TEORI PERTUKARAN SOSIAL GOERGE C. HOMANS DAN PETER M. BLAU. Disusun Oleh : Nama : Moch. Syahri NIM :

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TEORI PERTUKARAN SOSIAL GOERGE C. HOMANS DAN PETER M. BLAU. Disusun Oleh : Nama : Moch. Syahri NIM :"

Transkripsi

1 TEORI PERTUKARAN SOSIAL GOERGE C. HOMANS DAN PETER M. BLAU Disusun Oleh : Nama : Moch. Syahri NIM : PROGRAM PASCA SARJANA ILMU-ILMU SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA JULI 2014

2 TEORI PERTUKARAN SOSIAL GOERGE C. HOMANS DAN PETER M. BLAU Sekilas tentang Teori Pertukaran Akar Teori Pertukaran berasal dari sejumlah disiplin ilmu soaial, termasuk psikologi, sosiologi, antropologi, dan ekonomi mikro (Hariyanto, 2012:164). Para Antropolog-lah yang pertama kali mengakui banyak interaksi sosial di luar ekonomi yang dapat dikonspetualisasikan sebagai pertukaran manfaat. Baik pertukaran sosial atau ekonomi didasarkan pada satu aspek fundamental dalam kehidupan sosial. Sebagian besar yang orang butuhkan orang hargai hanya dapat diperoleh dari orang lain. Orang saling bergantung untuk mendapatkan sumber-sumber daya barharga ini, dan mereka saling melengkapi melalui proses pertukaran (Ritzer, 2011:515). Aspek kehidupan sosial inilah yang menjadi fokus teoritikus pertukaran sosial. Tidak seperti teori-teori ekonomi mikro klasik, yang mengasumsikan transaksi independen antara orang-orang yang tidak saling kenal, teoritikus pertukaran sosial tertarik pada relasi dan durasi tertentu. Dasar-dasar Teori Pertukaran Sosial dapat dilacak dalam sejumlah karya ilmuwan klasik. Dalam Teori Ekonomi Klasik abad 18 dan 19, para ahli ekonomi politik Inggris, seperti Adam Smith sudah menganalisis pasar ekonomi sebagai hasil dari sekumpulan yang menyeluruh dari sejumlah transaksi ekonomi individual yang tidak terbilang besarnya. Diasumsikan bahwa transaksi-transaksi pertukaran akan terjadi jika kedua belah pihak dapat memperolah keuntungan dari pertukaran itu. Dan kesejahteraan masyarakat umumnya dapat dengan baik sekali dijamin apabila individu- 1 Moch Syahri Teori Pertukaran Sosial Homans dan Blau

3 individu diberikan kesempatan untuk mengejar kepentingan pribadinnya melalui pertukaran yang dirembukkan secara pribadi. Tekanan yang sama pada tujuan-tujuan individual dan imbalannya inilah yang menandai sifat Teori Pertukaran di Amerika (Johson, 1986:55) Teori-teori Pertukaran Sosial dilandasakan pada prinsip transaksi ekonomi yang elementer. Orang menyediakan barang atau jasa dan sebagai imbalannya berharap memperoleh barang atau jasa yang diinginkan. Ahli Teori Pertukaran Sosial memiliki asumsi sederhana bahwa interaksi sosial itu mirip dengan transaksi ekonomi. Akan tetapi, Ahli Teori Pertukaran Sosial berpendapat bahwa pertukaran sosial tidak selalu dapat diukur dengan nilai uang, sebab dalam berbagai transaksi sosial dipertukarkan juga hal-hal nyata dan tidak nyata. Dalam sebuah pabrik, misalnya seorang pekerja yang berinteraksi dengan pembantunya dapat menjalin kerja sama yang intim dengan harapan dapat memperoleh ganjaran nyata berupa bonus tahunan. Akan tetapi, ganjaran dari persahabatan dan kemauan baik yang tidak nyata dapat melahirkan perilaku yang sama, bahkan di saat-saat dunia usaha mengalami masa sulit dimana bonus dimana bonus tidak dapat diberukan. Model timbal balik tetap ada sejauh orang memberi dan menerima dan berharap memperoleh imbalan barang atau jasa (Poloma, 2003:52-53). Sejalan dengan itu, West (2007:218) menyatakan bawah manusia mempunyai sifat dasar sebagai berikut, yaitu (a) menusia mencari penghargaan dan menghindari hukuman, (b) manusia merupakan makhluk yang rasional, dan (c) standar yang digunakan manusia untuk mengevaluasi pengorbanan dan 2 Moch Syahri Teori Pertukaran Sosial Homans dan Blau

4 penghargaan bervariasi seiring dengan berjalannya waktu dan dari satu orang ke orang lainnya. Teori Pertukaran Sosial melangkah lebih jauh dengan memprediksikan bahwa nilai (worth) dari sebuah hubungan memengaruhi hasil akhir (outcome) atau apakah orang akan meneruskan suatu hubungan atau mengakhirinya. Menurut Cook dan Rice (dalam Hariyanto, 2012:264) beberapa teori terdahulu mempengaruhi teori pertukaran sosial, yaitu pragmatisme, utilitiarisme, behaviorisme, dan fungsionalisme. Behaviorisme Skinner juga mempengaruhi Teori Pertukaran Sosial 1. Behaviorisme menyatakan bahwa pemahaman kepribadian binatang akan melahirkan perilaku manusia. Penganut aliran perilaku tidak senang dengan konsep-konsep mentalitas, sebab mustahil ia secara langsung dapat mengamati pemikiran manusia. Seperti halnya binatang yang mencari ganjaran positif dan mengehindari hukuman, manusia pun mencoba memperbesar keuntungan dan memperkecil biaya. Sosiolog Behavioral memperhatikan hubungan antara efek-efek perilaku seorang aktor terhadap lingkungan dan dampaknya terhadap perilaku belakangan aktor itu. Hubungan itu sangat penting bagi pengondisian pelaksanaan, atau proses belajar yang menghasilkan konsekuensi-konsekuensi yang memodifikasi perilaku. Orang menduga perilaku bayi itu acak dan tidak berpola. Lingkungan tempat perilaku berlangsung, entah fisik atau sosial, dipengaruhi oleh perilaku itu dan pada 1 Ulasan lengkap dan mendasar tentang ini bisa dibaca di Giddens, Anthony. Turner, Jonathan Social Theory Today;Panduan Sistematis Tradisi dan Tren Terdepan Teori Sosial. Diterjemahkan oleh Yudi Santoso. Jogjakarta:Pustaka Pelajar, Halaman Moch Syahri Teori Pertukaran Sosial Homans dan Blau

5 gilirannya bertindak kembali dengan berbagai cara. Reaksi-positif, negatif, atau netral- mempengaruhi perilaku aktor dikemudian. Jika reaksi tersebut memberikan penghargaan, maka kemungkinan besar perilaku tersebut akan diulangi, atau sebaliknya. Yang sangat diperhatikan para behavioris adalah penghargaan-penghargaan dan kerugian-kerugian. Penghargaan didefinisikan dengan kemampuan memperkuat perilaku, sementara kerugian mengurangi kemungkinan terjadi perilaku (Ritzer, 2012: ). Menurut perpektif Teori Utilitarianisme, salah satu hukum dasar manusia menyatakan bahwa setiap orang selalu berusaha menghindari penderitaan dan memaksimalkan kesenangan. Manusia hanya akan bertindak apabila diperkirakan dia akan mendapatkan imbalan. Menurut Teori Utulitarian, ganjaran hanya akan didapat dalam interaksi sosial, dan ganjaran akan didapat dari interaksi mereke dengan orang lain (Abercrombie, 1994: 156). Teori Pilihan Rasional juga memiliki pengaruh yang besar dalam pembentukan Teori Pertukaran yang memusatkan perhatian pada aktor. Aktor dipandang sebagai manusia yang mempunyai tujuan dan sekaligus pilihan. Tindakan yang dilakukan aktor itu selalu berorientasi pada keinginan untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan tingkatan pilihannya. Setiap usaha yang dilakukan aktor untuk mencapai tujuan yang dikehendaki akan dihadapkan pada dua keadaan pemaksa. Pertama, keterbatasan sumber. Aktor mempunyai sumber dan akses yang berbeda terhadap sumber daya lain. Bagi aktor yang mempunyai sumber daya besar, pencapaian tujuannya relatif mudah. Akan tetapi bagi aktor 4 Moch Syahri Teori Pertukaran Sosial Homans dan Blau

6 yang sumber dayanya terbatas, pencapaian tujuannnya sukar atau bahkan mustahil. Kedua, sumber pemaksa adalah lembaga sosial (Bagong, 2010:264). Semua Teori Pertukaran memiliki unsur dasar yang sama dalam pertukaran, yaitu aktor, sumber daya, struktur, dan proses (Ritzer, 2011: ). Aktor sebutan bagi partisipan pertukaran. Aktor dapat berupa individu atau kelompok perusahaan, atau entitas lain yang spesifik. Meminjam konsep Teori Pilihan Rasional, aktor dipandang sebagai manusia yang tujuan dan tindakannya tertuju pada upaya mencapai tujuan itu (Ritzer, 2004:357). Sementara sumber daya adalah kekayaan atau kecakapan perilaku yang dimiliki seorang aktor dan dihargai oleh aktoraktor lain. Aktor yang melakukan tindakan akan menanggung biaya dan memberikan hasil pada aktor lain. Hasil yang diberikan kepada aktor lain bisa bernilai positif atau negatif. Kepemilikan dan akses sumber daya menentukan tingkat daya tawar aktor (Ritzer, 2004:357). Struktur merupakan relasi ketergantungan timbal balik pertukaran yang bentuknya ada beberapa macam, yaitu pertukaran langsung ( direct exchange), pertukaran umum ( generalize exchange), dan pertukaran produktif (productive exchange). Proses merupakan gambaran terjadinya interaksi di dalam struktur pertukaran. Karen S.Cook, Richard M. Emerson, Peter M. Blau, Goerge C. Homans, Edward J. Lawler, dan Markovsky merupakan diantara tokoh yang mendalami tentang Teori Pertukaran Sosial. Makalah ini akan menguraikan Teori Pertukaran Sosial menurut Goerge Homans dan Peter M.Blau. 5 Moch Syahri Teori Pertukaran Sosial Homans dan Blau

7 STRUKTUR PERTUKARAN DAN PROSES PERTUKARAN Relasi pertukaran berkembang menurut struktur ketergantungan timbal balik. Ada 3 bentuk yaitu, pertukaran langsung ( direct exchange), pertukaran umum ( generalized exchange), dan pertukaran produktif (productive exchange) (Ritzer, 2011: ). Dalam relasi pertukaran langsung terhadap antara dua aktor, hasil tiap aktor tergantung secara langsung perilaku aktor yang satunya. Misalnya, A memberikan nilai kepada B, dan B memberikan nilai kepada A. Relasi yang terjadi seperti gambar 1a dan 1b. A B Gambar 1a. Pertukaran Langsung Diadik A B C Gambar 1b.Pertukaran Langusung Jaringan Dalam relasi pertukaran umum diantara tiga aktor atau lebih, ketergantungan timbal balik bersifat tidak langsung: manfaat yang diterima oleh B dari A tidak secara langsung dikembalikan B kepada A, namun dengan cara tidak langsung, lewat pemberian B kepada aktor lain di dalam jaringan. Akhirnya, A menerima pengembalian dari perukaran yang telah dilakukannya dari aktor terpilih dari sistem, tetapi bukan dari B. Prosesnya seperti gambar 2. Semetara, relasi pertukaran umum, kedua aktor bersama sama harus melakukan pemberian kepada orang lain agar dapat memperloeh manfaat. Bentuknya seperti gambar 3. 6 Moch Syahri Teori Pertukaran Sosial Homans dan Blau

8 A B C Gambar 2. Pertukaran Umum AB B C Gambar 2. Pertukaran Produktif Proses pertukaran menggambarkan terjadinya interaksi di dalam struktutur pertukaran. Kesempatan pertukaran memberikan aktor peluang untuk menginiasikan pertukaran. Ketika inisiasi terbalas, pertukaran timbal balik antara manfaat-manfaat yang hasilkan disebut dengan transaksi. Serangkaian transaksi terus menerus diantara aktor-aktor yang sama merupakan relasi pertukaran. Transaksi dalam relasi pertukaran langsung mengambil dua bentuk, negosiasi dan timbal balik. Dalam transaksi negosiasi, para aktor terlibat dalam proses keputusan bersama. Dalam transaksi timbal balik, sumbangan aktor kepada pertukaran dilakukan secar terpisah dan tanpa negosiasi. Para aktor menginisiasi pertukaran tanpa mengetahui apakah aktor lain akan memberikan balasan atau kapan balasan itu akan diberikan. TEORI PERTUKARAN SOSIAL HOMANS Dinamika Kelompok Kecil Homans memilih kelompok kecil untuk analisa deskriptifnya. Karena kelompok kecil merupakan satuan dasar yang terdapat dalam semua tipe 7 Moch Syahri Teori Pertukaran Sosial Homans dan Blau

9 struktur sosial. Homans memberikan batasan kelompok sebagai sejumlah orang yang berkomunikasi satu sama lain dalam frekuensi tinggi dalam jangka waktu tertentu, dan hanya terdiri dari beberapa orang saja, sehingga masing-masing orang mampu berkomunikasi dengan semua orang lain tanpa lewat seseorang, melainkan melalui komunikasi tatap muka. Perilaku sosial dalam kelompok kecil dapat dengan mudah digambarkan dalam istilah-istilah yang dekat dengan tingkat pengamatan empiris (Poloma, 2003: 55). Ada 3 konsep yang digunakan Homans untuk menggambarkan kelompok kecil (Johnson, 1994:61), yaitu (1) kegiatan; perilaku aktual yang digambarkan pada tingkat yang kongkrit, (2) interaksi; kegiatan apa saja yang merangsang atau dirangsang oleh kegiatan orang lain, dan (3) perasaan; suatu tanda yang bersifat eksternal atau yang bersifat perilaku yang menunjukkan suatu keadan internal. Ketiga elemen ini membentuk suatu keseluruhan yang terorganisasi dan berhubungan timbal balik. Artinya, kegiatan akan dipengaruhi dan mempengaruhi oleh pola-pola interaksi dan perasaan. Interaksi akan mempengaruhi dan dipengaruhi kegiatan dan perasaan. Perasaan akan berhubungan timbal balik dengan kegiatan dan pola-pola interaksi. Jika salah satu berubah, maka yang lain akan berubah. Keseluruhan hubungan itu akan akan membentuk sistem kelompok. Konsep-konsep yang digunakan dalam The Human Group (kegiatan, interaksi, perasaan) dimasukkan dalam teori pertukaran, yang kemudian dikembangkan dalam Social Behavior: Its Elementary Form sebagai istilah- 8 Moch Syahri Teori Pertukaran Sosial Homans dan Blau

10 istilah deskripitif (Aremanita, 2008). Beberapa konsep tambahan juga dibahas, yaitu ( 1) Kuantitas : menunjuk pada frekuensi dimana suatu perilaku tertentu dinyatakan dalam suatu jangkja waktu tertentu, atau sejumlah perilaku yang sedang terjadi. (2) Nilai : tingkat dimana suatu perilaku didukung atau dihukum. Homans menambahkan bahwa pengalaman masa lampau seseorang sebagai petunjuk untuk jenis perilaku apa yang bernilai dan berharga. Deprivasi dan kepuasan, investasi, dan keadilan distributif merupakan konsep-konsep dasar dalam proposisi penjelasan yang dikembangkan Homans. Deprivasi adalah jangka waktu sejak seseorang itu menerima suatu reward tertentu; sedangkan kepuasan adalah kuantitas dari reward yang cukup besar untuk memuaskan seseorang, sehingga penghargaan itu selalu dinanti dan diinginkan lagi. Beberapa dari kegiatan, interaksi, dan perasaan yang terjadi dalam kelompok merupakan hasil tuntutan yang diberikan kelompok dari lingkungannya atau strategi menyesuaikan dirinya dengan lingkungan. Kagiatan ini dilihat sebagai sistem eksternal. Sementara, kegiatan, interaksi, dan perasaan secara maksimal untuk memanfaatkan lingkungan lebih dari sekedar kebutuhan minimal dinamakan sistem internal. Sistem internal adalah kelompok yang terdiri dari seluruh anggota. Sementara, sistem eksternal adala lay out ruangan dimana kelompok itu bekerja (Poloma, 2003:55). Perilaku individu dalam setiap sistem internal dibimbing oleh norma-norma, yaitu suatu kegiatan dan pola-pola interaksi-interaksi yang diharapkan untuk diikuti oleh anggota kelompok, dengan perasaan positif yang dinyatakan kepada mereka yang mengikutinya, dan perasaan 9 Moch Syahri Teori Pertukaran Sosial Homans dan Blau

11 negatif bagi mereka yang mengingkarinya (Joh nson, 1994:63). Sistem internal dan eksternal mempunyai hubungan saling ketergantunngan. Sehingga kalau ada perubahan dalam satu sistem cenderung mempengaruhi perubahan dalam sistem lain. Uraian Homans menujukkan sumbangan terhadap Teori Fungsional, yang mencoba dipertajam dalam penjelasan Teori Pertukaran Sosial. Dasar Teori Pertukaran Sosial Homans dan Proposisi yang Diajukan George Homans secara eksplisit menolak fokus Parsons pada persyaratan fungsional dari masyarakat. Sebaliknya, ia menganjurkan strategi reduksionisme di mana perilaku manusia dijelaskan menggunakan prinsip-prinsip psikologis pada tingkat individu. Homans sangat tertarik pada model stimulus-respon psikologi perilaku dan konsep-konsep ekonomi dasar yang menyatakan bahwa perilaku manusia dibentuk oleh ganjaran dan atau hukuman dan dengan mempertimbangkan biaya dan ganjaran (Johson, 2008:77). Teori pertukaran Homans sangat kuat dipengaruhi oleh ide-ide behavioris BF Skinner. Untuk behavioris, penentu utama dari aksi individu adalah hubungan pengkondisian operan (operan conditioning) antara aktor dan lingkungan nya. operan conditioning menyatakan bahwa perilaku individu merupakan respon dari lingkungan (yang bisa terdiri dari orang lain). Jika respon positif, aktor lebih cenderung mengulangi perilaku, dan ketika respon negatif mereka akan cenderung untuk tidak mengulangi perilaku tersebut. Misalnya, perilaku "menyentuh kompor panas" menghasilkan rasa sakit, yang mengurangi kemungkinan bahwa seseorang akan menyentuh kompor lagi. Hal yang sama juga berlaku dalam lingkungan sosial. Berdasarkan tanggapan dari orang lain 10 Moch Syahri Teori Pertukaran Sosial Homans dan Blau

12 untuk perilaku masa lalu, orang-orang memodifikasi perilaku mereka dalam upaya untuk memaksimalkan reaksi positif dan meminimalkan reaksi negatif (Calhoun,2002:88). Homans membangun Teori Pertukaran dengan menggunakan konsep dan prinsip yang diambil dari psikologi perilaku dan ekonomi dasar. Dari psikologi perilaku diambil suatu gambaran mengenai perilaku yang manusia yang dibentuk oleh hal-hal yang memperkuat atau memberi dukungan. Manusia memberikan dukungan yang positif atau negatif terhadap satu sama lain dalam proses interaksi, dimana mereka saling membentuk perilakunya. Dari ekonomi dasar, Homans mengambil konsep biaya (cost), imbalan ( reward), dan keuntungang ( profit). Gambaran dasar mengenai perilaku manusia yang diberikan oleh ilmu ekonomi adalah bawah manusia terus menerus terlibat dalam memilih diantara perilaku alternatif, dengan pilihan yang mencerminkan cost and reward or profit yang diharapkan berhubungan dengan garis perilaku (Johson, 1994:64-65). Homans menggunkan konsep psikologi dan ekonomi untuk pertukaran sosial. Reward disetarakan dengan dukungan sosial ( social approval). Reward setara dengan konsep dukungan ( reinforcement). Biaya (cost) setara dengan konsep hukuman. Teori pertukaran Homans bertumpu pada asumsi bahwa orang terlibat dalam pertukaran perilaku untuk memperoleh ganjaran atau menghindari hukuman. Pertukaran perilaku untuk memperoleh ganjaran adalah prinsip dasar dalam transaksi ekonomi sederhana. Seseorang dapat mempertukarkan pelayanannya untuk mendapatkan upah mingguan. 11 Moch Syahri Teori Pertukaran Sosial Homans dan Blau

13 Homans menganggap bahwa orang bertindak dengan cara memperkecil hukuman dan memperbanyak ganjaran (Poloma, 2003:60) Model dasar dari Teori Pertukaran Homans melihat para aktor diorientasikan oleh imbalan dan biaya yang dilihat melekat pada jenis-jenis tindakan tertentu dan merefleksikan kepentingan dan pilihan mereka. Perhitungan tentang imbalan dan biaya ini dibuat dalam kaitannya dengan imbalan dan biaya marginal yang terjamin, dan para aktor individu dimotivasi untuk memaksimalkan keuntungan yang dapat mereka raih. Perhatian utama dari Homans bukan pada tindakan yang terisolasi, tetapi hubungan sosial, yang dikonsepkan sebagai hubungan pertukaran atau transaksi. Argumen yang dibangun tidak ada pola interaksi yang akan muncul dan bertahan jika tidak semua partisipan dapat meraih keuntungan. Mereka yang mengalami kerugian dalam berinteraksi akan menarik diri dan akan beralih pada jenis-jenis tindakan yang menguntungkan. Menurut Homans, proses keluar dan masuk dalam hubungan pertukaran akan terus berlanjut hingga pada titik ketika seluruh partisipan mampu untuk menyetarakan profit yang terjamin dalam sebuah hubungan dan profit yang dapat diperoleh dari tindakan yang tersedia (Scott, 2012: ). Profit yang ingin diamankan oleh masyarakat tidak sebatas yang bersifat finansial. Melalui interaksi, mereka mungkin dapat meraih cinta, pengakuan, loyalitas, dukungan politik, dan pengetahuan sebagaimana halnya imbalan yang bersifat keungan, dan mungkin mereka akan mengalami kekerasan, penyalahgunaan, kehilangan waktu, kelelahan, dan kebencian sebagaimana halnya kerugian yang bersifat 12 Moch Syahri Teori Pertukaran Sosial Homans dan Blau

14 keuangan. Keseluruhan profit yang yang terjamin dalam sebuah hubungan melibatkan sebuah perhitungan yang kompleks tentang berbagai jenis imbalan dan biaya. Uang sering digunakan sebagai sebuah ukuran umum dengan alasan bahwa setiap sesuatu memiliki harga. Teori pertukaran Homans terdiri dari sekumpulan proposisi fundamental. Meskipun beberapa proposisinya berkenaan setidaknya dengan dua individu berinteraksi, Homans cukup berhati-hati dalam menunjukkan proposisi-proposisi itu didasarkan pada prinsip-prinsip psikologis. Menurut Homans, prinsip itu bersifat psikologis karena dua hal, pertama, proposisi-proposisi itu biasanya dinyatakan dan diuji secara empiris oleh ahli psikologi. Kedua, proposisi bersifat psikologis karena level tempatnya berhubungan dengan individu di dalam masyarakat. Homans mencoba memisahkan kajiannya dari bidang psikologi, sehingga dia disebut sebagai seorang reduksionis psikologi (Ritzer, 2012: ). Proposisi-proposisi ini memusatkan perhatiannya pada keserupaan dalam pola perilaku tertentu yang ditampilkan, reaksi terhadap hasil perilaku itu, dan proses memilih di antara perilaku-perilaku alternatif. Dapat disimpulkan bahwa keserupaan yang akan ditampilkan dalam suatu pola perilaku tertentu bertambah dalam proporsi yang langsung dengan frekuensi di mana perilaku itu dihargai di masa lampau, nilai penghargaan yang diterima, dan persamaan situasi sekarang dengan situasi masa lampau dimana perilaku tersebut dihargai Bagi Homans, teori yang disampaikan masih dalam ranah sosiologi, sebab dia tidak menganggap para individu terisolasi dari lingkungannya. 13 Moch Syahri Teori Pertukaran Sosial Homans dan Blau

15 Tampaknya, Homans mencoba memberikan pembeda antara temuannya dengan apa yang dilakukan oleh B.F Skinner dengan uji coba burung daranya. Homans menjelaskan bahwa apa yang dilakukan oleh burung dara Skinner tidak terlibat di dalam suatu hubungan pertukaran sejati dengan sang psikolog. Burung dara terlibat pertukaran satu pihak, sementara pertukaran manusia setidaknya melibatkan dua pihak. Homans menjelaskan proses pertukaran lewat pernyataan proposional yang saling berhubungan, yaitu proposisi sukses, stimulus, nilai, kejenuhan-kerugian, persetujuan-agresi, dan rasionalitas. 1. Proposisi Sukses untuk semua tindakan yang diambil orang, semakin sering tindakan tertentu seseorang diberi penghargaan, orang itu semakin melakukan tindakan itu. Terkait proposisi sukses, ada 2 hal yang ditetapkan Homans, pertama meskipun umumnya benar bahwa makin sering hadiah diterima menyebabkan makin sering tindakan dilakukan, namun tidak berarti tanpa batas. Kedua, makin pendek jarak waktu perilaku dan hadiah, makin besar kemungkinan diulangi. Ketiga, pemberian hadiah secara tidak teratur lebih besar kemungkinan menimbulkan perulangan perilaku ketimbang menimbulkan hadiah yang teratur (Ritzer, 2003: ). 2. Proposisi Stimulus Jika pada masa lampau kejadian stimulus tertentu, atau sekumpulan stimuli, adalah kejadian ketika tindakan seseorang diberi penghargaan, maka semakin mirip stimuli masa kini dengan stimuli masa silam, orang itu semakin mungkin melaksanakan tindakannya, 14 Moch Syahri Teori Pertukaran Sosial Homans dan Blau

16 atau tindakan serupa. Homans tertarik pada proses generalisasi dalam arti kecenderungan memperluas perilaku keadaan yang serupa 3. Proposisi Nilai semakin bernilai hasil tindakan seseorang bagi dirinya, semakin besar kemungkinan dia untuk melaksanakan tindakan itu 4. Proposisi Kejenuhan-Kerugian semakin sering seseorang di masa lampau yang belum lama berselang menerima suatu penghargaan khusus, semakin berkurang baginya nilai setiap unit penghargaan selanjutnya 5. Proposisi-proposisi Persetujuan-Agresi; Proposisi A: Ketika tindakan seseorang tidak mencapai penghargaan yang dia harapkan, atau menerima hukuman yang tidak dia harapkan, dia akan marah, dia lebih mungkin untuk melakukan perilaku agresif, dan hasil perilaku yang demikian lehih berharga baginya. Proposisi B: Ketika tindakan seseorang menerima penghargaan yang dia harapkan, khususnya suatu penghargaan yang lebih besar daripada yang dia harapkan, atau tidak menerima hukuman yang dia harapkan, dia akan merasa senang; dia menjadi lebih mungkin melaksanakan perilaku menyetujui, dan hasil dari perilaku demikian menjadi lebih bernilai baginya. 6. Proposisi Rasionalitas Dalam memilih diantara tindakan-tindakan altenatif, seseorang akan memilih tindakan, yang dia rasakakan pada saat itu, mempunyai nilai hasil (value) V, yang lebih besar yang dilipatgandakan oleh kemungkinan mendapat hasil (probability),p Homans menekankan bahwa proposisi itu saling berkaitan dan harus diperlakukan sebagai satu perangkat. Masing-masing proposisi hanya 15 Moch Syahri Teori Pertukaran Sosial Homans dan Blau

17 menyediakan sebagian penjelasan. Untuk menjelaskan keseluruhan perilaku, kelima proposisi harus dipertimbangkan. Dengan melihat proposisi sebagai unit, Homans percaya para ahli sosiologi kemungkinan dapat menjelaskan apa yang disebut sebagai struktur sosial Secara teoritis, Teori Pertukaran Homans mengasumsikan pertukaran berlangsung secara simetris. Artinya, dalam pertukaran sosial, sesuatu yang dipertukarkan selalu mendapatkan imbalan yang sepadan. Akan tetapi, Homans menyadari bahwa dalam dunia nyata hubungan tidak selalu simetris, bisa jadi asimetris. Hubungan asimetris terjadi ketika seseorang memiliki kapasitas lebih besar untuk memberi orang lain ganjaran daripada yang mampu diberikan orang kepadanya. Pada bahasan ini, Homans mulai bersentuhan dangan konsep stratifikasi sosial. Hubugan asimetris ini akan dilestarikan dengan kekuasaan yang memaksa. Akan tetapi Homans tidak membahas lebih jauh tentang kondisi ini. Homans percaya bahwa dalam hubungan manusia ada kencenderungan untuk penyamaan kekuasaan. Stratifikasi sosial akan diterima oleh anggota kelompok jika sumber daya yang dimiliki oleh beberapa orang memang dibutuhkan untuk keberlangsungan kelompok. Latar Belakang Pribadi Goerge C. Homans George Caspar Homans adalah sosiolog teoritis terkemukan yang tulisan-tulisannya mewarnai perkembangan penelitian sosiologis dasar. Ide-idenya tentang prinsip-prinsip teoritis dalam sosiologi yang banyak diperdebatkan dan sering ditolak. Homans masuk Harvard College pada tahun 1928 dengan mengambil konsentrasi Sastra Inggris dan Amerika. Homans adalah seorang sosiolog. Ketertarikan Homans mengenai 16 Moch Syahri Teori Pertukaran Sosial Homans dan Blau

18 sosiologi sebagian besar karena faktor kebetulan. Awal musim gugur tahun 1932, ketika Homans merasa putus asa dan bosan karena lama menganggur, seorang ahli psikologi asal Havard, Prof. Lawrence J. Henderson mengadakan seminar tentang teori Pareto mengenai struktural sosial masyarakat Perancis. Homans menjadi pemakalah ketika itu. Seminar ini juga dihadiri oleh Talcolt Parsons. Pada seminar ini Homans mengungkapkan ketertarikannya pada Teori Pareto untuk menerangkan mengapa teori sosiologi Amerika sangat konservatif dan anti-marxis. Makalah Homans tentang Pareto ini berhasil dijadikan buku berjudul An Introductions to Pareto yang ditulisnya bersama Charles Curtis dan diterbitkan pada Tahun Pada periode , sebagai Junior Fellow pada Society of Fellows di Harvard, ia bekerja sama dengan Whitehead dan Lumin Aries melakukan kajian dalam berbagai mata pelajaran, termasuk sosiologi, matematika, psikologi, dan antropologi. Homans melakukan berbagai studi di berbagai bidang, termasuk sosiologi, psikologi dan sejarah. Pengaruh penting pada perspektif Homans adalah Lawrence Joseph Henderson, seorang ahli biokimia dan sosiolog yang percaya bahwa semua ilmu harus didasarkan pada seperangkat terpadu prinsip-prinsip teoritis dan metodologis. Dia juga belajar metode sejarah, dan hasil penelitiannya diterbitkan pada tahun Ajaran ini membawanya dalam kontak dengan karyakarya baru dalam sosiologi industri dan antropolog fungsional.pada tahun 1939 ia menjadi anggota Dewan Pakar di Harvard, sebagaian besar hidupnya digunakan untuk mengajar sosiologi dan sejarah abad 17 Moch Syahri Teori Pertukaran Sosial Homans dan Blau

19 pertengahan. Dengan reputasi keilmuan yang dimiliki, pada 1960-an ia telah menjadi seorang ahli teori yang disegani dan pada tahun 1964 terpilih sebagai presiden Sociological Association. Ambisi intelektual Homans secara keseluruhan adalah ingin menciptakan sebuah ilmu sosial yang lebih terpadu. Dia mengkritik rekannya Talcott Parsons, terkenal karena mempunyai ambisi yang sama, yang hanya untuk membuat skema konseptual, tapi bukan teori. Lahir di Boston tahun Ia dibesarkan pada lingkungan keluarga yang kaya raya. Ia juga seorang hartawan. Pada tahun 1932 Homans menerima gelar Sarjana Muda dari Havard University. Setelah memperoleh gelar ini George C. Homans mengalami depresi yang cukup berat karena ia menganggur terlalu lama, tapi karena kondisi keuangan yang baik ia tidak mengalami kebangkrutan. Pada tahun 1939 ia menjadi anggota Universitas Harvard, Selama hidupnya, Homans mengajar baik sosiologi dan sejarah abad pertengahan.. Dia adalah seorang instruktur sosiologi sampai tahun 1941 ketika dia menjadi anggota Angkatan Laut AS. Setelah empat tahun, ia kembali ke Boston dan terus mengajar sebagai seorang profesor , dan seorang profesor sosiologi sampai Dia kemudian menjadi dosen tamu di University of Manchester pada tahun 1953, di Cambridge University , dan di University of Kent pada tahun Homans terpilih menjadi Presiden Asosiasi Sosiologi Amerika pada tahun Dia pensiun mengajar pada tahun Mengawali karirnya sebagai sebagai penganut strukturak fungsional, Homans memutuskan hubungannya dengan perspektif teori tersebut pada tahun Moch Syahri Teori Pertukaran Sosial Homans dan Blau

20 TEORI PERTUKARAN SOSIAL PETER BLAU Berbeda dengan Homans yang menekankan pada proses psikologis, Blau berfokus pada struktur asosiasi yang dihasilkan dari transaksi pertukaran individu-individu. Sementara Homans menggunakan strategi reduksionis dengan menggambarkan pada prinsip-prinsip psikologis dasar untuk menjelaskan perilaku sosial, tujuan Blau adalah untuk menunjukkan bahwa proses pertukaran dasar menghasilkan fenomena yang muncul dalam bentuk struktur yang lebih kompleks yang didasarkan pada pertukaran seimbang. Teori Blau menjelaskan transisi dari mikro ke tingkat makro (Johson, 2008:179) Buku Blau tahun 1964, Exchange dan Power in Social Life, memberikan penjelasan sistematika Teori Pertukaran. Salah satu tujuan utamanya adalah untuk menunjukkan bagaimana ketidakseimbangan dalam transaksi pertukaran menimbulkan perbedaan status dan kekuasaan, dengan struktur kekuasaan memberikan landasan (meso atau makro) tingkat struktur yang lebih besar. Blau sebelumnya telah mengantisipasi beberapa prinsip dasar pendekatan dalam studi kasus tentang kekuasaan informal dan status yang berkembang antara agen dalam sebuah organisasi birokrasi. Secara singkat, individu yang mempunyai keahlian berbagi keahlian dengan rekan-rekan yang kurang pengalaman, mereka mengembangkan peringkat yang berbeda, dengan menggunakan perbedaan pengetahuan yang dimiliki. Pada tingkat mikro, teori pertukaran Blau ini dimaksudkan untuk diterapkan pada perilaku dalam mengantisipasi penghargaan dari orang lain, dan yang tidak berlanjut dengan tidak adanya respon menguntungkan 19 Moch Syahri Teori Pertukaran Sosial Homans dan Blau

21 seperti. Seperti Homans, Blau menekankan persetujuan sosial sebagai penghargaan yang umum. Bahkan "altruistik" perilaku dapat dimotivasi sebagian oleh harapan menerima rasa terima kasih dan persetujuan sosial, tetapi terlibat dalam perilaku tersebut dapat berarti bahwa individu harus melampaui kepentingan pribadi untuk menunjukkan kepedulian terhadap kebutuhan orang lain. Blau bahkan menerapkan perspektif teori pertukaran untuk hubungan percintaan, sangat jelas ini menunjukkan pentingnya ikatan emosional yang mendorong individu untuk mengidentifikasi dengan seksama berbagai ragam penghargaan dalam pertukarn, khususnya sosioemosional. Item material seperti hadiah yang dipertukarkan sepasang kekasih tidak dilihat dari nilai praktis atau nilai ekonomi, tetapi sebagai ekspresi sebagai simbol dari ikatan emosional bersama mereka. Kontras antara hubungan jenis ini dan pertukaran ekonomi yang terjadi di pasar impersonal tercermin dalam perbedaan Blau antara imbalan intrinsik dan ekstrinsik Perbedaan Teori Pertukaran Sosial Kontemporer dengan psikologi maupun ilmu ekonomi mikro terletak pada penekanannya struktur-struktur sosial tempat pertukaran terjadi. Sementara teoritikus pertukaran terdahulu mengkaji relasi dua pihak, teoritikus kontemporer meletakkan pertukaranpertukaran pada konteks jaringan yang lebih besar, dan menyelidiki pengaruh kesempatan-kesempatan struktural yang dimiliki aktor untuk mengadakan pertukaran dengan mitra berganti-ganti, terhadap kekuasaan, pembentukan koalisi, dan proses terkait (Ritzer, 2011:515) 20 Moch Syahri Teori Pertukaran Sosial Homans dan Blau

22 Blau berusaha mengembangkan sebuah teori pertukaran yang menggabungkan tingkah laku sosial dasar manusia dengan struktur masyarakat yang lebih luas, yakni antara kelompok, organisasi atau negara. Dengan kata lain, Blau ingin memusatkan perhatiannya pada pemahaman struktur sosial yang lebih luas berdasarkan analisa proses-proses sosial yang terjadi pada relasi diantara individu. Menurut Blau, tujuan dari studi tentang interaksi dari muka ke muka adalah meletakkan dasar untuk pemahaman yang lebih mendalam tentang struktur sosial (Raho, 2007: 176). Berbeda dengan Homans yang tertarik pada pertukaran individu di kelompok kecil, Blau memperhatikan organisasi-organisasi besar dan penekanan pada prinsip kelahiran ( emergency). Prinsip kelahiran (emergency) merujuk pada perubahan dalam proses sosial yang terjadi dalam struktur sosial yang sederhana menuju pada struktur yang kompleks, dan pada kekuatan sosial baru yang tumbuh dan terakhir (Poloma, 2003: 82-83) Pertanyaan mendasar yang diajukan Blau adalah bagaimana kehidupan sosial menjadi terorganisasi ke dalam struktur asosiasi dikalangan manusia yang semakin kompleks?. Maksud Blau adalah untuk melampaui perhatian Homans pada bentuk-bentuk elementer kehidupan sosial dan masuk ke dalam suatu analisa mengenai struktur-struktur yang komplek. Pada tahap ini, Blau mencoba menarik Teori Pertukaran dari skala mikro ke makro. Blau membayangkan suatu rangkaian empat tahap yang mendorong dari pertukaran antarpribadi menuju struktur sosial ke perubahan. Empat 21 Moch Syahri Teori Pertukaran Sosial Homans dan Blau

23 langkah yang dimaksud (1) transaksi-transaksi pertukaran pribadi diantara orang-orang yang menimbulkan, (2) d eferensiasi status dan kekuasaan yang mendorong, (3) l egitimasi dan organisasi yang menaburkan benihbenih, dan (4) perlawanan dan perubahan (Ritzer, 2012: ) Transaksi-Transaksi Pertukaran Pribadi Diantara Orang-Orang yang Menimbulkan Orang tertarik satu sama lain karena beragam alasan yang menyebabkan mereka membangun asosisasi-asosiasi sosial. Sesekali ikatan-ikatan awal ditempa, penghargaan-penghargaan yang mereka berikan satu sama lain membantu dan memelihara ikatan-ikatan itu. Situasi yang berlawanan juga mungkin dengan penghargaan yang tidak memadai, suatu asosiasi akan melemah dan pecah. Penghargaan bisa bersifat intrinsik atau ekstrinsik (Ritzer, 2012:727) Orang tertarik pada kepada suatu kelompok ketika mereka merasakan bahwa hubungan-hubungan itu memberikan penghargaan yang lebih banyak dalam hubungannya dengan kelompok lain. Karena itu, mereka ingin diterima. Agar diterima, mereka harus memberikan penghargaan kepada anggota kelompok lain. Ini akan menunjukkan kesan bahwa kehadirannya akan dapat memberikan imbalan kepada yang lain. Usaha-usaha anggota baru untuk mengesankan anggota kelompok secara umum akan menghasilkan kepaduan kelompok (Ritzer, 2012:728) Bagi Blau, individu tertarik pada pertukaran karena mengharapkan ganjaran yang instrinsik maupun ekstrinsik. Dua syarat yang harus dipenuhi bagi individu yang menjurus pertukaran sosial, yaitu (a) perilaku tersebut harus berorientasi pada tujuan-tujuan yang hanya dapat dicapai melalui 22 Moch Syahri Teori Pertukaran Sosial Homans dan Blau

24 interaksi dengan orang lain, dan (b) perilaku harus bertujuan memperoleh sarana bagi pencapaian tujuan-tujuan tersebut. Tujuan yang diingikan bisa berupa ganjaran ekstrinsik, seperti uang, barang, atau jasa, atau Intrinsik, seperti kasih sayang, kehormatan, atau kecantikan. Deferensiasi Status dan Kekuasaan yang Mendorong, Dalam organisasi sosial yang sederhana dan sistem stratifikasi sederhana, setiap individu akan mencoba menunjukkan nilai bagi kelompok. Karena kontribusi individu dalam kelompok berbeda, maka mulai berkembanglah perbedaan status. Dalam tahap awal pembentukan kelompok, persaingan untuk pengakuan sosial dikalangan anggota kelompok benar-benar bertindak sebagai ujian penyaringan bagi pemimpin potensial kelompok (Ritzer, 2012:728). Mereka yang bisa memberikan imbalan lebih kepada kelompok kemungkinan besar akan terpilih menjadi pemimpin di dalam kelompok itu. Dengan demikian, anggota kelompok akan terbagi-bagi atau terdeferensiasi (Raho, 2007: 179). Deferensiasi atau pembedaan kelompok kedalam pemimpin dan pengikut menciptakan kebutuhan baru akan integrasi karena kemungkinan bisa terjadi konflik karena ada perebutan posisi sebagai pemimpin Pada titik inilah integrasi sosial menjadi persoalan. Sebab dalam kelompok akan terjadi deferensiasi yang tinggi. Untuk menjaga hal ini, maka sebagian besar anggota kelompok harus mengundurkan diri dari persaingan untuk memperoleh status dan mengembangkan ikatan persahabatan timbal balik. Ketika stratifikasi berkembang semakin komplek, maka ikatan asosiasi akan diabadikan melalui hubunganhubungan kekuasaan daripada melalui pertukaran sosial (Poloma, 23 Moch Syahri Teori Pertukaran Sosial Homans dan Blau

25 2003:83). Hubungan pertukaran bisa seimbang dan tidak seimbang. Hubungan pertukaran dikatakan seimbang jika hubungan itu menguntungkan pihak yang tinggi atu rendah. Ada daya tawar yang sama antar anggota kelompok. Sementara hubungan dikatakan tidak seimbang jika hubungan itu bersifat memaksa dan dipertahankan dengan sanksi negatif. Dengan demikian kekuasaan hanya dilihat sebagai pengendalian melalui sangsi-sangsi, dimana kekerasan fisik atau ancaman merupakan kutub popule dari kekuasaan. Blau menggunakan skema Emerson (Poloma, 2003: 85) sebagai dasar untuk menganalisa ketimpangan kekuasaan yang terdapat di dalam dan diantara kelompok-kelompok. Indvidu yang membutuhkan pelayanan orang lain harus memberikan alternatif sebagai berikut (a) mereka dapat memberi pelayanan yang sangat ia butuhkan sehingga cukup membuat orang tersebut memberikan jasajasa sebagai imbalannya, hal ini menujurus kepada pertukaran timbal balik, (b) mereka dapat takluk kepada orang lain yang memberikan bantuan kepada mereka, (c) mereka dapat memaksa seseorang menyediakan pelayanan, dengan kata lain, dia meciptakan dominasi terhadap anggota lainnya, dan (d) mereka dapat bertahan dan hidup terus tanpa memperoleh apa yang butuhkan (Raho, 2007:177). Keempat alternatif itu menunjukkan kondisi-kondisi ketergantungan sosial dari mereka yang membutuhkan pelayanan tertentu. Ketergantungan ini menempatkan posisi penyedia pada posisi kekuasaan. Agar dapat mempertahankan posisinya, penyedia harus tetap bersikap wajar terhadap keuntungan yang diperoleh atas pertukaran 24 Moch Syahri Teori Pertukaran Sosial Homans dan Blau

26 pelayanan dan harus menghalangi penyedia lain dalam kegiatan pelayanan yang sama. Dengan demikian, deferensi kekuasaan dilihat sebagai hasil barang-barang yang langka. Hasil perjuangan inilah yang disebut sebagai sistem stratifikasi berdasarkan kekuasaan (Poloma, 203:86) Legitimasi dan Organisasi yang Menaburkan Benih-Benih Blau menyatakan bahwa dalam organisasi yang kompleks, kepatuhan kepada kekuasan menjadi penting. Perintah kekuasaan yang sah dan dipatuhi dinamakan otoritas. Pemimpin menjalankan kekuasaannya berdasarkan otoritas yang dimiliki. Kelompok secara sukarela bersedia menerima kekuasaan sebagai pengikat anggota-anggota kelompok. Otoritas berdasarkan atas norma-norma bersama menggariskan perilaku dalam suatu kolektvitas. Norma-norma itu memaksa individu mematuhi aturan dari mereka yang berkuasa. Norma-norma diinternalisir oleh anggota kelompok dan dipaksakan kepada mereka. Norma sosial menggantikan pertukaran yang tidak langsung untuk pertukaran langsung. Seorang anggota masyarakat yang taat kepada norma-norma masyarakat akan menerima pengakuan dari masyarakat. Konformitas merupakan prasyarat untuk tetap bertahannya masyarakat. Anggota memberikan konformitas dan sebagai gantinya anggot masyarakat akan menerima pengakuan dari masyarakat (Raho, 2007:180) Blau menjelaskan (Poloma, 2003:88) bahwa ukuran-ukuran normatif yang mendasari wewenang yang yang terlembaga tidak lahir dalam proses interaksi sosial antara mereka yang berada di lapisan atas dan bawah, dan diantara mereka dilapisan bawah, tetapi dalam proses sosialisasi dimana setiap orang secara terpisah mengakui kebudayaan bersama. Dengan kata 25 Moch Syahri Teori Pertukaran Sosial Homans dan Blau

27 lain, anggota kelompok belajar struktur wewenang karena mereka disosialiasi. Pelaksanaan kekuasaan memunculkan apa yang dinamakan dengan dilema kempimpinan. Dilema terjadi ketika seorang pemimpin dalam posisi memiliha antara melaksanakan wewenang dan penerimaan sosial. Jika mengutamakan wewenang, maka ia akan membuat perasaan tidak nyaman bagi lapisan bawah. Jika ia mengutamakan penerimaaan, maka ia akan banyak diatur oleh lapisan bawah. Apakah kekuasaan akan cenderung memperoleh keabsahan atau oposisi sebagian tergantung kepada nilai-nilai yang mengatur hubungan sosial dengan kelompok yang bersifat khusus atau umum. Ukuran khusus mengacu kepada nilai yang dianut in-group, sementara nilai umum mengacu kepada nilai-nilai universal yang di akui bersama (out-group). Walaupun kelompok mempunyai kesamaan nilai-nilai dan normanorma, akan tetapi norma-norma yang bersifat khusus dapat mengalami konflik. Bisa jadi, nilai khusus tadi bertentangan dengan tujuan subkelompok lain. Pertentangan antara nilai khusus ini akan menimbulkan oposisi, karena ada dua nilai kolektivitas yang bertentangan tidak bisa diselesaikan dengan pertukaran sosial. Untuk menjelaskan ini, Blau mengetengahkan 4 nilai perantara, yaitu (a) nilai-nilai yang bersifar khusus. Nilai-nilai ini berfungsi untuk mempersatukan kelompok kedalam, (b) nilainilai yang bersifat universal. Nilai-nilai ini adalah standar yang bersifat umum. Berdasarkan standard ini, sebuah pertukaran yang tidak langsung bisa dilakukan, (c) nilai-nilai yang bersifat melegitimasi otoritas, dan (d) nilainilai oposisi. Nilai ini memberi kemungkinan untuk penyebarluasan 26 Moch Syahri Teori Pertukaran Sosial Homans dan Blau

28 perasaan perlunya perubahan untuk melawan keteraturan yang sudah mapan (Raho, 2007: 181). Blau percaya bahwa kompleksitas pola-pola kehidupan sosial yang dijembatani oleh nilai-nilai bersama akan melembaga. Lembaga akan abadi jika memenuhi (a) prinsip-prinsip yang teroganisir harus merupakan bagian dari prosedur yang diformalkan, sehingga setiap saat bebas dari orang yang melaksanakan, (b) nilai nilai sosial yang mengesahkan bentuk institusional harus diwariskan kepada generasi selanjutnya lewat sosialisasi, dan (c) kelompok dominan harus melaksanakan nilai itu demi medukung lembaga (Poloma, 2003:92) Perlawanan dan Perubahan Blau menjelaskan isu-isu kekuasaan dalam kerangka powerdependence, yaitu hubungan antara kekuasaan dan ketergantungan yang muncul dalam bentuk-bentuk pertukaran sosial. Ada 4 hal yang dijelaskan, (a) dilema-dilema yang muncul dalam proses pertukaran, (b) proses deferensiasi sumber daya, (c) dinamika kehi dupan yang terorganisasi bersumber dari kekuatan-kekuatan penantang, dan (d) dialektika akibat banyaknya kekuatan kontradiktoris (Hariyanto, 2012: ) Model asli pertukaran sosial dalam Teori Blau adalah model pertukaran timbal balik ganjaran ekstrinsik. Akan tetapi, pertukaran dapat menyimpang dari model asli dan dapat dilihat sebagai suatu permainan campuran, dimana pihak-pihak yang terlibat dalam pertukaran dapat memiliki kepentingan yang sama atau berlainan (Poloma, 2003:94-95). Sehubungan dengan dilema permainan campuran, ada 3 hal yang mempengaruhi perubahan sosial, yaitu (1) masing-masing pihak memiliki 27 Moch Syahri Teori Pertukaran Sosial Homans dan Blau

29 kepentingan bersama untuk mempertahankan hubungan, tetapi terdapat dilema mengenai berapa banyak yang diberikan sebelum ganjaran diturunkan kedalam nilai, (2) ada keinginan menjaga kelangsungan hubungan, akan tetapi, pada saat yang sama, terdapat dilema. Jika ganjaran terlalu sering atau terlalu mudah diberikan, maka nilainya akan merosot, dan (3) tindakan sosial yang memiliki konsekuensi ganda, ya itu tindakan untuk mencapai suatu tujuan yang dapat merintangi pencaipaian tujuan lain. Persaingan untuk memperoleh sumber-sumber yang langka menjurus kepada perbedaan alokasi sumber-sumber tersebut. Perbedaan yang yang berhubungan dengan jangkauan terhadap sumber-sumber yang langka diikuti oleh alokasi kepemimpinan atas dasar kedudukan terhormat yang disediakan oleh perbedaan. Perbedaan ini akan meneningkatkan prosesproses deferensiasi melalui pembagian kerja (Poloma, 2003: 95-96) Deferensiasi struktur bukan bersifar statis, tetapi dinamis. Dinamika kehidupan sosial selalu berasal dari kekuatan penantang. Jika kekuasaan dijalankan dengan adil dan moderat, maka individu akan merasa nyaman berlindung dibawah pengaruh pemimpin. Akan tetapi, jika kekuasaan tidak dijalankan dengan adil dan moderat, maka akan timbul oposisi yang menantang kekuasaan yang dominan. Disinilah mulai tumbuh bibit-bibit perkembangan konflik. Dalam kehidupan sosial banyak terdapat kekuatan yang kontradiktoris yang disebut dengan dialektika. Resiprositas yang terjadi ditingkat tertentu dapat menciptakan ketidakseimbangan ditingkat 28 Moch Syahri Teori Pertukaran Sosial Homans dan Blau

30 lain. Oleh karena itu, kekuatan sosial memiliki berbagai implikasi yang bersifat kontradiktif. Latar Belakang Pribadi 2 Peter Blau adalah salah satu tokoh paling berpengaruh sosiologi Amerika setelah perang dunia k2 II. Sepanjang karirnya, Ia menghabiskan waktunya untuk mempelajari kepentingan dalam kelompok-kelompok kecil dan teori Pertukaran Sosial ke Teori Organisasi. Salah satu warisan yang signifikan adalah Teori Struktur Makronya, yang dibahasa pada buku monumentalnya yang berjudul Inequality and Heterogeneity (1977), didalamnya diulas Teori Primitif tentang Struktur Sosial. Blau mulai ikut pelatihan sosiologis dengan mengkaji pikiran Parsons dalam lingkup Teori Sistam. Namun, orientasi teoritisnya berubah secara signifikan setelah dibimbing Paul Lazarsfeld dan Robert Merton selama pelatihan. Dari Merton dan Lazarsfeld dia mencurahkan perhatiannya pada konsep-konsep pengukuran abstrak dan hubungannya dengan teori. Blau disebut sebagai pakar terakhir Grand Teori pada abad kedua puluh di Sosiologi Amerika. Gagasan Grand Teori Sosiologi terutama sebagai bentuk umum, jelas, dan empiris membentuk inti dari teori sosiologi dan membawanya kedalam penelitian pada abad 21. Peter Blau adalah tokoh terkemuka dalam sosiologi sepanjang paruh kedua abad kedua puluh, dan karyanya banyak dikutip oleh ahli sosiologi 2 Bagian ini disarikan dari situs diakses tanggal 20 Maret 2014, book=biomems&page=pblau.html, diakses tanggal 24 Maret 2014, dan Ritzer, Goerge (Editor) The Blackwell Encyclopedia Of Sociology: Blackwell Publishing: Malden Halaman Moch Syahri Teori Pertukaran Sosial Homans dan Blau

31 pada jamannya. Kontribusi besarnya adalah mempelajari makrostruktur - menganalisis macrosocial sistem dalam organisasi berskala besar, kelas sosial, dan dimensi sekitar yang masyarakat yang terstruktur. Pada saat yang sama ia adalah penulis dari studi microsociological enduringly yang berpengaruh pada hubungan pertukaran. Blau adalah salah satu pendiri bidang sosiologi organisasi dan salah satu penulis studi yang mengkaji struktur kerja Amerika yang, ketimpangan sosial, dan mobilitas. Kontribusinya terhadap konseptualisasi dan pengukuran parameter sistem sosial terus menginspirasi dan membimbing teori dan penelitian hingga saat ini. Peter Blau termasuk pemikir yang produktif sepanjang karirnya. Ia adalah seorang guru yang dinamis dan inspiratif, dan banyak membimbing mahasiswa dan rekan sejawatnya. Ia menjabat sebagai presiden dari Sociological Association di Amerika dan terpilih menjadi anggota National Academy of Sciences pada tahun Para koleganya mengingat Balu sebagai orang yang aktif, banyak bertanya, pemikir yang mumpuni, punya selera humor yang tinggi, dan berbicara dengan logat khas Austria. Peter Blau lahir pada tahun 1918 di Wina sesaat sebelum jatuhnya Kekaisaran Austro-Hungaria. Ia lahir dalam keluarga Yahudi ketika kekuasaan fasis di Eropa tumbuh dan Hitler mempunyai pengaruh yang luar biasa di Austria. Pada usia tujuh belas, Blau dihukum karena menulis artikel yang melawan tindakan represi pemerintah. Artikel tersebut dimuat di koran bawah tanah Partai Sosialis Pekerja. Ia dibebaskan ketika partai Sosialis Nasional berkuasa. Ketika Hitler tiba di Austria pada tahun 1938 Blau berusaha untuk melarikan diri ke 30 Moch Syahri Teori Pertukaran Sosial Homans dan Blau

32 Cekoslowakia. Selain dirinya dan adiknya, yang dikirim ke Inggris, seluruh keluarganya memutuskan untuk tinggal di Austria. Upaya Blau untuk melarikan diri terbukti tidak berhasil karena ia ditangkap oleh pasukan Nazi dan mengalami penyiksaan. Atas bantuann guru SMA-nya, Blau memperoleh izin belajar ke Amerika, karena ada masalah dengan visanya, Blau mengalami kerja paksa di Prancis. Dia akhirnya tiba di Le Havre, Perancis di mana ia menerima beasiswa pengungsi ke Elmhurst College Illinois. Blau beremigrasi ke Amerika pada tahun 1939, mendapatkan gelar di bidang sosiologi pada tahun 1942, dan menjadi warga negara Amerika Serikat pada tahun Blau kembali ke Eropa 1942 sebagai anggota dari Angkatan Darat Amerika Serikat, bertindak sebagai interogator karena kemampuan bahasa Jermannya. Setelah menerima gelar sarjana dari Elmhurst College, Blau melanjutkan pendidikannya di Columbia University. Dia mendapatkan gelar Ph.D pada tahun Salah satu kontribusi paling berkesan dan signifikan Blau untuk bidang sosiologi datang pada tahun Bekerja sama dengan Otis Dudley Duncan, ia menjadi penulis di The American Occupational Structure, yang memberikan kontribusi sosiologis bermakna untuk mempelajari stratifikasi sosial. Blau mendapatkan pengharagaan Sorokin Award dari Sociological Association American pada tahun Blau juga dikenal karena sumbangannya pada teori sosiologi. Exchange and Power in Social Life (1964) adalah kontribusi penting untuk teori pertukaran kontemporer, yang menandai orientasi teoritis Blau. Tujuan dari penelitiannya adalah menganalisa proses yang mengatur asosiasi antara manusia sebagai langkah awal untuk mengkaji 31 Moch Syahri Teori Pertukaran Sosial Homans dan Blau

Ringkasan Materi Teori-Teori Sosial Budaya

Ringkasan Materi Teori-Teori Sosial Budaya Ringkasan Materi Teori-Teori Sosial Budaya BAB 8 Teori Pertukaran, Teori Jaringan, dan Teori Pilihan Rasional Pada bab 8 dalam buku Teori Sosiologi Modern ini perhatiannya lebih dipusatkan pada tiga teori

Lebih terperinci

BAB II TEORI PERTUKARAN SOSIAL DAN TEORI PERTUKARAN SOSIAL DALAM PANDANGAN PETER M. BLAU

BAB II TEORI PERTUKARAN SOSIAL DAN TEORI PERTUKARAN SOSIAL DALAM PANDANGAN PETER M. BLAU BAB II TEORI PERTUKARAN SOSIAL DAN TEORI PERTUKARAN SOSIAL DALAM PANDANGAN PETER M. BLAU Apa itu teori pertukaran sosial? Secara sederhana dapat dikatakan bahwa teori pertukaran sosial merupakan salah

Lebih terperinci

BAB II. KAJIAN PUSTAKA. Dalam setiap hubungan antar manusia maupun antar kelompok sosial

BAB II. KAJIAN PUSTAKA. Dalam setiap hubungan antar manusia maupun antar kelompok sosial BAB II. KAJIAN PUSTAKA 2.1. Relasi Kekuasaan Dalam setiap hubungan antar manusia maupun antar kelompok sosial selalu tersimpul pengertian pengertian kekuasaan dan wewenang. Kekuasaan terdapat disemua bidang

Lebih terperinci

BAB II TEORI PERTUKARAN SOSIAL. beberapa pengertian. Pertama, memperoleh sesuatu dengan memberikan sesuatu atau

BAB II TEORI PERTUKARAN SOSIAL. beberapa pengertian. Pertama, memperoleh sesuatu dengan memberikan sesuatu atau BAB II TEORI PERTUKARAN SOSIAL 2.1 Pengertian Pertukaran Pertukaran berasal dari kata dasar tukar, sedangkan kata kerja bertukar memiliki beberapa pengertian. Pertama, memperoleh sesuatu dengan memberikan

Lebih terperinci

BAB II PERTUKARAN SOSIAL GEORGE CASPAR HOMANS

BAB II PERTUKARAN SOSIAL GEORGE CASPAR HOMANS BAB II PERTUKARAN SOSIAL GEORGE CASPAR HOMANS George Ritzer menjelaskan gagasan George C Homans tantang teori Pertukaran sebagai berikut : Homans memandang perilaku sosial sebagai pertukaran aktivitas,

Lebih terperinci

4/9/2014. Kuliah ke-6 Amika Wardana, Ph.D Teori Sosiologi Kontemporer

4/9/2014. Kuliah ke-6 Amika Wardana, Ph.D Teori Sosiologi Kontemporer Kuliah ke-6 Amika Wardana, Ph.D a.wardana@uny.ac.id Teori Sosiologi Kontemporer Fungsionalisme Versus Konflik Teori Konflik Analitis (Non-Marxist) Perbedaan Teori Konflik Marxist dan Non- Marxist Warisan

Lebih terperinci

teguhfp.wordpress.com HP : Flexi:

teguhfp.wordpress.com   HP : Flexi: teguhfp.wordpress.com email: kismantoroadji@gmail.com HP : 081-328089202 Flexi: 0274-7801029 A. PENDAHULUAN Dalam setiap membicarakan ORGANISASI, perlu pemahaman adanya TEORI ORGANISASI yang selalu membahas

Lebih terperinci

PERSPEKTIF SOSIOLOGI-MAKRO (MACROSOCIOLOGICAL) TENTANG PENYIMPANGAN SOSIAL

PERSPEKTIF SOSIOLOGI-MAKRO (MACROSOCIOLOGICAL) TENTANG PENYIMPANGAN SOSIAL PERSPEKTIF SOSIOLOGI-MAKRO (MACROSOCIOLOGICAL) TENTANG PENYIMPANGAN SOSIAL Tidak seperti biologi atau teori-teori psikologi yang, untuk sebagian besar, mengeksplorasi faktor-faktor yang terkait kejahatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI 2.1. Konsep Pertukaran Sosial Peter M. Blau mengembangkan teori pertukaran sosial dengan memusatkan perhatian pada struktur sosial yang lebih luas yang beradasar pada analisis terhadap

Lebih terperinci

TEORI SOSIOLOGI KONTEMPORER

TEORI SOSIOLOGI KONTEMPORER TEORI SOSIOLOGI KONTEMPORER Silabus Semester Genap 2013-2014 Dosen : Amika Wardana, Ph.D. Email : a.wardana@uny.ac.id Jurusan Pendidikan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta S I

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Multi Level Marketing disebut juga dengan Networking Marketing

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Multi Level Marketing disebut juga dengan Networking Marketing BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Multi Level Marketing (MLM) Multi Level Marketing disebut juga dengan Networking Marketing (pemasaran berjenjang) atau direct selling yang merupakan salah satu bisnis yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB II TALCOTT PARSONS: TEORI STRUKTURAL FUNGSIONAL. A. Teori Struktural Fungsional Talcott Parsons

BAB II TALCOTT PARSONS: TEORI STRUKTURAL FUNGSIONAL. A. Teori Struktural Fungsional Talcott Parsons BAB II TALCOTT PARSONS: TEORI STRUKTURAL FUNGSIONAL A. Teori Struktural Fungsional Talcott Parsons Teori ini digunakan oleh peneliti untuk menganalisis pesantren dan pangajian taaruf (studi kasus eksistensi

Lebih terperinci

Memahami Akar dan Ragam Teori Konflik

Memahami Akar dan Ragam Teori Konflik Memahami Akar dan Ragam Teori Konflik Sofyan Sjaf Turner dalam bukunya yang berjudul The Structure of Sociological Theory pada bab 11 13 dengan apik menjelaskan akar dan ragam teori konflik yang hingga

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Penelitian ini mendapatkan konsep awal tentang anti-materialisme

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Penelitian ini mendapatkan konsep awal tentang anti-materialisme BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Penelitian ini mendapatkan konsep awal tentang anti-materialisme berdasarkan eksplorasi terhadap sikap hidup orang-orang yang memandang diri mereka sebagai tidak materialistis.

Lebih terperinci

MENGKAJI TEORI SOSIOLOGI MODERN: TEORI JARINGAN. Untuk Memenuhi Tugas UTS Mata Kuliah: Metode Penelitian Sosial. Dosen Pengampu : Drs. Prijana, M.

MENGKAJI TEORI SOSIOLOGI MODERN: TEORI JARINGAN. Untuk Memenuhi Tugas UTS Mata Kuliah: Metode Penelitian Sosial. Dosen Pengampu : Drs. Prijana, M. MENGKAJI TEORI SOSIOLOGI MODERN: TEORI JARINGAN Untuk Memenuhi Tugas UTS Mata Kuliah: Metode Penelitian Sosial Dosen Pengampu : Drs. Prijana, M.Si Andri Yanti, S.Sos.M.Ikom Disusun Oleh : Santi Rizki Sopianti

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik

BAB II KAJIAN PUSTAKA. gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Konsep Kesenian Sebagai Unsur Kebudayaan Koentjaraningrat (1980), mendeskripsikan bahwa kebudayaan merupakan keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam

Lebih terperinci

Struktur Pertukaran Sosial Antara Atasan dan Bawahan di PT. Sirkulasi Kompas Gramedia Yogyakarta. Edwin Djaja / Ninik Sri Rejeki

Struktur Pertukaran Sosial Antara Atasan dan Bawahan di PT. Sirkulasi Kompas Gramedia Yogyakarta. Edwin Djaja / Ninik Sri Rejeki Struktur Pertukaran Sosial Antara Atasan dan Bawahan di PT Sirkulasi Kompas Gramedia Yogyakarta Edwin Djaja / Ninik Sri Rejeki PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

SOSIOLOGI KOMUNIKASI Modul ke: SOSIOLOGI KOMUNIKASI TEORI-TEORI SOSIOLOGI KOMUNIKASI Fakultas Ilmu Komunikasi Rika Yessica Rahma,M.Ikom Program Studi Penyiaran www.mercubuana.ac.id TEORI TEORI SOSIOLOGI KOMUNIKASI TEORI STRUKTURAL

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA. Secara Etimologis, istilah Kebijakan (policy) berasal bahasa Yunani,

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA. Secara Etimologis, istilah Kebijakan (policy) berasal bahasa Yunani, BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kebijakan Secara Etimologis, istilah Kebijakan (policy) berasal bahasa Yunani, Sangsekerta, dan Latin. Dimana istilah kebijakan ini memiliki arti menangani masalah-masalah publik

Lebih terperinci

KONFLIK HORIZONTAL DAN FAKTOR PEMERSATU

KONFLIK HORIZONTAL DAN FAKTOR PEMERSATU BAB VI KONFLIK HORIZONTAL DAN FAKTOR PEMERSATU Konflik merupakan sebuah fenonema yang tidak dapat dihindari dalam sebuah kehidupan sosial. Konflik memiliki dua dimensi pertama adalah dimensi penyelesaian

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI 2.1. Pola Asuh Berdasarkan tata bahasanya, pola asuh terdiri dari kata pola dan asuh. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (dalam Isni Agustiawati, 2014), kata pola berarti model,

Lebih terperinci

BAB II STRUKTURAL FUNGSIONAL TALCOTT PARSONT. Kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori struktural fungsional

BAB II STRUKTURAL FUNGSIONAL TALCOTT PARSONT. Kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori struktural fungsional BAB II STRUKTURAL FUNGSIONAL TALCOTT PARSONT Kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori struktural fungsional oleh Talcott Parsons. 45 Prinsip-prinsip pemikiran Talcott Parsons, yaitu

Lebih terperinci

PERSPEKTIF SOSIOLOGI-MIKRO (MICROSOCIOLOGICAL) TENTANG PENYMPANGAN SOSIAL

PERSPEKTIF SOSIOLOGI-MIKRO (MICROSOCIOLOGICAL) TENTANG PENYMPANGAN SOSIAL PERSPEKTIF SOSIOLOGI-MIKRO (MICROSOCIOLOGICAL) TENTANG PENYMPANGAN SOSIAL 1. Teori Asosiasi Diferensial (differential association Theory) Teori ini dikembangan oleh Edwin Sutherland pada tahun 1930-an,

Lebih terperinci

Gagasan dalam Pengembangan Ilmu-ilmu Sosial

Gagasan dalam Pengembangan Ilmu-ilmu Sosial Gagasan dalam Pengembangan Ilmu-ilmu Sosial Filsafat Ilmu Sosial 1 Positivistik (Value free) Fenomenologi (Value Bound) Perbedaan Paradigma dalam Sosiologi 2 3 Ilmu-ilmu sosial (seperti Sosiologi) telah

Lebih terperinci

Behaviorism George Caspar Homans (Perspektif Ekonomi Syariah)

Behaviorism George Caspar Homans (Perspektif Ekonomi Syariah) Transaksi dalam Teori Exchange Behaviorism George Caspar Homans (Perspektif Ekonomi Syariah) Muhammad Eka Machmud IAIN Samarinda Email: mahmudieka643@yahoo.co.id Abstrak Artikel ini membahas tentang teori

Lebih terperinci

A. Proses Pengambilan Keputusan

A. Proses Pengambilan Keputusan A. Proses Pengambilan Keputusan a) Definisi Menurut James A.F. Stoner, keputusan adalah pemilihan di antara berbagai alternatif. Definisi ini mengandung tiga pengertian, yaitu: (1) ada pilihan atas dasar

Lebih terperinci

PENDEKATAN SOSIOLOGIS TENTANG EKONOMI

PENDEKATAN SOSIOLOGIS TENTANG EKONOMI PENDEKATAN SOSIOLOGIS TENTANG EKONOMI Konsep Aktor (ekonomi) Titik tolak analisis ekonomi adalah individu Individu adalah makhluk yang rasional, senantiasa menghitung dan membuat pilihan yang dapat memperbesar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan hasil ekspresi atau ungkapan kejiwaan seorang yang

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan hasil ekspresi atau ungkapan kejiwaan seorang yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan hasil ekspresi atau ungkapan kejiwaan seorang yang diekspresikan dalam wujud media tulis. Untuk itu, karya sastra dihasilkan melalui imajinasi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijalankan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. Seorang individu

BAB I PENDAHULUAN. dijalankan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. Seorang individu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perilaku individu berkaitan erat dengan yang namanya peran dalam kehidupan bermasyarakat. Peran mengandung hal dan kewajiban yang harus dijalani oleh seorang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2. 1. Modal Sosial Konsep modal sosial menawarkan betapa pentingnya suatu hubungan. Dengan membagun suatu hubungan satu sama lain, dan memeliharanya agar terjalin terus, setiap individu

Lebih terperinci

BAB II PERUBAHAN SOSIAL TALCOT PARSONS. Perubahan dapat berupa yang tidak menarik atau dalam arti

BAB II PERUBAHAN SOSIAL TALCOT PARSONS. Perubahan dapat berupa yang tidak menarik atau dalam arti BAB II PERUBAHAN SOSIAL TALCOT PARSONS A. Teori Fungsionalisme Struktural AGIL Setiap manusia selama hidup pasti mengalami perubahanperubahan. Perubahan dapat berupa yang tidak menarik atau dalam arti

Lebih terperinci

Dr. Ir. Teguh Kismantoroadji, M.Si. Ir. Daru Retnowati, M.Si.

Dr. Ir. Teguh Kismantoroadji, M.Si. Ir. Daru Retnowati, M.Si. Dr. Ir. Teguh Kismantoroadji, M.Si. Ir. Daru Retnowati, M.Si. Pertemuan ke-10 (02) Berdasarkan keragka teori dan metode pengkajiannya, teori modernisasi mampu menurunkan berbagai impliaksi kembijakan pembangunan

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk

II. LANDASAN TEORI. Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola

Lebih terperinci

Menurut penerbitnya, buku Studying Christian Spirituality ini adalah

Menurut penerbitnya, buku Studying Christian Spirituality ini adalah Tinjauan Buku STUDYING CHRISTIAN SPIRITUALITY Jusuf Nikolas Anamofa janamofa@yahoo.com Judul Buku : Studying Christian Spirituality Penulis : David B. Perrin Tahun Terbit : 2007 Penerbit : Routledge -

Lebih terperinci

Kuliah ke-2: Paradigma Teori Sosiologi

Kuliah ke-2: Paradigma Teori Sosiologi Kuliah ke-2: Paradigma Teori Sosiologi Teori Sosiologi Kontemporer Amika Wardana. Ph.D a.wardana@uny.ac.id Overview Perkuliahan Konstruksi Teori Sosiologi Proses Pertumbuhan dan Perkembangan Ilmu Pengetahun

Lebih terperinci

B. TOPIK PENDEKATAN SOSIOLOGI TERHADAP AGAMA

B. TOPIK PENDEKATAN SOSIOLOGI TERHADAP AGAMA B. TOPIK PENDEKATAN SOSIOLOGI TERHADAP AGAMA 1. Pendekatan Sosiologi Terhadap Agama. Beberapa cara melihat agama; menurut Soedjito (1977) ada empat cara, yaitu: memahami atau melihat sejarah perkembangan

Lebih terperinci

BAB II TEORI FUNGSIONALISME STRUKTURAL DAN TEORI SOLIDARITAS. Solidaritas Dan Stratifikasi Antar Petani Tambak Di Dusun Dukuan Desa

BAB II TEORI FUNGSIONALISME STRUKTURAL DAN TEORI SOLIDARITAS. Solidaritas Dan Stratifikasi Antar Petani Tambak Di Dusun Dukuan Desa BAB II TEORI FUNGSIONALISME STRUKTURAL DAN TEORI SOLIDARITAS A. Teori Fungsionalisme Struktural Untuk menjelaskan fenomena yang diangkat oleh peneliti yaitu Solidaritas Dan Stratifikasi Antar Petani Tambak

Lebih terperinci

BAB II SOLIDARITAS SOSIAL DALAM PERSPEKTIF EMILE DURKHEIM. dengan pihak-pihak terkait. Peneliti memilih teori Solidaritas Emile Durkhei, teori ini

BAB II SOLIDARITAS SOSIAL DALAM PERSPEKTIF EMILE DURKHEIM. dengan pihak-pihak terkait. Peneliti memilih teori Solidaritas Emile Durkhei, teori ini BAB II SOLIDARITAS SOSIAL DALAM PERSPEKTIF EMILE DURKHEIM Melihat kondisi solidaritas dan berdasarkan observasi, serta wawancara dengan pihak-pihak terkait. Peneliti memilih teori Solidaritas Emile Durkhei,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Komitmen karyawan terhadap organisasi merupakan suatu hubungan antara

BAB II LANDASAN TEORI. Komitmen karyawan terhadap organisasi merupakan suatu hubungan antara BAB II LANDASAN TEORI A. KOMITMEN KARYAWAN TERHADAP ORGANISASI 1. Defenisi Komitmen Karyawan terhadap Organisasi Komitmen karyawan terhadap organisasi merupakan suatu hubungan antara individu karyawan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memungkinkan terjadinya integritas sosial, merupakan hubungan-hubungan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memungkinkan terjadinya integritas sosial, merupakan hubungan-hubungan yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bourdieu tentang Habitus Menurut Bourdieu (dalam Ritzer 2008:525) Habitus ialah media atau ranah yang memungkinkan terjadinya integritas sosial, merupakan hubungan-hubungan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. semua warga menikmati kebebasan untuk berbicara, kebebasan berserikat,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. semua warga menikmati kebebasan untuk berbicara, kebebasan berserikat, BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Demokrasi di Indonesia Definisi demokrasi menurut Murod (1999:59), sebagai suatu policy di mana semua warga menikmati kebebasan untuk berbicara, kebebasan berserikat, mempunyai

Lebih terperinci

BAB II KONFLIK DALAM PERSPEKTIF DAHRENDORF. melekat dalam setiap kehidupan sosial. Hal-hal yang mendorong timbulnya

BAB II KONFLIK DALAM PERSPEKTIF DAHRENDORF. melekat dalam setiap kehidupan sosial. Hal-hal yang mendorong timbulnya 36 BAB II KONFLIK DALAM PERSPEKTIF DAHRENDORF A. Teori Konflik Kehidupan sosial dan konflik merupakan gejala yang tidak dapat dipisahkan antara satu dan lainnya, konflik merupakan gejala yang selalu melekat

Lebih terperinci

BAB V. Kesimpulan. A. Pengantar. B. Karakter Patronase di Alun-Alun Kidul Yogyakarta

BAB V. Kesimpulan. A. Pengantar. B. Karakter Patronase di Alun-Alun Kidul Yogyakarta BAB V Kesimpulan A. Pengantar Bab V merupakan bab terakhir dari seluruh narasi tulisan ini. Sebagai sebuah kesatuan tulisan yang utuh, ide pokok yang disajikan pada bab ini tidak dapat dipisahkan dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Robert K Merton menulis beberapa pernyataan penting tentang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Robert K Merton menulis beberapa pernyataan penting tentang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Struktural Fungsional Robert K Merton menulis beberapa pernyataan penting tentang fungsionalisme struktural dalam sosiologi (Sztompka, 2000;Tiryakin, 1991). Merton menjelaskan

Lebih terperinci

PSIKOLOGI INDUSTRI ORGANISASI

PSIKOLOGI INDUSTRI ORGANISASI MODUL PERKULIAHAN PSIKOLOGI INDUSTRI ORGANISASI & Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 08 MK61010 Abstract Mampu menjelaskan dan mengkomunikasikan hasil dari interaksi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. berinteraksi dengan sesama secara baik agar tercipta masyarakat yang tentram dan damai.

BAB II KAJIAN TEORI. berinteraksi dengan sesama secara baik agar tercipta masyarakat yang tentram dan damai. BAB II KAJIAN TEORI A. Interaksi Sosial 1. Pengertian Interaksi Sosial Manusia merupakan makhluk sosial, dimana manusia bergantung dan membutuhkan individu lain atau makhluk lainnya. Dalam hidup bermasyarakat,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. modal yang dimiliki melalui kegiatan tertentu yang dipilih. Suharto (2009:29)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. modal yang dimiliki melalui kegiatan tertentu yang dipilih. Suharto (2009:29) BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Strategi Bertahan Strategi bertahan hidup menarik untuk diteliti sebagai suatu pemahaman bagaimana rumah tangga mengelola dan memanfaatkan aset sumber daya dan modal yang dimiliki

Lebih terperinci

August Comte Selo Soemardjan Soelaeman Soemardi

August Comte Selo Soemardjan Soelaeman Soemardi PENGANTAR SOSIOLOGI 1. Pengertian Dasar Sosiologi berasal dari kata latin socius dan kata yunani yaitu logos. Socius berarti kawan atau teman; Logos berarti pengetahuan. Maka sosiologi berarti pengetahuan

Lebih terperinci

KODE ETIK GLOBAL PERFORMANCE OPTICS

KODE ETIK GLOBAL PERFORMANCE OPTICS KODE ETIK GLOBAL PERFORMANCE OPTICS Kode Etik Global Performance Optics adalah rangkuman harapan kami terkait dengan perilaku di tempat kerja. Kode Etik Global ini mencakup beragam jenis praktik bisnis;

Lebih terperinci

Proses dan efek Media

Proses dan efek Media Proses dan efek Media McQuail Buku.2 bab.17 Kita di pengaruhi oleh media, tetapi mekanismenya seperti apa masih belum jelas. Penduduk empat musim berpakaian berdasarkan ramalan cuaca, membeli sesuatu berdasarkan

Lebih terperinci

Teori belajar : Analisis perilaku BF Skinner

Teori belajar : Analisis perilaku BF Skinner Teori belajar : Analisis perilaku BF Skinner Biografi BF Skinner Burrhus Frederic Skinner lahir 1904 di Pennsylvania Ayahnya seorang pengacara dan politisi ternama, ibunya seorang ibu rumah tangga Skinner

Lebih terperinci

Menjalankan Nilai-Nilai Kami, Setiap Hari

Menjalankan Nilai-Nilai Kami, Setiap Hari Kode Etik Global Menjalankan Nilai-Nilai Kami, Setiap Hari Takeda Pharmaceutical Company Limited Pasien Kepercayaan Reputasi Bisnis KODE ETIK GLOBAL TAKEDA Sebagai karyawan Takeda, kami membuat keputusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkawinan pada dasarnya merupakan manifestasi keinginan manusia untuk hidup berkelompok. Keinginan itu tercermin dari ketidakmampuan untuk hidup sendiri.

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. Mohamad (GM), sebagai salah seorang pendiri dan mantan pemimpin Majalah

BAB VI KESIMPULAN. Mohamad (GM), sebagai salah seorang pendiri dan mantan pemimpin Majalah BAB VI KESIMPULAN Sampai pada saat penelitian lapangan untuk tesis ini dilaksanakan, Goenawan Mohamad (GM), sebagai salah seorang pendiri dan mantan pemimpin Majalah Tempo dalam waktu yang relatif lama,

Lebih terperinci

Sistem Politik Gabriel Almond. Pertemuan III

Sistem Politik Gabriel Almond. Pertemuan III Sistem Politik Gabriel Almond Pertemuan III Teori Fungsionalisme Lahir sebagai kritik terhadap teori evolusi, yang dikembangkan oleh Robert Merton dantalcott Parsons. Teori fungsional memandang masyarakat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat, BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Sosiologi dan Sastra Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat, sedangkan objek ilmu-ilmu kealaman adalah gejala alam. Masyarakat adalah

Lebih terperinci

BAB II TEORI KONTROL SOSIAL TRAVIS HIRSCHI. kepada penyesuaian atau ketaatan kepada aturan-aturan masyarakat.

BAB II TEORI KONTROL SOSIAL TRAVIS HIRSCHI. kepada penyesuaian atau ketaatan kepada aturan-aturan masyarakat. BAB II TEORI KONTROL SOSIAL TRAVIS HIRSCHI A. Teori Kontrol Sosial Travis Hirschi Teori kontrol sosial memfokuskan diri pada teknik-teknik dan strategi-strategi yang mengatur tingkah laku manusia dan membawanya

Lebih terperinci

BAB II TEORI TINDAKAN SOSIAL-MAX WEBER. Setiap manusia mempunyai naluri untuk berinteraksi dengan

BAB II TEORI TINDAKAN SOSIAL-MAX WEBER. Setiap manusia mempunyai naluri untuk berinteraksi dengan BAB II TEORI TINDAKAN SOSIAL-MAX WEBER Manusia merupakan anggota masyarakat yang akan senantiasa berusaha agar selalu bisa bergaul dengan sesama. Sehingga setiap individu akan bertindak dan berusaha untuk

Lebih terperinci

3. TAHAP TAHAP PENGEMBANGAN BUDAYA KESELAMATAN 3.1. TAHAP I KESELAMATAN YANG BERDASARKAN HANYA PADA PERATURAN PERUNDANGAN

3. TAHAP TAHAP PENGEMBANGAN BUDAYA KESELAMATAN 3.1. TAHAP I KESELAMATAN YANG BERDASARKAN HANYA PADA PERATURAN PERUNDANGAN 3. TAHAP TAHAP PENGEMBANGAN BUDAYA KESELAMATAN Semua organisasi organisasi yang terlibat dalam kegiatan nuklir jelas memiliki perhatian yang sama terhadap pemeliharaan dan peningkatan keselamatan. Tetapi

Lebih terperinci

REALITAS SOSIAL TINGKAT MIKRO

REALITAS SOSIAL TINGKAT MIKRO REALITAS SOSIAL TINGKAT MIKRO Pertemuan adalah episode interaksi tatap muka. Hampir semua pertemuan dibatasi oleh struktur tingkat meso dan budaya terkait dari unit gabungan dan kategorik dan, dengan perluasan,

Lebih terperinci

TEORI DAN METODOLOGI

TEORI DAN METODOLOGI TEORI DAN METODOLOGI MEMBANGUN PARADIGMA DALAM TEORI SOSIOLOGI 3 PARADIGMA FAKTA SOSIAL DEFINISI SOSIAL PERILAKU SOSIAL Sudut pandang sistem sosial sebagai keseluruhan Sudut pandang struktur sosial Tindakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Komunikasi Antarpribadi Komunikasi antarpribadi disebut juga dengan komunikasi interpersonal (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Behavior dalam Pandangan Nitze tentang Perspektif Tuan dan Buruh Sosiologi perilaku memusatkan perhatian pada hubungan antara pengaruh perilaku seorang aktor terhadap lingkungan

Lebih terperinci

PSIKOLOGI ALIRAN BEHAVIORISME

PSIKOLOGI ALIRAN BEHAVIORISME PSIKOLOGI ALIRAN BEHAVIORISME Behaviorisme adalah sebuah aliran dalam psikologi yang didirikan oleh John B. Watson pada tahun 1913 yang berpendapat bahwa perilaku harus merupakan unsur subyek tunggal psikologi.

Lebih terperinci

BAB II INTERAKSIONALISME SIMBOLIK-GEORGE HERBERT MEAD. interaksi. Sebagaimana interaksi social itu sendiri dipandang sebagai tindakan

BAB II INTERAKSIONALISME SIMBOLIK-GEORGE HERBERT MEAD. interaksi. Sebagaimana interaksi social itu sendiri dipandang sebagai tindakan 33 BAB II INTERAKSIONALISME SIMBOLIK-GEORGE HERBERT MEAD Kehidupan social itu sendiri tidak pernah terlepas dari adanya sebuah interaksi. Sebagaimana interaksi social itu sendiri dipandang sebagai tindakan

Lebih terperinci

BAB II TEORI KONFLIK DAN KONSENSUS

BAB II TEORI KONFLIK DAN KONSENSUS 17 BAB II TEORI KONFLIK DAN KONSENSUS Landasan teori pada penelitian ini menggunakan teori Ralf Dahendrof. Karena, teori Dahendrof berhubungan dengan fenomena sosial masyarakat salah satunya adalah teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta kebiasaan dan lingkungan yang berbeda-beda, itulah yang sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. serta kebiasaan dan lingkungan yang berbeda-beda, itulah yang sebagian besar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia hidup di bumi dengan berbagai macam budaya dan kepercayaan serta kebiasaan dan lingkungan yang berbeda-beda, itulah yang sebagian besar mempengaruhi

Lebih terperinci

TEORI BELAJAR TINGKAH LAKU

TEORI BELAJAR TINGKAH LAKU TEORI BELAJAR TINGKAH LAKU 1. Teori Belajar Tingkah Laku (Behaviorisme) Paham behaviorisme memandang belajar sebagai perkayaan/penambahan materi pengetahuan (material) dan atau perkayaan pola-pola respon

Lebih terperinci

MASALAH-MASALAH POKOK TEORITIS

MASALAH-MASALAH POKOK TEORITIS MASALAH-MASALAH POKOK TEORITIS Walaupun teori adalah suatu abstraksi dari realitas, penting disadari akan hubungan antara keduanya. Teori bukanlah murni abstrak, tanpa berdasarkan pengalaman yang nyata.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Gaya Kepemimpinan Transaksional Definisi Gaya kepemimpinan Transaksional

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Gaya Kepemimpinan Transaksional Definisi Gaya kepemimpinan Transaksional BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Gaya Kepemimpinan Transaksional 2.1.1 Definisi Gaya kepemimpinan Transaksional Menurut Bass dalam Robbins & Judge (2009:90) gaya kepemimpinan transaksional adalah model kepemimpinan

Lebih terperinci

BAB I SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU

BAB I SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN SOSIOLOGI BAB I SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU ALI IMRON, S.Sos., M.A. Dr. SUGENG HARIANTO, M.Si. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT

Lebih terperinci

BAB II TEORI STRUKTURAL FUNGSIONAL

BAB II TEORI STRUKTURAL FUNGSIONAL BAB II TEORI STRUKTURAL FUNGSIONAL A. STRUKTURAL FUNGSIONAL Untuk mendukung penelitian ini, peneliti mengkaji lebih lanjut dengan teori Struktural Fungsional.Dan berikut merupakan penjelasan teori struktural

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Pembangunan pada hakikatnya merupakan suatu rangkaian upaya yang dilakukan secara terus menerus untuk mendorong terjadinya perubahan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia menjalin hubungan dengan sesamanya. sebuah sistem sosial yang kompleksitasnya jelas terlihat melalui jenis,

BAB I PENDAHULUAN. manusia menjalin hubungan dengan sesamanya. sebuah sistem sosial yang kompleksitasnya jelas terlihat melalui jenis, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di jaman moderen yang terus berkembang saat ini, komunikasi merupakan aspek yang tidak pernah ketinggalan dengan perkembangan saat ini. Komunikasi menjadi hal yang sangat

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Simpulan berikut merupakan jawaban atas pertanyaan terkait dengan penerapan pengembangan model pembelajaran Writing untuk mahasiswa Sastra Inggris di Unsoed

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini mengacu pada bagaimana motivasi berprestasi menurut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini mengacu pada bagaimana motivasi berprestasi menurut BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Penelitian ini mengacu pada bagaimana motivasi berprestasi menurut Spence dan Helmreich yang terdiri dari mastery of needs, work orientation dan competition akan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Belajar Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa Indonesia. Disana dipaparkan bahwa belajar diartikan sebagai perubahan yang relatif permanen

Lebih terperinci

PERILAKU SOSIAL: TEORI PERTUKARAN BLAU

PERILAKU SOSIAL: TEORI PERTUKARAN BLAU Kuliah ke-12 Teori Sosiologi Kontemporer Amika Wardana, Ph.D. a.wardana@uny.ac.id PERILAKU SOSIAL: TEORI PERTUKARAN BLAU Materi: Teori Pertukaran Sosial Pertukaran dan Integrasi Sosial Pertukaran dan Kekuasaan

Lebih terperinci

BAB VI HUBUNGAN PELANGGAN

BAB VI HUBUNGAN PELANGGAN BAB VI HUBUNGAN PELANGGAN Agar mendapat keuntungan, suatu perusahaan harus menciptakan hubungan yang menguntungkan dengan pelanggan mereka. Untuk mencapai hal ini, pertama perusahaan harus mengidentifikasi

Lebih terperinci

KONFLIK ORGANISASI. Rangkaian Kolom Kluster I, 2012

KONFLIK ORGANISASI. Rangkaian Kolom Kluster I, 2012 KONFLIK ORGANISASI Salah satu yang sering muncul dalam upaya melakukan inovasi organisasi adalah terjadinya konflik di dalam organisasi. Sebagaimana lazim diketahui bahwa suatu organisasi secara keseluruhan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. tingkah laku yang menurut kata hati atau semaunya (Anshari, 1996: 605).

BAB II KAJIAN TEORI. tingkah laku yang menurut kata hati atau semaunya (Anshari, 1996: 605). BAB II KAJIAN TEORI A. Teori Kontrol Diri 1. Pengertian Kontrol Diri Kontrol diri adalah kemampuan untuk menekan atau untuk mencegah tingkah laku yang menurut kata hati atau semaunya (Anshari, 1996: 605).

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Organizational Citizenship Behavior. Menurut Organ, Podsakoff, & MacKinzie (2006), organizational

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Organizational Citizenship Behavior. Menurut Organ, Podsakoff, & MacKinzie (2006), organizational BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Organizational Citizenship Behavior 2.1.1. Pengertian Organizational Citizenship Behavior Menurut Organ, Podsakoff, & MacKinzie (2006), organizational citizenship behavior

Lebih terperinci

BAB II TEORI SOSIOLOGI PENGETAHUAN

BAB II TEORI SOSIOLOGI PENGETAHUAN BAB II TEORI SOSIOLOGI PENGETAHUAN Pada umumnya manusia dilahirkan seorang diri. Namun demikian, mengapa manusia harus hidup bermasyarakat. Manusia tanpa manusia lainnya pasti akan mati. Bayi misalnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diupayakan dan mewujudkan potensinya menjadi aktual dan terwujud dalam

BAB I PENDAHULUAN. diupayakan dan mewujudkan potensinya menjadi aktual dan terwujud dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Individu cenderung mengharapkan dirinya berkembang dan menjadi lebih baik. Perkembangan potensi seseorang tidak terwujud begitu saja apabila tidak diupayakan

Lebih terperinci

Konstitusi Rancangan Rusia untuk Suriah: Pertimbangan tentang Pemerintahan di Kawasan Tersebut

Konstitusi Rancangan Rusia untuk Suriah: Pertimbangan tentang Pemerintahan di Kawasan Tersebut Konstitusi Rancangan Rusia untuk Suriah: Pertimbangan tentang Pemerintahan di Kawasan Tersebut Leif STENBERG Direktur, AKU- Dalam makalah berikut ini, saya akan mengambil perspektif yang sebagiannya dibangun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian tentang interaksi sosial sangat berguna di dalam memperhatikan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian tentang interaksi sosial sangat berguna di dalam memperhatikan dan 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Interaksi Sosial Pengertian tentang interaksi sosial sangat berguna di dalam memperhatikan dan mempelajari berbagai masalah masyarakat. Seperti di Indonesia dapat

Lebih terperinci

KONTRUKSI SOSIAL DARI TEORI ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL. Oleh : Dr. Purwowibowo, M.Si

KONTRUKSI SOSIAL DARI TEORI ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL. Oleh : Dr. Purwowibowo, M.Si KONTRUKSI SOSIAL DARI TEORI ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL Oleh : Dr. Purwowibowo, M.Si Pendahuluan Saat ini, dimanapun di dunia ini, klien berjuang di dalam berbagai lembaga untuk menemui pekerja sosial. Barangkali

Lebih terperinci

Psikologi Sosial 2. Teori-teori Psikologi Sosial. Setiawati Intan Savitri, S.P. M.Si. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

Psikologi Sosial 2. Teori-teori Psikologi Sosial. Setiawati Intan Savitri, S.P. M.Si. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi Modul ke: Psikologi Sosial 2 Teori-teori Psikologi Sosial Fakultas PSIKOLOGI Setiawati Intan Savitri, S.P. M.Si Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Teori-teori Psikologi Sosial Sikap Ketertarikan

Lebih terperinci

TEORI SOSIOLOGI KLASIK MAX WEBER

TEORI SOSIOLOGI KLASIK MAX WEBER TEORI SOSIOLOGI KLASIK MAX WEBER Prof. Dr. Farida Hanum DISUSUN OLEH : 1. Rahma Dewi Agustin 12413244006 2. Nurrizal Ikrar L 12413244013 3. Suhendra Lumban R 12413249006 JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya

BAB II URAIAN TEORITIS. Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Kinerja di Balai Ternak Embrio Bogor. Hasil penelitian ini menunjukkan

Lebih terperinci

BAB II. Teori pertukaran George Caspar Homans sebagai Analisa

BAB II. Teori pertukaran George Caspar Homans sebagai Analisa BAB II Teori pertukaran George Caspar Homans sebagai Analisa A. Peneliti Terdahulu Penelitian sebelumnya menjadi penting untuk dikemukakan pada halaman ini, mengingat dari segi manfaat akademik, penelitian

Lebih terperinci

BK KELOMPOK Diana Septi Purnama TAHAP KELOMPOK LANJUTAN

BK KELOMPOK Diana Septi Purnama   TAHAP KELOMPOK LANJUTAN BK KELOMPOK Diana Septi Purnama Email: dianaseptipurnama@uny.ac.id TAHAP KELOMPOK LANJUTAN Ketika kelompok sudah bisa melewati tahap awal, maka tidak mungkin lagi untuk memisahkan langkah dari perkembangan.

Lebih terperinci

Pembelajaran Langsung: Mempertahankan Paradigma Pembelajaran Berpusat pada Guru. Sabri 1

Pembelajaran Langsung: Mempertahankan Paradigma Pembelajaran Berpusat pada Guru. Sabri 1 Pembelajaran Langsung: Mempertahankan Paradigma Pembelajaran Berpusat pada Guru Sabri 1 Abstrak: Rancangan model pembelajaran langsung secara khusus ditujukan untuk mengajarkan pengetahuan prosedural dan

Lebih terperinci

KEMITRAAN SEKOLAH. Prof. Dr. Sodiq A. Kuntoro

KEMITRAAN SEKOLAH. Prof. Dr. Sodiq A. Kuntoro KEMITRAAN SEKOLAH Workshop Strategi Pengembangan Mutu Sekolah Bagi Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah diselenggarakan Prodi S2 Manajemen Pendidikan dan S3 Ilmu Pendidikan, Program Pascasarjana Universitas

Lebih terperinci

Pendekatan Studi Perbandingan Pemerintah

Pendekatan Studi Perbandingan Pemerintah Pendekatan Studi Perbandingan Pemerintah Pendekatan Kelembagaan/Institusi onal/tradisional Pendekatan Behavioural/Tingkah Laku Pendekatan Paskabehavioural 1. Pendekatan Kelembagaan (1920an-1930an) Ditemukan

Lebih terperinci

EMOSI DAN SUASANA HATI

EMOSI DAN SUASANA HATI EMOSI DAN SUASANA HATI P E R I L A K U O R G A N I S A S I B A H A N 4 M.Kurniawan.DP AFEK, EMOSI DAN SUASANA HATI Afek adalah sebuah istilah yang mencakup beragam perasaan yang dialami seseorang. Emosi

Lebih terperinci

ANTARA FORMAL(ISME) dan SUBSTANTIF(ISME)

ANTARA FORMAL(ISME) dan SUBSTANTIF(ISME) ANTARA FORMAL(ISME) dan SUBSTANTIF(ISME) ANTROPOLOGI EKONOMI Program Studi Antropologi FISIP - UNIVERSITAS MALIKUSSALEH DOSEN PENGAMPU: PANGERAN P.P.A. NASUTION, S.SOS., M.A. 1 Referensi Literatur: Literatur

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. maupun mempaparkan dua konsep diantaranya definisi yang berkaitan erat

BAB II KAJIAN TEORI. maupun mempaparkan dua konsep diantaranya definisi yang berkaitan erat BAB II KAJIAN TEORI A. KAJIAN PUSTAKA Dalam kajian pustaka ini penulis ataupun peneliti akan menjabarkan maupun mempaparkan dua konsep diantaranya definisi yang berkaitan erat dengan judul, tema, dan fokus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses saling tolong menolong dan saling memberi agar kehidupan kita. saling mencintai, menyayangi dan mengasihi.

BAB I PENDAHULUAN. proses saling tolong menolong dan saling memberi agar kehidupan kita. saling mencintai, menyayangi dan mengasihi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dunia ini kita sebagai manusia tidak bisa hidup dalam kesendirian, kita sebagai makhluk yang sosialis, tentunya membutuhkan proses saling tolong menolong

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Teori Struktural Fungsional Suatu fungsi adalah kumpulan kegiatan yang ditujukan ke arah pemenuhan kebutuhan tertentu atau kebutuhan sistem. Dengan menggunakan defenisi ini,

Lebih terperinci