BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI"

Transkripsi

1 BAB 7 : 7.1 OUTLOOK MAKRO EKONOMI REGIONAL OUTLOOK TAHUNAN Perkembangan ekonomi Gorontalo tahun 2011 diperkirakan tumbuh 7,4 7,9% (yoy) lebih baik dibandingkan tahun. Beberapa karakter fundamental ekonomi daerah diperkirakan mampu mendukung capaian dimaksud. Grafik 7.1 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Tahunan 1. Pendapatan Faktor konsumsi masyarakat diperkirakan masih optimis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Daya dukung pendapatan masyarakat tercermin dari peningkatan UMP, rencana kenaikan gaji PNS serta terjaganya NTP pada level yang meningkat. UMP tahun 2011 ditetapkan sebesar Rp atau tumbuh 7,74% (y.o.y) lebih baik dibandingkan pertumbuhan UMP sebesar 5,18% (y.o.y). Sementara itu pemerintah pusat merencanakan untuk menaikkan gaji PNS tahun 2011 sebesar 10%. Di sisi petani, perlambatan NTP yang terjadi pada akhir tahun telah kembali meningkat di bulan Januari Peningkatan dimaksud diharapkan terus berlangsung selama tahun 2011 yang didorong oleh 2 (dua) faktor utama yaitu perkiraan peningkatan produksi dan terjaganya harga komoditas pada level yang tinggi. Disisi produksi, Distanprov Gorontalo optimis bahwa produksi jagung dan padi tumbuh lebih baik walaupun dengan besaran yang moderat. Sementara permintaan dunia terhadap komoditas jagung diperkirakan masih tinggi. Berdasarkan informasi Dewan Jagung Nasional, terdapat beberapa faktor yang melatarbelakangi prospek peningkatan harga Jagung 2011 : Stok jagung dunia hingga akhir tahun menipis, stok jagung tersisa 15 juta ton, sementara kebutuhan rata-rata sebesar 70 juta ton. BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV- 59

2 Peningkatan permintaan impor jagung China dari 1,7 juta ton tahun menjadi 5 juta ton tahun Sementara Malaysia akan meningimpor 2,8 juta ton, Korea 8,9 juta ton, dan Jepang 16 juta ton pada tahun Produksi pertanian Produksi pertanian utama Gorontalo yaitu padi dan jagung diperkirakan masih tumbuh walaupun dengan besaran yang moderat. Sasaran produksi pertanian padi yang ditetapkan Dinas Pertanian untuk tahun sebesar ton. Apabila sasaran dimaksud tercapai maka produksi padi akan tumbuh sebesar 9,8% (y.o.y) lebih baik dibandingkan kontraksi produksi padi tahun sebesar 7,8% (y.o.y). Sementara sasaran produksi jagung tahun 2011 diperkirakan sebesar ton lebih baik dibandingkan tahun sebesar ton. Apabila sasaran produksi tercapai maka produksi jagung dapat tumbuh 1,06% (y.o.y) dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan produksi sektor pertanian lainnya seperti rica dan kedelai diperkirakan juga masih optimis dibandingkan tahun. Sasaran produksi rica ditetapkan sebesar ton sementara untuk kedelai sebesar ton. Apabila didukung dengan kondisi cuaca yang baik, puncak panen di Gorontalo diperkirakan terjadi pada periode Januari-April 2011 baik untuk komoditas padi maupun jagung. Hal ini tercermin dari jumlah pertanaman September-Desember yang tergolong paling besar selama tahun. Pada periode tersebut luas pertanaman padi mencapai hektar dan jagung mencapai hektar, dimana hasil produksinya diperkirakan akan dipanen pada bulan Januari-April Pembiayaan investasi Pemerintah dan Perbankan Pembiayaan ekonomi yang bersumber dari dana APBD mengalami peningkatan yang cukup signfikan. Dana DIPA yang telah disetujui pada tahun 2011 sebesar Rp 4,7 Triliun atau lebih tinggi dibandingkan dana DIPA Tahun sebesar Rp 3,7 Triliun. Tambahan fiskal ini diharapkan mampu meningkatkan konsumsi pemerintah baik disisi belanja publik maupun belanja modal. Di sisi perbankan, pertumbuhan kredit nasional diperkirakan melambat pada kisaran 19-21%. Hal tersebut diperkirakan akan berimbas pada pertumbuhan kredit regional. Risiko kenaikan harga komoditas dan potensi tekanan inflasi kedepan mendorong Bank Sentral mengambil langkah antisipatif guna mengendalikan ekspektasi inflasi ke depan yang mulai meningkat. Peningkatan ekspektasi inflasi terutama dipicu oleh kenaikan harga volatile foods yang masih tinggi, di samping karena kenaikan harga komoditi global termasuk minyak dan rencana kebijakan Pemerintah di bidang komoditi strategis. 1 Tayangan Arah Kebijakan Pembangunan Pertanian Provinsi Gorontalo dalam FGD dengan Kemenko. 60 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV- BANK INDONESIA

3 Mulai Februari 2011 BI-rate telah dinaikkan sebesar 25 bps menjadi 6,75% setelah hampir 14 minggu BI-rate dijaga pada level 6,5%. Peningkatan BI-rate akan direspon oleh perbankan melalui peningkatan suku bunga pinjaman maupun simpanan. Namun sesuai arah kebijakan Bank Indonesia tahun 2011, kebijakan perbankan nasional yang mewajibkan bank umum untuk mencantumkan rencana penyaluran kredit UMKM dalam rencana bisnis bank diperkirakan mampu menjaga konsistensi bank umum dalam penyaluran kredit produktif ke masyarakat. Plafon Kredit Usaha Rakyat (KUR) Provinsi Gorontalo yang disalurkan pada tahun 2011 diperkirakan mencapai Rp 200 Miliar, lebih baik daripada plafon KUR Provinsi Gorontalo tahun sebesar Rp 176 Miliar. 4. Kondisi infrastruktur dan energi Disisi infastruktur diharapkan penambahan alokasi APBD dapat terserap di komponen belanja modal. Sesuai alokasi anggaran tahun 2011, pekerjaan umum dan perhubungan akan mendapatkan alokasi dana sebesar Rp 502 Miliar dan Rp 132 Miliar. Untuk sektor perhubungan beberapa infrastruktur utama yang menjadi fokus perhatian Pemerintah Daerah tahun 2011 yaitu : - Pengembangan Bandara Djalaludin Gorontalo, sebesar Rp 46,17 Milyar, - Pengembangan Pelabuhan Anggrek sebesar Rp 36,38 Milyar, - Pengembangan Pelabuhan Gorontalo sebesar Rp 18, Milyar, - Pengembangan Pelabuhan penyeberangan Gorontalo sebesar Rp 16,65 Milyar - Pengembangan Pelabuhan Tilamuta sebesar Rp 6,9 Milyar. - Pengembangan perhubungan darat sebesar Rp 8,49 Milyar. Di sisi energi, kondisi kelistrikan Gorontalo tahun 2011 diperkirakan lebih baik dibandingkan tahun Hal tersebut diindikasikan oleh langkah-langkah yang direncanakan PLN selama tahun 2011 : - Pembangunan interkoneksi ke sistem Gorontalo ke sistem Amurang untuk memindahkan surplus energi dari Amurang ke Gorontalo - Pembangunan interkoneksi sistem Gorontalo Palu 150 KV - Menggeser jadwal pemeliharaan rutin mesin pembangkit dari siang menjadi malam untuk menghindari penurunan pasokan pada siang hari. - Mengoptimalkan partisipasi swasta melalui pembangunan PLTU Tenaga Listrik 2x10 MW, PLTU Gorontalo Energi 2x7 MW dan PLTU Anggrek 2x25 MW. PLTU Anggrek sendiri diperkirakan bisa beroperasi tahun Sementara itu kontrakstor asing juga akan melakukan investasi pembangkit listrik di Gorontalo antara lain LG-Korea yang akan membangun pembangkit dengan memanfaatkan sisa tongkol jagung. BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV- 61

4 - Kajian pembangunan PLTP (pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi) di Lombongo 9 MW dan Pentadio 5 MW 5. Peringatan Satu Dasa Warsa Provinsi Gorontalo dan World Maize Conference. Peringatan satu dasawarsa Provinsi Gorontalo pada tahun 2011 diperkirakan memberikan efek positif bagi peningkatan kegiatan konsumsi masyarakat. World Maize Conference yang akan dilaksanakan pada akhir Oktober 2011 dengan dihadiri tamu undangan dari perwakilan negara eksportir jagung dunia diharapkan mampu memberikan dorongan positif bagi perekonomian. Saat ini pemerintah provinsi telah berkoordinasi dengan pengelola restoran-hotel untuk menyambut event besar tersebut melalui perbaikan kualitas saran-prasarana hotel dan restoran. 6. Situasi politik daerah Pada tahun 2011 direncanakan untuk dilaksanakan pemilihan Gubernur Gorontalo untuk periode masa jabatan Ekskalasi politik yang meningkat diharapkan dapat terkendali secara aman dan tertib sehingga tidak mengganggu kegiatan perekonomian daerah. Selama pemilu 2011, diperkirakan konsumsi akan meningkat seiring dengan kegiatan kampanye calon Gubernur. Sementara itu faktor resiko turut membayangi optimisme pertumbuhan tahun. Faktor resiko dimaksud ditampilkan dalam tabel berikut : UPSIDE RISK Realisasi kenaikan gaji pegawai dan UMP Dampak cuaca ekstrim dapat diminimalisir Kebijakan investasi mampu menarik investor baru Kebijakan penyaluran kredit ke sektor riil dan UMKM dapat berjalan sesuai rencana bisnis bank Ketersediaan infrastruktur dan energi yang mendukung investasi Koordinasi antar Provinsi & Kab/Kota berjalan dengan baik Kondisi politik pemilihan Gubernur dapat berjalan kondusif. Permasalahan distribusi dan distorsi pasar dapat diminimalisir DOWNSIDE RISK Terhambatnya realisasi kenaikan gaji pegawai dan UMP Dampak cuaca ekstrim tidak dapat diminimalisir Kebijakan investasi belum mampu menarik investor baru Kebijakan moneter kontraktif menekan laju pertumbuhan kredit sementara rencana penyaluran kredit di sektor riil dan UMKM tidak sesuai dengan target rencana bisnis bank Ketersediaan infrastruktur dan energi masih terkendala Koordinasi antar Provinsi & Kab/Kota belum berjalan optimal Kondisi pemilihan Gubernur tidak berjalan kondusif. Permasalahan distribusi dan distorsi pasar 62 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV- BANK INDONESIA

5 7.1.2 OUTLOOK TRIWULANAN Pertumbuhan ekonomi triwulan I-2011 diperkirakan berkisar 7,7 8,2% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan IV-. Kondisi ekonomi triwulan I-2011 akan terkesan melambat mengingat basis pertumbuhan ekonomi triwulan I- berada pada level yang cukup tinggi di angka 8,78% (y.o.y). Di sisi sektoral kondisi pertanian selama triwulan I-2011 diperkirakan memasuki puncak panen yang didasarkan pada luas pertanaman September-November yang terbesar dibandingkan beberapa triwulan sebelumnya. Sementara di sisi permintaan, pertumbuhan konsumsi diperkirakan meningkat seiring dengan digelarnya peringatan satu dasawarsa Provinsi Gorontalo. Grafik 7.2 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Triwulanan Hasil survei kegiatan dunia usaha pada triwulan IV- mengindikasikan bahwa sektor dunia usaha masih optimis pada triwulan I-2011 walaupun dengan besaran yang lebih rendah apabila dibandingkan triwulan sebelumnya. Optimisme tersebut ditunjukkan oleh masih positifnya nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) hasil survei kegiatan dunia usaha yang dilakukan pada triwulan IV- sebelumnya. Pada triwulan I-2011 diperkirakan Gorontalo memasuki masa puncak panen. Produksi pertanian Januari April 2011 untuk padi diperkirakan sebesar ton jauh lebih baik dibandingkan produksi September Desember sebesar ton. Sementara untuk jagung diperkirakan sebesar ton lebih baik dibandingkan kondiisi September Desember sebesar ton. Sementara itu kinerja sektor angkutan khususnya sub sektor angkutan udara diperkirakan akan mengalami peningkatan seiring dengan masuknya Garuda Indonesia di Gorontalo. BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV- 63

6 Disisi permintaan, kinerja konsumsi diperkirakan mulai menurun yang ditunjukkan oleh nilai ekspektasi konsumen hasil survei Bank Indonesia. Indeks ekspektasi konsumsi berada pada level 145,3 atau lebih rendah dibandingkan ekspektasi triwulan sebelumnya yang tercatat 168,9. Kondisi ini menunjukkan bahwa optimisme masyarakat dalam melakukan konsumsi pada triwulan kedepan akan berkurang. Grafik 7.3 Grafik 7.4 Survei Kegiatan Dunia Usaha Survei Konsumen Sementara itu kinerja konsumsi dan ekspor diperkirakan lebih baik dibandingkan pada triwulan IV-. Kinerja ekspor akan kembali tumbuh seiring dengan produksi jagung triwulan I-2011 yang diperkirakan meningkat. Perkembangan harga jagung domestik dan internasional diharapkan memberikan daya dukung dunia usaha untuk meningkatkan ekspornya. Disamping itu kegiatan ekspor kopra diharapkan juga mengalami pertumbuhan mengingat harga komoditas minyak kelapa (kopra) di pasar domestik dan internasional terus menunjukkan peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Perkembangan Harga Jagung Grafik 7.5 Grafik 7.6 Perkembangan Harga Minyak Kelapa Sementara itu kinerja konsumsi pemerintah dan swasta diperkirakan meningkat selama triwulan I-. Kondisi tersebut seiring dengan kegiatan besar Pemerintah Provinsi dalam rangka peringatan satu dasawarsa terbentuknya Provinsi Gorontalo yang puncaknya akan digelar pada 16 Februari KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV- BANK INDONESIA

7 7.2 OUTLOOK INFLASI Grafik 7.7 Proyeksi Inflasi Tahunan (yoy) Provinsi Gorontalo (%) Sumber: Proyeksi Bank Indonesia Gorontalo Inflasi Gorontalo pada tahun 2011 diproyeksikan pada kisaran 7 ± 1% (yoy) seiring dengan masih tingginya potensi tekanan inflasi kedepan. Inflasi Komoditas Bahan Makanan (Volatile Food) diperkirakan masih menjadi penyumbang utama inflasi daerah karena meningkatnya permintaan masyarakat, di sisi lain masih terdapat permasalahan dalam produksi, tata niaga, distribusi dan gangguan cuaca ekstrim. Rencana kebijakan Pemerintah Pusat untuk melakukan pembatasan subsidi BBM karena kecenderungan kenaikan harga minyak dunia dapat memberi tekanan pada administered price yang berpotensi meningkatkan inflasi Indikasi tekanan inflasi yang relatif tinggi dapat ditunjukkan oleh hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha yang menunjukkan bahwa ekspektasi harga jual oleh para produsen pada triwulan kedepan menunjukkan peningkatan. Grafik 7.8 Ekspektasi Harga Jual Sumber: SKDU, Bank Indonesia Gorontalo BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV- 65

8 7.3 PROSPEK PERBANKAN Penghimpunan dana pihak ketiga melalui tabungan pada triwulan I-2011 diperkirakan akan mengalami peningkatan. Berbagai kegiatan yang dilakukan oleh perbankan misalnya intensitas sosialisasi dan promosi serta adanya produk TabunganKu dengan berbagai fasilitas kemudahan, diperkirakan cukup positif meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan produk perbankan yang selanjutnya mendorong pertumbuhan dana pihak ketiga khususnya dalam bentuk tabungan. Selain itu, ekspektasi masyarakat terhadap potensi kenaikan pendapatan pada 3 hingga 6 bulan mendatang, akan turut meningkatkan jumlah tabungan, sebagaimana tercermin dari hasil survey konsumen bulan Desember dimana indeks ekspektasi jumlah tabungan 6 bulan mendatang adalah sebesar 115. Adapun jumlah kredit diperkirakan masih akan mengalami peningkatan meskipun relatif lebih rendah dibanding triwulan laporan. Hal ini salah satunya terlihat dari hasil survei dunia usaha terhadap ekspektasi usaha dan situasi bisnis enam bulan mendatang, dimana responden umumnya optimis masih cukup kondusif dengan nilai saldo bersih sebesar 36%. Hal lainnya yang diperkirakan akan mendorong peningkatan kredit adalah penyelesaian berbagai proyek yang telah dirintis sejak akhir triwulan IV- antara lain pembangunan ruko dan perumahan khususnya di Kota Gorontalo yang umumnya terkait dengan pembiayaan atau kredit dari perbankan Ekspektasi tabungan dalam 6 bulan yad Sep Des Mar Juni Sep Des EKSPEKTASI SITUASI BISNIS 6 BULAN MENDATANG Lebih Baik Sama Lebih Buruk Saldo Bersih Ekspektasi tabungan dalam 6 bulan yad EKSPEKTASI SITUASI BISNIS 6 BULAN MENDATANG Sumber: Survei Konsumen & Kegiatan Dunia Usaha, Bank Indonesia Gorontalo Grafik 7.9 Grafik 7.10 Indeks Ekspektasi Tabungan 6 bulan yad Indeks Ekspektasi Situasi Bisnis 66 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV- BANK INDONESIA

9 LAMPIRAN 1. MAKROEKONOMI REGIONAL Tabel 1.A PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ATAS DASAR HARGA KONSTAN TAHUN 2000 UNTUK PROVINSI GORONTALO (dalam jutaan rupiah) Sisi Permintaan KOMPONEN I II III IV I II III IV Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 468, , , , ,954, , , , , ,261, Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 6, , , , , , , , , , Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 228, , , , ,082, , , , , ,223, Pembentukan Modal Tetap Bruto 225, , , , , , , , , ,022, Perubahan Stok (68,456.31) (81,357.95) (97,849.95) (198,005.23) (445,669.44) (72,223.32) (119,132.46) (159,815.77) (228,365.83) (579,537.37) Ekspor Barang dan Jasa 100, , , , , , , , , , Impor Barang dan Jasa 314, , , , ,289, , , , , ,471, PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 647, , , , ,710, , , , , ,917, Sisi Penawaran SEKTOR I II III IV I II III IV 1. PERTANIAN 199, , , , , , , , , , PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 6, , , , , , , , , , INDUSTRI PENGOLAHAN 49, , , , , , , , , , LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 3, , , , , , , , , , BANGUNAN 51, , , , , , , , , , PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 89, , , , , , , , , , PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 66, , , , , , , , , , KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. 56, , , , , , , , , , JASA-JASA 124, , , , , , , , , , PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 647, , , , ,710, , , , , ,917, Tabel 1.B PERTUMBUHAN ATAS DASAR HARGA KONSTAN TAHUN 2000 UNTUK PROVINSI GORONTALO (dalam persen) Sisi Permintaan KOMPONEN I II III IV I II III IV Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Pengeluaran Lembaga Nirlaba Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Pembentukan Modal Tetap Bruto Ekspor Barang dan Jasa (6.18) (2.24) 5.69 (4.43) (2.02) (7.64) 5.12 Impor Barang dan Jasa PERTUMBUHAN EKONOMI KESELURUHAN Sisi Penawaran SEKTOR I II III IV I II III IV 1. PERTANIAN (2.89) PERTAMBANGAN & PENGGALIAN INDUSTRI PENGOLAHAN LISTRIK, GAS & AIR BERSIH BANGUNAN PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH JASA-JASA PERTUMBUHAN EKONOMI KESELURUHAN Sumber : BPS Prov. Gorontalo

10 2. INFLASI Tabel 2.A PERKEMBANGAN INFLASI PROVINSI GORONTALO Kelompok / Sub kelompok DEC JAN FEB MAR APR MEI JUNI JULI AUG SEPT OCT NOV DEC UMUM BAHAN MAKANAN Padi-padian, Umbi-umbian dan Hasilnya Daging dan Hasil-hasilnya Ikan Segar Ikan Diawetkan Telur, Susu dan Hasil-hasilnya Sayur-sayuran Kacang - kacangan Buah - buahan Bumbu - bumbuan Lemak dan Minyak Bahan Makanan Lainnya MAKANAN JADI,MINUMAN,ROKOK & TEMBAKAU Makanan Jadi Minuman yang Tidak Beralkohol Tembakau dan Minuman Beralkohol PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & BAHAN BAKAR Biaya Tempat Tinggal Bahan Bakar, Penerangan dan Air Perlengkapan Rumahtangga Penyelenggaraan Rumahtangga SANDANG Sandang Laki-laki Sandang Wanita Sandang Anak-anak Barang Pribadi dan Sandang Lain KESEHATAN Jasa Kesehatan Obat-obatan Jasa Perawatan Jasmani Perawatan Jasmani dan Kosmetika PENDIDIKAN, REKREASI, DAN OLAHRAGA Jasa Pendidikan Kursus-kursus/Pelatihan Perlengkapan/Peralatan Pendidikan Rekreasi Olahraga TRANSPOR, KOMUNIKASI & JASA KEUANGAN Transpor Komunikasi dan Pengiriman Sarana dan Penunjang Transpor Jasa Keuangan Tabel 2.B DISAGREGASI INFLASI PROVINSI GORONTALO Disagregasi Inflasi (yoy) DEC JAN FEB MAR APR MEI JUNI JULI AUG SEPT OCT NOV DEC Core Inflation 3.43% 3.89% 3.55% 3.32% 3.05% 3.09% 3.41% 4.46% 5.03% 3.40% 3.06% 2.87% 2.68% Volatile Food 7.89% 5.31% 7.97% 5.05% 3.50% 2.28% 1.95% 3.09% 12.80% 15.71% 11.21% 11.28% 16.30% Administered Price 1.63% 2.76% 3.35% 2.13% 1.07% 2.41% 2.39% 3.91% 4.17% 5.30% 4.49% 4.77% 5.25% Tabel 2.C INFLASI KELOMPOK BARANG DAN JASA (YOY) No Inflasi Tahunan Umum 4.35% 4.07% 4.89% 3.59% 2.74% 2.69% 2.73% 3.91% 7.28% 7.60% 5.90% 5.93% 7.43% 1 Bahan makanan 7.70% 5.26% 7.98% 5.10% 3.54% 2.34% 2.03% 3.13% 12.76% 15.63% 11.15% 11.25% 16.20% 2 Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 1.69% 8.13% 8.52% 5.93% 4.09% 5.83% 5.56% 8.41% 8.22% 7.87% 7.06% 6.87% 13.43% 3 Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar -6.31% 3.57% 3.17% 3.06% 2.98% 3.06% 3.57% 4.45% 5.42% 3.45% 3.11% 2.68% 12.53% 4 Sandang 0.00% 2.63% 0.42% -0.18% 0.27% 1.17% 2.25% 2.30% 3.21% 3.05% 3.39% 3.71% 6.39% 5 Kesehatan 8.22% 7.81% 8.10% 9.35% 7.86% 7.31% 7.36% 7.64% 7.86% 2.37% 2.33% 2.27% 2.32% 6 Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 0.57% 0.53% 0.28% 0.36% 0.18% 0.35% 0.35% 0.47% 0.52% 0.41% 0.51% 0.51% 0.51% 7 Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan -2.50% -0.97% -0.09% -0.06% -0.20% -0.36% -0.40% 0.65% 0.94% 2.57% 1.55% 2.13% 2.53% Sumber : BPS Prov. Gorontalo

11 3. PERBANKAN Tabel 3.A PERKEMBANGAN BANK UMUM PROVINSI GORONTALO KOMPONEN MAR JUN SEP DES MAR JUN SEP DES Jumlah Bank umum Jumlah kantor Asset Bank Umum 2,482,231 2,601,819 2,835,580 2,904,673 3,032,713 3,282,757 3,460,909 3,948,917 DPK (Jutaan Rp) 1,850,958 1,860,937 1,867,702 1,823,599 1,836,064 1,987,339 2,063,241 2,050,722 Giro 307, , , , , , , ,746 Deposito 633, , , , , , , ,665 Tabungan 909, , ,502 1,111, ,882 1,081,484 1,084,860 1,262,311 Kredit Sektoral - Outstanding (Jutaan Rp) 2,093,630 2,292,940 2,458,410 2,583,642 2,775,870 3,026,366 3,183,337 3,443,591 Pertanian 80,052 87, ,730 81,517 47,049 44,102 51,143 53,287 Pertambangan 2,700 2,525 1,849 1, ,363 1,303 Industri 31,329 32,490 28,176 18,357 18,660 18,629 18,395 23,919 Listrik, Gas & Air Konstruksi 46,446 59,973 86,084 69, ,703 98, ,318 83,179 Perdagangan 652, , , , , , , ,108 Angkutan 11,609 11,858 8,418 7,371 7,993 7,583 11,028 36,579 Jasa Dunia Usaha 27,236 29,243 24,207 29,998 27,613 13,906 4,444 6,619 Jasa Sosial 4,637 4,242 4,259 5,329 19,383 29,619 22,629 35,282 Lainnya 1,236,717 1,336,381 1,455,886 1,548,295 1,794,522 1,974,787 2,110,704 2,245,228 Kredit - Berdasarkan Bank Pelapor (Jutaan 2,093,630 2,292,940 2,458,410 2,583,642 2,775,870 3,026,366 3,183,337 3,443,591 Investasi 111, , , , , , , ,917 Modal Kerja 774, , , , ,593 1,003,778 1,020,235 1,099,857 Konsumsi 1,207,160 1,314,267 1,431,989 1,530,682 1,661,540 1,840,915 1,959,549 2,019,817 Kredit UMKM -Plafon s.d. 5 M (Jutaan Rp) 1,364,910 1,434,461 1,522,032 1,514,132 2,308,435 2,534,219 2,704,187 2,956,691 L D R (%) - Berdasarkan Bank Pelapor Pendapatan Bunga 91, , , , , , , ,072 Beban Bunga 22,579 45,455 65,631 84,098 34,324 80, ,279 83,678 NIM 68, , , , , , , ,394 Pendapatan Operasional , , , ,769 Beban Operasional , , , ,907 Rasio BOPO #DIV/0! NPLs Gross sektoral (Jutaan Rp) 63,523 72,733 79,068 58,101 66,121 61,465 60,523 70,898 Pertanian 2,658 2,757 3,757 1,676 1,953 1,108 3,298 2,644 Pertambangan Industri 3,914 4,463 4,540 3,419 1,912 1, Listrik, Gas & Air Konstruksi 4,292 3,082 3,449 2,004 3,529 3,360 2,665 4,002 Perdagangan 29,239 35,216 40,561 27,576 31,204 31,434 28,962 39,801 Angkutan Jasa Dunia Usaha 1,115 1,760 1, , Jasa Sosial ,106 1,000 1,031 Lainnya 21,463 24,683 24,623 22,159 25,368 22,414 23,292 22,443 Rasio NPLs Gross sektoral (%) Pertanian Pertambangan Industri Listrik, Gas & Air Konstruksi Perdagangan Angkutan Jasa Dunia Usaha Jasa Sosial Lainnya Sumber : LBU Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum - Bank Indonesia

12 Tabel 3.A PERKEMBANGAN BPR PROVINSI GORONTALO KOMPONEN MAR JUN SEP DES MAR JUN SEP DES Jumlah BPR Jumlah kantor BPR ASSET (Jutaan Rp) 20,437 21,833 22,711 23,719 25,882 30,444 31,333 32,698 DPK (Jutaan Rp) 8,096 9,076 9,772 10,453 11,306 12,330 9,136 13,939 Deposito 4,307 4,512 4,982 5,620 6,766 7,175 5,407 8,109 Tabungan 3,789 4,564 4,790 4,833 4,540 5,155 3,728 5,830 Kredit - Berdasarkan Bank Pelapor (Jutaan Rp) 16,007 19,063 20,732 19,780 20,303 20,759 20,640 20,343 Investasi Modal Kerja 10,627 12,840 13,654 12,656 12,629 12,510 12,293 12,208 Konsumsi 4,977 5,870 6,610 6,691 7,279 7,846 7,947 7,758 Kredit Sektoral - Outstanding (Jutaan Rp) - Klasifikasi Lama 16,007 19,063 20,732 19,780 20,303 20,759 20,640 Pertanian Industri Perdagangan, Restoran dan Hotel 7,918 9,726 10,642 10,030 9,873 9,846 9,431 Jasa-jasa 2,148 2,489 2,427 2,199 2,309 2,227 2,466 Lainnya 5,235 6,008 6,901 6,865 7,454 8,026 8,129 Kredit Sektoral - Outstanding (Jutaan Rp) - Berdasarkan Klasifikasi Baru 21,002 Pertanian, Perburuan dan Kehutanan 244 Perikanan 108 Pertambangan dan Penggalian 56 Industri Pengolahan 278 Listrik, Gas dan Air 16 Konstruksi - Perdagangan Besar dan Eceran 8,956 Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum 154 Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi 548 Perantara Keuangan 40 Real Estate 233 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 23 Jasa Pendidikan 5 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial - Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan dan Perorangan Lainnya 644 Jasa Perorangan yang Melayani Rumah Tangga 445 Kegiatan Usaha Yang belum Jelas Batasannya 836 Rumah Tangga 4,691 Bukan Lapangan Usaha Lainnya 3,067 Kredit UMKM -Plafon s.d. 5 M (Jutaan Rp) 16,007 19,063 20,732 19,780 20,303 20,759 20,640 20,343 L D R (%) - Berdasarkan Bank Pelapor NPLs Gross sektoral (Jutaan Rp) 2,561 3,422 4,082 3,734 3,860 3,639 4,207 - Pertanian N/A Industri N/A Perdagangan, Restoran dan Hotel 1,761 2,639 2,808 2,801 N/A 2,622 3,015 Jasa-jasa N/A Lainnya N/A NPLs Gross sektoral (Jutaan Rp) - Berdasarkan Klasifikasi Baru 4,978 Pertanian, Perburuan dan Kehutanan 143 Perikanan 20 Pertambangan dan Penggalian 4 Industri Pengolahan 62 Listrik, Gas dan Air 16 Konstruksi - Perdagangan Besar dan Eceran 2,978 Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum 13 Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi 69 Perantara Keuangan - Real Estate - Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 3 Jasa Pendidikan - Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial - Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan dan Perorangan Lainnya 232 Jasa Perorangan yang Melayani Rumah Tangga 13 Kegiatan Usaha Yang belum Jelas Batasannya 370 Rumah Tangga 48 Bukan Lapangan Usaha Lainnya 1,008 Rasio NPLs Gross sektoral (%) Pertanian N/A Industri N/A Perdagangan, Restoran dan Hotel N/A Jasa-jasa N/A Lainnya N/A Rasio NPLs Gross sektoral (%) 23.7 Pertanian, Perburuan dan Kehutanan 58.7 Perikanan 18.2 Pertambangan dan Penggalian 6.3 Industri Pengolahan 22.4 Listrik, Gas dan Air Konstruksi - Perdagangan Besar dan Eceran 33.2 Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum 8.6 Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi 12.6 Perantara Keuangan - Real Estate - Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 11.7 Jasa Pendidikan - Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial - Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan dan Perorangan Lainnya 36.0 Jasa Perorangan yang Melayani Rumah Tangga 2.8 Kegiatan Usaha Yang belum Jelas Batasannya 44.2 Rumah Tangga 1.0 Bukan Lapangan Usaha Lainnya Sumber: Laporan BPR - Bank Indonesia

13 DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN Inflasi Kecenderungan kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan bersifat persisten. Perubahan (laju) inflasi umumnya diukur dengan melihat perubahan harga pada sejumlah barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat, seperti tercermin pada perkembangan indeks harga konsumen (IHK). Berdasarkan faktor penyebabnya, inflasi dapat dipengaruhi baik dari penawaran maupun dari permintaan. Food Inflation Inflasi yang disebabkan oleh perubahan harga dari jenis barang-barang makanan. Administered Inflation Inflasi yang disebabkan oleh perubahan harga sekelompok barang yang harganya diatur/ dikendalikan oleh pemerintah, seperti: BBM, Tarif listrik, telpon, dll. Traded Inflation Inflasi yang diukur berdasarkan perubahan harga kategori barang yang dapat diperdagangkan secara international. Inflation Month to Month Perbandingan atau nisbah indeks harga konsumen pada bulan yang diukur dengan IHK pada bulan sebelumnya (inflasi bulanan), dan sering disingkat (m-t-m) Inflasi Year to Date Inflasi kumulatif merupakan inflasi yang mengukur perbandingan harga (nisba) perubahan harga indeks konsumen bulan bersangkutan dibandingkan akhir bulan pada tahun sebelumnya, sehingga merupakan angka total dan disingkat (y-t-d) Inflasi Year on Year Atau inflasi tahunan adalah Inflasi yang mengukur perbandingan harga (nisbah) perubahan harga indeks konsumen bulan bersangkutan dibandingkan IHK pada bulan yang sama tahun sebelumnya, atau sering disingkat (Y-o-Y) Inflasi Quarter to Quarter Atau inflasi triwulan adalah inflasi yang mengukur perbandingan harga (nisbah)/perubahan indeks harga konsumen pada akhir triwulan yang bersangkutan dibandingkan IHK akhir triwulan sebelumnya, atau sering disebut (q-t-q)

14 PDB dan PDRB Pertumbuhan Year on Year Pertumbuhan Melambat M1 M2 Mo Uang Kartal Uang Giral Atau produk domestik bruto, sedangkan untuk skala daerah (kota/kebupaten) disebut PDRB (produk domestik regional bruto) Atau pertumbuhan tahunan adalah pertumbuhan yang mengukur perbandingan PDRB atas dasar harga konstan triwulan laporan dibandingkan PDRB atas dasar harga konstan triwulan yang sama tahun sebelumnya, atau sering disingkat (Y-o-Y) Pertumbuhan tahunan masih menunjukkan nilai positif namun lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya Disebut sebagai narrow money (uang beredar dalam arti sempit), terdiri dari uang kartal dan uang giral Disebut broad money atau uang beredar dalam arti luas, merupakan indicator tingkat likuiditas perekonomian, terdiri dari uang kartal, uang giral dan uang kuasi (tabungan dan deposito baik dalam mata uang rupiah maupun asing). Disebut uang primer (base money) merupakan kewajiban otoritas moneter (di dalam neraca bank sentral), terdiri dari uang kartal pada bank umum dan masyarakat ditambah dengan saldo giro bank umum dan masyarakat dibank sentral. Uang kertas dan uang logam yang berlaku, tidak termasuk uang kas pada kas negara (KPKN) dan bank umum. Terdiri dari rekening giro masyarakat masyarakat dibank, kiriman uang, simpanan berjangka dan tabungan yang sudah jatuh tempo yang seluruhnya merupakan simpanann penduduk dalam rupiah pada sistem moneter. NIM NPLs Singkatan dari Net Interest Margin adalah selisih antara pendapatan bunga yang diperoleh oleh bank dengan biaya bunga yang harus dibayar. Singkatan dari non performing loan disebut juga kredit bermasalah, dengan kolektibiltas kurang lancar (3), diragukan(4) dan macet (5) menurut ketentuan BI.

15 Restrukturisasi kredit Upaya yang dilakukan bank dalam kegiatan usaha perkreditan agar debitur dapat memenuhi kewajibannya yang dilakukan antara lain dengan melalui : restrukturisasi, re-scheduling atau konversi kepemilikan. UMKM Singkatan dari Sektor Usaha Mikri, Kecil Menengah yang mempunyai skala pinjaman antara Rp50 Juta s/d Rp 5 Milyar. UYD Singkatan dari uang yang diedarkan, adalah uang kartalyang berada dimasyarakat ditambah dengan uang yang berada di kas bank. Inflow Uang kartal yang masuk ke BI, melalui kegiatan setoran yang dilakukan oleh bank umum. Outflow Uang kartal yang keluar dari BI melaui proses penarikan uang tunai bank umum dari giro di BI atau pembayaran tunai melalui BI. Netflow Selisih antara outflow and inflow. PTTB Pemberian tanda tidak berharga, adalah bagian dari kegiatan untuk menarik uang yang sudah tidak layak edar, sehingga uang yang disediakan oleh BI tersebut dapat berada dalm kondisi layak dan segar (fit for circulation) untuk bertransaksi.

BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI

BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI BAB 7 OUTLOOK EKONOMI BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI Perekonomian Gorontalo pada triwulan II- diperkirakan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan I-. Kondisi ini diperkirakan didorong oleh proyeksi kenaikan

Lebih terperinci

BAB 6 : KESEJAHTERAAN

BAB 6 : KESEJAHTERAAN BAB 6 KESEJAHTERAAN BAB 6 : KESEJAHTERAAN Jumlah penduduk miskin di Provinsi Gorontalo tahun 2011 menunjukkan penurunan dari 23,19% menjadi 18,75% dibanding tahun 2010. Demikian pula dengan jumlah pengangguran

Lebih terperinci

BAB 4 : KEUANGAN DAERAH

BAB 4 : KEUANGAN DAERAH BAB 4 KEUANGAN DAERAH BAB 4 : KEUANGAN DAERAH Realisasi belanja APBD Provinsi Gorontalo triwulan III-2010 mencapai 60,94%, lebih tinggi dibandingkan realisasi triwulan III-2009 sebesar 57,85%, realisasi

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada triwulan II 2012 tercatat sebesar 7,25%, mengalami perlambatan dibandingkan

Lebih terperinci

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN Aliran uang kartal dari kas titipan BI di Bank Mandiri Gorontalo pada periode laporan menunjukkan net outflow sebesar Rp.48,387 miliar. Sementara itu pada

Lebih terperinci

L A M P I R A N. Kantor Bank Indonesia Ambon 1 PERTUMBUHAN TAHUNAN (Y.O.Y) PDRB SEKTORAL

L A M P I R A N. Kantor Bank Indonesia Ambon 1 PERTUMBUHAN TAHUNAN (Y.O.Y) PDRB SEKTORAL PERTUMBUHAN TAHUNAN (Y.O.Y) PDRB SEKTORAL No. Sektor 2006 2007 2008. 1 Pertanian 3.90% 4.01% 3.77% 0.31% 2.43% 3.29% 2.57% 8.18% 5.37% 4.23% 2.69% -0.49% 2 Pertambangan dan Penggalian -3.24% 77.11% 8.98%

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF INDIKATOR EKONOMI DAN MONETER TRIWULANAN WILAYAH KERJA KANTOR BANK INDONESIA BATAM

RINGKASAN EKSEKUTIF INDIKATOR EKONOMI DAN MONETER TRIWULANAN WILAYAH KERJA KANTOR BANK INDONESIA BATAM INDIKATOR RINGKASAN EKSEKUTIF INDIKATOR EKONOMI DAN MONETER TRIWULANAN WILAYAH KERJA KANTOR BANK INDONESIA BATAM 2008 2009 2010 Pertumb Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III qtq

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF INDIKATOR EKONOMI DAN MONETER TRIWULANAN WILAYAH KERJA KANTOR BANK INDONESIA BATAM

RINGKASAN EKSEKUTIF INDIKATOR EKONOMI DAN MONETER TRIWULANAN WILAYAH KERJA KANTOR BANK INDONESIA BATAM INDIKATOR RINGKASAN EKSEKUTIF INDIKATOR EKONOMI DAN MONETER TRIWULANAN WILAYAH KERJA KANTOR BANK INDONESIA BATAM 2006 2007 2008 2009 Pertumb Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF INDIKATOR EKONOMI DAN MONETER TRIWULANAN WILAYAH KERJA KANTOR BANK INDONESIA BATAM 2006

RINGKASAN EKSEKUTIF INDIKATOR EKONOMI DAN MONETER TRIWULANAN WILAYAH KERJA KANTOR BANK INDONESIA BATAM 2006 INDIKATOR RINGKASAN EKSEKUTIF INDIKATOR EKONOMI DAN MONETER TRIWULANAN WILAYAH KERJA KANTOR BANK INDONESIA BATAM 2006 2007 Pertumb Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV qtq MAKRO Laju

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF INDIKATOR EKONOMI DAN MONETER TRIWULANAN WILAYAH KERJA KANTOR BANK INDONESIA BATAM

RINGKASAN EKSEKUTIF INDIKATOR EKONOMI DAN MONETER TRIWULANAN WILAYAH KERJA KANTOR BANK INDONESIA BATAM INDIKATOR RINGKASAN EKSEKUTIF INDIKATOR EKONOMI DAN MONETER TRIWULANAN WILAYAH KERJA KANTOR BANK INDONESIA BATAM 2009 2010 2011 2012 Pertumb Trw IV Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV Tw. I Tw.

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA AGUSTUS 2017 Vol. 3 No. 2 Triwulanan April - Jun 2017 (terbit Agustus 2017) Triwulan II 2017 ISSN 2460-490257 e-issn 2460-598212 KATA PENGANTAR RINGKASAN

Lebih terperinci

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN Dinamika Sistem Pembayaran di Gorontalo mengalami perubahan yang cukup dinamis dari waktu ke waktu. Pada posisi triwulan III-2012, perkembangan transaksi

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2012 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan I 2013 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN Transaksi sistem pembayaran tunai di Gorontalo pada triwulan I-2011 diwarnai oleh net inflow dan peningkatan persediaan uang layak edar. Sementara itu,

Lebih terperinci

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN Transaksi sistem pembayaran tunai di Gorontalo pada triwulan III-2011 diwarnai oleh net inflow dan kenaikan persediaan uang layak edar. Sementara itu,

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan -2012 Asesmen Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2012 tercatat 8,21% lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2011 yang tercatat

Lebih terperinci

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL Perekonomian Gorontalo pada triwulan II-2013 tumbuh 7,74% (y.o.y) relatif lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 7,63% (y.o.y). Angka tersebut

Lebih terperinci

No. Sektor No. Sektor No. Jenis Penggunaan

No. Sektor No. Sektor No. Jenis Penggunaan PDRB SEKTORAL Berdasarkan Harga Berlaku (Rp Miliar) No. Sektor 2006 2007 1 Pertanian 431.31 447.38 465.09 459.18 462.01 491.83 511.76 547.49 521.88 537.38 2 Pertambangan dan Penggalian 11.48 11.44 11.80

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Asesmen Ekonomi Perekonomian Kepulauan Riau (Kepri) pada triwulan II-2013 mengalami pelemahan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pada

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Banten

Kajian Ekonomi Regional Banten Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan I - 2009 i Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan segala rahmat-nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 1.2 SISI PENAWARAN Di sisi penawaran, hampir keseluruhan sektor mengalami perlambatan. Dua sektor utama yang menekan pertumbuhan ekonomi triwulan III-2012 adalah sektor pertanian dan sektor jasa-jasa mengingat

Lebih terperinci

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Penurunan momentum pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau di periode ini telah diperkirakan sebelumnya setelah mengalami tingkat pertumbuhan

Lebih terperinci

SURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN I Triwulan I Perbankan Semakin Optimis Kredit 2015 Tumbuh Sebesar 17,1%

SURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN I Triwulan I Perbankan Semakin Optimis Kredit 2015 Tumbuh Sebesar 17,1% Triwulan I - 2015 SURVEI PERBANKAN Perbankan Semakin Optimis Kredit 2015 Tumbuh Sebesar 17,1% Secara keseluruhan tahun 2015, optimisme responden terhadap pertumbuhan kredit semakin meningkat. Pada Triwulan

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan IV 2010 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT TRIWULAN-I 2013 halaman ini sengaja dikosongkan iv Triwulan I-2013 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Barat Daftar Isi KATA PENGANTAR... III DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

ii Triwulan I 2012

ii Triwulan I 2012 ii Triwulan I 2012 iii iv Triwulan I 2012 v vi Triwulan I 2012 vii viii Triwulan I 2012 ix Indikator 2010 2011 Total I II III IV Total I 2012 Ekonomi Makro Regional Produk Domestik Regional Bruto (%, yoy)

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan IV 2012 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

BAB I GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN KABUPATEN MAJALENGKA

BAB I GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN KABUPATEN MAJALENGKA BAB I GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN KABUPATEN MAJALENGKA 1.1. Pertumbuhan Ekonomi PDRB Kabupaten Majalengka pada tahun 2010 atas dasar harga berlaku mencapai angka Rp 10,157 triliun, sementara pada tahun

Lebih terperinci

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar. aruhi. Nov. Okt. Grafik 1. Pertumbuhan PDB, Uang Beredar, Dana dan Kredit KOMPONEN UANG BEREDAR

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar. aruhi. Nov. Okt. Grafik 1. Pertumbuhan PDB, Uang Beredar, Dana dan Kredit KOMPONEN UANG BEREDAR (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa ember Pertumbuhan likuiditas perekonomian M2 ( dalam arti luas) pada ember mengalami peningkatan. Posisi M2 pada ember tercatat sebesar Rp4.076,3 T, atau tumbuh

Lebih terperinci

Perkembangan Perekonomian Terkini. Peluang Pengembangan Perekonomian. Proyeksi Perekonomian Ke depan

Perkembangan Perekonomian Terkini. Peluang Pengembangan Perekonomian. Proyeksi Perekonomian Ke depan 01 02 03 Perkembangan Perekonomian Terkini Peluang Pengembangan Perekonomian Proyeksi Perekonomian Ke depan 2 Produk Domestik Regional Bruto Nasional Balikpapan Kaltim Industri Konstruksi Transportasi

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 1.2 SISI PENAWARAN Dinamika perkembangan sektoral pada triwulan III-2011 menunjukkan arah yang melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Keseluruhan sektor mengalami perlambatan yang cukup signifikan

Lebih terperinci

Grafik 1. Permintaan Kredit Baru (SBT, %)

Grafik 1. Permintaan Kredit Baru (SBT, %) Grafik 1. Permintaan Kredit Baru (SBT, %) 1 (Miliar Rp) Grafik 2. Realisasi Penyaluran Kredit Januari-November 2013 250,000 200,000 150,000 100,000 50,000 0 KPR/KPA KKB-Mobil KKB-Sepeda Motor KTA + Multiguna

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2010 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

COVER DALAM Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015 i

COVER DALAM Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015 i COVER DALAM Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015 i ii Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015 INDIKATOR EKONOMI KOTA TERNATE 2015 No. Katalog : 9201001.8271 No. Publikasi : 82715.1502 Ukuran Buku : 15,5 cm

Lebih terperinci

Kondisi Perekonomian Indonesia

Kondisi Perekonomian Indonesia KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA Kondisi Perekonomian Indonesia Tim Ekonomi Kadin Indonesia 1. Kondisi perekonomian dunia dikhawatirkan akan benar-benar menuju jurang resesi jika tidak segera dilakukan

Lebih terperinci

BAB 4 : KEUANGAN DAERAH

BAB 4 : KEUANGAN DAERAH BAB 4 KEUANGAN DAERAH BAB 4 : KEUANGAN DAERAH Realisasi penyerapan belanja daerah relatif lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya meskipun secara besaran belum mencapai target anggaran

Lebih terperinci

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL Perekonomian Gorontalo sampai dengan akhir tahun 2012 mengalami pertumbuhan yang cukup baik. Secara triwulanan, ekonomi tumbuh 7,57% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan

Lebih terperinci

SURVEI KONSUMEN. Juli Indeks optimis pesimis periode krisis ekonomi global 0.00

SURVEI KONSUMEN. Juli Indeks optimis pesimis periode krisis ekonomi global 0.00 SURVEI KONSUMEN Juli - 2010 Indeks 150.00 125.00 100.00 75.00 optimis pesimis 50.00 25.00 0.00 periode krisis ekonomi global 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 1 2 3 4 5 6 7 2007 2008 2009 2010 Indeks Keyakinan

Lebih terperinci

aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar Mar Apr'15 % (yoy)

aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar Mar Apr'15 % (yoy) Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa il Pertumbuhan likuiditas perekonomian M2 (Uang Beredar dalam arti luas) pada il mengalami perlambatan. Posisi M2 akhir il sebesar Rp4.274,9 T, atau

Lebih terperinci

aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar

aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa Desember Uang beredar (M2) Desember tumbuh melambat dibanding ember. Posisi M2 tercatat sebesar Rp4.170,7 T, atau tumbuh 11,8% (yoy), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB 2 : PERKEMBANGAN INFLASI

BAB 2 : PERKEMBANGAN INFLASI BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI BAB 2 : PERKEMBANGAN INFLASI Inflasi Gorontalo pada triwulan II-2013 tercatat sebesar 3,59% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 5,18%

Lebih terperinci

1. Tinjauan Umum

1. Tinjauan Umum 1. Tinjauan Umum Perekonomian Indonesia dalam triwulan III-2005 menunjukkan kinerja yang tidak sebaik perkiraan semula, dengan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan lebih rendah sementara tekanan terhadap

Lebih terperinci

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL Tren melambatnya perekonomian regional masih terus berlangsung hingga triwulan III-2010. Ekonomi triwulan III-2010 tumbuh 5,71% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2013 No. 046/08/63/Th XVII, 2 Agustus 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2013 Ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan II-2013 tumbuh sebesar 13,92% (q to q) dan apabila dibandingkan dengan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT TRIWULAN-III 2013 halaman ini sengaja dikosongkan Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Barat Triwulan III-2013 iii Kata Pengantar Bank Indonesia memiliki tujuan

Lebih terperinci

meningkat % (yoy) Feb'15

meningkat % (yoy) Feb'15 Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa ruari Pertumbuhan likuiditas perekonomian M2 (Uang Beredar dalam arti luas) pada ruari meningkat. Pada ruari, posisi M2 tercatat sebesar Rp4.230,7 T,

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan I 2011 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui

Lebih terperinci

SURVEI PERBANKAN PERBANKAN SEMAKIN OPTIMIS KREDIT 2015 TUMBUH SEBESAR 17,1%

SURVEI PERBANKAN PERBANKAN SEMAKIN OPTIMIS KREDIT 2015 TUMBUH SEBESAR 17,1% SURVEI PERBANKAN Y jg brg dia TRIWULAN I-2015 PERBANKAN SEMAKIN OPTIMIS KREDIT 2015 TUMBUH SEBESAR 17,1% Secara keseluruhan tahun 2015, optimisme responden terhadap pertumbuhan kredit semakin meningkat.

Lebih terperinci

SURVEI PERBANKAN * perkiraan

SURVEI PERBANKAN * perkiraan SURVEI PERBANKAN TRIWULAN IV-217 PERTUMBUHAN KREDIT TAHUN 218 DIPERKIRAKAN MENINGKAT Hasil Survei Perbankan mengindikasikan pertumbuhan kredit baru pada triwulan IV- 217 secara triwulanan (qtq) meningkat.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA SEMARANG. BADAN PUSAT STATISTIK KOTA SEMARANG K e p a l a,

KATA PENGANTAR BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA SEMARANG. BADAN PUSAT STATISTIK KOTA SEMARANG K e p a l a, KATA PENGANTAR Perubahan data Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan indikator ekonomi makro yang penting untuk memberikan gambaran tentang pola konsumsi masyarakat serta dapat menunjukkan keseimbangan

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan I 2012 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui

Lebih terperinci

Tabel Statistik. Tabel 1 Suku Bunga Pasar Uang, Deposito Berjangka, dan Kredit (Persen per Tahun) Tabel Statistik

Tabel Statistik. Tabel 1 Suku Bunga Pasar Uang, Deposito Berjangka, dan Kredit (Persen per Tahun) Tabel Statistik Tabel Statistik Tabel 1 Suku Bunga Pasar Uang, Deposito Berjangka, dan Kredit (Persen per Tahun) Periode Suku Bunga Pasar Uang Antarbank Tingkat Diskonto SBI 1 Suku Bunga Deposito Berjangka * Suku Bunga

Lebih terperinci

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Triwulan III 2015 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-nya (KEKR) Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan III

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Ir. M. Tassim Billah, M.Sc.

KATA PENGANTAR. Ir. M. Tassim Billah, M.Sc. KATA PENGANTAR Dalam rangka meningkatkan pelayanan data dan informasi, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian (Pusdatin) menerbitkan Buku Saku Statistik Makro Triwulanan. Buku Saku Volume V No. 4 Tahun

Lebih terperinci

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi wa Juli Pertumbuhan likuiditas perekonomian M2 (Uang Beredar dalam arti luas) kembali melambat. Posisi M2 pada akhir Juli tercatat sebesar Rp4.383,0 T, atau

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012 KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012 Januari 2013 Kinerja Ekonomi Daerah Cukup Kuat, Inflasi Daerah Terkendali Ditengah perlambatan perekonomian global, pertumbuhan ekonomi berbagai daerah di Indonesia

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN BOYOLALI No. 12/33/09/Th.III, 10 November 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI DI KABUPATEN BOYOLALI Bulan November 2016 Inflasi 0,67 persen Pada bulan

Lebih terperinci

Grafik 1 Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Timur q-to-q Triwulan IV (persen)

Grafik 1 Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Timur q-to-q Triwulan IV (persen) BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 13/02/35/Th. XII, 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR I. PERTUMBUHAN DAN STRUKTUR EKONOMI MENURUT LAPANGAN USAHA Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur

Lebih terperinci

% (yoy) Oct'15 Nov'15*

% (yoy) Oct'15 Nov'15* Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa ember Likuiditas perekonomian M2 (Uang Beredar dalam arti luas) pada ember tumbuh sebesar 9,2% (yoy). Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan bulan

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan V2012 Asesmen Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2012 tercatat 8,21% lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2011 yang tercatat

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Pada triwulan I 2012 pertumbuhan Kepulauan Riau mengalami akselerasi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 6,34% (yoy)

Lebih terperinci

% (yoy) Feb'15 Mar'15*

% (yoy) Feb'15 Mar'15* Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Memen engar aruhi wa et Pertumbuhan likuiditas perekonomian M2 (Uang Beredar dalam arti luas) pada et mengalami peningkatan. Posisi M2 tercatat Rp4.246,3 T, tumbuh 16,3,

Lebih terperinci

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL Perekonomian Gorontalo triwulan I-2013 tumbuh 7,63% (y.o.y) lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 7,57% (y.o.y.) Pencapaian tersebut masih

Lebih terperinci

No. 01/3307/2017, 9 Mei 2017

No. 01/3307/2017, 9 Mei 2017 No. 01/3307/2017, 9 Mei 2017 Pada bulan April 2017 Wonosobo mengalami inflasi sebesar 0,02 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 124,27. Inflasi April 2017 lebih tinggi dibandingkan Maret 2017

Lebih terperinci

KERJASAMA BAPPEDA KABUPATEN SEMARANG BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SEMARANG

KERJASAMA BAPPEDA KABUPATEN SEMARANG BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SEMARANG Katalog BPS : 7102004.3322 KERJASAMA BAPPEDA KABUPATEN SEMARANG BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SEMARANG No. Katalog : 7102004.3322 No. Publikasi : 33224.13.04 Ukuran Buku : 5,83 inci x 8,27 inci Jumlah

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK 0.01 BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN BATANG PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI Di Kabupaten Batang Bulan 20 0,48 persen No. 05/Th. XV, Juni 20 Pada bulan 20 di Kabupaten Batang terjadi sebesar

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA MEI 2017 Vol. 3 No. 1 Triwulanan Januari - Maret 2017 (terbit Mei 2017) Triwulan I 2017 ISSN 2460-490165 e-issn 2460-598144 - KATA PENGANTAR RINGKASAN

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BPS PROVINSI SULAWESI BARAT No. 61/11/76/Th. X, 1 November 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI OKTOBER 2016 MAMUJU DEFLASI 0,17 PERSEN Berdasarkan hasil Survei Harga Konsumen 82 kota di Indonesia

Lebih terperinci

6.1. Kinerja Sistem Pembayaran Transaksi Keuangan Secara Tunai Transaksi Keuangan Secara Non Tunai... 74

6.1. Kinerja Sistem Pembayaran Transaksi Keuangan Secara Tunai Transaksi Keuangan Secara Non Tunai... 74 i ii ii 1.1. Analisis PDRB Dari Sisi Penawaran... 3 1.1.1. Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan... 4 1.1.2. Sektor Pertambangan dan Penggalian... 6 1.1.3. Sektor Industri Pengolahan... 8 1.1.4. Sektor

Lebih terperinci

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi wa April Pertumbuhan likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) mengalami akselerasi pada April. Posisi M2 tercatat sebesar Rp5.042,1

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN BOYOLALI No. 01/33/10/Th.IV, 10 Januari 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI DI KABUPATEN BOYOLALI Bulan Desember 2016 Inflasi 0,23 persen Pada bulan Desember

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN IV-2009 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pencerminan tingkat inflasi merupakan persentasi kecepatan naiknya harga-harga

BAB I PENDAHULUAN. Pencerminan tingkat inflasi merupakan persentasi kecepatan naiknya harga-harga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian suatu negara dapat ditinjau dari variabelvariabel makroekonomi yang mampu melihat perekonomian dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Variabelvariabel

Lebih terperinci

Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi Oktober 2017 Di Provinsi Sulawesi Barat

Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi Oktober 2017 Di Provinsi Sulawesi Barat BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI BARAT Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi Oktober 2017 Di Provinsi Sulawesi Barat Oktober 2017, Mamuju Deflasi 0,48 persen. Berdasarkan hasil Survei Harga

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI KOTA BLORA JULI 2016 INFLASI 1,03 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI KOTA BLORA JULI 2016 INFLASI 1,03 PERSEN PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI KOTA BLORA JULI 2016 INFLASI 1,03 PERSEN No. 08/08/33/16/Th.VIII, 15 Agustus 2016 Pada bulan Juli 2016 Kota Blora terjadi inflasi 1,03 persen dengan Indeks Harga

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA KEBUMEN BULAN MARET 2015 INFLASI 0,03 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA KEBUMEN BULAN MARET 2015 INFLASI 0,03 PERSEN BPS KABUPATEN KEBUMEN No. 06/06/33/05/Th. VI, 01 April 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA KEBUMEN BULAN MARET 2015 INFLASI 0,03 PERSEN Pada Bulan Maret 2015 di Kota Kebumen terjadi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN 01/01/73/Th. XVIII, 1 Januari 2014 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI DESEMBER KOTA MAKASSAR INFLASI SEBESAR 0,84 PERSEN Pada ember, di Kota Makassar terjadi inflasi

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 263 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA + No. 19/3373/4/10/16/Th.VIII, 5 Oktober 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA BULAN SEPTEMBER 2016 INFLASI 0,10 Perkembangan harga kebutuhan secara umum di Kota Salatiga pada

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 20

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 20 No. 10/02/63/Th XIV, 7 Februari 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 20 010 Perekonomian Kalimantan Selatan tahun 2010 tumbuh sebesar 5,58 persen, dengan n pertumbuhan tertinggi di sektor

Lebih terperinci

Kata pengantar. Publikasi Data Strategis Kepulauan Riau Tahun merupakan publikasi perdana yang disusun dalam rangka

Kata pengantar. Publikasi Data Strategis Kepulauan Riau Tahun merupakan publikasi perdana yang disusun dalam rangka Kata pengantar Publikasi Data Strategis Kepulauan Riau Tahun 2012 merupakan publikasi perdana yang disusun dalam rangka memenuhi kebutuhan konsumen data terhadap data-data yang sifatnya strategis, dalam

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BPS PROVINSI SULAWESI BARAT a No. 01/01/76/Th. X, 4 Januari 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DESEMBER 2015 MAMUJU INFLASI 1,70 PERSEN Berdasarkan hasil Survei Harga Konsumen 82 kota di Indonesia

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2012 DAN TAHUN 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2012 DAN TAHUN 2012 No. 06/02/62/Th. VII, 5 Februari 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2012 DAN TAHUN 2012 Perekonomian Kalimantan Tengah triwulan IV-2012 terhadap triwulan III-2012 (Q to Q) secara siklikal

Lebih terperinci

BPS KOTA TEGAL. BULAN FEBRUARI 2014 KOTA TEGAL INFLASI 0,79 persen

BPS KOTA TEGAL. BULAN FEBRUARI 2014 KOTA TEGAL INFLASI 0,79 persen BPS KOTA TEGAL Tegal, 4 Maret BULAN FEBRUARI KOTA TEGAL INFLASI 0,79 persen - Pada bulan Februari Kota Tegal terjadi inflasi 0,79 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 108,47, sedikit lebih

Lebih terperinci

BAB 4 : KEUANGAN DAERAH

BAB 4 : KEUANGAN DAERAH BAB 4 KEUANGAN DAERAH BAB 4 : KEUANGAN DAERAH Realisasi belanja APBD Provinsi Gorontalo triwulan II-2010 mencapai 38,26%, lebih rendah dibandingkan realisasi triwulan II-2009 sebesar 45,63%, sementara

Lebih terperinci

BAB 1 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

BAB 1 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL BAB 1 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL 1.1. KONDISI UMUM Perekonomian Kepulauan Riau (Kepri) pada triwulan II-2013 mengalami perlambatan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pada triwulan II-2013,

Lebih terperinci

Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi September 2017 Di Provinsi Sulawesi Barat

Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi September 2017 Di Provinsi Sulawesi Barat BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI BARAT Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi September 2017 Di Provinsi Sulawesi Barat September 2017, Mamuju Inflasi 0,01 persen. Berdasarkan hasil Survei Harga

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 32/05/35/Th. XI, 6 Mei 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2013 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Triwulan I Tahun 2013 (y-on-y) mencapai 6,62

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN. Ungaran, Desember 2015 BAPPEDA KABUPATEN SEMARANG Kepala, Ir. YUSUF ISMAIL, MT Pembina Utama Muda NIP

KATA SAMBUTAN. Ungaran, Desember 2015 BAPPEDA KABUPATEN SEMARANG Kepala, Ir. YUSUF ISMAIL, MT Pembina Utama Muda NIP KATA SAMBUTAN Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan berkah dan rahmat-nya sehingga Buku Indeks Harga Konsumen dan Inflasi Kabupaten Semarang Tahun 2015 ini dapat diselesaikan.

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2009 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BPS PROVINSI SULAWESI BARAT a No. 06/02/76/Th. X, 1 Februari 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI JANUARI 2016 MAMUJU DEFLASI -0,06 PERSEN Berdasarkan hasil Survei Harga Konsumen 82 kota di

Lebih terperinci

i

i i 2 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Indeks 250 200 150 100 50 0 Indeks SPE Growth mtm (%) Growth yoy (%)

Lebih terperinci

BPS KABUPATEN BELU No. 05/01/5306/Th. IV, 5 Februari 2015 JANUARI 2015, KOTA ATAMBUA INFLASI 2,39 % Dengan menggunakan tahun dasar baru (2012=100), di bulan Desember 2014 Kota Atambua mengalami Inflasi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BPS PROVINSI SULAWESI BARAT a No. 16/03/76/Th. IX, 2 Maret 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI FEBRUARI 2015 MAMUJU DEFLASI -1,13 PERSEN Berdasarkan hasil Survei Harga Konsumen 82 kota di Indonesia

Lebih terperinci

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014 Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ...Memberikan saran kepada pemerintah daerah mengenai kebijakan

Lebih terperinci

Inflasi Empat Kota Di Jawa Tengah Mei 2008

Inflasi Empat Kota Di Jawa Tengah Mei 2008 BPS PROVINSI JAWA TENGAH Inflasi Empat Kota Di Jawa Tengah Mei 2008 No.01/06/33/Th. II, 02 Juni 2008 Laju inflasi Jawa Tengah bulan Mei 2008 cukup tinggi, yaitu sebesar 1,21 persen. Jauh lebih tinggi bila

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Vol. 3 No. 3 Triwulanan Juli - September 2017 (terbit November 2017) Triwulan III 2017 ISSN xxx-xxxx e-issn xxx-xxxx KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2017 DAFTAR ISI 2 3 DAFTAR

Lebih terperinci

BAB 1. PERKEMBANGAN MAKROEKONOMI REGIONAL

BAB 1. PERKEMBANGAN MAKROEKONOMI REGIONAL BAB 1. PERKEMBANGAN 7 BAB 1. PERKEMBANGAN KAJIAN EKONOMI PROVINSI SULAWESI TENGAH TRIWULAN I 2008 KANTOR 8 BAB 1. PERKEMBANGAN Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya (kredibel)

Lebih terperinci