PELATIHAN COLD CHAIN INVENTORY
|
|
- Yenny Yuwono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Term of Reference PELATIHAN COLD CHAIN INVENTORY 1. Latar Belakang Penilaian manajemen vaksin efektif dalam 2011/12 di Indonesia dilaporkan area utama bagi perbaikan untuk memenuhi standar internasional pada penyimpanan vaksin, manajemen suhu dan manajemen stok vaksin dengan maksud untuk mencapai tujuan lebih tinggi yang memiliki keberlangsungan penyediaan vaksin yang aman dan ampuh bila diperlukan di sarana pelayanan kesehatan pada waktu yang tepat, dalam jumlah yang tepat sebagai kunci untuk memastikan kecakupan vaksinasi yang tinggi dan berkelanjutan bagi masyarakat. Di antara kunci utama untuk memperbaiki kesenjangan pada kapasitas cold chain dan kinerja peralatan, tidak dapat mengandalkan sistem pemantauan suhu terus menerus, pemeliharaan yang buruk pada tingkat vaksin maksimum minimum dan perangkat yang diperlukan pada tingkat subnasional-province, kabupaten dan fasilitas Puskesmas. Terakhir persediaan peralatan cold chain di Indonesia dilakukan pada tahun 2008 dengan menggunakan lembar excel pengumpulan data pasif dengan tingkat respons data kabupaten hanya 37% (sumber: Konsultan UNICEF Keertie Kumar Laporan Akhir 2008). Ada rencana untuk pengadaan peralatan Massive Cold Chian di 2014 di negara yang menggunakan dana GAVI HSS yang perlu dipandu oleh persediaan rantai cold chian yang kuat, diperbarui dan lengkap. Mendata area ini lebih penting karena tidak hanya untuk memperkuat sistem imunisasi rutin, tetapi juga untuk meningkatkan kesiapan sistem suatu negara dalam memperkenalkan vaksin baru di tahun-tahun berikutnya seperti IPV pada bulan Juni 2015, Campak Rubella pada 2016 dengan rencana kampanye nasional, PCV dan RCV pada tahun 2017 dan seterusnya. Biaya tambahan dari vaksin baru dan peralatan serta kebutuhan sumber daya manusia akan meningkatkan akuntabilitas program, sehingga mengurangi kerugian akibat penyimpanan yang salah dan tempat untuk membekukan dan suhu panas yang diperlukan untuk memastikan penggunaan yang lebih baik dan efisien dari sumber daya program. Inovatif teknologi global yang tersedia untuk program yang akan membantu sistem pada : (1) pendataan data base web persediaan yang dapat diperbarui secara berkala dibandingkan dengan persediaan statis; (2) pemantauan suhu 30 hari lebih akurat pada vaksin di dalam
2 lemari es di provinsi, kabupaten/kota, pusat kesehatan tingkat pusat dengan menggunakan perangkat elektronik, Kulkas Tag 2, dengan fungsi alarm saat suhu berada di luar kisaran normal 2-8 deg Celcius; dan (3) menghubungkan peralatan cold chain berbasis web dan persediaan kinerja dengan pelaporan SMS dan FT2 alarm berfungsi. Frekuensi fungsi alarm saat suhu berada di luar kisaran normal 2-8 deg celcius adalah prediksi yang baik pada kinerja peralatan cold chain. Penyebab umum dari lemari es rusak yang masuk ke modus rentang luar antara lain adalah pemeliharaan yang buruk, kerusakan thermostat, kompresor, dan sumbat karet lemah. Gangguan listrik, baik sering atau lama dan untuk apa pun yang menyebabkan, pemeliharaan buruk pada kulkas bertenaga surya juga faktor yang mempengaruhi kinerja peralatan cold chain. Indonesia telah memperkenalkan dan memproduksi 30 DTR perangkat elektronik, Kulkas versi Tag 1 model (FT1) sejak tahun Selama EVMA, ditemukan bahwa penggunaan perangkat tidak optimal sebagai perangkat desired- tidak diaktifkan, jika diaktifkan pekerja kesehatan tidak dapat membaca alarm, atau menanggapi alarm, informasi yang dihasilkan oleh perangkat tidak optimal digunakan untuk menginformasikan kinerja peralatan. Saat ini tidak ada sistem di daerah Indonesia yang menginformasikan secara teratur pengelolaan jenis kebutuhan ini informasi dan monitoring real time pada tingkat fasilitas kesehatan. Sebuah sistem informasi manajemen yang kuat yang menginformasikan program yang teratur pada real time tentang status komoditas, peralatan dan sumber daya di semua tingkat yang diperlukan untuk mencapai cakupan berkualitas tinggi dan kekebalan di antara populasi sasaran. Selanjutnya, karena Indonesia merupakan negara yang rawan bencana sehingga peralatan cold chain memilik daya tahan terhadap bencana, lebih banyak penggunaan jenis teknologi inovatif dari kulkas berkendara surya di pulau-pulau terpencil dengan tag kulkas adalah praktik yang baik dalam mengelola risiko bencana pengurangan. 2. Tujuan kegiatan a. Untuk memperbarui persediaan peralatan cold chain nasional untuk kapasitas penyimpanan, pemantauan suhu, dan lain-lain dengan menggunakan data base web yang diaktifkan untuk memungkinkan informasi berkala sistem memperbarui menggunakan teknologi terbaru dari UNICEF / WHO Cold Chain Management Equipment (CCEM) software dan link ke daerah Indonesia melalui sistem informasi kesehatan yang sesuai. b. Untuk mengidentifikasi tantangan utama pada vaksin dan manajemen cold chain serta sistem informasi di tingkat kabupaten dan tingkat Puskesmas.
3 c. Memberikan rekomendasi terkait dengan prioritas pengadaan perangkat peralatan cold chain, tingkat kabupaten pada fungsi peralatan sistem pemantauan, sistem manajemen stok, dan isuisu terkait. d. Untuk melatih petugas kesehatan tentang penggunaan Kulkas tag versi 1 atau 2 melalui penggunaan bahan pelatihan yang tersedia baru-baru ini, alat-alat, membantu pekerjaan terutama pada rekaman dan alarm pemantauan serta menanggapi alarm. e. Untuk memperkenalkan pelaporan SMS di 2 provinsi yang dipilih dan kabupaten/kota pada alarm pemantauan yang dipicu oleh 30DTR FT 2 perangkat dan tingkat stok vaksin. 3. Hasil Yang Diharapkan a. Updated nasional persediaan peralatan cold chain dalam excel data dan web yang diaktifkan serta basis yang dikelola oleh server pusat ditugaskan oleh Depkes. Informasi dapat menganalisa dan menginformasikan program pada pengadaan dan prioritas daftar peralatan cold chain, perangkat, persyaratan lainnya. b. Tantangan kapasitas pekerja kesehatan di vaksinasi dan manajemen cold chain dan sistem informasi terkait real time dan daftar rekomendasi untuk mengatasi tantangan utama. c. Cold chain area dan petugas EPI sebagai pelatih inti pada penggunaan yang benar dan optimal Kulkas Tag diatur dan mereka diberitahu / diperkenalkan dari ujung ke ujung sistem 30DTR pemantauan serta penggunaan bahan yang relevan. Rencana ekspansi di daerah mereka dapat dieksplorasi. d. Distrik EPI dan staf cold chain di 2 provinsi dipilih akan diperkenalkan dengan pedoman dan bahan pelaporan SMS pada FT alarm dan tingkat stok vaksin sebagai dasar untuk memicu tindakan pada tingkat akuntabel tepat. 4. Materi Kegiatan a. Daftar peralatan cold chain. b. Manajemen cold chain. c. Kesepakatan dan rekomendasi. 5. Metode kegiatan Pelatihan ini menggunakan pendekatan pendidikan orang dewasa. Proses fasilitasinya dilaksanakan dengan menggunakan metode Asset Based Thinking, di mana keseluruhan proses didorong dengan semangat
4 dan prinsip membangun pembelajaran dengan merefleksikan dan mengoptimalkan kekuatan dan pengalaman yang dimiliki peserta yang terlibat dalam kegiatan ini. Persediaan peralatan cold chain adalah koleksi data aktif secara nasional di seluruh Puskesmas, kabupaten dan provinsi penyediaan lokasi pendingin. Sebuah kuesioner sederhana dalam bentuk excel untuk digunakan oleh staf tingkat kabupaten yang terlatih akan dikembangkan. Dua pelatihan sehari penuh di antara semua Trainers Provinsi penggunaan alat ini, proses pengumpulan data, monitoring, supervisi, pembersihan data, sintesis dan analisis yang akan dilakukan dan dikelola oleh Dinas Kesehatan Aceh dengan dukungan dari UNICEF, WHO,mitra lainnya. Tim Provinsi EPI akan diselenggarakan untuk merencanakan, melatih (1,5 hari) staf kabupaten yang relevan serta mengawasi secara acak, memantau pengumpulan data dengan tujuan memiliki data yang tepat waktu dan dapat diandalkan yang dihasilkan dari pelatihan ini di semua kabupaten/kota dan Puskesmas. Training di tingkat kabupaten/kota akan dilatih EPI dan staf yang relevan akan aktif mengumpulkan data dengan menggunakan kuesioner standar di semua pusat kesehatan tangkapan mereka selama sekitar 2-3 minggu dengan perkiraan 1 wawancara dan observasi kegiatan penuh per Puskesmas. Mengambil koordinat GPS smartphone dari masingmasing Puskesmas dan kabupaten/kota akan disertakan. Penggunaan smartphone android didorong selama pengumpulan data untuk dapat memperoleh informasi ini. Meng-upload data excel di setiap fasilitas untuk basis data web yang ditugaskan akan dieksplorasi untuk memfasilitasi konsolidasi data maka penggunaan internet dan ponsel pintar sangat penting. Di daerah di mana hanya ponsel tua yang digunakan, cara yang biasa manual dan excel pelaporan dan konsolidasi di tingkat provinsi akan diterapkan. 6. Peserta Workshop diseminasi strategi nasional komunikasi imunisasi ini berjumlah 69 (enam puluh sembilan) orang, yang berasal dari : 23 (dua puluh tiga) orang Pemegang Program Imunisasi di Dinas Kesehatan kabupaten/kota se Aceh. 23 (dua puluh tiga) orang Penanggungjawab Cold Chain (yang memahami Akses) di Dinas Kesehatan kabupaten/kota se Aceh. 7 (tujuh) orang dari Dinas Kesehatan Aceh. 8 (delapan) orang dari Dinas Kesehatan Banda Aceh. 8 (delapan) orang dari Dinas Kesehatan Aceh Besar.
5 7. Fasilitator dan Narasumber Proses pelatihan cold chain inventory ini akan difasilitasi oleh 2 (dua) orang fasilitator yang berasal dari PT Aksara Strategic Initiative. Sementara narasumber yang akan terlibat dalam kegiatan ini adalah : Bapak Marzuki (Dinas Kesehatan Aceh). Ibu Safriati (Dinas Kesehatan Aceh). 8. Waktu dan Tempat Pelatihan cold chain inventory ini dilaksanakan selama 1,5 (satu setengah) hari yaitu pada tanggal Oktober 2014 di Hotel Hermes Banda Aceh. 9. Penutup Term of Reference ini merupakan kerangka acuan bersama mengenai pelaksanaan pelatihan cold chain inventory. Pengembangan dan penyesuaian dalam hal teknis pelaksanaan disesuaikan dengan kondisi dan akan dikomunikasikan serta dikoordinasikan dengan Dinas Kesehatan Aceh, dan UNICEF Kantor Banda Aceh.
BAB 1 PENDAHULUAN. sangat bermakna dalam rangka penurunan angka kesakitan dan kematian yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program imunisasi merupakan program yang memberikan sumbangan yang sangat bermakna dalam rangka penurunan angka kesakitan dan kematian yang disebabkan oleh berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Informasi merupakan sumberdaya organisasi yang sangat penting untuk dikelola, meliputi data dan informasi, perangkat keras, perangkat lunak, dan tenaga. Operasional
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/45/2017 TENTANG PELAKSANAAN KAMPANYE DAN INTRODUKSI IMUNISASI MEASLES RUBELLA DI INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinciINOVASI PEMANFAATAN DATA UNTUK PEMANTAUAN KINERJA PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN. Rapat Kerja Teknis TKPK
INOVASI PEMANFAATAN DATA UNTUK PEMANTAUAN KINERJA PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN Rapat Kerja Teknis TKPK Jakarta, November 2015 KERANGKA MATERI Pentingnya Pemantauan dan Evaluasi Sumber informasi untuk
Lebih terperinciPentingnya Pemantauan dan Evaluasi Sumber informasi untuk Pemantauan dan Evaluasi Melaksanakan Kunjungan lapangan sebagai alat Pemantauan dan
Pentingnya Pemantauan dan Evaluasi Sumber informasi untuk Pemantauan dan Evaluasi Melaksanakan Kunjungan lapangan sebagai alat Pemantauan dan Evaluasi yang Efektif Inovasi Untuk Fasilitasi Kegiatan Lapangan
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu penyakit sehingga seseorang tidak akan sakit bila nantinya terpapar
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Imunisasi merupakan cara meningkatkan kekebalan tubuh secara aktif terhadap suatu penyakit sehingga seseorang tidak akan sakit bila nantinya terpapar penyakit tersebut
Lebih terperinciINSTRUMEN PENELITIAN PERILAKU BIDAN TENTANG PENYIMPANAN DAN TRANSPORTASI VAKSIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HELVETIA MEDAN 2014
INSTRUMEN PENELITIAN PERILAKU BIDAN TENTANG PENYIMPANAN DAN TRANSPORTASI VAKSIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HELVETIA MEDAN 2014 No. Responden : (Diisi oleh peneliti) A. Data Karakteristik Responden Petunjuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian. Vaksin merupakan material biologis yang sangat mudah kehilangan potensinya. Bila ini terjadi maka akan terjadi kegagalan vaksin untuk menstimulasi respon
Lebih terperinciLampiran 1. Jadwal Penelitian. Bulan Maret April Mei Juni Juli
66 Lampiran 1. Jadwal Penelitian Jenis kegiatan Pelaksanaan seminar proposal 1 penelitian Pengurusan surat pengantar penelitian dari jurusan Farmasi UII Pengurusan surat perijinan penelitian ke 3 Dinas
Lebih terperinciSIMPULAN DAN SARAN. Level Yang Level Saat Akan Ini Dicapai. Level 1 Awal /Ad-Hoc
BAB 4. SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis menggunakan Framework Risk IT Domain Risk Response serta ditunjang dengan bukti hasil observasi berupa bukti hasil wawancara, foto, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Imunisasi merupakan salah satu kegiatan prioritas Kementerian Kesehatan dan sebagai bentuk nyata komitmen
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Imunisasi merupakan salah satu kegiatan prioritas Kementerian Kesehatan dan sebagai bentuk nyata komitmen pemerintah untuk mencapai Millennium Development Goals (MDGs)
Lebih terperinciKONSULTAN PELATIHAN PENINGKATAN KAPASITAS untuk ditempatkan di Badan Nasional Penanggulangan Bencana Indonesia (BNPB)
KONSULTAN PELATIHAN PENINGKATAN KAPASITAS untuk ditempatkan di Badan Nasional Penanggulangan Bencana Indonesia (BNPB) PROGRAM ASISTENSI TEKNIS Didukung oleh Fasilitas Australia-Indonesia untuk Pengurangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan di bidang obat antara lain bertujuan untuk menjamin tersedianya obat dengan jenis dan jumlah yang cukup sesuai kebutuhan dengan mutu terjamin, tersebar secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam upaya menurunkan angka kematian bayi dan balita. Imunisasi merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam ruang lingkup pelayanan kesehatan, bidang preventif merupakan prioritas utama dan dalam melaksanakan Sistem Kesehatan Nasional (SKN), imunisasi merupakan salah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Imunisasi 2.1.1 Definisi Imunisasi yaitu pemberian vaksin (antigen) yang dapat merangsang pembentukan imunitas (antibodi) dari sistem imun di dalam tubuh. 7 2.1.2 Imunisasi
Lebih terperinci2013, No BAB I PENDAHULUAN
2013, No.233 6 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN ARSIP ELEKTRONIK BAB I PENDAHULUAN A. Umum Kemajuan
Lebih terperinciSUMBER DATA SISTEM. dr. Irma Khrisnapandit, Sp.KP
SUMBER DATA SISTEM KESEHATAN NASIONAL dr. Irma Khrisnapandit, Sp.KP PENDAHULUAN Jaringan SIKNAS sebuah koneksi/jaringan virtual sistem informasi kesehatan elektronik dikelola oleh Kementerian Kesehatan
Lebih terperinciEVALUASI DISTRIBUSI DAN PENYIMPANAN VAKSIN DI DINAS KESEHATAN KAB.MAJENE SULAWESI BARAT
FORUM NASIONAL II : Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia EVALUASI DISTRIBUSI DAN PENYIMPANAN VAKSIN DI DINAS KESEHATAN KAB.MAJENE SULAWESI BARAT UMMU KALSUM T, S.Farm,Apt,MPH MANAJEMEN KEBIJAKAN OBAT
Lebih terperinciPROFIL PENYIMPANAN VAKSIN DI PUSKESMAS DI KOTA KUPANG
PROFIL PENYIMPANAN VAKSIN DI PUSKESMAS DI KOTA KUPANG Jefrin Sambara 1, Ni Nyoman Yuliani 2, Maria Lenggu 3, Yohana Ceme 4 Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Kupang Email : y.ninyoman@yahoo.com Abstrak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan hakikatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN
BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Gambaran Epidemiologi Penyakit Campak di Indonesia Tahun 2004-2008 5.1.1 Gambaran Penyakit Campak Berdasarkan Variabel Umur Gambaran penyakit campak berdasarkan variabel umur
Lebih terperinciPedoman Penggunaan Sistem Pelaporan Berbasis SMS (RapidPro) pada Kampanye Campak dan Rubela di Pulau Jawa
Pedoman Penggunaan Sistem Pelaporan Berbasis SMS (RapidPro) pada Kampanye Campak dan Rubela di Pulau Jawa 2017 Sub-direktorat Imunisasi, Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit KEMENTRIAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penurunan angka kematian bayi dan balita (bayi dibawah lima tahun) adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia masih menghadapi banyak masalah kesehatan yang cukup serius terutama dalam bidang kesehatan ibu dan anak. Salah satu faktor penting dalam penurunan
Lebih terperinciLaporan Pelaksanaan PST BPS Provinsi Kepulauan Riau
Laporan Pelaksanaan PST BPS Provinsi Kepulauan Riau JANUARI 2014 Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau KATA PENGANTAR Reformasi birokrasi menuntut adanya perubahan paradigma pelayanan publik oleh
Lebih terperinciKEBIJAKAN KKP "Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad melakukan jumpa pers di kantor KKP Jakarta, Senen (18/10).
KEBIJAKAN KKP 2010-2014 "Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad melakukan jumpa pers di kantor KKP Jakarta, Senen (18/10)." STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 12/02/2010 - Kategori
Lebih terperinciBagian Kedua Kepala Dinas Pasal 159 (1) Kepala Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 158 huruf a, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerinta
BAB IX DINAS KESEHATAN Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 158 Susunan Organisasi Dinas Kesehatan, terdiri dari: a. Kepala Dinas; b. Sekretaris, membawahkan: 1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; 2. Sub
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/117/2017 TENTANG PELAKSANAAN KAMPANYE DAN INTRODUKSI IMUNISASI JAPANESE ENCEPHALITIS DI PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG
SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PANGAN, PERTANIAN DAN PERIKANAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang bersifat deskriptif dengan rancangan kualitatif. Pengumpulan data yang diperoleh berasal dari data
Lebih terperinciBAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. 2. Kurang dari separuh responden ibu yang memiliki anak berusia 12-23
187 BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan 1. Sedikit dari bayi yang tidak mendapat imunisasi campak di Kabupaten 2. Kurang dari separuh responden ibu yang memiliki anak berusia 12-23 bulan berpengetahuan
Lebih terperinciPROGRAM SANGIHE MENGAJAR: Kiat Baru Pemenuhan Guru di Pulau-Pulau dan Desa Terpencil DI KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE, SULAWESI UTARA
PRAKTIK CERDAS Seri Lembaran Informasi BASICS No. 11 - September 2013 PROGRAM SANGIHE MENGAJAR: Kiat Baru Pemenuhan Guru di Pulau-Pulau dan Desa Terpencil DI KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE, SULAWESI UTARA
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 34 TAHUN 2011 PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 34 TAHUN 2011
BERITA DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 34 TAHUN 2011 PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan
Lebih terperinciJakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. NIP iii
KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan
Lebih terperinciBAB II STUDI PUSTAKA
BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Vaksin Vaksin merupakan suatu produk biologik yang terbuat dari kuman, komponen kuman, atau racun kuman yang telah dilemahkan atau dimatikan dan berguna
Lebih terperinciPedoman Penggunaan Sistem Pelaporan Berbasis SMS (RapidPro) pada Kampanye Campak dan Rubela di Pulau Jawa
Pedoman Penggunaan Sistem Pelaporan Berbasis SMS (RapidPro) pada Kampanye Campak dan Rubela di Pulau Jawa 207 Subdirektorat Imunisasi, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia BEKERJA SAMA DENGAN UNICEF
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang meningkat sepanjang tahun. Di dunia diperkirakan setiap tahun terdapat 30 juta
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit campak merupakan penyebab kematian pada anak-anak di seluruh dunia yang meningkat sepanjang tahun. Di dunia diperkirakan setiap tahun terdapat 30 juta orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengembangkan Sistem Informasi Kesehatan Nasional Online (SIKNAS Online) agar komunikasi data antara pusat dan daerah menjadi
Lebih terperinciMetadata untuk Penyusunan Rencana Aksi yang Partisipatif
Metadata untuk Penyusunan Rencana Aksi yang Partisipatif Setyo Budiantoro Manager Pilar Pembangunan Ekonomi, Sekretariat TPB/SDGs Kementerian PPN/Bappenas Pertemuan Nasional Masyarakat Sipil untuk SDGs
Lebih terperinciLaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Biro Kependudukan dan Catatan Sipil Tahun 2013
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA A. RPJMD / Perencanaan Strategis Periode 2009 2013 Dalam sebuah organisasi perencanaan merupakan faktor yang sangat
Lebih terperinciKONSULTAN HUBUNGAN MASYARAKAT/ANALIS MEDIA untuk ditempatkan di Badan Nasional Penanggulangan Bencana Indonesia (BNPB)
KONSULTAN HUBUNGAN MASYARAKAT/ANALIS MEDIA untuk ditempatkan di Badan Nasional Penanggulangan Bencana Indonesia (BNPB) BANTUAN ASISTENSI TEKNIS Didukung oleh Australia-Indonesia Facility for Disaster Reduction
Lebih terperinciQANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR DAN ANAK BALITA
QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR DAN ANAK BALITA BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA WALIKOTA BANDA ACEH, Menimbang : a. bahwa kesehatan
Lebih terperinciPedoman Pelaporan Melalui SMS untuk Petugas Puskesmas
Daftar Isi I. Latar Belakang... 2 II. Pedoman Pelaporan Melalui SMS untuk Petugas Puskesmas... 2 1. Kriteria Pelapor... 2 2. Cara Pelaporan... 3 3. Pengingat dan Umpan Balik via SMS... 4 III. Pedoman untuk
Lebih terperinciBAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN
BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan terhadap Kebijakan Nasional Rencana program dan kegiatan pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pemalang mendasarkan pada pencapaian Prioritas
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan
Lebih terperinciPERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tenaga nuklir merupakan salah satu jenis energi yang saat ini menjadi alternatif energi potensial. Pemanfaatan teknologi nuklir saat ini telah berkembang di berbagai
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari pengindraan atau hasil tahu seseorang dan terjadi terhadap objek melalui indra yang
Lebih terperinciEXECUTIVE SUMMARY PROGRAM INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA (IPKPP) TAHUN ANGGARAN 2012
EXECUTIVE SUMMARY PROGRAM INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA (IPKPP) TAHUN ANGGARAN 2012 JUDUL PENELITI UTAMA ANGGOTA LOKUS KEGIATAN BIDANG FOKUS JENIS INSENTIF PRODUK TARGET INSTANSI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Data World Health Organization (2012) menunjukkan bahwa dua miliar orang di seluruh dunia telah terinfeksi virus Hepatitis B dan sekitar 600.000 orang meninggal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap status gizi anak. upaya kesehatan masyarakat lainnya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Imunisasi atau kekebalan tubuh terhadap ancaman penyakit adalah tujuan utama dari pemberian vaksinasi. Pada hakekatnya kekebalan tubuh dapat dimiliki secara pasif maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan ukuran bagi kemajuan kesehatan suatu negara, khususnya yang berkaitan dengan masalah kesehatan ibu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. golongan usia memiliki resiko tinggi terserang penyakit-penyakit menular
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ratusan anak-anak dan orang dewasa setiap tahun di seluruh dunia meninggal karena penyakit yang sebenarnya masih dapat dicegah. Hal ini dikarenakan kurangnya informasi
Lebih terperinciBELAJAR DARI MASYARAKAT
BELAJAR DARI MASYARAKAT Informasi dari masyarakat untuk mengurangi kesenjangan informasi, meningkatkan akuntabilitas dan koordinasi Agantaranansa Juanda Jakarta, 21 Mei 2015 ELVA COMMUNITY ENGAGEMENT Organisasi
Lebih terperinciBUPATI ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI ASAHAN NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG
SALINAN BUPATI ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI ASAHAN NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN SECARA ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengelolaan Vaksin Perencanaan nasional penyelenggaraan imunisasi dilaksanakan oleh Pemerintah berdasarkan perencanaan yang disusun secara berjenjang mulai dari puskesmas,
Lebih terperinci2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut ia tidak akan menderita penyakit tersebut (Depkes RI, 2004). Imunisasi atau
2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Imunisasi Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak ia terpapar dengan penyakit
Lebih terperinci2017, No Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembar
No.924, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNN. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. yang berada di Universitas Bina Nusantara yang memiliki tanggung jawab untuk
BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Organisasi Quality Management Center (QMC) merupakan salah satu organisasi internal yang berada di Universitas Bina Nusantara yang memiliki tanggung jawab
Lebih terperinciBUKU SAKU PETUNJUK TEKNIS. Tenaga Kesehatan di Lapangan
BUKU SAKU PETUNJUK TEKNIS Tenaga Kesehatan di Lapangan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio 8-15 Maret 2016 Buku petunjuk teknis ini merupakan panduan bagi tenaga kesehatan untuk melaksanakan Pekan Imunisasi
Lebih terperinci1. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puskesmas Widodaren adalah puskesmas yang terletak di desa Widodaren, kecamatan Gerih, kabupaten Ngawi. Pada puskesmas tersebut pelaksanaan imunisasi dilaksanakan
Lebih terperinciBAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI SANITASI. 6.1 Gambaran Umum Struktur Pemantauan dan Evaluasi Sanitasi
BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI SANITASI 6.1 Gambaran Umum Struktur Pemantauan dan Evaluasi Sanitasi Strategi Sanitasi Kota (SSK) merupakan alat manajemen untuk meningkatkan transparansi perencanaan dan
Lebih terperinciKerangka Kerja untuk Mengupayakan Satu Sistem Informasi Desa yang Terintegrasi
Kerangka Kerja untuk Mengupayakan Satu Sistem Informasi Desa yang Terintegrasi Masalah-Tantangan-Kesempatan 1. Data tidak lengkap, tidak valid dan tidak mutahir 2. Data sangat variatif dan banyak versi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum perlu diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945 melalui Pembangunan
Lebih terperinciNOMOR: 1 7/PER/BP-BRR/IV /2006 TENTANG
PERATURAN KEPALA BADAN PELAKSANA BADAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI WILAYAH DAN KEHIDUPAN MASYARAKAT PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM DAN KEPULAUAN NIAS PROVINSI SUMATERA UTARA NOMOR: 1 7/PER/BP-BRR/IV
Lebih terperinciTerm of Reference. I. Gambaran umum
Term of Reference Pengkaji untuk Studi Kesiapan Potensi Riset IPTEK Lembaga Riset Nasional (Hulu) dan Peta "Link and Match" Kerjasama Riset IPTEK dengan Industri (Studi Sub Komponen 2.3.1) I. Gambaran
Lebih terperinciMONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK
BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK 6.1 Strategi Monitoring dan Evaluasi Kabupaten Banyumas Pada Bab sebelumnya yakni Bab Strategi dan Rencana Program
Lebih terperinci2018, No telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Tr
No.45, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNN. Penyelenggaraan TIK. PERATURAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
Lebih terperinciKUALIFIKASI TENAGA AHLI PERENCANAAN PERUMAHAN (TAPP) PROVINSI JAWA TENGAH
LAMPIRAN I KUALIFIKASI TENAGA AHLI PERENCANAAN PERUMAHAN (TAPP) PROVINSI JAWA TENGAH 1. Tenaga Ahli Perencanaan Perumahan (Kode TAPP 01); Tenaga Ahli Perencanaan Perumahan harus memenuhi syarat sebagai
Lebih terperinciDINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj IP) DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp. 024-8311729 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji syukur
Lebih terperinciCUPLIKAN RUMUSAN HASIL KONFERENSI DEWAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2010
CUPLIKAN RUMUSAN HASIL KONFERENSI DEWAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2010 I. LATAR BELAKANG Peraturan Presiden No.83 tahun 2006 tentang Dewan Ketahanan Pangan menetapkan bahwa Dewan Ketahanan Pangan (DKP) mengadakan
Lebih terperinciSTANDAR PENGELOLAAN PENELITIAN
STANDAR PENGELOLAAN PENELITIAN BADAN PENJAMINAN MUTU (BAJAMTU) UNIVERSITAS GUNADARMA 2017 STANDAR MUTU PENELITIAN Penelitian yang merupakan dharma kedua dari Tri Dharma Perguruan Tinggi memegang peranan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditimbulkannya akan berkurang (Cahyono, 2010). Vaksin yang pertama kali dibuat adalah vaksin cacar (smallpox).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Imunisasi merupakan salah satu upaya pencegahan kematian pada bayi dengan memberikan vaksin. Dengan imunisasi, seseorang menjadi kebal terhadap penyakit khususnya penyakit
Lebih terperinciINSTRUMEN AKREDITASI PUSKESMAS
INSTRUMEN AKREDITASI PUSKESMAS BAB IX. PENINGKATAN MUTU KLINIS DAN KESELAMATAN PASIEN (PMKP) 9.1. TANGGUNG JAWAB TENAGA KLINIS. 9.2. PEMAHAMAN MUTU LAYANAN KLINIS. 9.3. PENGUKURAN MUTU LAYANAN KLINIS DAN
Lebih terperincinasional. Dalam Undang-Undang Kesehatan No. 36 Tahun 2009 dinyatakan bahwa
73 I.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Dalam Undang-Undang Kesehatan No. 36 Tahun 2009 dinyatakan bahwa pembangunan kesehatan bertujuan untuk
Lebih terperinciBUPATI KEPULAUAN SELAYAR
BUPATI KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 6 TAHUN TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI, KEPALA DINAS, SEKRETARIS, SUB BAGIAN, BIDANG DAN SEKSI PADA DINAS ENERGI DAN SUMBER
Lebih terperinciKebijakan Manajemen Risiko
Kebijakan Manajemen Risiko PT Indo Tambangraya Megah, Tbk. (ITM), berkomitmen untuk membangun sistem dan proses manajemen risiko perusahaan secara menyeluruh untuk memastikan tujuan strategis dan tanggung
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN. Front Line Responder Training PENDIDIKAN DALAM SITUASI DARURAT
KERANGKA ACUAN Front Line Responder Training PENDIDIKAN DALAM SITUASI DARURAT 1. Format Pelatihan Hotel Splash Bengkulu (tgl. 15 dan 17 Oktober 2014) dan di Aula Kampus 3 Universitas Muhammadiyah Bengkulu
Lebih terperinciKONSULTAN PROTOKOL HUMANITARIAN & HUBUNGAN INTERNASIONAL Untuk ditempatkan di Badan Nasional Penanggulangan Bencana Indonesia (BNPB)
KONSULTAN PROTOKOL HUMANITARIAN & HUBUNGAN INTERNASIONAL Untuk ditempatkan di Badan Nasional Penanggulangan Bencana Indonesia (BNPB) PROGRAM ASISTENSI TEKNIS Didukung oleh Fasilitas Australia-Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kependudukan Catatan Sipil dan Keluarga Berencana Kabupaten Karimun berubah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Karimun Nomor 6 Tahun 2011 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Karimun, Dinas Kependudukan Catatan
Lebih terperinciLAPORAN AKUNTABILITASKINERJA INSTANSI PEMERINTAH BAGIAN PENGELOLAAN DATA ELEKTRONIK DAN INFORMATIKA SEKRETARIAT DAERAH KOTA MATARAM
LAPORAN AKUNTABILITASKINERJA INSTANSI PEMERINTAH BAGIAN PENGELOLAAN DATA ELEKTRONIK DAN INFORMATIKA SEKRETARIAT DAERAH KOTA MATARAM TAHUN 2014 KATA PENGANTAR Dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencegah terhadap penyakit tertentu. Sedangkan vaksin adalah bahan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit
Lebih terperinciPenetapan Konteks Komunikasi dan Konsultasi. Identifikasi Risiko. Analisis Risiko. Evaluasi Risiko. Penanganan Risiko
- 11 - LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG MANAJEMEN RISIKO DI LINGKUNGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL A. Proses Manajemen Proses
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR : 54 TAHUN 2010 TENTANG
PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR : 54 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Persero) dalam rangka menuju pelayanan penyediaan tenaga listrik kelas dunia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Road Map penurunan susut energi telah ditetapkan melalui Visi PT. PLN (Persero) dalam rangka menuju pelayanan penyediaan tenaga listrik kelas dunia (WCS / World Class
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 32 TAHUN 2011 TANGGAL 9 AGUSTUS 2011
SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 32 TAHUN 2011 TANGGAL 9 AGUSTUS 2011 PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) BIDANG PENDIDIKAN TAHUN ANGGARAN 2011 UNTUK SEKOLAH
Lebih terperinciPEDOMAN MUTU PUSKESMAS DAN KESELAMATAN PASIEN
PEDOMAN MUTU PUSKESMAS DAN KESELAMATAN PASIEN Sistematika pedoman peningkatan mutu : 1. Pendahuluan a. Latar belakang b. Tujuan c. Pengertian d. Ruang lingkup 2. Sistem mananejem mutu dan keselamatan pasien
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau masyarakat. Baik secara langsung maupun tidak langsung.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang amat pesat, penyampaian informasi yang cepat akurat dan terpercaya saat ini sudah menjadi kebutuhan pokok
Lebih terperinciTanjungpinang, November 2014
OPTIMALISASI KOORDINASI PENDATAAN PENDUDUK RENTAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI KABUPATEN/KOTA SE-PROVINSI KEPULAUAN RIAU OLEH : MAISURO, S.SOS NIP. 19740518 200012 2 008 Tanjungpinang, November 2014 LATAR
Lebih terperinciMenimbang. Mengingat. Menetapkan
PENGADILAN NEGERI SIBOLGA KELAS II Jin. Padangsidempuan Nomor 06 Kota Sibolga,Telp/Fax. 0631-21572 Website: www.pengadilan Negeri-sibolga.go.id Email: Pengadilan Negerisibolga@gmail.com KEPUTUSAN KETUA
Lebih terperinciNo.1414, 2014 BNPB. Pergudangan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PERGUDANGAN
No.1414, 2014 BNPB. Pergudangan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PERGUDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN
Lebih terperinciWALIKOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANDUNG,
WALIKOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR 1399 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN KOTA BANDUNG
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN KERJA PEMBUATAN WEBSITE KUDUSKAB.GO.ID VERSI SINGLE WINDOWS (APLIKASI ANDROID) KABUPATEN KUDUS TA 2016
KERANGKA ACUAN KERJA PEMBUATAN WEBSITE KUDUSKAB.GO.ID VERSI SINGLE WINDOWS (APLIKASI ANDROID) KABUPATEN KUDUS TA 2016 DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN KUDUS 2016 Kerangka Acuan Kerja
Lebih terperinciBAB. I Pendahuluan A. Latar Belakang
BAB. I Pendahuluan A. Latar Belakang Demam berdarah dengue (DBD) diketahui sebagai penyakit arboviral (ditularkan melalui nyamuk) paling banyak ditemukan di negara-negara tropis dan subtropis. World Health
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komunikasi suara atau pesan saja. Seiring perkembangan zaman, mobile phone
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini perkembangan mobile phone tidak hanya difungsikan sebagai alat komunikasi suara atau pesan saja. Seiring perkembangan zaman, mobile phone maupun smartphone
Lebih terperinciBUPATI JEMBER PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG
BUPATI JEMBER PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN UMUM PENGELOLAAN MODAL LEMBAGA KEUANGAN MIKRO MASYARAKAT DAN KOPERASI PEDESAAN KABUPATEN JEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciSistem Reminder Donor Darah dengan Memanfaatkan Teknologi Location Based Service
Sistem Reminder Donor Darah dengan Memanfaatkan Teknologi Location Based Service Ismail Abdus Shobar #1, Albarda #2 # Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132 Alamat Universitas
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA KOMNAS PEREMPUAN PENGESAHAN: 25 MARET 2014
ANGGARAN RUMAH TANGGA KOMNAS PEREMPUAN PENGESAHAN: 25 MARET 2014 BAB I STRUKTUR ORGANISASI Pasal 1 Komisi Paripurna (1) Komisi Paripurna dipimpin oleh seorang Ketua dan 2 (dua) orang Wakil Ketua. (2) Sidang
Lebih terperinciNo. 16/12/DPAU Jakarta, 22 Juli 2014 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA
No. 16/12/DPAU Jakarta, 22 Juli 2014 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA Perihal: Penyelenggaraan Layanan Keuangan Digital Dalam Rangka Keuangan Inklusif Melalui Agen Layanan Keuangan Digital
Lebih terperinci