HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN KETERLIBATAN KERJA PADA KARYAWAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN KETERLIBATAN KERJA PADA KARYAWAN"

Transkripsi

1 HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN KETERLIBATAN KERJA PADA KARYAWAN SKRIPSI Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Oleh : Marwati Umamit FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2016

2 HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN KETERLIBATAN KERJA PADA KARYAWAN SKRIPSI Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Oleh : Marwati Umamit FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2016

3 SURAT PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Marwati Umamit Nim : Fakultas/ Jurusan : Psikologi Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang Menyatakan bahwa skripsi/ karya ilmiah yang berjudul: HubunganStres Kerja Dengan Keterlibatan Kerja Pada Karyawan 1. Adalah bukan karya orang lain baik sebagian maupun keseluruhan kecuali dalam bentuk kutipan yang digunakan dalam naskah ini dan telah disebutkan sumbernya. 2. Hasil tulisan karya ilmiah/ skripsi dari penelitian yang saya lakukan merupakan Hak bebas Royalti non eksklusif, apabila digunakan sebagai sumber pustaka. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan undang-undang yang berlaku. Mengetahui, Malang, 22 Februari 2016 Ketua Program Studi Yang Menyatakan Yuni Nurhamida S.Psi., M.Si Marwati Umamit ii

4 KATA PENGANTAR Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan barokah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Hubungan Stres Kerja dengan Keterlibatan Kerja pada Karyawan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang. Selama proses penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan bimbingan dan arahan serta bantuan yang bermanfaat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada: 1. Dra. Tri Dayakisni, M.Si, selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang 2. Yudi Suharsono, M.Si, dan Ni matuzahroh, M.Si selaku pembimbing I dan Pembimbing II yang telah sabar dan banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan sekaligus arahan hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik 3. Hudaniah, S.Psi., M.Si, selaku dosen wali yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan sejak awal perkuliahan 4. Kepala HRD dan Personalia, Bapak Heri Supriyanto dan Ibu Inneke PT. Kusuma Agro Group Divisi Perhotelan atas ijin untuk melakukan penelitian, serta seluruh karyawan yang turut berpartisipasi sebagai subjek dalam penelitian ini 5. Kedua orangtua; Udin Umamit, dan Amina, Kakak terkasih Rafli Umamit dan Adik tercinta Rahma Udin Umamit atas doa, nasihat, motivasi dan kasihnya untuk penulis 6. Keluarga besar yang selalu siap membantu dan memberikan doa selama penulis mengawali perkuliahan hingga saat ini 7. Yuhicha Wita, Aisyah Dhiya, Tamimah Arief, Martina Dita, yang selalu siap menjadi teman, sahabat dan rekan 8. Teman-teman kelas B angkatan 2010 yang selalu bersedia membantu dan saling bertukar semangat hingga akhir 9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah banyak memberikan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna, untuk itu kritik, saran dan komentar pembaca dapat menjadi pertimbangan demi perbaikan selanjutnya. Malang, 22 Februari 2016 Penulis Marwati Umamit iii

5 DAFTAR ISI Halaman Judul... i Surat pernyataan... ii Kata pengantar... iii Daftar Isi... iv Daftar Tabel... v Daftar Lampiran... vi Abstrak... 1 Pendahuluan... 2 Keterlibatan Kerja... 4 Stres Kerja... 6 Stres Kerja dan Keterlibatan Kerja... 7 Hipotesis... 9 Metode Penelitian... 9 Hasil Penelitian Diskusi Simpulan dan Implikasi Referensi Lampiran iv

6 DAFTAR TABEL Tabel 1. Deskripsi subyek penelitian Tabel 2. Distribusi data berdasarkan mean score stres kerja Tabel 3. Distribusi data berdasarkan mean score keterlibatan kerja Tabel 4. Distribusi data berdasarkan kategori stres kerja Tabel 5.Distribusi data berdasarkan kategori keterlibatan kerja Tabel 6.Korelasi stres kerja terhadap keterlibatan kerja v

7 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Hasil Uji Regresi Lampiran 2 Blue Print Skala Try Out Lampiran 3 Validitas dan reliabilitas Skala Try Out Lampiran 4 Skala Try Out Lampiran 5 Blue Print Skala Penelitian Lampiran 6 Skala Penelitian Lampiran 7 Tabulasi Data Lampiran 8 Surat Ijin Penelitian vi

8 HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN KETERLIBATAN KERJA PADA KARYAWAN Marwati Umamit Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang Keterlibatan kerja merupakan faktor yang penting dalam meningkatkan kinerja karyawan, karyawan dengan keterlibatan yang tinggi akan menunjukkan performa yang tinggi, keterlibatan kerja juga menunjukkan pengaruh positif terhadap komitmen, kepuasan, serta kinerja. Di sisi lain, stres kerja diduga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keterlibatan kerja. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara stres kerja dengan keterlibatan kerja pada karyawan. Desain yang digunakan adalah kuantitatif korelasional, metode pengumpulan data dalam peneltian ini menggunakan skala stres kerja dan keterlibatan kerja, subyek dari peneltian ini adalah karyawan divisi perhotelan PT. Kusuma Agro Group sejumlah 76 karyawan dengan menggunakan teknik sampling purposif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara stres kerja dengan keterlibatan kerja (r = -0,571 ; sig = 0,000 > 0,001), hal ini berarti semakin tinggi stres kerja karyawan maka akan semakin rendah keterlibatan kerja karyawan. Kata kunci : stres kerja, keterlibatan kerja, karyawan. Job involvement was one of important factor in order to increase employee s work performance. Employee who has a good work involvement will also showed a good job performance. Job involvement also showed a positive influence towards organizational commitment, job satisfaction and job performance. Otherwise, job stress is expected as one of the factor which influence job involvement. The purpose of this study was to determine the relationship between employee s job stress and job involvement. The statistic method in this research was using quantitative correlational, using a job stress scale and job involvement scale with likert scale model. The subjects in this research were 76 employee from hotel division of PT. Kusuma Agro Group using sampling purposif method. The result showed that there was a negative significant relationship between job stress and job involvement (r = - 0,571 ; sig = 0,000 > 0,001), the result provide an explanation that the higher job stress, the lower job involvement will be. Keywords : job stress, job involvement, employee. 1

9 Perkembangan dunia industri dan organisasi yang semakin maju saat ini menuntut adanya persaingan yang ketat antara satu perusahan dengan yang lainnya, hal ini mengakibatkan semakin tingginya tanggung jawab dan beban kerja yang dipikul oleh para karyawan, semakin tinggi beban kerja yang dipikul oleh para karyawan maka secara langsung karyawan dituntut untuk semakin terlibat dengan pekerjaannya. Keterlibatan kerja merupakan sebuah kondisi dimana seorang karyawan berpartisipasi secara aktif dengan pekerjaannya, dan memposisikan kinerja sebagai hal yang penting bagi dirinya. Keterlibatan kerja merupakan salah satu dari sekian banyak faktor yang turut menjadi penyebab dari kepuasan kerja karyawan, keterlibatan kerja juga turut mempengaruhi kinerja karyawan, hal ini dikarenakan keterlibatan kerja mencerminkan sikap positif terhadap pekerjaan. Brown (Westhuizen, 2006) menjelaskan bahwa keterlibatan kerja muncul berdasarkan beberapa hal diantaranya karakterstik tugas, seperti otonomi dari tugas itu sendiri, pentingnya dan identitas tugas, serta karakteristik pemimpin, dan persepsi terhadap tugas, yakni seperti apa individu menganggap tugasnya penting bagi dirinya. Dalam organisasi keterlibatan kerja mempunyai peranan penting dalam menentukan kepuasan kerja karyawan, hal ini dikarenakan apabila keterlibatan kerja karyawan tinggi akan mempengaruhi motivasi dan pandangan karyawan terhadap tugas dan pekerjaannya, selanjutnya kinerja karyawan akan menjadi lebih baik dan untuk konsekuensinya kepuasan kerja yang tinggi bagi karyawan serta akan meningkatkan komitmen terhadap organisasi. Keterlibatan kerja yang baik akan mempengaruhi pandangan karyawan terhadap tugas atau pekerjaannya, sehingga tugas tersebut menjadi penting dan berharga bagi karyawan itu sendiri, sehingga karyawan akan lebih termotivasi untuk menyelesaikan tugas tersebut dengan baik. Brown (Westhuizen, 2006) menjelaskan bahwa motivasi yang tinggi adalah pemicu munculnya keterlibatan kerja, sementara itu motivasi yang tinggi adalah faktor yang penting bagi karyawan dalam mencapai kepuasan kerja sehingga hal ini akan mempengaruh kinerja serta pandangan karyawan akan tugas yang menjadi tanggung jawabnya hal ini diperkuat oleh hasil penelitian yang menyatakan bahwa motivasi kerja memiliki korelasi yang positif dengan kepuasan kerja, hal ini menjelaskan bahwa motivasi kerja yang tinggi akan menghasilkan kepuasan kerja yang tinggi pula (Ayub & Rafif, 2011). Dalam sebuah organisasi, keterlibatan kerja merupakan salah satu aspek yang turut mempengaruhi komitmen karyawan terhadap organisasi. Keterlibatan kerja yang baik menunjukkan derajat karyawan memandang penting pekerjaannya serta pekerjaan merupakan hal yang sangat penting bagi diri karyawan. Hal ini memungkinkan karyawan untuk semakin berkomitmen terhadap pekerjaannya. Hasilpenelitian sebelumnya menunjukkan bahwa ada korelasi positif antara keterlibatan kerja dan komitmen organisasi baik afektif, normatif maupun berkelanjutan (Hafer & Martin, 2006 ; Busing, 2002 ; Uygur & Kilic, 2009). Sementara penelitian lain juga menjelaskan bahwa ada korelasi negatif yang signifikan antara keterlibatan kerja dengan intensi meninggalkan organisasi, hal ini menjelaskan bahwa apabila keterlibatan kerja karyawan baik maka komitmen karyawan terhadap organisasi akan semakin tinggi dan secara tidak langsung menurunkan intensitas meninggalkan organisasi (Sjoberg & Sverke, 2000; Sandriati, 2010; Faslah, 2010). Brown (Westhuizen, 2006) menjelaskan bahwa faktor faktor yang mempengaruhi keterlibatan kerja antara lain adalah, kepribadian, motivasi, karakteristik tugas dan pimpinan serta pandangan individu terhadap tugas (Omolayo & Ajila, 2012).Halini menjelaskan bahwa setiap individu memiliki pandangan dan karakteristik yang berbeda sehingga secara tidak 2

10 langsung akan berbeda pula tingkat keterlibatan kerja seseorang seperti yang dijelaskan dalam sebuah penelitian bahwa pekerjaan yang tidak stabil memiliki pengaruh negatif pada keterlibatan kerja dan memiliki pengaruh positif terhadap stres kerja (Ouyang, 2009).Hal ini menjelaskan bahwa semakin tidak stabil pekerjaan karyawan maka semakin tinggi kemungkinan karyawan untuk tidak terlibat dengan pekerjaannya, dalam penelitian ini dijelaskan bahwa pekerjaan yang tidak stabil mempengaruhi keterlibatan karyawan dengan pekerjaan serta menunjukkan bahwa semakin tidak stabil pekerjaan seseorang maka semakin tinggi resiko mengalami stres kerja. Selain itu keterlibatan kerja juga dipengaruhi oleh kepribadian masing masing karyawan dengan adanya kepribadian yang beraneka ragam maka akan berbeda pula cara setiap karyawan mendefinisikan tugas atau pekerjaannya. Bagi sebagian karyawan semakin sulit atau berat tugas yang diberikan dianggap semakin menantang dan mendorong untuk semakin terlibat dengan pekerjaannya namun bagi sebagian karyawan hal itu justru memicu terjadinya stres kerja bagi karyawan itu sendiri.sepertiyang dijelaskan dalam sebuah penelitian bahwa dimensi kepribadian, dalam hal ini merujuk pada kepribadian big five, bahwa neurotisme memiliki hubungan negatif dengan keterlibatan kerja, sementara itu neurotisme memiliki hubungan yang positif dengan stres kerja. Selain dari neurotisme 4 dimensi kepribadian lainnya memiliki hubungan yang positif dengan keterlibatan kerja (Liao & Lee, 2009; Vida, 2007). Keterlibatan kerja dipengaruhi oleh persepsi karyawan terhadap pekerjaannya, serta karakteristik pekerjaan. Sehingga penting bagi perusahan untuk menyediakan situasi kerja yang positif untuk menjaga stabilitas kerja dan meningkatkan keterlibatan karyawan. Akan tetapi dengan semakin berkembangnya jaman dan semakin tingginya persaingan dan tekanan maka akan semakin sulit pula untuk memberikan situasi kerja yang positif bagi karyawan. Hal ini tentu tidak hanya mempengaruhi keterlibatan kerja karyawan akan tetapi dengan tekanan yang ada kemungkinan karyawan mengalami stres kerja semakin tinggi (Robbins & Judge, 2008). PT. Kusuma Agro Wisata Group merupakan organisasi industri yang bergerak dibeberapa bidang bisnis, salah satu bidang bisnis yang digeluti adalah bisnis perhotelan, bisnis perhotelan sendiri merupakan bisnis yang memiliki tingkat persaingan yang cukup tinggi. Persaingan yang cukup tinggi ini menuntut karyawan untuk semakin terlibat dengan pekerjaannya akan tetapi seiring dengan semakin banyaknya tuntutan dan tekanan resiko karyawan mengalami stres kerja juga semakin tinggi. Hal inidikarenakan tekanan pekerjaan merupakan salah satu aspek yang mempengaruhi stres kerja (Kreitner & Kinicki, 2005 ; Munandar, 2008). Stres kerja merupakan kondisi dinamik yang didalamnya individu mengalami peluang, kendala, atau tuntutan yang terkait dengan apa yang sangat diinginkannya dan hasilnya dipersepsikan sebagai tidak pasti namun penting (Robbins & Judge, 2008 ). Stres kerja dapat terjadi ketika sumber daya yang ada tidak setara dengan tuntutan pekerjaan sehingga karyawan merasa tugas yang dipikul terlalu berat atau tidak sesuai dengan tanggung jawab yang seharusnya, kondisi stres ditempat kerja menjadi sangat merugikan dikarenakan dengan semakin tingginya stres kerja maka resiko yang diakibatkan akan semakin tinggi pula diantaranya, meningkatnya ketidakhadiran karyawan, menurunnya kinerja karyawan, menurunnya loyalitas terhadap organisasi dan meningkatnya intensi meninggalkan organisasi (Hart & Cooper, 2001). Seperti yang dijelaskan sebelumnya hasil penelitian berikut juga menunjukkan bahwa stres kerja memiliki pengaruh negatif terhadap kinerja karyawan, hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa semakin tinggi stres kerja maka akan semakin rendah 3

11 kinerja karyawan, serta meningkatkan kemungkinan intensi meninggalkan organisasi pada karyawan yang mengalami stres (Kazmi, et al, 2008; Jungwee, 2007). Dari penjelasan sebelumnya terlihat bahwa stres kerja memiliki pengaruh negatif terhadap kinerja dan memiliki pengaruh positif terhadap intensi meninggalkan organisasi dan menurunnya komitmen terhadap organisasi. Seperti yang dijelaskan oleh Kreitner dan Kinicki dalam bukunya perilaku organisasi (2005), bahwa stres yang dirasakan individu dalam bekerja mempengaruhi sikap kerja individu tersebut sehingga akan muncul perilaku seperti bolos kerja, dan pekerjaan yang dilakukan tidak maksimal, serta meningkatkan ketidak puasan karyawan terhadap hasil kerjanya.halini diperkuat oleh hasil penelitian yang menyatakan bahwa stres kerja memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap kepuasan kerja dan sekaligus memiliki pengaruh positif terhadap intensi meninggalkan organisasi (Putra, 2012 ; Manurung & Ratnawati, 2012 ; Aryaningtyas & Suharti, 2013 ;Setyorini, Et al, 2012). Sebaliknya, keterlibatan kerja yang tinggi menunjukkan pekerjaan sebagai suatu hal yang penting (Westhuizen, 2006), hal ini menunjukkan bahwa apabila karyawan memiliki keterlibatan yang baik, maka secara tidak langsung karyawan akan memposisikan pekerjaan sebagai hal yang utama sehingga hal ini dapat meningkatkan kinerja (Chugtai, 2008 ; Omoniyi & Adedapo, 2012), dan sekaligus kepuasan karyawan terhadap hasil kerjanya, seperti yang dijelaskan oleh hasil penelitian berikut bahwa keterlibatan memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap kepuasan kerja, serta memiliki pengaruh positif terhadap komitmen organisasi. Hal ini sekaligus menjelaskan bahwa semakin tinggi keterlibatan karyawan maka akan semakin rendah intensi karyawan untuk meninggalkan organisasi sehingga terlihat jelas bahwa apabila seorang karyawan mengalami stres kerja, maka kinerja karyawan akan semakin rendah dan secara tidak langsung juga mempengaruhi pandangan karyawan terhadap pekerjaannya sehingga keterlibatan kerja karyawan tersebut akan mengalami penurunan atau bisa dikatakan rendah, hal ini dapat menyebabkan berbagai hal seperti salah satunya intensi untuk meninggalkan organisasi, kinerja serta kepuasan kerja karyawan yang rendah terhadap pekerjaannya (Mansoor, Et al, 2011 ; Ahsan, Et al, 2009), oleh karena itu dalam setiap organisasi seringkali melakukan tindakan manajemen stres bagi para karyawannya agar menghindari adanya intensi meninggalkan organisasi, juga meningkatkan keterlibatan dan kinerja karyawan serta meningkatkan kepuasan kerja karyawan terhadap hasil kerjanya. Dari penjelasan sebelumnya terlihat bahwa stres kerja memiliki pengaruh yang cukup besar dalam menentukan sikap seseorang terhadap pekerjaannya, dari penjelasan diatas juga terlihat bahwa stres kerja juga dapat mempengaruhi keterlibatan seseorang, apakah keterlibatannya akan tinggi atau rendah tergantung dari seberapa besar stres yang dialami individu tersebut, sehingga untuk mengetahui apakah stres kerja memiliki hubungan dengan keterlibatan kerja seorang karyawan, maka diperlukan sebuah penelitian, oleh karena itu peneliti merumuskan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara stres kerja dengan keterlibatan kerja?. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan stres kerja dengan keterlibatan kerja pada karyawan. Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi baru mengenai informasi dan dapat memperluas wawasan dalam ranah ilmu Psikologi Industri dan Organisasi terkait hubungan stres kerja dengan keterlibatan kerja pada karyawan. 4

12 Keterlibatan Kerja Menurut Kreitner dan Kinicki (2005), keterlibatan kerja adalah derajat dimana seorang individu terikat secara kognitif, ikut serta didalamnya dan perhatian dengan sebuah pekerjaan. Keterlibatan kerja mempunyai definisi yaitu derajat dimana orang dikenal dari pekerjaannya, berpartisipasi aktif didalamnya, dan menganggap prestasinya penting untuk harga diri (Robbins & Judge, 2008). Keterlibatan kerja adalah derajat individu mengidentifikasi diri dengan pekerjaannya, aktif berpartisipasi didalamnya, serta menganggap kinerjanya penting bagi harga diri (Saleh & Hosek, 1976). Keterlibatan kerja merupakan sebuah kondisi dimana karyawan mampu mengidentifikasi dirinya dengan pekerjaannya, dan juga memposisikan kinerja sebagai hal yang penting bagi dirinya sendiri dan bukan hanya untuk organisasi (Brown, dalam Westhuizen, 2006). Beberapa studi yang dilakukan untuk mengetahui bagaimana keterlibatan kerja dapat timbul pada para karyawan, yang akhirnya menghasilkan dua sudut pandang yang dianggap menyebabkan timbulnya keterlibatan kerja yang pertama adalah keterlibatan kerja akan terbentuk karena keinginan dari karyawan akan kebutuhan tertentu, nilai atau karakteristik tertentu yang diperoleh dari pekerjaannya sehingga akan membuat karyawan tersebut lebih terlibat atau malah tidak terlibat pada pekerjaannya. Yang kedua adalah keterlibatan kerja itu timbul sebagai respon terhadap suatu pekerjaan atau situasi tertentu dalam lingkungan kerja. Dengan kata lain suatu jenis pekerjaan atau situasi dalam lingkungan kerja akan mempengaruhi orang tersebut makin terlibat atau tidak dalam pekerjaannya. Karyawan dalam keterlibatan yang tinggi dengan kuat memihak pada jenis kerja yang dilakukan dan benar-benar peduli dengan jenis kerja itu (Robbins & Judge, 2008). Teori yang mendasari adalah bahwa dengan mengetahui keterlibatan kerja karyawannya dengan demikian maka para karyawan akan menjadi lebih termotivasi, lebih berkomitmen terhadap organisasi ataupun perusahaan, lebih produktif, dan lebih puas dengan pekerjaan mereka. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa keterlibatan kerja merupakan tingkat karyawan berpartisipasi aktif dalam pekerjaannya, baik secara kognitif, afektif, maupun emosi dan psikologis dengan pekerjaannya, mengidentifikasikan diri dengan pekerjaannya karena dianggap penting bagi harga dirinya. Komponen Keterlibatan Kerja Komponen keterlibatan kerja berikut disusun oleh Saleh & Hosek, komponen komponen ini telah banyak digunakan para ahli untuk studi - studi keterlibatan kerja seperti yang dijelaskan dalam Westhuizen (2006), yaitu :1). Aktif berpartisipasi dalam pekerjaannya, 2). Pekerjaan sebagai pusat perhatian hidup, 3). Pekerjaan sebagai sesuatu yang penting bagi harga diri, 4). Kesesuaian pekerjaan dengan diri individu. 5

13 Anteseden Keterlibatan Kerja Anteseden keterlibatan kerja menurut Brown (Westhuizen, 2006), adalah kepribadian, motivasi dan karakteristik pekerjaan dan pimpinan, serta persepsi terhadap tugas, dengan penjelasan sebagai berikut: a. Kepribadian Setiap individu memiliki persepsi yang berbeda, hal ini menunjukan bahwa keterlibatan kerja merupakan hasil dari proses sosialisasi yang menanamkan pentingnya kerja sebagai aktivitas yang penting bagi individu. b. Motivasi Motivasi merupakan anteseden dan konsekuensi dari keterlibatan kerja. c. Karakteristik pekerjaan dan pimpinan Keterlibatan kerja merupakan hasil dari karakteristik situasi yang meliputi otonomi tugas, pentingnya tugas, identitas tugas, keberagaman kemampuan, umpan balik, dan perilaku pemimpin, seperti perhatian, partisipasi dalam pengambilan keputusan dan komunikasi yang baik. d. Persepsi terhadap tugas Persepsi terhadap tugas memungkinkan adanya akibat pada potensi kerja yakni pemuasan kebutuhan psikologis. Konsekuensi Keterlibatan Kerja Brown (Westhuizen, 2006), mengemukakan konsekuensi dari keterlibatan kerja sebagai berikut: a. Perilaku kerja Teori utama mengatakan bahwa perilaku kerja merupakan konsekuensi dari keterlibatan kerja, dengan asumsi bahwa kognitif merupakan bagian dari identifikasi dengan pekerjaan, yang didasarkan pada persepsi bahwa kognitif merupakan kekuatan untuk memuaskan kebutuhan psikologis, dengan memperkirakan dan kemudian memacu motivasi dan mengakibatkan usaha dan pada akhirnya performa. b. Sikap kerja Kepuasan kerja merupakan konsekuensi dari keterlibatan kerja, dimana kepuasan kerja memiliki hubungan timbal balik dengan keterlibatan kerja. Stres Kerja Stres kerja merupakan kondisi dinamik yang didalamnya individu mengalami peluang, kendala, atau tuntutan yang terkait dengan apa yang sangat diinginkannya dan hasilnya dipersepsikan sebagai tidak pasti namun penting (Robbins & Judge, 2008 ). Stres itu sendiri seringkali dikaitkan dengan tuntutan dan sumber daya, dimana apabila tuntutan yang diberikan jauh lebih besar dari sumber daya yang ada maka hasilnya adalah karyawan yang mengalami stres. Kreitner dan Kinicki (2005) menjelaskan bahwa stres kerja merupakan suatu respon baik perilaku, fisik maupun psikologis terhadap pembangkit stres atau stresor, seperti adanya tuntutan terhadap individu tersebut, kondisi lingkungan baik didalam maupun diluar organisasi. 6

14 Stres kerja merupakan kondisi dimana individu menyadari bahwa tekanan dalam pekerjaan telah melampaui kemampuan untuk menangani tekanan tersebut (Hart & Cooper,2001). Dari pengertian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa stres kerja adalah respon adaptif individu dalam mengahadapi tuntutan tuntutan pekerjaan yang mempengaruhi kondisi fisik, emosi, dan pikiran serta kondisi psikologis individu. Faktor Faktor Penyebab Stres (Robbins & Judge, 2008) a. Faktor lingkungan Fenomena yang terjadi di lingkungan merupakan salah satu penyebab stres pada individu, seperti ketidakpastian ekonomi, politik dan teknologi menjadi penyebab stres bagi karyawan sebagai contoh keterpurukkan ekonomi dianggap mampu mempengaruhi keuntungan perusahaan, kenaikan harga yang secara langsung menimbulkan tekanan psikologis yang cukup besar bagi karyawan. b. Faktor organisasi Stres dalam faktor ini dijelaskan sebagai akibat dari tuntutan tugas, peran serta antar pribadi, dan struktur oragnisasi, kepemimpinan dan tahap hidup organisasi itu sendiri, yang mana apabila seluruh faktor ini muncul secara bersamaan akan memicu stres yang berkepanjangan apabila tidak segera diantisipasi. c. Faktor individu Keragaman karakteristik individu dipandang sebagai perbadaan yang merupakan konsekuensi dari interaksi individu dengan lingkungan disekitarnya. Robbins & Judge (2008) dalam bukunya mengatakan bahwa stres dibagi kedalam 3 kategori : a. Stres Fisiologis, yang meliputi perubahan metabolisme, peningkatan detak jantung dan pernapasan, meningkatkan tekanan darah, menimbukan sakit kepala, dan menyebabkan serangan jantung. b. Stres Psikologis, meliputi ketegangan, kecemasan, mudah marah, kebosanan, dan suka menunda pekerjaan serta gelisah. c. Stres perilaku, meliputi perubahan produktivitas, absensi dan tingkat keluar masuk karyawan yang tinggi, perubahan kebiasaan makan, meningkatnya konsumsi rokok dan alkohol, berbicara dengan cepat, serta gangguan tidur. Stres dan Keterlibatan Permasalahan yang paling sering dihadapi dalam dunia kerja tidak hanya berdampak pada kondisi keseluruhan perusahan akan tetapi juga mempengaruhi kondisi karyawan. Tekanan dalam perusahan mengakibatkan kecenderungan karyawan merasa beban tugas yang dipikul lebih berat, adanya rasa cemas, gelisah, serta perasaan tidak aman. Maka dampak yang paling sering ditimbulkan dari situasi seperti ini adalah karayawan yang cenderung menghindari tugas atau bahkan beralih ke organisasi lain, hal ini jelas akan turut mempengaruhi keterlibatan kerja karyawan. Brown (Westhuizen, 2006) menjelaskan bahwa keterlibatan kerja akan timbul karena adanya keinginan atau kebetuhan karyawan akan nilai atau karakteristik tertentu dari suatu pekerjaan, dan sebagai respon terhadap situai atau kondisi di tempat kerja. Keterlibatan kerja merupakan derajat individu berpartisipasi aktif dalam pekerjaannya, memposisikan pekerjaan sebagai pusat perhatian hidup yang penting bagi harga diri. Akan tetapi dengan munculnya tekanan serta kurangnya komunikasi antar karyawan maupun 7

15 dengan atasan akan turut mempengaruhi keterlibatan karyawan.selainitu kondisi pekerjaan yang tidak stabil juga turut mempengaruhi keterlibatan kerja karyawan, seperti yang dijelaskan dalam sebuah penelitian bahwa pekerjaan yang tidak stabil memiliki pengaruh negatif pada keterlibatan kerja dan memiliki pengaruh positif terhadap stres kerja (Ouyang, 2009). Stres kerja merupakan kondisi dinamik yang didalamnya individu mengalami peluang, kendala, atau tuntutan yang terkait dengan apa yang sangat diinginkannya dan hasilnya dipersepsikan sebagai tidak pasti namun penting (Robbins & Judge, 2008 ). Stres itu sendiri seringkali dikaitkan dengan tuntutan dan sumber daya, dimana apabila tuntutan yang diberikan jauh lebih besar dari sumber daya yang ada maka hasilnya adalah karyawan yang mengalami stres. Stres kerja dipengaruhi oleh 3 faktor yakni faktor lingkungan, yang mencakup perkembangan teknologi, ekonomi yang menyebabkan munculnya kecemasan bagi karyawan, yang kedua adalah faktor organisasi yang mencakup tekanan dan tuntutan tugas, peran serta antar pribadi, dan struktur oragnisasi, kepemimpinan dan tahap hidup organisasi itu sendiri, sementara faktor yang ketiga adalah faktor individu yang meliputi keberagaman karakteristik individu serta perbedaan persepsi antar satu individu dengan yang lainnya, yang mana apabila faktor faktor ini muncul secara bersamaan akan memicu munculnya stres kerja (Robbins & Judge, 2008). Selain itu Kreitner dan Kinicki(2005), juga menjelaskan bahwa stres kerja muncul dari empat macam faktor yang dibedakan kedalam empat tingkat, yakni pertama merupakan tingkat individual, seperti tuntutan pekerjaan, konflik peran, kelebihan dan kekurangan beban kerja, yang kedua merupakan tingkat kelompok, seperti perilaku manajerial, perbedaan status, serta adanya konflik didalam kelompok, yang ketiga adalah tingkat organisasi yang meliputi kebudayaan, struktur, teknologi, serta adaptasi dengan kondisi kerja, yang keempat merupakan tingkat ekstraorganisasional seperti keluarga, ekonomi, serta kondisi tempat kerja yang kurang nyaman. Selain itu dampak dari stres kerja, dibedakan menjadi, dari sisi psikologis, akan mempengaruhi kepuasan kerja, komitmen, keterlibatan, serta emosi karyawan tersebut. Dari sisi perilaku akan muncul perilaku seperti ketidakhadiran, kinerja, kecelakaan kerja, dan penyalahgunaan substansi. Dari sisi kognitif, akan mempengaruhi pengambilan keputusan karyawan, serta kurangnya konsentrasi, serta dari sisi kesehatan akan mempengaruhi kesehatan pekerja itu sendiri. Dilihat dari faktor yang mempengaruhi stres kerja dan juga anteseden dari keterlibatan kerja, terdapat beberapa faktor dari stres kerja yang juga turut menjadi anteseden dari keterlibatan kerja salah satunya adalah keperibadian. Munandar (2008), dalam bukunya menjelaskan bahwa individu individu dengan tipe kepribadian yang cenderung tertutup lebih rentan terhadap stres, dari pada individu dengan tipe kepribadian yang lebih terbuka.sedangkan Brown (Westhuizen, 2006), menjelaskan bahwa setiap individu memiliki persepsi yang berbeda terhadap seberapa penting pekerjaannya, selain itu keterlibatan kerja juga merupakan hasil dari proses sosialisasi yang menanamkan pentingnya pekerjaan bagi individu, sehingga terlihat bahwa antara stres kerja dan keterlibatan kerja sama sama dipengaruhi oleh kepribadian individu. Selain itu dari penjelasan sebelumnya juga terlihat bahwa stres kerja dan keterlibatan kerja sama sama dipengaruhi oleh karakteristik pekerjaan seperti kejelasan peran, peran pimpinan 8

16 serta pentingnya tugas atau pekerjaan itu sendiri hal ini menjelaskan bahwa semakin jelas tugas individu dalam suatu organisasi maka akan memungkinkan semakin tingginya keterlibatan dan apabila semakin tidak jelas peran atau tugas individu dalam organisasi maka akan memungkinkan semakin tingginya stres kerja (Munandar, 2008; Brown, dalam Westhuizen, 2006). Dari penjelasan tersebut dapat dilihat bahwa stres kerja memiliki pengaruh terhadap keterlibatan kerja, dan juga terlihat bahwa faktor yang mempengaruhi stres kerja juga memiliki pengaruh terhadap munculnya keterlibatan kerja. Maka secara teoritis stres kerja memiliki hubungan dengan keterlibatan kerja kerja. Hipotesis Berdasarkan uraian sebelumnya maka peneliti merumuskan bahwa ada hubungan antara stres kerja dengan keterlibatan kerja, makin tinggi stres kerja maka makin rendah keterlibatan kerja, dan makin rendah stres kerja maka makin tinggi keterlibatan kerja. Rancangan Penelitian METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional, pendekatan korelasional digunakan untuk melihat hubungan 2 variabel atau lebih (Winarsunu, 2006 ; Kerlinger, 2004). Penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara kedua variabel pada data yang telah dikumpulkan sekaligus menguji signifikansinya, maka pendekatan korelasional dianggap tepat bagi penelitian ini. Subyek Penelitian Populasi dari penelitian ini adalah karyawan divisi perhotelan PT Kusuma Agro Group berjumlah 130 karyawan. Karakteristik subyek penelitian antara lain sebagai karyawan tetap dan kontrak, dengan masa kerja minimal 1 tahun, dengan rentang usia antara tahun. Sampel merupakan sebagian dari populasi yang diteliti berjumlah 76 karyawan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik sampling purposif yaitu teknik pengambilan sampel yang karakteristik dan ciri populasinya telah ditentukan terlebih dahulu (Winarsunu, 2006 ; Kerlinger, 2004), dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah karyawan divisi perhotelan PT Kusuma Agro Group dengan karakteristik yang telah disebutkan sebelumnya. Variabel dan Instrumen Penelitian Variabel terikat dalam penelitian ini adalah keterlibatan kerja. Keterlibatan kerja adalah kesediaan karyawan untuk terlibat penuh dengan pekerjaannya, baik melalui pemberian saran ataupun dalam proses penyelesaian pekerjaan. Diukur menggunakan skala keterlibatan kerja. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah stres kerja. Stres kerja adalah tekanan dalam pekerjaan yang menyebabkan seseorang memunculkan perilaku adaptif sebagai bentuk dari respon terhadap tekanan situasi kerja, yang diukur dengan menggunakan skala stres kerja. Metode pengumpulan data yang digunakan untuk mengukur stres kerja adalah skala stres kerja yang disusun oleh Sari (2014), diadaptasi dari Andrean (2008) berdasarkan 3 aspek a) 9

17 Physiologica,l b) Psychological, c) Behavior, dengan teknik pengukuran variabel menggunakan metode skala likert dengan asumsi pilihan jawaban (ss) sangat setuju, (s) setuju, (ts) tidak setuju, (sts) sangat tidak setuju. Indeks validitas dari skala stres kerja yang digunakan berkisar antara 0,220 0,651. Sedangkan reliabilitas skala stres kerja sebesar 0,838. Sedangkan untuk mengukur keterlibatan kerja, digunakan skala keterlibatan kerja yang yang disusun oleh Allan (2010) berdasarkan indikator dari Saleh dan Hosek (Cohan, 2003) yang terdiri dari : (1) aktif berpartisipasi dalam pekerjaannya, (2) menganggap pekerjaan sebagai pusat perhatian hidup, (3) menganggap pekerjaan sebagai sesuatu yang penting bagi harga diri, (4) terdapat kesesuaian antara pekerjaan dengan diri individu.indeks validitas dari skala keterlibatan kerja berkisar dari 0,220 0,673, dengan nilai reliabilitas sebesar 0,835. Prosedur dan Analisa Data Penelitian Peneliti melakukan adaptasi skala stres kerja dan keterlibatan kerja, kemudian melakukan penyebaran skala untuk melakukan uji validitas dan reliabilitas, setelah melakukan uji validitas dan reliabilitas selanjutnya peneliti menetapkan sampel penelitian, setelah menetapkan sampel penelitian, selanjutnya peneliti akan mengajukan ijin penelitian kepada PT. Kusuma Agro Group sebagai syarat untuk melakukan penelitian. Setelah mendapatkan ijin penelitian dari instansi terkait, selanjutnya peneliti melakukan penyebaran skala kepada subyek penelitian, setelah melakukan penyebaran skala, selanjutnya peneliti mengolah data yang telah dikumpulkan, dan melakukan analisis data dengan menggunakan software perhitungan statistik SPSS for Windows. Metode analisa data yang digunakan adalah uji regresi linear sederhana (Winarsunu, 2006) untuk melihat hubungan serta besar pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat. 10

18 HASIL PENELITIAN Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar subyek berjenis kelamin laki laki dengan rentangan usia antara 22 sampai dengan 50 tahun, dengan karakteristik yang sesuai dengan ketentuan dari peneliti. Tabel 1. Deskripsi subyek penelitian Kategori Frekuensi Persentase Usia Tahun Jenis Kelamin Laki Laki Perempuan Masa Kerja 1 5 Tahun >5 Tahun Status Tetap Kontrak % 57 % 43 % 54 % 46 % 46 % 54 % Hasil Analisa Data Dari hasil pengumpulan data yang telah dilakukan diketahui sebaran data kedua variabel dikelompokkan dalam kategori sebagai berikut : Tabel 2. Distribusi data berdasarkan mean score stres kerja Kategori Mean Score Frekuensi Persentase Jenis Kelamin Laki Laki Perempuan Masa Kerja 1 5 Tahun >5 Tahun Status Tetap Kontrak 65,51 62,94 65,02 63,66 63,66 65, % 43 % 54 % 46 % 46 % 54 % Berdasarkan nilai rata rata stres kerja diketahui bahwa karyawan laki laki memiliki kecenderungan stres kerja yang lebih tinggi dari pada karyawan perempuan. Tabel diatas juga menunjukkan bahwa kecenderungan stres kerja karyawan kontrak serta karyawan dengan masa kerja 1 5 tahun lebih tinggi dibandingkan dengan karyawan tetap dan karyawan yang telah bekerja lebih dari 5 tahun. 11

19 Tabel 3. Distribusi data berdasarkan mean score keterlibatan kerja Kategori Mean Score Frekuensi Persentase Jenis Kelamin Laki Laki Perempuan Masa Kerja 1 5 Tahun >5 Tahun Status Tetap Kontrak 78,65 80,24 79,46 79,20 79,20 79, % 43 % 54 % 46 % 46 % 54 % Berdasarkan nilai rata rata keterlibatan kerja diketahui bahwa karyawan perempuan memiliki kecenderungan keterlibatan kerja yang lebih tinggi dari pada karyawan laki- laki. Tabel diatas juga menunjukkan bahwa kecenderungan keterlibatan kerja karyawan kontrak serta karyawan dengan masa kerja 1 5 tahun lebih tinggi dibandingkan dengan karyawan tetap dan karyawan yang telah bekerja lebih dari 5 tahun. Tabel 4. Distribusi data berdasarkan kategori stres kerja Kategori Interval Frekuensi Persentase Tinggi Rendah T skor > 50 T skor < ,1% 53,9% Total % Berdasarkan sebaran data diatas terlihat bahwa subjek dengan stres kerja yang rendah lebih banyak dari ada subyek dengan stres kerja yang tinggi. Hal ini dapat dilihat dari sebaran data diatas bahwa dari keseluruhan subjek yang diteliti hanya 35 atau 46,1% subjek yang termasuk kategori tinggi. Sedangkan 53,9% atau 41 subjek tergolong kedalam kategori rendah. Tabel 5. Distribusi data berdasarkan kategori keterlibatan kerja Kategori Interval Frekuensi Persentase Tinggi Rendah T skor > 50 T skor < ,1% 28,9% Total % Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa subjek dengan kategori keterlibatan kerja tinggi lebih banyak dibandingkan dengan subjek dengan kategori keterlibatan kerja rendah. Hal ini terlihat dari sebaran data diatas bahwa 54 atau 71,1% subjek tergolong dalam kategori tinggi. Sedangkan 28,9% atau 22 subjek lainnya tergolong dalam kategori rendah. 12

20 Tabel 6. Korelasi Stres Kerja terhadap Keterlibatan Kerja Nilai Koefisien r 2 Sig/ p Keterangan -0,571 0,346 0,000 Sangat signifikan Berdasarkan nilai koefisien korelasi yang didapatkan dari perhitungan SPSS menunjukkan adanya hubungan negatif yang signifikan antara stres kerja dengan keterlibatan kerja pada tingkat signifikansi 1% dengan nilai signifikansi yang ditunjukkan 0,000 lebih kecil dari taraf signifikansi yang digunakan yaitu 0,01 (0,000<0,01). Dengan nilai koefisien korelasi -0,571 dapat dikatakan bahwa ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara stres kerja dengan keterlibatan kerja, hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi stres kerja maka akan semakin rendah keterlibatan kerja atau sebaliknya semakin rendah stres kerja maka akan semakin tinggi keterlibatan kerja. Koefisien determinasi (r 2 ) variabel stres kerja berdasarkan hasil analisa data adalah 0,346 yang berarti sumbangan efektif dari stres kerja terhadap keterlibatan kerja adalah sebesar 34,6% sedangkan ada faktor lain yang berkaitan dengan keterlibatan kerja sebesar 65,4%. DISKUSI Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya hubungan negatif yang signifikan antara stres kerja dengan keterlibatan kerja, dengan perolehan nilai koefisien korelasi sebesar 0,571 dan nilai probabilitas (sig/p) sebesar 0,000 < 0,01. Hal ini berarti semakin tinggi stres kerja karyawan maka akan semakin rendah keterlibatan karyawan tersebut. Sumbangan efektif dari stres kerja terhadap keterlibatan kerja sebesar 34,6 % yang artinya pengaruh stres kerja terhadap keterlibatan kerja adalah sebesar 34,6 % sehingga masih ada faktor lain yang berkontribusi memunculkan keterlibatan kerja sebesar 65,4 %. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa stres kerja memiliki hubungan negatif yang signifikan terhadap keterlibatan kerja seperti yang ditunjukan dalam tabel 3, yang artinya bahwa semakin tinggi stres kerja maka semakin rendah keterlibatan kerja dan begitu pula sebaiknya dengan nilai sumbangsih sebesar 34,6 %, menunjukkan bahwa selain dari stres kerja masih banyak faktor lain yang mempengaruhi keterlibatan kerja. Hasil penelitian ini sejalan dengan hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa ada hubungan negatif yang signifikan antara stres kerja dengan keterlibatan kerja. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya yang menjelaskan bahwa stres kerja memiliki hubungan negatif yang signifikan dengan kepuasan kerja dan keterlibatan kerja serta karyawan yang memiliki keterlibatan kerja yang tinggi lebih puas terhadap pekerjaannya dibandingkan dengan karyawan dengan keterlibatan kerja yang rendah (Ahmad dan khanna, 1992, dalam Srivastava, 1995). Robbins & Judge (2008) menjelaskan bahwa stres kerja dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu, faktor lingkungan yang meliputi fenomena atau kejadian kejadian yang terjadi dalam struktur sosial karyawan seperti perubahan ekonomi, perubahan situasi bisnis serta kemajuan teknologi, yang menyebabkan timbulnya kecemasan akan kesejahteraan hidup pada karyawan. Faktor individu atau kondisi personal individu seperti permasalahan keluarga, dan 13

21 karakteristik pribadi atau kepribadian karyawan itu sendiri juga turut mempengaruhi stres kerja. Faktor selanjutnya yaitu faktor organisasi, dalam organisasi karyawan dihadapkan dengan berbagai kondisi serta tuntutan, hal ini meliputi tuntutan tugas, tuntutan peran dan tuntutan antar personal, serta struktur organisasi, dan perkembangan karir, tuntutan tugas yang berlebihan memicu munculnya stres kerja hal ini dikarenakan semakin tinggi tuntutan pekerjaan yang tidak diikuti oleh sumber daya yang memadai maka akan mengakibatkan stres kerja. Stres kerja yang dialami karyawan memberikan dampak pada berbagai aspek, yaitu aspek fisiologis yang menyangkut kondisi fisik karyawan gejala yang ditimbulkan oleh stres kerja dapat berupa meningkatnya detak jantung hingga pada kondisi yang sangat parah dapat menyebabkan sakit kronis lainnya. Aspek psikologis yang meliputi gejala gejala psikologis mulai dari kecemasan, kebosanan, dan gelisah, sementara aspek perilaku menunjukkan adanya gejala seperti perubahan produktivitas, absensi dan tingkat keluar masuk karyawan yang tinggi, perubahan kebiasaan makan, meningkatnya konsumsi rokok dan alkohol, berbicara dengan cepat, serta gangguan tidur (Robbins & Judge, 2008), selain dari penjelasan tersebut Kreitner dan Kinicki (2005) juga menjelaskan bahwa stres kerja juga menganggu proses kognitif karyawan, seperti dalam proses pengambilan keputusan yang dapat menyebabkan karyawan terburu buru atau salah dalam mengambil keputusan juga dapat mempengaruhi komitmen karyawan terhadap organisasi dan intensi karyawan meninggalkan organisasi serta keterlibatan kerja. Karyawan dengan keterlibatan kerja yang tinggi akan menunjukkan performa kerja yang lebih baik, merasa bangga akan pekerjaan sehingga akan menunjukkan komitmen yang lebih baik terhadap pekerjaannya, serta memiliki motivasi yang tinggi terhadap pekerjaannya, Lawler (1986) dalam Khan, et al (2011), menjelaskan bahwa keterlibatan kerja merupakan kunci dalam menciptakan dan meningkatkan motivasi kerja dalam pandangan organisasi dan motivasi dalam memainkan peran penting dalam produktivitas dan kinerja individual. Selain itu karyawan dengan keterlibatan kerja yang tinggi akan menunjukkan komitmen terhadap organisasi yang tinggi serta disaat yang sama memiliki tingkat turnover intention yang rendah (Khan, et al, 2011 ; Simanjuntak, 2013), hal ini menunjukkan bahwa keterlibatan kerja memiliki kontribusi positif bagi karyawan, sementara itu berbanding terbalik dengan keterlibatan kerja, stres kerja memberikan kontribusi negatif dengan mempengaruhi tingkat turnover intention karyawan serta komitmen terhadap organisasi yakni semakin tinggi stres kerja yang dialami maka intensi karyawan meninggalkan organisasi / turnover intention akan semakin tinggi serta akan semakin rendah pula komitmen karyawan terhadap organisasi (Khatibi, et al, 2009 ; Qureshi, et al, 2013). Secara teoritik stres kerja lebih banyak memberikan sumbangan negatif terhadap suatu pekerjaan, karyawan dengan stres kerja yang tinggi akan lebih sering menghindari pekerjaan, menunda pekerjaan, dan bahkan menarik diri dari pekerjaan atau memilih untuk meninggalkan pekerjaan (Kreitner & Kinicki, 2005). Hal ini tentu tidak hanya berpengaruh bagi diri karyawan itu sendiri akan tetapi juga turut mempengaruhi organisasi atau tempat karyawan tersebut bekerja, penurunan produksi, target yang tidak tercapai,serta pekerjaan yang tidak selesai merupakan akibat yang dialami organisasi apabila karyawan mengalami hal tersebut diatas. Hal ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yang menjelaskan bahwa stres kerja memiliki hubungan negatif dengan kinerja karyawan, yang artinya semakin tinggi stres kerja maka akan semakin rendah kinerja karyawan, serta memiliki hubungan positif dengan 14

22 turnover intention yang artinya semakin tinggi stres kerja maka akan semakin tinggi pula intensi karyawan untuk meninggalkan organisasi (Arshadi & Damiri, 2013 ; Khatibi, et al, 2009 ; Qureshi, et al, 2013). Sementara itu keterlibatan kerja memberikan dampak positif bagi diri karyawan maupun organisasi sebagaimana yang dijelaskan sebelumnya bahwa karyawan dengan keterlibatan kerja yang tinggi akan lebih berkomitmen terhadap pekerjaannya serta lebih termotivasi dalam menyelesaikan pekerjaannya, bersemangat serta menunjukkan kinerja yang maksimal disetiap pekerjaan dan dengan meningkatnya keterlibatan turut meningkatkan kepuasan kerja karyawan (Rizwan, Et al, 2011). Hal ini didukung oleh hasil penelitian sebelumnya yang menjelaskan bahwa keterlibatan kerja berpengaruh positif terhadap komitmen organisasi serta memiliki hubungan negatif dengan turnover intention (Huselid & Day, 1991), serta penelitian lainnya yang menjelaskan bahwa keterlibatan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan (Danish, Et al, 2015). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa stres kerja memberikan kontribusi munculnya keterlibatan kerja sebesar 34,6%, hal ini disebabkan oleh banyaknya faktor lain yang mempengaruhi keterlibatan kerja dengan kontribusi yang besar, salah satunya yaitu kepribadian Liao & Lee (2009), dalam penelitiannya menjelaskan bahwa dari kelima dimensi kepribadian big five, diketahui bahwa neuroticism menunjukkan hubungan negatif terhadap keterlibatan kerja karyawan, sementara keempat dimensi lainnya yakni,extroversion, openness, agreeableness, and conscientiousness menunjukkan korelasi yang positif dengan keterlibatan kerja, hal ini membuktikan bahwa setiap karyawan memiliki tingkat keterlibatan kerja yang berbeda tergantung dari persepsi dan kepribadian karyawan tersebut (Brown, dalam Westhuizen, 2006). 15

23 SIMPULAN DAN IMPLIKASI Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian ini sejalan dengan hipotesis penelitian yakni ada hubungan negatif antara stres kerjadengan keterlibatan kerja karyawan PT. Kusuma Agro Group divisi perhotelan. Perolehan nilai r sebesar -0,571 dan nilai P sebesar 0,000 dengan gambaran semakin tinggi stres kerja karyawan, keterlibatan kerja yang ditunjukan akan semakin rendah. Sedangkan sumbangan efektif stres kerjauntuk melihat kecenderungan keterlibatan kerja karyawan hanya sebesar 34,6% dan 65,4% sisanya dipengaruhi oleh faktor yang tidak diteliti dalam penelitian ini, seperti motivasi, kepribadian, budaya organisasi, serta komitmen organisasi dan kepuasan. Implikasi dari penelitian ini yaitu bagi perusahan diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam upaya mengatasi stres kerja karyawan dengan memberikan karyawan pelatihan mengenai manajemen stres, serta memberikan reward berupa kenaikan gaji atau promosi jabatan kepada karyawan untuk meningkatkan keterlibatan kerja karyawan. Bagi karyawan agar selalu berpartisipasi aktif dalam bekerja dan menjaga persepsi positif terhadap pekerjaannya serta melakukan upaya manajemen stres agar terhindar dari stres kerja yang berkepanjangan. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi terkait hubungan stres kerja dengan keterlibatan kerja sehingga kedepannya dapat dilakukan penelitian serupa dengan variabel lain yang mempengaruhi keterlibatan kerja seperti masa kerja dan tipe kepribadian. REFERENSI Ahsan, N., Abdullah, Z., Ffie, D.Y.G., Alam, S.S. (2009). Study of Job Stress on Job Satisfaction among University Staff in Malaysia, Empirical Study. European Journal of Social Sciences, 8(1), Arshadi N., & Damiri H., (2013). The Relationship Of Job Stress With Turnover Intention And Job Performance : Moderating Role Of OBSE. Procedia Social And Behavoiral Science 84, Aryaningtyas, A.T. & Suharti L. (2013). Keterlibatan kerja sebagai pemediasi pengaruh kepribadian praktif dan persepsi dukungan organisasional terhadap kepuasan kerja. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan,15 (1), Ayub, N., & Rafif, S. (2011). The Relationship Between Work Motivation and Job Satisfaction. Paper Was Present on Bussiness Psychology Seminar. Pakistan Chugthai, A. A., (2008). Impact of Job Involvement on In-Role Job Performance and Organizational Citizenship Behaviour. Journal of Behavioral and Applied Management Danish, R. Q., Shahid. A.U., Aslam, N., Afzal, M., Ali, H.Y. (2015). Relationship Between Job Performance, Job Involvement And Career Salience Of Employee In Educational Sector Of Pakistan. American Journal Of Educational Science, 1(2)

24 Faslah, R. (2010). Hubungan Antara Keterlibatan Kerja Dengan Turnover Intention Pada Karyawan PT. Garda Tri Mitra Utama Jakarta. Jurnal Econosains, VIII (2) Hafer, J.C, & Martin, T.N. (2006). Job Involvement or Affective Commitment: A Sensitive Analysis Study of Apathetic Employee Mobility. Journal of Behavioral And Applied Management. Hart, P.M., & Cooper, C.L., (2001), Occupational Stress. Toward a More Integrated Framework. In N. Anderson, D.S., Ones, H.K., & C. Viswesvaran (Eds). Handbook of Industrial, Work, and Organizational Psychology. (Vol. 2 : Personel Psychology). London Sage. ISBN Huselid M.A., & Day N. E., (1991). Organizational Commitment, Job Involvement, And Turnover. A Substantive And Methodological Analysis. Journal Of Applied Psychology,76 (3), Jaya, A, F. (2010). HubunganAntara Sikap Terhadap Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Keterlibatan Kerja Pada Karyawan Bagian Pabrikasi PG. Trangkil Pati. Skripsi Program S1 Psikologi. Universitas Muhammadiyah, Malang. Jungwee, P. (2007). Work Stress And Job Performance. Perspective Statistic Canada Catalogue No XIE. Kazmi, R., Amjad, S., Khan, D. (2008). Occupational Stress & Its Effect On Job Performance A Case Study Of Medical House Officers Of District Abbottabad. Journal of Ayub Medical College Abbottabad, 20 ( 3). Kerlinger, F. N. (2006). Asas Asas Penelitian Behavioral (Edisi III). Yogyakarta UGMPress Khan, T.I., Jan, F.A., Akbar, A., Khan, M.B., Hijazi, S.T. (2011). Job Involvement as Predictor of Employee Commitment: Evidence from Pakistan.. International Journal of Business and Management,. 6 (4). Khatibi, A., Hasadi, A., Hamidi, M. (2009). The Relationship Between Job Stress And Organizational Commitment In National Olympic And Paralympic Academy. World Journal Of Sport Science,2 (4) ISSN Kreitner, R. Dan Kinicki A. (2005). Perilaku Organisasi. (Edisi 5). Jakarta. Salemba Liao, C.S & Lee, C.W. (2009). An Empirical Study Of Employe Job Involvement and Personality Traits : The Case Of Taiwan. Int. Journal of Economics and Management, 3 (1) Mansoor, M, Et al. (2011). The Impact Of Job Stress on Employee Job Satisfaction A Study On Telecommunication Sector Of Pakistan. Journal of Bussiness Studies Quarterly,2 (3), Manurung, M.T. & Ratnawati, I. (2012). Analisis Pengaruh Stress Kerja Dan Kepuasan Kerja Terhadap Turnover Intention Karyawan. Diponegoro Journal Of Management, 1 (2), Munandar, A. S. (2008). Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta Uipress. 17

25 Omolayo, B.O, & Ajila, C.K. (2012). Leadership Styles and Organizational Climate as Determinant of Job Involvement and Job Satisfaction of Workers in Tertiary Institutions. Journal of Bussiness and Management Research, 1 (3). Omoniyi, T. & Adedapo, A. Y. (2012). Job Involvement And Organizational Commitment As Determinant Of Job Performance Among Educational Resource Centre Personnel In Oyo State Nigeria. European Journal Of Globalization and Development Research, 5 (1). Ouyang, Y. (2009). The Mediating Effect Of Job Stress & Job Involvement Under Job Instability : Banking Service Personnel Of Taiwan As An Example. Journal of Money, Investement and Banking. Issue II. Putra, A. R. (2008), Tingkat Stres Kerja Pegawai Pada Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota Mojokerto. Skripsi Program S1 Psikologi. Universitas Muhammadiyah, Malang. Putra, B.R. (2012). Pengaruh Job Stressor Terhadap Turnover Intention Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Pemediasi. Jurnal Manajemen Indonesia,1(2). Qureshi, M.I., Iftikhar, M., Syed, G.A., Hassan, U., Khan, K., Zaman, K. (2013). Relationship Between Job Stress, Workload, Environtment And Employee Turnover Intention : What We Know, What Should We Know. World Applied Science Journal23 (6) ISSN Rizwan, M., Khan, D.J., Saboor, F. (2011). Relationship Of Job Involvement With Employee Performance : Moderating Role Of Attitude. European Journal Of Business And Management, 3 (8) ISSN (Paper) b. Perilaku Organisasi. (Edisi 12, buku 2). Jakarta. Salemba Robbins & Judge, S. P. dan Judge. (2008) a. Perilaku Organisasi.(Edisi 12, buku 1). Jakarta. Salemba Saleh, S.D., & Hosek, J. (1976). Job Involvement : Concepts and Measurement. Journal of Academy Management, 19 (2), Sandriati, L. (2010). Kepuasan Kerja dan Keterlibatan Kerja Sebagai Mediator Pengaruh Psychological Climate pada Turnover Intention. Skripsi. Universitas Sebelas Maret. Sari, K, (2014), Pengaruh Stres Kerja Karyawan Terhadap Kinerja ditinjau Dari Strategi Coping. Skripsi Program S1 Psikologi. Universitas Muhammadiyah, Malang. Setyorini, C.T, Maghfiroh, S., Farida, Y.N. (2012). Pengaruh Komitmen Organisasi, Budaya Organisasi, dan Keterlibatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Baitul Maal Wat Tamwil (BMT). Jurnal Manajemen Riset akutansi, 2 (1). ISSN Simanjuntak, N. (2013). Analisis Pengaruh Keterlibatan Kerja dan Kepuasan Kerja terhadap Turnover Intention karyawan. Studi pada PT Njonja Meneer Semarang. Skripsi Program s1 Ekonomika dan Bisnis. Universitas Diponegoro. 18

26 Sjoberg, A. & Sverke, M. (2000). The Interactive Effect Of Job Involvement And Organizational Commitment On Job Turnover Revisited : A Note On The Mediating Role Of Turnover Intention. Scandinavium Journal Of Psychology, 41, Srivastava, S., & Sen, A. K., (1995). Role Stress, Job Anxiety, Job Involvement, and Job Satisfaction Among Three Groups of Organizational Employees: A Factor Analytic Study.International Journal Of Occupational Safety And Ergonomics 1995, 1(3), Uygur, A. & Kilic, G. (2009). A Study into Organizational Commitment and Job Involvement, An Application Towards the Personnel in the Central Organization for Ministry of Health in Turkey. Ozean Journal of AppliedSciences, 2 (1), ISSN Vida, H. N. Y. (2007). The Effect of Personality and coping on Perceive Work Stress among the White Collar Workforce in Hong Kong. Journal of Applied Social Study. I 59. Westhuizen, C. V. D. (2006). Work related as predictors of employee Absenteeism. Dissertation. Master of Commerce. Industrial Psychology. University Of South Africa. Winarsunu, T. (2006). Statistik dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan. Malang UMMPress. 19

27 Lampiran 1. Hasil uji regresi 2. Blue print skala stres kerja dan skala keterlibatan kerja 3. Validitas dan ReliabilitasSkala Try Out 4. Contoh Skala Try Out 5. Blue Print Skala Penelitian 6. Contoh skala penelitian 7. Tabulasi data penelitian 8. Surat ijin penelitian 20

28 Variables Entered/Removed a Model Variables Variables Method Entered Removed 1 Stres_Kerja b. Enter a. Dependent Variable: Keterlibatan_Kerja b. All requested variables entered. Lampiran 1 Hasil Uji Regresi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1,589 a,346,338 8,976 a. Predictors: (Constant), Stres_Kerja b. Dependent Variable: Keterlibatan_Kerja ANOVA a Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. Regression 3160, ,740 39,229,000 b 1 Residual 5962, ,573 Total 9123, a. Dependent Variable: Keterlibatan_Kerja b. Predictors: (Constant), Stres_Kerja Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 116,119 5,961 19,478,000 Stres_Kerja -,571,091 -,589-6,263,000 a. Dependent Variable: Keterlibatan_Kerja 21

29 Lampiran 2Blue Print Skala Try Out a.... Skala Stres Kerja No. Indikator 1. Gejala Fisiologis : Meningkatkan laju detak jantung Item Favorabel Item Favorabel Item unfavorabel Total 1,21 11,31 4 Menimbulkan sakit kepala 2,22 12, Gejala Psikologis : Ketegangan 3,23 13,33 4 Kecemasan 4,24 14,34 4 Mudah marah 5,25 15,35 4 Kebosanan 6,26 16,36 4 Suka menunda nunda 7,27 17, Gejala Perilaku : Perubahan produktivitas 8,28 18,38 4 Gelisah 9,29 19,39 4 Gangguan tidur 10,30 20,40 4 Total 40 Item b.... Skala Keterlibatan Kerja No. Indikator No. Item Item Favorabel Item Unfavorabel Total 1. Pekerjaan sebagai pusat perhatian hidup. 2. Aktif berpartisipasi dalam pekerjaannya. 3. Pekerjaan sebagai sesuatu yang penting bagi harga diri. 4. Kesesuaian pekerjaan dengan diri individu. 1,9,17,25 5,13,21,29 8 2,10,18,26 6,14,22,30 8 3,11,19,27 7,15,23,31 8 4,12,20,28 8,16,24,32 8 Total 32 Item 22

30 Lampiran 3 Validitas dan Reliabilitas Skala Try Out a. Validitas Skala Stres Kerja Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted R_tabel Ket item1 93,00 85,933, ,831 Valid item2 93,18 84,284, ,828 Valid item3 93,30 85,778, ,833 Valid item4 93,16 86,806, ,834 Valid item5 93,92 90,277, ,841 Tidak Valid item6 92,98 93,383 -, ,851 Tidak Valid item7 94,05 89,081, ,839 Tidak Valid item8 93,46 86,486, ,832 Valid item9 93,43 89,482, ,840 Tidak Valid item10 93,38 85,505, ,834 Valid item11 93,23 85,780, ,832 Valid item12 93,87 89,149, ,835 Valid item13 93,62 89,839, ,841 Tidak Valid item14 93,28 89,638, ,841 Tidak Valid item15 94,11 87,637, ,836 Valid item16 93,48 90,120, ,841 Tidak Valid item17 93,90 90,023, ,837 Tidak Valid item18 93,85 87,628, ,835 Valid item19 94,03 89,332, ,838 Tidak Valid item20 93,79 84,170, ,830 Valid item21 93,31 87,885, ,838 Tidak Valid item22 93,64 84,701, ,828 Valid item23 93,43 84,749, ,829 Valid item24 93,62 82,405, ,824 Valid item25 93,75 85,889, ,834 Valid item26 93,11 83,537, ,828 Valid item27 93,64 84,468, ,828 Valid item28 93,38 87,039, ,837 Valid item29 93,23 85,280, ,830 Valid item30 93,34 85,630, ,830 Valid item31 93,08 86,443, ,833 Valid item32 93,20 85,561, ,831 Valid item33 93,30 82,111, ,824 Valid item34 93,05 89,914, ,839 Tidak Valid item35 93,59 85,646, ,829 Valid item36 93,80 84,794, ,832 Valid item37 94,08 87,543, ,833 Valid item38 93,95 88,781, ,836 Valid item39 93,90 90,457, ,839 Tidak Valid item40 93,38 81,905, ,825 Valid 23

31 b. Reliabilitas Skala Stres Kerja Cronbach's N of Alpha Items, c. Validitas Skala Keterlibatan Kerja Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted R_tabel Ket Item1 93,79 61,906, ,837 Tidak valid Item2 93,61 59,454, ,832 Valid Item3 93,40 62,769, ,838 Tidak Valid Item4 93,13 59,032, ,827 Valid Item5 94,06 58,094, ,825 Valid Item6 93,81 63,437 -, ,844 Tidak Valid Item7 93,71 62,898, ,838 Tidak Valid Item8 93,50 59,500, ,831 Valid Item9 93,92 62,272, ,838 Tidak Valid Item10 93,42 58,805, ,826 Valid Item11 93,29 58,373, ,825 Valid Item12 93,61 59,094, ,828 Valid Item13 93,34 59,637, ,831 Valid Item14 93,23 56,342, ,820 Valid Item15 93,47 60,712, ,835 Valid Item16 93,56 59,496, ,829 Valid Item17 93,81 56,355, ,824 Valid Item18 93,56 60,119, ,831 Valid Item19 94,47 64,056 -, ,850 Tidak Valid Item20 93,27 59,383, ,828 Valid Item21 93,85 57,470, ,822 Valid Item22 93,85 60,749, ,835 Valid Item23 93,66 58,031, ,826 Valid Item24 93,47 59,663, ,828 Valid Item25 93,98 60,213, ,832 Valid Item26 93,63 61,680, ,834 Valid Item27 94,05 56,506, ,824 Valid Item28 93,47 58,515, ,826 Valid Item29 94,06 63,668 -, ,849 Tidak Valid Item30 93,94 58,586, ,829 Valid Item31 93,58 56,936, ,822 Valid Item32 93,48 56,451, ,821 Valid 24

32 d. Reliabilitas Skala Keterlibatan Kerja Cronbach's N of Alpha Items, Lampiran 4 Contoh Skala Try Out Kata Pengantar Assalamualaikum Wr.Wb Salam Sejahtera Bagi Kita Semua. Saya Marwati Umamit yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang yang sedang melakukan penelitian skripsi terkait dalam penyelesaian tugas akhir sebagai prasyarat untuk mendapatkan gelar sarjana psikologi. Dalam kesempatan ini, Saya mohon kesediaan Bapak / Ibu, Sdra/ i untuk berpartisipasi sebagai subyek penelitian dengan mengisi beberapa pernyataan pada skala dibawah ini. Skala ini memuat pernyataan pernyataan yang harus Anda jawab sesuai dengan keadaan Anda yang sebenarnya, bukan berdasarkan pendapat umum atau orang lain. Tidak ada jawaban benar atau salah disetiap pernyataan yang Anda berikan. Perlu diketahui bahwa skala ini semata mata ditujukan untuk keperluan penelitian sehingga seluruh data yang Anda berikan akan dijaga kerahasiaannya.atas kesedian dan kerjasama Anda yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini Saya ucapkan banyak terima kasih. Wassalamualaikum Wr.Wb. Hormat Saya Marwati Umamit

33 Identitas Diri Inisial :. Jenis Kelamin : ( P / L * ) Jabatan / Departemen :. Masa Kerja :... Usia :... Status : (Tetap / Kontrak) * : Coret salah satu Anda diharapkan membaca dan memahami setiap pernyataan yang ada pada kolom di sebelah kiri, kemudian pilihlah salah satu pilihan pada kolom JAWABAN disamping kanan pernyataan yang menunjukkan kesesuaian anda terhadap pernyataan tersebut, dengan cara memberi tanda centang ( ) pada pilihan jawaban tiap pernyataan dengan rincian sebagai berikut : a) SS (Sangat Setuju), b) S (Setuju), c) TS (Tidak Setuju), d) STS (Sangat Tidak Setuju). No. Pernyataan STS TS S SS 1. Kepuasan terbesar dalam hidup saya peroleh dari pekerjaan saya. 2. Saya mampu menyampaikan pendapat saya dengan mudah kepada atasan saya. 3. Seberapa baik kinerja saya dalam bekerja sangat penting bagi saya. 4. Saya harus terus mengasah dan mengembangkan kemampuan saya agar lebih baik dalam bekerja. 5. Saya memiliki kegiatan lain yang lebih penting dari pekerjaan. 6. Pekerjaan yang diberikan pada saya akan saya kerjakan seadanya. 7. Saya merasa biasa saja bila tidak mampu melaksanakan pekerjaan dengan baik. 8. Menurut saya kemampuan kerja saya telah baik, dengan itu tidak perlu untuk dikembangkan. 9. Saya menikmati pekerjaan saya lebih dari hal lain. 10. Saya berusaha memberikan ide yang kreatif bagi pekerjaan saya. 11. Saya merasa bangga apabila dipercaya melaksanakan pekerjaan yang penting. 12. Saya yakin dengan kemampuan kerja saya yang tinggi, saya dapat dipandang baik oleh atasan saya. 13. Bagi saya, pekerjaan hanya sekedar pengisi waktu luang saja. 14. Saya tidak perlu memberikan ide ide kreatif bagi pekerjaan saya. 15. Bagi saya dipercaya atau tidak dalam melaksanakan pekerjaan bukan merupakan hal yang penting. 26

34 16. Saya merasa kurang diperhatikan oleh atasan karena kemampuan kerja saya kurang baik. 17. Saya akan merasa lebih terluka apabila tidak disukai oleh rekan kerja saya. 18. Saya memiliki kesempatan untuk membuat keputusan penting bagi pekerjaan saya. 19. Saya akan bekerja melebihi waktu / lembur untuk menyelesaikan pekerjaan saya meskipun tidak dibayar. 20. Bagi saya, dengan kemampuan kerja yang baik akan mendapatkan hasil kerja yang baik pula bagi saya dan organisasi. 21. Pekerjaan adalah hal yang biasa saja dalam hidup saya. 22. Saya akan merasa lebih senang apabila ada yang menggantikan pekerjaan saya. 23. Saya merasa malu jika harus terlibat dalam suatu pekerjaan. 24. Saya merasa kemampuan kerja saya yang baik hanya menguntungkan organisasi saja, dan tidak menguntungkan bagi saya. 25. Saya sangat senang melakukan pekerjaan saya, meskipun harus menambah waktu kerja (lembur). 26. Atasan saya akan menanyakan pendapat saya apabila ada masalah yang melibatkan pekerjaan saya. 27. Terkadang saya akan terjaga saat malam sambil memikirkan pekerjaan esok hari. 28. Saya menganggap kinerja saya dalam bekerja sebagai cara terbaik menguji kemampuan saya. 29. Saya tidak suka bekerja melebihi waktu kerja saya. 30. Saya bekerja apa adanya pada organisasi. 31. Bagi saya, berhasil atau tidak dalam pekerjaan adalah sesuatu yang biasa saja. 32. Saya merasa kemampuan saya tidak terpakai dalam pekerjaan saya saat ini. No. Pernyataan STS TS S SS 1. Detak jantung saya terasa lebih cepat ketika pekerjaan saya mendekati deadline 2. Kepala saya akan sakit ketika pekerjaan saya sudah lama dikerjakan namun belum menunjukan hasil yang berarti 3. Konflik dengan rekan kerja membuat saya merasa tegang dalam menyelesaikan pekerjaan 4. Saya merasa cemas karena karena kurangnya komitmen dari pimpinan terhadap kondisi karyawan 5. Saya tidak mudah menerima permintaan maaf dari orang lain atas kesalahan yang dikerjakan dalam menyelesaikan pekerjaan 6. Tidak adanya waktu untuk refreshing / rekreasi untuk karyawan membuat saya merasa bosan 27

35 7. Saya suka menunda penyelasaian pekerjaan karena adanya masalah dengan rekan kerja 8. Produktivitas kerja saya menurun karena kurangnya kesejahteraan karyawan 9. Saya merasa gelisah ketika ada kebijakan baru dari pimpinan tentang kepegawaian 10. Saya merasa sulit mengawali tidur dan bangun awal ketika mempunyai tanggungan pekerjaan yang banyak 11. Detak jantung saya tetap normal meskipun diburu dengan pekerjaan yang menumpuk 12. Saya merasa tetap meinkmati pekerjaan yang ada meskipun menghadapi berbagai kendala 13. Saya tetap santai meskipun banyak tugas yang harus selesai dalam waktu singkat 14. Saya tidak merasa cemas ketika pekerjaan menggunung tapi tidak ada bantuan tenaga lain 15. Saya berusaha berlapang dada menerima hasil terbaik dari pekerjaan yang telah dihasilkan 16. Saya berusaha mengabaikan lingkungan yang tidak sehat dan kondusif untuk tetap semangat kerja 17. Saya mampu mengendalikan diri dan konsisten dengan manajemen waktu yang telah dibuat 18. Saya mampu menunjukan produktivitas kerja yang yang optimal meskipun sedang ada masalah 19. Saya selalu berusaha tenang dan puas terhadap hasil kerja yang telah diselesaikan 20. Kebutuhan tidur saya tetap terpenuhi sesuai anjuran kesehatan meski ada masalah dalam penyelesaian pekerjaan 21. Saya merasa detak jantung saya meningkat ketika laporan hasil pekerjaan tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan 22. Rasa sakit kepala saya mudah muncul ketika tidak segera menemukan solusi dalam menghadapi kendala dalam pekerjaan 23. Tidak adanya kerjasama antar karyawan / pimpinan membuat saya merasa tegang dalam menjalankan tugas 24. Kecemasan terhadap masalah keluarga membuat kerja saya tidak optimal 25. Saya mudah marah jika melihat kesalahn sekecil apapun yang dilakukan oleh karyawan lain sebagai rekan kerja dalam menyelesaikan pekerjaan 26. Jenis pekerjaan yang monoton membuat saya merasa bosan 27. Kurangnya intensif dalam penyelesaian pekerjaan memicu saya untuk menunda pekerja 28. Persaingan dalam lingkungan kerja yang tidak sehat mengakibatkan penurunan produktivitas kerja saya 29. Pekerjaan yang tidak segera diselesaikan membuat saya merasa gelisah 30. Saya cenderung kurang tidur ketika target pekerjaan semakin dekat 28

36 31. Detak jantung saya tetap stabil meskipun penyelesaian pekerjaan tidak tepat waktu 32. Saya tidak pernah pusing meskipun hasil pekerjaan belum memenuhi harapan pimpinan 33. Saya tidak merasa tegang meskipun deadline semakin dekat 34. Saya tidak merasa cemas karena kurangnya koordinasi dalam pekerjaan 35. Saya merasa tidak terganggu ketika berinteraksi dengan karyawan lain meskipun sedang menghadapi kesulitan dalam pekerjaan 36. Meskipun masa kerja saya telah lama saya tetapi saya tidak merasa bosan 37. Saya berusaha mencari solusi dari masalah pekerjaan yang dihadapi secepatnya 38. Saya mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai target secara mandiri dan profesional 39. Saya mampu berekspresi tenang dan semangat bekerja meskipun diburu pekerjaan yang hampir melampaui batas waktu yang ditetapkan 40. Saya tidak mengalami gangguan tidur ketika ada masalah dengan pekerjaan 29

37 Lampiran 5 Blue Print Skala Penelitian No. a. Skala Stres Kerja Indikator 1. Gejala Fisiologis : Meningkatkan laju detak jantung Item Favorabel No. Item Item unfavorabel 1 7,21 3 Menimbulkan sakit kepala 2,12 8, Gejala Psikologis : Ketegangan 3, Kecemasan 4,14 2 Mudah marah 15 9,24 3 Kebosanan Suka menunda nunda Gejala Perilaku : Perubahan produktivitas 5,18 10,27 4 Gelisah 19 1 Gangguan tidur 6,20 11,28 4 Total 28 Item Total b. Skala Keterlibatan Kerja No. Indikator 1. Pekerjaan sebagai pusat perhatian hidup. 2. Aktif berpartisipasi dalam pekerjaannya. 3. Pekerjaan sebagai sesuatu yang penting bagi harga diri. 4. Kesesuaian pekerjaan dengan diri individu. No. Item Item Favorabel Item Unfavorabel Total 12,19 3,8,15 5 1,5,13,20 9,16,23 7 6,,21 10,17,24 5 2,7,14,22 4,11,18,25 8 Total 25 30

38 Lampiran 6 Contoh Skala Penelitian Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang Kata Pengantar Assalamualaikum Wr.Wb Salam Sejahtera Bagi Kita Semua. Saya Marwati Umamit yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang yang sedang melakukan penelitian skripsi terkait dalam penyelesaian tugas akhir sebagai prasyarat untuk mendapatkan gelar sarjana psikologi. Dalam kesempatan ini, Saya mohon kesediaan Bapak / Ibu, Sdra/ i untuk berpartisipasi sebagai subyek penelitian dengan mengisi beberapa pernyataan pada skala dibawah ini. Skala ini memuat pernyataan pernyataan yang harus Anda jawab sesuai dengan keadaan Anda yang sebenarnya, bukan berdasarkan pendapat umum atau orang lain. Tidak ada jawaban benar atau salah disetiap pernyataan yang Anda berikan. Perlu diketahui bahwa skala ini semata mata ditujukan untuk keperluan penelitian sehingga seluruh data yang Anda berikan akan dijaga kerahasiaannya. Atas kesedian dan kerjasama Anda yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini Saya ucapkan banyak terima kasih. Wassalamualaikum Wr.Wb. Hormat Saya Marwati Umamit

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan pada hasil pembahasan dan pengujian hipotesis penelitian, maka simpulan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh signifikan keterlibatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi Indonesia saat ini berada pada pasar berkembang Asia. Hal ini dapat dilihat dengan masuknya pasar AFTA (ASEAN Free Trade Area) dan MEA (Masyarakat

Lebih terperinci

Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan : Studi Kasus pada Tenaga Pengajar di Telkom University Ella Jauvani Sagala 1,

Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan : Studi Kasus pada Tenaga Pengajar di Telkom University Ella Jauvani Sagala 1, ISSN : 2355-9357 e-proceeding of Management : Vol.4, No.1 April 2017 Page 221 Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan : Studi Kasus pada Tenaga Pengajar di Telkom University Ella Jauvani Sagala

Lebih terperinci

ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR KARYAWAN DITINJAU DARI GENDER SKRIPSI

ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR KARYAWAN DITINJAU DARI GENDER SKRIPSI ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR KARYAWAN DITINJAU DARI GENDER SKRIPSI Oleh: Baiq Anggun Laksmi Lestari 08810304 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2012 ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan bentuk organisasi yang didirikan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan bentuk organisasi yang didirikan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan bentuk organisasi yang didirikan untuk memproduksi barang atau jasa, serta bertujuan untuk mendapatkan keuntungan. Tujuan organisasi

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEPUASAN KERJA DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PADA KARYAWAN HOTEL X

HUBUNGAN KEPUASAN KERJA DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PADA KARYAWAN HOTEL X HUBUNGAN KEPUASAN KERJA DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PADA KARYAWAN HOTEL X SKRIPSI Oleh: Dwi Septiyaningsih 201210515068 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA 2016

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia merupakan aset yang paling penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia merupakan aset yang paling penting bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan aset yang paling penting bagi organisasi, dimana pada hakekatnya berfungsi sebagai faktor penggerak bagi setiap kegiatan di dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Disamping itu pula, pekerjaan semakin sulit untuk didapatkan.

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Disamping itu pula, pekerjaan semakin sulit untuk didapatkan. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pekerjaan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat penting bagi masyarakat. Bekerja merupakan suatu tuntutan yang mendasar, baik dalam rangka memperoleh imbalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi (Arthur, 1994). Menurut Samad (2006) bahwa karakteristik pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. organisasi (Arthur, 1994). Menurut Samad (2006) bahwa karakteristik pekerjaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perspektif manajemen sumber daya manusia strategis yang paling mendasar adalah asumsi keberhasilan sebuah kinerja organisasi dipengaruhi oleh tindakan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. utama yang tidak dapat digantikan oleh unsur apapun.

BAB I PENDAHULUAN. utama yang tidak dapat digantikan oleh unsur apapun. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam suatu perusahaan unsur manusia merupakan perangkat yang paling menentukan dalam mencapai tujuan kegiatannya, terutama berkaitan erat dengan kebijaksanaan

Lebih terperinci

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2016

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2016 PENGARUH PERCEIVED ORGANIZATIONAL SUPPORT, IKLIM ORGANISASI, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR PADA KARYAWAN RS ISLAM JEMURSARI SURABAYA DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN KOMITMEN ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP INTENSI KELUAR KARYAWAN PADA PT. PURNA GRAHA ABADI TASIKMALAYA. Oleh: Reza Rizky Aditya

HUBUNGAN KOMITMEN ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP INTENSI KELUAR KARYAWAN PADA PT. PURNA GRAHA ABADI TASIKMALAYA. Oleh: Reza Rizky Aditya HUBUNGAN KOMITMEN ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP INTENSI KELUAR KARYAWAN PADA PT. PURNA GRAHA ABADI TASIKMALAYA Oleh: Reza Rizky Aditya Abstrak Sumber daya manusia salah satu sumber daya perusahaan

Lebih terperinci

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Psikologi

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Psikologi PENGARUH BULLYING DI TEMPAT KERJA TERHADAP BURNOUT PADA KARYAWAN SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Psikologi Oleh: CITRA WAHYUNI 111301109 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

HARGA DIRI, ORIENTASI KONTROL, DAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN

HARGA DIRI, ORIENTASI KONTROL, DAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN HARGA DIRI, ORIENTASI KONTROL, DAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN Andri 1 Lieke E.M. Waluyo 2 1,2 Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No. 100 Depok 16424, Jawa Barat 2 andric@minamas.co.id

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSEPSI KEADILAN KOMPENSASI DENGAN KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN PT. AGUS JAYA MOJOKERTO

HUBUNGAN PERSEPSI KEADILAN KOMPENSASI DENGAN KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN PT. AGUS JAYA MOJOKERTO HUBUNGAN PERSEPSI KEADILAN KOMPENSASI DENGAN KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN PT. AGUS JAYA MOJOKERTO ARTIKEL OLEH PRADNYA DAHNIAR ARDINI NIM 409112420738 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS PENDIDIKAN PSIKOLOGI

Lebih terperinci

PROFILE VALUE PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) SKRIPSI

PROFILE VALUE PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) SKRIPSI PROFILE VALUE PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) SKRIPSI Oleh : Ferry Chandra Kusuma 09810121 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2013 PROFILE VALUE PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya jumlah lembaga pendidikan yang ada di Indonesia baik negeri maupun

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya jumlah lembaga pendidikan yang ada di Indonesia baik negeri maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan dalam dunia pendidikan saat ini semakin kompetitif, tidak terkecuali persaingan dalam peningkatan kualitas di Indonesia. Hal itu ditunjukkan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia usaha dan organisasi di Indonesia berkembang semakin pesat. Setiap organisasi mempunyai berbagai tujuan yang hendak dicapainya. Tujuan tersebut diraih

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORETIS

BAB II URAIAN TEORETIS 33 BAB II URAIAN TEORETIS A. Penelitian Terdahulu Henny (2007) melakukan penelitian dengan judul " Hubungan Stres Kerja dengan Kepuasan Kerja Karyawan Bagian Customer Care Pada PT Telekomunikasi Indonesia

Lebih terperinci

Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan: Studi Empiris Pada Karyawan Non Medis Rumah Sakit

Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan: Studi Empiris Pada Karyawan Non Medis Rumah Sakit Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan: Studi Empiris Pada Karyawan Non Medis Rumah Sakit Kristanty Nadapdap 1, Winarto 2 1,2 Prodi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Methodist Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan tingginya angka pengangguran di negara Indonesia adalah. pertumbuhan ekonomi di Indonesia (Andika, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan tingginya angka pengangguran di negara Indonesia adalah. pertumbuhan ekonomi di Indonesia (Andika, 2012). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengangguran dan kemiskinan merupakan masalah klasik yang dihadapi negara-negara berkembang termasuk di Indonesia. Tingginya angka pengangguran merupakan fenomena

Lebih terperinci

ADAPTASI JOB INSECURITY SCALE

ADAPTASI JOB INSECURITY SCALE ADAPTASI JOB INSECURITY SCALE SKRIPSI Oleh: Mariam Yahya 09810246 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2013 1 ADAPTASI JOB INSECURITY SCALE SKRIPSI Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI AFEKTIF DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP TURNOVER INTENTIONS DENGAN PERSON ORGANIZATION FIT SEBAGAI PEMODERASI

ANALISIS PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI AFEKTIF DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP TURNOVER INTENTIONS DENGAN PERSON ORGANIZATION FIT SEBAGAI PEMODERASI ANALISIS PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI AFEKTIF DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP TURNOVER INTENTIONS DENGAN PERSON ORGANIZATION FIT SEBAGAI PEMODERASI (Studi Pada Karyawan PT. Djitoe I.T.C Surakarta) Skripsi

Lebih terperinci

PENGARUH KEPRIBADIAN TERHADAP KINERJA PADA PERAWAT RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

PENGARUH KEPRIBADIAN TERHADAP KINERJA PADA PERAWAT RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO PENGARUH KEPRIBADIAN TERHADAP KINERJA PADA PERAWAT RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO (Studi Big Five Model sebagai Anteseden Variabel Kinerja) SKRIPSI Untuk memenuhi sebagai persyaratan dalam

Lebih terperinci

Peran Personal Meaning pada Perubahan Organisasi di SMK Cendika Bangsa Kepanjen

Peran Personal Meaning pada Perubahan Organisasi di SMK Cendika Bangsa Kepanjen Peran Personal Meaning pada Perubahan Organisasi di SMK Cendika Bangsa Kepanjen Hilda Ari Andani Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang Abstract. This study aims to determine

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KESUNGGUHAN (CONSCIENTIOUSNESS) DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI: STUDI KORELASIONAL TERHADAP SISWA KELAS X MIPA DI SMA NEGERI 38 JAKARTA

HUBUNGAN ANTARA KESUNGGUHAN (CONSCIENTIOUSNESS) DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI: STUDI KORELASIONAL TERHADAP SISWA KELAS X MIPA DI SMA NEGERI 38 JAKARTA BIOSFER: JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI (BIOSFERJPB) 2016, Volume 9 No 1, 28-33 ISSN: 0853-2451 HUBUNGAN ANTARA KESUNGGUHAN (CONSCIENTIOUSNESS) DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI: STUDI KORELASIONAL TERHADAP SISWA

Lebih terperinci

PENGARUH KOMITMEN DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA LUKAS TOURS DAN TRAVEL

PENGARUH KOMITMEN DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA LUKAS TOURS DAN TRAVEL 625 PENGARUH KOMITMEN DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA LUKAS TOURS DAN TRAVEL Yusak William Suryahadi Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto

Lebih terperinci

PERSEPSI TERHADAP KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN STRES KERJA PADA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT X DI BEKASI

PERSEPSI TERHADAP KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN STRES KERJA PADA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT X DI BEKASI PERSEPSI TERHADAP KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN STRES KERJA PADA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT X DI BEKASI Raden Irham Susetyo, Ika Zenita Ratnaningsih Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro, Jl.

Lebih terperinci

EFIKASI DIRI DAN STRES KERJA PADA RELAWAN PMI KABUPATEN BOYOLALI

EFIKASI DIRI DAN STRES KERJA PADA RELAWAN PMI KABUPATEN BOYOLALI EFIKASI DIRI DAN STRES KERJA PADA RELAWAN PMI KABUPATEN BOYOLALI Ayu Rahmawati Permatasari, Jati Ariati Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto SH Tembalang Semarang 50275 sariarp93@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Setiap organisasi dituntut untuk dapat mengoptimalkan sumber daya manusia dan bagaimana sumber daya manusia dikelola. Pengelolaan sumber daya manusia tidak lepas dari

Lebih terperinci

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP STRES KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KANWIL KEMENTRIAN AGAMA MEDAN SKRIPSI SAHRANI SIHOTANG

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP STRES KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KANWIL KEMENTRIAN AGAMA MEDAN SKRIPSI SAHRANI SIHOTANG PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP STRES KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KANWIL KEMENTRIAN AGAMA MEDAN SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Skripsi Psikologi Oleh: SAHRANI SIHOTANG 081301107

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI, DISIPLIN KERJA, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. PERTAMINA RU VI BALONGAN

PENGARUH MOTIVASI, DISIPLIN KERJA, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. PERTAMINA RU VI BALONGAN PENGARUH MOTIVASI, DISIPLIN KERJA, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. PERTAMINA RU VI BALONGAN Melyna Putri Wijayasari 1, Wahyu Hidayat 2 & Saryadi 3 Abstract The research

Lebih terperinci

Ariesta Marsitho Nugrahawan F

Ariesta Marsitho Nugrahawan F HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN OTORITER DENGAN TEKANAN KERJA PADA KARYAWAN SKRIPSI Disusun oleh : Ariesta Marsitho Nugrahawan F 100 010 149 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

STRES KERJA PADA KARYAWAN YANG BEKERJA MENGGUNAKAN MESIN SISTEM KONTROL DI PERTAMINA UNIT PENGOLAHAN V BALIKPAPAN SKRIPSI

STRES KERJA PADA KARYAWAN YANG BEKERJA MENGGUNAKAN MESIN SISTEM KONTROL DI PERTAMINA UNIT PENGOLAHAN V BALIKPAPAN SKRIPSI STRES KERJA PADA KARYAWAN YANG BEKERJA MENGGUNAKAN MESIN SISTEM KONTROL DI PERTAMINA UNIT PENGOLAHAN V BALIKPAPAN SKRIPSI Disusun Oleh NURAINA PUSPITA 06810002 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSEPSI LINGKUNGAN KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN PERUSAHAAN X

HUBUNGAN PERSEPSI LINGKUNGAN KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN PERUSAHAAN X HUBUNGAN PERSEPSI LINGKUNGAN KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN PERUSAHAAN X SKRIPSI Oleh: May Herawati 201210515027 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut berbentuk perusahaan. Perusahaan merupakan badan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut berbentuk perusahaan. Perusahaan merupakan badan usaha yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan dunia perbankan dan dunia usaha sekarang ini timbul lembaga keuangan seperti lembaga pembiayaan. Lembaga pembiayaan tersebut berbentuk perusahaan.

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Asumsi Uji asumsi dilakukan sebelum uji hipotesis dan sebagai syarat agar dpat melakukan teknik korelasi Product Moment. Uji asumsi dapat dilakukan

Lebih terperinci

Pengaruh Stres, Kepuasan, dan Komitmen Organisasional terhadap Turnover Intention pada Karyawan Telkomsel Distribution Center Kabupaten Jember

Pengaruh Stres, Kepuasan, dan Komitmen Organisasional terhadap Turnover Intention pada Karyawan Telkomsel Distribution Center Kabupaten Jember Pengaruh Stres, Kepuasan, dan Komitmen Organisasional terhadap Turnover Intention pada Karyawan Telkomsel Distribution Center Kabupaten Jember The Influence of Stress, Satisfaction, and Organizational

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. apabila ditunjang oleh sumber daya manusia yang berkualitas. serta biaya baru dalam merekrut karyawan baru.

BAB I PENDAHULUAN. apabila ditunjang oleh sumber daya manusia yang berkualitas. serta biaya baru dalam merekrut karyawan baru. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam sebuah organisasi baik organisasi dalam skala besar maupun kecil. Pada organisasi berskala besar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan sumber daya dengan sebaik-baiknya. Sumber daya yang paling penting

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan sumber daya dengan sebaik-baiknya. Sumber daya yang paling penting 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam organisasi bentuk aktivitas selalu diarahkan untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Dalam usaha untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional yang menggunakan teknik analisa Multiple Regresi (Regresi Ganda).

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional yang menggunakan teknik analisa Multiple Regresi (Regresi Ganda). BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan bentuk penelitian Kuantitatif dengan pendekatan korelasional yang menggunakan teknik analisa Multiple Regresi (Regresi Ganda). Penelitian

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI PERAN ORANGTUA DALAM MENGEMBANGKAN BAKAT PADA ANAK TUNARUNGU SKRIPSI. Guita Wulan Sari

IDENTIFIKASI PERAN ORANGTUA DALAM MENGEMBANGKAN BAKAT PADA ANAK TUNARUNGU SKRIPSI. Guita Wulan Sari IDENTIFIKASI PERAN ORANGTUA DALAM MENGEMBANGKAN BAKAT PADA ANAK TUNARUNGU SKRIPSI Guita Wulan Sari 07810216 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2013 IDENTIFIKASI PERAN ORANGTUA DALAM MENGEMBANGKAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI... JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI Halaman JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR SINGKATAN...

Lebih terperinci

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN IKLIM ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. TELKOM INDONESIA SEMARANG

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN IKLIM ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. TELKOM INDONESIA SEMARANG PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN IKLIM ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. TELKOM INDONESIA SEMARANG Nicko Achmad Pradityo 1, Rodhiyah 2 & Saryadi 3 Email: nickoachmadp@yahoo.com Abstract The research was

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PADA PETUGAS PEMASYARAKATAN KELAS I SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PADA PETUGAS PEMASYARAKATAN KELAS I SEMARANG HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PADA PETUGAS PEMASYARAKATAN KELAS I SEMARANG Nuari Rahmawati, Anggun Resdasari Prasetyo Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof.

Lebih terperinci

HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. MAYORA INDAH CIBITUNG

HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. MAYORA INDAH CIBITUNG HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. MAYORA INDAH CIBITUNG SKRIPSI Oleh: Hastanti Rini Budi Setiati 201210515055 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN INTENSI TURNOVER PADA KARYAWAN SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN INTENSI TURNOVER PADA KARYAWAN SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN INTENSI TURNOVER PADA KARYAWAN SKRIPSI Oleh : Happy Dayantia Wulan Nisa 07810093 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2012 HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN INSENTIF TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT SOCFIN INDONESIA AEK PAMIENKE OLEH NURPAISYAH

SKRIPSI PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN INSENTIF TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT SOCFIN INDONESIA AEK PAMIENKE OLEH NURPAISYAH SKRIPSI PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN INSENTIF TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT SOCFIN INDONESIA AEK PAMIENKE OLEH NURPAISYAH 080502013 PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Perbandingan Fear of Success dengan Jenis Kelamin. Gender

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Perbandingan Fear of Success dengan Jenis Kelamin. Gender BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Peneliti akan menguraikan tentang gambaran umum subjek berdasarkan jenis kelamin. Kemudian menjelaskan secara deskriptif dengan di sertai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bagian ini, peneliti akan mendeskripsikan skor budaya organisasi dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bagian ini, peneliti akan mendeskripsikan skor budaya organisasi dan 45 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Deskripsi Subjek Pada bagian ini, peneliti akan mendeskripsikan skor budaya organisasi dan keterikatan kerja. Peneliti mendeskripsikan skor budaya

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian & Hipotesis 3.1.1 Variabel penelitian & definisi operasional Variabel adalah sebuah karakteristik atau kondisi yang berubah atau memiliki nilai yang berbeda

Lebih terperinci

Ananda Eka Puteri Hamidah Nayati Utami Ika Ruhana Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Ananda Eka Puteri Hamidah Nayati Utami Ika Ruhana Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang PENGARUH ORGANIZATIONAL STRESSOR TERHADAP KOMITMEN ORGANISASIONAL DAN KINERJA KARYAWAN (Studi Pada Karyawan Pt Telkom Indonesia Tbk Witel Jatim Selatan Malang) Ananda Eka Puteri Hamidah Nayati Utami Ika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang banyak

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang banyak 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang banyak menggunakan angka-angka,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT. TSUKASA MANUFACTURING OF INDONESIA

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT. TSUKASA MANUFACTURING OF INDONESIA HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT. TSUKASA MANUFACTURING OF INDONESIA SKRIPSI Oleh: Muhammad Ragin Daskaputra 201210515030 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL TERHADAP TURNOVER INTENTION KARYAWAN HIGH POINT SERVICED APARTMENT SURABAYA

PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL TERHADAP TURNOVER INTENTION KARYAWAN HIGH POINT SERVICED APARTMENT SURABAYA AGORA Vol. 4, No. 2, (2016) 389 PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL TERHADAP TURNOVER INTENTION KARYAWAN HIGH POINT SERVICED APARTMENT SURABAYA Rossalia Mahadewi Tanuwijaya dan Dhyah Harjanti

Lebih terperinci

GAMBARAN DUKUNGAN ORGANISASI YANG DIRASAKAN PADA KARYAWAN PT. XYZ

GAMBARAN DUKUNGAN ORGANISASI YANG DIRASAKAN PADA KARYAWAN PT. XYZ GAMBARAN DUKUNGAN ORGANISASI YANG DIRASAKAN PADA KARYAWAN PT. XYZ FX. Yanuar Sidharta, et al. GAMBARAN DUKUNGAN ORGANISASI YANG DIRASAKAN PADA KARYAWAN PT. XYZ FX. Yanuar Sidharta 1, Zamralita 2 1 Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional. 1 Identifikasi Variabel. variabel yang diteliti (Azwar, 2004).

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional. 1 Identifikasi Variabel. variabel yang diteliti (Azwar, 2004). BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional 1 Identifikasi Variabel Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan merupakan penelitian yang menekankan analisisnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. serta tertulis dalam lembar judul di awal, maka dapat diketahui bahwa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. serta tertulis dalam lembar judul di awal, maka dapat diketahui bahwa BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Melihat judul yang telah disebutkan dalam awal bab, yakni bab satu serta tertulis dalam lembar judul di awal, maka dapat diketahui bahwa penelitian

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI STRATA I MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2012

PROGRAM STUDI STRATA I MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2012 SKRIPSI PENGARUH IKLIM ORGANISASI DAN KOMITMEN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN UMUM PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) MEDAN OLEH : DEDE MARLINA 070502193 MANAJEMEN PROGRAM STUDI STRATA

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA KARYAWAN SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi persyaratan. Ujian Sarjana Psikologi

HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA KARYAWAN SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi persyaratan. Ujian Sarjana Psikologi HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA KARYAWAN SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Sarjana Psikologi OLEH FITRI DIAN ADLINA 101301091 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN STRES KERJA PADA SOPIR BUS PO AGRA MAS (DIVISI AKAP) JURUSAN WONOGIRI-JAKARTA

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN STRES KERJA PADA SOPIR BUS PO AGRA MAS (DIVISI AKAP) JURUSAN WONOGIRI-JAKARTA HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN STRES KERJA PADA SOPIR BUS PO AGRA MAS (DIVISI AKAP) JURUSAN WONOGIRI-JAKARTA Ready Nurdian Syah, Endang Sri Indrawati Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro, Jl.Prof.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Konsep tentang Locus of control pertama kali dikemukakan oleh Rotter

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Konsep tentang Locus of control pertama kali dikemukakan oleh Rotter BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Locus Of Control 2.1.1.1 Pengertian Locus Of Control Konsep tentang Locus of control pertama kali dikemukakan oleh Rotter

Lebih terperinci

PENGARUH INTRINSIC MOTIVATION, JOB AUTONOMY, DAN AFFECTIVE COMMITMENT TERHADAP TURNOVER INTENTION (Kasus pada Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta)

PENGARUH INTRINSIC MOTIVATION, JOB AUTONOMY, DAN AFFECTIVE COMMITMENT TERHADAP TURNOVER INTENTION (Kasus pada Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta) PENGARUH INTRINSIC MOTIVATION, JOB AUTONOMY, DAN AFFECTIVE COMMITMENT TERHADAP TURNOVER INTENTION (Kasus pada Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta) PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Manajemen Dalam kehidupan sehari-hari, istilah manajemen merupakan istilah yang tidak asing lagi

Lebih terperinci

vii Universitas Kristen Maranatha

vii Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Komitmen organisasional merupakan faktor penting bagi setiap karyawan agar dapat loyal pada suatu perusahaan. Perusahaan yang memiliki karyawan yang berkomitmen terhadap perusahaannya akan dapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pendahuluan Bab ini berisi uraian berbagai teori tentang kepuasan kerja yang menjadi dasar dalam penelitian ini. Pertama-tama akan dibahas tentang kepuasan kerja, kemudian diikuti

Lebih terperinci

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-6 (UAS)

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-6 (UAS) Penempatan School of Communication Pegawai & Business Inspiring Creative Innovation Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-6 (UAS) Job Design and Stress Management Job Design Proses

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP TURNOVER INTENTION DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

PENGARUH MOTIVASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP TURNOVER INTENTION DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PENGARUH MOTIVASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP TURNOVER INTENTION DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Pada Karyawan CV Kurnia Lurik) THE INFLUENCE MOTIVATION AND JOB SATISFACTION

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR KERJA DAN STRES KERJA TERHADAP TURNOVER INTENTION KARYAWAN. PADA PT. ZYREXINDO MANDIRI BUANA sebagai salah satu syarat yang harus

KATA PENGANTAR KERJA DAN STRES KERJA TERHADAP TURNOVER INTENTION KARYAWAN. PADA PT. ZYREXINDO MANDIRI BUANA sebagai salah satu syarat yang harus KATA PENGANTAR Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan kuasanya sehingga penyusunan skripsi yang berjudul PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN STRES KERJA TERHADAP TURNOVER INTENTION

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisikan pernyataan penelitian, hipotesis penelitian, variabel penelitian, responden penelitian, alat ukur penelitian, prosedur penelitian, dan metode analisis data.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif yang menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metoda statistika.

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : Daisy Oktavia Tegarawan

SKRIPSI. Oleh : Daisy Oktavia Tegarawan HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEADILAN KOMPENSASI DENGAN KEPUASAN KERJA GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI KELURAHAN BABELAN KOTA DAN KEBALEN WILAYAH UPTD PENDIDIKAN KECAMATAN BABELAN SKRIPSI Oleh : Daisy

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 57 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel Variabel adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR KECAMATAN PACITAN SKRIPSI

PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR KECAMATAN PACITAN SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR KECAMATAN PACITAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S-1) Pada Program Studi Manajemen Oleh

Lebih terperinci

Bisma, Vol 1, No. 9, Januari 2017 FAKTOR-FAKTOR STRES KERJA PADA CV SUMBER HIDUP PONTIANAK

Bisma, Vol 1, No. 9, Januari 2017 FAKTOR-FAKTOR STRES KERJA PADA CV SUMBER HIDUP PONTIANAK FAKTOR-FAKTOR STRES KERJA PADA CV SUMBER HIDUP PONTIANAK Hariyanti Email: hariyanti.ng@gmail.com Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak ABSTRAK Stres merupakan suatu keadaan dimana seseorang

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan pada hasil pembahasan, maka simpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Dukungan organisasional terdukung memiliki pengaruh positif terhadap

Lebih terperinci

SEMANGAT KERJA DITINJAU DARI KOHESIVITAS KELOMPOK KERJA PADA MITRA PEMASARAN DI KSB REGIONAL V YOGYAKARTA

SEMANGAT KERJA DITINJAU DARI KOHESIVITAS KELOMPOK KERJA PADA MITRA PEMASARAN DI KSB REGIONAL V YOGYAKARTA SEMANGAT KERJA DITINJAU DARI KOHESIVITAS KELOMPOK KERJA PADA MITRA PEMASARAN DI KSB REGIONAL V YOGYAKARTA Flora Grace Putrianti Fakultas Psikologi Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta ABSTRACT

Lebih terperinci

YANDRI ISHAK YAPPI SINE NPM:

YANDRI ISHAK YAPPI SINE NPM: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA, STRES KERJA, DAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT TELEKOMUNIKASI INDONESIAWITEL NUSA TENGGARA TIMUR-- KUPANG DITINJAU DARI JENIS KELAMIN Judul TESIS untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Nasution dan Usman (2007, h.2) mengatakan penelitian adalah sebuah proses untuk mendapatkan solusi dari permasalahan setelah melakukan studi dan analisis

Lebih terperinci

Hubungan Antara Dukungan Sosial Istri Dengan Tingkat Stres Pada Suami Pasca Pensiun Dini SKRIPSI

Hubungan Antara Dukungan Sosial Istri Dengan Tingkat Stres Pada Suami Pasca Pensiun Dini SKRIPSI Hubungan Antara Dukungan Sosial Istri Dengan Tingkat Stres Pada Suami Pasca Pensiun Dini SKRIPSI Oleh : Rade Wulanda Pardhani 07810135 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2012 Hubungan Antara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini Indonesia sedang bersaing dalam ketatnya persaingan yang terjadi karena MEA atau Masyarakat Ekonomi ASEAN yang merupakan bentuk realisasi dari tujuan

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, KOMPENSASI DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN CV. INDYFERYTO GROUP YOGYAKARTA

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, KOMPENSASI DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN CV. INDYFERYTO GROUP YOGYAKARTA PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, KOMPENSASI DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN CV. INDYFERYTO GROUP YOGYAKARTA Dwi Haryanto Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas PGRI Yogyakarta ABSTRAK

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA JOB INSECURITY DENGAN STRES KERJA PADA PERAWAT RUMAH SAKIT SKRIPSI. Diajukan kepada Universitas Muhammadiyah Malang sebagai salah

HUBUNGAN ANTARA JOB INSECURITY DENGAN STRES KERJA PADA PERAWAT RUMAH SAKIT SKRIPSI. Diajukan kepada Universitas Muhammadiyah Malang sebagai salah HUBUNGAN ANTARA JOB INSECURITY DENGAN STRES KERJA PADA PERAWAT RUMAH SAKIT SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Muhammadiyah Malang sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP BEBAN TUGAS GURU DENGAN STRES KERJA PADA GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KERTEK, KABUPATEN WONOSOBO, JAWA TENGAH

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP BEBAN TUGAS GURU DENGAN STRES KERJA PADA GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KERTEK, KABUPATEN WONOSOBO, JAWA TENGAH HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP BEBAN TUGAS GURU DENGAN STRES KERJA PADA GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KERTEK, KABUPATEN WONOSOBO, JAWA TENGAH NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: Rudi Prasetyo 04320307

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan pada data yang dapat dihitung yang berwujud nilai atau skor.

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan pada data yang dapat dihitung yang berwujud nilai atau skor. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian 3.1.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Peneliti menggunakan jenis penelitian kuantitatif karena dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA Definisi Keinginan Untuk Keluar (Turnover intention) Sutanto dan Gunawan (2013) mengemukakan bahwa turnover intention

BAB II KAJIAN PUSTAKA Definisi Keinginan Untuk Keluar (Turnover intention) Sutanto dan Gunawan (2013) mengemukakan bahwa turnover intention BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Keinginan Untuk Keluar (Turnover intention) 1.1.1 Definisi Keinginan Untuk Keluar (Turnover intention) Sutanto dan Gunawan (2013) mengemukakan bahwa turnover intention adalah

Lebih terperinci

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN COLLEGE ADJUSTMENT PADA MAHASISWA TINGKAT PERTAMA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN COLLEGE ADJUSTMENT PADA MAHASISWA TINGKAT PERTAMA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN COLLEGE ADJUSTMENT PADA MAHASISWA TINGKAT PERTAMA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA SKRIPSI Oleh : Leila Rizki Febriyanti 201210515075 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepuasan Kerja. sebuah evaluasi karakteristiknya. Rivai & Sagala (2009) menjelaskan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepuasan Kerja. sebuah evaluasi karakteristiknya. Rivai & Sagala (2009) menjelaskan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepuasan Kerja 1. Kepuasan Kerja Guru Robbins & Judge (2012) mendefinisikan kepuasan kerja sebagai suatu perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori motivasi Vroom (1964) tentang cognitive of motivation menjelaskan mengapa

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori motivasi Vroom (1964) tentang cognitive of motivation menjelaskan mengapa BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori motivasi Vroom (1964) Teori motivasi Vroom (1964) tentang cognitive of motivation menjelaskan mengapa seseorang tidak akan

Lebih terperinci

VIGILANCE DITINJAU DARI PERBEDAAN SHIFT KERJA

VIGILANCE DITINJAU DARI PERBEDAAN SHIFT KERJA VIGILANCE DITINJAU DARI PERBEDAAN SHIFT KERJA SKRIPSI Oleh: Frisca Vira Diba 08810085 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2012 VIGILANCE DITINJAU DARI PERBEDAAN SHIFT KERJA SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

PENGARUH KEPUASAN KERJA TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI DI CV.BARUTAMA SAMARINDA

PENGARUH KEPUASAN KERJA TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI DI CV.BARUTAMA SAMARINDA PENGARUH KEPUASAN KERJA TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI DI CV.BARUTAMA SAMARINDA DIDIK PRASETYO UTOMO Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, 75234. Indonesia E-mail : didik_utomo12@yahoo.com

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP PENGEMBANGAN KARIR DENGAN BURNOUT PADA KARYAWAN SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP PENGEMBANGAN KARIR DENGAN BURNOUT PADA KARYAWAN SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP PENGEMBANGAN KARIR DENGAN BURNOUT PADA KARYAWAN SKRIPSI Oleh : Zasyatin Rizka 09810105 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2013 HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia dinilai masih

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia dinilai masih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia dinilai masih berkualitas rendah, terutama SDM yang bekerja di instansi pemerintah. Hal tersebut disebabkan

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR KEPUASAN KERJA TERHADAP NIAT UNTUK KELUAR PADA KARYAWAN YANG BEKERJA PADA BIDANG PELAYANAN KONSUMEN DI SURABAYA

PENGARUH FAKTOR KEPUASAN KERJA TERHADAP NIAT UNTUK KELUAR PADA KARYAWAN YANG BEKERJA PADA BIDANG PELAYANAN KONSUMEN DI SURABAYA PENGARUH FAKTOR KEPUASAN KERJA TERHADAP NIAT UNTUK KELUAR PADA KARYAWAN YANG BEKERJA PADA BIDANG PELAYANAN KONSUMEN DI SURABAYA OLEH : CLAUDIA CINDY DAVINA 3103012061 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS BISNIS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Suatu perusahaan memiliki tujuan untuk mencapai keunggulan, baik

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Suatu perusahaan memiliki tujuan untuk mencapai keunggulan, baik BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan memiliki tujuan untuk mencapai keunggulan, baik keunggulan untuk bersaing dengan organisasi lain maupun untuk tetap dapat survive. Usaha untuk

Lebih terperinci

PENGARUH DISIPLIN KERJA, MOTIVASI KERJA, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KOMITMEN ORGANISASIONAL PADA CV SARANA GRAHA LESTARI

PENGARUH DISIPLIN KERJA, MOTIVASI KERJA, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KOMITMEN ORGANISASIONAL PADA CV SARANA GRAHA LESTARI PENGARUH DISIPLIN KERJA, MOTIVASI KERJA, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KOMITMEN ORGANISASIONAL PADA CV SARANA GRAHA LESTARI OLEH: STEVEN GARRY 3103013017 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS BISNIS UNIVERSITAS KATOLIK

Lebih terperinci

Penulisan Ilmiah Jurusan Psikologi 2016

Penulisan Ilmiah Jurusan Psikologi 2016 Hubungan antara Persepsi terhadap Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Komitmen Organisasi pada Pegawai Kementerian Dalam Negeri RI Penulisan Ilmiah Nama : Pradina Utami NPM : 16513879 Pembimbing : Desi

Lebih terperinci

MAKSI Jurnal Ilmiah Manajemen & Akuntansi

MAKSI Jurnal Ilmiah Manajemen & Akuntansi PENGARUH KOMITMEN ORGANISASIONAL DAN LINGKUNGAN PSIKOLOGIS TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN BANK BJB CABANG MAJALENGKA Oleh : DUDUNG ABDULLAH *) e-mail : abdullah.dudung@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepuasan karyawan merupakan faktor terpenting yang mempengaruhi kemajuan dari suatu organisasi dan hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya penelitian yang ada. Bedasarkan

Lebih terperinci

KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR KARYAWAN DAN MOTIVASI KERJA PADA KARYAWAN PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk KANTOR WILAYAH SEMARANG

KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR KARYAWAN DAN MOTIVASI KERJA PADA KARYAWAN PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk KANTOR WILAYAH SEMARANG KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR KARYAWAN DAN MOTIVASI KERJA PADA KARYAWAN PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk KANTOR WILAYAH SEMARANG Selsia Kartika Sari, Prasetyo Budi Widodo Fakultas Psikologi, Universitas

Lebih terperinci