EVALUASI PENERAPAN RERANGKA BALANCED SCORECARD DALAM PENILAIAN KINERJA ORGANISASI SECARA ONLINE (Kasus PT Pembangkitan Jawa Bali) ABSTRACT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "EVALUASI PENERAPAN RERANGKA BALANCED SCORECARD DALAM PENILAIAN KINERJA ORGANISASI SECARA ONLINE (Kasus PT Pembangkitan Jawa Bali) ABSTRACT"

Transkripsi

1 EVALUASI PENERAPAN RERANGKA BALANCED SCORECARD DALAM PENILAIAN KINERJA ORGANISASI SECARA ONLINE (Kasus PT Pembangkitan Jawa Bali) Budi Purwono, Ertambang Nahartyo Magister Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada ABSTRACT Balanced scorecard has been broadly use to arrange corporate strategic system and performance management system along with technology information system so organization are able to assese their organization performance online. These research was a case study research with qualitative approach. Samples were selected using purposive technique to nine staf from department of manajemen quality and corporate permance also with the assese from units who have involved in online organization performance assesment for the past two years or above.the aim of these research try to describe and evaluated PT Pembangkitan Jawa Bali (PT PJB) online organization performance assesment system such as key performance indicator (KPI), online performance process, infrastructure and bias in performance assesment. Keyword: balanced scorecard, performance management, online, KPI 1. Pendahuluan Persaingan bisnis yang semakin ketat dan perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat menyebabkan organisasi harus melakukan perubahan perusahan filosofi bisnis dan cara pengelolaan perusahaan (Mulyadi, 2002). Salah satu cara terbaik bagi perusahaan agar dapat memastikan tercapainya visi, misi dan tujuan organisasi adalah dengan melakukan pengukuran kinerja perusahaan secara berkala (Mulyadi, 2007). Ukuran kinerja perusahaan harus dapat memberikan gambaran apa yang diukur, bagaimana cara mengukurnya dan bagaimana hubungan ukuran-ukuran kinerja tersebut dengan visi, misi dan tujuan perusahaan (Matthews, 2011). Salah satu metode pengukuran kinerja yang dapat memberikan gambaran kinerja perusahaan secara menyeluruh adalah metode balanced scorecard. Balanced scorecard memberikan gambaran kinerja perusahaan secara lebih menyeluruh dengan mengukur empat perspektif pengukuran: pembelajaran dan pertumbuhan, internal bisnis proses, pelanggan dan keuangan (Kaplan dan Norton, 1996). Banyak perusahaan merespon perubahan lingkungan eksternal dan kebutuhan pelanggan 1

2 dengan meningkatkan kualitas proses bisnis internalnya (Siha dan Saad, 2008). Perspektif internal bisnis proses dan pertumbuhan dan pembelajaran diukur dari dua aspek yaitu aspek: tingkat kematangan proses bisnis (Song dan Zhu, 2011) dan aspek KPI atas masing-masing proses bisnis (Ljungberg, 2002). Pengukuran kinerja dengan metode balanced scorecard dan didukung dengan penggunaan teknologi informasi yang terintegrasi dalam pengukuran kinerja perusahaan akan memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan (Mulyadi, 2007). Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat memungkinkan penilaian kinerja perusahaan dilakukan secara online (Zimmerman dan Lear, 2003). Penggunaan teknologi informasi dalam penilaian kinerja memberikan keuntungan waktu dan biaya. Para manajer dan pengambil keputusan dapat memperoleh informasi dan posisi pencapaian kinerja organisasi secara real time melalui dashboard yang memberikan nilai dari indikator-indikator kunci dalam penilaian kinerja. Fokus penelitian ini adalah memahami dan melakukan evaluasi penerapan penilaian kinerja organisasi dengan rerangka balance scorecard yang dilakukan secara online di PT PJB. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Perusahaan Kinerja perusahaan merupakan prestasi yang dicapai oleh organisasi dalam periode tertentu. Rivai, et al. (2008). Penilaian kinerja perusahaan mengandung makna suatu proses atau sistem penilaian mengenai pelaksanaan kemampuan kerja suatu perusahaan (organisasi) berdasarkan standar tertentu (Kaplan dan Norton, 1996). Sistem penilaian kinerja yang efektif sebaiknya mengandung indikator kinerja, yaitu: 1) Memperhatikan setiap aktivitas organisasi dan menekankan pada perspektif pelanggan. 2) Menilai setiap aktivitas dengan menggunakan alat ukur kinerja yang mengesahkan pelanggan. 3) Memperhatikan semua aspek aktivitas kinerja secara komprehensif yang mempengaruhi pelanggan. 4) Menyediakan informasi berupa saran untuk membantu anggota organisasi mengenali permasalahan dan peluang untuk melakukan perbaikan Balanced Scorecard Balanced scorecard memberikan gambaran kinerja perusahaan secara lebih menyeluruh (komprehensif) dengan mengukur empat perspektif pengukuran: pembelajaran dan pertumbuhan, internal bisnis proses, pelanggan dan keuangan (Kaplan dan Norton, 1996). Balanced scorecard kemudian mulai dikembangkan sebagai sebuah sistem perencaaan yang lebih luas dan besar yaitu sebagai sistem perencanaan strategi perusahaan yang menghasilkan atribut-atribut yang lebih komprehensif berimbang dan terukur (Mulyadi, 2007). Balanced scorecard sebagai peta strategi perusahaan akan memberikan keuntungan yang berlipat bagi perusahaan (Mulyadi, 2

3 2007). Inisiatif strategi perusahaan yang disusun dengan balanced scorecard kemudian akan dijabarkan dalam tujuan dan indikator kinerja yang rinci dan jelas (Niven, 2002). Indikator Kinerja KPI ini juga memiliki peran lain selain sebagai ukuran keberhasilan dalam suatu perusahaan (Moeheriono, 2012) Tingkat Kematangan Proses Bisnis Tingkat kematangan proses bisnis menunjukkan kemampuan proses bisnis perusahaan (Rosemann dan Bruin, 2005). Perspektif internal bisnis proses dan pertumbuhan dan pembelajaran diukur dari dua aspek yaitu aspek tingkat kematangan proses bisnis (Song dan Zhu, 2011). Tingkat kematangan proses bisnis merupakan sebuah konsep dalam ilmu manajemen organisasi yang menjelaskan bagaimana sebuah organsasi melakukan kegiatannya secara sistematis (Paulk et al, 1995). Tingkat kematangan proses bisnis di bagi dalam lima tingkatan: 1) Initial State. 2) Defined, 3) Repeatabl. 4) Managed. 5) Optimized (Harmon, 2003). Menurut Huffner (2004) penilaian tingkat kematangan proses bisnis organisasi digunakan untuk mengevaluasi kekuatan dan kelemahan organisasi dan mengetahui posisi tingkat kematangan proses bisnis organisasi (Ibbs dan Kwak, 2000). Penilaian kinerja proses dengan menggunakan ukuran tingkat kematangan bisnis proses dilakukan dengan melakukan pengujian substantif yang dilakukan oleh asesor (Van Looy et al., 2010) Penilaian Kinerja Secara Online Penilaian secara online adalah penilaian yang dilakukan dengan bantuan teknologi komputer yang berbasis teknologi jaringan atau internet dengan menggunakan aplikasi seperti , perangkat lunak berbasis jaringan, internet dan sistem komunikasi (Flint, 2003). Pengembangan lain dari penilaian kinerja secara online adalah penilaian kinerja yang lebih rumit dan memiliki fasilitas penyampaian pesan komunikasi dua arah yang berbasis web dan internet (Zimmerman dan Lear, 2003). Proses penilaian kinerja perusahaan dengan menggunakan balanced scorecard dan didukung dengan penggunaan teknologi informasi yang terintegrasi dalam pengukuran kinerja perusahaan akan memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan (Mulyadi, 2007). Informasi yang ditampilkan dalam dashboard kinerja perusahaan merupakan hasil pengolahan data ukuran kinerja yang di hasilkan dari sistem teknologi informasi kinerja perusahaan (Wayne, 2010). Para eksekutif perusahaan dapat memonitor kinerja perusahaan melalui dashboard KPI yang tesedia secara online Bias dalam Penilaian Kinerja Bias penilaian adalah kecenderungan sistematis untuk menilai anggotanya lebih baik dari anggota yang lain atau menilai kelompoknya lebih baik daripada kelompok yang lain (Hewstone et al., 2002). Bias dapat berupa perilaku 3

4 diskriminasi, sikap, kognitif dalam bentuk stereotip (Hewstone et al., 2002). Penilaian kinerja oleh asesor internal perusahaan yang memiliki fungsi ganda berpotensi menimbulkan bias dalam penilaian kinerja (Libby et al, 2004). Bias dalam penilaian dapat berupa bias penilaian kelompok terjadi karena faktor kedekatan hubungan dalam sebuah kelompok dan memandang kelompok lainnya lebih buruk (Simon, 2001). Bias penilaian kelompok juga dapat terjadi karena pemahaman hubungan sebab akibat yang ditimbulkan dari hasil sistem penilaian (Hewstone et al., 2002). Penilaian yang bias dari penilai akan menyebabkan evaluasi penilaian kinerja yang dihasilkan tidak handal dan dapat mengakibatkan manajer salah dalam mengambil keputusan (Libby et al., 2004). Bias penilaian dapat dikurangi dengan cara memberikan pemahaman kepada setiap mengenai sistem dan kriteria penilaian, dampak penilaian, membagi kelompok-kelompok yang akan dinilai dalam beberapa kelompok membuat parameter ukuran kinerja yang lebih objektif dan terukur (Hewstone et al., 2002). 3. LATAR BELAKANG KONTEKSTUAL PT PJB merupakan anak perusahaan PT PLN (Persero) yang bergerak dibidang pembangkitan. PT PJB memiliki 6 unit pembangkitan, Badan Pengelola Waduk Cirata, 2 unit pemeliharaan, 11 unit bisnis jasa operasi & maintenance (O&M), 1 unit pengembangan usaha dan 1 unit bisnis Compress Natural Gas (CNG). PT PJB Juga memiliki 3 anak perusahaan. Jumlah Karyawan PT PJB pada bulan Juni tahun 2016 sebanyak orang. Pada awal berdiri bisnis inti PT PJB adalah usaha penyediaan tenaga listrik. PT PJB menyediakan energi listrik yang berasal dari unit pembangkit milik PT PJB. Energi listrik yang dihasilkan kemudian dijual kepada PT PLN (Persero) yang juga merupakan induk dari PT PJB. Pada tahun 2009 PT PJB kemudian mengembangkan usahanya dengan menjadi perusahaan pengelola aset pembangkit dengan bisnis jasa pengoperasian dan pemeliharaan pembangkit. 4. RANCANGAN PENELITIAN STUDI KASUS Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus yang menggunakan objek penelitian PT. Pembangkitan Jawa Bali. Penelitian studi kasus digunakan apabila kita ingin memahami mengenai fenomena secara mendalam (Yin, 2009). Pendekatan kualitatif ialah sebuah prosedur dasar penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati (Moleong, 2000). Metode pengumpulan berbagai data dan informasi akan dilakukan melalui: 1) Studi literatur. 2) Pengamatan dengan berpartisipasi (Participant observation). 3) Wawancara mendalam (Indepth interview). 4) Diskusi kelompok (fokus group discussion). Para 4

5 participant dari penelitian ini adalah pegawai PT. PJB yang terlibat dalam proses penilaian kinerja di unit kerja PT. PJB selama dua tahun atau lebih. Data penelitian yang diperoleh harus terlebih dahulu dilakukan pengujian. Metode pengujian kesesuaian data dilakukan dengan metode triangulasi (Yin, 2009). Menurut Patton (2002) dalam (Yin, 2009) terdapat empat tipe triangulasi: 1) Triangulasi data. 2) Triangulasi investigator. 3) Triangulasi teori. 4) Triangulasi metode. Teknik analisa data dalam penelitian studi kasus terdapat lima cara yaitu: 1. Pattern matching. 2. Explanation building. 3. Time series Analysis. 4. Logic Model. 5. Crosscase synthesis. (Yin 2009). Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi proses penilaian kinerja unit di PT PJB yang dilakukan secara online. Teknik analisa data yang cocok untuk penelitian studi kasus yang bersifat evaluasi adalah logic model Yin (2009). Teknik analisa data logic model dilakukan dengan cara membandingkan hasil temuan empiris dalam penelitian dengan dasar teoriteori yang berhubungan dengan penelitian ini Penyusunan Peta Strategis dan Scorecard Kinerja Unit PT PJB dalam menyusun peta strategi perusahaan dan alat pengukuran kinerja organisasi dengan menggunakan balanced scorecard. Peta Strategi PT PJB telah menjelaskan dengan rinci strategi perusahaan berdasarkan pembagian empat perspektif financial, stakeholder, internal process dan learning and growth. Peta strategi tersebut kemudian dijabarkan sebagai indikator-indikator kinerja organisasi sampai pada tingkat kinerja karyawan. Bentuk penjabaran indikator penilaian kinerja adalah scorecard. Setiap unit sampai karyawan akan memiliki scorecard sendiri-sendiri sesuai fungsi dan tugasnya masing-masing. Indikator penilaian kinerja kemudian dibuatkan scorecard yang akan menjadi kontrak kinerja unit selama satu tahun yang ditanda tangani oleh direksi dan general manager unit. Sistem penilaian di PT PJB dibagian menjadi dua bagian kinerja hasil dan kinerja proses. Kinerja hasil diukur dengan mengukur output suatu proses bisnis dalam satuan tertentu. Kinerja proses penilaian dilakukan dengan mengukur tingkat kematangan proses bisnis dengan menggunakan sistem skala likert 1 sampai dengan Proses Penilaian Kinerja Unit Secara Online Sistem penilaian kinerja yang dilakukan saat ini secara online atau ondesk. Tim penilai atau asesor dan unit yang dinilai tidak lagi bertemu secara langsung tetapi komunikasi dilakukan secara online. Proses penilaian kinerja ini melibatkan setidaknya empat bagian yaitu: asesor, asesi, satuan kinerja korporat & pengembangan sistem manajemen dan admin sistem teknologi informasi. Sistem penilaian kinerja unit di PT PJB merupakan sebuah proses manajemen antara unit dengan korporat. Sistem penilaian 5

6 direncanakan oleh satuan kinerja korporat bersama dengan divisi dan bidang yang membina proses bisnis kemudian diturunkan menjadi sebuah kontrak kinerja korporat antar direksi dengan general manager. Selama menjalankan aktivitas proses bisnis di unit akan berpedoman pada target kinerja yang telah ditetapkan dalam kontrak kinerja. Setiap triwulan unit akan melakukan self assesment kinerja unitnya sebagai langkah awal untuk mengetahui posisi pencapaian kinerja unit. Self assesment di unit dilakukan oleh bidang Quality risk management selaku penanggung jawab kinerja di tingkat unit. Penilaian kinerja (asesor) akan dilakukan setiap semester oleh divisi atau bidang yang menjadi pembina proses bisnis. Asesor akan memberikan saran atas hasil penilaian kinerja yang dicapai oleh setiap unit kerja sebagai dasar perbaikan kinerja unit. 5. PEMAPARAN TEMUAN 5.1. Strategi dan Proses Bisnis PT PJB Hasil wawancara kepada enam responden atas pertanyaan mengenai penerapan konsep penilaian balanced scorecard dari responden pertama (R1) sampai dengan responden keenam (R6). Hasil diskusi kelompok dan hasil penelusuran dokumen disimpulkan bahwa PT PJB telah melakukan melakukan penilaian kinerja menggunakan kerangka balanced scorecard sejak tahun duaribu delapan. PT PJB telah menggunakan balanced scorecard dalam proses penyusunan strategi perusahaan. Strategi Perusahaan yang ada kemudian dijabarkan dalam peta strategi organisasi yang terbagi atas empat perspektif yaitu learning and growth, proses bisnis internal, pelanggan dan keuangan. Gambar 5.1 Peta Strategi PT PJB 5.2. Sistem Evaluasi Penilaian Kinerja Organisasi PT PJB PJB perlu melakukan penilaian kinerja organisasi terhadap semua unit kerja untuk memastikan setiap aktivitas dan program kerja yang telah direncanakan berjalan sesuai dengan yang direncanakan. PT PJB melakukan penilaian kinerja organisasi terhadap semua unit kinerja yang ada. Setiap general manager di semua unit kerja diberikan kontrak kinerja unit yang harus dicapai selama satu tahun yang terbagi dalam dua semester. Peta strategi menggambarkan strategi inisiatif yang kemudian 6

7 dijabarkan sebagai KPI yang harus dicapai oleh PT PJB dalam rangka mencapai visi misi PJB. KPI ini merupakan ukuran keberhasilan utama yang diambil dari hasil identifikasi proses bisnis maupun sub proses yang terdapat dalam PJB IMS yang dinilai paling berperan dalam menjadi ukuran keberhasilan. Sistem penilaian kinerja organisasi di PT PJB dibagi dalam dua kelompok besar yaitu kinerja hasil dan kinerja proses. NO. INDIKA T OR SA T UA N BOBOT A. KINERJA HA SIL I. Pelanggan 3.00 C1 Kepuasan Pelanggan % 3.00 II. Produk dan Layanan P1 EAF (Equivalent Availability Factor) % P2 EFOR (Equivalent Forced Outage Rate) % 4.00 P3 SdOF (Suddent Outage Frequency) Kali/Unit 2.00 P4 SOF (Schedule Outage Factor) % 2.00 P5 NPHR (Nett Plant Heat Rate ) kcal/kwh 6.00 P15 PS (Pemakaian Sendiri) % 4.00 P16 Perputaran Material Non Bahan Bakar kali 2.00 III. Keuangan dan Pasar F1 Biaya Pemeliharaan = (xrp1000xpf100%) 5.00 F2 Biaya Investasi (xrp1000xpf100%) 5.00 F3 Biaya Pegawai (xrp1000) 1.00 F4 Biaya Administrasi (xrp1000) 1.00 B. KINERJA PROSES IV. Proses Bisnis Internal I1 Outage Management Level 5.00 I2 Reliability Management Level 5.00 I3 Supply Chain Management Level 4.00 I4 Efficiency Management Level 4.00 I5 Operation Management Level 5.00 I6 Work Planning & Control Management Level 4.00 I7 Manajemen LK3 Level 4.00 I7.P T ingkat Proper Unit = Proper 1.00 V. Kepemimpinan I8 Pengelolaan Keuangan Level 2.00 I9 Enterprise Risk Management Level 4.00 I10 Pengelolaan PJB-IMS Level 3.00 I17 Pelibatan & Pengembangan Masyarakat Level 2.00 I18 Penyelesaian T emuan Auditor % 3.00 VI. Sumber Daya Manusia 9.00 L1 HCR (Human Capital Readiness) Level 3.00 L2 OCR (Organization Capital Readiness) Level 3.00 L3 ICR (Information Capital Readiness) Level 3.00 JUMLAH BOBOT (A+B) I19 Kepatuhan pada K3LH (Kesehatan, Nilai Pengurang Max-10 Keselamatan Kerja & Lingkungan Hidup) s.d. Juni T A RGET s.d. Desember Tabel 5.1 Kontrak Kinerja Pembangkit Thermal KPI yang digunakan dalam penilaian kinerja organisasi di PT PJB dipilih melalui dua metode pertama dengan cara menentukan proses bisnis maupun sub proses bisnis yang menjadi indikator utama (KPI) ini dilakukan berdasarkan rujukan best practice pengelolaan pembangkit oleh lembaga NERC (North American Electric Reliability Corporation). Metode kedua yang digunakan oleh PT PJB adalah metode pareto analisis 7

8 dalam menilai integrasi antar proses bisnis atau sub proses bisnis. Pola hubungan antar proses bisnis satu dengan proses bisnis yang lainnya atau atar sub proses bisnis satu dengan sub proses bisnis yang lainnya. Metode pareto analisis dilakukan dengan cara mencari 20% proses bisnis atau sub proses bisnis mana saja yang memberikan pengaruh 80% dalam mencapai kinerja PT PJB. Penetapan target nilai kinerja organisasi di PT PJB yang dilakukan dengan dua cara yaitu: preassesment dan trending. Preassesment biasa digunakan dalam menetapkan nilai kinerja proses yang menggunakan tingkat kematangan proses bisnis organisasi. BMMK akan menetapkan nilai target masing-masing KPI berdasarkan hasil penilaian awal kinerja organisasi yang dilakukan oleh para pembina proses bisnis yang berada dikantor pusat. Hasil penilaian awal ini akan menjadi dasar dalam menetapkan target nilai bagi masingmasing unit kerja. Pada tahun-tahun berikutnya target nilai kinerja organisasi di tetapkan berdasarkan pola rumusan (n+0,2), n adalah hasil pencapaian kinerja tahun sebelumnya. PT PJB mulai melakukan penilaian kinerja organisasi secara online sejak penilaian semester pertama tahun Sebelumnya penilaian kinerja organisasi dilakukan dengan penilaian secara onsite atau melakukan kunjungan secara langsung di unit kerja selama beberapa tiga hari untuk melakukan verifikasi lapangan dalam rangka menilai kondisi unit kerja yang sebenarnya. Pada tahun 2014 dilakukan uji coba penilaian kinerja secara online pada semester pertama dan pada semester kedua tahun 2014 penilaian dilakukan dengan cara mengkombinasikan proses penilaian kinerja secara online pada beberapa stream dan tetap melakukan penilaian secara onsite pada beberapa stream lainnya. Penilaian kinerja organisasi secara online yang dilakukan di PT PJB adalah sebuah proses evaluasi penilaian kinerja organisasi di unitunit kerja PT PJB. Penilaian kinerja secara online dilakukan dengan cara melihat pencapaian kinerja organisasi dengan memanfaatkan bantuan sistem perangkat teknologi informasi baik aplikasi pengelolaan kinerja perusahaan, jaringan dan perangkat komputer. PT PJB Melakukan penilaian kinerja organisasi secara online karena jumlah unit kerja di PT PJB yang semakin banyak dengan lokasi yang tersebar diseluruh Indonesia. Kecepatan dalam menampilkan data dalam bentuk dashboard mengenai kondisi perusahaan secara aktual merupakan salah satu alasan utama PT PJB menggunakan aplikasi sistem penilaian kinerja organisasi. Dashboard ukuran kinerja organisasi tersebut akan ditampilkan dalam bentuk web. Infrastruktur yang lainnya adalah jaringan intranet antar unit kerja dengan kantor pusat. Server yang dapat menyimpan data dalam jumlah yang besar saat ini PT PJB memiliki dua server yang berlokasi di dua tempat yang berbeda. Server utama terletak di kantor pusat dan 8

9 satu server yang berfungsi sebagai cadangan. Pada saat penilaian kinerja data bukti pendukung yang berupa gambar, dokumen soft file akan diupload oleh unit kerja kedalam sistem file transfer protokol (FTP) yang terhubung dengan sistem aplikasi Quality Process and Result (QPR). Pembagian sistem tersebut dilakukan agar tidak memperberat kerja aplikasi sistem QPR. Data yang dimasukkan secara manual untuk penilaian kinerja pada bagian kinerja proses berupa data notulensi, laporan, foto kegiatan semua proses bisnis yang telah ditentukan dalam masing-masing kriteria penilaian kinerja. Penanggung jawab dalam pengisian data di aplikasi QPR adalah fungsi Quality Risk Management (QRM) di masingmasing unit kerja. Fungsi QRM juga bertugas untuk melakukan self assesment di unit kerja masingmasing. Proses Penilaian kinerja secara online di semester pertama mulai minggu keempat bulan Juni sampai dengan minggu kedua bulan Juli. Penilaian kinerja semester kedua dimulai minggu keempat bulan Desember sampai dengan minggu kedua bulan Januari. Pada saat pelaksanaan penilaian unit kerja tidak diperbolehkan lagi melakukan penambahan data pendukung kinerja kecuali atas permintaan tim asesor. Satu minggu setelah penilaian dilakukan semua saran perbaikan hasil penilaian kinerja sudah harus dimasukkan kedalam QPR oleh tim asesor. BMMK kemudian akan melakukan expert panel untuk melakukan rekapitulasi seluruh hasil penilaian kinerja dan membuat usulan penetapan kinerja organisasi kepada direksi. Gambar 5.2 Proses Pengendalian Kinerja PT PJB PT PJB melalui BMMK melakukan usaha penyelarasan kompetensi dan pemahaman terhadap seluruh anggota tim asesor secara berkala guna mengurangi bias dalam penilaian. Perbedaan kompetensi dan pemahaman asesor dalam melakukan penilaian akan menimbulkan 9

10 permasalahan hasil penilaian kinerja menjadi tidak valid. Salah satu usaha dalam mengurangi perbedaan persepsi atau bias dalam penilaian kinerja organisasi PT PJB saat ini menggunakan sistem penilaian binomial (1 SATU dan 0 NOL) terhadap penilaian khususnya dalam menentukan nilai kinerja proses yang dinilai berdasarkan tingkat kematangan proses bisnis. Penilaian binomial ini dilakukan dengan cara memberikan nilai 1 (SATU) jika data bukti pendukung pencapaian kinerja organisasi tersedia dan sesuai dengan kriteria penilaian kinerja organisasi apabila data bukti pendukung tidak ada atau tidak sesuai maka akan diberikan nilai 0 (NOL). Sistem penilaian yang digunakan dalam penilaian mengukur tingkat kematangan proses bisnis adalah sistem bertingkat. Pada setiap kriteria harus dimulai dari pemenuhan proses bisnis pada tingkat pertama kemudian berlanjut secara bertingkat sehingga tidak di perbolehkan pemenuhan data bukti pendukung yang lompat tingkat. Para asesor dalam melakukan penilaian kinerja tidak hanya memberikan nilai tetapi juga wajib memberikan saran perbaikan atau (opportunity for improvement) OFI. Isi saran perbaikan atau OFI harus memenuhi kaidah-kaidah ADLI (approach, deployment, learning dan integration). Deployment adalah metode yang dilakukan memenuhi persyaratan jumlah, relevan, penting bagi organisasi, diaplikasikan secara konsisten dan dapat digunakan oleh seluruh unit kerja. Learning adalah proses penyempurnaan merupakan metode siklus evaluasi dan perbaikan, mendorong perubahan, berbagi penyempurnaan dan inovasi dengan unit kerja lain yang memiliki proses yang relevan. Integration adalah metode perbaikan selaras dengan kebutuhan organisasi, ukuran, informasi dan sistem perbaikan saling melengkapi. Pelaksanaan penilaian kinerja secara online masih terdapat beberapa kendala baik yang bersifat teknis dan non teknis. Kendala teknis yang sering terjadi adalah kemampuan penyimpanan data yang relatif terbatas kerena adanya perbedaan persepsi data bukti pendukung antara asesor dan asesi. Hampir semua asesi memberikan data yang terlalu banyak dan beberapa data tidak berhubungan dengan kriteria penilaian. Penggunaan jaringan yang mengalami penurunan kecepatan upload data karena semua asesi cenderung melakukan pemasukan data pada saat batas akhir pemasukan data. Kompetensi tim asesor dan asesi yang menyebabkan sering terjadi perdebatan persepsi penafsiran data. Asesor kesulitan menentukan kondisi sesungguhnya di unit kerja karena bukti pendukung yang berikan oleh unit kerja bersifat kurang terstruktur. Faktor non teknis yang menjadi kendala dalam pelaksanaan penilaian kinerja adalah hasil self assesment lebih tinggi jika dibandingkan dengan hasil penilaian kinerja yang dilakukan oleh asesor. QRM cenderung menilai unit kerjanya lebih baik dari kenyataan yang ada. Unit kerja memberikan potongan-potongan data yang menguntungkan bagi unit kerjanya karena beberapa kriteria 10

11 tidak mensyaratkan bukti pendukung yang terstruktur. Lambatnya pemasukan data karena beberapa unit kerja di beberapa area pengukuran kinerja menunggu unit lain untuk memasukkan data dan mencontoh data tersebut Uji Validitas Reliabilitas Penelitian Kualitatif Pengujian validitas reliabitas pada penelitian kualitiatif dilakukan dengan cara melakukan pengujian terhadap validitas responden, data, metode dan teori. Metode pengujian kesesuaian data dilakukan dengan metode triangulasi (Yin, 2009). Menurut Patton (2002) dalam (Yin, 2009) terdapat empat tipe triangulasi: 1) Triangulasi data. 2) Triangulasi investigator. 3) Triangulasi teori 4) Triangulasi metode. Pengujian yang pertama kali dilakukan dalam penelitian ini adalah pengujian data pendukung yang berasal dari dokumen yang diperoleh di PT PJB terkait penilaian kinerja organisasi data tersebut antara lain dokumen buku pedoman penilaian kinerja tahun 2016, dokumen hasil penilaian kinerja organisasi semester pertama dan kedua tahun 2014, 2015 dan 2016 dan web QPR. Pengujian yang kedua dilakukan kepada narasumber atau responden sampel dilakukan dengan metode purposive. Wawancara dilakukan kepada sembilan orang responden namun hasil wawancara tiga orang responden tidak digunakan sebagai data penelitian karena tidak memenuhi kriteria karena memiliki masa jabatan kurang dari dua tahun. Tiga data hasil wawancara yang tidak digunakan adalah data wawancara dari kepala satuan kinerja korporat dan pengembangan dan sistem manajemen yang baru menjabat sekita tiga belas bulan, data hasil wawancara terhadap kepala bidang manajemen mutu kinerja dan data hasil wawancara kepada assistant analyst penerapan sistem manajemen karena saat ini sudah tidak menjadi asesor dan perannya sebagai asesor oleh digantikan fungsi manajemen kinerja. Kode Nama Responden Bidang Peran Durasi Wawancara R1 Tarmidi Mutu Kinerja Asesor 41 menit 51 detik R2 Prijo Agus Soebijanto Mutu Kinerja Asesor 30 menit 45 detik R3 Dewanto Wicaksono Mutu Kinerja Asesor 35 menit 37 detik R4 Hilda Praban Dini Mutu Kinerja Asesor 31 menit 56 detik R5 Sugito Prihatin QRM Asesi 28 menit, 36 detik R6 Erpita Rachman QRM Asesi 26 menit 51 detik Tabel 5.2. Data Responden Wawancara Pengambilan data juga dilakukan dengan cara diskusi kelompok dengan asesor dari divisi talenta yang melakukan penilaian kinerja pada KPI human capital dan asesi dari fungsi SDM diunit kerja. Diskusi kelompok dilakukan pada tanggal 17 Nopember 2016 di Yogyakarta. 11

12 Metode pengujian validitas juga dilakukan terhadap teori. Pertanyaanpertanyaan dalam wawancara juga dilakukan dengan cara membandingkan poin-poin jawaban atas pertanyaan dengan teori-teori penilaian kinerja dan balanced scorecard. Pada penelitian ini jumlah pertanyaan yang dilakukan dalam wawancara sebanyak dua puluh dua pertanyaan yang terbagi dalam dua kelompok yaitu: penerapan konsep balanced scorecard yang dijabarkan dalam sembilan pertanyaan dan proses penilaian kinerja organisasi secara online yang dijabarkan tiga belas pertanyaan. Tema diskusi kelompok adalah evaluasi proses penilaian kinerja organisasi secara online yang terbagi atas dua pertanyaan yaitu: 1) Bagaimana penerapan konsep balanced scorecard dalam penilaian kinerja organisasi di PT PJB. 2) Bagaimana proses penilaian kinerja organisasi dilakukan secara online. 6. PEMBAHASAN 6.1. Konsep Balanced Scorecard PT PJB dalam merespon perubahan lingkungan bisnis telah melakukan perubahan dalam proses penyusun strategi perusahaan dengan menggunakan balanced scorecard karena mampu memberikan gambaran dan cara yang jelas dalam mencapai visi misi perusahaan. Perusahaan dapat mempersiapkan Strategi yang lebih jelas, terstruktur dan sistematis dalam menghadapi persaingan bisnis dimasa depan (Mulyadi, 2007). Inisiatif strategi perusahaan yang disusun dengan balanced scorecard kemudian akan dijabarkan dalam tujuan dan ukuran kinerja yang rinci dan jelas (Niven, 2002). PT PJB membagi Penilaian kinerja organisasi dalam dua bagian kinerja proses dan kinerja hasil. Indikator kinerja proses merupakan indikator kinerja yang akan memicu indikator pada kinerja hasil. Leading indikator adalah indikator yang menjadi pemicu pencapaian dari lagging indikator (Niven, 2002). PT PJB memberikan bobot penilaian kinerja proses sebesar 55% sedangkan bobot penilaian kinerja hasil sebesar 45%. Kinerja proses terdiri atas perspektif learning and growth dan perspektif proses bisnis internal. Kinerja hasil terdiri atas perspektif keuangan yang berisi stream keuangan dan pasar untuk perspektif pelanggan berisi stream kepuasan pelanggan dan stream produk dan layanan. Pada kinerja proses diukur dengan tingkat kematangan proses bisnis yang bertujuan untuk melihat kematangan proses bisnis sedang dilakukan diunit kerja. Tingkat kematangan proses bisnis merupakan sebuah konsep dalam ilmu manajemen organisasi yang menjelaskan bagaimana sebuah organsasi melakukan kegiatannya secara sistematis (Paulk et al, 1995). Tingkat kematangan proses bisnis di bagi dalam lima tingkatan: 1) Initial State, 2) Defined, 3) Repeatable, 4) Managed dan 5) Optimized (Harmon, 2003). PT PJB mendefinisikan lima tingkatan dalam kematangan proses bisnis sebagai berikut: tahap 1) Fire fighting. 2) Stabilizing. 3) Preventing. 4) Optimizing. 5) Excellent. 12

13 6.2. Perencanaan Sistem Penilaian Kinerja Organisasi Sasaran perspektif learning and growth memenuhi kemampuan dan alat apa yang dibutuhkan oleh karyawan untuk melaksanakan strategi indikator umum yang biasa digunakan misalnya rencana pengembangan karyawan, jumlah kebutuhan pelatihan, kepuasan karyawan dan penyelarasan organisasi (Niven, 2002). PT PJB dalam mengukur perspektif learning and growth untuk kinerja organisasi di unit kerja PT PJB diukur dengan tiga KPI yaitu: human capital readiness, organization capital readiness dan information capital readiness. Perspektif proses bisnis internal memiliki sasaran utama adalah proses apa yang harus dilakukan untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan dan pemilik indiktaor yang biasa digunakan adalah ketepatan proses, pemenuhan permintaan dan ketepatan perencanaan (Niven, 2002). KPI Perspektif proses bisnis internal dalam penilaian kinerja organisasi di PT PJB memiliki beberapa macam variasi KPI. Perbedaan KPI pada perspektif proses bisnis internal ini di sebabkan unit kerja di PT PJB memiliki beberapa ciri proses bisnis yang berbeda-beda. Sasaran utama perspektif pelanggan adalah nilai apa yang akan ditawarkan kepada pelanggan, ukuran perspektif pelanggan antara lain: kepuasan pelanggan, pangsa pasar, keluhan pelanggan dan loyalitas pelanggan (Niven, 2002). KPI Perspektif pelanggan dalam penilaian kinerja organisasi di PT PJB diukur berdasarkan jenis produk yang dihasilkan atau faktor-faktor yang berpengaruh langsung terhadap hasil produksi di masing-masing unit kerja. KPI perspektif pelanggan terbagi dalam dua stream kepuasan pelanggan dan produk layanan. KPI perspektif pelanggan stream produk layanan pada unit pembangkit thermal dan unit bisnis jasa operation maintenance tingkat kesiapan pembangkit atau EAF (Equivalent Availability Factor), tingkat gangguan pembangkit atau EFOR (Equivalent Forced Outage Rate), jangka waktu pemeliharaan atau SOF (Schedule Outage Factor), frekuensi pemeliharaan yang tidak terjadwal atau SdOF (Suddent Outage Frequency), efisiensi pemakaian bahan bakar atau NPHR (Nett Plant Heat Rate), pemakaian listrik sendiri untuk peralatan pembangkit atau PS (Pemakaian Sendiri) dan Perputaran Material persediaan Non Bahan Bakar. Sedikit berbeda dengan unit pembangkit hydro KPI perspektif pelanggan stream produk layanan pada efisensi bahan bakar dihitung berdasarkan frekeunsi air limpas dari bendungan. Penilaian KPI perspektif keuangan pada unit kerja PT PJB adalah pengendalian biaya administrasi, biaya kepegawaian, biaya pemeliharaan dan biaya investasi. KPI pengendalian biaya tersebut ditetapkan karena tarif pendapatan rupiah/kwh penjualan energi listrik dan jasa operation maintenance telah oleh bidang nilai niaga kantor pusat dengan PT PLN 13

14 sehingga unit kerja tidak memiliki kewenangan dalam menentukan pendapatan sehingga strategi korporasi PT PJB adalah cost leadership Pelaksanaan Penilaian Kinerja Organisasi Sistem penilaian kinerja dengan berbasis pemanfaatan teknologi informasi menampilkan web dashboard parameter pencapaian KPI perusahan sampai pada tingkat unit kerja. Organisasi akan mendapatkan data ukuran KPI yang baik dan benar jika sistem teknologi informasi penilaian kinerja organisasi terintegrasi dengan sistem teknologi informasi atau ERP lainnya yang digunakan oleh perusahan. Informasi yang ditampilkan dalam dashboard kinerja perusahaan merupakan hasil pengolahan data ukuran kinerja yang di hasilkan dari sistem teknologi informasi kinerja perusahaan (Wayne, 2010). Sistem teknologi informasi penilaian yang digunakan oleh PT PJB menggunakan aplikasi yang bernama QPR. Aplikasi QPR mampu menampilkan web dashboard kinerja perusahaan secara langsung. Hasil tampilan dashboard aplikasi QPR merupakan hasil pengolaan tarikan data dari berbagai ERP yang digunakan oleh PT PJB yang tersimpan dalam data warehouse. Permasalahan yang sering muncul dalam penilaian sendiri adalah bias dalam melakukan penilaian yang menyebabkan hasil penilaian sendiri lebih tinggi daripada penilaian yang dilakukan oleh tim asesor. Bias penilaian adalah kecenderungan sistematis untuk menilai anggotanya lebih baik dari anggota yang lain atau menilai kelompoknya lebih baik daripada kelompok yang lain (Hewstone et al., 2002). Bias dalam penilaian sendiri disebabkan oleh kurangnya pemahaman QRM dalam memahami kriteria penilaian kinerja. Bias dalam penilaian juga disebabkan faktor psikologis yang ingin memperlihatkan bahwa kinerja unit kerjanya baik. Selama proses penilaian kinerja asesor tidak hanya melakukan verifikasi data pendukung yang masuk kedalam sistem tetapi asesor dapat melakukan komunikasi untuk melakukan klarifkasi data dengan asesi sehingga asesor memiliki wawasan penilaian yang lebih jelas mengenai kondisi dilapangan. Sikap proaktif dari asesor dan asesi pada saat penilaian kinerja menjadi salah satu kunci penting dalam proses penilaian akan tetapi tidak semua asesor dan asesi melakukan komunikasi. Hasil penilaian kinerja organisasi akan menjadi dasar dalam penilaian kinerja perorangan. Proses penyelarasan hasil penilaian kinerja perorangan akan ditetapkan dengan sistem kuota berdasarkan pola distribusi normal dengan rentang yang sudah ditetapkan oleh divisi administrasi human capital. Tingkat pencapaian kinerja perorangan berpengaruh terhadap pemberian kompensasi berupa insentif prestasi kerja (IPK) yang berbeda-beda sesuai dengan tingkatan yang sudah diatur 14

15 dalam surat keputusan direksi mengenai sistem pemberian IPK. kita pengennya begitu tutup buku semester I dan II itu ya, langsung hasil penilaiannya keluar, tinggal nombol satu kali sudah ada semua disitu jadi ga perlu nunggu lama-lama lagi, jadi pembayaran IPK nya juga bisa cepet bulan Juli atau Januari akhir bareng sama gaji sudah bisa dibayarkan karena semuanya sudah ada di web QPR unitnya juga sudah bisa lihat sebelumnya. Ya semuanya cepat. (Wawancara Analyst Evaluasi Kinerja Korporat (R2), tanggal, 2 Januari 2017) 7. KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan 1. Proses penilaian kinerja di PT PJB telah menggunakan rerangka balanced scorecard sejak tahun dua ribu delapan. Rerangka balanced scorecard diterapkan dalam penyusunan strategi dan dijabarkan dalam peta strategi, inisiatif strategi dan rerangka penilaian kinerja organisasi. Penggunaan balanced scorecard dapat membantu PT PJB dalam merespon perubahan lingkungan bisnis. Balanced scorecard digunakan secara komprehensif dan terintegrasi di semua sub tingkatan proses bisnis di PT PJB. Kompleksitas dan integrasi proses bisnis PT PJB tampak dalam penjabaran PJB IMS. Penjabaran PJB IMS kemudian dijabarkan menjadi ukuran-ukuran KPI di unit kerja. 2. PT PJB telah menerapkan rerangka balanced scorecard dalam penyusunan strategi dan penilaian kinerja dengan sistematis dan terstruktur sehingga memudahkan mengindentifkasi setiap aspek dari proses bisnis apakah sudah berjalan sesuai dengan yang telah direncanakan. Pembobotan penilaian kinerja proses 55% dan kinerja hasil 45% mengambarkan keseimbangan sistem penilaian kinerja organisasi yang digunakan PT PJB. BMMK secara berkala selalu melakukan evaluasi dan penyelarasan sistem penilaian kinerja organisasi. 3. Sistem penilaian kinerja yang digunakan PT PJB terbagi dalam dua kinerja proses dan kinerja hasil. Kinerja hasil terdiri atas perspektif keuangan dan perspektif pelanggan. kinerja proses terdiri atas perspektif learning and growth dan proses bisnis internal dengan metode pengukuran menggunakan tingkat kematangan proses. Metode pengukuran kinerja proses dengan mengukur tingkat kematangan proses bisnis sudah sesuai untuk mengukur tingkat proses bisnis karena mampu memberikan gambaran tahapan proses bisnis yang sedang dilakukan. 4. Penilaian kinerja organisasi secara online di PT PJB adalah sebuah langkah maju dalam melakukan monitoring kinerja unit kerja yang tersebar di berbagai tempat. Kecepatan pengolahan data, akurasi data menjadi tujuan utama pemanfaatan sistem teknologi secara online berbasis web sehingga manajemen dapat mengambil keputusan secara cepat dan tepat. Proses penilaian kinerja secara online harus didukung oleh infrastruktur jaringan yang besar kapasitas pengolahan data yang cepat dan kapasitas penyimpanan data yang besar. Kecenderungan asesi dan asesor melakukan pemasukan dan penarikan data pada waktu yang bersamaan menyebabkan menurunnya kecepatan akses pada jaringan. Perbedaan persepsi 15

16 antara asesor dan asesi menyebabkan asesi melakukan data yang tidak berhubungan dengan kebutuhan kriteria penilaian hal ini menyebabkan kapasitas penyimpanan data tidak mencukupi. 5. Proses penilaian kinerja yang dilakukan oleh pembina proses bisnis merupakan langkah yang tepat karena para pembina proses bisnis telah memahami proses bisnis yang mereka lakukan dan dapat mengarahkan serta memberikan saran kepada unit kerja dalam mencapai kinerja yang ditetapkan sehingga unit kerja mampu medukung tercapainya terget kinerja korporat. peranan ganda yang dilakukan oleh QRM sebagai asesi dan asesor dalam penilaian kinerja sendiri menimbulkan bias dalam penilaian kinerja. Bias penilaian kinerja terjadi karena dua hal yaitu: pertama QRM dimasing-masing unit kerja ingin unit kerja dinilai lebih baik dari unit lain dan pemahaman QRM terhadap penilaian kinerja masing-masing proses bisnis masih kurang mendalam sehingga menimbulkan perbedaan pemahaman kriteria penilaian kinerja. 6. Hasil penilaian kinerja organisasi juga dijadikan dasar dalam penentuan kuota penilaian kinerja perorangan. Penyelarasan hasil penilaian kinerja peroragan selalu diselaraskan dengan hasil penilaian kinerja organisasi dengan cara kalibrasi penilaian kinerja perorangan dengan pola pembagian distribusi normal. Nilai kinerja perorangan berpengaruh terhadap nilai IPK yang diterima setiap karyawan Saran 1. PT PJB sebaiknya melakukan penyelasaran kompetensi para asesor secara berkala pelatihan penilaian dan mensertifikasi para asesor baik tim asesor yangberasal dari pembina proses bisnis maupun asesor penilaian sendiri yang berasal dari fungsi QRM di masing-masing unit kerja. 2. Pembina proses bisnis perlu memberikan pemahaman dan sosialisasi kepada asesi mengenai kriteria penilaian kinerja sebelum proses penilaian kinerja organisasi dilakukan akan terdapat kesamaan persepsi mengenai data yang dibutuhkan dalam penilaian kinerja dan memberikan standar format resmi data pendukung yang dibutuhkan. 3. PT PJB perlu membuatkan prosedur resmi agar manajemen diunit kerja dan pembina proses melakukan monitoring kinerja secara berkala setiap bulan dan melakukan pemasukan data agar tidak terjadi kesulitan akses data pada saat penilaian kinerja dilakukan. 4. PT PJB sebaiknya melakukan kajian penambahan kapasitas jaringan, ruang penyimpanan data agar semua data penilaian kinerja dapat tersimpan dalam satu aplikasi web QPR Keterbatasan Penelitian 1. Penelitian ini adalah penelitian studi kasus yang terjadi di PT PJB sehingga hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasi pada objek penelitian yang lain. 2. Penelitian ini tidak mengukur hubungan antara satu proses bisnis dengan proses bisnis yang lainnya dan hubungan KPI yang lainnya yang digunakan dalam proses penilaian kinerja di PT PJB. 3. Penelitian ini tidak melakukan pengujian pembuktian perbedaan hasil penilaian kinerja yang dilakukan secara online dan onsite yang dilakukan di PT PJB. 16

17 REFERENSI Flint, W., Classroom assessment techniques for online instruction. RP Group ejournal of Research, Planning, and Practice Publication. Harmon, P., Business Process Change: A Manager's Guide to Improving, Redesigning, and Automating Processes. Boston: Morgan Kaufmann. Hewstone, M., Rubin, M. dan Willis, H., Intergroup Bias. Annual Review Of Psychology 53: Ibbs, C.W. dan Kwak, Y.H., Assessing Project Management Maturity. Project Management Journal 31 (1): Kaplan, R. S. dan Norton, D. P., The Balanced Scorecard: Translating Strategy into Action. Boston: Harvard Business School Press. Libby, T., Salterio, S, E. dan Webb, Alan., The Balanced Scorecard: The Effects of Assurance and Process Accountability on Managerial Judgment. The Accounting Review 79 (4): Ljungberg, A., Process Measurement. International Journal of Physical Distribution & Logistics Management. 32, 3/4. ProQuest pg Matthews, J. R., Assessing Organizational Effectiveness: The Role of Performance Measures. Chicago: The University of Chicago Press. Moleong, L. J., Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Moeheriono., Perencanaan, Aplikasi dan Pengembangan Indikator Kinerja Utama (IKU) Bisnis dan Publik. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Mulyadi., Balanced Scorecard: Alat Manajemen Kontemporer untuk Pelipatganda Kinerja Keuangan Perusahaan. Jakarta: Salemba Empat. Mulyadi., Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen Sistem pelipatganda kinerja keuangan perusahaan. Jakarta: Salemba Empat. Niven, P. R., Balanced Scorecard Step By Step Maximazing and Maintaining Results. New York: John Wiley dan Sons, Inc. Patton, M. Q., Qualitative Research and Evaluation Methods. California: Sage. Paulk, M. C., Weber, C. V., Curtis, B. dan Chrissis, M. B., The capability maturity model. Guidelines for improving the 17

18 software process. Reading: Addison-Wesley. Rosemann, M. dan de Bruin, T., Towards a Business Process Management Maturity Model. ECIS 2005 Proceedings. Regensburg: 13th European Conference on Information Systems. Siha, S. M. dan Saad, G.H., Business Process Improvement: Empirical Assessment and Extensions. Business Process Management Journal. Vol,14 No. 6 pp Song, N. dan Zhu, J., Evaluating Business Process Management Maturity A case study on a Chinese electronic company. Halmstad University School of Business and Engineering Strategic Management and Leadership Master of Science Degree. Van Looy, A., De Backer, M. dan Poels, G., Which Maturity Is Being measured? A Classification of Business Process Maturity Models. Eindhoven: 5th SIKS/BENAIS Conference on Enterprise Information Systems. Wayne, W. E., Performance Dashboards: Measuring, Monitoring, and Managing Your Business 2nd Edition. The Data Warehouse Institute. Yin, R. K., Case Study Research Design and Methods fourth Edition. California: Sage. Zimmerman, J. B., dan Lear, J., Online Assessment in the Twenty-first Century. National Social Science Journal, 18(2). 18

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin ketat dan perkembangan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin ketat dan perkembangan teknologi 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Persaingan bisnis yang semakin ketat dan perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat menyebabkan organisasi harus melakukan perubahan perusahan filosofi

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. maka pengukuran kinerja dengan konsep Balanced Scorecard pada PT. Pembangkitan Jawa Bali (PJB) dapat diringkas sebagai berikut:

BAB V PENUTUP. maka pengukuran kinerja dengan konsep Balanced Scorecard pada PT. Pembangkitan Jawa Bali (PJB) dapat diringkas sebagai berikut: BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya, maka pengukuran kinerja dengan konsep Balanced Scorecard pada PT. Pembangkitan Jawa Bali (PJB) dapat diringkas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bali, Unit Pelayanan Pemeliharaan Wilayah Timur (PT PJB UPHT) Gresik

BAB I PENDAHULUAN. Bali, Unit Pelayanan Pemeliharaan Wilayah Timur (PT PJB UPHT) Gresik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan semakin cepatnya perkembangan teknologi informasi telah membawa perubahan dari peran efisien ke peran strategi. Perubahan peran tersebut terlihat

Lebih terperinci

Key Performance Indicators Perusahaan

Key Performance Indicators Perusahaan Key Performance Indicators Perusahaan Cascade Strategic Visi dan Misi Unit : Corporate Unit Pelayanan Memberikan pelayanan terbaik dengan standart perbankan untuk mencapai kepuasan pelanggan. 1. Meningkatkan

Lebih terperinci

TUGAS KELOMPOK TECHNOLOGY MANAGEMENT AND VALUATION REVIEW: PERFORMANCE MEASUREMENT OF HIGHER EDUCATION INFORMATION SYSTEM USING IT BALANCED SCORECARD

TUGAS KELOMPOK TECHNOLOGY MANAGEMENT AND VALUATION REVIEW: PERFORMANCE MEASUREMENT OF HIGHER EDUCATION INFORMATION SYSTEM USING IT BALANCED SCORECARD TUGAS KELOMPOK TECHNOLOGY MANAGEMENT AND VALUATION REVIEW: PERFORMANCE MEASUREMENT OF HIGHER EDUCATION INFORMATION SYSTEM USING IT BALANCED SCORECARD Kelas : LMA3 Andy Gracia 1701498540 Junaidy 1701498534

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT Pembangkitan Jawa Bali Unit Pembangkitan Gresik memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. PT Pembangkitan Jawa Bali Unit Pembangkitan Gresik memegang peranan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT Pembangkitan Jawa Bali Unit Pembangkitan Gresik memegang peranan yang sangat penting dan vital dalam kehidupan, karena dengan listrik manusia bisa beraktifitas

Lebih terperinci

INTEGRASI BALANCED SCORECARD KE DALAM MANAJEMEN KINERJA PENJUALAN PERUSAHAAN DAGANG

INTEGRASI BALANCED SCORECARD KE DALAM MANAJEMEN KINERJA PENJUALAN PERUSAHAAN DAGANG Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer INTEGRASI BALANCED SCORECARD KE DALAM MANAJEMEN KINERJA PENJUALAN PERUSAHAAN DAGANG INTEGRATING THE BALANCED SCORECARD INTO SALES PERFORMANCE MANAGEMENT OF TRADING COMPANY

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah mempunyai strategi agar tetap dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Selain

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Dalam penyusunan thesis ini kerangka berpikir yang akan digunakan adalah untuk

BAB III METODOLOGI. Dalam penyusunan thesis ini kerangka berpikir yang akan digunakan adalah untuk BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Berpikir Dalam penyusunan thesis ini kerangka berpikir yang akan digunakan adalah untuk menjawab pertanyaan Apakah Strategi TI Bank Indonesia sudah sesuai dan sejalan dengan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL KINERJA SISTEM ERP PADA MODUL MATERIAL MANAGEMENT

BAB 4 HASIL KINERJA SISTEM ERP PADA MODUL MATERIAL MANAGEMENT 124 BAB 4 HASIL KINERJA SISTEM ERP PADA MODUL MATERIAL MANAGEMENT 4.1 Evaluasi Perspektif dalam IT Balanced Scorecard Sesudah menetapkan ukuran dan sasaran strategis dari masing-masing perspektif IT balanced

Lebih terperinci

PENERAPAN IT BALANCE SCORECARD UNTUK PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI DI SMK MEDIKACOM BANDUNG

PENERAPAN IT BALANCE SCORECARD UNTUK PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI DI SMK MEDIKACOM BANDUNG PENERAPAN IT BALANCE SCORECARD UNTUK PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI DI SMK MEDIKACOM BANDUNG 1 Hanif fakhrurroja, S,Si.,M.T. 2 Irvan Akbar Maulana 1 Program Studi Manajemen Informatika STMIK LKPIA

Lebih terperinci

BALANCED SCORECARD DALAM TATA KELOLA TI Titien S. Sukamto

BALANCED SCORECARD DALAM TATA KELOLA TI Titien S. Sukamto BALANCED SCORECARD DALAM TATA KELOLA TI Titien S. Sukamto Balanced Scorecard (BSC) BSC dikembangkan oleh Kaplan dan Norton pada tahun 1992. BSC merupakan sebuah Performance Management System yang memungkinkan

Lebih terperinci

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN. di BUMIDA untuk mengatasi kelemahan financial control system yang selama ini

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN. di BUMIDA untuk mengatasi kelemahan financial control system yang selama ini BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Kebutuhan akan sistem manajemen strategis yang komprehensif dan integratif di BUMIDA untuk mengatasi kelemahan financial control system yang selama ini digunakan,

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN KINERJA SISTEM INFORMASI DENGAN METODE BALANCED SCORECARD DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

ANALISIS DAN PERANCANGAN KINERJA SISTEM INFORMASI DENGAN METODE BALANCED SCORECARD DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS ANALISIS DAN PERANCANGAN KINERJA SISTEM INFORMASI DENGAN METODE BALANCED SCORECARD DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS Lestari Retnawati 1) dan Erma Suryani 2) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi,

Lebih terperinci

BAB III SOLUSI BISNIS

BAB III SOLUSI BISNIS BAB III SOLUSI BISNIS Untuk membantu perusahaan dalam mempersiapkan diri mengimplementasikan MBCfPE di dalam organisasi, maka penulis mencoba untuk membuat suatu model yang bertujuan: - Mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini, dunia bisnis dirasa semakin berkembang pesat dan kian mendunia.

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini, dunia bisnis dirasa semakin berkembang pesat dan kian mendunia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat sekarang ini, dunia bisnis dirasa semakin berkembang pesat dan kian mendunia. Persaingan yang terjadi tidak hanya antar perusahan dalam suatu negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tenaga listrik Indonesia. Teknologi informasi memiliki fungsi sebagai alat bantu

BAB I PENDAHULUAN. tenaga listrik Indonesia. Teknologi informasi memiliki fungsi sebagai alat bantu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT PJB Unit Pembangkit Gresik merupakan perusahan pembangkit tenaga listrik Indonesia. Teknologi informasi memiliki fungsi sebagai alat bantu utama dalam berkembangnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi ini, keberhasilan dan kegagalan suatu perusahan tidak dapat diukur

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi ini, keberhasilan dan kegagalan suatu perusahan tidak dapat diukur BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja perusahaan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan perusahaan tersebut telah tercapai. Pengetahuan mengenai kondisi yang terjadi

Lebih terperinci

PERANCANGAN DASHBOARD KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCE SCORECARD DAN KEY PERFORMANCE INDICATOR DI PT. X

PERANCANGAN DASHBOARD KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCE SCORECARD DAN KEY PERFORMANCE INDICATOR DI PT. X Perancangan Dashboard Kinerja Perusahaan... (Sarosa dkk) PERANCANGAN DASHBOARD KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCE SCORECARD DAN KEY PERFORMANCE INDICATOR DI PT. X Yoang Enggaling Sarosa *, Syamsuri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan alur dari serangkaian kegiatan metode penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan alur dari serangkaian kegiatan metode penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Pada Bab III dalam pelaksanaan tata kelola Teknologi Informasi (TI) akan membahas tentang perencanaan. Pembahasan mencakup semua aktivitas yang dilakukan dari awal kegiatan sampai

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN KONSEP HUMAN RESOURCE SCORECARD DI PT JB

PENGUKURAN KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN KONSEP HUMAN RESOURCE SCORECARD DI PT JB PENGUKURAN KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN KONSEP HUMAN RESOURCE SCORECARD DI PT JB Moses L. Singgih 1, Sri Gunani Partiwi 2 dan Arum S. Dani 3 Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pendahuluan PT Bank CIMB Niaga Tbk telah menetapkan visi dan misinya yaitu Menjadi Bank terpercaya di Indonesia, bagian dari jaringan universal banking terkemuka

Lebih terperinci

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD KINERJA Kinerja adalah hasil kerja yang secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI BALANCE SCORECARD PADA PERUSAHAAN JASA PERHOTELAN : STUDI KASUS PADA PT. HOTEL X DI SEMARANG

IMPLEMENTASI BALANCE SCORECARD PADA PERUSAHAAN JASA PERHOTELAN : STUDI KASUS PADA PT. HOTEL X DI SEMARANG Jurnal Akuntansi Indonesia, Vol. 3 No. 2 Juli 2014, Hal. 161-167 JURNAL AKUNTANSI INDONESIA IMPLEMENTASI BALANCE SCORECARD PADA PERUSAHAAN JASA PERHOTELAN : STUDI KASUS PADA PT. HOTEL X DI SEMARANG Abstract

Lebih terperinci

Perancangan Balanced Scorecard Sebagai Alat Pengukur Kinerja Perusahaan (Studi Kasus: PT. MCA)

Perancangan Balanced Scorecard Sebagai Alat Pengukur Kinerja Perusahaan (Studi Kasus: PT. MCA) 1 st Seminar on Application and Research in Industrial Technology, SMART 2006 Yogyakarta, 27 April 2006 Perancangan Balanced Scorecard Sebagai Alat Pengukur Kinerja Perusahaan Erlinda Muslim 1 dan Setio

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu kunci keberhasilan bagi suatu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Balanced Scorecard, visi, misi, strategi, sistem manajemen strategis. viii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci: Balanced Scorecard, visi, misi, strategi, sistem manajemen strategis. viii Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PERANCANGAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI SISTEM MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIK JANGKA PANJANG (STUDI KASUS PADA GREEN HOUSE PROPERTY BANDUNG) Sistem manajemen strategis telah

Lebih terperinci

RAHMADINI DARWAS. Program Magister Sistem Informasi Akuntansi Jakarta 2010, Universitas Gunadarma Abstrak

RAHMADINI DARWAS. Program Magister Sistem Informasi Akuntansi Jakarta 2010, Universitas Gunadarma Abstrak EVALUASI PERAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KOPERASI SWADHARMA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MATURITY LEVEL PADA KERANGKA KERJA COBIT PADA DOMAIN PLAN AND ORGANISE RAHMADINI DARWAS Program Magister Sistem Informasi

Lebih terperinci

REKOMENDASI PENGEMBANGAN IT GOVERNANCE

REKOMENDASI PENGEMBANGAN IT GOVERNANCE REKOMENDASI PENGEMBANGAN IT GOVERNANCE MENGGUNAKAN COBIT ( CONTROL OBJECTIVES FOR INFORMATION AND RELATED TECHNOLOGY ) VERSI 3.0 PADA INSTITUSI PENDIDIKAN Wahyuni Program Studi Sistem Informasi, Fakultas

Lebih terperinci

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD FOKUS PENGUKURAN BSC Fokus pengukuran BSC untuk melaksanakan proses manajemen sbb: Mengklarifikasi dan menerjemahkan

Lebih terperinci

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD KINERJA Kinerja adalah hasil kerja yang secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produk dari dalam negeri ke pasar internasional akan terbuka secara kompetitif, dan

BAB I PENDAHULUAN. produk dari dalam negeri ke pasar internasional akan terbuka secara kompetitif, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini masih banyak perusahaan yang mengukur kinerjanya hanya berdasarkan pada tolak ukur keuangannya saja. Dalam era globalisasi peluang pasar produk dari

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD PADA KOPERASI SERBA USAHA SINAR MENTARI KARANGANYAR TAHUN 2008

PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD PADA KOPERASI SERBA USAHA SINAR MENTARI KARANGANYAR TAHUN 2008 PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD PADA KOPERASI SERBA USAHA SINAR MENTARI KARANGANYAR TAHUN 2008 SKRIPSI Ditulis dan Diajukan Dengan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi

Lebih terperinci

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja Manajemen kinerja adalah sebuah proses komunikasi yang berkesinambungan dan dilakukan dalam kemitraan antara seorang karyawan dan perusahaan (Bacal,1999). Sebuah

Lebih terperinci

EVALUASI IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING DENGAN PENDEKATAN

EVALUASI IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING DENGAN PENDEKATAN EVALUASI IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING DENGAN PENDEKATAN METODE IT BALANCED SCORECARD PADA PT. PINDAD (PERSERO) (Studi Kasus : SAP Modul Material Manajemen Pada Fungsi Pengadaan) Eri Irawan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. berbasis Balanced Scorecard dengan menggunakan keempat perspektif Balanced

BAB V PENUTUP. berbasis Balanced Scorecard dengan menggunakan keempat perspektif Balanced BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis penilaian kinerja berbasis Balanced Scorecard dengan menggunakan keempat perspektif Balanced Scorecard sebagai ukuran kinerjanya.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Kinerja Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program ataupun kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kompleksitas dunia bisnis yang ada sekarang baik dalam produk/jasa yang dihasilkan,

BAB I PENDAHULUAN. Kompleksitas dunia bisnis yang ada sekarang baik dalam produk/jasa yang dihasilkan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kompleksitas dunia bisnis yang ada sekarang baik dalam produk/jasa yang dihasilkan, proses dalam menghasilkan produk/jasa tersebut, sistem jual-beli yang ada

Lebih terperinci

Integrasi Balanced Scorecard dan Data Envelopment Analysis dalam Pengukuran Kinerja dan Efisiensi

Integrasi Balanced Scorecard dan Data Envelopment Analysis dalam Pengukuran Kinerja dan Efisiensi Petunjuk Sitasi: och, B. N., Muslim, E., & Karina, L. (2017). Integrasi Balanced card dan Data Envelopment Analysis dalam Pengukuran Kinerja dan Efisiensi. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. F125-131).

Lebih terperinci

PENINGKATAN KINERJA PERUSAHAAN KEMASAN PLASTIK DENGAN PENDEKATAN METODE PERFORMANCE PRISM DAN OBJECTIVE MATRIX

PENINGKATAN KINERJA PERUSAHAAN KEMASAN PLASTIK DENGAN PENDEKATAN METODE PERFORMANCE PRISM DAN OBJECTIVE MATRIX PENINGKATAN KINERJA PERUSAHAAN KEMASAN PLASTIK DENGAN PENDEKATAN METODE PERFORMANCE PRISM DAN OBJECTIVE MATRIX Vita Rias Prastika 1*, Ahmad Mubin 2*, Shanty Kusuma Dewi 3 1,2,3 Jurusan Teknik Industri,

Lebih terperinci

Kata Kunci : Systems Development, Information systems management, Software quality, TQM theory, Software process improvement.

Kata Kunci : Systems Development, Information systems management, Software quality, TQM theory, Software process improvement. Quality Management In Systems Development: An Organizational System Perspective By T. Ravichandran, Arun Rai MIS Quarterly Vol. 24 No.3 pp. 381-415 /September 2000 Kata Kunci : Systems Development, Information

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menghadapi perubahan perkembangan bisnis yang semakin kompetitif, suatu organisasi dituntut untuk melakukan suatu adaptasi yang cepat terhadap faktor-faktor

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Pada bab ini akan dibahas beberapa kesimpulan yang didapatkan penulis dimana kesimpulan ini akan menjawab identifikasi masalah yang telah dibuat terhadap KSP

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS A. TUJUAN PEMBELAJARAN. Adapun tujuan pembelajaran dalam bab ini, antara lain : 9.1. Mahasiswa mengetahui tentang sistem pertanggungjawaban

Lebih terperinci

Sistem Informasi dan Pengendalian Internal. PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero)

Sistem Informasi dan Pengendalian Internal. PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) Sistem Informasi dan Pengendalian Internal PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) Disusun oleh: Kelompok 2 Alberta Vinanci R Danu Pradipta Diana Mayung B. Dina Puspasari 14/377038/EE/06971 14/377052/EE/06985

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seorang pilot pesawat terbang jet modern sedang menerbangkan pesawatnya.

BAB I PENDAHULUAN. Seorang pilot pesawat terbang jet modern sedang menerbangkan pesawatnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seorang pilot pesawat terbang jet modern sedang menerbangkan pesawatnya. Pada saat pesawat dalam keadaan terbang, asisten juniornya menanyakan mengapa hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk Bogasari Division sebagai salah

BAB I PENDAHULUAN. PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk Bogasari Division sebagai salah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Industri tepung terigu merupakan industri dengan pertumbuhan yang tinggi di jaman Orde Baru. Hal ini karena industri tepung terigu merupakan industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu menunjukan kinerja sebagai abdi negara dan masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu menunjukan kinerja sebagai abdi negara dan masyarakat yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi dan informasi sekarang ini tidak dapat dipungkiri bahwa pertumbuhan organisasi memerlukan adanya pola pengaturan serta pengelolaan sumber daya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tidur dan tenaga kerja sebanyak 677 orang. Masalah utama dalam penelitian ini

BAB 1 PENDAHULUAN. tidur dan tenaga kerja sebanyak 677 orang. Masalah utama dalam penelitian ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Rumah Sakit Umum Sari Mutiara adalah Rumah Sakit dengan status kelas B yang berdiri tahun 1962. Rumah sakit ini memiliki kapasitas hunian 375 tempat tidur dan tenaga

Lebih terperinci

Vol.16 No.2. Agustus 2014 Jurnal Momentum ISSN : X IT GOVERNANCE BALANCED SCORECARD UNTUK MENGUKUR KINERJA TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI

Vol.16 No.2. Agustus 2014 Jurnal Momentum ISSN : X IT GOVERNANCE BALANCED SCORECARD UNTUK MENGUKUR KINERJA TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI IT GOVERNANCE BALANCED SCORECARD UNTUK MENGUKUR KINERJA TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI Oleh: Indri Rahmayuni, Ikhsan Yusda PP Jurusan Teknologi Informasi Politeknik Negeri Padang rahmayuni@gmail.com,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan lingkungan bisnis di dunia saat ini begitu dinamis. Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan lingkungan bisnis di dunia saat ini begitu dinamis. Hal tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keadaan lingkungan bisnis di dunia saat ini begitu dinamis. Hal tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti faktor sosiologis, teknologi, ekonomi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang cepat, memicu sebuah perusahaan untuk meningkatkan penggunaan teknologi informasi untuk dapat bersaing secara kompetitif

Lebih terperinci

PERANCANGAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PADA PROSES MANAJEMEN PROYEK TI MENGGUNAKAN COBIT 4.1 (STUDI KASUS PUSDATA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM)

PERANCANGAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PADA PROSES MANAJEMEN PROYEK TI MENGGUNAKAN COBIT 4.1 (STUDI KASUS PUSDATA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM) PERANCANGAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PADA PROSES MANAJEMEN PROYEK TI MENGGUNAKAN COBIT 4.1 (STUDI KASUS PUSDATA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM) Ingwang Diwang Katon 1 dan R. V. Hari Ginardi 2 Magister

Lebih terperinci

ALL ABOUT PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM

ALL ABOUT PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM ALL ABOUT PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM A R E V I E W 1 INTRO Edward Deming, said: Jika sebuah perusahaan berkinerja TIDAK BAIK atau BURUK, jarang sekali disebabkan oleh karena seorang pekerja SECARA

Lebih terperinci

IT BALANCED SCORECARD BERDASARKAN VISI DAN TUGAS POKOK DEPARTEMEN ICT DI UNIVERSITAS X

IT BALANCED SCORECARD BERDASARKAN VISI DAN TUGAS POKOK DEPARTEMEN ICT DI UNIVERSITAS X IT BALANCED SCORECARD BERDASARKAN VISI DAN TUGAS POKOK DEPARTEMEN ICT DI UNIVERSITAS X Surya Adi Pranata 1) dan Holil Noor Ali 2) Bidang Keahlian Manajemen Teknologi Informasi Program Studi Magister Manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolan sumber daya manusia yang baik akan berdampak besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolan sumber daya manusia yang baik akan berdampak besar bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pengelolan sumber daya manusia yang baik akan berdampak besar bagi kemajuan perusahaan. Pengelolaan yang buruk terhadap sumber daya manusia akan merugikan

Lebih terperinci

PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A )

PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A ) Media Indormatika Vol. 8 No. 3 (2009) PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A ) Hartanto Sekolah Tinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketat, kehadiran Teknologi Sistem Informasi merupakan key success factor bagi

BAB I PENDAHULUAN. ketat, kehadiran Teknologi Sistem Informasi merupakan key success factor bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Isu Penelitian Industri perbankan di Indonesia saat ini mengalami persaingan yang sangat ketat, kehadiran Teknologi Sistem Informasi merupakan key success factor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia menuju era globalisasi memungkinkan kegiatan perekonomian berkembangan sedemikian rupa sehingga melewati batas-batas wilayah dan antar

Lebih terperinci

Bandung adalah salah satu kota wisata yang dikunjungi para wisatawan baik

Bandung adalah salah satu kota wisata yang dikunjungi para wisatawan baik BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bandung adalah salah satu kota wisata yang dikunjungi para wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Seiring dengan semakin banyak turis yang datang (Tabel

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. competitive advantage dalam persaingan bisnis. Penerapan sistem teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN. competitive advantage dalam persaingan bisnis. Penerapan sistem teknologi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi yang muncul dewasa ini mencerminkan semakin bertambahnya pengetahuan dan kecerdasan manusia dari masa ke masa. Seiring dengan perkembangan teknologi

Lebih terperinci

ABSTRACT. vii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. vii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT In the face of increasingly competitive business environment, requires the use of performance measurement methods that can assess overall company performance. In this case, the method can be used

Lebih terperinci

SEKILAS PPM MANAJEMEN

SEKILAS PPM MANAJEMEN SEKILAS PPM MANAJEMEN Sejarah Pendirian PPM Manajemen Yayasan Pendidikan dan Pembinaan Manajemen Didirikan tanggal 3 Juli 1967 Sang Penggagas Prof. Dr. AM Kadarman, SJ Para Pendiri (ki-ka) Latar belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Penelitian Perusahaan Perseroan (Persero) PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk atau yang biasa di singkat PT. Telkom merupakan Badan Usaha Milik Negara dan penyedia layanan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN. Pada tugas akhir ini penulis melakukan penelitian Perencanaa Strategis Sistem Informasi untuk meningkatkan keunggulan kompetitif pada Larissa Aesthetic Center Cabang 1 Semarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Aktivitas bisnis pada era pasar persaingan sempurna saat ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Aktivitas bisnis pada era pasar persaingan sempurna saat ini semakin 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aktivitas bisnis pada era pasar persaingan sempurna saat ini semakin pesat sehingga kian meningkatnya persaingan antara perusahaan dewasa ini. Ditengah persaingan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Perbankan Bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghipun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana terbsebut kepada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pengukuran Kinerja Terdapat suatu ungkapan dalam manajemen modern, yaitu : Mengukur adalah untuk mengerti (memahami), Memahami adalah untuk memperoleh pengetahuan, Memperoleh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI "Often the difference between a successful man and a failure is not one's better abilities or ideas, but the courage that one has to bet on his ideas, to take a calculated risk, and

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif, ditandai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif, ditandai dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif, ditandai dengan perubahan-perubahan yang serba cepat dibidang komunikasi, informasi, dan teknologi menyebabkan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. LAMPIRAN 1 - Wawancara dengan pihak PT. Panasonic Manufacturing Indonesia. Departemen Finance and Accounting

LAMPIRAN. LAMPIRAN 1 - Wawancara dengan pihak PT. Panasonic Manufacturing Indonesia. Departemen Finance and Accounting L 1 LAMPIRAN LAMPIRAN 1 - Wawancara dengan pihak PT. Panasonic Manufacturing Indonesia Pihak yang diwawancarai : Bapak Yuswa dari bagian Fixed Asset management Departemen Finance and Accounting 1. Modul

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. 3.1 Landasan Pemikiran

BAB III METODOLOGI. 3.1 Landasan Pemikiran BAB III METODOLOGI 3.1 Landasan Pemikiran Nilai/value dari penggunaan IT dalam suatu perusahaan dapat diraih dengan penerapan manajemen strategis IT. Nilai/ value ini bisa saja berupa penghematan biaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan utama yang dihadapi oleh perusahaan pada saat ini adalah menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan utama yang dihadapi oleh perusahaan pada saat ini adalah menghadapi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tantangan utama yang dihadapi oleh perusahaan pada saat ini adalah menghadapi pasar persaingan (globalisasi) dan lingkungan bisnis yang cepat berubah. Oleh

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata-kata kunci: Balanced Scorecard, Perspektif Keuangan, Perspektif Pelanggan,

ABSTRAK. Kata-kata kunci: Balanced Scorecard, Perspektif Keuangan, Perspektif Pelanggan, ABSTRAK Pengukuran kinerja perusahaan menjadi hal yang sangat penting bagi manajemen untuk melakukan evaluasi terhadap performa perusahaan dan perencanaan tujuan di masa mendatang. Model pengukuran yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Sumber: Data Hasil Pribadi Gambar 3.1 Flowchart MetodePenelitian 40 41 1 Penerjemahan Visi dan Misi ke dalam empat perspektif Analisis SWOT

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah ditetepkan untuk mencapai tujuan perusahaan. alat ukur keuangan (financial), dan non keuangan (non financial).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah ditetepkan untuk mencapai tujuan perusahaan. alat ukur keuangan (financial), dan non keuangan (non financial). 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PENGERTIAN PENILAIAN KINERJA Kinerja merupakan kontribusi yang dapat diberikan oleh seseorang atau devisi untuk pencapaian tujuan perusahaan atau organisasi. Kinerja dapat

Lebih terperinci

PENGUKURAN DAN ANALISA KINERJA DENGAN METODE BALANCED SCORECARD DI PT. X

PENGUKURAN DAN ANALISA KINERJA DENGAN METODE BALANCED SCORECARD DI PT. X PENGUKURAN DAN ANALISA KINERJA DENGAN METODE BALANCED SCORECARD DI PT. X Moses L. Singgih Dosen Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Industri - Institut Teknologi 10 Nopember Kristiana Asih Damayanti

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK INDUSTRI PROGRAM PASCA SARJANA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK INDUSTRI PROGRAM PASCA SARJANA Mata Kuliah/Sks/Smt : Manajemen Kinerja/3 SKS/II (EL) Tujuan Umum Mata Kuliah : Memberikan pemahaman konsep sistem manajemen kinerja secara aplikatif di dalam suatu perusahaan Tujuan Khusus Mata Kuliah

Lebih terperinci

KONTRAK PEMBELAJARAN

KONTRAK PEMBELAJARAN KONTRAK PEMBELAJARAN Nama Mata Kuliah : MANAJEMEN STRATEGI Kode Mata Kuliah : IE 008 Pengajar : Semester : Ganjil Hari Pertemuan/ Jam : Tempat Pertemuan : 1. Manfaat Mata Kuliah Dalam ilmu manajemen dikenal

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRATEGIS E-GOVERNMENT BERDASARKAN INPRES NO. 3 TAHUN 2003 PADA KANTOR PUSAT DATA, ARSIP DAN PERPUSTAKAAN KABUPATEN FLORES TIMUR

PERENCANAAN STRATEGIS E-GOVERNMENT BERDASARKAN INPRES NO. 3 TAHUN 2003 PADA KANTOR PUSAT DATA, ARSIP DAN PERPUSTAKAAN KABUPATEN FLORES TIMUR PERENCANAAN STRATEGIS E-GOVERNMENT BERDASARKAN INPRES NO. 3 TAHUN 2003 PADA KANTOR PUSAT DATA, ARSIP DAN PERPUSTAKAAN KABUPATEN FLORES TIMUR Natalis Sariman Simbolon 1), Febriliyan Samopa ) 1) Magister

Lebih terperinci

Adapun perspektif-perspektif yang ada di dalam BSC adalah sebagai berikut:

Adapun perspektif-perspektif yang ada di dalam BSC adalah sebagai berikut: Konsep Balanced Scorecard selanjutnya akan disingkat BSC. BSC adalah pendekatan terhadap strategi manajemen yang dikembangkan oleh Drs.Robert Kaplan (Harvard Business School) and David Norton pada awal

Lebih terperinci

MODEL INTEGRASI BALANCED SCORECARD DENGAN SIX SIGMA MOTOROLA

MODEL INTEGRASI BALANCED SCORECARD DENGAN SIX SIGMA MOTOROLA MODEL INTEGRASI BALANCED SCORECARD DENGAN SIX SIGMA MOTOROLA Iwan Kurniawan Hadianto, Patdono Suwignjo Program Studi Magister Bidang Keahlian Manajemen Operasional Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 78 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Simpulan yang didapatkan dari hasil penelitian ini adalah: 1. Kinerja lantai produksi pada PT. HOMA SEJAHTERA diukur berdasarkan 4 perspektif, yaitu: Perspektif

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Hasil dari penelitian tentang Rancangan Balanced Scorecard sebagai alat

BAB V PENUTUP. Hasil dari penelitian tentang Rancangan Balanced Scorecard sebagai alat BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Hasil dari penelitian tentang Rancangan Balanced Scorecard sebagai alat ukur kinerja yang komprehensif pada DBL Academy dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut : Rancangan

Lebih terperinci

STUDI PENERAPAN IT GOVERNANCE UNTUK MENUNJANG IMPLEMENTASI APLIKASI PENJUALAN DI PT MDP SALES

STUDI PENERAPAN IT GOVERNANCE UNTUK MENUNJANG IMPLEMENTASI APLIKASI PENJUALAN DI PT MDP SALES STUDI PENERAPAN IT GOVERNANCE UNTUK MENUNJANG IMPLEMENTASI APLIKASI PENJUALAN DI PT MDP SALES Dafid Sistem Informasi, STMIK GI MDP Jl Rajawali No.14 Palembang dafid@stmik-mdp.net Abstrak Layanan penjualan

Lebih terperinci

Jurnal String Vol. 1 No. 1 Tahun 2016 ISSN:

Jurnal String Vol. 1 No. 1 Tahun 2016 ISSN: PERENCANAAN STRATEGIC MANAGEMENT SISTEM INFORMASI DENGAN BALANCED SCORECARD PADA TAMAN KANAK-KANAK Dewi Mustari Program Studi Teknik Informatika, Universitas Indraprasta PGRI Email: mustaridewi@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pengukuran yang diterapkan oleh perusahaan mempunyai dampak yang

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pengukuran yang diterapkan oleh perusahaan mempunyai dampak yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sistem pengukuran yang diterapkan oleh perusahaan mempunyai dampak yang sangat besar terhadap perilaku manusia dalam suatu organisasi. Dengan adanya alat

Lebih terperinci

Memadukan Balanced Scorecard (BSC) dan Enterprise Risk Management (ERM)

Memadukan Balanced Scorecard (BSC) dan Enterprise Risk Management (ERM) Memadukan Balanced Scorecard (BSC) dan Enterprise Risk Management (ERM) Oleh: Antonius Alijoyo July 2011 Latar Belakang Dalam berbagai kesempatan, penulis dihadapkan pada pertanyaan sejauh apa diperlukan

Lebih terperinci

BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG

BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG PT. Indonesia Power UBP Kamojang saat ini telah menerapkan sistem manajemen terpadu, dengan tiga sub sistemnya yang terdiri dari Sistem Manajemen Mutu

Lebih terperinci

I. BAB I - PENDAHULUAN. Perusahaan Logistik X (PT. X ) adalah perusahaan yang bergerak dalam

I. BAB I - PENDAHULUAN. Perusahaan Logistik X (PT. X ) adalah perusahaan yang bergerak dalam I. BAB I - PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perusahaan Logistik X (PT. X ) adalah perusahaan yang bergerak dalam bisnis penyediaan jasa logistik atau pengiriman barang dari industri-industri yang terkait

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT Pertamina (Persero) adalah dengan melakukan implementasi sistem Enterprise

BAB I PENDAHULUAN. PT Pertamina (Persero) adalah dengan melakukan implementasi sistem Enterprise BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu inisiatif besar dalam proses transformasi yang dilakukan oleh PT Pertamina (Persero) adalah dengan melakukan implementasi sistem Enterprise Resource Planning

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Lembar judul... Lembar pengesahan... Lembar pernyataan... Kata pengantar... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar gambar...

DAFTAR ISI. Lembar judul... Lembar pengesahan... Lembar pernyataan... Kata pengantar... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar gambar... DAFTAR ISI Lembar judul... Lembar pengesahan... Lembar pernyataan... Kata pengantar... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar gambar... Daftar lampiran... Intisari... Abstract... i ii iii iv vi x xii xiii

Lebih terperinci

IT VALUATION PENERAPAN ORACLE E-BUSINESS SUITE MODUL PLAN TO PRODUCE PADA PT. XYZ DENGAN PENDEKATAN B3E

IT VALUATION PENERAPAN ORACLE E-BUSINESS SUITE MODUL PLAN TO PRODUCE PADA PT. XYZ DENGAN PENDEKATAN B3E IT VALUATION PENERAPAN ORACLE E-BUSINESS SUITE MODUL PLAN TO PRODUCE PADA PT. XYZ DENGAN PENDEKATAN B3E Monica Dea Puspita BINUS UNIVERSITY, JAKARTA, DKI JAKARTA, INDONESIA Devia Marina BINUS UNIVERSITY,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan terus melonjaknya kebutuhan minyak bumi di dalam negeri

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan terus melonjaknya kebutuhan minyak bumi di dalam negeri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan terus melonjaknya kebutuhan minyak bumi di dalam negeri dalam satu dasawarsa terakhir ini, menyebabkan ketergantungan terhadap impor semakin besar. Selama

Lebih terperinci

ABSTRAK. Keywords: Balanced Scorecard, Low Cost Strategy, financial, sales volumes, customer, internal business processes, learning and growth.

ABSTRAK. Keywords: Balanced Scorecard, Low Cost Strategy, financial, sales volumes, customer, internal business processes, learning and growth. ABSTRAK The competition strategies between the ice beam components manufacturer at the time of globaliasasi the current look is increasingly competitive. Companies compete to improve its quality in order

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Total Quality Management dengan siklus PDCA (Plan Do Check Action)

BAB I PENDAHULUAN. Total Quality Management dengan siklus PDCA (Plan Do Check Action) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan dan organisasi pada umumnya menginginkan kualitas terbaik bagi pelanggannya, baik itu dalam bisnis manufaktur ataupun jasa. Berbagai macam alat atau metode

Lebih terperinci

STRATEGI EKSEKUSI DAN BALANCE SCORE CARD

STRATEGI EKSEKUSI DAN BALANCE SCORE CARD STRATEGI EKSEKUSI DAN BALANCE SCORE CARD Banyak organisasi yang mampu merumuskan rencana strategis dengan baik, namun belum banyak organisasi yang mampu melaksanakan kegiatan operasional bisnisnya berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Strategik (Strategic Planning) merupakan salah satu kunci

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Strategik (Strategic Planning) merupakan salah satu kunci BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perencanaan Strategik (Strategic Planning) merupakan salah satu kunci keberhasilan bagi suatu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan. Perencanaan Strategik

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD (BSC) DENGAN PEMBOBOTAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DI PT.

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD (BSC) DENGAN PEMBOBOTAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DI PT. PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD (BSC) DENGAN PEMBOBOTAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DI PT. ABC, TBK Andreas Tri Panudju, Andi Hasryningsih Asfar, Fitri Fauziah

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA KANTOR CAPEM BANK XYZ DI BANGKALAN DENGAN METODE BALANCED SCORECARD

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA KANTOR CAPEM BANK XYZ DI BANGKALAN DENGAN METODE BALANCED SCORECARD PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA KANTOR CAPEM BANK XYZ DI BANGKALAN DENGAN METODE BALANCED SCORECARD Bayu Sukmono R. dan Patdono Soewignjo Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi

Lebih terperinci