POLA ASUH PENGASUH ANAK (BABY SITTER) PADA ANAK BALITA (Studi Kasus di Kelurahan Lolong Belanti, Kecamatan Padang Utara Kota Padang) ARTIKEL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "POLA ASUH PENGASUH ANAK (BABY SITTER) PADA ANAK BALITA (Studi Kasus di Kelurahan Lolong Belanti, Kecamatan Padang Utara Kota Padang) ARTIKEL"

Transkripsi

1 POLA ASUH PENGASUH ANAK (BABY SITTER) PADA ANAK BALITA (Studi Kasus di Kelurahan Lolong Belanti, Kecamatan Padang Utara Kota Padang) ARTIKEL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata 1) HILLERY BOSFONOVIE NPM : PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2017

2

3 1 POLA ASUH PENGASUH ANAK (BABY SITTER) PADA ANAK BALITA (Studi Kasus Di Kelurahan Lolong Belanti, Kecamatan Padang Utara Kota Padang) oleh Hillery Bosfonovie¹, Maihasni², Yenita Yatim³ ABSTRACT Hillery Bosfonovie ( ). Baby sitter parenting on toddler in Kelurahan Lolong Belanti, Kecamatan Padang Utara Padang City. Thesis. Sociology Education Program. College of Teacher Training and Education (STKIP) PGRI Sumatera Barat. Padang This essay explain about how baby sitter parenting on toddler. Parenting it s not only treat or atching, but also more than that. Like attitude education, responsibility, knowledge. Which is based on parent knowledge or nany knowledge. What happens to children in the parenting, process will determine the character and social character this research aims to describe how baby sitter parenting on toddler in Kelurahan Lolong Belanti, Kecamatan Padang Utara Padang City. In this research, Max Weber theory about social action be used. It use front qualitative approach, type od descriptive analityc. The technique of choosing informant is purposive sampling. It takes 16 people and the informant is baby sitter and parent who deposite their child types of data is secondary and primary data. Collecting data used observation method, deep interview, analysis unit in this research is the baby sitter and the collected data analyzes with data analysis model based in Miles and Huberman.We can take the conclusion from the research that nanny apply 2 type of parenting, Permissive, and Democratic. From the 2 type of parenting, permissive is the most dominant applied to the toddler. The nanny behave by let or allow every toddler behavior. It signs with the baby sitter let the toddler it imitate and find by their self the procedures who let the instrict from their behavior. Keyword: Parenting, Toddler, Baby Sitter ¹Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat ²Pembimbing I, Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat ³Pembimbing II, Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat

4 2 PENDAHULUAN Keluarga adalah kesatuan masyarakat terkecil yang ada dalam lingkungan masyarakat. Keluarga batih terdiri dari ayah/ ibu, istri/ suami dan anakanak yang belum menikah (Soekanto, 2009:22). Semua aspek kepribadian dapat dibentuk di lingkungan keluarga ini dan selain itu keluarga juga akses yang paling utama untuk membentuk kepribadian anak dengan baik. Keluarga adalah struktur yang memiliki bagian yang saling berhubungan. Struktur berarti suatu perangkat yang berhubungan antara unit-unit yang menjadi bagian dari tubuh yang berhubungan. Apabila hubungan antara suatu struktur dengan struktur itu terganggu, sehingga pada bagian yang lain terganggu pula (Suhendi, 2001:161). Orangtua seperti ayah dan ibu merupakan salah satu stuktur, apabila orangtua tidak menjalankan fungsinya maka sistem tersebut tidak dapat menjalankan perannya dengan baik sehingga mempengaruhi pada struktur yang lain dalam keluarga terutama anak. Suatu pekerjaan yang harus dilakukan dalam kehidupan keluarga inilah yang disebut fungsi. Dalam setiap masyarakat, keluarga adalah suatu struktur kelembagaan yang berkembang melalui upaya masyarakat untuk menyelesaikan fungsi-fungsi tertentu.adapun fungsi-fungsi tersebut adalah fungsi pengaturan seksual, fungsi reproduksi, fungsi afeksi, fungsi penantuan status, fungsi perlindungan, fungsi ekonomis, dan fungsi sosialisasi (Horton and Hunt, 1980: ). Berdasarkan Undang-Undang dapat disimpulkan bahwa orangtua mempunyai tanggung jawab yang berat dalam memberikan bimbingan kepada anakanaknya, tokoh ayah dan ibu sebagai pengisi hati nurani yang pertama, harus melakukan tugas yang pertama adalah membentuk kepribadian anak dengan penuh tanggung jawab dan sejak dini dapat menanamkan nilai keagamaan dan spiritual agar anak dapat membedakan mana yang baik dan buruk, serta orangtua berperan aktif dalam melindungi anak agar terhindar dari perilaku yang menyimpang. Orangtua berkewajiban memberikan pengasuhan kepada anak balita 0-5 tahun, karena pada usia ini merupakan masa keemasan anak (golden age). Masa keemasan (golden age) merupakan waktu ideal pada pertumbuhan anak untuk mempelajari keterampilan dasar, membentuk kebiasaan-kebiasaan, dan kepribadian, serta memperoleh konsep dasar yang berpengaruh pada masa kehidupan anak selanjutnya. Agar masa keemasan (golden age) ini termanfaatkan secara optimal, maka orangtua dapat melakukan proses pengasuhan dan pendidikan dengan cara yang optimal pula sehingga anak dapat tumbuh secara sehat jasmani dan rohani serta memiliki kepribadian yang baik. Karena kepribadian (karakter) seorang an ak tergantung pada proses pengasuhan yang dilakukan oleh orangtua atau pengasuh. Dalam keluarga, upaya peningkatan kualitas anak terkait erat dengan masalah pengasuhan anak. Perkembangan anak pada tahap awal kehidupan merupakan masa kritis sehingga peran pengasuhan anak sebagai sarana perkembangan fisik, mental dan intekektual anak sangat penting dalam menggali tumbuh kembang dan kecerdasannya. Mengasuh anak bukan hanya merawat, atau mengawasi anak, melainkan lebih dari itu seperti menanamkan sikap sopan-santun dan disiplin apa yang diperoleh anak akan menentukan sikap anak. Demi memenuhi kebutuhan keluarganya, orangtua berupaya untuk bekerja siang dan malam tanpa mengenal waktu. Suami yang bekerja mencari nafkah sekaligus menjadi seorang ayah bagi anaknya mempunyai pekerjaan yang sulit untuk ditinggalkan demi memenuhi kebutuhan keluarganya. Tidak hanya suami yang bekerja mencari nafkah bahkan istri juga bekerja diluar rumah sebagai wanita karir. Berdasarkan data dari Kantor Badan Pusat Statistik Kota Padang pada tahun 2016 jumlah wanita yang bekerja diluar rumah sebanyak 48,23% ( Oleh kerena itu dapat dilihat jumlah wanita yang berkerja diluar rumah memiliki angka yang relatif tinggi karena wanita tersebut bekerja dari pagi hingga sore hari, sehingga waktu

5 3 untuk mengasuh anak sangatlah terbatas. Fungsi orangtua yang seharusnya mengasuh anak tersebut teralihkan oleh pengasuh anak (baby sitter). Berdasarkan dari data Kantor Kelurahan Lolong Belanti pada tanggal 25 Juli 2016, ibu rumah tangga yang menggunakan jasa pengasuh anak (baby sitter) sebanyak 30%, karena mayoritas orangtua di Kelurahan tersebut bekerja disector public dan memiliki kesibukan yang padat. Aktivitas yang dijalankan oleh orangtua menyebabkan mulai bergesernya peran-peran orangtua salah satunya peran ibu yaitu mengurus dan mendidik anak. Pekerjaan yang dilakukan oleh ibu di luar rumah menyebabkan ia lebih jarang bertemu dengan anaknya, misalnya seorang ibu yang bekerja dalam sector public seperti bekerja di kantor menjadi pegawai bank, pegawai di pemerintahan atau di perusahaan-perusahaan yang memiliki jam kerja padat. Begitu juga dengan pekerjaan yang dilakukan oleh ayah dari si anak, ia memiliki pekerjaan yang sangat sulit untuk ditinggalkan. Tidak hanya pada sector public suami juga memiliki pekerjaan seperti menjadi TNI, Polisi, Pengusaha, Pegawai di Pemerintahan. Dan Pegawai Bank. Oleh sebab itu suami juga tidak sempat untuk menjaga anaknnya dirumah karena memiliki pekerjaan yang sulit untuk ditinggalkan. Untuk itu struktur masyarakat terkecil ini tidak bisa kita abaikan begitu saja. Pada dasarnya orang tua mempunyai fungsi-fungsi pokok yang sulit diubah dan digantikan oleh orang atau lembaga lain akan tetapi pada kenyataannya fungsi sosial pengasuhan atau perawatan kepada anak secara optimal pada saat ini peranan tersebut digantikan oleh orang lain yaitu pengasuh anak (baby sitter). Adapun alasan pasangan suami istri menggunakan jasa pengasuh anak (baby sitter) yaitu karena si ibu merupakan wanita karir, sehingga waktu untuk mengasuh anak terbagi oleh urusan pekerjaan apalagi keluarga tersebut memiliki kelebihan dalam segi ekonomi sehingga dapat membayar jasa pengasuh anak (baby sitter) untuk membantu dalam proses pengasuhan anak. Perkembangan anak pada tahap awal kehidupan merupakan masa kritis, sehingga peran pengasuhan sebagai sarana pengekembangan fisik, mental dan intelektual anak sangat penting dalam potensi anak. Mengasuh anak bukan hanya merawat atau mengawasi anak melainkan lebih dari itu, seperti pendidikan sopan santun, tanggung jawab, pengetahuan yang bersumber pada pengetahuan orangtua atau pengasuhnya. Apa yang dialami oleh anak dalam proses pengasuhan akan menentukan sifat dan sikap individu dalam masyarakat. Pola pengasuhan yang baik menjadikan anak bertingkah laku baik dan berkepribadian baik. Sedangkan pola asuh yang salah menjadikan anak tidak taat pada peraturan yang berlaku dalam masyarakat dan tidak memiliki kepribadian yang baik. Pengasuh anak (baby sitter) yang berperan sebagai pengganti ibu kandung dapat membentuk sifat dan sikap anak yang ia asuh karena waktu intensitas anak lebih banyak dengan pengasuh (baby sitter) dibanding dengan ibu kandung anak itu sendiri. Anak akan lebih banyak melakukan interaksi dan komunikasi dengan pengasuh (baby sitter). Waktu kebersamaan antara pengasuh (baby sitter) dengan anak akan menimbulkan hubungan ketergantungan serta membuat anak akan lebih dekat dengan si pengasuh (baby sitter) dibandingkan dengan ibu kandungnya sendiri. Penggunaan jasa pengasuh anak (baby sitter) merupakan alternatif bagi pasangan suami-istri bekerja. Fenomena penggunaan pengasuh anak (baby sitter) dapat dilihat di kota Jakarta, Bandung, Lampung, Padang serta kota-kota besar lainnya. Karena mayoritas ibu rumah tangga merupakan wanita karir yang dituntut untuk cepat dan professional dalam bekerja. Akan tetapi di dalam penggunaan pengasuh anak (baby sitter) itu sendiri terdapat dampakdampak yang akan ditimbulkan baik itu dampak positif maupun dampak negatif. Adapun dampak positif salah satunya peran orang tua untuk mengasuh anak diambil alih oleh pengasuh anak (baby sitter) sehingga orang tua tidak perlu khawatir untuk meninggalkan anak di rumah serta dapat lebih fokus dalam urusan pekerjaan. Sedangkan dampak negatif diantaranya anak akan cenderung lebih dekat dengan pengasuh (baby sitter) dibanding dengan orang tuanya sendiri. Berdasarkan observasi awal tanggal 25 Juli 2016 yang penulis lakukan di Kelurahan Lolong Belanti Kecamatan Padang Utara, penulis mendapatkan data

6 4 jumlah pengasuh anak (baby sitter) yang ada di Kelurahan Lolong Belanti Kecamatan Padang Utara. Hal ini dapat diketahui dengan tabel berikut: Tabel 1.1 Data Pengasuh Anak (Baby Sitter) di Kelurahan Lolong Belanti Kecamatan Padang Utara Kota Padang N o Nama Pengasu h Anak Umur Pengasu h (Tahun) Pend Umur Anak Yang Diasuh (Tahun) 1 Era 32 SMA 3 2 Ar 35 SMP 2 3 Upik 45 SMP 2 4 Arni 30 SMA 3 5 Epa 32 SMA 2,5 6 Hasna 40 SMP 3 7 Ayang 33 SMA 3 8 Tati 51 SMP 2,5 Sumber: Data Kelurahan Lolong Belanti 2016 Dari tabel 1.1 dapat diketahui bahwa jumlah pengasuh anak (baby sitter) di Kelurahan Lolong Belanti sebanyak 8 orang. Alasan orangtua menintipkan anak ke baby sitter yaitu karena pekerjaan yang sulit untuk ditinggalkan, dan tidak ada waktu untuk mengasuh anak di rumah, pekerjaan yang dilakukan tidak lain untuk memenuhi kebutuhan keluarga terutama kebutuhan si anak. Dari hasil observasi yang peneliti lakukan di Kelurahan Lolong Belanti, anak yang dititipkan oleh orangtua ke jasa pengasuh anak (baby sitter) di rumah sebagai pengganti orangtua khususnya ibu selain memberikan dampak positif, dan negatif yang timbul yaitu anak cenderung lebih dekat dengan pengasuh anak (baby sitter) dibanding dengan ibu kandungnya. Pendidikan, pembinaan serta pola asuh yang diterapkan oleh pengasuh anak (baby sitter) dapat dilihat dari sifat dan tingkah laku yang dimiliki oleh anak yang diasuhnya. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pola asuh pengasuh anak (baby sitter) pada anak balita di Kelurahan Lolong Belanti, Kecamatan Padang Utara, Kota Padang. METODOLOGI Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif sering disebut naturalistik. Karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah, disebut metode kualitatif karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif (Sugiyono, 2013:8). Dari pengertian di atas maka penelitian yang peneliti lakukan memang bersifat alamiah, benar-benar terjadi di daerah tersebut. Tipe penelitian ini bersifat deskriptif yaitu data yang dikumpulkan dalam penelitian adalah berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Hal ini disebabkan adanya penerapan metode kualitatif. Selain itu, semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti. Dengan demikian, laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan (Moleong, 2010:11). Dalam hal ini yang menjadi alasan menggunakan tipe deskriptif adalah agar apa yang didapatkan selama melakukuan penelitian dapat dijelaskan secara detail dan dijabarkan secara mendalam mengenai pola asuh pengasuh anak (baby sitter) terhadap anak balita di Kelurahan Lolong belanti, Kecamatan Padang Utara Kota Padang. Pada penelitian ini, teknik pengumpulan data yang dipakai adalah dengan menggunakan metode: a. Observasi Observasi merupakan kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan panca indera mata sebagai alat bantu utamanya selain itu panca indera lainnya seperti telinga, penciuman, mulut, dan kulit (Bungin, 2007: 115). a. Wawancara Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide-ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu (Moleong, 2010:186). Wawancara ini dilakukan ketika ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti dan ingin mengetahui hal-hal dari responden lebih mendalam (Sugiyono, 2012:72). b. Studi Dokumen

7 5 Menurut Sugiyono (2012:82-83) dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudag berlalu yang berbentuk tulisan, gambar, atau karya dari seseorang. Dokumen-dokumen tersebut adalah arsiparsip yang mengenai letak geografis, peta wilayah, jumlah penduduk, dan dokumendokumen yag terkait dengan lokasi penelitian. TEMUAN DAN PEMBAHASAN Pola Asuh pengasuh Anak (Baby Sitter) yang Permisif Pada Anak Balita Pola asuh adalah keseluruhan interaksi antara orangtua dengan anak, dimana orangtua bermaksud untuk membimbing, menjaga anaknya agar anakanaknya berkembang secara sehat dan baik. Berdasarkan hasil penelitian bahwa pola asuh yang diterapkan oleh pengasuh anak (baby sitter) pada anak balita terdiri dari beberapa indikator yaitu: a) kontrol pengasuh terhadap anak sangat lemah, b) membiarkan anak bermain sepuasnya, c) mengikuti setiap kehendak anak dan d) menasehati dan memberikan pengarahan setiap tindakan yang dilkukan oleh anak e) menanamkan kedisiplinan sejak balita 1. Kontrol Pengasuh Terhadap Anak Sangat Lemah Pengasuh anak (baby sitter) bersikap atau membiarkan setiap tingkah laku anak, dan tidak pernah memberikan hukuman kepada anak. Pola ini ditandai dengan sikap pengasuh anak (baby sitter) yang membiarkan anak meniru dan menemukan sendiri tata cara yang membiarkan batasan-batasan dari tingkah lakunya. Pada pola asuh ini pengawasan pengasuh anak ( baby sitter) terhadap anak sangat lemah, biasanya cara ini dilakukan dengan diikuti kata hati-hati, hal ini disebabkan karena kasihan kepada anak yang ditinggalkan oleh orang tuanya. Berdasarkan wawancara yang dilakukan tanggal 16 September 2016 dengan pengasuh anak yaitu Ibu Upik, peneliti melihat bahwa pola asuh permisif banyak diterapkan oleh pengasuh anak (baby sitter) terhadap anak yang diasuhnya. Seperti anak diasuh oleh pengasuh anak sebelum orangtuanya bekerja pukul Wib. Kegiatan yang dilakukan pada pagi hari yaitu anak diberi makan oleh pengasuhnya, lalu jika si anak tidak mau disuapkan maka anak dibiarkan makan sendiri sambil menonton. Setelah makan, lalu anak dimandikan. Setelah ia mandi, anak lalu bermain didalam rumah ia berlari kesana kemari, mengeluarkan semua mainannya sambil bernyanyi-nyanyi dan menonton. Terkadang si anak diam-diam keluar rumah ingin bermain tanpa sepengetahuan pengasuhnya, karena pengasuh sibuk dengan pekerjaan lainnya. Kurangnya kontrol dari pengasuh menyebabkan anak tidak mau diatur, yang menyebabkan pengasuh lupa memandikan anak sore hari karena membiarkan anak asik bermain dengan teman-temannya. Kegiatan yang dilakukan pengasuh jika anak sibuk bermain, pengasuh juga mempunyai peran lain selain mengasuh anak, ia juga menyetrika pakaian anak, dan menyuci piring. Pengasuh membiarkan anak terus-menerus menonton TV dengan tayangan televisi yang digemarinya anak seperti film kartun. Pengasuh lebih menyenangi anak menonton TV dirumah dari pada anak bermain diluar rumah. Dari penjelasan di atas dapat dijelaskan bahwa pengasuh anak sibuk dengan pekerjaan sehingga kurang mengontrol setiap kegiatan yang dilakukan oleh anak. Pengasuh membiarkan saja anak untuk melakukan aktivitasnya sendiri tanpa mendampinginya. Sikap pengasuh yang lengah kepada anak ini dapat menyebabkan anak melakukan hal-hal yang dapat membahayakan diri si anak. Kurang fokusnya pengasuh dalam menjaga anak juga dikarenakan pengasuh memiliki tugas lain, yaitu menyetrika baju si anak dan mencuci piring kotor bekas makan anak. 2. Membiarkan Anak Bermain Sepuasnya Membiarkan anak bermain sepuasnya tanpa adanya batasan-batasan yang diterapkan oleh pengasuh anak dapat menyebabkan anak tidak memiliki waktu tidur yang maksimal dan tidak baik untuk kesehatannya. Dibandingkan dengan waktu tidur anak, seharusnya waktu tidur anak harus banyak dari pada waktu bermainnya. Pengelolaan jadwal dan aktivitas anak seharusnya pengasuh anak (baby sitter) harus ada, tugas pengasuh tidak hanya memberikan makan, menidurkan dan memandikan anak, pengasuh juga harus

8 6 mampu membagi waktu anak kapan saat dia bermain, tidur dan makan. Seperti halnya anak yang dititipkan kepada pengasuh anak, anak tidak hanya dibiarkan terus bermain hingga dia tidak ingin makan, dan mandi bahkan disuruh tidurpun susah. Kurangnya perhatian pengasuh anak terhadap anak asuhnya dapat menyebabkan si anak menjadi anak yang pembangkang, yang menyebabkan karena dia terbiasanya dimanjakan oleh pengasuhnya. Dari penjelasan di atas dapat dijelaskan bahwa anak yang diasuh oleh pengasuh anak (baby sitter) kurang memiliki perhatian dalam membagi waktu si anak, anak dibiarkan saja bermain sepuasnya, tanpa menyuruh si anak untuk tidur.waktunya hanya habis untuk bermain saja, ini menyebabkan anak menjadi kelelahan, biasa jadi sakit karena telat untuk makan. Anak juga menjadi manja karena ia terbiasa dibiarkan dan dibebaskan untuk bermain, jika sekali dilarang dia tidak akan mau menuruti, karena sudah terbiasa dibiarkan bermain dan membebaskannya. Hal ini terlihat dari adanya anak yang menjadi penangis, dan jadi egois karena semua kehendaknya harus dituruti dan dia tidak pernah dimarahi akan membuat dia akan menjadi anak yang manja. Hal ini terjadi karena pengasuh anak terlalu memanjakan anak dan mengikuti semua kehendaknya. 3. Mengikuti Setiap Kehendak Anak Berdasarkan wawancara dengan informan dalam mengasuh anak pengasuh mengikuti setiap kehendak anak, misalnya mengenai apa yang diminta oleh anak, pengasuh akan memberikannya misalnya anak ingin bermain sepeda diluar rumah, pengasuh membiarkan saja tetapi tidak boleh jauh-jauh. Pengasuh juga memberikan kebebasan kepada anak dalam bermain, anak yang diasuh oleh pengasuh anak (baby sitter) biasanya cenderung lebih aktif, pengasuh tidak bisa melarang-larang anak untuk melakukan semua aktivitasnya karena jika pengasuh membatasi setiap gerak-gerik anak maka si anak akan menangis dan terkadang marah. Oleh sebab itu pengasuh mau tidak mau harus mengikuti semua kehendak si anak. Memberikan pengarahan kepada anak yang diasuhnya, seperti pola makan anak, pakaian yang digunakan anak, kesehatan anak, dan dengan siapa anak bermain dan memberikan nasehat jika anak berbuat salah. Pengasuh tidak hanya memperhatikan aktivitas sehari-hari anak, tetapi juga mendidik anak dan memberikan pengarahan setiap tindakan yang dilakukan oleh anak. Pola asuh demokratis yang diterapkan oleh pengasuh anak (baby sitter), seperti saat anak suka berbicara keras-keras dan berteriak lalu pengasuh menasehati si anak dan mengatakan, tidak boleh berteriak-teriak nak, nanti suaranya habis bicara tu pelan-pelan saja dan menjelaskan pelan-pelan bahwa berbicara keras itu tidak baik, nanti telinga bisa sakit. Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat dijelaskan anak yang diasuh oleh pengasuh anak (baby sitter) mudah dikontrol dan diatur, selain itu pola asuh yang digunakan juga disesuaikan dengan kondisi yang terjadi pada kehidupan sehari-hari anak. Dengan adanya kontrol yang dilakukan oleh pengasuh anak (baby sitter) akan berdampak positif bagi anak seperti anak menjadi patuh dan menaati aturan dan memiliki sosialisasi yang sempurna dengan orangtua maupun temantemannya. Pola asuh yang diterapkan pengasuh anak (baby sitter) terhadap anak yang diasuhnya selalu memberikan perhatian terhadap anak yang diasuhnya, seperti pola makan, pakaian, kesehatan jam tidurnya ketika menentukan menu makan. Pola asuh demokratis yang diterapkan pengasuh anak saat menentukan makanan, apa yang baik untuk si anak mana yang tidak. Begitu juga jika membeli mainan ditanya dulu kepada anak, hal ini dilakukan agar si anak tidak kecewa pada mainan yang sudah dibelikan. Pola Asuh pengasuh Anak (Baby Sitter) yang Demokratis Pada Anak Balita 1. Menasehati dan Memberikan Pengarahan Setiap Tindakan yang Dilakukan Oleh Anak Dalam menanamkan disiplin kepada anak cara ini bisa diperoleh dengan menasehati dan memberikan pengarahan kepada anak. Seperti, membiasakan anak ketika makan tidak berbicara. Berdasarkan informasi yang diapat dari informan bahwa dalam mendidik anak untuk mau makan pengasuh berusaha untuk membujuk, memarahi, dan menasehati anak ketika tidak mau makan. Pengasuh juga memberikan

9 7 pengarahan dan gambaran kepada anak apabila anak tidak mau makan. Dalam mengeksplorasi anak pengasuh membebaskan anak mengeluarkan ideidenya dimana pengasuh memberi batasan yang tinggi namun juga memberi penjelasan sesuai pola pikir anak (toleren kepada anak). Pengasuh tipe ini memberikan konsekuensi yang bersifat naluriah kepada anak apabila mereka melakukan kesalahan kepada anak. Dilokasi penelitian cara mengasuh anak paling baik untuk mendidik anak yaitu dengan menasehati dan memberikan pengarahan setiap tindakan anak. Dalam mengasuh anak pengasuhan tidak dilakukan dengan pemaksaan yang begitu keras kepada anak-anak. Anak-anak dibiarkan bermain dengan teman-temannya yang seumuran seperti bermain dengan anak tetangga tetapi dibawah kontrol oleh pengasuh anak (baby sitter). Memberikan pengarahan kepada anak yang diasuhnya, seperti pola makan anak, pakaian yang digunakan anak, kesehatan anak, dan dengan siapa anak bermain dan memberikan nasehat jika anak berbuat salah. Pengasuh tidak hanya memperhatikan aktivitas sehari-hari anak, tetapi juga mendidik anak dan memberikan pengarahan setiap tindakan yang dilakukan oleh anak. Pola asuh demokratis yang diterapkan oleh pengasuh anak (baby sitter), seperti saat anak suka berbicara keras-keras dan berteriak lalu pengasuh menasehati si anak dan mengatakan, tidak boleh berteriak-teriak nak, nanti suaranya habis bicara tu pelan-pelan saja dan menjelaskan pelan-pelan bahwa berbicara keras itu tidak baik, nanti telinga bisa sakit. 2. Menanamkan Kedisiplinan Sejak Balita Menanamkan Kedisplinan sejak balita oleh pengasuh anak, merupakan salah satu cara pengasuh dalam mengasuh anak. Aturan yang dibuat oleh pengasuh tidak lepas dari sepengetahuan orangtua anak, didalam aturan yang telah dibuat tidak lain agar anak dapat patuh dan dapat disiplin serta mempunyai rasa tanggung jawab jika ia besar nanti. Berdasarkan wawancara tanggal 10 September 2016 dengan pengasuh anak yaitu Ibu Ar bentuk pola asuh yang diterapkan oleh pengasuh yaitu menanamkan kedisiplinan sejak balita mulai dari anak bangun tidur sampai tidur lagi. Anak yang diasuh oleh pengasuh anak (baby sitter) diasuh pada pagi hari pukul Wib, lalu pada pukul Wib pengasuh memberi makan anak dan lanjut memandikannya. Setelah mandi anak dibiarkan untuk bermain-main di dalam rumah atau menonton film yang disukainya seperti film kartun. Setelah dibiarkan bermain, anak harus tidur pukul Wib. Jika anak tidak mau tidur, maka pengasuh mencari cara agar si anak mau tidur, misalnya dengan cara membacakan ia buku cerita, agar akhirnya si anak tertidur dengan sendirinya. Anak biasanya bangun pada siang hari pukul Wib. Selanjutnya, pengasuh menyiapkan makan siang untuk si anak, pengasuh biasanya menyiapkan makanan yang sudah ditentukan oleh orangtua. Anak harus makan tepat waktu, jika anak tidak mau makan maka pengasuh mau tidak mau harus memaksa si anak agar mau makan, dengan terus menyuapi makanananya walaupun anak lagi asik bermain. Setelah makan pengasuh membersihkan kembali pakaian anak jika kotor terkena noda dan bekas makanan yang tumpah, selain itu waktu bermain si anak juga ditentukan oleh pengasuhnya anak diperbolehkan bermain hanya di dalam rumah atau ditempat ruang khusus bermainnya. Demi kenyamanan anaknya orangtua juga memberikan fasilitas khusus agar si anak betah bermain didalam rumah seperti, menyediakan tempat/ruangan khusus untuk bermain anak yang berisi permainan yang disukainya. Pada pukul Wib anak dimandikan menggunakan air panas/ ngilu kuku agar ia tidak kedinginan. Kegiatan sore hari setelah mandi biasanya anak mulai lapar, dan pengasuh pun memberikan makanan ringan kepada anak seperti biscuit, roti dll. Pola asuh yang diterapkan oleh pengasuh anak (baby sitter) dengan adanya batasan-batasan terhadap anak, dan kemana saja anak yang diasuh oleh pengasuh ini selalu dibawah kontrol orangtua. Dalam menerapkan peraturan kepada anak pengasuh menggunakan berbagai cara yang dilakukannya agar anak mau mengikuti dan menuruti perintahnya. Peraturan-peraturan yang diterapkan pengasuh kepada anak kadang-kadang anak mau mengikutinya dan kadang-kadang tidak. Dalam menerapkan peraturan makan pengasuh akan memaksa

10 8 anak ketika anak susah diajak makan, kalau perlu pengasuh menyuapi anak secara paksa. Pengasuh juga memaksa anak ketika anak susah diajak mandi, yaitu dengan cara terusmenerus menyuruh anak, kadang dengan cara menggendong anak ke kamar mandi. Dalam menerapkan tidur siang, anak tidur KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa cara mengasuh pengasuh anak dan pola asuh yang diterapkan oleh pengasuh anak di Kelurahan Lolong Belanti, Kecamatan Padang Utara sebagai berikut: 1. Pola asuh permisif, dimana pengasuh anak (baby sitter) bersikap atau membiarkan setiap tingkah laku anak, dan tidak pernah memberikan hukuman kepada anak. Pola ini ditandai dengan sikap pengasuh anak (baby sitter) yang membiarkan anak meniru dan untuk melakukan semaunya, agar si anak tidak rewel. Mengikuti setiap kehendak anak, misalnya mengenai apa yang diminta oleh anak, pengasuh akan memberikannya misalnya anak ingin bermain sepeda diluar rumah, pengasuh membiarkan saja tetapi tidak boleh jauhjauh. 2. Pola asuh demokratis yaitu menanamkan disiplin kepada anak cara ini bisa diperoleh dengan menasehati dan memberikan pengarahan kepada anak. Dapat menjadikan anak kelak menjadi anak yang bertanggung jawab dan disiplin serta dapat mentaati aturan yang telah ditetapkan. siang tergantung bagaimana pengasuh membujuk anak yaitu dengan cara seperti, menghidupkan film yang disukai anak, kadang-kadang pengasuh juga membacakan buku cerita dan akhirnya si anak tertidur dengan sendirinya. SARAN Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut: 1. Sebagai baby sitter yang baik seharusnya pengasuh memberikan perhatian, pengertian, dan sabar dalam mengasuh anak. Lalu mengajarkan halhal yang positif dan menanamkan sikap sopan-santun dan disiplin karena ini akan menentukan sikap anak. 2. Sebagai orangtua sebaiknya juga mengontrol anak yang ditinggalkan kepada pengasuh anak. Seperti, jika orangtua ada waktu luang, sebaiknya orangtua pulang kerumah untuk mengecek keadaan anak. Anak tidak hanya diasuh sepenuhnya oleh baby sitter, diharapkan juga orangtua tetap memperhatikan dan mengontrol setiap tingkah-laku anak serta mendidik pribadi anak sesuai yang diharapkan oleh keluarga. DAFTAR PUSTAKA Bungin,Burhan. M Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana. Moleong, J Lexy Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Morissan, Metode Penelitian Survei. Jakarta: Kencana. Ganda.Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Soekanto, Soerjono 2009, Sosiologi Suatu Pengantar, Edisi Baru, Rajawali Pers Jakarta. Suhendi, Hendi dan Rahmadani Wahyu Pengantar Studi Sosiologi Keluarga. Bandung: Cv. Pustaka Setia. Sugiyono,2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Internet Bapedda.padang.go.id/up Badan Pusat Statistik Kota Padang

11 9

I. PENDAHULUAN. Keluarga adalah satuan sosial yang paling mendasar, dan terkecil dalam

I. PENDAHULUAN. Keluarga adalah satuan sosial yang paling mendasar, dan terkecil dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga adalah satuan sosial yang paling mendasar, dan terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak (baik yang dilahirkan ataupun diadopsi). Menurut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah. Pendidikan merupakan faktor utama yang sangat penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah. Pendidikan merupakan faktor utama yang sangat penting dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Pendidikan merupakan faktor utama yang sangat penting dalam pengembangan kepribadian manusia seiiring berkembangnya ilmu teknologi dan komunikasi yang semakin

Lebih terperinci

PENYESUAIAN DIRI MENJADI SINGLE PARENT. Studi Kasus: Terhadap Janda di Nagari Abai Siat Kecamatan Koto Besar Kabupaten Dharmasraya ARTIKEL E JURNAL

PENYESUAIAN DIRI MENJADI SINGLE PARENT. Studi Kasus: Terhadap Janda di Nagari Abai Siat Kecamatan Koto Besar Kabupaten Dharmasraya ARTIKEL E JURNAL PENYESUAIAN DIRI MENJADI SINGLE PARENT Studi Kasus: Terhadap Janda di Nagari Abai Siat Kecamatan Koto Besar Kabupaten Dharmasraya ARTIKEL E JURNAL YULIZA ANGGRAINI NPM. 10070051 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA NILAI SOSIOLOGI SISWA DI SMA NEGERI I BONJOL KECAMATAN BONJOL KABUPATEN PASAMAN

FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA NILAI SOSIOLOGI SISWA DI SMA NEGERI I BONJOL KECAMATAN BONJOL KABUPATEN PASAMAN FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA NILAI SOSIOLOGI SISWA DI SMA NEGERI I BONJOL KECAMATAN BONJOL KABUPATEN PASAMAN Linda Zulfitri¹ Dr. Maihasni, M.Si,² Elvawati, M,Si³ Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS POLA ASUH ORANG TUA BURUH TANI DALAM MEMBINA KEBERAGAMAAN ANAK DESA BUMIREJO ULUJAMI PEMALANG

BAB IV HASIL ANALISIS POLA ASUH ORANG TUA BURUH TANI DALAM MEMBINA KEBERAGAMAAN ANAK DESA BUMIREJO ULUJAMI PEMALANG BAB IV HASIL ANALISIS POLA ASUH ORANG TUA BURUH TANI DALAM MEMBINA KEBERAGAMAAN ANAK DESA BUMIREJO ULUJAMI PEMALANG Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan melalui wawancara dan observasi, mengenai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. peranan adalah untuk mengatur perilaku seseorang pada batas-batas tertentu.

II. TINJAUAN PUSTAKA. peranan adalah untuk mengatur perilaku seseorang pada batas-batas tertentu. 12 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Peranan Peranan (role) merupakan aspek dinamis dari kedudukan (status). Pentingnya peranan adalah untuk mengatur perilaku seseorang pada batas-batas tertentu. Dengan

Lebih terperinci

PERANAN PENGASUH ANAK (BABY SITTER) DALAM PEMBENTUKAN SIFAT DAN SIKAP ANAK (Studi di Perumahan Bukit Bakung Indah Bandar Lampug) Abstract

PERANAN PENGASUH ANAK (BABY SITTER) DALAM PEMBENTUKAN SIFAT DAN SIKAP ANAK (Studi di Perumahan Bukit Bakung Indah Bandar Lampug) Abstract PERANAN PENGASUH ANAK (BABY SITTER) DALAM PEMBENTUKAN SIFAT DAN SIKAP ANAK (Studi di Perumahan Bukit Bakung Indah Bandar Lampug) Rezza Evana Rossi Utami 1 Paraswati DM 2 Abstract Research problem is how

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini melalui Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), yaitu pendidikan yang ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. ini melalui Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), yaitu pendidikan yang ditujukan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya belajar berlangsung sepanjang hayat. Untuk menciptakan generasi yang berkualitas, pendidikan harus dilakukan sejak usia dini dalam hal ini

Lebih terperinci

SISTEM PENDIDIKAN ANAK DALAM PANTI ASUHAN AISYIYAH CABANG KOTO TANGAH KOTA PADANG ARTIKEL ILMIAH ANNISA NPM

SISTEM PENDIDIKAN ANAK DALAM PANTI ASUHAN AISYIYAH CABANG KOTO TANGAH KOTA PADANG ARTIKEL ILMIAH ANNISA NPM SISTEM PENDIDIKAN ANAK DALAM PANTI ASUHAN AISYIYAH CABANG KOTO TANGAH KOTA PADANG ARTIKEL ILMIAH ANNISA NPM. 12070113 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)

Lebih terperinci

1. a. Seberapa sering kamu dan seluruh keluargamu menghabiskan waktu bersamasama? b. Apa saja yang kamu lakukan bersama dengan keluargamu?

1. a. Seberapa sering kamu dan seluruh keluargamu menghabiskan waktu bersamasama? b. Apa saja yang kamu lakukan bersama dengan keluargamu? Lampiran 1 Kerangka Wawancara Anamnesa Dimensi Cohesion Separateness/Togetherness 1. a. Seberapa sering kamu dan seluruh keluargamu menghabiskan waktu bersamasama? b. Apa saja yang kamu lakukan bersama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Keluarga menjadi tempat pertama seseorang memulai

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Keluarga menjadi tempat pertama seseorang memulai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dalam kehidupan. Keluarga menjadi tempat pertama seseorang memulai kehidupannya. Keluarga membentuk

Lebih terperinci

POLA ASUH ORANG TUA DALAM MEMBINA KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 9 PADANG

POLA ASUH ORANG TUA DALAM MEMBINA KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 9 PADANG POLA ASUH ORANG TUA DALAM MEMBINA KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 9 PADANG Oleh: Robi Syahputra * Asmaiwati Arief ** Ahmad Zaini ** *Mahasiswa **Dosen Pembimbing Mahasiswa Bimbingan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Keluarga merupakan suatu sistem kompleks yang di dalamnya terdapat ikatan di antara anggotanya dan rasa saling memiliki. Keluarga menurut Ahmadi dan Uhbiyati

Lebih terperinci

Pendidikan Keluarga (Membantu Kemampuan Relasi Anak-anak) Farida

Pendidikan Keluarga (Membantu Kemampuan Relasi Anak-anak) Farida Pendidikan Keluarga (Membantu Kemampuan Relasi Anak-anak) Farida Manusia dilahirkan dalam keadaan yang sepenuhnya tidak berdaya dan harus menggantungkan diri pada orang lain. Seorang anak memerlukan waktu

Lebih terperinci

POLA PERLAKUAN ORANG TUA DAN DAMPAKNYA PADA PERILAKU ANAK USIA DINI DI KELURAHAN PISANG KECAMATAN PAUH KOTA PADANG JURNAL

POLA PERLAKUAN ORANG TUA DAN DAMPAKNYA PADA PERILAKU ANAK USIA DINI DI KELURAHAN PISANG KECAMATAN PAUH KOTA PADANG JURNAL POLA PERLAKUAN ORANG TUA DAN DAMPAKNYA PADA PERILAKU ANAK USIA DINI DI KELURAHAN PISANG KECAMATAN PAUH KOTA PADANG JURNAL Mitra Wahyuni 10060121 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN A. Analisis Tujuan Pendidikan Akhlak Anak dalam Keluarga Nelayan di Desa Pecakaran Kec. Wonokerto.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Ibu menjadi tokoh sentral dalam keluarga. Seorang manajer dalam mengatur keuangan, menyediakan makanan, memperhatikan kesehatan anggota keluarga dan memperhatikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Keluarga adalah tempat pertama bagi anak belajar mengenai segala hal yang ada dalam kehidupan. Orang tua berperan penting dalam perkembangan anak dan memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa bayi adalah periode dalam hidup yang dimulai setelah kelahiran dan

BAB I PENDAHULUAN. Masa bayi adalah periode dalam hidup yang dimulai setelah kelahiran dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masa bayi adalah periode dalam hidup yang dimulai setelah kelahiran dan berakhir dengan berkembangnya penggunaan bahasa. Masa bayi berlangsung sekitar 18

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 104).Secara historis keluarga terbentuk paling tidak dari satuan yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 104).Secara historis keluarga terbentuk paling tidak dari satuan yang merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keluarga merupakan suatu kelompok primer yang sangat erat. Yang dibentuk karena kebutuhan akan kasih sayang antara suami dan istri. (Khairuddin, 1985: 104).Secara historis

Lebih terperinci

MANFAAT PENGGUNAAN BUKU PENGHUBUNG SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI GURU DENGAN ORANG TUA SISWA KELAS IIA SD MUHAMMADIYAH 3 NUSUKAN SURAKARTA

MANFAAT PENGGUNAAN BUKU PENGHUBUNG SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI GURU DENGAN ORANG TUA SISWA KELAS IIA SD MUHAMMADIYAH 3 NUSUKAN SURAKARTA MANFAAT PENGGUNAAN BUKU PENGHUBUNG SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI GURU DENGAN ORANG TUA SISWA KELAS IIA SD MUHAMMADIYAH 3 NUSUKAN SURAKARTA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seseorang, seiring harapan untuk memiliki anak dari hasil pernikahan.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seseorang, seiring harapan untuk memiliki anak dari hasil pernikahan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa menjadi orang tua merupakan masa yang alamiah terjadi dalam kehidupan seseorang, seiring harapan untuk memiliki anak dari hasil pernikahan. Menjadi orangtua membutuhkan

Lebih terperinci

dengan penuh hormat. rumah. mata.

dengan penuh hormat. rumah. mata. Kegiatan Norma-norma di Masyarakat Perhatikan cerita berikut baik-baik. Alin dan Keluarganya Alin sekarang duduk di kelas III. Ia tinggal bersama kedua orangtuanya. Keluarga Alin hidup dengan disiplin.

Lebih terperinci

DISIPLIN PADA ANAK SERI BACAAN ORANG TUA

DISIPLIN PADA ANAK SERI BACAAN ORANG TUA 30 SERI BACAAN ORANG TUA DISIPLIN PADA ANAK Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan Nasional Milik Negara

Lebih terperinci

POLA ASUH ORANG TUA DALAM MENGEMBANGKAN PENALARAN MORAL ANAK THE WAYS OF PARENTING IN DEVELOPING CHILDREN S MORAL REASON

POLA ASUH ORANG TUA DALAM MENGEMBANGKAN PENALARAN MORAL ANAK THE WAYS OF PARENTING IN DEVELOPING CHILDREN S MORAL REASON POLA ASUH ORANG TUA DALAM MENGEMBANGKAN PENALARAN MORAL ANAK THE WAYS OF PARENTING IN DEVELOPING CHILDREN S MORAL REASON Heni Anggraeni Vinariesta 1 Margono 2 Siti Awaliyah 3 Universitas Negeri Malang,

Lebih terperinci

SOSIALISASI KEMANDIRIAN KERJA ANAK PETANI MISKIN ( STUDI KASUS: KELUARGA PETANI MISKIN DI NAGARI TALU KECAMATAN TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT )

SOSIALISASI KEMANDIRIAN KERJA ANAK PETANI MISKIN ( STUDI KASUS: KELUARGA PETANI MISKIN DI NAGARI TALU KECAMATAN TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT ) SOSIALISASI KEMANDIRIAN KERJA ANAK PETANI MISKIN ( STUDI KASUS: KELUARGA PETANI MISKIN DI NAGARI TALU KECAMATAN TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT ) Dewifebrina 1 Dra. Fachrina,M.Si 2 Erningsih,S.Sos 3 Program

Lebih terperinci

Kata kunci : pendidikan keluarga, sikap kemandirian

Kata kunci : pendidikan keluarga, sikap kemandirian 1 PERAN PENDIDIKAN KELUARGA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP KEMANDIRIAN PADA ANAK (Studi Deskriptif Kualitatif Di Dukuh Pondok Rejo, Kelurahan Lalung, Karanganyar) ABSTRAK Riya Al Mustaqimah. PERAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERSEPSI ORANG TUA TERHADAP BIMBINGAN BELAJAR BAGI ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI DESA SASTRODIRJAN KECAMATAN WONOPRINGGO KABUPATEN

BAB IV ANALISIS PERSEPSI ORANG TUA TERHADAP BIMBINGAN BELAJAR BAGI ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI DESA SASTRODIRJAN KECAMATAN WONOPRINGGO KABUPATEN BAB IV ANALISIS PERSEPSI ORANG TUA TERHADAP BIMBINGAN BELAJAR BAGI ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI DESA SASTRODIRJAN KECAMATAN WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN A. Analisis Persepsi Orang Tua terhadap Bimbingan

Lebih terperinci

ARTIKEL ADE AGUS PUTRA NPM.

ARTIKEL ADE AGUS PUTRA NPM. HAMBATAN-HAMBATAN GURU MATA PELAJARAN IPS DALAM MENERAPKAN KURIKULUM 2013 PADA PROSES PEMBELAJARAN DI SMA NEGERI 1 MANDAU KABUPATEN BENGKALIS KELURAHAN TALANG MANDI - DURI ARTIKEL ADE AGUS PUTRA NPM. 10070181

Lebih terperinci

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM POLA ASUH ORANGTUA ANAK JALANAN DI KOTA MAKASSAR Noprianto Pendidikan Sosiologi FIS-UNM ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui; (1) alasan orangtua mendidik atau menyuruh anaknya menjadi anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan anak untuk optimalisasi bagi perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan anak untuk optimalisasi bagi perkembangannya. BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Anak adalah anugerah, rezeki, amanah dan kekayaan yang paling berharga bagi orangtua dan keluarganya. Suatu kebahagian bagi orangtua yang selalu berharap agar

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL ANAK DI DESA WONOSARI KECAMATAN KARANGANYAR

BAB IV ANALISIS PERANAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL ANAK DI DESA WONOSARI KECAMATAN KARANGANYAR BAB IV ANALISIS PERANAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL ANAK DI DESA WONOSARI KECAMATAN KARANGANYAR Atas dasar hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab tiga, maka akan dilakukan

Lebih terperinci

PERAN PEREMPUAN TUKANG OJEK PADI

PERAN PEREMPUAN TUKANG OJEK PADI 1 PERAN PEREMPUAN TUKANG OJEK PADI DALAM MEMPERTAHANKAN FUNGSI KELUARGA (Studi Kasus : di Jorong Batu Basa Nagari Batu Basa Kecamatan Pariangan Kabupaten Tanah Datar) ARTIKEL Oleh: NILA SARI 12070117 PRODI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan diharapkan akan menjadi pelaku dalam pembangunan suatu

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan diharapkan akan menjadi pelaku dalam pembangunan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam pembangunan suatu negara, karena pendidikan dapat memberdayakan sumber daya manusia yang berkualitas dan diharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diasuh oleh orangtua dan orang-orang yang berada di lingkungannya hingga

BAB I PENDAHULUAN. diasuh oleh orangtua dan orang-orang yang berada di lingkungannya hingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia dilahirkan dalam kondisi yang tidak berdaya, ia akan diasuh oleh orangtua dan orang-orang yang berada di lingkungannya hingga waktu tertentu.

Lebih terperinci

DAMPAK POLA PERLAKUAN ORANG TUA PADA PERILAKU REMAJA DI RW 02 KELURAHAN KOTO LUA KECAMATAN PAUH KOTA PADANG

DAMPAK POLA PERLAKUAN ORANG TUA PADA PERILAKU REMAJA DI RW 02 KELURAHAN KOTO LUA KECAMATAN PAUH KOTA PADANG 1 DAMPAK POLA PERLAKUAN ORANG TUA PADA PERILAKU REMAJA DI RW 02 KELURAHAN KOTO LUA KECAMATAN PAUH KOTA PADANG Oleh Rismayeni* Dra. Suheni, M.Pd.** Mori Dianto, M.Pd.** Program Studi Bimbingan dan Konseling

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian I. Identitas Pasien Nama Umur Pendidikan Alamat Agama : Tn.G : 30 th : tamat SMA : Blora : Islam Tanggal masuk : 06/12/2009 Tgl pengkajian : 06/12/2009 No.cm : 06 80

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. laku spesifik yang bekerja secara individu dan bersama sama untuk mengasuh

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. laku spesifik yang bekerja secara individu dan bersama sama untuk mengasuh BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Pola Asuh 1.1 Definisi Pengasuhan adalah kegiatan kompleks yang mencakup berbagai tingkah laku spesifik yang bekerja secara individu dan bersama sama untuk mengasuh anak (Darling,

Lebih terperinci

BABI. PENDAillJLUAN. Ketika anak mulai menginjak masa awal kanak-kanak (2-6 tahun), anak

BABI. PENDAillJLUAN. Ketika anak mulai menginjak masa awal kanak-kanak (2-6 tahun), anak BABI PENDAillJLUAN 1.1. Latar Belakang Ketika anak mulai menginjak masa awal kanak-kanak (2-6 tahun), anak memerlukan perhatian dan pengawasan dari orangtua atau orang dewasa disekitarnya. Hal ini penting

Lebih terperinci

Transkrip Wawancara dengan Suami Broken Home

Transkrip Wawancara dengan Suami Broken Home Transkrip Wawancara dengan Suami Broken Home Informan 1 Nama : Bapak MH Jenis kelamin : Laki-laki Usia : 39 tahun Pendidikan : SMA Hari/tanggal wawancara : Selasa, 8 April 2014 Tempat wawancara : Rumah

Lebih terperinci

PERAN PENDIDIKAN KELUARGA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP SOSIAL DAN KEMANDIRIAN ANAK. Dwi Retno Setiati Program Pascasarjana PIPS Universitas PGRI Yogyakarta

PERAN PENDIDIKAN KELUARGA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP SOSIAL DAN KEMANDIRIAN ANAK. Dwi Retno Setiati Program Pascasarjana PIPS Universitas PGRI Yogyakarta PERAN PENDIDIKAN KELUARGA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP SOSIAL DAN KEMANDIRIAN ANAK Dwi Retno Setiati Program Pascasarjana PIPS Universitas PGRI Yogyakarta Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk untuk mendiskripsikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan Nasional, anak usia dini adalah anak usia 0 (Sejak Lahir) sampai usia

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan Nasional, anak usia dini adalah anak usia 0 (Sejak Lahir) sampai usia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional, anak usia dini adalah anak usia 0 (Sejak Lahir) sampai usia 6 tahun. Secara alamiah perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan unit sosial terkecil dalam masyarakat, akan tetapi mempunyai pengaruh yang besar bagi bangsa dan negara. Dari keluarga akan terlahir generasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah merupakan bagian dari keluarga yang secara sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah merupakan bagian dari keluarga yang secara sosial dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah merupakan bagian dari keluarga yang secara sosial dan psikolog tidak terlepas dari pembinaan dan pendidikan orangtua, masyarakat dan lembaga pendidikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan yang dia lihat. Istilah yang sering didengar yaitu chidren see children

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan yang dia lihat. Istilah yang sering didengar yaitu chidren see children BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak adalah titipan yang Maha Kuasa kepada setiap orang tua yang sudah diberi kepercayaan oleh Tuhan untuk menjaganya. Anak akan senantiasa mengalami pertumbuhan

Lebih terperinci

MENANAMKAN NILAI MORAL DAN KEAGAMAAN PADA ANAK

MENANAMKAN NILAI MORAL DAN KEAGAMAAN PADA ANAK Artikel MENANAMKAN NILAI MORAL DAN KEAGAMAAN PADA ANAK Oleh : Drs. Mardiya Banyaknya anak yang cenderung nakal, tidak sopan, suka berkata kasar, tidak disiplin, tidak mau bekerjasama dengan teman, malas

Lebih terperinci

PROSES PEMBELAJARAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS XI DKV DI SMK NEGERI 4 PADANG JURNAL

PROSES PEMBELAJARAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS XI DKV DI SMK NEGERI 4 PADANG JURNAL PROSES PEMBELAJARAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS XI DKV DI SMK NEGERI 4 PADANG JURNAL Oleh : MARDIANSYAH NIM. 11060308 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA. Alalak Kabupaten Barito Kuala dengan batas-batas sebagai berikut:

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA. Alalak Kabupaten Barito Kuala dengan batas-batas sebagai berikut: BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data / Fakta 1. Letak Geografis dan Wilayah Desa Panca Karya adalah salah satu desa yang ada di Kecamatan Alalak Kabupaten Barito Kuala dengan batas-batas

Lebih terperinci

www.rajaebookgratis.com. "Ih, Udah Gede Kok Nggak Punya Malu!" Rasa malu merupakan salah satu nilai moral yang patut diajarkan pada anak. Perasaan ini tidak ada kaitannya dengan sifat pemalu. Bagaimana

Lebih terperinci

TOILET TRAINING. C. Faktor-Faktor Yang Mendukung Toilet Training Pada Anak

TOILET TRAINING. C. Faktor-Faktor Yang Mendukung Toilet Training Pada Anak 1 TOILET TRAINING A. Pengertian Toilet Training Toilet Training pada anak adalah latihan menanamkan kebiasaan pada anak untuk aktivitas buang air kecil dan buang air besar pada tempatnya (toilet). B. Tanda-Tanda

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kelurahan Kebun Bunga termasuk dalam wilayah Kecamatan Banjarmasin Timur dengan luas wilayah 94 Ha yang terdiri dari 34 RT, orbitasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertindak sebagai penopang ekonomi keluarga terpaksa menganggur. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. bertindak sebagai penopang ekonomi keluarga terpaksa menganggur. Oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di Indonesia, jumlah pengangguran meningkat sehingga berimbas pada peningkatan jumlah penduduk miskin. Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan jumlah penduduk

Lebih terperinci

PERANAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENINGKATKANKEDISIPLINAN BELAJAR SISWA

PERANAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENINGKATKANKEDISIPLINAN BELAJAR SISWA PERANAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENINGKATKANKEDISIPLINAN BELAJAR SISWA Afiatin Nisa Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan dan Pengetahuan Sosial Universitas Indraprasta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendidik anak-anak mereka sebaik-baiknya. Orang tua akan merasa kesulitan

BAB I PENDAHULUAN. mendidik anak-anak mereka sebaik-baiknya. Orang tua akan merasa kesulitan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Orang tua di era modern ini menemui tantangan yang berat dalam melaksanakan kewajiban utamanya yaitu mengurus dan mendidik buah hati mereka. Pasal 45 ayat

Lebih terperinci

FAKTOR LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI KEMATANGAN EMOSI REMAJA DALAM INTERAKSI SOSIAL KELAS XI DI SMA PGRI I PADANG JURNAL

FAKTOR LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI KEMATANGAN EMOSI REMAJA DALAM INTERAKSI SOSIAL KELAS XI DI SMA PGRI I PADANG JURNAL FAKTOR LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI KEMATANGAN EMOSI REMAJA DALAM INTERAKSI SOSIAL KELAS XI DI SMA PGRI I PADANG JURNAL GINA ANDRIA SARI NPM: 10060236 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

PERANAN ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN ANAK PADA KELUARGA NELAYAN

PERANAN ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN ANAK PADA KELUARGA NELAYAN PERANAN ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN ANAK PADA KELUARGA NELAYAN Lisa Megawati, Nuraini Asriati, Rustiyarso Program Studi Pendidikan Sosiologi FKIP Universitas Tanjungpura Pontianak E-mail : Lisa.megawati92@gmail.com

Lebih terperinci

Developmental and Clinical Psychology

Developmental and Clinical Psychology DCP 2 (2) (2013) Developmental and Clinical Psychology http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/dcp HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN TEMPER TANTRUM PADA ANAK PRA SEKOLAH Rizkia Sekar Kirana Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengerti. Semua itu merupakan proses perkembangan pada manusia. Widjaja

BAB I PENDAHULUAN. mengerti. Semua itu merupakan proses perkembangan pada manusia. Widjaja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk yang hidup saling bergantung dan membutuhkan ditengah-tengah masyarakat. Dalam memenuhi kebutuhannya sebagai makhluk sosial, tentunya

Lebih terperinci

JURNAL NIKA GUSTIN NPM:

JURNAL NIKA GUSTIN NPM: PERAN GURU BK DALAM MENGEMBANGKAN MINAT BACA PADA PESERTA DIDIK KELAS IV SD 36 GUNUNG SARIK KECAMATAN KURANJI KOTA PADANG JURNAL NIKA GUSTIN NPM: 11060172 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS POLA ASUH ORANG TUA DALAM MEMBINA KEPRIBADIAN ANAK DI DUKUH GALANG WOLU GALANG PENGAMPON WONOPRINGGO PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS POLA ASUH ORANG TUA DALAM MEMBINA KEPRIBADIAN ANAK DI DUKUH GALANG WOLU GALANG PENGAMPON WONOPRINGGO PEKALONGAN BAB IV ANALISIS POLA ASUH ORANG TUA DALAM MEMBINA KEPRIBADIAN ANAK DI DUKUH GALANG WOLU GALANG PENGAMPON WONOPRINGGO PEKALONGAN Pada bab ini, peneliti akan menganalisis pola asuh orang tua dalam membina

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. pada bab sebelumnya, maka berbagai kesimpulan yang diberikan penulis antara

BAB V PENUTUP. pada bab sebelumnya, maka berbagai kesimpulan yang diberikan penulis antara BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan hasil dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka berbagai kesimpulan yang diberikan penulis antara sebagai berikut: 1. Faktor-faktor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Pola Asuh Orangtua a. Pengertian Dalam Kamus Bahasa Indonesia pola memiliki arti cara kerja, sistem dan model, dan asuh memiliki arti menjaga atau merawat dan

Lebih terperinci

Laporan Penulisan Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN

Laporan Penulisan Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Laporan 1.1. Latar Belakang Eksistensi Proyek Perkembangann zaman menimbulkan kesulitan dalam setiap segi kehidupan manusia, termasuk perekonomian. Kesulitan ekonomi mengakibatkan biaya

Lebih terperinci

BE SMART PARENTS PARENTING 911 #01

BE SMART PARENTS PARENTING 911 #01 BE SMART PARENTS PARENTING 911 #01 Coffee Morning Global Sevilla School Jakarta, 22 January, 2016 Rr. Rahajeng Ikawahyu Indrawati M.Si. Psikolog Anak dibentuk oleh gabungan antara biologis dan lingkungan.

Lebih terperinci

KISI KISI ANGKET. : RAHMI YULIA : AID : Dr.Drs. H.Hendra Sofyan, MSi : Dr. K.A. Rahman, M.Pd.I

KISI KISI ANGKET. : RAHMI YULIA : AID : Dr.Drs. H.Hendra Sofyan, MSi : Dr. K.A. Rahman, M.Pd.I 99 KISI KISI ANGKET Judul Skripsi Devenisi Operasional : Pengaruh Pola Asuh Orang Tua terhadap Kemandirian Anak Usia Dini dalam Belajar di TK Al- Falah 1 Kota Jambi. : Pola Asuh adalah gambaran yang dipakai

Lebih terperinci

Oleh: Anggelia Dea Manukily Julia Pantow Lingkan E. Tulung

Oleh: Anggelia Dea Manukily Julia Pantow Lingkan E. Tulung PERAN KOMUNIKASI KELUARGA DALAM MENCEGAH TINDAK KEKERASAN ANAK DI LINGKUNGAN MASYARAKAT KELURAHAN KLABALA KOTA SORONG Oleh: Anggelia Dea Manukily Julia Pantow Lingkan E. Tulung e-mail: deamanukily@gmail.com

Lebih terperinci

PERSEPSI GURU KELAS DALAM MEMAHAMI KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK DI SD NEGERI 08 ALAHAN PANJANG KECAMATAN LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK ARTIKEL

PERSEPSI GURU KELAS DALAM MEMAHAMI KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK DI SD NEGERI 08 ALAHAN PANJANG KECAMATAN LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK ARTIKEL PERSEPSI GURU KELAS DALAM MEMAHAMI KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK DI SD NEGERI 08 ALAHAN PANJANG KECAMATAN LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK ARTIKEL Oleh: TIA MARIATI 11060240 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

Lebih terperinci

FAKTOR PENDORONG ORANGTUA MENGIZINKAN ANAKNYA MELAKUKAN PERKAWINAN PADA USIA REMAJA DI DESA AGUNG JAYA KECAMATAN AIR MANJUTO KABUPATEN MUKOMUKO

FAKTOR PENDORONG ORANGTUA MENGIZINKAN ANAKNYA MELAKUKAN PERKAWINAN PADA USIA REMAJA DI DESA AGUNG JAYA KECAMATAN AIR MANJUTO KABUPATEN MUKOMUKO FAKTOR PENDORONG ORANGTUA MENGIZINKAN ANAKNYA MELAKUKAN PERKAWINAN PADA USIA REMAJA DI DESA AGUNG JAYA KECAMATAN AIR MANJUTO KABUPATEN MUKOMUKO ARTIKEL USWATUN KHASANAH NIM. 11070073 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB III BEBERAPA UPAYA ORANG TUA DALAM MEMBINA EMOSI ANAK AKIBAT PERCERAIAN. A. Fenomena Perceraian di Kecamatan Bukit Batu

BAB III BEBERAPA UPAYA ORANG TUA DALAM MEMBINA EMOSI ANAK AKIBAT PERCERAIAN. A. Fenomena Perceraian di Kecamatan Bukit Batu BAB III BEBERAPA UPAYA ORANG TUA DALAM MEMBINA EMOSI ANAK AKIBAT PERCERAIAN A. Fenomena Perceraian di Kecamatan Bukit Batu Upaya orang tua dalam membina emosi anak akibat perceraian di Kecamatan Bukit

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat

BAB V PEMBAHASAN. mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat BAB V PEMBAHASAN Menurut Ratna Megawangi, pendidikan karakter adalah sebuah usaha untuk mendidik anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak pilihan ketika akan memilih sekolah bagi anak-anaknya. Orangtua rela untuk

BAB I PENDAHULUAN. banyak pilihan ketika akan memilih sekolah bagi anak-anaknya. Orangtua rela untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya dunia pendidikan, kini orangtua semakin memiliki banyak pilihan ketika akan memilih sekolah bagi anak-anaknya. Orangtua rela untuk mendaftarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya jaman, semakin banyak pula tuntutan yang harus dipenuhi oleh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya jaman, semakin banyak pula tuntutan yang harus dipenuhi oleh masyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya jaman, semakin banyak pula tuntutan yang harus dipenuhi oleh masyarakat. Salah satunya adalah tuntutan ekonomi sebagai akibat dari biaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjamin terpenuhinya hak-hak anak agar dapat hidup, tumbuh,

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjamin terpenuhinya hak-hak anak agar dapat hidup, tumbuh, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional Tahun 2010, perlindungan anak termasuk dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia sepanjang rentang kehidupannya memiliki tahap-tahap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia sepanjang rentang kehidupannya memiliki tahap-tahap 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Manusia sepanjang rentang kehidupannya memiliki tahap-tahap perkembangan yang harus dilewati. Perkembangan tersebut dapat menyebabkan perubahan-perubahan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah amanah yang diberikan oleh Allah SWT kepada orang tua.

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah amanah yang diberikan oleh Allah SWT kepada orang tua. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah amanah yang diberikan oleh Allah SWT kepada orang tua. Kehadiran anak dapat menguji diri seseorang, orang tua dapat melaksanakan amanah tersebut atau tidak.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara berkembang seperti Indonesia, sangat dipengaruhi oleh perkembangan dunia pendidikan. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang

Lebih terperinci

PERANAN KELUARGA DALAM PROSES PENANAMAN KEDISIPLINAN TERHADAP REMAJA DI DUSUN KRAJAN, DESA GEMBONG, KECAMATAN ARJOSARI, KABUPATEN PACITAN TAHUN 2015

PERANAN KELUARGA DALAM PROSES PENANAMAN KEDISIPLINAN TERHADAP REMAJA DI DUSUN KRAJAN, DESA GEMBONG, KECAMATAN ARJOSARI, KABUPATEN PACITAN TAHUN 2015 PERANAN KELUARGA DALAM PROSES PENANAMAN KEDISIPLINAN TERHADAP REMAJA DI DUSUN KRAJAN, DESA GEMBONG, KECAMATAN ARJOSARI, KABUPATEN PACITAN TAHUN 2015 Erma Septanti Abstrak Peranan keluarga merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keluargalah semua aktifitas dimulai, keluarga merupakan suatu kesatuan social

BAB I PENDAHULUAN. keluargalah semua aktifitas dimulai, keluarga merupakan suatu kesatuan social 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga merupakan kelompok sosial terkecil dalam masyarakat, dalam keluargalah semua aktifitas dimulai, keluarga merupakan suatu kesatuan social yang diikuti oleh

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Angket Pola Asuh Orangtua. 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan 4. Kelas : 5. Pendidikan Orangtua :

LAMPIRAN 1. Angket Pola Asuh Orangtua. 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan 4. Kelas : 5. Pendidikan Orangtua : LAMPIRAN-LAMPIRAN LAMPIRAN 1 Angket Pola Asuh Orangtua I. IDENTITAS Bagian ini berisi data terkait identitas diri Anda Petunjung Pengisisan: Isilah data dibawah ini dengan tepat dan benar. Berilah tanda

Lebih terperinci

PERILAKU ANAK DALAM POLA ASUHAN KAKEK/NENEK (Studi Kasus Di Kampung Koto Rawang Nagari Lakitan Timur Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan)

PERILAKU ANAK DALAM POLA ASUHAN KAKEK/NENEK (Studi Kasus Di Kampung Koto Rawang Nagari Lakitan Timur Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan) PERILAKU ANAK DALAM POLA ASUHAN KAKEK/NENEK (Studi Kasus Di Kampung Koto Rawang Nagari Lakitan Timur Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan) JURNAL RIZA HARTINA NIM. 10070091 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

STRATEGI KELUARGA MISKIN MELANJUTKAN STUDI ANAKNYA KE PERGURUAN TINGGI (STUDI KASUS: KANAGARIAN TALU, KECAMATAN TALAMAU, KABUPATEN PASAMAN BARAT)

STRATEGI KELUARGA MISKIN MELANJUTKAN STUDI ANAKNYA KE PERGURUAN TINGGI (STUDI KASUS: KANAGARIAN TALU, KECAMATAN TALAMAU, KABUPATEN PASAMAN BARAT) STRATEGI KELUARGA MISKIN MELANJUTKAN STUDI ANAKNYA KE PERGURUAN TINGGI (STUDI KASUS: KANAGARIAN TALU, KECAMATAN TALAMAU, KABUPATEN PASAMAN BARAT) Cici Rahma Sari 1, Elvawati 2, Dian Kurnia Anggreta 3 Program

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pelepah dasar terbentuknya kepribadian seorang anak. Kedudukan dan fungsi

I. PENDAHULUAN. pelepah dasar terbentuknya kepribadian seorang anak. Kedudukan dan fungsi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga memegang peran penting dalam membentuk watak dan kepribadian anak. Karena pendidikan dikeluarga menjadi risalah awal sekaligus sebagai pelepah dasar terbentuknya

Lebih terperinci

KONSEP DIRI SISWA YANG BERASAL DARI KELUARGA BROKEN HOME

KONSEP DIRI SISWA YANG BERASAL DARI KELUARGA BROKEN HOME JURNAL KONSEP DIRI SISWA YANG BERASAL DARI KELUARGA BROKEN HOME ( STUDI KASUS SISWA KELAS VII DI UPTD SMP NEGERI 1 MOJO KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 ) THE CONCEPT OF SELF STUDENTS WHO COME FROM A BROKEN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Dusun Ngelo. Tengah dengan luas wilayah ha/m 2

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Dusun Ngelo. Tengah dengan luas wilayah ha/m 2 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Dusun Ngelo Dusun Ngelo merupakan salah satu dusun yang ada di Desa Getasan Kabupaten Semarang Provinsi Jawa Tengah dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diuraikan lebih jauh mengenai teori-teori yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diuraikan lebih jauh mengenai teori-teori yang BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini akan diuraikan lebih jauh mengenai teori-teori yang menjelaskan mengenai pengertian perkembangan, pengertian emosi, dan pengertian pendidikan anak usia dini. A. Pengertian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, manusia selalu membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, manusia selalu membutuhkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, manusia selalu membutuhkan orang lain. Kehidupan manusia mempunyai fase yang panjang, yang di dalamnya selalu mengalami

Lebih terperinci

PERAN ORANG TUA DALAM MEMBINA MORAL ANAK

PERAN ORANG TUA DALAM MEMBINA MORAL ANAK PERAN ORANG TUA DALAM MEMBINA MORAL ANAK Nurul Putri Lestari, Sulistyarini, Gusti Budjang Program Studi Pendidikan Sosiologi FKIP Untan Pontianak Email : lestarinurulputri@gmail.com Abstrak: Penelitian

Lebih terperinci

FAKTOR EKTERNAL YANG MEMPENGARUHI REMAJA MENYALAHGUNAKAN OBAT TRAMADOL DI DESA AURCINO KABUPATEN TEBO ARTIKEL JURNAL

FAKTOR EKTERNAL YANG MEMPENGARUHI REMAJA MENYALAHGUNAKAN OBAT TRAMADOL DI DESA AURCINO KABUPATEN TEBO ARTIKEL JURNAL FAKTOR EKTERNAL YANG MEMPENGARUHI REMAJA MENYALAHGUNAKAN OBAT TRAMADOL DI DESA AURCINO KABUPATEN TEBO ARTIKEL JURNAL Oleh: YAN IQBAL NPM. 10070022 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada kehidupan masyarakat tersebut merupakan fenomena sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. pada kehidupan masyarakat tersebut merupakan fenomena sosial yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap kehidupan manusia senantiasa mengalami perubahan, perubahanperubahan pada kehidupan masyarakat tersebut merupakan fenomena sosial yang wajar, oleh karena setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangannya (Hariweni, 2003). Anak usia di bawah lima tahun (Balita) merupakan masa terbentuknya

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangannya (Hariweni, 2003). Anak usia di bawah lima tahun (Balita) merupakan masa terbentuknya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan Nasional jangka panjang menitikberatkan pada kualitas sumber daya manusia (SDM) yang tangguh dan produktif. Tujuan tersebut dapat tercapai dengan upaya mengusahakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah titipan dari Allah SWT, karena Allah telah memberi amanah kita untuk menjaga kesehatan jasmani dan rohaninya. Oleh karena itu, setiap orang tua bertanggung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membentuk perilaku sosial anak menjadi lebih baik dan berakhlak.

BAB I PENDAHULUAN. membentuk perilaku sosial anak menjadi lebih baik dan berakhlak. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tugas dan kewajiban orang tua bukan hanya memberikan kewajiban secara jasmani anak melainkan juga secara rohani yaitu dengan memberikan pendidikan akhlak yang baik,yaitu

Lebih terperinci

BENTUK PENILAIAN DALAM PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING PERORANGAN OLEH GURU BK DI SMA PGRI 1 PADANG JURNAL. Asmaneli

BENTUK PENILAIAN DALAM PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING PERORANGAN OLEH GURU BK DI SMA PGRI 1 PADANG JURNAL. Asmaneli BENTUK PENILAIAN DALAM PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING PERORANGAN OLEH GURU BK DI SMA PGRI 1 PADANG JURNAL Asmaneli 09060001 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB V BEBAN GANDA WANITA BEKERJA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB V BEBAN GANDA WANITA BEKERJA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA BAB V BEBAN GANDA WANITA BEKERJA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 5.1 Beban Ganda Beban ganda wanita adalah tugas rangkap yang dijalani oleh seorang wanita (lebih dari satu peran) yakni sebagai ibu

Lebih terperinci

Dr. Drs. H. Maisondra, S.H, M.H, M.Pd, Dipl.Ed Staf Sekretariat Daerah Provinsi Sumatera Barat

Dr. Drs. H. Maisondra, S.H, M.H, M.Pd, Dipl.Ed Staf Sekretariat Daerah Provinsi Sumatera Barat PERKEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) (STUDI KASUS PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI JEPANG) Oleh: Dr. Drs. H. Maisondra, S.H, M.H, M.Pd, Dipl.Ed Staf Sekretariat Daerah Provinsi Sumatera Barat A. Pendahuluan

Lebih terperinci

PERAN GURU BK DALAM MEMBANTU PESERTA DIDIK MENENTUKAN JURUSAN KE PERGURUAN TINGGI DI KELAS XII SMAN 2 KOTA PADANG PANJANG

PERAN GURU BK DALAM MEMBANTU PESERTA DIDIK MENENTUKAN JURUSAN KE PERGURUAN TINGGI DI KELAS XII SMAN 2 KOTA PADANG PANJANG PERAN GURU BK DALAM MEMBANTU PESERTA DIDIK MENENTUKAN JURUSAN KE PERGURUAN TINGGI DI KELAS XII SMAN 2 KOTA PADANG PANJANG Refki Linaldi 1, Fitria Kasih 2, Yasrial Chandra 2 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Data Umum Hasil Penelitian a. Profil Desa 1) Demografi Desa Caruban mempunyai jumlah penduduk 4.927 Jiwa. Tabel 4.1 Statistik penduduk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengetahui dengan objek yang diketahui. Namun dalam pertemuan ini subjek tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengetahui dengan objek yang diketahui. Namun dalam pertemuan ini subjek tidak BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan (Knowledge) Pengetahuan bukanlah hanya sekedar pertemuan antara subjek yang mengetahui dengan objek yang diketahui, tetapi pengetahuan adalah persatuan antara subjek

Lebih terperinci

PERAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENANAMKAN KESADARAN HUKUM SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 KOTA PROBOLINGGO

PERAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENANAMKAN KESADARAN HUKUM SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 KOTA PROBOLINGGO PERAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENANAMKAN KESADARAN HUKUM SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 KOTA PROBOLINGGO THE ROLE OF CIVICS EDUCATION TEACHER IN BUILDING LAW AWARENESS OF TENTH GRADE STUDENTS

Lebih terperinci

PROCEEDING SEMINAR NASIONAL Selamatkan Generasi Bangsa dengan Membentuk Karakter Berbasis Kearifan Lokal

PROCEEDING SEMINAR NASIONAL Selamatkan Generasi Bangsa dengan Membentuk Karakter Berbasis Kearifan Lokal REVITALISASI PERAN ORANG TUA SEBAGAI KUNCI KEBERHASILAN GENERASI BERIKUTNYA Sally Azaria, S.Sos., M.PPO. Instansi: Universitas Kristen Petra Email: sallyazaria@petra.ac.id Abstrak. Orang tua adalah kunci

Lebih terperinci