BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diare 1. Pengertian Diare adalah pengeluaran feses yang tidak nomal dan cair. Atau buang air besar yang tidak normal dan berbentuk cair dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya. Bisa di artikan diare adalah sebuah penyakit dimana tinja atau feses berubah menjadi lembek atau cairan yang biasanya terjadi paling sedikit tiga kali dalam 24 jam. kematian balita, dan juga membunuh lebih dari normal frekuensi buang air besar pada bayi usia 0-6 bulan adalah 1-7 kali atau bahkan hanya 1-2 kali dalam sehari. Bayi usia 0-6 bulan (Non Asi) adalah sehari 3-4 kali atau sampai hanya 1-2 kali dalam sehari. Usia di atas 6 bulan Biasanya 3-4 kali dalam sehari sama seperti orang dewasa. jika frekuensi orang BAB bayi masih dalam rentang di atas berarti normal dengan catatan tidak di sertai penurunan berat badan atau gejala lain. Oleh karena itu, Penyakit diare biasanya berlangsung beberapa hari, dan akan hilang tanpa pengobatan. Akan tetapi adapula penyakit diare yang berlangsung selama berminggu 2,atau lebih. Atas dasar itulah penyakit diare digolongkan menjadi diare akut dan diare kronis (Nanny, 2011) Diare adalalah penyakit yang muncul secara sporadiasi, musiman, yang terjadi pada bayi dan balita yang ditandai dengan muntah, demam, dan diare cair.dan kadang kadang menyebabkan dehidrasi berat dan kematian pada balita.

2 15 Rotavirus adalah penyebab utama diare nosokomial bada bayi yang terdapat adanya infeksi (Ronal, 2010) Diare adalah pengeluaran tinja yang tidak normal dan cair. Buangan air besar yang tidak normal dalam bentuk tinja cair dalam frekuensi yang lebih banyak dari biasanya. Bayi atau balita dikatakan diare apabila sudah lebih dari 3 x buang air besar, sedangkan neonates dikatakan diare lebih dari 4x buang air besar (Yongky, 2012) Diare adalah defeksi encer dan berwarna hijau lebih dari 4 x dalam sehari, konsistensi kadang kadang disertai dengan darah dan lendir atau lender saja (Anik, 2010) Diare akut adalah diare yang berlangsung kurang dari dua minggu, sedangkan diare kronis adalah diare yang berlangsung lebih dari dua minggu.diare terjadi ketika makanan dan cairan yang dimakan atau diminum berlalu terlalu cepatatau terlalu besar jumlahnya pada saluran pencernaan( usus). Secara normal usus besar akan menyerap cairan dari makan yang di konsumsi dan akan meninggalkan kotoran ( tinja). Yang setengah padat, akan tetapi kmetika cairan dari makana yhang dikonsumsi tidak di serap, maka hasilnya adalah kotoran ( feses) yang cair atau encer. Penyakit diare mugkin berhubungan dengan infeksi firus atau bakteri atau terkadang efek dari keracuna makanan. diare pada anak dapat menyebabkan dehidrasi, dan juga demam di atas 38,5 C diare dengan tinja berdarah warna merah atau hitam, mulutnya kering atau menagis tanpa air mata, terlihat sering mengantuk dan mata cekung, pipi, tugor kulit menurun. Inilah yang mengakibatkan kematian pada bayi usia 1-5 tahun (Nanny, 2011)

3 16 Pada dasarnya semua diare adalah gangguan trasportasi larutan usus, adanya perpindahan air melalui membran usus berlangsung secara pasif dan hal ini di tentukan oleh aliran larutan secara aktif maupun pasif, terutama natrium, klorida, dan glukosa. Diare adalah suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau yang tidak seperti biasanya, di tandai dengan peningkatan volume keenceran, serta frekwensi lebih dari 4 kali sehari dengan atau tanpa lender darah (Depkes, 2010) Diare adalah keadaan frekwensi buang air besar lebih dari 4 kali sehari pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak, konsistensi feces encer, dapat berwarna hijau atau dapat pula bercampur lendir, dan darah ( Ngastiyah, 2005) 2. P enyebab diare Banyak faktor penyebab yang berhubungan dengan kejadian diare, diantaranya adalah sebagai berikut : a. Faktor infeksi Infeksi enternal adalah infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama yang mengakibatkan diare pada anak. Rotavirus merupakan penyebab utama infeksi sekitar (70% - 80%), sedangkan bakteri, virus dan parasit penyebab diare ada beberapa golongan bakteri yaitu : 1) Aeromonas hidrophilia 2) Bacill cereus 3) Campylobacter jejuni 4) Clostridium perfringens 5) Escherichia colin

4 17 6) Salmonella sp 7) Shingella sp 8) Vibrio parahaemoliticus 9) Yersinia enterocolitica 10) Staphylococcus aureus Sedangkan golongan virus diantaranya adalah : 1) Adenovirus 2) Rotavirus 3) Virus Norwalk 4) Astovirus 5) Calicivirus 6) Coronavirus 7) Minirotavirus 8) Virus bulat kecil Sedangkan dari golongan parasit diantaranya adalah : 1) Blantidium 2) Capillaria 3) Cryptosporidium 4) Entamoeba histolytica 5) Giardia lambia b. Infeksi parasit, adalah cacing, sedangkan infeksi jamur adalah radang tonsil, dan radang teggorokan, dan keracunan makanan c. Faktor malabsorbsi adalah (gangguan penyerapan zat gizi) artinya, gangguan yang terjadi pada karbohidrat ( pada bayi, dan anak yang sering

5 18 terjadi kejadian tersebut tanpa ada toleransii laktosa, lemak dan protein.gejalnya berupa diare berat, tinja berbau sangat asam, dan sakit di daerah perut. Sedangkan malabsorpsi lemak, terjadi bila dalam makanan terdapat lemak yang disebut dengan triglyserdia, dengan bantuan kelenjar lipase, mengubah lemak menjadi micelles yang siap di salurkan ke usus. Jika tidak ada lipase yang terjadi adalah kerusakan mukosa usus, diare dapat muncul karena lemak tidak terserap dengan baik d. Faktor makanan Faktor makanan yang mengakibatkan diare adalah makanan basi,tercemar, beracun,terlalu banyak lemak,mentah ( sayuran) yang kurang matang. Makanan yang terkontaminasi jauh lebih mudah mengakibatkan diare pada anak, dan balita. e. Faktor psikologis Di antaranya adalah, rasa takut, cemas, dan tegang,jika terjadi pada anak dapat mengakibatkan diare kronis. Tetapi jarang terjadi pada balita, umumnya terjadi pada anak d i atas 5 tahun. f. Faktor lingkungan dan perilaku penyakit diare Merupakan salah satu penyakit yang berbasis lingkungan.dua faktor yang dominan,yaitu sarana air bersih, dan pembuangan tinja akan bereaksi dengan perilaku manusia, apabila faktor lingkungan tidak sehat akan tercemar kuman diare serta berakumulasi dengan perilaku tidak sehat pula yaitu melalui makanan dan minuman, yang dapt menimbulkan kejadian diare pada balita.

6 19 3. Jenis jenis diare a. Diare akut yaitu, diare yang berlangsung kurang dari 14 hari, (umumnya kurang dari 7 hari) akibatnya adalah dehidrasi, sedangkan dehidrasi merupakan penyebab utama kematian bagi penderita diare b. Disentri yaitu, diare yang disertai darah dalam tinja, akibatnya anoreksia penurunan berat badan dengan cepat, kemugkinan terjadinya komplikasi pada mukosa. c. Diare persisten adalah, diare yang berlangsung lebih dari 14 hari secara terus menerus. Akibat dari persisten ini bisa di sertai dengan penyakit lain seperti, demam, gangguan gizi atau penyakit lainya. 4. Patofisiologis diare Mekanisme dasar yang dapat menyebabkan terjadinya diare adalah sebagi berikut : a. Gangguan Osmotik Akibat adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap oleh tubuh akan menyebabkan tekanan ostomik dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkan isinya sehingga timbul diare. b. Gangguan sekresi Akibat rangsangan tertentu, misalnya toksin pada dinding usus yang akan menyebabkan penigkatan sekresi air dan elektrolit yang berlebihan ke dalam rongga usus, sehingga akan terjadi peningkatan isi dari rongga usus yang akan merangsang pengeluaran isi dari rongga usus dan akhirnya timbul diare.

7 20 c. Gangguan motilitas usus Hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan bagi usus untuk menyerap makana yang masuk, sehingga akan timbul diare. Akan tetapi, apabila terjadi keadaan yang sebaliknya yaitu penurunan dari peristaltic usus maka akan menyebabkan diare juga. d. Muntah Muntah pada anak merupakakan keadaan yang amat cukup merisaukan orang tua dan mendorong mereka segaera mungkin menacari pertolongan untuk mengatasinya. Muntah dapat menimbulkan beberapa akibat yang serius seperti pendarahan pada lambung, lambung diartikan dengan pengeluaran isi lambung melalui mulut secara terpaksa. 5. Patogenesis diare akut a. Masuknya jasad renik yang masih hidup ke dalam usus halus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung. b. Jasad rening tersebut akan berkembang biak (Multiplikasi) di dalam usus halus. c. Dari jasad renik tersebut akan keluar toksin ( toksin diaregenik) d. Toksin diaregenik akan menyebabkan hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare. 6. Tanda dan gejala a. Cengeng, dan rewel b. Gelisah c. Suhu meningkat d. Nafsu makan menurun

8 21 e. Feses cair, dan berlindir, kadang juga di sertai dengan darah, kelamamaan feses ini akan berwarna hijau dan asam f. Anus lecet g. Dehidrasi, bila menjadi dehidrasi berat, akan terjadi penurunan volume dan tekanan darah, nadi cepat dan kecil, peningkatan denyut jantung, penurunan kesadaran, dan di akhiri dengan syok. h. Berat badan menurun i. Turgor kulit menurun. j. Mata dan ubun ubun cekung. k. Selaput lender dan mulut serta kulit menjadi kering (Ngastiyah, 2005) 7. Epidemiologi penyakit diare Penyebaran kuman yang menyebabkan diare menyebar melalui oral antara lain melalui makanan atau minuman yang tercemar tinja dan kontak langsung dengan tinja penderita. Beberapa perilaku dapat mengakibatkan penyebaran kuman entrik, dan menigkatkan resiko terjadinya diare, antara lain tidak memberikan ASI secara penuh 4 6 bulan pada pertama kehidupan,menggunakan botol susu yang kotor, menyimpan makanan masak pada suhu kamar, menggunakan air minum yang tercemar, tidak mencuci tangan setelah buang air besar atau sesudah membuang tinja anak atau sebelum makan menyuapi anak, dan tidak membuang tinja dengan benar. Faktor penjamu meningkatkan kerentanan lamanya terkena diare diantaranya adalah dengan tidak memeberikan ASI sampai umur 2 tahun, kurang gizi, campak,lebih banyak terjadi pada golongan balita.faktor lingkungan ada beberapa dominan diantaranya adalah, sarana air bersih dan

9 22 pembuangan tinja. Kedua faktor ini akan berinteraksi dengan perilaku manusia, apabila faktor lingkungan tidak sehat karena cemaran kuman diare serta berakumulasi dengan perilaku yang tidak sehat pula, yaitu melalui makanan dan minuman, maka dapat menimbulkan kejadian diare. 8. Komplikasi 1).Dehidrasi akibat kekurangan cairan dan elektrolit, terdiri dari : a.dehidrasi ringan, apabila terjadi kehilangan cairan < 5% BB b.dehidrasi sedang,apabila terjadi kehilangan cairan 5-10% BB c.dehidrasi berat,apabila terjadi kehilangan cairan >10-15% BB 2).Renjatan hipovolemik akibat menurunnya volume darah dan apabila penurunan volume darah mencapai % BB maka akan menyebabkan penurunan tekanan darah. 3). Hipokalemia dengan gejala yang muncul adalah meteorismus, hipotonik otot, kelemahan, bradikardia, dan perubahan pada pemeriksaan EKG. 4). Hipoglikemia. 5). Intoleransi laktosa skunder sebagi akibat defisiensi enzim laktosa karena kerusakanvili mukosa usus halus. 6). Kejang 7). Malnutrisi Energi protein karena selain diare dan muntah, biasanya penderita mengalami kelaparan 9. Penatalaksanaan A.Prinsip perawatan diare adalah sebagai berikut : 1. Pemberian cairan ( dehidrasi awal dan rumatan) 2. Diatetik ( pemberian makanan)

10 23 3. Cara pemberian obat-obatan antara lain : a. Jumlah cairan yang diberikan adalah 100 ml/ kg BB / hari sebanyak 1 kali setiap 2 jam, jika diare tanpa dehidrasi, Sebanyak 50% cairan ini diberikan dalam 4 jam pertama dan sisinya adlibitum. b. Sesuaikan dengan umur anak < 2 tahun di berikan ½ gelas; 2-6 tahun di berikan 1 gelas; > 6 tahun diberikan 400 cc ( 2 gelas). c. Apabila dehidrasi ringan dan diarenya 4 kali sehari, maka di berikan cairan ml / kg / BB dalam sehari atau setiap jam 2 kali. d. Oralit di berikan sebanyak kurang lebih 100 ml / kg / BB setiap 4-6 jam pada kasus dehidrasi ringan sampai berat. 4. Teruskan pemberian ASI karena bisa membantu meningkatkan daya tubuh anak. 10. Pencegahan diare terhadap balita diantaranya dengan : a. Memberikan ASI turut memberikan perlindungan terhadap terjadinya diare pada balita karena antibodi dan zat zat yang terkandung di dalamnya memberikan perlindungan pada balita b. Memperbaiki makanan pendamping ASI perilaku yang salah dalam pemberian makanan pendamping dapat mengakibatkan resiko terjadinya diare sehingga dalam pemberianya harus memperhatikan waktu dan jenis makanan yang diberikan. Pemberian makan pendamping ASI sebaiknya diberikan setelah berumur 6 bulan, dimulai dengan pemberian makanan lunak. Dan diteruskan pemberian ASI sampai anak berusia 9 bulan atau lebih, tambahkan macam makanan lain dan frekuensi, memberikan makanan lebih sering (4x sehari). Saat anak berusia 11 tahun berikan semua

11 24 makanan yang dimasak dengan baik dengan frekuwensi pemberianya 4 6 sehari. c. Menggunakan air bersih yang cukup agar resiko untuk diare dapat dikurangi dengan mengguanakan air yang bersih dan melindungi air tersebut dari kontaminasi mulai dari sumbernya sampai penyimpananya di rumah. d. Mencuci tangan kebiasaan yang berhubungan dengan kebersihan perorangan yang penting dalam penularan kuman diare adalah dengan mencuci tangan. e. Menggunakan jamban upaya penggunaan jamban mencuci tangan dengan air bersih dan sabun f. Makan buah dan sayur setiap hari g. Tidak merokok di dalam rumah A. Konsep pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tau dan ini terjadi melalui panca indra terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia diperoleh melalui mata dan telinga, pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang ( overt behavior) ( Notoatmodjo, 2005) 1. Tahu (know) tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkatan ini adalah mengingat kembali ( racall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima.oleh sebab itu tahu

12 25 merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tau tentangapa yang di pelajari menyebutkan, menguraikan,mendefenisikan. 2. Memahami ( comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut dengan benar.menyebutkan,menjelaskan, menyimpulkan,meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajarinya. 3. Aplikasi Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi dapat diartikan terhadap pengguna hokum hokum rumus,metode,prinsip dan sebagainya. Dalam konteks atau situasi yang lain. 4. Analisis ( Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen komponen, tetapi tetapi masih dalam struktur organisasi tersebut dan masih banyak kaitanya satu sama lain kemampuan analisis dapat dilihat penggunaan kata kerja dapat menggambarkan membedakan memisahkan dan sebagainya. 5. Sintesis (synthesis) Menujukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan suatu bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. 6. Evaluasi (Evaluation)

13 26 Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penelitian terhadap suatu materi atau objek. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menayakan tentang isi materi yang akan di ukur dari subjek penelitian atau responden B. Cara memperoleh pengetahuan 1. Cara tradisional atau non ilmiah 2. Cara coba salah 3. Cara coba coba ini dilakukan dengan menggunakan kemugkinan dalam memecahkan masalah dan apabila kemugkinan tersebut tidak berhasil di coba kemugkinan yang lain. Metode ini masih digunakan sampai sekarang terutama oleh mereka yang belum atau tidak mengetahui suatu cara tertentu dalam pemecahan masalah yang dihadapi C. Perilaku hidup bersih dan sehat ( PHBS) 1. Pengertian (PHBS) Merupakan cerminan pola hidup keluarga yang senantiasa memperhatikan dan menjaga kesehatan seluruh anggota keluarga. Semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas dasar ksesadaran hingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam kegiatan kegiatan kesehatan di masyarakat merupakan pengertian dari (PHBS). Pola hidup bersih dan sehat harus diterapkan sedini mugkin agar menjadi kebiasaan positif dalam memelihara kesehatan. Kegiatan PHBS

14 27 jumlahnya sangat banyak, misalanya (PHBS) tentang diare : makanmakanan yang beragam jenisnya, member balita kapsul vitamin A, membuang sampah pada tempatnya dan membersihkan lingkungan. Setiap rumah tangga dianjurkan untuk melaksanankan semua perilaku kesehatan. 2. Indikator yang digunakan sebagai dasar dalam melaksanakan pola hidup bersih dan sehat adalah sebagai berikut : a. Semua balita harus diimunisasi lengkap sebelum berusia 1 tahun. yang tujannya dari imunisasi itu ada lah dapat memberikan kekebalan tubuh bagi bayi sehingga tidak mudah terserang penyakit setelah berusia 1 tahun ke atas. b. Semua bayi harus di timbang berat badany sejak lahir sampai usia 5 tahun di posyandu atau sarana kesehatan lainya. c. Setiap ibu agar memberikan makanan yang mengandung unsur zat tenaga, zat pembagunan, zat pengatur sesuai dengan pedoman umum gizi seimbang. Unsur zat gizi sangat di butuhkan balita. Kebutuhan akan gizi seimbang bagi balita banyak orang tidak mengerti sehingga sering pula terjadi sakit pada saat yang tidak terduga dan tidak tau penyebabnya. Karena orang sering berprinsip makan yang penting perut terisi/ kenyang tetapi daya tahan tubuh tidak di perhatikan. Pemberiaan makanan seperti sayuran dan buah sangat baik bagi kesehatan karena vitamin terdapat berbagai macam vitamin terkandung di dalamnya.

15 28 d. Semua orang agar membuang air besar atau tinja di jamban atau WC. Adanya sungai di sekitar rumah biasanya digunakan untuk membuang limbah sampah oleh masyarakat. Banyak masyarakat berpikir tidak akan rugi appapun saat membuang limbah di sungai karena sungai itu mengalir, tetapi tidak berpiakir jika warga yang ada di hulu juga berfikiran yang sama maka limbah itu juga akan sampai juga kepadanya. Limbah tubuh manusia banyak sekali kandungan zat yang berbahaya dari bau ataupun unsure senyawa di dalamnya. Kebersihan sebagaian dari imam itulah yang mugkin diterapkan agar kesehatan dan kebersihan lingkungan tetap di jaga. e. Semua orang agar menggunakan air bersih dan untuk minum agar di masak terlebih dahulu. f. Semua orang agar mencuci tangan dengan sabun setelah buang air besar dan waktu akan makan appun. Mencuci tangan dengan sabun setelah memengang atau menyentuh kotoran, perlu dilakukan karena selain dari segi jijik kuman dapat menempel pada tubuh kita. Bila memegang hidung, mulut, dan lain sebagainya terlebih sebelum makan harus mencuci tangan dengan sabun agar terhidar dari kuman penyakit masuk ke tubuh lewat makanan yang kita makan. g. Setiap pekarangan rumah bebas dari sampah usahakan selalu bersih, bebas dari sarang nyamuk atau lain sebagainya. 3. Perilaku hidup bersih dan sehat ( PHBS) di rumah tangga yang memiliki balita

16 29 ( pengasuh anak) PHBS di rumah tangga adalah upaya untuk memperdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat terutama yang memeiliki balita kerena balita sangat mudah/ rentan terserang penyakit. Ada 10 (PHBS) dalam rumah tangga atau pengasuh yaitu: a. Memberikan ASI eksklusif penuh b. Menimbang balita setiap 6 bulan untuk mengikuti pertumbuhan dan perkembangan balita dan dapat mengetahui deteksi dini penyakit balita c. Menggunakan air bersih setiap kali yang berhubungan dengan kebutuhan balita dan tidak berbau, tidak keruh,bebas dar pasir,debu, lumpur,sampah dan busa. d. Mencuci tangan dengan air bersih dan menggunakan sabun agar terhindar dari kuman yang dapat membawa penyakit bagi balitadi cuci pada saat, setiap kali tangan kotor, setelah buang air besar, setelh menceboki balita, sebelum makan dan menyuapi anak, sebelum memegang makanan, setelah bersin, batuk. e. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu seperti, menguras dan menyikat penampungan air, menutup rapat penampungan air minum f. Cukupi makanan buah dan sayur setiap hari seperti, sayuran yang berwarna hijau tua, daun katuk, daun papaya, genjer dan daun

17 30 kelor.di dalam buah dan sayur terdapat vitamin dan antioksida yang berfungsi mampu melindungi tubuh agar tetap sehat dan terhindar dari berbagai macam penyakit. g. Menggunakan jamban apabila daerah yang sulit air,dan harus di pelihara supaya tetap sehat. Selalu bersih tidak ada genangan air seperti, serangga, kecoa, lalat, dan tikus yang berkeliaran h. Mencuci botol, dan merebus botol susu sebelum di isi susu dan di berikan ke balita i. Tidak memberikan makanan basi atau yang sudah bermalam ke pada balita j. Merebus botol susu hingga mendidih 4. Manfaat perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) bagi rumah tangga atau yang memiliki balita antara lain: a. Setiap anggota rumah tangga menjadi tidak mudah sakit b. Anak tumbuh sehat dan cerdas c. Anggota keluarga dapat mengenali tanda tanda penyakit d. Keluarga dapat memenuhi kecukupan gizi balita dan pemenuhan vitamin vitamin dalm pencegahan penyakit e. Keluraga dapat meninggkatkan nafsu makan balita f. Biaya dalam rumah tangga bisa lebih irit jika tidak terserang penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. buang air besar (Dewi, 2011). Penatalaksaan diare sebenarnya dapat. dilakukan di rumah tangga bertujuan untuk mencegah dehidrasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. buang air besar (Dewi, 2011). Penatalaksaan diare sebenarnya dapat. dilakukan di rumah tangga bertujuan untuk mencegah dehidrasi. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit infeksi yang masih perlu diwaspadai menyerang balita adalah diare atau gastroenteritis. Diare didefinisikan sebagai buang air besar yang tidak normal dan berbentuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Diare. Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4x pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Diare. Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4x pada BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Terjadinya Diare Anak Usia Toodler (1-3 Tahun) 1. Pengertian Diare Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4x pada bayi dan lebih dari 3x pada anak, konsistensi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam faeces (Ngastiah, 1999). Menurut Suriadi (2001) yang encer atau cair. Sedangkan menurut Arief Mansjoer (2008) diare

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam faeces (Ngastiah, 1999). Menurut Suriadi (2001) yang encer atau cair. Sedangkan menurut Arief Mansjoer (2008) diare BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diare 1. Pengertian Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak, konsistensi cair, ada lendir atau darah dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DIARE 1. Pengertian Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4x pada bayi dan lebih dari 3x pada anak, konsistensi cair, ada lendir atau darah dalam faeces (Ngastiyah,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Definisi Diare Menurut World Health Organization (WHO), penyakit diare adalah suatu penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang lembek sampai mencair

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengetahuan atau kognitif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan. 1. Pengertian Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari sepuluh kali sehari, ada yang sehari 2-3 kali sehari atau ada yang hanya 2

BAB I PENDAHULUAN. dari sepuluh kali sehari, ada yang sehari 2-3 kali sehari atau ada yang hanya 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare merupakan salah satu penyakit yang sering mengenai bayi dan balita. Seorang bayi baru lahir umumnya akan buang air besar sampai lebih dari sepuluh kali sehari,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DIARE 1. Definisi diare Diare adalah suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak seperti biasanya, ditandai dengan peningkatan volume, keenceran, serta frekuensi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyakit Diare 1. Definisi penyakit diare Diare ialah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak, konsistensi encer, dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI 1. Pengetahuan a. Definisi Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diare 1. Pengertian Diare Menurut WHO (2005), diare merupakan buang air besar dalam bentuk cairan lebih dari tiga kali dalam sehari, dan biasanya berlangsung selama dua hari

Lebih terperinci

Pola buang air besar pada anak

Pola buang air besar pada anak Diare masih merupakan masalah kesehatan nasional karena angka kejadian dan angka kematiannya yang masih tinggi. Balita di Indonesia ratarata akan mengalami diare 23 kali per tahun. Dengan diperkenalkannya

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN PROGRAM PEMBERANTASAN PENYAKIT DIARE

KERANGKA ACUAN PROGRAM PEMBERANTASAN PENYAKIT DIARE KERANGKA ACUAN PROGRAM PEMBERANTASAN PENYAKIT DIARE I. PENDAHULUAN Hingga saat ini penyakit Diare maerupakan masalah kesehatan masyarakat Indonesia, hal dapat dilihat dengan meningkatnya angka kesakitan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diare Pada Bayi Usia 1-12 Bulan 1. Pengertian Diare Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4x pada bayi dan lebih dari 3x pada anak, konsistensi cair, ada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyakit Diare 1. Definisi Penyakit Diare Diare atau penyakit diare (Diarrheal disease) berasal dari bahasa Yunani yaitu diarroi yang berarti mengalir terus, merupakan keadaan

Lebih terperinci

III. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Setelah diberikan penyuluhan ibu ibu atau warga desa mampu : Menjelaskan pengertian diare

III. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Setelah diberikan penyuluhan ibu ibu atau warga desa mampu : Menjelaskan pengertian diare SAP DIARE PADA BALITA Topik : Penyakit Berbasis Lingkungan Sub topik : Diare dan pertolongan pertama penderita diare Sasaran : Warga Desa / Ibu Balita Tempat : Desa Ciawi Hari/Tanggal : Selasa, 13 Agustus

Lebih terperinci

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penyakit Diare 2.1.1 Pengertian Diare Diare atau penyakit diare berasal dari bahasa Yunani yaitu diarroia yang berarti mengalir terus (to flow trough), merupakan keadaan abnormal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Diare a. Pengertian diare Penyakit diare merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak dibawah lima tahun (balita) dengan disertai muntah dan buang air besar

Lebih terperinci

6

6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyakit Diare A.1. Definisi Diare adalah buang air besar lembek atau cair dapat berupa air saja yang frekuensinya lebih sering dari biasanya (biasanya tiga kali atau lebih dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun),

BAB I PENDAHULUAN. masa pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun), BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Masa anak merupakan masa pertumbuhan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Konsep diare a. Definisi Diare Diare pada dasarnya adalah buang air besar dengan konsistensi encer dengan frekuensi buang air besar lebih dari 3 kali sehari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah pencernaan merupakan salah satu masalah yang paling sering dihadapi oleh orang tua pada anaknya yang masih kecil. Biasanya masalah-masalah tersebut timbul

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ke saku yang berisi informasi suatu tema tertentu (Taufik, 2010). Buku

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ke saku yang berisi informasi suatu tema tertentu (Taufik, 2010). Buku BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Buku Saku 1. Pengertian Buku saku adalah buku yang berukuran kecil yang dapat dimasukkan ke saku yang berisi informasi suatu tema tertentu (Taufik, 2010). Buku saku diare adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare adalah salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian pada

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare adalah salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit diare adalah salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian pada anak seluruh dunia, yang menyebabkan 1 miliyar kejadian sakit dan 3-5 juta kematian setiap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disertai muntah (Sakinah dan Arifianto, 2001). bentuk dan konsistensi tinja penderita (Harianto, 2004).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disertai muntah (Sakinah dan Arifianto, 2001). bentuk dan konsistensi tinja penderita (Harianto, 2004). 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGERTIAN DIARE Diare adalah suatu infeksi usus yang menyebabkan keadaan feses bayi encer dan atau berair, dengan frekuensi lebih dari 3 kali per hari, kadang disertai muntah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyakit Diare 1. Pengertian diare Diare adalah penyakit yang ditandai dengan adanya peningkatan frekuensi buang air besar lebih dari biasanya atau lebih dari tiga kali disertai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di negara berkembang dari pada negara maju. Di antara banyak bentuk

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di negara berkembang dari pada negara maju. Di antara banyak bentuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diare merupakan suatu masalah yang mendunia. Seperti sebagian besar penyakit anak-anak lainnya, penyakit diare tersebut jauh lebih banyak dan sering terjadi di negara

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bayi. Setiap bayi harus diberi ASI paling tidak selama 4-6 bulan pertama

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bayi. Setiap bayi harus diberi ASI paling tidak selama 4-6 bulan pertama BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Air Susu Ibu (ASI) ASI adalah salah satu zat terbaik yang dimiliki manusia sebagai makanan bayi. Setiap bayi harus diberi ASI paling tidak selama 4-6 bulan pertama hidupnya (Gupte,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah (Ngastiyah, 1997). Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah (Ngastiyah, 1997). Hal ini BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak, dengan konsisten feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Diare Diare adalah BAB (Buang Air Besar) lembek/cair bahkan dapat berupa air saja yang frekuensinya lebih sering dari biasanya (biasanya 3 kali dalam sehari) (Depkes RI, 2000).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di negara yang sedang berkembang seperti di Indonesia, angka kejadian anak yang mengalami penyakit tropis cukup tinggi. Hal ini ditunjang oleh kelembaban daerah tropis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lebih sering dari biasanya (biasanya tiga kali atau lebih dalam sehari) 9) terjadinya komplikasi pada mukosa.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lebih sering dari biasanya (biasanya tiga kali atau lebih dalam sehari) 9) terjadinya komplikasi pada mukosa. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Diare 9) 1. Definisi Diare Secara operasional, didefinisikan bahwa diare adalah buang air besar lembek atau cair bahkan dapat berupa air saja yang frekuensinya lebih

Lebih terperinci

Oleh: Aulia Ihsani

Oleh: Aulia Ihsani Makalah Pribadi Oleh: Aulia Ihsani 07120133 Pembimbing: dr. Yuniar Lestari, M.Kes dr. Rima Semiarty, MARS Rencana pembangunan jangka panjang bidang kesehatan RI tahun 2005 2025 atau Indonesia Sehat 2025

Lebih terperinci

DIARE AKUT. Berdasarkan Riskesdas 2007 : diare merupakan penyebab kematian pada 42% bayi dan 25,2% pada anak usia 1-4 tahun.

DIARE AKUT. Berdasarkan Riskesdas 2007 : diare merupakan penyebab kematian pada 42% bayi dan 25,2% pada anak usia 1-4 tahun. DIARE AKUT I. PENGERTIAN Diare akut adalah buang air besar lebih dari 3 kali dalam 24 jam dengan konsistensi cair dan berlangsung kurang dari 1 minggu. Kematian disebabkan karena dehidrasi. Penyebab terbanyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di Indonesia, hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya angka

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di Indonesia, hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya angka 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hingga saat ini penyakit Diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya angka kesakitan diare dari tahun

Lebih terperinci

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PENCERNAAN MANUSIA

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PENCERNAAN MANUSIA JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMP VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PENCERNAAN MANUSIA Salah satu ciri mahluk hidup adalah membutuhkan makan (nutrisi). Tahukah kamu, apa yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diare 1. Pengertian Diare Diare adalah penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja melembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi berak lebih dari

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG. JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 922-933 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Diare a. Definisi Diare Menurut World Health Organization (WHO), penyakit diare adalah suatu penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang termasuk Indonesia (Depkes RI, 2007). dan balita. Di negara berkembang termasuk Indonesia anak-anak menderita

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang termasuk Indonesia (Depkes RI, 2007). dan balita. Di negara berkembang termasuk Indonesia anak-anak menderita BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Balita merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan penyakit, utamanya penyakit infeksi (Notoatmodjo S, 2004). Salah satu penyakit infeksi pada balita adalah diare.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Diare a. Definisi Diare adalah peningkatan tinja dengan konsistensi lebih lunak atau lebih cair dari biasanya dan terjadi paling sedikit 3 kali atau lebih dalam

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Diare. 1. Definisi diare. Diare merupakan suatu penyakit yang di tandai dengan perubahan bentuk

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Diare. 1. Definisi diare. Diare merupakan suatu penyakit yang di tandai dengan perubahan bentuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diare 1. Definisi diare Diare merupakan suatu penyakit yang di tandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang lembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Diare 2.1.1. Definisi Diare Menurut Latief, dkk. (2005), diare diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dan frekuensinya lebih banyak

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN SATUAN ACARA PENYULUHAN Pokok Bahasan : Perawatan Anak Dengan Diare Hari/Tanggal : Rabu/ 23 Januari 2008 Pukul : 11.00-11.45 Sasaran: Seluruh orang tua bayi/anak di RT 02 / RW 04 Kel. Andalas Timur Tempat

Lebih terperinci

Grafik 1.1 Frekuensi Incidence Rate (IR) berdasarkan survei morbiditas per1000 penduduk

Grafik 1.1 Frekuensi Incidence Rate (IR) berdasarkan survei morbiditas per1000 penduduk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit diare sampai saat ini masih merupakan penyebab kematian utama di dunia, terhitung 5-10 juta kematian/tahun. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Panti Asuhan Harapan Kita. merupakan Panti Asuhan yang menampung anak-anak terlantar dan yang sudah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Panti Asuhan Harapan Kita. merupakan Panti Asuhan yang menampung anak-anak terlantar dan yang sudah BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Panti Asuhan Harapan Kita. Panti Asuhan Harapan Kita bertempat di Desa Huntu Utara, Kabupaten Bone Bolango, yang didirikan pada tanggal 2 Agustus 2003. Panti

Lebih terperinci

PENANGANAN DIARE. B. Tujuan Mencegah dan mengobati dehidrasi, memperpendek lamanya sakit dan mencegah diare menjadi berat

PENANGANAN DIARE. B. Tujuan Mencegah dan mengobati dehidrasi, memperpendek lamanya sakit dan mencegah diare menjadi berat Yusi Meilia, S.ST, M.Kes Halaman : 1 / 5 NIP A. Pengertian Buang air besar yang frekuensi, lebih sering dari biasnya pada umumnya 3 kali atau lebih per hari dengan konsistensi cair berlangsung < 7 hari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Diare adalah buang air besar atau defekasi yang encer dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Diare adalah buang air besar atau defekasi yang encer dengan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DIARE 1. Pengertian Diare Diare adalah buang air besar atau defekasi yang encer dengan frekuensi lebih dari tiga kali sehari, dengan atau tanpa darah dan atau lendir dalam tinja

Lebih terperinci

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN PENDAHULUAN Seorang ibu akan membawa anaknya ke fasilitas kesehatan jika ada suatu masalah atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit diare atau sering disebut dengan gastroenteritis merupakan masalah masyarakat di Indonesia. Dari daftar urutan penyebab kunjungan Puskesmas atau Balai

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 4 6 BULAN SKRIPSI. Diajukan Oleh : Afitia Pamedar J

HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 4 6 BULAN SKRIPSI. Diajukan Oleh : Afitia Pamedar J HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 4 6 BULAN SKRIPSI Diajukan Oleh : Afitia Pamedar J 500 040 043 Kepada : FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Diare adalah peningkatan frekuensi dan penurunan konsistensi debit tinja dibandingkan dengan pola usus normal individu, merupakan gejala dari suatu penyakit sistemik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyakit diare 1. Definisi Diare merupakan buang air besar dengan konsistensi cair atau lembek dan dapat berupa air saja dengan frekuensi buang air besar lebih dari normalnya

Lebih terperinci

PENCEGAHAN INFEKSI SALURAN CERNA BAGIAN BAWAH

PENCEGAHAN INFEKSI SALURAN CERNA BAGIAN BAWAH PENCEGAHAN INFEKSI SALURAN CERNA BAGIAN BAWAH Dalam tiga bulan terakhir penyakit infeksi diare dan typhus mendominasi angka kesakitan pada rekapitulasi klaim PT. Asuransi ReLiance Indonesia. Diare dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Diare Menurut WHO (1999) secara klinis diare didefinisikan sebagai bertambahnya defekasi (buang air besar) lebih dari biasanya/lebih dari tiga kali sehari, disertai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Susu Ibu 1. Pengertian ASI ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, lactose dan garamgaram organic yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu sebagai

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA USIA 1-5 TAHUN. Sumiyati* dan Siti Susiyanti**

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA USIA 1-5 TAHUN. Sumiyati* dan Siti Susiyanti** HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA USIA 1-5 TAHUN Sumiyati* dan Siti Susiyanti** *Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan

Lebih terperinci

Farmakoterapi I Diar dan konstipasi. Ebta Narasukma A, M.Sc., Apt

Farmakoterapi I Diar dan konstipasi. Ebta Narasukma A, M.Sc., Apt Farmakoterapi I Diar dan konstipasi Ebta Narasukma A, M.Sc., Apt DEFINISI Diare Peningkatan frekuensi dan penurunan konsistensi tinja dibandingkan dengan kondisi normal. BAB (defekasi) dengan jumlah tinja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan susu hasil sekresi dari payudara setelah ibu melahirkan. ASI eksklusif adalah pemberian ASI sedini mungkin setelah persalinan tanpa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI digilib.uns.ac.id 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Makanan Tambahan Dini a. Pengertian Makanan tambahan adalah makanan untuk bayi selain ASI atau susu botol, sebagai penambah kekurangan ASI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Balita adalah masa post natal atau masa setelah lahir yang terdiri dari beberapa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Balita adalah masa post natal atau masa setelah lahir yang terdiri dari beberapa BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Balita Balita adalah masa post natal atau masa setelah lahir yang terdiri dari beberapa periode yaitu masa neonatal, masa bayi, dan masa prasekolah (Narendra dkk, 2002). Bayi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 200 g atau 200 ml/24 jam. Diare merupakan buang air besar encer lebih dari 3 kali

II. TINJAUAN PUSTAKA. 200 g atau 200 ml/24 jam. Diare merupakan buang air besar encer lebih dari 3 kali II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Diare 1. Definisi diare Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Perilaku Menurut Bloom, derajat kesehatan dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu faktor lingkungan, faktor perilaku, faktor pelayanan kesehatan, dan faktor genetik. Faktor perilaku

Lebih terperinci

SAP (SATUAN ACARA PENGAJARAN) DIARE

SAP (SATUAN ACARA PENGAJARAN) DIARE SAP (SATUAN ACARA PENGAJARAN) DIARE Disusun Oleh : 1. Agustia Hastami P17420108041 2. Arsyad Sauqi P17420108044 3. Asih Murdiyanti P17420108045 4. Diah Ariful Khikmah P17420108048 5. Dyah Faria Utami P17420108050

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013 Nurjanatun Naimah 1, Istichomah 2, Meyliya Qudriani 3 D III Kebidanan Politeknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya lebih dari satu milyar kasus gastroenteritis atau diare. Angka

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya lebih dari satu milyar kasus gastroenteritis atau diare. Angka BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) (2012) setiap tahunnya lebih dari satu milyar kasus gastroenteritis atau diare. Angka kesakitan diare pada tahun 2011

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian Status Gizi Status gizi merupakan gambaran keseimbangan antara kebutuhan akan zat-zat gizi dan penggunaannya dalam tubuh. Status gizi dipengaruhi oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sanitasi Rumah Pengertian sanitasi adalah usaha usaha pengawasan yang ditujukan terhadap faktor faktor lingkungan yang dapat merupakan mata rantai penularan penyakit 3. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jamban Jamban keluarga adalah suatu bangunan untuk membuang dan mengumpulkan kotoran sehingga kotoran tersebut tersimpan dalam suatu tempat tertentu dan tidak menjadi penyebab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. variabel tertentu, atau perwujudan dari Nutriture dalam bentuk variabel

BAB I PENDAHULUAN. variabel tertentu, atau perwujudan dari Nutriture dalam bentuk variabel 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari Nutriture dalam bentuk variabel tertentu. Status gizi merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Diare adalah pengeluaran tinja dengan frekuensi yang tidak normal dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Diare adalah pengeluaran tinja dengan frekuensi yang tidak normal dan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Diare Diare adalah pengeluaran tinja dengan frekuensi yang tidak normal dan konsistensi lembek atau cair. Menurut Edward (2000), berat ringannya diare tidak diukur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, serta manfaat penelitian. A. Latar Belakang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) berdasarkan Keputusan

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN. Berbasis Masyarakat di desa Ronga-Ronga kecamatan Gajah Putih

KUESIONER PENELITIAN. Berbasis Masyarakat di desa Ronga-Ronga kecamatan Gajah Putih KUESIONER PENELITIAN Pengetahuan dan Sikap Ibu terhadap Manajemen Terpadu Balita Sakit Berbasis Masyarakat di desa Ronga-Ronga kecamatan Gajah Putih A. Data Demografi No. Responden : Umur : Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemberian ASI eksklusif sejak hari pertama tidak selalu mudah karena banyak wanita menghadapi masalah dalam melakukannya. Keadaan yang sering terjadi pada hari

Lebih terperinci

Oleh : Seksi Gizi Dinas Kesehatan Provinsi Bali

Oleh : Seksi Gizi Dinas Kesehatan Provinsi Bali Oleh : Seksi Gizi Dinas Kesehatan Provinsi Bali Anak bukan miniatur orang dewasa Anak sedang tumbuh dan berkembang Anak membutuhkan energi per kg BB lebih tinggi Anak rentan mengalami malnutrisi Gagal

Lebih terperinci

Andi Fatmawati (*), Netty Vonny Yanty (**) *Poltekkes Kemenkes Palu **RSUD Undata Palu

Andi Fatmawati (*), Netty Vonny Yanty (**) *Poltekkes Kemenkes Palu **RSUD Undata Palu PENGARUH PEMBERIAN SUSU BEBAS LAKTOSA TERHADAP KARAKTERISTIK BUANG AIR BESAR PASIEN ANAK 1 24 BULAN DENGAN DIARE AKUT DI RUANG PERAWATAN ANAK RSU ANUTAPURA PALU 2013 Andi Fatmawati (*), Netty Vonny Yanty

Lebih terperinci

MALNUTRISI. Prepared by Rufina Pardosi UNICEF Meulaboh

MALNUTRISI. Prepared by Rufina Pardosi UNICEF Meulaboh MALNUTRISI Prepared by Rufina Pardosi UNICEF Meulaboh Apa itu malnutrisi? Kebutuhan tubuh akan makronutrien (lemak, karbohidrat dan protein) tidak terpenuhi Penyebab : Asupan makanan kurang Penyakit Klasifikasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 23 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Diare Menurut WHO Pengertian diare adalah buang air besar dengan konsistensi cair (mencret) sebanyak 3 kali atau lebih dalam satu hari (24 jam). Ingat, dua kriteria

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 DRPs 2.1.1 Definisi DRPs DRPs adalah adalah kejadian yang tidak diinginkan pasien terkait terapi obat, dan secara nyata maupun potensial berpengaruh pada outcome yang diinginkan

Lebih terperinci

Apa Penyebab Diare? Penyebab diare pada bayi/anak dan dewasa ada yang berbeda. Penulis akan menjelaskan penyebab bayi/anak dan dewasa tersebut.

Apa Penyebab Diare? Penyebab diare pada bayi/anak dan dewasa ada yang berbeda. Penulis akan menjelaskan penyebab bayi/anak dan dewasa tersebut. Apa Diare itu...? Alhamdulillaah, Buletin ketiga dari UGD RSI Aisyiyah Malang telah selesai dibuat. Segala puji penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT., yang telah memberikan kemudahan dalam menulis buletin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Diarrhea berasal dari bahasa Greek, yaitu Dia berarti melalui dan rhien

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Diarrhea berasal dari bahasa Greek, yaitu Dia berarti melalui dan rhien BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Diare 2.1.1 Definisi Diarrhea berasal dari bahasa Greek, yaitu Dia berarti melalui dan rhien berarti mengalir, istilah diarrhea digunakan untuk menyatakan buang kotoran yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. melindungi kebersihan tangan. Sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara

TINJAUAN PUSTAKA. melindungi kebersihan tangan. Sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Higienis dan Sanitasi Higienis adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan subjeknya seperti mencuci tangan dengan air bersih dan sabun untuk melindungi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. ASI (Air Susu Ibu) ASI adalah hadiah terindah dari ibu kepada bayi yang disekresikan oleh kedua belah kelenjar payudara ibu berupa makanan alamiah atau susu terbaik bernutrisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. klien kekurangan cairan / dehidrasi. Keadaan kekurangan cairan apabila tidak

BAB I PENDAHULUAN. klien kekurangan cairan / dehidrasi. Keadaan kekurangan cairan apabila tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diare sering terjadi pada anak usia sekolah dan balita dimana angka kejadian diare merupakan penyakit utama yang kedua setelah flu rotavirus. Penyakit ini mempunyai

Lebih terperinci

Pencernaan mekanik terjadi di rongga mulut, yaitu penghancuran makanan oleh gigi yang dibantu lidah.

Pencernaan mekanik terjadi di rongga mulut, yaitu penghancuran makanan oleh gigi yang dibantu lidah. Kata pengantar Saat akan makan, pertama-tama yang kamu lakukan melihat makananmu. Setelah itu, kamu akan mencium aromanya kemudian mencicipinya. Setelah makanan berada di mulut, kamu akan mengunyah makanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih dalam sehari. Dengan kata lain, diare adalah buang air besar

BAB I PENDAHULUAN. lebih dalam sehari. Dengan kata lain, diare adalah buang air besar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare adalah sindrom penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja melambat sampai mencair, serta bertambahnya frekuensi buang air besar dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Telaah Pustaka Definisi Diare Diare adalah peningkatan frekuensi buang air besar dengan konsistensi lebih lunak atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Telaah Pustaka Definisi Diare Diare adalah peningkatan frekuensi buang air besar dengan konsistensi lebih lunak atau BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Telaah Pustaka 2.1.1 Definisi Diare Diare adalah peningkatan frekuensi buang air besar dengan konsistensi lebih lunak atau lebih cair dari biasanya yang terjadi paling sedikit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyebab mikrobiologi (Cristin Hancock, 2003). Gastroentritis adalah

BAB I PENDAHULUAN. penyebab mikrobiologi (Cristin Hancock, 2003). Gastroentritis adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gastroentritis adalah inflamasi membrane mukosa lambung dan usus halus yang terjadi akibat salah makan, biasanya di sebabkan oleh penyebab mikrobiologi (Cristin Hancock,

Lebih terperinci

Pokok Bahasan: GASTROENTEROLOGI dan HEPATOLOGI Sakit perut berulang M. Juffrie

Pokok Bahasan: GASTROENTEROLOGI dan HEPATOLOGI Sakit perut berulang M. Juffrie Pokok Bahasan: GASTROENTEROLOGI dan HEPATOLOGI Sakit perut berulang M. Juffrie Definisi Sakit perut yang terjadi paling sedikit 3 kali, cukup berat sampai tidak bisa melakukan kegiatan sehari hari dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Susu Ibu (ASI) 1. Pengertian ASI Air susu Ibu (ASI) mengandung semua bahan yang diperlukan bayi, mudah dicerna, memberi perlindungan terhadap infeksi, selalu segar, bersih

Lebih terperinci

BAB I KONSEP DASAR. Gastroenteritis adalah peradangan dari lambung dan usus yang

BAB I KONSEP DASAR. Gastroenteritis adalah peradangan dari lambung dan usus yang BAB I KONSEP DASAR A. PENGERTIAN Gastroenteritis adalah peradangan dari lambung dan usus yang disebabkan oleh bakteri, virus, dan pathogen parasit (Wong, 1996: 403). Gastroenteritis adalah radang dari

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Diare 2.1.1. Definisi Menurut Merck Manuals, diare merupakan sebuah penyakit di saat feses berubah menjadi lembek atau cair yang biasanya terjadi paling sedikit tiga kali dalam

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Survei morbiditas yang dilakukan oleh (Sub Direktorat) Subdit Diare,

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Survei morbiditas yang dilakukan oleh (Sub Direktorat) Subdit Diare, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya masalah penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang berbasis lingkungan yang masih merupakan masalah kesehatan terbesar di Indonesia baik dikarenakan

Lebih terperinci

IIMU PENGETAHUAN ALAM KELAS V SD

IIMU PENGETAHUAN ALAM KELAS V SD IIMU PENGETAHUAN ALAM KELAS V SD Disusun oleh : Cristin Dita Irawati/ 111134027/ PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Standar Kompetensi Makhluk Hidup dan Proses kehidupan 1. Mengidentifikasi fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat merupakan tolak ukur yang digunakan. dalam pencapaian keberhasilan program dengan berbagai upaya

BAB I PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat merupakan tolak ukur yang digunakan. dalam pencapaian keberhasilan program dengan berbagai upaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Derajat kesehatan masyarakat merupakan tolak ukur yang digunakan dalam pencapaian keberhasilan program dengan berbagai upaya berkesinambungan, terpadu dan lintas sektor

Lebih terperinci

Pelayanan Kesehatan bagi Anak. Bab 7 Gizi Buruk

Pelayanan Kesehatan bagi Anak. Bab 7 Gizi Buruk Pelayanan Kesehatan bagi Anak Bab 7 Gizi Buruk Catatan untuk fasilitator Ringkasan kasus Joshua adalah seorang anak laki-laki berusia 12 bulan yang dibawa ke rumah sakit kabupaten dari rumah yang berlokasi

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN FAKTOR RESIKO TERJADINYA DIARE DI KELURAHAN HAMDAN KECAMATAN MEDAN MAIMUN KOTA MEDAN TAHUN : Tidak Tamat Sekolah.

KUESIONER PENELITIAN FAKTOR RESIKO TERJADINYA DIARE DI KELURAHAN HAMDAN KECAMATAN MEDAN MAIMUN KOTA MEDAN TAHUN : Tidak Tamat Sekolah. KUESIONER PENELITIAN FAKTOR RESIKO TERJADINYA DIARE DI KELURAHAN HAMDAN KECAMATAN MEDAN MAIMUN KOTA MEDAN TAHUN 2014 Nama : Umur : Tingkat Pendidikan : Tidak Tamat Sekolah Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA

Lebih terperinci

STATUS GIZI DAN SANITASI MAKANAN BERPENGARUH TERHADAP KEJADIAN DIARE AKUT PADA BALITA

STATUS GIZI DAN SANITASI MAKANAN BERPENGARUH TERHADAP KEJADIAN DIARE AKUT PADA BALITA Jurnal Penelitian Keperawatan Volume 1, No. 1, Januari 2015 STATUS GIZI DAN SANITASI MAKANAN BERPENGARUH TERHADAP KEJADIAN DIARE AKUT PADA BALITA NUTRITIONAL STATUS AND FOOD SANITATION AFFECTING ACUTE

Lebih terperinci