ANALISIS PENCATATAN, PENGAKUAN DAN PELAPORAN PREMI ASURANSI PADA AJB BUMIPUTERA 1912

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PENCATATAN, PENGAKUAN DAN PELAPORAN PREMI ASURANSI PADA AJB BUMIPUTERA 1912"

Transkripsi

1 ANALISIS PENCATATAN, PENGAKUAN DAN PELAPORAN PREMI ASURANSI PADA AJB BUMIPUTERA 1912 TUGAS AKHIR Disusun untuk memenuhi syarat kelulusan Program Diploma III Oleh: SUPIARNAWATI PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN MANAJEMEN BISNIS POLITEKNIK NEGERI BATAM 2012

2 HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS Tugas Akhir ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar Nama : SUPIARNAWATI NIM : Tanda Tangan : Tanggal : 18 Juli 2012

3 LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR ANALISIS PENCATATAN, PENGAKUAN DAN PELAPORAN PREMI ASURANSI PADA AJB BUMIPUTERA 1912 Oleh: SUPIARNAWATI BATAM, 18 Juli 2012 Dosen Pembimbing Bambang Hendrawan, ST.,MSM NIK Dosen Penguji I Dosen Penguji II Hendra Gunawan, SE.,M.Sc NIK Arief Darmawan, SE.,M.Sc NIK

4 KATA PENGANTAR Alhamdulillah segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang selalu melindungi, mencurahkan rahmat, dan hidayah-nya sehinga penyusunan tugas akhir yang berjudul ANALISIS PENCATATAN, PENGAKUAN DAN PELAPORAN PREMI ASURANSI JIWA AJB BUMIPUTERA dapat terselesaikan. Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan umat Islam, Nabi besar Muhammad SAW, yang membawa kita dari kegelapan menuju titik terang seperti yang saat ini kita rasakan. Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan sehingga penulis bisa menyelesaikan penulisan tugas akhir ini. Oleh sebab itu, dengan segala kerendahan hati dan rasa hormat, penulis menyampaikan rasa terima kasih sedalam-dalamnya kepada : 1. Allah SWT atas berkat, rahmat hidayah-nya karena atas izin dan pertolongan-nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik. 2. Bapak Dr. Priyono Eko Sanyoto, selaku Direktur Politeknik Negeri Batam. 3. Ibu Marihot, selaku Kepala Program Studi Akuntansi. 4. Ibu Arni, selaku dosen wali yang memberikan pengarahan selama kuliah. 5. Bapak Bambang Hendrawan, selaku dosen pembimbing proposal Tugas Akhir yang telah banyak memberikan masukan guna perbaikan Tugas Akhir penulis. 6. Seluruh Dosen Program Studi Akuntansi Politeknik Negeri Batam. 7. Ibu Darna Elly, selaku Kepala Cabang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis sehingga dapat melaksakan magang dengan baik dan tepat waktu. 8. Ibu sulis dan Bapak Fariska yang telah sabar membimbing penulis selama magang dan membantu penulis dalam penyelasaian Tugas Akhir ini. 9. Seluruh karyawan AJB Bumiputera iv

5 10. Ayah dan Ibu tercinta yang tidak pernah berhenti memberikan doa, kasih sayang dan motivasi yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. 11. Keluarga penulis yang telah banyak membantu, membimbing serta memberikan doa sehingga Tugas Akhir dapat terselesaikan dengan baik. 12. Rekan-rekan mahasiswa Politeknik Negeri Batam angkatan 2009 yang telah banyak membantu sehingga memperlancar penulisan tugas akhir ini dengan baik. 13. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini. Batam, 18 Juli 2012 Penulis Supiarnawati

6 HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Sebagai sivitas akademik Politeknik Batam, saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Supiarnawati NIM : Program Studi : Akuntansi Jenis Karya : Tugas Akhir/Skripsi/Karya Ilmiah Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Politeknik Negeri Batam Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul: Analisis Pencatatan, Pengakuan dan Pelaporan Premi Asuransi Pada AJB Bumiputera Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini Politeknik Negeri Batam berhak menyimpan, mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di : Pada Tanggal : Batam 18 Juli 2012 Yang menyatakan Supiarnawati vi

7 ABSTRAK Nama Program Studi Judul : Supiarnawati : Akuntansi : Analisis Pencatatan, Pengakuan dan Pelaporan Premi Asuransi Pada AJB Bumiputera 1912 Setiap nasabah wajib membayar premi asuransi yang besarnya telah ditetapkan oleh perusahaan sesuai dengan perjanjian. Pembayaran premi merupakan sumber pendapatan bagi perusahaan, sehingga diperlukan sebuah sistem akuntansi yang baik sebagai pengontrol pengakuan pendapatan yang diterima sehingga pada akhir periode dapat diketahui kinerja perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Tujuan dari penelitian ini, penulis akan menganalisa bagaimana pencatatan, pengakuan, dan pelaporan premi asuransi pada AJB Bumiputera 1912 dan membandingkan apakah perlakuan premi asuransi telah sesuai dengan PSAK N0.36. Metode penelitian yang dilakukan penulis dalam penyusunan Tugas Akhir ini adalah metode deskriptif analisis. Deskriptif analisis adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti fakta yang ada secara sistematis berdasarkan objek penelitian, fakta yang ada dikumpulkan dan diolah menjadi data, kemudian dijelaskan berdasarkan teori sehingga pada akhirnya menghasilkan suatu kesimpulan. Kesimpulan penelitian ini adalah sistem akuntansi dalam pencatatan tidak sesuai dengan teori akuntansi yang ada, tetapi secara pengakuan dan pelaporan dan pelaporannya sudah sesuai dengan PSAK No. 36 yang mengatur tentang akuntansi asuransi jiwa. Saran penelitian adalah perusahaan sebaiknya menerapkan sistem pencatatan sesuai dengan teori akuntansi yang ada, serta menerapkan prosedur-prosedur yang ada diperusahaan dengan baik. Kata Kunci: Pencatatan Pendapatan Premi

8 DAFTAR ISI Halaman Judul... i Lembar Pernyataan Orisinalitas... ii Lembar Pengesahaan... iii Kata Pengantar... iv Lembar Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah... vi Abstrak vii Daftar Isi... viii Daftar Tabel... x Daftar Gambar... xi BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Sistematika Penulisan... 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Asuransi Jenis- Jenis Asuransi Dilihat Dari Segi Fungsinya Dilihat Dari Segi Kepemilikan Pengertian Premi Asuransi Pencatatan dan Pembukuan Pendapatan Premi Jenis Asuransi Metode Operasi Jangka Waktu Pertanggungan Cara Pembayaran Pengakuan Akuntansi Asuransi Menurut PSAK No Pelaporan Akuntansi Asuransi Menurut PSAK No BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN DAN GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Metodologi Penelitian Objek Penelitian Teknik Pengumpulan Data Metode Analisis Data Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Singkat AJB Bumiputera Visi dan Misi AJB Bumiputera vi

9 3.2.3 Produk AJB Bumiputera Struktur Organisasi AJB Bumiputera BAB 4 PEMBAHASAN Metode Pencatatan dan Pengakuan Pendapatan Premi Pada AJB Bumiputera Pencatatan dan Pengakuan Pendapatan Premi Pertama Pencatatan dan Pengakuan Pendapatan Premi Lanjutan Pelaporan Pendapatan Premi Pada AJB Bumiputera Perbandingan Perlakuan Premi Asuransi AJB Bumiputera dengan PSAK No BAB 5 PENUTUP Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

10 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Jurnal Pengakuan Pendapatan Tagihan Langsung Tabel 2.2 Jurnal Pengakuan Pendapatan Tagihan Agen Tabel 4.1 Laporan LBK Penitipan Premi Tabel 4.2 Laporan LBK Pengakuan Premi Pertama Tabel 4.3 Laporan LBK Premi Pertama Tabel 4.4 Perbandingan Perlakuan Akuntansi Antara Perusahaan dengan PSAK No Tabel 4.5 Jurnal Pendapatan Premi vi

11 DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1 Struktur Organisasi AJB Bumiputera

12 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Setiap orang selalu berusaha untuk menghindari risiko, baik itu orang secara pribadi maupun sekumpulan orang dalam sebuah organisasi atau badan usaha. Bagi sebuah badan usaha dimana keuntungan adalah tujuan utama berdirinya badan usaha tersebut (profit oriented), risiko merupakan satu hal yang harus dihindari dan dieliminir demi tercapainya optimalisasi keuntungan. Industri asuransi berkembang selaras dengan perkembangan dunia usaha pada umumnya. Industri asuransi mengambil alih atau menanggung sebagian risiko tersebut. Layaknya badan usaha lain, perusahaan asuransipun memiliki tujuan utama yang sama dalam operasionalnya yaitu menciptakan dan memaksimalkan laba. Memaksimalkan laba sangat penting dilakukan oleh perusahaan, karena dengan laba ini dapat dilihat kinerja dan efektifitas perusahaan dalam menjalankan operasionalnya, serta kesehatan perusahaan yang bersangkutan. Dalam hal ini perusahaan perusahaan asuransi yang ada termasuk AJB Bumiputera 1912 memegang peranan penting bagi masyarakat Indonesia. Karena itu, Bumiputera terpanggil untuk memecahkan masalah tersebut dengan menerbitkan asuransi yang terdiri dari barbagai macam corak pertanggungan yang ditujukan bagi masyarakat. Salah satunya dengan memberikan premi asuransi kepada para nasabahnya. vi

13 Mengingat pentingnya pendapatan premi dalam perusahaan, maka diperlukan sebuah sistem akuntansi yang dapat digunakan sebagai pengontrol keluar masuknya kas sehingga pada akhir periode dapat di ketahui kinerja perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Pelaksanaan sistem akuntansi pada perusahaan asuransi sangat menarik untuk diteliti, karena perusahaan asuransi merupakan perusahaan yang mengumpulkan dan mengelola dana dari masyarakat dalam jumlah yang besar. Oleh karena itu, pelaksanaan akuntansinya perlu diawasi agar tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan yang dapat merugikan masyarakat. Untuk menghindari hal-hal yang dapat merusak kepercayaan masyarakat terhadap asuransi, perusahaan harus dapat merancang sistem pencatatan premi yang efektif dan efisien. Kemudian pemrosesan data yang terkomputerisasi dan dengan sistem yang baik akan sangat membantu menghasilkan informasi yang cepat dan akurat. Pencatatan premi harus dilakukan dengan sistem akuntansi yang baik untuk menentukan kelangsungan hidup suatu perusahaan. Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ANALISIS PENCATATAN, PENGAKUAN DAN PELAPORAN PREMI ASURANSI PADA AJB BUMIPUTERA Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: a. Bagaimana pencatatan, pengakuan dan pelaporan premi asuransi pada AJB Bumiputera 1912

14 b. Apakah perlakuan premi asuransi pada AJB Bumiputera 1912 sudah sesuai dengan PSAK No Batasan Masalah Agar penelitian ini lebih mengarah pada tujuan yang diharapkan, peneliti membatasi ruang lingkup penelitian yaitu: a. Batasan data Data yang digunakan dalam penelitian ini mencakup data yang terkait dengan premi asuransi jiwa dari bulan Februari sampai dengan Mei b. Batasan lapangan Untuk mendapatkan data yang akurat, penulis hanya melakukan penelitian pada AJB Bumiputera 1912 yang mengelola premi asuransi. Penelitian dilakukan pada bagian administrasi dan bagian keuangan. c. Batasan Aspek Pada penelitian ini, penulis membatasi aspek pembahasan premi, premi yang akan dibahas adalah premi pertama dan premi lanjutan. 1.4 Tujuan penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui bagaimana pencatatan, pengakuan dan pelaporan premi asuransi pada AJB Bumiputera b. Untuk mengetahui Apakah perlakuan premi asuransi pada AJB Bumiputera 1912 sudah sesuai dengan PSAK No.36 vi

15 1.5 Manfaat penelitian a. Bagi perusahaan Dapat digunakan sebagai masukan dalam mengelola keuangan khususnya dalam pembuatan laporan keuangan sehingga sesuai dengan keinginan dan kebutuhan manajemen. b. Bagi pembaca Sebagai referensi bagi pembaca yang tertarik untuk mendalami pengakuan dan pencatatan akuntansi pada perusahaan jasa asuransi c. Bagi penulis Lebih dapat memahami perlakuan akuntansi khususnya pada perusahaan jasa asuransi 1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan laporan ini disusun dan dibagi dalam lima bab, supaya lebih sistematis dan terperinci maka disusun sebagai berikut: Bab I Pendahuluan Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah yang berisi tentang alasan penulis dalam melakukan penelitian terkait dengan analisis pencatatan, pengakuan, dan pelaporan premi, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penelitian. Bab II Tinjauan Pustaka Bab ini menguraikan tentang teori-teori yang berfungsi sebagai pedoman dan landasan untuk memahami secara teoritis yang

16 memuat mengenai penjelasan tentang pengertian asuransi, jenisjenis asuransi, pencatatan dan pengakuan serta pelaporan asuransi. Bab III Metodologi Penelitian dan Gambaran Umum Perusahaan Bab ini menguraikan mengenai obyek penelitian, teknik pengumpulan data, dan analisa data yang digunakan dalam melakukan penelitian ini, serta deskripsi umum perusahaan. Bab IV Pembahasan Bab ini menguraikan tentang proses pencatatan, pengakuan dan pelaporan premi berdasarkan perusahaan, dan membandingkan pencatatan, pengakuan dan pelaporan premi asuransi menurut perusahaan dengan PSAK No.36. Bab V Penutup Bab ini menguraikan tentang kesimpulan yang diperoleh dari hasil pembahasan dan mengemukakan saran-saran yang berguna bagi perusahaan. vi

17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Asuransi Menurut Ludovicus (2006), asuransi merupakan suatu usaha yang padat risiko. Hal ini tidak sukar untuk dimengerti, karena usaha asuransi adalah suatu usaha perdagangan dan jasa proteksi yang tiada lain adalah memperjualbelikan risiko. Sedangka, menurut Dahlan (2005), asuransi jiwa adalah suatu jasa yang diberikan oleh perusahaan asuransi dalam penanggulangan risiko yang dikaitkan dengan jiwa atau meninggalnya seseorang yang dipertanggungkan. Bahasa Indonesia mempunyai istilah sendiri mengenai kata asuransi yaitu pertanggungan, tetapi kata asuransi lebih popular terdengar dari pada istilah bahasa Indonesianya. Ditinjau dari segi hukum, asuransi adalah suatu perjanjian antara penanggung (perusahaan asuransi) dengan tertanggung, mengenai pengalihan risiko (transfer of risk) tertentu dari tertanggung kepada penanggung dengan sejumlah pembayaran kepada penanggung yang disebut premi. Surat perjanjian antara kedua pihak tersebut disebut Polis Asuransi yang mengatur segala hak dan kewajiban dari masing-masing pihak. 2.2 Jenis-Jenis Asuransi. Menurut Kasmir (2001), jenis-jenis asuransi yang berkembang di Indonesia dapat dilihat dari berbagai segi antaranya adalah sebagai berikut:

18 2.2.1 Dilihat dari Segi Fungsinya. a. Asuransi Kerugian (non life insurance ) Jenis asuransi kerugian yang terdapat dalam undang-undang No.2 Tahun 1992 tentang usaha asuransi menjelaskan bahwa asuransi kerugian menjalankan usaha memberikan jasa untuk menanggulangi suatu risiko atau kerugian, kehilangan manfaat dan tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga dari suatu peristiwa yang tidak pasti. Yang termasuk dalam asuransi kerugian adalah: - Asuransi kebakaran yang meliputi kebakaran, peledakan, petir kecelakaan kapal terbang dan lainnya. - Asuransi pengangkutan yang meliputi marine hul policy, marine cargo policy, freight. - Asuransi aneka yaitu asuransi yang tidak termasuk dalam asuransi kebakaran dan pengangkutan seperti asuransi kendaraan motor dan lainnya. d. Asuransi Jiwa. Asuransi jiwa merupakan perusahaan asuransi yang dikaitkan dengan penanggulangan jiwa atau meninggalnya seseorang yang dipertanggungkan. Jenisjenis asuransi jiwa antara lain: - Asuransi Berjangka - Asuransi Tabungan - Asuransi Seumur Hidup - Anuity Contrak Insurance (Anuitas) e. Reasuransi (Reinsurance ) Merupakan perusahaan yang memberikan jasa asuransi dalam pertanggungan ulang terhadap risiko yang dihadapi oleh perusahaan asuransi kerugian. vi

19 2.2.2 Dilihat dari Segi Kepemilikan Dalam hal ini dapat dilihat siapa saja pemilik dari perusahaan asuransi tersebut, baik asuransi kerugian, asuransi jiwa ataupun reasuransi. a. Asuransi milik pemerintah Yaitu asuransi yang sahamnya dimiliki sebagian besar bahkan 100 persen oleh Pemerintah Indonesia. b. Asuransi milik swasta nasional Asuransi ini kepemilikan sahamnya sepenuhnya dimiliki oleh swasta nasional, sehingga yang memiliki saham terbanyak, maka memiliki suara terbanyak dalam Rapat Umum Pemegang Saham. c. Asuransi milik perusahaan asing Peusahaan jenis ini biasanya beroperasi di Indonesia hanyalah cabang dari negara lain dan jelas kepemilikannya dimiliki oleh perusahaan asing. f. Asuransi milik campuran Merupakan jenis asuransi yang sahamnya dimiliki campuran antara swasta nasional dengan pihak asing. 2.3 Pengertian Premi Asuransi Menurut Totok dan Sigit (2006), premi asuransi adalah kewajiban pihak tertanggung kepada pihak penanggung yang berupa pembayaran uang dalam jumlah tertentu secara periodik. Jumlah premi sangat tergantung pada faktorfaktor yang menyebabkan tinggi rendahnya tingkat risiko dan jumlah nilai pertanggungan. Selain itu, biasanya pihak penanggung juga memperhitungkan nilai waktu uang yang dibayarkan oleh pihak tertanggung. Jangka waktu

20 pembayaran premi sangat tergantung pada perjanjian yang sudah dituangkan didalam polis asuransi. Jangka waktu pembayaran dapat bulanan, triwulan, semesteran, atau tahunan. 2.4 Pencatatan dan Pembukuan Pendapatan Premi Menurut Ludovicus (2006), pencatatan dan pembukuan premi sangat tergantung pada beberapa hal antara lain: a. Jenis asuransi b. Metode operasi c. Jangka waktu pertanggungan d. Cara pembayaran Jenis asuransi Jenis asuransi dapat membedakan pelaksanaan dan pembukuan premi, misalnya jenis-jenis asuransi kerugian sangat berbeda dengan jenis-jenis asuransi jiwa Metode operasi Dalam metode operasi dapat diklasifikasikan menjadi dua metode yaitu: a. Metode penagihan sendiri (direct billing) Metode ini sering disebut juga penutupan premi sendiri, adalah merupakan penagihan premi langsung dari tertanggung (tidak melalui agen). Dengan demikian jumlah premi yang harus ditagih dari tertanggung harus dicatat secara penuh, sebelum dikurangi dengan komisi. vi

21 Contoh: Pembukuan untuk sebuah polis dengan premi sebesar Rp. xxxx dan komisi sebesar 10% berlaku mulai 1 Januari dengan akrual basis, maka jurnalnya adalah: Tabel 2.1 Jurnal Pengakuan Pendapatan Tagihan Langsung Keterangan Debet Kredit Piutang premi Biaya komisi xxxx xxx Pendapatan premi langsung Kas/Bank xxxx xxx b. Metode penagihan agen (agency billing) Pada prinsipnya ada dua cara yang dapat ditempuh dalam penagihan melalui agen, yaitu penagihan secara individual menurut premi atas penutupan masing-masing atau secara kolektif dengan memperlakukan agen sebagai satu kesatuan unit, biasanya transaksi dikumpulkan dan dicatat serta ditagih secara sekaligus tiap bulan. Jumlah yang dicatat adalah premi setelah dikurangi komisi dan lain-lain. Jurnalnya adalah:

22 Tabel 2.2 Jurnal Pengakuan Pendapatan Tagihan Agen Keterangan Debet Kredit Piutang premi Biaya komisi xxxx xxx Pendapatan premi bruto Hutang komisi agen xxxx xxx Jangka waktu pertanggungan Jangka waktu penutupan sering dikenal juga dengan nama periode penutupan, yaitu masa berlakunya perjanjian asuransi antara tertanggung dan penanggung. Jangka waktu pertanggungan tersebut ada yang satu bulan, satu tahun, dan jangka waktu yang ditentukan. Biasanya jangka waktu yang pendek menggunakan metode pembukuan secara cash basis seperti satu bulan atau tiga bulan jadi polis baru dicatat dan dibukukan sebagai pendapatan pada saat dibayar atau pada saat polis dikeluarkan Cara pembayaran premi Pada umumnya terdapat dua cara pembayaran premi yaitu secara tunai (sekaligus) dan secara angsuran (installment). Mengenai cara pembayaran dengan tunai tidak ada kesulitan hanya tinggal menentukan apakah akan menggunakan cash atau accrual basis. Sedangkan untuk penutupan dengan pembayaran premi secara angsuran biasanya untuk angsuran pertama mulai terhitung sejak saat berlakunya vi

23 polis, sedangkan angsuran-angsuran selanjutnya mulai terhitung pada hari pertama termin berikutnya. 2.5 Pengakuan Akuntansi Asuransi Menurut PSAK No.36 a. Aset Perlakuan akun-akun mengacu pada prinsip akuntansi yang berlaku umum, kecuali dinyatakan secara khusus dalam pernyataan ini. Perlakuan akuntansi untuk investasi mengacu pada PSAK No.13 (1994) tentang akuntansi untuk investasi dan PSAk No.15 tentang akuntansi untuk investasi dalam perusahaan asosiasi, kecuali untuk surat berharga (marketable securities). Sekuritas utang yang dimaksudkan untuk dimiliki hingga jatuh tempo (held to maturities) dinyatakan berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi dengan amortisasi premi atau diskonto. Dalam hal ini piutang reasuransi tidak boleh dikompensasikan dengan utang reasuransi, kecuali apabila kontrak reasuransi menyatakan adanya kompensasi. Apabila dalam kompensasi tersebut timbul saldo kredit, maka saldo tersebut harus disajikan pada kelompok kewajiban sebagai utang reasuransi. b. Pendapatan Premi kontrak jangka pendek (beberapa term life insurance, seperti credit life insurance) diakui sebagai pendapatan dalam periode kontrak sesuai dengan proporsi jumlah proteksi angsuran yang diberikan. Jika periode risiko berbeda secara signifikan dengan periode kontrak, premi diakui sebagai pendapatan selama periode risiko sesuai dengan proporsi jumlah proteksi angsuran yang

24 diberikan. Hal ini menyebabkan premi diakui sebagai pendapatan secara merata sepanjang periode kontrak (atau periode risiko, jika berbeda), kecuali jika proteksi asuransi menurun sesuai dengan skedul yang telah ditentukan sebelumnya. Premi kontrak jangka panjang diakui sebagai pendapatan pada saat jatuh tempo dari pemegang polis. Nilai sekarang estimasi manfaat polis masa depan yang dibayar kepada pemegang polis dikurangi dengan nilai sekarang estimasi premi masa depan yang akan diterima dari pemegang polis diakui pada saat pendapatan premi diakui. Estimasi tersebut didasarkan pada asumsi, seperti hasil investasi yang diharapkan, mortalitas, morbiditas, terminasi, dan beban-beban, yang ditetapkan pada saat kontrak asuransi dibuat. Komisi reasuransi dan komisi keuntungan reasuransi diakui sebagai pendapatan lain-lain. c. Beban Klaim meliputi klaim yang telah disetujui, klaim dalam proses penyelesaian, dan klaim yang terjadi namun belum dilaporkan. Jumlah klaim dalam proses penyelesaian termasuk klaim yang terjadi namun belum dilaporkan, ditentukan berdasarkan estimasi kewajiban klaim tersebut. Perubahan dalam jumlah estimasi kewajiban klaim, sebagai akibat proses penelahan lebih lanjut dan perbedaan antara jumlah estimasi klaim dengan klaim yang dibayarkan, diakui sebagai penambah atau pengurang beban dalam laporan laba (rugi) pada periode terjadinya perubahan. Klaim reasuransi diakui sebagai pengurang beban klaim pada periode yang sama dengan pengakuan beban klaim. Sedangkan biaya akuisisi dialokasikan berdasarkan perhitungan aktuaria karena kewajiban manfaat polis masa depan menggunakan metode tingkat premi murni. vi

25 d. Kewajiban. Perlakuan akun kewajiban mengacu pada prinsip akuntansi yang berlaku umum, kecuali dinyatakan secara khusus dalam pernyataan ini: - Kewajiban manfaat polis masa depan Kewajiban ini dinyatakan pada neraca berdasarkan perhitungan aktuaria - Estimasi kewajiban klaim Estimasi kewajiban klaim atas kontrak jangka pendek, khusus asuransi kesehatan dan kecelakaan dinyatakan sebesar jumlah taksiran berdasarkan perhitungan teknis asuransi. - Premi yang belum merupakan pendapatan Secara agregat tanpa memperhatikan tanggal penutupannya dan besarnya dihitung berdasarkan presentasi tertentu dari jumlah premi retensi sendiri untuk tiap jenis pertanggungan asuransi. Secara individual dari tiap pertanggungan dan besarnya premi yang belum merupakan pendapatan ditetapkan secara proporsional dengan jumlah proteksi yang diberikan, selama periode pertangungan. - Utang reasuransi Utang reasuransi tidak boleh dikompensasikan dengan piutang reasuransi, kecuali apabila kontrak reasuransi menyatakan adanya kompensasi. Apabila dalam kompensasi timbul saldo debit, maka saldo tersebut harus disajikan pada kelompok aset sebagai piutang reasuransi.

26 2.6 Pelaporan Akuntansi Asuransi Menurut PSAK No.36 a. Neraca Dalam penyajian neraca, aset dan kewajiban tidak dikelompokkan menurut lancar dan tidak lancar (unclassified), tetapi mendahulukan kelompok akun investasi dan kelompok akun kewajiban kepada pemegang polis. Dengan demikian laporan keuangan menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya kepada pemegang polis. Aset disajikan dengan menempatkan akun investasi pada urutan pertama diikuti akun-akun aset yang lain. Akun-akun yang lain disajikan berdasarkan urutan likuiditas. Kewajiban disajikan dengan menempatkan akun kewajiban kepada pemegang polis pada urutan pertama dan diikuti oleh akun-akun kewajiban yang lain. Akun-akun kewajiban yang lain disajikan berdasarkan urutan jatuh tempo. Utang subordinasi jika ada, disajikan setelah kewajiban lain sebelum ekuitas. Ekuitas disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. b. Laporan Laba (rugi) Laporan laba (rugi) disusun dalam bentuk single step. Pendapatan premi disajikan sedemikian rupa sehingga menunjukkan jumlah premi bruto, premi reasuransi, dan kenaikkan (penurunan) premi yang belum merupakan pendapatan. Premi reasuransi disajikan sebagai pengurang premi bruto. Hasil investasi disajikan setelah pendapatan investasi dikurangi dengan beban investasi terkait langsung. Keuntungan (kerugian) penjualan investasi dan selisih kurs valuta asing yang berkaitan dengan investasi disajikan sebagai bagian dari hasil investasi. vi

27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Metodologi Penelitian Obyek Penelitian Obyek yang diteliti oleh penulis terkait dengan analisis pencatatan, pengakuan dan pelaporan premi asuransi pada AJB Bumiputera 1912 Cabang Batam Nagoya yang beralamat di Jl. Sriwijaya 1 No.24 Pelita Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data adalah sebagai berikut: a. Observasi Observasi yang penulis lakukan adalah pengamatan secara langsung proses pencatatan, pengakuan dan pelaporan premi yang terjadi selama periode pengamatan dari bulan Februari sampai dengan Mei b..dokumentasi Dokumentasi adalah proses mencari data mengenai hal-hal atau variabel. Dalam penelitian ini data yang berasal dari dokumentasi antara lain, struktur organisasi, kwitansi dan data lainnya yang terkait dengan premi Metode Analisis Data Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode analisa deskriptif. Dimana, penulis akan menggambarkan proses pencacatan, pengakuan dan pelaporan premi

28 asuransi. Dan membandingkan apakah pencatatan, pengakuan dan pelaporan tersebut telah sesuai dengan PSAK No Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Singkat AJB Bumiputera 1912 AJB Bumiputera 1912 adalah perusahaan asuransi jiwa nasional milik bangsa Indonesia yang pertama dan tertua. Didirikan di Magelang Jawa Tengah pada tanggal 12 Februari 1912 pada mulanya sebagai wadah persatuan Guru-Guru Hindia Belanda untuk mengayomi nasib guru-guru Bumiputera (Pribumi). Perintis AJB Bumiputera adalah Mas Ngabehi Dwidjosewojo, seorang guru sederhana yang juga sekretaris pengurus besar Budi Utomo, organisasi modern pelopor gerakan kebangkitan nasional. Beliau dibantu oleh Mas K.H. Soebroto sebagai direktur, dan Mas Adimidjojo sebagai bendahara. Ketiga guru inilah yang dikenal sebagai Tiga Serangkai pendiri Bumiputera sekaligus peletak batu pertama industriasuransi nasional Indonesia. Selama 100 tahun AJB Bumiputera tumbuh berkembang mengarungi pasang surut zaman serta gelombang perjalanan negara dan bangsa, hingga kini mantap menjadi pimpinan dalam industri asuransi Indonesia. Didukung karyawan, agen dengan jaringan lebih dari 450 kantor cabang dipenjuru nusantara. AJB Bumiputera kini dipercaya melindungi lebih dari jiwa rakyat Indonesia. Salah satu kekuatan Bumiputera adalah kepemimpinan dan bentuk perusahaan yang unik. Berbeda dengan perusahaan berbentuk Perseorangan Terbatas (PT), yang kepemilikannya hanya pada pemodal tertentu, sejak didirikan Bumiputera menganut sistem kepemilikan dan kepengurusan vi

29 berbentuk badan usaha mutual atau usaha bersama. Sebagai satu-satunya perusahaan di Indonesia yang berbentuk mutual maka di AJB Bumiputera seluruh pemegang polis adalah pemilik perusahaan. Premi yang di bayarkan ke Bumiputera sekaligus di anggap sebagai modal. Sebagai pemilik perusahaan, pemegang polis mempercayakan wakil-wakil mereka di Badan Perwakilan Anggota (BPA) untuk menentukan kebijakan memilih dan mengangkat direksi, serta mengawasi jalannya perusahaan. Asas mutualisme yang di padukan dengan idealisme dan profesionalisme pengelola merupakan landasan pertumbuhan Bumiputera hingga hari ini. Di tengah iklim kompetisi yang semakin ketat karena serbuan perusahaan asing mengarap pasar asuransi nasional, AJB Bumiputera semakin meneguhkan perlunya komitmen, kerja keras, dan profesionalisme untuk menghadapi tantangan masa depan. Berbakal pengalaman panjang hampir seabad lamanya dalam melayani rakyat Indonesia berasuransi, Bumiputera bertekad untuk tetap menjadi tuan rumah di negeri sendiri, menjadi perusahaan asuransi jiwa terkemuka di Indonesia. Bumiputera ingin senantiasa berada dibenak dan di hati rakyat Indonesia. Sepanjang itu tentu saja tidak terlepas dari pasang surut. Memasuki milenium ketiga, Bumiputera mempunyai lebih dari 600 kantor yang terbesar diseluruh pelosok Indonesia salah satunya Asuransi Jiwa Bumiputera di Pelita Visi dan Misi AJB Bumiputera 1912 a. Visi Bumiputera - Menjadikan AJB Bumiputera 1912 sebagai Perusahaan Asuransi Jiwa Nasional yang kuat, modern dan menguntungkan.

30 - Didukung oleh sumber daya manusia (SDM) profesional yang menjunjung tinggi nilai -nilai idealisme serta mutualisme. b. Misi Bumiputera - AJB Bumiputera 1912 menyediakan pelayanan dan produk jasa asuransi jiwa berkualitas sebagai wujud partisipasi dalam pembangunan Nasional melalui peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia. - AJB Bumiputera 1912 senantiasa mengadakan pendidikan dan pelatihan untuk menjamin pertumbuhan kompetensi karyawan, peningkatan kesejahteraan, dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan perusahaan kepada pemegang polis. - AJB Bumiputera 1912 mendorong terciptanya iklim kerja yang motivasif dan inovatif untuk mendukung proses bisnis internal perusahaan yang efektif dan efisien Produk AJB Bumiputera 1912 AJB Bumiputera 1912 merupakan asuransi yang sampai saat ini masih dipercaya oleh masyarakat di kota Batam. AJB Bumiputera 1912 menetapkan harga produk melalui tarif premi asuransi per produk, usia pemegang polis dan jangka waktu persetujuan. Produk yang ditawarkan oleh AJB Bumiputera 1912 terdiri dari : a. Asuransi Eka Waktu Ideal b. Asuransi Mitra Beasiswa Berencana c. Asuransi Mitra Pelangi d. Asuransi Mitra Permata e. Asuransi Mitra Melati f. Asuransi Mitra Cerdas vi

31 g. Asuransi Mitra Sehat h. Asuransi Mitra Oetama i. Asuransi Mitra Poesaka j. Asuransi Mitra Prima k. Asuransi Mitra Abadi l. Asuransi Mitra Guru m. Asuransi Mitra Dana Struktur Organisasi Struktur organisasi adalah gambar yang berisikan bagan bagan ataupun dalam bentuk lain yang dapat memberikan penjelasan dan gambaran secara sistematis, yaitu menerangkan fungsi masing-masing atau tugas tugas yang dilakukan karyawan itu. Sedangkan organisasi adalah sekelompok orang antara dua orang atau lebih orang yang melakukan kerjasama dalam bidang tertentu melakukan sesuatu dalam mencapai tujuan untuk kepentingan bersama. Struktur organisasi dibentuk sabagai alat bantu bagi pemimpin suatu perusahaan untuk mengkoordinir aktifitas semua karyawann, agar karyawan perusahaan tersebur bisa mengerjakan tugasnya secara efektif dan efisien. Struktur Perusahaan berbentuk mutual, kekuasaan tertinggi di AJB Bumiputera 1912 terletak di tangan anggotanya yang dalam hal ini adalah para pemegang polis AJB Bumiputera 1912 itu sendiri. Kedudukan pemegang polis AJB Bumiputera 1912 selain sebagai pembeli jasa asuransi (klien) juga berarti pemilik perusahaan, perwujudan kekuasaan anggota disalurkan melalui wakilwakilnya pada lembaga tertinggi perusahaan yakni : Badan Perwakilan Anggota (BPA)

32 Dengan uraian diatas sudah jelas bahwa dengan adanya struktur organisasi maka kegiatan yang dilaksanakan lebih terarah dan tertib. Pola AJB Bumiputera 1912 ini struktur organisasi yang dipakai berbentuk line organization atau organisasi berbentuk garis. Pimpinan perusahaan mempunyai kekuasaan penuh atas aktivitas perusahaan, sehingga seluruh kekuasaan dan tanggung jawab mengalir dari pucuk pimpinan terus kepada bawahan berdasarkan galis lurus dan pimpinan menentukan tujuan perusahaan serta kebijaksanaan yang dibuat pimpinan. Untuk lebih jelasnya struktur organisasi AJB Bumiputera berikut ini penulis akan menunjukkan gambar 1 (satu) berikut ini: Kepala Kantor Cabang (KACAB) Kepala Unit Operasional Kepala Unit Administrasi Dan Agen Debit Agen Produksi Kasir Administra si Agen Koordinasi Agen Koordinasi Agen Koordinasi Agen Agen Agen Gambar 3.1 Struktur Organisasi AJB Bumiputera 1912 vi

33 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Metode Pencatatan dan Pengakuan Pendapatan Premi pada AJB Bumiputera 1912 Pencatatan dan pengakuan pendapatan premi digunakan sebagai pencatatan dan pengakuan transaksi pembayaran premi yang disetorkan oleh nasabah tiap bulannya kepada bagian kasir tentunya. Pengertian pencatatan dan pengakuan pendapatan premi adalah pengumpulan data secara teratur diterima secara tahunan, setengah tahunan, triwulan, tunggal atau sekaligus berdasarkan premi tahunan yang diperoleh sehubungan dengan kontrak asuransi dan diakui sebagai pendapatan selama periode polis (kontrak) berdasarkan proporsi jumlah proteksi yang diberikan. Prosedur pencatatan dan pengakuan pendapatan premi pada AJB Bumiputera dimulai pada saat para tertanggung membayar preminya melalui agen atau membayar preminya ke perusahaan. Pada perusahaan asuransi terdapat beberapa pilihan dalam melakukan pembayaran premi yaitu secara tunai dan angsuran. Pembayaran premi yang dilakukan secara tunai dilakukan secara tunggal atau sekaligus. Sedangkan secara angsuran pembayaran dapat dilakukan secara bertahap yaitu triwulan, semesteran, dan tahunan. Dalam melakukan pencatatan dan pengakuan pendapatan premi, AJB Bumiputera 1912 menggunakan metode accrual basis. Pada saat nasabah tidak membayar premi lewat dari tanggal jatuh tempo yang telah ditetapkan, perusahaan mencetak voucher untuk mengakui tunggakan premi sebesar nilai premi yang

34 telah ditetapkan. Pada perusahaan, pendapatan yang diterima atas pembayaran atau penerimaan premi dirinci menjadi beberapa item antara lain: premi pertama, premi lanjutan tahun pertama, premi lanjutan, potongan premi, dan pendapatan atas denda tunggakan premi. Dalam hal ini, penulis akan membahas pencatatan dan pengakuan pendapatan premi pertama dan premi lanjutan Pencatatan dan Pengakuan Pendapatan Premi Pertama Pendapatan premi pertama merupakan pendapatan yang diperoleh atas penjualan polis sehubungan dengan perjanjian asuransi yang telah disetujui. Adapun pencatatan dan pengakuan yang ada di perusahaan adalah sebagai berikut: a. Layanan operasional (administrasi) melakukan transaksi new bisnis untuk melakukan pengentrian data SPAJ (surat permintaan asuransi jiwa). Setelah di entry, bagian administrasi mencetak voucher dan kuitansi premi pertama dan menyerahkan ke bagian kasir. b. Agen meminta pengesahan setoran premi pertama kepada kasir dan kasir mencatat dalam buku kontrol kas. c. Agen menyerahkan uang beserta pengesahan setoran premi pertama kepada kasir. Kasir menandatangani bukti setoran premi pertama, mencantumkan tanggal, nomor kas, dan paraf pada bukti kuitansi premi pertama kepada kasir. d. Selanjutnya, agen meminta kuitansi premi pertama yang telah dibayarkan untuk di serahkan kepada nasabah sebagai bukti pembayaran. Penitipan pendapatan premi pertama terjadi pada saat pengajuan SP pada transaksi new bisnis sehubungan dengan perjanjian asuransi yang telah disetujui belum vi

35 diakui sebagai pendapatan, karena belum mendapat izin akseptasi dari pusat. Setelah polis terbit dan izin akseptasi diterima, kantor cabang mencetak voucher untuk mengakui transaksi pendapatan sekaligus menghapus titipan premi pertama menjadi premi pertama cicilan (pendapatan premi). Pada saat pengakuan premi pertama sebagai pendapatan, perusahaan juga mengakui utang komisi dan hutang pajak atas komisi yang akan diberikan kepada agen, sebagai imbalan balas jasa yang akan diterima oleh agen secara langsung. Setelah mencetak voucher, pada saat tutup kas, bagian kasir ini akan mencetak rekap setoran premi harian (LBK) untuk mengakui pencatatan pendapatan premi dan transaksi lainnya. Adapun pencatatan yang dilakukan perusahaan adalah: Tabel 4.1 Laporan LBK Penitipan Premi Keterangan Masuk Keluar Titipan premi Materai xxxxx xxx Kas xxxxx Setelah polis diakseptasi, penitipan pendapatan diakui sebagai pendapatan premi dengan pengakuan pencatatan sebagai berikut:

36 Tabel 4.2 Laporan LBK Pengakuan Premi Pertama Keterangan Masuk Keluar Titipan Premi Pertama xxxxxx Utang komisi Utang pajak Pph pasal 21 Premi I cicilan xxxx xx xxxxxx Kas xxxx Penggantian administrasi xxxx Pencatatan dan Pengakuan Pendapatan Premi Lanjutan Pendapatan premi lanjutan merupakan pembayaran yang diterima oleh perusahaan dari pihak tertanggung dalam membayar kewajibannya untuk mendapatkan proteksi perlindungan jiwa selama masa kontrak asuransi yang telah disepakati. Pada perusahaan terdapat 2 (dua) cara penagihan pembayaran yaitu, secara langsung dan tidak langsung (lewat agen). Pembayaran langsung adalah pembayaran premi yang langsung disetorkan ke kas perusahaan oleh tertanggung tanpa melewati agen. Sedangkan pembayaran tidak langsung adalah penagihan pembayaran melalui agen. Pada pencatatan dan pengakuan pendapatan yang diterima dari penagihan secara langsung, perusahaan tidak mengakui utang komisi. Sedangkan pada pencatatan dan pengakuan penagihan tidak langsung, perusahaan mengakui biaya komisi pada utang komisi. Adapun pencatatan dan pengakuan pendapatan premi lanjutan yang ada pada perusahaan didapat melalui dua obyek, yang mana obyek tersebut adalah nasabah vi

37 dan agen sebagaimana yang telah dibahas pada uraian sebelumnya. Berikut ini adalah pencatatan dan pengakuan premi lanjutan yang didapat melalui agen: a. Agen menyampaikan sus kuitansi premi yang telah ditagih ke bagian administrasi. Jika kas tutup atau ramai sus dititipkan pada bagian kasir. b. Bagian administrasi memasukkan data pembayaran premi berdasarkan sus kuitansi melalui sistem aplikasi komputer. c. Mencetak data setoran premi, melalui sistem aplikasi komputer berdasarkan sus kuitansi. d. Mencatumkan paraf menyampaikan daftar setoran premi dan sus kuitansi. e. Mencocokan sus kuitansi dengan daftar setoran premi, dan menandatangani daftar setoran premi. f. Menyerahkan sus kuitansi dan daftar setoran premi ke bagian kasir. g. Bagian kasir memeriksa dan menyerahkan daftar setoran premi ke agen terkait. h. Agen menandatangani daftar setoran premi dan menyerahkan uang pembayaran premi ke bagian kasir. i. Bagian kasir menerima uang pembayaran premi, menandatangani dan mendistribusikan daftar setoran premi dan sus kuitansi. j. Pada saat tutup kas harian, bagian kasir mencetak rekap setoran premi harian dan voucher per agen. k. Membubuhkan paraf pada voucher dan menandatangani rekap setoran premi harian dan menyampaikannya ke KUAK l. Memeriksa dan mencocokkan voucher secara manual data transaksi ke dalam buku kontrol kas.

38 m. Memasukkan sistem approve ke sistem komputer. n. Memeriksa voucher, rekap setoran premi dan menandatangani voucher untuk pengesahan, selanjutnya menyerahkan ke pimpinan operasional untuk pengesahan. o. Setelah disahkan oleh pimpinan, KUAK memeriksa kembali. Selanjutnya KUAK mengarsipkan dan mendistribusikan: - Daftar setoran premi dan rekap harian premi ke layanan operasional. - Daftar setoran premi, sus kuitansi, voucher harian ke kantor pusat. Berdasarkan hasil penelitian selama dilapangan. Penerapan prosedur penagihan lewat agen yang dilakukan belum sesuai dengan prosedur yang ada. Dengan kata lain, ada beberapa tahapan prosedur yang tidak diterapkan oleh petugas, antara lain prosedur penitipan. Prosedur ini tidak diterapkan dengan baik oleh petugas kantor cabang nagoya, dikarenakan pada kantor cabang ini nasabah yang membayar premi ke kantor hanya sebagian kecil. Sehingga kondisi kantor dapat dikatakan sepi.oleh karena itu, pihak agen lebih memilih langsung memberika susu kuitansi ke bagian administrasi agar langsung dapat diproses. Pada saat kondisi kantor terlihat ramai, agen hanya mengumpulkannyadi meja layanan operasional dan lebih memilih menunggu sampai bagian administrasi memproses sus kuitansi tersebut. Menurut penulis, prosedur yang telah ada harus dijalankan dengan baik untuk menghindari tingkat risiko hilangnya sus kuitansi. Berikut ini adalah pencatatan dan pengakuan pendapatan premi lanjutan yang dilakukan secara komputerisasi oleh bagian administrasi. vi

39 Tabel 4.3 Laporan LBK Premi Lanjutan Keterangan Masuk Keluar Hutang Komisi/Provisi Pajak Komisi PLTP PL xxxxx xxx xxxxxxx xxxxxxx Provisi/Komisi Komisi Pengutipan xxxxx xxxx Biaya Materai xxx Berdasarkan hasil penelitian berdasarkan bukti-bukti pencatatan berupa voucher dan LBK (lembar bukti kas) pihak manajemen asuransi jiwa bersama (AJB) Bumiputera 1912, belum melakukan pencatatan dan pengakuan sesuai dengan standar akuntansi, karena tidak menggunakan format jurnal. Selain itu, dalam melakukan pencatatan dan pengakuan penerimaan pembayaran premi perusahaan hanya mengakui pendapatan tetapi tidak mengakui kas, tapi secara obyektif kas yang ada pada perusahaan juga bertambah. Seharusnya perusahaan menggunakan format jurnal dengan mengakui transaksi secara (debet dan kredit) karena jurnal merupakan komponen utama dalam membuat laporan keuangan. Selain itu juga, perusahaan menggunakan sistem komputerisasi sehingga apabila terjadi kesalahan dalam memasukkan data, output yang akan dihasilkan juga akan salah sehingga harus melakukan input data secara ulang dan membutuhkan waktu yang lama.

40 4.2 Pelaporan Pendapatan Premi pada AJB Bumiputera Laporan keuangan menyediakan informasi keuangan yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, dan perubahan posisi keuangan yang bermanfaat sebagai dasar dalam mengambil sebuah keputusan. Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses akuntansi. Bagi manajemen perusahaan, laporan keuangan merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban atas amanah yang diberikan. Dan pihak perusahaan harus berusaha memberikan keyakinan kepada para pemakai bahwa laporan keuangannya dapat diandalkan. Dalam hal ini, pendapatan premi disajikan pada laporan keuangan yaitu neraca dan laporan laba (rugi) dengan penjelasan sebagai berikut: a. Neraca Neraca sangat penting bagi suatu perusahaan, karena neraca perusahaan menggambarkan kondisi keuangan perusahaan. Laporan neraca pada AJB Bumiputera 1912, penyajian aset dan kewajiban tidak dikelompokkan menjadi lancar dan tidak lancar, tetapi mendahulukan kelompok akun investasi untuk neraca dan kelompok akun kewajiban kepada pemegang polis. Dengan demikian, laporan keuangan perusahaan menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya kepada pemegang polis. Aset disajikan dengan menempatkan akun investasi pada urutan pertama dan diikuti akun-akun lainnya. Sementara kewajiban disajikan dengan menempatkan akun kewajiban kepada pemegang polis pada urutan pertama dan diikuti oleh akun-akun kewajiban lainnya. vi

41 b. Laporan laba rugi Laporan laba (rugi) sangatlah penting bagi perusahaan, karena perusahaan dapat melihat baik buruknya kinerja perusahaan selama ini. Pendapatan AJB Bumiputera 1912 diperoleh dari penjualan polis asuransi. Dalam hal ini, laporan yang disajikan oleh kantor cabang mempunyai sedikit perbedaan dengan kantor pusat, dalam laporan laba (rugi) kantor cabang penerimaan premi dirinci menjadi premi pertama, premi lanjutan, premi lanjutan tahun pertama, dll. Sedangkan pada laporan laba (rugi) kantor pusat rincian penerimaan premi di jumlahkan dan dikelompokkan menjadi satu akun, yaitu akun pendapatan premi. Dalam menyusun laporan keuangan, perusahaan menggunakan sistem sentralisasi sehingga perusahaan asuransi kantor cabang Batam Nagoya tidak membuat laporan keuangan, tetapi hanya membuat rincian laba (rugi) sebagai pelaporan kegiatan operasional selama periode. Laporan laba (rugi) ini disajikan dalam bentuk single step. Manfaat utama dalam penyajian laba (rugi) dengan metode ini adalah kesederhanaan. Sehingga penyajian laporan laba (rugi) pada AJB Bumiputera 1912 telah sesuai dengan standar akuntansi yaitu PSAK No Perbandingan Perlakuan Premi Asuransi AJB Bumiputera 1912 dengan PSAK No.36 Pada bagian ini penulis akan menganalisa dengan cara memberikan perbandingan antara pengakuan akuntansi pendapatan yang diterapkan AJB Bumiputera 1912 dengan PSAK No.36. Setelah melakukan analisa atas data-data yang ada, perbandingan antara perlakuan akuntansi asuransi jiwa pada perusahaan dengan perlakuan akuntansi tidak sesuai dengan PSAK No.36 yang mengatur tentang asuransi jiwa. Perbandingannya adalah sebagai berikut:

42 Tabel 4.4 Perbandingan perlakuan akuntansi antara perusahaan dengan PSAK No.36 Keterangan PSAK No.36 AJB Bumiputera 1912 Evalua si Pencatatan dan pengakuan premi Menurut SAK pendapatan dicatat dengan nilai wajar/imbalan. Imbalan tersebut berbentuk kas. Pencatatan menggunakan format debet dan kredit. Tidak mengukur nilai imbalan. Pencatatan menggunakan format masuk dan keluar. Sehingga dapat dikatakan bahwa pada perusahaan tidak melakukan penjurnalan. Tidak Sesuai Premi yang diperoleh sehubungan dengan kontrak asuransi diakui sebagai pendapatan selama periode polis atau kontrak berdasarkan jumlah proteksi yang diberikan. Dicatat pada saat izin otorisasi disetujui oleh kantor pusat atau pada saat kontrak telah disepakati oleh kedua belah pihak sebagai pendapatan. Sesuai Pelaporan premi Pendapatan premi disajikan sedemikian rupa, sehingga menunjukkan jumlah premi bruto, premi reasuransi, kenaikan (penurunan) premi yang belum merupakan pendapatan. Pendapatan premi, premi reasuransi dan kenaikan atau penurunan premi yang belum merupakan pendapatan dilaporkan pada statement keuangan yaitu laporan laba-rugi sesuai dengan nilai dan pada tahun berlaku. Sesuai Berdasarkan perbandingan yang dilakukan, terdapat perbedaan perlakuan akuntansi antara perusahaan dengan PSAK No.36. Dimana, dalam pencatatan dan pengakuan premi perusahaan tidak melakukan penjurnalan tetapi hanya mencatat pendapatan premi dengan format yang tidak sesuai dengan standar akuntansi yang ada, karena dalam pencatatan pendapatan perusahaan mengakui kas keluar, tetapi vi

43 secara obyektif kas yang ada pada perusahaan tidak ada pengurangan (bertambah). Seharusnya perusahaan melakukan pencatatan sebagai berikut: Tabel 4.5 Jurnal Pendapatan Premi Keterangan Debet/Masuk Kredit/Masuk Titipan/Premi I Biaya materai xxxxxx xxxx Kas xxxxxx

44 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah: 1. Pencatatan dan pengakuan yang dilakukan oleh perusahaan tidak sesuai dengan teori yang ada, informasi akuntansinya tidak dapat dipahami karena pada perusahaan Kantor Cabang Batam Nagoya tidak melakukan penjurnalan menurut standar akuntansi yang ada. Hanya melakukan pencatatan dan pengakuan transaksi pendapatan sehingga tidak mengakui kas. Sedangkan pada kenyataannya pendapatan tersebut berpengaruh terhadap kas kantor operasional. 2. Premi diakui sebagai pendapatan pada saat kas diterima dari nasabah sebagai pembayaran premi dan disajikan dalam laporan laba (rugi) dengan menggunakan metode single step. 3. Perlakuan akuntansi yang mengatur tentang pengakuan dan pelaporan telah sesuai dengan PSAK No.36 yang mengatur tentang pengakuan akuntansi asuransi jiwa. Dalam penelitian ini, pencatatan yang dilakukan oleh perusahaan belum sesuai dengan teori-teori yang ada. 5.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka penulis ingin memberikan saran-saran yang bermanfaat untuk AJB Bumiputera 1912 yaitu: 1. Pencatatan dan pengakuan penerimaan pembayaran premi, pada perusahaan belum sesuai dengan teori akuntansi yang ada karena tidak melakukan vi

45 penjurnalan terhadap pendapatan, sehingga penulis mengharapkan perusahaan dapat menggunakan format pencatatan dan nama akun sesuai dengan teori akuntansi, sehingga dari pencatatan jurnal yang ada kita dapat mengetahui keluar masuknya kas secara jelas. 2. Prosedur yang ada sebaiknya dijalankan dengan baik, karena dengan menerapkan prosedur yang ada, maka kecil kemungkinan risiko yang akan kita hadapi, sehingga kita dapat bertanggungjawab terhadap tugas dan kewajiban yang telah diberikan. 3. Dalam melakukan penelitian, banyak prosedur-prosedur yang tidak dijalankan oleh perusahaan dengan baik. Sehingga penulis menyarankan untuk penelitian selanjutnya sebaiknya mengangkat tema mengenai pengendalian internal perusahaan.

46 DAFTAR PUSTAKA Budisantono, Totok dan Triandaru, Sigit. (2006). Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat Ikatan Akuntan Indonesia. (2004). Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Kasmir. (2001). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi Revisi Cet 5. Jakarta: PT. Raja Grasindo Persada. Sensi, Ludovicus. (2006). Memahami Akuntansi Kerugian. Jakarta: Prima Mitra Edukarya Siamat, dahlan. (2005). Manajemen lembaga keuangan: Kebijakan Moneter dan perbankan, Edisi 5. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. vi

47 LAMPIRAN

48 vi

49

50 vi

51

52 vi

53

54 vi

55 LAPORAN MAGANG 1. Uraian Kegiatan Penulis melakukan magang di AJB Bumiputera Cabang nagoya batam selama tiga bulan. Selama magang penulis ditempatkan di bagian administrasi konservasi, pinjaman polis & klaim dan aplikasi BIL dan produksi. Bagian ini merupakan tempat yang mempunyai fungsi utama sebagai pelaksana adm penagihan dan pinjaman polis serta sebagai pelaksana adm produksi dan klaim kantor cabang. Pada bagian ini penulis melakukan pekerjaan sebagai berikut: 1. Entry data SP ke aplikasi AJB Bumiputera In Line 2. Entry data SP ke file LP 01 dan selling Product 3. Mencatat data SP Ke BB produksi Provisi & persitensi AJB Bumiputera Menstempel data calon pemegang polis yang sudah dicatat 5. Memeriksa Polis yang diterima dari wilayah 6. Mendistribusikan Polis yang sudah diperiksa ke Agen AJB yang terkait 7. Scan SPAJ, Fotocopy 10. Arsip Surat, voucher, SPAJ, dll 11. Print kuitansi klaim, PP, Voucher 2. Sistem dan Prosedur di Bagian Administrasi Polis dan Aplikasi BIL Selama magang penulis melakukan beberapa kegiatan terkait dengan polis dan aplikasi BIL. Adapun prosedur yang ada di kedua bagian ini adalah sbb:

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Jawa Tengah pada 12 februari 1912 pada mulanya sebagai wadah persatuan

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Jawa Tengah pada 12 februari 1912 pada mulanya sebagai wadah persatuan BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 4.1. Sejarah Singkat Perusahaan Asuransi jiwa bersama Bumiputera 1912 adalah perusahaan asuransi jiwa milik bangsa Indonesia yang pertama dan tertua. Didirikan di Magelang,

Lebih terperinci

TRANSLATED. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 28 (revisi 1996) AKUNTANSI ASURANSI KERUGIAN PENDAHULUAN

TRANSLATED. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 28 (revisi 1996) AKUNTANSI ASURANSI KERUGIAN PENDAHULUAN TRANSLATED PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 28 (revisi 1996) AKUNTANSI ASURANSI KERUGIAN PENDAHULUAN 01 Industri asuransi berkembang selaras dengan perkembangan dunia usaha pada umumnya. Kehadiran

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah Singkat AJB Bumiputera terbentuk pada tanggal 12 Februari 1912, di Magelang, Jawa Tengah,

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah Singkat AJB Bumiputera terbentuk pada tanggal 12 Februari 1912, di Magelang, Jawa Tengah, BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat AJB Bumiputera 1912 AJB Bumiputera 1912 merupakan perusahaan asuransi jiwa nasional yang pertama dan tertua di Indonesia. Perusahaan asuransi ini terbentuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam bahasa Belanda kata asuransi disebut Assurantie yang terdiri dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam bahasa Belanda kata asuransi disebut Assurantie yang terdiri dari BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Umum Asuransi Dalam bahasa Belanda kata asuransi disebut Assurantie yang terdiri dari kata Assurandeur yang berarti penanggung dan Geassurreerde

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Perusahaan Asuransi Jiwa Bersama (AJB) BumiPutera 1912 Cabang

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Perusahaan Asuransi Jiwa Bersama (AJB) BumiPutera 1912 Cabang BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Perusahaan Asuransi Jiwa Bersama (AJB) BumiPutera 1912 Cabang Bangkinang Asuransi Jiwa Bersama(AJB)BumiPutera 1912 adalah perusahaan asuransi jiwa nasional

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB III ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN BAB III ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 adalah perusahaan asuaransi jiwa nasional milik bangsa Indonesia yang pertama. Ia didirikan pada tanggal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian asuransi menurut UU RI No.2 Tahun 1992, seperti yang dikutip

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian asuransi menurut UU RI No.2 Tahun 1992, seperti yang dikutip BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Asuransi Pengertian asuransi menurut UU RI No.2 Tahun 1992, seperti yang dikutip Darmawi (2000 : 4) adalah: Perjanjian antara dua pihak atau lebih

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 28

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 28 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 28 SAK merupakan pedoman pokok dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi perusahaan, dana pensiun dan unit ekonomi lainnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dengan sudut pandang yang mereka gunakan dalam asuransi. Adapun definisi

BAB II LANDASAN TEORI. dengan sudut pandang yang mereka gunakan dalam asuransi. Adapun definisi BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Asuransi Banyak definisi yang telah diberikan kepada istilah asuransi. Dimana secara sepintas tidak ada kesamaan antara definisi yang satu dengan yang lainnya. Hal

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK PENELITIAN

BAB 3 OBJEK PENELITIAN 27 BAB 3 OBJEK PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian 3.1.1. Sejarah Singkat AJB Bumiputera 1912 didirikan di Magelang 12 Februari 1912, oleh M.Ng Dwidjosewojo, M.Adimidjojo, dan M.KH.Soebroto. Bergabung dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan BAB II LANDASAN TEORI II.1. Penjualan II.1.1. Definisi Penjualan Penjualan secara umum memiliki pengertian kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan

Lebih terperinci

Akuntansi Perusahaan Asuransi

Akuntansi Perusahaan Asuransi Akuntansi Perusahaan Asuransi Asti Aini Abstrak Asuransi adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada tindakan, sistem, atau bisnis dimana perlindungan finansial (atau ganti rugi secara finansial)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. di lakukan secara deskriptif dengan cara menjelaskan fakta yang ada di lapangan

BAB III METODE PENELITIAN. di lakukan secara deskriptif dengan cara menjelaskan fakta yang ada di lapangan 16 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data Kualitatif. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis kualitatif, karena analisis

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Inggris Victory English School. Penulis ditempatkan pada bagian keuangan,

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Inggris Victory English School. Penulis ditempatkan pada bagian keuangan, BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Penulis melaksanakan kuliah kerja praktek di lembaga pendidikan bahasa Inggris Victory English School. Penulis ditempatkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI ANALISIS

BAB III METODOLOGI ANALISIS 59 BAB III METODOLOGI ANALISIS 3.1 Kerangka Pemikiran Pembahasan tesis ini, didasarkan pada langkah-langkah pemikiran sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi objek pajak perusahaan dan menganalisis proses

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. kontribusi yang dibayarkan oleh peserta, dana investasi dari akad mudharabah, hasil

BAB 4 PEMBAHASAN. kontribusi yang dibayarkan oleh peserta, dana investasi dari akad mudharabah, hasil BAB 4 PEMBAHASAN Dalam penelitian ini peneliti akan membahas mengenai evaluasi atas dana kontribusi yang dibayarkan oleh peserta, dana investasi dari akad mudharabah, hasil investasi yang menggunakan dana

Lebih terperinci

AKUNTANSI ASURANSI JIWA

AKUNTANSI ASURANSI JIWA PSAK No. Desember (revisi ) EXPOSURE DRAFT EXPOSURE DRAFT PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN AKUNTANSI ASURANSI JIWA Exposure draft ini dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Tanggapan atas

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM. A. Sejarah Umum Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM. A. Sejarah Umum Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM A. Sejarah Umum Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 merupakan perusahaan asuransi jiwa nasional yang pertama dan tertua

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Asuransi Kerugian Dalam perkembangan dunia usaha tidak seorang pun yang dapat meramalkan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang secara tepat, setiap ramalan

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN UNIT SYARIAH PT AJB BUMIPUTERA 1912 PER 31 DESEMBER 2012 (dalam jutaan rupiah)

LAPORAN POSISI KEUANGAN UNIT SYARIAH PT AJB BUMIPUTERA 1912 PER 31 DESEMBER 2012 (dalam jutaan rupiah) L1 LAPORAN POSISI KEUANGAN UNIT SYARIAH PT AJB BUMIPUTERA 1912 PER 31 DESEMBER 2012 (dalam jutaan rupiah) ASET Kas dan setara kas 19,808.11 Tagihan kontribusi 0.00 Tagihan investasi 0.00 Tagihan hasil

Lebih terperinci

DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL TAHUN PAJAK 2 0 NPWP : NAMA WAJIB PAJAK : BULAN / TAHUN PEROLEHAN HARGA PEROLEHAN (US$)

DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL TAHUN PAJAK 2 0 NPWP : NAMA WAJIB PAJAK : BULAN / TAHUN PEROLEHAN HARGA PEROLEHAN (US$) 2 0 DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL 1B KELOMPOK / JENIS HARTA BULAN / TAHUN PEROLEHAN HARGA PEROLEHAN (US$) NILAI SISA BUKU FISKAL AWAL TAHUN PENYUSUTAN / AMORTISASI KOMERSIAL METODE HARTA BERWUJUD

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PROSEDUR AKUNTANSI PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA AJB BUMIPUTERA 1912 CABANG JEMBER

PELAKSANAAN PROSEDUR AKUNTANSI PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA AJB BUMIPUTERA 1912 CABANG JEMBER PELAKSANAAN PROSEDUR AKUNTANSI PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA AJB BUMIPUTERA 1912 CABANG JEMBER LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA Oleh : ADY SAPUTRA NIM: 050803104222/AKT UNIVERSITAS JEMBER FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Teori - Teori 1. Pengertian Asuransi Jiwa Menurut Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian, dalam buku Abdulkadir, Hukum Asuransi Indonesia (2015:18) pengertian

Lebih terperinci

PRAKTIKUM PENGAUDITAN & PDE MODUL 1: KERTAS KERJA NERACA, KERTAS KERJA LABA RUGI, SURAT PERIKATAN, RENCANA PEMERIKSAAN

PRAKTIKUM PENGAUDITAN & PDE MODUL 1: KERTAS KERJA NERACA, KERTAS KERJA LABA RUGI, SURAT PERIKATAN, RENCANA PEMERIKSAAN PRAKTIKUM PENGAUDITAN & PDE MODUL : KERTAS KERJA NERACA, KERTAS KERJA LABA RUGI, SURAT PERIKATAN, RENCANA PEMERIKSAAN OLEH: EKO ARIE WICAKSONO 5366 STAR PRO BPKP BATCH UNIVERSITAS LAMPUNG 6 ASET Keterangan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Metode Pengakuan Pendapatan. menggunakan metode accrual basis dimana sumber utama dari

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Metode Pengakuan Pendapatan. menggunakan metode accrual basis dimana sumber utama dari 1 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Metode Pengakuan Pendapatan Kebijakan yang diterapkan oleh PT. Prudential Life Assurance dalam metode pengakuan pendapatan dan beban perusahaan yaitu

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEKPENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti menitikberatkan objek penelitian pada

BAB 3 OBJEKPENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti menitikberatkan objek penelitian pada BAB 3 OBJEKPENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menitikberatkan objek penelitian pada pengakuan pendapatan, hasil investasi dan beban pada asuransi jiwa PT. AJB Bumiputera 1912,

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

BAB III PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN BAB III PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 3.1 Bidang Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan Selama melaksanakan praktek kerja lapangan penulis ditempatkan pada bagian administrasi keuangan dan umum, karena

Lebih terperinci

S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : KEP-2345/LK/2003 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : KEP-2345/LK/2003 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : KEP-2345/LK/2003 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

PEDOMAN PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN PEDOMAN PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN Lampiran II I. PEDOMAN UMUM A TANGGUNG JAWAB ATAS LAPORAN KEUANGAN 1 Pengurus Dana Pensiun bertanggung jawab atas laporan keuangan Dana

Lebih terperinci

Buletin Teknis ini bukan bagian dari Standar Akuntansi Keuangan.

Buletin Teknis ini bukan bagian dari Standar Akuntansi Keuangan. EXPOSURE DRAFT BULETIN TEKNIS 8 DIKELUARKAN OLEH KONTRAK ASURANSI DEWAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN IKATAN AKUNTAN INDONESIA TANGGAL 19 OKTOBER 2012 Buletin Teknis ini bukan bagian dari Standar Akuntansi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi bahwa, Undang Undang No.17 tahun 2012 tentang Perkoperasian menyatakan Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan

Lebih terperinci

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 50 AKUNTANSI INVESTASI EFEK TERTENTU

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 50 AKUNTANSI INVESTASI EFEK TERTENTU 0 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 0 AKUNTANSI INVESTASI EFEK TERTENTU Paragraf-paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring adalah paragraf standar yang harus dibaca dalam konteks dengan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 424/KMK.06/2003 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 424/KMK.06/2003 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 424/KMK.06/2003 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI Keputusan ini telah diketik ulang, bila ada keraguan mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan rumah tangga, baik dalam menghadapi risiko yang mendasar seperti

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan rumah tangga, baik dalam menghadapi risiko yang mendasar seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebutuhan akan jasa perasuransian makin dirasakan, baik oleh perorangan maupun dunia usaha di Indonesia. Asuransi merupakan sarana finansial dalam tata kehidupan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 9 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Berdirinya Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 adalah perusahaan asuransi jiwa nasional milik bangsa Indonesia

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN IV.1 Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan Perlakuan Akuntansi SAK ETAP Setelah mendapatkan gambaran detail mengenai objek penelitian, yaitu PT Aman Investama.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengertian Asuransi Pendapat mengenai pengertian asuransi menurut Joice Tauris Santi dan Nurul Qomariyah (2015;31) sebagai berikut : Asuransi adalah perjanjian di antara dua

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Pada bab ini, penulis akan menjabarkan mengenai hasil analisa yang telah dilakukan terhadap objek penelitian mengenai perlakuan akuntansi terhadap pendapatan kontribusi yang

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan

BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS III.1 Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan PT MMS didirikan di Jakarta berdasarkan Akta No.14 tanggal 4 Oktober 1989 dari Notaris Winnie Hadiprojo, SH., notaris

Lebih terperinci

PT PENYELENGGARA PROGRAM PERLINDUNGAN INVESTOR EFEK INDONESIA

PT PENYELENGGARA PROGRAM PERLINDUNGAN INVESTOR EFEK INDONESIA Daftar Isi Halaman Laporan Auditor Independen Laporan Keuangan Untuk Periode yang Dimulai dari 18 Desember 2012 (Tanggal Pendirian) sampai dengan 31 Desember 2012 Laporan Posisi Keuangan 1 Laporan Laba

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pendapatan Menurut Keiso, Weygandt, Warfield (2008 :516), Pendapatan ialah arus masuk aktiva dan penyelesaian kewajiban akibat penyerahan atau produksi barang, pemberian

Lebih terperinci

PERLAKUAN AKUNTANSI PIUTANG USAHA SIMPAN PINJAM PADA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KPRI) TRANSMIGRASI SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR

PERLAKUAN AKUNTANSI PIUTANG USAHA SIMPAN PINJAM PADA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KPRI) TRANSMIGRASI SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR PERLAKUAN AKUNTANSI PIUTANG USAHA SIMPAN PINJAM PADA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KPRI) TRANSMIGRASI SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR Oleh : NUR SHANTI LAILIYAH NIM : 2013410792 SEKOLAH TINGGI ILMU

Lebih terperinci

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.05/2017 TENTANG

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.05/2017 TENTANG Yth. 1. Direksi Perusahaan Asuransi; dan 2. Direksi Perusahaan Reasuransi; di tempat. SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2017 TENTANG DASAR PENILAIAN ASET YANG DIPERKENANKAN DALAM BENTUK

Lebih terperinci

01. Tujuan Pernyataan ini adalah melengkapi pengaturan dalam PSAK 62: Kontrak Asuransi.

01. Tujuan Pernyataan ini adalah melengkapi pengaturan dalam PSAK 62: Kontrak Asuransi. Berikut adalah isi dari PSAK 28 Revisi 2012 dan PSAK 36 Revisi 2012 berikut Dasar Kesimpulan yang disadur dari website IAI: www.iaiglobal.or.id. PT Padma Radya Aktuaria tidak bertanggung jawab terhadap

Lebih terperinci

TUGAS PRAKTIK AUDITING MODUL 1 DISUSUN OLEH : DAULAT HASIBUAN AKBAR ANWARI LUBIS MUCHTI WIRAHADINATA

TUGAS PRAKTIK AUDITING MODUL 1 DISUSUN OLEH : DAULAT HASIBUAN AKBAR ANWARI LUBIS MUCHTI WIRAHADINATA TUGAS PRAKTIK AUDITING MODUL 1 DISUSUN OLEH : DAULAT HASIBUAN 130522063 AKBAR ANWARI LUBIS 130522064 MUCHTI WIRAHADINATA 130522065 DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

BAB 7 LAPORAN ARUS KAS

BAB 7 LAPORAN ARUS KAS 21 BAB 7 LAPORAN ARUS KAS A. TUJUAN 1. Laporan arus kas bertujuan menyajikan informasi perubahan historis atas kas dan setara kas PDAM, yang menunjukkan secara terpisah perubahan yang terjadi selama satu

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN SAK ETAP DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT. BPR Ganto Nagari 1954

ANALISIS PENERAPAN SAK ETAP DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT. BPR Ganto Nagari 1954 ANALISIS PENERAPAN SAK ETAP DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT. BPR Ganto Nagari 1954 Immu Puteri Sari dan Dwi Nova Azana Fakultas Ekonomi UMSB Abstrak Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas

Lebih terperinci

Contoh laporan keuangan koperasi

Contoh laporan keuangan koperasi Contoh laporan keuangan koperasi Koperasi merupakan badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya atas dasar prinsip koperasi dan kaidah ekonomi

Lebih terperinci

Oleh: Lia Novriana F

Oleh: Lia Novriana F EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS DARI SETORAN PREMI PADA AJB BUMIPUTERA 1912 KANTOR CABANG ASPER (ASURANSI PERORANGAN) SURAKARTA Tugas Akhir Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Ahli

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Resiko atau kerugian bisa terjadi kepada siapa saja dan dimana saja walaupun tidak ada yang menginginkan kehadirannya. Dampak dari kerugian atas suatu resiko

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan operasi PT ASABRI (Persero) dilandasi oleh Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 1971, yang menjelaskan bahwa ASABRI adalah suatu jaminan sosial bagi prajurit

Lebih terperinci

DAFTAR ISTILAH DAN PENUTUP. Istilah yang digunakan dalam Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Bungo termuat dalam daftar sebagai berikut :

DAFTAR ISTILAH DAN PENUTUP. Istilah yang digunakan dalam Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Bungo termuat dalam daftar sebagai berikut : Lampiran IV Peraturan Bupati Bungo Nomor 20 Tahun 2014 Tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Bungo DAFTAR ISTILAH DAN PENUTUP I. DAFTAR ISTILAH Istilah yang digunakan dalam Kebijakan Akuntansi

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN. PT UG didirikan dengan akta notaris Abdul Latief, SH, No.104 tertanggal 29

BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN. PT UG didirikan dengan akta notaris Abdul Latief, SH, No.104 tertanggal 29 BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN III.1. Objek Penelitian III.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT UG didirikan dengan akta notaris Abdul Latief, SH, No.104 tertanggal 29 Oktober 1971 di Jakarta,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri. BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Manfaat Implementasi SAK ETAP Dengan mengimplementasikan SAK ETAP di dalam laporan keuangannya, maka CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun

Lebih terperinci

AKUNTANSI ASURANSI JIWA PSAK No. 36

AKUNTANSI ASURANSI JIWA PSAK No. 36 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PSAK No. 36 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Standar Akuntansi Keuangan Pernyataan No.36 berjudul Standar Akuntansi Asuransi Jiwa telah disetujui dalam rapat Komite Standar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. memudahkan pengelolaan perusahaan. besar dan buku pembantu, serta laporan.

BAB II LANDASAN TEORI. memudahkan pengelolaan perusahaan. besar dan buku pembantu, serta laporan. BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Akuntansi Pengertian sistem akuntansi (Mulyadi:2010) adalah organisasi formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi

Lebih terperinci

PSAK 24 IMBALAN KERJA. Oleh: Kelompok 4 Listya Nindita Dicky Andriyanto

PSAK 24 IMBALAN KERJA. Oleh: Kelompok 4 Listya Nindita Dicky Andriyanto PSAK 24 IMBALAN KERJA Oleh: Kelompok 4 Listya Nindita 2015271115 Dicky Andriyanto 2015271116 PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2016 I. PENDAHULUAN 1.

Lebih terperinci

AKUTANSI INVESTASI EFEK TERTENTU PSAK No.50 AKUTANSI INVESTASI EFEK TERTENTU PSAK No.50

AKUTANSI INVESTASI EFEK TERTENTU PSAK No.50 AKUTANSI INVESTASI EFEK TERTENTU PSAK No.50 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN IKATAN AKUNTAN INDONESIA Akuntansi Investasi Efek Tertentu PSAK No. 50 PSAK No.50 tentang AKUNTANSI INVESTASI EFEK TERTENTU telah disetujui oleh Komite Standar Akuntansi

Lebih terperinci

AKUNTANSI ASURANSI KERUGIAN

AKUNTANSI ASURANSI KERUGIAN PSAK No. (revisi ) Desember EXPOSURE DRAFT EXPOSURE DRAFT PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN AKUNTANSI ASURANSI KERUGIAN Exposure draft ini dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Tanggapan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pandang yang berbeda-beda. Definisi definisi tersebut antara lain : dapat terjadi dengan cara membayar premi asuransi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pandang yang berbeda-beda. Definisi definisi tersebut antara lain : dapat terjadi dengan cara membayar premi asuransi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Asuransi dan Premi Asuransi Banyak definisi yang telah diberikan kepada istilah asuransi, sepintas definsi tersebut tidak ada kesamaan antara definisi satu dengan

Lebih terperinci

Kamus Pasar Modal Indonesia. Kamus Pasar Modal Indonesia

Kamus Pasar Modal Indonesia. Kamus Pasar Modal Indonesia Kamus Pasar Modal Indonesia Kamus Pasar Modal Indonesia Kamus Pasar Modal A Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; 2

Lebih terperinci

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN PERNYATAAN

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN PERNYATAAN 8A-1 PERUSAHAAN INDUSTRI LAMPIRAN KHUSUS 8A-1 MANUFAKTUR 1. KAS DAN SETARA KAS 1. HUTANG USAHA PIHAK KETIGA 2. INVESTASI SEMENTARA 2. 3. PIUTANG USAHA PIHAK KETIGA 3. HUTANG BUNGA PIUTANG USAHA PIHAK YANG

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 16, 1999 BURSA BERJANGKA. PERDAGANGAN. KOMODITI. Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi. BAPPEBTI. (Penjelasan

Lebih terperinci

Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal;

Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; Kamus Pasar Modal Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; 2 hubungan antara Pihak dengan pegawai, direktur, atau komisaris

Lebih terperinci

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/SEOJK.05/2013 TENTANG

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/SEOJK.05/2013 TENTANG LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/SEOJK.05/2013 TENTANG LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI YANG MENYELENGGARAKAN SELURUH USAHANYA DENGAN PRINSIP SYARIAH

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. 4.1 Penerapan Akuntansi Penggajian pada PT. Pindad (Persero)

BAB IV ANALISIS. 4.1 Penerapan Akuntansi Penggajian pada PT. Pindad (Persero) BAB IV ANALISIS 4.1 Penerapan Akuntansi Penggajian pada PT. Pindad (Persero) Kebijakan mengenai penggajian yang dikeluarkan oleh perusahaan sangatlah penting karena langsung berhubungan dengan kesejahteraan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : SMK BINA DHARMA 2 BANDUNG Mata Pelajaran : Mulok Akuntansi Perbankan Kelas/Semester : XI/4 Alokasi Waktu : 6 x 45 menit Standar Kompetensi : Mencatat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. satu-satunya yang menganut system kepemilikan Mutual usaha bersama.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. satu-satunya yang menganut system kepemilikan Mutual usaha bersama. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Sejarah Perusahaan Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 merupakan perusahaan yang berdiri sejak tahun 1912 yang mana perusahaan

Lebih terperinci

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.05/2016 TENTANG

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.05/2016 TENTANG Yth. 1. Direksi Perusahaan Asuransi; dan 2. Direksi Perusahaan Reasuransi; di tempat. SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2016 TENTANG DASAR PENILAIAN ASET YANG DIPERKENANKAN DALAM BENTUK

Lebih terperinci

2009 Catatan Piutang pihak yang mempunyai hubungan istimewa d,2g,

2009 Catatan Piutang pihak yang mempunyai hubungan istimewa d,2g, Neraca Konsolidasi 30 Juni 2009 dan 2008 ASET 2009 Catatan 2008 Investasi 2f,3 Deposito berjangka 147.379.881.024 2c,31 111.631.639.513 Obligasi dimiliki hingga jatuh tempo 4.000.000.000 1.000.000.000

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Aktiva Tetap 1. Pengertian Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam kedaan siap dipakai atau dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan,

Lebih terperinci

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG Yth. 1. Direksi Perusahaan Asuransi Syariah; dan 2. Direksi Perusahaan Reasuransi Syariah; di tempat. SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2017 TENTANG DASAR PENILAIAN ASET YANG DIPERKENANKAN

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS PSAP No. 0 Laporan Arus Kas 0 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf tebal dan

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DESEMBER 00 DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN --------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

LAMPIRAN KHUSUS SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN

LAMPIRAN KHUSUS SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL 1A BULAN / HARGA NILAI SISA BUKU FISKAL METODE PENYUSUTAN / AMORTISASI KELOMPOK / JENIS HARTA TAHUN PEROLEHAN AWAL TAHUN PENYUSUTAN / AMORTISASI FISKAL TAHUN INI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. risiko kematian, atau dalam menghadapi risiko atas harta benda yang dimiliki.

BAB II LANDASAN TEORI. risiko kematian, atau dalam menghadapi risiko atas harta benda yang dimiliki. BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Pengertian Asuransi Kebutuhan akan jasa perasuransian makin dirasakan, baik oleh perorangan maupun dunia usaha di Indonesia. Asuransi merupakan sarana

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi Warren (2013 : 9), mendefinisikan akuntansi diartikan sebagai sistem informasi yang menyediakan laporan untuk para pemangku kepentingan mengenai

Lebih terperinci

PETUNJUK PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI JIWA

PETUNJUK PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI JIWA Hal. 1 PETUNJUK PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI JIWA I. UMUM 1. Laporan keuangan ini dibuat khusus untuk kepentingan pembinaan dan pengawasan usaha perasuransian. Untuk itu, bentuk, isi,

Lebih terperinci

ED PSAK 62 KONTRAK ASURANSI

ED PSAK 62 KONTRAK ASURANSI ED PSAK 62 KONTRAK ASURANSI Overview 2 ED PSAK 62: Kontrak Asuransi ED PSAK 28 (revisi 2010): Akuntansi Asuransi Kerugian ED PSAK 36 (revisi 2010): Akuntansi Asuransi Jiwa ED PSAK 62 KONTRAK ASURANSI RUANG

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

dibandingkan dengan premi atas uang pertanggungan yang lebih kecil.

dibandingkan dengan premi atas uang pertanggungan yang lebih kecil. BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penetapan Premi Pengertian dari Premi adalah sejumlah uang yang disetujui oleh pemegang polis untuk dibayarkan kepada perusahaan asuransi untuk memperoleh manfaat

Lebih terperinci

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/SEOJK.05/2013 TENTANG LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN ASURANSI KERUGIAN DAN PERUSAHAAN REASURANSI

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/SEOJK.05/2013 TENTANG LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN ASURANSI KERUGIAN DAN PERUSAHAAN REASURANSI LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/SEOJK.05/2013 TENTANG LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN ASURANSI KERUGIAN DAN PERUSAHAAN REASURANSI YANG MENYELENGGARAKAN SELURUH USAHANYA DENGAN PRINSIP

Lebih terperinci

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 22 /SEOJK.05/2017

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 22 /SEOJK.05/2017 Yth. 1. Direksi Perusahaan Asuransi; dan 2. Direksi Perusahaan Reasuransi, di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 22 /SEOJK.05/2017 TENTANG DASAR PENILAIAN ASET DALAM BENTUK INVESTASI

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Pengungkapan dalam Laporan Keuangan. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang mengatur industri asuransi,

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Pengungkapan dalam Laporan Keuangan. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang mengatur industri asuransi, BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Pengungkapan dalam Laporan Keuangan Seperti yang kita ketahui sebelumnya konvergensi IFRS hanya terdapat dua Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang mengatur industri

Lebih terperinci

LAPORAN ARUS KAS I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan

LAPORAN ARUS KAS I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan LAMPIRAN IV PERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA NOMOR 2.a TAHUN 2010 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI LAPORAN ARUS KAS I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan 1. Tujuan Kebijakan Akuntansi laporan arus kas adalah mengatur penyajian

Lebih terperinci

Kamus Istilah Pasar Modal

Kamus Istilah Pasar Modal Sumber : www.bapepam.go.id Kamus Istilah Pasar Modal Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; 2 hubungan antara Pihak dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk semua hak atau klaim atas uang, barang dan jasa. Bila kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk semua hak atau klaim atas uang, barang dan jasa. Bila kegiatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PIUTANG USAHA 1. Pengertian Piutang Transaksi paling umum yang menciptakan piutang adalah penjualan barang dagang atau jasa secara kredit. Dalam arti luas piutang digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan, kehilangan atau resiko lainnya. Oleh karena itu setiap resiko yang

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan, kehilangan atau resiko lainnya. Oleh karena itu setiap resiko yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Resiko di masa datang dapat terjadi terhadap kehidupan seseorang misalnya kematian, sakit, atau resiko dipecat dari pekerjaannya. Dalam dunia bisnis, resiko

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN BANK

LAPORAN KEUANGAN BANK MANAJEMEN PERBANKAN LAPORAN KEUANGAN BANK 9 BAB DASAR ACUAN 1. Pernyataan Standard Akuntansi Keuangan (PSAK ) Kerangka Dasar Penyusunan Penyajian Laporan Keuangan 2. PSAK 31 : Akuntansi Perbankan PSAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengandung unsur investasi, yakni pada tahapan-tahapan pendidikan anak, maka

BAB I PENDAHULUAN. mengandung unsur investasi, yakni pada tahapan-tahapan pendidikan anak, maka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Asuransi pendidikan merupakan salah satu jenis asuransi jiwa yang mengandung unsur investasi, yakni pada tahapan-tahapan pendidikan anak, maka ada sejumlah

Lebih terperinci

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA Oleh Safia Anggraeni., M.Pd. INSTITUT BISNIS MUHAMMADIYAH BEKASI 2016 LITERATUR 1. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Edisi revisi-cet.16. Dr. Kasmir. Jakarta: RajaGrafindo

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi dan Akuntansi Kas. Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi dan Akuntansi Kas. Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu BAB II LANDASAN TEORITIS A. TEORI - TEORI 1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi dan Akuntansi Kas a. Sistem Informasi Akuntansi Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu memberikan

Lebih terperinci

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG Yth. 1. Direksi Perusahaan Asuransi Syariah; dan 2. Direksi Perusahaan Reasuransi Syariah; di tempat. SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2016 TENTANG DASAR PENILAIAN ASET YANG DIPERKENANKAN

Lebih terperinci

http://www.hadiborneo.wordpress.com/ Secara bahasa Berasal dari kata assurantie dari bahasa Belanda yang berakar dari bahasa latin yaitu assecurare yang berarti meyakinkan orang. Menurut UU No. 2 Tahun

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1622, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Kuntansi. Utang. Pemerintah. Sistem. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 218/PMK.05/2013 TENTANG SISTEM

Lebih terperinci

ASURANSI MITRA CERDAS SEBAGAI INVESTASI PENDIDIKAN PADA ASURANSI JIWA BERSAMA BUMIPUTERA 1912 KANTOR CABANG DIENG WILAYAH JATIM II MALANG TUGAS AKHIR

ASURANSI MITRA CERDAS SEBAGAI INVESTASI PENDIDIKAN PADA ASURANSI JIWA BERSAMA BUMIPUTERA 1912 KANTOR CABANG DIENG WILAYAH JATIM II MALANG TUGAS AKHIR ASURANSI MITRA CERDAS SEBAGAI INVESTASI PENDIDIKAN PADA ASURANSI JIWA BERSAMA BUMIPUTERA 1912 KANTOR CABANG DIENG WILAYAH JATIM II MALANG TUGAS AKHIR Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Fungsi dan Manfaat Sistem Informasi Akuntansi. Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Fungsi dan Manfaat Sistem Informasi Akuntansi. Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori-teori 1. Pengertian Fungsi dan Manfaat Sistem Informasi Akuntansi Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu memberikan yang bermanfaat bagi para pemakainya.

Lebih terperinci

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 PENDAPATAN

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 PENDAPATAN Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 PENDAPATAN Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 tentang Pendapatan disetujui dalam Rapat Komite Prinsip Akuntansi Indonesia pada tanggal

Lebih terperinci

PROSEDUR PENERIMAAN NASABAH BARU, PEMBAYARAN PREMI DAN PEMBAYARAN KLAIM PERUSAHAAN AJB BUMIPUTERA 1912

PROSEDUR PENERIMAAN NASABAH BARU, PEMBAYARAN PREMI DAN PEMBAYARAN KLAIM PERUSAHAAN AJB BUMIPUTERA 1912 PROSEDUR PENERIMAAN NASABAH BARU, PEMBAYARAN PREMI DAN PEMBAYARAN KLAIM PERUSAHAAN AJB BUMIPUTERA 1912 Nama : Handari Swastantia NPM : 43209081 Pembimbing : Dr. Adi Kuswanto BAB I PENDAHULUAN Prosedur

Lebih terperinci

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 29 /SEOJK.05/2015 TENTANG LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO - 1 - PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO YANG MELAKUKAN KEGIATAN

Lebih terperinci