IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IV. HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Daerah Penelitian 4.LI. Letak Wilayah dan Geografis Daerah Kota Pekanbaru adalah salah satu daerah pemerintahan kota yang terdapat di Propinsi Riau yang juga menjadi pusat ibukota Propinsi Riau. Secara geografis terletak antara 10l"l4'BT 'BT dan 0^25X0 0 45'LU. Batas wialyah Kota Pekanbaru sebelah utara berbatasan dengan wilayah Kabupaten Siak, sebelah selatan berbatasan dengan wilayah Kabupaten Pelalawan, sebelah timur berbatasan dengan wilayah Kabupaten Kampar, dan sebelah barat berbatasan dengan wilayah Kabupaten Siak. Sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 3 Tahun 2003, Kota Pekanbaru telah dimekarkan dari 8 (delapan) kecamatan menjadi 12 (dua belas) kecamatan, yaitu: Kecamatan Tampan, Kecamatan Payung Sekaki, Kecamatan Bukit Raya, Kecamatan Marpoyan Damai, Kecamatan Tenayan Raya, Kecamatan Lima Puluh, Kecamatan Sail, Kecamatan Pekanbaru Kota, Kecamatan Sukajadi, Kecamatan Senapelan, Kecamatan Rumbai, dan Kecamatan Rumbai Pesisir. Dari hasil pengukuran/pematokan dilapangan luas wilayah Kota Pekanbaru adalah 632,26 Kml Pemekaran wilayah, tentxmya akan berpengaruh tidak saja pada data dan informasi kependudukan, melainkan juga pada beberapa aspek administrasi lainnya. Serta yang tidak kalah pentingnya tentunya adalah kepada penyebaran dunia usaha yang begerak pada sektor-sektor usaha produktif, terutama Koperasi dan Usaha Kecil Menengah yang menjadi lokomotif pembangunan Pekanbaru.

2 16 Pada Kota Pekanbaru, kecamatan teriuas adalah Kecamatan Tenayan Raya dengan luas wilayah 171,27 km^, sedangkan yang paling kecil luas wilayahnya adalah Kecamatan Pekanbaru Kota yaitu seluas 2,95 km^. Perbandingan luas wilayah dan jumlah penduduk di Kota Pekanbaru secara rinci disajikan pada tabel 1. berikut: Tabel 1. Perbandingan Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kota Pekanbaru Tahun 2005 No Kecamatan Luas Wilayah Penduduk Km^ % Jumlah % Tampan Payung Sekaki 59,81 43,24 9,46 6, ,55 9,44 3. Bukit Raya 22,05 3, ,59 4. Marpoyan Damai 29,74 4, ,53 5. Tenayan Raya 171,27 27, ,54 6. Lima Puluh 4,04 0, ,94 7. Sail 3,26 0, ,10 8. Pekanbaru Kota 2,26 0, ,17 9. Sukajadi 3,76 0, ,13 10 Senapelan 6,65 1, , Rumbai 128,85 20, , Rumbai Pesisir 157,33 24, ,36 Jumlah 632,26 100, ,00 Sumber: BPS Kota Pekanbaru (registrasi Penduduk tahun 2005) 4.L2. Penggunaan Tanah/Lahan Kota Pekanbaru merupakan daerah yang relatif datar dan struktur tanah alluvial dengan pasir. Sedangkan pinggiran kota pada umumnya terdiri dari tanah agromosial dan tanah humus yang merupakan rawa-rawa yang bersifat asam.

3 17 Penggunaan tanah/lahan diperuntukkan antara lain untuk pekarangan/lahan buat bangunan dan halaman sekitamya, tegal/kebun, ladang/huma, dan penggunaan lainnya. Distribusi penggunaan tanah/lahan tersebut dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Luas Tanah di Kota Pekanbam Dirinci Menumt Penggunaannya Tahun 2005 No Jenis Penggunaan Lahan Luas (Ha) Persentase.(%) 1. Pekarangan/lahan buat bangunan dan ,70 halaman sekitamya 2. Tegal/kebun ,84 3. Ladang/huma ,46 4. Penggembalaan padang rumput Rawa-rawa yang tidak ditanami ,23 6. Kolam empemg 204 0,32 7. Lahan kering yang sementara tidak ,36 ditanami 8. Lahan yang ditanami kayu-kayuan ,22 9. Hutan negara , Perkebunan , Lain-lain ,94 Jumlah ,00 Sumber: BPS Dinas Pertanian Kota Pekanbam Pada Tabel 2, terlihat bahwa sebagian besar tanah/lahan (22,70%) di Kota Pekanbam dipergunakan sebagai lahan pekarangan atau lahan buat bangunan dan halaman sekitamya. Hal ini seiring dengan semakin bertambahnya jiunlah penduduk di Kota Pekanbam sehingga semakin membutuhkan tanah/lahan untuk areal perumahan penduduk dan bangunan bagi perkembangan daerah Kota Pekanbam.

4 Keadaan Penduduk Jumlah penduduk Kota Pekanbaru setiap tahun mengalami peningkatan yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh beberapa alasan diantaranya adalah tingginya angka kelahiran, luas wilayah.dan urbanisasi yaitu banyaknya pendatang dari desa ataupun dari luar propinsi untuk mencari pekeqaan di Pekanbaru. Penduduk Kota Pekanbaru pada tahun 2005 bequmlah jiwa, terdiri dari laki-laki jiwa dan perempuan jiwa, jumlah penduduk Kota Pekanbaru dapat dilihat pada tabel 3 berikut: Tabel 3. Jumlah Penduduk Kota Pekanbaru Dirinci Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2002 Kelompok umur Laki-laki Perempuan Jumlah Persentase keatas ,08 65,19 5,73 Jumlah ,00 Sumber: BPS Kota Pel Icanbaru (Registrasi Penduduk Tahun 2005) Tabel 3 dapat diketahui bahwa jumlah penduduk Kota Pekanbaru yang berada pada usia produktif (15-55 tahun) lebih tinggi berjumlah jiwa (65,19%) sedangkan sisanya sebanyak jiwa (34,81%) tidak tergolong usia produktif Hal ini menggambarkan bahwa Kota Pekanbaru memiliki potensi sumber daya manusia dalam penyediaan tenaga kerja produktif yang diharapkan mampu mengelola potensi sumber daya alam yang tersedia Kondisi Perkembangan Usaha Kecil di Kota Pekanbaru Berkembangnya kegiatan perekonomian di Kota Pekanbaru yang lebih didominasi sektor usaha kecil yang berbasis pada pemberdayaan masyarakat.

5 19 sektor informal ini telah mampu menjadi katup pengaman bagi upaya mengatasi pengangguran, mempertahankan ekonomi rumah tangga, dan memperluas kesempatan masyarakat untuk melakukan pilihan dari segi jenis, mutu dan harga barang dalam rangka pemenuhan kebutuhannya. Usaha Kecil yang ada di Kota Pekanbaru mengalami perkembangan yang cukup baik, hal ini dapat dilihat apada tabel 4, yaitu bertururt turut dari tahun 2001, 2002, 2003, dan 2004 adalah 77, 197, 116, dan 125 buah usaha kecil. Untuk melihat perkembangan industri kecil dari tahun ketahun, dapat digambarkan sebagaimana tabel 4 berikut: Tabel 4. Perkembangan Industri Kecil di Kota Pekanbaru tahun No. Kecamatan Tampan Payimg Sekaki Bukit Raya Marpoyan Damai Tenayan Raya Lima Puluh Sail Pekanbaru Kota Sukajadi Senapelan Rumbai Rumbai Pesisir Jumlah Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru, Identitas Responden Identitas pengusaha dapat memberikan gambaran secara umum mengenai kondisi dan kemampuannya dalam mengelola usaha yang dimilikinya. Identitas pengusaha kecil yang diteliti adalah jenis kelamin, kelompok umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, dan pengalaman responden. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5, berikut:

6 Tabel 5. Identitas Responden Pengusaha Usaha Kecil Industri Rumah Tangga Penerima PEK Tahun 2003 di Kota No Keterangan Jumlah Persentase (jiwa) (%) A. Jenis Kelamin 1. Laki-laki Perempuan B. Kelompok Umur (Tahun) C. Tingkat Pendidikan (Tahun) 1. SD SMP SMU Perguruan Tinggi/ 1 4 Akademi D. Jumlah Tanggungan Keluarga (Tahun) E. Kelompok Usaha 1. Usaha makanan Agroindustri Usaha Batu Bata 4 18 F. Pengalaman Berusaha (Tahun) > Menurut Simanjuntak dalam Yasin (2002), usia produktif berkisar antara usia tahun. Umur sangat berpengaruh terhadap kemampuan fisik dan cara berfikir seseorang. Pada umumnya seseorang yang memiliki umur lebih muda kemampuan fisiknya lebih kuat dalam mengelola usahanya bila dibandingkan

7 21 dengan dengan orang yang mempunyai umur lebih tua, sehingga produksi yang dihasilkan akan lebih banyak. Dari penelitian diperoleh tingkat umur responden berada pada kelompok umur 25 sampai dengan 64 tahun. Tabel 5, jumlah pengusaha penerima PEK terbanyak berada pada kelompok umur tahun yaitu sebanyak 11 orang. Sedangkan untuk kelompok umur tahun berjumlah 2 orang. Dari Tabel 5, juga dapat dilihat bahwa sebagian besar responden berada pada usia produktif yaitu berada pada kelompok umur tahun sebanyak 20 orang (91%) dan sisanya sebanyak 2 orang (9%) berada pada usia tidak produktif Berdasarkan hasil penelitian tingkat pendidikan yang telah dilalui oleh responden sebanyak 15 orang (68%) sudah cukup baik yaitu 14 orang telah lulus SMU dan 1 orang lulus Perguruan Tinggi/Akademi. Sisanya sebanyak 7 orang (32%) masih berpendidikan SMP dan SD. Menurut Mosher (1987), pendidikan yang dimiliki pengusaha dapat menentukan kemampuan pengusaha dalam pengambilan keputusan. Keterbatasan pendidikan akan dapat menutup cakrawala gagasan yang ada, selain itu dapat juga menyebabkan rendahnya penguasaan terhadap teknologi yang ada. Kemudian menurut Simanjimtak dalam Yasin (2002), semakin tinggi pendidikan responden akan mempengaruhi daya pikimya dalam mengadopsi teknologi baru. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan mempengaruhi tingkat produktifitas kerja dimana pemanfaatan waktu yang digunakan akan semakin efisien. Jumlah tanggimgan keluarga merupakan jumlah anggota keluarga pengusaha yang masih menjadi tanggungan pengusaha hingga saat penelitian ini dilakukan. Menurut Soekartawi (1993), semakin banyak beban keluarga, semakin

8 22 besar kebutuhan untuk bekerja keras, berkorban yang lebih besar untuk mendapatkan hasil yang lebih baik sehingga menimbulkan keinginan untuk menanggung resiko. Dalam penelitian ini responden dikelompokkan berdasarkan jenis usahanya menjadi tiga kelompok usaha yaitu agroindustri (pengolahan tahu, penggilingan kopi, keripik singkong, kue kering, dodol, kerupuk, telur asin, kue donat, dan susu kedelai), usaha makanan (penjual martabak, penjual nasi goreng, kedai nasi, penjual goreng, bubur ayam, dan penjual lontong) dan industri batu bata. Semakin lama pengalaman berusaha seseorang maka resiko kegagalan yang dialami semakin kecil Seorang pengusaha yang memiliki pengalaman usaha yang cukup lama akan mempengaruhi produktifitas usaha yang dijalankannya. Sebanyak 12 orang (59%) responden memiliki pengalaman usaha 1^ tahun, sebagian besar responden adalah yang memiliki usaha makanan. Karena pada dasamya mereka telah meiliki dasar keterampilan sejak dini yang dilakukan sehari-hari dalam rumah tangga dalam hal membuat makanan. Sedangkan responden yang memiliki pengalaman usaha lebih dari 9 tahun hanya 2 orang (9%) yaitu responden yang meiliki usaha batu bata. Lamanya bemsaha dapat menambah pengalaman seseorang untuk mengetahui situasi dan kondisi lingkungan dan dapat mengambil keputusan yang tepat terhadap masalah-masalah yang dihadapi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 1

9 Prosedur Pinjaman Dana Bergulir PEK Prosedur Pinjaman Dana Bergulir PEK 1. Calon penerima dana bergulir PEK mengajukan permohonan dengan membuat proposal usaha dan melengkapi persyaratan admnistrasi lainnya yang nantinya diserahkan ke Tim Pendukung yang berada di kecamatan tempat pengusaha tinggal. 2. Tim pendukung; melakukan seleksi awal terhadap setiap pemohon bantuan dana berguli dengan mengecek kembali kelengkapan administrasi persyaratain yang diajukan. Jika dianggap layak maka akan diteruskan ke Tim Pelaksana yaitu Lembaga Perkreditan Rakyat (LPR). 3. Tim Pelaksana; melakukan seleksi lagi terhadap masukan dari Tim Pendukung dengan melihat prospek usaha dan aspek finansial usahanya, apabila dianggap layak Tim Pelaksana mengutus Tim Pendamping untuk mengecek langsung keadaan dilapangan dengan melakukan wawancara untuk memberikan penilaian sesuai dengan tata cara penilaian calon penerima dana bergulir Kota Pekanbaru tahun Apakah calon penerima layak untuk memperoleh bantuan atau tidak, penilaian tersbut nantinya menjadi bahan pertimbangan Tim Pelaksana, lihat lampiran Tim Pelaksana; setelah adanya laporan dari Tim Pendamping dengan penilaian yang menunjukan bahwa calon penerima tersebut benar-benar layak memperoleh bantuan dana bergulir PEK. Maka ditetapkan calon penerima yang memenuhi kriteria yang ditetapkan sebagai penerima bantuan dana bergulir.

10 24 5. Bank; Bank yang ditunjuk sebagai mitra dalam pengelolaan dana bergulir PEK adalah Bank Riau. Baik Tim Pelaksana maupim calon penerima dana berguli wajib memiliki rekening di Bank Riau. 6. Proses pencairan dan pengembalian dana angsuran melalui Bank yang telah ditunjuk. 7. Pada saat proses pengembalian pinjaman, angsuran dibayarkan melalui Bank Riau yang ditujukan kepada rekening Tim Pelaksana dana bergulir. 8. Bukti pembayarannya angsuran setiap bulanya hams dilaporkan kepada petugas pendamping untuk dicatat dalam buku kendali. TIM PENGENDALI Seleksi Usulan Kolektif TIM PELAKSANA Laporan BANK Rek Peminjam RekTIM Seleksi awal TIM PENDUKUNG TENAGA PENDAMPING 4 -Persetujuan Permohonan CALON PENERIMA Angsuran Gambar 1. Bagan Prosedur Pelaksanaan Bantuan Dana Bergulir PEK 2003

11 Persyaratan Pinjaman Pengusaha kecil calon penerima dana bergulir ekonomi kerakyatan wajib memenuhi syarat sebagai berikut: Penduduk Kota Pekanbaru ditandai dengan pemilikan Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK), melampirkan proposal usaha, mempunyai aktifitas usaha produktif, usaha yang dijalankan tersebut nyata-nyata mempunyai prospek yang baik dan dapat menjamin atau mendukung kehidupan dirinya dan keluraganya, tidak atau belum pemah menerima pinjaman dana bergulir daru Pemerintah Kota Pekanbaru dan mengajukan permohonan dengan mengisi formulir yang disediakan, lihat Lampiran Sumber Dana Pinjaman Sumber dana pinjaman modal berasal dari APBD Kota Pekanbaru Tahxm 2003 dan dari pinjaman tahun sebelumnya dan dibayarkan melalui Bank Riau Jumlah Pinjaman Jumlah dana bergulir PEK yang diberikan sebagai pinjaman kepada pengusaha kecil adalah sebesar minimal Rp ,- (satu juta) dan maksimal Rp ,- (lima juta) dan dibukukan sebagai hutang Suku Bunga Tingkat suku bunga yang dibebankan kepada pengusaha kecil yang memperoleh dana pinjaman sebesar 6% per tahun yang dibayar oleh peminjam setiap bulan bersamaan dengan pembayaran angsuran pokok.

12 Jangka Waktu Pengembalian Jangka waktu pengembalian modal disesuaikan dengan siklus/jenis usaha yang dibiayai dengan diberikan tenggang waktu pengembalian. Untuk usaha kecil rumah tangga jangka waktu pengembalian modal selama 3 tahun. Sesuai Peraturan Pemerintah Kota Pekanbaru tentang pelaksanaan PEK, angsuran hams dibayar secara mtin dan tepat waktu setiap bulannya sesuai dengan naskah perjanjian. Angsuran dibayarkan melalui bank yang telah ditunjuk yaitu Bank Riau ditujukan kepada rekening Tim Pelaksana Dana Bergulir Kota Pekanbam. Bukti pembayaran angsuran setiap bulannya hams dilaporkan kepada petugas pendamping untuk dicatat dalam buku kendali. Mengenai besaran pinjaman dana bergulir, kewajiban pengembalian dan bunga dapat dilihat pada Lampiran Pelaksanaan PEK Wadah perpanjangan tangan Pemerintah Kota Pekanbam dalam pelaksanaan PEK adalah Lembaga Perkreditan Rakyat (LPR). LPR memiliki peranan penting karena tujuan dibentuknya LPR adalah untuk melaksanakan kegiatan PEK dalam rangka pengentasan kemiskinan secara profesional, independen dan berbasis kepada aspirasi dan kepentingan riil masyarakat. Sesuai pengamatan dilapangan diperoleh informasi mengenai pelaksanaan PEK yaitu sebagai berikut: 1. LPR telah menyalurkan dana bergulir PEK sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. Jumlah alokasi dana bergulir PEK yang disalurkan LPR Kota Pekanbam tahun 2003 adalah sebesar Rp , dana bergulir tersebut diberikan kepada 250 pengusaha kecil di Kota Pekanbam yang

13 27 dikelompokkan berdasarkan jenis usahanya yaitu: pengusaha kecil kelompok industri rumah tangga, kelompok usaha perdagangan, kelompok usaha kerajinan, kelompok usaha jasa, kelompok usaha pertanian/petemakan dan kelompok usaha lain-lain. 2. Tim Pelaksana tidak melakukan pengawasan secara intensif terhadap penerima bantuan PEK. Dalam pelaksanaannya LPR hanya sekali melakukan pengawasan terhadap pengusaha kecil penerima bantuan dana bergulir PEK yaitu pada saat LPR melakukan penilaian apakah calon penerima layak atau tidak dalam memperoleh pinjaman PEK (kegiatan pra survei). Selanjutnya LPR hanya mengontrol dari pembayaran cicilan pinjaman, apabila terjadi penunggakan baru LPR akan melakukan survei kembali sebatas mencari informasi penyebab terjadi penunggakan. Hal seperti ini tentxmya akan membuka peluang imtuk terjadinya kredit macet. 3. Tidak ada kerjasama yang solid dan serentak antara Tim Pelaksana dengan instansi terkait terutama dalam hal bimbingan kepada pengusaha kecil. Instansi terkait tersebut seperti Dinas Koperasi dan UKM, Dinas Perindustrian dan Perdagangan dan instansi pemerintah maupun lembaga swasta lainnya yang memiliki tanggimg jawab dalam hal pengembangan usaha kecil yang ada di Kota Pekanbaru. Dari pengamatan dilapangan bahwa pembinaan yang dilakukan selama ini masih terkotak-kotak atau berjalan sendiri-sendiri sehingga hasil yang dicapai masih jauh dari yang diharapkan.

14 Dampak Program Ekonomi Kerakyatan Terhadap Pengusaha Kecil Industri Rumah Tangga Perubahan Tingkat Pendapatan Tabel 6. Keadaan Tingkat Pendapatan Responden per Bulan Sebelvim dan Sesudah PEK Tahun Tingkat Pendapatan Rata-rata No. Jenis usaha (Rp/Bulan) Persentase Sebelum PEK Sesudah PEK (/o) 1 Agroindustri ,77 2 Usaha makanan ,88 3 Ind. Batu bata ,35 Jumlah 100,00 Tabel 6, menunjukkan bahwa adanya peningkatan pendapatan per bulan setelah menerima dana bergulir PEK. Rata-rata pendapatan responden imtuk setiap jenis usaha mengalami peningkatan. Perubahan pendapatan rata-rata yang terbesar berada pada jenis usaha industri batu bata dengan perubahan kenaikan sebesar Rp ,- atau (41,35%). Hal ini dikarenakan usaha industri batu bata cenderung memiliki harga produksi yang stabil dan ditunjang dengan jumlah permintaan batu bata yang terus meningkat seiring dengan giatnya pembangunan perumahan di Kota Pekanbaru dan sekitamya. Sedangkan usaha makanan dan agroindustri mengalami peningkatan pendapatan yaitu masing-masing sebesar 20,88% dan 37,77%. Rendahnya pembahan rata-rata pendapatan cenderung dipengaruhi oleh harga bahan baku dan sembako yang tems mengalami peningkatan sementara penjualan cenderung tetap. Secara keseluruhan pendapatan rata-rata per bulan pengusaha kecil industri rumah tangga sebelum adanya PEK sebesar Rp dan sesudah adanya PEK sebesar Rp Lihat pada Lampiran 3.

15 Perubahan Skala Usaha Perubahan Komposisi Permodalan Modal merupakan salah satu faktor utama yang diperhatikan sebelum memulai usaha skala rumah tangga. Dan menjadi pokok pertimbangan bagi pengusaha kecil karena modal yang dapat dialokasikan dari bagian pendapatan rumah tangga masih terbatas sedangkan kemampuan imtuk memperoleh pinjaman dari lembaga perbankan sulit diperoleh. Pada dasamya saat bam memulai usaha skala rumah tangga memerlukan modal yang relatif kecil oleh dan biasanya pengusaha kecil menggunakan secara maksimal peralatan yang ada dirumah dalam rangka mengurangi alokasi modal, misalnya kompor, panci, penggorengan, blender, oven, dan lain-lain Dengan adanya bantuan dana bergulir PEK komposisi permodalan responden terjadi peningkatan sehingga dapat membantu responden dalam mengelola dan mengembangkan usahanya pada akhimya responden mampu meningkatkan pendapatannya., digunakan untuk membeli bahan baku, menambah peralatan dan perlengkapan produksi dengan tujuan yaitu untuk meningkatkan jumlah hasil produksi Perubahan Tenaga Kerja Responden menggunakan tenaga kerja bempa tenaga kerja dalam keluarga dan tenaga kerja luar keluarga. Sebagian besar responden menggunakan tenaga kerja dalam keluarga (TKDK) dengan alasan bahwa penggunaan TKDK mampu menghemat biaya pengeluaran dan ada juga yang berpendapat bahwa penggunaan anggota keluarga sebagai tenaga kerja didasari karena faktor kepercayaan dan

16 pewarisan bakat usaha keluarga sehingga nantinya akan menjalankan kegiatan usahanya dengan mandiri. Sedangkan responden yang menggunakan tenaga kerja luar keluarga beralasan bahwa responden tidak memiliki anggota keluarga yang berada pada usia produktif, usaha yang dijalankannya memerlukan tenaga kerja yang cukup banyak terutama pada kegiatan pengemasan dan pemasaran. Tabel 7. Penggunaan Tenaga Kerja Sebelum dan Sesudah PEK Tahun Jumlah Penggunaan TK No. Jenis usaha (orang) Persentase (%) Sebelum PEK Sesudah PEK 1 Agroindustri ,91 2 Usaha makanan ,04 3 Ind.batu bata ,04 JUMLAH ,00 Tabel 7 menunjukan bahwa usaha agroindustri menggunakan tenaga kerja lebih besar dibandingkan dengan usaha makanan dan industri batu bata yaitu sebelum PEK menggvmakan tenaga kerja sebanyak 34 orang dan sesudah PEK sebesar 51 orang dengan persentase perubahan penggimaan tenaga kerja sebelum dan sesudah PEK yaitu sebanyak 73,91%. Hal ini menandakan bahwa pada usaha agroindustri mampu menyerap tanaga kerja lebih besar sehingga dapat mengurangi jumlah pengangguran yang ada di Kota Pekanbaru. Secara keseluruhan rata-rata penggunaan tenaga kerja sebelum PEK 2,82 orang dan setelah adanya PEK 3,86 orang, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran Aset Usaha Dalam suatu proses produksi, peralatan juga memegang peranan penting karena dapat menentukan besar kecilnya jumlah produksi yang dihasilkan dan biaya produksi yang digunakan. Adanya bantuan dana bergulir PEK berpengaruh

17 31 juga terhadap peningkatan aset usaha. Hal ini ditandai dengan perubahan indikator berupa pemilikan lahan/tempat usaha yaitu milik sendiri atau menyewa, sifat bangunan tempat (permanen atau masih semi permanen), peralatan yang dipakai sudah modem atau masih sederhana, kepemilikan kendaraan, dan wilayah pemasaran. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 2 dan Permasalahan Dana Bergulir Program Ekonomi Kerakyatan 4.6. L Permasalahan Pada Saat Pengajuan Dana Bergulir PEK Permasalahan yang terjadi saat pengajuan bantuan dana bergulir PEK yaitu sabagai berikut: 1. Sebanyak 100% responden menanggapi bahwa prosesnya melalui banyak tahapan sehingga waktu pencairan dana menjadi cukup lama. Sementara responden sangat membutuhkan dana tersebut untuk tambahan modal dalam menjalankan usahanya. 2. Sebanyak 31,82% responden tidak mengerti dalam membuat proposal usaha yang baik dan persyaratan administrasi lairmya; dan 3. Sebanyak 77,27% responden memperoleh pinjaman PEK tidak sesuai dengan permohonan pada saat pengajuan proposal usaha. Dari Tim Pelaksana diperoleh informasi bahwa proses penyaluran dana bergulir PEK melalui tahapan-tahapan yang sudah ditentukan melalui peraturan pelaksanaan PEK yang dibuat oleh Pemerintah Kota Pekanbam. Jangka waktu proses penyaluran yaitu minimal 21 hari kerja mulai saat pengajuan permohonan pinjaman di masing-masing kecamatan sampai dana pinjaman tersebut cair.

18 32 Setiap penerima dana bergulir PEK ada yang memperoleh dana pinjaman sesuai dengan yang diajukan pada saat permohonan, ada juga yang tidak dikarenakan jumlah calon penerima bantuan dana bergulir PEK cukup tinggi sementara dana pinjaman yang akan diberikan masih terbatas. Disamping itu penentuan besamya jumlah pinjaman yang diberikan kepada pengusaha kecil disesuaikan dengan hasil penilaian dari Tim Pelaksana. Adapim penilaian tersebut antara lain berupa data usaha yang mencakup aspek kelayakan usaha dan prospek usaha serta kemampuan calon penerima dalam pengembalian pinjaman dana bergulir PEK Permasalahan Pada Saat Pemanfaatan Dana Bergulir PEK Sesuai peraturan dari Pemerintah Kota Pekanbaru, pemanfaatan dana bergulir PEK hanya dibenarkan untuk menambah modal kerja pada usaha yang sedang dijalankan, menambah atau mengadakan peralatan kerja untuk meningkatkan kapasitas usaha, dan memperluas jaringan usaha. Dana bergulir tidak dibenarkan digunakan untuk kegiatan yang bersifat konsumtif, dan membiayai kegiatan yang tidak ada kaitannya dengan usaha. Tabel 8. Distribusi Alokasi Dana Bergulir Pogram Ekonomi Kerakyatan No. Alokasi untuk Alokasi tidak Jumlah Persentase Usaha (%) untuk usaha (%) (orang) (%) , ,73 Tabel 8, menunjukkan bahwa kenyataan yang ada dilapangan sebagian responden menggunakan dana pinjaman yang diperoleh tidak seluruhnya dialokasikan untuk membangun usahanya melainkan untuk memenuhi kebutuhan

19 33 rumah tangga seperti untuk membayar biaya sekolah anaknya, biaya berobat anggota keluarga yang sakit dan memenuhi keperluan rumah tangga lainnya. Dari hasil penelitian diketahui bahwa sebanyak 77,27% dari jumlah responden menggimakan dana bergulir PEK untuk mengembangkan kegiatan usahanya, dan sisanya sebanyak 22,73% responden menggunakan 5-15% dari dana pinjaman yang diprolehnya tersebut untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga yang sifatnya mendesak, lihat lampiran 6. Dari responden diperoleh informasi bahwa dana pinjaman tersebut dirasa sangat kecil bila dibandingkan dengan kebutuhan modal yang sebenamya diperlukan untuk menambah bahan baku, peralatan produksi, dan fasilitas penunjang usaha lairmya. Apalagi ada sebagian responden yang memperoleh dana pinjaman tidak sesuai dengan yang diajukan pada saat mengajukan permohonan Permasalahan Pada Saat Pengembalian Dana Bergulir PEK Pada saat pengembalian dana bergulir PEK, permasalahan yang terjadi yaitu sebanyak 9,09% responden menunggak pembayaran cicilan pinjaman dana bergulir PEK. Penunggakkan angsuran pinjaman yang seharusnya dibayarkan setiap satu bulan sekali menjadi 2 bulan sekali, begitu setemsnya, hal ini tentimya akan memberatkan bagi pengusaha kecil itu sendiri selain jumlah angsuran yang hams dibayar menjadi lebih besar dari yang sehamsnya, pengusaha juga akan mendapat sanksi yaitu bempa tegviran dari Tim Pelaksana, karena hal seperti ini akan membuka peluang terjadinya kredit macet.

KONDISI SOSIAL EKONOMI

KONDISI SOSIAL EKONOMI Bab 3 KONDISI SOSIAL EKONOMI FENOMENA SOSIAL ANAK JALANAN 21 Bab 3 KONDISI SOSIAL EKONOMI Kota Pekanbaru merupakan ibukota dari Provinsi Riau yang mempunyai wilayah seluas 632,26 Km 2 yang pada tahun 2002

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN LOKASI PENELITIAN. dan Lintang Utara. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.19

BAB II TINJAUAN LOKASI PENELITIAN. dan Lintang Utara. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.19 BAB II TINJAUAN LOKASI PENELITIAN A. Tinjauan Kota Pekanbaru 1. Letak dan Luas Kota Pekanbaru terletak antara 101 14-101 34 Bujur Timur dan 0 25-0 45 Lintang Utara. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.19

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Kabupaten Kampar 4.1.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang Selatan, 100º 23' - 101º40' Bujur Timur.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK INDUSTRI KECIL KERUPUK

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK INDUSTRI KECIL KERUPUK IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK INDUSTRI KECIL KERUPUK 4.1. Letak Geografis, Kependudukan dan Kondisi Perekonomian Kabupaten Demak Kabupaten Demak merupakan salah satu kabupaten di

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Pekanbaru 1. Sejarah Pekanbaru lahir sebelum masuknya penjajahan Belanda ke Indonesia.Pada waktu itu, baru berupa dusun yang bernama Dusun Payung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negara Kesatuan Republik Indonesia, masih menghadapi masalah kemiskinan dan kerawanan pangan yang harus ditanggulangi bersama oleh pemerintah dan masyarakat. Masalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM A. Perkembangan Kota Pekanbaru Kota Pekanbaru sebagai ibukota Provinsi Riau, telah berkembang dengan pesat seiring dengan kemajuan pembangunan dan sumber daya manusianya. Kota Pekanbaru

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH Bujur Timur dan Lintang Utara, dengan batas. Utara : Kabupaten Siak dan Kabupaten Kampar

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH Bujur Timur dan Lintang Utara, dengan batas. Utara : Kabupaten Siak dan Kabupaten Kampar V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1. Keadaan Umum Kota Pekanbaru Kota Pekanbaru merupakan ibukota dari Provinsi Riau yang terletak di Pulau Sumatera. Secara geografis Kota Pekanbaru terletak pada koordinat 101

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan kepada debitur atau masyarakat yang menerima kredit Kupedes di Kecamatan Bengkalis Kabupaten Bengkalis. Penentuan lokasi ini didasari

Lebih terperinci

BAB IV. Kota Pekanbaru terletak di tengah-tengah pulau Sumatera yang mengarah ke

BAB IV. Kota Pekanbaru terletak di tengah-tengah pulau Sumatera yang mengarah ke BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH KAJLAN 4.1. Kota Pekanbaru 4.1.1. Geografis Kota Pekanbaru terletak di tengah-tengah pulau Sumatera yang mengarah ke daratan Sumatera. Secara geografis, kota Pekanbaru terletak

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lebak merupakan salah satu kabupaten yang terletak di

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lebak merupakan salah satu kabupaten yang terletak di 51 IV. GAMBARAN UMUM 4.1 Gambaran Umum Kabupaten Lebak 4.1.1 Letak Geografis Kabupaten Lebak merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Banten. Kabupaten Lebak beribukota di Rangkasbitung

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Kondisi Geografis Daerah Kecamatan Marpoyan Damai

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Kondisi Geografis Daerah Kecamatan Marpoyan Damai BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Geografis Daerah Kecamatan Marpoyan Damai Keseluruhan Sidomulyo Timur terletak dalam Wilayah Kecamatan Marpoyan Damai. Kelurahan dan desa ini berada dalam

Lebih terperinci

K O T A P E K A N B A R U

K O T A P E K A N B A R U K O T A P E K A N B A R U Data Agregat per Kecamatan KOTA PEKANBARU Sekapur Sirih Sebagai pengemban amanat Undang-undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik dan sejalan dengan rekomendasi Perserikatan

Lebih terperinci

II. TEVJAUAN PUSTAKA

II. TEVJAUAN PUSTAKA II. TEVJAUAN PUSTAKA Setiap kegiatan usaha yang mengharapkan akan berkembang dan maju, selalu memerlukan dana untuk membiayai keperluan-keperluan operasional dan investasi. Dana tersebut diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia menyebabkan munculnya. menurunnya konsumsi masyarakat. Untuk tetap dapat memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia menyebabkan munculnya. menurunnya konsumsi masyarakat. Untuk tetap dapat memenuhi kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis ekonomi yang melanda Indonesia menyebabkan munculnya berbagai macam masalah di dalam kehidupan masyarakat seperti terjadinya PHK pada buruh kontrak, jumlah pengangguran

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM. berdasarkan Peraturan Daerah Kota Pekanbaru No. 3 Tahun b. Sebelah Selatan berbatas dengan Kecamatan Tampan

BAB II GAMBARAN UMUM. berdasarkan Peraturan Daerah Kota Pekanbaru No. 3 Tahun b. Sebelah Selatan berbatas dengan Kecamatan Tampan 17 BAB II GAMBARAN UMUM A. Kecamatan Marpoyan Damai Kecamatan Marpoyan Damai pada mulanya dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 1987 Tentang Perubahan Batas Wilayah Kota Madya Dati II

Lebih terperinci

VI. MEKANISME PENYALURAN KUR DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

VI. MEKANISME PENYALURAN KUR DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN VI. MEKANISME PENYALURAN KUR DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 6.1. Mekanisme Penyaluran KUR di BRI Unit Tongkol Dalam menyalurkan KUR kepada debitur, ada beberapa tahap atau prosedur yang harus dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Geografis dan Demografis Kota Pekanbaru

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Geografis dan Demografis Kota Pekanbaru BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Geografis dan Demografis Kota Pekanbaru Kota Pekanbaru mempunyai Visi yang dirumuskan oleh aparat penyelenggara pemerintah kota Pekanbaru menuju

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota Pekanbaru yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. batas antara Kota Pekanbaru dengan Kabupaten Kampar pada tanggal 14 Mei

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. batas antara Kota Pekanbaru dengan Kabupaten Kampar pada tanggal 14 Mei BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Kecamatan Tampan Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru adalah merupakan salah satu Kecamatan yang berbentuk berdasarkan PP.No.19 Tahun 1987, tentang perubahan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. wilayah ± KM2. Terbentuknya Kecamatan Tampan ini terdiri dari beberapa

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. wilayah ± KM2. Terbentuknya Kecamatan Tampan ini terdiri dari beberapa 17 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 1. Kecamatan Tampan Pekanbaru A. Letak dan Geografis Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru merupakan salah satu Kecamatan yang terbentuk berdasarkan PP.No.19 Tahun 1987,

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKALONGAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini persaingan di bidang bisnis di seluruh dunia sudah tidak dapat di prediksi lagi, maka sebelum mendirikan sebuah perbisnisan seorang perlu memprediksi apa yang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM. berstatus Pegawai Negeri Sipil. Kelurahan ialah unit pemerintahan terkecil

BAB II GAMBARAN UMUM. berstatus Pegawai Negeri Sipil. Kelurahan ialah unit pemerintahan terkecil BAB II GAMBARAN UMUM A. Sejarah Singkat Berdirinya Kelurahan Kulim Kelurahan adalah pembagian wilayah administratif di bawah kecamatan, yang mana wilayah kerja lurah sebagai perangkat daerah kabupaten

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN SIMPANG BARU KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU. Kecamatan Tampan kota Pekanbaru adalah salah satu dari 12 kecamatan

BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN SIMPANG BARU KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU. Kecamatan Tampan kota Pekanbaru adalah salah satu dari 12 kecamatan 20 BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN SIMPANG BARU KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU A. Letak Geografis dan Demografis Kecamatan Tampan kota Pekanbaru adalah salah satu dari 12 kecamatan yang ada di kota Pekanbaru,

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU KEPUTUSAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI KOTA PEKANBARU

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU KEPUTUSAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI KOTA PEKANBARU WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU KEPUTUSAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI KOTA PEKANBARU WALIKOTA PEKANBARU, Menimbang a. b. c. Mengingat 1. 2.

Lebih terperinci

V. DAMPAK PERGULIRAN DANA SPP TERHADAP UMKM. 5.1 Keragaan Penyaluran Pinjaman Dana Bergulir SPP

V. DAMPAK PERGULIRAN DANA SPP TERHADAP UMKM. 5.1 Keragaan Penyaluran Pinjaman Dana Bergulir SPP 65 V. DAMPAK PERGULIRAN DANA SPP TERHADAP UMKM 5.1 Keragaan Penyaluran Pinjaman Dana Bergulir SPP Kecamatan Cimarga merupakan salah satu kecamatan yang melaksanakan program SPP sejak diselenggarakannya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian Kabupaten Gorontalo Utara merupakan wilayah administrasi yang merupakan kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 20 SERI E

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 20 SERI E LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 20 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN DANA PINJAMAN BERGULIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Nama Pekanbaru dahulunya dikenal dengan nama Senapelan yang

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Nama Pekanbaru dahulunya dikenal dengan nama Senapelan yang BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Kota Pekanbaru Nama Pekanbaru dahulunya dikenal dengan nama Senapelan yang pada saat itu dipimpin oleh seorang kepala suku disebut Batin. Daerah yang mulanya

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah 1. Keadaan Geografis Kabupaten Lampung Tengah merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. GAMBARAN UMUM KOTA PEKANBARU Pekanbaru lahir sebelum masuknya penjajahan Belanda ke Indonesia, yang pada masa itu berupa dusun yang bernama : Dusun Payung Sekaki,

Lebih terperinci

BAB IV PETA SOSIAL KOMUNITAS KELURAHAN REJOSARI KECAMATAN TENAYAN RAYA KOTA PEKANBARU

BAB IV PETA SOSIAL KOMUNITAS KELURAHAN REJOSARI KECAMATAN TENAYAN RAYA KOTA PEKANBARU BAB IV PETA SOSIAL KOMUNITAS KELURAHAN REJOSARI KECAMATAN TENAYAN RAYA KOTA PEKANBARU 4.1. Gambaran Umum Tentang Kota Pekanbaru Pekanbaru lahir sebelum masuknya penjajahan Belanda ke Indonesia. Pada waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan usaha yang tergolong besar (Wahyu Tri Nugroho,2009:4).

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan usaha yang tergolong besar (Wahyu Tri Nugroho,2009:4). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertengahan tahun 1997 terjadi krisis ekonomi yang menyebabkan perekonomian Indonesia terpuruk. Fenomena yang menggambarkan hal ini yaitu tingginya tingkat inflasi,

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 3 A TAHUN 2005 Lampiran : TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELOLAAN DANA BERGULIR BAGI KOPERASI, USAHA KECIL MENENGAH DAN KELOMPOK USAHA PRODUKTIF

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 9 TAHUN 2016

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 9 TAHUN 2016 WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KOTA PEKANBARU PEMERINTAH KOTA PEKANBARU TAHUN 2016 1 WALIKOTA

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu dari delapan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara geografis terletak antara 116-117

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Geografis Dan Demografis Kecamatan Tampan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Geografis Dan Demografis Kecamatan Tampan BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Geografis Dan Demografis Kecamatan Tampan Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru merupakan salah satu Kecamatan yang terbentuk berdasarkan PP No. 19 Tahun 1987, tentang

Lebih terperinci

BUPATI PAKPAK BHARAT

BUPATI PAKPAK BHARAT BUPATI PAKPAK BHARAT PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PERKUATAN PERMODALAN USAHA BAGI MASYARAKAT MELALUI KREDIT NDUMA PAKPAK BHARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung Tengah terletak pada

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung Tengah terletak pada IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Lampung Tengah merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung Tengah terletak pada 104 35-105

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PROVINSI RIAU

GAMBARAN UMUM KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PROVINSI RIAU IV. GAMBARAN UMUM KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PROVINSI RIAU 4.1. Kondisi Fisik Wilayah Provinsi Riau terdiri dari daratan dan perairan, dengan luas lebih kurang 329.867,61 km 2 sebesar 235.306 km 2 (71,33

Lebih terperinci

Perbaikan Usaha Mikro KREDIT TANPA AGUNAN BAGI PEDAGANG PASAR DAN KAKI LIMA

Perbaikan Usaha Mikro KREDIT TANPA AGUNAN BAGI PEDAGANG PASAR DAN KAKI LIMA KABUPATEN TANAH DATAR Perbaikan Usaha Mikro KREDIT TANPA AGUNAN BAGI PEDAGANG PASAR DAN KAKI LIMA Sumber : Inovasi Kabupaten di Indonesia. Seri Pendokumentasian Best Practices, BKKSI, 2008. satu SITUASI

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 43 IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis 1. Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Kudus secara geografis terletak antara 110º 36 dan 110 o 50 BT serta 6 o 51 dan 7 o 16 LS. Kabupaten Kudus

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR ( )

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR ( ) BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR (1998-2005) 2.1 Letak Geografis dan Keadaan Alam Kecamatan Ajibata merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Toba Samosir dengan luas wilayah

Lebih terperinci

PETA SOSIAL KELURAHAN CIPAGERAN

PETA SOSIAL KELURAHAN CIPAGERAN 35 PETA SOSIAL KELURAHAN CIPAGERAN Lokasi Kelurahan Cipageran merupakan salah satu kelurahan yang berada di Kecamatan Cimahi Utara Kota Cimahi. Adapun orbitasi, jarak dan waktu tempuh dengan pusat-pusat

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN KEUANGAN PROGRAM PEMBERDAYAAN POTENSI KESEJAHTERAAN SOSIAL MASYARAKAT (P2KSM) KABUPATEN PURWOREJO DENGAN

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Berdirinya Kelurahan Sail Kelurahan adalah pembagian wilayah administratif di bawah kecamatan, dalam konteks merupakan wilayah kerja lurah sebagai

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Kondisi Geografis Daerah Kecamatan Marpoyan Damai

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Kondisi Geografis Daerah Kecamatan Marpoyan Damai BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Geografis Daerah Kecamatan Marpoyan Damai Keseluruhan Sidomulyo Timur terletak dalam Wilayah Kecamatan Marpoyan Damai. Kelurahan dan desa ini berada dalam

Lebih terperinci

IV. KONDISI SUB-SEKTOR PERTANIAN TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN ROKAN HILIR

IV. KONDISI SUB-SEKTOR PERTANIAN TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN ROKAN HILIR IV. KONDISI SUB-SEKTOR PERTANIAN TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN ROKAN HILIR 4.1. Letak Geografis dan Luas Wilayah Kabupaten Rokan Hilir merupakan hasil pemekaran Kabupaten Bengkalis dengan Undang-Undang Nomor

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) adalah perusahaan yang didirikan dan. mengelola BUMD Sebagaimana yang diamanatkan dalam GBHN 1999 dan

I. PENDAHULUAN. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) adalah perusahaan yang didirikan dan. mengelola BUMD Sebagaimana yang diamanatkan dalam GBHN 1999 dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) adalah perusahaan yang didirikan dan dimiliki oleh pemerintah daerah. Kewenangan pemerintah daerah membentuk dan mengelola BUMD Sebagaimana

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemberdayaan Usaha Mikro (UM) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus menjadi tumpuan sumber

Lebih terperinci

GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM

GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM PERATURAN GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 83 TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PERKUATAN PERMODALAN BAGI KOPERASI, USAHA MIKRO DAN KECIL GUBERNUR NANGGROE

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1. Kondisi Geografis Luas wilayah Kota Bogor tercatat 11.850 Ha atau 0,27 persen dari luas Propinsi Jawa Barat. Secara administrasi, Kota Bogor terdiri dari 6 Kecamatan, yaitu

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG PERATURAN BUPATI SAMPANG NOMOR : 68 TAHUN 2008/434.013/2007 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1 Letak Geografis Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng dengan jarak kurang lebih 18 km dari ibu kota Kabupaten Buleleng

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pengembalian Kredit. Karakteristik responden baik yang lancar maupun yang menunggak dalam

PEMBAHASAN. 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pengembalian Kredit. Karakteristik responden baik yang lancar maupun yang menunggak dalam 55 II. PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pengembalian Kredit Karakteristik responden baik yang lancar maupun yang menunggak dalam pengembalian Kredit Mikro Utama diidentifikasi

Lebih terperinci

Pembangunan Bambu di Kabupaten Bangli

Pembangunan Bambu di Kabupaten Bangli BAB V Pembangunan di Kabupaten Bangli Oleh: Dinas Pertanian, Perkebunan dan Perhutanan Kabupaten Bangli. Dewasa ini, permintaan kayu semakin meningkat, sementara kemampuan produksi kayu dari kawasan hutan

Lebih terperinci

ADOPSI DAN DIFUSI TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN KELAPA SAWIT PETANI SWADAYA DI DESA SENAMA NENEK KECAMATAN TAPUNG. HULUKAMPAR

ADOPSI DAN DIFUSI TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN KELAPA SAWIT PETANI SWADAYA DI DESA SENAMA NENEK KECAMATAN TAPUNG. HULUKAMPAR ADOPSI DAN DIFUSI TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN KELAPA SAWIT PETANI SWADAYA DI DESA SENAMA NENEK KECAMATAN TAPUNG. HULUKAMPAR Oleh: Eri Sayamar dan Arifudin V Laboratorium Komunikasi dan Sosiologi Pertanian

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA 27 BAB IV GAMBARAN UMUM DESA 4.1 Desa Cikarawang 4.1.1 Kondisi Demografis Desa Cikarawang merupakan sebuah desa yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dan terdiri dari 7 RW. Sebelah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi tersebut harus dapat diusahakan dengan kemampuan dan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi tersebut harus dapat diusahakan dengan kemampuan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diakui bahwa usaha kecil dan menengah mempunyai peran penting di dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Pembangunan ekonomi merupakan hal yang mutlak yang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPAHIANG NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENYALURAN DAN PENGELOLAAN DANA BERGULIR PEMERINTAH KABUPATEN KEPAHIANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPAHIANG NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENYALURAN DAN PENGELOLAAN DANA BERGULIR PEMERINTAH KABUPATEN KEPAHIANG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPAHIANG NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENYALURAN DAN PENGELOLAAN DANA BERGULIR PEMERINTAH KABUPATEN KEPAHIANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPAHIANG, Menimbang

Lebih terperinci

BAB. IV GAMBARAN UMUM LOKASI KAJIAN

BAB. IV GAMBARAN UMUM LOKASI KAJIAN 41 BAB. IV GAMBARAN UMUM LOKASI KAJIAN 4.1. Keadaan Umum Lokasi Kajian 4.1.1. Letak dan Luas Wilayah 4.1.1.1 Letak Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 1987 tanggal 7 September 1987 daerah Kota

Lebih terperinci

BAB 5 ARAHAN PENGEMBANGAN USAHA TAPE KETAN SEBAGAI MOTOR PENGGERAK PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL

BAB 5 ARAHAN PENGEMBANGAN USAHA TAPE KETAN SEBAGAI MOTOR PENGGERAK PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL BAB 5 ARAHAN PENGEMBANGAN USAHA TAPE KETAN SEBAGAI MOTOR PENGGERAK PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL Dalam bab ini, akan dijelaskan mengenai temuan studi, kesimpulan serta rekomendasi pengembangan usaha tape

Lebih terperinci

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12 BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Konsekuensi logis sebagai negara kesatuan

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM KECAMATAN BANJAR. berdiri bersamaan dengan dibentuknya Kota Banjar yang terpisah dari kabupaten

IV. KEADAAN UMUM KECAMATAN BANJAR. berdiri bersamaan dengan dibentuknya Kota Banjar yang terpisah dari kabupaten IV. KEADAAN UMUM KECAMATAN BANJAR A. Letak Geografis Kecamatan Banjar adalah salah satu bagian dari wilayah Kota Banjar selain Kecamatan Purwaharja, Kecamatan Pataruman, dan Kecamatan Langensari yang berdiri

Lebih terperinci

pekanbarukota.bps.go.id

pekanbarukota.bps.go.id Katalog BPS : 1101002.1471.010 2014 Statistik Daerah Kecamatan Tampan Tahun 2014 i STATISTIK DAERAH KECAMATAN TAMPAN TAHUN 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN TAMPAN TAHUN 2014 Katalog BPS : 1101002.1471.1

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Sampel Penelitian ini dilakukan di Desa Namoriam dan Desa Durin Simbelang, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Penentuan daerah

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Daerah Penelitian 4.1.1, Letak dan Keadaan Geogrqfls Desa Pantai Raja terletak di kecamatan Perhentian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Daerah Penelitian 4.1.1, Letak dan Keadaan Geogrqfls Desa Pantai Raja terletak di kecamatan Perhentian 17 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Daerah Penelitian 4.1.1, Letak dan Keadaan Geogrqfls Desa Pantai Raja terletak di kecamatan Perhentian Raja Kabupaten Kampar. Desa Pantai Raja merupakan satu

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat. mempunyai luas wilayah 4.951,28 km 2 atau 13,99 persen dari luas

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat. mempunyai luas wilayah 4.951,28 km 2 atau 13,99 persen dari luas 29 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat 1. Keadaan Geografis Kabupaten Lampung Barat dengan ibukota Liwa merupakan salah satu kabupaten/kota yang berada di wilayah

Lebih terperinci

WALIKOTA BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR SAMISAKE

WALIKOTA BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR SAMISAKE SALINAN WALIKOTA BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR SAMISAKE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BENGKULU, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskrifsi Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Popayato Barat merupakan salah satu dari tiga belas Kecamatan yang ada di Kabupaten Pohuwato Provinsi Gorontalo. Kecamatan Popayato

Lebih terperinci

BAB III METODE KAJIAN

BAB III METODE KAJIAN BAB III METODE KAJIAN 3.1. Lokasi Penelitian Lokasi dari penelitian ini adalah pada Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru. Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru merupakan kecamatan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan penting dalam mempengaruhi pembangunan suatu negara, terutama pada negara berkembang seperti di Indonesia. Hal ini dikarenakan oleh

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. SejarahSingkatKecamatanTampanPekanbaru

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. SejarahSingkatKecamatanTampanPekanbaru BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. SejarahSingkatKecamatanTampanPekanbaru KecamatanTampan Kota Pekanbaru merupakan salah satu kecamatan yang terbentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No.19

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertanian meliputi sub-sektor perkebunan, perikanan, dan perikanan.

BAB I PENDAHULUAN. pertanian meliputi sub-sektor perkebunan, perikanan, dan perikanan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar dan berkelanjutan mencakup berbagai aspek kehidupan masyarakat. Salah satu bentuk pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian berperan penting dalam perekonomian Indonesia dan dalam pembangunan nasional. Pembangunan dan perubahan struktur ekonomi tidak bisa dipisahkan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan bagian terbesar dalam perekonomian Indonesia, indikator tingkat partisipasi masyarakat dalam berbagai sektor

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN TEMUAN KHUSUS. tentang pembentukan kecamatan marpoyan damai, kecamatan tenayan raya,

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN TEMUAN KHUSUS. tentang pembentukan kecamatan marpoyan damai, kecamatan tenayan raya, BAB IV GAMBARAN UMUM DAN TEMUAN KHUSUS 4.1 Sejarah Kecamatan Rumbai Pesisir Kecatan Rumbai Pesisir merupakan Kecamatan pemekaran dari Kecamatan Rumabi, berdasarkan Peraturan daerah kota pekanbaru nomor

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1 Wilayah Administrasi dan Letak Geografis Wilayah administrasi Kota Tasikmalaya yang disahkan menurut UU No. 10 Tahun 2001 tentang Pembentukan Pemerintah Kota Tasikmalaya

Lebih terperinci

S A L I N A N PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 28 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS KREDIT MODAL KERJA USAHA MIKRO DI KABUPATEN PROBOLINGGO

S A L I N A N PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 28 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS KREDIT MODAL KERJA USAHA MIKRO DI KABUPATEN PROBOLINGGO 02 Maret 2015 BERITA DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR 28 S A L I N A N PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 28 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS KREDIT MODAL KERJA USAHA MIKRO DI KABUPATEN PROBOLINGGO

Lebih terperinci

UPAYA PEMANFAATAN KREDIT PEDAGANG BUAH DI PUSAT NIAGA PALOPO KELURAHAN DANGERAKKO KECAMATAN WARA KOTA PALOPO

UPAYA PEMANFAATAN KREDIT PEDAGANG BUAH DI PUSAT NIAGA PALOPO KELURAHAN DANGERAKKO KECAMATAN WARA KOTA PALOPO Jurnal Dinamika, April 2012, halaman 1-11 ISSN 2087-7889 Vol. 03. No. 1 UPAYA PEMANFAATAN KREDIT PEDAGANG BUAH DI PUSAT NIAGA PALOPO KELURAHAN DANGERAKKO KECAMATAN WARA KOTA PALOPO Rahmat Masri Bandaso

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Lokasi dan Kondisi Geografis Desa Citapen Lokasi penelitian tepatnya berada di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Berdasarkan data Dinas

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA POLOBOGO

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA POLOBOGO BAB IV GAMBARAN UMUM DESA POLOBOGO 4. 1. Kondisi Geografis 4.1.1. Batas Administrasi Desa Polobogo termasuk dalam wilayah administrasi kecamatan Getasan, kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Wilayah

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PERKUATAN PERMODALAN KOPERASI, USAHA MIKRO DAN USAHA KECIL DENGAN PENYEDIAAN DANA BERGULIR PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan daerah provinsi di Indonesia, yang terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

Tabel 19. Selisih Serapan dan Emisi Karbon Dioksida. (ton) ,19 52,56 64,59 85,95 101, , , ,53

Tabel 19. Selisih Serapan dan Emisi Karbon Dioksida. (ton) ,19 52,56 64,59 85,95 101, , , ,53 70 Tabel 19. Selisih Serapan dan Emisi Karbon Dioksida Pekanbaru Kota Senapelan Limapuluh Sukajadi Sail Rumbai Bukit Raya Tampan Emisi CO 2 (ton) 176.706,19 52,56 64,59 85,95 101,42 24.048,65 32.864,12

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah. Sehingga kebijakan tidak bersifat satu arah. Kebijakan bisa dibilang

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah. Sehingga kebijakan tidak bersifat satu arah. Kebijakan bisa dibilang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kebijakan publik merupakan segala hal yang diputuskan oleh pemerintah. Definisi ini menunjukkan bagaimana pemerintah memiliki otoritas untuk membuat kebijakan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan tingginya tingkat kemiskinanberhubungan erat dengan permasalahan pertanian di Indonesia. Menurut Nasution (2008), beberapa masalah pertanian yangdimaksud

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PINJAMAN DANA BERGULIR

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PINJAMAN DANA BERGULIR PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PINJAMAN DANA BERGULIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PEKALONGAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB III GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN BAB III GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Sekilas Tentang Kecamatan Rowosari 1. Letak Geografis Kecamatan Rowosari Kecamatan Rowosari merupakan salah satu kecamatan yang terletak di jalur utama Pantai

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM. 4.1 Gambaran Umum Lokasi Letak dan Keadaan Fisik

BAB IV GAMBARAN UMUM. 4.1 Gambaran Umum Lokasi Letak dan Keadaan Fisik 4.1 Gambaran Umum Lokasi 4.1.1 Letak dan Keadaan Fisik BAB IV GAMBARAN UMUM Desa Gunung Menyan merupakan desa pemekaran dari Desa Cimayang pada tahun 1983 yang terletak di Kecamatan Pamijahan, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUN LOKASI PENELITIAN. Koto Tuo lama di mulai pada tahun 1990 dan baru berbentuk

BAB II GAMBARAN UMUN LOKASI PENELITIAN. Koto Tuo lama di mulai pada tahun 1990 dan baru berbentuk BAB II GAMBARAN UMUN LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Desa Koto Tuo Desa Koto Tuo merupakan salah satu desa dari 8 (delapan) desa yang termasuk ke dalam daerah genangan PLTA Koto Panjang. Pemindahan

Lebih terperinci

BAB 5 KEGIATAN MENGALOKASIKAN DANA

BAB 5 KEGIATAN MENGALOKASIKAN DANA BAB 5 KEGIATAN MENGALOKASIKAN DANA A. Pengertian Pengalokasian Dana Kegiatan bank yang kedua setelah menghimpun dana dari masyarakat luas dalam bentuk tabungan, simpanan giro dan deposito adalah menyalurkan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 18 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Desa Gorowong Desa Gorowong merupakan salah satu desa yang termasuk dalam Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR: 28/Per/M.KUKM/VII/2007

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR: 28/Per/M.KUKM/VII/2007 Draft Tanggal 5 Juli 2007 PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 28/Per/M.KUKM/VII/2007 TENTANG PEDOMAN PROGRAM SARJANA PENCIPTA KERJA MANDIRI (PROSPEK

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis 1. Luas dan batas wilayah administrasi Kecamatan Tampan merupakan salah satu kecamatan di wilayah Kota Pekanbaru, terdiri atas 71 RW dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (UMKM) telah mendapat perhatian yang relative cukup besar dari pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. (UMKM) telah mendapat perhatian yang relative cukup besar dari pemerintah, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Upaya pengembangan dan pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) telah mendapat perhatian yang relative cukup besar dari pemerintah, perbankan, swasta, lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa sektor pertanian menempati posisi yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa sektor pertanian menempati posisi yang penting dalam 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Sektor pertanian jika ditinjau dari struktur perekonomian nasional menunjukkan bahwa sektor pertanian menempati posisi yang penting dalam kontribusinya terhadap

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM 35 BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis Desa Tegal merupakan salah satu desa dari 8 desa lainnya yang terletak di Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor. Secara wilayah, Desa Tegal memiliki luas sekitar

Lebih terperinci