BAB III MODEL TRINOMIAL. Model binomial merupakan pemodelan dinamika pergerakan harga saham

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III MODEL TRINOMIAL. Model binomial merupakan pemodelan dinamika pergerakan harga saham"

Transkripsi

1 8 BAB III MODEL TRINOMIAL 3.1 Model Trinomial Model binomial merupakan pemodelan dinamika pergerakan harga saham yang hanya mempunyai dua kemungkinan pergerakan harga saham, yaitu harga saham naik atau harga saham turun. Pada kenyataannya, harga saham di pasar bebas akan mengalami banyak kemungkinan pergerakan harga saham setiap waktu. Model trinomial merupakan perluasan dari model binomial. Model trinomial merupakan pemodelan dinamika pergerakan harga saham yang mempunyai tiga kemungkinan pergerakan harga saham, yaitu harga saham naik, harga saham turun atau harga saham bernilai tetap. Oleh karena itu, diharapkan model trinomial lebih fleksibel dalam memperkirakan pergerakan harga saham Model Trinomial Boyle Model trinomial Boyle merupakan model trinomial pertama yang di bangun diperkenalkan oleh Phelim Boyle pada tahun Model trinomial Boyle merupakan perkembangan dari model binomial CRR. Pada model trinomial ini, Boyle mengasumsikan peluang kemungkinan pergerakan harga saham tetap sebesar /3 dan peluang kemungkinan harga saham naik ditambah peluang kemungkinan harga saham turun sebesar 1/3, asumsi ini diperoleh berdasarkan pengamatan atau informasi harga saham terdahulu.

2 Model Trinomial Hull Pada tahun 1988, Hull mengembangkan model trinomial lain. Menurut pengamatan yang dilakukan oleh Hull diperoleh suatu kesimpulan bahwa peluang kemungkinan pergerakan harga saham tetap sebesar ½ dan peluang kemungkinan harga saham naik ditambah peluang kemungkinan harga saham turun seberas ½. Dalam membangun model trinomial prosesnya hampir sama dengan model binomial. Pada model trinomial, setiap selang waktu Δtt harga saham (SS nn ) dapat mengalami kenaikan sebesar uu, penurunan sebesar dd atau tetap sebesar mm (mm = 1) dengan masing-masing probabilitas dari uu, dd, mm yaitu sebesar, pp dd, pp mm. Gambar 3.1 Model Trinomial satu langkah dengan asumsi + pp mm = 1 dan uu. dd = 1. Model trinomial merupakan model diskritisasi yaitu mengubah selang waktu [0, TT] yang kontinu menjadi partisi waktu TT diskrit dengan selang waktu yang sama. Hal ini berarti membagi batas waktu interval [0, TT] menjadi MM partisi dengan selang waktu Δtt yang sama dari masing-masing partisi dimana banyaknya kemungkinan harga saham pada setiap partisi sebanyak MM + 1.

3 30 Gambar 3. Pohon trinomial pada saat expiry date Apabila partisi semakin banyak maka Δtt 0 sehingga hasil pendekatan yang didapatkan akan semakin baik. Untuk memudahkan dalam memahami pembahasan selanjutnya maka didefinisikan beberapa notasi sebagai berikut : MM bbaannnnnnnnnnnnnn ppaarrrrrrrrrr Δtt = MM tt ; mmeennnnnnnnnnnnnnnn iinntttttttttttt wwaakkkkkk tt ii = iiδtt mmeennnnnnnnnnnnnnnn wwaakkkkkk kkee ii; ii = 1,,, MM SS ii = SS(tt ii ) mmeennnnnnnnnnnnnnnn haarrgggg ssaahaamm ppaadddd iinntttttttttttt wwaakkkkkk kkee ii 3. Penentuan Parameter Model Trinomial Pada model trinomial terdapat lima parameter yang berpengaruh yaitu, uu, dd,, pp dd, pp mm. Untuk menentukan parameter-parameter tersebut dibutuhkan tiga asumsi, yaitu : (A1) Ekspektasi model harga saham diskrit sama dengan ekspektasi harga saham model kontinu

4 31 (A) Variansi model harga saham diskrit sama dengan variansi model harga saham kontinu (A3) + pp mm = 1 dan uu. dd = 1 Diketahui ekspektasi model harga saham diskrit adalah sebagai berikut : EE(xx) = xxff(xx ii ) EE(SS ii+jj ) = uuss ii + pp mm SS ii ddss ii (3.1) Berdasarkan asumsi (A1) maka dengan menggunakan persamaan (.15) dan persamaan (3.1) diperoleh uu + pp mm dd = ee rrδtt (3.) Diketahui variansi harga saham diskrit adalah sebagai berikut : VVaarr(SS ii+1 ) = (uuss ii ) + pp mm SS ii (ddss ii ) ( uu + pp mm dd)ss ii ) (3.3) Substitusikan persamaan (3.) ke dalam persamaan (3.3). Sehingga diperoleh VVaarr(SS ii+1 ) = (uuss ii ) + pp mm SS ii (ddss ii ) ee rrδtt SS ii (3.4) Berdasarkan asumsi (A), dengan menggunakan persamaan (.17) dan (3.4) maka diperoleh SS ii ee rr+σσ Δtt ee rrδtt SS ii = (uuss ii ) + pp mm SS ii (ddss ii ) ee rrδtt SS ii SS ii ee (rr+σσ)δtt = (uuss ii ) + pp mm SS ii (ddss ii ) ee (rr+σσ )Δtt = uu + pp mm dd (3.5) Setelah semua asumsi terpenuhi, maka parameter uu, dd,, pp dd, pp mm pada model trinomial Hull dan Boyle dapat ditentukan.

5 Model Trinomial Hull Pada model trinomial ini Hull mengasumsikan bahwa : pp mm = 3 (3.6) = 1 3 (3.7) uu. dd = 1 (3.8) dengan menggunakan persamaan (3.6) dan persamaan (3.7) maka persamaan (3.) dapat dituliskan sebagai berikut : uu + pp mm dd = ee rrδtt uu (1 3 )dd = ee rrδtt = eerrδtt 1 3 dd 3 ; (3.9) (uu dd) Kemudian berdasarkan persamaan (3.6) dan persamaan (3.7) maka persamaan (3.5) dapat dituliskan sebagai berikut : ee (rr+σσ )Δtt = uu + pp mm dd ee (rr+σσ)δtt = uu dd = ee rr+σσ Δtt 1 3 dd 3 (uu dd) (3.10) dengan batasan 0 < dd < uu. Karena, pp dd, pp mm merupakan suatu probabilitas dari faktor kenaikan, faktor penurunan, dan faktor tetap maka nilai, pp dd, pp mm akan berada di antara interval [0,1]. Selanjutnya dengan menyamakan persamaan (3.9) dan persamaan (3.10) sehingga diperoleh ee rrδtt 1 3 dd 3 (uu dd) = ee rr+σσ Δtt 1 3 dd 3 (uu dd)

6 33 ee rrδtt 1 3 dd 3 (uu + dd) = ee rr+σσ Δtt 1 3 dd 3 ee rrδtt (uu + dd) 1 3 dd(uu + dd) 3 (uu + dd) = ee rr+σσ Δtt 1 3 dd 3 (3.11) dengan menggunakan persamaan (3.8), diperoleh ee rrδtt 3 (uu + dd) = ee rr+σσ Δtt 1 3 ee rrδtt 3 uu + 1 uu = ee rr+σσ Δtt 1 3 ee rrδtt 3 uu + 1 = ee rr+σσ Δtt 1 uu 3 ee rrδtt 3 uu ee rr+σσ Δtt 1 3 uu + eerrδtt = 0 (3.1) 3 membagi persamaan (3.1) dengan ee rrδtt, sehingga diperoleh 3 uu ee rr+σσ Δtt 1 3 ee rrδtt 3 uu + 1 = 0 (3.13) Misalkan ββ = ee rr+σσ Δ tt 1 3, maka persamaan (3.13) menjadi persamaan ee rrδ tt 3 kuadrat dalam bentuk uu ββuu + 1 = 0. Sehingga diperoleh akar-akar persamaannya yaitu uu = ββ ± ββ 1. Karena diketahui uu > 0 maka diperoleh uu = ββ + ββ 1 dengan melakukan pendekatan suku pertama deret taylor ee xx 1 + xx maka di dapat nilai ββ yaitu ββ = 1 ee rr+σσ Δtt 1 3 ee rrδtt 3

7 (rr + σσ )Δtt rrδtt 3 = 3 + (rr + σσ )Δtt 3 + rrδtt = (rr + σσ )Δtt (1 + 3rrΔtt) 3 ee3 rr+σσ Δtt ee 3rrΔtt = ee 3 rr+σσ Δtt 3rrΔtt = ee 3 σσ Δtt kemudian substitusikan ββ = ee 3 σσ Δtt ke dalam persamaan uu = ββ + ββ 1. uu = ee 3 σσ Δtt + (ee 3 σσ Δtt ) 1 = ee 3 σσ Δtt + ee 3σσ Δtt σσ Δtt σσ Δtt 1 uu = 1 + 3σσ Δtt + 3 σσ Δtt (3.14) dengan melakukan pendekatan dua suku pertama deret taylor yaitu ee xx 1 + xx + xx pada persamaan (3.14) sehingga diperoleh uu = ee σσ 3Δtt Berdasarkan persamaan (3.8) maka diperoleh dd = ee σσ 3Δtt

8 35 Dengan melakukan pendekatan suku pertama deret taylor pada persamaan (3.9) sehingga diperoleh nilai adalah sebagai berikut : = eerrδtt 1 3 ee σσ 3Δtt 3 ee σσ 3Δtt ee σσ 3Δtt (1 + rrδtt) σσ Δtt + 3 σσ Δtt σσ Δtt + 3 σσ Δtt 1 3σσ Δtt + 3 σσ Δtt = rr 1 σσ Δtt σσ 3Δtt σσ 3Δtt = rr 1 σσ Δtt 1σσ Δtt = rr 1 σσ Δtt 1σσ Δtt = rr 1 σσ Δtt 1σσ dengan asumsi = 1 3 sehingga diperoleh nilai pp dd yaitu pp dd = 1 3 pp dd = 1 3 rr 1 σσ Δtt 1σσ pp dd = 1 6 rr 1 σσ Δtt 1σσ

9 36 Dengan demikian, dapat disimpulkan untuk model trinomial menurut Hull dengan asumsi (3.7), (3.8), dan (3.9) maka diperoleh parameter uu, dd,, pp dd, pp mm sebagai berikut uu = ee σσ 3Δtt dd = ee σσ 3Δtt = rr 1 σσ Δtt 1σσ pp mm = 3 pp dd = 1 6 rr 1 σσ Δtt 1σσ (3.15) 3.. Model Trinomial Boyle Pada bagian ini, penulis akan menggunakan model trinomial Boyle dengan mengasumsikan pp mm = 1 (3.16) = 1 (3.17) Proses penentuan parameter model trinomial Boyle sama dengan proses penentuan parameter pada model trinomial Hull. Dengan menggunakan persamaan (3.16) dan (3.17) maka persamaan (3.) dapat dituliskan sebagai berikut : uu + pp mm dd = ee rrδtt uu (1 pp )dd = eerrδtt uu = eerrδtt 1 1 dd (uu dd) (3.18) Kemudian berdasarkan persamaan (3.16) dan persamaan (3.17) maka persamaan (3.5) dapat dituliskan sebagai berikut : uu + pp mm dd = ee (rr+σσ )Δtt

10 37 uu (1 )dd = ee (rr+σσ )Δtt = ee rr+σσ Δtt 1 dd 1 (uu dd) (3.19) Selanjutnya dengan menyamakan persamaan (3.18) dan persamaan (3.19) sehingga diperoleh ee rrδtt 1 1 dd (uu dd) = ee rr+σσ Δtt 1 dd 1 (uu dd) ee rrδtt 1 dd 1 (uu + dd) = ee rr+σσ Δtt 1 dd 1 ee rrδtt (uu + dd) 1 dd(uu + dd) 1 (uu + dd) = ee rr+σσ Δtt 1 dd 1 (3.0) Karena uu. dd = 1 maka diperoleh ee rrδtt 1 (uu + dd) = ee rr+σσ Δtt ee rrδtt 1 uu + 1 uu = ee rr+σσ Δtt ee rrδtt 1 uu + 1 = ee rr+σσ Δtt uu ee rrδtt 1 uu ee rr+σσ Δtt uu + ee rrδtt 1 = 0 (3.1) Membagi persamaan (3.1) dengan ee rrδtt 1 sehingga didapatkan uu ee rr+σσ Δtt ee rrδtt 1 uu + 1 = 0 (3.) misalkan ββ = ee rr+σσ Δ tt, maka persamaan (3.) dapat menjadi persamaan ee rrδ tt 1 kuadrat dalam bentuk uu ββuu + 1 = 0. Sehingga diperoleh akar-akar

11 38 persamaannya yaitu uu = ββ ± ββ 1. Karena diketahui 0 < dd < uu sehingga diperoleh uu yaitu uu = ββ + ββ 1 Dilakukan pendekatan suku pertama deret taylor ee xx 1 + xx maka di dapat nilai ββ yaitu ββ = 1 ee rr+σσ Δtt ee rrδtt (rr + σσ )Δtt 1 + rrδtt 1 = 1 + (rr + σσ )Δtt 1 + rrδtt ee rr+σσ Δtt ee rrδtt = ee rr+σσ Δtt rrδtt = ee σσ Δtt kemudian substitusikan ββ = ee σσ Δtt ke dalam persamaan uu = ββ + ββ 1 sehingga diperoleh nilai uu. uu = ee σσ Δtt + (ee σσ Δtt ) 1 = ee σσ Δtt + ee σσ Δtt 1 (1 + σσ Δtt) σσ Δtt 1 = 1 + σσ Δtt + σσ Δtt (3.3)

12 39 Dengan melakukan pendekatan dua suku pertama deret taylor yaitu ee xx 1 + xx + xx pada persamaan (3.3) sehingga didapatkan karena uu. dd = 1 sehingga diperoleh uu = ee σσ Δtt dd = ee σσ Δtt Dengan melakukan pendekatan suku pertama deret taylor pada persamaan (3.18) sehingga diperoleh nilai adalah sebagai berikut : = eerrδtt 1 3 ee σσ 3Δtt 3 ee σσ 3Δtt ee σσ 3Δtt (1 + rrδtt) 1 1 σσ Δtt + σσ Δtt 1 + σσ Δtt + σσ Δtt 1 Δtt + σσ Δtt = rr 1 σσ Δtt + 1 σσ Δtt σσ Δtt = rr 1 σσ Δtt 8σσ Δtt = rr 1 σσ Δtt 8σσ Δtt = rr 1 σσ Δtt 8σσ Selanjutnya untuk memperoleh nilai pp dd dengan asumsi = 1 diperoleh = 1

13 40 pp dd = 1 = 1 rr 1 σσ Δtt 8σσ = 1 4 rr 1 σσ Δtt 8σσ Dengan demikian, dapat disimpulkan untuk model trinomial menurut Boyle dengan asumsi persamaan (3.16) dan persamaan (3.17) maka diperoleh parameter uu, dd,, pp dd, pp mm adalah uu = ee σσ Δtt dd = ee σσ Δtt = rr 1 σσ Δtt 8σσ pp mm = 1 pp dd = 1 4 rr 1 σσ Δtt 8σσ (3.4) 3.3 Penentuan Harga Opsi Eropa Menggunakan Model Trinomial Terdapat beberapa komponen yang penting dalam penentuan harga opsi, yaitu harga saham awal (SS 0 ), strike price (KK), expiryd date (TT), selang waktu (Δtt), volatility (σσ), dan tingkat suku bunga (rr). Komponen tersebut harus dapat ditentukan di awal perjanjian sehingga diperoleh harga opsi pada waktu tt = 0. Dalam penentuan harga opsi untuk tipe Eropa dan tipe Amerika berbeda, opsi Amerika melibatkan nilai instrik namun untuk opsi Eropa tidak melibatkan nilai instrik.

14 41 adalah : Algoritma yang perlu diperhatikan dalam penentuan harga opsi Eropa 1. IInnpppppp ( KK, TT, rr, MM, σσ, SS 0 ). Menentukan parameter uu, dd,, pp mm, pp dd 3. Menghitung harga saham pada saat waktu tt = 0 sampai tt = TT (expiry date). 4. Menghitung nilai payoff. 5. Menentukan harga opsi dengan menggunakan algoritma backward. 6. Algoritma backward bekerja mundur dengan menganggap ff ii,mm = CC ii,mm, ff ii,mm = PP ii,mm hingga diperoleh hasil akhir yaitu ff 1, Penentuan Harga Saham Langkah pertama dalam penentuan harga opsi adalah penentuan harga saham. Harga saham dapat ditentukan dengan membangun pohon trinomial. Semua titik simpul mengandung nilai harga saham yang diperoleh menggunakan persamaan di bawah ini. SS jjii = SS 0 uu ii dd jj 1 ; ii = 0, 1,,, MM, jj = 1,,, ii + 1 (3.5) jj ii : indeks kemungkinan harga saham : interval waktu SS jjii menyatakan kemungkinan harga saham ke-j pada interval waktu ke-i. SS 10 = SS 0 uu 0 dd 0 = SS 0 SS 11 = SS 0 uu 1 dd 0 = SS 0 uu SS 1 = SS 0 uu 1 dd 1 = SS 0 uudd = SS 0

15 4 SS 3 = SS 0 uu 1 dd = SS 0 uudddd = SS 0 dd SS MM+1,MM = SS 0 uu MM dd MM = SS 0 dd MM. Pohon trinomial dalam penentuan harga opsi dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Gambat 3.3 Pohon trinomial harga saham 3.3. Penentuan Nilai Payoff Payoff merupakan keuntungan yang diperoleh dari transaksi. Di setiap titik simpul memiliki nilai payoff. Dalam opsi Eropa, payoff yang digunakan hanya nilai payoff pada periode akhir saja karena holder dapat meng-exercise (merealisasikan haknya) opsinya pada saat expiry date. Pada opsi call Eropa, di akhir periode holder mengharapkan SS(TT) > KK karena akan memberikan

16 43 keuntungan bagi holder sebesar SS(TT) KK. Sedangkan jika SS(TT) < KK holder cenderung mengambil keputusan untuk tidak meng-exercise opsinya, karena opsi tersebut tidak akan memberikan keuntungan bagi holder. Sehingga jika SS(TT) < KK nilai payoff-nya sama dengan nol. Sebaliknya untuk opsi put, pada saat expiry date holder mengharapkan SS(TT) < KK karena akan memberikan keuntungan bagi holder sebesar KK SS(TT). Jika SS(TT) > KK maka holder akan mengambil keputusan untuk tidak mengexercise opsinya karena tidak akan memberikan keuntungan bagi holder artinya nilai payoff yang diperoleh holder sama dengan nol. Sehingga diperoleh nilai payoff untuk semua kemungkinan harga saham adalah sebagai berikut : Opsi call CC jjii SS jjii, TT = max (SS jjii KK, 0) (3.6) Opsi put PP jjii SS jjii, TT = max (KK SS jjii, 0) (3.7) dengan ii = 0,1,, MM dan jj = 1,,,ii + 1. PP ppaayyyyyyyy opsi ppuutt CC ppaayyyyyyyy opsi ccaallll SS harga saham TT wwaakkkkkk ppeerrrrrrrrrr KK ssttrrrrrrrr pprriiiiii

17 Algoritma Induksi Backward Langkah terakhir yang perlu dilakukan adalah menentukan harga opsi pada saat tt = 0 dengan menggunakan algoritma induksi backward. Proses penentuan harga opsi call Eropa sama dengan proses penentuan harga opsi put Eropa. Penentuan harga opsi bekerja secara mundur (backward) dari periode ke-(mm-1) hingga periode ke-0, sedangkan nilai opsi untuk periode ke-mm sama dengan nilai payoff-nya. Sehingga rumus penentuan nilai opsi dapat didefinisikan sebagai berikut : ff jj,ii = ee rrδtt [ ff jj+1,ii+1 + pp mm ff jj+1,ii, pp dd ff jj+1,ii 1 ] (3.8) dengan nn menyatakan batas interval dan ii menyatakan tingkat harga saham. Rumus pada persamaan (3.0) menyatakan bahwa harga opsi diiperoleh dengan menjumlahkan tiga kemungkinan nilai opsi (naik, tetap dan turun) pada periode berikutnya dan mengalikannya dengan ee rrδtt, hingga diperoleh nilai opsi pada saat tt = 0.

BAB III METODE BINOMIAL

BAB III METODE BINOMIAL BAB III METODE BINOMIAL Metode Binomial ialah metode sederhana yang banyak digunakan untuk menghitung harga saham. Metode ini berdasarkan pada percabangan pohon yang menerapkan aturan binomial pada tiap-tiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti; saham, obligasi, mata uang dan lain-lain. Seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. seperti; saham, obligasi, mata uang dan lain-lain. Seiring dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia pasar modal, terdapat berbagai macam aset yang diperjualbelikan seperti; saham, obligasi, mata uang dan lain-lain. Seiring dengan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Opsi merupakan suatu kontrak/perjanjian antara writer dan holder yang

BAB I PENDAHULUAN. Opsi merupakan suatu kontrak/perjanjian antara writer dan holder yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Opsi merupakan suatu kontrak/perjanjian antara writer dan holder yang memberikan hak, bukan kewajiban, kepada holder untuk membeli atau menjual suatu aset

Lebih terperinci

BAB III METODE BINOMIAL DIPERCEPAT

BAB III METODE BINOMIAL DIPERCEPAT BAB III METODE BIOMIAL DIPERCEPAT 3.1 Deskripsi Umum Metode Binomial dipercepat merupakan pengembangan dari metode Binomial CRR. Metode Binomial dipercepat dikembangkan oleh T.R Klassen yang merupakan

Lebih terperinci

Bab 8. Minggu 14 Model Binomial untuk Opsi

Bab 8. Minggu 14 Model Binomial untuk Opsi Bab 8. Minggu 14 Model Binomial untuk Opsi Tujuan Pembelajaran Setelah menyelesaikan perkuliahan minggu ini, mahasiswa bisa : Menjelaskan model binomial dalam pergerakan harga saham Menjelaskan model binomial

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

BAB III PENILAIAN OPSI PUT AMERIKA

BAB III PENILAIAN OPSI PUT AMERIKA BAB III PENILAIAN OPSI PUT AMERIKA Pada bab ini akan disajikan rumusan mengenai penilaian opsi put Amerika. Pada bagian pertama diberikan beberapa asumsi untuk penilaian opsi Amerika. Bentuk nilai intrinsik

Lebih terperinci

FIKA DARA NURINA FIRDAUS,

FIKA DARA NURINA FIRDAUS, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pasar modal, terdapat berbagai aset pokok yang dapat diperjualbelikan, diantaranya adalah mata uang, sepaket saham, dan komoditas. Seiring dengan berkembangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wulansari Mudayanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wulansari Mudayanti, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia pasar modal terdapat berbagai macam aset yang diperjualbelikan seperti saham, mata uang, komoditas dan lain-lain. Seiring perkembangan waktu, pemilik

Lebih terperinci

ABSTRAK PENENTUAN HARGA OPSI EROPA DENGAN MODEL BINOMIAL

ABSTRAK PENENTUAN HARGA OPSI EROPA DENGAN MODEL BINOMIAL ABSTRAK PENENTUAN HARGA OPSI EROPA DENGAN MODEL BINOMIAL Djaffar Lessy, Dosen Pendidikan Matematika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, IAIN Ambon 081343357498, E-mail: Djefles79@yahoo.om Banyak model telah

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

Perbandingan Metode Binomial dan Metode Black-Scholes Dalam Penentuan Harga Opsi

Perbandingan Metode Binomial dan Metode Black-Scholes Dalam Penentuan Harga Opsi Jurnal Sainsmat, Maret 2016, Halaman 1-6 Vol. V, No. 1 ISSN 2086-6755 http://ojs.unm.ac.id/index.php/sainsmat Perbandingan Metode Binomial dan Metode Black-Scholes Dalam Penentuan Harga Opsi Comparison

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Noviandhini Puji Gumati, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Noviandhini Puji Gumati, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bursa saham merupakan suatu hal yang sangat penting di era globalisasi saat ini. Perdagangan yang mulai merambah pada segala bidang memicu banyak pihak untuk menginvestasikan

Lebih terperinci

ABSTRAK SIMULASI MONTE CARLO DALAM PENENTUAN HARGA OPSI BARRIER

ABSTRAK SIMULASI MONTE CARLO DALAM PENENTUAN HARGA OPSI BARRIER ABSTRAK SIMULASI MONTE CARLO DALAM PENENTUAN HARGA OPSI BARRIER Djaffar Lessy, Dosen Pendidikan Matematika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, IAIN Ambon 081343357498, E-mail: Djefles79@yahoo.com Opsi yang

Lebih terperinci

a. Static Portfolio Analysis: Markowitz (1959) b. Dynamic Portfolio Analysis c. Contingent Claims Analysis: Black and Scholes (1973), Merton (1973)

a. Static Portfolio Analysis: Markowitz (1959) b. Dynamic Portfolio Analysis c. Contingent Claims Analysis: Black and Scholes (1973), Merton (1973) 1. Pendahuluan Dalam pasar keuangan, beberapa instrument financial yang perlu dikenali: a. Stock (Equitis, Securities, Shares) b. Bonds : Corporate, Municipal, Government (Long Term Borrowing) c. Corporate

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Salah satu instrumen derivatif yang mempunyai potensi untuk dikembangkan adalah opsi. Opsi adalah suatu kontrak antara dua pihak, salah satu pihak (sebagai pembeli) mempunyai hak

Lebih terperinci

BAB III METODE MONTE CARLO

BAB III METODE MONTE CARLO BAB III ETODE ONTE CARLO 3.1 etode onte Carlo etode onte Carlo pertama kali ditemukan oleh Enrico Fermi pada tahun 1930-an. etode ini diawali dengan adanya penelitian mengenai pemeriksaan radiasi dan jarak

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA OPSI TIPE EROPA DENGAN METODE BINOMIAL

PENENTUAN HARGA OPSI TIPE EROPA DENGAN METODE BINOMIAL Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 07, No. 2 (2018), hal 127 134. PENENTUAN HARGA OPSI TIPE EROPA DENGAN METODE BINOMIAL Syarifah Nadia, Evy Sulistianingsih, Nurfitri Imro ah INTISARI

Lebih terperinci

PENENTUAN NILAI OPSI LOOKBACK DENGAN MENGGUNAKAN METODE TRINOMIAL Intan Pelangi Astridnindya 1 dan J. Dharma Lesmono 2 1 Mahasiswa Jurusan Matematika Universitas Katolik Parahyangan Bandung e-mail: intan_pelangi4@yahoo.com

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA OPSI CALL WINDOW RESET MENGGUNAKAN METODE BINOMIAL TREE DAN TRINOMIAL TREE

PENENTUAN HARGA OPSI CALL WINDOW RESET MENGGUNAKAN METODE BINOMIAL TREE DAN TRINOMIAL TREE PENENTUAN HARGA OPSI CALL WINDOW RESET MENGGUNAKAN METODE BINOMIAL TREE DAN TRINOMIAL TREE R. MELIYANI 1, E. H. NUGRAHANI 2, D. C. LESMANA 3 Abstrak Opsi window reset merupakan salah satu jenis opsi yang

Lebih terperinci

Indonesia Symposium On Computing 2015 ISSN:

Indonesia Symposium On Computing 2015 ISSN: IMPLEMENTASI MODEL BINOMIAL UNTUK PENENTUAN HARGA WAJAR OPSI SAHAM KARYAWAN I Wayan Ade Sugisnawan 1, Rian Febrian Umbara 2, Irma Palupi 3 Prodi S1 Ilmu Komputasi, Fakultas Informatika Universitas TelkomBandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam bidang keuangan, investasi merupakan suatu hal yang sudah tidak asing lagi di telinga kita. Banyak orang menghimpun dana yang mereka miliki untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia keuangan, dikenal adanya pasar keuangan (financial market)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia keuangan, dikenal adanya pasar keuangan (financial market) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia keuangan, dikenal adanya pasar keuangan (financial market) yang terdiri atas pasar uang ( money market) dan pasar modal ( capital market). Pada pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan infrastruktur pasar. Secara tradisional, dikenal adanya dua

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan infrastruktur pasar. Secara tradisional, dikenal adanya dua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produk pasar modal selalu berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan infrastruktur pasar. Secara tradisional, dikenal adanya dua instrumen investasi utama pasar

Lebih terperinci

BAB III METODE UNTUK MENAKSIR VOLATILITAS. harga saham, waktu jatuh tempo, waktu sekarang, suku bunga,

BAB III METODE UNTUK MENAKSIR VOLATILITAS. harga saham, waktu jatuh tempo, waktu sekarang, suku bunga, BAB III METODE UNTUK MENAKSIR VOLATILITAS 3.1. Pendahuluan Dalam menentukan harga opsi call dan opsi put dibutuhkan parameter harga saham, waktu jatuh tempo, waktu sekarang, suku bunga, strike price, dan

Lebih terperinci

HASIL EMPIRIS. Tabel 4.1 Hasil Penilaian Numerik

HASIL EMPIRIS. Tabel 4.1 Hasil Penilaian Numerik 31 IV HASIL EMPIRIS 4.1 Penilaian Numerik Untuk melihat bagaimana model bekerja, dapat disimulasikan harga saham dan membandingkan beberapa hasil numerik dari beberapa model yang dibangun sebelumnya. Di

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP ( ( ) )

BAB V PENUTUP ( ( ) ) BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penentuan harga opsi Asia menggunakan rata-rata Aritmatik melalui Simulasi Monte Carlo dapat dinyatakan sebagai berikut. ( ( ) ) ( ( ) ) dimana merupakan harga opsi Call Asia

Lebih terperinci

BAB IV PENDEKATAN NUMERIK UNTUK LOOKBACK OPTIONS

BAB IV PENDEKATAN NUMERIK UNTUK LOOKBACK OPTIONS 37 BAB IV PEDEKATA UMERIK UTUK LOOKBACK OPTIOS Pada bab ini akan dibahas cara pendekatan numerik untuk penentuan harga lookback options. Metode yang dipakai adalah metode binomial yang sudah dijelaskan

Lebih terperinci

PERKIRAAN SELANG KEPERCAYAAN UNTUK PARAMETER PROPORSI PADA DISTRIBUSI BINOMIAL

PERKIRAAN SELANG KEPERCAYAAN UNTUK PARAMETER PROPORSI PADA DISTRIBUSI BINOMIAL PERKIRAAN SELANG KEPERCAYAAN UNTUK PARAMETER PROPORSI PADA DISTRIBUSI BINOMIAL Jainal, Nur Salam, Dewi Sri Susanti Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lambung

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Matriks 1. Pengertian Matriks Definisi II.A.1 Matriks didefinisikan sebagai susunan persegi panjang dari bilangan-bilangan yang diatur dalam baris dan kolom. Contoh II.A.1: 9 5

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dalam pasar keuangan dikenal ada banyak bentuk instrument keuangan, diantaranya adalah berupa kontrak. Kontrak yang nilainya berdasarkan nilai aset pada kontrak tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODE MONTE CARLO

BAB III METODE MONTE CARLO BAB III METODE MONTE CARLO 3.1 Metode Monte Carlo Metode Monte Carlo adalah algoritma komputasi untuk mensimulasikan berbagai perilaku sistem fisika dan matematika. Penggunaan klasik metode ini adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia keuangan, investasi bukanlah hal yang baru. Investasi merupakan suatu istilah dengan beberapa pengertian yang berhubungan dengan keuangan dan ekonomi. Istilah

Lebih terperinci

1. Pengertian Option

1. Pengertian Option Opsi 1 OPTION 1. Pengertian Option O p t i o n a d a l a h k o n t r a k y a n g memberikan hak kepada pemegangnya utk membeli atau menjual sejumlah saham suatu perusahaan tertentu dengan harga tertentu

Lebih terperinci

Penentuan Harga Wajar Opsi Saham Karyawan dengan Metode Binomial (Studi Kasus BCA)

Penentuan Harga Wajar Opsi Saham Karyawan dengan Metode Binomial (Studi Kasus BCA) ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.2 Agustus 2015 Page 6735 Penentuan Harga Wajar Opsi Saham Karyawan dengan Metode Binomial (Studi Kasus BCA) Determination of Employee Stock Options

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini, akan diuraikan definisi-definisi dan teorema-teorema yang

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini, akan diuraikan definisi-definisi dan teorema-teorema yang BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini, akan diuraikan definisi-definisi dan teorema-teorema yang akan digunakan sebagi landasan pembahasan untuk bab III. Materi yang akan diuraikan antara lain persamaan diferensial,

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SIMULASI MONTE CARLO UNTUK PENILAIAN OPSI PUT AMERIKA

BAB V IMPLEMENTASI SIMULASI MONTE CARLO UNTUK PENILAIAN OPSI PUT AMERIKA BAB V IMPLEMENTASI SIMULASI MONTE CARLO UNTUK PENILAIAN OPSI PUT AMERIKA 5.1 Harga Saham ( ( )) Seperti yang telah diketahui sebelumnya bahwa opsi Amerika dapat dieksekusi kapan saja saat dimulainya kontrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara, karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau

Lebih terperinci

{ B t t 0, yang II LANDASAN TEORI = tn

{ B t t 0, yang II LANDASAN TEORI = tn II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diuraikan definisi-definisi yang akan digunakan di dalam pembahasan. 2.1 Ruang Contoh, Peubah Acak, dan Proses Stokastik Definisi 2.1 (Ruang Contoh) Ruang contoh adalah

Lebih terperinci

UKURAN RISIKO BERDASARKAN PRINSIP PENENTUAN PREMI : PROPORTIONAL HAZARD TRANSFORM. Aprida Siska Lestia

UKURAN RISIKO BERDASARKAN PRINSIP PENENTUAN PREMI : PROPORTIONAL HAZARD TRANSFORM. Aprida Siska Lestia Vol.8 No. () Hal. 6-8 UKURAN RISIKO BERDASARKAN PRINSIP PENENTUAN PREMI : PROPORTIONAL HAZARD TRANSFORM Aprida Siska Lestia Program Studi Matematika, FMIPA Universitas Lambung Mangkurat. Email : as_lestia@unlam.ac.id

Lebih terperinci

Perhitungan Harga Opsi Eropa Menggunakan Metode Gerak Brown Geometri

Perhitungan Harga Opsi Eropa Menggunakan Metode Gerak Brown Geometri Perhitungan Harga Opsi Eropa Menggunakan Metode Gerak Brown Geometri Kristoforus Ardha Sandhy Pradhitya 1), Bambang Susanto 2), dan Hanna Arini Parhusip 3) 1) Mahasiswa Program Studi Matematika email:

Lebih terperinci

VALUASI COMPOUND OPTION PUT ON PUT TIPE EROPA SKRIPSI. Disusun oleh YULIA AGNIS SUTARNO JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA

VALUASI COMPOUND OPTION PUT ON PUT TIPE EROPA SKRIPSI. Disusun oleh YULIA AGNIS SUTARNO JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA VALUASI COMPOUND OPTION PUT ON PUT TIPE EROPA SKRIPSI Disusun oleh YULIA AGNIS SUTARNO 24010210110009 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2014 VALUASI COMPOUND

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. pengembangan sistem yang menggunakan metode SDLC (System Development

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. pengembangan sistem yang menggunakan metode SDLC (System Development BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN A. Implementasi Implementasi adalah suatu proses penerapan rancangan program yang telah dibuat kedalam sebuah pemrograman sesuai dengan rencana yang telah di rancang sebelumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dengan berkembangnya industri keuangan dunia berbagai instrumen keuangan pun dikembangkan oleh banyak orang guna menunjang perkembangan pasar modal. Salah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembeli opsi untuk menjual atau membeli suatu sekuritas tertentu pada waktu dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembeli opsi untuk menjual atau membeli suatu sekuritas tertentu pada waktu dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kontrak Opsi Kontrak opsi merupakan suatu perjanjian atau kontrak antara penjual opsi dengan pembeli opsi, penjual opsi memberikan hak dan bukan kewajiban kepada pembeli opsi

Lebih terperinci

Sesi Perdagangan Pasar Saat ini Setelah Perubahan Sesi Pra-Pembukaan Reguler s.d s.d Sesi I

Sesi Perdagangan Pasar Saat ini Setelah Perubahan Sesi Pra-Pembukaan Reguler s.d s.d Sesi I PERUBAHAN JAM PERDAGANGAN BURSA Peraturan No II-A Tentang Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas Diberlakukan: 2 Januari 2013 Pokok Perubahan 1. Memajukan 30 menit awal waktu perdagangan. 2. Penerapan sesi

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE BINOMIAL TREE DALAM MENGESTIMASI HARGA KONTRAK OPSI TIPE AMERIKA

PENERAPAN METODE BINOMIAL TREE DALAM MENGESTIMASI HARGA KONTRAK OPSI TIPE AMERIKA E-Jurnal Matematika Vol. 5 (4), November 2016, pp. 156-163 ISSN: 2303-1751 PENERAPAN METODE BINOMIAL TREE DALAM MENGESTIMASI HARGA KONTRAK OPSI TIPE AMERIKA I Gusti Ayu Mita Ermia Sari 1, Komang Dharmawan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL BLACK SCHOLES UNTUK PENENTUAN HARGA OPSI JUAL TIPE EROPA

PENGGUNAAN MODEL BLACK SCHOLES UNTUK PENENTUAN HARGA OPSI JUAL TIPE EROPA Buletin Ilmiah Math. Stat. Dan Terapannya (Bimaster) Volume 02 no. 1 (2013), hal 13 20 PENGGUNAAN MODEL BLACK SCHOLES UNTUK PENENTUAN HARGA OPSI JUAL TIPE EROPA Widyawati, Neva Satyahadewi, Evy Sulistianingsih

Lebih terperinci

BAB III PENETAPAN HARGA PREMI PADA KONTRAK PARTISIPASI ASURANSI JIWA ENDOWMEN DENGAN OPSI SURRENDER

BAB III PENETAPAN HARGA PREMI PADA KONTRAK PARTISIPASI ASURANSI JIWA ENDOWMEN DENGAN OPSI SURRENDER BAB III PENETAPAN HARGA PREMI PADA KONTRAK PARTISIPASI ASURANSI JIWA ENDOWMEN DENGAN OPSI SURRENDER Pada bab ini akan ditentukan harga premi pada polis partisipasi yang terdapat opsi surrender pada kontraknya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada zaman modern ini sudah tidak asing lagi didengar kata investasi, investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diuraikan beberapa teori dasar yang digunakan untuk menetapkan harga premi pada polis partisipasi asuransi jiwa endowmen yang terdapat opsi surrender dalam kontraknya,

Lebih terperinci

Penentuan Harga Opsi (call) Asia Menggunakan Metode Lattice multinomial

Penentuan Harga Opsi (call) Asia Menggunakan Metode Lattice multinomial Penentuan Harga Opsi (call) Asia Menggunakan Metode Lattice multinomial Nur Roza Fitriyana 1, Deni Saepudin 2, Irma Palupi 3 1.2.3 Prodi S1 Ilmu Komputasi, Fakultas Informatika, Universitas Telkom Jalan

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA OPSI AMERIKA MELALUI MODIFIKASI MODEL BLACK- SCHOLES PRICING AMERICAN OPTION USING BLACK-SCHOLES MODIFICATION MODEL

PENENTUAN HARGA OPSI AMERIKA MELALUI MODIFIKASI MODEL BLACK- SCHOLES PRICING AMERICAN OPTION USING BLACK-SCHOLES MODIFICATION MODEL PENENTUAN HARGA OPSI AMERIKA MELALUI MODIFIKASI MODEL BLACK- SCHOLES PRICING AMERICAN OPTION USING BLACK-SCHOLES MODIFICATION MODEL Hesekiel Maranatha Gultom 1 Irma Palupi 2 Rian Febrian Umbara 3 1,2,3

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara umum investasi adalah meliputi pertambahan barang-barang dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara umum investasi adalah meliputi pertambahan barang-barang dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum investasi adalah meliputi pertambahan barang-barang dan jasa dalam masyarakat, seperti pertambahan mesin-mesin baru, pembuatan jalan baru,pembukaan

Lebih terperinci

Penentuan Nilai Opsi Vanilla Tipe Eropa Multi Aset Menggunakan Metode Lattice Multinomial Annisa Resnianty 1 Deni Saepudin 2 Rian Febrian Umbara 3

Penentuan Nilai Opsi Vanilla Tipe Eropa Multi Aset Menggunakan Metode Lattice Multinomial Annisa Resnianty 1 Deni Saepudin 2 Rian Febrian Umbara 3 ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.1 April 2016 Page 1293 Penentuan Nilai Opsi Vanilla Tipe Eropa Multi Aset Menggunakan Metode Lattice Multinomial Annisa Resnianty 1 Deni Saepudin

Lebih terperinci

BAB2 LANDASAN TEORI. Masalah program linier pada dasarnya memiliki ketentuan-ketentuan berikut ini (Winston, 2004)

BAB2 LANDASAN TEORI. Masalah program linier pada dasarnya memiliki ketentuan-ketentuan berikut ini (Winston, 2004) 7 BAB2 LANDASAN TEORI 2.1. Program Linier Program linear merupakan salah satu teknik dari riset operasi untuk memecahkan permasalahan optimasi dengan memaksimalkan atau meminimalkan suatu bentuk fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hanya ditunjukkan oleh meningkatnya jumlah modal yang diinvestasikan ataupun

BAB I PENDAHULUAN. hanya ditunjukkan oleh meningkatnya jumlah modal yang diinvestasikan ataupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia investasi tampaknya tengah mengalami perkembangan, hal ini tidak hanya ditunjukkan oleh meningkatnya jumlah modal yang diinvestasikan ataupun semakin bertambahnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Opsi adalah suatu hak (bukan kewajiban) untuk pembeli opsi untuk membeli

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Opsi adalah suatu hak (bukan kewajiban) untuk pembeli opsi untuk membeli BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Opsi Opsi adalah suatu hak (bukan kewajiban) untuk pembeli opsi untuk membeli atau menjual aset kepada penjual opsi pada harga tertentu dan dalam jangka waktu yang telah ditentukan

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA OPSI CALL WINDOW RESET MENGGUNAKAN METODE BINOMIAL TREE DAN TRINOMIAL TREE REVI MELIYANI

PENENTUAN HARGA OPSI CALL WINDOW RESET MENGGUNAKAN METODE BINOMIAL TREE DAN TRINOMIAL TREE REVI MELIYANI PENENTUAN HARGA OPSI CALL WINDOW RESET MENGGUNAKAN METODE BINOMIAL TREE DAN TRINOMIAL TREE REVI MELIYANI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 216 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

III. PEMBAHASAN. Payoff Opsi Put ( p) Payoff Opsi Call ( c)

III. PEMBAHASAN. Payoff Opsi Put ( p) Payoff Opsi Call ( c) 5 K S. Untuk kondisi ini opsi tidak mempunyai nilai pada saat jatuh tempo. Jadi nilai opsi call pada saat jatuh tempo dapat dituliskan sebagai suatu payoff atau penerimaan bagi pemegang kontrak sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Opsi merupakan salah satu produk finansial turunan. Opsi memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli atau menjual suatu aset acuan (underlying asset) saat jatuh

Lebih terperinci

METODE BEDA HINGGA UNTUK MENENTUKAN HARGA OPSI SAHAM TIPE EROPA DENGAN PEMBAGIAN DIVIDEN. Lidya Krisna Andani ABSTRACT

METODE BEDA HINGGA UNTUK MENENTUKAN HARGA OPSI SAHAM TIPE EROPA DENGAN PEMBAGIAN DIVIDEN. Lidya Krisna Andani ABSTRACT METODE BEDA HINGGA UNTUK MENENTUKAN HARGA OPSI SAHAM TIPE EROPA DENGAN PEMBAGIAN DIVIDEN Lidya Krisna Andani Mahasiswa Program Studi S1 Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

Kumpulan pasangan nilai-nilai dari variabel acak X dengan probabilitas nilai-nilai variabel random X, yaitu P(X=x) disebut distribusi probabilitas X

Kumpulan pasangan nilai-nilai dari variabel acak X dengan probabilitas nilai-nilai variabel random X, yaitu P(X=x) disebut distribusi probabilitas X Kumpulan pasangan nilai-nilai dari variabel acak X dengan probabilitas nilai-nilai variabel random X, yaitu P(X=) disebut distribusi probabilitas X (distribusi X) Diskrit Seragam Binomial Hipergeometrik

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini dibahas mengenai langkah-langkah yang dilakukan untuk menguji kerja daya sisip dari citra terhadap pesan menggunakan kecocokan nilai warna terhadap pesan berbahasa

Lebih terperinci

PENURUNAN MODEL BLACK-SCHOLES DENGAN METODE BINOMIAL UNTUK SAHAM TIPE EROPA

PENURUNAN MODEL BLACK-SCHOLES DENGAN METODE BINOMIAL UNTUK SAHAM TIPE EROPA Jurnal Matematika UNAND Vol. 2 No. 3 Hal. 49 57 ISSN : 2303 290 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PENURUNAN MODEL BLAC-SCHOLES DENGAN MEODE BINOMIAL UNU SAHAM IPE EROPA LINA MUAWANAH NASIR Program Studi

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA KONTRAK OPSI KOMODITAS EMAS MENGGUNAKAN METODE POHON BINOMIAL

PENENTUAN HARGA KONTRAK OPSI KOMODITAS EMAS MENGGUNAKAN METODE POHON BINOMIAL E-Jurnal Matematika Vol 6 (2), Mei 2017, pp 99-105 ISSN: 2303-1751 PENENTUAN HARGA KONTRAK OPSI KOMODITAS EMAS MENGGUNAKAN METODE POHON BINOMIAL I Gede Rendiawan Adi Bratha 1, Komang Dharmawan 2, Ni Luh

Lebih terperinci

HARGA OPSI SAHAM TIPE AMERIKA DENGAN MODEL BINOMIAL

HARGA OPSI SAHAM TIPE AMERIKA DENGAN MODEL BINOMIAL HARGA OPSI SAHAM TIPE AMERIKA DENGAN MODEL BINOMIAL MIA MUCHIA DESDA Program Studi Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas Padang, Kampus UNAND Limau Manis Padang,

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA OPSI DENGAN MODEL BLACK-SCHOLES MENGGUNAKAN METODE BEDA HINGGA CENTER TIME CENTER SPACE (CTCS)

PENENTUAN HARGA OPSI DENGAN MODEL BLACK-SCHOLES MENGGUNAKAN METODE BEDA HINGGA CENTER TIME CENTER SPACE (CTCS) Eksakta Vol. 18 No. 2, Oktober 2017 http://eksakta.ppj.unp.ac.id E-ISSN : 2549-7464 P-ISSN : 1411-3724 PENENTUAN HARGA OPSI DENGAN MODEL BLACK-SCHOLES MENGGUNAKAN METODE BEDA HINGGA CENTER TIME CENTER

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Secara garis besar,

Lebih terperinci

Analisis Deret Waktu Keuangan

Analisis Deret Waktu Keuangan Khreshna Syuhada 1 Catatan Kuliah Analisis Deret Waktu Keuangan Khreshna Syuhada 2 Bab 1: Return dan Sifat-sifat Return Misalkan PP tt menyatakan harga aset pada waktu tt. Return atau imbal hasil didefinisikan

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA OPSI PUT AMERIKA MENGGUNAKAN ALGORITMA MONTE CARLO. Rina Ayuhana

PENENTUAN HARGA OPSI PUT AMERIKA MENGGUNAKAN ALGORITMA MONTE CARLO. Rina Ayuhana PENENTUAN HARGA OPSI PUT AMERIKA MENGGUNAKAN ALGORITMA MONTE CARLO Rina Ayuhana Program Studi Ilmu Komputasi Universitas Telkom, Bandung rina.21.kids@gmail.com Abstrak Opsi adalah suatu kontrak yang memberikan

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI

Bab 2 LANDASAN TEORI Bab 2 LANDASAN TEORI Pada Bab 2 ini akan diuraikan teori-teori yang berhubungan dengan peramalan menggunakan Metode Automatic Clustering-Relasi Logika Fuzzy. Teori-teori tersebut diantaranya ialah metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi pada bidang keuangan, khususnya saham saat ini tidak hanya diminati oleh masyarakat kalangan atas saja tetapi sudah merambah ke masyarakat kalangan menegah.

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. genetik (genom) yang mengandung salah satu asam nukleat yaitu asam

BAB III PEMBAHASAN. genetik (genom) yang mengandung salah satu asam nukleat yaitu asam BAB III PEMBAHASAN A. Formulasi Model Matematika Secara umum virus merupakan partikel yang tersusun atas elemen genetik (genom) yang mengandung salah satu asam nukleat yaitu asam deoksiribonukleat (DNA)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berkembang sangat pesat. Banyak perusahaan maupun individu yang

BAB I PENDAHULUAN. yang berkembang sangat pesat. Banyak perusahaan maupun individu yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era sekarang ini keuangan merupakan salah satu bidang yang berkembang sangat pesat. Banyak perusahaan maupun individu yang menghadapi masalah ini, sehingga tidak

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA OPSI BELI TIPE ASIA DENGAN METODE MONTE CARLO-CONTROL VARIATE

PENENTUAN HARGA OPSI BELI TIPE ASIA DENGAN METODE MONTE CARLO-CONTROL VARIATE E-Jurnal Matematika Vol. 6 (1), Januari 2017, pp. 29-36 ISSN: 2303-1751 PENENTUAN HARGA OPSI BELI TIPE ASIA DENGAN METODE MONTE CARLO-CONTROL VARIATE Ni Nyoman Ayu Artanadi 1, Komang Dharmawan 2, Ketut

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. 2.1 Fungsi Convex

Bab 2. Landasan Teori. 2.1 Fungsi Convex Bab 2 Landasan Teori Salah satu hal yang menarik dari topik tugas akhir ini adalah penggunaan sebuah ilmu dari dunia insurance (teori comonotonic) ke dunia matematika keuangan. Oleh karena itu untuk memahaminya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Derivatif keuangan merupakan salah satu instrumen yang diperdagangkan di

BAB I PENDAHULUAN. Derivatif keuangan merupakan salah satu instrumen yang diperdagangkan di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Derivatif keuangan merupakan salah satu instrumen yang diperdagangkan di dalam pasar keuangan yang nilainya bergantung pada variabel dasar, seperti saham pada perusahaan,

Lebih terperinci

Penentuan Nilai Opsi Call Eropa Dengan Pembayaran Dividen

Penentuan Nilai Opsi Call Eropa Dengan Pembayaran Dividen Jurnal ainsmat, eptember 16, Halaman 143-1 ol., No. IN 79-686 (Online) IN 86-67 (Cetak) http://ojs.unm.ac.id/index.php/sainsmat Penentuan Nilai Opsi Call Eropa Dengan Pembayaran Dividen Determine the value

Lebih terperinci

Soal 1: Alinemen Horisontal Tikungan Tipe S-S

Soal 1: Alinemen Horisontal Tikungan Tipe S-S (Oct 5, 01) Soal 1: Alinemen Horisontal Tikungan Tipe S-S Suatu tikungan mempunyai data dasar sbb: Kecepatan Rencana (V R ) : 40 km/jam Kemiringan melintang maksimum (e max ) : 10 % Kemiringan melintang

Lebih terperinci

METODE BINOMIAL UNTUK PERHITUNGAN HARGA OPSI EROPA DAN OPSI ASIA EROPA SKRIPSI

METODE BINOMIAL UNTUK PERHITUNGAN HARGA OPSI EROPA DAN OPSI ASIA EROPA SKRIPSI METODE BINOMIAL UNTUK PERHITUNGAN HARGA OPSI EROPA DAN OPSI ASIA EROPA SKRIPSI Oleh: MAHATVA CAHYANINGTYAS NIM. 9614 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK

Lebih terperinci

Perbandingan Model Black Scholes dan Brennan Schwartz untuk Menentukan Harga American Option

Perbandingan Model Black Scholes dan Brennan Schwartz untuk Menentukan Harga American Option J. Math. and Its Appl. ISSN: 829-605X Vol. 4, No., May 2007, 47 58 Perbandingan Model Black Scholes dan Brennan Schwartz untuk Menentukan Harga American Option Endah Rokhmati MP, Lukman Hanafi, Supriati

Lebih terperinci

PEMANFAATAN SIMULASI MONTE CARLO PADA OPSI KEUANGAN

PEMANFAATAN SIMULASI MONTE CARLO PADA OPSI KEUANGAN BAB IV PEMANFAATAN SIMULASI MONTE CARLO PADA OPSI KEUANGAN. Program GUI Simulasi Monte Carlo untuk Menilai Opsi Keuangan. Berikut adalah tampilan dari program GUI Simulasi Monte Carlo untuk Menilai Opsi

Lebih terperinci

BAB IV PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGOLAHAN DATA 4.1 Non-Hirarki Cluster (K-Means Cluster) 4.1.1 Print Output dan Analisa Output A. Initial Cluster Center Initial Cluster Centers Cluster 1 2 Kenyamanan 2 5 Kebersihan 3 5 Luas_Parkir

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. peluang investasi dan sumber pembiayaan dalam upaya mendukung pembangunan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. peluang investasi dan sumber pembiayaan dalam upaya mendukung pembangunan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Bursa Efek Jakarta Bursa Efek Jakarta adalah salah satu bursa saham yang dapat memberikan peluang investasi dan sumber pembiayaan dalam upaya mendukung pembangunan Ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Opsi lookback adalah opsi yang keuntungannya tergantung dari harga maksimum atau minimum aset pokok selama periode opsi. Salah satu keunikan dari opsi lookback adalah

Lebih terperinci

Soal 1: Alinemen Horisontal Tikungan Tipe S-C-S

Soal 1: Alinemen Horisontal Tikungan Tipe S-C-S (Oct 4, 01) Soal 1: Alinemen Horisontal Tikungan Tipe S-C-S Suatu tikungan mempunyai data dasar sbb: Kecepatan Rencana (V R ) : 40 km/jam Kemiringan melintang maksimum (e max ) : 10 % Kemiringan melintang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dikemukakan teori-teori yang mendukung pembahasan penyelesaian persamaan diferensial linier tak homogen dengan menggunakan metode fungsi green antara lain: persamaan

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA OPSI JUAL MULTIASET TIPE AMERIKA DENGAN METODE LEAST-SQUARE MONTE CARLO

PENENTUAN HARGA OPSI JUAL MULTIASET TIPE AMERIKA DENGAN METODE LEAST-SQUARE MONTE CARLO ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.1 April 2015 Page 1805 PENENTUAN HARGA OPSI JUAL MULTIASET TIPE AMERIKA DENGAN METODE LEAST-SQUARE MONTE CARLO Indra Utama Sitorus 1, Irma Palupi

Lebih terperinci

PERHITUNGAN HARGA OPSI TIPE ARITMATIK CALL ASIA DENGAN SIMULASI MONTE CARLO

PERHITUNGAN HARGA OPSI TIPE ARITMATIK CALL ASIA DENGAN SIMULASI MONTE CARLO PERHITUNGAN HARGA OPSI TIPE ARITMATIK CALL ASIA DENGAN SIMULASI MONTE CARLO Ardhia Pringgowati 1 1 Prodi Ilmu Komputasi Telkom University, Bandung 1 ardya.p@gmail.com Abstrak Pada penelitian ini berhubungan

Lebih terperinci

PEMODELAN HISTORI TEMPERATUR PADA GUN BARREL MENGGUNAKAN METODE VOLUME HINGGA

PEMODELAN HISTORI TEMPERATUR PADA GUN BARREL MENGGUNAKAN METODE VOLUME HINGGA PEMODELAN HISTORI TEMPERATUR PADA GUN BARREL MENGGUNAKAN METODE VOLUME HINGGA Riyadi Lazuardi Sirait 1, Rian Febrian Umbara 2, Irma Palupi 3 1,2,3 Prodi Ilmu Komputasi-Telkom University, Bandung 1 riyadisirait@gmail.com,

Lebih terperinci

Lampiran 3. Permohonan Data Awal

Lampiran 3. Permohonan Data Awal 1 2 3 Lampiran 3 Permohonan Data Awal 4 Lampiran 4 Permohonan Data BPM 5 6 Lampiran 6 Lembar Observasi 7 8 9 Lampiran 9 Kartu Skor Pudji Rochjati 10 11 Lampiran 10 Satuan Acara Penyuluhan & Leaflet 12

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investasi dinilai baik apabila memiliki tingkat pengembalian yang baik pada tingkat

BAB I PENDAHULUAN. investasi dinilai baik apabila memiliki tingkat pengembalian yang baik pada tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Risiko dan Pengembalian (Return) dari sebuah investasi adalah 2 indikator yang paling umum digunakan dalam mengukur kinerja dari sebuah investasi. Sebuah investasi

Lebih terperinci

M.Andryzal fajar OPSI

M.Andryzal fajar OPSI M.Andryzal fajar Andryzal_fajar@uny.ac.id OPSI OPSI Adalah suatu tipe kontrak antara dua pihak yang satu memberikan hak kepada yang lain untuk membeli atau menjual suatu aktiva pada harga yang tertentu

Lebih terperinci

Penentuan Nilai Opsi Vanilla Tipe Eropa Multi Aset Menggunakan Metode Lattice Multinomial Annisa Resnianty 1 Deni Saepudin 2 Rian Febrian Umbara 3

Penentuan Nilai Opsi Vanilla Tipe Eropa Multi Aset Menggunakan Metode Lattice Multinomial Annisa Resnianty 1 Deni Saepudin 2 Rian Febrian Umbara 3 Penentuan Nilai Opsi Vanilla Tipe Eropa Multi Aset Menggunakan Metode Lattice Multinomial Annisa Resnianty 1 Deni Saepudin Rian Febrian Umbara 3 1,,3 Prodi Ilmu Komputasi Telkom University, Bandung 1 nisaresnianty@gmail.com

Lebih terperinci

Penentuan Harga Opsi Saham Tipe Amerika dengan Model Binomial (Studi Kasus: PT Rio Tinto Plc)

Penentuan Harga Opsi Saham Tipe Amerika dengan Model Binomial (Studi Kasus: PT Rio Tinto Plc) Penentuan Harga Opsi Saham Tipe Amerika dengan Model Binomial (Studi Kasus: PT Rio Tinto Plc) Pricing Stock Options with the American Type Binomial Model (Case Study: PT Rio Tinto Plc) Muhammad Syazali

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Pada bagian ini akan diuraikan beberapa definisi dan teori penunjang yang akan digunakan di dalam pembahasan.

II. LANDASAN TEORI. Pada bagian ini akan diuraikan beberapa definisi dan teori penunjang yang akan digunakan di dalam pembahasan. II. LANDASAN TEORI Pada bagian ini akan diuraikan beberapa definisi dan teori penunjang yang akan digunakan di dalam pembahasan. 2.1 Istilah Ekonomi dan Keuangan Definisi 1 (Investasi) Dalam keuangan,

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengantar Proses Stokastik

Bab 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengantar Proses Stokastik Bab 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diberikan penjelasan singkat mengenai pengantar proses stokastik dan rantai Markov, yang akan digunakan untuk analisis pada bab-bab selanjutnya. 2.1 Pengantar Proses

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam pembahasan ini dikaji mengenai nilai ekspektasi saham pada jatuh tempo, persamaan nilai portofolio, penentuan model Black-Scholes harga opsi beli tipe Eropa,

Lebih terperinci