ABSTRAK. pelaksanaan, observasi, dan refleksi yang berbeda-beda. Subyek penelitian kepala sekolah
|
|
- Farida Sumadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ABSTRAK IQBAL FAHRI, S. Pd. Upaya Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru Melalui Supervisi Akademik di SMP Daar el-salam, Penelitian Tindakan Sekolah (PTS), Bogor: SMP Daar el-salam, Desember Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui langkah-langkah yang tepat dalam melaksanakan supervisi akademik sehingga mampu meningkatkan kompetensi pedagogik guru terutama dalam proses pembelajaran yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap peningkatan mutu pendidikan. Penelitian dilakukan dengan dua siklus. Pada setiap siklus memiliki perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi yang berbeda-beda. Subyek penelitian kepala sekolah dan guru. Kepala sekolah dengan tindakan supervisi akademiknya, sedangkan guru SMP Daar el-salam sebagai obyek sekaligus subyek dalam pemberian perlakuan supervisi akademik. Teknik pengumpulan data melalui supervisi kelas dengan tahapan mensupervisi guru dalam proses pembelajaran dan pengamatan pembelajaran di kelas, untuk mencatat kejadian-kejadian penting yang berhubungan dengan penelitian terutama pada waktu proses pembelajaran berlangsung. Teknik analisa data yang menjadi pedoman pengolahan data dengan menggunakan prosentase () pencapaian dengan konstanta 100. Dan untuk melihat interpertasi dengan menggunakan kriteria interpertasi skor untuk memperkuat penafsiran dalam kesimpulan sebagai berikut: (Baik Sekali), ( Baik), (Cukup), dan (Kurang). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran mengalami peningkatan prosentase pada tiap tahapannya, dari siklus I mencapai rata-rata 63 (cukup) dan pada siklus II mencapai rata-rata 68 (baik). Terdapat 1
2 peningkatan kemampuan guru sebesar 5 dari siklus I. Secara rinci terjadi peningkatan yang signifikan terhadap kondisi awal sekolah bila dibandingkan dengan keadaan akhir pada siklus II. Ketepatan guru masuk ke dalam kelas meningkat 48, pemanfaatan media belajar meningkat 32, metode variatif meningkat 31, dan strategi belajar meningkat 36. Kata Kunci: Kompetensi Pedagogik, Supervisi Akademik, dan Peningkatan Mutu Pendidikan Menengah (SMP). 2
3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah menegaskan bahwa seorang kepala sekolah/madrasah harus memiliki lima dimensi kompetensi minimal yaitu: kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi dan sosial. Permendiknas ini merupakan upaya yang sangat penting untuk menghasilkan kepala sekolah/madrasah yang kuat di dalam mewujudkan kualitas siswa yang diharapkan mampu berpikir kritis, kreatif, inovatif, dan berjiwa kewirausahaan (entrepreneurship). Salah satu tugas kepala sekolah adalah melaksanakan supervisi akademik. Supervisi akademik intinya adalah membina guru dalam meningkatkan mutu proses pembelajaran. Sasaran supervisi akademik adalah guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, penyusunan silabus dan RPP, pemilihan strategi/metode/teknik pembelajaran, penggunaan media dan teknologi informasi dalam pembelajaran, menilai proses dan hasil pembelajaran serta penelitian tindakan kelas (Modul Supervisi Akademik, Dirjen PMPTK, 2010). Oleh karena itu, sekolah, sebagai institusi formal yang diharapkan dapat mencetak siswa yang berkualitas, harus dijalankan oleh para pendidik dan tenaga kependidikan yang memiliki profesionalisme yang tinggi untuk memajukan sekolah. Tetapi berdasarkan pengamatan selama satu tahun terakhir, terlihat motivasi dan profesionalisme dari sebagian guru cenderung rendah dalam tugas-tugas mengajar. Hal tersebut dapat dinilai dari hal-hal 3
4 sebagai berikut: (1) Hanya 50 dari guru yang hadir tepat waktu di kelas pada saat jam mengajar; (2) Hanya 30 dari guru yang memanfaatkan media belajar pada saat mengajar; (3) Hanya 40 dari guru yang menggunakan metode mengajar secara variatif; (4) Hanya 20 guru yang menggunakan strategi belajar secara tepat. Selain masalah-masalah di atas, berdasarkan laporan kemajuan pembelajaran triwulan I Tahun Pelajaran 2010/2011 terdapat sekitar 40 jumlah siswa perkelas, nilainya belum mencapai KKM. Untuk mengatasi masalah di atas, penelitian ini akan melakukan tindakan berupa supervisi akademik, agar motivasi serta profesionalisme guru terutama dalam pengelolaan pembelajaran (kompetensi pedagogik) dapat meningkat dengan baik. Menurut Sullivan dan Glantz (2005) supervisi adalah pembinaan kinerja guru dalam mengelola pembelajaran. Sedangkan menurut Sergiovanni (1987) ada dua tujuan supervisi; pengembangan profesional dan motivasi kerja guru. Melalui PTS ini diharapkan guru-guru dapat meningkatkan motivasi serta profesionalismenya dalam melaksanakan tugas dan fungsi pokoknya terutama pada kompetensi pedagogik (pengelolaan pembelajaran) sehingga dapat meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang muncul dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Rendahnya motivasi serta profesionalisme guru dalam melaksanakan tugas pokoknya sebagai pendidik terutama dalam proses pembelajaran (kompetensi pedagogik) 2. Hanya 20 dari guru yang menggunakan strategi belajar secara tepat. 4
5 3. Hanya 50 dari guru yang hadir tepat waktu di kelas pada saat jam mengajar. 4. Hanya 30 dari guru yang memanfaatkan media belajar pada saat mengajar. 5. Hanya 40 dari guru yang menggunakan metode mengajar secara variatif. 6. Dalam laporan kemajuan pembelajaran triwulan I Tahun Pelajaran 2010/2011 terdapat sekitar 40 jumlah siswa perkelas, nilainya belum mencapai KKM. C. Pembatasan Masalah Dalam penelitian ini, dari masalah-masalah yang telah teridentifikasi seperti telah disebutkan di atas, maka masalah penelitian dibatasi pada rendahnya kompetensi pedagogik guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah yang telah diuraikan di atas, maka masalah pokok dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah melalui supervisi akademik dapat meningkatkan kompetensi pedagogik guru? 2. Bagaimana langkah-langkah supervisi akademik agar dapat meningkatkan kompetensi pedagogik guru? E. Pemecahan Masalah Dalam memecahkan masalah di atas, pendekatan pemecahan masalah yang dilakukan adalah dengan melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru. 5
6 F. Tujuan Penelitian Penelitian tindakan sekolah ini bertujuan untuk: 1. Meningkatkan kompetensi pedagogik guru terutama dalam proses pembelajaran melalui supervisi akademik. 2. Mengetahui langkah-langkah yang tepat dalam melaksanakan supervisi akademik agar dapat meningkatkan kompetensi pedagogik guru. G. Manfaat Penelitian Penelitian tindakan sekolah ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi kepala sekolah dalam memecahkan masalah guru, meningkatkan kompetensi pedagogik guru dalam melaksanakan tugas-tugasnya, meningkatkan prestasi siswa dalam pembelajaran, dan pada akhirnya meningkatkan kinerja dan mutu sekolah secara keseluruhan. Di samping itu, untuk menemukan langkah-langkah yang tepat dalam melaksanakan supervisi akademik sehingga mampu meningkatkan kompetensi pedagogik guru serta dapat menjadi referensi bagi tindakan serupa untuk kasus yang sama bagi peneliti lain. BAB II KAJIAN PUSTAKA 1. HAKIKAT KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU 6
7 Menurut Undang-Undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005, dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kompetensi guru sebagaimana dimaksud meliputi kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru, bahwa Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini melalui jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Profesionalisme yaitu bekerja sesuai dengan keahliannya dan mampu meningkatkan kualifikasi dan kemampuan sosial serta dibuktikan dengan ijazah yang diakui yang sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya. Guru yang profesional adalah guru yang memiliki seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh Guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Guru yang profesional dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik harus memiliki kompetensi pedagogik sebagaimana dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008, yaitu sekurang - kurangnya meliputi: 7
8 a. pemahaman wawasan atau landasan kependidikan; b. pemahaman terhadap peserta didik; c. pengembangan kurikulum atau silabus; d. perancangan pembelajaran; e. pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis; f. pemanfaatan teknologi pembelajaran; g. evaluasi hasil belajar; dan h. pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. 2. HAKIKAT SUPERVISI AKADEMIK Satu di antara tugas kepala sekolah adalah melaksanakan supervisi akademik. Untuk melaksanakan supervisi akademik secara efektif diperlukan keterampilan konseptual, interpersonal dan teknikal (Glickman, at al; 2007). Teknik-teknik supervisi akademik meliputi dua macam, yaitu: individual dan kelompok (Gwyn, 1961). Kompetensi supervisi akademik intinya adalah membina guru dalam meningkatkan mutu proses pembelajaran. Sasaran supervisi akademik adalah guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, yang terdiri dari materi pokok dalam proses pembelajaran, penyusunan silabus dan RPP, pemilihan strategi/metode/teknik pembelajaran, penggunaan media dan teknologi informasi dalam pembelajaran, menilai proses dan hasil pembelajaran serta penelitian tindakan Dalam melaksanakan supervisi akademik dikenal dua model supervisi yaitu: a. Model supervisi tradisional 1) Observasi Langsung 8
9 Supervisi model ini dapat dilakukan dengan observasi langsung kepada guru yang sedang mengajar melalui prosedur: pra-observasi dan post-observasi. a) Pra-Observasi Sebelum observasi kelas, supervisor seharusnya melakukan wawancara serta diskusi dengan guru yang akan diamati. Isi diskusi dan wawancara tersebut mencakup kurikulum, pendekatan, metode dan strategi, media pengajaran, evaluasi dan analisis. b) Observasi Setelah wawancara dan diskusi mengenai apa yang akan dilaksanakan guru dalam kegiatan belajar mengajar, kemudian supervisor mengadakan observasi Observasi kelas meliputi pendahuluan (apersepsi), pengembangan, penerapan dan penutup. c) Post-Observasi Setelah observasi kelas selesai, sebaiknya supervisor mengadakan wawancara dan diskusi tentang: kesan guru terhadap penampilannya, identifikasi keberhasilan dan kelemahan guru, identifikasi ketrampilan-ketrampilan mengajar yang perlu ditingkatkan, gagasan-gagasan baru yang akan dilakukan. 2) Supervisi akademik dengan cara tidak langsung a) Tes dadakan Sebaiknya soal yang digunakan pada saat diadakan sudah diketahui validitas, reliabilitas, daya beda dan tingkat kesukarannya. Soal yang diberikan sesuai dengan yang sudah dipelajari peserta didik waktu itu. 9
10 b) Diskusi kasus Diskusi kasus berawal dari kasus-kasus yang ditemukan pada observasi Proses Pembelajaran (PBM), laporan-laporan atau hasil studi dokumentasi. Supervisor dengan guru mendiskusikan kasus demi kasus, mencari akar permasalahan dan mencari berbagai alternatif jalan keluarnya. c) Metode angket Angket ini berisi pokok-pokok pemikiran yang berkaitan erat dan mencerminkan penampilan, kinerja guru, kualifikasi hubungan guru dengan siswanya dan sebagainya. b. Model kontemporer (masa kini) Supervisi akademik model kontemporer dilaksanakan dengan pendekatan klinis, sehingga sering disebut juga sebagai model supervisi klinis. Supervisi akademik dengan pendekatan klinis, merupakan supervisi akademik yang bersifat kolaboratif. Prosedur supervisi klinis sama dengan supervisi akademik langsung, yaitu: dengan observasi kelas, namun pendekatannya berbeda. Supervisi klinis adalah pembinaan kinerja guru dalam mengelola proses pembelajaran (Sullivan & Glanz, 2005). Menurut Sergiovanni (1987) ada dua tujuan supervisi klinis: pengembangan profesional dan motivasi kerja guru. Menurut Sullivan & Glanz (2005), pelaksanaan supervisi klinis ada empat langkah yaitu: a. perencanaan pertemuan, b. observasi, 10
11 c. pertemuan berikutnya, dan d. repleksi kolaborasi. Langkah-langkah perencanaan pertemuan meliputi: 1) memutuskan fokus observasi (pendekatan umum, informasi langsung, kolaboratif, atau langsung diri sendiri), 2) menetapkan metode dan formulir observasi, 3) mengatur waktu observasi dan pertemuan berikutnya. Langkah-langkah observasi: a) memilih alat observasi, b) melaksanakan observasi, c) memverifikasi hasil observasi dengan guru pada pertemuan berikutnya, d) menganalisis data hasil verifikasi dan menginterpretasi, dan e) memilih pendekatan interpersonal setelah pertemuan berikutnya. Langkah-langkah pertemuan berikunya adalah menentukan fokus dan waktu. Langkah-langkah refleksi kolaborasi: (1) menemukan nilainilai apa? (2) mana yang kurang bernilai, (3) apa saran-saran anda. BAB III METODE PENELITIAN A. LOKASI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SMP Daar el-salam, Gunungputri, Bogor. B. WAKTU DAN LAMA WAKTU PENELITIAN 11
12 Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 1 15 Nopember 2010, selama dua pekan. C. SUBYEK PENELITIAN Subyek penelitian kepala sekolah dan guru. Kepala sekolah dengan tindakan supervisi akademiknya, sedangkan guru SMP Daar el-salam sebagai obyek sekaligus subyek dalam pemberian perlakuan supervisi akademik. D. VARIABEL PENELITIAN Variabel penelitian terdiri atas variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas (yang mempengaruhi) dalam penelitian ini adalah supervisi klinis sedangkan variabel terikatnya (yang dipengaruhi) adalah kompetensi pedagogik guru. E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA Teknik pengumpulan data melalui supervisi 1. Mensupervisi guru dalam proses pembelajaran. 2. Pengamatan pembelajaran di kelas, untuk mencatat kejadian-kejadian penting yang berhubungan dengan penelitian terutama pada waktu proses pembelajaran berlangsung. F. TEKNIK PEMBAHASAN Teknik pembahasan dilaksanakan dari hasil observasi dan evaluasi dengan prosedur sebagai berikut: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan evaluasi, (4) refleksi. Adapun komponen yang dinilai sebagai berikut: 12
13 KRITERIA KETERANGAN/ NO. URAIAN KEGIATAN PENILAIAN DESKRIPTOR YANG MUNCUL 1. Persiapan: a. Masuk kelas tepat waktu. b. Mengabsen siswa. c. Mengecek kebersihan dan tempat duduk siswa. d. Memeriksa kelengkapan alat pembelajaran. 2. Apersepsi: a. Menjelaskan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran. b. Menyampaikan cakupan materi dan keterkaitannya dengan materi sebelumnya. c. Menyampaikan uraian kegiatan/langkah kegiatan sesuai silabus. d. Menyampaikan cakupan materi kaitannya dengan kondisi nyata/riil. 3. Relevansi materi dengan tujuan pembelajaran: a. Materi sesuai dengan tujuan pembelajaran. b. Materi diperkaya dengan perkembangan terkini yang relevan. c. Tersedia peta konsep (mind maping) tujuan pembelajaran dan materi ajar atau sejenisnya. d. Materi disampaikan secara sistematis sesuai tujuan pembelajaran. 4. Penguasaan materi: a. Tidak terpaku pada buku teks. b. Mampu menjawab pertanyaan siswa dan/atau menyelesaikan soal tanpa keraguan. 13
14 c. Tidak diam sejenak atau bahkan lupa ketika menjelaskan materi. d. Mampu mengaitkan materi dengan contoh nyata. 5. Strategi Belajar (eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi): a. Guru melakukan aktivitas tanya jawab/diskusi/memperagakan sesuatu atau sejenisnya untuk menemukan hakikat materi yang akan/sedang dibahas. (eksplorasi) b. Guru memperdalam materi dengan mengaitkan satu/beberapa materi dengan materi sejenis untuk memperluas wawasan siswa.(elaborasi) c. Guru melakukan serangkaian post-test atau sejenisnya untuk memastikan bahwa siswa memahami materi yang telah disampaikan. (konfirmasi) d. Guru secara konsisten melaksanakan tahapan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi sampai akhir pelajaran. 6. Metode: a. Metode variatif. b. Metode sesuai tujuan pembelajaran. c. Metode mampu mempermudah materi. d. Metode mampu mencapai target/tujuan kegiatan. 7. Media: a. Menggunakan media dan alat pembelajaran. b. Penggunaan media tepat sasaran/sesuai tujuan. c. Menggunakan media tanpa hambatan teknis. d. Media menarik perhatian. 14
15 8. Manajemen Kelas: a. Kelas dalam kendali guru, terpelihara sampai pembelajaran selesai. b. Mengatur posisi tempat duduk siswa sehingga suasana belajar menjadi kondusif. c. Membimbing siswa secara individual/kelompok. d. Memberikan banyak kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi. 9. Pemberian motivasi kepada siswa: a. Memberikan penguatan atau penghargaan (reward) kepada siswa baik berupa kata-kata, sentuhan, atau bentuk lainnya. b. Melaksanakan penilaian selama kegiatan berlangsung. c. Mampu memberikan motivasi dengan tepat. d. Respon terhadap keadaan motivasi belajar siswa dengan melakukan aktivitas yang dapat meningkatkan motivasi (kisah inspiratif, simulasi, games, dll yang relevan dengan materi ajar). 10. Nada dan suara: a. Suara dapat didengar oleh seluruh siswa di dalam b. Memberikan penekanan khusus pada kata/kalimat penting. c. Suara berintonasi (tidak datar). d. Artikulasi suara jelas. 11. Penggunaan bahasa: a. Menggunakan bahasa Indonesia yang baku (EYD). b. Menghindari pemotongan kata yang tidak perlu. c. Menghindari pengulangan kata 15
16 yang sama dan/atau tidak perlu. d. Menggunakan bahasa yang singkat dan padat (tidak bertele-tele). 12. Gaya dan sikap perilaku: a. Bertutur kata santun dan edukatif. b. Berdiri tepat di depan kelas serta tidak monoton pada satu posisi (misal; dengan berkeliling). c. Menggunakan bahasa tubuh secara tepat. d. Menegur dan menyelesaikan dengan baik segala bentuk gangguan dalam belajar. JUMLAH NILAI RIIL =. JUMLAH NILAI IDEAL = 48 KLASIFIKASI NILAI PERSENTASE = Adapun Teknik analisa data yang menjadi pedoman pengolahan data oleh penulis, mengacu kepada pendapat M. Ngalim Purwanto (1987 : 172) dengan rumus sebagai berikut: P = R x 100 T Keterangan : P = Prosentase R = Jumlah skor yang diperoleh T = Jumlah total skor maksimal 100 = Konstanta 16
17 Dan untuk melihat interpertasi dengan menggunakan kriteria interpertasi skor (Arikunto, 2009: 245) untuk memperkuat penafsiran dalam kesimpulan sebagai berikut: Angka = Baik Sekali Angka = Baik Angka = Cukup Angka = Kurang G. RANCANGAN TINDAKAN Rancangan tindakan dilakukan dengan prosedur penelitian berdasarkan pada prinsip Kemmis dan Taggart (1988) yang mencakup kegiatan sebagai berikut : (1) perencanaan (planning), (2) pelaksanaan tindakan (action), 3) observasi (observation), (4) refleksi (reflection) atau evaluasi. Keempat kegiatan ini berlangsung secara berulang dalam bentuk siklus. Perencanaan Refleksi SIKLUS I Pengamatan Perencanaan Refleksi SIKLUS II Pengamatan? 17
18 Gambar 1. Desain Penelitian Tindakan Sekolah 1. Siklus 1 a) Perencanaan 1) Sosialiasi tujuan dan ruang lingkup penelitian kepada guru. 2) Penjelasan fokus penelitian tentang Supervisi Akademik. 3) Diskusi tentang pelaksanaan proses pembelajaran yang ideal. b) 1) Pada Pertemuan awal, peneliti mengumpulkan seluruh guru. 2) Menjelaskan maksud dan tujuan Penelitian Tindakan Sekolah. 3) Penjelasan tentang kompetensi pedagogik guru difokuskan pada perbaikan komponen proses pembelajaran. Berikut pula penjelasan tentang aspek yang akan diamati melalui deskriptor setara. 4) Tanya jawab tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan penelitian. c) Observasi 1. Penulis melakukan pengamatan sesuai rencana dengan menggunakan lembar observasi. 2. Menilai tindakan dengan menggunakan format evaluasi. 18
19 3. Pada tahap ini seorang guru melakukan pembelajaran sesuai dengan aspek dan indikator yang telah dijelaskan sebelumnya, penulis dan PKS kurikulum melakukan supervisi kelas dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. d) Refleksi 1. Pertemuan refleksi segera dilakukan secepatnya setelah kegiatan pelaksanaan pembelajaran untuk memperoleh masukan dari guru yang di supervisi tentang kesan yang dialaminya setelah disupervisi. 2. Mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan dan mendiskusikannya dengan guru yang telah disupervisi. 3. Tanggapan-tanggapan dari guru yang disupervisi yang difokuskan pada pembelajaran siswa. 4. Kesimpulan dan saran untuk perbaikan pada tahap berikutnya. 2. Siklus II a) Perencanaan 1) Menginformasikan kepada guru tentang hasil siklus I. 2) Menyampaikan hasil observasi proses pembelajaran melalui deskriptor yang telah muncul. 19
20 3) Mengadakan Tanya jawab tentang kelemahan proses pembelajaran yang telah terjadi. b) 1) Menginformasikan kepada guru, tentang kesesuaian dan kemajuan (progress) hasil observasi. 2) Mengadakan diskusi tentang hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan proses pembelajaran, jika masih ada yang belum dipahami. 3) Mengumpulkan dokumen-dokumen penilaian supervisi kunjungan c) Observasi 1. Penulis melakukan pengamatan sesuai rencana dengan menggunakan lembar observasi terutama pada aspek dan descriptor yang belum muncul pada siklus I. 2. Menilai tindakan dengan menggunakan format evaluasi. 3. Pada tahap ini seorang guru melakukan pembelajaran sesuai dengan aspek dan indikator yang telah dijelaskan sebelumnya, penulis dan PKS kurikulum melakukan supervisi kelas dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. 20
21 e) Refleksi 1. Pertemuan refleksi segera dilakukan secepatnya setelah kegiatan pelaksanaan pembelajaran untuk memperoleh masukan dari guru yang di supervisi tentang kesan yang dialaminya setelah disupervisi pada kali yang kedua. 2. Mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan dan mendiskusikannya dengan guru yang telah disupervisi. 3. Tanggapan-tanggapan dari guru yang disupervisi yang difokuskan pada pembelajaran siswa. 4. Kesimpulan dan saran. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Sekolah Berdasarkan pengamatan selama satu tahun terakhir baik secara kualitatif dan kuantitatif, terlihat motivasi dan profesionalisme dari sebagian guru cenderung rendah dalam tugas-tugas mengajar. Hal tersebut dapat dinilai dari hal-hal sebagai berikut: (1) Hanya 20 dari guru yang menggunakan strategi belajar secara tepat; (2) Hanya 50 dari guru yang hadir tepat waktu di kelas pada saat jam mengajar; (3) Hanya 45 dari guru yang keluar tepat waktu sesuai jadwal mengajar; (4) Hanya 30 dari guru yang 21
22 memanfaatkan media belajar pada saat mengajar; (5) Hanya 40 dari guru yang menggunakan metode mengajar secara variatif. Selain masalah-masalah di atas, berdasarkan laporan kemajuan pembelajaran triwulan I Tahun Pelajaran 2010/2011 terdapat sekitar 40 jumlah siswa perkelas, nilainya belum mencapai KKM. B. Kegiatan Siklus 1 a) Perencanaan 1) Sosialiasi tujuan dan ruang lingkup penelitian kepada guru. 2) Penjelasan fokus penelitian tentang Supervisi Akademik. 3) Diskusi tentang pelaksanaan proses pembelajaran yang ideal. b) 1) Pada Pertemuan awal, peneliti mengumpulkan seluruh guru. 2) Menjelaskan maksud dan tujuan Penelitian Tindakan Sekolah. 3) Penjelasan tentang kompetensi pedagogik guru difokuskan pada perbaikan komponen proses pembelajaran. Berikut pula penjelasan tentang aspek yang akan diamati melalui deskriptor setara. 4) Tanya jawab tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan penelitian. c) Observasi 22
23 1. Penulis melakukan pengamatan sesuai rencana dengan menggunakan lembar observasi. 2. Menilai tindakan dengan menggunakan format evaluasi. 3. Pada tahap ini seorang guru melakukan pembelajaran sesuai dengan aspek dan deskriptor yang telah dijelaskan sebelumnya, penulis dan PKS kurikulum melakukan supervisi kelas dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. Secara umum, pertemuan pertama dengan guru-guru berjalan lancar, walaupun menyita waktu yang agak lama, serta dari hasil diskusi ada beberapa orang guru yang merasa belum siap dan keberatan untuk menyiapkan proses pembelajaran yang memenuhi aspek dan deskriptor hanya dalam jangka waktu 1 (satu) minggu, tetapi setelah diberikan penjelasan mereka dapat mengikuti dan memahami tujuan penelitian. d) Refleksi Pada awal siklus ini, hasil observasi peneliti yang dibantu oleh kolega diperoleh gambaran bahwa hasil siklus I total skor terendah 61 artinya bahwa tingkat pelaksanaan proses pembelajaran cukup dan skor tertinggi 70 artinya berada pada interpretasi baik dan hasil prosentase rata-rata dari seluruh guru yaitu 63 (cukup). (untuk lebih jelasnya lihat tabel 1) 23
24 24
25 Tabel 1. REKAPITULASI HASIL KUNJUNGAN KELAS SIKLUS I Hasil skor Aspek dan Deskriptor Yang Muncul Nama No. Kls Klts Knts Guru/Mapel a b c d a b c d a b c d a b c d a B c d a b c d 1. A 7-A Ckp B 7-B Ckp C 8-A Ckp D 8-B Ckp E 9-A Ckp F 9-B Ckp G 7-A Baik H 7-B Baik I 8-A Ckp J 8-B Ckp K 9-A Ckp L 9-B Ckp Rata-rata Nilai/Jumlah: Ckp 767/ 12=
26 Tabel 1 LANJUTAN. REKAPITULASI HASIL KUNJUNGAN KELAS SIKLUS I Hasil skor Aspek dan Deskriptor Yang Muncul Nama No. Kls Klts Knts Guru/Mapel a b c d a b c d a b c d a b c d a b c d a b C d 1. A 8-B Ckp B 8-B Ckp C 8-B Ckp D 9-A Ckp E 8-B Ckp F 7-B Ckp G 7-B Baik H 7-A Baik I 7-A Ckp J 8-B Ckp K 7-B Ckp
27 12. L 7-A Ckp Rata-rata Nilai/Jumlah: Ckp 767/ = Keterangan: 1 = deskriptor pada aspek muncul 0 = deskriptor pada aspek tidak muncul 27
28 C. Kegiatan Siklus 2 a) Perencanaan 1) Menginformasikan kepada guru tentang hasil siklus I. 2) Menyampaikan hasil observasi proses pembelajaran melalui deskriptor yang telah muncul. 3) Mengadakan Tanya jawab tentang kelemahan proses pembelajaran yang telah terjadi. b) 1) Menginformasikan kepada guru, tentang kesesuaian dan kemajuan (progress) hasil observasi. 2) Mengadakan diskusi tentang hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan proses pembelajaran, jika masih ada yang belum dipahami. 3) Mengumpulkan dokumen-dokumen penilaian supervisi kunjungan c) Observasi Penulis melakukan pengamatan sesuai rencana dengan menggunakan lembar observasi terutama pada aspek dan deskriptor yang belum muncul pada siklus I. Pada siklus II ini akan dilihat apakah deskriptor yang telah muncul pada siklus I dapat secara konsisten muncul kembali pada siklus II disertai dengan penambahan deskriptor yang belum muncul sebelumnya. 28
29 f) Refleksi Pada Siklus II didapatkan hasil sebagaimana tertera pada tabel 2, halaman 28 dan 29, dengan hasil pengamatan penulis pada siklus II sebagai berikut : Terjadi peningkatan prosentase tingkat kesesuaian, skor terendah 65 (interpretasi cukup ), dan skor tertinggi 80 (interpretasi Baik ) jika dibandingkan dengan siklus I, dengan rata-rata 68 (interpretasi Baik). 29
30 Tabel 2. REKAPITULASI HASIL KUNJUNGAN KELAS SIKLUS II Hasil skor Aspek dan Deskriptor Yang Muncul Nama No. Kls Klts Knts Guru/Mapel a b c D a b c d a b c d a b c d a b c D a b c D 1. A 7-A Baik B 7-B Baik C 8-A Ckp D 8-B Ckp E 9-A Baik F 9-B Baik G 7-A Baik H 7-B Baik I 8-A Ckp J 8-B Ckp J 11. K 9-A Baik L 9-B Baik Rata-rata Nilai: Baik 824/
31 12= Tabel 2 LANJUTAN. REKAPITULASI HASIL KUNJUNGAN KELAS SIKLUS II Hasil skor Aspek dan Deskriptor Yang Muncul Nama No. Kls Klts Knts Guru/Mapel a b c d a b c d a b c d a b c d a b c d a b c d 1. A 8-B Baik B 8-B Baik C 8-B Ckp D 9-A Ckp E 8-B Baik F 7-B Baik G 7-B Baik H 7-A Baik I 7-A Ckp J 8-B Ckp
32 11. K 7-B Baik L 7-A Baik Rata-rata Nilai: Baik 824/ = Keterangan: 1 = deskriptor pada aspek muncul 0 = deskriptor pada aspek tidak muncul 32
33 D. Pembahasan Tiap Siklus, Antar Siklus, dan Perbandingan dengan Kondisi Awal Sekolah Berdasarkan hasil siklus I dan siklus II, kemampuan guru secara umum dalam pelaksanaan proses pembelajaran mengalami peningkatan prosentase pada tiap tahapannya, dari siklus I mencapai rata-rata 63 (cukup) dan pada siklus II mencapai ratarata 68 (baik). Terdapat peningkatan kemampuan guru sebesar 5 dari siklus I. Adapun ketercapaian kemampuan pada setiap indikator dan besarnya prosentase pencapaian kemampuan pada setiap aspek dapat dilihat pada tabel 3 dan 4 berikut ini. 33
34 Tabel 3. Prosentase Ketercapaian Aspek dan Indikator Pada Siklus II dan Rata-Rata Prosentase Indikator Pada Setiap Aspek Aspek dan Deskriptor Yang Muncul a B c d a b c d a b c d A b c d a b c d a b c d
35 Aspek dan Deskriptor Yang Muncul a B c d a b c d a b c d A b c d a b c d a b c d
36
37 Tabel 4. Rekapitulasi Prosentase Pada Setiap Aspek Ketercapaian No. Uraian Aspek Kategori () 1. Persiapan 98 Baik Sekali 2. Apersepsi 81 Baik Sekali 3. Relevansi materi dengan 71 Baik tujuan pembelajaran 4. Penguasaan materi 58 Cukup 5. Strategi Belajar (eksplorasi, 56 Cukup elaborasi, dan konfirmasi) 6. Metode 71 Baik 7. Media 62 Cukup 8. Manajemen kelas 56 Cukup 9. Pemberian motivasi kepada 56 Cukup siswa 10. Nada dan Suara 54 Kurang 11. Penggunaan Bahasa 62 Cukup 12. Gaya dan Sikap Perilaku 73 Baik 37
38 Berdasarkan tabel 3 dan 4 di atas, masih terlihat aspek-aspek yang membutuhkan perbaikan pada masa-masa yang akan datang. Walaupun demikian, upaya memperbaiki keadaan awal sekolah dengan kondisi sebagaimana diuraikan pada bagian (A) kondisi sekolah telah mengalami peningkatan. Berikut ini akan dikomparasikan sejumlah keadaan awal dengan kondisi akhir pada siklus II pada tabel 5. Tabel 5. Komparasi Peningkatan Kondisi Awal Sekolah dengan Kondisi Akhir Siklus II No. Uraian Kondisi 1. Masuk tepat waktu di kelas 2. Pemanfaatan media Ketercapaian Ketercapaian Selisih Keadaan Awal Keadaan Akhir Peningkatan () (Siklus II) belajar 3. Metode variatif Strategi belajar BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 38
39 A. Kesimpulan 1. Kompetensi pedagogik guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran mengalami peningkatan melalui supervisi akademik pada 2 (dua) siklus. siklus I mencapai rata-rata 63 (cukup) dan pada siklus II mencapai rata-rata 68 (baik). Terdapat peningkatan kemampuan guru sebesar 5 dari siklus I. 2. Terjadi peningkatan yang signifikan terhadap kondisi awal sekolah bila dibandingkan dengan keadaan akhir pada siklus II. Ketepatan guru masuk ke dalam kelas meningkat 48, pemanfaatan media belajar meningkat 32, metode variatif meningkat 31, dan strategi belajar meningkat 36. B. Saran 1. Pengumpulan data pada penelitian ini hanya berfokus pada hasil observasi guru pada proses pembelajaran di Adapun hasil wawancara guru dan siswa baik sebelum dan sesudah pelaksanaan supervisi tidak menjadi bagian dalam teknik pengumpulan data pada penelitian ini mengingat keterbatasan waktu yang ada. 2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang langkah-langkah perbaikan pada aspek yang berkategori kurang maupun cukup melalui siklus ketiga dan seterusnya. 3. Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang tingkat konsistensi kemunculan deskriptor pada setiap siklus yang menjadi masa rentang penelitian. DAFTAR PUSTAKA 39
40 Arikunto,Suharsimi Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta : Bumi Aksara. Mukhtar dan Iskandar Orientasi Supervisi Pendidikan. Jakarta : GPP Press Nawawi, Hadari.2006.Kepemimpinan Mengefektifkan Organsiasi.Yogyakarta : Gadjah Mada University Press Undang-Undang Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005, Jakarta: Kementerian Hukum dan HAM Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru. Jakarta : Depdiknas. PMPTK, Dirjen, Materi Supervisi Akademik Penguatan Kepala Sekolah dan Pengawas, Jakarta: Pidarta,Made Supervisi Pendidikan Kontekstual. Jakarta : Rineka Cipta Purwanto, M. Ngalim Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung : Remaja Rosdakarya. Riduwan Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-karyawan dan peneliti muda,bandung : Alfabeta. Tim Dosen Administrasi Pendidikan Manajemen Pendidikan. Bandung : Alfabeta LAMPIRAN-LAMPIRAN: 40
41 A. SIKLUS I JADWAL SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS NO. HARI/TAN GGAL 1. Selasa, 2/11/ 2010 NAMA GURU MATA PELAJA RAN Bahasa Indonesi a KLS VIII- B JAM KE PELAKSANAAN SUPERVISI 1-2 Akademik; Pembelajaran di KET 2. Rabu, 3/11/ 2010 Bahasa Arab VIII- B 8-9 Akademik; Pembelajaran di 3. Rabu, 3/11/2010 Bahasa Inggris VIII- B 9-10 Akademik; Pembelajaran di 4. Kamis, 4/11/2010 IPS Terpadu IX-A 1-2 Akademik; Pembelajaran di 5. Kamis, 4/11/2010 PAI VIII- B 5-6 Akademik; Pembelajaran di 6. Kamis, 4/11/2010 Learning Skills VII- B 7-8 Akademik; Pembelajaran di 7. Jumat, 5/11/2010 TIK VIII- A 1-2 Akademik; Pembelajaran di 41
42 8. Jum at, 6/11/2010 Matemat ika VII- A 3-4 Akademik; Pembelajaran di 9. Jum at, 6/11/2010 IPA Terpadu VII- A 5-6 Akademik; Pembelajaran di 10. Senin, 8/11/2010 Penjaske s VIII- B 1-2 Akademik; Pembelajaran di 11. Senin, 8/11/2010 Bahasa Sunda VII- B 3-4 Akademik; Pembelajaran di 12. Senin, 8/11/2010 PLH VII- A 9-10 Akademik; Pembelajaran di B. SIKLUS II NO. HARI/TAN GGAL 1. Selasa, 9/11/ 2010 NAMA GURU MATA PELAJA RAN Bahasa Indonesi a KLS VIII- B JAM KE PELAKSANAAN SUPERVISI 1-2 Akademik; Pembelajaran di KET 42
43 2. Selasa, 9/11/ Selasa, 9/11/ Selasa, 9/11/ Rabu, 10/11/ Rabu, 10/11/ Rabu, 10/11/ Rabu, 10/11/ Kamis, 11/11/2010 Bahasa Arab Bahasa Inggris IPS Terpadu PAI KTK TIK Matemat ika IPA Terpadu VIII- B VIII- B 3-4 Akademik; Pembelajaran di 5-6 Akademik; Pembelajaran di IX-A 7-8 Akademik; VIII- B VII- B VIII- A VII- A VII- A Pembelajaran di 1-2 Akademik; Pembelajaran di 3-4 Akademik; Pembelajaran di 6-7 Akademik; Pembelajaran di 8-9 Akademik; Pembelajaran di 1-2 Akademik; Pembelajaran di 10. Kamis, Penjaske VIII- 3-4 Akademik; 43
44 11/11/2010 s B 11. Kamis, 11/11/ Kamis, 11/11/2010 Bahasa Sunda PLH VII- B VII- A Pembelajaran di 6-7 Akademik; Pembelajaran di 7-8 Akademik; Pembelajaran di Bogor, 1 Nopember 2010 Kepala SMP Daar el-salam, IQBAL FAHRI, S. Pd NIP. - Lembar Observasi Guru INSTRUMEN KUNJUNGAN KELAS PADA PROSES PEMBELAJARAN 1. Nama Guru : 2. Kelas : 3. Identitas Mata Pelajaran: 4. Standar Kompetensi : 5. Kompetensi Dasar : 6. Waktu : 7. Semester : 44
45 8. Hari/Tanggal : KRITERIA KETERANGAN/ NO. URAIAN KEGIATAN PENILAIAN DESKRIPTOR YANG MUNCUL 1. Persiapan: a. Masuk kelas tepat waktu. b. Mengabsen siswa. c. Mengecek kebersihan dan tempat duduk siswa. d. Memeriksa kelengkapan alat pembelajaran. 2. Apersepsi: a. Menjelaskan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran. b. Menyampaikan cakupan materi dan keterkaitannya dengan materi sebelumnya. c. Menyampaikan uraian kegiatan/langkah kegiatan sesuai silabus. d. Menyampaikan cakupan materi kaitannya dengan kondisi nyata/riil. 3. Relevansi materi dengan tujuan pembelajaran: a. Materi sesuai dengan tujuan pembelajaran. b. Materi diperkaya dengan perkembangan terkini yang relevan. c. Tersedia peta konsep (mind maping) tujuan pembelajaran dan materi ajar atau sejenisnya. d. Materi disampaikan secara sistematis sesuai tujuan pembelajaran. 4. Penguasaan materi: a. Tidak terpaku pada buku teks. 45
46 b. Mampu menjawab pertanyaan siswa dan/atau menyelesaikan soal tanpa keraguan. c. Tidak diam sejenak atau bahkan lupa ketika menjelaskan materi. d. Mampu mengaitkan materi dengan contoh nyata. 5. Strategi Belajar (eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi): a. Guru melakukan aktivitas tanya jawab/diskusi/memperagakan sesuatu atau sejenisnya untuk menemukan hakikat materi yang akan/sedang dibahas. (eksplorasi) b. Guru memperdalam materi dengan mengaitkan satu/beberapa materi dengan materi sejenis untuk memperluas wawasan siswa.(elaborasi) c. Guru melakukan serangkaian post-test atau sejenisnya untuk memastikan bahwa siswa memahami materi yang telah disampaikan. (konfirmasi) d. Guru secara konsisten melaksanakan tahapan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi sampai akhir pelajaran. 6. Metode: a. Metode variatif. b. Metode sesuai tujuan pembelajaran. c. Metode mampu mempermudah materi. d. Metode mampu mencapai target/tujuan kegiatan. 7. Media: a. Menggunakan media dan alat pembelajaran. b. Penggunaan media tepat sasaran/sesuai tujuan. c. Menggunakan media tanpa 46
47 hambatan teknis. d. Media menarik perhatian. 8. Manajemen Kelas: a. Kelas dalam kendali guru, terpelihara sampai pembelajaran selesai. b. Mengatur posisi tempat duduk siswa sehingga suasana belajar menjadi kondusif. c. Membimbing siswa secara individual/kelompok. d. Memberikan banyak kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi. 9. Pemberian motivasi kepada siswa: a. Memberikan penguatan atau penghargaan (reward) kepada siswa baik berupa kata-kata, sentuhan, atau bentuk lainnya. b. Melaksanakan penilaian selama kegiatan berlangsung. c. Mampu memberikan motivasi dengan tepat. d. Respon terhadap keadaan motivasi belajar siswa dengan melakukan aktivitas yang dapat meningkatkan motivasi (kisah inspiratif, simulasi, games, dll yang relevan dengan materi ajar). 10. Nada dan suara: a. Suara dapat didengar oleh seluruh siswa di dalam b. Memberikan penekanan khusus pada kata/kalimat penting. c. Suara berintonasi (tidak datar). d. Artikulasi suara jelas. 11. Penggunaan bahasa: a. Menggunakan bahasa Indonesia yang baku (EYD). b. Menghindari pemotongan kata yang tidak perlu. 47
48 c. Menghindari pengulangan kata yang sama dan/atau tidak perlu. d. Menggunakan bahasa yang singkat dan padat (tidak bertele-tele). 12. Gaya dan sikap perilaku: a. Bertutur kata santun dan edukatif. b. Berdiri tepat di depan kelas serta tidak monoton pada satu posisi (misal; dengan berkeliling). c. Menggunakan bahasa tubuh secara tepat. d. Menegur dan menyelesaikan dengan baik segala bentuk gangguan dalam belajar. JUMLAH NILAI RIIL =. JUMLAH NILAI IDEAL = 48 KLASIFIKASI NILAI PERSENTASE = A : Baik Sekali : B : Baik : C : Cukup : D : Kurang : Saran Pembinaan: Guru Mata Pelajaran,.., Kepala SMP Daar el-salam,
49 49
UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU MELALUI SUPERVISI AKADEMIK DI SDN PILANG KEC. KANOR KAB. BOJONEGORO
UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU MELALUI SUPERVISI AKADEMIK DI SDN PILANG KEC. KANOR KAB. BOJONEGORO Purwo Suhartono KepalaSDN PilangKanor Bojonegoro Email :purwo_suhartono@gmail.com Abstrak:
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan sekolah (School Action Research),
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan sekolah (School Action Research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah proses di sekolah.
Lebih terperinciSUPERVISI INDIVIDUAL DENGAN PENDEKATAN KOLABORATIF SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RPP. Ena Suprapti
Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas ISSN 2087-3557 SUPERVISI INDIVIDUAL DENGAN PENDEKATAN KOLABORATIF SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RPP SD Negeri Kaliwadas 01 Adiwerna
Lebih terperinciDAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 51 B. TUJUAN 51 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 52 D. UNSUR YANG TERLIBAT 52 E. REFERENSI 52 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 53
DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 51 B. TUJUAN 51 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 52 D. UNSUR YANG TERLIBAT 52 E. REFERENSI 52 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 53 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 54 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA
Lebih terperinciPENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU (PENYUSUNAN RPP) MELALUI SUPERVISI AKADEMIK
PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU (PENYUSUNAN RPP) MELALUI SUPERVISI AKADEMIK Endah Yanuarti SMK Muhammadiyah Tepus e-mail: endahyanuarti22@yahoo.co.id Abstrak Penelitian Tindakan Sekolah ini merupakan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian. sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini menerapkan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yang merupakan penelitian model Kemmis
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Panjang Selatan Kecamatan Panjang
14 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Panjang Selatan Kecamatan Panjang Bandar Lampung. Alasan menggunakan lokasi atau tempat ini yaitu
Lebih terperinciLEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL
LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL Artikel yang berjudul Implementasi Kompetensi Supervisi Akademik Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri Kabupaten Banggai Kepulauan Oleh Ida Roswita R. Sapukal Pembimbing I Pembimbing
Lebih terperinci10 Media Bina Ilmiah ISSN No
10 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENETAPKAN KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) MELALUI WORKSHOP DI SD NEGERI 31 AMPENAN Oleh: Sri Banun Kepala SD Negeri 31 Ampenan
Lebih terperinciVariasi : Majalah Ilmiah Universitas Almuslim, Volume 9, Nomor 3, September 2017 ISSN :
9-14 UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU KELAS V DALAM PEMBELAJARAN BERPUSAT KOOPERATIF MELALUI SUPERVISI KLINIS DI SD NEGERI 13 LANGSA TAHUN PELAJARAN 2015-2016 Jasimah Sekolah Dasar Negeri 13 Langsa Diterima
Lebih terperinciDAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 51 B. TUJUAN 51 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 52 D. UNSUR YANG TERLIBAT 52 E. REFERENSI 52 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 52
` DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 51 B. TUJUAN 51 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 52 D. UNSUR YANG TERLIBAT 52 E. REFERENSI 52 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 52 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 54 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR
Lebih terperinciBAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. dilakukan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian classroom
A. Metode Penelitian BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN Metode penelitian merupakan prosedur bagaimana penelitian dilakukan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian classroom action research atau
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Orientasi dan Identifikasi Masalah Penelitian yang dilakukan penulis meliputi tiga kegiatan, yaitu : 1) kegiatan orientasi dan identifikasi masalah, 2) tindakan
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS
BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. 1 Metode yang digunakan pada penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 1.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Menurut Kunandar (2011) PTK adalah penelitian tindakan yang dilakukan
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Standar Isi BSNP yang diterapkan di SD Kreatif The naff
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Standar Isi BSNP yang diterapkan di SD Kreatif The naff Deskripsi dan analisis data penelitian ini menggambarkan data yang diperoleh di lapangan melalui instrumen
Lebih terperinciNur Isnaini Taufik Pengawas SMA/SMK Dinas Pendidikan Kab. Ogan Komering Ulu Prov. Sumatera Selatan
PENGGUNAAN SUPERVISI INDIVIDUAL PENDEKATAN KOLABORATIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU MATEMATIKA DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SMA Nur Isnaini Taufik Pengawas SMA/SMK Dinas Pendidikan
Lebih terperinciUpaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu Opi Pradita, Mestawaty, As, dan Sarjan N. Husain Mahasiswa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). PTK dilakukan berdasar
27 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang akan dilaksanakan merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). PTK dilakukan berdasar dari adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau supervisi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau supervisi. Supervisi sebagai fungsi administrasi pendidikan berarti aktivitas-aktivitas
Lebih terperinciHJ. BAIQ SUMIATI. Pengawas SD Dinas Pendidikan Kota Mataram
UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU-GURU SEKOLAH DASAR DALAM MELAKSANAKAN PROSES PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SUPERVISI KOLABORATIF DI SEKOLAH BINAAN HJ. BAIQ SUMIATI Pengawas SD Dinas Pendidikan Kota
Lebih terperinciLAPORAN LOGO SAKOLA SMP... GARUT. HASIL PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK SMP...GARUT Tahun Pelajaran 2014/2015 Semester 1 (Satu)
LAPORAN HASIL PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK SMP...GARUT Tahun Pelajaran 2014/2015 Semester 1 (Satu) LOGO SAKOLA Disusun Oleh : N a m a : NIP : Jabatan : Kepala SMP... Garut DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penelitian ini, waktu yang digunakan penulis untuk mulai mengadakan penelitian sampai menyelesaikannya adalah selama satu bulan, mulai
Lebih terperincie-issn: p-issn: Upaya Meningkatkan Kompetensi Guru Kelas dalam Proses Pembelajaran Melalui Supervisi Akademik di SDN 9 Cakranegara
e-issn: 2442-7667 p-issn: 1412-6087 Upaya Meningkatkan Kompetensi Guru Kelas dalam Proses Pembelajaran Melalui Supervisi Akademik di SDN 9 Cakranegara Desak Putu Sudiarti Kepala SD Negeri 9 Cakranegara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibicarakan, tentu dalam rangka penataan yang terus dilakukan untuk mencapai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penerapan teori-teori pendidikan pada masa ini adalah hal yang marak dibicarakan, tentu dalam rangka penataan yang terus dilakukan untuk mencapai pendidikan
Lebih terperinciOPTIMALISASI PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU SD NEGERI 49 CAKRANEGARA
ABSTRAK OPTIMALISASI PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU SD NEGERI 49 CAKRANEGARA HARUN Kepala SD Negeri 49 Cakranegara Supervisi akademik adalah merupakan salah satu cara
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. perhatian anak didik agar terpusat pada yang akan dipelajari. Sedangkan menutup
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kemampuan Membuka Dan Menutup Pelajaran Guru sangat memerlukan keterampilan membuka dan menutup pelajaran. Keterampilan membuka adalah perbuatan guru untuk menciptakan sikap mental
Lebih terperinciSUPERVISI AKADEMIK DAPAT MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU MELAKSANAKAN PROSES PEMBELAJARAN. Oleh Zainuddin*
212 SUPERVISI AKADEMIK DAPAT MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU MELAKSANAKAN PROSES PEMBELAJARAN Oleh Zainuddin* Abstrak Supervisi akademik berpengaruh kepada kegiatan membantu guru dalam mengembangkan pembelajaran
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. di dalam kelas, maka penelitian ini disebut Penelitian Tindakan atau Action
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode penelitian tindakan. Karena ruang lingkupnya adalah pembelajaran di sekolah yang dilaksanakan guru
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian yang digunakan penulis adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau juga disebut dengan istilah Classroom Action Research. Penelitian tindakan
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. awal tahun Menurut Kurt Lewin PTK atau Classroom Action Research
BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research merupakan suatu model penelitian yang dikembangkan oleh Kurt Lewin pada awal
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Kelas (PTK). Istilah bahasa Inggrisnya adalah Classroom Action Research.
BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Istilah bahasa Inggrisnya adalah Classroom Action Research.
Lebih terperinciD036 MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN PERANGKAT PEMBELAJARAN INOVATIF MELALUI LESSON STUDY. Ahmadi 1 1,2,3
D036 MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN PERANGKAT PEMBELAJARAN INOVATIF MELALUI LESSON STUDY Ahmadi 1 1,2,3 SMP Negeri Model Terpadu Bojonegoro Email: ABSTRAK Merujuk Peraturan Menteri Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kebutuhan berprestasinya menjadi melemah. Fenomena lain. menunjukkan bahwa guru kurang komit dalam menjalankan tugas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kemampuan yang dimiliki guru harus senantiasa dikembangkan agar kinerjanya semakin meningkat. Kenyataan yang terjadi hingga saat ini, bahwa kesadaran guru
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah tahapan-tahapan atau cara dalam melakukan penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas
Lebih terperinci(Seminar Nasional Lembaga Kebudayaan) Edisi 1 Tahun 2017 Halaman E-ISSN
Prosiding SENASGABUD http://research-report.umm.ac.id/index.php/senasgabud (Seminar Nasional Lembaga Kebudayaan) Edisi 1 Tahun 2017 Halaman 95-106 E-ISSN 2599-8406 MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DALAM MENYUSUN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang dilaksanakan ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yaitu penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dan kuantitatif. Hal ini dikarenakan dalam penelitian, peneliti membuat deskripsi
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Hal ini dikarenakan dalam penelitian, peneliti
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Tindakan Kelas atau Classroom Action Research (CAR). Menurut Arikunto
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitan ini adalah Penelitian Tindakan Kelas atau Classroom Action Research (CAR). Menurut Arikunto
Lebih terperinciLENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan ISSN : Vol. 13 No. 1 (2018) 1 10
LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan ISSN : 0216-7433 Vol. 13 No. 1 (2018) 1 10 PENERAPAN COACHING UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH DALAM SUPERVISI AKADEMIK PADA SMP BINAAN DINAS PENDIDIKAN KOTA
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. (PTK). Penelitian Tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom
32 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom Action Research,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
93 A. Hasil Penelitian 1. Refleksi Awal BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas VA SDN 25 Kota Bengkulu. Subyek penelitian ini yaitu guru dan seluruh siswa
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain dan Jenis Penelitian Desain atau jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Penelitian
Lebih terperinciMENINGKATKAN KOMPETENSI GURU MELALUI SUPERVISI KLINIS DI SMP NEGERI 5 SUBANG. Drs. Us Us Ridwan Kusmayadi SMP Negeri 5 Subang
MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU MELALUI SUPERVISI KLINIS DI SMP NEGERI 5 SUBANG Drs. Us Us Ridwan Kusmayadi SMP Negeri 5 Subang ABSTRAK Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian tindakan sekolah (PTS).
Lebih terperinci3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian
21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Tlogowero Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung pada kelas 4
Lebih terperinciPenerapan Pendekatan Supervisi Kolaboratif..Hj. Baiq Harwini 74
PENERAPAN PENDEKATAN SUPERVISI KOLABORATIF DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PROSES PEMBELAJARAN GURU-GURU SMP NEGERI 6 MATARAM ABSTRAK HJ. BAIQ HARWINI Kepala SMP Negeri 6 Mataram Yang melatarbelakangi penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. hasil yang diinginkan dapat tercapai. Dalam penelitian ini menggunakan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian ini menggambarkan suatu model pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki
30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Prosedur Penelitian Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di
Lebih terperinciOPTIMALISASI PENGGUNAAN MEDIA POWER POINT DALAM UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS IX-A SMP NEGERI 11 MATARAM
OPTIMALISASI PENGGUNAAN MEDIA POWER POINT DALAM UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS IX-A SMP NEGERI 11 MATARAM ABSTRAK LINA YETTI BUDI ASIH Guru IPA SMP Negeri 11 Mataram
Lebih terperinciPENERAPAN METODE GUIDED INQUIRY MENGGUNAKAN HANDOUT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
PENERAPAN METODE GUIDED INQUIRY MENGGUNAKAN HANDOUT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA YANTI REFITA Guru SMP Negeri 3 Dumai yantirefita3@gmail.com ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menekankan pada kegiatan pembelajaran matematika untuk meningkatkan mutu
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan yang bertujuan menekankan pada kegiatan pembelajaran matematika untuk meningkatkan mutu proses
Lebih terperinciOleh: AGUS SUSILA NIP Guru SMP Negeri 1 Jalancagak
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATERI LEMBAGA NEGARA MELALUI MODEL MIND MAPPING (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas VIII K SMP Negeri 1 Jalancagak Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2016/2017)
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS III SDN CAWANG 07 PAGI JAKARTA TIMUR
UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS III SDN CAWANG 07 PAGI JAKARTA TIMUR LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( CLASSROOM ACTION RESEARCH
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP 2 SUSUKAN kelas VII F semester 2 tahun pelajaran 2013/2014, dengan jumlah siswa sebanyak 28 siswa, terdiri dari siswa
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dalam jangka waktu 4 bulan, dihitung dari
BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Setting Penelitian 1. Tempat Pelaksanaan Penelitian ini, mengambil kelas V SD Negeri 3 Metro Pusat tahun pelajaran 2012/2013. 2. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. Penelitian Tindakan
40 BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Pada penelitian kali ini, peneliti menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. Penelitian Tindakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) kolaborasi. Kasihani Kasbolah E. S (1998: 15) menyatakan bahwa penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini akan membahas metode yang digunakan dalam penelitian, desain penelitian, lokasi dan subjek penelitian, prosedur penelitian, instrumen yang digunakan dalam penelitian,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 03 Oktober sampai 02 November 2009 di MTs Safinatul Huda Kemujan Karimunjawa pada saat pembelajaran
Lebih terperinciKata Kunci = kompetensi pedagogik, perencanaan pembelajaran, dan supervisi akademik
PENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU NON PNS DALAM PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DI SD NEGERI CABEAN 2 SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Al Munawar
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi
KEMAMPUAN GURU IPA KELAS VII DALAM PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RPP BERDASARKAN KURIKULUM 2013 DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN BOYOLALI SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG Farraz Putri Febriani, Suminah PP3 Jalan Ir. Soekarno No. 1 Blitar
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan model Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
15 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Model Penelitian Penelitian ini menggunakan model Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom Action research,
Lebih terperinciBAHAN BELAJAR MANDIRI Musyawarah Kerja Kepala Sekolah. Dimensi Kompetensi Supervisi
TUT WURI HANDAYANI BAHAN BELAJAR MANDIRI Musyawarah Kerja Kepala Sekolah Dimensi Kompetensi Supervisi DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Pesawahan kecamatan Teluk
1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Pesawahan kecamatan Teluk Betung Selatan Bandar Lampung. Alasan menggunakan
Lebih terperinciSTANDAR PROSES. PERMENDIKNAS Nomor 41 Tahun 2007
STANDAR PROSES PERMENDIKNAS Nomor 41 Tahun 2007 berisi kriteria minimal proses pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan menengah di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. adalah
Lebih terperinciBAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV
BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MI NU Tabudarat Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV
Lebih terperinciPENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SD MELALUI SUPERVISI AKADEMIK
PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SD MELALUI SUPERVISI AKADEMIK Sri Giarti sgiarty@gmail.com Magister Manajemen Pendidikan FKIP UKSW Salatiga ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Evaluasi Belajar Siswa Menurut pengertian bahasa, kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu pengertian istilah, evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, Wardhani, dkk., (2007: 1.3), selain itu
23 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom Action Research,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada mata pelajaran TIK di MTs Al-
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yaitu berupa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada mata pelajaran TIK di MTs Al- Musyawarah
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN
35 BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yaitu sebuah kegiatan penelitian yang
Lebih terperinci12 Media Bina Ilmiah ISSN No
12 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MATEMATIKA DALAM MENYUSUN RPP BERBASIS PAIKEM MELALUI WORKSHOP PADA SMP BINAAN KOTA MATARAM SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Oleh
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek,Tempat, Waktu Penelitian 1. Subyek penelitian Subyek penelitian ini adalah pendidik sebagai peneliti, sedangkan peningkatan hasil belajar siswa sebagai akibat dari
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, SARAN DAN TINDAK LANJUT. model pembelajaran snowball throwing dapat meningkatkan minat belajar IPS
BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN TINDAK LANJUT A. Kesimpulan Beradasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran snowball throwing dapat meningkatkan minat belajar IPS siswa kelas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar (2011: 46) PTK adalah suatu
Lebih terperinciRPP Theory A. Apakah RPP itu? Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa:
A. Apakah RPP itu? Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa: Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Desain atau jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana mengandung
Lebih terperinciDIDAKTIKA PGRI, 1, (2), 2015, 109
DIDAKTIKA PGRI, 1, (2), 2015, 109 MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN TEMATIK MELALUI SUPERVISI KLINIS BAGI GURU KELAS I, DAN I SD NEGERI KARANGTURI KECAMATAN LASEM Teguh Riyanto
Lebih terperinciMENINGKATKAN KINERJA GURU MELALUI SUPERVISI AKADEMIS DENGAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN MODELING TERHADAP GURU MATA PELAJARAN KIMIA PADA SEKOLAH BINAAN
QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.5, No.1, April 2014, hlm. 13-24 13 MENINGKATKAN KINERJA GURU MELALUI SUPERVISI AKADEMIS DENGAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN MODELING TERHADAP GURU MATA PELAJARAN
Lebih terperinciANALISIS KESESUAIAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DENGAN PROSES BELAJAR MENGAJAR GURU MATA PELAJARAN IPA DI SD NEGERI 04 POASIA JURNAL PENELITIAN
ANALISIS KESESUAIAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DENGAN PROSES BELAJAR MENGAJAR GURU MATA PELAJARAN IPA DI SD NEGERI 04 POASIA JURNAL PENELITIAN OLEH NURNIHATI G2J1 15 001 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS
Lebih terperinciPENERAPAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGAJAR GURU-GURU DI SEKOLAH BINAAN SUB RAYON SMP NEGERI 15 MEDAN
ISSN 0852-0151 Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 21(1): 29-35, 2015 PENERAPAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGAJAR GURU-GURU DI SEKOLAH BINAAN SUB RAYON SMP NEGERI 15 MEDAN
Lebih terperinciKata Kunci : Supervisi Akademik, Kompetensi Guru Dalam Mengelola KBM, PAIKEM
PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DALAM MENGELOLA KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR BERBASIS PAIKEM DI SD NEGERI 2 GROBOGAN, KECAMATAN GROBOGAN, KABUPATEN GROBOGAN SEMESTER I TAHUN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau Penelitian
51 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dalam penelitian ini peneliti berupaya meningkatkan hasil belajar
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI IPA MA Manbaul Ulum Karangawen Demak Tahun Pelajaran 2009-2010 dengan jumlah 38 peserta didik, terdiri dari 12 laki-laki
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Operasional Penelitian Tujuan operasional pada penelitian ini adalah ingin menerapkan model pembelajaran Peer Teaching dalam pembelajaran aktivitas permainan bolavoli
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian A. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan penelitian yang dilakukan guru dikelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK ) atau Classroom Action Reseach (CAR). Menurut wijaya (2009:9)
Lebih terperinci2. KTSP dikembangkan oleh program keahlian dengan melibatkan berbagai pihak sesuai dengan tahapan penyusunan KTSP.
I. STANDAR ISI 1. Program keahlian melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 muatan KTSP Melaksanakan kurikulum berdasarkan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dengan pendekatan evaluatif melalui model Goal
III. METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian dilaksanakan dengan pendekatan evaluatif melalui model Goal Oriented Evaluation (Arikunto.2007:35) yang berorientasi pada tujuan untuk mengevaluasi
Lebih terperinciPENYESUAIAN MAKHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGAN. Ani Yuliastuti
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 6, No. 5, Oktober 2016 ISSN 0854-2172 SD Negeri Lemahabang 01 Tanjung Brebes Abstrak Hasil belajar siswa tentang pembelajaran
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian pada upaya pemecahan masalah
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
24 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Dari hasil observasi dan hasil tes, baik tes lesan maupun tes tertulis dapat disimpulkan dan dianalisa bahwa pembelajaran dengan menggunakan
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU MELALUI SUPERVISI AKADEMIK TEKNIK INDIVIDUAL CONFERENCE
PENINGKATAN KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU MELALUI SUPERVISI AKADEMIK TEKNIK INDIVIDUAL CONFERENCE (IC) OLEH PENGAWAS SEKOLAH DI SMK KOSGORO 2 NGANTANG KABUPATEN MALANG Mochamad Mudjiono Cabang Dinas Pendidikan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode adalah cara atau prosedur yang digunakan untuk menganalisa suatu. pada metode yang digunakan oleh penelitian.
26 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Jenis Penelitian Metode adalah cara atau prosedur yang digunakan untuk menganalisa suatu masalah dalam penelitian (Ratna, 2004:20). Kualitas penelitian tegantung
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini akan membahas hasil penelitian yang telah peneliti lakukan. Pembahasan hasil penelitian meliputi rencana tindakan, pelaksanaan tindakan dan observasi,
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS VIII-8 SMP NEGERI 29 MEDAN
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS VIII-8 SMP NEGERI 29 MEDAN RIDHA HARNI HASIBUAN Guru SMP Negeri 29 kota Medan Email : chairini.nurdin@gmail.com
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas atau yang lebih dikenal dengan classroom action
74 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian tindakan kelas atau yang lebih dikenal dengan classroom action research merupakan suatu bentuk kegiatan refleksi diri yang dilakukan oleh para
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. yang lazim dikenal dengan classroom action research. Kunandar (2010: 46)
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang lazim dikenal dengan classroom action research. Kunandar (2010: 46) mengemukakan PTK
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MAN 1 Blora yang beralamat di jalan Gatot Subruto Km.04 Telp. (0296) 533453 Blora, Jawa Tengah. Dilaksanakan
Lebih terperinci