BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit diare atau sering disebut dengan gastroenteritis merupakan masalah masyarakat di Indonesia. Dari daftar urutan penyebab kunjungan Puskesmas atau Balai pengobatan, diare termasuk kelompok tiga dari penyebab utamanya. Angka kesakitannya adalah sekitar kejadian diare diantara 1000 penduduk setiap tahunnya (Suraatmaja, 2007). Resiko terbesar diare ialah dehidrasi. Jika terjadi dehidrasi, seseorang akan kehilangan lima liter air setiap hari beserta elektrolit utama, yaitu natrium dan kalium yang berada di dalamnya (Wijoyo, 2013). Rehidrasi oral adalah terapi utama untuk penderita diare akut (Sisson, 2014). Oralit, zinc, danmakanan rendah seratadalahperawatan yang direkomendasikanuntukmasyarakatdiare akutdi kalangananak-anak(applegateet al, 2013). Diare dapat berhubungan dengan keadaan lingkungan, perilaku, dan makanan (Muhziadi, 2012). Keadaan lingkungan merupakan penyebab utama adanya panyakit diare, seperti kurangnya kebersihan pada air minum, pembuangan kotoran yang tidak benar, keadaan rumah yang kurang sehat, usaha higenis dan sanitasi belum menyeluruh, banyaknya faktor penyakit, pembuangan limbah kurang baik (Suharyono, 2008). Bukan cuma keadaan lingkungan saja, masih terdapat penyebab yang lain seperti keadaan sosial ekonomi dari keluarga tersebut juga mempengaruhi timbulnya penyakit diare karena kondisi rumah yang tidak sehat serta pendidikan yang rendah (Suharyono, 2008). Selain kondisi lingkungan dan faktor sosial ekonomi, keamanan pangan merupakan penyebab diare yang perlu diperhatikan juga karena dapat menjadi ancaman bagi kesehatan anak-anak. Pendidikan keamanan makanan merupakan syarat utama untuk pengendalian dan pencegahan diare (Sheth & Dwivedi, 2006). Pemberian informasi dimaksud untuk memperbanyak pengetahuan terhadap penyakit diare agar ibu-ibu dapat lebih bijaksana dalam pengambilan keputusan dalam penanganan penyakit diare dan dapat melakukan pencegahan 1

2 2 terhadap penyakit diare. Pemberian informasi tentang jenis diare, gejala diare, penyebab diare, pencegahan diare, dan penanganan diare. Pada pemberian informasi ini menggunakan dua metode yaitu metode ceramah dan leaflet. Ceramah adalah penyampaian informasi secara langsung kepada penerima informasi. Metode ini biasa digunakan untuk pemberian informasi karena murah, mudah untuk dilakukan, dapat menyajikan materi pelajaran yang luas, dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan,tapi kekurangan metode ceramah adalah hal yang dikuasai penerima materi tergantung dari hal yang dikuasai pemberi materi, kemampuan setiap orang berbeda dalam menerima materi, metode ceramah dapat membosankan bagi penerima materi, dan sulit mengetahui pemahaman penerima materi(sanjaya, 2010). Pemberian informasi yang kedua menggunakanleaflet yang merupakanmedia informasi pada selembar kertas yang dilipat-lipat, berisi tulisan cetak dan beberapa gambar (Suiraoka & Suppariasa, 2012). Keuntungan menggunakan leaflet adalah tahan lama, mencakup banyak orang, biaya tidak mahal, tidak diperlukan listrik, dapat dibawa kemana-mana, mempermudah pemahaman, dan meningkatkan keinginan belajar, sedangkan kekurangannya tidak dapat menstimulir efek suara, efek gerak dan mudah terlipat (Suiraoka& Suppariasa, 2012). Dengan pemberian informasi secara ceramah dan leaflet maka dapat diketahui keefektifan dua metode tersebut. Metode ceramah lebih efektif meningkatkan pengetahuan karena dapat menggunakan seluruh indera dapat menerima langsung informasi yang diberikan secara langsung (Sumarah, 2009).Pada pemberian informasi penanganan penyakit diare menggunakan metode ceramah dan leaflet kepada ibu-ibu di Kabupaten Rembang karena untuk mengetahui kedua metode tersebut efektif atau tidak untuk peningkatan pengetahuan setelah pemberian informasi. Pemberian informasi ditunjukkan kepada ibu-ibu bertujuan agar terjadi penurunan angka kejadian diare dan penanganan pada penderita diare dengan cepat karena menurut Malikhah (2012) bahwa sikap ibu dalam penanganan penyakit diare merupakan satu kesatuan untuk menurunkan angka kejadian penyakit diare, jika penderita diare dapat teratasi dengan cepat, maka angka

3 3 kesakitan atau kematian dapat berkurang. Pemberian informasi dilaksanakan di Kabupaten Rembang karena jumlah penderita diare pada tahun 2012sebesar 7960 jiwa, tetapi pada tahun 2013 penderita diare mengalami peningkatan yaitu sebesar 8330 jiwa (Dinkes, 2013). Berdasarkan data Dinkes (2013) angka kejadian diare di Kabupaten Rembang masih cukup tinggi dan perlu penanganan untuk memperkecil jumlah penderita diare. Tingginya angka diare yang terjadi di Rembang karena terdapat permasalahan dalam pengelolaan limbah cair domestik (Dinkes, 2011). Permasalahan ini dikarenakan kurangnya kesadaran masyarakat untuk memiliki jamban pribadi, banyaknya masyarakat yang masih membuang limbah cair domestik di sungai, dan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan air limbah masih rendah (Dinkes, 2011). Masyarakat memerlukan pemberian informasi kesehatan untuk menjaga lingkungan agar dapat menurunkan kejadian diare di Kabupaten Rembang. B. Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang tersebut, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut. 1. Bagaimana efektifitas pemberian informasi dengan ceramah dan leaflet terhadap pengetahuan penanganan penyakit diare kepada ibu-ibu di Kabupaten Rembang? 2. Bagaimana peningkatan pengetahuan responden setelah mendapatkan informasi dengan metode ceramah dan leafletterhadap penanganan penyakit diare kepada ibu-ibu di Kabupaten Rembang? C. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui efektifitas metode ceramah dan leaflet setelah pemberian informasi terhadap pengetahuan penanganan penyakit diare kepada ibu-ibu di Kabupaten Rembang. 2. Mengetahui peningkatan pengetahuan responden setelah pemberian informasi dengan ceramah dan leaflet terhadap penanganan penyakit diare kepada ibuibu di Kabupaten Rembang.

4 4 D. Tinjauan Pustaka 1. Diare a. Definisi Diare Menurut Djunarko & Hendrawati (2011) diare adalah suatu kondisi terjadi peningkatan frekuensi buang air besar sampai lebih dari tiga kali sehari disertai dengan penurunan konsistensi tinja sampai ke bentuk cairan. Walaupun diare sering dianggap sebagai gangguan yang umum terjadi, tetapi diare dapat berbahaya, karena jika dibiarkan, penderita diare akan mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan (Djunarko & Hendrawati (2011). Diare akut timbul secara mendadak dan bisa berlangsung dalam waktu kurang dari 2 minggu yang disebabkan oleh virus, sedangkan diare kronik adalah diare yang berlangsung lebih dari 2 minggu (Suharyono, 2008). Diare akut disebabkan oleh infeksi virus dan kuman, atau dapat pula disebabkan dari efek samping obat atau gejala dari gangguan saluran cerna. Sedangkan diare menahun atau sering disebut dengan diare kronik disebabkan gangguan resorpsi, meningkatkan sekresi getah lambung-usus dan terjadi peningkatan motilitas usus (Tjay &Rahardja, 2002). b. Etiologi dan Mekanisme Diare Penyebab diare berkisar 70% sampai 90% sudah dapat diketahuidengan pasti, dimana penyebab diare ini dapat dibagi menjadi 2, yaitu: 1) Penyebab tidak langsung Penyebab tidak langsung atau faktor-faktor yang mempermudah atau mempercepat terjadinya diare seperti, keadaan gizi, hygiene dan sanitasi, sosial budaya, kepadatan penduduk, sosial ekonomi dan faktor-faktor lain. 2) Penyebab langsung Termasuk dalam penyebab langsung antara lain infeksi bakteri virus dan parasit, malabsorbi, alergi, keracunan bahan kimia maupun keracunan oleh racun yang diproduksi oleh jasad renik, ikan, bah dan sayur-sayuran (Suharyono, 2008). Ditinjau dari sudut patofisiologi, penyebab diare akut dapat dibagi 2 golongan, yaitu:

5 5 1) Diare sekresi a) Disebabkan oleh infeksi dari golongan bakteri seperti Shingella, Salmonella, E.coli, Golongan Vibrio, Bacillus Cereus, Clostridium, Golongan virus seperti: Protozoa, Entamoeba histolicia, Giardia lamblia, Cacing perut, Ascaris, Jamur. b) Hiperperistaltik usus halus yang berasal dari bahan-bahan makanan, kimia misalnya keracunan makanan, makanan yang pedas, terlalu asam, gangguan psikik, gangguan syaraf, hawa dingin, alergi. 2) Diare osmotik yaitu malabsorbi makanan, kekurangan kalori protein dan berat badan lahir rendah (Suharyono, 2008). Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare, yaitu: 1) Gangguan osmotik Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare. 2) Gangguan sekresi Akibat rangsangan tertentu pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus. 3) Gangguan motilitas usus Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan, sehingga timbul diare. Jika peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang selanjutnya dapat menyebabkan diare (Suharyono, 2008). c. Gejala Diare Gejala diare yang encer dengan frekuensi tiga kali atau lebih dalam sehari, yang kadang disertai: muntah, badan lesu atau lemah, panas, tidak nafsu makan, terdapat darah atau lender dalam kotoran. Gejala diare yang umumnya terjadi pada anak-anak adalah sebagai berikut: bayi atau anak menjadi cengeng atau gelisah, suhu badannya tinggi, tinja bayi encer dan berlendir, warna tinja

6 6 kehijauan akibat bercampur dengan cairan empedu, anus dan sekitarnya lecet, asupan makanan berkurang, terjadi muntah baik sebelum atau sesudah diare, hipoglikemia, dehidrasi yang ditandai dengan: berkurangnya berat badan, ubunubun besar cekung, tonus dan turgor kulit berkurang, dan selaput lender, mulut, dan bibir kering (Djunarko & Hendrawati, 2011). d. Penyebab Diare Penyebab diare, sebagai berikut: 1) Alergi terhadap makanan, susu, atau obat-obatan, dapat juga karena makanmakanan yang tercemar kuman, umumnya diare yang ditimbulkan bersifat akut. 2) Infeksi organisme, seperti parasit, virus, dan bakteri, diare yang ditimbulkan dapat akut maupun kronis. 3) Pertumbuhan flora normal (bakteri yang normal berada diusus) yang tidak terkendali, umumnya menyebabkan diare kronis. 4) Gangguan fungsi pencernaan dan penyerapan makanan, umumnya menyebabkan diare kronis. 5) Beberapa penyakit seperti irritable bowel syndrome, inflammatory bowel disease, AIDS (Acquired Immuno Deficiensy Syndrome), dan kanker kolon, umumnya menyebabkan diare kronis (Djunarko & Hendrawati, 2011). e. Faktor Resiko Diare 1) Faktor gizi: Semakin buruk gizi seorang anak, ternyata semakin banyak peluang diare yang dialami. 2) Faktor makanan yang terkontaminasi pada masa sapih: diare dalam golongan berpendapatan rendah dan kurang pendidikan mulai bertambah pada saat anak untuk pertama kali mengenal makanan tambahan dan frekuensi ini akan semakin lama semakin meningkat saat anak disapih. 3) Faktor sosial ekonomi: kebanyakan anak yang mudah terkena diare berasal dari keluarga yang besar dengan daya beli yang rendah, kondisi rumah yang buruk, tidak punya penyediaan air bersih, pendidikan orang tua yang rendah dan sikap serta kebiasaan yang tidak menguntungkan.

7 7 4) Faktor lingkungan: kurangnya penyediaan air minum yang bersih, kurangnya pembuangan kotoran yang sehat, keadaan rumah yang kurang sehat, usaha higene dan sanitasi belum menyeluruh, banyaknya faktor penyakit, pencemaran lingkungan, dan pembuangan limbah kurang baik (Suharyono, 2008). f. Pencegahan Diare 1) Memberikan ASI (Air Susu Ibu) Air susu ibu merupakan makanan paling baik untuk bayi karena terdiri atas komponen zat makanan tersedia dalam bentuk ideal dan seimbang untuk dicerna dan diserap secara optimal oleh bayi (Wijoyo, 2013). 2) Memperbaiki makanan pemdamping ASI Makanan pemdamping ASI dilakukan bertahap untuk membiasakan dengan makanan dewasa. Pemberian makanan pendamping dapat meningkatnya resiko diare. 3) Memberikan imunisasi campak Diare sering timbul menyertai campak sehingga pemberian imunisasi campak dapat mencegah terjadinya diare. 4) Menggunakan air bersih Kuman biasanya masuk melalui mulut, cairan dan benda tercemar, misalnya air minum, jari-jari tangan, makanan yang disiapkan dalam panci. 5) Mencuci tangan Mencuci tangan dengan sabun, terutama sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja anak, sebelum menyiapkan makanan atau menyuapi makanan anak, dan sebelum makan mempunyai dampak positif dalam penurunan diare. 6) Menggunakan jamban Penggunaan jamban dampak menurunkan resiko terhadap penyakit diare. 7) Membuang tinja bayi dengan benar Tinja bayi juga dapat menularkan penyakit pada anak-anak dan orang tua (Wijoyo, 2013).

8 8 g. Tatalaksana Diare 1) Mencegah terjadinya dehidrasi Mencegah terjadinya dehidrasi dapat dilakukan mulai dari rumah dengan memberikan minum lebih banyak dengan cairan buatan yang dianjurkan seperti air tajin, kuah sayur, air sup.macam cairan yang dapat digunakan akan tergantung pada kebiasaan yang dilakukan dalam mengobati diare, tersedianya cairan sari makanan yang cocok, jangkauan pelayanan kesehatan, dan tersedianya oralit. Bila tidak mungkin memberikan cairan buatan yang dianjurkan, dapat diganti dengan memberikan air matang (Depkes, 2011).Jumlah oralit yang diberikan untuk diare tanpa dehidrasi dan dengan dehidrasi ringanserta jumlah oralit yang diberikan untuk penderita diare terlihat pada tabel 1. Tabel 1. Jumlah oralit yang diberikan untuk penderita diare tanpa dehidrasi dan dehidrasi ringan Jumlah oralit yang Jumlah oralit yang disediakan dirumah Umur diberikan setiap BAB Tanpa dehidrasi Dehidrasi ringan < 1 tahun ml 400 ml/hari (2 bungkus) 300 ml 1-4 tahun ml ml/hari ( ml bungkus) >5 tahun ml ml/hari ( ml bungkus) Dewasa ml ml/hari 2400 ml (Wijoyo, 2013). 2) Mengobati dehidrasi saat diare Bila terjadi dehidrasi (terutama pada anak), penderita harus segera dibawa ke petugas atau sarana kesehatan untuk mendapatkan pengobatan yang cepat dan tepat, yaitu dengan oralit. Bila terjadi dehidrasi berat, penderita harus segera diberikan cairan intravena dengan ringer laktat sebelum dilanjutkan terapioral. Penilaian derajat dehidrasi untuk penderita diare dan penilaiannya untuk derajat dehidrasi pada tabel 2.

9 9 Tabel 2. Penilaian Derajat Dehidrasi Penilaian A B C Keadaan umum Mata Air mata Mulut dan lidah Rasa haus Baik, sadar Normal Ada Basah Minum biasa Tidak haus Gelisah, rewel Cekung Tidak ada Kering Haus Ingin banyak minum Lesu, tidak sadar Sangat cekung Tidak ada Sangat kering Malas minum Tidak bisa minum Periksa turgor Kembali cepat Kembali dengan Kembali dengan sangat kulit lambat lambat Derajat Tanpa dehidrasi Dehidrasi ringan Dehidrasi berat dehidrasi (Depkes, 2011). 3) Pemberian makanan selama diare Berikan makanan selama diare untuk memberikan gizi pada penderita terutama pada anak tetap kuat dan tumbuh serta mencegah berkurangnya berat badan. Berikan cairan termasuk oralit dan makanan sesuai yang dianjurkan. Anak yang masih mimun ASI harus lebih sering diberi ASI. Anak yang minum susu formula diberikan lebih sering dari biasanya. Anak Usia 6 bulan atau lebih termasuk bayi yang telah mendapat makanan padat harus diberikan makanan yang mudah dicerna sedikit sedikit tetapi sering. Setelah diare berhenti pemberian makanan ekstra diteruskan selama 2 minggu untuk membantu pemulihan berat badan anak (Depkes, 2011). Sebaiknya pada anak-anak yang menderita diare diberikan susu dengan rendah lemak karena mengandung natrium, kalium, fosfor, dan kalsium. Natrium yang hilang bersama tinja saat diare, dapat diperoleh kembali dengan minum susu rendah lemak. Selain itu susu rendah lemak juga mengandung zat besi dan zinc yang dapat menangani kekurangan cairan karena diare (Mona et al, 2010). 4) Mengobati masalah lain Apabila diketemukan penderita diare disertai dengan penyakit lain, maka diberikan pengobatan sesuai indikasi, dengan tetap mengutamakan rehidrasi. Tidak ada obat yang aman dan efektif untuk menghentikan diare (Depkes, 2011). h. Pengobatan sendiri Ada tiga patokan bagi ibu (atau anggota keluarga yang lain) untuk mengobati sendiri diare. Secara singkat patokan ini :

10 10 1) Penambahan cairan yang lebih dari biasanya untuk mencegah dehidrasi, yaitu: a) Larutan oralit dan makanan yang cair, seperti sup dan air tajin b) Pemberian dilanjutkan sampai diare berhenti (Depkes, 2011). 2) Dengan melakukan pemberian makanan pada anak: a) Pemberian ASI (Air Susu Ibu) b) Jika anak tidak mendapat ASI, maka diberikan susu yang biasa diberikan dan untuk anak kurang dari 6 bulan yang belum mendapatkan makanan padat, maka dapat diberikan susu c) Untuk anak 6 bulan atau lebih dari 6 bulan yang sudah mendapatkan makanan padat, maka dapat diberikan bubur yang dicampung dengan kacang-kacangan; sereal; daging atau ikan, dapat diberikan sari buah atau pisang untuk menambah kalium. d) Mendorong anak untuk makan sebanyak 6 kali sehari e) Setelah diare berhenti, memberikan makanan tambahan tiap hari selama dua minggu (Depkes, 2011). 3) Membawa anak ke petugas kesehatan, jika anak mengalami ciri-ciri berikut: buang air besar lebih sering, muntah berulang-ulang, merasa haus, menderita demam, tidak makan atau minum dengan normal, dan tinja berdarah(depkes, 2011). i. Pengobatan disertai pola makanan Cara pemberian makanan pada penderita diare: 1) Pada bayi yang masih mengkonsumsi ASI Air Susu Ibu (ASI)dilanjutkan bersama oralit dengan cara bergantian. Pada bayi berumur kurang dari 4 bulan (sudah mendapatkan buah-buahan, makanan tambahan seperti bubur) dilanjutkan dengan sedikit-sedikit diberikan kembali seperti sebelum sakit diare. 2) Pada bayi yang sudah mengkonsumsi susu formula rendah laktosa atau tanpa penggunaan laktosa Diberikan oralit bergantian dengan susu formula rendah laktosa atau tanpa penggunaan laktosa. Jika bayi telah mendapatkan makanan tambahan (umur

11 11 lebih dari 4 bulan), makanan tambahan sementara dihentikan, dan diberikan kembali mulai hari ketiga. 3) Anak-anak berumur lebih dari 1 tahun Anak dengan gizi buruk (berat badan kurang dari 7 kg), cara pemberian sama dengan bayi. Sedangkan anak dengan gizi baik pemberiannya sebagai berikut: a) Hari 1 : oralit ditambah bubur tanpa sayur dan ditambah pisang b) Hari 2 : bubur dengan sayur c) Hari 3 : makanan biasa (Suraatmaja, 2007). j. Terapi obat untuk Diare Untuk pasien diare dapat digunakan terapi obat seperti berikut : 1) Larutan rehidrasi oral untuk mencegah dan mengatasi kehilangan cairan atau elektrolit yang berlebihan, terutama pada bayi dan lansia. Oralit, alphratrolit, aqualyte, bioralit, corsalit, cupalyte, cymatrolit, diasalt, diatrolit,eltolit, eltolit m, hydrite, interolite, oramex, orasolit, ottolit 200, pharolit. 2) Adsorben dan pembentukan masa, terbuat dari partikel-partikel yang akan membesar sesudah menyerap cairan, sehingga membuat feses lebih padat. Namun obat ini tidak dapat diberikan lebih dua hari dan tidak dianjurkan untuk diare disertai demam. Jenisnya sebagai berikut: kaolin, attapulgit, karbo adsorben. 3) Antimotilitas untuk mengatasi diare pada orang dewasa tanpa komplikasi tetapi bukan untuk anak dibawah 12 tahun. Jenisnya yaitu: co-fenotrop, kodein fosfat, loperamid hidroklorida, morfin (BadanPOM, 2008). k. Pemberian informasi obat Obat yang dianjurkan untuk mengatasi diare adalah oralit untuk mencegahkekurangan cairan tubuh dan adsorben untuk membuat feses lebih padat. 1) Oralit, kegunaan oralitsebagai berikut: a) Oralit tidak menghentikan diare, tetapi mengganti cairan tubuh yangkeluar bersama tinja. b) Oralit 200 adalah campuran gula, garam natrium dan kalium.

12 12 Pemakaian oralit terdapat takaran untuk setiap penderita diare dengan derajat dehidrasi penderita diare. Aturan pemakaian oralit pada bayi dan balita sesuai dengan derajat dehidrasi yang dialami penderita penyakit diare dilihat pada tabel 3. Tabel 3. Aturan pemakaian oralit pada bayi dan balita Keadaan diare Umur < 11 bulan 1-4 tahun > 5 tahun Tidak ada dehidrasi Setiap selesai BAB diberikan oralit Terapi A: mencegah dehidrasi 100 ml (0,5 gelas) 200 ml (1 gelas) 300 ml (1,5 gelas) Dengan dehidrasi 3 jam pertama diberikan oralit Terapi B: 300 ml (1,5 gelas) 600 ml (3 gelas) 1,2 L (6 gelas) mengobati Selanjutnya setiap BAB diberikan oralit dehidrasi 100 ml (0,5 gelas) 200 ml (1 gelas) 300 ml (1,5 gelas) 2,4 L (12 gelas) 400 ml (2 gelas) (Depkes, 2006). Pemberikan oralit menggunakan sendok (untuk anak kurang dari 2 tahun) sedikit-sedikit terus menerus sampai habis. Bila muntah tunggu 10 menit, kemudian dapat diulangi tetes demi tetes agar anak tidak menolakpemberian oralit (Depkes, 2006). Jika tidak tersedia oralit dapat dibuat larutan sendiri dengan mencampur satu sendok teh gula dan seperempat sendok teh garam, dimasukan kedalam gelas dan ditambahkan air (±200 cc) lalu diaduk hingga melarut semua (Wijoyo, 2013). 2) Adsorben dan obat pembentuk massa Yang termasuk dalam kelompok ini adalah norit (karbo adsorben), kombinasi kaolin-pektin dan attapulgit (Depkes, 2006). Kegunaan obat, yaitu: a) Mengurangi frekuensi buang air besar b) Memadatkan tinja c) Menyerap racun pada penderita diare Hal yang harus diperhatikan, yaitu: a) Obat bukan sebagai pengganti oralit b) Penderita harus minum oralit c) Tidak boleh diberikan pada anak di bawah 5 tahun

13 13 Bentuk sediaan yang digunakan, yaitu tablet norit 250 mg dan kombinasi kaolin-pektin dan attapulgit Aturan pakai obat, yaitu: a) Tablet norit 250 mg Dewasa: 3-4 tablet ( mg), 3 kali sehari (setiap 8 jam) b) Kombinasi kaolin-pektin dan attapulgit (setiap tablet mengandung 600 mg atapulgit) Dewasa dan anak lebih dari 12 tahun: 1 tablet setiap habis buang air besar, maksimal 12 tablet selama 24 jam. Anak-anak 6-12 tahun: 1 tablet setiap habis buang air besar, maksimal 6 tablet selama 24 jam (Depkes, 2006). 2. Pengetahuan Pengetahuan adalah sesuatu yang didapatkan manusia melalui media pancaindra. Dalam proses ini, indra penglihatan dan pendengaran merupakan indra yang paling dominan. Dalam mengkaji sesuatu, indra mempunyai tugas yang sangat penting. Pengetahuan dapat berpengaruh terhadap efek tindakan (Notoatmodjo, 2003). Pada penjabarannya pengetahuan diklasifikasikan menjadi beberapa hal, yakni: a. Tahu (know) Proses mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Dalam hal ini juga menyangkut sebuah ingatan yang bersifat spesifik terhadap berbagai hal yang telah diketahui. b. Memahami (comprehension) Memahami adalah proses dalam menginterpretasikan suatu hal atau objek dengan penjelasan yang tepat dan benar. c. Aplikasi (aplication) Aplikasi adalah proses yang digunakan untuk mengelola materi yang diperoleh dan telah dipelajari sebelumnya. Dalam hal ini juga terkait dengan penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya.

14 14 d. Analisis (analysis) Analisis adalah proses menjabarkan materi kedalam suatu komponen yang masih dalam satu lingkup yang sama dan saling terkait. e. Sintesis (syntesis) Sintesis adalah proses menempatkan atau menyusun suatu bagian komponen kedalam suatu bentuk yang baru. f. Evaluasi (evaluation) Evaluasiberkaitan dengan kemampuan penilaian suatu objek berdasarkan kriterianya secara subjektif ataupun memakai kriteria yang sudah ada. Pengukuran pengetahuandapatdilakukan dengan wawancara atau menggunakan kuesioner yang berisi materi yang diukur dari subjek penelitian atau responden (Notoatmodjo, 2003). Kuesioner dapat diartikan sebagai daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik, sudah layak dan responden tinggal memberikan jawaban atau dengan memberikan tanda tertentu (Notoatmodjo, 2003). 3. Pemberian Informasi Pengetahuan komunikasi kesehatan adalah hasil komunikasi yang efektif, dapat membantu dalam meningkatkan kesadaran tentang resiko atau solusi tentang masalah kesehatan yang terjadi di masyarakat, dan memberikan motivasi masyarakat dalam mengembangkan keterampilan untuk mengurangi resiko (Liliweri, 2008). Menurut Notoatmodjo (2005) beberapa contoh metode promosi kesehatan secara massa, antara lain: a. Ceramah umum (public speaking) Biasanya dilakukan pada acara dan waktu tertentu untuk menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat. b. Pidato-pidato diskusi tentang kesehatan. c. Simulasi, dialog antara pasien dengan dokter atau petugas kesehatan lain. d. Tulisan di majalah atau koran baik dalam bentuk artikel maupun konsultasi kesehatan. e. Bill Board, yang dipasang dipinggir jalan, spanduk, poster, leaflet.

15 15 Metode ceramah adalah penyampaian informasi secara langsung kepada penerima informasi. Metode ini biasa digunakan untuk pemberian informasi karena murah, mudah untuk dilakukan, dapat menyajikan materi pelajaran yang luas, dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan,tapi kekurangan metode ceramah adalah hal yang dikuasai penerima materi tergantung dari hal yang dikuasai pemberi materi, kemampuan setiap orang berbeda dalam menerima materi, metode ceramah dapat membosankan bagi penerima materi, dan sulit mengetahui pemahaman penerima materi (Sanjaya, 2010). Media cetak adalah media yang mengutamakan pesan-pesan visual yang terdiri dari gambaran sejumlah kata, gambar atau foto dalam tata warnanotoatmodjo (2005). Leaflet yang merupakanmedia cetak untuk menyampaikan informasi pada selembar kertas yang dilipat-lipat, berisi tulisan cetak dan beberapa gambar (Suiraoka & Suppariasa, 2012). Keuntungan menggunakan leaflet adalah tahan lama, mencakup banyak orang, biaya tidak mahal, tidak diperlukan listrik, dapat dibawa kemana-mana, mempermudah pemahaman, dan meningkatkan gairah belajar, sedangkan kekurangannya tidak dapat menstimulir efek suara, efek gerak dan mudah terlipat (Suiraoka & Suppariasa, 2012). E. Landasan Teori Pemberian informasi dapat menambah pengetahuan dan kemampuan seseorang dalam pembangunan kesehatan. Tujuan pemberian informasi adalah agar masyarakat, suatu kelompok atau individu mendapatkan pengetahuan kesehatan yang lebih baik. Adanya pemberian informasi dapat merubah perilaku dari penerima informasi (Notoatmodjo, 2003). Komunikasi kesehatan adalah gerakan kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan masyarakat yang mendorong perubahan perilaku atas masalah kesehatan (Liliweri, 2008). Perubahan perilaku mencangkup tiga ranah perilaku, yaitu pengetahuan, sikap, dan ketrampilan dalam proses pendidikan kesehatan.salah satu cara pemberian informasi yaitu dengan cara penyuluhan. Penyuluhan merupakan suatu kegiatan yang sudah dilakukan, dimana bertujuan untuk merubah perilaku masyarakat.

16 16 Sebagaimana telah diketahui bahwa penyuluhan merupakan upaya memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan atau individu, kelompok, dan masyarakat mencangkup peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku(notoatmodjo, 2005). Pendidikan kesehatan dengan metode ceramah adalah suatu proses belajar untuk mengembangkan pengertian yang benar dan sikap yang positif terhadap kesehatan (Hastuti & Mahaningsih, 2009). Pendidikan kesehatan juga dapat diperoleh dengan media leaflet yang pada hakikatnya membantu pendidikan yang menonjolkan visualnya (Hastuti & Mahaningsih, 2009). F. Hipotesis Ada perbedaan antara pemberian informasi dengan ceramah dan leaflet dalam meningkatkan pengetahuan penanganan penyakit diare kepada ibu-ibu di Kabupaten Rembang.

KERANGKA ACUAN PROGRAM PEMBERANTASAN PENYAKIT DIARE

KERANGKA ACUAN PROGRAM PEMBERANTASAN PENYAKIT DIARE KERANGKA ACUAN PROGRAM PEMBERANTASAN PENYAKIT DIARE I. PENDAHULUAN Hingga saat ini penyakit Diare maerupakan masalah kesehatan masyarakat Indonesia, hal dapat dilihat dengan meningkatnya angka kesakitan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN SATUAN ACARA PENYULUHAN Pokok Bahasan : Perawatan Anak Dengan Diare Hari/Tanggal : Rabu/ 23 Januari 2008 Pukul : 11.00-11.45 Sasaran: Seluruh orang tua bayi/anak di RT 02 / RW 04 Kel. Andalas Timur Tempat

Lebih terperinci

Pola buang air besar pada anak

Pola buang air besar pada anak Diare masih merupakan masalah kesehatan nasional karena angka kejadian dan angka kematiannya yang masih tinggi. Balita di Indonesia ratarata akan mengalami diare 23 kali per tahun. Dengan diperkenalkannya

Lebih terperinci

RENCANA TERAPI A PENANGANAN DIARE DI RUMAH (DIARE TANPA DEHIDRASI)

RENCANA TERAPI A PENANGANAN DIARE DI RUMAH (DIARE TANPA DEHIDRASI) RENCANA TERAPI A PENANGANAN DIARE DI RUMAH (DIARE TANPA DEHIDRASI) JELASKAN KEPADA IBU TENTANG 4 ATURAN PERAWATAN DI RUMAH: BERI CAIRAN TAMBAHAN a. Jelaskan kepada ibu: - Pada bayi muda, pemberian ASI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Diare. Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4x pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Diare. Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4x pada BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Terjadinya Diare Anak Usia Toodler (1-3 Tahun) 1. Pengertian Diare Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4x pada bayi dan lebih dari 3x pada anak, konsistensi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DIARE 1. Pengertian Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4x pada bayi dan lebih dari 3x pada anak, konsistensi cair, ada lendir atau darah dalam faeces (Ngastiyah,

Lebih terperinci

PENANGANAN DIARE. B. Tujuan Mencegah dan mengobati dehidrasi, memperpendek lamanya sakit dan mencegah diare menjadi berat

PENANGANAN DIARE. B. Tujuan Mencegah dan mengobati dehidrasi, memperpendek lamanya sakit dan mencegah diare menjadi berat Yusi Meilia, S.ST, M.Kes Halaman : 1 / 5 NIP A. Pengertian Buang air besar yang frekuensi, lebih sering dari biasnya pada umumnya 3 kali atau lebih per hari dengan konsistensi cair berlangsung < 7 hari

Lebih terperinci

DIARE Oleh: Astrie Rezky Defri Yulianti Intan Farah Diba Angela Juliana Nur Aira Juwita Risna Sri Mayani Syarifa Andiana Tri wardhana Yuvi Zulfiatni

DIARE Oleh: Astrie Rezky Defri Yulianti Intan Farah Diba Angela Juliana Nur Aira Juwita Risna Sri Mayani Syarifa Andiana Tri wardhana Yuvi Zulfiatni DIARE Oleh: Astrie Rezky Defri Yulianti Intan Farah Diba Angela Juliana Nur Aira Juwita Risna Sri Mayani Syarifa Andiana Tri wardhana Yuvi Zulfiatni Menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO), Diare adalah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Definisi Diare Menurut World Health Organization (WHO), penyakit diare adalah suatu penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang lembek sampai mencair

Lebih terperinci

DIARE AKUT. Berdasarkan Riskesdas 2007 : diare merupakan penyebab kematian pada 42% bayi dan 25,2% pada anak usia 1-4 tahun.

DIARE AKUT. Berdasarkan Riskesdas 2007 : diare merupakan penyebab kematian pada 42% bayi dan 25,2% pada anak usia 1-4 tahun. DIARE AKUT I. PENGERTIAN Diare akut adalah buang air besar lebih dari 3 kali dalam 24 jam dengan konsistensi cair dan berlangsung kurang dari 1 minggu. Kematian disebabkan karena dehidrasi. Penyebab terbanyak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam faeces (Ngastiah, 1999). Menurut Suriadi (2001) yang encer atau cair. Sedangkan menurut Arief Mansjoer (2008) diare

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam faeces (Ngastiah, 1999). Menurut Suriadi (2001) yang encer atau cair. Sedangkan menurut Arief Mansjoer (2008) diare BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diare 1. Pengertian Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak, konsistensi cair, ada lendir atau darah dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. buang air besar (Dewi, 2011). Penatalaksaan diare sebenarnya dapat. dilakukan di rumah tangga bertujuan untuk mencegah dehidrasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. buang air besar (Dewi, 2011). Penatalaksaan diare sebenarnya dapat. dilakukan di rumah tangga bertujuan untuk mencegah dehidrasi. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit infeksi yang masih perlu diwaspadai menyerang balita adalah diare atau gastroenteritis. Diare didefinisikan sebagai buang air besar yang tidak normal dan berbentuk

Lebih terperinci

III. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Setelah diberikan penyuluhan ibu ibu atau warga desa mampu : Menjelaskan pengertian diare

III. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Setelah diberikan penyuluhan ibu ibu atau warga desa mampu : Menjelaskan pengertian diare SAP DIARE PADA BALITA Topik : Penyakit Berbasis Lingkungan Sub topik : Diare dan pertolongan pertama penderita diare Sasaran : Warga Desa / Ibu Balita Tempat : Desa Ciawi Hari/Tanggal : Selasa, 13 Agustus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Diare a. Pengertian diare Penyakit diare merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak dibawah lima tahun (balita) dengan disertai muntah dan buang air besar

Lebih terperinci

INOVASI KEPERAWATAN DIARE PADA ANAK. Pencegahan penyakit adalah upaya mengarahkan sejumlah kegiatan untuk

INOVASI KEPERAWATAN DIARE PADA ANAK. Pencegahan penyakit adalah upaya mengarahkan sejumlah kegiatan untuk INOVASI KEPERAWATAN DIARE PADA ANAK I. Pengertian Pencegahan penyakit adalah upaya mengarahkan sejumlah kegiatan untuk melindungi klien dari ancaman kesehatan potensial. dengan kata lain, pencegahan penyakit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyakit Diare 1. Pengertian diare Diare adalah penyakit yang ditandai dengan adanya peningkatan frekuensi buang air besar lebih dari biasanya atau lebih dari tiga kali disertai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan. 1. Pengertian Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi melalui

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyakit diare 1. Definisi Diare merupakan buang air besar dengan konsistensi cair atau lembek dan dapat berupa air saja dengan frekuensi buang air besar lebih dari normalnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare adalah salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian pada

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare adalah salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit diare adalah salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian pada anak seluruh dunia, yang menyebabkan 1 miliyar kejadian sakit dan 3-5 juta kematian setiap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disertai muntah (Sakinah dan Arifianto, 2001). bentuk dan konsistensi tinja penderita (Harianto, 2004).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disertai muntah (Sakinah dan Arifianto, 2001). bentuk dan konsistensi tinja penderita (Harianto, 2004). 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGERTIAN DIARE Diare adalah suatu infeksi usus yang menyebabkan keadaan feses bayi encer dan atau berair, dengan frekuensi lebih dari 3 kali per hari, kadang disertai muntah

Lebih terperinci

Lampiran 1 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2011

Lampiran 1 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2011 43 44 Lampiran 1 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2011 KUESIONER PENELITIAN EVALUASI PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG OBAT ANTI DIARE PADA MASYARAKAT DESA KARANGPELEM KECAMATAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah (Ngastiyah, 1997). Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah (Ngastiyah, 1997). Hal ini BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak, dengan konsisten feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat

Lebih terperinci

2. ( ) Tidak lulus SD 3. ( ) Lulus SD 4. ( ) Lulus SLTP 5. ( ) Lulus SLTA 6. ( ) Lulus D3/S1

2. ( ) Tidak lulus SD 3. ( ) Lulus SD 4. ( ) Lulus SLTP 5. ( ) Lulus SLTA 6. ( ) Lulus D3/S1 105 KUESIONER PENELITIAN GAMBARAN PERILAKU IBU TENTANG PENANGANAN AWAL DIARE DALAM MENCEGAH TERJADINYA DEHIDRASI PADA BALITA DI KELURAHAN TEGAL SARI MANDALA III KECAMATAN MEDAN DENAI TAHUN 2012 I. Data

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Perilaku Menurut Bloom, derajat kesehatan dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu faktor lingkungan, faktor perilaku, faktor pelayanan kesehatan, dan faktor genetik. Faktor perilaku

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DIARE 1. Definisi diare Diare adalah suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak seperti biasanya, ditandai dengan peningkatan volume, keenceran, serta frekuensi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diare pada anak masih merupakan masalah kesehatan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diare pada anak masih merupakan masalah kesehatan dengan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diare pada anak masih merupakan masalah kesehatan dengan angka kematian yang masih tinggi terutama pada anak umur 1 sampai 4 tahun, yang memerlukan penatalaksanaan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Diare adalah buang air besar atau defekasi yang encer dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Diare adalah buang air besar atau defekasi yang encer dengan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DIARE 1. Pengertian Diare Diare adalah buang air besar atau defekasi yang encer dengan frekuensi lebih dari tiga kali sehari, dengan atau tanpa darah dan atau lendir dalam tinja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah pencernaan merupakan salah satu masalah yang paling sering dihadapi oleh orang tua pada anaknya yang masih kecil. Biasanya masalah-masalah tersebut timbul

Lebih terperinci

CATATAN PERKEMBANGAN. (wib) abdomen

CATATAN PERKEMBANGAN. (wib) abdomen CATATAN PERKEMBANGAN Implementasi dan Evaluasi Keperawatan NO. DX Hari/Tanggal Pukul (wib) Tindakan Keperawatan Evaluasi (SOAP) 1 Senin/27 Januari 2014 2 Senin/27 Januari 2014 16.00 1. Mengkaji kemampuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI 1. Pengetahuan a. Definisi Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Makanan Pendamping Air Susu Ibu Makanan pendamping air susu ibu adalah makanan yang diberikan pada bayi disamping air susu ibu, untuk memenuhi kebutuhan gizi anak mulai umur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Konsep diare a. Definisi Diare Diare pada dasarnya adalah buang air besar dengan konsistensi encer dengan frekuensi buang air besar lebih dari 3 kali sehari

Lebih terperinci

SAP (SATUAN ACARA PENGAJARAN) DIARE

SAP (SATUAN ACARA PENGAJARAN) DIARE SAP (SATUAN ACARA PENGAJARAN) DIARE Disusun Oleh : 1. Agustia Hastami P17420108041 2. Arsyad Sauqi P17420108044 3. Asih Murdiyanti P17420108045 4. Diah Ariful Khikmah P17420108048 5. Dyah Faria Utami P17420108050

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Diare Diare adalah BAB (Buang Air Besar) lembek/cair bahkan dapat berupa air saja yang frekuensinya lebih sering dari biasanya (biasanya 3 kali dalam sehari) (Depkes RI, 2000).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari sepuluh kali sehari, ada yang sehari 2-3 kali sehari atau ada yang hanya 2

BAB I PENDAHULUAN. dari sepuluh kali sehari, ada yang sehari 2-3 kali sehari atau ada yang hanya 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare merupakan salah satu penyakit yang sering mengenai bayi dan balita. Seorang bayi baru lahir umumnya akan buang air besar sampai lebih dari sepuluh kali sehari,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. atau dapat pula bercampur lendir dan darah/lendir saja (Ngastiyah, 2005). Pada

BAB 1 PENDAHULUAN. atau dapat pula bercampur lendir dan darah/lendir saja (Ngastiyah, 2005). Pada 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diare merupakan keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak, konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau

Lebih terperinci

Farmakoterapi I Diar dan konstipasi. Ebta Narasukma A, M.Sc., Apt

Farmakoterapi I Diar dan konstipasi. Ebta Narasukma A, M.Sc., Apt Farmakoterapi I Diar dan konstipasi Ebta Narasukma A, M.Sc., Apt DEFINISI Diare Peningkatan frekuensi dan penurunan konsistensi tinja dibandingkan dengan kondisi normal. BAB (defekasi) dengan jumlah tinja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ke saku yang berisi informasi suatu tema tertentu (Taufik, 2010). Buku

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ke saku yang berisi informasi suatu tema tertentu (Taufik, 2010). Buku BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Buku Saku 1. Pengertian Buku saku adalah buku yang berukuran kecil yang dapat dimasukkan ke saku yang berisi informasi suatu tema tertentu (Taufik, 2010). Buku saku diare adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Diare adalah peningkatan frekuensi dan penurunan konsistensi debit tinja dibandingkan dengan pola usus normal individu, merupakan gejala dari suatu penyakit sistemik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diare 1. Pengertian Diare Menurut WHO (2005), diare merupakan buang air besar dalam bentuk cairan lebih dari tiga kali dalam sehari, dan biasanya berlangsung selama dua hari

Lebih terperinci

Grafik 1.1 Frekuensi Incidence Rate (IR) berdasarkan survei morbiditas per1000 penduduk

Grafik 1.1 Frekuensi Incidence Rate (IR) berdasarkan survei morbiditas per1000 penduduk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit diare sampai saat ini masih merupakan penyebab kematian utama di dunia, terhitung 5-10 juta kematian/tahun. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya

Lebih terperinci

SOP PENCATATAN & PELAPORAN P2 DIARE

SOP PENCATATAN & PELAPORAN P2 DIARE PENCATATAN & PELAPORAN P2 DIARE 79 /A/P2M/203 Salah satu elemen yang sangat penting untuk mendapat gambaran dan informasi program pengendalian penyakit diare Tujuan. Mendapatkan informasi hasil pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengetahuan atau kognitif

Lebih terperinci

PENANGANAN DIARE No Dokumen : No. Revisi : Tanggal Terbit : Halaman :

PENANGANAN DIARE No Dokumen : No. Revisi : Tanggal Terbit : Halaman : UPTD PUSKESMAS PAUH SOP PENANGANAN DIARE No Dokumen : No. Revisi : Tanggal Terbit : Halaman : dr. Hj. Nurlia, MM NIP.197306162006042011 1. Pengertian Buang air besar yg frekwensinya, lebih sering dari

Lebih terperinci

MAKALAH DIARE DAN KONSTIPASI

MAKALAH DIARE DAN KONSTIPASI MAKALAH DIARE DAN KONSTIPASI Dosen Pengampu : Putu Dyana Christasani, M. Sc., Apt. Penyusun : Soya Hutagalung 158112018 Kezia Grace 158114019 Johannes Sianturi 158114020 Monika Gita 158114021 Ria Nonita

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Diare 2.1.1. Definisi Diare Menurut Latief, dkk. (2005), diare diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dan frekuensinya lebih banyak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Susu Ibu Sejak lahir makanan pokok bayi adalah Air Susu Ibu. Air Susu Ibu merupakan makanan paling lengkap, karena mengandung zat pati, protein, lemak, vitamin dan mineral.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu Makanan Pendamping Air Susu Ibu adalah makanan yang diberikan pada bayi di samping air susu ibu kecuali air putih, untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Usia Pertama Pemberian Makanan Pendamping ASI a. Pengertian Makanan Pendamping ASI ( MP ASI ) Makanan Pendamping ASI ( MP ASI ) merupakan makanan yang diberikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak adalah anugrah yang diberikan Tuhan kepada keluarga, yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak adalah anugrah yang diberikan Tuhan kepada keluarga, yang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah anugrah yang diberikan Tuhan kepada keluarga, yang harus dijaga dan dilindungi. Anak merupakan generasi penerus bangsa maka dari itu harus tumbuh menjadi

Lebih terperinci

SOP PENCATATAN & PELAPORAN P2 DIARE

SOP PENCATATAN & PELAPORAN P2 DIARE No. Dokumen SOP PENCATATAN & PELAPORAN P2 DIARE No. Revisi : Halaman 79 /A/P2M/2013 Tanggal Ditetapkan : Disusun oleh : 1 Ditetapkan KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MAGETAN Pengertian Tujuan Kebijakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 3,5% (kisaran menurut provinsi 1,6%-6,3%) dan insiden diare pada anak balita

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 3,5% (kisaran menurut provinsi 1,6%-6,3%) dan insiden diare pada anak balita BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit diare merupakan penyakit endemis di Indonesia yang terus terjadi di suatu tempat tertentu biasanya daerah pemukiman padat penduduk, termasuk penyakit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyapihan 1. Pengertian Penyapihan adalah suatu proses berhentinya masa menyusui secara berangsur-angsur atau sekaligus. Proses tersebut dapat disebabkan oleh berhentinya sang

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA USIA 1-5 TAHUN. Sumiyati* dan Siti Susiyanti**

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA USIA 1-5 TAHUN. Sumiyati* dan Siti Susiyanti** HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA USIA 1-5 TAHUN Sumiyati* dan Siti Susiyanti** *Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. atau lebih) dalam satu hari (Depkes RI 2011). menderita diare setiap tahunnya, dan 20% dari seluruh kematian pada anak

TINJAUAN PUSTAKA. atau lebih) dalam satu hari (Depkes RI 2011). menderita diare setiap tahunnya, dan 20% dari seluruh kematian pada anak II. TINJAUAN PUSTAKA A. Diare Definisi Diare Diare adalah buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dengan frekuensi lebih sering dari biasanya (tiga kali atau lebih)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 23 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Diare Menurut WHO Pengertian diare adalah buang air besar dengan konsistensi cair (mencret) sebanyak 3 kali atau lebih dalam satu hari (24 jam). Ingat, dua kriteria

Lebih terperinci

Pelayanan Kesehatan bagi Anak. Bab 7 Gizi Buruk

Pelayanan Kesehatan bagi Anak. Bab 7 Gizi Buruk Pelayanan Kesehatan bagi Anak Bab 7 Gizi Buruk Catatan untuk fasilitator Ringkasan kasus Joshua adalah seorang anak laki-laki berusia 12 bulan yang dibawa ke rumah sakit kabupaten dari rumah yang berlokasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. prasarana kesehatan saja, namun juga dipengaruhi faktor ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. prasarana kesehatan saja, namun juga dipengaruhi faktor ekonomi, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Derajat kesehatan masyarakat Indonesia ditentukan oleh banyak faktor, tidak hanya ditentukan oleh pelayanan kesehatan dan ketersediaan sarana prasarana kesehatan saja,

Lebih terperinci

BAB I KONSEP DASAR. Gastroenteritis adalah peradangan dari lambung dan usus yang

BAB I KONSEP DASAR. Gastroenteritis adalah peradangan dari lambung dan usus yang BAB I KONSEP DASAR A. PENGERTIAN Gastroenteritis adalah peradangan dari lambung dan usus yang disebabkan oleh bakteri, virus, dan pathogen parasit (Wong, 1996: 403). Gastroenteritis adalah radang dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal sangat ditentukan oleh tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal sangat ditentukan oleh tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Derajat kesehatan masyarakat yang optimal sangat ditentukan oleh tingkat kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan berperilaku sehat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyakit Diare 1. Definisi penyakit diare Diare ialah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak, konsistensi encer, dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak merupakan individu yang berada dalam suatu rentang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak merupakan individu yang berada dalam suatu rentang 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan individu yang berada dalam suatu rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Masa anak merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bayi. Setiap bayi harus diberi ASI paling tidak selama 4-6 bulan pertama

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bayi. Setiap bayi harus diberi ASI paling tidak selama 4-6 bulan pertama BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Air Susu Ibu (ASI) ASI adalah salah satu zat terbaik yang dimiliki manusia sebagai makanan bayi. Setiap bayi harus diberi ASI paling tidak selama 4-6 bulan pertama hidupnya (Gupte,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan beban global. terutama di negara berkembang seperti Indonesia adalah diare.

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan beban global. terutama di negara berkembang seperti Indonesia adalah diare. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak umur bawah lima tahun (balita) merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan penyakit, terutama penyakit infeksi (Notoatmodjo, 2011). Gangguan kesehatan

Lebih terperinci

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PENCERNAAN MANUSIA

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PENCERNAAN MANUSIA JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMP VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PENCERNAAN MANUSIA Salah satu ciri mahluk hidup adalah membutuhkan makan (nutrisi). Tahukah kamu, apa yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Diare a. Definisi Diare adalah peningkatan tinja dengan konsistensi lebih lunak atau lebih cair dari biasanya dan terjadi paling sedikit 3 kali atau lebih dalam

Lebih terperinci

Oleh : Seksi Gizi Dinas Kesehatan Provinsi Bali

Oleh : Seksi Gizi Dinas Kesehatan Provinsi Bali Oleh : Seksi Gizi Dinas Kesehatan Provinsi Bali Anak bukan miniatur orang dewasa Anak sedang tumbuh dan berkembang Anak membutuhkan energi per kg BB lebih tinggi Anak rentan mengalami malnutrisi Gagal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. variabel tertentu, atau perwujudan dari Nutriture dalam bentuk variabel

BAB I PENDAHULUAN. variabel tertentu, atau perwujudan dari Nutriture dalam bentuk variabel 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari Nutriture dalam bentuk variabel tertentu. Status gizi merupakan

Lebih terperinci

: Ceramah, presentasi dan Tanya jawab

: Ceramah, presentasi dan Tanya jawab SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) Pokok Bahasan : Kesehatan Bayi Sub Pokok Bahasan : Penyuluhan MP ASI Sasaran : Ibu yang mempunyai Bayi usia 0-2 tahun di Puskesmas Kecamatan Cilandak Waktu : 30 menit (08.00-08.30)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di negara yang sedang berkembang seperti di Indonesia, angka kejadian anak yang mengalami penyakit tropis cukup tinggi. Hal ini ditunjang oleh kelembaban daerah tropis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diare Pada Bayi Usia 1-12 Bulan 1. Pengertian Diare Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4x pada bayi dan lebih dari 3x pada anak, konsistensi cair, ada

Lebih terperinci

ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2

ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2 ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2 Lintang Sekar Langit lintangsekar96@gmail.com Peminatan Kesehatan Lingkungan,

Lebih terperinci

GIZI DAUR HIDUP. Rizqie Auliana, M.Kes

GIZI DAUR HIDUP. Rizqie Auliana, M.Kes GIZI DAUR HIDUP Rizqie Auliana, M.Kes rizqie_auliana@uny.ac.id Pengantar United Nations (Januari, 2000) memfokuskan usaha perbaikan gizi dalam kaitannya dengan upaya peningkatan SDM pada seluruh kelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun),

BAB I PENDAHULUAN. masa pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun), BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Masa anak merupakan masa pertumbuhan dan

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI), KONSUMSI GIZI, DAN KELENGKAPAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS) TERHADAP STATUS GIZI BAYI

PENGARUH PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI), KONSUMSI GIZI, DAN KELENGKAPAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS) TERHADAP STATUS GIZI BAYI Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Kode:... PENGARUH PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI), KONSUMSI GIZI, DAN KELENGKAPAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS) TERHADAP STATUS GIZI BAYI Nama responden :... Nomor contoh :... Nama

Lebih terperinci

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 3 MENENTUKAN TINDAKAN DAN MEMBERI PENGOBATAN

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 3 MENENTUKAN TINDAKAN DAN MEMBERI PENGOBATAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 3 MENENTUKAN TINDAKAN DAN MEMBERI PENGOBATAN Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah Blok 21 Kedokteran Keluarga Tahun Ajaran 2011 / 2012 Program

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Usia anak dibawah lima tahun (balita) merupakan usia dalam masa emas

BAB 1 PENDAHULUAN. Usia anak dibawah lima tahun (balita) merupakan usia dalam masa emas BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usia anak dibawah lima tahun (balita) merupakan usia dalam masa emas periode pertumbuhan (Golden Age Periode) dimana pada usia ini sangat baik untuk pertumbuhan otak

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Diare. 1. Definisi diare. Diare merupakan suatu penyakit yang di tandai dengan perubahan bentuk

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Diare. 1. Definisi diare. Diare merupakan suatu penyakit yang di tandai dengan perubahan bentuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diare 1. Definisi diare Diare merupakan suatu penyakit yang di tandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang lembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang

Lebih terperinci

Pencernaan mekanik terjadi di rongga mulut, yaitu penghancuran makanan oleh gigi yang dibantu lidah.

Pencernaan mekanik terjadi di rongga mulut, yaitu penghancuran makanan oleh gigi yang dibantu lidah. Kata pengantar Saat akan makan, pertama-tama yang kamu lakukan melihat makananmu. Setelah itu, kamu akan mencium aromanya kemudian mencicipinya. Setelah makanan berada di mulut, kamu akan mengunyah makanan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN ASI EKSKLUSIF

SATUAN ACARA PENYULUHAN ASI EKSKLUSIF SATUAN ACARA PENYULUHAN ASI EKSKLUSIF Pokok Bahasan : Keperawatan Maternitas Sub Pokok Bahasan : ASI Eksklusif Tempat : Puskesmas Turen Sasaran : Masyarakat yang berobat di Puskesmas Turen Tanggal : Waktu

Lebih terperinci

Manfaat Minum Air Putih

Manfaat Minum Air Putih Manfaat Minum Air Putih "Teman-teman, mungkin banyak dari kita yang malas minum air putih...padahal manfaatnya banyak banget...yuks kita kupas manfaatnya!" Sekitar 80% tubuh manusia terdiri dari air. Otak

Lebih terperinci

PENDATAAN DAN PELAPORAN P2 DIARE

PENDATAAN DAN PELAPORAN P2 DIARE PENDATAAN DAN PELAPORAN P2 DIARE No. Dokumen: SOP No. Revisi : Tanggal Terbit : Halaman : 1/1 UPT PUSKESMAS DLINGO II dr. Sigit Hendro Sulistyo NIP. 198111262009031006 1. Pengertian Salah satu elemen yang

Lebih terperinci

MALNUTRISI. Prepared by Rufina Pardosi UNICEF Meulaboh

MALNUTRISI. Prepared by Rufina Pardosi UNICEF Meulaboh MALNUTRISI Prepared by Rufina Pardosi UNICEF Meulaboh Apa itu malnutrisi? Kebutuhan tubuh akan makronutrien (lemak, karbohidrat dan protein) tidak terpenuhi Penyebab : Asupan makanan kurang Penyakit Klasifikasi

Lebih terperinci

Sistem Pencernaan Manusia

Sistem Pencernaan Manusia Sistem Pencernaan Manusia Manusia memerlukan makanan untuk bertahan hidup. Makanan yang masuk ke dalam tubuh harus melalui serangkaian proses pencernaan agar dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi. Proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang kesehatan yang saat ini terjadi di negara Indonesia. Angka kesakitan bayi menjadi indikator kedua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia adalah penyakit diare. Diare adalah peningkatan frekuensi buang air

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia adalah penyakit diare. Diare adalah peningkatan frekuensi buang air 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu penyakit infeksi pencernaan yang merupakan masalah masyarakat di Indonesia adalah penyakit diare. Diare adalah peningkatan frekuensi buang air besar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Balita adalah masa post natal atau masa setelah lahir yang terdiri dari beberapa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Balita adalah masa post natal atau masa setelah lahir yang terdiri dari beberapa BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Balita Balita adalah masa post natal atau masa setelah lahir yang terdiri dari beberapa periode yaitu masa neonatal, masa bayi, dan masa prasekolah (Narendra dkk, 2002). Bayi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang termasuk Indonesia (Depkes RI, 2007). dan balita. Di negara berkembang termasuk Indonesia anak-anak menderita

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang termasuk Indonesia (Depkes RI, 2007). dan balita. Di negara berkembang termasuk Indonesia anak-anak menderita BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Balita merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan penyakit, utamanya penyakit infeksi (Notoatmodjo S, 2004). Salah satu penyakit infeksi pada balita adalah diare.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah penduduk di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan. Pada tahun 2010 persentase jumlah penduduk berdasarkan usia di pulau Jawa paling banyak adalah

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Konstipasi adalah kelainan pada sistem pencernaan yang ditandai dengan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Konstipasi adalah kelainan pada sistem pencernaan yang ditandai dengan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konstipasi adalah kelainan pada sistem pencernaan yang ditandai dengan adanya tinja yang keras sehingga buang air besar menjadi jarang, sulit dan nyeri. Hal ini disebabkan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP ) SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP ) Topik : Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Sasaran : 1. Umum : Keluarga pasien ISPA 2. Khusus: Pasien ISPA Hari/Tanggal : Jumat, 24 Januari 2014 Waktu : Pukul 9.30 10.00

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diare adalah salah satu penyakit yang menjadi penyebab kematian di dunia, tercatat sekitar 2,5 juta orang meninggal tiap tahun. Penyakit ini memiliki angka kejadian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 11 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pengetahuan Ibu 2.1.1 Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Diare 2.1.1. Definisi Menurut Merck Manuals, diare merupakan sebuah penyakit di saat feses berubah menjadi lembek atau cair yang biasanya terjadi paling sedikit tiga kali dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat. Gangguan kesehatan yang dapat terjadi pada masa anak-anak dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat. Gangguan kesehatan yang dapat terjadi pada masa anak-anak dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah generasi penerus bangsa. Kualitas bangsa dimasa depan ditentukan oleh kualitas anak-anak saat ini. Anak yang sehat merupakan dambaan dari semua orang tua,

Lebih terperinci

PEMBERIAN MP ASI SETELAH ANAK USIA 6 BULAN Jumiyati, SKM., M.Gizi

PEMBERIAN MP ASI SETELAH ANAK USIA 6 BULAN Jumiyati, SKM., M.Gizi Tanggal 16 Oktober 2014 PEMBERIAN MP ASI SETELAH ANAK USIA 6 BULAN Jumiyati, SKM., M.Gizi PENDAHULUAN Usia 6 bulan hingga 24 bulan merupakan masa yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian Status Gizi Status gizi merupakan gambaran keseimbangan antara kebutuhan akan zat-zat gizi dan penggunaannya dalam tubuh. Status gizi dipengaruhi oleh

Lebih terperinci

PENCEGAHAN INFEKSI SALURAN CERNA BAGIAN BAWAH

PENCEGAHAN INFEKSI SALURAN CERNA BAGIAN BAWAH PENCEGAHAN INFEKSI SALURAN CERNA BAGIAN BAWAH Dalam tiga bulan terakhir penyakit infeksi diare dan typhus mendominasi angka kesakitan pada rekapitulasi klaim PT. Asuransi ReLiance Indonesia. Diare dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Makanan merupakan salah satu dari tiga unsur kebutuhan pokok manusia,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Makanan merupakan salah satu dari tiga unsur kebutuhan pokok manusia, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan merupakan salah satu dari tiga unsur kebutuhan pokok manusia, selain kebutuhan sandang dan papan. Sandang dan papan menjadi kebutuhan pokok manusia karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan Angka Kematian Balita (AKABA/AKBAL). Angka kematian bayi dan balita

BAB I PENDAHULUAN. dan Angka Kematian Balita (AKABA/AKBAL). Angka kematian bayi dan balita 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelangsungan Hidup anak ditunjukkan dengan Angka Kematian bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA/AKBAL). Angka kematian bayi dan balita Indonesia adalah tertinggi

Lebih terperinci