BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono (2010) penelitian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono (2010) penelitian"

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono (2010) penelitian eksperimen adalah penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Dari pengertian tersebut bahwa metode eksperimen merupakan metode yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih dalam kondisi yang dikendalikan. Oleh karena itu, metode eksperimen cocok digunakan dalam penelitian ini karena tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan hasil belajar siswa SD kelas V melalui pengaruh TSTS pada pembelajaran IPA. Selain itu hubungan keduanya akan dipengaruhi oleh gender siswa SD kelas V. Namun gender siswa SD hanya terbatas pada perbedaan jenis kelamin saja. Penggunaan metode eksperimen dalam penelitian ini atas pertimbangan bahwa terdapat variabel bebas sebagai perlakuan yang akan diuji pengaruhnya terhadap variabel terikat dan terdapat variabel lain yang mempengaruhi baik memperlemah atau memperkuat kedua hubungan tersebut. Dalam penelitian ini ada perlakuan/treatment yaitu dengan menerapkan metode TSTS pada pembelajaran IPA yang diterapkan dalam kelas eksperimen dan model konvensional pada kelas kontrol dalam pembelajaran IPA. Kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai karakteristik yang sama, bedanya kelas eksperimen diberi perlakuan khusus dengan pembelajaran menggunakan metode TSTS, sedangkan kelas kontrol tidak diberi perlakuan khusus hanya menggunakan kegiatan pembelajaran yang guru biasa diberikan kepada siswa. Masing-masing kelompok sama-sama diberi pengaruh lain yaitu, perbedaan gender yang hanya dibatasi atas perbedaan jenis kelamin siswa. Langkah akhir penelitian ini adalah membandingkan peningkatan hasil belajar siswa laki-laki dan perempuan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. 48

2 Variabel Penelitian Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel merupakan faktor yang sangat penting dan perlu dipahami karena sangat berpengaruh dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan 3 variabel, yaitu variabel independen (bebas), variabel dependen (terikat), dan variabel moderator. Variabelvariabel yang menjadi sasaran dalam penelitian ini adalah: Variabel Bebas (independent variable) Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Pada penelitian ini variabel bebas adalah Two Stay Two Stray (X 1 ). TSTS adalah siswa bekerja dalam berkelompok, kemudian diberikan permasalahan yang harus mereka kerjakan dengan cara kerjasama. Setelah kerjasama intra kelompok, separuh anggota kelompok dari masing-masing kelompok meninggalkan kelompok untuk bertemu dengan kelompok lainnya. Anggota kelompok yang tidak mendapat tugas bertamu, tetap berada dalam kelompok untuk bertemu dengan kelompok lain. Anggota kelompok yang bertemu wajib datang pada semua kelompok. Setelah semua proses selesai, mereka kembali ke kelompok masing-masing untuk mencoba dan membahas hasil yang diperoleh Variabel Terikat (dependent variable) Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dari perlakuan yang diberikan dengan menerapkan metode TSTS pada kelas ekperimen dan metode konvensional pada kelas kontrol, kemudian dilanjutkan pemberian postes setelah pembelajaran maka diperoleh hasil belajar siswa SD kelas V. Hasil belajar merupakan kemampuan peserta didik setelah mengikuti pembelajaran dan pencapaian hasil belajar tersebut dapat diketahui setelah adanya

3 50 pengukuran oleh guru melalui tes evaluasi, yang mewujudkan perubahan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Hasil belajar biasanya dinyatakan dalam bentuk nilai. Dengan demikian variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa (Y) Variabel Moderator Variabel Moderator variabel yang mempengaruhi (memperkuat dan memperlemah) hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Variabel ini disebut juga sebagai variabel independen ke dua. Variabel moderator dalam penelitian ini adalah gender. Gender ini hanya dibatasi dalam perbedaan jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan. Gender yang mempengaruhi hasil belajar dan pembelajaran menggunakan metode TSTS diduga dapat memperlemah atau memperkuat hubungan kedua variabel. Oleh karena itu, variabel moderator dalam penelitian ini adalah gender (X 2 ). 3.3 Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan pada dua kelompok, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen diberi perlakuan dengan menggunakan metode TSTS dalam pembelajaran IPA terhadap hasil belajar siswa kelas V, sedangkan kelas kontrol hanya menerapkan kegiatan pembelajaran yang sifatnya konvensional. Masing-masing kelompok meperhatikan adanya pengaruh lain yang dimunculkan, yaitu gender siswa kelas V SD yang terbatas pada perbedaan jenis kelamin. Berdasarkan uraian tersebut penelitian ini menggunakan desain penelitian, yaitu factorial design. Pengertian factorial design adalah penelitian dengan memperhatikan kemungkinan adanya variabel moderator yang mempengaruhi perlakuan (variabel independen) terhadap hasil (variabel dependen). Variabel lain yang mempengaruhi perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol terhadap hasil belajar adalah gender siswa, gender siswa yang dibatasi pada perbedaan jenis kelamin siswa kelas V SD. Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut:

4 51 R O 1 X Y 1 O 2 R O 3 Y 1 O 4 R O 5 X Y 2 O 6 R O 7 Y 2 O 8 Gambar Paradigma Desain Faktorial Keterangan: R = Simple random sampling O 1 = Pretes hasil belajar kelompok ekperimen laki-laki O2 = Postes hasil belajar kelompok ekperimen laki-laki O3 = Pretes hasil belajar kelompok kontrol laki-laki O4 = Postes hasil belajar kelompok kontrol laki-laki O5 = Pretes hasil belajar kelompok ekperimen perempuan O6 = Postes hasil belajar kelompok ekperimen perempuan O7 = Pretes hasil belajar kelompok kontrol perempuan O8 = Postes hasil belajar kelompok kontrol perempuan X = Perlakuan/treatmen. Kelompok atas sebagai kelas eksperimen yang diberi perlakuan, yaitu pembelajaran dengan metode Two Stay Two Stray (TSTS). Y1 & Y2 = Variabel moderator yaitu gender (laki-laki & perempuan). Dari gambar 3.1, bahwa setiap kelompok laki-laki dan perempuan dari kelas eksperimen dan kelas kontrol di beri tes awal/pretes dan tes akhir/ postes untuk mengetahui adanya perbedaan antara kelas eksperimen yang menerapkan metode TSTS dalam pembelajaran IPA dan kelas kontrol yang menerapkan pembelajaran konvensional dalam pembelajaran IPA. Implementasi dari desain penelitian tersebut diuraikan dalam prosedur penelitian. Prosedur penelitian tersebut sebagai berikut: 1. Persiapan penelitian. 2. Pembentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. 3. Membuat kisi-kisi pretes. 4. Membuat instrumen pretes berdasarkan kisi-kisi yang sudah ditentukan. 5. Menguji cobakan instrumen pretes pada kelas yang telah dipilih. 6. Menganalisis data hasil instrumen tes uji coba pada kelas uji coba untuk mengetahui validitas butir soal dan reliabilitas soal.

5 52 7. Mengadakan tes awal (pretes) pada kelas eksperimen pada siswa lakilaki (O 1 ) dan perempuan (O 5 ) serta kelas kontrol pada siswa laki-laki (O 3 ) dan perempuan (O 7 ). 8. Pemberian perlakuan (X) pada kelas eksperimen (siswa laki-laki dan perempuan) dengan menggunakan metode TSTS dalam mata pelajaran IPA pokok bahasan sifat-sifat cahaya. Sedangkan pada kelas kontrol tidak diberi perlakuan khusus, masih menggunakan pembelajaran yang bersifat konvensional pada mata pelajaran IPA pokok bahasan sifat-sifat cahaya. 9. Mengadakan tes akhir (postes) pada kelas eksperimen siswa laki-laki (O 2 ) dan perempuan (O 6 ) serta kelas kontrol siswa laki-laki (O 4 ) dan perempuan (O 8 ). 10. Analisis hasil penelitian, apabila terdapat perbedaan pengaruh pembelajaran menggunakan metode TSTS dalam kelas eksperimen terhadap hasil belajar antara kelompok siswa laki-laki dan perempuan, maka penyebab utamanya bukan karena perlakuan yang diberikan (menerapka metode TSTS) tetapi karena adanya pengaruh lain yaitu gender dengan batas perbedaan jenis kelamin siswa saja. Kemudian dilanjutkan dengan menyusun hasil penelitian. 3.4 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. Adapun populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah SD Gugus Among Siswa Kecamatan Temanggung mempunnyai 8 SD yang terdiri dari SD Negeri Giyanti sebagai SD inti dan yang lain sebagai SD imbas, seperti SD Negeri Purworejo, SD Negeri 1 Mudal, SD Negeri 2 Mudal, SD Negeri 1 Nampirejo, SD Negeri 2 Nampirejo, SD Negeri 1 Mungseng dan SD Negeri 2 Mungseng.

6 Sampel Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel yang terpilih harus melalui teknik pengambilan sampel yang benar. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling. Simple random sampling yaitu dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan tingkatan yang ada dalam populasi itu, cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen. Melalui teknik ini peneliti membuat suatu undian yang berisi nama-nama SD yang ada di gugus Among Siswa. Dari undian tersebut peneliti mengambil tiga undian dengan cara mengocok undian. Kemudian undian yang keluar pertama ditentukan sebagai sampel untuk kelompok eksperimen, undian kedua adalah sampel untuk kelompok kontrol, dan undian ketiga adalah sampel sebagai kelompok uji. Melalui teknik ini didapat 3 SD sebagai sampel penelitian, yaitu SD Negeri Purworejo kelas V sebagai SD eksperimen, SD Negeri 2 Nampirejo kelas V sebagai SD kontrol, dan SD Negri 1 Mudal kelas V sebagai SD Uji. 3.5 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat Penelitian Penelitian yang dilakukann oleh peneliti yaitu di SD Negeri Purworejo dan SD Negeri 2 Nampirejo Kecamatan Temanggung Kabupaten Temanggung Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Februari sampai Maret Treatment atau pemberian perlakuan pada kelompok eksperimen dilakukan oleh guru kelas V yang sudah direkrut dengan mengikuti jadwal pelajaran di masing-masing kelas yang bersangkutan. Sedangkan kelas kontrol mendapat pelajaran seperti biasa.

7 54 Setiap treatment dilaksanakan, peneliti selalu hadir di kelas untuk memastikan bahwa program dijalankan oleh guru, dikelas eksperimen terdapat 2 guru dan 1 peneliti, guru yang melaksanakan pembelajaran, guru yang melakukan observasi dan peneliti. Kelas kontrol juga dihadiri peneliti untuk memastikan materi yang disampaikan sesuai dengan materi yang ada di kelas eksperimen. Perlakuan dengan metode TSTS dipakai guru dalam pembelajaran menyesuaikan dengan silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah peneliti buat. Jadwal pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut. Tabel 3.1 Tabel Jadwal Pelaksanaan Penelitian Kelompok Pertemuan Pretes dan Postes Eksperimen 2/3/2012 6/3/2012 9/3/ /3/2012 Kontrol 2/3/2012 5/3/2012 9/3/ /3/ Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data disesuaikan dengan variabel yang akan diteliti, yaitu: a. Variabel X 1 Data variabel X1 dalam penelitian ini adalah penerapan metode TSTS. Data X 1 ini akan dikumpulkan melalui teknik observasi dengan mengisi lembar observasi. Observasi dilakukan terhadap proses pembelajaran dengan menerapkan metode TSTS. Dengan demikian saat guru mengajar dengan menerapkan metode TSTS pada saat proses pembelajaran, guru lain sebagai observer mengamati dan mengisi lembar observasi dari perlakuan yang diberikan.

8 55 b. Variabel X 2 Data variabel X2 dalam penelitian ini adalah gender. Gender disini hanya dibatasi pada perbedaan jenis kelamin, yaitu siswa laki-laki dan perempuan. Data gender diperoleh dengan penggunaan metode dokumentasi. Dalam penelitian ini digunakan metode dokumentasi untuk mendapatkan data jenis kelamin siswa kelas V di kelas eksperimen dan kelas kontrol melalui arsip data kesiswaan kelas V. c. Variabel Y Data variabel Y dalam penelitian ini adalah hasil belajar. Data hasil belajar diperoleh melalui tes bentuk pilihan ganda untuk mendapatkan nilai saat pembelajaran IPA pokok bahasan sifat-sifat cahaya. Adapun tahap pengumpulan data dilakukan sebagai berikut: 1. Memberikan pretes pada pembelajaran IPA pokok bahasan sifat-sifat cahaya di kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui hasil belajar siswa. 2. Memberikan perlakuan dengan menggunakan metode TSTS pada pembelajaran IPA di kelas eksperimen. 3. Memberikan postes pada pembelajaran IPA pokok bahasan sifat-sifat cahaya di kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan soal yang sama untuk mengetahui hasil belajar siswa. 4. Menganalisis hasil tes yang telah diperoleh Instrumen Pengumpulan Data a. Variabel X 1 Instrumen yang akan digunakan dalam variabel X1 adalah lembar observasi. Lembar observasi digunakan untuk mengukur aktivitas guru dalam pembelajaran dengan menerapkan metode TSTS pada kelas eksperimen (SD N Purworejo). Observasi dilakuakan selama proses pembelajaran berlangsung yaitu dari kegiatan awal sampai akhir lembar observasi ini disesuaikan dengan langkah-langkah pembelajaran TSTS. Jadi, saat guru mengajar

9 56 dengan TSTS di dalam kelas, guru observer mengamati dan mengisi lembar observasi yang merupakan instrumen dari tindakan TSTS. Instrumen penelitian lembar observasi diukur dengan skala Guttman. Dalam model Guttman, akan didapat jawaban yang tegas, yaitu ya-tidak. Cara mengisi jawaban dengan memberi tanda ( ) checklist pada kolom pernyataan ya atau tidak. Kisi-kisi tindakan sebagai berikut: No Aspek Indikator Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Pembelajaran TSTS 1 Pendahuluan 1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 2. Guru mempresentasikan tata cara pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray (Dua Tinggal Dua Tamu). 2 Inti 3. Siswa dibagi kedalam beberapa kelompok, masing-masing kelompok beranggota 4 orang. 4. Guru memberikan lembar kegiatan yang berisi tugas-tugas yang harus dipelajari oleh tiaptiap siswa dalam satu kelompok. 5. Setelah bekerjasama dan memunculkan gagasan baru dari materi cahaya berupa soal jawab atau debat, dua siswa dari masing-masing kelompok meninggalkan kelompoknya dan bertamu ke kelompok lain. 6. Dua siswa yang tinggal dikelompok awal bertugas memberikan informasi kepada 2 siswa yang bertamu ke kelompok tersebut dengan mendemonstrasikan. 7. Setelah batas waktu bertamu dan menerima tamu habis, tamu mohon diri untuk kembali ke kelompok awal. 8. Dua siswa dari masing-masing kelompok mempresentasikan Nomor Soal

10 57 hasil kerjasama kelompoknya di depan kelompok lain seperti mendemontrasikan sifat-sifat cahaya, kamus karya siswa, puisi, lagu, dll. 9. Guru memberikan pengetahuan atau umpan balik berupa pujian atas kerjasama kelompok yang siswa lakukan. 10. Guru meberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum jelas sesuai tujuan pembelajaran. 3 Penutup 11. Siswa bersama dengan guru membuat rangkuman materi sifatsifat cahaya 12. Masing-masing siswa diberi kuis yang berisi pertanyaanpertanyaan dari hasil pembelajaran dengan metode TSTS berupa lisan ataupun tulisan. 13. Guru memberian penghargaan kepada kelompok yang mendapatkan skor rata-rata tertinggi 14. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya dan tugas yang harus dilakukan siswa b. Variabel X 2 Instrumen yang akan digunakan dalam variabel X2 adalah lembar dokumentasi. Lembar dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data jenis kelamin siswa kelas V SD, di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Instrumen penelitian lembar dokumentasi dalam bentuk ( ) checklist. Data yang diperoleh adalah data nominal. Adapun kisi-kisi gender adalah: nama siswa, jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan.

11 58 No dst. Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Gender Siswa Kelas V Gender Nama Siswa Laki-laki Perempuan c. Variabel Y Instrumen yang akan digunakan dalam variabel Y adalah tes dalam bentuk pilihan ganda. Tes ini dilakukan untuk mendapatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA pokok bahasan sifat-sifat cahat. Indikatornya berupa nilai tes sesudah perlakuan (treatment), skala pengukurannya menggunakan skala interval dengan klarifikasi tinggi, sedang, dan rendah dengan simbol Y. Hasil belajar merupakan kemampuan peserta didik setelah mengikuti pembelajaran dan pencapaian hasil belajar tersebut dapat diketahui setelah adanya pengukuran oleh guru melalui tes evaluasi, yang mewujudkan perubahan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Penelitian pada mata pelajaran IPA kelas V pokok bahasan sifat-sifat cahaya dilaksanakan pada semester dua, dengan kisi-kisi instrumen sebagai berikut. Tabel 3.4 Kompetensi Dasar Kisi-Kisi Instrumen Pretes Hasil Belajar Indikator Menjelaskan pengertian gaya magnet. Nomor Item Soal 1,2,3,4,5, 6,7,8,9 2.1Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya Menjelaskan pengertian gaya gravitasi. Menjelaskan pengertian gaya gese. 10,11,12,13,14 15,16,17,18,19 20,21

12 59 Kompetensi Dasar 3.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya Tabel 3.5 Kisi-Kisi Instrumen Postes Hasil Belajar Nomor Item Indikator Soal Menjelaskan pengertian cahaya. 1,2,3 Menjelaskan sifat-sifat cahaya yang mengenai berbagai benda 4,5,6 (bening, berwarna dan gelap). Menjelaskan sifat-sifat cahaya 10,12, yang mengenai cermin datar 15,16,18,21 dan cermin lengkung (cembung atau cekung ). Menunjukkan contoh peristiwa pembiasan cahaya dalam kehidupan sehari-hari melalui percobaan. 23,24, Validitas, Reliabilitas dan Tingkat Kesukaran Soal Tes a. Uji Validitas Soal Tes Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid mempunyai validitas tinggi dan sebaliknya jika tingkat validitasnya rendah maka instrumen tersebut kurang valid. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti. Dalam penelitian ini uji validitas ditunjukan untuk menguji instrumen dari variabel terikat yaitu hasil belajar (Y) yang berupa tes yang diujicobakan pada kelas uji yaitu SD Negeri 1 Mudal Temanggung. Uji validitas ini dilakukan dengan mengkorelasikan skor setiap item soal dengan skor total item. Sedangkan teknik yang digunakan adalah Coreected Item-Total Correlation dengan dinotasikan (r). Mengukur validitas digunakan program komputer Statistical Package for the Social Science (SPSS) versi 16.0 dengan menggunakan Coreected Item-Total Correlation yang merupakan korelasi antara skor item dengan skor total item (nilai r hitung ) di bandingkan dengan nilai r tabel. Kriteria soal dikatakan valid, jika nilai r hitung >0,3 (Sugiyono, 2010).

13 60 Kompetensi Dasar 2.1Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya Tabel 3.6 Hasil Analisis Validitas Pretes Indikator No Item Valid No Item Tidak Valid Menjelaskan pengertian gaya 1,2,3,4,5,8,9 6,7 magnet. Menjelaskan pengertian gaya 11,12,13 10,14 gravitasi. Menjelaskan pengertian gaya 15,16,19,20,21 17,18 gesek. Jumlah 15 6 Hasil ujicoba pretes dan postes dilaksanakan di SD Mudal 1, pada tanggal 22 Februari Instrumen pretes berjumlah 21 butir dan jumlah responden 27 siswa. Setelah dianalisis dengan menggunakan program SPSS versi Dengan menggunakan Coreected Item-Total Correlation dan dibandingakan dengan r kritis, diketahui soal yang falid adalah 15 butir soal yaitu butir 1, 2, 3, 4, 5, 8, 9, 11, 12, 13, 15, 16, 19, 20, dan 21. Sedangkan yang tidak valid 6 butir soal yaitu 6, 7, 10, 14, 17, dan 18. Berdasarkan penjelasan di atas maka jumlah item yang digunakan untuk pretes sebanyak 15 karena soal tersebut sudah mencapai indikator. Hasil analisis butir soal selengkapnya bisa dilihat pada lampiran F.

14 61 Kompetensi Dasar 3.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya Tabel 3.7 Hasil Analisis Validitas Postes Indikator No Item Valid Menjelaskan pengertian cahaya. 1,2,3 - Menjelaskan sifat-sifat cahaya yang mengenai berbagai benda 4,5,6 7 (bening, berwarna dan gelap). Menjelaskan sifat-sifat cahaya yang mengenai 10,12, cermin datar dan 15,16,18,21 cermin lengkung (cembung atau cekung ). Menunjukkan contoh peristiwa pembiasan cahaya dalam kehidupan 23,24,25 - sehari-hari melalui percobaan. Jumlah No Item Tidak Valid 8,9,11,13, 14,17,19, 20,22 Hasil ujicoba pretes dan postes dilaksanakan di SD 1 Mudal, pada tanggal 27 Februari Instrumen postes berjumlah 25 butir dan responden 27 siswa. Setelah dianalisis dengan menggunakan program SPSS versi dengan menggunakan Coreected Item-Total Correlation dan dibandingakan dengan r kritis, diketahui soal yang valid adalah 15 butir soal yaitu butir 1, 2, 3, 4, 5, 6, 10, 12, 15, 16, 18, 21, 23, 24, dan 25. Sedangkan yang tidak valid 10 butir soal yaitu butir 7, 8, 9, 11, 13, 14, 17, 19, 20 dan 22. Berdasarkan penjelasan di atas maka jumlah item yang digunakan untuk pretes sebanyak 15 karena soal tersebut sudah mencapai indikator. Hasil analisis butir soal selengkapnya bisa dilihat pada lampiran I.

15 62 b. Uji Reliabilitas Soal Tes Reliabel artinya dapat dipercaya juga dapat diandalkan. Dalam penelitian ini uji reliabilitas adalah untuk menguji atau mengetahui instrumen dari variabel Y yaitu hasil belajar yang berupa soal tes yang telah diuji cobakan di kelas uji coba agar dapat diketahui apakah soal sudah dianggap baik atau belum sehingga soal tersebut dapat dipercaya. Untuk menentukan tingkat reliabilitas soal mengunakan kriteria yang dikemukakan oleh George dan Mallery (Lunandar, 2010), yang didasarkan pada nilai koefisien Cronbach s Alpha (α) sebagai berikut: α 0,7 = tidak dapat diterima 0,7 < α 0,8 = dapat diterima 0,8 < α 0,9 = reliabilitas bagus α > 0,9 = reliabilitas memuaskan Instrumen pretes hasil belajar siswa yang digunakan dalam uji coba ini berjumlah 21 item. Reliabilitas setelah dikurangi item yang tidak valid yaitu sebanyak 6 item, nilai Cronbach s Alpha 0,930 artinya reliabel tersebut termasuk dalam kriteria reliabilitas memuaskan. Adapun hasil dari analisis menggunakan SPSS 16.0 for Windows dapat dilihat pada bagian lampiran F. Instrumen postes hasil belajar siswa yang digunakan dalam uji coba ini berjumlah 25 item. Reliabilitas setelah dikurangi item yang tidak valid yaitu sebanyak 10 item, nilai Cronbach s Alpha 0,964 artinya reliabel tersebut termasuk dalam kriteria reliabilitas memuaskan. Adapun hasil dari analisis menggunakan SPSS 16.0 for Windows dapat dilihat pada bagian lampiran I. c. Uji Tingkat Kesukaran Soal Tes Suatu tes yang baik memiliki proporsi butir soal yang tingkat kesukarannya seimbang artinya berdistribusi normal. Atau dapat dikatakan bahwa salah satu ciri butir soal yang baik adalah bahwa soal tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah untuk kelompok yang akan dites. Tingkat kesukaran butir soal ditandai oleh banyaknya presentase siswa yang

16 63 menjawab dengan benar. Untuk menentukan tingkat soal tes yang dikemukakan oleh Arikunto (Daryanto,2011) sebagai berikut: Kriteria tingkat kesukaran : 0,00-0,30 sukar 0,30-0,70 sedang 0,70-1,00 mudah Dari hasil analisis menggunakan SPSS 16.0, didapatkan hasil tingkat kesukaran pretes. Dari 15 butir soal pretest, diperoleh 5 butir soal kriteria mudah yaitu nomor 3, 5, 9, 14, dan 15. Sedangkan nomor 1, 2, 4, 6, 7, 8, 10, 11, 12, dan 13 termasuk soal kriteria sedang. Hasil analisis selengkapnya bisa dilihat pada lampiran G. Dari 15 butir soal postes, diperoleh 4 butir soal kriteria mudah yaitu nomor 4, 11, 14, dan 15. Sedangkan nomor 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10,11, 12, dan 13 termasuk soal kriteria sedang. Dilihat dari tingkat kesukaran soal pretes dan postes ternyata item soal tersebut memiliki tingkat kesukaran soal yang seimbang atau setara. Adapun hasil dari analisis menggunakan SPSS 16.0 for Windows dapat dilihat pada bagian lampiran J Uji Prasyarat Analisis a. Uji Normalitas Data Pretes Uji ini digunakan untuk teknik statistik yang akan digunakan dalam menganalisis data. Jika data terdistribusi normal maka teknik statistik yang digunakan adalah teknik statistik parametris. Sedangkan data yang tidak terdistribusi normal, maka teknik statistik yang digunakan adalah teknik statistik non parametris. Untuk itu sebelum peneliti menggunakan teknik statistik parametrik, maka kenormalan data harus diuji terlebih dahulu. Bila data tidak normal, maka statistik parametrik tidak dapat digunakan, untuk itu perlu digunakan statistik nonparametrik. Uji Normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah sampel telah berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas sebaran data untuk variabel terikat yaitu pretes hasil belajar. Uji normalitas dilakukan dengan

17 64 menggunakan uji kolmogorov smirnov dengan menggunakan bantuan program SPSS versi Syarat suatu data dikatakan berdistribusi normal jika signifikansi > b. Uji Homogenitas Data Uji homogenitas ini untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang homogen atau tidak dengan membandingkan kedua variasinya. Seperti pada uji normalitas, jika data homogen, maka teknik statistik yang digunakan adalah teknik statistik parametris. Sedangkan data yang tidak homogen, maka teknik statistik yang digunakan adalah teknik statistik non parametris. Uji homogenitas bertujuan untuk menentukan apakah varian kedua kelompok (kelas eksperimen dan kelas kontrol) homogen atau tidak. Uji homogenitas sebaran data untuk variabel terikat yaitu pretes hasil belajar. Pengukuran uji homogenitas menggunakan program SPSS versi Berdasarkan uji homogenitas ditunjukkan apabila tingkat signifikansi >0.05 maka dapat dikatakan bahwa varians yang dimiliki oleh sampel yang bersangkutan homogen Uji Hipotesis Penelitian Analisis of Varians (ANOVA) tergolong analisis komparatif lebih dari dua variabel atau lebih dari dua rata-rata. Tujuannya ialah membandingkan lebih dari dua rata-rata. Gunanya untuk menguji kemampuan generalisasi artinya data sampel dianggap dapat mewakili populasi. Uji ANOVA digunakan untuk mengukur hipotesis sebagai berikut: 1. Hipotesis: ada perbedaan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan metode Two Stay Two Stray (TSTS) dari pada kelompok siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional. H 0 = tidak ada perbedaan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan metode Two Stay Two Stray

18 65 H 1 (TSTS) dari pada kelompok siswa yang mendapatkan pembelajaran konvensional. = ada perbedaan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan metode Two Stay Two Stray (TSTS) dari pada kelompok siswa yang mendapatkan pembelajaran konvensional. 2. Hipotesis: Ada perbedaan hasil belajar IPA antara kelompok siswa lakilaki dan kelompok siswa perempuan. H 0 H 1 = tidak ada perbedaan hasil belajar IPA antara kelompok siswa lakilaki dan kelompok siswa perempuan. = ada perbedaan hasil belajar IPA antara kelompok siswa laki-laki dan kelompok siswa perempuan. 3. Hipotesis: Pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) efektif terhadap hasil belajar berdasarkan gender siswa kelas V SD pada pelajaran IPA pokok bahasan sifat-sifat cahaya gugus Among Siswa Temanggung semester 2 tahun 2011/2012. H 0 = Pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) tidak efektif terhadap hasil belajar berdasarkan gender siswa kelas V SD pada pelajaran IPA pokok bahasan sifat-sifat cahaya gugus Among Siswa Temanggung semester 2 tahun 2011/2012. H1 = Pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) efektif terhadap hasil belajar berdasarkan gender siswa kelas V SD pada pelajaran IPA pokok bahasan sifat-sifat cahaya gugus Among Siswa Temanggung semester 2 tahun 2011/2012.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Menurut Sugiyono (2011: 72) penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen, menurut Sugiyono (2010) metode penelitian eksperimen adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen, menurut Sugiyono (2010) metode penelitian eksperimen adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian yang menggunakan eksperimen. Metode penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data, (6) uji instrumen, (7) teknik analisis data dan pengujian hipotesis. yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.

BAB III METODE PENELITIAN. data, (6) uji instrumen, (7) teknik analisis data dan pengujian hipotesis. yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. BAB III METODE PENELITIAN Pada bab yang ketiga ini, Metode Penelitian akan membahas tentang 7 (tujuh) bagian, yaitu (1) jenis penelitian, (2) desain penelitian, (3) populasi dan sampel, (4) variable dan

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian BAB IV PELAKSANAAN, HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian eksperimen dengan desain faktorial dilakukan dari bulan Februari sampai dengan Maret 2012, pada tanggal 27 Februari 2012 dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian factorial design yang merupakan pengembangan dari true experimental design. Faktorial desain yaitu desain penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode dan Lokasi Penelitian 3.1.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen, menurut Sugiyono (2011: 107) metode penelitian eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Setting Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen (experimental research). Eksperimen adalah prosedur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Cara yang dilakukan yaitu dengan mengenakan kepada satu kelompok eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Sugiyono (2010:107) mengatakan bahwa penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian pendidikan merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan suatu pengetahuan tertentu sehingga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Quasi Experimental Research (penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Quasi Experimental Research (penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Quasi Experimental Research (penelitian eksperimen semu). Eksperimen semu dilakukan untuk memperoleh informasi, di mana eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Menurut Sugiyono (2010: 107) metode penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen (experimental reserch). Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen menurut Sukardi (2008: 109) adalah proses penelitian yang melibatkan dua

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan rancangan eksperimen semu (quasy-experiment) yaitu penelitian yang digunakan untuk mengungkap hubungan sebab akibat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah Eksperimen. Sugiyono, (2010: 107) penelitian Eksperimental (Experimental Research),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Arikunto (2006: 3) penelitian eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen semu dengan membandingkan antara kelas eksperimen yaitu menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Eksperimen 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Merujuk pada pendapat Sugiyono

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 8 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. (Sugiyono, 007, hlm. ). Metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Desain Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen dengan bentuk Quasi Experimental Design. Sugiyono (2011:77), menyatakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono (2010: 107) penelitian eksperimen adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis, Subyek, Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen semu karena tidak dapat melakukan kontrol terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan penelitian true experimental (eksperimen yang betul-betul), karena dalam desain ini, peneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Menurut Sugiyono (2010:107) metode penelitian eksperimen digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan metode penelitian kuantitaftif eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dilakukan dengan melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono (2010:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen semu (quasi eksperimental research) dengan desain Two-Groups Post Test Only. Sugiyono

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu (Quasi Experimental Design). Jenis penelitian ini dipilih karena kelompok kontrol tidak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini, adalah jenis Two Group Hasil belajart Only. Desain ini digunakan karena setelah dilakukan uji kesetaraan pada

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. suatu penelitian yang bersifat membandingkan. Menguji hipotesis komparatif

METODOLOGI PENELITIAN. suatu penelitian yang bersifat membandingkan. Menguji hipotesis komparatif III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Berdasarkan tingkat eksplanasinya, penelitian ini tergolong penelitian komparatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian komparatif adalah suatu penelitian

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini tergolong penelitian eksperimen dengan pendekatan

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini tergolong penelitian eksperimen dengan pendekatan 33 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini tergolong penelitian eksperimen dengan pendekatan komparatif. Penelitian eksperimen, yaitu suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 0R2R : 0R3R : 0R4R : BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuasi eksperimen. Kuasi eksperimen menurut Sugiyono (2011:77)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Desain Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen, yaitu jenis Quasi Experimental Design. Desain ini mempunyai kelompok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mencaari

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen1, yaitu jenis Quasi Experimental Design. Desain ini mempunyai kelompok eksperimen2,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELTIAN

BAB III METODE PENELTIAN BAB III METODE PENELTIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen semu dengan membandingkan antara kelas eksperimen yaitu menggunakan model

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Kauman Lor 01 dan SD Negeri Kauman Lor 03 kelas V semester genap tahun pelajaran 2011/2012. 3.2 Jenis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 4 Madiun yang beralamat di Jalan Serayu Kota Madiun. Waktu pelaksanaanya pada semester II tahun pelajaran 2014/2015

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah Quasi Eksperimental Design (quasi eksperimen) dengan melihat efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA BERDASARKAN GENDER KELAS V SD PADA PELAJARAN IPA POKOK BAHASAN SIFAT-SIFAT CAHAYA GUGUS AMONG SISWA TEMANGGUNG SEMESTER 2 TAHUN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian quasi eksperimen atau eksperimen semu yaitu desain eksperimen dengan kelompok kontrol

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Merujuk pada pendapat Sugiyono

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian Eksperimen. Menurut Sugiyono (2006 : 4) Jenis-jenis metode penelitian dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono (2010) Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuasi eksperimen. Menurut Endang Mulyatiningsih (2011: 87) kuasi eksperimen untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 2013/2014 yaitu mulai tanggal 06 Februari sampai 26 Februari 2014 di SMAN

BAB III METODE PENELITIAN. 2013/2014 yaitu mulai tanggal 06 Februari sampai 26 Februari 2014 di SMAN 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2013/2014 yaitu mulai tanggal 06 Februari sampai 26 Februari 2014 di SMAN 2 Siak

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bendungan Uwai, Kecamatan Bangkinang, Kabupaten Kampar.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bendungan Uwai, Kecamatan Bangkinang, Kabupaten Kampar. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 29 Januari sampai 21 Februari semester genap tahun ajaran 2013/2014. Penelitian ini dilaksanakan di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Dan Desain Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Menurut kountur (2005:116) penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Setting Penelitian Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Setting Penelitian Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Setting Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Menurut Arikunto (2006: 3) eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Penelitian Kuantitatif Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Tujuan penelitian kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Dengan membandingkan antara kelompok

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen menurut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen dengan membandingkan antara kelas eksperimen yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini diuraikan langkah-langkah kerja. Langkah-langkah kerja yang akan ditempuh dalam pelaksanaan penelitian yang terdiri dari desain eksperimen, subjek penelitian, variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting dan Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan pada tanggal 15 Maret 2012 sampai selesai dengan lokasi penelitiannya: di SD Negeri Secang 2, Magelang pada semester

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis penelitian dan rancangan penelitian 3.1.1 Jenis penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen.penelitian eksperimen (Experimental Research) kegiatan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen semu (quasieksperimental research). Hal ini dikarenakan peneliti

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki

III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki 23 III. METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen jenis eksperimen semu (Quasi Experiment). Eksperimen semu (Quasi Experiment)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi pemahaman konsep matematika siswa. Penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi pemahaman konsep matematika siswa. Penelitian ini 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Bentuk penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimen karena peneliti tidak mampu mengontrol semua variabel yang mungkin dapat mempengaruhi pemahaman

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimen semu (quasi experimental design). Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. penelitian, analisis data, dan hipotesis statistik. Untuk lebih jelasnya pembahasan

III. METODE PENELITIAN. penelitian, analisis data, dan hipotesis statistik. Untuk lebih jelasnya pembahasan 66 III. METODE PENELITIAN Pembahasan dalam bab ini akan difokuskan pada beberapa subbab yang berupa rancangan penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi, sample, definisi operasional, teknik pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian komparatif, menurut Sudijono (2010) penelitian komparatif adalah salah satu teknik analisis statistik yang dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian efektivitas penggunaan strategi pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV B SD Negeri Karangtengah 01 yaitu Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimen kuasi. Kuasi eksperimen merupakan sebuah eksperimen semu dalam sebuah penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian. Populasi dalam penelitian

III. METODE PENELITIAN. Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian. Populasi dalam penelitian 41 III. METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X pada semester genap tahun ajaran 2012/2013 di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis, Desain dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan eksperimen semu (quasi eksperimental reserch). Eksperimen semu merupakan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimen. Tujuan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimen. Tujuan 22 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desian Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimen. Tujuan Penelitian Quasi Eksperimen adalah untuk memperoleh informasi yang merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini bersifat kuantitatif karena data-data yang diperoleh kemudian dianalisis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Pendekatan yang dilakukan pada penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (Quasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Metode penelitian eksperimen merupakan metode yang sesuai dengan judul penelitian ini. Menurut Sugiyono (2010: 107) metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. research karena peneliti tidak mengontrol variabel-variabel luar yang

BAB III METODE PENELITIAN. research karena peneliti tidak mengontrol variabel-variabel luar yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen semu/ quasi experimental research karena peneliti tidak mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi

Lebih terperinci

Keterangan : : kelas IV SD Kebonagung 03 yang dijadikan kelompok eksperimen

Keterangan : : kelas IV SD Kebonagung 03 yang dijadikan kelompok eksperimen BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, yaitu Experimental Design karena dalam desain ini, peneliti dapat mengontrol

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di MA Darul Hikmah Pekanbaru yang

BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di MA Darul Hikmah Pekanbaru yang 43 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap Tahun Pelajaran 2013-2014 yaitu dimulai dari tanggal 26 Februari sampai tanggal 25 April 2014.

Lebih terperinci

Nonequivalent Control Group Design

Nonequivalent Control Group Design BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Dan Desain Eksperimen 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini eksperimen dengan tipe Quasi Experimental Design. Menurut Sugiyono

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Riyanti (1996: 28) menjelaskan bahwa penelitian eksperimen merupakan penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. exsperimen (eksperimen semu) dengan desain Nonequivalent Control Group

BAB III METODE PENELITIAN. exsperimen (eksperimen semu) dengan desain Nonequivalent Control Group BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi exsperimen (eksperimen semu) dengan desain Nonequivalent Control Group Design

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Jenis Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian a. Tempat penelitian Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 1 Colo Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus pada peserta didik kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Research). Penelitian eksperimen adalah penelitian yang digunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Research). Penelitian eksperimen adalah penelitian yang digunakan untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen (Experimental Research). Penelitian eksperimen adalah penelitian yang digunakan untuk mencari perbedaan perlakuan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment) III. METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment) menggunakan desain pretest-posttest control group design. Menurut Sugiyono (2012:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan metode penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari

Lebih terperinci

O 1 X O O 3 O 4

O 1 X O O 3 O 4 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menyelidiki adanya kemungkinan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 14 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experimental).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen, yaitu jenis Quasi Experimental Design. Desain ini mempunyai kelompok kontrol,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen kuasi yang berfungsi untuk mengetahui ada tidaknya hubungan sebab akibat

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Al-Kautsar Bandar

METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Al-Kautsar Bandar III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Al-Kautsar Bandar Lampung pada semester genap tahun pelajaran 013/014 yang terdiri dari delapan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP N 19 Bandar

III. METODE PENELITIAN. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP N 19 Bandar III. METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP N 19 Bandar Lampung pada semester genap Tahun Pelajaran 2012/2013. Siswa terbagi dalam delapan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Eksperimen Semu. Menurut Sugiyono (2006 : 4), Metode Penelitian Eksperimen merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono (00:07) penelitian ekperimental

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Desain Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu metode eksperimen. Jenis eksperimen yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian jenis quasi eksperimental. Quasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian jenis quasi eksperimental. Quasi BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian jenis quasi eksperimental. Quasi eksperimental adalah desain penelitian yang mempunyai kelompok kontrol tetapi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. eksperimen. Penelitian komparatif adalah sejenis penelitian deskriptif yang

III. METODE PENELITIAN. eksperimen. Penelitian komparatif adalah sejenis penelitian deskriptif yang III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian jenis komparatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian komparatif adalah sejenis penelitian deskriptif yang ingin mencari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pelaksanaan dan hasil penelitian dapat didiskripsikan sebagai berikut. 1. Tahap Persiapan Persiapan-persiapan yang dilakukan sebelum melaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian Eksperimen. Menurut Sugiyono (2010: 9) Jenis-jenis metode penelitian juga dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. 1. Jenis dan Desain Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Prosedur yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen quasi. Tujuan dari penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Perlakuan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Perlakuan dalam A. Jenis dan Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Perlakuan dalam penelitian ini adalah penerapan pendekatan RME dengan strategi pembelajaran

Lebih terperinci