INSTRUKSI KERJA UMUM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "INSTRUKSI KERJA UMUM"

Transkripsi

1 Nomor Terkendali Kendali Salinan IKU.01/Lab /2014 Tidak terkendali Pemegang Salinan Nomor Salinan Dokumen terkendali ini diberikan kepada nama tersebutt diatas dengan tanggung-jawab pemeliharaan dan kerahasiaan dari isi dokumen. LABORATORIUM RISET TERPADU UNIVERSITAS NUSA CENDANA 2014

2 : i Halaman : LEMBAR PENGESAHAN LABORATORIUM RISET TERPADU UNIVERSITAS NUSA CENDANA Jl. Adisucipto Penfui, Kupang 85001, NTT Telp , Fax Website DOKUMEN PROSEDUR ini disahkan oleh: Ketua Laboratorium Prof. Henderiana L.L. Belli, Ph.D. NIP Disetujui Ketua Laboratorium Disiapkan Nama Paraf Prof. Henderiana L.L. Belli, Ph.D. NIP f

3 ii PERUBAHAN : ii Terbitan/Revisi Tanggal Terbit Tanggal Revisi Halaman : 1 dari 1 Perubahan No Tanggal No. Bag. Mencabut Terbitan/ Revisi Hal No. Bag. Memasukkan Terbitan/ Revisi Hal Paraf

4 iii DISTRIBUSI : iiii Terbitan/Revisi Tanggal Terbit Tanggal Revisi Halaman : 1 dari 1 Nomor Salinan Pemegang Status distribusi 1 Kepala Lab 2 Komite Akreditasi Nasional Ketua Lab. 3 dan Asli 4 Ketua Divisi Pertanian 5 Ketua Divisi Peternakan 6 Ketua Divisi Material-Elektrika-Informatika 7 Kasubag Terkendali Terkendali Terkendali Terkendali Terkendali Terkendali Terkendali

5 iv DAFTAR ISI : iv Terbitan/Revisi Tanggal Terbit Tanggal Revisi Halaman : 1 dari 2 No. IK i ii iii iv Instruksi Kerja Personil ( IKPM 4.1.4a (IKP) Daftar Riwayat Hidup Instruksi Kerja Umum (IKU) IK PM IK DP IK P IK DP IK DP IK DP IK DP IK DP IK DP IK DP IKM a1-10 IKM b1-10 IKM c IKA a IKA b IKA c IKA d IKA e IKA f IKA g IKA h IKA i IKA j IKA k IKA l IKA m IKA o IKA p IKA q IKA r IK DP IK.PM Judul LEMBAR PENGESAHAN PERUBAHAN DISTRIBUSI DAFTAR ISI PERSYARATAN JABATAN KAJI-ULANG DOKUMEN MUTU PERMOHONAN SUBKONTRAK PENGUJIAN SUB KONTRAK PENGUJIAN PENERIMAAN CONTOH UJI PENGENDALIAN PEKERJAAN PENGUJIAN YANG TIDAK SESUAI. PELAKSANAAN AUDIT INTERNAL PENGGUNAAN RUANG LABORATORIUM KONDISI AKOMODASI DAN LINGKUNGAN VALIDASI METODA ANALISIS Instruksi Kerja Metode (IKM) Pengujian Biologi Molekuler Pengujian Mutu Benih Pengujian Mikrobiologi Instruksi Kerja Alat (IKA) Autoklaf elektrik Inkubator Timbangan analitik Elektroforesis Waterbath Magnetic Stirer Hot Plate Centrifuge UV transilluminator Ice planner Vortex mixer Thermocycler Biodoc Analyze (BDA) Gel Analysis Oven Mikroskop ph meter Laminer air flow cabinet Elisa reader PENANGANAN BAHAN ACUAN Estimasi Ketidakpastian Metoda Hal G -

6 INSTRUKSI KERJA PERSONIL Disini file daftar riwayat hidup dari no: 1 sampai dengan nomor...

7

8 IK PM Halaman : IK PM PERSYARATAN JABATAN Tujuan : Menentukan kriteria/persyaratan dalam setiap jabatan dalam organisasi laboratorium, agar dicapai personil yang kompeten. Ruang Lingkup : Seluruh jabatan dalam organisasi laboratorium Acuan : PM Manajer Eksekutif Jabatan Manajer Eksekutif dipegang oleh Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian Ketua Lab - Minimal berpendidikan formal Sarjana - Mempunyai pengalaman bekerja di laboratorium minimal 2 tahun - Memiliki sertifikat pelatihan ISO/IEC dan pelatihan audit internal Manajer Administrasi - Minimal berpendidikan formal Sarjana - Mempunyai pengalaman kerja dalam bidang bersangkutan minimal selama 1 tahun - Memiliki sertifikat pelatihan ISO/IEC Manajer Teknis - Minimal berpendidikan formal Sarjana - Mempunyai pengalaman kerja di laboratorium minimal 3 tahun - Memiliki sertifikat pelatihan ISO/IEC Wakil Ketua Lab - Minimal berpendidikan formal Sarjana - Memiliki sertifikat pelatihan ISO/IEC dan pelatihan audit internal laboratorium/sistem manajemen mutu - Mempunyai pengalaman kerja di laboratorium minimal 3 tahun Penyelia - Minimal berpendidikan formal SLTA atau sederajat - Mempunyai pengalaman kerja di laboratorium minimal 3 tahun - Memahami bidang pengujian yang ditangani - Memiliki sertifikat pelatihan ISO/IEC Analis - Minimal pernah mengikuti pelatihan sesuai bidang uji yang ditangani - Mempunyai pengalaman kerja dalam bidang uji yang ditangani minimal 1 tahun - Memiliki sertifikat pelatihan ISO/IEC Administrasi umum/keuangan - Mempunyai pengalaman kerja dalam bidang yang ditangani minimal 1 tahun - Memiliki sertifikat pelatihan ISO/IEC Penerima contoh - Memiliki pemahaman persyaratan contoh yang layak uji - Memiliki sertifikat pelatihan ISO/IEC

9 IK DP KONDISI AKOMODASI DAN LINGKUNGAN IK DP Halaman : Tujuan : Untuk memastikan bahwa kondisi akomodasi dan lingkungan tidak mengakibatkan ketidak-absahan hasil atau berpengaruh buruk pada mutu analisis Ruang Lingkup : Prosedur analisis Acuan : Prosedur : 1. Penataan ruang untuk pengujian standar 1. Ruang analisis diusahakan agar cukup nyaman, cukup terang dan aman untuk bekerja. 2. Ruang analisis memiliki suhu dan kelembaban yang relatif konstan dengan cara terhindar dari faktor penyebab fluktuasi suhu dan kelembaban, seperti terkena sinar matahari secara langsung, dekat dengan semburan atau genangan air. 3. Walaupun tidak semua ruang diperlukan Air Conditioner (AC), untuk bidang uji khusus yang memerlukan ruang ber-ac, dipasang AC untuk menjaga kestabilan suhu. 2. Daya listrik diusahakan stabil dan aman bagi pelaksanaan pengujian. Untuk instrumen yang khusus, dilengkapi dengan stabilizer. 3. Tersedia meja permanen, dan meja yang dapat dipindahkan untuk keperluan tertentu. 4. Timbangan ditempatkan di atas meja permanen dan perlu dihindarkan dari sengatan matahari langsung, serta harus dekat dengan sumber daya listrik (stop kontak). 5. Tempat sampah ditempatkan dipojok ruangan yang banyaknya disesuaikan dengan keadaan 6. Bak air disediakan untuk mencuci alat gelas dan peralatan lain yang digunakan 7. Sumber air bersih tersedia dan dapat mengalir lancar. 2. Pencegahan terhadap getaran dan korosi 1. Alat ditempatkan pada meja yang permanen 2. Alat yang mudah korosi ditempatkan pada tempat yang jauh dari sumber korosi (air), dan dijauhkan dari tempat yang lembab. 3. Apabila terkena percikan air, alat segera dilap dengan lap kering. 3. Pengendalian Sampah Analisis ini mencakup seluruh lingkup pengujian yang mempengaruhi hasil a. Sampah analisiss tanaman Limbah-limbah analisis berupa tanaman dikumpulkan di tempat sampah, dibawa ke pembuangan sampah kemudian dibakar atau dibenamkan dalam tanah. b. Sampah Analisis yang berupa zat kimia : Zat-zat kimia masuk ke tempat saluran pembuangan khusus bahan kimia atau dikemas khusus dan dibuang ditempat yang telah ditentukan.

10 IKU DP c Halaman : L IKU DP c KAJI-ULANG DOKUMEN MUTUU Tujuan Instruksi kerja ini bertujuan untuk menyempurnakan dan memutakhirkan dokumen mutu laboratorium TERPADU. Ruang Lingkup Perbaikan dokumen mutu meliputi penyempurnaan, perbaikan, revisi pada semua level dokumen mutu yang tertuang pada Panduan Mutu, Dokumen Prosedur, Instruksi Kerja Pengujian, Alat, Manajemen, serta Formulir yang terkait. Acuan: DP c Prosedur 1. Seluruh personel laboratorium berhak untuk melakukan penyempurnaan dokumen mutuu dengan mengajukan usulan penyempurnaannyaa kepada Ketua Lab dengan menggunakan formulir (F IK c) 2. Penyempurnaan dokumen mutu dilakukan dalam bentuk kaji ulang dokumen mutu yang dilakukan satu tahun sekali, yaitu setiap awal bulan Juli. Penyempurnaan dokumen mutu juga sekaligus mengakomodasi masukan dari laporan hasil kaji ulang manajemen. Oleh karena itu lama jadwal kaji ulang dokumen yang dimulai pada awal bulan Juli sangat tergantung pada usulan- namun dibatasi usulan perbaikan dokumen, dan laporan kaji ulang manajemen, paling lama 4 minggu, yang terdiri dari 3 minggu pembahasan penyempurnaan dokumen mutu, dan satu minggu proses revisi dan sosialisasi dokumen yang telah direvisi. 3. Ketua Lab mengumpulkan usulan-usulan perbaikan dokumen, kemudian mengundang seluruh personel laboratorium dan semua manajer untuk membahas secara rinci semua usulan penyempurnaan dokumen. 4. Penyempurnaan yang telah disepakati dijadikan sebagai dokumen baru untuk merevisi dokumen lama, dan revisi dilakukan mengikuti Dokumen Prosedur c. 5. Penanggung jawab penyempurnaan draf dokumen mutu adalah Ketua Lab. 6. Persetujuan dan Pengesahan Revisi Dokumen Mutu adalah Manajer Eksekutif.

11 4.3.2.c Halaman : c KAJI-ULANG DOKUMEN MUTU JADWAL KAJI ULANG DOKUMEN MUTU Penanggung Jawab: Manajer Eksekutif Dokumen Panduan Mutu Dokumen Prosedur Instruksi Kerja Metoda Instruksi Kerja Umum Instruksi Kerja Alat Formulir Proses Revisi Dokumen terkait: 1. DP c. 2. F4.3.2.c. Koordinator/Asisten Ketua Lab /Manajer Administrasi Manajer Administrasi/Ketua Lab Manajer Teknis/ Kepala Laboratorium Ketua Lab /Manajer Administrasi Manajer Teknis/ Kepala Laboratorium Manajer Administrasi/Kepala Laboratorium Manajer Eksekutif/Manajer Administrasi/MM/Penangung Jawab Laboratorium Waktu Minggu I Juli Minggu II Juli Minggu II Juli Minggu III Juli Minggu III Juli Minggu III Juli Minggu IV Juli

12 Halaman : PERMOHONAN SUBKONTRAK PENGUJIAN 1. Daftar Sub-kontraktor Laboratorium TERPADU No Nama dan alamat Sub- Kualifikasi/Bidang Uji Kontraktor Terkait 1 BP2MB Uji Mutu Benih. Apa saja sebutkan 2 PT. Saraswanti Indo Genetech Uji GMO Apa saja sebutkan 3 Lab Uji BB-Veteriner Kupang Uji Mikrobiologi Apa saja sebutkan Status Akreditasi T: terakreditasi D: dalam proses Terakreditasi T T T

13 Halaman : SUB KONTRAK PENGUJIAN Tujuan: Agar sub kontrak pengujian yang diputuskan dapat dilaksanakan oleh subkontraktor yang kompeten, disepakati oleh pelanggan, dan hasilnya tetap dapat dipertanggung-jawabkan. Ruang lingkup: Prosedur diberlakukan bagi pekerjaan teknis di laboratorium pengujian. Acuan: DP Persyaratan Manajemen tentang subkontrak pengujian Prosedur: 1. Bila terjadi ketidakmampuan sementara dalam melakukan pengujian, antar lain contoh dari pelanggan telah melebihi batas kemampuan Lab TERPADU, maka tanggungjawab dan keputusan subkontrak dilakukan oleh Manajer Teknis. 2. Manajer Teknis melakukan kaji ulang untuk pekerjaan yang kepada subkontraktor yang ditunjuk. disubkontrakkan 3. Kajiulang dilakukan terhadap semua persyaratan, antara lain metode yang diminta pelanggan, dan kompetensi subkontraktor (Laboratorium yang telah terakreditasi oleh KAN, dan memeriksa nomor sertifikat akreditasi dari KAN). 4. Setelah Manajer Teknis menentukan pilihan Subkontraktor, Manajer Administrasi segera memproses Subkontrak Pengujian., dan memonitor penyelesaiannya. Bila dianggap perlu, melakukan perjanjian kerja dengan subkontraktor dengan disaksikan oleh kedua belah pihak. 5. Manajer Administrasi memberitahu dan meminta persetujuan pelanggan apabila terjadi ketidakmampuan sementara, dan mensubkontrakkan kepada Subkontraktor yang telah ditunjuk oleh Manajer Teknis. 6. Apabila pelanggan setuju, selanjutnya pelanggan menandatangani lembar persetujuan perihal subkontrak pengujian (F ). 7. Pelanggan diberi kewenangan untuk menentukan subkontrak pilihannya bilamana tidak setuju terhadap subkontraktor yang diajukan oleh Laboratorium TERPADU. 8. Data hasil analisis dari Subkontraktor dikajiulang oleh Manajer Teknis, sebelum dipindahkan ke dalam laporan hasil analisis Lab BB Biogen (F ). 9. Tanggung-jawab terhadap hasil analisis yang berasal dari Laborarorium pilihan Pelanggan ada pada Pelanggan.

14 IK.DP Halaman : IK.DP PENERIMAAN CONTOH UJI Tujuan: Agar contoh dari pelanggan dijamin layak uji, dan sesuai dengan tujuan pengujian. Ruang lingkup: Prosedur diberlakukan bagi pekerjaan teknis di laboratorium pengujian. Acuan: DP 4.7. Prosedur: 1. Pelanggan datang ke ruang penerimaan contoh (ruang administrasi) dengan membawa contoh yang akan diujikan sesuai jadwal layanan pelanggan. 2. Contoh diterima oleh petugas penerima contoh, diperiksa dan dicatat kelayakan uji, kemudian memberikan formulir penerimaan contoh untuk diisi (F ) 3. Jika kelayakan uji dari contoh tersebut meragukan, petugas penerima contoh berkonsultasi dengan Manajer Teknis. 4. Contoh selanjutnya dikirim ke Laboratorium; staf laboratorium menerima dan mencatat contoh tersebut dalam buku penerimaan contoh, kemudian, menyimpan contoh di dalam tempat penyimpanan yang sesuai, bilamana tidak memungkinkan untuk segera dilakukan analisis.

15 IK DP Halaman : IK DP PENGENDALIAN PEKERJAAN PENGUJIAN YANG TIDAK SESUAI. Tujuan: Untuk mencegah terjadinya ketidak-sesuaian pekerjaan pengujian atau hasil uji, terhadap prosedurr atau persyaratan pelanggan yang telah disetujui. Ruang Lingkup: Prosedur berlaku pada semua kegiatan pengujian yang ditemukan atau diduga bermasalah, atau tidak sesuai. Acuan: DP Prosedur: 1. Manajer Teknis, dibantu Kepala Laboratorium memeriksa sumber-sumber dengan menggunakan formulir (F IK ). ketidaksesuaian secara sistematik 2. Melakukan analisis semua faktor-faktor yang mempunyai kontribusi terhadap ketidaksesuaian yang terjadi (F IK ). 3. Bila ketidak-sesuaian teridentifikasi, maka tindakan koreksi perlu ditetapkan. 4. Bila diperlukan dilakukan isolasi terhadap bagian yang mengalami ketidaksesuaian. 5. Selanjutnya MT menetapkan tindakan pencegahan agar kejadian serupa tidak terjadi lagi dikemudian hari. 6. Memonitor hasil tindakan korektif tersebut untuk memastikan bahwa tindakan korektif berjalan efektif dan efisien. 7. Merekan semua tindakan yang berkait dengan investigasi faktor penyebab utama, serta tindakan korektif dan tindakan pencegahannya (F ).

16 IK DP Halaman : IK DP PELAKSANAAN AUDIT INTERNAL Tujuan: Untuk memverifikasi apakah Laboratorium masih tetap, secara konsisten memenuhi sistem keseluruhan, butir-butir manajemen mutu yang ditetapkan dalam ISO/IEC 17025:2005; dan untuk mengidentifikasi cara untuk menyempurnakan sistem mutu, dan bidang untuk perbaikan / peningkatan sistem dan organisasi secara berkelanjutan. Ruang Lingkup: Seluruh elemen mutu Laboratorium TERPADU. Acuan: DP Prosedur: 1. Perencanaan Audit 1. Ketua Lab membuat rencana audit yg mencakup penunjukan auditor kepala dan anggota (tim auditor) 2. Pertemuan tim, briefing untuk anggota tim. 3. Pembagian tugas audit (pembagian elemen doksistu dan pelaksanaannya). - Auditor harus memiliki pengetahuan teknis bagian yg diaudit. - Auditor harus memahami scope audit, mengkajiulang dokumen, menyiapkan check-list, menaati prosedur audit. 4. Menyusun jadwal dan checklist audit (4 W, 1H - kapan dilakukan, dimana, siapa auditor/auditi, apa yg diaudit). 5. Penyediaan dokumen yg diperlukan ISO/ /IEC 17025:2005 PM, DP, IK, Form, rekaman dan beberapa dokumen pendukung/tambahan Daftar periksa audit (check list). Formulir Audit (F IK DP a-e), termasuk formulir ketidaksesuaian. 6. Sebelum pelaksaan audit, perlu dilakukan tinjauan dokumen mutu, prosedur, laporan audit sebelumnya, untuk memeriksa kesesuaian dg persyaratan SMM dan mengembangkan daftar periksa terhadap isu penting yg harus diaudit;

17 IK DP Halaman : IK DP PELAKSANAAN AUDIT INTERNAL 2. Pelaksanaan Audit 1. Pertemuan pembukaan 1. Memperkenalkan anggota tim audit, 2. Penjelasan tujuan dan tata cara audit 3. Konfirmasi ruang lingkup 4. Klarifikasi hal-hal yg penting, konfirmasi agenda audit, waktu, tanggal, dan kehadiran pada pertemuan penutup, uraian tugas, konfirmasi wakil bila ada. 5. Pernyataan menjaga semua kerahasiaan 6. Tanya jawab. 3. Kunjungan singkat ke fasilitas laboratorium setelah pertemuan pembukaan 4. Proses penilaian: Menilai dokumen dan fasilitas laboratorium, interview personil lab, observasi pelaksanaan pengujian, review hasil uji profisiensi, merekam ketidaksesuaian di lembar ketidaksesuaian (LKS)). Dicatat Dicari permasalahan Dianalisis Dicari perbaikannya Dilaporkan secara jelas & singkat. Didukung oleh bukti objektif. Tinjauan singkat doksistu dengan titik berat pada setiap perubahan sejak audit internal yang lalu dg yang sekarang. Tinjauan terhadap laporan audit internal yang lalu, dan program kajiulang yg lalu. Tinjauan thd implementasi tindakan perbaikan atas hasil audit internal yg lalu dan tindakan perbaikannya.

18 IK DP Halaman : IK DP PELAKSANAAN AUDIT INTERNAL Penilaiann terhadap efektivitas sistem pengendalian dokumen. Tinjauan thd hasil uji, termasuk hasil uji profisiensi Tinjauan thd pengaduan dari pelanggan dan penyelesaiannya. Tinjauan thd edaran survai dari pelanggan Kompilasi awal LKS yang ditemukan Konfirmasi LKS yg masih meragukan Mengecek dan menyusun LKS dan laporan ringkas (matrik LKS). 3. Evaluasi dan Analisis Temuan 4. Perbaikan Temuan Audit 5. Pelaporan Audit internal dituangkan dalam Formulir a-e. 6. Pertemuan Penutup

19 IK DP Halaman : IK DP PENGGUNAAN RUANG LABORATORIUM Tujuan: Untuk menjamin ketertiban penggunaan ruang laboratorium. Ruang lingkup: Ruang Laboratorium dalam ruang lingkup uji yang terakreditasi. Acuan: DP Prosedur: 1. Pengguna ruang laboratorium diharuskan mengisi buku penggunaan laboratorium yang memuat informasi: nama, waktu, fasilitas yang digunakan dan catatan kegiatan (F a). 2. Penggunaan ruang laboratorium harus sepengetahuan Penanggung Jawab Laboratorium. 3. Pengguna ruang harus mematuhi semua peraturan umum dan khusus, antara lain yang berkairan dengan keamanan dan keselamatan bekerja di Laboratorium, mengisi buku pemakaian peralatan, dan lain-lainnya yang diberlakukan di setiap ruang yang digunakan.

20 IK PM Halaman : IK PM VALIDASI METODA ANALISIS 1. Ruang Lingkup Laboratorium TERPADU melakukan validasi bilamana metoda tersebut: (1)tidak baku, (2) di desain/dikembangkan di laboratorium; (3)metode baku yang digunakan di luar lingkup yang dimaksudkan; (4) apabila metode yg selama ini sudah rutin, direvisi untuk dikembangkan atau diperluas untuk memecahkan masalah analisa yg baru; (5)apabila terjadi perubahan pada hasil pengendalian mutu internal; (6) apabila metode yang sudah divalidasi digunakan di gedung yang berbeda, atau dilakukan oleh analis yg berbeda, atau menggunakan peralatan/instrumen yang berbeda. 2. Dasar Penetapan Validasi metoda adalah menghitung satu atau lebih kinerja metoda dibawah ini untuk tujuan tersebut diatas, yaitu: (1) presisi atau ketelitian (Keterulangan(Repeatability), kereproduksian ( Reproducibility), ruggedness test atau uji Kestabilan pada perubahan lingkungan), (2)akurasi atau ketepatan (dapat diperoleh dengan menetapkan kedapat ulangan (recovery);(3)batas deteksi (Limit of Detection disingkat LOD); (4)kepekaan atau sensitivitas, (5)linieritas,(6) spesifisitas dan selektifitas, dan (7)uji kestabilan pada perubahan lingkungan (rugness test). Pada prinsipnya Laboratorium TERPADU melakukan: Validasi terhadap Instrumen: - Batas deteksi untuk semua jenis analit - Linearitas dan sensitivitas dari standar - Presisi dan kereproduksian Validasi terhadap Metoda - Batas deteksi di dalam matrik - Rentang yg bisa diukur. - Presisi contoh - Akurasi metoda - Stabilitas metoda (untuk membatasi ruang lingkup)

21 IK PM Halaman : IK PM VALIDASI METODA ANALISIS Monitoring terus menerus dilakukan dengan menggunakan Contoh Kendali Mutu Internal (CKMI), sesuai dengan perubahan yang terjadi, sesuai dengan pedoman berikut ini. No Jenis Perubahan 1 Perubahan teknik metoda analisis. 2 Metoda yang digunakan untuk contoh baru dengan matrik berbeda 3 Bahan kimia baru. 4 Peralatan baru 5 Perubahan kondisi akomodasi dan lingkungan (perpindahan gedung atau ruangan yang diduga berpengaruh terhadap hasil uji). 6 Personil atau Analis baru Parameter yang ditetapkan ulang presisi, akurasi, limit deteksi dan spesifisitas presisi, akurasi, dan spesifisitas. limit deteksi, dan kepekaan (sensitivitas). presisi, rentang pengujian, linearitas, limit kuantifikasi. presisi, rentang pengujian, linearitas, limit kuantifikasi Akurasi, presisi, limit kuantifikasi 3. Prosedur Presisi (Ketelitian). 1.1 Ketelitian adalah kali. derajat kesamaan dari pengukuran yang diulang sebanyak n 1.2 Ada 3 jenis presisi: REPEATABILITY (pengulangan dlm kondisi serba sama) INTERMEDIATE PRECISION (pengulangan dlm kondisi salah satu atau beberapaa berbeda) analis, pereaksi, alat deteksi, waktu analisis) REPRODUCIBILITY (pengulangan dlm kondisi semua serba berbeda, atau laboratorium berbeda). Contoh: pengulangan yg dilakukan oleh beberapa laboratorium, melalui uji silang (cross checking), atau disebut uji kemahiran (proficiency test). 1.3 Ukuran dari ketelitian (keterulangan atau kereproduksian) adalah simpangan baku relatif (SBR) dalam satuan persen. SBR (%) = S / M * 100 S : Simpangan baku M: rataan dari hasil analisis

22 IK PM Halaman : IK PM VALIDASI METODA ANALISIS 1.4 Makin rendah nilaii SBR, berarti makin tinggi ketelitian metoda analisis yang diuji Pedoman untuk mengevaluasi presisi: Konsentrasi RSD (%) 100 g/ /kg 2 10 g/kg 3 1 g/kgg mg/kg 5 10 mg/ /kg 7 1 mg/kg µg/kg µg/ /kg 21 1 µg/kg µg/kg 2 43 Prosedur dilakukan dengan jumlah ulangan minimal 6; idealnya terhadap 3 konsentrasi. 2. Akurasi (Ketepatan) Ketepatan adalah derajat kesamaan antara hasil analisis dengan nilai sesungguhnya dari contoh. Mengukur ketepatan dapat menggunakan reference material, yaitu menguji bahan acuan bersertifikat. Nilaii benar diperoleh dari bahan acuan bersertifikat (Certified Reference Material- CRM). Bila tidak tersedia CRM, bisa digunakan uji pungut ulang (Recovery Test), yaitu dg menambahkan larutan baku yg diketahui konsentrasinya ke dalam contoh, kemudian ditetapkan ulang hasilny Uji Relatif terhadap metoda baku. Pengujian parallel atas contoh uji yang sama dengan metoda yang divalidasi dengan metoda baku Mengikuti uji profisiensi 2.6. Rumus Perhitungan: R = X / U * 100 % U: konsentrasi larutan baku yg ditambahkan X: Hasil analisis lab thd larutan baku yg ditambahkan Recovery diantaraa 80% - 110% dinyatakan dapat diterima

23 IK PM Halaman : IK PM VALIDASI METODA ANALISIS 2.7. Kelemahan dari uji pungut ulang adalah bahwa terdapat perbedaan kondisi analit yang ditambahkan, dengan yang ada di dalam contoh uji Dilakukan dengan 15% Batas Deteksi 3.1. Batas deteksi (Limit of Detection disingkat LOD) adalah konsentrasi terendah yang mampu ditetapkan dengan suatu metoda dan berbeda nyata terhadap pengukuran blanko Karena batas deteksi dihitung dengan menggunakan simpangan baku dari blanko, kadang-kadangg diperoleh angka yang tidak bisa dicapai secaraa praktek. Oleh karena itu digunakan ukuran yang bisa dilakukan di laboratorium, yaitu Batas Kuantifikasi (Limit of Quantification = LOQ) 3.2. Ukuran yang digunakan adalah: LOD = 3 * S atau M + 6 * S blc blc blc LOQ = Spiked yang terkecil dan berbeda nyata dengan blanko. M blc = Rataan nila ai blanko S blc = Simpanga an baku blanko Penggunaan faktor 3 atau 6 sangatlah relatif. Orang lebih banyak menggunakan faktor 3, namun bila diinginkan keterandalan yang lebih tinggi, gunakanlah faktor 6. Makin rendah nilai LOD atau LOQ, berarti metoda analisis itu makin baik Batas Deteksi Instrumen: - 3 x Std Dev dari pengukuran blanko (ulangan 7). - Bila blanko tidak bisa diukur, ukurlah standar yg terkecil. Bila tidak bisa diukur, gunakan 6 x Std Dev. Usahakan presisi (15 20) %, akurasi (80-120)% Kalibrasi dilakukan terhadap 5 konsentrasi standar. 5 ulangan, terhadap 3 konsentrasi, perbedaan ulangan harus < 3.5. Menghitung Batas Deteksi dengan menggunakan pendekatan kurva kalibrasi Ukur standar (6 tingkat) sebanyak 7 ulangan Hitung rata-rata dari persamaan regresi Y = a + bx. Hitung Sa = Standar Deviasi dari a LOD = Rata-rata a + 3 x Sa LOQ = Rata-rata a + 6 x Sa

24 IK PM Halaman : IK PM VALIDASI METODA ANALISIS 4. Kepekaan atau sensitivitas 4.1. Kepekaan atau sensitivitas (sensitivity) adalah besarnya sudut kemiringan, atau besarnya pembacaan per konsentrasi dari kurva kalibrasi standar. Beberapa ahli mendefinisikan kepekaan sebagai nisbah sinyal terhadap kekacauan (noise) dari instrument Rumus: Y = a + bx Y = sinyal ; X = konsentrasi analit; a = intersep; b = sudut kemiringan atau kepekaan (slope) Sensitivitas dikerjakan dg ulangan 3, thd 6 tingkat konsentrasi, r > atau = Linieritas (atau kisaran linier) 5.1. Linieritas (kisaran linear) adalah unjuk kerja dari metoda analisis yang digunakan sehubungan dengan kemampuan untuk memperoleh hasil analisis langsung berdasarkan kurva kalibrasi standar. Atau jarak antara konsentrasi terendah dan tertinggi pada tingkat R, ketelitian dan ketepatan tertentu Parameter ini digunakan juga untuk menetapkan rentang (magnitude) atau kisaran konsentrasi dimana metoda tersebut layak digunakan. Jarak antara konsentrasi terendah dan tertinggi pada tingkatt R, ketelitian dan ketepatan tertentu. Lakukan 6 sampai 8 level konsentrasi Lakukan juga dg matrik, spiked samples. 3 kali ulangan Spesivitas dan Selektifitas Spesivisitas dan selektifitas dari sebuah metoda adalah kemampuan menetapkan secara akurat dan spesifik dari analit yang diingini, bersamaan dengan adanya matrik atau komponen lain dalam matrik contoh Bila dalam suatu metoda diketahui dapat dipengaruhi oleh senyawa lain (interference effect), maka harus ditetapkan seberapa besar pengaruh gangguan tersebut mempengaruhi hasil analisis atau seberapa besar konsentrasi senyawa yang akan menimbulkan pengaruh gangguan tersebut dapat

25 IK PM Halaman : IK PM VALIDASI METODA ANALISIS 7. Uji kestabilan atas pengaruh kondisi lingkungan (Ruggness Test ) Uji ini bertujuan untuk menetapkan pengaruh kondisi operasional dan lingkungan terhadap hasil analisis. Contoh kondisi lingkungan antara lain suhu, konsentrasi pereaksi, jenis dan temperatur kolom, analis, tipe, model dan umur instrumen, kecepatan aliran ( flowrate ) untuk sistim analisis aliran flow analysis. Data Validasi Metoda dituangkan di dalam formulir F IK PM Pustaka: 1. Taylor, J. K. Validation of Analytical Methods, Anal. Chem. 55: 600A-608A (1983). 2. NATA Technical Note No.17, June 1993, NATA, Australia, Requirements for the format and content of test methods and recommended procedures for the validation of chemical test methods. 3. Analytical Methods Commitee of Royal Society of Chemistry, Internal quality control of analytical data., Analyst, 120 (1995) Guidance for Industry, Bioanalytical Method Validation., US Dept. of Health and Human Services FDA, CDER, CVM, May Harmonized Guidelines for single-laboratory Validation of methods of analysis,, IUPAC Technical Report., Pure Appl. Chem., Vo. 74. No. 5, pp , 2002.

26 INSTRUKSI KERJA METODE

27 IK.DP Halaman : IK.DP PENGHITUNGAN ESTIMASI KETIDAKPASTIAN Tujuan Ruang lingkup Acuan Definisi : Menetapkan nilai ketidakpastian : Ketidakpastian metoda dihitung terhadap semua metoda analisis kuantitatif yang menjadi ruang lingkup yang diakreditasi : : Ketidakpastian metoda adalah parameter yg berhubungan dg hasil pengujian yg mencerminkan ketersebaran nilai-nilai, atau dengan kata lain, ketidakpastian adalah suatu parameter yang menetapkan rentang nilai yang di dalamnya diperkirakan nilai benar yang diukur. Prosedur : Langkah penghitungan estimasi ketidakpastian meliputi : 1. Menulis model matematis dari proses pengukuran, yaitu berupa rumus perhitungan yang terdapat pada setiap prosedur dapa Instruksi Kerja Metoda (IKM). 2. Menentukan taksiran nilai besaran masukan. Disebutkan di dalam setiap rumus perhitungan yang terdapat pada setiap prosedur dapa Instruksi Kerja Metoda (IKM). 3. Mengidentifikasikan semua sumber ketidakpastian. Umumnya sumber ketidakpastian adalah penimbangan, pengukuran volume, pengenceran, pengukuran konsentrasi, kalibrasi alat, kalibrasi instrumen, kesalahan random dan sistematik, personil yang dicerminkan pada ketidak-pastian berasal dari presisi. Semua sumber ketidakpastian ditulis di dalam diagram sebab dan akibat atau diagram Ishikawa, Fish bone Ishikawa.

28 IK.DP Halaman : IK.DP PENGHITUNGAN ESTIMASI KETIDAKPASTIAN 4. Melakukan penghitungan ketidakpastian baku (Tipe A dan B). Ketidakpastian baku yang nilainya sangat kecil dapat diabaikan, contohnya ketidakpastian yang berasal dari bobot atom. Ketidakpastian baku Tipe A: Dihitung dg bantuan statistik atau hasil pengamatan berulang, contoh: n = 5 SD = 0.19 Ketidakpastian baku uxi = 0.19 / SQR 5 = 0.08 Ketidakpastian baku Tipe B dilihat dari: - Sertifikat kalibrasi - Spesifikasi pabrik - Katalog / handbook Untuk menghitungg ketidakpastian baku tipe B, ada rumus sesuai dengan 3 tipe sebaran berikut ini: - Sebaran Normal uxi = u/k - Sebaran Rektangular uxi = a/sqr 3 - Sebaran Berbentuk U uxi = a/sqr 2 - Sebaran Triangular (segitiga) uxi = a/sqr 6 Mengubah satuan ketidakpastian baku, menjadi satuan tunggal, dengan mengevaluasi koefisien sensitifitas untuk setiap besaran masukan. Koefisien sensitivitas: Xi = df / d xi 5. Melakukan penghitungan ketidakpastian gabungan. Ada 3 cara menghitung ketidakpastian gabungan 1. Bila Y=a+b+c maka rumusnya: Ugab = SQR Σ(ci x ui)2 2. Bila Y= a b c atau Y= a/bc maka rumusnya: Ugab = y{ [u(a)/a]2 +[ u(b)/b]2 + u(c)/c]2 +...)}1/2 3. Bila Y= a n makaa rumusnya: Ugab = n y u (a) a

29 IK.DP Halaman : IK.DP PENGHITUNGAN ESTIMASI KETIDAKPASTIAN 6. Melakukan penghitungan ketidakpastian bentangan atau diperluas: Uben= Ugab x k 99 % k = 3 95 % k = 2

30 IKM 06. Halaman : 1/2 IKM 06. MENCUCI ALAT GELAS Tujuan Ruang lingkup Acuan : Wolfenden, J.P. (1980) A Laboratory Guide, Australian University International Development (AUIDP), Canberra p.133. for the Australian Vice- Chancellors, Committee (Inc. in the ACT). Prosedur : 1. PRINSIP Semua alat gelas, setelah digunakan harus dibilas dengan air keran. Di Laboratorium digunakan air dari PDAM. Air ini langsung dapat digunakan untuk pembilasan sebelum pencucian. Sebelum perendaman tergantung tingkat kotoran. 2. PROSEDUR 1. Segera setelah digunakan, bilas alat gelas dengan air keran, untuk membersihkan kotoran. 2. Untuk kotoran yang melekat, bekas tanah, dll. Harus dibersihkan dengan menggunakan busa pencuci, atau sikat yang sesuai besarnya (diperlukan berbagai ukuran sikat) 3. Rendam ke dalam bak berisi larutan deterjen (+/- 2 %). Untuk kotoran biasa +/- 2%; untuk kotoran agak banyak +/- 5%; untuk kotoran yang agak sulit dibersihkan 5 20 %. : Membersihkan alat gelas agar terhindar dari kontaminasi debu dan kotoran : Prosedur ini meliputi prinsip dan prosedur mencuci alat gelas pencucian dilakukan perendaman diwadah 4. Rendam alat gelas selama 2 sampai paling lama 24 jam (satu malam). Air rendaman harus diganti baru setiap 2 hari. Bersihkan dulu bak penampung dari sedimen dan kotoran yang menumpuk. plastik. Lama 5. Setelah direndam, dibersihkan dan dibilas dengan air keran sebanyak dua kali.

31 IKM 06. Halaman : 2/2 IKM 06. MENCUCI ALAT GELAS 6. Terakhir dibilas dengan akuades, bagian luar dan bagian dalam alat gelas. 7. Keringkan di udaraa (suhu kamar) di rak pengering. 8. Jangan mengeringkan di oven, gelas ukur atau alat gelas volumetric. 9. Jangan menyimpann alat gelas yang masih basah, karena akan berjamur. 10. Tempak/rak penyimpan harus ditutup dengan plastik. Pembersihan Pipet. 1. Bilas pipet dengann air keran, segera setelah digunakan. 2. Setelah dibilas, direndam di tempat khusus perendaman pipet, dengan campuran deterjen 2%. 3. Diamkan antara 2 sampai paling lama 24 jam. 4. Bilas dengan air keran beberapa kali sampai bebas deterjen. 5. Terakhir dibilas dengan akuades sebanyak 3 kali. 6. Untuk mempercepat pengeringan, dapat digunakan campuran aseton untuk pembilasan terakhir.

32 INSTRUKSI KERJA ALAT

33 IKM 06. Halaman : INSTRUKSI KERJA ALAT

34 INSTRUKSI KERJA LAMPIRAN IK Daftar Sub-kontraktor Laboratorium Riset Terbitan/Revisi Tanggal Terbit Tanggal Revisi Halaman : LAMPIRAN IK : 1/0 : : : No Nama dan alamat Sub-Kontraktor 1 PT. Saraswati Indo Genetech Ring Road Utara Taman Yasmin Sektor VI No. 150 Kupang Telp Fax http// 2 Pusat Pengujian Obat dan Makanan Nasional. Badan Pengawasann Obat dan Makanan Jl. Percetakan Negara No 23, Jakarta Pusat. Telp Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat Jl. Ir. H. Juanda No..98, Kupang Telp , Fax : Balai Penelitian Veteriner Jl. R.E. Martadinataa Bo. 30, Kupang Telp /334456, Fax : PT. ALS Indonesia, Jl. Raya Puncak km 72 Cibogo, Kupang, PoBox 754, Kupang, Telp Fax Unit Layanan Jasa Analisis Kimia Pusat Penelitian Kimia, LIPI Kualifikasi/Bidang Uji Terkait Deteksi Tanaman Hasil Rekayasa Genetika. Lembar persetujuan dan rincian kualifikasi/ bidang uji terkait terlampir. -Analisis kesuburan tanah. -Analisis sidik jari DNA -Deteksi tanaman hasil rekayasa genetika. -Analisa residu pestisida -Lembar persetujuan dan rincian kualifikasi/bidang uji terkait terlampir Uji unsur hara tanah dan tanaman. Lembar persetujuan dan rincian kualifikasi/bidang uji terkait, terlampir. Analisis tanaman, Uji residu pestisida. Lembar persetujuan dan rincian kualifikasi/bidang uji terkait, terlampir. Analisis tanah dan tanaman. Uji residu pestisida.lembar persetujuan dan rincian kualifikasi/bidang uji terkait, terlampir. Analisis bahan pakan kering, air, tanah dan Status Akreditasi T:terakreditasi D:dalam proses Terakreditasi T T T T T T

35 Jl. Cisitu-Sangkuriang, Bandung 40135, Telp , Fax : tanaman. Lembar persetujuan dan rincian kualifikasi/bidang uji terkait, terlampir

DP 4.1.5c1. DP 4.1.5c2. DP j 4.2 SASARAN DAN PROGRAM MUTU TAHUN PENGENDALIAN DAN KAJIULANG DOKUMEN SISTEM MUTU KAJI-ULANG DOKUMEN MUTU

DP 4.1.5c1. DP 4.1.5c2. DP j 4.2 SASARAN DAN PROGRAM MUTU TAHUN PENGENDALIAN DAN KAJIULANG DOKUMEN SISTEM MUTU KAJI-ULANG DOKUMEN MUTU 1/10 an PM 4.3.2.1. DAFTAR INDUK DOKUMEN SISTEM MUTU LABORATORIUM RISET TERPADU UNDANA Judul ISO/IEC 17025-2005 NoP M Judul No. Judul IK No. IK Judul Formulir PERSYARATAN 4.0 MANAJEMEN ORGANISASI 4.1 Daftar

Lebih terperinci

PERSYARATAN TAMBAHAN LABORATORIUM LINGKUNGAN

PERSYARATAN TAMBAHAN LABORATORIUM LINGKUNGAN PERSYARATAN TAMBAHAN LABORATORIUM LINGKUNGAN Lampiran I Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 06 Tahun 2009 Tanggal : 6 April 2009 PERSYARATAN TAMBAHAN LABORATORIUM LINGKUNGAN Persyaratan

Lebih terperinci

Pedoman KAN KLASIFIKASI KETIDAKSESUAIAN

Pedoman KAN KLASIFIKASI KETIDAKSESUAIAN Pedoman KAN KLASIFIKASI KETIDAKSESUAIAN 1. Pendahuluan Untuk mengharmonisasikan hasil asesmen laboratorium yang dilaksanakan oleh KAN, diperlukan Pedoman tentang Klasifikasi Ketidaksesuaian. Pedoman KAN

Lebih terperinci

PERSYARATAN TAMBAHAN LABORATORIUM LINGKUNGAN

PERSYARATAN TAMBAHAN LABORATORIUM LINGKUNGAN Lampiran I Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 06 Tahun 2009 Tanggal : 6 April 2009 PERSYARATAN TAMBAHAN LABORATORIUM LINGKUNGAN Persyaratan ini digunakan sebagai persyaratan tambahan ISO/IEC

Lebih terperinci

DOKUMEN PROSEDUR LABORATORIUM RISET TERPADU UNIVERSITAS NUSA CENDANA. Kendali Salinan DP.01/Lab Terpadu UNDANA/2014. Terkendali.

DOKUMEN PROSEDUR LABORATORIUM RISET TERPADU UNIVERSITAS NUSA CENDANA. Kendali Salinan DP.01/Lab Terpadu UNDANA/2014. Terkendali. Nomor Terkendali Kendali Salinan DP.01/Lab /2014 Tidak terkendali Pemegang Salinan Nomor Salinan Dokumen terkendali ini diberikan kepada nama tersebutt diatas dengan tanggung-jawab pemeliharaan dan kerahasiaan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di 34 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

Bahan Ajar PANDUAN MUTU

Bahan Ajar PANDUAN MUTU Bahan Ajar PELATIHAN TENDIK PLP DIREKTORAT PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL 2011 LOGO PT (Contoh) [ NAMA LABORATORIUM ] [ JURUSAN ]

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 ISO/1EC 17025:2008 3.1.1 Pendahuluan ISO/IEC 17025 Edisi pertama (1999) ISO/IEC 17025 diterbitkan sebagai hasil dari pengalaman yang ekstensif dalam implementasi ISO/IEC Guide

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengembangan metode dapat dilakukan dalam semua tahapan ataupun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengembangan metode dapat dilakukan dalam semua tahapan ataupun BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Pengembangan Metode Pengembangan metode dapat dilakukan dalam semua tahapan ataupun hanya salah satu tahapan saja. Pengembangan metode dilakukan karena metode

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September 33 III. METODOLOGI PERCOBAAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September 2013 di Laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP TENTANG LABORATORIUM LINGKUNGAN.

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP TENTANG LABORATORIUM LINGKUNGAN. SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 06 TAHUN 2009 TENTANG LABORATORIUM LINGKUNGAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang: a. bahwa untuk menjamin akuntabilitas jasa pengujian parameter

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Spektrum Derivatif Metil Paraben dan Propil Paraben

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Spektrum Derivatif Metil Paraben dan Propil Paraben BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu produk kosmetik yang banyak menggunakan bahan pengawet sebagai bahan tambahan adalah krim wajah. Metode analisis yang sensitif dan akurat diperlukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 33 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011, III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011, pengambilan sampel dilakukan di Sungai Way Kuala Bandar Lampung,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENERAPAN MANAJEMEN MUTU LABORATORIUM PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS DI BIDANG TEKNIK KESEHATAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM

SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM DP.01.07 SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia Gedung Manggala Wanabakti, Blok IV, Lt. 4 Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan, Jakarta

Lebih terperinci

KETIDAK SESUAIAN DAN TINDAKAN KOREKSI

KETIDAK SESUAIAN DAN TINDAKAN KOREKSI KETIDAK SESUAIAN DAN TINDAKAN KOREKSI Masdiana C Padaga Disampaikan pada Pelatihan Audit Laboratorium Berbasis ISO/IEC 17025-2008 untuk Audit Internal. Universitas Brawijaya, Malang 12-14 April 2016 Perkembangan

Lebih terperinci

DP INFORMASI KAN MENGENAI PROSEDUR AKREDITASI JANUARI 2004

DP INFORMASI KAN MENGENAI PROSEDUR AKREDITASI JANUARI 2004 DP.01.02 INFORMASI KAN MENGENAI PROSEDUR AKREDITASI JANUARI 2004 Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia Gedung Manggala Wanabakti, Blok IV, Lt. 4 Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan Kimia

III. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan Kimia 44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan Agustus 2011 di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan

Lebih terperinci

Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Ekolabel

Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Ekolabel Pedoman KAN 801-2004 Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Ekolabel Komite Akreditasi Nasional Kata Pengantar Pedoman ini diperuntukkan bagi lembaga yang ingin mendapat akreditasi sebagai Lembaga Sertifikasi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan bulan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan bulan III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan bulan Januari 2013. Proses penyemaian, penanaman, dan pemaparan dilakukan

Lebih terperinci

Pendahuluan 12/17/2009

Pendahuluan 12/17/2009 12/17/2009 Pendahuluan Edisi pertama mengacu kepada ISO 9001:1994 dan ISO 9002:1994. Standar-standar tersebut telah digantikan dengan ISO 9001:2000 yang menyebabkan perlunya menyelaraskan ISO/IEC 17025.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu produk kosmetik yang banyak menggunakan bahan pengawet sebagai bahan tambahan adalah hand body lotion. Metode analisis yang sensitif dan akurat diperlukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

PENGETAHUAN SNI ISO/IEC 17025:2008. By Rangga K Negara, ST

PENGETAHUAN SNI ISO/IEC 17025:2008. By Rangga K Negara, ST PENGETAHUAN By Rangga K Negara, ST DEFINISI : Standar Nasional Indonesia (SNI) : Standar yang ditetapkan oleh Badan Standardisasi Nasional dan berlaku secara nasional. STANDAR : Spesifikasi teknis atau

Lebih terperinci

UNSUR KEGIATAN PENGEVALUASIAN PENGELOLAAN LABORATORIUM BESERTA JENIS PEKERJAANYA

UNSUR KEGIATAN PENGEVALUASIAN PENGELOLAAN LABORATORIUM BESERTA JENIS PEKERJAANYA PELATIHAN BIMTEK dan JABFUNG PRANATA LABORATORIUM PENDIDIKAN TERAMPIL UNSUR KEGIATAN PENGEVALUASIAN PENGELOLAAN LABORATORIUM BESERTA JENIS PEKERJAANYA 23-25 OKTOBER 2017 UNSRI PALEMBANG andi.setiawan@fmipa.unila.ac.id

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DATA. Sampel uji diterima oleh Manajer Teknis. Kaji ulang terhadap permintaan pemeriksaan Permintaan Ditolak NOT OK

BAB V ANALISA DATA. Sampel uji diterima oleh Manajer Teknis. Kaji ulang terhadap permintaan pemeriksaan Permintaan Ditolak NOT OK BAB V ANALISA DATA 5.1 Perbaikan Alur Kerja Penanganan Sampel Uji Sesudah Proses Akreditasi ISO 17025:2008 5.1.1 Alur Kerja Penanganan Sampel Uji Sebelum Proses Akreditasi Sampel uji diterima oleh Manajer

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Linieritas metode analisis kalsium dalam tanah dengan AAS ditentukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Linieritas metode analisis kalsium dalam tanah dengan AAS ditentukan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Penentuan Linieritas Linieritas metode analisis kalsium dalam tanah dengan AAS ditentukan dengan cara membuat kurva hubungan antara absorbansi pada sumbu y dan konsentrasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laboratorium Pengujian Mutu Menurut ISO/IEC Guide 2 1986 laboratorium adalah instansi/lembaga yang melaksanakan kalibrasi dan atau pengujian. Sementara Pengujian adalah kegiatan

Lebih terperinci

GLP PERTEMUAN KE-5 SEJARAH ISO : 2008 PENGENALAN DAN PEMAHAMAN ISO : /16/2011

GLP PERTEMUAN KE-5 SEJARAH ISO : 2008 PENGENALAN DAN PEMAHAMAN ISO : /16/2011 PERTEMUAN KE-5 PENGENALAN DAN PEMAHAMAN ISO 17025 : 2005 SEJARAH ISO 17025 : 2008 GLP 1. The New Zealand Testing Laboratory Registration Act of 1972 2. Mendirikan A Testing Laboratory Registration Council

Lebih terperinci

Terbitan Nomor : 4 Desember 2012

Terbitan Nomor : 4 Desember 2012 KAN 02 SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI PENYELENGGARA UJI PROFISIENSI (PUP) Terbitan Nomor : 4 Desember 2012 Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia Gedung Manggala W anabakti,

Lebih terperinci

Verifikasi Metode Pengujian Sulfat Dalam Air dan Air Limbah Sesuai SNI : 2009

Verifikasi Metode Pengujian Sulfat Dalam Air dan Air Limbah Sesuai SNI : 2009 JURNAL TEKNOLOGI PROSES DAN INOVASI INDUSTRI, VOL. 2, NO. 1, JULI 2017 19 Verifikasi Metode Pengujian Sulfat Dalam Air dan Air Limbah Sesuai SNI 6989.20 : 2009 Methods Verification of Sulfat Analysis in

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian studi voltametri siklik asam urat dengan menggunakan elektroda nikel sebagai elektroda kerja ini bertujuan untuk mengetahui berbagai pengaruh dari parameter yang ada

Lebih terperinci

2015, No Radioaktif (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4370); 4. Perat

2015, No Radioaktif (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4370); 4. Perat BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1923, 2015 BAPETEN. Labotarium. Dosimetri Eksterna. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG LABORATORIUM DOSIMETRI EKSTERNA

Lebih terperinci

EVALUASI AUDIT INTERNAL LUB PTBN UNTUK MENILAI EFEKTIFITAS IMPLEMENTASI ISO/IEC 17025:2005

EVALUASI AUDIT INTERNAL LUB PTBN UNTUK MENILAI EFEKTIFITAS IMPLEMENTASI ISO/IEC 17025:2005 ISSN 1979-2409 Evaluasi Audit Internal LUB PTBN 2008-2011 Untuk Menilai Efektifitas Implementasi ISO/I 17025:2005 (Masripah) EVALUASI AUDIT INTERNAL LUB PTBN 2008-2011 UNTUK MENILAI EFEKTIFITAS IMPLEMENTASI

Lebih terperinci

SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM DAN LEMBAGA INSPEKSI

SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM DAN LEMBAGA INSPEKSI KAN 01 SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM DAN LEMBAGA INSPEKSI Terbitan Nomor: 4 Februari 2012 Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia Gedung Manggala Wanabakti, Blok

Lebih terperinci

MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS FARMASI DAN MAKANAN TERAMPIL KE AHLI PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) BADAN POM RI

MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS FARMASI DAN MAKANAN TERAMPIL KE AHLI PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) BADAN POM RI MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS FARMASI DAN MAKANAN TERAMPIL KE AHLI PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) BADAN POM RI MATA PELAJARAN : ACUAN STANDAR METODE PENGUJIAN BADAN PENGAWAS OBAT

Lebih terperinci

Persyaratan umum kompetensi laboratorium pengujian dan laboratorium kalibrasi

Persyaratan umum kompetensi laboratorium pengujian dan laboratorium kalibrasi Standar Nasional Indonesia Persyaratan umum kompetensi laboratorium pengujian dan laboratorium kalibrasi (ISO/IEC 17025:2005, IDT) ICS 03.120.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar Isi Daftar Isi...i

Lebih terperinci

AUDIT INTERNAL (SNI ) Nama Laboratorium : Alamat

AUDIT INTERNAL (SNI ) Nama Laboratorium : Alamat AUDIT INTERNAL (SNI 19 17025) Nama Laboratorium Alamat Bagian 1 : Informasi Umum Beri tanda X pada kotak yang sesuai Keterangan (bila diperlukan) 1.1 Apakah laboratorium memiliki kegiatan lain selain pengujian

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN Validasi merupakan proses penilaian terhadap parameter analitik tertentu, berdasarkan percobaan laboratorium untuk membuktikan bahwa metode tersebut memenuhi syarat sesuai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA), jalan Tangkuban Perahu No. 157 Lembang, Bandung. 3.2.

Lebih terperinci

Komite Akreditasi Nasional

Komite Akreditasi Nasional PEDOMAN 501-2003 Penilaian Kesesuaian Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Personel Adopsi dari ISO/IEC 17024 : 2003 Komite Akreditasi Nasional 1 dari 14 Penilaian Kesesuaian - Persyaratan Umum Lembaga

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN PERALATAN LABORATORIUM

PEMELIHARAAN PERALATAN LABORATORIUM PEMELIHARAAN PERALATAN LABORATORIUM Verifikasi Pipet Volumetri 10 ml Disusun oleh : Kelompok 4/E 2 Luthfia Nurul Anwar 116 Muhammad Rizky Prasetyo 116165 Sakina Fidyastuti 116231 KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2011

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2011 36 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2011 di Laboratorium Kimia Analitik, Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas

Lebih terperinci

PELATIHAN STANDARDISASI. w w w. b s n. g o. i d. Pemahaman SNI ISO/IEC 17065:2012. Validasi Metode Pengujian Kimia. Pemahaman SNI ISO/IEC 17025:2008

PELATIHAN STANDARDISASI. w w w. b s n. g o. i d. Pemahaman SNI ISO/IEC 17065:2012. Validasi Metode Pengujian Kimia. Pemahaman SNI ISO/IEC 17025:2008 Pemahaman SNI ISO/IEC 17065:2012 Audit Internal Sistem Manajemen Laboratorium (SNI ISO/IEC 17025:2008) Penyusunan Dokumentasi Sistem Manajemen Laboratorium (SNI ISO/IEC 17025:2008) Estimasi Ketidakpastian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU BAB III METODE PENELITIAN 2.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU pada bulan Februari 2012 April 2012. 2.2 Alat dan Bahan 2.2.1 Alat-alat Alat-alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alat ukur suhu yang berupa termometer digital.

BAB I PENDAHULUAN. alat ukur suhu yang berupa termometer digital. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Engineer tidak dapat dipisahkan dengan penggunaan alat ukur. Akurasi pembacaan alat ukur tersebut sangat vital di dalam dunia keteknikan karena akibat dari error yang

Lebih terperinci

PEDOMAN KAN MENGENAI INTERPRETASI ISO/IEC 17025:2005. Issue Number : 3 April 2016

PEDOMAN KAN MENGENAI INTERPRETASI ISO/IEC 17025:2005. Issue Number : 3 April 2016 KAN-G-07 PEDOMAN KAN MENGENAI INTERPRETASI ISO/IEC Issue Number : 3 April 2016 Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia Gedung I BPPT Lantai 14 Jl. M. H. Thamrin No. 8, Jakarta

Lebih terperinci

Air dan air limbah Bagian 2: Cara uji kebutuhan oksigen kimiawi (KOK) dengan refluks tertutup secara spektrofotometri

Air dan air limbah Bagian 2: Cara uji kebutuhan oksigen kimiawi (KOK) dengan refluks tertutup secara spektrofotometri Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 2: Cara uji kebutuhan oksigen kimiawi (KOK) dengan refluks tertutup secara spektrofotometri ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar

Lebih terperinci

VERIFIKASI METODA GRAVIMETRI UNTUK PENENTUAN THORIUM

VERIFIKASI METODA GRAVIMETRI UNTUK PENENTUAN THORIUM VERIFIKASI METODA GRAVIMETRI UNTUK PENENTUAN THORIUM Syamsul Fatimah, Rahmiati, Yoskasih Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN ABSTRAK VERIFIKASI METODA GRAVIMETRI UNTUK PENENTUAN THORIUM. Telah dilakukan

Lebih terperinci

BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Telp. (022) Fax. (022)

BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Telp. (022) Fax. (022) SKEMA SERTIFIKASI BAJA COR TAHAN PANAS (SNI 07-1855-1990) NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN A. SERTIFIKASI AWAL DAN re- SERTIFIKASI I. SELEKSI 1. Permohonan Permohonan ditujukan langsung ke Ketua

Lebih terperinci

BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Telp. (022) Fax. (022)

BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Telp. (022) Fax. (022) SKEMA SERTIFIKASI KERAN AIR RUMAH TANGGA JENIS KATUP PINTU (SNI 03-0122-1998) NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN A. SERTIFIKASI AWAL DAN re- SERTIFIKASI I. SELEKSI 1. Permohonan Permohonan ditujukan

Lebih terperinci

Metode uji bahan yang lebih halus dari saringan 75 m (No. 200) dalam agregat mineral dengan pencucian (ASTM C , IDT)

Metode uji bahan yang lebih halus dari saringan 75 m (No. 200) dalam agregat mineral dengan pencucian (ASTM C , IDT) Standar Nasional Indonesia Metode uji bahan yang lebih halus dari saringan 75 m (No. 200) dalam agregat mineral dengan pencucian (ASTM C117 2004, IDT) ICS 91.100.15 Badan Standardisasi Nasional ASTM 2004

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR TENTANG LABORATORIUM DOSIMETRI EKSTERNA

RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR TENTANG LABORATORIUM DOSIMETRI EKSTERNA RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR TAHUN TENTANG LABORATORIUM DOSIMETRI EKSTERNA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

III. METODOLOGI PENELITIAN. di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam 30 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan Agustus 2011 di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Telp. (022) Fax. (022)

BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Telp. (022) Fax. (022) SKEMA SERTIFIKASI BESI TUANG KELABU DAN BAJA TUANG PADUAN SEBAGAI BAHAN KOMPONEN POMPA PUSINGAN UNTUK LUMPUR DAN PASIR (SNI 07-1071-1989) NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN A. SERTIFIKASI AWAL

Lebih terperinci

PEDOMAN KNAPPP 01:2005. Kata Pengantar

PEDOMAN KNAPPP 01:2005. Kata Pengantar Kata Pengantar Pertama-tama, kami mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT yang atas izinnya revisi Pedoman Komisi Nasional Akreditasi Pranata Penelitian dan Pengembangan (KNAPPP), yaitu Pedoman KNAPPP

Lebih terperinci

Validasi metode merupakan proses yang dilakukan

Validasi metode merupakan proses yang dilakukan TEKNIK VALIDASI METODE ANALISIS KADAR KETOPROFEN SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI Erina Oktavia 1 Validasi metode merupakan proses yang dilakukan melalui penelitian laboratorium untuk membuktikan

Lebih terperinci

AUDIT SML SML

AUDIT SML SML No.Terbit: 01 Halaman: 1 / 7 SML-2.454.00-00 Nama: Disiapkan oleh Tanggal: Tanda-Tangan Jabatan: Sekretaris ISO Nama: Diperiksa oleh Tanggal: Tanda-Tangan Jabatan: Manajer Mutu Nama: Disetujui oleh Tanggal:

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN PENGUKURAN PRODUK MUTU SEMEN

PEMANTAUAN DAN PENGUKURAN PRODUK MUTU SEMEN Halaman : 1 dari 7 PEMANTAUAN DAN PENGUKURAN PRODUK MUTU SEMEN Aktivitas Nama Jabatan Tanda Tangan Tanggal Diperiksa oleh Ir. SUPRAPTONO Kasie Yantek Produksi 31 Oktober 2016 Disyahkan oleh Ir. TRI HARSI,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di 30 III. METODOLOGI PERCOBAAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di Laboratorium Kimia Analitik dan Instrumentasi Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan

Lebih terperinci

AUDIT MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI

AUDIT MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI AUDIT MUTU INTERNAL AUDIT MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI JL. RAYA TANJUNG BARAT NO. 11 PS. MINGGU JAKARTA SELATAN TELP. 021 781 7823, 781 5142 FAX. -21 781 5144

Lebih terperinci

Audit Internal dan Kaji Ulang Managemen

Audit Internal dan Kaji Ulang Managemen LABORATORIUM SENTRAL ILMU HAYATI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG Audit Internal dan Kaji Ulang Managemen JONI KUSNADI AUDIT INTERNAL LABORATORIUM DEFINISI AUDIT Sebuah proses yang sistematik, independen,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011 di Laboratorium Kimia Analitik, Laboratorium Kimia Organik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penyiapan sampel dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif Fakultas Farmasi

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN KOMPETENSI LABORATORIUM LINGKUNGAN

PETUNJUK PELAKSANAAN KOMPETENSI LABORATORIUM LINGKUNGAN PETUNJUK PELAKSANAAN KOMPETENSI LABORATORIUM LINGKUNGAN DEPUTI BIDANG PEMBINAAN SARANA TEKNIS DAN PENINGKATAN KAPASITAS KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP 2010 KATA PENGANTAR Perlindungan dan pengelolaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan analisis semakin dikenal secara luas, bahkan mulai dilakukan secara rutin dengan metode sistematis. Hal ini didukung pula oleh perkembangan yang pesat dari

Lebih terperinci

BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Telp. (022) Fax. (022)

BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Telp. (022) Fax. (022) SKEMA SERTIFIKASI BAJA LEMBARAN LAPIS SENG (SNI 07-2053-2006) NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN A. SERTIFIKASI AWAL DAN re- SERTIFIKASI I. SELEKSI 1. Permohonan Permohonan ditujukan langsung ke

Lebih terperinci

VALIDASI METODE PENGUJIAN LOGAM TEMBAGA PADA PRODUK AIR MINUM DALAM KEMASAN SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM NYALA

VALIDASI METODE PENGUJIAN LOGAM TEMBAGA PADA PRODUK AIR MINUM DALAM KEMASAN SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM NYALA VALIDASI METODE PENGUJIAN LOGAM TEMBAGA PADA PRODUK AIR MINUM DALAM KEMASAN SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM NYALA (Testing Methods Validation of Copper in Bottled Drinking Water Using Flame Atomic

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. Universitas Sumatera Utara pada bulan Januari-April 2015

BAB II METODE PENELITIAN. Universitas Sumatera Utara pada bulan Januari-April 2015 BAB II METODE PENELITIAN 2.1 Tempat danwaktupenelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi pada bulan Januari-April 2015 2.2Bahan-bahan 2.2.1 Sampel Sampel yang digunakan

Lebih terperinci

LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI POLITEKNIK ATI PADANG

LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI POLITEKNIK ATI PADANG LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI POLITEKNIK ATI PADANG FORMULIR No. Formulir FOR-APL 02 ASESMEN MANDIRI Edisi 1 Revisi 2 Berlaku Efektif Februari 2016 Nama Peserta : Tanggal/Waktu :, Nama Asesor : TUK : Sewaktu/Tempat

Lebih terperinci

STANDAR INTERNASIONAL

STANDAR INTERNASIONAL STANDAR INTERNASIONAL ISO/IEC 17025 Edisi kedua 15-05-2005 ISO/IEC 17025 (Versi Bahasa Indonesia) Persyaratan Umum Kompetensi Laboratorium Pengujian dan Laboratorium Kalibrasi Diterjemahkan oleh Komite

Lebih terperinci

Air dan air limbah Bagian 11: Cara uji derajat keasaman (ph) dengan menggunakan alat ph meter

Air dan air limbah Bagian 11: Cara uji derajat keasaman (ph) dengan menggunakan alat ph meter Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 11: Cara uji derajat keasaman (ph) dengan menggunakan alat ph meter ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii

Lebih terperinci

BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Telp. (022) Fax. (022)

BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Telp. (022) Fax. (022) SKEMA SERTIFIKASI SEPATU REM BESI COR KELABU UNTUK KERETA API (SNI 11-1653-1989) NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN A. SERTIFIKASI AWAL DAN re- SERTIFIKASI I. SELEKSI 1. Permohonan Permohonan ditujukan

Lebih terperinci

RIWAYAT REVISI /09/2016 Penerbitan Pertama MT MM /10/2016 Perubahan format IK. MT MM

RIWAYAT REVISI /09/2016 Penerbitan Pertama MT MM /10/2016 Perubahan format IK. MT MM Dibuat Oleh : INSTRUKSI KERJA Halaman 1 dari 9 Diperiksa Oleh : (Manajer Teknis ) ( Manajer Mutu ) RIWAYAT REVISI No Revisi Ke Tanggal Revisi Revisi/ Perubahan Direvisi Oleh Disahkan Oleh 1 00 08/09/2016

Lebih terperinci

w w w. b s n. g o. i d

w w w. b s n. g o. i d w w w. b s n. g o. i d Jenis Pelatihan Inhouse Training Sekretariat Pelatihan Standardisasi Pusat Pendidikan dan Pemasyarakatan Standardisasi-BSN Gedung Manggala Wanabakti Blok IV, Lt. 3 Jl. Jend. Gatot

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Perhitungan Kadar Kadar residu antibiotik golongan tetrasiklin dihitung dengan rumus:

HASIL DAN PEMBAHASAN. Perhitungan Kadar Kadar residu antibiotik golongan tetrasiklin dihitung dengan rumus: 8 Kolom : Bondapak C18 Varian 150 4,6 mm Sistem : Fase Terbalik Fase Gerak : Asam oksalat 0.0025 M - asetonitril (4:1, v/v) Laju Alir : 1 ml/menit Detektor : Berkas fotodioda 355 nm dan 368 nm Atenuasi

Lebih terperinci

BSN PEDOMAN Persyaratan umum lembaga sertifikasi produk. Badan Standardisasi Nasional

BSN PEDOMAN Persyaratan umum lembaga sertifikasi produk. Badan Standardisasi Nasional BSN PEDOMAN 401-2000 Persyaratan umum lembaga sertifikasi produk Badan Standardisasi Nasional Adopsi dari ISO/IEC Guide 65 : 1996 Prakata ISO (Organisasi Internasional untuk Standardisasi) dan IEC (Komisi

Lebih terperinci

KAN-G-XXX Nomor terbit: 1 Mei 2013

KAN-G-XXX Nomor terbit: 1 Mei 2013 PANDUAN LEMBAGA INSPEKSI DALAM RANGKA MELAKUKAN KAJIAN KESESUAIAN (GAP ANALYSIS) DOKUMENTASI SISTEM MUTU OPERASIONAL INSPEKSI TERHADAP STANDAR ISO/IEC 17020:2012 1. PENDAHULUAN 1) Panduan Kajian Kesesuaian

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PE ELITIA

IV. METODOLOGI PE ELITIA IV. METODOLOGI PE ELITIA 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 4 bulan, mulai bulan Februari 2012 sampai dengan Mei 2012 di laboratorium kimia departemen Quality Control (QC)

Lebih terperinci

INFORMASI SERTIFIKASI ISO 9001

INFORMASI SERTIFIKASI ISO 9001 Nomor : 8/1 Edisi-Revisi : E-2 Tanggal : 01 Juni 2016 Hal : 1 dari 9 LSSM BBTPPI Semarang (BISQA) adalah lembaga sertifikasi sistem manajemen mutu yang telah diakreditasi (diakui) oleh Komite Akreditasi

Lebih terperinci

BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Telp. (022) Fax. (022)

BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Telp. (022) Fax. (022) SKEMA SERTIFIKASI BATANG KAWAT BAJA KARBON RENDAH UNTUK INTI KAWAT LAS LISTRIK (SNI 07-0075-2006) NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN A. SERTIFIKASI AWAL DAN re- SERTIFIKASI I. SELEKSI 1. Permohonan

Lebih terperinci

Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr)

Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr) Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr) ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata....ii 1

Lebih terperinci

Air dan air limbah - Bagian 22: Cara uji nilai permanganat secara titrimetri

Air dan air limbah - Bagian 22: Cara uji nilai permanganat secara titrimetri Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah - Bagian 22: Cara uji nilai permanganat secara titrimetri ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata....ii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

UNIVERSITAS PANCASILA FAKULTAS FARMASI LAPORAN PENELITIAN DAN PUBLIKASI ILMIAH

UNIVERSITAS PANCASILA FAKULTAS FARMASI LAPORAN PENELITIAN DAN PUBLIKASI ILMIAH UNIVERSITAS PANCASILA FAKULTAS FARMASI LAPORAN PENELITIAN DAN PUBLIKASI ILMIAH UJI SENSITIVITAS PEREAKSI PENDETEKSI KUNING METANIL DI DALAM SIRUP SECARA SPEKTROFOTOMETRI CAHAYA TAMPAK Oleh: Novi Yantih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu aspek penilaian kemajuan suatu negara. Pertumbuhan ekonomi yang baik akan terbentuk dengan adanya regulasi yang baik pula dalam

Lebih terperinci

BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Telp. (022) Fax. (022)

BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Telp. (022) Fax. (022) SKEMA SERTIFIKASI BAJA LEMBARAN TIPIS LAPIS TIMAH ELEKTROLISA (BjLTE) (SNI 07-0602-2006) NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN A. SERTIFIKASI AWAL DAN re- SERTIFIKASI I. SELEKSI 1. Permohonan Permohonan

Lebih terperinci

Penerapan skema sertifikasi produk

Penerapan skema sertifikasi produk LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK CHEMPACK BALAI BESAR KIMIA DAN KEMASAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI E-mail : lspro_chempack@yahoo.com LSPr-021-IDN Penerapan skema sertifikasi produk Sub kategori

Lebih terperinci

V. HASIL DA PEMBAHASA

V. HASIL DA PEMBAHASA V. HASIL DA PEMBAHASA Metode analisis kadar vitamin C pada susu bubuk yang dilakukan pada penelitian ini merupakan metode yang tercantum dalam AOAC 985.33 tentang penentuan kadar vitamin C pada susu formula

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN NOMOR : 422/BPPI/6/2010 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN NOMOR : 422/BPPI/6/2010 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI Jalan Jenderal Gatot Subroto Kav. 52-53, Lantai 19-20 Jakarta 12950 Kotak Pos 3538 JKSMG Telp. 021-5255509 5251429, Fax. 021-5251429

Lebih terperinci

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK PT. ANUGERAH GLOBAL SUPERINTENDING DOKUMEN PENDUKUNG KETENTUAN DAN TATA CARA SERTIFIKASI PRODUK Depok, 22 Juni 2016 Disahkan oleh, Nurhayati Syarief General Manager Edisi : A No. Revisi : 0 Halaman : 1

Lebih terperinci

CODES OF PRACTICE. Dokumen: Codes of Practice Edisi / Rev: 1 / 2 Tanggal: 03 April 2017 Hal : Hal 1 dari 7

CODES OF PRACTICE. Dokumen: Codes of Practice Edisi / Rev: 1 / 2 Tanggal: 03 April 2017 Hal : Hal 1 dari 7 1. Pendahuluan Codes of Practice ini telah ditulis sesuai dengan persyaratan badan akreditasi nasional dan dengan persetujuan PT AJA Sertifikasi Indonesia yang saat ini beroperasi. PT. AJA Sertifikasi

Lebih terperinci

Penerapan skema sertifikasi produk

Penerapan skema sertifikasi produk LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK CHEMPACK BALAI BESAR KIMIA DAN KEMASAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI E-mail : lspro_chempack@yahoo.com LSPr-021-IDN Penerapan skema sertifikasi produk Sub kategori

Lebih terperinci

PROSEDUR MUTU LSPro-BBIA

PROSEDUR MUTU LSPro-BBIA Halaman : 1 dari 7 1. RUANG LINGKUP Prosedur ini merinci proses Sertifikasi Produk Penggunaan Tanda SNI (SPPT SNI). 2. DEFINISI Tidak ada. 3. TANGGUNG JAWAB Manajer Operasi bertanggung jawab terhadap keseluruhan

Lebih terperinci

UNJUK KERJA METODE FLAME ATOMIC ABSORPTION SPECTROMETRY (F-AAS) PASCA AKREDITASI

UNJUK KERJA METODE FLAME ATOMIC ABSORPTION SPECTROMETRY (F-AAS) PASCA AKREDITASI 246 ISSN 0216-3128 Supriyanto C., Samin UNJUK KERJA METODE FLAME ATOMIC ABSORPTION SPECTROMETRY (F-AAS) PASCA AKREDITASI Supriyanto C., Samin Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN ABSTRAK

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG LABORATORIUM DOSIMETRI EKSTERNA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG LABORATORIUM DOSIMETRI EKSTERNA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG LABORATORIUM DOSIMETRI EKSTERNA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Telp. (022) Fax. (022)

BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Telp. (022) Fax. (022) SKEMA SERTIFIKASI PAKU (SNI 05-0323-1999) NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN A. SERTIFIKASI AWAL DAN re- SERTIFIKASI I. SELEKSI 1. Permohonan Permohonan ditujukan langsung ke Ketua LSPro BBLM melalui

Lebih terperinci

Penilaian kesesuaian - Pedoman penggunaan sistem manajemen mutu organisasi dalam sertifikasi produk

Penilaian kesesuaian - Pedoman penggunaan sistem manajemen mutu organisasi dalam sertifikasi produk PSN 305-2006 Pedoman Standardisasi Nasional Penilaian kesesuaian - Pedoman penggunaan sistem manajemen mutu organisasi dalam sertifikasi produk Badan Standardisasi Nasional Daftar Isi Daftar Isi... i

Lebih terperinci

SYARAT DAN ATURAN SERTIFIKASI B4T - QSC

SYARAT DAN ATURAN SERTIFIKASI B4T - QSC A. JASA SERTIFIKASI B4T QSC LINGKUP SERTIFIKASI B4T QSC Lingkup sertifikasi B4T QSC meliputi sertifikasi : 1. Sertifikasi sistem manajemen mutu ( ISO 9001:2008 ) 2. Sertifikasi sistem manajemen lingkungan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGALIHAN SPPT SNI. Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia

KEBIJAKAN PENGALIHAN SPPT SNI. Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia DPLS 16 KEBIJAKAN PENGALIHAN SPPT SNI Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia Gedung Manggala Wanabakti, Blok IV, Lt. 4 Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan, Jakarta 10270 Indonesia

Lebih terperinci

Air dan air limbah Bagian 31 : Cara uji kadar fosfat dengan spektrofotometer secara asam askorbat

Air dan air limbah Bagian 31 : Cara uji kadar fosfat dengan spektrofotometer secara asam askorbat Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 31 : Cara uji kadar fosfat dengan spektrofotometer secara asam askorbat ICS 13.060.01 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... Prakata...

Lebih terperinci