VI HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "VI HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Analisis Lingkungan Internal Analisis lingkungan internal merupakan tahap untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan dalam menghadapi persaingan. Lingkungan internal dapat diamati dengan menggunakan pendekatan fungsional. Restoran Pecel Lele Lela telah menyusun suatu strategi yang diharapkan dapat meningkatkan penjualan, meningkatkan kepercayaan pelanggan dan mempertahankan kelangsungan perusahaan di pasar yang kompetitif. Restoran Pecel Lele Lela menggunakan bauran pemasaran yang terdiri dari kombinasi akan produk, harga, tempat, promosi, orang, proses dan bukti fisik. Berikut ini merupakan strategi pemasaran yang telah diterapkan restoran Pecel Lele Lela di Bogor yang dilihat dari unsur pemasaran (segmentation, targetting dan positioning) dan bauran pemasaran 7P Segmentation, Targetting dan Positioning 1. Segmentation Menentukan segmentasi pasar merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh unit usaha dalam memasuki pasar yang kompetitif. Menurut Kotler (1997), segmentasi merupakan proses membagi pasar menjadi kelompok pembeli yang terbedakan dengan kebutuhan, karakteristik atau tingkah laku berbeda yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran yang terpisah. Mensegmentasi pasar, perusahaan harus memperhatikan kebutuhan pelanggan, keinginan pelanggan dan manfaat yang dicari oleh pelanggan. Segmentasi pasar yang dilakukan oleh restoran Pecel Lele Lela di Bogor didasarkan pada aspek demografik, psikografik dan tingkah laku (management pecel lele lela Bogor). Segmentasi demografik merupakan suatu proses membagi pasar menjadi kelompok berdasarkan pada variabel, seperti umur, jenis kelamin, besar keluarga, siklus kehidupan keluarga, pendapatan, pekerjaan, pendidikan agama, ras dan kebangsaan (Kotler dan Armstrong, 1997). Faktor demografik merupakan dasar yang paling penting dalam membuat segmen kelompok pelanggan karena kebutuhan dan keinginan konsumen serta tingkat penggunaan sering kali erat kaitannya dengan variabel demografik.

2 Memasarkan produk, berdasarkan segmentasi demografik, Pecel Lele Lela memilih siklus kehidupan keluarga, yaitu muda, menikah/belum menikah, sudah mempunyai anak/belum mempunyai anak. Restoran Pecel Lele Lela memilih siklus kehidupan keluarga karena dalam suatu keluarga terdiri dari pria maupun wanita, dengan pekerjaan dan pendidikan berbeda satu sama lain. Selain itu, dalam suatu keluarga juga mempunyai kebutuhan dan keinginan yang berbeda akan suatu produk. Oleh karena itu, untuk menarik konsumen, restoran Pecel Lele Lela di Bogor menawarkan produk-produk yang dapat dimikmati oleh seluruh anggota keluarga baik ayah, ibu maupun anak, seperti, lele fillet, lele saos padang, lele saos tiram, lele asam manis, lele lada hitam, lele sambal afrika dan sebagainya. Menurut Kotler dan Armstrong (1997), segmentasi psikografik merupakan proses membagi pembeli menjadi kelompok berbeda berdasarkan pada karakterikstik kelas sosial, gaya hidup dan kepribadian. Berdasarkan aspek psikografik, segmentasi yang dipilih oleh restoran Pecel Lele Lela adalah kelas sosial dan gaya hidup. Restoran Pecel Lele Lela tertarik pada kelas sosial karena orang di dalam kelas sosial tertentu cenderung memperlihatkan perilaku pembelian yang sama. Selain itu, minat manusia dalam mengkonsumsi suatu barang juga sangat dipengaruhi oleh gaya hidupnya dan barang yang mereka beli mencerminkan gaya hidup tersebut. Oleh karena itu, restoran Pecel Lele Lela menawarkan produk yang bisa masuk ke semua kalangan. Segmentasi tingkah laku merupakan proses pengelompokkan berdasarkan pada pengetahuan, sikap, penggunaan atau reaksi mereka terhadap suatu barang (Kotler dan Armstrong, 1997). Berdasarkan segmentasi tingkah laku restoran Pecel Lele Lela di Bogor memilih manfaat yang di cari oleh konsumen. Manfaat dari suatu barang tersebut dapat dilihat dari empat segmen, yaitu ekonomi, kesehatan, kosmetik dan rasa. Oleh karena itu, restoran Pecel Lele Lela di Bogor menawarkan produk yang berkualitas dan pelayanan yang baik yang bisa dirasakan langsung manfaatnya oleh konsumen yang datang ke restoran Pecel Lele Lela di Bogor.

3 2. Targetting Setelah mengidentifikasi dan mengklasifikasikan segmentasi pasar, langkah selanjutnya yang harus dilakukan oleh restoran Pecel Lele Lela di Bogor adalah menentukan sasaran pasar. Menurut Kotler dan Armstrong (1997), Mentargetkan pasar adalah suatu proses mengevaluasi daya tarik setiap segmen pasar dan memilih satu atau beberapa segmen pasar untuk dimasuki. Menentukan sasaran pasar, restoran Pecel Lele Lela harus memperhatikan tiga faktor, diantaranya adalah ukuran dan pertumbuhan segmen, daya tarik struktural segmen, serta sasaran dan sumber daya dari restoran Pecel Lele Lela di Bogor. Pentargetan pasar restoran Pecel Lele Lela di Bogor harus memperhatikan permintaan dari setiap segmen, biaya yang dikeluarkan untuk melayani segmen dan biaya produksi atas barang dan jasa yang ditawarkan oleh restoran Pecel Lele Lela di Bogor. Berdasarkan segmentasi yang dipilih oleh restoran Pecel Lele Lela di Bogor, bahwa target pasar utama adalah semua kalangan. 3. Positioning Setelah mengetahui segmen mana yang akan dimasuki, restoran Pecel Lele Lela di Bogor harus dapat menentukan posisi apa yang akan ditempati dalam segmen tersebut. Menurut Kotler dan Armstrong (1997), memposisikan pasar merupakan suatu proses mengatur agar suatu produk menduduki tempat yang jelas, berbeda dan dikehendaki relatif terhadap produk pesaing dibenak konsumen sasaran. Restoran Pecel Lela di Bogor dalam mencapai tujuannya, memposisikan restorannya sebagai tempat yang menawarkan sajian menu olahan ikan lele dan ayam yang berkualitas dengan harga yang terjangkau untuk segmen yang dipilih, yaitu keluarga dan bukan keluarga. Selain itu, restoran Pecel Lele Lela di Bogor juga memposisikan restorannya sebagai restoran yang memberikan pelayanan yang baik untuk para konsumennya sehingga konsumen akan merasa nyaman apabila berada di restoran Pecel Lele Lela di Bogor.

4 6.1.2 Bauran Pemasaran Bauran pemasaran terdiri dari segala sesuatu yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan produk, diantaranya adalah bauran produk, harga, tempat, promosi, orang, proses dan bukti fisik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dibawah ini: 1. Bauran Produk Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan dan keinginan pasar yang bersangkutan (Tjiptono, 2008). Strategi produk merupakan strategi yang paling penting untuk dikembangkan karena produk akan secara langsung dirasakan manfaatnya oleh konsumen. Strategi produk yang dilakukan oleh Pecel Lele Lela di Bogor adalah produk olahan ikan lele yang beragam. Menu yang ditawarkan antara lain aneka olahan ikan lele, ayam bakar/goreng, aneka tumis pelengkap, tahu dan tempe. Produk unggulan yang ditawarkan oleh restoran ini dan merupakan menu paling digemari oleh konsumen adalah lele saus padang karena rasa bumbu yang pedas dan segar dan dipadukan dengan ikan lele yang gurih dan renyah. Selain makanan, restoran ini juga menyediakan berbagai macam minuman dan aneka jus serta camilan. Adanya berbagai produk yang dikembangkan merupakan salah satu kekuatan yang dimiliki Pecel Lele Lela Bogor dalam menarik minat konsumen. Namun dalam penetapan standar mutu produk, Pecel Lele Lela di Bogor belum memiliki sertifikasi halal dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). BPOM mengawasi pengusaha dalam penetapan standar mutu produk yang akan dijual kekonsumen. Adanya SK dari BPOM maka acuan standar tersebut memproteksi persaingan yang tidak sehat dalam industri obat dan makanan termasuk restoran. Belum memiliki sertifikasi halal dari BPOM merupakan salah satu kelemahan dari Pecel Lele Lela di Bogor karena menyangkut kepercayaan yang diberikan kepada konsumen mengenai keamanan dan kehalalan produknya. Pecel Lele Lela selaku pihak franchisor berusaha untuk selalu menjaga keseragaman mutu dan rasa produk. Oleh karena itu, mereka mempunyai standarisasi khusus untuk bumbu walaupun Bumbu yang digunakan dapat dibeli

5 sendiri oleh pihak franchisee. Bahan baku lain seperti ikan lele di pasok oleh perusahaan yang merupakan peternak ikan lele Cahaya Kita di daerah Gadog. Ikan lele yang dibutuhkan adalah 100 kg per minggu. Ayam di pasok oleh perusahaan pemotongan ayam Al-Fatah yang memasok 10 ekor per hari. Sedangkan untuk bahan baku lain seperti sayuran, buah, dan pelengkap lain di peroleh dari penyuplai yang bekerjasama dari pasar tradisional. Selain itu Pecel Lele Lela di Bogor juga bekerja sama dengan PT Sosro dalam menyuplai Teh Botol Sosro. Pecel Lele Lela memberikan standar khusus dalam pengemasan makanannya. Keperluan delivery order atau pesanan untuk acara-acara tertentu, kemasan yang digunakan berupa kotak karton berukuran 20 cm x 20 cm x 7 cm berwarna putih. Pada kemasan tersebut terdapat logo Pecel Lele Lela. 2. Bauran Harga Harga merupakan jumlah uang yang harus dibayar oleh pelanggan untuk setiap produk yang ditawarkan oleh perusahaan. Harga juga merupakan komponen yang berpengaruh langsung terhadap laba perusahaan. Menurut Tjiptono (2008), harga hanyalah salah satu komponen dari bauran pemasaran. Oleh karena itu, harga perlu dikoordinasikan dan saling mendukung dengan bauran pemasaran lainnya, seperti produk, tempat, promosi, orang, proses dan bukti fisik. Penentuan harga dari suatu produk akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan suatu perusahaan dalam memperoleh keuntungan yang diinginkan. Penetapan dari suatu produk, akan sangat dipengaruhi dari seberapa besar pengorbanan yang telah dilakukan dalam memproduksi produk itu sendiri. Semakin besar pengorbanan yang dilakukan maka akan semakin besar dan tinggi harga yang ditetapkan atas produk tersebut. Sasaran konsumen restoran Pecel Lele Lela di Bogor pada umumnya adalah masyarakat golongan ekonomi menengah ke atas yang bersedia membayar lebih untuk produk yang berkualitas. Pecel Lele Lela selaku pihak franchisor memberlakukan harga standar yang sama untuk tiap-tiap cabang/outletnya.

6 Adanya perbedaan harga terjadi apabila cabang mengajukan menu baru dengan seijin pihak franchisor. Strategi dalam menetapkan harga produk dapat dilakukan dengan menganalisis kelebihan dan kekurangan dari produk yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Penetapan harga yang dilakukan oleh Pecel Lele Lela didasarkan atas perhitungan biaya produksi yang ditambah dengan profit yang disesuaikan dengan harga produk sejenis dari restoran lainnya (mengikuti harga pesaing), cara ini dipilih untuk mempertahankan agar konsumen tidak beralih ketempat lain. Kisaran harga untuk Pecel Lele dan olahan lele lain serta ayam di Pecel Lele Lela adalah Rp s/d Rp Harga yang ditetapkan oleh Pecel Lele Lela sesuai dengan harapan konsumen, yaitu produk yang bermutu mulai dari kemasan, merek, label, pelayanan dan jaminan atas produk tersebut. Harga yang ditawarkan Pecel Lele Lela tidak dikenakan pajak karena pajak tersebut telah ditanggung oleh pihak Pecel Lele Lela di Bogor sehingga lebih terjangkau oleh konsumen. Hal inilah yang menjadi pembeda dengan restoran lainnya. Daftar menu dan harga dari makanan dan minuman Pecel Lela di Bogor dapat dilihat pada Lampiran 3. Pecel Lele Lela memadukan strategi harga dengan strategi promosi dengan memberikan potongan harga. Salah satu strategi yang dilakukan adalah paket Rp : Pecel lele/ayam + Nasi + Soft Drinks. Paket hemat ini berlaku dimulai pada pukul WIB, hal ini dilakukan untuk menjangkau segmen pelajar dan remaja. Selain itu Pecel Lele Lela juga memberikan promosi gratis makan sepuasnya bagi yang sedang berulang tahun dan yang memiliki nama LELA dengan cara menunjukkan KTP. Program strategi harga ini, dapat dikatakan cukup berhasil dilihat berdasarkan pengunjung yang datang sebagian besar adalah remaja. 3. Bauran Tempat Restoran Pecel Lele Lela di Bogor terletak di Jalan Jendral Sudirman Kavling 6 Nomor 22, Bogor. Pemilihan lokasi didasarkan karena kawasan tersebut terletak di jantung kota Bogor yang merupakan salah satu pusat keramaian sehingga mudah dijangkau oleh konsumen dan terletak di sekitar pusat

7 perbelanjaan/supermarket, perkantoran, sekolah dan perumahan sehingga hal tersebut menjadi suatu kekuatan tang dimiliki oleh Pecel Lele Lela di Bogor. Restoran Pecel Lele Lela di Bogor selain dijadikan makan di tempat (dine in), Pecel Lele Lela di Bogor juga melayani take away dan pemesanan antar atau delivery order. Bagi para pengguna layanan delivery order, konsumen akan dikenakan biaya tambahan berdasarkan jarak antara restoran dengan alamat pemesan. Biaya delivery order berkisar antara Rp sampai Rp Pada dasarnya biaya delivery order ini hanya untuk mengganti bahan bakar minyak (BBM) yang telah digunakan pada saat pengantaran pesanan. Memiliki jasa delivery khusus merupakan salah satu kekuatan juga yang dimiliki Pecel Lele Lela. 4. Bauran Promosi Promosi merupakan aktivitas yang mengkomunikasikan keunggulan produk dan membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya. Promosi juga merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran. Menurut Tjiptono (2008), tujuan promosi adalah menginformasikan, mempengaruhi dan membujuk serta mengingatkan pelanggan sasaran tentang perusahaan dan bauran pemasaran. Bauran promosi terdiri dari lima komponen utama, yaitu periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat, penjualan perorangan dan pemasaran langsung. Kegiatan promosi yang dilakukan Pecel Lele Lela di Bogor untuk mencapai tujuannya pada saat ini adalah periklanan, promosi penjualan dan penjualan perorangan. Pecel Lele Lela selaku franchisor menyadari bahwa promosi merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam mendukung program pemasaran restoran. Pecel Lele Lela menyerahkan sepenuhnya promosi produk kepada masing-masing outlet. Hal ini disebabkan pertimbangan bahwa masing-masing outlet akan lebih mengerti mengenai karakteristik konsumen masing-masing tempat outlet berada. Promosi dilakukan berdasarkan kreatifitas masing-masing outlet dibawah ijin dan persetujuan Pecel Lele Lela pusat. Pada tahap awal pembukaan outlet, restoran masih didukung oleh pihak franchisor seperti promosi melalui media cetak (media cetak lokal dan nasional) dan elektronik (radio,televisi). Pecel Lele Lela memiliki website yang berfungsi untuk

8 memberikan informasi secara cepat kepada konsumen. Website ini dapat diakses melalui situs Pada tahap awal Kegiatan periklanan yang dilakukan oleh restoran Pecel Lele Lela di Bogor dalam menarik konsumen adalah menyebarkan brosur, leaflet ke wilayah sekitar kota Bogor. Selain itu, pemasangan billboard dengan ukuran yang cukup besar di depan restoran sehingga akan mudah dilihat dan menarik perhatian masyarakat akan keberadaan dari Pecel Lele Lela di Bogor. Pecel Lela di Bogor lebih memilih melakukan promosi melalui brosur dan leaflet, dimana brosur dan leaflet dibuat semenarik mungkin dengan mencantumkan gambar-gambar produk unggulan dari restoran Pecel Lele Lela di Bogor. Kegiatan promosi penjualan yang dilakukan restoran Pecel Lele Lela di Bogor dalam meningkatkan penjualan adalah dengan cara membuat account pada media jejaring sosial facebook. Restoran Pecel Lele Lela di Bogor lebih tertarik melakukan promosi dengan menggunakan media jejaring sosial yaitu facebook dan promosi mulut ke mulut saja. Kegiatan promosi yang dilakukan oleh Pecel Lele Lela di Bogor untuk mencapai tujuannya, yaitu meningkatkan volume penjualan dan meningkatkan loyalitas pelanggan belum gencar sehingga hal ini berpengaruh pada pendapatan yang diperoleh oleh restoran Pecel Lele Lela di Bogor. 5. Bauran Orang Orang diartikan sebagai karyawan (Kotler 1996). Karyawan merupakan bagian terpenting dalam suatu perusahaan karena terlibat langsung dalam kegiatan penyampaian produk ke tangan konsumen. Restoran Pecel Lele Lela di Bogor memiliki enam orang karyawan dibawah pimpinan Bapak Tedy Sukmawansyah sebagai Manajer. Restoran Pecel Lele Lela di Bogor memiliki karyawan yang ramah dan sopan yang akan membuat konsumen merasa nyaman apabila berada di restoran Pecel Lele Lela. Restoran Pecel Lele Lela di Bogor merekrut karyawan dengan kualifikasi yang baik. Karyawan (Low Manajement) yang direkrut minimal lulusan SMA, memiliki potensi dan menjalankan trainning selama tiga bulan sebelum menjalankan pekerjaan sesuai dengan penempatannya. Karyawan Pecel Lele Lela bebas mengeluarkan keluhan dan hambatan-hambatan yang dihadapi pada saat bekerja, hal ini dilakukan agar karyawan merasa nyaman dalam melakukan

9 pekerjaannya. Karyawan Pecel Lele Lela di Bogor dituntut untuk memiliki keterampilan dalam produksi dan komunikasi. Keterampilan produksi adalah kemampuan karyawan untuk membuat produk. Selain itu karyawan juga dituntut untuk dapat melakukan penyiapan (serving) produk yang dipesan oleh konsumen. Keterampilan komunikasi adalah kemampuan karyawan untuk mampu berbicara dan melayani konsumen dengan baik, mengerti kebutuhan konsumen dan sabar dalam menghadapi keluhan konsumen. Selain itu, karyawan Pecel Lele Lela di Bogor dituntut untuk memiliki sifat ramah dan rendah hati. Sifat ini digunakan untuk menghadapi berbagai macam sifat konsumen yang datang. 6. Bauran Proses Proses merupakan semua kegiatan yang dapat dikoordinasikan dengan baik untuk menciptakan kualitas serta pelayanan yang diberikan kepada konsumen. Pelayanan yang baik akan meningkatkan loyalitas dan kepercayaan konsumen kepada suatu restoran karena sekarang ini restoran tidak hanya menjual produk tetapi juga menjual jasa. Strategi proses yang dilakukan oleh restoran Pecel Lele Lela di Bogor, seperti kecepatan dalam proses penyajian hidangan, kecepatan dalam merespon keluhan konsumen, kemudahan dalam transaksi pembayaran dan peningkatan kinerja karyawan. Proses penyajian hidangan di restoran Pecel Lele Lela Bogor berkisar 7-15 menit, sehingga konsumen tidak akan menunggu lama untuk menikmati hidangan yang ditawarkan oleh restoran Pecel Lele Lela di Bogor. Pada proses produksi Pecel Lele Lela di Bogor telah melakukan standarisasi pada bahan baku, proses dan produk oleh Pecel Lele Lela pusat selaku franchisor. Standarisasi bahan baku ditentukan agar bahan baku yang masuk terjamin kualitasnya. Standarisasi proses ditetapkan agar proses produksi berjalan sesuai dengan Prosedur Operasional Baku (POB), pembuatan harus sesuai dengan resep yang telah ditentukan serta menjamin konsistensi mutu produk. Produk dilakukan untuk menjamin konsistensi rasa, aroma, tekstur produk dan lain-lain.

10 7. Bauran Bukti Fisik Bukti fisik merupakan petunjuk visual yang memberikan bukti atas kualitas produk atau jasa yang ditawarkan, seperti sarana pendukung, dekorasi ruangan, warna bangunan dan kebersihan restoran. Sarana dan prasarana yang diberikan restoran Pecel Lele Lela di Bogor untuk kenyamanan pelanggannya adalah tempat makan yang dilengkapi dengan kipas angin dan televisi, area parkir yang cukup luas yang dapat digunakan untuk kendaraan roda empat dan roda dua, kamar mandi untuk pria dan wanita, mushola dan wastafel. Pemanfaatan fasilitas teknologi canggih seperti layanan Hot Spot untuk internet. Fasilitas ini bertujuan untuk meraih segmen pelajar, mahasiswa, dan pegawai kantoran lainnya yang tidak dapat lepas dari layanan informasi seperti internet. Selain itu, dekorasi ruangan yang dibuat indah dan menarik dengan konsep Hijau-Kuning, mulai dari dinding, kursi dan meja makan, lampu-lampu yang ditutup dengan kelambu warna kuning sehingga membuat ruangan terasa cerah ceria dan warna ruangan yang terasa bersih dan rapi. Berdasarkan analisis lingkungan internal, restoran Pecel Lele Lela di Bogor memiliki sebelas faktor kritis yang terdiri dari delapan kekuatan dan tiga kelemahan. Kekuatan yang dimiliki oleh restoran Pecel Lele Lela di Bogor adalah kelezatan citarasa makanan, lokasi cukup strategis, bahan baku murni lokal, mutu/kualitas produk terjaga, adanya potongan harga khusus, pelopor restoran lele modern, memiliki layanan delivery order dan area parkir memadai. Kelemahan yang dimiliki restoran Pecel Lele Lela di Bogor adalah kegiatan promosi kurang optimal, menu yang disajikan kurang variatif, belum memiliki sertifikasi halal dari BPOM. 6.2 Analisis Lingkungan Eksternal Analisis terhadap lingkungan eksternal perusahaan merupakan tahap untuk mengetahui peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan. Analisis lingkungan eksternal restoran Pecel Lele Lela di Bogor dibagi menjadi dua, yaitu lingkungan jauh dan lingkungan industri.

11 6.2.1 Lingkungan Jauh Lingkungan jauh merupakan lingkungan yang secara tidak langsung mempengaruhi keputusan strategi perusahaan dalam jangka panjang. Faktorfaktor yang secara tidak langsung mempengaruhi restoran Pecel Lele Lela di Bogor pada lingkungan jauh adalah faktor politik, faktor ekonomi, faktor sosial dan faktor teknologi. Kondisi politik suatu negara akan mempengaruhi iklim dunia usaha negara tersebut, khususnya untuk bisnis restoran. Situasi politik yang kurang baik akan berdampak negatif pada dunia usaha. Oleh karena itu, dalam menjalankan suatu usaha diperlukan arah, peraturan dan kebijakan-kebijakan dari pihak pemerintah yang berguna untuk kepentingan dan kesejahteraan umum. Dalam melakukan usahanya, yang harus diperhatikan oleh pihak Pecel Lele Lela di Bogor adalah peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 9 Tahun 2004 tentang Retribusi Izin Usaha Kepariwisataan. Peraturan ini menyangkut perizinan suatu hotel dan restoran, yaitu Izin Prinsip dan Izin Usaha Tetap. Selain itu, Dinas Pariwisata juga mengatur tentang pajak, laporan, ketertiban umum, hukum, peraturan, pendidikan serta kelengkapan dan sebagainya. Peraturan lainnya yang diperhatikan oleh Pecel Lele Lela di Bogor adalah Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 16 Tahun 2002 tentang Pajak Restoran. Pajak restoran adalah pajak yang dikenakan atas pelayanan di restoran atau rumah makan. Dasar pengenaan dan tarif pajak restoran adalah 10 persen. Peraturanperaturan tersebut berguna untuk mendukung operasionalnya suatu usaha, baik itu usaha perorangan, usaha kecil dan menengah (UKM) atau usaha berskala besar. Kondisi politik suatu negara akan mempengaruhi perekonomian negara tersebut. Kondisi ekonomi yang kurang stabil pada suatu negara akan berpengaruh terhadap kinerja suatu perusahaan dan industri secara keseluruhan. Kestabilan kondisi perekonomian saat ini berpengaruh terhadap iklim dunia bisnis, khususnya bisnis restoran. Salah satu faktor yang yang mengakibatkan kondisi ekonomi di sutu negara kurang stabil adalah tingkat inflasi dan harga kebutuhan pokok dan BBM. Perubahan inflasi akan mengakibatkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) meningkat. Meningkatnya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) akan berpengaruh

12 pada harga kebutuhan pokok (bahan baku). Tingkat inflasi di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Tingkat Inflasi di Indonesia Tahun Tahun Inflasi (%) Sumber: Badan Pusat Statistik, 2009 Tabel 8 merupakan tingkat inflasi di Indonesia. Inflasi yang tinggi dan kenaikan harga BBM akan mengakibatkan harga bahan baku meningkat. Kenaikan harga bahan baku akan berhubungan dengan biaya operasional suatu perusahaan, sehingga akan membuat harga jual dari suatu produk menjadi tinggi dan mengakibatkan menurunnya daya beli masyarakat terhadap suatu barang. Kehidupan politik, secara langsung maupun tidak langsung, memiliki pengaruh terhadap kondisi ekonomi di sebuah negara. Hal ini dikarenakan kondisi ekonomi suatu negara akan dipengaruhi oleh kebijakankebijakan yang ditentukan baik oleh lembaga legislatif maupun lembaga eksekutif. Selain kondisi politik dan ekonomi pada suatu negara, kondisi sosial juga harus diperhatikan oleh restoran Pecel Lele Lela Bogor. Lingkungan sosial merupakan sebuah aspek interaksi antar manusia, melalui pengelompokan manusia, baik dekat maupun jauh, yang mana mempengaruhi pertahanan dan pertumbuhan sebuah organisasi. Banyak aspek pengelompokan manusia yang dapat mempengaruhi aktifitas bisnis di Indonesia. Pengelompokan orang bisa berdasarkan etnik, budaya, agama, politik, pekerjaan yang mana merupakan sebagai gambaran komponen lingkungan sosial. Kelompok tersebut memiliki pengaruh dalam kegiatan bisnis dan pertumbuhan ekonomi melalui kekuatan masing masing yang mereka miliki. Lingkungan sosial akan berpengaruh terhadap perusahaan terutama terhadap tingkat penjualan produk dari suatu perusahaan tersebut. Perubahan gaya

13 hidup masyarakat yang semakin dinamis, dimana produktivitas kerja yang semakin tinggi menyebabkan semakin sedikitnya waktu yang dibutuhkan untuk dapat menyediakan makanan sehingga masyarakat lebih cenderung untuk makan diluar rumah. Alasan masyarakat makan diluar rumah adalah adanya pelayanan yang baik yang membuat konsumen nyaman berada di sebuah restoran, variasi menu makanan sehingga konsumen bisa memilih apa yang mereka inginkan dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen akan pangan, citarasa yang beragam, kelezatan dan kecepatan dalam menyajikan suatu hidangan. Selain perubahan gaya hidup yang semakin dinamis, jumlah penduduk yang semakin besar dan terus bertambah di kota Bogor (Tabel 2) juga akan mengakibatkan meningkatnya permintaan masyarakat terhadap konsumsi akan pangan karena setiap manusia membutuhkan makanan untuk kelangsungan hidupnya. Sistem informasi dan teknologi telah menjadi komponen yang sangat penting bagi keberhasilan bisnis dan organisasi. Teknologi informasi dapat membantu segala jenis bisnis meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses bisnis. Teknologi informasi muncul sebagai akibat semakin merebaknya globalisasi dalam kehidupan organisasi, semakin kerasnya persaingan bisnis, semakin singkatnya siklus hidup barang dan jasa yang ditawarkan, serta meningkatnya tuntutan selera konsumen terhadap produk dan jasa yang ditawarkan. Untuk mengantisipasi semua ini, restoran Pecel Lele Lela di Bogor harus selalu berusaha mencari terobosan baru dengan memanfaatkan teknologi. Restoran Pecel Lele Lela di Bogor harus dapat memanfaatkan kemajuan teknologi yang ada, baik teknologi dalam hal informasi maupun komunikasi. Kemudahan komunikasi dengan pelanggan dapat dilakukan dengan cara memanfaatkan teknologi sistem telekomunikasi, seperti telepon. Telepon akan memudahkan dalam hal penerimaan pesanan. Penggunaan teknologi yang baik akan mengakibatkan kapasitas produksi yang dihasilkan menjadi lebih banyak sehingga akan berpengaruh pada peningkatan penjualan perusahaan Lingkungan Industri Lingkungan industri merupakan analisis terhadap kelompok yang terkait dengan perusahaan, seperti persaingan antar perusahaan saingan, potensi

14 masuknya pesaing baru, potensi pengembangan produk-produk pengganti, daya tawar pemasok dan daya tawar pembeli. Jumlah restoran di kota Bogor yang cukup besar dan terus bertambah setiap tahunnya (Tabel 1), menyebabkan persaingan antar perusahaan saingan cukup tinggi. Setiap perusahaan akan berusaha untuk meraih posisi yang kuat di pasar. Kondisi ini sangat berpengaruh terhadap strategi penetapan harga. Harga yang telalu tinggi akan membuat konsumen berpindah ke restoran lain. Sedangkan, apabila restoran menetapkan harga yag terlalu rendah, maka hal tersebut akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan karena tidak bisa menutupi biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan. Kondisi persaingan yang cukup tinggi disebabkan karena rintangan masuk bagi pendatang baru tidak begitu besar. Potensi masuknya pesaing baru bagi restoran adalah restoran yang menyediakan produk-produk sejenis. Selain itu, pendatang baru tidak hanya datang dari waralaba lokal saja tetapi waralaba asing pun yang jumlahnya tidak sedikit merupakan ancaman bagi restoran Pecel Lele Lela di Bogor dalam menjalankan usahanya. Hal tersebut menjadi sebuah ancaman karena waralaba asing mempunyai merek dagang yang sudah dikenal diluar negeri atau dunia, mempunyai sistem manajemen yang baik dan terstruktur, menggunakan teknologi modern, mengandalkan kinerja yang profesional, mempunyai dukungan keuangan yang baik sehingga dapat melakukan kegiatan promosi yang kontinyu dan memiliki tim riset pasar yang baik. Restoran Pecel Lele Lela di Bogor merupakan restoran yang menawarkan hidangan olahan dari ikan lele dan ayam. Produk sejenis yang menjadi saingan dari restoran Pecel Lele Lela di Bogor adalah restoran atau tempat yang menyediakan Pecel Lele ataupun sejenisnya yang berbahan dasar ikan lele dan restoran yang menyediakan hidangan sejenis ikan, ayam bakar ataupun bebek bakar dan restoran sejenisnya yang berbahan dasar ikan dan ayam. Daya tawar pemasok pada suatu perusahaan juga akan mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatu industri. Restoran Pecel Lele Lela Bogor memperoleh pasokan bahan baku, seperti sayuran dan buah-buahan dari berbagai sumber, yaitu pasar-pasar tradisional yang ada di kota Bogor, akan tetapi untuk bahan baku seperti ikan, ayam dan soft drink, restoran Pecel Lele Lela Bogor telah

15 memiliki pemasok tetap. Daya tawar pemasok restoran rendah sehingga restoran Pecel Lele Lela Bogor dapat berpindah ke pemasok lain. Proses pembelian bahan baku dilakukan 2-3 kali dalam seminggu. Jumlah pembelian disesuaikan dengan kebutuhan restoran Pecel Lele Lela Bogor. Selain itu, daya tawar pembeli restoran Pecel Lele Lela Bogor juga sangat tinggi. Oleh karena itu, restoran Pecel Lele Lela Bogor selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen dengan cara memberikan produk yang sesuai dengan keinginan konsumen dan pelayanan yang baik sesuai dengan harapan konsumen sehingga konsumen akan merasa nyaman apabila berada di restoran Pecel Lele Lela Bogor. Berdasarkan analisis lingkungan eksternal, maka dapat disimpulkan bahwa restoran Pecel Lele Lela Bogor memiliki dua belas faktor kritis yang terdiri dari enam peluang dan lima ancaman. Peluang yang dimiliki oleh restoran Pecel Lele Lela Bogor adalah letak kota Bogor yang strategis, laju pertumbuhan penduduk kota Bogor, perubahan gaya hidup masyarakat, peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat, daya tawar pemasok rendah dan adanya perkembangan kemajuan teknologi. Ancaman yang dihadapi oleh restoran Pecel Lele Lela Bogor adalah tingkat persaingan dalam industri restoran tinggi, serbuan waralaba asing, kenaikan harga bahan baku, banyaknya produk substitusi (pengganti), kekuatan tawar menawar konsumen tinggi dan hambatan masuk industri rendah. 6.3 Identifikasi Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman Berdasarkan analisis terhadap lingkungan internal dan lingkungan eksternal pada restoran Pecel Lele Lela Bogor, maka dapat diidentifikasi beberapa faktor yang dapat menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman adalah: Kekuatan Kekuatan yang dapat diidentifikasi dari Pecel Lele Lela di Bogor berdasarkan bauran pemasaran 7P adalah: 1) Pecel Lele Lela memiliki keunggulan yang khas yang membedakan dari para pesaingnya. Keunikan dan cita rasa yang khas telah mendapat pengakuan dari berbagai pihak, hal tersebut dibuktikan dengan penghargaan pada tahun 2010 dari Kementrian Perikanan dan Kelautan RI sebagai usaha mengenalkan lele

16 paling inovatif. Kelezatan cita rasa khas produk restoran Pecel Lele Lela di Bogor merupakan alasan utama para pelanggan restoran Pecel Lele Lela di Bogor untuk berkunjung ke restoran ini. 2) Restoran Pecel Lele Lela di Bogor mempunyai lokasi yang cukup strategis. Hal ini terlihat dari lokasi Pecel Lele Lela Bogor yang dekat dengan pusat perbelanjaan, perkantoran, pendidikan dan permukinan serta akses transportasi yang beroperasi 24 jam, sehingga lebih terjangkau oleh konsumen. Selain itu, lokasi restoran Pecel Lele Lela Bogor juga dekat dengan perolehan bahan baku, seperti ikan, ayam, sayuran dan buah-buhan sehingga memudahkan restoran Pecel Lele Lela Bogor dalam hal pemenuhan bahan baku. 3) Bahan baku yang dipergunakan sepenuhnya adalah bahan baku lokal. Hal ini tentunya akan menghemat biaya dibandingkan jika bahan baku yang digunakan merupakan bahan baku impor. Selain murah, bahan baku lokal juga lebih terjamin ketersediannya dan mudah didapatkan dibandingkan bahan baku impor. 4) Pecel Lele Lela Bogor menawarkan produk yang bermutu (aman dan layak untuk dikonsumsi). Hal ini terlihat dari proses produksi restoran Pecel Lele Lela Bogor yang telah melakukan standarisasi pada bahan baku, proses dan produk. Standarisasi bahan baku ditentukan agar bahan baku yang masuk terjamin kualitasnya. Standarisasi proses ditetapkan agar proses produksi berjalan sesuai dengan Prosedur Operasional Baku (POB), pembuatan produk harus sesuai dengan resep yang telah ditentukan. Sedangkan standarisasi produk dilakukan untuk menjamin konsistensi rasa, aroma, tekstur produk dan lain-lain. Selain itu, restoran Pecel Lele Lela Bogor juga mempunyai kemasan yang aman, merek dan label yang jelas sesuai dengan ketetapan Pecel Lele Lela pusat. 5) Adanya potongan harga khusus pada restoran Pecel Lele Lela Bogor seperti paket Rp yang dimulai dari jam WIB setiap hari serta makan gratis sepuasnya bagi yang sedang berulang tahun dan yang memiliki nama LELA merupakan salah satu faktor yang membuat konsumen ingin datang ke restoran Pecel Lele Lela Bogor.

17 6) Pecel Lele Lela merupakan pelopor restoran lele modern dengan inovasi produk olahan lele yang terjamin kualitas dan rasanya yang merupakan restoran pecel lele pertama di Indonesia. 7) Restoran Pecel Lele Lela Bogor memiliki layanan delivery order yang memudahkan konsumen untuk tetap menikmati Pecel Lele Lela walaupun berada di restoran atau tidak berada di restoran Pecel Lele Lela Bogor. Produk Pecel Lele Lela Bogor pun dapat dipesan dalam jumlah banyak untuk cara tertentu seperti rapat dan lain-lain. 8) Pecel Lele Lela Bogor memiliki area parkir yang memadai yang dapat menampung mobil dan motor Kelemahan Kelemahan yang dapat diidentifikasi dari restoran Pecel Lele Lela Bogor semuanya berasal dari bauran pemasaran 7P. Kelemahan yang dimiliki oleh restoran Pecel Lele Lela adalah : 1) Restoran Pecel Lele Lela Bogor belum mempunyai sertifikasi halal dari BPOM. Sertifikat halal ini menyangkut kepercayaan yang diberikan kepada konsumen akan keamanan dan kehalalan suatu produk karena mempunyai produk yang bersertifikat merupakan kekuatan yang harus dimiliki oleh suatu restoran atau rumah makan dalam menarik konsumen. Selain itu, Indonesia juga merupakan salah satu negara yang mempunyai mayoritas agama islam terbesar di dunia. Oleh karena itu, mempunyai sertifikat halal menjadi sangat penting bagi usaha yang bergerak dalam bisnis makanan karena penyangkut kepercayaan dan keamanan terhadap suatu produk yang ditawarkan kepada konsumen. 2) Kegiatan promosi yang dilakukan Pecel Lele Lela Bogor dalam menarik konsumen masih kurang gencar. Hal ini terlihat dari masyarakat sekitar kota Bogor yang belum mengetahui keberadaan dari restoran Pecel Lele Lela Bogor. Selain itu, restoran Pecel Lele Lela Bogor juga untuk saat ini tidak menggunakan seluruh media untuk memasarkan produknya sehingga bisa lebih dikenal di masyarakat sekitar kota Bogor. Memasarkan produknya

18 restoran Pecel Lele Lela Bogor hanya menggunakan media jejaring sosial seperti facebook dan promosi dari mulut ke mulut saja. 3) Menu yang disajikan masih kurang variatif. Hal ini dikarenakan Pecel Lele Lela Bogor belum mendapatkan ide produk/makanan apa yang sekiranya baru, inovatif dan dapat menarik minat konsumen namun dengan harga termasuk murah Peluang Peluang yang diidentifikasi dari restoran Pecel Lele Lela Bogor berdasarkan lingkungan jauh dan lingkungan industri, diantaranya adalah : 1) Peluang yang dimiliki oleh restoran Pecel Lele Lela Bogor dalam usaha bisnis restoran adalah permintaan yang cukup tinggi. Permintaan yang cukup tinggi dapat dilihat dari jumlah penduduk kota Bogor yang terus meningkat setiap tahunnya (Tabel 2), peningkatan jumlah penduduk akan berpengaruh pada daya beli masyarakat akan suatu produk. selain itu permintaan yang cukup tinggi juga dipengaruhi oleh perubahan pola konsumsi masyarakat akan pangan dan pergeseran gaya hidup masyarakat kearah modern dan peningkatan daya beli masyarakat. Selain itu, pola hidup masyarakat yang sering makan diluar rumah sehingga intensitas membeli makanan dan minuman direstoran menjadi meningkat. 2) Kemajuan teknologi baik teknologi produksi maupun teknologi informasi juga merupakan peluang bagi restoran Pecel Lele Lela Bogor dalam memasarkan produknya sehingga bisa lebih dikenal di kalangan masyarakat. Kemajuan produksi, seperti penggunaan alat-alat produksi yang baik akan memudahkan dalam proses pembuatan hidangan, baik makanan maupun minuman yang ditawarkan. Pemanfaatan teknologi dan informasi harus dilakukan secara optimal untuk membantu operasional restoran Pecel Lele Lela Bogor dalam menjalankan usahanya. Selain itu, kemajuan informasi seperti kemudahan dalam mengakses informasi melalui internet akan memudahkan konsumen Pecel Lele Lela diluar kota Bogor mengetahui informasi yang dibutuhkannnya. Oleh karena itu, restoran Pecel Lele Lela Bogor harus bisa memanfaatkan teknologi yang ada untuk menarik konsumen baru maupun

19 mempertahankan konsumen lama karena kemajuan suatu perusahaan tergantung dari kepuasan konsumen terhadap restoran tersebut. 3) Kekuatan tawar menawar pemasok yag dihadapi oleh restoran Pecel Lele Lela Bogor dapat dikatakan kecil. Hal ini dikarenakan tingkat ketergantungan restoran terhadap pemasok tidak terlalu besar yang disebabkan oleh banyaknya jumlah pemasok yang ada, sehingga restoran dapat memilih alternatif terbaik. Para pemasok tidak dapat menekan pihak restoran dengan menaikkan harga sesukanya, karena perusahaan dapat mencari pemasok lain dengan tawaran harga yang lebih baik Ancaman Ancaman yang diidentifikasi dari restoran Pecel Lele Lela Bogor berdasarkan lingkungan jauh dan lingkungan industri, diantaranya adalah : 1) Persaingan yang cukup tinggi yang dihadapi oleh restoran Pecel Lele Lela Bogor dapat dilihat dari semakin banyaknya jumlah restoran dan rumah makan yang ada di kota Bogor (Tabel 1) yang mengakibatkan kekuatan tawar menawar konsumen menjadi tinggi karena banyaknya pilihan restoran. Dalam menghadapi persaingan yang cukup tinggi diantara banyaknya restorang yang ada di kota Bogor, restoran Pecel Lele Lela Bogor harus bisa menawarkan sesuatu yang beda dan menarik untuk para konsumennya sehingga konsumen tersebut akan tertarik untuk berkunjung ke restoran Pecel Lele Lela Bogor. 2) Banyaknya produk subtitusi yang diakibatkan oleh restoran lain yang menawarkan jenis produk yang relatif sama dan mengincar segmen pasar yang sama pula sehingga konsumen dihadapkan pada berbagai pilihan produk untuk memenuhi kebutuhan akan pangannya. 3) Kenaikan harga kebutuhan pokok (bahan baku) dan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) juga merupakan ancaman bagi restoran Pecel Lele Lela Bogor dalam dunia bisnis restoran. Kenaikan harga bahan baku akan berpengaruh pada harga jual akan produk sehingga akan mengakibatkan harga jual menjadi tinggi dan menyebabkan menurunnya daya beli masyarakat akan suatu produk sehingga masyarakat akan berpikir kembali untuk makan di restoran.

20 4) Serbuan waralaba asing yang akan mempengaruhi selera dan gaya hidup masyarakat. Hal ini terkait dengan persepsi sebagian besar masyarakat yang menganggap produk asing lebih baik mutunya dan merupakan prestise bila mengkonsumsi makanan asing. 5) hambatan masuk industri ini rendah dikarenakan siapa saja yang memiliki keinginan dan kemampuan dapat membuka atau mendirikan usaha restoran. Hal ini yang menyebabkan julah usaha restoran selalu meningkat. 6.4 Formulasi Alternatif Strategi Pemasaran Setelah mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman, selanjutnya dilakukan perumusan strategi. Perumusan strategi meliputi tiga tahapan yaitu tahap masukan, tahap pencocokan dan tahap pengambilan keputusan Tahap Masukan Tahap masukan merupakan tahap untuk memasukkan hasil analisis dan identifikasi terhadap kondisi lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Hasil analisis dan identifikasi lingkungan internal berupa kekuatan dan kelemahan akan disusun kedalam matriks IFE. Hasil analisis dan identifikasi kodisi internal dan eksternal berupa peluang dan ancaman akan disusun kedalam matriks EFE. 1. Analisis Matriks IFE Matriks IFE menggambarkan kondisi internal perusahaan yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan yang dihitung berdasarkan rating dan bobot yang diambil kuesioner Manajer Operasional dari Pecel Lele Lela Bogor dan beberapa orang karyawannya. Tabel 9 menunjukkan matriks IFE yang menganalisis 11 faktor sukses kritis yang terdiri dari delapan kekuatan dan tiga kelemahan.

21 Tabel 9. Hasil Analisis Matriks IFE Faktor Internal Bobot Rating Skor 1.Kelezatan cita rasa makanan 0, Lokasi cukup strategis Bahan baku murni lokal 0, Mutu/kualitas produk terjaga 0, Terdapat potongan harga khusus 0, Merupakan pelopor pecel lele modern 0, Memiliki layanan delivery order 0, Area parkir memadai 0, Kurangnya kegiatan promosi 0, Menu yang di sajikan kurang variatif 0, Belum memiliki sertifikasi halal dari BPOM 0, Total Sumber:Pecel Lele Lela Bogor, 2011 Berdasarkan hasil analisis matriks IFE pada Tabel 9, menunjukkan bahwa faktor yang menjadi kekuatan utama perusahan adalah lokasi restoran yang cukup strategis dengan nilai tertimbang tertinggi sebesar 0,234 hal ini dikarenakan pemilihan tempat yang sudah tepat. Lokasi pecel lele lela sangat strategis sehingga mudah dijangkau, selain itu lokasi pecel lele lela juga berdekatan dengan tempat tempat makan lain seperti bogor permai, burger klenger dan ruko lain seperti salon, toko buah dan lain-lain sehingga dapat menarik minat konsumen. Kelemahan utama dari Pecel Lele Lela Bogor adalah kurangnya kegiatan promosi dengan nilai tertimbang terkecil sebesar 0,069 hal ini dikarenakan promosi yang dilakukan belum optimal yaitu hanya melalui media facebook dan dari mulut ke mulut saja. Hal ini menunjukkan bahwa Pecel Lele Lela Bogor memiliki posisi internal yang kuat karena telah mampu menggunakan kekuatan dan mengatasi kelemahan dengan cukup baik. 2. Analisis Matriks EFE Matriks EFE menggambarkan kondisi eksternal perusahaan yang terdiri dari peluang dan ancaman yang dihitung berdasarkan bobot yang diambil

22 kuesioner dari satu orang yaitu Manajer Operasional dari Pecel Lele Lela Bogor. Tabel 10 menunjukkan matriks EFE yang menganalisis 12 faktor sukses kritis yang terdiri dari enam peluang dan enam ancaman. Tabel 10. Hasil Analisis Matriks EFE Faktor Eksternal Bobot Rating Skor 1.Letak kota Bogor yang strategis Laju pertumbuhan penduduk kota Bogor Perubahan gaya hidup masyarakat Peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat Daya tawar menawar pemasok rendah Perkembangan kemajuan teknologi Tingkat persaingan dalam industri restoran tinggi Serbuan waralaba asing Kenaikan harga bahan baku Banyaknya produk substitusi/pengganti Kekuatan tawar-menawar konsumen tinggi Hambatan masuk industri rendah Total Berdasarkan hasil analisis matriks EFE pada Tabel 10 menunjukkan bahwa faktor yang menjadi peluang utama perusahaan adalah perubahan gaya hidup masyarakat yang cenderung makan di luar rumah dan mulai beralih ke makanan-makanan yang yang lebih alami, dengan perolehan nilai tertimbang tertinggi sebesar 0,348 sedangkan ancaman utama adalah tingkat persaingan dalam industri restoran tinggi dengan semakin banyaknya pertumbuhan rumah makan yang menyajikan berbagai hidangan terutama ikan lele sehingga menjadi penghambat pertumbuhan restoran pecel lele lela dengan perolehan nilai tertimbang terkecil sebesar 0,098. Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 10 maka dapat diperoleh total bobot skor sebesar Hal ini menunjukkan bahwa Pecel Lele Lela Bogor telah mampu merespon faktor eksternal dan memanfaatkan peluang untuk mengatasi ancaman.

23 6.4.2 Tahap Pencocokan Tahap pencocokan merupakan tahap untuk merumuskan strategi berdasarkan hasil analisis dan identifikasi akan kondisi lingkungan internal dan eksternal perusahaan yang telah terkumpul. Pada tahap pencocokan model yang digunakan dalam perumusan strategi adalah matriks Strength-Weakness- Opportunities-Threat (SWOT). Berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang diperoleh melalui audit internal dan eksternal, dapat diformulasikan alternatif strategi yang diambil. Pendekatan matriks SWOT memberikan berbagai alternatif strategi yaitu strategi S-O, strategi S-T, strategi W-T dan strategi W-O. Formulasi strategi ini dapat dilihat sebagai berikut: Strategi S-O (Strength-Opportunity) Strategi S-O adalah strategi yang memanfaatkan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk dapat meraih peluang yang ada guna mendapatkan keuntungan bagi perusahaan. Alternatif strategi yang dapat dilakukan pada strategi S-O, yaitu perbaikan suasana dan kenyamanan restoran. Segmentasi pasar restoran Pecel Lele Lela Bogor merupakan konsumen dengan keadaan ekonomi menengah keatas. Konsumen seperti ini bersedia membayar lebih untuk kepuasan dan prestise, sehingga lebih mengutamakan kenyamanan dan suasana tempat. Restoran dapat memanjakan konsumen yang datang penambahan interior seperti kursi sofa kemudian tempat duduk lesehan, restoran juga dapat menyajikan musik melalui kaset atau live music pada saat-saat tertentu. Hal ini didukung pula dengan lokasi perusahaan yang strategis berada di kawasan pertokoan dan dekat dengan pusat perbelanjaan, serta terletak disalah satu jalan protokol kota Bogor. Strategi S-T (Strength-Threat) Strategi S-T merupakan strategi yang menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk menghindari ancaman yang akan dihadapi. Kekuatan yang dimiliki oleh Pecel Lele Lela di Bogor adalah kelezatan citarasa makanan, bahan baku murni lokal, mutu dan kualitas produk terjaga, merupakan pelopor restoran pecel lele yang dihubungkan dengan ancaman yang akan dihadapi

24 restoran Pecel Lele Lela di Bogor, seperti persaingan yang cukup tinggi dan kenaikan harga kebutuhan pokok (bahan baku), maka alternatif yang dapat dilakukan pada strategi S-T, yaitu strategi pengembangan produk. Semakin banyak restoran atau rumah makan yang ada di kota Bogor akan menjadikan situasi pasar diliputi persaingan yang semakin meningkat. Masalah yang ditimbulkan juga semakin banyak apalagi jika ditambah dengan selera konsumen yang mudah berubah, persaingan teknologi baru, daur hidup produk yang makin pendek, maka untuk meningkatkan penjualan, strategi pengembangan produk dapat dilakukan oleh restoran Pecel Lele Lela di Bogor. Strategi yang dapat dilakukan oleh restoran Pecel Lele Lela di Bogor adalah menciptakan produk baru pada tingkatan harga yang berbeda akan tetapi dengan kualitas yang relatif sama. Akan tetapi, untuk menghasilkan satu atau lebih gagasan yang baik restoran Pecel Lele Lela harus mulai dengan banyak gagasan tentang produk baru. Selain itu, restoran Pecel Lela Lela di Bogor juga harus memperhatikan biaya karena biaya pengembangan dan peluncuran untuk masing-masing produk akan meningkat tinggi terutama dalam biaya produksi, periklanan dan distribusi serta harus mengajukan permohonan persetujuan dari pihak franchisor. Strategi W-O (Weakness-Opportunity) Strategi W-O merupakan strategi yang menggunakan peluang yang ada untuk mengatasi kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan. Adapun kelemahan yang dapat diidentifikasi dari restoran Pecel Lele lela di Bogor adalah belum mempunyai sertifikat halal dari BPOM dan belum gencarnya kegiatan promosi yang dilakukan oleh restoran Pecel Lele Lela di Bogor dan peluang yang dapat diraih oleh restoran Pecel Lele Lela di Bogor permintaan yang cukup tinggi dan kemajuan teknologi baik teknologi produksi maupun teknologi informasi, maka alternatif strategi yang dapat dilakukan pada strategi W-O, yaitu meningkatkan promosi. Kegiatan promosi yang dilakukan oleh suatu perusahaan biasanya merupakan komponen prioritas dari kegiatan pemasaran lainnya. Dengan adanya promosi maka konsumen akan mengetahui bahwa perusahaan meluncurkan produk baru yang akan menggoda konsumen untuk melakukan kegiatan

25 pembelian. Kegiatan promosi sangat erat kaitannya dengan penyebaran informasi untuk disampaikan ke konsumen. Kegiatan promosi yang bisa dilakukan oleh restoran Pecel Lele Lela di Bogor untuk meningkatkan penjualan dan menarik konsumen, diantaranya adalah mempromosikan restoran Pecel Lele Lela melalui media cetak dan media elektronik. Kegiatan promosi melalui media cetak, dapat dilakukan restoran Pecel lele Lela di Bogor melalui surat kabar (koran) lokal dan majalah. Keunggulan dari memasang iklan di surat kabar (koran) adalah fleksibel, tepat waktu, cakupan pasarnya cukup luas dan terpercaya. Akan tetapi kelemahan yang akan dihadapi oleh restoran Pecel Lele Lela di Bogor apabila memasang iklan di surat kabar (koran) adalah waktunya sangat singkat. Keunggulan memasang iklan di majalah adalah selektivitas geografis, demografis tinggi dan umur iklan relatif panjang. Akan tetapi, kelemahan memasang iklan di majalah adalah waktu tunggu pembelian iklan cukup tinggi dan biayanya cukup mahal. Kegiatan promosi melalui media eletronik, dapat dilakukan restoran Pecel Lele Lela di Bogor melalui radio. Keunggulan memasang iklan di radio adalah selektivitas geografis, demografis dan biayanya cukup murah. Akan tetapi, kelemahannya adalah radio hanya bersifat audio, sehingga perhatian konsumen akan relatif rendah dibandingkan melalui website. Selain itu, promosi yang dapat dilakukan oleh pihak restoran Pecel Lele Lela di Bogor yaitu mengadakan program paket hemat pelajar, pemberian diskon pada moment tertentu seperti hari libur nasional dan pemberian diskon terhadap jumlah pemesanan tertentu serta menjadi sponsor acara atau event-event tertentu seperti acara-acara disekolah ataupun universitas. Strategi W-T (Weakness-Threat) Strategi W-T merupakan strategi yang berusaha untuk meminimalisasi kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan untuk menghindari ancaman. Kelemahan yang dimiliki oleh restoran Pecel Lele Lela di Bogor adalah belum mempunyai sertifikat halal dari BPOM dan belum gencarnya kegiatan promosi yang dilakukan oleh restoran Pecel Lele Lela di Bogor yang dihubungkan dengan ancaman yang akan dihadapi, seperti persaingan yang cukup tinggi dan kenaikan

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian untuk Penilaian Penentuan Bobot dan Rating Faktor Strategis Internal dan Eksternal Restoran Pecel Lele Lela, Bogor.

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian untuk Penilaian Penentuan Bobot dan Rating Faktor Strategis Internal dan Eksternal Restoran Pecel Lele Lela, Bogor. LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner Penelitian untuk Penilaian Penentuan Bobot dan Rating Faktor Strategis Internal dan Eksternal Restoran Pecel Lele Lela, Bogor. ANALISIS STRATEGI PEMASARAN RESTORAN PECEL

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini makanan bukan hanya kebutuhan melainkan juga menjadi bagian dari gaya hidup seseorang. Peningkatan minat masyarakat untuk mengunjungi restoran disebabkan oleh

Lebih terperinci

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik dan hukum serta sosial budaya. Sedangkan lingkungan

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM RESTORAN

V GAMBARAN UMUM RESTORAN V GAMBARAN UMUM RESTORAN 5.1 Sejarah Pendirian Perusahaan Pecel Lele Lela didirikan pertama kali oleh Bapak Rangga Umara pada tahun 2006 di Kalimalang Jakarta. Merek Pecel Lele Lela merupakan singkatan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN & SARAN

BAB VI KESIMPULAN & SARAN BAB VI KESIMPULAN & SARAN 6. Kesimpulan berikut: Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai. Faktor-faktor yang dianggap penting oleh konsumen dalam pemilihan restaurant

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Faktor-faktor yang dipentingkan konsumen dalam memilih gerai pizza

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, didapatkan kesimpulan sebagai berikut: 1. Hal-hal yang dianggap penting oleh konsumen dalam memilih rumah makan dapur

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Konsumen

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Konsumen HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Konsumen Karakteristik konsumen RM Wong Solo yang diamati dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, pekerjaan, dan penerimaan per bulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wikipedia merupakan istilah umum untuk menyebut usaha yang menyajikan

BAB I PENDAHULUAN. Wikipedia merupakan istilah umum untuk menyebut usaha yang menyajikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Arti dari rumah makan menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indon esia) adalah kedai tempat makan (menjual makanan). Rumah makan menurut Wikipedia merupakan istilah umum

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1. Sejarah dan Perkembangan Waroeng Taman Waroeng Taman berdiri pada tanggal 5 Mei 2001. Waroeng Taman merupakan jenis usaha perorangan dengan nama pemilik Ibu Dwi Jayanti

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan dari hasil pengolahan data dan analisis maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Hal-hal yang dianggap penting oleh konsumen: - Penyajian

Lebih terperinci

BAB V ANALISA. terbanyak dalam segmen ini adalah sebagai wiraswasta dengan pendapatan

BAB V ANALISA. terbanyak dalam segmen ini adalah sebagai wiraswasta dengan pendapatan BAB V ANALISA 5.1 Analisis Segmentasi Segmentasi berdasarkan variabel demografi dengan analisis klaster pada bab sebelumnya terbentuk 3 klaster, berdasarkan variabel gaya hidup juga terbentuk 3 klaster,

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6-1 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Dari hasil pengumpulan data, pengolahan data dan analisa maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Terdapat 6 faktor yang

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1 Sejarah Perusahaan Restoran Karimata merupakan usaha perseorangan yang didirikan oleh Bapak Agung Eko Widodo pada tanggal 22 Desember 2008. Restoran ini pertama kali didirikan

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 1. Variabel yang dianggap penting oleh konsumen dalam memilih Rumah Makan Taliwang adalah sebagai berikut: Variasi menu makanan yang disajikan (Variabel 1) Variasi

Lebih terperinci

VIII ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN IMPLIKASI ALTERNATIF BAURAN PEMASARAN

VIII ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN IMPLIKASI ALTERNATIF BAURAN PEMASARAN VIII ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN IMPLIKASI ALTERNATIF BAURAN PEMASARAN 8.1 Implikasi Alternatif Bauran Pemasaran Hasil dari analisis kepuasan dan loyalitas konsumen berimplikasi terhadap strategi bauran

Lebih terperinci

(Diferentiated Marketing)

(Diferentiated Marketing) BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DEPOT RAWON SETAN DALAM MEMPERTAHANKAN KONSUMEN A. Implementasi Strategi Pemasaran Depot Rawon Setan 1. Analisis Strategi Pemasaran yang Membeda-bedakan

Lebih terperinci

Kabupaten. ribu jiwa. 148,6 ribu. Gambar 1. dari. kebutuhan

Kabupaten. ribu jiwa. 148,6 ribu. Gambar 1. dari. kebutuhan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Gresik adalah sebuah daerah yang memiliki luas 1.191,25 km² di Jawa Timur. Gresik dikenal sebagai salah satu kawasan industri utama di Jawa Timur. Penduduk Kabupaten

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN VI. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Sejarah dan Perkembangan Restoran Karimata Restoran Karimata didirikan pada tanggal 22 Desember 2008 oleh Bapak Agung Eko Widodo di wilayah Sentul Selatan. Restoran

Lebih terperinci

VI. ANALISIS LINGKUNGAN DAN PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SATE SOP KAMBING

VI. ANALISIS LINGKUNGAN DAN PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SATE SOP KAMBING VI. ANALISIS LINGKUNGAN DAN PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SATE SOP KAMBING 6.1 Analisis Lingkungan Usaha Kecil Menengah Sate Sop Kambing Usaha kecil menengah mempunyai peran yang strategis dalam

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Pemasaran dipandang sebagai fungsi bisnis yang bertugas untuk mengenali kebutuhan dan keinginan pelanggan, menentukan pasar sasaran mana yang akan

Lebih terperinci

Strategi Pemasaran Pada Usaha Kuliner Warung Pasta Margonda Raya Depok Dengan Analisis SWOT NPM :

Strategi Pemasaran Pada Usaha Kuliner Warung Pasta Margonda Raya Depok Dengan Analisis SWOT NPM : Strategi Pemasaran Pada Usaha Kuliner Warung Pasta Margonda Raya Depok Dengan Analisis SWOT Nama : Dewi Ratnasari NPM : 11210912 Fakultas / Jurusan : Ekonomi / Manajemen Latar Belakang Penelitian ini dilatarbelakangi

Lebih terperinci

BAB V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Restoran Restoran Ikan Bakar dalam Bambu Karimata terletak di Depan Pintu Tol Sentul Selatan 2 Grand Sentul City, baru didirikan pada tahun 2009

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Restoran Ayam Goreng Fatmawati Restoran Ayam Goreng Fatmawati pertama kali didirikan pada tahun 1986 di Jl. Sawojajar, Bogor oleh ibu Hj. Fatmawati.

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 1. Segmentation, Targetting dan Positioning penelitian 2010 - Segmentation, terdiri dari : a. Jenis Kelamin: Pria dan Wanita b. Umur : < 16 tahun - 30 tahun c.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi ini, persaingan bisnis menjadi sangat tajam, baik di pasar domestik maupun di pasar internasional atau global. Fenomena ini semakin menyadarkan

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Responden pada penelitian ini merupakan konsumen dari

Lebih terperinci

V GAMBARAN USAHA 5.1 Profil Rumah Makan Soto Banjar Waroeng Bumi Khatulistiwa 5.2 Sejarah Rumah Makan Soto Banjar Waroeng Bumi Khatulistiwa

V GAMBARAN USAHA 5.1 Profil Rumah Makan Soto Banjar Waroeng Bumi Khatulistiwa 5.2 Sejarah Rumah Makan Soto Banjar Waroeng Bumi Khatulistiwa V GAMBARAN USAHA 5.1 Profil Rumah Makan Soto Banjar Waroeng Bumi Khatulistiwa Rumah makan Soto Banjar Waroeng Bumi Khatulistiwa merupakan rumah makan yang menawarkan aneka makanan bercitarasa khas dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minat untuk mengunjungi suatu tempat didasari dari rencana konsumen untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen untuk berkunjung ke

Lebih terperinci

VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI

VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI 7.1. Identifikasi Faktor Internal Berdasarkan aspek-aspek yang ditinjau untuk mengidentifikasi faktor kekuatan dan kelemahan internal perusahaan antara lain: faktor

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan yang terpenting setelah udara dan air, serta merupakan salah satu kebutuhan primer manusia yang harus segera terpenuhi untuk mempertahankan kelangsungan

Lebih terperinci

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik 96 BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik Analisis lingkungan membantu perusahaan dalam menentukan langkah strategi yang tepat dalam

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Restoran

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Restoran II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Restoran (Marsum 2009 dalam Firbani 2006) menjelaskan bahwa, restoran adalah suatu tempat atau bangunan yang diorganisasikan secara komersial, yang menyelenggarakan pelayanan dengan

Lebih terperinci

BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI. oleh perusahaan. Pengidentifikasian faktor-faktor eksternal dan internal dilakukan

BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI. oleh perusahaan. Pengidentifikasian faktor-faktor eksternal dan internal dilakukan 144 BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI 7.1 Analisis Matriks EFE dan IFE Tahapan penyusunan strategi dimulai dengan mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan serta kekuatan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsep makanan siap saji (fast food) dan restoran atau rumah makan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. konsep makanan siap saji (fast food) dan restoran atau rumah makan. Hal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini dunia usaha dalam bidang kuliner di Indonesia telah berkembang dengan pesat. Baik usaha baru, usaha yang sudah ada kemudian melakukan ekspansi, maupun

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Setelah melakukan pengolahan data dan analisis pada bab sebelumnya, maka diperoleh beberapa kesimpulan antara lain: 1. Faktor faktor yang dianggap penting oleh

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN Bab 6 Kesimpulan dan Saran BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam memilih produk ice

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. harus dihadapi dengan kesiapan yang matang dari berbagai faktor-faktor

BAB 1 PENDAHULUAN. harus dihadapi dengan kesiapan yang matang dari berbagai faktor-faktor BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi, perdagangan bebas menjadi suatu fenomena yang harus dihadapi dengan kesiapan yang matang dari berbagai faktor-faktor prooduksi yang dimiliki perusahaan.

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 6.1.1 Atribut yang dianggap penting oleh pelanggan BSW Mart Skala peringkat untuk tingkat kepentingan suatu atribut menggunakan skala 4 titik (1,2,3,4). Rata-rata

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1 Sejarah Restoran Obonk Steak & Ribs Kota Bogor Restoran Obonk Steak & Ribs Kota Bogor berdiri pada tanggal 19 Agustus 2005 oleh pemiliknya Andi Eko Nugroho yang merupakan

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Sejarah dan Perkembangan Strawberry Cafe Strawberry Cafe beroperasi pertama kali pada tahun 2004 yang berlokasi di Tanjung Duren, Jakarta Barat. Restoran ini merupakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEBAHASAN A. Profil Perusahaan 1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan BAB IV HASIL DAN PEBAHASAN Rumah Makan Ullan merupakan salah satu rumah makan yang khusus menyediakan menu makanan laut yang memiliki cita rasa

Lebih terperinci

IX. ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN IMPLIKASI ALTERNATIF BAURAN PEMASARAN

IX. ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN IMPLIKASI ALTERNATIF BAURAN PEMASARAN IX. ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN IMPLIKASI ALTERNATIF BAURAN PEMASARAN 9.1. Hubungan Hasil Analisis Karateristik Umum dengan Kepuasan Secara Umum Variabel yang ingin diketahui hubungannya dengan variabel

Lebih terperinci

Lampiran 1. Daftar pertanyaan dan kuesioner wawancara penelitian. DAFTAR PERTANYAAN dan KUESIONER WAWANCARA PENELITIAN

Lampiran 1. Daftar pertanyaan dan kuesioner wawancara penelitian. DAFTAR PERTANYAAN dan KUESIONER WAWANCARA PENELITIAN LAMPIRAN 77 Lampiran. Daftar pertanyaan dan kuesioner wawancara penelitian DAFTAR PERTANYAAN dan KUESIONER WAWANCARA PENELITIAN Judul : Kajian Strategi Pemasaran Sarana Transportasi Laut PT. PELNI di Kawasan

Lebih terperinci

4.1.2 Struktur Organisasi Milkfood Barokah

4.1.2 Struktur Organisasi Milkfood Barokah 30 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Milkfood Barokah Milkfood Barokah merupakan usaha mikro yang memiliki kegiatan usaha memproduksi minuman susu olahan. Milkfood Barokah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo yang tepatnya berada di Jln. MT Hariyono No. 196 depan Bank sulut Kota

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo yang tepatnya berada di Jln. MT Hariyono No. 196 depan Bank sulut Kota BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Café Double dipps dirikan pada tanggal 11 juli 2011 dibawah kepemilikian ibu Lisye Irawati, Café Double dipps merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB VII PERUMUSAN STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN KEPUASAN KONSUMEN

BAB VII PERUMUSAN STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN KEPUASAN KONSUMEN BAB VII PERUMUSAN STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN KEPUASAN KONSUMEN Berdasarkan hasil data dan mengenai karakteristik konsumen, analisis tingkat kepuasan konsumen terhadap mutu atribut dan pelayanan, maka

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 1. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hal-hal yang dianggap penting oleh pembeli di Apotek Budi adalah sebagai berikut : Obat-obatan yang dijual

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Jenis Restoran

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Jenis Restoran II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Jenis Restoran Restoran adalah salah satu jenis usaha pangan yang bertempat di sebagian atau seluruh bangunan permanen, dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 56 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa STP (Segmentasi, Target, Positioning) Dalam melakukan manajemen pemasaran diperlukan suatu analisa untuk mengetahui hal hal mengenai segmentasi konsumen, target

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepuasaan pelanggan untuk memaksimalkan laba dan menjaga. keberlangsungan perusahaanya. Hal ini juga untuk memberikan kepuasan

BAB I PENDAHULUAN. kepuasaan pelanggan untuk memaksimalkan laba dan menjaga. keberlangsungan perusahaanya. Hal ini juga untuk memberikan kepuasan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan yang menghasilkan barang dan jasa perlu menjaga kepuasaan pelanggan untuk memaksimalkan laba dan menjaga keberlangsungan perusahaanya. Hal ini juga untuk

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Bab 6 Kesimpulan Dan Saran 6-1 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 6.1.1 Faktor-faktor yang Dipentingkan Konsumen Dalam Memilih Tempat Pijat Reflexologi Dapat diketahui dari hasil penelitian yang

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kuesioner Penentuan Faktor Internal dan Eksternal Restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor

Lampiran 1. Kuesioner Penentuan Faktor Internal dan Eksternal Restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor LAMPIRAN 87 Lampiran 1. Kuesioner Penentuan Faktor Internal dan Eksternal Restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor ANALISIS STRATEGI PEMASARAN RESTORAN BAKSO SEHAT BAKSO ATOM BOGOR IDENTITAS RESPONDEN Nama

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1 Sejarah Perusahaan Restoran Bebek H. Slamet merupakan salah satu restoran tradisional yang menyajikan menu khusus bebek yang terdapat di Kota Bogor dan beralamat di Jalan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan pada kedai iga bakar Mang Opan, maka diperoleh beberapa kesimpulan, yaitu: 1. Hasil analisis lingkungan internal

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis pengolahan data, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut. 1. Dapat diketahui faktor eksternal dan internal Hotel

Lebih terperinci

PROPOSAL Kedai Goyang lidah PasundanPeluang Bisnis

PROPOSAL Kedai Goyang lidah PasundanPeluang Bisnis PROPOSAL Kedai Goyang lidah PasundanPeluang Bisnis makanan sunda dengan Investasi Rendah ANDA, bisa langsung mulai menjalankan Bisnis dan menjadi PENGUSAHA Info kedai sunda: Refi Eko Priyanto Jl. Cilendek

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN KONSUMEN

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN KONSUMEN V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN KONSUMEN 5.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Pia Apple Pie didirikan pada tanggal 28 September 1999 oleh tiga orang wanita yang telah lama bersahabat yaitu Dr. Baby

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI. menyajikan simpulan dan implikasi atas permasalahan mengenai kesadaran UKM

BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI. menyajikan simpulan dan implikasi atas permasalahan mengenai kesadaran UKM BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI Setelah melakukan penelitian, analisis dan pembahasan maka peneliti dapat menyajikan simpulan dan implikasi atas permasalahan mengenai kesadaran UKM kuliner rumah makan terhadap

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis, dapat disimpulkan bahwa: 1. Faktor faktor yang menurut konsumen penting dalam memilih suatu restoran atau tempat

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, didapatkan kesimpulan sebagai berikut: 1. Hal-hal yang dianggap penting oleh konsumen dalam memilih toko sepatu JK

Lebih terperinci

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

VI HASIL DAN PEMBAHASAN VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Analisis Lingkungan Internal Analisis lingkungan internal merupakan tahap untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan untuk menghadapi persaingan.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. 1. Strategi Komunikasi Pemasaran Player s Pool n Lounge

BAB IV ANALISIS DATA. 1. Strategi Komunikasi Pemasaran Player s Pool n Lounge 85 BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian 1. Strategi Komunikasi Pemasaran Player s Pool n Lounge Manajemen Player s Pool n Lounge menyusun sebuah strategi komunikasi pemasaran, dengan mengacu beberapa

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR

NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENJUALAN PRODUK JASA PARIWISATA DENGAN PENDEKATAN QUANTITATIVE STRATEGIC PLANNING MATRIX (QSPM) (Studi Kasus di CV. Delta Berlian Holiday) Diajukan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Daftar Wawancara Pemilik

LAMPIRAN. Daftar Wawancara Pemilik LAMPIRAN Daftar Wawancara Pemilik Manajemen Sumber Daya Manusia 1. Apakah anda sudah lama menjalankan usaha salon kecantikan tersebut? 2. Apa harapan anda terhadap kemajuan usaha salon anda? 3. Bagaimana

Lebih terperinci

7.1. Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja

7.1. Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja 2.000.000 sampai Rp 3.000.000, yaitu sebesar 11,11 persen, sementara pada tingkat pendapatan antara Rp 3.000.000 sampai Rp 4.000.000 memiliki persentase sebesar 15 persen. Kemudian responden yang memilki

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat ditandai dengan berkembangnya industri dan usaha kecil menengah yang ada di negara tersebut, semakin meningkat maka semakin

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. makan berdiri. Rumah makan intan didirikan oleh ibu Etik Latifah, rumah

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. makan berdiri. Rumah makan intan didirikan oleh ibu Etik Latifah, rumah BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Profil Rumah Makan Intan Jatibarang Seiring berjalannya waktu, bisnis rumah makan kian berkembang dan menjamurdi berbagai tempat, tidak terkecuali Jatibarang Brebes,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang sangat penting dalam bidang dagang atau apapun untuk memperkuat

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang sangat penting dalam bidang dagang atau apapun untuk memperkuat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan bisnis yang semakin pesat, pemasaran merupakan faktor yang sangat penting dalam bidang dagang atau apapun untuk memperkuat usaha yang kita

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Restoran Restoran adalah bangunan yang menetap dengan segala peralatan yang digunakan untuk proses pembuatan (pengolahan) dan penjualan (penyajian) makanan dan minuman bagi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Perekonomian di Kota Medan tahun 2000 didominasi oleh kegiatan perdagangan, hotel dan restoran sebesar 35,02 persen, yang disusul oleh sektor industri pengolahan sebesar

Lebih terperinci

VI PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN

VI PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN VI PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN Keputusan konsumen menurut Engel, dkk (1995) tidak muncul begitu saja melainkan melalui suatu proses yang terdiri dari lima tahapan, yaitu (1) pengenalan

Lebih terperinci

Kebutuhan. Keinginan. Pasar. Hubungan. Permintaan. Transaksi. Produk. Nilai & Kepuasan. Pertukaran

Kebutuhan. Keinginan. Pasar. Hubungan. Permintaan. Transaksi. Produk. Nilai & Kepuasan. Pertukaran Kebutuhan Pasar Keinginan Hubungan Permintaan Transaksi Produk Pertukaran Nilai & Kepuasan Memaksimumkan konsumsi Memaksimumkan utilitas (kepuasan) konsumsi Memaksimumkan pilihan Memaksimumkan mutu hidup

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 1. Faktor faktor yang dipentingkan oleh konsumen yaitu terdiri dari : Porsi minuman yang disajikan sesuai dengan harga dan kualitas Porsi makanan yang disajikan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Pemasaran Menurut Parkinson (1991), pemasaran merupakan suatu cara berpikir baru tentang bagaimana perusahaan atau suatu organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mengelola sebuah bisnis, hal yang perlu diperhatikan adalah bagaimana

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mengelola sebuah bisnis, hal yang perlu diperhatikan adalah bagaimana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan dunia saat ini, khususnya dunia bisnis yang berkembang semakin pesat. Maka diperlukan keahlian dalam mengelola suatu bisnis. Dalam mengelola sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia sangat penting untuk mengonsumsi protein yang berasal dari hewani maupun nabati. Protein dapat diperoleh dari susu, kedelai, ikan, kacang polong

Lebih terperinci

BISNIS CAMILAN JAGUNG, RENYAH DAN BANJIR UNTUNG

BISNIS CAMILAN JAGUNG, RENYAH DAN BANJIR UNTUNG BISNIS CAMILAN JAGUNG, RENYAH DAN BANJIR UNTUNG Menjadi salah satu tanaman pangan dunia, jagung yang memiliki nama biologi Zea Mays ini sekarang tak hanya dijadikan sebagai sumber karbohidrat bagi sebagian

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang telah dibahas pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan berdasarkan perumusan masalah

Lebih terperinci

IV. PEMBAHASAN. Perumnas adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berbentuk. perumahan yang layak bagi masyarakat menengah ke bawah.

IV. PEMBAHASAN. Perumnas adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berbentuk. perumahan yang layak bagi masyarakat menengah ke bawah. 27 IV. PEMBAHASAN 4.1 gambaran Umum perusahaan 4.1.1 Sejarah singkat Perusahaan Perumnas adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berbentuk Perusahaan Umum (Perum) dimana keseluruhan sahamnya dimiliki

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT SKRIPSI DEFIETA H34066031 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 RINGKASAN DEFIETA.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan suatu negara dapat tercermin dari perkembangan sektorsektor yang ada di dalamnya, baik di sektor ekonomi, politik, sosial, pariwisata, budaya, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. GAMBAR 1.1 Logo Bebek Kaleyo Sumber : 2016

BAB I PENDAHULUAN. GAMBAR 1.1 Logo Bebek Kaleyo Sumber :  2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Restoran Bebek Kaleyo merupakan bisnis keluarga yang bergerak di bidang makanan. Restoran ini dikelola oleh empat pemilik yang terdiri dari dua keluarga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi yang sesuai untuk Rumah Makan Ayam Goreng & Bakar Mang Didin Asgar yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN-II MERANCANG STRATEGI PEMASARAN. Oloan Situmorang, ST, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi Bisnis. Program Studi Manajemen

KEWIRAUSAHAAN-II MERANCANG STRATEGI PEMASARAN. Oloan Situmorang, ST, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi Bisnis. Program Studi Manajemen KEWIRAUSAHAAN-II Modul ke: 10 Fakultas Ekonomi Bisnis MERANCANG STRATEGI PEMASARAN Oloan Situmorang, ST, MM Program Studi Manajemen http://mercubuana.ac.id Pokok Bahasan 1. Makna pemasaran 2. Pengenalan

Lebih terperinci

Bisnis Keripik Singkong, Labanya Penuhi Kantong

Bisnis Keripik Singkong, Labanya Penuhi Kantong Bisnis Keripik Singkong, Labanya Penuhi Kantong Gurih dan renyahnya keripik singkong begitu banyak digemari masyarakat. Tak heran bila belakangan ini banyak pemula maupun pelaku bisnis camilan yang saling

Lebih terperinci

VII. FORMULASI STRATEGI

VII. FORMULASI STRATEGI VII. FORMULASI STRATEGI 7.1 Tahapan Masukan (Input Stage) Tahapan masukan (input stage) merupakan langkah pertama yang harus dilakukan sebelum melalui langkah kedua dan langkah ketiga didalam tahap formulasi

Lebih terperinci

Strategi Komunikasi Pemasaran

Strategi Komunikasi Pemasaran Strategi Komunikasi Pemasaran (Studi Kasus Pecel Lele Lela Cabang Margonda) Disusun Oleh: Nama : ARINI AYU NPM : 15809025 Jurusan : ILMU KOMUNIKASI Pembimbing : MUHAMMAD AKRAM S.IP., MPS. OUTLINE PENELITIAN

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN Bab 6 Kesimpulan dan Saran BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan tujuan dengan melihat hasil pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Roemah Kopi adalah sebuah cafe yang menggunakan konsep etnik Indonesia sehingga memberikan nuansa yang berbeda dan ini bisa menjadi daya tarik bagi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Bauran Pemasaran Marketing Mix merupakan kombinasi variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran, variabel yang dapat dikendalikan oleh perusahaan

Lebih terperinci

VI. ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN

VI. ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN VI. ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN 6.1. Analisis Lingkungan Internal Analisis internal perusahaan adalah proses identifikasi terhadap faktor- faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan usaha. Identifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat ketat ditandai dengan adanya berbagai usaha dilakukan untuk mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. sangat ketat ditandai dengan adanya berbagai usaha dilakukan untuk mendapatkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia industri makanan saat ini memasuki persaingan yang sangat ketat ditandai dengan adanya berbagai usaha dilakukan untuk mendapatkan simpati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ekonomi yang semakin cepat menimbulkan pesatnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ekonomi yang semakin cepat menimbulkan pesatnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi yang semakin cepat menimbulkan pesatnya persaingan usaha pada saat ini. Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi di Indonesia, maka secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pembelian (Lee et al., 2011). Zeithaml et al. (2013) berpendapat bahwa

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pembelian (Lee et al., 2011). Zeithaml et al. (2013) berpendapat bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Munculnya internet telah mengubah sudut pandang seluruh kalangan bisnis dari produsen hingga konsumen. Internet telah menciptakan peluang bagi perusahaan untuk lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri makanan dan minuman atau restoran merupakan salah satu bisnis yang menjanjikan. Karena pada dasarnya orang makan untuk dapat bertahan hidup sehingga

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Faktor-faktor yang dianggap penting oleh konsumen dalam memilih Rumah Makan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. 4.1 Aktivitas Yang Dilakukan Oleh Rumah Makan Spesial Sambal (SS)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. 4.1 Aktivitas Yang Dilakukan Oleh Rumah Makan Spesial Sambal (SS) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Aktivitas Yang Dilakukan Oleh Rumah Makan Spesial Sambal (SS) Rumah makan spesial sambal telah melakukan berbagai upaya dalam meningkatkan pelayanan agar tercapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan budaya pada masyarakat menandai berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan budaya pada masyarakat menandai berkembangnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kemajuan teknologi dan budaya pada masyarakat menandai berkembangnya zaman, begitu pula dengan perkembangan gaya hidup yang telah beralih dari kepentingan sekunder

Lebih terperinci

VIII. IDENTIFIKASI FAKTOR STRATEGIS. kelemahan PKPBDD merupakan hasil identifikasi dari faktor-faktor internal dan

VIII. IDENTIFIKASI FAKTOR STRATEGIS. kelemahan PKPBDD merupakan hasil identifikasi dari faktor-faktor internal dan VIII. IDENTIFIKASI FAKTOR STRATEGIS Faktor-faktor yang menjadi peluang dan ancaman serta kekuatan dan kelemahan PKPBDD merupakan hasil identifikasi dari faktor-faktor internal dan eksternal yang telah

Lebih terperinci