LAPORAN AKHIR PENGABDIAN PADA MASYARAKAT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN AKHIR PENGABDIAN PADA MASYARAKAT"

Transkripsi

1 LAPORAN AKHIR PENGABDIAN PADA MASYARAKAT PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN MEMBACA CERITA BAHASA INGGRIS BAGI GURU SD DI KECAMATAN SERIRIT Oleh Ida Ayu Made Istri Utami, S.Pd., M.Pd. (Ketua) NIP Ni Wayan Surya Mahayanti, S.Pd., M.Pd (Anggota) NIP G.A.P. Suprianti, S.Pd., M.Pd. (Anggota) NIP Dr. Ni Komang Arie Suwastini, S,Pd., M.Hum. (Anggota) NIP PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SEPTEMBER

2 HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN AKHIR PENGABDIAN PADA MASYARAKAT 1 Judul IbM IbM Pelatihan dan Pendampingan Membaca Cerita Bahasa Inggris bagi Guru SD di Kecamatan Seririt 2 Nama Mitra Program IbM (1) Nama Mitra Program IbM (2) SD Negeri 3 Lokapaksa SD Negeri Umeanyar 3 Ketua Tim Pengusul a. Nama (lengkap dengan gelar) b. NIDN C Jabatan / Golongan d. Program Studi e. Perguruan Tinggi f. Bidang Keahlian g. Alamat Kantor/Tlp/Fax/Surel Ida Ayu Made Istri Utami, S.Pd., M.Pd Tenaga Pengajar/IIIb Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Pendidikan Ganesha Pendidikan Bahasa Inggris Jl. Udayana No.11, Singaraja-Bali, Jumlah Anggota a. Identitas Anggota 1 - Nama Lengkap - NIDN - Perguruan Tinggi b. Identitas Anggota 2 - Nama Lengkap - NIDN - Perguruan Tinggi c. Identitas Anggota 3 - Nama Lengkap - NIDN - Perguruan Tinggi 3 orang Ni Wayan Surya Mahayanti, S.Pd., M.Pd Universitas Pendidikan Ganesha G. A.P. Suprianti, S.Pd., M.Pd Universitas Pendidikan Ganesha Dr. Ni Komang Arie Suwastini, S,Pd., M.Hum Universitas Pendidikan Ganesha 5 Lokasi Kegiatan Mitra (1) a. Wilayah Mitra (Desa/Kecamatan) b. Kabupaten/Kota c. Propinsi d. Jarak PT ke Lokasi Mitra (Km) Kecamatan Seririt Buleleng Bali 22 KM 6 Lokasi Kegiatan Mitra (2) a. Wilayah Mitra (Desa/Kecamatan) b. Kabupaten/Kota c. Propinsi d. Jarak PT ke Lokasi Mitra (Km) Kecamatan Seririt Buleleng Bali 22 KM 7 Luaran yang Dihasilkan Peningkatan kemampuan membaca cerita oleh guru sd, RPP, Prosiding SENADIMAS ii

3 8 Jangka Waktu Pelaksanaan 8 Bulan 9 Biaya Total - DIPA Undiksha - Sumber Lain Rp ,- iii

4 Ringkasan Teknik membaca cerita adalah sebuah teknik menyampaikan cerita oleh seorang individu dengan menggunakan media buku dan dilakukan dengan cara membacakannya (Gallets, 2005). Dalam implementasinya di sekolah, guru sangat berperan penting dalam mendorong antusiasme anak-anak untuk membaca pada teknik membaca cerita ini. Gerakan, efek suara, dan penggunaan alat peraga kurang menonjol dalam teknik ini. Terdapat tiga target utama dari program P2M ini, yakni (1) Guru SD di Kecamatan Seririt memperoleh wawasan mengenai strategi inovatif dalam pembelajaran Bahasa Inggris, (2) Guru SD di kecamatan tersebut mendapatkan pemahaman mendalam mengenai media yang mendukung kegiatan tersebut, (3) Guru SD di kecamatan tersebut menjadi terampil membacakan ceritan Bahasa Inggris. Adapun luaran dari program P2M ini adalah Meningkatnya kemampuan guru SD di kecamatan seririt dalam membacakan cerita bahasa inggris serta terdapatnya artikel yang akan diajukan ke Jurnal Widya Laksana. Berdasarkan hasil Kuesioner awal, dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar guru belum pernah membacakan buku cerita saat pelajaran bahasa inggris, jikalaupun pernah membacakan, sebagian besar cerita berasal dari buku paket dan internet yang hanya berupa teks. Cerita tidak dilengkapi dengan gambar yang kurang menarik perhatian siswa. Selain itu kegiatan dalam membacakan cerita kurang bervariasi dan komunikatif. Guru membacakan dan meminta siswa menyimak dan setelah itu guru akan menerjemahkannya kalimat per kalimat dengan maksud membuat siswa paham arti cerita tersebut. Dengan demikian, siswa malah menjadi bosan dan kurang tertarik dengan kegiatan membaca. Dari hasil kuesioner tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pelatihan ini sangat diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan peserta dalam membacakan cerita bahasa inggris dengan menarik. Selanjutnya, saat peberian materi oleh narasumber, peserta berpartisipasi aktif yang kemudian peserta dibagi menjadi 8 kelompok berdasarkan gugus untuk berlatih mempraktekan cara membacakan cerita. Narasumber sebagai penguji juga memberikan penilaian terkait praktek yang dilakukan masing-masing kelompok. Berdasarkan penilaian, dapat disimpulkan bahwa nilai total tertinggi diperoleh oleh kelompok 2 yakni 88 yang diikuti oleh kelompok 5 dengan nilai 86 dan kelompok 8 serta 4 dengan nilai masing-masing 84 dan 79,5. Keempat kelompok dengan nilai tertinggi tersebut akan didampingi ke sekolah masing-masing. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa kemampuan membacakan cerita bahasa inggris guru-guru pada saat pelatihan oleh kelompok peserta masuk dalam kriteria Baik. Untuk itu, pendampingan lebih lanjut guna meningkatkan kemampuan guru masih diperlukan. Kata Kunci membaca, cerita iv

5 DAFTAR ISI Halaman Judul.. Halaman Pengesahan.. Ringkasan.. Daftar Isi.. I. Pendahuluan.. II. Target dan Luaran.. III. Motode Pelaksanaan Kegiatan.. IV. Kelayakan Perguruan Tinggi.. V. Hasil yang Dicapai.. VI. Rencana Tahap Berikutnya.. VII. Kesimpulan dan Saran.. Daftar Pustaka.. LAMPIRAN Lampiran 1. Absensi Peserta Pelatihan Membaca Cerita Bahasa Inggris Lampiran 2. Foto-Foto Pelatihan Membaca Cerita Bahasa Inggris Lampiran 3. Peta Lokasi Pelatihan Lampiran 4. Lembar Observasi Lampiran 5. Evaluasi Membaca Buku Cerita Lampiran 6. Kuesioner 1 Lampiran 7. Kuesioner 2 v i ii iv v

6 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Mata pelajaran Bahasa Inggris merupakan mata pelajaran yang sudah lebih dari 10 tahun diajarkan di sekolah dasar. Kebijakan tentang dimungkinkannya pelajaran Bahasa Inggris di sekolah dasar secara resmi dinyatakan dalam kebijakan pemerintah, diantaranya adalah Kebijakan Depdikbud RI No. 0487/4/1992, Bab VIII, yang menyatakan bahwa sekolahdasar dapat menambah matapelajaran dalam kurikulumnya, asalkan pelajaran itu tidak bertentangan dengan tujuan pendidikan nasional. Kebijakan ini kemudian disusul dengan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 060/U/1993 tanggal 25 Februari 1993tentang dimungkinkannya program bahasa Inggris di sebagai mata pelajaran muatan lokal SD, dan dapat dimulai pada kelas 4 SD. Dengan adanya dasar kebijakan tersebut, Bahasa inggris kemudian menjadi Bahasa lain yang diperkenalkan kepada anak SD selain Bahasa Ibu. Reilly dan Ward (1997) menyatakan bahwa Belajar bahasa baru, apalagi bahasa asing bagi anak-anak merupakan pengalaman traumatic yang dekat kaitannya dengan rasa takut dan malu.untuk itu, perlu dipikirkannya proses belajar bahasa yang mampu membuat anak merasa nyaman dan tenang. Proses belajar bahasa asing yang dipercaya membuat anak merasa nyaman dan tenang biasanya dapat dicapai melalui pembelajaran bahasa yang sederhana dan menyenangkan sesuai dengan dunia anak. Kegiatan belajar bahasa asing yang sesuai dengan dunia anak kemudian dijabarkan lagi menjadi kegiatan pembelajaran yang mampu menarik perhatian anak. Pada hakekatnya, menurut Curtain dan Pesola (1994), anak-anak akan belajar bahasa asing dengan baik apabila proses belajar terjadi dalam konteks yang komunikatif dan bermakna bagi mereka. Ur (1996) menyatakan bahwa terdapat tiga sumber perhatian untuk anak-anak di dalam kelas, yaitu gambar, dongeng, dan permaianan. Anak-anak senang melihat gambar terutama yang menarik, jelas dan berwarna. Semikian pula anak senang mendengar dongeng/cerita, kemudian suka membaca apalagi dilengkapi dengan gambar-gambar. Terkait dengan bahan ajar yang dapat menarik minat anak-anak, bahan ajar atau materi merupakan sumber penting bagi guru dalam membantu siswanya untuk belajar Bahasa inggris. Bahan ajar anak-anak SD dapat berupa buku teks, lembar kegiatan siswa (LKS), gambar, poster, atau buku cerita. Moon (2000) menyatakan bahwa bahan ajar yang bermanfaat tidak hanya tergantung dari bahan ajar itu saja, namun bagaimana bahan ajar tersebut digunakan untuk membantu siswa belajar bahasa. Untuk itu, peran guru amatlah penting sebagai pelakasana yang harus memiliki kemampuan dan keterampulan berbahasa Inggris yang mumpuni dan menguasai 1

7 teknik-teknik mengajar bahasa Inggris yang sesuai untuk anak-anak. Dengan kata lain, untuk membantu siswanya agar berhasil dalam belajar bahasa, guru diharapkan mampu menguasai Bahasa inggris dan pembelajaran bahasa agar dapat melaksanakan evaluasi ketepatan berbagai macam metode, materi yang digunakan, serta pendekatan pembelajaran yang sesuai. Salah satu metode yang bisa digunakan oleh guru untuk menarik perhatian siswa khususnya anak-anak SD adalah membaca cerita atau yang lebih dikenal dengan Story Reading. Menurut Amstrong (2002), metode bercerita adalah teknik dengan membacakan buku cerita yang bertujuan untuk mengenalkan kepada anak huruf-huruf yang membentuk sebuah kata dan mendorong tumbuhnya kesiapan membaca pada anak. Metode ini merupakan sebuah upaya untuk menciptakan lingkungan belajar mengajar yang memiliki manfaat antara lain (1) Menanamkan kecintaan anak untuk membaca buku, (2) Membuat anak menjadi lebih tenang dan nyaman, (3) Membantu anak mengenal kata dan kalimat, serta (4) Menyampaikan pesan moral untuk anak. 1.2.Analisis Situasi Sebagai salah satu kecamatan di Kabupaten Buleleng, Kecamatan Seririt pernah menjadi ibu kota Provinsi Bali. Dengan letak geografis yang menjadikan kecamatan ini sangat strategis sebagai pusat perdagangan karena dekat dengan pantai dan pelabuhan, Seririt hingga kini menjadi kecamatan yang padat penduduk. Terkait dengan keberlangsungan pendidikan, ditunjang dengan kondisi alamnya yang heterogen dengan perbukitan dan pantai, masih banyak terdapat lahan yang dapat dimanfaatkan untuk pembangunan sarana pendidikan. Disamping itu, masih terbatasnya pengembangan industri membuat kecamatan tersebut tetap nyaman dan asri. Kecamatan Seririt merupakan kecamatan dengan 21 desa, yakni Desa Banjar Asem, Desa Bestala, Desa Bubunan, Desa Gunungsari, Desa Joanyar, Desa Kalianget, Desa Kalisada, Desa Lokapaksa, Desa Mayong, Desa Munduk Bestala, Desa Pangkungparuk, Desa Patemon, Desa Pengastulan, Desa Rangdu, Desa Ringdikit, Desa Seririt, Desa Sulanyah, Desa Tangguisia, Desa Ularan, Desa Umeanyar, dan Desa Unggahan. Berdasarkan Referensi Data Kemdikbud, saat ini terdapat 54 sekolah dasar (SD) yang tersebar seluruh desa, baik negeri maupun swasta. Kondisi ini sudah cukup mendukung usaha peningkatan kualitas pembelajaran. Rata-rata guru SD yang ada di Kecamatan tersebut telah bergelar S1 (sarjana) dan hanya beberapa guru yang masih D-II PGSD. Selain itu, dengan adanya Universitas Pendidikan Ganesha yang berlokasi tidak jauh dari kecamatan seririt, program pengembangan profesi guru di kecamatan tersebut cukup baik. 2

8 Lebih lanjut, sebagai kecamatan dengan potensi perdagangan serta dekat dengan kawasan pariwisata (Lovina), dan kondisi lingkungan yang mendukung peningkatan kualitas pendidikan masyarakatnya, Bahasa Inggris merupakan mata pelajaran penting untuk diajarkan, baik sebagai muatan lokal maupun mata pelajaran wajib, sedini mungkin. Bahasa merupakan sebuah proses interaksi dimana anak-anak belajar bahasa dan memerlukan kesempatan yang cukup untuk berinteraksi pada konteks yang bermakna dan menyenangkan dan juga kesempatan bermain dengan bahasa itu sendiri saat secara tidak disadari menguasai kosakata dan struktur bahasa tersebut (Samantaray, 20014). Dengan demikian, jika terdapat keinginan membuat siswa SD menguasai bahasa dengan baik, sepatutnya diajarkan sedini mungkin dengan konsep yang menyenangkan dan kontekstual. Namun sangat disayangkan, kualifikasi guru Bahasa Inggris di SD belum sesuai dengan bidang keilmuannya. Hampir 90% guru yang mengajar Bahasa Inggris di SD di kecamatan Seririt merupakan guru kelas dengan kualifikasi Sarjana Pendidikan Guru SD. Berdasarkan data dari Unit Pelaksana Pendidikan (UPP) Kecamatan Seririt, guru bahasa Inggris yang ada di Kecamatan seririt untuk tingkat sekolah dasar hanya berjumlah 10 orang. Dari 54 SD, hanya 10 SD di Kecamatan Seririt yang memiliki guru bahasa Inggris. Dampak dari hal ini adalah guruguru yang tidak berlatarbelakang Bahasa Inggris hanya mengajar seadanya. Berdasarkan wawancara dengan beberapa guru SD, mereka hanya mengajar berdasarkan buku paket atau mengajar materi sesuai kemampuan mereka. Beberapa kepala sekolah membenarkan hal tersebut dan menyatakan juga bahwa ketersediaan buku paket sangat minim, satu buku paket diberikan untuk dua orang siswa, selain itu, tidak ada media pembelajaran khusus untuk pelajaran bahasa Inggris kecuali beberapa flashcard yang sangat terbatas. Ditambahkan oleh kepala sekolah SD di daerah tersebut, alokasi dana lebih diarahkan pada mata pelajaran regular, bukan pada bahasa Inggris yang hanya muatan lokal. Secara faktual, telah dilakukan berbagai usaha peningkatan kompetensi mengajar Bahasa Inggris bagi guru-guru SD khususnya di kecamatan Seririt. Hal ini disebabkan karena guru merupakan motor utama penggerak perbaikan kualitas pendidikan. Secara teoritis, pengajaran Bahasa, khususnya Bahasa Inggris sebagai bahasa asing perlu diajarkan dengan menggunakan strategi yang menyenangkan bagi anak-anak, salah satunya dengan membacakan cerita (Story Reading). Teknik membaca cerita adalah sebuah teknik menyampaikan cerita oleh seorang individu dengan menggunakan media buku dan dilakukan dengan cara membacakannya (Gallets, 2005). Ellis & Brewster (1991) menyatakan bahwa buku cerita mampu memperkaya pengalaman belajar siswa, memotivasi dan menyenangkan selain membangun sikap positif terhadap bahasa asing. Ditambahkan bahwa dengan penggunaan 3

9 cerita di dalam kelas, siswa dapat berbagi pengalaman sosial satu dengan yang lain (Ellis & Brewster, 1991). Siswa, khususnya anak-anak, menyukai cerita yang terus menerus diulang sehingga penguasaan bahasa dapat terjadi secara tidak disadari. Pada kenyataannya, kemampuan guru membacakan cerita masih sangat rendah. Selain karena tidak terbiasa membacakan buku cerita, guru-guru juga masih belum menyadari pentingnya pengajaran bahasa Inggris dengan media buku cerita, baik bagi kemampuan bahasa Inggris maupun pendidikan karakter siswa bersangkutan. Menurut Somadi (2012), karya sastra, dalam hal ini berupa cerita, merupakan sebuah alat dalam pendidikan karakter sebab karya sastra membentuk mental image pada otak anak yang akan mempengaruhi sikapnya dalam kehidupan sehari-hari. Lebih lanjut Johnsen & Johnsen (1998) memaparkan bahwa dengan cerita anak-anak dapat belajar hal yang benar dengan cara yang lebih santai. Dengan demikian, pengajaran cerita berbahasa Inggris tidak hanya akan bermanfaat bagi perkembangan akademis siswa, namun juga baik dalam menungjang perkembangan karakter mereka. 1.3.Identifikasi dan Perumusan Masalah Berdasarkan uraian analisis situasi di atas, masalah-masalah yang dapat dipaparkan adalah sebagai berikut 1. Proses pembelajaran Bahasa inggris masih menggunakan metode yang konvensional. 2. Pembelajaran Bahasa Inggris belum banyak menggunakan media ajar yang inovatif. 3. Kurang terlatihnya guru SD di Kecamatan seririt dalam membacakan cerita Bahasa Inggris. Berdasarkan identifikasi masalah diatas, Rumusan Masalah Pengabdian Masyarakat ini adalah Apakah kemampuan membaca cerita Bahasa Inggris guru SD di Kecamatan Seririt dapat ditingkatkan melalui Pelatihan dan Pendampingan membaca cerita Bahasa Inggris? 4

10 1.4.Tinjauan Pustaka Seperti telah dipaparkan pada latar belakang sebelumnya, pengajaran anak-anak memiliki karakteristik dan kebutuhan yang berbeda jika dibandingkan pengajaran bagi kaum dewasa. Harmer (2001) menyatakan bahwa setidaknya ada tujuh sifat belajar anak-anak yang berbeda dengan orang tua, dan salahsatunya yakni anak akan merespon terhadap makna walaupun mereka tidak mengerti semua kata-kata secara keseluruhan. Anak-anak juga belajar tidak hanya dari apa yang di dengar dan dilihat tetapi juga dari apa yang mereka lakukan. Terlebih, anak-anak memiliki waktu konsentrasi yang terbatas. Dengan adanya perbedaan karakteristik tersebut, perlakuan terhadap anak-anak juga harus berbeda dengan perlakuan terhadap pembelajar dewasa. Agar tujuan pembelajaran bisa tercapai secara baik, seorang guru di tuntut untuk bisa menciptakan suasana dan kondisi belajar yang sesuai dengan sifat anak-anak seperti tersebut di atas. Selain itu ia juga diharapkan bisa menggunakan teknik pembelajaran yang menarik sesuai dengan dunia anak-anak tersebut. Salah satu teknik yang baik digunakan yakni dengan cerita. Menurut Wright (19953), cerita yang di dalamnya termuat sejumlah banyak kata, menyajikan pengalaman bahasa yang kaya. Selain itu cerita juga mampu memotivasi, kaya unsur pengalaman bahasa dan tidak mahal. Teknik membaca cerita adalah sebuah teknik menyampaikan cerita oleh seorang individu dengan menggunakan media buku dan dilakukan dengan cara membacakannya (Gallets, 2005). Dalam implementasinya di sekolah, guru sangat berperan penting dalam mendorong antusiasme anak-anak untuk membaca pada teknik membaca cerita ini. Gerakan, efek suara, dan penggunaan alat peraga kurang menonjol dalam teknik ini. Teknik membaca cerita memfokuskan siswa pada tulisan-tulisan yang ada pada buku cerita dan suara dari guru. Matlin (2005) mengatakan bahwa seseorang akan mampu mengingat kata ketika hanya memperhatikan bentuk (physical appereance) dari kata tersebut (misalnya huruf kapital dalam kata tersebut) atau suara dari kata tersebut (misalnya rhyme atau suara dari kata tersebut). 1.5.Tujuan Kegiatan Berdasarkan permasalahan yang dihadadapi oleh guru-guru SD di Kecamatan Seririt seperti yang disampaikan di atas, maka tujuan kegiatan ini adalah Memberikan Pelatihan dan Pendampingan membaca cerita Bahasa Inggris yang dapat 1. Memperbaiki proses pembelajaran Bahasa inggris yang dulunya menggunakan strategi yang konvensional menjadi lebih inovatif dan bermakna 5

11 2. Meningkatkan pembelajaran Bahasa Inggris dengan pemanfaatan media berupa buku cerita 3. Melatih guru SD di Kecamatan seririt dalam membacakan cerita Bahasa Inggris 1.6.Manfaat Kegiatan Hasil Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini diharapkan akan memberikan kontribusi positif dalam meningkatkan kemampuan guru-guru SD dalam membacakan cerita Bahasa Inggris sebagai strategi pengajaran Bahasa Inggris. Secara lebih eksplisit manfaat kegiatan ini adalah sebagai berikut a. Guru SD di Kecamatan Seririt akan memperoleh wawasan mengenai strategi inovatif dalam pembelajaran Bahasa Inggris. Selain itu, guru-guru di kecamatan tersebut juga akan mendapatkan pemahaman mendalam mengenai media yang mendukung kegiatan tersebut. Guru-guru tentunya akan menjadi terampil membacakan ceritan Bahasa Inggris dengan mengikuti kegiatan pelatihan serta dilanjutkan dengan pendampingan ke sekolah masingmasing. b. Siswa SD di Kecamatan Seririt akan mendapat kesempatan diajar dengan menggunakan strategi membaca cerita Bahasa Inggris oleh guru mereka sebab guru-guru tersebut telah terlatih dan terampil. Kemampuan Bahasa Inggris siswapun akan meningkat seiring minat yang juga meningkat sebagai akibat pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna dengan strategi membacakan cerita. c. Dinas Pendidikan dan pemerintah kecamatan Seririt memperoleh peluang untuk memiliki SDM (Guru SD) yang berkualitas dan professional. Guru-guru tersebut juga dapat menjadi pelatih siswa yang akan mengikuti lomba Story Reading. Staf Dosen Universitas Pendidikan Ganesha dapat mengimplementasikan hasil penelitian yang dilakukan. Secara umum Staf Dosen Universitas Pendidikan Ganesha dapat melaksanakan salah satu darma dari tri dharma Perguruan Tinggi yaitu Pengabdian Pada Masyarakat. 6

12 BAB II TARGET DAN LUARAN 2.1 Target Target dari program P2M ini adalah a. Guru SD di Kecamatan Seririt memperoleh wawasan mengenai strategi inovatif dalam pembelajaran Bahasa Inggris. b. Guru SD di kecamatan tersebut mendapatkan pemahaman mendalam mengenai media yang mendukung kegiatan tersebut. c. Guru SD di kecamatan tersebut menjadi terampil membacakan ceritan Bahasa Inggris. 2.2 Luaran Adapun luaran dari program P2M ini adalah 1. Meningkatnya kemampuan guru SD di kecamatan seririt dalam membacakan cerita bahasa inggris 2. Terdapatnya artikel yang akan diajukan ke Jurnal Widya Laksana 7

13 BAB III METODE PELAKSANAAN KEGIATAN 3.1. Kerangka Pemecahan Masalah Berangkat dari pemaparan analisis situasi serta permasalahan yang dihadapi mitra, maka kerangka pemecahan masalah dalam program pengabdian masyarakat ini dapat dilihat dalam diagram alur berikut PERMASALAHAN PEMECAHAN MASALAH a. Proses pembelajaran Bahasa inggris masih menggunakan metode yang konvensional. b. Pembelajaran Bahasa Inggris belum banyak menggunakan media ajar yang inovatif. c. Kurang terlatihnya guru SD di Kecamatan seririt dalam membacakan cerita Bahasa Inggris. a. Pelatihan dan pendampingan guru SD Kecamatan Seririt untuk mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran Bahasa Inggris yang menggunakan metode yang lebih inovatif (Story Reading) b. Pelatihan dan pendampingan guru SD Kecamatan Seririt untuk menggunakan media ajar berupa buku cerita Bahasa Inggris. c. Pelatihan dan pendampingan guru SD Kecamatan Seririt untuk membaca cerita Bahasa Inggris. METODE KEGIATAN 1.Pelatihan membuat RPP 2.Pelatihan membaca cerita Bahasa Inggris 3.Pendampingan dalam mengimplementasikan keterampilan membaca cerita Bahasa Inggris dalam proses pembelajaran ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH Memberikan Pelatihan dan pendampingan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang melibatkan kegiatan membaca cerita Bahasa Inggris. Gambar 1. Bagan Alur Kerangka Pemecahan Masalah P2M 8

14 3.2. Khalayak Sasaran Kegiatan pengabdian pada masyarakat (P2M) ini merupakan kegiatan yang bertujuan membantu Guru Bahasa Inggris SD meningkatkan profesionalisme dalam merancang pembelajaran dengan strategi inovatif, menggunakan media ajar, serta mengaplikasikannya dalam bentuk membacakan cerita Bahasa Inggris. Sehubungan dengan hal tersebut, khalayak sasaran strategis dan tepat dilibatkan adalah seluruh guru Bahasa Inggris SD di Kecamatan Seririt Keterkaitan Kegiatan P2M ini akan melibatkan institusi Undiksha dan SD di Kecamatan Seririt. Kedua instansi yang terlibat ini memperoleh keuntungan secara bersama-sama sebagai berikut 1. SD di kecamatan Seririt akan memperoleh manfaat dari kegiatan P2M ini dalam hal peningkatan keterampilan Guru dalam membaca cerita Bahasa Inggris guna menarik perhatian siswa untuk belajar Bhasa Inggris. 2. Universitas Pendidikan Ganesha melalui Lembaga Pengabdian Masyarakat berperan menyeediakan dana, sehingga mendukung pelaksanaan dharma ketiga dari Tri Dharma Perguruan Tinggi. 3.4 Metode Kegiatan Berdasarkan pada hasil observasi dan wawancara, kesepakatan oleh guru-guru sekolah dasar di Kecamatan Seririt (mitra) dan tim pengusul beberapa permasalahan prinsip yang menjadi prioritas untuk di atasi dalam program pengabdian masyarakat ini yaitu 1. Menyepakati pelatihan sebagai upaya peningkatakan pengetahuan guru serta keterampilan mengajar guru dalam merancang pembelajaran yang inovatif. Pelatihan akan diberikan oleh pakar yang merupakan pengajar TEFL (Teaching English as Foreign Language) dan TEYL (Teaching English for Young Learners) di program studi pendidikan bahasa Inggris. Model pelatihan akan dilakukan seperti proses seminar yang diisi dengan diskusi dan tanya jawab untuk lebih mempertajam pengetahuan dan pemahaman peserta. Dari proses diskusi dan tanya jawab ini diharapkan peserta secara terbuka menyampaikan berbagai hal yang belum dipahami. Setelanya, akan diadakan workshop pembuatan RPP menggunakan strategi inovatif (Story Reading) yang kemudian akan mendapat komentar dan masukkan dari peserta lain serta narasumber. 2. Menyepakati pelatihan sebagai upaya peningkatakan pengetahuan guru serta keterampilan mengajar guru dalam membuat media yang inovatif dan mendukung 9

15 strategi Story Reading. Pelatihan akan diberikan oleh pakar yang merupakan pengajar Material & Media Development for Teaching Young Learners di program studi pendidikan bahasa Inggris. Kegiatan ini akan sejalan dengan pelatihan pembuatan RPP. Peserta akan melengkapi RPP dengan pembuatan media yang diperlukan sesuai dengan RPP yang dibuat. Media tersebut kemudian akan mendapat komentar dan masukkan dari peserta lain serta narasumber. 3. Pelatihan dan pendampingan praktek pembelajaran dengan menggunakan strategi Story Reading berdasarkan RPP dan Media yang telah dibuat sebelumnya. Pada bagian ini, pakar TEFL (Teaching English as Foreign language), TEYL (Teaching English for Young learner), dan Children Literature dari Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Undiksha akan menjadi Narasumbernya. Praktek pendampingan ini akan menggunakan RPP serta media yang telah dilatihkan sebelumnya, sehingga benar-benar bersifat sistematis dan praktis bagi para peserta. Pada proses pelatihan dan pendampingan ini proses evaluasi dan refleksi selalu dilakukan oleh guru bersama dengan tim pendamping, sehingga dengan cepat dapat dipetakan kondisi-kondisi yang perlu diperbaiki dan disesuaikan berdasarkan pengematan serta kesepakatan antara guru dengan tim pendamping. Demikian juga dengan siklus berikutnya setelah pembelajaran akan dilakukan evaluasi dan refleksi untuk memperbaiki tindakan sampai pada tim menganggap guru telah mampu melaksanakan praktek pembelajaran sesuai. 4. Menyepakati adanya praktek pembelajaran secara mandiri. Setelah dilakukan pendampingan, para guru akan diberikan kesempatan untuk melangsungkan praktek pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat tanpa didampingi oleh tim pakar Undiksha Singaraja. Namun diakhir pembelajaran, para guru diberikan untuk menyampaikan berbagai hal yang telah dilakukan dan kendala-kendala yang dihadapi sehingga dapat diberikan masukan tim pakar Undiksha Singaraja. Setelah melihat detail model pelaksanaan program sebagaimana yang dipaparkan di atas, maka metode pelaksanaan program ini akan dilakukan dengan adaptasi dari siklus penelitian tindakan kelas. Adapun desain pelaksanaan tiap siklusnya dapat digambarkan sebagi berikut 10

16 Praktek Mengajar Mendiri/Refleksi dan Evaluasi Pelatihan Pengembangan RPP dan Media dengan implementasi Story Reading SIKLUS I Pelatihan Story Reading berdasarkan RPP dan Media yang telah dikembangkan Pelatihan dan Pendampingan Praktek Mengajar Pelatihan Story Reading Praktek Mengajar Mendiri/Refleksi dan Evaluasi SIKLUS II Pelatihan Pengembangan RPP dan Media dengan implementasi Story Reading Pelatihan dan Pendampingan Praktek Mengajar Dst Bagan 2. Siklus Pelaksanaan Pengabdian Pada Masyarakat Dari bagan 2 di atas, dapat dilihat bahwa pelaksanaan P2M ini akan dimululai dari (1) Pelatihan dan pengembangan RPP yang mengimplementasikan Story Reading sebagai salah satu strategi inovatif dan Media yang dapat menunjang pengaplikasiannya, (2) Pelatihan tentang cara membacakan cerita Bahasa Inggris yang sesuai dengan RPP serta media yang dikembangkan sebelumnya, (3) pelatihan dan pendampingan praktek mengajar dengan menggunakan strategi Story Reading, dan (5) praktek mengajar mendiri/refleksi dan evaluasi. Demikian seterusnya sampai para guru memiliki keterampilan yang memadai dalam mengimplementasika strategi tersebut. 11

17 BAB IV KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI Motivasi yang sangat kuat dimiliki oleh Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) dalam memberikan kontribusi positif bagi masyarakat melalui berbagai pusat layanan yang dimilikinya, antara lain Pusat Layanan Pendidikan Sekolah dan Masyarakat, Pusat Layanan Penerapan IPTEK dan Dampak Lingkungan, Pusat Layanan KKN dan KKL, dan Pusat Layanan Kewirausahaan dan Konsultasi Bisnis. Terdapat peningkatan jumlah kegiatan P2M dosen Undiksha dari tahun 2010 hingga 2015 yakni berturut-turut 16 kegiatan di tahun 2010, 133 kegiatan di tahun 2011, 140 kegiatan di tahun 2012, 108 kegiatan di tahun 2013, 159 kegiatan di tahun 2014, dan 205 kegiatan di tahun Disaming itu, jumlah dosen yang terlibat PKM dalam kurun waktu 3 tahun terakhir 700 orang dari PT sendiri, 49 dari Kemendiknas, dan 24 dari institusi dalam negeri di luar Kemendiknas. Selama 2015, LPM telah berhasil melaksanakan berbagai kegiatan pengabdian dengan memberdayakan potensi stakeholder dan masyarakat sekitar. Berdasarkan data base LPM tahun 2013, terdapat 108 kegiatan pengabdian pada masyarakat yang telah berhasil dilaksanakan baik dengan pendanaan dari DIPA lembaga maupun dari DP2M Dikti dengan total besaran dana sebesar Rp ,-. Data pelaksana P2M tahun 2014, kegiatan P2M terus terselenggara dalam upaya menjembatani kebutuhan masyarakat akan aspek pemberdayaan yang bisa diabdikan oleh tim pelaksana P2M lembaga. Terdapat 159 kegiatan pengabdian pada masyarakat yang telah berhasil dilaksanakan, dengan total penggunaan dana sebesar Rp ,-. Peningkatan jumlah kegiatan pengabdian yang telah dilaksanan oleh tim pelaksana di bawah naungan Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) Undiksha bahwa dijumpai data di tahun 2015, peningkatan capaian dalam kegiatan P2M baik dari kegiatan pengabdian dengan sumber dana DIPA lembaga maupun DP2M Dikti, dengan jumlah capaian 205 kegiatan. Berdasarkan capaian yang diperoleh LPM Undiksha dapat dikategorikan sebagai bentuk kinerja yang sangat membanggakan dan akan semakin termotivasi untuk meningkatkan kinerja LPM ke depannya. Kecara keseluruhan, kinerja LPM Undiksha sudah sangat memuaskan dan memiliki standar kualitas yang memadai. Hal ini dapat dilihat dari kinerja LPM Undiksha selama satu tahun terakhir. Selama satu tahun terakhir LPM Undiksha telah memenangkan berbagai program, baik yang bersifat lokal maupun nasional dan melaksanakan pengabdian pada 12

18 masyarakat. Adapun kegiatan yang telah dilaksanakan selama satu tahun terakhir adalah (a) mempasilitasi pengembangan teknologi tepat guna, (b) pengembangan model belajar pemberdayaan masyarakat, (c) melakukan publikasi ilmiah, dan (d) mengikuti pertemuan ilmiah yang bersifat lokal dan nasional. 13

19 BAB V HASIL YANG DICAPAI 5.1. Hasil Kegiatan Pelatihan membaca buku cerita bagi guru-guru SD di Kecamatan Buleleng merupakan salah satu wujud implementasi hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya terkait pengembangan Bigbook untuk pengajaran membaca di SD. Kegiatan ini dikemas sebagai pengabdian pada masyarakat, dimana tim peneliti terjun langsung memberikan pelatihan bagi para guru sehingga manfaat dari hasil penelitian tersebut dapat dirasakan secara langsung. Pelatihan dilaksanakan di sebuah Gedung Koperasi di kecamatan Seririt dengan pola 32 jam pada tanggal Agustus dengan jumlah peserta sebanyak 35 orang. Adapun narasumber pada kegiatan tersebut merupakan pakar sastra inggris yang sudah memiliki pengalaman mumpuni dalam membacakan cerita berbahasa inggris. Kegiatan pelatihan berlangsung sangat menyenangkan yang dibuktikan dengan atusiasme peserta baik dalam mendengarkan pemaparan narasumber, mencermati contoh yang diberikan narasumber dalam membacakan cerita, diskusi, serta praktek simulasi membacakan buku cerita. Selanjutnya, seusai mengikuti pelatihan, peserta diharapkan mampu mengaplikasikan ilmu yang didapat dengan membacakan cerita berbahasa inggris bagi siswa di sekolah masing-masing tempat bertugas, yang akan didampingi oleh tim pelaksana kegiatan ini. Pendampingan dilakukan oleh tim anggota pengabdian pada masyarakat ini yang ditujukan untuk meningkatkan kemampuan guru-guru SD dalam membacakan cerita berbahasa inggris yang secara tidak langsung akan meningkatkan motivasi siswa serta prestasi belajar bahasa inggris siswa. Pada hari pertama, kegiatan diawali dengan pengisian kuesioner 1. Peserta juga diminta mengisi kuesioner (kuesioner lengkap dapat dilihat pada lampiran 6) yang berisikan pertanyaan mengenai pengalaman penggunaan media dalam mengajar secara umum dan pengalaman membacakan buku cerita secara khusus. Adapun hasil kuesioner dapat dilihat pada tabel 5.1 berikut. Tabel 5.1 Hasil Analisis Kuesioner 1 No. 1. Pertanyaan Jawaban Peserta Apakah anda pernah membacakan 51,42% tidak pernah buku cerita berbahasa inggris di sekolah? 42,85% pernah Keterangan 5,71% jarang 14

20 No. 2. Pertanyaan Jawaban Peserta Keterangan Bila ya, bagaimanakah kegiatan 26,67% Membacakan dan mebacakan buku cerita tersebut meminta siswa menyimak berlangsung? 20% Membacakan dan meminta siswa menirukan ucapannya 66,67% Membacakan dan menerjemahkannya 6,67% Membacakan meskipun siswa termangu karena tidak memahami artinya 3. Buku cerita apa yang biasa 33,33% Internet dibacakan? Dimana memperoleh buku tersebut? 33,33% Buku Paket 20% Perpustakaan 4. 13,33% Toko buku Apakah anda mengetahui manfaat 51,42% Menambah Kosakata membacakan buku cerita bagi kemampuan berbahasa anak? 25,71% Melatih pelafalan 17,14% motivasi Inggris 5. Meningkatkan belajar bahasa Apakah anda mengetahui manfaat 100% menyatakan bahwa membacakan cerita bagi cerita sangat baik untuk pengembangan karakter anak? membantu mengembangkan karakter anak Berdasarkan tabel 5.1 diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar guru belum pernah membacakan buku cerita saat pelajaran bahasa inggris, jikalaupun pernah membacakan, sebagian besar cerita berasal dari buku paket dan internet yang hanya berupa teks. Cerita tidak dilengkapi dengan gambar yang kurang menarik perhatian siswa. Selain itu kegiatan dalam membacakan cerita kurang bervariasi dan komunikatif. Guru membacakan dan meminta siswa menyimak dan setelah itu guru akan menerjemahkannya kalimat per kalimat dengan maksud membuat siswa paham arti cerita tersebut. Dengan demikian, siswa malah menjadi bosan dan kurang tertarik dengan kegiatan membaca. Dari hasil kuesioner tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pelatihan ini sangat diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan peserta dalam membacakan cerita bahasa inggris dengan menarik. 15

21 Setelah pengisian kuesioner, kegiatan berlanjut dengan Pelaksanaan Pelatihan membaca buku cerita. Pelatihan yang dilaksanakan selama 2 hari ini diawali dengan Registrasi peserta yang ditangani oleh panitia (Daftar hadir lengkap dapat dilihat pada lampiran 1). Saat dilakukan registrasi tersebut, masing-masing peserta mendapat map berisikan seluruh dokumen terkait dengan pelatihan yang dilaksanakan, kuesioner 1, kuesioner 2, serta alat tulis. Selanjutnya, acara pembukaan diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, pembacaan doa, laporan ketua panitia, sambutan ketua UPP Kecamatan Seririt, dan Sambutan dari Ketua LPPM, yang dalam kesempatan tersebut diwakili oleh Dr. I Nyoman Sila, M.Hum. yang sekaligus membuka acara secara resmi. Kegiatan pelatihan pada hari pertama dibagi menjadi 3 sesi, yakni pertama penyampaian materi dari narasumber, kedua diskusi, dan contoh membacakan cerita oleh narasumber. Sesuai dengan rancangan awal, metode pelatihan mengikuti metode ceramah & diskusi, dimana setelah pemaparan materi oleh pembicara, dibukalah kesempatan berdiskusi mengenai hal-hal yang belum jelas, masalah-masalah nyata yang dihadapi, serta komentar atau saran terkait dengan materi bahasan. Beberapa gambar di bawah ini merupakan foto-foto yang diambil saat pembukaan, sesi ceramah, dan diskusi. 16

22 Gambar 5.1 Pemaparan Materi oleh Narasumber Dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan, dilakukan pula observasi guna mengamati ketekunan, kesriusan, kejujuran, serta tanggung jawab peserta pelatihan. Penilaian dilakukan dengan melihat aspek-aspek sikap peserta yang mencirikan perilaku dan kemampuan peserta. Dengan mengacu pada lembar observasi yang telah dipersiapkan sebelumnya, hasil observasi rinci dapat dilihat pada tabel 5.2 berikut. Tabel 5.2 Hasil Observasi saat Pelatihan No Aspek yang di observasi Ketekunan mendengarkan ceramah yang disampaikan Keseriusan dalam melakukan diskusi kelompok yang diminta Keingintahuan lebih lanjut mengenai materi yang disampaikan Keantusiasan dalam melakukan praktek membaca buku cerita Keseriusan dalam mengomentari praktek rekan lain dalam membaca cerita SS 75% S 25% 50% 50% 85% 15% KS TS STS 100% 80% 20% Berdasarkan tabel 5.2 dapat dilihat bahwa selama proses pelatihan, 75% peserta terlihat sangat tekun dan 25% lainnya terlihat tekun. Ketekunan tersebut juga terlihat dari keseriusan mereka dalam melakukan diskusi kelompok. Berdasarkan hasil observasi, 50% terlihat serius, bahkan 50% lainnya terlihat sangat serius. Setelah pemaparan materi oleh narasumber, 15% peserta terpantu memiliki keingintahuan lebih lanjut terhadap materi yang dipaparkan, 17

23 sedangkan 85% sisanya terlihat sangat antusias. Saat giliran peserta mendapat kesempatan mempraktekan kemampuannya membacakan cerita, seluruh peserta terlihat sangat antusias, meskipun tidak mendapatkan giliran praktek, mereka tetap aktif dan ceria berperan sebagai siswa yang dibacakan cerita. Setelahnya, 80% peserta terlihat sangat serius dalam memberikan komentar praktek rekan lain dalam membacakan cerita, dan 20% sisanya terlihat serius. Berikut Beberapa gambar yang menunjukkan keseriusan peserta saat memperhatikan contoh membaca buku cerita oleh narasumber. Gambar 5.2. Praktek Membaca Cerita Oleh Peserta 18

24 Pada hari kedua, peserta kembali datang dengan kesiapan membacakan cerita berbahasa inggris dalam bentuk simulasi. Peserta yang membacakan cerita hanya perwakilan dari beberapa gugus. Masing-masing orang diberikan waktu 30 menit untuk membacakan cerita di depan kelas. Pada kesempatan itu, peserta lainnya berperan menjadi siswa yang sangat menghidupkan suasana. Kegiatan praktek berjalan sangat menyenangkan dan mengundang gelak tawa peserta. Praktek tersebut kemudian dinilai dan diberikan komentar oleh narasumber dan tim penilai guna memberikan masukkan untuk peningkatan kualitas peserta dalam membacakan cerita. Adapun hasil penilaian praktek membaca cerita peserta dilihat pada tabel di 5.3. Tabel 5.3 Nilai Perwakilan Kelompok dalam Membacakan Cerita Kelompok Pembahas Pembahas Rata-Rata 76, , Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa nilai total tertinggi diperoleh oleh kelompok 2 yakni 88 yang diikuti oleh kelompok 5 dengan nilai 86 dan kelompok 8 serta 4 dengan nilai masing-masing 84 dan 79,5. Keempat kelompok dengan nilai tertinggi tersebut akan didampingi ke sekolah masing-masing. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa kemampuan membacakan cerita bahasa inggris guru-guru pada saat pelatihan oleh kelompok peserta masuk dalam kriteria Baik. Untuk itu, pendampingan lebih lanjut guna meningkatkan kemampuan guru masih diperlukan. Sama halnya pada saat awal kegiatan, di akhir kegiatan juga terdapat kuesioner terkait dengan kesan dan pesan peserta mengenai kegiatan pelatihan yang telah dilaksanakan. Secara lebih rinci, hasil kuesioner di akhir kegiatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini. 19

25 Tabel 5.5 Hasil Kuesioner di Akhir Kegiatan No. 1. Pertanyaan Apakah pelatihan membaca cerita berbahasa inggris yang telah anda ikuti menarik? 68,57% menarik Jawaban Peserta Mengatakan Ket. sangat 28,57% mengatakan menarik Bila Ya, Apa materi dari pelatihan ini sesuai dengan apa yang anda butuhkan dalam pembelajaran? 2,85% mengatakan cukup menarik 65,71% mengatakan sesuai 34,28% mengatakan sangat sesuai Setelah mengikuti pelatihan ini, apakah anda termotivasi untuk membacakan cerita dalam pembelajaran di kelas? 54,28% mengatakan termotivasi Apakah anda memerlukan pelatihan yang lebih mendalam terkait penggunaan cerita sebagai media belajar anak? 80% menyatakan perlu 45,71% mengatakan termotivasi sangat 20% menyatakan sangat perlu Bila Ya, jenis pelatihan apa yang anda perlukan? Sebutkan secara lebih spesifik! - Membaca cerita dengan mimik dan intonasi yang benar Menggunakan cerita dalam bentuk audio visual Membuat cerita sendiri Mengaktifkan program literasi di sekolah Menggunakan strategi inovatif dalam mengajar bahasa inggris Penggunaan lagu dan permainan dalam mengajar Pelaksanaan pengabdian pada masyarakat ini kemudian dilanjutkan dengan pendampingan pada tiap kelompok untuk meningkatkan kemampuan guru dalam membacakan cerita berbahasa inggris. Pendampingan akan berlangsung di 4 sekolah. Tim pengabdian pada masyarakat mendatangi perwakilan kelompok ke sekolah masing-masing sebanyak 2 kali dan melakukan pendampingan lebih intensif. Pendampingan telah dilakukan terhadap 4 orang guru di 4 SD di Kecamatan Serirt. Masing-masing guru mendapatkan kunjungan dua kali dari tim pengabdian. Dalam kunjungan pertama, guru mengkonsultasikan RPP yang telah mereka susun sebelumnya, dimana dalam RPP tersebut guru menyertakan kegiatan membaca cerita dalam proses pembelajaran. Selama kunjungan pertama tersebut, tiga guru mengakui bahwa mereka menemukan masalah dalam 20

26 memilih buku bacaan yang sesuai dan tersedia di sekolah mereka. Untuk hal tersebut, tim pengambdian membantu para guru dengan memberikan beberapa link halaman di internet yang bisa mereka akses untuk mendapatkan buku bacaan yang sesuai digunakan. Selanjutnya salah satu guru menyatakan siap dengan buku cerita yang akan digunakan, hanya saja masih tidak yakin dengan kegiatan yang tepat diberikan kepada siswa setelah membaca cerita. Tim pengabdian memberikan masukan beberapa jenis kegiatan menarik yang dapat diberikan setelah membaca cerita, seperti mendiskusikan isi icerita, memberikan beberapa pertanyaan, matching games yang berkaitan dengan cerita yang dibaca, atau lagu-lagu yang masih ada kaitannya dengan tema cerita yang diberikan. Dalam kunjungan kedua kepada masing-masing guru, tim pengabdian berkesempatan untuk ikut dalam pengimplementasian kegiatan membaca cerita. Secara keseluruhan, ke-empat guru sudah mampu mengimplementasikan hasil pelatihan membaca cerita yang diberikan sebelumnya. Beberapa hal yang masih perlu ditingkatkan misalnya terkait pelibatan siswa dalam proses membaca cerita yang masih minim, sehingga siswa terkesan pasif dalam proses pembelajaran. Selanjutnya, tim pengabdian bersama-sama mendiskusikan hal tersebut dengan guru yang dikunjungi. Masukan dan saran yang diberikan kepada guru disesuaikan dengan karakteristik siswa di masing-masing sekolah. 21

27 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil Kuesioner awal, dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar guru belum pernah membacakan buku cerita saat pelajaran bahasa inggris, jikalaupun pernah membacakan, sebagian besar cerita berasal dari buku paket dan internet yang hanya berupa teks. Cerita tidak dilengkapi dengan gambar yang kurang menarik perhatian siswa. Selain itu kegiatan dalam membacakan cerita kurang bervariasi dan komunikatif. Guru membacakan dan meminta siswa menyimak dan setelah itu guru akan menerjemahkannya kalimat per kalimat dengan maksud membuat siswa paham arti cerita tersebut. Dengan demikian, siswa malah menjadi bosan dan kurang tertarik dengan kegiatan membaca. Dari hasil kuesioner tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pelatihan ini sangat diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan peserta dalam membacakan cerita bahasa inggris dengan menarik. Selanjutnya, saat peberian materi oleh narasumber, peserta berpartisipasi aktif yang kemudian peserta dibagi menjadi 8 kelompok berdasarkan gugus untuk berlatih mempraktekan cara membacakan cerita. Narasumber sebagai penguji juga memberikan penilaian terkait praktek yang dilakukan masing-masing kelompok. Berdasarkan penilaian, dapat disimpulkan bahwa nilai total tertinggi diperoleh oleh kelompok 2 yakni 88 yang diikuti oleh kelompok 5 dengan nilai 86 dan kelompok 8 serta 4 dengan nilai masing-masing 84 dan 79,5. Keempat kelompok dengan nilai tertinggi tersebut akan didampingi ke sekolah masing-masing. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa kemampuan membacakan cerita bahasa inggris guru-guru pada saat pelatihan oleh kelompok peserta masuk dalam kriteria Baik. Untuk itu, pendampingan lebih lanjut guna meningkatkan kemampuan guru masih diperlukan. Hasil dari pendampingan yang dilakukan sebanyak dua kali ke masing-masing 4 sekolah di kecamatan seririt, diketahui bahwa permasalahan yang dihadapi oleh guru menyangkut pemilihan buku cerita yang tepat dan aktifitas yang sesuai setelah kegiatan membaca. Secara keseluruhan, guru sudah mampu mengimplementasikan hasil pelatihan membaca cerita di dalam proses pembelajaran di kelas. 22

28 7.2 Saran 1. Perlu diadakan pelatihan yang lebih mendalam dan intensif terkait dengan membacakan cerita berbahasa inggris 2. Berdasarkan kuesioner, diketahui bahwa jenis pelatihan yang diperlukan selanjutnya adalah Membaca cerita dengan mimik dan intonasi yang benar, Menggunakan cerita dalam bentuk audio visual, Membuat cerita sendiri, Mengaktifkan program literasi di sekolah, Menggunakan strategi inovatif dalam mengajar bahasa inggris, serta Penggunaan lagu dan permainan dalam mengajar. 23

29 DAFTAR PUSTAKA Brewster, J., Ellis, G., & Girard, D.,(2002). The primary English teacher s guide. England Pearson plc. Ellis, G. & Brewster, J., (1991), The Storytelling Handbook for Primary Teachers, Penguin Gallets, M.P. (2005). Storytelling and Story Reading A Comparison of Effects on Children 's Memory and Story Comprehension. Electronic Theses and Dissertations Harmer, Jeremy The Practice of English Language Teaching with DVD (4th Edition) London Longman Handbooks for Language Teachers. Johnsen, S. & Johnsen, E. (1998). Literature as A Character Building Tool. Character Education Through Literature. In Association with Amazon,com. Samantaray, P. (2014). Use of Story Telling Method to Develop Spoken English Skill. International Journal of Language and Linguistics. Vol. 1. No. 1. Pp Somadi, M.M.F.A. (2012). The Effect of A Story-Based Programme on Developing Moral Values at the Kindergarten Stage. Interdiciplinary Journal of Contemporary Research Business. Vol. 4 No.7 Pp

30 Lampiran 1 Absensi Peserta Pelatihan Membaca Cerita Bahasa Inggris 25

31 26

32 Lampiran 2 Foto-Foto Pelatihan Membaca Cerita Bahasa Inggris 27

33 28

34 29

35 Lampiran 3 Peta Lokasi Pelatihan 30

36 Lampiran 4 Lembar Observasi Nama Peserta Asal Sekolah NIP No Aspek yang di observasi Ketekunan mendengarkan ceramah yang disampaikan Keseriusan dalam melakukan diskusi kelompok yang diminta untuk Keingintahuan lebih lanjut mengenai materi yang disampaikan Keantusiasan dalam melakukan praktek membaca buku cerita Keseriusan dalam mengomentari praktek rekan lain dalam membaca cerita SS Singaraja, S KS TS STS Agustus 2017 Penilai, ( ) 31

37 Lampiran 5. Evaluasi Menbaca Buku Cerita Nama Peserta Asal Sekolah NIP No. Aspek yang dinilai 1 Pemahaman Isi Cerita 2 Kerunutan pengungkapan isi cerita 3 Kelancaran dan Kewajaran Pengungkapan 4 Ketepatan intonasi 5 Ketepatan ekspresi saat membaca Nilai Singaraja, Agustus 2017 Penilai, ( ) 32

38 Lampiran 6. Kuesioner 1 Nama Peserta Asal Sekolah NIP Petunjuk Pengisian Kami mohon kesediaan Bapak/Ibu Guru meluangkan waktu untuk mengisi angket ini sesuai dengan pengalaman nyata yang pernah dialami. Angket ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan penilaian tugas dan profesi Bapak/Ibu Guru. Atas kesediaan Bapak/Ibu Guru kami ucapkan terima kasih. 1. Apakah anda pernah membacakan buku cerita berbahasa inggris di sekolah? 2. Bila Ya, bagaimana kegiatan membacakan buku cerita tersebut berlangsung? 3. Buku cerita apa yang biasa dibacakan? Dimana memperoleh buku tersebut? 4. Apakah anda mengetahui manfaat membacakan buku cerita bagi kemampuan berbahasa anak? 5. Apakah anda mengetahu manfaat membacakan cerita bagi pengembangan karakter anak? 33

39 Lampiran 7. Kuesioner 2 Nama Peserta Asal Sekolah NIP Petunjuk Pengisian Kami mohon kesediaan Bapak/Ibu Guru meluangkan waktu untuk mengisi angket ini sesuai dengan pengalaman nyata setelah mengikuti pelatihan tindakan kelas yang diadakan. Angket ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan penilaian tugas dan profesi Bapak/Ibu Guru. Atas kesediaan Bapak/Ibu Guru kami ucapkan terima kasih. 1. Apakah pelatihan membaca cerita berbahasa inggris yang telah anda ikuti menarik? 2. Bila Ya, Apa materi dari pelatihan ini sesuai dengan apa yang anda butuhkan dalam pembelajaran? 3. Setelah mengikuti pelatihan ini, apakah anda termotivasi untuk membacakan cerita dalam pembelajaran di kelas? 4. Apakah anda memerlukan pelatihan yang lebih mendalam terkait dengan penggunaan cerita sebagai media belajar anak? 5. Bila Ya, jenis pelatihan apa yang anda perlukan? Sebutkan secara lebih spesifik! 34

Peningkatan Kemampuan Guru dalam Membuat Perencanaan, Penerapan, dan Penilaian berbasis Kurikulum 2013 di Gugus 1, 2, 3 Kecamatan Seririt

Peningkatan Kemampuan Guru dalam Membuat Perencanaan, Penerapan, dan Penilaian berbasis Kurikulum 2013 di Gugus 1, 2, 3 Kecamatan Seririt LAPORAN AKHIR PENERAPAN IPTEKS Peningkatan Kemampuan Guru dalam Membuat Perencanaan, Penerapan, dan Penilaian berbasis Kurikulum 2013 di Gugus 1, 2, 3 Kecamatan Seririt Oleh: Ketua Tim Pengusul Dra. Ni

Lebih terperinci

PELATIHAN DAN BIMBINGAN TEKNIS PEMBUATAN MEDIA AJAR INOVATIF BERBASIS INTERNET BAGI GURU-GURU BAHASA INGGRIS

PELATIHAN DAN BIMBINGAN TEKNIS PEMBUATAN MEDIA AJAR INOVATIF BERBASIS INTERNET BAGI GURU-GURU BAHASA INGGRIS PELATIHAN DAN BIMBINGAN TEKNIS PEMBUATAN MEDIA AJAR INOVATIF BERBASIS INTERNET BAGI GURU-GURU BAHASA INGGRIS G. A. P. Suprianti Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, Universitas Pendidikan Ganesha e-mail:

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA JUDUL Pelatihan dan Pendampingan Penyusunan Perangkat Pembelajaran Berdasarkan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 dalam Upaya Peningkatan Kompetensi Pedagogik Guru Sekolah

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA PELATIHAN IMPLEMENTASI KEGIATAN PEMBELAJARAN BERBASIS KURIKULUM 2013 BAGI GURU-GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN BUSUNGBIU KABUPATEN BULELENG Oleh: Drs. I Ketut Dibia,

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK PELATIHAN PEMBUATAN WAYANG ABJAD DAN PENDAMPINGAN PENGGUNAANNYA BAGI GURU-GURU TK DESA UMEANYAR DAN LOKAPAKSA KECAMATAN SERIRIT Oleh: Luh Diah Surya Adnyani (Ketua)

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (P2M)

LAPORAN AKHIR PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (P2M) LAPORAN AKHIR PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (P2M) Judul: Pelatihan Pembuatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bagi Guru-guru SMA dan SMP se-kecamatan Sidemen Kabupaten Karangasem Oleh: I Gede Partha

Lebih terperinci

Penguatan Materi dan Pembelajarannya Bagi Guru-guru SD di Gugus II Kec. Sukasada

Penguatan Materi dan Pembelajarannya Bagi Guru-guru SD di Gugus II Kec. Sukasada LAPORAN AKHIR PENERAPAN IPTEKS Penguatan Materi dan Pembelajarannya Bagi Guru-guru SD di Gugus II Kec. Sukasada Oleh: Drs. I Made Suarjana, M.Pd. (Ketua) NIP. 196012311986031022 I Gede Margunayasa, S.Pd.,M.Pd.

Lebih terperinci

PELATIHAN MENDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL DICK AND CAREY BAGI GURU-GURU DI KECAMATAN PENEBEL. oleh,

PELATIHAN MENDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL DICK AND CAREY BAGI GURU-GURU DI KECAMATAN PENEBEL. oleh, PELATIHAN MENDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL DICK AND CAREY BAGI GURU-GURU DI KECAMATAN PENEBEL oleh, Ni Nyoman Parwati dan I Nengah Suparta Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Matematikan

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA JUDUL

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA JUDUL LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA JUDUL Pelatihan dan Pendampingan Penyusunan RPP Bermuatan Kebudayaan Lokal dan Pendidikan Karakter Bangsa Untuk Guru-Guru Sekolah Dasar di Gugus II Kecamatan Tejakula

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA PELATIHAN PENULISAN KARYA ILMIAH BAGI GURU-GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN BUSUNGBIU KABUPATEN BULELENG Oleh: Drs. Ndara Tanggu Renda, M.Pd. (Ketua) NIDN : 0006095709

Lebih terperinci

PELATIHAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU SD DI KECAMATAN BULELENG

PELATIHAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU SD DI KECAMATAN BULELENG Ni Ketut Rapi, Iwan Suswandi, I G. A. Nyoman Sri Wahyuni. (2017). Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas untuk Meningkatkan Profesionalisme Guru SD di Kecamatan Buleleng. International Journal of Community

Lebih terperinci

PELATIHAN PENULISAN ARTIKEL ILMIAH BAGI GURU-GURU SMP DI KECAMATAN PENEBEL

PELATIHAN PENULISAN ARTIKEL ILMIAH BAGI GURU-GURU SMP DI KECAMATAN PENEBEL LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS JUDUL PROGRAM PELATIHAN PENULISAN ARTIKEL ILMIAH BAGI GURU-GURU SMP DI KECAMATAN PENEBEL Oleh Drs. Putu Yasa, M.Si (Ketua) NIP. 196111041987031002 Drs. I Made

Lebih terperinci

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS BAHASA DAN SENI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS MATA KULIAH: INTRODUCTION TO ENGLISH FOR CHILDREN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS BAHASA DAN SENI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS MATA KULIAH: INTRODUCTION TO ENGLISH FOR CHILDREN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS BAHASA DAN SENI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS MATA KULIAH: INTRODUCTION TO ENGLISH FOR CHILDREN Program Studi : Pendidikan Bahasa Inggris Mata Kuliah & Kode :

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PELATIHAN PEMBUATAN BONEKA JARI DAN PENDAMPINGAN PENGGUNAANNYA BAGI GURU-GURU TK KECAMATAN SERIRIT Oleh: Luh Diah Surya Adnyani (Ketua) NIP : 198309232008122001

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR P2M PENERAPAN IPTEKS

LAPORAN AKHIR P2M PENERAPAN IPTEKS LAPORAN AKHIR P2M PENERAPAN IPTEKS Pelatihan Customer Service dan Bahasa Inggris Profesi Bagi Pelaku Wisata di Kawasan Penelokan, Kintamani, Bangli dalam Upaya Meningkatkan Kualitas Pelayanan Bagi Turis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membiasakan peserta didik aktif dalam kegiatan berbahasa secara lisan.

BAB I PENDAHULUAN. membiasakan peserta didik aktif dalam kegiatan berbahasa secara lisan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa memiliki empat komponen, salah satunya keterampilan berbicara. Keterampilan berbicara merupakan keterampilan yang mengungkapkan pikiran

Lebih terperinci

Pendampingan Pelaksanaan Pembelajaran berbasis Kurikulum 2013 dengan Pola Lesson Study di Gugus I Kecamatan Sukasada

Pendampingan Pelaksanaan Pembelajaran berbasis Kurikulum 2013 dengan Pola Lesson Study di Gugus I Kecamatan Sukasada LAPORAN AKHIR PENERAPAN IPTEKS Pendampingan Pelaksanaan Pembelajaran berbasis Kurikulum 2013 dengan Pola Lesson Study di Gugus I Kecamatan Sukasada Oleh: Ketua Tim Pengusul I Gede Margunayasa, S.Pd., M.Pd.

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS Judul Program: PEMBINAAN OLIMPIADE MATEMATIKA BAGI GURU-GURU SMP SE-KECAMATAN TEMBUKU KABUPATEN BANGLI Oleh: I Gusti Nyoman Yudi Hartawan, S.Si.,M.Sc. NIDN. 0025058401

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sangatlah berperan penting dalam kehidupan sehari-hari terlebih bagi dunia pendidikan. Bahasa merupakan sebuah jembatan bagi pemerolehan ilmu-ilmu pembelajaran

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN Nama Mata Kuliah : English for Elementary School (GD 321) Program : S1 PGSD Reguler Konsentrasi : Bahasa Inggris Semester : V (Lima) Bobot SKS : 3 Disusun Oleh: Winti Ananthia,

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN 2013 2014 Sugiani Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak:

Lebih terperinci

LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT JUDUL Pelatihan Pembuatan dan Implementasi Perangkat Pembelajaran Berorientasi I2M3 dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar di Gugus XIV Kecamatan

Lebih terperinci

PELATIHAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU SMPN 3 NGUNUT

PELATIHAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU SMPN 3 NGUNUT J-ADIMAS (Jurnal Pengabdian kepada ) PELATIHAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU SMPN 3 NGUNUT DIESTY HAYUHANTIKA 1 1 STKIP PGRI Tulungagung 1 diesti@stkippgritulungagung.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi saat ini telah melanda dunia. Dunia yang luas seolah-olah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi saat ini telah melanda dunia. Dunia yang luas seolah-olah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi saat ini telah melanda dunia. Dunia yang luas seolah-olah sudah menjadi sempit. Interaksi antar manusia dalam wujud tertentu sudah tidak dapat dibatasi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MATERI AJAR BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER BAGI GURU BAHASA INGGRIS SD DI KECAMATAN TEMBALANG

PENGEMBANGAN MATERI AJAR BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER BAGI GURU BAHASA INGGRIS SD DI KECAMATAN TEMBALANG PENGEMBANGAN MATERI AJAR BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER BAGI GURU BAHASA INGGRIS SD DI KECAMATAN TEMBALANG C. Murni Wahyanti, Joko Sutopo Jurusan Bahasa Inggris, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum SD Negeri Ampel 03 SD Negeri Ampel 03 terletak di Dukuh Ngaduman Desa Kaligentong Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali. Sekolah ini didirikan pada

Lebih terperinci

BAB VIII SIMPULAN DAN SARAN. disampaikan saran / rekomendasi. Simpulan disajikan dalam bentuk deskriptif,

BAB VIII SIMPULAN DAN SARAN. disampaikan saran / rekomendasi. Simpulan disajikan dalam bentuk deskriptif, 259 BAB VIII SIMPULAN DAN SARAN Pada bagian akhir studi ini disajikan simpulan hasil pembahasan serta disampaikan saran / rekomendasi. Simpulan disajikan dalam bentuk deskriptif, yaitu menggambarkan secara

Lebih terperinci

Peningkatan Kemampuan Berbicara (Speaking) Bahasa Inggris Siswa Kelas VIII SMPN 3 Surakarta dengan Menggunakan Gambar ABSTRAK

Peningkatan Kemampuan Berbicara (Speaking) Bahasa Inggris Siswa Kelas VIII SMPN 3 Surakarta dengan Menggunakan Gambar ABSTRAK Peningkatan Kemampuan Berbicara (Speaking) Bahasa Inggris Siswa Kelas VIII SMPN 3 Surakarta dengan Menggunakan Gambar Hetty Dwi Agustin Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris SMPN 3 Surakarta Jl. Kartini No.18

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Oktober 2016 dan Selasa, 18 Oktober Tahap pra siklus ini bertujuan untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Oktober 2016 dan Selasa, 18 Oktober Tahap pra siklus ini bertujuan untuk BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus dan diawali dengan tahap pra siklus. Tahap pra siklus dilaksanakan pada tanggal Senin,

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK JUDUL PROGRAM PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI ACTIVE LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK KKG GUGUS II KECAMATAN SERIRIT Oleh: Ni Ketut Desia

Lebih terperinci

Rona Almos, Reniwati, Pramono, dan. Wasana 2

Rona Almos, Reniwati, Pramono, dan. Wasana 2 PENGENALAN DAN PELATIHAN MUSIK TRADISIONAL MINANGKABAU KEPADA GURU-GURU BUDAYA ALAM MINANGKABAU (BAM) DI KECAMATAN PAUH PADANG 1 Rona Almos, Reniwati, Pramono, dan. Wasana 2 ABSTRACT Minangkabau have many

Lebih terperinci

PELATIHAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH UNTUK PENGEMBANGAN PROFESI GURU BAGI GURU-GURU GEOGRAFI SMA DI KABUPATEN BANTUL

PELATIHAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH UNTUK PENGEMBANGAN PROFESI GURU BAGI GURU-GURU GEOGRAFI SMA DI KABUPATEN BANTUL LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PPM) DOSEN PELATIHAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH UNTUK PENGEMBANGAN PROFESI GURU BAGI GURU-GURU GEOGRAFI SMA DI KABUPATEN BANTUL Oleh: Dr. Hastuti, M.Si. Sriadi

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PPM) DOSEN

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PPM) DOSEN LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PPM) DOSEN PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU MELALUI PENULISAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS BAGI GURU-GURU DI SMA NEGERI 1 WATES Oleh: Dr. Hastuti, M.Si. Sriadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai alat komunikasi, bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena hampir seluruh aktivitas manusia melibatkan bahasa. Melalui bahasa manusia

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN. PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PkM) TAHUN ANGGARAN Judul PkM:

LAPORAN KEGIATAN. PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PkM) TAHUN ANGGARAN Judul PkM: LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PkM) TAHUN ANGGARAN 2014 Judul PkM: PELATIHAN PEMBELAJARAN AKTIVITAS LUAR KELAS BAGI GURU PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR Oleh: F. Suharjana, M.Pd. Sriawan, M.Kes.

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK PELATIHAAN PENGGUNAAN KIT LISTRIK BAGI GURU IPA SMP/MTS NEGERI DAN SWASTA DI KECAMATAN BULELENG Oleh Dewi Oktofa Rahmawati, S.Si., M.Si./ 0010127001 Luh Putu Budi

Lebih terperinci

PELATIHAN PENILAIAN KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM DAN UNIT SIMPAN PINJAM KOPERASI DI KABUPATEN BULELENG

PELATIHAN PENILAIAN KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM DAN UNIT SIMPAN PINJAM KOPERASI DI KABUPATEN BULELENG LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PELATIHAN PENILAIAN KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM DAN UNIT SIMPAN PINJAM KOPERASI DI KABUPATEN BULELENG Ketua : Fridayana Yudiaatmaja, M.Sc / 0012047414 Anggota

Lebih terperinci

Pembinaan Sekolah SMK untuk Meningkatkan Profesionalisme Guru PKn Melalui PTK dan Publikasi Ilmiah

Pembinaan Sekolah SMK untuk Meningkatkan Profesionalisme Guru PKn Melalui PTK dan Publikasi Ilmiah Pembinaan Sekolah SMK untuk Meningkatkan Profesionalisme Guru PKn Melalui PTK dan Publikasi Ilmiah Hodriani Rosnah Siregar Surya Dharma Hafni Laila Siregar (Dosen Jurusan PPKn Universitas Negeri Medan)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan penulis adalah dengan menggunakan penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan penulis adalah dengan menggunakan penelitian 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian yang dilakukan penulis adalah dengan menggunakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research), karena penelitian tindakan kelas

Lebih terperinci

Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indoneia melalui Metode DRTA (Directed Reading Thingking Activity) Yamini 1

Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indoneia melalui Metode DRTA (Directed Reading Thingking Activity) Yamini 1 Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indoneia melalui Metode DRTA (Directed Reading Thingking Activity) Yamini 1 1 SD Negeri 1 Pandean Trenggalek Email: 1 yamini@gmail.com Tersedia Online di http://www.jurnal.unublitar.ac.id/

Lebih terperinci

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) PERANGKAT PEMBELAJARAN STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Satuan Pendidikan : SMP/MTs. Kelas : VII, VIII, IX Nama Guru : Dwi Agus Yunianto, S.Pd. NIP/NIK : 19650628

Lebih terperinci

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan peneliti adalah Penelitian Tindak Kelas

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan peneliti adalah Penelitian Tindak Kelas BAB 3 METODELOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan peneliti adalah Penelitian Tindak Kelas (PTK). Istilahnya dalam bahasa Inggris adalah Classroom Action Research (CAR).

Lebih terperinci

PELATIHAN PENGUASAAN MATERI AJAR MATEMATIKA BAGI GURU-GURU PEMBINA OLIMPIADE MATEMATIKA SD DI KECAMATAN TABANAN. Oleh :

PELATIHAN PENGUASAAN MATERI AJAR MATEMATIKA BAGI GURU-GURU PEMBINA OLIMPIADE MATEMATIKA SD DI KECAMATAN TABANAN. Oleh : LAPORAN AKHIR PENERAPAN IPTEKS PELATIHAN PENGUASAAN MATERI AJAR MATEMATIKA BAGI GURU-GURU PEMBINA OLIMPIADE MATEMATIKA SD DI KECAMATAN TABANAN Oleh : Drs. Djoko Waluyo, M.Sc ( NIDN 006075306) Dr. Gede

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Inggris dikenal dengan Clasroom Action Research (ARC). Penelitian tindakan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Inggris dikenal dengan Clasroom Action Research (ARC). Penelitian tindakan 35 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Motode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK). Metode penelitian tindakan kelas dalam bahasa Inggris

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Bahasa merupakan sesuatu yang penting untuk dikuasai karena bahasa adalah sarana interaksi dan alat komunikasi antar manusia. Negara Indonesia merupakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melaksanakan penelitian pada siklus I, terlebih dahulu peneliti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melaksanakan penelitian pada siklus I, terlebih dahulu peneliti BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Awal (Pra Siklus) Sebelum melaksanakan penelitian pada siklus I, terlebih dahulu peneliti mencari data awal nilai keterampilan berbicara pada pelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Negeri Lawiran Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Banjar tahun pelajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Negeri Lawiran Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Banjar tahun pelajaran BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Setting Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas III Sekolah Dasar Negeri Lawiran Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Banjar tahun

Lebih terperinci

PANDUAN USULAN PROPOSAL P2M DAN DIPA UNDIKSHA TAHUN 2012

PANDUAN USULAN PROPOSAL P2M DAN DIPA UNDIKSHA TAHUN 2012 PANDUAN USULAN PROPOSAL P2M DAN DIPA UNDIKSHA TAHUN 2012 LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2012 0 PANDUAN USULAN PROPOSAL P2M DAN DIPA UNDIKSHA TAHUN 2012 A. Latar Belakang

Lebih terperinci

LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KETERAMPILAN MENYIMAK BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) BAGI GURU BAHASA INGGRIS DI SMA/SMK/MA MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA oleh:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. dorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia adalah masih rendahnya kualitas pendidikan. Hal tersebut disebabkan oleh lemahnya proses pembelajaran.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI BAB I PENDAHULUAN Dalam Tri Dharma perguruan tinggi yang ketiga disebutkan tentang pengabdian kepada masyarakat. Hal tersebut dapat diartikan jika mahasiswa yang telah menyelesaikan tugas belajarnya di

Lebih terperinci

BAB II KEGIATAN PPL A. Persiapan 1. Pengajaran Mikro 2. Pembekalan PPL 3. Observasi

BAB II KEGIATAN PPL A. Persiapan 1. Pengajaran Mikro 2. Pembekalan PPL 3. Observasi BAB II KEGIATAN PPL A. Persiapan Dalam rangka persiapan pelaksanaan PPL, maka diadakan beberapa kegiatan yaitu sebagai berikut: 1. Pengajaran Mikro Kegiatan Pengajaran Mikro adalah prasyarat yang harus

Lebih terperinci

PELATIHAN PENGISIAN KARTU PENGAWAS MINUM OBAT DAN PENEMUAN KASUS SUSPECT

PELATIHAN PENGISIAN KARTU PENGAWAS MINUM OBAT DAN PENEMUAN KASUS SUSPECT LAPORAN P2M PELATIHAN PENGISIAN KARTU PENGAWAS MINUM OBAT DAN PENEMUAN KASUS SUSPECT TUBERKULOSIS PADA KADER KESEHATAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BULELENG I TAHUN 2014 Oleh: dr. Made Suadnyani Pasek, S.Ked.,M.Kes/0021088103

Lebih terperinci

PANDUAN PELAKSANAAN PENILAIAN PROSES DAN HASIL BELAJAR IMPLEMENTASI KURIKULUM UNDIKSHA 2016

PANDUAN PELAKSANAAN PENILAIAN PROSES DAN HASIL BELAJAR IMPLEMENTASI KURIKULUM UNDIKSHA 2016 PANDUAN PELAKSANAAN PENILAIAN PROSES DAN HASIL BELAJAR IMPLEMENTASI KURIKULUM UNDIKSHA 2016 LEMBAGA PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN DAN PENJAMINAN MUTU (LPPPM) UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2016 Kata Pengantar

Lebih terperinci

07. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. A. Latar Belakang

07. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. A. Latar Belakang 07. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasian dalam mempelajari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan media pembelajaran Bahasa inggris dengan konsep media CBI berbasis Adobe Captivate. Metode dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 1 Rojoimo. SD Negeri 1 Rojoimo terletak di Desa Mirombo Kecamatan Wonosobo, Kabupaten Wonosobo. SD Negeri

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS Pelatihan Guru-Guru Pembina Olimpiade Matematika Tingkat SD di Kecamatan Kubu Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Universitas Pendidikan Ganesha

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian mengenai meningkatkan keterampilan berbicara dengan metode

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian mengenai meningkatkan keterampilan berbicara dengan metode BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Penelitian mengenai meningkatkan keterampilan berbicara dengan metode delivery from memory ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan pendidikan. Bahasa Inggris memiliki peran

PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan pendidikan. Bahasa Inggris memiliki peran 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Inggris berfungsi sebagai alat pengembangan diri siswa dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan pendidikan. Bahasa Inggris memiliki peran yang penting

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. SMA Negeri 14 Bandung pada waktu melaksanakan kegiatan belajar mengajar di

BAB 3 METODE PENELITIAN. SMA Negeri 14 Bandung pada waktu melaksanakan kegiatan belajar mengajar di BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Terdapat persoalan yang dihadapi guru Bahasa Indonesia kelas X-C SMA Negeri 14 Bandung pada waktu melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Persoalan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam praktek pembelajaran di kelas IV SD Negeri 1 Dologan Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali

Lebih terperinci

masalah, penelitian yakni: (1) kemampuan guru menerapkan metode pemodelan dalam

masalah, penelitian yakni: (1) kemampuan guru menerapkan metode pemodelan dalam BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4. Hasil Penelitian Penelitian tentang kemampuan guru menerapkan metode pemodelan pada materi pembelajaran menyampaikan pengumuman kelas VII SMP Negeri Tapa, difokuskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat. mendorong siswa sekolah dasar untuk meningkatkan kemampuannya dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat. mendorong siswa sekolah dasar untuk meningkatkan kemampuannya dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat mendorong siswa sekolah dasar untuk meningkatkan kemampuannya dalam bidang Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pembelajaran melibatkan beberapa komponen yaitu: 1) peserta didik;

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pembelajaran melibatkan beberapa komponen yaitu: 1) peserta didik; BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kegiatan pembelajaran melibatkan beberapa komponen yaitu: 1) peserta didik; sebagai pencari, penerima, dan penyimpan pesan pengetahuan yang telah disampaikan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di SMA Kartika Siliwangi 2 Bandung bertujuan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di SMA Kartika Siliwangi 2 Bandung bertujuan BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan di SMA Kartika Siliwangi 2 Bandung bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran cerita rakyat dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Usia anak-anak adalah salah satu periode yang tepat untuk belajar bahasa. Masa anakanak

BAB I PENDAHULUAN. Usia anak-anak adalah salah satu periode yang tepat untuk belajar bahasa. Masa anakanak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usia anak-anak adalah salah satu periode yang tepat untuk belajar bahasa. Masa anakanak adalah masa paling tepat dan ideal untuk memperoleh bahasa asing karena pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 Pasal 33 Ayat 3 tentang Bahasa Pengantar, bahasa asing dapat

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 Pasal 33 Ayat 3 tentang Bahasa Pengantar, bahasa asing dapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi ini, bahasa Inggris memegang peranan penting dalam hal komunikasi. Bahasa Inggris merupakan bahasa Internasional karena telah dipakai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak digunakan di dunia serta diakui oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)

BAB I PENDAHULUAN. banyak digunakan di dunia serta diakui oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini, kemampuan dalam berbahasa Inggris menjadi salah satu kebutuhan utama. Bahasa Inggris merupakan bahasa terpopuler dan paling banyak digunakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK merupakan sebuah metode penelitian yang dilakukan di dalam

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PPM) DOSEN

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PPM) DOSEN LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PPM) DOSEN PELATIHAN PENULISAN KARYA ILMIAH BAGI GURU-GURU GEOGRAFI SMA DI KABUPATEN PURWOREJO SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU Oleh: Nurhadi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki keterampilan dalam berbahasa. Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen keterampilan.

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki keterampilan dalam berbahasa. Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen keterampilan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan kita sehari-hari. Hal ini haruslah kita sadari benar-benar karena bahasa adalah alat komunikasi manusia. Suatu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Sekolah Dasar Negeri 2 Kembaran Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo terletak di Jln. Ronggolawe Dsn Kembaran, berdiri sejak

Lebih terperinci

Pembelajaran Menulis Pantun Secara Integratif Berbasis Lesson Study

Pembelajaran Menulis Pantun Secara Integratif Berbasis Lesson Study Pembelajaran Menulis Pantun Secara Integratif Berbasis Lesson Study Elfia Sukma/ Mansur Lubis Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang Abstrak Artikel ini didasarkan pada hasil pelaksanaan kegiatan

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, ANALISIS HASIL DAN REFLEKSI

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, ANALISIS HASIL DAN REFLEKSI BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, ANALISIS HASIL DAN REFLEKSI A. PERSIAPAN Persiapan mengajar merupakan salah satu kegiatan yang harus dilakukan oleh mahasiswa praktikan sebelum melakukan praktik mengajar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Tlogodalem. SD Negeri Tlogodalem terletak di Dusun Ngadisari, Desa Tlogodalem, Kecamatan Kertek, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud,

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan, dan pendapat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan kooperatif tipe group investigation (GI) pada mata pelajaran IPS dengan materi Perjuangan

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL A. PERSIAPAN Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah kegiatan yang wajib ditempuh oleh mahasiswa S1 UNY program kependidikan karena orientasi utamanya

Lebih terperinci

PELATIHAN PENYUSUNAN INSTRUMEN PENILAIAN AKTIVITAS BELAJAR BERORIENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BAGI GURU DI GUGUS 1 KECAMATAN MARGA

PELATIHAN PENYUSUNAN INSTRUMEN PENILAIAN AKTIVITAS BELAJAR BERORIENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BAGI GURU DI GUGUS 1 KECAMATAN MARGA PELATIHAN PENYUSUNAN INSTRUMEN PENILAIAN AKTIVITAS BELAJAR BERORIENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BAGI GURU DI GUGUS 1 KECAMATAN MARGA Made Juniantari 1, Ni Putu Sri Ratna Dewi 2, Ni Luh Pande Latria Devi 3

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan melalui praktik pembelajaran di kelas 6 SD Negeri 2 Getas Kecamatan Kradenan Kabupaten Blora, dengan jumlah siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Salah satu sekolah yang menjadi tempat PPL UNY Yogyakarta adalah SMA PIRI 1 Yogyakarta yang terletak di Jalan Kemuning 14 Yogyakarta. Secara garis besar SMA PIRI 1

Lebih terperinci

SILABUS WRITING AND DICTATION FOR ELEMENTARY SCHOOL. Winti Ananthia, S.Pd., M.Ed. NIP/NIDN /

SILABUS WRITING AND DICTATION FOR ELEMENTARY SCHOOL. Winti Ananthia, S.Pd., M.Ed. NIP/NIDN / SILABUS WRITING AND DICTATION FOR ELEMENTARY SCHOOL Winti Ananthia, S.Pd., M.Ed. NIP/NIDN 197906062005012003/0006067908 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR KAMPUS CIBIRU UNIVERSITAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA PESERTA DIDIK TUNARUNGU KELAS VII SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) NEGERI KABUPATEN GORONTALO

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA PESERTA DIDIK TUNARUNGU KELAS VII SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) NEGERI KABUPATEN GORONTALO 1 PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA PESERTA DIDIK TUNARUNGU KELAS VII SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) NEGERI KABUPATEN GORONTALO Ummurul Hasanah Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa dan mampu berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan. Kemampuan siswa berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang

Lebih terperinci

BAB III. terdiri dari 15 laki-laki dan 10 perempuan. Adapun permasalahan dalam penelitian ini

BAB III. terdiri dari 15 laki-laki dan 10 perempuan. Adapun permasalahan dalam penelitian ini 48 BAB III HASIL PENELITIAN TENTANG KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR BAHASA ARAB DENGAN MENERAPKAN METODE ROLE PLAYING (Bermain Peran) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN HIWAR SISWA DALAM BAHASA ARAB A. Deskripsi Setting

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Lokasi Penelitian. 1. Letak Sekolah Dasar Negeri 01 Kaliwiro

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Lokasi Penelitian. 1. Letak Sekolah Dasar Negeri 01 Kaliwiro BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Letak Sekolah Dasar Negeri 01 Kaliwiro Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 01 Kaliwiro, yang beralamatkan di Jalan Selomanik

Lebih terperinci

PANDUAN PENGEMBANGAN SEKOLAH BERKARAKTER UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA (UNDIKSHA) BERBASIS KEARIFAN LOKAL

PANDUAN PENGEMBANGAN SEKOLAH BERKARAKTER UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA (UNDIKSHA) BERBASIS KEARIFAN LOKAL PANDUAN PENGEMBANGAN SEKOLAH BERKARAKTER UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA (UNDIKSHA) BERBASIS KEARIFAN LOKAL LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2012 1 PANDUAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH 4.1 Sejarah Singkat dan Perkembangan Berdasarkan surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 18165 / Kep tertanggal 23 Juli didirikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat. Perkembangan ini memiliki dampak semakin terbuka dan tersebarnya informasi dan pengetahuan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU IPA MELALUI PENDAMPINGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN BERBASIS LESSON STUDY DI SMAN 2 LEMBAR

PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU IPA MELALUI PENDAMPINGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN BERBASIS LESSON STUDY DI SMAN 2 LEMBAR PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU IPA MELALUI PENDAMPINGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN BERBASIS LESSON STUDY DI SMAN 2 LEMBAR Agus Ramdani, A. Wahab Jufri, Gito Hadiprayitno, Afriana Azizah Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 02 Getas, Kecamatan Kaloran, kabupaten Temanggung dengan Subyek Penelitian Siswa Kelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salahsatu kewenangan otonomi daerah yaitu memiliki kewenangan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salahsatu kewenangan otonomi daerah yaitu memiliki kewenangan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salahsatu kewenangan otonomi daerah yaitu memiliki kewenangan untuk memperhatikan potensi dan keanekaragaman daerah (Undang-Undang, 1999). Sehingga keanekaragaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berkomunikasi adalah salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Berkomunikasi adalah salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berkomunikasi adalah salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa itu sendiri terbagi menjadi empat komponen, yaitu: menyimak, berbicara, membaca,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan kemajuan teknologi. Perubahan paradigma dalam dunia pendidikan menuntut adanya perubahan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mereka sehingga terwujud keprofesionalan yang mantap. Seorang guru dituntut

BAB I PENDAHULUAN. mereka sehingga terwujud keprofesionalan yang mantap. Seorang guru dituntut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi ini ketika kemajuan IPTEK semakin pesat, hal ini juga berimbas pada pentingnya seorang guru meningkatkan kinerja dan kemampuan mereka sehingga

Lebih terperinci

Oleh: Nur Adha Wahyuningsih Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

Oleh: Nur Adha Wahyuningsih Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Peningkatan Keterampilan Menulis Syair Tembang Macapat Menggunakan Metode Contextual Teaching And Learning (CTL) Melalui Media Gambar Siswa Kelas XI MAN Kutowinangun Tahun Pelajaran 2016/ 2017 Oleh: Nur

Lebih terperinci

Berdasarkan hasil observasi kelas pra PPL, diperoleh data sebagai berikut:

Berdasarkan hasil observasi kelas pra PPL, diperoleh data sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Salah satu sekolah yang menjadi tempat PPL UNY Yogyakarta adalah SMK PI Ambarrukmo 1 Sleman yang terletak di Jalan Cenderawasih no.125 Mancasan Lor. Secara garis

Lebih terperinci