menerima pelayanan, berarti hubungan terapeutik perawat-klien semakin terbina. Berdasarkan hasil wawancara dengan, responden ditemukan bahwa merasa puas dengan perawat yang ramah, mudah senyum, sopan dan memberi perhatian. Pernyataan responden tersebut sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa Caring merupakan praktik keperawatan dimana perawat membantu klien pulih dari sakitnya. Kehadiran, kontak mata, bahasa tubuh, nada suara, sikap mau mendengarkan serta memiliki sikap positif dan bersemangat yang dilakukan perawat kepada klien akan membentuk suasana keterbukaan dan saling mengerti, serta perlakuan yang ramah dan cekatan ketika melaksanakan prosedur keperawatan akan memberikan rasa aman pada klien (Potter., 2009). Teori lain mengatakan bahwa perawatan yang efektif hanya mungkin dilakukan oleh seorang perawat yang menaru minat terhadap orang lain, tanpa menghiraukan umur, jenis

29 51 kelamin, latar belakang dan status sosial ekonomi (Singgih dkk.,2012). Menurut Morrison., (2008) bahwa keperawatan dan Caring adalah sesuatu yang tidak terpisahkan dan pada saat yang sama mengindikasikan bahwa beberapa aktivitas praktik dilakukan dalam proses Caring di lingkungan keperawatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara perilaku Caring perawat dengan tingkat kepuasan pasien, namun masih terdapat 6,2% yang kurang puas dengan perilaku Caring perawat. Hal ini dapat disebabkan oleh pengalaman dan faktor demografi responden dalam menerima pelayanan perawat. Pernyataan ini didukung teori yang dikemukakan oleh Singgih., (2012) bahwa seorang pasien yang pada masa sehat terbiasa hidup dengan pelayanan yang sepenuhnya dipusatkan pada pemuasan semua keinginan, tentu sewaktu mendapat perawatan akan menuntut perlakuan yang sesuai dengan yang diperolehnya dalam hidup sehari-hari. Kepuasan pasien dapat diukur dengan indikatorindikator: kepuasan terhadap akses layanan, mutu layanan kesehatan dan kepuasan terhadap proses layanan kesehatan termasuk hubungan antar manusia (Pohan, 2006). Pada penelitian ini terdapat 3,1% yang mempunyai persepsi kurang baik tentang perilaku Caring perawat (kurang Caring) namun merasa puas. Hal ini dapat disebabkan oleh cara perawat dalam hubungannya dengan pesien/ keluarga. Pernyataan ini didukung teori bahwa perawat yang dapat meyakinkan pasien/keluarga akan memperoleh kepercayaan daripasien, sehingga secara tidak langsung dapat membantu membentuk sikap positif pasien terhadap perawat (Singgih dkk.,2012). Ada orang sakit yang ingin selalu diperhatikan dan menarik perhatian perawat, ada pula pasien yang sungkan dan segan untuk memanggil dan

30 52 meminta bantuan perawat (Singgih dkk.,2012). Dari beberapa teori dan hasil penelitian tentang perilaku Caring perawat dengan kepuasan pasien sangat erat hubungannya karena perlakuan perawat sebagai provider dimana pelayanan perawat harus dapat dirasakan dan memberi dampak yang positif terhadap pasien sebagai customer (pelanggan) pelayanan keperawatan di rumah sakit (Sitorus, 2011). Kepuasan pasien adalah keluaran (outcome) layanan kesehatan. Dengan demikian, kepuasan pasien merupakan salah satu tujuan dari peningkatan layanan kesehatan. Analisis survei kepuasan pasien yang berkesinambungan akan menghasilkan informasi baik untuk inovasi organisasi ataupun sikap personel dengan tujuan baik kearah peningkatan kepuasan pasien ataupu peningkatan mutu layanan kesehatan (Pohan, 2006). Watson (2007) menyatakan bahwa Caring merupakan landasan moral yang menyeluruh, sebuah komitmen yang tertinggi dan terdalam untuk tetap melaksanakan integritas dan menjaga hubungan dengan pasien,keluarga, masyarakat dan dunia keperawatan. Penampilan dan sambutan awal perawat merupakan hal pertama yang diperhatikan pasien, kesan pertama timbul dalam 20 detik sampai 4 menit pertama (Sitorus, 2011). Untuk dapat menyambut pasien (responden) maka perawat (responden) membutuhkan sebuan panduan atau protocol untuk dapat mengaplikasikan Caring pada penerimaan pasien baru.dengan adanya protocol Caringpada penerimaan pasien baru maka diperoleh adanya peningkatan perilakucaring perawat pada penerimaan pasien baru di ruang rawat inap.

31 Keterbatasan Penelitian Keterbatasan dalam melakukan penelitian ini adalah pengambilan sampel menggunakan simple random sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang dilakukan pada pasien yang sesuai dengan kriteria dan mendapat persetujuan.sehingga memiliki kelemahan yaitu belum tentu mewakili dari populasi yang ada.sebaiknya untuk penelitian berikutnya dilakukan tehnik pengambilan sampling dengan menggunakan random sampling, sehingga sampel yang diambil dapat mewakili populasi yang ada. Peneliti mengalami keterbatasan pada sampel perawat dimana perawat yang telah bekerja lebih dari empat bulan banyak yang belum memiliki baju seragam dan banyak juga yang memakai baju seragam yang sebenarnya sudah tidak layak lagi. Kondisi baju seragam kerja yang tidak baik ini menyebabkan perawat tidak percaya diri pada saat melakukan protocol Caring pada penerimaan pasien baru.keterbatasan ini sudah disampaikan kepada pihak SDM Rumah Sakit agar mempercepat pengadaan baju seragam sehingga tidak mempengaruhi kinerja perawat. Desain yang digunakan peneliti terbatas hanya mengetahui ada tidaknya pengaruh aplikasi protocol Caring terhadap perilakucaring perawat dengan membandingkan hasil sebelum (pre test) dan sesudah (post test) aplikasi protocol Caring.Penelitian ini dilakukan dengan memfokuskan pada satu kelompok saja yaitu kelompok intervensi, sedangkan untuk kelompok kontrol tidak dilakukan penelitian. Sebaiknya untuk desain penelitian kuasi eksperimen, dilakukan juga pada kelompok control sebagai kelompok pembanding.

32 54 Dalam penyusunan lembar observasi perilakucaring perawat saat menerima pasien baru, peneliti hanya menggunakan beberapa bagian dari kuesioner perilakucaring perawat saat menerima pasien baru sehingga kurang mewakili pengaruh aplikasi perilakucaring perawat saat menerima pasien baru. Sebaiknya dalam pembuatan checklist observasi perilakucaring perawat lebih banyak lagi faktor-faktor yang dimasukkan agar pengaruh aplikasi protocol Caringlebih dapat diidentifikasi.

33 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. KESIMPULAN Pengaruh Aplikasi Protokol Caring pada Penerimaan Pasien Baru terhadap PerilakuCaring Perawat di Ruang Rawat Inap RSU Medan menunjukan ada perbedaan antara perilakucaring perawat yang belum menjalankan protokol Caring dengan perilakucaring perawat yang telah menjalankan protokol Caring. Ada peningkatan yang signifikan pada perawat setelah menerima protokol Caringp = Hasil penelitian didapatkan bahwa perilakucaring perawat pada penerimaan pasien baru pre aplikasi protocol Caring berdasarkan kuesioner didapatkan 1 orang dengan nilai minimum (21) sedangkan pada observasi didapatkan 9 orang dengan nilai minimum (5). PerilakuCaring perawat pada penerimaan pasien baru mengalami peningkatan menjadi 1 orang dengan nilai minimum (25) pada kuesioner dan 3 orang dengan nilai minimum (8) Hasil perbedaan perilakucaring perawat pada penerimaan pasien baru pre dan post aplikasi protocol Caring mengalami peningkatan yang signifikan berdasarkan penilaian kuesioner dan juga observasi.

34 SARAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh aplikasi protokol Caring pada penerimaan pasien baru terhadap perilakucaring perawat, sehingga peneliti ingin menyarankan agar protocol Caring pada penerimaan pasien baru dapat dilakukan dalam praktek keperawatan di semua ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin Medan. Dengan adanya pengaruh aplikasi protocol Caring pada penerimaan pasien baru, peneliti juga mengharapkan agar protocol Caring diajarkan kepada semua perawat pada masa orientasi pegawai baru. Pegawai baru satu persatu dilatih dan dilakukan rollplay sehingga pada saat di pelayanan dapat dilaksanakan dengan baik. Peneliti mengharapkan bagi penelitian keperawatan,agar penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk pengembangan penelitian selanjutnya dalam praktek keperawatan yang mengaplikasikan Caring. Penelitian selanjutnya diharapkan lebih mempertimbangkan jumlah sampel yang akan dijadikan responden serta menggunakan kuasi eksperimen lebih baik dengan menggunakan dua kelompok yaitu kelompok intervensi dan kelompok kontrol sebagai pembanding, menggunakan random sampling dan melakukan perlakuan pada responden.

BAB 1 PENDAHULUAN. lain (Crips &Taylor, 2001). Caring adalah perhatian perawat dengan sepenuh hati

BAB 1 PENDAHULUAN. lain (Crips &Taylor, 2001). Caring adalah perhatian perawat dengan sepenuh hati BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Caring merupakan fenomena universal yang mempengaruhi bagaimana seseorang berfikir, merasakan dan berperilaku dalam hubungannya dengan orang lain (Crips &Taylor, 2001).

Lebih terperinci

Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Tingkat Kepuasan Pasien yang Dirawat di Ruangan Kelas III Rumah Sakit Immanuel Bandung

Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Tingkat Kepuasan Pasien yang Dirawat di Ruangan Kelas III Rumah Sakit Immanuel Bandung Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Tingkat Kepuasan Pasien yang Dirawat di Ruangan Kelas III Rumah Sakit Immanuel Bandung 1 Kartini Apriana Hutapea 2 Blacius Dedi 3 Yuliana Elias 1,2,3 Sekolah Tinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perawat dalam praktek keperawatan. Caring adalah sebagai jenis hubungan

BAB I PENDAHULUAN. perawat dalam praktek keperawatan. Caring adalah sebagai jenis hubungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku Caring merupakan aspek penting yang harus dilakukan oleh perawat dalam praktek keperawatan. Caring adalah sebagai jenis hubungan yang diperlukan antara pemberi

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN PERILAKU CARING PERAWAT DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN PERILAKU CARING PERAWAT DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP PENELITIAN PERILAKU CARING PERAWAT DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP Tiara*, Arena Lestari* Perilaku perawat di tempat pelayanan kesehatan atau rumah sakit dalam menghadapi pasien sangat menentukan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN Desain quasi-eksperimen digunakan untuk menguji efektivitas model caring terhadap kualitas asuhan keperawatan pada pasien gagal jantung. Dalam bab ini, serangkaian metodologi diaplikasikan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PENELITIAN. pada anggota keluarga yang mengalami halusinasi. Di dalam penelitian ini

BAB III KERANGKA PENELITIAN. pada anggota keluarga yang mengalami halusinasi. Di dalam penelitian ini 1. Kerangka Penelitian BAB III KERANGKA PENELITIAN Kerangka konseptual dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan dengan beban keluarga dalam mengikuti regimen terapeutik pada anggota

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian kuantitatif dengan desain quasi eksperimen, dan dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian kuantitatif dengan desain quasi eksperimen, dan dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain quasi eksperimen, dan dengan pendekatan pretest-posttest

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN. Perilaku Caring Perawat dalam Melakukan Asuhan Keperawatan pada. Pasien di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. Tengku Mansyur Tanjungbalai

KUESIONER PENELITIAN. Perilaku Caring Perawat dalam Melakukan Asuhan Keperawatan pada. Pasien di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. Tengku Mansyur Tanjungbalai KUESIONER PENELITIAN Perilaku Caring Perawat dalam Melakukan Asuhan Keperawatan pada Pasien di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. Tengku Mansyur Tanjungbalai I. Kuesioner Data Demografi (KDD) Petunjuk Pengisian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian deskriptif. analitik Comparative Study dengan pendekatan cross sectional.

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian deskriptif. analitik Comparative Study dengan pendekatan cross sectional. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang dipilih adalah metode penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian deskriptif analitik Comparative Study dengan pendekatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUANGAN PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN 2016

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUANGAN PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN 2016 HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUANGAN PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN 2016 Suriani Ginting Jurusan Keperawatan Poltekkes Medan Abstrak Caring adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Caring merupakan unsur sentral dalam keperawatan. Menurut Potter & Perry (2005),

BAB I PENDAHULUAN. Caring merupakan unsur sentral dalam keperawatan. Menurut Potter & Perry (2005), BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perawat merupakan sumber daya terbanyak di rumah sakit dan yang paling sering berinteraksi lansung dengan klien, sehingga kontribusi perawat cukup besar dalam mutu

Lebih terperinci

DUKUNGAN DENGAN BEBAN KELUARGA MENGIKUTI REGIMEN TERAPEUTIK ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI HALUSINASI

DUKUNGAN DENGAN BEBAN KELUARGA MENGIKUTI REGIMEN TERAPEUTIK ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI HALUSINASI DUKUNGAN DENGAN BEBAN KELUARGA MENGIKUTI REGIMEN TERAPEUTIK ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI HALUSINASI Delia Ulpa*, Mahnum Lailan Nst.** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara **Dosen

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI BANGSAL RAWAT INAP WARDAH RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI BANGSAL RAWAT INAP WARDAH RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI BANGSAL RAWAT INAP WARDAH RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: EKA PUTRI UMAYAH 201310201019 PROGRAM STUDI ILMU

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian quasy experimental, control group pre test post test design. Jenis

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian quasy experimental, control group pre test post test design. Jenis 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, menggunakan desain penelitian quasy experimental, control group pre test post test design. Jenis penelitian

Lebih terperinci

Keterangan : = Sampel = Populasi e = Nilai Kritis / batas ketelitian 5 %

Keterangan : = Sampel = Populasi e = Nilai Kritis / batas ketelitian 5 % BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian korelasional (correlational research) yang bertujuan untuk menentukan besar variasi variasi pada satu atau beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. keperawatan. Sebagai pusat pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. keperawatan. Sebagai pusat pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan dan keperawatan. Sebagai pusat pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan, dan pusat pelayanan kesehatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara terus menerus, tulus, ikhlas, peduli dengan masalah pasien yang di hadapi

BAB I PENDAHULUAN. secara terus menerus, tulus, ikhlas, peduli dengan masalah pasien yang di hadapi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Caring adalah salah satu tindakan keperawatan yang dinlakukan setia hari secara terus menerus, tulus, ikhlas, peduli dengan masalah pasien yang di hadapi (Watson,2011).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksplanatory digunakan untuk menjelaskan suatu keadaan atau fenomena sosial yang terjadi secara objektif,

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN. Kerangka konseptual pada penelitian ini menggambarkan bahwa variabel

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN. Kerangka konseptual pada penelitian ini menggambarkan bahwa variabel BAB 3 KERANGKA PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Kerangka konseptual dalam penelitian ini menjelaskan tentang variabel yang akan diamati atau diukur melalui penelitian, yaitu hubungan dukungan spiritualitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengaruh penerapan metode pembelajaran Team Based Learning terhadap. Keperawatan STIKES Satria Bhakti Nganjuk.

BAB III METODE PENELITIAN. pengaruh penerapan metode pembelajaran Team Based Learning terhadap. Keperawatan STIKES Satria Bhakti Nganjuk. 43 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan design penelitian Quasy Experiment pre and post test with control group. Penelitian ini ingin mengetahui pengaruh penerapan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif ditujukan

BAB 1 PENDAHULUAN. berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif ditujukan BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pelayanan keperawatan adalah pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mengkaji perbandingan terhadap pengaruh (efek) pada kelompok

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mengkaji perbandingan terhadap pengaruh (efek) pada kelompok BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah study komparatif, desain ini difokuskan untuk mengkaji perbandingan terhadap pengaruh (efek) pada kelompok subyek tanpa adanya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen. Penelitian eksperimen yaitu suatu penelitian dengan melakukan percobaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau perilaku kepada atau untuk individu atau kelompok melalui antisipasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau perilaku kepada atau untuk individu atau kelompok melalui antisipasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Caring Caring adalah kegiatan langsung untuk memberikan bantuan, dukungan, atau perilaku kepada atau untuk individu atau kelompok melalui antisipasi kebutuhan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif korelatif artinya penelitian yang bertujuan menjelaskan suatu hubungan korelatif antar variable. Hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan rancangan pre-post test with control group design yang

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan rancangan pre-post test with control group design yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian quasi eksperimental dengan rancangan pre-post test with control group design yang menggunakan 2 kelompok,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. DesainPenelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen, yaitu jenis Quasi Experimental Design. Desain ini mempunyai kelompok kontrol,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah dengan menggunakan metode deskriptif study korelasi (Correlation Study ) dengan pendekatan belah lintang (cross

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dengan menggunakan rancangan penelitian eksperimental semu (quasi

BAB III METODE PENELITIAN. Dengan menggunakan rancangan penelitian eksperimental semu (quasi 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah desain penelitian eksperimen. Dengan menggunakan rancangan penelitian eksperimental semu (quasi eksperiment).

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian sebaiknya dilakukan pengujian terlebih dahulu

BAB III ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian sebaiknya dilakukan pengujian terlebih dahulu BAB III ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL PENELITIAN 3.1 Pengujian Instrumen Data Sebelum melakukan penelitian sebaiknya dilakukan pengujian terlebih dahulu terhadap instrumen yang akan digunakan. Ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment). Rancangan yang digunakan adalah one group pretest-postest.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI semester ganjil

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI semester ganjil 13 III. METODE PENELITIAN A. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI semester ganjil SMA.YPPL Bandar Lampung pada tahun pelajaran 2013/2014 yang terdiri dari enam kelas. B.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. intervensi diberikan pretest tentang pengetahuan stroke dan setelah

BAB III METODE PENELITIAN. intervensi diberikan pretest tentang pengetahuan stroke dan setelah BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode penelitian Quasy Experiment dengan menggunakan rancangan penelitian pretest-posttest with

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah dekriptif kuantitatif non eksperimental bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah dekriptif kuantitatif non eksperimental bersifat BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah dekriptif kuantitatif non eksperimental bersifat correlational dengan menggunakan pendekatan cross sectional yang menghubungkan

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA TINGKAT I PASCA SOSIALISASI CARRATIVE CARING

TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA TINGKAT I PASCA SOSIALISASI CARRATIVE CARING TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA TINGKAT I PASCA SOSIALISASI CARRATIVE CARING MENURUT JEAN WATSON DI AKADEMI KEPERAWATAN HUSADA KARYA JAYA TAHUN 2016/2017 Leo Rulino*, Denny Syafiqurahman** *Dosen Akademi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan studi eksperimental dengan desain pre-test

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan studi eksperimental dengan desain pre-test BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan studi eksperimental dengan desain pre-test post test with control group design. Penelitian ini mengungkapkan hubungan sebab akibat

Lebih terperinci

Lampiran 1: LEMBAR PERSETUJUAN

Lampiran 1: LEMBAR PERSETUJUAN 65 Lampiran 1: LEMBAR PERSETUJUAN Anda diundang untuk berpartisipasi dalam penelitian yang berjudul Perbandingan Tingkat Kepuasan Pasien Peserta Jaminan Kesehatan Nasional Jaminan Kesehatan Nasional tentang

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSEPSI PERAWAT DENGAN TINDAKAN TERHADAP PERLINDUNGAN HAK ATAS PRIVASI KLIEN TAHUN 2015

HUBUNGAN PERSEPSI PERAWAT DENGAN TINDAKAN TERHADAP PERLINDUNGAN HAK ATAS PRIVASI KLIEN TAHUN 2015 HUBUNGAN PERSEPSI PERAWAT DENGAN TINDAKAN TERHADAP PERLINDUNGAN HAK ATAS PRIVASI KLIEN TAHUN 2015 Fras Hinang Hawirami¹ Chrisnawati² Sr.Imelda Ingir Ladjar³ SekolahTinggi Ilmu Kesehatan Suaka Insan Banjarmasin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menilai pengaruh doa dan dzikir al-ma tsurat terhadap skor depresi pasien

BAB III METODE PENELITIAN. menilai pengaruh doa dan dzikir al-ma tsurat terhadap skor depresi pasien BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini termasuk rancangan Quasy Experiment untuk menilai pengaruh doa dan dzikir al-ma tsurat terhadap skor depresi pasien diabetes melitus.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kualitas Pelayanan Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berpengaruh dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Penelitian. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Penelitian. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Penelitian 1. Variabel tergantung: Komitmen Organisasi 2. Variabel bebas: Komunikasi Interpersonal B. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Komitmen organisasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Partisipan Penelitian Riset partisipan dalam penelitian ini adalah penderita Tuberkulosis yang sedang menjalankan pengobatan di Instalasi Rawat Jalan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP RUMAH SAKIT

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP RUMAH SAKIT HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP RUMAH SAKIT RELATIONSHIP OF CARING BEHAVIORS OF NURSES PATIENT SATISFACTION LEVEL IN INPATIENT AT HOSPITAL Abdul 1, Ariyanti Saleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Perilaku Caring. Swanson (dalam Watson, 2005) mendefinisikan caring sebagai cara perawat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Perilaku Caring. Swanson (dalam Watson, 2005) mendefinisikan caring sebagai cara perawat 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Caring 1. Pengertian Perilaku Caring Swanson (dalam Watson, 2005) mendefinisikan caring sebagai cara perawat memelihara hubungan yang bernilai dengan pasien agar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen semu (quasi experiment). Penelitian ini dikatakan semu karena peneliti tidak mengontrol semua variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL. kesehatan di Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai.

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL. kesehatan di Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai. BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 2.1 Kerangka Konsep Kerangka konseptual penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien pengguna Jampersal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORISTIS

BAB II TINJAUAN TEORISTIS BAB II TINJAUAN TEORISTIS 2.1 Perilaku Caring 2.1.1 Pengertian Caring Perawat Menurut Carruth, dalam Nurachmah (2001) asuhan keperawatan yang bermutu yang diberikan oleh perawat dapat dicapai apabila perawat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Rancangan penelitian ini adalah Discriptive Correlation yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bentuk pelayanan yang diberikan kepada klien oleh suatu tim multidisiplin

BAB 1 PENDAHULUAN. bentuk pelayanan yang diberikan kepada klien oleh suatu tim multidisiplin BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Keperawatan adalah bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan bentuk pelayanan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan desain studi diskriptif korelatif untuk menelaah hubungan antara dua variable pada suatu situasi atau sekelompok subjek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif korelasional. Desain korelasional dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif korelasional. Desain korelasional dalam penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif korelasional. Desain korelasional dalam penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian experimental dengan menggunakan rancangan pre-experimental (pre-post test with control group design) untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian pra-eksperiment dengan desain penelitian one group

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian pra-eksperiment dengan desain penelitian one group BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan rancangan penelitian pra-eksperiment dengan desain penelitian one group pre-post test design (Nursalam,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. desain deskriptif korelatif, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas

BAB III METODE PENELITIAN. desain deskriptif korelatif, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif korelatif, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Analisa dan Pembahasan Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah semua karyawan staff PT Bakrie Metal Industries yang berada di Unit Bekasi yang berjumlah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ketiga menjelaskan tentang metode penelitian yang mencakup tentang pendekatan, metode, desain penelitian, lokasi penelitian, populasi, sampel, variabel penelitian, definisi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. experiment menggunakan pendekatan pre-post test design with control group.

BAB III METODE PENELITIAN. experiment menggunakan pendekatan pre-post test design with control group. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitative dengan metode quasy experiment menggunakan pendekatan pre-post test design with control group. Penelitian

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini akan menjelaskan kesimpulan dari temuan penelitian yang telah di lakukan dan saran terkait hasil temuan tersebut. 7.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah

Lebih terperinci

216 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

216 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes PELATIHAN CARING DENGAN MODEL PARTISIPATIF UNTUK PENINGKATAN KINERJA PERAWAT DAN MUTU LAYANAN KEPERAWATAN Ayu Dewi Nastiti (Fakultas Keperawatan, Universitas Airlangga) Kusnanto (Fakultas Keperawatan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan pre-test dan post-test with control group. Tujuan. penelitian ini untuk mengetahui penerapan metode pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan pre-test dan post-test with control group. Tujuan. penelitian ini untuk mengetahui penerapan metode pembelajaran BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain quasi eksperimen, dan dengan pendekatan pre-test dan post-test

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Metode penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Metode penelitian ini menggunakan quasy experimental study with control group design. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional dimana peneliti menekankan waktu

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional dimana peneliti menekankan waktu BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik. Dengan pendekatan cross sectional dimana peneliti menekankan waktu pengukuran/observasi data variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam Tomey & Alligood, 2006) mendefinisikan caring sebagai suatu proses. merupakan sesuatu yang unik terhadap praktik keperawatan.

BAB I PENDAHULUAN. dalam Tomey & Alligood, 2006) mendefinisikan caring sebagai suatu proses. merupakan sesuatu yang unik terhadap praktik keperawatan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdedikasi bagi orang lain, pengawasan dengan waspada, menunjukkan perhatian, perasaan empati pada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bulan Januari tahun 2015 di SMA Negeri 1 Terbanggi Besar. Penelitian. dilakukan selama 5 minggu pembelajaran (5X pertemuan).

III. METODE PENELITIAN. bulan Januari tahun 2015 di SMA Negeri 1 Terbanggi Besar. Penelitian. dilakukan selama 5 minggu pembelajaran (5X pertemuan). 8 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 014/015 pada bulan Januari tahun 015 di SMA Negeri 1 Terbanggi Besar. Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun

BAB III METODE PENELITIAN. mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun karakteristik,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Pada penelitian ini peneliti menggunakan tipe atau jenis penelitian quasi eksperimen kuantitatif yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan memberikan sebuah

Lebih terperinci

L A M P I R A N. Universitas Sumatera Utara

L A M P I R A N. Universitas Sumatera Utara L A M P I R A N LEMBAR PERSETUJUAN Setelah membaca penjelasan penelitian ini dan mendapatkan jawaban atas pernyataan yang saya ajukan, maka saya mengetahui manfaat dan tujuan penelitian ini, saya mengerti

Lebih terperinci

ISSN Vol 5, ed 2, Oktober 2014

ISSN Vol 5, ed 2, Oktober 2014 HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN PENERAPAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT JIWA TAMPAN PROVINSI RIAU TAHUN 2014 ALINI Dosen STIKes Tuanku

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum. Berdasarkan penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum. Berdasarkan penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Berdasarkan penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Madiun tahun anggaran 2013 diperoleh data anggaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Karakteristik Pasien Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Pasien Jaminan Kesehatan Nasional No Karakteristik Responden 1. Jenis Kelamin a.

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSEPSI PERAWAT PELAKSANA TENTANG KEMAMPUAN SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN KINERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT

HUBUNGAN PERSEPSI PERAWAT PELAKSANA TENTANG KEMAMPUAN SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN KINERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT HUBUNGAN PERSEPSI PERAWAT PELAKSANA TENTANG KEMAMPUAN SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN KINERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH UMUM DAERAH KOTA SEMARANG 3 ABSTRAK Latar belakang : Supervisi adalah salah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu (Quasy

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu (Quasy BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu (Quasy Experiment) dengan pendekatan pre-test post-test control Group Design dengan menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan hubungan sebab-akibat, dan untuk meneliti pengaruh dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Metode penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Metode penelitian ini 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Metode penelitian ini menggunakan quasy experimental study with kontrol group design. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, yaitu penelitian yang berorientasi pada masa sekarang atau saat ini dan didesain

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Orientasi Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino Gondohutomo yang terletak di Jalan Brigjend Sudiarto No. 347 Semarang.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Quasi Eksperiment dengan rancangan Non Equivalent Control Group Design, dimana pada

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN

LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN PENJELASAN TENTANG PENELITIAN Judul Penelitian : Studi Fenomenologi Pengalaman Keluarga sebagai Cargiver dalam Merawat Pasien Stroke di Rumah Peneliti : Nanda Masraini Daulay

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya kompetisi di sektor kesehatan. Persaingan antar rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya kompetisi di sektor kesehatan. Persaingan antar rumah sakit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi yang sedang kita hadapi dibidang kesehatan, menimbulkan secercah harapan akan peluang meningkatnya pelayanan kesehatan. Hal ini juga berdampak dan menuntut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. Caring merupakan fenomena universal yang berkaitan dengan cara

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. Caring merupakan fenomena universal yang berkaitan dengan cara BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 Konsep Caring Caring merupakan fenomena universal yang berkaitan dengan cara seseorang berpikir, berperasaan dan bersikap ketika berhubungan dengan orang lain. Caring dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu quasi-experimental design dengan rancangan two-group pre test-post

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu quasi-experimental design dengan rancangan two-group pre test-post BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian yang diambil merupakan jenis penelitian kuantitatif yaitu quasi-experimental design dengan rancangan two-group pre test-post test control

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk menggambarkan hubungan antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan studi analitik untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas yaitu tingkat pengetahuan dan variabel terikat yaitu praktik

Lebih terperinci

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif analitik. korelasional dengan pendekatan cross sectional untuk melihat hubungan

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif analitik. korelasional dengan pendekatan cross sectional untuk melihat hubungan PENELITIAN BAB III METODE METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif analitik korelasional dengan pendekatan cross sectional untuk melihat

Lebih terperinci

HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN PERILAKU CARING PERAWAT DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. SOEROJO MAGELANG ABSTRAK

HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN PERILAKU CARING PERAWAT DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. SOEROJO MAGELANG ABSTRAK HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN PERILAKU CARING PERAWAT DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. SOEROJO MAGELANG Slamet Mugito*), Umi Aniroh**), Abdul Wakhid***) *) Mahasiswa Program Studi Keperawatan STIKES

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. observasi data variabel independen dan variabel dependen hanya satu kali

METODE PENELITIAN. observasi data variabel independen dan variabel dependen hanya satu kali BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross-sectional, yaitu penelitian yang menekankan waktu pengukuran atau observasi data variabel

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN 3.1 Kerangka Konseptual BAB 3 KERANGKA PENELITIAN Kerangka penelitian menggambarkan stres dan koping keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit. Keluarga yang merawat anggota keluarga yang sakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan di Rumah sakit yang diberikan kepada pasien

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan di Rumah sakit yang diberikan kepada pasien 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah bagian integral dari keseluruhan sistem pelayanan kesehatan yang dikembangkan melalui rencana pembangunan kesehatan. Pelayanan kesehatan di Rumah

Lebih terperinci

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG 6 Eni Mulyatiningsih ABSTRAK Hospitalisasi pada anak merupakan suatu keadaan krisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (Quasi Experiment). Rancangan yang digunakan adalah One Group Design. Kelompok Eksperimen 01 X 02

BAB III METODE PENELITIAN. (Quasi Experiment). Rancangan yang digunakan adalah One Group Design. Kelompok Eksperimen 01 X 02 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu (Quasi Experiment). Rancangan yang digunakan adalah One Group Design Pretest-Postest

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah correlational dengan pendekatan crosss sectional, yaitu jenis penelitian yang menkankan pada waktu pengukuran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan keterampilan, berbentuk pelayanan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian 43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian a. Persiapan Awal Salah satu tahap yang harus dilalui sebelum penelitian dilaksanakan adalah perlunya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah deskriptif korelatif yaitu menggambarkan hubungan pelayanan komunikasi terapeutik dengan kepuasan pasien pasca operasi rawat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini peneliti akan menguraikan mengenai teori-teori sebagai

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini peneliti akan menguraikan mengenai teori-teori sebagai BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Bab ini peneliti akan menguraikan mengenai teori-teori sebagai pendukung dalam penelitian yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti yaitu: 2.1. Perilaku 2.1.1. Defenisi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut dapat dipertanggungjawabkan hasilnya. Berdasarkan metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut dapat dipertanggungjawabkan hasilnya. Berdasarkan metode penelitian BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan unsur yang penting dalam penelitian ilmiah, karena metode yang digunakan dalam penelitian dapat menemukan apakah penelitian tersebut dapat dipertanggungjawabkan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN

LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN Inform Consent (Lembar Persetujuan) Yang bertanda tangan di bawah ini : Kode (diisi oleh peneliti) :.. Jenis Kelamin : (L/P)* Usia :. Pendidikan :. Pekerjaan :. Setelah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cepat, sehingga masyarakat dengan mudah memperoleh informasi yang diinginkan

BAB I PENDAHULUAN. cepat, sehingga masyarakat dengan mudah memperoleh informasi yang diinginkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa globalisasi ini, arus informasi dari satu tempat ke tempat lain semakin cepat, sehingga masyarakat dengan mudah memperoleh informasi yang diinginkan tanpa

Lebih terperinci