Buletin Teknis ini bukan bagian dari Standar Akuntansi Keuangan.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Buletin Teknis ini bukan bagian dari Standar Akuntansi Keuangan."

Transkripsi

1 EXPOSURE DRAFT BULETIN TEKNIS 8 DIKELUARKAN OLEH KONTRAK ASURANSI DEWAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN IKATAN AKUNTAN INDONESIA TANGGAL 19 OKTOBER 2012 Buletin Teknis ini bukan bagian dari Standar Akuntansi Keuangan. PENDAHULUAN 01. PSAK 62: Kontrak Asuransi merupakan Standar Akuntansi Keuangan yang bersifat temporer dan tidak dimaksudkan untuk mengubah secara signifikan pengaturan dan praktik akuntansi asuransi yang selama ini dilakukan oleh asuradur. Penerapan PSAK 62 (yang diadopsi dari IFRS 4 Insurance Contract) dilengkapi dengan revisi PSAK 28: Akuntansi Kontrak Asuransi Kerugian dan PSAK 36: Akuntansi Kontrak Asuransi Jiwa. Kedua PSAK tersebut memberikan panduan yang lebih spesifik terkait dengan pengakuan dan pengukuran pendapatan, beban, dan liabilitas yang timbul dari kontrak asuransi. 02. Revisi PSAK 28: Akuntansi Kontrak Asuransi Kerugian dan PSAK 36: Akuntansi Kontrak Asuransi Jiwa mengakibatkan adanya perubahan pengaturan untuk beberapa hal, misalnya perhitungan liabilitas asuransi, namun tidak dilengkapi dengan panduan ekplisit atas hal tersebut. Juga terdapat hal lain yang tidak diatur secara spesifik dalam PSAK 28 dan 36 (serta PSAK 62: Kontrak Asuransi), misalnya terkait biaya akuisisi. 03. DSAK IAI melihat bahwa kondisi di atas dapat menyebabkan ketidakjelasan dan berpotensi menimbulkan beragam penafsiran dalam praktik, sehingga dapat menyebabkan menurunnya daya banding laporan keuangan di industri asuransi. Oleh karena itu, dibutuhkan adanya Buletin Teknis untuk memberikan panduan lebih lanjut untuk beberapa isu dalam penerapan PSAK 28: Akuntansi Kontrak Asuransi Kerugian, PSAK 36: Akuntansi Kontrak Asuransi Jiwa dan PSAK 62: Kontrak Asuransi. PERMASALAHAN 04. Buletin Teknis ini membahas mengenai beberapa hal berikut: a. perhitungan gross premium reserve; b. estimasi klaim; c. tes kecukupan liabilitas; d. perubahan kontrak asuransi menjadi kontrak non-asuransi; e. kontrak reasuransi dan aset reasuransi; f. pembedaan kontrak asuransi jangka pendek dan selain kontrak asuransi jangka pendek; g. biaya akuisisi. 05. Suatu kontrak yang telah didefinisikan sebagai kontrak asuransi berdasarkan definisi peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia mungkin saja diklasifikasikan sebagai kontrak investasi berdasarkan PSAK 62: Kontrak Asuransi. Pengertian suatu kontrak sebagai kontrak asuransi atau kontrak investasi, sebagaimana yang diatur dalam PSAK 62, ditujukan untuk menentukan perlakuan akuntansi yang diterapkan asuradur dalam rangka penyusunan dan penyajian 1

2 laporan keuangan untuk tujuan umum dan tidak dimaksudkan untuk tujuan penentuan definisi jenis kontrak berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. PERHITUNGAN GROSS PREMIUM RESERVE 06. Gross premium reserve (GPR) mencerminkan nilai kini estimasi pembayaran seluruh manfaat yang diperjanjikan, termasuk seluruh opsi yang disediakan, dan nilai kini estimasi seluruh biaya yang akan dikeluarkan serta mempertimbangkan penerimaan premi di masa yang akan datang. 07. GPR dihitung dengan rumus berikut: Nilai kini estimasi arus kas untuk pembayaran manfaat di masa depan + Nilai kini estimasi arus kas untuk pembayaran biaya di masa depan Nilai kini estimasi arus kas dari penerimaan premi bruto di masa depan 08. Estimasi arus kas mencakup semua tambahan arus kas masuk dan keluar serta: a. terpisah dari estimasi tingkat diskonto yang menyesuaikan arus kas dengan nilai waktu dari uang; b. mengandung marjin yang mencerminkan penyesuaian arus kas masa depan terhadap dampak ketidakpastian jumlah dan waktu terjadinya. Marjin ini sering diistilahkan provision for adverse deviation atau margin for adverse deviation; c. mencerminkan perspektif entitas, tetapi untuk variabel pasar harus konsisten dengan harga pasar yang dapat diobservasi; d. memasukkan semua informasi jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus kas yang timbul akibat pemenuhan kontrak asuransi oleh asuradur, dengan cara yang tidak bias; e. sesuai kondisi saat ini (estimasi mencerminkan semua informasi yang ada pada tanggal pengukuran); dan f. hanya memasukkan arus kas dari kontrak asuransi yang ada, yaitu arus kas masuk dan keluar yang timbul dari kontrak asuransi yang masih memiliki liabilitas manfaat polis masa depan. 09. Penyesuaian yang dimaksud dalam paragraf 08(b) mencerminkan jumlah maksimum yang harus dibayar oleh asuradur untuk menghilangkan risiko, yang mana pemenuhan arus kas akhir (ultimate fulfilment cashflow) melebihi estimasi terbaik. Penyesuaian tersebut mencerminkan semua risiko yang terkait dengan kontrak asuransi dan tidak boleh mencerminkan risiko yang tidak timbul dari kontrak asuransi tersebut, misalnya risiko investasi (kecuali ketika risiko investasi mempengaruhi jumlah pembayaran kepada pemegang polis), risiko ketidakseimbangan antara proyeksi arus kas aset dan liabilitas (asset-liability mismatch risk), atau risiko operasional umum terkait dengan transaksi masa depan. Komponen arus kas 10. Premi bruto yang dikenakan kepada pemegang polis umumnya merupakan suatu jumlah yang diperkirakan, secara kolektif dan akumulatif, akan dapat mencukupi untuk membayar semua klaim dan manfaat yang diperjanjikan secara kontraktual (baik manfaat yang jumlahnya sudah ditetapkan di awal maupun yang akan ditetapkan kemudian), biaya yang diperlukan dalam rangka penutupan dan penerbitan kontrak asuransi, biaya yang diperlukan untuk melakukan pemeliharaan kontrak maupun pemenuhan kewajiban kontrak, dan berkontribusi dalam pemenuhan biaya umum (overhead), serta memberikan suatu tingkat keuntungan bagi asuradur. 2

3 11. Arus kas masa depan mencakup semua arus kas yang terkait dengan kontrak asuransi yang masih mempunyai liabilitas manfaat polis masa depan pada tanggal pengukuran, dan mencakup semua biaya sepanjang dapat dialokasikan pada kontrak asuransi tersebut. 12. Komponen arus kas masa depan termasuk antara lain: a. Premi (termasuk penyesuaian premi dan angsuran premi) dari pemegang polis dan semua arus kas tambahan yang berasal dari premi tersebut. b. Pembayaran kepada atau atas nama pemegang polis atas semua klaim masa depan dan manfaat lain yang diperjanjikan dalam kontrak, tetapi tidak termasuk klaim yang dalam proses penyelesaian dan klaim yang sudah terjadi namun belum dilaporkan. c. Biaya pengurusan klaim yaitu biaya yang akan dikeluarkan oleh asuradur dalam pemrosesan dan penyelesaian klaim, termasuk biaya legal dan penaksir kerugian (adjusters) dan biaya internal pemrosesan pembayaran klaim. d. Biaya yang akan dikeluarkan oleh asuradur dalam menyediakan manfaat kontraktual dalam bentuk selain tunai (paid in kind). e. Arus kas yang dihasilkan dari opsi atau jaminan melekat dalam kontrak asuransi, dalam hal opsi atau jaminan tersebut tidak dapat dipisahkan, misalnya nilai tunai. Jika kontrak asuransi mengandung opsi atau jaminan melekat, maka penting untuk mempertimbangkan semua skenario yang mungkin terjadi. f. Biaya atas penjualan, underwriting, dan inisiasi kontrak asuransi untuk kontrak yang telah diterbitkan dan telah terjadi. g. Biaya administrasi dan biaya pemeliharaan polis, misalnya biaya penagihan premi dan biaya pengurusan perubahan polis (seperti konversi dan reinstatements), termasuk biaya yang dibayarkan secara berulang kepada pihak ketiga jika pemegang polis melanjutkan membayar premi sesuai dengan kontrak asuransi. h. Pemulihan potensial (seperti salvage dan subrogasi) atas klaim masa depan yang dicakup dalam kontrak asuransi yang ada dan klaim masa lalu sepanjang tidak memenuhi syarat untuk diakui sebagai aset terpisah. i. Pembayaran kepada pemegang polis saat ini atau akan datang sebagai hasil dari fitur partisipasi kontraktual (termasuk fitur yang secara implisit ada di dalam kontrak berdasarkan ketentuan regulator atau hukum) yang memberikan pemegang polis partisipasi dalam kinerja portofolio kontrak asuransi atau sekelompok aset. j. Biaya administrasi dan umum. 13. Komponen arus kas masa depan tidak termasuk antara lain: a. Hasil investasi. b. Pembayaran dari dan kepada reasuransi. c. Arus kas yang mungkin timbul dari kontrak asuransi masa depan, misalnya arus kas di luar kontrak asuransi yang ada, atau dari opsi, forwards, dan jaminan yang tidak terkait dengan kontrak asuransi yang ada. d. Biaya yang seharusnya dialokasikan pada kontrak asuransi yang belum ada pada tanggal pengukuran. e. Pajak penghasilan. f. Arus kas antar komponen yang berbeda dalam entitas pelaporan, misalnya antar dana pemegang polis dan dana pemegang saham. g. Arus kas dari komponen yang tidak dipisahkan dari kontrak asuransi (misalnya bunga yang diperkirakan asuradur untuk dikreditkan pada saldo akun pemegang polis). h. Estimasi klaim (estimasi jumlah yang menjadi tanggungan sehubungan dengan klaim yang masih ada dalam proses penyelesaian dan klaim yang terjadi namun belum dilaporkan). 3

4 14. Arus kas juga tidak memasukkan risiko wanprestasi (non-performance) oleh asuradur pada awal kontrak asuransi maupun setelahnya. Tingkat diskonto 15. Tingkat diskonto yang digunakan adalah tingkat diskonto yang: a. konsisten dengan harga pasar yang dapat diobservasi untuk instrumen dengan arus kas yang mempunyai karakteristik yang mencerminkan liabilitas kontrak asuransi tersebut. Kesamaan karakteristik tersebut misalnya dalam hal waktu, mata uang, dan likuiditas; dan b. tidak mencakup faktor yang mempengaruhi tingkat diskonto yang diobservasi tetapi tidak relevan terhadap liabilitas kontrak asuransi (misalnya risiko yang tidak ada di liabilitas, tetapi terjadi di instrumen yang harga pasar sedang diobservasi). 16. Jika jumlah, waktu, atau ketidakpastian arus kas kontrak asuransi (baik sepenuhnya atau sebagian) bergantung pada kinerja aset spesifik, maka pengukuran kontrak asuransi mencerminkan ketergantungan tersebut. 17. Tingkat diskonto tidak dapat ditentukan berdasarkan tingkat imbal hasil investasi dari penempatan dana yang terbentuk dari akumulasi premi, kecuali jika jumlah pembayaran manfaat ditentukan oleh imbal hasil investasi dari penempatan dana tersebut. 18. Tingkat diskonto juga dapat ditentukan dengan menggunakan: a. imbal hasil dari instrumen keuangan yang sesuai dengan sifat liabilitas, misalnya tingkat bunga bebas risiko, mata uang, atau waktu, yang sesuai; atau b. jika data pada huruf (a) tidak tersedia, maka menggunakan top-down approach yaitu menggunakan tingkat imbal hasil pasar dari instrumen keuangan yang tidak sepenuhnya sesuai dengan sifat liabilitas dan dilakukan penyesuaian agar selaras dengan sifat liabilitas. Misalnya penyesuaian waktu dan risiko yang ada dalam instrumen keuangan tetapi tidak ada dalam liabilitas (misal risiko kredit), menggunakan benchmark pasar untuk menentukan risk premium, dan jika tidak ada yang sesuai dapat menggunakan teknik penilaian yang sesuai. 19. Dalam pasar aktif, acuan tingkat bunga bebas risiko menggunakan obligasi pemerintah berkualitas tinggi (high quality goverment bond). 20. Tingkat diskonto yang digunakan merupakan tingkat diskonto yang mencerminkan kondisi terkini (current discount rate) di pasar aktif dan tidak menggunakan tingkat diskonto ratarata selama suatu periode waktu tertentu. Level perhitungan 21. Perhitungan GPR dilakukan pada level kontrak asuransi individual. Jika kontrak asuransi tidak mempunyai fitur nilai tunai, maka perhitungan dapat dilakukan pada level portofolio kontrak asuransi sepanjang kontrak asuransi tersebut bergantung pada risiko yang sama dan dikelola bersama sebagai portofolio tunggal. GPR negatif 22. GPR negatif dapat terjadi di tahun-tahun awal karena nilai kini arus kas masuk lebih besar daripada arus kas keluar. GPR negatif diperkenankan dalam level kontrak asuransi individual, tetapi tidak dapat negatif pada level portofolio kontrak asuransi yang bergantung pada risiko yang sama dan dikelola bersama sebagai portofolio tunggal. 4

5 23. Dalam kondisi yang sangat jarang terjadi, misalnya asuradur baru beroperasi, terjadi GPR negatif pada level portofolio sebagaimana dimaksud di paragraf 22, maka asuradur mengakui liabilitas manfaat polis masa depan sebesar nol. Kontrak asuransi yang mengandung komponen deposit 24. Beberapa jenis kontrak asuransi mempunyai fitur yang mensyaratkan asuradur untuk membayar sewaktu-waktu jika pemegang polis menghendakinya tanpa adanya kejadian yang diasuransikan, misalnya kontrak asuransi yang menyediakan nilai tunai, kontrak asuransi tabungan, atau kontrak asuransi unit link. Jumlah kewajiban GPR yang dibentuk untuk kontrak asuransi dengan fitur tersebut tidak boleh kurang dari maksimum jumlah yang sewaktu-waktu harus dibayar asuradur tanpa terjadinya kejadian yang diasuransikan. ESTIMASI KLAIM 25. Estimasi klaim yang diperkirakan akan selesai lebih dari satu tahun harus memperhitungkan nilai kininya. TES KECUKUPAN LIABILITAS 26. Liabilitas yang dibentuk untuk kontrak asuransi jangka pendek dan selain kontrak asuransi jangka pendek, baik berupa estimasi klaim, premi yang belum merupakan pendapatan, maupun liabilitas manfaat polis masa depan (ditentukan dengan gross premium reserve), harus dilakukan tes kecukupan liabilitas sesuai dengan ketentuan dalam PSAK 62: Kontrak Asuransi paragraf KONTRAK REASURANSI DAN ASET REASURANSI 27. Perhitungan liabilitas untuk kontrak reasuransi selain kontrak asuransi jangka pendek menggunakan metode GPR sebagaimana yang dijelaskan pada paragraf berdasarkan syarat dan ketentuan dari kontrak reasuransi tersebut, serta melakukan tes kecukupan liabilitas. 28. Sementara untuk kontrak reasuransi jangka pendek menggunakan metode premi yang belum merupakan pendapatan berdasarkan syarat dan ketentuan dari kontrak reasuransi tersebut, serta melakukan tes kecukupan liabilitas. 29. Penentuan nilai aset reasuransi atas liabilitas manfaat polis masa depan untuk kontrak selain kontrak asuransi jangka pendek, dihitung dengan metode GPR sesuai ketentuan yang diatur pada paragraf 06-24, berdasarkan syarat dan ketentuan dari kontrak reasuransi tersebut. 30. Penentuan nilai aset reasuransi atas premi yang belum merupakan pendapatan untuk kontrak asuransi jangka pendek, dihitung dengan metode yang konsisten dengan metode yang dipilih dalam menentukan premi yang belum merupakan pendapatan (sesuai dengan PSAK 28: Akuntansi Kontrak Asuransi Kerugian paragraf 18, dan PSAK 36: Akuntansi Kontrak Asuransi Jiwa paragraf 16), berdasarkan syarat dan ketentuan dari kontrak reasuransi tersebut. 31. Penentuan nilai aset reasuransi atas estimasi klaim baik untuk dan kontrak asuransi jangka pendek kontrak dan selain kontrak asuransi jangka pendek, dihitung dengan metode yang konsisten dengan metode yang digunakan dalam menentukan estimasi klaim berdasarkan syarat dan ketentuan dari kontrak reasuransi tersebut. 5

6 32. Asuradur menurunkan nilai tercatat aset reasuransi yang dihitung berdasarkan paragraf 29-31, jika aset reasuransi tersebut mengalami penurunan nilai, sesuai dengan ketentuan PSAK 62: Kontrak Asuransi paragraf Dalam hal asuradur memiliki utang kepada reasuradur untuk suatu kontrak reasuransi, dan asuradur tersebut memiliki piutang kepada reasuradur yang sama untuk suatu kontrak asuransi atau reasuransi yang lain, maka utang dan piutang tersebut disajikan saling hapus jika memenuhi kriteria PSAK 50: Instrumen Keuangan: Penyajian paragraf 45. PERUBAHAN KONTRAK ASURANSI MENJADI KONTRAK NON-ASURANSI 34. Ketentuan dalam PSAK 62: Kontrak Asuransi paragraf B30 menyatakan bahwa suatu kontrak yang memenuhi syarat sebagai kontrak asuransi tetap merupakan kontrak asuransi hingga seluruh hak dan kewajiban berakhir atau kedaluwarsa. Dalam praktik di Indonesia, suatu kontrak yang pada awalnya diklasifikasikan sebagai kontrak asuransi dapat berubah menjadi kontrak investasi berdasarkan PSAK 62. Hal ini dapat terjadi, misalnya, ketika pemegang polis melakukan top up sehingga asuradur terpapar risiko keuangan tanpa risiko asuransi signifikan. Ketika kondisi tersebut terjadi, maka produk tersebut menjadi kontrak investasi atau kontrak non-asuransi. Perubahan tersebut diterapkan secara prospektif dan dampaknya diakui di laba rugi. PEMBEDAAN KONTRAK ASURANSI JANGKA PENDEK DAN SELAIN KONTRAK ASURANSI JANGKA PENDEK 35. PSAK 28: Akuntansi Kontrak Asuransi Kerugian paragraf 04 dan PSAK 36: Akuntansi Kontrak Asuransi Jiwa paragraf 04 menyatakan bahwa kontrak asuransi jangka pendek merupakan kontrak asuransi yang hanya memberikan proteksi tanpa ada komponen deposit untuk periode sama dengan atau kurang dari dua belas bulan dan memungkinkan asuradur untuk membatalkan kontrak atau menyesuaikan persyaratan kontrak pada akhir setiap periode kontrak, seperti penyesuaian jumlah premi atau penutupan yang diberikan. 36. Dalam praktik, terdapat kontrak asuransi yang substansinya adalah kontrak asuransi selain kontrak asuransi jangka pendek yang dipecah-pecah menjadi beberapa kontrak asuransi jangka pendek. Misalnya kontrak asuransi kredit kendaraan bermotor dengan polis tiga tahun, tetapi kontraknya dipecah-pecah menjadi per tahun. 37. Dalam kondisi di paragraf 36, beberapa kontrak asuransi jangka pendek tidak diperlakukan sebagai kontrak tersendiri tetapi diperlakukan sebagai kontrak tunggal jika: a. Kontrak tersebut disepakati pada waktu yang sama atau terkait satu dengan yang lain. b. Kontrak tersebut membentuk suatu transaksi tunggal yang didesain untuk mencapai suatu dampak komersial secara keseluruhan. c. Keterjadian satu kontrak bergantung pada keterjadian kontrak lain. d. Satu kontrak yang berdiri sendiri tidak dapat dijustifikasi secara ekonomi, tetapi kontrak tersebut dapat dijustifikasi secara ekonomi jika bergabung dengan kontrak lain. 38. Penentuan apakah suatu kontrak asuransi merupakan kontrak asuransi selain kontrak asuransi jangka pendek atau jangka pendek dilakukan pada level kontrak dan bukan level produk. BIAYA AKUISISI 39. Biaya akuisisi adalah biaya yang dikeluarkan asuradur terkait untuk menjual, underwriting, dan menginisiasi kontrak asuransi baru baik biaya langsung maupun biaya tidak langsung. 6

7 40. Biaya akuisisi untuk kontrak asuransi jangka pendek ditangguhkan dan diamortisasi sesuai dengan metode yang konsisten dengan metode premi yang belum merupakan pendapatan. Jika setelah dilakukan tes kecukupan liabilitas dan liabilitas yang telah dicadangkan tidak mencukupi, maka kekurangannya terlebih dahulu mengurangi biaya akuisisi yang ditangguhkan tersebut. 41. Biaya akuisisi untuk kontrak asuransi selain kontrak asuransi jangka pendek dibebankan pada saat terjadinya. ***** 7

01. Tujuan Pernyataan ini adalah melengkapi pengaturan dalam PSAK 62: Kontrak Asuransi.

01. Tujuan Pernyataan ini adalah melengkapi pengaturan dalam PSAK 62: Kontrak Asuransi. Berikut adalah isi dari PSAK 28 Revisi 2012 dan PSAK 36 Revisi 2012 berikut Dasar Kesimpulan yang disadur dari website IAI: www.iaiglobal.or.id. PT Padma Radya Aktuaria tidak bertanggung jawab terhadap

Lebih terperinci

ED PSAK 62 KONTRAK ASURANSI

ED PSAK 62 KONTRAK ASURANSI ED PSAK 62 KONTRAK ASURANSI Overview 2 ED PSAK 62: Kontrak Asuransi ED PSAK 28 (revisi 2010): Akuntansi Asuransi Kerugian ED PSAK 36 (revisi 2010): Akuntansi Asuransi Jiwa ED PSAK 62 KONTRAK ASURANSI RUANG

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Pengungkapan dalam Laporan Keuangan. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang mengatur industri asuransi,

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Pengungkapan dalam Laporan Keuangan. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang mengatur industri asuransi, BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Pengungkapan dalam Laporan Keuangan Seperti yang kita ketahui sebelumnya konvergensi IFRS hanya terdapat dua Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang mengatur industri

Lebih terperinci

LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 27 /SEOJK.05/2017

LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 27 /SEOJK.05/2017 LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 27 /SEOJK.05/2017 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN CADANGAN TEKNIS BAGI PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI - 1 - PEDOMAN PEMBENTUKAN CADANGAN TEKNIS

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. masyarakat bawah. Sarana lembaga keuangan non bank yang mampu memenuhi

I. PENDAHULUAN. masyarakat bawah. Sarana lembaga keuangan non bank yang mampu memenuhi 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu unsur yang diperlukan untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia yaitu adanya lembaga keuangan bank dan non bank yang langsung menyentuh lapisan masyarakat bawah.

Lebih terperinci

-1- SALINAN PERATURAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: PER- 09/BL/2012 TENTANG

-1- SALINAN PERATURAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: PER- 09/BL/2012 TENTANG -1- SALINAN PERATURAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: PER- 09/BL/2012 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN CADANGAN TEKNIS BAGI PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI KETUA BADAN

Lebih terperinci

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN CADANGAN TEKNIS BAGI PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN CADANGAN TEKNIS BAGI PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI Yth. 1. Direksi Perusahaan Asuransi; dan 2. Direksi Perusahaan Reasuransi, di tempat. SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2016 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN CADANGAN TEKNIS BAGI PERUSAHAAN

Lebih terperinci

KONTRAK ASURANSI Menerapkan ED PSAK 71: Instrumen Keuangan dengan PSAK 62: Kontrak Asuransi

KONTRAK ASURANSI Menerapkan ED PSAK 71: Instrumen Keuangan dengan PSAK 62: Kontrak Asuransi ED AMANDEMEN PSAK 62 KONTRAK ASURANSI Menerapkan ED PSAK 71: Instrumen Keuangan dengan PSAK 62: Kontrak Asuransi Diterbitkan oleh: Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia Grha Akuntan,

Lebih terperinci

TRANSLATED. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 28 (revisi 1996) AKUNTANSI ASURANSI KERUGIAN PENDAHULUAN

TRANSLATED. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 28 (revisi 1996) AKUNTANSI ASURANSI KERUGIAN PENDAHULUAN TRANSLATED PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 28 (revisi 1996) AKUNTANSI ASURANSI KERUGIAN PENDAHULUAN 01 Industri asuransi berkembang selaras dengan perkembangan dunia usaha pada umumnya. Kehadiran

Lebih terperinci

AKUNTANSI TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH

AKUNTANSI TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH ED revisi AKUNTANSI TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH Diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Syariah Ikatan Akuntan Indonesia Grha Akuntan, Jalan Sindanglaya No. Menteng, Jakarta 0 Telp: (0) Fax: (0) 000 Email:

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PSAK ASURANSI

IMPLEMENTASI PSAK ASURANSI IMPLEMENTASI PSAK ASURANSI Concurrent Session C LUDOVICUS SENSI WONDABIO Anggota DSAK IAI Balai Kartini Jakarta 19 Desember 2012 PENDAHULUAN PSAK Asuransi Sebelum Konvergensi PSAK 28: Asuransi Kerugian

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Proses Bisnis Asuransi Kerugian Proses Bisnis Asuransi Kerugian Secara Umum

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Proses Bisnis Asuransi Kerugian Proses Bisnis Asuransi Kerugian Secara Umum BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Analisis Proses Bisnis Asuransi Kerugian 4.1.1 Proses Bisnis Asuransi Kerugian Secara Umum Pada subbab ini penulis akan membahas mengenai bagaimana suatu perusahaan asuransi kerugian

Lebih terperinci

AKUNTANSI ASURANSI KERUGIAN

AKUNTANSI ASURANSI KERUGIAN PSAK No. (revisi ) Desember EXPOSURE DRAFT EXPOSURE DRAFT PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN AKUNTANSI ASURANSI KERUGIAN Exposure draft ini dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Tanggapan

Lebih terperinci

PSAK No Desember Exposure draft ini dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan

PSAK No Desember Exposure draft ini dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. Desember EXPOSURE DRAFT EXPOSURE DRAFT PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN KONTRAK ASURANSI Exposure draft ini dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Tanggapan atas exposure draft

Lebih terperinci

MATRIKS TANGGAPAN EXPOSURE DRAFT PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ASOSIASI ASURANSI JIWA INDONESIA

MATRIKS TANGGAPAN EXPOSURE DRAFT PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ASOSIASI ASURANSI JIWA INDONESIA ASOSIASI SURANSI JIWA INDONESIA MATRIKS TANGGAPAN EXPOSURE DRAFT PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ASOSIASI ASURANSI JIWA INDONESIA Halaman: i Nomor: 1 Klasifikasi Aset Keuangan (4.1 Klasifikasi Aset

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Asuransi Jiwa Asuransi Jiwa adalah kontrak yang berisikan pengalihan resiko keuangan yang ditanggung kepada perusahaan atau industri asuransi sebagai pihak yang menanggung

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA PSAK 28: Akuntansi Asuransi Kerugian (Revisi 2012) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 28 bertujuan untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA PSAK 28: Akuntansi Asuransi Kerugian (Revisi 2012) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 28 bertujuan untuk 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 PSAK 28: Akuntansi Asuransi Kerugian (Revisi 2012) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 28 bertujuan untuk mengatur bagaimana perlakuan akuntansi

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PSAK NO. 62 MENGENAI KONTRAK ASURANSI DAN PSAK NO.

IMPLEMENTASI PSAK NO. 62 MENGENAI KONTRAK ASURANSI DAN PSAK NO. IMPLEMENTASI PSAK NO. 62 MENGENAI KONTRAK ASURANSI DAN PSAK NO. 28 (REVISI 2012) MENGENAI AKUNTANSI ASURANSI KERUGIAN PADA PT ASURANSI BINA DANA ARTA, TBK. Yonathan Romoatn Yonathanromoatn@gmail.com Program

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Rerangka Teori dan Literatur 2.1.1. Pengertian Bank Pada Pasal 1 (Butir 2) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 424/KMK.06/2003 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 424/KMK.06/2003 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 424/KMK.06/2003 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI Keputusan ini telah diketik ulang, bila ada keraguan mengenai

Lebih terperinci

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN 55 (REVISI 2006) INSTRUMEN KEUANGAN: PENGAKUAN DAN PENGUKURAN

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN 55 (REVISI 2006) INSTRUMEN KEUANGAN: PENGAKUAN DAN PENGUKURAN 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (REVISI 0) INSTRUMEN KEUANGAN: PENGAKUAN DAN PENGUKURAN Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (revisi 0) terdiri dari paragraf - dan Panduan Aplikasi. Seluruh paragraf

Lebih terperinci

AKUTANSI INVESTASI EFEK TERTENTU PSAK No.50 AKUTANSI INVESTASI EFEK TERTENTU PSAK No.50

AKUTANSI INVESTASI EFEK TERTENTU PSAK No.50 AKUTANSI INVESTASI EFEK TERTENTU PSAK No.50 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN IKATAN AKUNTAN INDONESIA Akuntansi Investasi Efek Tertentu PSAK No. 50 PSAK No.50 tentang AKUNTANSI INVESTASI EFEK TERTENTU telah disetujui oleh Komite Standar Akuntansi

Lebih terperinci

LAMPIRAN C AMANDEMEN TERHADAP PSAK LAIN. Amandemen ini merupakan amandemen yang diakibatkan dari penerbitan ED PSAK 71: Instrumen Keuangan.

LAMPIRAN C AMANDEMEN TERHADAP PSAK LAIN. Amandemen ini merupakan amandemen yang diakibatkan dari penerbitan ED PSAK 71: Instrumen Keuangan. LAMPIRAN C AMANDEMEN TERHADAP PSAK LAIN Amandemen ini merupakan amandemen yang diakibatkan dari penerbitan ED PSAK 71: Instrumen Keuangan. Kecuali ditentukan lain, entitas harus menerapkan amandemen dalam

Lebih terperinci

Seminar Implementasi dan Dampak Penerapan POJK No.72/POJK.05/2016 Terhadap Industri Asuransi Syariah AKUNTANSI UJRAH.

Seminar Implementasi dan Dampak Penerapan POJK No.72/POJK.05/2016 Terhadap Industri Asuransi Syariah AKUNTANSI UJRAH. Seminar Implementasi dan Dampak Penerapan POJK No.72/POJK.05/2016 Terhadap Industri Asuransi Syariah AKUNTANSI UJRAH M Jusuf Wibisana Ketua IAI-Kompartemen Akuntan Syariah Jakarta 16.08.2017 DISCLAIMER

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 62. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) merupakan pedoman atau petunjuk

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 62. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) merupakan pedoman atau petunjuk BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 62 Standar Akuntansi Keuangan (SAK) merupakan pedoman atau petunjuk umum dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi perusahaan

Lebih terperinci

PT VICTORIA INSURANCE LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2014 BESERTA LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN DAFTAR ISI. Laporan Posisi Keuangan...

PT VICTORIA INSURANCE LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2014 BESERTA LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN DAFTAR ISI. Laporan Posisi Keuangan... LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2014 BESERTA LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN DAFTAR ISI Halaman Surat Pernyataan Direksi Laporan Auditor Independen Laporan Posisi Keuangan... 1-2 Laporan Laba Rugi Komprehensif...

Lebih terperinci

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.05/2016 TENTANG

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.05/2016 TENTANG Yth. 1. Direksi Perusahaan Asuransi; dan 2. Direksi Perusahaan Reasuransi; di tempat. SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2016 TENTANG DASAR PENILAIAN ASET YANG DIPERKENANKAN DALAM BENTUK

Lebih terperinci

PSAK 24 IMBALAN KERJA. Oleh: Kelompok 4 Listya Nindita Dicky Andriyanto

PSAK 24 IMBALAN KERJA. Oleh: Kelompok 4 Listya Nindita Dicky Andriyanto PSAK 24 IMBALAN KERJA Oleh: Kelompok 4 Listya Nindita 2015271115 Dicky Andriyanto 2015271116 PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2016 I. PENDAHULUAN 1.

Lebih terperinci

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR XX/SEOJK.05/2016 TENTANG

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR XX/SEOJK.05/2016 TENTANG Yth. 1. Direksi Perusahaan Asuransi Syariah; 2. Direksi Perusahaan Reasuransi Syariah; 3. Direksi Perusahaan Asuransi Yang Memiliki Unit Syariah; dan 4. Direksi Perusahaan Reasuransi Yang Memiliki Unit

Lebih terperinci

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 50 AKUNTANSI INVESTASI EFEK TERTENTU

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 50 AKUNTANSI INVESTASI EFEK TERTENTU 0 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 0 AKUNTANSI INVESTASI EFEK TERTENTU Paragraf-paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring adalah paragraf standar yang harus dibaca dalam konteks dengan

Lebih terperinci

AKUNTANSI ASURANSI JIWA

AKUNTANSI ASURANSI JIWA PSAK No. Desember (revisi ) EXPOSURE DRAFT EXPOSURE DRAFT PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN AKUNTANSI ASURANSI JIWA Exposure draft ini dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Tanggapan atas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyajikan informasi tentang kinerja entitas di masa lalu, namun juga menyajikan informasi

BAB I PENDAHULUAN. menyajikan informasi tentang kinerja entitas di masa lalu, namun juga menyajikan informasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi yang cukup bagi pengguna laporan keuangan agar mampu membuat keputusan. Untuk itu, laporan keuangan tidak

Lebih terperinci

EXPOSURE DRAFT PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN INSTRUMEN KEUANGAN

EXPOSURE DRAFT PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN INSTRUMEN KEUANGAN ED PSAK 71 EXPOSURE DRAFT PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN INSTRUMEN KEUANGAN Exposure Draft ini diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan untuk ditanggapi dan dikomentari. Saran dan masukan

Lebih terperinci

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.05/2017 TENTANG

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.05/2017 TENTANG Yth. 1. Direksi Perusahaan Asuransi; dan 2. Direksi Perusahaan Reasuransi; di tempat. SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2017 TENTANG DASAR PENILAIAN ASET YANG DIPERKENANKAN DALAM BENTUK

Lebih terperinci

PT VICTORIA INSURANCE Tbk

PT VICTORIA INSURANCE Tbk Laporan Keuangan 30 Juni 2016 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2015 (Audit), Dan periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2016 (Tidak Diaudit) dan 2015 ( Tidak Diaudit) LAPORAN KEUANGAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 28

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 28 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 28 SAK merupakan pedoman pokok dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi perusahaan, dana pensiun dan unit ekonomi lainnya

Lebih terperinci

ORGANISASI NIRLABA. Oleh: Tri Purwanto

ORGANISASI NIRLABA. Oleh: Tri Purwanto KONSEP DASAR ORGANISASI NIRLABA Oleh: Tri Purwanto Pelatihan Penyusunan Laporan Keuangan sesuai PSAK 45 berdasar SAK ETAP Pelatihan Penyusunan Laporan Keuangan sesuai PSAK 45 berdasar SAK ETAP Sekretariat

Lebih terperinci

II. LAPORAN KEUANGAN ENTITAS ASURANSI SYARIAH

II. LAPORAN KEUANGAN ENTITAS ASURANSI SYARIAH Lampiran merupakan bagian tidak terpisahkan dari PSAK 101 Laporan keuangan entitas syariah yang lengkap terdiri atas: neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas, laporan sumber

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Kerangka Teori dan Literatur II.1.1 Pengertian PSAK Menurut PSAK No. 1, paragraf 5, Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah Pernyataan dan Interpretasi yang disusun oleh Dewan

Lebih terperinci

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 48 PENURUNAN NILAI AKTIVA

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 48 PENURUNAN NILAI AKTIVA 0 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. PENURUNAN NILAI AKTIVA Paragraf-paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring adalah paragraf standar yang harus dibaca dalam konteks paragraf-paragraf

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dengan sudut pandang yang mereka gunakan dalam asuransi. Adapun definisi

BAB II LANDASAN TEORI. dengan sudut pandang yang mereka gunakan dalam asuransi. Adapun definisi BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Asuransi Banyak definisi yang telah diberikan kepada istilah asuransi. Dimana secara sepintas tidak ada kesamaan antara definisi yang satu dengan yang lainnya. Hal

Lebih terperinci

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI REPURCHASE AGREEMENT SESUAI GMRA INDONESIA

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI REPURCHASE AGREEMENT SESUAI GMRA INDONESIA SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI REPURCHASE AGREEMENT SESUAI GMRA INDONESIA Pasal PERMINTAAN TANGGAPAN Permintaan tanggapan tertulis

Lebih terperinci

2009 Catatan Piutang pihak yang mempunyai hubungan istimewa d,2g,

2009 Catatan Piutang pihak yang mempunyai hubungan istimewa d,2g, Neraca Konsolidasi 30 Juni 2009 dan 2008 ASET 2009 Catatan 2008 Investasi 2f,3 Deposito berjangka 147.379.881.024 2c,31 111.631.639.513 Obligasi dimiliki hingga jatuh tempo 4.000.000.000 1.000.000.000

Lebih terperinci

DRAF EKSPOSUR PSAK 73 SEWA

DRAF EKSPOSUR PSAK 73 SEWA DRAF EKSPOSUR PSAK 73 SEWA Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia Ruang Mawar, Balai Kartini 8 Juni 2017 Materi ini dipersiapkan sebagai bahan pembahasan isu terkait, dan tidak merepresentasikan

Lebih terperinci

Laporan Keuangan - Pada tanggal 31 Desember 2008 dan untuk periode sejak 8 April 2008 (tanggal efektif) sampai dengan 31 Desember 2008

Laporan Keuangan - Pada tanggal 31 Desember 2008 dan untuk periode sejak 8 April 2008 (tanggal efektif) sampai dengan 31 Desember 2008 Daftar Isi Halaman Laporan Auditor Independen 1 Laporan Keuangan - Pada tanggal 31 Desember 2008 dan untuk periode sejak 8 April 2008 (tanggal efektif) Laporan Aset dan Kewajiban Laporan Operasi Laporan

Lebih terperinci

PT VICTORIA INSURANCE

PT VICTORIA INSURANCE ` PT VICTORIA INSURANCE Laporan Keuangan 30 September 2015 (Tidak Diaudit), 31 December2014 Dan Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2015 dan 2014 (Tidak Diaudit) LAPORAN

Lebih terperinci

PT BATAVIA PROSPERINDO INTERNASIONAL Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN

PT BATAVIA PROSPERINDO INTERNASIONAL Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN DAFTAR ISI Pernyataan Direksi dan Komisaris Ekshibit Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian A Laporan Laba Rugi Komprehensif

Lebih terperinci

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 22 /SEOJK.05/2017

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 22 /SEOJK.05/2017 Yth. 1. Direksi Perusahaan Asuransi; dan 2. Direksi Perusahaan Reasuransi, di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 22 /SEOJK.05/2017 TENTANG DASAR PENILAIAN ASET DALAM BENTUK INVESTASI

Lebih terperinci

PT VICTORIA INSURANCE Tbk

PT VICTORIA INSURANCE Tbk Laporan Keuangan 31 Maret 2016 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2015 (Audit), Dan periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal LAPORAN KEUANGAN DAFTAR ISI Halaman Surat Pernyataan Direksi Laporan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Pada bab ini, penulis akan menjabarkan mengenai hasil analisa yang telah dilakukan terhadap objek penelitian mengenai perlakuan akuntansi terhadap pendapatan kontribusi yang

Lebih terperinci

REKSA DANA SCHRODER PRESTASI GEBYAR INDONESIA II DAFTAR ISI. Halaman. Laporan Auditor Independen 1

REKSA DANA SCHRODER PRESTASI GEBYAR INDONESIA II DAFTAR ISI. Halaman. Laporan Auditor Independen 1 DAFTAR ISI Halaman Laporan Auditor Independen 1 LAPORAN KEUANGAN - Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal tersebut Laporan Aset dan Kewajiban Laporan

Lebih terperinci

ASET TIDAK LANCAR YANG DIMILIKI UNTUK DIJUAL DAN OPERASI YANG DIHENTIKAN

ASET TIDAK LANCAR YANG DIMILIKI UNTUK DIJUAL DAN OPERASI YANG DIHENTIKAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PSAK No. (revisi 00) PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ASET TIDAK LANCAR YANG DIMILIKI UNTUK DIJUAL DAN OPERASI YANG DIHENTIKAN Desember 00 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Lebih terperinci

Daftar Pertanyaan Wawancara

Daftar Pertanyaan Wawancara L1 Daftar Pertanyaan Wawancara 1. Bagaimana cara mengakui pendapatan premi PT. Asuransi Takaful Umum? Jawaban : saat pertanggungan atas peserta telah dimulai, artinya saat pembukaan polis maka pendapatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi bahwa, Undang Undang No.17 tahun 2012 tentang Perkoperasian menyatakan Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan

Lebih terperinci

TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN PENYISIHAN TEKNIS BAGI PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH

TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN PENYISIHAN TEKNIS BAGI PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 28 /SEOJK.05/2017 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN PENYISIHAN TEKNIS BAGI PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH - 1 - PEDOMAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53/PMK.010/2012 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53/PMK.010/2012 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53/PMK.010/2012 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI Keputusan ini telah diketik ulang, bila ada keraguan mengenai

Lebih terperinci

2009 Catatan Kas dan bank 11,667,651,139 2c,4,31 11,381,632,142

2009 Catatan Kas dan bank 11,667,651,139 2c,4,31 11,381,632,142 PT ASURANSI RAMAYANA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Neraca Konsolidasi 31 Maret 2009 dan 2008 AKTIVA 2009 Catatan 2008 Investasi 2f,3 Deposito berjangka 142,761,984,435 2c,31 99,347,639,439 Obligasi dimiliki

Lebih terperinci

Laporan Keuangan Pada tanggal 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 serta untuk periode 3 bulan yang berakhir 31 Maret 2013 dan 2012

Laporan Keuangan Pada tanggal 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 serta untuk periode 3 bulan yang berakhir 31 Maret 2013 dan 2012 Laporan Keuangan Pada tanggal 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 serta untuk periode 3 bulan yang berakhir 31 Maret 2013 dan 2012 PT LIPPO GENERAL INSURANCE Tbk 1 LAPORAN KEUANGAN PADA TANGGAL 31 MARET

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi Warren (2013 : 9), mendefinisikan akuntansi diartikan sebagai sistem informasi yang menyediakan laporan untuk para pemangku kepentingan mengenai

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN UNIT SYARIAH PT AJB BUMIPUTERA 1912 PER 31 DESEMBER 2012 (dalam jutaan rupiah)

LAPORAN POSISI KEUANGAN UNIT SYARIAH PT AJB BUMIPUTERA 1912 PER 31 DESEMBER 2012 (dalam jutaan rupiah) L1 LAPORAN POSISI KEUANGAN UNIT SYARIAH PT AJB BUMIPUTERA 1912 PER 31 DESEMBER 2012 (dalam jutaan rupiah) ASET Kas dan setara kas 19,808.11 Tagihan kontribusi 0.00 Tagihan investasi 0.00 Tagihan hasil

Lebih terperinci

Akuntansi Perusahaan Asuransi

Akuntansi Perusahaan Asuransi Akuntansi Perusahaan Asuransi Asti Aini Abstrak Asuransi adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada tindakan, sistem, atau bisnis dimana perlindungan finansial (atau ganti rugi secara finansial)

Lebih terperinci

P.T. VICTORIA INSURANCE DAFTAR ISI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN 1

P.T. VICTORIA INSURANCE DAFTAR ISI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN 1 DAFTAR ISI Halaman SURAT PERNYATAAN MANAJEMEN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN 1 LAPORAN KEUANGAN Pada tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal tersebut Laporan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Liabilitas Menurut kerangka dasar pengukuran dan pengungkapan laporan keuangan (KDP2LK) adalah utang entitas masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaian

Lebih terperinci

TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI

TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 481/KMK.017/1999 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

Amendemen PSAK 71 InStrumen KeuAngAn: FItur PercePAtAn PelunASAn dengan

Amendemen PSAK 71 InStrumen KeuAngAn: FItur PercePAtAn PelunASAn dengan draf Eksposur Amendemen InStrumen KeuAngAn: FItur PercePAtAn PelunASAn dengan KomPenSASI negatif Draf Eksposur ini diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia Tanggapan atas

Lebih terperinci

ED PSAK 68. exposure draft

ED PSAK 68. exposure draft ED PSAK exposure draft PERNYATAAN Standar Akuntansi Keuangan pengukuran NILAI WAJAR Diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia Grha Akuntan, Jalan Sindanglaya No. Menteng,

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN BULANAN LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN BULANAN LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN BULANAN LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA -- I. TUJUAN PELAPORAN Laporan Keuangan Bulanan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) yang disusun menurut sistematika yang ditetapkan

Lebih terperinci

SELAMAT DATANG PUBLIC HEARING EXPOSURE DRAFT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH ( ED SAK EMKM

SELAMAT DATANG PUBLIC HEARING EXPOSURE DRAFT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH ( ED SAK EMKM SELAMAT DATANG PUBLIC HEARING EXPOSURE DRAFT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH ( ED SAK EMKM ) Balai Kartini Jakarta, 16 Juni 2016 Exposure Draft Standar Akuntansi Keuangan

Lebih terperinci

Laporan Arus Kas. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI

Laporan Arus Kas. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI Laporan Arus Kas Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8 Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI 1 Agenda 1 2 Laporan Arus Kas Latihan dan Pembahasan 3

Lebih terperinci

Standar Akuntansi Keuangan

Standar Akuntansi Keuangan ED PSAK (revisi 0) Juni 0 exposure draft Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Sewa Exposure draft ini dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Tanggapan atas exposure draft ini diharapkan dapat

Lebih terperinci

ED PSAK 110. Akuntansi Sukuk. exposure draft pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

ED PSAK 110. Akuntansi Sukuk. exposure draft pernyataan Standar Akuntansi Keuangan ED PSAK 0 exposure draft pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Akuntansi Sukuk Diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Syariah Ikatan Akuntan Indonesia Grha Akuntan, Jalan Sindanglaya No. Menteng, Jakarta

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN IV.1 Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan Perlakuan Akuntansi SAK ETAP Setelah mendapatkan gambaran detail mengenai objek penelitian, yaitu PT Aman Investama.

Lebih terperinci

PT VICTORIA INSURANCE Tbk

PT VICTORIA INSURANCE Tbk LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2015 DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 BESERTA LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN DAFTAR ISI Halaman Surat Pernyataan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang didasarkan pada teori yang mendukung dengan perbandingan PSAK 1 dan IAS 1 tentang penyajian laporan keuangan.

Lebih terperinci

PEDOMAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN PESANTREN. Priyo Hartono Tim Perumus Pedoman Akuntansi Pesantren

PEDOMAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN PESANTREN. Priyo Hartono Tim Perumus Pedoman Akuntansi Pesantren PEDOMAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN PESANTREN Priyo Hartono Tim Perumus Pedoman Akuntansi Pesantren PENDAHULUAN Tujuan dari penyusunan Pedoman Akuntansi Pesantren adalah untuk memberi panduan akuntansi

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

SEWA DE PSAK 73. Tanggapan tertulis atas draf eksposur paling lambat diterima pada tanggal 21 Juli Tanggapan dikirimkan ke:

SEWA DE PSAK 73. Tanggapan tertulis atas draf eksposur paling lambat diterima pada tanggal 21 Juli Tanggapan dikirimkan ke: Draf Eksposur ini diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan untuk ditanggapi dan dikomentari. Saran dan masukan untuk menyempurnakan draf eksposur dimungkinkan sebelum diterbitkannya Pernyataan

Lebih terperinci

Laporan Keuangan Pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013 serta untuk periode 6 bulan yang berakhir 30 Juni 2014 dan 2013

Laporan Keuangan Pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013 serta untuk periode 6 bulan yang berakhir 30 Juni 2014 dan 2013 Laporan Keuangan Pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013 serta untuk periode 6 bulan yang berakhir 30 Juni 2014 dan 2013 PT LIPPO GENERAL INSURANCE Tbk 1 LAPORAN KEUANGAN PADA TANGGAL 30 JUNI 2014

Lebih terperinci

Koreksi Editorial SAK

Koreksi Editorial SAK Koreksi Editorial SAK Koreksi editorial berisi amandemen yang diperlukan karena adanya kesalahan penulisan atau proses penataan dokumen. Koreksi editorial dapat berisi koreksi atas kesalahan pengejaan

Lebih terperinci

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH SESI 11: Akuntansi Pengelola Dana Asuransi Syariah Achmad Zaky,MSA.,Ak.,SAS.,CMA.,CA 2 DEFINISI : FATWA DSN NO 21/DSN-MUI/X/2001 TENTANG PEDOMAN UMUM ASURANSI SYARIAH Asuransi

Lebih terperinci

P.T. ASURANSI MULTI ARTHA GUNA Tbk

P.T. ASURANSI MULTI ARTHA GUNA Tbk P.T. ASURANSI MULTI ARTHA GUNA Tbk Laporan Keuangan pada tanggal 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 serta periode tiga bulan yang berakhir 31 Maret 2013 dan 2012 P.T. ASURANSI MULTI ARTHA GUNA Tbk Halaman

Lebih terperinci

Kas 2c, 2g Giro pada Bank Indonesia 2c, 2g, 2h,

Kas 2c, 2g Giro pada Bank Indonesia 2c, 2g, 2h, ASET Kas 2c, 2g 15.286.190 11.357.523 9.521.713 Giro pada Bank Indonesia 2c, 2g, 2h, 4 38.272.155 36.152.674 24.856.699 Giro pada Bank Lain 2c, 2f, 2g, 2h, 5 Pihak berelasi 54 16.079 44.516 14.386 Pihak

Lebih terperinci

ANALISIS PROSPEKTIF LAPORAN KEUANGAN PT. GUDANG GARAM Tbk. Tugas Mata Kuliah Analisis Laporan Keuangan

ANALISIS PROSPEKTIF LAPORAN KEUANGAN PT. GUDANG GARAM Tbk. Tugas Mata Kuliah Analisis Laporan Keuangan ANALISIS PROSPEKTIF LAPORAN KEUANGAN PT. GUDANG GARAM Tbk. Tugas Mata Kuliah Analisis Laporan Keuangan JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA SURABAYA 2016 Lapora Laba Rugi PT Gudang

Lebih terperinci

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG Yth. 1. Direksi Perusahaan Asuransi Syariah; dan 2. Direksi Perusahaan Reasuransi Syariah; di tempat. SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2017 TENTANG DASAR PENILAIAN ASET YANG DIPERKENANKAN

Lebih terperinci

01. Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan transaksi asuransi syariah.

01. Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan transaksi asuransi syariah. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 108 AKUNTANSI TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH Paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring adalah paragraf standar. Paragraf Standar harus dibaca dalam kaitannya

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Analisis Perubahan Penerapan PSAK No.50 (revisi 2006) pada Bank. yang berkaitan dengan penyajian instrumen keuangan:

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Analisis Perubahan Penerapan PSAK No.50 (revisi 2006) pada Bank. yang berkaitan dengan penyajian instrumen keuangan: BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Analisis Perubahan Penerapan PSAK No.50 (revisi 2006) pada Bank Tabungan Pensiun Nasional Tbk. IV.1.1. Penyajian Instrumen Keuangan Terdapat beberapa perubahan pada pos instrumen

Lebih terperinci

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG Yth. 1. Direksi Perusahaan Asuransi Syariah; dan 2. Direksi Perusahaan Reasuransi Syariah; di tempat. SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2016 TENTANG DASAR PENILAIAN ASET YANG DIPERKENANKAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/SEOJK.05/2013 TENTANG

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/SEOJK.05/2013 TENTANG LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/SEOJK.05/2013 TENTANG LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI YANG MENYELENGGARAKAN SELURUH USAHANYA DENGAN PRINSIP SYARIAH

Lebih terperinci

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Tanggapan atas exposure draft ini diharapkan dapat diterima paling lambat tanggal 30 Oktober 2010 oleh

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Tanggapan atas exposure draft ini diharapkan dapat diterima paling lambat tanggal 30 Oktober 2010 oleh ED PSAK No. Juli e x p o s u r e d r a f t Exposure Draft Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah Exposure draft ini dikeluarkan oleh Dewan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SASALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP-347/BL/2012 TENTANG PENYAJIAN

Lebih terperinci

Evaluasi Substansi Beberapa Transaksi yang Melibatkan. Exposure draft ini dikeluarkan oleh. Standar Akuntansi Keuangan

Evaluasi Substansi Beberapa Transaksi yang Melibatkan. Exposure draft ini dikeluarkan oleh. Standar Akuntansi Keuangan ED ISAK No. Februari exposure draft Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan Evaluasi Substansi Beberapa Transaksi yang Melibatkan Suatu Bentuk Legal Sewa Exposure draft ini dikeluarkan oleh Dewan Standar

Lebih terperinci

PSAK 24 - BATAS ASET IMBALAN PASTI, PERSYARATAN PENDANAAN MINIMUM

PSAK 24 - BATAS ASET IMBALAN PASTI, PERSYARATAN PENDANAAN MINIMUM ISAK No. April 0 EXPOSURE DRAFT EXPOSURE DRAFT INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PSAK - BATAS ASET IMBALAN PASTI, PERSYARATAN PENDANAAN MINIMUM DAN INTERAKSINYA Exposure draft ini dikeluarkan oleh

Lebih terperinci

Standar Akuntansi Keuangan

Standar Akuntansi Keuangan ED PSAK (revisi 0) Juni 0 exposure draft Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Sewa Exposure draft ini dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Tanggapan atas exposure draft ini diharapkan dapat

Lebih terperinci

PENGARUH PERUBAHAN KURS VALUTA ASING LATAR BELAKANG

PENGARUH PERUBAHAN KURS VALUTA ASING LATAR BELAKANG PENGARUH PERUBAHAN KURS VALUTA ASING LATAR BELAKANG Suatu entitas dapat melakukan aktivitas yangmenyangkut valuta asing dalam dua cara. Entitas mungkin memiliki transaksi dalam mata uang asing atau memiliki

Lebih terperinci

DENGAR PENDAPAT PUBLIK & SOSIALISASI SAK

DENGAR PENDAPAT PUBLIK & SOSIALISASI SAK DENGAR PENDAPAT PUBLIK & SOSIALISASI SAK Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia Grha Akuntan, Menteng 16 Oktober 2017 Materi ini dipersiapkan sebagai bahan pembahasan isu terkait, dan

Lebih terperinci

Indonesian Institute Of Certified Public Accountants TECHNICAL newsflash

Indonesian Institute Of Certified Public Accountants TECHNICAL newsflash Indonesian Institute Of Certified Public Accountants SUMMARY: PENERAPAN ISAK 8 DAN PSAK 30 IsAK 8 yang berlaku di Indonesia mengharuskan perjanjian yang secara substansial menyerahkan hak untuk menggunakan

Lebih terperinci

I NSTRUMEN KEUANGAN: PENGAKUAN DAN PENGUKURAN

I NSTRUMEN KEUANGAN: PENGAKUAN DAN PENGUKURAN ED PSAK (revisi ) Oktober EXPOSURE DRAFT PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN I NSTRUMEN KEUANGAN: PENGAKUAN DAN PENGUKURAN Exposure draft ini dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Tanggapan

Lebih terperinci

ED PSAK 71 INSTRUMEN KEUANGAN RINGKASAN PERUBAHAN

ED PSAK 71 INSTRUMEN KEUANGAN RINGKASAN PERUBAHAN ED PSAK 71 INSTRUMEN KEUANGAN RINGKASAN PERUBAHAN PSAK 71 Instrumen Keuangan Direncanakan Efektif 1 Januari 2019 Klasifikasi dan pengukuran untuk instrumen keuangan. Klasifikasi amortized cost dan fair

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan. Untuk memenuhi hal itu, maka Ikatan Akuntan Indonesia dan Dewan

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan. Untuk memenuhi hal itu, maka Ikatan Akuntan Indonesia dan Dewan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin pesatnya dunia perekonomian dan perbankan internasional, Indonesia dituntut untuk dapat mengikuti perkembangan standar akuntansi internasional, sehingga dapat

Lebih terperinci