PENELITIAN DAN PENDOKUMENTASIAN GEDUNG CAGAR BUDAYA MUSEUM NASIONAL DENGAN APLIKASI 3D LASER SCANNER
|
|
- Liani Yenny Yuwono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 L A P O R A N K E G I A T A N PENELITIAN DAN PENDOKUMENTASIAN GEDUNG CAGAR BUDAYA MUSEUM NASIONAL DENGAN APLIKASI 3D LASER SCANNER KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL KEBUDAYAAN Penelitian dan Pendokumentasian Gedung Cagar Budaya Museum Nasional Dengan Aplikasi BALAI 3D KONSERVASI Laser Scanner BOROBUDUR P a g e 1
2 Laporan Kegiatan PENELITIAN DAN PENDOKUMENTASIAN GEDUNG CAGAR BUDAYA MUSEUM NASIONAL DENGAN APLIKASI 3D LASER SCANNER KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL KEBUDAYAAN BALAI KONSERVASI BOROBUDUR Penelitian dan Pendokumentasian P a g e 2
3 Daftar Isi LEMBAR KEGIATAN... 2 DAFTAR ISI... 3 BAB I PENDAHULUAN A. Pendahuluan... 5 B. Maksud Dan Tujuan Kegiatan... 6 C. Ruang Lingkup Kegiatan... 6 D. Pelaksanaan Kegiatan... 7 E. Output data... 7 BAB II PEREKAMAN DATA DAN PENDOKUMENTASIAN A. Perekaman Data... 9 B. Perkembangan Sistem Pendokumentasian... 9 C. 3D Laser Scanner photogrammetry D. Spesifikasi Alat (Scanstation 2) E. Peralatan Kerja F. Metode Pengambilan Data G. Survey Lokasi Dan Persiapan H. Scanning Obyek I. Scanning Target J. Pengolahan Data Akhir BAB III ANALISA DATA A. Museum Nasional B. Data Perekaman dengan Aplikasi 3D Laser scanning C. Project Data Penelitian dan Pendokumentasian P a g e 3
4 D. Proses Scanning dan Perekaman Data E. 3D Image modeling PENUTUP Penelitian dan Pendokumentasian P a g e 4
5 Bab. I Pendahuluan A. Latar Belakang Dalam Collier's Enclopedia, vol. 16 (1963 : 716) disebutkan, bahwa museum adalah suatu institusi yang terbuka untuk umum dan pengelolaannya demi kepentingan umum untuk tujuan konservasi, pemeliharaan, pendidikan, pengelompokkan, serta memamerkan objek yang mempunyai nilai pendidikan dan budaya. Sedangkan Parker (1945) menerangkan, bahwa museum dalam pengertian modern adalah suatu lembaga yang aktifitasnya mengabdikan diri pada tugas interpretasi dunia manusia dan lingkungan. Berbagai museum yang berdiri megah, mempunyai koleksi lengkap dan dipelihara dengan biaya yang tidak sedikit, kurang mendapatkan perhatian dari masyarakat. Persepsi masyarakat terhadap museum, hingga kini, masih jauh dari harapan, artinya : sedikit sekali orang yang tahu dan mau memahami bahwa museum bermanfaat bagi dunia pendidikan dan rekreasi. Mereka umumnya memandang museum tidak lebih dari gudang tempat penyimpanan barang tua dengan suasana ruangan yang menyeramkan. Kenyataan ini memperlihatkan bahwa masyarakat yang membutuhkan museum relatif masih sedikit. Hal ini dapat kita saksikan dari minimnya jumlah pengunjung museum, baik secara perorangan maupun rombongan/kelompok. Selain itu, kebanyakan pengunjung museum yang berkunjung ke museum-museum yang ada di Indonesia, umumnya sebagian terbesar karena tugas sekolah, dan hanya sedikit yang datang karena ingin tahu atau keinginan sendiri. Kondisi ini jauh berbeda dengan keadaan di negara-negara maju, di mana kunjungan ke museum sudah menjadi suatu kebutuhan, terutama bagi siswa, karena merupakan bagian integral dari proses pembelajaran. Dalam upaya mengembangkan dan meningkatkan mutu untuk meningkatkan tingkat kunjungan dan perhatian masyarakat, maka sebuah museum perlu meningkatkan daya tarik, salah satu udaha yang mungkin bisa dilakukan adalah Penelitian dan Pendokumentasian P a g e 5
6 mengupdate data dan informasi museum, pengembangan display dan sistem informasi koleksi yang ada dimuseum dan juga penataan koleksi. Seiring dengan pengembangan kegiatan museum tersebut Museum Nasional bekerjasama dengan Pusat Dokumentasi Arsitektur (PDA) kemudian menggandeng beberapa insitusi lain seperti Balai Konservasi Borobudur melakukan kegiatan Penelitian dan Pendokumentasian dalam rangka Penataan Ulang Koleksi di Gedung Gajah (Gedung Selatan) Museum Nasional. B. Maksud dan Tujuan Kegiatan Maksud pelaksanaan kegiatan ini adalah melakukan Penelitian dan Pendokumentasian dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Gedung Cagar Budaya Museum Nasional. Tujuan kegiatan ini adalah memperoleh data - data teknis ukuran dan gambar yang detail, akurat dan informatif pada masing-masing Ruang Bangunan. C. Ruang Lingkup Kegiatan Ruang lingkup kegiatan ini meliputi perekaman data dan pengolahan data scanning Ruang Koleksi Arkeologi dan Antropologi Gedung A yang meliputi : 1. Ruang Jawa dan Sumatra 516 m² 2. Ruang Pasren 184 m² 3. Ruang Bali Kalimantan, Sulawesi 468 m² 4. Ruang Irian 697 m² 5. Ruang Rumah Adat 6. Ruang Keramik 7. Ruang Terakota 8. Ruang Thailand 9. Ruang Storage Tekstil 10. Ruang Prasejarah dan Perunggu 11. Ruang Kerta Rajasa 12. Ruang Sejarah 13. Ruang Lobi Penelitian dan Pendokumentasian P a g e 6
7 D. Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan ini dibagi menjadi 2 tahap pekerjaan yaitu : 1. Perekaman data dilapangan selama 2. Pengolahan data dan pembuatan Laporan akhir. E. Output Data Hasil dari Perekaman data dengan Aplikasi 3D Laser Scanner ini berupa Gambar 2D dan 3D yang meliputi : a. 3D Image Point Clouds (semua sasaran perekaman) b. Asbuilt Drawing 2 Dimensi yang meliputi : 1. Denah Gedung Lama ( Gedung Arca dan Gedung Gajah) 2. Tampak Depan Museum Nasional (Gedung lama) 3. Tampak Samping Museum Nasional (Gedung lama) 4. Tampak Atas Atap Museum Nasional (Gedung lama) 5. Denah Ruang Koleksi Arkeologi Gedung A 6. Denah Penataan Koleksi Ruang Jawa dan Sumatra 7. Detail Dinding Koleksi Ruang Jawa dan Sumatra 8. Denah Penataan Koleksi Ruang Pasren 9. Detail Dinding Koleksi Ruang Jawa dan Sumatra 10. Denah Penataan Koleksi Ruang Kalimantan dan Sulawesi 11. Detail Dinding Koleksi Ruang Jawa dan Sumatra 12. Denah Penataan Koleksi Ruang Irian 13. Detail Dinding Koleksi Ruang Irian 14. Denah Penataan Koleksi Ruang Rumah Adat 15. Denah Penataan Koleksi Ruang Keramik 16. Denah Penataan Koleksi Ruang Teracota 17. Denah Penataan Area Terbuka Ruang Kertarajasa 18. Detail Tampak depan Sisi Panjang Kolom Ruang Kertarajasa 19. Detail Tampak depan Sisi Pendek Kolom Ruang Kertarajasa 20. Tampak Atas Ruang Lobi Museum 21. Tampak Depan Detail Kolom Ruang Lobi 22. Tampak Samping Detail Kolom Ruang Lobi Penelitian dan Pendokumentasian P a g e 7
8 23. Detail Pintu Detail Pintu Detail Pintu Detail Pintu Detail Sampel Profil Dinding Ruang Toko Merah. Penelitian dan Pendokumentasian P a g e 8
9 Bab. II Perekaman Data dan Pendokumentasian A. Perekaman Data dan Pendokumentasian Proses perekaman data, sistem pendokumentasian dan manajemen informasi merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Rangkaian kegiatan tersebut digunakan sebagai salah satu usaha pelestarian dan pemeliharaan obyek Benda Cagar Budaya. Dalam sebuah manajemen informasi dan sistem pendokumentasian obyek Benda Cagar Budaya perlu melibatkan berbagai multi disiplin ilmu untuk mendapatkan informasi yang menyeluruh dan lengkap. Sistem informasi yang menyeluruh dan lengkap dapat dimanfaatkan, antara lain sebagai : a. Sebagai sarana pengetahuan, pemahaman tentang suatu maksud/arti dan nilai-nilai dari keberadaan suatu BCB. b. Sebagai sarana mempromosikan suatu BCB dan pembuatan suatu manajemen informasi dan perijinan. c. Sebagai base-data dalam rangka pemeliharaan dan konservasi jangka panjang. d. Dapat juga dipertimbangkan sebagai data untuk pembuatan polis asuransi untuk menanggulangi kerusakan dan kerugian. e. Sebagai sumber data untuk anak cucu dan generasi masa depan. B. Perkembangan Sistem Pendokumentasian Sistem pendokumentasian khususnya untuk Benda Cagar Budaya mengalami perkembangan yang cukup pesat, beberapa perkembangan sistem pendokumentasian Benda Cagar Budaya antara lain : Penelitian dan Pendokumentasian P a g e 9
10 a. Sketsa merekam data/obyek dengan melihat langsung melalui berbagai keanekaragaman format, kemudian dituangkan dalam bentuk gambar dengan dimensi dan akurasi yang kurang teliti b. Hand Survey Teknik Perekaman dengan mengukur obyek menggunakan tangan, berdasarkan penilaian dan peralatan sederhana. c. Photograpy Teknik Perekaman modern dengan menggunakan alat kamera disertai dengan metode metode khusus untuk mendapatkan data langsung dari obyek d. Photogrammetry Teknik Perekaman obyek dengan teknik pengambilan foto stereo yang saling bertampalan sehingga membentuk gambar 3 dimensional dan berkoordinat. e. 3D Laser Scanner Photogrammetry Penelitian dan Pendokumentasian P a g e 10
11 Tabel 1. Frame work Metode Pendokumentasian A akurasi rendah Manual Recording Photo sederhana Sketsa Digital Recording B akurasi menengah Photo format besar dan detail Gambar tangan C akurasi tinggi Photograph format besar photography resolusi tinggi Foto stereo Photogrammetry Gambar Tangan Data Gambar AUTOCAD Gambar AUTOCAD DIGITAL Photogramettry Vektor /CAD detail ukuran GPS detail ukuran autocad overlay dengan photo TOTAL STATION GPS 3D Modeling rekonstruksi 3D Laser Scanning GPS, 3D modeling Raster Photo DIGITAL Photo DIGITAL Photo DIGITAL resolusi tinggi Image Scanning PHOTO Digital VIDEO FOTO UDARA High resolution FOTO UDARA resolusi tinggi Digital VIDEO sumber : gettybook-guiding principal 2007 Penelitian dan Pendokumentasian P a g e 11
12 C. 3D Laser Scanner Photogrammetry 3D Laser Scanner adalah Metode Perekaman Data/Dokumentasi dengan akurasi yang sangat tinggi, detail dan akurat, menggunakan sistem laser yang merekam data 3 Dimensional (x,y,z) permukaan obyek tanpa menyentuh/bersinggungan langsung dengan obyek itu sendiri Gambar 1. Sistem kerja 3D Laser Scanner Penelitian dan Pendokumentasian P a g e 12
13 D. Spesifikasi Alat (Type Scanstation 2) a. Metrology method : Pulsed time of flight b. Field of view : 3600 horizon. and 2700 vert. c. Optimal scan distance : 1 m 100 m d. Scanning speed : up to points/seconds e. Accuracy in distance (50m) : 6 mm (single measurement) f. Angular resolution : 60 micro-radians g. Divergence/spot size in 50m : 6 mm h. Calibrated video camera : RGB 64 mega-pixels,spatially Rectified E. Peralatan kerja Sistem Kerja pada 3D Laser Scanner menggunakan tenaga listrik (genzet/baterai), sedangkan unit pokok 3D laser scanner itu sendiri terdiri dari : 1. Scanning head 2. Tribach 3. Tripod 4. Kabel data sheet (land cabel) 5. Target scan (untuk penggabungan areal scan) 6. Laptop perekam data di lapangan 7. PC pengolah data 8. Camera pendukung DSLR Canon EOS 7 D, EfS Lens mm Penelitian dan Pendokumentasian P a g e 13
14 Gambar 2. Alat kerja 3D Laser Scanner F. Metode Pengambilan Data 1. Survey Lokasi dan persiapan Sebelum dilakukan scanning tahap awal yang dilakukan adalah persiapan dan survey lokasi. Survey lokasi ditujukan untuk mendapatkan gambaran lokasi obyek dan kondisi lingkungan sekitar. Hal ini berkaitan dengan posisi titik berdiri scan dan alur yang akan dibuat. 2. Scanning obyek Setelah tahap persipan dan survei dilakukan tahap selanjutnya adalah Scanning obyek dengan Instrument 3D laser scanner. Ada beberapa tahapan / proses yang dilakukan yaitu : Penelitian dan Pendokumentasian P a g e 14
15 a. Acquire Photo Image. : proses pengenalan obyek yang dilakukan dengan capturing obyek. Hasil yang dapat dilihat pada proses ini adalah hasil foto dengan dimensi keliling sampai 360 untuk arah horisontal dan 270 untuk arah vertikal. Gambar 3. Acquire Photo Image Penelitian dan Pendokumentasian P a g e 15
16 b. Scanning : merupakan proses inti dari Laser Scanning dimana instrument melakukan perekaman terhadap surface obyek dengan menggunakan laser yang kemudian tersimpan dalam data point (Point Clouds) berkoordinat (x,y,z). Bagian obyek yang akan di scan dapat disetting sesuai dengan keinginan kita. Untuk setingan kerapatan point dapat dilakukan sampai dengan spasi 2 mm, semakian kecil/rapat setingan spasi yang kita lakukan maka data akan semakin kompleks dan detail, jumlah point yang dihasilkan akan semakian besar dan waktu yang dibutuhkan pun akan semakin lama. Gambar 4. Scanning Obyek c. Registrasi : proses penggabungan dari beberapa Scanworld. Ketika kita melakukan scanning terhadap suatu obyek untuk mendapatkan data menyeluruh maka kita akan berdiri lebih dari 1 titik berdiri, setelah scanning total kita lakukan maka data tiap kali kita berdiri itu akan menghasilkan scanworld. Untuk mendapatkan data koordinat, dimensi yang akurat maka kita harus melakukan proses registrasi diatas. Penelitian dan Pendokumentasian P a g e 16
17 Sebagai titik ikat untuk penggabungan kita menggunakan data dari target scan. Untuk registrasi dari scanworld 1 ke scanworld 2 minimal menggunakan 3 titik target, semakin banyak target yang digunakan maka akan semakin bagus data yang dihasilkan. Eror yang dihasilkan pada proses registrasi harus mempunyai nilai dibawah 6 mm. Gambar 5. Menu Registration dari beberapa Scanworld 3. Scanning Target Merupakan proses pengambilan data 3 D untuk target yang dipasang pada sekitar obyek. Minimal target yang dipasang untuk proses penggabungan/registrasi adalah sebanyak 3 buah dengan setingan spasi serapat mungkin (±2 mm). setingan kerapatan ini akan berpengaruh pada keakuratan hasil koordinat x,y dan z. Penelitian dan Pendokumentasian P a g e 17
18 Gambar 6. Scanning Target (model space view) 4. Pengolahan Data Akhir Dari semua data scanning yang kita dapatkan dan kita rekam dilapangan selanjutnya dilakukan pengolahan data akhir. pengolahan data diawali dengan transfering data dari laptop ke PC yang khusus digunakan untuk pengolahan data akhir. Output data yang dihasilkan dari proses ini berupa : a. As-built drawing 2 Dimensi : perspektive view ; front view ; top view; right view dan left view : format dwg, dxf (Autocad format) b. Fly through animation : digunakan untuk visualisasi dimensi, elevasi dll. : format avi. c. 3D Model Image point clouds : format jpeg; bmp; tif Penelitian dan Pendokumentasian P a g e 18
19 Bab. III Analisa Data A. Museum Nasional Museum ini lahir tahun 1778, tepatnya tanggal 24 April, pada saat pembentukan Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen. J.C.M. Radermacher, ketua perkumpulan, menyumbang sebuah gedung yang bertempat di Jalan Kalibesar beserta dengan koleksi buku dan bendabenda budaya yang nanti menjadi dasar untuk pendirian museum. Di masa pemerintahan Inggris ( ), Sir Thomas Stamford Raffles yang juga merupakan direktur dari Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen memerintahkan pembangunan gedung baru yang terletak di Jalan Majapahit No. 3. Gedung ini digunakan sebagai museum dan ruang pertemuan untuk Literary Society (dahulu bernama "Societeit de Harmonie".) Lokasi gedung ini sekarang menjadi bagian dari kompleks Sekretariat Negara. Pada tahun 1862, setelah koleksi memenuhi museum di Jalan Majapahit, pemerintah Hindia-Belanda mendirikan gedung yang hingga kini masih ditempati. Gedung museum ini dibuka untuk umum pada tahun Setelah kemerdekaan Indonesia, Lembaga Kebudayaan Indonesia yang mengelola menyerahkan museum tersebut kepada pemerintah Republik Indonesia, tepatnya pada tanggal 17 September Sejak itu pengelolaan museum dilakukan oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan, di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Mulai tahun 2005, Museum Nasional berada di bawah pengelolaan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata sehubungan dengan dipindahnya Direktorat Jenderal Kebudayaan ke lingkungan kementerian tersebut. Museum Nasional juga dikenal sebagai Museum Gajah karena dihadiahkannya patung gajah berbahan perunggu oleh Raja Chulalongkorn dari Thailand pada tahun 1871 yang kemudian dipasang di halaman depan Penelitian dan Pendokumentasian P a g e 19
20 museum. Meskipun demikian, sejak 28 Mei 1979, nama resmi lembaga ini adalah Museum Nasional Republik Indonesia. Foto 1. Museum Nasional Tampak Halaman Tengah Bangunan Museum Nasional Dengan gaya Klasisisme, gedung Museum Nasional Republik Indonesia adalah salah satu wujud pengaruh Eropa, terutama semangat Abad Pencerahan, yang muncul pada sekitar abad 18. Gedung ini dibangun pada tahun 1862 oleh pemerintah sebagai tanggapan atas perhimpunan Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen yang bertujuan menelaah riset-riset ilmiah di Hindia Belanda. Sayap baru ditambahkan pada tahun 1996 di sebelah utara gedung lama. Gedung ini disebut dengan Unit B atau Gedung Arca. Beberapa bangunan yang menjadi bagian dari Museum Nasional diantaranya : 1. Monumen Gajah (terletak di depan Gedung Gajah) 2. Gedung Gajah Museum Nasional (Gedung Selatan) 3. Gedung Arca Museum Nasional (Gedung Utara) Penelitian dan Pendokumentasian P a g e 20
21 B. Data Perekaman dengan Aplikasi 3D Laser Scanning 1. Project Data a. Object name : Museum Nasional b. Deskripsi object : Gedung Gajah c. Lokasi : Jl. Medan Merdeka Barat No.12, Gambir, Jakarta Pusat d. Luas area scan : ± (184, 894 x 149,236) m2 e. Lama Perekaman : 63 jam f. Titik berdiri : 14 titik g. Spasi scan : 6 mm - 2 cm h. Jumlah point : point 2. Proses Scanning dan Perekaman data Proses scanning dimulai pada Candi Jiwa dengan jumlah titik berdiri 5 titik yaitu pada masing masing sisi candi dan pada bagian tengah, untuk Candi Blandongan jumlah titik berdiri lebih banyak karena bentuk bangunan yang berbeda, jumlah titik berdiri yang dibutuhkan sebanyak 7 titik dengan rincian setting pengukuran dan script sebagai berikut : Tabel 2. Detail setting Pengukuran dan data script scanning Situs Batujaya No. Point Standing Location Script Resolution/spasi ScanworId 1& 2 R. Etnografi Jawa Arah scan - semua sisi arah target ScanworId 1& 2 R. Etnografi Bali Arah scan - semua sisi arah target ScanworId 1& 2 R. Gamelan Arah scan - semua sisi arah target ScanworId 1& 2 R. Etnografi Kalimantan Sulawesi Arah scan - semua sisi arah target - 5 mm - 2 mm - 5 mm - 2 mm - 5 mm - 2 mm - 5 mm - 2 mm Penelitian dan Pendokumentasian P a g e 21
22 ScanworId 1& 2 R. Pamer Keramik 2 Arah scan - semua sisi arah target ScanworId 1& 2 R. Pamer Keramik 1 (4 ruang) ScanworId 1& 2 R. Pamer Batu Terbuka Arah scan - semua sisi arah target Arah scan - semua sisi arah target ScanworId 1& 2 Halaman Terbuka Arah scan - semua sisi arah target ScanworId 1& 2 R. Rotunda dan Gudang Alat Arah scan - semua sisi arah target ScanworId 1& 2 Loby Masuk Arah scan - semua sisi arah target ScanworId 1& 2 Halaman Depan Museum Arah scan - semua sisi arah target - 5 mm - 2 mm - 5 mm - 2 mm - 5 mm - 2 mm - 5 mm - 2 mm - 5 mm - 2 mm - 5 mm - 2 mm - 5 mm - 2 mm 3. 3D Image Modeling Untuk mendapat data obyek secara utuh dan menyeluruh harus dilakukan proses registration/penggabungan dari semua scanworld. Prosesing output data 3D image modeling didapatkan setelah semua data tergabung. Keteliitian data hasil penggabungan dengan tingkat eror tidak boleh melebihi 0,02 mm Data hasil proses snapshoot dan rendering menghasilkan 3D Image Modeling sebagai berikut : Penelitian dan Pendokumentasian P a g e 22
23 Gambar 7. Perspective View 1 Museum Nasional ( Intensity Colour Map) Penelitian dan Pendokumentasian P a g e 23
24 Gambar 8. Perspective View 2 Museum Nasional ( Intensity Colour Map) Penelitian dan Pendokumentasian P a g e 24
25 Gambar 9. Perspective View 3 Museum Nasional ( Intensity Colour Map) Penelitian dan Pendokumentasian P a g e 25
26 Gambar 10. Tampak Depan Museum Nasional ( Intensity Colour Map) Penelitian dan Pendokumentasian P a g e 26
27 Gambar 11. Perspektive View Ruang Etnografi ( Intensity Colour Map) Penelitian dan Pendokumentasian P a g e 27
28 Gambar 12. Perspektive View Detail Kolom ( Intensity Colour Map) Penelitian dan Pendokumentasian P a g e 28
29 Gambar 13. Perspektive View Detail Kolom ( Intensity Colour Map) Penelitian dan Pendokumentasian P a g e 29
30 d. Asbuilt - Drawing 2 Dimensi Setelah langkah analisa dan rendering 3D Image modeling dilakukan, langkah selanjutnya adalah pembuatan Asbuilt-drawing 2D. Pembuatan Asbuilt-drawing 2D melalui proses mengimport data 3D Image Point ke dalam software Autocad, kemudian dilakukan digitasi terhadap data 3D Image point tadi. Setelah melalu proses digitasi maka akan dihasilkan gambar 2D yang terdiri dari : a) Asbuilt Drawing 2D - Tampak Atas (Top View) b) Asbuilt Drawing 2D Depan (Front View) c) Asbuilt Drawing 2D - Samping (Left/Right View) d) Asbuilt Drawing 2D - Potongan 30 Penelitian dan Pendokumentasian P a g e
31 Penelitian dan Pendokumentasian P a g e 31
32 Penelitian dan Pendokumentasian P a g e 32
33 Penelitian dan Pendokumentasian P a g e 33
34 Penelitian dan Pendokumentasian P a g e 34
35 Penelitian dan Pendokumentasian P a g e 35
36 Penelitian dan Pendokumentasian P a g e 36
37 Penelitian dan Pendokumentasian P a g e 37
38 Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs-situs di Jawa Barat dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Photogrammetry P a g e 38
39 Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs-situs di Jawa Barat dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Photogrammetry P a g e 39
40 Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs-situs di Jawa Barat dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Photogrammetry P a g e 40
41 Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs-situs di Jawa Barat dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Photogrammetry P a g e 41
42 Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs-situs di Jawa Barat dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Photogrammetry P a g e 42
43 Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs-situs di Jawa Barat dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Photogrammetry P a g e 43
44 Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs-situs di Jawa Barat dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Photogrammetry P a g e 44
45 Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs-situs di Jawa Barat dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Photogrammetry P a g e 45
46 Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs-situs di Jawa Barat dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Photogrammetry P a g e 46
47 Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs-situs di Jawa Barat dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Photogrammetry P a g e 47
48 Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs-situs di Jawa Barat dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Photogrammetry P a g e 48
49 Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs-situs di Jawa Barat dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Photogrammetry P a g e 49
50 Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs-situs di Jawa Barat dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Photogrammetry P a g e 50
51 Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs-situs di Jawa Barat dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Photogrammetry P a g e 51
52 Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs-situs di Jawa Barat dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Photogrammetry P a g e 52
53 Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs-situs di Jawa Barat dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Photogrammetry P a g e 53
54 Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs-situs di Jawa Barat dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Photogrammetry P a g e 54
55 Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs-situs di Jawa Barat dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Photogrammetry P a g e 55
56 Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs-situs di Jawa Barat dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Photogrammetry P a g e 56
57 Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs-situs di Jawa Barat dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Photogrammetry P a g e 57
58 Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs-situs di Jawa Barat dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Photogrammetry P a g e 58
59 Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs-situs di Jawa Barat dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Photogrammetry P a g e 59
60 Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs-situs di Jawa Barat dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Photogrammetry P a g e 60
61 Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs-situs di Jawa Barat dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Photogrammetry P a g e 61
62 Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs-situs di Jawa Barat dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Photogrammetry P a g e 62
63 Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs-situs di Jawa Barat dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Photogrammetry P a g e 63
64 Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs-situs di Jawa Barat dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Photogrammetry P a g e 64
65 Penutup Kegiatan Penelitian Dan Pendokumentasian Gedung Cagar Budaya Museum Nasional dengan aplikasi 3D Laser Scanner merupakan kegiatan perekaman data untuk mendapatkan data gambar existing dalam rangka penataan koleksi Gedung Gajah Museum Nasional. Output data dari Kegiatan Penelitian Dan Pendokumentasian diharapkan bermanfaat kedepan terutama sebagai reference data dan data base untuk kegiatan pengembangan dan penelitianpenelitan lanjutan. Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs-situs di Jawa Barat dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Photogrammetry P a g e 65
66 h e r i t a g e 3D Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs-situs di Jawa Barat dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Photogrammetry P a g e 66
LAPORAN KEGIATAN. Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs Megalitik Lore Sulawesi Tengah dengan Aplikasi 3D Laser Scanning
LAPORAN KEGIATAN Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs Megalitik Lore Sulawesi Tengah dengan Aplikasi 3D Laser Scanning DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROPINSI SULAWESI TENGAH Jl. Setia Budi No 9
Lebih terperinci3D LASER SCANNER PHOTOGRAMMETRY
L A P O R A N K E G I A T A N P E R E K A M A N D A T A D A N P E N D O K U M E N T A S I A N B E N T E N G O T A N A H A, B E N T E N G O R A N G E D A N B E N T E N G M A AS G O R O N T A L O D E N G
Lebih terperinciPEMBINAAN TENAGA TEKNIS REGISTERASI CAGAR B UDAYA MUHAMMAD RAMLI
PEMBINAAN TENAGA TEKNIS REGISTERASI CAGAR B UDAYA MUHAMMAD RAMLI PENDOKUMENTASIAN CAGAR BUDAYA (Pengantar Umum) Pengertian CAGAR BUDAYA Warisan budaya bersifat kebendaan berupa Benda Cagar Budaya, Bangunan
Lebih terperinciLaporan Kegiatan P a g e 1 Perekaman Data dan Pendokumentasian Penyelamatan Situs Jatigede Sumedang dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Photogrammetry
Laporan Kegiatan P a g e 1 LAPORAN KEGIATAN PEREKAMAN DATA DAN PENDOKUMENTASIAN PENYELAMATAN SITUS JATIGEDE SUMEDANG DENGAN APLIKASI 3D LASER SCANNER PHOTOGRAMMETRY TIM KEGIATAN 1. Dra. ROMLAH 2. KELY
Lebih terperinciBAB II DATA DAN ANALISA. Sumber data-data untuk menunjang studi Desain Komunikasi Visual diperoleh. 3. Pengamatan langsung / observasi
BAB II DATA DAN ANALISA 2. 1 Data dan Literatur Sumber data-data untuk menunjang studi Desain Komunikasi Visual diperoleh dari: 1. Media elektronik: Internet 2. Literatur: Koran, Buku 3. Pengamatan langsung
Lebih terperinciPEREKAMAN DATA DAN PENDOKUMENTASIAN SITUS-SITUS DI JAWA BARAT DENGAN APLIKASI 3D LASER SCANNER PHOTOGRAMMETRY
LAPORAN KEGIATAN PEREKAMAN DATA DAN PENDOKUMENTASIAN SITUS-SITUS DI JAWA BARAT DENGAN APLIKASI 3D LASER SCANNER PHOTOGRAMMETRY DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA PROPINSI JAWA BARAT JL. RE MARTADINATA NO.
Lebih terperinciBrahmantara Balai Konservasi Borobudur
Pemanfaatan Teknologi Terestrial Laser Scanner Untuk Perekaman Data dan Pendokumentasian Tiga Dimensi (3D) Lukisan Cadas Pada Gua-Gua Prasejarah di Indonesia (Studi Kasus : Kawasan Karst Sangkulirang Mangkalihat
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. Keberadaan Museum Nasional Indonesia diawali dengan berdirinya lembaga
BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Museum Nasional Indonesia Keberadaan Museum Nasional Indonesia diawali dengan berdirinya lembaga Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Ketentuan dalam pasal 32 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketentuan dalam pasal 32 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak obyek wisata yang tersebar di berbagai pulau di seluruh Indonesia, baik itu wisata alam, wisata kerajinan, maupun wisata
Lebih terperinciMUSEUM NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
MUSEUM NASIONAL REPUBLIK INDONESIA Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah museologi pada semester III DISUSUN OLEH : Herliyana Rosalinda (A2C008012) JURUSAN SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS MENGENAI MUSEUM
BAB II URAIAN TEORITIS MENGENAI MUSEUM 2.1 Pengertian dan Sejarah Museum Dalam era pembangunan teknologi yang cepat berkembang dewasa ini, peranan museum sangat diharapkan untuk mengumpulkan, merawat,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bandung adalah salah satu kota besar di Indonesia dan merupakan Ibukota Provinsi Jawa Barat yang banyak menyimpan berbagai sejarah serta memiliki kekayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dijakarta Pusat tepatnya Jalan Merdeka Barat 12. Museum Nasional Republik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Museum Nasional Republik Indonesia adalah sebuah museum yang terletak dijakarta Pusat tepatnya Jalan Merdeka Barat 12. Museum Nasional Republik Indonesia merupakan
Lebih terperinciTAHAPAN STUDI. Gambar 3-1 Kamera Nikon D5000
BAB 3 TAHAPAN STUDI Dalam bab ini akan dibahas rangkaian prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini yang dimulai dari peralatan yang digunakan, proses kalibrasi kamera, uji coba, dan pengambilan data
Lebih terperinciBAB 2 STUDI REFERENSI
BAB 2 STUDI REFERENSI Bab ini berisi rangkuman hasil studi referensi yang telah dilakukan. Referensi- referensi tersebut berisi konsep dasar pengukuran 3dimensi menggunakan terrestrial laser scanner, dan
Lebih terperinciPenggunaan Drone sebagai Media Digitasi Penggambaran 3 Dimensi Bangunan dan Pemetaan Kawasan
TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Penggunaan Drone sebagai Media Digitasi Penggambaran 3 Dimensi Bangunan dan Pemetaan Kawasan Studi Kasus Digitasi Kawasan Heritage Kampung Assegaf Palembang Muhammad Fajri Romdhoni
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang SUTET (Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi) yang berfungsi untuk menyalurkan tegangan listrik dari pusat tegangan yang memiliki jarak yang jauh. Menara SUTET terbuat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu bentuk dari digitalisasi yang sedang berkembang saat ini adalah teknologi 3D Scanning yang merupakan proses pemindaian objek nyata ke dalam bentuk digital.
Lebih terperinciBAB 3. Akuisisi dan Pengolahan Data
BAB 3 Akuisisi dan Pengolahan Data 3.1 Peralatan yang digunakan Pada pengukuran TLS, selain laser scanner itu sendiri, receiver GPS tipe geodetik juga digunakan untuk penentuan posisi titik referensi yang
Lebih terperinciBOROBUDUR: catatan restorasi candi terbesar dalam sejarah dunia
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Balai Konservasi Borobudur BOROBUDUR: catatan restorasi candi terbesar dalam sejarah dunia Panggah Ardiyansyah panggah.ardiyansyah@kemdikbud.go.id
Lebih terperinciPENGEMBANGAN POTENSI WISATA ALAM KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
PENGEMBANGAN POTENSI WISATA ALAM KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Oleh : Misbakhul Munir Zain 3506100055 Program Studi Teknik Geomatika ITS, Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111 Email
Lebih terperinciMODUL III PENDAFTARAN CAGAR BUDAYA
MODUL III PENDAFTARAN CAGAR BUDAYA BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagian besar Cagar Budaya dimiliki oleh masyarakat, sehingga perlu diupayakan agar masyarakat dapat berpartisipasi aktif melakukan
Lebih terperinci1.1 Latar belakang Di awal abad 21, perkembangan teknologi komputer grafis meningkat secara drastis sehingga mempermudah para akademisi dan industri
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Di awal abad 21, perkembangan teknologi komputer grafis meningkat secara drastis sehingga mempermudah para akademisi dan industri untuk mengembangkan pengetahuan mereka
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN OBJEK RANCANGAN. Judul Perancangan yang terpilih adalah Gorontalo Art Gallery Centre, dengan
BAB II TINJAUAN OBJEK RANCANGAN 2.1. Pengertian Judul Judul Perancangan yang terpilih adalah Gorontalo Art Gallery Centre, dengan pengertian sebagai berikut. Gorontalo adalah nama dari daerah Provinsi
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI KARYA. motion dan animasi 2D di mana cerita yang diambil yaitu cerita rakyat si Kancil
BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Produksi Stop Motion Dalam pembuatan animasi ini maka akan ada penggabungan antara stop motion dan animasi 2D di mana cerita yang diambil yaitu cerita rakyat si Kancil dan
Lebih terperinciIII. DATA SUMBER PERANCANGAN
III. DATA SUMBER PERANCANGAN 1. Sejarah Singkat Museum Nasional Keberadaan Museum Nasional diawali dengan berdirinya lembaga Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen pada tanggal 24 April 1778.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bandung merupakan kota yang sering dijuluki dengan kota paris van java karena banyaknya bangunan-bangunan heritage seperti kota paris dan pertunjukan kesenian atau
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM DAN STRUKTUR BIROKRASI MUSEUM NASIONAL JAKARTA. A. Sejarah Singkat Museum Nasional Jakarta
BAB II GAMBARAN UMUM DAN STRUKTUR BIROKRASI MUSEUM NASIONAL JAKARTA A. Sejarah Singkat Museum Nasional Jakarta Eksistensi Museum Nasional diawali dengan berdirinya suatu himpunan yang bernama Bataviaasch
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Alur Penelitian Pada bagian ini akan dipaparkan langkah-langkah yang dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian Pada bagian ini akan dipaparkan langkah-langkah yang dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian. Akuisisi Data Mulai Pengukuran Resistivitas Pengukuran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Undang-Undang No. 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya, menyebutkan Cagar Budaya merupakan kekayaan budaya bangsa sebagai wujud pemikiran dan perilaku kehidupan manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pariwisata budaya diyakini memiliki manfaat positif secara ekonomi dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata budaya diyakini memiliki manfaat positif secara ekonomi dan sosial budaya. Jenis pariwisata ini dapat memberikan keuntungan ekonomi kepada masyarakat lokal,
Lebih terperinciRANCANG BANGUN APLIKASI VIRTUAL TOUR MUSEUM PROVINSI KALIMANTAN BARAT UNTUK EDUKASI SEJARAH
1 RANCANG BANGUN APLIKASI VIRTUAL TOUR MUSEUM PROVINSI KALIMANTAN BARAT UNTUK EDUKASI SEJARAH Harianto 1, Arif Bijaksana Putra Negara 2, Novi Safriadi 3 Program Studi Teknik Informatika Universitas Tanjungpura
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Museum merupakan tempat yang sangat bernilai dalam perjalanan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Museum merupakan tempat yang sangat bernilai dalam perjalanan hidup sebuah bangsa dan menyimpan berbagai karya luhur nenek moyang kita yang mencerminkan kekayaan
Lebih terperinciSKEMA DAN MEKANISME PENGELOLAAN DATA GEOSPASIAL CAGAR BUDAYA Peta Sebaran Lokasi Cagar Budaya
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA SKEMA DAN MEKANISME PENGELOLAAN DATA GEOSPASIAL CAGAR BUDAYA Peta Sebaran Lokasi Cagar Budaya Disampaikan dalam Workshop Pengelolaan Data Geospasial
Lebih terperinci1.5 Ruang lingkup dan Batasan Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gua Pawon dengan segala bentuk temuan prasejarah yang terkandung di dalamnya, begitu juga dengan lingkungannya bila di kaitkan dengan Undang- Undang Nomor 11 Tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Pesatnya perkembangan zaman kearah yang lebih modern dan diikuti dengan perkembangan teknologi serta ilmu pengetahuan, kian menuntut masyarakat memenuhi
Lebih terperinciPedoman Database Koleksi Museum. cagarbudaya.kemdikbud.go.id
Pedoman Database Koleksi Museum cagarbudaya.kemdikbud.go.id Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2015 DAFTAR ISI Daftar
Lebih terperinciBAB V METODOLOGI DAN ALAT PENGUKURAN
BAB V METODOLOGI DAN ALAT PENGUKURAN A. Pengukuran Kenyamanan Termal 1. Titik Ukur Untuk pengukuran temperatur dan kelembaban udara, maka disiapkan denah untuk menentukan titik dimana kita akan melakukan
Lebih terperinciMetode Alih Media Arsip Statis Menggunakan Pemindai
Metode Alih Media Arsip Statis Menggunakan Pemindai Latar Belakang. Muhamad Rosyid Budiman Arsip statis merupakan memori kolektif bangsa sehingga membutuhkan layanan yang bersifat lengkap, cepat, tepat,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara yang memiliki daerah pegunungan yang cukup luas. Tingginya tingkat curah hujan pada sebagian besar area pegunungan di Indonesia dapat menyebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendapat yang menganggap bahwa perkembangan sektor pariwisata selama ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepariwisataan di Indonesia telah tumbuh dan berkembang menjadi suatu industri yang berdiri semenjak beberapa tahun terakhir ini. Namun rupanya ada pendapat yang menganggap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kebudayaan nasional menurut TAP MPR No.II tahun 1998, yakni Kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila adalah perwujudan cipta, karya dan karsa bangsa Indonesia
Lebih terperinciBAB 3 AKUSISI DAN PENGOLAHAN DATA
BAB 3 AKUSISI DAN PENGOLAHAN DATA Bab pembahasan ini berisi tentang proses pengambilan dan pengolahan data. Proses pengambilan dengan TLS dibagi menjadi dua bagian yaitu proses persiapan dan proses pengukuran.
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS PEMBENTUKAN TIM PENDAFTARAN CAGAR BUDAYA BAGI PEMERINTAH PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA
PETUNJUK TEKNIS PEMBENTUKAN TIM PENDAFTARAN CAGAR BUDAYA BAGI PEMERINTAH PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelestarian Cagar Budaya merupakan upaya untuk mempertahankan warisan
Lebih terperinciBasic Photography. Setting & Composition PART II
Basic Photography Setting & Composition PART II Bagaimana Melakukan Setting Pada Kamera Komposisi dan penempatan subyek dalam foto 2 Anatomi Kamera DSLR Anatomi Kamera DSLR Creative Mode CREATIVE MODE
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang memiliki keanekaragaman suku bangsa, budaya, dan keindahan alam yang mempesona. Keindahan alam yang dimiliki oleh Indonesia menyimpan banyak
Lebih terperinciBAB 2 DASAR TEORI. 2.1 Tinjauan Umum Teknologi Pemetaan Tiga Dimensi
BB 2 DSR TEORI 2.1 Tinjauan Umum Teknologi Pemetaan Tiga Dimensi Pemetaan objek tiga dimensi diperlukan untuk perencanaan, konstruksi, rekonstruksi, ataupun manajemen asset. Suatu objek tiga dimensi merupakan
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. Rencana Tapak Seluruh Kompleks Istana Kepresidenan Bogor. Sumber: Bag. Teknik Istana Bogor, 2012
LAMPIRAN Lampiran 1. Rencana Tapak Seluruh Kompleks Istana Kepresidenan Bogor. Sumber: Bag. Teknik Istana Bogor, 2012 Lampiran 2. Rencana Tapak Area Utama Istana Kepresidenan Bogor. 101 Lampiran 3. Denah
Lebih terperinciAPLIKASI DRONE UAV & MULTIROTOR UNTUK PERKEBUNAN KELAPA SAWIT. Disusun Oleh: Agus Widanarko
APLIKASI DRONE UAV & MULTIROTOR UNTUK PERKEBUNAN KELAPA SAWIT Disusun Oleh: Agus Widanarko FEBRUARI 2015 APLIKASI DRONE DI PERKEBUNAN 1. Survei Lapangan Untuk mengetahui kondisi areal dari udara terutama
Lebih terperinciMODUL 2 REGISTER DAN DIGITASI PETA
MODUL 2 REGISTER DAN DIGITASI PETA A. Tujuan Praktikum - Praktikan memahami dan mampu melakukan register peta raster pada MapInfo - Praktikan mampu melakukan digitasi peta dengan MapInfo B. Tools MapInfo
Lebih terperinciBAB 3 LIDAR DAN PENDETEKSIAN POHON
BAB 3 LIDAR DAN PENDETEKSIAN POHON 3.1 Data dan Area Studi Dalam Tugas Akhir ini data yang digunakan didapat dari PT McElhanney Indonesia. Area tersebut merupakan area perkebunan kelapa sawit yang berada
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
103 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Museum Taman Prasasti adalah salah satu museum di Jakarta yang mempunyai daya tarik dan keunikan tersendiri. Daya tarik tersebut berupa lokasi museum yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengenalan atau promosi dituntut semakin inovatif, kreatif dan efektif. Perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi, perkembangan multimedia sebagai media pengenalan atau promosi dituntut semakin inovatif, kreatif dan efektif. Perusahaan atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Budaya, salah satu bentuk pemanfaatan cagar budaya yang diperbolehkan adalah untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Undang-undang Republik Indonesia nomor 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya, salah satu bentuk pemanfaatan cagar budaya yang diperbolehkan adalah untuk kepentingan
Lebih terperinciDAFTAR ISI BAB II LANDASAN TEORI Reverse Engineering D Laser Scanning Laser... 7
ix DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... Error! Bookmark not defined. LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... Error! Bookmark not defined. HALAMAN PERSEMBAHAN... ii MOTTO... v KATA PENGANTAR...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Bangunan sejarah mempunyai nilai penting di suatu negara karena dari bangunan bersejarah tersebut dapat diketahui kisah yang terkait dari bangunan tersbut. Pemanfaatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Galeri merupakan sebuah bangunan yang memiliki fungsi mirip dengan museum dan memiliki kegiatan utama yang sama yaitu kegiatan pameran. Galeri memiliki fungsi
Lebih terperinciC I N I A. Survei dan Pemetaan Untuk Perencanaan Jaringan Gas Bumi Bagi Rumah Tangga Menggunakan Metode Terrestrial dan Fotogrametri Jarak Dekat
C I N I A The 2 nd Conference on Innovation and Industrial Applications (CINIA 2016) Survei dan Pemetaan Untuk Perencanaan Jaringan Gas Bumi Bagi Rumah Tangga Menggunakan Metode Terrestrial dan Fotogrametri
Lebih terperinci( Word to PDF - Unregistered ) Ujian KKMM-06 JULHAM AFANDI.,S.KOM
Word to PDF - UnRegistered http://www.word-to-pdf.abdio.com/ ( Word to PDF - Unregistered ) http://www.word-to-pdf.abdio.com/ Ujian KKMM-06 JULHAM AFANDI.,S.KOM Soal objektif : 1. Setting ukuran video
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN Bab ini diuraikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, batasan masalah yang disusun sebagai kerangka garis besar laporan Tugas Akhir Rancang bangun Aplikasi
Lebih terperinciINPUT PROSES OUTPUT PERENCANAAN ARSITEKTUR FENOMENA. Originalitas: Kawasan Perkampungan Budaya Betawi, terletak di srengseng
INPUT PROSES OUTPUT PERENCANAAN ARSITEKTUR FENOMENA PROBLEMATIKA Aktualita: Originalitas: Kawasan Perkampungan Budaya Betawi, terletak di srengseng Pembangunan wisata budaya betawi yang mengharuskan Perencanaan
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN TEMA INSERTION
BAB III TINJAUAN TEMA INSERTION 3.1 LATAR BELAKANG Perkembangan kota ditandai dengan makin pesatnya pembangunan fisik berupa bangunanbangunan baru di pusat kota. Bangunan-bangunan baru tersebut dibangun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1.
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pemantauan dan pemeliharaan infrastruktur khususnya bangunan dapat dilakukan dengan bentuk model tiga dimensi (3D) yang diukur dengan Terrestrial Laser Scanner (TLS).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Seiring dengan berkembangnya permintaan akan pemetaan suatu wilayah dalam berbagai bidang, maka semakin berkembang pula berbagai macam metode pemetaan. Dengan memanfaatkan
Lebih terperinciMembuat Iklan Produk Dengan 3DStudio Max
Membuat Iklan Produk Dengan 3DStudio Max Iklan menjadi sarana yang vital sebagai media promosi suatu produk dari sebuah perusahaan, apalagi bila disajikan dengan menarik dan dinamis. Banyak faktor yang
Lebih terperinciBAB II MUSEUM NEGERI PROVINSI JAMBI. perjalanan panjang sejarah Jambi yang telah meninggalkan banyak benda yang mempunyai nilai
BAB II MUSEUM NEGERI PROVINSI JAMBI 2.1 Latar Belakang Berdirinya Museum Pembangunan Museum Negeri Provinsi Jambi pada hakekatnya merupakan perwujudan nyata dari gagasan sebuah museum diwilayah Propinsi
Lebih terperinciMuhammad Shofi IR. R. Adi Wardoyo, M.Mt
Muhammad Shofi 3410100059 IR. R. Adi Wardoyo, M.Mt DESAIN INTERIOR Desain interior adalah bidang keilmuan yang bertujuan untuk dapat menciptakan suatu lingkungan binaan (ruang dalam) beserta elemenelemen
Lebih terperinciBAB III METODE PENCIPTAAN
BAB III METODE PENCIPTAAN A. Metode Perencanaan Karya 1. Ide Gagasan Ide awal penciptaan karya bermula ketika penulis melihat perkembangan cerita bergambar ciptaan luar negeri yang semakin menarik. Mengisahkan
Lebih terperinciTujuan. Model Data pada SIG. Arna fariza. Mengerti sumber data dan model data spasial Mengerti perbedaan data Raster dan Vektor 4/7/2016
Model Data pada SIG Arna fariza Politeknik elektronika negeri surabaya Tujuan Mengerti sumber data dan model data spasial Mengerti perbedaan data Raster dan Vektor 1 Materi Sumber data spasial Klasifikasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Metode Penelitian Pada pendekatan penelitian ini merujuk dari beberapa penelitian yang sudah dilakukan oleh sejumlah peneliti yang memiliki beberapa kesamaan judul
Lebih terperinciREKONSTRUKSI MODEL 3D CANDI JAWI DENGAN METODE STRUCTURE FROM MOTION (SFM) FOTO UDARA
REKONSTRUKSI MODEL 3D CANDI JAWI DENGAN METODE STRUCTURE FROM MOTION (SFM) FOTO UDARA Yuwono, Danar Guruh Pratomo, Yulita Eka Rana Mulyono Teknik Geomatika, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Gambar 1 Peta Lokasi Magang (Sumber:
BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Lokasi Magang Kegiatan magang studi perancangan lanskap Green Permata Residence (GPR) ini dilaksanakan selama 3,5 bulan yang terhitung sejak tanggal 7 Februari 2012 hingga
Lebih terperinciPEDOMAN MUSEUM SITUS CAGAR BUDAYA DIREKTORAT MUSEUM DIREKTORAT JENDERAL SEJARAH DAN PURBAKALA DEPARTEMEN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA
K ONSEP P EDOMAN M USEUM S ITUS C AGAR B UDAYA DIREKTORAT MUSEUM DIREKTORAT JENDERAL SEJARAH DAN PURBAKALA DEPARTEMEN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA 2006 DAFTAR ISI BAB I. PENDAHULUAN A. Dasar B. Maksud C.
Lebih terperinciMenggunakan Scanner ADF dan Portable
Menggunakan Scanner ADF dan Portable Pemakaian DocAction untuk scanner Plustek DocAction adalah sebuah program yang berfungsi untuk mengatur profile scan yg kita butuhkan Ada 2 cara mengakses program DocAction,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar belakang
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar belakang Perkembangan teknologi dalam survey pemetaan pada masa kini berkembang sangat cepat. Dimulai dengan alat - alat yang bersifat manual dan konvensional, sekarang banyak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki keragaman budaya, alam dan sejarah peninggalan dari nenek moyang sejak zaman dahulu, terbukti dengan banyaknya ditemukan
Lebih terperinciBAB 2 DATA DAN ANALISA
BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber data Data data dan informasi yang digunakan untuk mendukung proyek tugas akhir ini akan diambil dari berbagai sumber, diantaranya: 1. Literatur: artikel dari media elektronik
Lebih terperinciGambar 3. Peta Orientasi Lokasi Studi
BAB III METODOLOGI. Lokasi dan Waktu Kegiatan studi dilakukan di Dukuh Karangkulon yang terletak di Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan luas
Lebih terperinciANALISIS KETINGGIAN MODEL PERMUKAAN DIGITAL PADA DATA LiDAR (LIGHT DETECTION AND RANGING) (Studi Kasus: Sei Mangkei, Sumatera Utara)
Geoid Vol. No., Agustus 7 (8-89) ANALISIS KETINGGIAN MODEL PERMUKAAN DIGITAL PADA DATA LiDAR (LIGHT DETECTION AND RANGING) Agung Budi Cahyono, Novita Duantari Departemen Teknik Geomatika FTSP-ITS, Kampus
Lebih terperinciPENGERTIAN CAGAR BUDAYA
PENGERTIAN CAGAR BUDAYA Undang-Undang No. 11 Tahun 2010, Pasal 1: Cagar Budaya adalah warisan budaya bersifat kebendaan berupa Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, Struktur Cagar Budaya, Situs Cagar
Lebih terperinciMUSEUM GERABAH NUSANTARA Penerapan arsitektur bangunan berbahan gerabah pada bentuk bangunan
BAB III ANALISIS 3.1 Pelaku, Aktivitas pengguna, kebutuhan ruang dan Besaran Ruang 3.1.1 Pelaku dan Aktivitas Pengguna Musuem Pelaku dalam museum dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu pengelola museum
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian museum adalah sebagai berikut : benda seni dan pengetahuan. bahwa : (Dirjen Kebudayaan Depdikbud, 1984)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian museum adalah sebagai berikut : 1. Dalam kamus Oxford disebut bahwa museum berasal dari kata mousa yang berarti arah. Pengertian ruang atau tempat untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. PENGERTIAN JUDUL
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. PENGERTIAN JUDUL Proyek yang direncanakan dalam Studio Konsep Perancangan Arsitektur (SKPA) berjudul Boyolali Historical Park sebagai Pengembangan Taman Sonokridanggo. Maksud dari
Lebih terperinciBAB I Pendahuluan. Pariwisata merupakan sebuah industri yang menjanjikan. Posisi pariwisata
1.1 Latar Belakang BAB I Pendahuluan Pariwisata merupakan sebuah industri yang menjanjikan. Posisi pariwisata saat ini menjadi sebuah kebutuhan bagi berbagai elemen masyarakat. Pariwisata dalam UU NOMOR
Lebih terperinci- Sumber dan Akuisisi Data - Global Positioning System (GPS) - Tahapan Kerja dalam SIG
Matakuliah Sistem Informasi Geografis (SIG) Oleh: Ardiansyah, S.Si GIS & Remote Sensing Research Center Syiah Kuala University, Banda Aceh Session_03 March 11, 2013 - Sumber dan Akuisisi Data - Global
Lebih terperinciTujuan : v Mengetahui fasilitas dari SONY VEGAS 6.0 v Mengetahui cara pengunaan SONY VEGAS 6.0
Tujuan : v Mengetahui fasilitas dari SONY VEGAS 6.0 v Mengetahui cara pengunaan SONY VEGAS 6.0 36 PENGENALAN SONY VEGAS Software pengeditan video memiliki banyak jenis dan berbagai karakteristik pengeditannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Budaya merupakan cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh kelompok masyarakat dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbetuk dari banyak unsur
Lebih terperinciSTANDAR OPERASIONAL PERIZINAN DAN PEMANFAATAN CANDI BOROBUDUR, CANDI MENDUT, DAN CANDI PAWON
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL KEBUDAYAAN STANDAR OPERASIONAL PERIZINAN DAN PEMANFAATAN CANDI BOROBUDUR, CANDI MENDUT, DAN CANDI PAWON 2015 Balai Konservasi Borobudur Jl. Badrawati
Lebih terperinciBAB II METODE PERANCANGAN
BAB II METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas Film animasi merupakan salah satu media hiburan berbasis audio visual yang cukup efektif dan efisien untuk mengenalkan dan menyampaikan sebuah pesan kepada masyarakat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat dewasa ini dan semakin kompleksnya pekerjaan-pekerjaan engineering yang menuntut ketelitian dan kecepatan tinggi
Lebih terperinciKAJI PENGARUH PARAMETER KAMERA TERHADAP REKONTRUKSI BENDA 3D MENGGUNAKAN TEKNIK DIGITAL PHOTOGRAMMETRY STUDI KASUS: REKONTRUKSI SAYAP TENGAH CN-235
KAJI PENGARUH PARAMETER KAMERA TERHADAP REKONTRUKSI BENDA 3D MENGGUNAKAN TEKNIK DIGITAL PHOTOGRAMMETRY STUDI KASUS: REKONTRUKSI SAYAP TENGAH CN-235 TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat Untuk memperoleh
Lebih terperinciMENERAPKAN APLIKASI AUGMENTED REALITY PADA OBYEK-OBYEK MUSEUM RADYA PUSTAKA. Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta
MENERAPKAN APLIKASI AUGMENTED REALITY PADA OBYEK-OBYEK MUSEUM RADYA PUSTAKA 1 Dedi Ary Prasetya, 1 Muhammad Nurruzzaman Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta Email: dediary@ums.ac.id,
Lebih terperinciLOCUS GIS. Oleh : IWAN SETIAWAN
LOCUS GIS Oleh : IWAN SETIAWAN FORUM FUNGSIONAL TERTENTU PROVINSI SULAWESI SELATAN AGUSTUS 2016 LOCUS GIS Locus GIS adalah program GIS berbasis Android yang dibuat oleh Asamm Software, Praha, Republik
Lebih terperinciBAB 3 PEMBAHASAN START DATA KALIBRASI PENGUKURAN OFFSET GPS- KAMERA DATA OFFSET GPS- KAMERA PEMOTRETAN DATA FOTO TANPA GPS FINISH
BAB 3 PEMBAHASAN Pada bab ini dibahas prosedur yang dilakukan pada percobaan ini. Fokus utama pembahasan pada bab ini adalah teknik kalibrasi kamera, penentuan offset GPS-kamera, akuisisi data di lapangan,
Lebih terperinciSTUDI EVALUASI METODE PENGUKURAN STABILITAS CANDI BOROBUDUR DAN BUKIT
STUDI EVALUASI METODE PENGUKURAN STABILITAS CANDI BOROBUDUR DAN BUKIT Oleh Joni Setyawan, S.T. Balai Konservasi Peninggalan Borobudur ABSTRAK Candi Borobudur sebagai sebuah peninggalan bersejarah bagi
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MASJID AGUNG DEMAK DAN SEKITARNYA SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA
P LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENGEMBANGAN MASJID AGUNG DEMAK DAN SEKITARNYA SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA PENEKANAN DESAIN TIPOLOGI PADA ARSITEKTUR BANGUNAN SETEMPAT Diajukan
Lebih terperinciPerbandingan Penentuan Volume Suatu Obyek Menggunakan Metode Close Range Photogrammetry Dengan Kamera Non Metrik Terkalibrasi Dan Pemetaan Teristris
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (20XX) ISSN: XXXX-XXXX (XXXX-XXXX Print) 1 Perbandingan Penentuan Volume Suatu Obyek Menggunakan Metode Close Range Photogrammetry Dengan Kamera Non Metrik Terkalibrasi
Lebih terperinciKAJIAN PELESTARIAN KAWASAN BENTENG KUTO BESAK PALEMBANG SEBAGAI ASET WISATA TUGAS AKHIR. Oleh : SABRINA SABILA L2D
KAJIAN PELESTARIAN KAWASAN BENTENG KUTO BESAK PALEMBANG SEBAGAI ASET WISATA TUGAS AKHIR Oleh : SABRINA SABILA L2D 005 400 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
Lebih terperinciMETODE FADHLI FAME LANER UNTUK ALAT 3D LASER SCANNER
METODE FADHLI FAME LANER UNTUK ALAT 3D LASER SCANNER Fadhli Umar Lubis Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Universitas Trisakti E-mail: fadhli_umar@yahoo.com Abstrak 3D laser scanner yang
Lebih terperinci