BAB 3 KERANGKA PENELITIAN. Kerangka penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan Kemampuan Anak

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 KERANGKA PENELITIAN. Kerangka penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan Kemampuan Anak"

Transkripsi

1 23 BAB 3 KERANGKA PENELITIAN 1. Kerangka Penelitian Kerangka penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan Kemampuan Anak Usia Sekolah dalam Mencuci Tangan Setelah Dilakukan Edukasi di SD Negeri Pinangsori Kabupaten Tapanuli Tengah. Sesuai dengan tujuan penelitian, maka variabel penelitian dapat digambarkan sebagai berikut: Kemampuan mencuci tangan setelah diberikan edukasi: Prosedur enam langkah cuci tangan sesuai standart World Health Organization (WHO, 2013), yaitu : a. Menggosok telapak tangan ketemu telapak tangan, b. Menggosok punggung tangan dan sela-sela jari pada kedua tangan, c. Menggosok telapak tangan dan sela-sela jari kedua tangan, d. Menggosok punggung jari kedua tangan dengan kedua posisi tangan saling mengunci, e. Menggosok dan putar ibu jari tangan kanan dan sebaliknya, f. Letakkan kelima ujung jari tangan kanan diatas telapak tangan kiri dengan melakukan maju dan mundur dan sebaliknya. Mampu Tidak mampu 23

2 24 Skema 1. Kerangka penelitian tentang Kemampuan anak usia sekolah dalam mencuci tangan setelah dilakukan edukasi di SD Negeri Pinangsori Kabupaten Tapanuli Tengah 2. Defenisi Operasional Defenisi operasional adalah berisi uraian-uraian tentang batasan yang digunakan untuk mendefenisikan variabel-variabel atau faktor-faktor yang mempengaruhi variabel tersebut. Defenisi operasional penelitian ini akan dijabarkan pada tabel 1 di bawah ini. Tabel 1. Defenisi operasional Variabel Penelitian No Variabel Defenisi Opersional Cara Ukur Hasil Ukur Skala Pengukur an Variabel 1. kemampua n anak usia sekolah dalam mencuci tangan setelah dilakukan edukasi Sejauh mana kemampuan anak usia sekolah dalam mencuci tangan setelah dilakukan edukasi yang dilihat dari kemampuan atau kesiapan fisik, mental dan psikologis anak di SD Negeri Pinangsori Kabupaten Tapanuli Tengah Lembar observasi Prosedur langkah tangan enam cuci sesuai World standart Health Organization (WHO, 2013). 1. Mampu : apabila skor nilai Tidak mampu: apabila skor nilai <7 Nominal

3 25 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 1. Desain Penelitian Desain penelitian merupakan rancangan yang digunakan dalam melakukan prosedur penelitian (Hidayat, 2007). Penelitian ini menggunakan desain deskriptif observasi yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana kemampuan anak usia sekolah dalam mencuci tangan setelah dilakukan edukasi di SD Negeri Pinangsori Kabupaten Tapanuli Tengah. 2. Populasi dan Sampel Penelitian 2.1. Populasi penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak usia sekolah di SD Negeri Pinangsori Kabupaten Tapanuli Tengah yang berjumlah 103 siswa Sampel penelitian Sampel adalah bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah karakteristik yang dimilki oleh populasi. Penelitian ini menggunakan rumus Slovin dalam Notoatmodjo (2012). 25

4 26 Keterangan : n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi d = Ketetapan relatif yang ditetapkan oleh peneliti (ditetapkan 10 %) Jadi sampel dalam penelitian ini adalah : Diketahui : N = 103 d = 0,10 Adapun teknik pengambilan sampel penelitian ini adalah stratified random sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan mempertimbangkan stratifikasi atau strata yang terdapat dalam populasi sehingga setiap strata terwakili dalam penentuan sampel (Dharma, 2011). Formula yang digunakan dalam menentukan sampel dalam setiap strata: Jumlah sampel setiap strata = x jumlah sampel

5 27 Tabel 4.1 Perhitungan Sampel Penelitian No Kelas Populasi Teknik Penarikan Sampel Sampel 1 I II III IV V Total Berdasarkan Tabel 4.1 diatas teknik pengambilan sampel dalam penelitan ini adalah penentuan sampel dengan menuliskan nomor dalam kertas kecil sesuai dengan banyaknnya jumlah siswa dalam kelas, setelah itu kertas tersebut diundi dengan sesuai dengan banyaknya sampel pada rumus stratified random sampling.

6 28 3. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1. Lokasi penelitian Lokasi penelitian adalah rancangan tentang tempat yang akan digunakan oleh peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitiannya (Hidayat, 2011). Lokasi penelitian ini akan dilaksanakan di SD Negeri Pinangsori Kabupaten Tapanuli Tengah Waktu penelitian Waktu penelitian merupakan rencana tentang waktu yang akan dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitiannya (Hidayat, 2011). Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April-Juni Pertimbangan Etik Penelitian Penelitian ini dilakukan setelah proposal disetujui fakultas keperawatan dan izin pengumpulan data diperoleh dari kepala sekolah SD negeri Pinangsori. Dalam melalukan penelitian ini, ada beberapa pertimbangan etik yang harus diperhatikan, yaitu memberikan lembar persetujuan (informed consent) menjadi responden sebelum penelitian dilakukan agar responden mengerti maksud dan tujuan penelitian. 2009). Prinsip etik yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut (Beauchamp, 1. Authonomy, kesepakatan untuk menghormati hak orang lain dalam menentukan tindakan bagi dirinya sendiri.

7 29 2. Fidelity, Prinsip ini membutuhkan kesetiaan, keadilan, kebenaran, advokasi dan dedikasi untuk responden. Prinsip ini melibatkan kesepakatan untuk menepati janji. Prinsip ini mengacu pada konsep menjaga komitmen dan didasari pada sifat peduli. 3. Justice, prinsip ini mengacu pada distribusi yang sama dan adil, berdasarkan analisis manfaat dan beban keputusan. Keadilan berarti bahwa semua warga Negara memiliki hak yang sama dalam hal apapun, terlepas dari apa yang telah mereka kontribusikan atau siapa mereka. Menurut Hidayat (2007), peneliti menjaga kerahasiaan responden dengan cara tidak mencantumkan nama responden (anonymity) pada lembar observasi. Nama responden akan diganti dengan inisial untuk menjaga kerahasiaan. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti dan hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset. Jika responden bersedia untuk diteliti maka responden harus menandatangani lembar persetujuan. Jika responden tidak bersedia untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan responden berhak untuk mengundurkan diri karena dalam penelitian ini responden bersifat suka rela dan tidak dipaksa.

8 30 5. Instrumen Penelitian Instrument penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah lembar observasi reponden tentang kemampuan anak usia sekolah dalam mencuci tangan setelah dilakukan edukasi. Jenis penilaian yang digunakan adalah jenis penilaian tertutup yaitu yang sudah disediakan jawabannya sehingga peneliti hanya tinggal membubuhkan tanda check-list ( ) pada kolom yang tersedia. Lembar observasi ini terdiri dari data demografi anak usia sekolah dan isi penilaian tentang Kemampuan Anak Usia Sekolah dalam Mencuci Tangan Setelah Dilakukan Edukasi di SD Negeri Pinangsori Kabupaten Tapanuli Tengah Data Demografi Karakteristik responden meliputi nama responden, usia responden, kelas responden, dan alamat responden Lembar Observasi Kemampuan Siswa Lembar observasi kemampuan anak usia sekolah dalam mencuci tangan setelah dilakukan edukasi yang tediri dari 6 penilaian yaitu sesuai dengan prosedur enam langkah cuci tangan sesuai standart WHO tahun Semua penilaian dalam lembar observasi disusun dalam bentuk posistif, dengan 2 pilihan yang terdiri dari (YA) dan (TIDAK). Skor nilai diberikan dari 1-2, dimana apabila penilaian (ya ) bernilai 2 dan penilaian tidak bernilai 1. Dengan jumlah nilai skor 6-12, dan kategori gambaran kemampuan di bagi 2 yaitu mampu jika memperoleh skor 7-12 dan tidak mampu jika memperoleh < skor 7.

9 31 6. Validitas dan Reliabilitas 6.1. Validitas Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur data dari variabel yang diteliti secara tepat. Sebuah instrumen yang valid mempunyai nilai validitas tinggi (Arikunto,2006). Lembar observasi Gambaran Kemampuan anak usia sekolah dalam mencuci tangan setelah dilakukan edukasi ini tidak dilakukan uji validitas lagi, Karena instrumen yang digunakan sudah baku yaitu menggukan standar 6 langkah mencuci tangan menurut WHO 2013 yang sudah di terjemahkan ke bahasa Indonesia Reliabilitas Reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan bila fakta atau kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali-kali dalam waktu yang berlainan (Nursalam, 2013). Uji reliabilitas ini dilakukan sebelum pengumpulan data pada sampel yang memiliki kriteria yang sama dengan sampel penelitian. Uji reliabilitas lembar observasi Kemampuan Anak Usia Sekolah dalam Mencuci Tangan Setelah Dilakukan Edukasi di SD Negeri Pinangsori Kabupaten Tapanuli Tengah menggunakan uji KR21. suatu instrument dikatakan reliable bila koefisiennya 0,60 atau lebih.

10 32 7. Pengumpulan Data Adapun prosedur yang dilakukan dalam pengumpulan data, yaitu mengajukan permohonan izin kepada Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Kemudian setelah permohonan izin diperoleh, peneliti mengajukan surat permohonan penelitian ke kepala sekolah SD Negeri Setelah mendapat izin penelitian maka peneliti dapat melaksanakan pengumpulan data yaitu selama 3 hari secara tidak berurutan di tiap kelas. selanjutnya peneliti menentukan calon responden dengan cara menuliskan nomor di kertas kecil sesuai dengan banyak nya responden di tiap kelas. Selanjutnya, peneliti menjelaskan tujuan, manfaat dan memberikan edukasi tentang prosedur enam langkah mencuci tangan menurut standart WHO tahun Kemudian responden yang bersedia diminta untuk menandatangani surat persetujuan sebagai responden dalam penelitian ini. Sebelum mengajarkan cara cuci tangan 6 langkah sesuai WHO, peneliti mencontohkan terlebih dahulu cara mencuci tangan yang benar dengan teknik demonstrasi. Selanjutnya responden terpilih diminta melakukan cuci tangan sesuai prosedur enam langkah cuci tangan seperti yang diajarkan peneliti sebelumnya sesuai standart WHO tahun 2013 untuk dilakukan penilaian pada lembar observasi kemampuan anak usia sekolah dalam mencuci tangan setelah dilakukan edukasi. Setelah semua responden selesai di observasi, maka peneliti memeriksa kelengkapan data kemudian melakukan analisis. Pelaksanaan dilakukan pada pagi hari mulai pukul WIB di Ruang Kelas dan di laksanakan ditiap kelas di SD negeri Pinangsori Kabupaten Tapanuli Tengah.

11 33 8. Analisa Data Analisa data dilakukan setelah semua data terkumpul maka dilakukan analisa data melalui beberapa tahap dimulai dengan editing yaitu memeriksa kelengkapan lembar observasi telah diisi sesuai keperluan, kemudian coding yaitu memberi kode atau angka tertentu pada lembar observasi untuk memudahkan peneliti dalam melakukan tabulasi dan analisa data. Selanjutnya processing yaitu memasukkan data dari lembar observasi kedalam program komputer dan dilakukan pengolahan data dengan menggunakan teknik komputerisasi yaitu program Ms. Excel. Data yang diperoleh akan disajikan dalam tabel distribusi frekuensi (Arikunto, 2006). Hasil analisa data dalam penelitian ini akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi untuk mendeskripsikan data Kemampuan Anak Usia Sekolah dalam Mencuci Tangan Setelah Dilakukan Edukasi di SD Negeri Pinangsori Kabupaten Tapanuli Tengah.

12 34 BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai kemampuan anak usia sekolah dalam mencuci tangan setelah dilakukan edukasi di SD NEGERI Pinangsori Kabupaten Tapanuli Tengah. Penelitian ini dilakukan pada bulan April-Juni 2017 di SD NEGERI Pinangsori Kabupaten Tapanuli Tengah. 1. Hasil Penelitian Hasil penelitian ini akan dijabarkan mengenai deskripsi karakteristik responden dan kemampuan anak usia sekolah dalam mencuci tangan setelah dilakukan edukasi di SD NEGERI Pinangsori Kabupaten Tapanuli Tengah Deskripsi Karakteristik Responden Deskripsi karakteristik responden mencakup jenis kelamin, umur, anak-ke, dan kelas. Untuk lebih menjelaskan hasil penelitian mengenai karakteristik responden dapat dilihat pada tabel dibawah ini. 34

13 35 Tabel 5.1. Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik responden di SD Negeri Pinangsori Kabupaten Tapanuli Tengah. Data Demografi Frekuensi Persentase Jenis Kelamin : Laki-laki % Perempuan % Usia: % % % % % % % Kelas: % % % % % Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.1. data yang diperoleh menunjukkan bahwa mayoritas responden berjenis kelamin perempuan dengan jumlah 35 responden (68,6%), sebagian besar responden berusia 10 tahun sebanyak 12 responden (23,5%), dan kebanyakan responden berada pada kelas 4 dengan jumlah 13 responden (25,5%). Untuk lebih menjelaskan hasil penelitian mengenai karakteristik responden dapat dilihat pada tabel diatas.

14 Kemampuan Anak Usia Sekolah Dalam Mencuci Tangan Berdasarkan hasil penelitian maka dapat dilihat gambaran kemampuan anak usia sekolah dalam mencuci tangan setelah diberikan edukasi pada tabel berikut ini. Tabel 5.2. Distribusi frekuensi dan persentase kemampuan anak usia sekolah dalam mencuci tangan setelah dilakukan edukasi di SD Negeri Pinangsori Kabupaten Tapanuli Tengah. No Pernyataan YA TIDAK Anak usia sekolah dalam mencuci tangan N % N % 1 Menggosok telapak tangan ketemu telapak tangan 48 94,1% 3 5,9% 2 menggosok punggung tangan dan sela-sela 32 62,7% 19 37,3% jari pada kedua tangan. 3 menggosok telapak tangan dan sela-sela 26 51,0% 25 49,0% jari kedua tangan. 4 menggosok punggung jari kedua tangan 27 52,9% 24 47,1% dengan kedua posisi saling mengunci 5 menggosok dan putar ibu jari tangan 22 43,1% 29 56,9% dan sebaliknya 6 letakkan kelima ujung jari tangan kanan diatas 26 51,0% 25 49,0% telapak tangan kiri dengan melakukan maju mundur dan sebaliknya. Berdasarkan tabel distribusi frekuensi kemampuan anak usia sekolah dalam mencuci tangan setelah dilakukan edukasi di SD Negeri Pinangsori Kabupaten Tapanuli Tengah dapat dilihat bahwa sebagian besar responden MAMPU pada pernyataan nomor 1 yaitu menggosok telapak tangan ketemu tangan sebanyak 48 responden (94,1%) dan sebagian besar responden TIDAK

15 37 MAMPU pada pernyataan nomor 5 yaitu menggosok dan putar ibu jari tangan dan sebaliknya sebanyak 29 responden (56,9%). 2. Pembahasan Pembahasan ini bertujuan untuk membahas hasil dari kemampuan anak usia sekolah dalam mencuci tangan setelah dilakukan edukasi di SD Negeri Pinangsori Kabupaten Tapanuli Tengah. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakuan dengan jumlah responden 51 orang. Tangan adalah bagian tubuh kita yang paling banyak tercemar kotoran dan bibit penyakit. Ketika memegang sesuatu, dan berjabat tangan, tentu ada bibit penyakit yang melekat pada kulit tangan kita. Sehabis memegang pintu kamar kecil (sumber penyakit yang berasal dari tinja manusia), saat mengeringkan tangan dengan lap di dapur, setelah bermain, memegang uang, lewat pegangan kursi kendaraan umum, dan bagian-bagian di tempat umum, tangan hampir pasti tercemar bibit penyakit jenis apa saja. Kebiasaan mencuci tangan, adalah bagian dari perilaku hidup sehat. Cuci tangan dengan betul tidak hanya dipengaruhi oleh cara mencucinya, tetapi juga oleh air yang digunakan Karakteristik Responden Data hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden berjenis kelamin perempuan dengan jumlah 35 responden (68,6%), secara teori perbedaan

16 38 jenis kelamin tidak memengaruhi kemampuan, tingkat pengetahuan, dan sikap responden secara signifikan. Sebagian besar responden berusia 10 tahun sebanyak 12 responden (23,5%), secara teori umur merupakan wujud dari pengalaman yang nantinya akan menambah wawasan pengetahuan menjadi lebih banyak. dan kebanyakan responden berada pada kelas 4 dengan jumlah 13 responden (25,5%). Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Kesehatan dipengaruhi oleh lingkungan dimana tempat kita tinggal dan berinteraksi, kesehatan bisa diperoleh dengan pola hidup bersih dan sehat, salah satunya adalah menjaga kesehatan diri dengan cara menjaga kebersihan tangan. Kemampuan adalah suatu kesanggupan dalam melakukan sesuatu. Seseorang dikatakan mampu apabila ia bisa melakukan sesuatu yang harus ia lakukan (Thota, 2007) Kemampuan Anak Usia Sekolah dalam Mencuci Tangan Perilaku cuci tangan pakai sabun merupakan suatu upaya yang mudah, sederhana, murah dan berdampak besar bagi pencegahan penyakit-penyakit menular seperti diare dan ISPA belum menjadi kebiasaan pada anak usia sekolah padahal anak diusia tersebut rentan terhadap penyakit. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa mayoritas responden dalam kategori mampu adalah 48 responden (94,1%) dan dalam kategori Tidak mampu sebanyak 3 responden (5,9%), dalam hal ini, seorang anak dikatakan mampu

17 39 apabila hasil yang di dapatkan pada lembar observasi 6 langkah mencuci tangan menurut WHO yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan nilai skor 7-12 dari hasil pernyataan tentang gambaran kamampuan anak usia sekolah dalam mencuci tangan setelah dilakukan edukasi, dan dalam penelitian ini seorang anak dikatakan tidak mampu apabila hasil yang didapatkan pada lembar observasi 6 langkah mencuci tangan menurut WHO yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan nilai skor <7 dari hasil pernyataan tentang gambaran kemampuan anak usia sekolah dalam mencuci tangan setelah dilakukan edukasi. Dari hasil penelitian tersebut masih terdapat 3 responden (5,9%) dalam kategori tidak mampu, berdasarkan teori kemampuan seseorang juga berasal dari apa yang dilihat, diajarkan sehingga seseorang itu terbiasa untuk melakukannya, dan dapat juga dipengaruhi dari karakteristik responden bedasarkan usia. Secara teori usia merupakan wujud dari pengalaman yang nantinya akan menambah wawasan pengetahuan menjadi lebih banyak, dan Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seorang anak. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Usia seorang anak juga mempengaruhi kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal, dan seorang anak akan bertambah pemahamannya seiring dengan pertambahan usiany ( Surniati, 2007). Responden yang tidak mampu berada pada umur 6 dan 7 tahun yang terdapat pada kelas 1, 2, dan 3 dengan tiap perkelas terdapat 1 orang yang tidak mampu.

18 40 Kemampuan seseorang juga berasal dari apa yang dilihat, diajarkan sehingga seseorang itu terbiasa untuk melakukannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan anak mencuci tangan yaitu : Faktor predisposisi yang memotivasi seseorang untuk melakukan cuci tangan pakai sabun yang meliputi pengetahuan, tradisi, sistem nilai yang dianut masyarakat. Pengetahuan yang baik dan pengalaman yang didapatkan dari lingkungan sekitar akan dapat meningkatkan kemampuan anak untuk melakukan perilaku hidup bersih seperti mencuci tangan, faktor yang mendukung timbulnya kemampuan anak untuk mencuci tangan pakai sabun yaitu berupa dukungan dalam bentuk lingkungan fisik seperti sarana dan prasarana pendukung. Untuk merubah kemampuan anak mencuci tangan juga diperlukan perilaku contoh dari tokoh masyarakat dan petugas kesehatan (Yuhanna, Bella Vicky, 2010). Beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan seseorang melakukan cuci tangan pakai sabun secara epidemologis dapat dijelaskan dalam segitiga epidemologi yaitu host, agent dan environment. Host meliputi faktor internal yaitu karakteristik manusia (umur, tingkat pendidikan, jenis kelamin) dan motivasi yang akan mempengaruhi pengetahuan dan sikap yang akan melahirkan niat seseorang melakukan tindakan. Environment adalah faktor eksternal yaitu lingkungan fisik (ketersediaan sarana sanitasi), lingkungan social (sangsi social, dukungan dan peran guru), sarana kesehatan. Agens adalah gaya hidup yaitu penggunaan sabun, peraturan sekolah, pola asuh orang tua, ketersediaan media pendidikan, informasi, dan keberadaan UKS (Kushartanti, 2012).

19 41 Menurut Committee President On Health Education, (1997) bahwa pendidikan kesehatan adalah proses yang menjembatani kesenjangan antara informasi kesehatan dan praktek kesehatan, yang memotivasi seseorang untuk memperoleh informasi dan berbuat sesuatu sehingga dapat menjaga dirinya menjadi lebih sehat dengan menghindari kebiasaan yang buruk dan membentuk kebiasaan yang menguntungkan kesehatan (Mubarak, Wahid, Iqbal, 2007). Pendidikan mempunyai dampak dan berpengaruh terhadap perubahan perilaku seseorang. Karena hal tersebut sesuai dengan tujuannya yaitu pendidikan kesehatan bertujuan untuk merubah perilaku seseorang agar menjadi lebih baik dan menjadi lebih tahu, khususnya mengenai mencucui tangan. Semakin seseorang tersebut tahu dan mempunyai informasi lebih, maka semakin baik pula kemampuan dan perilakunya (Apriany, Dyna, 2012). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gambaran kemampuan anak usia sekolah dalam mencuci tangan setelah dilakukan edukasi di SD Negeri Pinangsori Kabupaten Tapanuli Tengah adalah baik ( Mampu) malakukan suatu instruksi yang telah diberikan oleh peneliti tentang cara mencuci tangan yang benar yang sesuai Prosedur enam langkah cuci tangan sesuai standart World Health Organization (WHO, 2013). Hasil ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Rosidi, Handarsari dan Mahmudah (2010) yang mengatakan bahwa ada hubungan antara kebiasaan, kemampuan dan perilaku cuci tangan dengan kejadian diare, 94 % anak SD terbiasa cuci tangan, sedangkan 6 % tidak terbiasa cuci tangan, kejadian diare selama satu bulan, 96 % anak tidak mengalami diare dan 4 % anak mengalami diare. Kondisi ini menggambarkan

20 42 bahwa cuci tangan dapat menurunkan kejadian diare. Penelitian serupa yang dilakukan oleh Luby, Agboatwalla, Bowen, Kenah, Sharker, dan Hoekstra (2009), mengatakan bahwa cuci tangan dengan sabun secara konsisten dapat mengurangi diare dan penyakit pernafasan. Cuci tangan pakai sabun (CTPS) dapat mengurangi diare sebanyak 31 % dan menurunkan penyakit infeksi saluran nafas atas (ISPA) sebanyak 21 %. Riset global juga menunjukkan bahwa kebiasaaan CTPS tidak hanya mengurangi, tapi mencegah kejadian diare hingga 50 % dan ISPA hingga 45 % (Fajriyati, 2013). Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahim (2007), menunjukkan bahwa cuci tangan pakai sabun dapat mencegah infeksi cacingan, jika tidak mencuci tangan, hal ini dapat menginfeksi diri sendiri terhadap kuman dengan menyentuh mata, hidung atau mulut, Selain itu juga dapat menyebarkan kuman ke orang lain. Penyakit infeksi umumnya menyebar melalui kontak tangan ke tangan termasuk common cold, flu, dan diare, Kebersihan tangan yang kurang juga menyebabkan penyakit terkait infeksi Salmonella dan E.coli (Lestari, 2008). Berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh kerjasama pemerintah dengan swasta menunjukan bahwa pengetahuan masyarakat tentang CTPS sudah tinggi, namun aplikasi dalam masyarakat masih rendah. Rabbi dan Dey (2013) mengatakan bahwa kesenjangan antara perilaku, pengetahuan dan kebiasaan mencuci tangan dengan praktik cuci tangan masih berlanjut, untuk itu diperlukan inisiatif jangka panjang untuk menyadarkan masyarakat pentingnya mencuci tangan dengan sabun.

21 43 Cuci tangan merupakan tindakan mendasar dalam perilaku hidup bersih dan sehat. Perilaku biasa mencuci tangan tidak akan serta merta terbentuk pada anak, tanpa ada pembiasaan sejak dini. Penekanan pentingnya cuci tangan pada anak SD umumnya pada anak usia sekolah perlu dilakukan edukasi tentang cara mencuci tangan secara terus menerus sehingga akan terbentuk kebiasaan dan kemampuan anak mencuci tangan tanpa harus diingatkan lagi. Berdasarkan fenomena yang ada terlihat bahwa anak-anak usia sekolah mempunyai kebiasaan kurang memperhatikan perlunya cuci tangan dalam kehidupan sehari-hari, terutama ketika di lingkungan sekolah. Mereka biasanya langsung makan makanan yang mereka beli di sekitar sekolah tanpa cuci tangan terlebih dahulu, padahal sebelumnya mereka bermain-main. Perilaku cuci tangan diharapkan dapat menurunkan ketidakhadiran siswa di sekolah karena terkena diare. Tindakan kampanye cuci tangan dan memberikan edukasi mencuci tangan perlu dilakukan di kalangan sekolah dasar, karena anak-anak pada usia ini masih punya kebiasaan untuk jajan di sembarang tempat. Berdasarkan hasil riset, ketika sekolah mau kreatif untuk melakukan kegiatan misalnya kompetisi cuci tangan untuk mengingatkan pentingnya cuci tangan, ternyata bisa menurunkan angka absen siswa dari sekolah dan akan meningkatkan kemampuan anak untuk selalu mencuci tangan tanpa harus diingatkan lagi (Vindigni, Riley & Jhun, 2011). Edukasi merupakan serangkaian upaya yang ditujukan untuk mempengaruhi orang lain, mulai dari individu, kelompok,keluarga dan masyarakat agar terlaksananya perilaku hidup sehat (Setiawati, 2008). Hal ini menunjukkan dengan pemberian Health Education dapat meningkatan

22 44 kemampuan anak untuk mencuci tangan dengan benar. Health Education dapat memberikan pengalaman yang dapat mempengaruhi pengetahuan dan sikap serta kemampuan anak untuk mencuci tangan dengan benar. Peningkatan kemampuan anak untuk mencuci tangan dengan benar juga dipengaruhi oleh dukungan dari lingkungan sekitar mulai dari petugas kesehatan, guru, dan memaksimalkan sarana yang ada untuk mencuci tangan sehingga anak-anak termotivasi untuk dapat melakukan cuci tangan dengan teknik yang benar Meningkatnya kemampuan anak untuk mencuci tangan, karena mereka mau belajar dan mengikuti edukasi dan praktik cuci tangan yang telah diberikan. Melalui edukasi tentang mencuci tangan anak-anak belajar dan mendapatkan berbagai macam hal baru yang belum mereka dapatkan, sehingga mereka mau memperbaiki kekurangan yang ada dalam dirinya dan meningkatkan kemampuannya untuk memelihara kesehatan khususnya cuci tangan pakai sabun dengan benar melalui berbagai stimulus dan dukungan yang telah diberikan. Perubahan perilaku belajar bukan hanya sekedar memperoleh pengetahuan semata, tetapi termasuk memperoleh pula perubahan dalam sikap dan keterampilannya (Mubarak, Wahid, Iqbal, 2007). Salah satu upaya untuk membudayakan perilaku cuci tangan adalah dengan memberikan pendidikan kesehatan. Mencuci tangan dengan benar mulai diajarkan saat anak sudah banyak bermain, dan makanannya sudah bervariasi khususnya pada anak usia sekolah. Tujuan dari pendidikan kesehatan serta edukasi adalah memberikan pengetahuan tentang prinsip dasar hidup sehat,

23 45 menimbulkan sikap, kemampuan dan perilaku hidup sehat, dan membentuk kebiasaan hidup sehat (Fitriani, S, 2011). Edukasi merupakan serangkaian upaya yang ditujukan untuk mempengaruhi orang lain, mulai dari individu, kelompok,keluarga dan masyarakat agar terlaksananya perilaku hidup sehat (Setiawati, 2008). Dengan memberikan pendidikan kesehatan serta edukasi tentang mencuci tangan maka dapat meningkatkan pengetahuan anak, kemapuan dan dapat mempengaruhi perilaku anak mencuci tangan dengan benar (Apriany, Dyna, 2012). Keterampilan motorik anak dapat diperoleh dengan cara belajar dengan pelatihan yaitu belajar secara terencana, dengan bimbingan orang dewasa yang sengaja mengarahkan pembentukan perilaku dan keterampilan anak (Hurlock,2008). Kemampuan juga menunjukkan potensi seseorang dalam melaksakan tugas atau pekerjaan.kemampuan itu mungkin juga dimanfaatkan atau mungkin juga tidak. Kemampuan berhubungan erat dengan kemampuan fisik dan mentalyang dimiliki seseorang untuk melaksanakan pekerjaan (Thota, 2007). Untuk menjadikan anak usia dini mampu mencuci tangan dengan terampil melakukan 6 langkah mencuci tangan, maka harus dikenalkan dan dibiasakan dimulai sejak dini mungkin. Dalam penguasaan keterampilan, anak lebih mudah mempelajarinya dengan cara menirukan seperti apa yang dilakukan oleh guru (Suryani, 2008).

24 46 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Hasil penelitian yang diperoleh yaitu bahwa kemampuan anak usia sekolah dalam mencuci tangan setelah dilakukan edukasi yang dalam kategori Mampu sebanyak 48 responden(94,1%) dan dalam kategori Tidak mampu sebanyak 3 responden (5,9%). Hal ini dapat disimpulkan bahwa kemampuan anak usia sekolah dalam mencuci tangan setelah dilakukan edukasi di SD Negeri Pinangsori Kabupaten Tapanuli Tengah, memiliki kemampuan atau mampu melakukan cuci tangan setelah dilakukan edukasi oleh peneliti. 2. Saran 2.1. Bagi Penelitian Keperawatan Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian tentang anak usia sekolah dalam mencuci tangan, dan diharapkan hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai dasar dan referensi penelitian selanjutnya Bagi Praktek Keperawatan Disarankan kepada keperawatan, khususnya pada perawatan dasar agar tetap memberikan pendidikan kesehatan kepada seluruh masyarakat, keluarga, dan terutama pada anak usia sekolah untuk lebih meningkatkan kebersihan terutama kebersihan tangan dengan cara mencuci tangan, dan diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi pelayanan keperawatan untuk memberikan 46

25 47 pelayanan yang lebih komperhensif, berupa promosi kesehatan tentang perilaku hidup bersih dan sehat Pendidikan Keperawatan Diharapkan hasil penelitian ini dapat meningkatkan informasi kesehatan khususnya tetang mencuci tangan adalah salah satu cara untuk hidup bersih dan sehat.

PEMBERIAN HEALTH EDUCATION MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENCUCI TANGAN PADA ANAK PRASEKOLAH ABSTRAK

PEMBERIAN HEALTH EDUCATION MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENCUCI TANGAN PADA ANAK PRASEKOLAH ABSTRAK PEMBERIAN HEALTH EDUCATION MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENCUCI TANGAN PADA ANAK PRASEKOLAH Dadang Kusbiantoro Program Studi S1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK Cuci Tangan Pakai Sabun merupakan

Lebih terperinci

Dadang Kusbiantoro Program Studi S1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah Lamongan

Dadang Kusbiantoro Program Studi S1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah Lamongan PEMBERIAN HEALTH EDUCATION MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENCUCI TANGAN PADA ANAK PRASEKOLAH Dadang Kusbiantoro Program Studi S1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK Cuci Tangan Pakai Sabun merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Kesehatan dipengaruhi oleh

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan 2.1.1. Definisi Pengetahuan Dalam kamus besar bahasa Indonesia (2002), disebutkan bahwa istilah pengetahuan berasal dari kata dasar tahu yaitu paham, maklum, mengerti.

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik.

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik. BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik. Peneliti akan melakukan pengukuran variabel independent dan dependent, kemudian

Lebih terperinci

Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan. membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun oleh manusia

Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan. membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun oleh manusia BAB II KAMPANYE CUCI TANGAN DENGAN SABUN UNTUK ANAK ANAK DI BANDUNG 2. 1. Cuci Tangan Dengan Sabun Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah deskriptif korelatif yaitu untuk mengetahui gambaran masing-masing variabel dan mengetahui hubungan antara variabel yang diteliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat analitik dengan menggunakan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat analitik dengan menggunakan pendekatan 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat analitik dengan menggunakan pendekatan penelitian cross-sectional study yaitu untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODEOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasi

BAB III METODEOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasi BAB III METODEOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasi non-eksperimental yaitu penelitian korelasi dengan metode cross sectional. Menurut

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL. gambaran pengetahuan dan sikap remaja tentang infeksi menular seksual.

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL. gambaran pengetahuan dan sikap remaja tentang infeksi menular seksual. BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL 3.1 Kerangka Konsep Penelitian Kerangka konsep dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap remaja tentang infeksi menular seksual. Langkah pertama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. DesainPenelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN. yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN. yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti BAB 3 KERANGKA PENELITIAN 3.1. Kerangka Konseptual Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional dengan bantuan kuesioner. Desain penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional dengan bantuan kuesioner. Desain penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan bantuan kuesioner. Desain penelitian yang digunakan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional untuk mengetahui hubungan antara status gizi balita dengan kejadian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Jenis penelitian ini adalah kuantitatif yaitu penelitian yang data-datanya berhubungan dengan angka-angka baik yang diperoleh dari pengukuran maupun dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (Nursalam, 2013). Penelitian ini dilakukan dengan membagikan kuesioner pada

BAB III METODE PENELITIAN. (Nursalam, 2013). Penelitian ini dilakukan dengan membagikan kuesioner pada BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan jenis rancangan survey yang digunakan untuk menyediakan informasi yang berhubungan dengan prevalensi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Rancangan Penelitian Desain penelitian ini adalah deskriptif analityc dengan rancangan cross sectional study, yaitu setiap variabel diobservasi hanya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. usia, jenis kelamin, masa kerja, pengetahuan, tingkat pendidikan, ketersediaan

BAB III METODE PENELITIAN. usia, jenis kelamin, masa kerja, pengetahuan, tingkat pendidikan, ketersediaan 43 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui gambaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam melakukan prosedur penelitian. Jenis ini adalah Survey Analitik yaitu survey atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian. Demak, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah cross sectional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian. Demak, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah cross sectional BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian Jenis penelitian ini merupakan kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi study yang bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian merupakan rencana penelitian yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban terhadap pertanyaan penelitian. Desain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang BAB I METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang menggambarkan terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. atau yang biasa disebut dengan desain penelitian observasional analitik.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. atau yang biasa disebut dengan desain penelitian observasional analitik. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini diarahkan untuk menjelaskan suatu keadaan atau situasi atau yang biasa disebut dengan desain penelitian observasional analitik. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode deskriptif dengan pendekatan survei (Arikunto, 2013). intervensi (Nursalam, 2013). Seperti pada penelitian gambaran

BAB III METODE PENELITIAN. metode deskriptif dengan pendekatan survei (Arikunto, 2013). intervensi (Nursalam, 2013). Seperti pada penelitian gambaran BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan survei (Arikunto, 2013). Survei pada penelitian ini yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. correlative dengan menggunakan pendekatan cross-sectional yaitu jenis

BAB III METODE PENELITIAN. correlative dengan menggunakan pendekatan cross-sectional yaitu jenis 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan correlative dengan menggunakan pendekatan cross-sectional yaitu jenis penelitian

Lebih terperinci

LAMPIRAN Lampiran 1. Surat Permohonan

LAMPIRAN Lampiran 1. Surat Permohonan LAMPIRAN Lampiran 1. Surat Permohonan Surat Permohonan untuk Bersedia menjadi Responden Assalamualaikum Dengan hormat, Dengan ini saya, Nama : Diani Susanti NIM : 20140310087 Pendidikan : Program Studi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental dengan rancangan studi yang digunakan yaitu cross sectional yang bersifat deskriptif analitik. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. intervensi diberikan pretest tentang pengetahuan stroke dan setelah

BAB III METODE PENELITIAN. intervensi diberikan pretest tentang pengetahuan stroke dan setelah BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode penelitian Quasy Experiment dengan menggunakan rancangan penelitian pretest-posttest with

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi karena menjelaskan hubungan korelatif antar variabel (Nursalam, 2008). Tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah non eksperimen dengan metode kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah non eksperimen dengan metode kuantitatif. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah non eksperimen dengan metode kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan adalah descriptive comparative dengan pendekatan cross-sectional.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara korelatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah diskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah diskriptif. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah diskriptif. Desain ini dipilih untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan pendekatan Cross Sectional untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan rencangan deskriptif,

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan rencangan deskriptif, BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan rencangan deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan untuk melihat data faktual tanpa melihat mengapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan minimal dua variabel

BAB III METODE PENELITIAN. mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan minimal dua variabel BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metoda Pendekatan Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi. Penelitian korelasi mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan minimal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik untuk mengetahui faktor

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik untuk mengetahui faktor BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik untuk mengetahui faktor penyebab dan hubungan antara dua variabel. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional yaitu untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variabel dependent. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan cross

BAB III METODE PENELITIAN. variabel dependent. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan cross BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah descriptive correlation yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan antara variabel independent dan variabel

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian survei merupakan rancangan yang digunakan untuk menyediakan. antar variabel dalam suatu populasi (Nursalam, 2014).

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian survei merupakan rancangan yang digunakan untuk menyediakan. antar variabel dalam suatu populasi (Nursalam, 2014). BAB 3 METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menurut sifatnya, merupakan penilitian deskriptif analisis dengan rancangan penelitian survei untuk mengetahui gambaran faktor risiko kanker

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan waktu penelitian, identifikasi variabel dengan definisi operasional,

BAB III METODE PENELITIAN. dan waktu penelitian, identifikasi variabel dengan definisi operasional, BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan urutan langkah dalam melakukan penelitian. Hal-hal yang termasuk dalam metode penelitian adalah desain penelitian yang digunakan, subyek penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif didefinisikan suatu penelitian yang dilakukan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. 1. Ditinjau dari tujuan yang akan dihadapi yaitu mengetahui hubungan. hubungan antara variabel (Nursalam, 2003)

BAB III METODA PENELITIAN. 1. Ditinjau dari tujuan yang akan dihadapi yaitu mengetahui hubungan. hubungan antara variabel (Nursalam, 2003) BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian 1. Ditinjau dari tujuan yang akan dihadapi yaitu mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan motivasi pasien kusta dengan kepatuhan melakukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan digunakan adalah desain penelitian

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan digunakan adalah desain penelitian III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian yang akan digunakan adalah desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk menganalisa adanya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional (potong lintang)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional (potong lintang) BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional (potong lintang) yaitu jenis penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran atau observasi data variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. correlative (hubungan) dengan menggunakan pendekatan cross sectional.

BAB III METODE PENELITIAN. correlative (hubungan) dengan menggunakan pendekatan cross sectional. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan correlative (hubungan) dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian korelasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sehat dalam keperawatan anak adalah keadaan kesejahteraan yang optimal

BAB I PENDAHULUAN. Sehat dalam keperawatan anak adalah keadaan kesejahteraan yang optimal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sehat dalam keperawatan anak adalah keadaan kesejahteraan yang optimal antara fisik, mental, dan sosial yang dicapai sepanjang kehidupan anak dalam rangka mencapai

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP

BAB III KERANGKA KONSEP BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep Kerangka konseptual adalah kerangka hubungan antara variabel yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2003). Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis/Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk melihat hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian adalah sesuatu yang sangat penting dalam penelitian yang memungkinkan pemaksimalan beberapa faktor yang bisa mempengaruhi suatu hasil.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu suatu BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian kuantitatif. Adapun jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu suatu metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini yang digunakan adalah penelitian kuantitatif non eksperimental dengan metode korelasional dengan menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian. pendekatan yang digunakan adalah pendekatan cross sectional yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian. pendekatan yang digunakan adalah pendekatan cross sectional yaitu suatu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara korelatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian 1. Rancangan Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey analitik, yang mana akan diteliti hubungan variabel dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross-sectional. Pendekatan cross-sectional yaitu jenis penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross-sectional. Pendekatan cross-sectional yaitu jenis penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah rancangan penelitian korelasi (hubungan/ asosiasi) yang mengkaji hubungan antara dua variabel dengan menggunakan pendekatan cross-sectional.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah descriptive colerational yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah descriptive colerational yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini adalah descriptive colerational yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antar variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang. Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang. Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan pada pasien post operasi dengan yang dirawat di bangsal bedah

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN 26 BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian sebagai tempat melakukan kegiatan penelitian guna memperoleh data yang berasal dari responden. Lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian yang digunakan adalah survey analitik, yang mana akan diteliti hubungan variabel

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Jenis penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini yaitu kuantitatif dengan metode korelasional. Kerangka penelitian ini menggambarkan korelasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian sebagai tempat melakukan kegiatan penelitian guna memperoleh data yang berasal dari responden. Lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian direncanakan akan dilaksanakan Tanggal 17 Mei-03 Juni

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian direncanakan akan dilaksanakan Tanggal 17 Mei-03 Juni 38 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Tilote Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo. 3.1.2 Waktu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah cross sectional yaitu suatu penelitian dengan cara pendekatan,

BAB III METODE PENELITIAN. adalah cross sectional yaitu suatu penelitian dengan cara pendekatan, BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian Non Experimental (Nazir, 1999). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional (Sastroasmoro & Ismael, 2006). Desain penelitian ini dipilih

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional (Sastroasmoro & Ismael, 2006). Desain penelitian ini dipilih BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan menggunakan desain cross sectional (Sastroasmoro & Ismael, 2006). Desain penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan yaitu analitik observasional dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan yaitu analitik observasional dengan 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Dan Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan yaitu analitik observasional dengan pendekatan cross sectional (Dahlan,2010) yaitu suatu penelitian untuk mempelajari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu metode menelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengembangkan hubungan antar

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengembangkan hubungan antar BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat korelasional yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengembangkan hubungan antar variabel dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei analitik yaitu untuk mencari hubungan antara variable bebas dan terikat yang dilakukan dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan penelitian studi diskriptif frekuentif untuk mendeskripsikan atau memaparkan peristiwa-peristiwa yang terjadi.

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PENELITIAN. membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antara variabel, baik variabel yang

BAB III KERANGKA PENELITIAN. membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antara variabel, baik variabel yang BAB III KERANGKA PENELITIAN A. Kerangka Konsep Konsep adalah abstraksi dari suatu realita agar dapat dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antara variabel, baik variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk menunjukkan atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional (Nursalam, 2003). Metode penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional (Nursalam, 2003). Metode penelitian dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian Jenis atau rancangan penelitian ini adalah descriptive correlational yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Rancangan penelitian merupakan hasil akhir dari suatu tahap keputusan yang dibuat oleh peneliti berhubungan dengan bagaimana diterapkan (Nursalam,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kuantitatif analitik yaitu penelitian yang memberikan gambaran secara statistik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah correlational dengan pendekatan crosss sectional, yaitu jenis penelitian yang menkankan pada waktu pengukuran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dalam satu kelompok (One-group pre-post test design). Sebelum diberikan

BAB III METODE PENELITIAN. dalam satu kelompok (One-group pre-post test design). Sebelum diberikan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pre experiment dengan pendekatan dalam satu kelompok (One-group pre-post test design). Sebelum diberikan pendidikan kesehatan,

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL 3.1 Kerangka Konsep Peran keluarga car 1 Penyedia fasilitas belajar 2 Pendidik 3 Pembimbing Gaya Belajar 4 Model atau teladan hidup Kurang Cukup Baik Visual Auditorial Kinestetik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian non-eksperimental. Metode yang digunakan adalah deskriptif korelasional dengan rancangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desaian Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan survey. Menurut Sastroasmoro (2002), penelitian deskriptif adalah yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 19 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis & Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi yaitu mendeskripsikan variabel independen dan dependen, kemudian melakukan analisis

Lebih terperinci

BAB II CUCI TANGAN PAKAI SABUN UNTUK CEGAH PENYAKIT

BAB II CUCI TANGAN PAKAI SABUN UNTUK CEGAH PENYAKIT BAB II CUCI TANGAN PAKAI SABUN UNTUK CEGAH PENYAKIT 2.1 Pengertian Cuci Tangan Menurut Dr. Handrawan Nadesul, (2006) tangan adalah media utama bagi penularan kuman-kuman penyebab penyakit. Akibat kurangnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan termasuk jenis penelitian non-eksperimental observasional bersifat diskriptif analitik (eksplanatori reseach),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif yang

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif yang menghubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksprimental yaitu deskriptif korelasional yaitu hubungan antara dua variabel

BAB III METODE PENELITIAN. eksprimental yaitu deskriptif korelasional yaitu hubungan antara dua variabel BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian non eksprimental yaitu deskriptif korelasional yaitu hubungan antara dua variabel pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif korelation yaitu penelitian yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN BAB 3 KERANGKA PENELITIAN 3.1. Kerangka Konsep Menurut Notoatmodjo (2012), kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi konsep-konsep serta variabel-variabel yang akan di ukur (diteliti).

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian sebagai tempat melakukan kegiatan penelitian guna memperoleh data yang berasal dari responden. Lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah non-eksperimen dengan metode kuantitatif dan menggunakan desain deskriptif. Desain penelitian deskriptif bertujuan untuk menjelaskan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, yaitu penelitian yang berorientasi pada masa sekarang atau saat ini dan didesain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk menggambarkan hubungan antara

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk menganalisis ada tidaknya hubungan antara

Lebih terperinci

RSUD Umbu Rara Meha Waingapu.

RSUD Umbu Rara Meha Waingapu. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam peneltian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan tipe pendekatan model observasi non eksperimental

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi. Peneliti korelasi adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan melibatkan minimal dua

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian BAB III METODA PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah studi korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antar variabel (Nursalam, 2003).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (Nursalam, 2003). Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif

BAB III METODE PENELITIAN. (Nursalam, 2003). Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Desain penelitian adalah hasil akhir dari suatu tahap keputusan yang dibuat oleh peneliti berhubungan dengan bagaimana suatu penelitian bisa diterapkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian dan metode penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif non eksperimen dengan rancangan deskriptif korelasi yaitu suatu metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei analitik. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Rancangan penelitian ini menggunakan rancangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. descriptive analytic dengan pendekatan cross sectional, dimana waktu

BAB III METODE PENELITIAN. descriptive analytic dengan pendekatan cross sectional, dimana waktu BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimen yaitu descriptive analytic dengan pendekatan cross sectional, dimana waktu pengukuran observasi data variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif pendekatan survey. B. Populasi dan sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN PADA ANAK DI JANTURAN MLATI SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN PADA ANAK DI JANTURAN MLATI SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN PADA ANAK DI JANTURAN MLATI SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: RAHMAWATI 201210201187 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci