GAMBARAN UMUM KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PROVINSI RIAU

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "GAMBARAN UMUM KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PROVINSI RIAU"

Transkripsi

1 IV. GAMBARAN UMUM KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PROVINSI RIAU 4.1. Kondisi Fisik Wilayah Provinsi Riau terdiri dari daratan dan perairan, dengan luas lebih kurang ,61 km 2 sebesar km 2 (71,33 %) merupakan daerah lautan dan hanya ,61 km 2 (28,67 %) daerah daratan. Di samping itu di daerah lautan yang berbatasan dengan negara lain diperkirakan luas daerah Zona Ekonomi Eklusif adalah km 2. Keberadaannya membentang dari lereng Bukit Barisan sampai dengan Selat Malaka, terletak antara Lintang Selatan sampai Lintang Utara atau antara Bujur Timur Bujur Timur. Di daerah daratan terdapat 15 sungai, diantaranya ada 4 sungai yang mempunyai arti penting sebagai prasarana perhubungan seperti Sungai Siak (300 km) dengan kedalaman 8 12 m, Sungai Kampar (400 km) dengan kedalaman 6 8 m. Keempat sungai yang membelah dari pegunungan dataran tinggi Bukit Barisan bermuara di Selat Malaka dan Laut Cina Selatan itu dipengaruhi pasang surut laut. Batas-batas daerah Riau adalah: Sebelah Utara: Selat Malaka dan Provinsi Sumatera Utara Sebelah Selatan : Provinsi Jambi dan Provinsi Sumatera Barat Sebelah Timur : Sebelah Barat : Provinsi Kepulauan Riau dan Selat Malaka Provinsi Sumatera Barat dan Provinsi Sumatera Utara Provinsi Riau terdiri dari 2 Kota dan 9 Kabupaten yaitu: Kota Pekanbaru, Kota Dumai, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Bengkalis, Kabupaten Kampar, Kabupaten Siak, Kabupaten

2 77 Palalawan, Kabupaten Indragiri Hulu, Kabupaten Indragiri Hilir dan Kabupaten Kuantan Singigi. Sedangkan Kota Batam, Kabupaten Kepulauan Riau yang sebelumnya termasuk dalam Provinsi Riau telah membentuk provinsi baru yaitu Provinsi Kepulauan Riau. Jarak suatu kota dengan ibukota provinsi termasuk salah satu faktor yang dapat mempercepat pembangunan daerah tersebut. Kota-kota di sekitar Kota Pekanbaru lebih baik tingkat pembangunan dan kesejahteraan masyarakatnya dibanding kota-kota yang berada sangat jauh dari kota Pekanbaru seperti Bangkinang, Pangkalan Krinci, Dumai dan Siak Sri Indrapura. Tembilahan merupakan ibukota Kabupaten yang paling jauh jaraknya dengan Kota Pekanbaru diikuti dengan Bagan Siapi-api, Rengat dan Taluk Kuantan, dan termasuk daerah yang tingkat pembangunannya rendah dan tingkat kesejahteraannya pun rendah. Lihat Tabel 2. Daerah Riau beriklim tropis basah dengan rata-rata curah hujan berkisar antara mm per tahun yang dipengaruhi oleh musim kemarau dan musim hujan. Rata-rata hari hujan setahun pada tahun 2004 tercatat 127 hari. Jika dibandingkan banyaknya hari hujan dalam tahun 2004 dengan banyaknya hari hujan pada tahun 2003 terjadi penurunan sebesar 24 %. Daerah yang paling sering ditimpa hujan setiap tahun adalah Indragiri Hulu dan Pekanbaru yaitu 203 hari, Kota Dumai 161 hari, Kabupaten Pelalawan 155 hari, dan yang terakhir Kabupaten Siak 73 hari. Kejadian kabut selama tahun 2003 tercatat 4 kali dan yang paling banyak terjadi pada bulan Agustus yaitu sebanyak 2 kali. (BPS Provinsi Riau, 2004)

3 78 Tabel 2. Jarak antara Ibukota Provinsi dengan Ibukota Kabupaten/Kota No Kabupaten/kota Ibu kota Jarak dengan ibukota Provinsi (km) 1 Kuantan Singingi Taluk Kuantan Indragiri Hulu Rengat Indragiri Hilir Tembilahan Palalawan Pangkalan Krinci 70 5 Siak Siak Sri Indrapura Kampar Bangkinang 60 7 Rokan Hulu Bagan Siapi-api Bengkalis Bengkalis Rokan Hilir Pasir Pangaraian Pekanbaru Pekanbaru 0 11 Dumai Dumai 188 Sumber : BPS provinsi Riau, 2004 Daerah Riau yang memiliki luas daerah7,8 juta ha sebagian besar jenis tanahnya adalah organosol dan gley humus yaitu 5 juta ha lebih (64,84 %), sisanya 0,21 juta ha adalah jenis tanah podsol. (BPS, 2005) Pemanfaatan Sumberdaya Alam Sifat alamiah dan tingkat pemanfaatan sumberdaya lahan sangat menentukan produksi yang dapat digunakan oleh manusia. Pemanfaatan sumberdaya lahan tersebut bermacam-macam berkembang sejalan dengan perkembangan budaya manusia. Provinsi Riau terdiri dari 11 kabupaten/kota dimana jika dilihat dari luas wilayah, Kabupaten Indragiri Hilir merupakan kabupaten terluas yaitu mempunyai luas ha, diikuti dengan Kabupaten Bengkalis yaitu ha dan Kabupaten Kampar ha, sedangkan kabupaten/kota yang lain mempunyai luas di bawah 1 juta ha.

4 79 Penggunaan lahan di Provinsi Riau untuk hutan negara seluas ha (29,71 %), perkebunan seluas ha (27,48 %), tegal/kebun/ lading/huma seluas ha (6,34 %), sedangkan luas pekarangan/lahan untuk bangunan dan halaman sekitarnya ha (4,46 %), rawa-rawa yang tidak diusahakan seluas ha (1,51 %) tanaman kayu-kayuan seluas ha (7,76 %), lahan yang sementara tidak diusahakan seluas ha (6,30 %), padang rumput seluas ha (0,30 %), kolam/empang seluas 449 ha (0,05 %) dan sisanya seluas ha (12,68 %) digunakan untuk lain-lain Kondisi Kesejahteraan Masyarakat Masalah kependudukan merupakan faktor penting dalam pembangunan tidak hanya menyangkut jumlah dan kepadatan ataupun angka kelahiran dan kematian, tetapi sangat dibutuhkan dalam perencanaan pembangunan di segala bidang, pemberian pelayanan dan perencanaan produksi dan pasar. Perkembangan penduduk Riau cukup pesat dari tahun ke tahun. Menurut sensus penduduk tahun 1930 penduduk Riau baru berjumlah 566 ribu jiwa yang tersebar di empat afdeling, yaitu Tanjung Pinang, Indragiri, Bangkinang dan Bengkalis. Kurang lebih 30 tahun kemudian, yaitu pada sensus penduduk tahun 1961, penduduk Riau telah menjadi jiwa, lebih dari dua kali lipat penduduknya dari tahun 1930, dengat laju perkembangan penduduk tahunan pada periode diperkirakan 2,55 %. Pada sensus penduduk tahun 1971 penduduk Provinsi Riau mencapai jiwa. Perkembangan penduduk provinsi ini pada periode bertambah lebih dari satu juta orang dengan laju perkembangan penduduk 4,31 % pertahun. Berdasarkan hasil Susenas 2004, penduduk Provinsi Riau berjumlah jiwa dan dari hasil Susenas tahun

5 jumlah penduduk meningkat menjadi jiwa atau naik sebesar 2.71 %. Dengan luas wilayah provinsi Riau, rata-rata setiap 1 km 2 dihuni oleh 49 orang penduduk. (BPS, 2005) Kota Pekanbaru merupakan daerah terpadat dibanding daerah lainnya, dengan luas 446,50 km 2 (0,52 %) yang dihuni oleh 15,32 % penduduk. Sedangkan daerah yang paling jarang penduduknya adalah Kabupaten Palalawan dengan luas wilayah km 2 (13,87 %) dihuni hanya oleh 5,17 % penduduk. Jumlah penduduk yang tinggal di daerah perdesaan di Provinsi Riau tahun 2005 lebih besar dari penduduk yang tinggal di daerah perkotaan yaitu 35,27 % di perkotaan dan 64,73 % di perdesaan. Sedangkan menurut jenis kelamin, penduduk laki-laki yang tinggal di perkotaan lebih besar dibanding dengan penduduk perempuan. Salah satu indikator pertumbuhan urbanisasi suatu bangsa tercermin dari peningkatan persentase penduduk yang tinggal di daerah perkotaan. Di daerah yang sudah maju, sebagian besar penduduknya tinggal di daerah perkotaan. Di Provinsi Riau, penduduk yang tinggal di daerah perkotaan semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2004 penduduk perkotaan sekitar 35,15 % dan tahun 2005 sedikit meningkat menjadi 35,27 %. Hal ini terjadi akibat arus urbanisasi yang terus meningkat ditambah dengan migrasi penduduk dari daerah bencana yaitu dari daerah Aceh dan Nias. Pertumbuhan penduduk Provinsi Riau setelah tahun 2000 tercatat sebesar 3.65 % yang tersaji pada Tabel 3.

6 81 Tabel 3. Perkembangan Jumlah Penduduk di Provinsi Riau, No Kota/Kabupaten jumlah penduduk Kuantan Singingi Indragiri Hulu Indragiri Hilir Palalawan Siak Kampar Rokan Hulu Bengkalis Rokan Hilir Pekanbaru Dumai RIAU Laju Pertumbuhan (%) Sumber : BPS Provinsi Riau Kondisi Sumber daya Manusia Pendidikan merupakan sarana untuk membentuk manusia-manusia terampil dan produktif sehingga pada gilirannya dapat mempercepat peningkatan kesejahteraaan masyarakat. Untuk menggambarkan keadaan pendidikan penduduk secara umum dapat diketahui dari beberapa indikator seperti partisipasi sekolah, tingkat pendidikan yang ditamatkan dan angka buta huruf. Secara umum tingkat pendidikan masyarakat Provinsi Riau terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dilihat dari perkembangan indikator pendidikan yang disajikan Tabel 4. Angka Partisipasi Sekolah (APS), angka melek huruf dan lama sekolah terus mengalami perbaikan, yang memperlihatkan mulai meratanya dan tingginya kesadaran masyarakat akan peningkatan kualitas sumberdaya manusia melalui jalur pendidikan.

7 82 Tabel 4. Perkembangan Tingkat Pendidikan di Provinsi Riau, Indikator Pendidikan APS 7-12 tahun APS tahun APS tahun Angka Melek Huruf Lama Sekolah (tahun) Sumber : BPS berbagai tahun Berdasarkan hasil susenas 2005, jumlah penduduk usia SD (7-12 tahun) yang masih bersekolah sekitar 97,27 %, dengan persentase yang tidak jauh berbeda antara laki-laki dan perempuan yaitu masing-masing sebesar 97,16 pesen dan 97,39 %. Namun dilihat dari perbedaan tipe daerah, terlihat bahwa persentase penduduk yang masih bersekolah di daerah perkotaan lebih besar dibandingkan di perdesaan, yaitu masing-masing sebesar 98,50 % dan 96,67 %. Jumlah penduduk berumur tahun (tingkat SLTP) yang masih bersekolah pada tahun 2005 adalah 90,04 %, dengan komposisi 89,35 % perempuan. Bila pada kelompok umur 7-12 tahun partisipasi bersekolah anakanak perdesaan hanya sekitar 2 % lebih rendah dibandingkan dengan anak-anak perkotaan, maka untuk yang berumur tahun perbedaannya sekitar 5 %. Ini memberikan petunjuk bahwa program wajib belajar 9 tahun perlu lebih digalakkan terutama perdesaan, agar kesenjangan antara persentase anak yang bersekolah di perkotaan dan perdesaan dapat diminimalkan. Pada kelompok usia tahun (usia SLTA) perbedaan persentase penduduk yang masih bersekolah antara daerah perkotaan dan perdesaan semakin mencolok, yaitu 68,78 % di daerah perkotaan dan 55,56 % di perdesaan.

8 83 Bila pada tingkat SD, persentase yang masih bersekolah relatif sama antara daerah perkotaan dan perdesaaan, sedangkan pada jenjang yang lebih tinggi (SLTP dan SLTA), perbedaannya semakin besar. Tingkat pendidikan penduduk merupakan indikator utama kualitas sumber daya manusia suatu bangsa. Tingkat pendidikan yang ditamatkan menggambarkan jenjang pendidikan tertinggi yang dapat diselesaikan. Pendidikan sebagian besar penduduk Provinsi Riau masih rendah, di mana pada tahun 2005 sekitar 2,63 % penduduk berumur 10 tahun ke atas tidak/belum pernah sekolah dan sekitar 20,26 % tidak/belum tamat SD, sedangkan yang tamat SD sekitar 33,77 %. Penduduk yang berpendidikan tamat SLTP sebesar 30,03 % dan SLTA ke atas baru sekitar 23,29 %. Pada tingkatan pendidikan SD ke bawah, penduduk perempuan relatif lebih banyak dari pada penduduk laki-laki. Penduduk perempuan yang tamat SD sebesar 34,86 pesen, dan penduduk laki-laki 32,72 %. Disisi lain penduduk yang tamat SLTA ke atas sebesar 24,76 % (laki-laki) sebanding dengan 21,80 % (perempuan). Selanjutnya bila diamati menurut tempat tinggal, tingkat pendidikan yang ditamatkan penduduk perkotaan lebih baik dari pada penduduk perdesaan. Penduduk berumur 10 tahun ke atas yang tamat SLTA ke atas adalah sebesar 40,94 % di daerah perkotaan tetapi hanya sekitar 13,90 % di perdesaan. Gambaran umum tingkat kecerdasan penduduk dapat ditunjukkan dari kemampuan membaca dan menulis atau tingkat buta huruf. Tingkat buta huruf dapat dijadikan sebagai indikator tingkat pendidikan penduduk suatu daerah

9 84 karena dengan kemampuan membaca, seseorang dapat mempelajari dan menyerap ilmu pengetahuan dengan lebih baik. Angka buta huruf tahun 2005 untuk penduduk usia muda (10-49 tahun) adalah 0,36 % di daerah perkotaan dan 1,19 % di perdesaan. Dibandingkan dengan keadaan tahun 2000, tingkat buta huruf penduduk menurun, baik penduduk yang tinggal di daerah perdesaan maupun perkotaan. Angka buta huruf pada tahun 2000 adalah 1,91 % dengan komposisi 1,17 % di perkotaan dan 2,37 % di perdesaan. Penduduk yang buta huruf pada usia tua (50 tahun ke atas) masih cukup besar. Hal ini tentunya berkaitan dengan sulitnya memperoleh pendidikan pada beberapa dekade yang lalu, terutama bagi penduduk yang tinggal di daerah perdesaan. Pada tahun 2005, angka buta huruf penduduk usia lanjut masih 8,98 % dengan komposisi 5.41 % di perdesaan. Derajat kesehatan masyarakat Provinsi Riau pada umumnya telah mengalami perbaikan. Hal ini terlihat dari beberapa indikator kesehatan yang tersaji pada Tabel 5. Tabel 5. Perkembangan Tingkat Kesehatan di Provinsi Riau, Indikator Harapan Hidup (th) % Penduduk dengan Keluhan Kesehatan % Berobat % Persalinan dg tenaga medis Angka kematian bayi (dlm 1000 kelahiran) Sumber : BPS berbagai tahun Status kesehatan masyarakat Provinsi Riau terus meningkat dengan tingkat harapan hidup tahun 2005 sebesar 68.0 tahun. Seiring dengan itu persentase penduduk dengan berobat ke dokter atau tenaga medis juga mengalami

10 85 peningkatan di mana tahun 2005 tercatat 66.0 %. Begitu juga persentase persalinan dengan tenaga medis mencapai %. Hal ini memperlihatkan masyarakat sudah mulai meningkat kesadarannya akan arti kesehatan dan semakin tinggi minatnya untuk berobat ke dokter atau tenaga medis yang ada Ketenagakerjaan Penduduk yang termasuk kategori angkatan kerja adalah penduduk yang secara ekonomis berpotensi menghasilkan output atau pendapatan, baik yang sudah bekerja maupun yang sedang mencari pekerjaan. Perbandingan antara angkatan kerja dan penduduk usia kerja disebut Tingkat Partisiapasi Angkatan Kerja (TPAK). Semakin tinggi TPAK berarti semakin besar keterlibatan penduduk usia 10 tahun ke atas dalam pasar kerja. Pada tahun 2005 angka TPAK di Provinsi Riau adalah 52,20 % dengan rincian 45,50 % bekerja dan 6,69 % mencari pekerjaan. Bila dibandingkan menurut jenis kelamin terlihat bahwa TPAK laki-laki lebih tinggi dari pada perempuan yaitu 73,90 % berbanding 29,37 %. Hal ini terjadi karena pada umumnya laki-laki merupakan pencari nafkah utama di dalam keluarga, sedangkan perempuan biasanya mengurus rumah tangga. Ditinjau menurut tipe daerah, terlihat bahwa TPAK di daerah perkotaan lebih rendah daripada daerah perdesaan. Dan bila ditelusuri lebih lanjut, sebagian besar penduduk perdesaan masih bekerja di sektor primer, sedangkan penduduk perkotaan sebagian besar bekerja di sektor tersier. Pada Tabel 6 disajikan beberapa indikator ketenagakerjaan Provinsi Riau.

11 86 Tabel 6. Perkembangan Tingkat Tenaga Kerja di Provinsi Riau, Indikator TPAK % Pengangguran terbuka % Setengah menganggur % Pekerja Sektor Informal Sumber : BPS berbagai tahun Berdasarkan hasil Susenas 2005, sekitar 52,24 % penduduk berumur 10 tahun ke atas yang bekerja mempunyai lapangan usaha di sektor pertanian, dan sisanya bekerja di sektor industri, perdagangan, jasa dan lainnya. Bila tahun 2004, persentase penduduk yang bekerja di sektor pertanian (primer) sebesar 52,18 %, namun pada tahun 2005 meningkat menjadi 52,24 %. Status pekerjaan penduduk dibagi menjadi 7 kategori, yaitu berusaha mandiri tanpa bantuan, berusaha dengan bantuan buruh atau anggota rumah tangga, berusaha dengan bantuan pekerja tetap, buruh/karyawan, pekerja bebas pertanian, pekerja bebas non pertanian dan pekerja keluarga. Pekerja keluarga seringkali diasosiasikan sebagai pekerja pada usaha tradisional (informal) dengan ciri jumlah jam kerja dan produktivitas yang rendah. Sementara itu pekerja dengan status buruh diasosiasikan sebagai pekerja pada usaha formal dengan ciri jumlah jam kerja dan produktivitas yang tinggi. Berbeda dengan status pekerja keluarga (pekerja tidak dibayar) yang pada umumnya didominasi oleh penduduk perempuan yaitu sekitar 30,39 %, untuk status pekerjaan sebagai buruh/karyawan dan berusaha sendiri maupun dibantu, masih didominasi oleh penduduk laki-laki. Pada umumnya banyak jam kerja yang dihabiskan seseorang dalam lama bekerja selama seminggu akan mempengaruhi besar kecilnya pendapatan yang

12 87 diperoleh. Jumlah jam kerja 35 jam seminggu seringkali dipakai sebagai patokan untuk mengelompokkan seorang pekerja apakah ia termasuk pekerja penuh atau pekerja tidak penuh/sambilan. Penduduk yang jam kerjanya 0 jam, adalah penduduk yang termasuk kategori bekerja tetapi untuk sementara tidak bekerja, misalnya cuti untuk karyawan, dan sedang menunggu panen untuk petani. Penduduk yang bekerja penuh (35 jam lebih seminggu) adalah sebesar 67,32 %, dengan komposisi 85,31 % di daerah perkotaan dan 60,19 % di perdesaan. Ditinjau menurut jenis kelamin, terlihat bahwa persentase penduduk laki-laki yang bekerja penuh lebih besar dibandingkan penduduk perempuan, sebaliknya untuk pekerja tidak penuh/sambilan, persentase perempuan terlihat lebih besar. Berdasarkan jumlah jam kerja ini dapat dikatakan bahwa hampir setengah dari penduduk yang bekerja di daerah perdesaan adalah pekerja tidak penuh (sebagian besar diantaranya adalah penduduk perempuan yang berstatus pekerja keluarga. (BPS, 2005) Tabel 7. Perkembangan Tingkat Kesejahteraaan di Provinsi Riau Indikator IPM TPAK Angka kematian bayi (%) Harapan hidup (th) Sumber: BPS berbagai tahun Kemiskinan Jumlah penduduk miskin di Provinsi Riau setiap tahunnya terus bertambah seiring pertambahan penduduknya. Petambahan penduduk miskin meningkat pesat pada tahun setelah tahun 2002 di mana penduduk miskin di Provinsi Riau

13 88 berjumlah jiwa. Jumlah penduduk miskin yang bertambah setelah tahun 2002 ini terjadi karena bertambahnya kriteria pengukuran kemiskinan yang dilakukan oleh BPS sehingga banyak keluarga yang sebelumnya tidak termasuk keluarga miskin setelah tahun 2002 dikategorikan menjadi keluarga miskin. Walaupun jumlah penduduk miskin terus bertambah, persentase penduduk miskin punya kecenderungan terus menurun walaupun meningkat di tahun Hal ini menggambarkan bahwa pertumbuhan jumlah penduduk miskin lebih kecil dari pertumbuhan jumlah penduduk di Provinsi Riau. Begitu juga tingkat kedalaman dan keparahan kemiskinan yang terus menurun yang terlihat pada Tabel 8. Jumlah, Persentase, Kedalaman dan Keparahan Kemiskinan di Provinsi Riau, Tahun Jml Penduduk Miskin (000) Persentase Pddk Miskin Kedalaman Kemiskinan (P1) Keparahan Kemiskinan (P2) Sumber: BPS berbagai tahun. Pengukuran kemiskinan dapat dilakukan dengan mengukur Indeks Kemiskinan Manusia. IKM (Indeks Kemiskinan Manusia) digunakan untuk mengukur kemiskinan dengan variabel-variabel yang digunakan berupa persentase penduduk yang diperkirakan tidak mencapai usia 40 tahun, persentase penduduk dewasa yang buta huruf, dan deprivasi dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi secara keseluruhan, baik yang bersifat publik atau bukan, yang diwakili oleh persentase penduduk yang tidak memiliki akses terhadap pelayanan kesehatan dan

14 89 air bersih, dan persentase anak berumur lima tahun ke bawah dengan berat badan rendah (kurang gizi) Tabel 9. Tingkat Kemiskinan di Perkotaan dan Perdesaan di Provinsi Riau, Perkotaan dan Daerah Perkotaan Daerah Perdesaan Perdesaan Tahun Penduduk Miskin (000) (%) Penduduk Miskin (000) (%) Penduduk Miskin (000) ,70 9,06 411,80 15,96 496,70 12, ,70 11,05 447,00 16,95 589,70 14, ,60 5,84 370,00 13,71 485,60 10, ,71 4,19 405,89 14,30 491,60 10, ,87 7,40 543,63 18,79 722,41 13, ,70 7,47 572,60 18,08 751,30 13, ,50 6,44 583,90 18,36 744,40 13, ,90 5,74 564,20 17,76 714, Sumber : BPS berbagai tahun (%) IKM Provinsi Riau pada tahun 2002 sebesar 25,1 dengan memperlihatkan penurunan jika dibandingkan IKM tahun Penurunan ini telah menempatkan Provinsi Riau pada ranking 20. Sementara sebelumnya pada ranking 24. Penurunan IKM tidak hanya terjadi pada level Provinsi, IKM untuk kabupaten dan kota mengalami penurunan. IKM paling rendah dimiliki oleh Kota Pekanbaru dan IKM paling tinggi berada di Kabupaten Indragiri Hilir. Indeks kemiskinan manusia menggunakan indikator-indikator deprivasi yang paling mendasar yaitu berumur pendek, ketersediaan pendidikan, akses terhadap sumberdaya publik dan sumberdaya privat. Indeks ini berlandaskan pada konsep deprivasi dimana kemiskinan dipandang sebagai akibat dari tidak tersedianya kesempatan dan pilihan. Untuk para pembuat kebijakan, kemiskinan dari sudut pandang tersedianya pilihan-pilihan dan kesempatan sering lebih relevan dibandingkan dengan kemiskinan dari sudut pandang pendapatan karena

15 90 perhatian lebih terfokus pada penyebab dari kemiskinan dan secara langsung terkait dengan strategi pemberdayaan dan upaya-upaya lainnya untuk meningkatkan kesempatan bagi semua orang. Salah satu komponen yang berperan dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat adalah kebijakan pemerintah yang melibatkan langsung penduduk miskin. Selama ini program-program pemerintah yang bersentuhan langsung dengan penduduk miskin banyak berasal dari kebijakan pusat seperti IDT (Inpres Desa Tertinggal), Raskin, Gakin dan BLT (Bantuan Langsung Tunai). Di Provinsi Riau, program yang untuk masyarakat miskin mulai banyak dilakukan di antaranya program Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan, program pemberantasan K2I (Kebodohan, Kemiskinan dan Infrastruktur) dan Bantuan Desa. Selain itu sudah dibentuk badan khusus yang menangani kemiskinan tingkat provinsi atau pun kota/kabupaten yaitu Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat dan Komite Pemberantasan Kemiskinan Daerah. Hal ini merupakan bentuk peran nyata pemerintah dalam mengangkat masyarakat Riau dari jurang kemiskinan. Tabel 10. Tingkat daya beli masyarakat di Provinsi Riau, Tahun Makanan Non Makanan Sumber : BPS berbagai tahun Salah satu indikator kesejahteraan masyarakat adalah meningkatnya daya beli. Hal ini terlihat dari pengeluaran per kapita yang dibelanjakan untuk konsumsi dibandingkan dengan yang dibelanjakan untuk non konsumsi.

16 91 Perkembangan daya beli masyarakat Riau mengalami peningkatan di mana porsi pengeluaran untuk makanan semakin menurun dan pengeluaran untuk porsi non makanan mengalami peningkatan. Hal ini disajikan pada Tabel 10. Di samping peningkatan yang menggembirakan dalam beberapa aspek kesejahteraan rakyat yang telah disebutkan, beberapa indikator lain yang perlu diperhatikan secara serius adalah di bidang kesehatan antara lain angka kematian bayi, balita dengan gizi buruk, persentase penduduk yang berobat jalan ke Puskesmas masih pada kondisi yang memprihatinkan. Selain itu dalam bidang infrastruktur telihat masih kecilnya proporsi rumah tangga dengan sumber air minum ledeng, dan rumah tangga pema kai listrik.

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Kabupaten Kampar 4.1.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang Selatan, 100º 23' - 101º40' Bujur Timur.

Lebih terperinci

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI RIAU PADA AGUSTUS 2012 SEBESAR 4,30 PERSEN

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI RIAU PADA AGUSTUS 2012 SEBESAR 4,30 PERSEN No 56/11/14/Tahun XIII, 5 November 2012 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI RIAU PADA AGUSTUS 2012 SEBESAR 4,30 PERSEN Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Riau sebesar 4,30 persen, yang berarti

Lebih terperinci

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI RIAU PADA AGUSTUS 2014 SEBESAR 6,56 PERSEN

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI RIAU PADA AGUSTUS 2014 SEBESAR 6,56 PERSEN No. 59/11/14/Th. XV, 5 November 2014 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI RIAU PADA AGUSTUS 2014 SEBESAR 6,56 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Provinsi Riau pada Agustus 2014 mencapai 2.695.247 orang.

Lebih terperinci

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI RIAU PADA AGUSTUS 2010 SEBESAR 8,72 PERSEN

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI RIAU PADA AGUSTUS 2010 SEBESAR 8,72 PERSEN TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI RIAU PADA AGUSTUS 2010 SEBESAR 8,72 PERSEN No.49/12/14/Th. XI, 1 Desember 2010 Jumlah angkatan kerja di Riau pada 2010 mencapai 2.377.494 orang atau bertambah 116.632 orang

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Malaka terletak antara Lintang Selatan Lintang Utara atau antara 100

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Malaka terletak antara Lintang Selatan Lintang Utara atau antara 100 BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Provinsi Riau terdiri dari daerah daratan dan perairan, dengan luas lebih kurang 8.915.016 Ha (89.150 Km2), Keberadaannya membentang dari lereng

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Bengkalis merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Riau. Wilayahnya mencakup daratan bagian pesisir timur Pulau Sumatera dan wilayah kepulauan,

Lebih terperinci

4.1. Sejarah Berdirinya Pemerintah Provinsi Riau

4.1. Sejarah Berdirinya Pemerintah Provinsi Riau 54 BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 4.1. Sejarah Berdirinya Pemerintah Provinsi Riau Provinsi Riau terbentuk berdasarkan Undang-undang Darurat Nomor 19 Tahun 1957. Kemudian diundangkan dalam Undang-undang

Lebih terperinci

Boleh dikutip dengan mencantumkan sumbernya

Boleh dikutip dengan mencantumkan sumbernya INDIKATOR KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PROVINSI ACEH 2016 Nomor Publikasi : 11522.1605 Katalog BPS : 4102004.11 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : xvii + 115 Halaman Naskah Gambar Kulit Diterbitkan

Lebih terperinci

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT 2.1. Gambaran Umum 2.1.1. Letak Geografis Kabupaten Sumba Barat merupakan salah satu Kabupaten di Pulau Sumba, salah satu

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2014 No. 06/05/53/Th. XV, 5 Mei 2014 KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2014 FEBRUARI 2014: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA NTT SEBESAR 1,97% Angkatan kerja NTT pada Februari 2014 mencapai 2.383.116 orang, bertambah

Lebih terperinci

KONDISI FISIK BAB I 1.1. LUAS WILAYAH DAN BATAS WILAYAH

KONDISI FISIK BAB I 1.1. LUAS WILAYAH DAN BATAS WILAYAH BAB I KONDISI FISIK 1.1. LUAS WILAYAH DAN BATAS WILAYAH Sebelum dilakukan pemekaran wilayah, Kabupaten Kampar merupakan salah satu Kabupaten yang memiliki wilayah terluas di Provinsi Riau dengan luas mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara yang sudah menjadi agenda setiap tahunnya dan dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara yang sudah menjadi agenda setiap tahunnya dan dilakukan oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi adalah masalah yang penting dalam perekonomian suatu negara yang sudah menjadi agenda setiap tahunnya dan dilakukan oleh suatu negara bertujuan untuk

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2012

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2012 No.28/05/63/Th XVI/07 Mei 2012 KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2012 Jumlah penduduk angkatan kerja pada 2012 sebesar 1,887 juta jiwa. Jumlah tersebut mengalami peningkatan sebesar 2,55

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2013 No.29/05/63/Th XVII/06 Mei 2013 KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2013 Jumlah penduduk angkatan kerja pada 2013 sebesar 1.937.493 jiwa. Jumlah tersebut mengalami peningkatan sebesar 2,65

Lebih terperinci

KABUPATEN ACEH UTARA. Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK

KABUPATEN ACEH UTARA. Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK Katalog BPS : 4102004.1111 Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Utara Jl. T. Chik Di Tiro No. 5 Telp/Faks. (0645) 43441 Lhokseumawe 24351 e-mail : bpsacehutara@yahoo.co.id, bps1111@bps.go.id BADAN PUSAT

Lebih terperinci

Keadaan Ketenagakerjaan Agustus 2017 Di Provinsi Sulawesi Barat

Keadaan Ketenagakerjaan Agustus 2017 Di Provinsi Sulawesi Barat Keadaan Ketenagakerjaan No. 69/11/76/Th. XI, 6 November BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI BARAT Keadaan Ketenagakerjaan Di Provinsi Sulawesi Barat : Tingkat Pengangguran Terbuka di Sulawesi Barat

Lebih terperinci

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT K O T A K U P A N G /

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT K O T A K U P A N G / Katalog BPS : 4103.5371 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT K O T A K U P A N G 2 0 0 5 / 2 0 0 6 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA KUPANG INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA KUPANG 2005/2006 No. Publikasi : 5371.0612

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN AGUSTUS 2016 No.62/11/ 63/Th XX/07 November 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN AGUSTUS 2016 Jumlah angkatan kerja mencapai 2,08 juta orang atau terjadi penambahan sebesar 91,13 ribu orang dibanding Agustus

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2011

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2011 BPS PROVINSI DKI JAKARTA KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2011 TPT DKI JAKARTA BULAN FEBRUARI 2011 SEBESAR 10,83 PERSEN No. 19/05/31/Th XIII, 5 Mei 2011 Jumlah angkatan kerja pada Februari

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 31 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Geografis Wilayah Secara astronomis, wilayah Provinsi Banten terletak pada 507 50-701 1 Lintang Selatan dan 10501 11-10607 12 Bujur Timur, dengan luas wilayah

Lebih terperinci

Ketenagakerjaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Ketenagakerjaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Katalog BPS : 2301003.34 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Statistik BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN AGUSTUS 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN AGUSTUS 2014 No.66 /11/ 63 / Th XVIII / 05 November 2014 KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN AGUSTUS 2014 Pada bulan Agustus 2014, jumlah angkatan kerja mencapai 1,94 juta orang atau terjadi penambahan sebesar

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Geografis Kabupaten Indragiri Hulu. yang meliputi wilayah Rengat dan Tembilahan di sebelah Hilir.

BAB III GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Geografis Kabupaten Indragiri Hulu. yang meliputi wilayah Rengat dan Tembilahan di sebelah Hilir. 37 BAB III GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis Kabupaten Indragiri Hulu 1. Wilayah Pembentukan Kabupaten Indragiri Hulu pada awainya ditetapkan dengan UU No. 12 Tahun 1956 tentang pembentukan

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2012

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2012 BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 23/05/31/Th XIV, 7 Mei 2012 KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2012 TPT DKI JAKARTA BULAN FEBRUARI 2012 SEBESAR 10,72 PERSEN Jumlah angkatan kerja pada Februari

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI No. 31/05/21/Th. VI, 5 Mei 2011 KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU SAMPAI DENGAN FEBRUARI 2011 TINGKAT PENGANGGURAN KEPRI SEBESAR 7,04 PERSEN Jumlah

Lebih terperinci

Sekapur Sirih. Pekanbaru, Agustus 2010 Kepala BPS Provinsi Riau. Abdul Manaf, MA NIP

Sekapur Sirih. Pekanbaru, Agustus 2010 Kepala BPS Provinsi Riau. Abdul Manaf, MA NIP Sekapur Sirih Sebagai pengemban amanat Undang-undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik dan sejalan dengan rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengenai Sensus Penduduk dan Perumahan Tahun 2010

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 44 Keterbatasan Kajian Penelitian PKL di suatu perkotaan sangat kompleks karena melibatkan banyak stakeholder, membutuhkan banyak biaya, waktu dan tenaga. Dengan demikian, penelitian ini memiliki beberapa

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA BARAT AGUSTUS 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA BARAT AGUSTUS 2014 No. 66/11/13/Th XVII, 5 November KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA BARAT Jumlah angkatan kerja di Sumatera Barat pada Agustus mencapai 2,33 juta orang, naik 110 ribu orang dibandingkan dengan jumlah angkatan

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2015 No. 06/05/53/Th. XV, 5 Mei 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2015 FEBRUARI 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA NTT SEBESAR 3,12% Angkatan kerja NTT pada Februari 2015 mencapai 2.405.644 orang, bertambah

Lebih terperinci

Kata pengantar. Tanjungpinang, September 2014 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau

Kata pengantar. Tanjungpinang, September 2014 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau Kata pengantar Publikasi Statistik Sosial Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 merupakan publikasi yang berisi data penduduk, ketenagakerjaan, pendidikan, kesehatan, kemiskinan, dan Indeks Demokrasi Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur Provinsi Kalimantan Timur terletak pada 113 0 44-119 0 00 BT dan 4 0 24 LU-2 0 25 LS. Kalimantan Timur merupakan

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu dari delapan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara geografis terletak antara 116-117

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2014 BPS PROVINSI DKI JAKARTA KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2014 TPT DKI JAKARTA BULAN FEBRUARI 2014 SEBESAR 9,84 PERSEN No. 26/05/31/Th. XVI, 5 Mei 2014 Jumlah angkatan kerja pada Februari

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Kondisi Wilayah Letak Geografis dan Wilayah Administrasi Wilayah Joglosemar terdiri dari kota Kota Yogyakarta, Kota Surakarta dan Kota Semarang. Secara geografis ketiga

Lebih terperinci

DINAMIKA PEREKONOMIAN LAMPUNG

DINAMIKA PEREKONOMIAN LAMPUNG IV. DINAMIKA PEREKONOMIAN LAMPUNG 4.1. Provinsi Lampung 4.1.1. Gambaran Umum Provinsi Lampung meliputi wilayah seluas 35.288,35 kilometer persegi, membentang di ujung selatan pulau Sumatera, termasuk pulau-pulau

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2016 No. 06/05/53/Th. XVI, 4 Mei 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2016 FEBRUARI 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA NTT SEBESAR 3,59% Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) NTT Februari 2016 mencapai 3,59

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Geografis Kabupaten Kubu Raya merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 84 meter diatas permukaan laut. Lokasi Kabupaten Kubu Raya terletak pada posisi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR BUPATI KABUPATEN BANYUASIN... KATA PENGANTAR BAPPEDA KABUPATEN BANYUASIN... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR BUPATI KABUPATEN BANYUASIN... KATA PENGANTAR BAPPEDA KABUPATEN BANYUASIN... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR BUPATI KABUPATEN BANYUASIN... KATA PENGANTAR BAPPEDA KABUPATEN BANYUASIN... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i ii iii iv ix BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016 BPS PROVINSI SULAWESI BARAT KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS No. 69/11/76/Th.X, 7 November AGUSTUS : TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SULAWESI BARAT SEBESAR 3,33 PERSEN Penduduk usia kerja di Sulawesi Barat

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Ba b 3 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 3.1. Kecamatan Kuala Kampar 3.1.1. Administrasi Kecamatan Kuala Kampar terbentang seluas 1.000,39 km 2. Secara administrasi wilayah Kecamatan Kuala Kampar berbatasan dengan

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2015 BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 42/05/21/Th. X, 4 Mei 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2015 FEBRUARI 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 9,05 PERSEN Jumlah angkatan

Lebih terperinci

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT NUSA TENGGARA TIMUR 2014

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT NUSA TENGGARA TIMUR 2014 12 IndikatorKesejahteraanRakyat,2013 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT NUSA TENGGARA TIMUR 2014 No. ISSN : 0854-9494 No. Publikasi : 53522.1002 No. Katalog : 4102004 Ukuran Buku Jumlah Halaman N a s k a

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum Dasar hukum penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2016, adalah sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyampaian laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada DPRD merupakan amanah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

Potensi Desa (Podes) 2014 Provinsi Riau

Potensi Desa (Podes) 2014 Provinsi Riau No. 14/02/14 Th. XVI, 16 Februari 2015 Potensi Desa (Podes) 2014 Provinsi Riau Pendataan Potensi Desa (Podes) dilaksanakan 3 kali dalam 10 tahun. Berdasarkan hasil Podes 2014 Provinsi Riau, pada bulan

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 PROVINSI RIAU SEBESAR 71,20

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 PROVINSI RIAU SEBESAR 71,20 No. 23/05/14/Th. XVIII, 5 Mei 2017 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 PROVINSI RIAU SEBESAR 71,20 IPM Riau Tahun 2016 Pembangunan manusia di Riau pada tahun 2016 terus mengalami kemajuan yang

Lebih terperinci

BAB 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BENGKALIS DAN PERKEMBANGAN PERIKANANNYA

BAB 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BENGKALIS DAN PERKEMBANGAN PERIKANANNYA BAB 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BENGKALIS DAN PERKEMBANGAN PERIKANANNYA A. Sejarah Singkat Kabupaten Bengkalis Secara historis wilayah Kabupaten Bengkalis sebelum Indonesia merdeka, sebagian besar berada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 69 mengamanatkan Kepala Daerah untuk menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA Keadaan Geografis dan Kependudukan

GAMBARAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA Keadaan Geografis dan Kependudukan 41 IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA 4.1. Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Jakarta adalah ibu kota Negara Indonesia dan merupakan salah satu Provinsi di Pulau Jawa. Secara geografis, Provinsi

Lebih terperinci

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP) No. 60/12/14/Th.XIV, 2 Desember 2013 HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP) RUMAH TANGGA PETANI GUREM TAHUN 2013 SEBANYAK 68,57 RIBU RUMAH TANGGA, TURUN 45,33 PERSEN DARI TAHUN 2003 Jumlah rumah tangga

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM KABUPATEN SIMEULUE

IV. KONDISI UMUM KABUPATEN SIMEULUE IV. KONDISI UMUM KABUPATEN SIMEULUE 4.1 Kondisi Wilayah Pulau Simeulue merupakan salah satu pulau terluar dari propinsi Nanggroe Aceh Darussalam Ο Ο Ο Ο berada pada posisi 0 0 03-03 0 04 lintang Utara

Lebih terperinci

BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 26/05/31/Th. XVI, 5 Mei 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2015 TPT DKI JAKARTA BULAN FEBRUARI 2015 SEBESAR 8,36 PERSEN Jumlah angkatan kerja di DKI Jakarta

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DKI JAKARTA AGUSTUS 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DKI JAKARTA AGUSTUS 2017 Keadaan Ketenagakerjaan Agustus 2017 Provinsi DKI Jakarta No. 55/11/31/Th. XIX, 6 November 2017 PROVINSI DKI JAKARTA KEADAAN KETENAGAKERJAAN DKI JAKARTA AGUSTUS 2017 Tingkat P Terbuka (TPT) sebesar 7,14

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2013 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 35/05/21/Th. VIII, 6 Mei 2013 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2013 FEBRUARI 2013: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 6,39 PERSEN

Lebih terperinci

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 49 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis dan Administratif Pulau Jawa merupakan salah satu dari lima pulau besar di Indonesia, yang terletak di bagian Selatan Nusantara yang dikenal sebagai

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang ada di pulau Jawa, letaknya diapit oleh dua provinsi besar

Lebih terperinci

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar BAB II PROFIL WILAYAH KAJIAN Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan Dan Sasaran C. Lingkup Kajian/Studi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan Dan Sasaran C. Lingkup Kajian/Studi KETERANGAN HAL BAB I PENDAHULUAN... 1-1 A. Latar Belakang... 1-1 B. Tujuan Dan Sasaran... 1-3 C. Lingkup Kajian/Studi... 1-4 D. Lokasi Studi/Kajian... 1-5 E. Keluaran Yang Dihasilkan... 1-5 F. Metodelogi...

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA AGUSTUS 2012

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA AGUSTUS 2012 BPS PROVINSI DKI JAKARTA No.51/11/31/Th. XIV, 5 November KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA AGUSTUS Jumlah angkatan kerja di Provinsi DKI Jakarta pada mencapai 5,37 juta orang, bertambah 224,74 ribu

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU AGUSTUS 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU AGUSTUS 2014 BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 81/11/21/Th. IX, 5 November 2014 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU AGUSTUS 2014 AGUSTUS 2014: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR

Lebih terperinci

BPS PROVINSI DKI JAKARTA

BPS PROVINSI DKI JAKARTA BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 55/11/31/Th.XVI, 5 November 2014 KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA AGUSTUS 2014 AGUSTUS 2014: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 8,47 PERSEN Jumlah angkatan kerja di

Lebih terperinci

BAB III KONDISI UMUM. 3.1. Geografis. Kondisi Umum 14. Orientasi Pra Rekonstruksi Kawasan Hutan di Pulau Bintan dan Kabupaten Lingga

BAB III KONDISI UMUM. 3.1. Geografis. Kondisi Umum 14. Orientasi Pra Rekonstruksi Kawasan Hutan di Pulau Bintan dan Kabupaten Lingga Orientasi Pra Rekonstruksi Kawasan Hutan di Pulau dan Kabupaten Lingga BAB III KONDISI UMUM 3.1. Geografis Wilayah Kepulauan Riau telah dikenal beberapa abad silam tidak hanya di nusantara tetapi juga

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU AGUSTUS 2016 No. 056/11/14/Th. XVII, 7 November 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU AGUSTUS 2016 AGUSTUS 2016, TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 7,43 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Provinsi Riau pada Agustus 2016

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA AGUSTUS 2015 BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 54/11/31/Th. XVII, 5 November 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA AGUSTUS 2015 TPT DKI JAKARTA BULAN AGUSTUS 2015 SEBESAR 7,23 PERSEN Jumlah angkatan kerja pada Agustus

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2013 BPS PROVINSI DKI JAKARTA KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2013 TPT DKI JAKARTA BULAN FEBRUARI 2013 SEBESAR 9,94 PERSEN No. 25/05/31/Th. XV, 6 Mei 2012 Jumlah angkatan kerja pada Februari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan tetapi juga dapat menciptakan lapangan pekerjaan di berbagai sektor

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan tetapi juga dapat menciptakan lapangan pekerjaan di berbagai sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman sekarang ini masyarakat lebih dituntut untuk mandiri dan kreatif dalam berusaha dan membuka lapangan kerja, jadi bukan hanya mencari pekerjaan tetapi juga

Lebih terperinci

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 36 BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Keadaan Geografi Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Ngawi secara geografis terletak pada koordinat 7º 21 7º 31 LS dan 110º 10 111º 40 BT. Batas wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2011

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2011 No.027/05/63/Th XV, 5 Mei 2011 KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2011 Jumlah penduduk angkatan kerja pada 2011 sebesar 1,840 juta jiwa. Jumlah tersebut mengalami penurunan sebesar 0,36

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti secara geografis terletak pada koordinat antara sekitar 0 42'30" - 1 28'0" LU dan 102 12'0" - 103 10'0" BT, dan terletak

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI No. xxx/05/21/th. V, 10 Mei 2010 KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU SAMPAI DENGAN FEBRUARI 2010 TINGKAT PENGANGGURAN KEPRI TERENDAH DALAM EMPAT TAHUN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016 AGUSTUS 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) SEBESAR 4,31 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016 AGUSTUS 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) SEBESAR 4,31 PERSEN BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. 66/11/16/Th. XVIII, 7 November 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016 AGUSTUS 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) SEBESAR 4,31 PERSEN Jumlah angkatan kerja di

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2015 BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 31/05/32/Th. XVII, 5 Mei 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2015 FEBRUARI 2015 : TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 8,40 PERSEN Berdasarkan hasil Sakernas bulan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 20 BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 3.1. SITUASI GEOGRAFIS Secara geografis, Kota Bogor berada pada posisi diantara 106 derajat 43 30 BT-106 derajat 51 00 BT dan 30 30 LS-6 derajat 41 00 LS, atau kurang

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 53 IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Selat Rupat merupakan salah satu selat kecil yang terdapat di Selat Malaka dan secara geografis terletak di antara pesisir Kota Dumai dengan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan 18 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Letak dan Keadaan Geografis Kelurahan Lubuk Gaung adalah salah satu kelurahan yang terletak di Kecamatan Sungai Sembilan Kota Dumai Provinsi Riau. Kelurahan Lubuk

Lebih terperinci

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Pengumpulan data penelitian ini dilaksanakan di Jakarta dan Bogor untuk organisasi-organisasi tingkat nasional, di Pekanbaru dan Pontianak masingmasing untuk tingkat

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2016 No. 06/11/53/Th. XIX, 7 November 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2016 AGUSTUS 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA NTT SEBESAR 3,25 % Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) NTT Agustus 2016 mencapai

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI 4.1 Keadaan Umum Provinsi Jambi secara resmi dibentuk pada tahun 1958 berdasarkan Undang-Undang No. 61 tahun 1958. Secara geografis Provinsi Jambi terletak antara 0º 45

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA AGUSTUS 2016 BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 65/11/12/Th. XIX, 7 November 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA AGUSTUS 2016 AGUSTUS 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,84 PERSEN angkatan kerja di Sumatera

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2010

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2010 BADAN PUSAT STATISTIK No. 77/12/Th. XIII, 1 Desember 2010 KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2010 AGUSTUS 2010: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 7,14 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Indonesia pada Agustus

Lebih terperinci

A. Keadaan Geografis Dan Topografi

A. Keadaan Geografis Dan Topografi BAB II GAMBARAN UMUM PROVINSI GORONTALO Profil Kesehatan Provinsi Gorontalo Provinsi Gorontalo di bentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 38 tahun 2000, maka secara administratif sudah terpisah dari Provinsi

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 No. 30/06/14/Th. XVII, 15 Juni 2016 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 IPM Riau Tahun 2015 Pembangunan manusia di Riau pada tahun 2015 terus mengalami kemajuan yang ditandai dengan terus meningkatnya

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015 BPS PROVINSI SULAWESI BARAT No. 71 /11/76/Th.IX, 5 November KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS AGUSTUS : TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SULAWESI BARAT SEBESAR 3,35 PERSEN Jumlah penduduk usia kerja di Sulawesi

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 29/05/61/Th. XX, 05 Mei 2017 KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017 FEBRUARI 2017: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,22 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Kalimantan

Lebih terperinci

KONDISI SOSIAL EKONOMI

KONDISI SOSIAL EKONOMI Bab 3 KONDISI SOSIAL EKONOMI FENOMENA SOSIAL ANAK JALANAN 21 Bab 3 KONDISI SOSIAL EKONOMI Kota Pekanbaru merupakan ibukota dari Provinsi Riau yang mempunyai wilayah seluas 632,26 Km 2 yang pada tahun 2002

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 28/05/61/Th. XIV, 7 Mei 2012 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT 2012: Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Sebesar 3,4 persen Jumlah angkatan kerja pada 2012

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2016

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2016 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 40/05/21/Th. XI, 4 Mei 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2016 FEBRUARI 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 9,03 PERSEN

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2016 BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 23/05/31/Th. XVI, 4 Mei 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2016 TPT DKI JAKARTA BULAN FEBRUARI 2016 SEBESAR 5,77 PERSEN Jumlah angkatan kerja pada Februari

Lebih terperinci

BAB III TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DAN KEMISKINAN DI KABUPATEN/KOTA PROPINSI SUMATERA UTARA

BAB III TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DAN KEMISKINAN DI KABUPATEN/KOTA PROPINSI SUMATERA UTARA 39 BAB III TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DAN KEMISKINAN DI KABUPATEN/KOTA PROPINSI SUMATERA UTARA 3.1. Karakteristik Kemiskinan Propinsi Sumatera Utara Perkembangan persentase penduduk miskin di Sumatera

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU FEBRUARI 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU FEBRUARI 2013 No. 26/05/14/Th. XIV, 6 Mei 2013 KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU FEBRUARI 2013 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Riau pada Februari 2013 sebesar 4,13 persen Jumlah angkatan kerja di Riau pada Februari 2013

Lebih terperinci

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ)

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2011

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2011 BADAN PUSAT STATISTIK No. 74/11/Th. XIV, 7 November 2011 KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2011 AGUSTUS 2011: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 6,56 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Indonesia pada Agustus

Lebih terperinci

Gambar Perkembangan Kemiskinan di Indonesia,

Gambar Perkembangan Kemiskinan di Indonesia, Kemiskinan Termasuk bagian penting dari aspek analisis ketenagakerjaan adalah melihat kondisi taraf kehidupan penduduk, yang diyakini merupakan dampak langsung dari dinamika ketenagakerjaan. Kemiskinan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Secara geografis Provinsi Sumatera Selatan terletak antara 1 0 4 0 Lintang Selatan dan 102 0-106 0 Bujur Timur dengan

Lebih terperinci

ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PERDESAAN LAHAN KERING BERBASIS PERKEBUNAN

ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PERDESAAN LAHAN KERING BERBASIS PERKEBUNAN ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PERDESAAN LAHAN KERING BERBASIS PERKEBUNAN Adi Setiyanto PENDAHULUAN Tenaga kerja merupakan motor penggerak dalam pembangunan ekonomi. Tenaga kerja sebagai sumber daya

Lebih terperinci