SUPLEMEN BAHAN AJAR PLPG 2017 UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG Materi Keprofesionalan Prodi Pendidikan Guru Kelas PAUD / TK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SUPLEMEN BAHAN AJAR PLPG 2017 UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG Materi Keprofesionalan Prodi Pendidikan Guru Kelas PAUD / TK"

Transkripsi

1 SUPLEMEN BAHAN AJAR PLPG 2017 UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG Materi Keprofesionalan Prodi Pendidikan Guru Kelas PAUD / TK PANITIA SERTIFIKASI GURU MELALUI PLPG RAYON 112 UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG TANUN 2017 BAHAN AJAR PLPG i

2 ii Prodi Pendidikan GURU PAUD / TK

3 KATA PENGANTAR Pelaksanaan Sertifikasi Guru merupakan salah satu wujud implementasi dari Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Tahun 2017 merupakan tahun kesepuluh pelaksanaan sertifikasi guru yang telah dilaksanakan sejak tahun Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci keberhasilan belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang kompeten membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan pendidikan yang berkualitas Pelaksanaan sertifikasi guru dalam jabartan melalui PLPG di Universitas Negeri Semarang (UNNES) tahun 2017 ini merupakan tindak lanjut dari Surat Keputusan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Nomor 296/M/PKT/2016 yang mengamanahkan UNNES sebagai Perguruan Tinggi Rayon 112 bersama Perguruan Tinggi Subrayon untuk melaksanakan sertifikasi guru dalam jabatan melalui PLPG tahun Sebagai Perguruan Tinggi Subrayon pada Rayon UNNES adalah Universitas PGRI Semarang dan Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) tahun 2017 bertujuan untuk: (1) meningkatkan kompetensi dan profesionalisme guru, (2) memantapkan penguasaan dan kemampuan guru dalam mengimplementasikan kurikulum di sekolah (3) menentukan kelulusan guru peserta setifikasi melalui PLPG. Berdasarkan Buku Panduan Sertifikasi Guru Dalam Jabatan tahun 2016 (Buku 3), PLPG tahun 2017 ujian kompetensi dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu ujian akhir PLPG (meliputi Ujian Tulis LPTK dan Uji Kinerja), dan UKG)/UTN). Syarat mengikuti UKG/UTN harus lulus terlebih dahulu ujian akhir PLPG. Bagi peserta yang tidak lulus UTN diberi kesempatan mengulang pada tahun berikutnya sebanyak 4 kali, 1 kali dalam satu semester Penentuan kelulusan ujian akhir PLPG 2017, dengan Skor Akhir PLPG (SAP) minimal 70. Peserta yang belum lulus PLPG diberi kesempatan mengikuti Uji Tulis LPTK (UTL) ulang sebanyak dua kali. Sedangkan UTN/UKG dilaksanakan secara Online. Setifikat Pendidikan diberikan kepada peserta yang mendapat Nilai UTN 80. Suplemen Bahan PLPG ini memuat Struktur Kurikulum PLPG, Kisi-kisi UKG/UTN, dan Suplemen Bahan Ajar PLPG bidang studi Semarang, September 2017 Ketua PSG UNNES BAHAN AJAR PLPG iii

4 DAFTAR ISI HALAMAN COVER... i KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv STRUKTUR KURIKULUM PLPG 2017 & SKENARIONYA... 1 KISI-KISI UJI TULIS NASIONAL/UKG/PLPG... 4 SUPLEMEN BAHAN AJAR Materi Materi Materi Materi Materi Materi Materi Materi Materi Materi Materi Materi iv Prodi Pendidikan GURU PAUD / TK

5 Struktur Kurikulum Sertifikasi Guru melalui PLPG dan Skenarionya Unversitas Negeri Semarang Tahun 2017 Prodi Pendidikan Guru Kelas PAUD/TK No Materi Jml JP A UMUM : Kebijakan Pengembangan Profesi Guru (KPPG) 6 A1. Guru profesional (Standar Kompetensi Guru dan etika provesi guru A2. Penilaian kinerja guru (PKG), pengembangan diri dan guru pembelajar A3. Literasi dan Wawasan PTK Skenario: Instruktur menyampaikan tujuan pembelajaran, apersepsi dan wacana yang berupa kasus/fenomena untuk merangsang peserta untuk bertanya dan berargumentasi. Instruktur memfasilitasi peserta untuk berdiskusi dan menggali informasi melalui berbagai sumber dan media belajar. Instruktur membimbing peserta dalam mengolah/ menganalisis/ mengasosiasi informasi menjadi bermakna dan dapat mengomunikasikannya kepada orang lain B LAPORAN PRAKONDISI 6 Presentasi Laporan Hasil Pembekalan oleh Peserta, dengan skenario: Presentasi laporan hasil pembekalan materi dilaksanakan dalam kelompok yang terdiri atas 10 peserta (dalam kondisi tertentu jumlah kelompok dapat disesuaikan) dengan difasilitasi oleh satu orang instruktur yang memiliki NRI PLPG yang relevan. Presentasi laporan hasil pembekalan materi bertujuan untuk mengetahui tingkat penguasaan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional peserta sebagai hasil dari belajar mandiri sumber belajar pedagogik dan bidang studi. Presentasi hasil pembekalan materi juga dapat menjadi ajang peserta dalam mempertanggung-jawabkan (akuntabilitas) pelaksanaan pembekalan termasuk laporan yang disusun. Setiap peserta diberikan waktu presentasi selama makimal 20 menit. Sepuluh menit berikutnya untuk memberikan pertanyaan atau balikan dari instruktur ataupun teman sejawat. Peserta mempresentasikan secara ringkas isi laporan yang telah disusun yang meliputi ringkasan, materi yang sulit dipelajari, materi penting atau esensial tetapi tidak ada di dalam sumber belajar, dan materi yang tidak penting (tidak perlu) tetapi ada di dalam sumber belajar. Instruktur memberikan balikan atau komentar dan memberikan penilaian dengan menggunkan format yang telah C PENDALAMAN MATERI : Pedagogik dan Bidang Studi 36 C1. Pendalaman Materi Pedagogik C1.1. Karakteristik Perkembangan Anak Usia Dini. C1.2. Teori Belajar, dan Kurikulum 2013 PAUD C1.3. Desain & Perencanaan Pembejaran di PAUD C1.4. Media Pembelajaran di PAUD, dan Penilaian Perkembangan Anak Usia Dini Skenario Instruktur memfasilitasi peserta untuk mengidentifikasi problematika pembelajaran yang terkait dengan materi kisi-kisi PLPG yang dianggap sulit, baik dalam memahami maupun cara mengajarkannya selama mereka menjadi guru melalui penayangan video pembelajaran, gambar, wacana atau objek lain yang relevan. Instruktur memfasilitasi peserta dalam merumuskan permasalahan yang relevan. Instruktur memfasilitasi peserta dalam menggali informasi untuk menemukan alternatif solusi dalam pemecahan masalah C2. Pendalaman Materi Bidang Studi ruang lingkup C2.1. MODEL-MODEL PEMBELAJARAN PAUD C2.2. PENGEMBANGAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN BAHASA AUD 4 4 BAHAN AJAR PLPG 1

6 C2.3. PENGEMBANGAN KEMAMPUAN SOSEM DAN MORAL AGAMA AUD C2.4. BERMAIN, PERMAINAN DAN TIK PAUD C2.5. PENGEMBANGAN KEMAMPUAN FISIK MOTORIK AUD C2.6. ASSESMENT PERKEMBANGAN AUD C2.7. PEMBELAJARAN ILMU SOSIAL AUD C2.8. PEMBELAJARAN MATEMATIKA DAN SAINS AUD Skenario Instruktur memfasilitasi peserta untuk mengidentifikasi materi dari kisi-kisi PLPG yang dianggap sulit, baik dalam memahami maupun cara mengajarkannya selama mereka menjadi guru. Instruktur memfasilitasi peserta didik dalam merumuskan permasalahan yang relevan dengan materi yang sulit melalui penayangan video, gambar, diagram, atau objek lain yang relevan. Instruktur memfasilitasi dalam menggali informasi untuk menemukan alternatif solusi dalam pemecahan masalah Instruktur melakukan konfirmasi/penguatan terhadap hasil kerja dan diskusi kelompok. Instruktur memfasilitasi pembelajaran kolaboratif melalui kerja kelompok dan peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok secara lisan/poster/unjuk kerja/gesture Instruktur memberikan tugas-tugas mandiri untuk materi yang memerlukan pendalaman lebih lanjut. Pembelajaran dengan berbagai model pembelajaran antara lain discovery learning, inquiry learning, problem based learning, dan/atau project based learning. Instruktur memberikan tugas-tugas mandiri untuk materi yang memerlukan pendalaman lebih lanjut. D WORKSHOP PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN 30 D1. 1. Memahami konsep kurikulum 2013 dan implementasinya, meliputi : Memahami permen yang mendasari kurikulum 2013 o Permen 20/16. SKL o Permen 21/16. Standar Isi o Permen 22/16. Standar Proses o Permen 23/16. Standar Penilaian o Permen 24/16. KD dan KI Kurikulum Pengembangan Silabus 1 (memilih KD, mengembangkan indikator & tujuan, memilih model/strategi/metode/pendekatan dan penilaian pembelajaran) yang akan digunakan pada RPP 1 untuk waktu 1 JP 3. Pengembangan Silabus 2 (memilih KD, mengembangkan indikator, & tujuan, memilih model/strategi/metode/pendekatan dan penilaian pembelajaran) yang akan digunakan pada RPP 2 untuk waktu 1 JP Skenario pada kegiatan Workshop Instrukstur memberikan contoh perangkat pembelajaran hasil workhsop PLPG tahun sebelumnya atau hasil kerja mahasiswa sesuai kurikulum yang berlaku dan dilakukan analisis bersama. Peserta difasilitasi instruktur untuk melakukan orientasi dan mendiskusikan komponen dalam format RPP, lembar kerja peserta didik (LKPD), rancangan bahan ajar, media, dan perangkat penilaian. Peserta memilih kompetensi dasar (KD) yang akan dikembangkan menjadi perangkat pembelajaran. Peserta difasilitasi instruktur melakukan analisi KD yang terpilih sesuai dengan sumber belajar. Instruktur harus dapat mensimulasikan atau memberi contoh penerapan prinsipprinsip pembelajaran sesuai kurikulum yang berlaku. Peserta didampingi instruktur mengembangkan perangkat pembelajaran, yang terdiri atas: 10 o o RPP sesuai format kurikulum yang berlaku Rancangan materi ajar Prodi Pendidikan GURU PAUD / TK

7 o Media pembelajaran o LKPD dan perangkat penilaian Presentasi dan refleksi hasil workshop D2. Mengembangkan perangkat pembelajaran 1 (PP 1) 10 o RPP 1 o Materi Ajar 1 o Media pembelajaran 1 (Alat peraga, LKPD, PPT/filem) o LKPD dan Instrumen penilaian 1 (kisi-kisi, soal, kunci jawaban, pedomen pensekoran) Catatan PP1 untuk waktu 1 JP D3. Mengembangkan perangkat pembelajaran 2 (PP 2) 10 o RPP 2 o Materi Ajar 2 o Media pembelajaran 2 (Alat peraga, LKPD, PPT/film) o LKPD dan Instrumen penilaian 2 (kisi-kisi, soal, kunci jawaban, pedomen pensekoran) Catatan PP2 untuk waktu 1 JP E PEER TEACHING 20 E1. Peer Teaching 1 10 Mengimplementasikan PP1/PP2 sebagai latihan Skenario Setiap peserta diberi waktu 50 menit, dengan 30 menit peer teaching dan 20 menit umpan balik dari instruktur/peserta E2. Peer Teaching 2 10 Mengimplementasikan PP1/PP2 sebagai Uji Kinerja Skenario dilaksanakan dengan durasi waktu 1 JP (50 menit). F UJI TULIS LPTK (UTL) 2 Fo. UTL Utama, dilaksanakan pada hari ke-6 F1. UTL Ulang 1, dilaksanakan pada hari ke-8 F2. UTL Ulang 2, dilaksanakan pada hari ke-10 Catatan : Peserta yang tidak lulus UTL tidak bisa mengikuti UTN G UJI TULIS NASIONAL (UTN) 2 UTN -Online, dilaksanakan pada hari ke-12 G0. UTN Utama bagi peserta yang lulus UTL G1. UTN ulang 1, satu semester setelah F0 G2. UTN ulang 2, dua semester setelah F0 G3. UTN ulang 3, tiga semester setelah F0 G4. UTN ulang 4, empat semester setelah F0 Catatan. Peserta yang sudah lulus UKG terbebas dari UTN Penentuan kelulusan ujian akhir PLPG ditentukan dengan rumus dan ketentuan sebagai berikut: SAP = 0,15SP + 0,30SUT + 0,35SUK + 0,20SWS Keterangan: SAP : Skor Akhir PLPG SP : Skor Pembekalan SUT : Skor Uji Tulis SUK : Skor Uji Kinerja SWS : Skor Workshop SP = 0,30SPP + 0,30SLP + 0,40SPL Keterangan: SP : Skor Pembekalan SPP : Skor Proses Pembekalan SLP : Skor Laporan Pembekaan SPL : Skor Presentasi Lapora Hasil Pembekalan KKM Menggunakan Penilaian Acuan Kriteria (PAP) o SP minimal 65 o SAP minimal 70 o SUT minimal 70 o SUK minimal 76 BAHAN AJAR PLPG 3

8 KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN GURU TK/PAUD/RA No Kompe - tensi Utama Kompetensi Inti Guru (KI) Standar Kompetensi Guru (SKG) Kompetensi Guru Mata Pelajaran (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) a b C D E 1 Pedagogik Pedagogik Pedagogik Pedagogik Pedagogik Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang pengembangan yang diampu Memahami karakteristik peserta didik usia TK/PAUD yang berkaitan dengan aspek fisik, intelektual, sosial-emosional, moral, dan latar belakang sosial-budaya 1.4 Mengidentifikasi kesulitan peserta didik usia TK/PAUD dalam berbagai bidang Pengembangan 2.1 Memahami berbagai teori belajar dan prinsip-prinsip bermain sambil belajar yang mendidik yang terkait dengan berbagai bidang pengembangan di TK/PAUD. 2.2 Menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik bermain sambil belajar yang bersifat holistik, otentik, dan bemakna, yang terkait dengan berbagai bidang pengembangan di TK/PAUD. 3.1 Memahami prinsipprinsip pengembangan kurikulum. Dengan ilustrasi kasus, peserta dapat mendeteksi karakteristik peserta didik usia TK/PAUD yang berkaitan dengan aspek fisik, intelektual, sosial emosional, moral, dan latar belakang sosialbudaya Melalui ilustrasi kasus, peserta dapat menafsirkan contoh kesulitan peserta ddik usia TK/PAUD dalam berbagai aspek perkembangan. Melalui pemberian ilustrasi contoh kegiatan, peserta dapat memadukan penerapan teori belajar dan prinsip belajar melalui bermain dalam berbagai bidang pengembangan di TK/PAUD. Dengan gambaran contoh pembelajaran, peserta dapat menggambarkan penerapan pendekatan pembelajaran berpusat pada anak melalui metode bermain seraya belajar yang bersifat holistik dan bermakna dalam berbagai bidang pengembangan di TK/RA. Melalui ilustrasi praktik kurikulum TK/PAUD, peserta dapat menelaah prinsip-prinsip pengembangan kurikulum anak usia dini. Pedagogik Pedagogik Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang pengembangan Mengembangkan yang diampu. kurikulum yang terkait dengan bidang pengembangan yang diampu. 3.2 Menentukan tujuan kegiatan pengembangan yang mendidik 3.3 Menentukan kegiatan bermain sambil belajar yang sesuai untuk mencapai tujuan pengembangan Dengan menggunakan ilustrasi kasus, peserta dapat memadukan kegiatan bermain seraya belajar yang sesuai usia perkembangan anak untuk mencapai tujuan pengembangan. 4 Prodi Pendidikan GURU PAUD / TK

9 Pedagogik Pedagogik Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang pengembangan yang diampu. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang pengembangan yang diampu. 3.4 Memilih materi kegiatan pengembangan yang mendidik yaitu kegiatan bermain sambil belajar sesuai dengan tujuan pengembangan. 3.5 Menyusun perencanaan semester, mingguan dan harian dalam berbagai kegiatan pengembangan di TK/PAUD. Memilih materi kegiatan bermain sambil belajar yang sesuai untuk mencapai tujuan pengembangan. Dengan menggunakan ilustrasi proses pembelajaran, peserta dapat menggambarkan contoh perencanaan kegiatan bermain yang mendidik dalam berbagai kegiatan pengembangan di TK/PAUD. Pedagogik Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang pengembangan yang diampu. 3.6 Mengembangkan indikator dan instrumen penilaian. Melalui pemberian contoh penilaian, peserta dapat memilih jenis instrumen dan teknik penilaian dalam kegiatan pengembangan di TK/PAUD. Pedagogik Pedagogik Pedagogik Pedagogik Pedagogik Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik 4.1 Memahami prinsipprinsip perancangan kegiatan pengembangan yang mendidik dan menyenangkan. 4.2 Mengembangkan komponen- komponen rancangan kegiatan pengembangan yang mendidik dan menyenangkan. 4.4 Menerapkan kegiatan bermain yang bersifat holistik, otentik, dan bermakna. 4.5 Menciptakan suasana bermain yang menyenangkan, inklusif, dan demokratis. 4.6 Memanfaatkan media dan sumber belajar yang sesuai dengan pendekatan bermain sambil belajar. Dengan menggunakan ilustrasi kegiatan pembelajaran, peserta dapat menelaah prinsip- prinsip perancangan kegiatan pengembangan yang mendidik dan menyenangkan. Dengan menggunakan ilustrasi kegiatan pembelajaran, peserta dapat menetapkan komponen-komponen perancangan kegiatan pengembangan yang mendidik dan menyenangkan. Dengan ilustrasi penyelenggaraan kegiatan bermain, peserta dapat memberi contoh kegiatan bermain yang bersifat holistik, otentik, dan bermakna. Melalui ilustrasi kasus, peserta dapat menunjukkan contoh suasana bermain yang menyenangkan, inklusif, dan demokratis. Melalui ilustrasi penyelenggaraan kegiatan bermain, peserta dapat mengkategori pemanfaatan media dan sumber belajar yang sesuai dengan pendekatan bermain sambil belajar. BAHAN AJAR PLPG 5

10 Pedagogik Pedagogik Pedagogik Pedagogik Pedagogik Pedagogik Pedagogik Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar 4.7 Menerapkan tahapan bermain anak dalam kegiatan pengembangan di TK/PAUD. 5.1 Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan kualitas kegiatan pengembangan yang mendidik. 6.1 Menyediakan berbagai kegiatan bermain sambil belajar untuk mendorong peserta didik mengembangkan potensinya secara optimal termasuk kreativitasnya 7.1 Memahami berbagai strategi berkomunikasi yang efektif, empatik dan santun, baik secara lisan maupun tulisan. 7.2 Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik dengan bahasa yang khas dalam interaksi pembelajaran yang terbangun secara siklikal dari (a) penyiapan kondisi psikologis peserta didik, (b) memberikan pertanyaan atau tugas sebagai undangan kepada peserta didik untuk merespons, (c) respons peserta didik, 8.1 Memahami (d) reaksi prinsipprinsip terhadap penilaian respons dan peserta guru didik, evaluasi dan proses seterusnya. dan hasil belajar sesuai dengan karakteristik anak usia dini. 8.2 Menentukan aspek-aspek proses dan hasil belajar yang penting untuk dinilai dan dievaluasi sesuai dengan karakteristik anak usia dini. Melalui ilustrasi penyelenggaraan kegiatan bermain, peserta merencanakan penerapan tahapan bermain dalam pengembangan di TK/PAUD. Melalui ilustrasi penyelenggaraan pengembangan di TK/PAUD, peserta dapat memberikan contoh pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan kualitas kegiatan pengembangan yang mendidik. Dengan ilustrasi contoh, peserta dapat merumuskan kegiatan bermain sambil belajar untuk optimalisasi perkembangan anak dan kreativitasnya. Melalui ilustrasi contoh kegiatan, peserta dapat membedakan strategi komunikasi efektif empatik dan santun, baik secara lisan maupun tulisan kepada anak didik. Melalui ilustrasi contoh kegiatan, peserta dapat menemukan contoh komunikasi efektif empatik dan santun, baik secara lisan maupun tulisan kepada anak didik. Melalui ilustrasi kegiatan penilaian, peserta dapat menunjukkan prinsip penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar sesuai dengan karakteristik anak usia dini. Melalui contoh kegiatan penilaian di TK/PAUD peserta dapat memilih aspek-aspek proses dan hasil belajar yang penting untuk dinilai dan dievaluasi sesuai dengan karakteristik anak usia dini. 6 Prodi Pendidikan GURU PAUD / TK

11 Pedagogik Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar 8.3 Menentukan prosedur penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar. Dengan ilustrasi kasus, peserta dapat mengatur urutan prosedur penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar. Pedagogik Pedagogik Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar 8.4 Mengembangkan instrumen penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar. 8.6 Menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk berbagai tujuan. Peserta dapat memperbaharui proses penyusunan rancangan instrumen penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar, Dengan ilustrasi kasus, peserta dapat mengoreksi hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk peningkatan kemampuan anak. Pedagogik Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar 8.7 Melakukan evaluasi proses dan hasil belajar. Menilai contoh evaluasi proses dan hasil belajar. Pedagogik Pedagogik Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran. 9.1 Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk menentukan ketuntasan belajar. 9.2 Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk merancang program remedial dan pengayaan. Melalui ilustrasi kasus, peserta dapat memperjelas penggunaan hasil penilaian dan evaluasi untuk menentukan ketuntasan belajar anak Melalui ilustrasi kasus, peserta dapat merumuskan hasil penilaian dan evaluasi untuk merancang program remedial dan pengayaan. Pedagogik Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran..4 Memanfaatkan informasi hasil penilaian dan evaluasi pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Melalui ilustrasi kasus, peserta dapat mengorganisasikan informasi hasil penilaian dan evaluasi pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Pedagogik Pedagogik Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran Memanfaatkan hasil refleksi untuk perbaikan dan pengembangan TK/PAUD/RA Melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kualitas pembelajaran TK/PAUD/RA. Menggunakan hasil refleksi pembelajaran yang telah dilaksanakan untuk perbaikan dan pengembangan TK/PAUD/RA.. Dengan diberikan kasus, peserta dapat mengurutkan langkah penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kualitas pembelajaran TK/PAUD/RA. 2 Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu Menguasai konsep dasar matematika, sains, bahasa, pengetahuan sosial, agama, seni, pendidikan jasmani, kesehatan dan gizi sebagai sarana pengembangan untuk setiap bidang pengembangan anak TK/PAUD. Dengan ilustrasi kegiatan yang dilakukan anak usia dini, peserta dapat menelaah konsep dasar matematika dalam bidang pengembangan anak TK/PAUD. BAHAN AJAR PLPG 7

12 Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu Menguasai konsep dasar matematika, sains, bahasa, pengetahuan sosial, agama, seni, pendidikan jasmani, kesehatan dan gizi sebagai sarana pengembangan untuk setiap bidang pengembangan 20.1 Menguasai konsep dasar matematika, sains, bahasa, pengetahuan sosial, agama, seni, pendidikan jasmani, kesehatan dan gizi sebagai sarana pengembangan untuk setiap bidang pengembangan 20.1 Menguasai konsep dasar matematika, sains, bahasa, pengetahuan sosial, agama, seni, pendidikan jasmani, kesehatan dan gizi sebagai sarana pengembangan untuk setiap bidang pengembangan 20.1 Menguasai konsep dasar matematika, sains, bahasa, pengetahuan sosial, agama, seni, pendidikan jasmani, kesehatan dan gizi sebagai sarana pengembangan untuk setiap bidang pengembangan 20.1 Menguasai konsep dasar matematika, sains, bahasa, pengetahuan sosial, agama, seni, pendidikan jasmani, kesehatan dan gizi sebagai sarana pengembangan untuk setiap bidang pengembangan anak 20.1 Menguasai TK/PAUD. konsep dasar matematika, sains, bahasa, pengetahuan sosial, agama, seni, pendidikan jasmani, kesehatan dan gizi sebagai sarana pengembangan untuk setiap bidang pengembangan anak 20.1 Menguasai TK/PAUD. konsep dasar matematika, sains, bahasa, pengetahuan sosial, agama, seni, pendidikan jasmani, kesehatan dan gizi sebagai sarana pengembangan untuk setiap bidang pengembangan anak 20.1 Menguasai TK/PAUD. konsep dasar matematika, sains, bahasa, pengetahuan sosial, agama, seni, pendidikan jasmani, kesehatan dan gizi sebagai sarana pengembangan untuk setiap bidang pengembangan anak TK/PAUD. Merumuskan kegiatan matematika permulaan, dalam bidang pengembangan anak TK/PAUD. Dengan ilustrasi kegiatan yang dilakukan anak usia dini, peserta dapat menelaah konsep dasar sains dalam bidang pengembangan anak TK/PAUD. Memberikan contoh kegiatan sains permulaan, dalam bidang pengembangan anak TK/PAUD. Dengan ilustrasi kegiatan yang dilakukan anak usia dini, peserta dapat menelaah konsep dasar bahasa dalam bidang pengembangan anak TK/PAUD. Memilih kegiatan bahasa (membaca permulaan) dalam bidang pengembangan anak TK/PAUD. Dengan ilustrasi kegiatan yang dilakukan anak usia dini, peserta dapat menunjukkan konsep dasar studi sosial bidang pengembangan anak TK/PAUD. Memilih kegiatan studi sosial dalam bidang pengembangan anak TK/PAUD. Dengan ilustrasi kegiatan yang dilakukan anak usia dini, peserta dapat menelaah konsep dasar agama dalam bidang pengembangan anak TK/PAUD. 8 Prodi Pendidikan GURU PAUD / TK

13 Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu Menguasai konsep dasar matematika, sains, bahasa, pengetahuan sosial, agama, seni, pendidikan jasmani, kesehatan dan gizi sebagai sarana pengembangan untuk setiap bidang pengembangan 20.1 Menguasai konsep dasar matematika, sains, bahasa, pengetahuan sosial, agama, seni, pendidikan jasmani, kesehatan dan gizi sebagai sarana pengembangan untuk setiap bidang pengembangan 20.1 Menguasai konsep dasar matematika, sains, bahasa, pengetahuan sosial, agama, seni, pendidikan jasmani, kesehatan dan gizi sebagai sarana pengembangan untuk setiap bidang pengembangan 20.1 Menguasai konsep dasar matematika, sains, bahasa, pengetahuan sosial, agama, seni, pendidikan jasmani, kesehatan dan gizi sebagai sarana pengembangan untuk setiap bidang pengembangan 20.1 Menguasai konsep dasar matematika, sains, bahasa, pengetahuan sosial, agama, seni, pendidikan jasmani, kesehatan dan gizi sebagai sarana pengembangan untuk setiap bidang pengembangan anak 20.1 Menguasai TK/PAUD. konsep dasar matematika, sains, bahasa, pengetahuan sosial, agama, seni, pendidikan jasmani, kesehatan dan gizi sebagai sarana pengembangan untuk setiap bidang pengembangan anak 20.1 Menguasai TK/PAUD. konsep dasar matematika, sains, bahasa, pengetahuan sosial, agama, seni, pendidikan jasmani, kesehatan dan gizi sebagai sarana pengembangan untuk setiap bidang pengembangan anak 20.1 Menguasai TK/PAUD. konsep dasar matematika, sains, bahasa, pengetahuan sosial, agama, seni, pendidikan jasmani, kesehatan dan gizi sebagai sarana pengembangan untuk setiap bidang pengembangan anak TK/PAUD. Memilih kegiatan agama dalam bidang pengembangan anak TK/PAUD. Dengan ilustrasi kegiatan yang dilakukan anak usia dini, peserta dapat memilih konsep dasar seni dalam bidang pengembangan anak TK/PAUD. Menilai kegiatan seni rupa dalam bidang pengembangan anak TK/PAUD. Menilai kegiatan seni musik & lagu dalam bidang pengembangan anak TK/PAUD. Dengan ilustrasi kegiatan yang dilakukan anak usia dini, peserta dapat memilih konsep dasar pendidikan jasmani dalam bidang pengembangan anak TK/PAUD. Menentukan kegiatan pendidikan jasmani dalam bidang pengembangan anak TK/PAUD. Dengan ilustrasi kegiatan yang dilakukan anak usia dini, peserta dapat memilih konsep dasar kesehatan dalam bidang pengembangan anak TK/PAUD. Menilai kegiatan kesehatan dalam bidang pengembangan anak TK/PAUD. BAHAN AJAR PLPG 9

14 Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu Menguasai konsep dasar matematika, sains, bahasa, pengetahuan sosial, agama, seni, pendidikan jasmani, kesehatan dan gizi sebagai sarana pengembangan untuk setiap bidang pengembangan 20.1 Menguasai konsep dasar matematika, sains, bahasa, pengetahuan sosial, agama, seni, pendidikan jasmani, kesehatan dan gizi sebagai sarana pengembangan untuk setiap bidang pengembangan 20.2 Menguasai penggunaan berbagai alat permainan untuk mengembangkan aspek fisik, kognitif, sosial-emosional, nilai moral, sosial budaya, dan bahasa anak TK/PAUD Menguasai penggunaan berbagai alat permainan untuk mengembangkan aspek fisik, kognitif, sosial-emosional, nilai moral, sosial budaya, dan bahasa anak TK/PAUD Menguasai penggunaan berbagai alat permainan untuk mengembangkan aspek fisik, kognitif, sosial-emosional, nilai moral, sosial budaya, dan bahasa anak TK/PAUD Menguasai penggunaan berbagai alat permainan untuk mengembangkan aspek fisik, kognitif, sosial-emosional, nilai moral, sosial budaya, dan bahasa anak TK/PAUD Menguasai penggunaan berbagai alat permainan untuk mengembangkan aspek fisik, kognitif, sosial-emosional, nilai moral, sosial budaya, dan bahasa anak TK/PAUD Menguasai penggunaan berbagai alat permainan untuk mengembangkan aspek fisik, kognitif, sosial-emosional, nilai moral, sosial budaya, dan bahasa anak TK/PAUD Menguasai berbagai permainan anak. Dengan ilustrasi kegiatan yang dilakukan anak usia dini, peserta dapat menelaah konsep dasar gizi dalam bidang pengembangan anak TK/PAUD. Memilih kegiatan gizi dalam bidang pengembangan anak TK/PAUD. Menentukan penggunaan berbagai alat permainan untuk mengembangkan aspek fisik anak TK/PAUD. Menelaah penggunaan berbagai alat permainan untuk mengembangkan aspek kognitif anak TK/PAUD. Memilih penggunaan berbagai alat permainan untuk mengembangkan aspek sosial-emosional anak TK/PAUD. Menelaah penggunaan berbagai alat permainan untuk mengembangkan aspek moral anak TK/PAUD. Menelaah penggunaan berbagai alat permainan untuk mengembangkan aspek sosial budaya anak TK/PAUD. Memilih penggunaan berbagai alat permainan untuk mengembangkan aspek bahasa anak TK/PAUD. Menggunakan ilustrasi kegiatan bermain pada anak usia dini, peserta dapat memilih berbagai alat permainan edukatif anak. 10 Prodi Pendidikan GURU PAUD / TK

15 Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu Menguasai berbagai permainan anak. Menggunakan ilustrasi kegiatan bermain pada anak usia dini, peserta dapat memilih berbagai alat permainan edukatif anak. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu Menguasai berbagai permainan anak Menguasai berbagai permainan anak Memahami kemampuan anak TK/PAUD dalam setiap bidang pengembangan Memahami kemampuan anak TK/PAUD dalam setiap bidang pengembangan. Peserta dapat menelaah berbagai alat permainan edukatif anak. Peserta dapat menentukan contoh langkah/cara bermain dengan alat permainan edukatif anak Memilih kemampuan anak usia 4-5 tahun dalam bidang pengembangan moral dan nilai agama. Melalui ilustrasi kasus, peserta dapat membedakan kemampuan anak sesuai usia perkembangannya dalam bidang pengembangan bahasa. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu Memahami kemampuan anak TK/PAUD dalam setiap bidang pengembangan. Melalui ilustrasi kasus, peserta dapat membedakan kemampuan anak sesuai usia perkembangannya dalam bidang pengembangan sosialemosi. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu Memahami kemampuan anak TK/PAUD dalam setiap bidang pengembangan Memahami kemampuan anak TK/PAUD dalam setiap bidang pengembangan. Melalui ilustrasi kasus, peserta dapat menelaah kemampuan anak sesuai usia perkembangannya dalam bidang pengembangan kognitif. Melalui ilustrasi kasus, peserta dapat membedakan kemampuan anak sesuai usia perkembangannya dalam bidang pengembangan fisikmotorik.. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu Memahami kemampuan anak TK/PAUD dalam setiap bidang pengembangan. Melalui ilustrasi kasus, peserta dapat menunjukkan kemampuan anak sesuai usia perkembangannya dalam bidang pengembangan moralagama. BAHAN AJAR PLPG 11

16 Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu Memahami kemampuan anak TK/PAUD dalam setiap bidang pengembangan. Melalui ilustrasi kasus, peserta dapat membedakan kemampuan anak sesuai usia perkembangannya dalam bidang pengembangan bahasa. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu Memahami kemampuan anak TK/PAUD dalam setiap bidang pengembangan Memahami kemampuan anak TK/PAUD dalam setiap bidang pengembangan Memahami kemampuan anak TK/PAUD dalam setiap bidang pengembangan Memahami kemajuan anak dalam setiap bidang pengembangan di TK/PAUD Memahami kemajuan anak dalam setiap bidang pengembangan di TK/PAUD Memahami tujuan setiap kegiatan pengembangan Memahami tujuan setiap kegiatan pengembangan Memahami tujuan setiap kegiatan pengembangan Memahami tujuan setiap kegiatan pengembangan. Menentukan kemampuan anak usia 5-6 tahun dalam bidang pengembangan kognitif. Memilih kemampuan anak usia 5-6 tahun dalam bidang pengembangan sosial emosi. Melalui ilustrasi kasus, perseta dapat membedakan kemampuan anak sesuai usia perkembangannya dalam setiap bidang pengembangan. Melalui contoh kasus, peserta dapat menunjukkan kemajuan anak dalam setiap bidang pengembangan di TK/PAUD. Melalui contoh kasus, peserta dapat membedakan kemajuan anak dalam setiap bidang pengembangan di TK/PAUD. Melalui contoh kasus, peserta dapat memilih tujuan kegiatan pengembangan nilai agama dan moral di TK/PAUD. Melalui contoh kasus, peserta dapat menentukan tujuan kegiatan pengembangan bahasa di TK/PAUD. Melalui contoh kasus, peserta dapat memilih tujuan kegiatan pengembangan kognitif di TK/PAUD. Melalui contoh kasus, peserta dapat menentukan tujuan kegiatan pengembangan sosial-emosi di TK/PAUD. 12 Prodi Pendidikan GURU PAUD / TK

17 Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu Memahami tujuan setiap kegiatan pengembangan. Melalui contoh kasus, peserta dapat menetapkan tujuan kegiatan pengembangan fisik-motorik di TK/PAUD. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif Memilih materi bidang pengembangan yang sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik. Dengan contoh kegiatan pengembangan, peserta dapat menunjukkan materi bidang pengembangan nilai agama dan moral yang sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif Memilih materi bidang pengembangan yang sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik. Dengan contoh kegiatan pengembangan, peserta dapat memilih materi bidang pengembangan kognitif yang sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif Memilih materi bidang pengembangan yang sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik. Dengan contoh kegiatan pengembangan, peserta dapat memilih materi bidang pengembangan bahasa yang sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif Memilih materi bidang pengembangan yang sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik. Dengan contoh kegiatan pengembangan, peserta dapat menunjukkan materi bidang pengembangan sosial- emosi yang sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif Memilih materi bidang pengembangan yang sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik. Dengan contoh kegiatan pengembangan, peserta dapat menentukan materi bidang pengembangan fisik-motorik yang sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif Memilih materi bidang pengembangan yang sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik. Dengan contoh kegiatan pengembangan, peserta dapat membedakan materi bidang pengembangan nilai agama dan moral yang sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik. BAHAN AJAR PLPG 13

18 Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif Memilih materi bidang pengembangan yang sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik Memilih materi bidang pengembangan yang sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik. Dengan contoh kegiatan pengembangan, peserta dapat menunjukkan materi bidang pengembangan kognitif yang sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik. Dengan contoh kegiatan pengembangan, peserta dapat menelaah materi bidang pengembangan bahasa yang sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif Memilih materi bidang pengembangan yang sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik Memilih materi bidang pengembangan yang sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik. Dengan contoh kegiatan pengembangan, peserta dapat menunjukkan materi bidang pengembangan sosialemosi yang sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik. Dengan contoh kegiatan pengembangan, peserta dapat menunjukkan materi bidang pengembangan fisikmotorik yang sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif Mengolah materi bidang pengembangan secara kreatif sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik. Melalui pemberian ilustrasi kasus, peserta dapat mengorganisasikan materi bidang pengembangan secara kreatif menjadi kegiatan yang sesuai dengan tingkat perkembangan usia 4-5 tahun. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif Mengolah materi bidang pengembangan secara kreatif sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik Melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri secara terus menerus Memanfaatkan hasil refleksi dalam rangka peningkatan keprofesionalan Memanfaatkan hasil refleksi dalam rangka peningkatan keprofesionalan. Mengorganisasikan materi bidang pengembangan secara kreatif menjadi kegiatan terpadu yang sesuai dengan tingkat perkembangan usia 5-6 tahun. Dengan ilustrasi kegiatan, peserta dapat menilai contoh kinerja sendiri secara terus menerus. Peserta dapat merumuskan pemanfaatan hasil refleksi dalam rangka peningkatan keprofesionalan. Peserta dapat memilih upaya peningkatan keprofesionalan berdasarkan hasil refleksi. 14 Prodi Pendidikan GURU PAUD / TK

19 Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri Melakukan penelitian tindakan kelas untuk peningkatan keprofesionalan Melakukan penelitian tindakan kelas untuk peningkatan keprofesionalan Melakukan penelitian tindakan kelas untuk peningkatan keprofesionalan Melakukan penelitian tindakan kelas untuk peningkatan keprofesionalan Mengikuti kemajuan zaman dengan belajar dari berbagai sumber Mengikuti kemajuan zaman dengan belajar dari berbagai sumber Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam berkomunikasi. Peserta dapat memilih contoh masalah dalam penelitian tindakan kelas untuk peningkatan keprofesionalan. Peserta dapat memilih contoh kerangka berpikir penelitian tindakan kelas untuk peningkatan keprofesionalan. Peserta dapat menyusun contoh rancangan penelitian tindakan kelas untuk peningkatan keprofesionalan. Peserta dapat merumuskan hasil penelitian tindakan kelas untuk peningkatan keprofesionalan. Mengidentifikasi berbagai sumber belajar untuk mengikuti kemajuan zaman. Dengan contoh nyata, peserta dapat memilih aktivitas guru yang mengikuti kemajuan zaman dengan belajar dari berbagai Melalui contoh sumber. TIK PAUD, peserta dapat menunjukkan manfaat teknologi informasi dan komunikasi dalam berkomunikasi. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam berkomunikasi Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk pengembangan diri Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk pengembangan diri. Melalui contoh TIK PAUD, peserta dapat memilih manfaat teknologi informasi dan komunikasi dalam berkomunikasi secara efektif. Melalui contoh TIK PAUD, peserta dapat menunjukkan manfaat teknologi informasi dan komunikasi untuk pengembangan diri. Melalui contoh TIK PAUD, peserta dapat menetapkan upaya pengembangan diri dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi. BAHAN AJAR PLPG 15

20 MATERI 1 MODEL MODEL PEMBELAJARAN PAUD Standar Kompetensi Setelah mengikuti pelatihan ini dapat peserta menjelaskan tentang model pembelajaran yang dapat digunakan di lembaga pendidikan anak usia dini. Kompetensi Dasar : a. Menjelaskan pengertian model pembelajaran. b. Menjelaskan model pembelajaran yang digunakan di lembaga pendidikan anak usia dini. Pengertian Model Pembelajaran Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di dalam kelas atau pembelajaran tutorial. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan termasuk didalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas. Hal ini sesuai dengan pendapat Joyce (1992 :4) bahwa Each models guides us as we design instruction to help students achieve various objectives. Maksudnya adalah bahwa setiap model mengarahkan kita dalam merancang pembelajaran untuk membantu anak didik mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang dapat kita gunakan untuk mendesain pola-pola mengajar secara tatap muka di dalam kelas atau mengatur tutorial, dan untuk menentukan material/perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film-film, tipe-tipe, program-program media komputer, kurikulum. Setiap model pembelajaran mengarahkan kita untuk mendesain pembelajaran yang membantu anak pada tujuan pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut, model pembelajaran merupakan suatu kerangka konseptual yang dapat melukiskan sistematika dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dalam hal ini guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran. Arends (2001) menyeleksi enam macam model pengajaran yang sering dan praktis digunakan guru dalam mengajar, masing-masing model tersebut adalah ; presentasi, pengajaran langsung (direct instruction), pengajaran konsep, pengejaran kooperatif, pengajaran berdasarkan masalah (problem base instruction), dan diskusi kelas. Dalam mengajarkan suatu konsep atau materi tertentu tidak ada satu model pembelajaran yang lebih baik dari pada model-model pembelajaran lainnya. Berarti setiap model pembelajaran harus disesuaikan dengan konsep yang lebih cocok dan dapat dipadukan dengan model pembelajaran yang lain untuk meningkatkan hasil belajar anak. Begitu pula dengan kegiatan pembelajaran pada anak usia dini, model-model pembelajaran yang digunakan relatif lebih fleksibel dan dapat menggabungkan berbagai model pembelajaran dengan pendekatan-pendekatan yang dikemukakan oleh para tokoh-tokoh pendidikan anak usia dini. Modelmodel tersebut akan diuraikan pada bab-bab selanjutnya. Pada dasarnya dalam memilih sebuah model pembelajaran harus memiliki pertimbanganpertimbangan, seperti; materi, waktu, tingkat dan karakteristik perkembangan anak, lingkungan belajar, fasilitas penunjang, sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai. Menurut Johnson (dalam Samani, 2000), untuk mengetahui kualitas model pembelajaran harus dilihat dari dua aspek, yaitu proses dan produk. Aspek proses mengacu apakah pembelajaran mampu 16 Prodi Pendidikan GURU PAUD / TK

21 menciptakan situasi belajar yang menyenangkan (joyful learning) serta mendorong anak untuk aktif dalam kegaiatan dan berpikir kreatif. Aspek produk mengacu apakah pembelajaran mampu atau kompetensi yang ditentukan. Dalam hal ini sebelum dilihat hasilnya, terlebih dahulu aspek proses sudah dipastikan berlangsung dengan baik. Selain itu setiap model pembelajaran memerlukan sistem pengelolaan lingkungan belajar yang berbeda. Setiap pendekatan memberikan peran yang berbeda kepada anak, pada ruang fisik, dan pada sistem sosial anak di dalam kelas. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan termasuk didalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas. Secara umum prinsip-prinsp pembelajaran terpadu dapat diklasifikasikan menjadi : (1) prinsip penggalian tema; (2) prinsip pengelolaan pembelajaran; (3) prinsip evaluasi; dan (4) prinsip reaksi. Model pembelajaran adalah suatu desain atau rancangan yang menggambarkan proses rincian dan menciptakan situasi lingkungan yang memungkinkan anak berinteraksi dalam pembelajaran, sehingga terjadi perubahan perilaku atau perkembangan pada diri anak didik. Adapun komponen model pembelajaran meliputi: konsep, tujuan pembelajaran, materi/tema, langkah-langkah/prosedur, metode, alat/sumber belajar, dan teknik evaluasi/penilaian. Beberapa model pembelajaran PAUD yang saat ini berkembang dan digunakan oleh satuan pendidikan PAUD di antaranya : 1. Model Pembelajaran Pendekatan High Scope Pendekatan High Scope dikembangkan oleh David Weikart. High Scope mulai digunakan tahun 1962 pada sebuah prasekolah Perry di Ypsilanti Michigan yang diperuntukkan anak-anak usia 3-4 tahun. Program ini melibatkan anak sebagai pembelajar aktif yang memberikan kesempatan pada anak untuk memilih sendiri aktivitas bermainnya. Menurut pendekatan ini, anak memiliki potensi untuk mengembangkan pengetahuannya dan melibatkan interaksi yang bermakna antara anak dengan orang dewasa. Pengalaman sosial terjadi dalam konteks kehidupan nyata dimana anak memutuskan rencana dan inisiatifnya sendiri. Keterlibatan anak dalam proses belajar sangat penting sehingga mereka memperoleh kesempatan yang luas untuk berinteraksi dengan lingkungannya, dengan demikian lingkungan belajar harus dapat mendukung aktivitas belajar anak.dalam model pembelajaran High Scope,murid murid disebut sebagai A Student Centered Approach for an Active Learner. Dalam hal ini, dipercaya bahwa semua anak merupakan pembelajar alami (natural learner) dan setiap anak memiliki kekhasan dalam memuaskan rasa ingin tahunya. Dengan demikian, anak seharusnya diposisikan sebagai subjek yang aktif dalam proses belajarnya. Pembelajaran yang berpusat pada siswa ini (student centered approach) menuntut lingkungan belajar yang memungkinkan peserta didik mengekspresikan kehausannya akan ilmu. Anak yang terlahir sebagai pembelajar alami ini diakomodasi oleh High/Scope Indonesia dengan menciptakan lingkungan fisik yang lengkap dan menunjang. Kegiatan para pembelajar aktif itu diatur dalam rutinitas harian. Dalam rutinitas inilah para guru High/Scope melakukan proses pendampingan terhadap siswa-siswinya (adult-child interaction) untuk mendorong seoptimal mungkin berkembangnya potensi mereka. Metode pembelajaran di High/Scope pada dasarnya membekali anak untuk dapat mengembangkan kemampuan berpikir analitis, memiliki jiwa kepemimpinan, mampu memecahkan masalah yang dihadapi, memiliki kepercayaan diri yang tinggi, mampu mengemukakan pendapat dan memiliki pemahaman atas konsekuensi logis terhadap segala hal yang terjadi. Dengan problem solving approach to conflict yang diterapkan, lingkungan belajar di BAHAN AJAR PLPG 17

22 High/Scope mendorong anak untuk mengembangkan kemampuan-kemampuannya itu dalam konteks sosial dan kultural. Intinya High/Scope Indonesia menjadikan proses pendidikan sebagai hal yang penuh warna dan menyenangkan bagi anak didik dan bukan sebagai beban yang harus mereka pikul. A. Indikator Perkembangan Kunci Kemajuan anak-anak dalam model pembelajaran High Scope diatur berdasarkan aspek-aspek perkembangan pada diri anak. Aspek-aspek yang menjadi karakteristik perkembangan inilah yang merupakan hasil sebuah penelitian dan didasarkan pada teori perkembangan anak. Indikator perkemmbangan kunci adalah indikator yang menjadi karakteristik umum perkembangan anak sangat penting bagi pertumbuhan pemikiran rasional pada diri anak seluruh dunia, terlepas dari bangsa dan budaya mereka. Indikator perkembangan kunci prasekolah telah ditemukan dalam bidang-bidang berikut ini, yang seiring dengan dimensi kesiapan bersekolah yang ditemukan oleh The National Education Goals Panel ( Panel Tujuan Pendidikan Nasional). (Kagan, Moore, Bredekamp, 1995) Pendekatan pada pembelajaran Bahasa, kemampuan membaca menulis, dan komunikasi Perkembangan sosial dan emosional Perkembangan fisik, kesehatan, dan kesejahteraan Matematika Ilmu pengetahuan dan teknologi Penelitian sosial Kesenian Pengalaman pembelajaran didalam kelas tidak bersifat saling terpisah, dan kegiatan apapun yang dilakukan akan mengandung seluruh aspek perkembangan anak. Pendekatan ini memberikan persektif yang jelas pada guru dan orangtua sebagai dasar untuk mengembangkan kegiatan dengan menggunakan model penndekatan ini. Selain itu juga dengan adanya karakteristik perkembangan anak ini akan menambah pengalamann belajar yang akan diperoleh anak sebelumnya di sekolah. Dengan adanya karakteristik perkembangan yang menjadi dasar dalam pengembangan kegiatan model High Scope, menjadikan pula model ini terus berkembang sebagai sarana efektif meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak. B. Komponen Penting Model Pembelajaran High Scope 1) Anak sebagai pembelajar aktif yang menggunakan sebagian besar waktunya di dalam learning center yang beragam. 2) Merencanakan-melakukan-mengulang (plan-do-rewind) Guru membantu anak untuk memilih apa yang akan mereka lakukan setiap hari,melaksanakan rencana mereka dan mengulang kembali yang telah mereka pelajari. Plan Do Review, yaitu merencanakan dan memutuskan apa yang ingin dikerjakan, mengerjakan, lalu mereview pekerjaan. Biasanya siswa belajar dengan membuat proyek-proyek sesuai minat dan tingkatan kelas (project base learning). pembelajaran itu tergantung kepada masing-masing siswa (metode student centered). Jadi si anak boleh memilih pelajaran sesuai dengan kelas dan ketertarikannya. 3) Pengalaman kunci (key experience) Pengalaman-pengalaman penting yang pernah didapat oleh anak dipakai untuk pembelajaran 4) Penggunaan catatan anekdot untuk mencatat kemajuan yang diperoleh anak. Pendekatan High/Scope memiliki 5 unsur yang mendukung pembelajaran aktif anak, yaitu: 18 Prodi Pendidikan GURU PAUD / TK

23 1) Benda-benda yang dapat dieksplor anak. 2) Manipulasi benda-benda oleh anak. 3) Pilihan bagi anak tentang apa yang harus dilakukan anak. 4) Bahasa anak. 5) Dukungan dari dan oleh orang dewasa. 2. Model Pembelajaran Bank Street Satu aspek masa masa awal abad ke 20 yang diingat, satu periode yang kini dikenal sebagai era Progresif bahwa banyak wanita memberontak melawan kekangan konvensional pada kehidupan wanita. Para reformis sosial mengungkapkan kesenjangan sosial dan berupaya menunjukkan cara-cara menuju masyarakat yang lebih demokratis dan setara. Diantara perusahaan pendidikan mandiri yang kecil yang dirancang untuk memberi contoh cara baru mengajar dan pengaturan sosial baru adalah Bureau of Educational Experiments (Biro Eksperimen Pendidikan). Didirikan pada tahun 1916 oleh Lucy Sprague Mitchell, biro ini kemudian menjadi Bank Street College of Education. Mitchell mendapat pengaruh kuat dari karya John Dewey, seorang filsuf, psikolog, pendidik, dan penulis aktif yang gagasan gagasannya masih menginformasikan pemikiran tentang pendidikan. Keyakinan Dewey pada pentingnya pendidikan bagi perkembangan masyarakat demokratis adalah kritis. Yang juga penting adalah saran bahwa pembelajaran sekolah harus terhubung dengan kehidupan anak-anak dalam cara yang bermakna. Sekolah yang didirikan Dewey di University of Chicago pada 1896 adalah sebuah laboratorium, yang menyatukan penelitian perkembangan manusia dan pembentukan kurikulum dan sebuah eksperimen dalam membimbing perkembangan anak menuju kerja sama yang lebih besar dan menjalankan teladan yang demokratis. Sekolah dipandang sebagai kendaraan untuk meningkatkan kesehatan mental dengan memberi kesempatan bagi karya kreatif dan memuaskan dengan memperkuat kerja sama alih alih persaingan, dengan menawarkan pembelajaran yang bermakna dan mendorong bagi anak anak. Penndekatan perkembangan interaksi tidak cocok dengan apa yang dijelaskan oleh Freire (1970) sebagai model perbankan pendidikan, dimana guru pakar memasukkan pengetahuan kedalam diri anak yang menerima secara pasif. Beberapa orang menggunakan istilah pendekatan Bank Street untuk menjelaskan metode pendidikan anak usia dini, banyak praktisi dan pendukungnya lebih memilih istilah pendekatan perkembangan interaksi. Meskipun diakui lebih tidak praktis, perkembangan interaksi menentukan fitur kunci perkembangan tersebut dan juga kekhususan geografis yang menjadi tempat asalnya. Banyak sekolah anak usia dini dan sekolah dasar, serta guru individual yang menganggap diri mereka sebagai contoh pendekatan ini dalam mengajar, meskipun Bank Street College of Education mengklaim asosiasi terlama konsisten dengan cara berpikir tentang pendidikan dan pelaksanaanya. Istilah perkembangan interaksi memerlukan perhatian segera pada keberpusatan konsep perkembangan ini, cara-cara dimana cara anak-anak (dan orang dewasa) memandang, memahami dan merespons perubahan dunia dan tumbuh sebagai akibat dari pengalaman hidup mereka yang berkelanjutan. Istilah interaksi merujuk pada prinsip bahwa pemikiran dan emosi terkait satu sama lain, menghubungkan lingkungan-lingkungan perkembangan dan menyoroti pentingnya keterlibatan dengan lingkungan manusia dan dunia jasmani. Istilah ini telah digunakan sejak tahun 1971, tapi gagasan dasarnya memiliki sejarah yang lebih penting. Dengan asal usul prinsip-prinsip dan praktik ini untuk menunjukkan pendahulu beberapa gagasan pendidikan BAHAN AJAR PLPG 19

24 utama dan menunjukkan bahwa program-program untuk anak-anak memiliki sejarah yang lebih luas daripada umum yang diketahui. A. Prinsip prinsip Dasar Pendekatan Bank Street Seperti yang tercatat, akar pendekatan perkembangan interaksi ditemukan dalam dua bidang utama : teoretikus pendidikan dan praktisi terutama John Dewey dan pelopor gerakan progresif awal seperti Lucy Sprague Mitchell, Harriet Johnson, Caroline Pratt dan Susan Isaacs dan teoretikus perkembangan, khususnya mereka yang memandang perkembangan dari segi dinamis dan dalam konteks sosial seperti Anna Freud, Erik Eriikson, Heinz Werner, Jean Piaget dan Kurt Lewin. Beberapa prinsip umum tentang perkembangan dan interaksi anak anak dengan lingkungan sosial dan fisik adalah hal dasar bagi pemahaman pendekatan perkembangan interaksi, yaitu : 1. Pertumbuhan fungsi kognitif tidak dapat dipisahkan dari pertumbuhan proses antarpribadi. Prinsip pemandu ini mengatur teori dan praktik pendekatan perkembangan interaksi. Konsep perkembangan bersifat dinamis, dimana konsep ini bukanlah pembentangan kematangan semata tetapi sebaliknya melibatkan pergeseran dalam cara individu mengatur dan merespons pengalaman. 2. Sesuai dengan kerangka berpikir konstruktivis, anak dipandang sebgai pembuat makna aktif dan karena itu sekolah harus memberikan kesempatan pada pemecahan masalah yang nyata. 3. Terlibat secara aktif dengan lingkungan bersifat bawaan pada motivasi manusia. Selanjutnya, saat anak tumbuh mereka membentuk cara yang semakin rumit dalam memahami dunia. Secara umum, arah pertumbuhan mencakup gerakan dari yang paling sederhana ke yang lebih rumit dan cara terintegrasi. 4. Saat berpikir tentang urutan perkembangan, kita harus ingat bahwa individu tidak pernah berada pada satu titik digaris lurus tapi bergerak dalam serangkaian kemungkinan. Dari semua prinsip umum perkembangan dan interaksi tersebut, muncul sebuah gambaran tentang pembelajar dan warga negara masa depan. Sekolah menjadi tempat untuk meningkatkan perkembangan kemampuan disemua bidang kehidupan anak anak dan membantu mereka meraih rasa otonomi dan identitas pribadi serta kelompok. Sekolah memberdayakan anak anak untuk berurusan dengan lingkungan mereka secara efektif dan memiliki tanggung jawab yang sama dengan keluarga anak anak dan institusi lingkungan sekitar. B. Pengaruh Pendekatan Bank Street Pada Pendidikan Pembentukan konsep Bank Street pada pendidikan berlaku sama pada pendidikan anak-anak dan orang dewasa, meskipun landasan teoritis dan penerapan praktisnya telah diuraikan lebih jelas dalam hubungannya dengan anak-anak. Menanggapi kesenjangan ini, Nager dan Shapiro (2007) menentukan lima prinsip yang saling terkait bagi pendidikan guru yang muncul dari sejarah dan praktik Bank Street : 1. Pendidikan adalah sarana untuk membentuk dan meningkatkan keadilan sosial dan mendorong peran serta dalam proses demokratis. 2. Guru memiliki pengetahuan mendalam tentang bidang subjek dan terlibat secara aktif dalam pembelajaran melalui studi formal, pengamatan langsung dan peran serta. 3. Pemahaman mengenai pembelajaran dan perkembangan anak dalam konteks keluarga, masyarakat dan budaya diperlukan dalam mengajar. 4. Guru terus tumbuh sebagai pribadi dan sebagai seorang yang profesional. 20 Prodi Pendidikan GURU PAUD / TK

25 5. Mengajar membutuhkan filosofi pendidikan sebuah pandangan mengenai pambelajaran dan pembelajar, pengetahuan dan mengetahui yang memberitahukan semua elemen pengajaran. Semua prinsip ini memberikan pandangan mengenai pengajaran yang baik yang menanamkan persiapan guru dan terwujud di sekolah untuk anak-anak, serta didalam kelas orang dewasa yang belajar untuk mengajar. Berbekal informasi keyakinan Lucy Sprague Mitchell bahwa proses pembelajaran bagi orang dewasa dan anak-anak pada dasarnya sama, program pendidikan guru berupaya memberikan pengalaman langsung di semua bidang untuk melengkapi pembelajaran dari buku. 3. Model Pendekatan Pembelajaran Maria Montessori Maria Montessori lahir di Chiaravella, Italia. Pada tahun 1896, dia menjadi wanita pertama yang mendapat gelar Doctor of Medicine. Montessori seperti yang dikutip oleh Soejono (1988:77-120) sangat berminat terhadap masalah pendidikan anak yang tergolong terbelakang. Setelah lulus dari kedokteran, ia bekerja di klinik Psikiater Universitas Roma. Dari pekerjaannya yang berhubungan dengan anak-anak yang menyandang cacat mental. Montessori banyak menemukan ide dan gagasan bagi pendidikan untuk anak normal, lebih khusus lagi diperuntukkan bagi anak dibawah lima tahun. Montessori membuat sekolah pertamanya di daerah kumuh di Roma pada tahun 1907, sekolah ini disebut Casa dei bambini yang artinya rumah anak. Sekolah tersebut dipersiapkan untuk anak cacat mental. Pada tahun 1909, Montessori menerbitkan buku tentang Scientific Pedagogy as Aplied to Child Education in the Childre s House, sebagai wujud nyata dari minatnya yang begitu besar terhadap pendidikan anak. Secara perlahan pemikiran Montessori berkembang dibeberapa negara Eropa dan berbagai penjuru dunia lainnya tetapi ada juga menentang pemikirannya. Pada tahun 1951 semasa perang dunia pertama montessori mendirikan sekolah Word Exhibition di San Fransisco, Amerika. Ia juga mendirikan gerakan Montessori di India yang terus berkembang hingga saat ini. Semasa hidupnya banyak dihabiskan untuk penelitian dan juga banyak penghargaan diterimannya berkenaan dengan prestasinya. Beberapa pandangan dan prinsip Montessori dalam mengembangkan pendidikan anak usia dini dapat dicermati dari falsafah berikut ini : Anak usia dini tidak seperti orang dewasa, mereka terus menerus berada dalam keadaan pertumbuhan dan perubahan, dimana pertumbuhannya sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Anak usia dini senang sekali belajar selalu ingin tahu dan mencoba. Tugas orang dewasa adalah mendorong, memberi kesempatan belajar dan membiarkan anak belajar sendiri. Pikiran anak yang masih kecil mempunyai kemampuan besar untuk menyerap berbagai pengalaman. Masa yang paling penting adalah masa pada rentang usia sejak lahir sampai 6 tahun. Anak usia dini menyerap hampir semua yang dipelajari dari lingkungan. Anak belajar banyak melalui gerakan-gerakan, ia membutuhkan kesempatan untuk bergerak, bereksplorasi, belajar melalui alat inderanya. Anak melewati masa-masa tertentu dalam perkembangannya dan lebih mudah untuk belajar, yang disebut dengan periode sensitive untuk belajar. Semakin banyak kesempatan anak mengirimkan rangsangan-rangsangan sensori ke otak, maka semakin berkembang kecerdasannya. BAHAN AJAR PLPG 21

26 Anak paling baik belajar dalam situasi kebebasan yang disertai disiplin diri. Anak harus bebas bergerak dan memilih kegiatan yang disenanginya didalam kelas dengan disertai disiplin diri. Orang dewasa khususnya guru tidak boleh memaksakan anak untuk belajar sesuatu, dan tidak boleh mengganggu apa yang sedang dipelajari anak. Anak harus belajar sesuai dengan taraf kematangannya, tanpa paksaan untuk menyesuaikan atau menjadi sama dengan anak lain. Anak mengembangkan kepercayaan pada dirinya bila ia berhasil melaksannakan tugas-tugas sederhana. Bila anak diberi kesempatan untuk belajar pada saat dia sudah siap matang untuk belajar dia tidak saja akan dapat meningkatkan kecerdasannya tetapi juga akan merasakan kepuasan, menambah kepercayaan diri dan keinginan untuk belajar lebih banyak. A. Implikasi dalam Pendidikan Anak Usia Dini Berdasarkan teorinya Montessori, membebaskan setiap anak belajar menurut tempo dengan caranya sendiri dan materi yang dipilihnya sendiri dan menentukan berdasarkan taraf kemampuan dan minatnya. Menurut Montessori anak tidak perlu bersaing dengan anak lainnya. Adapun sebaliknya dihambut kemajuannya agar sesuai dengan kelompoknya. Montessori menjelaskan bahwa hanya melalui disiplin diri, seseorang betul-betul bebas untuk belajar. Bila anak menguasai teknik dan materi belajar, bebas untuk berkreasi, maka betul-betul ia imajinatif. Sebagai salah satu contoh pada kegiatan dengan cara kegiatan belajar membaca menggantungkan pias kertas bertuliskan nama-nama benda, misalnya di bawah jendela digantungkan kertas bertulis jendela. Anak secara langsung dilatih membaca tulisan pada pias kertas itu. Jika eksplosif membaca dengan berbagai permainan, umpamanya dengan kertas gulungan berisi nama barang sebagai kata lepas. Setelah membaca, anak di beri intruksi melaksanakan apa yang diinstruksikan. Sebagai permainan anak diberi sejumlah gulungan kertas berisi perbuatan atau suruhan yang harus dikerjakan anak. B. Pengembangan Fungsi Panca Indra Montessori adalah tokoh yang meyakini bahwa panca indra adalah pintu gerbang masuknya berbagai pengetahuan kedalam otak manusia (anak). Karena peranannya yang strategis maka seluruh panca indra harus memperoleh kesempatan untuk berkembang sesuai dengan fungsinya. Agar fungsi panca indra ini berkembang, Montessori mengembangkan berbagai jenis alat permainan yang diantaranya ; a. Alat permainan indra penglihatan b. Alat permainan untuk indra peraba dan perasa c. Alat permainan untuk indra pendengar d. Alat permainan untuk indra pencium Pendidikan kecerdasan sangat dipentingkan oleh Montessori dan dalam segala keaktifan anak. Pendidikan kecerdasan yang dikembangkan oleh Montessori adalah menulis dan membaca permulaan, bahasa dan berhitung. 4. Model Pendekatan Pembelajaran Reggio Emilia Reggio Emilia adalah sebuah kota makmur di perbukitan Italia utara, kaya dalam budaya dan terkenal karena cuka vintagenya kemangi, keju Parmigiano, dan anggur Lambrusco. Tetapi juga rumah bagi program pendidikan anak usia dini yang telah mendapatkan reputasi internasional dalam seperempat abad terakhir. Sekolah pertama dimulai oleh orang tua pada tahun Prodi Pendidikan GURU PAUD / TK

27 sebagai alternatif lembaga selat-laced, gereja-dimonopoli yang mendominasi pendidikan dini Italia pada saat itu. Loris Malaguzzi ( ) mendirikan sekolah dengan menggunakan 'pendekatan Reggio Emilia'. Dimana nama ini diambil dari sebuah kota di Italia utara disebut Reggio Emilia. 'Pendekatan Reggio' dikembangkan untuk kota-perawatan anak dan program pendidikan yang melayani anak-anak di bawah enam tahun. Pendekatan ini memandang anak-anak sebagai pribadi yang kompeten, banyak akal, ingin tahu, imajinatif, kreatif dan memiliki keinginan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain. Visi dari pendekatan Reggio Emilia adalah menjadikan anak sebagai pembelajar yang kompeten dengan mengembangkan sebuah system kolaborasi dari orang tua, guru dan masyarakat, sehingga menghasilkan model kurikulum yang kuat dimana anak menjadi pusat dalam kegiatan. Kurikulum memiliki kemajuan purposive tetapi tidak ruang lingkup dan urutan. Guru mengikuti kepentingan anak-anak dan tidak memberikan instruksi dan tidak berfokus pada kegiatan membaca dan menulis. Pendekatan Reggio Emilia memiliki keyakinan yang kuat bahwa anak-anak belajar melalui interaksi dengan orang lain, termasuk orangtua, staf dan rekan-rekan di lingkungan belajar yang ramah. Reggio Emilia merupakan sebuah pendekatan yang berlandaskan pada teori-teori perkembangan dan pembelajaran yang mengembangkan kemampuan konstruktivis pada anak. Landasan teori dari pendekatan ini mengambil dari tokoh-tokohnya antara lain: John Dewey, Jean Piaget, Vygotsky dan Jerome Bruner. Pendekatan ini juga menggunakan prinsip pembelajaran yang mengacu pada DAP (Developmentally Appropriate Practice), dimana pendekatan ini menekankan pada minat, kemampuan dan kebutuhan kebutuhan anak. Hal ini memberikan penekanan pada bahasa-bahasa simbolik anak dalam konteks dari kurikulum yang berorientasi proyek. Belajar adalah dipandang sebagai sebuah perjalanan, dan pendidikan sebagai membangun hubungan dengan orang-orang (baik anak-anak dan orang dewasa) dan menciptakan hubungan antara ideide dan lingkungan. Pendekatan Reggio Emilia didasarkan atas prinsip-prinsip berikut: 1. Emergent Kurikulum Sebuah kurikulum yang muncul adalah salah satu yang dibangun berdasarkan kebutuhan dan minat anak-anak. Topik yang akan diangkat dan dibahas diambil dari pembicaraan anak-anak atau kejadian/peristiwa yang sedang berlangsung, bersumber dari kejadian/peristiwa di masyarakat atau acara keluarga, serta kebutuhan dan minat yang dikenal anak-anak (genangan air, bayangan, dinosaurus, dll). Tim perencanaan merupakan komponen penting dari kurikulum yang muncul. Guru bekerja sama untuk merumuskan hipotesis tentang kemungkinan arah proyek, bahan baku yang dibutuhkan, dan orang tua mungkin dan / atau dukungan dan keterlibatan masyarakat. 2. Kerja Proyek Proyek, juga muncul, adalah studi yang mendalam tentang konsep, ide, dan kepentingan, yang timbul dalam kelompok. Dianggap sebagai sebuah petualangan, proyek dapat berlangsung satu minggu atau bisa melanjutkan sekolah sepanjang tahun. Sepanjang proyek, guru membantu anak-anak membuat keputusan tentang arah penelitian, cara-cara di mana grup akan riset topik, media representasi yang akan menunjukkan dan menampilkan topik dan pemilihan bahan yang dibutuhkan untuk mewakili pekerjaan. proyek jangka panjang atau progettazione, meningkatkan kemampuan belajar seumur hidup. Representasi Pengembangan: Konsisten dengan gagasan Howard Gardner pendidikan untuk kecerdasan ganda, pendekatan Reggio Emilia panggilan untuk integrasi seni grafis sebagai alat untuk BAHAN AJAR PLPG 23

28 pengembangan kognitif, linguistik, dan sosial. Presentasi konsep dan hipotesis dalam berbagai bentuk representasi - cetak, seni, konstruksi, drama, musik, pedalangan, dan wayang kulit - dipandang sebagai penting untuk memahami pengalaman anak-anak. Anak-anak memiliki 100 bahasa, beberapa bahasa simbolik. 3. Kolaborasi Kerja kelompok kolaboratif, baik besar maupun kecil, dianggap berharga dan diperlukan untuk memajukan pembangunan kognitif. Anak-anak didorong untuk dialog, kritik, bandingkan, bernegosiasi, hipotesis, dan memecahkan masalah melalui kerja kelompok. Guru adalah gurupeneliti, sumber daya dan panduan saat dia / dia meminjamkan keahlian kepada anak-anak (Edwards, 1993). Dalam seperti peran guru-peneliti, pendidik hati-hati mendengarkan, amati, dan pekerjaan dokumen anak-anak dan pertumbuhan masyarakat di dalam kelas mereka dan untuk memprovokasi, membangun, dan merangsang pemikiran, dan kolaborasi anak-anak dengan teman sebaya. Guru berkomitmen untuk refleksi tentang gaya mengajar dan belajar mereka. 4. Dokumentasi Serupa dengan pendekatan portofolio, dokumentasi pekerjaan anak dipandang sebagai alat penting dalam proses pembelajaran untuk anak-anak, guru, dan orangtua. Gambar anak-anak terlibat dalam pengalaman, kata-kata mereka saat mereka mendiskusikan apa yang mereka lakukan, merasa dan berpikir, dan interpretasi anak-anak pengalaman melalui media visual ditampilkan sebagai presentasi grafik dinamika pembelajaran. Dokumentasi digunakan sebagai penilaian dan advokasi. 5. Lingkungan Pada pendekatan Reggio Emilia sekolah memberikan perhatian besar untuk tampilan dan nuansa kelas. Lingkungan dianggap sebagai guru "ketiga." Guru hati-hati mengatur ruang untuk proyek-proyek kelompok kecil dan besar dan ruang intim kecil untuk satu, dua atau tiga anak. Dokumentasi kerja anak-anak, tanaman, dan koleksi yang telah membuat anak-anak dari mantan outings ditampilkan baik pada anak-anak dan tingkat mata orang dewasa. ruang umum tersedia untuk semua anak di sekolah meliputi area bermain dramatis dan worktables bagi anak-anak dari kelas yang berbeda untuk datang bersama-sama. A. Implikasi dalam Pendidikan Anak Usia Dini Reggio Emilia merupakan sebuah pendekata kurikulum yang digunakan dalam pendidikan anak usia dini yang telah diterapkan pada beberapa Negara di dunia termasuk Amerika. Pendekatan Regio Emilia lebih menekankan pada kolaborasi dan aktivitas dengan berbagai komunitas, orang tua, guru dan masyarakat dalam meningkatkan dan mengembangkan kognitif anak dalam hal ini membangun konstruktivisme dalam pemikiran anak. Pendekatan Reggio Emilia mengembangkan model pembelajaran proyek, belajar dipandang sebagai sebuah perjalanan, dan pendidikan sebagai membangun hubungan dengan orang-orang (baik anak-anak dan orang dewasa) dan menciptakan hubungan antara ide-ide dan lingkungan. Melalui pendekatan ini, orang dewasa membantu anak-anak memahami arti dari pengalaman mereka lebih benar-benar melalui dokumentasi karya anak-anak, pengamatan, dan berkesinambungan dialog guru-anak sebagai panduan pendekatan ini. Inti kurikulum Reggio Emilio adalah perencanaan proyek sebagai hasil dari ketertarikan anak pada suatu hal. Proyek ini tumbuh dari pengalaman pertama yang direncanakan oleh guru untuk membantu anak-anak mengeksplorasi adat budaya mereka atau lingkungan fisik sekitar mereka atau hasil dari kejadian spontan seperti ide anak atau pertanyaan pada guru. Hampir setiap 24 Prodi Pendidikan GURU PAUD / TK

29 pengalaman yang membangkitkan minat anak dapat menjadi dasar proyek. Proyek dilakukan secara mendalam dan mendetail, menggunakan variasi dalam metode penyelidikan dan sebuah gambaran pilihan dan sebuah bentuk grafik. Untuk melengkapi proses investigasi/penyelidikan melalui proyek jangka panjang ini adalah kreativitas anak dalam menggunakan bahan untuk menunjukkan dan mengkomunikasikan pembelajaran mereka, menggunakan hundred languages. Dengan catatan bahwa banyak hal terjadi di dalam kelas selain mengerjakan proyek, sementara proyeknya sendiri memerlukan sebagian waktu dalam sehari. Waktu lain dihabiskan dalam aktivitas prasekolah tradisional, misalnya permainan dramatik dalam ruang realistik, permainan balok, waktu membaca, menulis, bermain dengan penuh semangat, tanggung jawab di sekolah dan hanya berbicara dengan teman-teman. Adapun aktivitas proyek yang dapat dilakukan : 1. Ide dapat muncul dari anak-anak dan atau kepentingan anak. 2. Ide dapat diprovokasi oleh guru 3. Guru dapat mengenalkan pada anak untuk mengetahui apa yang menarik untuk dibahas atau menjadi bahan materi bagi anak 4. Harus cukup panjang untuk mengembangkan dari waktu ke waktu, untuk mendiskusikan ide-ide baru, untuk merundingkan, untuk menimbulkan konflik, untuk kembali, untuk melihat kemajuan, untuk melihat pengembangan dari ide-ide yang akan dimunculkan kembali 5. Kegiatan yang dilakukan harus konkret, dapat berasal dari pribadi berupa pengalaman nyata, penting bagi anak-anak, harus "jelas" cukup untuk keragaman ide dan kaya dalam penafsiran / ekspresi representasional Melalui pendekatan proyek ini, maka dalam kegiatan pembelajaran di butuhkan media yang sangat mendukung dalam kegiatan ini. Inti dari penataan kelas Reggio Emilio adalah proses belajar dilakukan dalam suasana bermain yang menyenangkan, tanpa tekanan dan paksaan, dan anak-anak berada dalam lingkungan eksplorasi yang sangat kaya. Mereka menjadi seniman, ahli sejarah, peneliti, dan lainlain, kegiatan yang membuktikan bahwa sebenarnya bila diberi kesempatan para balita kita akan menunjukkan kejeniusan mereka. Daftar Pustaka Ann S. Epstein. Is the High/Scope Educational Approach Compatible With the Revised Head Start Performance Standart. High/Scope Educational Research Foundation. Catron, CE., JA (1999). Early Childhood Curriculum A Creative-Play Model. New jersey: Prentice- Hall.Inc Diana. (2013). Model-Model Pembelajaran Anak Usia Dini. Yogjakarta: Deepublish. Dodse, Diane Tister (et.all). (2001). The Creative Curriculum for Family Childcare. Washington D.C: Teaching Strategies. Hainstock, Elizabeth G. (1999). Metode Pengajaran Montessori untuk Anak Pra-sekolah Jakarta: Pustaka Delapratasa. Amir, Antarina S.F. The High/Scope Early Childhood Edicational Model. Makalah yang disajikan dalam Seminar dan Lokakarya Nasional Pendidikan Anak Usia Dini. Bandung, 10 September BAHAN AJAR PLPG 25

30 MATERI 2 PENGEMBANGAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN BAHASA ANAK USIA DINI Kompetensi Inti: Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu. Kompetensi Dasar: Memahami kemampuan anak TK/PAUD dalam setiap bidang pengembangan. Teori Dasar Perkembangan Kognitif 1. Teori Kognitif Jean Piaget Para ahli perkembangan anak bersepakat bahwa anak bukan seorang dewasa kecil karena hingga mencapai usia 15 tahun, anak tidak dapat dapat membuat alasan atas tindakannya seperti orang dewasa. a. Inteligensi Piaget mengemukakan bahwa intelegensi adalah suatu bentuk keseimbangan yang menjadi kecendrungan semua sturktur kognitif. Maksudnya adalah semua kegiatan intelektual dilakukan dengan satu tujuan dalam pikirannya, yaitu menghasilkan keseimbangan atau keharmonisan hubungan antara proses berpikir seseorang dengan lingkungannya. Piaget menekankan bahwa anak-anak bersifat aktif dan merupakan penjelajah yang selalu ingin tahu. b. SkemaKognitif:Susunan Intelegensi Piaget menggunakan istilah skema untuk mendeskripsikan model atau struktur mental yang kita ciptakan untuk mempersentasikan, mengorganisasi, dan menginterpretasi pengalaman kita. Piaget mendeskripsikan tiga macam susunan intelektual yaitu: 1) Skema perilaku (Sensori Motor) Skema perilaku adalah pola atau bentuk perilaku yang terorganisasi dan digunakan anak untuk menampilkan kembali dan merespons suatu benda atau pengalaman. Untuk bayi berumur 9 bulan, sebuah bola tidak diterima dengan konsep sebuah mainan berbentuk bundaryang mempunyai nama resmi, melainkan sebuah benda yang dapat dipeluk dan digelindingkan oleh dia dan teman-temannya. 2) Skema simbolik Selama tahun kedua, anak mencapi tingkatan, dimana ia dapat memecahkan masalah dan berpikir tentang benda dan kejadian tanpa harus menyentuh atau mengalaminya. Dengan kata lain, mereka mampu untuk menampilkan kembali pengalamannya secara mental dan menggunakan symbol mental atau skema simbolik ini untuk mencapai tujuan mereka. Contoh: anak usia 16 tahun dapat mencontoh perilaku buruk temannya pada hari lain dan tidak langsung pada hari itu juga. 3) Skema operasional Menurut Piaget pikiran anak 7 tahun dan anak yang lebih tua diwarnai oleh skema operasional. Pengertian operasi kognitif adalah suatu kegiatan mental secara internal yang ditunjukkan seseorang pada objek yang dipikirkannya untuk mencapai kesimpulan yang logis. 2. Teori Kognitif Bruner Dalam teori perkembangan kogintif menurut Bruner dikatakan bahwa dalam evolusi perkembangan manusia, Bruner menemukan tiga bentuk system berpikir manusia yang menstruktur kemampuan manusia dalam memahami dunianya yaitu : 1. Enactive representation, yakni membangun kemampuan berfikir melalui pengalaman empiric atau pengalaman nyata. 26 Prodi Pendidikan GURU PAUD / TK

31 2. Iconic representation,berkaitan dengan kemampuan manusia dalam menyimpan pengalaman empiric dalam ingatannya. 3. Symbolic representation berkaitan dengan kemampuan manusia dalam memahami konsep dan peristiwa yang disajikan melalui bahasa. 3. Teori Kognitif Lev Vygotsky Terdapat dua hal pokok yang dirumuskan dalam teori kognitif yang dikembangkan oleh Vygotsky sebagai berikut: a. Konsep ZPD (Zone of Proximal Development) yang diterapkan melalui scaffolding yaitu proses pemberian bimbingan pada siswa berdasarkan pengetahuan dan keterampilan yang telah dimiliknya kepada apa yang harus diketahuinya. b. Scaffolding merupakan aspek penting dalam pembelajaran, terutama dalam pembelajaran untuk anak usia dini. Faktor yang Memengaruhi Perkembangan Kognitif 1. Faktor hereditas/keturunan 2. Faktor lingkungan 3. Faktor kematangan 4. Faktor pembentukan 5. Faktor minat dan bakat 6. Faktor kebebasan Klasifikasi Pengembangan Kognitif Anak Usia Dini Adapun tujuan pengembangan kognitif diarahkan pada pengembangan kemampuan auditory, visual, taktik, kinestetik, aritmetika, geometri, dan sains permulaan. Uraian masing-masing bidang pengembangan ini sebagai berikut : 1. Pengembangan auditory Kemampuan ini berhubungan dengan bunyi atau indra pendengaran anak, seperti : (a) mendengarkan atau menirukan bunyi yang didengar sehari-hari, (b) mendengarkan nyanyian atau syair dengan baik, (c) mengikuti perintah lisan sederhana, (d) mendengarkan cerita dengan baik, (e) mengungkapkan kembali cerita sederhana, (f) menebak lagu atau apresiasi musik, (g) mengikuti ritmis dengan bertepuk, (h) menyebutkan nama-nama hari dan bulan, (i) mengetahui asal suara, (j) mengetahui nama benda yang dibunyikan. 2. Pengembangan visual Kemampuan ini berhubungan dengan penglihatan, pengamatan, perhatian, tanggapan, dan persepsi anak terhadap lingkungan sekitarnya. Adapun kemampuan yang dikembangkan, yaitu: (a) mengenali benda-benda sehari-hari, (b) membandingkan benda-benda dari yang sederhana menuju ke yang lebih kompleks, (c) mengetahui benda dalam ukuran, bentuk, atau dari warnanya, (d) mengetahui adanya benda yang hilang apabila ditunjukkan sebuah yang belum sempurna atau janggal, (e) menjawab pertanyaan tentang sebuah gambar dari seri lainnya, (f) menyusun potongan teka-teki mulai dari yang sederhana sampai pada yang lebih rumit, (g) mengenali namanya sendiri bila tertulis, (h) mengenali huruf dan angka. 3. Pengembangan taktil Kemampuan ini berhubungn dengan pengembangan tekstur (indera peraba). Adapun kemampuan yang akan dikembangkan yaitu: (a) mengembangkan indera sentuhan, (b) mengembangkan kesadaran akan berbagai tekstur, (c) mengembangkan kosakata untuk mengembangkan berbagai tekstur seperti tebal, tipis, halus-kasar, panas-dingin, dan tekstur kontras lainnya, (d) mengembangkan kosakata untuk menggambarkan berbagai tekstur, (e) bermain di bak pasir, (f) bermain air, (g) dengan plastisin, (h) menebak dengan meraba tubuh teman, meraba dengan kertas amplas, (i) meremas kertas koran, (j) meraup biji-bijian. BAHAN AJAR PLPG 27

32 4. Pengembangan kinestetik Kemampuan yang berhubungan dengan kelancaran gerak tangan/keterampilan tangan atau motorik halus yang memengaruhi perkembangan kognitif. Kemampuan yang berhubungan dengan keterampilan tangan dapat dikembangkan dengan permainan-permainan, yaitu: (a) finger painting dengan tepung kanji, (b) menjiplak huruf-huruf geometri, (c) melukis dengan cat air, (d) mewarnai dengan sederhana, (e) menjahit dengan sederhana, (f) merobek kertas koran, (g) menciptakan bentuk-bentuk dengan balok, (h) mewarnai gambar, (i) membuat gambar sendiri dengan berbagai media, (j) menjiplak bentuk lingkaran, bujur sangkar, segitiga, atau empat persegi panjang, (k) memegang dan menguasai sebatang pensil, (l) menyusun atau menggabungkan potongan gambar atau teka-teki dalam bentuk sederhana, (m) mampu menggunakan gunting dengan baik, (n) mampu menulis. 5. Pengembangan aritmetika Kemampuan yang diarahkan untuk penguasaan berhitung atau konsep berhitung permulaan. Adapun kemampuan yang akan dikembangkan, yaitu: (a) mengenali atau membilang angka, (b) menyebut urutan bilangan, (c) menghitung benda, (d) mengenali himpunan dengan nilai bilangan berbeda, (e) memberi nilai bilangan pada suatu bilangan himpunan benda, (f) mengerjakan atau menyelesaikan operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian dengan menggunakan konsep dari konkret ke abstrak, (g) menghubungkan konsep bilangan dengan lambang bilangan, (h) menggunakan konsep waktu misalnya hari ini, (i) menyatakan waktu dengan jam, (j) mengurutkan lima hingga sepuluh benda berdasarkan urutan tinggi besar, (k) mengenai penambahan dan pengurangan. 6. Pengembangan geometri Kemampuan ini berhubungan dengan pengembangan konsep bentuk dan ukuran. Adapun kemampuan yang akan dikembangkan, yaitu: (a) memilih benda menurut warna, bentuk, dan ukurannya, (b) mencocokkan benda menurut warna, bentuk, dan ukurannya, (c) membandingkan benda menurut ukurannya (besar, kecil, panjang, lebar, tinggi, dan rendah), (d) mengukur benda secara sederhana, (e) mengerti dan menggunakan bahasa ukuran, seperti besar-kecil, tinggirendah, dan panjang-pendek, (f) menciptakan bentuk dari kepingan geometri, (g) menyebut bendabenda yang ada di kelas sesuai dengan bentuk geometri, (h) mencontoh bentuk-bentuk geometri, (i) menyebut, menunjukkan, dan mengelompokkan segi empat, (j) menyusun menara dari delapan kubus, (k) mengenal ukuran panjang, berat, dan isi, (l) meniru pola dengan empat kubus. 7. Pengembangan sains permulaan Kemampuan ini berhubungan dengan berbagai percobaan atau demonstrasi sebagai suatu pendekatan secara saintifik atau logis, tetapi tetap dengan mempertimbangkan tahapan berpikir anak. Adapun kemampuan yang akan dikembangkan, yaitu: (a) mengeksplorasi berbagai benda yang ada di sekitarnya, (b) mengadakann berbagai percobaan sederhana, (c) mengomunikasikan apa yang telah diaamti dan diteliti. Contoh kegiatan yang dapat dikembangkan melalui permainan, sebagai berikut: proses merebus atau membakar jagung, membuat jus, warna dicampur, mengenal asal mula sesuatu, balon ditiup lalu dilepas, benda kecil dilihat dengan kaca pembesar, besi berani didekatkan dengan macam-macam benda, biji ditanam, benda-benda dimasukkan ke dalam air, mengenal sebab akibat mengapa sakit gigi, dan mengapa lapar. HAKIKAT PERKEMBANGAN BAHASA Badudu. (1989) menyatakan bahwa bahasa adalah alat penghubung atau komunikasi antara anggota masyarakat yang terdiri dari individu -individu yang menyatakan pikiran, perasaan, dan keinginannya. Bromley (1992) mendefinisikan bahasa sebagai sistem simbol yang teratur untuk mentransfer berbagai ide maupun informasi yang terdiri dari simbol -simbol visual maupun verbal. 28 Prodi Pendidikan GURU PAUD / TK

33 BENTUK DAN FUNGSI BAHASA Kemampuan bahasa dipelajari dan diperoleh anak usia dini secara alamiah untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Sebagai alat sosialisasi, bahasa merupakan suatu cara merespon orang lain. Bromley (1992) menyebutkan empat macam bentuk bahasa yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Kemampuan berbahasa berbeda dengan kemampuan berbicara. Bahasa merupakan suatu sistem tata bahasa yang relatif rumit dan bersifat semantik, sedangkan kemampuan berbicara merupakan suatu ungkapan dalam bentuk kata-kata. Bahasa ada yang bersifat reseptif (dimengerti, diterima) maupun ekspresif. Bromley menyebutkan 5 macam fungsi bahasa sebagai berikut: 1. Bahasa menjelaskan keinginan dan kebutuhan individu. Anak usia dini belajar kata-kata yang dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan utama mereka. 2. Bahasa dapat merubah dan mengontrol perilaku. Anak-anak belajar bahwa mereka dapat mempengaruhi lingkungan dan mengarahkan perilaku orang dewasa dengan menggunakan bahasa. 3. Bahasa membantu perkembangan kognitif. Secara simbolik bahasa menjelaskan hal yang nyata dan tidak nyata. Bahasa memudahkan kita untuk mengingat kembali suatu informasi dan menghubungkannya dengan informasi yang baru diperoleh. Bahasa jugs berperan dalam membuat suatu kesimpulan tentang masa lalu, saat ini, dan masa yang akan datang. 4. Bahasa membantu mempererat interaksi dengan orang lain. Bahasa berperan dalam memelihara hubungan anak dengan orang sekitar. 5. Bahasa mengekspresikan keunikan individu. Anak mengemukakan pendapat dan perasaan pribadi dengan cara yang berbeda dari orang lain. TEORI-TEORI PENGEMBANGAN BAHASA 1. Teori Navitis Chomsky, Howe, Maratsos (dalam Miller, 1981) berpandangan bahwa ada keterkaitan antara faktor biologis dan perkembangan bahasa. Mereka menekankan adanya peran evolusi biologis dalam membentuk individu menjadi mahluk linguistik. Chomsky (1974) mengatakan bahwa individu dilahirkan dengan alat penguasaan bahasa (Language Acquisition Device) dan menemukan sendiri cara kerja bahasa te rsebut. Berikut ini adalah suatu model yang menjelaskan cara anak belajar bahasa yang dikenal dengan pogram penguasaan bahasa (Language Acquisition Device): Data Linguistik (input) LAD Pengolahan Kemampuan Tata Bahasa (output) Program Penguasaan Bahasa (Language Acquisition Device) 2. Teori Behavioristik Ada beberapa ahli behavioristik yang berpendapat bahwa bahasa merupakan masalah respon (Skinner, 1957) dan sebuah imitasi (Bandura, 1997). Skinner menggunakan teori stimulus respon dalam menerangkan perkembangan bahasa. Skinner menyatakan bahwa bahasa dipelajari melalui pembiasaan dari lingkunggn dan merupakan hasil imitasi terhadap orang dewasa. Imitasi, reward, reinforcement, dan frekuensi suatu perilaku merupakan faktor yang penting dalam mempelajari bahasa. 3. Teori Kognitif Menurut Piaget (Hergenhahn, 1982) berpikir sebagai prasyarat berbahasa, terus berkembang sebagai hasil dari pengalaman dan penalaran. Perkembangan bahasa bersifat progeresif dan terjadi pada BAHAN AJAR PLPG 29

34 setiap tahap perkembangan. Perkembangan anak secara umum dan perkembangan bahasa awal anak berkaitan erat dengan berbagai kegiatan anak, objek dan kejadian yang mereka alami dengan menyentuh, mendengar, melihat, merasa dan membau. Vygotsky (1986) mengemukakan bahwa perkembangan kognitif dan bahasa anak berkaitan erat dengan kebudayaan dan masyarakat tempat anak dibesarkan. Vygotsky menggunakan istilah Zona perkembangan proximal (ZPD) untuk tugas-tugas yang sulit dipahami sendiri oleh anak, namun dengan bimbingan dan bantuan dari orang dewasa, anak akan memiliki ketrampilan untuk mengerjakan tugas-tugas tersebut. Menurut Vygotsky, ZPD memiliki dua batas yaitu batas yang lebih rendah dan batas yang lebih tinggi. 4. Teori Interaksionis Kajian tentang teori interaksionis bertitik tolak dari pandangan bahwa bahasa merupakan perpaduan faktor genetik dan lingkungan. Kemampuan kognitif dan berbahasa diasumsikan terjadi secara bersamaan. Seorang anak dilahirkan dengan kemampuan untuk mempelajari dan mengemukakan bahasa, dan kemampuan berinteraksi dengan lingkungannya yang mencakup imitasi, reinforcement, reward dan peran sosial. PERKEMBANGAN KETERAMPILAN BERBAHASA 1. PERKEMBANGAN MEMBACA Raines dan Canad (1990) berpendapat bahwa proses membaca bukanlah kegiatan menterjemahkan kata demi kata untuk memahami arti yang terdapat dalam bacaan. Guru yang memahami konsep whole language akan memandang bahwa kegiatan membaca merupakan suatu proses mengkonstruksi arti dimana terdapat interaksi antara tulisan yang dibaca anak dengan pengalaman yang pernah diperolehnya. Tahap pertama dalam membaca adalah dengan melihat tulisan dan memprediksi artinya. Tahap kedua adalah memastikan arti tulisan yang diprediksi sebelumnya sehingga diperoleh keputusan untuk melanjutkan bacaan berikutnya meskipun terdapat kemungkinan kesalahan dalam memprediksi. Tahap ketiga adalah mengintegrasikan informasi baru dengan pengalaman sebelumnya. Perkembangan membaca anak berlangsung dalam beberapa tahapan sebagai berikut: 1. Tahap Fantasi (Magical Stage). Pada tahap ini anak mulai belajar menggunakan buku, melihat dan membalik lembaran buku ataupun membawa buku kesukaannya. 2. Tahap Pembentukan konsep diri (Self Concept Stage). Pada tahap ini anak mulai memandang dirinya sebagai 'pembaca' dimana terlihat keterlibatan anak dalam kegiatan membaca, berpura-pura membaca buku, memaknai gambar berdasarkan pengalaman yang diperoleh sebelumnya, dan menggunakan bahasa baku yang tidak sesuai dengan tulisan. 3. Tahap membaca gambar (Bridging Reading Stage). Pada tahap ini pada diri anak mulai tumbuh kesadaran akan tulisan dalam buku dan menemukan kata yang pernah ditemui sebelumnya, dapat mengungkapkan kata -kata yang bermakna dan berhubungan dengan dirinya, sudah mengenal tulisan kata-kata puisi, lagu, dan sudah mengenal abjad. 4. Tahap pengenalan bacaan (Take off Reader Stage). Anak mulai menggunakan tiga sistem isyarat (graphoponik, semantik, dan sintaksis). Anak mulai tertarik pada bacaan, dapat mengingat tulisan dalam konteks tertentu, berusaha mengenal tandatanda pada lingkungan, serta membaca berbagai tanda seperti pada papan iklan, kotak susu, pasta gigi dan lainnya. 5. Tahap membaca lancar (Independent Reader Stage). Pada tahap ini anak dapat mernbaca berbagai jenis buku. 2. PERKEMBANGAN MENYIMAK Anak yang berkembang keterampilan menyimaknya, akan berpengaruh terhadap perkembangan keterampilan berbicaranya. Kedua keterampilan berbahasa tersebut merupakan kegiatan komunikasi dua arah yang bersifat langsung dan dapat merupakan komunikasi yang 30 Prodi Pendidikan GURU PAUD / TK

35 bersifat tatap muka (Brooks, dalam Tarigan, 1986). Kemampuan menyimak melibatkan proses menginterpretasi dan menterjemahkan suara yang didengar sehingga memiliki arti tertentu. Kemampuan ini melibatkan proses kognitif yang memerlukan perhatian dan konsentrasi dalam rangka memahami arti informasi yang disampaikan. Kemampuan menyimak sebagai salah satu keterampilan berbahasa reseptif melibatkan beberapa faktor sebagai berikut: 1. Acuity, yaitu kesadaran akan adanya suara yang diterima oleh telinga, misalnya mendengar suara anak lain yang sedang bermain, mendengar suara mesin tik dan sebagainya. 2. Auditory Discrimination, yaitu kemampuan membedakan persamaan dan perbedaan atau bunyi, misalnya suara hujan berbeda dengan suara mesin tik; pertanyaan seseorang tidak sama dengan pernyataan seseorang. 3. Auding, Suatu proses dirnana terdapat asosiasi antara arti dengan pesan yang di ungkapkan. Proses ini melibatkan pemahaman terhadap isi dan maksud kata-kata yang diungkapkan. Auding melibatkan aspek perkembangan semantik dan sintaksis. Bromley (1991) mengemukakan bahwa proses menyimak aktif terjadi ketika anak sebagai penyimak menggunakan auditory discrimination dan acuity dalam mengidentifikasikan suarasuara dan berbagai kata, kemudian menterjemahkannya menjadi kata yang bermakna melalui auding dan pemahaman. Bromley (1991) menjelaskan beberapa jenis faktor yang berpengaruh terhadap kemampuan menyimak anak yaitu : (1) Faktor penyimak, (2) Faktor situasi, (3) Faktor pembicara. 3. PERKEMBANGAN BERBICARA Komponen tersebut terdiri dari fonologi, morfologi, sintaksis, semantik dan pragmatik (Bromley, 1992). Kemampuan berbicara berkaitan dengan kosa kata yang diperoleh anak dari kegiatan menyimak dan membaca. Ada dua tipe perkembangan berbicara anak : 1. Egosentric Speech, terjadi ketika anak berusia 2-3 tahun, dimana anak berbicara kepada dirinya sendiri (monolog). 2. Socialized speech, terjadi ketika anak berinteraksi dengan temannya atau pun lingkungannya. Hal ini berfungsi untuk mengembangkan kemampuan adaptasi sosial anak. Hurlock mengemukakan dua kriteria untuk mengukur tingkat kemampuan berbicara anak, apakah anak berbicara secara benar atau hanya sekedar `membeo' sebagai berikut: 1. Anak mengetahui arti kata yang digunakan dan mampu menghubungkannya dengan objek yang diwakilinya. 2. Anak mampu melafalkan kata-kata yang dapat dipahami orang lain dengan mudah. Anak memahami kata-kata tersebut bukan karena telah sering mendengar atau menduga-duga. 4.PERKEMBANGAN MENULIS Menulis merupakan salah satu media untuk berkomunikasi, dimana anak dapat menyampaikan makna, ide, pikiran dan perasaannya melalui untaian kata -kata yang bermakna. Menurut Poerwadarminta (1982), menulis memiliki batasan sebagai berikut: (1) membuat huruf, angka, dan lainnya dengan pena, kapur dan sebagainya; (2) Mengekspresikan pikiran atau perasaan seperti mengarang, membuat surat, dan lainnya dengan tulisan. Senada dengan pernyataan tersebut Badudu (1982) mengemukakan bahwa menulis adalah menggunakan pena, potlot, ball point di atas kertas, kain ataupun papan yang menghasilkan huruf, kata, maupun kalimat. Menurut Brewer, ada 4 tahapan dalam kemampuan menulis sebagai berikut: BAHAN AJAR PLPG 31

36 1. Scribble stage, yaitu tahap mencoret atau membuat goresan. Pada tahap ini anak mulai membuat tanda-tanda dengan menggunakan alat tulis. Pada tahap ini mereka mulai belajar tentang bahasa tulis dan cara mengerjakan tulisan tersebut; 2. Linear Repetitive Stage, yaitu tahap pengulangan linear. Pada tahap ini anak menelusuri bentuk tulisan yang horizontal; 3. Random Letter Stage, yaitu tahap menulis random. Pada tahap ini anak belajar tentang berbagai bentuk yang merupakan suatu tulisan dan mengulang berbagai kata ataupun kalimat. 4. Letter Name Writing or Phonetic Writing, yaitu tahap menulis nama. Pada tahap ini anak mulai menyusun dan menghubungkan antara tulisan dan bunyinya. Anak mulai menulis nama dan bunyi secara bersamaan. Feldman (1991) memberikan batasan tentang tahapan kemampuan menulis pada anak sebagai berikut: 1. Scribble on the Page, yaitu membuat goresan pada kertas. Dalam tahap ini anak membuat gambar ataupun huruf-huruf yang terpisah. 2. Copy Word, yaitu mencontoh huruf. Anak mulai tertarik untuk mencontoh huruf-huruf seperti dalam kata mama, papa dan sebagainya. 3. Invented Spelling, yaitu belajar mengeja. Dalam tahap ini anak mulai menemukan cara mengeja dan menuliskan huruf sesuai dengan bunyinya. METODE PENGEMBANGAN KOGNITIF DAN BAHASA 1. METODE BERCERITA Metode bercerita adalah cara penyampaian atau penyajian materi pembelajaran secara lisan dalam bentuk cerita dari guru kepada anak didik Taman Kanak-kanak. Dalam kegiatan pembelajaran di Taman Kanak-kanak Bentuk-bentuk Metode bercerita tersebut terbagi dua yaitu: 1. Bercerita tanpa alat peraga Bercerita tanpa alat peraga adalah kegiatan bercerita yang dilakukan guru saat bercerita tanpa menggunakan media atau alat peraga yang diperlihatkan kepada anak didik. Artinya kegiatan bercerita yang dilakukan guru hanya mengandalkan suara mimik dan panto mimik atau gerak anggota tubuh. 2. Bercerita dengan alat peraga Alat atau media yang digunakan hendaknya aman, menarik, dapat dimainkan oleh guru maupun anak dan sesuai dengan tahap perkembangan anak. Alat atau media yang digunakan dapat asli atau alami dari lingkungan sekitar, dan dapat pula tiruan. 2. METODE BERCAKAP-CAKAP Metode bercakap-cakap interaksi yang terjadi antara guru dan anak didik, atau antara anak dengan anak bersifat menyenangkan berupa dialog yang tidak kaku Ada tiga bentuk metode bercakap-cakap dalam melaksanakan pembelajaran pengembangan bahasa, yaitu : a. Bercakap-cakap bebas b. Bercakap-cakap menurut pokok bahasan c. Bercakap-cakap dengan menggunakan gambar seri 32 Prodi Pendidikan GURU PAUD / TK

37 3. METODE TANYA JAWAB Metode tanya jawab, interaksi antara guru dan anak didik, atau antara anak dengan anak bersifat kaku, karena sudah terikat pada pokok bahasan. Dialog terjadi karena ada yang harus ditanyakan dan ada yang harus menjawab dengan benar. Bentuk metode tanya jawab ada dua macam, yaitu : a. Tanya jawab secara spontan Kegiatan tanya jawab dilakukan spontan oleh guru kepada anak didiknya didalam kelas ataupun diluar kelas. b. Tanya jawab berdasarkan pokok bahasan Kegiatan tanya jawab ini biasanya diprogramkan guru, dalam pengembangan pembelajarannya semua aspek pengembangan anak. 4. METODE BERMAIN PERAN Pengertian bermain peran menurut buku Didaktik Metodik di TK (Depdikbud 19, 37) adalah memerankan tokoh-tokoh atau benda-benda disekitar anak dengan tujuan untuk mengembangkan daya khayal (imajinasi) dan penghayatan terhadap bahan pengembangan yang dilaksanakan. 5. METODE SOSIODRAMA Metode sosiodrama adalah suatu cara memainkan peran dalam suatu cerita tertentu yang menuntut integrasi diantara para pemerannya (Depdikbud, 1998:32) 6. METODE KARYA WISATA Moeslichatoen (1999) menuliskan bahwa karya wisata merupakan salah satu metode pembelajaran di taman kanak-kanak yang dilaksanakan dengan cara mengamati dunia sesuai dengan kenyataan yang ada secara langsung. ASPEK-ASPEK KEMAMPUAN BAHASA ANAK Aspek-aspek yang berkaitan dengan perkembangan bahasa lisan anak tersebut adalah sebagai berikut: 1. Kosa kata Seiring dengan perkembangan anak dan pengalamannya berinteraksi dengan lingkungannya, kosa kata anak berkembang dengan pesat. 2. Sintak (tata bahasa) Walaupun anak belum mempelajari tata bahasa akan tetapi melalui contoh-contoh berbahasa yang didengar dan dilihat anak di lingkungannya, anak telah dapat menggunakan bahasa lisan dengan susunan kalimat yang baik. 3. Semantik Semantik adalah penggunaan kata yang sesuai dengan tujuannya. Anak sudah da pat mengekspresikan keinginan, penolakkan dan pendapatnya menggunakan kata-kata dan kalimat yang tepat. 4. Fonem (bunyi kata) Anak sudah memiliki kemampuan untuk merangkaikan bunyi yang didengarnya menjadi satu kata yang mengandung arti. BAHAN AJAR PLPG 33

38 MATERI 3 PENGEMBANGAN KEMAMPUAN SOSEM, MORAL, & AGAMA I. PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MORAL DAN AGAMA ANAK USIA DINI A. KOMPETENSI INTI Menguasai materi baik secara teoritis maupun praktik tentang pengembangan kemampuan moral dan agama anak usia dini B. KOMPETENSI DASAR Menguasai penerapan berbagai metode, media dan strategi pengembanan kemampuan moral dan agama Anak Usia Dini C. MATERI AJAR 1. Pengertian Moral Moral berasal dari kata mores (latin) yang berarti dapat kebiasaan atau cara hidup, sedangkan nilai dari kata value yang berarti harga. Nilai inilah yang dikatakan Newcomb (1985) sebagai suatu keyakinan yang mendorong seseorang untuk bertindak atas dasar pilihannya. Sedangkan Kupperman (1983) menyatakan nilai sebagai patokan normatif yang mempengaruhi seseorang dalam menentukan pilihannya di antara berbagai alternatif untuk bertindak. Oleh karena itu, keputusan benar-salah, baik-buruk, indah-tidak indah pada wilayah psikologis merupakan hasil dari serangkaian proses psikis yang mengarahkan seseorang pada suatu tindakan atau perbuatan yang sesuai dengan keyakinannya 2. Perkembangan Kecerdasan Moral Anak Usia Prasekolah Anak usia prasekolah yaitu anak yang berada dalam kelompok masa kanak- kanak awal, berusia dua sampai enam tahun (Hurlock, 2002). Anak pada masa prasekolah atau kanak-kanak awal memiliki tugas-tugas perkembangan sama halnya dengan individu dewasa. Salah satu tugas perkembangannya berkaitan dengan perkembangan moral anak, bahwa anak mampu membedakan benar dan salah, baik buruk serta mulai mengembangkan nurani. Moral diartikan sebagai bentuk evaluasi individu atas apa yang benar dan apa yang salah (Berns, 2007). Moral meliputi penerimaan individu atas aturan dan nantinya berpengaruh pada perilaku individu terhadap orang lain. Teori perkembangan moral terbagi menjadi tiga yaitu : (1) komponen afektif atau emosional moral (moral feeling meliputi rasa bersalah, malu, dan empati), (2) komponen kognitif (moral reasoning meliputi kemampuan memahami aturan, membedakan benar dan salah, dan mampu menerima sudut pandang orang lain serta pada pengambilan keputusan, dan (3) komponen behavioral (moral action meliputi bagaimana seseorang merespon atas godaan yang datang untuk tetap berpegang teguh pada aturan, perilaku prososial dan antisosial, kontrol diri atas dorongan yang muncul. Teori mengenai moral feeling dikembangkan oleh Hoffman, teori moral reasoning dikembangkan oleh Piaget dan Kohlberg sedangkan teori moral action dikembangkan oleh Eisenberg dan Fabes (Berns, 2007). Konsep Piaget dan Kohlberg memiliki pengaruh yang signifikan dalam perkembangan kognitif dan moral anak. Namun berbagai kritikan muncul berkaitan dengan pertimbangan bahwa orangtua tidak hanya membutuhkan pemahaman apakah anaknya sudah mencapai tahapan 34 Prodi Pendidikan GURU PAUD / TK

39 penalaran moral sesuai usianya, orangtua lebih membutuhkan pemahaman bagaimana cara mencerdaskan moral anak, anak bukan hanya berpikir secara moral namun berperilaku secara moral (Coles, dalam Borba, 2001). Hal tersebut berdasarkan konsep bahwa perkembangan moral anak tidak cukup hanya diukur dengan melihat apa yang anak pikirkan namun juga apa yang anak lakukan. Berdasarkan konsep di atas, Coles berpendapat bahwa konsep kecerdasan moral lebih tepat untuk memberikan pemahaman yang jelas tentang sejauh mana kapasitas anak berpikir, merasakan dan berperilaku secara norma moral atau solid character. Perkembangan moral merupakan suatu proses yang terus menerus berkelanjutan sepanjang hidup. Meningkatnya kapasitas moral anak dan didukung dengan lingkungan yang kondusif, sehingga anak berpotensi menguasai moralitas yang lebih tinggi. Ketika anak berhasil menguasai satu kebajikan, kecerdasan moralnya semakin meningkat dan anak mencapai tingkat kecerdasan moral yang lebih tinggi. Kebajikan utama yang merupakan dasar kecerdasan moral adalah empati, nurani dan kontrol diri. Jika salah satu dari ketiga kebajikan utama ini tidak berkembang baik, anak tidak terlindung dari pengaruh buruk yang menghampirinya. Kebajikan utama ini menjadi dasar atau pondasi yang kuat bagi perkembangan kecerdasan moral anak, memberi kekuatan bagi anak agar dapat berperilaku dengan benar sekalipun di tengah-tengah lingkungan yang berpotensi mempengaruhi anak dengan contoh-contoh yang buruk. Diharapkan dengan dasar yang tertanam kuat, maka dua kebajikan moral berikutnya dapat dikembangkan, yaitu respek dan baik budi. Bagian terakhir yaitu, toleransi dan adil merupakan dasar kekuatan moral dan keadilan (Borba, 2001). Perkembangan kecerdasan moral anak usia prasekolah adalah perkembangan kemampuan anak prasekolah untuk memahami benar dan salah dan pendirian yang kuat untuk merasakan, berpikir dan berperilaku sesuai dengan nilai moral yang didasarkan atas ketaatan akan aturan dan hukuman dari orang dewasa, yang meliputi tujuh kebajikan moral utama yaitu empati, nurani, kontrol diri, serta kebajikan moral yang lainnya yaitu respek, baik budi, toleran dan adil. 3. Aspek Perkembangan Kecerdasan Moral Anak Usia Prasekolah Lennick dan Kiel (2005) menyatakan bahwa individu yang cerdas secara moral akan cenderung berperilaku dengan : a. Integrity, yaitu berperilaku konsisten sesuai dengan prinsip, sesuai nilai dan keyakinan, mengatakan yang sejujurnya/benar, membela kebenaran, dan memegang janji. b. Responsibility yaitu bertanggungjawab atas pilihannya, mengakui kesalahan dan kegagalan, bersedia bertanggungjawab dan membantu orang lain. c. Compassion and forgiveness, yaitu aktif peduli memberi perhatian kepada orang lain, menerima dan mengakui kesalahan diri, menerima dan merelakan kesalahan orang lain. d. Emotions yaitu kesadaran diri, memahami diri apa yang dipikirkan, memfungsikan diri secara efektif, mengetahui apa yang seharusnya dipikirkan, kontrol diri, menjaga hati demi kesehatan mental, hubungan interpersonal yang efektif, empati, kepedulian, menghargai orang lain, dan menjalin pertemanan. Berbeda dengan Lennick dan Kiel yang kajiannya lebih difokuskan pada individu dewasa, Borba (2001) menjabarkan kecerdasan moral anak dalam tujuh aspek yang berupa kebajikan yang dimiliki seorang anak yang cerdas moral. Ketujuh aspek tersebut yaitu : BAHAN AJAR PLPG 35

40 a. Empati (emphaty) Empati sebagai kebajikan yang pertama dari kecerdasan moral, adalah kemampuan untuk memahami dan merasakan apa yang menjadi keprihatinan oranglain. Empati sebagai kekuatan emosi untuk mencegah perilaku bengis dan kejam, dan mendorong anak untuk memperlakukan orang lain dengan baik. Empati adalah dasar kecerdasan moral, yaitu kemampuan untuk mengidentifikasi sekaligus merasakan keprihatinan orang lain. Kebajikan ini membuat anak menjadi peka akan perbedaan sudut pandang dan meningkatkan kesadaran bahwa orang lain memiliki ide atau pendapat berbeda. Anak yang memiliki empati akan lebih mampu memahami dan mempedulikan, akan selalu terampil dalam mengendalikan kemarahan. b. Nurani (conscience) Nurani merupakan suara hati dari dalam individu (anak) yang membantu anak mampu mengenali kebenaran. Nurani sebagai peletak dasar untuk kehidupan yang layak, kewarganegaraan yang solid, dan perilaku etis. Hati nurani memiliki arti yaitu proses kognitif dan afektif yang mendorong perilaku moral individu (Aronfreed, dalam Berns, 2007). Anak yang memiliki tingkat nurani tinggi cenderung berani mengakui kesalahan dan mengucapkan kata maaf, mampu mengidentifikasi kesalahannya dalam berperilaku dan menjelaskannya mengapa itu salah, jujur dan dapat dipercaya untuk menjaga katakatanya., ketika bersalah mau menerima kesalahan dan tidak menyalahkan orang lain atau melimpahkan kesalahan pada orang lain, merasa malu atau rasa bersalah atas perbuatannya yang tidak benar, mengetahui bagaimana berperilaku yang benar dan mampu mempertahankannya meskipun ditekan/dipengaruhi oleh orang lain untuk tidak melakukannya,. c. Kontrol diri (self-control) Kebajikan ini membantu anak meregulasi/mengendalikan perilakunya sehingga anak cenderung berperilaku menurut apa yang benar dalam pikiran dan hati mereka. Anak dengan kemampuan kontrol diri memiliki kemauan keras/pendirian untuk mengatakan tidak, melakukan apa yang benar, dan memilih berperilaku moral. Kontrol diri adalah mekanisme kekuatan internal yang mengarahkan anak untuk berperilaku moral sehingga apa yang dipilihnya adalah sesuatu yang tidak hanya tidak berbahaya namun bijaksana. d. Respek (respect) Respek berarti menunjukkan penghargaan selayaknya pada seseorang atau sesuatu. Respek merupakan kualitas yang mendorong anak untuk memperlakukan orang lain dengan baik penuh perhatian dan menghargai nilai-nilai kemanusiaan. Respek adalah kebajikan yang dilaksanakan sesuai Golden Rules, anak memperlakukan orang lain sebagaimana ia ingin diperlakukan maka akan membuat dunia lebih bermoral. Anak dengan respek cenderung memperlakukan orang lain dengan penuh penghargaan meskipun berbeda dari segi usia, keyakinan, budaya dan gender, menggunakan nada bicara yang sopan dan menahan diri untuk tidak membicarakan teman/orang lain di belakang dan perilaku lancang, memperlakukan diri dengan penuh penghargaan, menghargai privasi orang lain. e. Baik budi (kindness) Baik budi (kindness) merupakan kemampuan anak untuk menunjukkan pada orang lain bahwa ia peduli tentang kesejahteraan dan perasaan mereka. Anak dengan kindness berarti memiliki pedoman moral di dalam hatinya yang mengatakan padanya bahwa memperlakukan orang lain dengan baik adalah hal yang benar untuk dilakukan. Dorongan atau motif untuk berbuat 36 Prodi Pendidikan GURU PAUD / TK

41 baik ini bukan atas dasar bahwa nantinya ia akan mendapat imbalan atau balasan atau jika ia tidak demikian maka ia akan mendapat hukuman atau kehilangan dukungan sosial namun lebih pada kepedulian anak akan perasaan dan kebutuhan orang lain. f. Toleran (tolerance) Toleran merupakan kekuatan kebajikan moral yang membatasi anak untuk tidak berperilaku penuh kebencian, kekerasan, dan kefanatikan dalam berpendirian. Anak mampu memperlakukan orang lain dengan kebaikan hati, penghargaan dan pengertian. Kebajikan ini membantu anak memahami bahwa orang lain berhak untuk diperlakukan dengan penuh rasa cinta, keadilan, dan penghargaan sekalipun mereka tidak sependapat dengan keyakinan atau perilaku anak tersebut. g. Adil (fairness) Adil (fairness) adalah kebajikan yang mendorong anak untuk memperlakukan orang lain selayaknya, tidak berat sebelah, dan adil. Adil (fairness) adalah kebajikan yang mendorong anak untuk berpikiran terbuka dan jujur dan berlaku adil. Anak yang mengembangkan kemampuan ini akan menjadi anak yang dapat bermain sesuai aturan, menunggu giliran, berbagi dan mendengarkan pendapat orang lain secara terbuka sebelum memberikan penilaian. II.PENGEMBANGAN KEMAMPUAN SOSIAL EMOSI ANAK USIA DINI A. KOMPETENSI INTI Memahami perkembangan kemampuan sosial emosi anak usia dini dan karakteristinya B. KOMPETENSI DASAR Memiliki kemampuan untuk mengembangkan kemampuan sosial emosi anak usia dini selaras dengan perkembangannya. C. MATERI AJAR 1. Perkembangan Sosial Emosi Anak Perkembangan sosialisasi pada anak ditandai dengan kemmpuan anak untuk beradaptasi dengan lingkungan, menjalin pertemanan yang melibatkan emosi, pikiran dan perilakunya. Permbangan sosialisasi adalah proses dimana anak mengembangkan keterampilan interpersonalnya, belajar menjalin persahabatan, meningkatkan pemahamannya tentang orang di luar dirinya, dan juga belajar penalaran moral dan perilku. Perkembangan emosi berkaitan dengan cara anak memahami, mengekspresikan dan belajar mengendalikan emosinya seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan anak. Emosi anak perlu dipahami para guru agar dapat mengarahkan emosi negative menjadi positif sesuai dengan harapan sosial. 2. Pengaruh Emosi Terhadap Perilaku dan Perubahan Fisik Individu Emosi merupakan warna afektif yang menyertai setiap keadaan atau perilaku individu. Yang dimaksud warna afektif ini adalah perasaan-perasaan tertentu yang dialami pada saat menghadapi (menghayati) suatu situasi tertentu. Contohnya, gembira, bahagia, putus asa, terkejut, benci (tidak senang), dan sebagainya. Di bawah ini ada beberapa contoh tentang pengaruh emosi terhadap perilaku individu diantaranya sebagai berikut : a. Memperkuat semangat, apabila orang merasa senang atau puas atas hasil yang telah dicapai. b. Melemahkan semangat, apabila timbul rasa kecewa karena kegagalan dan sebagai puncak dari keadaan ini ialah timbulnya rasa putus asa (frustasi). BAHAN AJAR PLPG 37

42 c. Menghambat atau mengganggu konsentrasi belajar, apabila sedang mengalami ketegangan emosi dan bisa juga menimbulkan sikap gugup (nervous) dan gagap dalam berbicara. d. Terganggu penyesuaian sosial, apabila terjadi rasa cemburu dan iri hati. 5. Suasana emosional yang diterima dan dialami individu semasa kecilnya akan mempengaruhi sikapnya di kemudian hari, baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap orang lain. Sedangkan perubahan emosi terhadap perubahan fisik (jasmani) individu dapat dijelaskan dengan gambaran sebagai berikut : Canon telah mengadakan penelitian dengan sorotan sinar rontgen terhadap seekor kucing yang baru selesai makan. la melihat bahwa perut besarnya aktif melakukan gerakan yang teratur untuk mencerna makanan. Kemudian dibawa ke depannya seekor anjing yang besar dan Was / galak. Pada saat itu, Canon melihat bahwa proses mencerna terhenti, seketika, dan pembuluh darah di bagian lambung mengkerut, di samping, itu tekanan darahnya bertambah dengan sangat tinggi, ditambah lagi dengan perubahan yang bermacam-macam pada kelenjarkelenjar seperti bertambah dengan sangat tinggi, ditambah lagi dengan perubahan yang bermacam-macam pada kelenjar-kelenjar seperti bertambahnya keringat dan kekurangan air liur. 3. Pengelompokan Emosi Emosi dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian, yaitu emosi sensoris dan emosi kejiwaan (psikis) a. Emosi sensoris, yaitu emosi yang ditimbulkan oleh rangsangan dari luar terhadap tubuh, seperti : rasa dingin, manis, sakit, lelah, kenyang, dan lapar. b. Emosi psikis, yaitu emosi yang mempunyai alasan-alasan kejiwaan. Yang termasuk emosi ini, diantaranya adalah : a) Perasaan Intelektual, yaitu yang mempunyai sangkut paut dengan ruang lingkup kebenaran. Perasaan ini diwujudkan dalam bentuk : (a) rasa yakin dan tidak yakin terhadap suatu hasil karya ilmiah, (b) rasa gembira karena mendapat suatu kebenaran, (c) rasa puas karena dapat m8nyelesaikan persoalan-persoalan ilmiah yang harus dipecahkan. b) Perasaan Sosial, yaitu perasaan yang menyangkut hubungan dengan orang lain, baik bersifat perorangan maupun kelompok. Wujud perasaan ini seperti (a) rasa solidaritas, (b) persaudaraan, (c) simpati, (d) kasih sayang dan sebagainya. c) Perasaan Susila, yaitu perasaan yang berhubungan dengan nilai-nilai baik dan buruk atau etika (moral). Contohnya, (a) rasa tanggungjawab (responsibility), (b) rasa bersalah apabila melanggar norma, (c) rasa tenteram dalam menaati norma. d) Perasaan Keindahan (estetis), yaitu perasaan yang berkaitan erat dengan keindahan dari sesuatu, baik bersifat kebendaan maupun kerohanian. e) Perasaan Ketuhanan. Salah satu kelebihan manusia sebagai makhluk Tuhan, dianugerahi fitrah (kemampuan atau perasaan) untuk mengenal Tuhannya. Dengan kata lain, manusia dikaruniai insting religius (naluri beragama). Karena memiliki fitrah ini, kemudian manusia dijuluki sebagai Homo Religius, yaitu sebagai makhluk yang berke-tuhan-an atau makhluk beragama 38 Prodi Pendidikan GURU PAUD / TK

43 MATERI 4 BABI. BERMAIN DAN PERMAINAN ANAK USIA DINI A. KOMPETENSI INTI Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. B. KOMPETENSI DASAR Menguasai penggunaan berbagai alat permainan untuk mengembangkan aspek fisik, kognitif, sosial-emosional, nilai moral, sosial budaya, dan bahasa anak TK/PAUD; Menguasai berbagai permainan anak. C. MATERI AJAR 1. Definisi/pengertian Bermain dan Permainan James Sully dalam bukunya Essay on Laughter menyatakan bahwa tertawa adalah tanda dari kegiatan bermain dan tertawa ada di dalam aktivitas sosial yang dilakukan bersama sekelompok teman. Artinya kegiatan bermain mempunyai manfaat tertentu. Hal yang penting dan perlu ada di dalam kegiatan bermain adalah rasa senang dan rasa senang ini ditandai oleh tertawa. Karena itu, suasana hati dari orang yang sedang melakukan kegiatan bermain, memegang peran untuk menentukan apakah orang tersebut sedang bermain atau bukan. Plato adalah orang pertama yang menyadari dan melihat pentingnya nilai praktis dari bermain. Aristoteles berpendapat bahwa anak - anak perlu didorong untuk bermain dengan apa yang akan mereka tekuni di masa dewasa nanti. Sedangkan menurut Frobel bahwa bermain dapat meningkatkan minat, kapasitas serta pengetahuan anak. Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka dapat diuraikan beberapa pengertian bermain: a) Bermain adalah aktivitas yang khas yang menggembirakan, menyenangkan dan menimbulkan kenikmatan. b) Kesibukan yang dipilih sendiri oleh anak sebagai bagian dari usaha mencoba-coba dan melatih diri. c) Dunia anak = dunia bermain, jadi bermain merupakan kegiatan pokok dan penting untuk anak. d) Bermain bagi anak mempunyai nilai yang sama dengan bekerja dan belajar bagi orang dewasa. 2. Sejarah perkembangan teori bermain Secara umum perkembangan teori bermain terbagi menjadi dua yaitu teori-teori klasik dan teori-teori modern. Berikut ini akan dijabarkan bagai tentang intisari teori-teori perkembangan bermain tersebut. a) Teori-Teori Klasik (Abad ke 18-19) Tabel 1.1 Teori Bermain Klasik TEORI PENGGAGAS TUJUAN Surplus engeri Schiller/Spencer Mengeluarkan energi berlebih Rekreasi Lazarus Memulihkan energi/tenaga Rekapitulasi G. Stanley Hall Memunculkan instink nenek moyang Praktis Groos Menyempurnakan instink b) Teori-Teori Modern TEORI Psikoanalitik- Sigmund Freud Tabel 1.2 Teori Bermain Modern Peran Bermain dalam Perkembangan Anak Mengatasi pengalaman traumatik, coping terhadap frustasi BAHAN AJAR PLPG 39

44 Kognitif-Piaget Kognitif-Vygotsky Kognitif-Bruner/ Sutton-Smith Singer Arousal Modulation Bateson Mempraktekan dan melakukan konsolidasi konsep-konsep serta keterampilan yang telah dipelajari sebelumnya Memajukan berpikir abstrak, belajar dalam kaitan ZPD, pengaturan diri Memunculkan fleksibilitas perilaku dan berpikir, imajinasi dan narasi Mengatur kecepatan stimulasi dari dalam dan dari luar Tetap membuat anak terjaga pada tingkat optimal dengan menambah stimulasi tingkat optimal dengan menambah stimulasi Memajukan kemampuan untuk memahami berbagai tingkatan 3. Fungsi dan manfaat bermain bagi perkembangan anak usia dini Fungsi dan manfaat bermain meliputi seluruh aspek perkembangan anak seperti diuraikan berikut: b) Perkembangan Bahasa Aktivitas bermain adalah ibarat laboratorium bahasa anak, yaitu memperkaya perbendaharaan kata anak dan melatih kemampuan berkomunikasi anak. c) Perkembangan Moral Bermain membantu anak untuk belajar bersikap jujur, menerima kekalahan, menjadi pemimpin yang baik, bertenggang rasa dan sebagainya. d) Perkembangan Sosial Bermain bersama teman melatih anak untuk belajar membina hubungan dengan sesamanya. Anak belajar mengalah, memberi, menerima, tolong menolong dan berlatih sikap sosial lainnya. e) Perkembangan Emosi Bermain merupakan ajang yang baik bagi anak untuk menyalurkan perasaan/emosinya dan ia belajar untuk mengendalikan diri dan keinginannya sekaligus sarana untuk relaksasi. Pada beberapa jenis kegiatan bermain yang dapat menyalurkan ekspresi diri anak, dapat digunakan sebagai cara terapi bagi anak yang mengalami gangguan emosi. f) Perkembangan Kognitif Melalui kegiatan bermain anak belajar berbagai konsep bentuk, warna, ukuran dan jumlah yang memungkinkan stimulasi bagi perkembangan intelektualnya. Anak juga dapat belajar untuk memiliki kemampuan problem solving sehingga dapat mengenal dunia sekitarnya dan menguasai lingkungannya. g) Perkembangan Fisik Bermain memungkinkan anak untuk menggerakkan dan melatih seluruh otot tubuhnya, sehingga anak memiliki kecakapan motorik dan kepekaan penginderaan. h) Perkembangan Kreativitas Bermain dapat merangsang imajinasi anak dan memberikan kesempatan kepada anak untuk mencoba berbagai ideanya tanpa merasa takut karena dalam bermain anak mendapatkan kebebasan. 4. Tahapan perkembangan bermain anak usia dini Tahap-tahap perkembangan bermain anak usia dini, menurut Mildred Parten melalui 6 tahap yaitu ; a) Unoccupied Behavior/Gerakan Kosong b) Onlocker Behaviour/Tingkah laku pengamat c) Solitary Play/Bermain Soliter 40 Prodi Pendidikan GURU PAUD / TK

45 d) Parraley Play/Bermain Paralel e) Associative Play/Bermain Asosiatif f) Cooperative Play/Bermain Koperatif Tahap perkembangan bermain yang dikemukakan oleh Mildred Parten ini lebih menekankan pada aspek sosialisasi anak dalam bermain. Artinya, bahwa kegiatan bermain merupakan gambaran proses sosialisasi yang dilalui anak sejak lahir, masa bayi, masa kanak- kanak dan masa anak pra sekolah hingga masa anak sekolah kelas awal. Selanjutnya Jean Piaget mengemukanan tahap perkembangan bermain anak yang lebih menekankan pada aspek perkembangan intelektual anak sebagaimana terlihat pada bagan berikut ini: Bermain Praktis Anak mengeksplorasi semua kemungkinan Bermain Simbolis Anak mulai menggunakan makna simbolis benda-benda Bermain dengan Aturan Anak mulai menggunakan aturan termasuk aturan yang mereka buat Gambar 1.1 Bagan Perkembangan bermain anak. 5. Faktor - faktor yang mempengaruhi perkembangan bermain anak usia dini Menurut Hurlock, jika diamati secara cermat, ada berbagai variasi kegiatan bermain yang dilakukan anak, dan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut : a) Kesehatan b) Perkembangan Motorik c) Inteligensi d) Jenis kelamin e) Lingkungan dan taraf sosial ekonomi f) Alat permainan 6. Tipe dan Jenis Kegiatan Bermain Aneka kegiatan bermain bisa membuat anak asyik sekaligus merangsang perkembangannya. Alat permainan yang digunakan oleh anak hendaknya sesuai dengan kebutuhan anak, begitu pula jenis kegiatan bermain sesuai dengan usia perkembangan anak. Berbagai jenis kegiatan bermain anak adalah sebagai berikut: a) Bermain Aktif Dalam kegiatan bermain aktif, anak melakukan aktivitas gerakan yang melibatkan seluruh indera dan anggota tubuhnya. Diantara jenis kegiatan bermain aktif adalah : (1) Tactile Play Merupakan kegiatan bermain yang meningkatkan keterampilan jari jemari anak serta membantu anak memahami dunia sekitarnya melalui alat perabaan dan penglihatnnya. (2) Functional Play Bermain Fungsional/Functional Play adalah kegiatan bermain yang melibatkan panca indera dan kemampuan gerakan motorik dalam rangka mengembangkan aspek motorik anak. (Charlotte Buhler) (3) Constructive Play Permainan yang mengutamakan anak untukmembangun atau membentuk bangunan dengan media balok, lego dansebagainya. BAHAN AJAR PLPG 41

46 (4) Creative Play Permainan yang memungkinkan anak menciptakan berbagai kreasi dari imajinasinya sendiri. (5) Symbolic /Dramatic Play Permainan dimana anak memegang suatu peran tertentu. (6) Play Games Permainan yang dilakukan menurut aturan tertentu dan bersifat kompetisi/persaingan. b) Bermain Pasif Kegiatan bermain pasif tidak melibatkan banyak gerakan tubuh anak, tetapi hanya melibatkan sebagian indera saja terutama pendengaran dan penglihatan. Kegiatan bermain pasif diantaranya adalah Receptive Play: Permainan dimana anak menerima kesan-kesan yang membuat jiwanya sendiri menjadi aktif (bukan fisik yang aktif) melalui mendengarkan dan memahami apa yang dia dengar dan ia lihat. i) Syarat-syarat bermain dan permainan edukatif anak usia dini Bermain dapat memberikan manfaat yang maksimal pada anak jika terpenuhi syaratsyaratnya. Ada 5 syarat bermain dan permainan edukatif untuk anak usia dini yaitu: a) Play Time Anak harus memiliki waktu yang cukup dalam bermain. b) Play Things Jenis alat permainan harus disesuaikan dengan usia anak dan taraf perkembangannya. c) Play Fellows Anak harus merasa yakin bahwa ia mempunyai teman bermain jika ia memerlukan. d) Play Space Untuk bermain perlu disediakan tempat bermain yang cukup untuk anak sehingga anak dapat bergerak dengan bebas. e) Play Rules Anak belajar bermain, melalui mencoba-coba sendiri, meniru teman-temannya atau diberitahu caranya oleh orang lain (guru atau orangtua). BAB II. PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PADA ANAK USIA DINI A. KOMPETENSI INTI Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri. B. KOMPETENSI DASAR Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam berkomunikasi dan pengembangan diri. C. MATERI AJAR 1. Teknologi Informasi Teknologi informasi merupakan studi atau penggunaan peralatan elektronika, terutama komputer untuk menyimpan, menganalisis dan mendistribusikan informasi apa saja, termasuk katakata, bilangan dan gambar. Lucas (dalam Munir, 2008) menyatakan bahwa teknologi informasi adalah segala bentuk teknologi yang diterapkan untuk memproses dan mengirim informasi dalam bentuk elektronik, micro komputer, komputer mainframe, pembaca barcode, perangkat lunak memproses transaksi, perangkat lembar kerja dan peralatan komunikasi dan jaringan merupakan contoh teknologi informasi. Informasi yang disampaikan berupa pesan-pesan elektronik. 2. Teknologi Komunikasi Teknologi komunikasi merupakan perangkat-perangkat teknologi yang terdiri dari hardware, software, proses dan sistem, yang digunakan untuk membantu proses komunikasi, yang bertujuan agar komunikasi berhasil. Keterkaitan teknologi informasi dan teknologi komunikasi adalah teknologi informasi menekankan pada pelaksanaan dan pemrosesan data seperti menangkap, mentransmisikan, 42 Prodi Pendidikan GURU PAUD / TK

47 menyimpan, mengmbil, memanipulasi atau menampilkan data dengan menggunakan perangkatperangkat teknologi elektronik terutama komputer. Sedangkan teknologi komunikasi menekankan pada penggunaan perangkat teknologi elektronika dan lebih menekankan pada aspek ketercapaian tujuan dalam proses komunikasi, sehingga data dan informasi yang diolah dengan teknologi informasi harus memenuhi kriteria komunikasi yang efektif. Jadi, TIK mengandung pengertian segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, perekayasaan, pengelolaan, dan pemindahan informasi antar media. 3. Fungsi TIK dalam Pembelajaran PAUD TIK memiliki tiga fungsi utama dalam pembelajaran, yaitu: 1) Teknologi berfungsi sebagai alat (tools), mengandung pengertian dalam hal ini perangkat teknologi digunakan sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran, misalnya sebagai alat untuk mengolah kata, mengolah angka, membuat grafik, dll. 2) Teknologi berfungsi sebagai ilmu pengetahuan (science), mengandung pengertian bahwa teknologi adalah bagian dari disiplin ilmu yang harus dikuasai peserta didik, misalnya teknologi komputer menjadi jurusan di sekolah atau adanya mata pelajaran TIK di sekolah sehingga menuntut peserta didik untuk menguasai komptensi tertentu dalam TIK. 3) Teknologi sebagai bahan dan alat bantu untuk proses pembelajaran (literacy), mengandung makna bahwa teknologi berfungsi sebagai bahan pembelajaran sekaligus sebagai alat bantu untuk menguasai kompetensi tertentu melalui bantuan komputer. 4. Jenis-jenis TIK yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran pada PAUD Berikut ini akan dibahas berbagai perangkat TIK untuk pembelajaran di PAUD. a) Audio dan Video Player Audio dan Video Player adalah perangkat TIK yang paling mudah digunakan. Selain karena kemudahan dalam penggunaannya ketersediaan perangkatnya pun relatif lebih mudah ditemukan. Perangkat audio dan video player banyak dijumpai di masyarakat saat ini. Audio dan Video player, merupakan media pembelajaran yang menggabungkan antara media audio dan media visual b) Komputer Komputer adalah salah satu perangkat TIK yang sudah banyak dimanfaatkan keberadaaannya dalam proses pembelajaran. Berbagai jenis komputer pabrikan dapat menjadi pilihan sesuai kemampuan masing-masing. Penting juga dicatat oleh para Guru PAUD bahwa berbagai aplikasi khusus dalam bentuk permainan untuk anak sudah dirancang, diproduksi dan dipasarkan oleh pihak lain, yang dapat dimanfaatkan oleh para Guru. c) Internet Dalam kaitannya dengan kelebihan internet bagi guru, internet sangat potensial untuk mendukung pengembangan professional guru karena internet menawarkan beberapa kesempatan untuk diraih, yakni (a) meningkatkan pengetahuan; (b) berbagi sumber di antara rekan sejawat; (c) bekerjasama dengan guru-guru dari luar negeri; (d) kesempatan untuk menerbitkan/mengumumkan gagasan yang dimiliki secara online; (e) mengatur komunikasi secara teratur; dan (f) berpartisipasi dalam forum dengan rekan sejawat baik lokal maupun internasional (Rekdale dalam Nurdin Noni, 2011). Dalam kaitannya dengan sumber bahan mengajar, guru dapat (a) mengakses rencana belajar mengajar & metodologi baru, (b) memperoleh bahan baku & bahan jadi yang cocok untuk segala bidang pelajaran, dan (c) mengumumkan dan berbagi sumber. Untuk peserta didik, internet menawarkan kesempatan untuk belajar sendiri secara cepat untuk (a) meningkatkan pengetahuan (b) belajar berinteraktif, dan (c) mengembangkan kemampuan di bidang penelitian. Selain itu, internet juga menawarkan kesempatan untuk memperkaya diri dengan meningkatkan komunikasi dengan peserta didik lain dan meningkatkan kepekaan akan permasalahan yang ada di seluruh dunia. BAHAN AJAR PLPG 43

48 MATERI 5 PENGEMBANGAN KEMAMPUAN FISIK MOTORIK AUD A. Kompetensi Inti: 1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. 2. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu. 3. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif. B. Kompetensi Dasar: 1. Menguasai konsep dasar pendidikan jasmani, kesehatan dan gizi sebagai sarana pengembangan untuk setiap bidang pengembangan anak TK/PAUD. 2. Menguasai penggunaan berbagai alat permainan untuk mengembangkan aspek fisik anak TK/PAUD. 3. Memahami kemampuan anak TK/PAUD di bidang fisik motorik. 4. Memahami tujuan setiap kegiatan fisik motorik anak TK/PAUD. 5. Memilih materi fisik motorik yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak TK/PAUD. C. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia Dini Anak usia dini merupakan sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992), berbeda dengan yang berlaku di Indonesia. Menurut UU No 23 tahun 2000, rentang usia anak usia dini yaitu usia 0-6 tahun. Pada masa ini proses pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai aspek, seperti fisik motorik, sosio emosional, dan kognitif sedang mengalami masa yang tercepat dalam rentang perkembangan hidup manusia (Berk, 1992). Pada masa ini, anak usia dini mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Menurut IDAI (Nursalam dkk, 2005) pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik (anatomi) dan struktur tubuh dalam arti sebagian atau seluruhnya karena adanya multiplikasi (bertambah banyak) sel-sel tubuh dan juga karena bertambah besarnya sel. Adanya multiplikasi dan pertumbuhan ukuran sel berarti ada pertambahan secara kuantitatif dan hal tersebut berlangsung sejak terjadinya konsepsi (bertemunya sel telur dan sperma) sampai dewasa. Pertumbuhan lebih ditekankan pada pertambahan ukuran fisik seseorang, yaitu menjadi lebih besar atau lebih matang, seperti pertambahan ukuran berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala. IDAI (Nursalam dkk, 2005) menyatakan bahwa perkembangan merupakan bertambahnya kemampuan dan struktur/fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur, dapat diperkirakan, dan diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh, organorgan, dan sistemnya yang terorganisasi. Dengan demikian, perkembangan ini bersifat kualitatif, yaitu pertambahan kematangan fungsi dari masing-masing bagian tubuh. Hal ini diawali dengan berfungsinya jantung untuk memompa darah, kemampuan untuk bernafas, sampai kemampuan anak untuk tengkurap, duduk, berjalan, bicara, memungut benda-benda di sekelilingnya, serta kematangan emosi dan sosial anak. Tahap perkembangan awal akan menentukan tahap perkembangan selanjutnya. Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai arti yang berbeda, tapi keduanya saling mempengaruhi dan berjalan secara simultan. Pertambahan ukuran fisik akan disertai dengan pertambahan kemampuan (perkembangan) anak. Pada dasarnya, tumbuh kembang mempunyai prinsip yang berlaku secara umum, yaitu: 1. Tumbuh kembang merupakan suatu proses terus menerus dari konsepsi sampai dewasa. 2. Pola tumbuh kembang pada semua anak umumnya sama, hanya kecepatannya dapat berbeda. 3. Proses tumbuh kembang dimulai dari kepala ke seluruh anggota badan, misalnya mulai melihat, tersenyum, mengangkat badan, duduk, berdiri, dan seterusnya. 44 Prodi Pendidikan GURU PAUD / TK

49 Pertumbuhan fisik pada anak berlangsung pada saat terjadinya konsepsi sampai dewasa. Pada saat itu terjadi pertambahan jumlah sel dan ukuran sel. Pertumbuhan pada masa anak-anak mengalami perbedaan yang bervariasi sesuai dengan bertambahnya usia anak. Secara umum, pertumbuhan fisik dimuulai dari arah kepala ke kaki (cephalocaudal). Kematangan pertumbuhan tubuh pada bagian kepala berlangsung lebih dahulu, kemudian secara berangsur-angsur diikuti oleh tubuh bagian bawah. Pada masa fetal (kehamilan 2 bulan), pertumbuhan kepala lebih cepat dibandingkan dengan masa setelah lahir, yaitu merupakan 50 % dari total panjang badan. Selanjutnya, pertumbuhan bagian bawah akan bertambah secara teratur. Pada usia 2 tahun, besar kepala kurang dari seperempat panjang badan keseluruhan, sedangkan ukuran ekstrimitas lebih dari seperempatnya. Soetjiningsih (1995) menjelaskan bahwa pada umumnya pertumbuhan mempunyai ciriciri tertentu, yaitu: 1. Perubahan proporsi tubuh yang dapat diamati pada masa bayi dan dewasa. Misalnya pada usia 2 tahun, besar kepala hampir seperempat dari panjang badan keseluruhan, kemudian secara berangsur-angsur proporsinya berkurang. 2. Hilangnya ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri baru yang ditandai dengan lepasnya gigi susu dan timbul gigi permanen, hilangnya refleks primitif pada masa bayi, timbulnya tanda seks sekunder, dan perubahan lain. 3. Kecepatan pertumbuhan tidak teratur yang ditandai dengan adanya masa-masa tertentu, yaitu masa pranatal, bayi, dan adolesensi, dimana terjadi pertumbuhan cepat pada masa prasekolah dan pertumbuhan berlangsung lambat pada masa sekolah. Perkembangan motorik beriringan dengan proses pertumbuhan secara genetis atau kematangan fisik anak, Motor development comes about through the unfolding of a genetic plan or maturation (Gesell, 1934 dalam Santrock, 2007). Anak usia 5 bulan tentu saja tidak akan dapat langsung berjalan. Dengan kata lain, ada tahapan-tahapan umum tertentu yang berproses sesuai dengan kematangan fisik anak. D. Jenis Kemampuan Motorik Motorik sangat dipengaruhi oleh organ otak. Otak yang mensetir setiap gerakan yang dilakukan anak. Semakin matangnya perkembangan sistem syaraf otak yang mengatur otot, memungkinkan berkembangnya kompetensi atau kemampuan motorik anak. Kemampuan motorik anak dibagi menjadi dua: 1. Motorik kasar Gerakan yang dilakukan melibatkan sebagian besar bagian tubuh, sehingga memerlukan tenaga yang lebih besar. Gerakan ini dilakukan oleh otot-otot yang lebih besar, misalnya gerakan berjalan, berlari, dan melompat. Komponen dasar gerak ini antara lain gerak lokomotif (gerak memindahkan tubuh), nonlokomotor (gerak anggota tubuh pada porosnya dan tidak pindah tempat) dan gerak manipulatif (keterampilan yang memerlukan koordinasi mata dengan anggota tubuh yang lain dalam mensiasati tempat atau objek untuk bergerak). 2. Motorik halus Gerakan yang dilakukan tidak memerlukan tenaga yang besar, tetapi membutuhkan koordinasi yang cermat, misalnya mengambil suatu benda dengan menggunakan ibu jari, menggunting, dan meronce. Perkembangan motorik berkaitan erat dengan perkembangan pusat motorik di otak. Ada tiga unsur dalam perkembangan motorik pada manusia, yaitu: OTOT SARAF OTAK Ketiga unsur di atas melaksanakan masing-masing perannya secara interaksi positif, artinya unsur yang satu saling berkaitan, saling menunjang, saling melengkapi dengan unsur lainnya untuk mencapai kondisi motorik yang lebih sempurna keadaannya. Berdasarkan tiga unsur diatas bentuk perilaku gerak yang dimunculkan terbagi menjadi dua bentuk, yaitu motorik kasar (melibatkan otot-otot besar, saraf dan otak) dan motorik halus (melibatkan otot-otot kecil, saraf dan otak). BAHAN AJAR PLPG 45

50 Perkembangan motorik atau kinestetik bukan hanya melibatkan otot, melainkan juga fungsi-fungsi atau modalitas otak yang lainnya, seperti emosi (psikomotorik), auditory (auditory motorik), visual (visual motorik), kognitif, keterampilan dan kemampuan mengingat gerak yang sesuai dengan sekuensi (urut-urutan) tumbuh kembang otak. Beberapa aspek yang berhubungan erat dengan motorik, antara lain kekuatan otot, fleksibilitas, tonus otot, dan sebagainya. E. Prinsip-Prinsip Perkembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini Prinsip utama perkembangan fisiologis anak usia dini adalah koordinasi gerakan motorik, baik motorik kasar maupun motorik halus. Prinsip utama perkembangan motorik adalah kematangan, urutan, motivasi, pengalaman dan latihan atau praktik (Malina & Bouchard, 1991: 178). Keterampilan fisik motorik tidak akan berkembang melalui kematangan saja, melainkan keterampilan itu harus dipelajari. Delapan hal penting dalam mempelajari keterampilan motorik, yaitu kesiapan belajar, kesempatan belajar, kesempatan berpraktik, model yang baik, bimbingan, motivasi, setiap keterampilan motorik harus dipelajari secara individu dan dipelajari satu demi satu. Adapun cara mempelajari keterampilan motorik yaitu belajar coba dan ralat (trial and error), meniru, dan pelatihan. F. Karakteristik Perkembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini Usia Tahap Perkembangan 0-6 bulan Si kecil belajar mengangkat kepala dan mulai melihat sebuah obyek. Di usia tiga bulan mulai juga mengangkat dada sambil bertopang pada tangannya. Tersenyum kepada ibu dan orang yang sering berada di bersamanya. Menginjak tiga bulan mulai tertawa lucu dan menunjukkan refleks gembira bila bermain. Refleks untuk menggenggam apa saja yang ditaruh di tangannya diikuti dengan refleks untuk menarik-narik. Mengalami perkembangan sampai tahap telentang ke telungkup bulan Diawali dengan belajar duduk. Diikuti merangkak ketika ingin meraih sebuah benda kemudian belajar berjalan sambil dituntun. Mulai memasukkan semua benda yang dijumpainya ke dalam mulut. Mulai dapat memegang sebuah benda dengan telunjuk dan ibu jari, serta suka memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lainnya. 1-2 tahun Mulai berjalan lancar dan dapat bermain menggelindingkan bola. Belajar untuk makan dan minum sendiri. Dapat duduk di kursi tanpa pertolongan dan suka untuk naik turun tangga. Di akhir tahun ke dua si kecil sudah mulai dapat berlari dengan baik sambil membawa mainan. 2-3 tahun Dapat bermain bola, menendang bola sambil berlarian. Menunjuk-nunjuk barang yang diinginkannya. Mahir untuk menirukan setiap gerakan ibu atau orang lain. Tiga tahun Berdiri di atas salah satu kaki selama 5-10 detik Berdiri di atas kaki lainnya selama beberapa saat Menaiki dan menuruni tangga, dengan berganti-ganti dan berpegangan pada pegangan tangga Berlari berputar-putar tanpa kendala Melompat ke depan dengan dua kaki 4 kali Melompat dengan salah satu kaki 5 kali Melompat dengan sebelah kaki lainnya dalam satu lompatan Menendang bola ke belakang dan ke depan dengan mengayunkan kaki 46 Prodi Pendidikan GURU PAUD / TK

51 Menangkap bola yang melambung dengan mendekapnya ke dada Mendorong, menarik dan mengendarai mainan beroda atau sepeda roda tiga Mempergunakan papan luncur tanpa bantuan Membangun menara yang terdiri dari 9 atau 10 kotak Menjiplak garis vertikal, horizontal dan silang Menjiplak lingkaran Mempergunakan kedua tangan untuk mengerjakan tugas. Memegang kertas dengan satu tangan dan memepergunakan gunting untuk memotong selembar kertas berukuran 5 inci persegi menjadi dua bagian. Empat tahun Berdiri di atas satu kaki selama 10 detik Berjalan maju dalam satu garis lurus dengan tumit dan ibu jari sejauh 6 kaki Berjalan mundur dengan ibu jari ke tumit Lomba lari Melompat ke depan 10 kali Melompat kebelakang sekali Bersalto/ berguling ke depan Menendang secara terkoordinasi ke belakang dank e depan dengan kaki terayun dan tangan mengayun kea rah berlawanan secara bersamaan. Dengan dua tangan menangkap bola yang dilemparkan dari jarak 3 kaki Melempar bola kecil dengan kedua tangan ke pada seseorang yang berjarak 4-6 kaki darinya Membangun menara setinggi 11 kotak Menggambar sesuatu yang berarti bagi anak tersebut. Dapat dikenali orang lain Mempergunakan gerakan-gerakan jemari selama permainan jari Menjiplak gambar kotak Menulis beberapa huruf Lima tahun Berdiri di atas kaki yang lainnya selama 10 detik Berjalan di atas besi keseimbangan ke depan, ke belakang dan ke samping Melompat ke belakang dengan dua kali berturut-turut Melompat dua meter dengan salah satu kaki Mengambil satu atau dua langkah yang teratur sebelum menendang bola Menangkap bola tennis dengan kedua tangan Melempar bola dengan memutar badan dan melangkah ke depan Mengayun tanpa bantuan Menangkap dengan mantap Menulis nama depan Membangun menara setinggi 12 kotak Mewarnai dengan garis-garis Memegang pensil dengan benar antara ibu jari dan 2 jari Menggambar orang beserta rambut dan hidung Menjiplak persegi panjang dan segi tiga Memotong bentuk-bentuk sederhana. Diadaptasi dari CRI (1997) G. Kondisi-Kondisi yang Mempengaruhi Perkembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini Kondisi yang mempengaruhi laju perkembangan fisik motorik anak usia dini adalah sebagai berikut: 1. Sifat dasar genetik, termasuk bentuk tubuh dan kecerdasan. 2. Pasca kelahiran, semakin aktif bayi, semakin cepat perkembangan motorik anak. BAHAN AJAR PLPG 47

52 3. Kondisi pralahir yang menyenangkan, khususnya gizi makanan ibu. 4. Kelancaran dalam proses kelahiran. 5. Gangguan lingkungan. 6. Tingkat inteligensi anak. 7. Rangsangan, dorongan, dan kesempatan untuk menggerakkan bagian tubuh. 8. Perlindungan dari orangtua. 9. Waktu kelahiran (premature atau tepat waktu). 10. Cacat fisik. 11. Motivasi dan metode pelatihan. H. Sarana Prasarana Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini Sarana dan prasarana pengembangan keterampilan motorik adalah semua alat dan kelengkapan pengembangan yang digunakan anak usia dini untuk memenuhi naluri bermainnya dan dimanfaatkan pendidik dalam mendukung kebrhasilan penyelengaraan pengembangan keterampilan motorik pada anak usia dini. (Rachman, 1997).Dibawah ini adalah contoh-contoh alat bantu pengembangan keterampilan motorik anak usia dini. Aspek Alat Bantu Pengembangan Kompetensi yang Diharapkan Segala alat diluar (outdoor); ayunan, pararel bar, bangku swedia, simpai, matras, boks, tangga, bak pasir, balok, tali tambang besar, ragam ukuran bola, balon, alat musik, tape recorder, kaset-kaset lagu, peluncuran, tangga majemuk, jembatan, panjatan besi, ring basket mini, jungkat jungkit, sepeda dll. Alat-alat manipulatif, sperti kancing, tali, garis, jiplak, puzzle, mozaik, cangkir, kaleng, lotto gambar benda sejenis, alat berkebun, alat rumah tangga, lilin warna, papan hitung, alat gunting, lem, kertas warna, krayon, bak pasir, playdough, balok membangun dll. Tape recorder, kantong kacang, hola hop, saputangan Pengembangan Motorik kasar Motorik halus Motorik kasar Tubuh menjadi sigap, bugar, seimbang dan lentur dan terampil Terampil koordinasi tanganmata dan persiapan untuk menulis serta kompetensi yang mengupayakan mendirikan anak pada kebiasaan sehari-hari sesuai dengan tingkat usianya Kreativitas gerak I. Evaluasi Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini Evaluasi ini sangat diperlukan untuk mengukur sampai sejauhmana proses pembinaan atau pengembangan keterampilan motorik yang diberikan guru, orang tua, pembimbing atau pamong ini berdampak terhadap perubahan anak tersebut. Pelaksanaan evaluasi pada anak usia dini berbeda dengan evaluasi yang dilakukan untuk anak. Ada beberapa prinsip dasar yang harus diperhatikan dalam mengevaluasi anak usia dini, yaitu menyeluruh, berkesinambungan, berorientasi pada tujuan, obyektif, mendidik, dan kebermaknaan. Instrumen evaluasi pengembangan keterampilan motorik anak usia dini harus dikembangkan atas dasar kemungkinan keterampilan gerak yang mesti dicapai anak sesuai dengan tingkat perkembangannya, yaitu pengamatan (observasi) dan catatan anekdot. J. Peran Keluarga untuk Meningkatkan Perkembangan Motorik Peran keluarga untuk meningkatkan perkembangan motorik adalah sebagai berikut: 1. Nutrisi yang mencukupi dan seimbang. 2. Perawatan kesehatan dasar. 3. Pakaian. 4. Perumahan. 5. Kebersihan diri dan lingkungan. 48 Prodi Pendidikan GURU PAUD / TK

53 6. Kesegaran jasmani (olahraga dan rekreasi). 7. Memberikan lingkungan yang nyaman dan aman. 8. Memberikan kepercayaan pada anak. 9. Mengajari konsentrasi. 10. Mengajari keterampilan motorik, untuk motorik halus sebaiknya dipelajari secara individu. 11. Mendampingi proses latihan. 12. Memberikan bimbingan dan motivasi. K. Kegiatan untuk Meningkatkan Kemampuan Fisik Motorik Kemampuan motorik akan terbentuk dengan beberapa permainan atau kegiatan di bawah ini: 1. Lomba lari. 2. Melompat-lompat meraih benda di atas. 3. Berenang. 4. Mengangkat satu kaki dan menahannya. 5. Jalan pagi. 6. Pijatan ringan untuk melancarkan peredaran darah. 7. Mencorat-coret 8. Makan sendiri 9. Menangkap dan melempar bola 10. Meremas-remas kertas Koran menjadi bola 11. Naik turun tangga 12. Mengendarai sepeda 13. Akrobatik 14. Aktivitas Koordinasi mata dan Tangan, Menghubungkan dua titik yang berjauhan, mengarsir gambar, mewarnai dsb. 15. Menjiplak 16. Menggunting, dengan beberapa teknik yaitu menggunting lurus ditepi kertas, menggunting lurus ditengah kertas. Memotong bentuk- bentuk geometri seperti bujur sangkar, empat persegi panjang, segi tiga, dsb. 17. Menempel 18. Melipat kertas Daftar Pustaka Bredkamp, Sue. (1992). Developmentally Appropriate Practise in Early Childhood Programs Serving Children From BirthThrough Age 8. Washington: National Asociation for The Education of Young Children. CRI Team, Pembelajaran Berpusat pada Anak, Washington: CRI. Hetherington. E.M (1999). Child Psychology: A Contemporary View points. 5 th ed. Mc Graw Hill Companies. The International Edition. Hurlock, Elizabeth. B. (1978). Child Development, Sixth Edition.New York: Mc. Graw Hill, Inc. Jamaris, Martini. (2006). Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Grasindo. Maxim, George. W. (1985). The Very Young Guiding Children from Infancy through the Early Years, Second Edition.California: Wodsworth Publishing Company. Mayesky, Mary. (1990). Creative Activities for Young Children. USA: Delmat Publisher Inc. Moeslichatoen. (2004). Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: PT Rineka Cipta. Papalia, D. E., Olds, S. W., dan Feldman, R. D. (2002). A Child s World: Infancy Through adolescence. Edisi 9. Boston: Mc Graw Hill. Santrock, J.W. (2007). Perkembangan Anak edisi 11. Jakarta: Erlangga. BAHAN AJAR PLPG 49

54 MATERI 6 Assesment Perkembangan Anak Usia Dini A. Pengertian Pengertian assesment dalam kajian ini akan dipersepsikan sebagai penilaian proses dan hasil pembelajaran terhadap pertumbuhan perkembangan anak pada lembaga pendidikan anak usia dini. Dalam hal ini bahwa assesment/ penilaian pada anak usia dini merupakan suatu proses kegiatan yang dilaksanakan bertujuan untuk mengumpulkan data atau bukti-bukti tentang perkembangan dan hasil belajar yang berkaitan dengan perkembangan anak usia dini Dalam dunia pendidikan, penilaian dimaknai sebagai suatu proses yang sistematis tentang pengumpulan, penganalisisan, penafsiran, dan pemberian keputusan tentang informasi yang dikumpulkan. Penilaian ditujukan untuk membuat keputusan dalam mendukung pembelajaran anak, hal ini merupakan kegiatan penting bagi pendidik. Melalui penilaian pendidik mendapatkan informasi yang berguna tentang kondisi dan kemajuan perkembangan anak. Langkah yang dilakukan dalam penilaian adalah mengumpulkan data atau informasi. Salah satu cara yang paling efektif adalah melalui observasi yang terus menerus kepada anak. Observasi bukan berarti hanya sekedar mengamati apa yang dilakukan anak, namun juga menayakan dan mendengarkan apa yang mereka sampaikan. Cara lainnya adalah mengumpulkan karya anak dalam portofolio setiap anak. Jadi proses yang terdapat dalam penilaian merupakan proses yang berkelanjutan. Kegiatan penilaian bukanlah dilakukan pada akhir kegiatan, tetapi justru proses merupakan hal yang cukup penting adalah membuat informasi dari hasil penilaian menjadi lebih bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan. Sebagai kesimpulan penilaian proses dan hasil belajar anak usia dini adalah suatu proses yang sistematik meliputi pengumpulan, penganalisisan, penafsiran, dan pemberian keputusan tentang pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini dalam proses pembelajaran. Penilaian proses dan hasil belajar anak usia dini dilaksanakan untuk mengetahui dan mendeskripsikan perkembangan anak usia dini yang terjadi sebagai akibat adanya kegiatan pembelajaran yang diberikan B. Tujuan Penilaian Proses dan Hasil Belajar Anak Usia Dini Tujuan penilaian proses dan hasil belajar anak usia dini, antara lain untuk: 1. Mendeteksi perkembangan dan arahan dalam melakukan penilaian diagnostik ketika terindikasi, yang meliputi deteksi tentang status kesehatan anak usia dini, kepekaan indera, bahasa, motorik kasar, motorik halus, dan perkembangan sosial-emosional; 2. Mengidentifikasi minat dan kebutuhan anak usia dini, Sebagai bahan pertimbangan bagi pendidik/ guru untuk menempatkan anak dalam kegiatan yang sesuai dengan minat dan kebutuhannya 3. Menggambarkan kemajuan perkembangan dan belajar anak usia dini, Memberikan umpan balik kepada pendidik/ guru untuk memperbaiki kegiatan belajar melalui bermain 4. Mendapatkan informasi tentang pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh anak selama mengikuti pendidikan di PAUD; Sebagai bahan masukan bagi berbagai pihak dalam dalam rangka pembinaan selanjutnya terhadap anak didik 5. Menggunakan informasi yang didapat sebagai umpan balik bagi pendidik untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran dan meningkatkan layanan pada anak agar sikap, pengetahuan, dan keterampilan berkembang secara optimal; 6. Memberikan informasi bagi orang tua untuk melaksanakan pengasuhan di lingkungan keluarga yang sesuai dan terpadu dengan proses pembelajaran di PAUD; Sebagai informasi bagi orang tua untuk melaksanakan pendidikan keluarga yang sesuai dan terpadu dengan kegiatan lembaga 50 Prodi Pendidikan GURU PAUD / TK

55 Memberikan informasi kepada orang tua tentang pertumbuhan dan p e r k e m b a n g a n y a n g t e l a h d i c a p a i o l e h a n a k seperti misalnya : perkembangan bahasa lisan, perkembangan sosial, perkembangan emosional, ketrampilan motorik kasar dan halus, kognitif, dan lain-lain 7. Memberikan bahan masukan kepada berbagai pihak yang relevan untuk turut serta membantu pencapaian perkembangan anak secara optimal Sebagai bahan pertimbangan bagi pendidik/ guru untuk melakukan kegiatan bimbingan terhadap anak didik agar fisik maupun p sikisnya dapat tumbuh dan berkembang secara optimal 8. Mendukung pembelajaran dan merencanakan pembelajaran bagi anak baik secara individual maupun kelompok 9. Memperbaiki dan mengembangkan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan anak usia dini, 10. Menilai program lembaga/ akuntabilitas program dan lembaga. 11. Mengembangkan kurikulum 12. Menilai seberapa baik program yang telah dilakukan dalam mencapai tujuannya. 13. Pertanggungjawaban lembaga yang disampaikan baik kepada orangtua maupun kepada pihakpihak terkait C. PENILAIAN OTENTIK Penilaian merupakakan hal penting dalam pembelajaran. Penilaian yang dilaksanakan dalam pembelajaran meliputi proses dan hasil kegiatan pembelajaran anak. Penilaian yang dilaksanakan pada Pendidikan Anak Usia Dini sesuai Permendikbud 137 dan 146 tahun 2014 sebagai Perangkat Kurikulum 2013 PAUD. Pada Permendikbud tersebut menyebutkan penilaian yang dilaksanakan pada Pendidikan Anak Usai Dini mengacu pada penilaian autentik/ otentik Pada pedoman penilaian anak usia dini yang sesuai dengan pelaksanaan Kurikulum 2013 PAUD, diharapkan pendidik akan lebih memahami dan dapat melaksanakan penilaian pada anak udia dini secara benar, terarah, dan bermakna untuk berbagai pihak yang membutuhkan..adapun penilaian otentik dalam Kurikulum 2013 adalah penilaian proses dan hasil belajar untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan dan keterampilan berdasarkan fakta yang sesungguhnya, yang dilakukan secara berkesinambungan. Penilaian tidak hanya mengukur apa yang diketahui oleh anak, tetapi lebih menekankan mengukur apa yang dapat dilakukan oleh anak. Penilaian pada anak tersebut dilakukan secara sistematis, terukur, berkelanjutan, menyeluruh yang mencakup pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh anak sebagai hasil dari kegiatan belajar anak selama kurun waktu tertentu. Adapun lingkup penilaian otentik di lembaga PAUD meliputi pertumbuhan dan perkembangan anak. Lingkup penilaian pertumbuhan meliputi ukuran fisik diukur dengan satuan panjang dan berat, misalnya berat tubuh, tinggi badan/panjang badan, dan lingkar kepala. Adapun penilaian perkembangan meliputi informasi bertambahnya fungsi psikis dan fisik anak meliputi sensorik (mendengar, melihat, meraba, merasa, dan menghidu), motorik (gerakan motorik kasar dan halus), kognitif (pengetahuan, kecerdasan), komunikasi (berbicara dan bahasa), serta sikap religius, sosialemosional dan kreativitas yang dirumuskan dalam kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Jadi penilaian otentik pada anak usia dini merupakan penilaian berdasarkan kondisi nyata yang muncul dari perilaku anak selama proses berkegiatan maupun hasil dari kegiatan tersebut. Penilaian otentik dilakukan pada saat anak terlibat dalam kegiatan bermain, yang dilakukan secara alami dalam kondisi alamiah maupun yang direncanakan oleh guru/ pendidik. Contoh: BAHAN AJAR PLPG 51

56 1. Guru ingin mengetahui kemampuan anak mengenal bentuk-bentuk geometri, maka guru menyiapkan kegiatan bermain dengan alat main berbagai bentuk di semua area/sentra/sudut. Guru melakukan pengamatan, bertanya, dan mencatat hal-hal penting yang muncul dari anak. Saat anak tengah bermain mencetak plastisin dengan menggunakan cetakan berbagai bentuk geometri. Guru dapat mengajukan pertanyaan, seperti: Ibu pesan kue berbentuk lingkaran dan persegi ya..?. Ternyata anak tidak membuat plastisin/kue dengan bentuk lingkaran dan persegi; tetapi anak malah membuat kue dari plastisin berbentuk panjang- panjang seperti cacing. Catatan : Pada umumnya guru langsung memberikan penilaian BM (Belum Berkembang), pada anak. Hal ini bukan merupakan penilaian otentik.yang dilakukan guru. Dalam penilaian otentik, seharusnya guru menayakan pada anak : Nak, mengapa membuat plastisin/ kue panjang-panjang seperti cacing.? Jawaban anak : Bu Guru saya bosan..mencetak plastisin/kue bentuk lingkaran dan persegi panjang...saya ingin membuat kue panjang-panjang seperti nenekku di rumah. Ilustrasi di atas guru diminta memberikan penilaian secara otentik pada anak, dengan penghargaan yang lebih dibandingkan dengan teman-temannya. 2. Guru memberikan tugas pada anak membuat rumah dari batang korek api/ stik es. Guru memberikan instruksi : Anak-anak tugas kalian sekarang adalah membuat rumah dari 10 batang korek api/ stik es, seperti yang ibu contohkan tadi. Di meja kalian sudah terdapat lembar kertas, lem dan beberapa batang korek api / stik es. Catatan : pada umumnya guru memberikan nilai BSH (Berkembang Sesuai Harapan), apabila anak-anak dapat mengerjakan membuat bentuk rumah dari 10 batang korek api/ stik es, seperti yang dicontohkan gurunya. Apabila ada anak yang hanya dapat mengerjakan bentuk rumah dengan 4 batang korek api/ stik es, bahkan tidak sama dengan contoh yang diberikan gurunya, pada umumnya guru memberikan nilai MB (Mulai Berkembang). Hal ini bukan merupakan penilaian otentik.yang dilakukan guru. Dalam penilaian otentik, diharapkan guru menayakan: Nak, mengapa membuatnya rumah kok hanya dengan 4 batang korek api/ stik es..sehingga tidak berbentuk rumah. Apabila anak tiba-tiba menjawab dengan eskpresi : Ibu...ibu guru...!!!.itu rumah yang ada di TV...rumah itu hancur...hanyut...karena diterjang banjir..!! Ilustrasi di atas guru diminta memberikan penilaian secara otentik pada anak, dengan penghargaan yang lebih dibandingkan dengan teman-temannya. Jadi kesimpulannya penilaian otentik pada anak usia dini dilaksanakan pada saat anak belajar melalui bermain, berinteraksi dengan teman atau guru, saat anak mengomunikasikan pikiran melalui hasil karyanya. Hal penting yang harus dipahami dan dirubah pemahaman guru bahwa hasil karya anak bukan untuk dinilai bagus tidaknya; tetapi untuk dianalisa ide-ide, gagasan kemajuan perkembangan yang dicapai anak. Penilaian perkembangan dalam pendidikan anak usia dini bukan hal yang sederhana karena banyak faktor yang perlu diperhatikan pada saat pengumpulan fakta, analisa terhadap perilaku anak saat bermain, dan analisa hasil karya anak. Keseriusan, ketelitian mengamati dan objektivitas di dalam penilaian dan pengelolaan fakta yang sebenarnya, natural, alamiah, menjadi data yang mampu menggambarkan siapa dan bagaimana anak sesungguhnya. Data-data inilah yang kemudian dikomunikasikan kepada orang tua sebagai laporan untuk ditindaklanjuti bersama, baik di satuan PAUD maupun pengasuhan di rumah. 52 Prodi Pendidikan GURU PAUD / TK

57 D. AKTIVITAS KEGIATAN ANAK YANG DINILAI Tumbuhkembang anak yang dinilai meliputi aspek aspek kognitif, bahasa, motorik halus, motorik kasar, sosial emosional, moral, seni. Adapun yang dinilai guru berupa aktivitas anak yang berkaitan dengan aspek-aspek tersebut 1. Unjuk Kerja anak TK. Unjuk kerja merupakan aktivitas yang dilakukan siswa untuk melakukan sesuatu kegiatan atau tugas dalam perbuatan antara lain : menyanyi, merangkak, melompat, dll Secara umum, kemampuan fisik-motorik dibagi menjadi motorik kasar dan motorik halus. Disebut motorik kasar, bila gerakan yang dilakukan melibatkan sebagian besar bagian tubuh.. Misalnya, gerakan berjalan, berlari, dan melompat. Sedangkan motorik halus hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil. Karena itu, gerakan ini tidak begitu membutuhkan tenaga yang besar, akan tetapi membutuhkan koordinasi yang cermat. Misalnya: gerakan mengambil suatu benda dengan hanya menggunakan ibu jari dan telunjuk, menggunting, meronce, memegang pensil untuk menggambar. Bentuk-bentuk unjuk kerja Kegiatan yang dilakukan anak, untuk perkembangan motorik anak. Usia Motorik Kasar Motorik Kasar 3 4 tahun Naik dan turun tangga Menggunakan krayon Meloncat dengan dua kaki Menggunakan benda/alat Melempar bola Meniru gerakan orang lain 5-6 tahun Meloncat Mengendarai sepeda anak Menangkap bola Bermaian olah raga Menggunakan pensil Menggambar Memotong dengan gunting Menulis huruf cetak 2. Hasil karya Hasil karya adalah hasil kerja anak setelah melakukan suatu kegiatan dapat berupa pekerjaan tangan atau karya seni. Contohnya: melipat, menggambar, mewarnai dll. Hasil karya tersebut dapat diberikan penilaian melalui observasi, wawancara. Selanjutkan hasil karya anak tersebut dapat dikumpulkan dan didokumentasikan dalam bentuk portofolio. E. TEKNIK PENILAIAN Penilaian proses dan hasil belajar anak dilaksanakan untuk mendapatkan gambaran/deskripsi pertumbuhan dan perkembangan anak didik yang diperoleh dengan menggunakan teknik penilaian serta serangkaian prosedur. Kegiatan penilaian dalam program anak usia dini dilakukan melalui pengamatan/ observasi, wawancara, catatan anekdot, portofolio/ dokumentasi 1. Metode Observasi Observasi adalah cara pengumpulan data/informasi melalui pengamatan langsung terhadap sikap dan perilaku anak. Agar observasi lebih terarah maka diperlukan pedoman observasi yang dikembangkan oleh pendidik/ guru. Adapun proses pengamatan yang dilakukan guru terhadap perilaku tumbuh kembang anak, dapat dilakukan dengan observasi secara insidental dan observasi secara terfokus/ terpusat. Observasi merupakan cara pengumpulan data melalui pengamatan terhadap situasi sebenarnya atau alamiah, dan juga situasi yang sengaja diciptakan atau eksperimen. Adapun observasi dapat dilakukan melalui pengamatan langsung maupun tidak langsung dalam terhadap anak dalam proses belajar melalui bermain. BAHAN AJAR PLPG 53

58 Observasi langsung dilakukan guru/ pendidik pada anak secara face to face, dengan menggunakan indera, saat anak melakukan kegiatan belajar melalui bermain., misalnya mengobservasi saat anak : meronce, menggambar, melipat, berlari, main bola, membau, bermain pencampuran warna, dan lain-lain. Adapun observasi tidak langsung, pengamatan yang dilakukan tidak pada saat peristiwa terjadi.(berarti melihat dokumentasi), baik itu berupa rekaman perilaku anak maupun hasil bermain anak, berupa hasil lipatan, hasil roncean, dan lain-lain Dalam observasi/ pengamatan, guru menggunakan lima indera untuk mendapatkan data anak. 2. Metode Wawancara (percakapan dengan anak) Percakapan adalah cara penilaian yang dilakukan melalui bercakap-cakap antara anak didik dengan guru/ pendidik baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Pada anak-anak, guru melakukan percakapan untuk mendapatkan informasi tentang apa saja yang dilakukan mereka, maupun gagasan-gagasan, imajinasi yang ada dipikirannya. Hasil percakapan ini, pada umumnya guru mendapatkan keterangan yang orisinal, karena anak-anak memberikan pernyataan yang tidak dibuat-buat. 3. Catatan anekdot ( Anecdotal Record) Pencatatan anekdotal, suatu tulisan singkat mengenai suatu peristiwa atau kejadian yang berarti, yang bermakna, yang penting, insiden dalam kehidupan keseharian anak didik. Catatan anekdot ini ditulis tentang sikap dan perilaku anak secara khusus terjadi secara insidental/ tibatiba. Catatan ini menggambarkan peristiwa yang terjadi pada anak secara faktual dan luar biasa Catatan anekdot adalah kumpulan catatan mengenai sikap dan perilaku anak dalam perilaku tertentu di dalam kelas maupun di luar kelas. Catatan yang meliputi aktivitas yang bersifat negatif dan positif. Anecdotal record lebih terfokus untuk mencatat kejadian khusus atau luar biasanya dalam situasi khusus. Catatan anekdot menjelaskan sesuatu yang terjadi secara faktual (sesuai dengan apa yang dilihat dan didengar), dengan cara yang obyektif (tidak berprasangka, tidak menduga-duga), menceritakan bagaimana, kapan dan di mana terjadi peristiwa itu, serta apa yang dikatakan dan dikerjakan anak. Contoh : anak tiba-tiba menangis, anak lari keluar kelas dan langsung main pasir di halaman anak cemberut, tidak riang seperti biasanya 4. Portofolio (Kumpulan Hasil Karya Anak) Portofolio adalah salah satu cara penilaian yang digunakan untuk mengamati perkembangan karya anak dalam rangka melakukan evaluasi perkembangan belajar anak usia dini. Portofolio merupakan salah satu wadah untuk merekam berbagai unjuk kerja atau bukti nyata hasil belajar anak usia dini. Beberapa alasan penggunaan portofolio antara lain adalah: (a) Membantu guru untuk merangkai berbagai bukti nyata dari hasil belajar yang ditampilkan anak dalam berbagai bentuk karya; (b) Mendorong anak mengambil manfaat dari hasil belajar yang dicapainya; (c) Membantu guru untuk memahami profil perkembangan anak secara lebih lengkap dalam berbagai bidang perkembangannya; (d) Memberikan gambaran tentang perkembangan dan hasil belajar anak dari waktu ke waktu; dan (e) Merupakan sarana evaluasi hasil belajar anak secara interaktif. Data hasil penilaian dari berbagai alat dan cara pengumpulan untuk mendapatkan data tentang perkembangan anak, dikumpulkan dan didokumentasikan dalam bentuk portofolio, yaitu penilaian berdasarkan kumpulan hasil karya anak. Sebagai bukti refleksi diri anak didik atas apa yang dilakukannya dan dicapainya. Berdasarkan data tersebut pendidik/ guru melakukan analisis untuk memperoleh kesimpulan tentang gambaran perkembangan anak berdasarkan semua indikator yang telah ditetapkan setiap semester. 54 Prodi Pendidikan GURU PAUD / TK

59 Adapun prinsip- prinsip yang perlu diperhatikan dalam portofolio a. Portofolio adalah sesuatu yang dilakukan oleh anak didik dengan karya-karyanya sendiri dan untuk menilai dirinya sendiri sebagai pembelajar. b. Portofolio secara eksplisit atau implisit harus berisi alasan anak membuatnya, tujuan dan sasaran, kegiatan atau karya dan standar tolok ukur penilaian portofolio. c. Portofolio dapat digunakan sepanjang tahun dan dilakukan evaluasi formatif dan pada akhir tahun diseleksi mana yang dapat dan pantas dilaporkan kepada pihak yang berkepentingan d. Portofolio hendaknya berisikan informasi yang menggambarkan aspek perkembangan kemajuan hasil belajar anak. - Perkembangan sosio-emosional, berupa catatan guru dan catatan anekdot mengenai interaksi anak dengan kelompoknya (kemampuan memilih, memecahkan masalah dan kerja sama dengan orang lain), serta rekaman video ketika sedang melakukan kegiatan bersama. - Perkembangan kognitif, berupa foto-foto tentang aktivitas anak ketika menghitung dan mengukur bahan-bahan untuk kegiatan memasak, sampel kerja anak yang menunjukkan anak memahami konsep angka, foto dan data yang diperoleh dari ceklis dan rekaman wawancara mengenai pemahaman konsep, eksplorasi, hipotesis, dan pemecahan masalah - Perkembangan bahasa, berupa rekaman anak ketika membaca cerita yang ditulis, rekaman wawancara tentang penguasaan perbendaharaan kata dan keterampilan menggunakan bahasa. - Perkembangan fisik, berupa catatan guru atau rekaman video tentang aktivitas gerakan anak baik di dalam kelas maupun di luar kelas yang merupakan perkembangan keterampilan motorik, catatan, foto, rekaman video, Berbagai hasil karya yang dibuat dan dilakukan anak; yang dapat dimasukkan ke dalam portofolio misalnya: a. Gambar atau lukisan b. Hasil melipat anak c. Potret bangunan balok yang dibuat anak d. Foto atau video ketika anak melaksanakan kegiatan selama di TK e. Catatan atau gambar atau video saat melempar dan menangkap bola f. Catatan mengenai buku-buku yang sudah dibaca anak atau mendengarkan buku yang dibacakan untuknya g. Cerita-cerita yang pernah ditulis oleh anak h. Catatan tentang perkembangan sosial emosional anak DAFTAR PUSTAKA Authentic Assessment and Early Childhood Education. (2011). Little Prints Volume 6 Bagnato, S. (2007). Authentic assessment for early childhood intervation: Best practice. New York: NY: Guilford. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.Peraturan Menteri Pendidikan dan KebudayaanRepublik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.Peraturan Menteri Pendidikan dan KebudayaanRepublik Indonesia Nomor 146 Tahun 2014 BAHAN AJAR PLPG 55

60 MATERI 7 PEMBELAJARAN ILMU SOSIAL ANAK USIA DINI A. KOMPETENSI INTI Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. B. KOMPETENSI DASAR Mampu mengembangkan kemampuan untuk membuat keputusan dan merasa sebagai warga masyarakat yang beragam budaya demokratis di dunia yang saling bertergantungan. C. MATERI AJAR Definisi/pengertian Ilmu Sosial Ilmu sosial adalah : ilmu yang terintegrasi dari ilmu-ilmu sosial dan humaniora untuk mempromosikan kompetensi. Ilmu sosial terkoordinasi,dan llmu sistematis pada gambar disiplin ilmu seperti antropologi, arkeologi, ekonomi, geografi, sejarah, filsafat, ilmu politik,psikologi,agama,dan sosiologi,serta konten yang sesuai dari humaniora,matematika dan ilmu alam.(ncss,1994,hal1) MASA LALU DENGAN PENDEKATAN ILMU SOSIAL Sebelum tahun 1930an, ilmu sosial mempunyai kaitan dengan satu tubuh yang tidak berubah dari fakta-fakta untuk dihafalkan.gempar oleh hal ilmu social yang sering menghafal dan tidak memiliki pengalaman dengan lucy Sprague Mitchell(1934) mengembangkan sebuah akun praktis tentang cara dimana guru dapat memperkaya pemahaman anak-anak tentang dunia dan tempat di sekitar mereka KAJIAN-KAJIAN SOSIAL SAAT INI Kajian-kajian sosial saat ini secara ketat berdasarkan kajian-kajian masa lalu. Pilsafat John Dewey, teori-teori dari Piaget dan Vygotsky dan penelitian Mitchell terus mempengaruhi bidang. Bagaimanapun, kajian-kajian sosial saat ini bukan hanya berdasarkan yang sebelumnya. teori dan penelitian pembelajaran mutakhir selain juga kekuatan-kekuatan ssial dan politik direfleksikan didalam kurikulum kajian-kajian sosial saat ini. Implikasi-implikasi teori dan penelitian untuk mengajarkan banyak. Saat ini, mengajarkan kajian-kajian sosial untuk anak-anak muda perlu memasukan sebagai berikut: Pembelajaran aktif Bidang-bidang subyek terintegrasi Maksud dan relevansi Kepentingan dan keterikatan tinggi Standar-standar Keterampilan-keterampilan sosial dan partisisipasi Sikap-sikap dan nilai-nilai PENGETAHUAN ANAK Vygotsky (1986) menjelaskan dalam developmentally appropriate practice, bahwa sudah menjadi kaharusan bagi seorang guru untuk mngetahui kemampuan dasar siswa serta latarbelakang mereka. Semua Anak Sama Pada dasarnya, semua anak memiliki kebutuhan yang sama, antara satu dengan yang lainnya, seperti kasih sayang, rasa aman, dan perhatian yang baik, hal2 yang menyenangkan, serta sosok orang dewasa yang dapat mereka percayai. Anak merupakan pembelajar yang aktif Jika kebutuhan dasar anak pada poin rasa aman dengan kasih sayang bertemu, mereka akan mencari tau dan merasa penasaran, tertarik dengan lingkungan dan penuh dengan semangat untuk belajar lebih jauh tentang diri mereka sendiri dan bagaimana berinteraksi dengan orang lain. Anak melewati tingkat pembentukan pemikiran yang sama 56 Prodi Pendidikan GURU PAUD / TK

61 Pada jenjang usia 2, 7 atau 8 tahun, tingkat pemahaman anak masih dalam masa pra-bekerja. Mereka mulai berfikir secara abstrak dan menggunakan simbol, untuk mengekspresikan gerakan secara mental, untuk mengantisipasi segala konsekuansi sebelum gerakan itu terjadi, dan untuk mengembangkan beberapa ide dari pada subuah penyebab; akan tetapi mereka butuh sebuah acuan yang konkret untuk memahami sebuah hal yang abstrak. Sama tapi berbeda Sebagai individu, bagaimanapun juga anak-anak tetaplah berbeda-beda. Setiap mereka adalah unik Pengalaman Guru dapat mendeterminasikan latar belakang anak sesuai dengan pengalamnnya melalui cara berikut: Mengungjungi kediaman anak dan berdiskusi dg orang tua tentang hal-hal yang pernah anak lakukan sebelumnya. Berkeliling disekitar tempat tinggal anak untuk melihat komunitas yang ada disekeliling anak Mewawancarai anak, dan meminta mereka untuk menceritakan tentang apa yang mereka lakukan, tempat yang pernah mereka datangi, dan hal apa yang ingin mereka lakukan. Minat/Kepentingan Orang yang pernah kontak langsung dengan anak-anak pasti mengetahui bahwa anak sangat antusias dan tertarik untuk belajar segala hal. Untuk memulainya, dapat dilakukan hal berikut: Berbincang kepada anak tentang hal apa saj secara non-formal, hal ini dapat membuat guru tau apa yang anak ketahui, dan apa yang ingin mereka lakukan Perhatikan anak ketika bermain Diskusikan kesukaan anak pada orang tua Kemampuan Anak-anak tidak hanya membawa berbagai macam pengalaman dan kepentingan ketika didalam kelas, tetapi mereka juga membawa perbedaan besar dalam tingkat perkembangan sosial, emosional, fisik, intelektual dan kemampuan. Perbedaan ini membentuk dasar dari tujuan-tujuan lainnya dan tujuan pembelajaran sosial untuk kelompok dan untuk masing-masing anak. RENCANA PEMBELAJARAN Rencana pembelajaran dapat berputar disekitar seorang anak,sebuah kelompok kecil,atau keseluruhan kelompok. Akhir Kegiatan. Akhir kegiatan adalah waktu yang dihabiskan untuk mengkaji, menyimpulkan, dan menilai unit, tetapi memberikan penutupan guru dan anak-anak. Menilai Unit, Proyek, atau Pembelajaran Tematik Selain menilai anak-anak, guru ingin mengevaluasi perencanaan dan pengajaran. Sebuah proyek yang terencana atau unit harus mencakup sebagai berikut: Jelas, realistis, dapat diperoleh tujuan dan sasaran Bahan materi menarik untuk anak-anak Kegiatan yang memperhitungkan pertimbangan kemampuan yang berbeda anak-anak, minat, dan latar belakang Keterlibatan anak-anak dalam perencanaan tujuan dan kegiatan unit Aktifitas pengalaman yang sepenuhnya melibatkan anak-anak Memberi kesempatan anak-anak untuk bekerja dan bermain bersama Kesempatan untuk menilai anak-anak belajar PENILAIAN KURIKULUM DARI STUDI SOSIAL Menjelaskan tujuan dan sasaran yang dapat membantu menentukan sejauh mana anak-anak belajar, tumbuh, dan berkembang dengan cara yang diinginkan. Berfungsi sebagai sistem kontrol kualitas yang memungkinkan para guru untuk menentukan bagian mana dari proses belajar mengajar sudah efektif dan yang tidak. BAHAN AJAR PLPG 57

62 Pengamatan Ketika mereka mengamati perilaku anak-anak sistematis, guru melihat indikasi pencapaian tujuan mereka studi sosial. Guru mencari dan perilaku catatan yang menunjukkan kemampuan anakanak, sikap, nilai, atau pengetahuan. Pengamatan perilaku adalah cara yang valid untuk mengevaluasi tujuan-tujuan sosial studi yang berkaitan dengan keterampilan sosial, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, dan penerimaan nilai-nilai orang lain. BERPIKIR DAN PEMBENTUKAN KONSEP DALAM ILMU SOSIAL Selama ini pendidik beranggapan bahwa berpikir kritis hanya terjadi pada orang dewasa. Kecuali pada anak yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Namun saat ini kita menyadari bahwa anak-anak usia melibatkan semua proses yang sama seperti halnya proses berpikir orang dewasa. Proses Penemuan Sendiri (Penyelidikan/Inquiry) 1. Anak merasakan masalah 2. Anak mengeksplorasi dan menyelidiki 3. Anak menguji ide/pemikiran 4. Anak mencapai kesimpulan Anak mulai mengelompokkan dunianya dan mengatur informasi selama masa bayi. Mereka mempelajari sesuatu dapat dihisap atau tidak, makanan atau bukan. Pada usia balita mereka menggunakan kata sebagai arti dari mengelompokkan dunianya. Mereka menduga, memecahkan masalah-masalah dan mengambil kesimpulan. Kemampuan tersebut adalah bentuk tertinggi dalam berpikir. Anak usia 4 tahuin kebawah memecahkan masalah sehari-hari, seperti Duduk di atas jungkatjungkit. Dan kita dapat membuatnya naik dan turun. Pada usia 5 tahun, pemecahan masalah berkembang pada pengalaman diluar pribadi dalam kelas, sekolah dan kelompoknya. PEMBELAJARAN TENTANG DIRI SENDIRI, ORANG LAIN dan MASYARAKAT ; KETERAMPILAN SOSIAL Anak yang masuk dalam kelas Taman Kanak-kanak dihadapkan dengan keterampilan sosial yang luas. Tapi ketika di dalam kelas, anak menghadapi tugas untuk berkomunikasi dengan orang dewasa dan teman lainnya, kebanyakan dari mereka tidak dikenalnya. Tidak hanya baru dan mungkin keterampilan sosial yang berbeda di perlukan, tapi anak akan mencoba untuk memberikan kemampuan individualnya dalan berhubungan dengan yang lain dan kelompoknya. Dengan demikian, anak akan belajar keterampilan, perilaku dan nilai yang diperlukan dalam kehidupannya. Demokrasi kecil dari program anak usia dini yaitu di desain untuk membantu dan mendukung keterampilan sosial dan pengetahuan yang dibutuhkan anak, tidak hanya untuk berparitisipasi dalam demokrasi tapi untuk melanjutkan, mengolah, merubah dan mengembangkan demokarsi tersebut di kemudian hari. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN SOSIAL Keluarga KONSEP DIRI Peran Budaya Identitas Umum: Nama Peran Sekolah Fisik Efikasi Diri CARA MEMBANGUN KEMAMPUAN SOSIAL MELALUI BERHUBUNGAN DENGAN ORANG LAIN Komunikasi Mendengarkan dan Berbicara Mendengarkan adalah cara utama di mana anak-anak belajar bahasa. Keterampilan mendengarkan, jadi penting untuk belajar berkomunikasi dengan orang lain, sangat penting untuk mempelajari semua. Setelah anak-anak bisa mendengarkan orang lain, mereka dapat mulai melihat sudut pandang orang lain, belajar dari orang lain, dan memperluas dunia mereka. 58 Prodi Pendidikan GURU PAUD / TK

63 BUDAYA, KEBERAGAMAN dan NILAI-NILAI BUDAYA Budaya merupakan cara hidup, lingkungan buatan manusia yang total, nilai dan kepercayaan, symbol/tanda, pemaknaan, pandangan terhadap kehidupan social (banks 2008). Budaya menentukan cara setiap orang berfikir, merasa, dan bersikap. Keberagaman Saya menghargai perbedaan setiap hari kata seorang guru kelas satu. diantara 23 anak didalam kelas saya, ada beberapa anak berasal dari Negara amerika, dua anak berasal dari Hmongs, satu dari cina, dua dari Iran, dan dua dari eropa barat. Kelas ini merupakan kelas yang sangat berbeda dari pikiran saya belasan tahun yang lali. Tentu saja sangat menantang mengajarkan kelas seperti ini, tetapi saya menyukainya. Perbedaan menambah kekayaan dalam hidup saya dan kurikulumnya. Perbedaan ini lebih berharga dari pengajaran dahulu. Anak Studi Kontinuitas Waktu, dan Perubahan: Sejarah, Pengetahuan tentang Sejarah Pra-Kondisi Kecerdasan Politik. Penelitian sejarah telah didefinisikan sebagai studi berorientasi waktu yang mengacu pada apa yang kita tahu tentang masa lalu. Standar II dari Dewan Nasional Ilmu Sosial (1998) adalah waktu, kontinuitas, dan perubahan. Studi yang harus memungkinkan anak-anak untuk berusaha untuk memahami akar holistik mereka dan untuk menempatkan dirinya dalam waktu. Orang, tempat, dan lingkungan; geografi Bidang geografi, tidak seperti dunia itu penelitian, tidak memiliki batas. Anda dapat membantu anak prasekolah-utamanya dalam mengembangkan konsep geografi dasar dengan kepping dalam pikiran bahwa anak-anak belajar dengan melakukan. Mereka dapat mengalami bumi di mana mereka hidup, belajar nama dan kualitas tanah dan air permukaan. Mereka dapat mengalami irama siang dan malam dan perubahan musim. Melalui eksplorasi gerakan dan kegiatan fisik lainnya, anak-anak mulai memahami konsep arah. Belajar alamat mereka, mengambil perjalanan lapangan, dan menemukan diri mereka sendiri dan objek dalam ruang, anak-anak belajar konsep lokasi. Ous pengalaman seperti film dan alat bantu audiovisual lainnya. Mengetahui bagaimana orang berinteraksi, meskipun mereka terpisah dalam ruang, membantu anak mengembangkan konsep interaksi spasial. Dan anak-anak diperkenalkan dengan gagasan pemetaan dunia mereka saat mereka menggambar dan membangun peta mereka sendiri. Ketika Anda mengajarkan konsep-konsep geografi anak-anak muda, penting untuk diingat arahan Mitchell (1934): Anak-anak belajar dengan melakukan, melalui tindakan, dan dengan pengalaman konkret. Perluas Pengetahuan Anda 1. Wawancara kelompok 5-6, -, dan 7-tahun anak-anak untuk menentukan konsep mereka tanah dan air. Anda mungkin meminta mereka untuk mengamati piring dengan sejumlah kecil air ditempatkan di bawah sinar matahari di pagi hari lagi di akhir hari. Tanyakan mereka apa yang terjadi dengan air tersebut. Anda mungkin melakukan hal yang sama dengan hal-hal yang mengapung dan tenggelam, membubarkan, atau mengubah bentuk. 2. Bekerja dengan sekelompok kecil anak-anak, meminta mereka untuk membangun peta kelas mereka dengan blok. Bagaimana anak-anak menunjukkan pemahaman tentang konsep dasar pemetaan: representasi, simbolisasi, perspektif, dan skala? 3. Memperkuat konsep Anda sendiri geografi dengan meninjau standar geografi nasional. Manakah dari standar ini kau mengerti, yang bisa Anda belajar lebih banyak tentang? 4. Ambil waktu berjalan di sebuah lingkungan sekolah. Apa bentuk tanah yang Anda amati? Apakah karakteristik fisik dari daerah yang membuatnya unik? Desain pengalaman belajar untuk anak-anak SD berdasarkan temuan Anda BAHAN AJAR PLPG 59

64 MATERI 8 PEMBELAJARAN MATEMATIKA DAN SAINS AUD Kompetensi Inti: Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu Kompetensi Dasar: Menguasai konsep dasar matematika, sains, bahasa, pengetahuan sosial, agama, seni, pendidikan jasmani, kesehatan dan gizi sebagai sarana pengembangan untuk setiap bidang pengembangan anak TK/PAUD A. Konsep Matematika Untuk Anak Usia Dini Konsep matematika anak usia dini sebenarnya dipelajari oleh anak sejak bayi melalui kegiatan sehari hari. Misalnya pada saat bayi sudah dapat membedakan mana suara ibunya dengan orang lain. Pada usia dua tahun anak mulai dapat memilih pasangan pakaiannya sendiri, melalui kegiatan ini anak mulai membangun konsep mencocokan (matching). Konsep matematika anak usia dini hingga sekolah menengah berdasarkan The National Council Teachers of Mathematics (NCTM) tahun 2000 terdapat lima konsep yang dipelajari oleh anak, yaitu: bilangan dan operasi bilangan, aljabar, geometri, pengukuran, analisis data serta probabilitas (Henniger, 2009). Sebelum anak mempelajari konsep matematika tersebut, anak perlu untuk diberikan pengalaman matematika permulaan yaitu mencocokan, korespondensi satu satu, klasifikasi, membandingkan, mengurutkan atau seriasi. Pengalaman matematika permulaan ini merupakan keterampilan dasar dalam untuk memahami konsep matematika selanjutnya. Prinsip Pembelajaran Matematika Anak Usia Dini Untuk menyelenggarakan pembelajaran matematika yang bermakna bagi anak terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan, yaitu: Rencanakan pengalaman yang nyata sehingga anak dapat terlibat secara aktif. Observasi atau amati anak untuk memahami kemampuan dan minat anak. Berikan kesempatan anak belajar sesuai cara belajar anak. Pendidik sebagai fasilitator, bukan sekedar pemberi pengetahuan, karena beberapa konsep dalam matematika perlu dipahami dengan cara dilakukan langsung oleh anak. Berikan anak permasalahan dan konflik untuk memunculkan kemampuan berpikir, akomodasi dan adaptasi. Merancang aktivitas yang sesuai dengan tingkat perkembangan hingga anak mencapai area perkembangan proximal (zone proximal development). Berikan aktivitas matematika yang bermakna, sehingga anak dapat menggunakan pengetahuan matematika tersebut dalam kehidupan sehari hari. Buatlah pertanyaan yang menarik anak atau mengundang rasa ingin tahu anak. Doronglah anak untuk dapat menjelaskan apa yang dipikirkannya melalui kata-kata, gambar, tulisan dan simbol. Dorong anak untuk berbicara, baik kepada guru maupun anak lain. Pelajaran berurutan mulai dari enactive (konkrit) sampai pada simbolik. Bangunlah pembelajaran matematika berdasarkan pembelajaran sebelumnya. Gunakan berbagai macam alat atau benda yang berbeda untuk membantu anak mempelajari berbagai konsep matematika. Beberapa contoh pengembangan matematika permulaan bagi anak usia dini yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran adalah: 60 Prodi Pendidikan GURU PAUD / TK

65 1. Mencocokan (Matching) Keterampilan mencocokan merupakan konsep dari korespondensi satu satu dan mencocokan juga konsep dasar dari berhitung. Misalnya pada konsep ini anak belajar untuk mengamati dan mengungkapkan lebih banyak dan lebih sedikit. Kegiatan mencocokan dapat dimulai dengan mencari perbedaan, persamaan, hingga konsep lebih banyak dan lebih sedikit. Gb. Mencocokan gambar corak payung. Gb. Mencocokan gambar yang sama. 2. Mengelompokan (Classification) Pada masa usia dini anak mengembangkan kemampuan untuk mengelompokan benda berdasarkan ciri ciri tertentu. Piaget (1964) menyatakan bahwa anak dapat mengelompokan benda dimulai berdasarkan warna, bentuk, dan kemudian ukuran (Papalia & Olds, 2008). Kemampuan anak untuk melakukan klasifikasi merupakan kemampuan dasar untuk memahami nilai tempat pada bilangan, misalnya konsep puluhan dan satuan bilangan 25 terdiri atas dua puluhan dan lima satuan (Henniger,2009). Misal: Mengelompokkan tutup botol 3. Mengurutkan atau seriasi Mengurutkan atau seriasi melibatkan kemampuan untuk menempatkan dua benda atau lebih ke dalam tata urutan tertentu, dari yang sederhana misalnya berdasarkan ukuran besar hingga kecil, ketinggian tinggi hingga rendah, ketebalan tebal hingga tipis hingga yang memerlukan ketelitian seperti warna gelap hingga terang, tekstur kasar hingga halus, posisi terdekat hingga terjauh, kapasitas isi dari banyak hingga sedikit, dan mengurutkan bilangan ordinal seperti pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya. Ada dua jenis pengurutan yaitu pengurutan 1 1, dan pengurutan 2 2 (set) yang disebut dengan dobel seriasi (double seriation). Contoh: BAHAN AJAR PLPG 61

66 Gb.Mengurutkan atau seriasi Konsep Bilangan a) Pemahaman Bilangan (Number Sense) Berdasarkan pernyataan NCTM (2000) kemampuan pemahaman bilangan atau berhitung dan mengenal angka meliputi kemampuan untuk memahami bilangan, menghubungkan bilangan dengan angka, dan sistem urutan bilangan. Anak juga diharapkan memahami arti dari operasi bilangan dan hubungan antar bilangan, serta mampu untuk membilang dan membuat perkiraan. Menurut Piaget ada 2 cara mengajarkan berhitung pada anak, yaitu berhitung berurutan secara ordinal (count in sequence) dan berhitung berdasarkan nilai bilangan atau kardinal(count in the set of number). Dalam mengembangkan kemampuan pemahaman bilangan, anak akan melewati proses memahami konsep: (1) Lebih atau kurang (more or less); (2) Menghitung/cardinalitas: menghafal hitungan, hubungan 1 1, menghitung secara berurutan, menghitung dalam sejumlah benda, urutan bilangan, perkiraan (estimasi); (3) Pengaturan spasial; (4) Lebih 1, lebih 2, kurang 1, kurang 2; (5) Benchmark 5 dan 10; (6) perkiraan jumlah; (7) bagian dari keseluruhan (part part whole): Konsep bagian dari keseluruhan, yaitu pemahaman bahwa suatu set bilangan terdiri atas beberapa sub set bilangan, misalnya bilangan 5 dapat terdiri atas 1+4, 2+3, 3+2, 4+1 atau 1+2+2, 1+3+1, dan seterusnya. 5. Aritmatika Kegiatan aritmatika merupakan kegiatan yang kaya akan pemecahan masalah. Untuk memecahkan suatu masalah merupakan proses untuk menemukan jawaban yang tepat dengan menggunakan berbagai cara. Contohnya Penjumlahan dan pengurangan. Perkalian dan pembagian, serta nilai tempat. 6. Aljabar Permulaan Aljabar permulaan mengarah pada hubungan antar jumlah dan bagaimana jumlah dapat berubah dikarenakan adanya hubungan satu dengan lainnya. Pola (Patterning) Pola merupakan cara yang digunakan oleh anak untuk mengenal urutan untuk membuat prediksi atau perkiraan mana yang muncul terlebih dahulu dan kemudian secara berurutan. Contoh: - Pola berulang misalnya AB-AB-AB, AAB-AAB-AAB, ABC-ABC-ABC, dan seterusnya. - Pola yang berkembang AB-ABB-ABBB-ABBBB - Pola hubungan, misalnya satu anak memiliki dua mata, dua anak ada empat mata, dst. 7. Analisis Data: Grafik dan Probabilitas Berdasarkan standar NCTM (2000) mengenai konsep grafik dan probabilitas, yaitu anak mampu untuk membbuat pertanyaan berdasarkan data yaitu mampu untuk 62 Prodi Pendidikan GURU PAUD / TK

67 mengumpulkan, menyusun, dan menunjukan data yang ada untuk menjawab berbagai pertanyaan tersebut. contoh: Grafik, konsep probabilitas. 8. Geometri: Bentuk dan Ruang NCTM (1989) mendefinisikan kepekaan ruang (spaial sense) sebagai intuisi seseorang terhadap ruang disekelilingnya dan benda yang ada disekitarnya. Untuk mengembangkan kepekaan ruang, seorang anak harus memiliki pengalaman yang mengarah pada hubungan geometri, yaitu arah, orientasi ruang dan sudut pandang terhadap benda di dalam ruang, ukuran dan bentuk benda, serta bagaimana bentuk dapat berubah yang dipengaruhi oleh perubahan ukuran. a) Ruang Konsep yang akan dikembangkan pada anak yaitu anak memahami posisi dan arah (atas, bawah, luar, dalam, kiri, kanan, depan, belakang, jauh, dan dekat). Untuk mengembangkan kemampuan pemahaman ruang, kegiatan bermain dapat dilaksanakan didalam dan diluar ruang. Kegiatan didalam ruang sebaiknya tidak menggunakan ruang yang sempit dan tidak terlalu banyak barang didalamnya. Kegiatan pemahaman ruang dapat berupa bermain ular naga, balok, kucing dan tikus, gobaksodor (galah asin), dan lain sebagainya. b) Bentuk Tujuan mempelajari konsep bentu yaitu agar anak dapat mengenali berbagai bentuk yang di temui sehari hari, misalnya lingkaran pada jam dinding, persegi pada jendela rumah, sehingga anak mampu membuat hubungan antara satu bentuk dengan bentuk lainnya. c) Geometri Tujuan anak mempelajari geometri dari jenjang pra-sekolah hingga SD kelas rendah yaitu: (1) Mengenal bentuk (2) Memahami bentuk (3) Mengenal bentuk berdasarkan ciri cirinya (4) Memahami bentuk kurva tertutup dan terbuka (5) Mengenali bentuk geometri yang bergerak (6) Memahami bentuk simetri (7) Pemetaan dengan menggunakan koordinat geometri (8) Luas dan volume (9) Sudut (konsep dasar) (10) Pengukuran B. Konsep Sains Anak 1. Pengertian Sains Sains didefinisikan dalam webster new collegiate dictionary yakni pengetahuan yang diperoleh melalui pembelajaran dan pembuktian atau pengetahuan yang melingkupi suatu kebenaran umum dari hukum hukum alam yang terjadi misalnya didapatkan dan dibuktikan melalui metode ilmiah. Sains dalam hal ini merujuk kepada sebuah sistem untuk mendapatkan pengetahuan yang dengan menggunakan pengamatan dan eksperimen untuk menggambarkan dan menjelaskan fenomena fenomena yang terjadi di alam. Manusia mengetahui banyak hal di muka bumi ini baik melalui penang-kapan indera maupun hasil olah pikir. Kumpulan hal-hal yang diketahui tersebut dinamakan pengetahuan. Sedangkan Ilmu BAHAN AJAR PLPG 63

68 Pengetahuan adalah pengetahuan yang telah disusun secara sistematis dan logis dengan mempergunakan metode-metode tertentu. Sains adalah kerangka pengetahuan. Pembelajaran sains itu penting karena: (1) Sains adalah bagian penting dari budaya manusia, yang mempunyai nilai tertinggi dari kapasitas berpikir manusia; (2) Adanya laboratorium yang ditindaklanjuti dengan penelitian dapat digunakan untuk mengembangkan bahasa, logika, serta kemampuan memecahkan masalah dalam kelas; (3) Untuk jangka waktu panjang, dapat diciptakan saintis-saintis muda; (4) Negara sangat tergantung kepada kemampuan teknis dan saintifik dari masyarakatnya untuk persaingan ekonomi global serta keperluan nasional. Ada 3 area sains yang diajarkan dalam kurikulum, yaitu: sains kehidupan: Biologi (tubuh manusia), Zoologi (hewan), Botani (tumbuhan), 2) sains bumi, meliputi: Geologi (kulit keras bumi), astronomi (langit, musim, luar angkasa), 3) Fisika: ilmu kimia (benda padat dan cair), ilmu fisika (keseimbangan dan gerakan). Ada tiga faktor utama mengapa dalam pembelajaran sains pembentukan sikap adalah penting (Martin, 1984), yakni: a) Sikap seorang anak membawa satu kesiapan mental bersamanya. Dengan sikap yang positif, seorang anak akan merasa sains objek, topic, aktifitas dan orang secara positif. Seorang anak yang tidak siap atau ragu-ragu karena alasan apapun juga akan kurang kemauannya untuk berinteraksi dengan orang dan hal-hal yang berhubungan dengan sains. b) Sikap bukan pembawaan dari lahir atau bakat. Ahli kejiwaan berpendapat bahwa sikap itu dipelajari dan disusun lewat pengalaman selagi anak-anak berkembang (Halloran, 1970; Oskamp,1977), sikap seorang anak dapat berubah melalui pengalaman. Guru dan orangtua mempunyai pengaruh terbesar atas sikap sains (George & Kaplan, 1998) c) Sikap adalah hasil yang dinamis dari pengalaman yang bertindak sebagai faktor pengaruh ketika anak memasuki pengalaman pengalaman baru. Akibatnya sikap membawa suatu emosional dan intelektual, yang keduanya mengarah kepada pembentukan keputusan dan membentuk evaluasi. Keputusan dan evaluasi ini dapat menyebabkan seorang anak menetapkan prioritas dan memegang pilihan-pilihan yang berbeda. Selain pembentukan sikap, pembelajaran sains yang produktif juga dapat mengembangkan tiga aspek penting lainnya yakni: (1) Pengembangan dari sikap anak-anak; (2) Pengembangan dari pemikiran anak dan ketrampilan kinestetik (motorik kasar, halus serta koordinasi mata dan tangan, demikian juga dengan pelatihan, perasaan);(3) Pengembangan ilmu pengetahuan yang dibangun dari pengalaman di dalam setting yang alami. 2. Memulai Belajar Penelitian Anak-anak adalah saintis alamiah. Para ahli perkembangan anak pernah berdebat dalam masalah ini, tidak hanya didasari pada fakta dasar behavior anak-anak, tetapi lebih pada hubungan antara behavior dan aspek penting dari pemikiran saintifik. Anakanak yang dibawa ke kelas sains memiliki rasa keingintahuan yang alami dan menset idea serta memahami konseptual framework dimana terdapat hubungan antara pengalaman di dunia alami dan informasi lain yang telah mereka pelajari sebelumnya (terdapat koneksi). Sejak mereka memiliki berbagai pengalaman, anak-anak diberikan dalam kisaran yang luas kemahirannya (skill), pengetahuan, serta adanya pengembangan konsep. Anak usia dini pada tingkatan taman bermain, TK A dan B maupun anak usia sekolah 64 Prodi Pendidikan GURU PAUD / TK

69 dasar sampai kelas dua belum saatnya diberikan pelajaran tentang kemampaun penelitian ilmiah, konsep-konsep ilmiah ataupun prinsip-prinsip penelitian. Karena memang pada anak usia dini (0-8 tahun) mereka baru mempelajari tentang kemampuan dasar yang terdiri dari pengamatan, klasifikasi, komunikasi, ukuran, estimasi, prediksi dan kesimpulan. Seorang guru harus mampu mengevaluasi setiap pengetahuan anak-anak dan konseptual serta perkembangan skill/kemahiran, sebaik tingkat metakognisi anak-anak mengenai pengetahuannya, kemahiran dan konsep, juga menyediakan lingkungan pembelajaran anak-anak dimana setiap anak dapat bergerak mengembangkan dalam semua aspek. Pertanyaan kunci untuk instruksi ini adalah bagaimana mengadaptasi tujuan instruktusional ke pengetahuan yang telah ada dan kemahiran dari murid, sebaik bagaimana memilih teknik instruktusional sehingga akan lebih efektif. Bagan Kemahiran Proses Sains (Martin, Sexton, Franklin & Gerlovich, 2005) Kemahiran Dasar Pra Taman Kanak- kanak Taman Kanak- Kanak Observasi X X Klasifikasi X X Komunikasi X X Pengukuran X X Estimasi X X Prediksi X X Kesimpulan X Proses Kemahiran Observasi Menggunakan indera untuk menggabung-kan informasi Klasifikasi Mengelompokkan, ordering, mengkategori-kan, merangking, memisahkan, mem-bandingkan. Memanipulasi material Memberikan perlakuan pada material secara efektif Mengkomunikasikan Berbicara, menulis, menggambar Mencatat/menyusun data Logs, jurnal, grafik, table, gambar, rekaman Prediksi Dimulai dengan hasil yang diharapkan didasarkan pada pola atau bukti yang ada Inferensi Membuat kesimpulan (perkiraan yang educated) didasarkan pada alasan untuk menjelaskan observasi Mengestimasi Menggunakan penilaian hingga aproksimat sebuah nilai/kuantiti Penyelidikan Proses yang terintegrasi dari penelitian Pemecahan masalah/membuat Proses yang terintegrasi untuk menilai dan keputusan menghasilkan solusi 3. Pembelajaran sains secara alami Pembelajaran sains terhadap anak-anak yang terbaik adalah ketika mereka termotivasi. Oleh karena itulah maka pemberian pembelajaran harus menarik, menyenangkan, menantang, melalui interaksi dengan lingkungan, dilakukan bersama antara yang seusia dengan dewasa, dengan menggunakan benda konkrit. Adapun pembelajaran ini dapat dilakukan melalui penyelidikan untuk melihat : pola, perhubungan, proses, dan masalah. Pembelajaran sains juga dapat mengembangkan bahasa. BAHAN AJAR PLPG 65

70 Pembelajaran sains dilaksanakan secara kooperatif. Adapun prinsip dan teknik digunakan untuk membantu murid bekerjasama lebih efektif. Kerjasama adalah sesuatu yang bernilai, hal ini dimaksudkan agar anak-anak dapat melihat kerjasama mempunyai tujuan yang kuat, melihat teman sebagai teman berkolaborasi yang potensial, dan untuk memilih kerjasama sebagai kemungkinan pilihan yang layak untuk berkompetisi dan pekerjaan individual. Adapun prinsip pembelajaran sains adalah kooperatif, yakni: (1) adanya keterkaitan yang positif; (2) sebagai individu yang dapat diperhitungkan; (3) adanya interaksi yang simultan; (4) adanya partisipasi yang setara. Pada pembelajaran secara berkelompok, anak-anak diharapkan dapat bekerjasama dengan cara berdiskusi antar teman sebelum akhirnya ditanyakan kepada guru. Anak-anak berdiskusi tentang prosedur maupun kandungan isinya. Selain berdiskusi dengan satu kelompok mereka juga dirangsang untuk berdiskusi antar kelompok sebelum bertanyan pada gurunya. Apabila satu kelompok dapat mengerjakan tugas dengan cepat maka dapat membantu kelompok lain yang belum selesai. Tujuan dari pendidikan Sains pada anak usia dini adalah (1)Mempersiapkan anak-anak dengan pengalaman yang dapat membantu mereka menjadi terpelajar secara saintifik; (2) Membimbing anakanak saat mereka mempelajari kandungan arti dan membangun indera berdasarkan pengalaman oleh pemahaman terfokus dengan menggunakan ide sains, kemahiran, dan sikap mental; (3) Berbagi tanggungjawab dengan anak-anak terhadap apa yang mereka pelajari; (4) Mengadaptasi kurikulum, mengatur waktu dan mengatur praktek, termasuk untuk tema pelajaran yang mengambil waktu beberapa hari atau minggu; (5) Menguji kemajuan dalam berbagai cara untuk mengelompokkan mana yang anak-anak ketahui dan dapat lakukan. Daftar Pustaka Carruthersand, Elizabeth dan Maulfry Worthington, Children s Mathematics Making Marks Making Meaning, London: Sage Publication, Charlesworth, Rosalind, Experience in Math For Young Children, 5th Edition. New York: Thomson Delmar Learning, Cooke, Heathet, Mathematics for Primary and Early Years, London: Sage Publication, Copley, Juanita V., The Young Child and Mathematics, Washington D.C: NAEYC, 2000 Dodge, Diene Trister, Creative Curriculum for Pre-School 4th Editition, Washington DC: Teaching Strategies, Haylock, Dereck dan Fionna Thangata, Key Concepts in Teaching Primary Mathematics, London: Sage Publication, 2007 Henniger, Michael L., Teaching Young Children, New Jersey: Thompson Delmar Learning, Smith, Susan Sperry, Early Childhood Mathematics International Edition, New York: Pearson Van De Walle, John, Matematika Pengembangan dan Pengajaran, Jakarta: Erlangga, Jurnal Online 66 Prodi Pendidikan GURU PAUD / TK

71 MATERI 9 KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI Kompetensi Inti: Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural,emosional, dan intelektual. Kompetensi Dasar: 1.1. Memahami karakteristik peserta didik usia TK/PAUD yang berkaitan dengan aspek fisik, intelektual, sosial-emosional, moral, dan latar belakang sosial-budaya 1.4 Mengidentifikasi kesulitan peserta didik usia TK/PAUD dalam berbagai bidang Pengembangan PENDAHULUAN Sehubungan dengan kemampuan guru dalam memahami perkembangan anak usia dini secara benar, maka dalam suplemen Perkembangan Anak Usia Dini ini menyajikan serangkaian materi yang akan membekali Anda untuk memahami secara benar tentang perkembangan anak usia dini. Banyak bukti yang menunjukkan bahwa usia dini amat penting dalam perkembangan psikis (mental) seorang anak, sehingga sebagian ahli anak menyebut usia 0-7 tahun sebagai golden age, meskipun pada usia berikutnya perkembangan psikis ini tetap perlu diperhatikan. Anak usia 4-6 tahun merupakan bagian dari anak usia dini yang berada pada rentangan usia 0-7 tahun. Pada usia ini secara terminologi disebut sebagai anak usia prasekolah. Perkembangan kecerdasan pada masa ini mengalami peningkatan dari 50% menjadi 80%. Pertumbuhan dan perkembangan sambungan syarafsyaraf di otaknya sangat pesat terjadi, sehingga segala informasi/treatment yang diterima anak membentuk dan mempengaruhi kepribadian dan kemampuannya di masa datang. Usia 4-6 tahun merupakan masa peka bagi anak. Anak mulai sensitif untuk menerima berbagai upaya perkembangan seluruh potensi anak. Masa peka adalah masa terjadinya pematangan fungsifungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Masa ini merupakan masa untuk meletakkan dasar pertama dalam mengembangkan kemampuan fisik, kognitif, bahasa, sosial, emosional, konsep diri, disiplin, kemandirian, seni, moral, dan nilai-nilai agama. TOPIK BAHASAN: PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI 1. Pengertian Anak Usia Dini Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992), berbeda dengan yang berlaku di Indonesia. Menurut UU No 23 tahun 2000, rentang usia anak usia dini yaitu usia 0-6 tahun. Pada masa ini proses pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai aspek seperti: fisik, sosio-emosional, dan kognitif sedang mengalami masa yang tercepat dalam rentang perkembangan hidup manusia (Berk, 1992). Anak usia dini dikenal sebagai: masa peka, masa egosentris, masa meniru, masa berkelompok, masa bereksplorasi, dan masa pembangkangan. Anak usia dini berada dalam masa emas perkembangan, yaitu saat yang paling baik untuk mengoptimalkan fungsi otak anak melalui pemberian stimulasi pendidikan dan pengalaman dari lingkungan. Masa penting berkembangnya semua aspek perkembangan, yaitu: perkembangan nilai-nilai moral dan agama, fisik, bahasa, kognitif, sosial-emosional, dan kecakapan hidup. 2. Pertumbuhan dan Perkembangan Pertumbuhan diartikan sebagai perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik. Contohnya adalah bertambahnya tinggi badan, bertambahnya lebar bahu, berat badan dan sebagainya. Adapun perkembangan diartikan sebagai suatu perubahan-perubahan dalam BAHAN AJAR PLPG 67

72 aspek psikologis dan sosial. Termasuk di dalamnya perubahan kapasitas fungsional atau kemampuan kerja-kerja organ-organ tubuh ke arah keadaan semakin terorganisasi dan terspesialisasi. Perkembangan dapat terjadi dalam bentuk perubahan kualitatif (semakin baik) dan kuantitatif, atau keduanya secara serempak. 3. Prinsip-prinsip perkembangan Dalam perkembangan individu dikenal prinsip-prinsip perkembangan sebagai berikut: perkembangan berlangsung seumur hidup dan meliputi semua aspek; setiap anak memiliki kecepatan (tempo) dan kualitas perkembangan yang berbeda (adanya individual differences); perkembangan secara relatif beraturan, mengikuti pola-pola tertentu; perkembangan berlangsung secara berangsur-angsur sedikit demi sedikit; perkembangan berlangsung dari kemampuan yang bersifat umum menuju ke yang lebih khusus, mengikuti proses diferensiasi dan integrasi; secara normal perkembangan individu mengikuti seluruh fase; sampai batas-batas tertentu, perkembangan sesuatu aspek dapat dipercepat atau diperlambat; perkembangan aspek-aspek tertentu berjalan sejajar atau berkorelasi dengan aspek lainnya; dan pada saat-saat tertentu dan dalam bidang-bidang tertentu perkembangan pria berbeda dengan wanita. 4. Tugas perkembangan anak Tugas perkembangan merupakan suatu tugas yang muncul dalam suatu periode tertentu dalam kehidupan individu. Tugas perkembangan yang harus dikuasai di masa anak adalah: belajar keterampilan fisik yang diperlukan dalam permainan; pengembangan sikap yang menyeluruh terhadap diri sendiri sebagai individu yang sedang berkembang;belajar berkawan dengan teman sebaya;belajar melakukan peranan sosial sebagai laki-laki atau wanita;belajar menguasai keterampilan-keterampilan intelektual dasar yaitu membaca menulis dan berhitung;pengembangan konsep-konsep yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari; pengembangan moral, nilai dan hati nurani; memiliki kemerdekaan pribadi.; dan pengembangan sikap terhadap lembaga dan kelompok sosial. Menurut Havighurst, tugas tersebut harus dikuasai dan diselesaikan oleh individu, sebab tugas perkembangan ini akan sangat mempengaruhi pencapaian perkembangan pada masa perkembangan berikutnya. TOPIK BAHASAN: PERKEMBANGAN KOGNITIF 1. Teori Jean Piaget Piaget (1950) menyatakan bahwa setiap anak memiliki cara tersendiri dalam menginterpretasikan dan beradaptasi dengan lingkungannya (teori perkembangan kognitif). Menurutnya, setiap anak memiliki struktur kognitif yang disebut schemata yaitu sistem konsep yang ada dalam pikiran sebagai hasil pemahaman terhadap objek yang ada dalam lingkungannya. Prinsip perkembangan kognitif Piaget memandang bahwa proses berfikir sebagai kegiatan bertahap dari fungsi intelektual yang dimulai dari yang konkret menuju ke abstrak. Menurut Piaget inteligensi terdiri dari tiga aspek yaitu : 1. Struktur yaitu pola prilaku yang dapat diulang untuk menghadapi masalah. 2. Isi yaitu pola prilaku yang khas ketika individu menghadapi sesuatu masalah 3. Fungsi yaitu cara seseorang mencapai kemajuan intelektual. Fungsi ini mempunyai dua variasi yakni : a. Organisasi, berupa kecakapan seseorang dalam bentuk sistem yang koheren b. Adaptasi, berupa kecakapan individu untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan, meliputi asimilasi dan akomodasi. 68 Prodi Pendidikan GURU PAUD / TK

73 Piaget memandang bahwa proses berfikir sebagai kegiatan bertahap dari fungsi intelektual yang dimulai dari yang konkret menuju ke abstrak. Teori ini dinamakan cognitive developmental. Piaget (Piaget, 1972 : 49-91) membagi perkembangan kognitif ke dalam empat tahap yaitu: a. Tahap Sensorimotor (usia 0-2 tahun) dimana pada masa dua tahun kehidupannya anak berinteraksi dengan dunia di sekitarnya terutama melalui aktivitas sensori (melihat, meraba, merasa, mencium dan mendengar) dan persepsinya terhadap gerakan fisik dan aktivitas yang berkaitan dengan sensori tersebut. b. Tahap Praopresional (usia 2-7 tahun) dimana anak mulai menyadari bahwa pemahamannya tentang benda-benda di sekitarnya tidak hanya dapat dilakukan melalui kegiatan sensorimotor akan tetapi juga dapat dilakukan melalui kegiatan yang bersifat simbolik. Tahap praoperasional dapat dibagi ke dalam tiga sub tahap yaitu sub tahap fungsi simbolik, sub tahap berpikir secara sub egosentris dan intuitif. c. Tahap Operasional Kongkrit (7-12 tahun) dimana kemampuan anak untuk berpikir secara logis sudah berkembang. d. Tahap Operasional Formal (12 tahun sampai usia dewasa) ditandai oleh perpindahan dari cara berpikir kongkrit ke cara bepikir abstrak. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kognitif Faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan kognitif dapat dijelaskan antara lain sebagai berikut: hereditas/keturunan; lingkungan; kematangan; pembentukan; minat bakat; dan kebebasan. TOPIK BAHASAN: PERKEMBANGAN BAHASA 1. Bahasa Melalui bahasa, seseorang dapat menyatakan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan, lisan, isyarat atau gerak. Schaerlaekens (Desmita, 2006) membedakan perkembangan bahasa atas tiga, yaitu periode pra-lingual (kalimat-satu-kata), periode lingual-awal (kalimat-dua-kata) dari 1 hingga 2,5 tahun, dan periode differensiasi (kalimat-tiga-kata dengan bertambahnya diferensiasi pada kelompok kata dan kecapan verbal). Perkembangan bahasa tergantung pada kematangan otak (sel korteks), dukungan dari lingkungan, dan pendidikan. Perkembangan bahasan anak meliputi perkembangan fonologis (mengenal dan memproduksi suara), perkembangan kosa kata, makna kata, susunan kalimat dan perkembangan pragmatik (penggunaan bahasa untuk komunikasi). Menurut Piaget, perkembangan bahasa anak usia 4-6 tahun bersifat egosentrik dan selfexpressive yaitu segala sesuatu masih berorientasi pada dirinya sendiri. Perkembangan bahasan dapat dipakai sebagai tolok ukur kecerdasannya di kemudian hari. Pada masa ini anak menguasai kemampuan bicara, tetapi anak harus belajar lebih banyak sebelum mereka mencapai kemampuan bahasan seperti orang dewasa (Hurlock, 1997). 2. Tahapan perkembangan bahasa Perkembangan bahasa anak usia prasekolah terbagi menjadi beberapa tahapan, yaitu (Nuraeni dan Sofiyanti, 2001): a. Periode pralinguistik (0-1tahun), aanak belum mengikuti aturan bahasa yang berlaku disebut sebagai tahapan meraban atau random dimana anak sudah dapat mengeluarkan bunyi-bunyi lisan kata-kata yang berulang suku katanya, seperti kata ma-ma, pa-pa, ba-ba, da-da, secara tepat. BAHAN AJAR PLPG 69

74 b. Periode lingual dini (1-2,5 tahun); anak mulai mengucapkan perkataannya yang pertama meskipun belum lengkap misalnya atit (sakit), mam (makan). Beberapa huruf yang masih sukar diucapkan pada periode ini diantaranya adalah huruf r, s, k, j dan t. Periode ini terbagi menjadi tiga tahap yaitu periode kalimat satu kata, periode kalimat dua kata, dan kalimat lebih dari dua kata. Pada tahapan yang terakhir anak sudah menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan orang lain. c. Periode differensiasi (2,5 5 tahun), anak mulai menguasai bahasa ibu, perbendaharaan kata berkembang, pemakaian kata sudah terdiffrensiasi dari kata depan, kata ganti dan kata kerja bantu. Selain itu fungsi bahasa anak untuk berkomunikasi sudah benar-benar berfungsi. 3. Ketrampilan dalam Bahasa Ada empat ketrampilan dalam bahasa yaitu keterampilan berbicara, ketrampilan menyimak, ketrampilan membaca, dan ketrampilan menulis. a. Ketrampilan berbicara Ada dua tipe perkembangan bicara anak yaitu: Egosentric speech,terjadi ketika anak berusia 2-3 tahun dimana anak berbicara kepada dirinya sendiri (monolog). Dan socialized speech, terjadi ketika anak berinteraksi dengan temannya ataupun lingkungannya. b. Ketrampilan menulis. Menulis merupakan salah satu media untuk berkomunikasi dimana anak menyampaikan makna, ide, pikiran,dan perasaan melalui kata-kata yang bermakna. Menurut Brewer mengemukakan bahwa 4 tahapan dalam kemampuan menulis, yaitu: 1) Scribble stage (membuat goresan). 2) Linear repetitive stage (pengulangan linier). 3) Random letter stage (menulis random). 4) Letter name writing or phonetic writing (menulis nama). c. Keterampilan membaca. Perkembangan membaca anak berlangsung dalam beberapa tahapan sebagai berikut: 1) Magical stage (tahap fantasi). 2) Self concept stage (tahap pembentukan konsep diri). 3) Bridging reading stage (tahap membaca gambar). 4) Take off reader stage (tahap pengenalan bacaan). 5) Independent reader stage (tahap membaca lancar). d. Ketrampilan menyimak. Kemampuan menyimak sebagai salah satu keterampilan berbahasa reseptif melibatkan beberapa faktor sebagai berikut: 1) Actuity, yaitu kesadaran akan adanya suara yang diterima oleh telinga. 2) Auditory discrimination, yaitu kemampuan membedakan persamaan dan perbedaan suara dan bunyi. 3) Auding, yaitu suatu proses dimana terdapat asosiasi antara arti dengan pesan yang diungkap. Auding melibatkan aspek perkembangan semantik dan sintaksis. Faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa Faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa anak, sebagai berikut : pengaruh Biologis dan pengaruh perilaku dan perkembangan dimana salah satu peran lingkungan yang membangkitkan rasa ingin tahu dalam penguasaaan bahasa pada anak kecil disebut motherese, yakni cara ibu dan orang dewasa sering berbicara pada bayi dengan frekuensi dan hubungan yang lebih luas daripada normal, dan dengan kalimat-kalimat yang sederhana. 70 Prodi Pendidikan GURU PAUD / TK

75 Pandangan sosio-kultural menekankan menekankan pentingnya lingkungan sosial di mana bahasa tersebut dibutuhan dan interaksi yang terjadi antara anak dan orang dewasa. Salah satu tokoh ini adalah Bruner. Menurutnya, bahasa dihadapi anak dalam interaksi yang benar-benar sangat teratur dengan ibu yang memiliki peran penting dalam mengatur kebahasaan yang dihadapi oleh sang anak. TOPIK BAHASAN: PERKEMBANGAN MORAL ANAK USIA DINI A. Teori-teori Perkembangan Moral 1. Teori Piaget Ketertarikan pada bagaimana anak berpikir mengenai isu moral dipicu oleh Piaget (1932) yang secara ekstensif mengamati dan mewawancarai anak-anak dari usia 4 sampai 12 tahun. Piaget menyimpulkan bahwa anak melewati dua tahap yang berbeda dalam cara mereka berpikir tentang moralitas. a. Usia 4 sampai 7 tahun: moralitas heteronom, anak berpikir bahwa keadilan dan peraturan adalah properti dunia yang tidak bisa diubah dan tidak dikontrol oleh orang. b. Usia 7 sampai 10 tahun, anak berada dalam transisi menunjukkan sebagian ciri-ciri dari tahap pertama perkembangan moral dan sebagian ciri dari tahap kedua, moralitas otonom. c. 10 tahun ke atas, anak menunjukkan moralitas otonom. Mereka sadar bahwa peraturan dan hukuman dibuat oleh manusia, dan ketika menilai sebuah perbuatan, mereka mempertimbangkan niat dan konsekuensinya. 2. Kohlberg Lawrence Kohlberg membagi perkembangan moral menjadi 3 tahapan dan setiap tingkatannya memiliki 2 tahapan. Penalaran Prakonvensional, adalah tingkat terendah dari penalaran menurut Kohlberg. Pada tingkat ini baik dan buruk diinterpretasikan melalui reward dan punishment eksternal. Penalaran konvensional adalah tingkat kedua atau menengah dalam teori perkembangan Kohlberg. Pada tahap ini individu memberlakukan standar tertentu, tetapi standar ini ditentukan oleh orang lain. Penalaran pascakonvensional, adalah tingkatan tertinggi dalam teori Kohlberg. Pada tingkatan ini individu menyadari adanya jalur moral alternative, mengeksplorasi pilihan ini lalu memutuskan berdasarkan kode moral personal. B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Moral Menurut ahli psikoanalisis, moral dan nilai menyatu dalam konsep superego. Superego dibentuk melalui jalan internalisasi larangan-larangan atau perintah-perintah yang datang dari luar (khususnya dari orangtua). Oleh karena itu, banyak yang tidak memiliki hubungan harmonis yang cukup kuat dengan orangtuanya di waktu kecil, sehingga anak dapat menjadi orang yang sering melanggar norma sosial. Teori-teori lain yang non-psikoanalisis beranggapan bahwa hubungan anak-orangtua bukan satu-satunya sarana pembentukan moral. Para sosiolog beranggapan bahwa masyarakat mempunyai peran penting dalam pembentukan moral. Teori perkembangan moral yang dikemukakan oleh Kohlberg menunjukkan bahwa sikap moral bukan hasil sosialisasi yang diperoleh dari kebiasaan dan hal-hal lain yang berhubungan dengan nilai kebudayaan. Tahap-tahap perkembangan moral terjadi dari aktivitas spontan pada masa anak-anak. Anak memang berkembang melalui interaksi social, namun interaksi ini mempunyai corak yang khusus dan factor pribadi anak ikut berperan. TOPIK BAHASAN: PERKEMBANGAN AGAMA ANAK USIA DINI A. Pengertian Agama dan sikap beragama Perkembangan sikap beragama merupakan suatu proses perubahan yang bersifat kualitatif yang menuju kearah kemajuan atau peningkatan dalam hal tindakan, perbuatan, dan perkataan yang dilakukan berdasarkan keyakinan sesuai dengan agama yang dianutnya. BAHAN AJAR PLPG 71

76 Menurut penelitian Ernest Harms dan dalam dalam bukunya The Development of Religious on Children, ia mengatakan bahwa perkembangan agama pada anak-anak itu melalui tiga tingkatan, yaitu: 1. The fairy tale stage (tingkat dongeng); anak usia 3-6 tahun memahami konsep Tuhan yang dipengaruhi oleh fantasi dan emosi.. 2. The realistic stage (tingkat kenyataan); dimulai sejak anak masuk SD hingga sampai ke usia (masa usia) adolesense. Pada masa ini ide ketuhanan anak sudah mencerminkan konsep-konsep yang berdasarkan kepada kenyataan (realis). Konsep ini timbul melalui lembaga-lembaga keagamaan dan pengajaran agama dari orang dewasa lainnya. 3. The Individual stage (tingkat individu); anak memiliki kepekaan emosi yang paling tinggi sejalan dengan perkembangan usia mereka. B. Faktor-faktor Pendidikan Agama pada Anak Menurut Al-Ghazali dalam Yuliani Nurani, faktor pendidikan agama pada anak terbagi atas lima faktor, yaitu: tujuan Pendidikan, pendidik, anak Didik, alat Pendidikan, dan lingkungan Pendidikan. Selain hal tersebut di atas, yang mempengaruhi sikap beragama terbagi ke dalam dua faktor, yaitu: 1) Faktor Internal: faktor jasmaniah dan faktor psikologis, yaitu factor intelektif berupa kecerdasan dan bakat; dan bukan intelektif berupa kepribadian, seperti: sikap, kebiasaan, minat, motivasi, emosi, dan kebutuhan. 2) Faktor Eksternal: faktor sosial (lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, lingkungan kelompok); factor budaya (adat istiadat, ilmu pengetahuan dan teknologi, kesenian); factor fisik (fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim); dan factor lingkungan spiritual (cepat dalam belajar, lamban dalam belajar, kreatif, status sekolah, kurang berprestasi) TOPIK BAHASAN: PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK USIA DINI A. Perkembangan Sosial Anak Usia Dini Untuk menjadi individu yang mampu bermasyarakat diperlukan tiga proses sosialisasi, yang ketiganya berhubungan satu sama lain, yaitu : 1. Belajar untuk bertingkah laku dengan cara yang dapat diterima masyarakat. 2. Belajar memainkan peran sosial yang ada di masyarakat. 3. Mengembangkan sikap/ tingkah laku sosial terhadap individu lain dan aktivitas sosial yang ada di masyarakat. Berikut ini empat tahap perkembangan psikosial anak Menurut Erik Erikson, seorang ahli psikologi, dalam bukunya Childhood and Society. 1. TRUST vs MISTRUST Terjadi sejak bayi baru lahir hingga usia 2 tahun. Menurut Erikson, tahap ini merupakan konflik dasar masa bayi, karena mereka dapat mempercayai lingkungannya. Anak akan mengembangkan kepercayaan dalam dirinya, jika kebutuhan dan perawatan dirinya dipenuhi secara rutin dan berkesinambungan, ditambah dengan kasih sayang yang membuatnya nyaman.. 2. AUTONOMY vs SHAME and DOUBT Terjadi ketika anak berusia 2 3 tahun, dimana si kecil mulai mencapai tingkat kemandirian tertentu. Selama periode ini, orang tua harus membuat sebuah keputusan yang tegas, yakni mereka harus protektif namun tetap tidak overprotektif. Anak akan mengembangkan kesadaran pengendalian diri mereka, jika ia merasa dirinya mendapat kesempatan dan support untuk melakukan apa yang ia inginkan. 3. INISIATIVE vs GUILT Terjadi ketika si kecil berusia 4 5 tahun. Anak sudah mampu melakukan berbagai kegiatan secara mandiri, namun ia akan menghadapi tantangan tersendiri bahwa tidak setiap keinginan bisa 72 Prodi Pendidikan GURU PAUD / TK

77 diwujudkan. Apabila anak diberi kebebasan untuk bereksplorasi dalam lingkungannya, dan juga Ibu sebagai orang tua selalu menjawab pertanyaan anak, maka si kecil akan cenderung memiliki inisiatif lebih banyak dalam menghadapi masalah yang ada di sekitarnya. 4. INDUSTRY vs INFERIORITY Terjadi ketika anak berumur 6 tahun hingga usia praremaja. Pada tahap ini si kecil mulai melihat hubungan antara ketekunan dan perasaan senang bila sebuah sebuah pekerjaan selesai. Anak mulai menyadari bahwa ia harus berjuang untuk mencapai suatu hal. Sehingga ia harus menguasai menguasai suatu keterampilan tertentu, sehingga timbul rasa puas dan berhasil pada dirinya. Namun jika Ibu terus menganggap anak sebagai anak kecil, maka yang timbul adalah rasa rendah diri sehingga ia malas untuk belajar atau melakukan tugas-tugas yang bersifat intelektual. Bentuk Bentuk Perilaku Sosial dan Faktor yang Mempengaruhi Adapun pola perilaku sosial di kemukakan Hurlock sebagai berikut : 1. Pola perilaku sosial: meniru, persaingan, kerjasama, simpati, empati, dukungan Sosial, membagi, perilaku Akrab. 2. Pola Perilaku tidak sosial: Negativisme, AgresifPerilaku Berkuasa, memikirkan Diri Sendiri, mementingkan Diri Sendiri, merusak, dan Pertentangan Seks, dan Prasangka. Perkembangan sosial anak dipengaruhi beberapa faktor yaitu : Keluarga, kematangan, status Sosial Ekonomi, pendidikan, kapasitas Mental : Emosi dan Intelegensi B. Perkembangan Emosi Anak Usia Dini Emosi merupakan suatu keadaan atau perasaan yang bergejolak pada diri seseorang yang disadari dan diungkapkan melalui wajah atau tindakan, yang berfungsi sebagai inner adjustment (penyesuaian dari dalam) terhadap lingkungan untuk mencapai kesejahteraan dan keselamatan. Emosi anak memiliki karakteristik kuat dan seringkali tampak, bersifat sementara, reaksi emosi mencerminkan individualitas, emosi berubah kekuatannya, emosi dapat diketahui melalui gejala perilaku Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Emosi Anak Usia Dini Beberapa studi tentang perkembangan emosi telah terbukti bahwa perkembangan emosi tergantung pada faktor pematangan (maturation) dan faktor belajar. TOPIK BAHASAN: PERKEMBANGAN FISIK MOTORIK ANAK USIA DINI A. Perkembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini Perkembangan motorik berkaitan erat dengan perkembangan pusat motorik di otak. Ada tiga unsur dalam perkembangan motorik pada manusia, yaitu : OTOT SARAF OTAK Ketiga unsur di atas melaksanakan masing-masing perannya secara interaksi positif, artinya unsur yang satu saling berkaitan, saling menunjang, saling melengkapi dengan unsur lainnya untuk mencapai kondisi motorik yang lebih sempurna keadaannya. Berdasarkan tiga unsur diatas bentuk perilaku gerak yang dimunculkan terbagi menjadi dua bentuk yaitu : motorik kasar (melibatkan otot-otot besar, saraf dan otak) dan motorik halus (melibatkan otot-otot kecil, saraf dan otak). Perkembangan motorik atau kinestetik bukan hanya melibatkan otot, melainkan juga fungsi-fungsi atau modalitas otak yang lainnya, seperti emosi (psikomotorik), auditory (auditory motorik), visual (visual motorik), kognitif, keterampilan dan kemampuan mengingat gerak yang sesuai dengan sekuensi (urut-urutan) tumbuh kembang otak. Beberapa aspek yang berhubungan erat dengan motorik, antara lain: kekuatan otot, fleksibilitas, tonus otot dan sebagainya. BAHAN AJAR PLPG 73

78 B. Prinsip-Prinsip Perkembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini Prinsip utama perkembangan fisiologis anak usia dini adalah koordinasi gerakan motorik, baik motorik kasar maupun motorik halus. Prinsip utama perkembangan motorik adalah kematangan, urutan, motivasi, pengalaman dan latihan atau praktik (Malina & Bouchard, 1991 : 178) C. Karakteristik Perkembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini Disebut motorik kasar, bila gerakan yang dilakukan melibatkan sebagian besar tubuh, karena itu biasanya memerlukan tenaga. Hal ini dikarenakan dilakukan oleh otot-otot yang lebih besar. Misalnya; gerakan berjalan, berlari dan melompat. Sedangkan motorik halus hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil. Karena itu gerakan ini tidak terlalu membutuhkan tenaga yang besar, akan tetapi membutuhkan koordinasi yang cermat. Misalnya; gerakan mengambil suatu benda dengan hanya menggunakan ibu jari dan telunjuk, menggunting, meronce, memegang pensil. D. Kondisi yang Mempengaruhi Perkembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini Perkembangan fisik motorik anak usia dini dipengaruhi oleh beberapa kondisi, yakni: sifat dasar genetic; kondisi pralahir yang menyenangkan; kehidupan pascalahir; kelahiran yang sulit; kesehatan dan gizi; IQ; rangsangan, dorongan, dan kesempatan; perlindungan yang berlebihan; urutan kelahiran; kelahiran sebelum waktunya; cacat fisik; dan perbedaan jenis kelamin, warna kulit, dan sosial ekonomi. Komponan Gerak Dasar Pengembangan gerak ini didasarkan pada tiga komponen gerak dasar, yaitu: Gerak Lokomotor adalah gerak memindahkan tubuh dari suatu tempat ke tempat yang lain; Gerak Nolokomotor adalah aktivitas yang menggerakkan anggota tubuh pada porosnya dan perilaku tidak pindah tempat; dan Gerak Manipulatif adalah keterampilan yang memerlukan koordinasi mata dengan anggota tubuh yang lain untuk mensiasati tempat atau obyek untuk bergerak. Gerak manipulatif dapat berupa gerak lokomotor manipulasi dan non lokomotor manipulatif. Daftar Pustaka Bredkamp, Sue. (1992). Developmentally Appropriate Practise in Early Childhood Programs Serving Children From BirthThrough Age 8. Washington : National Asociation for The Education of Young Children. Bredekamp, Sue., & Teresa, R. (1992). Researching Potentials Approach Curriculum and Assesment For Young Children. Volume 1, Washington: NAEYC. CRI Team, Pembelajaran Berpusat pada Anak, Washington: CRI Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini Dirjen PLS dan Pemuda Depdiknas (2002). Acuan Menu Pembelajaran Pada Pendidikan Anak Usia Dini. Hetherington. E.M (1999). Child Psychology: A Contemporary View points. 5 th ed. Mc Graw Hill Companies. The International Edition. Hildebrand, Verna. (1986). Introduction to Early Chilhood Education 4th ed.new York: Mac Millan Publishing Company. Hurlock, Elizabeth. B. (1978). Child Development, Sixth Edition.New York : Mc. Graw Hill, Inc. Jamaris, Martini Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia Taman Kanak-Kanak. Jakarta : Grasindo Lawrence Kohlberg Tahap-tahap Perkembangan Moral. Kiat Mengasah Kecerdasan Emosional Anak. Pustaka Hidayah. Papalia, dkk. (2009). Human Development (perkembangan Manusia). Edisi 10. Jakarta: Salemba Humanika. Santrock, J.W. (2007). Perkembangan Anak edisi 11. Jakarta : Erlangga. 74 Prodi Pendidikan GURU PAUD / TK

79 MATERI 10 KURIKULUM 2013: DESAIN, PERENCANAAN, DAN PENILAIAN DI PAUD Kompetensi Inti: 1. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang pengembangan yang diampu 2. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran Kompetensi Dasar: 1. Menelaah prinsip-prinsip dalam mengembangkan desain kurikulum PAUD 2. Memilih materi kegiatan pengembangan yang mendidik yaitu kegiatan bermain sambil belajar sesuai dengan tujuan pengembangan 3. Memahami prinsip-prinsip penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar sesuai dengan karakteristik anak usia dini. B. Desain Kurikulum 2013 PAUD Membahas tentang pendidikan tidak akan terlepas dari istilah kurikulum. Secara etimologis, kurikulum berasal dari kata curerre (latin/yunani) yang berarti berlari cepat atau lajur pacu. Jadi kurikulum memiliki makna jarak yang harus ditempuh seorang pelari hingga selesai. Berdasarkan Pasal 1 Butir 19 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Sebagai suatu pedoman, kurikulum secara ideal harus dapat menggambarkan arah dan tujuan yang harus dituju oleh proses pendidikan dan pembelajaran. Menurut Tyler dalam upaya mencapai tujuan dan sasaran, dalam setiap kurikulum ideal, harus dapat menggambarkan pengalaman belajar apa yang harus dimiliki oleh siswa (Tyler, 1950). Dalam sumber yang sama, Tyler mengatakan, bahwa dalam merumuskan tujuan itu dapat mempertimbangkan tiga hal pokok, yaitu kebutuhan individu sebagai peserta didik, kebutuhan masyarakat kontemporer dan pertimbangan ahli bidang studi. Berdasarkan sejarah kurikulum, pada tahun 1960-an kurikulum terlalu ditekankan pada proses perkembangan anak. Sedangkan pada tahun 1970-an kurikulum terlalu ditekankan pada konteks dan tahun 1980-an kurikulum terlalu ditekankan pada konten. Dalam hal ini menciptakan keseimbangan adalah hal yang krusial, tetapi perlu dijaga saling menguatkannya antara apa yang diberikan kepada anak dalam konteks merupakan harapan bahwa anak akan memahami dan mengetahui secara nyata dan mendalam dalam konten yang dipelajarinya. Kurikulum sebagai pengalaman belajar siswa memiliki makna bahwa kurikulum adalah seluruh kegiatan yang dilakukan siswa baik di dlaam maupun di luar sekolah asal kegiatan tersebut berada di bawah tanggung jawab guru (sekolah) (Sanjaya, 2009: 6). Pandangan ini mengedepankan semua aktivitas sekolah merupakan suatu yang dirancang dengan baik oleh sekolah karena diyakini bahwa semua aktivitas tersebut akan mempengaruhi keberhasilan pendidikan siswa. Oleh karena itu keberhasilan pendidikan tidak hanya diukur dari hasil yang dicapai oleh siswa saja dalam mengerjakan tes mata pelajaran, akan tetapi lebih memperhatikan proses perubahan pada diri siswa secara utuh sebagai hasil interaksi terhadap semua aktivitas di sekolah. Namun demikian diakui bahwa pandangan tentang kurikulum seperti ini tidak jelas dan terlalu kabur. BAHAN AJAR PLPG 75

80 Kurikulum sebagai perencanaan belajar memiliki makna bahwa kurikulum merupakan suatu perencanaan atau program pengalaman siswa yang diarahkan di satuan pendidikan (Sanjaya, 2009:8). Dalam konteks ini kurikulum lebih difokuskan pada perencanaan yang sistematis tentang semua aspek yang akan dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran. Dengan kata lain, semua aktivitas yang akan dilakukan oleh guru dan siswa di kelas harus dirancang terlebih dahulu dengan baik. Di bawah ini disajikan beberapa pengertian tentang pengembangan kurikulum pendidikan anak usia dini. a. Pengembangan program kegiatan bermain (kurikulum) bagi AUD seharusnya sarat dengan aktivitas bermain yang mengutamakan adanya kebebasan bagi anak untuk bereksplorasi dan berkreativitas, sedangkan orang dewasa seharusnya lebih berperan sebagai fasilisator pada anak yang membutuhkan bantuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi (Albrecht dan Miller, 2000; p ). b. Pada hakikatnya pengembangan kurikulum adalah pengembangan sejumlah pengalaman belajar melalui kegiatan bermain yang dapat memperkaya pengalaman anak tentang berbagai hal. (Bennett, Finn, Crib, 1999; p ) Berdasarkan dua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengembangan kurikulum pendidikan anak usia dini adalah upaya untuk membangun pengalaman belajar melalui kegiatan bermain yang dapat memperkaya pengalaman anak tentang berbagai hal, seperti cara berpikir tentang diri sendiri, tanggap pada pertanyaan, dapat memberikan argumentasi untuk mencari berbagai alternatif. Selain itu, hal ini membantu anak-anak dalam mengembangkan kebiasaan dari setiap karakter yang dapat dihargai oleh masyarakat serta mempersiapkan mereka untuk memasuki dunia orang dewasa yang penuh tanggungjawab. Jadi, kurikulum anak usia dini merupakan seperangkat kegiatan belajar melalui bermain yang dapat memberikan pengalaman langsung bagi anak dalam rangka mengembangkan seluruh potensi perkembangan yang dimiliki oleh setiap anak. Pengembangan kurikulum PAUD memiliki karakteristik sebagai berikut: a. Kurikulum PAUD merupakan program pembelajaran pendidikan anak usia dini yang mengacu pada standar kompetensi yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan Nasional. b. Kurikulum PAUD dilaksanakan secara terpadu dengan memperhatikan kebutuhan dan kepentingan anak. c. Kurikulum PAUD dilaksanakan secara fleksibel sesuai dengan karakteristik anak usia dini. d. Kurikulum PAUD dilaksanakan berdasarkan prinsip bermain sambil belajar atau belajar seraya bermain dengan memperhatikan perbedaan bakat, minat, dan kemampuan masingmasing anak, sosial budaya, serta kondisi dan kebutuhan masyarakat. e. Standar kompetensi disusun dan dilaksanakan dengan mengintegrasikan bidang-bidang pengembangan anak usia dini. Di dalam pendidikan anak usia dini, sebaiknya pengembangan kurikulum dilakukan berbasis pada satuan pendidikan (KTSP). Hal ini didasarkan atas beberapa pertimbangan, yaitu: a. KTSP memberikan keleluasan kepada para pendidik dan pengelola satuan pendidikan untuk mengembangan kurikulum yang sesuai kebutuhan dan lingkungan sosial budaya. b. Pemerintah pusat hanya menetapkan standar tingkat pencapaian perkembangan yang bersifat makro, sedangkan secara operasional dikembangkan oleh pendidik dan pengelola satuan pendidikan. 76 Prodi Pendidikan GURU PAUD / TK

81 c. Pendidik sebagai seorang profesional sudah saatnya melaksanakan salah satu kewajiban sebagai penyusun dan pengembang kurikulum. Di dalam implementasinya, Catron dan Allen (1999:30) menyatakan bahwa kurikulum mencakup jawaban tentang pertanyaan apa yang harus diajarkan dan bagaimana mengajarkannya dengan menyediakan sebuah rencana program kegiatan bermain yang berlandaskan filosofis tentang bagaimana anak berkembang dan belajar. Asosiasi nasional untuk anak usia dini di Amerika yang dikenal dengan nama National Association for The Education of Young Children (NAEYC) menjabarkan ciri-ciri kurikulum PAUD yang baik adalah sebagai berikut: a. Direncanakan dengan sangat hati-hati b. Menarik c. Melibatkan banyak pihak d. Sesuai dengan perkembangan anak e. Menghargai budaya dan bahasa yang digunakan anak f. Menyeluruh mencakup seluruh aspek perkembangan g. Mengarahkan kepada capaian keluaran yang positif untuk semua anak h. Dikembangkan berdasarkan atas hasil penelitian i. Menekankan pada keterlibatan guru dan anak secara aktif j. Memperhatikan pada aspek sosial dan keterampilan memenuhi aturan k. Menerapkan cara penilaian mutu, efektivitas guru, dan anak l. Anak melakukan secara aktif C. Perencanaan Kurikulum 2013 PAUD Rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan rancangan bagi guru untuk melaksanakan kegiatan bermain yang memfasilitasi anak dalam proses belajar. Rencana pelaksanaan pembelajaran dibuat sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Rencana pembelajaran harus mengacu kepada karakteristik (usia, sosial budaya dan kebutuhan individual) anak. Ramburambu yang harus diperhatikan dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran adalah: 1. Memahami STPPA sebagai hasil akhir program PAUD (Kompetensi Inti) 2. Memahami Kompetensi Dasar sebagai capaian hasil pembelajaran 3. Menetapkan Materi pembelajaran sebagai muatan untuk pengayaan pengalaman anak 4. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran untuk: a. mendukung pencapaian Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti b. mendukung keberhasilan pengelolaan pembelajaran yang bermakna c. mengarahkan guru dalam menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan d. mengarahkan guru untuk membangun sikap, pengetahuan dan keterampilan yang diharapkan dimiliki anak e. mendukung keberhasilan pelaksanaan pembelajaran Berdasarkan PERMENDIKBUD 146/2014 TENTANG KURIKULUM 2013 PAUD DOKUMEN KTSP terdiri dari : 1. Dokumen 1 Berisi Sekurang-kurangnya: Visi, Misi, Tujuan Satuan Pendidikan, Program Pengembangan dan Materi Pembelajaran, Pengaturan Beban Belajar, Kalender Pendidikan dan Program Tahunan, dan SOP. 2. Dokumen II Berisi Perencanaan Program Semester (Prosem), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM), Dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) yang dilengkapi dengan Rencana Penilaian Perkembangan Anak. BAHAN AJAR PLPG 77

82 Berkaitan dengan tugas guru sebagai perencana, maka perencanaan pembelajaran wajib disusun oleh guru secara mandiri, sesuai dengan yang tertuang dalam dokumen 2. Terdapat tiga jenis perencanaan pembelajaran yang harus disusun dan disiapkan oleh guru sebelum melaksanakan pembelajaran yaitu: 1. Program Semester (PROSEM) 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM) 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian(RPPH) Dalam menyusun ketiga jenis perencanaan di atas, maka harus mengacu pada muatan pembelajaran yang telah dirumuskan dalam dokumen 1 (pemetaan materi pembelajaran berdasar program dan kompetensi dasar). Prencanaan Program Semester Perencanaan program semester berisi daftar tema satu semester yang dikembangkan menjadi sub tema atau sub-sub tema, Kompetensi yang ditetapkan untuk dicapai pada setiap tema, dan alokasi waktu setiap tema. Langkah-langkah penyusunan program semester adalah sebagai berikut: 1. Membuat daftar tema satu semester. Pemilihan dan penentuan tema dilakukan guru sebelum awal semester kegiatan pembelajaran dimulai dengan memperhatikan prinsip pengembangan tema.. 2. Mengembangkan tema menjadi sub tema dan atau sub-sub tema. Sub tema dan sub sub tema yang dikembangkan merupakan topik-topik yang lebih khusus dan lebih dalam. Ke khususan dan kedalaman sub tema dan sub-sub tema memperhatikan usia anak, kesiapan guru, dan ketersediaan sumber belajar pendukung. Pengembangan tema dapat dipelajari pada Pedoman pengembangan Tema. 3. Menentukan alokasi waktu untuk setiap tema, sub tema dan atau sub-sub tema. Waktu pembahasan setiap tema/sub tema/sub-sub tema disesuaikan dengan minat anak, keluasan, kedalaman, dan sumber/media yang tersedia. 4. Menetapkan KD di setiap tema. Penentuan KD memuat seluruh aspek perkembangan nilai agama dan moral (nam), motorik (motr), kognitif (kog), sosial-emosional (sosem), bahasa (bah), dan seni. 5. Penulisan KD dapat ditulis lengkap atau dapat dituliskan kodenya saja. 6. KD dapat diulang-ulang di tiap tema/sub tema/sub-sub tema yang berbeda. 7. Tema/sub tema/sub-sub tema yang sudah ditentukan di awal dapat berubah bila ada kondisi tertentu dengan melibatkan anak tanpa harus merubah KD yang sudah ditetapkan. 8. Dalam menentukan KD pada setiap tema mencakup enam program pengembangan (nilai agama dan moral, motorik, kognitif, sosial emosional, bahasa, dan seni) Perencanaan Program Mingguan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM) disusun untuk pembelajaran selama satu minggu. RPPM dijabarkan dari Program Semester. RPPM berisi: (1) Identitas program layanan, (2) KD yang dipilih, (3) materi pembelajaran, dan (4) rencana kegiatan. Pada akhir satu atau beberapa tema dapat dilaksanakan kegiatan puncak tema. Puncak tema merupakan kegiatan penyimpul bagi anak-anak terkait dengan semua konsep, aktivitas yang dilakukan sepanjang tema berlangsung. Puncak tema dapat berupa kegiatan antara lain pameran hasil karya, kunjungan wisata, kegiatan bersama orangtua, panen bersama, pertunjukan sosio drama, bazar makanan dan minuman hasil masakan anak dan orangtua, dan lain-lain. Sebagai contoh ketika mengambil tema Sepeda, puncak tema dapat berupa kegiatan bersepeda gembira 78 Prodi Pendidikan GURU PAUD / TK

83 bersama keluarga. Ketika mengambil tema Kupu-kupu, kegiatan puncak temanya menanam tanaman bunga di sekitar halaman sekolah, atau melepas kupu-kupu hasil pembiakan. Perencanaan Program Harian Rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH) adalah acuan untuk mengelola kegiatan bermain dalam satu hari. RPPH disusun dan dilaksanakan oleh pendidik. Format RPPH tidak harus baku tetapi memuat komponen-komponen yang ditetapkan. Komponen RPPH terdiri dari: (1) identitas program, (2) tujuan, (3) materi, (4) alat dan bahan, (5) kegiatan pembukaan, (6) kegiatan inti, (7) kegiatan penutup, dan (8) rencana penilaian. D. Penilaian Kurikulum 2013 PAUD Penilaian di satuan PAUD diarahkan untuk menilai kemajuan perkembangan anak setelah mengikuti proses belajar di satuan PAUD. Penilaian merupakan proses mengumpulkan, mengkaji berbagai informasi secara sistematis, terukur, berkelanjutan, serta menyeluruh tentang pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi dan telah dicapai oleh anak selama kurun waktu tertentu. Penilaian di PAUD menggunakan penilaian otentik. Penilaian otentik mengukur tingkat pencapaian kompetensi sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan dan keterampilan yang dicapai anak berdasarkan data riil yang didapat dari perilaku dan hasil karya anak. Penilaian hasil belajar anak pada jenjang PAUD berdasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut: 1. Sistematis Penilaian dilakukan secara teratur dan terprogram dengan menggunakan berbagai instrumen. 2. Objektif Penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas serta menggambarkan data atau informasi yang sesungguhnya dan tidak dipengaruhi subyektifitas penilai. 3. Berkesinambungan Penilaian dilakukan secara terencana, bertahap, dan terus-menerus dalam kurun waktu yang ditentukan. 4. Menyeluruh Penilaian mencakup semua aspek pertumbuhan dan perkembangan anak serta kemampuannya, baik sikap, pengetahuan maupun keterampilan. Penilaian mengakomodasi seluruh anak dengan keragaman budaya, bahasa, sosial ekonomi, termasuk anak yang berkebutuhan khusus. 5. Mendidik Proses dan hasil penilaian dapat dijadikan dasar untuk memotivasi, mengembangkan, dan membina anak agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. 6. Bermakna Hasil penilaian bermanfaat bagi anak, orangtua, pendidik, tenaga medis dan pihak lain yang terkait. Penilaian Otentik Penilaian pada anak usia dini berupa penilaian otentik. Penilaian otentik adalah jenis penilaian yang berhubungan dengan kondisi nyata dan dalam konteks yang bermakna. Penilaian otentik dilakukan pada saat anak terlibat dalam kegiatan bermain (tugas) secara mandiri atau bersama anak lain. Dengan demikian penilaian anak usia dini harus dilakukan secara alami, pada saat anak terlibat dalam kegiatan (tugas) dan selama ia berada dalam kegiatan itu, atau kegiatan lainnya. Contoh: Guru ingin mengetahui kemampuan anak mengenal bentuk-bentuk geometri, maka guru menyiapkan BAHAN AJAR PLPG 79

84 kegiatan bermain dengan alat main berbagai bentuk di semua area/sentra/sudut. Guru melakukan pengamatan, pencatatan, dan pertanyaan : ibu bisa memesan kue berbentuk segi tiga? saat anak tengah bermain mencetak pasir dengan menggunakan cetakan berbagai bentuk. Proses penilaian dilakukan secara berkelanjutan, dimulai dari penilaian harian, bulanan dan semester. 1.Penilaian harian Penilaian harian dilakukan untuk mengukur ketercapaian perkembangan yang ditandai dengan indikator perkembangan yang merujuk pada ketercapaian sesuai RPPH. Penilaian harian dilaksanakan oleh guru disaat anak melakukan kegiatan bermain, berkomunikasi dengan teman dan guru, serta pada saat melakukan kegiatan rutin. 2. Penilaian bulanan Penilaian bulanan berisi rekapitulasi penilaian harian yang dilakukan selama satu bulan untuk mengukur perkembangan anak yang ditandai oleh kumpulan capaian indikator perkembangan yang merujuk pada ketercapaian Kompetensi Dasar. 3.Penilaian smester Penilaian semester merupakan rekapitulasi perkembangan anak yang dicapai selama 6 bulan. Penilaian smester merujuk pada pencapaian KD yang ditandai dengan indikator-indikator yang telah ditetapkan dalam Permendikbud nomor 146 tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini. 4.Pelaporan Laporan smester berisi hasil pengolahan data tentang perkembangan anak yang dikumpulkan dari penilaianan smester. Pelaporan ditujukan kepada: a. Orang tua anak sebagai pertanggungjawaban layanan pembelajaran yang telah diikuti oleh anak. b. Satuan PAUD sebagai dokumen hasil pelaksanaan pembelajaran program dan sebagai dasar untuk perbaikan maupun pengembangan layanan yang lebih baik. c. Dinas Pendidikan sebagai institusi Pembina PAUD di wilayahnya. Sumber Data Penilaian Harian Data penilaian harian dapat dikumpulkan melalui: 1. Penilaian harian menggunakan format skala capaian perkembangan (rating scale). Kriteria penilaian untuk Rating Scale adalah: Kolom penilaian cukup diisi dengan cara dicentang ( ) a. BB artinya Belum Berkembang: bila anak melakukannya harus dengan bimbingan atau dicontohkan oleh guru; b. MB artinya Mulai Berkembang: bila anak melakukannya masih harus diingatkan lebih dahulu oleh guru; c. BSH artinya Berkembang Sesuai Harapan: bila anak sudah dapat melakukannya secara mandiri dan konsisten tanpa harus diingatkan atau dicontohkan oleh guru; d. BSB artinya Berkembang Sangat Baik: bila anak sudah dapat melakukannya secara mandiri dan sudah dapat membantu temannya yang belum mencapai kemampuan sesuai indikator yang diharapkan. 2. Catatan anekdot Catatan anecdot mencatat seluruh perkembangan anak selama mengikuti kegiatan pembelajaran dari waktu ke waktu atau dari hari ke hari. Catatan anecdot memungkinkan untuk mengetahui perkembangan anak yang indikatornya tercantum maupun tidak tercantum pada RPPH. 80 Prodi Pendidikan GURU PAUD / TK

85 Hal-hal pokok yang dicatat dalam catatan anecdot meliputi: a. Nama anak yang dicatat perkembangannya b. Kegiatan main atau pengalaman belajar yang diikuti anak c. Catatan perkembangan anak. Catatan dibuat dengan mencatat apa yang dilakukan atau dibicarakan anak secara obyektif, akurat, lengkap dan bermakna tanpa interpretasi dari guru. Akurat (tepat), objektif (apa adanya, tanpa asumsi misalnya: cengeng, malas, nakal) dan spesifik (khusus/tertentu). d. Catatan sederhana (tidak bertele-tele); mencatat kata yang diucapkan, sikap yang dieskpresikan, dan perilaku yang ditampilkan anak saat bermain. 3. Hasil Karya Hasil karya adalah hasil kerja anak didik setelah melakukan suatu kegiatan. Hasil karya dapat berupa pekerjaan tangan, karya seni atau tampilan anak. Misalnya: gambar, lukisan, melipat, kolase, hasil guntingan, tulisan/coretan-coretan, hasil roncean, bangunan balok, tari, dll. Rambu-rambu membuat Catatan Hasil Karya Anak. a. Tuliskan nama dan tanggal hasil karya tersebut dibuat. Data ini diperlukan untuk melihat perkembangan hasil karya yang dibuat anak di waktu sebelumnya. b. Tanyakan kepada anak tentang hasil karya yang dibuatnya tanpa asumsi guru. Misalnya Dona membuat gambar banyak kepala dengan berbagai warna. Maka yang dikatakan guru adalah: ada banyak gambar yang sudah kamu buat, bisa diceritakan gambar apa saja? warna apa saja yang kamu pakai? dst. c. Tuliskan semua yang dikatakan oleh anak untuk mengkonfirmasi hasil karya yang dibuatnya agar tidak salah saat guru membuat interpretasi karya tersebut. d. Perhatikan apa yang sudah dibuat oleh anak dengan teliti, hubungkan dengan KD. Semakin guru melihat dengan rinci maka akan lebih banyak informasi yang didapatkan guru dari hasil karya anak tersebut. DAFTAR PUSTAKA Beaty, Janice J Observing Development of The Young Child. New Jersey: Pearson Education, Inc. Brewer, Jo Ann, Introduction to Early Childhood Education: Preschool Through Primary Age Grades, New York: Pearson, Essa, Eva L., Introduction to Early Childhood Education 4 th, Singapore: Thomson Delmar Learning, Dodge,Diane Trister, Laura J Colker, Cate Heroman Creative Curriculum For Preschool Fourth Edition, Washington DC : Cengage Learning. Eliason, Claudia, Loa Jenkins A Practical Guide to Early Childhood Curriculum Eight Edition. New Jersey, Pearson Education, Inc. Feeny, Stephanie, Doris Christensen, dan Eva Moravcik, Who Am I in the Lives of Children; An Introduction to Early Childhood Education 7 th Ed., Columbus Ohio: Person Merrill Prentice Hall, Gestwicki, Carol, Developmentally Appropriate Practice; Curriculum and Development in Early Education (3rd), United States: Thomson Delmar Learning, Hainstock, Elizabeth G., Kenapa Montessoi; Keunggulan Metode Montessori bagi Tumbuh Kembang Anak, Jakarta: Mitra Media, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 137 Tahun 2014 Tentang Standar PAUD Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 146 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 PAUD Salkind, Neil J. (Ed), Child Development, New York: Macmillan Reference USA, Sanjaya, Wina, Pengembangan Kurikulum, Bandung: Remaja Rosa Karya, Santrock, John W., Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup, dialihbahasakan oleh Achmad Husairi, Jakarta: Penerbit Erlangga, BAHAN AJAR PLPG 81

86 MATERI 11 MEDIA PEMBELAJARAN DI PAUD Kompetensi Inti: Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik, Kompetensi Dasar: Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan kualitas kegiatan pengembangan yang mendidik. 1. Pengertian Media Pembelajaran Dalam proses pembelajaran terdapat proses komunikasi yang berlangsung dalam suatu sistem, dan di dalamnya terdapat media pembelajaran sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran tersebut. Menggunakan media dalam proses pembelajaran harus didasarkan filosofi atau alasan teoritis yang benar. Istilah media yang merupakan bentuk jamak dari medium secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media dikatakan pula sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan/informasi. Kata segala memberi makna bahwa yang disebut media tidak terbatas pada jenis media yang dirancang secara khusus untuk mencapai tujuan tertentu, akan tetapi juga yang keberadaannya dapat dimanfaatkan untuk memperjelas atau mempermudah pemahaman siswa terhadap materi atau pesan tertentu. Jadi apapun bentuknya apabila dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dapat disebut media. Heinich, Molenda, dan Russell (1993) mendefinisikan media sebagai alat saluran komunikasi. Istilah media itu sendiri berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata "medium" yang secara harfiah berarti "perantara" yaitu perantara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a receiver). Dalam proses komunikasi, guru bertindak sebagai komunikator (communicator) yang bertugas menyampaikan pesan pendidikan (message) kepada penerima pesan (communican) yaitu anak. Menurut Gagne (1970) media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan anak didik yang dapat memotivasi anak didik untuk belajar. Sedangkan Briggs (1970) mengemukakan media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang anak didik untuk belajar contohnya adalah buku, film, kaset, film bingkai, dan lain-lain. Untuk lebih memperjelas pemahaman Anda mengenai pembelajaran sebagai proses komunikasi, perhatikan gambar berikut ini PESAN/ BAHAN AJAR MEDIA Komunikator Gambar 1 Proses Komunikasi Pembelajaran Seorang guru dalam melaksanakan proses pembelajaran harus memiliki gagasan yang ditunjukan dalam desain pembelajaran, sebagai titik awal dalam melaksanakan komunikasi dengan siswa. Karena itu, diperlukan pemahaman tentang unsur-unsur yang dapat menunjang proses komunikasi serta tujuan dari komunikasi. Agar proses komunikasi pembelajaran berjalan secara efektif dan efisien, guru perlu menggunakan media untuk merangsang siswa dalam belajar. Jadi pada prinsipnya media bermanfaat untuk menunjang proses pembelajaran, hal ini bukan saja membuat penyajian menjadi lebih konkrit, tetapi juga ada beberapa kegunaan yang lain. Perbedaan media dengan alat peraga terletak pada fungsinya dan bukan pada substansinya. Suatu sumber belajar disebut alat peraga bila hanya berfungsi sebagai alat bantu pembelajaran saja; dan sumber belajar disebut media bila merupakan bagian integral dari seluruh proses atau kegiatan pembelajaran dan ada semacam pembagian tanggung jawab antara guru di satu sisi dan sumber lain (media) di sisi lain. 82 Prodi Pendidikan GURU PAUD / TK

SERTIFIKASI GURU TAHUN 2016 BAHAN PENYEGARAN INSTRUKTUR PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU

SERTIFIKASI GURU TAHUN 2016 BAHAN PENYEGARAN INSTRUKTUR PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU SERTIFIKASI GURU TAHUN 2016 BAHAN PENYEGARAN INSTRUKTUR PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Direktorat

Lebih terperinci

SERTIFIKASI GURU TAHUN 2017 BUKU III RAMBU-RAMBU PELAKSANAAN PLPG

SERTIFIKASI GURU TAHUN 2017 BUKU III RAMBU-RAMBU PELAKSANAAN PLPG SERTIFIKASI GURU TAHUN 2017 BUKU III RAMBU-RAMBU PELAKSANAAN PLPG Tim Sertifikasi Guru Konsorsim Sertifikasi Guru Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Lebih terperinci

SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2016 PANDUAN INSTRUKTUR PAUD/SD/SMP/SMA/SMK PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU RAYON 116 UNIVERSITAS JEMBER 2016

SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2016 PANDUAN INSTRUKTUR PAUD/SD/SMP/SMA/SMK PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU RAYON 116 UNIVERSITAS JEMBER 2016 SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2016 PANDUAN INSTRUKTUR PAUD/SD/SMP/SMA/SMK PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU RAYON 116 UNIVERSITAS JEMBER 2016 Panduan Instruktur 2016 1 KATA PENGANTAR Undang-undang

Lebih terperinci

No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU TK/ PAUD Kompetensi Pedagodik

No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU TK/ PAUD Kompetensi Pedagodik STANDAR KOMPETENSI GURU PAUD/TK/RA No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU TK/ PAUD Kompetensi Pedagodik Menguasai karakteristik peserta 1. Memahami karakteristik peserta didik usia didik dari aspek fisik,

Lebih terperinci

KISI UJI KOMPETENSI 2013 MATA PELAJARAN GURU KELAS TK

KISI UJI KOMPETENSI 2013 MATA PELAJARAN GURU KELAS TK KISI UJI KOMPETENSI 2013 MATA PELAJARAN GURU KELAS TK Kompetensi Utama Standar Kompetensi guru Kompetensi Inti Kompetensi Guru Mapel/Guru Kelas Standar Kompetensi Standar Isi Kompetensi Dasar Indikator

Lebih terperinci

KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN GURU KELAS TK

KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN GURU KELAS TK KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN GURU KELAS TK Kompetensi Utama Standar Kompetensi guru Kompetensi Inti Memperlaku kan anak secara tepat dan penuh kasih sayang (passionate) Memperlaku kan anak secara

Lebih terperinci

KISI-KISI INSTRUMEN UJI KOMPETENSI AWAL PAUD/TK/RA TAHUN 2012

KISI-KISI INSTRUMEN UJI KOMPETENSI AWAL PAUD/TK/RA TAHUN 2012 KISI-KISI INSTRUMEN UJI KOMPETENSI AWAL PAUD/TK/RA TAHUN 2012 KOMPETENSI INTI A> KOMPETENSI PEDAGOGIK 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan

Lebih terperinci

HASIL UJI KOMPETENSI GURU (UKG) ONLINE

HASIL UJI KOMPETENSI GURU (UKG) ONLINE HASIL UJI KOMPETENSI GURU (UKG) ONLINE Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPSDMPK-PMP) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN : GURU KELAS TK JENJANG PENDIDIKAN : TK

MATA PELAJARAN : GURU KELAS TK JENJANG PENDIDIKAN : TK MATA PELAJARAN : GURU KELAS TK JENJANG PENDIDIKAN : TK KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI PEDAGOGIK 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI GURU TAHUN 2012

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI GURU TAHUN 2012 KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI GURU TAHUN 2012 Mata Pelajaran Jenjang : Teknik Perminyakan : SMA/SMK MA/MAK No KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN INDIKATOR ESENSIAL 1.

Lebih terperinci

SERTIFIKASI GURU TAHUN 2017 SOSIALISASI DAN PENYEGARAN INSTRUKTUR PANITIA SERTIFIKASI GURU

SERTIFIKASI GURU TAHUN 2017 SOSIALISASI DAN PENYEGARAN INSTRUKTUR PANITIA SERTIFIKASI GURU SERTIFIKASI GURU TAHUN 2017 SOSIALISASI DAN PENYEGARAN INSTRUKTUR DR. SUARMAN, M.Pd PANITIA SERTIFIKASI GURU SUB RAYON UNIVERSITAS RIAU 2017 Latar Belakang Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 Tentang Guru

Lebih terperinci

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN MATEMATIKA

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN MATEMATIKA KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN MATEMATIKA Standar Kompetensi Guru (SKG) 1.1 Memahami karakteristik Menguasai karakteristik peserta didik yang berkaitan peserta didik dari aspek dengan aspek fisik,

Lebih terperinci

BAB IV STANDAR KOMPETENSI GURU. Setelah membaca materi ini mahasiswa diharapkan memahami standar

BAB IV STANDAR KOMPETENSI GURU. Setelah membaca materi ini mahasiswa diharapkan memahami standar Profesi Keguruan Rulam Ahmadi BAB IV STANDAR KOMPETENSI GURU A. Kompetensi Dasar Setelah membaca materi ini mahasiswa diharapkan memahami standar kompetensi guru yang meliputi guru PAUD/TK/RA, guru SD/MI,

Lebih terperinci

KISI KISI UKG 2015 MATA PELAJARAN FISIKA. Kompetensi Standar Kompetensi Guru

KISI KISI UKG 2015 MATA PELAJARAN FISIKA. Kompetensi Standar Kompetensi Guru KISI KISI UKG 2015 MATA PELAJARAN FISIKA Kompetensi Standar Kompetensi Guru Indikator Esensial/ No Utama Kompetensi Inti Kompetensi Guru Mapel Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) a b c d e 1 Kompetensi

Lebih terperinci

SERTIFIKASI GURU TAHUN 2016 INFOMASI RINGKAS TENTANG PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU

SERTIFIKASI GURU TAHUN 2016 INFOMASI RINGKAS TENTANG PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU SERTIFIKASI GURU TAHUN 2016 INFOMASI RINGKAS TENTANG PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU Tim Sertifikasi Guru Konsorsim Sertifikasi Guru Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Kementerian

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN JENJANG PENDIDIKAN : SEKOLAH MENENGAH ATAS

MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN JENJANG PENDIDIKAN : SEKOLAH MENENGAH ATAS KISI- KISI UJI KOMPETENSI GURU (UKG) MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN JENJANG PENDIDIKAN : SEKOLAH MENENGAH ATAS Utama Profesional Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola

Lebih terperinci

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN ALAT MESIN PERTANIAN

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN ALAT MESIN PERTANIAN KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN ALAT MESIN PERTANIAN No 1. PEDAGOGIK Inti Guru 1. Pedagogik 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional,

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UKG 2015 BAHASA JEPANG KOMPETENSI GURU MAPEL (KG)

KISI-KISI SOAL UKG 2015 BAHASA JEPANG KOMPETENSI GURU MAPEL (KG) KISI-KISI SOAL UKG 2015 BAHASA JEPANG KOMPETENSI UTAMA KOMPETENSI INTI (KI) KOMPETENSI GURU MAPEL (KG) INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI PEDAGOGIS Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik,

Lebih terperinci

KISI- KISI SOAL UJI KOMPETENSI GURU (UKG)

KISI- KISI SOAL UJI KOMPETENSI GURU (UKG) MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN JENJANG PENDIDIKAN : SEKOLAH DASAR KISI- KISI SOAL UJI KOMPETENSI GURU (UKG) Profesional Inti Guru Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI GURU TAHUN Kompetensi Guru Mata Pelajaran (Kompetensi Dasar)

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI GURU TAHUN Kompetensi Guru Mata Pelajaran (Kompetensi Dasar) KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI GURU TAHUN 2012 Mata Pelajaran Jenjang : TEKNIK KIMIA : SMA/MA SMK/MAK KOMPETENSI PEDAGOGIK PAKET A No. 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek

Lebih terperinci

SERITIFIKASI GURU TAHUN 2017

SERITIFIKASI GURU TAHUN 2017 SERITIFIKASI GURU TAHUN 2017 SOSIALISASI TEKNIS PELAKSANAAN PLPG BAGI RAYON DAN SUBRAYON (BUKU 2) DIREKTORAT JENDERAL PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATERI PEDAGOGIK

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATERI PEDAGOGIK SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATERI PEDAGOGIK BAB I PENDAHULUAN Prof Dr Sunardi, MSc Dr Imam Sujadi, MSi KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2016

Lebih terperinci

KOMPETENSI GURU MAPEL/PAKET KEAHLIAN (KG)

KOMPETENSI GURU MAPEL/PAKET KEAHLIAN (KG) KOMPETENSI UTAMA KOMPETENSI INTI GURU SD/SMP/SMA/SMK (KI) KOMPETENSI GURU MAPEL/PAKET KEAHLIAN (KG) INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI (IPK) PEDAGOGIK Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik,

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI GURU TAHUN Kompetensi Guru Mata Pelajaran (Kompetnsi Dasar)

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI GURU TAHUN Kompetensi Guru Mata Pelajaran (Kompetnsi Dasar) KISIKISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI GURU TAHUN 2012 MATA PELAJARAN JENJANG : SENI BUDAYA : SMP/SMA/SMK MTS/MA/MAK Kompetensi Inti Guru (Standar 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek

Lebih terperinci

KISI PEDAGOGIS KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN/KELAS/ KEAHLIAN/BK. spiritual, dan latar belakang sosial-budaya

KISI PEDAGOGIS KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN/KELAS/ KEAHLIAN/BK. spiritual, dan latar belakang sosial-budaya No Kompetensi Utama STANDAR KOMPETENSI GURU KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN/KELAS/ KEAHLIAN/BK 1. Menguasai karakteristik peserta 1.1. Memahami karakteristik peserta didik dari aspek

Lebih terperinci

KISI-KISI PENGEMBANGAN SOAL UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2012

KISI-KISI PENGEMBANGAN SOAL UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2012 KISI-KISI PENGEMBANGAN SOAL UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2012 MATA KULIAH: SENI PERTUNJUKAN JENJANG : SMK/MAK KOMPETENSI PEDAGOGIK Kompetensi Inti Guru 1. Menguasai karakteristik

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN TARI (SMK) Standar Kompetensi Guru KD

MATA PELAJARAN TARI (SMK) Standar Kompetensi Guru KD KISI-KISI UJIAN KOMPETENSI AWAL (UKA) GURU MATA PELAJARAN TARI (SMK) Kompetensi Utama Standar Kompetensi Guru Kompetensi Inti Kompet. Guru Mapel KD Indikator Esensial Kompetensi pedagogik 1. Menguasai

Lebih terperinci

KISI PEDAGOGIS KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN/KELAS/ KEAHLIAN/BK. spiritual, dan latar belakang sosial-budaya

KISI PEDAGOGIS KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN/KELAS/ KEAHLIAN/BK. spiritual, dan latar belakang sosial-budaya No Kompetensi Utama STANDAR KOMPETENSI GURU KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN/KELAS/ KEAHLIAN/BK 1. Menguasai karakteristik peserta 1.1. Memahami karakteristik peserta didik dari aspek

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI GURU Indikator Esensial/ Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) KOMPETENSI INTI GURU

STANDAR KOMPETENSI GURU Indikator Esensial/ Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) KOMPETENSI INTI GURU No Kompetensi Utama STANDAR KOMPETENSI GURU Indikator Esensial/ Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN a b c d e 1 PEDAGOGIK 1. Menguasai karakteristik

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI GURU GURU TAHUN Kompetensi Guru Mata Pelajaran (Kompetnsi Dasar)

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI GURU GURU TAHUN Kompetensi Guru Mata Pelajaran (Kompetnsi Dasar) KISIKISI SOAL UJI KOMPETENSI GURU GURU TAHUN 2012 MATA PELAJARAN JENJANG : SENI BUDAYA : SMP/SMA/SMK MTS/MA/MAK Kompetensi Inti Guru (Standar 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik,

Lebih terperinci

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN PEKERJAAN SOSIAL

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN PEKERJAAN SOSIAL KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN PEKERJAAN SOSIAL No 1 Pedagogik 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, piritual,, kultural, emosional, dan intelektual Standar Guru 1.1 Mengidentifikasi

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UKG 2015 BAHASA ARAB

KISI-KISI SOAL UKG 2015 BAHASA ARAB KISI-KISI SOAL UKG 2015 BAHASA ARAB KOMPETENSI UTAMA KOMPETENSI INTI (KI) KOMPETENSI GURU MAPEL (KG) INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI PEDAGOGIS Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral,

Lebih terperinci

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN KISI-KISI MATERI PLPG PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN STANDAR GURU No Kompetensi Utama INTI GURU GURU MATA PELAJARAN INDIKATOR PENCAPAIAN 1 Pedagogik 1. Menguasai karakteristik peserta didik

Lebih terperinci

KISI KISI SOAL UKG 2015 PAKET KEAHLIAN PENYULUHAN PERTANIAN STANDAR KOMPETENSI GURU

KISI KISI SOAL UKG 2015 PAKET KEAHLIAN PENYULUHAN PERTANIAN STANDAR KOMPETENSI GURU KISI KISI SOAL UKG 2015 PAKET KEAHLIAN PENYULUHAN PERTANIAN STANDAR KOMPETENSI GURU 1 PEDAGOGIK 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional,

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UKG TAHUN 2015 PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN JENJANG SD

KISI-KISI SOAL UKG TAHUN 2015 PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN JENJANG SD KISI-KISI SOAL UKG TAHUN 2015 PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN JENJANG SD STANDAR KOMPETENSI GURU KOMPETENSI KOMPETENSI GURU Indikator Esensial/ INTI GURU MATA PELAJARAN/ Indikator Pencapaian

Lebih terperinci

KISI- KISI UJI KOMPETENSI GURU (UKG)

KISI- KISI UJI KOMPETENSI GURU (UKG) Mata Pelajaran (Kode) : Matematika Satuan Pendidikan : SMP KISI- KISI UJI KOMPETENSI GURU (UKG) No.. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional,

Lebih terperinci

KISI PEDAGOGIS KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN/KELAS/ KEAHLIAN/BK. spiritual, dan latar belakang sosial-budaya

KISI PEDAGOGIS KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN/KELAS/ KEAHLIAN/BK. spiritual, dan latar belakang sosial-budaya No Kompetensi Utama STANDAR KOMPETENSI GURU KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN/KELAS/ KEAHLIAN/BK 1. Menguasai karakteristik peserta 1.1. Memahami karakteristik peserta didik dari aspek

Lebih terperinci

KOMPETENSI GURU MAPEL/PAKET KEAHLIAN (KG)

KOMPETENSI GURU MAPEL/PAKET KEAHLIAN (KG) KOMPETENSI UTAMA KOMPETENSI INTI GURU SD/SMP/SMA/SMK (KI) KOMPETENSI GURU MAPEL/PAKET KEAHLIAN (KG) INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI (IPK) PEDAGOGIK Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik,

Lebih terperinci

Mata Pelajaran : Seni Tari (Paket 1) Jenjang Pendidikan : SMK

Mata Pelajaran : Seni Tari (Paket 1) Jenjang Pendidikan : SMK Mata Pelajaran : (Paket 1) Jenjang Pendidikan : SMK Guru Inti Guru Mapel/Guru Kelas Pedagogik 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UKG 2015 BAHASA PRANCIS

KISI-KISI SOAL UKG 2015 BAHASA PRANCIS KISI-KISI SOAL UKG 2015 BAHASA PRANCIS KOMPETENSI UTAMA PEDAGOGIS KOMPETENSI INTI (KI) Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual.

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UKG TAHUN 2015 PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN Jenjang SMA

KISI-KISI SOAL UKG TAHUN 2015 PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN Jenjang SMA KISI-KISI SOAL UKG TAHUN 2015 PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN Jenjang SMA STANDAR GURU GURU MATA 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural,emo

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UKG TAHUN 2015 PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN Jenjang SD

KISI-KISI SOAL UKG TAHUN 2015 PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN Jenjang SD KISI-KISI SOAL UKG TAHUN 2015 PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN Jenjang SD STANDAR KOMPETENSI GURU KOMPETENSI INTI GURU 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual,

Lebih terperinci

1.5 Mengidentifikasi potensi peserta Mengidentifikasi potensi kognitif peserta didik sekolah menengah pertama dalam

1.5 Mengidentifikasi potensi peserta Mengidentifikasi potensi kognitif peserta didik sekolah menengah pertama dalam KISI-KISI SOAL UKG TAHUN 2015 KISI KISI UKG 2015 PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN Jenjang SMP STANDAR KOMPETENSI GURU KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN/ KELAS/ 1. Menguasai

Lebih terperinci

KISI PEDAGOGIS KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN/KELAS/ KEAHLIAN/BK. spiritual, dan latar belakang sosial-budaya

KISI PEDAGOGIS KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN/KELAS/ KEAHLIAN/BK. spiritual, dan latar belakang sosial-budaya No Kompetensi Utama STANDAR KOMPETENSI GURU KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN/KELAS/ KEAHLIAN/BK 1. Menguasai karakteristik peserta 1.1. Memahami karakteristik peserta didik dari aspek

Lebih terperinci

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN NAUTIKA KAPAL PENANGKAP IKAN

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN NAUTIKA KAPAL PENANGKAP IKAN KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN NAUTIKA KAPAL PENANGKAP IKAN inti Guru (KI) guru mapel / Utama keahlian a 1 pedagogik Menguasai karakteristik peserta didik Mengidentifikasi kesulitan belajar dari

Lebih terperinci

FORMAT PENGEMBANGAN STANDAR KOMPETENSI GURU PPPPTK SENI DAN BUDAYA YOGYAKARTA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN 1.1 Memahami

FORMAT PENGEMBANGAN STANDAR KOMPETENSI GURU PPPPTK SENI DAN BUDAYA YOGYAKARTA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN 1.1 Memahami FORMAT PENGEMBANGAN STANDAR KOMPETENSI GURU PPPPTK SENI DAN BUDAYA YOGYAKARTA 2015 1. MATA PELAJARAN : SENI BUDAYA 2. ASPEK : SENI TARI NO KOMPETENSI UTAMA KOMPETENSI INTI 1 Pedagogik 1. Menguasai karakteristik

Lebih terperinci

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN DESAIN INTERIOR

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN DESAIN INTERIOR KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN DESAIN INTERIOR Standar Guru (SKG) Guru Mata Indikator Pencapaian I Pedagogik 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural,

Lebih terperinci

KISI PEDAGOGIS KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN/KELAS/ KEAHLIAN/BK. spiritual, dan latar belakang sosial-budaya

KISI PEDAGOGIS KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN/KELAS/ KEAHLIAN/BK. spiritual, dan latar belakang sosial-budaya No Kompetensi Utama STANDAR KOMPETENSI GURU KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN/KELAS/ KEAHLIAN/BK 1. Menguasai karakteristik peserta 1.1. Memahami karakteristik peserta didik dari aspek

Lebih terperinci

KOMPETENSI GURU MAPEL/PAKET KEAHLIAN (KG)

KOMPETENSI GURU MAPEL/PAKET KEAHLIAN (KG) KOMPETENSI UTAMA KOMPETENSI INTI GURU SD/SMP/SMA/SMK (KI) KOMPETENSI GURU MAPEL/PAKET KEAHLIAN (KG) INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI (IPK) PEDAGOGIK Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik,

Lebih terperinci

KISI KISI TIK. SI/SK Kompetensi Guru Mapel KD Indikator

KISI KISI TIK. SI/SK Kompetensi Guru Mapel KD Indikator KISI KISI TIK Standar Kompetensi Kompetensi Utama SI/SK Kompetensi Guru Mapel KD Indikator Esensial PEDAGOGIK 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik,moral, spiritual, sosial, kultural,emosional,

Lebih terperinci

KOMPETENSI GURU MAPEL/PAKET KEAHLIAN (KG)

KOMPETENSI GURU MAPEL/PAKET KEAHLIAN (KG) KOMPETENSI UTAMA KOMPETENSI INTI GURU SD/SMP/SMA/SMK (KI) KOMPETENSI GURU MAPEL/PAKET KEAHLIAN (KG) INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI (IPK) PEDAGOGIK Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik,

Lebih terperinci

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN DESIAN PRODUKSI KRIA KAYU

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN DESIAN PRODUKSI KRIA KAYU KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN DESIAN PRODUKSI KRIA KAYU No Inti Guru (KI) Standar Guru (SKG) Guru Mata (IPK) Pedagogik 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural,

Lebih terperinci

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN SENI BUDAYA

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN SENI BUDAYA KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN SENI BUDAYA No. Inti Guru Standar Guru (SKG) Guru Mata (IPK) 1 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional,

Lebih terperinci

KOMPETENSI GURU MAPEL/PAKET KEAHLIAN (KG)

KOMPETENSI GURU MAPEL/PAKET KEAHLIAN (KG) KOMPETENSI UTAMA KOMPETENSI INTI GURU SD/SMP/SMA/SMK (KI) KOMPETENSI GURU MAPEL/PAKET KEAHLIAN (KG) INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI (IPK) PEDAGOGIK Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik,

Lebih terperinci

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL Standar Guru (SKG) 1 Pedagogik Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual

Lebih terperinci

UNIT PENJAMINAN MUTU FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2013

UNIT PENJAMINAN MUTU FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2013 STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE (SOP) TAILOR MADE PELAKSANAAN PLPG PSG RAYON 107 UNIVERSITAS LAMPUNG UNIT PENJAMINAN MUTU FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2013 Panitia Sertifikasi

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN/KELAS/KEAHLIAN/BK. a b c d e 1

STANDAR KOMPETENSI GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN/KELAS/KEAHLIAN/BK. a b c d e 1 KISI-KISI UKG MAPEL SOSIOLOGI PROFESIONAL 2015 No Kompetensi Utama KOMPETENSI INTI GURU STANDAR KOMPETENSI GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN/KELAS/KEAHLIAN/BK Indikator Esensial/ Indikator Pencapaian

Lebih terperinci

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN BIOLOGI

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN BIOLOGI 1 KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN BIOLOGI Standar Guru (SKG Inti Guru Mata 1 Pedagogi 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan

Lebih terperinci

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HOLTIKULTURA

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HOLTIKULTURA KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HOLTIKULTURA No. Inti Guru Guru Mata Pelajaran Indikator Pencapaian 1. Pedagogik Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik,

Lebih terperinci

KISI- KISI SOAL UJI KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN. Kompetensi Guru Mapel (Kompetensi Dasar) Kompetensi Inti Guru (Standar Kompetensi)

KISI- KISI SOAL UJI KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN. Kompetensi Guru Mapel (Kompetensi Dasar) Kompetensi Inti Guru (Standar Kompetensi) MATA PELAJARAN JENJANG : IPA : SMK KISI- KISI SOAL UJI KOMPETENSI GURU Kompetensi Pedagogik Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual.

Lebih terperinci

KOMPETENSI GURU MAPEL/PAKET KEAHLIAN (KG)

KOMPETENSI GURU MAPEL/PAKET KEAHLIAN (KG) KOMPETENSI UTAMA KOMPETENSI INTI GURU SD/SMP/SMA/SMK (KI) KOMPETENSI GURU MAPEL/PAKET KEAHLIAN (KG) INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI (IPK) PEDAGOGIK Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik,

Lebih terperinci

KOMPETENSI GURU MAPEL/PAKET KEAHLIAN (KG)

KOMPETENSI GURU MAPEL/PAKET KEAHLIAN (KG) KOMPETENSI UTAMA KOMPETENSI INTI GURU SD/SMP/SMA/SMK (KI) KOMPETENSI GURU MAPEL/PAKET KEAHLIAN (KG) INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI (IPK) PEDAGOGIK Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik,

Lebih terperinci

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN AGRIBISNIS ANEKA TERNAK. Standar Kompetensi Guru (SKG) Kompetensi Guru Mata Pelajaran (KD)

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN AGRIBISNIS ANEKA TERNAK. Standar Kompetensi Guru (SKG) Kompetensi Guru Mata Pelajaran (KD) KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN AGRIBISNIS ANEKA TERNAK Inti Guru Standar Guru (SKG) 1 Pedagogik 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional,

Lebih terperinci

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN TEKNIK PELAYANAN PRODUKSI. Indikator Pencapaian Utama

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN TEKNIK PELAYANAN PRODUKSI. Indikator Pencapaian Utama KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN TEKNIK PELAYANAN PRODUKSI No Standar Kompetensi Guru (SKG) Kompetesi Indikator Pencapaian Utama Kompetensi Inti Guru Kompetensi Guru Mata Kompetensi (IPK) (KI) Pelajaran

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UKG 2015 BAHASA INGGRIS

KISI-KISI SOAL UKG 2015 BAHASA INGGRIS KISI-KISI SOAL UKG 2015 BAHASA INGGRIS KOMPETENSI UTAMA NO KOMPETENSI INTI (KI) PEDAGOGIS 1 Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual.

Lebih terperinci

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN SOSIOLOGI STANDAR KOMPETENSI GURU KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN SOSIOLOGI STANDAR KOMPETENSI GURU KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN KISI-KISI MATERI PLPG SOSIOLOGI NO STANDAR GURU INTI GURU GURU 1 PEDAGOGIK 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual. 1.1

Lebih terperinci

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN BAHASA MANDARIN

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN BAHASA MANDARIN KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN BAHASA MANDARIN No Standar Guru (SKG) Utama Inti Guru (KI) Guru Mata 1 Pedagogik Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural,

Lebih terperinci

Standar Kompetensi Guru (SKG) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) a b C D E 1 Pedagogik 1. Menguasai. diampu.

Standar Kompetensi Guru (SKG) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) a b C D E 1 Pedagogik 1. Menguasai. diampu. No Kompetensi Utama KISI-KISI UJIAN TULIS NASIONAL 2016 Standar Kompetensi Guru (SKG) Kompetensi Inti Guru (KI) Pelajaran (KD) a b C D E 1 Pedagogik 1. Menguasai Menguraikan potensi karakteristik peserta

Lebih terperinci

PENYULUHAN PERTANIAN (613)

PENYULUHAN PERTANIAN (613) PENYULUHAN PERTANIAN (613) JENJANG PENDIDIKAN : SMK Pedagogik Inti 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional dan intelektual Isi Guru 1.1. Memahami karakteristik

Lebih terperinci

KISI- KISI UJI KOMPETENSI GURU (UKG) Kompetensi Guru Mata pelajaran (Kompetensi Dasar)

KISI- KISI UJI KOMPETENSI GURU (UKG) Kompetensi Guru Mata pelajaran (Kompetensi Dasar) KISI- KISI UJI KOMPETENSI GURU (UKG) MAPEL/KOMPETENSI KEAHLIAN : KEWIRAUSAHAAN JENJANG : SMK Pedagogik 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik,moral, spiritual, sosial, kultural, emosional,

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL GURU PENJASORKES TAHUN 2011

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL GURU PENJASORKES TAHUN 2011 KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL GURU PENJASORKES TAHUN 2011 Kompetensi Guru : PROFESIONAL No Standar Kompetensi 1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung Kompetensi

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL PLAMBING DAN SANITASI

KISI-KISI SOAL PLAMBING DAN SANITASI KISI-KISI SOAL PLAMBING DAN SANITASI Standar Kompetensi Guru Kompetensi Utama SI/SK Kompetensi Guru Mapel KD Indikator Esensial PEDAGOGIK 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik,moral,

Lebih terperinci

KISI-KISI PENGEMBANGAN SOAL UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN MATA PELAJARAN GURU KELAS SDLB KOMPETENSI PEDAGOGIK

KISI-KISI PENGEMBANGAN SOAL UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN MATA PELAJARAN GURU KELAS SDLB KOMPETENSI PEDAGOGIK KISI-KISI PENGEMBANGAN SOAL UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN MATA PELAJARAN GURU KELAS SDLB KOMPETENSI PEDAGOGIK Kompetensi Inti Guru (Standar Kompetensi) 1. Menguasai karakteristik peserta

Lebih terperinci

KOMPETENSI GURU MAPEL/PAKET KEAHLIAN (KG)

KOMPETENSI GURU MAPEL/PAKET KEAHLIAN (KG) KOMPETENSI UTAMA KOMPETENSI INTI GURU SD/SMP/SMA/SMK (KI) KOMPETENSI GURU MAPEL/PAKET KEAHLIAN (KG) INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI (IPK) PEDAGOGIK Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik,

Lebih terperinci

KOMPETENSI GURU MAPEL/PAKET KEAHLIAN (KG)

KOMPETENSI GURU MAPEL/PAKET KEAHLIAN (KG) KOMPETENSI UTAMA KOMPETENSI INTI GURU SD/SMP/SMA/SMK (KI) KOMPETENSI GURU MAPEL/PAKET KEAHLIAN (KG) INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI (IPK) PEDAGOGIK Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik,

Lebih terperinci

Permendiknas No.16 Tahun 2007 Standar Kualifikasi Akademik Dan Kopetensi Guru

Permendiknas No.16 Tahun 2007 Standar Kualifikasi Akademik Dan Kopetensi Guru Permendiknas No.16 Tahun 2007 Standar Kualifikasi Akademik Dan Kopetensi Guru DIREKTORAT PEMBINAAN SMA DITJEN MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL KUALIFIKASI AKADEMIK

Lebih terperinci

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS No Inti Guru Standar Guru (SKG) Guru Mata 1 Pedagogik 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural,

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UKG TAHUN 2015 PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

KISI-KISI SOAL UKG TAHUN 2015 PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KISI-KISI SOAL UKG TAHUN 2015 PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA NO INTI GURU GURU MATA PELAJARAN IPK ESENSIAL I. Pedagogik 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik,

Lebih terperinci

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN USAHA PERJALANAN WISATA

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN USAHA PERJALANAN WISATA KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN USAHA PERJALANAN WISATA i Inti Guru (KI) Standar i Guru (SKG) i Guru Mata i (IPK) 1 Pedagogik Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual,

Lebih terperinci

KISI PEDAGOGIS KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN/KELAS/ KEAHLIAN/BK. spiritual, dan latar belakang sosial-budaya

KISI PEDAGOGIS KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN/KELAS/ KEAHLIAN/BK. spiritual, dan latar belakang sosial-budaya No Kompetensi Utama STANDAR KOMPETENSI GURU KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN/KELAS/ KEAHLIAN/BK 1. Menguasai karakteristik peserta 1.1. Memahami karakteristik peserta didik dari aspek

Lebih terperinci

PANITIA SERTIFIKASI GURU SUBRAYON UNIVERSITAS RIAU

PANITIA SERTIFIKASI GURU SUBRAYON UNIVERSITAS RIAU PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) PANITIA SERTIFIKASI GURU SUBRAYON UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU 2016 KATA PENGANTAR Pelaksanaan sertifikasi Guru merupakan salah satu wujud implementasi dari Undang-Undang

Lebih terperinci

PANDUAN PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU PLPG 2017 RAYON 138

PANDUAN PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU PLPG 2017 RAYON 138 DAFTAR ISI Bagian I Bagian II Bagian III Bagian IV Bagian V Panduan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Panduan Bagaimana Pendidik dapat Menulis Soal yang Berkriteria Untuk Berfikir Tingkat Tinggi

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI GURU (Permendiknas No. 16 Tahun 2007)

STANDAR KOMPETENSI GURU (Permendiknas No. 16 Tahun 2007) STANDAR KOMPETENSI (Permendiknas No. 16 Tahun 2007) Standar Kompetensi Guru Mata Pelajaran di SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK* KOMPETENSI INTI Kompetensi Pedagodik 1. Menguasai karakteristik peserta

Lebih terperinci

KOMPETENSI PENDIDIK (GURU PAUD, GURU PENDAMPING, GURU PENDAMPING MUDA) 1 KOMPETENSI GURU PAUD

KOMPETENSI PENDIDIK (GURU PAUD, GURU PENDAMPING, GURU PENDAMPING MUDA) 1 KOMPETENSI GURU PAUD LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 137 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI KOMPETENSI PENDIDIK (GURU PAUD, GURU PENDAMPING, GURU

Lebih terperinci

TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 1 Penegasan Istilah Istilah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan terutama untuk

Lebih terperinci

KISI- KISI UJI KOMPETENSI GURU (UKG) Standar Kompetensi guru Standar Isi Indikator Esensial Kompetensi Inti Kompetensi Guru Mapel. Standar Kompetensi

KISI- KISI UJI KOMPETENSI GURU (UKG) Standar Kompetensi guru Standar Isi Indikator Esensial Kompetensi Inti Kompetensi Guru Mapel. Standar Kompetensi KISI- KISI UJI KOMPETENSI GURU (UKG) MATA PELAJARAN : SOSIOLOGI JENJANG PENDIDIKAN : SMA guru Isi Indikator Esensial Inti Guru PEDAGOGI Menguasai karak teristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual,,

Lebih terperinci

KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN SOSIOLOGI Kompetensi Utama Standar Kompetensi guru Standar Isi Indikator Esensial Kognitif Bloom Kompetensi Inti Kompetensi Guru Standar Kompetensi Mapel Kompetensi

Lebih terperinci

KISI- KISI SOAL UKG 2015 MATA PELAJARAN BIOLOGI BIDANG KEAHLIAN PERIKANAN DAN KELAUTAN STANDAR KOMPETENSI GURU. Kompetensi Guru Mapel Paket Keahlian

KISI- KISI SOAL UKG 2015 MATA PELAJARAN BIOLOGI BIDANG KEAHLIAN PERIKANAN DAN KELAUTAN STANDAR KOMPETENSI GURU. Kompetensi Guru Mapel Paket Keahlian KISI- KISI SOAL UKG 2015 MATA PELAJARAN BIOLOGI BIDANG KEAHLIAN PERIKANAN DAN KELAUTAN No KOMPETENSI UTAMA Kompetensi Inti Guru STANDAR KOMPETENSI GURU Kompetensi Guru Mapel Paket Keahlian IPK 1 Pedagogik

Lebih terperinci

Kompetensi Inti (KI) Standar Kompetensi Guru (SKG) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

Kompetensi Inti (KI) Standar Kompetensi Guru (SKG) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI GURU SLB AUTIS Kompetensi Utama (KU) Pedagogik : Kompetensi Inti (KI) Standar Kompetensi Guru (SKG) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) 1. Menguasai karakteristik peserta

Lebih terperinci

SOAL UKG BAHASA SUNDA 2015

SOAL UKG BAHASA SUNDA 2015 SOAL UKG BAHASA SUNDA 2015 Jenjang Sekolah Mata Pelajaran : SD/MI, SMP/MTS, SMA/SMK/MA/MAK : Bahasa dan Sastra Sunda Kompetensi Utama (KU) Pedagogik Kompetensi Inti (KI) 1. Menguasai karakteristik peserta

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI GURU KELAS SD/MI

STANDAR KOMPETENSI GURU KELAS SD/MI STANDAR KOMPETENSI GURU KELAS SD/MI Disajikan pada kegiatan PPM Di UPTD BALEENDAH KAB BANDUNG Oleh BABANG ROBANDI JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Makna Kompetensi

Lebih terperinci

Kompetensi Guru Mapel Paket Keahlian

Kompetensi Guru Mapel Paket Keahlian Kisi- kisi Soal UKG 2015 Paket Keahlian Alat Mesin Pertanian A. Pedagogik No. Kompetensi Utama Kompetensi Inti Guru Kompetensi Guru Mapel Paket Keahlian Standar Kompetensi Guru IPK 1. Pedagogi 1 Menguasai

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI GURU KOMPETENSI GURU MATA KOMPETENSI INTI GURU PELAJARAN a b c d e

STANDAR KOMPETENSI GURU KOMPETENSI GURU MATA KOMPETENSI INTI GURU PELAJARAN a b c d e KISI KISI PROFESIONAL UKG 2015 - PAKET KEAHLIAN KELISTRIKAN PERKAPALAN Kompetensi STANDAR KOMPETENSI GURU No Utama KOMPETENSI GURU MATA KOMPETENSI INTI GURU PELAJARAN a b c d e 1 Profesional 1. Menguasai

Lebih terperinci

1.2. Mengiden- tifikasi potensi peserta didik dalam mata pelajaran Seni Kar.

1.2. Mengiden- tifikasi potensi peserta didik dalam mata pelajaran Seni Kar. MATA PELAJARAN JENJANG PENDIDIKAN : SENI KARAWITAN : SMK Kompetensi Pedagogik Kompetensi Inti Kompetensi Guru Mapel/Guru Kelas Standar Kompetensi 1.1. Memahami karak-teristik peserta didik yang berkaitan

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL GURU PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAH RAGA KESEHATAN TAHUN 2012

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL GURU PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAH RAGA KESEHATAN TAHUN 2012 KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL GURU PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAH RAGA KESEHATAN TAHUN 2012 B. KOMPETENSI GURU : PROFESIONAL 1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung

Lebih terperinci

PERANGKAT MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR KELAS AWAL KELOMPOK KOMPETENSI H

PERANGKAT MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR KELAS AWAL KELOMPOK KOMPETENSI H PERANGKAT MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR KELAS AWAL KELOMPOK KOMPETENSI H DIREKTORRAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2017 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

KIS- KISI UJI KOMPETENSI GURU ( UKG) Kompetensi Guru Mapel/Guru Kelas Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

KIS- KISI UJI KOMPETENSI GURU ( UKG) Kompetensi Guru Mapel/Guru Kelas Standar Kompetensi Kompetensi Dasar KIS- KISI UJI KOMPETENSI GURU ( UKG) MATA PELAJARAN : BAHASA INGGRIS JENJANG PENDIDIKAN : SEKOLAH DASAR Kompetensi 1. Pedagogik 1. Menguasai karakteristik peserta 1.1. Memahami karakteristik didik dari

Lebih terperinci

KISI KISI MATEMATIKA SMP UKG 2015

KISI KISI MATEMATIKA SMP UKG 2015 NO KISI KISI MATEMATIKA SMP UKG 2015 KOMPETENSI UTAMA KOMPETENSI INTI GURU MATA PELAJARAN (KIG MAPEL) KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN (KG MAPEL) INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI ESENSIAL GURU MATEMATIKA

Lebih terperinci

1.1.1 Mengidentifikasi karakteristik anak berkebutuhan khusus Menentukan prosedur identifikasi anak berkebutuhan khusus.

1.1.1 Mengidentifikasi karakteristik anak berkebutuhan khusus Menentukan prosedur identifikasi anak berkebutuhan khusus. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI GURU SDLB anak berkebutuhan khusus : PLB : Tunadaksa Kompetensi Utama (KU) Kompetensi Inti (KI) Standar Kompetensi Guru (SKG) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) Pedagogik

Lebih terperinci

KISI PEDAGOGIS KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN/KELAS/ KEAHLIAN/BK. spiritual, dan latar belakang sosial-budaya

KISI PEDAGOGIS KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN/KELAS/ KEAHLIAN/BK. spiritual, dan latar belakang sosial-budaya No Kompetensi Utama STANDAR KOMPETENSI GURU KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN/KELAS/ KEAHLIAN/BK 1. Menguasai karakteristik peserta 1.1. Memahami karakteristik peserta didik dari aspek

Lebih terperinci