LAPORAN KINERJA DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN TAHUN 2016 BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN KINERJA DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN TAHUN 2016 BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA"

Transkripsi

1 LAPORAN KINERJA DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN TAHUN 2016 BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA JL. MT. HARYONO KAV. 52 JAKARTA SELATAN

2 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Kuasa, atas berkat, rahmat dan hidayah- Nya, Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI dapat menyelesaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016, yang merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan program, kegiatan dan anggaran Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI pada kurun waktu tahun 2016 dan sebagai amanah pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah dalam hal ini Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia. Laporan Akuntabilitas Kinerja Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI Tahun 2016 ini menggambarkan sejumlah capaian kinerja terhadap target kinerja yang tercantum dalam dokumen Penetapan Kinerja tahun 2016 beserta analisisnya, serta rencana tindak lanjut yang akan dilakukan untuk perbaikan kinerja ke depan. Kepada semua pihak yang telah terlibat dalam proses penyusunan buku ini, baik dalam bentuk konstribusi data, kontribusi penulisan laporan, maupun bentuk konstribusi pemikiran lainnya, kami ucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya. Jakarta, Februari 2017 Deputi Perlindungan, Teguh Hendro Cahyono NIP LAKIP DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN 2016 i

3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN IKHTISAR EKSEKUTIF i ii iii v vi BAB I PENDAHULUAN 1 A Latar Belakang 1 B Aspek Strategis 2 C Permasalahan Utama 3 D Maksud dan Tujuan 4 E Tugas dan Fungsi 4 F Organisasi dan Sumber Daya Manusia 6 G Dasar Pelaksanaan 12 H Pengelola Kinerja di Lingkungan Deputi Bidang 13 Perlindungan I Sistematika Penyajian 14 BAB II PERENCANAAN KINERJA 17 A Renstra Deputi Bidang Perlindungan Tahun B Penetapan Perjanjian Kinerja Tahun BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 40 A Capaian Kinerja Organisasi 40 B Evaluasi Capaian Kinerja 46 C Analisis Capaian Kinerja 47 D Akuntabilitas Keuangan 75 E Kendala 82 F Rekomendasi 83 BAB IV PENUTUP 85 A Simpulan 85 B Saran 86 LAKIP DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN 2016 ii

4 DAFTAR TABEL Tabel 1 Komposisi Pegawai Deputi Bidang Perlindungan 10 berdasarkan Unit Kerja Tabel 2 Komposisi Pegawai Deputi Bidang Perlindungan 10 berdasarkan Golongan Tabel 3 Komposisi Pegawai Deputi Bidang Perlindungan 11 berdasarkan Jabatan Tabel 4 Komposisi Pegawai Deputi Bidang Perlindungan 11 berdasarkan Pendidikan Tabel 5 Tujuan dan Indikator Kinerja Deputi Bidang Perlindungan 20 Tabel 6 Sasaran Program/Kegiatan dan Indikator Kinerja Deputi 21 Bidang Perlindungan Tabel 7 Target Jangka Menengah Tahun Deputi 24 Bidang Perlindungan Tabel 8 Arah Kebijakan dan Strategi Deputi Bidang Perlindungan 26 Tabel 9 Sasaran Program/Kegiatan dan Indikator Kinerja Utama 30 Direktorat Pelayanan Pengaduan Tabel 10 Sasaran Program/Kegiatan dan Indikator Kinerja Utama Direktorat Mediasi dan Advokasi 31 Tabel 11 Sasaran dan Indikator Kinerja Utama Direktorat 32 Pemberdayaan Tabel 12 Sasaran Program/Kegiatan dan Indikator Kinerja Utama Direktorat Pengamanan dan Pengawasan 33 Tabel 13 Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Deputi Bidang 35 Perlindungan Tahun 2016 Tabel 14 Perjanjian Kinerja Deputi Bidang Perlindungan Tahun Tabel 15 Perubahan Target Perjanjian Kinerja Deputi Bidang 38 Perlindungan Tahun 2016 Tabel 16 Katagori Kinerja Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI Tahun Tabel 17 Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Deputi Bidang 42 Perlindungan pada Triwulan Tahun 2016 Tabel 18 Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Deputi Bidang 44 Perlindungan pada Tahun 2016 Tabel 19 Capaian Kinerja Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI 46 Tahun 2016 Tabel 20 Perbandingan Capaian Sasaran Strategi I tahun 2014, 2015 dan LAKIP DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN 2016 iii

5 Tabel 21 Klasifikasi Kasus tahun Tabel 22 Klasifikasi Kasus tahun Tabel 23 Perbandingan Capaian Sasaran Strategi II tahun 2014, dan 2016 Tabel 24 Perbandingan Capaian Sasaran Strategi III tahun 2014, dan 2016 Tabel 25 Target dan Realisasi Pemberdayaan Tahun Tabel 26 Target dan Realisasi Pemberdayaan Tahun Tabel 27 Rekapitulasi Data TKI Berusaha Tahun Tabel 28 Rekapitulasi Data TKI Berusaha Tahun Tabel 29 Capaian Sasaran Strategi IV 68 Tabel 30 Perbandingan Capaian Sasaran Strategi V tahun 2014, dan 2016 Tabel 31 Laporan jejaring informasi masyarakat tahun Tabel 32 Alokasi dan Realisasi Anggaran Deputi Bidang 77 Perlindungan Tahun 2016 Tabel 33 Alokasi dan Realisasi Anggaran Deputi Bidang 78 Perlindungan Tahun 2015 Tabel 34 Alokasi dan Realisasi Anggaran Deputi Bidang 80 Perlindungan Tahun 2016 Berdasarkan Indikator Kinerja Sasaran Tabel 35 Alokasi dan Realisasi Anggaran Deputi Bidang 81 Perlindungan Tahun 2015 Berdasarkan Indikator Kinerja Sasaran LAKIP DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN 2016 iv

6 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Rencana Stratejik Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI Tahun Peraturan Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI Nomor : PER. 01/PL/IV/2015 Tentang Perubahan Atas Peraturan Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI Nomor : PER. 02/PL/IV/2014 Tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Tahun 2015 Rencana Kinerja Tahunan Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI Tahun 2015 Peraturan Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI Nomor : PER. 01/PL/I/2016 Tentang Penetapan Kinerja Utama Tahun 2015; Penetapan Kinerja Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI Dengan Ka BNP2TKI Tahun 2016 Penetapan Kinerja Eselon II di lingkungan Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI Dengan Deputi Perlindungan Tahun 2016 Pengukuran Capaian Kinerja Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI Tahun 2015 LAKIP DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN 2016 v

7 IKHTISAR EKSEKUTIF Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI mempunyai kedudukan dan peran untuk Menyiapkan, merumuskan mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan kebijakan teknis perlindungan tenaga kerja Indonesia meliputi: Standarisasi, Sosialisasi dan pelaksanaan perlindungan sejak Pra penempatan, selama penempatan dan sampai dengan pemulangan, sejalan dengan hal tersebut seluruh program kerja Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI didasarkan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun , Rencana Kerja Pemerintah (RKP), Kontrak Kinerja dengan Kepala BNP2TKI, serta Rencana Strategis (Renstra) BNP2TKI Tahun secara konsisten, terus menerus dan berkesinambungan. Berdasarkan dokumen Penetapan Kinerja Tahun 2016, yang mengacu pada Peraturan Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI Nomor PER.01/PL/I/2015 tentang Perubahan atas Peraturan Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI Nomor PER.01/PL/I/2016 tentang Rencana Strategis Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI Tahun , Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI telah menetapkan 4 Target Indikator Kinerja Utama (IKU) yang akan dicapai pada tahun 2016, dari dua IKU yang diemban Deputi Bidang Perlindungan, target capaian IKU telah tercapai seluruhnya. Secara rinci pencapaian IKU adalah sebagai berikut : 1. Persentase pengaduan yang diproses di layanan crisis center berbasis sistem yang terintegrasi dengan K/L terkait/perwakilan RI. dengan pencapaian kinerja 100%; 2. Persentase TKI yang melakukan pengaduan melalui fasilitas Early Warning System, dengan pencapaian kinerja 75% ; 3. Persentase menurunnya permasalahan CTKI/ TKI, dengan pencapaian kinerja 100%; LAKIP DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN 2016 vi

8 4. Persentase CTKI/TKI bermasalah yang mendapatkan pendampingan hukum, dengan pencapaian kinerja 84% ; 5. Jumlah WNIO/TKIB/TKI Purna dan Keluarganya yang mendapat edukasi pengelolaan keuangan dan wirausaha, dengan pencapaian kinerja 100%; 6. Persentase TKI Purna yang Menjadi Wirausaha, dengan pencapaian kinerja 60,3%; 7. Persentase terfasilitasi pemulangan dan pemberdayaan WNIO/TKIB/ Pekerja migran bermasalah dalam proses re integrasi usaha di desa asalnya, dengan pencapaian kinerja 20,3%; 8. Persentase kerjasama dengan lembaga keuangan dan donor dalam rangka menunjang pelaksanaan pembekalan dan penyediaan bantuan modal, dengan pencapaian kinerja 100%; 9. Persentase sistem monitoring perlindungan berbasis informasi unit intelijen, dengan pencapaian kinerja 37,09%; 10. Persentase meningkatnya TKI yang berangkat secara prosedural di kantong TKI non procedural, dengan pencapaian kinerja 99,74%. Tabel Capaian Kinerja Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI Tahun 2015 CAPAIA SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET % N Pengaduan masalah TKI dilayani, diproses, dan diselesaikan Penguatan Advokasi dan Mediasi dalam memenuhi hak-hak TKI sejak Pra, selama dan purna TKI Persentase pengaduan yang diproses di layanan crisis center berbasis sistem yang terintegrasi 100% 100% 100 dengan K/L terkait/perwakilan RI Persentase TKI yang melakukan pengaduan melalui fasilitas Early Warning System 30% 20% 75 Persentase menurunnya permasalahan CTKI/ TKI 25% 6,25% 25 Persentase CTKI/TKI bermasalah yang mendapatkan pendampingan hukum 100% 92,8% 92 LAKIP DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN 2016 vii

9 CAPAIA SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET % N Meningkatnya kemampuan TKI purna penempatan untuk mengelola keuangan, termasuk mengembangkan usaha mikro Jumlah WNIO/TKIB/TKI Purna dan Keluarganya yang mendapat edukasi pengelolaan keuangan TKI Purna TKI 100 dan wirausaha Purna Persentase TKI Purna yang Menjadi Wirausaha 34% 60,3% 185 Persentase terfasilitasi pemulangan dan pemberdayaan WNIO/TKIB/ Pekerja migran bermasalah dalam proses re integrasi usaha di desa asalnya. 30% 20,3% 67,7 Meningkatnya layanan Persentase kerjasama dengan lembaga pendampingan usaha dan akses permodalan Penguatan fungsi pembinaan dan pengawasan pelaksanaan penempatan dan perlindungan keuangan dan donor dalam rangka menunjang pelaksanaan pembekalan dan penyediaan 30% 100% 333 bantuan modal Persentase sistem monitoring perlindungan berbasis informasi unit intelijen. 30% 37,09% 123 Persentase meningkatnya TKI yang berangkat 92 % TKI 99,9% 108 secara prosedural di kantong TKI non prosedural. Dalam melaksanakan tugas dan fungsi Deputi Bidang Perlindungan ditunjang dengan anggaran yang berasal dari Dana DIPA Tahun Anggaran 2016 yang dikelola oleh Deputi Bidang Perlindungan sesuai dengan surat pengesahan dari Dirjen Perbendaharaan Departemen Keuangan R.I. Nomor : DIPA /2016 tanggal, 07 Desember 2015, sebesar Rp ,- dengan adanya penghematan menjadi: 1. Revisi I tanggal 30 Maret 2016 sejumlah Rp ,- 2. Revisi II tanggal 24 Juni 2016 sejumlah ,- (dapat dicairkan sejumlah Rp ,- dan terdapat self blocking I sejumlah Rp ,-) 3. Revisi III tanggal 02 Agustus 2016 sejumlah Rp ,- LAKIP DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN 2016 viii

10 4. Revisi IV tanggal 04 Oktober 2016 sejumlah Rp ,- (terdapat self blocking II sejumlah Rp ,-) 5. Revisi V tanggal 29 November 2016 sejumlah Rp ,- termasuk dana APBNP (terdapat self blocking II sejumlah Rp ,-) Revisi terakhir pada Dipa Deputi Bidang Perlindungan tahun 2016 Nomor : /2016 tanggal 07 Desember 2015 Sebesar Rp ,-. Realisasi sampai dengan 31 Desember 2016 sebesar Rp ,- ( 98,61%) sisa Rp ,- (1,39%). Secara khusus, Alokasi dan realisasi anggaran untuk setiap indikator kinerja menggunakan pendekatan alokasi dan realisasi anggaran pada unit kerja penanggung jawab pencapaian indikator kinerja sasaran. Meskipun capaian Indikator Kinerja Utama telah memenuhi target yang ditetapkan, namun masih terdapat beberapa kendala yang dihadapi, antara lain: 1. Sistem Pelayanan Pengaduan yang masih terhambat karena kapasitas jaringan rendah. 2. Kurangnya sosialisasi sistem pelayanan pengaduan yang berbasis web. 3. Petugas Operator Crisis Center menggunakan tenaga honorer yang sewaktu-waktu pindah atau mengundurkan diri. 4. Petugas penyelesaian kasus di instansi terkait kurang merespon kasus CTKI/TKI. 5. PPTKIS tidak memonitoring keberadaan TKI di luar negeri secara berkala kepada pemerintah maupun Perwakilan RI. 6. Kurangnya jumlah petugas mediator. 7. PPTKIS tidak mempunyai perwakilan di negara penempatan. 8. Kantor cabang asuransi yang berada di daerah tidak bisa /tidak diberi kewenangan untuk mengambil keputusan klaim asuransi. LAKIP DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN 2016 ix

11 9. Kurangnya minat para skeholder dalam membantu pengembangan usaha para TKI Purna berwirausaha. 10. Tidak semua bandara/pelabuhan debarkasi menyediakan Pos Debarkasi. 11. Kurangnya tenaga dan pemberdayaan PPNS. 12. Belum adanya jenjang karier PPNS. 13. Kurangnya koordinasi antar instansi terkait dalam pencegahan pemberangkatan TKI Non Prosedural khususnya di daerah perbatasan. 14. Masih lemahnya pengelolaan administrasi Barang Milik Negara, dikarenakan belum selesainya serah terima barang dari Kemenakertrans ke BNP2TKI. 15. Pelaksanaan revisi Undang-Undang N0 39 Tahun 2004 yang sudah digulirkan ke DPR sejak tahun 2010 sampai dengan saat ini belum selesai, dalam revisi tersebut BNP2TKI sebagai operator tidak dilibatkan; Memperhatikan capaian dan kendala yang dihadapi, rekomendasi untuk perbaikan ke depan agar dilakukan antara lain hal- hal sebagai berikut : 1. Melakukan sosialisasi sistem pelayanan pengaduan yang berbasis web. Sampai dengan di akar rumput. 2. Diperlukannya pengembangan sistem pelayanan pengaduan yang terintegrasi. 3. Meningkatkan status petugas Operator Crisis Center menjadi CPNS. 4. Penguatan kerjasama dalam penyelesaian kasus. 5. Penyelesaian klaim asuransi menggunakan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi. LAKIP DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN 2016 x

12 6. PPTKIS wajib melakukan memonitoring keberadaan TKI di luar negeri secara berkala dan melaporkan kepada pemerintah maupun Perwakilan RI. 7. Tersedianya petugas mediator yang berkompeten (bersertifikasi). 8. PPTKIS wajib mempunyai perwakilan di negara penempatan. 9. Kantor cabang asuransi yang berada di daerah diberikan kewenangan untuk mengambil keputusan terkait klaim asuransi. 10. Penguatan jejaring dengan para skeholder dalam membantu pengembangan usaha para TKI Purna berwirausaha. 11. Tersedianya Pos Debarkasi di setiap bandara/pelabuhan. 12. Melakukan diklat PPNS serta memberdayakan PPNS yang sudah ada. 13. Mengusulkan PPNS menjadi jabatan fungsional. 14. Meningkatkan koordinasi antar instansi terkait dalam pencegahan pemberangkatan TKI Non Prosedural khususnya di daerah perbatasan. LAKIP DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN 2016 xi

13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Deputi Bidang Perlindungan merupakan salah satu unit kerja Eselon I di lingkungan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) sebagaimana tercantum dalam Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2008 tentang Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia. Deputi Bidang Perlindungan adalah unsur teknis yang berada dilingkungan BNP2TKI dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI). Dalam rangka penyelenggaraan negara yang mengembangkan dan menerapkan prinsip-prinsip profesionalisme, akuntabilitas, transparansi, pelayanan prima, demokrasi, efisiensi, efektivitas, supremasi hukum dan dapat diterima oleh seluruh masyarakat, maka Pemerintah telah menerbitkan Instruksi Presiden Republik Indonesia (INPRES) No.7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP). Inpres tersebut mengintruksikan kepada pemerintah baik pusat maupun daerah termasuk BNP2TKI untuk melakukan akuntabilitas kinerja dan membuat laporan kinerja setiap akhir tahun sebagai wujud pertanggungjawaban instansi pemerintah dalam mencapai visi, misi dan tujuan yang sekaligus sebagai kegiatan evaluasi. Deputi Bidang Perlindungan, BNP2TKI memiliki peran yang sangat penting dalam rangka pengkoordinasian : Pelayanan Pengaduan, Mediasi dan Advokasi, Pemberdayaan serta Pengamanan dan Pengawasan, perlu membuat pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi LAKIP DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN

14 tersebut dalam bentuk Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Deputi Bidang Perlindungan, BNP2TKI Tahun Laporan Akuntabilitas Kinerja ini juga dimaksudkan sebagai salah satu wujud akuntabilitas pelaksanaan tugas dan fungsi Deputi Bidang Perlindungan dalam rangka mewujudkan good government, transparansi, dan akuntabilitas sekaligus sebagai alat kendali dan pemacu peningkatan kinerja unit organisasi di lingkungan Deputi Bidang Perlindungan. Maka disusunlah Laporan Kinerja Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI Tahun B. Aspek Strategis Deputi Bidang Perlindungan adalah unsur teknis yang berada di lingkungan BNP2TKI, dalam rangka melaksanakan Arah kebijakan BNP2TKI maka Strategi Deputi Bidang Perlindungan yang dijalankan adalah sebagai berikut : 1. Tersedianya Crisis Center berbasis online sistem dalam pelayanan pengaduan CTKI/TKI yang dapat diakses melalui Hotline servis 24 Jam bebas pulsa; 2. Fasilitasi Mediasi dan Advokasi CTKI/TKI dan keluarganya bermasalah; 3. Fasilitasi bantuan hukum secara gratis (informasi, konsult asi dan pendampingan hukum); 4. Edukasi paralegal TKI dalam rangka penguatan Mediasi dan Advokasi; 5. Pemetaan potensi pemberdayaan TKI Bermasalah/ WNI-O /TKI purna dan keluarganya; 6. Edukasi Keuangan dan Kewirausahaan bagi CTKI/TKI Purna dan Keluarganya; LAKIP DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN

15 7. Terintegrasinya program pemberdayaan TKI Bermasalah/ WNI-O /TKI purna dan keluarganya dengan : Kemensos, Kemenkop-UKM, Kemendag, Kemenperin, Kemenaker, Kementan, Kemendikbud, KKP, Kemenhut; 8. Pembentukan kampung TKI; 9. Menyediakan akses untuk memperoleh kredit perbankan melalui kerja sama dengan perbankan dalam rangka permodalan pemberdayaan TKI Purna; 10. Pengamanan dan pengawasan terhadap sarana penempatan dan sarana pendukung penempatan CTKI/TKI; 11. Pengamanan dan pengawasan keberangkatan dan kepulangan CTKI/TKI; 12. Pencegahan dan Penindakan Penempatan TKI non Prosedural; 13. Koordinasi dengan instansi terkait dalam hal pengamanan dan pengawasan CTKI/TKI; 14. Pembentukan jejaring informasi masyarakat (informan TKI) yang keberadaannya sangat penting dalam pemberian informasi yang mendukung terwujudnya Perlindungan bagi perlindungan CTKI/TKI. C. Permasalahan Utama 1. Banyaknya pengaduan CTKI/TKI dan keluarganya yang tidak didukung dengan dokumen resmi; 2. Selama ini keberadaan TKI tidak terdeteksi apakah dalam kondisi sehat, kerja sesuai kontrak, gaji dibayar atau tidak dibayar, oleh karena itu pemerintah harus hadir untuk mengatasi hal tersebut; 3. Payung hukum yang kurang dalam rangka penyelesaian kasus; 4. Penghentian penempatan untuk kawasan Timur Tengah; 5. PPTKIS banyak yang sudah tidak aktif; 6. Maraknya TKI nonprosedural; LAKIP DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN

16 7. Tidak adanya data kepulangan TKI yang valid; 8. Minat TKI Purna untuk berwirausaha kecil. D. Maksud dan Tujuan Maksud pembuatan Laporan Kinerja Deputi Bidang Perlindungan adalah untuk memberikan gambaran tentang hasil-hasil yang telah dicapai dan sebagai bentuk pertanggung-jawaban program dan kegiatan yang telah dilaksanakan selama satu tahun agar diketahui oleh pimpinan dan masyarakat serta sebagai dasar dalam menentukan langkah yang akan dilakukan dalam rangka perbaikan kinerja kepemerintahan. Tujuan pelaporan Kinerja Deputi Bidang Perlindungan adalah : 1. Memberikan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi mandat atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai; 2. Sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi Deputi Bidang Perlindungan untuk meningkatkan kinerjanya; 3. pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas kepemerintahan dan pembangunan serta hasil-hasilnya dari pelaksanaan program dan kegiatan Deputi Bidang Perlindungan yang tertib, teratur dan efisien untuk mewujudkan sistem kepemerintahan yang baik. E. Tugas Dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Nomor 01/KA/-BNP2TKI/III/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia, sebagaimana telah dirubah dengan Peraturan Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Nomor PER.10/KA/IV/2012 tanggal 20 April 2012, Kedudukan Tugas dan Fungsi Deputi Bidang Perlindungan adalah sebagai berikut : LAKIP DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN

17 1. Kedudukan Deputi Bidang Perlindungan selanjutnya disebut deputi III adalah unsur pelaksana tugas BNP2TKI yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala dan dipimpin oleh Deputi. 2. Tugas Deputi Bidang Perlindungan. Menyiapkan, merumuskan mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan kebijakan teknis perlindungan tenaga kerja Indonesia meliputi: Standarisasi, Sosialisasi dan pelaksanaan perlindungan sejak Pra penempatan, selama penempatan dan sampai dengan pemulangan. 3. Fungsi Dalam melaksanakan tugas, Deputi Bidang Perlindungan menyelenggarakan fungsi: a) Pelaksanaan Kebijakan teknis Pelayanan Pengaduan, Mediasi dan Advokasi, Pemberdayaan serta Pengamanan dan Pengawasan untuk perlindungan Tenaga kerja Indonesia. b) Penyusunan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan Pelayanan Pengaduan, Mediasi dan Advokasi, Pemberdayaan serta Pengamanan dan Pengawasan untuk perlindungan Tenaga kerja Indonesia. c) Pemberian bimbingan teknis dan Evaluasi Pelayanan Pengaduan, Mediasi dan Advokasi, Pemberdayaan serta Pengamanan dan Pengawasan untuk perlindungan Tenaga kerja Indonesia. d) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala BNP2TKI. LAKIP DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN

18 F. Organisasi dan Sumber Daya Manusia 1. Organisasi Dalam melaksanakan tugas dan fungsi tersebut, struktur organisasi Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI terdiri dari: a. Direktorat Pelayanan dan Pengaduan Direktorat Pelayanan dan pengaduan mempunyai tugas : Melaksanakan penyiapan kebijakan teknis, penyusunan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan, bimbingan teknis dan evaluasi pendaftaran dan informasi, analisis serta monitoring dan evaluasi pengaduan Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud diatas Direktorat Pelayanan dan Pengaduan menyelenggarakan fungsi : 1) Penyiapan kebijakan teknis pendaftaran dan informasi, analisis dan verifikasi serta monitoring evaluasi pengaduan; 2) Penyusunan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan pendaftaran dan informasi, analisis dan verifikasi serta monitoring dan evaluasi pengaduan; 3) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi pendaftaran dan informasi, analisis dan verifikasi serta monitoring dan evaluasi pengaduan; 4) pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Perlindungan. b. Direktorat Mediasi dan Advokasi Direktorat Mediasi dan Advokasi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan kebijakan teknis, penyusunan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan, bimbingan teknis dan evaluasi mediasi dan LAKIP DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN

19 advokasi kawasan Asia Pasific dan Amerika, Timur Tengah, Afrika dan Eropa. Dalam melaksanakan tugasnya Direktorat Mediasi dan Advokasi menyelenggarakan fungsi : 1) Penyiapan kebijakan teknis Mediasi dan Advokasi kawasan Asia Pasifik dan Amerika, Timur Tengah, Afrika dan Eropa; 2) Penyusunan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan kebijakan teknis perlindungan dan Advokasi kawasan Asia Pasifik dan Amerika, Timur Tengah, Afrika dan Eropa; 3) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi perlindungan dan Advokasi kawasan Asia Pasifik dan Amerika, Timur Tengah, Afrika dan Eropa; 4) pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Perlindungan. c. Direktorat Pemberdayaan Direktorat Pemberdayaan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan kebijakan teknis penyusunan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan bimbingan teknis dan evaluasi kerjasama antar lembaga, pelayanan kepulangan serta fasilitasi dan rehabilitasi TKI Purna. Dalam menyelenggarakan dan melaksanakan tugasnya Direktorat Pemberdayaan didukung oleh 3 (tiga) Sub. Direktorat yaitu : 1) Subdirektorat Kerjasama Antar Lembaga; 2) Subdirektorat Pelayanan Kepulangan, 3) Subdirektorat Fasilitasi dan Rehabilitasi TKI Purna. Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Pemberdayaan menyelenggarakan fungsi : LAKIP DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN

20 1) Penyiapan kebijakan teknis kerja sama antar lembaga, pelayanan kepulangan serta fasilitasi dan rehabilitasi TKI Purna; 2) Penyiapan penyusunan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan kerjasama antar lembaga, pelayanan kepulangan serta fasilitasi dan rehabilitasi TKI Purna; 3) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi kerjasama antar lembaga, pelayanan kepulangan serta fasilitasi dan rehabilitasi TKI Purna; 4) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Perlindungan. d. Direktorat Pengamanan dan Pengawasan Direktorat Pengamanan dan Pengawasan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan kebijakan teknis, penyusunan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan, bimbingan teknis dan evaluasi pengamanan, pengawasan dan pemberdayaan PPNS. Untuk melaksanakan tugasnya, Direktorat Pengamanan dan Pengawasan menyelenggarakan fungsi : 1) Penyiapan kebijakan teknis pengamanan dan pengawasan serta pemberdayaan PPNS. 2) Penyusunan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan pengamanan, pengawasan dan pemberdayaan PPNS. 3) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi pengamanan, pengawasan dan pemberdayaan PPNS 4) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Perlindungan. LAKIP DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN

21 STUKTUR ORGANISASI DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN DIREKTORAT PEMBERDAYAAN DIREKTORAT PEMBERDAYAAN DIREKTORAT PEMBERDAYAAN DIREKTORAT PEMBERDAYAAN 2. Sumber Daya Manusia Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI pada tahun 2016 memiliki sumber daya manusia sejumlah 85 orang Pegawai Negeri Sipil (PNS). Jumlah PNS lingkup Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI berdasarkan unit kerja seperti pada tabel berikut. LAKIP DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN

22 Tabel 1 KOMPOSISI PEGAWAI DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BERDASARKAN UNIT KERJA TAHUN 2016 NO UNIT JUMLAH PNS (ORANG) 1. Deputi Perlindungan 1 2. Direktorat Pelayanan Pengaduan Direktorat Mediasi dan Advokasi Direktorat Pemberdayaan Direktorat Pengamanan dan Pengawasan Sub Bagian Tata Usaha 2 JUMLAH 86 Tabel 2 KOMPOSISI PEGAWAI DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BERDASARKAN GOLONGAN TAHUN 2016 NO UNIT GOLONGAN IV III II I 1. Deputi Perlindungan Direktorat Pelayanan Pengaduan Direktorat Mediasi dan Advokasi Direktorat Pemberdayaan Direktorat Pengamanan dan Pengawasan Sub Bagian Tata Usaha JM L JUMLAH LAKIP DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN

23 Tabel 3 KOMPOSISI PEGAWAI DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BERDASARKAN JABATAN TAHUN 2016 NO UNIT ESELON I II III IV Ja fung Staf 1. Deputi Perlindungan Direktorat Pelayanan Pengaduan Direktorat Mediasi dan Advokasi Direktorat Pemberdayaan Direktorat Pengamanan dan Pengawasan Jml Sub Bagian Tata Usaha JUMLAH NO Tabel 4 KOMPOSISI PEGAWAI DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BERDASARKAN PENDIDIKAN TAHUN 2016 UNIT PENDIDIKAN S3 S2 S1 D3 SLTA SLTP SD 1. Deputi Perlindungan JML Direktorat Pelayanan Pengaduan Direktorat Mediasi dan Advokasi Direktorat Pemberdayaan Direktorat Pengamanan dan Pengawasan Sub Bagian Tata Usaha JUMLAH LAKIP DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN

24 G. Dasar Pelaksanaan Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI Tahun 2016 didasarkan pada Rencana Strategis BNP2TKI dengan mengacu pada peraturan perundang-undangan yang relevan, yaitu: 1. Undang-Undang R.I. Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara R.I. Tahun 2004 Nomor 5); 2. Undang-Undang R.I. Nomor 39 Tahun 2004 Tentang Penempatan dan Perlindungan TKI di Luar negeri; 3. Peraturan Pemerintah R.I. Nomor 8 tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah; 4. Peraturan Pemerintah R.I. Nomor 39 Tahun 2006, Tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 5. Peraturan Presiden R.I. Nomor 81 Tahun 2006 Tentang Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI); 6. Peraturan Presiden R.I. Nomor 29 Tahun 2015 Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 7. Peraturan Presiden R.I. Nomor 165 Tahun 2015 Tentang Penataan Tugas dan Fungsi Kabinet Kerja (Lembaran Negara R,I. Tahun 2015 Nomor 339); 8. Instruksi Presiden R.I. Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi; 9. Instruksi Presiden R.I. Nomor 6 Tahun 2006 Tentang Kebijakan Reformasi Sistem Penempatan dan Perlindungan TKI; 10. Peraturan Menteri PAN & RB Nomor 53 Tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah; LAKIP DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN

25 11. Peraturan Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Nomor 10/KA/IV/2012 tanggal 20 April 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia; 12. Peraturan Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Nomor PER.10/KA//IV/2015 tentang Penetapan Rencana Strategis BNP2TKI Tahun ; 13. Peraturan Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI Nomor PER. 01/PL/IV/2015 tentang Penetapan Rencana Strategis Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI Tahun ; 14. Peraturan Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI Nomor PER.02/PL/IV/2015 tentang Penetapan Indikator Kinerja Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI Tahun ; 15. Peraturan Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI Nomor PER.01/PL/I/2016 tentang Tentang Penetapan Kinerja Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI Tahun H. Pengelola Kinerja di Lingkungan Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI Dalam rangka pengelolaan kinerja di lingkungan Deputi Bidang Perlindungan, telah ditetapkan penanggung jawab pengelola kinerja program sebagai berikut : 1) Pengaduan masalah TKI dilayani, diproses, dan diselesaikan, menjadi tanggung jawab Direktorat Pelayanan Pengaduan 2) Penguatan Advokasi dan Mediasi dalam memenuhi hak-hak TKI sejak Pra, selama dan purna TKI, menjadi tanggung jawab Direktorat Mediasi Advokasi; 3) Meningkatnya kemampuan TKI purna penempatan untuk mengelola keuangan, termasuk mengembangkan usaha mikro dan LAKIP DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN

26 Meningkatnya layanan pendampingan usaha dan akses permodalan, menjadi tanggung jawab Direktorat Pemberdayaan; 4) Penguatan fungsi pembinaan dan pengawasan pelaksanaan penempatan dan perlindungan, menjadi tanggung jawab Direktorat Pengamanan dan Pengawasan. Selanjutnya dalam rangka penyusunan Laporan kinerja Deputi Bidang Perlindungan, telah ditetapkan tim penyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Deputi Bidang Perlindungan Tahun 2016 yang terdiri dari perwakilan masing-masing direktorat di lingkungan Deputi Bidang Perlindungan. I. Sistematika Penyajian Sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI Tahun 2016 berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan KInerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, sebagai berikut : Bab I Pendahuluan, menjelaskan secara ringkas latar belakang, aspek strategis, permasalahan utama (Isue Strategis), maksud dan tujuan, tugas dan fungsi, organisasi dan personalia, dasar pelaksanaan dan sistematika penyajian; Bab II Perencanaan Kinerja, A. Menjelaskan Rencana Strategis Yang bersangkutan yang terdiri dari Visi, Misi, Tujuan dan Indikator Kinerja Tujuan, Sasaran dan Indikator Kinerja, Target Kinerja tahun bersangkutan. Arah Kebijakan dan Strategi, serta Program dan Kegiatan,; LAKIP DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN

27 B. Menjelaskan Penetapan Perjanjian Kinerja Tahun Bersangkutan yang terdiri dari Rencana Kinerja Tahunan, dan Penetapan Perjanjian Kinerja. Bab III Akuntabilitas Kinerja Tahun 2016, menjelaskan pengelolaan kinerja berupa : A. Capaian Kinerja Organisasi Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis Organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja organisasi. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis tersebut dilakukan analisis capaian kinerja sebagai berikut: 1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini; 2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir; 3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi; 4. Membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan standar nasional (jika ada); 5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/ penurunan kinerja serta alternative solusi yang telah dilakukan; 6. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya; 7. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian pernyataan kinerja. LAKIP DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN

28 B. Realisasi Anggaran Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan dan yang telah digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja. Bab IV Penutup, Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan kinerjanya. Lampiran : 1) Perjanjian Kinerja 2) Lain-lain yang dianggap perlu LAKIP DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN

29 BAB II PERENCANAAN KINERJA Sebagaimana disebut di atas, berdasarkan Peraturan Presiden RI. Nomor : 81 tahun 2006 Deputi Bidang Perlindungan TKI mempunyai tugas : menyiapkan, merumuskan megkoordinasikan, melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan kebijakan teknis perlindungan tenaga kerja Indonesia meliputi : Standarisasi, Sosialisasi dan pelaksanaan perlindungan sejak Pra, selama dan sampai pemulangan. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Deputi Bidang Perlindungan menyelenggarakan fungsi: 1. Pelaksanaan Kebijakan teknis Pelayanan Pengaduan, Mediasi dan Advokasi, Pemberdayaan serta Pengamanan dan Pengawasan untuk perlindungan Tenaga kerja Indonesia. 2. Penyusunan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan Pelayanan Pengaduan, Mediasi dan Advokasi, Pemberdayaan serta Pengamanan dan Pengawasan untuk perlindungan Tenaga kerja Indonesia. 3. Pemberian bimbingan teknis dan Evaluasi Pelayanan Pengaduan, Mediasi dan Advokasi, Pemberdayaan serta Pengamanan dan Pengawasan untuk perlindungan Tenaga kerja Indonesia. 4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala BNP2TKI. Dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsinya agar efektif, efisien dan akuntabel, Deputi Bidang Perlindungan berpedoman pada Dokumen Perencanaan yang terdapat pada : A. Rencana Strategis Deputi Bidang Perlindungan Tahun ; Rencana Strategis (Renstra) Deputi Bidang Perlindungan Tahun merupakan turunan dari Renstra BNP2TKI yang menggam-barkan perencanaan jangka menengah jangka menengah LAKIP DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN

30 Deputi Bidang Perlindungan, yang berisi tentang gambaran sasaran atau kondisi hasil yang akan dicapai dalam kurun waktu lima tahun oleh Deputi Bidang Perlindungan beserta strategi yang akan dilakukan untuk mencapai sasaran sesuai dengan tugas, fungsi dan peran yang diamanahkan. Proses penyusunan juga telah dilakukan secara partisipatif antara unit-unit di bawah Deputi Bidang Perlindungan maupun unit kerja eksternal. Secara ringkas substansi Deputi Bidang Perlindungan dapat diilustrasikan sebagai berikut : 1. VISI Sebagai unit kerja eselon I yang sifatnya unit kerja Teknis Deputi Bidang Perlindungan mempunyai visi yang sama dengan Visi yang diemban BNP2TKI yaitu : a. CTKI/TKI terlindungi di dalam negeri. b. TKI Tidak terlantar di luar Negeri. c. TKI tidak miskin sengsara saat kembali dari Luar Negeri. Maka Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia bertekad untuk : Terwujudnya TKI yang Profesional, Bermartabat dan Sejahtera 2. MISI Untuk mewujudkan visi yang diemban tersebut DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN juga memiliki misi yang sama yang diemban BNP2TKI yaitu : a. Zero TKI Informal, Seluruh TKI yang dikirimkan ke LN berstatus tercatat sebagai TKI dan dipekerjakan pada sektor formal. Target juga mencakup beralihnya seluruh TKI ilegal yang dipersiapkan kembali menjadi TKI legal pada sektor formal; b. Pra Keberangkatan TKI rata-rata 1 Bulan, Tersedianya layanan yang cepat dan mudah sejak pengurusan administrasi, LAKIP DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN

31 pembekalan TKI, persiapan keberangkatan hingga keberangkatan TKI menuju negara penempatan; c. Dua bulan gaji biaya maksimal TKI, Meminimalkan biaya persiapan dan pemberangkatan yang menjadi beban TKI sehingga menjadi sebesar-besarnya 2 bulan gaji TKI bersangkutan; d. Remitansi TKI Meningkat 3 kali lipat, Meningkatkan nilai pengiriman uang TKI dari negara penempatan menjadi 3 x lipat dari nilai saat ini sebesar Rp. 70 Triliun/Tahun; e. Perlindungan utuh di 4 (empat) Tahapan, TKI mendapatkan jaminan dan akses perlindungan sejak di tahap prakeberangkatan, masa bekerja, kepulangan hingga tahap pemberdayaan; f. TKI Purna jalani 5 solusi mandiri, TKI yang kembali ke tanah air mendapatkan beragam fasilitas dan layanan berupa (i) pelatihan, (ii) dukungan finansial, dan (iii) pendampingan usaha, untuk menjadikannya sebagai wirausaha mandiri serta (iv) pelatihan dan (v) lapangan pekerjaan bagi yang akan bekerja di perusahaan. 3. Tujuan dan Indikator Kinerjanya Tujuan merupakan sesuatu apa yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu satu sampai dengan lima tahunan. Tujuan ditetapkan dengan mengacu kepada pernyataan visi dan misi serta didasarkan pada isu-isu dan analisis strategis, serta mengarahkan perumusan sasaran, kebijakan, program, dan kegiatan dalam rangka merealisasi misi. Tujuan yang dirumuskan berfungsi juga untuk mengukur sejauh mana visi dan misi DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN telah dicapai mengingat tujuan dirumuskan berdasarkan visi dan misi organisasi. LAKIP DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN

32 Adapun karakteristik perumusan tujuan adalah antara lain (1) waktu pencapaiannya dalam jangka menengah, (2) dilakukan secara jelas, (3) mempertimbangkan faktor internal dan eksternal, (4) terkait dengan misi, (5) mempertimbangkan nilai yang dianut organisasi, (6) mempertimbangkan critical success factors (CSF), dan (7) tidak bertentangan dengan visi. Berpedoman pada Visi dan Misi tersebut maka Tujuan Deputi Bidang Perlindungan sebagai berikut : Terwujudnya TKI yang profesional, bermartabat dan sejahtera Sesuai dengan Visi dan Misi tersebut maka Tujuan dan Indikator Kinerja Deputi Bidang Perlindungan sebagai tabel berikut : Tabel 5 TUJUAN DAN INDIKATOR KINERJA TUJUAN DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TUJUAN INDIKATOR KINERJA (outcome) DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN Meningkatnya layanan fasilitasi pengaduan yg mudah diakses/ terjangkau oleh TKI, Responsif dan Solutif. Tersedia Langkah Deteksi Dini ( early Terwujudnya TKI yang Warning Sistem) dan langkah cepat profesional, bermartabat dan tanggap ( immediate response). sejahtera Menegakkan hukum secara optimal tehadap pelanggar peraturan nasional terkait TKI Tersedia layanan Advokasi dan Mediasi terhadap TKI LAKIP DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN

33 Tersedia fungsi intelijen (Jejaring Informasi masyarakat) dalam pengawasan lembaga penempatan dan lembaga pendukung penempatan Meningkatnya pemberdayaan TKI Purna dan keluarganya Meningkatnya remintansi hingga 3 kali lipat Menyediakan layanan pendampingan usaha dan akses permodalan Menyediakan layanan pendampingan usaha dan akses permodalan 4. Sasaran Program/Kegiatan dan Indikator Kinerja Sasaran merupakan hasil yang akan dicapai secara nyata oleh instansi pemerintah dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur, dalam kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan. Sesuai dengan tujuan tersebut maka Sasaran Program/Kegiatan Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI sebagai tabel berikut : Tabel 6 SASARAN PROGRAM/KEGIATAN DAN INDIKATOR KINERJA DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI SASARAN PROGRAM/KEGIATAN Pengaduan masalah TKI dilayani, diproses, dan diselesaikan INDIKATOR KINERJA UTAMA Persentase pengaduan yang diproses di layanan crisis senter berbasis sistem yang terintegrasi dengan K/L terkait/perwakilan RI LAKIP DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN

34 SASARAN PROGRAM/KEGIATAN Penguatan Advokasi dan Mediasi dalam memenuhi hak-hak TKI sejak Pra, selama dan purna TKI Penguatan fungsi pembinaan dan pengawasan pelaksanaan penempatan dan perlindungan Meningkatnya kemampuan TKI purna penempatan untuk mengelola keuangan, termasuk mengembangkan usaha mikro INDIKATOR KINERJA UTAMA Persentase TKI telah memiliki akses terhadap fasilitas Early Warning System memanfatkan beragam tools Persentase menurunnya permasalahan CTKI/ TKI Persentase CTKI/TKI bermasalah yang mendapat pendampingan hukum Persentase sistem monitoring perlindungan berbasis informasi unit intelejen Persentase meningkatnya TKI yang berangkat secara prosedural di kantong TKI non prosedural Jumlah CTKI/TKI dan TKI purna yang mendapat edukasi pengelolaan keuangan dan wirausaha Persentase TKI Purna yang Menjadi Wirausaha Persentase Kerjasama dengan negara penempatan menyangkut kewajiban pembayaran gaji melalui bank dan akses pengiriman remitansi yang mudah dan murah bagi TKI Persentase terfasilitasi pemulangan dan pemberdayaan WNIO/TKIB/Pekerja LAKIP DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN

35 SASARAN PROGRAM/KEGIATAN Meningkatnya layanan pendampingan usaha dan akses permodalan INDIKATOR KINERJA UTAMA migran bermasalah dalam proses re integrasi usaha di desa asalnya. Persentase kerjasama dengan lembaga keuangan dan donor dalam rangka menunjang pelaksanaan pembekalan dan penyediaan bantuan modal. 5. Target Kinerja Tahun Berdasarkan Rencana Strategis Deputi Bidang Perlindungan Tahun , target jangka menengah tahun untuk setiap sasaran strategis dan indikator kinerja adalah sebagaimana tabel berikut : LAKIP DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN

36 Tabel 7 TARGET JANGKA MENENGAH TAHUN DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Pengaduan masalah TKI dilayani, diproses, dan diselesaikan Persentase pengaduan yang diproses di layanan crisis senter berbasis sistem yang terintegrasi dengan K/L terkait/perwakilan RI Persentase TKI telah memiliki akses terhadap fasilitas Early Warning System memanfatkan beragam tools 100% 100% 100% 100% 100% 10% 30% 70% 85% 100% 2 Penguatan Advokasi dan Mediasi dalam memenuhi hak-hak TKI sejak Pra, selama dan purna TKI 3 Meningkatnya kemampuan TKI purna penempatan untuk mengelola keuangan, termasuk mengembangkan Persentase menurunnya permasalahan CTKI/ TKI 30% 25% 20% 15% 10% Persentase CTKI/TKI bermasalah yang 100% 100% 100% 100% 100% mendapat pendampingan hukum Jumlah pekerja migran/purna yang mendapat TKI TKI TKI edukasi pengelolaan keuangan dan wirausaha Purna Purna Purna TKI TKI Purna Purna Persentase TKI Purna yang Menjadi Wirausaha 32% 34% 36% 38% 40% LAKIP DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN

37 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA usaha mikro Persentase Kerjasama dengan negara penempatan menyangkut kewajiban pembayaran gaji melalui bank dan akses pengiriman remitansi yang mudah dan murah bagi TKI Persentase terfasilitasi pemulangan dan pemberdayaan WNIO/TKIB/Pekerja migran bermasalah dalam proses re integrasi usaha di desa asalnya. TARGET % 30% 70% 85% 100% 10% 30% 70% 85% 100% 4 Meningkatnya layanan pendampingan usaha dan akses permodalan 5 Penguatan fungsi pembinaan dan pengawasan pelaksanaan penempatan dan perlindungan Persentase kerjasama dengan lembaga keuangan dan donor dalam rangka menunjang pelaksanaan pembekalan dan penyediaan bantuan modal. Persentase sistem monitoring perlindungan berbasis informasi unit intelijen Persentase meningkatnya TKI yang berangkat secara prosedural di kantong TKI non prosedural 10% 30% 70% 85% 100% 10% 30% 70% 85% 100% 90% TKI 92% TKI 95% 100% 97% TKI TKI TKI LAKIP DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN

38 6. Arah Kebijakan dan Strategi Penyusunan rencana strategis sejauh mungkin telah diupayakan dapat mengakomodasikan kebutuhan stakeholders, baik internal BNP2TKI maupun instansi lain atau masyarakat umum sesuai dengan tugas dan fungsi yang diemban serta mempertimbangkan potensi, peluang, dan kendala yang ada Arah kebijakan yang akan dilakukan Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI dalam mendukung terciptanya clean government dan good governance sebagaimana matrik berikut ini : Tabel 8 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN ARAH KEBIJAKAN Fasilitasi pengaduan yg mudah diakses/ terjangkau oleh TKI, Responsif dan Solutif STRATEGI 1. Tersedianya crisis center yang mampu melayani pengaduan secara online dengan beragam tools. 2. Fasilitasi pengaduan yang diproses berbasis sistem integrasi dengan K/L terkait/perwakilan RI. 3. Mewujudkan Kinerja Penyelesaian Masalah Pengaduan TKI sesuai dengan Service Level Aggrement (SOP) yang dipublikasikan dalam website. Melakukan Langkah Deteksi Dini (early Warning Sistem) dan langkah cepat tanggap (immediate response). Menegakkan hukum secara optimal tehadap pelanggar peraturan nasional terkait TKI 1. Menghadirkan layanan langsung ke TKI di luar negeri dengan Penyediaan Simcard yang terinstal dengan beragam fitur layanan yaitu: a. Fitur Layanan Pengaduan berupa pengaduan kasus, Klaim asuransi, LAKIP DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN

39 ARAH KEBIJAKAN STRATEGI b. Fitur Layanan Darurat berupa emergency call, emergency SMS, Panic Button, c. Fitur Keberadaan TKI berupa Pencarian lokasi berdasarkan poisisi HP, d. fitur Layanan Informasi berupa Pencarian alamat perwakilan, prosedur pengaduan, profil Negara penempatan, dll kesemuanya tanpa biaya. 2. Tersedianya aplikasi EWS yang bisa diakses secara mudah oleh CTKI/TKI di seluruh negara penempatan. 3. Kerjasama dengan negara penempatan menyangkut hak dan kewajiban penggunaan layanan sim card EWS. 4. Kerjasama dengan negara penempatan menyangkut pelaksanaan seleksi dan monitoring kualitas majikan/pengguna. 5. Terbangunnya infrastruktur unit layanan komunitas di negara penempatan yang mudah diakses TKI. 6. Tersedianya dan beroperasinya sistem monitoring TKI di negara penempatan. ARAH KEBIJAKAN Penguatan Advokasi dan Mediasi terhadap TKI STRATEGI 1. Fasilitasi Advokasi dan Mediasi CTKI/TKI dan TKI purna bermasalah. 2. Tersedianya infrastruktur dan fasilitas penyediaan lawyer untuk TKI bermasalah hukum di dalam negeri. 3. Membantu penyelesaian kasus TKI LAKIP DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN

40 ARAH KEBIJAKAN Penguatan fungsi intelegen dalam pengawasan lembaga penempatan dan lembaga pendukung penempatan STRATEGI bermasalah di luar negeri bekerjasama dengan Kemlu. 4. Tersedianya sistem monitoring pelaksanaan layanan perlindungan hukum. 5. Tersedianya Crisis Management Protocol menyangkut penyelamatan dan pengembalian TKI yang terintegrasi dengan pemberdayaan di dalam negeri. 1. Melaksanakan fungsi Intelijen dalam melaksanakan pembinaan dan pengawasan lembaga penempatan dan lembaga pendukung penempatan. 2. Fungsi intelegen dalam pengaman pemberangkan dan kepulangan TKI. 3. melakukan langkah-langkah prepentif/ Pencegahan dan Penindakan Penempatan TKI non Prosedural. Meningkatnya pemberdayaan TKI Purna dan keluarganya 1. Tersedianya roadmap dan strategi pemulangan hingga pemberdayaan TKI Purna yang terintegrasi. 2. Melaksanakan pemberdayaan CTKI/TKI dan keluarganya demi terwujudnya kesejahteraan. 3. Tersedianya modul dan pengajar pelatihan secara berkualitas dalam rangka pembekalan TKI Purna menjadi pekerja dan wirausaha. 4. Tersedianya sistem monitoring dan layanan konsultasi bagi TKI yang telah selesai menjalani pembekalan. LAKIP DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN

41 ARAH KEBIJAKAN STRATEGI Meningkatnya hingga 3 kali lipat remintansi 1. Tersedianya rekening bank dan pelatihan layanan bank (modul) bagi TKI Purna dan Keluarganya yang akan diberangkatkan. 2. Tersedianya rekening bank, kantor pos dan atau Lembaga Keuangan Mikro (LKM) untuk keuarga TKI dan pemahaman pemanfaatannya. 3. Tersedia aplikasi layanan keuangan dan pembayaran yang mudah diakses TKI di luar negeri. 4. Tarif pengiriman uang TKI dari luar negeri dengan nilai kurs yang kompetitif. Menyediakan layanan pendampingan usaha dan akses permodalan ARAH KEBIJAKAN TKI Purna menjadi wirausaha Tersedianya kerjasama dengan lembaga keuangan dan donor dalam rangka menunjang pelaksanaan pembekalan dan penyediaan bantuan modal. STRATEGI 1. TKI Purna berwirausaha yang berhasil. 2. TKI purna yang berwirausaha dalam komunitas Kampung TKI. 3. TKI purna yang tidak dapat berwirausaha dapat disalurkan pada lapangan kerja di dalam negeri. 4. Tersedianya kerjasama dengan perusahaan (asing dan lokal) untuk menerima alokasi TKI Purna secara rutin. LAKIP DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN

42 7. Program dan Kegiatan Deputi Bidang Perlindungan melaksanakan program dan kegiatan yang mendukung pelaksanaan program pembangunan BNP2TKI secara keseluruhan yaitu Program Peningkatan Fasilitasi Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia. Adapun program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Deputi Bidang Perlindungan adalah sebagai berikut : a. Peningkatan pelayanan pengaduan; Sebagai Unit organisasi yang bertanggung jawab pada kegiatan Peningkatan pelayanan pengaduan adalah Direktorat Pelayanan Pengaduan. Adapun Sasaran Kegiatan dan Indikator kinerjanya adalah sebagai berikut : Tabel 9 SASARAN PROGRAM/KEGIATAN DAN INDIKATOR KINERJA PENINGKATAN PELAYANAN PENGADUAN SASARAN PROGRAM/KEGIATAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Pengaduan masalah TKI dilayani, diproses, dan diselesaikan Persentase pengaduan yang diproses berbasis sistem integrasi dengan K/L terkait/perwakilan RI Persentase TKI telah memiliki akses terhadap fasilitas early warning system memanfaatkan beragam tools 85% 30% Program Peningkatan Fasilitasi Penempatan dan Perlinduangan Tenaga Kerja Indonesia Jumlah Anggaran Direktorat Pelayanan Pengaduan Tahun 2016 Rp ,- LAKIP DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN

43 b. Peningkatan mediasi advokasi; Sebagai Unit organisasi yang bertanggung jawab pada kegiatan peningkatan mediasi advokasi adalah Direktorat Mediasi dan Advokasi. Adapun Sasaran Kegiatan dan Indikator kinerjanya adalah sebagai berikut : Tabel 10 SASARAN PROGRAM/KEGIATAN DAN INDIKATOR KINERJA PENINGKATAN MEDIASI ADVOKASI SASARAN PROGRAM/KEGIATAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Persentase permasalahan 25% Terpenuhinya hak-hak CTKI/TKI yang tertangani Tertangani CTKI/TKI sejak pra, Persentase CTKI/TKI 100% selama dan purna bermasalah yang mendapat Teradvokasi pendampingan hukum Program Peningkatan Fasilitasi Penempatan dan Perlinduangan Tenaga Kerja Indonesia Jumlah Anggaran Direktorat Mediasi dan Advokasi Tahun 2016 Rp ,- c. Peningkatan Pemberdayaan TKI Purna; Sebagai Unit organisasi yang bertanggung jawab pada kegiatan peningkatan pemberdayaan TKI Purna adalah Direktorat Pemberdayaan. Adapun Sasaran Kegiatan dan Indikator kinerjanya adalah sebagai berikut : LAKIP DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN

44 Tabel 11 SASARAN PROGRAM/KEGIATAN DAN INDIKATOR KINERJA PENINGKATAN PEMBERDAYAAN SASARAN PROGRAM/KEGIATAN Meningkatnya kemampuan TKI purna penempatan untuk mengelola keuangan, termasuk mengembangkan usaha mikro Fasilitasi pelayanan penanganan TKI Bermasalah INDIKATOR KINERJA UTAMA Jumlah pekerja migran/purna yang mendapat edukasi pengelolaan keuangan dan wirausaha Jumlah pekerja ilegal/undocumented yang difasilitasi pemulangan dan mendapat pemberdayaan Persentase TKI Purna yang menjadi wirausaha Jumlah TKI purna yang berwirausaha dalam komunitas Kampung TKI Persentase kerjasama dengan negara penempatan menyang kut kewajiban pembayaran gaji melalui bank dan penyediaan unit layanan keuangan secara murah bagi TKI Persentase terfasilitas pemu langan dan pemberdayaan WNIO/TKIB/ Pekerja Migran bermasalah dalam proses re intergrasi usaha di desa asalnya Fasilitasi pelayanan pemulangan TKI ilegal atau bermasalah di debarkasi ke daerah asal TARGET TKI Purna TKIB 34% 4 Kampung 30% 30% 34 Help Desk dan 18 Crisis Center LAKIP DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN

45 SASARAN PROGRAM/KEGIATAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Meningkatnya layanan Persentase kerjasama dengan lembaga keuangan dan donor pendampingan usaha dan dalam rangka penunjang 30% akses permodalan pelaksanaan pembekalan dan penyediaan bantuan modal Peningkatan TKI Purna yang Persentase perusahaan (a sing dapat disalurkan pada dan lokal) yang bekerja sama lapangan kerja di dalam untuk menerima alokasi TKI 30% negeri Purna secara rutin Program Peningkatan Fasilitasi Penempatan dan Perlinduangan Tenaga Kerja Indonesia Jumlah Anggaran Direktorat Pemberdayaan Tahun 2016 Rp ,- d. Peningkatan Pengawasan dan Pengamanan TKI; Sebagai Unit organisasi yang bertanggung jawab pada kegiatan peningkatan pengawasan dan pengamanan TKI adalah Direktorat Pengamanan dan Pengawasan. Adapun Sasaran Kegiatan dan Indikator kinerjanya adalah sebagai berikut : Tabel 12 SASARAN PROGRAM/KEGIATAN DAN INDIKATOR KINERJA PENINGKATAN PENGAMANAN DAN PENGAWASAN SASARAN PROGRAM/KEGIATAN Penguatan fungsi pembinaan dan pengawasan pelaksanaan penempatan dan INDIKATOR KINERJA UTAMA Persentase sistem monitoring perlindungan berbasis informasi unit intelejen TARGET 30 % LAKIP DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN

46 SASARAN PROGRAM/KEGIATAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET perlindungan Persentase meningkatnya TKI yang berangkat secara prosedural di 92 % TKI kantong TKI non prosedural Program Peningkatan Fasilitasi Penempatan dan Perlinduangan Tenaga Kerja Indonesia Jumlah Anggaran Pengawasan dan Pengamanan Tahun 2016 Rp ,- B. Penetapan Perjanjian Kinerja Tahun 2016 Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI telah membuat penetapan perjanjian kinerja tahun 2016 secara berjenjang sesuai dengan kedudukan, tugas, dan fungsi yang ada. Penetapan kinerja ini telah mengacu pada Rencana Strategis Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI serta RPJMN tahun Penetapan Kinerja tingkat Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI Tahun 2016 dilakukan dengan urutan sebagai berikut : 1. Rencana Kinerja Tahunan Deputi Bidang Perlindungan Tahun Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Deputi Bidang Perlindungan tahun 2016 mengacu pada Renstra Deputi Bidang Perlindungan Tahun sebagaimana Peraturan Deputi Bidang Perlindungan Nomor. PER.01/PL/IV/2015, sebagai berikut : LAKIP DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN

47 Tabel 13 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN 2016 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Pengaduan masalah TKI dilayani, diproses, dan diselesaikan 2 Penguatan Advokasi dan Mediasi dalam memenuhi hak-hak TKI sejak Pra, selama dan purna TKI 3 Meningkatnya kemampuan TKI purna penempatan untuk mengelola keuangan, termasuk mengembangkan usaha mikro Persentase pengaduan yang diproses di layanan crisis senter berbasis sistem 100% yang terintegrasi dengan K/L terkait/perwakilan RI Persentase TKI telah memiliki akses terhadap fasilitas Early Warning System 30% memanfatkan beragam tools Persentase menurunnya permasalahan 25% CTKI/ TKI Persentase CTKI/TKI bermasalah yang mendapat pendampingan hukum 100% Jumlah pekerja migran/purna yang mendapat edukasi pengelolaan TKI Purna keuangan dan wirausaha Persentase TKI Purna yang Menjadi Wirausaha 34% Persentase Kerjasama dengan negara penempatan menyangkut kewajiban pembayaran gaji melalui bank dan akses 30% pengiriman remitansi yang mudah dan murah bagi TKI Persentase terpasilitasi pemulangan dan pemberdayaan WNIO/TKIB/Pekerja migran bermasalah dalam proses re 30% integrasi usaha di desa asalnya. LAKIP DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN

48 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Meningkatnya layanan pendampingan usaha dan akses permodalan 5 Penguatan fungsi pembinaan dan pengawasan pelaksanaan penempatan dan perlindungan Persentase kerjasama dengan lembaga keuangan dan donor dalam rangka menunjang pelaksanaan pembekalan dan penyediaan bantuan modal. Persentase sistem monitoring perlindungan berbasis informasi unit intelejen Persentase meningkatnya TKI yang berangkat secara prosedural di kantong TKI non prosedural 30% 30% 92% TKI 2. Penetapan Perjanjian Kinerja Tahun 2016 Untuk melaksanakan Rencana Kinerja Tahunan Deputi Bidang Perlindungan Tahun 2016, Deputi Bidang Perlindungan telah menetapkan Perjanjian Kinerja sesuai Peraturan Deputi Bidang Perlindungan Nomor : PER.01/SU/I/2016 tentang Penetapan Perjanjian Kinerja Deputi Bidang Perlindungan Tahun Adapun Penetapan Perjanjian Kinerja Deputi Bidang Perlindungan Tahun 2016 adalah sebagai berikut : Tabel 14 PERJANJIAN KINERJA DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN 2016 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Pengaduan masalah TKI dilayani, diproses, dan diselesaikan Prosentase pengaduan yang diproses di layanan crisis senter berbasis sistem yang terintegrasi dengan K/L terkait/perwakilan RI 100% LAKIP DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN

49 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Penguatan Advokasi dan Mediasi dalam memenuhi hak-hak TKI sejak Pra, selama dan purna TKI 3 Meningkatnya kemampuan TKI purna penempatan untuk mengelola keuangan, termasuk mengembangkan usaha mikro 4 Meningkatnya layanan pendampingan usaha dan akses permodalan 5 Penguatan fungsi pembinaan dan pengawasan Persentase TKI telah memiliki akses terhadap fasilitas Early Warning System memanfatkan beragam tools Persentase menurunnya permasalahan CTKI/ TKI Persentase CTKI/TKI bermasalah yang mendapat pendampingan hukum Jumlah pekerja migran/purna yang mendapat edukasi pengelolaan keuangan dan wirausaha Persentase TKI Purna yang Menjadi Wirausaha Persentase Kerjasama dengan negara penempatan menyangkut kewajiban pembayaran gaji melalui bank dan akses pengiriman remitansi yang mudah dan murah bagi TKI Persentase terpasilitasi pemulangan dan pemberdayaan WNIO/TKIB/Pekerja migran bermasalah dalam proses re integrasi usaha di desa asalnya. Persentase kerjasama dengan lembaga keuangan dan donor dalam rangka menunjang pelaksanaan pembekalan dan penyediaan bantuan modal. Persentase sistem monitoring perlindungan berbasis informasi unit intelejen 30% 25% 100% TKI Purna 34% 30% 30% 30% 30% LAKIP DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN

50 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET 2016 pelaksanaan Persentase meningkatnya TKI yang penempatan dan berangkat secara prosedural di kantong 92% TKI perlindungan TKI non prosedural Atas persetujuan DPR-RI, Bappenas dan Kementerian Keuangan pada Bulan Desember Tahun 2016, BNP2TKI mendapat alokasi anggaran APBNP dan adanya Refocusing kegiatan pada tahun 2016 menyebabkan terjadi perubahan target dengan rincian sebagai berikut : Tabel 15 PERUBAHAN TARGET PERJANJIAN KINERJA DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN 2016 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Pengaduan masalah TKI dilayani, diproses, dan diselesaikan 2 Penguatan Advokasi dan Mediasi dalam memenuhi hak-hak TKI sejak Pra, selama dan purna TKI Persentase pengaduan yang diproses di layanan crisis center berbasis sistem yang terintegrasi dengan K/L terkait/perwakilan RI Persentase TKI yang melakukan pengaduan melalui fasilitas Early Warning System Persentase menurunnya permasalahan CTKI/ TKI Persentase CTKI/TKI bermasalah yang mendapatkan pendampingan hukum 100% 30% 25% 100% LAKIP DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN

51 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Meningkatnya kemampuan TKI purna penempatan untuk mengelola keuangan, termasuk mengembangkan usaha mikro 4 Meningkatnya layanan pendampingan usaha dan akses permodalan 5 Penguatan fungsi pembinaan dan pengawasan pelaksanaan penempatan dan perlindungan Jumlah WNIO/TKIB/TKI Purna dan Keluarganya yang mendapat edukasi pengelolaan keuangan dan wirausaha Persentase TKI Purna yang Menjadi Wirausaha Persentase terfasilitasi pemulangan dan pemberdayaan WNIO/TKIB/Pekerja migran bermasalah dalam proses re integrasi usaha di desa asalnya. Persentase kerjasama dengan lembaga keuangan dan donor dalam rangka menunjang pelaksanaan pembekalan dan penyediaan bantuan modal. Persentase sistem monitoring perlindungan berbasis informasi unit intelijen. Persentase meningkatnya TKI yang berangkat secara prosedural di kantong TKI non prosedural TKI Purna 34% 30% 30% 30 % 92% TKI LAKIP DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN

52 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. Capaian Kinerja Organisasi 1. Metode Pengukuran Kinerja Perencanaan strategis dan pengukuran kinerja serta Analisis capaian kinerja merupakan rangkaian sistem akuntabilitas kinerja yang penting. Pengukuran kinerja adalah proses sistematis dan berkesinambungan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, kebijakan, sasaran, dan tujuan yang telah ditetapkan, dalam mewujudkan visi, misi, kebijakan, strategi, dan program Deputi Bidang Perlindungan. Dalam pelaksanaannya, pengukuran kinerja diperlukan metode pengukuran kinerja, untuk itu pada Deputi Bidang Perlindungan dalam pengukuran kinerja menggunakan kategorisasi kinerja (penentuan posisi) yang dibuat berdasarkan rentang nilai kinerja sebagai berikut : Tabel 16 KATEGORI KINERJA DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN 2016 No. Kategori Rentang Nilai Kode 1. Sangat Baik > 100 Biru 2. Baik Hijau 3. Cukup Kuning 4. Kurang < 49 Merah LAKIP DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN

53 2. Pengukuran Capaian Kinerja Proses penghitungan kinerja menggunakan Informasi Indikator Kinerja (IIK) yang telah ditetapkan sebelumnya, serta menilai capaian kinerja dari kegiatan-kegiatan yang mendukung pencapaian kinerja program. Koordinasi proses penghitungan dilakukan oleh para pengelola kinerja setiap sasaran strategis sesuai dengan tanggung jawabnya Pengukuran Capaian kinerja pada Deputi Bidang Perlindungan dilakukan secara berkala, yakni setiap triwulanan yang dituangkan dalam laporan kinerja triwulanan. Hasil yang diperoleh setiap triwulanan merupakan masukan bagi perbaikan kinerja untuk triwulan berikutnya. Secara rinci hasil Pengukuran Capaian kinerja triwulanan tahun 2016 Deputi Bidang Perlindungan sebagaimana tabel berikut : LAKIP DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN

54 Tabel 17 HASIL PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN PADA TRIWULAN I S.D IV TAHUN 2016 NO SASARAN STRATEGIS 1 Pengaduan masalah TKI dilayani, diproses, dan diselesaikan 2 Penguatan Advokasi dan Mediasi dalam memenuhi hak-hak TKI sejak Pra, selama dan purna TKI 3 Meningkatnya kemampuan TKI purna penempatan untuk mengelola keuangan, termasuk mengembangkan usaha mikro INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV 2016 Target Real Target Real Target Real Target Real Persentase pengaduan yang diproses di layanan crisis center berbasis sistem yang terintegrasi 100% 25 % 27,44 50 % 53,41 75 % 74, % 100 % dengan K/L terkait/perwakilan RI Persentase TKI yang melakukan pengaduan melalui fasilitas Early 30% 10% - 20% 10% 25% 15% 30% 20% Warning System Persentase menurunnya 25% 5% 1,75 10% 3,5 15% 5,25 25% 6,25 permasalahan CTKI/ TKI Persentase CTKI/TKI bermasalah 928 yang mendapatkan 100% 25 % % % % (70%) pendampingan hukum Jumlah WNIO/TKIB/TKI Purna dan Keluarganya yang mendapat edukasi pengelolaan keuangan dan wirausaha Persentase TKI Purna yang TKI TKI TKI TKI TKI TKI TKI TKI Purna Purna Purna Purna Purna Purna Purna Purna TKI Purna Menjadi Wirausaha 34% 0% 0% 10% 49% 20% 59% 34% 63% LAKIP DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN

55 4 Meningkatnya layanan pendampingan usaha dan akses permodalan Persentase terfasilitasi pemulangan dan pemberdayaan WNIO/TKIB/ Pekerja migran bermasalah dalam proses re integrasi usaha di desa asalnya. Persentase kerjasama dengan lembaga keuangan dan donor dalam rangka menunjang pelaksanaan pembekalan dan penyediaan bantuan modal 30% 0% 0% 10% 71,9% 20% 20,3% 30% 20,5% 30% 0% 0% 10% 74,5% 20% 100% 30% 100% 5 Penguatan fungsi pembinaan dan pengawasan pelaksanaan penempatan dan perlindungan Persentase sistem monitoring perlindungan berbasis informasi unit intelijen. Persentase meningkatnya TKI yang berangkat secara prosedural di kantong TKI non prosedural. 30% 2,5% 3,5% 10% 15% 20% 25% 30% 37,09% 92% TKI 20% 25% 50% 55% 70% 80% 92% 99,74% LAKIP DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN

56 Tabel 18 HASIL PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN PADA TAHUN 2016 SASARAN STRATEGIS Pengaduan masalah TKI dilayani, diproses, dan diselesaikan Penguatan Advokasi dan Mediasi dalam memenuhi hak-hak TKI sejak Pra, selama dan purna TKI Meningkatnya kemampuan TKI purna penempatan ANGGARAN RP. INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI % PROGRAM PAGU REALISASI % Persentase pengaduan yang diproses di layanan crisis center berbasis sistem yang 100% 100% 100 terintegrasi dengan K/L terkait/perwakilan RI ,18 Persentase TKI yang Program melakukan pengaduan melalui 30% 20% 75 Peningkatan fasilitas Early Warning System Fasilitasi Persentase menurunnya Penempatan 25% 6,25% 25 permasalahan CTKI/ TKI dan Persentase CTKI/TKI Perlindungan bermasalah yang Tenaga Kerja ,93 mendapatkan pendampingan 100% 70% 84 Indonesia hukum Jumlah WNIO/TKIB/TKI Purna TKI dan Keluarganya yang TKI Purna mendapat edukasi Purna ,86 LAKIP DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN

57 untuk mengelola pengelolaan keuangan dan keuangan, wirausaha termasuk mengembangkan usaha mikro Persentase TKI Purna yang Menjadi Wirausaha Persentase terfasilitasi 34% 60,3% 185 pemulangan dan pemberdayaan WNIO/TKIB/ Pekerja migran bermasalah 30% 20,3% 67,7 dalam proses re integrasi usaha di desa asalnya. Meningkatnya Persentase kerjasama dengan layanan lembaga keuangan dan donor pendampingan dalam rangka menunjang 30% 100% 33 usaha dan akses pelaksanaan pembekalan dan permodalan penyediaan bantuan modal Penguatan fungsi pembinaan dan pengawasan pelaksanaan penempatan dan perlindungan Persentase sistem monitoring perlindungan berbasis informasi unit intelijen. Persentase meningkatnya TKI yang berangkat secara prosedural di kantong TKI non prosedural. 30% 37,09% % TKI 99,74% ,52 LAKIP DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN

58 B. Evaluasi Capaian Kinerja Dalam pelaksanaannya Evaluasi Capaian Kinerja pada DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN menggunakan kategorisasi kinerja (penentuan posisi) yang dibuat : Tabel 19 CAPAIAN KINERJA DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN 2016 SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET Pengaduan masalah TKI dilayani, diproses, dan diselesaikan Penguatan Advokasi dan Mediasi dalam memenuhi hak-hak TKI sejak Pra, selama dan purna TKI Meningkatnya kemampuan TKI purna penempatan untuk mengelola termasuk usaha mikro Meningkatnya keuangan, mengembangkan layanan pendampingan usaha dan akses permodalan Penguatan fungsi pembinaan dan pelaksanaan dan perlindungan pengawasan penempatan Persentase pengaduan yang diproses di layanan crisis center berbasis sistem yang terintegrasi dengan K/L terkait/perwakilan RI Persentase TKI yang melakukan pengaduan melalui fasilitas Early Warning System Persentase menurunnya permasalahan CTKI/ TKI Persentase CTKI/TKI bermasalah yang mendapatkan pendampingan hukum Jumlah WNIO/TKIB/TKI Purna dan Keluarganya yang mendapat edukasi pengelolaan keuangan dan wirausaha CAPAIA N % 100% 100% % 20% 75 25% 6,25% % 70% TKI Purna TKI Purna Persentase TKI Purna yang Menjadi Wirausaha 34% 60,3% 185 Persentase terfasilitasi pemulangan dan pemberdayaan WNIO/TKIB/ Pekerja migran bermasalah dalam proses re integrasi usaha di desa asalnya. Persentase kerjasama dengan lembaga keuangan dan donor dalam rangka menunjang pelaksanaan pembekalan dan penyediaan bantuan modal Persentase sistem monitoring perlindungan berbasis informasi unit intelijen. Persentase meningkatnya TKI yang berangkat secara prosedural di kantong TKI non prosedural % 20,3% 67,7 30% 100% % 37,09% % TKI 99,74% 108 LAKIP DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN

59 C. Analisis Capaian Kinerja Analisis Capaian kinerja dilakukan dalam rangka menggambarkan keterkaitan pencapaian kinerja program dan kegiatan dalam rangka mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan misi sebagaimana ditetapkan dalam rencana strategis. Berdasarkan hasil Evaluasi Capaian kinerja DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN tahun 2016, dapat dianalisis beberapa hal sebagai berikut : 1. SASARAN PROGRAM/KEGIATAN 1 : Pengaduan masalah TKI dilayani, diproses, dan diselesaikan Tabel 20 PERBANDINGAN CAPAIAN SASARAN STRATEGIS I TAHUN 2014, 2015 DAN 2016 Sasaran Program/Kegiatan Pengaduan Indikator Kinerja Tahun Pelaksanaan Target Capaian % (1) (2) (3) (4) (5) (6) masalah TKI dilayani, diproses, dan diselesaikan Persentase pengaduan yang diproses di layanan crisis center berbasis sistem yang terintegrasi dengan K/L terkait/perwakilan RI % (3.528) 100% (5.000) 100% (5.000) 87,90% (3.445) 97,88% (4.894) (95,12% (4.756) ,88 95,12 Persentase TKI yang melakukan pengaduan melalui fasilitas Early Warning System % 10% 100% % 20% 75% Pencapaian sasaran Program/Kegiatan Pengaduan masalah TKI dilayani, diproses, dan diselesaikan didapat hasil sebagai berikut : LAKIP DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN

60 a. INDIKATOR KINERJA 1 PADA SASARAN PROGRAM/KEGIATAN 1 Persentase pengaduan yang diproses di layanan crisis center berbasis sistem yang terintegrasi dengan K/L terkait/perwakilan RI. Analisis Capaian Kinerja sebagai berikut : Pada tahun 2015 di Direktorat Pelayanan Pengaduan, pengaduan yang diproses melalui Crisis Center sebesar pengaduan, meningkat dibandingkan pada tahun 2014 sebesar (9.98 %). Diagram Batang 1 Klasifikasi Kasus Tahun 2015 Pada tahun 2016 di Direktorat Pelayanan Pengaduan, pengaduan yang diproses melalui Crisis Center sebesar pengaduan, menurun 138 (2.82 %) pengaduan dibandingkan pada tahun 2015 sebesar Penurunan pengaduan terebut terpengaruh dari beberapa hal antara lain, penempatan menurun dikarenakan moratorium untuk kawasan Timur Tengah sejak tahun 2012 serta banyak PPTKIS yang mengalami ditunda layan/ skorsing. LAKIP DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN

61 Diagram Batang 2 Klasifikasi Kasus Tahun 2016 Dalam pelaksanaan pelayanan pengaduan terdapat beberapa langkah/kegiatan antara lain : 1) Melakukan validasi dokumen pengaduan Di dalam melakukan validasi dokumen pengaduan, untuk dapat ditindak lanjuti diperlukan dukungan dokumen antara lain: foto copi paspor, perjanjian kerja, perjanjian penempatan, KTKLN, Kartu keluarga, ID Majikan dan surat kuasa (bagi yang diwakilkan). Dari total pengaduan periode tahun 2016 sebanyak pengaduan,setelah dilakukan validasi dokumen pengaduan terdapat jumlah pengaduan valid yang diterima oleh Pusat Pelayanan Pengaduan TKI (Crisis Center) sebanyak kasus (2.490 Pengaduan diadukan di Crisis Center BNP2TKI, Pengaduan diadukan di Crisis Center BP3TKI)sedangkan pengaduan yang tidak valid sebanyak pengaduan. 2) Melakukan analisis pengaduan Setelah dilakukan validasi dokumen,pengaduan tersebut dianalisis yang meliputi pengelompokkan jenis pengaduan LAKIP DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN

62 (kasus ketenagakerjaan atau non-ketenagakerjaan), mengelompokkan sifat pengaduan (urgent atau non-urgent). Berdasarkan jumlah pengaduan yang masuk selama tahun 2016, jenis pengaduan Ketenagakerjaan sebanyak1.711 pengaduan dan jenis pengaduan Non-ketenagakerjaan sebanyak pengaduan. 3) Melakukan Verifikasi dokumen pengaduan Verifikasi merupakan pengecekan, pembuktian, dan konfirmasi pembenaran untuk menentukan atau menguji akurasi/ kesahihan dokumen pengaduan CTKI/TKI. Dari jumlah pengaduan yang masuk selama tahun 2016 sebesar pengaduan, setelah diverifikasi, pengaduan yang dapat diproses/ditangani sejumlah2.490 Pengaduan ( 52,35 %) di Crisis Center BNP2TKI, ( 47,65 %) Pengaduan di Crisis Center BP3TKI. 4) Melakukan monitoring dan evaluasi Dari hasil monitoring dan evaluasi kasus selama tahun 2016, yang dapat direkomendasikan ke unit eksternal sejumlah227kasus dan diunit internal sejumlah 3.939kasus.Rekomendasi ke unit eksternal ini dilakukan karena penanganan kasus tersebut berada di luar kewenangan BNP2TKI, dan perkembangannya tetap dimonitor oleh BNP2TKI. Tabel 21 Klasifikasi Kasus Tahun 2015 No. Kategori Masalah Total Internal External Selesai 1 Asuransi luar negeri belum dibayar Beban kerja terlalu berat Bencana alam LAKIP DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN

63 No. Kategori Masalah Total Internal External Selesai 4 Biaya penempatan melebihi struktur biaya Depresi/Sakit jiwa Dipekerjakan dibawah umur Dipekerjakan lebih dari 1 majikan Gagal Penempatan Gaji di bawah standar Gaji tidak dibayar Hutang piutang Ilegal Rekrut calon TKI Kecelakaan Kecelakaan lalulintas Konflik bersenjata korban penembakan kriminalitas lainnya Kurang waktu Istirahat Lari dari majikan (Saudi) Majikan cerewet Melarikan diri dari rumah majikan Meninggal Meninggal dunia di negara tujuan Menyalahi ijin kerja (Aspac) Overstay Pekerjaan tidak sesuai PK pelecehan seksual Pelecehan seksual Pemalsuan dokumen (KTP, Ijazah, Umur,Ijin orang tua) Pembunuhan Pemerasan/tindakan kriminal LAKIP DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN

64 No. Kategori Masalah Total Internal External Selesai 32 Pemutusan hubungan kerja sebelum masa perjanjian kerja berakhir Penahanan paspor atau dokumen lainnya oleh PPTKIS Pencurian Penipuan Penipuan peluang kerja Penyalahgunaan Izin Tinggal Penyanderaan Penyelundupan orang Perampokan Perdagangan orang Perkelahian Perkosaan Perlakuan tidak manusiawi di penampungan termasuk pelecehan Potongan gaji melebihi ketentuan Prostitusi Putus Hubungan Komunikasi Sakit Sihir Tidak Betah Tidak dipulangkan meski kontrak kerja selesai Tindak kekerasan dari majikan TKI berada pada penampungan ilegal TKI dalam tahanan/proses tahanan TKI gagal berangkat TKI hamil TKI hamil dan memiliki anak LAKIP DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN

65 No. Kategori Masalah Total Internal External Selesai 58 TKI Ingin Dipulangkan TKI melanggar peraturan dan tradisi TKI mengalami kecelakaan TKI meninggal dalam proses pra penempatan TKI sakit di penampungan TKI sakit/rawat inap TKI tidak berdokumen TKI tidak diasuransikan TKI tidak harmonis dengan pengguna TKI tidak mampu bekerja TKI tidak punya ongkos pulang Unfit (pemalsuan sertifikat kesehatan atau tidak dilakukan pemeriksaan kesehatan) Utang piutang antara CTKI dan PPTKIS Wabah penyakit Total No Masalah Tabel 22 Klasifikasi Kasus Tahun 2016 Total Pengaduan Pengaduan dalam Proses Pengaduan Selesai 1 PHK Meninggal dunia di negara tujuan Gaji tidak dibayar TKI Ingin Dipulangkan Putus Hubungan Komunikasi TKI sakit/rawat inap Overstay Pekerjaan tidak sesuai PK TKI gagal berangkat TKI tidak berdokumen LAKIP DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN

66 No Masalah Total Pengaduan Pengaduan dalam Proses Pengaduan Selesai 11 Tidak dipulangkan meski kontrak kerja selesai Potongan gaji melebihi ketentuan Ilegal Rekrut calon TKI Meninggal Tindak kekerasan dari majikan TKI mengalami kecelakaan TKI dalam tahanan/proses tahanan Perdagangan orang Penahan dokumen oleh PPTKIS Unfit Melarikan diri dari rumah majikan Penipuan peluang kerja TKI sakit di penampungan Sakit TKI tidak punya ongkos pulang Gagal Penempatan Konflik bersenjata Lain-lain Pemalsuan Dokumen Lari dari majikan (Saudi) Gaji di bawah standar TKI tidak harmonis dengan pengguna TKI hamil dan memiliki anak kriminalitas lainnya Pembunuhan Tidak Betah Menyalahi ijin kerja (Aspac) Utang piutang antara CTKI dan PPTKIS Asuransi luar negeri belum dibayar Penyalahgunaan Izin Tinggal TKI tidak mampu bekerja Beban kerja terlalu berat Pelecehan seksual Penipuan TKI meninggal dalam proses pra penempatan Biaya penempatan melebihi struktur biaya Penyelundupan orang Depresi/Sakit jiwa LAKIP DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN

67 No Masalah Total Pengaduan Pengaduan dalam Proses Pengaduan Selesai 49 Kecelakaan Dipekerjakan lebih dari 1 majikan Pencurian TKI berada pada penampungan ilegal Hutang piutang TKI melanggar peraturan dan tradisi Dipekerjakan dibawah umur Kecelakaan lalulintas TKI membawa anak Majikan cerewet pelecehan seksual Perlakuan tidak manusiawi di penampungan Bencana alam Pemerasan/tindakan kriminal Penculikan Penyanderaan Perampokan Perkelahian Perkosaan Sihir Alamat rumah berbeda dengan alamat di paspor Kerusuhan politik Kurang waktu Istirahat Penyelundupan barang Perebutan hak asuh Total b. INDIKATOR KINERJA 2 PADA SASARAN PROGRAM/KEGIATAN 2 Persentase TKI yang melakukan pengaduan melalui fasilitas Early Warning System. Analisis Capaian Kinerja sebagai berikut : Early Warning System (EWS) merupakan salah satu langkah deteksi dini dan langkah cepat tanggap (immediate response) LAKIP DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN

68 dalam rangka menghadirkan pelayanan langsung perlindungan TKI di Luar Negeri dengan penyediakan beberapa fitur. 1. Fitur Layanan Pengaduan berupa pengaduan kasus, Klaim asuransi 2. Fitur Layanan Darurat berupa emergency call, emergency SMS, Panic Button, 3. Fitur Keberadaan TKI berupa Pencarian lokasi berdasarkan poisisi HP 4. Fitur Layanan Informasi berupa Pencarian alamat perwakilan, prosedur pengaduan, profil Negara penempatan, dll Dalam rangka pelaksanaan kegiatan EWS telah dilakukan beberapa kali rapat dengan penyedia provider (telkom). 1. Rapat pertama dalam rangka pembangunan sistem EWS 2. Rapat kedua dalam rangka penentuan fitur layanan EWS 3. Rapat ketiga dalam rangka penentuan Provider EWS 4. Rapat keempat dalam rangka pembebanan biaya (belum ada kesepakatan) 5. Rapat kelima Uji coba penggunaan fitur EWS (demo sistem) 6. Rapat keenam dalam rangka tempat operasional EWS 7. Rapat ketujuh dalam rangka pembuatan draft SOP EWS 8. Rapat kedelapan dalam rangka persiapan loundching Terkait rapat tersebut diatas, kami menyimpulkan bahwa terhadapat indikator persentase TKI yang melakukan pengaduan melalui fasilitas Early Warning System target 10% telah tercapai. Pada tahun 2016 ini sesuai dengan arahan Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia agar Provider dalam pelaksanaan EWS mengikuti Beauty Contes, dalam pelaksanaan Beauty Contes diikuti oleh : Telkomsel, Huawei, Indonesian Cloud, PT. Visgos Utama. Permasalahan yang dihadapi saat ini bahwa dalam melakukan kegiatan ini sangat sulit dalam menentukan aplikasi mana yang baik dan sesuai dalam LAKIP DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN

69 perlindungan TKI di Luar Negeri sehingga, sampai saat ini belum ada penunjukan pelaksanaan dalam penanganan EWS tersebut. 2. SASARAN PROGRAM/KEGIATAN 2 : Penguatan Advokasi dan Mediasi dalam memenuhi hak-hak TKI sejak Pra, selama dan purna TKI. Tabel 23 PERBANDINGAN CAPAIAN SASARAN STRATEGIS II TAHUN 2014, 2015 DAN 2016 Sasaran Program/Kegiatan Indikator Kinerja Tahun Target Pelaksanaan Capaia (1) (2) (3) (4) (5) (6) Penguatan Advokasi dan Mediasi dalam memenuhi hak-hak TKI sejak Pra, selama dan purna TKI Persentase menurunnya permasalahan CTKI/ TKI Persentase CTKI/TKI bermasalah yang mendapatkan pendampingan hukum % ( ) 30% (62.796) % (43.957) 100% (3.445) 100% (4.775) 100% (4.756) n 30% (30.661) 30% (19.026) 9% (4.000) 70% (2.431) 70% (3.348) 70% (4.000) % Pencapaian sasaran Program/Kegiatan Penguatan Advokasi dan Mediasi dalam memenuhi hak-hak TKI sejak Pra, selama dan purna TKI didapat hasil sebagai berikut : LAKIP DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN

70 a. INDIKATOR KINERJA 1 PADA SASARAN PROGRAM/KEGIATAN 1 Persentase menurunnya permasalahan CTKI/TKI. Analisis Capaian Kinerja sebagai berikut : Berdasarkan data kedatangan tahun 2014 diperoleh data sejumlah orang dan kepulangan TKI Bermasalah sejumlah orang dan ditahun 2015 sejumlah orang dan data kepulangan TKI bermasalah sejumlah orang, Tahun orang dan TKI bermasalah sejumlah orang. b. INDIKATOR KINERJA 2 PADA SASARAN PROGRAM/KEGIATAN 2 Persentase CTKI/TKI bermasalah yang mendapatkan pendampingan hukum. Analisis Capaian Kinerja sebagai berikut : Permasalahan TKI yang masuk ke Crisis Center selama tahun 2014 sejumlah kasus dan diselesaikan sejumlah kasus (70%) dan pada tahun 2015 permasalahan sejumlah kasus dan diselesaikan sejumlah kasus (70%), pada tahun 2016 permasalahan sejumlah kasus dan diselesaikan sejumlah kasus (84%). 3. SASARAN PROGRAM/KEGIATAN 3 : Meningkatnya kemampuan TKI purna penempatan untuk mengelola keuangan, termasuk mengembangkan usaha mikro. LAKIP DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN

71 Tabel 24 PERBANDINGAN CAPAIAN SASARAN STRATEGIS III TAHUN 2014, 2015 DAN 2016 Sasaran Program/Kegiatan Meningkatnya kemampuan TKI Indikator Kinerja Tahun Pelaksanaan Target Capaian % (1) (2) (3) (4) (5) (6) purna penempatan untuk mengelola keuangan, termasuk mengembangkan usaha mikro Jumlah WNIO/TKIB/TKI Purna dan Keluarganya yang mendapat edukasi pengelolaan keuangan dan wirausaha Persentase TKI Purna yang Menjadi Wirausaha Persentase terfasilitasi pemulangan dan pemberdayaan WNIO/TKIB/ Pekerja migran bermasalah dalam proses re integrasi usaha di desa asalnya CTKI/T KI Purna TKI Purna TKI Purna CTKI/TKI Purna TKI Purna TKI Purna , % 45% % 40,3% % 63,05% % 25 % % 54,8% % 20,3% 67,7 Pencapaian sasaran Program/Kegiatan Meningkatnya kemampuan TKI purna penempatan untuk mengelola keuangan, termasuk mengembangkan usaha mikro didapat hasil sebagai berikut : LAKIP DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN

72 a. INDIKATOR KINERJA 1 PADA SASARAN PROGRAM/KEGIATAN 3 Jumlah WNIO/TKIB/TKI Purna dan Keluarganya yang mendapat edukasi pengelolaan keuangan dan wirausaha. Analisis Capaian Kinerja sebagai berikut : Pada tahun 2015 Direktorat Pemberdayaan mendapat alokasi pemberdayaan sejumlah 4.500, dengan adanya refocusing target bertambah orang menjadi orang, kemudian pada bulan oktober mendapatkan alokasi pemberdayaan sejumlah orang sehingga total keseluruhan pemberdayaan sejumlah orang. Pelaksanaan kegiatan pemberdayaan reguler dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan akhir Agustus 2015 dari target orang terrealisir sejumlah orang (99,9%). Pelaksanaan kegiatan pemberdayaan melalui refocusing dilakukan pada bulan Juli sampai dengan Desember 2015 dari target orang terrealisir sejumlah orang (100%). Sedangkan pelaksanaan kegiatan pemberdayaan melalui APBNP yang dilaksanakan pada bulan September hingga Desember 2015 dari target orang terrealisir sejumlah orang atau 93%. Total keseluruhan pemberdayaan pada tahun 2015 dari target orang terrealisir sejumlah orang (96,7%). Pada tahun 2016 Direktorat Pemberdayaan mendapat alokasi pemberdayaan sejumlah 2.180, dengan adanya efisiensi anggaran target berkurang menjadi orang. Pelaksanaan kegiatan pemberdayaan reguler dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan akhir Desember 2016 dari target orang terrealisir sejumlah orang (100%). Adapun pelaksanaan kegiatan pemberdayaan dapat dilihat pada tabel berikut : LAKIP DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN

73 Tabel 25 TARGET DAN REALISASI PEMBERDAYAAN TAHUN 2015 LAKIP DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN

74 NO BP3TKI/LP3TKI REGULER REFOCUSING APBNP JUMLAH TARGET REALISASI TARGET REALISASI TARGET REALISASI TARGET REALISASI 1 BP3TKI BANDA ACEH BP3TKI MEDAN BP3TKI PEKANBARU BP3TKI PALEMBANG BP3TKI TANJUNG PINANG BP3TKI CIRACAS BP3TKI PONTIANAK BP3TKI BANDUNG BP3TKI SEMARANG BP3TKI YOGYAKARTA LP3TKI SURABAYA BP3TKI SERANG BP3TKI BANJARBARU BP3TKI NUNUKAN BP3TKI MAKASSAR BP3TKI MATARAM BP3TKI KUPANG BP3TKI DENPASAR BP3TKI MANADO LP3TKI PADANG LP3TKI LAMPUNG LP3TKI KENDARI TOTAL LAKIP DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN

75 Tabel 26 TARGET DAN REALISASI PEMBERDAYAAN TERINTEGRASI TAHUN 2016 NO BP3TKI TARGET AWAL TARGET SETELAH PENGHEMATAN REALISASI 1 BP3TKI BANDA ACEH BP3TKI MEDAN BP3TKI PEKANBARU BP3TKI PALEMBANG BP3TKI TANJUNG PINANG BP3TKI CIRACAS BP3TKI PONTIANAK BP3TKI BANDUNG BP3TKI SEMARANG BP3TKI YOGYAKARTA BP3TKI SERANG BNP3TKI BANJARBARU BP3TKI NUNUKAN BNP3TKI MAKASSAR BP3TKI MATARAM BP3TKI KUPANG BP3TKI DENPASAR BP3TKI MANADO BP3TKI PADANG BP3TKI LAMPUNG LP3TKI SURABAYA LP3TKI PALU LP3TKI KENDARI TOTAL LAKIP DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN

76 b. INDIKATOR KINERJA 2 PADA SASARAN PROGRAM/KEGIATAN 3 Persentase TKI Purna yang Menjadi Wirausaha. Analisis Capaian Kinerja sebagai berikut : Pada tahun 2014, TKI Purna yang menjadi wirausaha sebanyak orang (45%) dari target sebesar orang yang mendapat edukasi kewirausahaan. Sedangkan pada tahun 2015, dari orang yang mendapat edukasi pengelolaan keuangan dan wirausaha, ditargetkan sebanyak 32% TKI Purna yang menjadi wirausaha yaitu orang. Berdasarkan data yang ada jumlah TKI Purna yang menjadi wirausaha pada tahun 2015 sebanyak orang (40,3%). Dan pada tahun 2016 target TKI Purna yang menjadi wirausaha adalah sebesar 34%, dan jumlah TKI Purna yang menjadi wirausaha sebanyak 930 orang (63,05%). Tabel 27 REKAPITULASI DATA TKI BERUSAHA TAHUN 2015 REGULER REFOCUSING APBNP JUMLAH NO BP3TKI/LP3TKI JUMLAH PESERTA TKI BERUSAHA JUMLAH PESERTA TKI BERUSAHA JUMLAH PESERTA TKI BERUSAHA JUMLAH PESERTA TKI BERUSAHA 1 BP3TKI BANDA ACEH BP3TKI MEDAN BP3TKI PEKANBARU BP3TKI PALEMBANG BP3TKI TANJUNG PINANG 6 BP3TKI CIRACAS BP3TKI PONTIANAK BP3TKI BANDUNG LAKIP DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN

77 NO REGULER REFOCUSING APBNP JUMLAH BP3TKI/LP3TKI JUMLAH TKI JUMLAH TKI JUMLAH TKI PESERTA BERUSAHA PESERTA BERUSAHA PESERTA BERUSAHA JUMLAH TKI PESERTA BERUSAHA BP3TKI SEMARANG BP3TKI YOGYAKARTA LP3TKI SURABAYA BP3TKI SERANG BP3TKI BANJARBARU BP3TKI NUNUKAN BP3TKI MAKASSAR BP3TKI MATARAM BP3TKI KUPANG BP3TKI DENPASAR BP3TKI MANADO LP3TKI PADANG LP3TKI LAMPUNG LP3TKI KENDARI TOTAL LAKIP DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN

78 Tabel 28 REKAPITULASI DATA TKI BERUSAHA TAHUN 2016 NO BP3TKI REALISASI OUTCOMES SEMESTER I % OUTCOMES SEMESTER 2 1 BP3TKI BANDA ACEH % 8 32% 2 BP3TKI MEDAN % 35 35% 3 BP3TKI PEKANBARU BP3TKI PALEMBANG % 40 80% 5 BP3TKI TANJUNG PINANG BP3TKI CIRACAS % 32 43% 7 BP3TKI PONTIANAK % 69 69% 8 BP3TKI BANDUNG % % 9 BP3TKI SEMARANG % % 10 BP3TKI YOGYAKARTA % 17 34% 11 LP3TKI SURABAYA % 38 76% 12 BP3TKI SERANG % 34 68% 13 BP3TKI BANJARBARU % 40 80% 14 BP3TKI NUNUKAN 0 15 BP3TKI MAKASSAR % 26 35% 16 BP3TKI MATARAM % 7 14% 17 BP3TKI KUPANG % % 18 BP3TKI DENPASAR % 9 18% 19 BP3TKI MANADO % 27 54% 20 BP3TKI PADANG % 17 34% 21 BP3TKI LAMPUNG % 84 84% 22 LP3TKI KENDARI % 13 52% 23 LP3TKI PALU % 6 24% TOTAL % % Sumber : Dit. Pemberdayaan, Deputi Bidang Perlindungan % LAKIP DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN

79 c. INDIKATOR KINERJA 3 PADA SASARAN PROGRAM/KEGIATAN 3 Persentase terfasilitasi pemulangan dan pemberdayaan WNIO/TKIB/ Pekerja migran bermasalah dalam proses re integrasi usaha di desa asalnya. Analisis Capaian Kinerja sebagai berikut : Jumlah kedatangan pada tahun 2015 sebanyak orang dan yang terfasilitasi sebanyak orang. Persentase terfasilitasi pemulangan dan pemberdayaan WNIO/TKIB/ Pekerja migran bermasalah dalam proses re integrasi usaha di desa asalnya mempunyai target sebesar 10% yaitu orang. Jumlah TKI yang menjadi TKI Berusaha sebanyak orang sehingga realisasi dari persentase terfasilitasi pemulangan dan pemberdayaan WNIO/TKIB/ Pekerja migran bermasalah dalam proses re integrasi usaha di desa asalnya adalah 54,8%. Pada tahun 2016 Jumlah kedatangan sebanyak orang dan yang terfasilitasi sebanyak orang. Persentase terfasilitasi pemulangan dan pemberdayaan WNIO/TKIB/ Pekerja migran bermasalah dalam proses re integrasi usaha di desa asalnya mempunyai target sebesar 30% yaitu orang. Jumlah TKI yang menjadi TKI Berusaha sebanyak 930 orang sehingga realisasi dari persentase terfasilitasi pemulangan dan pemberdayaan WNIO/TKIB/ Pekerja migran bermasalah dalam proses re integrasi usaha di desa asalnya adalah 20,3% dengan perhitungan sebagai berikut : : Jumlah TKI purna berusaha x 100% 10% jumlah TKI terfasilitasi pemulangannya : x 100% = 54,8% LAKIP DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN

80 4. SASARAN PROGRAM/KEGIATAN 4 : Meningkatnya layanan pendampingan usaha dan akses permodalan. Tabel 29 CAPAIAN SASARAN STRATEGIS IV TAHUN 2015 dan 2016 Sasaran Pelaksanaan Indikator Kinerja Tahun Program/Kegiatan Target Capaian % (1) (2) (3) (4) (5) (6) Meningkatnya Persentase kerjasama layanan dengan lembaga % 25% 250 pendampingan usaha dan akses permodalan keuangan dan donor dalam rangka menunjang pelaksanaan pembekalan dan penyediaan bantuan modal % 100% 333 Pencapaian sasaran Program/Kegiatan Meningkatnya layanan pendampingan usaha dan akses permodalan didapat hasil sebagai berikut : a. INDIKATOR KINERJA 1 PADA SASARAN PROGRAM/KEGIATAN 4 Persentase kerjasama dengan lembaga keuangan dan donor dalam rangka menunjang pelaksanaan pembekalan dan penyediaan bantuan modal. Analisis Capaian Kinerja sebagai berikut : Dalam rangka menunjang suksesnya pelaksanaan kegiatan pemberdayaan TKI Purna dan Keluarganya Tahun 2015 yang dilakukan oleh Direktorat Pemberdayaan, telah terjalin kerjasama antara mitra lokal, lembaga keuangan, mitra bisnis/usaha dan LAKIP DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN

81 paguyuban TKI Purna. Persentase kerjasama dengan lembaga keuangan dan donor dalam rangka menunjang pelaksanaan pembekalan dan penyediaan bantuan modal ditargetkan sebesar 10% terealisasi sebesar 25% yaitu sebanyak 105 MoU/Perjanjian kerjasama telah terbentuk dari target 420 MoU/Perjanjian Kerjasama. Di tahun 2016, persentase kerjasama dengan lembaga keuangan dan donor dalam rangka menunjang pelaksanaan pembekalan dan penyediaan bantuan modal ditargetkan sebesar 30% terealisasi sebesar 100% yaitu sebanyak 59 MoU/Perjanjian kerjasama telah terbentuk dari target 59 MoU/Perjanjian Kerjasama. 5. SASARAN PROGRAM/KEGIATAN : Penguatan fungsi pembinaan dan pengawasan pelaksanaan penempatan dan perlindungan. Tabel 30 PERBANDINGAN CAPAIAN SASARAN STRATEGIS I TAHUN 2014, 2015 DAN 2016 Sasaran Program/Kegiatan Indikator Kinerja Tahun Pelaksanaan Target Capaian % (1) (2) 2 (3) (4) (5) (6) Pengaduan masalah TKI dilayani, diproses, dan diselesaikan Persentase sistem monitoring perlindungan berbasis informasi unit intelijen Persentase meningkatnya TKI yang berangkat secara prosedural di kantong TKI non prosedural % 15,6% % 37,09% % 10% % 99,91% 156 % 123 % 100 % 111 % % 99, LAKIP DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN

82 Pencapaian sasaran Program/Kegiatan Pengaduan masalah TKI dilayani, diproses, dan diselesaikan didapat hasil sebagai berikut : a. INDIKATOR KINERJA 1 PADA SASARAN PROGRAM/KEGIATAN 5 Persentase sistem monitoring perlindungan berbasis informasi unit intelijen. Analisis Capaian Kinerja sebagai berikut : Sebagai bentuk perlindungan terhadap CTKI yang akan berangkat ke Luar negeri yang disinyalir banyak CTKI Non Prosedural, maka Direktorat Pengamanan dan Pengawasan melakukan langkahlangkah pembinaan, pengawasan dan penindakan kepada para lembaga penempatan dan lembaga pendukung penempatan. Salah satu bentuk pengawasan terhadap lembaga penempatan dan lembaga pendukung penempatan dibentuk sesuatu jejaring Informasi dari masyarakat (informan) yang memberikan informasi terhadap kegiatan lembaga penempatan dan lembaga pendukung penempatan. Bila terdapat kegiatan yang dianggap diduga non prosedural dan informasi itu valid (A -1), maka Direktorat Pengamanan dan Pengawasan melakukan tindakan dengan datang lansung ke tempat kejadian perkara (TKP). Hasil kegiatan tersebut dilaporkan kepada Direktur Pengamanan dan Pengawasan guna proses lebih lanjut. Dari hasil laporan jejaring informasi masyarakat tersebut dapat kami sampaikan sebagai berikut : LAKIP DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN

83 Tabel 31 LAPORAN JEJARING INFORMASI MASYARAKAT TAHUN 2016 No. Tempat Sprin Laporan Ket JIM 1. Kepulauan Riau 4 Sprin 2 Laporan Laporan JIM ditindaklanjuti ke daerah Batam 2. Jawa Timur 4 Sprin 2 Laporan Laporan JIM ditindaklanjuti ke daerah Malang, Surabaya, Mojokerto 3. Jawa Barat 8 Sprin 4 Laporan Laporan JIM ditindaklanjuti ke daerah Indramayu, Bekasi, Cianjur, 4. Banten 2 Sprin 2 Laporan Laporan JIM ditindaklanjuti ke daerah Tangerang, Serang 5. NTB 1 Sprin 1 Laporan Laporan JIM ditindaklanjuti ke daerah Lombok Tengah 6. Jakarta 30 Sprin 12 Laporan Laporan JIM ditindaklanjuti ke daerah Jakarta *Dari keseluruhan Sprin yang dilaksanakan DITPAMWAS sebanyak 62 Sprin dengan rincian 4 Sprin Kepri, 4 Sprin Jatim, 8 Sprin Jabar, 2 Sprin Banten, 1 Sprin NTB, 30 dan 13 Sprin ke beberapa daerah lainnya. LAKIP DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN

84 Dari pelaksanaan kegiatan pada Tahun 2016 yang dilakukan oleh Direktorat Pengamanan dan Pengawasan telah dilakukan sebanyak 62 kegiatan pengamanan dan pengawasan di beberapa daerah. Dari jumlah tersebut sebanyak 23 kegiatan merupakan hasil dari Jejaring Informasi Masyarakat (Informan). Dalam rangka analisis pencapaian kinerja dari Indikator Kinerja Persentase sistem monitoring perlindungan berbasis informasi unit intelijen yang ditargetkan 30 % terealisasi sebanyak 37,09 % dengan perhitungan jumlah informasi dari jejaring informasi masyarakat (Informan) dibandingkan dengan jumlah kegiatan yang dilakukan oleh Direktorat Pengamanan dan Pengawasan, dengan perhitungan sebagai berikut : 23 x 100% = 37,09 % 62 b. INDIKATOR KINERJA 2 PADA SASARAN PROGRAM/KEGIATAN Persentase meningkatnya TKI yang berangkat secara prosedural di kantong TKI non prosedural. Analisis Capaian Kinerja sebagai berikut : Kegiatan Direktorat Pengamanan dan Pengawasan dalam rangka pencegahan TKI Non Prosedural dan TPPO, antara lain : 1. Hasil Swepping sebanyak 627 CTKI dari 17 PPTKIS dan 3 Perorangan yang telah diproses dan diusulkan penjatuhan sanksi. Dari 627 CTKI, yang dipulangkan oleh Anggaran Direktorat Pengamanan dan Pengawasan sebanyak 230 CTKI dan 352 CTKI dipulangkan ke daerah asal oleh PPTKIS dan 45 CTKI masih di PPTKIS. 2. Direktorat Pengamanan dan Pengawasan telah melimpahkan perkara TPPO (UU No. 21 Tahun 2007) dan Pelanggaran UU LAKIP DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN

85 No. 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia ke Luar Negeri ke Kepolisian Negara Republik Indonesia sebanyak 7 (tujuh) Laporan Polisi diberbagai daerah antara lain : Polda Jawa Barat, Polda Metro Jaya, Polda NTB, Polda NTT. 3. Direktorat Pengamanan dan Pengawasan telah melaksanakan Pengawasan 58 PPTKIS dan 11 SARKES/BLK-LN hasil dari pengawasan tersebut telah mendapatkan hasil sebanyak 17 PPTKIS, 2 SARKES, 4 BLK-LN yang usulkan Tunda Layan. Adapun jalur Non prosedural pemberangkatan TKI dapat diilustrasikan sebagai berikut : LAKIP DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN

86 Alur kegiatan yang dilaksanakan oleh Direktorat Pengamanan dan Pengawasan dapat diilustrasikan, sebagai berikut : Dari kegiatan tersebut di atas terhadap indikator kinerja Persentase meningkatnya TKI yang berangkat secara prosedural di kantong TKI non prosedural dengan target 92% terealisir sebesar 99,74% hal tersebut dengan perhitungan sebagai berikut : Jumlah hasil sweeping sebesar 627 CTKI dibanding dengan jumlah penempatan secara prosedural sejumlah TKI dikalikan 100% maka didapat hasil 0,26%, maka persentase TKI yang LAKIP DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN

87 ditempatkan secara prosedural sebesar 100%-0,26% = 99,74%, sehingga capaian kinerja pada indikator kinerja presentase meningkatnya TKI yang berangkat secara prosedural di kantong TKI non prosedural adalah 108%. D. AKUNTABILITAS KEUANGAN Dana DIPA Tahun Anggaran 2016 yang dikelola oleh Deputi Bidang Perlindungan sesuai dengan surat pengesahan dari Dirjen Perbendaharaan Departemen Keuangan R.I. Nomor : DIPA /2016 tanggal, 07 Desember 2015, sebesar Rp ,- dengan adanya penghematan menjadi: 1. Revisi I tanggal 30 Maret 2016 sejumlah Rp ,- 2. Revisi II tanggal 24 Juni 2016 sejumlah ,- (dapat dicairkan sejumlah Rp ,- dan terdapat self blocking I sejumlah Rp ,-) 3. Revisi III tanggal 02 Agustus 2016 sejumlah Rp ,- 4. Revisi IV tanggal 04 Oktober 2016 sejumlah Rp ,- (terdapat self blocking II sejumlah Rp ,-) 5. Revisi V tanggal 29 November 2016 sejumlah Rp ,- termasuk dana APBNP (terdapat self blocking II sejumlah Rp ,-) Revisi terakhir pada Dipa Deputi Bidang Perlindungan tahun 2016 Nomor : /2016 tanggal 07 Desember 2015 Sebesar Rp ,-. Realisasi sampai dengan 31 Desember 2016 sebesar Rp ,- ( 98,61%) sisa Rp ,- (1,39%), dengan rincian sebagai berikut : 1. Direktorat Pelayanan Pengaduan Dana DIPA Tahun Anggaran 2016 yang dikelola oleh Direktorat Pelayanan PengaduanDeputi Bidang Perlindungan sesuai dengan surat pengesahan dari Dirjen Perbendaharaan Departemen LAKIP DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN

88 Keuangan R.I. Nomor : DIPA /2016 tanggal, 07 Desember 2015, sebesar Rp ,- dengan adanya penghematan menjadi: 1. Revisi I tanggal 30 Maret 2016 sejumlah Rp ,- 2. Revisi II tanggal 24 Juni 2016 sejumlah ,- (dapat dicairkan sejumlah Rp ,- dan terdapat self blocking sejumlah Rp ,-) 3. Revisi III tanggal 02 Agustus 2016 sejumlah Rp ,- 4. Revisi IV tanggal 04 Oktober 2016 sejumlah Rp ,- (terdapat self blocking II sejumlah Rp ,-) realisasi selama tahun 2016 adalah sebesar Rp ,- (99,18 %) sisa Rp ,- (0,83 %). 2. Direktorat Mediasi dan Advokasi Pagu anggaran tahun 2016 DIPA Deputi Bidang Perlindungan Tahun 2016 Nomor : /2016 Tanggal 07 Desember 2015 unit Organisasi Direktorat Mediasi dan Advokasi mendapatkan alokasi dana sebesar sebesar Rp ,-. Dengan adanya penghematan dan recofusing pagu anggaran direktorat Mediasi dan Advokasi berubah menjadi Rp ,- dan realisasi keuangan sampai dengan Bulan Desember 2016 Rp ,- (99%), sisa Rp ,- (1%). 3. Direktorat Pemberdayaan Pagu anggaran tahun 2016 DIPA Deputi Bidang Perlindungan Tahun 2016 Nomor : /2016 Tanggal 07 Desember 2015 unit Organisasi Direktorat Pemberdayaan mendapatkan alokasi dana sebesar Rp ,-. Dengan adanya penghematan, recofusing dan APBNP Pagu Anggaran Direktorat Pemberdayaan berubah menjadi Rp Dan realisasi LAKIP DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN

89 keuangan sampai dengan Bulan Desember 2016 Rp (96,86%), sisa Rp ,- (3,14). 4. Direktorat Pengamanan dan Pengawasan Pagu anggaran tahun 2016 DIPA Deputi Bidang Perlindungan Tahun 2016 Nomor : /2016 Tanggal 07 Desember 2015 unit Organisasi Direktorat Pengamanan dengan dukungan dana sebesar Rp ,- dengan adanya penghematan DIPA Deputi Bidang Perlindungan tahun 2016 Nomor : /2016 tanggal 07 Desember 2016 revisi ke-4 terakhir menjadi sebesar Rp ,- dan realisasi pelaksanaannya selama tahun 2016 adalah sebesar Rp ,- (99,42%), sisa Rp ,- (0,58%) Penurunan anggaran sebesar Rp ,- dimaksud mempengaruhi target Indikator Kinerja Utama Deputi Bidang Perlindungan. Tabel 32 ALOKASI DAN REALISASI ANGGARAN DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN TAHUN 2016 No Satuan Kerja Direktorat Pelayanan Pengaduan Direktorat Mediasi dan Advokasi Direktorat Pengamanan dan Pengawasan Direktorat Pemberdayaan PAGU (Rp) Sebelum Revisi Sesudah Revisi Realisasi (Rp) % , , ,86 JUMLAH ,61 LAKIP DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN

90 Tabel 33 ALOKASI DAN REALISASI ANGGARAN DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN TAHUN 2015 No Satuan Kerja Direktorat Pelayanan Pengaduan Direktorat Mediasi dan Advokasi Direktorat Pengamanan dan Pengawasan Direktorat Pemberdayaan PAGU (Rp) Sebelum Revisi Sesudah Revisi Realisasi (Rp) % , , ,89 JUMLAH ,98 Diagram 3 DIAGRAM BATANG ALOKASI DAN REALISASI ANGGARAN DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN TAHUN 2016 LAKIP DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN

91 Diagram 4 DIAGRAM BATANG ALOKASI DAN REALISASI ANGGARAN DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN TAHUN ,000,000 50,000,000 40,000,000 30,000,000 20,000,000 10,000,000 0 TARGET REALISASI Alokasi dan realisasi anggaran untuk setiap indikator kinerja menggunakan pendekatan alokasi dan realisasi anggaran pada unit kerja penanggung jawab pencapaian indikator kinerja sasaran. Alokasi dan realisasi anggaran yang mendukung secara langsung pencapaian indikator kinerja Sasaran Deputi Bidang Perlindungan tahun 2015 adalah sebagaimana tabel berikut : LAKIP DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA DEPUTI BIDANG PENEMPATAN TAHUN 2016 BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA

LAPORAN KINERJA DEPUTI BIDANG PENEMPATAN TAHUN 2016 BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA LAPORAN KINERJA DEPUTI BIDANG PENEMPATAN TAHUN 2016 BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA JL. MT. HARYONO KAV. 52 JAKARTA SELATAN KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji dan syukur

Lebih terperinci

DOKUMEN PENETAPAN PERJANJIAN KINERJA

DOKUMEN PENETAPAN PERJANJIAN KINERJA DOKUMEN PENETAPAN PERJANJIAN KINERJA DEPUTI BIDANG PENEMPATAN TAHUN 2016 PERATURAN DEPUTI PENEMPATAN BNP2TKI NOMOR : PER.01/PEN/IV/2015 TENTANG PENETAPAN RENCANA STRATEGIS DEPUTI BIDANG PENEMPATAN BNP2TKI

Lebih terperinci

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT 2015 SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2014 Nomor : LAP-3/IPT/2/2015 Tanggal :

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA DEPUTI BIDANG KERJASAMA LUAR NEGERI TAHUN 2016 BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA

LAPORAN KINERJA DEPUTI BIDANG KERJASAMA LUAR NEGERI TAHUN 2016 BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA LAPORAN KINERJA DEPUTI BIDANG KERJASAMA LUAR NEGERI TAHUN 2016 BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA JL. MT. HARYONO KAV. 52 JAKARTA SELATAN Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a

Lebih terperinci

DOKUMEN PENETAPAN PERJANJIAN KINERJA

DOKUMEN PENETAPAN PERJANJIAN KINERJA DOKUMEN PENETAPAN PERJANJIAN KINERJA DEPUTI BIDANG KLN DAN PROMOSI TAHUN 2016 PERATURAN DEPUTI KLN DAN PROMOSI BNP2TKI NOMOR : PER.01/KLNP/IV/2015 TENTANG PENETAPAN RENCANA STRATEGIS DEPUTI BIDANG KLN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG S etiap instansi Pemerintah mempunyai kewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) atau Laporan Kinerja pada akhir periode anggaran.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA SOLOK 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

Lebih terperinci

Nusron Wahid, Kepala BNP2TKI REFORMASI TATA KELOLA PERLINDUNGAN BURUH MIGRAN INDONESIA

Nusron Wahid, Kepala BNP2TKI REFORMASI TATA KELOLA PERLINDUNGAN BURUH MIGRAN INDONESIA Nusron Wahid, Kepala BNP2TKI REFORMASI TATA KELOLA PERLINDUNGAN BURUH MIGRAN INDONESIA Disampaikan dalam dalam Jambore Nasional Buruh Migran Indonesia, Jember, 24 24 November 2015 2015 I Trend Penempatan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Inspektorat Daerah Kabupaten Barru

KATA PENGANTAR. Inspektorat Daerah Kabupaten Barru KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat Rahmat dan Inayah-NYA Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Inspektorat Kabupaten Barru Tahun 2013 telah selesai

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF

RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF disusun untuk menyajikan informasi tentang capaian komitmen kinerja yang telah diperjanjikan Sekretariat Kabinet kepada kepada pimpinan dan stakeholders selama tahun 2015. Laporan Kinerja

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M.

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M. KATA PENGANTAR Laporan akuntabilitas kinerja merupakan wujud pertanggungjawaban kepada stakeholders dan memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 yang mengamanatkan setiap instansi pemerintah/lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. An evaluation version of novapdf was used to create this PDF file. Purchase a license to generate PDF files without this notice.

BAB I PENDAHULUAN. An evaluation version of novapdf was used to create this PDF file. Purchase a license to generate PDF files without this notice. BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Setiap pelaksanaan urusan kepemerintahan akan selalu dikaitkan dengan pengelolaan kepemrintahan yang baik (good governance) dengan tiga pilar utama yaitu, Partisipasi,

Lebih terperinci

Rencana Kerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG

Rencana Kerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG Rencana Kerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG TAHUN 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

PELAPORAN KINERJA BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KOTA PALEMBANG TAHUN 2017

PELAPORAN KINERJA BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KOTA PALEMBANG TAHUN 2017 PELAPORAN KINERJA BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KOTA PALEMBANG TAHUN 2017 PEMERINTAH KOTA PALEMBANG TAHUN 2018 Kata Pengantar Puji dan syukur kita sanjungkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat,

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT UTAMA BNP2TKI TAHUN 2016 BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT UTAMA BNP2TKI TAHUN 2016 BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT UTAMA BNP2TKI TAHUN 2016 BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA JL. MT. HARYONO KAV. 52 JAKARTA SELATAN KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Page i. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung RI Tahun 2014

KATA PENGANTAR. Page i. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung RI Tahun 2014 KATA PENGANTAR Penyusunan Laporan Akuntabilitasi Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Tahun 2014 mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Gorontalo, 27 Januari 2017 KEPALA BIRO PENGENDALIAN PEMBANGUNAN DAN LAYANAN PENGADAAN SETDA PROVINSI GORONTALO,

KATA PENGANTAR. Gorontalo, 27 Januari 2017 KEPALA BIRO PENGENDALIAN PEMBANGUNAN DAN LAYANAN PENGADAAN SETDA PROVINSI GORONTALO, KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji syukur ke Hadirat Allah SWT, berkat perkenan, rahmat, dan hidayah-nya sehingga Laporan Akuntabilitas Kinerja Biro Pengendalian Pembangunan dan Ekonomi Setda Provinsi

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena rahmat dan hidayah- Nya kami dapat menyusun Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2016 Dinas Koperasi UKM dan Perindag Kota Bandung Tahun

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DAN EVALUASI KINERJA Kedeputian Pelayanan Publik

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DAN EVALUASI KINERJA Kedeputian Pelayanan Publik LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DAN EVALUASI KINERJA 2012 Kedeputian Pelayanan Publik Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Akuntabilitas sebagai salah satu pilar tata kepemerintahan

Lebih terperinci

LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 1 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum.wr.wb Alhamdulillah, kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan

Lebih terperinci

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Papua Barat. Ringkasan Eksekutif

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Papua Barat. Ringkasan Eksekutif Ringkasan Eksekutif Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Papua Barat yang sebelumnya wilayah kerjanya berada/merupakan bagian dari Perwakilan BPKP Provinsi Papua telah menyusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Lebih terperinci

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah No.1183, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BSN. SAKIP. Pelaksanaan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM AKUNTABILITAS INSTANSI

Lebih terperinci

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SEKRETARIS

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Camat Kandis Kabupaten Siak Tahun 2016

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Camat Kandis Kabupaten Siak Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN 1. GAMBARAN UMUM a. Kondisi Umum 1. Kedudukan Kecamatan Kandis merupakan bagian dari Kabupaten Siak, yang dibentuk berdasarkan pemekaran dari kecamatan Minas yang diundangkan sesuai Perda

Lebih terperinci

REFORMASI BIROKRASI. Pengantar

REFORMASI BIROKRASI. Pengantar REFORMASI BIROKRASI Pengantar Keterpihakan serta dukungan terhadap pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan Lembaga Administrasi Negara merupakan suatu amanah yang harus diikuti dengan akuntabilitas

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016 1.1. Latar Belakang Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016 BAB I PENDAHULUAN Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Instansi Pemerintah (LKJiP) Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Pemberdayaan Masyarakat

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1465, 2015 BPKP. Laporan Kinerja. Pemerintah Daerah. Rencana Tindak Pengendalian Penyajian. Asistensi Penyusunan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN

Lebih terperinci

2 2015, No Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja U

2 2015, No Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja U No.1465, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Laporan Kinerja. Pemerintah Daerah. Rencana Tindak Pengendalian Penyajian. Asistensi Penyusunan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. a. Kondisi umum Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.

BAB I PENDAHULUAN. a. Kondisi umum Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. BAB I PENDAHULUAN 1. PENJELASAN UMUM ORGANISASI a. Kondisi umum Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Siak dibentuk berdasarkan

Lebih terperinci

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 Jl. Angkasa I No. 2 Kemayoran, Jakarta 10720 Phone : (62 21) 65866230, 65866231, Fax : (62

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja Tahun 2013 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2017, KEPALA DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA BARAT,

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2017, KEPALA DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA BARAT, KATA PENGANTAR Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Tahun 2016 ini disusun berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokasi Nomor 53 tahun 2014 tentang Petunjuk

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2016 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan Puji dan Syukur kehadirat

Lebih terperinci

BAGIAN UMUM KOTA MOJOKERTO TAHUN 2015

BAGIAN UMUM KOTA MOJOKERTO TAHUN 2015 BAGIAN UMUM KOTA MOJOKERTO TAHUN 2015 Bagian Umum TAHUN 2016 i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, sehingga Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Bagian

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 014 Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 Kata Pengantar Dengan

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.491, 2015 KEMENKOMINFO. Akuntabilitas Kinerja. Pemerintah. Sistem. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA BANDUNG Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu satu sampai lima tahun secara

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

I N S P E K T O R A T

I N S P E K T O R A T PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU I N S P E K T O R A T Alamat :Jalan Nilam No. 7 Kotabaru Telp. (0518) 21402 Kode Pos 72116 KOTABARU ( LKj) TAHUN 2016 PERANGKAT DAERAH INSPEKTORAT KABUPATEN KOTABARU DAFTAR

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kandangan, Januari 2016 INSPEKTUR KABUPATEN, Ir.RUSMAJAYA,MT Pembina Utama Muda NIP

KATA PENGANTAR. Kandangan, Januari 2016 INSPEKTUR KABUPATEN, Ir.RUSMAJAYA,MT Pembina Utama Muda NIP KATA PENGANTAR Mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015 DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KEMENTERIAN PERTANIAN KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2016

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2016 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2016 KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2015 KEPUTUSAN INSPEKTUR INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG Nomor : 800/Kep.859 Insp/2015 Tentang PENETAPAN

Lebih terperinci

INSPEKTORAT KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

INSPEKTORAT KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Kasih sayang-nya sehingga Laporan Inspektorat Kota Bandung Tahun 2015 ini dapat tersusun Laporan ini merupakan

Lebih terperinci

LAKIP DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GRESIK TAHUN

LAKIP DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GRESIK TAHUN LAKIP DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GRESIK TAHUN 07 BAB I PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG Dalam perspektif yang luas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah mempunyai fungsi sebagai media / wahana

Lebih terperinci

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERJANJIAN KINERJA, PELAPORAN KINERJA DAN TATA CARA REVIU ATAS LAPORAN KINERJA INSTANSI

Lebih terperinci

KPU Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang BAB I PENDAHULUAN

KPU Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pemilihan Umum adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang diselenggarakan secara demokratis, Langsung Umum Bebas Rahasia, Jujur dan Adil dalam Negara Kesatuan

Lebih terperinci

LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 DINAS PERHUBUNGAN KOTA SURABAYA

LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 DINAS PERHUBUNGAN KOTA SURABAYA LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 DINAS PERHUBUNGAN KOTA SURABAYA DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... 2 IKHTISAR EKSEKUTIF... 3 BAB I PENDAHULUAN... 6 A. Latar Belakang... 6 B.

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2017

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2017 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2017 KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2016 KEPUTUSAN INSPEKTUR KABUPATEN PANDEGLANG Nomor : 700/Kep. 87 Insp/2016 Tentang PENETAPAN RENCANA

Lebih terperinci

Penataan sistem perencanaan yang akuntabel, yaitu perencanaan yang. terukur dan dapat dipertanggungjawabkan akan mewujudkan suatu manajemen

Penataan sistem perencanaan yang akuntabel, yaitu perencanaan yang. terukur dan dapat dipertanggungjawabkan akan mewujudkan suatu manajemen BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penataan sistem perencanaan yang akuntabel, yaitu perencanaan yang terukur dan dapat dipertanggungjawabkan akan mewujudkan suatu manajemen peradilan yang baik. Adapun

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. A. Simpulan

BAB IV PENUTUP. A. Simpulan BAB IV A. Simpulan Laporan kinerja Sekretariat Kabinet tahun 2015 ini merupakan laporan pertanggungjawaban atas pencapaian visi dan misi Sekretariat Kabinet dalam rangka menuju organisasi yang efektif,

Lebih terperinci

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI SEKRETARIAT KABINET 2010 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Kondisi Umum Good Governance pada hakekatnya merupakan kepemerintahan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Assalamu'alaikum Wr. Wb

KATA PENGANTAR. Assalamu'alaikum Wr. Wb KATA PENGANTAR Assalamu'alaikum Wr. Wb Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmat-nya kami dapat menyusun Laporan Kinerja (LKJ) Komisi Pemilihan Umum

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN INSPEKTORAT II KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2016

LAPORAN TAHUNAN INSPEKTORAT II KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2016 LAPORAN TAHUNAN INSPEKTORAT II KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN A. UMUM Pengawasan intern pemerintah merupakan fungsi manajemen yang penting dalam penyelenggaraan pemerintah. Melalui

Lebih terperinci

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara. Ringkasan Eksekutif

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara. Ringkasan Eksekutif Ringkasan Eksekutif Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Sulawesi Utara telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2010-2014 yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran,

Lebih terperinci

February 15, 2016 BAPPEDA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

February 15, 2016 BAPPEDA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah merupakan dasar untuk terselenggaranya Good Governance yang artinya penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09/Per/M.KUKM/IX/2015 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGAWASAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.737, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Pengawasan. Pelaksanaan. Tata Cara Tetap. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 91 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA TETAP

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2017

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2017 INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2017 PANDEGLANG 2016 KEPUTUSAN INSPEKTUR INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG Nomor : 800/Kep.86 Insp/2016 Tentang PENETAPAN INDIKATOR KINERJA

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdaya

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.242, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKN. Kinerja Instansi Pemerintah. Akuntabilitas. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG Pedoman Pelaksanaan Sistem Akuntabilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dengan tersusunnya LAKIP Bagian Hukum, maka diharapkan dapat :

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dengan tersusunnya LAKIP Bagian Hukum, maka diharapkan dapat : BAB I PENDAHULUAN I.1 KONDISI UMUM ORGANISASI B agian Hukum dibentuk berdasarkan Keputusan Kepala BSN Nomor 965/BSN-I/HK.35/05/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Standardisasi Nasional. Bagian

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Inspektorat Kabupaten Lombok Barat BAB I PENDAHULUAN

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Inspektorat Kabupaten Lombok Barat BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan amanat dari Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG TAHUN 2017 D A F T A R I S I KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii I. PENDAHULUAN 1.1

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI 2015-2019 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KATA PENGANTAR Rencana strategis (Renstra) 2015 2019 Biro Hukum dan Organisasi

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L No.1236, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKO-KEMARITIMAN. SAKIP. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA DI

Lebih terperinci

User [Pick the date]

User [Pick the date] RENCANA KERJA KECAMATAN KIARACONDONG KOTA BANDUNG TAHUN 2016 User [Pick the date] KECAMATAN KIARACONDONG KOTA BANDUNG Jl babakan sari no.177 Bandung telepon (022) 7271101 2015 Rencana Kerja Kecamatan Kiaracondong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya Good Governance merupakan prasyarat utama untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara. Dalam rangka itu

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN PK BPS

PEDOMAN PENYUSUNAN PK BPS PEDOMAN PENYUSUNAN PK BPS BADAN PUSAT STATISTIK 2012 D A F T A R I S I hal Daftar Isi i Bab I Pendahuluan A Latar Belakang 1 B Pengertian 2 C Tujuan Penetapan Kinerja 2 D Ruang Lingkup Penetapan Kinerja

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI, 1 BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 38 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA PEJABAT ADMINISTRATOR, PEJABAT PENGAWAS DAN PEJABAT PELAKSANA

Lebih terperinci

LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 INSPEKTORAT KOTA BANDUNG JL. TERA NO. 20 BANDUNG

LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 INSPEKTORAT KOTA BANDUNG JL. TERA NO. 20 BANDUNG LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 INSPEKTORAT KOTA BANDUNG JL. TERA NO. 20 BANDUNG INSPEKTORAT KOTA BANDUNG RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Kinerja Inspektorat Kota Bandung

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017 DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL DAERAH PROVINSI JAWA BARAT 2017 DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi... i... ii Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam rangka penyelenggaraan kepemerintahan yang baik (good governance) memiliki 3 (tiga) landasan utama yaitu : transparansi, akuntabilitas dan partisipasi. Akuntabilitas

Lebih terperinci

SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DAN LAPORAN AKUNTANTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DAN LAPORAN AKUNTANTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DAN LAPORAN AKUNTANTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) SAKIP adalah rangkaitan sistematik dari berbagai aktivitas, alat, dan prosedur

Lebih terperinci

Jakarta, Maret 2013 Kepala Badan Kepegawaian Negara. Eko Sutrisno

Jakarta, Maret 2013 Kepala Badan Kepegawaian Negara. Eko Sutrisno Dengan memanjatkan Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-nya, sehingga Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Badan Kepegawaian Negara Tahun 2012 dapat

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA INSPEKTORAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Pasuruan, Januari 2015 INSPEKTUR KABUPATEN PASURUAN. Ir. DWITONO MINAHANTO Pembina Utama Muda NIP

KATA PENGANTAR. Pasuruan, Januari 2015 INSPEKTUR KABUPATEN PASURUAN. Ir. DWITONO MINAHANTO Pembina Utama Muda NIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH ( LAKIP ) INSPEKTORAT KABUPATEN PASURUAN TAHUN 2014 KATA PENGANTAR Akuntabilitas suatu instansi pemerintah merupakan perwujudan kewajiban instansi pemerintah

Lebih terperinci

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya tata Instansi Pemerintah yang baik, bersih dan berwibawa (Good Governance dan Clean Governance) merupakan syarat bagi setiap pemerintahan dalam

Lebih terperinci

LKIP BPMPT 2016 B A B I PENDAHULUAN

LKIP BPMPT 2016 B A B I PENDAHULUAN B A B I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penilaian dan pelaporan kinerja pemerintah daerah menjadi salah satu kunci untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, transparan, akuntabel, efisien

Lebih terperinci

LAKIP KPU KOTA BUKITTINGGI

LAKIP KPU KOTA BUKITTINGGI KATA PENGANTAR Alhamdulillah, Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa, berkat Rahmat dan KaruniaNya sehingga kami dapat menyusun dan membuat Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1. Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat PenangananPelanggaran Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN I-1. Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat PenangananPelanggaran Tahun 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menindaklanjuti serangkaian kebijakan dan strategi yang secara utuh tertuang di dalam Rencana Stragis KKP tahun 2010-2014, Ditjen PSDKP sesuai tugas dan fungsinya telah

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN TAHUN 2014

LAPORAN KINERJA BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN TAHUN 2014 LAPORAN KINERJA BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN TAHUN 2014 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN Jakarta, Januari 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (government) menjadi kepemerintahan (governance). Pergeseran tersebut

BAB I PENDAHULUAN. (government) menjadi kepemerintahan (governance). Pergeseran tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan gagasan yang terjadi di berbagai negara, peranan negara dan pemerintah bergeser dari peran sebagai pemerintah (government) menjadi kepemerintahan

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG TAHUN 2016

KOTA BANDUNG TAHUN 2016 DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN TAHUN 2016 Jalan Sukabumi No. 17 Bandung Telp. (022) 7207113 1 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan Kehadapan Tuhan

Lebih terperinci

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Rencana Kerja (Renja) adalah dokumen perencanaan tahunan yang merupakan penjabaran dari Rencana Strategis (Renstra) serta disusun mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Rencana Kerja

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan, badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan

Lebih terperinci

PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA

PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA LAMPIRAN IV PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09 /PRT/M/2018 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI KEMENTERIAN PEKERJAAN

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 48 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 48 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 48 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS TENAGA KERJA KOTA MATARAM DENGAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2015 KATA PENGANTAR D engan memanjatkan

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG TAHUN 2014

KOTA BANDUNG TAHUN 2014 DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN TAHUN 2014 JALAN SUKABUMI NO 17 BANDUNG Telp. (022) 7207113 1 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan Kehadapan Tuhan

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini dibuat sebagai perwujudan dan kewajiban suatu Instansi Pemerintah dengan harapan dapat dipergunakan

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 60 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 60 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 60 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci