Supriyanto (Dosen tetap STIE Musi Rawas) ABSTRAK. Kata Kunci : Kinerja Pegawai, Budaya Organisasi dan Kedisiplinan.

Transkripsi

1 PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KEDISIPLINAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA DINAS KOPERASI USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DAN PENGELOLAAN PASAR KOTA LUBUKLINGGAU Supriyanto (Dosen tetap STIE Musi Rawas) ABSTRAK Pengaruh Budaya Organisasi dan Kedisiplinan Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah dan Pengelolaan Pasar Kota Lubuklinggau. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Budaya Organisasi dan Kedisiplinan Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah dan Pengelolaan Pasar Kota Lubuklinggau. Dalam penelitian ini populasi yang dimaksud adalah Pegawai pada Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah dan Pengelolaan Pasar Kota Lubuklinggau yang berjumlah 39 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel budaya organisasi dan kedisiplinan berpengaruh sangat nyata terhadap kinerja pegawai pada Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah dan Pengelolaan Pasar Kota Lubuklinggau. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persamaan regresi linier berganda Y = 3, ,587 X1 + 0,296 X2. Dari hasil perhitungan SPSS 17 for windows, terlihat bahwa nilai (RSguare/R²) yang diperoleh sebesar 0,560, menunjukkan bahwa sebesar 56,0% Variabel kinerja pegawai dapat dijelaskan oleh variabel budaya organisasi dan kedisiplinan, sedangkan sisanya 44,0% dijelaskan oleh variabel yang tidak diteliti. Berdasarkan analisis statistik uji F menunjukkan bahwa terdapat pengaruh budaya organisasi dan kedisiplinan secara bersama-sama terhadap kinerja pegawai pada Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah dan Pengelolaan Pasar Kota Lubuklinggau. Dari hasil pengujiian yang dilakukan F yang diperoleh sebesar 22,874. Dengan demikian berdasarkan kriteria hitung pengujian hipotesis, berarti tolak Ho dan terima Ha, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh signifikan budaya organisasidan kedisiplinan terhadap kinerja pegawai pada Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah dan Pengelolaan Pasar Kota Lubuklinggau. Kata Kunci : Kinerja Pegawai, Budaya Organisasi dan Kedisiplinan. STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 19 No.3, Desember

2 Pendahuluan Latar Belakang Masalah Kinerja organisasi tidak hanya pada level top manajer saja, tetapi juga harus ada pada middle manager dan para bawahan. Hal ini dikarenakan dalam praktek dilapangan para pelaksana dilapangan justru adalah para bawahan. Oleh karena itu upaya peningkatan kinerja organisasi harus meliputi keseluruhan level organisasi. Sebagai input kinerja yang penting adalah budaya organisasi. Model budaya organisasi yang ideal untuk suatu organisasi adalah yang memiliki paling sedikit dua sifat. Pertama, kuat (strong), artinya budaya organisasi yang dikembangkan organisasi harus mampu mengikat dan mempengaruhi perilaku (behavior) para individu pelaku organisasi (pemilik manajemen dan anggota organisasi) untuk menyelaraskan (goal congruence) antara tujuan individu dan tujuan kelompok mereka dengan tujuan organisasi. Selain itu budaya organisasi yang dibangun tersebut harus mampu mendorong para pelaku organisasi dan organisasi itu sendiri untuk memiliki tujuan (goals), sasaran (objective), persepsi, perasaan, nilai dan kepercayaan, interaksi sosial dan norma-norma bersama yang mempunyai arah yang jelas, sehingga mereka mampu bekerja dan mengekspresikan potensi mereka dalam arah dan tujuan yang sama, serta dalam semangat yang sama pula. Kedua, dinamis dan adaptif (dynamic and adaptive) artinya budaya organisasi yang akan dibangun harus fleksibel dan responsif terhadap perkembangan lingkungan internal dan eksternal organisasi (mega environment) seperti tuntutan dari staekholders eksternal dan perubahan dalam lingkungan hukum, ekonomi, politik, sosial, teknologi informasi, pemanufakturan dan lainnya. Selain ditentukan oleh budaya organisasi, faktor yang tak kalah penting dalam menunjang kinerja adalah kedisiplinan kerja. Untuk mencapai kinerja pegawai yang tinggi bukan hal yang mudah untuk dilaksanakan. Faktor yang sangat penting untuk mencapai kinerja yang tinggi adalah pelaksanaan kedisiplinan kerja dari para pegawai, karena hal tersebut merupakan salah satu faktor penentu bagi STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 19 No.3, Desember

3 keberhasilan dan kemajuan dalam mencapai tujuan organisasi. Kedisiplinan kerja disini adalah mengenai kedisiplinan waktu kerja dan kedisiplinan dalam mentaati peraturan yang telah ditetapkan dalam organisasi. Dengan adanya kesadaran yang tinggi dalam melaksanakan aturan-aturan organisasi yang diwujudkan dalam kedisiplinan kerja yang tinggi. Organisasi tidak perlu bersikap lemah dalam menghadapi pegawai. Seorang pemimpin yang lemah bukan hanya mengacaukan jalannya organisasi tetapi juga akan kehilangan rasa hormat dari para bawahannya. Pendekatan dalam kedisiplinan di Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengahdan Pengelolaan Pasar Kota Lubuklinggau sudah sesuai dengan teori yaitu menggunakan pendekatan kedisiplinan progresif. Sistem kedisiplinanpegawai dipandang sebagai suatu penerapan modifikasi perilaku untuk pegawai bermasalah atau pegawai yang tidak produktif. Perlu disadari pembentukan kedisiplinan diri perlu dibantu dengan pendekatan kedisiplinan. Pendekatan kedisiplinan progresif dalam Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengahdan Pengelolaan Pasar Kota Lubuklinggau melembagakan sejumlah langkah dalam membentuk perilaku pegawai dan menekankan bahwa tindakantindakan dalam memodifikasi perilaku akan bertambah berat secara bertahap jika pegawai menunjukan perilaku yang tidak layak. Dengan mengikuti tahapan tersebut akan memastikan bahwa sifat dan keseriusan masalah telah dikomunikasikan dengan jelas kepada pegawai sehingga pegawai pun tidak ingin mendapatkan sanksi lagi. Sehingga untuk mengkondisikan kedisiplinan kerja yang semakin baik dengan adanya pemberian penghargaan (reward) bagi pegawai yang berkualitas dan melaksanakan kedisiplinan kerja yang baik serta pemberian hukuman bagi pegawai yang melanggar. Dari hasil penjabaran latar belakang tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan judul Pengaruh Budaya Organisasi dan Kedisiplinan terhadap Kinerja Pegawai pada Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengahdan Pengelolaan Pasar Kota Lubuklinggau. STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 19 No.3, Desember

4 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : Bagaimanakah pengaruh Budaya Organisasi dan Kedisiplinan terhadap Kinerja Pegawai pada DinasKoperasi Usaha Mikro Kecil danmenengahdanpengelolaanpasar Kota Lubuklinggau. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Budaya Organisasi, Kedisiplinan terhadap Kinerja Pegawai pada DinasKoperasi Usaha Mikro Kecil, Menengah dan Pengelolaan Pasar Kota Lubuklinggau. Tinjauan Pustaka Pengertian Budaya Organisasi Menurut Veithzal Rivai dan Mulyadi (2011, h. 256) Budaya Organisasi adalah apa yang karyawan rasakan dan bagaimana persepsi ini menciptakan suatu pola teladan kepercayaan, nilai-nilai, dan harapan. Sedangkan menurut Sedarmayanti (2011, h. 75) Budaya Organisasi adalah sebuah keyakinan, sikap dan nilai yang umumnya dimiliki, yang timbul dalam organisasi, dikemukakan dengan lebih sederhana, budaya adalah cara kita melakukan sesuatu. Kategori ideologi organisasi terdiri dari : a) Berorientasi kekuatan Kompetitif, responsif terhadap kepribadian dari pada keahlian. b) Berorientasi orang Berkaitan dengan dengan konsensus, kontrol manajemen yang ditinggalkan. c) Berorientasi tugas Memusatkan perhatian pada kompetensi dinamika. STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 19 No.3, Desember

5 d) Berorientasi peran Memusatkan perhatian pada legalitas, legitimasi dan birokrasi. Tipe-tipe Budaya adalah sebagai berikut : a) Budaya kekuatan : merupakan sumber kekuatan inti yang menjalankan kontrol. b) Budaya peran : pekerjaan dikontrol oleh prosedur dan peraturan serta peran, atau deskripsi jabatan. c) Budaya tugas : tujuannya membawa bersama orang yang tepat dan membiarkan mereka melakukan tugas. d) Budaya orang : individu adalah titik utama. Pengertian Kedisiplinan Menurut Fathoni (2006, h. 172), Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela menaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya, bukan atas paksaan.kesediaan adalah suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan seseorang yang sesuai dengan peraturan perusahaan, baik tertulis maupun tidak. Adapun indikator-indikator yang mempengaruhi tingkat kedisiplinan menurut Fathoni (2006, h. 173), diantaranya : 1. Tujuan dan Kemampuan. 2. Teladan Pimpinan 3. Balas Jasa 4. Keadilan 5. Waskat (pengawasan melekat) 6. Sanksi Hukuman 7. Ketegasan 8. Hubungan Kemanusiaan STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 19 No.3, Desember

6 Pengertian Kinerja Menurut Prawirosentono (2008, h. 2), kinerja atau perfomance adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum sesuai dengan moral maupun etika. Ada beberapa faktor variabel yang mempengaruhi organisasi dan kinerjanya menurut Prawirosentono (2008, h. 27), adalah sebagai berikut : 1. Efektifitas dan Efisiensi 2. Otoritas dan Tanggung Jawab (Authority and Responbility) 3. Disiplin (dicipline) 4. Inisiatif (initiative) Tujuan penilaian kinerja menurut Veithzal Rivai dan Ella Jauvani Sagala (2009, h. 551) adalah : 1. Mengevaluasi kinerja karyawan pada masa lalu digunakan untuk membuat keputusan di bidang SDM di masa yang akan datang. 2. Membantu karyawannya memperbaiki kinerja, merencanakan pekerjaan, mengembangkan kemampuan dan keterampilan untuk perkembangan karier dan memperkuat kualitas hubungan antarmanajer yang bersangkutan dengan karyawannya. STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 19 No.3, Desember

7 Kerangka Pemikiran Berdasarkan uraian diatas, maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut : BUDAYA ORGANISASI (X 1) Indikator-indikator 1. Budaya kekuatan 2. Budaya peran 3. Budaya tugas 4. Budaya orang (Sedarmayanti, 2011, h. 75) KEDISIPLIN(X 2) Indikator-indikator KINERJA PEGAWAI (Y) Indikator-indikator : 1. Efektifitasdanefisiensi 2. Otoritasdantanggungjawab 3. Disiplin 4. Inisiatif (Prawiro Sentono, 2008, h.27) 1. Teladanpemimpin 2. Waskat 3. TujuandanKemampuan 4. BalasJasa 5. HubunganKemanusiaan (Fathoni, 2006, h. 172) Gambar 1 : Kerangka Pemikiran Pengaruh Budaya Organisasi dan Kedisiplinan Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil, Menengah dan Pengelolaan Pasar Kota Lubuklinggau STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 19 No.3, Desember

8 Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini diduga budaya organisasi dan kedisiplinan berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai pada DinasKoperasi Usaha Mikro Kecil danmenengahdanpengelolaanpasar Kota Lubuklinggau. Metode Penelitian Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Dari desain penelitian dan hipotesis yang dikemukakan, maka variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas (independen) yang mencakup budaya organisasi (X1) dan kedisiplinan kerja (X2), sedangkan variabel tidak bebas (dependen) adalah kinerja pegawai (Y). Adapun garis besar operasional variabel penelitian adalah sebagai berikut : Budaya Organisasi (X1) Adalah suatu proses, nilai atau norma yang berlaku dan dipatuhi oleh anggota organisasi, Indikator-indikatornya adalah : 1. Budaya kekuatan 2. Budaya peran 3. Budaya tugas 4. Budaya orang Kedisiplinan Kerja (X2) Adalah suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap peraturanperaturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak untuk menerima sanksi-sanksinya apabila ia STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 19 No.3, Desember

9 melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya, Indikatorindikatornya: 1. Teladanpemimpin 2. Waskat 3. TujuandanKemampuan 4. BalasJasa 5. HubunganKemanusiaan Kinerja Pegawai (Y) Adalah suatu hasil atau taraf kesuksesan yang dicapai oleh pegawai pada Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecildan Menengahdan Pengelolaan Pasar KotaLubuklinggau dalam bidang pekerjaannya menurut kriteria yang berlaku untuk pekerjaan tertentu dan dievaluasi oleh pimpinan, Indikator-indikatornya adalah : 1. Efektifitasdanefisiensi 2. Otoritasdantanggungjawab 3. Disiplin 4. Inisiatif Populasi dan sampel Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh Pegawai pada Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecildan Menengahdan Pengelolaan Pasar KotaLubuklinggau, yang terdiri dari 39 orang Pegawai, maka dalam penelitian ini, penulis menggunakan semua populasi sebagai responden. Serta teknik sampel yang digunakan adalah sampel jenuh, semua populasi digunakan menjadi sampelnya. STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 19 No.3, Desember

10 Teknik Pengumpulan Data Teknik ini digunakan sebagai instrumen penelitian yang memuat pertanyaan tentang data responden penempatan tenaga kerja, perluasan kerja dan kesempatan kerja. Responden diminta untuk melingkari salah satu jawaban yang sesuai menurut pendapatnya. Analisis Regresi Linier Berganda Menurut Sugiyono (2009, h. 192) untuk mengetahui seberapa besar pengaruh antara budaya organisasi dan kedisiplinan terhadap kinerja pegawai secara serentak Y a b Keterangan : 1X 1 b2 X 2 Y a b1 b2 X1 X2 = Kinerja = Konstanta = Koefisien regresi organisasi = Koefisien regresi kedisiplinan = budaya organisasi = kedisiplinan Hasil Penelitian Dan Pembahasan Uji Validitas dan Reabilitas a. Uji Validitas Instrumen Uji validitas adalah suatu ukuran untuk menunjukkan tingkat keabsahan dari suatu instrumen (kuisioner) yang digunakan dalam pengumpulan data.berdasarkan hasil angket yang diperoleh dari 15 pegawai pada Kantor Camat STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 19 No.3, Desember

11 Lubuklinggau Timur I Kota Lubuklinggau, maka hasil uji validitas dengan menggunakan program SPSS 18 sebagai berikut : Variabel Budaya Organisasi Tabel.1. Uji Validitas Variabel Budaya Organisasi (X1) Pertanyaan Nilai r hitung Nilai rtabel ( = 0,05 ; n = 15 ) Kesimpulan/ Keputusan Pertanyaan 1 Pertanyaan 2 Pertanyaan 3 Pertanyaan 4 Pertanyaan 5 0,818 0,671 0,704 0,656 0,663 Pertanyaan 6 0,755 Pertanyaan 7 0,727 Pertanyaan 8 0,844 Pertanyaan 9 0,691 Pertanyaan 10 0,592 Sumber : Hasil Pengolahan Data 2014 Dari hasil di atas didapatkan urutan mulai peringkat teratas pertanyaan nomor 8 (delapan) dengan r hitung = 0,844, peringkat kedua pertanyaan nomor 1 (satu) dengan r hitung = 0,818, peringkat ketiga pertanyaan nomor 6 (enam) dengan r hitung = 0,755, peringkat keempat pertanyaan nomor 7 (tujuh) dengan r hitung = 0,727, peringkat kelima pertanyaan nomor 3 (tiga) dengan r hitung = 0,704, peringkat keenam pertanyaan nomor 9 (sembilan) dengan r hitung = 0,691, peringkat ketujuh pertanyaan nomor 2 (dua) dengan r hitung = 0,671, peringkat kedelapan pertanyaan STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 19 No.3, Desember

12 nomor 5 (Lima) dengan r hitung = 0,663, peringkat kesembilan pertanyaan nomor 4 (empat) dengan r hitung = 0,656 dan peringkat kesepuluh pertanyaan nomor 10 (sepuluh) dengan r hitung = 0,592. Variabel Kedisiplinan Tabel..2 Uji Validitas Variabel Kedisiplinan (X2) Pertanyaan Nilai r hitung Nilai rtabel ( = 0,05 ; n = 15 ) Kesimpulan/ Keputusan Pertanyaan 1 0,707 Pertanyaan 2 0,728 Pertanyaan 3 0,644 Pertanyaan 4 0,649 Pertanyaan 5 0,625 Pertanyaan 6 0,654 Pertanyaan 7 0,643 Pertanyaan 8 0,587 Pertanyaan 9 0,624 Pertanyaan 10 0,567 Sumber : Hasil Pengolahan Data 2014 Dari hasil di atas didapatkan urutan mulai peringkat teratas pertanyaan nomor 2 (dua) dengan r hitung = 0,728, peringkat kedua pertanyaan nomor 1 (satu) dengan r hitung = 0,707, peringkat ketiga pertanyaan nomor 6 (enam) dengan r hitung = 0,654, peringkat keempat pertanyaan nomor 4 (empat) dengan r hitung = 0,649, peringkat kelima pertanyaan nomor 3 (tiga) dengan r hitung = 0,644, peringkat keenam pertanyaan nomor 7 (tujuh) dengan r hitung = 0,643, peringkat ketujuh STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 19 No.3, Desember

13 pertanyaan nomor 9 (sembilan) dengan pertanyaan nomor 5 (Lima) dengan r hitung = 0,624, peringkat kedelapan r hitung = 0,625, peringkat kesembilan pertanyaan nomor 8 (delapan) dengan r hitung = 0,587 dan peringkat kesepuluh pertanyaan nomor 10 (sepuluh) dengan r hitung = 0,567. Variabel Kinerja Tabel.3 Uji Validitas Variabel Kinerja (Y) Pertanyaan Nilai r hitung Nilai rtabel ( = 0,05 ; n = 15 ) Kesimpulan/ Keputusan Pertanyaan 1 0,891 Pertanyaan 2 0,823 Pertanyaan 3 0,794 Pertanyaan 4 0,775 Pertanyaan 5 0,762 Pertanyaan 6 0,645 Pertanyaan 7 0,730 Pertanyaan 8 0,737 Pertanyaan 9 0,565 Pertanyaan 10 0,622 Sumber : Hasil Pengolahan Data 2014 Dari hasil di atas didapatkan urutan mulai peringkat teratas pertanyaan nomor 1 (satu) dengan r hitung = 0,891, peringkat kedua pertanyaan nomor 2 (dua) dengan r hitung = 0,823, peringkat ketiga pertanyaan nomor 3 (tiga) dengan r hitung = 0,794, peringkat keempat pertanyaan nomor 4 (empat) dengan r hitung = 0,775 peringkat kelima pertanyaan nomor 5 (Lima) dengan r hitung = 0,762, peringkat keenam pertanyaan nomor 8 (delapan) dengan r hitung = 0,737, peringkat ketujuh STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 19 No.3, Desember

14 pertanyaan nomor 7 (tujuh) dengan pertanyaan nomor 6 (enam) dengan r hitung = 0,730, peringkat kedelapan r hitung = 0,645, peringkat kesembilan pertanyaan nomor 10 (sepuluh) dengan r hitung = 0,622 dan peringkat kesepuluh pertanyaan nomor 9 (sembilan) 10 (sepuluh) dengan r hitung = 0,565. b. Uji Reliabilitas Instrument Realibilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen itu sudah dianggap baik (Riduan dan Sunarto, 2009, h. 348). Uji reliabilitas terhadap item-item pertanyaan ini diukur melalui koefisien alpha (Cronbach alpha). Dari hasil perhitungan kemudian dibandingkan dengan r tabel. Suatu butir akan dikatakan reliabel apabila nilai koefisien alpha Cronbach r lebih besar dari nilai tabel r tabel r n = 15 maka diperoleh tabel dengan tingkat signifikan 5 % dan kriteria perhitungan = 0,514. Berdasarkan hasil angket yang diperoleh dari 15 pegawai pada Kantor Camat Lubuklinggau Timur I Kota Lubuklinggau, maka hasil uji reliabilitas dengan menggunakan program SPSS 18 sebagai berikut : Variabel Budaya Organisasi Tabel.4 Uji Reliabilitas Variabel Budaya Organisasi (X1) Reliability Statistics Budaya Organisasi Cronbach's Alpha N of Items Sumber : Sumber : Hasil Pengolahan Data 2014 STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 19 No.3, Desember

15 Dari hasil pengelolaan data uji validitas instrument budaya organisasi, maka diperoleh Cronbach Alpha, indeks r hitung = 0,921 dapat dilihat pada tabel 4.6, jadi instrument tersebut adalah valid dan memenuhi syarat karena r hitung = 0,921 > dari r tabel = 0,514 dengan taraf kepercayaan 95 % (α = 0,05). Variabel Kedisiplinan Tabel.5 Uji Reliabilitas Variabel Kedisiplinan (X2) Reliability Statistics Kedisiplinan Cronbach's Alpha N of Items Sumber : Hasil Pengolahan Data Dari hasil pengelolaan data uji validitas instrument kedisiplinan, maka diperoleh Cronbach Alpha, indeks r hitung = 0,895 dapat dilihat pada tabel 4.7, jadi instrument tersebut adalah valid dan memenuhi syarat karena r hitung = 0,895 > dari r tabel = 0,514 dengan taraf kepercayaan 95 % (α = 0,05). Variabel Kinerja Tabel.6 Uji Reliabilitas Variabel Kinerja (Y) Reliability Statistics Kinerja Cronbach's Alpha N of Items Sumber : Hasil Pengolahan Data STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 19 No.3, Desember

16 Dari hasil pengelolaan data uji validitas instrument kinerja, maka diperoleh Cronbach Alpha, indeks r = 0,927 dapat dilihat pada tabel 4.8, jadi hitung instrument tersebut adalah valid dan memenuhi syarat karena r hitung = 0,927 > dari r tabel = 0,514 dengan taraf kepercayaan 95 % (α = 0,05). Analisis Regresi Linier Berganda Untuk mengetahui variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen dilakukan pengujian terhadap data dengan menggunakan analisis regresi berganda. Tabel.7 Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant) Budaya Organisasi Kedisiplinan a. Dependent Variable: Kinerja Sumber : Hasil Pengolahan Data 2014 Berdasarkan hasil perhitungan diatas, maka diperoleh nilai b 1 = 0,587 dan b 2 = 0,296 serta nilai a = 3,980 kemudian nilai a dan b 1, b 2 disusun kedalam persamaan regresi linier berganda a b1 X1 b2 X 2 Y 3, ,587 X 1 + 0,296 X 2 maka persamaan regresi adalah Y = Dari persamaa regresi diatas, dapat diterangkan sebagai berikut: STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 19 No.3, Desember

17 a. Nilai koefisien regresi yaitu sebesar 3,980. Hal ini menunjukkan bahwa apabila variabel budaya organisasi dan kedisiplinan tidak mengalami perubahan atau nilainya nol, maka nilai dari variabel kinerja adalah sebesar 3,980. b. Nilai koefisien regresi variabel budaya organisasi, sebesar 0,587. Hal ini menunjukkan bahwa apabila nilai budaya organisasi meningkat sebesar satu satuan, maka nilai variabel kinerja akan mengalami perubahan secara positif sebesar 0,587. c. Nilai koefisien regresi variabel kedisiplinan, sebesar 0,296. Hal ini menunjukkan bahwa apabila nilai kedisiplinan meningkat sebesar satu satuan, maka nilai variabel kinerja akan mengalami perubahan secara positif sebesar 0, Analisis Koefisien Korelasi (R) dan Determinasi ( R ) Uji determinasi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel insentif dan motivasi terhadap variabel produktivitas kerja karyawan. Untuk melihat besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, terlihat pada tabel 4.40 di bawah ini : Tabel. 8 Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate a a. Predictors: (Constant), Kedisiplinan, Budaya Organisasi Sumber : Hasil Pengolahan Data 2014 STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 19 No.3, Desember

18 Berdasarkan Tabel. Koefisien Determinasi ( pengolahan data dengan program SPSS.18. nilai R square 2 / R ) yang diperoleh dari hasil 2 R adalah sebesar 0,560. Dengan demikian menunjukkan bahwa variabel bebas budaya organisasi dan kedisiplinan secara bersama-sama memberikan kontribusi terhadap variabel terikat kinerja sebesar 56,0% dan sisanya sebesar 44,0% dipengaruhi oleh variabel lain tidak dimasukkan dalam penelitian ini. Uji F (Pengujian Terhadap Hipotesis) Uji F dilakukan untuk menguji signifikansi dengan membandingkan F hitung dengan data. F tabel dan melihat nilai signifikan yang diperoleh dari hasil pengolahan Tabel. 9 Uji F (Simultan) ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression a Residual Total a. Predictors: (Constant), Kedisiplinan, Budaya Organisasi b. Dependent Variable: Kinerja Sumber : Hasil Pengolahan Data 2014 STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 19 No.3, Desember

19 Berdasarkan tabel 4.45 Pengujian dengan SPSS 18 yang dilakukan diperoleh df1= k-1=3-1 =2 sedangkan df2= n-k= 39-3=36, sehingga nilai Ftabel 3,26, sedangkan Fhitungsebesar 22,874 dengan sig 0,000. Jika Fhitung= 38,295 > Ftabel= 3,17 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi dan kedisiplinan berpengaruh terhadapkinerja pegawai pada Dinas Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah dan Pengelolaan Pasar Kota Lubuklinggau. Pembahasan Ada Pengaruh terhadap budaya organisasi dan kedisiplinan terhadap kinerja pegawai pada Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah dan Pengelolaan Pasar Kota Lubuklinggau. Berdasarkan hasil pengujian regresi berganda diperoleh persamaan yaitu: Y = 3, ,587 X 1 + 0,296 X 2.Dari persamaan regresi diketahui bahwa, nilai konstanta sebesar 3,980. Hal ini menunjukkan bahwa apabila variabel budaya organisasi dan kedisiplinan tidak mengalami perubahan atau nilainya nol, maka nilai dari variabel kinerja adalah sebesar 3,980. Sedangkan nilai koefisien regresi variabel budaya organisasi, sebesar 0,587. Hal ini menunjukkan bahwa apabila nilai budaya organisasi meningkat sebesar satu satuan, maka nilai variabel kinerja akan mengalami perubahan secara positif sebesar 0,587, hal ini dapat meningkatkan kinerja pegawai pada Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah dan Pengelolaan Pasar Kota Lubuklinggau. Kemudian nilai koefisien regresi variabel kedisiplinan sebesar 0,296, hal ini menunjukkan bahwa apabila nilai variabel kedisiplinan meningkat sebesar satu satuan, maka nilai variabel kinerja akan mengalami perubahan secara positif sebesar 0,296 ini berarti dapat meningkatkan kinerja pegawai pada Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah dan Pengelolaan Pasar Kota Lubuklinggau. Dilihat dari tabel Model Summary, terlihat bahwa nilai Korelasi (R) adalah sebesar 0,748. Diketahui bahwa budaya organisasi dan kedisiplinan mempunyai hubungan yang kuat dan searah dengan kinerja pegawai kantorcamat Lubuklinggau Timur I Kota Lubuklinggau. STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 19 No.3, Desember

20 Berdasarkan analisis dari uji F maka diperoleh df1= k-1=3-1 =2 sedangkan df2= n-k= 39-3=36, sehingga nilai Ftabel3,26, sedangkan Fhitungsebesar 22,874 dengan sig 0,000. Jika Fhitung= > Ftabel= 3,26 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dapat diketahui bahwa nilai Fhitung Ftabeldengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi(x1) dankedisiplinan (X2) berpengaruh terhadap kinerja pada Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah dan Pengelolaan Pasar Kota Lubuklinggau.Oleh karena itu budaya organisasi dan kedisiplinan berpengaruh positif dan signifikan sehingga mempunyai hubungan yang kuat dan berbanding lurus terhadap kinerja pegawai pada Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah dan Pengelolaan Pasar Kota Lubuklinggau. Simpulan Dan Saran Simpulan Dari hasil analis data dan pembahasan maka dapat disimpulkan budaya organisasi dan kedisiplinan terhadap kinerja pegawai pada Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah dan Pengelolaan Pasar Kota Lubuklinggau berpengaruh positif. Hal ini dapat dilihat dari besarnya pengaruh budaya organisasi (X1) dan kedisiplinan (X2) terhadap kinerja pegawai pada Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah dan Pengelolaan Pasar Kota Lubuklinggau sebesar 56,0 %, sedangkan sisanya 44,0 % dipengaruhi oleh faktor lain. STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 19 No.3, Desember

21 Saran Dari uraian kesimpulan di atas, maka dalam hal ini peneliti memberikan saran dengan tujuan dapat bermanfaat bagi kemajuan Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah dan Pengelolaan Pasar Kota Lubuklinggau sebagai berikut : 1. Pimpinan Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah dan Pengelolaan Pasar Kota Lubuklinggau hendaknya selalu memberikan, memperhatikan budaya organisasi dan kedisiplinan pegawai karena dapat berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai. 2. Para pegawai harus selalu dapat meningkatkan budaya organisasi dan kedisiplinan agar meningkatkan kinerja yang lebih optimal. 3. Sesama pegawai hendaknya saling menanamkan rasa kekeluargaan dan memiliki rasa tanggung jawab terhadap tugas pokok dan fungsi pegawai agar bekerja lebih optimal. DAFTAR PUSTAKA Anwar P. Mangkunegara Manajemen Sumber Daya Manusia Organisasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Sedarmayanti, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bandung : PT. Refika Aditama. Siswono Haryono, 2007, Stastistika Penelitian Manajemen dengan bantuan Program SPSS. Badan Penerbit MM-UTP. Sugiono, 2011, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Bandung: Alfabeta. Suyadi Prawirosentono, 2008, Kebijakan Kinerja Karyawan, Yogyakarta : BPFE- Yogyakarta. Malayu Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : Bumi Aksara. Musanef Manajemen Kepegawaian di Indonesia, Jakarta : Gunung Agung. STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 19 No.3, Desember

22 Veithzal Rivai dan Deddy Mulyadi, 2011, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Jakarta : Rajawali Pers. Veithzal Rivai dan Ella Jauvani Sagala, 2009, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan, Jakarta : Rajawali Pers. Yudha Pranata, 2010, Pengaruh Kedisiplinan dan Kemampuan Kerja Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Pada Kantor Camat Lubuklinggau Timur I Kota Lubuklinggau. STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 19 No.3, Desember