PERANAN PENGASUH ANAK (BABY SITTER) DALAM PEMBENTUKAN SIFAT DAN SIKAP ANAK (Studi di Perumahan Bukit Bakung Indah Bandar Lampug) Abstract

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERANAN PENGASUH ANAK (BABY SITTER) DALAM PEMBENTUKAN SIFAT DAN SIKAP ANAK (Studi di Perumahan Bukit Bakung Indah Bandar Lampug) Abstract"

Transkripsi

1 PERANAN PENGASUH ANAK (BABY SITTER) DALAM PEMBENTUKAN SIFAT DAN SIKAP ANAK (Studi di Perumahan Bukit Bakung Indah Bandar Lampug) Rezza Evana Rossi Utami 1 Paraswati DM 2 Abstract Research problem is how the caregiver role in shaping the nature and attitude of the child, considering the role of mother urban communities largely supplanted by other institutions. Research objective is to determine the role of caregivers in shaping the nature and attitude of the child. This type of research uses qualitative research using primary data types obtained from in-depth interviews with informants. Informants in this study amounted to 6 people consisting of 2 people nannies, two mothers working women and housewives 2 people. Data analysis techniques using data reduction, data presentation, and conclusion. These results indicate the background of urban society where every family is working couples. As a result, the role of the mother who should provide care and treatment to children optimally replaced by others ie nanny. Caregivers who plays surrogate mother to establish the nature and attitude of his foster children because of the intensity of the child more time with caregivers. Children will be more interaction and communication with caregivers. Time together will create dependency relationship and the child will be closer to the nanny than with her birth mother. However, the use of caregivers are impact will be generated both positive and negative impacts. Keywords: Caregiver's, role, attitudes of children 1. Pendahuluan Keluarga adalah satuan sosial yang paling mendasar, dan terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Keluarga adalah institusi pendidikan primer, sebelum seorang anak mendapatkan pendidikan di lembaga lain. Pada institusi primer inilah seorang anak mengalami pengasuhan. Keberhasilan seorang anak dalam hubungan sosialnya tergantung dari pola pengasuhan yang diterapkan orangtua dalam keluarga. Sebagaimana yang telah diketahui bahwa keluarga terdiri dari orangtua dan anak, yang masing-masing anggota keluarga memiliki kewajiban dan peranannya masing-masing. Orangtua berkewajiban memberikan pengasuhan kepada anak balita 0-5 tahun, karena pada usia ini merupakan masa keemasan anak (golden age). Masa keemasan (golden age) merupakan waktu ideal bagi pertumbuhan anak untuk mempelajari keterampilan dasar, membentuk kebiasaan-kebiasaan, dan kepribadian, serta memperoleh konsep dasar yang berpengaruh pada masa kehidupan anak selanjutnya. Agar masa keemasan (golden age) ini termanfaatkan secara optimal, maka orangtua diharapkan dapat melakukan proses pengasuhan dan pendidikan dengan cara yang optimal 1 Alumni program sarjana Jurusan Sosiologi FISIP Universitas Lampung 2 Staf pengajar Jurusan Sosiologi FISIP Universitas Lampung 144 Peranan Pengasuh Anak (Baby Sitter) dalam Pembentukan Sifat dan Sikap Anak

2 pula sehingga anak dapat tumbuh secara sehat jasmani dan rohani serta memiliki kepribadian yang baik. Karena kepribadian (karakter) seorang anak tergantung pada proses pengasuhan yang dilakukan oleh orangtua atau pengasuh. Ahmad Fauzi (1997:121) mendefinisikan kepribadian adalah keseluruhan pola bentuk tingkah laku (sikap), sifat-sifat, kebiasaan, kecakapan, bentuk bahasa tubuh, serta unsur-unsur psiko-fisik lainnya yang selalu menampakkan diri dalam kehidupan seseorang. Dalam keluarga, upaya peningkatan kualitas anak terkait erat dengan masalah pengasuhan anak. Perkembangan anak pada tahap awal kehidupan merupakan masa kritis sehingga peran pengasuhan sebagai sarana perkembangan fisik, mental dan intelektual anak sangat penting dalam menggali potensi tumbuh kembang dan kecerdasannya. Mengasuh anak bukan hanya merawat, atau mengawasi anak, melainkan lebih dari itu yakni meliputi pendidikan sopan santun, dan disiplin. Apa yang diperolah anak dalam proses pengasuhan anak akan menentukan sifat dan sikap anak. Adapun pola pengasuhan adalah sebagai berikut : 1. Mendidik Mendidik adalah sebagai daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya. 2. Membimbing Membimbing adalah sebagai suatu kegiatan untuk menuntun anak dalam perkembangannya dengan jalan memberikan lingkungan dan arahan yang sesuai dengan tujuan hidupnya. 3. Mengasuh Mengasuh anak adalah memberikan kebutuhan dasar anak agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. 4. Mengawasi Mengawasi adalah mengontrol semua kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh anak baik secara langsung maupun tidak langsung. 5. Memberikan kasih sayang Kasih sayang adalah suatu sikap mengasihi atau memberikan perhatian terhadap anak yang berlandaskan hati nurani yang luhur. Kasih sayang merupakan faktor penting dalam kehidupan dan perkembangan karakter (sifat dan sikap) anak.. Pada dasarnya keluarga mempunyai fungsi-fungsi pokok yang sulit diubah dan digantikan oleh orang atau lembaga lain akan tetapi pada kenyataannya fungsi sosial keluarga dapat mengalami perubahan misalnya peranan ibu yang seharusnya memberikan pengasuhan serta perawatan kepada anak secara optimal pada saat ini peranan tersebut digantikan oleh orang lain yaitu pengasuh anak (baby sitter) hal ini dapat dilihat pada masyarakat perkotaan. Adapun alasan pasangan suami istri menggunakan jasa pengasuh anak (baby sitter) yaitu karena si ibu merupakan wanita karir sehingga waktu untuk mengasuh anak terbagi oleh urusan pekerjaan atau keluarga tersebut memiliki kelebihan dalam segi ekonomi sehingga dapat membayar jasa pengasuh anak (baby sitter) untuk membantu dalam proses pengasuhan anak. Pengasuh anak (baby sitter) yang berperan sebagai pengganti ibu kandung dapat membentuk sifat dan sikap anak yang ia asuh karena waktu intensitas anak lebih banyak dengan pengasuh (baby sitter) dibandingkan dengan ibu kandung anak itu sendiri. Anak akan lebih banyak melakukan interaksi dan berkomunikasi dengan pengasuh (baby sitter). Jurnal Sociologie, Vol. 1, No. 2:

3 Waktu kebersamaan antara pengasuh (baby sitter) dengan anak akan menimbulkan hubungan ketergantungan serta membuat anak akan lebih dekat dengan si pengasuh (baby sitter) dibandingkan dengan ibu kandungnya sendiri. Penggunaan jasa pengasuh anak (baby sitter) merupakan alternatif bagi pasangan suami istri pekerja pada masyarakat perkotaan. Fenomena penggunaan pengasuh anak (baby sitter) dapat dilihat dikota Jakarta, Bogor, Bandung, Lampung serta kota-kota besar lainnya. Karena mayoritas ibu dikota-kota besar khususnya Provinsi Lampung merupakan wanita karir yang dituntut untuk cepat dan professional dalam bekerja. Akan tetapi didalam penggunaan pengasuh anak (baby sitter) itu sendiri terdapat dampak-dampak yang akan ditimbulkan baik itu dampak positif maupun dampak negatif. Adapun dampak positif yang ditimbulkan yaitu proses pengasuhan anak bagi pasangan suami istri pekerja akan diambil ahli oleh pengasuh anak (baby sitter) sehingga ibu kandung tidak perlu khawatir untuk meninggalkan anak dirumah serta ibu dapat lebih fokus dalam urusan pekerjaan. Sedangkan dampak negatif anak akan cenderung lebih dekat dengan pengasuh (baby sitter) dibandingkan dengan ibu kandungnya. Jasa pengasuh anak (baby sitter) menjadi kebutuhan masyarakat kota yang saat ini tidak terelakkan lagi. Semakin meningkatnya jumlah ibu bekerja di luar rumah, menjadikan anak yang masih balita mendapatkan pengasuhan dari seseorang sebagai pengganti ibu kandungnya. Kebutuhan yang besar di masyarakat perkotaan akan jasa kepengurusan anak (baby sitter) dirumah sebagai pengganti orangtua khususnya ibu selain memberikan dampak positif, penggunaan jasa pengasuh anak (baby sitter) pun akan menimbulkan dampak negatif yang timbul dari penggunaaan jasa pengasuh anak tersebut. Berdasarkan pada apa yang dikemukakan pada latar belakang maka dipandang perlu untuk mengadakan suatu penelitian guna melihat bagaimana sebenarnya peranan pengasuh anak (baby sitter) dalam pembentukan sifat dan sikap anak mengingat pada masyarakat perkotaan peranan ibu banyak digantikan oleh orang atau lembaga lain. Penelitian ini memberikan gambaran perihal peranan pengasuh anak (baby sitter) dalam pembentukan sifat dan sikap anak. 2. Tinjauan Pustaka 2.1. Tinjauan tentang Peranan Peranan (role) merupakan aspek dinamis dari kedudukan (status). Pentingnya peranan adalah untuk mengatur perilaku seseorang pada batas-batas tertentu. Dengan demikian orang yang bersangkutan akan dapat menyesuaikan perilaku dirinya dengan perilaku orang lain dalam kelompoknya. Sedangkan Soerjono Soekanto (2000:268) mengungkapkan bahwa peranan adalah aspek dimana dari kedudukan atau status, apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya berarti ia menjalankan peranannya. Peranan lebih menunjukan pada fungsi, penyesuaian diri dan sebagai suatu proses Tinjauan Pengasuh Anak (Baby Sitter) Pengertian Pengasuhan Hastuti (2008:76) mengemukakan bahwa pengasuhan kerap didefinisikan sebagai cara mengasuh anak mencakup pengalaman, keahlian, kualitas, dan tanggungjawab yang 146 Peranan Pengasuh Anak (Baby Sitter) dalam Pembentukan Sifat dan Sikap Anak

4 dilakukan orangtua dalam mendidik dan merawat anak, sehingga anak dapat tumbuh menjadi pribadi yang diharapkan oleh keluarga dan masyarakat dimana ia berada atau tinggal. Pengertian Pengasuh Anak (Baby Sitter) Pengasuh anak (baby sitter) adalah tenaga kerja yang berperan sebagai pengganti ibu dan biasanya pengasuh anak (baby sitter) menggantikan peranan ibu yang sibuk bekerja untuk mendidik, mengasuh serta merawat anak. Banyak orangtua yang kuatir dalam menggunakan jasa pengasuh anak (baby sitter), karena anak akan cenderung menjadi lebih akrab dan punya ikatan emosional yang lebih dengan pengasuh (baby sitter) daripada dengan ibu kandung selaku orangtua yang melahirkan Kerangka Pikir Anak adalah harapan keluarga, karena anak mempunyai banyak arti dan fungsi bagi keluarga. Oleh karena itu, pola tingkah laku anak ditentukan oleh bagaimana cara mengasuhnya. Perkembangan anak pada tahap awal kehidupan merupakan masa kritis, sehingga peran pengasuhan sebagai sarana perkembangan fisik, mental, dan intelektual anak sangat penting dalam potensi anak. Mengasuh anak bukan hanya merawat atau mengawasi anak melainkan lebih dari itu meliputi : pendidikan sopan santun, tanggung jawab, pengetahuan yang bersumber pada pengetahuan orangtua atau pengasuhnya. Apa yang dialami oleh anak dalam proses pengasuhan akan menentukan sifat dan sikap individu dalam bermasyarakat. Pola pengasuhan yang baik menjadikan anak bertingkah laku yang baik dan berkepribadian yang baik serta menjadi anggota masyarakat yang baik. Sedangkan pola asuh yang salah menjadikan anak tidak taat peraturan yang berlaku dalam masyarakat, tidak memiliki kepribadian yang baik. Bagaimana pola pengasuhan yang diterapkan terhadap anaknya sangat mempengaruhi pembentukan sifat dan sikap anak. Pola asuh yang tepat untuk mengarahkan dan membentuk anak kepada tujuan yang diinginkan yaitu ; melahirkan anak yang berkualitas, berpotensi, dan memiliki kepribadian baik, kuat dan tangguh. Pola asuh yang benar harus didasari oleh kasih sayang, dan kemesraan serta penerimaan anak sesuai dengan kemampuannya. Pada masyarakat perkotaan, peranan orangtua khususnya peran ibu telah digantikan oleh orang lain yaitu pengasuh anak (baby sitter), adapun alasan pasangan suami istri menggunakan jasa pengasuh anak (baby sitter) yaitu karena sang ibu merupakan wanita karir sehingga waktu untuk mengasuh anak terbagi oleh urusan pekerjaan atau keluarga tersebut memiliki kelebihan dalam segi ekonomi sehingga dapat membayar jasa pengasuh anak (baby sitter) untuk membantu dalam proses pengasuhan anak. Pengasuh anak (baby sitter) pada saat ini sangat diperlukan dalam keluarga pekerja. Fungsi pengasuh anak (baby sitter) selain bekerja untuk mengasuh anak, mereka pun dituntut untuk berperan sebagai ibu. Pengasuh anak (baby sitter) yang berperan sebagai pengganti ibu kandung dapat membentuk sifat dan sikap anak yang ia asuh karena waktu intensitas anak lebih banyak dengan pengasuh (baby sitter) dibandingkan dengan ibu kandung anak itu sendiri. Anak akan lebih banyak melakukan interaksi dan berkomunikasi dengan pengasuh (baby sitter). Waktu kebersamaan antara pengasuh (baby sitter) dengan anak akan Jurnal Sociologie, Vol. 1, No. 2:

5 menimbulkan hubungan ketergantungan serta membuat anak akan lebih dekat dengan si pengasuh (baby sitter) dibandingkan dengan ibu kandungnya sendiri. Jasa pengasuh anak (baby sitter) menjadi kebutuhan masyarakat kota yang saat ini tidak terelakkan lagi. Semakin meningkatnya jumlah ibu bekerja di luar rumah, menjadikan anak yang masih balita mendapatkan pengasuhan dari seseorang sebagai pengganti ibu kandungnya. Kebutuhan yang besar di masyarakat perkotaan akan jasa kepengurusan anak (baby sitter) dirumah sebagai pengganti orangtua khususnya ibu selain memberikan dampak positif, disatu sisi penggunaan jasa pengasuh anak (baby sitter) pun akan menimbulkan dampak negatif yang timbul dari penggunaaan jasa pengasuh anak tersebut. Adapun peranan pengasuh anak (baby sitter) yaitu membimbing, mengawasi, mendidik, mengasuh, dan memberikan kasih sayang. Akibatnya dengan adanya peranan pengasuh anak (baby sitter) dalam keluarga dapat dikatakan bahwa pengasuh anak merupakan bagian dari keluarga itu sendiri yakni selain tenaga kerja sekaligus pengganti peran orangtua khususnya peran ibu. Gambar 1. Skema Kerangka Pikir Peranan Pengasuh Anak (baby sitter) ` 1. Mendidik menanamkan budi pekerti mengajarkan sopan santun. 2. Membimbing menuntun anak dalam proses perkembangannya seperti dalam proses belajar dan bermain. 3. Mengasuh memberikan kebutuhan dasar anak seperti kebutuhan kesehatan dan gizi dan kebutuhan stimulasi. 4. Mengawasi mengontrol kegiatan dan aktivitas anak. 5. Memberikan kasih sayang memberikan perhatian yang penuh Sifat Dan Sikap Anak Sifat Sikap 1. Sifat Pemalu 1. Cara berbicara 2. Sifat Pemarah 2. Bahasa Tubuh 3. Sifat Pendiam 3. Cara Bertingkah Laku 4. Sifat Manja 4. Cara Berjalan, dll 5. Sifat Penurut, dll 148 Peranan Pengasuh Anak (Baby Sitter) dalam Pembentukan Sifat dan Sikap Anak

6 3. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang akan menghasilkan data deskriptif. Dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian adalah peranan pengasuh anak (baby sitter) dalam pembentukan sifat dan sikap anak, mengingat pada saat ini peranan orangtua kerap kali digantikan oleh orang lain atau suatu lembaga. Lokasi penelitian yang akan dipakai adalah Perumahan Bukit Bakung Indah Bandar Lampung. Alasan memilih lokasi penelitian ini karena banyak dari orangtua yang tinggal di komplek perumahan Bukit Bakung indah Bandar Lampung merupakan orangtua pekerja yang menggunakan jasa pengasuh anak (baby sitter). Penentuan informan pada penelitian ini dilakukan dengan teknik accident, dimana pemilihan informan dipilih sesuai dengan keadaan (situasi) lapangan ketika melakukan penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi (Pengamatan), wawancara mendalam (Indepeth Interview), dan dokumentasi. Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Teknik analisa data yang digunakan adalah analisa kualitatif. Analisa kualitatif digunakan yaitu reduksi data, display (penyajian data), dan verifikasi (menarik kesimpulan). 4. Hasil dan Pembahasan Penelitian yang dilakukan di Kelurahan Bukit Bakung Indah Kecamatan Teluk Betung Barat Bandar Lampung ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana peranan pengasuh anak (baby sitter) dalam pembentukan sifat dan sikap anak yang ia asuh. Peranan pengasuh anak (baby sitter) diantaranya seperti : 1. Mendidik yaitu menanamkan budi pekerti dan mengajarkan sopan santun kepada anak, adapun peran pengasuh anak (baby sitter) dalam hal mendidik yaitu berupa: Menanamkan budi pekerti yaitu dengan cara mendidik anak untuk bertata krama yang baik, mengajarkan anak agar menggunakan bahasa-bahasa yang lembut, mendidik anak untuk mendengarkan perintah orangtua, dan mendidik anak untuk patuh dan taat. Mengajarkan sopan santun kepada anak dengan cara yaitu mendidik anak untuk mencium tangan kepada orangtuanya ketika ingin pergi dan pulang bekerja, mendidik untuk mengucapkan terima kasih ketika diberi sesuatu oleh orang lain, mendidik anak untuk ramah kepada orang lain, dan mendidik anak untuk selalu mengucapkan salam. 2. Membimbing anak dalam proses perkembangannya yaitu dalam proses belajar dan bermain, adapun peran pengasuh anak (baby sitter) dalam hal membimbing yaitu berupa: Belajar seperti membantu anak dalam mengerjakan pekerjaan rumahnya (PR), membantu anak dalam menyiapkan buku-buku sekolah, dan menemani anak ketika sedang belajar agar anak ada tempat bertanya ketika ia tidak tahu sesuatu. Bermain seperti menjadi teman bermain si anak, menemani anak ketika ingin bermain diluar rumah contohnya untuk bermain sepeda dan berkumpul dengan teman-teman sebaya anak yang diasuh. 3. Mengasuh yaitu memberikan kebutuhan dasar anak seperti kebutuhan kesehataan gizi dan kebutuhan stimulasi. Adapun peran pengasuh anak (baby sitter) dalam hal mengasuh yaitu: Jurnal Sociologie, Vol. 1, No. 2:

7 Kebutuhan kesehatan gizi yaitu berupa memberikan makan kepada anak yang diasuh dengan cara menyuapi si anak agar anak mau makan, memberikan susu ketika pagi dan malam hari, dan memberikan vitamin kepada anak agar anak memilki kekebalan tubuh sehingga anak tidak mudah terkena penyakit. Kebutuhan stimulasi yaitu berupa menyiapkan keperluan anak contohnya memandikan si anak, kemudian memakaikan pakaian setalah si anak mandi, mengasuh anak ketika ia rewel kemudian menagis dengan cara menggendong si anak, mengajak anak bermain, memberikan segala suatu yang diperlukan anak dan menidurkan si anak. 4. Mengawasi yaitu mengontrol segala kegiatan dan aktivitas anak, adapun peran pengasuh anak (baby sitter) dalam hal mengawasi yaitu berupa: Memperhatikan apapun kegiatan anak, menjaga anak agar tidak jatoh atau menyentuh sesuatu yang dapat mencelakai si anak, menjauhkan anak dari benda tajam dan listrik, serta melarang anak untuk memasukan sesuatu kedalam mulutnya karena mengandung bakteri. 5. Memberikan kasih sayang yaitu memberikan perhatian penuh kepada anak, adapun peran pengasuh anak (baby sitter) dalam hal memberikan kasih sayang yaitu berupa: Memberikan sentuhan lembut seperti membelai si anak yang diasuh karena melalui sentuhan lembut si anak dapat merasakan kasih sayang, mengingatkan waktu makan si anak, menjaga anak, dan selalu menemani si anak agar tidak merasa sendiri. Adapun sifat dan sikap anak yang dibentuk dari peran pengasuh anak (baby sitter) dalam hal mendidik, membimbing, mengasuh, mengawasi, dan memberikan kasih sayang yaitu : 1. Dengan cara mendidik yaitu menanamkan budi pekerti dan mengajarkan sopan santun kepada anak, maka sifat yang terbentuk adalah sifat penurut. Sifat penurut terbentuk karena dari kecil anak sudah ditanamkan kepribadian yang baik dan diajarkan untuk sopan santun kepada orang lain. Sedangkan sikap yang terbentuk yaitu anak mudah berinteraksi dengan orang lain yaitu tidak takut dan tidak cengngeng, memiliki tata bicara yang baik, dan bahasa tubuh yang sopan. 2. Dengan cara membimbing dan mengawasi segala kegiatan dan aktivitas anak maka sifat yang terbentuk yaitu sifat pemarah. Sifat pemarah terbentuk disebabkan si anak merasa tidak leluasa dalam melakukan segala aktivitas. Karena sang pengasuh (baby sitter) terlalu banyak melarang dan membatasi si anak, hal ini dilakukan agar tidak terjadi sesuatu kepada anak yang diasuh. Sedangkan sikap yang terbentuk yaitu si anak menjadi cengngeng, dan memiliki tingkah laku yang rewel. 3. Dengan cara mengasuh dan memberikan kasih sayang kepada anak maka sifat yang terbentuk yaitu sifat manja. Sifat manja terbentuk karena si anak merasa tergantung kepada pengasuh (baby sitter). Hal ini disebabkan karena segala keperluan dan kebutuhan anak telah disediakan oleh sang pengasuh (baby sitter) sehingga anak menjadi tidak mandiri. Sikap anak yang manja yaitu anak sulit berinteraksi kepada orang yang belum ia kenal. 150 Peranan Pengasuh Anak (Baby Sitter) dalam Pembentukan Sifat dan Sikap Anak

8 Untuk mengetahui identitas informan dalam penelitian ini, maka akan disajikan berdasarkan nama dan umur informan, pendidikan informan, dan status informan. Tabel 1. Identitas Informan No Nama Umur Tingkat pendidikan Status 1 Sari 32 Tahun SMP Pengasuh Anak 2 Nurul 27 Tahun SMP Pengasuh Anak 3 Febry 30 Tahun SARJANA Wanita Karir 4 Wita 27 Tahun SARJANA Wanita Karir 5 Mimi 28 Tahun SARJANA Ibu Rumah Tangga 6 Lina 34 Tahun SMA Ibu Rumah Tangga Informan 1 Saya bernama Sari Heryani yang berumur 32 tahun. Saya berasal dari Kalianda Lampung Selatan. Agama saya adalah Islam. Saya mempunyai 3 orang anak dan suami. Saya menjadi pengasuh anak sudah ± 8 tahun. Saya bertemu dengan keluarga bapak Agus dan Rahayu dan diterima bekerja untuk mengasuh dan merawat anaknya yaitu Radit yang berumur 4 tahun. Orangtua Radit adalah pasangan suami istri yang bekerja sehingga mereka memberikan kepercayaan penuh kepada pengasuh anak (baby sitter) untuk merawat anaknya. Mereka bekerja sebagai karyawan swasta di salah satu perusahaan swasta yang ada di Bandar Lampung. Saya bekerja sebagai pengasuh Radit sudah hampir ± 3 tahun. Radit sangat dekat dengan saya dan kami tidur berdua. Bahkan Radit memanggil saya dengan sebutan ibu. Saya mendidik radit dengan mengajarkan sopan santun dan budi pekerti yang baik seperti mengajakan ia untuk memberikan salam dan mencium tangan kepada orang tuanya, mendidik Radit untuk berdoa, mendidik Radit untuk menggunakan tangan kanan ketika hendak makan dan menulis. Kemudian saya juga membimbing Radit ketika bersekolah dan bermain, mengasuh Radit yaitu menyediakan segala keperluan Radit. Tidak ada keluhan yang saya alami selama menjadi pengasuh (baby sitter) Radit. Semua masih wajar misalnya ketika Radit sakit dan tidak mau makan, kemudian dia menangis adalah kewajiban saya untuk mengatasinya karena saya mempunyai tanggung jawab dan kepercayaan yang diberikan oleh orangtua Radit. Saya sangat sayang kepada Radit bahkan mengnganggap Radit seperti anak saya sendiri. (Ibu Sari Heryani, 32 tahun wawancara pada tanggal 12 Desember 2012). Informan 2 Saya bernama Nurul yang berumur 27 tahun. Saya berasal dari Panjang Kecamatan Teluk Betung Selatan Bandar Lampung. Agama saya adalah Islam. Saya adalah orangtua tunggal (single parent), saya memiliki 1 orang anak perempuan yang masih sekolah berumur 7 tahun. Akhirnya teman saya menawarkan pekerjaannya karena dia ingin berhenti, kemudian saya pun menerima pekerjaan sebagai pengasuh anak (baby sitter) di keluarga bapak Joko dan ibu Meli menggantikan teman saya di Perumahan Bukit Bakung Indah. Pengalaman bekerja saya ± 3 tahun menjadi pengasuh anak (baby sitter), akan tetapi saya menjadi pengasuh anak (baby sitter) di keluarga bapak Joko dan ibu Meli ± 1 tahun. Jurnal Sociologie, Vol. 1, No. 2:

9 Saya mengasuh dan merawat anak bapak Joko dan ibu Meli yang bernama Sira berumur 3 tahun. Orangtua Sira bekerja sebagai karyawan swasta. Tugas saya hanya menjadi pengasuh (baby sitter), awalnya Sira tidak dekat dengan saya karena Sira termasuk anak yang pendiam dan cenderung cengngeng serta takut dengan orang lain yang belum dia kenal. Saya mengasuh Sira sama dengan halnya saya mengasuh anak saya sendiri. Orangtua Sira walaupun sibuk mereka selalu menanyakan kondisi dan perkembangan Sira kepada saya. Saya sangat senang bekerja sebagai pengasuh anak (baby sitter) dikeluarga bapak Joko dan ibu Meli. (Ibu Nurul, 22 tahun wawancara pada tanggal 12 Desember 2012). Informan 3 Saya bernama ibu Febry berumur 30 tahun. Saya tinggal di Perumahan Bukit Bakung Indah Blok A1 No. 4 Kecamatan Teluk Betung Barat Bandar Lampung dan saya beretnis padang. Saya merupakan lulusan Sarjana (S1) di salah satu Perguruan Tinggi di Bandar Lampung. Saya bekerja sebagai pegawai PNS. Saya memiliki suami yang bekerja sebagai POLRI. Saya mempunyai 2 orang anak laki-laki yang berumur 12 tahun dan 5 tahun. Anakanak saya masih bersekolah di Sekolah Dasar (SD) dan Taman Kanak-Kanak (TK). Setiap hari saya melakukan rutinitas bekerja saya sebagai pegawai PNS dari pagi hingga sore hari, suami saya pun tidak beda dengan saya. Dia jarang berada dirumah karena dia harus dinas. Akibat dari kesibukan kerja, akhirnya saya mempercayai kepada pengasuh anak (baby sitter) untuk merawat dan mengasuh anak saya. Anak-anak saya termasuk anak-anak yang nakal dan aktif sehingga terkadang dari sikap anak saya membuat para pengasuh (baby sitter) tidak betah untuk bekerja menjadi pengasuh (baby sitter). Akibatnya saya kesulitan untuk mencari pengasuh (baby sitter) pengganti. Kenakalan anak saya tidak dapat dikontrol, sehingga saya tak jarang sebagai ibunya kerap melakukan tindakan seperti mengomel, mnyentil, dan menjewer anak-anak saya agar mendengarkan perintah saya. Saya sangat tergantung kepada pengasuh anak (baby sitter) ini disebabkan saya bekerja, waktu saya banyak dihabiskan untuk bekerja. (Ibu Febry, 30 tahun wawancara pada tanggal 15 Desember 2012). Informan 4 Saya bernama ibu Wita berumur 27 tahun. Saya tinggal di Perumahan Bukit Bakung Indah Blok A3 No. 9 Kecamatan Teluk Betung Barat Bandar Lampung dan saya beretnis padang. Saya merupakan lulusan Sarjana (S1) di salah satu Perguruan Tinggi di Bandar Lampung. Saya bekerja sebagai karyawan swasta disalah satu perusahan yang ada di Bandar Lampung. Saya memiliki suami yang bekerja sebagai pegawai PNS. Anak saya berusia 2 tahun yang bernama Bila. Bila sehari-harinya diasuh oleh seorang pengasuh (baby sitter) untuk merawat dan menjaga dia ketika saya dan suami bekerja. Bila bukan hanya diasuh oleh pengasuh (baby sitter) karena dirumah saya ada mama saya yaitu neneknya Bila yang ikut merawat dan mengawasi kerja pengasuh (baby sitter). Pengasuh (baby sitter) yang bekerja dirumah saya, hanya bekerja dari pagi hingga sore hari saja. Setelah saya pulang kerja pengasuh (baby sitter) pun pulang. Setiap hari saya melakukan kegiatan bekerja tetapi saya tidak pernah lupa untuk mengontrol keadaan dan kondisi Bila dirumah. Saya menyempatkan diri untuk pulang kerumah sewaktu-waktu ketika jam makan siang hanya untuk melihat anak saya. Saya pun ketika pulang kerja, segera mengasuh anak saya hal ini karena saya ingin terlibat langsung dalam proses 152 Peranan Pengasuh Anak (Baby Sitter) dalam Pembentukan Sifat dan Sikap Anak

10 perkembangan dan pertumbuhan anak saya.saya beranggapan bahwa seorang wanita yang bekerja diluar rumah tidaklah seharusnya melupakan kewajibannya sebagai seorang ibu. Saya dapat melihat kelucuan dan tingkah yang dilakukan oleh anak saya, dan saya pun dapat mendidik dan mengajarkan anak saya sesuai dengan tradisi keluarga. (Ibu Wita, 27 tahun wawancara pada tanggal 15 Desember 2012). Informan 5 Saya bernama ibu Mimi berumur 28 tahun. Saya tinggal di Perumahan Bukit Bakung Indah Blok B1 No. 10 Kecamatan Teluk Betung Barat Bandar Lampung dan saya beretnis lampung. Saya merupakan lulusan Diploma (D3) di salah satu Perguruan Tinggi di Bandar Lampung. Saya saat ini tidak bekerja dan hanya menjadi ibu rumah tangga, yang sehariharinya hanya mengasuh dan merawat anak. Saya memiliki suami yang bekerja sebagai pegawai PNS. Dulu sebelum menikah saya bekerja sebagai karyawan swasta, tetapi setelah menikah saya memutuskan untuk fokus mengurus anak. Karena saya ingin menjadi ibu yang selalu mengikuti perkembangan dan pertumbuhan anaknya. Anak saya berumur 1 tahun yang bernama Ikbal. Saya merawat Ikabal dibantu oleh pengasuh (baby sitter) karena saya takut sewaktu-waktu kerepotan, maklumlah saya belum berpengalaman menjadi ibu. Saya merawat Ikbal dengan memberikan pengasuhan yang baik, hingga memberikan ASI eksklusif itu semua saya lakukan karena saya ingin anak saya tumbuh dan berkembang melalui didikan dan asuhan saya. (Ibu Mimi, 28 tahun wawancara pada tanggal 16 Desember 2012). Informan 6 Saya bernama ibu Lina berumur 34 tahun. Saya tinggal di Perumahan Bukit Bakung Indah Blok B3 No. 2 Kecamatan Teluk Betung Barat Bandar Lampung dan saya beretnis padang. Saya merupakan tamatan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan tidak bekerja diluar rumah. Kegiatan sehari-hari saya disibukan untuk mengurus keempat anak saya dan membuka usaha rumahan yaitu membuka warung. Saya memiliki suami yang bekerja sebagai pedang diluar daerah. Dahulu saya sangat kerepotan dalam mengurs keempat anakanak saya karena setiap pagi saya harus menyiapkan segala keperluan anak-anak saya untuk bersekolah dan lain-lain. Ditambah lagi anak-anak saya adalah anak yang malas dan tidak mandiri akibatnya saya sangat kesulitan dalam mengurus mereka. Sehingga akhirnya saya menggunakan jasa pengasuh anak (baby sitter) untuk membantu saya dalam merawat dan mengurus keempat anak-anak saya. Terkadang pengasuh (baby sitter) suka mengeluh karena anak-anak saya tidak dapat diatur. Tetapi dibalik itu semua saya semaksimal mungkin untuk menjadi ibu yang baik buat keempat anak-anak saya. Walaupun saya memiliki kegiatan lain dan saya menggunakan jasa pengasuh (baby sitter) untuk mereka. Karena pada dasarnya apa yang saya lakukan adalah semata-mata untuk kebahagian anak-anak saya. (Ibu Lina, 34 tahun wawancara pada tanggal 16 Desember 2012). 5. Kesimpulan Pada masyarakat perkotaan khusunya masyarakat di Perumahan Bukit Bakung Indah Bandar Lampung banyak sekali peran ibu yang digantikan oleh jasa pengasuh anak (baby sitter). Adapun alasan pasangan suami istri di Perumahan Bukit Bakung Indah Bandar Jurnal Sociologie, Vol. 1, No. 2:

11 Lampung menggunakan jasa pengasuh anak (baby sitter) yaitu karena orangtua khususnya sang ibu merupakan wanita karir sehingga waktu untuk mengasuh anak terbagi oleh urusan kantor. Informan yaitu ibu kandung dituntut untuk profesional dalam bekerja sehingga waktu kebanyakan dihabiskan dikantor, belum lagi jika sang ibu lembur. Pengasuhan banyak diberikan kepada pengasuh (baby sitter). Ketika pulang kantor pun pada malam hari, ibu tidak banyak meluangkan waktu untuk anaknya karena telah letih bekerja seharian. Alasan lain informan menggunakan pengasuh anak (baby sitter) adalah karena keluarga informan memiliki kelebihan dalam segi ekonomi sehingga dapat membayar jasa pengasuh anak (baby sitter) dalam proses pengasuhan anak. Walaupun informan bukanlah wanita karir. Adapun peranan pengasuh anak (baby sitter) sama sepeti ibu kandung yaitu : a. Mendidik yaitu menanamkan budi pekerti dan mengajarkan sopan santun. b. Membimbing yaitu anak dalam proses belajar dan bermain. c. Mengasuh yaitu memenuhi segala kebutuhan dasar anak, baik kebutuhan kesehatan (gizi) dan kebutuhan stimulasi anak. d. Mengawasi yaitu mengawasi segala aktivitas yang dilakukan oleh anak. e. Memberikan kasih sayang seperti perhatian dan sentuhan lembut. Sifat dan sikap anak akan terbentuk melalui proses pengasuhan yang baik, oleh karena itu dibutuhkan sekali peran pengasuh (baby sitter dan orang tua) dalam tumbuh kembang anak. Sehingga dapat disimpulkan dalam penggunaan jasa pengasuh anak (baby sitter) akan menimbulkan dampak yang positif dan negatif. Dampak positif yang ditimbulkan sebagai berikut : a. Orangtua tidak perlu khawatir jika meninggalkan anak untuk bekerja, karena ada pengasuh (baby sitter) yang akan menjaga dan mengasuh anaknya. b. Orangtua dapat menyusun peraturan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh pengasuh anak (baby sitter). c. Anak mendapatkan perhatian khusus karena pengasuh anak (baby sitter) hanya berkonsentrasi penuh pada anak saja. d. Anak mendapatkan teman bermain. Dampak negatif yang ditimbulkan sebagai berikut : a. Anak akan tenggelam pada rutinitas yang sama. b. Anak hanya akan berteman dengan pengasuh anak (baby sitter) saja. Resikonya anak akan lebih lengket dengan pengasuh anak (baby sitter). c. Anak tidak dekat dengan orangtuanya. d. Anak cenderung menjadi anak yang malas dan tidak mandiri. 6. Daftar Pustaka Ahmadi, Abu Sosiologi penddikan. Rineka Cipta. Jakarta. Fauzi, Ahmad Psikologi umum. Pustaka Setia. Bandung. Goode, William J Sosiologi keluarga. Bumi Aksara. Jakarta. Moleong Metode Penelitian kualitatif. Rosda Karya. Bandung. Nazir, Moh Metode penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta. 154 Peranan Pengasuh Anak (Baby Sitter) dalam Pembentukan Sifat dan Sikap Anak

12 Prasetyo, G Tembong Pola pengasuhan ideal. Elex Media Komputindo. Jakarta. Soekanto, Soerjono Sosiologi keluarga (tentang ikhwal keluarga, remaja, dan anak). Rineka Cipta. Jakarta. Soekanto, Soerjono Sosiologi suatu pengantar. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Suhendi, Hendi Pengantar studi sosiologi keluarga. Pustaka Setia. Bandung. Jurnal Sociologie, Vol. 1, No. 2:

I. PENDAHULUAN. Keluarga adalah satuan sosial yang paling mendasar, dan terkecil dalam

I. PENDAHULUAN. Keluarga adalah satuan sosial yang paling mendasar, dan terkecil dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga adalah satuan sosial yang paling mendasar, dan terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak (baik yang dilahirkan ataupun diadopsi). Menurut

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. peranan adalah untuk mengatur perilaku seseorang pada batas-batas tertentu.

II. TINJAUAN PUSTAKA. peranan adalah untuk mengatur perilaku seseorang pada batas-batas tertentu. 12 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Peranan Peranan (role) merupakan aspek dinamis dari kedudukan (status). Pentingnya peranan adalah untuk mengatur perilaku seseorang pada batas-batas tertentu. Dengan

Lebih terperinci

PENYESUAIAN DIRI MENJADI SINGLE PARENT. Studi Kasus: Terhadap Janda di Nagari Abai Siat Kecamatan Koto Besar Kabupaten Dharmasraya ARTIKEL E JURNAL

PENYESUAIAN DIRI MENJADI SINGLE PARENT. Studi Kasus: Terhadap Janda di Nagari Abai Siat Kecamatan Koto Besar Kabupaten Dharmasraya ARTIKEL E JURNAL PENYESUAIAN DIRI MENJADI SINGLE PARENT Studi Kasus: Terhadap Janda di Nagari Abai Siat Kecamatan Koto Besar Kabupaten Dharmasraya ARTIKEL E JURNAL YULIZA ANGGRAINI NPM. 10070051 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Keluarga menjadi tempat pertama seseorang memulai

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Keluarga menjadi tempat pertama seseorang memulai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dalam kehidupan. Keluarga menjadi tempat pertama seseorang memulai kehidupannya. Keluarga membentuk

Lebih terperinci

POLA ASUH PENGASUH ANAK (BABY SITTER) PADA ANAK BALITA (Studi Kasus di Kelurahan Lolong Belanti, Kecamatan Padang Utara Kota Padang) ARTIKEL

POLA ASUH PENGASUH ANAK (BABY SITTER) PADA ANAK BALITA (Studi Kasus di Kelurahan Lolong Belanti, Kecamatan Padang Utara Kota Padang) ARTIKEL POLA ASUH PENGASUH ANAK (BABY SITTER) PADA ANAK BALITA (Studi Kasus di Kelurahan Lolong Belanti, Kecamatan Padang Utara Kota Padang) ARTIKEL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Data Umum Hasil Penelitian a. Profil Desa 1) Demografi Desa Caruban mempunyai jumlah penduduk 4.927 Jiwa. Tabel 4.1 Statistik penduduk

Lebih terperinci

Hak Anak. Pengarusutamaan Hak Anak

Hak Anak. Pengarusutamaan Hak Anak Hak Anak Pengarusutamaan Hak Anak Dasar Hukum Undang-Undang Pendidikan Nasional Nomor: 20 Tahun 2003; Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1974 tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kelurahan Kebun Bunga termasuk dalam wilayah Kecamatan Banjarmasin Timur dengan luas wilayah 94 Ha yang terdiri dari 34 RT, orbitasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak. Usia dini juga sering disebut sebagai masa keemasan (golden age), yaitu

BAB I PENDAHULUAN. anak. Usia dini juga sering disebut sebagai masa keemasan (golden age), yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usia dini merupakan momen yang amat penting bagi tumbuh kembang anak. Usia dini juga sering disebut sebagai masa keemasan (golden age), yaitu masa dimana semua

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. A. Latar belakang

PENDAHULUAN. A. Latar belakang Faktor Eksternal Lingkungan Karakteristik sosial Stimulasi Tingkat Tingkat Pola kemandirian asuh Status orang pekerjaan tua anak anak BAB ibu prasekolah I Cinta dan kasih sayang Kualitas informasi PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB II IBU DAN ANAK. Pengertian keluarga berarti nuclear family yaitu yang terdiri dari ayah,

BAB II IBU DAN ANAK. Pengertian keluarga berarti nuclear family yaitu yang terdiri dari ayah, BAB II IBU DAN ANAK 2.1 Arti Ibu Pengertian keluarga berarti nuclear family yaitu yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Ayah dan ibu dalam melaksanakan tanggung jawab sebagai orang tua dan mampu memenuhi

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMANDIRIAN MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK ABA 010 CABANG KUOK KABUPATEN KAMPAR

MENINGKATKAN KEMANDIRIAN MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK ABA 010 CABANG KUOK KABUPATEN KAMPAR MENINGKATKAN KEMANDIRIAN MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK ABA 010 CABANG KUOK KABUPATEN KAMPAR Guru TK ABA 010 Cabang Kuok Kabupaten Kampar email: herlinaher@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

1. a. Seberapa sering kamu dan seluruh keluargamu menghabiskan waktu bersamasama? b. Apa saja yang kamu lakukan bersama dengan keluargamu?

1. a. Seberapa sering kamu dan seluruh keluargamu menghabiskan waktu bersamasama? b. Apa saja yang kamu lakukan bersama dengan keluargamu? Lampiran 1 Kerangka Wawancara Anamnesa Dimensi Cohesion Separateness/Togetherness 1. a. Seberapa sering kamu dan seluruh keluargamu menghabiskan waktu bersamasama? b. Apa saja yang kamu lakukan bersama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa bayi adalah periode dalam hidup yang dimulai setelah kelahiran dan

BAB I PENDAHULUAN. Masa bayi adalah periode dalam hidup yang dimulai setelah kelahiran dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masa bayi adalah periode dalam hidup yang dimulai setelah kelahiran dan berakhir dengan berkembangnya penggunaan bahasa. Masa bayi berlangsung sekitar 18

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini melalui Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), yaitu pendidikan yang ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. ini melalui Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), yaitu pendidikan yang ditujukan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya belajar berlangsung sepanjang hayat. Untuk menciptakan generasi yang berkualitas, pendidikan harus dilakukan sejak usia dini dalam hal ini

Lebih terperinci

2. Tanggal Lahir : Umur : bulan. 4. Nama Ayah :. Umur : tahun. 5. Nama Ibu :. Umur : tahun

2. Tanggal Lahir : Umur : bulan. 4. Nama Ayah :. Umur : tahun. 5. Nama Ibu :. Umur : tahun KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN STATUS GIZI ANAK BAWAH DUA TAHUN (BADUTA) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SABOKINGKING KOTA PALEMBANG (RESPONDEN ADALAH IBU) Tanggal pengumpulan data : / / Enumerator

Lebih terperinci

www.rajaebookgratis.com. "Ih, Udah Gede Kok Nggak Punya Malu!" Rasa malu merupakan salah satu nilai moral yang patut diajarkan pada anak. Perasaan ini tidak ada kaitannya dengan sifat pemalu. Bagaimana

Lebih terperinci

BAB III KARAKTER TANGGUNG JAWAB ANAK YANG BERADA DI SANGGAR GENIUS CEU WITA YATIM MANDIRI

BAB III KARAKTER TANGGUNG JAWAB ANAK YANG BERADA DI SANGGAR GENIUS CEU WITA YATIM MANDIRI BAB III KARAKTER TANGGUNG JAWAB ANAK YANG BERADA DI SANGGAR GENIUS CEU WITA YATIM MANDIRI Manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa hidup sendiri mereka membutuhkan orang di sekitar untuk membantu dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan unit sosial terkecil dalam masyarakat, akan tetapi mempunyai pengaruh yang besar bagi bangsa dan negara. Dari keluarga akan terlahir generasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak pilihan ketika akan memilih sekolah bagi anak-anaknya. Orangtua rela untuk

BAB I PENDAHULUAN. banyak pilihan ketika akan memilih sekolah bagi anak-anaknya. Orangtua rela untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya dunia pendidikan, kini orangtua semakin memiliki banyak pilihan ketika akan memilih sekolah bagi anak-anaknya. Orangtua rela untuk mendaftarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 104).Secara historis keluarga terbentuk paling tidak dari satuan yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 104).Secara historis keluarga terbentuk paling tidak dari satuan yang merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keluarga merupakan suatu kelompok primer yang sangat erat. Yang dibentuk karena kebutuhan akan kasih sayang antara suami dan istri. (Khairuddin, 1985: 104).Secara historis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diasuh oleh orangtua dan orang-orang yang berada di lingkungannya hingga

BAB I PENDAHULUAN. diasuh oleh orangtua dan orang-orang yang berada di lingkungannya hingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia dilahirkan dalam kondisi yang tidak berdaya, ia akan diasuh oleh orangtua dan orang-orang yang berada di lingkungannya hingga waktu tertentu.

Lebih terperinci

TAHAP-TAHAP KEHIDUPAN / PERKEMBANGAN KELUARGA

TAHAP-TAHAP KEHIDUPAN / PERKEMBANGAN KELUARGA Perkembangan keluarga merupakan proses perubahan yang terjadi pada sistem keluarga meliputi; perubahan pola interaksi dan hubungan antar anggota keluarga disepanjang waktu. Perubahan ini terjadi melalui

Lebih terperinci

BAB V FAKTOR PEMICU KONFLIK PEKERJAAN-KELUARGA

BAB V FAKTOR PEMICU KONFLIK PEKERJAAN-KELUARGA BAB V FAKTOR PEMICU KONFLIK PEKERJAAN-KELUARGA 5.1 Pendahuluan Fenomena konflik pekerjaan keluarga atau work-family conflict ini juga semakin menarik untuk diteliti mengingat banyaknya dampak negatif yang

Lebih terperinci

Bagaimana Memotivasi Anak Belajar?

Bagaimana Memotivasi Anak Belajar? Image type unknown http://majalahmataair.co.id/upload_article_img/bagaimana memotivasi anak belajar.jpg Bagaimana Memotivasi Anak Belajar? Seberapa sering kita mendengar ucapan Aku benci matematika atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah merupakan bagian dari keluarga yang secara sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah merupakan bagian dari keluarga yang secara sosial dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah merupakan bagian dari keluarga yang secara sosial dan psikolog tidak terlepas dari pembinaan dan pendidikan orangtua, masyarakat dan lembaga pendidikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menetap dari hasil interaksi dan pengalaman lingkungan yang melibatkan proses

BAB I PENDAHULUAN. menetap dari hasil interaksi dan pengalaman lingkungan yang melibatkan proses BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan kegiatan yang fundamental dalam pendidikan, dimana dalam belajar terjadi tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk meniti karir dalam bidang pekerjaan. Demikian halnya dengan

BAB I PENDAHULUAN. bentuk meniti karir dalam bidang pekerjaan. Demikian halnya dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin meningkatnya pendidikan pada perempuan menimbulkan kesadaran untuk mengembangkan diri dan mengaktualisasikannya dalam bentuk meniti karir dalam bidang pekerjaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keluargalah semua aktifitas dimulai, keluarga merupakan suatu kesatuan social

BAB I PENDAHULUAN. keluargalah semua aktifitas dimulai, keluarga merupakan suatu kesatuan social 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga merupakan kelompok sosial terkecil dalam masyarakat, dalam keluargalah semua aktifitas dimulai, keluarga merupakan suatu kesatuan social yang diikuti oleh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang mereka lahirkan. Dalam kelompok ini, arus kehidupan di kemudikan oleh

I. PENDAHULUAN. yang mereka lahirkan. Dalam kelompok ini, arus kehidupan di kemudikan oleh I. PENDAHULUAN A..Latar Belakang Keluarga sebagai kelompok masyarakat terkecil terbentuk oleh ikatan dua orang dewasa yang berlainan jenis kelamin, wanita dan pria serta anak-anak yang mereka lahirkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertindak sebagai penopang ekonomi keluarga terpaksa menganggur. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. bertindak sebagai penopang ekonomi keluarga terpaksa menganggur. Oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di Indonesia, jumlah pengangguran meningkat sehingga berimbas pada peningkatan jumlah penduduk miskin. Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan jumlah penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang DwiMurtiningsih,2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang DwiMurtiningsih,2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia anak adalah dunia bermain. Melalui kegiatan bermain, anak belajar banyak hal, bermain merupakan bagian yang amat penting dalam tumbuh kembang anak untuk menjadi

Lebih terperinci

PERAN PENDIDIKAN KELUARGA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP SOSIAL DAN KEMANDIRIAN ANAK. Dwi Retno Setiati Program Pascasarjana PIPS Universitas PGRI Yogyakarta

PERAN PENDIDIKAN KELUARGA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP SOSIAL DAN KEMANDIRIAN ANAK. Dwi Retno Setiati Program Pascasarjana PIPS Universitas PGRI Yogyakarta PERAN PENDIDIKAN KELUARGA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP SOSIAL DAN KEMANDIRIAN ANAK Dwi Retno Setiati Program Pascasarjana PIPS Universitas PGRI Yogyakarta Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk untuk mendiskripsikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. di Indonesia. Hal ini sebagaimana diatur dalam UU Sisdiknas BAB VI Pasal 13

BAB 1 PENDAHULUAN. di Indonesia. Hal ini sebagaimana diatur dalam UU Sisdiknas BAB VI Pasal 13 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta tidak secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah. Pendidikan merupakan faktor utama yang sangat penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah. Pendidikan merupakan faktor utama yang sangat penting dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Pendidikan merupakan faktor utama yang sangat penting dalam pengembangan kepribadian manusia seiiring berkembangnya ilmu teknologi dan komunikasi yang semakin

Lebih terperinci

BAB VI DAMPAK DARI WORK FAMILY CONFLICT. bekerja. Dampak dari masalah work family conflict yang berasa dari faktor

BAB VI DAMPAK DARI WORK FAMILY CONFLICT. bekerja. Dampak dari masalah work family conflict yang berasa dari faktor BAB VI DAMPAK DARI WORK FAMILY CONFLICT 6.1 Pendahuluan Fenomena work-family conflict ini juga semakin menarik untuk diteliti mengingat banyaknya dampak negatif yang ditimbulkan, baik terhadap wanita dan

Lebih terperinci

KEGIATAN TIME OUT DI TK AISIYAH BUSTANUL ATHFAL 47 SURABAYA

KEGIATAN TIME OUT DI TK AISIYAH BUSTANUL ATHFAL 47 SURABAYA JPAUDI : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Indonesia Vol. 2 No. 1, April 2016 KEGIATAN TIME OUT DI TK AISIYAH BUSTANUL ATHFAL 47 SURABAYA Andi Kristanto PG-PAUD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Remaja berasal dari bahasa latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Remaja berasal dari bahasa latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja berasal dari bahasa latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa Jadi masa remaja disebut masa bertumbuh dan berkembang, baik bidang

Lebih terperinci

Fadilah et al., Pendapatan Wanita...

Fadilah et al., Pendapatan Wanita... 1 Pendapatan Wanita yang Berprofesi Sebagai Guru Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Pokok Keluarga (Studi Kasus Pada Guru PNS Wanita di Desa Nogosari Kecamatan Rambipuji Kabupaten Jember Tahun 2013) Fike Hikmatul

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI & REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI & REKOMENDASI BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI & REKOMENDASI 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian tersebut, didapat kesimpulan sebagai berikut : Pertama, karakteristik keluarga TKW yang menjadi responden penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah titipan dari Allah SWT, karena Allah telah memberi amanah kita untuk menjaga kesehatan jasmani dan rohaninya. Oleh karena itu, setiap orang tua bertanggung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra secara nyata memang berbeda dengan psikologi. Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. Sastra secara nyata memang berbeda dengan psikologi. Psikologi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Sastra secara nyata memang berbeda dengan psikologi. Psikologi merupakan aktivitas ilmiah tentang prilaku manusia yang berkaitan dengan proses mental

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kemandirian Anak TK 2.1.1 Pengertian Menurut Padiyana (2007) kemandirian adalah suatu sikap yang memungkinkan seseorang untuk berbuat bebas, melakukan sesuatu atas dorongan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL INFORMAN. mendasari mengapa penelitian gaya komunikasi manajemen konflik interpersonal

BAB II PROFIL INFORMAN. mendasari mengapa penelitian gaya komunikasi manajemen konflik interpersonal BAB II PROFIL INFORMAN Dalam bab sebelumnya telah dikemukakan tentang alasan apa saja yang mendasari mengapa penelitian gaya komunikasi manajemen konflik interpersonal pasangan mahasiswa yang hamil diluar

Lebih terperinci

SOPHIA OKTAVIA BALIMULIA. FKIP - Universitas Palangkaraya

SOPHIA OKTAVIA BALIMULIA. FKIP - Universitas Palangkaraya PERANAN IBU DALAM PEMBINAAN KEPRIBADIAN ANAK SOPHIA OKTAVIA BALIMULIA FKIP - Universitas Palangkaraya Abstract The research was conducted with the aim to study the role of the mother in the child's personality

Lebih terperinci

(Elisabeth Riahta Santhany) ( )

(Elisabeth Riahta Santhany) ( ) 292 LAMPIRAN 1 LEMBAR PEMBERITAHUAN AWAL FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS INDONUSA ESA UNGGUL JAKARTA Saya mengucapkan terima kasih atas waktu yang telah saudara luangkan untuk berpartisipasi dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV INTERPRETASI TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENDIDIKAN ANAK. dibahas dengan menggunakan perspektif teori pengambilan keputusan.

BAB IV INTERPRETASI TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENDIDIKAN ANAK. dibahas dengan menggunakan perspektif teori pengambilan keputusan. BAB IV INTERPRETASI TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENDIDIKAN ANAK Bab ini akan membahas tentang temuan data yang telah dipaparkan sebelumnya dengan analisis teori pengambilan keputusan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak pra sekolah yaitu anak dengan usia 4-6 tahun yang mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak pra sekolah yaitu anak dengan usia 4-6 tahun yang mengalami BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak pra sekolah yaitu anak dengan usia 4-6 tahun yang mengalami perubahan dari fase kehidupan sebelumnya. Masa anak prasekolah sering disebut dengan golden age atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses pematangan dan belajar (Wong, 1995) fungsi pematangan organ mulai dari aspek sosial, emosional, dan

BAB I PENDAHULUAN. proses pematangan dan belajar (Wong, 1995) fungsi pematangan organ mulai dari aspek sosial, emosional, dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemahaman pertumbuhan dan perkembangan anak diperlukan suatu kepekaan terhadap kebutuhan anak, karena dengan kepekaan tersebut pemahaman dapat mudah diperoleh. Pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan berdasarkan jenis kelamin yang sangat luas di semua Negara (Anker,

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan berdasarkan jenis kelamin yang sangat luas di semua Negara (Anker, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dari masa ke masa, perbedaan waktu dan tempat mengelompokan pekerjaan berdasarkan jenis kelamin yang sangat luas di semua Negara (Anker, 1998). Di Eropa, fokus

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Keadaan Sekolahan 1. Letak dan Sejarah berdirinya SDN Pulau Kupang III Sekolah Dasar Negeri Pulau Kupang III ini terletak di kelurahan Pulau Kupang

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PERILAKU AGRESIF PADA REMAJA

HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PERILAKU AGRESIF PADA REMAJA HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PERILAKU AGRESIF PADA REMAJA Skripsi Untuk memenuhi persyaratan Dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Psikologi Disusun oleh : NITALIA CIPUK SULISTIARI F 100 040

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan amanah dari Allah SWT, Setiap orang tua menginginkan anakanaknya

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan amanah dari Allah SWT, Setiap orang tua menginginkan anakanaknya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan amanah dari Allah SWT, Setiap orang tua menginginkan anakanaknya cerdas, berwawasan luas dan bertingkah laku baik, berkata sopan dan kelak suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, manusia selalu membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, manusia selalu membutuhkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, manusia selalu membutuhkan orang lain. Kehidupan manusia mempunyai fase yang panjang, yang di dalamnya selalu mengalami

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN ANAK DILIHAT DARI ASPEK SOSIOLOGI PENDIDIKAN * Oleh: Farida Hanum, M.Si **

PERLINDUNGAN ANAK DILIHAT DARI ASPEK SOSIOLOGI PENDIDIKAN * Oleh: Farida Hanum, M.Si ** PERLINDUNGAN ANAK DILIHAT DARI ASPEK SOSIOLOGI PENDIDIKAN * Oleh: Farida Hanum, M.Si ** Menurut Konvensi Hak Anak dan Undang-Undang No. 23/2003 tentang perlindungan anak, yang disebut anak adalah mereka

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS POLA ASUH ORANG TUA BURUH TANI DALAM MEMBINA KEBERAGAMAAN ANAK DESA BUMIREJO ULUJAMI PEMALANG

BAB IV HASIL ANALISIS POLA ASUH ORANG TUA BURUH TANI DALAM MEMBINA KEBERAGAMAAN ANAK DESA BUMIREJO ULUJAMI PEMALANG BAB IV HASIL ANALISIS POLA ASUH ORANG TUA BURUH TANI DALAM MEMBINA KEBERAGAMAAN ANAK DESA BUMIREJO ULUJAMI PEMALANG Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan melalui wawancara dan observasi, mengenai

Lebih terperinci

D. RAMMESH DHARMA DASS

D. RAMMESH DHARMA DASS Ere TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU-IBU TENTANG PERAWATAN KULIT BAYI DAN ANAK USIA KURANG DARI 5 TAHUN DI POSYANDU KELURUHAN TANAH 600, KECAMATAN MEDAN MARELAN TAHUN 2012 OLEH: D. RAMMESH DHARMA DASS

Lebih terperinci

PERAN ORANG TUA DALAM MEMBINA MORAL ANAK

PERAN ORANG TUA DALAM MEMBINA MORAL ANAK PERAN ORANG TUA DALAM MEMBINA MORAL ANAK Nurul Putri Lestari, Sulistyarini, Gusti Budjang Program Studi Pendidikan Sosiologi FKIP Untan Pontianak Email : lestarinurulputri@gmail.com Abstrak: Penelitian

Lebih terperinci

Laporan Penulisan Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN

Laporan Penulisan Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Laporan 1.1. Latar Belakang Eksistensi Proyek Perkembangann zaman menimbulkan kesulitan dalam setiap segi kehidupan manusia, termasuk perekonomian. Kesulitan ekonomi mengakibatkan biaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Anak merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa harus dijaga dan dipelihara karena dalam dirinya melekat harkat, martabat, dan hak-hak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya. Masa ini dapat disebut juga sebagai The Golden Age atau masa. pertumbuhan dan perkembangan anak dapat berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya. Masa ini dapat disebut juga sebagai The Golden Age atau masa. pertumbuhan dan perkembangan anak dapat berkembang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah investasi masa depan bagi keluarga dan bangsa yang sedang menjalani proses perkembangan dengan pesat untuk menjalani kehidupan selanjutnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Keluarga adalah tempat pertama bagi anak belajar mengenai segala hal yang ada dalam kehidupan. Orang tua berperan penting dalam perkembangan anak dan memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik jasmani maupun rohani sehingga anak memiliki kesiapan untuk memasuki

BAB I PENDAHULUAN. baik jasmani maupun rohani sehingga anak memiliki kesiapan untuk memasuki BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan anak usia dini merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian stimulus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membawa bangsa menuju bangsa yang maju. Masa kanak-kanak adalah masa

BAB I PENDAHULUAN. membawa bangsa menuju bangsa yang maju. Masa kanak-kanak adalah masa 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Anak merupakan generasi penerus bangsa yang diharapkan akan membawa bangsa menuju bangsa yang maju. Masa kanak-kanak adalah masa yang penting dalam kehidupan manusia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. yang menangani anak usia 4-6 tahun. Pembelajaran di Taman Kanak-kanak

BAB I PENDAHULUAN. persiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. yang menangani anak usia 4-6 tahun. Pembelajaran di Taman Kanak-kanak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan dan pengembangan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai usia enam tahun, dilakukan melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tahun-tahun pertama kehidupan anak atau yang sering dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tahun-tahun pertama kehidupan anak atau yang sering dikenal dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tahun-tahun pertama kehidupan anak atau yang sering dikenal dengan usia dini merupakan masa yang sangat tepat untuk meletakkan dasar-dasar pengembangan kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Begitu juga manusia di ciptakan dengan jenis kelamin laki-laki dan perempuan

BAB I PENDAHULUAN. Begitu juga manusia di ciptakan dengan jenis kelamin laki-laki dan perempuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah menciptakan segala sesuatu yang ada di dunia ini pasti berpasangan. Begitu juga manusia di ciptakan dengan jenis kelamin laki-laki dan perempuan yang dari

Lebih terperinci

Nur Isma Pendidikan Sosiologi FIS-UNM

Nur Isma Pendidikan Sosiologi FIS-UNM PERANAN ORANG TUA TUNGGAL (SINGLE PARENT) DALAM PENDIDIKAN MORAL ANAK (STUDI KASUS DELAPAN ORANG AYAH DI DESA SONGING KECAMATAN SINJAI SELATAN KABUPATEN SINJAI) Nur Isma Pendidikan Sosiologi FIS-UNM ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA. Alalak Kabupaten Barito Kuala dengan batas-batas sebagai berikut:

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA. Alalak Kabupaten Barito Kuala dengan batas-batas sebagai berikut: BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data / Fakta 1. Letak Geografis dan Wilayah Desa Panca Karya adalah salah satu desa yang ada di Kecamatan Alalak Kabupaten Barito Kuala dengan batas-batas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tanggung jawab atas kesejahteraan anak, baik jasmani, kesehatan, rohani serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tanggung jawab atas kesejahteraan anak, baik jasmani, kesehatan, rohani serta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan makhluk kecil ciptaan Allah SWT yang telah diamahkan pada sepasang suami - isteri untuk menjalankan perannya sebagi figur sebagai orangtua. Anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan anak untuk memperoleh proses pendidikan. Periode ini adalah tahun-tahun berharga bagi seorang anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemenuhan hasrat seksual, dan menjadi lebih matang. Pernikahan juga

BAB I PENDAHULUAN. pemenuhan hasrat seksual, dan menjadi lebih matang. Pernikahan juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pernikahan merupakan ikatan yang terbentuk antara pria dan wanita yang di dalamnya terdapat unsur keintiman, pertemanan, persahabatan, kasih sayang, pemenuhan hasrat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengasuhan anak merupakan kebutuhan pokok bagi orang tua dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengasuhan anak merupakan kebutuhan pokok bagi orang tua dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengasuhan anak merupakan kebutuhan pokok bagi orang tua dalam memenuhi kewajiban maupun tanggung jawab kepada anak-anaknya. Pengasuhan dan pendidikan pertama

Lebih terperinci

MOTIVASI BELAJAR ANAK JALANAN DI RUMAH SINGGAH DILTS FOUNDATION

MOTIVASI BELAJAR ANAK JALANAN DI RUMAH SINGGAH DILTS FOUNDATION MOTIVASI BELAJAR ANAK JALANAN DI RUMAH SINGGAH DILTS FOUNDATION Dwinda Reina Sari. 10500106 SK. Jurusan Psikologi, Fakultas Psikologi, Universitas Gunadarma,2008 ABSTRAK Di Indonesia akhir masa orde baru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah aset yang paling berharga dan memiliki kesempatan yang besar untuk

BAB I PENDAHULUAN. adalah aset yang paling berharga dan memiliki kesempatan yang besar untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja merupakan salah satu kelompok di dalam masyarakat. Kehidupan remaja sangat menarik untuk diperbincangkan. Remaja merupakan generasi penerus serta calon

Lebih terperinci

STUDI TENTANG IMPLEMENTASI NILAI-NILAI BUDI PEKERTI SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 21 PEKANBARU

STUDI TENTANG IMPLEMENTASI NILAI-NILAI BUDI PEKERTI SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 21 PEKANBARU STUDI TENTANG IMPLEMENTASI NILAI-NILAI BUDI PEKERTI SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 21 PEKANBARU DRS. AHMAD EDDISON, M.Si. Dosen Program Studi PPKn FKIP Universitas Riau, Pekanbaru, Riau E-mail: ahmadeddison@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anak Usia Prasekolah 1. Pengertian Anak prasekolah adalah mereka yang berusia antara tiga sampai enam tahun (Patmonodewo, 1995). Anak prasekolah adalah pribadi yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam menunjukkan bahwa permasalahan prestasi tersebut disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam menunjukkan bahwa permasalahan prestasi tersebut disebabkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan terbesar yang dihadapi siswa adalah masalah yang berkaitan dengan prestasi, baik akademis maupun non akademis. Hasil diskusi kelompok terarah yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di masa sekarang ini, banyak perubahan-perubahan yang terjadi di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. Di masa sekarang ini, banyak perubahan-perubahan yang terjadi di dunia, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di masa sekarang ini, banyak perubahan-perubahan yang terjadi di dunia, terutama dalam gaya hidup masyarakat. Indonesia pun tidak luput dari perubahanperubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seseorang, seiring harapan untuk memiliki anak dari hasil pernikahan.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seseorang, seiring harapan untuk memiliki anak dari hasil pernikahan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa menjadi orang tua merupakan masa yang alamiah terjadi dalam kehidupan seseorang, seiring harapan untuk memiliki anak dari hasil pernikahan. Menjadi orangtua membutuhkan

Lebih terperinci

PENERAPAN IPTEKS. Pendidikan Anak Usia Dini Bagi Ibu Yang Bekerja Di Luar Rumah. Kamtini

PENERAPAN IPTEKS. Pendidikan Anak Usia Dini Bagi Ibu Yang Bekerja Di Luar Rumah. Kamtini Pendidikan Anak Usia Dini Bagi Ibu Yang Bekerja Di Luar Rumah Kamtini Abstrak Aktivitas perempuan bekerja di luar rumah sering menimbulkan berbagai persoalan, terutama dalam hal pengasuhan anak sehingga

Lebih terperinci

Written by Daniel Ronda Saturday, 08 February :22 - Last Updated Wednesday, 29 October :08

Written by Daniel Ronda Saturday, 08 February :22 - Last Updated Wednesday, 29 October :08 Oleh Daniel Ronda Zaman sekarang pria dan wanita mendapat peluang yang sama dalam karir dan kesempatan, sehingga pria dan perempuan bekerja bersama dan melakukan interaksi yang intens dalam tugas. Bahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Remaja atau Adolescene berasal dari bahasa latin, yaitu adolescere yang

BAB I PENDAHULUAN. Remaja atau Adolescene berasal dari bahasa latin, yaitu adolescere yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Remaja atau Adolescene berasal dari bahasa latin, yaitu adolescere yang berarti pertumbuhan menuju kedewasaan. Dalam kehidupan seseorang, masa remaja merupakan

Lebih terperinci

SOSIALISASI KEMANDIRIAN KERJA ANAK PETANI MISKIN ( STUDI KASUS: KELUARGA PETANI MISKIN DI NAGARI TALU KECAMATAN TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT )

SOSIALISASI KEMANDIRIAN KERJA ANAK PETANI MISKIN ( STUDI KASUS: KELUARGA PETANI MISKIN DI NAGARI TALU KECAMATAN TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT ) SOSIALISASI KEMANDIRIAN KERJA ANAK PETANI MISKIN ( STUDI KASUS: KELUARGA PETANI MISKIN DI NAGARI TALU KECAMATAN TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT ) Dewifebrina 1 Dra. Fachrina,M.Si 2 Erningsih,S.Sos 3 Program

Lebih terperinci

Pendidikan Keluarga (Membantu Kemampuan Relasi Anak-anak) Farida

Pendidikan Keluarga (Membantu Kemampuan Relasi Anak-anak) Farida Pendidikan Keluarga (Membantu Kemampuan Relasi Anak-anak) Farida Manusia dilahirkan dalam keadaan yang sepenuhnya tidak berdaya dan harus menggantungkan diri pada orang lain. Seorang anak memerlukan waktu

Lebih terperinci

Transkrip Wawancara dengan Suami Broken Home

Transkrip Wawancara dengan Suami Broken Home Transkrip Wawancara dengan Suami Broken Home Informan 1 Nama : Bapak MH Jenis kelamin : Laki-laki Usia : 39 tahun Pendidikan : SMA Hari/tanggal wawancara : Selasa, 8 April 2014 Tempat wawancara : Rumah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. laku spesifik yang bekerja secara individu dan bersama sama untuk mengasuh

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. laku spesifik yang bekerja secara individu dan bersama sama untuk mengasuh BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Pola Asuh 1.1 Definisi Pengasuhan adalah kegiatan kompleks yang mencakup berbagai tingkah laku spesifik yang bekerja secara individu dan bersama sama untuk mengasuh anak (Darling,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pergaulan dengan sesamanya (gregoriousness). Individu yang terhimpun dalam masyarakat (society) merupakan sistem

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pergaulan dengan sesamanya (gregoriousness). Individu yang terhimpun dalam masyarakat (society) merupakan sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri tanpa orang lain, hal ini disebabkan keterbatasan kemampuan individu dalam memenuhi kebutuhan. Adanya keterbatasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keluarga merupakan lingkungan sosial pertama yang memberikan pengaruh sangat besar bagi tumbuh kembangnya anak. Dengan kata lain, secara ideal perkembangan anak akan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keluarga adalah sekelompok individu yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak

I. PENDAHULUAN. Keluarga adalah sekelompok individu yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Keluarga adalah sekelompok individu yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang terikat dalam perkawinan yang sah. Dalam kehidupan bermasyarakat,

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN PENELITIAN PERBEDAAN LAMA KERJA PERAWAT DENGAN SIKAP KEPATUHAN TERHADAP STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL Arif Rahman Hakim*, Idawati Manurung**, Yuniastini** Salah satu pembinaan manajemen dengan membuat standar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari proses interaksi sosial. Soerjono Soekanto (1986) mengutip

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari proses interaksi sosial. Soerjono Soekanto (1986) mengutip 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari tidak akan terlepas dari proses interaksi sosial. Soerjono Soekanto (1986) mengutip definisi Gillian dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO A. Analisis Karakter Siswa SMP Negeri 1 Wonopringgo Untuk mengetahui perkembangan karakter siswa di SMP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan keadaan yang nyaman dalam perut ibunya. Dalam kondisi ini,

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan keadaan yang nyaman dalam perut ibunya. Dalam kondisi ini, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tanpa kehadiran manusia lainnya. Kehidupan menjadi lebih bermakna dan berarti dengan kehadiran

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA 1 BAB 2 DATA DAN ANALISA Gambaran tentang proyek tugas akhir penulis secara umum adalah sebuah education dengan pendekatan animasi yang menceritakan beberapa kejadian dalam 1 hari antara ibu dan anak.

Lebih terperinci

Manfaatkan Waktu. Semaksimal Mungkin

Manfaatkan Waktu. Semaksimal Mungkin Manfaatkan Waktu Semaksimal Mungkin Oleh: U Sikkhānanda (Andi Kusnadi) Pernahkah anda merenungkan seberapa baik anda memanfaatkan waktu yang anda miliki? Dapat dipastikan jawabannya adalah TIDAK. Sebagian

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN SUBJEK DAN HASIL PENELITIAN

BAB III GAMBARAN SUBJEK DAN HASIL PENELITIAN BAB III GAMBARAN SUBJEK DAN HASIL PENELITIAN 1.1 Gambaran R, S, dan N dampak perceraian orang tua terhadap remaja Gaya hidup dalam kehidupan anak remaja masa kini mungkin sudah tidak karuan dibandingkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh orang tuanya tentang moral-moral dalam kehidupan diri anak misalnya

BAB I PENDAHULUAN. oleh orang tuanya tentang moral-moral dalam kehidupan diri anak misalnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak merupakan amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang mana merupakan wujud cinta kasih sayang kedua orang tua. Orang tua harus membantu merangsang anak

Lebih terperinci

BE SMART PARENTS PARENTING 911 #01

BE SMART PARENTS PARENTING 911 #01 BE SMART PARENTS PARENTING 911 #01 Coffee Morning Global Sevilla School Jakarta, 22 January, 2016 Rr. Rahajeng Ikawahyu Indrawati M.Si. Psikolog Anak dibentuk oleh gabungan antara biologis dan lingkungan.

Lebih terperinci