BUKU 1 : RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH ( RPJM )

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BUKU 1 : RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH ( RPJM )"

Transkripsi

1 PEMERINTAH KABUPATEN JEPARA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Jl. Pattimura No. 4 Telp. (0291) FAX. (0291) BUKU 1 : RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH ( RPJM ) TAHUN ANGGARAN 20013

2 Segala puji syukur bagi Allah SWT atas perkenan-nya, telah menyelesaikan penyusunan. Penyusunan Laporan ini merupakan salah satu wujud kami dalam mendukung upayaupaya pemerintah untuk mewujudkan Pengembangan dan Pembangunan Kawasan Minapolitan di Kabupaten Jepara. Besar harapan kami agar Laporan ini dapat memberikan gambaran keseluruhan kegiatan. Tahapan ini memiliki makna sebagai dasar dalam kegiatan RPJM Kawasan Minapolitan Kabupaten Jepara selanjutnya, tahapan ini secara keseluruhan tertuang dalam Laporan ini. Semoga hubungan kerjasama ini dapat menjadi penentuan kebijaksanaan pembangunan pertanian khususnya untuk sub sektor perikanan. Penyusun, -i

3 KATA PENGANTAR... -i DAFTAR ISI... -ii DAFTAR TABEL... -v DAFTAR GAMBAR... -vii DAFTAR PETA... -vii BAB I PENDAHULUAN... I Latar Belakang... I Dasar Hukum... I Maksud, Tujuan dan Sasaran... I Maksud... I Tujuan... I Sasaran... I Ruang Lingkup Pekerjaan... I Ruang Lingkup Spasial (Lokasi Kegiatan)... I Ruang Lingkup Kegiatan... I Sistematika Penyusunan Laporan Akhir... I-4 BAB II TINJAUAN KAWASAN MINAPOLITAN... II Kondisi Geografis... II Penggunaan Lahan... II Kondisi Penduduk... II Potensi Kelautan dan Perikanan... II-5 -ii

4 Perikanan Tangkap... II Perikanan Budidaya... II Pembibitan... II Usaha Garam Rakyat... II Abrasi dan Akresi Kawasan Pesisir... II Organisasi Kelembagaan Perikanan... II Usaha Pengolahan Hasil Perikanan... II Rencana Masterplan Kawasan Minapolitan Tahun II Rencana Pengembangan Tata Ruang Kawasan Minapolitan... II Rencana Pengembangan Komoditas dan Usaha... II Rencana Pengembangan SDM dan Kelembagaan... II Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Sarana dan Prasarana Kawasan Minapolitan... II Indikasi Perkembangan Kawasan... II Kawasan Minapolitan dalam Kaitan dengan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Kabupaten Jepara... II-50 BAB III KEBIJAKAN RPJM KAWASAN MINAPOLITAN... III Visi dan Misi Kawasan Minapolitan... III Kebijakan RPJMD Kabupaten Jepara... III Kebijakan RPIJM Kabupaten Jepara... III Komponen Keuangan... III Komponen Pengeluaran Belanja... III Kebijakan Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Jepara... III-20 BAB IV KONSEP DAN STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN... IV Konsep Pengembangan Kawasan Minapolitan... IV-1 -iii

5 4.2. Strategi Pengembangan Kawasan Minapolitan... IV-1 BAB V RENCANA PENTAHAPAN PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN... V Tahapan Pengembangan... V Program dan Kegiatan Tahunan... V-3 -iv

6 Tabel II.1. Luas Wilayah... II-2 Tabel II.2. Luas Penggunaan Lahan di Kabupaten Jepara (dalam ha)... II-3 Tabel II.3. Penggunaan Lahan Bukan Sawah di Kabupaten Jepara (dalam ha)... II-4 Tabel II.4. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin... II-5 Tabel II.5. Potensi Luas Kawasan Budidaya Perikanan... II-6 Tabel II.6. Komoditas Perikanan... II-6 Tabel II.7. Komoditas Perikanan Berdasarkan Jenis Ikan dan Daerah Penghasil... II-7 Tabel II.8. Jumlah Produksi Ikan Laut Basah dan Nilainya Per TPI... II-8 Tabel II.9. Jumlah Produksi Ikan Laut Basah yang Dijual di TPI dan di luar TPI Per Kecamatan... II-9 Tabel II.10. Jumlah Produksi Ikan Laut Basah dan Lainnya Menurut Jenis Ikan... II-10 Tabel II.11. Produksi Penangkapan Ikan Tawar di Perairan Umum... II-11 Tabel II.12. Produksi Penangkapan Ikan Air Tawar Berdasarkan Jenis Ikan... II-12 Tabel II.13. Jumlah Nelayan Perairan Laut... II-12 Tabel II.14. Jumlah Nelayan Perairan Umum... II-13 Tabel II.15. Produksi Perikanan Budidaya Air Payau/Tambak per Kecamatan... II-14 Tabel II.16. Produksi Perikanan Budidaya Air Kolam per Kecamatan... II-14 Tabel II.17. Produksi Budidaya Rumput Laut... II-15 Tabel II.18. Jumlah Pembudidaya Perikanan Budidaya... II-16 Tabel II.19. Jumlah Unit Usaha Pembenihan Dan Produksinya... II-16 Tabel II.20. Jumlah Produksi Benih Dan Nilainya... II-17 Tabel II.21. Luas Potensi dan Luas Lahan Produksi Usaha Garam Rakyat di Kedung (dalam ha)... II-17 Tabel II.22. Luas Wilayah Terabrasi dan Akresi di Kabupaten Jepara (dalam ha)... II-18 -v

7 Tabel II.23. Jumlah Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan)... II-21 Tabel II.24. Usaha Pengolahan Hasil Perikanan... II-29 Tabel III.1. Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Jepara Tahun III-8 Tabel III.2. Realisasi Dana Perimbangan Kabupaten Jepara Tahun III-9 Tabel III.3. Realisasi Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah Tahun III-9 Tabel III.4. Realisasi Belanja Daerah Kabupaten Jepara Tahun III-10 Tabel III.5. Realisasi Pembiayaan Daerah Kabupaten Jepara III-11 Tabel III.6. Kontribusi Bagian Laba dan Pajak ABT PDAM Kabupaten Jepara... III-13 Tabel III.7. Dana Pinjaman Jangka Panjang PDAM Kabupaten Jepara... III-14 Tabel III.8. Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Jepara III-15 Tabel III.9. Proyeksi Penerimaan Pendapatan Daerah Kabupaten Jepara III-16 Tabel III.10. Proyeksi Belanja Daerah Kabupaten Jepara III-18 Tabel III.11. Proyeksi PAD dan Dana Perimbangan Kabupaten Jepara III-19 Tabel V.1. Indikasi Program Pengembangan Kawasan... V-4 -vi

8 Gambar 2.1. Grafik Luas Wilayah Terabrasi dan Akresi di Kabupaten Jepara (dalam ha)... II-18 Gambar 3.1. Bagan Kontribusi Laba Rugi dan Pajak ABT PDAM Kabupaten Jepara... III-14 Gambar 3.2. Bagan Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Jepara... III-17 Gambar 3.3. Bagan Proyeksi Belanja Daerah Kabupaten Jepara Tahun III-19 Peta 2.1. Karakteristik Pantai Kabupaten Jepara... II-19 Peta 2.2. Rencana Struktur Ruang Kawasan Minapolitan... II-36 -vii

9 1.1. Latar Belakang Adanya perubahan pembangunan dari sentralistik ke desentralistik sangat berpengaruh dalam implikasi di daerah, bahwa pada dasarnya pemerintah daerah harus mampu mengelola sumber dana untuk membiayai pembangunan di daerahnya. Yang menjadi dasar dari perubahan paradigma pembangunan di atas tersebut adalah dengan diberlakukannya UU omor 25/2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, UU Nomor 32/2004 tentang Pemerintah Daerah sebagaimana telah diubah dengan UU Noor 12 Tahun 2008, UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan PP Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah antara Pemerintah, Pemerintah daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. Mengingat adanya peraturan tersebut diatas, maka Kabupaten Jepara mengembangkan perencanaan wilayahnya yang mempunyai potensi sumberdaya alam yang dapat dikembangkan dalam kerangka percepatan pembangunan di daerah. Dalam rangka memanfaatkan potensi sumberdaya alam yang ada khususnya yang terkait dengan pengembangan perikanan dalam arti luas, maka diupayakan suatu pendekatan melalui produk yaitu perencanaan pengembangan kawasan perikanan budidaya (Minapolitan). Konsepsi mengenai pengembangan kawasan perikanan budidaya dalam penataan ruang lebih diarahkan kepada cara memberikan arahan pengelolaan tata ruang suatu wilayah perikanan, khususnya kawasan sentra prosuksi perikanan baik di tingkat nasional maupun daerah. Perencanaan pengembangan kawasan budidaya perikanan (Minapolitan) merupakan suatu upaya untuk memanfaatkan lahan/potensi yang ada dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaaan dan penataan ruang perikanan di pedesaan. Pengelolaan ruang budidaya perikanan adalah arahan kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang yang diperuntukkan bagi kegiatan perikanan dan usaha-usaha berbasis perikanan lainnya. Sedangkan pengelolaan ruang kawasan sentra produksi perikanan merupakan arahan kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang bagi peruntukan perikanan secara umum. Minapolitan dapat diartikan sebagai kota perikanan atau kota di daerah lahan perikanan atau perikanan di daerah kota. Dalam penyusunan kajian ini yang dimaksud dengan minapolitan adalah kota perikanan yang tumbuh dan berkembang karena berjalannya sistem dan usaha perikanan serta mampu melayani, mendorong, menarik, menghela kegiatan pembangunan ekonomi daerah sekitarnya. I-1

10 Kota perikanan dapat merupakan kota menengah atau kecamatan atau desa yang berfungsi sebagai pusat pertumbuhan ekonomi yang mendorong pertumbuhan pembangunan pedesaan dan desa-desa hinterland atau wilayah sekitarnya melalui pengembangan ekonomi, yang tidak terbatas sebagai pusat pelayanan sektor pertanian, tetapi juga pembangunan sektor secara luas. Kota perikanan (Minapolitan) berada dalam kawasan pemasok hasil perikanan (sentra produksi perikanan) yang mana kawasan tersebut memberikan kontribusi yang besar terhadap mata pencaharian dan kesejahteraan masyarakat. RPJM Kawasan Minapolitan ini membahas tentang program pembangunan Kawasan Minapolitan baik itu program fisik, ekonomi, lingkungan dan sosial serta menjadi tuntunan dan arahan pelaksanaan pembangunan bidang perikanan selama lima tahun ke depan ( ) bagi stakeholder yang ada di Kabupaten Jepara, baik itu pemerintah, swasta dan masyarakat setempat. Dengan adanya RPJM ini, potensi perikanan di Kabupaten Jepara diharapkan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik selaras dengan pertumbuhan dan perkembangan wilayah Kabupaten Jepara serta memberikan manfaat yang baik, bagi para petani ikan maupun pendapatan daerah Kabupaten Jepara Dasar Hukum Dasar hukum yang melandasi penyusunan RPJM Kawasan ini antara lain : 1. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.24/MEN/2002 tentang Tata Cara dan Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-undangan di Lingkungan Departemen Kelautan dan Perikanan; 2. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.06/MEN/2010 tentang Rencana Strategis Kementerian Kelautan dan Perikanan; 3. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.12/MEN/2010 tentang Minapolitan; 4. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.15/MEN/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan; 5. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.32/MEN/2010 tentang Penetapan Kawasan Minapolitan; 6. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor KEP.18/MEN/2011 tentang Pedoman Umum Minapolitan; 7. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 9 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil di Provinsi Jawa Tengah; 8. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010 tentang RTRW Provinsi Jawa Tengah. I-2

11 9. Keputusan Bupati Jepara Nomor Tahun 2012, tentang Penetapan Lokasi Kawasan Minapolitan di Kabupaten Jepara Maksud, Tujuan dan Sasaran Maksud Maksud dari disusunnya RPJM Kawasan Minapolitan ini adalah : a. Mendorong terwujudnya kemandirian daerah dalam penyelenggaraan pembangunan perdesaan di Kawasan Minapolitan yang berkelanjutan serta terintegrasi dalam pengembangan wilayah; b. Mendorong pemberdayaan dan peran serta masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan di Kawasan Minapolitan; c. Memberikan acuan pelaksanaan pembangunan di Kawasan Minapolitan; d. Meningkatkan iklim investasi di Kawasan Minapolitan; e. Mewujudkan kerjasama pemerintah pusat dan daerah yang lebih sinergis, sistematis dan berkelanjutan Tujuan Tujuan yang hendak dicapai dalam penyusunan RPJM Kawasan Minapolitan Kabupaten Jepara ini adalah : a. Menyiapkan program pembangunan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat maupun stakeholders secara berkelanjutan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. b. Operasionalisasi dari dokumen Masterplan Kawasan Minapolitan yang telah disusun. c. Menyusun rencana pengembangan, program, kegiatan pembangunan dan rencana investasi di Kawasan Minapolitan lima tahun ke depan ( ) Sasaran Sedangkan sasaran yang hendak dicapai dalam penyusunan RPJM Kawasan Minapolitan Kabupaten Jepara ini adalah : a. Tersusunnya rencana pengembangan dan pembangunan Kawasan Minapolitan lima tahun ke depan ( ). I-3

12 b. Tersusunnya rencana program pembangunan lima tahun kedepan untuk Kawasan Minapolitan. c. Terumuskannya sistem pengelolaan Kawasan Minapolitan yang terpadu, terarah serta tepat pada sasaran. d. Tersusunnya sistem kegiatan Kawasan Minapolitan yang sesuai dengan perkembangan Kawasan Minapolitan. e. Terwujudnya Kawasan Minapolitan yang mampu mendorong serta meningkatkan pertumbuhan wilayah Kawasan Minapolitan pada khususnya serta wilayah Kabupaten Jepara pada umumnya Ruang Lingkup Pekerjaan Ruang Lingkup Spasial (Lokasi Kegiatan) Ruang lingkup penyusunan RPIJM Kawasan, mengacu pada Nomor Tahun 2012, tentang Penetapan Lokasi Kawasan Minapolitan di Kabupaten Jepara, yaitu seluruh wilayah Kabupaten Jepara yang memiliki potensi sebagai daerah perikanan budidaya, pantai dan laut, yang meliputi 16 kecamatan di Kabupaten Jepara Ruang Lingkup Kegiatan Lingkup kegiatan penyusunan RPJM Kawasan meliputi: 1. Menyusun indikasi program fisik dan non fisik pengembangan Kawasan Minapolitan untuk lima tahun ke depan ( ). 2. Menyusun rencana program pembangunan Kawasan Minapolitan untuk lima tahun ke depan ( ) Sistematika Penyusunan Laporan Sistematika penyusunan Minapolitan Kabupaten Jepara sebagai berikut : a. Bab I Pendahuluan Pada bab ini menjelaskan tentang latar belakang dari pekerjaan ini, maksud dan tujuan, dasar hukum, ruang lingkup dan sistematika pembahasan. b. Bab II Tinjauan Kawasan Minapolitan Pada bab ini menjelaskan tentang kondisi Kawasan Minapolitan seperti potensi perikanan, I-4

13 potensi lahan pengembangan budidaya kolam, potensi tenaga kerja, kelembagaan dan pembagian Kawasan Minapolitan. c. Bab III Kebijakan RPJM Kawasan Minapolitan Pada bab ini dijelaskan mengenai kebijakan-kebijakan yang terkait dengan program maupun kegiatan yang akan dilaksanakan pada RPJM Kawasan Minapolitan, kebijakan tersebut antara lain menyangkut : Visi dan Misi Kawasan Minapolitan, RPJMD Kabupaten Jepara, RPIJM Kabupaten Jepara, Renstra Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Jepara, serta kebijakankebijakan lain yang mendukung. d. Bab IV Konsep dan Strategi Pengembangan Kawasan Minapolitan Pada bab ini dijelaskan tentang konsep dan strategi pengembangan Kawasan Minapolitan, baik strategi pengelolaan maupun pertumbuhan produktivitas. e. Bab V Rencana Pentahapan Pengembangan Kawasan Minapolitan Pada bab ini dijelaskan tentang tahap pengembangan dan program kegiatan tahunan Kawasan Minapolitan. I-5

14 2.1. Kondisi Geografis Secara geografis Kabupaten Jepara terletak pada posisi 110 9' 48, 02" sampai ' 37,40" Bujur Timur, 5 43' 20,67" sampai 6 47' 25,83" Lintang Selatan, sehingga merupakan daerah paling ujung sebelah utara dari Provinsi Jawa Tengah. Berdasar letak geografis wilayah, maka Kabupaten Jepara beriklim tropis dengan pergantian musim penghujan dan kemarau. Musim penghujan antara bulan Nopember-April dipengaruhi oleh musim Barat sedang musim kemarau antara bulan Mei-Oktober yang dipengaruhi oleh angin musim Timur. Sedangkan jumlah curah hujan ± mm, dengan jumlah hari hujan 89 hari. Suhu udara Kabupaten Jepara terendah pada 21,55 C dan tertinggi sekitar 33,71 C, dengan kelembaban udara rata-rata sekitar 84%. Kabupaten Jepara merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang beribukota di Jepara, dengan jarak tempuh ke Ibukota Provinsi sekitar 71 km dan dapat ditempuh dengan kendaraan lebih kurang 2 jam. Kabupaten ini berbatasan dengan Laut Jawa di Barat dan Utara, Kabupaten Pati dan Kabupaten Kudus di Timur, serta Kabupaten Demak di Selatan. Wilayah Kabupaten Jepara juga meliputi Kepulauan Karimunjawa, yang berada di Laut Jawa, dimana untuk menuju ke wilayah tersebut sekarang dilayani oleh kapal ferry dari Pelabuhan Jepara dan kapal cepat dari Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. Selain itu di Kepulauan Karimunjawa juga terdapat lapangan terbang perintis yang dapat didarati pesawat terbang berjenis kecil dari Semarang. Luas wilayah daratan Kabupaten Jepara ,46 ha dengan panjang pantai 82 km. Wilayah Kabupaten Jepara juga mencakup luas lautan sebesar 1.845,6 km². Pada lautan tersebut terdapat daratan kepulauan sejumlah 29 pulau, dengan 5 pulau berpenghuni dan 24 pulau tidak berpenghuni. Wilayah kepulauan tersebut merupakan Kecamatan Karimunjawa yang berada di gugusan Kepulauan Karimunjawa, yakni gugusan pulau-pulau yang ada di Laut Jawa dengan dua pulau terbesarnya adalah Pulau Karimunjawa dan Pulau Kemujan. Sedangkan sebagian besar wilayah perairan tersebut dilindungi dalam Cagar Alam Laut Karimunjawa. Adapun batas-batas wilayah administratif kabupaten Jepara sebagai berikut : 1. Sebelah Barat : Laut Jawa 2. Sebelah Timur : Kabupaten Kudus dan Kabupaten Pati II-1

15 3. Sebelah Utara : Laut Jawa 4. Sebelah Selatan : Kabupaten Demak Secara administratif wilayah seluas ,46 ha tersebut terdiri atas 16 kecamatan yang dibagi lagi atas sejumlah 16 kecamatan, seperti terlihat dalam tabel berikut. Tabel II.1. Luas Wilayah No Kecamatan Luas Wilayah (ha) 1 Kedung 4.306,28 2 Pecangan 3.587,81 3 Kalinyamatan 2.370,00 4 Welehan 2.764,20 5 Mayong 6.504,27 6 Nalumsari 5.696,54 7 Batealit 8.887,87 8 Tahunan 3.890,58 9 Jepara 2.466,70 10 Mlonggo 4.239,51 11 Pakis Aji 6.055,28 12 Bangsri 8.535,24 13 Kembang ,39 14 Keling ,59 15 Donorojo ,21 16 Karimunjawa 7.120,00 Jumlah ,46 Sumber: Jepara Dalam Angka Tahun Penggunaan Lahan Luas penggunaan lahan di Kabupaten Jepara dari tahun mengalami perubahan baik penggunaan tanah sawah maupun tanah bukan sawah dengan penggunaan tanah sawah. Penggunaan terbesar adalah penggunaan lahan kering sebesar Ha (73,31%) dari luas keseluruhan penggunaan lahan di Kabupaten Jepara, sedangkan penggunaan lahan sawah sebesar Ha (26,69%) dari luas penggunaan lahan di Kabupaten Jepara. II-2

16 Tabel II.2. Luas Penggunaan Lahan di Kabupaten Jepara (dalam ha) No Kecamatan Sawah Teknis Setengah Teknis Pengairan PU Pengairan Non PU Tadah hujan Sementara tidak digunakan Jumlah 1 Kedung 593,74-442,00-941, ,74 2 Pecangan 327,00 541,00 210,00-458, ,00 3 Kalinyamatan 134,81 450,35 234,20 161,00 411, ,36 4 Welehan - 151,00 321,00 301,00 768, ,20 5 Mayong 666,00-401,00 314,66 704, ,66 6 Nalumsari 645,00 828,00 147,00 181,00 310, ,00 7 Batealit 470,00 112, ,70-82, ,70 8 Tahunan 230,00 133,00 317,00 88,70 249, ,70 9 Jepara 90,98-82,14 66,00 199,51-438,63 10 Mlonggo 230,72 104,59 472,36 31,30 185, ,51 11 Pakis Aji 55,00 177,00 953,52 35,43 263, ,03 12 Bangsari 325,00 471, ,14 604,11 173, ,40 13 Kembang 251,71 430, ,88 237,82 368, ,26 14 Keling 229,00 40,54 58, , ,24 15 Donorojo 471,75 158,10 257,32 981,76 73, ,62 16 Karimunjawa ,00 6,00-32,00 Tahun , , , , , ,05 Tahun , , , , , ,33 Tahun , , , , ,72 67, ,00 Sumber: Kabupaten Jepara Dalam Angka, 2011 Luas penggunaan tanah sawah terluas terdapat di Kecamatan Bangsari dengan luas 2.738,4 Ha (10,41%) dan paling kecil adalah Kecamatan Karimun dengan luas 32 Ha (0,12%). Jenis penggunaan lahan sawah di Kabupaten Jepara di dominasi oleh sawah pengairan PU sebesar 7.803,69 ha kemudian penggunaan sawah tadah hujan sebesar 5.193,72 ha. Luas penggunaan bukan sawah terbesar terdapat di Kecamatan Keling dengan luas ,347 Ha (13,55%) dan paling kecil terdapat di Kecamatan Kaliyamatan yaitu 978,64 Ha (0,06%). Penggunaan bukan sawah di Kabupaten Jepara di dominasi oleh hutan negara yang mencapai luas ha, kemudian penggunaan terbesar berikutnya adalah bangunan dengan luas ha. Penggunaan lahan untuk perikanan terdiri dari tambak seluas 1.171,38 ha dan kolam seluas 9,54 ha. Lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel berikut ini. II-3

17 II-4 Sumber: Kabupaten Jepara Dalam Angka, 2011 Tahun , ,234 8,000 21, ,386 9, , , , , , , Karimunjawa 1.874, ,000 8,000 21,000 36,000 2, , , , , , Donorojo 1.426, , , , , , , Keling 1.591, , , , , , , Kembang 2.213, , , , , , , Bangsari 3.279, , , , , , , Pakis Aji 2.261, , ,000 42, , , Mlonggo 2.146, , ,618 0,545 16,700 79, , , ,714 9 Jepara 1.100, , , , ,071 8 Tahunan 2.234, , , ,436-85, ,881 7 Batealit 2.713, , , , ,165 6 Nalumsari 1.091, , ,600 99, , ,538 5 Mayong 1.921, , , , ,608 4 Welehan 1.013,000 87, , , ,000 3 Kalinyamatan 540, , , ,644 2 Pecangan 1.618, , , , , ,806 1 Kedung 1.301, , ,000-25, , ,540 No Kecamatan Bangunan Tegalan Padang Rumput Rawa Tambak Kolam Sementara tidak diusahakan Tanaman Kayukayuan Hutan Negara Perkebunan Negara/swa sta Tanah Lainnya Jumlah Tabel II.3. Penggunaan Lahan Bukan Sawah di Kabupaten Jepara (dalam ha)

18 2.3. Kondisi Penduduk Jumlah penduduk menurut jenis kelamin Kabupaten Jepara pada tahun 2010 terbanyak terdapat di Kecamatan Tahunan sebanyak jiwa, terdiri atas laki-laki sebanyak jiwa dan perempuan sebanyak jiwa. Jumlah penduduk terendah terdapat di Kecamatan Karimunjawa sebanyak jiwa terdiri atas laki-laki sebanyak jiwa dan perempuan sebanyak jiwa. Kecamatan Karimunjawa memiliki jumlah penduduk terendah karena Kecamatan Karimunjawa merupakan satu-satunya kecamatan di Kabupaten Jepara yang berbentuk kepulauan sehingga tidak banyak penduduk yang bertempat tinggal di kecamatan tersebut, serta difungsikannya Kecamatan Karimunjawa sebagai Taman Nasional Laut dengan tujuan untuk melindungi dan memanfaatkan sumberdaya yang ada secara lestari. Lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel II.4. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin No Kecamatan Laki-laki Perempuan Total 1 Kedung Pecangaan Kalinyamatan Welahan Mayong Nalumsari Batealit Tahunan Jepara Mlonggo Pakis aji Bangsri Kembang Keling Donorojo Karimunjawa Total Sumber: Kabupaten Jepara Dalam Angka, Potensi Kelautan dan Perikanan Potensi kelautan dan perikanan yang ada di Kabupaten Jepara didukung dengan luasan II-5

19 kawasan budidaya yang tersebar di seluruh wilayah yang ada. Potensi untuk luasan perikanan laut seluas 76 ha berada di 4 kecamatan, yaitu Tahunan, Jepara, Mlonggo, Bangsri. Luasan kolam air payau seluas 1.362,00 ha yang tersebar di Kedung, Tahunan, Jepara, Mlonggo, Keling dan Karimunjawa. Seangkan luasan kolam air tawar seluas 16,75 ha tersebar di hampir seluruh kecamatan, kecuali Pakis Aji dan Donorojo. Lebih Jelasnya, dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel II.5. Potensi Luas Kawasan Budidaya Perikanan No Kecamatan Laut(Ha) Air Payau(Ha) Air Tawar(Ha) 1 Kedung - 798,20 2,57 2 Pecangaan - - 1,64 3 Kalinyamatan - - 2,88 4 Welahan - - 2,03 5 Mayong - - 1,56 6 Nalumsari - - 0,41 7 Batealit - - 0,21 8 Tahunan 27,00 15,10 0,08 9 Jepara 24,00 14,50 0,15 10 Mlonggo 15,00 30,95 0,34 11 Pakis Aji Bangsri 10,00-0,28 13 Kembang - - 0,38 14 Keling - 185,75 0,29 15 Donorojo - 296,50 1,90 16 Karimunjawa - 21,00 2,03 Total 76, ,00 16,75 Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Jepara, 2011 Beberapa komoditas hasil perikanan meliputi perikanan tambak, dengan jenis ikan mujahir, bandeng, belanak, udang, bawal dan ikan lainnya. Untuk ikan kolam seperti tawes, mujahir, nila, lele, ikan mas, lobster air tawar. Komoditas ikan perairan umum beruoa gabus, lele, udang, keting dan ikan lainnya. Lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel berikut ini. No I Tabel II.6. Komoditas Perikanan Komoditas Produksi(Ton) IKAN TAMBAK Mujahir 296,35 188,00 158,70 Bandeng 497,55 591,50 861,60 Belanak 301,45 393,00 295,30 II-6

20 Mujahir Lele Nila Mas Bawal Bandeng Udang windu Belanak Udang putih Ikan lainnya Mujahir Kerapu Rumput laut No II III Komoditas Produksi(Ton) Udang Windu 12,35 19,70 22,98 Udang Putih 594,90 547,50 605,00 Lainnya 449,30 478,00 535,00 Bawal Sub Total 2.151, , ,58 IKAN KOLAM Tawes Mujahir 15,10 8,00 15,30 Nila 6,95 12,30 19,30 Lele 35,50 44,80 76,85 Ikan Mas 6,22 4,70 11,53 Bawal 3,35 4,40 6,35 Lobster Air Tawar 1, Sub Total 68,35 74,20 129,33 IKAN PERAIRAN UMUM Gabus 178,00 106,20 110,10 Lele 108,71 76,20 92,50 Udang Tawar 71,25 63,40 63,10 Keting 63,10 216,50 210,00 Udang Putih/Lainnya 280,19 320,70 331,20 Lainnya 708,75 787,50 857,80 Sub Total 1.410, , ,70 Total 3.630, , ,61 Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Jepara, 2011 Beberapa komoditas perikanan berdasarkan lokasi kecamatan penghasil dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel II.7. Komoditas Perikanan Berdasarkan Jenis Ikan dan Daerah Penghasil Budidaya kolam Budidaya tambak No Kecamatan 1 Kedung 5,6 1,2 0 0, ,5 8,5 225,6 221, , Pecangaan 2,5 16,2 1,2 0 1, Kalinyamatan 0 3, Welahan 0 2,8 0, Mayong 0 3, Nalumsari 0 3,8 1, Batealit 0 2, Tahunan 0 3, , Jepara 0 1, , Mlonggo 0 1, , Pakis Aji 0 2, Bangsri 0 2,8 1, II-7

21 Mujahir Lele Nila Mas Bawal Bandeng Udang windu Belanak Udang putih Ikan lainnya Mujahir Kerapu Rumput laut Budidaya kolam Budidaya tambak No Kecamatan 13 Kembang 0 2,8 0, Keling 0 3, Donorojo 3, , ,4 305, , Karimunjawa Jumlah 11,8 52,8 6,2 0,8 1,8 627,7 19, Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Jepara, Perikanan Tangkap Kondisi perikanan di Kabupaten Jepara merupakan potensi daerah yang harus dikembangkan. Perikanan tangkap di Kabupaten Jepara terdiri dari perikanan tangkap laut dan perikanan tangkap air tawar. a. Perikanan Tangkap Laut Tabel II.8. Jumlah Produksi Ikan Laut Basah dan Nilainya Per TPI No Tempat Pelelangan Ikan Jumlah Produksi Ikan(Kg) Nilai Produksi Ikan(Rp) Kedungmalang Panggung Demaan Bulu Jobokuto Mlonggo Bondo Tubanan Bangunharjo Ujungwatu Ujungwatu Karimunjawa Total Sumber: Kabupaten Jepara Dalam Angka, Dari data di atas dapat dilihat bahwa jumlah produksi perikanan tangkap laut mengalami II-8

22 kenaikan dan penurunan selama 3 tahun terakhir. Pada tahun 2008, produksi perikanan tangkap laut sebesar kg, mengalami penurunan pada tahun 2009 menjadi kg dan mengalami kenaikan kembali pada tahun 2010 menjadi dengan jumlah nilai produksi sebanyak Rp ,00. Jumlah produksi ikan terbanyak terdapat di tempat pelelangan ikan (TPI) Jobokuto dengan jumlah produksi ikan sebanyak kg dengan nilai produksi sebesar Rp ,00. Sedangkan jumlah produksi ikan yang terkecil terdapat di TPI Bulu dengan jumlah produksi ikan sebanyak 246 kg, dengan nilai produksi sebesar Rp ,00. Untuk jumlah produksi ikan laut basah yang dijual di TPI dan diluar TPI perkecamatan dalam dilihat pada tabel beriku ini. Tabel II.9. Jumlah Produksi Ikan Laut Basah yang Dijual di TPI dan di luar TPI Per Kecamatan No Tempat Pelelangan Ikan Jumlah Produksi Ikan(Kg) Nilai Produksi Ikan(Rp) Kedung Pecangaan Kalinyamatan Welahan Mayong Nalumsari Batealit Tahunan Jepara Mlonggo Pakis Aji Bangsri Kembang Keling Donorojo Karimunjawa Jumlah Sumber: Kabupaten Jepara Dalam Angka, Dari data di atas jumlah produksi ikan yang dijual di Kabupaten Jepara pada Tahun mengalani peningkatan. Jumlah produksi ikan yang dijual pada tahun 2008 sebesar kg meningkat pada tahun 2009 sebanyak kg, dengan nilai produksi sebesar Rp ,00 dan untuk tahun 2010 juga mengalami peningkatan menjadi kg II-9

23 dengan nilai produksi sebesar Rp ,00.. Jumlah produksi ikan yang dijual terbanyak terdapat di Kecamatan Jepara sebanyak kg, dengan nilai produksi sebesar Rp ,00 dan diurutan kedua Kecamatan Mlonggo sebesar kg dengan nilai produksi Rp ,00. Berdasarkan jenis ikan yang didapat, jumlah produksi ikan laut basah dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel II.10. Jumlah Produksi Ikan Laut Basah dan Lainnya Menurut Jenis Ikan No Jenis Ikan Produksi(Kg) Nilai(Rp) Manyung Ekor Kuning Selar Kuwe Tembang Teri Peperek Kakap Merah Belanak Tongkol Kembung Tenggiri Kerapu Karang Kerapu Sunu Ikan Baronang Layur Cucut Bandeng Pari Ikan Lainnya Udang Putih-Jerbung Udang Krosok Rajungan Cumi-Cumi Total Sumber: Kabupaten Jepara Dalam Angka, II-10

24 Dari data di atas produksi ikan terbanyak pada tahun 2010 berupa udang krosok sebanyak kg, dengan nilai Rp ,00. Diurutan kedua iakn teri dengan produksi sebesar kg dengan nilai produksi Rp ,00. Jenis ikan yang tidak ada pada tahun 2009 berupa ikan Kuwe dan ikan Tembang. Produksi ikan terkecil adalah berupa ikan tengiri sebanyak kg, dengan nilai Rp ,00. b. Perikanan Tangkap Perairan Umum (Air Tawar) Produksi perikanan tangkap pada perairan umum mengalami peningkatan jumlah produksi pada 3 tahun terakhir. Pada tahun 2008, jumlah produksi sebesar kg, tahun 2009 sebesar kg dan tahun 2010 sebesar kg dengan nilai produksi mencapai Rp ,00. Produksi terbanyak berada di Kecamatan Kedung sebesar ,75 kg pada tahun 2010 dengan nilai produksi Rp ,23,00, diurutan kedua Kecamatan Welahan sebesar kg dengan nilai produks Rp ,00 dan diurutan ketiga di Kecamatan Mayong sebesar kg dengan nilai produksi Rp ,00. Untuk wilayah kecamatan Donorojo merupakan daerah dengan produksi perikanan tangkap perairan umum dengan jumlah terkecil, yaitu sebesar kg dengan nilai produksi Rp ,00. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel II.11. Produksi Penangkapan Ikan Tawar di Perairan Umum No Kecamatan Jumlah Produksi(Kg) Nilai Produksi(Rp.) Kedung , , , , , ,23 2 Pecangaan Kalinyamatan Welahan Mayong Nalumsari Batealit Tahunan Jepara Mlonggo Pakis Aji Bangsri Kembang Keling Donorojo Karimunjawa Total Sumber: Kabupaten Jepara Dalam Angka, II-11

25 Berdasarkan jenis ikan yang ditangkap diperairan umum, jumlah produksi ikan terbesar adalah ikan lainnya (berbagaimacam jenis ikan) dengan jumlah produksi sebesar kg pada tahun 2010, udang lainnya (berbagai macam jenis udang) sebesar kg dan diurutan ketiga ikan keting atau jambal dengan jumlah produksi sebesar kg. Lebih jelasnya, dapat dlihat pada tabel berkut ini. No Tabel II.12. Produksi Penangkapan Ikan Air Tawar Berdasarkan Jenis Ikan Jumlah Produksi(Kg) Nilai Produksirp.) Jenis Ikan Keting(Jambal) Gabus Lele Ikan Lainnya Udang Tawar Udang Lainnya Total Sumber: Kabupaten Jepara Dalam Angka, c. SDM Perikanan Tangkap SDM di bidang perikanan tangkap dibedakan menjadi 2, yaitu juragan dan pandega. Jumlah pandega mengalami kenaikan dari tahun 2010 ke tahun 2011 dan cenderung tetap jumlahnya pada tahun Jumlah pandega pada tahun 2010 sebanyak orang dan di tahun 2011 sebanyak orang. Sedangkan untuk jumlah pandega sama halnya dengan kondisi juragan untuk setiap tahunnya tetap, tidak mengalami penurunan maupun kenaikan. Jumlah nelayan perairan laut terbanyak di Kecamatan Kedung sebanyak untuk juragan dan untuk pandega. Diurutan kedua kecamatan Karimunjawa dengan jumlah juragan 778 orang dan pandega orang. Tabel II.13. Jumlah Nelayan Perairan Laut No Kecamatan Juragan Pandega Kedung Pecangaan Kalinyamatan Welahan Mayong Nalumsari Batealit II-12

26 No Kecamatan Juragan Pandega Tahunan Jepara Mlonggo Pakis Aji Bangsri Kembang Keling Donorojo Karimunjawa Total Sumber: Buku Profil Sektor Kelautan dan Perikanan Kab. Jepara, 2013 SDM di perairan umum pada 3 tahun terakhir cenderung tetap yaitu sebanyak orang, dengan jumlah terbanyak di kecamatan Kedung sebanyak orang, diurutan kedua kecamatan Mayong sebanyak 791 orang dan diurutan ketiga kecamatan Pecangaan sebanyak 616 orang. Tabel II.14. Jumlah Nelayan Perairan Umum No Kecamatan Nelayan Perairan Umum Kedung Pecangaan Kalinyamatan Welahan Mayong Nalumsari Batealit Tahunan Jepara Mlonggo Pakis Aji Bangsri Kembang Keling Donorojo Karimunjawa Total Sumber: Buku Profil Sektor Kelautan dan Perikanan Kab. Jepara, Perikanan Budidaya Perikanan budidaya di Kabupaten Jepara dibedakan atas budidaya di air payau atau tambah dan budidaya kolam. A. Perikanan Budidaya Air Payau/Tambak Perikanan budidaya air payau dibudidayakan dibeberapa kecamatan antara lain Kecamatan Kedung, Tahunan, Jepara, Mlonggo dan Donorojo. II-13

27 Tabel II.15. Produksi Perikanan Budidaya Air Payau/Tambak per Kecamatan No Kecamatan Jumlah Budidaya Jumlah Produksi(Kg) Kedung Pecangaan Kalinyamatan Welahan Mayong Nalumsari Batealit Tahunan Jepara Mlonggo Pakis Aji Bangsri Kembang Keling Donorojo Karimunjawa Total Sumber: Buku Profil Sektor Kelautan dan Perikanan Kab. Jepara, 2013 Dari data di atas terlihat bahwa dari tahun jumlah budidaya air payau meningkat. Pada tahun 2010 jumlah budidaya sebanyak 767 dengan jumlah produksi kg. Kondisi ini meningkat pada tahun 2011 dengan jumlah budidaya sebanyak 797 dan jumlah produksi mengalami penurunan menjadi kg. Budidaya terbesar di Kecamatan Kedung sebesar 385 budidaya dengan jumlah produksi kg dan diurutan kedua Kecamata Donorojo sebanyak 301 budidya dengan jumlah produksi kg pada tahun B. Perikanan Budidaya Kolam Perikanan budidaya kolam dibudidayakan hampir di seluruh wilayah kecamatan di Kabupaten Jepara kecuali di Kecamatan Karimunjawa. Tabel II.16. Produksi Perikanan Budidaya Air Kolam per Kecamatan No Kecamatan Jumlah Produksi(Kg) Nilai Produksi(Rp.) Kedung Pecangaan Kalinyamatan Welahan Mayong Nalumsari Batealit Tahunan Jepara Mlonggo Pakis Aji Bangsri II-14

28 No Kecamatan Jumlah Produksi(Kg) Nilai Produksi(Rp.) Kembang Keling Donorojo Karimunjawa Total Sumber: Buku Profil Sektor Kelautan dan Perikanan Kab. Jepara, 2013 Produksi perikanan budidaya air kolam selama 3 tahun terakhir menunjukkan peningkatan. Jumlah produksi ikan pada tahun 2010 sebanyak kg, tahun 2011 sebanyak kg dan tahun 2012 sebanyak kg. Produksi terbanyak berada di Kecamatan Pecangaan sebesar kg, diurutan kedua Kecamatan Welahan sebesar kg dan diurutan ketiga Kecamatan Bangsri sebesar kg. Produksi yang terkecil berada di Kecamatan Pakis Aji sebanyak kg. Untuk produksi budidaya rumput laut dpat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel II.17. Produksi Budidaya Rumput Laut No Kecamatan Jumlah Produksi(Kg) Nilai Produksi(Rp.) Tahunan Jepara Mlonggo Karimunjawa Total Sumber: Buku Profil Sektor Kelautan dan Perikanan Kab. Jepara, 2013 Jumlah produksi rumput laut di Kabupaten Jepara selama 3 tahun terakhir mengalami peningkatan dan penurunan jumlah produksinya. Pada tahun 2010 jumlah produksinya sebesar kg, tahun 2011 turun menjadi sebesar kg dan tahun 2012 mengalami kenaikan menjadi sebesar kg. Jumlah produksi terbesar berada di Karimunjawa sebanyak kg pada tahun 2012, diurutan kedua Mlonggo sebanyak kg, sedangkan untuk Kecamatan Tahunan dan Jepara tidak mengalami produksi lagi. C. SDM Perikanan Budidaya SDM perikanan budidaya dibedakan menjadi 2, yaitu pembudidaya ikan kolam dan pembudidaya rumput laut. Jumlah pembudidaya ikan kolam mengalami kenaikan selama 3 tahun terakhir, sedangkan untuk pembudidaya rumput laut cenderung meningkat tiap tahunnya. Pembudidaya ikan kolam pada tahun 2010 sebanyak 850 orang, tahun 2011 meningkat menjadi 890 orang dan di tahun 2012 jumlah pembudidayan tetap yaitu 890 orang. Pembudidaya yang terbanyak berada di Kecamatan Pecangaan sebanyak 146 orang dan diurutan kedua Kecamatan II-15

29 Bangsari sebanyak 126 orang. Untuk pembudidaya rumput laut ada di 4 kecamatan, yaitu Karimunjawa sebanyak 525 orang, Mlonggo 61 orang, Tahunan 50 orang dan Jepara 30 orang. Tabel II.18. Jumlah Pembudidaya Perikanan Budidaya No Kecamatan Pembudidaya Ikan Kolam (Orang) Pembudidaya Rumput Laut (Orang) Kedung Pecangaan Kalinyamatan Welahan Mayong Nalumsari Batealit Tahunan Jepara Mlonggo Pakis Aji Bangsri Kembang Keling Donorojo Karimunjawa Total Sumber: Buku Profil Sektor Kelautan dan Perikanan Kab. Jepara, Pembibitan Unit pembibitan perikanan di Kabupaten Jepara terdiri dari UPR (Unit Pembenihan Rakyat) dan HSRT (Hatchery Skala Rumah Tangga). Untuk HSRT (udang) berada di Kecamatan Jepara sebanyak 21 unit dengan produksi ekor/tahun, sedangkan UPR (lele) berada di Pecangaan sebanyak 47 unit dengan produksi ekor/tahun. Untuk pembibitan di BBI berada di Kecamatan Pecangaan, dengan jenis ikan seperti ikan mas, tawes, nila, patin, bawal dan lele. Lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel II.19. Jumlah Unit Usaha Pembenihan Dan Produksinya No Kecamatan HSRT(Unit) UPR(Unit) Produksi(Ekor/Tahun) Jenis Benih 1 Jepara Udang 2 Pecangaan Lele Total Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Jepara, 2011 II-16

30 Tabel II.20. Jumlah Produksi Benih Dan Nilainya No Jenis Ikan BBI(Ekor) Rakyat(Ekor) Nilai Produksi(Rp) 1 Ikan Mas Tawes Nila Gurami Patin Bawal Lele Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Jepara, Usaha Garam Rakyat Potensi usaha garam rakyat yang tercatat dalam Laporan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Jepara berada di Kecamatan Kedung dengan potensi luas lahan seluas 1.168,55 ha dan luas lahan yang telah berproduksi seluas 636,30 ha. Lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel II.21. Luas Potensi dan Luas Lahan Produksi Usaha Garam Rakyat di Kedung (dalam ha) No Kel/Desa Lahan Potensi Lahan Produksi Jumlah Petani 1 Kedungmalang 425,52 151, Karangaji 123,67 58, Kalianyar 144,05 86, Surodadi 214,01 155, Panggung 164,87 117, Bulakbaru 96,43 66,35 52 Total 1168,55 636, Sumber: Buku Profil Sektor Kelautan dan Perikanan Kab. Jepara, 2013 Selain di Kecamatan Kedung, beberapa Kecamatan lain yang berpotensi diusahakan Garam Rakyat dan telah terdapat unit usaha pembuatan garam rakyat adalah Tahunan (Teluk Awur), Jepara (Kauman, Jobokuto, Ujungbatu dan Bandengan), Donorojo (Ujungwatu) Abrasi dan Akresi Kawasan Pesisir Kawasan pesisir Kabupaten Jepara sebagian besar telah mengalami perubahan. Kondisi ini dikarenakan adanya abrasi dan akresi. Abrasi adalah erosi akibat pengikisan daratan oleh air laut. Sedangkan akresi/sedimentasi adalah daratan yang timbul akibat adanya pengaruh dari air laut. Untuk lebih jelasnya mengenai luas kawasan pesisir yang terkena abrasi dan akresi di Kabupaten Jepara, dapat dilihat pada tabel dibawah ini. II-17

31 Tabel II.22. Luas Wilayah Terabrasi dan Akresi di Kabupaten Jepara (dalam ha) No Kecamatan Abrasi/Erosi Akresi/Sedimentasi 1 Bangsri 47,36 0,8 2 Jepara 112,45 13,69 3 Kedung 460, Keling 88,36 262,41 5 Kembang 87,69 0,13 6 Mlonggo 65,63 168,71 7 Tahunan 76,39 0,04 Total 938,73 445,78 Sumber: Buku Profil Sektor Kelautan dan Perikanan Kab. Jepara, 2013 Dibawah ini dapat dilihat grafik luas kecamatan di pesisir Kabupaten Jepara yang mengalami abrasi dan akresi. Gambar 2.1. Grafik Luas Wilayah Terabrasi dan Akresi di Kabupaten Jepara (dalam ha) Sumber: Tabel II.22, 2013 Pada gambar grafik diatas menggambarkan bahwa Kecamatan Donorojo masih jadi satu dengan Kecamatan Keling. Sedangkan berdasarkan peta karakteristik pantai di Kabupaten Jepara dari BPPT, diketahui Kecamatan Donorojo hanya mengalami sedimentasi/akresi, dengan luas 44,18 Ha. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada peta dibawah ini. II-18

32 Peta 2.1. Karakteristik Pantai Kabupaten Jepara II-19

33 Organisasi Kelembagaan Perikanan Pembudidaya perikanan tergabung dalam organisasi kelembagaan yang disebut Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan). Jumlah pokdakan nelayan pada tahun 2010 sebanyak 66 kelompok, pokdakan tambak sebanyak 58 kelompok, pokdakan kolam sebanyak 80 kelompok, pokdakan rumput laut sebanyak 19 kelompok, pkdakan pengolah/bakul sebanyak 28 kelompok dan pokdatan UPR sebanyak 6 kelompok. Organisasi kelompok perikanan ini dikoordinasi oleh PPL (Petugas Penyuluh Lapangan) Kabupaten Jepara. Lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel berikut ini. II-20

34 No Nama Kelompok Desa/Kelurahan Tanggal Berdiri Tabel II.23. Jumlah Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Kelas Kelompok Ketua Jumlah Anggota Keterangan Kec. Keling 1 Margo Mulyo Kaligarang 2006 Pemula Masykuri 10 Klp.Budidaya Lele 2 Tunahan Indah Tunahan 2008 Lanjut Ali Ashar 12 Klp.Budidaya Lele 3 Langgeng Makmur Damarwulan 2005 Lanjut Ngadi 15 Klp.Budidaya Lele 4 Mina Barokah Klepu 2007 Lanjut A.Zamroni 14 Klp.Budidaya Lele 5 Nila Indah Tempur 2006 Lanjut Saeful Anwar 14 Klp.Budidaya Lele 6 Semoga Jaya Kunir 2011 Pemula Saptono 13 Klp.Budidaya Lele 7 Ngudi Makmur Kelet 2011 Pemula Abdul Aziz 10 Klp.Budidaya Lele 8 Sidodadi Watuaji 2005 Lanjut Hasyim 10 Klp.Budidaya Lele Kec. Donorojo 9 Sido Mulyo Ujungwatu 01 Maret 1999 Lanjut Sutiyo 20 Klp. Nelayan 10 Mino Samudra Ujungwatu 20 Maret 1999 Lanjut Surawi 20 Klp. Nelayan 11 Sido Rukun Ujungwatu 17 April 1986 Utama Nukin 20 Klp. Nelayan 12 Sido Makmur Ujungwatu 04 Juni 2009 Lanjut H.Yusnyo 24 Klp. Budidaya Tambak 13 Mina Taruna Clering 11 Februari 2005 Abdul Malik 20 Klp. Nelayan 14 Mina Jaya Clering 24 Agustus 2007 Madya Suyikno 20 Klp. Nelayan 15 Sido Dadi Mulyo Bandungharjo Lanjut Nurhadi 20 Klp. Nelayan 16 Sido Maju Ujungwatu 29 April 2001 Pemula Amin 20 Klp. Budidaya Tambak 17 Sido Maju 2 Ujungwatu Lanjut Muhammad 20 Klp. Budidaya Tambak 18 Sido Makmur Banyumanis 05 Juni 1986 Nirhadi 20 Klp. Nelayan 19 Bakau Jaya Clering 15 Juni 2005 Lanjut Sugiyono 30 Klp. Budidaya Tambak 20 Bina Usaha Mandiri Bandungharjo Lanjut Santari 11 Klp. Budidaya Lele 21 Darul Ulum Bandungharjo Pemula Sulkhan 4 Klp. Budidaya Lele Dan Nila 22 Lele Mandiri Tulakan 17 Agustus 1992 Lanjut Dasuki 35 Klp. Budidaya Lele 23 Marsudi Boga Clering 02 Februari 1986 Madya Paijan 25 Klp. Budidaya Tambak 24 Bhina Marga 1 Clering 28 September 1992 A.Hanafi, Spd 12 Klp. Budidaya Lele Dan Nila 25 Karya Mukti Ujungwatu 05 Januari 2009 Tasrip 16 Klp. Bubidaya Lele 26 Lele Kaliwoto Ujungwatu 02 Agustus 2009 Sukardi 8 Klp. Budidaya Lele 27 Lele Jaya Banyumanis 01 Januari 2009 Subandriyo 7 Klp. Budidaya Lele 28 Sari Mulyo Banyumanis 05 Juni 2986 Jarmi 15 Klp. Pengolahan Ikan 29 Ngudi Lestari Ujungwatu 12 Juli 1992 Lanjut Siti Lestari 15 Klp. Pengolahan Ikan Kec. Kembang 30 Mina Rahayu Dermolo 10 Maret 1999 Pemula Kumaidi 37 Klp. Pengolahan Ikan II-21

35 No Nama Kelompok Desa/Kelurahan Tanggal Berdiri Kelas Kelompok Ketua Jumlah Anggota Keterangan 31 Mina Lestari Jinggotan 2009 Pemula Subiyanto 10 Klp. Budidaya Lele 32 Karyo Mino Mulyo Tubanan 05 Juli 1996 Pemula Intiyono 35 Klp. Nelayan 33 Mina Maju Tubanan 02 Juni 1996 Pemula H Kasbollah 120 Klp. Nelayan 34 Karyo Mino Murni Tubanan 03 Agustus 1996 Pemula Kaseman 62 Klp. Nelayan 35 Mina Maju Dermolo 2010 Pemula Supriyanto 13 Klp. Budidaya Lele 36 Mina Lestari Balong 2009 Pemula Kemadi 10 Klp.Budidaya Kolam 37 Barokah Abadi Kancilan 2011 Pemula Kirman 14 Klp.Budidaya Lele 38 Mina Abadi Balong 2009 Pemula Sumadi 13 Klp. Pengolahan Ikan Kec. Bangsri 39 Tuk Mino Rejo Bangsri 02 Juli 2009 Pemula Suwani 14 Klp. Budidaya Kolam 40 Mino Lestari Tengguli 11 Agustus 2006 Pemula Mundofar 10 Klp. Budidaya Lele 41 Mino Argo Mulyo Guyangan 14 Februari 2007 Pemula Muhtadi 10 Klp. Budidaya Lele 42 Alvina Jerukwangi 20 April 2009 Pemula A. Achmadi 16 Klp. Budidaya Lele 43 Sido Maju Bondo 21 Juli 1993 Pemula Sugiyanto 32 Klp. Nelayan 44 Sido Makmur Bondo 10 Juli 1993 Pemula Nurali 24 Klp. Nelayan 45 Mekarsari Bondo 03 Juli 1993 Pemula Priyo S. 47 Klp. Nelayan 46 Wahana Karya Samudra Bondo 05 Mei 2009 Pemula Hadi S. 10 Klp. Budidaya Rumput 47 Mulya Bakti 1 Bondo 21 Juli 2006 Pemula Yunaning 12 Klp. Pengolahan Ikan 48 Mulya Bakti 2 Bondo 21 Juli 2006 Pemula Purwaningsih 11 Klp. Pengolahan Ikan 49 Mulya Bakti 3 Bondo 21 Juli 2006 Pemula Nurul Hidayah 11 Klp. Pengolahan Ikan 50 Karya Mina Jaya 1 Bondo 31 Juli 2009 Pemula Yanu Harsono 10 Klp. Budidaya Lele 51 Karya Mina Jaya 2 Bondo 31 Juli 2009 Pemula Supriyono 10 Klp. Budidaya Lele 52 Karya Mina Jaya 3 Bondo 31 Juli 2009 Pemula Sarmidi 10 Klp. Budidaya Lele 53 Mina Karya Jaya 4 Bondo 31 Juli 2009 Pemula Salamun 10 Klp. Budidaya Lele 54 Karya Mina Utama Bondo 31 Juli 2009 Pemula Ery Nugroho 12 Klp. Budidaya Lele Kec.Mlonggo 55 Makaryo Utomo Karanggondang 12 September 1999 Lanjut Dwi Yanto 51 Klp. Nelayan 56 Charisma Karanggondang 27 April 2009 Pemula Evi Christina 10 Klp. Pengolahan Ikan 57 Mina Barokah Karanggondang 18 Nopember 2010 Pemula Ary Murtejo 10 Klp. Budidaya Kolam 58 Bina Sejahtera Karanggondang 25 September 2008 Pemula Susilo Am 20 Klp. Nelayan 59 Gumuk Mas Karanggondang 07 April 2008 Pemula Dwi Harno 24 Klp. Budidaya Kolam 60 Mino Kencono Jambu 18 April 1985 Lanjut Solikul Hadi 105 Klp. Nelayan 61 Mino Abadi Jambu 21 Agustus 1986 Pemula M. Sukur 87 Klp. Nelayan 62 Mina Utama Jambu 23 September 1987 Pemula H. Soleman 63 Klp. Nelayan 63 Selayar Mina Jambu 09 Oktober 1991 Pemula Matrukani 61 Klp. Nelayan II-22

36 No Nama Kelompok Desa/Kelurahan Tanggal Berdiri Kelas Kelompok Ketua Jumlah Anggota Keterangan 64 Karya Mina-Manunggal Jaya Mojorejo 16 Juli 1995 Pemula Busono 67 Klp. Nelayan 65 Mina Sejahtera Jambu 08 Februari 1990 Pemula H. Nokin 27 Klp. Nelayan 66 Baruna Sekuro 18 Agustus 2009 Pemula Busro 23 Klp. Budidaya 67 Tirto Samudro Karanggondang 13 Februari 2010 Pemula Sukarnoto 63 Klp. Nelayan 68 Tambah Rizqi Suwawal 15 Maret 2011 Pemula Sutikno 10 Klp. Budidaya Kolam Kec. Batealit 69 Sumber Rejeki Mindahan 10 Juli 2003 Pemula Purwiningsih 20 Klp. Budidaya Kolam 70 Sri Rejeki Raguklampitan 05 September 2002 Pemula H. Wachid 20 Klp. Budidaya Kolam 71 Budi Hasil Geneng 02 Oktober 2001 Pemula Solikan 20 Klp. Budidaya Kolam 72 Karyo Utomo Bantrung 25 Maret 1982 Pemula Suwarto 20 Klp. Budidaya Kolam 73 Dahlia Somosari 01 Januari 2000 Pemula Sofiah 10 Klp. Budidaya Kolam 74 Gemah Ripah Pekalongan 10 Mei 1982 Pemula Yasrun 20 Klp. Budidaya Kolam 75 Lembah Hijau Mindahan Kidul 10 Agustus 2005 Pemula Sutrisno 10 Klp. Budidaya Kolam 76 Barokah Bawu 30 Juni 2003 Pemula Muhadi 20 Klp. Budidaya Kolam 77 Rukun Tani Bringin 12 September 1982 Pemula Rumat 20 Klp. Budidaya Kolam 78 Telaga Mina Mindahan Kidul 15 Januari 2008 Pemula Nur Fuad 30 Klp. Budidaya Kolam 79 Mina Usaha Mandiri Pekalongan 24 Oktober 2009 Pemula Wachid Hasyim 15 Klp. Budidaya Kolam 80 Lembah Salam Raguklampitan 15 Januari 2010 Pemula Yus Saputra 6 Klp. Budidaya Kolam 81 Nila Sari Bawu 31 Desember 2010 Pemula Masrukhan 13 Klp. Budidaya Kolam Kec. Tahunan 82 Mekarsari 1 Semat 29 Januari 2000 Pemula Hj. Nafiah 10 Klp.Bakul Ikan 83 Tambak Mulyo Semat 24 Januari 2002 Pemula Tasmian 10 Klp. Budidaya Tambak 84 Sido Makmur Teluk Awur 2007 Pemula Masyudi 34 Klp. Nelayan, Bd Rl 85 Bule Teluk Awur 2009 Pemula Teguh 7 Klp. Budidaya Lele 86 Sumber Rejeki Krapyak 2008 Pemula Sahroni 10 Klp. Budidaya Lele 87 Setia Karya Mantingan 2009 Pemula Teguh Jinarno 11 Klp.Budidaya Kolam 88 Cempaka Mantingan 24 Juni 2003 Pemula Sutini 10 Klp. Pengolahan Ikan 89 Mawar Ngabul 02 Juli 2002 Pemula Ngatifah 8 Klp.Budidaya Kolam 90 Ngudi Hasil Tahunan 2008 Pemula Prayitno 8 Klp.Budidaya Kolam 91 Nina Karya Senenan 2009 Pemula Kasturi 8 Klp.Budidaya Kolam 92 Kencana Tegalsambi 2005 Pemula Susilana 10 Klp. Pengolahan Ikan 93 Mekarsari 2 Semat 29 Januari 2000 Pemula Masriyatun 10 Klp. Bakul/Pengolahan Ikan 94 Maju Mulya Tegalsambi 2008 Pemula Sugiyarto 16 Klp. Nelayan, Bd Rl 95 Maju Makmur Tegalsambi 2007 Pemula Suwarno 12 Klp. Budidaya Lele 96 Rejeki Lumintu Semat 2006 Pemula Mulyono 23 Klp. Nelayan II-23

37 No Nama Kelompok Desa/Kelurahan Tanggal Berdiri Kelas Kelompok Ketua Jumlah Anggota Keterangan Kec. Kalinyamatan 97 Mina Mulyo Margoyoso 04 Desember 2001 Pemula Solikhin 10 Klp. Budidaya Lele 98 Mina Tirta Sejahtera Margoyoso 10 Nopember 2009 Pemula Nor Rohmat 15 Klp. Budidaya Lele 99 Mino Rejo Bandungrejo 15 Januari 2002 Pemula Darmuji 11 Klp. Budidaya Lele 100 Ngudi Mino 1 Kriyan 04 April 2002 Pemula H. Maskuri 37 Klp. Pengolahan Ikan 101 Ngudi Mino 2 Kriyan 11 Nopember 2003 Pemula Munjari 58 Klp. Pengolahan Ikan 102 Sri Murni Banyuputih 15 Desember 2003 Pemula Sukandar 10 Klp. Budidaya Lele 103 Lantur Jaya Purwogondo 17 Januari 2007 Pemula Eko Sunarto 18 Klp. Budidaya Lele 104 Watu Ampar Sendang 27 Februari 2011 Pemula Solikhin 15 Klp. Pembudidaya 105 Mana Taruna Bakalan 27 Maret 2010 Pemula Zakariya 10 Klp. Pembudidaya 106 Mina Makmur Bakalan 05 Mei 2010 Pemula Subandi 19 Klp. Pembudidaya 107 Mina Rejo Batukali 12 Februari 2011 Pemula A. Rifyanto 20 Klp. Pembudidaya Kec. Welahan 108 Mina Mulya Ketilengsingolelo 22 Oktober 2008 Pemula Karnadi 15 Klp. Budidaya Lele 109 Budikarta Kedungsari Mulyo 12 Oktober 2007 Pemula Kasroni 12 Klp. Budidaya Lele 110 Subur Tani Kedungsari Mulyo 14 Oktober 2004 Pemula Sadermo 10 Klp. Budidaya Lele 111 Mino Lestari Gedangan 26 Oktober 2007 Pemula Hasyim 6 Klp. Budidaya Lele 112 Puji Lestari Welahan 05 Nopember 2008 Pemula Mahfud 10 Klp. Budidaya Lele 113 Sejahtera Teluk Wetan 10 Oktober 2008 Pemula Khamidun 12 Klp. Budidaya Lele 114 Lestari 1 Welahan 05 Agustus 2010 Pemula Suwarno 10 Klp. Budidaya Lele 115 Lestari 2 Gidagelo 06 September 2010 Pemula Dian Kurniawan 10 Klp. Budidaya Lele Kec. Jepara 116 Karya Mina Jaya 1 Demaam 06 April 1993 Utama Rame Mulyono 47 Klp. Nelayan 117 Mina Daya Bulu 2006 Pemula Mujiono 14 Klp. Bd Kerapu Klp. Pengolahan (Tepung Ikan) 118 Rimba Laut Ujungbatu 2003 Pemula Chris Susilo Mina Baruna Bulu 05 Juli 2006 Pemula Muslikan 20 Klp. Nelayan 120 Windu Utama Bulu 11 Juni 2006 Pemula Sugiharto 21 Klp. Pembenih Udang 121 Buana Karya Jobokuto 12 Agustus 1999 Lanjut Su;Ud 93 Klp. Nelayan 122 Bahrun Ajib Jobokuto 19 Agustus 1999 Lanjut H. Masrukan 81 Klp. Nelayan 123 Wanita Nelayan Buana Karya Jobokuto 30 Maret 2005 Pemula Kusiyati 44 Klp. Bakul 124 Bina Karya Bandengan Pemula Purbo Widodo 15 Klp. Budidaya Rl 125 Rahayu Mina Bandengan 25 Mei 1992 Pemula Sumotugiri 12 Klp. Nelayan/Bd Rumput 126 Berkah Laut Bandengan 29 Mei 2006 Pemula Nardi 11 Klp. Budidaya Rl 127 Bahari Indah Makmur Bulu/Dk Poncol 2006 Pemula Susilo 24 Klp. Budidaya Rl II-24

38 No Nama Kelompok Desa/Kelurahan Tanggal Berdiri Kelas Kelompok Ketua Jumlah Anggota Keterangan 128 Kedungsari Kedungcino 2004 Pemula Nurkandiq 20 Klp. Bd Lele Dan Nila Kec. Mayong 129 Mina Lestari Pancur 03 April 2003 Pemula Funzin 14 Klp. Budidaya Lele 130 Mina Barokah Datar 14 Februari 2004 Pemula Triono 10 Klp. Budidaya Lele 131 Sumber Makmur Buaran 27 Agustus 2003 Pemula Dargu 11 Klp. Budidaya Lele 132 Mina Makmur Bungu 2006 Pemula Supaat 10 Klp. Budidaya Lele 133 Lestari Jaya Mayong Lor 06 April 2003 Pemula Sutomo 10 Klp. Budidaya Ikan 134 Ngupoyo Mino Mayong Kidul 19 Mei 2002 Pemula Sunar 11 Klp. Budidaya Ikan 135 Dadi Mulyo Ngroto 24 Oktober 2003 Pemula Rusdi 10 Klp. Budidaya Ikan Kec. Nalumsari 136 Mina Lestari Ngetuk 24 Juni 2002 Pemula Wahyono 10 Klp. Budidaya Lele 137 Joyomono Bategede 2003 Pemula Yasin 12 Klp. Budidaya Lele 138 Mina Makmur Nalumsari 12 Maret 2002 Pemula H. Bisri 12 Klp. Budidaya Lele 139 Mina Makmur Tritis 04 Agustus 2003 Pemula Sutrimo 10 Klp. Budidaya Lele 140 Birrul Walidain Gemiring Kidul 04 Oktober 2010 Pemula Zamroni 13 Klp. Budidaya Ikan 141 Balekambang Gemiring Lor 06 Juni 2010 Pemula Arif M 40 Klp. Budidaya Ikan 142 Kambangsari Bate Gede 05 Juni 2005 Pemula Supratma 14 Klp. Budidaya Lele Kec. Pecangaan 143 Mina Makmur Pecangaan Wetan 1997 Lanjut Jasmin 14 Klp. Pembenih Lele 144 Mina Makmur Pecangaan Kulon 2007 Pemula Sunarwi 11 Klp. Budidaya Lele 145 Mina Sejahtera Lebuawu 2004 Pemula Siti Kasdariyah 16 Klp. Pengolah Ikan 146 Mina Gemilang Karangrandu 2008 Pemula Imam Santoso 14 Klp. Budidaya Lele 147 Mina Karang Pecangaan Wetan 2004 Pemula Edi 32 Klp. Budidaya Lele 148 Mina Lestari Pecangaan Kulon 1998 Pemula Sayuti 10 Klp. Pembenih Lele 149 Mina Karya Gumulung 2009 Pemula Sidiyono 10 Klp. Budidaya Lele 150 Mina Lestari Rengging 2009 Pemula Sujono 17 Klp. Budidaya Lele 151 Mina Karya Sejahtera Pulodarat 2009 Pemula Slamet 24 Klp. Pengolah Ikan Kec. Kedung 152 Tambak Sari Jaya Bulak Baru 18 Agustus 2000 Pemula Masnur 12 Klp. Budidaya Tambak 153 Sumber Rejeki 1 Panggung 23 Oktober 2000 Pemula Ali Subhan 15 Klp. Budidaya Tambak 154 Mina Jaya Panggung 05 Maret 2008 Pemula H. Nur Faid 21 Klp. Budidaya Tambak 155 Mina Barokah Surodadi 31 Maret 2000 Madya Sokhib 26 Klp. Budidaya Tambak 156 Mina Barokah Surodadi 20 September 2000 Pemula Ny. Santoso 10 Klp. Pengolahan Ikan 157 Sumber Barokah Surodadi 13 Februari 2004 Lanjut A. Faizan 50 Klp. Nelayan 158 Mina Abadi Surodadi 07 Desember 2003 Pemula Nur Khafid, Sag. 35 Klp. Nelayan II-25

39 No Nama Kelompok Desa/Kelurahan Tanggal Berdiri Kelas Kelompok Ketua Jumlah Anggota Keterangan 159 Windu Barokah Kalianyar 21 Maret 2000 Lanjut Ali Khamdan 27 Klp. Budidaya Tambak 160 Tambak Rejo Kedungmalang 27 Maret 2000 Lanjut H. Mashadi A 25 Klp. Budidaya Tambak 161 Sumber Mina Utama Kedungmalang 02 Juli 2003 Pemula Arwani 30 Klp. Nelayan 162 Jaya Abadi Kedungmalang 17 Februari 2003 Pemula Sani 30 Klp. Nelayan 163 Rejo Makmur Kedungmalang 14 Maret 2003 Pemula Sarah 26 Klp. Nelayan 164 Bintang Laut Kedungmalang 25 April 2003 Pemula Aris M 20 Klp. Nelayan 165 Tirta Mina Barokah Kedungmalang 16 Mei 2003 Pemula Sarkani 25 Klp. Nelayan 166 Mina Agung Pratama Kedungmalang 17 April 2009 Pemula Kasrofi 30 Klp. Nelayan 167 Sumber Laut Karangaji 21 Maret 2003 Pemula Yus Al Ulum 59 Klp. Nelayan 168 Sumber Rejeki Karangaji 24 Januari 2003 Lanjut Kamzawi 45 Klp. Nelayan 169 Setia Kawan Karangaji 18 Maret 2004 Pemula Herry 26 Klp. Nelayan 170 Sumber Rejeki Baru Panggung 29 Oktober 2000 Pemula Zamroni 27 Klp. Budidaya Tambak 171 Rejo Mulyo Panggung 17 April 2009 Pemula Lafik 18 Klp. Budidaya Tambak 172 Raden Panji Panggung 14 Maret 2004 Lanjut Ali Mauzumi 40 Klp. Nelayan 173 Al Falah Panggung 11 Februari 2009 Pemula Safek 35 Klp. Nelayan 174 Putra Bahari Raya Panggung 16 April 2009 Pemula Salafudin 10 Klp. Budidaya Kolam 175 Usaha Baru Tanggultlare 20 September 2000 Pemula Santoso 10 Klp. Budidaya Tambak 176 Tiga Saudara Tanggultlare 2011 Pemula Munjakum Kugar 177 Sri Rejeki Bulak Baru 2011 Pemula Masnur Kugar 178 Sumber Tani Bulak Baru 2011 Pemula M. Romadhon Kugar 179 Tirta Mulya Panggung 2011 Pemula Ngadiman Kugar 180 Tirta Makmur Panggung 2011 Pemula Sukahar Kugar 181 Sumber Asin Panggung 2011 Pemula H. Ali Masykur Kugar 182 Eko Sumber Alam Panggung 2011 Pemula Aziz Kugar 183 Dwi Sumber Alam Panggung 2011 Pemula Nur Khafid, Sag. Kugar 184 Sumber Alam Bahari Panggung 2011 Pemula Ali Makhzumi Kugar 185 Bahari Makmur Panggung 2011 Pemula Ahmad Maksun Kugar 186 Leboh 1 Surodadi 2011 Pemula Ainul Yakin Kugar 187 Leboh 2 Surodadi 2011 Pemula Hambali Kugar 188 Garam Barokah Surodadi 2011 Pemula Kusrin Kugar 189 Barokah Garam Surodadi 2011 Pemula Abdul Ghofur Kugar 190 Tirta Barokah Surodadi 2011 Pemula Samikh Kugar 191 Toyo Barokah Surodadi 2011 Pemula Ahyadi Kugar 192 Sumber Barokah Surodadi 2011 Pemula Agus Dori Kugar 193 Sumber Mina Barokah Surodadi 2011 Pemula Nur Khafid Kugar II-26

40 No Nama Kelompok Desa/Kelurahan Tanggal Berdiri Kelas Kelompok Ketua Jumlah Anggota 194 Qoryatina Kalianyar 2011 Pemula Kusno Kugar 195 Eka Tirta Barokah Kedungmalang 2011 Pemula Zarkatun Kugar 196 Dwi Tirta Barokah Kedungmalang 2011 Pemula Zaropi Kugar 197 Tirto Saloko Kedungmalang 2011 Pemula Chazawi Kugar 198 Tirto Saloko 1 Kedungmalang 2011 Pemula Mujianto Kugar 199 Eka Tirta Mina Lestari Kedungmalang 2011 Pemula Nurul Musafa'i Kugar 200 Dwo Tirta Mina Lestari Kedungmalang 2011 Pemula Suwondo Kugar 201 Tirta Bahari Kedungmalang 2011 Pemula Mashadi Aziz Kugar 202 Eka Tirta Bahari Kedungmalang 2011 Pemula M. Amin Kugar Kec. Karimunjawa 203 Mina Lestari Karimunjawa 17 Mei 2000 Pemula Suyitno 14 Klp. Nelayan 204 Baronang Karimunjawa 20 Mei 2000 Pemula Ali Asikin 15 Klp. Budidaya Rl 205 Mina Sejati Nyamplungan Kj 15 Mei 2000 Pemula Sukri 59 Klp. Budidaya Rl 206 Tanjung Seloka Kemloko Kmj 03 Oktober 2000 Pemula Karmudi 15 Klp. Budidaya Rl 207 Mutiara Indah P. Genting Prg 02 Nopember 2004 Pemula M. Sabar 40 Klp. Budidaya Rl 208 Lody Merah P. Genting Prg 02 Nopember 2004 Pemula Sutrisno 38 Klp. Budidaya Rl 209 Lego Jaya Karimunjawa 11 Maret 2004 Pemula Rustami 48 Klp. Nelayan 210 Bintang Laut Karimunjawa 06 Maret 1998 Utama Abdul Aziz 40 Klp. Budidaya Rl 211 Sinar Bahari Karimunjawa 10 Juli 1995 Pemula Murtandho 25 Klp. Nelayan 212 Batu Putih Jelamun Kmj 15 Mei 2000 Pemula Moh. Sakim 18 Klp. Budidaya Rl 213 Alga Jaya Mrican Kmj 26 Maret 1998 Utama Rokhiman Idris 41 Klp. Budidaya Rl 214 Udang Topeng Mrican Kmj 13 Mei 2003 Pemula Isrokib 53 Klp. Nelayan 215 Baruna Jaya Legon Glmn Kmj 04 Nopember 2003 Pemula Mariyanto 30 Klp. Nelayan 216 Sunuk Legon Pnggr Kmj 17 Oktober 2003 Pemula Suhud 14 Klp. Nelayan 217 Dzulfikar Gelamun Kmj 05 Oktober 2003 Pemula A. Supriyanto 37 Klp. Nelayan 218 Kerapu Kemujan 14 Juni 2003 Pemula Abu Said 27 Klp. Nelayan 219 Kompak Setigi Kemujan 15 Maret 2004 Pemula A Sofi'i 17 Klp. Nelayan 220 Operba Batulawang Kmj 05 Mei 2004 Pemula A. Tajuddi 16 Klp. Nelayan 221 Jala Mina Gonipah Kmj 05 Oktober 2004 Pemula Nur Kholiq 64 Klp. Nelayan 222 Sunuk P. Parang Prg 05 Juli 2003 Pemula Sujadi 60 Klp. Nelayan 223 Kerapu P. Parang Prg 15 September 2003 Pemula A. Kodir 65 Klp. Budidaya Rl 224 Tongkol P. Nyamuk Prg 04 Mei 2004 Pemula Mahmudi 45 Klp. Budidaya Rl 225 Nelayan Jaya P. Nyamuk Prg 15 Mei 2004 Pemula Warsono 30 Klp. Budidaya Rl 226 Makmur Jaya P. Parang Prg 13 Juni 2005 Pemula Abdul Khofid 55 Klp. Nelayan Kecamatan Donorojo Keterangan II-27

41 No Nama Kelompok Desa/Kelurahan Tanggal Berdiri Kelas Kelompok Ketua Jumlah Anggota Keterangan 227 Sido Mulyo Ujungwatu 01 Mei 1999 Lanjut Sutino 162 Penangkapan 228 Sido Rukun Ujungwatu 17 April 1986 Utama Nukin 182 Penangkapan 229 Sido Maju Ujungwatu Sugiyanto 94 Penangkapan 230 Mina Mandiri Ujungwatu 02 Oktober 2009 Pemula Surawi/Ngatuwi 75 Penangkapan 231 Mina Usaha Ujungwatu 23 Desember 2009 Pemula Ali Rohmat/Maslikun 72 Penangkapan 232 Sido Maju Ujungwatu 29 April 2001 Pemula Amin/Gufron 56 Klp. Budidaya Tambak 233 Sido Maju Ii Ujungwatu 05 November 2008 Pemula Muhammad 32 Klp. Budidaya Tambak 234 Sido Makmur Ujungwatu 04 Juni 2009 Pemula H. Yusnyo/Sumarno 24 Klp. Budidaya Tambak 235 Ngudi Lestasi Ujungwatu 12 Juli 1992 Lanjut Siti Lestari 29 Klp. Pengolahan Ikan 236 Karya Mukti Ujungwatu 05 Januari 2009 Pemula Tasrip 16 Klp. Budidaya Lele 237 Lele Kaliwito Ujungwatu 02 Agustus 2009 Pemula Sukardi 8 Klp. Budidaya Lele 238 Sido Langgeng Ujungwatu 12 Januari 2011 Pemula Suwito 60 Penangkapan 239 Mina Taruna Clering 11 Februari 2005 Pemula Abdul Malik 99 Penangkapan 240 Mina Jaya Clering 24 Agustus 2007 Pemula Rochmadi 67 Penangkapan 241 Marsudi Boga Ii Clering 02 Februari 1986 Madya Pijan 25 Klp. Budidaya Tambak 242 Bakau Jaya Clering 15 Juni 2006 Pemula Sugiyono 53 Klp. Budidaya Tambak 243 Tawangsari Clering 05-Apr-86 Lanjut Ny. Paijan 25 Klp. Pengolahan Ikan 244 Mina Raya Clering 27-Jul-06 Pemula Sutrimah/Hj. Nor Rohmah 20 Klp. Pengolahan Ikan 245 Bhina Marga I Clering 28 September 1992 Lanjut Ahmad Hanafi, Spd 24 Klp. Budidaya Lele 246 Karamnng Lele Clering 26 Oktober 2010 Pemula H. Jaslan Fauzi 20 Klp. Budidaya Lele 247 Rojo Lele Clering 29 Oktober 2010 Pemula Ahmad Soleh 20 Klp. Budidaya Lele 248 Sido Makmur Banyumanis 05 Juni 1986 Lanjut Norhadi 150 Penangkapan 249 Sari Mulyo Banyumanis 05 Juni 1986 Lanjut Jarmi 40 Klp. Pengolahan Ikan 250 Sido Dadi Mulyo Bandungharjo Lanjut Norhadi 200 Penangkapan 251 Udang Sari Mulyo Bandungharjo Lanjut Tri Ismiyati 32 Klp. Pengolahan Ikan 252 Bina Usaha Mandiri Bandungharjo Pemula Santari 11 Klp. Budidaya Lele 253 Darul Ulum Bandungharjo Pemula Sulkhan 7 Klp. Budidaya Nila 254 Dadi Tani Tulakan 29 Oktober 2010 Lanjut Suro'i 10 Klp. Budidaya Lele 255 Sido Mukti 4 Blingoh 06 Juni 1986 Pemula Sohib 7 Klp. Budidaya Lele Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Jepara, 2011 II-28

42 Jumlah Pokdakan perikanan di Kabupaten Jepara mencapai 255 Pokdakan, meliputi 101 Pokdakan budidaya kolam, 22 Pokdakan budidaya payau, 15 Pokdakan rumput laut, 66 Pokdakan nelayan (perikanan tangkap), 24 Pokdakan pengolahan dan bakul, 27 Pokdakan Kugar (Kelompok Usaha Garam rakyat). Selain Pokdakan sebagai lembaga kelompok perikanan yang bergerak untuk memajukan sektor perikanan di Kabupaten Jepara, terdapat pula KUD dibidang perikanan dengan kegiatannya antara lain memberikan fasilitas simpan pinjam bagi melayan dan pembudidaya ikan dalam mengembangkan usahanya Usaha Pengolahan Hasil Perikanan Beberapa unit usaha pengolahan hasil perikanan yang diusahakan oleh masyarakat di Kabupaten Jepara meliputi pembuatan pindang, garam rakyat, pengasapan ikan (panggang), fermentasi serta ada yang langsung dijual dalam bentuk ikan segar. Untuk pengolahan lain yang dikembangkan berupa pembuatan bakso ikan, nutget ikan, abon ikan, bubuk agar, kerupuk ikan. Tabel II.24. Usaha Pengolahan Hasil Perikanan No Kecamatan Pindang Garam Asap/Panggang Fermentasi Segar Lainnya Jumlah I KEDUNG Kedungmalang Karangaji Kalianyar Surodadi Panggung Bulakbaru II PECANGAAN Lebuawu Karangrandu III KALINYAMATAN Kriyan IV WELAHAN V MAYONG VI NALUMSARI VII BATEALIT VIII TAHUNAN Semat Telukawur Tegalsambi IX JEPARA Demaam Bulu Kauman Jobokuto Ujungbatu Bandengan Pengkol X MLONGGO II-29

43 No Kecamatan Pindang Garam Asap/Panggang Fermentasi Segar Lainnya Jumlah 1 Mojorejo Jambu XI BANGSRI Bondo XII PAKISAJI XIII KEMBANG Dermolo XIV KELING Bumiharjo Kelet XV DONOROJO Blingoh Bandungharjo Banyumanis Ujungwatu Clering Total Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Jepara, Rencana Masterplan Kawasan Minapolitan Tahun Rencana Pengembangan Tata Ruang Kawasan Minapolitan Rencana pengembangan tata ruang Kawasan Minaolitan Kabupaten Jepara pada dasarnya bertujuan untuk: a. Mendukung pengembangan sektor kelautan dan perikanan Kabupaten Jepara, yang meliputi kegiatan produksi (budidaya), pengolahan (usaha mina) dan pemasaran yang terangkum dalam kegiatan minabisnis Kawasan Minapolitan. b. Menyediakan wadah bagi aktivitas usaha mina dalam suatu kawasan-kawasan sentra produksi di Kawasan. c. Menyediakan wadah bagi segala kegiatan minabisnis. d. Mewujudkan, meningkatkan, dan mengembangkan sarana dan prasarana minabisnis pada Kawasan. e. Membuka wilayah baru sebagai koridor pengembangan aktivitas minabisnis di Kabupaten Jepara. f. Menciptakan dan mewujudkan pola-pola aliran komoditas minabisnis pada Kawasan Minapolitan Kabupaten Jepara, maupun ke daerah yang ada di sekitarnya. Rencana ruang spasial pada Kawasan Minapoltan Kabupaten Jepara adalah menciptakan suatu wadah dari berbagai kegiatan minapolitan yang sudah berjalan maupun yang akan dikembangkan. Dimana masyarakat yang bergerak di bidang pertanian diberikan fasilitas dan II-30

44 kemudahan dalam menjangkau daerah-daerah penghasil pertanian dan kemudahan dalam pemasaran untuk pengembangan minabisnis. Salah satu titik berat dalam Kajian Pengembangan Minapolitan di Kabupaten Jepara ini adalah terbentuknya suatu struktur tata ruang Kawasan Minapolitan yang digunakan sebagai arahan dalam pengembangan Kawasan Minapolitan. Rencana penetapan Struktur Tata Ruang ini sebagai bentuk dari pemenuhan kebutuhan ruang untuk mewadahi kegiatan minabisnis dari sektor perikanan maupun sektor lain yang terkait. Dengan kata lain bahwa untuk mengembangkan Kawasan Minapolitan, maka perlu dibuat suatu hierarki pusatpusat pertumbuhan di Kawasan Minapolitan. Pusat-pusat pertumbuhan tersebut berjenjang berkaitan dengan kegiatan minabisnis sebagai suatu sistem, yang secara ruang terdapat di kecamatan-kecamatan di Kawasan. Struktur Kawasan Minapolitan Kabupaten Jepara tersebut meliputi : a. Kawasan Sentra Produksi (KSP) Kawasan sentra produksi mencakup satu wilayah atau lebih yang memiliki komoditas unggulan. Komoditas unggulan tersebut dapat berjenis tunggal atau majemuk. Penetapan kawasan sentra produksi pada kawasan minapolitan Kabupaten Jepara terkait dengan potensi produksi unggulan yang telah memiliki skala pelayanan baik lokal maupun regional. 1) Kawasan Sentra Produksi Perikanan Tangkap (KSP Perikanan Tangkap) a. Komoditas Perikanan Tangkap Laut : Kedung, Tahunan, Jepara, Mlonggo, Bangsri, Kembang, Donorojo, Karimunjawa. b. Komoditas Perikanan Tangkap Perairan Umum : Kedung, Pecangaan, Kalinyamatan, Welahan, Mayong, Nalumsari, Batealit, Tahunan, Jepara, Mlonggo, Pakis Aji, Bangsri, Kembang, Keling, Donorojo. 2) Kawasan Sentra Produksi Perikanan Budidaya (KSP Budidaya) a. KSP Budidaya Laut Komoditas Rumput Laut : Karimunjawa Komoditas Kerapu : Karimunjawa b. KSP Budidaya Air Payau Komoditas Rumput Laut : Tahunan, Jepara, Mlonggo Komoditas Bandeng : Tahunan, Jepara, Mlonggo, Donorojo Komoditas Udang : Jepara, Kedung, Donorojo Komoditas Belanak : Kedung, Donorojo II-31

45 Komoditas Kerapu : Karimunjawa, Mlonggo c. KSP Budidaya Air Kolam Komoditas Lele : Kedung, Pecangaan, Kalinyamatan, Welahan, Mayong, Nalumsari, Batealit, Tahunan, Jepara, Mlonggo, Pakis Aji, Bangsri, Kembang, Keling, Donorojo. Komoditas Nila : Pecangaan, Welahan, Nalumsari, Bangsri, Kembang, Keling. Komoditas Mujahir : Kedung, Pecangaan Donorojo Komoditas Bawal : Pecangaan Komoditas Ikan Mas : Kedung Rencana pengembangan sarana prasarana pendukung pengembangan usaha kelautan dan perikanan yang berada di Kawasan Sentra Produksi adalah: 1. Pengembangan lahan budidaya perikanan budidaya kolam. 2. Pengembangan sarana dan prasarana perikanan tangkap dan budidaya. 3. Jaringan jalan usaha mina dan distribusi hasil perikanan. 4. Saluran irigasi tambak dan kolam. 5. Toko-toko/koperasi sarana prasarana produksi dan sarana prasarana perikanan. 6. Berkembangnya kegiatan minabisnis berupa industri kecil ataupun industri rumahtangga. Kegiatan yang berkembang di dalam KSP adalah: 1) Penyuluhan dan pelatihan IPTEK pengembangan usaha budidaya perikanan. 2) Penyuluhan dan pelatihan minabisnis, yaitu pengolahan bahan baku hasil produksi perikanan menjadi barang jadi. b. Kota Mina (KM) Kota Mina adalah ruang yang terdiri dari kumpulan beberapa KSP (tunggal/majemuk) yang secara eksisting memiliki destinasi akses serta membutuhkan ruang pelayanan yang sama. a) Kota Mina Pecangaan Kegiatan utama adalah pengembangan budidaya perikanan air kolam dan usaha pengolahan hasil produksi perikanan. KSP pendukung utama untuk KM Pecangaan adalah KSP komoditas perikanan budidaya kolam (lele, nila, mas, bawal, mujahir) dan untuk KSP pendukung lainnya adalah KSP komoditas perikanan air payau (rumput laut, bandeng, udang, belanak) serta KSP dari perikanan tangkap. II-32

46 Lingkup wilayah kawasan KM Pecangaan meliputi Kedung, Kalinyamatan, Welahan, Mayong, Nalumsari, Batealit, Tahunan. b) Kota Mina Bangsri Kegiatan utama adalah pengembangan budidaya perikanan kolam maupun air payau dan usaha pengolahan hasil produksi perikanan. KSP pendukung utama KM Bangsri adalah komoditas perikanan budidaya air payau (rumput laut dan bandeng) untuk KSP pendukung lainnya adalah KSP komoditas perikanan kolam (lele dan nila) serta KSP dari perikanan tangkap. Lingkup wilayah kawasan Kota Mina Bangsri adalah Mlonggo, Pakis Aji dan Kembang. c) Kota Mina Keling Kegiatan utama adalah pengembangan budidaya perikanan payau dan usaha pengolahan hasil produksi perikanan. KSP pendukung utama adalah komoditas perikanan air payau (bandeng, udang, belanak) untuk KSP pendukung lainnya adalah KSP komoditas perikanan budidaya kolam (lele dan mujahit) serta perikanan tangkap. Lingkup wilayah kawasan Kota Mina Keling adalah Donorojo. Sarana prasarana pendukung pengembangan Minapolitan yang ada di Kota Mina adalah: 1) Lahan budidaya pengembangan perikanan. 2) Pasar Minapolitan sebagai tempat pengumpul hasil budidaya perikanan. 3) Jaringan jalan usaha mina dan distribusi hasil perikanan. 4) Saluran irigasi tambak. 5) Toko-toko/koperasi sarana prasarana produksi dan sarana prasarana perikanan. 6) Berkembangnya kegiatan minabisnisn berupa industri kecil ataupun industri rumahtangga. 7) Gudang tempat penyimpanan dengan kelengkapan cool storage. 8) Pembangunan Pasar Minabisnis di Kota Mina. Kegiatan yang berkembang di dalam Kota Mina adalah: 1) Penyuluhan dan pelatihan IPTEK pengembangan usaha budidaya perikanan. 2) Penyuluhan dan pelatihan minabisnis, yaitu pengolahan bahan baku hasil produksi perikanan menjadi barang jadi. 3) Pengembangan manajemen organisasi kelembagaan Pokdakan. II-33

47 c. Kota Mina Utama (KMU) sebagai kota pemasaran akhir (Outlet) Kawasan Mina Utama adalah ruang kawasan minapolitan yang berdasarkan strategi geografi, dan eksistingnya memiliki tingkat intensitas akses yang tinggi. Dan terdapat suatu sentra pelayanan minabisnis yang berhubungan dengan pasar luar di luar daerah ataupun kawasan. KMU Kawasan adalah KMU Jepara. Arahan pengembangan KMU Randusangan Kulon diharapkan selain terdapat budidaya perikanan juga mampu menumbuhkan industri hulu kelas menengah dan industri hilir pengolahan menengah. KMU juga menjadi lokasi perdagangan produk perikanan primer dan olahan untuk tingkat regional, nasional dan eksport. Selain itu juga diupayakan mampu mewujudkan integrasi dan sinergitas perencanaan kawasan minapolitan baik terhadap KSP dan KM didalam kawasan maupun menuju wilayah-wilayah ekternal (exit). Sarana prasarana pendukung Kota Mina Utama adalah : 1) Gudang penyimpanan dan dilengkapi cool storage; 2) Jaringan jalan distribusi ke luar daerah; 3) Pasar Grosir ke luar daerah Kabupaten/Kota, dapat berupa Statiun Terminal Minabisnis; 4) Outlet sebagai stand pameran produk budidaya dan olahan hasil perikanan. Kegiatan yang berkembang di dalam Kota Mina Utama adalah: 1) Penyuluhan dan pelatihan IPTEK pengembangan usaha budidaya perikanan. 2) Penyuluhan dan pelatihan minabisnis, yaitu pengolahan bahan baku hasil produksi perikanan menjadi barang jadi. 3) Pengembangan manajemen organisasi kelembagaan Pokdakan. 4) Pelatihan manajemen pemasaran produk Rencana Pengembangan Komoditas dan Usaha 1) Rencana Strategi Pemasaran Pemasaran meliputi beberapa kegiatan dengan tujuan untuk menumbuhkan permintaan efektif dari konsumen terhadpa produk barang, dalam hal ini adalah produk perikanan yang dihasilkan oleh produsen (nelayan/pembudidaya ikan/pengolah hasil ikan) dimana kebutuhan konsumen terpenuhi. Kegiatan pemasaran meliputi: 1. Perencanaan mengenai produk yang akan dihasilkan. 2. Perencanaan penentuan harga penjualan barang. II-34

48 3. Perencanaan dan penentuan kelompok konsumen (pasar yang akan dituju). 4. Perencanaan promosi produk. 1. Promosi produk dan barang hasil produksi Upaya untuk membangkitkan timbulnya kebutuhan masyarakat dapat dilakukan dengan promosi. Pengembangan promosi suatu produk perikanan dibuat sedemikian rupa, sehingga menarik minat daya beli masyarakat. Promosi dapat juga dilakukan melalui bentuk pameran dagang sebagai upaya meningkatkan penjualan suatu produk perikanan. Beberapa bentuk promosi yang dapat dilakukan dalam pemasaran produk perikanan adalah: - Pembangunan outlet sebagai wadah promosi produk perikanan yang dihasilkan. Pengembangan outlet ini dapat dilakukan dipusat Kota Mina ataupun Kota Mina Utama. - Promosi melalui pagelaran pameran yang sedang berlangsung pada kawasan ataupun mengikuti pameran di luar Kawasan Minapolitan. - Mengadakan perlombaan, seperti lomba memasak. Bentuk promosi ini dapat dilakukan dengan kerjasama dengan beberapa instansi dan dilakukan pada saat moment khusus yang banyak melibatkan masyarakat. - Pembagian contoh hasil produksi perikanan. Ini dapat dilakukan sekaligus pada saat pameran ataupun perlombaan. Diharapkan, jika komsumen mengetahui rasa, kualitas suatu produk akan tertarik untuk membeli. 2. Pengembangan pola kemitraan Dalam pengembangan di sektor perikanan di Indonesia, terdapat beberapa pola atau bentuk kemitraan antara usaha kecil atau nelayan/pembudidaya ikan dengan pengusaha besar. Beberapa bentuk kemitraan yang dapat dilakukan sebagai berikut: a. Pola kemitraan inti-plasma. Pada pola ini umumnya merupakan hubungan antara pembudidaya ikan, kelompok pembudidaya (Pokdakan) sebagai plasma dengan perusahaan inti yang bermitra usaha. Perusahaan inti menyediakan lahan, sarana produksi, bimbingan teknis, manajemen, menampung, mengolah dan memasarkan hasil produksi. Sedangkan kelompok mitra berkewajiban memenuhi kebutuan perusahaan inti sesuai dengan persyaratan yang telah disepakati bersama. Pola ini yang dianggap layak untuk diterapkan pada kegiatan budidaya rumput laut dan pengembangan Tambak Inti Rakyat. II-35

49 Peta 2.2. Rencana Struktur Ruang Kawasan Minapolitan II-36

50 b. Pola Kemitraan subkontrak. Pola ini merupakan pola kemitraan antara perusahaan dengan kelompok mitra yang memproduksi komponen yang diperlukan perusahaan mitra sebagai bagian dari hasil produksinya. Pada pola ini ditandai dengan adanya kesepakatan tentang kontrak bersama yang menyangkut volume, harga, mutu dan waktu. Pola ini sangat bermanfaat dalam transfer alih teknologi, modal, ketrampilan, dan produktifitas. c. Pola Kemitraan dagang umum. Pola ini merupakan hubungan usaha dalam pemasaran hasil produksi. Dalam pola ini pihak yang terlibat adalah pihak pemasaran dengan kelompok usaha pemasok komoditas tertentu. Pada penerapan pola ini, Pokdakan bergabung dalam bentuk koperasi kemudian bermitra dengan swalayan atau kelompok supermarket. Pihak Pokdakan berkewajiban memasok barang-barang dengan persyaratan dan kualitas produk yang telah disepakati bersama. d. Pola kemitraan kerjasama operasional. Pola kemitraan ini merupakan pola hubungan bisnis yang dijalankan oleh kelompok mitra dengan perusahaan mitra. Umumnya kelompok mitra adalah kelompok yang menyediakan lahan, sarana dan tenaga kerja. Sedangkan perusahaan mitra menyediakan biaya, modal, manajemen dan pengadaaan sarana produksi lainnya. Terkadang perusahaan mitra juga berperan sebagai penjamin pasar dengan meningkatkan nilai tambah produk melalui pengolahan dan pengemasan. Dalam pola ini telah diatur tentang kesepakan pembagian hasil dan resiko. Yang tidak kalah penting dari perencanaan pengembangan pemasaran yang akan dilakukan, dukungan pemerintah juga diperlukan dalam mengembangkan jaringan pemasaran baik skala lokal, regional maupun nasional melalui kebijakan-kebijakan yang berpihak pada pengembangan suatu produk usaha pengelolaan perikanan dan distribusi pemasarannya. 2) Rencana Pengembangan Permodalan Modal merupakan salah satu faktor pendukung utama dalam pengembangan sebuah usaha. Perhatian pemerintah dan swasta dalam memberikan bantuan penguatan modal bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah menjadi harapan yang nyata. Permasalahan utama pengembangan usaha perikanan budidaya adalah keterbatasan modal kerja maupun investasi, meskipun skema kredit program sudah tersedia. Selama ini, sebagian besar pembudidaya ikan dalam mendanai produksi usaha perikanan budidaya mengalami kesulitan untuk memperoleh kredit dari bank atau lembaga-lembaga keuangan, karena kurang mengerti tentang prosedur cara peminjaman, II-37

51 sehingga perlu adanya alih informasi guna mendapatkan kemudahan dalam prosedur peminjaman. Secara umum arahan pengembangan Kawasan Minapolitan melalui permodalan akan ditekankan pada upaya pendekatan kepada sumber-sumber permodalan agar dapat mengalokasikan bantuan/ pinjaman modal usaha bagi pembudidaya atau Pokdakan dengan sistem yang lebih mudah dan meringankan pembudidaya. Selain itu akan dilakukan penjajakan terhadap peluang-peluang investasi budidaya kepada calon investor baik lokal muapun nasional. Bantuan permodalan pengembangan Kawasan Minapolitan dapat di alokasikan dari sumber APBN, APBD Provinsi Jawa Tengah dan APBD Kabupaten Jepara. Secara rinci, didalam menjalankan bisnis perikanan diperlukan jalinan kerjasama bisnis antar pembudidaya atau pengusaha dan juga lembaga lainnya. Diharapkan dengan jalinan kerjasama bisnis ini dapat memudahkan mendapatkan informasi seputar budidaya ikan air tawar baik dalam hal produk dan pemasarannya. Beberapa unsur penggerak bisnis perikanan, diantaranya sebagai berikut: - Nelayan dan pembudidaya ikan, yaitu semua nelayan dan pembudidaya ikan baik dari pembenihan maupun pembesaran dari skala besar maupun kecil. - Pedagang atau penjual ikan, yaitu yang berhubungan dengan pemasaran ikan air tawar baik secara langsung ataupun tidak langsung termasuk diantaranya adalah penghubung atau calo. - Penyedia sarana bisnis ikan, yaitu penjual yang menyediakan sarana untuk budidaya perikanan seperti pedagang pakan ikan dan peralatan budidaya perikanan. - Lembaga keuangan, yaitu lembaga penyedia modal untuk menjalankan bisnis ikan air tawar dimana tidak semua pelaku bisnis ini menggunakan modal pribadi, khususnya untuk nelayan dan pembudidaya ikan dalam skala kecil. Lembaga ini bisa berbentuk lembaga bank maupun non bank. Jalinan kerjasama bisnis budidaya perikanan ini biasanya terbentuk atas keinginan bersama untuk membentuk kelompok bisnis usaha perikanan. Jalinan yang heterogen bias dilihat di pasar-pasar ikan yaitu antara nelayan dan pembudidaya ikan, pedagang ikan dan pedagang lainnya. Hal ini semata-mata bertujuan untuk tetap memudahkan informasi pasar, teknik budidaya dan informasi modal usaha sehingga bisnis ikan yang digeluti tetap eksis. Permodalan dalam usaha perikanan diperlukan kerjasama dengan pihak penyedia modal seperti perbankan, koperasi ataupun lembaga lainnya. Kredit yang disalurkan dari pihak perbankan untuk usaha perikanan ini dapat digolongkan sebagai kredit umum. Kriteria dan jenis pinjaman yang disalurkan Bank tersebut pada usaha perikanan adalah Kredit Usaha Rakyat II-38

52 (KUR) maupun dalam bentuk Kredit Simpan Pinjam (KSP). Pihak perbankan bisa juga menyediakan modal ke dalam suatu bentuk kerjasama/kemitraan antara bank dengan Koperasi untuk mengembangkan serta memodernisasi usaha simpan pinjam melalui pemanfaatan jaringan teknologi (network) dan dukungan sistem manajemen sehingga memiliki kemampuan pelayanan transaksi keuangan yang lebih luas, dengan tetap memperhatikan peraturan Perundang-Undangan yang masih berlaku. Kerjasama/kemitraan yang dibangun didasarkan pada pertimbangan kepentingan yang sama untuk menciptakan nilai tambah bagi kedua belah pihak, baik bagi Koperasi ataupun bank penyandang dana utama. Mitra bank dalam pengelolaan kemitraan ini adalah : KUD mina. KSP (Koperasi Simpan Pinjam). BRI unit pedesaan. BPR (Bank Perkreditan Rakyat). Melalui arahan pengembangan permodalan secara makro dan bentuk-bentuk kerjasama dalam menjaring dana investasi diatas, diharapkan mampu meningkatkan kinerja budidaya perikanan dan peningkatan produktivitas hasil perikanan di Kawasan Minapolitan. Kondisi tersebut diharapkan mampu menjadi daya tarik untuk mendapatkan peluang-peluang investasi budidaya kepada calon investor baik local mapun nasional untuk pengembangan Kawasan Minapolitan yang lebih luas. 3) Rencana Pengembangan Teknologi Pengetahuan tentang perkembangan teknologi perikanan sangat penting bagi semua komponen yang terlibat dalam pengembangan usaha perikanan. Dalam hal Ini pembudidaya ikan nelayan sebagai pelaku utama sektor perikanan harus selalu didukung untuk meningkatkan pengetahuan tentang penangkapan dan pembudidayaan ikan, sehingga tercapai sistem penangkapan dan budidaya yang efektif dan efisien. Selain nelayan dan pembudidaya ikan sebagai pelaku utama pembangunan perikanan, pengambil kebijakan yang ada di Dinas/Instansi terkait juga perlu mendapatkan pengetahuan mengenai perkembangan teknologi penangkapan dan budidaya perikanan. Hal ini dimaksudkan supaya dengan pengetahuan mengenai teknologi-teknologi penangkapan dan budidaya perikanan yang baru para pengambil kebijakan dapat mengarahkan dan merencanakan program dan kegiatan pembangunan perikanan secara lebih baik. Rencana pengembangan teknologi di Kawasan meliputi: a. Pengembangan Teknologi Tangkap dan Budidaya Pengembangan teknologi perikanan tangkap dan buidaya bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kualitas hasil perikanan yang berpihak pada rakyat dan bersifat berkelanjutan. II-39

53 Dengan berpihak pada rakyat, maka usaha-usaha pengembangan teknologi akan memberikan manfaat positif bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Bersifat berkelanjutan, bahwa usaha eksploitasi yang dilakukan (penangkapan dan budidaya) dilakukan dengan memperhatikan kelestarian lingkungan. Pengembangan teknologi perikanan tangkap berupa: Pengembangan sistem panduan penangkapan ikan menggunakan satelit ditekankan pada manfaat dan kegunaan sistem panduan penangkapan ikan berbasis satelit dalam mendukung sasaran strategis KKP, sistem deteksi daerah penangkapan ikan menggunakan citra satelit, sistem pendistribusian informasi penangkapan ikan menggunakan satelit radio dan sarana yang dibutuhkan sistem panduan penangkapan ikan menggunakan satelit. Sistem teknologi ini sedang dikembangkan oleh KKP. Diharapkan pengembangan teknologi ini dapat dimanfaatkan oleh seluruh nelayan yang ada. Pengembangan peralatan tangkap ikan sesuai dengan musim yang berlangsung dan ramah lingkungan. Pengembangan teknologi perikanan budidaya berupa: Rekayasa genetik untuk mendapatkan bibit unggul yang keba; terhadap penyakit, kecepatan tumbuh tinggi, ramah lingungan sehingga menghasilkan panen yang berkualitas. Pengembangan pembenihan secara buatan (induced breeding) yang berkualitas. Pengembangan penelitian pembuatan pakan alami yang memiliki kandungan protein cukup tinggi. Pengembangan Aquaculture engineering dalam budidaya ikan, yang meliputi kegiatan memperbanyak (reproduksi), menumbuhkan (growth), peningkatan mutu biota akuatik sehingga memperoleh keuntungan. Pengkayaan spesies kultivar yang berpotensi untuk dibudidayakan pada Kawasan Minapolitan, seperti pengembangan budidaya sidat, patin dan kerapu yang masih perlu ditingkatkan. Pengembangan penelitian tentang teknologi pengendalian dampak kegiatan budidaya perikanan, mulai dari pemilihan bahan baku, pakan sampai dengan penggunaan organisme biofilter. b. Pengembangan Teknologi Pengolahan Pengembangan teknologi pengolahan komoditas perikanan bertujuan untuk mengembangkan cara pengolahan hasil perikanan yang higienis, mempunyai daya saing tinggi serta meningkatkan nilai jual. Pengembangan teknologi pengolahan hasil perikanan, dapat berupa: II-40

54 Penguatan terhadap teknologi pengolahan hasil perikanan yang telah digunakan. Pengembangan teknik pengolahan seperti presto, pengasapan, nuttget, dan sebagainya terus dikembangkan untuk menciptakan produk yang berkualitas dan merebut pangsa pasar. c. Pengembangan Teknologi Pemasaran Pengembangan teknologi pemasaran bertujuan untuk menjaga mutu produk hasil olahan perikanan, memberikan daya tarik produk agar konsumen merasa tertarik untuk membeli serta membuka potensi pasar yang lebih luas. Pengembangan teknologi pemasaran berupa: Pengembangan jaringan distribusi pasar melalui promosi, baik melalui booklet, leaflet, audio visual maupun website yang dimiliki Kabupaten Jepara serta melalui pameran yang diadakan baik di dalam atau di luar wilayah Kabupaten Jepara. Pengembangan teknologi pengemasan produk yang sesuai dengan spesifikasi produk yang dihasilkan Rencana Pengembangan SDM dan Kelembagaan 1) Rencana Pengembangan SDM Program bagi pengembangan SDM di Kawasan dapat dilakukan dengan sasaran utama masyarakat. Masyarakat disini adalah pelaku yang terlibat langsung dengan kegiatan minapolitan seperti masyarakat tani, kelompok tani, petugas penyuluh lapangan bidang kelautan dan perikanan. Upaya peningkatan kualitas SDM dilakukan dengan cara pemberian penyuluhan-penyuluhan oleh PPL mengenai berbagai macam teknologi kelautan dan perikanan yang tepat guna dan efisien dalam mengolah dan memanfaatkan produksi perikanan. Perlu adanya koordinasi secara vertikal dan horisontal di tingkat antar nelayan ataupun pembudidaya ikan maupun nelayan atau pembudidaya ikan dengan pemerintah yang berwenang agar kelembagaan kelompok pembudidaya ikan (Pokdakan) di tingkat lokal kawasan dapat bekerjasama dan saling transfer informasi dan teknologi. Perlu pemberdayaan Pokdakan dalam berbagai program pemerintah yang terkait dengan pengembangan minabisnis dengan tujuan masyarakat nelayan dan pembudidaya ikan nantinya dapat melakukan usaha pengembangan minabisnis secara mandiri dalam kelompoknya masing-masing. Adapun kegiatan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan SDM di Kawasan Minapolitan Kabupaten Jepara meliputi : 1. Memberikan materi pendidikan praktek kerja lapangan pada SMK bidang perikanan lebih banyak kepada siswa/pelajar sehingga mereka mengerti secara langsung tentang materi II-41

55 pelajaran yang diterangkan secara teori. 2. Pembentukan kelembagaan seperti Pokdakan pada kawasan minapolitan yang belum terbentuk kelembagaan yang bergerak di bidang kelautan dan perikanan. 3. Pembentukan forum pengembangan Kawasan Minapolitan. 4. Pelatihan dan penyuluhan manajemen minabisnis kepada masyarakat nelayan dan pembudidaya ikan. 5. Seminar dan temu usaha pelaku minabisnis yang melibatkan masyarakat nelayan dan pembudidaya ikan, sehingga terjadi interaksi alih informasi dan teknologi yang bermanfaat bagi pengembangan usaha. 2) Rencana Pengembangan Kelembagaan Kelompok Pembudidaya Ikan Sistem kelembagaan yang mendukung pengembangan kawasan minapolitan mencakup dari struktur organisasi dan tata laksana pemerintahan dan organisasi pembudidayaan ikan. Kinerja kelembagaan tersebut dalam pengembangan kawasan minapolitan Kabupaten Jepara didukung dengan beberapa komponen, meliputi: Sumberdaya Manusia (SDM) yang ada, sarana prasarana kerja, serta produk kebijakan. Berdasarkan kajian struktur organisasi dan tata laksana pemerintahan, sumberdaya manusia (SDM), organisasi pembudidayaan ikan, sarana prasarana kerja, serta produk kebijakan diatas, maka arahan pengembangan dari aspek kelembagaan dalam pengembangan Kawasan Minapolitan antara lain : - Upaya peningkatan kinerja dari struktur organisasi dan tata laksana pemerintahan dalam rangka membantu mewujudkan usaha perikanan dan kelautan yang berwawasan lingkungan, maju dan sejahtera. - Keberadaan organisasi pembudidaya baik itu kelompok masyarakat pesisir, pembudidaya ikan, nelayan dan pengolah ikan merupakan kunci dalam pelaksanaan pengembangan kelautan dan perikana, sehingga perlu ditekankan pada upaya peningkatan dan pemantapan kelembagaan serta dinamikanya. - Kelembagaan sistem tradisional yang menyangkut pengelolaan sumberdaya ikan yang sudah ada dan berkembang akan tetap dipertahankan dan dikembangkan, misalnya didukung dengan upaya peningkatan pendidikan dan pelatihan bagi pembudidaya/ Pokdakan pemula, dan peningkatan pembinaan dan pemberdayaan Pokdakan dalam pengembangan kawasan minapolitan secara berkelanjutan. - Pengembangan dan peningkatan sarana dan prasarana perikanan dan kelautan serta fasilitas-fasilitas penunjang lainnya baik itu sarana prasarana perlengkapan kantor, II-42

56 laboratorium, sarana prasarana budidaya, pemasaran dan pengolahan lainnya untuk mengingkatkan kelancaran tugas/ kinerja dan meningkatkan produksi perikanan. - Upaya pengembangan kawasan perikanan dan kawasan minapolitan secara komprehensif dengan mengacu produk kebijakan yang telah ada baik kebijakan tata ruang makro maupun kebijakan sektoral pengembangan kelautan dan perikanan. Secara rinci rencana program bagi pengembangan SDM dan kelembagaan di Kawasan dapat dilakukan dengan sasaran utama masyarakat. Masyarakat disini adalah pelaku yang terlibat langsung dengan kegiatan minapolitan seperti masyarakat pembudidaya ikan, kelompok pembudidaya ikan, dan petugas penyuluh lapangan perikanan. Untuk pengembangan kelembagaan dapat dilakukan dengan membentuk kelompok usaha pembudidaya berdasarkan komoditas yang ada. Keuntungan atau kemudahan yang didapat meliputi : - Kemudahan dalam mengorganisir pembudidaya ikan. - Adanya keseragaman dalam pengelolaan produksi dan pemasaran (harga). - Kemudahan dalam memperoleh pupuk. Rencana pengembangan kelembagaan Pokdakan di Kawasan Minapolitan diharapkan dapat meningkatkan kualitas hasil produksi secara kualitas maupun kuantitas. Program-program kegiatan pengembangan Pokdakan antara lain: 1. Pembentukan forum pengembangan Kawasan Minapolitan yang didukung oleh Pokdakan sebagai wadah untuk memajukan kegiatan perikanan di Kawasan Minapolitan. 2. Pelatihan pengembangan usaha budidaya perikanan untuk meningkatkan hasil produksi. 3. Penyuluhan dan pelatihan penangglangan hama dan penyakit budidaya perikanan. 4. Penyuluhan dan pelatihan peningkatan manajemen pengembangan keorganisasian Pokdakan untuk meningkatkan mutu organisasi Pokdakan. 5. Pelatihan/magang pengembangan usaha minabisnis pengolahan hasil perikanan terutama bagi kaum perempuan untuk meningkatkan nilai jual hasil perikanan. 6. Alih informasi dan teknologi melalui studi banding yang dilakukan Pokdakan bekerjasama dengan Perguruan Tinggi, dunia usaha serta pemerintah daerah. 7. Pengembangan alat-alat yang mendukung usaha pengolahan hasil perikanan. 8. Pengembangan kluster-kluster home industri di Kawasan Minapolitan. 9. Pelatihan manajemen pemasaran hasil budidaya perikanan dan produk hasil olahan perikanan. II-43

57 10. Pelatihan pengembangan usaha-usaha promosi dan pemasaran serta pelabelan produk hasil olahan perikanan. 11. Pelatihan pengembangan perluasan pemasaran melalui seminar atau temu usaha dengan pelaku minabisnis. 12. Pengembangan outlet sebagai media promosi hasil minabisnis sehingga dapat menarik konsumen. Dalam pengembangan di masa mendatangnya, pengembangan kelembagaan ini diharapkan dapat berperan sebagai aset komunitas masyarakat yang partisipatif, sehingga pengembangan kelembagaan direncanakan sebagai upaya untuk peningkatkan kapasitas masyarakat itu sendiri agar dapat menjadi mandiri. Pembentukan Pokdakan dibentuk disetiap KSP ataupun Kota Mina dengan menggunakan potensi masyarakat setempat dengan prinsip kemandirian lokal, yang dicapai melalui prinsip keotonomian dan pemberdayaan. Strategi pengembangan Pokdakan yang dapat dilakukan antara lain: 1. Pengembangan kelembagaan yang direncanakan dengan merumuskan tujuan kegiatan yang akan direncanakan. Berdasarkan konsep minabisnis, aktivitas perikanan tidak akan keluar dari upaya menyediakan sarana produksi, permodalan usaha mina, pemenuhan tenaga kerja, kegiatan on farm, pemenuhan informasi teknologi serta kegiaan pengolahan (off farm) dan pemasaran. 2. Menyediakan waktu yang cukup untuk mengembangkan kelembagaan sampai dengan pada taraf lembaga yang mandiri. 3. Perlu membangun jejaring networking antar Pokdakan dan juga kelembagaan lain untuk mengembangkan Pokdakan yang ada. 4. Pokdakan lebih banyak berperan diluar aktivitas produksi atau usaha mina, karena kegiatan tersebut telah dapat dijalankan oleh masing-masing pembudidaya secara individual. Pokdakan harus dapat merencanakan sebagai sebuah kelembagaan ekonomi dengan beberapa karakteristiknya adalah mengutamakan keuntungan, efisien dan menciptakan relasi-relasi yang personal dengan mitra usaha. 5. Pokdakan adalah salah satu personel dalam pengembangan kelembagaan masyarakat. Pokdakan adalah alat atau wadah untuk mencapai tujuan yang lebih besar. Sebagaimana dijelaskan di atas, maka pembentukan dan pengembangan Pokdakan haruslah berada dalam konteks semangat otonomi daerah, pemberdayaan masyarakat dan penumbuhan kemandirian lokal. II-44

58 3) Rencana Pengembangan Kelembagaan di Tingkat Pemerintah Rencana pengembangan kelembagaan di tingkat pemerintah dalam pengembangan suatu Kawasan Minapolitan mengacu pada kebijakan yang tertuang dalam Keputusan Menteri No. 18 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Minapolitan. Rencana pengembangan kelembagaan Kawasan Minapolitan ini diperlukan agar mampu mengintegrasikan kegiatan sektoral di daerah dengan kegiatan-kegiatan yang diprakarsai oleh daerah. Kelembagaan Minapolitan di kabupaten/kota dibentuk oleh Bupati/walikota dengan ruang lingkup kegiatan mencakup perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan pelaporan. Secara umum kelembagaan minapolitan di tingkat kabupaten/kota adalah: a. Penanggung Jawab: Bupati/Walikota b. Ketua: Sekretaris Daerah c. Sekretaris: Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan d. Bidang Perencanaan: Kepala Bappeda e. Bidang Pemberdayaan/Pelaksanaan: Kepala Pelabuhan Perikanan (perikanan tangkap) atau pihak lain yang mempunyai kompetensi (budidaya atau pengolahan). f. Bidang Monitoring dan Evaluasi: pejabat yang mempunyai tugas dan fungsi di bidang monitoring dan evaluasi atau pejabat lain yang ditunjuk. g. Anggota: Satuan Kerja Perangkat Daerah terkait. 4) Kewenangan Manajemen Kelembagaan Peran pemerintah dan peran serta masyarakat untuk memfasilitasi pengembangan kawasan Minapolitan ini mempunyai kewenangan masing-masing, yaitu: 1. Pemerintah Pusat Tugas pemerintah pusat adalah membantu pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota dalam pengembangan kawasan sentra produksi perikanan (Minapolitan) serta kewenangan dalam bidang pemerintahan yang menyangkut lintas provinsi dan koordinasi lintas departemen. 2. Pemerintah Provinsi Kewenangan pemerintah provinsi adalah membantu/memfasilitasi pemerintah kota/kabuparen dalam pengembangan kawasan sentra produksi (Minapolitan) serta bertanggungjawab dalam pengembangan kawasan sentra produksi (Minapolitan) di tingkat provinsi serta kegiatan pemerintah yang bersifat lintas kabupaten/kota serta melaksanakan kewenangan yang tidak atau belum dapat dilaksanakan oleh kabupaten/kota. Pemerintah II-45

59 Kabupaten. Sesuai dengan titik berat otonomi daerah pada kabupaten/kota, maka penanggungjawab di tingkat pemerintah tingkat II adalah Bupati. 3. Peran Serta Masyarakat a) Perguruan Tinggi Perguruan tinggi sebagai center of excellence akan menjadi mitra pemerintah baik ditingkat pusat maupun daerah dalam pengembangan riset dibidang perikanan. Perguruan tinggi diharapkan akan menjadi soko guru bagi pengembangan pendidikan dan pelatihan minabisnis kepada masyarakat pembudidaya dan dunia usaha. b) Lembaga Swadaya Masyarakat Sebagai mitra pemerintah untuk mewujudkan good governance, serta pemerintahan yang bersih, dan berwibawa akan selalu bersikap kooperatif dan kritis, sehingga diharapkan: Akan terjadi mekanisme kontrol atas program-program pemerintah khususnya tata ruang kawasan sentra produksi (Minapolitan). LSM akan memberikan masukan, kritik dan saran atas pedoman tata ruang kawasan sentra produksi (Minapolitan) yang ada dan sedang berjalan, sehingga diharapkan akan memberikan feed back yang baik untuk perbaikan di masa yang akan datang. c) Masyarakat (Pelaku Pembudidaya/Pokdakan/Pengolah hasil perikanan) dan Dunia Usaha Dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan penataan ruang perlu terus didorong keterlibatan masyarakat dan dunia usaha dengan pendekatan community driven planning, dengan pendekatan ini diharapkan: Terciptanya kesadaran, kesepakatan dan ketaatan masyarakat dan dunia usaha terhadap aturan tata ruang kawasan sentra produksi nasional dan daerah (Minapolitan). Masyarakat dan dunia usaha ikut merencanakan, menggerakkan, melaksanakan dan juga mengontrol pelaksanaan program minapolitan dan penataan ruang kawasannya. Adanya kesadaran hukum masyarakat akan pentingnya tata ruang kawasan sentra produksi (Minapolitan), sehingga masyarakat dan dunia usaha selalu berkoordinasi dan berhubungan dengan instansi pemerintah terkait jika melakukan kegiatan yang berkaitan dan berhubungan dengan usaha minabisnis dan minaindustri. Meningkatkan legitimasi program pembangunan kawasan sentra produksi II-46

60 (Minapolitan). Masyarakat dan dunia usaha menjadi pelaku langsung dan objek dari program pengembangan kawasan sentra produksi (Minapolitan) Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Sarana dan Prasarana Kawasan Minapolitan Rencana pengembangan sarana dan prasarana diarahkan pada pemenuhan kebutuhan pengembangan kawasan minapolitan. Sarana yang dikembangkan berupa sarana mina industri yang dapat memberikan nilai positif bagi perkembangan kawasan minapolitan. Industri dalam Kawasan Minapolitan yang dikembangkan berupa industri rumah tangga, sehingga terjadi penyerapan tenaga kerja dan memberikan nilai tambah pada produk yang dihasilkan. sedangkan prasarana yang dikembangkan juga diarahkan pada pengembangan prasarana yang mendukung keberadaan Kawasan. A. Rencana Pengembangan Sarana Rencana pengembangan sarana di kawasan minapolitan diarahkan pada pengembangan sarana minaindustri dan pengembangan sarana lembaga perekonomian. Pengembangan sarana ini dikembangkan untuk mendukung mina bisnis dilakukan oleh pemerintah dan swasta (investor) antara lain dengan membangun industri yang mengolah hasil perikanan baik skala home industri di KSP dan Kota Mina ataupun Mina industri kecil di Kota Mina dan Kota Mina Utama. Rencana pengembangan sarana kawasan minapolitan adalah: 1. Sarana pembenihan/pembudidayaan perikanan Pengembangan dan rehabilitasi BBI di Pecangaan dan BBI di Bulu. Pembangunan balai penelitian di Kawasan Minapolitan yang berfungsi sebagai pusat penelitian pengembangan dan pembenihan Kawasan Minapolitan. Pengembangan dan pembinaan HSRT dan UPR dalam peningkatan produksi benih. Pengembangan pembenihan rumput laut di Mlonggo dan Teluk Awur. Pengembangan demplot budidaya kepiting di Kedung. Pengembangan Kista Artermia (pakan alami untk pembenihan udang dan ikan) di Kedung. 2. Sarana penangkapan ikan Perbaikan dan pengembangan tambatan perahu pada dermaga tangkap (pelabuhan perikanan). II-47

61 Pengembangan docking (tempat perbaikan alat nelayan). Peningkatan dan pengadaan sarana penangkapan ikan sesuai dengan musim. 3. Sarana pengolahan hasil perikanan Optimalisasi fungsi tempat pengasapan ikan di Pecangaan. Pengembangan sentra pengolahan ikan di KM Keling dan KM Bangsri. Peningkatan alat-alat produksi pengolahan hasil perikanan. Pengemasan dan pelabelan hasil olahan perikanan untuk meningkatkan nilai jual produk. 4. Sarana pemasaran hasil perikanan (TPI) Pengembangan Sub Terminal Minabisnis (STM). Pengembangan STM ini dapat dilakukan di lokasi kios pemasaran perikanan yang ada di Jepara. Pengembangan sarana pendukung STM seperti cool storage, stand pameran (outlet) pemasaran produk olahan perikanan, gudang penyimpanan, kantor informasi hasil perikanan. 5. Sarana lembaga perekonomian dilakukan oleh pemerintah, masyarakat dan swasta (investor) adalah: Pembangunan koperasi sarana produksi perikanan. Pembangunan balai informasi minapolitan yang bertugas menyediakan dan menyebarkan informasi standar mutu pangan dan hasil perikanan yang sesuai dengan keinginan pasar yang didukung oleh pemetaan pasar dan pemetaan produksi; mengembangkan kerjasama pemasaran antar daerah, baik antar daerah produsen, maupun antara daerah produsen dengan daerah konsumen; meningkatkan aspek permodalan meningkatkan jumlah investor di bidang Minabisnis. Membangun dan menambah lembaga-lembaga perkreditan keuangan yang memberikan fasilitas kredit bagi pengembangan usaha Minapolitan. B. Rencana Pengembangan Prasarana Kawasan Minapolitan Rencana pengembangan prasarana yang diperlukan dalam pengembangan minapolitan adalah: 1) Jaringan Jalan a. Pengembangan dan perbaikan jaringan jalan (poros jalan desa). b. Pengembangan dan perbaikan jaringan jalan usaha mina. c. Penanaman bakau disepanjang pesisir mencegah terjadinya pengikisan (abrasi) jaringan II-48

62 jalan dan tambak akibat arus air. 2) Saluran Irigasi a. Perbaikan saluran irigasi tambak yang mengalami kerusakan. b. Pemeliharan rutin saluran irigasi tambak dilakukan di seluruh saluran yang ada di Kawasan Minapolitan. 3) Penyediaan Air Bersih Rencana pengembangan penyediaan air bersih bagi Kawasan Minapolitan dapat dilakukan dengan program Pamsimas, SPAM maupun secara swadaya dari masyarakat Indikasi Perkembangan Kawasan Indikasi perkembangan Kawasan dapat diketahui dari berbagai aspek, antara lain : 1) Aspek Fisik Perkembangan kawasan yang dilihat dari perkembangan fisik atau morfologi keruangan kawasan. Hal itu dapat dilihat melalui beberapa hal yaitu : - Terwujudnya sistem perkembangan Kawasan yang sesuai dengan arahan pengembangan struktur ruang yaitu KSP, KM dan KMU. - Terwujudnya interaksi antar pusat-pusat pertumbuhan yang terdapat di Kawasan. 2) Aspek Ekonomi Perkembangan kawasan yang dilihat dari sisi ekonomi, antara lain melalui : - Terwujudnya peningkatan produksi baik produksi budidaya perikanan ataupun kegiatan lain misalnya peningkatan produksi industri hasil olahan ikan dari komoditas unggulan yang terdapat di Kawasan. - Terwujudnya peningkatan pendapatan masyarakat dan pendapatan pembudidaya ikan di Kawasan Minapolitan yang berujung pada terwujudnya kesejahteraan masyarakat. 3) Aspek Lingkungan Perkembangan kawasan yang dilihat dari sisi lingkungan, antara lain melalui: - Terwujudnya peningkatan kelestarian lingkungan yang terdapat di Kawasan Minapolitan misalnya peningkatan kelestarian hutan bakau (mangrove). II-49

63 - Terbentuknya kelompok swadaya masyarakat yang bergerak dalam perlindungan, pengawasan dalam pengelolaan dan pendayagunaan sumberdaya perikanan. 4) Aspek Budidaya Perikanan - Penggunaan model budidaya perikanan dengan menggunakan teknologi tepat guna. - Penggunaan teknologi penangkapan ikan yang ramah lingkungan dan berkesinambungan. 5) Aspek Kelembagaan - Terwujudnya sistem kelembagaan pembudidaya ikan di Kawasan Minapolitan yang dapat dilihat dari adanya kemampuan masyarakat dalam menyusun usaha yang berorientasi pasar dan lingkungan. - Terwujudnya peningkatan kinerja kelembagaan di Kawasan Minapolitan baik dari segi pemerintah, swasta dan masyarakat. - Terwujudnya sistem kelembagaan yang berprinsip dari dan untuk masyarakat sebagai pelaku organisasi kelembagaan Kawasan Minapolitan dalam Kaitan dengan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Kabupaten Jepara Berikut ini program pengembangan Kawasan Minapolitan yang terkait dengan batasan dalam KLHS Kabupaten Jepara, antara lain : 1. Penataan sempadan pantai dan sungai sesuai dengan standar minimum : a. Pembebasan lahan di sekitar sempadan; b. Relokasi masyakrakat sekitar sempadan; c. Pelarangan pemanfaatan lahan terbangun pada tanah masyarakat; d. Konflik kepemilikan lahan antara masyarakat dan pemerintah. 2. Pelarangan pendirian bangunan permanen : a. Pelarangan pemanfaatan lahan terbangun pada tanah masyarakat; b. Pemberian insentif dan disinsentif pada masayarakat sekitar; c. Tidak semua bangunan permanen dilarang seperti sarana penunjang fasilitas umum untuk masyarakat. II-50

64 3. Pemantapan fungsi zona suaka alam dan cagar budaya di Pulau Panjang : a. Peningkatkan kualitas serta penambahan jalur hijau pada pengembangan jaringan jalan pada zona suaka alam dan cagar budaya; b. Penetapan ketentuan zonasi / tata bangunan yang mempertimbangkan kelestarian suaka alam dan cagar budaya; c. Pemerataan pembangunan dengan peningkatan fungsi dan peran pada zona suaka alam dan cagar budaya sesuai klasifikasi untuk mengurangi kesenjangan antar wilayah. 4. Rehabilitasi hutan bakau : a. Peningkatkan kualitas serta penambahan jalur hijau pada pengembangan jaringan jalan pada zona suaka alam dan cagar budaya; b. Penetapan ketentuan zonasi / tata bangunan yang mempertimbangkan kelestarian suaka alam dan cagar budaya; c. Pemerataan pembangunan dengan peningkatan fungsi dan peran pada zona suaka alam dan cagar budaya sesuai klasifikasi untuk mengurangi kesenjangan antar wilayah. 5. Pembatasan kegiatan pada kawasan zona suaka alam dan cagar budaya di Pulau Panjang : a. Penetapan ketentuan zonasi / tata bangunan yang mempertimbangkan kelestarian suaka alam dan cagar budaya; b. Pemerataan pembangunan dengan peningkatan fungsi dan peran pada zona suaka alam dan cagar budaya sesuai klasifikasi untuk mengurangi kesenjangan antar wilayah. 6. Memperkaya tanaman mangrove untuk pengembangan ekosistem bawah laut termasuk terumbu karang dan biota laut : a. Keterbatasan lahan untuk pengembangan; b. Pembiayaan yang besar untuk penataan, pengelolaan dan pemeliharaan; c. Memerlukan kecermatan dalam pengelolaan. 7. Pengembangan pelabuhan laut a. Pengelolaan peningkatan sarana transprotasi sesuai dengan kebutuhan masing-masing wilayah perencanaan; b. Peningkatan jumlah anggaran pemeliharaan sarana. II-51

65 3.1. Visi dan Misi Kawasan Minapolitan Visi Kawasan Minapolitan yang akan dibentuk adalah sebagai berikut: Terwujudnya Kota Mina yang produktif, Kompetitif dan berkesinambungan Visi tersebut dapat diartikan sebagai berikut: a. Produktif, mengandung arti mampu menghasilkan sebuah produk perikanan secara komprehensif yang mampu mencukupi kebutuhan lokal, regional, nasional dan internasional. Sehingga mampu mengangkat tingkat kesejahteraan masyarakat petani ikan. b. Kompetitif, mengandung arti bahwa produk yang dihasilkan oleh para petani ikan Kawasan Minapolitan mampu bersaing dengan produk luar, baik dari segi kualitas, kuantitas maupun harga. c. Berkesinambungan, mengandung arti dalam pengembangan budidaya perikanan tetap memperhatikan faktor kelestarian lingkungan, sehingga tidak merusak lingkungan alam sekitarnya. Di sisi lain alam merupakan bagian dari sarana pengembangan budidaya ikan, sehingga sepantasnya perlu dijaga kelestariannya. Guna memberikan kejelasan arah tentang visi yang harus dilaksanakan maka perlu ditetapkan Misi pembangunan kawasan. Adapun Misi pembangunan dan pengembangan Kawasan Minapolitan adalah sebagai berikut: - Menumbuhkan dan mengembangkan kehidupan perekonomian rakyat yang berbasis sumber daya lokal. - Penggunaan tekhnologi budidaya perikanan yang tepat guna - Menyelenggarakan serta meningkatkan pelayanan dan ketrampilan kepada para petani ikan. - Mendayagunakan serta menjaga kelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup secara optimal. - Meningkatkan pembangunan sarana dan prasarana perikanan yang dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan perikanan di Kabupaten Jepara. III-1

III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI

III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI Sumber : Dinas CIPTARU Gambar 1. Peta Wilayah per Kecamatan A. Kondisi Geografis Kecamatan Jepara merupakan salah satu wilayah administratif yang ada di Kabupaten Jepara,

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan KEADAAN UMUM LOKASI Keadaan Wilayah Kabupaten Jepara adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang terletak di ujung utara Pulau Jawa. Kabupaten Jepara terdiri dari 16 kecamatan, dimana dua

Lebih terperinci

III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Keadaan Geografis. Secara geografis Kabupaten Jepara terletak antara sampai

III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Keadaan Geografis. Secara geografis Kabupaten Jepara terletak antara sampai III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Keadaan Geografis Secara geografis Kabupaten Jepara terletak antara 110 0 9 48.02 sampai 110 0 58 37.40 Bujur Timur dan 5 0 43 20.67 sampai 6 0 74 25.83 Lintang Selatan.

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 25 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Cirebon 4.1.1 Kondisi geografis dan topografi Kabupaten Cirebon dengan luas wilayah 990,36 km 2 merupakan bagian dari wilayah Provinsi Jawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Unisba.Repository.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. Unisba.Repository.ac.id BAB I PENDAHULUAN Segala sesuatu yang diciptakan Allah SWT di Bumi ini tiada lain untuk kesejahteraan umat manusia dan segenap makhluk hidup. Allah Berfirman dalam Al-Qur an Surat An-Nahl, ayat 14 yang

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. 34 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Daerah Penelitian 1. Keadaan Geografis a. Letak Geografis dan Wilayah Administratif Kabupaten Jepara secara geografis terletak pada 5 o 43 20,67 6 o 47 25,83

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Lokasi 1. Kondisi Fisik Kawasan Pantai Kartini a. Peta Wilayah Sumber : Jepara dalam Angka 2016 Gambar 4.1 Peta Wilayah Kecamatan Jepara b. Kondisi Geografis Wilayah

Lebih terperinci

PROFILE DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN

PROFILE DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN PROFILE DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN I. PROFIL ORGANISASI 1. Pegawai Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Karawang terletak Jalan Ir. Suratin, No. 1 Karawang, dengan luas gedung 645 m 2 berdiri di atas

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Provinsi Lampung yang dikukuhkan berdasarkan Undang-Undang Negara Republik

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Provinsi Lampung yang dikukuhkan berdasarkan Undang-Undang Negara Republik 47 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Profil Kabupaten Pringsewu 1. Sejarah Singkat Kabupaten Pringsewu Kabupaten Pringsewu merupakan salah satu Daerah Otonom Baru (DOB) di Provinsi Lampung yang

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 27 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Geografis, Topografis dan Luas Wilayah Kabupaten Ciamis merupakan salah satu kota yang berada di selatan pulau Jawa Barat, yang jaraknya dari ibu kota Propinsi

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN aa 16 a aa a 4.1 Keadaan Geografis dan Topografis Secara geografis Kabupaten Indramayu terletak pada posisi 107 52' 108 36' BT dan 6 15' 6 40' LS. Batas wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 20 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Daerah 4.1.1 Geografi, topografi dan iklim Secara geografis Kabupaten Ciamis terletak pada 108 o 20 sampai dengan 108 o 40 Bujur Timur (BT) dan 7 o

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Welly Yulianti, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Welly Yulianti, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki luas sekitar enam juta mil persegi, 2/3 diantaranya berupa laut, dan 1/3 wilayahnya berupa daratan. Negara

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN LOKASI

BAB III TINJAUAN LOKASI BAB III TINJAUAN LOKASI 3.1. Tinjauan Kabupaten Jepara 3.1.1. Tinjauan Kabupaten Jepara Posisi geografis Kabupaten Jepara merupakan daerah paling ujung sebelah utara dari provinsi Jawa Tengah, yaitu pada

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

V. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 40 V. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 5.1. Kondisi Fisik Geografis Wilayah Kota Ternate memiliki luas wilayah 5795,4 Km 2 terdiri dari luas Perairan 5.544,55 Km 2 atau 95,7 % dan Daratan 250,85 Km 2 atau

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. A. Balai Pelaksana Teknis Bina Marga Wilayah Magelang

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. A. Balai Pelaksana Teknis Bina Marga Wilayah Magelang BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Balai Pelaksana Teknis Bina Marga Wilayah Magelang Balai Pelaksana Teknis Bina Marga atau disingkat menjadi BPT Bina Marga Wilayah Magelang adalah bagian dari Dinas

Lebih terperinci

AGROBISNIS BUDI DAYA PERIKANAN KABUPATEN CILACAP

AGROBISNIS BUDI DAYA PERIKANAN KABUPATEN CILACAP AGROBISNIS BUDI DAYA PERIKANAN KABUPATEN CILACAP Cilacap merupakan salah satu wilayah yang berpotensi maju dalam bidang pengolahan budi daya perairan. Memelihara dan menangkap hewan atau tumbuhan perairan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 143,5 mm/tahun dengan kelembaban 74% - 85%. Kecepatan angin pada musim

I. PENDAHULUAN. 143,5 mm/tahun dengan kelembaban 74% - 85%. Kecepatan angin pada musim I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kabupaten Aceh Singkil beriklim tropis dengan curah hujan rata rata 143,5 mm/tahun dengan kelembaban 74% - 85%. Kecepatan angin pada musim timur maksimum 15 knot, sedangkan

Lebih terperinci

RINGKASAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI

RINGKASAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI LAMPIRAN II : PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA Nomor : 7 Tahun 2015 Tanggal : 23 Desember 2015 PEMERINTAH KABUPATEN JEPARA RINGKASAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 15 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Geografis dan Topografis Kabupaten Indramayu terletak di pesisir utara Pantai Jawa, dengan garis pantai sepanjang 114 km. Kabupaten Indramayu terletak pada

Lebih terperinci

POTENSI PERIKANAN DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN CILACAP, JAWA TENGAH. Oleh : Ida Mulyani

POTENSI PERIKANAN DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN CILACAP, JAWA TENGAH. Oleh : Ida Mulyani POTENSI PERIKANAN DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN CILACAP, JAWA TENGAH Oleh : Ida Mulyani Indonesia memiliki sumberdaya alam yang sangat beraneka ragam dan jumlahnya sangat melimpah

Lebih terperinci

5 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

5 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Kota Serang Kota Serang adalah ibukota Provinsi Banten yang berjarak kurang lebih 70 km dari Jakarta. Suhu udara rata-rata di Kota Serang pada tahun 2009

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Kondisi Geografis Kabupaten Subang merupakan kabupaten yang terletak di kawasan utara Jawa Barat. Luas wilayah Kabupaten Subang yaitu 2.051.76 hektar atau 6,34% dari

Lebih terperinci

4. GAMBARAN UMUM WILAYAH

4. GAMBARAN UMUM WILAYAH 4. GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1. Letak Geografis Kabupaten Sukabumi yang beribukota Palabuhanratu termasuk kedalam wilayah administrasi propinsi Jawa Barat. Wilayah yang seluas 4.128 Km 2, berbatasan dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemberlakuan Otonomi Daerah yang diamanatkan melalui Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 yang termaktub pada pasal 117, yang berbunyi : "Ibukota Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

BAB I GEOGRAFI. Kabupaten Tegal Dalam Angka

BAB I GEOGRAFI. Kabupaten Tegal Dalam Angka BAB I GEOGRAFI A. LETAK GEOGRAFI Kabupaten Tegal merupakan salah satu daerah kabupaten di Propinsi Jawa Tengah dengan Ibukota Slawi. Terletak antara 108 57'6 s/d 109 21'30 Bujur Timur dan 6 50'41" s/d

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan luas keseluruhan sekitar ± 5,18 juta km 2, dari luasan tersebut dimana luas daratannya sekitar ± 1,9 juta

Lebih terperinci

III. KEADAAN UMUM LOKASI

III. KEADAAN UMUM LOKASI III. KEADAAN UMUM LOKASI Penelitian dilakukan di wilayah Jawa Timur dan berdasarkan jenis datanya terbagi menjadi 2 yaitu: data habitat dan morfometri. Data karakteristik habitat diambil di Kabupaten Nganjuk,

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Indramayu Kabupaten Indramayu secara geografis berada pada 107 52'-108 36' BT dan 6 15'-6 40' LS. Berdasarkan topografinya sebagian besar merupakan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 11/MEN/2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 11/MEN/2007 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 11/MEN/2007 TENTANG PENGADAAN DAN PENYALURAN BENIH IKAN YANG DIBERIKAN BANTUAN SELISIH HARGA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Keadaan Geografi Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105,14 sampai dengan 105,45 Bujur Timur dan 5,15 sampai

Lebih terperinci

1. Pendahuluan IDENTIFIKASI KOMODITAS UNGGULAN PERIKANAN TANGKAP DI KAWASAN MINAPOLITAN KABUPATEN INDRAMAYU

1. Pendahuluan IDENTIFIKASI KOMODITAS UNGGULAN PERIKANAN TANGKAP DI KAWASAN MINAPOLITAN KABUPATEN INDRAMAYU Prosiding SNaPP2014 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN 2089-3582 EISSN 2303-2480 IDENTIFIKASI KOMODITAS UNGGULAN PERIKANAN TANGKAP DI KAWASAN MINAPOLITAN KABUPATEN INDRAMAYU 1 Lely Syiddatul Akliyah,

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Propinsi Lampung. Oleh

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Propinsi Lampung. Oleh 39 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kota Bandar Lampung Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Propinsi Lampung. Oleh karena itu, selain merupakan pusat kegiatan pemerintahan, sosial,

Lebih terperinci

P R O F I L POTENSI KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN LUMAJANG

P R O F I L POTENSI KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN LUMAJANG P R O F I L POTENSI KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN LUMAJANG DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN LUMAJANG 2013 PROFIL POTENSI KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN LUMAJANG PROPINSI JAWA TIMUR Kabupaten

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Daerah Penelitian Kabupaten Kupang merupakan kabupaten yang paling selatan di negara Republik Indonesia. Kabupaten ini memiliki 27 buah pulau, dan 19 buah pulau

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan 84 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Letak Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105 o 14 sampai dengan 105 o 45 Bujur Timur dan 5

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Bengkalis merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Riau. Wilayahnya mencakup daratan bagian pesisir timur Pulau Sumatera dan wilayah kepulauan,

Lebih terperinci

Katalog BPS:

Katalog BPS: ht tp :// w w w.b p s. go.id Katalog BPS: 5402003 PRODUKSI PERIKANAN LAUT YANG DIJUAL DI TEMPAT PELELANGAN IKAN 2008 ISSN. 0216-6178 No. Publikasi / Publication Number : 05220.0902 Katalog BPS / BPS Catalogue

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MALANG TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

RANCANGAN RENCANA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MALANG TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1 LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MALANG NOMOR : 180/1918/KEP/421.115/2015 TENTANG PENGESAHAN RENCANA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MALANG TAHUN 2016 RANCANGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1 LATAR BELAKANG LAMPIRAN : Peraturan Daerah Kabupaten Jepara Nomor : 18 Tahun 2007 Tanggal : 15 Nopember 2007 BAB I PENDAHULUAN Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN KEPULAUAN ARU

IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN KEPULAUAN ARU 48 IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN KEPULAUAN ARU 4.1 Geografi dan Pemerintahan 4.1.1 Geografi Secara geografi Kabupaten Kepulauan Aru mempunyai letak dan batas wilayah, luas wilayah, topografi, geologi dan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PERENCANAAN KINERJA PERANGKAT DAERAH CONTOH

GAMBARAN UMUM PERENCANAAN KINERJA PERANGKAT DAERAH CONTOH HALAMAN JUDUL GAMBARAN UMUM PERENCANAAN KINERJA PERANGKAT DAERAH CONTOH KETERKAITAN RPJMD PERUBAHAN PROVINSI JAWA TIMUR 2014 2019 DENGAN RENSTRA DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN TAHUN 2014-2019 RPJMD PERUBAHANTAHUN

Lebih terperinci

P E N G U M U M A N RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

P E N G U M U M A N RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH SKPD : Dinas Cipta Karya Tata Ruang dan Kebersihan Kabupaten Jepara P E N G U M U M A N RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH Nomor : 050/222/2013 Tanggal : 04 Oktober 2013 Pengguna Anggaran :

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang 43 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Keadaan Umum Kecamatan Sragi a. Letak Geografis Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang ada di

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Jepara Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Jepara Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Jepara Tahun 2013 sebanyak 113.047 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Jepara Tahun 2013 sebanyak 23 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

4. KEADAAN UMUM 4.1 Kedaan Umum Kabupaten Banyuwangi Kedaan geografis, topografi daerah dan penduduk 1) Letak dan luas

4. KEADAAN UMUM 4.1 Kedaan Umum Kabupaten Banyuwangi Kedaan geografis, topografi daerah dan penduduk 1) Letak dan luas 26 4. KEADAAN UMUM 4.1 Kedaan Umum Kabupaten Banyuwangi 4.1.1 Kedaan geografis, topografi daerah dan penduduk 1) Letak dan luas Menurut DKP Kabupaten Banyuwangi (2010) luas wilayah Kabupaten Banyuwangi

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU Wilayah Kabupaten Indramayu terletak pada posisi geografis 107 o 52 sampai 108 o 36 Bujur Timur (BT) dan 6 o 15 sampai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor perikanan penting bagi pembangunan nasional. Peranan sub sektor perikanan dalam pembangunan nasional terutama adalah menghasilkan bahan pangan protein hewani,

Lebih terperinci

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN Geografis dan Administratif Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru terbentuk di Provinsi Sulawesi Tengah berdasarkan Undang-Undang Nomor 51 tahun

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN 34 BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN 4.1. Desa Karimunjawa 4.1.1. Kondisi Geografis Taman Nasional Karimunjawa (TNKJ) secara geografis terletak pada koordinat 5 0 40 39-5 0 55 00 LS dan 110 0 05 57-110

Lebih terperinci

Tabel Capaian Kinerja Sasaran Urusan Kelautan Dan Perikanan. Tahun 2012 INDIKATOR SASARAN. Realisasi Tahun 2011

Tabel Capaian Kinerja Sasaran Urusan Kelautan Dan Perikanan. Tahun 2012 INDIKATOR SASARAN. Realisasi Tahun 2011 URUSAN PILIHAN. Kelautan dan Perikanan Pembangunan daerah tahun 20 pada urusan kelautan dan perikanan, Pemerintah Kabupaten Temanggung hanya melaksanakan urusan di bidang perikanan darat dilaksanakan dalam

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105. IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 4.1.1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.14 sampai dengan 105, 45 Bujur Timur dan 5,15

Lebih terperinci

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec BAB III KONDISI UMUM LOKASI Lokasi penelitian bertempat di Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Kota Banjarbaru, Kabupaten Kota Banjarmasin, dan Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan

Lebih terperinci

Bab 4 GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

Bab 4 GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Bab 4 GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Fisik Kabupaten Dompu secara geografis terletak di antara 117 o 42 dan 180 o 30 Bujur Timur dan 08 o 6 sampai 09 o 05 Lintang Selatan. Kabupaten Dompu

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JEPARA

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JEPARA Kabupaten Jepara Data Angregat Kecamatan BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JEPARA Sekapur Sirih Sebagai Pengemban amanat Undang undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik dan sejalan dengan rekomendasi

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN digilib.uns.ac.id 40 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis Desa Bedono merupakan salah satu Desa di Kecamatan Sayung Kabupaten Demak yang terletak pada posisi 6 0 54 38,6-6 0 55 54,4

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA A. RENCANA KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2014

BAB II PERENCANAAN KINERJA A. RENCANA KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2014 BAB II PERENCANAAN KINERJA A. RENCANA KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2014 Perencanaan kinerja merupakan proses penyusunan rencana kinerja sebagai penjabaran dari sasaran dan program yang telah

Lebih terperinci

BOKS : PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR DI KAWASAN MINAPOLITAN KABUPATEN KAMPAR, PROVINSI RIAU

BOKS : PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR DI KAWASAN MINAPOLITAN KABUPATEN KAMPAR, PROVINSI RIAU BOKS : PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR DI KAWASAN MINAPOLITAN KABUPATEN KAMPAR, PROVINSI RIAU I. LATAR BELAKANG Perubahan mendasar cara berpikir dari daratan ke maritim yang dikenal

Lebih terperinci

B A B I V U r u s a n P i l i h a n K e l a u t a n d a n P e r i k a n a n URUSAN PILIHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

B A B I V U r u s a n P i l i h a n K e l a u t a n d a n P e r i k a n a n URUSAN PILIHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 4.2.5 URUSAN PILIHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 4.2.5.1 KONDISI UMUM Sebagai salah satu kota di Provinsi Jawa Tengah yang terletak di wilayah pesisir, Kota Semarang memiliki panjang pantai 36,63 km dengan

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Pengasih, 27 Januari 2016 Kepala Dinas. Ir. Sudarna, MMA Pembina Tk I; IV/b NIP

Kata Pengantar. Pengasih, 27 Januari 2016 Kepala Dinas. Ir. Sudarna, MMA Pembina Tk I; IV/b NIP Kata Pengantar P uji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa sehingga Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan Kabupaten Kulon Progo Tahun 2015 dapat

Lebih terperinci

BAB I KONDISI FISIK. Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Lombok Tengah PETA ADMINISTRASI

BAB I KONDISI FISIK. Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Lombok Tengah PETA ADMINISTRASI BAB I KONDISI FISIK A. GEOGRAFI Kabupaten Lombok Tengah dengan Kota Praya sebagai pusat pemerintahannya merupakan salah satu dari 10 (sepuluh) Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif 28 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperlihatkan dan menguraikan keadaan dari

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. satu daerah yang memiliki jumlah kelompok nelayan terbanyak. Dari data

METODE PENELITIAN. satu daerah yang memiliki jumlah kelompok nelayan terbanyak. Dari data METODE PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Penelitian Daerah penelitian secara purposive di kecamatan Medan Labuhan dengan pertimbangan bahwa berdasarkan data sekunder daerah tersebut merupakan salah satu

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 73 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian Letak Geografis dan Luas Wilayah Daerah lokasi yang dipergunakan dalam penelitian ini terletak di dua kabupaten yang terletak di Propinsi Jawa Tengah,

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM KABUPATEN LAMPUNG BARAT

GAMBARAN UMUM KABUPATEN LAMPUNG BARAT IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN LAMPUNG BARAT 4.1 Wilayah Kabupaten Lampung Barat dengan Ibukota Liwa terbentuk pada tanggal 24 September 1991 berdasarkan Undang-undang Nomor 06 tahun 1991. Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. rumah kaca yang memicu terjadinya pemanasan global. Pemanasan global yang

I. PENDAHULUAN. rumah kaca yang memicu terjadinya pemanasan global. Pemanasan global yang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia diramaikan oleh isu perubahan iklim bumi akibat meningkatnya gas rumah kaca yang memicu terjadinya pemanasan global. Pemanasan global yang memicu terjadinya perubahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan kawasan Pesisir dan Laut Kabupaten Maluku Tenggara sebagai satu kesatuan wilayah akan memberikan peluang dalam keterpaduan perencanaan serta pengembangan

Lebih terperinci

FORUM KONSULTASI PUBLIK KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) PENYUSUNAN RPJMD KABUPATEN JEPARA

FORUM KONSULTASI PUBLIK KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) PENYUSUNAN RPJMD KABUPATEN JEPARA FORUM KONSULTASI PUBLIK KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) PENYUSUNAN RPJMD KABUPATEN JEPARA TAHUN 2017-2022 Jepara, 14 September 2017 Oleh: POKJA PENGENDALIAN LINGKUNGAN KLHS PENYUSUNAN RPJMD KABUPATEN

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 27 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Daerah Kota Serang 4.1.1 Letak geografis Kota Serang berada di wilayah Provinsi Banten yang secara geografis terletak antara 5º99-6º22 LS dan 106º07-106º25

Lebih terperinci

BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN I. Luas Wilayah ** Km2 773, ,7864

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN I. Luas Wilayah ** Km2 773, ,7864 DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN 2016 KELOMPOK DATA JENIS DATA : DATA UMUM : Geografi DATA SATUAN TAHUN 2015 SEMESTER I TAHUN 2016 I. Luas Wilayah

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS ( RENSTRA )

RENCANA STRATEGIS ( RENSTRA ) RENCANA STRATEGIS ( RENSTRA ) DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN TULANG BAWANG TAHUN 2011 2016 PEMERINTAH KABUPATEN TULANG BAWANG MENGGALA DAFTAR ISI Cover Renstra... i Daftar Isi... ii Bab I Pendahuluan...

Lebih terperinci

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negar

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negar BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1307, 2014 KEMEN KP. Investasi. Jangka Menengah. Minapolitan. Program. Penyusunan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38/PERMEN-KP/2014

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat dimanfaatkan untuk menuju Indonesia yang maju dan makmur. Wilayah

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat dimanfaatkan untuk menuju Indonesia yang maju dan makmur. Wilayah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara maritim, kurang lebih 70 persen wilayah Indonesia terdiri dari laut yang pantainya kaya akan berbagai jenis sumber daya hayati dan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Bekasi Secara administratif Kabupaten Bekasi termasuk salah satu Kabupaten di Propinsi Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan DKI Jakarta.

Lebih terperinci

PROFIL SANITASI SAAT INI

PROFIL SANITASI SAAT INI BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI Tinjauan : Tidak ada narasi yang menjelaskan tabel tabel, Data dasar kemajuan SSK sebelum pemutakhiran belum ada ( Air Limbah, Sampah dan Drainase), Tabel kondisi sarana

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PELALAWAN BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mempercepat proses pelaksanaan pembangunan dan hasil-hasilnya upaya

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PELALAWAN BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mempercepat proses pelaksanaan pembangunan dan hasil-hasilnya upaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemekaran wilayah pada dasarnya salah satu upaya untuk mempercepat proses pelaksanaan pembangunan dan hasil-hasilnya upaya peningkatan pelayanan kepada masyarakat. Dalam

Lebih terperinci

PERSEN TASE (%) Dinas Kelautan dan Perikanan ,81 JUMLAH ,81

PERSEN TASE (%) Dinas Kelautan dan Perikanan ,81 JUMLAH ,81 05. A. KEBIJAKAN PROGRAM Arah kebijakan program pada Urusan Pilihan Kelautan dan Perikanan diarahkan pada Peningkatan Pemanfaatan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan secara Optimal, dengan tetap menjaga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN * 2009 ** Kenaikan ratarata(%)

I. PENDAHULUAN * 2009 ** Kenaikan ratarata(%) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara bahari dan kepulauan yang dikelilingi oleh perairan laut dan perairan tawar yang sangat luas, yaitu 5,8 juta km 2 atau meliputi sekitar

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Kendari dengan Ibukotanya Kendari yang sekaligus Ibukota Propinsi

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Kendari dengan Ibukotanya Kendari yang sekaligus Ibukota Propinsi 70 V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1 Letak Geografis Kota Kendari dengan Ibukotanya Kendari yang sekaligus Ibukota Propinsi Sulawesi Tenggara, secara geografis terletak dibagian selatan garis katulistiwa

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Desa Gunung Malang merupakan salah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. IV. GAMBARAN UMUM A. Kondisi Umum Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. Luas wilayah Kabupaten Lampung Tengah sebesar 13,57 % dari Total Luas

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan : 54 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Tata Guna Lahan Kabupaten Serang Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan : a. Kawasan pertanian lahan basah Kawasan pertanian lahan

Lebih terperinci

BUKU STATISTIK PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN. Pemerintah Kabupaten Cianjur 1 Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan

BUKU STATISTIK PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN. Pemerintah Kabupaten Cianjur 1 Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Pemerintah Kabupaten Cianjur 1 Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan BUKU STATISTIK PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN Jl. Selamet Riyadi No. 8 Telp. (0263) 261293 Jl. Arif Rahman Hakim No. 26 Telp.

Lebih terperinci

ANALISIS SUMBERDAYA PESISIR YANG BERPOTENSI SEBAGAI SUMBER PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KOTA BENGKULU

ANALISIS SUMBERDAYA PESISIR YANG BERPOTENSI SEBAGAI SUMBER PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KOTA BENGKULU ANALISIS SUMBERDAYA PESISIR YANG BERPOTENSI SEBAGAI SUMBER PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KOTA BENGKULU TUGAS AKHIR Oleh : HENNI SEPTA L2D 001 426 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Musim Ikan Di Perairan Laut Jawa Kabupaten Jepara dan Prediksi Lokasi Fishing ground-nya

Musim Ikan Di Perairan Laut Jawa Kabupaten Jepara dan Prediksi Lokasi Fishing ground-nya F2 05 Musim Ikan Di Perairan Laut Jawa Kabupaten Jepara dan Prediksi Lokasi Fishing ground-nya Kunarso (1*), Irwani (1), Alfi Satriadi (1), Muhammad Helmi (1), Andika Bayu Candra (1) 1) Fakultas Perikanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan PDB Kelompok Pertanian di Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan PDB Kelompok Pertanian di Indonesia Tahun 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara kepulauan yang di dalamnya terdapat berbagai macam potensi. Sebagian besar wilayah Indonesia merupakan daerah lautan dengan luas mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Tahunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Tahunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang- Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. demikian ini daerah Kabupaten Lampung Selatan seperti halnya daerah-daerah

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. demikian ini daerah Kabupaten Lampung Selatan seperti halnya daerah-daerah 46 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105 sampai dengan 105 45 Bujur Timur dan 5 15 sampai

Lebih terperinci

1. Secara terus menerus menganalisis kondisi dan pelaksanaan pembangunan daerah.

1. Secara terus menerus menganalisis kondisi dan pelaksanaan pembangunan daerah. PEMBANGUNAN DAERAH Menurut Balkley, 1988 pembangunan daerah merupakan fungsi dari sumber daya manusia dan alam, investasi, kewirausahaan, transportasi, komunikasi, komposisi teknologi, teknologi lintas

Lebih terperinci

ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KONSEP MINAPOLITAN DI INDONESIA. Oleh: Dr. Sunoto, MES

ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KONSEP MINAPOLITAN DI INDONESIA. Oleh: Dr. Sunoto, MES ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KONSEP MINAPOLITAN Potensi dan Tantangan DI INDONESIA Oleh: Dr. Sunoto, MES Potensi kelautan dan perikanan Indonesia begitu besar, apalagi saat ini potensi tersebut telah ditopang

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim Provinsi Banten secara geografis terletak pada batas astronomis 105 o 1 11-106 o 7 12 BT dan 5 o 7 50-7 o 1 1 LS, mempunyai posisi strategis pada lintas

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

PEMERINTAH KABUPATEN MINAHASA TENGGARA PEMERINTAH KABUPATEN MINAHASA TENGGARA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN Alamat : Jln. Raya Ratahan Belang Kompleks Perkantoran Blok B Kel. Pasan Kec. Ratahan KEPUTUSAN KEPALA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang 70 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Tanggamus 1. Keadaan Geografis Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 43 IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis 1. Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Kudus secara geografis terletak antara 110º 36 dan 110 o 50 BT serta 6 o 51 dan 7 o 16 LS. Kabupaten Kudus

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu dari delapan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara geografis terletak antara 116-117

Lebih terperinci

Lomba Penulisan Artikel HUT KORPRI Ke 43 Kabupaten Cilacap Mengangkat HARKAT, MINAPOLITAN Cilacap*

Lomba Penulisan Artikel HUT KORPRI Ke 43 Kabupaten Cilacap Mengangkat HARKAT, MINAPOLITAN Cilacap* Mengangkat HARKAT, MINAPOLITAN Cilacap* Sebagai Kabupaten dengan wilayah administrasi terluas di Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten Cilacap menyimpan potensi sumberdaya alam yang melimpah. Luas Kabupaten

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Wilayah Propinsi Lampung 1. Geografi Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau Sumatera dengan luas wilayah 35.288,35 Km 2. Propinsi

Lebih terperinci

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 16. Tabel 4. Luas Wilayah Desa Sedari Menurut Penggunaannya Tahun 2009

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 16. Tabel 4. Luas Wilayah Desa Sedari Menurut Penggunaannya Tahun 2009 33 BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 16 4.1 Keadaan Wilayah Desa Sedari merupakan salah satu desa di Kecamatan Cibuaya, Kabupaten Karawang. Luas wilayah Desa Sedari adalah 3.899,5 hektar (Ha). Batas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa pokok utama yang telah dicapai dengan penyusunan dokumen ini antara lain:

BAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa pokok utama yang telah dicapai dengan penyusunan dokumen ini antara lain: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program dan Kegiatan dalam dokumen Memorandum Program Sanitasi ini merupakan hasil konsolidasi dan integrasi dari berbagai dokumen perencanaan terkait pengembangan

Lebih terperinci