BAB II LANDASAN TEORI. secara efektif dan efisien. Dalam rangka ini dikembangkan pemikiran-pemikiran dan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI. secara efektif dan efisien. Dalam rangka ini dikembangkan pemikiran-pemikiran dan"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Produksi dan Operasi Pada dewasa ini terdapat persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha dan semakin maju cara-cara yang dikembangkan untuk mencapai tujuan dan sasaran secara efektif dan efisien. Dalam rangka ini dikembangkan pemikiran-pemikiran dan pengkajian-pengkajian untuk mendapatkan cara-cara yang lebih baik guna menghasilkan keluaran secara optimal, sehingga dapat mencapai sasaran secara tepat waktu, tepat jumlah, tepat mutu dengan biaya yang lebih efisien. Perkembangan tersebut merupakan perkembangan dalam cara-cara bagaimana mengelola usaha yang mentransformasikan masukan menjadi keluaran, yang dikenal sebagai manajemen produksi dan operasi. Istilah produksi dan operasi sering dipergunakan dalam suatu organisasi yang menghasilkan keluaran atau ouput, baik yang berupa barang maupun jasa. Kegiatan yang menghasilkan barang dan jasa berlangsung disemua organisasi tidak terkecuali organisasi pendidikan. Dalam organisasi yang tidak menghasilkan produk secara fisik, fungsi produksi mungkin tidak terlihat dengan jelas. Fungsi produksi ini bisa tersembunyi dari masyarakat dan bahkan dari pelanggan. Contohnya adalah proses yang terjadi di bank, rumah sakit, perusahaan penerbangan, atau akademi pendidikan. Dalam akademi pendidikan barang tidak berwujud yang diproduksi dalam hal ini jasa yaitu proses pendidikan seorang mahasiswa.

2 Tabel 2.1 Perbedaan Manufaktur dan Jasa Ciri-ciri Barang (Produk yang Nyata) Barang dapat dijual kembali Barang dapat dijadikan persedian Beberapa aspek kualitas dapat diukur Penjualan berbeda dari produksi Barang dapat dipindahkan Lokasi fasilitas sangat mempengaruhi biaya Mudah dibuat secara otomatis Penghasilan dihasilkan dari barang nyata Ciri-ciri Jasa (Produk Tidak Nyata) Penjualan kembali tidak bisa dilakukan Banyak jasa tidak dapat disimpan Banyak aspek kualitas sulit untuk diukur Penjualan seringkali merupakan bagian dari jasa Penyedia jasa, bukan jasanya, biasanya dapat dipindahkan Lokasi fasilitas penting untuk hubungan dengan pelanggan Jasa seringkali sulit untuk dibuat secara otomatis Penghasilan dihasilkan dari jasa yang tidak nyata Sumber : Manajemen Operasi, Jay Heizer dan Barry Render (2005 : 13) Sektor jasa mempunyai tantangan khusus dalam proses pengukuran produktivitas secara akurat dalam peningkatan produktivitas. Produktivitas di sektor jasa terbukti sulit untuk ditingkatkan karena pekerjaan di sektor jasa : 1. Biasanya membutuhkan tenaga kerja secara banyak. 2. Biasanya diproses secara individu. 3. Sering merupakan tugas intelektual yang dilakukan oleh seorang professional. 4. Sering sulit untuk dimekanisasi dan diotomatisasi. 5. Kualitasnya sulit untuk dievaluasi. Sebuah usaha manajemen operasi yang efektif harus mempunyai sebuah misi, sehinga ia tahu kemana arah tujuannya, dan sebuah strategi, shingga ia mengetahui bagaimana cara untuk bisa mencapai misinya tersebut.

3 Keputusan manajemen operasi yang efektif yang mendukung misi dan menerapkan strategi adalah sebagai berikut : 1. Perancangan barang dan jasa Menetapkan sebagian besar poses transformasi yang akan dilakukan. Keputusan biaya, kualitas, dan sumber daya manusia bergantung pada keputusan perancangan. Merancang biasanya menetapkan biaya terendah dan kualitas tertinggi. 2. Mutu Harapan kualitas pelangan harus ditetapkan, peraturan dan prosedur dibakukan untuk mengenali dan mencapai kualitas tersebut. 3. Perancangan proses dan kapasitas Pilihan proses tersedia untuk barang dan jasa. Keputusan proses yang diambil mengikat manajemen akan teknologi, kualitas, penggunaan sumber daya manusia dan pemeliharaan yang spesifik. Komitmen pengeluaran dan modal ini akan menentukan struktur biaya dasar suatu perusahaan. 4. Pemilihan lokasi Keputusan lokasi organisasi manufaktur dan jasa menentukan kesuksesan perusahaan. Kesalahan yang dibuat pada saat ini dapat mempengaruhi efisiensi. 5. Perancangan tata letak

4 Aliran bahan baku, kapasitas yang dibutuhkan, tingkat karyawan, keputusan teknologi, dan kebutuhan persediaan, kesemuanya mempengaruhi tata letak. 6. Sumber daya manusia dan rancangan pekerjaan Manusia merupakan bagian integral dan mahal dari keseluruhan rancang system. Karenanya, kualitas lingkungan kerja yang diberikan, bakat dan keahlian yang dibutuhkan, dan upah harus ditentukan secara jelas. 7. Manajemen rantai pasokan (supply chain) Keputusan ini menjelaskan apa yang harus dibuat dan apa yang harus dibeli. Pertimbangannya ada pada kualitas, pengiriman, dan inovasi, kesemuanya harus ditingkat harga yang memuaskan. Kepercayaan antara pembeli dan penjual sangat dibutuhkan untuk proses pembelian yang efektif. 8. Persediaan Keputusan persediaan bisa dioptimalkan hanya bila kepuasan pelanggan, pemasok, perencanaan produksi, dan sumber daya manusia dipertimbangkan. 9. Penjadwalan Jadwal produksi yang dapat dikerjakan dan efisien harus dikembangkan permintaan sumber daya manusia dan fasilitas harus terlebih dahulu ditetapkan dan diawasi. 10. Pemeliharaan

5 Keputusan harus dibuat pada tingkat keandalan dan kestabilan yang diinginkan. Sistem haus dibuat untuk menjaga keandalan dan kestabilan tersebut. Saat perusahaan atau organisasi berusaha memahami permasalahan yang ada dalam mengembangkan strategi yang efektif, mereka mengevaluasi kekuatan dan kelemahan internal mereka, juga peluang dan ancaman yang ada dilingkungan mereka, yang dikenal dengan analisis SWOT. 2.2 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Pengertian manajemen produksi dan operasi tidak terlepas dari pengertian manajemen. Dengan istilah manajemen dimaksudkan adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan dengan menggunakan atau mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan orang lain. Menurut Sofjan Assauri (2008 : 19), definisi manajemen produksi dan operasi adalah : Merupakan proses pencapaian dan pengutilisasian sumber-sumber daya untuk memproduksi atau menghasilkan barang-barang atau jasa-jasa yang berguna sebagai usaha untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi. Definisi manajemen operasi menurut Jay Heizer dan Barry Render (2005 : 4) dalam bukunya Manajemen Operasi terjemahan Dwianoegrahwati Setyoningsih dan Indra Almahdy adalah : Serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubat input menjadi output.

6 Sedangkan definisi manajemen produksi dan operasi menurut T. Hani Handoko (2000 : 3) adalah : Usaha-usaha pengelolaan secara optimal penggunaan sumber daya (atau sering disebut juga faktor-faktor produksi) tenaga kerja, mesin-mesin, peralatan, bahan mentah, dan sebagainya dalam proses transformasi bahan mentah dan tenaga kerja menjadi berbagai produk dan jasa. Fungsi produksi dan operasi adalah : 1. Proses pengolahan, merupakan metode atau teknk yang digunakan untuk pengolahan masukan (inputs). 2. Jasa-jasa penunjang, merpakan sarana yang berupa pengorganisasian yang perlu untuk penetapan teknik dan metode yang akan dijalankan, sehingga proses pengolahan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. 3. Perencanaan, merupakan penetapan keterkaitan dan pengorganisasian dari kegiatan produksi dan operasi yang akan dilakukan dalam suatu dasar waktu atau periode tertentu. 4. Pengendalian atau pengawasan, merupakan fungsi untuk menjamin terlaksanana kegiatan sesuai dengan yang direncanakan, sehingga maksud dan tujuan untuk penggunaan dan pengolahan masukan (inputs) pada kenyataanynya dapat dilaksanakan.

7 2.3 Definisi Kapasitas Perencanaan kapasitas baik dalam produksi maupun penjualan sangat diperlukan oleh sebuah perusahaan atau instansi untuk menjaga kelangsungan hidup (eksistensi) perusahaan atau instansi tersebut. Namun sebelum membahas tentang perhitungan kapasitas penjualan maka perlu kita ketahui terlebih dahulu mengenai pengertian kapasitas itu sendiri. Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2005 : 4) dalam bukunya Manajemen Operasi terjemahan Dwianoegrahwati Setyoningsih dan Indra Alamahdy menyebutkan bahwa definisi kapasitas adalah adalah : Hasil produksi (throughput), atau jumlah unit yang dapat ditahan, diterima, disimpan, atau diproduksi oleh sebuah fasilitas dalam suatu periode waktu tertentu. Masih menurut Jay Heizer dan Barry Render dalam bukunya Manajemen Operasi tersebut, menyebutkan bahwa terdapat bagian-bagian dari kapasitas itu sendiri, yaitu: 1. Kapasitas desain, yaitu output maksimum sistem secara teoretis dalam suatu periode waktu tertentu. 2. Kapasitas efektif, yaitu kapasitas yang diharapkan dapat dicapai oleh sebuah perusahaan dengan keterbatasan operasi yang ada sekarang. 3. Utilisasi, yaitu persentase kapasitas desain yang sesungguhnya telah dicapai. 4. Efisiensi, yaitu persentase kapasitas efektif yang sesungguhnya telah dicapai. 5. Output aktual, yaitu output yang diharapkan dari sebuah fasilitas atau sebuah proses.

8 Menurut T. Hani Handoko (2000 : 299) definisi kapasitas adalah Suatu ukuran kemampuan produktif yang dihasilkan suatu fasilitas per waktu. Menurut M. Syamsul Ma arif dan Hendri Tanjung dalam bukunya Manajemen Operasi (2003 : 240) bahwa definisi kapasitas adalah Output maksimum dari suatu sistem dalam periode tertentu. Sedangkan menurut Manahan P. Tampubolon (2004 : 119) kapasitas didefinisikan sebagai desain kapasitas sebagai sistem yang secara teoretis dapat menghasilkan produk secara maksimum dalam suatu periode. 2.4 Definisi Perencanaan fasilitas Menurut Eddy Herjanto (1999 : 21) Perencanaan fasilitas merupakan suatu kegiatan yang dilakukan sebelum dan setelah perusahaan beroperasi. Perencanaan fasilias mempunyai subyek yang luas dan dapat diterapkan dalam berbagai jenis bidang, misalnya untuk perencanaan suatu produk baru, perkantoran, penambahan bagian pada rumah sakit, atau perluasan ruang tunggu disuatu pelabuhan udara. Perencanaan ini menentukan bagaimana suatu aset tetap perusahaan atau organisasi digunakan secara baik untuk menunjang tujuan perusahaan atau organisasi tersebut. Secara umum, tujuan perencanaan fasilitas sebagai berikut : 1. Menunjang tujuan organisasi melalui peningkatan material handling dan penyimpanan. 2. Menggunakan tenaga kerja, peralatan, ruang, dan energi secara efektif. 3. Meminimalkan investasi modal.

9 4. Mempermudah pemeliharaan. 5. Meningkatkan keselamatan dan kepuasan kerja. 2.5 Perencanaan Kapasitas Menurut M. Syamsul Ma arif dan Hendri Tanjung ( 2003 : 238), perencanaan kapasitas adalah keputusan strategi jangka panjang untuk membangun sumber daya perusahaan secara keseluruhan. Fungsi perencanaan kapasitas, yaitu : 1. Membangun sumber daya produksi secara keseluruhan. 2. Mempengaruhi biaya dan kompetisi 3. Menentukan kapan dan bagaimana meningkatkan kapasitas. Dalam kerangka kerja pengambilan keputusan, bidang produksi dan operasi mempunyai lima tanggung jawab keputusan utama, yaitu : 1. Proses Keputusan-keputusan dalam kategori ini menentukan proses fisik atau fasilitas yang digunakan untuk memproduksikan produk berupa barang atau jasa. 2. Kapasitas Keputusan kapasitas dimaksudkan untuk memberikan besarnya jumlah kapasitas yang tepat dan penyediaan pada waktu yang tepat. 3. Persediaan

10 Membuat keputusan-keputusan dalam bidang produksi dan operasi, mengenai apa yang dipesan, berapa banyak dipesannya dan kapan pemesanan dilakukan. 4. Tenaga kerja Pengelolaan tenaga kerja atau sumber daya manusia dalam proses produksi dan operasi. 5. Mutu/kualitas Keputusan tentang mutu atau kualitas harus dapat menjamin bahwa mutu tetap dijaga dan dibangun pada seluruh tingkat produksi dan operasi. 2.6 Klasifikasi Biaya Biaya-biaya untuk menghitung perencanaan kapasitas penjualan dengan menggunakan analisis titik impas/ break even terbagi kedalam dua kategori, yaitu : 1. Biaya Tetap / Fixed Cost (FC) Adalah biaya yang tetap ada walaupun tidak ada satu unit pun yang diproduksi. 2. Biaya Variabel / Variable Cost (VC) Adalah biaya yang bervariasi sesuai dengan banyaknya unit yang diproduksi. 2.7 Klasifikasi Kapasitas Ukuran kapasitas dalam sebuah fasilitas, terbagi dalam : 1. Kapasitas desain, yaitu output maksimum sistem secara teoretis dalam suatu periode waktu tertentu.

11 Kapasitas desain biasanya dinyatakan dalam suatu tingkatan tertentu. 2. Kapasitas efektif, yaitu kapasitas yang diharapkan dapat dicapai oleh sebuah perusahaan dengan keterbatasan operasi yang ada sekarang. Sebagian besar organisasi mengoperasikan fasilitasnya pada tingkat yang lebih rendah dari kapasitas desain, untuk dapat beroperasi secara lebih efisien bila sumber daya tidak digunakan hingga batas maksimum, yaitu beroperasi pada sekitar 82% dari kapasitas desain. 3. Utilisasi, yaitu persentase kapasitas desain yang sesungguhnya telah dicapai. 4. Efisiensi, yaitu persentase kapasitas efektif yang sesungguhnya telah dicapai. 5. Output aktual, yaitu output yang diharapkan dari sebuah fasilitas atau sebuah proses. 6. Kapasitas aktual, yaitu kapasitas sesungguhnya yang terpakai dari sebuah fasilitas. 2.8 Analisis Titik Impas (Break Even Analysis) Analisis titik impas merupakan alat penentu untuk menetapkan kapasitas yang harus dimiliki oleh sebuah fasilitas untuk mendapatkan keuntungan. Tujuan analisis titik impas adalah untuk menemukan sebuah titik, dimana biaya sama dengan keuntungan. Titik inilah yang disebut sebagai titik impas. Elemen-elemen yang ada dalam analisis titik impas, meliputi biaya tetap, biaya variable, dan fungsi pendapatan.

12 Fungsi pendapatan adalah fungsi yang meningkat sesuai dengan meningkatnya harga jual setiap unit. Gambar 2.1 Titik Impas Dasar Biaya dalam dolar Titik Impas Biaya total = Pendapatan total Daerah Kerugian Daerah Keuntungan Biaya variabel Biaya tetap Garis pendapatan total Garis biaya total Volume (unit per periode) Sumber : Manajemen Operasi, Jay Heizer dan Barry Render (2005 : 381) Rumus titik break even yang digunakan dalam menentukan jumlah mahasiswa optimal yang memenuhi seluruh biaya operasional Universitas Mercu Buana adalah : FC BEP $ = 1 Vi x (W i ) P i

13 BEP (unit) = Wi x BEP Pi Dimana : $ FC = Biaya tetap VC = Biaya Variabel per unit P = Harga per unit W = Persentase setiap produk dari total penjualan dalam rupiah i = masing-masing produk Rumus penghitungan dari klasifikasi kapasitas tersebut adalah :titik break even yang digunakan dalam menentukan jumlah mahasiswa optimal yang memenuhi seluruh biaya operasional Universitas Mercu Buana adalah : Utilisasi = Output aktual Kapasitas Desain Efisiensi = Output aktual Kapasitas Efektif

14 Gambar 2.2 Pendekatan Pada Perluasan Kapasitas 1. Kapasitas melebihi permintaan dengan perluasan bertahap Ramalan permintaan Kapasitas baru Permintaan Waktu (tahun) Sumber : Manajemen Operasi, Jay Heizer dan Barry Render (2005 : 378)

15 2. Kapasitas melebihi permintaan dengan perluasan satu tahap Ramalan permintaan Permintaan Kapasitas baru Waktu (tahun) Sumber : Manajemen Operasi, Jay Heizer dan Barry Render (2005 : 378)

16 3. Kapasitas kurang dari permintaan dengan perluasan bertahap Kapasitas baru Ramalan permintaan Permintaan Waktu (tahun) Sumber : Manajemen Operasi, Jay Heizer dan Barry Render (2005 : 378)

17 4. Percobaan untuk memperoleh kapasitas rata-rata dengan perluasan bertahap Ramalan permintaan Kapasitas baru Permintaan Waktu (tahun) Sumber : Manajemen Operasi, Jay Heizer dan Barry Render (2005 : 378)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Manajemen produksi dan operasi merupakan usaha-usaha pengelolaan secara optimal penggunaan sumber daya-sumber daya (atau sering disebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUN PUSTAKA. dimiliki untuk mencapai tujuan perusahaan.

BAB II TINJAUN PUSTAKA. dimiliki untuk mencapai tujuan perusahaan. BAB II TINJAUN PUSTAKA A. Pengertian Manajemen Operasi Manajemen operasi adalah serangkain kegiatan yang membuat barang dan jasa melalui perubahan dari masukan menjadi keluaran. Barry Render dan Jay Heizer

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Menurut Dewanti (2008:230), manajemen yakni proses mengkoordinasi dan mengintegrasikan kegiatan-kegiatan kerja agar diselesaikan secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. siap pakai dan berkompetensi didunia industri. Pembentukan mahasiswa tersebut bisa

BAB I PENDAHULUAN. siap pakai dan berkompetensi didunia industri. Pembentukan mahasiswa tersebut bisa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perguruan tinggi merupakan institusi pendidikan sebagai tempat pembelajaran mahasiswa terhadap ilmu pengetahuan dan pembentukan pribadi yang bersahaja serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini sangat dirasakan sekali pengaruhnya disegala bidang, salah satunya terjadi pada bidang ekonomi. Dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Manajemen Operasi Menurut Heinzer dan Render (2011;4), manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasional Didalam melakukan proses produksi diperlukan sekali manajemen yang baik, hal ini bertujuan untuk melakukan ataupun pengawasan proses produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Barry Render dan Jay Heizer (2001) dalam bukunya Prinsip-prinsip

BAB I PENDAHULUAN. Barry Render dan Jay Heizer (2001) dalam bukunya Prinsip-prinsip BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Barry Render dan Jay Heizer (2001) dalam bukunya Prinsip-prinsip Manajemen Operasi mengemukakan beberapa alasan utama mengenai pentingnya suatu perusahaan menerapkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2009:7) manajemen adalah aktivitas kerja yang melibatkan koordinasi dan pengawasan terhadap pekerjaan orang lain, sehingga pekerjaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Manajemen produksi dan Operasi sering digunakan dalam suatu organisasi yang menghasilkan keluaran atau output, baik yang berupa barang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Produksi 2.1.1 Pengertian Manajemen Produksi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Produksi sering digunakan pada suatu perusahaan yang memproduksi barang atau jasa. Ilmu Manajemen Produksi sangat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Wirausaha Menurut Garjito (2014:13) wirausaha adalah seseorang yang bebas dan memiliki kemampuan untuk hidup mandiri dalam menjalankan kegiatan usahanya atau bisnisnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang berdampak pada semakin luasnya kesempatan kerja. Sehingga persaingan

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang berdampak pada semakin luasnya kesempatan kerja. Sehingga persaingan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sektor jasa akhir-akhir ini memiliki kesempatan berkembang yang lebih luas, hal ini karena jasa dalam suatu perekonomian secara mutlak diperlukan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan. Manajemen Pembelian. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen

Manajemen Persediaan. Manajemen Pembelian. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen Modul ke: 02 Manajemen Persediaan Manajemen Pembelian Fakultas FEB Program Studi Manajemen Pembelian Salah satu fungsi manajemen persediaan yang berkaitan dengan pengadaan barang. Biaya pembelian mencapai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Pengertian manajemen produksi dan operasi tidak terlepas dari pengertian manajemen pada umumnya, yaitu mengandung unsur adanya kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Memasuki era perdagangan bebas, saat ini persaingan dunia usaha dan perdagangan semakin kompleks dan ketat. Hal tersebut tantangan bagi Indonesia yang sedang

Lebih terperinci

Ruang Lingkup Manajemen Operasional

Ruang Lingkup Manajemen Operasional Modul ke: 01Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Program Studi Manajemen S-1 Ruang Lingkup Manajemen Operasional Setiap perusahaan baik yang bergerak di bidang manufaktur maupun jasa selalu melaksanakan kegiatan

Lebih terperinci

OPERASI DAN PRODUKTIVITAS

OPERASI DAN PRODUKTIVITAS EMA302 - Manajemen Operasional 1 OPERASI DAN PRODUKTIVITAS Materi #2 EMA302 Manajemen Operasional Pengambilan Keputusan Operasi 2 Merupakan elemen penting dalam MO, karena semua pimpinan produksi/operasi

Lebih terperinci

EMA302 Manajemen Operasional

EMA302 Manajemen Operasional EMA302 - Manajemen Operasional 1 OPERASI DAN PRODUKTIVITAS Materi #2 EMA302 Manajemen Operasional Pengambilan Keputusan Operasi 2 Merupakan elemen penting dalam MO, karena semua pimpinan produksi/operasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Supply Chain Management (SCM) sebenarnya dikenal dari beberapa tahun yang lalu dan terintegrasi dengan logistik. Hal ini terkait dengan kegiatan rantai pasokan yang

Lebih terperinci

STRATEGI OPERASI DI LINGKUNGAN GLOBAL

STRATEGI OPERASI DI LINGKUNGAN GLOBAL STRATEGI OPERASI DI LINGKUNGAN GLOBAL Pengertian Globalisasi Kata globalisasi dari bahasa Inggris globalization. Global berarti universal yang mendapat imbuhan - lization yang bisa dimaknai sebagai proses.

Lebih terperinci

ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM)

ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM) ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM) PENGERTIAN Activity Based Management (ABM) adalah merupakan suatu metode pengelolaan aktivitas yang bertujuan untuk meningkatkan nilai (value) produk atau jasa untuk konsumen,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Menurut Hasibuan (2011:2), manajemen adalah ilmu seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan suber lainnya secara efektif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Barry Render dan Jay Heizer (Render& Heizer, 2001) mengemukakan

BAB I PENDAHULUAN. Barry Render dan Jay Heizer (Render& Heizer, 2001) mengemukakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Barry Render dan Jay Heizer (Render& Heizer, 2001) mengemukakan beberapa alasan utama mengenai pentingnya suatu perusahaan menerapkan manajemen operasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. berkembang pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. berkembang pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi telah membuat bisnis di Indonesia sangat berkembang pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan sebuah solusi yang tepat agar dapat bertahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Produksi 2.1.1 Pengertian Manajemen Kata manajemen sudah sangat dikenal di masyarakat. Manajemen juga mempunyai peranan penting dalam pelaksanaan sistem produksi yaitu

Lebih terperinci

Apa Yg dimaksud dengan Manajemen Operasi?

Apa Yg dimaksud dengan Manajemen Operasi? MATERI 1 Apa Yg dimaksud dengan Manajemen Operasi? Produksi Manajemen Operasi Untuk membuat barang dan jasa, seluruh organisasi melakukan tiga fungsi : 1. Pemasaran, 2. Produksi/Operasi, 3. Keuangan/akuntansi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar dan mampu membantu pemerintah dalam mengurangi tingkat pengangguran.

BAB I PENDAHULUAN. besar dan mampu membantu pemerintah dalam mengurangi tingkat pengangguran. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi globalisasi dunia saat ini mendorong persaingan diantara para pelaku bisnis yang semakin ketat. Di Indonesia sebagai negara berkembang, pembangunan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengendalian Persediaan Setiap perusahaan, apakah itu perusahaan dagang, pabrik, serta jasa selalu mengadakan persediaan, karena itu persediaan sangat penting. Tanpa adanya

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan. Gambaran umum persediaan, strategi penyediaan barang. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen

Manajemen Persediaan. Gambaran umum persediaan, strategi penyediaan barang. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen Modul ke: 01 Manajemen Persediaan Gambaran umum persediaan, strategi penyediaan barang Fakultas FEB Program Studi Manajemen Pengertian Persediaan Stock bahan baku yang digunakan untuk memfasilitasi produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perekonomian Indonesia menghadapi perdagangan bebas dituntut untuk lebih giat dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perekonomian Indonesia menghadapi perdagangan bebas dituntut untuk lebih giat dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian Indonesia menghadapi perdagangan bebas dituntut untuk lebih giat dan berusaha semaksimal mungkin dalam melaksanakan program-program pembangunan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan tekhnologi yang semakin meningkat sangat mempengaruhi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan tekhnologi yang semakin meningkat sangat mempengaruhi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan tekhnologi yang semakin meningkat sangat mempengaruhi perekonomian di Indonesia. Terlebih sektor di bidang dunia usaha, sektor ini merupakan sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini perusahaan dituntut untuk mampu menghadapi persaingan baik dari perusahaan lokal maupun perusahaan luar negeri. Ditambah lagi dengan adanya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Manajemen Operasi Serangkaian kegiatan yang menciptakan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Produksi Untuk memenuhi kebutuhan yang beraneka ragam, manusia memerlukan barang dan jasa. Suatu kegiatan yang menghasilkan barang dan jasa disebut produksi. Produksi

Lebih terperinci

Optimalisasi Tata Letak Mesin Produksi Terhadap Kinerja Karyawan Pada CV. ABC Aceh Besar

Optimalisasi Tata Letak Mesin Produksi Terhadap Kinerja Karyawan Pada CV. ABC Aceh Besar Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.3 No.2 (2014) 4-9 ISSN 2302 934X Industrial Management Optimalisasi Tata Letak Mesin Produksi Terhadap Kinerja Karyawan Pada CV. ABC Aceh Besar Dewi Mulyati*

Lebih terperinci

DEFINISI MANAJEMEN OPERASI. Oleh : Ibrahim Al Chanif, S.Kom.

DEFINISI MANAJEMEN OPERASI. Oleh : Ibrahim Al Chanif, S.Kom. DEFINISI MANAJEMEN OPERASI Oleh : Ibrahim Al Chanif, S.Kom. PROGRAM STUDI MANAJEMEN ANGKATAN XXII.A PROGRAM PASCASARJANA (M.Si.) UNIVERSITAS ISLAM BATIK SURAKARTA 2016 A. Pendahuluan Manajemen operasi

Lebih terperinci

Bagaimana suatu perusahaan menggunakan sistem informasi untuk menunjang strategisnya

Bagaimana suatu perusahaan menggunakan sistem informasi untuk menunjang strategisnya Bagaimana suatu perusahaan menggunakan sistem informasi untuk menunjang strategisnya Sistem informasi secara umum dapat diartikan sebagai kesatuan elemen-elemen yang saling berinteraksi secara sistematis,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan pengendalian persediaan. Render dan Heizer (2001:314) merencanakan untuk persediaan bahan baku pada perusa haan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan pengendalian persediaan. Render dan Heizer (2001:314) merencanakan untuk persediaan bahan baku pada perusa haan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan merupakan salah satu aset yang paling mahal dibanyak perusahaan. Semua organisasi memiliki beberapa jenis sistem perencanaan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umumnya, serta kondisi persaingan yang ketat dalam lingkungan bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. umumnya, serta kondisi persaingan yang ketat dalam lingkungan bisnis yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada kondisi perekonomian global sekarang ini, yang ditunjukkan dengan hilangnya batas-batas negara dan segi investasi, individu, dan informasi pada umumnya, serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya dipengaruhi oleh pengendalian persediaan (inventory), karena hal

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya dipengaruhi oleh pengendalian persediaan (inventory), karena hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada hakikatnya setiap perusahaan baik jasa maupun perusahaan produksi selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaan, para pengusaha akan dihadapkan

Lebih terperinci

ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA. Oleh :

ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA. Oleh : ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA Oleh : Boys Bidil Noor Fakultas Ekonomi, Univeritas 17 agustus Samarinda Email : boy.aidil@gmail.com ABSTRAKSI Penelitian ini untuk bertujuan

Lebih terperinci

Mempelajari Pengendalian Persediaan Bahan Baku pada CV. Aneka Teknik Utama

Mempelajari Pengendalian Persediaan Bahan Baku pada CV. Aneka Teknik Utama Mempelajari Pengendalian Persediaan Bahan Baku pada CV. Aneka Teknik Utama Nama : Aldi Prasetyo NPM : 30411548 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Hotniar Siringoringo, MSc. PENDAHULUAN Permasalahan

Lebih terperinci

Perencanaan Kapasitas

Perencanaan Kapasitas Perencanaan Kapasitas Pemahaman mengenai capacity planning Kapasitas merupakan hasil produksi atau volume pemrosesan, atau jumlah unit yang dapat ditangani, disimpan, atau diproduksi oleh sebuah fasilitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Produksi Peranan manajemen dalam pelaksanaan sistem produksi adalah agar dapat dicapai tujuan yang diharapkan perusahaan untuk menghasilkan barang atau jasa dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi dan Kewirausahaan 2.1.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Sebelum menjelaskan mengenai pengertian Manajemen Produksi dan Operasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu Untuk membantu penelitian ini maka diperlukan acuan atau perbandingan dalam perencanaan agregat maka diperlukan penelitian terdahulu. Dapat dijelaskan

Lebih terperinci

Kewirausahaan III. Kewirausahaan & Manajemen Operasional. Mustika Sari, MMTr. Modul ke: Fakultas Fasilkom. Program Studi Sistem Informasi

Kewirausahaan III. Kewirausahaan & Manajemen Operasional. Mustika Sari, MMTr. Modul ke: Fakultas Fasilkom. Program Studi Sistem Informasi Kewirausahaan III Modul ke: Kewirausahaan & Manajemen Operasional Fakultas Fasilkom Mustika Sari, MMTr Program Studi Sistem Informasi www.mercubuana.ac.id Pengertian Manajemen Operasional Manajemen Operasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan dan mempertahankannya agar perusahaan tersebut berkembang. kebutuhan pelanggan sehingga pelanggan puas.

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan dan mempertahankannya agar perusahaan tersebut berkembang. kebutuhan pelanggan sehingga pelanggan puas. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan dalam dunia usaha yang semakin cepat mengharuskan perusahaan untuk merespon perubahan yang terjadi, masalah pokok yang dihadapi perusahaan saat ini adalah

Lebih terperinci

Manajemen Operasi & Produktivitas. Dosen : Dhyah Wulansari, SE., MM.

Manajemen Operasi & Produktivitas. Dosen : Dhyah Wulansari, SE., MM. Manajemen Operasi & Produktivitas Dosen : Dhyah Wulansari, SE., MM. Pengertian Manajemen Operasi Jay Heizer dan Barry Render: manajemen operasi adalah serangkaian kegiatan yang menghasilkan nilai dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakangPenelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakangPenelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakangPenelitian Perkembangan teknologi akhir-akhir ini berjalan dengan pesat.hal ini dapat dirasakan diberbagai kegiatan dan bidang kehidupan, khususnya bidang industrijasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut. Hal itu menjadi prioritas perusahaan dalam mencapai

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut. Hal itu menjadi prioritas perusahaan dalam mencapai BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Seiring berkembangnya era globalisasi, keberhasilan suatu perusahaan atau industri tercermin dari tingginya pencapaian produktivitas perusahaan tersebut. Hal itu menjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN I-1

BAB 1 PENDAHULUAN I-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan industri yang begitu pesat mengharuskan perusahaan untuk memiliki strategi yang membuat perusahaan mampu bersaing untuk mempertahankan pasar.

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ini akan membahas tentang gambaran umum manajemen persediaan dan strategi persdiaan barang dalam manajemen persediaan

MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ini akan membahas tentang gambaran umum manajemen persediaan dan strategi persdiaan barang dalam manajemen persediaan Modul ke: MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ini akan membahas tentang gambaran umum manajemen persediaan dan strategi persdiaan barang dalam manajemen persediaan Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Ir. Rini Anggraini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Sebelum membahas lebih dalam mengenai manajemen produksi dan operasi, sebaiknya kita mengetahui terlebih dahulu pengertian dari manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu Nastiti (UMM:2001) judul: penerapan MRP pada perusahaan tenun Pelangi lawang. Pendekatan yang digunakan untuk pengolahan data yaitu membuat Jadwal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam pengertian paling luas, manajemen operasi berkaitan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam pengertian paling luas, manajemen operasi berkaitan dengan BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Manajemen Operasi 2.1.1 Definisi Manajemen Operasi Dalam pengertian paling luas, manajemen operasi berkaitan dengan produksi barang dan jasa. Proses menghasilkan

Lebih terperinci

Konsep Just in Time Guna Mengatasi Kesia-Siaan dan Variabilitas dalam Optimasi Kualitas Produk

Konsep Just in Time Guna Mengatasi Kesia-Siaan dan Variabilitas dalam Optimasi Kualitas Produk Konsep Just in Time Guna Mengatasi Kesia-Siaan dan Variabilitas dalam Optimasi Kualitas Produk Darsini Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo, Jl.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia industri baik industri manufaktur maupun jasa

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia industri baik industri manufaktur maupun jasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia industri baik industri manufaktur maupun jasa sangatlah pesat. Dalam menjalankan usahanya tersebut diperlukan peranan manajemen operasi.

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Maintenance Menurut Sisjono dan Iwan Koswara, Perawatan (Mainteance) ditetapkan (Sisjono dan Iwan Koswara, 2004).

BAB III LANDASAN TEORI. Maintenance Menurut Sisjono dan Iwan Koswara, Perawatan (Mainteance) ditetapkan (Sisjono dan Iwan Koswara, 2004). BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Inventaris Menurut Soemarsono S.R. (l994,pl5) inventaris adalah daftar barangbarang yang digunakan di perusahaan atau di kantor yang menyertakan barga, jumíah, jenis dan keadaannya.

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Manajemen Di setiap perusahaan yang didirikan tentunya disertai dengan harapan akan mengalami suatu perkembangan dan juga memperoleh keuntungan dikemudian hari. Harapan

Lebih terperinci

Pengukuran Kinerja (Performance Measurement)

Pengukuran Kinerja (Performance Measurement) Pengukuran Kinerja (Performance Measurement) McGraw-Hill/Irwin Copyright 2013 by The McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved. Tujuan sistem pengukuran Iktisar Pengukuran Kinerja Asesmen operasional

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kewirausahaan Seiring dengan perkembangan zaman dan kualitas hidup masyarakat, banyak masyarakat yang ingin meningkatkan pendapatannya dengan berwirausaha. Menurut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, perkembangan teknologi di Indonesia terjadi dengan sangat pesat. Hal tersebut berpengaruh terhadap perkembangan badan usaha, perusahaan, organisasi dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di perusahaan global penghasil peralatan listrik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di perusahaan global penghasil peralatan listrik BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Lokasi dan Jadwal Penelitian Penelitian ini dilakukan di perusahaan global penghasil peralatan listrik (Electrical Equipment) yaitu PT.. Schneider

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai tujuan usahanya, perusahaan sebagai suatu organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai tujuan usahanya, perusahaan sebagai suatu organisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk mencapai tujuan usahanya, perusahaan sebagai suatu organisasi memerlukan pengelolaan yang baik terhadap seluruh kegiatan atau fungsi yang kegiatannya ada dalam

Lebih terperinci

MANAJEMEN OPERASI DAN PRODUKSI DALAM AGRIBISNIS

MANAJEMEN OPERASI DAN PRODUKSI DALAM AGRIBISNIS SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT MANAJEMEN OPERASI DAN PRODUKSI DALAM AGRIBISNIS Dina Novia Priminingtyas, SP.,MSi. Lab. of Agribusiness Analysis and Management Faculty of Agriculture,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pada beberapa tahun belakangan ini semakin banyak perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pada beberapa tahun belakangan ini semakin banyak perusahaanperusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada beberapa tahun belakangan ini semakin banyak perusahaanperusahaan yang tumbuh dan berkembang seiring semakin pesatnya perkembangan ekonomi di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap perusahaan adalah memperoleh keuntungan maksimum. memberikan pelayanan yang baik serta kepuasan kepada pelanggan.

BAB I PENDAHULUAN. setiap perusahaan adalah memperoleh keuntungan maksimum. memberikan pelayanan yang baik serta kepuasan kepada pelanggan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Munculnya era globalisasi menyebabkan terjadinya perkembangan di berbagai bidang, salah satunya pada bidang ekonomi. Seiring dengan perkembangan bidang ekonomi di Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output ( Heizer

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output ( Heizer BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manajemen operasi adalah serangkaian kegiatan yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output ( Heizer dan Render, 2005 ).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menghadapi semakin ketatnya dunia persaingan saat ini, mendorong munculnya perusahaan-perusahaan di berbagai bidang kehidupan manusia yang siap dan selalu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. B. Rumusan masalah 1. Pengertian manajemen produksi 2. Ruang lingkup manajemen produksi 3. Fungsi dan tujuan manajemen produksi

BAB I PENDAHULUAN. B. Rumusan masalah 1. Pengertian manajemen produksi 2. Ruang lingkup manajemen produksi 3. Fungsi dan tujuan manajemen produksi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seperti di ketahui manajemen pada dasarnya merupakan proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan perencanaan pengorganisasian pengarahan dan pengendalian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan akhir-akhir ini tidak lagi terbatas secara lokal,

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan akhir-akhir ini tidak lagi terbatas secara lokal, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan antar perusahaan akhir-akhir ini tidak lagi terbatas secara lokal, tetapi mencakup kawasan regional dan global. Oleh karena itu, setiap perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional Menurut Heizer dan Render (2010:4) manajemen operasi (Operation Management) adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kewirausahaan 2.1.1 Pengertian Kewirausahaan Kewirausahaan menurut Ropke (Suryana et al., 2011:25) adalah proses penciptaan kreasi baru dan membuat sesuatu inovasi, dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Manajemen produksi dan operasi sering digunakan dalam suatu organisasi yang menghasilkan keluaran atau output, baik yang berupa barang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Produksi, diartikan sebagai kegiatan yang dapat menimbulkan tambahan manfaat atau penciptaan faedah baru. Faedah atau manfaat ini dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang telah terjadi menjadi semakin meningkat. Persaingan tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang telah terjadi menjadi semakin meningkat. Persaingan tidak hanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan usaha merupakan dampak dari perkembangan perekonomian negara. Perkembangan teknologi, informasi, dan ilmu pengetahuan membuat persaingan yang telah

Lebih terperinci

PERENCANAAN PRODUKSI BERDASARKAN ANALISIS BREAK EVEN POINT UNTUK MENCAPAI EFISIENSI PADA PD JUMBO MEKAR LESTARI

PERENCANAAN PRODUKSI BERDASARKAN ANALISIS BREAK EVEN POINT UNTUK MENCAPAI EFISIENSI PADA PD JUMBO MEKAR LESTARI PERENCANAAN PRODUKSI BERDASARKAN ANALISIS BREAK EVEN POINT UNTUK MENCAPAI EFISIENSI PADA PD JUMBO MEKAR LESTARI Oleh : Sopian Dr. Drs. Suyadi Prawirosentono, M.B.A M.Azis Firdaus.SE.,MM ABSTRAK Tujuan

Lebih terperinci

Berdasarkan beberapa ahli manajemen, pengertian manajemen operasi yaitu:

Berdasarkan beberapa ahli manajemen, pengertian manajemen operasi yaitu: Manajemen produksi merupakan salah satu bagian dari bidang manajemen yang mempunyai peran dalam mengoordinasi kan berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan manajemen produksi menyangkut pengambilan keputusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kewirausahaan Kewirausahaan menurut Ropke (Suryana & Bayu, 2011: 25) adalah proses penciptaan sesuatu yang baru (kreasi baru) dan membuat sesuatu yang berbeda dari yang telah

Lebih terperinci

Strategi Operasi untuk Barang & Jasa

Strategi Operasi untuk Barang & Jasa Strategi Operasi untuk Barang & Jasa Contoh : Perusahaan Haier Perusahaan dari China Membangun pabrik di California Selatan, Amerika Serikat --- Haier responsif terhadap kebutuhan pelanggan Haier secara

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts 53 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts & Coffee Dalam proses menghasilkan produknya, PT. JCO Donuts & Coffee terlebih dahulu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan usaha pada sektor manufaktur saat ini telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan usaha pada sektor manufaktur saat ini telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan usaha pada sektor manufaktur saat ini telah menunjukkan kemajuan cepat dan pesat dengan adanya pertumbuhan industri. Persaingan yang ketat antar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan yang ketat antar perusahaan baik perusahaan nasional maupun perusahaan asing yang diakibatkan oleh faktor globalisasi menuntut perusahaan untuk dapat bertahan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Bisnis di industri farmasi masih terus berkembang dan menggiurkan bagi para pelaku bisnis farmasi. Hal ini dipicu oleh peningkatan pertumbuhan pengeluaran pada obat-obatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang di segala bidang, hal

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang di segala bidang, hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang di segala bidang, hal ini mendorong perkembangan semua sektor usaha yang ada di Indonesia. Salah satu sektor

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 1.1 Manajemen Produksi 1.1.1 Pengertian Proses Produksi Dalam kehidupan sehari-hari, baik dilingkungan rumah, sekolah maupun lingkungan kerja sering kita dengar mengenai apa yang

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Pengertian Manajemen Produksi Dalam kehidupan sehari-hari setiap orang menggunakan berbagai jenis barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dan tentu saja barangbarang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan BAB III METODE PENELITIAN Pada penelitian ini, penulis melakukan penelitian pada PT. Primaco Panca Indonesia yang bergerak dalam bidang industry dan sebagai penyuplai bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan bisnis di Indonesia saat ini sangat pesat, hal ini dapat dilihat dari banyaknya usaha kecil dan menengah (UKM) yang turut meramaikan dunia bisnis Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya. Pengaruh Audit..., Prasasti, Fakultas Ekonomi 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya. Pengaruh Audit..., Prasasti, Fakultas Ekonomi 2015 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi bergerak sangat pesat ditandai dengan munculnya begitu banyak perusahaan lokal, nasional maupun multinasional. Hal ini menyebabkan persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jasa dengan mengubah input menjadi output. Heizer dan Render (2009)

BAB I PENDAHULUAN. jasa dengan mengubah input menjadi output. Heizer dan Render (2009) BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Menurut Heizer dan Render (2009), manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya adalah suatu bidang akuntansi yang diperuntukkan bagi proses pelacakan, pencatatan, dan analisis terhadap biaya-biaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Operasi dan Produksi 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut Jay Heizer dan Barry Render dalam Operation Management (2008), terdapat 3 komponen utama dalam sebuah perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Mursyidi (2008:174) Just In Time (JIT) dikembangkan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Mursyidi (2008:174) Just In Time (JIT) dikembangkan oleh BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Just In Time 2.1.1.1. Pengertian Just In Time Menurut Mursyidi (2008:174) Just In Time (JIT) dikembangkan oleh perusahaan-perusahaan otomotif di Jepang

Lebih terperinci

Pembahasan Materi #5

Pembahasan Materi #5 1 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Pembahasan 2 Latar Belakang Kunci Sukses SCM Manajemen Logistik Fungsi dan Kegunaan Pengendalian Logistik Konvensional dan Logistik Mengelola Jaringan SC Strategi Proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dunia bisnis dan industri saat sekarang ini semakin ketat dalam memenuhi kebutuhan konsumen yang semakin meningkat serta sangat cerdas dalam memilih produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terbaik bagi konsumen dengan memakai mesin-mesin berteknologi tinggi. untuk memproduksi produk pesanan konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. yang terbaik bagi konsumen dengan memakai mesin-mesin berteknologi tinggi. untuk memproduksi produk pesanan konsumen. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi sekarang ini semakin pesat, begitu juga dengan kebutuhan dan keinginan konsumen yang semakin berkembang, terus bertambah dan bervariasi.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. usaha masyarakat banyak mengalami kesulitan, tidak sedikit diantaranya kegiatan usaha yang

BAB 1 PENDAHULUAN. usaha masyarakat banyak mengalami kesulitan, tidak sedikit diantaranya kegiatan usaha yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi ekonomi yang masih mengalami krisis berkepanjangan ini membuat kegiatan usaha masyarakat banyak mengalami kesulitan, tidak sedikit diantaranya kegiatan

Lebih terperinci