ANALISIS SINTESIS Aspek Fisik Letak, Luas dan Batas-batas Tapak Aksesibilitas dan Sistem Transportasi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS SINTESIS Aspek Fisik Letak, Luas dan Batas-batas Tapak Aksesibilitas dan Sistem Transportasi"

Transkripsi

1 ANALISIS SINTESIS Aspek Fisik Letak, Luas dan Batas-batas Tapak Tapak merupakan jalan lingkar kampus di mana area tersebut adalah sebuah area pendidikan yang dilengkapi berbagai fasilitas pendukungnya. Jalan ini berbentuk linear dengan lebar jalan rata-rata 6-8 m. Panjang jalan yang dijadikan lokasi studi adalah ,32 m. Jalan ini merupakan jalan utama di dalam kampus IPB Darmaga. Daerah milik jalan (damija) yang dimiliki beberapa titik cukup lebar sekitar + 20 m sehingga memungkinkan untuk memperluas daerah manfaat jalan (damaja). Namun ada juga beberapa titik yang berdampingan dengan bangunan atau bahu jalan yang sempit sehingga hanya diperlukan perbaikan atau penambahan kelengkapan jalan. Aksesibilitas dan Sistem Transportasi Jalur yang terdapat di area studi dapat di bagi menjadi beberapa bagian, antara lain jalur kendaraan bermotor, jalur pejalan kaki atau pedestrian, dan jalur sepeda. Pada jalur kendaraan bermotor secara umum dalam kondisi baik, namun ada di beberapa bagian yang kondisinya perlu diperbaiki. Secara keseluruhan tidak terdapat suatu masalah yang besar pada jalur ini. Jalur pejalan kaki pada area ini memiliki berbagai ukuran dari 0,5-2 m. Perbedaan ukuran pada jalur ini, dikarenakan pedestrian yang sudah rusak. Selain itu ada pula titik-titik di mana pedestrian banyak ditumbuhi rumput, dikotori daun-daun kering dan conblock yang lepas atau pecah. Hal ini menyebabkan pejalan kaki merasa kurang nyaman saat melaluinya. Sejak tahun 2008 kampus telah menambahkan salah satu jalur alternatif di dalam kampus IPB. Jalur yang di maksud adalah jalur sepeda. Jalur ini memiliki ukuran lebar 2 m dengan panjang ,67 m. Dengan melihat kondisi saat ini, sepertinya perlu dilakukan perbaikan dan penambahan jalur sepeda mengingat sudah banyak civitas kampus yang menggunakan alternatif transportasi ini.

2 50 Ketinggian, Topografi, dan Kemiringan Lahan Pada beberapa titik di tapak terdapat perbedaan dalam konturnya yang merupakan potensi yang dapat dikembangkan. Perbedaan kontur ini dapat diaplikasikan dengan penataan elemen-elemen lanskap dengan memperhatikan jenis tanaman, warna, tekstur, dan bentuk tajuk untuk meningkatkan kualitas good view. Kontur pada tapak juga dapat menjadi kendala dalam menempatkan perabot jalan, seperti shelter, gazebo, dan lain-lain. Namun selalu ada solusi pada tiap kendala, salah satunya dengan memodifikasi lahan yang akan diletakkan bangunan atau hardscape dengan mengutamakan keamanan dan kenyamanan pengguna. Selain itu pada kontur yang memiliki kemiringan yang cukup besar dapat digunakan vegetasi dengan akar yang kuat menahan tanah agar tidak terjadi longsor atau semacamnya. Pada titik-titik yang datar, kendalanya adalah timbul kesan monoton di dalamnya. Namun hal ini merupakan potensi untuk peletakan bangunan atau hardscape. Untuk mengatasi kendala dalam hal topografi datar, dapat dilakukan dengan penanaman vegetasi dengan berbagai jenis, warna, tinggi-rendah dan tekstur sehingga dapat menghilangkan kesan monoton. Untuk penggunaan elemen-elemen keras lainnya juga dapat diaplikasikan pada paving yang digunakan. Permainan warna, bentuk, tekstur dan pola paving juga penting dalam kondisi ini. Selain itu penempatan elemen yang menarik sebagai point of interest di rasa perlu namun tetap memperhatikan unsur unity tapak, nilai estetis, fungsi, keamanan dan kenyamanan. Iklim Saat ini, secara keseluruhan iklim suhu Darmaga mengalami peningkatan yang sebelumnya iklim berkisar antara C sekarang berkisar pada angka C (Gambar 11). Hal ini juga dipengaruhi karena berkurangnya lahan hijau karena pembukaan lahan yang banyak menebang vegetasi atau pohon baik di lingkungan kampus maupun lingkungan di luar kampus. Suhu yang ideal untuk daerah tropis adalah C, sehingga suhu di daerah tersebut masih cukup nyaman untuk pengguna melakuakan aktivitas didalamnya.

3 51 Grafik Suhu Dramaga 2005-September C JAN PEB MAR APR MEI JUN JUL bulan AGS SEPT OKT NOP DES Gambar 10. Grafik Rata-rata Suhu Pada Tapak. (Sumber: Stasiun Klimatologi I Darmaga Bogor Tahun ) Grafik Curah Hujan Dramaga periode 2005-September 2009 mm/tahun JAN PEB MAR APR MEI JUN JUL bulan AGS SEPT OKT NOP DES 2005 Series Series Series3 Series Series Gambar 11. Grafik Rata-rata Curah Hujan Pada Tapak. (Sumber: Stasiun Klimatologi I Darmaga Bogor Tahun )

4 52 Gambar 12. Grafik Rata-rata Kelembaban Pada Tapak. (Sumber: Stasiun Klimatologi I Darmaga Bogor Tahun ) grafik kecepatan angin Dramaga periode September knot JAN PEB MAR APR MEI JUN JUL bulan AGS SEPT OKT NOP DES Series Series Series Series Series Gambar 13. Grafik Rata-rata Kecepatan Angin Pada Tapak. (Sumber: Stasiun Klimatologi I Darmaga Bogor Tahun )

5 53 Dari grafik curah hujan di atas kawasan Darmaga termasuk tinggi dengan angka mencapai mm/ tahun. Curah hujan tertinggi banyak terjadi pada bulan Mei, November, dan Desember di tahun 2007 (Gambar 12). Curah hujan yang tinggi menyebabkan jalan menjadi licin dan terdapat genangan air di beberapa bagian. Genangan air disebabkan kondisi jalan yang kurang bagus, banyaknya gulma pada pedestrian, daun kering dan saluran drainase yang tidak lancar karena tertutup hal-hal tersebut. Adapun solusi yang dapat ditempuh antara lain, sebagai berikut : 1. Penggunaan material yang memiliki daya serap tinggi dan tekstur yang sedikit kasar agar tidak licin saat basah. 2. Pembuatan jalan dan drainase dengan kemiringan yang memperhatikan topografi pada tapak agar air dapat mengalir dengan lancar. 3. Pemilihan vegetasi yang banyak menyerap hujan seperti tanaman berdaun jarum (conifer) dengan tampungan sebanyak 40% dan tanaman berkanopi yang dapat mengurangi air hujan yang jatuh sebanyak 20%, serta tanaman yang memiliki percabangan horisontal akan lebih efektif menahan air hujan (Grey dan Daneke, 1978). 4. Perawatan jalan yang intensif, dalam hal ini tentang masalah kebersihan. Kelembaban udara pada tapak cukup tinggi. Kelembababan yang paling rendah dalam lima tahun terakhir adalah tahun 2006 yaitu pada bulan September 72% dan yang paling tinggi tahun 2007 di bulan Februari yang mencapai 90% (Gambar 13). Angka yang cukup tinggi membuat para pengguna jalan menjadi cepat lelah. Hal ini dikarenakan terhambatnya penguapan air dalam tubuh sehingga panas tubuh meningkat yang pada akhirnya membuat pengguna cepat lelah. Kecepatan angin jika di lihat dari grafik di atas tidak mengalami masalah yang berarti. Kecepatan angin paling tinggi ada pada titik 3,8 knot atau sama dengan 7,03 km/ jam. Menurut Lynch (1993), standar kenyamanan ruang luar, misalnya tempat duduk-duduk kecepatan angin tidak boleh lebih dari 14 km/ jam sedangkan untuk berjalan kaki tidak boleh lebih dari 43 km/ jam. Dengan demikian kecepatan angin tidak mengganggu aktivitas pengguna jalan.

6 54 Iklim merupakan faktor-faktor yang tidak tetap yang memiliki hubungan timbal balik seperti suhu, radiasi matahari, angin, curah hujan dan kelembaban udara (Laurie, 1990). Oleh karena itu, dalam membuat sebuah konsep lanskap, karena merupakan titik awal dari perencanaan dan perancangan hendaknya melihat faktor iklim. Aplikasi dari perhatian kepada iklim salah satunya pada material bangunan maupun hardscape yang dapat menyerap panas dengan mempertimbangkan jenis bahan, warna dan perlakuannya dalam pembuatannya (Simonds, 1983). Selain itu vegetasi juga memiliki peran penting dalam membuat area tapak menjadi nyaman karena fungsi pohon atau vegetasi lainnya dapat menurunkan iklim mikro. Untuk aplikasi pada perencanaan jalan, penempatan gazebo/ shelter juga memiliki peranan yang penting. Tata Guna Lahan Berdasarkan hasil pengamatan, perbandingan lahan terbuka dan pendirian bangunan tidak seimbang dengan lahan hijau yang ada. Hal ini dapat mempengaruhi kenyamanan pengguna dan berpengaruh terhadap kehidupan satwa eksisting. Kendala tersebut dapat di antisipasi dengan cara menyeimbangkan setiap melakukan pembangunan bangunan atau pembukaan lahan di ganti dengan penataan vegetasi di beberapa bagian tapak yang sekiranya masih dapat dilakukan penanaman vegetasi, agar iklim mikro selalu dalam keadaan stabil, lingkungan kampus tetap terjaga kelestariannya dan juga keberadaan satwa tidak terganggu habitatnya. Vegetasi dan Satwa di Sekitar Jalan Terdapatnya vegetasi di sepanjang jalan lingkar kampus dapat mempengaruhi iklim mikro di sekitar tapak. Selain dari itu fungsi dari keberadaan vegetasi dapat juga mempengaruhi kenyamanan dan keamanan bagi pengguna jalan. Secara umum fungsi adanya vegetasi di sepanjang jalan kampus yaitu selain sebagai unsur estetis, vegetasi digunakan juga sebagai penaung, penyerap polusi dan mengurangi kebisingan juga untuk memberikan kenyamanan dan keamanan pengguna jalan. Pada contohnya di bagian I yaitu pintu utama masuk-keluar kampus. Dibagian ini terdapat median jalan sebagai pemisah jalur keluar dan

7 55 masuk yang ditanami dengan tanaman groundcover, yaitu bayam merah (Iresine sp.). Namun kondisi tanaman yang berada di media jalan tersebut selalu diganti keberadaannya, hal ini dikarenakan kurangnya perawatan yang intensif dan kesalahan dalam pemilihan tanaman sehingga mengakibatkan tanaman rusak dan cepat mati. Untuk mengatasi masalah tanaman tepi jalan, tanaman yang perlu digunakan harus memiliki kriteria sebagai berikut (Nurisjah dan Pramukanto, 1998) : 1. Mempunyai batang dan percabangan yang kuat dan tidak mudah patah. 2. Struktur percabangan tegak atau semi tegak dan tidak mudah jatuh/ menjurai. Lebih baik lagi jika dengan percabangan yang kompak dibandingkan dengan yang tumbuh meninggi, khususnya untuk pohon yang tumbuh di bawah jaringan kabel listrik/ telepon. 3. Pertumbuhan tajuk pohon tidak menghalangi atau menganggu lalu lintas. 4. Tajuk pohon berjarak paling rendah tiga meter di atas permukaan tanah atau untuk jenis yang bertajuk rendah dapat dilakukan pemangkasan. 5. Hasil generatif berupa bunga, buah dan biji yang tidak mengganggu lalu lintas. 6. Pohon tidak mengeluarkan atau menghasilkan zat yang dapat merusak atau membuat jalan licin, terutama di waktu hujan. 7. Perakaran dalam dan tidak merusak jalan dan saluran drainase. 8. Tidak peka terhadap serangan hama atau penyakit. 9. Bukan merupakan tanaman inang yang disukai oleh serangga yang dapat menghabiskan daun-daunnya. 10. Mempunyai daya adaptasi yang tinggi terhadap kondisi lingkungan tumbuh, seperti sesuai dengan iklim dan kondisi tanah serta ketinggian dari permukaan laut. 11. Mengandung nilai estetis yang menarik berupa warna daun bunga, buah maupun bentuk tajuk. 12. Mempunyai kecepatan tumbuh yang sedang, tidak terlalu lambat atau terlalu cepat (indikator siklus hidup yang pendek). 13. Daun buah tidak beracun dan berduri, tahan terhadap polusi udara, tanah dan air.

8 56 Di satu sisi terdapat vegetasi yang berfungsi sebagai pengarah yaitu pohon cemara kipas (Thuja orientalis), dan dibelakangnya ditanami dengan pohon kenari (Cannarium hirsutum) yang berfungsi salah satunya sebagai penaung. Keberadaan pohon-pohon tersebut perlu dipertahankan, hanya perawatannya saja yang perlu diperhatikan seperti pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, serta kebersihan dari daun yang sudah mati. Di bagian lainnya pun terdapat variasi vegetasi eksisting maupun tanaman yang sengaja di tanam. Vegetasi tersebut perlu dipertahankan karena selain memiliki potensi sebagai keanekaragaman hayati juga sebagai pengatur iklim mikro. Tetapi terdapat kendala di beberapa bagian tapak yang penanaman dan perawatannya kurang diperhatikan, sehingga berdampak buruk bagi para pengguna jalan. Tajuk pohon memberikan naungan yang sempurna tetapi tidak terlalu teduh, selalu hijau dan tidak mudah meluruhkan daun yang berakibat mengotori jalan. Keberadaan satwa di suatu lokasi dipengaruhi pula oleh vegetasi. Karena keberadaan vegetasi merupakan suatu habitat, tempat mencari makan dan sebagai tempat beristirahatnya satwa. Maka dari itu sekarang ini jarang sekali ditemukannya satwa di sekitar kampus yang berkeliaran selain di pagi dan sore hari, hal ini di karenakan vegetasi habitat mereka telah berubah bentuk menjadi pembangunan gedung kampus. Visibilitas Menurut Simond (1998) visual merupakan suatu pemandangan yang diamati dari suatu titik yang menguntungkan. Pandangan ini akan terlihat lebih menarik apabila direncanakan dan dikembangkan menjadi sesuatu yang kontras. Perencanaan yang baik akan meningkatkan nilai kualitas visual lingkungan, salah satunya dengan menonjolkan good view. Good view yang ada pada tapak adalah pintu masuk IPB dengan pandangan yang tertuju pada Gedung Rektorat (Gambar 14). Gedung rektorat merupakan good view dengan arsitekturnya yang khas. Bentuknya yang segitiga, membuat kontras pada lingkungan disekitarnya. Untuk membuatnya lebih estetik, dapat dilakukan dengan mengunakan semak rendah pada traffic island di

9 57 depannya dan mempertahankan vegetasi pengarah di sepanjang jalan dan penunjuk suatu lokasi yang jelas menuju gedung tersebut. Gambar 14. Gedung Rektorat Pada Tapak Good view yang lainnya adalah pada bagian II yaitu jalan sepanjang arboretum (Gambar 15). Pada bagian ini, pohon-pohon besar di bahu jalan membuat suasana hijau yang menjadi identitas kampus menjadi terlihat, sejuk, nyaman, dan teduh merupakan beberapa kesan saat melalui jalur ini. Hal ini dapat dipertahankan dan dikembangkan dengan menambah soft atau hard material dengan prinsip repetisi atau membuat permainan warna dan pola agar tidak monoton bagi pejalan kaki dan pengguna kendaraan. (a) (b) Gambar 15. (a). Area Praktek Lapang/ Arboretum Lanskap dan (b). Jalan Sepanjang Arboretum. Selanjutnya Good view juga terletak di bagian V, mulai dari Fakultas Kedokteran Hewan menuju pintu utama keluar-masuk kampus. Good view yang

10 58 ditimbulkan adalah suasana seperti hutan, karena terdapat beberapa variasi vegetasi eksisting seperti area hutan karet dan sengon yang cukup terjaga kelestariannya. Keberadaan hutan ini perlu dipertahankan keberadaannya dengan melakukan pemeliharaan agar tetap terjaga kestabilannya, agar tidak terjadi kecelakaan karena ada pohon yang tumbang, bekerja sebagaimana fungsinya yaitu sebagai paru-paru kampus, habitat satwa, serta menjaga kestabilan air tanah. (a) (b) Gambar 16. (a). Hutan Sengon dan (b). Hutan Karet. Jalan-Jalan Dalam Kampus Secara keseluruhan jalan lingkar kampus memiliki dimensi dan tipe jalan yang bervariasi di tiap bagiannya. Umumnya jalan yang berada di dalam kampus hanya dilalui oleh kendaraan bermotor saja, hanya di beberapa bagian saja terdapat jalur khusus untuk sepeda. Di lihat dari kondisi keseluruhan sepanjang jalan lingkar kampus termasuk baik, namun terdapat di beberapa bagian yang mengalami kerusakan seperti berlubang, bergelombang dan lebar jalan yang sempit. Hal ini merupakan suatu masalah yang pada jalan di dalam kampus, dan pemecahannya yaitu dengan cara melakukan pelebaran damija yang sama di tiap bagiannya, perbaikan dan perawatan jalan serta pembuatan khusus jalur sepeda dengan marka jalan sebagai pembatas antara jalur sepeda dengan pedestrian jalan dan kendaraan bermotor. Pada bagian pedestrian jalan rata-rata kondisinya kurang begitu baik hampir di semua bagian, hanya di bagian I saja yang terlihat terawat. Selain itu di beberapa bagian tidak terdapat pedestrian jalan, seperti pada bagian III, V, dan VI sehingga para pejalan kaki menggunakan badan jalan untuk menuju ke suatu

11 59 lokasi dan membahayakan keselamatannya. Hal-hal tersebut merupakan suatu kendala, dan pemecahannya yaitu dengan membuat jalur pedestrian di bagianbagian yang tidak terdapat pedestriannya, memberikan fasilitas khusus bagi pejalan kaki seperti bangku, tanaman peneduh, dan tempat sampah, serta perawatan yang intensif dalam masalah kebersihan pedestrian. Tipe jalan di tiap bagian tapak diperlukannya suatu tindakan seperti penambahan, perbaikan, dan perawatan yang intensif agar kondisi jalan berjalan sesuai dengan fungsinya. Demi terciptanya keadaan yang aman dan nyaman di jalan lingkar kampus, diperlukannya pembuatan jalur pedestrian dan pelebaran jalan di beberapa bagian tapak agar para pengguna jalan terjaga dalam aktivitasnya. Diperlukannya perbaikan pedestrian, jalan, dan kelengkapan jalan di beberapa bagian tapak, agar para pengguna merasa aman dan nyaman. Perawatan dilakukan secara rutin, agar kelengkapan jalan bekerja sesuai dengan fungsinya. Kelengkapan Jalan Kelengkapan jalan atau street furniture merupakan suatu fasilitas yang penting bagi pengguna jalan, yaitu sebagai suatu fasilitas yang memberikan keamanan dan kenyamanan bagi pengguna. Street Furniture juga dapat menjadi penguat dari identitas sebuah tapak. Fasilitas ini terdiri dari pedestrian, rambu lalu-lintas, fire hydrant, tempat sampah, halte/ shelter dan papan tanda. Pada umumnya masalah yang dihadapi oleh pihak kampus dalam kelengkapan jalan yaitu peletakan fasilitas jalan yang tidak tepat dan perawatannya yang kurang intensif, sehingga kelengkapan jalan tidak sesuai fungsinya lagi. Pedestrian di sepanjang lingkar kampus hanya terdapat di beberapa bagian saja, yaitu hanya di bagian I, II, dan IV saja. Sehingga di beberapa bagian lainnya para pengguna jalan menggunakan bahu jalan untuk menuju ke suatu lokasi. Pedestrian juga banyak yang mengalami kerusakan sehingga mengurangi ukuran lebar sebenarnya dan banyaknya paving yang lepas serta di kotori daun dan ditumbuhi rumput. Dengan demikian perlu adanya perbaikan dan penambahan jalur pedestrian pada tapak.

12 60 (a) (b) Gambar 17. (a). Pedestrian Yang Rusak dan (b). Kurangnya Pedestrian Di Beberapa Bagian Tapak. Rambu lalu-lintas terdapat di setiap bagian tapak, namun masih terdapat rambu yang tidak terawat, dalam peletakannya masih ada yang tidak tepat dan berlebihan dalam penempatannya di suatu tapak. Rambu yang efektif harus memenuhi kriteria sebagai berikut: 1. memenuhi kebutuhan. 2. menarik perhatian dan mendapat respek pengguna jalan. 3. memberikan pesan yang sederhana dan mudah dimengerti. 4. menyediakan waktu yang cukup kepada pengguna jalan dalam memberi respon. (a) (b) (c) Gambar 18. (a). Rambu Lalu-Lintas Yang Tidak Terawat, (b). Kurang Tepat Peletakannya, dan (c). Penempatan Yang Berlebihan.

13 61 Fire hydrant terdapat di seluruh bagian tapak dan di titik-titik tertentu. Namun bila di lihat dari kondisinya saat ini, fire hydrant yang ada sangatlah tidak fungsional. Hal ini dikarenakan kurangnya perawatan yang intensif sehingga banyak sekali yang rusak, dipenuhi lumut, dan tidak berfungsi sebagaimana mestinya. (a) (b) Gambar 19. (a). Fire Hydrant Yang Tidak Terawat dan (b). Fire Hydrant Ditumbuhi Gulma. Sekarang ini sudah banyak terdapat tempat sampah di setiap bagian tapak dengan titik-titik yang sudah cukup strategis. Tempat sampah ada yang berbahan dari semen yang berfungsi sebagai tempat pembuangan sampah sementara dan ada juga tempat sampah yang terbuat dari drum maupun berbahan plastik, dengan diberikan warna yang berbeda untuk menandakan sampah organik dan anorganik. Tetapi masalah yang dialami dalam hal ini yakni perawatannya saja yang masih kurang intensif, dikarenakan adanya tempat sampah yang sudah rusak namun tidak juga diperbaiki. (a) (b) Gambar 20. (a). Tempat Sampah Yang Rusak dan (b). Tidak Terawat.

14 62 Dengan disediakannya kendaraan operasional di kampus yaitu bus dan sepeda, maka pembangunan halte/ Shelter di tiap bagian pun dilakukan. Namun yang menjadi kendala pada saat ini yaitu desain dan peletakan yang kurang tepat. Desain terlalu kaku dan formal serta menggunakan material yang kurang ramah terhadap lingkungan. (a) (b). Gambar 21. (a). Shelter sepeda Di Titik-Titik Tertentu Dalam Kampus dan (b). Halte. Untuk papan tanda, saat ini terdapat di setiap bagian tapak. Papan tanda ini berfungsi baik sebagai penunjuk arah menuju suatu lokasi maupun nama lokasi tersebut. Kendala papan tanda di lingkar kampus ini yaitu peletakan yang tidak tepat sehingga ada yang terhalang oleh tanaman, ukuran yang tidak sesuai, dan banyaknya berbagai papan tanda di satu titik. (a) (b) (c) Gambar 22. (a), (b). Papan Penunjuk Arah Lokasi, dan (c). Papan Tanda Lokasi.

15 63 Sarana Transportasi Sarana transportasi di dalam kampus terdapat empat jenis kendaraan, diantaranya yakni sepeda, becak, motor (ojek), dan bus. Para pengguna transportasi dalam kampus bebas untuk memilih kendaraan yang akan digunakannya. Pihak kampus menyediakan fasilitas transportasi baru yang gratis bagi civitas kampus yaitu sepeda. Pihak kampus menyediakan fasilitas tersebut unit beserta dengan lima shelternya di lokasi yang dianggap strategis dan ramai aktivitas. Namun yang menjadi masalah pada fasilitas ini yaitu jalur khusus bersepeda yang kurang terawat dan hanya terdapat di bagian tertentu saja. Selain sepeda, kampus pun menyediakan fasilitas transportasi komersil berupa becak dan motor (ojek). Fasilitas transportasi ini dikelola oleh masyarakat sekitar kampus sebagai mata pencahariannya. Di sisi lain masalah yang di alami pada fasilitas ini yaitu tidak disediakannya shelter di titik-titik tertentu khusus bagi motor (ojek) dan becak serta kurangnya pengarahan yang diberikan pihak kampus sebagai pemberi ijin kepada pengendara motor (ojek) agar tidak ugalugalan dalam berkendara. Terdapat pula fasilitas lain yang diberikan oleh pihak kampus, yaitu kendaraan beroda empat berupa bus beserta haltenya. Keberadaan bus tersebut disediakan untuk fasilitas transportasi antar-jemput pegawai dan mahasiswa. Kondisi dari bus tersebut masih layak pakai meskipun perawatannya yang kurang, dikarenakan harga suku cadang yang relatif masih tinggi harganya. Masalah lain yaitu halte bus yang tidak ada nama lokasi halte, tidak sesuai dalam peletakan dan disainnya berdasarkan Kep. Menteri Perhubungan No. 65 Tahun 1993.

16 64 (a) (b) Gambar 23. (a). Fasilitas Operasional Kampus Bus dan (b). Sepeda. Tempat-tempat Komersil Dalam Kampus Terdapat di beberapa bagian tapak tempat-tempat komersil seperti Kantinkantin, Agrimart, Wisma, dan lainnya. Keberadaan tempat-tempat ini tidak terlalu menjadi kendala, namun yang menjadi kendala dalam hal ini yaitu keberadaan tempat ini tidak di dalam satu lokasi di tiap bagiannya sehingga dapat memudahkan pengguna untuk memanfaatkannya. (a) (b) Gambar 24. (a). Kantin GWW dan (b). Agrimart IPB. Aspek Sosial Berdasarkan pengamatan lapang, aspek ini merupakan penentu kebutuhan yang dapat di lihat dari aktivitas pengguna. Aktivitas yang terjadi di sepanjang tapak bermacam-macam, antara lain berjalan baik dengan kaki ataupun kendaraan, bersepeda, menunggu, menelepon, bersosialisasi. Selain itu ada pula penduduk

17 65 sekitar yang mempunyai mata pencaharian sebagai pedagang dan tukang ojek/ becak yang menggunakan jalan lingkar kampus sebagai tempat beraktivitas. Hasil dari kuisioner yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kebanyakan penguna sudah merasa nyaman pada saat memasuki kawasan kampus IPB Dramaga, namun masih terdapat beberapa kendala yang dialami oleh pengguna jalan diantaranya yaitu dalam hal informasi. Sering sekali terdapatnya pengguna kampus kurang mendapatkan informasi tentang suatu lokasi ataupun arah menuju ke suatu lokasi yang ditujunya. Hal ini mungkin disebabkan karena letak dan jumlah serta desain dari papan informasi yang kurang fungsional dan tidak menarik perhatian pengguna. Untuk kelayakan dari street furniture-nya sendiri, banyak dari responden yang mempermasalahkan tentang kebersihan, perawatan dan desain yang tidak seragam, serta banyak yang mengusulkan penambahan dari segi penerangan (lampu), tempat sampah, dan juga bangku. Lebih terperinci data analisis dan sintesis akan dijabarkan pada tabel 13. Tabel 13. Analisis dan Sintesis Aspek Fisik dan Sosial. Aspek Fisik Letak, Luas, dan Batas Tapak Aksesibilitas dan Sistem Transportasi POTENSI Berada di dataran relatif tinggi dengan luasan yang cukup luas dan bersebelahan dengan rumah warga serta beberapa sungai. Lokasi dapat dilalui oleh kendaraan bermotor. Terdapat dua akses (pintu utama dan alternatif) masukkeluar kampus untuk kendaraan bermotor dan sembilan akses untuk orang. Ada kendaraan khusus untuk civitas akademika berupa bis. ANALISIS HAMBATAN. Jalan alternatif akses masuk-keluar kampus kurang lebar dan juga di beberapa bagian tapak. Akses untuk orang terlalu banyak. SINTESIS Penataan street furniture di beberapa bagian tapak, sehingga fasilitasnya dapat bermanfaat secara fungsional. Pelebaran dan perawatan jalan diperlukan. Ditutupnya beberapa akses yang kurang vital untuk orang, agar memudahkan dalam pemantauan keamanan.

18 66 Lanjutan Tabel 13. Ketinggian, Topografi, dan Kemiringan Lahan Iklim Suhu Curah hujan Aspek Fisik Kelembaban Kecepatan Angin Tata Guna Lahan POTENSI Topografi yang berbukit memberikan kesan dinamis dan view yang menarik di beberapa bagian tapak. Perubahan suhu tidak terlalu mencolok (optimal). Jumlah curah hujan cukup untuk mendukung ketersediaan air bagi tanaman. Tidak terlalu kencang, sehingga tidak mengganggu kegiatan pengguna jalan. Masih terdapatnya area hijau di tiap bagian. ANALISIS HAMBATAN Kesan monoton timbul pada topografi yang datar. Penempatan street furniture di lahan yang miring. Pada siang hari tapak sangat panas, membuat kenyamanan rendah pada beberapa bagian tapak. Sering terdapat genangan air di beberapa bagian jalan sesaat setelah hujan. Sangat tinggi, ketidakkenyamanan pada manusia untuk beraktivitas. Kecepatan angin tidak cukup untuk menurunkan kelembaban dan kenyamanan tapak akan rendah. Alih fungsi lahan hijau menjadi gedung. SINTESIS Pemanfaatan topografi yang datar sesuai kebutuhan. Penataan street furniture atau vegetasi dengan berbagai jenis, warna, tinggi-rendah dan tekstur secara fungsional. Keragaman vegetasi yang tinggi dan rimbun. Penambahan vegetasi yang dapat menyerap panas dan radiasi sinar matahari serta menurunkan suhu. Perbaikan jalan yang rusak dan tidak rata. Membersihkan, memperbaiki, dan merawat saluran drainase. Penggunaan vegetasi tertentu untuk tetap menjaga ketersediaan air dalam tanah. Pengawasan dan perawatan terhadap bangunan dan perlengkapan pada street furniture, khususnya yang ber-material kayu. Tidak menggunakan vegetasi yang kemungkinan terjadi penguapannya tinggi. Penataan vegetasi yang membentuk suatu koridor besar pada jalan, sehingga angin akan bergerak disepanjang koridor tersebut. Mempertahankan area eksisting di tiap bagian. Keseimbangan dalam pemanfaatan area untuk menjaga kestabilan iklim mikro.

19 67 Lanjutan Tabel 13. Vegetasi dan Satwa di Sekitar Jalan Visibilitas Jalan jalan Dalam Kampus Aspek Fisik Kelengkapan Jalan Sarana Transportasi Tempat-tempat Komersil Dalam Kampus POTENSI Terdapat vegetasi dan satwa yang beraneka ragam. Adanya vegetasi dan satwa budidaya di lokasi. Arsitektural gedung dan bentangan hijau merupakan suatu faktor pendukung good view. Terdapat di tiap bagian tapak. Memudahkan civitas akademika untuk menuju ke suatu lokasi yang ditujunya. Fasilitas pendukung dan memudahkan bagi civitas akademika untuk mendapatkan kebutuhannya. ANALISIS HAMBATAN SINTESIS Dilakukan penyesuaian pada rencana penataan vegetasi di tapak, yang dapat mempengaruhi kehidupan satwanya. Penyediaan tempat Masih kurangnya sampah di spot-spot kesadaran tertentu. masyarakat akan kebersihan Penataan street furniture atau vegetasi dengan Penataan street berbagai jenis, warna, furniture dan vegetasi tinggi-rendah dan tekstur yang kurang tepat. secara fungsional. Perbedaan dimensi dan tipe jalan di tiap bagiannya. Kurang lebarnya damija, sehingga pedestrian dan jalur sepeda tidak terdapat di beberapa bagian. Perawatan jalur sirkulasi kurang intensif. Peletakan kelengkapan jalan yang kurang tepat dan tidak fungsional. Perawatan yang tidak intensif. Peletakan dan penataan halte kurang tepat. Kurang patuhnya bagi pengguna jalan tentang keberadaan street furniture. Penataan yang tidak terpusat, menyulitkan konsumen di bagian tertentu untuk mencapainya. Kebersihan area kurang terjaga. Memperlebar dan menyamakan dimensi serta tipe jalan di tiap bagian tapak. Perbaikan, kebersihan, dan perawatan jalur sirkulasi perlu ditingkatkan. Penambahan dan peletakan kelengkapan jalan sesuai kebutuhan. Respon pengelola terhadap kendala kelengkapan jalan ditingkatkan. Penyesuaian peletakan dan penataan halte sesuai situasi dan kondisinya. Pemberian informasi terhadap pengguna jalan tentang pentingnya keberadaan street furniture, baik secara persuasif maupun media informasi lainnya. Pemberian area dan nama lokasi khusus tempat komersil di beberapa bagian. Pemberian kelengkapan jalan seperti papan tanda atau papan informasi sebagai penunjuk suatu lokasi.

20 68 Lanjutan Tabel 13. Aspek Sosial POTENSI Selain civitas akademika, pengguna jalan pun dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar maupun pengunjung. Rindangnya pohon membuat pengguna jalan merasa teduh dan nyaman. ANALISIS HAMBATAN Pengetahuan pengguna jalan yang masih kurang tentang pentingnya keberadaan street furniture. Street furniture yang tidak fungsional dan kurangnya pencahayaan pada malam hari. SINTESIS Peningkatan kualitas dan kuantitas perabot jalan untuk mendukung kebersihan, keamanan dan kenyamanan pengguna.

21 69

Gambar 26. Material Bangunan dan Pelengkap Jalan.

Gambar 26. Material Bangunan dan Pelengkap Jalan. KONSEP Konsep Dasar Street furniture berfungsi sebagai pemberi informasi tentang fasilitas kampus, rambu-rambu jalan, dan pelayanan kepada pengguna kampus. Bentuk street furniture ditampilkan memberikan

Lebih terperinci

KONSEP STREET FURNITURE KAMPUS INSTITUT PERTANIAN BOGOR DRAMAGA INDRA SAPUTRA A

KONSEP STREET FURNITURE KAMPUS INSTITUT PERTANIAN BOGOR DRAMAGA INDRA SAPUTRA A KONSEP STREET FURNITURE KAMPUS INSTITUT PERTANIAN BOGOR DRAMAGA INDRA SAPUTRA A34203039 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 RINGKASAN INDRA SAPUTRA. A34203039.

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS SINTESIS

BAB V ANALISIS SINTESIS BAB V ANALISIS SINTESIS 5.1 Aspek Fisik dan Biofisik 5.1.1 Letak, Luas, dan Batas Tapak Tapak terletak di bagian Timur kompleks sekolah dan berdekatan dengan pintu keluar sekolah, bangunan kolam renang,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. Gambar 1 Peta lokasi penelitian

III. METODOLOGI. Gambar 1 Peta lokasi penelitian 16 III. METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Studi mengenai Perencanaan Jalur Hijau Jalan sebagai Identitas Kota Banjarnegara dilakukan di jalan utama Kota Banjarnegara yang terdiri dari empat segmen,

Lebih terperinci

ANALISIS DAN SINTESIS

ANALISIS DAN SINTESIS 55 ANALISIS DAN SINTESIS Lokasi Lokasi PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills yang terlalu dekat dengan pemukiman penduduk dikhawatirkan dapat berakibat buruk bagi masyarakat di sekitar kawasan industri PT

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH

ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH 56 ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH Berdasarkan hasil inventarisasi maka dari faktor-faktor yang mewakili kondisi tapak dianalisis sehingga diketahui permasalahan yang ada kemudian dicari solusinya sebagai

Lebih terperinci

KONSEP STREET FURNITURE KAMPUS INSTITUT PERTANIAN BOGOR DRAMAGA INDRA SAPUTRA A

KONSEP STREET FURNITURE KAMPUS INSTITUT PERTANIAN BOGOR DRAMAGA INDRA SAPUTRA A KONSEP STREET FURNITURE KAMPUS INSTITUT PERTANIAN BOGOR DRAMAGA INDRA SAPUTRA A34203039 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 RINGKASAN INDRA SAPUTRA. A34203039.

Lebih terperinci

sekitarnya serta ketersediaannya yang belum optimal (pada perbatasan tertentu tidak terdapat elemen gate). d. Elemen nodes dan landmark yang

sekitarnya serta ketersediaannya yang belum optimal (pada perbatasan tertentu tidak terdapat elemen gate). d. Elemen nodes dan landmark yang BAB 5 KESIMPULAN 1. Berdasarkan hasil pengamatan dan penilaian secara subyektif (oleh peneliti) dan obyektif (pendapat responden) maka elemen identitas fisik yang membentuk dan memperkuat karakter (ciri

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN BAB VI KONSEP PERENCANAAN VI.1 KONSEP BANGUNAN VI.1.1 Konsep Massa Bangunan Pada konsep terminal dan stasiun kereta api senen ditetapkan memakai masa gubahan tunggal memanjang atau linier. Hal ini dengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA TAPAK

BAB IV ANALISA TAPAK BAB IV ANALISA TAPAK 4.1 Deskripsi Proyek 1. Nama proyek : Garuda Bandung Arena 2. Lokasi proyek : Jln Cikutra - Bandung 3. Luas lahan : 2,5 Ha 4. Peraturan daerah : KDB (50%), KLB (2) 5. Batas wilayah

Lebih terperinci

BAB VI R E K O M E N D A S I

BAB VI R E K O M E N D A S I BAB VI R E K O M E N D A S I 6.1. Rekomendasi Umum Kerangka pemikiran rekomendasi dalam perencanaan untuk mengoptimalkan fungsi jalur hijau jalan Tol Jagorawi sebagai pereduksi polusi, peredam kebisingan

Lebih terperinci

III. RUANG DAN FUNGSI TANAMAN LANSKAP KOTA

III. RUANG DAN FUNGSI TANAMAN LANSKAP KOTA Lanskap Perkotaan (Urban Landscape) III. RUANG DAN FUNGSI TANAMAN LANSKAP KOTA Dr. Ir. Ahmad Sarwadi, MEng. Siti Nurul Rofiqo Irwan, S.P., MAgr, PhD. Tujuan Memahami bentuk-bentuk ruang dengan tanaman

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Eksisting dan Evaluasi Ruang Terbuka Hijau Kecamatan Jepara Jenis ruang terbuka hijau yang dikembangkan di pusat kota diarahkan untuk mengakomodasi tidak hanya fungsi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 27 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dari penelitian ini menunjukkan kualitas estetika pohon-pohon dengan tekstur tertentu pada lanskap jalan dan rekreasi yang bervariasi. Perhitungan berbagai nilai perlakuan

Lebih terperinci

BAB 4 PRINSIP-PRINSIP PERANCANGAN TAMAN LINGKUNGAN

BAB 4 PRINSIP-PRINSIP PERANCANGAN TAMAN LINGKUNGAN BAB 4 PRINSIP-PRINSIP PERANCANGAN TAMAN LINGKUNGAN 4.1 Temuan Studi Berdasarkan hasil analisis, terdapat beberapa temuan studi, yaitu: Secara normatif, terdapat kriteria-kriteria atau aspek-aspek yang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab ini akan menguraikan kesimpulan studi yang merupakan ringkasan hasil studi yang dilakukan sesuai dengan tujuan dan sasaran dalam melakukan studi, serta saran-saran

Lebih terperinci

VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET

VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET 42 VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET Pengembangan konsep dalam studi perencanaan kawasan ini akan terbagi ke dalam empat sub konsep, yaitu perencanaan lanskap pedestrian shopping street,

Lebih terperinci

PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT

PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT DESKRIPSI OBJEK RUANG PUBLIK TERPADU RAMAH ANAK (RPTRA) Definisi : Konsep ruang publik berupa ruang terbuka hijau atau taman yang dilengkapi dengan berbagai

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KAWASAN Tinjauan Kawasan Kebon Kacang Raya dan Kebon Kacang 30 3.1 Gambaran Kawasan Proyek Nama : Kawasan Kebon Kacang dan sekitarnya. Lokasi : Jl. Kebon Kacang Raya dan Jl.Kebon Kacang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap dan Lanskap Kota Lanskap adalah suatu bagian dari muka bumi dengan berbagai karakter lahan/tapak dan dengan segala sesuatu yang ada di atasnya baik bersifat alami maupun

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perencanaan Lanskap Simonds (1983) menyatakan bahwa perencanaan adalah suatu proses penyusunan kebijaksanaan atau merumuskan apa yang harus dilakukan, untuk memperbaiki keadaan

Lebih terperinci

V. KONSEP Konsep Dasar Perencanaan Tapak

V. KONSEP Konsep Dasar Perencanaan Tapak V. KONSEP 5.1. Konsep Dasar Perencanaan Tapak Konsep perencanaan pada tapak merupakan Konsep Wisata Sejarah Perkampungan Portugis di Kampung Tugu. Konsep ini dimaksudkan untuk membantu aktivitas interpretasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kota Jakarta sebagai pusat pemerintahan, pusat perdagangan, pusat perbankan dan pusat perindustrian menuntut adanya kemajuan teknologi melalui pembangunan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Karakter Lanskap Kota

TINJAUAN PUSTAKA Karakter Lanskap Kota TINJAUAN PUSTAKA Karakter Lanskap Kota Karakter merupakan sifat dan ciri khas yang dimiliki oleh suatu kelompok, baik orang maupun benda. Karakter lanskap merupakan suatu area yang mempunyai keharmonisan

Lebih terperinci

BAB III. Penelitian inii dilakukan. dan Danau. bagi. Peta TANPA SKALA

BAB III. Penelitian inii dilakukan. dan Danau. bagi. Peta TANPA SKALA 14 BAB III METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian inii dilakukan di Sentul City yang terletak di Kecamatan Babakan Madang dan Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat (Gambar

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Pe rancangan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Pe rancangan 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perencanaan Perencanaan adalah suatu alat sistematik yang digunakan untuk menentukan saat awal, keadaan yang diharapkan, dan cara terbaik untuk mencapai keadaan yang diharapkan

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP RANCANGAN

BAB VI KONSEP RANCANGAN BAB VI KONSEP RANCANGAN Lingkup perancangan: Batasan yang diambil pada kasus ini berupa perancangan arsitektur komplek Pusat Rehabilitasi Penyandang Cacat Tubuh meliputi fasilitas terapi, rawat inap, fasilitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Central Business District (CBD) Berdasarkan Undang-Undang No. 24 Tahun 1992 mengenai penataan ruang, pada Pasal 1 disebutkan bahwa kawasan perkotaan adalah kawasan yang mempunyai

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Lanskap Jalan

TINJAUAN PUSTAKA Lanskap Jalan TINJAUAN PUSTAKA Lanskap Simonds (1983) menyatakan bahwa lanskap merupakan suatu bentang alam dengan karakteristik tertentu yang dapat dinikmati oleh seluruh indera manusia, dengan karakter yang menyatu

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Studi Elemen Preservasi Kawasan Kota dengan studi kasus Koridor Jalan Nusantara Kecamatan Karimun Kabupaten Karimun diantaranya menghasilkan beberapa kesimpulan:

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya

II. TINJAUAN PUSTAKA. desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ruang Lingkup Arsitektur Lansekap Lansekap sebagai gabungan antara seni dan ilmu yang berhubungan dengan desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya merupakan

Lebih terperinci

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG KONSEP PERANCANGAN V.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam perancangaan Hotel Resort ini saya menggunakan kosep dasar adalah Arsitektur Hijau dimana bangunan ini hemat energi, minim menimbulkan dampak negatif

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. alami maupun buatan manusia, yang merupakan total dari bagian hidup manusia

II. TINJAUAN PUSTAKA. alami maupun buatan manusia, yang merupakan total dari bagian hidup manusia II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap dan Lanskap Kota Lanskap merupakan suatu bagian dari muka bumi dengan berbagai karakter lahan/tapak dan dengan segala sesuatu yang ada di atasnya baik bersifat alami maupun

Lebih terperinci

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar WARNA HEALING ENVIRONMENT. lingkungan yang. mampu menyembuhkan. Gambar 4. 1 Konsep Dasar

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar WARNA HEALING ENVIRONMENT. lingkungan yang. mampu menyembuhkan. Gambar 4. 1 Konsep Dasar BAB IV: KONSEP 4.1. Konsep Dasar WARNA HEALING ENVIRONMENT lingkungan yang mampu menyembuhkan SUASANA Menghubungkan ruang luar dengan ruang dalam terutama pada area yang difokuskan untuk kesembuhan pasien.

Lebih terperinci

BAB III ANALISA. Lokasi masjid

BAB III ANALISA. Lokasi masjid BAB III ANALISA 3.1. Analisa Tapak 3.1.1. Lokasi Lokasi : Berada dalam kawasan sivitas akademika Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Sumedang KDB : 20% KLB : 0.8 GSB : 10 m Tinggi Bangunan : 3 lantai

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG JALUR HIJAU JALAN BARAT-TIMUR KOTA BARU BANDAR KEMAYORAN. Oleh: Syahroji A

PERANCANGAN ULANG JALUR HIJAU JALAN BARAT-TIMUR KOTA BARU BANDAR KEMAYORAN. Oleh: Syahroji A PERANCANGAN ULANG JALUR HIJAU JALAN BARAT-TIMUR KOTA BARU BANDAR KEMAYORAN Oleh: Syahroji A34204015 DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN SYAHROJI. Perancangan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Tujuan Perencanaan dan Perancangan Perencanaan dan perancangan Penataan PKL Sebagai Pasar Loak di Sempadan Sungai Kali Gelis Kabupaten Kudus

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. berdasarkan kebutuhan pengguna? 6.1 Penilaian Pengguna Mengenai Komponen Setting Fisik Ruang Terbuka Publik Kawasan Eks MTQ

BAB VI KESIMPULAN. berdasarkan kebutuhan pengguna? 6.1 Penilaian Pengguna Mengenai Komponen Setting Fisik Ruang Terbuka Publik Kawasan Eks MTQ BAB VI KESIMPULAN Kesimpulan dari penelitian ini merupakan hasil dari analisis dan pembahasan terhadap penilaian komponen setting fisik ruang terbuka publik dan non fisik (aktivitas) yang terjadi yang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan studi berupa temuantemuan yang dihasilkan selama proses analisis berlangsung yang sesuai dengan tujuan dan sasaran studi,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Lanskap. Lanskap Jalan

TINJAUAN PUSTAKA. Lanskap. Lanskap Jalan 4 TINJAUAN PUSTAKA Lanskap Menurut Simonds (1983) lanskap adalah suatu bentang alam dengan karakteristik yang dapat dinikmati oleh seluruh indera manusia. Wajah dan karakter lahan atau tapak bagian dari

Lebih terperinci

Lampiran 7: Pertanyaan Kuesioner dan Wawancara

Lampiran 7: Pertanyaan Kuesioner dan Wawancara Lampiran 7: Pertanyaan Kuesioner dan Wawancara Kuisioner Responden yang terhormat, Agrowisata Salatiga merupakan salah satu agrowisata yang banyak diminati oleh pengunjung. Welcome area yang ada di agrowisata

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. 1. Kondisi kenyamanan thermal hasil simulasi eksisting: Kondisi eksisting penggal 1,2,3 titik terendah dan tertinggi pagi

BAB VI PENUTUP. 1. Kondisi kenyamanan thermal hasil simulasi eksisting: Kondisi eksisting penggal 1,2,3 titik terendah dan tertinggi pagi BAB VI PENUTUP VI.1. Kesimpulan 1. Kondisi kenyamanan thermal hasil simulasi eksisting: Kondisi eksisting penggal 1,2,3 titik terendah dan tertinggi pagi (07.00) secara keseluruhan dalam kondisi nyaman.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 konsep Dasar 5.1.1 Tata Letak Bangunan Gate entrance menuju Fasilitas Wisata Agro terletak di jalan akses masuk wisata Kawah Putih, dengan pertimbangan aksesibilitas jalan

Lebih terperinci

Lanskap Perkotaan (Urban Landscape) HUTAN KOTA. Dr. Ir. Ahmad Sarwadi, MEng. Ir. Siti Nurul Rofiqo Irwan, MAgr, PhD.

Lanskap Perkotaan (Urban Landscape) HUTAN KOTA. Dr. Ir. Ahmad Sarwadi, MEng. Ir. Siti Nurul Rofiqo Irwan, MAgr, PhD. Lanskap Perkotaan (Urban Landscape) HUTAN KOTA Dr. Ir. Ahmad Sarwadi, MEng. Ir. Siti Nurul Rofiqo Irwan, MAgr, PhD. Tujuan Memahami makna dan manfaat hutan kota pada penerapannya untuk Lanskap Kota. Memiliki

Lebih terperinci

VII. RENCANA TAPAK. Tabel 15. Matriks Rencana Pembagian Ruang, Jenis Aktivitas dan Fasilitas (Chiara dan Koppelman, 1990 dan Akmal, 2004)

VII. RENCANA TAPAK. Tabel 15. Matriks Rencana Pembagian Ruang, Jenis Aktivitas dan Fasilitas (Chiara dan Koppelman, 1990 dan Akmal, 2004) VII. RENCANA TAPAK Tahap perencanaan ini adalah pengembangan dari konsep menjadi rencana yang dapat mengakomodasi aktivitas, fungsi, dan fasilitas bagi pengguna dan juga makhluk hidup yang lain (vegetasi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi suatu kawasan hunian yang berwawasan ligkungan dengan suasana yang

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi suatu kawasan hunian yang berwawasan ligkungan dengan suasana yang TINJAUAN PUSTAKA Penghijauan Kota Kegiatan penghijauan dilaksanakan untuk mewujudkan lingkungan kota menjadi suatu kawasan hunian yang berwawasan ligkungan dengan suasana yang asri, serasi dan sejuk dapat

Lebih terperinci

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi 3.2 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain alat tulis dan kamera digital. Dalam pengolahan data menggunakan software AutoCAD, Adobe Photoshop, dan ArcView 3.2 serta menggunakan hardware

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM 4.1 Letak Geografis dan Aksesibilitas

IV. KONDISI UMUM 4.1 Letak Geografis dan Aksesibilitas 42 IV. KONDISI UMUM 4.1 Letak Geografis dan Aksesibilitas Secara geografis, perumahan Bukit Cimanggu City (BCC) terletak pada 06.53 LS-06.56 LS dan 106.78 BT sedangkan perumahan Taman Yasmin terletak pada

Lebih terperinci

Pokok Bahasan Analisis Program, Tapak dan Lingkungan. Subject Matter Expert Ir. Irina Mildawani, MT. Agus Suparman, ST., MT.

Pokok Bahasan Analisis Program, Tapak dan Lingkungan. Subject Matter Expert Ir. Irina Mildawani, MT. Agus Suparman, ST., MT. Pokok Bahasan Analisis Program, Tapak dan Lingkungan Subject Matter Expert Ir. Irina Mildawani, MT. Agus Suparman, ST., MT. Instructional Designer Rehulina Apriyanti, ST., MT. Lia Rosmala S., ST.,MT. Multimedia

Lebih terperinci

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa BAB VII RENCANA 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa 7.1.1 Tahapan Pembangunan Rusunawa Agar perencanaan rumah susun berjalan dengan baik, maka harus disusun tahapan pembangunan yang baik pula, dimulai dari

Lebih terperinci

BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN. Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi

BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN. Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN 2.1 Lokasi Proyek Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi Campuran Perumahan Flat Sederhana. Tema besar yang mengikuti judul proyek

Lebih terperinci

VII. PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

VII. PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 46 VII. PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 7.1. Perencanaan Alokasi Ruang Konsep ruang diterjemahkan ke tapak dalam ruang-ruang yang lebih sempit (Tabel 3). Kemudian, ruang-ruang tersebut dialokasikan ke dalam

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya 165 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1. Dasar Rancangan Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep dan analisa yang terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya sebagai

Lebih terperinci

LANSKAP PERKOTAAN (URBAN LANDSCAPE)

LANSKAP PERKOTAAN (URBAN LANDSCAPE) Magister Desain Kawasan Binaan (MDKB) LANSKAP PERKOTAAN (URBAN LANDSCAPE) Dr. Ir. Ahmad Sarwadi, MEng. Siti Nurul Rofiqo Irwan, SP., MAgr, PhD. Pendahuluan Tujuan : Memberi pemahaman tentang: - Pengertian

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS TAPAK. mengatakan metoda ini sebagai Metoda Tulang Ikan. Pada kegiatan Analisa, Dosen

BAB II ANALISIS TAPAK. mengatakan metoda ini sebagai Metoda Tulang Ikan. Pada kegiatan Analisa, Dosen BAB II ANALISIS TAPAK Tujuan kegiatan dari survei yaitu mengumpulkan Data dan Fakta, maka pada metode selanjutnya yang kami lakukan yaitu analisa. Metode yang berlanjut dan berkesinambungan inilah yang

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN WILAYAH YOGYAKARTA

BAB III TINJAUAN WILAYAH YOGYAKARTA BAB III TINJAUAN WILAYAH YOGYAKARTA 3.1 TINJAUAN UMUM WILAYAH YOGYAKARTA 3.1.1 Kondisi Geografis dan Aministrasi Kota Yogyakarta terletak di bagian tengah-selatan Pulau Jawa dengan luas 32,50 km2. Kota

Lebih terperinci

VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar 6.2. Konsep Pengembangan Fungsi Pendidikan

VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar 6.2. Konsep Pengembangan Fungsi Pendidikan 116 VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar Konsep dasar perencanaan adalah mengembangkan laboratorium lapang PPDF sebagai tempat praktikum santri sesuai dengan mata pelajaran yang diberikan dan juga dikembangkan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan meliputi pembahasan mengenai pemanfaatan penghawaan dan pencahayaan alami pada City Hotel yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOTA. Lokasi Alun - Alun BAB III

PERANCANGAN KOTA. Lokasi Alun - Alun BAB III BAB III DATA ALUN-ALUN KABUPATEN WONOGIRI Kabupaten Wonogiri, dengan luas wilayah 182.236,02 Ha secara geografis terletak pada garis lintang 7 0 32' sampai 8 0 15' dan garis bujur 110 0 41' sampai 111

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. mengasah keterampilan yaitu mengambil dari prinsip-prinsip Eko Arsitektur,

BAB V KONSEP. mengasah keterampilan yaitu mengambil dari prinsip-prinsip Eko Arsitektur, BAB V KONSEP 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah sebagai tempat menerima pendidikan dan mengasah keterampilan yaitu mengambil

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2010). Aksesibilitas adalah konsep yang luas dan fleksibel. Kevin Lynch

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2010). Aksesibilitas adalah konsep yang luas dan fleksibel. Kevin Lynch BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Aksesibilitas 2.1.1. Pengertian Aksesibilitas Jhon Black mengatakan bahwa aksesibilitas merupakan suatu ukuran kenyamanan atau kemudahan pencapaian lokasi dan hubungannya satu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. 18% dari luas wilayah DIY, terbentang di antara 110 o dan 110 o 33 00

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. 18% dari luas wilayah DIY, terbentang di antara 110 o dan 110 o 33 00 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Sleman merupakan salah satu kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Indonesia. Luas wilayah Kabupaten Sleman 7574,82 Km 2 atau 18% dari luas wilayah DIY,

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1. Data Umum Jalur sepeda adalah jalur lalu lintas yang khusus diperuntukan bagi pengguna sepeda, dipisahkan dari lalu lintas kendaraan bermotor untuk meningkatkan keselamatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. permukaan tanah dan atau air (Peraturan Pemeritah Nomor 34 Tahun 2006).

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. permukaan tanah dan atau air (Peraturan Pemeritah Nomor 34 Tahun 2006). I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukan bagi lalu lintas, yang berada

Lebih terperinci

V. ANALISIS DAN SINTESIS

V. ANALISIS DAN SINTESIS 41 V. ANALISIS DAN SINTESIS V.1. Analisis V.1.1. Kondisi Fisik V.1.1.1. Lokasi, Luas dan Batas Tapak Tapak berada di pusat kota dan merupakan bagian dari kawasan tepian Sungai Martapura dengan penggunaan

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan menjawab sasaran yang ada pada bab pendahuluan. Makam merupakan salah satu elemen penting pembentuk sebuah

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan menjawab sasaran yang ada pada bab pendahuluan. Makam merupakan salah satu elemen penting pembentuk sebuah BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan menjawab sasaran yang ada pada bab pendahuluan. Makam merupakan salah satu elemen penting pembentuk sebuah kota, sebagai untuk mengebumikan jenazah makam juga

Lebih terperinci

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep perancangan mengacu pada karakteristik arsitektur organik, yaitu 1. Bukan meniru bentuk dari alam tapi mengembangkan prinsip yang ada di alam Mengembangkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN 4.1 ANALISIS LOKASI TAPAK BAB IV ANALISIS PERANCANGAN Dalam perancangan arsitektur, analisis tapak merupakan tahap penilaian atau evaluasi mulai dari kondisi fisik, kondisi non fisik hingga standart peraturan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Padang Golf Sukarame (PGS) merupakan Lapangan Golf pertama dan satu-satunya di

I. PENDAHULUAN. Padang Golf Sukarame (PGS) merupakan Lapangan Golf pertama dan satu-satunya di 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Padang Golf Sukarame (PGS) merupakan Lapangan Golf pertama dan satu-satunya di Provinsi Lampung. Padang Golf Sukarame didirikan oleh Perkumpulan Golf Lampung (PGL).

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Gedung pusat kebugaran ini direncanakan untuk menjadi suatu sarana yang mewadahi kegiatan olahraga, kebugaran, dan relaksasi. Dimana kebutuhan masyarakat

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 5.1. Program Dasar Perencanaan Konsep dasar pada perencanaan Pangkalan Pendaratan Ikan Tambak Mulyo Semarang ini didasari dengan pembenahan fasilitas

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam konsep dasar pada perancangan Fashion Design & Modeling Center di Jakarta ini, yang digunakan sebagai konsep dasar adalah EKSPRESI BENTUK dengan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jalan Jalan adalah suatu prasarana perhubungan darat dalam bentuk apapun, yang meliputi semua bagian jalan termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan

Lebih terperinci

BAB II LANGKAH PERTAMA KE NIAS

BAB II LANGKAH PERTAMA KE NIAS BAB II LANGKAH PERTAMA KE NIAS BAB II LANGKAH PERTAMA KE NIAS Langkah kami setelah mencari tahu dan segala informasi tentang Pulau Nias adalah survey langsung ke lokasi site untuk Tugas Akhir ini. Alangkah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA STUDI KASUS

BAB IV ANALISA STUDI KASUS BAB IV ANALISA STUDI KASUS IV.1 GOR Bulungan IV.1.1 Analisa Aliran Udara GOR Bulungan terletak pada daerah perkotaan sehingga memiliki variasi dalam batas-batas lingkungannya. Angin yang menerpa GOR Bulungan

Lebih terperinci

ANALISIS PENATAAN RUANG PARKIR PASAR CENTRAL KOTA GORONTALO. Lydia Surijani Tatura Fakultas Teknik Universitas Gorontalo

ANALISIS PENATAAN RUANG PARKIR PASAR CENTRAL KOTA GORONTALO. Lydia Surijani Tatura Fakultas Teknik Universitas Gorontalo ANALISIS PENATAAN RUANG PARKIR PASAR CENTRAL KOTA GORONTALO Lydia Surijani Tatura Fakultas Teknik Universitas Gorontalo Abstrak : Permasalahan parkir sangat penting untuk dikaji lebih mendalam, karena

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1. Agrowisata Agrowisata pada hakekatnya merupakan suatu kegiatan yang mengintegrasikan sistem pertanian dan sistem pariwisata sehingga membentuk objek wisata yang menarik. Menurut

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN PASAR. event FESTIVAL. dll. seni pertunjukan

BAB V KONSEP PERANCANGAN PASAR. event FESTIVAL. dll. seni pertunjukan BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Dasar Konsep dasar pada perancangan Pasar Astana Anyar ini merupakan konsep yang menjadi acuan dalam mengembangkan konsep-konsep pada setiap elemen perancangan arsitektur

Lebih terperinci

VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar Konsep dasar pada perencanaan kebun agrowisata Sindang Barang adalah kebun produksi tanaman budidaya IPB untuk

VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar Konsep dasar pada perencanaan kebun agrowisata Sindang Barang adalah kebun produksi tanaman budidaya IPB untuk VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar Konsep dasar pada perencanaan kebun agrowisata Sindang Barang adalah kebun produksi tanaman budidaya IPB untuk ditunjukkan pada pengunjung sekaligus sebagai pusat produksi

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka kesimpulan dari penelitian ini berdasarkan pertanyaan penelitian yaitu: mengetahui karakteristik

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Jalur pedestrian di Jalan Sudirman Kota Pekanbaru dinilai dari aktivitas pemanfaatan ruang dan Pedestrian Level of Service. Jalur pedestrian di Jalan Sudirman

Lebih terperinci

KUISIONER PENELITIAN PERENCANAAN PEDESTRIAN HIJAU DI JALAN LINGKAR LUAR KOTA BOGOR, JAWA BARAT

KUISIONER PENELITIAN PERENCANAAN PEDESTRIAN HIJAU DI JALAN LINGKAR LUAR KOTA BOGOR, JAWA BARAT LAMPIRAN 120 121 Lampiran 1. Form Kiusioner Penelitian KUISIONER PENELITIAN PERENCANAAN PEDESTRIAN HIJAU DI JALAN LINGKAR LUAR KOTA BOGOR, JAWA BARAT Studi ini bertujuan untuk membuat perencanaan lanskap

Lebih terperinci

PERENCANAAN LANSKAP JALUR PENCAPAIAN KAWASAN AGROWISATA PADA AGROPOLITAN CIPANAS, CIANJUR. Oleh : Annisa Budi Erawati A

PERENCANAAN LANSKAP JALUR PENCAPAIAN KAWASAN AGROWISATA PADA AGROPOLITAN CIPANAS, CIANJUR. Oleh : Annisa Budi Erawati A PERENCANAAN LANSKAP JALUR PENCAPAIAN KAWASAN AGROWISATA PADA AGROPOLITAN CIPANAS, CIANJUR Oleh : Annisa Budi Erawati A34201035 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

PRA DESAIN LANSKAP UNIVERSITAS MATHLA UL ANWAR SEBAGAI BOTANICAL GARDEN. Disusun oleh: DENI HERYANI A

PRA DESAIN LANSKAP UNIVERSITAS MATHLA UL ANWAR SEBAGAI BOTANICAL GARDEN. Disusun oleh: DENI HERYANI A PRA DESAIN LANSKAP UNIVERSITAS MATHLA UL ANWAR SEBAGAI BOTANICAL GARDEN Disusun oleh: DENI HERYANI A34203018 DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN DENI

Lebih terperinci

IV. Pemilihan Tanaman Lanskap Kota

IV. Pemilihan Tanaman Lanskap Kota Lanskap Perkotaan (Urban Landscape) IV. Pemilihan Tanaman Lanskap Kota Dr. Ir. Ahmad Sarwadi, MEng. Siti Nurul Rofiqo Irwan,S.P., MAgr, PhD. Tujuan Memahami kriteria tanaman Lanskap Kota Mengetahui berbagai

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. terdapat pada konsep perancangan Bab V yaitu, sesuai dengan tema Behaviour

BAB VI HASIL PERANCANGAN. terdapat pada konsep perancangan Bab V yaitu, sesuai dengan tema Behaviour BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Dasar Perancangan Hasil perancangan Sekolah Dasar Islam Khusus Anak Cacat Fisik di Malang memiliki dasar konsep dari beberapa penggambaran atau abstraksi yang terdapat pada

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN PRINSIP TEMA Keindahan Keselarasan Hablumminal alam QS. Al-Hijr [15]: 19-20 ISLAM BLEND WITH NATURE RESORT HOTEL BAB V KONSEP PERANCANGAN KONSEP DASAR KONSEP TAPAK KONSEP RUANG KONSEP BENTUK KONSEP STRUKTUR

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini akan dilakukan pada tanggal 1 Juli 2010 hingga tanggal 20 Agustus 2010. Lokasi penelitian terletak di Padang Golf Sukarame. JL. H. Endro Suratmin

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar yang diterapkan pada perancangan pusat industri pengalengan ikan layang di Brondong lamongan adalah arsitektur hemat energi. Pada perancangan pusat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. keberadaan elemen-elemen fisik atau yang disebut juga setting fisik seiring

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. keberadaan elemen-elemen fisik atau yang disebut juga setting fisik seiring BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Seperti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, diketahui bahwa keberadaan elemen-elemen fisik atau yang disebut juga setting fisik seiring dengan pergantian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3. 1 Tempat dan Waktu 3. 2 Alat dan Bahan 3. 3 Metode dan Pendekatan Perancangan 3. 4 Proses Perancangan

BAB III METODOLOGI 3. 1 Tempat dan Waktu 3. 2 Alat dan Bahan 3. 3 Metode dan Pendekatan Perancangan 3. 4 Proses Perancangan BAB III METODOLOGI 3. 1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di areal kompleks perguruan tinggi ISI Yogyakarta, Panggungharjo, Sewon, Bantul. Pelaksanaan penelitian dimulai bulan Januari 2008.

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 PROGRAM DASAR PERENCANAAN 6.1.1 Program Ruang Rekapitulasi Ruang Dalam No Jenis Ruang Luas 1 Kelompok Ruang Fasilitas Utama 2996 m2 2 Kelompok Ruang Fasilitas

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Makro 5.1.1 Site terpilih Gambar 5.1 Site terpilih Sumber : analisis penulis Site terpilih sangat strategis dengan lingkungan kampus/ perguruan tinggi

Lebih terperinci

BAB V ARAHAN DAN REKOMENDASI

BAB V ARAHAN DAN REKOMENDASI BAB V ARAHAN DAN REKOMENDASI Bab ini memberikan arahan dan rekomendasi berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan pada kawasan studi, dengan membawa visi peningkatan citra Kawasan Tugu Khatulistiwa

Lebih terperinci

Cut Nuraini/Institut Teknologi Medan/

Cut Nuraini/Institut Teknologi Medan/ Cut Nuraini/Institut Teknologi Medan/16-09-2014 APA ITU ARSITEKTUR TROPIS? TROPIS tropikos artinya : Garis Balik Garis lintang utara 23 0 27 adalah garis balik cancer dan matahari pada tanggal 27 Juni

Lebih terperinci

BAB I. Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler

BAB I. Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler BAB I Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler Kampung Hamdan merupakan salah satu daerah di Kota Medan yang termasuk sebagai daerah kumuh. Hal ini dilihat dari ketidak beraturannya permukiman warga

Lebih terperinci

BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI

BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI Wilayah studi dalam penelitian ini adalah Area Taman Ayodia, Jalan Barito, Jakarta Selatan. Gambaran umum terhadap wilayah studi pada awalnya akan dipaparkan gambaran

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang BAB 5 KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo di Kabupaten Trenggalek menggunakan tema Organik yang merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

Lebih terperinci

RESORT DENGAN FASILITAS MEDITASI ARSITEKTUR TROPIS BAB III TINJAUAN KHUSUS. 3.1 Latar Belakang Pemilihan Tema. 3.2 Penjelasan Tema

RESORT DENGAN FASILITAS MEDITASI ARSITEKTUR TROPIS BAB III TINJAUAN KHUSUS. 3.1 Latar Belakang Pemilihan Tema. 3.2 Penjelasan Tema BAB III TINJAUAN KHUSUS 3.1 Latar Belakang Pemilihan Tema Tema yang diusung dalam pengerjaan proyek Resort Dengan Fasilitas Meditasi ini adalah Arsitektur Tropis yang ramah lingkungan. Beberapa alasan

Lebih terperinci