VI. ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "VI. ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN"

Transkripsi

1 VI. ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN 6.1. Analisis Lingkungan Internal Analisis internal perusahaan adalah proses identifikasi terhadap faktor- faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan usaha. Identifikasi lingkungan bisnis toko Rumah Durian Harum di Kalimalang, Jakarta Timur dilihat berdasarkan aspek pemasaran serta aspek sumberdaya dan infrastruktur perusahaan yang mencakup sumberdaya manusia, keuangan, serta produksi dan operasi Analisis Sumberdaya dan Infrastruktur Perusahaan Manajemen puncak Rumah Durian Harum dipegang oleh pemilik perusahaan. Kekuatan dalam manajemen Rumah Durian Harum terdapat pada kecakapan para pekerja dalam menjalankan usahanya. Kepercayaan yang diberikan oleh pemilik kepada setiap kepala toko sangat dimanfaatkan dengan baik oleh kepala toko di setiap cabangnya. Sistem kepercayaan ini yang memberikan keleluasaan kepada setiap kepala toko untuk mengelola setiap cabang Rumah Durian Harum, termasuk di Rumah Durian Harum Kalimalang. Sumberdaya modal yang digunakan untuk pendirian usaha Rumah Durian Harum Kalimalang berasal dari modal sendiri pemilik serta dari keuntungan yang diperoleh dari Rumah Durian Harum cabang lainnya. Dalam pengaturan laporan finansial, Rumah Durian Harum telah menggunakan sistem administrasi dan pembukuan. Dalam pengelolaan keuangan, pihak karyawan selalu menyetor laporan keuangan hasil penjualan dalam periode setiap hari dan laporan keuangan dalam periode setiap bulan. Sistem pemberian upah di Rumah Durian Harum Kalimalang juga dilakukan dalam periode setiap hari. Pemberian upah dilakukan setiap hari, pada saat toko selesai beroperasional. Dana untuk pemberian upah karyawan diambil dari hasil operasional toko di hari yang sama. Jumlah upah yang diberikan kepada setiap karyawan berbeda-beda berdasarkan posisi karyawan yang bersangkutan, yaitu berkisar antara 70 ribu rupiah sampai dengan 90 ribu rupiah per hari. 42

2 Saat ini Rumah Durian Harum Kalimalang telah mempekerjakan empat orang karyawan yang terdiri dari satu orang kepala toko, satu orang penanggung jawab administrasi, dan dua lainnya sebagai pramuniaga. Proses perekrutan karyawan di Rumah Durian Harum Kalimalang biasanya melalui proses perekrutan internal, yaitu karyawan yang telah bekerja terlebih dahulu yang biasanya merekomendasikan karyawan baru. Dalam proses perekrutannya, karyawan baru tidak dituntut untuk memiliki kualifikasi tertentu, hanya tingkah laku pekerja keras dan sifat kejujuran yang dibutuhkan sebagai karyawan di Rumah Durian Harum Kalimalang. Hal ini dikarenakan adanya pelatihan atau training bagi mereka karyawan baru. Materi yang diberikan dalam pelatihan meliputi pengetahuan dasar seputar komoditi durian serta sistem administrasi dasar. Selain itu, materi terpenting yang wajib dimiliki oleh karyawan Rumah Durian Harum Kalimalang adalah pengetahuan untuk dapat memilih durian yang berkualitas bagus. Jam kerja karyawan yang diterapkan di Rumah Durian Harum Kalimalang mengikuti jam operasional Rumah Durian Harum tersebut yaitu mulai pukul 10 pagi sampai dengan pukul 10 malam. Karyawan bekerja selama 12 jam dalam sehari dan 6 hari dalam seminggu. Untuk waktu libur atau cuti, karyawan diberikan kebebasan memilih waktu untuk dipakai libur atau cuti namun diluar hari libur dan sabtu maupun minggu Analisis Pemasaran Analisis aspek pemasaran akan dilihat dari bauran pemasaran yang meliputi analisis terhadap produk, harga, distribusi, dan promosi. Analisis produk berhubungan dengan macam produk, mutu/kualitas, merek, dan kemasan. Untuk analisis terhadap harga meliputi penetapan harga jual dan posisi harga di pasaran. Analisis terhadap distribusi meliputi saluran distribusi dan jumlah distributor. Sedangkan analisis terhadap promosi berkaitan dengan media promosi dan iklan. 1). Produk Produk yang ditawarkan Rumah Harum Durian Kalimalang berupa beberapa jenis komoditi durian diantaranya adalah durian medan, durian channe, durian kradum, durian monthong lokal, durian monthong impor. Diantara beberapa 43

3 durian tersebut yang termasuk durian impor adalah durian kradum, durian chanee, dan durian monthong. Selain beberapa jenis buah durian tersebut, Rumah Durian Harum juga menawarkan beberapa produk turunan dari buah durian, yaitu dodol durian, monthong frozen, pancake durian dan juga es krim durian. Untuk periode tertentu Rumah Durian Harum Kalimalang juga menyediakan beberapa produk dari komoditi selain durian, diantaranya adalah kelapa Bangkok dan rambutan Binjai. Rumah Durian Harum merupakan toko penyedia buah durian yang selalu mengedepankan kualitas. Hal ini dapat dilihat dalam sistem penjualannya yang hanya menjual produk yang berkualitas baik kepada setiap konsumennya. 2). Harga Pembentukan harga merupakan suatu kebijakan yang sangat berpengaruh terhadap perusahaan. Pada kasus Rumah Durian Harum, pembentukan harga ditentukan oleh pemilik dan bersifat mutlak. Setiap toko cabang hanya menerima harga dari pemilik toko. 3). Distribusi Bauran distribusi merupakan kegiatan perpindahan produk dari Rumah Durian Harum kepada konsumen. Distribusi produk dilakukan di setiap cabang toko Rumah Durian Harum, termasuk cabang yang di Kalimalang. Selain distribusi secara langsung di toko, Rumah Durian Harum juga mendistribusikan beberapa produk yang tidak memenuhi standar layak jual di toko kepada beberapa pedagang martabak di sepanjang jalan Kalimalang. Pedagang martabak di jalan Kalimalang dapat disebut pula sebagai konsumen tetap Rumah Durian Harum karena tingkat pembelian mereka bersifat continue. Dalam pemenuhan supply produk, setiap cabang memberikan prediksi jumlah produk yang dibutuhkan setiap harinya. Biasanya setiap kepala toko menghubungi gudang sehari sebelum toko beroperasional. 4). Promosi Salah satu yang terdapat dalam bauran pemasaran selanjutnya adalah bauran promosi. Promosi merupakan suatu kegiatan usaha yang diterapkan untuk memberitahu, mengenalkan, dan mempengaruhi konsumen mengenai 44

4 produknya. Kegiatan promosi yang dilakukan Rumah Durian Harum Kalimalang melalui personal, yaitu pengalaman seorang konsumen yang telah bekunjung ke Rumah Durian Harum Kalimalang diharapkan mampu meneruskan dan menceritakan pengalamannya terhadap produk yang ditawarkan di Rumah Durian Harum Kalimalang kepada rekan maupun anggota keluarga lainnya dengan tujuan agar dapat menjadi konsumen Rumah Durian Harum Analisis Lingkungan Eksternal Analisis faktor eksternal organisasi dilakukan dengan meninjau faktor- faktor di luar usaha untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi kecenderungankecenderungan yang berada di luar kontrol bisnis atau usaha yang dijalankan. Faktor tersebut dapat memberikan pengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap kelangsungan usaha. Analisis lingkungan eksternal mencakup analisis terhadap lingkungan jauh dan industri Lingkungan Jauh Lingkungan jauh perusahaan mencakup empat faktor penting, yaitu faktor politik, ekonomi, sosial, dan teknologi. 1). Politik Faktor politik, berkenaan dengan adanya peraturan-peraturan, undangundang, dan kebijakan pemerintah baik tingkat nasional, propinsi maupun daerah yang menentukan beroperasinya suatu perusahaan. Pada tahun 2011 Kementerian Pertanian RI akan memperketat proses impor buah yang termasuk kategori pangan segar. Sehingga secara tidak langsung pemerintah telah melakukan pembatasan terhadap impor buah dan hal tersebut menjadi ancaman bagi toko Rumah Durian Harum Kalimalang, Jakarta Timur dimana sebagian produk yang dipasarkan merupakan buah impor. Beberapa peraturan perkarantinaan yang tujuannya untuk melindungi produk pertanian lokal diantaranya adalah: 45

5 a). Permentan Nomor 88/2011 tentang Pengawasan Keamanan Pangan terhadap Pemasukan dan Pengeluaran Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT). b). Permentan Nomor 89/2011 tentang Persyaratan Teknis dan Tindakan Karantina Tumbuhan untuk Pemasukan Buah-buahan dan atau Sayuran Segar. c). SK Peraturan Menteri Nomor 89 Permentan OT 140/12/2011 tentang perubahan atas peraturan Menteri Pertanian Nomor 37 KPTpak 060/2006 tentang persyaratan teknis dan tindakan tentang karantina tumbuhan untuk pemasukan buah-buahan dan atau sayuran buah segar ke dalam wilayah RI. Pada Permentan tersebut dijelaskan pula empat tempat pos pemasukan buah dan hasil pertanian impor lainnya di tanah air, yakni Pelabuhan Belawan (Medan), Bandara Soekarno Hatta (Banten), Pelabuhan Tanjung Perak (Jatim) dan Pelabuhan Soekarno Hatta (Makassar). Pendirian suatu pasar tradisional, pusat perbelanjaan, dan atau toko modern harus memenuhi persyaratan ketentuan peraturan perundang-undangan dan harus melakukan analisa kondisi sosial ekonomi masyarakat, keberadaan pasar tradisional, dan UMKM yang ada di wilayah yang bersangkutan. Ketentuan tersebut berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern serta Perda DKI Jakarta Nomor 2 Tahun 2002 tentang Perpasaran Swasta. Kebijakan pemerintah tersebut merupakan salah satu upaya membina pengembangan industri dan perdagangan barang dalam negeri serta kelancaran distribusi barang sesuai dengan norma-norma keadilan, saling menguntungkan dan tanpa tekanan dalam hubungan antara pemasok barang dengan toko modern serta pengembangan kemitraan dengan usaha kecil, sehingga tercipta tertib persaingan dan keseimbangan kepentingan produsen, pemasok, toko modern dan konsumen. 46

6 2). Ekonomi Keadaan perekonomian secara agregat berimplikasi terhadap perkembangan suatu organisasi atau perusahaan atau kelompok usaha yang sedang beroperasi di suatu negara dan daya beli masyarakat. Jika perekonomian suatu negara relatif stabil maka akan mendukung kelancaran dan kinerja perusahaan tersebut, begitu pula sebaliknya. Perekonomian Indonesia pada tahun 2011 tumbuh sebesar 6,5 persen dibanding tahun Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga konstan pada tahun 2011 mencapai Rp 2.463,2 triliun, sedangkan pada tahun 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp 2.313,8 triliun dan Rp 2.178,9 triliun. Bila dilihat berdasarkan harga berlaku, PDB tahun 2011 naik sebesar Rp 990,8 triliun, yaitu dari Rp 6.436,3 triliun pada tahun 2010 menjadi sebesar Rp 7.427,1 triliun pada tahun 2011 (BPS 2011). Pertumbuhan ekonomi tersebut berpengaruh positif terhadap para pelaku usaha yang akan semakin mendapatkan iklim usaha yang kondusif dan akan menumbuhkan dunia usaha yang makin kompetitif. Pertumbuhan ekonomi Indonesia diiringi dengan peningkatan laju inflasi dimana pada tahun 2010 tingkat inflasi sebesar 3,91 persen meningkat menjadi 6,16 persen pada tahun 2011 (BPS 2011). Dampak negatif dari tingginya tingkat inflasi adalah kenaikan tarif sewa listrik dan sewa tempat serta bahan bakar minyak yang akhirnya akan meningkatkan biaya produksi usaha Rumah Durian Harum. 3). Sosial Perkembangan penduduk Indonesia cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun pada periode sebesar 1,60 persen (Tabel 11), sementara untuk penduduk DKI Jakarta laju pertumbuhan pada periode rata-rata sebesar 0,77 persen (Tabel 12). 47

7 Tabel 11. Perkembangan dan Laju Pertumbuhan Jumlah Penduduk Indonesia Periode Tahun Jumlah Penduduk (ribu jiwa) Laju Pertumbuhan Penduduk (%) , , , ,64 Rata-rata 1,60 Sumber: BPS (2011) Tabel 12. Perkembangan dan Laju Pertumbuhan Jumlah Penduduk DKI Jakarta Periode Tahun Jumlah Penduduk ( jiwa) Laju Pertumbuhan Penduduk (%) , , , ,40 Rata-rata 0,77 Sumber: BPS (2011) Pertambahan jumlah penduduk merupakan peluang bagi Rumah Durian Harum dalam hal perolehan profit dan pangsa pasar dengan beraneka ragamnya konsumen yang ada. Meningkatnya populasi penduduk berdampak pula pada meningkatnya permintaan masyarakat terhadap konsumsi makanan seperti terlihat pada Tabel 13. Tabel 13. Pengeluaran rata-rata per Kapita Sebulan Menurut Kelompok Barang, (Rupiah/Bulan) Tahun Rata-rata Bahan Makan Pertumbuhan/ (%) Makanan Bukan Makanan , ,92 Sumber: BPS (2011) 48

8 Secara keseluruhan pengeluaran rata-rata per kapita sebulan untuk konsumsi kelompok makanan di Indonesia pada periode lebih tinggi dari pada kelompok bahan bukan makan, yaitu sebesar 13,99 persen. Selain itu, pengeluaran rata-rata per kapita sebulan untuk kelompok bahan makanan buah-buahan pada periode tahun juga mengalami peningkatan setiap tahunnya dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 10,18 persen (BPS, 2011). Hal ini menunjukkan tingginya kesadaran masayarakat akan kebutuhan gizi demi kesehatan yang salah satunya dapat dipenuhi dengan cara mengkonsumsi buah-buahan. Besarnya pengeluaran untuk makanan termasuk buah-buahan menjadi peluang bagi toko Rumah Durian Harum untuk meningkatkan penjualan produk dengan tetap mengedepankan kualitas dan kuantitas buah durian dan produk turunannya serta pelayanan terbaik terhadap konsumen. 4). Teknologi Ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin berkembang memberikan kontribusi yang besar dan positif bagi keberlangsungan suatu usaha. Bagi Rumah Durian Harum, faktor teknologi merupakan peluang yang dapat dimanfaatkan dalam pelaksanaan kegiatan operasional sehari-hari, seperti telepon, komputer yang dapat mempermudah jarak, dan transaksi jual beli dengan konsumen. Kemajuan teknologi juga dimanfaatkan untuk pengemasan produk buah-buahan terutama durian dan produk olahan berbahan baku durian lain agar dalam proses pengiriman dari pemasok lokal maupun asing sampai tempat usaha tidak rusak dan mengurangi kualitas produk-produk tersebut. Perkembangan teknologi juga mempengaruhi kemudahan konsumen dalam mengakses suatu organisasi atau perusahaan melalui penggunaan internet dan e-commerce sehingga konsumen dapat dengan mudah dan cepat mendapatkan informasi pasar yang jelas termasuk produk yang akan dibeli. Bagi produsen, kemajuan teknologi informasi seharusnya dimanfaatkan untuk mempermudah promosi produk yang dihasilkan. Namun, Rumah Durian Harum belum optimal dalam memanfaatkan teknologi yang ada dimana kegiatan promosi 49

9 hanya dilakukan dengan metode mouth by mouth (pemasaran produk secara langsung dari satu pelanggan ke pelanggan lain) Lingkungan Industri Persaingan dalam lingkungan industri ditentukan oleh lima kekuatan persaingan, yaitu masuknya pendatang baru, kekuatan tawar-menawar konsumen, kekuatan tawar-menawar pemasok, ancaman produksi substitusi, dan persaingan diantara perusahaan yang ada dalam industri. 1). Masuknya Pendatang Baru Semakin banyak pendatang baru yang masuk maka akan terjadi perebutan pangsa pasar yang ada dan perebutan sumberdaya produksi yang terbatas. Sebaliknya dengan rendahnya ancaman pendatang baru mengimplikasikan kesulitan memasuki pasar cukup tinggi. dapat Besarnya ancaman masuk pendatang baru bergantung pada hambatan yang ada untuk memasuki industri. Faktor lokasi toko yang sangat strategis berada di pusat bisnis dan peningkatan rata-rata per kapita sebulan untuk bahan makanan di provinsi Jakarta dimana pada tahun 2009 pengeluaran sebesar Rp meningkat menjadi Rp pada tahun 2010 atau meningkat sebesar 10,24 persen mendorong masuknya pesaing baru ke dalam industri. Secara legal formal adanya peraturan daerah DKI Jakarta tentang perpasaran swasta dan peraturan pemerintah tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern dapat membatasi atau menghambat kemungkinan masuknya pendatang baru yang beskala kecil, menengah dan besar ke dalam industri. Hal tersebut mengindikasikan bahwa hambatan untuk masuk ke dalam industri tergolong tinggi sehingga ancaman masuknya pendatang baru potensial yang mampu bersaing dalam industri toko buah dalam hal kualitas, pelanggan, harga dan lokasi dapat dikatakan rendah. 50

10 2). Kekuatan Tawar-menawar Konsumen Faktor-faktor yang mempengaruhi penilaian daya tawar konsumen terhadap industri adalah konsentrasi konsumen, volume pembelian, kepentingan produk bagi konsumen, dan sifat produk industri yang dijual kepada konsumen apakah merupakan produk homogen atau terdiferensiasi. Kekuatan tawar-menawar konsumen tergolong rendah dimana konsumen tidak dapat menekan harga, menuntut kualitas yang lebih tinggi atau layanan lebih baik. Konsumen Rumah Durian Harum sebagian besar adalah pecinta durian kalangan menengah atas. Rumah Durian Harum juga mendistribusikan beberapa produk tidak memenuhi standar layak jual kepada beberapa pedagang martabak di sepanjang jalan Kalimalang secara continue. Dalam industri toko buah ini, memang terdapat cukup banyak toko sejenis dengan produk yang sama, namun dengan keunggulan kompetitif berupa keragaman varietas durian dan kualitas produk buah durian yang sudah sesuai dengan selera konsumen pada umumnya, yaitu durian dengan daging buah tebal dan bertekstur lembut, kering atau pulen, aroma kuat serta rasa yang manis legit menjadi kekuatan perusahaan dalam mempertahankan loyalitas konsumen. 3). Kekuatan Tawar-menawar Pemasok Pemasok mempengaruhi industri melalui kemampuannya menaikkan harga atau pengurangan kualitas produk atau jasa. Pemasok menjadi kuat apabila jumlah pemasok sedikit, produk/jasa yang ada adalah unik dan mampu menciptakan switching cost yang besar, tidak tersedia produk substitusi, pemasok mampu melakukan integrasi ke depan dan mengolah produk yang dihasilkan menjadi produk yang sama dengan yang dihasilkan perusahaan. Toko Rumah Durian Harum memiliki pemasok tetap yang menyediakan buah kualitas terbaik baik untuk produk lokal maupun produk impor. Untuk produk lokal seperti durian monthong, durian Medan, rambutan Binjai dan produk turunan durian, pemilik toko melakukan kerjasama dengan para petani durian di Medan, Banyumas, dan Bogor. Sedangkan untuk produk impor, seperti durian monthong, durian chanee, durian kradum, dan kelapa Bangkok, pemilik memperoleh pasokan melalui kerjasama dengan importir buah. 51

11 Ketersediaan pasokan pada Rumah Durian Harum sangat bergantung pada pemasok importir buah yang jumlahnya terbatas. Dapat disimpulkan bahwa kekuatan tawar-menawar pemasok tinggi terhadap industri dimana pemasok mampu mempengaruhi industri melalui kemampuannya menaikkan harga atau pengurangan kualitas produk. 4). Ancaman Produk Substitusi Produk pengganti adalah produk yang berbeda karakteristiknya tetapi memberikan fungsi yang sama atau biasa disebut sebagai barang substitusi. Barang substitusi adalah barang yang dapat saling menggantikan antara barang yang satu dengan barang yang lain. Produk substitusi harus diperhitungkan dalam suatu industri apabila memiliki keunggulan seperti harga yang lebih murah atau kualitas yang sama baik. Ancaman produk substitusi bagi toko Rumah Durian Harum adalah buah impor lainnya serta produk olahan seperti dodol, es krim, pancake dengan bahan baku jenis buah lain yang sudah banyak dikenal masyarakat secara umum. 5). Tingkat Persaingan dalam Industri Persaingan antara perusahaan sejenis mempengaruhi kebijakan yang akan diambil perusahaan dalam memasarkan produk atau jasa. Persaingan itu sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya jumlah kompetitor dan tingkat pertumbuhan industri. Tingkat persaingan dalam industri dapat dikatakan tinggi dimana jumlah kompetitor yang sudah ada cukup banyak. Kompetitor pemain lama dalam industri dengan skala usaha menengah dan besar, seperti Carrefour, Giant, Hypermarket, Super Indo, Hero, dan Total Buah Segar menjadi ancaman utama bagi toko Rumah Durian Harum sekaligus hambatan masuk industri bagi pendatang baru (selain peraturan pemerintah dan peraturan daerah). Para kompetitor lama dengan skala usaha yang lebih besar dan unggul dimana telah menguasai sebagian besar pangsa pasar tentunya dapat menjual lebih banyak produk yang lebih berkualitas dengan harga yang lebih murah, ketersediaan informasi daftar harga setiap barang yang mudah diakses publik, menyediakan lingkungan berbelanja yang lebih nyaman dan bersih dengan 52

12 jam buka yang lebih panjang, dan menawarkan aneka pilihan pembayaran (kartu kredit dan kartu debit) serta untuk produk yang dijual, seperti bahan pangan termasuk buah-buahan telah melalui pengawasan mutu dan tidak akan dijual bila telah kedaluwarsa Identifikasi Faktor Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman Industri Analisis sebelumnya terhadap lingkungan internal menghasilkan kekuatan dan kelemahan, serta eksternal perusahaan berupa peluang dan ancaman. Kemudian dilakukan identifikasi faktor-faktor kunci kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman untuk digunakan dalam penyusunan matriks IFE (Internal Factor Evaluation) dan matriks EFE (External Factor Evaluation) untuk menetapkan posisi perusahaan dalam industri. Berikut adalah hasil identifikasi faktor-faktor kunci internal dan eksternal toko Rumah Durian Harum. 1) Kekuatan dan Kelemahan Faktor kunci yang menjadi kekuatan dan kelemahan perusahaan secara ringkas dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Kekuatan dan Kelemahan Toko Rumah Durian Harum Cabang Kalimalang Faktor Internal 1. Pemasaran Kekuatan (Strength) 1. Rasa yang khas dan Kelemahan (Weakness) 1. Produk bersifat perishable. kualitas produk yang baik. 2. Menyediakan produk 2. Harga relatif mahal bagi yang bervariatif. 3. Lokasi tempat pengolahan konsumen kalangan bawah. 3. Kurangnya promosi yang dan penjualan yang efektif strategis. 4. Labelisasi dan higienitas. kemasan yang sudah lengkap. 2. Produksi dan. Operasi 4. Kapasitas produksi yang belum optimal. Sumber: Data Primer, Diolah (2012) 53

13 Lanjutan Tabel 14. Kekuatan dan Kelemahan Toko Rumah Durian Harum Cabang Kalimalang Faktor Internal 2. Produksi dan Kekuatan (Strength). Kelemahan (Weakness) 5. Suplai produk yang belum Operasi optimal karena produk bersifat musiman. 3. Sumberdaya Manusia 4. Keuangan dan Akuntansi 5. Tenaga kerja lokal dan terampil. 6.Sistem akuntansi dan manajemen yang sudah diterapkan. Sumber: Data Primer, Diolah (2012) a). Kekuatan Rumah Durian Harum adalah toko yang menawarkan produk buah durian impor (durian monthong, cane, kradum, pongmanee) dan lokal (durian Medan dan monthong). Durian sebagai produk utama favorit yang ditawarkan merupakan tanaman buah tropika dengan aroma khas sebagai ciri penting untuk menentukan kematangan durian, dan bergizi tinggi dengan kandungan gizi yang relatif lengkap dibandingkan buah-buahan lainnya. Selain itu, terdapat produk tambahan lain yang variatif, diantaranya adalah produk olahan durian berupa dodol, es krim durian, monthong frozen, dan pancake, serta buah kelapa Bangkok dan Rambutan Binjai. Lokasi toko buah ini terletak di daerah Kalimalang, Jakarta Timur dapat dikatakan strategis dimana lokasi termasuk wilayah pusat bisnis dengan daerah sekitarnya dipadati perkantoran dan hiburan. Hal ini merupakan potensi bagi toko Rumah Durian Harum dalam meningkatkan pangsa pasar sekaligus keuntungan. Labelisasi dan higienitas kemasan produk pun sudah lengkap dengan telah dimilikinya sertifikat Depkes, SIUP, dan kelengkapan lain berupa pencantuman tanggal kadaluarsa/expired by, pakai sebelum/best before, kode baris/bar code, isi netto, info nutrisi, nama dan alamat produsen, produksi/made in, petunjuk penyimpanan, dan tulisan halal. 54

14 Rumah Durian Harum mempekerjakan tiga orang karyawan meliputi satu orang penanggung jawab administrasi, dan ainnya sebagai pramuniaga. Karyawan direkrut melalui proses perekrutan internal, yaitu karyawan yang telah bekerja terlebih dahulu merekomendasikan karyawan baru yang biasanya berasal dari daerah sekitar lokasi usaha. Pengaturan laporan keuangan pada toko Rumah durian Harum telah menggunakan sistem administrasi dan pembukuan, dengan pengolahan dan penyimpanan data dan informasi yang sudah terkomputerisasi. Dalam pengelolaan keuangan, pihak karyawan selalu menyetor laporan keuangan hasil penjualan dalam periode setiap hari dan laporan keuangan dalam periode setiap bulan. b). Kelemahan Durian termasuk ke dalam buah yang mudah rusak (perishable) sehingga memerlukan perlakuan dan pekerjaan fisik yang baik, hati-hati serta teliti dan membutuhkan tempat penyimpanan yang lebih baik sebelum barang tersebut menjadi busuk. Jika barang sudah rusak bentuk fisiknya atau busuk, maka sudah pasti nilai dan kualitas barang tersebut menurun. Kemudian untuk harga produk ditetapkan secara mutlak oleh pemilik toko, untuk harga durian impor berkisar antara Rp /kg sampai Rp /kg, sedangkan durian lokal lebih murah dengan harga kisaran sebesar Rp /kilogram sampai Rp / kilogram. Konsumen toko buah ini sebagian besar adalah kalangan menengah dan atas pecinta buah durian. Kegiatan promosi yang dilakukan Rumah Durian Harum Kalimalang dikatakan masih belum efektif karena pemasaran produk hanya melalui personal, yaitu pengalaman seorang konsumen yang telah berkunjung dan diharapkan pengalaman terhadap produk yang ditawarkan di Rumah Durian Harum Kalimalang dapat diinformasikan kepada rekan maupun anggota keluarga lainnya dengan tujuan agar dapat menjadi konsumen Rumah Durian Harum. Kapasitas produksi untuk produk olahan durian masih belum optimal karena keterbatasan penggunaan alat pengolahan yang masih semi 55

15 modern dan jumlah tenaga kerja yang sedikit. Sedangkan untuk produk buah-buahan dapat dikatakan kapasitas produksi juga belum optimal karena ketergantungan terhadap satu pihak pemasok buah impor (importir) dimana hal tersebut menguntungkan pihak pemasok untuk menaikkan harga atau mengurangi kualitas dan kuantitas produk. Disamping itu, untuk beberapa periode suplai produk buah-buahan tidak dapat terpenuhi baik dalam hal kualitas maupun kuantitas karena sifat musiman buah durian. Hal tersebut berpengaruh terhadap kontinuitas ketersediaan produk Rumah Durian Harum sehingga untuk periode tertentu penjualan produk mengalami penurunan dan pendapatan yang diperoleh berkurang. 2) Peluang dan Ancaman Identifikasi terhadap lingkungan eksternal toko Rumah Durian Harum dilakukan untuk menentukan faktor-faktor kunci yang menjadi peluang dan ancaman. Secara ringkas hasil analisis disajikan pada Tabel 15 berikut. a). Peluang Kelangsungan suatu usaha sangat dipengaruhi oleh faktor politik atau pemerintah. Adanya peraturan pemerintah mengenai hukum usaha dengan sanksi tegas bila terjadi pelanggaran menjadi peluang bagi Rumah Durian Harum karena menjadi hambatan masuk bagi pesaing baru memasuki industri. Ketentuan tersebut berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 112 Tahun 2007 serta Perda DKI Jakarta Nomor 2 Tahun Penduduk Indonesia cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, yaitu pada periode tahun sebesar 1,60 persen. Sementara itu, untuk penduduk DKI Jakarta laju pertumbuhan periode rata-rata sebesar 0,77 persen. Pertambahan jumlah penduduk merupakan peluang bagi Rumah Durian Harum dalam hal upah tenaga kerja murah karena jumlah penawaran tenaga kerja yang tinggi dan peluang perolehan profit dan pangsa pasar karena beraneka ragamnya konsumen yang ada. 56

16 Meningkatnya populasi penduduk berdampak pula pada meningkatnya permintaan masyarakat terhadap konsumsi makanan yang dilihat berdasarkan pengeluaran rata-rata per kapita sebulan untuk kelompok bahan makanan pada periode tahun sebesar 13,99 persen. Sedangkan untuk kelompok bahan makanan buah-buahan juga mengalami peningkatan pengeluaran rata-rata per kapita setiap tahunnya dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 10,18 persen (BPS, 2011). Besarnya pengeluaran untuk makanan termasuk buah-buahan menunjukkan daya beli konsumen yang tinggi sehingga menjadi peluang untuk meningkatkan penjualan produk. Perkembangan teknologi produksi, komunikasi, informasi pasar dan transportasi merupakan peluang yang dapat dimanfaatkan toko Rumah Durian Harum, yaitu: i). Dalam pelaksanaan kegiatan operasional sehari-hari, penggunaan telepon, komputer dapat mempermudah jarak, dan transaksi jual beli dengan konsumen. ii). Pengemasan produk buah-buahan terutama durian dan produk olahan berbahan baku durian lain agar dalam proses pengiriman dari pemasok lokal maupun asing sampai toko tidak rusak dan mengurangi kualitas produk. iii). Pemanfaatan teknologi untuk mengetahui informasi pasar termasuk mengenai pesaing lama maupun baru yang menjual produk serupa dengan Toko Rumah Durian Harum. Dalam industri ini memang terdapat cukup banyak toko sejenis dengan produk yang sama, namun dengan keunggulan kompetitif yang dimiliki Rumah Durian Harum dalam hal beragamnya varietas durian yang ditawarkan dan kualitas buah durian yang sesuai dengan selera konsumen pada umumnya dan kalangan pecinta durian khususnya dimana daging buah durian tebal dan bertekstur lembut, kering atau pulen, aroma kuat serta rasa yang manis legit. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa kekuatan tawar-menawar konsumen tergolong rendah sehingga 57

17 konsumen tidak dapat menekan harga, menuntut kualitas yang lebih tinggi atau layanan lebih baik. Startegi pemasaran melalui personal juga memberikan pengaruh positif pula terhadap loyalitas pelanggan dimana menumbuhkan kedekatan emosional secara langsung antara pengelola usaha dengan konsumen yang sebagian besar adalah pencinta durian. b). Ancaman Kementerian Pertanian RI pada tahun 2011 melakukan pembatasan terhadap impor buah dan hal tersebut akan memperkuat daya tawar pemasok dalam mempengaruhi suplai atau pasokan toko Rumah Durian Harum Kalimalang, Jakarta Timur dimana sebagian produk yang dipasarkan merupakan buah impor. Pertumbuhan ekonomi Indonesia diiringi dengan peningkatan laju inflasi dimana pada tahun 2010 tingkat inflasi sebesar 3,91 persen meningkat menjadi 6,16 persen pada tahun 2011 (BPS 2011). Dimana perekonomian Indonesia pada tahun 2011 tumbuh sebesar 6,5 persen dibanding tahun Kondisi tersebut secara tidak langsung mengakibatkan kenaikan tarif sewa listrik dan sewa tempat yang akhirnya akan meningkatkan biaya produksi usaha Rumah Durian Harum. Persaingan antara perusahaan sejenis relatif tinggi dimana jumlah kompetitor skala usaha menengah dan besar cukup banyak seperti Giant dan Super Indo yang sudah memiliki pangsa pasar dan saluran distribusi tersendiri. Hal tersebut dipicu oleh besarnya potensi perdagangan buahbuahan di Jakarta, dimana terdapat peningkatan rata-rata per kapita sebulan untuk bahan makanan termasuk buah-buahan di provinsi Jakarta pada tahun 2009 sebesar Rp menjadi Rp pada tahun 2010 atau meningkat sebesar 10,24. Faktor lain yang dapat menjadi ancaman bagi kelangsungan usaha Rumah Durian Harum adalah adanya produk substitusi dalam suatu industri yang memiliki keunggulan seperti harga lebih murah atau kualitas yang sama baik. Produk pengganti yang harus diperhitungkan adalah buah impor jenis lain serta produk olahan seperti dodol, es krim, 58

18 pancake dengan bahan baku jenis buah lain yang sudah banyak dikenal masyarakat secara umum. Toko Rumah Durian Harum memiliki pemasok tetap yang menyediakan buah kualitas terbaik baik untuk produk lokal (para petani durian di Medan, Banyumas, dan Bogor) maupun produk impor. Ketersediaan pasokan pada Rumah Durian Harum sangat bergantung pada pemasok importir buah yang jumlahnya terbatas. Sehingga kekuatan tawarmenawar pemasok tinggi terhadap industri dimana pemasok mampu mempengaruhi industri melalui kemampuannya menaikkan harga atau pengurangan kualitas produk. Kapasitas produksi untuk produk olahan durian yang merupakan produk sampingan masih belum optimal karena keterbatasan penggunaan alat pengolahan yang masih semi modern dan jumlah tenaga kerja yang sedikit. 59

19 Tabel 15. Peluang dan Ancaman Toko Rumah Durian Harum Kalimalang Faktor Eksternal Peluang (Opportunities) Ancaman (Threats) A. Lingkungan Jauh 1. Politik/Pemerintah 1. Peraturan pemerintah mengenai hukum usaha. 1. Kebijakan Kementerian Pertanian RI memperketat proses impor buah yang termasuk kategori pangan segar. 2. Ekonomi 2. Kenaikan tarif listrik, sewa tempat maupun BBM. 3. Sosial 2. Peningkatan pengeluaran rata-rata bahan makanan buah-buahan per kapita sebulan. 3. Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi. 4. Teknologi 4. Perkembangan teknologi produksi, komunikasi, informasi pasar dan transportasi. B. Lingkungan Industri 1. Konsumen 5. Rendahnya tawar-menawar pelanggan. 6. Loyalitas pelanggan tinggi. 2. Pesaing 3. Persaingan antara perusahaan sejenis. 4. Ancaman produk substitusi. 3. Pemasok 5. Tingginya daya tawarmenawar pemasok lokal dan importir. Sumber: Data Primer, Diolah (2012) 60

PENDAHULUAN. Latar Belakang Sektor pertanian Indonesia terdiri dari enam sub sektor, yaitu sub sektor

PENDAHULUAN. Latar Belakang Sektor pertanian Indonesia terdiri dari enam sub sektor, yaitu sub sektor I 1.1. PENDAHULUAN Latar Belakang Sektor pertanian Indonesia terdiri dari enam sub sektor, yaitu sub sektor tanaman pangan, hortikultura, peternakan, perkebunan, dan perikanan. Hortikultura sebagai salah

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis, oleh karena itu Indonesia memiliki keanekaragaman buah-buahan tropis. Banyak buah yang dapat tumbuh di Indonesia namun tidak dapat tumbuh

Lebih terperinci

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik dan hukum serta sosial budaya. Sedangkan lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan masyarakat. Sektor pertanian di Indonesia terdiri dari beberapa sub

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan masyarakat. Sektor pertanian di Indonesia terdiri dari beberapa sub BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor andalan dalam pembangunan perekonomian nasional. Peranannya sebagai menyumbang pembentukan PDB penyediaan sumber devisa

Lebih terperinci

VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI

VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI 7.1. Identifikasi Faktor Internal Berdasarkan aspek-aspek yang ditinjau untuk mengidentifikasi faktor kekuatan dan kelemahan internal perusahaan antara lain: faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kekayaan alam Indonesia sangat melimpah, tak heran jika banyak aneka jenis

BAB I PENDAHULUAN. Kekayaan alam Indonesia sangat melimpah, tak heran jika banyak aneka jenis BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kekayaan alam Indonesia sangat melimpah, tak heran jika banyak aneka jenis buah-buahan yang diproduksi oleh negeri agraris ini. Melihat jumlah produksi yang cukup

Lebih terperinci

VI. ANALISIS STRATEGI BISNIS

VI. ANALISIS STRATEGI BISNIS VI. ANALISIS STRATEGI BISNIS Kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan Inkopas Sejahtera dalam menjalankan usahanya adalah melakukan kegiatan pembelian dan penjualan. Kegiatan pembelian dilakukan perusahaan

Lebih terperinci

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik 96 BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik Analisis lingkungan membantu perusahaan dalam menentukan langkah strategi yang tepat dalam

Lebih terperinci

VII. FORMULASI STRATEGI

VII. FORMULASI STRATEGI VII. FORMULASI STRATEGI 7.1 Tahapan Masukan (Input Stage) Tahapan masukan (input stage) merupakan langkah pertama yang harus dilakukan sebelum melalui langkah kedua dan langkah ketiga didalam tahap formulasi

Lebih terperinci

VIII. IDENTIFIKASI FAKTOR STRATEGIS. kelemahan PKPBDD merupakan hasil identifikasi dari faktor-faktor internal dan

VIII. IDENTIFIKASI FAKTOR STRATEGIS. kelemahan PKPBDD merupakan hasil identifikasi dari faktor-faktor internal dan VIII. IDENTIFIKASI FAKTOR STRATEGIS Faktor-faktor yang menjadi peluang dan ancaman serta kekuatan dan kelemahan PKPBDD merupakan hasil identifikasi dari faktor-faktor internal dan eksternal yang telah

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PEMASARAN SAYURAN BERNILAI EKONOMI TINGGI

ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PEMASARAN SAYURAN BERNILAI EKONOMI TINGGI LAPORAN KEGIATAN KAJIAN ISU-ISU AKTUAL KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN 2013 ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PEMASARAN SAYURAN BERNILAI EKONOMI TINGGI Oleh: Erwidodo PUSAT SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN

Lebih terperinci

Gambar 1. Produksi Perikanan Tangkap, Tahun (Ribu Ton) Sumber: BPS Republik Indonesia, Tahun 2010

Gambar 1. Produksi Perikanan Tangkap, Tahun (Ribu Ton) Sumber: BPS Republik Indonesia, Tahun 2010 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan yang salah satu negara kepulauan terbesar di dunia yang kaya akan keanekaragaman biota laut (perikanan dan kelautan). Dengan luas wilayah perairan

Lebih terperinci

VI. ANALISIS LINGKUNGAN DAN PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SATE SOP KAMBING

VI. ANALISIS LINGKUNGAN DAN PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SATE SOP KAMBING VI. ANALISIS LINGKUNGAN DAN PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SATE SOP KAMBING 6.1 Analisis Lingkungan Usaha Kecil Menengah Sate Sop Kambing Usaha kecil menengah mempunyai peran yang strategis dalam

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian organik merupakan salah satu bagian dari sektor pertanian yang mendapat perhatian besar masyarakat di negara maju maupun negara berkembang seiring dengan perubahan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Standar Mutu Bunga Krisan Berdasarkan SNI

Lampiran 1. Standar Mutu Bunga Krisan Berdasarkan SNI Lampiran 1. Standar Mutu Bunga Krisan Berdasarkan SNI 01-4478-1988 No Jenis Uji Satuan Kelas Mutu AA A B C 1 Panjang tangkai cm minimum Tipe standar 76 70 61 Asalan Tipe spray - Aster 76 70 61 Asalan -

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Persentase Produk Domestik Bruto Pertanian (%) * 2009** Lapangan Usaha

I. PENDAHULUAN. Persentase Produk Domestik Bruto Pertanian (%) * 2009** Lapangan Usaha I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber pertumbuhan ekonomi yang sangat potensial dalam pembangunan sektor pertanian adalah hortikultura. Seperti yang tersaji pada Tabel 1, dimana hortikultura yang termasuk

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Penelitian mengenai strategi pengembangan usaha Rumah Durian Harum yang terletak di daerah Kalimalang, Jakarta Timur ini memiliki beberapa konsep

Lebih terperinci

4.1.2 Struktur Organisasi Milkfood Barokah

4.1.2 Struktur Organisasi Milkfood Barokah 30 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Milkfood Barokah Milkfood Barokah merupakan usaha mikro yang memiliki kegiatan usaha memproduksi minuman susu olahan. Milkfood Barokah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Tren produksi buah-buahan semakin meningkat setiap tahunnya, hal ini disebabkan terjadinya kenaikan jumlah penduduk dari tahun ke tahun. Perkembangan tersebut tampak pada

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan 22 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Strategi Penelitian ini menggunakan perencanaan strategi sebagai kerangka teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Alam Indonesia mempunyai kekayaan pertanian yang berlimpah, baik jenis maupun macamnya. Salah satu hasil pertaniannya adalah buah-buahan. Komoditi hortikultura khususnya

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Strategi Strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya melalui pengintegrasian segala keunggulan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam 1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam perekonomian nasional melalui pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), perolehan devisa,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. harus dihadapi dengan kesiapan yang matang dari berbagai faktor-faktor

BAB 1 PENDAHULUAN. harus dihadapi dengan kesiapan yang matang dari berbagai faktor-faktor BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi, perdagangan bebas menjadi suatu fenomena yang harus dihadapi dengan kesiapan yang matang dari berbagai faktor-faktor prooduksi yang dimiliki perusahaan.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu pendapatan negara adalah perkebunan. Menurut

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu pendapatan negara adalah perkebunan. Menurut 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian memiliki andil yang cukup besar dalam ekonomi nasional di Indonesia. Sub sektor pertanian yang selama ini diandalkan oleh pemerintah Indonesia sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat pula dikonsumsi dengan diolah terlebih dahulu. Buah-buahan dengan

BAB I PENDAHULUAN. dapat pula dikonsumsi dengan diolah terlebih dahulu. Buah-buahan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buah-buahan termasuk dalam jenis tanaman holtikultura yang hasilnya dapat dikonsumsi langsung dalam kondisi mentah ataupun masak di pohon dan dapat pula dikonsumsi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting dalam pembangunan Indonesia. Hal ini didasarkan pada kontribusi sektor pertanian yang tidak hanya

Lebih terperinci

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA Ekonomi rakyat merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data di atas, kesimpulan dari analisis strategi yang

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data di atas, kesimpulan dari analisis strategi yang BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data di atas, kesimpulan dari analisis strategi yang telah dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Secara keseluruhan industri ini kurang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Suatu perusahaan yang bergerak dalam sebuah industri hampir tidak ada yang bisa terhindar dari persaingan. Setiap perusahaan harus memiliki suatu keunggulan kompetitif

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. usaha pada tahun 2006 menjadi usaha pada tahun 2007 (Tabel 1).

I. PENDAHULUAN. usaha pada tahun 2006 menjadi usaha pada tahun 2007 (Tabel 1). I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah penduduk Indonesia terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2006 BPS mencatat jumlah penduduk Indonesia mencapai 222 juta jiwa dengan laju pertumbuhan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lingkungan Industri Perusahaan Ekspor Pembekuan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lingkungan Industri Perusahaan Ekspor Pembekuan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lingkungan Industri Perusahaan Ekspor Pembekuan Menurut Rosyidi (2007), dalam melakukan kegiatan ekspor suatu perusahaan dapat menentukan sendiri kebijakan mengenai pemasaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan, sebab pangan merupakan kebutuhan dasar manusia. Meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan, sebab pangan merupakan kebutuhan dasar manusia. Meningkatnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengolahan bidang pangan menjadi konsentrasi yang cukup besar untuk dilakukan, sebab pangan merupakan kebutuhan dasar manusia. Meningkatnya permintaan pangan seiring

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi berarti peluang pasar internasional bagi produk dalam negeri dan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi berarti peluang pasar internasional bagi produk dalam negeri dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi membuat keterkaitan ekonomi nasional dengan perekonomian internasional menjadi makin erat. Dalam skala nasional, globalisasi berarti peluang pasar internasional

Lebih terperinci

VI ANALISIS LINGKUNGAN USAHA

VI ANALISIS LINGKUNGAN USAHA VI ANALISIS LINGKUNGAN USAHA Analisis lingkungan usaha adalah proses awal dalam manajemen strategi yang bertujuan untuk memantau lingkungan perusahaan. Lingkungan perusahaan mencakup semua faktor, baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia sangat penting untuk mengonsumsi protein yang berasal dari hewani maupun nabati. Protein dapat diperoleh dari susu, kedelai, ikan, kacang polong

Lebih terperinci

BAB 4. ANALISIS dan HASIL PENELITIAN

BAB 4. ANALISIS dan HASIL PENELITIAN 58 BAB 4 ANALISIS dan HASIL PENELITIAN 4.1 Faktor Internal-Eksternal Perusahaan PT. Unilever Indonesia Tbk dalam kegiatannya memiliki beberapa faktor baik faktor internal maupun faktor eksternal yang dapat

Lebih terperinci

VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KARET ALAM OLAHAN PT ADEI CRUMB RUBBER INDUSTRY

VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KARET ALAM OLAHAN PT ADEI CRUMB RUBBER INDUSTRY VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KARET ALAM OLAHAN PT ADEI CRUMB RUBBER INDUSTRY 7.1. Tahapan Masukan Tahapan masukan terdiri dari matriks EFE (External Factors Evaluation) dan IFE (Internal

Lebih terperinci

Lampiran 1. Peta Lokasi Kecamatan Palabuhan Ratu

Lampiran 1. Peta Lokasi Kecamatan Palabuhan Ratu LAMPIRAN Lampiran 1. Peta Lokasi Kecamatan Palabuhan Ratu Lampiran 2. Kegiatan Wawancara dan Lokasi Penelitian Wawancara dengan Pemilik Usaha Lokasi Usaha Gebyar Cakalang Lampiran 3. Kegiatan pemindangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sektor pertanian yang memiliki nilai strategis antara lain dalam memenuhi

I. PENDAHULUAN. sektor pertanian yang memiliki nilai strategis antara lain dalam memenuhi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan subsektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan sektor pertanian yang memiliki nilai strategis antara lain dalam memenuhi kebutuhan pangan yang terus

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. peran yang sangat strategis dalam mendukung perekonomian nasional. Di sisi lain

I. PENDAHULUAN. peran yang sangat strategis dalam mendukung perekonomian nasional. Di sisi lain I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan produksi dan distribusi komoditi pertanian khususnya komoditi pertanian segar seperti sayur mayur, buah, ikan dan daging memiliki peran yang sangat strategis

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 Wawancara dengan Direktur Utama/Owner PT. Rajasri Sejahtera : Bapak Titus Wahyudi

LAMPIRAN 1 Wawancara dengan Direktur Utama/Owner PT. Rajasri Sejahtera : Bapak Titus Wahyudi L1 LAMPIRAN 1 Wawancara dengan Direktur Utama/Owner PT. Rajasri Sejahtera : Bapak Titus Wahyudi 1. Bagaimana sejarah pertama kali perusahaan ini berdiri? Pertama kali usaha ini berdiri sekitar tahun 1995

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian sebagai penyedia bahan baku untuk sektor industri. Produksi sektor

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian sebagai penyedia bahan baku untuk sektor industri. Produksi sektor I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara agraris yang dalam penerapannya mengandalkan sektor pertanian dalam menopang serta sumber mata pencaharian bagi masyarakat. Sektor pertanian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. para pelaku usaha ritel modern telah memberi warna tersendiri bagi

BAB I PENDAHULUAN. para pelaku usaha ritel modern telah memberi warna tersendiri bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri ritel Indonesia kini semakin semarak. Kehadiran para pelaku usaha ritel modern telah memberi warna tersendiri bagi perkembangan industri ritel

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Agribisnis merupakan suatu mega sektor karena mencakup banyak sektor, baik secara vertikal (sektor pertanian, perdagangan, industri, jasa, keuangan, dan sebagainya), maupun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 17 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan ritel modern terhadap ritel tradisional merupakan fenomena global sejak tahun 1990-an. Hal tersebut dipicu oleh liberalisasi penanaman modal asing dan tuntutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dewasa ini yang menuju era globalisasi dan perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dewasa ini yang menuju era globalisasi dan perdagangan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perekonomian dewasa ini yang menuju era globalisasi dan perdagangan bebas, merupakan perekonomian yang menuju kepada persaingan ketat. Kemajuan itu perlu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang strategis. Dilihat dari posisinya, negara Indonesia terletak antara dua samudera dan dua benua yang membuat Indonesia menjadi negara

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR TA ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PEMASARAN SAYURAN BERNILAI EKONOMI TINGGI

LAPORAN AKHIR TA ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PEMASARAN SAYURAN BERNILAI EKONOMI TINGGI LAPORAN AKHIR TA. 2013 ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PEMASARAN SAYURAN BERNILAII EKONOMI TINGG GI Oleh: Henny Mayrowani Nur Khoiriyahh Agustin Dewa Ketut Sadra Swastika Miftahul Azis Erna Maria Lokollo

Lebih terperinci

BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI. oleh perusahaan. Pengidentifikasian faktor-faktor eksternal dan internal dilakukan

BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI. oleh perusahaan. Pengidentifikasian faktor-faktor eksternal dan internal dilakukan 144 BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI 7.1 Analisis Matriks EFE dan IFE Tahapan penyusunan strategi dimulai dengan mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan serta kekuatan dan

Lebih terperinci

A. Kuesioner penentuan bobot faktor analisis persaingan industri

A. Kuesioner penentuan bobot faktor analisis persaingan industri Lampiran 1. Kuesioner Kajian 89 A. Kuesioner penentuan bobot faktor analisis persaingan industri Petunjuk pengisian Nilai diberikan pada pertimbangan berpasangan antara 2 faktor vertikalhorizontal) berdasarkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. besar dalam perkembangan pasar di Indonesia. Hal ini terlihat dari adanya

I. PENDAHULUAN. besar dalam perkembangan pasar di Indonesia. Hal ini terlihat dari adanya I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan menguatnya pengaruh era globalisasi telah terjadi perubahan besar dalam perkembangan pasar di Indonesia. Hal ini terlihat dari adanya perubahan yang mendasar

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN BUPATI MADIUN,

BUPATI MADIUN BUPATI MADIUN, BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PENATAAN DAN PEMBINAAN PASAR TRADISIONAL, PUSAT PERBELANJAAN DAN TOKO MODERN DI KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. penulisan. Pada latar belakang dibahas mengenai isu-isu yang berhubungan dengan

PENDAHULUAN. penulisan. Pada latar belakang dibahas mengenai isu-isu yang berhubungan dengan PENDAHULUAN Pada bab I akan dijelaskan tentang latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, serta sistematika penulisan. Pada latar belakang dibahas

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Wawancara Terhadap Sales & Marketing Manager PT Senswell International:Ibu Vanny

LAMPIRAN 1. Wawancara Terhadap Sales & Marketing Manager PT Senswell International:Ibu Vanny L.1 LAMPIRAN 1 Wawancara Terhadap Sales & Marketing Manager PT Senswell International:Ibu Vanny 1. Berikan penjelasan singkat mengenai Senswell? Senswell bergerak di industri wewangian dan perawatan tubuh,

Lebih terperinci

BAB VII PEMBANGUNAN SEKTOR PERTANIAN DI INDONESIA

BAB VII PEMBANGUNAN SEKTOR PERTANIAN DI INDONESIA BAB VII PEMBANGUNAN SEKTOR PERTANIAN DI INDONESIA PERANAN SEKTOR PERTANIAN : KERANGKA ANASISIS TEORI SIMON KUZNETS (1964): Pertanian di LDCs (Low Development Countries) dapat dilihat sebagai suatu sektor

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik (2009)

I. PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik (2009) I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang memiliki peranan penting bagi perekonomian Negara Indonesia. Sebagian besar masyarakat Indonesia menggantungkan kehidupan mereka pada sektor

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan analisis lingkungan eksternal, internal, analisis posisi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan analisis lingkungan eksternal, internal, analisis posisi BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan analisis lingkungan eksternal, internal, analisis posisi perusahaan serta melakukan analisis strategi perusahaan berdasarkan metode SWOT Matrix

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Keadaan Umum Wilayah Kota Bogor Kota Bogor terletak diantara 16 48 BT dan 6 26 LS serta mempunyai ketinggian minimal rata-rata 19 meter, maksimal 35 meter dengan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan yang terpenting setelah udara dan air, serta merupakan salah satu kebutuhan primer manusia yang harus segera terpenuhi untuk mempertahankan kelangsungan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kondisi persaingan bisnis yang dewasa ini semakin dinamis disertai memudarnya batasan-batasan hubungan perdagangan antar negara mengharuskan setiap pelaku usaha menerapkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang mempunyai iklim tropis, berpeluang besar bagi pengembangan budidaya tanaman buah-buahan, terutama buah-buahan tropika.

Lebih terperinci

BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI KERUPUK UDANG

BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI KERUPUK UDANG BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI KERUPUK UDANG PIU KABUPATEN KUBU RAYA TAHUN 2014 BUSINESS PLAN INFRASTRUKTUR KOMPONEN 2 RUMAH PRODUKSI KERUPUK UDANG A. LATAR BELAKANG Business Plan merupakan suatu usulan

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN. 1. Nama : Umur :. 3. Alamat :. 5. Jabatan :. KUISIONER TAHAP KEDUA

DAFTAR PERTANYAAN. 1. Nama : Umur :. 3. Alamat :. 5. Jabatan :. KUISIONER TAHAP KEDUA DAFTAR PERTANYAAN A. Identitas Responden 1. Nama :... 2. Umur :. 3. Alamat :. 4. Jenis Kelamin : L / P (Lingkari salah satu) 5. Jabatan :. KUISIONER TAHAP KEDUA B. Petunjuk pengisian I (untuk soal no.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berusaha bangkit dari krisis ekonomi tahun 1998, Indonesia mulai

BAB I PENDAHULUAN. Berusaha bangkit dari krisis ekonomi tahun 1998, Indonesia mulai BAB I PENDAHULUAN Bab I ini dimaksudkan untuk mengetahui landasan dari keseluruhan skripsi yang meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, serta manfaat penelitian. 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

KUISIONER TAHAP KETIGA. Mohon memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan

KUISIONER TAHAP KETIGA. Mohon memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan KUISIONER TAHAP KETIGA A. Petunjuk pengisian I (untuk soal no. 1 sampai no. 2) Mohon memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda rumput ( ) pada tempat yang telah

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.148,2012 KEMENTERIAN PERTANIAN. Rekomendasi. Impor. Produk. Hortikultura. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03/Permentan/OT.140/1/2012 TENTANG REKOMENDASI

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN (%) (%) (%) Buahbuahan , , , ,81

I PENDAHULUAN (%) (%) (%) Buahbuahan , , , ,81 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki potensi yang besar dalam menghasilkan produksi pertanian. Hortikultura merupakan salah satu sub sektor pertanian yang mampu

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Pemasaran Menurut Parkinson (1991), pemasaran merupakan suatu cara berpikir baru tentang bagaimana perusahaan atau suatu organisasi

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara agraris terbesar di dunia. Sebagian besar penduduk Indonesia hidup dari sektor agribisnis. Agribisnis merupakan suatu sistem yang

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. 26 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan umum Industri kecil Brownies, Chocolate dan Pastry D Wonk merupakan usaha perorangan home industri yang memproduksi brownies dan sekaligus menjual produknya secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat bertambah sehingga akan meningkatkan kemakmuran masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat bertambah sehingga akan meningkatkan kemakmuran masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi merupakan perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah sehingga akan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Bank berfungsi sebagai lembaga perantara keuangan (financial

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Bank berfungsi sebagai lembaga perantara keuangan (financial BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bank berfungsi sebagai lembaga perantara keuangan (financial intermediary) yang menyalurkan dana masyarakat dan menginvestasikan kembali dana tersebut untuk mendukung perkembangan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian untuk Penilaian Penentuan Bobot dan Rating Faktor Strategis Internal dan Eksternal Restoran Pecel Lele Lela, Bogor.

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian untuk Penilaian Penentuan Bobot dan Rating Faktor Strategis Internal dan Eksternal Restoran Pecel Lele Lela, Bogor. LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner Penelitian untuk Penilaian Penentuan Bobot dan Rating Faktor Strategis Internal dan Eksternal Restoran Pecel Lele Lela, Bogor. ANALISIS STRATEGI PEMASARAN RESTORAN PECEL

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Manajemen merupakan proses pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar merupakan tempat pertemuan antara penjual dan pembeli barang

BAB I PENDAHULUAN. Pasar merupakan tempat pertemuan antara penjual dan pembeli barang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar merupakan tempat pertemuan antara penjual dan pembeli barang atau jasa yang ditawarkan untuk dijual, dan terjadinya perpindahan kepemilikan (Tjiptono,

Lebih terperinci

cara pandang dan sikap konsumen terhadap informasi yang diterima; waktu; kepuasan konsumen; loyalitas konsumen.

cara pandang dan sikap konsumen terhadap informasi yang diterima; waktu; kepuasan konsumen; loyalitas konsumen. 174 cara pandang dan sikap konsumen terhadap informasi yang diterima; jumlah pengunjung yang berkunjung; nilai penjualan dalam satu periode waktu; kepuasan konsumen; loyalitas konsumen. Ancaman (threats)

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data 19 III. METODE KAJIAN Kajian ini dilakukan di unit usaha Pia Apple Pie, Bogor dengan waktu selama 3 bulan, yaitu dari bulan Agustus hingga bulan November 2007. A. Pengumpulan Data Metode pengumpulan data

Lebih terperinci

ANALISIS PELUANG INTERNASIONAL

ANALISIS PELUANG INTERNASIONAL ANALISIS PELUANG INTERNASIONAL SELEKSI PASAR DAN LOKASI BISNIS INTERNASIONAL Terdapat dua tujuan penting, konsentrasi para manajer dalam proses penyeleksian pasar dan lokasi, yaitu: - Menjaga biaya-biaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan produktivitas buah-buahan nasional di Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan produktivitas buah-buahan nasional di Indonesia memiliki 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan produktivitas buah-buahan nasional di Indonesia memiliki urgensi penting karena dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, kesempatan kerja, konsumsi buah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agroindustri adalah pengolahan hasil pertanian dan merupakan bagian dari enam subsistem agribisnis yaitu subsistem penyediaan sarana produksi dan peralatan, usaha tani,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan komoditas penting dan strategis bagi bangsa Indonesia mengingat pangan adalah kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi oleh pemerintah dan masyarakat

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG PERIZINAN PUSAT PERBELANJAAN DAN TOKO MODERN

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG PERIZINAN PUSAT PERBELANJAAN DAN TOKO MODERN Hasil PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG PERIZINAN PUSAT PERBELANJAAN DAN TOKO MODERN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI SLEMAN, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang)

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang) 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Meningkatnya jumlah penduduk dan adanya perubahan pola konsumsi serta selera masyarakat telah menyebabkan konsumsi daging ayam ras (broiler) secara nasional cenderung

Lebih terperinci

VI. STRATEGI BAURAN PEMASARAN AIROX

VI. STRATEGI BAURAN PEMASARAN AIROX VI. STRATEGI BAURAN PEMASARAN AIROX Terdapat empat faktor dalam strategi bauran pemasaran yang menjadi sasaran utama, yaitu strategi produk, strategi harga, strategi tempat, dan strategi promosi. Keempat

Lebih terperinci

JURNAL 1 : POTENSI ADOPSI STRATEGI E-COMMERCE UNTUK DI LIBYA.

JURNAL 1 : POTENSI ADOPSI STRATEGI E-COMMERCE UNTUK DI LIBYA. Nama : Sapto N. Setiawan Jurusan : 42SIB JURNAL 1 : POTENSI ADOPSI STRATEGI E-COMMERCE UNTUK DI LIBYA. Penerapan electronic commerce (e-commerce) telah menjadikan hubungan bisnis yang sehat antara produsen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gula merupakan salah satu komoditas strategis dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Gula merupakan salah satu komoditas strategis dalam perekonomian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gula merupakan salah satu komoditas strategis dalam perekonomian Indonesia dan salah satu sumber pendapatan bagi para petani. Gula juga merupakan salah satu kebutuhan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. negara- negara ASEAN yang lain. Hal ini disebabkan pemerintah Indonesia telah

I. PENDAHULUAN. negara- negara ASEAN yang lain. Hal ini disebabkan pemerintah Indonesia telah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia telah memasuki perdagangan bebas lebih awal dibandingkan negara- negara ASEAN yang lain. Hal ini disebabkan pemerintah Indonesia telah menandatangani Letter

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang. peluang karena pasar komoditas akan semakin luas sejalan dengan

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang. peluang karena pasar komoditas akan semakin luas sejalan dengan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang sekaligus tantangan baru yang harus dihadapi dalam pembangunan pertanian di masa depan. Globalisasi dan liberalisasi

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Hasil wawancara dengan Ibu Meilani Susanto selaku pimpinan harian CV.Angsoka.

LAMPIRAN. Hasil wawancara dengan Ibu Meilani Susanto selaku pimpinan harian CV.Angsoka. L-1 LAMPIRAN Hasil wawancara dengan Ibu Meilani Susanto selaku pimpinan harian CV.Angsoka. 1. Faktor kekuatan apa saja yang dimiliki CV.Angsoka sehingga perusahaan bisa bertahan sampai sekarang? CV.Angsoka

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI. menyajikan simpulan dan implikasi atas permasalahan mengenai kesadaran UKM

BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI. menyajikan simpulan dan implikasi atas permasalahan mengenai kesadaran UKM BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI Setelah melakukan penelitian, analisis dan pembahasan maka peneliti dapat menyajikan simpulan dan implikasi atas permasalahan mengenai kesadaran UKM kuliner rumah makan terhadap

Lebih terperinci

KAJIAN PERMASALAHAN PENERAPAN MANAJEMEN MUTU TERPADU (Kasus: CV. Putri Segar Lembang, Jawa Barat) Oleh : MOCHAMMAD MARWAN A

KAJIAN PERMASALAHAN PENERAPAN MANAJEMEN MUTU TERPADU (Kasus: CV. Putri Segar Lembang, Jawa Barat) Oleh : MOCHAMMAD MARWAN A KAJIAN PERMASALAHAN PENERAPAN MANAJEMEN MUTU TERPADU (Kasus: CV. Putri Segar Lembang, Jawa Barat) Oleh : MOCHAMMAD MARWAN A14103687 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMENAGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Kondisi ekternal PT. Ishidataiseisha Indonesia. Perusahaan merupakan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Kondisi ekternal PT. Ishidataiseisha Indonesia. Perusahaan merupakan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan pada bab IV diketahui bahwa: 1. Kondisi ekternal PT. Ishidataiseisha Indonesia. Perusahaan merupakan pendatang baru yang belum memiliki

Lebih terperinci

BAB 1 LATAR BELAKANG

BAB 1 LATAR BELAKANG BAB 1 LATAR BELAKANG Penelitian ini menjelaskan mengenai rencana bisnis unit usaha telur asin. Pembahasan dalam penelitian ini meliputi rencana kegiatan pemasaran, SDM, operasi, dan keuangan unit usaha

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN Bab 6 Kesimpulan dan Saran BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam memilih produk ice

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini

I. PENDAHULUAN. daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menilai keberhasilan pembangunan dan upaya memperkuat daya saing ekonomi daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, didapatkan kesimpulan sebagai berikut: 1. Hal-hal yang dianggap penting oleh konsumen dalam memilih toko sepatu JK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi pada dasarnya dicerminkan oleh terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi pada dasarnya dicerminkan oleh terjadinya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi pada dasarnya dicerminkan oleh terjadinya perubahan dalam aliran-aliran baru yang menyangkut arus pendapatan dan manfaat (benefit) kepada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti buku, block note, buku hard cover, writing letter pad, dan lainnya. Industri

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti buku, block note, buku hard cover, writing letter pad, dan lainnya. Industri BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri produk kertas yang juga termasuk dalam industri stasioneri adalah salah satu industri manufaktur yang mengolah kertas menjadi barang dari kertas seperti buku,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi 2.1.1 Pengertian Perencanaan Strategis Perencanaan strategis, menurut Ward dan Peppard (2002, p462) adalah analisa

Lebih terperinci