TUGAS MANAJEMEN OPERASIONAL STRATEGI LOKASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TUGAS MANAJEMEN OPERASIONAL STRATEGI LOKASI"

Transkripsi

1 TUGAS MANAJEMEN OPERASIONAL STRATEGI LOKASI Kelompok: 1. Sevina Yanti Tri Kusmiati Ririn Okatia Gaida Afra Karina Ismuhrossa Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang

2 KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr. Wb. Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan YME, karena atas berkat rahmat-nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis untuk memenuhi mata kuliah Akuntansi Biaya. Dalam penulisan karya tulis ini penulis membahas tentang Strategi Lokasi sesuai dengan tujuan instruksional khusus mata kuliah Manajemen Operasi, Program Studi S1 Akuntansi, Jurusan akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Malang. Dengan menyelesaikan karya tulis ini ini, tidak jarang penulis menemui kesulitan. Namun penulis sudah berusaha sebaik mungkin untuk menyelesaikannya, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran, dari semua pihak yang membaca, yang sifatnya membangun untuk dijadikan bahan masukan guna penulisan yang akan datang sehingga menjadi lebih baik lagi. Semoga karya tulis ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Dalam penyusunan karya tulis ini, penulis banyak memperoleh bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada : 1. IbuTriningsih Sri Supriyati S.E., M.P. selaku dosen pembimbing 2. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan serta doanya 3. Teman-teman S1 Akuntansi IIIF dan VF sebagai tempat untuk berdiskusi dan bertukar pikiran Wassalamu alaikum Wr. Wb Malang, 22 Oktober 2014 i

3 DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan Penulisan 1.4 Manfaat Penulisan i ii BAB II PEMBAHASAN 2.1 Strategi Lokasi Faktor-Faktor yang Memengaruhi Keputusan Lokasi Produktivitas Tenaga Kerja Resiko Nilai Tukar dan Mata Uang Biaya-biaya Resiko Politik Nilai dan Budaya Kedekatan pada Pasar Kedekatan Pada Pemasok Kedekatan pada Pesaing Metode Evaluasi Alternatif Lokas Metode Pemeringkatan Faktor Analisis Titik Impas Lokasi Metode Pusat Gravitasi Model Transportasi Sistem Informasi Geografis BAB III PENUTUP 3.1 Simpulan 3.2 Saran Daftar Pustaka i

4 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bagi perusahaan jenis apapun, baik yang bergerak dalam manufaktur maupun jasa tentulah menyadari bahwa kelangsungan hidup perusahaan lebih penting daripada sekedar laba yang besar. Sekalipun untuk dapat terus bertahan (Going Concern), perusahaan memerlukan keuntungan yang cukup. Selanjutnya untuk mendapatkan keuntungan tersebut, produk yang dihasilkan dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan serta kepuasan konsumen (harga, kualitas, pelayanan, dsb.). Biasanya, masalah yang akan muncul dan harus dipertimbangkan adalah lokasi dimana perusahaan itu berdiri dan letak dari departemen-departemen dari perusahaan tersebut. Hal ini sangat penting, karena lokasi berdirinya perusahaan tersebut akan mempengaruhi bukan saja komponen internal perusahaan, tetapi juga komponen eskternal serta variabel-variabel penentu lain seperti biaya dan mata uang. Begitu juga dengan perencanaan tata-letak yang tepat akan bermanfaat bagi efisiensi dan kelancaran aktivitas dari perusahaan tersebut, sehingga beban atau biaya aliran material yang tidak diperlukan bisa dihilangkan atau diminimalkan. Oleh karena itu, pada tugas makalah kelompok ini akan membahas tentang strategi lokasi dan tata letak departemen sehingga dihasilkan tata-letak yang mempunyai biaya aliran material yang kecil. Salah satu ujung dari masalah ini adalah proses produksi yang harus baik dalam arti yang luas, agar output yang dihasilkan baik berupa barang atau jasa, dapat mendukung kelangsungan hidup perusahaan. Di satu sisi setelah proses produksi dan kehidupan perusahaan berjalan yang dengan baik, perusahaan perlu menjaganya dengan baik, mengingat menjaga lebih sulit dari pada saat mendirikannya. Dengan demikian proses dan kegiatan produksi sebagai dapurnya perusahaan perlu dipelajari dengan seksama dan sungguh-sungguh sehingga sebuah perusahaan memiliki devisi produksi yang solid dan dapat dipercaya sebagai tulang punggung kelangsungan hidup perusahaan. 1 M a n a j e m e n O p e r a s i o n a l

5 1.2 Rumusan Masalah Ruang lingkup penelitian yang akan dilakukan akan dibatasi pada hal-hal berikut: 1. Bagaimana suatu keputusan tentang lokasi 2. Bagaimana faktor-faktor lain dapat memengaruhi pengambilan keputusan lokasi? 3. Metode perhitungan dalam menganalisis lokasi dan tata letak 1.3 Tujuan Penulisan Tujuan penulisan ini di bagi menjadi 2 yaitu, tujuan umum dan khusus: Tujuan Umum 1. Menganalisis kinerja keuangan suatu perusahaan menggunakan rasio-rasio 2. Diharapkan dapat menambah pengetahuan para pembaca makalah Tujuan Khusus Memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Operasi sesuai kontrak perkuliahan minggu ke-6 : Location Strategy 1.4 Manfaat Penulisan 1. Sebagai bahan pelajaran bagi mahasiswa khususnya dalam memahami strategi lokasi dan tata letak dalam proses produksi ataupun jasa. 2. Sebagai wacana awal bagi penyusunan karya tulis selanjutnya. 2 M a n a j e m e n O p e r a s i o n a l

6 BAB II PEMBAHASAN Lokasi menentukan prestasi, merupakan ungkapan yang cukup tepat untuk segala jenis kegiatan, demikian pula untuk kegiatan bisnis di sektor barang maupun jasa. Dengan demikian strategi lokasi adalah hal yang tidak dapat diabaikan oleh perusahaan. Banyak alasan yang mendasarinya diantaranya sektor barang memerlukan lokasi untuk melakukan kegiatan pembuatan produk barang tersebut atau tempat memproduksi (pabrik) sedangkan untuk sektor jasa memerlukan tempat untuk dapat memberikan pelayanan bagi konsumen. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya pembangunan kawasan industri untuk ditawarkan pada perusahaan yang akan membangun pabriknya maupun pembangunan pusat-pusat perdagangan, kawasan perkantoran yang ditawarkan kepada para pengusaha jasa. Kegiatan perekonomian di suatu tempat, wilayah, maupun Negara ditandai dengan tumbuh berkembangnya pusat-pusat niaga maupun industri yang berdiri di lokasi-lokasi yang sangat strategis. Kemajuan suatu bangsa juga sangat tergantung dengan berdenyutnya perekonomian di wilayah Negara yang bersangkutan yang berarti dientukan oleh banyak tidaknya lokasi lokasi kegiatan operasional bisnis. 2.1 Strategi Lokasi Masalah lokasi sangat memengaruhi risiko dan keuntungan perusahaan secara keseluruhan. Misalnya biaya pengangkutan bahan mentah yang masuk atau produk jadi yang ke luar dari perusahaan, dapat mencapai seperempat dari harga jual produk. Selain itu lokasi juga dapat memengaruhi biaya pajak, upah, biaya bahan baku, dan sewa. Keputusan mengenai lokasi harus diambil perusahaan sesekali saja, biasanya karena permintaan yang telah melebihi kapasitas pabrik yang ada atau karena perubahan produktivitas tenaga kerja, perubahan nilait tukar, biaya-biaya, dan sikap masyarakat setempat. Pilihan-pilihan dalam lokasi meliputi : Tidak pindah, tetapi memperluas fasilitas yang ada; Mempertahankan lokasi sekarang dan menambahkan fasilitas lain di tempat lain atau; Menutup fasilitas yang ada atau pindah ke lokasi lain. Keputusan lokasi bergantung pada jenis bisnis. Untuk keputusan lokasi industry, strategi yang digunakan biasanya adalah strategi untuk meminimalkan biaya, meski inovasi dan kreativitas juga penting. Untuk bisnis eceran dan jasa profesi, strategi yang digunakan difokuskan pada memaksimalkan pendapatan. Walaupun demikian, strategi 3 P a g e

7 lokasi pemilihan gudang bisa ditentukan oleh biaya serta kecepatan pengiriman. Tujuan strategi lokasi adalah memaksimalkan manfaat lokasi bagi perusahaan. Lokasi dan Biaya Karena lokasi memengaruhi biaya dan menentukan penghasilan, lokasi sepenuhnya memiliki kekuatan untuk membuat atau menghancurkan strategi bisnis perusahaan. Keputusan lokasi yang berdasarkan pada strategi biaya rendah (low-cost) membutuhkan pertimbangan yang cermat. Ketika manajemen telah memutuskan untuk beroperasi di satu lokasi tertentu, banyak biaya yang menjadi tetap dan sulit dikurangi. Oleh karena itu, kerja keras yang dilakukan manajemen untuk menetapkan lokasi fasilitas yang optimal merupakan investasi yang baik. Lokasi dan Inovasi Saat kreativitas, inovasi, dan investasi litbang bersifat penting bagi strategi operasi, fokus criteria lokasi dapat berubah, dari yang awalnya berfokus-pada-biaya, menjadi berfokus-pada-inovasi Ada empat sifat yang memengaruhi inovasi dan daya saing : 1. Adanya input berkualitas tinggu dan spesifik, seperti kemampuan ilmiah dan teknik 2. Lingkungan yang kondusif bagi investasi dan persaingan lokal yang ketat 3. Tekanan dan wawasan yang didapat dari pasar lokal yg berpengalaman 4. Adanya industry lokal yang saling terhubung dan mendukung Faktor-Faktor yang Memengaruhi Keputusan Lokasi Menentukan lokasi operasional untuk perusahaan yang telah menempatkan usahanya secara internasional adalah tidak sederhana. Keputusan lokasi sudah keluar melebihi batas Negara, pada kenyataannya keputusan lokasi bagi perusahaan uyang beroperasi secara global dimulai dari mempertimbangkan berbagai faktor untuk memilih Negara, dilanjutkan untuk memilih wilayah sampai memilih tempat. Adapun berbagai faktor tersebut diantaranya adalah sebagai berikut : Keputusan Pemilihan Lokasi Negara - Adapun faktor yang dipertimbangkan : 1. Resiko politik yang dihadapi, peraturan yang ada, sikap pemerintah, serta insentif pemerintah. 2. Permasalahan budaya dan ekonomi, termasuk budaya korupsi 3. Lokasi pasar karena produk yang telah dibuat harus dapat diserap oleh pasar agar keberlangsungan perusahaan dapat terjamin. 4 P a g e

8 4. Ketersediaan tenaga kerja, upah buruh, produktifitas, karena unsure tenaga kerja adalah sangat penting bagi perusahaan. 5. Ketersediaan pasokan, komunikasi dan energi, hal ini disebabkan ketergantungan perusahaan pada hal-hal tersebut karena tanpa bahan baku, komunikasi maupun energi maka perusahaan tidak dapat beropoperasi. 6. Resiko nilai tukar mata uang, karena mata uang dari suatu Negara yang sangat fluktuatif akan berdampak sangat signifikan bagi kegiatan bisnis. Keputusan Pemilihan Lokasi Daerah (Region) - Faktor yang dipertimbangkan diantaranya: a. Keinginan perusahaan b. Segi-segi yang menarik dari wilayah tersebut (budaya, pajak, iklim) c. Ketersediaan tanaga kerja, upah serta sikap terhadap serikat kerja d. Biaya dan ketersediaan pelayanan umum. e. Peraturan mengenai lingkungan hidup. f. Insentif dari pemerintah. g. Kedekatan dengan bahan baku dan konsumen. h. Biaya tanah dan pendirian bangunan. Keputusan Lokasi untuk memilih tempat (site) - Adapun faktor pertimbangannya : a. Ukuran dan biaya lokasi b. Sistem transportasi udara, kereta, jalan bebas maupunb jalur laut. c. Pembatasan daerah. d. Kedekatan dengan jasa / pasokan yang dibutiuhkan. e. Permasalahan dampak lingkungan. Di samping globalisasi, sejumlah factor lain juga memengaruhi keputusan lokasi. Faktor-faktor tersebut antara lain sebagai berikut : Produktivitas Tenaga Kerja Saat memutuskan sebuah lokasi,manajemen mungkin tergiur dengan tingkat upah yang rendah pada suatu daerah. Dengan tingkat pendidikan yang rendah atau kebiasaan kerja yang buruk, pekerja yang tidak terlatih mungkin bukan merupakan hal yang baik bagi perusahaan walaupun upahnya rendah. Demikian pula pekerja yang tidak dapat atau tidak konsisten dalam bekerja tidak memberikan kebaikan bagi organisasi walaupun upahnya rendah. 5 P a g e

9 Resiko Nilai Tukar dan Mata Uang Walaupun tingkat upah buruh dan produktifitas dapat membuat sebuah negara terlihat ekonomis, tingkat nilai tukar yang tidak menguntungkan dapat menghilangkan penghematan yang telah dilakukan. Perusahaan terkadang dapat mengambil keuntungan dari nilai tukar yang menguntungkan dengan memindahkan lokasi atau mengekspor produk kenegara asing. Walau demikian,nilai mata uang asing di hampir semua negara terus berfluktuasi Biaya-biaya Biaya lokasi dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu biaya nyata dan biaya tidak nyata. Biaya nyata adalah biaya-biaya yang dapat di identifikasi langsung dan dihitung cepat. Biaya nyata meliputi biaya layanan umum,tenaga kerja, bahan baku, pajak, penyusutan, serta biaya lain yang dapat biaya lain yang dapat di identifikasi oleh departemen akuntansi dan pihak manajemen. Sedangkan Biaya tidak nyata adalah biaya yang meliputi pendidikan, fasilitas transportasi umum, sikap masyarakat terhadap industri dan perusahaan, serta kualitas dan sikap calon pekerja. Biaya tidak nyata juga meliputi variabel kualitas hidup seperti iklim dan kelompok olahraga yang dapat mempengaruhi proses rekrutmen pekerja Resiko Politik Nilai dan Budaya Risiko politik berhubungan dengan kemungkinan berfluktuasinya sikap pemerintah nasional, negara bagian, dan lokal terhadap kepemilikan swasta dan intelektual, penetapan zona, polusi, serta stabilitas ketenagakerjaan. Posisi pemerintah saat keputusan lokasi dibuat mungkin tidak berlangsung lama. Walaupun demikian pihak manajemen mungkin mendapati sikap ini dapat dipengaruhi oleh pola kepemimpinan mereka sendiri. Sikap pekerja mungkin berbeda dari satu negara dengan negara lain, daerah dengan daerah lain. Dilain pihak sikap ini dapat mempengaruhi keputusan perusahaan apakah akan memberikan penawaran pada pekerja yang ada sekarang jika perusahaan pindah kelokasi baru. Satu dari tantangan terbesar keputusan operasi global adalah berkompromi dengan budaya negara lain. Perbedaan budaya bekerja dan pemasok dalam hal ketetapan waktu membuat perbedaan besar dalam jadwal produksi dan pengiriman. 6 P a g e

10 Kedekatan pada Pasar Bagi sejumlah perusahaan, berada pada lokasi yang dekat dengan pelanggan adalah sangat penting. Organisasi jasa seperti toko obat, restoran, kantor pos, atau pencukur rambut mendapati bahwa kedekatan pada pasar merupakan aktor lokasi utama. Perusahaan manufaktur mendapati berdekatan dengan pelanggan ketika biaya pengiriman barang jadi mahal atau sulit (mungkin disebabkan produk yang dikirim banyak, berat, atau mudah pecah) merupakan hal yang sangat berguna. Selain itu dengan produksi yang just in time pemasok menginginkan lokasi yang dekat dengan pelanggan Kedekatan Pada Pemasok Perusahaan menempatkan diri dekat dengan barang mentah dan pemasok karena (1) barang barang yang mudah busuk, (2) biaya transportasi, (3) jumlah produk yang sangat banyak. Para penghasil roti, susu, sayur-sayuran dan makanan laut beku berhubungan dengan barang mentah yang mudah busuk sehingga mereka kerap berlokasi dekat pemasok. Perusahaan yang bergantung pada input yang berupa bahan mentah yang berat atau yang berjumlah sama (seperti produsen baja yang menggunakan batu bara dan biji besi) harus membayar biaya transportasi yang sangat mahal sehingga biaya transportasi menjadi faktor utama Kedekatan pada Pesaing Mungkin terasa jika perusahaan-perusahaan juga senang berdekatan dengan para pesaingnya. Kecenderungan yang disebut pengelompokan atau clustering yang sering terjadi apabila sumber daya utama ditemukan di wilayah tersebut. Sumber daya ini meliputi sumber daya alam, informasi, modal proyek, dan bakat Metode Evaluasi Alternatif Lokasi Terdapat empat metode yang digunakan untuk menyelesaikan masalah lokasi: Metode Pemeringkatan Faktor, Analisis Titik-Impas Lokasi, Metode Pusat-Gravitasi, dan Model Transportasi. bagian ini menjelaskan pendekatan-pendekatan ini. 7 P a g e

11 Metode Pemeringkatan Faktor Terdapat banyak faktor, kualitatif maupun kuantitatif, yang harus dipertimbangkan dalam memilih suatu lokasi. Beberapa dari faktor-faktor ini lebih penting dari yang lain, sehingga manajer dapat menggunakan bobot untuk membuat proses pengambilan keputusan menjadi lebih objektif. Metode pemeringkatan faktor sering digunakan karena mencakup variasi faktor yang sangat luas, mulai dari pendidikan, rekreasi sampai keahlian tenaga kerja. Metode pemeringkatan-faktor mempunyai enam tahap: a) Mengembangkan daftar faktor-faktor terkait b) Menetapkan bobot pada setiap faktor untuk mencerminkan seberapa jauh faktor itu penting bagi pencapaian tujuan perusahaan. c) Mengembangkan suatu skala untuk setiap faktor (misalnya, 1 sampai 10 atau 1 sampai 100 point). d) Meminta manajer menentukan skor setiap lokasi untuk setiap faktor, dengan menggunakan skala yang telah dikembangkan pada tahap 3. e) Mengalikan skor itu dengan bobot dari setiap faktor, dan menentukan jumlah total untuk setiap lokasi. f) Membuat rekomendasi yang didasarkan pada skor laba maksimal, dengan juga mempertimbangkan hasil dari pendekatan kuantitatif. Jika sebuah keputusan bersifat sensitive terhadap perubahan-perubahan kecil, maka analisi lebih lanjut mengenai pembobotan atau penilaiannya mungkin perlu dilakuka. sebagai alternative lain, manajemen dapat menyimpulkan factor tidak nyata bukan merupakan criteria yang tepat sebagai dasar pengambilan keputusan lokasi. oleh karena itu, manajer menempatkan bobot utama pada aspek keputusan yang lebih kuantitatif Analisis Titik Impas Lokasi Merupakan penggunaan analisis biaya-volume produksi untuk analisis titikuntuk membuat suatu perbandingan ekonomis terhadap alternatif-alternatif lokasi. Dengan mengidentifikasi biaya variabel dan biaya tetap serta membuat grafik kedua biaya ini untuk setiap lokasi, kita dapat menentukan alternatif mana yang biayanya paling rendah. Analisis titik-impas lokasi dapat dilakukan secara matematik atau secara 8 P a g e

12 grafik. Pendekatan grafiknya mempunyai keuntungan dengan memberikan kisaran jumlah setiap lokasi dapat dipilih. Tiga tahap dalam analisis titik-impas adalah: a) Tentukan biaya tetap dan biaya variabel untuk setiap lokasi. b) Plot biaya untuk setiap lokasi, dengan biaya pada garis vertikal dan volume produksi tahunan pada garis horisontal di grafik itu. c) Pilih lokasi yang biaya totalnya paling rendah, untuk setiap volume produksi yang diinginkan Metode Pusat Gravitasi Merupakan teknik matematis dalam menemukan lokasi pusat distribusi yang akan meminimisasi biaya distribusi. Dalam menemukan lokasi yang terbaik untuk menjadi pusat distribusi, metode ini memperhitungkan lokasi pasar, volume barang yang dikirim ke pasar itu, dan biaya pengangkutan. Karena volume kendaraan kontainer yang dipindahkan setiap bulannya mempengaruhi biaya, jarak bukan menjadi satusatunya kriteria utama. Metode pusat gravitasi mengasumsikan bahwa biaya secara langsung bersifat proporsional dengan jarak dan banyaknya barang yang diangkut. Lokasi yang ideal adalah lokasi yang membuat jarak tertimbang antara gudang dan outlet pengecernya menjadi minimal, jarak ini diberi bobot sesuai dengan banyaknya kontainer yang diangkut. Langkash pertama dalam metode pusat gravitasi adalah menempatkan lokasi pada suatu system koordinat. Titik asal system koordinat dan skala yang digunakan bersifat beruba-ubah selama jarak relative (antarlokasi) dinyatakan secara tepat. hal ini mudah 9 P a g e

13 dilakukan dengan menempatkan titik-titik pada peta biasa. Pusat gravitasi dapat ditentukan menggunakan persamaan sebagai berikut: dimana: dix= koordinat x lokasi i, diy= koordinat y lokasi i, Qi = kuantitas barang yang dipindahkan ke atau dari lokasi i Perhatikan bahwa Persamaan 1 dan 2 mengandung istilah Qi yang merupakan kuantitas barang pasokan yang dipindahkan ke atau dari lokasi i. Karena jumlah kontainer yang dikirim setiap bulan memengaruhi biaya, jarak tidak dapat dijadikan satu-satunya kriteria utama. Metode pusat gravitasi mengansumsikan biaya secara langsung berimbang pada jarak dan jumlah yang dikirim. Lokasi yang ideal adalah lokasi yang meminimalkan jarak berbobot antara gudang dan toko ecerannya, dimana pembobotan jarak dilakukan sesuai dengan jumlah kontainer yang dikirim Model Transportasi Tujuan dari model transportasi adalah untuk menetapkan pola pengiriman terbaik dari beberapa titik penawaran (pasokan/sumber) ke beberapa titik permintaan (tujuan) agar dapat meminimalkan produksi total dan biaya transportasi. Setiap perusahaan dengan jaringan titik penawaran-permintaan menghadapi masalah yang sama. Sebagai contoh, jaringan pasokan/penawaran Volkswagen yang kompleks. VW Meksiko mengirimkan hasil rakitan ke Brasil, sementara VW Meksiko sendiri menerima suku cadang dan hasil rakitan dari kantor pusatnya di Jerman. 10 P a g e

14 Walapun teknik pemrograman linier dapat digunakan untuk menyelesaikan jenis masalah ini, telah dikembangkan algoritma bertujuan khusus yang lebih efisien untuk aplikasi transportasi. Model Transportasi memberikan solusi awal yang pantas, kemudian perbaikan bertahap dilakukan hingga solusi optimal dicapai Sistem Informasi Geografis Adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelola dan menampilkan informasi berefrensi geografis, misalnya data yang diidentifikasi menurut lokasinya, dalam sebuah database. SIG membantu perusahaan membuat keputusan analitis yang berkaitan dengan lokasi. Beberapa data geografis yang tersedia dalam SIG : o Data sensus menurut blok, bidang, kota, wilayah, kecamata, daerah metropolitan, Negara bagian, dan kodepos o Peta dari setiap gang, jalan raya, jembatan dan terowongan o Fasilitas umum seperti saluran air, listrik dan gas o Sunga, gunung, danau, dan lautan o Bandara, universtias, rumah sakit, dll 11 P a g e

15 Penerapan SIG pada perusahaan penerbangan adalah untuk mengidentifikasi bandara yang paling efektif untuk melakukan pelayanan darat seperti pengisian bahan bakar pesawat-makanan-jasa, juga untuk membantu penjadwalan. Penerapan SIG bagi developer gedung perkantoran komersial adalah untuk memilih kota-kota tempat mereka akan membangun di masa depan. SIG digunakan untuk menganalisis factor-faktor yang memengaruhi keputusan lokasi yang mencakup lima elemen untuk setiap kota : daerah pemukiman, toko eceran, pusat kebudayaan dan hiburan, tindak kriminal, serta pilihan trasportasi. 12 P a g e

16 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Strategi Lokasi Lokasi dapat menentukan hingga 10% biaya total sebuah perusahaan industri. Pemilihan lokasi juga sangat mempengaruhi biaya, baik biaya tetap maupun biaya variabel. Lokasi juga merupakan elemen penting dalam menentukan pendapatan perusahaan jasa, eceran, dan profesional. Keputusan strategis sering tergantung jenis bisnisnya. Perusahaan industri perlu mempertimbangkan baik biaya nyata maupun tidak nyata. Permasalahan lokasi industri biasanya diatasi dengan metode pemeringkatan faktor, analisis titik impas lokasi, metode pusat gravitasi, dan metode transportasi dari pemrogaman linier. Untuk organisasi jasa, eceran, dan profesional, analisis biasanya dibuat dari berbagai variabel, termasuk daya beli suatu daerah, persaingan, iklan dan promosi, kualitas fisik lokasi,dan kebijakan operasional organisasi dan strategi yang digunakan terfokus pada maksimasi pendapatan. 3.2 Saran Strategi Lokasi Berikut beberapa faktor yang sebaiknya diperhatikan, sebagai bahan pertimbangan strategi lokasi : 1. Tingkat kepadatan penduduk sekitar lokasi - Usahakan memilih lokasi usaha yang memiliki kepadatan penduduk cukup tinggi. Semakin tinggi kepadatan penduduk di suatu lokasi, maka semakin besar pula potensi pasar sebuah usaha. Coba saja bandingkan pendapatan usaha yang lokasinya di daerah pedesaan dengan usaha yang berada di daerah perkotaan, omset yang diperoleh akan sangat jauh berbeda. 2. Besar pendapatan masyarakat sekitar lokasi - Besar pendapatan masyarakat yang ada di sekitar lokasi juga mampu mempengaruhi usaha yang akan Anda bangun. Sebab, tingkat pendapatan masyarakat juga akan berpengaruh terhadap daya beli konsumen. Jika Anda ingin menjalankan usaha dengan produk yang harganya sedikit tinggi, sebaiknya pilih lokasi yang daya belinya cukup tinggi ( misalnya di kota kota besar ). Sedangkan bila ingin menawarkan produk dengan harga yang relative murah, tidak akan jadi masalah jika Anda memilih lokasi usaha yang daya beli masyaratnya kurang untuk. Karena konsumen di daerah tersebut lebih 13 P a g e

17 mementingkan harga murah, dibandingkan memperhatikan kualitas produk yang dijual. 3. Memperhatikan tingkat keramaian lalu lalang kendaraan yang lewat - Perhatikan trafik lalu lalang kendaraan atau pejalan kaki yang lewat, karena hal ini juga mempengaruhi jenis usaha yang cocok di daeah tersebut. Untuk daerah yang dilalui pejalan kaki, usaha toko kelontong atau usaha minuman dingin cocok untuk dibangun di daerah tersebut. Sedangkan untuk lokasi yang banyak dilalui kendaraan bermotor, bisa mencoba usaha bengkel yang lebih dibutuhkan. Sesuaikan jenis usaha Anda dengan para konsumen yang lalu lalang di lokasi tersebut. 4. Banyaknya usaha yang menduukung lokasi tersebut - Semakin banyak usaha yang ada di sekitar lokasi, maka konsumen yang datang ke lokasi tersebut juga semakin ramai. Karena di lokasi tersebut terdapat berbagai macam usaha yang menyediakan produk yang berbeda pula, sehingga para konsumen lebih tertarik datang ke lokasi yang terdapat berbagai macam usaha. Misalnya saja lokasi pasar, atau mall yang selalu ramai pengunjung. 5. Sesuaikan dana dengan lokasi usaha yang akan dipilih - Biasanya lokasi usaha yang ada di keramaian seperti mall, atau di pinggir jalan yang strategis harga sewanya lebih mahal dibandingkan lokasi usaha yang kurang strategis. Untuk itu sesuaikan dana yang Anda miliki, dengan lokasi usaha yang di pilih. Jangan memilih lokasi yang harga sewanya mahal, tetapi ternyata tidak ramai pengunjung. 6. Pilih lokasi usaha yang tingkat kompetisinya rendah - Jika di lokasi tersebut sudah banyak usaha yang sejenis dengan usaha Anda, sebaiknya lokasi ini dihindari. Namun jika Anda yakin karena posisinya yang sangat strategis, Anda harus siap bersaing dengan menciptakan inovasi baru yang dapat membedakan usaha Anda dengan usaha lain yang sejenis. 7. Perhatikan pula akses menuju lokasi usaha - Usahakan pilih lokasi yang mudah di akses oleh para konsumen. Jika memungkinkan, pilih lokasi usaha yang dilalui transportasi umum. Agar konsumen yang tidak memiliki kendaraan pribadi juga bisa menjangkau lokasi usaha Anda. 8. Tingkat keamanan yang mendukung - Lokasi usaha yang aman juga menambah kenyamanan para konsumen. Mereka tidak akan ragu meninggalkan kendaraan mereka di tempat parkir, dan bisa meninkmati pelayanan usaha Anda dengan merasa nyaman. Dengan lingkungan yang aman, Anda bisa mengurangi resiko 14 P a g e

18 pencurian maupun perusakan yang bisa terjadi pada usaha yang ada di lokasi kurang aman. 9. Dan yang ke-9 adalah, perhatikan kebersihan lokasi usaha - Konsumen tidak akan mengunjungi sebuah toko, warung ataupun sebuah outlet yang berada di lingkungan kotor atau kumuh. Mereka akan merasa ragu untuk membeli produk Anda. Untuk itu jaga kebersihan lingkungan sekitar Anda, agar konsumen merasa nyaman berkunjung ke lokasi usaha Anda. Secara umum tujuan strategi lokasi adalah memaksimalkan keuntungan dari lokasi yang dipilih. Maka hendaknya perusahaan mempertimbangkan faktor-faktor baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif dalam pemilihan lokasi. 15 P a g e

19 DAFTAR PUSTAKA Heizer, Jay & Render, Barry Manajemen Operasi Edisi 9, Buku 1. Jakarta: Penerbit Salemba Empat Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 06 Tahun 2009 Tentang Pedoman Pergudangan 16 P a g e

Faktor-faktor Pertimbangan Lokasi

Faktor-faktor Pertimbangan Lokasi STRATEGI LOKASI STRATEGI LOKASI Lokasi menentukan prestasi, merupakan ungkapan yang cukup tepat untuk segala jenis kegiatan, demikian pula untuk kegiatan bisnis di sektor barang maupun jasa. Dengan demikian

Lebih terperinci

: PENENTUAN LOKASI FASILITAS-FASILITAS PRODUKSI. M.O. By Nurul K, SE, M.Si

: PENENTUAN LOKASI FASILITAS-FASILITAS PRODUKSI. M.O. By Nurul K, SE, M.Si : PENENTUAN LOKASI FASILITAS-FASILITAS PRODUKSI M.O. By Nurul K, SE, M.Si PENENTUAN LOKASI Pemilihan lokasi pabrik baik untuk pabrik baru maupun perluasan (ekspansi) Alasan ekspansi al: Fasilitas produksi

Lebih terperinci

Pemilihan Lokasi BAB 6 PEMILIHAN LOKASI

Pemilihan Lokasi BAB 6 PEMILIHAN LOKASI BAB 6 PEMILIHAN LOKASI A. Pendahuluan Lokasi merupakan satu hal yang penting dalam kegiatan operasional suatu perusahaan. Perusahaan yang memproduksi barang (manufaktur) ataupun perusahaan yang bergerak

Lebih terperinci

STRATEGI LOKASI Suhada, ST, MBA

STRATEGI LOKASI Suhada, ST, MBA STRATEGI LOKASI Suhada, ST, MBA 8 1 Pentingnya Lokasi Salah satu keputusan yang paling penting yang dibuat oleh perusahaan adalah dimana meneka akan menempatkan kegiatan operasional mereka, maka keputusan

Lebih terperinci

Manajemen Operasional LOKASI DAN DISTRIBUSI

Manajemen Operasional LOKASI DAN DISTRIBUSI Manajemen Operasional LOKASI DAN DISTRIBUSI Putri Irene Kanny Putri_irene@staff.gunadarma.ac.id Monday, November 7, 16 Sub Pokok bahasan pertemuan ke-6 Penentuan lokasi pabrik yang tepat Kriteria dalam

Lebih terperinci

Lokasi dan Inovasi. Empat faktor yang mempengaruhi inovasi :

Lokasi dan Inovasi. Empat faktor yang mempengaruhi inovasi : Strategi Lokasi Menentukan Lokasi Proses penentuan lokasi mempengaruhi masalah biaya baik biaya tetap maupun biaya variabel Lokasi mempengaruhi lokasi dan keuntungan perusahaan secara keseluruhan misalnya

Lebih terperinci

1. Metode pemeringkatan faktor (Location Factor Rating)

1. Metode pemeringkatan faktor (Location Factor Rating) Penentuan lokasi usaha Lokasi usaha adalah tempat dimana perusahaan melakukan proses produksi. Kantor pusat suatu perusahaan hanya ada pada satu tempat, sedangkan tempat proses produksi perusahaan dapat

Lebih terperinci

Perencanaan Fasilitas

Perencanaan Fasilitas 1 TIN314 Perancangan Tata Letak Fasilitas Perencanaan Fasilitas 2 Perencanaan Tata Letak Fasilitas melibatkan 5 tingkat perencanaan: (Q.Lee.IIE Solution, 1997) 1. Lokasi Fasilitas 2. Rencana Site 3. Rencana

Lebih terperinci

TIN314 - Perancangan Tata Letak Fasilitas Materi #11 Genap 2015/2016. TIN314 - Perancangan Tata Letak Fasilitas

TIN314 - Perancangan Tata Letak Fasilitas Materi #11 Genap 2015/2016. TIN314 - Perancangan Tata Letak Fasilitas Materi #11 TIN314 Perancangan Tata Letak Fasilitas Perencanaan Fasilitas 2 Perencanaan Tata Letak Fasilitas melibatkan 5 tingkat perencanaan: (Q.Lee, IIE Solution, 1997) 1. Lokasi Fasilitas 2. Rencana

Lebih terperinci

MATERI 4 ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGIS. e. Spesfifikasi Bahan Baku dan Hasil c. Tenaga Kerja

MATERI 4 ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGIS. e. Spesfifikasi Bahan Baku dan Hasil c. Tenaga Kerja MATERI 4 ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGIS 1. Perencanaan Kapasitas Produksi Aspek-aspek yang berpengaruh dalam perencanaan kapasitas produksi yaitu : 1. Perencanaan & Pemilihan Proses Tidak berarti pemilihan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Di saat Federal Express membuka poros Asia-nya di Taiwan pada tahun 1998, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Di saat Federal Express membuka poros Asia-nya di Taiwan pada tahun 1998, dan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di saat Federal Express membuka poros Asia-nya di Taiwan pada tahun 1998, dan menggandakan penerbangannya ke Cina, Federal Express menetapkan tahapan untuk penerbangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang telah terjadi menjadi semakin meningkat. Persaingan tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang telah terjadi menjadi semakin meningkat. Persaingan tidak hanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan usaha merupakan dampak dari perkembangan perekonomian negara. Perkembangan teknologi, informasi, dan ilmu pengetahuan membuat persaingan yang telah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Pemilihan lokasi usaha oleh suatu organisasi (perusahaan) akan mempengaruhi risiko (risk) dan keuntungan (profit) perusahaan tersebut secara keseluruhan. Kondisi ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan sebagai suatu dampak semakin ketatnya persaingan perusahaan pada saat ini telah membawa dampak pada perusahaan untuk terus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Lokasi Menurut Heizer & Render (2015) lokasi adalah pendorong biaya dan pendapatan, maka lokasi seringkali memiliki kekuasanaan untuk membuat strategi bisnis

Lebih terperinci

PERENCANAAN FASILITAS SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI RIAU

PERENCANAAN FASILITAS SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI RIAU PERENCANAAN FASILITAS SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI RIAU DAGANGANE ISIH MAS?? Aktifitas Perencanaan Produk Perencanaan Lokasi Usaha Perencanaan Tata Letak Perencanaan Sistem Material Handling Tujuan Perencanaan

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA SAING, STRATEGI DAN PROSPEK INDUSTRI JAMU DI INDONESIA

ANALISIS DAYA SAING, STRATEGI DAN PROSPEK INDUSTRI JAMU DI INDONESIA ANALISIS DAYA SAING, STRATEGI DAN PROSPEK INDUSTRI JAMU DI INDONESIA Oleh: ERNI DWI LESTARI H14103056 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 DAFTAR ISI Halaman

Lebih terperinci

STRATEGI OPERASI DI LINGKUNGAN GLOBAL

STRATEGI OPERASI DI LINGKUNGAN GLOBAL STRATEGI OPERASI DI LINGKUNGAN GLOBAL Pengertian Globalisasi Kata globalisasi dari bahasa Inggris globalization. Global berarti universal yang mendapat imbuhan - lization yang bisa dimaknai sebagai proses.

Lebih terperinci

Merancang Jaringan Supply Chain

Merancang Jaringan Supply Chain Merancang Jaringan Supply Chain Pendahuluan Perancangan jaringan supply chain juga merupakan satu kegiatan penting yang harus dilakukan pada supply chain management. Implementasi strategi supply chain

Lebih terperinci

KEBIJAKAN MANAGEMEN RESIKO

KEBIJAKAN MANAGEMEN RESIKO 1. Risiko Keuangan Dalam menjalankan usahanya Perseroan menghadapi risiko yang dapat mempengaruhi hasil usaha Perseroan apabila tidak di antisipasi dan dipersiapkan penanganannya dengan baik. Kebijakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tidak sedikit berbagai usaha kecil bermunculan untuk turut bersaing dalam bisnis. Usaha Kecil tersebut biasanya muncul dengan berbagai inovasi baru. Dan terkadang lokasi

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data di atas, kesimpulan dari analisis strategi yang

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data di atas, kesimpulan dari analisis strategi yang BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data di atas, kesimpulan dari analisis strategi yang telah dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Secara keseluruhan industri ini kurang

Lebih terperinci

Berdasarkan beberapa ahli manajemen, pengertian manajemen operasi yaitu:

Berdasarkan beberapa ahli manajemen, pengertian manajemen operasi yaitu: Manajemen produksi merupakan salah satu bagian dari bidang manajemen yang mempunyai peran dalam mengoordinasi kan berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan manajemen produksi menyangkut pengambilan keputusan

Lebih terperinci

BAB. 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB. 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB. 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 SISTEM TRANSPORTASI 2.1.1 Pengertian Sistem adalah suatu bentuk keterkaitan antara suatu variabel dengan variabel lainnya dalam tatanan yang terstruktur, dengan kata lain sistem

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Analisis Berlian Porter Dayasaing diidentikkan dengan produktivitas atau tingkat output yang dihasilkan untuk setiap input yang digunakan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini, pemenuhan pelayanan berkualitas bagi perusahaan kemudian tidak jarang

BAB I PENDAHULUAN. ini, pemenuhan pelayanan berkualitas bagi perusahaan kemudian tidak jarang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan kondisi perekonomian, maka dunia industri semakin mendapat tuntutan yang tinggi dari masyarakat. Tuntutan yang dimaksud salah satunya

Lebih terperinci

BAB VII ASPEK PRODUKSI SYAFRIZAL HELMI

BAB VII ASPEK PRODUKSI SYAFRIZAL HELMI BAB VII ASPEK PRODUKSI SYAFRIZAL HELMI Schroeder (1993) memberikan penekanan terhadap definisi kegiatan produksi dan operasi pada 3 hal yaitu: 1. Pengelolaan fungsi organisasi dalam menghasilkan barang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang hasilnya ditujukan kepada pihak-pihak internal organisasi, seperti manajer

BAB I PENDAHULUAN. yang hasilnya ditujukan kepada pihak-pihak internal organisasi, seperti manajer BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akuntansi manajemen adalah sistem akuntansi yang berupa informasi yang hasilnya ditujukan kepada pihak-pihak internal organisasi, seperti manajer keuangan, manajer

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN III. Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III. Endang Duparman. Modul ke: Arissetyanto. Fakultas SISTIM INFORMASI

KEWIRAUSAHAAN III. Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III. Endang Duparman. Modul ke: Arissetyanto. Fakultas SISTIM INFORMASI Modul ke: 05 KEWIRAUSAHAAN III Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III Fakultas SISTIM INFORMASI Endang Duparman Program Studi INFORMATIKA www.mercubuana.a.cid EVALUASI RENCANA PRODUKSI

Lebih terperinci

ANALISIS PELUANG INTERNASIONAL

ANALISIS PELUANG INTERNASIONAL ANALISIS PELUANG INTERNASIONAL SELEKSI PASAR DAN LOKASI BISNIS INTERNASIONAL Terdapat dua tujuan penting, konsentrasi para manajer dalam proses penyeleksian pasar dan lokasi, yaitu: - Menjaga biaya-biaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. barangnya ke pemakai akhir. Perusahaan biasanya bekerja sama dengan perantara untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. barangnya ke pemakai akhir. Perusahaan biasanya bekerja sama dengan perantara untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Saluran Distribusi Pada perekonomian sekarang ini, sebagian besar produsen tidak langsung menjual barangnya ke pemakai akhir. Perusahaan biasanya bekerja sama dengan

Lebih terperinci

MENENTUKAN LOKASI INDUSTRI

MENENTUKAN LOKASI INDUSTRI MENENTUKAN LOKASI INDUSTRI TEORI LOKASI INDUSTRI adalah suatu teori yang dikembangkan untuk memperhitungkan pola lokasi kegiatan ekonomi termasuk di dalamnya kegiatan industri dengan cara konsisten dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kondusif, khususnya di Indonesia. Akibat krisis global yang melanda saat ini,

BAB I PENDAHULUAN. kondusif, khususnya di Indonesia. Akibat krisis global yang melanda saat ini, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi perekonomian negara-negara berkembang saat ini kurang kondusif, khususnya di Indonesia. Akibat krisis global yang melanda saat ini, berdampak juga pada berbagai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. secara efektif dan efisien. Dalam rangka ini dikembangkan pemikiran-pemikiran dan

BAB II LANDASAN TEORI. secara efektif dan efisien. Dalam rangka ini dikembangkan pemikiran-pemikiran dan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Produksi dan Operasi Pada dewasa ini terdapat persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha dan semakin maju cara-cara yang dikembangkan untuk mencapai tujuan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran sering diartikan oleh banyak orang sebagai kegiatan atau aktivitas dalam menjual beli barang di pasaran. Sebenarnya

Lebih terperinci

Bab IV Hasil Perhitungan, Analisis, dan Diskusi

Bab IV Hasil Perhitungan, Analisis, dan Diskusi Bab IV Hasil Perhitungan, Analisis, dan Diskusi Pada bab ini dijelaskan tentang hasil simulasi yang didapatkan beserta diskusi mengenai hasil simulasi tersebut. IV.1 Instrument data Penggunaan peta wilayah

Lebih terperinci

BAB XIII MANAJEMEN OPERASI/PRODUKSI. PAB -Manajemen Operasi dan Persediaan. M.Judi Mukzam

BAB XIII MANAJEMEN OPERASI/PRODUKSI. PAB -Manajemen Operasi dan Persediaan. M.Judi Mukzam BAB XIII MANAJEMEN OPERASI/PRODUKSI Persediaan. M.Judi Mukzam TIU Menggambarkan begitu pentingnya manajemen produksi dan operasi bagi perusahaan Mengidentifikasi faktor-faktor yang terkait dalam pemilihan

Lebih terperinci

BAB 2 INDUSTRI KARGO UDARA. Jumlah global lalu lintas kargo udara dunia adalah 202 miliar RTK (Revenue

BAB 2 INDUSTRI KARGO UDARA. Jumlah global lalu lintas kargo udara dunia adalah 202 miliar RTK (Revenue BAB 2 INDUSTRI KARGO UDARA Angkutan udara adalah cara pengangkutan barang yang tercepat dan paling mahal. Oleh karena itu, angkutan udara digunakan untuk barang bernilai tinggi atau barang tidak tahan

Lebih terperinci

APLIKASI JUST IN TIME PADA PERUSAHAAN INDONESIA

APLIKASI JUST IN TIME PADA PERUSAHAAN INDONESIA APLIKASI JUST IN TIME PADA PERUSAHAAN INDONESIA APLIKASI JUST IN TIME (JIT) PADA PERUSAHAAN DI INDONESIA 1. Pengertian Metode Just In Time (JIT) Manufaktur JIT adalah suatu sistem berdasarkan tarikan permintaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat seiring

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat seiring BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat seiring dengan peningkatan peradapan manusia menyebabkan persaingan semakin katat. Dengan adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini perusahaan dituntut untuk mampu menghadapi persaingan baik dari perusahaan lokal maupun perusahaan luar negeri. Ditambah lagi dengan adanya

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 16 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Batasan Operasional dan Jenis Data 1. Batasan Operasional Pedagang adalah seseorang yang berpotensi memasarkan barang atau jasa. Pedagang dalam penelitian ini adalah pedagang

Lebih terperinci

Manajemen Operasi. Modul Final Semester MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

Manajemen Operasi. Modul Final Semester MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh MODUL PERKULIAHAN Manajemen Operasi Modul Final Semester Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi dan Bisnis Manajemen 09 MK, ST, MBA Abstract Mampu mengidentifikasi masalah dan memberikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini

I. PENDAHULUAN. daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menilai keberhasilan pembangunan dan upaya memperkuat daya saing ekonomi daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

V. PENDEKATAN SISTEM 5.1. Analisis Kebutuhan Pengguna 1.) Petani

V. PENDEKATAN SISTEM 5.1. Analisis Kebutuhan Pengguna 1.) Petani V. PENDEKATAN SISTEM Sistem merupakan kumpulan gugus atau elemen yang saling berinteraksi dan terorganisasi untuk mencapai suatu tujuan atau serangkaian tujuan. Pendekatan sistem merupakan metode pemecahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di pasar domestik (nasional) maupun dipasar internasional atau global.

BAB I PENDAHULUAN. di pasar domestik (nasional) maupun dipasar internasional atau global. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pelanggan harus dipuaskan kalau mereka tidak dipuaskan maka akan meninggalkan perusahaan dan menjadi pelanggan pihak pesaing. Makin banyak pelanggan yang meninggalkan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORETIS. pemasaran (yang sering disebut dengan istilah saluran distribusi). Saluran

BAB II KERANGKA TEORETIS. pemasaran (yang sering disebut dengan istilah saluran distribusi). Saluran BAB II KERANGKA TEORETIS 2.1. Teori Tentang Distribusi 2.1.1. Pengertian Distribusi Kebanyakan produsen bekerja sama dengan perantara pemasaran untuk menyalurkan produk-produk mereka ke pasar. Mereka membantu

Lebih terperinci

BAB II PENENTUAN TARIF BERDASARKAN METODE WAKTU DAN BAHAN

BAB II PENENTUAN TARIF BERDASARKAN METODE WAKTU DAN BAHAN BAB II PENENTUAN TARIF BERDASARKAN METODE WAKTU DAN BAHAN 2.1 Jasa 2.1.1 Definisi Jasa Jasa adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh suatu pihak pada pihak lain dan pada dasarnya tidak

Lebih terperinci

LAPORAN LIAISON. Triwulan I Konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2015 diperkirakan masih tumbuh

LAPORAN LIAISON. Triwulan I Konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2015 diperkirakan masih tumbuh Triwulan I - 2015 LAPORAN LIAISON Konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2015 diperkirakan masih tumbuh terbatas, tercermin dari penjualan domestik pada triwulan I-2015 yang menurun dibandingkan periode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wilayah. Karena pada dasarnya, investasi merupakan satu pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN. wilayah. Karena pada dasarnya, investasi merupakan satu pengeluaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Investasi atau penanaman modal merupakan instrumen penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang ada di suatu negara atau wilayah. Karena pada dasarnya, investasi

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN PEMILIHAN LOKASI INDUSTRI PENGOLAHAN KARET DI KOTA PADANG

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN PEMILIHAN LOKASI INDUSTRI PENGOLAHAN KARET DI KOTA PADANG ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN PEMILIHAN LOKASI INDUSTRI PENGOLAHAN KARET DI KOTA PADANG Oleh MILL FADHILA 0910223072 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2013 DAFTAR ISI Halaman KATA

Lebih terperinci

Aspek ekonomi dan sosial

Aspek ekonomi dan sosial Aspek ekonomi dan sosial Pengertian Aspek Ekonomi dan Sosial Aspek ekonomi dan sosial merupakan pengaruh apa yang akan terjadi dengan adanya perusahaan, khususnya dibidang perekonomian masyarakat tempatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan tersebut tidak hanya bersifat evolusioner namun seringkali sifatnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan tersebut tidak hanya bersifat evolusioner namun seringkali sifatnya 12 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan hidup dalam lingkungan yang berubah cepat, dinamik, dan rumit. Perubahan tersebut tidak hanya bersifat evolusioner namun seringkali sifatnya revolusioner.

Lebih terperinci

Ir. Dicky Gumilang, MSc. Manajemen Rantai Pasokan

Ir. Dicky Gumilang, MSc. Manajemen Rantai Pasokan Ir. Dicky Gumilang, MSc. Manajemen Rantai Pasokan Transportasi memindahkan produk dari satu tempat ke tempat lain, mendukung suatu rantai pasokan menjalankan fungsi pengiriman barang dari hulu (pemasok)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 38 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan memilih lokasi Kota Cirebon. Hal tersebut karena Kota Cirebon merupakan salah satu kota tujuan wisata di Jawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang berdampak pada semakin luasnya kesempatan kerja. Sehingga persaingan

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang berdampak pada semakin luasnya kesempatan kerja. Sehingga persaingan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sektor jasa akhir-akhir ini memiliki kesempatan berkembang yang lebih luas, hal ini karena jasa dalam suatu perekonomian secara mutlak diperlukan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Pemasaran Pengertian manajemen pemasaran menurut Adi (2006:6) adalah suatu analisis, perencana, pelaksanaan serta kontrol program-program yang telah direncanakan

Lebih terperinci

VII. TATA LETAK PABRIK

VII. TATA LETAK PABRIK VII. TATA LETAK PABRIK A. Lokasi Pabrik Penentuan lokasi pabrik adalah salah satu hal yang terpenting dalam mendirikan suatu pabrik. Lokasi pabrik akan berpengaruh secara langsung terhadap kelangsungan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Bab ini menjelaskan beberapa hal mengenai perusahaan yang menjadi tempat penelitian, yaitu PT. XYZ. Beberapa hal tersebut adalah sejarah perusahaan, ruang lingkup bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan penduduk kota kota di Indonesia baik sebagai akibat pertumbuhan penduduk maupun akibat urbanisasi telah memberikan indikasi adanya masalah perkotaan yang

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Dayasaing Dayasaing merupakan kemampuan usaha suatu industri untuk menghadapi berbagai lingkungan kompetitif. Dayasaing dapat diartikan

Lebih terperinci

Tabel 14 Kebutuhan aktor dalam agroindustri biodiesel

Tabel 14 Kebutuhan aktor dalam agroindustri biodiesel 54 ANALISIS SISTEM Sistem pengembangan agroindustri biodiesel berbasis kelapa seperti halnya agroindustri lainnya memiliki hubungan antar elemen yang relatif kompleks dan saling ketergantungan dalam pengelolaannya.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. adanya ketimpangan dan ketidakmerataan. Salah satu penyebabnya adalah

I. PENDAHULUAN. adanya ketimpangan dan ketidakmerataan. Salah satu penyebabnya adalah I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan yang sering dihadapi dalam perencanaan pembangunan adalah adanya ketimpangan dan ketidakmerataan. Salah satu penyebabnya adalah penyebaran investasi yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Manajemen Operasi Serangkaian kegiatan yang menciptakan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. jangka panjang adalah mempertahankan para pelanggan setia agar tetap loyal

BAB 1 PENDAHULUAN. jangka panjang adalah mempertahankan para pelanggan setia agar tetap loyal BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan pertama kali didirikan mempunyai tujuan. Masyarakat umum mengenalnya dengan istilah visi dan misi. Dalam upaya mencapai tujuan tersebut, perusahaan juga

Lebih terperinci

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN 2012-2014 Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Jakarta, 1 Februari 2012 Daftar Isi I. LATAR BELAKANG II. ISU STRATEGIS DI SEKTOR INDUSTRI III.

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sektor unggulan di Kota Dumai diidentifikasi dengan menggunakan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sektor unggulan di Kota Dumai diidentifikasi dengan menggunakan BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Sektor unggulan di Kota Dumai diidentifikasi dengan menggunakan beberapa alat analisis, yaitu analisis Location Quetiont (LQ), analisis MRP serta Indeks Komposit. Kemudian untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Manajemen, Pemasaran, dan Manajemen Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran sering diartikan oleh banyak orang sebagai kegiatan atau aktivitas dalam menjual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Infrastruktur memegang peranan penting sebagai salah satu roda

BAB I PENDAHULUAN. Infrastruktur memegang peranan penting sebagai salah satu roda BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Infrastruktur memegang peranan penting sebagai salah satu roda penggerak pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Keberadaan infrastruktur yang memadai sangat diperlukan

Lebih terperinci

Rantai Pasokan Global (Global Supply Chains)

Rantai Pasokan Global (Global Supply Chains) Rantai Pasokan Global (Global Supply Chains) McGraw-Hill/Irwin Copyright 2013 by The McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved. Gambaran rantai pasokan global Kondisi Ekonomi global sebagai alasan

Lebih terperinci

MANAJEMEN OPERASI. Operasi dan Produktivitas

MANAJEMEN OPERASI. Operasi dan Produktivitas MANAJEMEN OPERASI Operasi dan Produktivitas Apa yang dimaksud dengan manajemen operasi Produksi adalah proses penciptaan barang dan jasa Manajemen Operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan

Lebih terperinci

Poin-poin Materi MO. Bahan Ajar Kuliah MO 1

Poin-poin Materi MO. Bahan Ajar Kuliah MO 1 Mata Kuliah : Manajemen Operasional Jumlah Pertemuan : 13 14 kali pertemuan Materi UTS : Materi Minggu I s/d IX Materi UAS : Materi Minggu X s/d XIII Kelas : 3-EB04, 05, dan 06 Dosen : Dr. Aris Budi Setyawan

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan)

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan) PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan) Nama Kelompok : Fadhyl Muhammad 115030407111072 Ardhya Harta S 115030407111075 Ardiansyah Permana 115030407111077 UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis dan Sumber Data. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yaitu

METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis dan Sumber Data. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yaitu III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yaitu data Tabel Input-Output Propinsi Kalimantan Timur tahun 2009 klasifikasi lima puluh

Lebih terperinci

MAKALAH NERACA PEMBAYARAN. Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perekonomian Indonesia Yang Dibina Oleh Ibu Dra. Sudarti, M.Si.

MAKALAH NERACA PEMBAYARAN. Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perekonomian Indonesia Yang Dibina Oleh Ibu Dra. Sudarti, M.Si. MAKALAH NERACA PEMBAYARAN Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perekonomian Indonesia Yang Dibina Oleh Ibu Dra. Sudarti, M.Si Disusun oleh : Rahdi Noor Hayat 201110160311331 Firda Silviatul H 201110160311333

Lebih terperinci

BAB V ASPEK TEKNIS / OPERASI

BAB V ASPEK TEKNIS / OPERASI BAB V ASPEK TEKNIS / OPERASI A. PENGERTIAN ASPEK TEKNIS/ OPERASI Aspek teknis atau operasi juga dikenal sebagai aspek produksi. Penilaian untuk kelayakan terhadap aspek ini sangat penting dilakukan sebelum

Lebih terperinci

dan produktivitasnya sehingga mampu memenuhi kebutuhan IPS. Usaha

dan produktivitasnya sehingga mampu memenuhi kebutuhan IPS. Usaha III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Teoritis 3.1.1 Manajemen Usaha Ternak Saragih (1998) menyatakan susu merupakan produk asal ternak yang memiliki kandungan gizi yang tinggi. Kandungan yang ada didalamnya

Lebih terperinci

MANAJEMEN OPERASI DAN PRODUKTIVITAS

MANAJEMEN OPERASI DAN PRODUKTIVITAS MANAJEMEN OPERASI DAN PRODUKTIVITAS EKA MUSTAVIDA RATNASARI 14310098 EVA DAMAYANTI A.C.S 14310180 BULANDARI FITRI SUSANTI 14310563 MUHAMAD LUKMAN 14310108 TOMY AGUS S 14310167 BUDI SUHERMANTO 14310164

Lebih terperinci

ASPEK LINGKUNGAN 12/12/ rosyzandra/skb/unira

ASPEK LINGKUNGAN 12/12/ rosyzandra/skb/unira ASPEK LINGKUNGAN http://m.merdeka.com/peristiwa/sungai-tercemar-limbah-tahu-puluhan-wargapamekasan-gatal-gatal.html 1 Aspek Lingkungan Lingkungan tempat bisnis akan dijalankan haruslah dianalisis dengan

Lebih terperinci

PROPOSAL STUDI KELAYAKAN BISNIS SERVICE AC, KULKAS, DAN DISPENSER. Jurusan : Teknik Mesin

PROPOSAL STUDI KELAYAKAN BISNIS SERVICE AC, KULKAS, DAN DISPENSER. Jurusan : Teknik Mesin PROPOSAL STUDI KELAYAKAN BISNIS SERVICE AC, KULKAS, DAN DISPENSER Jurusan : Teknik Mesin Disusun Oleh : SANDY SURYADY 22409817 FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA DEPOK 2012 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan semakin ketat. Kondisi persaingan saat ini

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan semakin ketat. Kondisi persaingan saat ini 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan ekonomi yang semakin pesat di Indonesia membuat persaingan antar perusahaan semakin ketat. Kondisi persaingan saat ini menunjukan perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Entrepreneur (Wirausahawan) secara umum adalah orang-orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Entrepreneur (Wirausahawan) secara umum adalah orang-orang yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Entrepreneur (Wirausahawan) secara umum adalah orang-orang yang mampu menjawab tantangan-tantangan dan memanfaatkan peluang-peluang yang ada.ide adalah hal

Lebih terperinci

SISTEM PEMASARAN AGRIBISNIS Sessi 4

SISTEM PEMASARAN AGRIBISNIS Sessi 4 SISTEM PEMASARAN AGRIBISNIS Sessi 4 Pemasaran Aliran produk secara fisis dan ekonomik dari produsen melalui pedagang perantara ke konsumen. Suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu/kelompok

Lebih terperinci

Daya Saing Global Indonesia versi World Economic Forum (WEF) 1. Tulus Tambunan Kadin Indonesia

Daya Saing Global Indonesia versi World Economic Forum (WEF) 1. Tulus Tambunan Kadin Indonesia Daya Saing Global Indonesia 2008-2009 versi World Economic Forum (WEF) 1 Tulus Tambunan Kadin Indonesia Tanggal 8 Oktober 2008 World Economic Forum (WEF), berkantor pusat di Geneva (Swis), mempublikasikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sejenis. Kondisi ini menuntut perusahaan untuk selalu memperbaiki kelemahan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. sejenis. Kondisi ini menuntut perusahaan untuk selalu memperbaiki kelemahan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah Perusahaan dalam melakukan kegiatannya pasti memiliki tujuan yang ingin dicapai. Tujuan utama suatu perusahaan adalah mencapai laba yang maksimal serta

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN-II MERANCANG STRATEGI PEMASARAN. Oloan Situmorang, ST, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi Bisnis. Program Studi Manajemen

KEWIRAUSAHAAN-II MERANCANG STRATEGI PEMASARAN. Oloan Situmorang, ST, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi Bisnis. Program Studi Manajemen KEWIRAUSAHAAN-II Modul ke: 10 Fakultas Ekonomi Bisnis MERANCANG STRATEGI PEMASARAN Oloan Situmorang, ST, MM Program Studi Manajemen http://mercubuana.ac.id Pokok Bahasan 1. Makna pemasaran 2. Pengenalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perekonomian Indonesia menghadapi perdagangan bebas dituntut untuk lebih giat dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perekonomian Indonesia menghadapi perdagangan bebas dituntut untuk lebih giat dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian Indonesia menghadapi perdagangan bebas dituntut untuk lebih giat dan berusaha semaksimal mungkin dalam melaksanakan program-program pembangunan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perusahaan-perusahaan disegala bidang usaha menghadapi berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perusahaan-perusahaan disegala bidang usaha menghadapi berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini, perusahaan-perusahaan disegala bidang usaha menghadapi berbagai tantangan baru. Persaingan internasional, teknologi yang semakin modern, perubahan

Lebih terperinci

Prarancangan pabrik sikloheksana dari benzena Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan pabrik sikloheksana dari benzena Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia sebagai negara berkembang sedang menggalakkan pembangunan di bidang industri. Dengan program alih teknologi, perkembangan industri di Indonesia khususnya industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar memegang peran penting dalam menggerakkan ekonomi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar memegang peran penting dalam menggerakkan ekonomi masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar memegang peran penting dalam menggerakkan ekonomi masyarakat Indonesia selain sebagai muara dari produk-produk rakyat, pasar juga berfungsi sebagai tempat

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN LITERATUR

BAB 2 KAJIAN LITERATUR BAB 2 KAJIAN LITERATUR Bab ini berisikan tentang teori yang terkait dengan pembahasan studi yakni teori mengenai perencanaan pengembangan wilayah, teori keterkaitan antar industri, dan teori pemilihan

Lebih terperinci

No. Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah)

No. Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah) E. PAGU ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM No. Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah) Sub Bidang Sumber Daya Air 1. Pengembangan, Pengelolaan, dan Konservasi Sungai, Danau, dan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ini akan membahas tentang gambaran umum manajemen persediaan dan strategi persdiaan barang dalam manajemen persediaan

MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ini akan membahas tentang gambaran umum manajemen persediaan dan strategi persdiaan barang dalam manajemen persediaan Modul ke: MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ini akan membahas tentang gambaran umum manajemen persediaan dan strategi persdiaan barang dalam manajemen persediaan Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Ir. Rini Anggraini

Lebih terperinci

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan te

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan te No.298, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Perusahaan Publik. Pernyataan Pendaftaran. Bentuk dan Isi. Pedoman (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6166)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT Perusahaan Gas Negara (Persero), Tbk disingkat PGN adalah sebuah

BAB I PENDAHULUAN. PT Perusahaan Gas Negara (Persero), Tbk disingkat PGN adalah sebuah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang PT Perusahaan Gas Negara (Persero), Tbk disingkat PGN adalah sebuah BUMN yang bergerak di bidang transmisi dan distribusi gas bumi. Yang menghubungkan pasokan gas bumi

Lebih terperinci

Pengembangan Marketing Mix untuk Mendukung Kinerja Pemasaran UKM

Pengembangan Marketing Mix untuk Mendukung Kinerja Pemasaran UKM MAKALAH KEGIATAN PPM Pengembangan Marketing Mix untuk Mendukung Kinerja Pemasaran UKM Oleh: Muniya Alteza, M.Si 1 Disampaikan pada Pelatihan Pengelolaan Usaha bagi UKM di Desa Sriharjo, Bantul Dalam Rangka

Lebih terperinci

Ir. Dicky Gumilang, MSc. Manajemen Rantai Pasokan

Ir. Dicky Gumilang, MSc. Manajemen Rantai Pasokan Ir. Dicky Gumilang, MSc. Manajemen Rantai Pasokan Transportasi memindahkan produk dari satu tempat ke tempat lain yang membuat suatu rantai pasokan menjalankan pengiriman barang dari hulu ke hilir (pelanggan).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi memperluas pasar produk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini merupakan bagian awal dari studi yang akan memaparkan latar belakang mengenai dasar munculnya permasalahan studi dan mengapa studi ini penting untuk dilakukan, perumusan masalah,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam memasuki era globalisasi sekarang ini, persaingan bukanlah suatu hal yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam memasuki era globalisasi sekarang ini, persaingan bukanlah suatu hal yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam memasuki era globalisasi sekarang ini, persaingan bukanlah suatu hal yang asing lagi di dalam dunia bisnis, dimana pihak yang satu selalu berusaha memberikan

Lebih terperinci