Analisa Teknis dan Ekonomis Pengembangan Industri Pendukung Furnitur kapal

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Analisa Teknis dan Ekonomis Pengembangan Industri Pendukung Furnitur kapal"

Transkripsi

1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (214) ISSN: ( Print) 1 Analisa Teknis dan Ekonomis Pengembangan Industri Pendukung Furnitur kapal Alfan Himawan P.,Triwilaswandio Wuruk Pribadi Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas Teknologi KelautanInstitut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya triwilas@na.its.ac.id Industri furnitur kapal di Indonesia masih perlu dikembangkan untuk mendukung peningkatan produktivitas industri perkapalan.tugas akhir ini bertujuan untuk melakukan analisa secara teknis dan ekonomis pengembangan industri pendukung furniture kapal yang berada disekitar Surabaya. Pertama, kondisi industri manufaktur furnitur di sekitar Surabaya di evaluasi. Saat ini industri furnitur masih fokus pada produksi furnitur rumah dan kantor di darat. Kondisi ini membuka peluang pada industri furnitur untuk memenuhi kebutuhan furnitur di industri perkapalan. Kedua, dilakukan identifikasi spesifikasi dan kriteria khusus furnitur untuk kapal. Spesifikasi furniture kapal yang terpenting adalah penggunaan lem marine use, tidak mudah dipindahkan dan desain minimalis. Ketiga, dilakukan perencanaan dan pengembangan industri furnitur kapal yang berlokasi disekitar Surabaya. Industri furniture ini dibangun dengan luas sekitar 5 2 dengan urutan proses produksi dari persiapan material hingga pemeriksaan furniture. Industri furniture kapal yang direncanakan ini sedikitnya mampu memenuhi 6% dari kebutuhan furniture kapal di Indonesia. Total investasi yang dibutuhkan untuk pengembangan industri pendukung furnitur kapal ini sekitar Rp 2.4..,-dan investasi balik modal selama 5 tahun. Kata Kunci: Furniture kapal, perabotan kapal, Industri pendukung kapal, Studi Kelayakan P I. PENDAHULUAN erkembangan industri perkapalan di Indonesia sampai saat ini masih terkendala beberapa masalah dalam proses produksinya. Salah satu kendala ini seperti industri pendukung komponen-komponen tambahan kapal yang masih kurang mencukupi kebutuhan industri kapal. Industri pendukung kapal ini selain komponen perlengkapan kapal, peralatan navigasi, ada juga perabotan interior kapal atau sering disebut Berdasarkan artikel berita Kebangkitan Industri Mebel Dan Kerajinan Indonesia di situs berisi bahwa perkembangan industri furniture di Indonesia meningkat seperti hasil ekspornya yang mencapai angka US$1,8 miliar dan akhir tahun 213 targetnya bisa US$2 miliar.[1] Hasil transaksi ekspor itu belum ditambah besarnya transaksi yang ada didalam negeri sehingga semua hasil transaksi furniture baik ekspor atau nasional bisa mencapai US$ 4 miliar. Perkembangan mebel atau furniture ini hanya terkonsentrasi pada kebutuhan furniture yang ada di bangunan darat seperti perumahan, hotel dll. Tetapi untuk produk furniture khusus didalam ruangan kapal masih jarang atau sangat sedikit industri furniture yang menargetkan pangsa pasarnya di industri perkapalan. Ruangan-ruangan di dalam kapal juga memerlukan berbagai perabotan yang di butuhkan oleh awak kapal atau penumpang kapal untuk hidup didalam kapal. Oleh karena itu, ini merupakan potensi dan peluang yang besar untuk mengembangkan industri pendukung furniture kapal untuk memenuhi pangsa pasar industri perkapalan di Indonesia. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Furniture Mebel atau furniture adalah perlengkapan rumah yang mencakup semua barang seperti kursi, meja, dan lemari. Mebel berasal dari kata movable, yang artinya bisa bergerak. Pada zaman dahulu meja kursi dan lemari relatif mudah digerakkan dari batu besar, tembok, dan atap. Sedangkan kata furniture berasal dari bahasa Prancis fourniture (152-3 Masehi). Fourniture mempunyai asal kata fournir yang artinya furnish atau perabot rumah atau ruangan. Walaupun mebel dan furniture punya arti yang beda, tetapi tujuan dan fungsi barang sama, seperti : meja, kursi, lemari, dan seterusnya.[2] Pada umumnya fungsi furnitur antara lain : Sebagai tempat menyimpan sesuatu diatasnya Sebagai tempat menyimpan sesuatu didalamnya Sebagai tempat untuk tidur Sebagai tempat untuk duduk atau bersandar Sebagai wadah untuk banyak fungsi Beberapa jenis furniture yang dibedakan menjadi 2 macam secara umum, yaitu : 1. Indoor Furniture 2. Outdoor Furniture Pada umumnya, beberapa jenis furniture berdasarkan bahan baku sebagai berikut : 1. Furniture kayu 2. Furniture logam 3. Furniture plastik 4. Furniture rotan dan bambu B. Konsep Dasar Ekonomi Teknik Orang / kelompok / perusahaan yang secara simultan melakukan kegiatan transaksi ekonomi disebut dengan pelaku ekonomi (economic entity). Sementara itu, kegiatanya disebut transaksi ekonomi. Kegiatan atau transaksi ekonomi akan terjadi sekurang-kurangnya bila ada 2 pihak yaitu pihak penyedia barang (produsen/industri pendukung) dan pihak pemakai (konsumen/galangan). Transaksi ekonomi adalah

2 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (214) ISSN: ( Print) 2 suatu konsep aktivitas yang berorientasi pada proses didapatkannya keuntungan ekonomis (profit) dengan adanya perbedaan nilai manfaat (value) dari suatu objek akibat dari adanya perbedaan waktu, tempat, fisik atau kepemilikan terhadap objek tersebut. Nilai ekonomi dari suatu objek sangat tergantung dari hukum kebutuhan dan ketersediaan (supply and demand). Dimana jika supply (S) banyak demand (D) kecil maka harganya (P) jadi turun dan sebaliknya jika supply sedikit permintaan banyak maka harga naik, untuk jelasnya lihat gambar grafik Supply & Demand yang dapat dilihat pada gambar 1 di bawah. Oleh karena itu, setiap pelaku ekonomi perlu memahami dan mengetahui kondisi supply demand tersebut secara baik dan memanfaatkan situasi sebagai peluang dalam mendapatkan keuntungan ekonomisnya secara optimal. [3] literature dan informasi-informasi penting lain yang berhubungan industri furniture dan ekonomi teknik. Studi kepustakaan ini, meliputi : informasi dan wawasan tentang furniture, keadaan industri furniture secara umum, konsep dan aplikasi ekonomi teknik, kelayakn investasi dsb. Kedua adalah studi lapangan yaitu kegiatan untuk mendapatkan berbagai macam informasi kondisi nyata pada industri furniture yang ada di Surabaya dan sekitarnya. Studi lapangan ini, meliputi : pengetahuan tentang proses produksi furniture, kebutuhan furniture di kapal, observasi didalam pabrik furniture, observasi desain furniture yang ada di kapal dsb. B. Tahap Pengumpulan Data Tahap pengumpulan data ini adalah penggabungan dari tahap sebelumnya yaitu studi lapangan dan studi kepustakaan. Data-data yang didapatkan dari 2 studi tersebut, meliputi : informasi peralatan dan mekanisme manufaktur industri furniture, jenis-jenis material yang dipakai, teknik-teknik pembuatan furnitur, informasi tentang kriteria furniture khusus kapal yang cocok, perumusan investasi yang cocok untuk industri furniture dsb. C. Tahap Analisa data dan Pembahasan Tahap selanjutnya adalah pengolahan semua data yang telah dikumpulkan hingga didapatkan hasil analisa aspekaspek teknis dan teknologi industri furniture, hasil analisa produk furniture dan analisa pasar dan ekonomi industri furniture Gambar 1 Grafik Supply&Demand C. Biaya Dalam suatu biaya sebenarnya diketahui ada 2 istilah atau terminologi biaya yang perlu mendapat perhatian, yaitu : 1. Biaya (cost) yang dimaksud dengan biaya di sini adalah semua pengorbanan yang dibutuhkan dalam rangka mencapai suatu tujuan yang diukur dengan nilai uang. 2. Pengeluaran (expence) yang dimaksud dengan expence ini biasanya berkaitan dengan sejumlah uang yang dikeluarkan atau dibayarkan dalam rangka mendapatkan suatu hasil yang diharapkan. Dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa biaya (cost) memiliki pengertian yang jauh lebih lengkap dan mendalam dari pengeluaran (expences). [3] Konsep dan istilah biaya berkembang selaras dengan kebutuhan disiplin keilmuan dan profesi : (ekonom, insinyur, akuntan dan desainer) sehingga dalam pengklarifikasian biaya banyak pendekatan yang dapat ditemui. Oleh karena itu klasifikasi biaya dapat terbagi menjadi: 1. Biaya berdasarkan waktu 2. Biaya berdasarkan kelompok sifat penggunanya 3. Biaya berdasarkan produknya 4. Biaya berdasarkan volume produk. A. Tahap Studi III. METODOLOGI PENELITIAN Tahap studi ini terdiri dari 2 bagian kegiatan, yaitu studi lapangan dan studi kepustakaan. Untuk pertama adalah studi kepustakaam yaitu kegiatan untuk mendapatkan dasar teori, D. Kesimpulan dan Saran Tahap terakhir dari semua hasil pengolahan data dan infomasi yang menghasilkan kesimpulan global dari hasil pengerjaan dan proses Tugas Akhir serta saran yang diutarakan dari hasil pengamatan pada proses penelitian ini berlangsung. IV. ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLGI INDUSTRI FURNITUR KAPAL A. Proses Manufaktur Furniture Kapal Proses produksi furniture yang terjadi pada home industry dan bengkel kayu pada galangan pada umumya, yaitu : 1. Perencanaan dan desain furnitur Perencanaan dan desain furniture yang terdiri dari proses : Penentuan jumlah dan bahan material, perencanaan jumlah dan bentuk furniture dan desain artistik. 2. Fabrikasi Proses pembuatan profil atau konstruksi furniture yang terdiri dari proses : penandaan, pemotongan, pembentukan dan penghalusan. 3. Assembly Proses perakitan profil-profil furniture menjadi 1 bentuk furniture utuh dan dilakukan juga proses penghalusan kembali. 4. Finishing Proses pelapisan dan pengecatan furniture 5. Inspeksi dan tambahan Proses pemeriksaan hasil dari semua proses manufaktur furniture dan ditambah proses pemasangan perlengkapan

3 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (214) ISSN: ( Print) 3 furniture tambahan. Urutan kerja proses manufaktur furniture dapat dilihat pada gambar 2 di bawah. Gambar 2 Urutan kerja manufaktur furniture B. Spesifikasi Material Furnitur Kayu 1. Kayu utuh (solid) Kayu yang pada umumnya langsung dari batang pohon ayng dipotong dan dikeringkan. Kayu utuh terbagi lagi menjadi 2 jenis, yaitu : kayu kuat (hardwoods) dan kayu lunak (softwoods). 2. Vinir Vinir merupakan lapisan kulit dari batang kayu pohon yang dikelupas untuk digunakan sebagai pelapis material furniture. 3. Kayu Olahan atau Papan Manufaktur Jenis kayu yang secara umum berbentuk papan yang terbuat dari olahan serat, serbuk atau lembaran kayu yang digabung dan dipress menjadi satu. Papan manufaktur terdiri dari 3 jenis, yaitu : kayu lapis (plywood / multipleks), papan partikel (particle boards) dan papan fiber (fibre boards). C. Teknik dan Teknologi Finishing Furnitur Finishing kayu merupakan proses terakhir dari serangkain proses produksi furniture. Pada proses finishing ini barang furniture yang telah jadi dilapisi dan dicat. Langkah atau tahapan dalam proses finishing kayu secara ilmiah disebut sebagai finish system/cycle/formula. Sistematika Finishing Kayu (Wood Finishing System) umumnya dipraktekkan dengan beragam sistematika. Pengecatan finishing kayu secara dasar terdiri atas beberapa aplikasi dengan fungsinya masingmasing yang dibedakan atas : 1. Wood Filler, yaitu bahan aplikasi pengisian pori dan celah kayu 2. Wood Stain, yaitu bahan aplikasi pewarnaan terhadap kayu 3. Cat Dasar, yaitu bahan aplikasi pelindung pewarnaan kayu 4. Cat Akhir atau laminasi, yaitu bahan aplikasi pelindung akhir dan tingkat kilap (sheen grade) Finishing interior dan eksterior untuk furnitur terletak pada daya tahan terhadap cuaca dan kelembaban, dimana eksterior membutuhkan proteksi terhadap kelembaban. sedangkan interior menekankan kerapihan serta keindahan penampilan sehingga daya tahannya lebih lama dibanding produk finishing eksterior. Tujuan dari proses finishing kayu ini antara lain : 1. Memperindah penampilan (Enhancement of appearance) 2. Melestarikan penampilan (Preservation of the appearance) 3. Melindungi kayu dan penampilannya (Protection and appearance) 4. Memudahkan perawatan (Provide an easy to clean surface) Macam-macam finishing furniture kayu, yaitu : 1. Shellac (politur) 2. Pernis (varnish) 3. Lacquer 4. Melamin 5. PU (Poly Urethane) 6. Cat Duco 7. Laminasi (Laminate) Aplikasi Finishing kayu atau carapengerjaan finishing merupakan salah satu faktor yang penting menentukan kualitas dan hasilnya. Ada beberapa cara aplikasi finishing menyesuaikan dengan jenis bahan dan kualitas akhir yang diinginkan. Satu jenis bahan finishing juga dapat dikerjakan lebih dari 1 aplikasi dan beberapa cara aplikasi atau pengerjaan finishing, antara lain : 1. Dipping (celup) 2. Wiping (pemolesan dengan kain) 3. Brush (kuas) 4. Spray (semprot) 5. Shower (curah) 6. Rolling (penggunaan alat roller cat) D. Peralatan dan Mesin Industri Furnitur Kapal Peralatan manual (Handtools) adalah peralatan tangan manual yang digunakan untuk proses dasar furnitur, meliputi : alat penanda (marking tool),seperti : spidol, pensil dll jalat ukur (measuring tool),seperti : penggaris, mistar dll alat penguji (testing tool),seperti : alat pengukur kadar air alat potong (sawing), seperti : gergaji alat pembentuk (forming), seperti : alat serut dan pahat alat penyelesaian (smoothing), seperti : ampelas Peralatan mesin kayu otomatis (portable) ini meliputi : mesin potong (circular saw, jig saw, chain saw) mesin serut atau ketam (planer) mesin girik (router) mesin bor (drill) mesin ampelas (sander) mesin finishing (spray & compressor) Peralatan mesin kayu berat, penggunaan mesin kayu berat ini untuk kayu-kayu berukuran besar atau pada umumnya untuk

4 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (214) ISSN: ( Print) 4 manufaktur kayu keras. Peralatan mesin kayu berat ini, meliputi : [4] Mesin potong / gergaji (cross cutting saw) Mesin serut (planning machine) Mesin bor / pelubang (drilling press) Mesin girik / frais (router machine) Mesin bubut (splinder machine) Mesin profil (moulding machine) Mesin penekuk (bending machine) Mesin ampelas (sending machine) E. Perencanaan Layout Bengkel Produksi Manufaktur. Perencanaan letak pengerjaan produksi furniture dan alur produksi perlu di buat dengan efisien. Layout tersebut harus mencangkup tahapan produksi utama furniture yaitu, posisi fabrikasi, assembly, finishing. Selain itu, perlu adanya alokasi tempat untuk gudang peralatan dan mesin, gudang penyimpanan material, lahan penyimpanan furniture yang telah jadi. Melalui perencanaan penyusunan mesin-mesin dan alur produksi dalam bengkel (workshop) dapat dihasilkan proses produksi yang teratur serta optimal, seperti : Teraturnya aliran kerja (line production) Mengurangi perpindahan bahan (material handling) Mendapatkan ruang kerja yang leluasa Mengurangi ongkos produksi Memungkinkan pengawasan produksi yang baik Menjaga kondisi kesehatan fisik dan psikis para pekerja Mengurangi congesty point (penumpukan bahan, dll) Data pemesan ini yang dimaksud adalah data sepesifikasi atau kriteria-kriteria dari konsumen atau pihak pemesan dalam pembuatan furniture yang diberikan kepada produsen. Data dan kriteria yang sering diberikan pada produsen antara lain : selera, gaya perabot, bahan, warna, perlengkapan atau aksesoris 2. Saran Perancang Saran perancang ini yang dimaksud adalah pihak ahli teknis dan ekonomis produk furniture yang dimiliki suatu perusahaan dari pihak pemesan atau dari produsen. Langkah kerja perencanaan desain furniture dapat diaplikasikan dengan bentuk kerja seperti gambar 4 sebagai berikut : [5] Gambar 4 Framework perencanaan produk furniture Gambar 3 Denah dan aliran kerja bengkel furniture kapal Pada gambar 3 di atas merupakan denah alur proses kerja manufaktur furniture pada industri furniture kapal dari material storage sampai furniture storage. V. ANALISA PRODUK FURNITUR KAPAL A. Tahap Perencanaan Desain Produk Furnitur. Dalam tahapan ini diperlukan 2 aspek dan pihak yang terlibat dalam proses perencanaan desain furniture, yaitu : 1. Data atau Permintaan Pemesan B. Kriteri-Kriteria Khusus Produk Furnitur Kapal. Kriteria-kriteria khusus dan tambahan yang harus dipertimbangkan dalam pemasangan (Fitting) perabotan mebel atau furniture di dalam suatu ruangan kapal antara lain : a. Terkunci dalam posisinya (locked), yang dimaksud adalah furnitur sudah tidak dapat dipindahkan lagi dengan mudah dan sudah terkunci pada posisi kedudukanya. b. Bongkar Pasang (knockdown) atau semi-knockdown, yang dimaksud adalah furniture dapat dibongkar pasang konstruksinya. c. Perekat Marine Use, yang dimaksud adalah penggunaan lem atau perekat yang anti air dan zat cair lainya. d. Tidak ada aksesoris dan dekorasi berlebihan, yang dimaksud adalah tidak memakai atau mengurangi berbagai macam aksesori dan dekorasi desain dari bentuk furniture agar tidak mempersempit ruang gerak. e. Kedudukan kolom rak dan pintu loker terpasang rapat, yang dimaksud adalah kolom rak dan pintu loker / lemari

5 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (214) ISSN: ( Print) 5 tersebut tidak mudah untuk terbuka sendiri dan dapat menutup kembali secara otomatis. f. Penggunaan material furniture tahan api dan karat, yang dimaksud adalah penggunaan material logam pada furniture didalam ruangan tertentu seperti dapur dan ruangan peralatan dan mesin. g. Penggunaan desain minimalis dan multifungsi, yang dimaksud adalah desain furniture yang bertipe minimalis dan dapat digunakan lebih dari 1 fungsi yang bertujuan untuk kesan luas didalam ruangan serta mengurangi jumlah penggunaan furniture didalam ruangan. VI. ANALISA EKONOMIS FURNITUR KAPAL A. Target Produksi dan Kebutuhan Furniture Kapal Target produksi pada industri furniture kapal ini dapat direncanakan awal dengan kapasitas dan produktivitas pada tabel 1 sebagai berikut : Tabel 1 Target minimal produksi dalam 1 bulan dan pekerja yang terlibat Jenis Furniture set / bulan (set) pekerja aktif /bulan (orang) Meja 4 23 Kursi 6 23 lemari dan rak 2 22 tempat tidur 2 25 Dalam perhitungan 1 tahun dapat direncanakan perbandingan antara kemampuan produksi industri furniture kapal dengan kebutuhan furniture kapal di Indonesia dalam kurun waktu 4 tahun mendatang yang dimulai dari tahun 214. Perencanaan ini dapat ditampilkan dengan gambar diagram pada gambar 5 hingga 8 sebagai berikut : Gambar 5 di bawah merupakan perbandingan antara kebutuhan meja yang terus meningkat dan diimbangi dengan kapastias produksi meja kapal dari industri Jumlah (Unit) Gambar 6 Diagram Perbandingan antara Kebutuhan kursi dan Produksi kursi furniture kapal Gambar 7 di bawah merupakan perbandingan antara kebutuhan tempat tidur yang terus meningkat dan diimbangi dengan kapastias produksi tempat tidur kapal dari industri Jumlah (Unit) Kebutuhan Kursi pada kapal bangunan Produksi Kursi Industri furniture kapal Kebutuhan Kasur pada kapal bangunan Produksi Kasur industri furniture kapal Gambar 7 Diagram Perbandingan antara Kebutuhan tempat tidur dan Produksi tempat tidur furniture kapal Gambar 8 di bawah merupakan perbandingan antara kebutuhan lemari yang terus meningkat dan diimbangi dengan kapastias produksi lemari kapal dari industri Kebutuhan Lemari pada kapal bangunan Produksi Lemari industri furniture kapal Jumlah (unit) 2 Kebutuhan Meja pada kapal bangunan Produksi Meja industri furniture kapal Jumlah (unit) 5 Gambar 8 Diagram Perbandingan antara Kebutuhan lemari dan Produksi lemari furniture kapal Gambar 5 Diagram Perbandingan antara Kebutuhan meja dan Produksi meja furniture kapal Gambar 6 di bawah merupakan perbandingan antara kebutuhan kursi yang terus meningkat dan diimbangi dengan kapastias produksi kursi kapal dari industri Meningkatnya kebutuhan furniture juga diikuti peningkatan kapasitas produksi furniture setidaknya mampu memenuhi 6% lebih kebutuhan furniture kapal di Indonesia.

6 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (214) ISSN: ( Print) 6 B. Analisa Biaya Investasi Industri Furnitur kapal. Total semua biaya atau investasi yang dibutuhkan untuk pembangunan sebuah industri furniture kapal dapat dilihat pada pada tabel 2 sebagai berikut: Tabel 2 Daftar Investasi dan Total Semua Investasi No. Daftar Investasi Total Biaya 1 Peralatan manual Rp 1,92,. 2 Peralatan mesin portable Rp 128,6,. 3 Peralatan mesin kayu berat Rp 313,229,1. 4 Bahan bangunan Rp 1,554,35,. 5 Material finishing Rp 8,74,. 6 Material furniture Rp 195,26,. 7 Peralatan-peralatan lain Rp 68,52,. TOTAL INVESTASI Rp 2,351,79,1. Investasi total minimal yang dibutuhkan untuk pembuatan sebuah industri furniture untuk kapal dengan spesifikasispesifikasi standard industri furniture kapal adalah sebesar Rp Biaya-biaya operasional perbulan yang akan dikeluarkan saat industri furniture berjalan seperti gaji karyawan (organik dan non organik) serta biaya tagihan listrik dan air :Rp ,- + Rp ,- = Rp ,-. C. Analisa Kelayakan Investasi Industri Furnitur Kapal. Analisa kelayakan investasi yang berfungsi untuk mendapat hasil BEP (Break Event Point) atau yang disebut balik modal investasi. Darihasil perhitungan dan prerncanaan Cash Flow dan BEP, maka dapat diketahui bahwa investasi sebesar Rp untuk pembangunan industri furniture dapat dilunasi atau balik modal selama 5 tahun proses usaha. VII. KESIMPULAN 1. Belum banyak produk furniture untuk kapal yang dikembangkan dan ini peluang usaha yang bagus. 2. Spesifikasi untuk produk furniture untuk kapal ini harus memiliki kriteria-kriteria sebagai berikut : Konstruksi furniture kapal yang dapat dibongkar pasang (knockdown). Penggunaan lem marine use. Desain furniture untuk ruangan sempit. Furniture yang multifungsi. Jenis bahan baku furniture yang efisien untuk furniture di ruangan kapal yaitu jenis kayu olahan, seperti kayu lapis (multipleks atau plywood) dengan spesifikasi : Massa jenis tidak kurang dari 5kg/m3 Grade kayu Profit Kotor tidak kurang Rp dari B/BB Rp Kadar air Perusahaan maksimal 14% 432,86, ,431,285 Ketebalan tidak kurang dari 6.5 mm dan 3 lapis kayu. Sedangkan untuk ruangan tertentu yang ada dikapal seperti ruang dapur atau ruangan mesin dan peralatan harus menggunakan bahan baku jenis logam seperti pelat stainless steel atau aluminium dengan ketebalan tidak lebih dari 1.5 mm. 3. Analisa Teknis untuk pengembangan industri furnitur khusus kapal agar lebih efisien dan produktif ini perlu diterapkan beberapa langkah, yaitu : a. Layout dan alur pengerjaan manufaktur furnitur harus teratur yang terdiri dari proses persiapan material, fabrikasi, perakitan (assembly), penyelesaian (finishing), pengecekan (inspection). b. Pada Layout assembly area atau area perakitan dibagi menjadi 4 konsentrasi area perakitan furniture berdasarkan jenis furniture (meja, lemari, kursi, tempat tidur). c. Peralatan mesin skala industri besar furniture setidaknya memiliki 1 unit mesin kayu berat antara lain : Cross Cutting Saw Machine (mesin potong), Moulding Machine (mesin pembentuk profil), Planning Machine (mesin ketam), Router Machine (mesin girik), Sanding Machine (mesin penghalus). 4. Analisa Ekonomis d. Berdasarkan kondisi industri perkapalan untuk pembangunan kapal baru, furniture kapal banyak dibutuhkan dan dipesan pada 3 bulan terakhir tiap tahun. Pada 9 bulan lainnya diperlukan produk pengganti sebagai produk alternatife dan keberlangsungan industri e. Industri furniture kapal ini sedikitnya dapat memenuhi 6% kebutuhan furniture kapal bangunan baru di Indonesia per tahun. f. Nilai total investasi minimal untuk industri furniture kapal yang dibangun di kota Surabaya ini sebesar Rp dan investasi industri furniture kapal ini mencapai BEP (balik modal) selama 5 tahun. 5. Dari hasil analisa teknis dan ekonomis pengembangan industri pendukung furniture kapal ini dapat dinilai bahwa industri furniture kapal layak dikembangkan di Indonesia. UCAPAN TERIMA KASIH Para penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ir. Triwilaswandio Wuruk Pribadi, M.Sc. selaku dosen pembimbing dan kedua orang tua yang telah memberikan dukungan motivasi, spiritual dan material serta semua pihak yang telah membantu menyelesaikan penelitian ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu. DAFTAR PUSTAKA [1] INSPIRASI BANGSA.(213, Juli 212). Artikel Harian. Diperoleh 213, Juli 12, dari : indonesia/ [2] WIKIPEDIA.(213, Juli 12).MEBEL. Diperoleh 213, Juli 12. Dari : [3] M. Giatman. 25. Ekonomi Teknik. Jakarta : PT. Raja Grafindo [4] Lerch,Ernst.1995(cetakan ke-4).pengerjaan Kayu Secara Masinal.Semarang : SMTIK-PIKA Semarang. [5] Kristianto,M.Gani.1995(cetakan ke-2).teknik Mendesain Perabot yang Benar.Semarang : SMTIK-PIKA Semarang.

1. Kurangnya support dari INDUSTRI PENDUKUNG KAPAL khususnya Perabotan atau furnitur kapal

1. Kurangnya support dari INDUSTRI PENDUKUNG KAPAL khususnya Perabotan atau furnitur kapal 1. Kurangnya support dari INDUSTRI PENDUKUNG KAPAL khususnya Perabotan atau furnitur kapal 2. BELUM ADA SPESIFIKASI tentang FURNITUR KHUSUS KAPAL 3. PROSPEK dan PELUANG USAHA yang CERAH untuk PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

III. DATA PERANCANGAN. Kesiapan Data Rincian Data. Pedoman Membuat Dining chair. Sumber Inspirasi Refrensi Model. Dalam Menciptakan Dining Chair

III. DATA PERANCANGAN. Kesiapan Data Rincian Data. Pedoman Membuat Dining chair. Sumber Inspirasi Refrensi Model. Dalam Menciptakan Dining Chair III. DATA PERANCANGAN A. TABEL DATA PERANCANGAN Sifat Data Manfaat Data Kesiapan Data Rincian Data Dalam Perancangan Sudah Belum Utama Penunjang Data Objek Dan Teknik Perancangan Spesifikasi Pedoman Membuat

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN 1. Orisinalitas Perbedaan karya rancangan penulis dengan karya desainer lain berdasarkan riset yang penulis kumpulkan adalah desainer lain ada juga yang membuat rancangan meja

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas Perancangan rak buku yang dibuat memiliki orisinialitas sendiri berdasarkan sistematika dan pemilian warna yang contrast. Berbahan dasar multiplek, dan dilapisi

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. Keaslian (Orisinalitas) Sebuah produk tidaklah ada yang benar benar asli dari hasil pemikiran. Melainkan ada pengembangan atau inovasi inovasi baru dari produk yang sudah ada.

Lebih terperinci

A. KELOMPOK DATA BERKAITAN FUNGSI PRODUK RANCANGAN

A. KELOMPOK DATA BERKAITAN FUNGSI PRODUK RANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN FUNGSI PRODUK RANCANGAN Analisis desain yang pertama dilakukan adalah untuk mendapatkan data atau informasi yang diperlukan berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Tempat tidur anak pada umumnya hanya sebagai tempat beristirahat atau tidur, dan kadang digunakan sebagai tempat belajar atau bermain bagi anak-anak, meskipun

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN. Mebel atau Furiture merupakan perlengkapan atau barang seperti kursi, meja, lemari

BAB II METODE PERANCANGAN. Mebel atau Furiture merupakan perlengkapan atau barang seperti kursi, meja, lemari BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Mebel atau Furiture merupakan perlengkapan atau barang seperti kursi, meja, lemari yang memiliki fungsi di dalam ruangan. Sedangkan arti kata MEBEL berasala dari

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Produk permainan sekoci handcar anak ini termasuk permainan tradisional, yang awalnya terinspirasi dari sebuah kendaraan tradisonal Handcar. Digunakan sekitar

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: 23373539 (23019271 Print) 1 Analisa Teknis Dan Ekonomis Pembangunan Fasilitas Terpadu untuk Meningkatkan Produktivitas Kapal Di Galangan Tepian Mahakam

Lebih terperinci

III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN

III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN 1. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN Analisis desain yang pertama dilakukan adalah untuk mendapatkan data atau informasi yang diperlukan berkaitan

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II a. Orisinalitas METODE PERANCANGAN Banyak produk rak buku dengan berbagai macam bentuk yang sudah beredar dipasaran, namun dari banyaknya jenis rak yang sudah ada hanya sedikit sekali yang mengeksplorasi

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. karna beberapa faktor yang mendukung dalam pemakaian bahan plywood tersendiri yaitu :

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. karna beberapa faktor yang mendukung dalam pemakaian bahan plywood tersendiri yaitu : BAB IV KONSEP PERANCANGAN 1. Tataran Lingkungan Tanggung jawab karya pada lingkungan Penggunaan material plywood pada karya ini memang terdengar relatif murah dan berkualitas. Karena pada plywood sendiri

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS 1. Ulasan Produk Sejenis Produk meja dan kursi belajar dari P kolino ini memiliki desain yang unik dengan meja dan kursi yang dapat menyatu. Pemilihan bentuk yang

Lebih terperinci

Analisis Perbandingan Perhitungan Teknis Dan Ekonomis Kapal Kayu Pelayaran Rakyat Menggunakan Regulasi BKI Dan Tradisional

Analisis Perbandingan Perhitungan Teknis Dan Ekonomis Kapal Kayu Pelayaran Rakyat Menggunakan Regulasi BKI Dan Tradisional JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: 2337 3539 (2301 9271 Print) 1 Analisis Perbandingan Perhitungan Teknis Dan Ekonomis Kapal Kayu Pelayaran Rakyat Menggunakan Regulasi BKI Dan Tradisional

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Banyak cara dilakukan untuk menciptakan kesan interior yang indah pada ruangan. Terutama sudut ruangan yang sering menjadi titik fokus untuk memperindah

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Mebel atau furnitur adalah perlengkapan rumah yang mencakup semua barang seperti kursi, meja, dan lemari. Mebel berasal dari kata movable, yang artinya bisa bergerak.

Lebih terperinci

Briefing Desain. Analisa. Sketsa Awasl. penyelesaian

Briefing Desain. Analisa. Sketsa Awasl. penyelesaian BAB II METODOLOGI A. STRATEGI DESAIN Briefing Desain Pengumpulan data Analisa Konsep Desain Proses digital Sketsa Awasl Proses Produksi penyelesaian Gambar 2.1: strategi desain Sumber : data pribadi KEBUTUHAN

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN KHUSUS

BAB IV TINJAUAN KHUSUS BAB IV TINJAUAN KHUSUS 4.1. Perencanaan Bahan 4.1.1. Perencanaan Lantai Lantai dasar difungsikan untuk area parkir mobil, area service, pantry, ruang tamu, ruang makan, ruang keluarga, kamar mandi tamu.

Lebih terperinci

dari permainan egrang. Seperti yang kita ketahui permainan egrang kini sudah sangat

dari permainan egrang. Seperti yang kita ketahui permainan egrang kini sudah sangat V. ULASAN KARYA PERANCANGAN A. Konsep Perancangan Dalam proses perancangan desain meja belajar ini dibuat untuk turut serta melestarikan kebudayaan Indonesia melalui lemari minimalis yang mengandung esensi

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas Lemari penyimpanan yang beredar di indonesia kini sudah banyak sekali, mulai dari lemari ukuran besar, lemari super mini, tempat tidur yang memiliki fungsi ganda

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan Di negara Indonesia banyak berkembang usaha-usaha dalam industri mebel, dengan memanfaatkan bahan baku kayu hingga

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Analisis Teknis dan Ekonomis Pemakaian Material Baja Karbon dengan Coating dan Material Duplex Tanpa Coating untuk Pembangunan

Lebih terperinci

4. Behavioral ( Kebiasaan ) Saat bermain anak sangat aktif, senang berlarian, melompat, memiliki imajinasi yang kuat, tidak cepat lelah, dan tidak bisa diam dalam satu tempat. C. TUJUAN DAN MANFAAT 1.

Lebih terperinci

BAB 2 BAMBU LAMINASI

BAB 2 BAMBU LAMINASI BAB 2 BAMBU LAMINASI 2.1 Pengertian Bambu Laminasi Bambu Laminasi adalah balok/papan yang terdiri dari susunan bilah bambu yang melintang dengan diikat oleh perekat tertentu. Pada tahun 1942 bambu laminasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Desain mebel termasuk dalam kategori desain fungsional, yaitu desain

BAB I PENDAHULUAN. Desain mebel termasuk dalam kategori desain fungsional, yaitu desain BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desain mebel termasuk dalam kategori desain fungsional, yaitu desain yang memberikan pelayanan atau fasilitas pada kegiatan hidup manusia. Membuat desain mebel

Lebih terperinci

DAFTAR ISI...i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN...1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN...2 PROFIL KOMPETENSI LULUSAN Kompetensi Umum...7

DAFTAR ISI...i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN...1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN...2 PROFIL KOMPETENSI LULUSAN Kompetensi Umum...7 DAFTAR ISI DAFTAR ISI...i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN...1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN...2 PROFIL KOMPETENSI LULUSAN...7 1. Umum...7 2. Kejuruan...8 RUANG LINGKUP PEKERJAAN...15 SUBSTANSI PEMELAJARAN...16 1.

Lebih terperinci

JENIS PAPAN KAYU. Eko Sri Haryanto, M.Sn

JENIS PAPAN KAYU. Eko Sri Haryanto, M.Sn JENIS PAPAN KAYU Eko Sri Haryanto, M.Sn 1. Solid ( kayu utuh ) Kayu utuh yang tidak dibentuk dari sambungan atau gabungan, kayu solid yang cukup populer di Indonesia al; kayu jati, sungkai, nyatoh, ramin,

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN/KOMUNITAS Keterhubungan hasil rancangan dengan lingkungan yaitu penggunanaan bahan multipleks lapisan-lapisan kayu yang ditumpuk berlapis-lapis dan dipress

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Gambar 1 : Kursi Santai Dengan Rak Buku Sumber : Julianto, 2016 Gambar di atas adalah kursi santai karya sejenis yang dilengkapi dengan rak buku dibawahnya untuk

Lebih terperinci

ANALISA EKONOMIS PERBANDINGAN KAPAL KAYU SISTEM LAMINASI DENGAN SISTEM KONVENSIONAL

ANALISA EKONOMIS PERBANDINGAN KAPAL KAYU SISTEM LAMINASI DENGAN SISTEM KONVENSIONAL ANALISA EKONOMIS PERBANDINGAN KAPAL KAYU SISTEM LAMINASI DENGAN SISTEM KONVENSIONAL Syahrizal & Johny Custer Teknik Perkapalan Politeknik Bengkalis Jl. Bathin Alam, Sei-Alam, Bengkalis-Riau djalls@polbeng.ac.id

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN START

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN START BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES KERJA PRAKTIK Secara sistematik langkah pembuatan tempat tidur terapi 2 section dapat diuraikan pada diagram alir, seperti gambar berikut : START MENDAPAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permukaannya. Misalnya furniture sebagai tempat penyimpan biasanya

BAB I PENDAHULUAN. permukaannya. Misalnya furniture sebagai tempat penyimpan biasanya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Furniture adalah istilah yang digunakan untuk perabot rumah tangga yang berfungsi sebagai tempat penyimpan barang, tempat duduk, tempat tidur, tempat mengerjakan

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN FUNGSI PRODUK RANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN FUNGSI PRODUK RANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN FUNGSI PRODUK RANCANGAN Fungsi produk yang menjelaskan tentang data yang didapat dari berbagai sumber yang digunakan sebagai acuan

Lebih terperinci

TATA LETAK PABRIK KULIAH 2: PERENCANAAN LAYOUT

TATA LETAK PABRIK KULIAH 2: PERENCANAAN LAYOUT TATA LETAK PABRIK KULIAH 2: PERENCANAAN LAYOUT By: Rini Halila Nasution, ST, MT Alat, bahan dan pekerja harus diatur posisinya sedemikian rupa dalam suatu pabrik, sehingga hasilnya paling efektif dan ekonomis.

Lebih terperinci

BAB XIII PENGECATAN A.

BAB XIII PENGECATAN A. BAB XIII PENGECATAN A. Pekerjaan Pengecatan Pada saat melakukan pengecatan baik itu tembok lama maupun baru, hal pertama yang harus dilakukan adalah memilih warna yang sesuai dengan fungsi dinding yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan industri yang semakin pesat membuat persaingan antara industri satu dengan yang lainnya semakin ketat, hal ini juga didukung dengan kebutuhan masyarakat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri furnitur Indonesia masih memiliki pamor yang mengkilap di perdagangan internasional. Dalam acara pameran tunggal yang bertajuk Indonesia Paviliun yang berlangsung

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Dalam pemilihan material yang akan digunakan untuk membuat sebuah rak, perlu memperhatikan juga unsur kelestarian bagi lingkungan. Penggunaan kayu

Lebih terperinci

Study Penggunaan Bambu Sebagai Material Alternative Pembuatan Kapal Kayu dengan Metode Wooden Ship Planking System

Study Penggunaan Bambu Sebagai Material Alternative Pembuatan Kapal Kayu dengan Metode Wooden Ship Planking System JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-78 Study Penggunaan Bambu Sebagai Material Alternative Pembuatan Kapal Kayu dengan Metode Wooden Ship Planking System Kembara

Lebih terperinci

BAB V ULASAN KARYA PERANCANGAN

BAB V ULASAN KARYA PERANCANGAN BAB V ULASAN KARYA PERANCANGAN A. OBJEK REFRENSI Gambar 5.1 : objek refrensi Objek refensi pada meja ruang tamu dan bangku santai dan funiture multifungsi yang berguna untuk tempat hidangan para tamu,

Lebih terperinci

BAB III UPAH BORONGAN DI PT INTEGRA INDOCABINET BETRO SEDATI SIDOARJO

BAB III UPAH BORONGAN DI PT INTEGRA INDOCABINET BETRO SEDATI SIDOARJO BAB III UPAH BORONGAN DI PT INTEGRA INDOCABINET BETRO SEDATI SIDOARJO A. Gambaran Singkat Perusahaan PT. Integra Indocabinet pertama kali didirikan pada tahun 1989, berlokasi di desa Betro kecamatan Sedati

Lebih terperinci

Analisis Teknis dan Ekonomis Penggunaan Komposit Serabut Kelapa dan Serbuk Pohon Kelapa sebagai Isolasi Kotak Pendingin Ikan pada Kapal Ikan

Analisis Teknis dan Ekonomis Penggunaan Komposit Serabut Kelapa dan Serbuk Pohon Kelapa sebagai Isolasi Kotak Pendingin Ikan pada Kapal Ikan JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271) 1 Analisis Teknis dan Ekonomis Penggunaan Komposit Serabut Kelapa dan Serbuk Pohon Kelapa sebagai Isolasi Kotak Pendingin Ikan pada

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Perhitungan Harga Pokok Produksi dalam Menentukan Harga Jual pada

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Perhitungan Harga Pokok Produksi dalam Menentukan Harga Jual pada BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perhitungan Harga Pokok Produksi dalam Menentukan Harga Jual pada SETIA BARU Furniture Pada bab ini Penulis akan membahas tentang perhitungan Harga Pokok Produksi

Lebih terperinci

FINISHING KAYU KELAPA (Cocos nucifera, L) UNTUK BAHAN INTERIOR RUANGAN

FINISHING KAYU KELAPA (Cocos nucifera, L) UNTUK BAHAN INTERIOR RUANGAN Finishing Kayu Kelapa (Cocos nucifera, L) untuk Bahan Interior Ruangan...Djoko Purwanto. FINISHING KAYU KELAPA (Cocos nucifera, L) UNTUK BAHAN INTERIOR RUANGAN FINISHING OF COCONUT WOOD (Cocos Nucifera,

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara 50 LAMPIRAN 51 LAMPIRAN HASIL WAWANCARA Informasi ataupun data yang diperoleh penulis didapat melalui pengamatan langsung dan wawancara terstruktur kepada informan. Wawancara dilakukan denggan pemilik

Lebih terperinci

Perancangan Dan Pembuatan Jig Untuk Proses Drilling pada CNC Router

Perancangan Dan Pembuatan Jig Untuk Proses Drilling pada CNC Router Perancangan Dan Pembuatan Jig Untuk Proses Drilling pada CNC Router Yovie Rahmatullah 1, Bayu Wiro K 2, Fipka Bisono 3 1 Program Studi Teknik Desain dan Manufaktur, Jurusan Teknik Permesinan Kapal, Politeknik

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN 1. Orisinalitas Casing kayu gaya klasik BAB II METODE PERANCANGAN Gambar 2. Five Wood Computer Case (Sumber : Google) Casing PC material kayu dengan model ini lebih mengutamakan sisi bentuk elegan namun

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan Bab I, pada bab ini berisi mengenai latar belakang penelitian yang akan mengarahkan penelitian menuju topik yang akan dibahas, merumuskan masalah yang menjadi permasalahan bagi perusahaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk memberikan kepuasan yang terbaik bagi para konsumennya, dengan

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk memberikan kepuasan yang terbaik bagi para konsumennya, dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada era globalisasi seperti sekarang, alat transportasi kendaraan bermotor semakin dibutuhkan baik untuk kendaraan operasional perusahaan maupun kendaraan pribadi.

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS 1. ULASAN PRODUK SEJENIS Dalam perancangan desain ini merupakan peluang dari pengembangan desain sejenis yang telah ada lebih dulu. Pengembangan dilakukan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Business plan..., Bogi Sukmono, FE UI, 2008

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Business plan..., Bogi Sukmono, FE UI, 2008 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Industri furniture Indonesia masih memiliki pamor yang mengkilap di perdagangan internasional. Dalam acara pameran tunggal yang bertajuk Indonesia Paviliun yang berlangsung

Lebih terperinci

Sejarah Berdirinya Home Industry Aryani Art

Sejarah Berdirinya Home Industry Aryani Art 10 METODE PENELITIAN Metode penelitian digunakan untuk memahami objek penelitian dan dapat mengarahkan peneliti dalam melakukan analisis, sehingga dapat memberikan solusi dalam menjawab persoalan penelitian

Lebih terperinci

Studi Pemodelan Biaya Pembangunan Kapal Baru berdasarkan Klasifikasi Teknologi Manufaktur

Studi Pemodelan Biaya Pembangunan Kapal Baru berdasarkan Klasifikasi Teknologi Manufaktur JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: 23373539 (23019271 Print) 1 Studi Pemodelan Biaya Pembangunan Kapal Baru berdasarkan Klasifikasi Teknologi Manufaktur Dyana Paramita, Triwilaswandio Wuruk

Lebih terperinci

RSU KASIH IBU - EXTENSION ARSITEKTUR - BAB - 12 DAFTAR ISI PEKERJAAN PENGECATAN

RSU KASIH IBU - EXTENSION ARSITEKTUR - BAB - 12 DAFTAR ISI PEKERJAAN PENGECATAN DAFTAR ISI 01. PENGECATAN SECARA UMUM 77 02. PENGECATAN LANGIT-LANGIT GYPSUM. 80 03. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT DAN DINDING BETON EXPOSE. 81 04. PENGECATAN DINDING.. 82 05. PENGECATAN BESI. 84 06. PEKERJAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Biaya produksi merupakan salah satu aspek penting yang harus diperhatikan oleh setiap perusahaan, semakin kecil biaya produksi maka semakin besar keuntungan yang didapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. negara. Dampak negatif dari hal tersebut adalah banyaknya warga negara yang

BAB 1 PENDAHULUAN. negara. Dampak negatif dari hal tersebut adalah banyaknya warga negara yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta merupakan kota terpadat di Indonesia dengan berbagai aktifitas setiap harinya. Hal ini terbilang wajar sehubungan dengan statusnya sebagai ibukota negara.

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA 3E BED : Tempat Tidur Multifungsi dengan Konsep 3E (Education, Entertainment, Environment) Menggunakan Kayu Sengon (Paraserianthes falcataria) BIDANG KEGIATAN

Lebih terperinci

Analisis Teknis Dan Ekonomis Penggunaan Bambu Ori Dengan Variasi Umur Untuk Pembuatan Kapal Kayu

Analisis Teknis Dan Ekonomis Penggunaan Bambu Ori Dengan Variasi Umur Untuk Pembuatan Kapal Kayu JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013 ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print 1 Analisis Teknis Dan Ekonomis Penggunaan Bambu Ori Dengan Variasi Untuk Pembuatan Kapal Kayu Nur Fatkhur Rohman dan Heri Supomo

Lebih terperinci

RSU KASIH IBU - EXTENSION STRUKTUR : BAB - 06 DAFTAR ISI PEKERJAAN KONSTRUKSI BAJA 01. LINGKUP PEKERJAAN BAHAN - BAHAN..

RSU KASIH IBU - EXTENSION STRUKTUR : BAB - 06 DAFTAR ISI PEKERJAAN KONSTRUKSI BAJA 01. LINGKUP PEKERJAAN BAHAN - BAHAN.. DAFTAR ISI 01. LINGKUP PEKERJAAN.. 127 02. BAHAN - BAHAN.. 127 03. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN...... 127 PT. Jasa Ferrie Pratama 126 01. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan Konstruksi

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK PERANCANGAN 1. Furniture Fleksibel Fleksibilitas merupakan sifat kelenturan yang dapat menyesuaikan diri

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas Agar tidak ditemukan orisinalitas dalam pembuatan karya desain, penulis mencari referensi terlebih dahulu mengenai bentuk meja yang akan penulis buat. Bentuk meja

Lebih terperinci

ANALISIS PROSES PERMESINAN PADA BAGIAN- BAGIAN REKAYASA DAN RANCANG BANGUN MESIN PEMOTONG KERUPUK

ANALISIS PROSES PERMESINAN PADA BAGIAN- BAGIAN REKAYASA DAN RANCANG BANGUN MESIN PEMOTONG KERUPUK LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISIS PROSES PERMESINAN PADA BAGIAN- BAGIAN REKAYASA DAN RANCANG BANGUN MESIN PEMOTONG KERUPUK Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN

BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN 4.1 Proses Produksi Produksi adalah suatu proses memperbanyak jumlah produk melalui tahapantahapan dari bahan baku untuk diubah dengan cara diproses melalui prosedur kerja

Lebih terperinci

BAB IV. KONSEP RANCANGAN

BAB IV. KONSEP RANCANGAN BAB IV. KONSEP RANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN / KOMUNITAS Dalam tataran lingkungan, produk rancangan yang dibuat dengan memanfaatkan limbah kayu palet secara maksimal. Palet kayu biasa digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk dapat menghasilkan produk dengan optimal. Namun

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk dapat menghasilkan produk dengan optimal. Namun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi pada zaman sekarang ini sangat pesat, khususnya pada bidang industri. Seiring dengan kemajuan tersebut perusahanperusahaan berusaha untuk

Lebih terperinci

FORMAT PENULISAN UKG PELAJARAN : Teknik Furnitur JENJANG PENDIDIKAN : SMK

FORMAT PENULISAN UKG PELAJARAN : Teknik Furnitur JENJANG PENDIDIKAN : SMK FORMAT PENULISAN UKG PELAJARAN : Teknik Furnitur JENJANG PENDIDIKAN : SMK Kompetensi Pedagogik 1. Menguasai 1.1 Memahami karakteristik karakteristik peserta didik yang berkaitan peserta didik dari dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMBUATAN

BAB III METODE PEMBUATAN BAB III METODE PEMBUATAN 3.1. Metode Pembuatan Metodologi yang digunakan dalam pembuatan paratrike ini, yaitu : a. Studi Literatur Sebagai landasan dalam pembuatan paratrike diperlukan teori yang mendukung

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI A. KERANGKA BERPIKIR STUDI Dalam sebuah proses perancangan desain produk, diperlukan teori teori yang mendukung jalannya proses perancangan ini. Teori-teori tersebut diperlukan guna menjawab

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman sekarang ini, industri sudah berkembang sangat pesat seiring dengan perkembangan teknologi. Dengan adanya perkembangan teknologi tersebut, maka munculah

Lebih terperinci

PELATIHAN TEKNIK FINISHING MEBEL BERBASIS RAMAH LINGKUNGAN

PELATIHAN TEKNIK FINISHING MEBEL BERBASIS RAMAH LINGKUNGAN PELATIHAN TEKNIK FINISHING MEBEL BERBASIS RAMAH LINGKUNGAN Oleh: Darmono, Martono, dan Sutiman Analisis Situasi Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, reka oles atau finishing

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Bantalan Poros (KR3) Cast Steel Gandengan Gandengan (KR2) Round Bar Belakang (KB15) Depan (KB14) UNP 200 UNP 100 Plate Bar Besi Siku Besi Strip MS Plate 10 MS Plate 8 S-12 S-11 S-10 S-9 S-8 S-

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Produksi Kayu Gergajian dan Perkiraan Jumlah Limbah. Produksi Limbah, 50 %

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Produksi Kayu Gergajian dan Perkiraan Jumlah Limbah. Produksi Limbah, 50 % TINJAUAN PUSTAKA Limbah Penggergajian Eko (2007) menyatakan bahwa limbah utama dari industri kayu adalah potongan - potongan kecil dan serpihan kayu dari hasil penggergajian serta debu dan serbuk gergaji.

Lebih terperinci

V. ULASAN KARYA PERANCANGAN

V. ULASAN KARYA PERANCANGAN V. ULASAN KARYA PERANCANGAN A. Konsep Perancangan Dalam proses perancangan desain furnitur dengan tujuan memberikan nilai estetis dengan menggunakan material dasar kayu, maka sebuah konsep sangat dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN/KOMUNITAS Keterhubungan hasil rancangan dengan lingkungan, yaitu pemilihan bahan baku bambu petung diolah menjadi bambu laminasi. Bambu laminasi merupakan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN/KOMUNITAS 1. Komunitas Pengguna Kursi goyang berbahan kardus, dengan menggunakan material utamanya adalah kardus yang dipesan khusus agar kursi goyang ini

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP. 2. Tataran System a. Bagian Bagian Casing PC.

BAB IV KONSEP. 2. Tataran System a. Bagian Bagian Casing PC. BAB IV KONSEP 1. Tataran Lingkungan / Komunitas Keterhubungan hasil rancangan ini pada komunitas pengguna komputer desktop untuk memberikan kualitas dan ragam produk kerajinan kriya yang dimasukan ke dalam

Lebih terperinci

Studi Teknis Ekonomis Pengaruh Variasi Sambungan Terhadap Kekuatan Konstruksi Lunas, Gading dan Balok Geladak Berbahan Bambu Laminasi

Studi Teknis Ekonomis Pengaruh Variasi Sambungan Terhadap Kekuatan Konstruksi Lunas, Gading dan Balok Geladak Berbahan Bambu Laminasi Studi Teknis Ekonomis Pengaruh Variasi Sambungan Terhadap Kekuatan Konstruksi Lunas, Gading dan Balok Geladak Berbahan Bambu Laminasi Febry Firghani Oemry - 4108100079 Dosen Pembimbing: Ir. Heri Supomo,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Penjelasan Tema / Ide /Judul Perancangan B. Latar Belakang Perancangan

I. PENDAHULUAN A. Penjelasan Tema / Ide /Judul Perancangan B. Latar Belakang Perancangan I. PENDAHULUAN A. Penjelasan Tema / Ide /Judul Perancangan Perancangan desain produk furnitur rak buku dengan gaya pop art, furnitur yang dibuat ialah furnitur rak buku dengan menampilkan berbagai macam

Lebih terperinci

Bab 1. PENDAHULUAN

Bab 1.  PENDAHULUAN Bab 1 http://www.gunadarma.ac.id/ PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi biaya yang tepat dan akurat dapat membantu perusahaan untuk menentukan harga jual yang sesuai dengan mutu produk tersebut.

Lebih terperinci

BAB 4. Konsep Desain

BAB 4. Konsep Desain BAB 4 Konsep Desain 4.1 Fungsi Bentuk Dalam perancangan furnitur dan aksesoris pada lobi hotel Artotel ini, rancangan furnitur yang dibuat yaitu kursi, coffee table, dan stool, sedangkan untuk aksesoris

Lebih terperinci

JENIS KAYU DARI HUTAN RAKYAT UNTUK MEBEL DAN KERAJINAN

JENIS KAYU DARI HUTAN RAKYAT UNTUK MEBEL DAN KERAJINAN JENIS KAYU DARI HUTAN RAKYAT UNTUK MEBEL DAN KERAJINAN Oleh: Kasmudjo* Abstrak Jenis kayu dari hutan rakyat jumlahnya cukup banyak. Terdiri dari jenis kayu yang sudah dikenal maupun belum dengan potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perancangan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perancangan Di berbagai bidang, suatu penelitian yang berkaitan dengan suatu rancangan produk atau proses, kualitas menjadi hal yang sangat diperhitungkan. Kualitas

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI DI UD. NUR INTAN PEGIRIKAN TEGAL

PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI DI UD. NUR INTAN PEGIRIKAN TEGAL PERANCANGAN LANG TATA LETAK FASILITAS PRODKSI DI D. NR INTAN PEGIRIKAN TEGAL Disusun Oleh: Muhammad Ravi (441194) Pembimbing: 1. Rossi Septy Wahyuni, ST., MT 2. Ainul Haq P, ST., MMSI. LATAR BELAKANG Perkembangan

Lebih terperinci

BIDANG STUDI INDUSTRI PERKAPALAN JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

BIDANG STUDI INDUSTRI PERKAPALAN JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER Analisis Teknis dan Ekonomis Produksi Kapal Ikan Dengan Lunas, Gading dan Balok Geladak Berbahan Bambu Laminasi Sebagai Material Alternatif Pengganti Kayu Oleh : Sufian Imam Wahidi (4108100039) Pembimbing

Lebih terperinci

International Quality Waterproofing

International Quality Waterproofing International Quality Waterproofing Hidup di negara tropis, kita dihadapkan pada cuaca yang cukup ekstrim yang datang silih berganti, yaitu panas matahari yang terik dan curah hujan yang tinggi. Menghadapi

Lebih terperinci

BAB ll METODE PERANCANGAN

BAB ll METODE PERANCANGAN BAB ll METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas Permainan Karambol dengan bentuk segi enam atau karasix adalah sebuah mainan tradisional yang terlihat baru dan belum banyak juga yang mengetahuinya, Namun dengan

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) F-306

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) F-306 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-306 Studi Eksperimen Pengaruh Tekanan dan Waktu Sandblasting Terhadap Kekasaran Permukaan, Biaya, dan Kebersihan pada Pelat Baja

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN PEMBAGIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PT. MAHOGANY LESTARI 1. Direktur Direktur merupakan pimpinan tertinggi dalam perusahaan yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan operasional perusahaan

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Baja tulangan beton polos (Lit 2 diunduh 21 Maret 2014)

Gambar 2.1 Baja tulangan beton polos (Lit 2 diunduh 21 Maret 2014) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Baja Tulangan Beton Baja tulangan beton adalah baja yang berbentuk batang berpenampang lingkaran yang digunakan untuk penulangan beton,yang diproduksi dari bahan baku billet

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas Gambar 1. Meja Kopi Stainless (Sumber dari internet: http://desaininteriorrumah.info) Pada desain ini mengutamakan kesan minimalis dan modern dengan pengkombinasian

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Fungsi dan Bentuk Fungsi dan bentuk furnitur yang dibuat adalah membuat setiap pengunjung yang datang ke restoran ini menjadi nyaman dan dapat menikmati waktunya.konsep dasar

Lebih terperinci

WORKING PLAN SIMPLE WALL SHELF S001

WORKING PLAN SIMPLE WALL SHELF S001 A DESKRIPSI PRODUK Simple Wall Shelf berukuran jadi 1.200 x 200 x 50 mm. Ukuran panjang dan lebar bisa ditambah/dikurangi sesuai dengan rencana penempatan anda. Varian ukuran panjang adalah 1.000 1.400mm,

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas Bagi pengrajin furniture tradisional, rel pada sebuah laci memiliki peran yang penting sebagai penghubung antara laci dengan benda furniture yang memiliki ruang

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN Meja dan Kursi merupakan salah satu media yang bisa digunakan dalam hal belajar dan bermain. Diantara

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Desain furnitur yang berkualitas mengandung kompleksitas nilai, ketrampilan teknik, muatan filosofi maupun metodologi. Pertimbangan perencanaan desain lampu hias

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PERANCANGAN

BAB 3 METODE PERANCANGAN BAB 3 METODE PERANCANGAN 3.1 Konsep Desain Konsep kantor kaskus itu sendiri adalah community dan memperkuat filosofi work-play yang mengedepankan area publik, lalu area ruang kerja sebagai mesin utama

Lebih terperinci

3 SKS (2 P, 1 T) Dosen Pengampu : Tim

3 SKS (2 P, 1 T) Dosen Pengampu : Tim 3 SKS (2 P, 1 T) Dosen Pengampu : Tim Cat adalah suatu cairan yang dipakai untuk melapisi permukaan bahan dengan tujuan untuk memperindah (decoratif), memperkuat (reinforcing), dan melindungi (protective)

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Alat dan Bahan A. Alat 1. Las listrik 2. Mesin bubut 3. Gerinda potong 4. Gerinda tangan 5. Pemotong plat 6. Bor tangan 7. Bor duduk 8. Alat ukur (Jangka sorong, mistar)

Lebih terperinci

INTEGRAL PVC FOAM SHEET (KOMACEL )

INTEGRAL PVC FOAM SHEET (KOMACEL ) PT. SUGISON SENADA high quality thermoplastics material for engineering, building, advertising Gd. GRAHAMIKA Jl. Pinangsia III No. 26A Telp. 021-68763986 (Cp. Hudi Leksono) / 021-6259958 INTEGRAL PVC FOAM

Lebih terperinci