BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian deskriptif korelatif adalah penelitian yang bertujuan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian deskriptif korelatif adalah penelitian yang bertujuan"

Transkripsi

1 30 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian deskriptif korelatif adalah penelitian yang bertujuan memberikan gambaran atau diskripsi tentang suatu keadaan atau objek, pendekatan yang di gunakan adalah pendekatan cross sectional yaitu penelitian yang mengukur variabel bebas dan variabel terikat yang dikumpulkan dalam waktu bersamaan. Penelitian adalah merupakan suatu strategi untuk mencapai tujuan penelitian yang telah di tentukan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun penelitian pada seluruh proses (Wibowo, 2014) Lokasi dan Waktu Penelitian Kota Sabang. Penelitian ini dilakukan di kecamatan Suka Jaya dan kecamatan Suka Karya Waktu penelitian dilakukan pada bulan Maret sampai Juli Lokasi dipilih dengan alasan mudah mendapatkan izin penelitian,biaya penelitian terjangkau,serta terbuka menerima perubahan baru dan dapat meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) skizofernia. kegiatan di mulai dari survey awal, penulusuran bahan, pengambilan data hingga penyajian hasil penelitian. 30

2 Sumber Informasi Untuk mendapatkan data tepat maka perlu ditentukan sumber informasi yang memiliki kompetensi dan sesuai dengan kebutuhan data (purposive) dengan demikian penentuan sumber informasi di lakukan dengan tehnik purposive Purposive sampling adalah tehnik pengambilan sampel yang sering di gunakan dalam penelitian, sumber data sengaja di ambil dengan pertimbangan tertentu yakni sumber data dianggap paling tahu tentang apa yang di harapkan, sehingga mempermudah peneliti menjelajahi objek atau situasi sosial yang sedang di teliti (Sugiyono, 2009). Sumber informasi data sekunder dalam penelitian ini yaitu 1. Petugas keordinator jiwa dinas kesehatan Kota Sabang 2. Perawat kesehatan jiwa (CMHN) di puskesmas. 3. Kader kesehatan jiwa (KKJ) tiap Desa/Gampong di Kota Sabang. Sumber informasi data primer di ambil dari keseluruhan penderita gangguan jiwa skizofrenia,melalui wawancara keluarga terdekat Populasi dan Sampel Populasi Populasi adalah keseluruhan gejala/satuan yang ingin di teliti (Prasetyo, 2005) dalam penelitian ini populasi adalah seluruh orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) skizofrenia yaitu 82 orang.

3 Sampel Sampel adalah sebagai dari jumlah dan karakteristik populasi yang di teliti (Arikunto,2006) dalam penelitian ini mengambil teknik total sampling. yaitu semua populasi dijadikan sampel penelitian sebanyak 82 orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) skizofrenia. Wawancara dilakukan dengan keluarga terdekat yang merawat dan menjaga orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) skizofrenia tersebut dan dengan karakteristik sampel untuk keluarga yang dapat di masukkan dalam kriteria peneliti adalah a. Anggota keluarga yang terdekat dan terlibat merawat klien b. Bertanggung jawab terhadap klien dan tinggal bersama klien c. Berusia lebih dari 18 tahun d. Bisa membaca dan menulis e. Bersedia sebagai responden dalam penelitian 3.5. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan langsung kepada subyek penelitian dengan teknik wawancara kepada keluarga terdekat yang tinggal serumah dengan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) dengan bantuan kuesioner yang meliputi data primer dan data sekunder yaitu sebagai berikut : Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh dari responden (sampel) secara langsung melalui wawancara dengan responden berpedoman pada kuesioner yang

4 33 telah disusun. Data primer yang dikumpulkan adalah semua data yang termasuk dalam variabel independen Data Sekunder Data sekunder diperoleh dari studi dokumentasi, yaitu dengan mengumpulkan dan mempelajari data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Sabang.dukumentasi perawat kesehatan jiwa puskesmas (CMHN), Clinikal Methal Health Nursest dan dokumentasi kader kesehatan jiwa tiap desa di kota Sabang Uji Validitas dan Reliabilitas Validitas adalah tingkat keadaan dan kesalahan alat ukur untuk mengukur apa yang di ukur (Sugiyono,2006) alat ukur adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevaliditasannya atau kesahihan sesuatu instrument. Uji Validitas instrument penelitian yang digunakan adalah validitas konstruk dengan mengetahui nilai total setiap item pada analisis reability yang tercantum pada nilai correlation corrected item. Suatu pertanyaan yang dikatakan valid atau bermakna sebagai alat pengumpul data bila korelasi hasil hitung (r-hitung) lebih besar dari angka kritik nilai korelasi (rtabel), pada taraf signifikansi 95% (Riduwan, 2005), alat ukur di gunakan pada setiap pertanyaan yang di lakukan yang dianggap valit dan bermakna untuk pengumpulan data di setiap kuisioner yang di berikan pada responden di setiap kunjungan ke keluarga orang dengan gangguan jiwa skizofrenia di Kota Sabang Uji Reliabilitas Uji Reliabilitas bertujuan untuk melihat bahwa sesuatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument

5 34 tersebut sudah baik. Apabila datanya memang benar dan sesuai kenyataan, maka berapa kalipun diambil tetap akan sama. Tehnik yang dipakai untuk menguji kuesioner penelitian adalah tehnik Alpha Cronbach yaitu dengan menguji coba instrument kepada sekelompok responden pada satu kali pengukuran, juga pada taraf kepercayaan pengujian adalah 95% (Riduwan, 2005) Sebelum di lakukan penelitian kepada responden, terlebih dahulu di lakukan uji validitas dan realibilitas kuesioner kepada 82 responden keluarga orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) skizofrenia di Kota Sabang Uji validitas variabel faktor yaitu faktor somatik dimana yang di ukur adalah Genetik/keturunan, cacat kogenital, jasmaniah, penyalahgunaan obat-obatan, penyakit dan cedera tubuh. Faktor psikologik yang di ukur adalah trauma masa kanak-kanak, hubungan keluarga, struktur keluarga, kekecewaan dan pengalaman yang menyakitkan, dan stres berat. Faktor sosial kultural (budaya) yang di ukur cara membesarkan anak, sistem nilai, kepincangan antara keinginan dengan kenyataan, ketegangan akibat faktor ekonomi, perpindahan keluarga, dan masalah minoritas. Setelah semua pertanyaan valit, analisis di lanjutkan dengan uji relibialitas, pertanyaan di katakan realibilitas jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau setabil dari waktu ke waktu (Ghozali,2005). Hasil ui validitas dan realibilitas kuesioner penelitan dapat di lihat pada tabel 3.1 berikut :

6 35 Tabel 3.1. Hasil uji Validitas dan Realibilitas Kuesioner Peneliti Variabel Pertanyaan Corrected Item- Tital Correlation Cronbach s Alpha Keterangan Somatik Genetik//keturunan 2 0,829 0,853 Reliabel Valid Cacat Kogenital 5 0,609 Valid Jasmani 2 0,451 Valid Penyalahgunaan Obat-obatan 3 0,923 Valid Penyakit dan Cedera tubuh 2 0,746 Valid Psikologi 5 0,468 0,900 Reliabel Trauma masa kanak-kanak Valid Hubungan keluarga 8 0,747 Valid Struktur keluarga 2 0,572 Valid Kekecewaan dan pengalaman 3 0,489 Valid menyakitkan Stres berat 3 0,586 Valid Sosial kultural Cara membesarkan anak 3 0,575 0,882 Reliabel Valid Sintem nilai 1 0,772 Valid Kepincangan antara keinginan dengan 4 0,469 Valid kenyataan Ketegangan akibat faktor ekonomi 3 0,673 Valid Perpindahan keluarga 3 0,684 Valid Masalah minoritas 1 0,425 Valid Hasil uji validitas di peroleh nilai r > r tabel (0,361) sehingga seluruh item pertanyaan di nyatakan valid. Dari hasil uji reliabilitas yang di lakukan di peroleh nilai r cronbach alpha > r (0,60) sehingga seluruh item pertanyaan di nyatakan

7 36 reliabel, dengan demikian kuesioner yang di gunakan untuk penelitian ini valit dan reliabilitas Variabel dan Definisi Operasional Variabel Variabel dependen (terikat) penelitian ini adalah sakit gangguan jiwa skizofrenia dan variable independen (bebas) adalah 1. Faktor Somatik yaitu Genetik/keturunan, Cacat kogenital, Jasmaniah, Penyalahgunaan obat-obatan Penyakit dan cedera tubuh. 2. Faktor Psikologik (Psikogenik) yaitu Trauma masa kanak-kanak, Kehilangan asuh anak, Hubungan keluarga, Struktur keluarga, Kekecewaan dan pengalaman menyakitkan, Stres berat. 3. Faktor Sosial Kultural yaitu Cara-cara membesarkan anak,sistem nilai, Kepincangan antara keinginan dengan kenyataan, Ketegangan akibat faktor ekonomi, Perpindahan keluarga dan Keluarga minoritas Definisi Operasional Variabel Independen 1. Genetik/Keturunan adalah adanya salah satu dari anggota keluarga yang berhubungan darah yang menderita gangguan jiwa, terutama gangguan persepsi sensorik dan gangguan psikotik, misalnya saudara kembar, individu yang memiliki hubungan sebagai ayah, ibu atau saudara yang mengalami gangguan jiwa

8 37 2. Cacat kogenital adalah cacat yang didapatkan sejak lahir dapat mempengaruhi jiwa anak. 3. Jasmaniah, bentuk tubuh seseorang sangat berhubungan dengan gangguan jiwa tertentu. Misalnya: yang bertubuh gemuk/endofrom, kurus/ectofrorm, terlalu tinggi badan atau terlalu pendek. 4. Penyalahguaan obat-obatan, Koping yang maladatif yang di gunakan individu untuk menghadapi stressor melalui obat-obatan yang memiliki sifat adiksi (efek ketergantungan) 5. Penyakit dan cedera tubuh,penyakit-penyakit tertentu misalnya penyakit jantung, kangker yang memungkinkan merasa murung dan sedih,demikian juga cedera/cacat tubuh tertentu yang menyebabkan rasa rendah diri. 6. Trauma masa kanak-kanak,depresi dini biologis maupun psikologik yang terjadi pada masa bayi, anak-anak, misalny anak anak di tolak, menimbulkan rasa tidak nyaman dan dia akan mengembangkan cara penyesuaian yang salah. 7. Hubungan keluarga, dari masa kanak kanak keluarga sudah memegang peranan penting dalam membentukan kepribadian. 8. Struktur keluarga, keluarga kecil atau besar mempengaruhi perkembangan jiwa anak. 9. Kekecewaan dan pengalaman yang menyakitkan, kematian, kecelakaan, Peceraian dsb. 10. Stres berat. Tekanan yang timbul bersamaan dan berturut-turut.bisa menyebabkan berkurangnya/hilangnya daya tahan terhadap stress, contoh kasus seseorang yang mengalami penceraian dan kemudian harus juga kehilangan anak-anaknya.

9 Cara membesarkan anak, yang kaku dan oteriter.di mana hubungan antara orang tua anak menjadi kaku dan tidak hangat. 12. Sistim nilai, perbedaan sistem nilai budaya dan etika serta moral yang sering menimbulkan masalah jiwa di lingkungan sekitarnya. 13. Kepincangan antara keinginan dengan kenyataan dimana Iklan-iklan di radio, televisi, surat kabar film dan lain lain menimbulkan bayangan-bayangan yang menyilaukan tentang kehidupan modern yang mungkin jauh dari kenyaat seharihari. 14. Ketegangan akibat faktor ekonomi adalah tingkat pendapatan keluarga responden dalam satu bulan yang dihitung berdasarkan UMK Kota Sabang 15. Perpindahan satu keluarga, khusus anak yang sedang berkembang kepribadianya akan berubah 16. Masalah minoritas, tekanan yang di alami golongan ini dari lingkungannya dapat mengakibatkan rasa pemberontakan yang selanjutnya akan tampil dalam bentuk sikap acuh atau melakukan tindakan tindakan yang akan merugikan orang lain Variabel Dependen 1. Orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) dengan gangguan jiwa skizofrenia yaitu reaksi psikotik yang mempengaruhi berbagai area fungsi individu, termasuk berfikir dan berkomunikasi. Menerima dan menginterpretaasikan realitas, merasakan menunjukan emosional dan berprilaku dengan sikap dapat di terima secara social. Gejalanya di tandai penampilan dan prilaku umum,gangguan pembicaraaan, gangguan afek, prilaku, persepsi dan gangguan pikiran.

10 Metode Pengukuran Pengukuran dalam penelitian ini dimaksudkan untuk menentukan indikator dari variabel yang telah ditentukan. Bentuk pengukuran yang digunakan yaitu pengukuran nominal dan ordinal. Tabel 3.2. Aspek Pengukuran Variabel Penelitian Variabel Variabel Dependen Gangguan skizofrenia jiwa Variabel Independen Jumlah Indikator Genetik//keturunan 2 Cacat Kogenital 5 Jasmani 2 Penyalahgunaan Obat-obatan Penyakit Cedera tubuh Trauma kanak-kanak dan masa Hubungan keluarga 8 Struktur keluarga 2 Kekecewaan pengalaman menyakitkan dan Stres berat 3 Cara membesarkan anak Alat Ukur Laporan kasus gangguan jiwa Kuesioner dengan 2 item pernyataan Kuesioner dengan 5 item pernyataan Kuesioner dengan 2 item pernyataan Kuesioner dengan 3 item pernyataan Kuesioner dengan 2 item pernyataan Kuesioner dengan 5 item pernyataan Kuesioner dengan 8 item pernyataan Kuesioner dengan 2 item pernyataan Kuesioner dengan 3 item pernyataan Kuesioner dengan 3 item pernyataan Kuesioner dengan 3 item pernyataan Hasil Ukur -Berat, -Ringan -Sedang 1 = Ada 0= Tidak ada 1 = Ada 0= Tidak ada 1 = Ya 0= Tidak 1 = Ada 0= Tidak ada 1 = Ada 0= Tidak ada 1 = Ada 0= Tidak ada 1 = Baik 0= Kurang 1 = ya 0= Tidak 1 = ya 0= Tidak 1 = ya 0= Tidak 1 = ya 0= Tidak Nilai 1 Variabel Skala 2-1 Nominal 0-1 Nominal 0-1 Nominal 0-1 Nominal 0-1 Nominal 0-1 Nominal 0-1 Nominal 0-1 Nominal 0-1 Nominal 0-1 Nominal 0-1 Nominal 0-1 Nominal

11 40 Variabel Jumlah Indikator Sintem nilai 1 Kepincangan antara keinginan dengan kenyataan Ketegangan akibat faktor ekonomi Perpindahan keluarga Masalah minoritas Tabel 3.2. (Lanjutan) Alat Ukur Kuesioner dengan 1 item pernyataan Kuesioner dengan 4 item pernyataan Kuesioner dengan 3 item pernyataan Kuesioner dengan 3 item pernyataan Kuesioner dengan 1 item pernyataan Hasil Ukur 1 = ya 0= Tidak 1 = ya 0= Tidak 1 = Tinggi 0 = Rendah 1 = ya 0= Tidak 1 = ya 0= Tidak Nilai 1 Variabel Skala 0-1 Nominal 0-1 Nominal 0-1 Ordinal 0-1 Nominal 0-1 Nominal 3.8. Metode Analisis Data Jenis penelitian yang di gunakan adalah penelitian (Explanatory Rescerch) populasi pada penelitian ini berjumlah 82 orang,menggunakan total samping, data yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah berupa data yang berskala nominal dan ordinal sesuai dengan tujuan penelitian, maka pendekatan analisis yang digunakan adalah secara Analisis univariat, dimana Analisis univariat dilakukan untuk mendapatkan gambaran karakteristik masing-masing variabel independen. Analisa Bivarit di gunakan untuk mengetahui hubungan variabel independen dengan dependen melalui uji statistik Chi-Square (X 2 ). Dalam penelitian ini analisis Chi-Square dilakukan dengan menggunakan SPSS dengan kaidah pengambilan yang di inteprestasi dengan jika nilai p < taraf nyata (α= 0,05) maka Ho ditolak dan jika nilai p > taraf nyata (α= 0,05) maka Ho diterima. Ketentuan yang digunakan dalam

12 41 uji Chi-Square adalah sel yang mempunyai nila expected kurang dari 5 maksimal 20% dari jumlah sel Hipotesis 1. Hipotesis nol (Ho) a. Tidak ada hubungan antara faktor somatik dengan kejadian skizofreni b. Tidak ada hubungan antara faktor psikososial dengan kejadian skizofrenia c. Tidak ada hubungan antara faktor sosialkultural dengan kejadian skizofrenia 2. Hipotesis Alternatif ( Ha) a. Ada hubungan antara faktor somatik dengan kejadian skizofrenia b. Ada hubungan antara faktor psikologik dengan kejadian skizofrenia c. Ada hubungan antara faktor sosialkultural dengan kejadian skizofrenia.

13 42 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian Kondisi Geografi Kota Sabang merupakan wilayah paling barat di Republik Indonesia, secara giografi Kota Sabang terletak pada keordinat lintang utara (LU) dan bujur timur (BT). a. Kota Sabang Sebelah Utara dan Timur berbatasan dengan Selat Malaka, b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Selat Benggala c. Sebelah Barat di batasi oleh Samudra Indonesia Secara giografi Kota Sabang sangat strategis karena berbatasan langsung dengan negara-negara lain seperti dengan India, Malasiya dan Thailand serta merupakan alur pelayaran Internasional bagi kapal-kapal yang akan masuk dan keluar wilayah Indonesia dari arah barat. Kota Sabang terdiri dari 5 buah Pulau yaitu, Pulau Weeh, Pulau Klah, Pulau Rubiah, Pulau Seulako, dan Pulau Rondo, dan di tambah gugusan Pulau-Pulau terluar serta merupakan satu-satunya Pulau yang di jadikan pemukiman, sedangkan Pulau Rondo merupakan salah satu Pulau terluar dan berjarak ± 15,6 Km dari Pulau Weh. Scara admintratif Kota Sabang terbagi dua Kecamatan yaitu Kecamatan Sukakarya dan Sukajaya serta terbagi menjadi 18 Gampong (Desa). 42

14 43 Kota Sabang memiliki keseluruhan luas daratan yaitu 153 Km 2. Terdiri dari Kecamatan Sukajaya seluas 80 Km 2 dan Kecamatan Sukakarya seluas 73 Km 2 (Berdasarkan Analisa data Citra Satelit Tata Ruang Kota.2009). a. Luas Daratan 121,7.Km 2 ( ), ha b. Luas Perairan 920,5 Km 2 (92,052,77), ha Tabel 4.1. Luas Daratan Pulau-pulau di Kota Sabang Tahun 2016 No Nama Pulau Luas, ( ha ) 1 Pulau Weh 12,060,56 2 Pulau Klah 18,66 3 Pulau Rubiah 35,75 4 Pulau Seulako 3,5 5 Pulau Rondo 50,67 Total luas daratan 12,177,18. Sumber : Sabang Dalam Angka Tahun 2016 Data Topografi berdasarkan badan meteorologi dan giofisika a. Dataran Rendah (3%) b. Bergelombang (10%) c. Berbukit-bukit (35%) d. Bergunung (52%) Sepanjang pantai penuh dengan batu-batuan, di Pulau Weh terdapat sebuah Danau air tawar yaitu Danau Aneuk Laut, Pulau Sabang merupakan Pulau vulkanik,sebuah Pulau atol (Pulau Karang) yang proses terjadinya mengalami pengangkatan dari permukaan laut. Terbukti dengan adanya 3 teras yang terletak pada ketinggian yang berbeda.

15 44 Kondisi geologi Kota Sabang, terdapat 70% batu vulkanis, batu vulkanis (andestia 27% ).batu sedimen (line stono 3%) yang merupakan endapan aluvial. Cuaca Pulau Weh mengalami 2 musim yaitu : a. Hujan bulan September sampai dengan Februari. b. Kemarau bulan Maret sampai dengan Agustus Curah hujan tercatat rata-rata 1,745,2,232 mm/ tahun terendah bulan Maret 18 mm/tahun, dan tertinggi bulan September 278 mm/tahun Demografi a. Jumlah penduduk Berdasarkan data BPS Kota Sabang 2016, Jumlah penduduk kota sabang adalah: jiwa Tabel 4.2. Distribusi Penduduk Sabang Tahun 2016 Tahun Jumlah Total Penduduk Sumber : BPS Kota Sabang Tahun 2016 Berdasarkan tabel di atas jumlah penduduk mengalami peningkatan dari tahun 2013 sebanyak jiwa dan sampai dengan tahun 2016 sebanyak jiwa. Tabel 4.3. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Tiap Desa di Kota Sabang Tahun 2016 No Nama Lakilaki Nama Desa Kecamatan Perempuan Jumlah % 1 Sukakarya Paya Seunara ,07 Krueng Raya ,77 Aneuk Laot ,04 Kuta Timur ,53

16 45 Tabel 4.3. (Lanjutan) No Nama Lakilaki Nama Desa Kecamatan Perempuan Jumlah % Kuta Barat ,84 Kuta Ateuh ,79 Batee Shoek ,10 Iboih ,82 2 Sukajaya Balohan ,56 Anoi Itam ,11 Ujong ,30 Kareng Ie Meulee ,30 Cot Abeuk ,49 Cot Bau ,22 Jaboi ,97 Beurawang ,05 Keunekai ,38 Paya ,56 Keneukai Jumlah 18 Desa % Sumber : BPS Desember Tahun 2016 Berdasarkan tabel di atas jumlah penduduk Kota Sabang yaitu dimana yang laki-laki sebanyak jiwa (50.63%) dan perempuan jiwa (49,36%). penduduk di Kecamatan Sukakarya berjumlah jiwa (50,03%), sedangkan Kecamatan Sukajaya berjumlah jiwa (49,98%) b. Kepadatan Penduduk Di tinjau dari aspek kepadatan penduduk kecamatan Sukakarya paling padat penduduknya yaitu : 243 jiwa/km², angka ini lebih tinggi dari angka rata Kota Sabang yaitu: 217 jiwa/ Km². Sedangkan Kecamatan Sukajaya hanya 193 jiwa/km². c. Pertumbuhan Penduduk Pertumbuhan penduduk pada daerah Kota Sabang 8,89%/tahun dengan pertumbuhan rata-rata 4.44%/tahun dengan angka relatif rendah, selama tahun 2013

17 46 sampai sekarang ini peningkatan lebih cepat karena adanya kebijakan perberlakuan dari perdagangan bebas dan pelabuhan bebas serta determinasi wisata baik, lokal, nasional maupun internasinal. d. Sarana Kesehatan Berdasarkan profil dinas kesehatan jumlah sarana Rumah Sakit, Puskesmas dan sarana kesehatan lainya di Kota Sabang, Tabel 4.4. Jumlah Sarana Rumah Sakit, Puskesmas dan Puskesmas Pembantu di Kota Sabang 2016 Kecamatan Rumah Sakit Puskesmas Pustu Sukajaya Sukakarya Total Sumber : Dinkes Kota Sabang Tahun 2016 Tabel 4.5. Jumlah Posyandu di Dua Kecamatan Sukajaya dan Sukakarya Pergampong/Desa di Kota Sabang Tahun 2016 Desa/Gampong Jumlah Posyandu Balohan 2 Anoi Itam 2 Ujong Kareng 3 Ie Meulee 1 Cot Abeuk 4 Cot Bau 1 Jaboi 2 Beurawang 1 Keunekai 1 Paya Keneukai 1 Paya Seunara 3 Krueng Raya 3 Aneuk Laot 2 Kuta Timur 1 Kuta Barat 1 Kuta Ateuh 2 Batee Shoek 4 Iboih 2 Jumlah Total 36 Sumber : Dinkes Kota Sabang Tahun 2016

18 47 Berdasarkan profil dinas Kesehatan Kota Sabang Jumlah tenaga kesehatan, baik yang bekerja di Rumah Sakit, puskesmas, Puskesmas pembantu serta Posyandu berjumlah 125 orang di 2 (dua) kecamatan yaitu Sukajaya dan Sukakarya. Tabel 4.6. Distribusi Tenaga Kesehatan di 2 (dua) Kecamatan Kota Sabang Tahun 2016 Sarana Kesehatan Dokter Umum Spesialis Perawat Gigi Bidan Perawat Puskesmas Sukajaya Puskesmas Sukakarya Rumah Sakit Umum Rumah Sakit AL Total Sumber : Dinkes Kota Sabang Tahun 2016 Berdasarkan tabel di atas jumlah tenaga kesehatan yang paling banyak yaitu : Perawat dengan jumlah 125 orang, bidan 69 orang, dokter 22 orang, perawat gigi 5 orang dan dokter spesialis berjumlah 4 orang. Tabel 4.7. Distribusi Tenaga Kesehatan Jiwa Berdasarkan Jenis Kelamin Kota Sabang Tahun 2016 No Tenaga Kesehatan L P % 1 Jumlah Kader Kesehatan Jiwa (KKJ) ,18 2 Jumlah Perawat Fasilitator Kesehatan Jiwa 0 1 1,85 3 Jumlah Perawat Kes. Jiwa Masyarakat ,96 4 Jumlah Dokter Mahir Jiwa (GP+) 0 2 3,70 5 Jumlah Psikiater Total Sumber : Dinkes Kota Sabang Tahun 2016 Berdasarkan tabel di atas jumlah tenaga kesehatan berdasarkan jenis kelamin adalah kader keswa sebanyak laki-laki 2 orang perempuan 44 orang, perawat

19 48 fasilisator kesehatan jiwa 1 orang perempuan bertugas di dinas kesehatan yang mempunyai tugas 1. Merumus program kegiatan. 2. Melakukan keordinasi kegiatan. 3. Melakukan kerjasama lintas program dan lintas sektor. 4. Membuat jadwal kunjungan ke puskesmas dan rumah pasien gangguan jiwa 5. Menbuat POA dan memonitoring kegiatan perawat CMHN di puskesmas serta kader desa dalam melakukan pelayanan jiwa 6. Menerima laporan tiap bulan dari perawat CMHN di puskesmas dan menganalisa serta merumuskanya, perawat kesehatan jiwa 7 orang perempuan, jumlah dokter mahir kesehatan jiwa 2 orang perempuan Tabel 4.8. Distribusi Tenaga Dokter GP Plus dan Tempat Tugasnya di Kota Sabang Tahun 2016 No Jumlah Dokter GP Plus Puskesmas Keterangan 1 1 Puskesmas Sukajaya aktif 2 1 Puskesmas Sukajaya aktif Sumber : Dinkes Kota Sabang Tahun 2016 Berdasarkan tabel di atas dokter GP plus( General Praktis Plus) adalah dokter umum yang telah di latih tentang masalah penanggulangan pasien gangguan jiwa dan telah mempunya standar pelayanan jiwa, di Kota Sabang jumlah dokter yang mahir kesehatan jiwa sebanyak 2 orang dengan penempatan di Puskesmas Sukajaya 1 orang dan Puskesmas sukakarya 1 orang.

20 49 Tabel 4.9. Distribusi Perawat Kesehatan Jiwa Masyarakat (CMHN) dan Tempat Tugasnya di Kota Sabang Tahun 2016 No Nama Puskesmas Jumlah Perawat CMHN Tingkat Pelatihan BC IC 1 Puskesmas Sukajaya Puskesmas Cot Ba u Puskesmas Sukakarya Puskesmas Jaboi Puskesmas Iboih Puskesmas Pria Laot Total Sumber : Dinkes Kota Sabang Tahun 2016 Berdasarkan tabel di atas jumlah perawat CMHN berjumlah 18 orang, Perawat CMHN adalah perawat yang telah di berikan pelatihan tentang kesehatan jiwa baik pelatihan BC (Basis center) maupun pelatihan intensife center (IC) dan tugasnya yaitu : 1. Menyusun resdas kegiatan jiwa setiap bulan 3. Membuat jadwal kunjungan rumah dan melakukan penyuluhan kesehatan jiwa pada masyarakat setiap bulan melalui pusling 4. Menganalisa lembaran data mengenai hasil kegiatan 5. Melakukan rujukan pada pasien sakit jiwa ke rumah sakit jiwa bila tidak dapat di tanggulang lagi di puskesmas 6. Melaporkan dan menulis hasil kegiatan di laporan keswa secara tertulis kepada petugas keordinator jiwa di dinas kesehatan. 7. Melakukan kerjasama lintas program dan lintas sektor 8. Membuat POA dan memberikan pelayanan pengobatan

21 50 Di Kota Sabang jumlah perawat CMHN dimana puskesmas sukajaya berjumlah berjumlah 4 orang, puskesmas cot bau berjumlah 3 orang, puskesmas Sukakarya berjumlah 4 orang, puskesmas jaboi 3 orang, puskesmas iboih 2 orang dan puskesmas Pria Laut berjumlah 2 orang dimana yang telah mengikuti pelatihan dasar jiwa Basic center.(bc) 14 orang dan yang telah mengikuti intensife canter (IC) 4 Orang. Tabel Distribusi Kader Kesehatan Jiwa dan Tempat Tugasnya di Kota Sabang Tahun 2016 No Wilayah Kerja Jumlah Puskesmas Kader Tempat Tugas Keterangan Iboih 2 Kelurahan Iboih Aktif 2 Pria Laot 2 Kelurahan batee shook Aktif 3 Cot Ba U 2 Kelurahan Cot Ba U Aktif 4 Sukajaya 8 Sukajaya Aktif 5 Jaboi 10 Jaboi Aktif 6 Sukakarya 16 Sukakarya Aktif Jumlah Total 40 Semua Aktif Sumber : Dinkes Kota Sabang Tahun 2016 Kader keswa adalah petugas yang telah di latih menanggulang kasus jiwa di lingkungan desa dan mempunyai fungsi 1. Mengawasi pasien gangguan jiwa di lingkungan desanya 2. Melakukan kunjungan rumah dalam mengawasi pemberian obat terhadap pasien gangguan jiwa 3. Melakukan monitoring dan memberikan laporan kegiatan ke perawat CMHN di puskesmas.

22 51 Berdasarkan tabel di atas jumlah kader kesehatan jiwa di tiap lorong di Kota Sabang berjumlah 42 orang dengan penempatanya yaitu, Sukakarya 16 orang,jaboi 10 orang dan Sukajaya 8 orang, Cot Bak u 2 orang, Pria Laut 2 orang dan Iboih 2 orang dan semuanya aktif. Tabel Distribusi Tingkat Pendidikan Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Skizofrenia di Kota Sabang Tahun 2016 No Tingkat pendidikan Jumlah/orang ( % ) 1 SD SMP SMU D3 3 2 Total Sumber : Dinas Kesehatan Kota Sabang Tahun 2016 Berdasarkan tabel di atas dapat kita simpulkan bahwa tingkat pendidikan orang yang dengan gangguan jiwa di Kota Sabang paling rendah SD 59 responden (78%) dan paling tinggi 3 responden (2%) di jenjang D3. Tabel Distribusi Jumlah Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Skizofrenia Berdasarkan Jenis Kelamin di Kota Sabang Tahun 2016 No Alamat Jenis Kelamin Lk Pr Total 1 Balohan Ie- Meule Ujung Karang Anoi Itam B,Batu Cot Bak u Cot Mancang Bay Pass Kota Atas KBT Krueng Raya KBB 2 0 2

23 52 Tabel (Lanjutan) No Alamat Jenis Kelamin Lk Pr Total 13 Paya Senara Iboih Bate Shoek Pria Laut Keneukai Beurawang Paya Keneukai Aneuk laut Alu Jaba Blang Garout Jumlah Total Sumber : Dinas Kesehatan Kota Sabang Tahun 2016 Berdasarkan tabel di atas jumlah pasien skizofrenia berjumlah 82 orang, lakilaki 68 orang (82,92%) dan perempuan 14 orang (17,73%) Tabel Distribusi Jumlah Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Skizofrenia berdasarkan Katagori di Kota Sabang Tahun 2016 No Jenis Kelamin Katagori Ringan Berat Sedang ( %) 1 Laki-laki ,92% 2 Perempuan ,73% Jumlah Total Berdasarkan tabel di atas Skizofrenia Ringan 49 orang, laki-laki 43 orang (87,75%) ringan, perempuan 6 orang (12,24%) ringan, skizofrenia Berat 12 orang laki-laki 8 orang (66,66%), perempuan 4 orang (33,31%). Skizofrenia sedang 21 orang laki-laki 17 orang (80,95%) dan perempuan 4 orang (19,04%).

24 Hasil Penelitian Penelitian ini menggunakan alat ukur berupa kuesioner dan analisis data pada penelitian ini adalah analisa univariat dan analisa bivariat. Analisis bivariat menggunakan uji Chi Square Analisis Univariat Analisis univariat digunakan untuk melihat gambaran tentang pengetahuan dan sikap keluarga pasien tentang skizofrenia. Tabel Distribusi Responden Berdasarkan Katagori dan Persentasenya No Skizofrenia Frekuensi Persentase 1 Ringan 49 59,75 2 Berat 12 14,65 3 Sedang 21 25,60 Jumlah Berdasarkan tabel di atas dapat kita ketahui bahwa skizofrenia di Kota Sabang yang ringan 49 responden (59,75%) sedangkan yang berat 12 responden (14,65%) sedang 21 responden (25,60%) dari 82 responden. Tabel Distribusi Faktor Somatik Menurut Pendapat Responden No Variabel Frekuensi Persentase 1 Genetik Ya 32 39,0 Tidak 50 61,0 2 Cacat Kogenital Ya 4 4,9 Tidak Jasmaniah Ya 6 7,3 Tidak 76 92,7 4 Penyalahgunaan Obat-obatan Ya 27 32,9 Tidak 55 67,1 5 Penyakit dan Cedera Tubuh Ya 0 0 Tidak

25 54 Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa pendapat responden mayoritas dalam menjawab ya pada pertanyaan tentang faktor somatik dari genetik yaitu sebanyak 32 responden (39,0%), sedangkan dalam menjawab kategori tidak sebanyak 50. responden (61,0%). Dari tabel diatas dapat di ketahui bahwa faktor somatik terutama di sebabkan genetik/keturunan skizofrenia di Kota Sabang pada penyalahgunaan obat-obatan responden yang menjawab ya sebanyak 27 responden (32,9%) sedangkan yang menjawab tidak 55 responden (67,1%) sedangkan cacat kogenital, jasmaniah, peningkatan skizofrenia, faktor dalam peningkatan skizofrenia sedangkan penyakit cedera tubuh skizofrenia di Kota Sabang. Tabel Distribusi Faktor Psikologis Menurut Pendapat Responden No Variabel Frekuensi Persentase 1 Trauma Masa Kanak-Kanak Ya 51 62,2 Tidak 31 37,8 2 Hubungan Keluarga Baik 47 57,3 Kurang 35 42,7 3 Struktur Keluarga Ya 0 0 Tidak ,0 4 Pengalaman Menyakitkan Ya 78 95,1 Tidak 4 4,9 5 Stres Berat Ya 46 56,1 Tidak 36 43,9 Berdasarkan tabel di atas dapat di ketahui bahwa mayoritas responden berpendapat bahwa faktor Psikologi orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) skizofrenia berasal dari pengalaman menyakitkan yang berpendapat ya yaitu sebanyak 78 orang (95,1%). Stres berat pendapat ya responden 46 orang

26 55 (56,1%).trauma masa kanak- kanak responden berpendapat ya 51orang (62,2%) responden yang berpendapat ya hubungan keluarga 47 orang (57,3%) struktur keluarga responden tidak ada yang berpendapat pada pertanyaan hubungan keluarga responden yang menjawab baik sebanyak 47 responden (57,3%) yang menjawab kurang sebanyak 35 responden (42,7%), hubungan keluarga dengan skizofrenia, pertanyaan struktur keluarga juga semua reponden sebanyak 82,(100%) menjawab tidak pertanyaan pengalaman menyakitkan responden yang menjawab ya sebanyak 78 responden (95,1%) sedangkan yang menjawab tidak sebanyak 4 responden (4,9%) Sedangkan pertanyaan katagori stres berat responden yang menjawab ya sebanyak 46 responden(56,1%) dan yang menjawab tidak sebanyak 36 responden(43,9%). Tabel Distribusi Faktor Sosial Kultural Menurut Pendapat Responden No Variabel Frekuensi Persentase 1 Cara Membesarakan anak,kaku/oteriter Ya 41 50,0 Tidak 41 50,0 2 Sistim Nilai Ya (+) 29 35,4 Tidak (-) 53 64,6 3 Kepincangan antara keinginan dengan kenyataan Ya 25 30,5 Tidak 57 69,9 4 Sosial ekonomi Tinggi 5 6,1 Rendah 77 93,9 5 Perpindahan keluarga Ya 0 0 Tidak Minoritas Ya 0 0 Tidak

27 56 Berdasarkan tabel di atas dapat kita ketahui bahwa sebagian besar repsonden yang menjawab ya pada pertanyaan cara membesarkan anak sebanyak 41 responden (50,0%) sedangkan yang menjawab tidak sebanyak 41 responden (50,0%) dan pada pertanyaan sistem nilai menjawab ya tidak mempengaruhi anak sebanyak 29 responden (35,4%) sedangkan yang menjawab tidak mempengaruhi anak 53 responden (64,6 %), pertanyaan kepincangan antara keinginan dengan kenyataan,yang menjawab ya 25 responden (30,5%) sedangkan yang menjawab tidak sebanyak 57 responden (69,9%) pertanyaan sosial ekonomi responden yang menjawab rendah 77 responden (93,9%) dan yang tinggi sebanyak 5 responden (6,1%), sedangkan perpindahan keluarga, minoritas pada umumnya responden 82 orang menjawab tidak Analisis Bivariat Tabel Hubungan Faktor Somatik dengan Kejadian Skizofrenia Variabel Genetik Cacat kogenital Jasmaniah Obat-obatan Penyakit dan cidera tubuh Kategori ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Skizofrenia Ringan Berat/ Sedang Total n % n % n % 26 81,3 6 18, , , ,0 2 50, , , ,3 1 16, , , , , ,9 5 9, , , P value 0,004 0,606 0,267 0,000

28 57 Berdasarkan tabel di atas di ketahui bahwa sebagian besar responden berpendapat faktor genetik dari 32 responden yang menjawab faktor genetik ya 26 responden (81,3%) skizifrenia ringan, sedangkan dari 50 responden yang menyatakan faktor genetik tidak 25 responden (50%) skizofrenia ringan dan skizofrenia berat/sedang. hasil uji statistik Chi square di ketahui ada hubungan antara genetik dengan skizofrenia (P value= 0,004). Faktor cacat kogenital ya 2 responden 50,0% skizofrenia ringan sedangkan 49 reponden 62,2% menyatakan tidak ringan, dan 2 responden 50% menyatakan ya berat sedang, juga 29 responden 32,2% menyatakan tidak berat sedang, hasil uji chi squara menunjukan tidak ada hubungan antara cacat kogenital dengan skizofrenia ( p value = 0,606) Faktor jasmaniah yang menjawab ya 5 reponden 83,3% ringan, sedangkan tidak ringan 46 responden 60,2%, yang menjawab ya berat/sedang 1 reponden 16,7% sedangkan yang menjawab tdak berat/sedang 35 reponden 39,5%, hasil uji chi squara menunjukan tidak ada hubungan jasmaniah dengan skizofrenia (P value = 0,267 ) faktor penyalahgunaan obat yang menjawab ya ringan 1 responden 3,7%, yang menjawab tidak ringan 50 reponden 90,9%. sedangkan yang menjawab ya berat/sedang 26 reponden 96,3%, dan yang menjawab tidak berat/sedang 5 reponden 9,1%. hasil uji chi square faktor obat-obatan ada hubungan dengan peningkatan skizofrenia di Kota Sabang (P value = 0,000).

29 58 Tabel Hubungan Faktor Psikologis dengan Kejadian Skizofrenia Skizofrenia Variabel Trauma masa kanak-kanak Hubungan Keluarga Struktur keluarga Pengalaman menyakitkan Stres berat Kategori ya Tidak Baik Kurang Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ringan Berat/ Sedang Total n % n % n % 30 58, , , , , , ,1 8 37, , , , , ,0 1 25, , , ,0 9 25, P value 0,419 0,016 0,588 0,034 Berdasarkan tabel di atas dapat di ketahui sebagian besar pendapat responden yang di sebabkan faktor Pisikologi dari responden yang menjawab faktor trauma masa kanak-kanak ya 30 responden (58,8%) skizifrenia ringan, sedangkan dari 21 responden (67,7%) yang menyatakan faktor troma masa kanak-kanak tidak, dan 21 responden (41,2%) skizofrenia ringan dan skizofrenia berat/sedang. Beradasarkan hasil uji statistik Chi square menunjukkan tidak ada hubungan antara trauma masa kanak-kanak dengan skizofrenia (P value= 0,419). Faktor pengalaman menyakitkan responden yang menjawab ya sebanyak 45 responden (61,5%) skizofrenia ringan, sedangkan dari 30 responden (38,5%) menjawab tidak berat/sedang. berdasarkan hasil uji statistik Chi square meunjukan tidak ada hubungan antara pengalaman menyakitkan dengan skizofrenia (P value =0,588).

30 59 Faktor hubungan keluarga yang menjawab ya ringan 24 responden 51,1% yang menjawab tidak ringan 27 responden 77,1%, yang menjawab ya berat/sedang 23 responden 48,9%, sedangkan yang menjawab tidak berat/sedang 8 reponden 37,2% uji Chi square menunjukan ada hubungan antara hubungan keluarga dengan skizofrenia di Kota Sabang ( p value = 0,016). faktor Stres berat yang menjawab ya 24 responden (52,2%) skizofrenia ringan, 22 responden (47,8%) yang menjawab ya berat/sedang, sedangkan yang menjawab tidak 27 responden (75,0%) ringan dan yang menjawab tidak berat/sedang 9 responden (25,0%). Berdasarkan hasil uji Chi square menunjukan ada hubungan stres berat dengan skizofrenia ( p value = 0,034 ). Tabel Hubungan Faktor Sosial Kultural dengan Kejadian Skizofrenia Variabel Cara Membesarkan Anak Sistem Nilai Kepincangan antara keinginan dengan kenyataan Sosial Ekonomi Perpindahan Minoritas Kategori Iya Tidak Iya Tidak Ya Tidak Tinggi Rendah Ya Tidak Ya Tidak Skizofrenia Ringan Berat/ Sedang Total P value n % n % n % 25 61, , , , , ,7 75,9 56,0 64,9 80,0 61,0 0 62,2 0 62, ,3 24,1 44,0 35,1 1,9 37,8 0 37,8 0 37, , , ,645

31 60 Berdasarkan tabel di atas di ketahui sebahagian besar pendapat responden di sebabkan karena faktor sosial kultural dari responden yang menjawab faktor sistem nilai responden yang menjawab ya 29 responden (54,7%) skizifrenia ringan, sedangkan dari 24 responden (45,3%) yang menyatakan ya berat/sedang dan tidak, ringan 22 responden (52,9%) berdasarkan hasil uji chi square menunjukkan tidak ada hubungan sistem nilai dengan skizofrenia (P value = 0,059). faktor sosial ekonomi yang menjawab tinggi 4 responden (80,0%) ringan sedangkan yang menjawab tinggi 47 reponden (62,2%), berdasarkan uji Chi Square menunjukan tidak ada hubungan faktor sosial ekonomi dengan skizofrenia (P value = 0,645), sedangkan cara membesarkan anak kepincangan antara harapan dan kenyataan, keluarga pindah dan minoritas tidak ada hubungan.

32 61 BAB 5 PEMBAHASAN 5.1. Analisis Univariat Faktor Somatik 1) Genetik Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara faktor genetik dengan skizofrenia (P value = 0,004). Hasil penelitian ini menunjukkan persentase responden dengan skizofrenia ringan pada responden dengan faktor genetik menjawab ya adalah 81,3%, pada responden yang menjawab tidak 50%. Sedangkan persentase skizofrenia berat/sedang pada responden menjawab ya 18,8% dan pada responden menjawab tidak 50%. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Yanuar (2013) dalam penelitiannya menemukan faktor genetik merupakan faktor yang berhubungan dengan gangguan jiwa. Penelitian ini mendukung konsep yang disampaikan oleh Cloninger dalam Yosep (2007) gangguan jiwa, terutama gangguan persepsi sensori dan gangguan psikotik lainnya erat sekali penyebabnya dengan faktor genetik termasuk di dalamnya saudara kembar, individu yang memiliki anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa memiliki kecenderungan lebih tinggi di banding dengan orang yang tidak memiliki faktor hereditas. 61

33 62 2) Cacat Kogenital Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara faktor cacat kogenital dengan skizofrenia (p value = 0,606) Hasil penelitian ini menunjukkan persentase responden dengan skizofrenia ringan pada responden dengan faktor cacat kogenital menjawab ya adalah 50,0%, pada responden yang menjawab tidak 50%. Sedangkan persentase skizofrenia berat/sedang pada responden menjawab ya 50,0% dan pada responden menjawab tidak 60,8%. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian (Yosep, 2007) dalam penelitiannya di mana cacat kogenital/cacat sejak lahir ada hubungan jiwa anak,seperti retardasi mental yang berat. 3) Jasmaniah Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara faktor jasmaniah dengan skizofrenia (p value = 0,265) Hasil penelitian ini menunjukkan persentase responden dengan skizofrenia ringan pada responden dengan faktor jasmanih menjawab ya adalah 83,3%, pada responden yang menjawab tidak 60,5%. Sedangkan persentase skizofrenia berat/sedang pada responden menjawab ya 16,7% dan pada responden menjawab tidak 39,5%. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian (Yosep, 2007) dalam penelitiannya di mana Jasmaniah ada hubungannya dengan jiwa anak, seperti gemuk, pendek, kurus dan tinggi.

34 63 4) Penyalahgunaan Obat-obatan Hasil penelitian menunjukka ada hubungan antara faktor obat -obatan dengan skizofrenia (P value = 0,00) Hasil penelitian ini menunjukkan persentase responden dengan skizofrenia ringan pada responden dengan faktor obat-obatan menjawab ya adalah 3,7%, pada responden yang menjawab tidak 90,9%. Sedangkan persentase skizofrenia berat/sedang pada responden menjawab ya 96,3% dan pada responden menjawab tidak 9,1%. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian (Patel, 2009) dalam penelitiannya di mana obat-obatan dapat mempengaruhi jiwa, dan penelitian Lubis (2009) dimana menurutnya faktor yang mempengaruhi depresi antara lain:faktor genetik, usia, jenis kelamin, gaya hidup, obat-obatan dan obatan terlarang. 5) Penyakit dan Cidera Tubuh Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara faktor penyakit cedera tubuh dengan skizofrenia (P value = 0) Hasil penelitian ini menunjukkan persentase responden dengan skizofrenia ringan pada responden dengan menjawab ya adalah 0 pada responden yang menjawab tidak 61,2%. Sedangkan persentase skizofrenia berat/sedang pada responden menjawab ya 0 dan pada responden menjawab tidak 37,8%. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian (Yosep,2007) dalam penelitiannya di mana cacat tubuh dapat mempengaruhi jiwa anak, penyakit jantung, kangker dan sebagainya.demikian juga cedera/ cacat tertentu.

35 Faktor Psikologik 1. Trauma Masa Kecil Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara faktor trauma masa kanak- kanak dengan skizofrenia (P value = 0,419). Hasil penelitian ini menunjukkan persentase responden dengan skizofrenia ringan pada responden dengan faktor trauma masa kanak-kanak menjawab ya adalah 58,8%, pada responden yang menjawab tidak 67,7%. Sedangkan persentase skizofrenia berat/sedang pada responden menjawab ya 41,2% dan pada responden menjawab tidak 32%. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Baihaqi (2005) dalam penelitiannya menemukan faktor trauma masa kanak-kanak merupakan faktor yang berhubungan dengan gangguan jiwa. Misalnya anak di tolak (rejected child). 2. Hubungan Keluarga Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara faktor hubungan keluarga dengan skizofrenia ( P value = 0,016 ) Hasil penelitian ini menunjukkan persentase responden dengan skizofrenia ringan pada responden dengan menjawab baik adalah 51,1% pada responden yang menjawab kurang 77,1%. Sedangkan persentase skizofrenia berat/sedang pada responden menjawab baik 49,9% dan pada responden menjawab kurang 22,9%. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian (Yosep,2007) dalam penelitiannya di hubungan keluarga dapat mempengaruhi jiwa anak, seperti penolakan, perlindungan berlebihan, manjadikan salah persaingan antara keluarga tidak sehat.

36 65 3. Struktur keluaga Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara faktor struktur keluarga dengan skizofrenia (p value = 0) Hasil penelitian ini menunjukkan persentase responden dengan skizofrenia ringan pada responden dengan menjawab ya adalah 0 pada responden yang menjawab tidak 62,2%. Sedangkan persentase skizofrenia berat/sedang pada responden menjawab ya 0 dan pada responden menjawab tidak 37,8%. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian (Yosep, 2007) dalam penelitiannya di mana strukur keluarga ada hubungan dengan jiwa anak, seperti, anak tidak dapat kasih sayang, tidak dapat menghayati disiplin, tidak ada panutan, pertengkaran dan keributan yang membingungkan dan penelitian lainya.struktur keluarga kecil atau besar mempengaruhi perkembangan jiwa anak,apalagi bila terjadi ketidak sesuaian perkawinan problem rumah tangga yang berantakan (Baihagi,2005) dan penelitian (Darmono,2008) mengompol, gelisah, ketakutan, sulit tidur, mimpi buruk, bicara gagap. 4. Kekecewaan dan pengalaman menyakitkan Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara faktor kekecewaan dan pengalaman menyakitkan dengan skizofrenia (p value = 0,588). Hasil penelitian ini menunjukkan persentase responden dengan skizofrenia ringan pada responden dengan faktor kekecewaan menjawab ya adalah 61,5%, pada responden yang menjawab tidak 75,0%. Sedangkan persentase skizofrenia berat/sedang pada responden menjawab ya 38,9% dan pada responden menjawab tidak 25%.

37 66 Penelitian ini sejalan dengan yang disampaikan oleh Yosep (2007) gangguan jiwa, kematian, kecelakaan, sakit berat, penceraian, perpindahan mendadak, kekecewaan yang berlarut, dan sebagainya akan mempengaruhi kepribadian, tapi juga tergantung pada keadaan sekitarnya. 5. Stres Berat Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara faktor stres berat dengan skizofrenia (p value = 0,34). Hasil penelitian ini menunjukkan persentase responden dengan skizofrenia ringan pada responden dengan faktor stres berat menjawab ya adalah 52,5%, pada responden yang menjawab tidak 75,0%. Sedangkan persentase skizofrenia berat/sedang pada responden menjawab ya 47,8% dan pada responden menjawab tidak 25%. Penelitian ini mendukung konsep yang disampaikan oleh Baihaqi (2005) tekanan stres yang timbul bersamaan dan atau berturut-turut, bisa menyebabkan berkurang nya/hilangnya daya tahan stres Faktor Sosial Kultural 1. Cara Membesarkan anak Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara faktor struktur keluarga dengan skizofrenia (P value = 0,820) Hasil penelitian ini menunjukkan persentase responden dengan skizofrenia ringan pada responden dengan menjawab ya adalah 61,0% pada responden yang menjawab tidak 63,4%. Sedangkan persentase skizofrenia berat/sedang pada responden menjawab ya 39.0% dan pada responden menjawab tidak 63,4%.

38 67 Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian (Yosep, 2007) dalam penelitiannya di mana cara membesarkan anak dapat mempengaruhi jiwa anak, seperti, anak tidak dapat kasih sayang, tidak dapat menghayati disiplin, tidak ada panutan,pertekangkaran dan keributan yang membingungkan.dan penelitian lainya.cara membesarkan anak atau besar mempengaruhi perkembangan jiwa anak, apalagi bila terjadi ketidak sesuaian perkawinanan problem rumah tangga yang berantakan (Baihagi, 2005) dan penelitian (Darmono, 2008) anak korban ADRT tergantung usianya dapat mengalami berbagai bentuk gangguan jiwa di Kota Sabang. 2. Sistem nilai Hasil penelitian di ketahui tidak ada hubungan antara faktor Sistem nilai dengan skizofrenia (p value = 0,059). Hasil penelitian ini menunjukkan persentase responden dengan skizofrenia ringan pada responden dengan faktor sistem nilai menjawab ya adalah 54,7%, pada responden yang menjawab tidak 75,9%. Sedangkan persentase skizofrenia berat/sedang pada responden menjawab ya 45,3% dan pada responden menjawab tidak 24,1%. Hasil penelitian ini sependapat dengan penelitian (Sulistyowati,2013) dalam penelitiannya di mana masyarakat sosial ekonomi rendah mempunyai kecendrungan skizofrenia 8 kali lebih tinggi masyarakat yang memiliki status sosial tinggi. 3. Kepincangan anatara keinginan dengan kenyataan Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara faktor kepincangan anatara keinginan dan kenyataan dengan skizofrenia (P value = 0,444) Hasil penelitian ini menunjukkan persentase responden dengan skizofrenia ringan pada

39 68 responden dengan menjawab ya adalah 56,0% pada responden yang menjawab tidak 64,9%. Sedangkan persentase skizofrenia berat/sedang pada responden menjawab ya 44.0% dan pada responden menjawab tidak 35,1%. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian (Davidson,2010) dalam penelitiannya di mana masalah kejiwaan dan kemasyarakatan yang mempunyai pengaruh timbal balik sebagai akibat dari pengaruh sosial dan gejala lingkungan sosial dalam masyarakat yang dapat menimbulkan gangguan jiwa. 1. Faktor Ekonomi Hasil penelitian ini di ketahui tidak ada hubungan antara faktor sosial ekonomi dengan skizofrenia (p value = 0,397). Hasil penelitian ini di ketahui persentase responden dengan skizofrenia ringan pada responden dengan faktor sosial ekonomi menjawab tinggi adalah 80,0%, pada responden yang menjawab rendah 61,0%. Sedangkan persentase skizofrenia berat/sedang pada responden menjawab ya 20,0% dan pada responden menjawab rendah 39,8%. Hasil penelitian ini tidak sesuai menurut WHO krisis keuangan global tampaknya sangat berpengaruh akan meningkatnya gangguan mental seseorang dan bunuh diri, sementara orang berjuang menghadapi kemiskinan dan pengangguran. (Kompas, 2008).masalah keuangan tidak sehat,misalnya pendapatan lebih rendah dari pengeluaran, terlibat utang,kebangkrutan usaha, warisan dan sebagainya,problem keuangan sangat berpengaruh pada jiwa seseorang (Hartono, 2011).

40 69 5. Perpindahan keluarga Hasil penelitian di ketahui tidak ada hubungan antara faktor perpindahan keluarga dengan skizofrenia (P value = 0) Hasil penelitian ini di ketahui persentase responden dengan skizofrenia ringan pada responden dengan menjawab ya adalah 0 pada responden yang menjawab tidak 62,2%. Sedangkan persentase skizofrenia berat/sedang pada responden menjawab ya 0 dan pada responden menjawab tidak 37,8%. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian (Davidson, 2010) dalam penelitiannya di mana masalah kejiwaan dan kemasyarakatan yang mempunyai pengaruh timbal balik sebagai akibat dari pengaruh sosial dan gejala lingkungan sosial dalam masyarakat yang dapat menimbulkan gangguan jiwa. 6. Masalah Minoritas Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara faktor minoritas dengan skizofrenia (P value = 0 ) Hasil penelitian ini menunjukkan persentase responden dengan skizofrenia ringan pada responden dengan menjawab ya adalah 0 pada responden yang menjawab tidak 62,2%. Sedangkan persentase skizofrenia berat/sedang pada responden menjawab ya 0 dan pada responden menjawab tidak 37,8%. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian (Yosep, 2007). Tekanantekanan perasaan yang di alami golongan ini dari lingkungan dapat mengakibatkan rasa pemberontakan yang selanjutnya akan tampil dalam bentuk sikap acuh atau melakukan tindakan-tindakan yang akan merugikan orang banyak.

41 70 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan 1. Faktor somatik di mana hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara faktor genetik dengan skizofrenia, maka di harapakan kepada petugas kesehatan jiwa agar memberikan pengawasan dan penyuluhan serta pengobatan bagi kasus gangguan jiwa karena genetik, pada pasien karena penyalahgunaan obat-obatan hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara faktor obat-obatan dengan skizofrenia.di sini peran petugas kesehatan, kader kesehatan, keluarga serta masyarakat maupun tokoh masyarakat, di harapkan berperan lebih dalam pengawasan dan monitoring terhadap penyalah gunaan obat - obatan 2. Faktor psikologis dari hubungan keluarga, hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara faktor hubungan keluarga dengan skizofrenia.di dalam hubungan keluarga orang tua agar menjaga kerukunan dalam membina keluarga keluarganya dan untuk menciptakan keluarga yang harmonis. 3. Faktor psikologis dari stress berat hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara faktor stres berat dengan skizofrenia.dari faktor sres berat di harapkan peran orang tua, lingkungan serta masyarakat serta tokok agama, tokoh adat agar turut mengawasi dan memberi perlindungan bagi masyarakat yang mengalami tekana stres berat,agar senantiasa dapat hidup kembali normal. 70

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERHADAP PENINGKATAN ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA (ODGJ) SKIZOFRENIA DI KOTA SABANG TAHUN 2016

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERHADAP PENINGKATAN ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA (ODGJ) SKIZOFRENIA DI KOTA SABANG TAHUN 2016 78 Lampiran 1. Kuesioner Penelitian FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERHADAP PENINGKATAN ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA (ODGJ) SKIZOFRENIA DI KOTA SABANG TAHUN 2016 Mohon Bapak/Ibu untuk bersedia menjawab

Lebih terperinci

SEJARAH SINGKAT KOTA SABANG

SEJARAH SINGKAT KOTA SABANG SABANG-PULAU WEH SEJARAH SINGKAT KOTA SABANG 1881 Didirikan Kolen Station oleh Belanda 1895 Dibuka pelabuhan bebas dan dikelola oleh SabangMactscappij 1942 Sabang diduduki oleh Jepang, mengalami kehancuran

Lebih terperinci

Profil Kota Sabang H. MUNAWAR LIZA ZAINAL

Profil Kota Sabang H. MUNAWAR LIZA ZAINAL Profil Kota Sabang Ibukota : Kota Sabang Batas Daerah : Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia Sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi. Peneliti korelasi adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan melibatkan minimal dua

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian diskriptif korelatif karena menjelaskan hubungan antara dua

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian diskriptif korelatif karena menjelaskan hubungan antara dua 47 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Rancangan Penelitian Berdasarkan tujuan yang telah diterapkan, penelitian ini merupakan penelitian diskriptif korelatif karena menjelaskan hubungan antara dua variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah dekriptif korelasi. Penelitian korelasi adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan mengungkapkan hubungan korelatif antar variabel. Pada rancangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian explanatory research yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel-variabel melalui

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah discriptive correlation, yaitu

BAB III METODA PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah discriptive correlation, yaitu 38 BAB III METODA PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN Rancangan penelitian ini adalah discriptive correlation, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Rencana Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan deskriptif korelasional yaitu mencari hubungan antara variabel bebas (jenis

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. 1. Ditinjau dari tujuan yang akan dihadapi yaitu mengetahui hubungan. hubungan antara variabel (Nursalam, 2003)

BAB III METODA PENELITIAN. 1. Ditinjau dari tujuan yang akan dihadapi yaitu mengetahui hubungan. hubungan antara variabel (Nursalam, 2003) BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian 1. Ditinjau dari tujuan yang akan dihadapi yaitu mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan motivasi pasien kusta dengan kepatuhan melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini yang digunakan adalah penelitian kuantitatif non eksperimental dengan metode korelasional dengan menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan adalah korelasi, karena bertujuan untuk mencari hubungan antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional yaitu mengukur

BAB III METODE PENELITIAN. adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional yaitu mengukur BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan dengan tujuan penelitian, maka jenis penelitian ini yang digunakan adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross

Lebih terperinci

deskriptif korelation yaitu

deskriptif korelation yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelation yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan korelasi antara variabel independent

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara variabel independen dan variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik yaitu untuk mencari hubungan antara variabel bebas dan terikat yang dilakukan dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam melakukan prosedur penelitian. Jenis ini adalah Survey Analitik yaitu survey atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei analitik yaitu untuk mencari hubungan antara variable bebas dan terikat yang dilakukan dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan yaitu analitik observasional dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan yaitu analitik observasional dengan 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Dan Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan yaitu analitik observasional dengan pendekatan cross sectional (Dahlan,2010) yaitu suatu penelitian untuk mempelajari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Berdasarkan hipotesis yang telah diterapkan, penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi karena menjelaskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelatif yaitu penelitian untuk menelaah hubungan antara dua variabel pada suatu situasi atau sekelompok objek.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Rancangan penelitian ini adalah discriptive correlation yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu korelasi, karena menjelaskan hubungan antara dua variabel yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu korelasi, karena menjelaskan hubungan antara dua variabel yaitu BAB III METODE PENELITIAN 3.1. TIPE PENELITIAN Desain dalam penelitian ini menggunakan tipe penelitian kuantitatif. 3.2. DESAIN PENELITIAN Desain yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu korelasi, karena

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan analitik. Rancangan penelitian yang digunakan yaitu cross sectional dimana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Rancangan penelitian merupakan hasil akhir dari suatu tahap keputusan yang dibuat oleh peneliti berhubungan dengan bagaimana diterapkan (Nursalam,

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis Dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan deskriptif analitik yaitu dengan melakukan pengukuran variabel independen

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian III. METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional, variabel bebas dan terikat diukur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. DesainPenelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. explanatory study dengan pendekatan potong lintang (cross. simultan (dalam waktu yang bersamaan) (Notoatmodjo, 2010,

BAB III METODE PENELITIAN. explanatory study dengan pendekatan potong lintang (cross. simultan (dalam waktu yang bersamaan) (Notoatmodjo, 2010, BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian survey analitik explanatory study dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variabel independent dan variabel (Notoatmodjo, 2003). Puskesmas Gubug pada tanggal Agustus 2010.

BAB III METODE PENELITIAN. variabel independent dan variabel (Notoatmodjo, 2003). Puskesmas Gubug pada tanggal Agustus 2010. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Dan Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian observasional analitik dengan pendekatan Cross Sectional yaitu jenis penelitian yang menekankan pada waktu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain penelitian studi korelasional yang merupakan penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain penelitian studi korelasional yang merupakan penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian studi korelasional yang merupakan penelitian atau

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional yaitu suatu penelitian yang mempelajari hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Metode penelitian yang di gunkan dalam penelitian ini survei analitik, yaitu penelitian yang menggali bagaimana tingkat pengetahuan dan kualitas hidup lansia.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 19 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis & Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi yaitu mendeskripsikan variabel independen dan dependen, kemudian melakukan analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi noneksperimental

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi noneksperimental BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi noneksperimental dengan rancangan penelitian cross sectional study. Dalam arti kata luas,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. melakukan intervensi terhadap subjek penelitian (Notoatmodjo, 2010). Pada

BAB III METODE PENELITIAN. melakukan intervensi terhadap subjek penelitian (Notoatmodjo, 2010). Pada BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional. Penelitian observasional adalah penelitian yang dilakukan tanpa melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas (kepribadian, pengaruh teman,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah bersifat analitik yaitu penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang kenyataan atau data objektif.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian. Demak, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah cross sectional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian. Demak, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah cross sectional BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian Jenis penelitian ini merupakan kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi study yang bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014 HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014 Endang Wahyuningsih Latar Belakang Penelitian, Asupan makanan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian non eksperimental yang bersifat kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross sectional yaitu prosedur pemecahan masalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Variabel Bebas Umur Jenis Kelamin Variabel Terikat Masa Kerja Carpal Tunnel Syndrome Lama Kerja Sikap Kerja Gambar 3.1 Kerangka Konsep 31 32 B. Hipotesis 1.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Disain dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasional yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk menggambarkan hubungan antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan rancangan Cross Sectional yaitu dengan melakukan pengukuran variabel independen (bebas) yang

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk melihat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sectional (sekali waktu) antara faktor risiko/ paparan dengan penyakit.

BAB III METODE PENELITIAN. sectional (sekali waktu) antara faktor risiko/ paparan dengan penyakit. 41 BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik yang bertujuan mencari hubungan antar variabel. Rancangan penelitian ini merupakan rancangan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode observasional dengan jenis penelitian

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode observasional dengan jenis penelitian III. METODE PENELITIAN 3. 1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode observasional dengan jenis penelitian analitik serta menggunakan pendekatan cross sectional, variabel bebas dan terikat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang di gunakan adalah pendekatan cross sectional.

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang di gunakan adalah pendekatan cross sectional. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasional. Desain penelitian ini dipilih karena peneliti mencoba mencari tahu hubungan tingkat pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Kerangka konsep merupakan abstraksi dari suatu agar bisa dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang dapat menjelaskan keterkaitan antar variabel (baik variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perbandingan (comparative study) dengan jenis penelitian cross sectional.

BAB III METODE PENELITIAN. perbandingan (comparative study) dengan jenis penelitian cross sectional. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi perbandingan (comparative study) dengan jenis penelitian cross sectional. Cross sectional

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2003). Rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan Cross Sectional,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2003). Rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan Cross Sectional, BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara variabel (Alimul,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kedokteran Jiwa.

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kedokteran Jiwa. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kedokteran Jiwa. 3.2 Tempat dan waktu penelitian 1) Tempat penelitian : Poli Rawat Jalan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan yang digunakan dalam prosedur penelitian. Desain penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan yang digunakan dalam prosedur penelitian. Desain penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Menurut Nursalam (2008), desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam prosedur penelitian. Desain penelitian adalah keseluruhan dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah dengan menggunakan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah dengan menggunakan metode deskriptif studi korelasi (Correlation Study) dengan pendekatan belah lintang (Cross

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah descriptive correlational yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah descriptive correlational yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah descriptive correlational yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antar variabel (Nursalam,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Bilungala Kecamatan Bonepantai. Alasan

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Bilungala Kecamatan Bonepantai. Alasan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu 3.1.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Bilungala Kecamatan Bonepantai. Alasan mengambil tempat ini karena selama 3 tahun terakhir

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di seluruh Puskesmas Kota Salatiga.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di seluruh Puskesmas Kota Salatiga. 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat Peneitian Penelitian dilakukan di seluruh Puskesmas Kota Salatiga. B. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan November 2015 dan selesai pada bulan Desember

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif Sugiyono (2009:206) menyatakan bahwa statistik deskriptif adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, jenis penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, jenis penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian survey analitik dengan pendekatan cross

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif dengan metode diskriptif korelasi, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas (karakteristik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian 1. Rancangan Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey analitik, yang mana akan diteliti hubungan variabel dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Pelayanan Kesehatan Peran PMO : - Pengetahuan - Sikap - Perilaku Kesembuhan Penderita TB Paru Gambar 3.1 Kerangka Konsep B. Hipotesis 1. Terdapat hubungan pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu metode menelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian. variabel. Peneliti dapat mencari, menjelaskan suatu hubungan,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian. variabel. Peneliti dapat mencari, menjelaskan suatu hubungan, BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelatif. Ciri penelitian korelasional mengkaji hubungan antar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional dengan menggunakan pendekatan cross-sectional, yaitu penelitian yang menekankan pada pengukuran data variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Rancangan Penelitian Desain penelitian ini adalah deskriptif analityc dengan rancangan cross sectional study, yaitu setiap variabel diobservasi hanya

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Bengkalis merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Riau. Wilayahnya mencakup daratan bagian pesisir timur Pulau Sumatera dan wilayah kepulauan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif yang

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif yang menghubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. desain deskriptif korelatif, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas

BAB III METODE PENELITIAN. desain deskriptif korelatif, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif korelatif, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Kayumerah Kecamatan Limboto

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Kayumerah Kecamatan Limboto 1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Kayumerah Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo. Waktu pelaksanaan penelitian bulan Mei 2013. 3.2 Jenis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Variabel Bebas Variabel Terikat Pengetahuan Sikap Praktik Keberadaan Jentik Lingkungan fisik Peran Petugas kesehatan Gambar 3.1 Bagan Kerangka Konsep B.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu untuk mencari arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan kuantitatif yang bersifat studi korelasi,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan kuantitatif yang bersifat studi korelasi, BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan kuantitatif yang bersifat studi korelasi, yaitu penelitian deskriptif untuk mencari hubungan antara dua variabel pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Rancangan penelitian merupakan hasil akhir dari suatu tahap keputusan yang dibuat oleh peneliti berhubungan dengan bagaimana diterapkan (Nursalam,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. bendo Kabupaten Sidoarjo mulai bulan Maret sampai dengan September. B.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. bendo Kabupaten Sidoarjo mulai bulan Maret sampai dengan September. B. BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan waktu penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Suwaluh Kecamatan Balong bendo Kabupaten Sidoarjo mulai bulan Maret sampai dengan September Tahun 2013.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Rancangan Penelitian Desain penelitian ini adalah deskriptif analityc dengan rancangan cross sectional study, yaitu setiap variabel diobservasi hanya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analitik

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analitik BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analitik dengan pendekatan Cross Sectional yaitu jenis penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukannya penelitian adalah di Kota Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukannya penelitian adalah di Kota Semarang. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek dan Lokasi Penelitian Obyek dari penelitian ini adalah pengguna sepatu Converse, dan lokasi dilakukannya penelitian adalah di Kota Semarang. 3.2 Populasi dan Sampel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif, yaitu rancangan penelitian yang menelaah hubungan antara dua variabel pada suatu situasi atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan deskriptif analitik, metode yang digunakan adalah survey dengan menggunakan kuesioner. Dengan menggunakan kuesioner

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Kelurahan Rowosari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tingkat pengetahuan dan status gizi balita. Variabel independen dan variabel

BAB III METODE PENELITIAN. tingkat pengetahuan dan status gizi balita. Variabel independen dan variabel BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik dengan desain penelitian cross sectional untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Variabel Independen Variabel Dependen Faktor Pemudah/predisposisi 1. Pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif 2. Sikap Ibu terhadap pembrian ASI Eksklusif 3. Pekerjaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan diskriptif korelasi untuk mengetahui hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain. Pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Penelitian ini menggunakan metode non eksperimen yaitu deskriptif kolerasi, jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Kelurahan Rowosari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Saryono, 2010, p.84) dengan menggunakan rancangan cross sectional atau

BAB III METODE PENELITIAN. Saryono, 2010, p.84) dengan menggunakan rancangan cross sectional atau BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dipakai adalah analitik observasional (Setiawan dan Saryono, 2010, p.84) dengan menggunakan rancangan cross sectional atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan cross sectional (belah lintang), yaitu menganalisis

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan cross sectional (belah lintang), yaitu menganalisis BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional dengan rancangan cross sectional (belah lintang), yaitu menganalisis hubungan antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah dekriptif kuantitatif non eksperimental bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah dekriptif kuantitatif non eksperimental bersifat BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah dekriptif kuantitatif non eksperimental bersifat correlational dengan menggunakan pendekatan cross sectional yang menghubungkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Kesehatan jiwa merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Kesehatan jiwa merupakan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Kesehatan jiwa merupakan suatu keadaan dimana seseorang yang terbebas dari gangguan jiwa,dan memiliki sikap positif untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengambilan yang dilakukan dalam waktu yang bersamaan dengan sebyek yang

BAB III METODE PENELITIAN. pengambilan yang dilakukan dalam waktu yang bersamaan dengan sebyek yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Desain penelitian ini adalah penelitian cross sectional yaitu suatu metode pengambilan yang dilakukan dalam waktu yang bersamaan dengan sebyek yang berbeda

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian non-eksperimental. Metode yang digunakan adalah deskriptif korelasional dengan rancangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini termasuk analitik dengan metode survei melalui dan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini termasuk analitik dengan metode survei melalui dan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini termasuk analitik dengan metode survei melalui dan pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian survey analitik dengan

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian survey analitik dengan BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis/Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini merupakan penelitian survey analitik dengan rancangan cross sectional, untuk mempelajari dinamika korelasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penilitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui persepsi

Lebih terperinci