IV. KONDISI SUB-SEKTOR PERTANIAN TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN ROKAN HILIR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IV. KONDISI SUB-SEKTOR PERTANIAN TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN ROKAN HILIR"

Transkripsi

1 IV. KONDISI SUB-SEKTOR PERTANIAN TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN ROKAN HILIR 4.1. Letak Geografis dan Luas Wilayah Kabupaten Rokan Hilir merupakan hasil pemekaran Kabupaten Bengkalis dengan Undang-Undang Nomor 53 tahun Wilayah ini terletak dibagian paling utara dari Provinsi Riau atau pada pesisir Timur Pulau Sumatera, yaitu antara 1 14' ' lintang Utara dan ' ' Bujur Timur. Berdasarkan letak geografis ini, Kabupaten Rokan Hilir berada pada posisi yang strategis, yaitu jalur pelayaran internasional Selat Malaka. Hal ini menempatkannya menjadi salah satu gerbang lintas regional bagi Provinsi Riau dari/ke Selangor Malaysia maupun ke Sumatera Utara. Disamping itu, Kabupaten Rokan Hilir mempunyai keunggulan dengan dekatnya wilayah administrasi dan aksesibilitas yang baik dengan Kota Dumai yang salah satu fungsi utama kotanya sebagai pusat kegiatan dan alih muat angkutan laut nasional dan internasional. Wilayah Kabupaten Rokan Hilir memiliki luas daerah sebesar 8.881,59 km 2 berbatasan dengan Propinsi Sumatera Utara dan Selat Malaka di sebelah Utara, Kabupaten Bengkalis dan Kabupaten Rokan Hulu di sebelah Selatan, Kota Dumai di sebelah Timur dan Propinsi Sumatra Utara di sebelah Barat yang terbagi dalam 12 kecamatan dan 107 kepenghuluan/kelurahan, seperti terlihat pada Tabel 2. Tabel 2 menunjukkan bahwa wilayah Kecamatan yang terluas adalah Kecamatan Tanah Putih, mencapai 24,16 persen sedangkan Kecamatan Tanjung Melawan adalah kecamatan terkecil yang hanya 2,23 persen dari totol luas Kabupaten Rokan Hilir. Sementara itu, jumlah kepenghuluan/kelurahan terbanyak terdapat di Kecamatan Bangko, yaitu sebanyak 22 atau 20,56 persen dan terkecil di 4 kecamatan, yaitu Kecamatan Tp. Tanjung Melawan, Simpang Kanan, Pasir Limau Kapas dan Sinaboi yang masing-masing hanya 4 desa atau 3,74 persen dari total desa yang ada di Kabupaten Rokan Hilir. Banyak sedikit jumlah kepenghuluan/kelurahan pada setiap kecamatan dapat menggambarkan keadaan jangkaunan pelayanan administrasi pemerintah terhadap masyarakat. Semakin besar jumlah kepenghuluan/kelurahan di suatu kecamatan maka akan

2 memperpendek dan mempercepat pelayanan administrasi pemerintah kepada masyarakat yang ada di kawasan tersebut. Tabel 2. Luas Wilayah Kecamatan dan Kepenghuluan/kelurahan di Kabupaten Rokan Hilir No Kecamatan Luas Kepenghuluan Persentase (km2) Kelurahan Persentase 1 Tanah Putih , ,34 2 Pujud ,10 8 7,48 3 Tp. Tj. Melawan 199 2,23 4 3,74 4 Bagan Sinembah 847 9, ,08 5 Simpang Kanan 446 5,02 4 3,74 6 Kubu , ,08 7 Ps. Limau Kapas 670 7,54 4 3,74 8 Bangko , ,56 9 Senaboi 336 3,78 4 3,74 Lo Rimba Melintang 236 2,65 8 7,48 11 Bangko Pusako 733 8,25 9 8,41 12 Batu Hampar 284 3,20 6 5,61 Jumlah , ,00 Sumber: Dinas Pertanian TanamanPangan Kabupaten Rokan Hilir 4.2. Keadaan Kependudukan Penduduk merupakan potensi sumberdaya manusia penting dalam pembangunan suatu daerah. Potensi ini dapat dilihat dari segi jumlah, umur, jenis kelamin dan tingkat pendidikan penduduk itu sendiri. Penduduk Kabupaten Rokan Hilir pada tahun 2004 menurut BPS tercatat sebanyak jiwa yang terdiri dari rumah tangga dengan laju pertumbuhan penduduk 4,40 persen per tahun. Untuk melihat jumlah penduduk dirinci menurut kecamatan dan jenis kelamin disajikan pada Tabe1 3

3 Tabe1 3 Jumlah Rumah Tangga, Penduduk Menurut Jenis Kelamin, dan Kepadatan per Kecamatan di Kabupaten Rokan Hilir Tahun 2004 Kecamatan Luas wilayah (km) Rumah tangga Penduduk (jiwa) Laki-laki Perempuan Total Kepadatan (jiwa /km) Tanah Putih 2.146, Pujud 984, Tp. Tj. Melawan 198, Bagan Sinembah 847, Simpang Kanan 445, Kubu 1.061, Ps. Limau Kapas 669, Bangko 940, Senaboi 335, Batu Hampar 284, Rimba Melintang 235, Bangko Pusako 732, Jumlah 8.881, Sumber: BPS Tahun 2004 Tabel 3 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Kabupaten Rokan Hilir terbanyak terdapat di Kecamatan Bagan Sinembah yakni berjumlah jiwa dan terkecil terdapat di Kecamatan Batu Hampar yang hanya jiwa. Kepadatan penduduk terpadat terdapat di Kecamatan Bagan Sinembah sebanyak 127 jiwa/km 2 dan yang terjarang dijumpai di Kecamatan Tanah Putih yakni 21 jiwa/km2. Sementara rata-rata kepadatan penduduk Kabupaten Rokan Hilir sebanyak 50 jiwa/km2. Sedangkan jumlah penduduk penduduk berdasarkan kelompok umur disajikan dalam Tabe1 4 Tabel 4 Jumlah Penduduk Kabupaten Rokan Hilir Berdasarkan Kelompok Umur tahun 2003 No Kelompok Umur Jumlah (jiwa) Persentase 1 < , ,698 7, ,268 2, , , , , ,00 Sumber: Dinas pertanian Tanaman Pangan Provinsi Riau Tahun 2005

4 Tabel 4 memperlihatkan bahwa kelompok umur produktif berjumlah jiwa (60,75%) dengan asumsi umur produktif dari 15 tahun sampai 64 tahun. Kelompok umur ini sangat penting dalam kaitannya dengan ketersediaan tenaga kerja produktif untuk melakukan usaha pertanian dan usaha fisik lain pada suatu daerah tertentu. Jumlah penduduk berdasarkan golongan ini juga dapat menggambarkan rasio ketergantungan (dependency ratio), yaitu perbandingan penduduk produktif terhadap non produktif. Dependency ratio penduduk di Kabupaten Rokan Hilir adalah sebesar 65 persen yang berarti setiap 100 penduduk produktif menanggung sebanyak 65 jiwa penduduk non produktif. 4.3 Distribusi Penggunaan dan Potensi Lahan Lahan merupakan sumberdaya alam sekaligus faktor produksi penting dalam usaha pertanian. Disamping sebagai tempat pemukiman penduduk, di atas tanah dapat diusahakan berbagai jenis tanaman tergantung kepada tingkat kesuburan dan kesesuaian lahan yang ada. Disamping itu, di atas tanah dapat juga dibangun usaha ekonomi lain seperti kolam/empang untuk pemeliharaan ikan air tawar. Luas penggunaan lahan di Kabupaten Rokan Hilir disajikan dalam Tabel 5. Tabel 5 menjelaskan bahwa dari luas wilayah Kabupaten Rokan Hilir seluas hektar, 8,20 persen ( ha) adalah lahan sawah dan selebihnya 91,80 persen ( ha) adalah lahan kering. Sawah di Kabupaten Rokan Hilir didominasi oleh sawah tadah hujan seluas hektar (68,13 persen), sawah lebak dan pasang surut yang masing-masing 12,17 persen dan 2,94 persen. Sementara lahan sawah yang tidak diusahakan masih cukup luas yang mencapai hektar (16,47%). Sedangkan penggunaan lahan bukan sawah (lahan kering) didominasi untuk perkebunan negara/swasta yang mencapai hektar (23,34%), kemudian diikuti lahan untuk tegalan seluas hektar (14,91%), dan hutan negara seluas hektar (13,28%).

5 Tabel 5. Luas Lahan Menurut Penggunaannya di Kabupaten Rokan Hilir Tahun 2005 No Penggunaan lahan Luas (ha) Persentase A Sawah 1 Pasang surut ,94 2 Tadah hujan ,13 3 Lebak , 4 Sedan tidak diusahakan ,47 Jumlah ,20 B Bukan lahan sawah 1 Lahan kering A Pekarangan/bangunan/halaman sekitarnya ,56 b Tegalan/Kebun ,91 c Ladang/Huma ,72 d Pengembalaan padang rumput 99 0,02 e Rawa-rawa yang tidak diusahakan ,41 f Kolam/Tebat/Empang 89 0,01 g Perkebunan negara/swasta ,34 h Sedang tidak diusahakan ,83 2 Lahan hutan a Hutan Negara ,28 b Hutan Rak at ,11 3 Lahan Lainnya ,71 Jumlah ,80 Lahan sawah + bukan lahan sawah ,00 Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Rokan Hilir Tahun Penggunaan tanah yang tersempit adalah untuk kolam/tebat/empang yang hanya 0,01 persen. Ini menunjukkan bahwa potensi budidaya perikanan darat, khususnya usaha budidaya perkoloman belum tergarap dengan baik pada hal punya potensi yang cukup besar bila dilihat dari ketersediaan air di kawasan tersebut. Disamping penggunaan lahan di atas, masih ada penggunaan lainnya seluas hektar atau 31,71 persen dari luas lahan bukan sawah. Khusus mengenai potensi lahan sawah di Kabupaten Rokan Hilir dapat dilihat pada Tabel 6. Luas lahan sawah terluas dijumpai di Kecamatan Bangko seluas hektar atau 33,82 persen dari seluruh lahan sawah yang ada di Kabupaten Rokan Hilir. Urutan kedua terluas adalah di Kecamatan Kubu yaitu seluas 14,050 hektar atau 19,30 persen dari total lahan sawah. Luas lahan sawah terkecil dijumpai di Kecamatan Pujud yang hanya 130 hektar atau 0,18 persen,

6 akan tetapi lahan kering di daerah tersebut cukup potensial yaitu nomor 2 terluas setelah Kecamatan Tanah Putih, yaitu hektar atau 12,60 persen. Sedangkan di Kecamatan Tanah putih mencapai hektar atau 26,11 persen dari total luas lahan kering di Kabupaten Rokan Hilir seluas hektar. Dari luas lahan sawah dan lahan kering yang ada ternyata tidak semua luas lahan tersebut dapat diusahakan karena berbagai kendala. Luas lahan yang sementara tidak dapat diusahakan ini merupakan potensi potensi yang belum diusahakan untuk menghasilkan produksi tanaman. Untuk lahan sawah potensi yang belum diusahakan selnas hektar (1,35%), sedangkan lahan kering mencapai luas hektar (3,60%). Untuk mengetahui luas lahan sawah dan kering yang sementara tidak diusahakan di Kabupaten Rokan Hilir tersebut dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Luas Lahan Menurut Jenis Lahan dan Kecamatan di Kabupaten Rokan Hilir Tahun 2004 No Kecamatan Lahan sawah Luas lahan (ha) Sementara tidak Lahan kering diusahakan Sementara tidak diusahakan 1 Tanah Putih Pujud Tp. Tj. Melawan Bagan Sinembah Simpang Kanan Kubu Ps. Limau Kapas Bangko Senaboi o Batu Hampar Rimba Melintang Bangko Pusako Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Rokan Hilir Tahun 2006 Tabel 6 juga menunjukkan jumlah luas lahan sawah dan lahan kering sedang tidak diusahakan yang terdapat di 12 kecamatan di Kabupaten Rokan Hilir seluas hektar. Lahan sawah yang sementara tidak dapat diusahakan terluas

7 dijumpai di Kecamatan Bangko yang mencapai hektar, sedangkan lahan kering terluas yang untuk sementara tidak diusahakan dijumpai di Kecamatan Tanah Putih yang mencapai hektar. Lahan ini cukup potensial untuk perluasan pengembangan (ekstensifikasi) tanaman padi dan palawija serta tanaman hortikultura. Permasalahan serius yang mengancam pertanian tananam pangan dilihat dari penggunaan lahan di Kabupaten Rokan Hilir adalah tingginya tingkat pengalihan (alih fungsi) lahan dari lahan tanaman pangan ke tanaman non pangan, seperti perkebunan terutama tanaman sawit dan pemukiman sebagai akibat dari pertumbuhan penduduk yang cepat. Dalam kasus kelapa sawit, penyebab utama alih fungsi lahan tersebut semata karena masalah ekonomi dimana tanaman sawit mempunyai nilai ekonomi lebih tinggi dari pada tanaman pangan seperti padi, palawija dan sayursayuran. Luas alih fungsi lahan di Kabupaten Rokan Hilir pada tahun 2005 disajikan dalam Tabel 7. Tabel 7. Alih Fungsi Lahan Tanaman Pangan Ke Non Pangan Diwilayah Kabupaten Rokan Hilir Dirinci Menurut Kecamatan Tahun No Kecamatan Potensi Lahan (ha) Pemanfaatan padi (ha) 1 x T 2 x T Sawit Alih fungsi lahan (ha) Pemu kiman Dll Jum lah 1 Tanah Putih 2 Pujud Tp. Tj. Melawan Bagan Sinembah Simpang Kanan Kubu Ps. Limau Kapas ,5 0 8 Bangko Senaboi Batu Hampar Rimba Melintang ,5 6, Bangko Pusako , ,5 Total , Persentase 100,00 40,91 4,64 3,561 0,07 0,05 3,67 Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Rokan Hilir Tahun 2006

8 Tabel 7 memperlihatkan bahwa selama tahun 2005 telah terjadi alih fungsi lahan 3,67 persen dari potensi lahan yang ada seluas hektar. Dari total luas alih fungsi lahan tersebut didominasi oleh tanaman kelapa sawit yang mencapai 3,56 persen. Dari semua kecamatan yang ada, alih fungsi lahan untuk kelapa sawit selama tahun 2005 terluas terjadi di Kecamatan Bangko yang mencapai 561 hektar, kemudian diikuti oleh Kecamatan Bangko Pusako dan Kecamatan Rimba Melintang. Sementara alih fungsi untuk pemukiman terluas terjadi di Kecamatan Bagan Sinembah seluas 606 hektar, kemudian diikuti oleh Kecamatan Pasir Limau Kapas dan Kecamatan Rimba Melintang; yang masing-masing seluas 39 dan 13,5 hektar selama tahun Potensi Pertanian Tanaman Pangan Lebih dari 50 persen perekonomian penduduk bersumber dari sektor pertanian, sehingga pembangunan bidang ekonomi dititikberatkan pada sektor pertanian guna mendorong dan menopang sektor industri dan sektor perdagangan serta sektor-sektor lainnya untuk tumbuh dan berkembang. Tanaman pangan yang diusahakan petani di Kabupaten Rokan Hilir adalah padi, palawija, sayuran dan buah-buahan. Untuk melihat potensi komoditas padi berdasarkan tingkat produktivitas yang dicapai dapat dilihat pada Tabel 8. Produktivitas lahan tanaman padi sawah di Kabupaten Rokan Hilir mencapai 4,26 ton gabah kering giling (GKG) per hektar, sedangkan pada lahan kering padi gogo mencapai 2,43 ton GKG per hektar. Rata-rata produktivitas lahan komoditas jagung 2,06 ton pipilan kering per hektar, kedelai 1,34 ton biji kering per hektar, kacang hijau 1,08 ton biji kering per hektar, kacang tanah 1,01 ton biji kering per hektar, ubi kayu 9,96 umbi basah per hektar, dan ubi jalar 5,30 ton umbi basah per hektar.

9 Tabel 8. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Lahan Padi dan Padi Gogo di Kabupaten Rokan Hilir Tahun 2005 No Komoditas Luas panen (ha) Produksi (ton) Produktivitas (ton ha) 1 Padi sawah ,8 4,26 2 Padi gogo ,6 2,06 3 Jagung ,8 2,43 4 Kedelai ,5 1,34 5 Kacang Hijau 42 45,5 1,08 6 Kacang tanah 66 66,6 1,01 7 Ubi kayu ,0 9,96 8 Ubi jalar ,0 5,30 Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Rokan Hilir Tahun Sedangkan produktivitas lahan tertinggi yang pernah dicapai komoditas padi dan palawija pada sentra-sentra produksi di Kabupaten Rokan Hilir disajikan pada Tabel 9. Bila produktivitas lahan tertinggi dapat dicapai melalui program intensifikasi, maka pada kondisi luas panen tahun 2005 saja, prediksi produksi padi dan palawija Kabupaten Rokan Hilir adalah sebagai berikut: padi sawah ,97 ton dan padi gogo 1.129,6 ton. Ini artinya Kabupaten Rokan Hilir bisa memproduksi padi sebanyak ,57 ton. Sedangkan jagung 1.512,8 ton, kedelai 1.361,64 ton, kacang hijau 54,60 ton, kacang tanah 70,62 ton, ubi kayu ton dan ubi jalar 552 ton. Melihat rendahnya produktivitas tanah di kecamatan-kecamatan tertentu dapat disebabkan rendahnya penerapan teknologi Sapta Usahatani tanaman pangan yang telah dianjurkan. Produksi padi dan palawija di Kabupaten Rokan Hilir mempunyai peluang untuk ditingkatkan melalui peningkatan mutu intensifikasi dan pengelolaan yang efektif dan efisien. Minimal mencapai proyeksi produktivitas lahan tertinggi yang dapat dicapai pada sentra-sentra produksi padi dan palawija di Kabupaten Rokan Hilir.

10 Tabel 9. Produktivitas Lahan Teringgi Komoditas Padi dan Palawija Pada Kecamatan Sentra Produksi di Kabupaten Rokan Hilir Tahun 2005 No Komoditas Produktivitas Tertinggi (ton/ha) 1 Padi sawah 5,51 Bangko 2 Padi gogo 2,20 Pujut 3 Jagung 3,12 Simpang Kanan 4 Kedelai 1,40 Bangko 5 Kacang hijau 1,30 6 Kacang tanah 1,07 7 Ubi Kayu 10,0 8 Ubi jalar 6,0 Simpang Kanan Kecamatan Batu Hampar, Rimba Melintang, Bangko Pusako, Pujut dan Bagan Sinembah Tanah Putih, Pujut dan Tp. Tj. Melawan Rimba Melintang, Bangko, Tanah Putih, Pujut, Tp. Tj. Pusako, Kubu, Ps. Limau Kapas, Melawan, Bagan Sinembah dan Sp. Kanan. Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Rokan Hi1ir Tahun Kelompok Tani Kelompok tani adalah kumpulan petani yang terlibat secara non formal atas dasar keserasian, keakraban dan kepentingan bersama serta saling percaya untuk mencapai tujuan bersama dalam melakukan usahatani. Kelompok tani juga merupakan kelembagaan yang berfungsi sebagai wadah untuk mengorganisir petani dalam mendapatkan pembinaan dan penyuluhan. Untuk meningkat pengetahuan dan ketrampilan petani serta merubah perilaku peranan kelompok tani sangat penting. Selanjutnya untuk mengorganisasikan kegiatan usahatani, kelompok tani berfungsi sebagai wadah untuk mengajukan programprogram kelompok terutama yang berhubungan dengan permohonan kredit usahatani. Adapun jumlah kelompok tahun 2005 di Kabupaten Rokan Hilir dapat dilihat pada Tabel 10.

11 Tabe1 10. Jumlah Kelompok Tani di Kebupaten Rokan Hilir Dirinci Menurut Kecamatan Tahun 2005 No Kecamatan Jumlah Kelas Kelompok Tani Pemula Lanjut Madya Utama 1 Tanah Putih Pujud Tp. Tj. Melawan Bagan Sinembah Simpang Kanan Kubu Ps. Limau Kapas o 8 Bangko Senaboi Batu Hampar Rimba Melintang Bangko Pusako Jumlah Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Rokan Hilir Tahun 2006 Melihat kepada Tabel 10 terlihat bahwa jumlah kelompok tani tahun 2005 berjumlah 588 kelompok, 72,79 persen masih kelompok tani pemula, 23,64 persen lanjut, 2,72 persen madya dan baru 1,19 persen yang termasuk ke dalam kelas lanjut. Semakin banyak kelompok tani tentunya semakin baik karena semakin banyak pula petani yang terlibat sebagai anggota kelompok tani tersebut. Hal ini tentunya membawa dampak pada perluasan penyebaran teknologi ke petani sehingga produksi usahatani yang dilakukan berpeluang untuk meningkat Mesin Rice Milling Unit Setelah panen gabah yang dihasilkan oleh petani akan diolah di mesin RMU. Mesin ini tersedia hampir di setiap kecamatan, kecuali Kecamatan Tanah Putih, Bagan Sinembah, Pujud dan Ps. Limau Kapas. Jumlah mesin RMU terbanyak adalah di Kecamatan Bangko sejumlah 55 buah (30 persen), berikutnya adalah Kecamatan Rimba Melintang sejumlah 47 RMU (25 persen) dan Kecamatan Kubu sejumlah 44 RMU (24 persen).

12 Tabel 11. Jumlah Mesin RMU di Kabupaten Rokan Hilir per Kecamatan Tahun 2007 No Kecamatan Jumlah RMU Persentase 1 Bangko 55 30% 2 Rimba Melintang 47 25% 3 Tanah Putih 0 0% 4 Simpang Kanan 2 1% 5 Tanah Putih Tg.Melawan 5 3% 6 Bangko Pusako 12 6% 7 Sinaboi 10 5% 8 Kubu 44 24% 9 Bagan Sinembah 0 0% 10 Pujud 0 0% 11 Ps. Limau Kapas 0 0% 12 Batu Hampar 10 5% Total % Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Rokan Hilir, 2007 Kepemilikan mesin RMU terbagi dua, yaitu masyarakat dan pemerintah, berdasarkan Tabel 12, Kecamatan Bangko merupakan kecamatan yang paling banyak memiliki mesin RMU di Kabupaten Rokan Hilir yang dimiliki masyarakat, sebesar 42 buah (33 persen). Berikutnya adalah Kecamatan Kubu sebanyak 30 buah (23 persen) dan Rimba Melintang sebanyak 25 buah (19 persen). Kepemilikan mesin RMU yang berasal dari bantuan pemerintah, yang terbanyak adalah di Kecamatan Rimba Melintang yaitu sejumlah 22 buah (39 persen), lalu Kecamatan Kubu sebanyak 14 buah (25 persen) dan Kecamatan Bangko sebanyak 13 buah (23 persen).

13 Tabel 12. Jumlah dan Persentase RMU menurut Kepemilikan di Kabupaten Rokan Hilir Tahun 2007 No Kecamatan Swadaya Persentase Pemerintah Persentase 1 Bangko 42 33% 13 23% 2 Rimba Melintang 25 19% 22 39% 3 Tanah Putih 0 0% 0 0% 4 Simpang Kanan 2 2% 0 0% Tanah Putih Tg.Melawan 5 4% 0 0% 5 6 Bangko Pusako 9 7% 3 5% 7 Sinaboi 7 5% 3 5% 8 Kubu 30 23% 14 25% 9 Bagan Sinembah 0 0% 0 0% 10 Pujud 0 0% 0 0% 11 Ps. Limau Kapas 0 0% 0 0% 12 Batu Hampar 9 7% 1 2% Total % % Jika dibandingkan setiap kecamatan, Kecamatan Simpang Kanan dan Tanah Putih Tg Melawan kepemilikannya 100 persen milik masyarakat. Sedangkan kecamatan yang terbanyak memiliki RMU dari pemerintah di kecamatannya adalah Kecamatan Rimba Melintang, sejumlah 22 buah (47 persen), Kecamatan Kubu sebanyak 14 buah (32 persen) dan Kecamatan Sinaboi sejumlah 3 RMU (30 persen). Selengkapnya dapat dilihat di Tabel 13. Tabel 13. Jumlah dan Persentase RMU menurut Kepemilikan per Kecamatan di Kabupaten Rokan Hilir Tahun 2007 No Kecamatan Swadaya Persentase Pemerintah Persentase 1 Bangko 42 76% 13 24% 2 Rimba Melintang 25 53% 22 47% 3 Tanah Putih Simpang Kanan 2 100% 0 0% Tanah Putih Tg.Melawan 5 100% 0 0% 5 6 Bangko Pusako 9 75% 3 25% 7 Sinaboi 7 70% 3 30% 8 Kubu 30 68% 14 32% 9 Bagan Sinembah Pujud Ps. Limau Kapas Batu Hampar 9 90% 1 10% Total % 56 30%

14 4.7. Pasar Pasar merupakan saraan ekonomi sangat penting di suatu daerah. Di pasar orang bisa mendapatkan segala kebutuhan rumah tangga sehari-hari dan yang lebih penting lagi adalah di pasar orang dapat menjual produksi barang dan produksi pertanian dengan imbalan berupa perolehan dalam bentuk uang yang dapat digunakan untuk kepentingan lain. Berkaitan dengan pasar ini, Mosher (1968) menyatakan bahwa pasar merupakan faktor mutlak dalam pembangunan pertanian. Tidak ada lebih menggembirakan petani dari pada diperolehnya harga yang layak (tinggi) pada waktu mereka menjual produksi. Hal ini akan dapat terealisasi salah satunya jika pasar tempat menjual produk tersebut tersedia di sekitar areal petani. Jadi petani bisa langsung menjual produksinya ke pasar tanpa melalui pedagang (perantara) dalam keadaan segar. Bagaimanapun keterlibatan pedagahg perantara dalam memasarkan produksi pertanian akan menyebabkan harga ditingkat petani rendah yang pada akhirnya pendapatn petani rendah. Jarak pasar dari areal produksi juga mempengaruhi terhadap pendapatan petani sebagai akibat dari besarnya biaya transprotasi. Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa pasar yang ada di Kabupaten Rokan Hilir umunya ada di Ibukota Kecamatan. Sementara jarak antara tempat produksi dengan pasar kecamatan tersebut sangatlah jauh dengan sarana transportasi yang kurang memadai (tidak lancar). Ini salah satu permasalahan pemasaran produksi pangan di Kabupaten Rokan Hilir.

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Kabupaten Kampar 4.1.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang Selatan, 100º 23' - 101º40' Bujur Timur.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Keadaan Geografi Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105,14 sampai dengan 105,45 Bujur Timur dan 5,15 sampai

Lebih terperinci

Sex Ratio Kabupaten Rokan Hilir. Sex Ratio = 106. = 283,7 ribu orang. = 268,7 ribu orang

Sex Ratio Kabupaten Rokan Hilir. Sex Ratio = 106. = 283,7 ribu orang. = 268,7 ribu orang Sex Ratio Kabupaten Rokan Hilir Sex ratio penduduk Kabupaten Rokan Hilir adalah sebesar 106, yang berarti setiap 100 penduduk lakik-laki terdapat 100 penduduk perempuan atau terdapat 6 orang laki-laki

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang 70 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Tanggamus 1. Keadaan Geografis Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN ha, terletak pada kordinat 101'21 BT. Batas Kabupaten Rokanbb

BAB IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN ha, terletak pada kordinat 101'21 BT. Batas Kabupaten Rokanbb BAB IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Rokan Hilir memiliki luas wilayah 8.881,59 km2 atau 888.159 ha, terletak pada kordinat 101'21 BT. Batas Kabupaten Rokanbb Hilir: - Sebelah

Lebih terperinci

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 27 Secara rinci indikator-indikator penilaian pada penetapan sentra pengembangan komoditas unggulan dapat dijelaskan sebagai berikut: Lokasi/jarak ekonomi: Jarak yang dimaksud disini adalah jarak produksi

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015) No. 78/11/33, Th. IX, 2 NOVEMBER 2015 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015) Berdasarkan Angka Ramalan (ARAM) II, produksi padi Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2015 diperkirakan sebesar

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN ROKAN HILIR. Rokan Hilir adalah sebuah kabupaten di Provinsi Riau

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN ROKAN HILIR. Rokan Hilir adalah sebuah kabupaten di Provinsi Riau BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN ROKAN HILIR 4.1. Sejarah Kabupaten Rokan Hilir Kabupaten Rokan Hilir adalah sebuah kabupaten di Provinsi Riau Indonesia. Ibukotanya terletak di Bagansiapiapi, kota terbesar,

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 14/03/Th.XIX. 01 Maret 2016 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) ANGKA SEMENTARA PRODUKSI PADI TAHUN 2015 SEBESAR 2.331.046 TON

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 14/03/Th.XIX. 01 Maret 2016 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) ANGKA SEMENTARA PRODUKSI PADI TAHUN 2015 SEBESAR 2.331.046 TON

Lebih terperinci

ppbab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ppbab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ppbab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lahan merupakan sumber daya alam yang memiliki fungsi yang sangat luas dalam memenuhi berbagai kebutuhan manusia. Di lihat dari sisi ekonomi, lahan merupakan input

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT No. 20/03/52/Th.VIII, 3 Maret 2014 ANGKA SEMENTARA TAHUN PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT A. PADI Angka tetap 2012 (ATAP 2012)

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014) No.01 /03/3321/Th.I,2 Maret 2015 Angka Sementara (ASEM) produksi padi Kabupaten Demak Tahun 2014 diperkirakan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105. IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 4.1.1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.14 sampai dengan 105, 45 Bujur Timur dan 5,15

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA RAMALAN II TAHUN 2013)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA RAMALAN II TAHUN 2013) NO. 66/11/33 TH. VII, 1 NOVEMBER 2013 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA RAMALAN II TAHUN 2013) Berdasarkan Angka Ramalan (ARAM) II, pada tahun 2013 produksi padi Provinsi Jawa Tengah diperkirakan sebesar

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA TETAP TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA TETAP TAHUN 2015) No. 47/07/33/Th.X, 1 Juli 2016 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA TETAP TAHUN 2015) Angka Tetap (ATAP) produksi padi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015 sebesar 11,30 juta ton Gabah Kering Giling (GKG). Angka

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Undang-undang RI No. 53 tahun 1999.Kabupaten Rokan Hilir terletak di pesisir timur Pulau

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Undang-undang RI No. 53 tahun 1999.Kabupaten Rokan Hilir terletak di pesisir timur Pulau 34 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Luas Wilayah Kabupaten Rokan Hilir merupakan sebuah Kabupaten baru yang merupakan wilayah pemekaran dari Kabupaten Bengkalis. Dibentuk pada tanggal 4 Oktober

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT No. 19/3/52/Th.X, 1 Maret 216 ANGKA SEMENTARA TAHUN PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT A. PADI Angka tetap 214 (ATAP 214) produksi

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 53 IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Selat Rupat merupakan salah satu selat kecil yang terdapat di Selat Malaka dan secara geografis terletak di antara pesisir Kota Dumai dengan

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II 2015) No.03 /11/3321/Th.I,2 November 2015 Berdasarkan Angka Ramalan (ARAM) II, produksi padi Kabupaten Demak pada

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014) No. 22/03/33 Th.IX, 2 Maret 2015 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014) Angka Sementara (ASEM) produksi padi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 diperkirakan 9,65 juta ton Gabah Kering Giling

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015) No.02 /07/3321/Th.I,1 Juli 2015 Angka tetap produksi padi Kabupaten Demak tahun 2014 mencapai

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (ANGKA RAMALAN III 2008)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (ANGKA RAMALAN III 2008) BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 40/11/34/Th. X, 03 November 2008 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (ANGKA RAMALAN III 2008) Berdasarkan ATAP 2007 dan Angka Ramalan III (ARAM

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) No. 20/03/33 Th.X, 1 Maret 2016 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) Angka Sementara (ASEM) produksi padi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015 diperkirakan 11,30 juta ton Gabah Kering Giling

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN III 2010)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN III 2010) NO. 53/11/33/TH. IV, 1 NOVEMBER 2010 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN III 2010) A. PADI ARAM III produksi padi Provinsi Jawa Tengah tahun 2010 sebesar 10,079 juta ton Gabah Kering Giling (GKG),

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan yang dititikberatkan pada pertumbuhan ekonomi berimplikasi pada pemusatan perhatian pembangunan pada sektor-sektor pembangunan yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 48

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 48 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kabupaten Pringsewu 1. Geografis Kabupaten Pringsewu Kabupaten Pringsewu merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014) BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 16/03/Th.VIII. 02 Maret 2015 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014) ANGKA SEMENTARA PRODUKSI PADI TAHUN 2014 SEESAR 1.820.112 TON

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA SEMENTARA TAHUN 2013)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA SEMENTARA TAHUN 2013) PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA SEMENTARA TAHUN 2013) No. 18/03/33 Th.VIII, 3 Maret 2014 Angka Sementara (ASEM) produksi padi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 diperkirakan 10,34 juta ton gabah kering

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA SUMATERA UTARA (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA SUMATERA UTARA (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 17/03/12/Thn. XIX, 01 Maret 2016 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA SUMATERA UTARA (ANGKA SEMENTARA TAHUN ) ANGKA SEMENTARA PRODUKSI PADI TAHUN SEBESAR 4.044.829 TON GKG, NAIK SEBESAR

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015) PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015) No. 48/07/33/Th.IX, 1 Juli 2015 Angka tetap produksi padi tahun 2014 di Jawa Tengah mencapai 9,65 juta ton Gabah Kering Giling (GKG)

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 34 IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 4.1 Gambaran Umum Provinsi Lampung Lintang Selatan. Disebelah utara berbatasan dengann Provinsi Sumatera Selatan dan Bengkulu, sebelah Selatan

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Bengkalis merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Riau. Wilayahnya mencakup daratan bagian pesisir timur Pulau Sumatera dan wilayah kepulauan,

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang 43 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Keadaan Umum Kecamatan Sragi a. Letak Geografis Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang ada di

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT. Provinsi Jawa Barat, secara geografis, terletak pada posisi 5 o 50-7 o 50

V. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT. Provinsi Jawa Barat, secara geografis, terletak pada posisi 5 o 50-7 o 50 5.1. Kondisi Geografis V. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT Provinsi Jawa Barat, secara geografis, terletak pada posisi 5 o 50-7 o 50 Lintang Selatan dan 104 o 48-108 o 48 Bujur Timur, dengan batas wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik secara langsung maupun

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Wilayah Propinsi Lampung 1. Geografi Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau Sumatera dengan luas wilayah 35.288,35 Km 2. Propinsi

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA TETAP 2010 DAN ANGKA RAMALAN II 2011)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA TETAP 2010 DAN ANGKA RAMALAN II 2011) PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA TETAP 2010 DAN ANGKA RAMALAN II 2011) NO. 36/07/33/TH. V, 1 JULI 2011 Berdasarkan Angka Tetap (ATAP) 2010, produksi padi Jawa Tengah mencapai 10,11 juta ton mengalami

Lebih terperinci

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 36 BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Keadaan Geografi Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Ngawi secara geografis terletak pada koordinat 7º 21 7º 31 LS dan 110º 10 111º 40 BT. Batas wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan KEADAAN UMUM LOKASI Keadaan Wilayah Kabupaten Jepara adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang terletak di ujung utara Pulau Jawa. Kabupaten Jepara terdiri dari 16 kecamatan, dimana dua

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PRODUKSI PADI SAWAH DI DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PRODUKSI PADI SAWAH DI DAERAH PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PRODUKSI PADI SAWAH DI DAERAH PENELITIAN 4.. Gambaran Umum Wilayah Kabupaten PPU secara geografis terletak pada posisi 6 o 9 3-6 o 56 35 Bujur Timur dan o 48 9 - o 36 37 Lintang

Lebih terperinci

ANGKA TETAP TAHUN 2013 DAN ANGKA RAMALAN 1 TAHUN 2014 PADI DAN PALAWIJA SULAWESI UTARA

ANGKA TETAP TAHUN 2013 DAN ANGKA RAMALAN 1 TAHUN 2014 PADI DAN PALAWIJA SULAWESI UTARA No. 4/7/71/Th. VIII, 1 Juli 214 ANGKA TETAP TAHUN 213 DAN ANGKA RAMALAN 1 TAHUN 214 PADI DAN PALAWIJA SULAWESI UTARA A. PADI Angka Tetap (ATAP) produksi padi tahun 213 diperhitungkan sebesar 638.373 ton

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Desa Gunung Malang merupakan salah

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA SUMATERA UTARA (ANGKA TETAP TAHUN 2013)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA SUMATERA UTARA (ANGKA TETAP TAHUN 2013) BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 45/07/12/Thn. XVII, 1 Juli PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA SUMATERA UTARA (ANGKA TETAP TAHUN ) ANGKA TETAP PRODUKSI PADI TAHUN SEBESAR 3.727.249 TON GKG, NAIK SEBESAR 11.735

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Posisi wilayah Kota Metro berada di tengah Provinsi Lampung, secara

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Posisi wilayah Kota Metro berada di tengah Provinsi Lampung, secara IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis Kota Metro Posisi wilayah Kota Metro berada di tengah Provinsi Lampung, secara geografis terletak pada 5,6 0 5,8 0 lintang selatan dan 105,17 0-105,19

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara sampai

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara sampai 49 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Penelitian Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara 4 0 14 sampai 4 0 55 Lintang Selatan dan diantara 103 0 22 sampai 104

Lebih terperinci

POTENSI LAHAN PERTANIAN BAGI PENGEMBANGAN PALAWIJA DI LAMPUNG

POTENSI LAHAN PERTANIAN BAGI PENGEMBANGAN PALAWIJA DI LAMPUNG POTENSI LAHAN PERTANIAN BAGI PENGEMBANGAN PALAWIJA DI LAMPUNG Oleh: Muchjidin Rachmat*) Abstrak Tulisan ini melihat potensi lahan, pengusahaan dan kendala pengembangan palawija di propinsi Lampung. Potensi

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015) 5 BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 40/07/34/Th.XVII, 1Juli 2015 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015) Berdasarkan ATAP 2014 dan Angka Ramalan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Geografi Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi Lampung. Kabupaten Lampung Selatan terletak di ujung selatan Pulau Sumatera

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA No. 16/03/34/Th.XVIII, 1 Maret 2016 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA SEMENTARA 2015) Produksi padi tahun 2015 mengalami kenaikan sebesar 25.563 ton GKG

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Lokasi dan Topografi Kabupaten Donggala memiliki 21 kecamatan dan 278 desa, dengan luas wilayah 10 471.71 kilometerpersegi. Wilayah ini

Lebih terperinci

BAB 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BENGKALIS DAN PERKEMBANGAN PERIKANANNYA

BAB 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BENGKALIS DAN PERKEMBANGAN PERIKANANNYA BAB 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BENGKALIS DAN PERKEMBANGAN PERIKANANNYA A. Sejarah Singkat Kabupaten Bengkalis Secara historis wilayah Kabupaten Bengkalis sebelum Indonesia merdeka, sebagian besar berada

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan dititikberatkan pada pertumbuhan sektor-sektor yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Tujuan pembangunan pada dasarnya mencakup beberapa

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA SUMATERA UTARA (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2013)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA SUMATERA UTARA (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2013) BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 20/03/12/Thn. XVII, 3 Maret 2014 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA SUMATERA UTARA (ANGKA SEMENTARA TAHUN ) ANGKA SEMENTARA PRODUKSI PADI TAHUN SEBESAR 3.727.249 TON GKG, NAIK SEBESAR

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Banjararum terletak sekitar 26 km dari Puasat Pemerintahan Kabupaten Kulon

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Banjararum terletak sekitar 26 km dari Puasat Pemerintahan Kabupaten Kulon IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Alam 1. Letak geografis dan batas administrasi Desa Banjararum merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, Daerah

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT No. 75/11/52/Th.IX, 2 November 2015 ANGKA TETAP TAHUN 2014 DAN ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT No. 47/07/52/Th.IX, 1 Juli 2015 ANGKA TETAP TAHUN 2014 DAN ANGKA RAMALAN I TAHUN 2015 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT A.

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA KABUPATEN ASAHAN (ANGKA TETAP TAHUN 2013)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA KABUPATEN ASAHAN (ANGKA TETAP TAHUN 2013) BPS KABUPATEN ASAHAN No. 02/10/1208/Thn. XVII, 20 Oktober PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA KABUPATEN ASAHAN (ANGKA TETAP TAHUN ) ANGKA TETAP PRODUKSI PADI TAHUN SEBESAR 103.881 TON GABAH KERING GILING (GKG),

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Lampung Selatan 47 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Lampung Selatan 1. Letak geografis, topografi, dan pertanian Kabupaten Lampung Selatan Wilayah Kabupaten Lampung Selatan

Lebih terperinci

PERSEDIAAN KARBOHIDRAT DI KABUPATEN BULELENG TAHUN 2015

PERSEDIAAN KARBOHIDRAT DI KABUPATEN BULELENG TAHUN 2015 PERSEDIAAN KARBOHIDRAT DI KABUPATEN BULELENG TAHUN 215 Ir. Ni Putu Suastini, MSi (Penyuluh Pertanian Madya) Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Buleleng 215 PERSEDIAAN KARBOHIDRAT DI KABUPATEN BULELENG

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA SUMATERA UTARA (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA SUMATERA UTARA (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014) BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 22/3/12/Thn. XVIII, 2 Maret 215 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA SUMATERA UTARA (ANGKA SEMENTARA TAHUN ) ANGKA SEMENTARA PRODUKSI PADI TAHUN SEBESAR 3.628.968 TON GKG, TURUN SEBESAR

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah 1. Keadaan Geografis Kabupaten Lampung Tengah merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nangka, semangka, melon, cabai dan sebagainya. Akibat serangan hama ini

I. PENDAHULUAN. nangka, semangka, melon, cabai dan sebagainya. Akibat serangan hama ini I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lalat buah (Diptera: Tephritidae) merupakan hama yang banyak menimbulkan kerugian pada tanaman hortikultura, baik yang dibudidayakan secara luas maupun tanaman pekarangan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1. Kondisi Geografis Luas wilayah Kota Bogor tercatat 11.850 Ha atau 0,27 persen dari luas Propinsi Jawa Barat. Secara administrasi, Kota Bogor terdiri dari 6 Kecamatan, yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lahan. Kemampuan lahan yang dikelola akan memberikan. produksi yang berbeda-beda tingkat produktivitasnya.

BAB I PENDAHULUAN. lahan. Kemampuan lahan yang dikelola akan memberikan. produksi yang berbeda-beda tingkat produktivitasnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Faktor produksi utama dalam produksi pertanian adalah lahan. Kemampuan lahan yang dikelola akan memberikan produksi yang berbeda-beda tingkat produktivitasnya. Tanaman

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Sulawesi barat. Kabupaten Mamuju memiliki luas Ha Secara administrasi,

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Sulawesi barat. Kabupaten Mamuju memiliki luas Ha Secara administrasi, IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografi Daerah Wilayah Kabupaten Mamuju merupakan daerah yang terluas di Provinsi Sulawesi Barat. Secara geografis Kabupaten Mamuju terletak di posisi : 00

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian mempunyai peranan yang sangat strategis terutama dalam penyediaan pangan, penyediaan bahan baku industri, peningkatan ekspor dan devisa negara,

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II 2015)

PERKEMBANGAN PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II 2015) No. 64/11/72/Th.XVIII, 02 November 2015 PERKEMBANGAN PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II 2015) A. PADI Angka Ramalan II (ARAM II) produksi padi Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2015 diperkirakan

Lebih terperinci

STATISTIK PADI DAN PALAWIJA SUMATERA UTARA TAHUN 2012 DAN KONDISI TAHUN 2013

STATISTIK PADI DAN PALAWIJA SUMATERA UTARA TAHUN 2012 DAN KONDISI TAHUN 2013 BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 45/07/12/Thn. XVI, 1 Juli STATISTIK PADI DAN PALAWIJA SUMATERA UTARA TAHUN DAN KONDISI TAHUN Angka Tetap produksi padi tahun di Sumatera Utara sebesar 3.715.514 ton Gabah

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. swasembada beras. Produksi yang melebihi kebutuhan konsumsi penduduk, menempatkan daerah ini sebagai daerah suplai beras dan penyangga

PENDAHULUAN. swasembada beras. Produksi yang melebihi kebutuhan konsumsi penduduk, menempatkan daerah ini sebagai daerah suplai beras dan penyangga PENDAHULUAN Propinsi Sulawesi Selatan merupakan salah satu daerah penghasil beras di luar Pulau Jawa, yang berperan penting dalam upayah pelestarian swasembada beras. Produksi yang melebihi kebutuhan konsumsi

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Umum Provinsi Kalimantan Barat Setelah era reformasi yang menghasilkan adanya otonomi daerah, maka daerah administrasi di Provinsi Kalimantan Barat yang telah mengalami

Lebih terperinci

KL 4099 Tugas Akhir. Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari. Bab 2 GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI

KL 4099 Tugas Akhir. Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari. Bab 2 GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari Bab 2 GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI Bab GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian A. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN Pertanian merupakan kegiatan yang penting dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Sehingga perlu adanya keterampilan dalam mengelola usaha pertanian

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 31/07/12/Th.VI. 02 Juli 2012 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA TETAP 2011 DAN RAMALAN I TAHUN 2012) Dari pembahasan Angka Tetap (ATAP) tahun 2011,

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan daerah provinsi di Indonesia, yang terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 046/11/12/Th.VI. 01 November 2012 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2012) Sampai dengan Subrorund II (Januari-Agustus) tahun 2012,

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA SEMENTARA 2015)

PERKEMBANGAN PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA SEMENTARA 2015) No. 17/03/72/Th.XIX, 01 Maret 2016 PERKEMBANGAN PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA SEMENTARA 2015) A. PADI Angka Sementara (ASEM) produksi padi Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2015 sebesar 1.015.368 ton

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap manusia untuk dapat melakukan aktivitas sehari-hari guna mempertahankan hidup. Pangan juga merupakan

Lebih terperinci

ANGKA TETAP TAHUN 2015 PADI DAN PALAWIJA SULAWESI UTARA

ANGKA TETAP TAHUN 2015 PADI DAN PALAWIJA SULAWESI UTARA No. 44/07/71/Th. XVI, 1 Juli 2016 ANGKA TETAP TAHUN 2015 PADI DAN PALAWIJA SULAWESI UTARA A. PADI Angka Tetap (Atap) produksi padi tahun 2015 mencapai 674.169 ton Gabah Kering Giling (GKG). Dibandingkan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pulau Jawa, dan sebaliknya. Provinsi Lampung memiliki 12 kabupaten dan 2

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pulau Jawa, dan sebaliknya. Provinsi Lampung memiliki 12 kabupaten dan 2 42 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Provinsi Lampung merupakan penghubung utama lalu lintas Pulau Sumatera dan Pulau Jawa, dan sebaliknya. Provinsi Lampung memiliki 12 kabupaten dan 2 kota. Provinsi

Lebih terperinci

STATISTIK PADI DAN PALAWIJA SUMATERA UTARA TAHUN 2011 DAN RAMALAN KONDISI TAHUN 2012

STATISTIK PADI DAN PALAWIJA SUMATERA UTARA TAHUN 2011 DAN RAMALAN KONDISI TAHUN 2012 BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 70/11/12/Thn. XV, 1 November STATISTIK PADI DAN PALAWIJA SUMATERA UTARA TAHUN DAN RAMALAN KONDISI TAHUN Angka Tetap produksi padi tahun di Sumatera Utara sebesar 3.607.403

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI dan PALAWIJA (ANGKA RAMALAN III TAHUN 2011)

PRODUKSI PADI dan PALAWIJA (ANGKA RAMALAN III TAHUN 2011) No. 57/11/63/Th.XV, 1 November PRODUKSI PADI dan PALAWIJA (ANGKA RAMALAN III TAHUN ) Produksi padi tahun (ARAM III) diperkirakan sebesar 2.001.274 ton Gabah Kering Giling (GKG), naik sebesar 159.185 ton

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor agribisnis merupakan sektor ekonomi terbesar dan terpenting dalam perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah kemampuannya dalam menyerap

Lebih terperinci

ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014 PADI DAN PALAWIJA SULAWESI UTARA

ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014 PADI DAN PALAWIJA SULAWESI UTARA No. 21/03/71/Th. IX, 2 Maret 2015 ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014 PADI DAN PALAWIJA SULAWESI UTARA A. PADI Angka Sementara (Asem) produksi padi tahun 2014 diperhitungkan sebesar 640.162 ton Gabah Kering Giling

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA SEMENTARA 2006 DAN ANGKA RAMALAN I 2007)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA SEMENTARA 2006 DAN ANGKA RAMALAN I 2007) BPS PROVINSI JAWA TENGAH No. 01/IV/Th. I, 1 April 2007 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA SEMENTARA 2006 DAN ANGKA RAMALAN I 2007) A. PADI Angka Sementara (ASEM) produksi padi Provinsi Jawa Tengah tahun

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tanggamus terbentuk atas dasar Undang-undang Nomor 2 tertanggal 3

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tanggamus terbentuk atas dasar Undang-undang Nomor 2 tertanggal 3 39 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kabupaten Tanggamus Kabupaten Tanggamus terbentuk atas dasar Undang-undang Nomor 2 tertanggal 3 Januari 1997 dan pada tanggal 21 Maret 1997 resmi menjadi salah

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG, KEDELAI, UBI KAYU DAN UBI JALAR (TAHUN 2014: ANGKA TETAP, 2015 : ARAM I)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, KEDELAI, UBI KAYU DAN UBI JALAR (TAHUN 2014: ANGKA TETAP, 2015 : ARAM I) No. 40/07/13/Th.XVIII, 1 Juli 2015 PRODUKSI PADI, JAGUNG, KEDELAI, UBI KAYU DAN UBI JALAR (TAHUN 2014: ANGKA TETAP, 2015 : ARAM I) A. PADI Produksi padi tahun 2014 tercatat sebesar 2.519.020 ton GKG (ATAP

Lebih terperinci

ANGKA TETAP TAHUN 2014 PADI DAN PALAWIJA SULAWESI UTARA

ANGKA TETAP TAHUN 2014 PADI DAN PALAWIJA SULAWESI UTARA No. 47/07/71/Th. XI, 1 Juli 2015 ANGKA TETAP TAHUN 2014 PADI DAN PALAWIJA SULAWESI UTARA A. PADI Angka Tetap (ATAP) produksi padi tahun 2014 diperhitungkan sebesar 637.927 ton Gabah Kering Giling (GKG).

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Lokasi dan Kondisi Geografis Desa Citapen Lokasi penelitian tepatnya berada di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Berdasarkan data Dinas

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa wukirsari merupakan salah satu Desa dari total 4 Desa yang berada di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. Desa Wukirsari yang berada sekitar

Lebih terperinci

9.b PENGUKURAN PENCAPAIAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN SIAK TAHUN 2016 (CAPAIAN KINERJA SKPD BERDASARKAN TARGET RPJMD)

9.b PENGUKURAN PENCAPAIAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN SIAK TAHUN 2016 (CAPAIAN KINERJA SKPD BERDASARKAN TARGET RPJMD) 9.b PENGUKURAN PENCAPAIAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN SIAK TAHUN 2016 (CAPAIAN KINERJA SKPD BERDASARKAN TARGET RPJMD) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN SIAK PENGUKURAN PENCAPAIAN PERJANJIAN

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 28/07/11/Th.V. 01 Juli 2011 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA TETAP 2010 DAN RAMALAN II TAHUN 2011) Dari pembahasan Angka Tetap (ATAP) tahun 2010,

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 045/11/11/Th.V. 01 November 2011 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA RAMALAN III TAHUN 2011) Sampai dengan Subrorund II (Januari-Agustus) tahun 2011,

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Kabupaten Kulonprogo Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di propinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kabupaten Belitung Timur adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Bangka Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak tanggal 25 Februari

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA SEMENTARA 2014)

PERKEMBANGAN PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA SEMENTARA 2014) No. 19/03/72/Th.XVIII, 2 Maret 2015 PERKEMBANGAN PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA SEMENTARA 2014) A. PADI Angka Sementara (ASEM) produksi padi Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2014 sebesar 1.020.561 ton

Lebih terperinci